PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN STRATEGI BISNIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Studi Pada Industri Manufaktur Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia ) Sabar Warsini Hilda Rossieta Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstract This study investigates the influence of family ownership on firm performance by considering the business strategy implemented by the company. Three research questions that seek to answer in this study were: first, how the effect of family ownership on firm performance, secondly, is there a tendency of family firms to implement specific business strategies, and the third is question whether the company's business strategy applied moderates the influence of family ownership on firm performance . This study used a sample of manufacturing companies listed on Indonesia stock exchanges which has family ownership of at least 20%. By using a model of multiple regression equation, it is found out that family ownership has a significant positive effect on firm performance and business strategy did not significantly moderate the relationship. Then using the binomial test it is revealed that 67% of the sample firms tend to have the innovation strategy and 33% tend to be on the low cost strategy, and this difference proved statistically significant, but with compare-mean test it is found that the average performance of the company does not differ significantly in both strategies. This study has contributed to the development of business strategy and performance literature of family firms. Key words: business strategy, corporate performance, family ownership, manufacturing companies 1. Pendahuluan Seperti halnya negara pada emerging marketlainnya, struktur kepemilikan saham perusahaan publik di Indonesia adalah kepemilikan terkonsentrasi dengan pemegang saham 1
43
Embed
staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/hilda.rosieta/... · Web viewDengan menggunakan sampel perusahaan publik kelompok industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAPKINERJA PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
STRATEGI BISNIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI( Studi Pada Industri Manufaktur Perusahaan Publik
di Bursa Efek Indonesia )
Sabar WarsiniHilda Rossieta
Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
AbstractThis study investigates the influence of family ownership on firm performance by considering the business strategy implemented by the company. Three research questions that seek to answer in this study were: first, how the effect of family ownership on firm performance, secondly, is there a tendency of family firms to implement specific business strategies, and the third is question whether the company's business strategy applied moderates the influence of family ownership on firm performance . This study used a sample of manufacturing companies listed on Indonesia stock exchanges which has family ownership of at least 20%. By using a model of multiple regression equation, it is found out that family ownership has a significant positive effect on firm performance and business strategy did not significantly moderate the relationship. Then using the binomial test it is revealed that 67% of the sample firms tend to have the innovation strategy and 33% tend to be on the low cost strategy, and this difference proved statistically significant, but with compare-mean test it is found that the average performance of the company does not differ significantly in both strategies. This study has contributed to the development of business strategy and performance literature of family firms.
Key words: business strategy, corporate performance, family ownership, manufacturing companies
1. Pendahuluan
Seperti halnya negara pada emerging marketlainnya, struktur kepemilikan saham
perusahaan publik di Indonesia adalah kepemilikan terkonsentrasi dengan pemegang saham
terbesar ada padakepemilikan keluarga (Claessens et al., 2000; Siregar, 2006; Anggraini et
al.,2010). Pada umumnya perusahaan dimana keluarga sebagai pemegang saham pengendali
akan mengangkat/memilih anggota keluargauntuk duduk dalam jajaran manajemen/dewan
direksi atau bahkan sebagai anggota dewan komisaris. Data Asian Development Bank (2000)
menunjukkan bahwa 85 % dari perusahaan public yang dikendalikan oleh kepemilikan
keluarga di Indonesia menempatkan anggota keluarga sebagai anggota dari dewan direksi dan
1
dewan komisaris.Fenomena ini menimbulkan suatu pertanyaan apakah kebijakan dan strategi
bisnisyang dijalankan oleh manajemen benar-benar bertujuan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan ataukah hanya memihak kepada kepentingan kelompok mayoritas yakni
kepentingan keluarga.
