Page 1
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
Syarat-Syarat Khusus
1.1. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :
1.1.1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SK SNI T-
15- 1991-03.
1.1.2. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI-1727-
1989-F.
1.1.3. Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI-1728-1989-F.
1.1.4. Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI-1729-1989-F.
1.1.5. Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung SNI-1734-1989-F.
1.1.6. Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Perencanaan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI-1735-1989-F.
1.1.7. Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam) SK
SNI – 04-1989-F.
1.1.8. Petunjuk-petunjuk dari pemilik/pengawas lapangan.
Page 2
Pasal 2
Uraian Pekerjaan
2.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan PEMBANGUNAN RKB SDN 002 KEC. NUNUKAN SELATAN namun
tidak terbatas pada :
a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Pasangan Batu dan Plesteran
f. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan dan Penutup Atap Metal
g. Pekerjaan Lantai
h. Pekerjaan Plafond Rangka Hollow
i. Pekerjaan Kusen Aluminium
j. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Penerangan
m. Pekerjaan lain-lain yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan
ini.
Page 3
Pasal 3
Ukuran-Ukuran
3.1. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik centimeter dan
meter.
Peil + 0,00 Bangunan ini akan ditetapkan kemudian oleh kemudian dilapangan
oleh
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas,
Pengelola Teknis Proyek dan Kontraktor Pelaksana
Pengelola Teknis Proyek dan Kontraktor Pelaksana.
3.2. Dibawah pengamatan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus membuat titik
duga dari beton bertulang 10 x 10 x 200 cm. Titik duga tersebut harus dijaga
kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak
boleh dibongkar tnapa seizin dari Konsultan Pengawas. Kontraktor wajib
menambahkan titik duga jika diperlukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3.3. Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu
stanby di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan
dimulai harus
diukur bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi untuk
dilaksanakan.
Page 4
Pasal 4
Pekerjaan Pendahuluan
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai
pekerjaan sehingga semua kotorann, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu
dan lain-lain tidak ada lagi di Job Site, dengan demikian seluas Job Site dapat
terlihat dengan jelas.
4.2. Selama Pekerjaan Berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan Job Site selama pekerjaan
berlangsung. Kebersihan yang dimaksud disini meliputi :
4.2.1. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa
pembuangan berbagai jenis sampah.
4.2.2. Kebersihan terhadapmkotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah
sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan atau serpihan
kayu dan Lain-lain
4.2.3. Kebersihan dalam arti kata kerapihan pegaturan material dan peralatan
sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di Job Site.
4.2.4. Kebersihan jalan raya didepan lokasi proyek yang menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4.3. Setelah Pekerjaan Selesai.
Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada
pemilik dalam Hal ini Dinas Pendidikan selaku Pengguna Anggaran Kontraktor
harus membersihkan seluruh site dari segalam macam kotoran, puingpuing dan
semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran
tersebut harus dikeluarkan dari job site atas biaya Kontraktor. Pekerjaan
pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini
belum diselesaikan secara tuntas, maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai
100 %.
Page 5
Pasal 5
Keamanan Proyek, Papan Nama Proyek
5.1. Keamanan Proyek.
Selama berlangsungnya proyek, Kontraktor bertanggung jawab atas semua
personil yang ditempatkan, termasuk personil Direksi (Pengawas). Untuk itu
Kontraktor wajib memberikan daftar nama personil setipa hari sebelum
memulai pekerjaan kepada Direksi.
Kontraktor harus menempatkan petugas jaga/petugas keamanan selama 24 jam
untuk menjaga material/barang-barang Kontraktor di lapangan.
Kontraktor wajib menyediahkan alat-alat pemadam kebakaran dan
bertanggung j awab atas kemungkinan terjadinya kebakaran selama masa
pelaksanaan hingga penyerahan terakhir (kedua) pekerjaan ini kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
5.2. Papan Nama Proyek.
Kontraktor wajib membuat papan nama proyek dengan ukuran sesuai
kebutuhan dengan mencatumkan hal-hal yang penting mengenai pekerjaan yang
dilaksanakan. Dibuat dari materila kayu dan dianggap telah diperhitungkan
dalam penawaran.
5.3. Gudang Material.
Kontraktor membuat gudang material dan peralatan terutama dimaksudkan
untuk menyimpan material atau peralatan yang memerlukan perlindungan dari
alam ataupun terhadap pencurian.
Page 6
5.5. Generator Set dan Penyediaan Air Sementara.
5.5.1. GenSet (kalau perlu).
Untuk keperluan penerangan pada malam hari dan untuk keperluan
pekerjaan, Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan 1 (satu)
unit generator dengan kapasitas minimal 10 KVA. Instalasi listrik untuk
gedung, barak pekerja, direksi keet dan tempat-tempat lain yang
ditentukan kemudian harus dipasang sesuai peraturan yang berlaku oleh
Instalatir PLN.
5.5.2. Penyediaan Air Sementara.
Untuk keperluan pekerjaan dan Direksi, Kontraktor wajib menyediakan
penampungan air dari drum. Kualitas air harus memenuhi syarat
kesehatan sesuai stnadar WHO. Kontraktor bertanggung jawab
sepenuhnya akan akibat yang timbul, akibat pemakaian air yang tidak
memenuhi syarat tersebut. Tempat mandi dari pekerja harus diatur
sedemikian rupa, sehingga tidak akan membuat lapangan/job site
menjadi becek dan kotor.
5.6. Jalan Masuk Sementara.
Jika dianggap perlu, Direksi berhak memerintah Kontaktor untuk membuat jalan
masuk sementara yang memungkinkan kelancaran pemasukan material dan
sebagainya. Sejauh mungkin jalan masuk sementara tersebut kemudian akan
ditingkatkan sebagai jalan yang memang menjadi bagian dari lingkup pekerjaan
Kontraktor (jika ada).
5.7. Semua biaya untuk pelaksanaan keamanan proyek, pembuatan direksi keet,
papan nama proyek, gudang material, pengadaan generator set dan air
sementara serta pembuatan jalan masuk semetara serta pengangkutan material
ke lokasi pekerjaan, dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran
kontraktor.
Page 7
6.1. Lingkup Pekerjaan.
Pasal 6
Pekerjaan Tanah
Semua pekerjaan tanah yang diperlulkan sesuai dengan perencanaan harus
dilaksanakan menurut dokumen kontrak dan dilaksanakan sesuai dengan
Petunjuk-petunjuk dari Direksi / Konsultan pengawas.
Jika diperlukan pasokan tanah dari luar lokasi pekerjaan, maka tanah tersebut
harus menapatkan persetujuan dari direksi berdasarkan hasil tes laboratorium.
Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan penggalian termasuk pemadatan untuk
pavement area, jalan masuk sesuai ukuran dan peil yang ditentukan.
