-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 1
SPESIFIKASI TEKNIS
I.1 SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 1
PENDAHULUAN
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca
bersama-sama dengan gambar-gambar, yang keduanya menguraikan
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan yang mencakup
suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut.
Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material
yang harus dipakai harus diterapkan baik pada bagian dimana
spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari
pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
PASAL 2 LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan akan ditunjukan oleh Direksi, dan dapat dilihat
pada gambar-gambar rencana terlampir.
PASAL 3
PERIJINAN 1. Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini
memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor bersangkutan harus menyelesaikan
perijinan tersebut. Direksi dalam batas-batas kewenangannya akan
membantu untuk menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya
yang dikeluarkan untuk perijinan tersebut merupakan tanggungjawab
kontraktor.
2. Pekerjaan dilapangan tidak diperkenankan dimulai jika
ijin-ijinnya belum diperoleh. 3. Apabila pada saat melaksanakan
pekerjaan ini terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material
tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan maka hal
tersebut terlebih dahulu harus dibicarakan dengan direksi untuk
mencari jalan keluarnya.
PASAL 4 PEKERJAAN-PEKERJAAN SEMENTARA
1. Jalan masuk ke lokasi pekerjaan, termasuk pada sarana
pelengkap lain, seperti jembatan
darurat, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh
kontraktor. Jika memang diperlukan jembatan darurat, maka
kontraktor harus merencanakannya dengan lebar min. 3,5 meter dari
kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan ganda 5 ton. Kontraktor
wajib memelihara sarana tersebut, dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor.
2. Pada akhir pekerjaan, atas perintah Direksi, segala sarana
yang tidak dipergunakan lagi harus dibongkar dan dirapihkan kembali
seperti semula sesuai persyaratan Direksi.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 2
3. Kontraktor membuat ketentuan-ketentuan untuk pembuangan semua
air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan dan
pekerjaan-pekerjaan sementara yang ditimbulkan dimana saja.
4. Pada pembuangan harus memuaskan direksi dan pejabat setempat
atau orang-orang yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau
saluran/anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan
dibuang.
PASAL 5 PENYEDIAAN PAPAN PETUNJUK
1. Kontraktor harus menyediakan dan mengusahakan papan petunjuk
yang berisikan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan, nama pemberi pekerjaan,
jangka waktu pelaksanaan dan nama kontraktor.
2. Papan petunjuk berupa Papan peringatan juga harus disediakan
oleh kontraktor untuk memberikan keamanan bagi pekerjaan dan
pengguna jalan.
PASAL 6 PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN
1. Bahan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan harus
disediakan oleh kontraktor
termasuk penyediaan peralatan, sementara untuk mengangkut air ke
lokasi pekerjaan sehingga baik mempengaruhi lancarnya pekerjaan,
dan kontraktorlah yang harus menanggung semua biaya tersebut.
2. Untuk kualitas air yang disyaratkan, akan dibahas pada
bagian-bagian dari buku spesifikasi ini.
3. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan
harus menyediakan sendiri oleh kontraktor dengan jenis dan
kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
harus ada persetujuan dari direksi.
4. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel,
alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang diperlukan dan
termasuk pula lampu-lampu penerangan yang akan menjamin lancarnya
pekerjaan.
PASAL 7 GAMBAR-GAMBAR KERJA
1. Gambar-gambar rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada
kontraktor dan gambar
tersebut merupakan bagian tak terpisahkan dari Dokumen Kontrak.
Gambar-gambar tersebut adalah gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan
pekerjaan.
2. Kontraktor wajib untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi lain yang berhubungan
dengan hal tersebut.
3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau
perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan isi spesifikasi
teknis.
4. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang
meragukan, kontraktor diharuskan mengajukan kepada direksi secara
tertulis, maka Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah
disebutkan dalam spesifikasi teknis.
5. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada
kontraktor secara tertulis.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 3
6. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan
dilapangan. Gambar-gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik,
dapat dibaca dan sudah menjalani revisi terakhir.
7. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang
menunjukan perbedaan antara gambar-gambar rencana dan gambar kerja
semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan ditanggung oleh
kontraktor.
PASAL 8 UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya
dan gambarnya sendiri adalah gambar skala. Jika tidak ada kesamaan
antara ukuran dan gambarnya, maka segera minta pertimbangan dari
para akhli untuk menetapkan mana yang benar.
PASAL 9 PERALATAN
1. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar peralatan secara
terperinci, yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus
disetujui oleh Direksi dalam hal pembuatannya, nomor pengenal,
kondisi dan rencana waktu tiba didapat pekerjaan.
2. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk
memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya tanpa
persetujuan dari direksi, kontraktor diharuskan untuk mempersiapkan
alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tipa tahap dari
pekerjaan sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai.
Penyediaannya ditempat pekerjaan, dan persiapannya harus terlebih
dahulu mendpat penelitian dan persetujuan dari Direksi. Kerusakan
yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-alat tersebut yang
akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti sedemikian, sehingga Direksi menganggap pekerjaan dapat
dimulai.
PASAL 10 PENYEDIAAN MATERIAL
1. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material, seperti
yang disebutkan dalam
daftar volume pekerjaan kecuali material-material yang akan
disediakan oleh Direksi atau pemberi tugas dan akan ditentukan
tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat
penjelasan.
2. Untuk material-material yang kan disediakan oleh pemberi
tugas, kontraktor harus mengusahakan transportasi dari gudang yang
ditentukan ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus memeriksa dulu
material-material tersebut dan harus bertanggungjawab atas
pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan.
3. Kontraktor harus mengganti jikalau material tersebut rusak
yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah atau pun hilang
atau kurangnya material yang diangkut akibat kelalaian
kontraktor.
4. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan
yang dilakukan oleh kontraktor harus sesuai untuk kondisi-kondisi
lapangan.
5. Nama-nama produsen material dan peralatan yang diusulkan
untuk pekerjaan, bersama dengan cara kerja, kemampuan,
laporan,laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai
hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh
Direksi. Bila menurut pendapatnya hal-hal tersebut diatas tidak
memuaskan atau tidak sesuai dengan
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 4
spesifikasi, maka bagian-bagian tersebut harus diganti oleh
kontraktor tanpa meminta biaya tambahan kepada pemberi tugas.
6. Semua peralatan harus disuplay dengan urutan dan waktu
sedemikian sehingga dapat menjamin lancarnya pelaksanaan kegiatan
dengan memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.
PASAL 11 CONTOH-CONTOH MATERIAL
1. Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa
menunggu pembiayaan
dari kontraktor dan harus diambil adengan cara pengambilan
contoh dari standar yang disetujui. Contoh-contoh tersebut harus
menggambarkan dengan nyata dari kualitas material yang akan dipakai
pada pelaksanaan pekerjaan.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui harus disimpan tersendiri
dan sama sekali tidak boleh dicampur/ kotor, sehingga menyebabkan
berkurangnya kualitas dari material tersebut.
3. Penawaran dari kontraktor harus sudah termasuk biaya yang
dikeluarkan untuk pengujian material.
4. Jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan menggunakan
material-material dari jenis dan merek tertentu, maka kontraktor
harus minta petunjuk direksi untuk menentukan jenis-jenis material
yang baik dan boleh dipakai. Kontraktor boleh mengganti dengan
produk tertentu yang mempunyai kualitas minimum sama dengan
kualitas yang ditentukan oleh direksi.
PASAL 12
PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungan sendiri,
langkah-langkah dan peralatan yang perlu untuk dilindungi pekerjaan
dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang
mutunya karena pengaruh cuaca dan harus disetujui oleh Direksi.
PASAL 13 PROGRAM KERJA
Penyedia jasa harus menyiapkan suatu rencana kerja disampaikan
kepada Direksi. Rencana kerja tersebut harus mencakup : 1. Usulan
tanggal untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian
pekerjaan. 2. Usulan tanggal untuk pengadaan dan / atau
pengangkutan lain bagian-bagian ini ke
lapangan 3. Usulan tanggal dimulai, serta selesainya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan / atau
pemasangan dari berbagai bagian pekerjaan, termasuk
pengujiannya. 4. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang
disediakan kontraktor 5. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada
setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta fungsinya. 6. Macam serta
jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang akan dipakai pada
pelaksanaan
pekerjaan. 7. Cara pelaksanaan pekerjaan (proposal).
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 5
PASAL 14 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
1. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis
selengkapnya, apabila
Direksi memerlukan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya. Dalam keadaan apapun, tidak dibenarkan untuk
memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu
disampaikan kepada Direksi, dan dalam waktu yang cukup sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan itu, agar Direksi mempunyai waktu
yang cukup apabila dipertimbangkan terlebih dahulu atas persiapan
pekerjaan tersebut.
