Top Banner
PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI K I P A SRI HARIYADI KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI 2014
89

Sri hariyadi kipa 2014

Nov 29, 2014

Download

Documents

Sri Hariyadi

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sri hariyadi kipa 2014

PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA

TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI

K I P A

SRI HARIYADI

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI

2014

Page 2: Sri hariyadi kipa 2014

PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA

TANAMAN KANGKUNG DI KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI

K I P A

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)

Pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Manokwari

SRI HARIYADI

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI

2014

Page 3: Sri hariyadi kipa 2014

LEMBAR PENGESAHAN

J u d u l : PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA

SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN

HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KANGKUNG DI

KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN

KABUPATEN MANOKWARI

N a m a : SRI HARIYADI

NIRM : 11.1.6.10.0267

Jurusan : PENYULUHAN PERTANIAN

Disetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si

NIP. 19620110 198203 1 007

Pembimbing II

Ir. La Hambui Semahu, MP

NIP. 19581214 198903 1 001

Mengetahui

Ketua STPP Manokwari

DR. Drs. Susanto, M.Si. NIP. 19580514 198202 1 001

Page 4: Sri hariyadi kipa 2014

J u d u l : PEMANFAATAN DAUN GAMAL DAN DAUN MIMBA

SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN

HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN KANGKUNG DI

KELURAHAN ANDAY DISTRIK MANOKWARI SELATAN

KABUPATEN MANOKWARI

N a m a : SRI HARIYADI

NIRM : 11.1.6.10.0267

Jurusan : PENYULUHAN PERTANIAN

Telah dipertahankan didepan TIM Penguji

Pada Tanggal 12 Juli 2014

dan dinyatakan lulus

Penguji Tanda Tangan

1. Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si

NIP. 19620110 198203 1 007

.............................................

2. Ir. La Hambui Semahu, MP

NIP. 19581214 198903 1 001

.............................................

3. Benang Purwanto, SP, MP NIP. 19750224 200312 1 007

.............................................

Page 5: Sri hariyadi kipa 2014

M O T T O

Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah yang

terbaik dari Alloh dan aku percaya Alloh akan selalu memberikan

yang terbaik untukku pada waktu yang telah Alloh tetapkan.

Karya ini Daku persembahkan kepada:

Seluruh keluargaku tanpa kecuali yang telah memberikan bantuan

lahir dan bathin yang tak ternilai harganya, istri tercinta… dan

anak-anak tercinta ….yang telah kutinggalkan demi mengejar cita-

cita. Doanya…, dukungannya…… memberikan motivasi untuk

terus melangkah hingga sampai pada saatnya dan kembali

bersamanya.

Kepada rekan-rekan sejawat di Badan Pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Nabire, juga seluruh Dosen dan

Civitas Akademika di STPP Manokwari tanpa kecuali, kami ucapan

terima kasih atas segala perhatian dan bantuannya selama ini,

semoga Alloh memberikan balasan pahala yang lebih baik.

Khusus kepada Dosen Pembimbing KIPA Bpk. Yohanis Y.

Makabori, SP, M.Si dan Bpk.Ir. La Hambui Semahu, MP yang

sekaligus selaku Dosen Konselor/Wali, saya ucapkan terima kasih

dan mohon maaf jika selama ini banyak kata dan tingkah laku yang

kurang berkenan.

Tak lupa buat teman-teman seangkatan reguler tahun 2010

terimakasih atas kebersamaannya selama ini..

Page 6: Sri hariyadi kipa 2014

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di suatu desa yang jauh dari

keramaian, dengan suasana pedesaan yang kental, tepatnya di

Desa Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan,

Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 22 Maret 1972. Penulis

merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Lahir dari

pasangan Ayahanda Sadi Heru Pranoto (Almarhum) dan

Ibunda Suparmi.

Lulus pendidikan tingkat dasar dari Sekolah Dasar Inpres Prafi 5

Kecamatan Manokwari pada tahun 1985, lulus pendidikan menengah tingkat

pertama dari SMP Negeri 2 Warmare pada tahun 1988, lulus pendidikan sekolah

lanjutan tingkat atas dari Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Manokwari

program studi Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 1991.

Meniti Karier dimulai pada Tahun 1993, sebagai Penyuluh Pertanian

Lapangan dengan status Honorer yang ditempatkan pada Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Kabupaten Paniai Propinsi Irian Jaya waktu itu. Pada bulan

Desember Tahun 2000 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

Daerah dan menjadi pegawai negeri sipil tahun 2002 dan bekerja di Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, kabupaten Nabire. Pada tahun

2009 dimutasikan ke Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Nabire.

Penulis menikah pada bulan September tahun 2000 dengan Yuliyanti dan

telah dikaruniai 2 orang anak putra dan putri yaitu Rojil Gufron Ramdani dan

Rahma Megarani.

Pada bulan September tahun 2010 mendapat kesempatan tugas belajar di

STPP Manokwari Program Diploma IV (D-IV). Penulis lulus pada Juli 2014 dan

mendapat gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di bidang Penyuluhan Pertanian.

Manokwari, Juli 2014

Penulis

Page 7: Sri hariyadi kipa 2014

ABSTRAK

Sri Hariyadi, 2014. Pemanfaatan Daun Gamal dan Daun Mimba Sebagai

Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Ulat Grayak pada Tanaman

Kangkung di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten

Manokwari Provinsi Papua Barat di bawah bimbingan Yohanis Yan

Makabori dan La Hambui Semahu.

Kegiatan kajian materi penyuluhan dalam bentuk demplot dilaksanakan di

Kelurahan Anday Distrik Manokwari selatan pada bulan Maret – Mei 2014.

Kegiatan kajian materi penyuluhan bertujuan untuk mengetahui konsentrasi

pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan

hama ulat grayak pada tanaman kangkung di Kelurahan Anday Distrik

Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari.

Kegiatan penyuluhan dilakukan terhadap 15 orang petani di Kelurahan

Anday. Pelaksanaan penyuluhan pada tanggal 07 Mei 2014 dengan metode

pendekatan kelompok dan teknik ceramah dan demostrasi cara sedangkan

metode pendekatan individu (perorangan) dilakukan dengan teknik diskusi pada

saat anjangsana (kunjungan rumah).

Hasil kajian materi penyuluhan dalam bentuk demplot mengenai penerapan

pestisida nabati daun gamal dan daun mimba pada tanaman kangkung dengan

konsentrasi 1 : 4 (1 liter pestisida nabati : 4 liter air) diketahui tingkat serangan

hama ulat grayak pada tanaman kangkung cukup rendah yaitu rata-rata gejala

serangan 2,18%.

Hasil evaluasi kegiatan penyuluhan mengenai efektifitas pencapaian tujuan

penyuluhan di lihat dari aspek sumber penyuluhan adalah 96,65% dengan

katagori sangat efektif. Sedangkan efektifitas pencapaian tujuan penyuluhan di

lihat dari aspek materi, metode dan media penyuluhan adalah 91,3% dengan

kategori sangat efektif. Hal ini dipengaruhi oleh kesiapan sumber dalam

menyampaikan materi penyuluhan.

Page 8: Sri hariyadi kipa 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Ilmiah

Penugasan Akhir (KIPA) ini dengan baik. Penyusunan Karya ilmiah Penugasan

Akhir (KIPA) ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sains Terapan (S.ST) pada Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)

Manokwari dengan jenjang pendidikan (D-IV).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan sumbangsih, baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyusunan KIPA ini antara lain:

1. DR, Drs, Susanto, M.Si selaku Ketua STPP Manokwari.

2. Benang Purwanto, SP, MP selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.

3. Yohanis Y. Makabori, SP, M.Si selaku dosen pembimbing I.

4. Ir. La Hambui Semahu, MP. selaku dosen pembimbing II.

5. Ir. Nani Zurahmah, MP beserta Staf Instalasi Perpustakaan STPP

Manokwari.

6. Kepala Kelurahan Anday beserta staf yang telah mengijinkan pelaksanaan

KIPA ini.

7. Kepala Distrik Manokwari selatan beserta staf atas kerjasamanya dalam

kajian penyuluhan dan aplikasi penyuluhan di lapangan.

Akhirnya semoga KIPA ini bermanfaat bagi kita semua dan apabila

terdapat kekurangan dalam tulisan ini maka kritik dan saran dari pembaca secara

umum untuk perbaikan tulisan ini sangat penulis harapkan.

Manokwari, Juli 2014

Penulis

Page 9: Sri hariyadi kipa 2014

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... i DAFTAR TABEL .................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v

I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Tujuan ....................................................................................... 4 D. Manfaat ..................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5 A. Aspek Teknis ............................................................................. 5

1. Kaji Terap .............................................................................. 5 2. Pestisida Nabati .................................................................... 5 3. Tanaman Gamal ................................................................... 7 4. Tanaman Mimba ................................................................... 8 5. Tanaman Kangkung .............................................................. 10 6. Hama Ulat Grayak ................................................................. 12

B. Aspek Penyuluhan .................................................................... 13 1. Pengertian Penyuluhan ......................................................... 13 2. Tujuan Penyuluhan ............................................................... 13 3. Sasaran Penyuluhan ............................................................. 13 4. Materi Penyuluhan ................................................................ 14 5. Metode Penyuluhan .............................................................. 15 6. Media Penyuluhan ................................................................ 15 7. Evaluasi Penyuluhan ............................................................. 15

C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 16

III. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 18 A. Waktu dan tempat .................................................................... 18 B. Alat dan Bahan ......................................................................... 18 C. Pelaksanaan Kajian ................................................................. 18

1. Pelaksanaan Kajian Materi Penyuluhan ................................ 18 2. Pelaksanaan kajian Penyuluhan ........................................... 20

D. Jenis dan Sumber data ............................................................. 20 E. Teknik Penarikan Sampel .......................................................... 21

1. Sampel Kajian Materi Penyuluhan ........................................ 21 2. Sampel Kajian Pelaksanaan Penyuluhan ............................. 21

F. Variabel dan Pengukuran .......................................................... 22 1. Variabel dan Pengukuran Kajian Materi Penyuluhan ............ 22 2. Variabel dan Pengukuran Kajian Pelaksanaan penyuluhan .. 22

Page 10: Sri hariyadi kipa 2014

ii

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 23 1. Teknik Analisis Data Kajian Materi Penyuluhan .................... 23 2. Teknik Analisis Data Kajian Pelaksanaan Penyuluhan ......... 23

H. Rancangan Penyuuhan ............................................................. 25 1. Sasaran Penyuluhan ............................................................. 25 2. Materi Penyuluhan ................................................................ 25 3. Tujuan Penyuluhan ............................................................... 25 4. Metode dan Teknik Penyuluhan ............................................ 26 5. Materi penyuluhan ................................................................. 26 6. Evaluasi Penyuluhan ............................................................. 26

I. Devisi Operasional .................................................................... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 28 A. Keadaan Umum Wilayah ........................................................... 28

1. Letak dan Luas Wilayah ........................................................ 28 2. Iklim ....................................................................................... 28 3. Topografi ............................................................................... 28 4. Keadaan Penduduk ............................................................... 29 5. Keadaan Pertanian ............................................................... 31 6. Sarana dan Prasarana Umum ............................................... 33

B. Identifikasi Permasalahan ......................................................... 34 C. Profil Responden ....................................................................... 35 D. Kajian Materi Penyuluhan.......................................................... 35

1. Hasil pengamatan gejala serangan hama ulat grayak .......... 36 2. Potensi Agribisnis Tanaman Kangkung ................................ 41

V. Pelaksanaan Penyuluhan .............................................................. 43 A. Kegiatan Penyuluhan ................................................................ 43 B. Evaluasi Penyuluhan ................................................................. 44

1. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan .................................... 44 2. Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Media Penyuluhan ....... 46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51 A. Kesimpulan .............................................................................. 51 B. Saran ........................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 53 LAMPIRAN........................................................................................... 55

Page 11: Sri hariyadi kipa 2014

iii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur ........................................... 29

2. Klasifikasi penduduk berdasarkan pendidikan ................................. 29

3. Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ....................... 30

4. Komoditi Utama Kelurahan Anday ................................................... 31

5. Komoditi Buah – buahan dan Perkebunan ...................................... 32

6. Jenis Ternak Pemeliharaan ............................................................. 32

7. Sarana dan Prasarana Umum ......................................................... 33

8. Kelembagaan Kelurahan ................................................................. 34

9. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada

umur 10 hari ................................................................................... 36

10. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada

umur 17 hari setelah tanam ............................................................. 37

11. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada

umur 24 hari setelah tanam ............................................................. 38

12. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung

dalam 3 kali pengamatan................................................................. 39

13. Penilaian Responden Terhadap Aspek Sumber Penyuluhan ......... 45

14. Efektifitas pencapaian aspek sumber penyuluhan ......................... 45

15. Penilaian Responden Terhadap Aspek materi, metode dan

media penyuluhan ........................................................................... 46

16. Efektifitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,

metode dan media penyuluhan ...................................................... 47

Page 12: Sri hariyadi kipa 2014

iv

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Kerangka pikir kajian penyuluhan ................................................. 17

2. Denah Petak Perlakuan ................................................................ 19

3. Grafik Perbedaan presentase gejala serangan hama ulat grayak

pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan ................... 39

4. Grafik Perbedaan rata-rata presentase gejala seranga hama ulat

grayak dalam 5 perlakuan ........................................................... 40

Page 13: Sri hariyadi kipa 2014

v

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Jadwal Kegiatan KIPA ................................................................... 55

2. Lembar Persiapan Menyuluh ......................................................... 56

3. Kuisioner........................................................................................ 57

4. Folder ............................................................................................ 59

5. Daftar Indentitas/Profil responden ................................................. 60

6. Undangan Kegiatan Penyuluhan ................................................... 61

7. Daftar Hadir Penyuluhan ............................................................... 62

8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Sumber Penyuluhan .............. 64

9. Rekapitulasi Hasil Penilaian aspek Materi, Media dan Metode

Penyuluhan .................................................................................... 65

10. Jadwal Kegiatan Kajian Materi Penyuluhan ....................................... 66

11. Data Curah Hujan (BMKG Rendani) .............................................. 67

12. Peta Tempat Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Di Kelas

Lapangan Lahan Praktik Stpp di Kelurahan Anday ...................... 68

13. Surat Keterangan ......................................................................... 69

14. Surat Ijin Pelaksanaan Kajian/Demplot dan Penyuluhan ............... 71

15. Visualisasi Kajian Materi Penyuluhan ............................................ 73

16. Visualisasi Pelaksanaan Penyuluhan ............................................ 75

Page 14: Sri hariyadi kipa 2014

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kangkung (Ipomoea reptans) adalah jenis sayuran daun yang

dimanfaatkan atau di konsumsi segar sebagai lalapan dan sayuran

penyegar. Sayuran ini banyak mengandung Vitamin A dan Vitamin C

dengan sumber mineral terutama fosfor dan kalsium yang sangat

dibutuhkan bagi tubuh manusia (Rukmana,2005).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2012) luas produksi

tanaman kangkung di Indonesia tahun 2011 adalah 320.093 ton dengan

luas panen 53.352 Ha, dengan prodoktivivitas 6,00 ton/ha. Produksi

kangkung di Papua Barat pada tahun 2011 dengan luas panen 498 Ha

sebesar 2.900 ton, dengan produktivitas 5,82 ton/ha. Selanjutnya data dari

Badan Pusat Statistik (2013) di Kabupaten Manokwari pada tahun 2012

luas Panen tanaman kangkung 77 Ha, produksi mencapai 400 ton,

dengan produktivitas 5,20 ton/ha. Data tersebut menunjukkan bahwa

produkstivitas tanaman kangkung di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten

Manokwari tergolong sedikit rendah bila dibanding dengan produktivitas

nasional.

