SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM MENINGKATKAN CURRENT IMAGE RADIO DAKTA 107 FM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh: Abdullah Hanif NIM: 11140510000114 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M
124
Embed
SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42453/1/ABDULLAH... · internet dan media sosial yang semakin di gandrungi masyarakat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM
MENINGKATKAN CURRENT IMAGE RADIO DAKTA
107 FM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
Oleh:
Abdullah Hanif
NIM: 11140510000114
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
SOSIALISASI PROGRAM DAKTA PEDULI DALAM
MENINGKATKAN CURRENT IMAGE RADIO DAKTA
107 FM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos.)
oleh:
Abdullah Hanif
NIM: 11140510000114
Dosen Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si
NIP. 196502071991032002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Sosialisasi Program Dakta
Peduli Dalam Meningkatkan Current Image Radio Dakta 107
FM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
pada Kamis, 4 Oktober 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 4 Oktober 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr. Hj. Roudhonah, M.A. Fita Fathurokhmah, M.Si NIP. 195809101987032001 NIP. 198306102009122001
Anggota
Penguji I Penguji II
Dr. Ibnu Qoyim, M.A. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM NIP. 195411241984031002 NIP. 195501011983021001
Dosen Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 196502071991032002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata
1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya
orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Oktober 2018
Abdullah Hanif
i
ABSTRAK
ABDULLAH HANIF
Nim: 11140510000114
Sosialisasi Program Dakta Peduli dalam Meningkatkan Current Image
Radio Dakta 107 FM Teknologi semakin hari semakin berkembang. Media baru
bermunculan seperti internet dan media sosial yang semakin di gandrungi
masyarakat karena dapat diakses dengan mudah dan cepat. Disisi lain, media
lama seperti televisi dan radio tetap mendapatkan tempat di masyarakat
karena memiliki segmentasi yang berbeda. Salah satunya adalah Radio Dakta
107 FM yang berlokasi di Kota Bekasi. Radio Dakta termasuk radio lama
karena sudah berdiri 26 tahun. Selama 26 tahun tersebut telah banyak
mengalami banyak perubahan sampai sekarang radio Dakta adalah radio
informasi yang kental dengan muatan-muatan Islam. Radio Dakta mempunyai
salah satu program unggulan yaitu dakta peduli. Dakta peduli adalah program
sosial untuk menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan. Program ini
harus di sosialisasikan dengan benar agar current image dari Radio Dakta
bisa meningkat di mata masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma
konstruktivis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah
deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan kejadian pada saat ini
ataupun kejadian yang sudah lampau. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam
dengan narasumber.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori citra dari
Frank Jefkins. Frank Jefkins dalam bukunya public relations edisi kelima
membagi citra kedalam lima jenis. Lebih khususnya penelitian ini akan
menggunakan teori citra yang berlaku (current image), yakni suatu citra atau
pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
Current image tidak selamanya sesuai dengan kenyataan karena semata-mata
terbentuk dari pengalaman orang-orang yang serba terbatas. Current image
berkaitan dengan sosialisasi dan informasi-informasi mengenai suatu
organisasi yang didapatkan masyarakat.
Dari penelitian ini ditemukan tiga hal. Pertama, program Dakta Peduli
disosialisasikan melalui siaran on air bekerja sama dengan divisi program
siaran. Siaran on air dilakukan tiga kali per program siaran setiap hari setelah
rancangan kegiatan selesai dibuat. Kedua, program Dakta Peduli
disosialisasikan melalui off air. Ada lima cara yang dilakukan untuk
mensosialisasikan secara off air yaitu: media sosial, website, mengajak media
lain mensosialisasi, mengajak secara langsung, dan melalui sponsorship.
ii
Sosialisasi melalui off air dilakukan untuk menjangkau orang-orang yang
jarang mendengarkan siaran Radio Dakta agar mengetahui tentang kegiatan
Dakta Peduli. Ketiga, faktor pendukung dari mensosialisasikan Dakta Peduli
adalah mempunyai radio sendiri, inovatif dalam mensosialisasikannya, dan
dibantu divisi lain. Sedangkan faktor penghambat mensosialisasikannya
adalah kekurangan sumberdaya manusia, dan kurang aktif di website.
Kata Kunci: Dakta Peduli, Citra, Current Image, Sosialisasi, Radio
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji dan syukur tercurah bagi Allah SWT tuhan
semesta alam yang telah memberikan kekuatan, kemampuan dan kemudahan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas penelitian skripsi ini. Shalawat
dan salam tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat akhir jaman ini, dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Peneliti menyadari dalam penulisan skripsi ini peneliti mendapat
banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
3. Drs. Masran, M.A, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
4. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku dosen penasehat akademik juga
dosen pembimbing skripsi. Terimakasih telah banyak membantu dan
mengarahkan selama perkuliahan.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih atas semua ilmu dan kebaikan hati yang
telah diberikan selama perkuliahan didalam maupun diluar kelas.
