SiTANTTIAFI PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA sIrLN 77 :1StA7 Lampiran SuratKeputusan Direksi PLN No.064/DIFV87, tanggal4 Juli 1987 Transfo r.rrtato r Tegangan DEPARTEMET.I PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA JALAN TRUNOJOYOBLOK M I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SiTANTTIAFIPERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA
s I rLN 77 :1StA7
Lampiran Surat Keputusan Direksi PLNNo.064/DIFV87, tanggal 4 Juli 1987
Transfo r.rrtato r Tegangan
D E P A R T E M E T . I P E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARAJALAN TRUNOJOYO BLOK M I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA
SPLN 7Vzl9t7
TR ANSFORMATOR TEGANGAN
R U J U K A N
Standar ini diangkat seutuhnya dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
dari IEC Publication l36 (1987)z Voltage Transformers" *)
Bilamana ditemukan hal-hal yang meragukan agar merujuk kembali Publikasi
IEC tersebut di atas.
*) Bilamana dianggap perlu dapat ditambahkan: rf, kecuali ditambahkancatatan mentenai pembatasan berlakunya di Indonesia di bawahAya t o . . . o . .o .o . . . . . t | .
SPLN 7721987
TRANSFORMATOR TEGANGAN
Disusun oleh :
l. Kelompok Fernbakuan Bidang Distribusidengan Surat Keputusan Direksi Perusa-haan Umum Listrik Negara No.:l2llDIR/85 tanggal 23 Agustus t985 dan diper -baharui dengan SK Direksi PLN No.:Ot4/DIR/S6 tanggal 19 November 1986;
2" Kelompok Kerja Transformatordengan Surat Keputusan Kepala PusatPenyelidikan Masalah Kelistrikan No.:Ot3lLtilKl86 tanggat I ON<tober 19t6.
Diterbidcan oleh:
DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ET.IERGIPERTJSAHAAN UMI-IM LISTRIK NEGARA
Jln.Trunoioyo Blok M Vl35 Kebayoran BamJAKARTA
t987
SPLN TTzl9tT
SUSUNAN ANrcTA KELOMFOK PEMBAKUAN BTDANG DISTRIBUSI
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik NegaraNo.: I 2 I /DIR /8 5 tang gal 23 A gu stus I 98 5
10. Ir. Adiwardojo Warsitoll. Ir. Soeioko Hardjodirono12. lr. J. Soekarto13, Masgunarto Budiman M"Sc.14. I r . Rosid15. Ir. Wardhani16. Sudijono BEE
Fembakuan, Pusat Penyetidikan Masalah Kelistrikan: Ketua
merangkaP Anggota TetaP: Sebagai Ketua I'{arian
merangkaP Anggota TetaP: Sebagai Sekretaris
merangkap Anggota TetaP: Sebagai Wakil Sekretaris
merangkap Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP: Sebagai Anggota TetaP
2.
?
4.
5.6.7.8.9.
10 .I l .12.t3.14 .15 .16 .
Surat Keputusan tersebut diperbaharui dengan:Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara
No.: 0S4/DIR/86 tanggal 19 November 1986
l. Kepala Dinas Pernbakuan, Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan(ex_officio) *) : Ketua
merangkap Anggota TetaPSebagai Ketua Harianmerangkap Anggota TetaPSebagai Sekretarismerangkap Anggota TetaPSebagai Wakil Sekretarismerangkap Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaPSebagai Anggota TetaP
*) I r . Mahmud Junus
- l l l -
SPLN 7721987
SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK KERJA TRANSFORMATOR
Surat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah KelistirkanNo.: 033lLMKl86 tanggal I Oktober 1986
l. Ir.Mahmud Junus
2. Ir.Hentiono Hendardji
3. Ir.Achmad Sudjana4. Wirawan BE5. Ir.Moh. Hasan6. Ir.Johan Mas Inaray7. Thomas S.Napitupulu BE8. Achmad Riandi BE9. Aryadi Suparman BE
- PERSYARATAN UMUM BERLAKU UNTUK SEMUATRANSFORMATOR TEGANGAN
Pasal Satu - Umuml. Ruang Lingkup2, Persyaratan Umum3" Kondisi Kerja4. Definisi
Pasal Dua - Persyaratan Nilai Pengenal dan Unjuk-kerjayang berlaku bagi semua Transformator tegangan
5. Nilai standar tegangan pengenal6. Nilai standar keluaran pengenal7. Nilai standar faktor tegangan pengenal8. Batas kenaikan suhu9. Persyaratan isolasi9(bis). Kemampuan ketahanan hubung-singkat
Pasal Tiga - Pengujian umum10. Klasif ikasi pengujian
Pasal Empat - Uii Jenisll. Pengujian kenaikan suhu untuk membuktikan kesesuaian
terhadap Ayat 8
l?. l"nsujian kemampuan ketahanan hubung-singkat13. Pengujian impuls pada belitan primer14. Pengujian basah untuk transformator tegangan jenis
pasangan luar
Pasal Lima Uji Rutin
15. Pemeriksaan penandaan terminal16. Pengu jian f rekuensi kerja (-:o nz) pada belitan primer
{an pe.lgukuran lepasan parsial17. Pengujian.frekuensi kerji antara seksi dan pada
belitan sekunder
Pasal Enam - Uji khusus
18. Pengu j ian impuls petir terpancung
Pasal Tujuh - PenandaanI 9. Penandaan pelat pengenal
Pasal Delapan - Penandaan Terminal untuk TransformatorTegangan
2 t . U m u m21. Penandaan
- PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATORTEGANGAN FASA TUNGGAL UNTUK PENGUKURANP a s a l S e m b i l a n - U m u m
22. Ruang Lingkup23. Def inis i
Pasal Sepuluh - Persyaratan Ketelit ian24. Desain kelas ketelit ian25. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
Halaman:
t - 6
6 - t 6
1 5 - 1 8
1 8 - 2 2
2 2 - 2 5
25
2 5 - 2 6
26
27
2 7 - 2 8
a
r
SPLN 7721987
Halaman:
Pasal Sebelas - Pengujian Ketelitian 28
26. Uji jenis26.a Uji rutin
Pasal Duabelas - Fenandaan 29
27. Penandaan pelat pengenal dari transformator teganganuntuk pengukuran
BAB I I I - PERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATORTEGANGAN FASA TUNGGAL YANG DIGUNAKANUNTUK PENGAMAN
P a s a l T i g a b e l a s - U m u m 3 A
28. Ruang Lingkup29. Definisi
Pasal Empatbelas - Persyaratan Ketelitian 30 - 3l
30. Desain kelas ketelitian31. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
Pasal Limabelas - Fersyare"tan untuk belitan sekunder yangdimaksudkan untuk menghasilkan tegangan
Pasal Duapuluh enam - Penandaan56. Penandaan dari pelat pengenal transformator tegangan
kapasitor
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
Lampiran A - Jenis dan Diagram ekuivalen untuk Transforrnatortegangan kapasitor
Lampiran B - Kondisi Lita,rra Frengi,rllan pada Sirkit ekuivalen
Lampiran. C - Beban untuk Pentgujian tanggap transien
Lampiran D - Penggunaan Sirkit Ekuivalen untuk Ketelitian Uji rutinLampiran E - Daftar Usulan Istilah Baku Standar Transformator
Te-gangan
Halaman:
38
3 8 - 3 9
3 9 - 4 1
4 2 - 4 3
4 3 - 4 7
4 8 - 4 9
50
5 l
52
53
- v i i -
SPLN 77zl9BT
TR. AF.ISFOR MATOR TEGANGAN
BAB I
PERSYARATAN UMUMBHRLAKU Uf{T"I.JK SEMUA TRANSFORMATOR TEGANGAN
Pasal Satu
U m u m
l. Ruang Lingkup
Standar ini diterapkan pada transformator tegangan yang baru, yang diguna-kan bersama-sama dengan instrumen ukur listrik dan peralatan pengaman listrik padafrekuensi dari 15 -Hz sampai 100 Hz.
Persyaratan umum dari bab ini berlaku untuk semua transformator tegangan, tetapiuntuk jenis-jenis tertentu, misatnya transformator tegangan jenis kapasitor,persyaratan tersebut mengikuti modif ikasi yang ditetapkan di dalam bagian yang
sesuai. Meskipun persyaratan ini pada dasarnya berhubungan dengan transformatortegangan dengan belitan terpisah, namun bila sesuai, berlaku,',pula pada oto
\transfornnator tegangan.
Standar ini tidak berlaku bagi transformator tegangan yang digunakan di dalamI-aboratorium - laboratori um .
Catatan: Pgrsyaratan spesifik untuk transformator tegangan fasa-tiga tidak termasukdi dalam standar ini, tetapi sejauh persyaratan terseb-ut sesuai denganpersyaratan pada Bab I, berlaku bagi transformator tegangan ini danbeberapa acuan termasuk di dalam,Bab I ( l ihat Sub-ayat 4.ddai 5.1, Ayat6r,
2" Fersyaratan alnnurn
Semua transforrnator tegangnn harus bisa digunakan untuk pengukuran dan sebagaitambahan untuk jenis-ienis tertentu boleh digunakan untuk pengamanan.Transformator tegangan untuk 2 mdcam pemakaian yaitu untuk pengukuran danpengamanan harus memenuhi persyaratan sesuai Bab I, II, III dan IV dari standar ini.
3. Kcndisi kerja
Bila t idak ditentukan lain, standar ini berlaku untuk kondisi kerja sbb.:
- l
SPLN 7721987
Catatan : FaL;r ikan ha.rus member ikan keterangan j ika kondis i ker ja t ransformatortersr :brr t mel iput i kondis i pada. waktu t ranspor tas i berbeda dengan kondis ikerja :rrang ditetapkan pada standar ini.
3 .L Suhu seki tar
- Maks ima l
- Rata-rata har i i ln , t ida l< rnelebih i
- Untuk jenis pasangan dalarrr
- Untuk jen is pasangan luar
+ 4 0 o C
+ 3 o o C
min. - 5 oC
min. - 25 oC
3,2 Ket inggier i
Sampai 1000 rneter ( f ;nO kaki ) d i a tas permukaan laut
3.3 Kondis i a tmosf i r is
Atmosf i r is yarrg t idak berpelus i berat
3.4 Sistem pentanahan
l" S is tem rret ra l ter isc ias i ( l i i ra t Sub-ayat 4"20 \
2. Sistem pentanahan beresonansi ( l ihat Sub, ayat 4.21 )
3. S is tem netra l d i tanahkarr ( l ihat Sub-ayat 4.23 \
a. Sistem netra. l di tanahkan efekti f
b. Sistern netral ditanahkan non-efekti f
4. Definisi
Untuk penggunaan standar in i , d igunakan def in is i sbb. :
Beberapa def in is i sesuai atau sama dengan def in is i dar i IEC Publ icat ion 50(321) ,
International F. lectrotechnical Vocabulary ( lEV), Bab 3?-l: Instrumen Transformers,
Hal ini ditunjukan oleh nomor-nomor acuan dalam tanda l<urung dari IEV yang sesuai.
4.1 Transformator instn lmen
Suatu t ransformator untuk mensupla i inst rumen ukur , meter-meter , re le-re le
dan pera latan la . in ; , iang sejenis OZt-01-01 d iubah)"
4.2 Transformator tegal lgai- i
Transformator instr lrm(:n )/ang tegangan sekundernya, dalam pemakaian kondisi
nonmal, sebanci ing dengan tegangan primernya dan berbeda fasa dengan sudut
yang rnr:ndeki*t i nol untuk arah hubungan yang sesuai ( lZt-03-0i).
4,3 Transformator tegarrgan yang, t idak ditarrahl<an
Transforrnatr:r tegangan yang semua bagian dari belitan primer, termasuk
terminal-terminatr diisolasika.n terhaciap tanah sarrrpai t ingkat yang sesuai dengan
tingkat isolasi pengenalnya.
* 2 -
SPLN 7721987
4.4 Transformator tegangan yang ditanahkan
Transformator tegangan fasa-tunggal yang satu ujung belitan primernya ditanah-
kan langsung atau transformator tegangan fasa tiga yang titik bintang belitan
primernya ditanal"rkan langsung.
4.5. Belitan primer
Belitan yang mentransformasikan tegangan yang diterapkan.
4.6 Belitan sekunder
Belitan yang mensuplai sirkit tegangan dari instrumen ukur, meter-rneter,
rele-rele atau peralatan yang sejenis.
4.7 Sirkit sekunder
Sirkit luar yang disuplai oleh belitan sekunder dari transformator.
4.8 Tegangan primer pengenal
Nilai tegangan primer yang tampak pada desain dan karakteristiknya didasarkanpada nilai ini (lZt-01- l2 cJiubah).
4.9 Tegangalr sekurrder pengenal
Nilai tegangan seliunder yang tampak pada desain dan karakteristiknya
didasarkan pada nilai ini (:Zl-01-16 diubah).
4.10 Rasio tegangan sebenarnya
Rasib tegangan primer sebenarnya terhadap tegangan sekunder sebenarnya(J.zt-ol- l8 diubah).
4.Il Rasio teganlan pengenal
Rasio tegangan primer pengenal terhadap tegangan sekunder pengenal
Kesalahan yang timbul pada waktu transformator tegangan digunakan untukpengtrkuran tegangan di mana rasio tegangan sebenarnya tidak sarna denganrasio tegangan pengenal (32 bAbZZ diubah).Kesalahan tegangan, dinyatakan dalam persen, diberikan dalam rumus:
K x U - UKesalahan tegangan (%) =#x 100
p
di mana: Kn
UpU
S
= Rasio tegangan pengenal
= Tegangan primer sebenarnya= Tegangan sekunder sebenarhyer
pengukuran.
