1.2 Standar dan Karakteristik Air Buangan 1.2.1 Standar dan Karakteristik Air Buangan Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu negara atau daerah. pengelolaan mutu air bagi sumber air menurut Sudarmadji (2002) dalam Tri Hartato (2012) dibagi menjadi dua macam baku mutu air, yaitu sebagai berikut: 1. Stream Standard Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut, kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis. 2. Effluent Standard Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan lokasi lainnya dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air buangan. standard kualitas air biasanya didasarkan atas satu dari dua kriteria utama yaitu Stream Standard atau Effluent Standard. Stream Standard didasarkan pada persyaratan pengenceran atau kualitas badan air penerima air didasarkan pada nilai ambang batas kontaminan tertentu yang sesuai peruntukkan airnya. Effluent standard didasarkan pada konsentrasi zat
effluent standard, stream standard, air limbah domestik, tekn ik lingkungan, pengolahan biologi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1.2 Standar dan Karakteristik Air Buangan
1.2.1 Standar dan Karakteristik Air Buangan
Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu negara atau
daerah. pengelolaan mutu air bagi sumber air menurut Sudarmadji (2002) dalam Tri
Hartato (2012) dibagi menjadi dua macam baku mutu air, yaitu sebagai berikut:
1. Stream Standard
Persyaratan mutu air bagi sumber air seperti sungai, danau, air tanah yang
disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air tersebut,
kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis.
2. Effluent Standard
Persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke sumber air, sawah, tanah dan
lokasi lainnya dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber air yang
bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air buangan.
standard kualitas air biasanya didasarkan atas satu dari dua kriteria utama yaitu Stream
Standard atau Effluent Standard. Stream Standard didasarkan pada persyaratan
pengenceran atau kualitas badan air penerima air didasarkan pada nilai ambang batas
kontaminan tertentu yang sesuai peruntukkan airnya. Effluent standard didasarkan pada
konsentrasi zat pencemar yang berasal dari hasil pengolahan IPAL.
(Eckenfelder, 1980)
Berdasarkan PP 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran, baku mutu perairan (stream standard) didefinisikan sebagai batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya yang ada atau harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai
peruntukannya. Effluent standard (baku mutu limbah cair) adalah batas kadar dan
jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam limbah cair untuk dibuang dari
suatu jenis kegiatan tertentu. Effluent Standard untuk limbah domestik mengacu pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik dimana berdasarkan KepMen LH tersebut baku mutu air limbah
domestik (effluent standard) untuk limbah domestik adalah ukuran batas atau kadar
unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke air permukaan.
1.2.2 uraian karakteristik air limbah domestik ( fisik, kimia, mikrobiologi) yang
mungkin terkandung, meliputi :unsur pencemar, sumber pencemar, dampak dan
arti pentingnya untuk diketahui.
Konstituen air limbah domestik berasal dari tinja manusia dan urin, air cucian air bekas
mandi, limbah sisa makan, hasil pemeliharaan suatu produk rumah tangga dll yang
didalamnya juga mengandung bahan organik dan anorganik. Semua konstituen tersebut
akan mempengaruhi kualitas air buangan. Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991)
Kualitas air buangan dapat diketahui dari karakteristik fisik, karakteristik kimia dan
karakteristik biologi.
Berikut uraian mengenai karakteristik air limbah domestik :
a. Karakteristik fisika limbah domestik umumnya dilihat dari temperatur, warna
limbah, bau dan kekeruhan. Berikut penjelasan mengenai karakteristik fisika dalam
limbah domestik
1. Temperatur : temperatur air limbah domestik biasanya lebih besar dibanding
temperatur air bersih. Variasi temperatur limbah domestik dipengaruhi oleh
musim.suhu air akan rendah ketika suhu udara nya sangat panas atau memasuki
musim kemarau. (Qasim, 1985)
Efek: temperatur air meupakan parameter yang sangat penting karena efeknya
berupa reaksi kimia dan tingkat reaksi, kehidupan aquatik dan kesesuaian air
dengan peruntukannya. Meningkatnya temperatur, dapat menyebabkan
perubahan pada spesies ikan yang berada di badan air penerima. (Tchobanoglous
dan Burton, 1991)
2. Warna : air limbah domestik yang baru berwarna abu-abu sedangkan yang sudah
dalam keadaan septic akan berwarna hitam. (Tchobanoglous dan Burton, 1991)
3. Bau : air limbah domestik yang masih baru mempunyai bau sabun dan minyak.
Bau berhubungan dengan fasilitas pengolahan. Menurut Tchobanoglous dan
Burton (1991) bau dalam limbah domestik biasanya disebabkan oleh gas yang
dihasilkan oleh dekomposisi organik atau oleh zat yang ditambahkan ke limbah
tersebut.