Seiring dengan majunya peradaban manusia dalam melakukan

kegiatan bercocok tanam, usaha untuk memperoleh hasil maksimal telah

dilakukan, namun hasilnya selalu belum memuaskan. Setelah dilakukan

pengamatan maka diketahui penyebabnya berkurangnya hasil usaha tani

karena faktor biotis dan abiotis, faktor abiotis itu berupa gangguan yang

disebabkan oleh faktor fisik atau kimia, seperti keadaan tanah, iklim dan

bencana alam. Sedangkan faktor biotis adalah mahluk hidup yang

menimbulkan kerusakan pada tanaman, seperti manusia, hewan/binatang,

serangga, jasad mikro ataupun submikro dan sebagainya. Setelah

diketahui kedua faktor tersebut sebagai pembatas, maka usaha untuk

meningkatkan dan mengurangi kehilangan hasil mulai dilaksanakan.

Page 15: Sri hariyadi kipa 2014

2

Petani di propinsi papua barat dan khususnya di Kabupaten

Manokwari masih menggunakan pestisida sintetis untuk pengendalian

berbagai jenis organisme pengganggu tanaman di lahan pertaniannya

kususnya tanaman kangkung, karena pestisida sintetis mudah didapat,

tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Berdasarkan data dari

BPTPH Provinsi Papua Barat Jumlah pestisida sintetis yang beredar di

Kabupaten Manokwari sampai dengan tahun 2013 adalah berjumlah 146

jenis, dan ada 48 penjual/pengecer pestisida sintetis. Menurut

Sastrodiharjo (1993), Penggunaan pestisida sintesis yang berlebihan akan

menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan diantaranya

adalah dapat meracuni manusia dan hewan domestik, meracuni

organisme yang berguna, misalnya musuh alami hama, lebah dan

serangga yang membantu penyerbukan, mencemari lingkungan dengan

segala akibatnya, termasuk residu pestisida. Hasanunin (2003)

mengatakan, Mengatasi dampak negatif penggunaan pestisida kimia,

dapat digunakan pestisida alami atau bahan-bahan nabati. Indonesia

cukup kaya akan potensi tanaman penghasil racun untuk memberantas

organisme pengganggu tanaman. Tumbuhan anti hama atau penghasil

racun untuk memberantas organisme pengganggu harus memenuhi

kriteria sebagai berikut: merupakan tanaman tahunan, memerlukan sedikit

ruang, tenaga kerja, pupuk, dan air, bukan merupakan tanaman inang

atau sumber hama lain, memiliki kegunaan lain selain sebagai pestisida

alami, dan bahan anti hama dapat diambil tanpa mematikan tanaman

yang bersangkutan.

Menurut Setiawati,dkk (2008), Lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari

berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida

nabati. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili

tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati

antara lain Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan

Rutaceae. Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis tumbuhan

tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida,

Page 16: Sri hariyadi kipa 2014

3

bakterisida, mitisida maupun rodentisida. Jenis pestisida yang berasal dari

tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggal petani, dapat

disiapkan dengan mudah menggunakan bahan serta peralatan

sederhana.

Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat yang membudidayakan

sayuran dalam skala yang cukup besar. Semakin meningkatnya jumlah

penduduk yang berdomisili di Kabupaten Manokwari, maka semakin

banyak pula tingkat konsumsi sayuran yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Di Kelurahan Anday adalah salah satu Kelurahan yang berada di Distrik

Manokwari Selatan, petani di Kelurahan Anday telah mengalami kerugian

yang cukup besar yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah faktor-faktor lingkungan karena penggunaan bahan kimia yang

berlebihan dan tanaman kangkung yang diusahakan terserang hama ulat

grayak. Salah satu alternatif pengendalian hama yang murah, praktis dan

relatif aman terhadap lingkungan saat ini adalah pestisida nabati.

Secara umum di Kelurahan Anday belum mengetahui tentang

pestisida nabati yang dapat digunakan sebagai racun pengganti pestisida

kimia, artinya petani tidak secara terus menerus menggunakan pestisida

kimia tetapi dapat menggunakan pestisida nabati sebagai alternatif untuk

mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung yang sedang

diusahakan, sehingga dapat meningkatkan produksi. Selain hama ulat

grayak ada hama-hama lain yang menyerang tanaman kangkung yaitu

hama kutu daun dan Aphis gossypii. Oleh karena itu kegiatan

penyuluhan perlu dilakukan, baik melalui metode penyuluhan ataupun

metode kajian materi penyuluhan untuk dapat menentukan Dosis pestisida

nabati yang efektif untuk mengendalikan hama OPT pada tanaman

kangkung, agar didapatkan materi penyuluhan yang sesuai dengan

wilayah agroklimat dimana kajian materi dilaksanakan.

Page 17: Sri hariyadi kipa 2014

4

B. Rumusan Masalah

1. Berapa konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang

efektif untuk mengendalikan hama hama ulat grayak pada tanaman

kangkung sesuai wilayah agroklimat dimana kajian dilaksanakan di

Kelurahan Anday?

2. Bagaimana efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan pestisida

nabati daun gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat

grayak pada tanaman kangkung ditinjau dari aspek sumber

penyuluhan, dan aspek materi, media dan metode penyuluhan?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dengan daun

mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung di Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan

Kabupaten Manokwari.

2. Untuk mengkaji efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan pestisida

nabati daun gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat

grayak pada tanaman kangkung ditinjau dari aspek sumber

penyuluhan, dan aspek materi, media dan metode penyuluhan. .

D. Manfaat

1. Menambah pengetahuan dan wawasan petani dan masyarakat

tentang pemanfaatan daun gamal dengan daun mimba sebagai

pestisida nabati.

2. Sebagai bahan informasi kepada petani dan masyarakat tentang

pemanfaatan daun gamal dengan daun mimba sebagai pestisida

nabati.

3. Secara akademik hasil kajian ini diharapkan dapat menambah

kepustakaan dalam bidang pestisida nabati.

4. Bagi penentu kebijakan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan rekomendasi alternatif.

Page 18: Sri hariyadi kipa 2014

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek Teknis

1. Kaji Terap

Kaji-terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan

kemampuan petani nelayan dalam memilih paket teknologi usaha tani

yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau

dianjurkan, yang pelaksaannya dilakukan oleh kontak tani-nelayan di

lahan usaha tani-nelayannya dengan bimbingan penyuluh pertanian.

Tujuan kaji terap: 1) Meyakinkan paket teknologi usaha tani yang paling

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi usaha tani-

nelayan dan sosial ekonomi petani nelayan di wilayah tertentu; 2)

Mempercepat penyebaran informasi teknologi pertanian yang telah

direkomendasikan secara umum. Sedangkan kegunaan kaji terap: 1)

Mengurangi resiko kegagalan usaha tani nelayan melalui pemilihan

teknologi yang paling sesuai dengan usaha tani terpadu; 2)

Meningkatkkan keyakinan kontak taninelayan mengenai teknologi

pertanian yang karena diterapkan oleh petaninelayan; 3) Meningkatkan

efisiensi usaha taninelayan dan informasi pertanian; 4) Menghimpun dan

memberikan umpan balik kepada lembaga penelitian, dan direktorat teknis

lingkup pertanian; 5) Menyiapkan kontak tani nelayan untuk menjadi

demonstrator yang bersifat motivator dan atau pelatih bagi taninelayan; 6)

Mengembangkan kemampuan penyuluh. Keunggulan dari kaji terap

adalah: a) Dapat merangsang kontak taninelayan atau petani nelayan

lainnya untuk menerapkan paket teknologi tersebut, b) Keberhasilan

anjuran cukup besar, sedangkan kelemahan kaji terap adalah : a) Kurang

dapat menyerap peserta, b) Membutuhkan biaya yang besar. (Zaenudin,E

2012).

2. Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tanaman atau tumbuhan. Pestisida nabati dapat membunuh atau

Page 19: Sri hariyadi kipa 2014

6

mengganggu serangga, hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik

yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.

Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu:

a) Merusak perkembangan telur, larva dan pupa.

b) Menghambat pergantian kulit.

c) Menggangu komunikasi serangga.

d) Menyebabkan serangga menolak makan.

e) Menghambat reprodusi serangga betina.

f) Mengurangi napsu makan.

g) Memblokir kemampuan makan serangga.

h) Mengusir serangga.

i) Menghambat perkembangan pathogen penyakit

Pestisida nabati mempunyai beberap keunggulan dan kelemahan.

Keunggulan pestisida nabati adalah:

1) Murah dan mudah dibuat oleh petani.

2) Relatif aman terhadap lingkungan.

3) Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.

4) Sulit menimbulkan kekebalan pada hama.

5) Kompetibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

6) Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu

pestisida kimia.

Sementara kelemahannya adalah:

1) Daya kerjanya relatif lambat.

2) Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.

3) Tidak tahan terhadap sinar matahari.

4) Kurang praktis.

5) Tidak tahan disimpan.

6) Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang (Subiyanto S,

2005).

Menurut Setiawati, dkk (2008), lebih dari 1500 jenis tumbuhan dari

berbagai penjuru dunia diketahui dapat digunakan sebagai pestisida

Page 20: Sri hariyadi kipa 2014

7

nabati. Di Filipina tidak kurang dari 100 jenis tumbuhan telah diketahui

mengandung bahan aktif insektisida. Di Indonesia terdapat 50 famili

tumbuhan penghasil racun. Selain bersifat sebagai insektisida, jenis-jenis

tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida, virusida,

nematisida, mitisida, bakterisida, maupun rodentisida. Pestisida nabati

dapat berfungsi sabagai, penghambat napsu makan, penolak, penarik,

menghambat perkembangan, pengaruh langsung sebagai racun dan

mencegah peletakan telur.

Menurut Rachmawaty dan Korlina (2009), Pestisida nabati dapat

dibuat dengan menggunakan teknologi yang sederhana yang dikerjakan

oleh kelompok tani atau petani perorangan. Pestisida nabati yang dibuat

secara sederhana hasilnya dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman,

ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa akar, umbi, batang,

daun, buah dan biji. Apabila dibandingkan dengan pestisida kimia,

penggunaan pestisida nabati relative aman dan murah. Beberapa

tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati, yang dapat

dibuat melalui teknologi yang sederhana adalah Mimba, biji srikaya, sirih,

gamal dan lain-lain

3. Tanaman Gamal (Gliricidia sepium)

Menurut Setiawati,dkk (2008), Gamal (Gliricidia sepium) mempunyai

ciri – ciri: Batang tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi

2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau

tanpa cabang di dekat pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan

dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun majemuk

menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7- 17 helai daun. Helai daun

berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat.

Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah

sampai kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga

tegak.

Page 21: Sri hariyadi kipa 2014

8

Gamal merupakan tumbuhan asli dari Pantai Pasifik di Amerika

Tengah dan telah lama dibudidayakan serta di daerah tropis Meksiko,

Amerika Tengah dan Selatan. Jenis ini juga telah ditanam di wilayah

Caribbean dan Afrika Barat. Pada awal tahun 1600-an, para penjajah

Spanyol mengintroduksi Gamal ke Filipina, sedangkan pada tahun 1800-

an masuk ke Sri Lanka. Sejak saat itu, jenis tumbuhan ini tersebar hingga

mencapai negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia (sekitar 1900),

Malaysia, Thailand dan India. Gamal tumbuh pada berbagai habitat dan

jenis tanah, mulai pasir sampai endapan alluvial di tepi danau, pada curah

hujan 600-3500 mm/th dan ketinggian 0-1200 m dpl. Gamal mengandung

dicoumerol, prussic acid, alkaloid dan senyawa pengikat protein yang juga

tergolong zat anti nutrisi serta tannin. Kandungan Gizi adalah 3 – 6,4%

Nitrogen, 0,31% P, 0,77% K, 15 – 30% serat kasar dan 10% Abu. Sumber

lain menyebutkan bahwa gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu

22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi.

Kandungan aktif daun gamal adalah tanin. Ekstrak daun gamal

efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Menurut Wowiling

(2003) dari hasil beberapa pengkajian dari tanaman yang telah terserang

hama setelah dilakukan pengendalian secara nabati dengan jenis

tanaman tertentu bisa mengendalikan hama dengan prosentase yang

berbeda tergantung jenis hama dan tanamannya dimana kisaran

prosentase pengendaliannya adalah antara 20% - 75%.