Semoga peneliti dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.
iv
6. Kepada orangtua dan keluarga peneliti, ayahanda Ade Budi Mulyana
dan ibunda Murwati. Nenek tercinta Hj. Saonah juga adikku Wilda
dan Husain. Terimakasih atas semua dukungan dan bantuannya
selama ini. Semoga peneliti dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi
dari hari ke hari.
7. General Manager radio Dakta, Suyanti, SE yang telah mengizinkan
peneliti melakukan penelitian di radio Dakta.
8. Ustadz Warsono Bisri, selaku koordinator pelaksana program dakta
peduli.
9. Seluruh karyawan radio Dakta mbak Syifa, mbak Desi, bang Wawa,
bang Fajar, dan karyawan radio dakta yang lain. Terimakasih sudah
berbagi ilmu dan pengalaman. Serta membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar KPI 2014 terutama KPI C 2014. Terimakasih atas
pengalaman dan suka dukanya selama perkuliahan. Semoga
kebersamaan kita selama empat tahun tidak terputus walaupun
perkuliahan telah usai.
11. Anak-anak Kuat Iman Project, KPI B Squad, Brain Stroaming, dan
Mahasiswa Tangguh. Terimakasih telah menemani selama peneliti
menimba ilmu di KPI. Don’t Stop Playing Because We Grow Old.
Semoga kebersamaan kita terus terjaga. Maaf tidak disebutkan satu
persatu agar tidak kepanjangan.
12. Teman-teman bimbingan skripsi bu Arma. Siti Sakhinah, Trihartanti,
dan Neisya. Terimakasih atas kebersamaannya selama skripsi.
13. Keluarga besar LDK Syahid. Terimakasih atas tiga tahunnya.
Terimakasih sudah memberi banyak pelajaran bermakna. Terimakasih
v
sudah menerima saya dengan semua kekurangan dan ketidaktahuan
saya. Kita adalah saudara.
14. Anak-anak asrama putra. Terimakasih telah berbagi banyak
pengalaman dan banyak hal yang sudah kita lalui bersama. Sukses
buat kita semua.
15. Para pedagang makanan murah di sekitar UIN. Terimakasih telah
membantu mahasiswa dengan uang seadanya tetap bisa makan enak.
Semoga keberkahan menghampiri kita semua.
16. Lia Syam Arif. Terimakasih telah menemani dengan semua
kebawelan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan hingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi.
Ciputat, September 2018
Abdullah Hanif
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
BAB I ..................................................................................................................... 1
citra, erat kaitannya dengan kemampuan pemimpin dalam
menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual
maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi
dan manajemen waktu atau perusahaan dalam mengelola
sumberdaya untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien, yang mencakup menyampaian informasi, berita,
laporan, serta menjalin hubungan dengan orang.10
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa citra
bukanlah semata mata timbul secara tiba-tiba tetapi
melalui proses manajemen. Merupakan tugas public
9 Muwafik Saleh, Public Service Communication (Malang: UMM Press, 2010)
h. 88 10
Muwafik Saleh, Public Service Communication (Malang: UMM Press, 2010) h. 89
26
relations lah yang mengupayakan langkah untuk
mengarahkan dan memoles citra yang telah disepakati
oleh perusahaan tersebut. Tentunya tugas ini tak lepas dari
kinerja pemimpin yang harus bisa mengkoordinasikan
perintah ke tiap elemen perusahaan.
3. Proses Terbentuknya Sebuah Citra
Identitas dan citra perusahaan terbentuk oleh
keseluruhan persepsi dari stakeholders yang sudah ada
maupun yang potensial seperti pelanggan pemasok,
karyawan, masyarakat umum, dan pemerintah.11
Dari
beberapa stakeholders tersebut, karyawan merupakan
stakeholders yang memegang peranan penting dalam
suatu perusahaan. Karena karyawanlah yang berinteraksi
langsung dengan para pelanggan.
Reputasi diawali dari identitas organisasi sebagai
starting point atau titik pertama yang tercermin dari nama
perusahaan, logo, kemudian tampilan fisik berupa
seragam atau alat transportasi, dan kemudian latar
belakang sejarah perusahaan. Reputasi merepresentasikan
jaringan reaksi afektif atau emosional baik itu reaksi baik
atau buruk, kuat atau lemah, dari konsumen, investor,
11
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Strategi PR menghadapi krisis, mengelola isu, membangun citra dan Reputasi perusahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011) h. 308
27
karyawan, dan publik terhadap nama perusahaan.12
Reputasi mencerminkan persepsi publik terkait mengenai
tindakan-tindakan organisasi yang telah berlalu dan
prospek organisasi dimasa yang akan datang. Reputasi
merupakan asset berharga dari kebanyakan bisnis yang
ada saat ini.13
Sebuah reputasi yang baik dibangun atas dasar
persepsi stakeholder yang kemudian dibangun setelah
mereka membandingkan kinerja perusahaan dengan
harapan-harapannya. Reputasi juga memainkan peran
penting dalam nilai masa depan bisnis dengan
memengaruhi perilaku stakeholder, dan karenanya
mendapatkan potensi dan prospek masa depan. Semakin
berkembangnya teknologi, jika suatu berita buruk
menerpa perusahaan, maka ini akan merusak reputasi
perusahaan dalam sekejap. Karena pada umunya
keyakinan dan kepercayaan publik jika hilang sulit
mengembalikannya.