PASAL 15
RAPAT-RAPAT 1. Apabila dipandang perlu, Pemberi Tugas dapat
mengadakan rapat-rapat yang mengundang
Kontraktor & Konsultan maupun pihak-pihak tertentu yang
bersangkutan dengan pembahasan dan permasalahan dalam rapat
tersebut.
2. Disamping itu Direksi dan/atau kontraktor dapat mengusulkan
untuk diadakan rapat membahas permasalahan yang ada.
3. Semua hasil/risalah dapat merupakan ketentuan yang bersifat
mengikat.
PASAL 16
PRESTASI / KEMAJUAN PEKERJAAN 1. Prestasi pekerjaan ditentukan
dengan jumlah prosentase pekerjaan yang telah
diselesaikan. Prosentase pekerjaan ini dihitung dari nilai/harga
kontrak, yang mana jumlah tertentu dalam satuan volume pekerjaan
telah diselesaikan.
2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi / kemajuan
pekerjaan tersebut dengan harga satuan sesuai dengan volume
pekerjaan, yaitu harga satuan yang telah mencakup harga bahan,
tenaga kerja dan angkutan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya yang
perlu dilakukan agar tercapai hasil pekerjaan yang
sebaik-baiknya.
PASAL 17 PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak
diuraikan secara khusus
dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar
pelaksanaan pekerjaan pemboran berhasil dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak.
2. Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan
atau secara keseluruhan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
bersangkutan.
3. Dalam hal sesuatu dari pekerjaan , selama pengujian tidak
memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus mengadakan
perbaikan-perbaikan, sampai dalam pengujian ulang berhasil secara
memuaskan.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 6
PASAL 18 LAPORAN-LAPORAN
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat
laporan mingguan mengenai kemajuan kerja. Laporan kemajuan kerja
ini harus memuat sekurang-kurangnya informasi di bawah ini dengan
kejadian yang dijumpai selama periode pembuatan laporan kemajuan
kerja yang bersangkutan. 1. Uraian mengenai kemajuan kerja yang
sesungguhnya dicapai menjelang akhir minggu. 2. Jumlah personel
yang bertugas selama minggu tersebut. 3. Material dan barang-barang
yang disuplai. 4. Kondisi cuaca.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 7
I.2 SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN BANGUNAN
PASAL 1 URAIAN UMUM KEGIATAN
1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan
Trotoar.
2. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Bongkaran dan Buangan
bongkaran c. Pekerjaan Normalisasi saluran d. Pekerjaan Galian e.
Pekerjaan Kanstin/ Kerb beton f. Pekerjaan Lantai Paving Blok dan
Tegel g. Pekerjaan Sentel band h. Pekerjaam Plat Beton i. Pekerjaan
Pengecatan/finishing j. Pekerjaan Penyanggah tiang bendera
3. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan : a. Tenaga kerja yang terampil dalam bidangnya
b. Tenaga ahli dan pekerja yang cukup memadai c. Bahan-bahan harus
sudah ada di tempat pekerjaan menjelang waktu pengerjaan dari
jadwal yang telah ditentukan.
PASAL 2
S I T U A S I 1. Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tempat
yang akan dikerjakan, lingkup pekerjaan serta
hal-hal lain yang berpengaruh terhadap harga penawaran disamping
ketentuan yang ada dalam bestek.
2. Kelalaian atau kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
3. Dalam rapat penjelasan pekerjaan akan ditunjukkan tempat
dimana lokasi bongkaran, perbaikan dan pasangan baru serta
pekerjaan pengecatan yang akan dilaksanakan.
PASAL 3 PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank, ukuran pokok/peil lantai
0,00. Untuk patok-
patok digunakan balok kayu ukuran 5/7 cm atau 8 cm, sedangkan
untuk bouwplank digunakan papan kayu terentang ukuran 2/20 dengan
panjang + 3 m.
2. Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga
kedudukannya benar-benar stabil (tidak goyang). Tanda-tanda sumbu /
As, harus ditentukan secara teliti dan dibuat dengan jelas.
Ukuran-ukuran pokok lainnya, harus dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
3. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar, maka
Penyedia Jasa harus melaporkannya secara tertulis kepada Pemilik
Pekerjaan supaya dapat memberikan suatu keputusan.
4. Penyediaan bahan / logistik dan peralatan, penyedia jasa
harus menyediakan segala hal yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua tenaga, bahan dan alatalat bantu yang
diperlukan.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 8
PASAL 4 PEKERJAAN PERATAAN TANAH
Pekerjaan perataan tanah meliputi pembersihan daerah pelaksanaan
antara lain dengan penebangan tanaman-tanaman/ pembabatan
semak-semak/ alang-alang dan perataan tanah lokasi berikut
pembuangannya.
