Standar Operasional Prosedur Kemoterapi
Standard Operating Proceduresfor Safe Handling Chemotherapeutic
Agents
A.Umum (General)Seluruh petugas kesehatan harus memiliki
pengetahuan tentang prosedur penanganan agent kemoterapeutik secara
aman. hal ini penting bagi seluruh petugas kesehatan untuk memahami
potensial karsinogenik dan bahaya yang ditimbulkan dari obat
tersebut. Individu yang beresiko tinggi (mis. Penderita
Immunodefisiensi atau wanita hamil) harus secara khusus di
pertimbangkan kemungkinan konsekuensi dari penanganan (penyiapan
hingga pemberian) agen kemoterapeutik dan pilihan untuk menghindari
paparan.B.Kebijakan (Policy)1) Agent (obat ) kemoterapi, diberikan
hanya oleh perawat yang memiliki keahlian pemberian kemoterapi yang
tersertifikasi.2) Semua instruksi kemoterapi harus di tandatangani
dokter3) Seluruh intruksi kemoterapi harus diperiksa secara mandiri
oleh dua orang perawat dengan metodeDouble Check.4) Sampah
kemoterapi harus di buang ke tempat sampah khusus yang di gunakan
untuk membuang sampah kemoterapiC.Desain Area Kerja (Designated
Work Area)Desain tempat seharusnya seperti di lab sehingga
pengelolaan obat (dari mulai penyiapan hingga pemberian) dapat
ditangani dengan baik. Seluruh persiapan obat harus dilakukan
didalam ruang khusus seperti fume hoodataubiosafety cabinet.
Penggunaanplastic-backed absorbentsekali pakai yang dimasukan
kedalam pakaian digunakan untuk melindungi permukaaan tubuh pekerja
dari kontaminasi obat. Antarafume hooddanbiosafety cabinetharus
memiliki tanda seperti setiker yang menunjukan alat tersebut telah
sertifikasi dalam 12 bulan terakhir (layak pakai).
Fume hood
Biosafety cabinet
D.Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)1) Selalu
menggunakan sarung tangannitrilerangkap (double), atau sarung
tangan yang khusus di disain untuk kemoterapi, ketika menangani
(menyiapkan atau memberikan) agent kemoterapeutik. Sarung tangan
tebal, panjang yang menutup bagian lengan gaun, di rekomendasikan.
Pastikan sarung tangan tidak tertusuk, terobek atau terpotong.
Sarung tangan harus harus dibuang setiap kali penggunaan, ketika
penyiapan agent kemoterapeutik atau kontaminasi dengan produk
(agent kemoterapeutik).
Sarung tangan Nitrile
2) Alat pelindung lain seperti kaca mata pelindung (protective
eye goggles), penggunaan gaun panjang (long-sleeved smock) sekali
pakai, harus digunakan untuk memaksimal keamanan (maximum safety).
Hanya menggunakan spuit dengan jarun yang dapat ditarik kembali
(retractable needles)
Kaca mata Pelindung
Gaun panjang
3) Ketika terjadi percikan, semburan, atau semprotan bertekanan
tinggi (aerosol),facesheilds(pelindung wajah) digunakan untuk
mencegah kontak dengan mata, mulut, dan hidung.
Pelindung wajah
E.Keamanan Peraktek kerja (Safe Work Practices)1) Pelaksanaan
pemberian dan penyiapan obat harus dan wajib di area yang telah di
diasin khusus untuk pelaksanaan kemoterapi. Pastikan telah
memperhatikan label obat, nama dan kandungan serta label peringatan
khusus seperti Toxic, Special Handling Required (racun, di butuhkan
penanganan khusus)2) Hanya menggunakan suntikan dengan jarum yang
dapat ditarik kembali dan letakan pada bak injeksi.3) Kehati-hatian
dibutuhkan pada saat obat dalam bentuk ampul dengan bahan obat
kering harus secara perlahan diketuk terlebih dahulu ke
bawah.F.Pembuangan (Disposal)Sampah kemoterpeutik meliputi vial
kosong, labu cairan, selang kateter IV, jarum, alat suntik, sarung
tangan, dan barang-barang lain yang mengandung residu (sisa) obat.