Menurut Frank Jefkins dalam buku Essential of
Public Relations menyebutkan bahwa citra adalah kesan
yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian
seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin
12
Muwafik Saleh, Public Service Communication, (Malang: UMM Press, 2010) h. 90 13
Firsan Nova, Crisis Public Relations: Strategi PR menghadapi krisis, mengelola isu, membangun citra dan Reputasi Perusahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2011) h. 311
28
Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi
menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang
realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah
dunia menurut persepsi.14
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public
Relations dan buku lainnya Essentials of Public Relations
mengemukakan jenis-jenis citra, antara lain:
1. The mirror image (cerminan citra), yaitu
bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap
public eksternal dalam melihat perusahaannya.
2. The current image (citra saat ini), yaitu citra
yang terdapat dalam public eksternal, yang
berdasarkan pengalaman atau menyangkut
miskinnya informasi dan pemahaman public
eksternal. Citra ini bisa saja bertentangan
dengan mirror image.
3. The wish image (citra yang diinginkan), yaitu
manajemen menginginkan pencapaian prestasi
tertentu. Citra ini diaplikasikan untuk sesuatu
yang baru sebelum public eksternal memeroleh
informasi secara lengkap.
4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu
sejumlah individu, kantor cabang, atau
perwakilan perusahaan lainnya dapat
membentuk citra tertentu yang belum tentu
14
Soleh Soemirat dan Elviro Ardinanto, Dasar-dasar public relations, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) h 114
29
sesuai dengan keseragaman citra seluruh
organisasi atau perusahaan.
5. Corporate Image (Citra Perusahaan), yaitu
citra yang tertuju pada sosok perusahaan
sebagai tujuan utamanya, bagaimana
menciptakan citra perusahaan yang positif,
lebih dikenal, serta diterima oleh publiknya,
dapat melalui sejarahnya, kualitas pelayanan
prima, keberhasilan bidang marketing, dan
hingga bertanggung jawab dengan tanggung
jawab sosial.
C. Definisi Sosialisasi
Sosial berasal dari bahasa Yunani yaitu socius
yang artinya teman. Sementara itu sosialisasi dalam
kamus besar bahasa Indonesia mengartikan sosialisasi
sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat untuk
mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam
lingkungannya: tingkat-tingkat permulaan dari proses
manusia itu terjadi dalam lingkungan keluarga. Dalam
bagian lain, mengartikan sosialisasi sebagai upaya
memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal,
dipahami, dihayati oleh masyarakat. Kata sosialisasi
mendapat imbuhan me- dan kan- yang berarti yang
menjadi milik umum.15
15
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
30
Istilah sosialisasi begitu luas artinya. Menurut
Defleur dan Rokeach sosialisasi dapat dilihat sebagai
suatu rangkaian pertukaran komunikasi yang kompleks,
berjangka panjang dan multidimensional antara individu
dan berbagai agen masyarakat yang menghasilkan
persiapan individu tersebut untuk hidup di suatu
lingkungan sosiokultural. Proses sosialisasi sering
dikelompokkan menjadi formal dan informal. Sosialisasi
formal adalah proses yang dilalui secara berstruktur,
seperti sekolah, pelatihan pengalaman kerja dan
sebagainya. Sedangkan yang informal diperoleh melalui
pengalaman keluarga, pengalaman pribadi dan lain-lain.16
D. Konseptualisasi Corporate Social Responsibility
Corporate social responsibility merupakan
peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya
kemampuan manusia sebagai individu anggota
masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang
ada, dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan
hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus
memelihara. CSR merupakan cara perusahaan mengatur
proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada
masyarakat.17
16
Melvin DeFLuer dan Sandra Rokeach, Theories of Mass Communications fifth Edition, h. 189 17
Bambang Ruditio, Corporate Social Responsibility(Bandung:Penerbit Rekayasa Sains, 2013) h. 10
31
Konsep corporate social responsibility melibatkan
tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lemabaga
sumber daya masyarakat, juga masyarakat setempat.
Kemitraan ini, tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan
ini, tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini
merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar
stakeholders. Konsep kedermawanan perusahaan dalam
tanggung jawab sosial tidak lagi memadai, karena konsep
tersebut tidak melibatkan kemitraan tanggung jawab
perusahaan secara sosial dengan stakeholders lainnya.