Studi pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan telah banyak
dilakukan tetapi belum diperoleh hasil yang konklusif. Sebagian penelitian menemukan hasil
bahwa kepemilikan yang terkonsentrasi pada keluarga akan menimbulkan adanya keselarasan
kepentingan (alignment) antara manajemen, pemilik dan pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya , sehingga kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan (Anderson dan Reeb, 2003; Ali et al., 2007; Silva dan Majluf, 2008;Heng,
2009; Vilalonga dan Amit, 2011; Chu, 2009; 2011; Shyu, 2011).
Akan tetapi penelitianyang lain menemukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi
pada keluarga menimbulkan adanya dampak entrenchment.Manajemen yang biasanya juga
anggota keluarga atau pihak yang terafiliasi cenderung memilih kebijakan dan menjalankan
strategi yang menguntungkan bagikepentingan pengendali, sehingga mengabaikan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh
negatif terhadap kinerja perusahaan, (Morch dan Yeung, 2004; Teguh, 2005; Martinez et al.,
2008; King dan Santor, 2008; Atmaja et al., 2009; Braun dan Uhlaner, 2012).
Adanya dualisme hasil penelitian mengenai pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
kinerja ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang belum diperhitungkan dalam
penelitian seperti strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.Dalam literature family
business, Moores, (2009) menyatakan bahwa jika kepemilikan saham perusahaan
terkonsentrasi khususnya pada kepemilikan keluarga maka pengaruh dinamika keluarga
terhadap kebijakan perusahaan sangat besar.Perusahaan keluarga tidak sekedar memenuhi
tujuan keuangan tetapi lebih berorientasi pada reputasi dan keberlangsungan jangka panjang,
2
sehingga strategi bisnis perusahaan keluarga berbeda dengan strategi bisnis perusahaan non
keluarga (Astrachan, 2010).
Lindow et al. (2010) menemukan bahwa karena pengaruh keluarga maka terjadi
keragaman strategi bisnis yang dijalankan diantara perusahaan keluarga. Dan ketepatan
strategi bisnis yang dijalankan akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan
(Lena, 2007).
Berbeda dengan penelitian yang sudah ada, penelitian ini menguji pengaruh
kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan strategi bisnis
yang dilakukan oleh perusahaan.Tiga pertanyaan penelitian yang diangkat sebagai pokok
permasalahan dalam penelitian ini yakni: (1). Bagaimana pengaruh kepemilikan keluarga
terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan publik di Indonesia?, (2).Apakah terjadi
keberagaman strategi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan publikdi Indonesia yang
kepemilikannya didominasi kepemilikan keluarga?, dan (3).Apakah pengaruh kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan ditentukan (dimoderasi) oleh strategi bisnis yang
djalankanperusahaan ?
Dengan menggunakan sampel perusahaan publik kelompok industri manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan
bukti empiris guna menjawab ketiga pertanyaan penelitian yang menjadi pokok permasalahan
tersebut diatas.Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan
literature peran strategi bisnis dalam mencapai kinerja pada perusahaan publik yang
kepemilikan sahamnya terkonsentrasi pada kepemilikan keluarga.
2. Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis
Kepemilikan Keluarga dan Kinerja Perusahaan
Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan telah lama menjadi
kontroversi.Sebagian penelitian menemukan hasil bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh
3
negatif terhadap kinerja perusahaan, sebagian penelitian lainya menemukan bukti adanya
pengaruh positif kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan (Silva dan Majluf, 2008).
Chu (2009) mengemukakan ada dua kategori penelitian yang mengemukakan hasil
pengaruh negatif kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan yakni : kategori pertama,
penelitian yang menekankan pada masalah keagenan yang timbul sebagai konsekuensi
adanya kepemilikan terkonsentrasi pada kepemilikan keluarga. Sebagai pengendali,
kepemilikan keluarga dapat mengarahkan manajemen untuk mengambil kebijakan yang
menguntungkan baginya dan sering terjadi ekspropriasi terhadap pemegang saham non
pengendali(Claessens dan Fan, 2002; Morch dan Yeung, 2004; Du dan Dai, 2005; Atmaja et
al.,2009).Kategori kedua, menekankan adanya ‘institutional overlap’ pada perusahaan
keluarga.Perusahaan sebagai institusi bisnis tetapi juga institusi keluarga menyebabkan
adanya dilema. Pemilik perusahaan yang juga manajer perusahaan sering mendahulukan
tujuan keluarga sebelum tujuan bisnis atau tujuan ekonomis (Martinez et al., 2008; King dan
Santor,2008).