4. Tanaman Mimba (Azadirachta indica A)

Menurut Setiawati,dkk (2008), Tanaman Mimba mempunyai nama

ilmiah Azadirachta indica A, termasuk kedalam famili Meliaceae. Tanaman

mimba berbentuk pohon dengan ketinggian antara 10 - 15 meter,

mempunyai batang yang tegak dan mengandung kayu berbentuk bulat

dengan permukaan batang yang kasar. Daun berbentuk daun majemuk

dengan anak daun letaknya berhadapan, daun berbentuk lonjong dengan

tepi bergerigi, ujung lancip dengan pangkal meruncing. Tulang daun

Page 22: Sri hariyadi kipa 2014

9

menyirip dengan panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm. Daun mempunyai tangkai

yang panjang dengan kisaran 8 -20 cm, daun berwarna hijau. Tanaman

mimba mempunyai bunga majemuk dan berkelamin dua. Bunga terletak

diujung cabang, dengan tangkai silindris, panjang antara 8 - 15 cm,

kelopak bunga berwarna hijau. Mahkota bunga halus dan berwarna putih,

benang sari silindris dan berwarna putih kekuningan. Putik lonjong dan

berwarna coklat muda. Buah berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Biji

bulat telur dengan diameter 1 cm dan berwarna putih. Tanaman mimba

tumbuh baik didaerah panas dengan ketinggian sampai dengan 700

meter. Tanaman ini tahan terhadap cekaman air. Pada daerah yang

banyak hujan bagian vegetatif tumbuh subur, tapi sulit untuk

menghasilkan biji. Bahan tanaman yang dipergunakan untuk pestisida

berasal dari daun dan biji. Secara sederhana daun dan biji dihaluskan

kemudian dicampur dengan pelarut sehingga menjadi ekstrak. Kandungan

aktif dari tanaman Mimba diantaranya mengandung azadirachtin,

meliantriol, salanin dan nimbin. Azadirachtin mengandung sekitar 17

komponen yang berperan sebagai pestisida. Biji mengandung minyak

sebesar 35 - 45 persen. Bahan aktif ini mengganggu hama pada proses

makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya. Azadirachtin berperan

dapat menghambat hormon ecdyson yaitu suatu hormon yang dapat

menhambat kerja hormon berperan dalam sebagai penurun nafsu makan,

yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat nenurun walaupun

serangga tersebut belum mati. Meliantriol berperan sebagai penghalau

dengan demikian serangga enggan mendekati zat tersebut. Nimbin

berperan sebagai anti mikroorganisme seperti anti virus, bakterisida,

fungisida sangat bermanfaat untuk mengendalikan penyakit tanaman.

Menurut Indiati, 2009 dalamTora.D (2013), Insektisida nabati dengan

bahan aktif azadirachtin efektif terhadap ulat grayak. Serbuk biji mimba

(50 g/l air) mampu mematikan ulat instar III sebesar 67% - 83% Insektisida

ini memiliki sifat, antara lain persistensinya singkat sehingga diperlukan

aplikasi berulang agar mencapai keefektifan maksimal

Page 23: Sri hariyadi kipa 2014

10

5. Tanaman Kangkung

a. Morfologi Tanaman Kangkung

Kangkung (Ipomoea reptans) adalah jenis sayuran daun yang

dimanfaatkan atau di konsumsi segar sebagai lalapan dan sayuran

penyegar. Sayuran ini banyak mengandung Vitamin A dan Vitamian C

dengan sumber mineral terutama fosfor dan kalsium yang sangat

dibutuhkan bagi tubuh manusia (Rukmana,2005 ).

Selanjutnya menurut Rukmana, (2005) Kangkung merupakan

tanaman yang banyak diual di pasar. Kangkung banyak terdapat di

kawasan Asia dan merupakan tanaman yang dapat dijumpai diberbagai

kawasan berair. Tanaman ini baru mendapatkan perhatian untuk

dibudidayakan setelah diketahui mempunyai manfaat sebagai bahan

makanan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang baik. Di samping itu,

tanaman kangkung diketahui juga memiliki manfaat untuk pengobatan

(terapi) berbagai macam penyakit. Bahan yang dikandung oleh kangkung

memiliki manfaat untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan dan

antiracun. Tanaman kangkung sudah mulai dibudidayakan sejak kurang

lebih 2.500 tahun yang lalu, dengan dibuktikan terdapatnya

tulisan purbakala mengenai tanaman ini sekitar 500 tahun SM).

Kangkung dalam sistematika tumbuhan diklasifikasi sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyte (tanaman berbiji)

Sub-divisio : Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoae

Spesies : Ipomoae reptans.

Dari suku kangkung-kangkungan ini masih terdapat beberapa jenis

lainnya seperti kangkung hutan atau kangkung pagar rimcik bumi

dan I. tribola L. yang tumbuh liar di hutan. Kangkung merupakan tanaman

menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman

kangkung tingginya 45 cm atau apabila dibiarkan memanjang dapat

Page 24: Sri hariyadi kipa 2014

11

sampai 2 meter. Secara morfologi, beberapa organ penting yang terdapat

pada kangkung adalah sebagai berikut.

1) Daun

Tangkai daun melekat pada buku batang dan di ketiak daunnya

terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi perkecambahan baru.

Bentuk daun kangkung umumnya seperti jantung hati ujung runcing atau

tumpul. Daun kangkung memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang

beragam pada varietasnya. Misalnya, jenis kangkung air memiliki bentuk

daun agak panjang dengan ujung yang tumpul, berwarna hijau-kelam,

sedangkan kangkung darat meiliki bentuk daun panjang dengan ujung

runcing.

2) Batang

Batang kangkung berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak

mengandung air, dan berlubang. Batang kangkung tumbuh merambat.

3) Akar

Kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang

akarnya akan menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai

kedalaman 60-100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100-

150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air.

4) Buah

Buah kangkung berbentuk polong, bulat, seperti telur. Di dalam

polong berisi tiga butir biji yang berukuran sangat kecil.

5) Biji

Biji kangkung berbentuk persegi atau agak bulat, berwarna, coklat

atau kehitaman. Biji kangkung merupakan biji tertutup dan berkeping dua,

dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

6) Bunga

Bunga kangkung berbentuk seperti terompet. Mahkota bunga

setiap jenis kangkung berbeda, kangkung air berwarna putih kemerahan

dibagian tengahnya, sedangkan bunga kangkung darat berwarna putih

polos.

Page 25: Sri hariyadi kipa 2014

12

b. Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat

bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara.

Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5000 mm per tahun, sedangkan

temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat.

Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap

kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam di

berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Menurut Rukmana (2005),

Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya

kangkung, yaitu kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di

dataran rendah sampai di dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 m dpl., dan

diutamakan lokasi lahannya terbuka dan mendapat sinar matahari yang

cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi), kangkung akan tumbuh

memanjang (tinggi) namun sangat kurus.

6. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Ciri-ciri hama :Ngengat dengan sayap bagian depan berwarna coklat

atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputihan, aktif pada

malam hari, Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat

pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning-kuningan,

berkelompok (masing-masing berisi 25 – 500 butir) tertutup bulu seperti

beludru, Larva mempunyai warna yang bervariasi, yang baru menetas

berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan

hidup berkelompok, Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama

stadium telur 2 – 4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20 – 46 hari, pupa

8 – 11 hari). Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang

hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab), Larva yang masih

kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. Yaitu

memakan daun, sehingga daun kangkung menjadi berlubang-lubang,

sedang larva berada di permukaan bawah daun, Biasanya ulat berpindah

ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar, Serangan

Page 26: Sri hariyadi kipa 2014

13

umumnya terjadi pada musim kemarau, selain kangkung juga menyerang

tomat, kubis, dan tanaman lainnya (Kalshhoven 1981 dalam Hakim, L

2011).

B. Aspek Penyuluhan

1. Pengertian Penyuluhan

Menurut Mardikanto (2009), penyuluhan sebagai proses

penerangan/pemberian penjelasan. Penyuluhan yang bersasal dari kata

“suluh” atau obor, sekaligus sebagai terjemahan dari kata “voorlichting”

dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang

bagi yang dalam kegelapan, sehingga penyuluhan juga sering diartikan

sebagai kegiatan penerangan. Sebagai proses penerangan kegiatan

penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan, tetapi juga

menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada

kelompok-sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan

(beneficiaries) sehingga mereka benar-benar memahaminya seperti yang

dimaksudkan oleh penyuluh atau juru penerangnya.

2. Tujuan Penyuluhan

Menurut Suriatna (1988), tujuan penyuluhan pertanian adalah

membantu masyarakat tani untuk memecahkan persoalan sendiri melalui

penerapan teknologi dan pengetahuan ilmiah yang secara umum dapat

meningkatkan produksi usahatani dan pendapatan mereka.

Tujuan penyuluhan pertanian adalah merubah perilaku petani dan

keluarganya melalui peningkatan, keterampilan, dan sikap dengan

berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat mengolah

usahataninya dengan produktif dan efesien (Zakaria, 2006).

3. Sasaran Penyuluhan

Mardikanto (1993) mengatakan sasaran penyuluhan ada 3 (tiga)

yaitu:

Page 27: Sri hariyadi kipa 2014

14

a. Sasaran Utama Penyuluhan Pertanian

Sasaran utama adalah sasaran penyuluhan langsung terlibat dalam

kegiatan petani dan pengelolaan usahatani (petani dan keluarganya).

b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian

Sasaran penentu adalah bukan pelaksanaan kegiatan bertani dan

berusahatani, tetapi secara langsung maupun tidak langsung terlibat

dalam penentuan kebijakan pembangunan pertanian, dan atau

menyediakan segala kemudahan yang diperlukan petani untuk

pelaksanaan dan pengelolaan uahataninya. Termasuk dalam kelompok ini

adalah penguasa (pimpinan wilayah), tokoh-tokoh informal (tokoh

keagamaan, tokoh adat, politikus dan guru), para peneliti (para ilmuwan),

lembaga perkreditan, produsen, (penyalur sarana produksi/alat bertani),

pedagang (lembaga pemasaran), pengusaha/industri pengolahan hasil-

hasil pertanian.

c. Sasaran pendukung penyuluhan pertanian

Sasaran pendukung pertanian adalah pihak-pihak yang secara

langsung maupun tidak langsung tidak memiliki hubungan dengan

pembangunan pertanian, tetapi dapat diminta bantuanya guna

memperlancarkan penyuluhan pertanian.

Sedangkan menurut Padmowihardjo (2001), sasaran penyuluhan

adalah petani dan anggota keluarganya yang terdiri dari wanita tani dan

taruna tani (pemuda/pemudi tani).

4. Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan pertanian adalah segala isi yang terkandung

dalam setiap kegiatan penyuluhan pertanian. Adapun materi yang

disampaikan bersifat motif baru dan mendorong atau merespon

terjadinya perubahan-perubahan ke arah perbaharuan dalam segala

aspek kehidupan masyarakat (Kartasapoetra, 1991). Menurut

Padmowihardjo (1994), materi penyuluhan yaitu isi pesan penyuluhan

pertanian yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani dan

Page 28: Sri hariyadi kipa 2014

15

keluarganya, baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka

tahu dan mampu menggunakan serta menerapkan materi tersebut.

5. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan adalah teknik pendidikan yang digunakan oleh

semua sistem penyuluhan, terutama oleh penyuluh lapangan

berhubungan dengan petani mencakup metode perorangan dan

kelompok, seperti kunjungan, demostrasi, hari lapangan (field days),

pertemuan petani, kursus, serta metode kombinasi berbagai media

informasi dan teknik pelatihan (Deptan, 2001). Metode penyuluhan

pertanian harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan sebagai

berikut:

a. Sesuai dengan keadaan sasaran

b. Cukup dalam jumlah dan mutu

c. Tepat mengenai sasaran dan tepat waktunya

d. Murah pembiayaanya

6. Media Penyuluhan

Padmowihardjo (2001), mengatakan bahwa media penyuluhan

pertanian adalah salah satu unsur proses komunikasi dalam penyuluhan.

Fungsinya adalah untuk membangkitkan perhatian, menggugah hati, agar

petani dan anggota keluarganya sebagai sasaran penyuluhan agar

menjadi sadar terhadap inovasi dan selanjutnya timbul minat terhadap

inovasi tersebut.

7. Evaluasi Penyuluhan

Deptan (2009), menyatakan bahwa, manfaat melakukan evaluasi

adalah menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan

dilaksanakan, perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian

petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan penyempurnaan

kebijakan penyuluhan pertanian. Selanjutnya Mardikanto (1991)

Page 29: Sri hariyadi kipa 2014

16

menyatakan bahwa evaluasi bagi penyuluhan pertanian adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan yang diinginkan dapat

dicapai,

b. Untuk mencari bukti apakah perubahan-perubahan yang terjadi itu

sesuai dengan sasaran-sasaran yang diinginkan,

c. Untuk mengetahui segala permasalahan yang dihadapi atau dijumpai

dalam kaitanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

d. Untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari metode dan sistem

kerja dari penyuluhan pertanian yang telah diterapkan,

e. Sekaligus juga untuk mengumpulkan data serta simpati masyarakat

atau dukungan masyarakat sehubungan dengan kebijaksanaan

kegiatan penyuluhan yang sedang akan dilaksanakan,

f. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat

untuk menunjang program yang telah ditentukan produksi dan

pendapatan dari usaha taninya.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk tercapainya tujuan didalam pelaksanaan kajian materi

penyuluhan dan pelaksanaan penyuluhan perlu adanya kerangka pikir

tentang rumusan masalah yang dihadapi dan pemanfaatan inovasi baru

dalam bidang pertanian khususnya pestisida nabati campuran daun gamal

dengan daun nimba untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung.