Secara garis besar lingkup pekerjaan tanah adalah :
6.1.1. Pekerjaan pemotongan (cutting) hingga mencapai elevasi yang
disyaratkan.
6.1.2. Pekerjaan filling/pengurugan hingga mencapai ketinggian dan kepadatan
yang disyaratkan.
6.1.3. Penggalian tanah antara lain untuk pondasi, septiktank, saluran-saluran,
pipa-pipa dan lain-lain sesuai kebutuhan.
6.1.4. Pembersihan areal yang ditetapkan oleh direksi.
6.1.5. Hal-hal lain yang belum disebutkan disini, tetapi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pekerjaan tanah dan harus diperhitungkan sebagai
resiko dari penawaran Kontraktor.
6.1.6. Pemotongan permukaan tanah/top soil hingga permukaan tanah asli.
6.2. Syarat-Syarat Umum.
6.2.1. Pemeriksaan Lapangan.
Kontraktor harus melakukan pemeriksaan/pengukuran dan pengetesan
langsung ke lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan,
hal-hal yang kelak akan dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang
kelak mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjan.
Page 8
6.2.2. Pekeriksaan Pekerjaan Tanah.
Pekerjaan tanah dimana termasuk pula pekerjaan pemadatan akan
diperiksa oleh Laboratorium Mekanika Tanah yang akan
dipilih/ditentukan oleh Pemilik/ Pemberi Tugas bersama-sama dengan
Direksi.
6.3. Pembersihan dan Pengupasan.
6.3.1. Macam Pekerjaan.
Pekerjaan pembersihan dan pengupasan terdiri dari pembersihan segala
macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, semak-semak, sampa-
sampah dan kotoran lainnya yang mengganggu dan termasuk pencabutan
akar-akar.
6.3.2. Pembuangan Lapisan Tanah Atas.
Pada daerah dimana akan dilaksanakan pembangunan gedung, jalan dan
pavement, harus dilakukan pembuangan tanah atas. Pada umumnya
pekerjaan pembuangan lapisan tanah atas mencakup pekerjaan
pembuangan tanah humus atau tanah subur yang biasa digunakan untuk
bercocok tanam.
6.3.3. Digunakan Atau Tidaknya Hasil Tanah Galian.
Material hasil galian yang cukup baik, yang terletak di dalam daerah
proyek, harus digunakan/dipakai untuk keperluan-keperluan yang sesuai
misalnya, timbunan pavement, pelebaran jalan, atau pengisian lubang-
lubang bekas galian. Material-material sisa dari penggunaan di atas, serta
material-material yang dianggap oleh Direksi tidak dapat dipakai lagi,
harus segera dikeluarkan dan dibuang di luar lokasi pekerjaan.
Page 9
6.4. Penggalian.
6.4.1. U m u m.
a. Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan semua
benda dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan pembangunan.
b. Penggalian harus sesuai dengan garis dan peil yang tertera pada
gambar.
c. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang
aman/sesuai dengan gambar.
d. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat
ruang yang cukup untuk bekisting dan hal lainnya selain pekerjaan
pondasi.
e. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan, memelihara dan
menjaga penyangga dan penumpu yang mungkin diperlukan untuk
bagian samping galian.
6.4.2. Kelebihan Galian Tanpa Perintah.
Setiap kelebihan galian di bawah permukaan galian yang telah ditentukan
harus diurug kembali sampai permukaan semula dengan pasir. Pasir
tersebut harus dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk
mencegah amblasnya bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan tersebut
di atas dilaksanakan dengan biaya Kontraktor.
6.4.3. Kelebihan Galian Yang Diperlukan.
a. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor harus
melakukan galian lebih banyak. Setelah galian selesai permukaan tanah
harus diratakan, dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik.
b. Lubang galian harus digali lebih dalam atas perintah Direksi/Konsultan
Pengawas sampai kedalaman yang ditentukan menurut ukuran dalam,
lebar dan sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar.
Page 10
6.5. Pengurugan Kembali.
6.5.1. U m u m.
a. Pengurugan kembali harus seizin Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Pengurugan kembali tidak boleh dijatuhkan langsung pada setiap
struktur atau pipa.
c. Bahan pengurugan kembali harus bahan terpilih, kecuali bila
dinyatakan lain.
d. Pengurugan kembali dilakukan sampai ke permukaan tanah asal galian.
6.5.2. Bahan Pengurugan Kembali.
Bahan pengurugan kembali harus seperti apa yang diuraikan di bawah ini
a. Bahan terpilih.
Yang dimksud dengan bahan terpilih adalah bahan galian semula atau
yang di datangkan dari tempat lain yang tidak terdiri dari batu atau
benda padat yang lebih besar dari 5 cm dan juga tidak mengandung
bahan Rumput, akar atau tumbuhan lainnya serta tidak bersifat mudah
memuai.
b. Pasir.
Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih teratur dari halus ke
kasar, tidak bergumpal dan bebas dari tahi logam, arang, abu, sampah
atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Pasir tersebut tidak boleh mengadung lebih dari 10 % berat
tanah liat.
c. Bahan Dasar – Agregat.
Bahan dasar agregat harus bersih, keras, kuat awet dari kerikil atau
batu belah berukuran dari 5 cm, serta sifat kimianya tidak aktif.
Page 11
Pasal 7
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Gunung
7.1. Galian tanah untuk kedudukan pondasi batu gunung harus dilakukan menurut
ukuran-ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam
gambar.
7.2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas dan pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, kabel telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus
secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan Petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kemrusakankerusakan yang terjadi sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut.
7.3. Kontraktor harus menjaga lubang-lubang galian pondasi tersebut agar bebas
dari longsoran-longsoran tanah dari kiri-kanannya (bila perlu dilindungi dgn alat
penahan tanah dan bebas dari genangan air, bila perlu dipompa), sehingga
pekerjaan pemasangan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi.
7.4. Sebelum pondasi dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi lapisan pasir
urug dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan
selebar galian pondasi yang akan dipasang.
7.5. Batu gunung/kali harus selebar galian pondasi yang akan dipasang.
7.6. Batu gunung harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
7.6.1. Batu gunung yang sudah dibelah adalah jenis batu yang kasar, berat dan
berwarna kehitam-hitaman.
7.6.2. Tidak ringan dan porous
7.6.3. Bahan asal batu gunung yang besar kemudian dibelah atau dipecah-pecah
menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
7.6.4. Adukan untuk pasangan pondasi batu gunung adalah 1pc : 4 psr, lapisan
paling bawah digelar diatas pasir urug.
7.6.5. Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas
petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Page 12
7.6.6. Batu gunung harus dipasang saling mengisi dan masing-masing dengan
adukan lapis demi lapis, sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu
tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral.