Dan semuanya di buang ketempat sampah khusus untuk
kemoterapi.G.Terpapar Obat (Spills/Accidental Exposure)1. Laporkan
semua kecelakaan pada petugas khusus rumah sakit. Berikan perhatian
khusus pada setiap kecelakaan akibat kontak dengan obat di bagian
mata, terhirup (ingestion), atau termakan (inhalation).2.
accidental spill kecelakaan akibat terkena tumpahan obat
kemoterapiharus ditangani secara tepat dan hati-hati. Buang baju
yang terkontaminasi tumpahan obat. Jika kulit yang terkontaminasi
tumpahan obat, cuci secara menyeruluh dengan sabun dan air. Jika
mata terkena percikan obat bilas mata terus menerus selam 15 menit
dan hubungi petugas khusus rumah sakit yang menangani kecelakaan
kerja.H. Membersihkan Tumpahan Obat1) Membersihkan tumpahan obat
yang volumenya < dari 5 ml :a) jika cair (Liquids) harus
dibersihkan menggunakan kasa penyerap kering. Jika bentuknya padat
(solids) harus diusap menggunakan kasa penyerap yang basah. Lalu
dekontaminasi area menggunakan cairan khusus obat kemoterapeutik
misalnyasodium carbonateselama 30 menit ataumethanolic
potassiumhydroxide(30% 1N KOH and 70% methanol) selama 5 menit.b)
Perhatian : KOH bersifat korosif sehingga pelindung mata dan sarung
tangan yang resisten terhadapbahan kimiac) Anggap barang atau
material yang telah terkontaminasi obat/ kasa yang digunakan tadi
sebagai material berbahaya karena telah kontak dengan obat
kemoterapi.d) Area yang terkena percikan atau tumpahan harus
dibersihkan sebanyak tiga kali menggunakan cairan diterjen.e)
Setiap pecahan gelas (bila vial obat pecah) harus diambil
menggunakan skop kecil jangan menggunakan tangan dan buang di
tempat khusus untuk obat kemoterapi.2) Membersihkan tumpahan obat
yang volumenya > 5 mla) Ketika tumpahan luas atau yang banyak
terjadi area harus diisolasi dan percikan harus dihindari.b) Semua
anggota yang bertanggung jawab menumpahkan obat harus menggunakan
gaun sekali pakai (disposable gowns), sarung tangan nitrile rangkap
dua (double nitrile gloves), alat bantu nafas bila obat dalam
kondisi bubuk dan untuk mencegah inhalasi.c)Hubungi bagian khusus
rumah sakit, untuk penanganan dan pembersihan tumpahan obat dengan
alat khususd)Tutup area tumpahan dengan kasa penyerap khusus, jika
obat dalam kondisi serbuk tutup menggunakan kasa basah.e) Jika
jumlah obat yang tumpah banyak (1 vial tumpah seluruhnya) masukkkan
barang atau material yang terkontaminasi ke dalambiosafety
cabinetataufume hooddan bagian seluruh ruangan perlu di
dekontaminasi.I. PROSEDURAksiPoint yang ditekankan
A.Tindakan awal pada pemberian kemoterapi
1.Cek kembali intruksi pemberian obata.Intruksi pemberian obat
meliputi rute pemberian obat, dosis, kecepatan tetes infus, durasi
pemberian obat.b.Verifikasi kembali tinggi badan klien, berat
badan, dan perhitungan dosis,c.Pemberian obat kemoterapi harus di
verifikasi oleh dua orang perawat
2.Penjelasan kepada keluarga:a.Rasional tindakan
kemoterapib.Efek samping yang mungkin munculc.Tindakan untuk
mencegah atau mengurangi komplikasid.Jadwal pemberian
3.Monitoring hasil lab yang penting yang berhubungan atau sesuai
dengan jenis pemberian obat kemoterapiLaporkan hasil lab yang tidak
normal kepada dokter atau perawat utama.
4.Atur atau siapkan peralatan suction, oksigen dengan flowmeter,
dan nasal kanul di ruang pasienObat-obatan emergensi harus tersedia
di laci emergensi untuk jaga-jaga
5.Berikan obat-obatan pre-kemoterapi sesuai indikasi
dokterObat-obatan pre-kemoterapi diberikan awal untuk mengurangi
efek samping dari kemoterapi atau efek yang tidak diinginkan
6.Pastikan pasien telah menerima hidrasi Intravena yang sesuai,
jika diindikasikan dokterBeberapa obat kemoterapi membutuhkan
pemberian cairan dahulu sebelum pemberian
7.Cek label pada alat suntik, botol obat kemoterapi sesuai yg
diresepkan dokter
Perawat harus mencek kembali (di samping tempat tidur):a.Nama
pasienb.Obat kemoterapic.Dosisd.Rutee.Cairan Intra Venaf.Kecepatan
infuseg.Tanggal pemasangan infush.Kadaluarsa obat
A.PERSIAPAN KEMOTERAPI
1.Cuci tangan
2.Gunakan APD (sarung tangan nitrile rangkap 2,google(kacamata),
gaun panjang khusus, masker, pelindung wajah, dll) sebelum membuka
obat kemoterapi3.Seluruh persiapan obat harus dilakukan didalam
ruang khusus sepertifume hoodataubiosafety cabinet.