Page 30: Sri hariyadi kipa 2014

17

III. METODE PELAKSANAAN

Identifikasi Masalah

Masalah

1. Petani di Kelurahan Andai belum mengetahui pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung.

2. Belum diketahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada wilayah kajian di Kelurahan Anday.

Pelaksanaan kajian Materi

P0. Tanpa perlakuan

P1. Perlakuan menggunakan 1 liter

ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 2 liter air.

P2. Perlakuan menggunakan 1 liter

ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 4 liter air.

P3. Perlakuan menggunakan 1 liter

ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 6 liter air.

P4. Perlakuan menggunakan 1 liter

ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 8 liter air.

Hasil kajian Diketahui konsentrasi pestisida nabati daun gamal dan daun mimba yang efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung

Rancangan Penyuluhan

1. Menetapkan tujuan 2. Menetapkan sasaran 3. Penetapan Materi 4. Menetapkan dan membuat

media 5. Menetapkan metode dan

teknik 6. Menetapkan evaluasi

Evaluasi Penyuluhan

Mengukur dan menilai

1. Efektivitas sumber

penyuluhan.

2. Efektivitas materi, metode

dan media penyuluhan.

Pelaksanaan penyuluhan

Gambar 1. Kerangka pikir kajian penyuluhan

Page 31: Sri hariyadi kipa 2014

18

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kajian materi penyuluhan dan

pelaksanaan penyuluhan. Kajian materi penyuluhan dilaksanakan pada

bulan Maret sampai dengan bulan April 2014, sedangkan pelaksanaan

penyuluhan dilaksanakan pada bulan Mei 2014 bertempat di Kelurahan

Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

B. Alat dan Bahan

Pada kegiatan kajian materi penyuluhan alat yang digunakan

adalah Parang, Timbangan, Kain halus, Lesung/blender, Hansprayer,

Saringan/tapisan, Volume air, Gelas/piala ukur, ember, Lahan/petak

perlakuan, kertas, pulpen, kamera digital dan bahan yang digunakan

meliputi benih kangkung, daun gamal, daun mimba, air.

Pada pelaksanaan penyuluhan alat yang digunakan meliputi

kamera digital, ballpoint, folder, kuisioner, timbangan, kain halus,

lesung/blender, saringan/tapisan, volume air, gelas/piala ukur, ember

sedangkan bahanya adalah kertas, daun gamal, daun mimba, air.

C. Pelaksanaan Kajian

Pelaksanaan kajian meliputi:

1. Pelaksanaan Kajian materi penyuluhan

Pelaksanaan kajian materi penyuluhan tentang pemanfaatan daun

gamal dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat grayak adalah

sebagai berikut:

a. Pembuatan Pestisida Nabati

Cara pembuatan pestisida nabati campuran daun gamal dengan

daun mimba bahannya yaitu daun gamal 1 Kg, daun mimba, 1 Kg, air 25

liter dan alat yang digunakan adalah parang, timbangan, Kain halus,

Page 32: Sri hariyadi kipa 2014

19

lesung/blender, hansprayer, saringan/tapisan, gelas/piala ukur, ember.

Adapun langkah kerjanya adalah sebagai beriku:

1) Daun gamal dan daun mimba ditumbuk halus atau diblender.

2) Setelah halus rendam dalam ember dengan penambahan 5 liter air

selama 3 hari.

3) Setelah 3 hari rendam larutan disaring.

4) Larutan hasil saringan diencerkan dengan air 20 liter, digunakan

sebagai perlakuan (P1, P2, P3, P4).

5) Aplikasi dilakukan pada seluruh bagaian tanaman kangkung,

penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari, dengan interval

penyemprotan 4-5 hari

b. Denah Petak Perlakuan

Pembuatan petak perlakuan dimaksudkan untuk dapat diamati

mengenai gejala serangan ulat grayak pada tanaman kangkung yang

menggunakan perlakuan pestisida nabati daun gamal dan daun nimba

(P1, P2, P3, P4) dan tanpa perlakuan (P0). Adapun denah petak

perlakuan adalah sebagai berikut:

4,60m

12,40 m

Gambar 2. Denah Petak Perlakuan

Keterangan Gambar :

= petak bedengan perlakuan dengan ukuran 1 x 2 M

= parit bedengan dengan ukuran 40 cm

P3

P0

P1

P1

P2

P2

P3

P4

P0

P3

P4

P0 P4

P1 P4

P3

P2

P4

P2

P4

P1

P2 P0

P0

P0

P2

P3

P1 P1

20

P3

A

B

C

Page 33: Sri hariyadi kipa 2014

20

J T= jarak tanam 20x20 cm

JP = jumlah populasi tanaman perpetak perlakuan 50 rumpun tanaman

P0 = tanpa perlakuan

P1 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 2 liter air.

P2 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 4 liter air.

P3 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 6 liter air.

P4 = Perlakuan menggunakan 1 liter ekstrak daun gamal+daun mimba

dicampur dalam 8 liter air.

2. Pelaksanaan Kajian Penyuluhan

Kajian penyuluhan dimaksudkan untuk mendapatkan efektivitas

penyuluhan dilihat dari (1)sumber penyuluhan (2)materi, media dan

metode penyuluhan, adapun tahapan pelaksanaan kajian penyuluhan

adalah:

a) Identifikasi potensi dan permasalahan di lokasi pelaksanaan

penyuluhan.

b) Penetapan pemecahan masalah yang pemecahanya akan

disampaikan sebagai materi penyuluhan.

c) Kajian materi penyuluhan.

d) Penyusunan rancangan penyuluhan.

e) Pelaksanaan penyuluhan dan evaluasi

D. Jenis dan Sumber Data

Data dikumpulkan dari kegiatan kajian materi penyuluhan dan

pelaksanaan penyuluhan. Data yang diperoleh dari kajian materi

penyuluhan yaitu gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung. Data ini diperoleh melalui pengamatan secara langsung

tehadap obyek kajian. Sedangkan data yang diperoleh dari pelaksanaan

penyuluhan terdiri atas data primer dan data sekunder, data primer

Page 34: Sri hariyadi kipa 2014

21

diperoleh dari efektivitas penyuluhan tentang pemanfaatan daun gamal

dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat

grayak pada tanaman kangkung, data sekunder yang dikumpulkan yaitu

keadaan umum wilayah yang diperoleh dari monografi Kelurahan Andai.

E. Teknik Penarikan Sampel

1. Sampel Kajian Materi Penyuluhan

Pada kajian materi penyuluhan pengambilan sampel adalah

dengan cara acak sederhana (simple random sampling) dengan

menggunakan rumus Slovin dalam Herna.E.A.Maay (2013). Populasi yang

diamati dalam kajian ini adalah tanaman yang ada dari kedua perlakuan

dimana jumlah populasi tiap petak perlakuan adalah 50.

𝑛 =𝑁

1+𝑁(𝑒2)

N : jumlah populasi

n : jumlah sampel

e : batasan ketelitian yang diinginkan

Gay dan Selvilla dalam Herna.E.A.Maay (2013) menyatakan bahwa

untuk penelitian diskriptis nilai, nilai kritis sebesar 10% untuk populasi

yang kecil diperlukan minimum 20% maka diperoleh hasil sebagai berikut:

N : 50

e : 30%

𝑛 =𝑁

1+𝑁(𝑒2) 𝑛 =

50

1+50(0,32) 𝑛 =

100

1+4,5 𝑛 = 9,09

Jadi jumlah sampel tiap petak perlakuan adalah 9 rumpun tanaman

2. Sampel Kajian Pelaksanaan Penyuluhan

Pada kajian pelaksanaan penyuluhan teknik penarikan sampel

adalah menggunakan metode purposive sampling yaitu menunjuk atau

memilih petani yang bercocok tanam kangkung, dalam hal ini petani

Page 35: Sri hariyadi kipa 2014

22

peserta penyuluhan yang direncanakan berjumlah 15 orang, seluruhnya

merupakan petani responden.

F. Variabel dan pengukurannya

1. Variabel dan pengukuran Kajian materi penyuluhan

Variabel yang diamati dalam kajian materi penyuluhan adalah:

a. Pengamatan gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung dalam 4 perlakuan (P1, P2, P3, P4) penerapan pestisida

daun gamal+daun mimba dan 1 petak tanpa perlakuan (P0).

b. Pengamatan gejala serangan hama ulat grayak, yaitu dilihat dari

jumlah helai daun kangkung, jumlah helai daun kangkung yang

terdapat gejala serangan hama ulat grayak dengan ciri helai daun

kangkung berlubang- lubang lalu menghitung presentase gejala

serangannya.

c. Pengamatan dilakukan 3 kali yaitu tanaman kangkung pada umur 10,

17, 24 hari setelah tanam.

2. Variabel dan pengukuran Kajian Pelaksanaan Penyuluhan

Variabel yang diukur pada pelaksanaan penyuluhan terdiri atas:

a. Evaluasi efektifitas sumber penyuluhan yaitu tingkat efektivitas

penyuluh dalam penyampaian penyuluhan. Instrumen yang

digunakan adalah kuisioner yang terdiri atas 10 butir pertanyaan

masing-masing butir diberi skor 2 (dua) jika responden manjawab (Ya)

dan skor 1 (satu) jika responden menjawab (Tidak). Efektivitas sumber

penyuluhan diukur menggunakan cheklist-obsevation.

b. Evaluasi efektivitas aspek materi, media, dan metode penyuluhan

diukur menggunakan 5 (lima) butir pertanyaan, jika responden

manjawab (Ya) maka diberi skor 2 (dua) dan jika responden

menjawab (Tidak) diberikan skor 1 (satu). Efektivitas aspek materi,

media dan metode penyuluhan diukur menggunakan cheklist-

Page 36: Sri hariyadi kipa 2014

23

obsevation. Efektivitas diukur dari presentase pencapaian nilai yang

dicapai.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam kajian materi

penyuluhan dan pelaksanaan penyuluhan adalah teknik analisis statistik

deskriptif.

1. Teknik Analisis Data Kajian Materi Penyuluhan

Membandingkan data rata-rata gejala serangan hama ulat grayak

pada tanaman kangkung dari keempat perlakuan P1, P2, P3, P4 dan

tanpa perlakukan (P0) dan selanjutnya hasil pengamatan diolah untuk

mengetahui presentase gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung.

2. Teknik Analisis Data Kajian Pelaksanaan Penyuluhan

a. Efektivitas Sumber Penyuluhan

Untuk tercapainya tujuan dari penyuluhan maka diperlukan seorang

penyuluh/sumber yang berkompeten. Dengan melakukan evaluasi sumber

penyuluhan diharapkan bisa mengetahui dimana kekurangan sumber

dalam penyampaian penyuluhan.

Pada pengukuran penilaian sumber penyuluhan pertanyaan

berjumlah 10 (sepuluh) butir maka nilai maksimal responden adalah 2 x 10

= 20 dan nilai minimal adalah 1 x 10 = 10. Untuk menentukan interval

maka digunakan rumus

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ

𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 =

20−10

3 =

10

3 = 3,33 jadi interval kelas adalah 3

Dari hasil pengukuran penilaian aspek sumber penyuluhan

selanjutnya dikelompokan menjadi (3) tiga kriteria

Page 37: Sri hariyadi kipa 2014

24

Baik = 18 – 20

Cukup baik = 14 – 17

Kurang baik = 10 – 13

Selanjutnya untuk menghitung efektivitas aspek sumber penyuluhan

digunakan rumus

𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

Eps : Efektivitas sumber penyuluhan

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber

penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria, yaitu:

Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000

EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55

CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755

KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55

b. Efektivitas Materi, Media Dan Metode Penyuluhan

Pada pengukuran penilaian materi, media dan metode pertanyaan

berjumlah 5 (lima) butir, maka diperoleh nilai maksimal responden adalah

2x5=10 dan nilai minimal adalah 1x5=5.

Untuk menentukan intervalnya adalah:

10−5

3 =

5

3 = 1,6 jadi interval kelas adalah 2

Dari hasil pengukuran penilaian materi, media dan metode

penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi (3) tiga kriteria

Baik = 9 – 10

Cukup baik = 7 – 8

Kurang baik = 5 – 6

Page 38: Sri hariyadi kipa 2014

25

Selanjutnya untuk menghitung efektivitas materi, media dan metode

penyuluhan digunakan rumus

𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 &𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

Epm : Efektivitas materi, media dan metode penyuluhan

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,

media dan metode penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4

kriteria, yaitu:

Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000

EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55

CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755

KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55

H. Rancangan Penyuluhan

1. Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah petani yang berjumlah 15 orang di

lahan praktik Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten

Manokwari.

2. Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan adalah pemanfaatan pestisida nabati daun gamal

dan daun mimba untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung di Kelurahan Andai Distrik Manokwari Selatan Kabupaten

Manokwari.

3. Tujuan Penyuluhan

Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah untuk mengetahui

efektivitas (1)sumber penyuluhan (2)materi, media dan metode

penyuluhan.

Page 39: Sri hariyadi kipa 2014

26

4. Metode dan Teknik Penyuluhan

Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode pendekatan

kelompoktani dan individu/perorangan. Sedangkan teknik yang digunakan

dalam kegiatan penyuluhan ini adalah ceramah diskusi dan demonstrasi

cara.

5. Media Penyuluhan

Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah folder.

Folder yaitu media penyuluhan yang berbentuk selembaran kertas yang

dilipat.

6. Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi penyuluhan yang akan dilakukan bertujuan untuk

mengukur dan menilai efektifitas aspek (1)sumber penyuluhan (2)materi,

media dan metode penyuluhan yang ditetapkan dalam rancangan

pelaksanaan penyuluhan.