Didalam green paper komisi masyarakat eropa
2001 dinyatakan bahwa kebanyakan definisi CSR
(tanggung jawab sosial korporat) menunjukkan konsep
tentang pengintegrasian kepedulian terhadap masalah
sosial dan lingkungan hidup kedalam operasi bisnis
perusahaan interaksi sukarela antara perusahaan dan para
stakeholdernya. Ada dua hal yang terkait dengan CSR,
yaitu pertimbangan sosial dan lingkungan hidup serta
interaksi sukarela. Definisi lain CSR adalah tanggung
jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap
kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan
isu-isu etika, sosial, dan lingkungan.18
Sasaran dari program CSR adalah pemberdayaan
SDM lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar,
18
Kadar Nurjaman, Komunikasi dan Public Relations(Bandung: Pustaka Setia, 2012) h. 127
32
pembangunan fasilitas sosial/ umum, pengembangan
kesehatan masyarakat, sosial budaya dan lain-lain.
E. Radio
1. Sejarah Radio
Istilah radio siaran berasal berasal dari kata “radio
broadcast” artinya yaitu menyampaikan informasi kepada
khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan
memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Julian
Newby dalam bukunya Inside Broadcasting
menyebutkan, radio is the birth of broadcasting (radio
adalah anak pertama dunia penyiaran). Awal mula
kemunculan radio diawali oleh telegraf pada 1895 oleh
ahli mesin Italia Guglielmo Marconi. Dua puluh tahun
kemudian teknologi tersebut berkembang menjadi siaran
radio. Pada periode antara 1919-1921 dimulailah
eksperimen siaran radio untuk publik di eropa.19
Radio memiliki daya tarik yang disebabkan oleh
ketiga unsur yang melekat padanya, yaitu kata-kata lisan,
musik, dan efek suara. Dengan dihiasi musik dan
didukung oleh efek suara, suatu acara yang disajikan radio
menjadi hidup. Meski kemudian muncul televisi, namun
media radio tidak kehilangan pendengar karena
menikmati radio bisa dalam berbagai situasi tidur-tiduran,
mengemudi kendaraan, atau bekerja. Jadi selain harganya
19
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 15
33
terjangkau, radio juga memiliki kelebihan yaitu pendengar
tidak dituntut untuk selalu berada didepan radio untuk
mengikuti program radio, sehingga pendengar dapat
mengikuti siaran dimana saja sesuai keinginan.20
Sebagai medium komunikasi yang makin
diperlukan oleh masyarakat yang aktif bekerja, radio
memiliki tiga kekuatan. Pertama, mobilitas tinggi. Radio
bisa membawa pendengarnya kemana mana sambil tetap
sibuk bekerja di suatu lokasi. Kedua, realitas. Radio
menggiring pendengar kedalam kenyataan dengan suara-
suara aktual dan bunyi dari fakta yang terekam dan
disiarkan. Ketiga, kesegeraan. Radio menyajikan
informasi dan petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara
cepat.
2. Tipologi Pendengar Radio
Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat
tipologi pendengar, yaitu:21
d. Pendengar spontan. Bersifat kebetulan
tidak berencana mendengarkan acara siaran
radio. Perhatiannya mudah teralih ke
aktivitas lain.
20
Onong Uchajana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1993) h. 141 21
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 18
34
e. Pendengar pasif. Suka mendengarkan radio
untuk mengisi waktu luang dan menghibur
diri
f. Pendengar selektif. Mendengar siaran radio
pada jam atau acara tertentu saja, atau
fanatik pada acara atau penyiar tertentu.
g. Pendengar aktif. Secara regular dan rutin
mendengarkan siaran radio apapun,
dimanapun. Aktif berinteraksi lewat
telepon. Radio tidak hanya untuk mengisi
waktu luang.
Tabel 2. 1 Kelebihan Dan Kelemahan Dari Siaran Radio:22
Kelebihan Kelemahan
Sarana tercepat penyebar
informasi
Hanya bunyi, tidak ada
visualisasi yang tampak nyata
Dapat diterima didaerah
yang belum memiliki
sambungan listrik. Produksi
siarannya singkat dan murah
Tergantung stabilitas dan
kondisi udara di suatu lokasi.
Tidak bisa mengirim pesan
secara mendetail
Merakyat. Buta huruf bukan
kendala. Mudah dibawa
kemana saja
Terdengar selintas, sulit diingat,
hanya bisa didengar tidak bisa
didokumentasikan.
22
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 22
35
Berdasarkan tabel diatas bisa disimpulkan bahwa Radio
Dakta termasuk radio komersil.
3. Manajemen Siaran Radio
Menurut undang-undang No. 32/2002 tentang
penyiaran, ada tiga bentuk radio yang beroperasi di
Indonesia (1) radio siaran publik, yaitu RRI; (2) radio
siaran komersial; (3) radio komunitas. Radio komunitas
dibedakan dengan radio publik karena radio komunitas
melayani komunitas secara geografis terbatas, sementara
radio publik melayani kepentingan yang secara geografis
melingkupi nasional. Kepemilikan dana , dan
penegelolaan radio komunitas dilakukan sendiri,
sedangkan radio publik mendapat dukungan dari Negara
dalam bentuk anggaran.
