Top Banner
SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM EKONOMI DI CINA Oleh : Anton Bawono Mahasiswa Program Doktor Ekonomi Islam Universitas Negeri Islam (UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta A. Pendahuluan Secara sadar, karakter dasar manusia tidak kuasa untuk menerima kesedihan dan penderitaan si miskin yang menjadi ciri dari dominasi kapitalisme laissez-faire. Dominasi yang menyengsarakan itu kemudian mengundang reaksi dalam berbagai bentuk, salah satu yang terpenting adalah sosialisme. Bagaimanapun, sosialisme bukanlah suatu istilah yang monolitik tanpa partikal, tetapi sudah melahirkan turunan-turunannya baik dalam bentuk Marxis, pasar, demokrasi, dan lain-lain. 1 Memang, masing-masing versi sosialisme memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi dalam konteks ini perbedaan tersebut bukan menjadi fokus kajian. Bagaimanapun ada ciri-ciri tertentu yang umum bagi kebanyakan versi itu. Semuanya tumbuh dalam milio sekular yang dominan, dan karena itu, semuanya memiliki pandangan dunia sekular sebagaimana kapitalisme. 2 Kelompok sosialis meng-counter model produksi kapitalis dengan berpandangan bahwa pasar bebas dan tidak terkendali yang menjadi karakter genuine kepitalisme akan mengkonstruk “keberpihakan” kepada kaum kapital. Alokasi sumber daya akan terkonsentrasi dan menguntungkan si kaya bahkan akan melanggengkan ketidakadilan dan ketidakmerataan yang tinggi dalam pendapatan dan kekayaan. 3 Pemilikan pribadi 1 Terma sosialisme telah mewujud di Inggris pada tahun 1830-an, meskipun penggunaan pertamanya dapat dilacak setidaknya tahun 1826. Kurang dari seabad kemudian seorang ahli ilmu sosial Inggris mengumpulkan lebih dari 260 definisi sosialisme. Lihat D.F. Griffith, What is Socialism? : A Symposium (London: Richards, 1984), dikutip oleh J. Wilczynski, The Economics of Socialism (1988), 21. 2 Lichtheim menilai bahwa “Sosialisme pada umumnya diasosiasikan dengan sekularisme dalam revolusi Prancis. Sebenarnya sosialisme di Prancis, Belgia, Irlandia, India, Spanyol dan dalam budaya Luso-Hispanik Amerika Latin secara historis telah diasosiasikan dengan atheisme militan. Lihat George Lichtheim, A Short History of Socialism (1978), 308-309. 3 Dalam sistem sosialisme pasar (market socialism), ciri-cirinya adalah kepemilikan faktor produksi oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah insentif material dan
36

SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

Jul 23, 2018

Download

Documents

vothu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

SOSIALISME PASAR:SEBUAH REFORMASI SISTEM EKONOMI DI CINA

Oleh : Anton BawonoMahasiswa Program Doktor Ekonomi Islam

Universitas Negeri Islam (UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta

A. Pendahuluan

Secara sadar, karakter dasar manusia tidak kuasa untuk menerima kesedihan

dan penderitaan si miskin yang menjadi ciri dari dominasi kapitalisme laissez-faire.

Dominasi yang menyengsarakan itu kemudian mengundang reaksi dalam berbagai

bentuk, salah satu yang terpenting adalah sosialisme. Bagaimanapun, sosialisme

bukanlah suatu istilah yang monolitik tanpa partikal, tetapi sudah melahirkan

turunan-turunannya baik dalam bentuk Marxis, pasar, demokrasi, dan lain-lain.1

Memang, masing-masing versi sosialisme memiliki karakteristik yang berbeda,

tetapi dalam konteks ini perbedaan tersebut bukan menjadi fokus kajian.

Bagaimanapun ada ciri-ciri tertentu yang umum bagi kebanyakan versi itu.

Semuanya tumbuh dalam milio sekular yang dominan, dan karena itu, semuanya

memiliki pandangan dunia sekular sebagaimana kapitalisme.2 Kelompok sosialis

meng-counter model produksi kapitalis dengan berpandangan bahwa pasar bebas

dan tidak terkendali yang menjadi karakter genuine kepitalisme akan mengkonstruk

“keberpihakan” kepada kaum kapital. Alokasi sumber daya akan terkonsentrasi dan

menguntungkan si kaya bahkan akan melanggengkan ketidakadilan dan

ketidakmerataan yang tinggi dalam pendapatan dan kekayaan.3 Pemilikan pribadi

1 Terma sosialisme telah mewujud di Inggris pada tahun 1830-an, meskipun penggunaanpertamanya dapat dilacak setidaknya tahun 1826. Kurang dari seabad kemudian seorang ahliilmu sosial Inggris mengumpulkan lebih dari 260 definisi sosialisme. Lihat D.F. Griffith, Whatis Socialism? : A Symposium (London: Richards, 1984), dikutip oleh J. Wilczynski, The Economics ofSocialism (1988), 21.

2 Lichtheim menilai bahwa “Sosialisme pada umumnya diasosiasikan dengan sekularisme dalamrevolusi Prancis. Sebenarnya sosialisme di Prancis, Belgia, Irlandia, India, Spanyol dan dalambudaya Luso-Hispanik Amerika Latin secara historis telah diasosiasikan dengan atheismemilitan. Lihat George Lichtheim, A Short History of Socialism (1978), 308-309.

3 Dalam sistem sosialisme pasar (market socialism), ciri-cirinya adalah kepemilikan faktorproduksi oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yangharus diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerjaberdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah insentif material dan

Page 2: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

2

dan sistem upah dianggap sebagai sumber kejahatan, keadilan tidak dapat diberikan

kepada si miskin tanpa mensosialisasikan pemilikan pribadi dalam berbagai

tingkatan. Demokrasi sekalipun, menurutnya, tidak dapat dijalankan secara efektif,

selama masih ada ketidakmerataan dan ketimpangan sosial.

Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh harapan

agar masa depan masyarakat dapat, baik secara paksa maupun demokratis,

memegang kendali pemerintahan dari kaum kapitalis dan menciptakan suatu

masyarakat yang egaliter dan demokratis, bebas dari konflik kelas dan didasarkan

pada perencanaan menyeluruh dan penguasaan publik atas sarana-sarana produksi.

Semula, Uni Soviet telah menginfus suatu dimensi pasar ke dalam manajemen

ekonominya, sementara negara-negara Eropa Timur, Yugoslavia dan Cina telah

mempelopori jalan ke arah apa yang disebut sebagai “sosialisme pasar”. Cina

bahkan telah menghapuskan penekanannya pada sistem komune yang tidak alami

dan tidak manusiawi yang dengan paksa telah ditekankan oleh Mao Zedong.4

Namun model terpusat gaya Soviet dengan kepemilikan negara atas kebanyakan

sarana produksi tetap berperan menentukan semua perekonomian di negara-negara

tersebut.

Sentra reformasi isme tersebut bertujuan untuk mewujudkan suatu

desentralisasi parsial dari mesin pengambilan keputusan dalam ekonomi dengan

membolehkan sinyal-sinyal pasar dan inisiatif pribadi untuk memainkan peran yang

lebih besar dalam alokasi dan distribusi sumber daya. Perusahaan-perusahaan

negara harus diberi otonomi lebih besar dalam merencanakan operasi, pengamanan

input, dan penetapan harga output mereka.5 Kebanyakan kendali atas perusahaan-

perusahaan ini harus dilonggarkan untuk mendukung terbentuknya manajemen

mandiri. Harga-harga pasar, gaji dan kurs harus ditetapkan dan subsidi harus

moral. Lihat John Lee, “the False Promise of Market Socialism in China”, Policy, vol. 23, no. 3(Spring 2007), 23.

4 John K. Fairbank, The Great Chinese Rvolution 1800-1985 (1986). Lihat juga Warren Lerner, AHistory of Socialism and Comunism in Modern Time : Theorists, Activists and Humanists (EnglewoodCliffs, NJ: Prentice Hall, 1982), 212, 214. Selama 50 tahun Mao dirujuk dalam literatur Baratsebagai Mao Tse-tung. Bagaimanapun, di tahun 1979 nama-nama Cina versi pinyin telahdigunakan untuk bahasa Inggris. Dengan begitu ejaan yang diperbaiki dipakai di sini. LihatLerner, A History of Socialism …, 153.

5 John Morangos, “Was Market Socialism a Feasible Alternative for Transition Economies”,International Journal of Political Economy, vol. 35, no. 3 (Fall 2006), 67.

Page 3: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

3

dipotong untuk menurunkan defisit anggaran. Penekanan tidak semestinya yang

sebelumnya diberikan kepada industri berat harus dikurangi untuk lebih diberikan

kepada agrikultur dan industri-industri barang-barang konsumsi.

B. Sejarah Ringkas Ekonomi Cina

Bila ditelusur ke belakang keberhasilan ekonomi Cina sekarang ini tidak dapat

dilepaskan dari sejarah panjang masyarakat Cina dalam berevolusi dalam bidang

ekonomi. Kehebatan Cina di bidang ekonomi maupun non ekonomi telah lama

terekam dalam sejarah. Sebagaimana hasil observasi The Economist, dinyatakan

bahwa, “In fact, China was the largest economy for much of recorded history . . .

[and in] 1820 it still accounted for 30% of world GDP”.6 Kemudian, sejarawan

Arnold Toynbee menyatakan bahwa berdasarkan catatan Cina, Cina adalah sebagai

kekuatan stabilitas, sering dikatakan bahwa Cina telah membawa dunianya menuju

persatuan dan perdamaian abadi.7 Selain itu, Cina memiliki sumber-sumber filsafat

yang baik secara sosial bagi konstruksi perdamaian melalui Konfusianisme, Daoism

dan Buddhism. Secara definitif resmi, RRC merupakan suatu negara komunis

karena ia memang merupakan negara komunis pada kebanyakan abad ke-20 yang

lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah

ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis. Tiada

definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang diamalkan

negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebab masalah ini ada

adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar

selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruh

Kong Hu Cu. Setelah tahun 1911, Cina diperintah secara otokratis oleh KMT dan

beberapa panglima perang, dan setelah 1949 didobrak partai komunis Cina yang

dimotori oleh Mao Zedong.

Pasca Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan

Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan

dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di

6 A Survey of the World Economy - The Real Great Leap Forward', The Economist, 2 October 2004,p. 5.7 Arnold J. Toynbee, Change and Habit: The Challenge of Our Time, Oxford University Press,London, 1966, p. 158 dalam Rosita Dellios, The Rise of China as a Global Power, The CultureMandala, Volume 6 No 2, Copyright © Rosita Dellios 2004-2005.