B.PEMBERIAN KEMOTERAPIAksiPoint yang ditekankan
1.Cuci tangan
2.Gunakan sarung Tangan nitrile rangkap dua.a.Sarung tangan
nitrile telah di tes aman digunakan saat melakukan tindakan
pemberian obataantineoplastikb.Buang Alat Pelindung Diri sekali
pakai di tempat pembuangan sampah yang dirancang khusus untuk
kemoterapi
3.Verifikasi kembali rute pemberian obat kemoterapi (apakah
melaluiCentral lineatauperipheral line)
4.Pasang obat, dan gantungkan obat, lalu atur tetes obat sesuai
intruksi dokter.setiap obat kemoterapi yang diberikan harus melalui
jalur infus yang berbeda untuk masing-masing obat, kecuali jika di
intruksikan dokter.
5.Observasi kondisi klien sesuai intruksi dokterMonitoring efek
samping kemnoterapi, keefektifan obat pre kemoterapi, hidrasi
pasien,dan keamanan pasien.
6.Bila pemberian obat telah selesai buang kantong/botol obat,
selang infuse ke tempat sampah khusus kemoterapi.
7.Beritahukan segera kepada dokter jika klien
mengalami:a)Kegelisahanb)Nafas pendekc)Nyeri dadad)Mati rasae)Dan
efek samping pontesial yang mungkin muncul dari pemberian obat
kemoterapi.
Sumber : for Chemotherapy AdministrationfromJohn Dempsey
Hospital Department of Nursing The University of Connecticut Health
Center Clinical Procedure / Protocol Oncology Services - Unit
Practice Manual Page 1 of 5 John Dempsey Hospital-Department of
Nursing The University of Connecticut Health CenterJakarta,Bagi
para perawat, bekerja di klinik kanker butuh kehati-hatian ekstra.
Sedikit saja kesalahan tidak hanya membahayakan pasien, tetapi juga
diri sendiri karena kontak langsung dengan obat-obat kemoterapi
dapat menyebabkan keracunan.
Para peneliti dariUniversity of Michiganmengungkap, kontak
langsung dengan kulit atau mata bisa membuat obat-obat kemoterapi
atau obat kanker bisa terserap oleh tubuh. Bagi para perawat yang
setiap hari menangani obat-obatan tersebut, hal ini bisa berdampak
serius.
Paparan obat kemoterapi yang tidak disengaja bisa membuat para
perawat mengalami gangguan sistem saraf dan reproduksi. Bahkan saat
baru terserap dan masuk ke sistem peredaran darah, racun-racun
tesebut juga sudah bisa memicu risiko kanker darah.
"Kontak apapun di permukaan kulit atau mata sama bahayanya
dengan tertusuk jarum suntik. Untuk kecelakaan jarum suntik,
perawat biasanya langsung mendapat pemeriksaan namun pada obat-obat
kemoterapi jarang diperhatikan," ungkap salah seorang peneliti, Dr
Christopher Friese seperti dikutio dariMSN Health, Rabu
(24/8/2011).
Penelitian yang dilakukan Dr Friese dan timnya menunjukkan, 17
persen perawat yang bekerja di klinik kanker mengaku pernah
terlibat kontak langsung dengan obat kemoterapi baik di kulit
maupun mata. Data ini diperoleh setelah mensurvei 1.339 perawat di
seluruh Amerika.
Lembaga keselamatan dan kesehatan kerja di Amerika Serikat
sebenarnya sudah punya panduan tentang cara penanganan obat kanker
yang aman. Namun karena sifatnya tidak diwajibkan, hanya sebagian
saja perawat yang sudah menerapkan panduan tersebut sedangkan
sisanya kurang mematuhinya.
Salah satu imbauan yang tercantum dalam panduan tersebut adalah,
para perawat yang menangani obat-obat kemoterapi harus memakai
perlengkapan tertentu untuk melindungi dirinya. Perlengkapan itu
terdiri dari sarung tangan dan juga gaun khusus untuk melindungi
tubuh dari tumpahan obat.
