PROFIL DINAS KESEHATAN KAB. BONDOWOSO Th. 2009
BAB IPENDAHULUANPembangunan kesehatan merupakan modal utama
pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. .Dalam mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan berbagai upaya yaitu melalui peningkatan
pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta
lingkungan yang berada disekitarnya.
Agar merata dan terjangkau oleh masyarakat, pelayanan kesehatan
dasar dilaksanakan secara terpadu melalui Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Posyandu, Poskesdes serta pelayanan kesehatan rujukan
melalui Rumah Sakit. Adapun kondisi sarana pelayanan kesehatan
tahun 2008 yaitu terdapat 25 Puskesmas, 63 Puskesmas Pembantu, 157
Polindes, 1.030 Posyandu, 25 unit Puskesmas Keliling, 1 unit mobil
tanki air, 1 unit Kendaraan Bencana, 1 unit mobil operasional
Gudang Farmasi Kabupaten dan 1 unit Puskesmas Keliling Demam
Berdarah.Kondisi kesehatan masyarakat berkaitan dengan adanya
penyakit menular masih diperlukan adanya kewaspadaan dini untuk
mencegah adanya Kejadian Luar Biasa (KLB). Berkaitan dengan adanya
penyakit menular adalah perilaku dan lingkungan yang tidak baik
karena perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya di
masyarakat. Untuk itu kampanye PHBS perlu ditingkatkan. Perubahan
perilaku sebagai hasil kampanye PHBS perlu diikuti dengan
peningkatan sanitasi dan lingkungan, pengawasan kualitas air dan
lingkungan, penyehatan tempat-tempat umum dan makanan serta
minuman.Untuk mengukur keberhasilan program / kegiatan kesehatan
tersebut diperlukan indikator antara lain indikator kinerja dari
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Untuk indikator
kinerja SPM bidang kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 terdiri dari 18
indikator.Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan
hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Nias Selatan Sehat
dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah
Profil Kesehatan , dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil
Kesehatan ini pada intinya berisi berbagai data / informasi yang
menggambarkan tingkat pencapaian Kabupaten dan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sesuai dengan SPM bidang kesehatan. Untuk itu
perlu disusun Profil Kesehatan Kabupaten tahun 2009, dengan
sistematika penyajian :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum Kabupaten Bondowoso
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan
BAB IV : Situasi Upaya Kesehatan
BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
BAB VI : Penutup
Lampiran
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO
A. Kondisi Geografi
Lokasi dan Keadaan GeografiKabupaten Nias Selatan terletak
disebelah Barat Pulau Sumatera jaraknya 92mil laut dari Kota
Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah.Letak Kabupaten Nias Selatan
berada di sebelah Selatan Kabupaten Nias yangberjarak 120 km dari
Gunungsitoli ke Telukdalam (ibukota Kabupaten Nias Selatan).
Luas Wilayah dan Pembagian Daerah AdministrasiKabupaten Nias
Selatan mempunyai luas wilayah 1.825,2 km2 dan wilayah initerdiri
dari 104 buah pulau. Kabupaten Nias Selatan terdiri dari 18
kecamatan,dimana terdapat 2 kelurahan dan 354 desa.Batas
WilayahSebelah Utara dengan Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias
Barat. SebelahSelatan dengan Pulau-pulau Mentawai Propinsi Sumatera
Barat. Sebelah Timurdengan Kabupaten Mandailing Natal dan
Pulau-pulau Mursala Kabupaten TapanuliTengah. Sebelah Barat dengan
Samudera Hindia.
Keadaan TopografiKondisi alam/topografi Kabupaten Nias Selatan
pada umumnya berbukit-bukityang sempit dan terjal serta
pegunungannya diatas permukaan laut bervariasi antara0-800 m,
terdiri dari dataran rendah sampai bergelombang mencapai 20 %,
daritanah bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari
berbukit sampaipegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas
daratan.Kondisi topografi demikian menyulitkan pembuatan
jalan-jalan lurus dan lebar.Oleh karena itu, kota-kota utama
terletak di tepi pantai.
I k l i mKabupaten Nias Selatan terletak di daerah khatulistiwa
dan mempunyai curahhujan yang tinggi. Rata-rata curah hujan
perbulan 298,60 mm dan banyaknya harihujan dalam setahun 250 hari
atau rata-rata 21 hari perbulan pada tahun 2012.Akibat banyaknya
curah hujan maka kondisi alamnya sangat lembab dan basah.Musim
kemarau dan hujan silih berganti dalam setahun.Disamping struktur
batuan dan susunan tanah yang labil mengakibatkanseringnya banjir
Bandang di wilayah ini dan masih terdapat jalan-jalan aspal
yangpatah dan longsor disana sini, bahkan juga terjadi daerah
aliran sungai yangberpindah-pindah.Keadaan iklim dipengaruhi oleh
Samudera Hindia. Suhu udara berkisar antara21,7-31,3 dengan
rata-rata kelembaban udara 88 % dan kecepatan rata-rata angin6
knot. Curah hujan tinggi dan relatif turun hujan sepanjang tahun
dan sering kalidibarengi dengan badai besar. Musim badai laut
biasanya berkisar antara bulanSeptember sampai November, tetapi
kadang terjadi badai pada bulan Juni, jadi cuacabisa berubah secara
mendadak.Pulau - PulauKabupaten Nias Selatan terdiri dari 104 buah
pulau besar dan kecil. Ibukotakabupaten adalah Telukdalam
berkedudukan di Pulau Nias. Jumlah pulau yang dihunisebanyak 21
buah, yang tidak dihuni sebanyak 83 buah.Luas Pulau Pulau Besar : -
Pulau Tanah Bala 39,67 km2- Pulau Tanah Masa 32,16 km2- Pulau Tello
18,00 km2- Pulau Pini 24,36 km2.