Page 4: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

4

Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat

Cina dan mendirikan sebuah negara komunis. Para pendukung Era Maoisme, yang

terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisional atau nasionalis dan

pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah

Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam

beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri,

kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan

standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa berbagai kampanye yang dilakukan

menjanjikan suatu Lompatan Jauh ke Depan, dan Revolusi Kebudayaan menjadi

sesuatu yang penting dalam mempercepat perkembangan Cina serta akan

menjernihkan kebudayaan mereka. Di tahun-tahun pertama rezim baru ini ditandai

dengan pembangunan kembali Cina secara besar-besaran, dan kemakmuran baru

serta stabilitas negara sangat berbeda dengan masa huru-hara dan penderitaan

sekian dasa warsa sebelumnya. Tidak lama kemudian, pemimpin Cina melancarkan

kampanye melawan “musuh-musuh negara”, dan memulai proses reformasi tanah

(land reform) pada tahun 1950 melalui Undang-Undang Pembaharuan Agraria. Di

era ini telah berakhir sistem kepemilikan tanah individu yang telah berlangsung

selama berabad-abad. Cina dengan sistem Maois merubah model kepemilikan

perseorangan menjadi model kolektivisasi Sovyet pada masa Stalin. Program ini

dilakukan dengan kekerasan dengan tujuan untuk menciptakan kembali penduduk

petani yang jumlahnya sangat banyak di Cina. Salah satu doktrin inti Mao adalah

bahwa petani-petani dan pekerja-pekerja Cina perlu dibentuk menjadi tenga kerja

yang dapat dimobilisasi dengan mudah, bukan dalam arti bahwa mereka dapat

dipindah ke mana-mana secara geografis, melainkan untuk kampanye-kampanye

ideologis dan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi yng berubah dan didasari

pengetahuan politik dalam Partai tersebut. Buruh pedesaan di Cina ditempatkan di

tanah mereka di mana mereka dapat memainkan peran sebagai ”tentara cadangan”

untuk diminta bertindak kalau dibutuhkan Partai tersebut untuk proyek-proyek

industrialisasi.8

8 Dorothy Solinger, Contesting Citizenship in Urban China:Peasant Migrants, the State, and theLogic of the Market, Berkeley, University of California Press, 1999, p.27 dalam Ted C. Fishman,China Inc., Elex Media Komputindo, 2007, hal. 36.

Page 5: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

5

Pihak pendukung Mao meragukan data statistik dan kesaksian yang diberikan

mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye

Mao. Meskipun begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis

asing dan para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas

menengah dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa

pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan

sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan

Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa,

mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Cina.

Lompatan Jauh ke Depan, pada khususnya, mendahului periode kelaparan yang

besar di Cina yang menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat dipercaya,

mengakibatkan kematian 20-30 juta orang. Kebanyakan analis Barat dan Cina

mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh Lompatan Jauh ke Depan, namun Mao

dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan

angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena

kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.

Menyusul kemacetan ekonomi secara umum, Partai Komunis menta kembali system

pertanian bersama tersebut, dengan memberi lebih banyak kewenangan mengambil

keputusan kepada pejabat-pejabat daerah. Partai itu juga tergerak untuk melepaskan

perencanaan industri agenda-agenda ideologis yang menyebabkan kegagalan.

Sebagai salah seorang arsitek utama reformasi tersebut Deng Xiaoping, yang kelak

menjadi pemimpin penting Cina, sangat yakin bahwa Cina hanya dapat sembuh

dengan pendekatan yang lebih praktis terhadap pembangunan. Namun, reformasi

tersebut tidak menghapuskan sistem kolektif, atau membebaskan petani pindah.

Untuk semua pandangan jauhnya ke depan, Deng Xiaoping tidak melihat masa lalu

sebagai ketakutan umum bahwa kota-kota di negara itu akan mudah dibanjiri

apabila orang pindah dengan bebas.

Setelah kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur

dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Komunis Cina. Kongres Rakyat

Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua

partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih

lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi

Page 6: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

6

keuangan. Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat

lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan

terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung

pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun

oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan

sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari

masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah

kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh

pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh

kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat,

yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan.

Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak)

melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, serta

telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Para

pendukung reformasi keuangan–biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati

Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan–menunjukkan bukti terjadinya

perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya

kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan

industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang

kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja

konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan

hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa. Para pengkritik

reformasi ekonomi–biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati Barat

berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah menciptakan

kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi,

pengangguran yang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak efisien,

serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima. Akibatnya

mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin semakin miskin

dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.

Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap

berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap

kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan

Page 7: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

7

separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan

mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga

stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan

permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang

terbatas. Para pengkritik – umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat

pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas

seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar

hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga

mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang

menimbulkan rasa takut. Cina mengadopsi konstitusi pada 4 Desember 1982 yang

hingga kini digunakan. Rezim PRC sering dikatakan sebagai otokratis, komunis dan

sosialis. Ia juga dilihat sebagai kerajaan komunis. Anggota komunis yang bersayap

lebih ke kiri menjulukinya negara kapitalis. Memang, negara Cina semakin lama

semakin menuju ke arah sistem ekonomi bebas. Dalam suatu dokumen resmi yang

dikeluarkan baru-baru ini, pemerintah menggariskan administrasi negara

berdasarkan demokrasi, meskipun keadaan sebenarnya di sana tidak begitu.

Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri

Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dari

ekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam

kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis dengan istilah “sosialisme

dengan karakteristik Cina”. “Karakteristik Cina” adalah suatu tema umum yang

digunakan dalam upaya negara melakukan adaptasi terhadap dunia modern. Setelah

Cina mendapat predikat “the sick man of Asia” sebagai hasil dari agresi

imperialisme orang-orang Eropa dan Jepang, kekuatan revolusioner bergerak dan

kemudian memordenisasi filsafat Marxisme untuk mempertahankan negara

mereka.9 Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan

memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa

dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan

investasi. Pemerintah terus berupaya menambah pegawai pada wilayah setempat

dan pengurus kilang dalam industri, membolehkan pelbagai usahawan dalam

9 Lihat Rosita Dellios, The Rise of China as a Global Power, The Culture Mandala, Volume 6 No 2,Copyright © Rosita Dellios 2004-2005.

Page 8: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

8

layanan dan perkilangan ringan, membuka ekonomi perdagangan dan membuka

pelabuhan bagi pihak asing. Pengawasan harga juga telah dilonggarkan. Ini

mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi

campuran.

Pemerintah RRC tidak lagi menekankan kesamarataan saat mulai membangun

ekonominya, sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi

dan konsumsi serta memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan

produktivitas. Pemerintah juga memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai

kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk itu mereka mendirikan lebih

dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum

investasi diregulasi untuk menarik modal asing. Hasilnya adalah PDB yang berlipat

empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB

hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi ke enam terbesar di dunia dari segi

nilai tukar, dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat

dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300.

Perkembangan ekonomi Cina diyakini sebagai salah satu yang tercepat di dunia,

yaitu sekitar 7-8% per tahun menurut statistik pemerintah Cina. Ini menjadikan

Cina sebagai fokus utama dunia pada masa kini yang melibatkan hampir semua

negara, termasuk negara Barat yang mengkritik Cina, ingin sekali menjalin

hubungan perdagangan dengannya. Cina sejak tanggal 1 Januari 2002 telah menjadi

anggota Organisasi Perdagangan Dunia.

Pada 2003, PDB Cina dari segi purchasing power parity mencapai $6,4

trilyun, menjadi terbesar kedua di dunia. Dengan menggunakan penghitungan

konvensional, Cina diurutkan di posisi ke-7. Meski jumlah populasinya sangat

besar, Cina masih mampu memberikan PNB rata-rata per orang sekitar $5.000,

sekitar 1/7 Amerika Serikat. Laporan pertumbuhan ekonomi resmi untuk 2003

adalah 9,1%. Diperkirakan oleh CIA pada 2002 bahwa agrikultur menyumbangkan

sebesar 14,5% dari PNB Cina, industri dan konstruksi sekitar 51,7% dan jasa sekitar

33,8%. Pendapatan rata-rata pedesaan sekitar sepertiga di daerah perkotaan, sebuah

perbedaan yang telah melebar di dekade terakhir.

Oleh karena ukurannya yang amat luas dan budaya yang amat panjang

sejarahnya, RRC mempunyai tradisi sebagai sebuah negara penguasa ekonomi.

Page 9: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

9

Dalam kata Ming Zeng, profesor pengurus di Shanghai, dalam data statistik pada

pengujung abad ke 16 sekalipun, RRC mempunyai sepertiga PDB dunia. Amerika

Serikat yang besar pada masa kini hanya mempunyai 20%. Jadi, jika membuat

perbandingan sejarah, maka tiga atau empat ratus tahunyang lalu, maka Cina adalah

negara terbesar dunia. Upaya untuk mewujudkan kembali keadaan yang

membanggakan ini sudah tentu merupakan salah satu tujuan orang Cina.

Terkait dengan wilayah penopang kegiatan ekonomi nasional, Republik

Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi. Pemerintah

RRC menganggap Taiwan sebagai provinsi ke 23. Pihak pemerintah juga

mengklaim Kepulauan Laut Cina Selatan yang kini masih diperebutkan. Selain dari

provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi yang berisi banyak etnis

minoritas; 4 munisipaliti untuk kota-kota terbesar Cina dan 2 Daerah Administratif

Khusus (SAR) yang diperintah RRC. Berikut adalah wilayah pembagian

administratif yang di bawah kontrol RRC.

Tabel 1Pembagian Wilayah RRC

Status Daerah Jumlah

Nama Daerah

Provinsi 22 Anhui, Fujian, Gansu, Guangdong, Guizhou,Hainan, Hebei, Heilongjiang, Henan, Hubei,Hunan, Jiangsu, Jiangxi, Jilin, Liaoning,Qinghai, Shaanxi, Shandong, Shanxi,Sichuan,Yunnan, Zhejiang

Daerah otonomi 5 Guangxi, Mongolia Dalam, Ningxia, Xinjiang,Tibet

Kotamadya 4 Beijing, Chongqing, Shanghai, TianjinDaerahAdministratifKhusus

1 Hong Kong, Macau

Sementara itu bila dilihat dari sisi pendapatan masyarakat, jurang kesenjangan

kekayaan di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina masih amat

besar. Untuk mengatasi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini,

pemerintah melaksanakan strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000,

Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan

Page 10: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

10

Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004. Semuanya itu bertujuan untuk membantu

kawasan pedalaman Cina dapat turut membangun bersama.

Dari sisi demografi-ekonomi, secara resmi RRC memandang dirinya sebagai

bangsa multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun

hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir

setengah daerah Cina. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap

sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa

yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa Tionghoa yang

diucapkan, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi

terbesar bahasa Tionghoa yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih

banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang

didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah

dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.

Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang

besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis

atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada

kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut

agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta

orang. Di samping itu, Buddha Therawada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh

golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan

terdapat 18 juta penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 14 juta Kristen (4 juta

Katolik dan 10 juta Protestan) di negara ini.

Negara ini telah lama mengalami masalah pertumbuhan penduduk. Dalam

usaha membatasi perkembangan populasinya, RRC telah mengambil kebijakan

yang membatasi keluarga di perkotaan (etnis minoritas seperti Tibet dikecualikan)

menjadi 1 anak dan keluarga di pedalaman 2 anak saat yang pertama wanita.