Chemotherapy Drugs and Side EffectsWhat is
chemotherapy?Chemotherapy is the use of anticancer drugs to treat
cancerous cells. Chemotherapy has been used for many years and is
one of the most common treatments for cancer. In most cases,
chemotherapy works by interfering with the cancer cell's ability to
grow or reproduce. Different groups of drugs work in different ways
to fight cancer cells. Chemotherapy may be used alone for some
types of cancer or in combination with other treatments such as
radiation or surgery. Often, a combination of chemotherapy drugs is
used to fight a specific cancer. Certain chemotherapy drugs may be
given in a specific order depending on the type of cancer it is
being used to treat.While chemotherapy can be quite effective in
treating certain cancers, chemotherapy drugs reach all parts of the
body, not just the cancer cells. Because of this, there may be many
side effects during treatment. Being able to anticipate these side
effects can help you and your caregivers prepare, and, in some
cases prevent these symptoms from occurring.How is chemotherapy
administered?Chemotherapy can be given: as a pill to swallow. as an
injection into the muscle or fat tissue. intravenously (directly to
the bloodstream; also called IV). topically (applied to the skin)
directly into a body cavityWhat are some of the chemotherapy drugs
and their potential side effects?There are over 50 chemotherapy
drugs that are commonly used. The following table gives examples of
some chemotherapy drugs and their various names. It lists some of
the cancer types but not necessarily all of the cancers for which
they are used, and describes various side effects. Side effects may
occur just after treatment (days or weeks) or they may occur later
(months or years) after the chemotherapy has been given. The side
effects list provided below do not comprise an all-inclusive list.
Other side effects are possible.As each person's individual medical
profile and diagnosis is different, so is his/her reaction to
treatment. Side effects may be severe, mild, or absent. Be sure to
discuss with your cancer care team any/allpossible side effectsof
treatment before the treatment begins.Chemotherapy DrugPossible
Side Effects(Not all side effects are listed. Some of those listed
may be short-term side effects; others are long-term side
effects.)
carboplatin (Paraplatin) usually given intravenously (IV) used
for cancers of the ovary, head and neck, and lung decrease in blood
cell counts hair loss (reversible) confusion nausea, vomiting,
and/or diarrhea (usually a short-term side effect occurring the
first 24 to 72 hours following treatment)
cisplatin (Platinol, Platinol-AQ) usually given intravenously
(IV) used for cancers of the bladder, ovary, and testicles decrease
in blood cell counts allergic reaction, including a rash and/or
labored breathing nausea and vomiting that usually occurs for 24
hours or longer ringing in ears and hearing loss fluctuations in
blood electrolytes kidney damage
cyclophosphamide (Cytoxan, Neosar) can be given intravenously
(IV) or orally used for lymphoma, breast cancer, and ovarian
carcinoma decrease in blood cell counts nausea, vomiting, abdominal
pain decreased appetite hair loss (reversible) bladder damage
fertility impairment lung or heart damage (with high doses)
secondary malignancies (rare)
doxorubicin (Adriamycin) given intravenously (IV) used for
breast cancer, lymphoma, and multiple myeloma decrease in blood
cell counts mouth ulcers hair loss (reversible) nausea and vomiting
heart damage
etoposide (VePesid) can be given intravenously (IV) or orally
used for cancers of the lung, testicles, leukemia, and lymphoma
decrease in blood cell counts hair loss (reversible) nausea and
vomiting allergic reaction mouth ulcers low blood pressure (during
administration) decreased appetite diarrhea and abdominal pain
bronchospasm flu-like symptoms
fluorouracil (5-FU) given intravenously (IV) used for cancers of
the colon, breast, stomach, and head and neck decrease in blood
cell counts diarrhea mouth ulcers photosensitivity dry skin
gemcitabine (Gemzar) given intravenously (IV) used for cancers
of the pancreas, breast, ovary, and lung decrease in blood cell
counts nausea and vomiting fever and flu-like symptoms rash
irinotecan (Camptosar) given intravenously (IV) used for cancers
of the colon and rectum decrease in blood cell counts diarrhea hair
loss (reversible)
methotrexate(Folex, Mexate, Amethopterin) may be given
intravenously (IV), intrathecally (into the spinal column), or
orally used for cancers of the breast, lung, blood, bone, and lymph
system decrease in blood cell counts nausea and vomiting mouth
ulcers skin rashes and photosensitivity dizziness, headache, or
drowsiness kidney damage (with a high-dose therapy) liver damage
hair loss (reversible) seizures
paclitaxel (Taxol) given intravenously (IV) used with cancers of
the breast, ovary, and lung decrease in blood cell counts allergic
reaction nausea and vomiting loss of appetite change in taste thin
or brittle hair joint pain (short term) numbness or tingling in the
fingers or toes
topotecan (Hycamtin) given intravenously (IV) used for cancers
of the ovary and lung decrease in blood cell counts diarrhea hair
loss (reversible) nausea and vomiting
vincristine(Oncovin, Vincasar PFS) usually given intravenously
(IV) used for leukemia and lymphoma numbness or tingling in the
fingers or toes weakness loss of reflexes jaw pain hair loss
(reversible) constipation or abdominal cramping
vinblastine (Velban) given intravenously (IV) used for lymphoma
and cancers of the testis and head and neck decrease in blood cell
counts hair loss (reversible) constipation or abdominal cramping
jaw pain numbness or tingling in the fingers or toes
http://cancer.stanford.edu/information/cancerTreatment/methods/chemotherapy.html
Pengertian Pengetahuan Menurut Para
AhliLabels:pendidikanPengertian Pengetahuan- Pengetahuan ialah
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo
2003). (Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli)
Definisi Pengetahuan- Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata
pelajaran) (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Tingkat PengetahuanBenjamin Bloom (1956), seorang ahli
pendidikan, membuat klasifikasi (taxonomy) pertanyaan-pertanyaan
yang dapat dipakai untuk merangsang proses berfikir pada manusia.