Pendekatan yang lebih moderat menyatakan bahwa perusahaan keluarga mempunyai
beberapa keunggulan dibandingkan perusahaan non-keluarga dan memungkinkan untuk
menciptakan nilai perusahaan.Chu (2009) mengelaborasi adanya lima keunggulan
competitive perusahaan keluarga yaitu: 1). adanya kombinasi kepemilikan dan kontrol, 2).
berkurangnya kesenjangan informasi, 3). keberadaan pemegang saham keluarga yang
berkesinambungan , 4). perusahaan keluarga sebagai sumber utama entrepreneurship dan
inovasi dan ke 5).efisiensi investasi, sehingga pendekatan ini mengemukakan adanya
pengaruh positif dari kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan.
Chu (2011) melakukan pengujian pengaruh kepemilikan keluarga terhadap 786
perusahaan publik keluarga di Taiwan selama kurun 2002-2007 menemukan bukti nahwa
kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, dan pengaruh positif
4
lebih kuat pada perusahaan yang melibatkan keluarga sebagai CEO. Vilalonga dan Amit
(2011) dengan menggunakan data Fortune 500 juga menemukan hasil yang sejalan dengan
Chu (2011).
Anderson dan Reeb (2003) menemukan bahwa keluarga menginvestasikan sebagian
besar kekayaannya pada perusahaan, jika nilai perusahaan turun maka kepemilikan keluarga
yang paling besar menanggung kerugian, sebaliknya jika nilai perusahaan meningkat maka
pemilik keluargalah yang paling besar keuntunganya. Oleh karena itu kepemilikan keluarga
mempunyai insentif yang kuat untuk mengawasi dan mendorong manajemen untuk bekerja
memaksimumkan nilai perusahaan.
Dengan menggunakan data perusahaan publik di US, Ali et al. (2007) menemukan
bahwa perusahaan keluarga mempunyai kualitas laba yang lebih baik, lebih terbuka terhadap
berita-berita buruk, lebih banyak menyampaikan disclosure dan lebih banyak diikuti oleh
analis sehingga mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan non-keluarga.
keberadaan pemegang saham keluarga yang berkesinambungan juga menciptakan potensi
keunggulan.
Dari perspektif resource-based, Poza (2007) menyatakan bahwa kepemilikan
keluarga yang berkesinambungan merepresentasikan sumber daya intangible dan spesifik
yang dapat membangun hubungan jangka panjang dengan stakeholders seperti pembeli,
pekerja, pemasok, bank serta pihak-pihak lain yang terkait secara transaksional, sehingga
tercipta saling kepercayaan diantara perusahaan dengan stakeholders, maka akan
memperoleh keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Astrachan
(2010) sejalan dengan Poza (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan keluarga merupakan
sumber utama dari entrepreneurship dan inovasi, manajer yang juga pemilik atau keluarga
pemilik diekspektasikan dapat mendukung inovasi yang dapat meningkatkan pertumbuhan
perusahaan.
5
Penelitian di emerging market diperoleh hasil yang beragam.Arifin (2003) menguji
masalah keagenan pada perusahaan publik di Indonesia menemukan bahwa pada perusahaan
publik yang dikendalikan oleh keluarga mempunyai masalah keagenan yang lebih sedikit
dibandingkan perusahaan yang dikendalikan oleh negara atau institusi keuangan.Siregar dan
Utama (2008) menemukan bahwa perusahaan publik dengan kepemilikan keluarga yang
tinggi dan bukan perusahaan konglomerasi lebih banyak melakukan manajemen laba yang
bersifat efisien.Kedua penelitian tersebut konsisten dengan pengaruh positif kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan.