C. Kegagalan, Kejatuhan, dan Reformasi

Page 11: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

11

Angin perubahan dalam pengambilan keputusan tidak diperkenalkan secara

seragam di semua negara.10 Reformasi yang lebih eksesif terjadi di Yugoslavia,

Polandia, dan Cina, dan yang kurang ekstensif terjadi di Bulgaria, Cekoslowakia,

Jerman Timur, dan Rumania. Akan tetapi, dari negara-negara tersebut tidak ada

satupun yang melakukan tindakan memadai dalam desentralisasi ekonomi dan

peletakan kepercayaan pada pasar sebagaimana digambarkan dalam teori sosialisme

pasar. Suprastruktur dasar dari sistem yang sangat tersentralisir dan sangat

birokratis secara praktis tetap utuh dan tidak berubah di mana pun. Dengan

demikian, problem yang perlu dibicarakan oleh negara-negara ini—seperti

menurunnya produktivitas dan pertumbuhan, kian akutnya kekurangan dan

rendahnya kualitas barang-barang—tetap tidak teratasi. Ketika hal-hal ini mencapai

tingkat yang tak dapat ditolerir, rezim komunis runtuh seperti permainan domino di

seluruh enam negara Eropa Timur di tahun 1989.

Keruntuhan Uni Soviet tidak serta merta diikuti melemahnya ideologi

sosialisme. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya Cina. Negara sosialis ini muncul

dan menggeliat menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia. Produk-produk

Cina bermunculan menjadi kompetitor produk ekonomi Asia atau pabrikan Barat

lainnya. Barang elektronik dan otomotif dari Cina telah merambah ke berbagai

penjuru dunia. Ini adalah contoh bahwa Cina mulai menunjukkan kekuatan

ekonominya di dunia.11

Rezim Cina juga barangkali akan terlempar andaikan ia tidak menggunakan

kekuatan brutal untuk menekan gerakan kebebasan yang menemukan ekspresinya di

lapangan Tiananmen tahun 1989. Kehadiran Deng Xiaoping, sebagai perintis

reformasi Cina , dikenal dengan visi kreatifnya, yang mengawinkan sosialisme yang

sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi sebagai

10 Lihat Michael Karen, “The New Economic System in the GDP : An Obituary”, Social Studies,(April 1973), 554-587; Janos Kornai, “The Hungarian Reform Process : Visions, Hopes andReality”, Journal of Economic Literature, (December 1986), 1687-1737; Kongres Amerika Serikat,Komite Ekonomi Gabungan, East European Economies : Slow Growth in the 1980s (1986), vol. 3;Dwight H. Perkins, “Reforming Cina’s Economic System”, Journal of Economic Literature, (June1988), 601-645; dan William F. Robinson, The Pattern of Reform in Hungary (New York: Praeger,1973), 193.

11 Idrus Affandi, ”Pendidikan Bela Negara”, dalam [email protected] (25Maret 2008).

Page 12: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

12

produk perkawinan yang dikenal sebagai ”sosialisme dengan karakteristik Cina”12

adalah sistem ekonomi sosialisme dan kental dengan perencanaan sentralistik

menuju sistem ekonomi pasar.

Cina, yang boleh disebut sebagai raksasa terakhir pengemban komunisme di

muka bumi ini, dalam kenyataannya tidak lagi sepenuhnya komunis. Memang

kekuasaan tunggal masih di tangan satu partai, Partai Komunis, tetapi realitas Cina

lebih menampilkan sebuah variasi yang mengisyaratkan secara nyata bahwa Cina

sudah mengalami berbagai perubahan. Perusahaan-perusahaan milik negara

memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi investasi asing

mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat.

Akibatnya, wajah Cina tampil sebagai campuran sosialisme dan kapitalisme.

Cina membangun sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’, sebuah sistem ekonomi di

mana kepemilikan publik merupakan arus utama, disamping itu perusahaan-

perusahaan negara yang ada dikembangkan agar mendapat untung dan berjalan

efisien seperti perusahaan-perusahaan swasta. Dalam jangka panjang, Cina--dengan

kran investasi asing dan campur tangan negara--telah berhasil meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Cina.

Dengan demikian, perekonomian Cina menggambarkan secara jelas upaya-

upaya yang dijalankan untuk menggairahkan ekonomi Cina. Pemerintah membuka

peluang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan swasta dengan menutup atau

menjual perusahaan-perusahaan milik negara. Lebih dari 50.000 perusahaan negara

sudah dijual, menyebabkan 25 juta orang menganggur. Angka pengangguran ini

menyulut kekhawatiran akan terjadinya gejolak-gejolak sosial. Dalam kaitan ini,

pengelolaan perusahaan negara dan swasta telah mengalami banyak perubahan.

Antara tahun 1989 sampai 2001, jumlah perusahaan negara anjlok dari 102.300

buah menjadi 46.800. Sedangkan jumlah perusahaan swasta meledak dari 90.000

buah menjadi lebih dari 2 juta buah.13

Bersamaan dengan langkah seperti itu, pemerintah mempertahankan

kepemilikan oleh pemerintah dalam industri-industri tertentu, kendati tidak

dijelaskan bagaimana persisnya porsi pemerintah dalam ekonomi gado-gado

12 John Lee, “the False Promise …”, 25.

13 Mudrajad Kuncoro, ”Politik Reformasi ala Cina”, dalam Gatra (31 Juli 2004).

Page 13: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

13

tersebut. Jumlah perusahaan yang dijalankan negara akan terus berkurang,

sedangkan perusahaan-perusahaan yang masih ditangani negara akan meningkatkan

kualitasnya.

Zhu Rongji, Perdana Menteri Cina, dinilai paling berjasa dalam

mentransformasi Cina menuju perekonomian pasar. Setidaknya, ini ditulis dalam

buku karya Pamela C.M. Mar dan Frank Jurgen Richter berjudul Cina: Enabling A

New Era of Changes (2003). Zhu berkeyakinan, pasar harus memainkan peran

utama, namun perlu didukung dengan corporate governance dengan payung

kepastian hukum. Zhu dinilai berhasil mengantar managed marketization bagi

ekonomi Cina. Ia tegas menolak anjuran IMF untuk mendevaluasi renminbi ketika

krisis ekonomi melanda Asia. Sebagai seorang insinyur yang memiliki latar

belakang perencanaan negara, Zhu menerapkan strategi intervensi khas negara

sosialis bersamaan dengan pengendalian makro (hongguan tiaokong) lewat

kebijakan fiskal, moneter, dan pangan. Tujuan utamanya adalah menggenjot

investasi dan konsumsi. Ia membuat “aturan main” yang jelas dan tegas bagaimana

mengelola negara yang tumbuh paling cepat dan penduduknya terbesar di dunia.

Dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Anti Persaingan Tidak Sehat, UU

Kebangkrutan untuk Perusahaan Negara, dan UU Perusahaan menunjukkan

komitmen Zhu.14

D. Kebijakan Uang Tetap Cina dan Pengaruhnya pada Negara Lain

Cina adalah satu-satunya bangsa perdagangan besar yang mematok mata

uangnya terhadap dollar. Cina menetapkan bahwa apabila Renmimbi dikonversi

dengan valuta asing, transaksi tersebut harus dilakukan dalam kurs resmi dan

melalui bank yang dikuasai negara. Mengubah mata uang Cina Renmimbi menjadi

mata uang pasar bebas dan penguatan terhadap mata uang itu akan mengecewakan

banyak masyarakat Cina. Salah satunya adalah para petani Cina yang sebagian

besar adalah petani miskin, yang masih tetap sebagai produsen tanaman berbiaya

tinggi dan tidak akan mampu bersaing dengan petani dunia yang lainnya yang lebih

efisien. Jika nilai mata uang Cina naik, harga panenan luar negeri akan turun di

bawah harga biasa petani Cina ketika menjual hasil panenannya. Hal ini akan

14 Ibid.

Page 14: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

14

membuat petani Cina semakin miskin, yang berarti bertolak belakang dengan tujuan

pemerintah yang sudah ditentukan sebagai agenda utama.15

Bank sentral Cina adalah pemegang hampir seluruh dollar di negara tersebut.

Dollar bertambah terus dalam rekening pemerintah ketika perusahaan-perusahaan

Cina yang memperoleh uang dari hasil penjualan ke luar negeri menukarkan

dollarnya untuk memperoleh Renmimbi, dan ketika investor-investor asing

membawa uang ke negara tersebut untuk membeli usaha bisnis atau properti. Dalam

semester pertama tahun 2004, total cadangan valuta asing Cina mencapai lebih dari

$460 miliar, atau kurang lebih sama dengan sepertiga produk domestik brutonya.

Untuk membantu dalam mengendalikan mata uangnya dan untuk menghalangi

kemungkinan munculnya pasar gelap yang besar, Cina menawarkan suatu insentif

kepada bisnis dan warganya untuk menukarkan dollar mereka kepada banker-bankir

pemerintah. Pemerintah akan membayar dollar dengan lebih tinggi, dengan

mengembalikan lebih banyak dalam mata uang Cina daripada yang mungkin akan

ditawarkan pembeli di pasar bebas andaikata renmimbi tidak dikendalikan.

Tabel 2Bank of China Exchange Rates in RMB

Mata Uang RMB 2005 2006 2007

US Dollar 100 741 735.06 743.96

Hong Kong Dollar 100 95.13 94.37 95.49

Japanese Yen 100 6.6425 6.5025 6.6959

Euro 100 1083.46 1060.61 1092.16

Swiss Franc 100 657.87 644 663.15

British Pound 100 1516.99 1485.01 1529.18

Canadian Dollar 100 765.38 749.24 771.53

Australian Dollar 100 661.45 647.51 666.77

New Zealand Dollar 100 562.77 567.29

Dalam waktu sekian lama, hanya sedikit perusahaan dan negara yang

mengeluhkan kebijakan-kebijakan Cina tersebut. Terdapat sejumlah faktor yang

menyebabkannya. Pertama, perekonomian negara Cina tidak cukup makmur atau

cukup besar sehingga tidak perlu dicemaskan. Kedua, ketika krisis keuangan Asia

di akhir tahun 1990-an dan mata uang Korea, Indonesia, dan Thailand ambruk, Cina

15 Ted C. Fishman, China Inc., ibid, hal. 346.

Page 15: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

15

yang mestinya dapat mendevaluasi mata uangnya, terhambat oleh patokan dollarnya

dan dipuji karena membawa stabilitas bagi situasi yang sangat berubah-ubah.

Ketiga, ketika perekonomian Negara-negara yang mengalami kesulitan tersebut

membutuhkan beberapa tahun untuk mulai pulih kembali, perekonomian Cina tetap

saja berjalan tanpa hambatan, dan renmimbi yang dipatok tersebut menjadikan

ekspornya sebgai barang murah yang tidak mungkin ditolak di dunia luar dan

menarik investasi asing yang mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Namun sekarang ini, Cina mematok nilai tukar mata uangnya terlalu jauh di bawah

harga yang sesungguhnya andaikata Renmimbi boleh diperdagangkan dengan bebas

di bursa mata uang dunia.