Radio komunitas dibedakan dengan radio
komersial karena radio komunitas muncul dari komunitas
karena kebutuhan setempat, sedangkan radio komersial
didirikan oleh individu yang mampu secara finansial
sebagai bentuk usaha yang sah. Perbedaan tiga bentuk
lembaga radio tersebut dapat dilihat sebagai berikut:23
Tabel 2. 2 Jenis-jenis Radio
Bentuk Radio
Publik
Radio
Komunitas
Radio
Komersil
23
Masduki, Menjadi Broadcaster Professional (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004) h. 37
36
Sifat
Pengelolaan
Nonprofit Nonprofit Profit
Jangkauan
Geografi
Nasional dan
Internasional
Sangat
Lokal
Lokal,
Jaringan
Pemilik dan
Pengelola
Dibawah
Naungan
Pemerintah
Kelompok
Masyarakat
Individu
atau
kelompok
usaha
Pembuatan
Keputusan
Siaran
Aspirasi dari
bawah
Aspirasi dari
bawah
Keputusan
dari
pengelola
Berdasarkan tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa
Radio Dakta adalah radio komersil.
4. Aspek Media dan Kelembagaan Radio
Radio memiliki aspek utama sebagai media dan
kelembagaan, yaitu:24
Aspek media:
1. Hanya memiliki daya tarik suara
2. Penggunaannya mudah dan dapat dibawa kemana-
mana
3. Kontennya beragam tetapi lebih banyak musik
4. Potensial untuk komunikasi dua arah
5. Penggunaannya yang akrab dan personal
Aspek Kelembagaan
24
Dennis Mcquaill, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Salemba, 2010) h 15
37
1. Kebebasan relatif
2. Lokal dan tersebar
3. Produksinya relatif lebih murah
F. Tingkatan Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, komunikasi terbagi
menjadi beberapa tingkatan dimulai dari komunikasi yang
melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit
hingga komunikasi yang melibatkan peserta paling
banyak yaitu:
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi
dengan diri-sendiri. Contohnya, berpikir.
Komunikasi ini merupakan landasan
komunikasi antarpribadi dan komunikasi
dalam konteks lainnya. Dengan kata lain
komunikasi intrapribadi ini melekat pada
komunikasi dua orang, tiga orang dan
seterusnya karena sebelum berkomunikasi
dengan orang lain biasanya kita
berkomunikasi dengan diri sendiri dulu.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi ini adalah antara orang dan orang
secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung baik secara verbal maupun
non verbal. Bentuk khusus dari komunikasi
38
antarpribadi ini adalah hanya melibatkan dua
orang.
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan oleh kelompok
kecil (small group), bersifat tatap muka.
Umpan balik dari seorang peserta dalam
komunikasi kelompok masih bisa
diidentifikasi dan ditanggapi oleh peserta
lainnya. Kelompok pada dasarnya adalah
untuk mencapai tujuan bersama.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara
seorang pembicara dengan sejumlah besar
orang yang tidak dapat dikenali satu persatu.
Contohnya seorang pendakwah yang
berbicara didepan para jamaah. Komunikasi
publik biasanya berlangsung lebih formal
daripada komunikasi antarpribadi dan
komunikasi kelompok.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal,
berlangsung dalam jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok.
6. Komunikasi Massa
39
Komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak
ataupun elektronik, berbiaya relative mahal,
dikelola oleh suatu lembaga, ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar di banyak
tempat, pesannya disampaikan secara cepat.25
G. New Media
Ada banyak penyebutan untuk new media dalam
literatur akademis, yaitu digital media, media online,
media virtual, e-media, network media, media web, dan
cybermedia.26
Creeber dan Martin yang mengemukakan
bahwa media online biasa disebut media sosial atau
jejaring sosial yang didefinisikan sebagai produk dari
komunikasi yang termediasi yang terdapat bersama
dengan komputer digital.27
New media adalah media yang
kontennya terbentuk dari gabungan data, teks, suara,dan
gambar yang disimpan dalam format digital dan disebar
luaskan melalui jaringan berbasis kabel optik broadband,
satelit, dan sistem transmisi gelombang mikro.
25
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) h. 80-84 26
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Prenada Media Grup,2016) h. 13 27
Glen Creeber dan Royton Martin, Digital Cultures: Understanding New Media (Berkshire: Open University Press, 2009) h. 2
40
Menurut Rulli Nasrullah, jenis-jenis new media terbagi
menjadi sebelas, yaitu:28
1. Situs (Web Site)
Situs adalah halaman yang merupakan satu alamat
domain yang berisi informasi, data, visual, audio,
memuat aplikasi, sehingga berisi tautan dari halaman
situs lainnya.
2. E-mail
E-mail atau surat elektronik yang pada dasarnya cara
kerja surat elektronik ini sama dengan surat
konvensional dimana selalu ada pengirim, penerima,
dan isi surat.