Menurut Bloom kecakapan berfikir pada manusia dapat dibagi dalam 6
kategori yaitu : Pengetahuan (knowledge)Mencakup ketrampilan
mengingat kembali faktor-faktor yang pernah dipelajari. Pemahaman
(comprehension)Meliputi pemahaman terhadap informasi yang ada.
Penerapan (application)Mencakup ketrampilan menerapkan informasi
atau pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru.
Analisis (analysis)Meliputi pemilahan informasi menjadi
bagian-bagian atau meneliti dan mencoba memahami struktur
informasi. Sintesis (synthesis)Mencakup menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah ada untuk menggabungkan elemen-elemen
menjadi suatu pola yang tidak ada sebelumnya. Evaluasi
(evaluation)Meliputi pengambilan keputusan atau menyimpulkan
berdasarkan kriteria-kriteria yang ada biasanya pertanyaan memakai
kata: pertimbangkanlah, bagaimana kesimpulannya.
(http://anakdankeluarga.blog.com)
Pengukuran PengetahuanMenurut Soekidjo (2003) pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden.
Cara Memperoleh PengetahuanMenurut Soekidjo (2005) cara untuk
memperoleh pengetahuan ada 2 yaitu :Cara Tradisional atau Non
Ilmiah
a. Cara coba salah (Trial and error)Cara ini telah dipakai orang
sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.
Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,
upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.
Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan,
terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara
tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Cara kekuasaan atau otoritasPara pemegang otoritas, baik
pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan
pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan
pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu
menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta
empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa
yang ditemukannya adalah sudah benar.
c. Berdasarkan pengalaman pribadiHal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d. Melalui jalan pikiranSejalan dengan perkembangan kebudayaan
umat manusia, cara pikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini
manusia telah mempu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.
Cara Modern atau Cara IlmiahCara baru atau modern dalam
memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah
Daftar Pustaka -Pengertian Pengetahuan Menurut Para Ahli
Soekidjo,Notoadmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Yayasan Kanker IndonesiaPress Release TOT (1-5 Oktober
2013)Training of Trainers Pap Tes dan IVAYayasan Kanker IndonesiaI.
LATAR BELAKANGAkhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu
jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah
penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta
orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang
sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta
orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker
pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat
di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer
/UICC, 2009).Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100
penderita baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237
juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap
tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa
kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian
semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra
Yoga, di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000
penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah
stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Riskesdas,
2007).Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada
pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul
kanker leher rahim (11,78%).Faktor risiko yang menyebabkan
tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok
23,7%, obesitas umum penduduk berusia 15 tahun pada laki-laki 13,9%
dan pada perempuan 23,8%. Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur
93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, dan
makanan dengan penyedap 77,8%. Sedangkan prevalensi kurang
aktivitas fisik sebesar 48,2% (data Riskesdas tahun 2007).Tingginya
tingkat kematian akibat kanker terutama di Indonesia antara lain
disebabkan karena terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya
kanker, tanda-tanda dini dari kanker, faktor-faktor resiko terkena
kanker, cara penanggulangannya secara benar serta membiasakan diri
dengan pola hidup sehat. Tidak sedikit dari mereka yang terkena
kanker, datang berobat ketempatyang salah dan baru memeriksakan
diri ke sarana pelayanan kesehatan ketika stadiumnya sudah lanjut
sehingga biaya pengobatan lebih mahal.Yayasan Kanker Indonesia
(YKI) mengupayakan penanggulangan kanker dengan mengadakan berbagai
program dan kegiatan dibidang promotif, preventif, kuratif dan
suportif serta menekankan pentingnya deteksi kanker secara
dini.Saat ini ada 10 jenis kanker yang menjadi prioritas garapan
dari program dan kegiatan YKI yaitu:1. Kanker payudara2. Kanker
leher rahim3. Kanker paru4. Kanker kolorektal5. Kanker nasofaring6.