Jeffrey A. Frankel16 menyatakan, “legalitas kebijakan mata uang Cina adalah

masalah kecil karena hamper tidak ada yang dapat dilakukan sebuah pemerintahan,

bahkan pemerintahan AS, untuk mengubah bagaimana negara besar lainnya

memutuskan untuk menjalankan mata uangnya”. Sementara Li Rigou17

menyatakan, “Kalau Anda memaksa Cina berubah, tindakan tersebut akan

merugikan AS. Anda membinasakan angsa yang akan memberi Anda telur emas”.

Kebenaran-kebenaran yang bertahan lama ini terkait dengan tujuan-tujuan paling

dasar yang tidak mungkin disangkal negara tersebut dalam waktu dekat. Cina harus

membangun untuk mengangkat rakyatnya dari kemiskinan dan itu bergantung pada

mata uang yang menawarkan harga-harga murah pada seluruh perekonomian negara

itu.

Dari sudut pandang AS, mungkin akan terlihat bahwa permintaan dunia untuk

barang-barang Cina jauh melampaui permintaan Cina untuk produk-produk dunia.

Namun masalahnya tidak seperti itu, ekspor Cina kurang lebih sama dengan nilai

impornya. Bahkan di tahun 2004 impor Cina melebihi nilai ekspor Negara tersebut.

Dengan demikian, dilihat dari sudut permintaan, mata uang Cina tampaknya akan

menghadapi sedikit tekanan ke atas, kecuali kalau warga swastanya telah membawa

uang asing ke Cina untuk membeli aset-aset lokal, suatu kecenderungan yang

tercermin dalam cadangan dollar Amerika yang sangat besar di Cina. Sendainya

Cina benar-benar membelanjakan dollarnya, negara itu dapat membanjiri pasar

16 Ekonom yang menjabat sebagai anggota Dewan Penasehat Ekonomi dalam pemerintahan BillClinton, dan sebagai dosen di Kennedy School of Government di Harvard.17 Deputi Gubernur Bank Sentral Cina tahun 2004.

Page 16: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

16

dunia dengan mata uang Amerika dan dengan cepat menurunkan nilainya. Namun

Cina dengan cerdasnya tidak tertarik menurunkan nilai dollar. Oleh karena itu, Cina

tidak menjual dollarnya, tetapi meminjamkannya kepada Amerika Serikat dengan

membeli surat utang AS. Dengan cara seperti itu Cina sebenrnya tidak saja

menaikkan mata uang AS, melainkan juga menaikkan utang Amerika Serikat secara

keseluruhan. Selanjutnya pembelian Cina besar-besaran terhadap obligasi

pemerintah AS dan bentuk-bentuk utang pemerintah dan swasta lainnya berperan

untuk mendorong jatuh suku bunga AS ke bawah. Akibat Cina menjadi negara

pemberi pinjaman yang agresif, membuat orang-orang AS dapat meminjam uang

dengan suku bunga yang rendah. Suku bunga yang rendah di AS membantu

mempertahankan suku bunga yang rendah di seluruh dunia.suatu berkah bagi para

peminjam di mana-mana. Ketika nilai euro meningkat terhadap dollar, misalnya

barang-barang Cina akhirnya menjadi lebih murah untuk dibeli orang-orang Eropa,

dan investasi di Cina dari Eropa makin terjangkau seluruhnya.

Dampak lainnya, oarang-orang Cina yang rajin menabung juga akan

menderita karena deposito bank mereka tertahan dalam rekening yang memperoleh

tingkat pengembalian yang rendah sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, ketika

pemerintah sesungguhnya menyedot uang dari para penabung untuk

mempertahankan pematokan mata uangnya tersebut.

E. Politik dan Reformasi Sistem Ekonomi Cina

Pemikiran Deng Xioping yang dikenal dengan Deng Xioping Theory

kemudian dinyatakan sebagai “Sosialisme dengan Karakteristik Cina”. Konsepsi

ini terus dipertahankan dalam kepemimpinan Jiang Zemin.18 Kalau Mao Zedong

mempunyai teori “Socialist Revolution”, Deng Xioping mempunyai teori Chinese

Socialisme. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai pimpinan Cina generasi

ketiga, Jiang Zemin mengenalkan teori untuk menghadapi abad XXI dengan teori

Three Representative (3 kepeloporan), yaitu; Conception Patriotism, the Communist

Parties Role, and Building of a Socialist Market Economy in Cina.

18 A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen LuarNegeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001).

Page 17: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

17

Posisi Jiang Zemin, sebagai pemimpin ideologi pengganti Deng Xioping,

mampu mengantarkan Cina menuju kemajuan abad 21. Kegagalan kedua

pendahulunya, yaitu; Hu Yaobang (1987) dan Zhao Ziyang (1989) yang dipecat dari

kedudukannya sebagai Sekjen PKC karena “genggaman atas peradaban materi

terlalu ketat, sedangkan peradaban spiritual terlepas”. Kata-katanya di depan

Asosiasi Pengarang Cina “janganlah menyebut-nyebut lagi tentang pemberantasan

polusi spiritual maupun liberalisasi borjuis”. Dalam memperhatikan sosialisme

sebagai ideologi, terdapat dua kelompok besar yang mempunyai pendekatan yang

berbeda.19

Golongan konservatif senantiasa berusaha agar sosialisme tidak memudar

sebagai akibat kemajuan yang dicapai oleh kebijakan keterbukaan dan reformasi. Di

lain pihak golongan reformis dengan gigih berusaha untuk mengembangkan

sosialisme modern agar proses reformasi dapat berkelanjutan. Golongan reformis

menekankan kepada kekuatan sistem hukum untuk menjamin ketahanan ideologi

rakyat serta hukum pula yang mengatur pembagian kewenangan di antara lembaga

Partai Komunis Cina dan pemerintahan.20

Ketidaklestarian kebijakan perekonomian sosialis telah terbukti dan

dikonformasikan secara empiris. Indikatornya adalah sistem sosialis berimplikasi

negatif dan berakhir dengan kemiskinan, kesengsaraan dan kehancuran. Di lain

pihak suatu rezim partai--apapun basis ideologinya--yang menggabungkan politik

otoriter yang bersifat monopolistik dengan kebijakan ekonomi pasar memiliki

peluang yang baik untuk survive, seperti yang kita saksikan di Cina.21

Reformasi-reformasi ekonomi tidak disertai dengan demokrasi politik.

Kediktatoran politik dan penindasan politik telah melumpuhkan reformasi ekonomi

dan tidak mengizinkannya berjalan secara penuh. Reformasi-reformasi mengambil

arah yang sesuai dengan kepentingan tetap rezim-rezim penindas. Pelaksanaan

reformasi yang parsial dan setengah-setengah tidak dapat mengarah pada

revitalisasi ekonomi yang diperlukan. Dengan begitu, tujuan-tujuan tetap tidak

19 Ibid.

20 Yuian Wang, Business Culture in China (Singapore: BH Asia, 1998).

21 Rainer Adam, “Chaves atau Kematian”, dalam Kedai-Kebebasan.org, (28 Maret 2008).

Page 18: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

18

terwujud. Korupsi dan inefisiensi juga terlalu banyak menyedot sumber daya yang

mengarah pada kekurangan dan kesulitan yang serius.

Namun demikian, sekalipun reformasi ekonomi tersebut dibarengi dengan

demokrasi politik, ia tetap tidak mencukupi. Penggantian cara kerja birokrasi yang

lambat dengan desentralisasi dan aturan-aturan pasar tidak diragukan akan

membantu memperkenalkan efisiensi yang lebih besar dari alokasi sumber daya,

tetapi tidak lebih dari apa yang ada dalam industri-industri negara di negara-negara

ekonomi pasar. Ketiadaan pemilikan swasta atas sarana produksi dan inisiatif yang

diciptakannya, akan tetap menyakitkan.

Apalagi, keadilan yang lebih besar, yang bahkan ekonomi pasar telah gagal

memenuhinya, tidak dapat dicapai melainkan jika reformasi yang direncanakan oleh

sosialisme pasar telah didesain dalam kerangka suatu pandangan dunia yang

memungkinkan. Hanya ini yang akan memungkinkan beroperasinya mekanisme

filter, sistem motivasi, dan restrukturisasi sosio-ekonomi dan keuangan yang

dikehendaki bagi terealisasinya tujuan. Sebuah strategi efektif dengan begitu tidak

dapat dikembangkan. Negara-negara ini, karenanya, tidak sekedar tidak mampu

memenuhi semua kebutuhan, tetapi juga terperangkap dalam sejumlah problem

makroekonomi yang telah dianggap oleh kaum sosialis dengan ciri-ciri kapitalisme,

yakni defisit anggaran, inflasi, pengangguran dan hutang luar negeri yang tinggi.

Karenanya, ketidakmerataan yang juga timbul melahirkan kekacauan sosial.

Dengan reformasi sistem ekonomi, Cina berhasil menerapkan politik “pintu

terbuka”, modal asing diundang masuk dengan diberi banyak kemudahan. Untuk

perizinan cukup menghubungi Kantor Investasi Asing. Untuk investasi minimal

US$30 juta, aplikasi investasi baru harus mendapat izin dari pusat. Namun, di

bawah jumlah itu, cukup menghubungi Kantor Investasi Asing di daerah. Waktu

persetujuan investasi asing maksimal tiga hari. Bila lebih dari tiga hari tidak ada

pemberitahuan dari kantor ini, otomatis permohonan investasi dianggap diterima.

Selain itu, modal asing diperkenankan memiliki aset 50 hingga 70 tahun.

Akibatnya memang luar biasa. Investasi asing langsung (FDI) berbondong

masuk ke Cina.22 Pada 1998-2001 saja, FDI mencapai lebih dari US$ 73 milyar.

22 Cuneyt Koyuncu dan Pasim Yilmaz, “Can China help Lower World Inflation”, EmergingMarket Finance and Trade, vol. 42, no. 2 (March-April 2006), 93.

Page 19: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

19

Tahun 2002 meningkat 20%.23 Cina mulai menggantikan Amerika Serikat sebagai

tempat paling menarik bagi FDI. Rekor FDI yang masuk ke Cina terbukti paling

tinggi dibandingkan seluruh negara di kawasan Asia.24 FDI ini secara geografis

terkonsentrasi di kawasan pesisir timur dan selatan Cina, terutama di Delta Sungai

Pearl dan Sungai Yangtze.

Kota metropolitan di Provinsi Guangdong ini berpenduduk sekitar 10 juta

jiwa. Gedung-gedung pencakar langit dan fly over menghiasi cakrawala kota

terbesar nomor lima di Cina ini. Hotel, diskotek, dan pub--demikian juga waralaba

seperti McDonald’s, Kentucky, Pizza Hut--bertebaran di seluruh penjuru kota.

Pertumbuhan bangunan modern difokuskan di bagian timur, sedangkan dimensi

tradisional dipertahankan bagian barat kota.

Apalagi Cina dengan penduduk 1,3 milyar jiwa, Cina dikenal sebagai negara

dengan populasi terpadat di dunia. Apalagi negeri ini tumbuh pesat di atas 7 % per

tahun selama 10 tahun terakhir. Bagi investor dan perusahaan mana pun, ini berarti

pasar megabesar dan menggiurkan. Ini ditambah dengan kebijakan pemerintah yang

amat terbuka dalam menarik investor asing, serta antikorupsi.

