DAFTAR ISI BAB I INFO UMUM.......................................1 1.1 Umum..............................................1 1.2 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa.................1 BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN............................2 2.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi.......................2 2.2 Jalan Akses Ke Lokasi Pekerjaan...................6 2.3 Survei............................................7 2.4 Geoteknik.........................................8 BAB III PEKERJAAN TANAH..............................11 3.1 Umum.............................................11 3.2 Pekerjaan Galian.................................11 3.3 Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali..............................................13 3.4 Pekerjaan Timbunan...............................14 3.5 Pelaksanaan Pekerjaan............................15 BAB IV PEKERJAAN SIPIL...............................18 4.1 Pekerjaan Beton..................................18 4.2 Pasangan Batu....................................41 4.3 Pekerjaan Plesteran Dan Siaran...................49 4.4 Pekerjaan Mini Pile..............................51 BAB V PEKERJAAN PINTU AIR............................55 5.1 Pekerjaan Pintu Air..............................55 BAB VI PEKERJAAN LAIN - LAIN.........................71 Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAFTAR ISI
BAB I INFO UMUM..............................................................................................1
6.4 Pekerjaan Geotekstil Non Woven.................................................................76
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang
ST-1
BAB I
INFO UMUM
I.1 Umum
Nama Pekerjaan : Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pengendali
Sedimen di Hulu DAS Garang.
PPK :
Direksi :
No. Kontrak :
Nilai Kontrak :
No. SPMK :
Tanggal SPMK :
Lokasi Pekerjaan : Jembatan Besi, Kali Kripik, Kali Promasan, Kali
Garang, Kali Pancur, Kali Mundingan, Kali
Sekopek.
I.2 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
1) Pemilik Pekerjaan
Organisasi pengguna jasa/Pemilik Pekerjaan ini adalah SNVT
Pembangunan Waduk Jatibarang.
2) Sumber Pendanaan
Sumber dana untuk pekerjaan ini adalah APBN Tahun Anggaran 2012 yang
tercantum dalam DIPA Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang
ST-1
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
II.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
1) Prinsip Dasar
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini tergantung
pada jenis dan volume pekerjaan yang dilaksanakan, sebagaimana
disyaratkan pada bagian-bagian lain dari dokumen kontrak, dan secara
umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Mampu memobilisasi sumber daya manusia, material, dan
peralatan sesuai dengan kebutuhan yang diatur dalam dokumen
kontrak.
b) Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor lapangan,
tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
2) Mobilisasi Personil
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan dengan persetujuan Direksi Lapangan. Untuk tenaga inti
harus mengacu pada daftar personel inti (key personnel) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.
b) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa (General Superintendant) yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya (pembangunan, pemeliharaan berkala, atau
pemeliharaan rutin jalan/jembatan).
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang
ST-2
c) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian
sesuai dengan yang diperlukan, maka prioritas harus diberikan
kepada pekerja setempat.
3) Mobilisasi Fasilitas Kantor dan Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi fasilitas dan peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Lalu Lintas
Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait
lainnya.
b) Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp pelaksanaan
pekerjaan di sekitar lokasi proyek, digunakan untuk kantor proyek,
gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar
peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal
ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut
sesuai kontrak.
d) Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak
akan digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
e) Untuk pengangkutan alat-alat berat, maka jembatan diperkuat.
f) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari tanah dan air.
4) Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
3
a) Menyediakan fasilitas quarry yang diusahakan dekat dengan lokasi
proyek dan sudah mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah dan instansi terkait.
b) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan
fisik.
c) Pengajuan izin menggunakan kuari kepada Pemerintah Daerah.
d) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan terlebih
dahulu diambil contohnya untuk diuji keandalannya di
laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, segera diperintahkan
untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
5) Periode Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan sesuai
jadwal pekerjaan, dan sudah harus dimulai selambat-lambatnya 30 (tiga
puluh) hari terhitung mulai diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK).
6) Program Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penandatanganan kontrak,
Penyedia Jasa melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting/PCM) yang dihadiri Pemilik, Direksi
Lapangan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik teknis maupun non teknis dalam proyek ini.
b) Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah PCM, Penyedia Jasa
menyerahkan program mobilisasi (termasuk program perkuatan
jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
4
c) Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan
mobilisasi yang mencakup informasi tambahan sebagai berikut:
c.1) Lokasi basecamp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum
dan denah rinci di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor
Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, UPA,
dan laboratorium jika fasilitas tersebut termasuk dalam
kontrak.
c.2) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal
dari semua peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan
yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangannya di lapangan.
c.3) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang
diusulkan dalam penawaran harus memperoleh persetujuan
dari Direksi Lapangan.
c.4) Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang
memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat,
berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai
dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
c.5) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan
balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi
utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi.