- 3 -
iika UO diterapkan pada kondisi
SPLN 77:1987
4.13 Pergeseran fqsa
Perbedaan fasa antara vektor-vektor tegangan primer dan tegangan sekunder, arah
dari vektor-vektor tersebut dipilih sehingga sudutnya sama dengan nol untuk
Pergeseran fasa tersebut positif jika vektor tegangan sekunder mendahului vektortegangan primer. Biasanya dinyatakan dalam menit atau sentiradian.
Catatan: Definisi ini benar hanya untuk tegangan yang sinusoidal.
4.14 Kelas ketelit ian
Desain yang ditetapkan terhadap transformator tegangan sehingga kesalahannya
masih dalam batas yang disyaratkan pada kondisi pemakaian yang ditetapkan.
4.15 Beban
Admitans dari sirkit sekunder, dinyatakan dalam Siemens dan faktor-kerja(menyusul atau mendahului).
Catatan: Beban biasanya clinyatakan sebagai daya semu dalam voltampere, yangdiseraf pada fuktor-kerja yang disyaratkan dan pada tegangan sekundeip€hg€rr&i.
4,16 Beban pengenal
Nitai beban yang didasarkan pada persyaratan ketelitian dari spesifikasi ini.
4.17 Keiuaran pengenal
Nilai dari daya nyata (dalam voltampere pada faktor-kerja yang disya.ratkan) pada
keadaan tra-nsformator tegangan mensuplai sirkit sekunder pada tegangan sekunderpengenal dan beban pengenal terhubung kepadanya OZt-I|-Zl diubah).
4.18 Tegangan tertinggi untuk perlengkapan
Nilai F.tn"s. tegangan fasa-fasa tertinggi yang mana transformator didesain sesuaidengan isolasinya.
4.19 Tingkat isolasi pengenal
Kombina.si nilai-nitai tegangan yang menyatakan karakteristik isolasi transformator
dengan memperhatikan kemampuannya menahan tekanan dielektrik.
4,20 Sistem netral terisolasi
Suatu sistem yang tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah, kecuali melaluiperalatan penunjuk, perala,tan pengukur atau peralatan proteksi yang mempunyai
impedans tinggi.
- 4 -
SPLN 77zl9ET
4,2L Sistem pentanahan beresonansi [(sistem pentanahan melalui belitan pemadam
busur api {ar* suppression coil)l
Suatu sistem yang ditanahkan melalui reaktor yang mempunyai reaktans tertentu
sedemikian rupa sehingga selama terjadi gangguan satu f asa ke tanah, arus
induktif frekuensi-kerja yang melalui reaktor ini menetralisir komponen kapasitif
frekuensi-kerja dari arus gangguan tanah.
Catatan: Dengan pentanahan beresonansi dari sistem, arus sisa pada. Sangguandibatasi sehingga meluasnya gangguan busur api (arcing fault) di udaradipadamkan sendiri.
4.22 Faktor pentanahan
Faktor pentanahan pada tempat tertentu pada sistem fasa tiga (umumnya titik
pemasangan perlengkapan), untuk tata tetak dari sistem yang diberikan adalah
. rasio antara nilai F.rr.s. tegangan frekuensi-kerja fasa tanah tertinggi pada fasa
yang sehat pada tempat tersebut selama terjadinya BanSSuan ke tanah
(mempengaruhi satu fasa atau lebih pada beberapa titik)r terhadap nilai F.trt.s.
tegangan fasa-fasa frekuensi kerja r.rn.s, jika gangguan hilangr yang dinyatakan
dalam persen.
4.23 Sistem netral ditanahkan
Suatu sistem yang netralnya dihubungkan ke tanah, baik langsung atau melalui
resistans atau melalui reaktans dengan nilai yang cukup rendah untuk mengurangi
osilasi transien dan memberikan arus yang cukup untuk memProteksi gangguan
tanah yang selektif.
a. Sistem fasa tiga dengan pentanahan netral -efektif . pada lokasi tertentu adalah
sistem ylng dicirikan oleh faktor pentanahan pada titik tersebut tidak melebihi
80%.
Catatan: Kondisi ini diperoleh jika (secara pendekatan) untuk semua konfigurasisistem, rasio reaktans urutan nol, terhadap reaktans ,urutan positiftebih kecil dari 3 dan hasil bagi tahanan urutan nol terhadap reaktansurutan posit if tebih kecil dari l .
b. Sistem 3 fasa dengan pentanahan netral non efektif pada lokasi tertentu adalah
sistem yang dicirikan oleh faktor pentanahan pada titik ini dapat melebihi 80%.
4"24 Instalasi terbuka (exposed installation)
Suatu instalasi yang peralatannya dipengaruhi oleh teganganlebih yang berasal dari
atmosfir.
Catatan: 'Instalasi
yang demikian biasanya dihubungkan ke jaringan transmisihantaran udara, baik langsung mauPun melalui kabel pendek.
4.25 Instalasi tak terbuka (non exposed installation)
Suatu instalasi yang aparatnya tidak dipengaruhi oleh teganganlebih yang berasal
dari atmosfir.- 5 -
SPLN 77zl9t7
Catatan: Suatu instalasi yang biasanya dihubungkan ke iaringan kabel bawahtanah.
4.26 Frekuensi pengenal
Nilai frekuensi yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan dalam standar ini.
4.27 Faktor tegangan pengenal
Faktor pengali yang diterapkan pada tegangan primer pengenal untuk
menentukan tegangan maksimum di mana transf ormator tegangan harus
memenuhi persyaratan termis yang sesuai untuk waktu tertentu dan batas
ketelitian yang sesuai dengan persyaratan.
Pasal Dua
Persyaratan nilai pengenal dan unjuk kerja yant berlaku
bagi semua Trandormator Tegangan
5. Nilai standar tegangan pengenal
5.1 Tegangan primer .pengenalNilai standar tegangan primer penBenal transformator tegangan fasa tiga dan
fasa tunggal untuk digunakan pada sistem fasa tunggal atau antar fasa pada
sistem fasa tiga salah satu dari nilai tegangan nominal sistem harus sama sepertiyang ditunjukkan seperti nilai-nilai yang umum dipakai pada IEC Publication 38.Nilai-nilai standar tegangan primer pengenal _dari transformator tegangan fasatunggal yang dihubungkan antara salah satu fasa dan ianah pada sistem fasa tiga
atau antarar titik netral sistem dan tanah harus merupakan I 16 kali salahsatu nilai tegangan nominal sistem.
catatan' y"l,l;l-l,"il :ill '?::1i:?;:T.'"?llf;,?) '"J"x??JJl"TiJ*:n:"(";'"Htggangan primer pengenal, oleh karena itu tingkat isolasi pengenaldidasarkan pada salah satu tegangan sistem tertinggi piOa
- IEC
Publication 38.
5.2 Tegangan sekunder pengenal
Tegangan sekunder pengenal harus dipilih menurut kebiasaan di tempat di manatransformator tegangan tersebut akan dipakai. Nilai-nilai yang diberikan di bawahini dianggap nilai standar untuk transformator tegangan fasa tunggal di dalamsistem fasa tunggal clihubungkan fasa ke fasa pada sistem fasa tiga dan untuktransformator tegangan fasa tiga.
a. Berdasarkan pada kebiasaan negara-negara Eropa :- 100 V dan I l0 V; dan- 240 V untuk perluasan sirkit sekunder
- 6 -
SPLN 7721987
b. Berdasarkan kebiasaan di Amerika Serikat dan Kanada:
l2A V untuk sistem distribusi
I l5 V untuk sistem transmisi- 230 V untr-rk perluasan sirkit sekunder
Catatan; Butir b tensebut di atas tiCak digunakan di lingkungan PLN"
Untuk transformator tegangan fasa-tunggal yang akan dipakai untuk fasa ke tanah
pada sistem f asa tiga yang tegangan pengenal primernya adalah suatu bilangan
dibagi Y3, maka tegangan sekunder pengenalnya harus merupakan salah satu
nilai yang disebutkan dimuka dibagi fr, sehingga rasio tegangannya tetap.
Catatan: l. Tegangan sekunder pengenal untuk belitan-belitan yang menghasilkantegangan sisa sekr.lnder rnasih dalam pertimbangan.
2. Kalau mungkin, rasio tegangan pengenal adalah nilai yang sederhana.Jika salah satu dari nilai-nilai berikut: 10-12-15-20-25-30-40-50 danpengali, desimalnya digunakan untuk rasio tegangan pengenalnyabersama-sama dengan salah satu dari tegangan sekunder pengenal darisub-ayat ini, maka sebagian besar nitai-nilai standar tegangan nominalsistem pada IEC Publication 38 akan tercakup.
Nilai standar keluaran pengenal
Nilai standar keluaran pengenal pada faktor daya 0,8 menyusul, dinyatakan dalam
Nilai-nilai yang di garis bawahi adalah nilai-nilai yang lebih disukai. Keluaran
Pengenal "dari transformator tegangan fasa tiga haruslah merupakan keluaran pengenal
per fasa.
Catatan: Untuk transformator tegangan tertentur yang ditengkapi dengan salah satunilai keluaran pengenal standar dan sesuai dengan kelas ketelitian standar,pernyataan keluafan pengenal lain, yang mungkin bukan nilai standar tetapisesuai dengan kelas ketelitian standar yang lain, tidak dilarang.
7. Nilai standar faktor tegangan pengenai
Faktor tegangan ditentukan oleh tegangan-kerja maksimum yang tergantung pada
sistem dan kondisi pentanahan beiitan primer transformaton tegangan"
Fakton tegangan standar yang sesuai dengan kondisi pentanahan diberikan pada Tabel I
di bawah ini, bersama-sama dengan Lamanya tegangan-kerja maksimum yang diizinkan(yaitu waktu pengenal),
SPLN 7721987
Tabel I
Nilai Standar Faktor Tegangan Pengenal
Faktorteganganpengenal
Waktupengenal
MetocJa penyambungan belitan primer dankondisi pentanahan sistem
\ , 2 Kontinyu Antar fasa pada tiap jaringanAntara titik bintang transformator dantanah pada tiap jaringan
l12 KontinyuAntara fasa dan tanah pada sistennpentanahan netral efektif (Sub -ayat 4.23 a\
l 1 5 30 detik
t 1 2 Kontinyu Antara fasa dan tanah pada sistem penta-nahan netral non efektif (Sub-ayat 4.23 b)dengan pemutus gangguan tanah otomatis.L19 30 detik
l12 Kontinyu Antara fasa dan tanah pada sistem netralterisolasi tanpa pemutus gangguan tanahotomatis (Sub-ayat 4,20) atau sistem pen-tanahan beresonansi (Sub-ayat 4.21)tanpa pemutus gangguan tanah otomatis.
l 19 8 jam
Catatan: Pengurangan waktu pengenal diizinkan dengan persetujuan antara fabrikan' dan pemakai.
8. Batas kenaikan srihu
Blla tidak ditentukan lain 'di bawah ini, kenaikan suhu dari transformator tegangan
pada tegangan yang disyaritkan, pada frekuensi pengenal dan pada beban pengenal
atau pada beban pengenal tertinggi jika ada beberapa beban pengenal, pada faktor-kerja
antara 0r8 terbelakang dan satu, tidak boleh melebihi nilai yang diberlkan pada Tabel
IL
Tegangan yang diterapkan pada trarrsformetor tegangan harus sesuai dengan butir
a), b) atau c) berikut:
a. Semua transformator tegangan yang mengabaikan faktor tegangan dan waktupengenal harus diuji pada lr2 kali tegangan primer pengenal. Pengujian dilakukan
kontinu samFai suhu transformator mencapai nilai ajek (steady state).
b. Transformator tegangan yang mempunyai faktor tegangan 1,5 dengan waktu pengenal
30 detik atau lr9 untuk 30 detik harus diuji pada masing-masing faktor tegangan
selama 30 detik dimulai sesudah penerapan lr2 kali tegangan pengenal untuk waktuyang cukup mencapai kondisi suhu yang aiek.
- 3
SPLN 7721987
Kenaikan suhu tidak beleh melebihi t 0 K dari nilai-nilai yang disyaratkan pa-
da Tabel II" Cara lain transforrnator tegangan di atas boleh diuji pada
masing-masing f ai.rtor tegangan selama 30 detik dirnulai dari kondisi dingin"
Kenaikan suhu beliten tidak boleh melebihi l0 K,
Catatan: Pengujian ini dapat ditiadakan jika dengan suatu cara lain dapatdiperlihatkan bahwa transf ormator tegangan tersebut memenuhi kondisiini.
c" Transf ormator tegangan yeng mem punyai f aktor tegangan | ,9 dengan waktu
pengenal 8 jam harus diuji pada lr9 kali tegangan pengenal selama 8 jam dlmulai
. sesudah pemberian l12 kali tegangan sampai rnencapai suhu yang ajek.
Kenaikan suhu tidak boleh melebihi l0 K dari nilai yang dispesifikasikan pada
Tabel II.
Nilai-nilai pada Tabel II didasarkan pada kondisi kerja yang diberikan pada Ayat 3.
Jika suhu sekitar rnelepoirr nilai yang clisyaratkan pada Sub-ayat 3.1 maka kenaikan
suhu ya! !g diizinkan pada Tabel II harus dikurangi dengan kelebihan suhu sekitar,
Jika transformator tegangan disyaratkan untuk bekerja pada ketinggian lebih dari
1000 meter dan diuji pada ketinggian di bawah 1000 meter batas kenaikan suhu yang
diberikan dalarn Tabel II harus dikurangi dengan harga berikut ini untuk tiap
ketebihan' 100 meter.
a. 0r4% untuk transformator tegangan terendam minyak
b" 0r5% untuk transformator tegangan kering.
Kenaikan suhu belitan dibatasi oleh kelas isolasi terendah, baik untuk belitannya
sendiri ataupun untuk media sekitar yang mengelilinginya.
Kenaikan suhu maksimum kelas-kelas isolasi diberikan pada Tabel II.