Untuk mengetahui efektivitas sumber penyuluhan digunakan rumus

𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber

penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria, yaitu:

Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000

EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55

CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755

KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55

Sedang untuk mengetahui efektivitas penggunaan materi, media dan

metode penyuluhan digunakan rumus

𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 ,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖 ,𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 & 𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

Page 40: Sri hariyadi kipa 2014

27

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek materi,

media dan metode penyuluhan, selanjutnya dikelompokan menjadi 4

kriteria, yaitu:

Sangan efektif = 8877,,55 –– 110000

EEffeekkttiiff == 7755 -- 8877,,55

CCuukkuupp eeffeekkttiiff == 6622,,55 –– 7755

KKuurraanngg eeffeekkttiiff == 5500 -- 6622,,55

I. Devisi Operasional

1. Responden adalah penjawab atas pertanyaan yang diajukan untuk

kepentingan penelitian.

2. Variabel adalah indikasi umum mengenai ciri-ciri yang terjadi pada

sejumlah individu, obyek, kelompok, dan lain-lain yang dapat

diambil sebagai nilai.

3. Pestisida yaitu suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat

pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku, membuat mandul,

sebagai pemikat, penolak dan aktifitas lainnya yang mempengaruhi

OPT.

4. Pestisida nabati yaitu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tanaman atau tumbuhan.

5. Tanaman gamal dan tanaman mimba adalah tanaman yang

berpotensi untuk dikembangkan sebagai pestisida nabati untuk

menekan popolasi hama.

6. Hama ulat grayak adalah merupakan salah satu organisme

Penggangu Tanaman (OPT).

Page 41: Sri hariyadi kipa 2014

28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Wilayah

1. Letak dan luas Wilayah

Letak Kelurahan Anday di Distrik Manokwari Selatan Kabupaten

Manokwari, dengan jarak tempuh 20 Km dari Ibu kota Kabupaten, di

tempuh dalam waktu 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua

maupun roda empat. Luas wilayah Kelurahan Anday adalah 80,20 km2

dengan jumlah penduduk 3557 jiwa, tersebar pada duabelas (12) RT

(Rukun Tetangga), yang terdiri Laki-laki 1944 jiwa dan perempuan 1613

jiwa.

Batas wilayah Kelurahan Anday adalah sebagai berikut :

- sebelah Utara berbatasan dengan kampung Katebu.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Maruni.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Arfai dan teluk cenderawasih

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Dihara dan Kampung

Waruri/Weluri

2. Iklim

Berdasarkan data yang diperoleh di Stasiun Meteorologi dan

Geofisika Rendani Manokwari tentang keadaan iklim di Kabupaten

Manokwari, rata-rata curah hujan selama lima tahun terakhir (2009-2013)

adalah 213,28 mm/bulan dan rata-rata frekwensi hari hujan adalah 19

hari/bulan. Rata-rata curah hujan tertinggi 404,32 mm/bulan terdapat pada

bulan Maret dan rata-rata curah hujan terendah 103,92 mm/bulan terdapat

pada bulan Oktober. Rata-rata hari hujan terbanyak adalah 24 hari/bulan

terdapat pada bulan Maret dan rata-rata hari hujan paling sedikit adalah

15 hari/bulan terdapat pada bulan Oktober.

3. Topografi

Topografi Kelurahan Anday Datar dan Miring, berada pada

ketinggian 0–70 m dari permukaan laut dengan kemiringan 0 - 1000(datar,

Page 42: Sri hariyadi kipa 2014

29

miring dan bukit). Jenis tanah lumpur berpasir dan tekstur tanahnya

lempung berpasir (tanah alluvial dan latosol). Sumber : Monografi Kelurahan

Anday 2013

4. Keadaan Penduduk

Kondisi sosial ekonomi tersebut tergambar melalui potensi

Manusianya dengan jumlah penduduk 3557 jiwa (933 KK) yang tersebar

pada 12 (dua belas) Rukun Tetangga (RT) terdiri dari laki – laki 1944 jiwa

dan perempuan 253 jiwa. Sebaran penduduk di Kelurahan Anday dapat

diklasifikasikan menurut golongan umur, tingkat pendidikan, mata

pencaharian dan keadaan sosial serta agama.

Tabel 1. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Jiwa Presentase (%)

1 0-14 1189 33,43 2 15-55 2216 62,29 3 ≥ 56 152 4,28

Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Pada Tabel 1 terlihat bahwa, dominasi populasi pada usia 15-55

tahun sebesar 62,29% dari total penduduk yang ada atau sebanyak 2.216

orang, dalam kisaran usia ini orang tergolong produktif (menurut BPS usia

produktif adalah 15-55 tahun) karena kuat untuk melakukan berbagai

aktifitas yang bebannya cukup berat, ini artinya bahwa ketersediaan

tenaga kerja cukup untuk berbagai kegiatan yang produktif termasuk

untuk tenaga dibidang pertanian.

Tabel 2. Klasifikasi penduduk berdasarkan pendidikan

No pendidikan Jumlah jiwa Presentase (%)

1 Belum Sekolah 157 4,41 2 TK 225 6,33 3 SD 1000 28,11 4 SMP 980 27,55 5 SLTA 941 26,46 6 Diploma 3 20 0,56 7 Perguruan Tinggi 200 5,62 8 Tidak Sekolah 34 0,96

Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Page 43: Sri hariyadi kipa 2014

30

Pada Tabel 2 terlihat Jumlah penduduk yang pernah atau sementara

berpendidikan SD menempati urutan terbesar sebesar 28,11 % atau

sebanyak 1000 orang, menunjukan bahwa sebagian besar penduduk

telah mengenyam pendidikan formal ditingkat dasar. Sedangkan yang

pernah atau sementara yang berpendidikan SMP dan SLTA menduduki

urutan kedua dan ketiga SMP sebesar 27,55% atau 980 orang dan SLTA

sebesar 26,46% atau 941 orang, hal ini menunjukan masyarakat rata-rata

telah berpendidikan sampai di bangku SLTA, ini dikarenakan kesadaran

masyarakat akan arti penting untuk bersekolah cukup tinggi.

Tabel 3. Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.

No Mata pencaharian Jumlah jiwa Presentase (%)

1 Belum bekerja 1289 36,24 2 PNS 193 5,43 3 Wiraswasta 167 4,69 4 TNI 13 0,37 5 POLRI 15 0,42 6 Nelayan 37 1,04 8 Supir 20 0,56 9 Tukang kayu 4 0,11 10 pedagang 9 0,25 11 Petani 1810 50,89

Total 3557 100 Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Tabel 3 terlihat bahwa penduduk yang bermata pencaharian petani

menduduki peringkat pertama dengan jumlah 1810 orang atau sebesar

50,89% dari total jumlah penduduk hal wajar karena Kelurahan Anday

memang daerah potensial untuk pertanian. Disusul yang bermata

pencaharian PNS dan wiraswasta, sedangkan dari total jumlah penduduk

yang belum bekerja 1289 orang atau sebesar 36,24% hal ini terjadi dari

umur yang masih usia sekolah.

Keadaan sosial dan agama penduduk Kampung Andai adalah Suku

Arfak ; Sou-Marin, Atam, Meiyah dan di tambah beberapa keluarga dari

Biak, Serui, Wondama, Jawa, Buton dan Makassar, keseluruhan suku –

suku 100 %, yang memeluk Agama Kresten Protestan 2353 orang

Page 44: Sri hariyadi kipa 2014

31

(66,15%), yang memeluk Agama Islam 1068 orang (30,03%) dan yang

memeluk agama Katolit 136 orang (3,82%) dari jumlah penduduk 3557

orang.

5. Keadaan Pertanian

Pengembangan sektor pertanian disuatu wilayah tertentu dapat juga

dipengaruhi oleh ketersediaan saran umum sebagai pendukung dalam

upaya peningkatan produksi pertanian, demikian pula ketersediaan saran

produksi pertanian di Kelurahan Anday.

Komoditi yang sering diusahakan oleh petani sebagai perkiraan

mencapai luasan ha/ton seperti uraian pada Tabel 4 namun sebagian

petani belum menekuni sebagai tani agribisnis, sehingga sebagian petani

masih mengusahakan secara tradisional sebagai warisan budaya nenek

moyang yang turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

Dengan demikian maka inovasi baru dan teknologi usaha budidaya

tanaman perlu selalu disuluhkan dan diterapkan pada petani.

Tabel 4. Komoditi Utama Kelurahan Anday

No Komoditas Tanaman Luas tanaman

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (ton/Ha)

1 Sawi 2,04 2.04 1,10 2 Bayam 2.28 2,20 1,88 3 Kangkung 4,01 4,00 1,24 4 Ubi jalar 3,88 3,50 4,05 5 Tomat 1,50 1,45 1.65 6 Jagung 2,50 2,50 2,02 7 Terong 1,80 1,60 2,80 8 Rica 1,75 1,50 2,01 9 Jahe 1,80 1,70 1,02 10 kunyit 0,90 0,90 1,10 11 Lengkuas 0,95 0,95 1,50 12 kemangi 0,50 0,50 0,40

Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Tabel 4 terlihat bahwa komoditi sayuran yang paling besar luasannya

adalah tanaman kangkung yaitu dengan luas tanam 4,01 Ha dengan luas

panen 4,00 Ha, hal ini dikarenakan banyaknya petani dari luar kelurahan

anday yang bercocok tanam di lahan pertanian Kelurahan Anday.

Page 45: Sri hariyadi kipa 2014

32

Menyusul tanaman ubi jalar yang luasan tanam mencapai 3,88 Ha dengan

luas panen 3,80 Ha, hal ini dikarenakan penduduk asli Kelurahan anday

yang bercocok tanam ubijalar secara turun temurun dan untuk konsumsi

sehari-hari sebagai makanan pokok selain beras.

Tabel 5. Komoditi Buah – buahan dan Perkebunan

No Jenis Tanaman Jumlah (pohon/rumpun)

1 Rambutan 105 2 Durian 45 3 Kelapa 300 4 Mangga 360 5 Jeruk nipis 105 6 Langsat 120 7 Kakao 6.750 8 Melinjo 45 9 pisang 7.500 10 Pepaya 525

Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Tabel 5 terlihat bahwa tanaman pisang dengan jumlah pohon yang

paling banyak yaitu 7500 rumpun, ini di karenakan budidayanya tanaman

yang relatif mudah, sedangkan urutan kedua adalah kakao yaitu 6750

pohon ini dikarenakan pernah adanya program pemerintah tentang

pengembangan kakao di kelurahan Anday.

Tabel 6. Jenis Ternak Pemeliharaan

No Jenis ternak Jumlah ternak (ekor)

1 Sapi 40 2 Kambing 15 3 Ayam kampung 3500 4 Babi 120 5 Itik/bebek 95

Sumber : Data monografi Kelurahan Anday 2013

Pada umumnya petani memelihara ternak-ternak tersebut sebagai

usaha sampingan karena ternak-ternak ini berkembang cukup baik di

daerah Kampung Andai dan pemasaran ke Kota Kabupaten cukup baik.

Ternak yang di pelihara hanya di berikan kandang agar tidak keluar

sembarang sehingga tidak merusak tanaman dan lingkungan rumah.

Bagi masyarakat yang tidak mengerti tentang pemeliharaan ternak hanya

Page 46: Sri hariyadi kipa 2014

33

di lepas bebas sehingga merusak tanaman di kebun serta lingkungan atau

halaman rumah. Oleh sebab itu perlu ada perhatian khusus dari

pemerintah atau dinas-dinas terkait untuk memberikan penyuluhan-

penyuluhan tentang usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan pembangunan

kemasyarakatan lain yang di lakukan oleh masyarakat petani di Kelurahan

Anday.

6. Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan Prasarana umum sangat mendukung aktivitas Ekonomi,

Sosial dan Budaya masyarakat. Sarana dan Prasarana yang ada seperti :

jalan umum/raya, tempat ibadah (Gereja, Mesjid), jaringan air bersih,

sarana pendidikan dan sarana kesehatan yang di miliki Kelurahan Anday,

Distrik Manokwari Selatan seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Umum

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1. Transportasi (Jalan Aspal) 20 KM Baik

2. Tempat Ibadah :

- Gereja 5 Unit Baik

- Mesjid 2 Unit Baik

3. Puskesmas 1 Unit Baik

4. Jaringan Air Bersih 1 Paket Baik

5. Kantor Distrik 1 Unit Baik

6. Pasar Tradisional 1 Unit Baik

7. Pendidikan :

- PAUD 2 Unit Baik

- Sekolah Dasar 2 Unit Baik

Sumber : Data Monografi Kelurahan Andai 2013

Ketersediaan prasarana umum di suatu wilayah sangat mendukung

upaya percepatan pembangunan serta pengembangan umum Kelurahan

Anday yang merupakan salah satu Kelurahan di Distrik Manokwari

Selatan dimana kondisi-kondisi geografis, sarana dan prasarana

transportasinya sangat mendukung pengembangan pembangunan di

Kelurahan ini. Selain itu memiliki Sarana dan Prasarana lain yang ada di

Page 47: Sri hariyadi kipa 2014

34

Kelurahan Anday seperti tempat ibadah sarana pendidikan dan sarana

lain sangat mendukung pengembangan Kelurahan di Anday.

Kelembagaan kelurahan ini sebagai pertahanan pembangunan

Kampung seperti pada tabel 8.

Tabel 8. Kelembagaan Kelurahan

No. Kelembagaan Jumlah Keterangan

1. Lembaga Pemerintahan Kelurahan

:

- Kantor kelurahan 1 Baik

2. Lembaga Kemasyarakatan

- Organisasi Wanita Tani (PKK) 1 Aktif

- BAMUSKAM 1 Aktif

- Kelompok Tani 2 Aktif

- Gabungan Kelompok Tani 1 Aktif

Sumber : Monografi Kelurahan Anday 2013

Kelembagaan yang ada di Kelurahan Anday di bentuk sesuai

kebutuhan masyarakat, sehingga diharapkan membantu petani serta

berperan aktif dalam mendukung pembangunan pemerintahan Kelurahan

dan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya di Kelurahan Anday.