PASAL 5 PEKERJAAN GALIAN, URUGAN DAN PONDASI
1. Pekerjaan Galian
a. Galian tanah untuk pondasi harus dilaksanakan sesuai dengan
ukuran yang tercantum pada gambar kerja dan RAB. Bidang sisi galian
harus dimiringkan sedemikian rupa untuk menjaga agar tanah tidak
longsor dan tidak mengganggu pemasangan pondasi. Kotoran-kotoran
yang terdapat pada lubang galian harus dibuang.
b. Galian saluran air hujan dibuat sesuai dengan gambar kerja,
baik kedalaman maupun arahnya.
c. Semua galian atas kehendak penyedia jasa untuk maksud-maksud
yang tidak tercantum dalam kontrak ini harus ditutup dan dipadatkan
kembali.
d. Kelebihan galian dari yang telah ditetapkan tidak diadakan
biaya tambahan, apabila kelebihan galian ini membahayakan
konstruksi, maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya dengan biaya
sendiri.
2. Pekerjaan Urugan/Timbunan
a. Tanah yang akan dipergunakan untuk pengurugan harus dari
tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari akar
bahan-bahan organis, barang bekas/sampah. Dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi, dan jika diinginkan dapat digunakan
tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga
tidak merusak/mengganggu bouwplank dan lubang pondasi. Urugan tanah
bekas galian pondasi, harus dipadatkan dengan menggunakan
stemper.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar kerja. Ukuran yang tercantum pada gambar kerja adalah
ukuran tanah urugan dalam keadaan padat. Untuk urugan tanah
peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm (maximal).
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan stemper.
d. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian : dibawah paving
block, dibawah saluran air hujan/grevel, serta tempat-tempat lain
seperti ditunjukan pada gambar. Lapisan urug harus dipadatkan
dengan cara ditimbris setelah terlebih dahulu disiram air secara
merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat. Pasir
urug yang akan digunakan, harus bebas dari berbagai kotoran
pengganggu. Ukuran tebal pasir urug yang tercantum pada gambar
kerja adalah 10 cm ukuran padat.
e. Harga satuan yang tercantum dalam penawaran harus sudah
mencakup semua biaya, pekerja-pekerja pembersihan kembali
penimbunan dan pembuangan hasil galian.
3. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air
dan selokan-selokan, pembuatan parit/ pondasi pipa, gorong-gorong
atau bangunan lainnya.
4. Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian
tidak boleh berbeda dari yang ditentukan lebih besar 2 cm pada
setiap titik.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 9
PASAL 6 PEKERJAAN BONGKARAN
1. Pekerjaan Bongkaran antara lain dengan pembongkaran Paving
Blok/ Lantai keramik dan
Kanstin yang lama berikut pembuangannya. 2. Pekerjaan bongkaran
harus dilakukan seteliti mungkin dengan memperhatikan struktur
dan kondisi Jalan. 3. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
kerusakan pada bagian konstruksi lainnya, yang
ternyata ada kerusakan diakibatkan adanya bongkaran dan Penyedia
Jasa bertanggung jawab atas perbaikan kembali.
4. Barang-barang hasil bongkaran yang ternyata masih layak
dipakai tetapi dalam kegiatan ini tidak dipergunakan kembali,
merupakan milik kegiatan, serta kontraktor berkewajiban untuk
menjaga keamanan barang-barang tersebut.
PASAL 7 PEKERJAAN PENGERUKAN LUMPUR
1. Pekerjaan ini terdiri dari pengerukan, penanganan,
pembuangan, penumpukan batu atau
bahan-bahan lainnya dari saluran atau sekitarnya yang diperlukan
untuk pelaksanaan kegiatan kontrak yang dilaksanakan untuk
memperlancar jalan air dan selokan-selokan.
2. Semua pengerukan dianggap sebagai pengerukan biasa. 3.
Toleransi Ukuran, Ketebalan, baris batas dan formasi akhir setelah
pengerukan tidak boleh
berbeda dari titik dasar saluran asal. 4. Untuk pemeriksaan
pekerjaan pengerukan, ketinggian dan garis batasnya harus
disetujui
oleh Direksi Teknik sebelum Penyedia Jasa Konstruksi memulai
pekerjaan.