Shyu (2011) menggunakan sampel perusahaan publik kategori menengah di Taiwan
menemukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang
diukur dengan nilai Tobin’s Q dan ROA.Akan tetapi pengaruh positif menurun ketika
kepemilikan keluarga menjadi sangat besar yakni diatas 50%.Selanjutnya Chung dan Chan
(2012) menguji pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan publik di
Taiwan, dan menemukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan, pengaruh positif ini lebih kuat pada perusahaan yang dipimpin oleh keluarga
pendiri perusahaan.
Berkebalikan dengan hasil kedua penelitian diatas adalah Bae et al. (2012) yang
menguji kinerja perusahaan publik di Asia pada periode krisis keuangan tahun 1997-1998
menemukan bukti bahwa perusahaan publik dengan kepemilikan terkonsentrasi pada
kepemilikan keluarga terbukti melakukan ekspropriasi terhadap minoritas sehingga
mengalami penurunan harga saham yang lebih besar dibandingkan perusahaan lainnya.
Penelitian lainya tidak dapat membuktikan pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja
perusahaan seperti yang ditemukan oleh Chen dan Ho (2000) untuk perusahaan publi di
singapura, begitu juga Chang dan Shin (2007) untuk perusahaan publik di Korea.
6
Mengacu pada pandangan yang lebih moderat dan hasil penelitian di Indonesia maka
hipotesis pertama yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
Strategi Bisnis dan Kepemilikan Keluarga
Triton (2010) menyatakan, strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara
ideal untuk jangka panjang, yang menyesuaikan sunber dayanya dengan lingkungan yang
berubah, dan secara khusus dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk
memenuhi harapan stakeholders. Sedangkan strategi bisnis dimaknai sebagai cara yang
digunakan oleh perusahaan untuk bersaing meliputi pencapaian, prestasi dan pemeliharaan
keuntungan kompetitif dalam industrinya (Haryadi, 2008).
Porter (1985) berpendapat bahwa dalam rangka mendapatkan keunggulan kompetitif
di pasar, setiap organisasi harus memilih tiga strategi generic yaitu: (1).Cost leadership,
dimana organisasi melakukan strategi biaya murah untuk mendapatkan keuntungan
kompetitif dan memperluas pangsa pasar, (2). Differentiation, yaitu organisasi
mengedepankan pemberian benefit kepada pelanggannya dengan cara menawarkan identitas
yang berbeda seperti kwalitas yang superior, fitur yang inovatif sehingga dapat memenuhi
keinginan konsumen dan memungkinkan organisasi memberi harga premium pada
konsumennya, (3). Focus, yaitu strategi yang fokus berkonsentrasi untuk menawarkan satu
jenis produk atau melayani satu segmen pasar dalam rangka mencapai dominasi pada pangsa
pasar tertentu.
Lindow et al. (2010) berpendapat bahwa strategi perusahaan yang berbeda muncul
dari cara perusahaan untuk mengatasi tiga masalah yaitu: masalah entrepreneurship,
operasional dan administratif. Lindow et al. (2010) mengutif dari Miles dan Snow (1978)
yang mengemukakan adanya empat jenis strategi yakni: (1). Prospector, memprioritaskan
7
pengembangan produk baru dan mengembangkan pelayanan inovasi untuk memenuhi
perubahan kebutuhan pelanggan baru serta menciptakan pelanggan baru, (2). Defender,
berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar yang stabil sehingga solusinya adalah cost
leadership dan spesialisasi pada bidang tertentu, (3). Analyzer, merupakan perpaduan antara
prospector dan defender sehingga berusaha untuk bagaimana mempertahankan pangsa pasar
yang sudah ada tetapi juga memanfaatkan peluang pasar dan produk baru, (4). Reactor,
dimana organisasi tidak memiliki strategi, desain atau struktur yang sistematis, sehingga tidak
membuat rencana jangka panjang karena menganggap perubahan lingkungan yang terlalu
cepat.