Kelurahan Anday di diami oleh beberapa Suku Arfak ; Sou, Marin,

Atam, Meiyah, dan di tambah beberapa suku lain seperti suku Biak, Serui,

Wondama, Jawa, Buton, dan Makassar. Kelurahan Anday sangat

potensial untuk di kembangkan kedepan sebagai tempat pariwisata

karena letaknya strategis karena adanya tempat kawasan penelitian STPP

Manokwari.

B. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan hasil kajian materi penyuluhan melalui kegiatan survei

dengan tehnik wawancara terhadap petani yang berada di lahan kebun

praktik STPP di Kelurahan Anday dan mempelajari data sekunder yang

tersedia serta melakukan observasi lapangan, maka dapat di

identifikasikan beberapa masalah yang dihadapi petani di Kelurahan

Page 48: Sri hariyadi kipa 2014

35

Anday khususnya dalam pengelolaan usaha tani tanaman kangkung dan

dirumuskan hal-hal antara lain sebagai berikut :

1) Ketergantungan petani terhadap penggunaan pestisida kimiawi

sintetis sangat tinggi dan dijadikan alternatif pilihan pertama

sebagai upaya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

kangkung khususnya dan tanaman lain pada umumnya.

2) Teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

menggunakan pestisida organik atau pestisida nabati ternyata

belum populer dikalangan petani dalam pengelolaan tanaman

secara umum.

3) Ada kecenderungan petani selalu melakukan upaya pengendalian

preventif terhadap organisme pengganggu tumbuhan dengan

menggunakan pestisida kimia sintetis secara berlebihan walaupun

kondisi dipertanaman belum menunjukan adanya serangan yang

dapat dikatakan dapat menyebabkan kerugian secara ekonomi,

akibatnya biaya produksi menjadi tinggi dan dapat mengancam

kerusakan ekosistem.

C. Profil Responden

Jumlah petani yang dijadikan responden dalam kegiatan kajian

penyuluhan adalah petani yang berdomisili dilahan kebun praktik STPP di

Kelurahan Anday yang hadir dalam kegiatan penyuluhan berjumlah 15

orang. Semuanya adalah petani yang berkecimpung dalam kegiatan

berusaha tani tanaman sayuran dan tanaman kangkung adalah salah satu

komoditi utamanya disamping kegiatan pertanian lain tentunya.

D. Kajian materi penyuluhan

Dalam kajian materi penyuluhan yang dilakukan adalah penerapan

pestisida nabati daun gamal+daun mimba pada tanaman kangkung untuk

mengendalikan hama ulat grayak dengan 4 perlakuan (P1, P2, P3, P4)

dan 1 tanpa perlakuan (P0). Unsur penunjang potensi agribisnis tanaman

kangkung dengan wawancara pada petani tentang analisa usaha tani

Page 49: Sri hariyadi kipa 2014

36

tanaman kangkung sehingga dapat diketahui bahwa teknologi baru sangat

tepat untuk di terapkan pada tanaman kangkung terutama di wilayah

kajian di laksanakan yaitu di Kelurahan Anday.

1. Hasil pengamatan gejala serangan hama ulat grayak

Komponen yang diamati dalam 3 kali pengamatan yaitu gejala

serangan hama ulat grayak pada helai daun tanaman kangkung (dengan

ciri daun berlubang-lubang), dalam penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba (P1, P2, P3, P4) dan tanpa penerapan pestisida

nabati daun gamal+daun mimba (P0).

a. Gejala Serangan Hama Ulat Grayak Pada Umur 10 Hari Setelah

Tanam

Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak

pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil

pengamatan pada umur 10 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 10 hari setelah tanam

Sumber : data primer 2014

Dari Tabel 9 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 10 hari setelah

tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala

serangannya rendah yaitu P1 (3,73%) dan P2 (4,19%). Sedangkan

tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati (P0)

presentase gejala serangan mencapai 15,44%. Terlihat bahwa tanaman

Page 50: Sri hariyadi kipa 2014

37

kangkung dengan penerapan pestisida nabati rata-rata gejala serangan

hama ulat grayak lebih rendah di banding tanpa penerapan pestisida

nabati, dan diikuti dengan konsentrasi yang di terapkan pada perlakuan

P3 dan P4 tidak efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung karena gejala serangan cukup tinggi..

b. Gejala serangan hama ulat grayak ada umur 17 hari setelah tanam

Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak

pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil

pengamatan pada umur 17 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel

10.

Tabel 10. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 17 hari setelah tanam

Sumber : data primer 2014

Dari Tabel 10 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 17 hari setelah

tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala

serangannya rendah yaitu tetap pada P1 (3,73%) dan P2 (3,86%)..

Sedangkan tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati

daun gamal+daun mimba (P0) presentase gejala serangan mencapai

8,46%, terlihat bahwa tanaman kangkung dengan penerapan pestisida

nabati daun gamal+daun mimba pada perlakuan P1 dan P2 gejala

serangan hama ulat grayak lebih rendah sedangkan pada perlakuan P3

Page 51: Sri hariyadi kipa 2014

38

dan P4 gejala serangan cukup tinggi mencapai 14,1% dibandingkan

dengan P0 (tanpa perlakuan) berarti konsentrasi yang di terapkan pada

perlakuan P3 dan P4 tidak efektif untuk mengendalikan hama ulat grayak

pada tanaman kangkung sehingga ulat tetap bertahan untuk memakan

daun kangkung.

c. Gejala serangan hama ulat grayak ada umur 24 hari setelah tanam

Komponen yang diamati yaitu gejala serangan hama ulat grayak

pada helai daun kangkung (dengan ciri daun berlubang-lubang) Hasil

pengamatan pada umur 24 hari setelah tanam terlihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung pada umur 24 hari setelah tanam

Sumber : data primer 2014

Dari Tabel 11 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba pada tanaman kangkung pada umur 24 hari setelah

tanam, rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala

serangannya rendah yaitu P1 (1,55%) dan P2 (1,73%).. Sedangkan

tanaman kangkung yang tanpa penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba (P0) presentase gejala serangan mencapai 15,95%,

terlihat bahwa tanaman kangkung dengan penerapan pestisida nabati

daun gamal+daun mimba pada perlakuan P1 dan P2 gejala serangan

hama ulat grayak lebih rendah sedangkan pada perlakuan P3 dan P4

gejala serangan cukup tinggi dibandingkan dengan P0, berarti konsentrasi

Page 52: Sri hariyadi kipa 2014

39

yang di terapkan pada perlakuan P3 dan P4 tidak efektif sehingga ulat

tetap bertahan untuk memakan daun kankung.

Hasil dari tiga kali pengamatan rata-rata persentase gejala serangan

ulat grayak pada tanaman kangkung untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Perbedaan persentase gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan dalam 5 perlakuan

Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa dari hasil tiga kali pengamatan

yang tanpa penerapan pestisida nabati (P0) gejala tingkat serangan hama

ulat grayak lebih tinggi, sedangkan yang memakai penerapan pestisida

nabati yang efektif dengan tingkat gejala serangan cukup rendah baik

pada hari ke 10, 17, maupun 24 setelah tanam adalah PI dan P2.

d. Gejala serangan hama ulat grayak 3 kali pengamatan

Tabel 12. Gejala serangan hama ulat grayak pada tanaman kangkung

dalam 3 kali pengamatan

Sumber: data primer 2014

02468

1012141618

Pengamatan 10 hst pengamatan 17 hst pengamatan 24 hst

15,44

8,46

15,95

3,73 3,73

1,55

4,19

1,86 1,73

9,79

14,1

8,24

11,3411,97

16,24

Pre

sen

tase

(%

)

P0 P1 P2 P3 P4

Page 53: Sri hariyadi kipa 2014

40

Dari Tabel 12 dinyatakan dengan penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba pada tanaman kangkung dalam 3 kali pengamatan

rata-rata gejala serangan ulat grayak yang presentase gejala serangannya

rendah yaitu P1 (2,54%) dan P2 (2,86%).. Sedangkan tanaman kangkung

yang tanpa penerapan pestisida nabati daun gamal+daun mimba (P0)

presentase gejala serangan mencapai 13,57%, terlihat bahwa tanaman

kangkung dengan penerapan pestisida nabati daun gamal+daun mimba

pada perlakuan P1 dan P2 gejala serangan hama ulat grayak lebih

rendah sedangkan pada perlakuan P3 dan P4 gejala serangan cukup

tinggi dibandingkan dengan P0, berarti konsentrasi yang di terapkan pada

perlakuan P3 dan P4 tidak efektif sehingga ulat tetep bertahan untuk

memakan daun kangkung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

4.

Gambar 4. Grafik Perbedaan rata-rata presentase gejala serangan hama ulat grayak dalam 5 perlakuan

Dari Gambar 4 menujukkan bahwa penerapan pestisida nabati daun

gamal+daun mimba yang efektif adalah pada perlakuan antara P1 dan P2,

dimana perbedaan gejala serangan hama ulat grayak antara P1 dan P2

hanyalah 0,32%. Maka penerapan yang sangat dianjurkan adalah pada

perlakuan (P2), yaitu 1:4 (1 liter pestisida nabati daun gamal+daun mimba

di campur dengan 4 liter air).

0

2

4

6

8

10

12

14

16

PO P1 P2 P3 P4

13,57

2,54 2,86

10,03

14,03

Pre

sen

tese

(%

)

Page 54: Sri hariyadi kipa 2014

41

2. Potensi Agribisnis Tanaman Kangkung

Untuk melihat potensi agribisnis tanaman kangkung dengan cara

wawancara pada petani yang berusaha tani tanaman kangkung yaitu

Bapak Sugito di lahan kebun praktik Anday.

Hasil wawancara biaya produksi dan keuntungan serta peluang pasar,

yaitu penanaman menggunakan 1 kg benih kangkung selama satu

periode tanam dengan masa panen 18-24 hari dengan dengan luas tanam

ukuran 6m x 20m (120m2), adalah sebagai berikut:

a. Pengeluaran

- Sewa tanah :120m2 selama 1 bulan :Rp. 3.000

- Sewa peralatan :Rp.20.000

- Pengolahan tanah pertama : 0,5 HOK :RP.30.000

- Pengolahan tanah kedua : 0,4 HOK :RP.24.000

- Upah tugal : 0,1 HOK :Rp. 6.000

- Upah tanam : 0,1 HOK :Rp. 6.000

- Pembelian benih (1 Kg) :Rp. 60.000

- Pembelian pupuk

1) Pupuk kandang (2 karung) :Rp. 14.000

2) NPK (10 Kg) :Rp. 50.000

3) Urea (5 Kg) :Rp. 12.500 -

- Pestisida (0,5 L) :Rp. 40.000

- Penyiangan : 0,4 HOK :Rp. 24.000

- Upah cabut : 0,3 HOK :Rp. 18. 000

Total biaya produksi :Rp.307.000

b. Pemasukan

Hasil panen (300 ikat) @ 2.200 rupiah : 300xRp.2.200 = Rp.660.000

c. Keuntungan

Untuk sekali periode panen dengan menggunakan benih kangkung 1

Kg keuntungannya adalah : Rp 660.000 – 307.000 = Rp 353.000

Page 55: Sri hariyadi kipa 2014

42

Hasil wawancara pada petani, besarnya produksi dipengaruhi oleh

masa umur panen. Dimana makin cepat dipanen ± 18 hari setelah tanam

produksinya lebih sedikit dibanding masa umur panen diatas 25 hari

setelah tanam, juga faktor benih kangkung, pemeliharaan yang intensif

juga mempengaruhi akan hasil produksi tanaman kangkung. Ada

tanaman yang tersisa yang tak terikut di panen yang luasannya mencapai

1% dari total luas panen. Sebab-sebab adanya panen tersisa adalah

dikarenakan pertumbuhan yang tidak normal dan terkena serangan hama

atau penyakit, tetapi sisa yang tidak terpanen dimanfaatkan untuk

makanan ternak.

Untuk pemasaran hasil panen tanaman kangkung cukup lancar

dimana pembeli atau pedagang datang langsung ke lahan petani,

sehingga petani tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil

panennya. Pemasaran sayuran kangkung telah masuk dalam pasar

moderen seperti di toko, supermarket atau mall yang konsumen

menghendaki sayuran yang sehat untuk dikonsumsi. Dengan melihat

potensi agribisnis budidaya kangkung dan permintaan pasar yang cukup

tinggi maka jika diusahakan secara kontinyu atau terus menerus akan

menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Maka inovasi baru yang

akan diterapkan sangat tepat untuk menunjang agribisnis tanaman

kangkung.

Page 56: Sri hariyadi kipa 2014

43

V. PELAKSANAAN PENYULUHAN

A. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam beberapa tahap yang

pertama adalah pembuatan demonstrasi plot (demplot) tentang

pengendalian hama ulat grayak pada tanaman kangkung menggunakan

pestisida nabati. Dengan melihat usahatani masyarakat dilahan kebun

praktik Anday adalahan tanaman sayuran dimana tanaman kangkung

adalah salahsatu tanaman utama yang diusahakannya, maka dalam

melaksanakan demplot terletak diantara areal tanaman kangkung milik

petani, dengan tujuan melibatkan petani untuk turut serta dalam

pelaksanaan demplot. Dengan kunjungan atau anjangsana kerumah

petani, ada beberapa orang petani yang mau dan terlibat dalam proses

pelaksanaan demplot dari penanaman sampai dengan panen. Petani

tersebut antara lain Bapak Turjiono, Bapak Budiyono dan Bapak Sugito,

yang ikut dalam proses penanaman, pencampuran pestisida nabati

dengan air, aplikasi pestisida nabati pada tanaman, dan proses

pengamatan serangan hama ulat grayak serta ikut memanen hasil.

Dengan keterlibatan beberapa orang petani dalam pelaksanaan demplot

yang secara langsung mengetahui teknologi baru tersebut, maka secara

tidak langsung petani tersebut memberikan informasi kepada petani lain,

dengan demikian petani di sekitar pelaksanaan demplot akan mengetahui

manfaat pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung.

Tahap selanjutnya menyampaikan informasi hasil kajian demplot

kepada petani yang ada dilahan kebun praktik Anday melalui kelompok.