7) Demobilisasi
Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia
Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi,
peralatan dan perlengkapan dari tanah milik pemerintah atau masyarakat
dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
5
8) Pembayaran
Kuantitas pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi yang diukur menurut
ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran lumpsum
dengan pembagian 50% mobilisasi dan 50% demobilisasi dari harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga seperti terdapat dalam Harga
Kontrak, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi.
II.2 Jalan Akses Ke Lokasi Pekerjaan
1) Pada awal pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menjamin adanya jalan masuk ke daerah kerja yang memungkinkan untuk pemindahan alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2) Pelaksana Pekerjaan harus memperbaiki dan memelihara jalan masuk untuk menghindari keterlambatan angkutan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
3) Peningkatan jalan masuk ini tidak boleh mengganggu akses jalan-jalan yang ada.
4) Semua pengoperasian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan pekerjaan sementara harus memenuhi persyaratan kontrak. Persyaratan-persayaratan tersebut adalah agar tidak menggangu fasilitas-fasilitas umum milik orang lain atau Pemilik Proyek. Pelaksana Pekerjaan harus mengganti kerugian kepada Pemilik terhadap semua tuntutan-tuntutan secara hukum, proses hukum, kerugian, biaya-biaya, ongkos-ongkos dan pengeluaran apapun yang timbul atau dalam hubungannya dengan setiap hal semacam itu sejauh masih menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
5) Pelaksana Pekerjaan harus menyesuaikan pekerjaannya dengan peraturan dari pejabat Pengawas Pekerjaan, jalan raya, jalan kereta api dan harus mematuhi perintah-perintah dari pejabat yang berwenang dari
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
6
instansi tersebut tentang penggunaan jalan air, jalan raya, jalan kereta api. Pelaksanaan pekerjaan harus bertanggung jawab agar pekerjaan tersebut tidak mengganggu, merusak dan membahayakan penggunaan dan bekerjanya fasilitas pelabuhan yang ada termasuk jalan air, jalan, jalan kereta api, dan lalu lintas setempat, kecuali mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan pekerjaan.
6) Pelaksana Pekerjaan harus mengganti kerugian atas kerusakan pada jalan, jembatan dan hak milik orang lain, sebagaimana tersebut diatas karena kelalaian Pelaksana Pekerjaan atau Sub Pelaksana Pekerjaan dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan.
7) Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab untuk membersihkan kembali pada waktu penyelesaian proyek (serah terima I) dan juga memperbaiki segala kerusakan akibat pekerjaan konstruksi.
8) Pelaksana Pekerjaan harus mengerjakan jalan ini sesuai dengan yang telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Pekerjaan.
II.3 Survei
1) Pekerjaan Survei Lapangan untuk Peninjauan Kembali Rancangan
Selama 30 (tiga puluh) hari pertama sejak periode mobilisasi, Penyedia Jasa
harus mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan,
dan membuat laporan tentang kondisi fisik seluruh lingkup pekerjaan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan Survei
a) Setelah Direksi Lapangan menyelesaikan revisi minor dan
menerbitkan gambar kerja, Penyedia Jasa harus yakin bahwa juru
ukur telah dilengkapi dengan semua gambar kerja yang berisi
informasi paling mutakhir tentang lebar perkerasan yang diperlukan
dan potongan melintang standar. Semua pengukuran survei lapangan
harus dicatat dalam buku catatan standar untuk survei lapangan.
Lembar halaman yang terlepas tidak boleh digunakan.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
7
b) Pemeriksaan Stasiun (Sta) pada setiap patok kilometer lama dengan
menyiapkan sebuah denah yang menunjukkan secara pasti posisi
setiap patok kilometer yang berhubungan dengan Sta proyek. Dalam
keadaan bagaimanapun, patok kilometer lama tidak boleh dipindah
atau digeser selama periode kontrak, kecuali kalau mutlak
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3) Pembayaran
Kuantitas pekerjaan survei yang diukur menurut ketentuan di atas, akan
dibayar menurut satuan pengukuran lumpsum dengan harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga seperti terdapat dalam Harga
Kontrak, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan survei.