Kanker hati7. Kanker kulit8. Limfoma malignum atau Kanker kelenjar
getah bening9. Kanker sel darah (leukemia)10. Kanker prostatII.
KANKER SERVIKS / LEHER RAHIMTerkait dengan peningkatan kapasitas
Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak diYayasan Kanker
Indonesiasetelah kanker payudara. Menurut WHO, 490.000 perempuan
didunia setiap tahun didiagnose terkena kanker serviks dan 80 %
berada di Negara Berkembang termasuk Indonesia. Setiap 1 menit
muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang perempuan
karena kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap hari muncul
40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap 1 jam
diperkirakan 1 orang perempuan meninggal dunia karena kanker
serviks. Artinya Indonesia akan kehilangan 600-750 orang perempuan
yang masih produktif setiap bulannya. Hal ini mungkin ada kaitannya
dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker termasuk kanker
serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah
lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di
seluruh tubuh sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka
kematian semakin tinggi. Disisi lain kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya
pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95 % faktor risiko terkena
kanker berhubungan dengan perilaku dan lingkungan. Karena itu perlu
ada suatu gerakan bersama, menyeluruh dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker terutama kanker
serviks.Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan
melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau
intensifikasi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menjalankan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko terkena
kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan
deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear
atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat).Saat ini
cakupan screening deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui
pap smear dan IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal
cakupan screening yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian karena kanker serviks adalah 85 %.III. GNPCKSDalam
rangka meningkatkan pemerataan dan cakupan pelayanan deteksi dini
kanker serviks melalui pelayanan IVA (inspeksi visual dengan asam
acetat) atau pap smear serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat YKI mencanangkan kegiatan Gerakan Nasional Peduli dan
Cegah Kanker Serviks sejak 17 April 2012. Fokus dari kegiatan ini
adalah menggerakan dan memotivasi masyarakat di seluruh Indonesia
untuk peduli terhadap pencegahan kanker serviks. YKI Cabang yang
berjumlah 68 terutama yang berlokasi di provinsi (cabang
koordinator), diluar program rutinnya, telah bergerak bersama-sama
secara terkoordinasi dan berkesinambungan meningkatkan gerakan
penyuluhan, edukasi masyarakat, pelatihan dan pemeriksaan deteksi
dini di masing-masing cabang dengan hasil yang sangat berguna bagi
penanggulangan kanker Serviks.Kegiatan deteksi dini kanker serviks
melalui GNPCKS selama tahun 2012 sampai dengan akhir Maret 2013
telah menambah cakupan sebanyak 35.859 yang terdiri dari 33.043
pemeriksaan pap smear dan 2.816 IVA. Dari hasil didapatkan hasil
positif 1,03% dengan hasil positif IVA lebih tinggi dari Pap
Smear.Hasil pemeriksaan tersebut selain meningkatkan pengetahuan
dan kewaspadaan masyarakat, telah memberi kesempatan kepada kita
semua untuk membantu masyarakat yang ditemukan dengan hasil positif
/ pra kanker yang berarti menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian dan mengurangi risiko pembiayaan penyakit kanker yang
sangat tinggi.IV. TRAINING OF TRAINERS PAP TES DAN IVA PADA BIDANG
PENYULUHAN DAN PENDIDIKANYayasan kanker Indonesia (YKI) sebagai
mitra pemerintah dalam penanggulangan penyakit kanker mempunyai
misi yang berkaitan dengan upaya promotif, preventif (pencegahan)
dan suportif.Melalui Training of Trainers ( TOT ) sebagai bagian
dari GNPCKS yang dilaksanakan di Jakarta tanggal 2 5 Oktober 2013
di Jakarta adalah upaya YKI bekerjasama dengan SIKIB dan Pertamina
untuk meningkatkan kompetensi para SDM Kesehatan, dimulai dari YKI
cabang tingkat propinsi dan akan terus bergulir dengan pelatihan
yang sama hingga mencakup seluruh cabang YKI, dimaksudkan untuk
menambah tenaga kompeten dan trampil sebagai ujung tombak pelaksana
deteksi dini kanker Serviks di IndonesiaSolidaritas Isteri Kabinet
Bersatu (SIKIB) mempunyai visi dalam membantu pemerintah
meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pilar Indonesia
pintar, peduli sehat, hijau dan kreatif dengan motto Indonesia
sehat, Rakyat sehat, Negara kuat. Dalam bidang kesehatan SIKIB dan
YKI memiliki visi dan misi yang sama yang salah satu upayanya
adalah melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat termasuk
penanggulangan kanker, promosi kesehatan terutama kanker,
peningkatan kompetensi tenaga medis dan para medis dalam
penanggulangan kanker serta deteksi dini kanker seperti pemeriksaan
Pap Smear atau IVA merupakan upaya penanggulangan kanker khususnya
kanker serviks yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena kanker serviks.Disisi lain Pertamina sebagai Badan
Usaha Milik Negara juga memiliki kepedulian terhadap kualitas
kesehatan masyarakat termasuk kepedulian terhadap penanggulangan
kanker. Mengingat insiden kanker terutama kanker serviks yang
semakin meningkat dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup
tinggi, Pertamina memberikan prioritas pemanfaatan CSR (Corporate
Social Responsibility) perusahaan untuk mendukung upaya
penanggulangan kanker serviks melalui program GNPCKS.