Page 13
Pasal 8
Pekerjaan Beton
8.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang
yang terdiri dari :
8.1.1. Sloof beton 20/30
8.1.2. Kolom beton 20/20
8.1.3. Kolom praktis 15/15
8.1.4. Balok Latei 15/15
8.1.5. Kuda-kuda beton 15/15
Secara umum tahap pekerjaa beton adalah sebagai berikut :
8.1.6. Penyediaan semua bahan,
8.1.7. Persiapan dan pemasangan bekisting,
8.1.8. Pengadadukan beton,
8.1.9. Pengecoran beton,
8.1.10. Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan
tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana.
8.2. Standar Pekerjaan.
Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus
memenuhi standar yang berlaku di Indonesia. Untuk struktur bangunan
digunakan mutu beton f’c Konsultan Pengawas digunakan mutu beton f’c = 15
MPa (K-175). Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat
melaksanakan pekerjan cor beton dengan menggunakan sistem beton siap pakai
(Ready mix Concrete), yang terlebih dahulu memberikan data-data spesifikasi
mutu beton kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran
dilakukan.
Page 14
8.3. Persyaratan Bahan.
8.3.1. Portland Cement (PC).
Semua PC yang digunakan harus Portland Cement merk standar yang
disetujui oleh Badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan
Portland Cement Klas I sesuai spesifikasi yang termuat dalam SNI. Semua
pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC. PC harus disimpan
secara baik dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk
dipakai. PC yang telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan. PC
harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan
diambil contohnya.
8.4.2. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak
mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang
cukup banyak, yang memperlemah kekuatan beton. Split harus memenuhi
syarat-syarat yang terdapat pada SNI 1734 – 1989 – F, atau daftar berikut
ini.
SPLIT PASIR
Ayakan % - LewatAyakan (Berat Kering)
Ayakan % - LewatAyakan (Berat Kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90-100 5 mm 90-100
15 mm 25-60 2,5 mm 80-100
5 mm 0-10 1,2 mm 50-90
2,5 mm 0-5 0,6 mm 10-30
0,3 mm 10-30
0,15 mm 2-10
8.4.3. A i r.
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran
lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat
diminum.
Page 15
8.4.4. Bahan Pembantu (Admiixture)
Atas pilihan Kontraktor atau permintaan Direksi/Konsultan Pengawas,
bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk
mengatur pengerasan beton, efek penggunaan air, atau peningkatan mutu
beton. Biaya penambahan bahan pembantu menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran. Bahan
pembantu yang digunakan dapat berupa sejenis hydroxylated carboncylic
atau sejenis lingninsulfonate tetapi tidak boleh mengandung calcium
chlorida. Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan
dapat diterima oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan penggunaannya
harus sesuai dengan “BAHAN PEMBANTU” sesuai dengan SNI 03 – 2495 –
1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara
pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan.
8.5. Perbandingan Adukan.
8.5.1. Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang
berlainan harus ditentukan oleh penyusutan minum. Adukan beton yang
dicor harus diletakkan pada papan bekisting, sehingga mendapatkan
permukaan beton yang licin sempurna.
8.5.2. Semua mutu beton yang direncanakan harus menggunakan campuran
yang telah diuji dilaboratorium berupa campuran yang direncanakan
(mix design).
8.5.3. Perbandingan air semen dan kekuatan tekan. Faktor air semen dari beton
(tidak terhitung air yang diisap oleh agregat) tidak beleh melampaui 0.50
(perbandingan berat). Perbandaingan campuran tersebut dapat diubah
jika diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang dikehendaki
dengan kepadatan, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang lebih baik
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi yang disebabkan
oleh perubahan tersebut di atas.
Page 16
8.6. Rencana Pengadukan Beton (Trial Mix Design).
8.6.1. Sebelum melakukan pekerjaan pengecoran, Kontraktor harus melakukan
rencana pengadukan beton (trial mix design) untuk mendapatkan mutu
beton yang dikehendaki. Untuk itu Kontraktor perlu melakukan pengujian
material di laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
8.7. Pekerjaan Bekisting.
8.7.1. Bekisting atau perancah harus digunakan bial diperlukan untuk
membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis
dan pembukaan yang iinginkan. Kontraktor harus bertanggung jawab atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting.
8.7.2. Pada bagian tertentu Konsultan Pengawas akan memerintah Kontraktor
untuk membuat shop drawing dari bekesting.
8.7.3. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting
tersebut dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera
membongkar dan meindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan
dan menggantikannya dengan yang baru.
8.7.4. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengwas.
8.7.5. Papan bekisting dapat digunakan dari plywood, papan yang
diserut/diketam rata dan halus, dalam keadaan baik sebagaimana
dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti
terperinci dalam spesifikasi ini.
8.7.6. Toleransi yang diijinkan adalah lebi-kurang 3 mm untuk garis dan
permukaan. Bekisting harus sedemikian kuat dan kaku, terhadap beban
dan lendutan adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap
beben konstruksi dan angin. Bekisting harus tetap menurut garis dan
permukaan yang disetujui Konsultan Pengawas sebelum pengecoran.
8.7.7. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau
adukan keluar pada sambungan.
8.7.8. Pipa, saluran dan lain-lain yang akan ditanam dan perlengkapan lain
untuk membuat lubang, saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam
bekisting, kecuali bilaman diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas.
Page 17
8.7.9. Sebelum dilakukan pengecoran beton bekisting yang telah selesai
dikerjakan terlebih dahulu harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan
mendapatkan persetujuan.
8.7.10. Pembongkaran.
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas, dengan pedoman sebagai berikut :
Bagian Waktu Pengerasan Normal
Kolom, dinding dan sisi balok 4 hari
Plat 21 hari
Balok 14 hari
8.8. Persiapan Pengecoran
8.8.1. Pencegahan Korosi
Pipa-pipa listrik, angkur dan bahan lainnya terbuat dari besi yang
ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pengecoran
beton dilaksanakan, kecuali jika ada perintah lain dari Konsultan
Pengawas. Jarak antara bahan tersebut dengan bagian pembesian
sekurang-kurangnya 5 cm.
8.8.2. Persiapan Permukaan Yang Akan Dicor beton.
Permukaan atau lantai kerja harus dibersihkan dan dibasahi dengan
siraman air secara terus-menerus sebelum dilakukan pengecoran.
Permukaan tersebut harus dalam keadaan basah tapi bebas dari
genangan air dan juga bebas dari lumpur dan kotoran-kotoran.