Ini tentu buah reformasi. Reformasi penting yang lain adalah privatisasi25

besar-besaran atas badan usaha milik negara (BUMN). Pemerintah Cina sadar

bahwa BUMN yang tidak efisien menimbulkan beban bagi APBN dan pertumbuhan

ekonomi. Untuk itu, strategi reformasi BUMN yang terpenting adalah ”memisahkan

administrasi dari perusahaan”, artinya, negara menarik diri dari semua sektor di

mana sistem pasar lebih efektif, menghilangkan monopoli BUMN, membiarkan

mekanisme pasar dalam alokasi sumber daya, serta mendorong reorganisasi seluruh

sektor dan komersialisasi perusahaan. Di bawah rezim penganut sosialisme yang

fanatik, tadinya terdapat ribuan BUMN. BUMN yang kecil–kecil dan tidak efisien

mengalami program privatisasi dan restrukturisasi aset. Hasilnya, sekarang tinggal

sekitar 500 BUMN dengan skala besar dan strategis, terutama yang memberikan

pelayanan publik. Tak kalah penting adalah rekor Cina dalam memberantas korupsi.

23 Bank of China Group, “Is Deflation Made in China”, dalam www.tdctrade.com/econforum/boc/boc021001.htm (October 2007)

24 Koyuncu, “Can China help …”, 94.

25 Marangos, “Was Market …”, 71.

Page 20: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

20

Diyakini bahwa sumber korupsi akibat adanya ”monopoli administratif”.

Dengan kata lain, pemerintah berperan sebagai regulator, wasit, dan pemain

sekaligus. Maka, ketiga komponen ini perlu dipisah. Biarkan pemerintah tetap

sebagai regulator dan wasit, tapi pemainnya diserahkan kepada swasta. Sebagai

wasit, ia harus bersih. Karena itu, agar bersih, tiap bulan para pejabat Cina harus

melaporkan asetnya kepada publik. Begitu terbukti korupsi, hukuman tembak mati

sudah menunggu.

F. Perdagangan Luar Negeri dan Pertumbuhan Ekonomi Cina

Ekspor barang-barang jadi/manufaktur merupakan sasaran utama ekonomi

Cina terlihat dengan besarnya produksi listrik Cina yang mencapai sekitar 280 ribu

MW (250 juta kWh per tahun, tahun 2006) dan tumbuh hampir 20% pertahunnya.

Kapasitas terpasang pembangkit listriknya mencapai 600 ribu MW. Produksi listrik

Indonesia nampak kerdil dibandingkan Cina. Saat ini Indonesia hanya memproduksi

15,000 MW dan akan dinaikkan menjadi 21,000 MW ditahun 2025. Kapasitas yang

dibangun per tahunnya di Cina adalah tiga kali kapasitas di Indonesia. Besarnya

konsumsi listrik ini terutama untuk industri.

Sementara itu terkait dengan harga, maka harga Cina telah berefek pada

penurunan harga produk dari seluruh produsen lain di dunia yang menyebabkan

penghematan yang ditawarkan oleh barang-barang Cina terlihat sangat kecil. Gary

Clyde Hufbauer26 menyatakan bahwa hampir senilai satu triliun dollar harga barang

lain dipaksa turun karena Cina. Menyangkut perdagangannya dengan Amerika

Serikat, Cina mampu memberikan penghematan sebesar 20 persen bagi masyarakat

Amerika Serikat, dan ini jauh lebih besar dibandingkan penghematan yang dapat

diberikan oleh negara-negara non Cina yang hanya berkisar 3 hingga 5 persen.

Keluarga Amerika Serikat rata-rata menikmati penghematan lebih besar lagi, yaitu

mulai sekitar $500, belum lagi bonus yang didapatkan bila membeli dalam partai

besar.

26 Pakar ekonomi terkemuka dari Institute for International Economics di Washington.

Page 21: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

21

Tabel 3Data Statistik Ekonomi Cina (2006)

Indikator KeteranganPopulasi 1,322 jutaPertumbuhan Industri 22.9%Eksport $ 1 triliun (38% GDP)Neraca Berjalan $249.9 billion (9% GDP)Public debt 22.1% of GDPDebt – external $315 billionExports – partners US 21%, Hong Kong 16%, Jepang

9.5%, Korea Selatan 4.6%,

Produk-produk Cina banyak yang diekspor ke berbagai negara, di antaranya

sebanyak 21% ke AS, 16% ke Hong Kong, 9% ke Jepang, 4.6% ke Korea Selatan

dan ke Jerman 4.2%. Sebagai catatan, produk-produk Cina yang masuk ke Hong

Kong bukan untuk dikonsumsi sendiri. Negara bagian Cina yang kecil itu tidak

akan bisa menelan ekspor dari Cina sebanyak itu. Jadi produk-produk tersebut

sebagian besar diekspor lagi oleh Hongkong ke negara-negara seperti ke AS dan

Jepang. Ekspor Jepang ke AS 22.8% dari total ekspor Jepang. Demikian pula

dengan Korea Selatan, ternyata sama juga. Dengan demikian patut diduga bahwa

ada porsi yang cukup besar dari bahan-bahan komoditas yang dibeli dari Cina

bermuara ke Amerika Serikat.

Pada tahun 2003, ekspor Cina ke Amerika Serikat senilai $152 miliar lebih

besar daripada yang dibeli Cina dari Amerika. Sementara dalam kurun waktu tahun

2000 hingga 2003 ekspor Cina berupa produk perabotan kamar tidur ke Amerika

Serikat naik dari $360 juta menjadi hampir $1,2 miliar. Dalam kurun waktu tersebut

tenaga kerja di pabrik-pabrik perabotan kayu Amerika Serikat merosot sebesar 35

ribu, satu dari setiap tiga karyawan perusahaan Amerika Serikat. Sekarang sekitar

40 persen pasar perabotan Amerika Serikat berhasil dikuasai Cina.

Cina telah berperan penting sebagai pelanggan dan sekaligus sebagai

pemasok. Jepang dan Jerman mengalami surplus perdagangan dengan Cina dari

hasil penjualan mesin-mesin pabrik besar. Cina membutuhkan peralatan-peralatan

tersebut untuk dapat menghasilkan mesin dan produk elektronik sebagaimana yang

juga dihasilkan oleh Jepang dan Jerman. Dengan semakin gencarnya Cina masuk

dalam perdagagan dunia, telah menyebabkan banyak negara kehilngan sejumlah

Page 22: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

22

bisnis intinya. Sebagai contoh, Jepang telah kehilangan bisnis televisinya, Italia

telah kehilangan bisnis sutra halusnya, kemudian Jerman tidak sanggup lagi

bersaing dengan Cina dalam produk hiasan Natal, dan banyak negara penghasil

tekstil telah kehilangan bisnisnya tersebut ketika Cina merajalela dengan produk

tekstil murahnya.

Cina daratan terkenal sebagai tempat produksi biaya rendah untuk

menjalankan aktivitas pengilangan, dan ketiadaan serikat sekerja amat menarik bagi

pengelola-pengelola perusahaan asing, terutama karena banyaknya tenaga kerja

murah. Pekerja di pabrik Cina biasanya dibayar 50 sen - 1 dolar Amerika per jam

(rata-rata $0,86), dibandingkan dengan $2 sampai $2,5 di Meksiko dan $8.50

sampai $20 di AS. Buruh-buruh RRC ini seringkali terpaksa bekerja keras di

kawasan berbahaya dan mudah ditindas majikan karena tiada undang-undang dan

serikat pekerja yang bisa melindungi hak mereka. Pada akhir 2001, tarif listrik rata-

rata di Provinsi Guangdong adalah 0,72 renmimbi (9 sen AS) per kilowatt jam,

lebih tinggi dari level rata-rata di Cina daratan 0,368 renmimbi (4 sen AS). Cina

resmi menghapuskan "direct budgetary outlays" untuk ekspor pada 1 Januari 1991.

Namun, diyakini banyak produsen ekspor Cina menerima banyak subsidi lainnya.

Bentuk subsidi ekspor lainnya termasuk energi, bahan material atau penyediaan

tenaga kerja. Ekspor dari produk agrikultur, seperti jagung dan katun, masih

menikmati subsidi ekspor langsung. Namun, Cina telah mengurangi jumlah subsidi

ekspor jagung pada 1999 dan 2000.

Biaya bahan mentah yang rendah merupakan satu lagi aspek penting ekonomi

Cina. Ini disebabkan persaingan di sekitarnya yang menyebabkan hasil berlebihan

yang turut menurunkan biaya pembelian bahan mentah. Ada juga pengawasan harga

dan jaminan sumber-sumber yang tinggal dari sistem ekonomi lama berdasarkan

Soviet. Saat negara terus menswastakan perusahaan-perusahaan miliknya dan

pekerja berpindah ke sektor yang lebih menguntungkan, pengaruh yang bersifat

deflasi ini akan terus menambahkan tekanan keatas harga dalam ekonomi.

Insentif pajak "preferensial" adalah salah satu contoh lainnya dari subsidi

ekspor. Cina mencoba mengharmoniskan sistem pajak dan bea cukai yang

dijalankan di perusahaan domestik dan asing. Sebagai hasil, pajak "preferensial"

Page 23: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

23

dan kebijakan bea cukai yang menguntungkan eksportir dalam zona ekonomi

spesial dan kota pelabuhan telah ditargetkan untuk diperbaharui.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat sejumlah $125 milyar pada 2002; ekspor

Amerika ke Cina sejumlah $19 milyar. Perbedaan ini desebabkan utamanya atas

fakta bahwa orang Amerika mengkonsumsi lebih dari yang mereka produksi dan

orang Cina yang dibayar rendah tidak mampu membeli produk mahal Amerika.

Amerika sendiri membeli lebih dari yang dibuatnya dan sekalipun rakyat RRC ingin

membeli barang buatan Amerika, mereka tidak dapat berbuat demikian karena

harga barang Amerika terlalu tinggi. Faktor lainnya adalah pertukaran valuta yang

tidak menguntungkan antara Renmimbi Cina dan dolar AS yang di"kunci" karena

RRC mengikatkannya kepada kadar tetap antara 7 hingga 8 renminbi pada 1 dolar.

Pada 21 Juli 2005, Bank Rakyat Cina mengumumkan untuk membolehkan mata

uang renminbi ditentukan oleh pasaran, dan membolehkan kenaikan 0,3% sehari.

Ekspor Cina ke Amerika Serikat meningkat 20% per tahun, lebih cepat dari ekspor

AS ke Cina. Dengan penghapusan kuota tekstil, RRC sudah tentu akan menguasai

sebagian besar pasaran baju dunia.

Pertumbuhan ekonomi Cina sejak mulai reformasi ekonomi satu generasi

yang lalu tampak cukup mengesankan, yaitu tumbuh selalu di atas 7,5 persen per

tahun. Dalam tabel di bawah terlihat bahwa dalam kurun waktu 1998 hingga 2007,

pertumbuhan ekonomi mengalami trend yang meningkat. Dalam kurun waktu

hampir 30 tahun, perekonomian negara ini telah berlipat ganda hampir tiga kali

lebih. Fenomena Cina ini nampaknya tidak ada negara yang mampu menyamainya

selama ini.