3. Forum di Internet
Fasilitas Mail List merupakan salah satu jenis new
media yang bekerja pada komunitas yang memiliki
kesukaan atau minat yang sama.
4. Blog
Definisi blog disampaikan oleh Stuart Allan yang
menyatakan blog merupakan situs yang memuat jurnal
pribadi sang pemiliknya.
5. Wikipedia
Wikipedia merupakan situs yang menghadirkan
kepada pengguna pengertian, sejarah, hingga rujukan
28
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Prenada Media Grup,2016) h. 13-36
41
buku atau tautan tentang satu kata kunci. Mirip
dengan kamus.
6. Aplikasi Pesan
Merupakan aplikasi pesan yang berasal dari telepon
genggam dan terkoneksi dengan jaringan internet.
Seperti, WhatsApp, Line, dan KakaoTalk.
7. Internet “Broadcasting”
Merupakan media internet yang mampu menyiarkan
secara langsung siaran televisi maupun radio.
8. Peer to Peer
Cara kerjanya mirip SMS, peer-to-peer merupakan
media untuk berkomunikasi antar pengguna di internet
seperti untuk percakapan atau berbagi file. Seperti
Yahoo Messenger, Google Talk, dan Google Doc.
9. The RSS
RSS atau sindikasi konten sebagai revolusi dalam
perangkat lunak di internet. Perangkat lunak ini
bekerja untuk mengambil dan mengumpulkan konten
berita sesuai dengan keinginan pengguna.
10. MUDs
Multi User Dimensions diartikan sebagai suatu
program komputer yang diatur sedemikian rupa
sehingga dapat diakses oleh beragam user dalam
waktu bersamaan.
11. Media Sosial
Merupakan media yang digunakan untuk
mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas, atau
42
bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang
memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi
dalam jejaring sosial di new media.
43
Kerangka Konsep
Jenis-Jenis Citra
menurut Frank
Jefkins:
a. Mirror Image
b. Current Image
c. Wish Image
d. Multiple Image
e. Corporate
Image
Current image adalah suatu
citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar
mengenai suatu organisasi.
Current image berbicara
mengenai sosialisasi dan
memberikan informasi-
informasi terkait suatu
organisasi agar dikenal
pihak-pihak luar
Dakta Peduli
disosialisasikan melalui
on air dan off air
Setelah disosialisasikan
muncul faktor
pendukung dan faktor
penghambat dalam
mensosialisasikan
program Dakta Peduli
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Radio Dakta
Radio Dakta adalah stasiun radio swasta lokal di
Bekasi, Jawa Barat, radio ini mengudara pada frekuensi
107 FM. Siaran radio ini mengenai beragam peristiwa
yang terjadi di wilayah Bekasi dan sekitarnya juga
informasi seputar pelayanan masyarakat, antara lain:
kerusakan fasilitas umum, info lalu lintas, pelayanan di
kantor pemerintahan, dan lain sebagainya. Sasaran dari
radio dakta adalah memaparkan perkembangan dinamika
masyarakat, khususnya yang berdomisili di Bekasi dari
sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan religi
yang berbasiskan pedoman agama Islam.
Acara dari Radio Dakta juga semakin menguatkan
identitas radio dakta sebagai radio yang mengedepankan
konten-konten islami. Beberapa diantaranya acara on air
kajian malam, dan lagu lagu nasyid yang sering diputar di
radio ini. Selain itu, ada program off air radio dakta
seperti Taklim dakta, Dakta peduli, dan Toko Dakta yang
juga menyediakan buku-buku bacaan islam dan obat-
obatan herbal. Dengan hal-hal tersebut, tak salah jika
menyebut Radio Dakta sebagai radio yang memiliki fokus
lebih dibidang Islam, walaupun radio dakta juga tak lupa
untuk memberikan informasi terkini diluar dunia islam.1
1 Sumber salamvoice.wordpress.com diakses pada 1 Oktober 2018
45
Gambar 3. 1 Logo Radio Dakta
Sumber: Website Radio Dakta dakta.com
Dalam logo Radio Dakta pada gambar 3.1
menunjukkan identitas Radio Dakta. Didalam logo
tersebut tertulis alamat Radio Dakta di 107 FM. Selain
frekuensi, logo tersebut juga menunjukkan motto Radio
Dakta yaitu bijak dan cerdas. Maksud dari motto ini
adalah Radio Dakta sebagai radio informasi harus
memberikan informasi secara bijak. Kemudian dari
informasi yang bijak tersebut diharapkan mampu
mencerdaskan pendengar Radio Dakta. Logo Radio Dakta
memang terlihat sederhana. Tidak macam-macam, hanya
ada nama, frekuensi, dan motto saja. Paduan warna yang
digunakan juga tidak macam-macam, hanya hitam-
kuning, dan sedikit warna putih.