Penyebaran Pulau Pulau menurut Kecamatan- Kecamatan Pulau Pulau
Batu = 101 pulau (termasuk Kecamatan Hibala)- Kecamatan Lahusa = 1
pulau- Kecamatan Lolowau = 2 pulau.
B. Kondisi DemografiJumlah penduduk Kabupaten Bondowoso tahun
2009 adalah 737.807 jiwa yang terdiri dari 361.327 jiwa laki-laki
dan 376.480 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten
Bondowoso tahun 2009 sebesar 473 jiwa/km2. Diantara 23 kecamatan
yang ada di Kabupaten Bondowoso, kecamatan Bondowoso mempunyai
jumlah penduduk paling banyak yaitu sebesar 73.870 jiwa dengan
kepadatan penduduk 3.447 jiwa/km2. Sementara itu kecamatan yang
penduduknya paling sedikit adalah kecamatan Sempol dengan jumlah
penduduk sebesar 11.343 jiwa, dengan kepadatan 52
jiwa/km2.Perkembangan Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bondowoso tahun 2007 2009
C. Kondisi Sosial Ekonomi1. Keadaan PendidikanBerdasarkan hasil
Sensus penduduk tahun 2000, penduduk Kabupaten Bondowoso (usia 5
tahun ke atas) :- Tidak tamat/belum tamat SD : 354.208 jiwa
(50,2%)- Tamat SD : 198.458 jiwa (28,1%)- Tamat SLTP : 40.596 jiwa
(5,8%)- Tamat SLTA : 34.293 jiwa (4,9%)- Tamat Akademi/Perguruan
Tinggi : 6.029 jiwa (0,9%)2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
Sebagian besar penduduk Kabupaten Bondowoso adalah petani.
Sedangkan industri yang ada di Kabupaten Bondowoso terdiri dari
industri kecil baik dari sektor usaha makanan dan minuman, sandang
pangan dan kulit, bahan bangunan dan kimia serta dari sektor
pelayanan jasa.Pada tahun 2009, jumlah keluarga miskin (KK miskin)
di Kabupaten Bondowoso adalah 442.247 jiwa. Jumlah ini mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 453.018
jiwa.
Komoditi unggulan d bidanng pertanian yaitujagungubi jalarubi
kayubidang perkebunan kakaokaretkopikelapacengkehnilam pala
pinangbidang perikananprikanan tangkapbudidaya kolam budidaya
lautbidang jasawisata budaya
BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Derajat Kesehatan1. Umur Harapan HidupUmur Harapan Hidup
penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Penduduk laki-laki memiliki umur harapan hidup yang lebih rendah
daripada penduduk perempuan. Berdasarkan Sensus Penduduk 2000 Umur
Harapan Hidup penduduk Indonesia mencapai 67,97 tahun.Sedangkan
menurut Susenas tahun 2006 Umur Harapan Hidup di Propinsi Jawa
Timur adalah 68,25 tahun dan di Kabupaten Bondowoso adalah 61,89
tahun. Umur harapan hidup yang mengalami peningkatan, secara tidak
langsung memberi gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan
kualitas hidup dan kesehatan penduduk Indonesia, sehingga
diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian.
2. MortalitasJumlah lahir hidup sebanyak 10.255 bayi dan jumlah
lahir mati sebanyak 159 bayi. Sedangkan jumlah kematian bayi usia 0
- < 1 tahun sebanyak 213 bayi, kematian balita sebanyak 15
balita dan kematian ibu maternal 21 orang (penyebab langsung 9
orang dan penyebab tak langsung 12 orang).
3. Morbiditasa. Angka Kesakitan Demam Berdarah (DBD) per 100.000
pendudukPenyakit demam berdarah, sampai saat ini masih merupakan
penyakit yang perlu mendapat perhatian, karena daerah penyebarannya
yang luas dan menyerang semua golongan umur serta sering muncul
sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).. Siklus puncak kejadian DBD
yaitu 4 5 tahunan. Jumlah penderita DBD tahun 2009 di Kabupaten
Bondowoso sebanyak 292 kasus
b. Persentase Kesembuhan TB ParuIndonesia merupakan negara
dengan kasus TB paru terbesar ke-3 di dunia (menurut WHO).
Berdasarkan laporan tribulan TB Paru, jumlah penderita TB Paru
positif (+) di Kabupaten Bondowoso tahun 2009 adalah 613 penderita
dan semuanya telah diobati dan yang telah sembuh pada tahun 2009
sebanyak 501 penderita (85,06%). Kesembuhan penderita TB Paru ini
sangat ditentukan oleh ketaatan penderita dalam meminum obat TB
Paru.
c. Persentase penderita HIV/AIDS terhadap penduduk
beresikoPenyakit HIV/AIDS merupakan penyakit pandemi pada semua
kawasan, dalam beberapa tahun ini penyakit HIV/AIDS menunjukkan
adanya peningkatan yang mengkhawatirkan. Kejadian kasus HIV/AIDS di
Kabupaten Bondowoso pada tahun 2009 sebanyak 15 kasus/penderita dan
ditangani semua.d. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada anak
usia 15 tahun per 100.000 penduduk usia < 15 tahunIndikator
untuk menilai keberhasilan program eradikasi polio adalah kejadian
kasus AFP. Kejadian kasus AFP di Kabupaten Bondowoso pada tahun
2009 sebanyak 10 kasus. Angka kesakitan AFP di Kabupaten Bondowoso
pada tahun 2009 sebesar 5,89 (jumlah penduduk usia