Apakah perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi pada kepemilikan keluarga
memilih strategi tertentu?Lindow et al. (2010) menemukan bukti bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara strategi yang diterapkan oleh perusahaan keluarga dengan perusahaan non-
keluarga.Pada perusahaan keluarga dimana pada umumnya merupakan kepemilikan yang
terkonsentrasi, pengaruh keluarga sangat kuat, maka perusahaan keluarga mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lainnya (Moores, 2009), menerapkan strategi
yang berbeda dengan perusahaan non keluarga (Kotey, 2005).
Astrachan (2010) juga menyatakan pada perusahaan keluarga, keluarga merupakan
kelompok tertentu yang terikat oleh pertalian kekerabatan, norma dan azas mengutamakan
orang lain (altruism). Hubungan seperti ini tidak bersifat financial, transactional atau market-
based tetapi lebih bersifat relationship dan systemic, sehingga keluarga dan dinamika
keluarga lebih berpengaruh pada penerapan strategi dibandingkan pengaruh individual.Pada
akhirnya Astrachan (2010) menyimpulkan bahwa perusahaan keluarga perlu diperlakukan
sebagai objek yang unik karena benar-benar ada saling ketergantungan antara perusahaan dan
keluarga. Secara lebih khusus, keunikan karakter perusahaan keluarga berasal dari pola
kepemilikan, tata kelola perusahaan (governance) dan suksesi seperti halnya pada tujuan dan
8
kultur keluarga yang telah didentifikasi sebagai pengaruh keluarga yang dapat menentukan
pilihan strategi dan proses penerapan pada perusahaan keluarga.
Studi empiris mengenai strategi bisnis pada perusahaan keluarga tidak memperoleh
hasil yang konklusif.Salim (2007) mengidentifikasi orientasi strategi bisnis pada perusahaan
keluarga. Dengan menggunakan sampel perusahaan di Prancis, Salim (2007) menemukan
bahwa strategi perusahaan keluarga terkonsentrasi pada strategi defender sebanyak 42% dan
terkonsentrasi pada strategi prospector sebanyak 40%, akan tetapi mereka juga tidak dapat
membuktikan perbedaan tersebut secara signifikan.Begitu juga Lindow et al. (2010)
mengidentifikasi penerapan strategi defender pada perusahaan keluarga tetapi tidak
menemukan bukti adanya perbedaan yang signifikan antara jenis strategi pada perusahaan
keluarga dengan jenis strategi pada perusahaan non-keluarga.
Breton dan Miller (2008) melakukan identifikasi strategi bisnis pada perusahaan
keluarga di frontier market, dan menemukan bukti bahwa perusahaan keluarga lebih suka
melakukan diversifikasi usaha dan diversifikasi lebih kuat pada perusahaan keluarga yang
dipimpin oleh generasi kedua.Hasil penelitian Breton dan Miller (2008) ini sejalan dengan
temuan Haque dan Hassan (2001) pada perusahaan keluarga di Bangladesh.
Jika dilihat dari perspektif resource-based perusahaan keluarga adalah sumber
utama adanya entrepreneurship dan inovasi maka seharusnya perusahaan keluarga lebih
melakukan diversifikasi. Ducassy dan Prevot (2010) dengan menggunakan konstek
perusahaan keluarga di Pransic menemukan bahwa perusahaan keluarga lebih banyak
melakukan diversifikasi produk dibandingkan perusahaan non-keluarga, akan tetapi level
diversifikasi sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena keunikan dan kekhususan karakteristik perusahaan keluarga dan kuatnya
pengaruh keluarga dalam menentukan strategi bisnis ini, maka tidak dapat disimpulkan jenis
strategi bisnis tertentu yang sesuai dengan kepemilikan keluarga.Strategi bisnis pada
9
perusahaan keluarga bersifat dikotomi (Ibrahim et al., 2008).Dengan demikian hipotesis
kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 : Tidak ada kecenderungan untuk menerapkan strategi bisnis tertentu pada perusahaan publik yang kepemilikannya terkonsentrasi pada kepemilikan keluarga .