Selain ditunjukkan dengan tagline radio dan juga
banyaknya program radio baik off air dan on air yang
kental dengan nuansa Islam. Tak heran kemudian citra
islami melekat erat dengan Radio Dakta. Dari segi
muatan siaran juga menunjukkan bahwa radio ini
46
memiliki segmentasi islam. Lebih dari 40 persen siaran
radio dakta memiliki muatan islami, seperti kajian,
muhasabah malam, tafsir ayat Al-Qur’an dan alunan lagu
nasyid.
Struktur redaksi Radio Dakta2
Direktur Utama: Drs. Andi Kosala, MM, S.Psi
General Manager: Suyanti, SE
Manager Program: Dhany Wahab Habieby
Website Administrator: Adit Wahyudi
Redaktur: Aisyah Afifah
Desaign Graphic: Adit Wahyudi
Editor: Aisyah Afifah
Reporter: Bayu, Jaenuddin Ishaq, Ardi
Mahardika, Boy Aditya
B. Sejarah Radio Dakta
Sejarah dari Radio Dakta pertama kali didirikan di
Bandung pada Desember 1991. Berdirinya Radio Dakta
berawal dari keinginan bapak H. Iman Loebis, sebagai
pemilik PT Java Motors yang memiliki cita-cita untuk
membangun sebuah radio sebagai sarana menyebarkan
informasi dan dakwah ditengah masyarakat. Pada awal
tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang
berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah membeli izin
Radio Famor, dan berbagai persiapan teknis maka izin
penyiaran radio tersebut dipindahkan ke wilayah Bekasi
2 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
47
dengan tujuan agar daya pancarnya menjangkau wilayah
Jabodetabek. Selain alasan daya pancar, dipindahkannya
radio juga karena faktor pemasaran yang lebih dinamis
dan potensial.3
Pada 27 Maret 1992, Radio Dakta mengudara
dengan format siaran radio informasi digelombang 92,15
FM disiarkan dari Jalan KH Agus Salim No. 77 Bekasi
Timur dibawah PT Radio Nada Komunikasi Utama. Sejak
1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di 107
FM dikarenakan adanya penataan frekwensi siaran radio
yang di dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan
Informasi.
Dalam perjalanannya Radio Dakta mengalamai
beberapa kali perubahan format, yaitu beralih ke format
radio wanita, radio keluarga, hingga akhirnya
memantapkan kembali formatnya menjadi radio informasi
bernuansa Islam sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.
Menurut penuturan dari general manager radio
dakta, Suyanti, yang penulis temui di kantornya, latar
belakang dari didirikannya radio dakta adalah keinginan
dari sang pendiri, bapak Iman Lubis yang berkeinginan
memiliki usaha yang tidak hanya memenuhi kebutuhan
dunia, namun juga akhirat. Kemudian bapak Iman
menyampaikan kepada temannya bapak Abdul Manan
yang merupakan penanggung jawab majalah
3 Sumber salamvoice.wordpress.com diakses pada 1 Oktober 2018
48
Hidayatullah. Akhirnya terbentuklah radio dakta atas
gagasan dari bapak Iman.
C. Visi dan Misi Radio Dakta
1. Visi
Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di
Indonesia, yang bernafaskan Islam dan memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
2. Misi
Menyuarakan dan memperjuangkan
kebenaran dan keadilan sesuai ajaran Islam.
Membangun image sebagai radio pemersatu
umat Islam
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
lebih baik
Membangun komunitas yang produktif,
kreatif, dan mandiri secara menyeluruh.4
D. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: PT Radio Nada Komunikasi Utama
Alamat Perusahaan: Jalan KH Agus Salim Nomor 77
Kota Bekasi
ID Station: Dakta FM
Berdiri: 27 Maret 1992
Call Sign: PM3FRU
Frekuensi: FM 107
Pemancar: RVR- VJ10000TR5
4 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
49
E. Program Siaran Radio Dakta
Sesuai dengan visi Radio Dakta untuk menjadi
media informasi dan pembelajaran, maka sebagian besar
program siaran radio dakta adalah program informasi
untuk mencerdaskan masyarakat. Program siaran radio
dakta ini pun selalu dikemas dengan informasi-informasi
terbaru setiap harinya.
Dalam menentukan program yang akan disiarkan,
radio Dakta memiliki divisi khusus yaitu divisi program
siaran yang bertanggung jawab terhadap program apa apa
saja yang akan naik kedalam meja siaran. Selain
informasi, format dari siaran radio Dakta adalah dialog
dua arah untuk lebih mencerdaskan masyarakat yang
mendengarnya. Dua arah disini diartikan oleh manajer
radio Dakta sebagai, setiap pendengar boleh memberi
masukan saat siaran berlangsung lewat telepon atau lewat
media sosial.
Jenis siaran radio Dakta dapat dikelompokkan
menjadi 60 persen informasi berita, 30 persen religi dan
10 persen hiburan. Informasi berita menjadi porsi paling
besar sesuai dengan visi media informasi. Beberapa
program informasi dari radio Dakta adalah program dakta
pagi pada jam tujuh sampai jam sebelas yang berisi cerita
kekinian, informasi harian terkini, edukasi, komersil, dan
5 Sumber dakta.com diakses pada 1 Agustus 2018
50
keagamaan. Lalu siang hari juga ada dialog ringan
mengenai topik-topik tertentu.