PASAL 8
PEKERJAAN URUGAN PASIR 1. Pekerjaan Urugan Pasir
a. Pasir yang digunakan untuk pengurugan, harus pasir yang baik
dan memenuhi syarat teknis bebas dari bahan organik, bahan bekas/
sampah dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
b. Penimbunan urugan pasir harus disiapkan sampai pada permukaan
yang dibuat dan ditebarkan dalam lapisan-lapisan yang rata tidak
melebihi ketebalan yang ditentukan.
c. Pemadatan urugan pasir segera setelah penempatan dan
penebaran urugan masing-masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh
dengan alat pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh
Direksi Teknik.
2. Untuk pengukuran satu urugan pasir sampai menjadi satu
pekerjaan uang dibanggun diatas tanah akan diukur dalam meter kubik
batu yang diterima dan disetujui antara Penyedia Jasa Konstruksi
dan Dikreksi Teknik atas dasar volume senyatanya.
3. Volume urugan pasir yang diukur sebagaimana diatas akan
dibayar persatuan pengukuran pada harga yang bersangkutan yang
dimasukan dalam daftar penawaran.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 10
PASAL 9 PEKERJAAN BETON
2. Pekerjaan Beton meliputi :
a. Beton Bertulang
Dilaksanakan pada semua konstruksi beton yang bersifat STRUKTUR
dan PRAKTIS dengan ukuran dan bentuk dan penampang seperti
tercantum pada gambar kerja. Konstruksi beton yang bersifat
STRUKTUR meliputi bagian-bagian konstruksi pada Plat beton
b. Beton Tidak Bertulang Dilaksanakan pada Sentelband,
Kanstin/Kerb Cetak.
3. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan
yang tercantum pada :
a. PUBB NI-3 Tahun 1970, NI-8 Tahun 1964. b. Tata cara
perhitungan Struktur Beton untuk bangunan. c. PBI NI-2 Tahun 1971
terutama mengenai :
1) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan Beton (PBI-1971
NI-2; Bagian II Bab 3 Pasal 3.1 s/d 3.9).
2) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan Beton (PBI-1971 NI-2;
Bagian II Bab 4-5-6 seluruh pasal)
3) Syarat-syarat Pekerjaan Tulangan (PBI-1971 NI-2; Bagian IV
Bab 8 seluruh pasal) 4. Persyaratan Beton
a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang
digunakan adalah K-175 dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan
karakteristik 175 Kg/Cm2 (minimal)
b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, mutu beton yang
digunakan adalah BI dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan
karakteristik 100 Kg/Cm2 dengan campuran beton yang yang
disyaratkan adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl
c. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran 1
Pc : 2 Ps : 3 Krl 5. Persyaratan Bahan
a. Semen Semen yang digunakan harus terdiri dari SATU JENIS MERK
dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi, dengan kualitas
setaraf merek Tiga Roda, semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan, untuk
menghindarinya harus memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik.
b. Pasir Beton Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan
butiran-butiran yang bersih dan bebas bahan organis lumpur dan
sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam PBI
1971.
c. Koral/ Kerikil Beton Koral/ Kerikil Beton yang digunakan
harus bersih dari segala kotoran serta mempunyai gradasi dan
kekerasan yang disyaratkan dalam PBI 1971 (ukuran 2/3 dan ).
d. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas
dari bahan-bahan organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat
merusak beton.
e. Baja Tulangan Baja Tulangan yang digunakan adalah U 24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik 2400 Kg/m2 dan 3200
Kg/Cm2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari
kotoran-kotoran (lumpur, lemak, karat). Kawat pengikat tulangan
harus
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 11
terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
6. Persyaratan Acuan/Perancah/Bekisting dan Pekerjaan
Persiapan
a. Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi
ketentuan/persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1970 dan PUBI
1971. Tebal papan kayu/kayu lapis yang digunakan minimal 0,9 yang
digunakan adalah jenis kayu kelas II yang keras.
b. Acuan harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa sehingga
ukuran penampang beton yang diperlukan seperti yang tercantum pda
gambar kerja, dapat tercapai secara tepat.
c. Apabila digunakan papan, maka penampang papan acuan sebelah
dalam harus diserut rata untuk dapat menghasilkan permukaan beton
yang rata.
d. Celah-celah yang terjadi (pada sudut pertemuan atau
ditengah). Harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran
dilakukan, tidak ada air semen yang keluar.
e. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi-sisi dalam dari acuan
harus bebas dari segala macam kotoran dan harus disiram sampai
rata.
f. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah beton mengalami
periode pengerasan sesuai dengan persyaratan di dalam PUBI
1971.
g. Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah
pengecoran, yaitu : b. Pembuatan cetakan c. Persiapan dan
pemasangan tulangan/stek-stek d. Pembersihan dan pengecoran e.