Jika transformator tegangan dilengka.pi dengan tangki konservator atau mempunyairuang udara di atas oli atau jenis hermetis, maka kenaikan suhu minyak pada bagianatas tangki tidak bolel-r nrelebihi i5 Y".
Jika transfsnmatsr tegengan tidak dilengkapi seperri tersebut di atas, rnaka kelaikansuhu minyak pada bagian atas tangki tidak boleh meiebihi i0 K.
Kenaikan suhu diukun paCa perrnukaan luar inti transformator dan bagian-bagianmetal lain yang berhubungan atau berdekatan dengan isolasi" Kenaikan suhu tidakboleh melebihi nilai yang diberikan pada Tabel II.
* 9 -
SPLN 7721987
Kenaikan SuhuMaksimal (K)
Semua kelas, terendam minyak
Semua kelas terendam dalam oli dan tertutuphermetis
Semua kelas, terendam dalam kompon aspal(bituminous compound)
Kelas-kelas yang tidak terendam minyakatau kompon aspal
Tabel I I
Batas Kenaikan Suhu Beli tan
Kelas Isolasi(sesuai dengan IEC Publication Si) *)
Catatan: Untuk beberapa bahan (misatnyamensyaratkan kelas isolasi yang
Pemilihan tingkat isolasi untuk transformator tegangan yang mempunyaitegangan tertinggi untuk perlengkapan sama dengan atau di atas 316 kV harusdibuat sesuai dengan IEC Publication 7l: Insulation Coordination.Untuk transformator tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untukperlengkaPan di bawah 316 kV tingkat isolasi ditentukan oleh tegangan ketahanansingkat frekuensi-kerja pengenal.
9. l. l Untuk belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapandalam julat ukur 316 kV ( Um < 300 kV, t ingkat isolasi pengenal, dibatasi olehimpuls petir Pengenal dan tegangan ketahanan pengenal frekuensi-kerja pengenal,harus merupakan salah satu dari nitai-nilai yang diberikan dalam Tabel IIIA ataui i IB .
resin) fabrikan harussesuai.
$t
- 1 0 -
SPLN 77tl9t7
g.L.Z Untuk belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkaPan
Um
petir dan impuls hubung, harus merupakan salah satu dari nilai-nilai yang
diberikan dalam Tabel IIIC.
Catatant Dalam julat ukur tegangan ini, dipakai bahwa impuls hubung seharusnyaprioritas dalam pemilihan tingkat isolasi.
912 Persyaratan lain untuk isolasi belitan primer
9.2.I Tegangan ketahanan frekuensi-kerja
Belitan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk pertengkaPan Um )7 300 kV
iuga harus mampu tahan uji frekuensi-kerja yang disyaratkan.
Ada dua aliernatif metoda yang disyaratkan dalam standar ini untuk belitan
dalam katagori itti.
Metoda ini didasarkan pada perbedaan persyaratan tegangan uii dan prosedur uji.
Metoda I : Belitan harus tahan tegangan ketahanan singkat frekuensi-keria
tergantung pada pemilihan tegangan ketahanan impuls petir Pen8enal seperti
diberikan dalam Tabel IIID.
Metode II: Belitan harus tahan uii frekuensi-kerja dengan waktu lebih lama pada
tingkat tegangan' lebih rendah dari pada uii singkat, digabungkan dengan
persyaratan -uji lepasari parsial.
Tegangan uii, tergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkaPan
Um, diberikan dalam Tabel IIIE.
Metoda I harus digunakan bila tidak ditentukan lain.
Adopsi Metoda II memerlukan perjanlian khusus antara fabrikan dan pemilik.
Catatan: Pengujian Metoda II boleh didahului oleh yii imputs petir dalam halmelengkapi uji rutin dielektris dari belitan primer..Jika Metoda I diangkat, uji impuls petir harus dipakai sebagai uii ienis'
E--
l l
SPLN 7721987
Tingkat Isolasi pengenal
mempunyai tegangan
Tabel IIIA
untuk belitan primer transforrnator tegangan yangtertinggi untuk perlengkapan di bawah 300 kV
Tegangan tertinggiuntuk o.;nultuapan U
Tegangan ketahanan impulspetir pengenal
(puncak)
Ketahanan singkatfrekuensi-kerja pengenal
(rms)
3
6
l 0l 0
2020
2828
3838
5A50
7070
95
140
185230275325
360395460
\
SPLN 77zl9t7
Tabel IIIB
Tingkat Isolasi pengenal untuk belitan primer transformator tegangan yangmempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan di bawah 52 kV
(Berdasarkan kebiasaan praktis di USA dan beberapa negara lainnya)
Tabel IIIC
Tingkat isolasi pengenal untuk belitan primer transformator tegangan yang
. mernpunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapanlebih besar atau sama dengan 300 kV
i Tegangan tertinggiimtd< perlengkapan U: (rms)
KV
Tegangan ketahanan impulspetir pengenal
(puncak)
KV
300
362
420
?,,765
Catatan: Sebagai teganganperubahan antaraperlu.
1425I 550
uji untuk Um = 765 kV belumtingkat uji impuls hubung dan
selesai ditetapkan,impuls. petir dapat
7 5 0850
850950
950I 050I 050
1050tl7 5
I 300
beberapadianggap
Tegangan tertinggiuntuk perlengkapan Um
( rms )
Tegangan ketahanan impulspetir pengenal (puncak)
Tegangan ketahanansingkat frekuensi-kerja
pengenal
( r m s )Sistem tenaga
.< 500 kvA | >, soo kvAKV KV KV KV
4r40
13120 113197 |14,52 J
26r!
36r5
60
95
75
l l 0
T 9
34
50
70
1 5 0
200
Tegangan ketahanan impulshubung pengenal
(puncak)
950I 050
l 050tI7 5
tt7 5I 300r425
t4251550
r 8002t002400
t 3 -
SPLN 77tl9t7
Tabel IIID
Metode I : Tegangan ketahanan frekuensi-kerja untuk belitan primertransformator tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
lebih besar dari atau sama dengan 300 kV
Tegangan ketahanan impulspetir pengenal (puncak)
Tegangan ketahanan singkat frekuensi-kerja (ims)
KV KV
950I 050tt7 51300l4?51550I 8002t002400
3954605 1 0570630680790880975
Tabel IIIE
Metoda II : Tegangan uji frekuensi-kerja untuk belitan primertransformator tegangan yang mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan
Catatan: Harga tegangan yang disyaratkan adalah sementara dan boleh diubah menurutpengala,man dan perubahan dari IEC Publication 44-42 Instruments transformers,Part 4 - Measurement of Partial Discharge.Tingkat tegangan lainnya boleh digunakan karena kondisi jarlngan danmembutuhkan perjanjian khusus antara fabrikan dan pemilik.
1 4 -
SPtN TVel9tT
9"2"2 Tegangan ketahanan frekuensi-kerja untuk terminal yang ditanahkan
Terminal belitan primer yang akan ditanahkan, jika terisolasi dari kotak
atau rangka, harus mampu tahan terhadap tegangan ketahanan singkat fre-
kuensi-kerja, sebesar 3 kV selama I menit.
9.2,3 Lepasan parsial
Besaran lepasan parsial yang diperbolehkan dan persyaratan untuk
pengukurannya diberikan dalam IEC Fublication 44-4. Standar itu berlaku untuk
semua transformator tegangan kecuali transformator tegangan yang mempunyai
Um ) 300 kV dan memerlukan pengangkatan Metoda II (tihat Sub-ayat 16"3).
9.2"4 Impuls petir, terpancung
lika ada syarat tambahan, belitan primer juga harus mampu tahan terhadap
tegangan impuls petir terpancung yang mempunyai harga puncak yang sama
seperti tegangan impuls petir penuh.
9.3 Persyaratan isolasi antar bagian
Untuk belitan sekunder yang dibagi dalam dua
bagian harus mampu tahan terhadap tegangan
3 kV rms selama I menit.
bagian atau lebih, isolasi antar
ketahanan singkat frekuensi-kerja
9.4 Persyaratan isolasi untuk belitan sekunder
Isolasi belitan sekunder harus mampu tahah terhadap tegangan ketahanan
singkat frekuensi-k'erja 3 kV rms selama I menit,
9.5 Jarak rayap
Untuk isolasi pasangan luar yang mudah kena kontaminasi dibutuhkan pengukuran
jarak rayap minimum pada permukaan isolasi dibedakan dalam Tabe} IV.
Sebagai tambahan rasio antara jarak rayap minimr:m totat dan jarak busur
umumnya tidak boleh melampaui 3r5 : I
Tabel IV
l 620253 l
Tingkat polusi
I Kecilil Sedangm BeratIV Sangat berat
Jarak rayap spesifik nominal minimumantara fasa dan tanah(mm/fasa-fasa kV)
L 5 -
SPLN 7721987
Catatan: L Definisi berbagai kelas polusi masih dalam pertimbangan.Diketahui bahwa unjuk kerja dan permukaan isolasi umumnyadipengaruhi oleh bentuk isolator.
2. Pengujian polusi buatan diuraikan dalam IEC Publication507(report)-Artificial Pollution Tests on High Voltage Insulation tobe used on AC systems, tidak termasuk dalam standar ini.Pengalaman lain dibutuhkan sebelum syarat pengujian berdasarkanpada laporan ini dapat dikeluarkan.
9.6 Ketinggian
Lepasan yang bersifat merusak isolasi luar tegantung pada pengaruh kondisi
atmosfiris. Untuk menjamin bahwa tegangan ketahanan dari isolasi luar
transformator tegangan, yaitu selama operasi pada ketinggian melampaui 1000
m di atas permukaan laut adalah cukup, jarak busur normal ditambah.
Untuk pedoman umum, tegangan ketahanan pengenal pada jarak busur
harus ditambah dengan l% untuk tiap 100 m melampaui dari 1000 m di atas
permukaan laut"
9(bis). Kemamprnn ketaharnn hubung-sirEkat
Transformator tegangan harus didesain dan konstruksinya tahan tanpa kerusakan,jika pada tegantan pengenal, diberi pengaruh termis dan dinamis hubung-singkat
luar selama I detik.
Pasal Tiga
Pengujian Umum
10. Klasifikasi penguiian
Pengujian yang ditentukan di dalam standar ini diklasifikasikan sebagai uji jenis, ujirutin dan uji khusus.
Uji jenis
Pengujian yang dilakukan pada setiap jenis transformator untuk menunjukkan bahwasemua transf ormator yang dibuat dengan spesifikasi yang sama memenuhipersyaratan-persyaratan yang tidak teriiput oleh uji rutin.
Catatan : Pengujian jenis dapat pula dipertimbangkan berlaku apabila pengujiantersebut dilakukan terhadap suatu transformator yang mempunyaipenyimpangan kecil. Penyimpangan yang demikian harus memperhatikanpersetujuan antara fabrikan dan pemilik.
t 6 -
SPLN T7zl987
Uji rutin
Pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator.
Uji khusus
Pengujian selain uji jenis atau uji rutinr yang disetujui oleh fabrikan dan pemilik"
l0. l Uj i jenis
Pengujian-pengujian berikut di bawah ini adalah uji jenis:
Rincian, rujukan harus rnengikuti ayat yang berkaitan :
a) Pengujian kenaikan suhu (tinat Ayat l l)
b) Pengujian impuls-petir (lihat Ayat l3)
c) Pengujian impuls-hubung (linat Ayat l3)
d) Pengujian basah untuk transformator jenis pasangan luar (tinat Ayat 14)
e) Penentuan kesalahan (tihat Ayat 26 dan 35)
f) Pengujian kemampuan ketahanan terhadap hubung-singkat (lihat Ayat 12)
Pengujian -jenis
dielektrik harus dilakukan terhadap transformator yang sama,jika tidak ada .ketentuan lain.
Setelah transf ormator mengalami pengujian jenis dietektrik sesuai Sub-ayat
10.1, transformator harus mengalami semua uji rutin sesuai Sub-ayat L0"2.
L0.2 Uji rutin
Pengujian-pengujian berikut di bawah ini adalah uji rutin.
Rlncian, rujukan harus mengikuti ayat yang berkaitair:
a) Pemeriksaan terhadap penandaan terminat (tinat Ayat 15)
b) Fengujian ketahanan terhadap frekuensi-kerja $O tlz\ pada belitan sekunder(tinat Ayat 17).
c) Pengulian ketahanan terhadap frekuensi-kerja (:O Hz) antara seksi-seksi(t inat Ayat 17)
d) Pengujian ketahandn terhadap frekuensi-kerja (fO Hz) pada belitan primer(lihat Aya'i t 6]
e) Pengukuran lepasan parsial (tifrat Ayat 16)
f) Penerrtuan kesalahan (lihat Ayat 26.1 dan 36).
Selain daripada pengujian penentuan kesalahan butir f ) yang harus dilakukan
setelah penguf ian butir b), c) dan d) aturan atau kemungkinan kombinasi
pengujian*pengujian lainnya tidak distandarisir.
Pengujian ulang frekuensi-kerja pada belitan primer harus dilakukan pada 80%
dari nilai tegangan yang ditentukan, kecuali bila Metoda II telah diangkat.
L 7 -
SPLN 77zl98V
10.3 Uj i khusus
Pengujian berikut ini adalah uji khusus.
Rincian, rujukan harus mengikuti ayat yang berkatian:
a) Pengujian impuls-petir terpancung (tinat Ayat l8).
Fasal Ernpat
Uji Jenis:
ll. Pengujian kenaikan suhu untlk membuktikan kesesraian terhadap persyaratan Ayat t
Maksud daripada pengu jian ini, transforrnator tegangan dianggap telah mencapai'suhu yang ajek jika nilai kenaikan suhu tidak melampaui I K per-jam. Suhu seki-
tar ternpat pengujian harus antara l0 "C dan 30 "C.