Page 18
8.9. Pencampuran Beton
8.9.1. Semen portland, pasir dan kerikil/split harus dicampur sedemikian rupa
dan jumlah air yang ditambahkan harus menghasilkan adukan yang
homogen dan kekentalan yang merata. Kotran atau benda-benda lain
yang tidak diinginkan harus dibuang. Semua material yang telah masuk ke
dalam mesin pengaduk (molen) harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga menjamin pencampuran yang merata. Jenis dan ukuran molen
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
8.9.2. Pengadukan dari tiap molen harus terus-menerus dengan waktu tidak
lebih dari 2 (dua) menit sesudah seluruh bahan meterial termasuk air
berada didalam molen. Selama itu molen harus berputar dengan
kecepatan yang konstan sehingga menhasilkan adukan dengan
kekentalan yang merata pada akhir waktu pengadukan. Pengadukan
beton yang terlalu lama atau pengisian molen yang terlalu banyak tidak
diperbolehkan.
8.9.3. Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diperbolehkan
terkumpul di dalam molen.
8.9.4. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air ke dalam adukan
beton yang sebagain telah mengeras.
8.10. Suhu Beton.
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh melebihi 32o C dan tidak kurang
dari 4,5o C. Apabila beton melebihi dari suhu tersebut, Kontraktor harus
mengambil langka yang efektif, misalnya dengan melakukan pendinginan
agregat dengan melakukan penyiraman pada material tersebut atau dengan cara
lain sesuai dengan peraturan yang berkalu di Indonesia.
Page 19
8.11. Pengecoran.
8.11.1. Pengecoran beton harus dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas
dan dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Pengawas Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja.
8.11.2. Adukan beton yang diketahui sebelum pengecoran tidak memenuhi
syarat spesifikasi yang ditetapkan atau adukan beton yang tidak jadi
digunakan, harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan
dengan biaya Kontraktor.
8.11.3. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang
dapat mengagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, seperti
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
8.11.4. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam
papan bekisting yang tinggi/dalam yang dapat menyebabkan
terlepasnya kerikil/split dari adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor
dalam bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada
permukaan bekisting diatas beton yang sudah dicor. Untuk hal tersebut
diatas, harus disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran
agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpat terlepsa satu sama
yang lain. Bagaimanapun juga tinggi jatuh adukan beton tidak boleh
melampaui 1,5 meter dibawah ujung corong saluran, atau kereta dorong
untuk pengecoran.
8.11.5. Asukan beton harus dicor dengan metara selama proses pengecoran,
setelah adukan dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau
dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah mendatar.
Page 20
8.11.6. Sambungan beton.
Sebelum dilakukan pengecoran, Kontraktor harus menentukan dahulu
tempat-tempat dimana terdapat sambungan cor beton lama dengan cor
beton baru. Pada permukaan sambungan beton yang horizontal harus
diratakan dengan kayu untuk memperoleh permukaan yang cukup rata.
Permukaan yang berisi sarang kerikil dalam jumlah yang besar harus
dihindarkan dan permukaan tersebut harus dibersihkan dari semua
kotoran lumpur dan bahan yang mudah dengan pembersihkan dengan
air sebaik-baiknya. Genangan air yang terjadi harus dihindarkan dari
permukaan sambungan beton tersebut sebelum dilakukan pengecoran
beton yang baru. Permukaan sambungan beton yang disiapkan harus
dilapisi dengan lampisan adukan beton dengan mutu beton yang sama
setebal 2.5 cm, atau dengan bahan additives yang telah mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas. Lapisan tersebut harus tersebar
dengan merata dan harus dikerjakan dengan teliti dan cermat sampai
larutan tersebut mengisi ke dalam celah-celah permukaan beton yang
lama. etelah itu segera dilakukan pengecoran beton yang baru.
8.11.7. Adukan beton di dalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal
yang merata tidak lebih dari 50 cm di dalamnya, dan harus diperhatikan
agar terhindar dari terjadinya lapisan adukan yang miring, kecuali
diperlukan untuk konstruksi yang miring. Tiap lapisan harus dicor pada
waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak Kontraktor harus
mengusahakan agar dapat mencegah pengeringan/pengerasan beton
yang terlalu cepat dari adukan beton yang baru dicor. Apabila sekeliling
bekisting lebih dari 32o C, suhu adaukan beton yang dicor tidak boleh
melebihi 32o C. Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung
terhadap panas matahari.
8.12. Pemadatan dan Penggetaran.
8.12.1. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan
maximum sehingga bebas dari kantang/sarang kerikil dan menutup
rapat pada semua permukaan dari cetakan dan material yang melekat.
Page 21
8.12.2. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator) dengan
kecepatan minmum 700 rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari alat
jenis “tenggelam”) dalam waktu maximal sepuluh detik setiap kali
dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan pengetukan pada dinding
bekisting sampai betul-betul mengisi pada bekisting atau lubang galian
dan menutupi seluruh permukaan bekisting.
8.12.3. Perhatian khsus pada pengecoran pada sekeliling waterstop. Pekerjaan
pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dengan vibrator.
8.12.4. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting
maupun pembesian.
8.13. Perawatan beton.
8.13.1. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama
sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari setelah dicor, yaitu dengan
cara penyiramana air, karung goni basah atau cara-cara lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas
8.13.2. Air yang digunakan dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi air
untucampuran beton.
8.13.3. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas. Permukaan beton yang
(tiga) hari setelah pengecoran Perlindungan semacam itu dibuat efektif
dan secepatnya dilaksanakan sesudah pengecoran beton, atau sesudah
pembukaan cetakan bekisting.
8.13.4. Beton yang keadaannya seperti tertera di bawah ini harus diperbaiki
atau dibongkar dan diganti dengan beton baru yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan semua biaya yang timbul ditanggung oleh
Kontraktor.
Beton yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Ternyata rusak,
b. Sejak semula cata,
c. Cacat sebelum penyerahan pertama,
d. Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditentukan,
Page 22
e. Tidak sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
8.14. Penyelesaian Permukaan dan Perbaikan Beton.
8.14.1. Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara
cermat, sesuai dengan betuk, garis, kemiringan dan potongan seperti
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
8.14.2. Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kotoran dalam bentuk
apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata
dan keras.
8.14.3. Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus dijadikan
permukaan yang seragam, kecuali bila ditentukan lain.
8.14.4. Selama beton masih plastis, tidak diijinkan adanya tambahan cor secara
monolitas diatas beton dasarnya.
8.14.5. Dilarang menaburkan semen portland kering dan pasir di atas
permukaan beton dengan maksud menghisap air yang berlebihan. Plat
lantai dan bagian atas “exposed” dinding harus dirapihkan dengan
menggunakan sendok aduk dari baja.
8.14.6. Segera setelah cetakan dilepas, bersama dengan Konsultan Pengawas
memeriksa dengan teliti semua sisi cor beton dan bagian yang tidak rata
harus digosok atau diisi dengan baik agar diperoleh suatu sisi
permukaan yang licin, seragam dan merata.