Pembuatan benda-benda uji f. Pemeliharaan (curing) g. Pembukaan
cetakan a. Semua pembuatan alur-alur pada beton dengan lebar dan
dalam sesuai dengan gambar
kerja. b. Semua pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan
pembetonan, misalnya pembuatan
lubang-lubang pipa/sparing pemasangan angker-angker
penggantungdan lain-lain harus sudah dipersiapkan.
7. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratanyang tercantum di
dalam PBI 1971 (Bab 5 Pasal 3,4,5).
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sengkang harus
dilakukan dengan kuat, sehingga menjamin tulangan-tulangan tersebut
tidak berubah selama pengecoran dan penggetaran.
c. Untuk pemasangan tulangan pokok lebih dari satu lapis, antara
lapis yang satu dengan lainnya harus dipisahkan dengan potongan
besi beton / agregat kasar sehingga terdapat jarak sebesar 2,5 cm
(minimum)
d. Rangka tulangan harus ditempelkan sedemikian rupa sehingga
terdapat jarak bebas dari papan acuan setebal/ sejauh tebal selimut
beton yang diperlukan (diberi beton decking). Pada titik-titik
penyambungan untuk tahap pembangunan yang selanjutnya harus
dipasang rangka tulangan tambahan sepanjang 60 kali diameter
tulangan utama dan ditutup dengan beton lunak.
e. Adukan 1) Adukan beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2
Ps : 3 Kr, harus
dilaksanakan pada kolom-kolom, sloof, ring penutup bak kontrol
dan segala sesuatu yang masuk pekerjaan beton bertulang.
2) Adukan dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 5 Kr digunakan untuk
beton tidak bertulang seperti rabat sisi bangunan (tebal 7 cm).
Seluruh beton bertulang didasarkan atas beton berkekuatan/bermutu
beton K. 175 , pengadukan campuran ini dianjurkan menggunakan mesin
pengaduk molen.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 12
8. Perawatan Beton a. Semua permukaan beton harus dijaga agar
tidak terlalu cepat mengering dengan
cara merendam atau menutupi permukaan dengan kain atau goni yang
dibasahi terus menerus selama 14 (empat belas) hari.
b. Pengontrolan kualitas beton harus dilakukan terus menerus
pada setiap kali pengadukan baru dengan mengambil benda percobaan
kubus, serta percobaan stump sehingga mencapai konsistensi yang
stabil minimal diambil benda berukuran 15 x 15 x 15 untuk setiap 5
m3, sedang tinggi stump terletak antara 7 sampai 10 cm, evaluasi
kekuatan beton harus sesuai dengan PBI 1971, dan juga pengujian
quality control dari laboratorium mengenai bahan material yang
dipakai seperti pasir, batu pecah dan pengujian mutu beton.
PASAL 10 PEKERJAAN PAVING DAN TEGEL
1. U m u m
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melakukan pengukuran dan pematokan bagian-bagian yang akan
dipasangi paving block sesuai dengan gambar rencana kerja yang ada,
dan disetujui Direksi Teknik. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menentukan "Bench Mark" terlebih dulu, sebagai pedoman peil
ketinggian jalan dan Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti
kemiringan jalan sesuai gambar rencana dan meminta persetujuan
Direksi Teknik sebelum memulai pekerjaan.
Pemasangan paving blok dan Tegel harus dilakukan oleh tukang
yang ahli agar dapat dihasilkan pekerjaan yang baik. Dan pada
proses pemasangannya terlebih dahulu dengan penghamparan pasir urug
yang dipadatkan.
2. Bahan Paving block tipe persegi empat dengan ukuran 20x20 cm
setaraf/sekualitas mempunyai kualitas baik dengan ketebalan 6 cm
mempunyai kekuatan tekan rata-rata tidak kurang dari 300 kg/cm2 dan
dibuat dengan proses Mesin. Bentuk mempunyai sisi vertikal yang
tegak lurus dengan sisi permukaan atas dan mempunyai sudut sudut
yang tepat dan berukuran sama satu dengan yang lain serta dapat
saling mengunci dengan baik
Tegel dengan ukuran 30 X 30 cm mempunyai permukaan dengan motif
timbul untuk petunjuk pengguna kaum difabel.