Jika terdapat lebih dari satu belitan sekunder pengujian harus dilakukan dengan
beban pengenal _ sesuai yang terhubung ke tiap belitan sekunder. Jika tidak ada
perjanjian antara fabrikan dan pemilik.
Untuk pengujian ini transformator harus dipasang seperti pada waktu pernakaian.
Kenaikan suhu dari belitan harus diukur dengan metoda pertambahan resistans.
Kenaikan suhu bagian-bagian lain daripada belitan boleh diukur dengan termometer
atau termokopel.
12. Pengujian kemampuam Ete'trrlulnan terhadap hubung-cingkat .
Pengujian ini dilaksanakan untuk rnembuktikan kesesuaiannya dengan Sub-ayat 9.7.
Untuk pengujian ini, transformator mula-mula harus berada pada suhu antara l0 oC
dan 30 oC.
Transformator legangan harus diberi tegangan dari sisi primer dan hubung-singkat
diterapkan antara terminal sekunder.
Satu kali hubung-singkat harus diterapkan selama I detik.
Catatan: Persyaratan ini dipakai juga apabila pengaman lebur menjadi satu bagiandengan transformator,
Selama hubung-singkat, nilai tegangan r"m.s yang diberikan pada terminal
transformator tidak boleh kurang dari tegangan pengenal.
Apabila transformator terdiri lebih dari satu belitan sekunder atau seksi atau dengan
sadapan, hubungan rangkaian pengujian harus berdasarkan perjanjian antara fabrikan
dan pemilik.
Catatan; Untuk transformator jenis induktif, pengujian tersebut Uotefr dilaksanakandengan rnemberikan tegangan pada belitan sekunder dan hubung-singkatdilaksanakan antara terminal primer.
1 8 -
SPLN 77el9t7
Transformator harus dinyatakan lulus pengujlan ini jika sesudah mengalamipendinginan mencapai suhu sekitar, memenuhi persyaratan sebagai berikut:a) tidak tampak adanya kerusakan
b) Kesalahannya tidak menyimpang dari hasit pengukuran yang tercatat sebelumpengujian lebih daripada setengah dari batas kesalahan di dalam kelasketelitiannya.
c) Tahan terhadap pengujian dielektrik seperti yang ditentukan pada Ayat 16 dan 17,akan tetapi tegangan ujinya dikurangi sampai 90|tr tegangan uji yang seharusnyadiberikan.
d) Pada pengujian, isolasi yang berdekatan dengan permukaan belitan primer dansekunder tldak menperllhatkan pemburukan yang berarti (misalnya pengkarbonan).
Pengujian pada butlr d) tidak diperlukan apabila kemampuan hantar arus dari belitantidak melampaui 160 A/mm, di mana belitan adalah darl tembaga dengankonduktivitas tidak kurang darl 97% dari nilai yang diberikan pada IEC Publicatlon2E: Internatlonal'Standard of Resistance foi Copper.Kemampuan hantar arus didasarkan kepada arus hubung-singkat r.m.s simetris yangdiukur pada belitan sekunder (dibagi dengan rasio transformasi jika diukur pada sisiprlmer).
13. Fcrguitan imprls pada bclitan prtmcr
l3. l Umum
Pengujian impuls harus d akukan sesuai dengan IEC publication 60: HighVoltage Test Techniques.
Penguiian impuls umumnya terdirl dari penerapan tegangan pada tingkatrujukan dan tegantan pengenal. Tegangan impuls rujukan harus bernllai diantara 50% dan 75% dari ketahanan tegangan impuls pengenal. N ai puncak danbentuk gelombang tegangan impuls harus dlcatat.Fernbuktian kegagalan isorasi di daram pengujian dapat diperlihatkan denganvariasi besar (nilai yang terekam pada tegangan rujukan dan ketahanantegangan pengenal).
13.2 Pengujian impuls-petir
Tegangin uji harus mempunyai nilai yang diberikan pada Tabel IIIA, UIB atauIIIC, tergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkapan dan tingkat isolaslyang diientukan. Pengujian tegangan harus diterapkan antara masing-masingterminal fasa dari belitan primer dan tanah. Terminal belitan primer yangditanahkan atau terminal fasa yang tidak diuji dalam hal transformator
1 9 -
SPLN 7721987
tegangan yang tidak ditanahkan, rangka, kotak (Ui ta ada) dan inti (Uita
dimaksudkan untuk ditanahkan harus ditanahkan selama Penguiian.
Untuk rnemperbaiki pendeteksian kegagalan, jumlah tambahan harus direkam.
Terserah kepada f abrikan, hubungan tanah dapat dibuat melalui alat perekam
arus yang cocok. Terminal sekunder boleh dihubungkan bersama dan ditanahkan
atau boleh dihubungkan bersama dan ditanahkan atau boleh dihubungkan ke alat
yang cocok untuk merekarn getombang tegangan yang timbul melalui belitan
sekunder selama pengujian.
13.2.1 Belitan yang mempunyai Um < 300 kV
Pengujian harus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Lima
belas tegangan impuls secara berturutan dari masing-masing polaritasr tanpa
dikoreksi terhadap kondisi atmosfiris harus diterapkan.
Transformator lulus pengujian impuls, bila untuk masing-masing polaritas :
- Tidak terjadi lepasan yang merusak di dalam isolasi dalam yang tidak pulih
sendiri (non self-restoring internal insulation).
- Tidak terjadi, loncatan listrik sepanjang isolasi luar yang tidak pulih sendiri
(non self-restoring ex'ternal insulation).
- Tidak terjadi lebih dari dua kali loncatan listrik melalui isolasi luar pulih
sendiri (tne self-restoring external insulation).
- Tidak ada tanda-tanda kegagalan isolasi lain yang dideteksi (yaitu variasi
bentuk gelombang dari besaran yang direkam).
Untuk transfof niator tegangan yang tidak ditanahkan, kira-kira setengah dari
jumlah impuls harus diterapkan kepada masing-masing terminal f asa, secara
bergilir dengan terminal fasa lain yang dihubungkan ke tanah.' Catatan: Penerapan 15 impuls positip dan l5 impuls negatip ditentukan untuk
pengu jian isolasi luar. Jika ada perjanjian antara f abrikan danpemilik untuk mengecek isolasi luar, jumlah irnpuls petir harus
dikurangi menjadi 3 impuls untuk setlap polaritas tanpa dikoreksidengan kondisi atmosfiris.
13.2.2 Belitan yang mempunyai Um > 300 kV
Pengujian harus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Tiga
impuls berturutan dari masing-masing polaritas tanpa koreksi terhadap
i<ondisi atmosfiris harus diterapkan.
Transformator lulus pengujian jika:
- Tidak terjadi lepasan yang merusak
- Tidak ada tanda kegagalan isolasi yang dideteksi (yaitu variasi bentuk
gelombang besaran yang direkam)"
- 2 0 -
SPLN T7=19t7
13.3 Pengujian impuls-hubung
Tegangan uii harus sesuai dengan nilai-nilai yang diberikan pada Tabel IIIC,bergantung kepada tegangan tertinggi untuk perlengkapan dan tingkat isolasiyan8 ditentukan. Tegangan uii tersebut harus diterapkan antara terminal fasabelitan primer dan tanah. Terminal tanah dari belitan prirner, satu terminalbelitan sekunder, rangka, kotak (Uita ada) dan inti (Uita dimaksudkan untukditanahkan) harus dihubungkan ke tanah.
Terserah kepada kebiiaksanaan fabrikan, hubungan tanah dapat dibuat melaluialat rekam arus yang sesuai.
Terminal sekunder yang tidak ditanahkan boleh terbuka atau dihubungkankepada alat berimpedans tinggi untuk merekarn gelombang tegangan yangtimbul melalui belitan sekunder serama pengujian.Pengujian harus dilakukan dengan polaritas positip dan negatip. Lima belasimpuls berturutan harus dl. rier;rpkan deniian dikoreksi terhadap kondisiatmosfiris.
Cata tanl Untuk me, rghindari pengaruh kejenuharo inti, diperbolehkan untukmerubah status maknetis inti dengan prosedur yang iesuai.
Transformator jenis pasangan luar harus mengalami pengujian basah. pengujian
kering tidak diperlukan.
Transformator dinyatakan lulus pengujian jika untuk .setiap polaritas:
- Tidak tei;aOi loncatan listrik sepanjang isolasi luar yang tidak putih sendiri.- Tidak terjadi lebih dua loncatan listrik melalui isolasi luar pulih sendiri.- fi&k ada tanda kegagalan isolasi tain yang dideteksi (yaitu variasi gelombang
dari besaran yang direkam).
14. Penguiian basah untuk transforrnator lenis pasangan lgarDalam rangka unttlk memeriksa kebenaran unjuk-kerja isolasi luar terhadaptransformator jenis pasangan luar harus dilakukan pengujian basah.Prosedur pembasahan harus sesuai sub-ayat 8.1 IEC Publication 60-lt High voltageTest Techniquesr Part I - General Definitions and Test Requirements.
l4.l Belitan yang mempunyai Um < 300 kVPengujian harus dilakukan sesuai Sub-ayat 16.l dan 16.2 dengan teganganfrekuensi'kerja yang dikoreksi terhadap kondisi atmosfiris.
- 2 1
SPLN 7721987
I4.2 Beli"ran yerrg ffi*rnpr"ri' i i l*i ["]:n + -i{ii l }{li
Pengujian harL.:s cjii;:uui<an cir:nga;r cr:io;,pr**r, irr,;:uls hubung sesuai dengan
Sub*ayat ].3.3"
Fase$ tr-,isma
Uii $?utem
15. Fernerika,an pnane$aaam t"errnsna.fl
Transformaton harus dir:*rikse balrwa !:e'nancfaan ternrinalnya bener (litrat Ayat 2l).
Apablla terdapat penbeda;rn a;rtana tegengan rer tinggi untuk perlengkapan
yang ditentr.rkan '{.Jrr"r
rjen t*ryer,g.,*n prlrrrer pengenal yang dltentukan, besarnya
tegangan ind,:i,:si ir.t,r-i ' i ,i;,t;;: 'tri:;l i i:r,"r-il i i i. i i iria kaii tegangan primer perrgenai.
1 )' L L -
SPLN 77tl9t7
L6.2.1 Transformator tegangan tanpa pentanahan
Terhadap transformator tanpa pentanahan harus dilakukan pengujian
berikut:
a) Pengujian ketahanan tegangan dengan sumber terpisah
Pengujian tegangan harus diterapkan selama I menit antara terminal tanah
dan semua terminal dari belitan primer yang dihubungkan bersama. Rangka,
penutup, inti besi (jitca hendak ditanahkan) dan semua terminal belltan
sekunder harus dihubungkan bersama dan ke tanah.
b) Pengujian ketahanan tegangan lebih induksi
Pada kebl jaksanaan pabrik pembuat, pengujian harus dilakukan dengan
penguatan belitan sekunder dengan tegangan yang cukup besar untuk
menginduksikan tegangan uii yang ditentukan dalam belitan primer, atau
oleh penguatan belitan primer langsung pada persyaratan tegangan uji.
Tegangan uii harus diukur pada sisi tegangan tinggi dalam tiap hal. Rangka,
penutup, inti (jitca hendak ditanahkan) dan satu terminal tiap belitan
sekunder dan satu terrninal dari belitan primer dihubungkan bersama dan ke
tanah,
Catatan: Pengujian dapat dilakukan dengan memakai tegangan uii kemasing-masing terminal f asa selama setengah dari waktu yangdisyaratkan dengan minimum l5 detik untuk masing-masing terminal.
16.2.2 Transformator tegangan yang ditanahkan
Transformator tegangan yang ditanahkan harus mengalami pengujian
sebagai berikut:
a) Pengujian ketahanan tegangan sumber terpisah, jika diperlukan.
Tegangan uii narus mempunyai nilai yang diberikan sesuai Sub-ayat 9.2.2
dan harus diterapkan selama I rnenit antara terminal belitan primer yang
hendak ditanahkan dan tanah, rangka, penutup (Uita ada), inti (Uita hendak
ditanahkan) dan sem!-!a terminal belitan sekunder harus dihubungkan bersama
dan ke tanah.
b) Pengujian tegangan lebih induksi
Pengujian harus dilakukan seperti yang ditentukan dalam Sub-ayat 16"2"1"
Terminal belitan primer yang hendak ditanahkan di dalam pernakaian harus
dltanahkan selamq pengujian"
- 2 3 -
SPLN 7721987
L6.3 Belitan yang mempunyai Um > 3OO kVTransformator harus mengalami pengujian sebagai berikut:a) Pengujian ketahanan tegangan sumber terpisah, jika diperlukan
Tegangan uji harus mempunyai nilai yang sesuai dengan yang diberikan dalamSub-ayat 9.2"2 dan pengujian harus dilakukan seperti yang ditentukan dalamSub-ayat 16.2.2.
b) Pengujian ketahanan tegangan lebih induksiPengujian ketahanan tegangan tebih induksi untuk belitan yang mempunyaiUm >/ 300 kV harus dilakukan sesuai dengan salah satu metoda yangdltunjukkan seperti Metoda I dan Metoda II dalam paragrap berikut.Transformator yang diuji harus dihubungkan dan tegangan diukur menurutketentuan dalam Sub-ayat 16.2.2. Metoda I harus dipakai jika tidak adaketentuan lain. Penggunaan Metoda II harus merupakan perjanjian antarafabrikan- dan pemilik.
16.3.1 Metoda. I
Tegangan uji harus mempunyai nilai yang sesuai dengan nilai yangdiberikan dalam Tabel IIID' bergantung pada ketahanan impuls petir pengenal.Lama pengujian harus sesuai dengan sub-ayat 16.1.