Namum sebelum melakukan penyuluhan, berkoordinasi terlebih dahulu

dengan petugas di kelurahan setempat yaitu kepala Kampung, PPL dan

petani untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari penyuluhan itu.

Penyuluhan dilakukan di sekitar tempat tinggal petani dan waktu

Page 57: Sri hariyadi kipa 2014

44

penyuluhan dilaksanakan saat-saat petani istirahat dari lahannya sehinga

tidak mengganggu aktivitas petani. Dalam melaksanakan penyuluhan

tersebut metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan

demonstrasi cara. Ceramah dan diskusi dimaksudkan untuk

menyampaikan hasil kajian dan saling tukar pengalaman antara penyuluh

dengan petani dan juga atara petani dengan petani lain. Selanjutnya

metode demonstrasi cara adalah untuk memperlihatkan cara pembuatan

pestisida nabati secara langsung kepada petani, sehingga petani bisa

mudah memahaminya, selain metode tersebut juga dibagikan selebaran

kertas yang berbentuk folder sehingga petani akan bisa membacanya

berulangkali untuk lebih mendalami materi tersebut. Selama dalam proses

tahapan-tahapan kegiatan penyuluhan, selaian melakukan pendekatan

kelompok juga melakukan pendekatan perorangan melalui kunjungan

rumah/anjangsana, sehingga tercipta suasana yang akrab sehingga bisa

mengetahui lebih jauh aktifitas keseharian petani dan untuk menambah

keyakinan kepada petani terhadap teknologi baru tersebut.

E. Evaluasi Penyuluhan

1. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan

Evaluasi terhadap aspek sumber penyuluhan dilakukan untuk

mengetahui efektivitas penyuluh dalam menyampaikan materi tentang

pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk

mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung. Dengan

evaluasi ini diharapkan akan bisa diketahui kekurangan yang ada dari

penyuluh

Pengukuran penilaian terhadap sumber penyuluhan dilaksanakan

dan dinilai oleh petani sasaran untuk mengukur kemampuan sumber

dalam menyampaikan materi penyuluhan. Hasil penilaian petani sasaran

terhadap sumber penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 58: Sri hariyadi kipa 2014

45

Tabel 13. Penilaian Responden Terhadap Sumber Penyuluhan.

No Nilai Kriteria ∑ Sasaran penyuluhan

Presentase (%)

1 18 - 20 Baik 15 100

2 14 - 17

Cukup Baik

- -

3 10 - 13

Kurang Baik

- -

Total 15 100 Sumber: Data primer 2014

Dari Tabel 13 menunjukan bahwa penilaian responden terhadap

sumber penyuluhan (Mahasiswa) dalam kriteria baik (100%), unsur-unsur

penilaian yang dinilai oleh petani sasaran antara lain adalah unsur

penguasaan materi penyuluhan, ketrampilan penyuluh dalam melakukan

demonstrasi cara, intonasi/penggunaan suara, cara memberikan jawaban

ketika ada pertanyaan, kesopanan penyuluh selama melaksanakan

penyuluhan, ketepatan waktu dan penggunaan bahasa/kalimat.

Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas aspek sumber penyuluhan

dapat dapat digunakan rumus:

𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

𝐸𝑝𝑠 =19,33

20𝑥 100%

= 96,6 %

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek sumber

penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi 4 kriteria yaitu:

Tabel 14. Efektivitas pencapaian tujuan aspek sumber penyuluhan

No Persentase (%) Kriteria

1 87,5 - 100 Sangat efektif

2 75 - 87,5 Efektif

3 62,5 - 75 Cukup efektif

4 50 - 62,5 Kurang efektif Sumber: data primer 2014

Page 59: Sri hariyadi kipa 2014

46

Dari Tabel 14 disimpulkan bahwa efektivitas penyuluhan yang

diperoleh sebagai hasil dari kegiatan penyuluhan dilihat dari aspek

sumber penyuluhan yang dilaksanakan di Kelurahan Anday Distrik

Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari dalam rangka Tugas Akhir

mahasiswa masuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 96,6%. Hal

ini menunjukkan bahwa sumber penyuluhan dianggap memiliki kredibilitas

yang baik dalam menyampaikan materi penyuluhan. Kredibilitas yang

tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh

berbagai faktor antara lain: 1) latar belakang pendidikan, pengetahuan

dan pengalaman; 2) karakter yang dimiliki; 3) cinta dan bangga terhadap

pekerjaannya; 4) kepribadian yang dimiliki; 5) tujuan melakukan

komunikasi dan; 6) cara menyampaikan.

2. Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Madia penyuluhan

Evaluasi terhadap pemilihan materi, penggunaan metode

penyuluhan yang tepat serta penggunaan media yang tepat dalam

penyuluhan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas terhadap

pencapaian tujuan.

Pengukuran penilaian petani sasaran terhadap aspek penggunaan

materi, media dan metode penyuluhan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Penilaian Responden Terhadap Aspek materi, metode dan

media penyuluhan.

No Nilai Kriteria ∑ Sasaran penyuluhan

Presentase (%)

1 9 - 10 Baik 13 86,67

2 7 - 8 Cukup Baik

2 13,33

3 5 - 6 Kurang

Baik - -

Total 15 100 Sumber: data primer 2014

Dari Tabel 15 menunjukan bahwa penilaian penggunaan materi,

metode dan media penyuluhan termasuk dalam kriteria baik sebesar

86,67% dan kreteria cukup baik sebesar 13,33%. Adapun unsur yang

Page 60: Sri hariyadi kipa 2014

47

dinilai adalah kesesuaian materi penyuluhan dengan kondisi usaha tani

petani sasaran di Kelurahan Anday, penggunaan media penyuluhan/folder

serta kesesuaian waktu penyuluhan dengan kondisi kegiatan petani.

Selanjutnya untuk mengetahui efektivitas penggunaan materi,

metode dan media penyuluhan dapat dapat digunakan rumus:

𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑥 100%

𝐸𝑝𝑚 =9,13

10𝑥 100%

= 91,3 %

Efektivitas pencapaian tujuan penyuluhan pada aspek penggunaan

materi, metode dan media penyuluhan selanjutnya dikelompokan menjadi

4 kriteria yaitu:

Tabel 16. Efektivitas pencapaian tujuan pada aspek materi, metode dan

media penyuluhan

No Persentase (%) Kriteria

1 87,5 - 100 Sangat efektif

2 75 - 87,5 Efektif

3 62,5 - 75 Cukup efektif

4 50 - 62,5 Kurang efektif Sumber: data primer 2014

Dari Tabel 16 disimpulkan bahwa efektivitas penyuluhan yang

diperoleh sebagai hasil dari kegiatan penyuluhan dilihat dari aspek materi,

metode dan media penyuluhan yang dilaksanakan di Kelurahan Anday

Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari dalam rangka Tugas

Akhir mahasiswa masuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 91,3%.

Hal tersebut dipengaruhi oleh materi penyuluhan yang dibutuhkan oleh

sasaran, penggunaan metode penyuluhan yang cukup baik dan pemilihan

media yang sudah tepat kepada sasaran penyuluhan.

Hasil evaluasi pada aspek meteri, metode dan media penyuluhan

oleh petani sasaran adalah sangat efektif, dalam hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor baik dari aspek teknis kondisi pertanaman kangkung,

Page 61: Sri hariyadi kipa 2014

48

materi yang dibutuhkan olah petani sasaran, penggunaan metode yang

baik dan pemilihan media yang sesuai.

Petani sasaran di Kelurahan Anday yang dominan adalah petani

yang berusaha tani sejak muda sehingga pengalaman bertani sudah

cukup lama, orientasi dalam usahanya sudah mengarah pada agribisnis

yaitu bertani untuk menghasilkan keuntungan. Kondisi petani untuk

memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya maka petani

berusaha bagaimana dalam usaha taninya yang merupakan pekerjaan

pokok tersebut agar selalu bisa meningkatkan kwantitas maupun kwalitas

hasil panennya. Petani sasaran dalam berusaha taninya dominan

bercocok tanam sayuran, tanaman kangkung adalah salah satu komoditi

utama dikarenakan masa panen kangkung yang tidak terlalu lama dan

permintaan pasar yang kontinyu karena sayuran kangkung selalu diminati

konsumen. Namum dalam budidayanya tidak terlepas dari serangan

hama dan penyakit dan dalam pengendaliannya petani selalu

menggunakan pestisida sintesis, dimana pestisida sintesis dapat

menimbulkan residu pada tanaman. Pemasaran hasil panen kangkung

telah masuk dalam pasar-pasar moderen seperti di supermarket, mall

atau toko-toko , dimana konsumen menghendaki sayuran kangkung yang

mempunyai kwalitas baik dan salah satunya adalah sayuran bebas residu

pestisida, dengan keadaan tren pemasaran tersebut maka petani sangat

respon untuk mau menerapkan pestisida nabati pada tanaman kangkung

yang tidak akan menimbulkan residu pestisida.

Dilihat dari sisi sosial petani walaupun strata tingkat pendidikan

petani yang beragam tetapi pengalaman petani yang sudah cukup lama

dan selalu mengikuti perkembangan tren pasar akan kebutuhan dan

keinginan konsumen akan sayuran kangkung yang sehat untuk

dikonsumsi, maka teknologi baru tersebut sangat di respon oleh petani

untuk kelangsungan usaha taninya. Respon petani tersebut seperti

Page 62: Sri hariyadi kipa 2014

49

terlihat pada catatan hasil wawancara salah satu petani di kelurahan

Anday :

“ Bapak Sugito merantau dari pulau jawa menuju papua tepatnya di

Kelurahan Anday Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari,

latar belakang Bapak Sugito ketika di Jawa adalah petani, sehingga

ketika berada di Papua Bapak Sugito melanjutkan mata

pencahariannya sebagai petani. Tanaman kangkung adalah salah

satu komoditi utama yang diusahakannya. Pada saat pelaksanaan

demplot mengenai penerapan pestisida nabati untuk mengendaikan

hama ulat grayak pada tanaman kangkung, Bapak Sugito aktif terlibat

mulai dari penanaman sampai panen. Hasil wawancara dikatakannya

bahwa Bapak Sugito ingin mencoba untuk menerapkan pada tanaman

kangkung yang diusahakannya, karena ternyata kegiatan demplot

yang saya ikuti hasilnya bagus, serangan ulat pada daun sangat

rendah, sehingga saya tidak perlu membeli pestisida sintesis kimia

yang akan mengurangi biaya produksi, dan nantinya sayuran

kangkung hasil panen saya nanti semakin diminati konsumen sehingga

saya bisa mananam kangkung secara terus menerus ”.

Pada tahap awal penerimaan teknologi baru tersebut memang petani

akan banyak meluangkan waktu untuk mempelajari dan lebih

memperdalam inovasi tersebut tapi pada akhirnya untuk kelangsungan

usahataninya akan terus berlanjut untuk memperoleh keuntungan.

Sedangkan materi penyuluhan yang disampaikan dibutuhkan oleh

petani sasaran, karena tanaman kangkung adalah salah satu komoditi

utama yang diusahakan oleh petani sasaran untuk menghasilkan

pendapatan dan dengan mengikuti trend permintaan pasar yang

berkembang saat ini yaitu konsumen menghendaki sayuran yang bebas

residu pestisida, maka inovasi tersebut mendapat respon yang baik,

secara ekonomi menguntungkan, dapat diterapkan dan tidak merusak

lingkungan.

Penggunaan metode dan media penyuluhan cukup baik dan tepat

dikarenakan menggunakan kombinasi dari beberapa metode penyuluhan

yaitu membuat demplot untuk mengetahui efektivitas pestisida nabati

Page 63: Sri hariyadi kipa 2014

50

pada tanaman kangkung untuk mengendalikan hama ulat grayak dengan

melibatkan petani. Hasil dari kegiatan demplot tersebut disampaikan

kepada petani melalui pendekatan perorangan dan pendekatan

kelompok. Pendekatan perorangan dimaksudkan mengenal lebih dekat

dalam suasana akrab untuk menggali lebih jauh dan dapat gambaran

lebih jelas sejauh mana petani dan keluarganya dalam usaha tani

kangkung mau menerapkan alternatif pengendalian hama tanaman

dengan pestisida nabati. Sedangkan pendekatan kelompok dimaksudkan

untuk menghemat tenaga tukar pikiran/pendapat/pengalaman,

memecahkan masalah bidang pertanian dan sebagai wahana kerjasama

antar petani. Sedangkan pemilihan media yang digunakan sudah tepat

dikarenakan menggunakan kombinasi dari beberap media penyuluhan

yaitu penggunaan media folder, benda asli atau benda nyata. Dengan

media folder petani bisa membaca berulang-ulang untuk lebih

memperdalam materi tersebut, sedangkan benda asli atau benda nyata

petani akan mudah dan paham inovasi tersebut. Berikut catatan beberapa

pernyataan dari petani:

“ Selama dalam proses tahapan penyuluhan selalu melibatkan petani,

Bapak Sugito mengatakan; saya mau terlibat dalam kegiatan demplot,

supaya bisa tahu dan nanti saya akan menerapkan dilahan saya jika

hasilnya bagus. Selanjutnya dalam proses kegiatan penyuluhan

berikut catatan pendapat petani: menurut Bapak Budiyono; kalau

dalam penyampaian penyuluhan/ceramah ada materi tertulis yang bisa

dibawa pulang agar saya bisa membaca berulang-ulang dirumah agar

lebih paham lagi. Sedangkan menurut Ibu Sri Wahyuni; seperti yang

penyuluh lakukan yaitu langsung mempraktekan/demonstrasi cara

pembuatan pestisida nabati, saya jadi lebih paham mengenai meteri

penyuluhan ini ”

Page 64: Sri hariyadi kipa 2014

51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data dari seluruh

proses kegiatan penyuluhan serta mengacu kepada tujuan yang ingin

dicapai maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hasil akhir kegiatan demplot dengan penerapan pestisida nabati

dengan konsentrasi 1 liter pestisida nabati di campur dengan 4 liter air

(1:4) bisa mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman kangkung

dengan tingkat gejala serangan hanya 2,53%. Dikarenakan

ketepatan, rutinitas, dan selang waktu semprot pestisida nabati pada

tanaman kangkung. Hal ini berarti pestisida nabati salah satu

alternatif yang potensial untuk mengendalikan hama pada tanaman

secara umum.