Jumlah uang beredar selama tahun 1998 hingga 2007 terus mengalami

pertumbuhan, baik uang beredar dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

Penggunaan uang non kartal nampak mengalami pertumbuhan yang lebih besar

dibandingkan penggunaan uang kartal dalam perekonomian. Kondisi seperti itu

biasanya lazim terjadi ketika perekonomian suatu negara semakin modern, yaitu

semakin banyaknya masyarakat menyukai menggunakan uang giral dan uang kartu

dalam melakukan transaksi. Cadangan foreign exchange menunjukkan peningkatan

dari tahun ke tahun dalam kurun waktu yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa

cadangan Bank Sentral Cina semakin kuat untuk mem-back up mata uang

Page 24: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

24

domestiknya agar nilainya relatif tetap terhadap mata uang dollar sebagaimana yang

telah ditentukan.

Tabel 4General and Financial Indicators of the People's Republic of China

(All figures are in billions of RMB or percent unless otherwise indicated)

Main indicators 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Gross Domestic Product (GDP) 8,440.2 8,967.7 9,921.5 10,965.5 12,033.3 13,582.3 15,987.8 18,386.8 21,087.1 24,661.9

Real GDP growth 7.8 7.6 8.4 8.3 9.1 10 10.1 10.4 11.1 11.4

Consumer price index -0.8 -1.4 0.4 0.7 -0.8 1.2 3.9 1.8 1.5 4.8

Urban per capita disposable income(RMB)

5,425.1 5,854.0 6,280.0 6,859.6 7,702.8 8,472.2 9,421.6 10,493.0 11,759.5 13,786.0

Rural per capita net income (RMB) 2,162.0 2,210.3 2,253.4 2,366.4 2,475.6 2,622.2 2,936.4 3,254.9 3,587.0 4,140.0

Unemployment rate* 3.1 3.1 3.1 3.6 4 4.3 4.2 4.2 4.1 4.0

Financial indicators 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

M0 supply 1,120.4 1,345.6 1,465.3 1,568.9 1,727.8 1,974.6 2,146.8 2,403.2 2,707.3 3,033.4

% growth over previous year 10.1 20.1 8.9 7.1 10.1 14.3 8.7 11.9 12.6 12.1

M1 supply 3,895.4 4,583.7 5,314.7 5,987.2 7,088.2 8,411.9 9,597.1 10,727.9 12,603.5 15,300.0

% growth over previous year 11.9 17.7 16 12.7 16.8 18.7 13.6 11.8 17.5 21.0

M2 supply 10,449.9 11,989.8 13,461.0 15,830.2 18,500.7 22,122.3 25,321.0 29,875.6 34,560.4 40,300.0

% growth over previous year 14.8 14.7 12.3 17.6 16.8 19.6 14.6 17.6 15.7 16.7

Exchange rate (RMB/$) 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.28 8.07 7.8 7.30

Foreign exchange reserves ($ billion) 145.0 154.7 165.6 212.2 286.4 403.3 609.9 818.9 1,066.3 1,530.0

Government deficit 92.2 174.4 249.1 251.7 315 293.5 209.0 228.1 216.3 NA

Domestic debt 331.1 371.5 418.0 460.4 567.9 615.4 687.9 692.3 NA NA

Foreign debt ($ billion) 146.0 151.8 145.7 170.1 171.4 1936.3 228.6 281.0 323.0 NA

Sources: PRC National Bureau of Statistics (NBS), China Statistical Yearbook; The People's Bank of ChinaNotes:*According to official SSB figures, which do not include underemployment or the migrant population, NA = not available

Sumber : The US-China Business Council 1996-2008.

Untuk tahun 2008, berbagai pihak telah melakukan estimasi pertumbuhan

ekonomi Cina. Dari keseluruhan estimasi pertumbuhan ekonomi yang dibuat,

terlihat mengalami penurunan (hanya berkisar antara 8 hingga 11,3 persen, lihat

tabel di bawah) dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Cina yang pernah

dicapai pada tahun 2007, yaitu sekitar 11,7 persen. Banyak kalangan

memperkirakan pertumbuhan ekonomi Cina akan sedikit mengalami penurunan

pada tahun 2008. Terdapat sejumlah alasan yang dijadikan argumen dalam

membuat estimasi pertumbuhan tersebut.

Page 25: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

25

Tabel 5Estimasi Pertumbuhan GDP Cina 2008

Official PRC Government target (NBS) 08,0Asian Development Bank 10,5Deutsche Bank 10,4UBS 10,4State Information Centre (NDRC) 10,8-11,3People’s Bank of China 10,5CLSA 08,0-09,0World Bank 10,5International Monetary Fund 10,0Chinese Academy of Social Sciences 10,2JP. Morgan 10,5Morgan Stanley 10,0Goldman Sachs 10,0Merrill Lynch 10,9Standard Chartered Plc. 09,5

Sumber : The US-China Business Council, 2008Estimasi pesimis tersebut didasarkan pada rencana pemerintah Cina yang akan

melakukan kebijakan uang ketat di tahun tersebut dalam rangka untuk mencegah

over heated economics. Hal kedua yang juga menjadi dasar estimasi tersebut adalah

adanya rencana pemerintah melakukan pembatasan kenaikan harga di tahun yang

sama. Kedua hal tersebut akan menurunkan kinerja sektor riil sehingga jamlah

output yang dihasilkan akan berkurang, sehingga total produksi nasional akan turun.

Penurunan di sektor riil dan adanya kebijakan uang ketat yang akan dilakukan

tersebut akhirnya juga akan mengurangi kinerja sektor keuangan, terutama terkait

dengan pembiayaan yang diberikannya. Pemerintah Cina sendiri menargetkan

pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih rendah daripada tahun sebelumnya, yaitu

hanya 8 persen per tahun. Namun pemerintah Cina dalam mengestimasi

pertumbuhan ekonomi memang cenderung konservatif seperti tahun-tahun

sebelumnya. Pada tahun 2007 pemerintah Cina hanya menargetkan pertumbuhan

sebesar 8 persen, namun kenyataannya ternyata ekonomi Cina mampu tumbuh

sebesar 11,4 persen.

G. Teori Deng Xiaoping : Dasar Sistem Sosialis Pasar Cina

Berbekal teori Deng Xiaoping guna melengkapi doktrin sebelumnya, Republik

Rakyat Cina yang berpenduduk 1,3 milyar melangkah makin cepat. Untuk

melukiskan apa yang disebut teori Deng itu, sekilas bisa dilihat dari kehadiran

Page 26: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

26

restoran cepat saji McDonald’s dan Kentucky Fried Chicken di dekat Mausoleum

Mao Zedong, pendiri negeri itu.

Diketahui bahwa dua restoran itu berasal dari negeri yang kental dengan

kapitalisme, Amerika Serikat. Jarak antara restoran dari negeri Paman Sam dengan

tempat jenazah Mao itu hanya beberapa ratus meter, mencerminkan betapa

dekatnya hubungan RRC dengan produk ekonomi kapitalis, atau dengan kata lain,

sudah terbukanya tirai bambu yang mengelilingi Cina.

Sambil duduk di restoran itu, gedung tempat jenazah Mao yang dibalsem

dapat disaksikan dengan jelas. Tak jauh dari restoran itu ada restoran Kebab

Australia dan restoran Lotteria yang konon investornya dari Korea Selatan. Di

seputar lapangan Tiananmen ini terletak monumen sejarah Cina, seperti Gedung

Kongres Rakyat Nasional, Monumen Pahlawan dan Kota Terlarang, saksi sejarah

masa lalu Cina.

Kaum muda Beijing tak asing lagi dengan restoran asal AS itu. Setiap hari

orang berjejal untuk membeli menu yang bisa disantap dengan cepat. Apalagi

musim semi yang menambah ramainya suasana di seputar restoran. Bukan itu saja.

Di sejumlah pusat-pusat perbelanjaan modern seperti Blue Sea Shopping Center

atau di pasar-pasar tradisional, masyarakat hilir mudik. Bahkan kalangan menengah

atas Beijing kini memiliki kebiasaan baru, menghiasi rumahnya dengan bunga dan

akuarium. Muncullah pasar bunga di bagian selatan Beijing. Omset bunga pun

meningkat. “Bunga kini digemari masyarakat Beijing,” komentar Li Cuixia,

manajer taman bunga Hua Xiang. Selain bunga, fenomena lainnya, jumlah

kendaraan roda empat di Beijing bertambah 10 juta buah! Itulah perkembangan di

Beijing sesudah negeri itu menikmati GNP perkapita 655 dollar AS, ekspor dalam

12 bulan terakhir 183 milyar dollar dan cadangan devisa 141 milyar dollar.

Apakah inti Teori Deng Xiaoping yang mengubah Cina dalam dua dekade

terakhir dari negara berkembang biasa menjadi berpotensi negara maju di abad

mendatang? Jawabannya adalah membangun sosialisme dengan karakteristik Cina.

Berbekal doktrin-doktrin negara sebelumnya di antaranya dari Mao Zedong,

Deng menafsirkan ideologi negara dalam pandangan baru. Ia melihat, ideologi yang

dipegang Cina menjadi statis, tidak lagi memiliki kekuatan pendorong. Deng

berpendapat bahwa Cina bisa maju jika hidup damai berdampingan dan menyerap

Page 27: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

27

seluruh kemajuan yang dicapai negara lain. Ia lalu merasa perlu menciptakan

sebuah sistem ekonomi pasar sosialis yang dianggapnya tidak melanggar doktrin

lama. Tahun 1979 ia pernah mengatakan, “adalah tidak benar menilai ekonomi

pasar sesuatu milik masyarakat kapitalis. Mengapa ekonomi pasar tak bisa

dipraktekkan di bawah sosialisme? Ekonomi pasar pernah muncul dalam

masyarakat feodal. Karena itu bisa dilakukan di bawah sosialisme. “Saat ditanya

apa hubungan sosialisme dan ekonomi pasar? Ketika bertemu pengusaha AS tahun

1985 ia menegaskan, “hal yang penting dilakukan adalah mempercepat

pertumbuhan produktivitas sosial27.

“Wu Jie dalam Deng Xiaoping Thought (1996) menyimpulkan, ekonomi

terencana pusat bukanlah hal yang bersifat sosialis karena perencanaan juga hadir

dalam kapitalisme. Pendeknya, baik terencana atau karena pasar adalah alat-alat

ekonomi. Keduanya bisa dilakukan di negara sosialis atau kapitalis.

Kehadiran investasi asing menjadi salah satu bagian dari Teori Deng. Menurut

Wu Jie, teori ini memformulasikan bahwa RRC dapat maju jika membuka diri

terhadap dunia luar, terbuka terhadap teknologi dan investasi. Secara prinsip, teori

ini bertentangan dengan anggapan, RRC bisa berdiri sendiri dalam menghadapi

kekuatan kaum kapitalisme.