16.3.2 Metoda II
Tegangan uii harus mempunyai nilai yang sesuai dengan nilai yangdiberikan dalam Tabel IIIEr bergantung kepada tegangan tertinggi untukperlengkaPan. Tanpa, bergantung kepada frekuensi uji, prosedur pengujian denganMetoda II harus terdiri dari penerapan waktu singkat I O detik pada tegangan
' pratekan f rekuensi-kerja. Tegangan pratekan kemudian diturunkan sampaitegangan uji lepasan parsial, tanpa selang dan dipertahankan pada tingkat iniselama 5 menit
Besar maksimum lepasan parsial yangterakhir pada tegangan uji lepasan parsial
diizinkan dan diukur selama menityang disyaratkan harus l0 pC.
17' Peigujian frekuensl-keria antara seksi dan pada belitan selamderTegangan uji' harus mempunyai nilai sesuai dengan nilai yang diberikan masing-masingdalam Sub-ayat 9'3 dan 9.4. Tegangan uji harus diterapkan selama I menit bergiliranantara terminal dari masing-rnasing belitan sekunder atau seksi dan tanah.Rangka, penutup ( uita ada), inti (bila hendak ditanahkan) dan semua terminal belitanlainnya harus dihubungkan bersama dan ke tanah.
- 2 4 -
t
SPLN 77zl9t7
Pasal Enalt
Uii Xlrurs
It. perguiian irnpls petir terpancungPengujian harus dilakukari hanya dengan polaritas n(gatip dan dikornbinasikandengan pengujian impuls petir penuh polaritas netatip sepcrti dalam uraian dlbawah ini.Impuls petir standar harus dipancung setelah 2 sampai 5 mikrodetik sirkltpemancungErn harus disusun sedemikian hingga jumtah ayunan lebih (overswing)untuk polaritas yang berlawanan dari impurs yang direkam harus dibatasi sampaimencapai 30s dari impuls terpancung. Urutan penerapan impuls harus dilakukansbb.:
a) Betitan y.rng mempunyai Um ( 300 kV- satu l00X- impuls penuh- dua 100li impuls terpa.ncung- empat belas 100% impuls penuh
b) Belitan yang mempunyai Um ) 300 kV- satu 100* impuls penuh- dua 100% impuls terparrcung- dua l00S impuls penuh
Perbedaan dalam bentuk gelombang penuh impurs yang diterapkan seberum dansesudah impuls dipancung memberikan tanda gangguarrdalam.Lon@tan listiik selama diberikan impuls terpancung sepanjang lsotasl luar pulihsendiri.tidak perlu diperhatikan dalam penilaian sifat isolasi luar.
Pasal Tuiuh
Fenandaan
19- Penandaan pelat pengmalsemua trarsformator tegangan harus memuat paling sedikit penandaan sebagaiberikut:
a) Nama pabrik pembuat atau simbot lain yang mudah dikenalb) Nomor seri atau tipe, lebih disukai kedua-duanyac) Tegangan pengenal primer dan sekunder (misal 66/0,11 kV)d) Frekuensi pengenal (misal 50 Hz)e) Keluaran pengenal dan kelas ketelitian yang bersesuaian (misal 50 VA kelas 1,0).
- 2 5 -
SPLN 7721987
catatan: Bila transformator mempunyai dua belitan sekunder terpisah, penandaanharus menunjukkan pelat keluaran dari setiap belitan sCkundei di dalamVA kelas ketelitian yang sesuai dan tegangan pengenal setlap belitan.
f) Tegangan sistem tertinggi (misal 7215 kV)
g) Tingkat isotasi pengenal (misal l4|lj25 kV).
catatan: Butir f) 9l1 .d dapat digabung dalam satu penandaan (misalnya72,51t4O1325 kvl:Semua informasi harus dicantumkan dengan baik sehingga tidak mudahhilang/terhapus pada transformator tegangannya sendiri ?au pada pelatpengenal yang dipasangkan pada transformator dengan kuat.
Sebagai tambahan, keterangan berikut harus diberi tanda:h) Faktor tegangan pengenal dan waktu pengenal yang sesuai.i).Kelas isolasi jika bukan kelas isolasi A.
catatan: Bila beberapa kelas bahan isolasi digunakan salah satu yang membatasikenaikan suhu belitan harus dicantumkan.
j) Pada transformator yang belitan sekundernya lebih dari satu, penggunaan setiap. belitan dan terminalnya yang bersesuaian.
Pasal Delapan
Penardaan Terminal untuk Transformatd Tetangan
20. Umum
Penandaan ini digunakan untuk transformator tegangan fasa tunggal dan beberapabuah transformator yang dirakit sebagai satu unit dan dihubungkan sebagai suatutransformator tegantan fasa tiga, atau transformator tegangan yang mempr"rnyai intibersama untuk fasa tiga.
21. Penandaan
2l.l Penandaan terininal
Penandaan haius sesuai dengan Gambar I s/d 10.Huruf kapital A' B, c dan N menunjukkan terminal belttan prlmcr dan hurufkecil a, b, c dan n, menunjukkan terminat belitan sekunder.Huruf A, B, C menunjukkan terminal terrsolasi penuh dan huruf N menunjukkanterminal untuk dltanahkan dan isolasinya lebih rendah dari terminal-terminatlainnya.
Huruf da dan dn berarti terminar-terminar beritan untuk mensuprar tegangansisa.
21.2 Polaritas relatif
Terminal-terminal yang mempunyai penandaan huruf besar dan kecil yant samaharus mempunyai polaritas yang sama pada saat yang bersamaan.
- 2 6 -
SPLN 77zl9t7
BAB NPERSYAR,ATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORUATM, TEGANGAN
FASA TUNGGAL UNTI,JK PEITGI.'KTJRAN
Pasal Sembilan
U m u m
22. Rtnrg lingkupBab II terdiri dari persyaratan dan pengujian sebagai tambahan terhadap Bab I,yang diperlukan untuk transformator tegangan fasa tunggal untuk pengukuran.
23. Definisi
23.1 Transformator tegangan untuk pengukuranTransformator tegangan yang dimaksudkan untuk mensuplai alat_alat penunjuk,meter integral dan peralatan yang sejenis.
Pasal SepulrtrPcrsyaratan Ketelitian
24. Ilesatn kelas keElitianuntuk transformator tegangan untuk pengukuran, kelas ketelitian didesain denganpersentase kesalahan tegangan tertinggi yang diperbolehkan pada tegangan dan bebanpengenal, sesuai dengan kelas ketelitian yant ditentukan.
24.1 Kelas ketelitian standarKelas keteitian standar untuk transformator tegangan fasa tunggal untukpengukuran ialah :
orl - 0,2 - 0r5 .- I,O - '0.
2r. Batas kcsalahan tegangan dan pcrgeseran fasaKesalahan tegan8an dan pergeseran fasa pada frekuensi pengenal tidak boleh melebihinilai-nilai yang diberikan pada Tabel IV padap berbagai nilai tegangan antara g0lX dan120% tegangan pengenal dan dengan beban antara 25% dan 100% beban pengenar, padafaktor-kerja 0r8 menyusul.
Kesalahan harus ditentukan pada terminal transformator dan harus termasuk pengaruhyang diberikan oleh sekring atau resistans sebagai bagian yang bersatu dengantransformator.
- 2 7 -
SPLN 7721.987
Tabel V
Batas Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
Kelas Persentase kesalahantegangan (rasio)
( r )P e r g e s e r a n f a s a ( f )
Menit i centiradian
0 ' l
012
015
l r 0
3ro
0 r l
012
015
l ' 0
3ro
I
5 0 - t 5/ " t r
l 0 , 0 .3t 'I
20 | 0,6I
40 | 1 ,2
Tidak disyaratkan
Catatan: Dalam pemesanan transformator yang mempunyai dua belitansekunder yang terpisah, karena saling bergantungan pemakaiharus menentukan kedua julat keluarannya untukmasing-trrasing belitan, batas lebih setiap julat keluaran-disesuaikan
dengan nilai keluaran pengenal standar.Masing-masing belitan harus memenuhi persyaratan ketelit iandi tJalam julat keluaranhydr sambil pada waktu yang samabelitan yang lain mempunyai beberapa nilai keluaran darinol sampai 100% batas lebih dari julat keluaran yangditentukan untuk belitan lainnya. Di dalam membuktikankesesuaiannya terhadap persyaratan ini, cukup untuk ditesthanya pada nilai ekstrimnya saja. Apabila t idak diberikan
, spesif ikasi julat keluaran, julat-julat ini dianggap dari 25%sampai 100% dari keluaran pengenal untuk masing-masingbelitan.
Pasal Sebelas
Penguiian Ketelitian
26. lJii jenis
Untuk membuktikan kesesuaian clari Ayat 25, ulr jenis harus ditakukan pada
80%r 100% dan 120% dari tegangan pengenal, pada frekuensi pengenal danpada 25% dan 100% bebran pengenal.
26.a Uji rutin
Uii rutin untuk ketelit ian pada prinsipnya sama dengan uji jenis pada
Ayat 26 tetapi pada uii rutin pengurangan jumlah butir uji tegangan
dan atau beban diizinkan, karena pengujian telah ditunjukkan oleh ujijenis terhadap transformator yang sama sehingga berkurangnyajumlah pengujian telah cukup untuk membuktikan kesesuaian dari
Ayat 25.
- 2 8 -
SPLN 77zl9t7
Pasal fhnbelas
Penandaan
27. Penandaan pelat pengenrl dari trandormator tegangan untuk pengulalran
Pelat pengenal harus memuat informasi yang sesuai dengan Ayat 19.
Kelas ketelitian harus diikuti oleh keluaran pengenal yang sesuai (misal 100 VA'
kelas 0r5).
Catatan: Pelat pengenal boleh berisi informasi mengenai kombinasibeberapa keluaran dan kelas ketelitian yang sesuai untuk
transformator tersebut.
- 2 9 -
SPLN 77zl9t7
BAB TTIPERSYARATAN TAMBAHAN UNTUK TRANSFORMATOR TEGANGAN
FASA TUNGGAL YANG DIGUNAKAN UNTT.JK PENGAMAN
Pasal Tigabelas
U m u m
28. Ruang lingkup
Bab III mencakup persyaratan dan pengujian, sebagai tambahan pada Bab I dan IIyan8 penting untuk transformator tegangan fasa tunggal yang digunakan untukpengaman.
Persyaratan pada Bab III khususnya diterapkan pada transformator tegangan yangmembutuhkan ketelitian yang cukup untuk mengerjakan sistem pengaman padategangan yang terjadi pada waktu gangguan.
Transformator tegangan yang digurnakan untuk rnensuprlai rele-rele pengaman.29.2 Belitan tegangan sisa
Belitan dari transformator tegangan fasa tunggal yang dibentuk transformatortegangan fasa tiga untuk hubungan delta terbuka yang menghasilkan tegangansisa pada kondisi gangguan tanah.
Pasal Empatbelas
Persyaratan Ketelitian
. 70. Desain kelas ketelitian
Semua transformator tegangan yang digunakan untuk pengaman, kecuali belitantegangan sisa, harus ditunjukkan kelas ketelitian pengukuran sesuai dengan Ayat 24dan 25, Sebagai tambahan transformator tersebut harus ditunjukkan salah satu kelasketelitian yang ditetapkan pada Sub-ayat 30.1.Kelas ketelitian transformator tegangan untuk pengaman ditunjukkan oleh prosentasekesalahan tegangan tertinggi yang diizinkan untuk kelas ketelitian yang sesuai, mulaidari 5% tegangan Pengenal sampai suatu tegangan yang sesuai dengan faktortegangan pengenal (lihat Sub-ay at 4.27,).Nilai ini diikuti dengan huruf tfP'fo
30.1 Kelas ketelitian standar
Kelas ketelitian standar transformator tegangan untuk pengaman adalah ft3p'l
dan tt6Prrr dan batas kesalahan tegangan dan pergeseran f asa yang sama akannormal bila diterapkan keduanya pada 5% tegangan pengenal dan pada tegangan
- 3 0 -
SPLN 77zl9t7
y"nF sesuai dengan faktor tegangan pengenal. Pada 2% tegangan pentenal batas
kesalahan akan 2 kali lebih tinggi bita dibandingkan pada 5% tegangan pengenal
Jika transformator tegangan terendah (SX tegangan pengenal) dan pada batas
tegangan tertinggi (yaitu tegangan yang sesuai untuk faktor tegangan pengenal:
lr2, 1,5 atau l19) maka harus ada persetujuan antara fabrikan dan pemilik,
31. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa pada frekuensi pengenal tidak boleh melebihi
nilai-nilai dalam Tabel VI pada 5% tegangan pengenal, dan tegangan pengenal
dikalikan dengan faktor tegangan pengenal (lr2; lr5i atau 1,9) dengan beban antara
25% sampai 100% beban pengenal pada faktor-kerja 0,8 menyusul.
Pada 2% tegangan per,genal, batas kesalahan dan pergeseran fasa dengan beban antara
25% dan 100% beban pengenal pada faktor-kerja 0r8 menyusul akan 2 kali lebih
tinggi dibandingkan yang diberikan dalam Tabel VI.
Tabel VI
Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
KelasPersentase kesalahan
tegangan (rasio)+ atau -
Pergeseran fasa+ atau -
Menit Sentiradian
3P
6P
3ro
6r0
120
240
315
7r0
Catatan: Jika pemesanan transformator yang rnempunyai dua belitan sekunder yangterpisah, karena saling tergantung, maka pemakai harus mensyaratkan duajulat ki:luaran, satu untuk tiap belitan, batas atas untuk tiap julat keluaransesuai dengan nilai keluaran pengenal standar. Tiap belitan harus memenuhi
. masing-masing persyaratan ketelitiannya di dalam julat keluarannya dan padawaktu yang sama belitan lainnya mempunyai nilai keluaran O% s/O 100%batas atas dari julat keluaran yang disyaratkan untuk belitan yang lainnya.Untuk 'membuktikan pelaksanaan dari persyaratan ini cukup menguji hanyapada nilai-nilai ekstrimnya. Jika tidak ada persyaratan dari julat keluaranyang disuplai maka julatnya dianggap 25% s/a 100% dari keluaran pengenaluntuk tiap belitan.