II.4 Geoteknik
Ada lima jenis metode penyelidikan geoteknik lapangan yang dapat dilakukan
secara sendiri-sendiri/terpisah atau bersama-sama semuanya atau kombinasi
diantaranya selain pemetaan geologi teknik (SNI 03-2849-1992 Tata Cara
Pemetaan Geologi Teknik Lapangan) yaitu:
1) Interpretasi Penginderaan Jarak Jauh (Remote Sensing) dan Foto Udara
Penginderaan jarak jauh digunakan untuk mengidentifikasi kondisi
permukaan tanah secara regional, formasi geologi, lereng gunung yang
curam dan permukaan refleksi patahan, dasar sungai terbenam, kondisi jalan
masuk lokasi dan formasi umum tanah serta batuan. Penginderaan jarak jauh
dari satelit (peta/gambar LANDSAT dari NASA), foto udara dari USGS,
dan pemetaan udara dengan menggunakan foto udara yang tersedia
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
8
digunakan untuk membantu tenaga ahli geoteknik dalam melakukan
interpretasi.
2) Penyelidikan Geofisik
Pengujian geofisik antara lain adalah resistivitas permukaan (SR = Surface
reisistivity), penetrasi tanah dengan radar (GPR = ground penetrating radar),
dan konduktivitas elektromagnit (EM). Penyelidikan ini membantu untuk
hal-hal sebagai berikut :
a) menentukan stratigrafi tanah;
b) mendeteksi perubahan cepat dalam satuan tanah dasar, dan lokasi
lubang kavitasi bawah tanah dalam formasi karst;
c) mengidentifikasi prasarana bawah tanah dan atau gangguan.
3) Pengambilan Contoh Tanah Terganggu
Pengambilan contoh tanah terganggu diperlukan untuk mengetahui jenis
tanah, gradasi, klasifikasi, konsistensi, kepadatan, adanya pencemaran,
stratifikasi dan lain-lain. Metode pengambilan contoh tanah berbeda-beda
mulai dari cara manual, dengan alat keruk menggunakan truck mounted
auger dan cara bor putar. Jika diperlukan, maka contoh tanah terambil dapat
dimodifikasi sesuai dengan keadaan alami tanah sebelum pengujian
dilakukan.
4) Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu digunakan untuk menentukan
kekuatan tanah in-situ, kompresibilitas (penurunan), kadar air asli, berat
volume, sifat kelulusan air, diskontinuitas, patahan dan retakan formasi tanah
dasar.
5) Pengujian Lapangan
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
9
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pengujian lapangan adalah sebagai
berikut :
a) Metode uji lapangan (CPT, SPT, PMT, DMT dan VST) dan
geofisik digunakan untuk melengkapi pengeboran tanah.
b) Uji penetrometer konus elektronik (CPT) memberikan informasi
geoteknik tanah tanpa pengaruh gangguan pengambilan contoh,
dan data dikumpulkan tepat waktu secara kontinyu, sehingga dapat
diketahui karakteristik stratigrafi dan kekuatan tanah. Demikian
juga dengan uji SPT, PMT, DMT dan VST.
c) Sumur uji (test pit) adalah sumuran uji yang dibuat dengan tujuan
untuk mengetahui jenis dan tebal lapisan tanah dengan lebih jelas,
baik untuk pondasi bangunan maupun untuk bahan timbunan pada
daerah sumber galian bahan (borrow area).
6) Pembayaran
Kuantitas pekerjaan geoteknik yang diukur menurut ketentuan di atas, akan
dibayar menurut satuan pengukuran m’ (meter lari) dengan harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga seperti terdapat dalam Harga
Kontrak, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan geoteknik.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
10
BAB III
PEKERJAAN TANAH
III.1 Umum
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan
sebagai berikut:
- Pembersihan.
- Galian termasuk pembentukan dan saluran.
- Timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan.
- Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian.
- Penimbunan.
- Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi.
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan
galian dari beberapa tempat dan akan membuang material galian seperti yang
telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
III.2 Pekerjaan Galian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian
lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan
atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan
kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap
tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi
“permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah
dimulai yang membedakan adalah kedalaman galian berupa galian 1 meter dan 2
meter. Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang
ST-11
akan digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil
galian. Pekerjaan galian dibedakan atas 4 (empat) kelompok pekerjaan sebagai
berikut :
1) Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian
berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan
dengan excavator. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis
dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang
diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah biasa dimaksudkan
untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan
kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya
diinformasikan ke Direksi untuk ditinjau.