2. Efektivitas penyuluhan ditinjau dari aspek sumber penyuluhan

termasuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar 96,6% dan

efektivitas penyuluhan ditinjau dari aspek materi, metode dan media

penyuluhan termasuk dalam kriteria sangat efektif yaitu sebesar

91,3%.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas maka

disarankan agar:

1. Teknologi pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

menggunakan pestisida nabati dalam mengendalikan hama tanaman

kangkung maupun tanaman lainnya, perlu disosialisasikan lebih

intensif oleh jajaran dinas lingkup pertanian kepada petani di

Kelurahan Anday Distrik Manokwari selatan, untuk meminimalisir

ketergantungan pestisida kimia sintetis dan dalam rangka menuju

pengelolaan usaha pertanian yang berorientasi pada pertanian

Page 65: Sri hariyadi kipa 2014

52

berkelanjutan yang lebih mengedepankan keselamatan manusia dan

lingkungan.

2. Perlu dilakukan pendampingan terhadap petani/masyarakat oleh

berbagai pihak dalam rangka pembinaan kepada petani/masyarakat

dari berbagai sektor melalui pendekatan perorangan maupun

kelompok dengan memberdayakan seluruh potensi yang sudah

tersedia didalam lingkungan masyarakat Kelurahan Anday Distrik

Manokwari Selatan demi tercapainya kesejahteraan petani.

Page 66: Sri hariyadi kipa 2014

53

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Indikator Pembangunan 2th (Hortikultura ATAP2012) http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/horti/isi_dt5thn_horti.php diakses tgl 12-11-2013.

BPS. 2013. Kabupaten Manokwari dalam Angka 2013. http://manokwarikab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=1 diakses tgl 7-1-2014.

BPTPH Provinsi Papua Barat. 2013. laporan tahunan daftar jenis-jenis pestisida yang beredar di Kabupaten Manokwari (tidak dipublikasikan).

DEPTAN, 2001. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian, Balai Diklat Pertanian Sentani. Jayapura.

DEPTAN, 2009. Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian, Jakarta.

Hasanudin,Dr. Ir.MS, 2003. Peningkatan peranan mikroorganisme Dalam Sistem Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Terpadu. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Hakim, L.2011. hama ulat grayak pada tanaman kedelai dan teknik pengendaliannya. http://agrotekceh.blogspot.com/p/makalah-hama-ulat-grayak-spodoptura-litura diakses tagl 21-11-22013.

Herna. E.A. Maay. 2013, Pemanfaatan Daun Sirsak Sebagai Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Hama Thrips Pada Tanaman Cabai Di Kampung Susweni Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari, KIPA STPP Manokwari.(Tidak dipublikasikan).

Kartasapoetra, 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Mardikanto.T. 1991. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Mardikamto.T. 1993. Penyuluhan Pengembangan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Mardikamto.T, T.2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Padmowihardjo, 1994. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.

Padmowihardjo, 1996. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka Jakarta.

Page 67: Sri hariyadi kipa 2014

54

Padmowihardjo, 2001. Metoda Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rukmana, R. 2005. kangkung. Kanisius, Yogyakarta.

Suriatna,1988. Metode Penyuluhan Pertanian. Sarana Perkasa. Jakarta.

Soekartawi, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian University Indonesia Press.

Rachmawaty, D dan Korlina, E. 2009. Pemanfaatan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

Setiawati, dkk.2008. tumbuhan bahan pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk mengendalikan OPT, Balai Penelitian Tanaman Sayuran Bandung.

Soedarmanto, 1992. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian, University Press, Jakarta

Sastrodiharjo, Soelaksono. 1993. Pemanfaatan dan Penyediaan Pestisida Botani dalam Rangka Efisiensi Agro-Input di Perkebunan Rakyat. PAU Ilmu Hayat, ITB: Bandung.

Subiyanto S, 2005. Pestisida nabati pembuatan dan pemanfaatannya, Kanisus, Yogyakarta.

Tora, D.2013. 9 cara pengendalian ulat grayak (Spodoptera Litura). http://om-tani.blogspot.com/2013/04/9-cara-pengendalian-ulat-grayak.html diakses tgl, 12-2-2014

Wowiling, J. 2003. Pestisida nabati mimba (Azadiractha indica A.Juss) dalam pengendalian organesme pengganggu tumbuhan (OPT). http//www:sulut litbang. deptan. go.id/. ../index.php ? option... mimba... opt.. ./17/2011), diakses tanggal 9-2-2014

Zaidun, E. 2012. Metode penyuluhan pertanian. http://agroextension. blogspot.com /2012/03/ normal-false-false-false-en-us-x-none. html diakses tgl, 11-11-2013-0

Zakaria, 2006. Modul Dasar–Dasar Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Page 68: Sri hariyadi kipa 2014

55

Lampiran 1.

JADWAL KEGIATAN KIPA

Page 69: Sri hariyadi kipa 2014

56

Lampiran 2.

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH

Judul : Pemanfaatan daun gamal dan daun mimba sebagai pestisida

nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung.

Tujuan : Petani mengetahui daun gamal dan daun mimba sebagai

pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung.

Sasaran : Petani dan keluarganya

Metode : Ceramah, diskusi dan demcar

Media : Folder

Waktu : 70 menit

Alat dan bahan : - Alat : kamera digital, ballpoint, folder, kuisioner,

Timbangan, Kain halus, Lesung/blender,

Saringan/tapisan, Volume air, Gelas/piala ukur,

ember.

- Bahan : kertas, daun gamal, daun mimba, air.

Pokok

kegiatan Uraian kegiatan Metode

Media/alat

bantu waktu

Pendahuluan

1. Pengantar/pembukaan

2. Penyampaian tujuan

penyuluhan

Ceramah

ceramah

-

-

2

3

Isi Materi

1. Pemanfaatan daun gamal dan

daun mimba sebagai pestisida

nabati untuk mengendalikan

hama ulat grayak pada

tanaman kangkung

2. Cara membuat pesttisida

nabati daun gamal dan daun

mimba..

Ceramah

/diskusi

Demcar

Folder

Alat dan bahan kajian penyuluhan

20

25

Pengakhiran

1. Kesimpulan

2. Evaluasi/penilaian dari

peserta/ petani tentang

- Aspek sumber penyuluhan

- Aspek materi, metode dan

media penyuluhan

3. Penutup

Ceramah

Cek list

Cek list

-

Kuisioner

-

3

15

2

Manokwari Maret 2014

Mahasiswa/Penyuluh

Sri Hariyadi

Page 70: Sri hariyadi kipa 2014

57

Lampiran 3.

BIODATA RESPONDEN DAN KUISIONER

A. Identitas Responden pelaksanaan Penyuluhan Pemanfaatan daun gamal

dan daun mimba sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat

grayak pada tanaman kangkung di lahan praktek Kelurahan Andai Distrik

Manokwari selatan Kabupaten Manokwari Propvinsi Papua Barat.

1. Nama : 2. Umur : Tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan 4. Alamat : 5. Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah/SD/SLTP/SLTA/PT 6. Pekerjaan Utama : 7. Pekerjaan Sampingan : 8. Kepemilikan Lahan : :

B. Evaluasi Aspek Sumber Penyuluhan

Petunjuk Pengisian

Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang () pada kolom YA atau TIDAK sesuai penilaian atau pendapat Bapak/ibu terhadap pertanyaan dibawah ini:

No Pertanyaan YA TIDAK

1.

Apakah Penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan tentang pembuatan pestisida nabati daun gamal+daun mimba mudah dimengerti oleh Bapak/Ibu?

2.

Apakah suara Penyuluh dapat terdengar jelas?

3.

Menurut Bapak/Ibu apakah Penyuluh menguasai cara pembuatan pestisida nabati daun gamal+daun mimba dengan baik?

4.

Apakah Bapak/Ibu puas dengan jawaban yang diberikan oleh Penyuluh?

5.

Menurut Bapak/Ibu apakah penyuluh trampil dalam membuat pestisida nabati daun gamal+daun mimba?

6.

Menurut bapak/ibu bagaimana keseriusan penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan ini?

7.

Menurut Bapak/Ibu apakah Penyuluh bersikap sopan selama menyampaikan penyuluhan?

8.

Menurut Bapak/Ibu apakah cara berpakaian Penyuluh menarik?

9.

Apakah penyuluh datang tepat waktu?

10.

Menurut Bapak/Ibu apakah kata dan kalimat yang digunakan penyuluh mudah dipahami?

Page 71: Sri hariyadi kipa 2014

58

Lampiran 3. Lanjutan

C. Evaluasi Aspek Materi, Media dan Metode Penyuluhan

Petunjuk Pengisian

Mohon Bapak/Ibu memberi tanda centang () pada kolom Ya atau Tidak

sesuai penilaian atau pendapat Bapak/ibu terhadap pertanyaan dibawah

ini:

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Menurut Bapak/Ibu apakah isi / materi penyuluhan

tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba untuk

mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung ini dibutuhkan?

2 Menurut Bapak/Ibu apakah isi / materi penyuluhan

tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba untuk

mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman

kangkung ini mudah untuk dilakukan?

3 Apakah penggunaan selembaran kertas ini

memudahkan Bapak/Ibu dalam menerima isi dari

penyuluhan ini?

4 Menurut Bapak/Ibu apakah Kegiatan penyuluhan ini

tepat waktunya? (Tidak mengganggu kegiatan

Bapak/Ibu)

5 Menurut Bapak/Ibu apakah dengan demonstrasi cara

membuat pestisida nabati daun gamal+daun mimba ini

bisa mempermudah dalam memahami isi/materi

penyuluhan?

Page 72: Sri hariyadi kipa 2014

59

Lampiran 4. Folder

Page 73: Sri hariyadi kipa 2014

60

Lampiran 5.

Daftar Identitas/Profile Responden

Page 74: Sri hariyadi kipa 2014

61

Lampiran 6.

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN MANOKWARI

W K P P KELURAHAN ANDAY

Anday, 05 Mei 2014

Perihal : Undangan

Penyuluhan Pertanian

K a p a d a

Yth.Bapak/Ibu/sdr/i...........................

Di -

A N D A Y

Dengan Hormat

Sehubungan dengan pelaksanaan penyuluhan pertanian oleh mahasiswa

STPP Manokwari dalam rangka kegiatan Karya Ilmiah Penugasan Akhir (KIPA)

untuk para petani di kelurahan Anday, maka kami mengundang kepada

bapak/ibu/sdr/i untuk hadir bersama-sama, yang sedianya akan dilaksanakan pada;

Hari/tgl : Rabu, 07 Mei 2014

Jam : 09.00 s/d selesai

Tempat : Diruang pertemuan kelas lapangan kebun praktik Anday

Acara : Penyuluhan tentang pemanfaatan daun gamal+daun mimba sebagai

pestisida nabati untuk mengendalikan hama ulat grayak pada

tanaman kangkung.

Demikian perhatiannya, atas kehadirannya tak lupa diucapkan terimakasih.

PPL WKPP Kelurahan

Anday

S A R T O N O, S.ST

NIP. 19680313 199303 1 012

Page 75: Sri hariyadi kipa 2014

62

Lampiran 7.

Page 76: Sri hariyadi kipa 2014

63

Lampiran 7. lanjutan

Page 77: Sri hariyadi kipa 2014

64

Lampiran 8.

Rekapitulasi Hasil Penilaian Aspek Sumber Penyuluhan

Prosentase Hasil Evaluasi Aspek sumber penyuluhan

𝐸𝑝𝑠 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

𝐸𝑝𝑠 =19,33

20𝑥 100%

= 96,6 %

Kriteria : Sangat Efektif

Eps : Efektivitas penyuluhan aspek sumber

Page 78: Sri hariyadi kipa 2014

65

Lampiran 9.

Rekapitulasi Hasil Penilaian aspek Materi, Media dan Metode penyuluhan

Prosentase Hasil Evaluasi Aspek Materi, Metode dan Media penyuluhan

𝐸𝑝𝑚 =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖,𝑚𝑒𝑡𝑜𝑑𝑒 & 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑥 100%

𝐸𝑝𝑚 =9,13

10𝑥 100%

= 91,3 %

Kriteria : Sangat Efektif

Epm : Efektivitas penyuluhan aspek sumber materi, metode dan media

penyuluhan

Page 79: Sri hariyadi kipa 2014

66

Lampiran 10.

JADWAL KEGIATAN KAJIAN MATERI PENYULUHAN

PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI DAUN GAMAL+DAUN MIMBA

UNTUK MENGENDALIKAN HAMA ULAT GRAYAK PADA TANAMAN

KANGKUNG

Page 80: Sri hariyadi kipa 2014

67

Lampiran 11.

Page 81: Sri hariyadi kipa 2014

68

Lampiran 12

Peta Tempat Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Di Kelas Lapangan Lahan Praktik STPP

di Kelurahan Anday.

Page 82: Sri hariyadi kipa 2014

69

Lampiran 13

Page 83: Sri hariyadi kipa 2014

70

Lampiran 13 lanjutan

Page 84: Sri hariyadi kipa 2014

71

Lampiran 14.

Page 85: Sri hariyadi kipa 2014

72

Lampiran 14 Lanjutan

Page 86: Sri hariyadi kipa 2014

73

Lampiran 15. Visualisasi Kajian Materi Penyuluhan

Kajian Materi Penyuluhan

Page 87: Sri hariyadi kipa 2014

74

Page 88: Sri hariyadi kipa 2014

75

Lampiran 16. Visualisasi Pelaksanaan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan

Page 89: Sri hariyadi kipa 2014

76