Pasal Limabelas. Persyaratan untuk belitan sekunder yang dimaksudkan
untuk menghasilkan tegangan sisa
32. Tegang:rn sekunder pengenal
Tegangan sekunder pengenal dari belitan yang hendak dihubungkan delta terbuka
dengan belitan yang sama untuk menghasilkan tegangan sisa diberikan dalam Tabel VII.
- 3 1
SPLN 77zl9t7
Ta-bel VIf
Tegangan sekunder pengenal
Nilai yang disukai N i la i p r l ihan ( t idak d isuka i )
V v
IOO
Loa/ /3
loo3
IOO
LLa / /3
tlo3
200
2oo/ /3
200l
Catatan: Jika kondisi sistem sedemikian rupa sehingga nilai tegangansekunder pengenal yang disukai akan menghasilkan tegangan sisayang terlalu kecil, maka bisa digunakan nilai yang tidak disukai,tetapi perlu perhatian pada kebutuhan tindakan pencegahan untukmaksud keamanan.
33. Keluaran pengenal
Keluaran pengenal dari belitan-belitan yang hendak dihubungkan delta terbuka denganbelitan yan$ sama untuk menghasilkan tegangan sisa harus disyaratkan dalam voltam-perer dan nilai tersebut harus dipilih dari nilai-nilai yang disyaratkan pada Ayat 6.
Catatan: Untuk admitans sirkrit sekunder tertentu, daya yang diberikan oleh belitanini dalam kondisi yang disyaratkan pada ayat ini, normalnya akan berbedadengan daya yang diberikan pada saat gangguan terjadi jika berhubungandengan dua belitan lain yang sama pada sistem-tasa-tiga.
34. Kelas ketelitian
Kelas. ketelitian untuk belitan tegangan sisa harusayat 30.1 dan Ayat 31.
seperti yang ditentukan pada Sub-
Pasal Enambelas
Pengujian Ketelitian
35. Uii jenis
Untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 31, uji jenis harus dilakukan pada 2%, 5% dan100% tegangan Pengenal dan pada tegangan pengenal dikalikan dengan faktor tegangan
Pengenal pada 25% dan 100% beban pengenal pada faktor-kerja 0r8 menyusul.
- 3 2 _
36. Uii rutin
Pengujian ketelitian pada uji rutin prinsipnya sama dengan pada uji jenis dalam Ayat
35, tetapi pada uii rutin pengurangan besar tegangan dan/atau besar beban
diperbolehkan, pengujian selengkapnya telah diperlihatkan pada uii jenis pada
transforrnator tegangan yang setna, dengan demikian pengurangan besar tegangan dan
treban pada pengujian ini cukup untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 31.
Pasal Tufrftbelas
Penandan
37. Penandaan pada pelat pengenal ffi tegangarr untr.ilt peryaman
Fetat pgrgerlal harus memuat keterangan yang seswri dengan Ayat 19.
Kelas ktelitian harus dlruri-iur<ken $floudoh i.eiui:r'alr pengenalnya. Suatu ienis pelat
pgngenal $periihatxan pada Gambar ll. ,
N
ir- ? 3 -
SPLN TIzl9tT
BAB TV
. PERSYARATAN TAIIBATIAN UNTT'K
TRANSFORIIATOR TEGANGAN KAPASITOR,
Pasal Delapanbelas
U m u m
3t. Ruarg Lingtcup
Bab IV rnencakup persyaratan dan pengujian, sebagai tambahan terhadap Bab Ir II
dan III, yang diperlukan untuk transformator tegangan kapasitor yang dipasang
antara saluran dan tanah yang terdiri dari sebuah pembagi tegangan kapasitor dan
sebuah unit elektromagnetis yang di,interkoneksikan dengan diagram diperlihatkan
. dalam Gambar Al, pada Lampiran A,
Bab IV tidak berlaku untuk transformator tegangan kapasitor yang mempunyai
kapasitans dari kapasitor tegangan tingginya sedemikian rupa sehingga keluaran
tidak dapat menqSpai l0 VA, meskipun beberapa ayat membolehkan untuk digunakan
pada peralatan demikian.
39. Persyaratan umum
Bila tidak ditentukan lain dalam bab ini, semua transformator tegangan kapasitor
harus sesuai dengan persyaratan yang relevan dalam Bab IrII dan III.
Sebagai - tambahan, kapasitor harus mernakai persyaratan dari IEC Publication 3582
Coupling capacitors and capacitor deviders. -
40. Definisi
Untuk penggunaan bab ini dipakai definisi sebagai berikut:
40.1 Transform.a!-or tegangan kapasitor
Suatu transformator tegangan yang terdiri dari sebuah unit pembagi tegangan
kapasitor' dan sebuah unit elektromagnetis yang didesain dan diinterkoneksikan
bahwa tegangan sekunder dari unit elektromagnetis sesungguhnya seimbang dan
sefasa dengan tegangan primer yang dipakai ke unit pembagi tegangan
kapasitor.
40.2 Pembagi tegangan
Suatu . peralatan terdiri dari tahanan, kapasitor atau induktor yang
memungkinkan untuk memperoleh antara dua titik suatu tegangan yang
seimbang terhadap tegangan yang diukur (ZO-lO-teO).
terdiri dari kapasitor.
l
40.2.1 Pembagi tegangan kapasitor
Suatu pembagi tegangan yang hanya
l
I
i
- 3 4 -
SPLN 77zl9t7
40.2.2 Terminal atau saluran tegangan tinggi
Terminal yang dihubungkan pada saluran tenaga.
40.2.3 Terminal tegangan rendah
Terminal yang dihubungkan pada sirkit saluran pembawa frekuensi atau
ke terminal tanah.
Contoh: Terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah adalah terminal
primer.
40,2.4 Terminal tengah (tegangan)
Terminal yang dihubungkan pada sirkit tengah, sebagai unit
elektromagnetis dari sebuah transformator tegangan kapasitor.
4Q.3 Kapasitor tegangan tinggi (Cr)
Hubungen :rapa,i'Lr.li Lt,'lft.i, r ::isi trgangan tinggi dan terminal tegangan tengah.
40.4 Kapasitor tegarigan t€.$ga! (Cr)
Hubungan kapasitor antara terminal tegangan tengah dan tegangan rendah atau
terminal tanah.
40.5 Unit elektromagnetis
Komponen dari transformator tegangan kapasitor, dihubungkan antara terminal
tengah dan terminal tanah dari pembagi tegangan kapasitor (atau bila mungkin
dihubungkan langsung ke tanah jika sebuah peralatan gandeng pembawa frekuensi
digunakan) yang mensuplai tegangan sekunder.ca'fa'1""';;l':['i:l'tfl'Truff:T"i#?',":fu'lt]g'"Hil,':"ffi inil:
frekuensi pengenal terhadap reaktans kapasitif dari dua bagian pembagitegangan dihubungkan paralel (C, + C"). Reaktans induktii Uotefr samasekali disatukan atau terpisah dafam tr6nsformator.
40.6 Tegangan tengah
Tegangan ke tanah padp terminal tegangan tengah dari unit pembagi tegangan
kapasitor jika tegangan prirner diterapkan antara primer dan terminal tanah.
4A.7 Raslo tegangan (dari suatu unit pembagi tegangan kapasitor)
Rasio antara ium lah kapasitans dari kapasitor tegangan tinggi dan tegangan
tengah dan kapasitans kapasitor tegangan tinggi:
C t * C z
TCatatan: l. C, dan C, termasuk kapasitans sasar yang umumnya diabaikan
2. Rasio ini tergantung juga kepada rasio tegangan primer terhadaptegangan tengah pada sirkit terbuka.
- 3 5 -
SPLN 77zl9S7
40.8 Tegangan tengah pada sirkit terbuka
Tegangan antara kapasitor tegangan tengah ketika suatu tegangan diterapkan
antara terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah, tidak ada impedans yang
dihubungkan paralel dengan kapasitor tegangan tengah.
Catatan: Tegangan ini sama dengan tegangan terapan (tegangan primer) dibagidengan rasio tegangan.
40.9 Tegangan tengah pengenal pada sirkit terbuka
Tegangan antara kapasitor tegangan tengah ketika tegangan pengenal
diterapkan antara terminal tegangan tinggi dan tegangan rendah dan kedua
tegangan tinggi dan kapasitor tegangan tengah mempunyai harga kapasitans
sesuai dengan desainnya.
40.10 Julat referens frekuensi
Jutat nilai f rekuensi dalam suatu transformator tegangan kapasitor sesuai
dengan persyaratan ketelitian yang relevan.
4O.l I Julat referens suhu
Julat nilai suhu sekitar dalam suatu transformator tegangan kapasitor sesuai
dengan persyaratan ketelitian yang rele'ran (tinat juga Catatan 2 pada Ayat
44).
40.12 Alat pengaman
Suatu alat yang bersatu dalam suatu transformator tegangan kepasitor yang
gunanya sebagai pembatas tegangan lebih yang mungkin timbul melalui satu
atau lebih dari komponen-komponennya dan atau untuk mencegah resonans besi
yang bertahan(tak teredam) [sustained ferro resonance].
Catatan: Peralatan meliputi suatu celah percikan (spark gaP) dan bolehdiletakkan dalam beberapa tempat yang berbeda menurutpembawanya.
40.L3 Alat gandeng pembawa frekuensi
Suatu elemen sirkit untuk memperbolehkan menginjeksi pembawa f rekuensi
yang dihubungkan antara terminal tanah dari unit pembagi tegangan kapasitor
dan tanah, yang mempunyai sebuah impedans yang tidak berarti pada frekuensi
kerja tetapi kelihatan pada frekuensi pembawa.
Pasal Sembilanbelas
Persyaratan nilai pengenal dan uniuk keria
41. Juliat referens standar dari frekuensi
Julat referens stanclar dari frekuensi harus dari 99% sampai dengan l0l% frekuensi
- 3 6 -
SPLN 77zl9t7
pengenal untuk kelas ketelitian sebagai pengukuran dan dari 96% sampai dengan lO2%untuk kelas ketelitian sebagai pengaman.
42. Nilai standar dari keluaran pengenal
Nilai standar dari keluaran pengenal adalah sesuai persyaratan dalam Ayat 6.
Catatan: Perlu diperhatikan bahwa pada kenyataannya beban yang dipakai oteh sebuahtahanan atau reaktor yang dihubungkan secara permanen ke terminalsekunder dan membentuk suatu kesatuan dari unit elektromagnetis tidakdianggap sebagai bagian dari keluaran pengenal.
Pasal Duaplluh
Persyaratan Ketelitian
43. Kelas ketelitian standar
Kelas ketelitian stanCar untuk tra,rsformator tegangan kapasitor adalah:- Untuk pengukuran! 0r2; 0r5i lr0; 3r0- Untuk pengaman: 3P dan 5P
(Juga lihat Bab Ii dan III)
44. Batas kesalahan tegangan dan pergeseran fasa
Kesalahan tegangan dan pergeseran fasa tidak melampaui nilai-nilai yang diberikandalam Ayat 25 dan Ayat 3l untuk kelas ketelitian yang sesuai, pada kondisi yangdisyaratkan di situ dan juga untuk setiap nilai suhu dan frekuensi dalam julat referens(tinat Sub-ayat 3.1 dan Ayat 4l di atas).
Catatan: l. Untuk transformator tegangan kapasitor -dentan
unit elektromagnetis yangmempunyai dua belitan sekunder terpisah referens dibuai terhadapcatatan pada Ayat 25 atau Ayat 31.
2. Bilamana suhu sekitar dalam julat referens , maka pengujian perludilakukan pada kondisi suhu yang ajek.
Pasal Duaprluhsatu
Pengaruh Transien
45. Resonans besi (ferro resonance)
a) lit<a transformator tegangan kapasitor, disuplai pada 120% tegangan pengenal dandengan beban sama dengan nol di mana terminal sekundernya dihubungsingkat danhubung-singkat tiba-tiba dibuka, tegangan puncak dari sekunder akan kembali padasebuah nilai yang tidak berbeda lebih besar dari t0% dari nilai pada keadaan normalsetelah sepuluh siklus pada frekuensi pengenal.
U) fila transformator tegangan kapasitor, disuplai pada tegangan sesuai dengan faktortegangan pengenalnya dan dengan beban sama dengan nol, di mana terminalsekundernya dihubungsingkat, dan hubung - singkat tiba-tibra dibuka, resonans besitidak boleh bertahan selama lebih dari 2 detik.
- 3 7 -
SPLN 77:19t7
'46. Tanggap transien
Suatu hubungsingkat berikut dari suplai antara terminal tegangan tinggi dan
terminal tegangan rendah dihubung ke tanah, tegangan keluaran sisi sekunder dari
transformator tegangan kapasitor akan turun, dalam satu siklus frekuensi pengenal
ke sebuah harga kurang dari I 0% dari harga puncak sebelum hubungsingkat.
Catatan: Pengaruh tanggap transien pada sifat dari pengaman jaringan adalahkejadian yang sangat komplek dan ini tidak mungkin memberi nilai yangberlaku untuk semua keadaan. Pengaruh pada rele tidak hanya bergantungpada amplitudo tetapi iuga f rekuensi dari transien. Nilai yang diberikandiperbolehkan dan memberikan sif at kerja yang benar terhadap relepengaman elektromekanik untuk panjang saluran biasa dan arushubungsingkat.Untuk rei-e berkecepatan tinggi (misalnya rele solid state) atau saluransangat pendek, atau arus hubungsingkat yang kecil, tanggap transien harusmerupakan bagian dari perjanjian antara pemilik dan fabrikan dari relepengaman jaringan transformator tegangan kapasitor.