Strategi Bisnis, Kepemilikan Keluarga dan Kinerja Perusahaan
Berdasarkan literature pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan
diperoleh hasilyang tidak konklusif (Silva dan Majluf, 2008).Sebagian penelitian menemukan
hasil pengaruh positif kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan (Anderson dan
Reeb, 2003; Ali et al., 2007; Silva dan Majluf, 2008; Chu, 2009; 2011; Vilalonga dan Amit,
2011; Shyu, 2011; Chung dan Chan, 2012). Dan sebagian lainnya menemukan hasil pengaruh
negatif kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan (Morch dan Yeung, 2004; Teguh,
2005; Martinez et al., 2008; King dan Santor, 2008; Atmaja et al., 2009; Braun dan Uhlaner,
2012).
Penelitian strategi bisnis pada perusahaan keluarga juga diperoleh hasil yang tidak
konklusif disebabkan karena keunikan dari perusahaan keluarga (Astrachan, 2010).Sebagian
penelitian menemukan bahwa perusahaan keluarga lebih memilih strategi defender dan yang
lainya lebih memilih strategi prospector.Dan ketepatan strategi yang dipilih dan dijalankan
berkontribusi terhadap peningkatan kinerja perusahaan (Lena, 2007) .
Heng (2009) melakukan pengujian pada perusahaan publik di Canada, menemukan
bahwa perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi pada kepemilikan keluarga akan
mengurangi adanya masalah agensi antara pemilik dengan manajemen sehingga dapat
menciptakan nilai perusahaan. Heng (2009) juga menemukan bahwa penciptaan nilai
semakin besar pada perusahaan dengan tata kelola yang baik dan strategi yang sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki.
10
Lamin (2007) mengeksplorasi strategi bisnis pada perusahaan afiliasi yang
dikendalikan oleh keluarga di India dan menemukan bukti bahwa perusahaan yang terafiliasi
berdasarkan sumber daya cenderung melakukan diversifikasi bisnis secara luas.Lamin (2007)
juga melakukan pengujian apakah strategi bisnis perusahaan memoderasi pengaruh afiliasi
bisnis berdasarkan sumber daya terhadap kinerja perusahaan, dan hasilnya menunjukkan
bahwa strategi bisnis menentukan pengaruh afiliasi bisnis berdasarkan sumber daya terhadap
kinerja perusahaan.
Ketepatan memilih strategi akan meningkatkan kinerja pada perusahaan keluarga
dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu maka hipotesis ketiga yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H3 :Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan dipengaruhi (dimoderasi) oleh strategi bisnis yang diterapkan.
3. Metodologi Penelitian
Sampel dan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan publik industri manufacture yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2011. Jumlah perusahaan publik
industri manufaktur berdasarkan data IDX Factbook 2011 sebanyak 131
perusahaan.Kemudian dikeluarkan 14 perusahaan karena tidak mempunyai laporan keuangan
dan laporan tahunan yang lengkap untuk tahun 2009-2011, sehingga diperoleh 117
perusahaan.Dari jumlah ini dikeluarkan perusahaan yang mempunyai kepemilikan keluarga
kurang dari 20% dan data pencilan sehingga sampel akhir diperoleh sebanyak 81
perusahaan.Dengan menggunakan unit analisis tahun 2010 dan 2011 diperoleh 162 tahun
perusahaan.Data laporan keuangan dan laporan tahunan diperoleh dari Thompson
ReutersKnowledge dan Biro Risti Bapepam-LK.