3. Warna Paving stone block empat persegi panjang yang dipakai,
terdiri dari 2 ( dua ) macam warna dasar. A. Warna abu-abu, dipakai
pada pekerjaan jalan secara umum dan menyeluruh. Warna abu-abu
adalah warna asli hasil dari Job Mix Formula Paving Stone
B. Warna Merah, dipakai untuk pekerjaan paving stone pada
Streching (border) dan pada ornamen / hiasan tengah serta
tempat-tempat lain yang ditentukan. Warna merah memakai ketentuan :
1) Full colour ( homogen ) di semua sisinya sesuai tebal paving
stone. 2) Warna merah menggunakan pigmen Iron Oxyde. 3) Warna merah
harus tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak luntur. 4) Warna
merah khusus dipergunakan untuk pemasangan ruang luar ( outdoor
).
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 13
Warna Tegel adalah menggunakan warna khusus warna kuning
1. Toleransi Dimensi
a. Perbedaan ukuran paving rata rata tidak lebih dari 2 mm
setiap paving. b. Kerataan permukaan masing masing paving tidak
lebih dari 0,3 mm. c. Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage
dibuat rata rata max. 2 % kearah pembuangan kecuali pada tikungan
menyesuaikan gambar. d. Alur paving sesuai standar pabrik. e.
Ketebalan rata rata minimal 8 cm. f. Paving yang tidak memenuhi
standar toleransi tidak diterima (ditolak). g. Ukuran paving
menyesuaikan dengan gambar rencana.
2. Pengujian contoh Paving block. a. Contoh paving block yang
akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu
dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi. b. Contoh Paving
yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara
acak. c. Setiap kurang lebih 30 m2 paving block yang akan dipasang
harus diwakili 1 buah benda uji untuk pengetesan kuat tekan. d.
Jumlah benda uji paving keseluruhan minimal 10 buah. e. Ketahanan
aus dari paving juga diuji dengan menggunakan Mesin aus
(SNI.03-0028- 1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal
0,149 mm/menit. f. Penyerapan Air dari paving juga perlu diuji
sehingga di dapat penyerapan air rata-rata maksimal 6%. g. Paving
block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan
berdasarkan hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima
(ditolak).
3. Persyaratan Pasir
a. Pasir Perata (Bedding Sand) Berfungsi sebagai lapis perata
(platform) yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan Paving block
memposisikan diri terutama dalam proses penguncian
(interlocking).
b. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand) Pasir pengisi ini diisikan
pada celah celah diantara Paving block dengan fungsi utama
memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan
bersinggungannya.
4. Pola dan Pemasangan Paving Blok
1. Lapisan Sub grade Subgrade atau lapisan tanah paling dasar
harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil dengan
kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage
(Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah
dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 95 %
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving
nantinya.
2. Lapisan Sub base Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan
dengan gambar dan spesifikasi teknis yang di butuhkan. Profil
lapisan permukaan dari sub base juga harus mempunyai minimal
kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan
ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving .
3. Kanstin/Penguat Tepi/kerb Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb
harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal
ini harus dilakukan untuk menahan paving
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 14
pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan
lebih rapi pada hasil akhirnya.
4. Drainage/Saluran Seperti halnya kanstin, Drainage atau
Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
5. Perlengkapan peralatan kerja. Peralatan yang kita butuhkan
harus sudah disiapkan sebelum pemasangan paving dimulai. Adapun
alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:
a. Mesin Plat Compactor dengan luas permukaan plat antara 0,35
s/d 0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN
dengan frekwensi getaran berkisar 75 s/d 100 Hz.
b. Alat Pemotong paving (Block Cutter)
c. Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding pasir
d. Benang sepat e. Lori/gerobak angkut.
6. Persyaratan dan tata cara pemasangan paving
a. Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera
digelar diatas lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu
sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
b. Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter
didepan paving terpasang dengan tebal screeding. 25
c. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis
(starting point) diatas lapisan abu batu/pasir alas (laying
course).
d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik
tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan
memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala
masing-masing diujung benang tersebut.
e. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah
penggelaran abu batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung
antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm
untuk pengisian joint filler.
f. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas
block yang sudah terpasang.
g. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka
profil melintang permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal
4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan
20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum
kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.
h. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah
pamasangan paving dan seera dilanjutkan dengan pemadatan
paving.
i. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat
compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya
sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75
s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan
meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan
paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan
terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya
sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.Pemadatan
sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 15
yang pertama ditujukan untuk memadatkan abu batu/pasir alas
dengan penurunan 5 - 15 mm ( tergantung abu batu/pasir yang
dipakai). Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu
batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing- masing putaran
dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
j. Pengecatan paving untuk marka parkir sepeda motor menggunakan
cat Tennokote (exterior). Pengecatan marka dilakukan sesuai dengan
tata cara yang lazim.