8.14.7. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah adanya pemeriksaan dan
perintah tertulis dari Konsultan Pengawas dan pekerjaan tersebut harus
benar-benar mengikuti petunjuk dari Konsultan Pengawas.
8.14.8. Beton yang menunjukan rongg, lubang, keropos atau cacat jenis yang
lain harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan dan penggantian
sebagaimana diuraikan disini harus dilaksanakan secepatnya oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri.
8.14.9. Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa
sehingga pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan pasal ini
dan tidak mengganggu pengikatan, pengurangan kekuatan, penurunan
atau peretakan.
Page 23
Pasal 9
Pekerjaan Pasangan Batu Dan Plesteran
9.1. Lingkup Pekerjaan
Sebelum mengadakan pembelian, pengiriman, pemasangan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan pekerjaan pasangan pada direksi lapangan untuk
memperoleh persetujuan. Contoh harus mencerminkan mutu, texture, warna
dan kekutan yang akan digunakan dalam pekerjaan.
9.2. Syarat-syarat Bahan.
9.2.1. Batu Bata.
Batu bata harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku. Bidang-
bidang sisinya harus data, tidak menunjukkan retak-retak. Pembakaran
harus matang. Batu bata ukuran harus sama satu dengan yang lain dan
harus memenuhi persyaratan yang terdapat dalam SNI-03-1728-1989
dan PUBI 1971.
9.2.2. Bahan Perekat.
Semen, pasir (agreegat halus) dan air harus memenuhi ketentuan dalam
pekerjaan pasangan.
Adukan untuk pasangan menurut daftar berikut ini :
No Pekerjaan PC Pasir
1 Pondasi Batu Gunung 1 4
2 Pasangan Batu Bata 1 4
3 Pasangan Bata Trasram 1 2
4 Plesteran Biasa 1 4
5 Plesteran Trasram 1 2
6 Plesteran Beton 1 4
Page 24
9.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
9.3.1. Semua pekerjaan pasangan harus dipasang tegak dan mengikuti garis.
Pekerjaan pasangan harus dipasang seragam. Satu bagian tidak boleh
dipasang lebih dari satu meter di atas bagian bawahnya, kecuali bila ada
persetujuan dari direksi lapangan.
9.3.2. Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan bersih
dari kotoran (direndam) dalam air sehingga buihnya habis. Batu bata
harus di pasang tegak lurus dengan bentangan benang yang sifatnya
datar. Pemasangan batu bata dilakukan dengan adukan 1pc : 4psr
kecuali :
a. Dinding kedap air, yaitu pasangan dinding diatas sloof sampai
setinggi 20 cm di atas permukaan lantai, serta dinding yang
berhubungan dengan air (toilet) sampai dengan 150 cm di atas lantai
dilakukan dengan adukan 1pc : 2psr.
b. Semua ujung-ujung dinding, sudut-sudut, pinggiran, lubang dan
beton Pasangan dinding bata dilaksanakan secara bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap hari, di ikuti dengan cor
kolom praktis setiap 12 m2. batu bata yang berbatasan dengan
kolom beton diberi angkur besi ¯ ½” minimal jarak 60 cm. Semu
angkur, pipa-pipa, peralatan dan lain-lain yang akan ditanam dalam
dinding batu bata harus dipasang pada saat pekerjaan pasangan batu
bata dilaksanakan.
9.3.3. Setiap pertemuan tgak lurus dari dinding batu bata harus dicor kolom
praktis.
9.3.4. Semua bagian atau dinding batu bata harus diakhiri dengan ring balk
sesuai dengan ukuran pada gambar rencana.
9.3.5. Semua bagian kusen yang berhubungan langsung dengan pasangan
dinding batu bata dibuat beton kolom prktis dan balok praktis yang
berfungsi sebagai penahan beban dinding sekelilingnya.
Page 25
9.4. P l e s t e r a n.
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
dengan air dengan campuran 1pc : 4 psr. Plesteran yang baru saja selesi tidak
langsung di finishing. Selama proses pengeringan plesteran harus selalu dibasihi
dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan.
Pengadukan harus di atas alas dari papan (palungan) dan atau lain-lain.
Plesteran dinding yang akan dicat tembok penyelesaian terakhir harus digosok
dengan amplas bekas atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester
harus dibuat kasar dulu dengan cara dibetel agar plesteran dapat merekat. Untuk
semua sponing harus digunakan campuran 1pc : 2psr. Sponing harus rata, siku
pada sudutnya.
Page 26
Pasal 10
Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan dan Penutup Atap Metal
10.1. U m u m.
10.1.1. Persyaratan.
Pekerjaan rangka atap baja ringan zincalume adalah
pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang (Truss/Taso) yang telah dilapisi bahan zincalume
untuk ketahanan terhadap karat. Rangka atap yang digunakan harus
merupakan produksi dari pabrik yang berkompeten dalam
penelitian, teknologi, dan berpengalaman lebih dari 15 tahun (bukan
industri rumah tangga). Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang
terdiri dari rangka utama atas (top chord), rangka utama bawah
(bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut
disambung dengan menggunakan baut menakik sendiri (self
drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Untuk meletakkan
material penutup atap/genteng, di pasang rangka reng (batten)
langsung di atas struktur rangka atap utama dengan jarak yang
disesuaikan dengan ukuran genteng.
10.1.2. Material Struktur Rangka Atap
a. Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties): Baja Mutu
Tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan) Tegangan Leleh
Minimum (Minimum yield strength) : 550 MPa
Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 MPa
Modulus Geser : 8 x 104 MPa
b. Lapisan pelindung terhadap karat (Protective Coating):
Rangka batang harus mempunyai lapisan tahan karat seng dan
aluminium (Zincalume/AZ), dengan komposisi sebagai berikut :
Seng (zinc) : 43,5%
Aluminium : 55%
Silicon : 1,5%
Ketebalan pelapisan 100 gr/m
Page 27
c. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik)
dengan spesifikasi tinggi profil 40 mm dan tebal 0,48 mm, berat 0,57
kg/m, yang pada sisi kanan kiri sepanjang profil dilipat ke
dalam selebar 5 mm. Alat penyambung antar elemen rangka atap
yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut
menakik sendiri (self drilling screw)
Pemasangan Jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan
pada gambar kerja. Pemasangan baut harus menggunakan alat
bor listrik minimum 560 watt dengan kemampuan putaran alat
minimal 2000 rpm.
d. Koneksi perletakan kuda-kuda di ring balok
Connector yang digunakan adalah dari material plat L.