4. Kekeruhan : kekeruhan alam air limbah isebabkan oleh suspended solid.
Umumnya air limbah yang kuat mempunyai kekeruhan yang besar. (Qasim,
1985)
b. Karakteristik kimia
Karakteristik kimia suatu limbah ditunjukkan dengan zat organik dan zat
anorganik. Limbah domestik pada umumnya mengandung 50% organik dan
50% materi anorganik.
Karakteristik kimia limbah domestik meliputi:
a. Total Solids : total solid dalam air limbah domestik dapat berupa bahan
organik dan anorganik, bahan/materi yang dapat terendapkan,
tersuspensi dan yang terlarut. Total solid dibagi lagi menjadi 2 yaitu
TDS dan TSS.
TSS (Total Suspended Solid) adalah bagian dari total solid yang
dapat berupa bahan organik atau anorganik tetapi materi yang
termasuk TSS tidak terlarut dalam air (tersuspensi) menurut
Qasim (1985) biasanya nilai TSS dalam air limbah domestik
berkisar antara 120-360 mg/L dan typical 230 mg/L. TSS ini
terbagi lagi menjadi 2 klasifikasi berdasarkan mudah tidaknya
menguap yaitu suspended solid yang tidak mudah menguap
(Fixed suspended solid) dan suspended solid yang mudah
menguap (volatile suspended solids)
FSS (fixed suspended solid) adalah total suspended solid
yang tidak mudah menguap / tidak mudah terbakar meski
dibakar pada suhu 5000C biasanya yang termasuk materi
dalam fss adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar
(noncombustible). Dalam limbah domestik nilai FSS
berkisar antara 30 -80 mg/L dan typical nya adalah 55
mg/L
VSS (Volatile suspended solids) adalah total suspended
solid yang menguap pada pembakaran 5000C VSS adalah
komponen organik yang terkandung dalam total
suspended solids. Nilai VSS biasanya berkisar antara 90 -
280 mg/L dengan typical 175 mg/L.
TDS (Total Dissolved solids) bagian dari total solid yang dapat
berupa organik dan anorganik yang tidak lolos saringan karena
padatan ini memiliki ukuran lebih kecil dari 1 millimikron. TDS
dalam air limbah domestik biasanya berkisar antara 250-800
mg/L dengan typical 500 mg/L. Total dissolved solids terbagi
laggi menjadi 2 klasifikasi yaitu total dissolved solid yang
mudah terbakar dalam suhu 5000C (Volatile Disolved Solids)
dan yang tidak mudah terbakar dalam suhu tersebut (Fixed
Dissolved Solids).
FDS (Fixed Dissolved Solids) adalah total dissolved solid
yang tidak mudah menguap / terbakar meski dibakar pada
suhu 5000C biasanya yang termasuk materi dalam fss
adalah unsur mineral yang sukar untuk dibakar
(noncombustible) atau bahan anorganik lain. Dalam
limbah domestik nilai FSS berkisar antara mg/L dan
typical nya adalah 55 mg/L
VDS (Volatile Dissolved solids) adalah total dissolved
solid yang menguap pada pembakaran 5000C VDS adalah
komponen organik yang terkandung dalam total
suspended solids. Nilai VDS biasanya berkisar antara
105-300 mg/L dengan typical 200 mg/L.
b. BOD5 : BOD5 atau Biochemical Oxygen Demand merupakan jumlah
oksigen yang dimanfaatkan oleh mikrooganisme pada keaadaan aerob
untuk mendegradasi bahan organik dalam air limbah tersebut.