Pasal Duapuluhdua
Peralatan gandeng
47. Peralatan gandeng pembawa frekuemi
Jika peralatan gandeng pembawa f rekuensi dihubungkan oleh f abrikan ke kawat
hubung tanah dari kapasitor tegangan tengah, ketelitian dari transformator tegangan
kapasitor harus tetap dalam kelas yang disyaratkan.
Pasal Duapuluhtiga
I Penguiian
4t. Umum
Uji jenis dan rutin _pada transformator tegangan kapasitor sesungguhnya sama dengan
yang disyaratkan dalam Bab I, II dan III dengan pengecualian diberikan'di bawah ini.
Uii jenis harus dilakukan s.esuai dengan Ayat 49, 50, 51, 52 dan 53 dan uii rutin
sesuai dengan Ayat 54 dan 55. Persyaratan pengujian dalam Ayat 51, 52, 53 dan 55
adalah pengu jian langsung pada transf ormator tegangan kapasitor (Gambar A I ,
Lampiran A) atau pengujian pada sirkit ekuivalent(Gambar A2, Lampiran A) sebagai
persyaratan bermacam-macam ayat.
Kondisi utama mengizinkan pengujian pada sirkit ekivalen, diberikan dalam Lampiran
B.
Semua pengujian harus dilakukan dengan unit elektromagnetis yang sebenarnya dan
bukan dengan sebuah model. Pada keadaan sebaliknya kapasitans ekivalen yang
dibuat khusus dengan harga kapasitans Ct + CZ boleh digunakan dalam tempat
pembagi tegangan kapasitor.
Sirkit yang digunakan untuk tiap-tiap pengujian ditunjukkan pada laporan Pengujian.- 3 8 -
SPLN 7721987
Catatan; Kapasitor harus diuji sesuai dengan IEC Publication 358, sejauh mungkindengan memperhitungkan pengambilan ke dalam fungsi lainnya yaitu bahwakapasitor dapat melakukan pekerjaan tambahan dalam operasinya sebagaipembagi tegangan dari transformator tegangan kapasitor.
Pasal Duaplluhempat
Uji Jenis
49. Penguiian kenaikan zuhu
Pengujian kenaikan suhu harus dilakukan sesuai dengan Ayat l l dan boleh dilakukan
pada unit elektromagnetis itu sendiri.
50. Pengujian imptrls
Pengujian impuls dilakukan, tebih disukai pada transformator tegangan kapasitor yang
komplit, sesuai dengan Ayat 13 tetapi menBgunakan impuls lr2 s/a 5140 sampai
dengan 60 us, atau pembagi tegangan kapasitor boleh diuji sesuai IEC Publication 358,
dan unit elektromagnetis dilakukan pengujian impuls terpisah, sesuai dengan
persyaratan pada Ayat 13, bedanya hanya pada besaran tegangan uji, yang mana harus
dikurangi sesuai dengan hasil bagi tegr.n;an da:'i unit pembagi tegangan kapasitor.
Catatan: Bila sela pengaman yang m"-lintant ..rnit elektromagnetis disatukan harusdicegah bekerjanya selama pengufian ini. Tiap sela pengaman yang melintangperalatan gandeng pembawa arus harus dihubungsingkat selama pengujian.
51. Pengujian resonans besi (ferro resonarrce)
Pengujian-pengujian berikut dilakukan pada transformator tegangan kepasitor yang
komplit atau pada sirkit ekuivalen, hubungan selengkapnya diberikan dalam Lampiran
B adalah mernenuhi untuk membuktikan pelaksanaari Ayat 45.
Pengujian dilakukan dengan menghubungsingkat terminal sekunder selama paling
sedikit 0rl detik', kemudian hubung-singkat dibuka dengan sebuah peralatan pengaman(misalnya sekering lebur, pemutus beban dsb) dipilih untuk penggunaan ini dengan
perjanjian antara fabrikan dan pemilik.
Jika tidak dibuat perjanjian pemilihan oleh fabrikan.
Beban dari transformator tegangan kapasitor setelah hubungsingkat dihilangkan harus
hanya dibebani oleh alat perekam dan tidak melampaui 5 VA. Tegangan sekunder
tenaga (pada terminal tegangan tinggi), tegangan sekunder dan arus hubungsingkat
selama penguiian harus direkam dan osilogram harus merupakan bagian dari laporan
pengujian.
Selama hubungsingkat, tegangan sumber tenaga tidak boleh berbeda lebih dari l0%
dari tegangan sebelum hubungsingkat dan berbentuk sinusoidal. Rugi tegangan dari
rangkaian tertutup hubungsingkat (termasuk tahanan kontak dari kontaktor tertutup)
diukur langsung pada terminal sekunder dari transformator tegangan kapasitor, harus
kurang dari l0% dari tegangan pada terminal yang sama sebelum hubungsingkat.
- 3 9 -
SPLN 7721987
.a) Pengujian harus dilakukan minimum 3A kali pada l2A% dari tegangan primer
pengenal.
b) Pengujian harus diulang l0 kali pada tegangan primer sesuai faktor tegangan.
Catatan: l. Jika diketahui bahwa ke jenuhan beban yang akan digunakan, perjaniiandibuat fabrikan dan pemilik membuat persetujuan mengenaipengujian-pengujian yang dilakukan pada atau dekat beban tersebut.
2. Untuk menjamin bahwa tegangan sumber tenaga tidak berbeda selamahubungsingkat lebih dari t OX dari tegangan sebelum hubungsingkat,impedlns hubungsingkat dari sirkit suplai harus rendah. Jika penguiiandilakukan pada tlaniformator tegangan kapasitor yang komplit, kondisi iniumumnya memenuhi karena arus relatif besar pada pembagi tegangankapasitor. Pada keadaan sebaliknya sirkit ekivalen harus dipakait sumberimpedans lebih kecil dari pada bahwa akan putus hanya perlu untukpengukuran ketelit ian.
Fengujian tanggap transien
Pengujian untuk membuktikan pelaksanaan Ayat 46 harus dilakukan pada
transformator tegangan kapasitor komplit atau pada sirkit ekivalen hubungan
selengkapnya diberikan dalam Lam piran B, adalah memenuhi. Dengan
menghubungsingkat terminal tegangan tinggi dari terminal tegangan rendah
ditanahkan sementara transformator tegangan kapasitor sedang beroperasi pada
tegangan primer pengenal pada 25% dan 100% beban pengenal.
Beban harus salah satu dari dua kemungkinan berikut:
a) Beban seri terdiri dari sebuah tahanan murni dan sebuah reaktans induktif
dihubungkan seri.
b) Beban seri paralel terdiri dari dua impedans dihubungkan paralel serta impedans
adalah tahanan murni dan satu lagi mempunyai faktor daya 0,5.
Diagram sirkit dari nilai-nilai komponen kedua beban diberikan dalam Lampiran C.
Jika belum ada persetujuan, pemilihan beban a) atau b) ditentukan oleh fabrikan.
Turunnya tegangan sekunder harus direkam dengan sebuah oscilograph dan
oscilogram merupakan bagian dari laporan pengujian.
Pengujian harus dilakukan salah satu selama l0 kali secara. acak atau dua kali pada
tegangan primer puncak dan dua kali pada harga tegangan primer harus tidak
berbeda lebih dari dari ! 20 derajat listrik dari puncak dan no[,
53" Penguiian ketelitian
Pengujian harus dilakukan pada frekuensi pengenal, pada suhu ruang dan pada kedua
suhu ekstrim pada sebuah transformator tegangan kapasitor komplit, atau pada sirkit
ekuivalen untuk kelas I atau lebih.
Untuk kelas 0,5 dan 0r2 penggunaan sirkit ekuivalen atar perhitungan dari pengaruh
suhu harus disetujui antara pemilik dan fabrikan.
- 4 0 -
SPLN T7zl9t7
Catatan: Pengujian pada suhu ekstrim pada sebuah transformator tegangan kapasitorkornplit adalah lebih keras dari pada penguJian-pengujian pada sirkitekuivalen atau dari pada perhitungan dari pengaruh suhu, tetapi sangat sulltuntuk dilaksanakan dan mahal. Pengujian-pengujian pada transformatortegangan komplit memberikan juga kemungkinan penunjukkan mengenaikesalahan pengukuran terbaik yang akan tampak dalam bekerjanya karenaperubahan dalam suhu sekitar.
Jika sirkit ekuivalen diguhakan, dua pengukuran pada kondisi tegangan, beban,
frekuensi dan suhu yang identik dalam julat referensi standar dilakukan sekali pada
peralatan (aparat) yang komplit dan sekali pada sirkit ekivalen.
Perbedaan antara hasil-hasil dua pengukuran ini harus tidak melampaui 50% dari kelas
ketelitian (misalnya 0125% dan l0 menit untuk kelas ketetitian 0r5) dan harus, tentu
saja diperhitungkan dalam menentukan kesalahan transformator tegangan kapasitor'komplit
pada batas-batas suhu dan frekuensi.
Karakteristik suhu yang diberikan oleh pembagi tegangan kapasitor telah diketahui
dalam julat referensi dari suhu, kesalahan pada nilai suhu ekstrim boleh ditentukan
dengan perhitungan berdasarkan pada hasil pengukuran pada satu suhu dan koefisien
suhu ruang boleh dilakukan pada sirkit ekuivalen jika kapasitans ekuivalen (misal -
nya kapasitor dibudt khusus untuk penggunaan ini) diambil harga kapasltans sesuaiharga ekstrim suhu dengan memperhitungkan koefisien suhu dari pembagl tegangan
kapasltor sebenarnya. Pengujian pada nilai suhu yang ajek dilakukan pada nilai ekstrimdari frekuensi. Harga sebenarnya dari frekuensi uri dan suhu uil harus merupakanbagian dari laporan pengujian.
Catatan: l. Pengukuran lgn_asitans dan koefisien ruhu dari kapasitor adalah bagian daripersyaratan IEC Publication 358.
2. PenguJian memperlihatkan pengaruh beban, tegangan dan frekuensi sepertihalnya penga.ruh suhu pada kapasitans ekuivalen C, + C-,. Fiarus
- diperhatikan kenyataannya bahwa akibat suhu pada reafttans i#auttit danp"9" tahanan belitan dari unit elektromagnetis dapat ditentirkan hanya jikaunit ' elektromagnetis sebenarnya dipengaruhi suhu ekstrim. Sebagaipetuniuk rnengenai perubahan pada rasio pembagi tegangan kapasiiordisebabkan oleh suhu, ini direkomendasikan untu[ mengu[ur kejalahantegangan dan pergeseran fasa sebelum dan langsung sesudah atau selamapengujian kenaikan _ suhu pada Ayat 46 dilaklanJkan seperti pengujianlangsung pada transformator tegangan kapasitor. Dalam hal
-ini, penguluran
seperti halnya kenaikan suhu tidak dapat dilaksanakan pada sirkit eklivalenatau pada unit elektromagnetis sendiri.
3. Pengalaman sekarang telah mempertihatkan bahwa transformasi tegangankapasitor boleh digunakan sesuai dengan kelas ketelitian 0r5. PacJa siat initidak myngkin merekomendasi pengujian, yang menghasilkan kesimpulanyang baik mengenai pengaruh perubahan suhu secara ttba-tlba, biasanyakondisi cuaca, kapasitans sasar dan arus boeor pada kesalahan tegangandan pergeseran fasa. Pengaruh ini hanya dapat dievaluasi secara teori.-
- 4 t
SPLN 77zl9t7
Pasal Duapuluhlima
Uii rutin
54. Pengujian frekuensi-kerja
54.L Pembagi tegangan kapasitor
Pengujian pada pembagi tegangan kapasitor harus dilakukan sesuai IEC
Publication 358.
54.2 Terminal tegangan rendah dari pembagi tegangan kapasitor
Pembagi tegangan kapasitor dengan terminal tegangan rendah harus diuji pada
tegangan uji selama I menit antara terminal tegangan rendah dan terminal
tanah.
Tegangan uii harus tegangan bolak-balik l0 kV (R MS). Jika terminal
tegangan rendah tertutup terhadap cuaca atau jika peralatan gandeng frekuensi
..")ngan pengaman tegan .:rn [s,,ih I "rerupakan bagian dari transformator
tedarrgan kapasitor, nitai yang lebih rendah dari tegangan uii (misalnya 4 kV)
boleh disetujui , antara f abrikan dan pemilik.
54.3 Unit elektromagnetis
Untuk pengujian ini, unit elektromagnetis boleh dilepaskan dari pembagi
tegangan kapasitor. Tegangan u ji boleh diterapkan antara terminal tegangan
tengah dan tanah atau diterapkan dari kumparan sekunder. Dalam salah satu
hal, harus mempunyai sebuah nilai yang sama dengan tegangan uii untuk
pembagi tegangan kapasitor dibagi dengan rasio tegangannya.
Frekuensi - boleh dinaikkan untuk mencegah kelebihan arus magnetisasi dan
pengujian harus diterapkan selama waktu sesuai dengan Sub ayat 16.1.
c a t a t " "' li fd:l: " 1",' f; l? " J "Jl :: il?i o J,1" ? ",.H'j; :" : :, "*', ffiIl i:fl "g:;,l;sela pengaman yang melintang peralatan gandeng pembawa arus harusdihubungsingkat selama pengujian.
55. Penguilan ketelitian
Pengujian ketelitian harus dilakukan pada transformator tegangan kapasitor komplit
atau pada sirkit ekuivalen pada satu harga frekuensi dalam julat referensi standar
frekuensi, dan pada satu harga suhu dalam julat referensi standar suhu. Harga
sebenarnya dari frekuensi uji dan suhu uji merupakan bagian dari laporan pengujian.
Catatan: Pengujian pada sirkit ekuivalen kurang akurat dari pada pengujian padasirkit yang komplit.