Connector ini merupakan alat sambung antara rangka utama
dengan ring balok yang sudah diperhitungkan gaga hisapnya
sesuai dengan desain yang berlaku.
e. Steel strap brace (bracing)
Untuk menjaga stabilitas dan kekuatan ikatan struktur rangka atap,
maka antara rangka utama pada batang utama atas (top chord)
dipasang strap bracing (pengaku). Material baja strap bracing harus
memiliki minimum tegangan tarik 250 Mpa, dengan ketebalan
minimum 1,00 mm dan lebar minumum 25 mm serta materiainya
dilapis dengan bahan anti korosi zinc-alumunium 100 gr/m2
untuk mencegah terjadinya karat.
Page 28
10.2. Syarat Pelaksanaan
Struktur rangka atap baja ringan harus di desain oleh tenaga ahli yang
berkompeten. Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai
karakter baja ringan yaitu dengan perancangan standar batas desain
struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design).
Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi top chord, bottom chord,
web, dan jumlah screw pada setiap titik buhul sebagai satu kesatuan yang tidak
boleh dipisahkan.
Perangkat lunak komputer (software) boleh digunakan untuk membantu proses
desain atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk
menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi peraturan-
peraturan yang telah disebutkan di atas, dalam hat ini software telah
mendapat rekomendasi dari Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).
a. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil
pengukuran terakhir dan sesuai dengan aktual dilapangan
b. Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran, dan gambar
desain. c. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai
desain
d. Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan support
sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang.
Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda
dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
e. Jarak antar kuda-kuda, jarak ikatan angin/bracing maksimum adalah
1.2 m
f. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik.
Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih
g. Komponen struktur konstruksi baja ringan harus di kerjakan oleh tenaga
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu
memahami
Page 29
gambar kerja dan dibuktikan dengan Surat ijin memasang dari pabrikan.
Surat ijin memasang atap baja ringan ini harus disertakan pada
saat pemaparan produk.
10.3. Pekerjaan Penutup Atap Metal
10.3.1 Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan
diterima olehPerencana dan Pengawas.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap Metal
10.3.2 Persyaratan Bahan
a. Atap Multy roof dan Spandek yang digunakan adalah dengan
ukuran seseuai dengan gambar kerja dengan mutu terbaik dari
jenisnya. Jenis dan warna akan ditentukan kemudian dengan
persetujuan Perencana dan Pengawas.
b. Bahan-bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan baik
dan tidak cacat.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan,
kehilangan bahan-bahan dalam pengiriman dan selama pelaksanaan
10.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi
dari produsen dan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana dan Pengawas
b. Kontraktor diwajibkan mengikuti gambar detail sesuai ukuran /
bentuk mekanisme kerja yang ditentukan oleh Perencana dan
Pengawas.
c. Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang
terkait sebelumnya telah diterima oleh Perencana dan
Pengawas dan telah menyetujui untuk dilaksanakannya pekerjaan
ini.
d. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk
dalam gambar detail dan lain-lain yang berkaitan dengan pekerjaan
ini.
Page 30
e. Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama
masa jaminan dengan hasil baik dan wajib memperbaiki atau
mengganti yang rusak dengan yang baru baik yang terlihat
maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik dengan seluruh
biaya ditanggung Kontraktor.
Page 31
11.1. U m u m.
11.1.1. Persyaratan.
Pasal 11
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan bahan lapisan-lapisan pada dinding selesai
dikerjakan, atau telah mendapat izin dari direksi. Sebelum pekerjaan ini
dilakukan, Kontraktor diwajibkan membesrihkan semua permukaan
yang akan dipasang bahan lapisan lantai dari berbagai macam kotoran
dan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai, kemiringan serta
pemasangan semua pipa-pipa, saluran dan sebgainya harus
dilaksanakan dengan baik. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga
ahli yang berpengalaman dalam bidang tersebut dengan persetujuan
direksi lapangan. Bahan-bahan adaukan adukan, semen, pasir dan air
yang dalam segala hal harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada
pekerjaan beton.
11.2. Lantai Beton Tumbuk/Rabat beton
11.2.1. Persyaratan Bahan.
Bahan yang digunakan untuk lantai beton tumbuk harus memenuhi
persyaratan pekerjaan beton seperti yang diuraikan dalama pasal 7 RKS
ini.
11.2.2. Penyelesaian Permukaan Lantai
Permukaan lantai beton tumbuk setelah cukup umur, harus diplester
dengan rapi dan difinishing dengan acian semen.
11.3. Lantai Kermik
Bahan yang digunakan untuk Lantai digunakan bahan Keramik Porselin
dipasang setinggi level yang tertera pada gambar kerja dan bahan untuk
pengisian naad digunakan semen warna sejenis dengan keramik.
11.3.1. Persyaratan Bahan.
Ukuran : 40x40, atau sesuai gambar rencana
Produksi : Ditentukan kemudian
Warna : Ditentukan kemudian
Page 32
Kualitas : Klas I (satu)
Persyaratan lain : Tidak boleh ada cacat/retak, sesuai SNI 03-2096-1991.
11.3.2. Pemasangan.
Untuk dinding-dinding Kamar Mandi/WC/Tempat Cuci/Bak Air/Tempat
Wudhu dan sebagainya. Sebelum dinding dipasang dengan bahan
keramik harus diberi lapisan water profing, diplester dengan campuran
1pc : 2psr sertebal 2 cm, kemudian diaci halus hingga rata
permukaannya. Sedangkan untuk lantai pasangan dilakukan dengan
1pc : 3psr hingga melekat kuat dan tidak ada bagian yang kosong
(keropos) pada permukaan lantai. Naad sebesar 3mm diisi dengan
semen yang warnanya sama dengan bahan keramik. Harus diperoleh
naad yang rata, tidak bergelombang dan saling tegak lurus. Pemotongan
bahan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin potong.
Page 33
Pasal 12
Pekerjaan Plafond Rangka Hollow
12.1. Umum :
12.1.1. Persyaratan.
Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan
yang terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-pipa, ducting, alat
penggantung dan penguat plafond) siap/selesai dikerjakan.
12.1.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Penggantung (rangka) plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga
diperoleh bidang plafond yang rata, datar dan tidak melengkung.
Penggantung plafond dari baja hollow 2/4 dan 4/4
Pemasangan plafond harus rata. Kontraktor bertanggung jawab atas
segala
akibat yang mungkin terjadi :
a. Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi
yang harus disangga oleh rangka plafond,
b. Kemungkinan dibuatnya lubang untuk pemeriksaan,
c. Kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafond menjadi bergelombang karenanya.
d. Kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond di
luar bangunan. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang
memperlihatkan pola, sistem ukuran-ukuran yang sesuai dengan
kondisi lapangan dan sebagainya.
e. Rangka metal/Hollow yang terdiri dari rangka utama (main
runner), rangka pembagi (cross runner), klip pengikat (joint
clip) dan kawat pengantung (rod hanger). Hubungkan main runner
dan rod runner dengan menggunakan C- joint. Jarak antara
metal furing maksimal 1200 mm. Kemudian hubungkan main
runner dengan cros runner dengan menggunakan joint clip
dengan jarak maksimal 600 mm.
f. Pemasangan kerangka metal diatur sedemikian rupa agar tepat
Page 34
pada as sambungan
g. Rangka harus benar-benar kuat dan tegak lurus, sesuai
dengan peil yang dikehendaki.