Sejak dipraktekkan tahun 1978, Cina mengalami kemajuan pesat. Dengan kata

lain, teori Deng telah terbukti benar sampai saat ini, bisa mengangkat taraf hidup

masyarakat dan sekaligus mengimbangi kekuatan kapitalis dari Barat. Karena itu,

pendukung-pendukung dan praktisi teori ini seperti Presiden Jiang Zemin dan PM

Zhu Rongji mempraktekan teori itu di Shanghai.

Seorang pejabat tinggi Cina menyatakan, jika Mikhail Gorbachev datang

membawa reformasi yang berakhir dengan hancurnya sosialisme dan bubarnya Uni

Soviet yang komunis, maka Teori Deng ini malah memajukan RRC.

27 Bagi Budiman, dalam pembangunan ekonomi, masalah sistem sosial, apakah sosialismeataupun kapitalisme, tidak menjadi persoalan benar. Keduanya jika dijalankan dengan baik,dapat berprestasi secara cukup meyakinkan. Kalau kita mau lebih luas, kita juga melihat RRCyang menggunakan sistem sosialisme, yang kini menjadi negara industri yang agresif yangmemasuki pasar dunia. Seperti yang pernah disampaikan pemimpin RRC, Deng Xiaoping: tidakpenting kucing itu berwarna hitam atau putih, selama keduanya dapat menangkap tikus”. LihatArief Budiman, “Kapitalisme atau Sosialisme : Belajar dari Dua Korea”, dalam Kompas (14Agustus 1985).

Page 28: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

28

Untuk memodernisasi Cina, Deng menyodorkan tiga tahap strategi

pembangunan. Pertama, melipatgandakan GNP tahun 1980 dan memenuhi

kebutuhan dasar pangan dan sandang rakyat pada akhir 1980-an. Kedua,

melipatgandakan lagi GNP tahun 1980 dan menjamin kehidupan yang nyaman bagi

rakyat sampai tahun 2000. Ketiga, mencapai tingkat rata-rata negara maju pada

pertengahan abad mendatang.28

Apakah Cina berambisi menjadi negara adidaya? “Cina yang modern dan

kuat, tidak mengancam tetangganya. Mereka yang meniupkan teori ancaman Cina

tidak menghendaki Asia hidup damai berdampingan,” ujar Asisten Menlu RRC

Chen Jian kepada Kompas dan dua wartawan Indonesia di Gedung Deplu yang

megah di Beijing.

Disini kemudian muncul pertanyaan, bagaimana membutktikan bahwa Teori

Deng dipandang sebagai teori yang mampu menekan inflasi? Pertanyaan ini

sesungguhnya berawal dari pertanyaan, bagaimana inflasi hampir nol persen bisa

terjadi tetapi pertumbuhan tetap terpelihara? Semua itu bisa berlangsung karena

berbekal Teori Deng.29 Mamang pada tahun 1992 inflasi sempat mencapai 22

persen, harga-harga melangit sebagai akibat memanasnya ekonomi setelah

reformasi ekonomi dilaksanakan sejak 1978.

28 Bagaimana bukti teori itu? Sejauh itu tahap pertama sudah tercapai tahun 1990 di mana GNPnegeri itu mencapai 1,74 trilyun yuan atau 2,36 kali dari tahun 1980. Pada tahun 2000 Cinamakin kuat dan menduduki ranking keenam kekuatan ekonomi dengan GNP 1,140 trilyundollar AS atau 5,02 kali tahun 1980.

29 Sebagai bukti bahwa Teori Deng dipandang sebagai teori yang membawa keberhasilan, makadapat dilihat bagaimana perjalanan inflasi di Cina. Laju inflasi di Cina, kendatipun relatif lebihkecil, juga terus mengalami perpecahan. Di Cina, ia bergerak hampir enam kali dari 2,0 persentahun 1983 hingga 11,9 persen di tahun 1985. Kenaikan harga ini menggoncangkan rakyat Cinayang telah terbiasa dengan harga tetap selama lebih dari 30 tahun. Akibatnya timbul protes dankeresahan mahasiswa, dan Hu Yaobang, ketua Partai Komunis Cina dan otak dibelakangreformasi ekonomi, harus mundur dengan tidak hormat. Pemerintahan mengumumkanpenyetopan kenaikan harga, setidaknya untuk sementara, dan menangguhkan perencanaanmenuju suatu perekonomian yang lebih berorientasikan pasar. Dengan begitu terciptakelonggaran untuk sementara di tahun 1986 ketika laju inflasi menurun ke 7,0 persen.Bagaimanapun, kran ini tidak dapat ditutup kuat-kuat dan laju inflasi meningkat pada 8,8persen tahun 1987 dan 20,7 persen tahun 1988. Dikarenakan langkah-langkah represif, tingkatinflasi turun menjadi 16,3 persen tahun 1989. Bagaimanapun, ia berpotensi untuk meningkatlebih tinggi jika inflasi yang tertekan itu dibiarkan berekspresi melalui liberalisasi ekonomi yangsesungguhnya. Lihat IMF, International Financial Statistics, Tabel tentang Harga Konsumen tahun1989.

Page 29: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

29

Zhu ketika menjadi Gubernur Bank Sentral dengan jurusnya yang piawai

memilih untuk menghentikan aliran kredit dari bank-bank pemerintah. Kran kredit

dibatasi kecuali untuk proyek yang sangat penting dan strategis. Semuanya

dilaksanakan melalui mesin pemerintahan yang efektif. Perbankan juga mendapat

“pembersihan” besar-besaran sehingga tidak sembarang kredit dikeluarkan.

Investasi di bidang properti sangat dibatasi.

Badan usaha milik negara tidak ketinggalan dari penanganan Zhu. Kebijakan

super ketat yang dilakukan Zhu terutama setelah jadi Deputi PM menjadikan

dirinya tidak populer di mata pimpinan BUMN. Namun di mata ekonom, ia

diacungi jempol. Sesudah berhasil dengan inflasi mendekati nol persen (lihat tabel

1) dan pertumbuhan bisa dipertahankan dengan angka delapan persen, ia merasakan

betapa pengangguran yang bisa mencapai 11 juta menyebabkan masalah baru.

Karena itu, ia tak segan-segan bertemu dengan karyawan BUMN yang pangkatnya

turun atau jabatannya diganti.

Tabel 6Tingkat inflasi di China30

1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 20077,5 0,4 0,7 -0,8 1,2 3,9 1,8 1,5 4,8

Tabel 7Tingkat Pengangguran di China31

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 20073,0 4,6 5,2 5,0 4,4 4,1 3,9 3,9

Dalam krisis moneter Asia saat itu semua mata mengarah kepada Zhu.

Apakah Cina akan mendevaluasi Renminbi Yuan? Itulah pertanyaan yang dijawab

tegas Zhu: “Tidak!” Persoalannya, jika yuan tidak didevaluasi, produk Cina menjadi

mahal di pasaran Asia. Itu berarti kalah dengan produk negara lain. Jika ekspor

berkurang, maka pertumbuhan pun bisa terpengaruh.

30 Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)

31 Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)

Page 30: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

30

Asia menunggu jurus baru dari Teori Deng yang dilaksanakan Presiden Jiang

dan PM Zhu setelah kemakmuran terlihat di beberapa tempat terutama di kawasan

pantai timurnya. Kemakmuran yang mulai dirasakan di sebagian wilayah Cina ini

akan memiliki ekses lain. Inilah tantangan baru Cina, memperpanjang kemakmuran

tanpa ditimpa kemalangan seperti beberapa negara Asia.32

H. Cina dalam Pasar Global

Cina dikenal sebagai sebuah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

dunia. Menurut data terakhir penduduknya adalah 1.360.429.000 jiwa, dengan

pertumbuhan penduduk rata-rata minimal 9.53%. Daerah-daerah Hachen, Guitho,

Qunghai, Hujiang dan Nugxia termasuk daerah yang cukup padat pertumbuhan

penduduknya (di atas 12%). Sementara daerah Jianpu, Hunan, Guangdong, Sidivan

termasuk daerah yang relatif banyak penduduknya, yakni di atas 70 juta jiwa (Dinas

Kependudukan Cina). Hal ini terus bergulir hingga merambah Asia Tenggara,

“tanpa kehadiran jaringan bisnis Cina yang sangat kuat ini, kawasan Asia,

khususnya Asia Tenggara tidak akan semaju sekarang”.33 Bagi mereka yang pernah

meninjau negeri Cina, memang dirasakan sebuah kesan bahwa negeri ini sedang

menyiapkan sesuatu yang besar dalam berbagai hal sebab jumlah orang yang harus

dilayani juga besar. Perkembangan ekonomi Cina begitu signifikan, sehingga

banyak kalangan ketakutan, sampai-sampai untuk masuk WTO (World Trade

Organization) yakni organisasi yang mengatur lalu-lintas perdagangan, ternyata

Cina dihambat begitu rupa hingga harus menunggu bertahun-tahun.

Pada tahun 1998 ekspor dan impor Cina mencapai 323,93 milyar US$, dengan

perincian impor 140.17 milyar $ dan ekspor 183,76 milyar $. Kenaikan pertahun

rata-rata 43,59 milyar $. Jumlah ini menjadikan Cina menempati posisi no 11 pada

urutan total ekspor-impor negara maju di dunia. Pada tahun 1998 itu total volume

ekspor-impor dengan 10 terbesar mitra dagang Cina (antara lain Jepang 57,9 milyar

32 Asep Setiawan, ”Melihat Teori Deng Xiaoping dari Dekat”, dalam Kompas (22 Maret 1998)

33 A. Prasentyantoko, Ekonomi Global (Jakarta: Gramedia, 2001).

Page 31: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

31

$ dan USA 54,94 $) sebesar 287,22 milyar, yang berarti 88,7% dari keseluruhan

ekspor-impor Cina.34

Sejak pucuk pimpinan Cina Deng Xioping mengenalkan ekonomi pasar, Cina

telah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti. Gambaran ini menurut State

Statistical Bureau, dilihat dari pertumbuhan ekonomi Cina sebesar 7,8% pada tahun

1998, 7,1% pada tahun 1999,8% pada tahun 2000 dan 7,6% untuk periode Januari–

September 2001.35

Nilai GDP tahun 1998 sebesar US$ 960, 8 milyar (7.974,8 milyard Yuan),

sedangkan pada tahun 1999 mencapai US$ 988, 6 milyar dan pada tahun 2000

mencapai US$ 1,078 trilyun. Untuk tahun 2001 dari Januari-September mencapai

US$ 810 milyar. Sedangkan tingkat pertumbuhan GDP dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 8Gross Domestic Product di China36

1990-1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 20076,5 5,8 -2,2 4,6 3,5 6,2 4,2 4,9 5,7

Untuk meningkatkan pertumbuhannya, Cina menerapkan strategi garpu

bermata tiga (a three pronged strategy), yaitu; pertama, kebijakan moneter. Tingkat

bunga telah diturunkan sebanyak 7 kali sejak tahun 1996, dengan tujuan mendorong

permintaan barang konsumsi dan menyelesaikan utang-utang BUMN dan

perbankan. Tingkat suku bunga belum mengalami perubahan sejak bulan September

1999. Saat itu Pemerintah RRC mendapatkan tekanan yang cukup besar untuk

menurunkan tingkat suku bunga. Tekanan ini didasari oleh kekhawatiran

pertumbuhan ekonomi dari 7, 9% pada kuartal kedua menjadi 7, 6% pada kuartal

ketiga tahun 2001. Menurut Pejabat State Information Center RRC, disarankan

penurunan suku bunga sebesar 0, 5% point untuk pinjaman dan deposito. Penurunan

ini membantu merevitalisasi permintaan domestik dengan mendorong tabungan dan

investasi pribadi.