2) Galian Tanah Keras
Galian tanah keras termasuk semua batu-batuan padat dan keras di
tempat yang tidak dapat disingkirkan dengan mudah baik dengan
mempergunakan pacul, excavator biasa maupun pick hammer, kecuali
dengan excavator yang diperlengkapi dengan breaker atau dengan
peledakan. Apabila menggunakan peledakan, maka Penyedia Jasa harus
sudah memperhitungkan segala peralatan dan material yang diperlukan
berikut perizinan dan penanganan peledakannya.
3) Galian Deposit Sungai
Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa
deposit sungai yang terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang
dapat dilakukan dengan excavator tetapi dengan tingkat
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
12
produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa,
karena kondisi lapisan endapan relative lebih padat.
Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan
penggalian pada badan sungai atau daerah tertentu yang material
galiannya merupakan endapan sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil
dan kerakal yang padat, sehingga alat excavator tidak dapat bekerja
secara maksimal.
4) Galian Lumpur
Galian lumpur adalah pekerjaan galian dengan material galian berupa
tanah lumpur.
5) Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran m3 (meter kubik) dengan harga yang
dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga seperti terdapat dalam
Harga Kontrak, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya
yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian.
III.3 Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali
Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan
tingkatan dan dimensi yang ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan
oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan
untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari yang
ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan galian
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
13
tanah sebagai akibat dari perubahanperubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai
petunjuk dan persetujuan Direksi.
III.4 Pekerjaan Timbunan
Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan
penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain
seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi
dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk
menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang
tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah
untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan
jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang
disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain dari pemadatan.
Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow area,
galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah untuk
pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan
yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam
segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang
ditentukan dalam kontrak.
Jenis test yang harus dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) adalah
sebagai berikut :
1) Kepadatan Lapangan (field density)
2) Permeability lapangan (field permeability)
3) Berat Jenis (specific gravity)
4) Kadar Air (water content)
5) Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
14
6) Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
7) Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum
hamparan material sebelum dipadatkan adalah 30 cm. Penghamparan dan
pemadatan material pada sisi kemiringan luar atau dalam supaya dilebihkan
minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah perapihan didapat
kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi bisa
meminta pada Penyedia Jasa untuk melasanakan pemadatan khusus di tempat-
tempat tertentu tanpa mengubah harga satuan.
III.5 Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembersihan Medan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi
pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah
mendapat persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar
dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud
luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat
rapih kembali seperti sebelumnya.
2) Kupasan / Stripping
Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang
akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang
dipakai kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
15
lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum pada
Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Lapangan.
Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua
material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua
bahan organic seperti rumput, tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak
termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman minimum pekerjaan
kupasan adalah 0,20 meter.
Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah
hasil kupasan harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
3) Pekerjaan Pengeringan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan
pengeringan (dewatering) dengan alat pompa, Penyedia Jasa harus
mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode, tahap-tahap
pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan
Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia
Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan
dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di
lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas
pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh
Direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan
cukup dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.
4) Cara Penggalian
Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian,
termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
16
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari
sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin.
5) Kelebihan Penggalian
Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang
tidak diperintahkan oleh Direksi harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa
dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi,
tanpa menuntut suatu tambahan pekerjaan.
6) Perapihan Permukaan Galian
Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain
yang disetujui oleh Direksi, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari
bangunan atau timbunan ang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa
berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang
dianggap peka oleh Direksi rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka
Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi atas
biaya Penyedia Jasa.
Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian
dipadatkan, 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan,
atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi.
Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan
menempatkan konstruksi diatasnya.
7) Pembuangan Sisa Galian Yang Tidak Terpakai
Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan
dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar area pekerjaan yang
disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi.
Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta
meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
17
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
18
BAB IV
PEKERJAAN SIPIL
IV.1 Pekerjaan Beton
1) Persyaratan Bahan
a) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
Portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA,
IIIA dan IV. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang
dihasilkan tidak boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan.
Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh
digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan. Jika di dalam satu
proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa
harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan
merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai
dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 Air
yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan
atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika
kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang
ST-19
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode
perawatan yang sama.
c) Agregat
c.1) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi
ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak
memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
c.2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga
ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih
minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton
harus dicor.
c.3) Untuk agregat beton siklop ukuran agregat kasar
maksimum 25 cm, namun proporsi agregat yang lebih
besar ini sebaiknya tidak lebih dari sepertiga total volume
pekerjaan beton siklop.
c.4) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang
diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
c.5) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang
ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil
dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
d) Bahan-bahan penambah (admixture)
Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan pengawas
proyek. Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
20
harus ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk-petunjuk
pabrik mengenai penggunaannya.
Pemborong harus menyediakan sampel-sampel dan melaksanakan
percobaan-percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh
pengawas proyek sebelum penggunaan admixture diizinkan dipakai
pada pelaksanaan tes menjadi tanggungan pemborong.
e) Waterstop
Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti
yang diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
f) Tulangan
f.1) Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan
dalam gambar dan memenuhi Standar Nasional Indonesia
NI-2.
f.2) Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke
tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus rnenyediakan
apabila ada permintaan Direksi suatu hasil pemeriksaan
dari laboratorium. Sesuai dengan prosedur, hasil tersebut
harus disetujui oleh Direksi.
f.3) Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyarnan baja yang
dikirm ke ternpat pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi satu kutipan sertifikat dari
pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan
pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-
pemuatan darimana kiriman itu dibuat.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
21
f.4) Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari
gudang di lapangan jika dibutuhkan oleh Direksi.
Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan
bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat
lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok,
tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi
untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan
Direksi.
2) Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
a.1) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan
yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian
yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
a.2) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan mix design
untuk masing-masing mutu beton yang akan digunakan, 30
hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
a.3) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh
hasil pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan
kepada Direksi Lapangan sehingga data tersebut selalu
tersedia apabila diperlukan.
a.4) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada
umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran
a.5) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan
perhitungan terinci untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Lapangan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
22
a.6) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Lapangan secara
tertulis mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau
pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan
persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.
b) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
b.1) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus
menyediakan tempat yang terlindung dari perubahan cuaca
dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian tidak
kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup
dengan lembaran plastik (polyethylene) selama
penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan
dalam tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen
tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8 sak ke arah atas.
b.2) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama
tempat penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak
langsung terkena sinar matahari dan hujan sepanjang waktu
pengecoran.
b.3) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga jenis agregat atau ukuran yang berbeda tidak
tercampur.
c) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar
matahari secara langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh
melakukan pengecoran jika:
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
23
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
d) Waterstop
d.1) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat,
sebelum pengecoran beton berakhir bagian split flange
harus disambungkan dengan cara yang disetujui.
d.2) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya,
memanaskan ujung–ujungnya sampai meleleh dan
menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang
diinginkan.
d.3) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan
mesin penyambung yang disarankan oleh pabrik yang
membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.
e) Blok Beton
Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus
menyediakan dan meletakkan lantai kerja blok beton di atas muka tanah
galian untuk pondasi yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan.
Blok beton harus disiapkan sampai ukuran yang disetujui Direksi. Blok
beton harus dilengkapi dengan pengait dengan persetujuan Direksi.
Blok-blok harus diletakkan dan dialasi dengan seksama untuk membuat
permukaan yang benar-benar rata, dengan sambungan terbuka sejajar
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
24
lebar 1 cm antara tiap-tiap blok. Mutu blok beton adalah beton kelas K
125.
3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Cetakan Beton
a.1) Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dari beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi.
a.2) Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut
model yang dikehendaki harus digunakan bila perlu.
Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan
kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam
keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
a.3) Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki
pada bagian jalan air. Cetakan untuk permukaan yang
demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam dan
harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan
berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya
selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan
vibrasi pemadatan beton.
a.4) Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada
pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas
dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari terbentuknya pelengkungan-
pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-
kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
a.5) Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat
dan usaha-usaha -yang sesuai dan cocok untuk
Spesifikasi Teknis Bangunan Pengendali Sedimen di Hulu DAS Garang ST-
25
membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum
beton dicor, semua material untuk mempermudah
melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah
disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan
harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurang daya lekat.
a.6) Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada
kedudukannya sehingga dicegah pengernbangan atau
lain gerakan selama penuangan beton. Mereka dapat
dicegah selarna pengecoran beton pada pilar-pilar beton