7. Hasil akhir
a. Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat ,
tidak cacat, ( pecah / patah terbagi ).
b. Alur alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c. Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
d. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan
kemiringan maximal 2 %.
e. Permukaan paving harus bersih dari bekas bekas semen dan
kotoran lainnya.
f. Paving blok dan Tegel yang telah dipasang agar dijaga supaya
tidak diinjak-injak sebelum siar-siar ditutup dengan pasir beton
atau abu batu.
5. Pelaksanaan Pekerjaan Sebelum pemasangan Paving Block
dilaksanakan, maka dipasang lapisan "laying course"
yang dipadatkan, mempunyai ketebalan 10 cm serta mempunyai
profil permukaan pasir
yang mengikuti kemiringan yang disyaratkan pada kepadatan
maksimum. Paving Block
dipasang di atas permukaan pasir yang sudah diratakan tetapi
belum dipadatkan.
6. Pasangan tersebut kemudian dipadatkan dengan menggunakan
Vibrator Plate Compactor
minimal 3 (tiga) kali jalan sebelum pengisian celah-celah dengan
pasir dilakukan. Tidak
diijinkan adanya block yang cacat pecah / retak pada
pasangan.
7. Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong
khusus dengan hasil
yang rata dan rapi. Celah / nat (jint spacing) yang terjadi
tidak boleh lebih dari 4 mm, dan
bila hal tersebut terjadi, maka pasangan harus dibongkar dan
diperbaiki lagi.
8. Apabila tidak disebutkan lain dalam gambar rencana, maka
profil melintang permukaan
Paving block harus mempunyai kemiringan minimal 2 %. Perbedaan
maksimal antara
level (ketinggian) sebuah Paving Block dengan yang lainnya tidak
lebih dari 2 mm. Pada
jarak 1 (satu) meter dari tempat-tempat yang belum diberi
tahanan atau tanggul (kerb),
pasangan tidak boleh dipadatkan terlebih dulu, dan bila terjadi
pemberhentian pasangan
baris terakhir dari Interlocking Block harus dibongkar dahulu
pada saat pekerjaan akan
dilanjutkan.
9. Untuk mendapatkan kansteen harus tegak lurus dan saling
mengikat, berdiri di atas beton
cor, rapi tanpa cacat / pecah. Kansteen yang pecah / retak tidak
diijinkan untuk dipasang.
-
Spesifikasi Teknis Penataan Kota 2015
Bidang Penataan Prasarana Permukiman Distarkim Garut I - 16
PASAL 11 PEKERJAAN LIST PLAT MANHOLE
Yang dimaksud pekerjaan diatas adalah pembuatan dan pemasangan
bingkai / list pada daerah
sisi plat beton manhole. Bingkai/List dibuat dari besi siku
L.50.50.5 yang dirangkai dan
disambung dengan las sehingga membentuk penampang. Bingkai/ list
yang terbentuk sudah di
cat sebelumnya dan kemudian di pasangkan di plat manhole dengan
diangkur di sisi-sisi nya
terlebih dahulu. Ukuran dan bentuk penampang sesuai dengan
petunjuk yang ada dalam
Gambar rencana.
PASAL 12 PEKERJAAN PENYANGGAH TIANG
Penyanggah tiang terbuat dari Pipa PVC AW ukuran 2. Pipa
tersebut kemudian di potong
beberapa bagian, masing-masing bagian dengan panjang 20 cm lalu
di pasang/ ditempatkan di
dekat Kerb/ Kanstin beton dan sisi-sisinya di cor agar tidak
bergeser. Ukuran dan bentuk
penampang sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Gambar
rencana.
PASAL 13 PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN SENTELBAND/KERB
BETON
Yang dimaksud dengan pekerjaan laburan diatas adalah laburan/
pengecatan sampai rata. Khusus untuk pengecatan sentelband/kerb
dilakukan 3 (kali) dan rata (pengecatan jadi) menggunakan cat kayu,
dengan pengertian bahwa dalam pekerjaan tersebut sudah termasuk
pekerjaan penghalusan, pengecatan dasar dan pengecatan akhir.
PASAL 14 P E N U T U P
Segala sesuatu yang belum tercantum didalam Spesifikasi Teknis
ini, akan dijelaskan kemudian pada rapat penjelasan (Aanwizjing)
dan akan dibuat dalam berita acara rapat penjelasan
(Aanwizing).