V. BIDANG PELAYANAN SOSIALBidang Pelayanan Sosial di YKI selain
mendanai pemeriksaan deteksi dini dan skrining beberapa jenis
kanker seperti Pap Smear, Mammografi dan lain-lain, juga mendanai
pelayanan kuratif-supportif seperti : pemberian cuma-cuma obat
kemoterapi bagi pasien yang tidak mampu, menyalurkan obat
kemoterapi dengan harga yang lebih rendah dari Apotik, bantuan
biaya operasi dan radioterapi serta menyediakan fasilitas Rumah
Singgah bagi pasien kanker yang berobat ke kota-kota besar.
Termasuk pula dalam program Bidang Pelayanan Sosial adalah Hospice
Home Care dimana perawatan di rumah sakit tidak dapat dilanjutkan
lagi, maka pelayanan Home Care berupa konsep perawatan paliatif
untuk pasien pada stadium terminal di rumah nya merupakan pilihan
terbaik. Jadi tujuan Hospice Care adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien stadium terminal dengan memperhatikan
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritualnya. Hal hal yang dapat
mengurangi kualitas hidup seorang penderita kanker stadium terminal
adalah rasa nyeri yang sangat mengganggu, prosedur pengobatan yang
tidak nyaman, rasa takut, cemas, tidak berguna, terisolasi, dll.
Selain itu tim Hospice Home Care juga memberikan dukungan dan
petunjuk kepada keluarga pasien yang merawat pasien dan selama masa
duka.Pada akhirnya, motto Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati
sesuai dengan peran YKI kepada masyarakat yaitu lebih menitik
beratkan pada kegiatan-kegiatan promosi hidup sehat, pencegahan
faktor resiko dan memotivasi melakukan deteksi dini.
Jumlah orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia
meningkat menjadi lebih 14 juta, kata organisasi kesehatan dunia
WHO.Data untuk 2012 menunjukkan dalam kurun waktu empat tahun sejak
2008, penderita kanker bertambah hampir 13 juta.Selama kurun ini
jumlah pasien yang meninggal akibat kanker juga baik dari 7,6 juta
menjadi 8,2 juta.Naiknya penderita kanker disebabkan oleh perubahan
gaya hidup orang-orang di negara berkembang.Angka perokok naik
demikian juga dengan orang-orang yang mengalami kelebihan berat
badan.Dari 14 juta penderita kanker di seluruh dunia, 1,8 juta di
antaranya (atau sekitar 13%) adalah kanker paru-paru yang biasanya
disebabkan oleh kebiasaan merokok.WHO juga mengumumkan kenaikan
tajam penderita kanker payudara, yang sekarang diketahui sebagai
jenis kanker yang paling paling ditemui di kalangan perempuan di
140 negara."Kanker payudara juga penyebab utama kematian akibat
kanker di negara-negara berkembang," kata Dr David Forman, pejabat
WHO yang aktif di lembaga internasional untuk kanker."Ada dua
penyebabnya, yang pertama perubahan gaya hidup dan kedua kemajuan
teknologi belum sepenuhnya diterapkan untuk menangani kanker di
negara-negara tersebut," katanya.WHO memperkirakan angka penderita
kanker akan naik menjadi 19 juta orang pada 2025.
Statistik Penderita Kanker di Indonesia Written byMaureen M.