11
Model Pengujian Hipotesis
a. Model persamaan regresi berganda (1) berikut digunakan untuk melakukan pengujian
Keterangan:ROE adalah return on equity yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan jumlah ekuitas, ROA adalah return on asset yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total asset, keduanya digunakan untuk mengukur kinerja FAM adalah kepemilikan keluarga yang diukur dengan % kepemilikan individu ditambah % kepemilikan perusahaan selain perusahaan public, pemerintah, manajemen, institusi lembaga keuangan dan kepemilikan asing. TA adalah total asset perusahaan sampel yang digunakan sebagai ukuran besarnya perusahaan. LEV adalah tingkat leverage yang merupakan rasio antara total hutang dengan total asset, variabel ini digunakan untuk mengukur tingkat risiko perusahaan. GROWTH adalah tingkat pertumbuhan perusahaan, yang dihitung dengan membagi selisih penjualan periode sekarang (t) dengan periode lalu (t-1) dibagi dengan penjulan periode lalu (t-1).
Variabel Independen Hipotesis Koefisien t-statistik Prob
C -0.245729 -1.145303 0.2557
FAM + 0.156932 1.750971 0.0840*
SIZE 0.024948 1.074880 0.2858
LEV 0.005140 2.380527 0.0198**
GROWTH 0.133527 2.244861 0.0277**
R-square 0.132007
Adjusted R-square 0.086323
F-statistik 2.889580
Prob (F-statsitik) 0.027730**
Panel B : ROA sebagai variabel dependen
Variabel Independen Hipotesis Koefisien t-statistik Prob
C -0.202005 -1.619985 0.1094
FAM + 0.0366960 0.704487 0.4833
SIZE 0.022933 1.700071 0.0932*
LEV 0.012037 9.591702 0.0000***
GROWTH 0.061242 1.771552 0.0805*
R-square 0.601824
Adjusted R-square 0.580867
F-statistik 28.71758
Prob (F-statsitik) 0.000000***
*** signifikan pada α 1%, ** signifikan pada α 5% dan * signifikan pada α 10%Keterangan:PERFORM adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE yaitu return on equity yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan jumlah ekuitas, dan ROA yaitu return on asset yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total asset, keduanya digunakan untuk mengukur kinerja FAM adalah kepemilikan keluarga yang diukur dengan % kepemilikan individu ditambah % kepemilikan perusahaan selain perusahaan public, pemerintah, manajemen, institusi lembaga keuangan dan kepemilikan asing. SIZE adalah ukuran perusahaan yang dihitung dengan menggunakan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan sampel. LEV adalah tingkat leverage yang merupakan rasio antara total hutang dengan total asset, variabel ini digunakan untuk mengukur tingkat risiko perusahaan. GROWTH adalah tingkat pertumbuhan perusahaan, yang dihitung dengan membagi selisih penjualan periode sekarang (t) dengan periode lalu (t-1) dibagi dengan penjulan periode lalu (t-1)
23
Tabel 3 . Hasil Binomial Testterhadap kecenderungan penerapan strategi bisnis
Category N Observed Prop. Test Prop. Asymp. Sig. (2-tailed)
dSTRA Group 1 1.0000 108 .67 .50 .004a
Group 2 .0000 54 .33
Total 162 1.00
a. Based on Z Approximation
Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:
H0 : jumlah perusahaan yang diindikasikan cenderung menerapkan strategi diferensiasi
tidak berbeda dengan jumlah perusahaan yang diindikasikan cenderung
menerapkan strategi low cost.
H1 : jumlah perusahaan yang diindikasikan cenderung menerapkan strategi diferensiasi
berbeda dengan jumlah perusahaan yang diindikasikan cenderung menerapkan
strategi low cost.