12.2. Pekerjaan Penutup Plafond Plywood
12.2.1. Persyaratan Bahan.
Material : Plywood
Ukuran : Sesuai gambar rencana
Tebal : Ditentukan kemudian
Kwalitas : Kelas I (satu)
Finishing : Cat (sesuai gambar) warna ditentukan kemudian
Persyaratan lain : Permukaan tidak retak,melengkung, pecah pada
sudutnya.
12.2.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Pekerjaan pemasangan Plywood menggunakan harus
ditangani oleh orang yang benar- benar ahli dalam bidang ini.
b. Pemasangan antara sambungan Plywood harus tepat di
as rangka metal.
c. Penempelan Plywood pada rangka menggunakan skrup berkualitas
12.3. List Plafond.
12.3.1. Persyaratan Bahan.
Kayu yang dipakai harus lurus, kering dengan permukaan rata bebas
dari cacat seperti retak-retak dan cacat lain. Kayu list plafond dari kayu
Profil dengan ukuran sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.
12.4.2. Syarat Pelaksanaan.
Kayu list plafond dipasang pada bagian-bagian sudut pertemuan antara
dinding dan bidang plafond, dengan finishing cat tembok.
Page 35
Pasal 13
Pekerjaan Kusen Aluminium
13.1. Umum:
Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen Jendela, seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
13.2. Bahan/Produk
13.2.1 Kosen Aluminium yang digunakan :
a. Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex
Alexindo/setara b. Profil : sesuai shop drawing yang disetujui
perencana/pengawas c. Warna Profil : Ditentukan kemudian
d. Lebar Profil : L e b a r / Tebal ditentukan kemudian
e. Pewarnaan : Natural Anodize sesuai standart produksi
pabrik. f. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 1 mm.
13.2.2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
13.2.3. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam d e t a i l g a m b a r t e r m a s u k u k u r a n n y a
13.2.4 Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh
kemungkinan- kemungkinan sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain. c.
Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
c. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang
tanpa harus dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai
Page 37
langit-langit.
d . Mempunyai accessories yang mampu mendukung
kemungkinan diatas
Page 38
14.1. Umum.
Pasal 14
Pekerjaan Pengunci dan Penggantung
14.1.1. Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga yang cukup berpengalaman
dibidang tersebut.
14.2.2. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk
disetujui oleh Direksi.
14.2.3. Pemasangan harus dokerjakan dengan peralatan yang sesuai, baik dan
memenuhi syarat.
14.2.4. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar bahan terlindung
darigoresan atau yang dapat mengakibatkan cacatnya bahan.
14.2. Kunci.
14.2.1. Persyaratan Bahan.
Semua perlengkapan kunci dipakai produksi dalam negeri atau setara
Yalle. Bentuk dan warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi. Semua
kunci harus dilengkapi dengan minimum 2 (dua) anak kunci.
14.2.2. Pelaksanaan.
Pemasangan kunci harus rapi, lurus dan sama tingginya (tinggi handle
95 cm dari lantai). Sekrup-sekrup harus tertanam rapi pada daun pintu,
dan tidak merusak daun pintu maupun bahan kunci sendiri. Pemasangan
yang tidak rapi dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki dan
diganti atas biaya Kontraktor.
14.3. Engsel.
Engsel yang dipakai adalah engsel kupu-kupu/H, dipasang tidak lebih dari 28 cm
dari tepi atas/bawah daun pintu. Setiap daun pintu harus memakai 3 buah
engsel dengan ukuran minimal 10 cm dan mempunyai ring nylon. Bahan engsel
terbuat dari kuningan dengan merk Kend atau setara. Pemasangan sekrup-
sekrup harus benar-benar tegak lurus. Pemasangan engsel tidak boleh merusak
kusen atau engsel itu sendiri.
Page 39
15.1. Umum.
Pasal 15
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah :
15.1.1. Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.
15.1.2. Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor
dibersihkan.
15.1.3. Dinding/bagian yang akan dicat kering dan tidak berdebu.
15.1.4. Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian
yang akan dicat.
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup
ahli dan berpengalaman dan mengikuti semua petunjuk dari pabrik
pembuat cat yang bersangkutan. Pengecatan dilakukan harus sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam NI-4. Cat yang
digunakan harus berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/bocor dan mendapatkan persetujuan dari Direksi. Warna cat akan
ditentukan kemudian.
15.2. Persyaratan Bahan.
Produksi : Produk Paragon/Dulux atau setara
Warna : Ditentukan kemudian
Kualitas : Baik
15.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang cukup ahli
dalam bidangnya dan harus menurut petunjuk Direksi. Cat yang digunakan harus
berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah/bocor dan
mendapatkan persetujuan Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab bahwa
bahan tidak plasu dan warna sesuai dengan petunjuk Direksi. Bila persyaratan
tersebut di atas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-persiapan :
15.3.1. Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan,
penggumpalan (efflorensence) yang biasanya terdapat pada tembok
baru dengan amplas (emerald paper).
Page 40
15.3.2. Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
15.4. Pengecatan Plafond.
Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah). Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih
adanya perbaikan pekerjaan pada bidang yang akan dicat. Bidang pengecatan
harus bebas dari debu, lemak, minyak, dan kotoran-kotoran lain yang dapat
merusak atau mengurangi mutu pengecatan. Seluruh bidang pengecatan
diplamir dahulu sebelum dilapisi cat dasar, bahan plamir dari produksi yang
sama dengan bahan catnya. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Direksi serta pekerjaan instalasi didalam plafond telah selesai dilaksanakan
dengan sempurna. Hasil pengecatan harus baik, warna dan pola texture merata,
tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pelaksanaan
dan perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan. Bila terjadi
ketidaksanggupan dalam pelaksanaan atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/menggantinya dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya.
15.5. Pengecatan Kilap.
Cat Kilap harus diaduk sebelum dan selama pengecatan, bila tidak dialakukan
pewarna akan mengendap dan akan menghasilkan warna yang tidak rata dan
mengurangi perlindungan pada kayu. Permukaan yang akan dicat harus bersih
dari debu dan kotoran. Kelebihan cat dipermukaan harus disebarkan lagi setelah
pengeringan selama 5-10 menit, tergantung dari kadar penyerapan, kondisi
pengeringan dan warna yang diinginkan. Kadar lembab kayu sebaiknya dibawah
2 %> Disarankan untuk menggunakan cat kilap setara Aftelak atau semacamnya.