34 China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT), China BusinessGuide 2000 (Beijing: CCPIT, 2001).35 Xinhua News Agency, China Facts & Figures, vol. 5, no. 22 (November 16-30, 2001).

36 Lihat http://www.imf.org (11 April 2008)

Page 32: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

32

Tingkat suku bunga RRC relatif masih lebih tinggi dibandingkan tingkat suku

bunga di Amerika Serikat atau negara-negara lain, untuk itu penurunan tingkat suku

bunga amat dimungkinkan. Di samping itu, penurunan tingkat suku bunga akan

berdampak psikologis dengan memberikan signal bahwa kebijakan moneter RRC

akan beralih dari prudent menjadi active.37

Cina juga membuat perubahan yang mendasar tentang harga melalui apa yang

disebut “price reform”. Tidak tanggung-tanggung ini adalah sebuah wujud

pelaksanaan keputusan Rapat Partai Komunis Tanggal 20 Oktober 1984 yang

mengamanatkan adanya perubahan dalam cara penetapan harga. Reformasi harga

adalah syarat mutlak untuk reformasi struktur ekonomi dan itu merupakan kunci

utama. Intinya harga itu ditentukan oleh pasar.38

Kedua, pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah meningkat tajam,

terutama karena peningkatan investasi pada infrastruktur serta investasi oleh

BUMN-BUMN kunci. Untuk membiayai pengeluaran ini, pada tahun 1998

pemerintah Cina mengeluarkan 133, 3 milyar dollar AS, tahun 1999 sebelum 162, 8

milyar dollar AS, tahun 2000 sebesar 19, 6 milyar dollar AS dan tahun 2001 hingga

bulan September sebesar 141, 7 milyar dollar AS. Kebijakan ini telah meningkatkan

pertumbuhan pertahun sebesar 2%.

Ketiga, kemajuan dalam ekspor. Subsidi ekspor langsung sejak tahun1980-an

sudah tidak memungkinkan, karena pembatasan ekspor oleh mitra dagang utama

Cina. Dalam upaya Cina untuk bergabung dengan WTO, Cina telah menghapus

kebijakan-kebijakan yang dapat menggagalkannya. Cinapun tidak melakukan

devaluasi sejak tahun 1994. Hal ini dilakukan untuk menunjukan keinginan Cina

untuk tidak ikut meningkatkan instabilitas nilai tukar dikawasan. Selain ini

devaluasi akan meningkatkan biaya ekspor, karena barang ekspor Cina masih

mengandung isian yang di impor (import content). Faktor lain adalan untuk tetap

mempertahankan dollar Hongkong terhadap dollar Amerika Serikat, juga agar tidak

mengganggu investasi asing di Cina. Volume ekspor Cina pada tahun 1998

mencapai US$ 194, 93 milyar, menunjukkan kenaikan dibanding tahun 1998 yang

37 A. Kustia, “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam Departemen LuarNegeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing (Jakarta: Deplu, 2001).

38 Wang Mengkui, China’s Economic Transformation Over 20 Years (Beijing: t.p., 2000).

Page 33: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

33

mencapai US$ 182 milyar. Pada tahun 2000 mencapai US$ 249,21 milyar,

sedangkan untuk tahun 2001 hingga bulan September, mencapai US$ 195,37

milyar, naik sebesar 7, 17% dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun yang

sama.39

Pada tahun 1997, sebagai akibat dari gejolak keuangan, pertumbuhan ekspor

Cina menurun dan pada tahun 1998 mengalami pertumbuhan ekspor nol bahkan

pertumbuhan negatif. Namun Cina mengambil langkah-langkah seperti dijelaskan

di atas dengan meningkatkan permintaan di dalam negeri, khususnya kebijakan

fiskal aktif (active fiscal policy). Loan khusus sebesar 100 milyar yuan dari bank

komersil digunakan terutama untuk investasi di konservasi air minum, jalan kereta

api, jalan raya, telekomunikasi, jaringan pembangkit tenaga listrik serta

infrastruktur lainya. Investasi ini telah mampu mengembangkan pasar.

Tingkat pertumbuhan ekonomi mulai nampak pada kwartal ketiga dan

meningkat lebih cepat pada kwartal keempat. Cina diperkirakan dalam 20 tahun

mendatang akan mengalami pertumbuhan ekonomi tujuh kali lipat apabila dapat

mempertahankan pertumbuhan rata-rata 6,5%. World Bank memperkirakan bahwa

pada tahun 2020, Cina akan menjadi negara pengekspor terbesar kedua setelah

Amerika Serikat. Namun demikian kira-kira setengah dari 300.000 BUMN

mengalami kerugian, sehingga diperkirakan akumulasi hutang mencapai seratus

milyar dollar Amerika Serikat. Untuk mengatasi masalah ini, Cina telah melakukan

langkah-langkah melanjutkan reformasi struktural di lingkungan BUMN dan sektor

manufaktur, Cina berhasil mengatasi dengan baik meskipun belum tuntas, yang

semula dikhawatirkan menyulut gejolak sosial, yaitu pengangguran massal akibat

pemutusan hubungan kerja dan kegoncangan finansial.

I. Penutup

Sistem sosialisme pasar adalah suatu sistem yang memiliki karakter berbeda

dangan sistem yang lain. Dalam sistem ini, kepemilikan faktor produksi adalah oleh

negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus

diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang

39 Chong Chor Lau and Geng Hia, China Review 1999 (Beijing: t.p., 2000).

Page 34: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

34

bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah

insentif material dan moral.

Kehadiaran sistem ekonomi ini tidak lepas dari tokoh Deng Xiaoping. Ia

adalah perintis reformasi Cina, dikenal dengan visi kreatifnya, yang mengawinkan

sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem

ekonomi hasil perkawinan ini kemudian dikenal dengan “sistem sosialisme pasar”,

yaitu ”sosialisme dengan karakteristik Cina”. Dalam sisitem soialisme di Cina,

perusahaan-perusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi

ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan

perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat. Akibatnya, wajah Cina tampil sebagai

sebuah ‘ekonomi pasar sosialis’ yang membangun sebuah sistem ekonomi di mana

kepemilikan publik merupakan arus utama. Dalam menghadapi pasar global, Cina

menerapkan politik “pintu terbuka”, yaitu modal asing diberi kran kelonggaran

untuk masuk dalam wilayah perdagangan Cina.

J. Daftar Pustaka

Adam, Rainer. “Chaves atau Kematian”, dalam Kedai-Kebebasan.org, (28 Maret2008).

Affandi, Idrus. ”Pendidikan Bela Negara”, dalam [email protected](25 Maret 2008).

Atase Perdagangan Republik Indonesia. Tinjauan Perdagangan Cina-Indonesia2000. Jakarta: tp., 2001.

Bank of China Group, “Is Deflation Made in China”, dalam www.tdctrade.com/econforum/boc/ boc021001.htm (October 2007).

Budiman, Arief. “Kapitalisme atau Sosialisme : Belajar dari Dua Korea”, dalamKompas (14 Agustus 1985).

Calder, Kent E. Asia’s Deadly Triangle. Jakarta: PT Prenhallindo, 1996.

China Council for The Promotion of International Trade (CCPIT). China BusinessGuide 2000. Beijing: CCPIT, 2001.

Fairbank, John K. The Great Chinese Rvolution 1800-1985. 1986.

Griffith, D.F. What is Socialism? : A Symposium.London: Richards, 1924.

Page 35: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

35

Huang Shao’an, HE Kun, Property-rights, Financial Stabilization Policies, andCentral Bank Independence, Research on Finanical and Economic Issues (6):3–9, 2007.

IMF, International Financial Statistics, Tabel tentang Harga Konsumen tahun 1989.

Karen, Lihat Michael. “The New Economic System in the GDP : An Obituary”,Social Studies, (April 1973).

Kongres Amerika Serikat, Komite Ekonomi Gabungan. East European Economies :Slow Growth in the 1980s (1986

Kornai, Janos. “The Hungarian Reform Process : Visions, Hopes and Reality”,Journal of Economic Literature (December 1986).

Kuncoro, Mudrajad. ”Politik Reformasi ala Cina”, dalam Gatra (31 Juli 2004).

Koesmawan, ”Perkembangan Ideologi dan Ekonomi Cina serta Hubungan denganIndonesia, Majalah Warta STIEAD, no. 31, th. 11, 2002.

Koyuncu, Cuneyt dan Pasim Yilmaz. “Can China help Lower World Inflation”,Emerging Market Finance and Trade, vol. 42, no. 2 (March-April 2006).

Kustia, A. “Hubungan Indonesia dan Republik Rakyat China”, dalam DepartemenLuar Negeri Republik Indonesia, Laporan KBRI-Beijing. Jakarta: Deplu,2001.

Lau, Chong Chor and Geng Hia. China Review 1999 (Beijing: t.p., 2000).

Lee, John. “the False Promise of Market Socialism in China”, Policy, vol. 23, no. 3(Spring 2007).

Lerner, Warren. A History of Socialism and Comunism in Modern Time : Theorists,Activists and Humanists. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, 1982

Lichtheim, George. A Short History of Socialism. 1978.

Mengkui, Wang Mengkui. China’s Economic Transformation Over 20 Years.Beijing: tp., 2002.

Morangos, John. “Was Market Socialism a Feasible Alternative for TransitionEconomies”, International Journal of Political Economy, vol. 35, no. 3 (Fall2006).

Morris Goldstein, Adjusting China’s Exchange Rate Policies, The InternationalMonetary Fund's seminar on China's Foreign Exchange System, Dalian,China, May 26-27, 2004.

Perkins, Dwight H. “Reforming Cina’s Economic System”, Journal of EconomicLiterature (June 1988).

Prasentyantoko, A. Ekonomi Global. Jakarta: Gramedia, 2001.

Page 36: SOSIALISME PASAR: SEBUAH REFORMASI SISTEM …antonbawono.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/50/... · Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh

36

Robinson, William F. The Pattern of Reform in Hungary. New York: Praeger, 1973.

Setiawan, Asep. ”Melihat Teori Deng Xiaoping dari Dekat”, dalam Kompas (22Maret 1998).

The Economist, A Survey of the World Economy - The Real Great Leap Forward, 2Oktober 2004.

The US-China Business Council, Forecast 2008 China’s Economy, 2008.

Thomas Klitgaard dan Karen Schiele, The Growing U.S. Trade Imbalance withChina, Current Issues in Economics and Finance, Federal Reserve Bank ofNew York, May, Vol 3, No 7, 2007.

Wang, Yuian. Business Culture in China. Singapore: BH Asia, 1998.

Wilczynski, J. The Economics of Socialism. 1978.

Xinhua News Agency. China Facts & Figures, vol. 5, no. 22, (November 16-30,2001).