Dari hasil uji binomial diperoleh hasil bahwa dari 162 perusahaan sampel ditemukan sebanyak 108 perusahaan (67%) diindikasikan cenderung menerapkan strategi diferensiasi/inovasi (kategori 1.000) dan 54 perusahaan (33%) diidentifikasi cenderung menerapkan strategi low cost. Dan perbedaan proporsi kecenderungan ini signifikan secara statistic yang ditunjukkan pada nilai Asymp.Sig sebesar 0.004 < dari nilai α = 1%. Oleh karena itu H0 ditolah.
Tabel 4.Hasil Pengujian Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Kinerja Perusahaan dimoderasi oleh strategi bisnis yang diterapkan
Variabel Independen Hipotesis Koefisien t-statistik Prob
C -0.586456 -2.535563 0.0133**
FAM + 0.119829 1.721786 0.0893*
dSTRA 0.123648 0.774861 0.4409
FAM*dSTRA + -0.049762 -0.457175 0.6489
SIZE 0.072728 1.285799 0.2025
LEV 0.004456 2.203212 0.0307**
GROWTH 0.053831 2.432739 0.0174**
R-square 0.308495
Adjusted R-square 0.252427
24
F-statistik 5.502172
Prob (F-statsitik) 0.000094***
Panel B : ROA sebagai variabel dependen
Variabel Independen Hipotesis Koefisien t-statistik Prob
C -0.145524 -1.119843 0.2664
FAM + 0.093837 0.545205 0.5873
dSTRA -0.049874 -0.736015 0.4640
FAM*dSTRA + 0.127810 1.112877 0.2694
SIZE 0.021093 1.538820 0.1281
LEV 0.012251 9.446104 0.0000***
GROWTH 0.069498 1.994955 0.0497**
R-square 0.615685
Adjusted R-square 0.584525
F-statistik 19.75843
Prob (F-statsitik) 0.000000***
*** signifikan pada α 1%, ** signifikan pada α 5% dan * signifikan pada α 10%
Keterangan:PERFORM adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE yaitureturn on equity yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan jumlah ekuitas, dan ROA yaitureturn on asset yang merupakan rasio antara laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total asset, keduanya digunakan untuk mengukur kinerja FAM adalah kepemilikan keluarga yang diukur dengan % kepemilikan individu ditambah % kepemilikan perusahaan selain perusahaan public, pemerintah, manajemen, institusi lembaga keuangan dan kepemilikan asing. dSTRA adalah strategi bisnis perusahaan merupakan variabel dummy, bernilai = 1 untuk kecenderungan kepada strategi diferensiasi/inovasi, 0 untuk kecenderungan strategi low cost/efisiensi. FAM*dSTRA adalah interaksi antara variabel FAM dengan dSTRA. SIZE adalah ukuran perusahaan yang dihitung dengan menggunakan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan sampel. LEV adalah tingkat leverage yang merupakan rasio antara total hutang dengan total asset, variabel ini digunakan untuk mengukur tingkat risiko perusahaan. GROWTH adalah tingkat pertumbuhan perusahaan, yang dihitung dengan membagi selisih penjualan periode sekarang (t) dengan periode lalu (t-1) dibagi dengan penjulan periode lalu (t-1) .
Tabel 5. Hasil Compare-Mean test terhadap kinerja perusahaan (ROE)
dSTRA N Mean Std.Dev Std.ErrorMean F Sig t-test df Sig
(2-tailed)
ROE 1
0
108
54
.193505
.022497
1.06509
.110222
.1449413
.0212123
1.213 .274 .829 79 .409
Prosedur pengujian H0: mean ROE 1 = mean ROE 0
H1: mean ROE 1 ≠ mean ROE 0
25
Hasil pengujian t-test menunjukkan angka sebesar 0.829 dimana angka ini lebih besar dari 0.05 (α = 5%), maka H0 tidak ditolak yang berarti mean ROE pada strategi 1 (diferensiasi) dan mean ROE pada strategi 0 (low cost) berbeda.