Page 41
Pasal 16
Pekerjaan Instalasi Listrik dan Penerangan
16.1. Umum
16.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh instalatur yang
telah meiliki surat izin (PAS) Instalatur golongan A dari PLN setempat,
dan meiliki SIKA (Surat Izin Kerja) instalasi listrik yang masih berlaku,
serta Anggota AKLI setempat.
16.1.2. Standar dan Referensi.
Dalam pelaksanaan instalasi listrik, selain RKS ini, berlaku juga
ketentuan standar/ referensi berikut :
a. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) yang dikeluarkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia tahun 1977, yang mana telah
diperbaiki oleh panitia PUIL 1987.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor:
023/PRT/1978 tentang syarat-syarat penyambuangan listrik .
c. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi nomor :
02/PERTAMBEN/1983 tentang Standar Listrik Indonesia.
d. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan
Kerja Depnaker
e. Standar yang dikeluarkan oleh Association Of Germany Electrical
Engineers (VIDE), JIS, British Standard Associates dan
Electrotechnical Commission (EIC), sepanjang tidak bertentangan
dengan PUIL 1987.
f. Peraturan/persyaratan dari pabrik pembuat peralatan yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini.
16.2. Gambar Kerja.
Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus membuat gambar kerja, untuk
dimintakan persetujuan kepada pengawas.
Page 42
16.3. Sub Kontraktor.
16.3.1. Penunjukan sub kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis dari
pemberi tugas dan konsultan pengawas terlebih dahulu.
16.3.2. Dalam hal ini tanggung jawab pekerjaan tetap pada kontraktor utama.
16.3.3. Sub kontraktor yang ditujuk harus merupakan anggota AKLI setempat.
16.4. Pengawasan.
16.4.1. Kontraktor utama bertanggung jawab penuh atas hasil keseluruhan dari
pekerjaan.
16.4.2. Kontraktor wajib menempatkan tenaga ahli (engineer) untuk
mengawasi pelaksanaan setiap bagian pekerjaan.
16.4.3. Tenaga ahli tersebut harus selalu berada di tempat pekerjaan dan diberi
wewenang untuk mengambil keputusan demi kelancaran pekerjaan.
16.5. Pengujian.
16.5.1. Sebelum serah terima seluruh pekerjaan instalasi dan perlengkapannya
harus diuji/ testing dengan hasil yang baik, aman, dan handal.
16.5.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga
untuk pengujian yang akan dilaksanakan.
16.5.3. Pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan pelaksanaan pengujian kepada pengawas paling lambat
2 (dua) hari sebelumnya.
16.5.4. Pengawas berhak memerintahkan lepada kontraktor untuk
melaksanakan pengujian disetiap saat, apabila diperlukan atau
diperkirakan pekerjaan sudah dapat diuji.
16.5.5. Pengujian dilakukan meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi,
b. Pengujian instalasi keseluruhan
c. Pengujian tahanan pentanahan,
d. Uji operasi 3 x 24 jam dengan beban penuh.
16.5.6. Bila terdapat hasil pengujian yang tidak baik maka kontraktor harus
segera memperbaiki dan kemudian melakukan pengujian ulang atas
beban kontraktor.
Page 43
16.6. As Built Drawing/Manual/Sertifikat.
Setelah selesai seluruh pekerjaan, kontraktor harus membuat dan menyerahkan
gambar As Built Drwaing kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan
Konsultan Pengawas.
16.7. Masa Pemeliharaan dan Garansi.
16.7.1. Kontraktor wajib melaksanakan masa pemeliharaan selama 30 (tiga
puluh) hari kalender terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan.
16.7.2. Pada masa pemeliharaan, pengawas membuat daftar cacat yang memuat
semua kerusakan/cacat atau tidak berfungsinya bagian pekerjaan dan
memerintahkan kepada kontraktor untuk segera memperbaikinya.
16.7.3. Apabila terjadi kerusakan yang bukan disebabkan oleh kesalahan
kontraktor, maka kontraktor harus menerima pembayaran atas
pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan tata cara pembayaran pekerjaan
ini.
16.7.4. Kontraktor masih tetap bertanggung jawab atas segala kerusakan
peralatan listrik yang dipasang selama masa garansi 1 (satu) tahun,
terhitung sejak serah terima kedua pekerjaan.
16.8. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemasangan dan perletakan
peralatan, perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam gambar atau RKS ini,
serta melaksanakan pengujian sehingga sistim elektrikal secara keseluruhan
dapat berjalan dengan baik.
Lingkup pekerjaan tersebut terdiri dari :
16.8.1. Penyambuangan daya listrik dari PLN
16.8.2. Pengadaan dan pemasangan sistem penerangan secara lengkap didalam
ataupun diluar gedung, termasuk didalamnya pengkabelan, titik nyala
lampu TL, lampu Pijar, Saklar dan seluruh stop kontak serta instalasi
untuk peralatanperalatan yang membutuhkan tenaga listrik.
16.8.3. Pengadaan dan pemasangan sistim pentanahan
16.8.4. Pengadaan dan pemasangan peralatan bantu, baik yang disebutkan
dalam RKS dan gambar, namun secara teknis diperlukan untuk
memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
Page 44
16.8.5. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian dan pengesahan seluruh
instalasi listrik yang terpasang oleh instalatur yang berwenang/PLN
setempat.
16.8.6. Menyediakan gambar instalasi yang terpasang, surat jaminan instalasi
dalam rangkap 3 (tiga).
16.9. Pengkabelan.
16.9.1. Instalasi titik lampau dan stop kontak digunakan jenis kabel NYA 2,5
mm2. Kabel yang digunakan setara dengan produk Kabelindo atau
Supreme.
16.9.2. Pemasangan dan ukuran serta jenis kabel yang digunakan harus sesuai
gambar.
16.9.3. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah terkecuali atas
persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
16.10. Pelindung/Konduit
16.10.1. Untuk pelindung kabel yang tertanam dalm tembok digunakan pipa
konduit merk EGA, CLIPSAL atau setara dengan ukuran diameter pipa
minimum 1 x 5 diameter kabel atau sesuai dengan gambar.
16.10.2. Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan dipasang
dengan cara yang benar.
16.10.3.Penggantian merk harus dengan persetujuan konsultan perencana dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan/Konsultan Pengawas.
Page 45
Pasal 17
P e n u t u p
17.1. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan alat-alat bantu harus dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya kontraktor. Untuk
itu kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai
mobilisasi/demobilisasi peralatan dan material.
17.2. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan
penyelesaian dilapangan, akan dibicarakan kemudian oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor dan Konsultan Perencana dan diketahui/disetujui oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.