- 4 2 -
SPLN 7ht987
' Uii rutin pada sebuah pengurangan nilai tegangan dan atau beban diizinkan, tetapiharus diperlihatkan uii jenisnya pada transformator tegangan kapasitor yang sejenis
bahwa pengurangan jum lah pengu jian cukup untuk membuktikan pelaksanaan daripersyaratan ketelitian.
Pengujian pada sirkit ekuivalen dapat dilakukan jika:
a) U;i jenis menurut Ayat 53 telah memperlihatkan bahwa perbedaan antara hargayan8 diukur pada sirkit komplit dan sirkit ekuivalen lebih kecil dari 20% dari kelasketelitian, sebagai contoh lebih kecil daripada O12% dan 8 menit untuk kelasketelit ian l.
b) fetiOaktelitian dalam menentukan rasio pembagi tegangan kapasitor, sebagai contoholeh pengukuran tiap kapasitor tegangan tengah c2), adalah rebih kecir dari zo%dari kelas ketelit ian l.
c) Uli jenis menurut Ayat 53 telah diperl ihatkan bahwa batas kesalahan dari kelasketelitian tidak akan dilampaui sebagai akibat gabungan dari beban frekuensi, suhudan ketidaktelitian yang disebutkan terdahulu pada a dan b.
Untuk lebih terinci mengenai penggunaan sirkit ekuivalen lihat Lampiran D.
Pasal Duapuluhenam
Penandaan
56. Penandaan dari pelat pengenal transformator tegangan kapasitorTransformator tegangan kapasitor (atau unit elektromagnetis jika terpisah) harusdiadakan penambahan informasi berikut pada pelat pengenal:a) Kata-kata tttransformator tegangan kapasitorrr atau referensi yang sejenis.b) Kapasitans pengenal antara terminal tegangan tinggi dan terminal tegangan rendah.c) Keterangan jumlah kapasitor yanS terpasang pada transformator tegangan kapasitor
(Uita jumlah kapasitor lebih dari satu).d) Hanya dalam hal di mana terminal tengah masih mudah disentuh j ika transformator
tegangan kapasitor dirakit secara komplit
t - C l x C 2' N = e I + e
- Tegangan tengah pengenal sirkit terbuka, dalam volt atau kilovolt- Rasio tegangan pengukuran
Contoh jenis dari petat pengenal diberikan dalam Gambar l l .Unit pembagi kapasitor tegangan kapasitor harus diberi penandaan sesuai dengan IECPublication 358.
Catatan: Keteranga-n tersebut di atas boleh ditunjukkan pada dua petat pengenal, satuuntuk bagian magnetis dan satu untuk bagian kapasitif.
- 4 3 -
SPLN TTzl9tT
Gb.l: Transformator fasa-tuntgatdengan terminal terisolasipenuh dan sisi sekundertunggal
a n
Gb- 2: Transformator fasa -tunggal dengan terminalnetral primer mempu -nyai pengurantan isolasidan sisi sekunder tunggal
J
Transformator fasa-tiga dengan sisisekunder tunggal
- - - - l
IIIItn
Gb.
- 4 4 -
SPLN 7721987
LJatau N
Ib atau In
\
J J ]l i Ji i 1; " ; I ;
2a
Gb. 4:
2b atau.2n
Transformator fasa-tunggal dengan duasisi sekunder
a2 a3 b atau n
Transformator fasa-tungtaldengan satu sisi sekunderbertermina I ganda
Transformator fasa-t igadengan dua sisi sekunder
a l b l c l nGb. 7: Transformator fasa-t iga dengan
sisi sekunder berterminal ganda
IIIl
al
Gb. 6:
- 4 5 -
SPLN 7721987
ZaL 2a2
Cb- 8: Transformatordengan dua sisi
atau N
2b atau 2N
fasa-tunggalsekunder berterminal ganda
A B
1 Tt lL*^.J
da
Gb. 9:
dn
Transformator fasa -tunggal dengan satubeli tan tegangan sisa.
Cnmbar All Contoh diagram untuk transformator tegangan kapasitor
- 4 8 -
SPLN 77zl9t7
Teninal te-ganqtan tilggi
LAMPIRAN A (lanjutan)
. Unit, elektrcuragnetis
( C1+C2 ) Reaktans indttk tif
Terminaltegangantengatr
ui=(brSOrTerminal ee-gangan rendalr
Gambar A2: Diagram sirkit ekuivalen untuk
lil-'lB rerminar sekunder
fg__*
transformator tetantan kapasitor.
- 4 9 -
SPLN TIzl9tT
LAMPIRAN B
KONDISI UTAMA PENGUJIAN PADA SIRKIT EKUIVALEN
Kondisi utama pengujian pada sirkit ekuivalen menuruthubungan:
L l x C l = L 2 x C 2dan
R l x C l = R 2 x C 2
adalah memenuhi untuk pembagi tegangan kapasitor.
Gambar A2, Lampiran ,q adalah
Dalam hubungan ini, cr, Lr dan Rt adarah kapasitans, induktans seri dan rugi tahananseri dari kapasitor tetantan tengah C2.
Hubuntan ini meliputi keharusan bahwa kapasitor cl dan c2 dari pembagi tetanganberkonstruksi sama dan mempunyai nilai faktor disipasi dielektris yant tidakberbeda/menyimpant satu sama yant lain lebih besar dari 3.10-4.
Hubungan mengenai induktans seri tidak memFrnyai pengaruh praktis pada kebanyakanpembagi tegangan kapa.sitor yant mempunyai frekuensi 100 KHz atau lebih.
Jika sebuah tahanan tambahan dihubungkan daram seri dengan salah satu dari kapasitorcl atau c2, pengujian pada sirkit ekuivalen masing-masint penguiian tidak memberikanhasil yang sebenarirya dari penguiian langsung dalam hal ini sirkit ekuivalen harus dipakaidengan tindakan . pence6ahan.
- 5 0 -
SPLN 77zl9t7
Draoram
gambar CI dan
LAMPIRAN C
BEtsAT*i LINTUK PE.NGUJIAN TANGGAP TRANSIEN
sir{.1_t i i . : : ' r dua kern.l .xrr:klnan ber:an ei i}r trrrk.rn r ialam
inenu ru t . r i i t a i - r f i l a i kom i :on t : npya j a ; - ' rm ' f . r be I C I .
[, i?'
*****pj67a_. - ----Lii-i-u$U"L*,------€
a ) ireban se rr Ls Rjj
r* .--rffir-6 ?-dT-\***-:-rJ U {.j I
II+ii F-oI .
t =.----'--.;lIiltILP--
b ) b e b a n s e r l P a r a l e l
Garnbar CI : D iagra in sr ik r t
i r a n s i e n .
beban .ur tuk pengul ran tanq<;aP
Harga imp-edens ciar:i ireban
penguj ian tanggap t rans ien -
,TAbC L CI"
ser i murn; dan f rebam ser i p . r ra . l ' .e l t rn tuk
Sena r ; . c ) ( se r i Pa ra le I )
" iL : r , i n s l * t t- i l- l - +
IOO* Sn C , 3 , Z n l : , o r Z n t ' 2 , 2 r Z n il lI
a , 7 2 i z " l L , 2 5 | z " I
25?. Zn 3 , 2 \ r " l \ z , - l , 2 . , i E , 8 l z " i l z , a e t t z " l s l z " l
Sn = Behan rx in , r -E r 'd i da l -a ; r ' . ' i r . r i i . - i iY rD t ' r c
Un = Tegangan sekun&r dalam. vcl t
u 2 n r - . iZn =
* , lani cia.l.am cl' ir-f i
Catatans
l) Beban total yang diberikan r:leh nitrai-nilai lni mernpunyai faktor-kerja (CosO
2) Reaktans induktif harus l irr ier, sebagai contolr jenis inti udara. Tahanan seridisusun dari tahanan seri ekuirralerr dari reaktans induktif (tahanan belitanditambah tahanan seri ckuivalci: dani rugi-rugi besi) dan sebuah tahananterpisah.
3) Kesalahan beban hanus ticlak kurang t 5% untuk Zn dan lebih kecil dari + 0103untuk faktor-kerja {Cr:s .fi}"
0'8
SPLN 7721987
LAMPIRAN D
PENGGUNAAN SIRKIT EKUIVALEN
UNTUK KETELITIAN UJI RUTIT.{
Keadaan teknologi sekarang, sirkit ekuivalen boleh digunakan untuk uji rutin tanpakesulitan untuk ketelit ian sampai dengan kelas l.Untuk kelas ketelit ian lebih t inggi, sirkit ekuivalen boleh digunakan setelah adanyapersetujuan antara fabrikan dan pemitik.
Kesalahan yan$ diakibatkan oleh pengujian pada sirkit ekuivalen adalah akibat kumulatifdari faktor-faktor berikut:
a) Penentuan rasio pembagi tegangan kapasitor (penyebab utama dari kesalahan),kesalahan disebabkan oleh:- Ketidak telitian pengukuran, sebagai contoh tiap kapasitans diukur terpisah.- Pengaruh kapasitans sasar:
Catatan; Pengaruh ini dapat dikurangi dengan mengukur nilai-nitai kapasitans Cl dancZ pada pembagi tegangan kapisitor komplit dan tidak pada tiap unitkapasitor.
b) Penentuan kapasitans ekuivalen, sebagai pen jum lahan kapasitans C I dan CZ yangdiukur dan dibuat kapasitans ekuivalen khusus j ika digunakan.Catatan: l) Teknologi sekarang untuk pengukuran kapasitans memberikan suatu
ketelit ian untuk kapasitans ekuivalen dan ini hanya akan menambahkesalahan yang kecil (kira-kira I menit).
2) Penggunaan pembagi tegangan kapasitor sebenarnya dalam sirkit ekuivalenboleh mempunyai kesalahan karena kapasitans sasar karena hubungansuplemen.
c) Perbedaan antara tangen sudut rugi-rugi dari kapasitans Cl dan C2 dan dibuatkapasitans ekuivalen khusus jika digunakan.
Catatan: Perb-gdaan tangen sudut rugi-rugi dari kapasitans ini (Ct dan C2) kurang dari3.10 ' mempunyai pengaruh yang dapat diabaikan.
d) Variasi dari kapasitans dan laktor dissipasi dielektris dalam Cl dan CZ karenaperubahan teganganr khusttsnya karena tegangan antara kapasitans ekuivalen umumnyajauh lebih kecil dari tegangan normal cz dan khususnya cl.Catatan: Kapasitans yang dibuat khusus yang dihubungkan dalam sirkit ekuivalen
beroperasi dalam iutat tegangan yang kecil dan hanya mempunyai perubahankapasitans dan. rugi-rugi yang t<etit karena tegangan yang ierpasang.Karenanya perubahan ini mempunyai pengaruh yang ?"p-"t OiiUaiftan terhadapkesalahan yang diukur dari transformator tegangan lapasitor itu.Kapasitans ekuivalen harus selalu disesuaikin rlengan tepat pada nilaipengukuran C I dan CZ guna menghindarkan masuknyJ kesalahan baru sesuaibutir b) di ata's.
,
:
- 5 2 -
sPILILZaI-2EZ
LAMPIRAN E
DAFTAR USULAN ISTILAH BAKU
STANDAR TRANSFORMATOR TEGANGAN
I
2
3
4
5
6
7
8
9
t 0
nL 2
T 3
l 4
l 5
T 6
t 7
l 8
l 9
20
2 l
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Bahasa Indonesia
Acuan, rujukan, referens
Alat
Alat pengaman
Ayat
Bagian
Batas kenaikan suhu
Beban
Bel i tan
Bel i tan pr imer
Belitan sekunder
Celah percikan'
Diagram
Disipasi
Fabrikan
Faktor disipasi
Faktor kerja satu
Faktor pentanahan\
Frekuensi-.kerja
Hermetis
Impuls hubung, impuls switcing
Impuls terpancung
Instalasi tak terbuka
Instalasi terbuka
Instrumen ukur
Isolasi kurang
Isolasi penuh
Isolasi pulih-sendiri
Isolasi tak pulih-sendiri
Kesalahan komposit
Kesalahan tegangan
Bahasa InKrris
- Reference
- Device
- Protective device
- Clause
- Part
- Limit of temperature rise
- Burden
- Winding
- Primary winding- Secondary winding- Spark gap
- Vector diagram
- Dissipation
- Manufacturer
- Dissipation factor
- Unity power factor
- Earthing factor
- Power freguency- Hermetically
- Switching impulse
- Chopped impulse
- Non-exposed installation
- Exposed installation
- Measuring instrument
- Reduced insulation- Full insulation
- Self-restoring insulation
- Non self-restoring insulation
- Composite error- Voltage error
- 5 3 _
SPLN 7721987
3 l
32
33
34
35
36
37
38
39
40
4 l
42
43
44
45
46
47
48
49
50
5 l
52
53
54
55
56
57
58
59
60
6 l
No Batnsa Indonesia
Keluaran pengenal
Kelas ketelitian
Kelas ketelitian standar
Kelasifikasi uji
Ketinggian
Kompon aspal
Komposit, paduan
Kondisi atmosfiris
Kondisi gangguan
Kondisi kerja
Kondisi utama
Lepasan merusak
Nilai
Nilai pengenal dinamis
Nilai pengenal termis
Oto-transf ormator
Pasangan dalama
Pasangan luar
Pelat pengenal
Pemilik, pembeli
Pengujian, uji :
Pengujian langsung
Pengujian impuls petir
Pengujian impuls hubung
Pengukuran lepasan parsial
Penunjukan kelas ketelitian
Pentanahan sistem
Pergeseran fasa
Persyaratan, syarat
Persyaratan nilai pengenal
dan unjuk-kerja
Rasio l i l i tan
LAMPIRAN E (lanjutan)
Bahasa Inggris
- Rated output- Accuracy class- Standard accuracy class- Classification of test- Altitude
- Bitumiuous compound- Composite- Atmospheric conditions- Fault condition- Service condition- Main condition- Disruptive discharge- Value