(Tchobanoglous dan Burton, 1991)
BOD digunakan sebagai indikator jumlah bahan/zat organik
biodegradable yang terkandung dalam air limbah domestik, juga
digunakan untuk menentukan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
mikroorganisme untuk mendegradasi bahan organik tersebut. Biasanya
nilai BOD5 dalam limbah domestik brkisar antara 110-400 mg/L dengan
ttypical 210 mg/L. (Qasim,1985)
c. COD : (Chemical Oxygen Demand) merupakan nilai yang digunakan
untuk menentukan jumlah bahan organik yang didegradasi dengan
pengoksidasi kuat dari suatu bahan kimia seperti (potasium dikromat)
dalam kondisi air limbah yang basa. Nilai COD dalam limbah domestik
berkisar antara 200-780 mg/L dengan typical 400 mg/L.
d. TOC : Total Organic Carbon adalah suatu pengukuran untuk
menentukan bahan orrganik dalam air limbah. TOC ditentuan dengan
mengonversi karbon organic menjadi karbondioksida. Proses tersebut
dapat berlangsung pada tenperatur tinggi dalam furnace dengan bantuan
katalis. Dengan mengubah karbon organik menjadi karbondioksida
maka jumlah karbon organik total dapat ditentukan. Menurut Qasim
(1985) konsentrasi TOC dalam limbah domestik berkisar antara 80-290
mg/L dengan typical 150 mg/l
e. Total nitrogen: total nitrogen termasuk nitrogen organik, ammonia, nitrit
dan nitrat. Nitrogen dan fosfor bersama dengan karbon dan elemen lain
sebagai nutrien untuk mempercepat perkembangan tumbuhan akuatik.
Konsentrasi total nitrogen dalam limbah domestik berkisar antara 20-85
mg/L dengan typical 40 mg/L.
Nitrogen organik (ON) sebagai N: Nitrogen organik (N) terikat
dalam protein, asam amino dan urea. Konsentrasinya dalam air
limbah domestik berkisar antara 8-35 mg/L.
Ammonia (NH3-N) sebaagai N : nitrogen dalam amonia sebagi
produk pertama hasil dari dekomposisi nitrogen organik.
Konsentrasinya dalam limbah dmestik berkisarantara 12-50
mg/L.
Nitrit dan nitrat (sebagai N): nitrit dan nitrat nitrogen adalah
bentuk oksidasi terbesar dari nitrogen. Keduanya absen dalam air
limbah domestik
f. Total fosfor : total fosfor ada dalam dua bentuk, organik atau anorganik.
Fosfor dalam perairan alami bersumber dari eutrofkasi
g. Ph : ph digunakan untuk menentukan keadaan basa atau normalnya
suatu limbah. Larutan yang netral memiliki ph 7
h. Alkalinitas (CaCo3) alkalinitas dalam air limbah domestik hadir dalam
bentuk bikarbonat, karbonat dan ion hidroksida.
i. Kesadahan (CaCo3) komponen utama kesadahan dalam air limbah
berasal dari ion kalsium dan magnesium kesdahanini bergantung pada
kesadahan dalam air bersih yang digunakan.
j. Klorida : klorida dalam air limbah berasal dari air bersih, buangan
manusia dan pelunak airr domestik.
k. Minyak dan lemak: adalah bagian soluble dari bahan organik dalam
heksana. Sumber minyak dan lemak adalah fats dan oils dalam makanan.
l. Karakteristik biologi
Limbah domestik mengandung mikroorganisme yang berperan penting dalam
proses pengolahan biologi. Mikroorganisme yang dimaksud adalah bakteri, fungi,
protozoa dan algae. (Qasim, 1985)
Menurut Tchobanoglous dan Burton (1991) karakteristik biologi air limbah
menjadi bagian penting dalam kontrol pnyakit yang disebabkan oleh organisme
pathogen dari kotoran /faeces manusia.organisme patogen ditemukan dalam excreta
manusia yang terinfeksi penyakit atau yang membawa penyakit infeksius. Berikut
tabel tentang mikroorganisme yang ada dalam air limbah domestik menurut
Tchobanoglous dan Burton (1991).
Data beban pencemar harian atau tahunan per kapita merupakan data dasar
yang digunakan untuk mengetahui komposisi dari air limbah domestik. Komposisi
air limbah domestik sangat tergantung waktu dan lokasi/tempat. berikut data
komposisi limbah domestik di berbagai negara. (Morgen. 1996)
Tabel 2. 1 Komposisi Limbah Domestik Di Berbagai Negara
Komposisi typical air limbah domestik menurut Morgen (1996) di tunjukkan pada
tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2. 2 Konten Rata-Rata Typical Bahan Organik Dalam Limbah Domestik
Tabel 2. 3 Komposisi Nutrient Dalam Air Limbah Domestik
Tabel 2. 4 Komposisi Logam Berat Dalam Air Limbah Domestik
menurut Harold. B gotaas (1956) komposisi faeces manusia tanpa urin adalah
sebagai berikut:
kandungan air .......................................................... 66-80%
bahan organik (dry basis)......................................... 88-97%