Magdalena Published inKanker Read21090times font sizedecrease font
sizeincrease font size Print EmailinShareJumlah penderita kanker di
Indonesia sangat tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai data kanker
yang dipublikasikan baik oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga
kanker.Bahkan menurut WHO pada tahun 2030 akan terjadi lonjakan
penderita kanker di Indonesia sampai tujuh kali lipat. Jumlah
penderita kanker yang meninggal juga kian memprihatinkan.Untuk
penderita kanker serviks, jumlahnya juga sangat tinggi. Setiap
tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di
Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit
pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia.Label itu tidak berlebihan
karena tiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa
menderita kanker serviks, 20 wanita diantaranya meninggal karena
kanker serviks.Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat
WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita
kanker serviks terbanyak di dunia.Sementara kanker payudara,
merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker
serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004
(sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008)
sebanyak 5.207 kasus.Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita
kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006,
penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada
tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit
mengalami penurunan yakni 8.277 kasus.Yang perlu diketahui data
penderita kanker payudara tersebut merupakan pasien yang keluar
rawat inap dengan diagnosis kanker. Jadi penderita kanker payudara
sebenarnya sangat mungkin jauh lebih besar lagi.Kanker hati juga
menjadi jenis kanker dengan penderita yang banyak. Penderita kanker
hati umumnya laki-laki. Penyakit kanker hati ini merupakan jenis
penyakit kanker dengan jumlah penderita nomor lima terbanyak di
dunia dan menjadi penyebab kematian nomor tiga.Besarnya jumlah
penderita kanker di suatu negara biasanya berhubungan dengan jumlah
penderita hepatitis. Sebab penderita hepatitis umumnya berpotensi
mengarah pada kanker hati.Sementara pada anak, leukemia merupakan
jenis kanker yang paling banyak menyerang. Leukemia atau kanker
darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak karena
masih lemahnya penanganan kanker pada anak.Tidak heran untuk kasus
penderita kanker darah pada anak yang ditemukan, umumnya sudah
memasuki stadium lanjut. Terlambatnya penanganan terhadap penderita
kanker darah bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian.
Umumnya penderita kanker darah ditemukan pada anak berusia di bawah
15 tahun.Untuk daerah dengan penderita kanker terbanyak di
Indonesia adalah di Yogyakarta. Di daeerah tersebut, tingkat
prevalensi tumor mencapai 9,6 per 1000 orang. Angka tersebut jauh
lebih tinggi dari nilai rata-rata prevalensi nasional yang sebesar
4,3 per 1.000 orang.Sementara jika dibandingkan dengan
penyakit-penyakit non-kanker yang mengakibatkan kematian, kanker
menempati posisi ke-tujuh. Data menurut Riset Kesehatan Dasar tahun
2007 tersebut menempatkan stroke, TBC, hipertensi, cedera,
perinatal dan diabetes melitus di atas jumlah kematian akibat
kanker.Besarnya jumlah penderita kanker di Indonesia ini sebenarnya
bisa dikurangi jika membiasakan hidup sehat. Seperti dengan rajin
berolahrga, makan buah dan sayuran, menghindari makanan berpengawet
dan menjauhi alkohol serta rokok.Namun, jika sudah terlanjur
menderita kanker, tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain
melakukan pengobatan. Pengobatan kanker selain lewat medis, juga
bisa dilakukan secara alternatif. Pengobatan alternatif bagi
penderita kanker bisa dilakukan dengan minum obat herbal antikanker
yang berkhasiat menumpas habis sel kanker sampai ke akar-akarnya
sepertiSarang Semutyang kini dikenal sebagai herbal antikanker
dengan reaksi tercepat.Hanya 1-2 bulan penggunaan, efek positif
sudah dapat dirasakan oleh penderita kanker. Penderita kanker tidak
perlu cemas akan efek samping yang ditimbulkan karena sejauh ini
tidak ada efek samping negatif yang dilaporkan oleh para
penggunanya. Penderita kanker dapat sembuh tanpa perlu menjalani
berbagai macam pengobatan yang rumit dan menyakitkan.Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi
atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,
hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.Menurut pendekatan
kontruktivistis,pengetahuanbukanlah fakta dari suatu kenyataan yang
sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang
terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan
bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang
lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu
pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat
mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.Dalam
pengertian lain,pengetahuanadalah pelbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru
dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa,
dan aroma masakan tersebut.Pesan Sponsor
Ada beberapafaktor yang mempengaruhi pengetahuanseseorang,
diantaranya: Pendidikan Informasi/Media Massa Sosbud dan Ekonomi
Lingkungan Pengalaman UsiaFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGETAHUAN DALAM DIRI SESEORANG1. Pendidikan[Kembali ke
atas]Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung
untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media
massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah
pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung
dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.
Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .2.
Informasi / Media Massa[Kembali ke atas]Informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan
tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut.3. Sosial budaya dan ekonomi[Kembali ke atas]Kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah
yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.4. Lingkungan[Kembali
ke atas]Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.5.
Pengalaman[Kembali ke atas]Pengalaman sebagai sumber pengetahuan
adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja
yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.6. Usia[Kembali
ke atas]Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju
usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan
masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan
pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan
selama hidup : Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak
informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan
sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan
kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami
kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ
akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada
beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang
akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.