Selanjutnya, 30 persen adalah program religi.
Program religi ini diadakan sesuai dengan misi radio
Dakta yaitu membangun image sebagai radio pemersatu
umat Islam. Program religi disini berdasarkan Al-Qur’an
dan Sunnah. Beberapa program religi unggulan dari radio
Dakta yaitu, mutiara hikmah pukul lima sampai enam
pagi. Kemudian, ada program kajian islam pukul 20:00
sampai 22:00 malam. Program kajian malam ini adalah
salah satu program siaran yang disukai masyarakat karena
kerap menghadirkan tokoh masyarakat dan pembicara
yang kompeten dibidangnya. Selain itu, diakhir program
juga sering ditutup dengan muhasabah. Selanjutnya, 10
persen hiburan. Hiburan yang biasa ada di siaran radio
Dakta seperti lagu nasyid, dan lagu-lagu perjuangan
Islam.6
F. Profil Pendengar Radio Dakta
Pendengar radio Dakta rata-rata berusia 24
sampai 45 tahun. Karena pada usia tersebut merupakan
usia matang dan dapat mengambil keputusan sendiri.
Diusia tersebut merupakan usia yang siap dalam
menerima informasi karena lebih dari 50 persen siaran
radio Dakta berisi informasi-informasi terkini mengenai
banyak hal. Hal ini juga dipengaruhi karena diusia ini
6 Dokumen perusahaan Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
51
rata-rata orang membutuhkan informasi yang lebih
bermanfaat ketimbang hiburan.
Berikut adalah data pendengar radio Dakta
berdasarkan jenis kelamin dan profesi:7
Tabel 3. 1 Data Pendengar Radio Dakta
Berdasarkan Jenis
Kelamin
Berdasarkan Profesi
Laki-Laki 53% Karyawan Swasta 43%
Perempuan 47% Wirausaha 19%
Ibu Rumah Tangga 16%
PNS 14%
Mahasiswa 7%
Lain-lain 1%
Sumber: Dokumen perusahaan radio dakta
Dari data tabel tersebut dapat dilihat, pendengar
radio Dakta lebih banyak laki-laki ketimbang perempuan.
G. Dakta Peduli
1. Sejarah Dakta Peduli
Dakta Peduli berawal dari kepedulian sejumlah
karyawan radio dakta ketika berkunjung ke daerah
Muara Gembong, Kabupaten Bekasi pada pertengahan
1990an. Ketika itu beberapa karyawan radio dakta
sedang melakukan kunjungan kesana dan merasa
7 Dokumen perusahaan Radio Dakta diakses pada 25 September 2018
52
prihatin dengan kondisi yang ada disana. Belum
adanya listrik, jalanan yang mayoritas masih tanah,
dan infrastruktur yang masih jauh dari kata memadai.
Padahal Muara Gembong masih bagian dari
Kabupaten Bekasi dan bukan tempat didaerah
pelosok.
Setelah mengetahui keadaan di Muara Gembong,
radio dakta yang merasa tergerak hatinya untuk
membantu sesama dengan memberikan sejumlah
bantuan. Selain itu, radio dakta juga menyiarkan
kepada masyarakat luas tentang keadaan di Muara
Gembong. Saat itu, daerah Muara Gembong memang
belum banyak diketahui karena jaraknya yang cukup
jauh dari pusat kota Bekasi. Dari sinilah awal mula
gagasan dakta peduli terbentuk.8
8 Wawancara pribadi dengan general manager Radio Dakta, Suyanti SE pada 3
Juli 2018
53
Gambar 3. 2 Salah satu poster kegiatan Dakta
Peduli
Sumber: Akun media sosial Radio Dakta
Dakta peduli merupakan sebuah program sosial
yang dilakukan oleh radio dakta untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Menurut penuturan dari
general manager Suyanti, dakta peduli adalah sebuah
bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan dakta dalam memenuhi tanggung jawab
sosialnya. Dakta Peduli dalam hal ini mengaplikasikan
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). Bu
Yanti menambahkan bahwa memang sudah
seharusnya setiap perusahaan memiliki tanggung
jawab sosial kepada lingkungan sekitarnya.
Setiap perusahaan tidak boleh hanya memikirkan
seputar keuntungannya saja. Lebih dari itu mereka
harus mengintegrasikan aspek aspek sosial kedalam
lingkup bisnis mereka. Inilah yang dilakukan oleh
Radio Dakta melalui dakta peduli. Selain
mengaplikasikan konsep Corperate Social
Responsibility, dakta peduli diadakan sebagai
salahsatu perwujudan dari misi mereka yaitu
meningkatkan kualitas masyarakat yang lebih baik.9
9 Wawancara pribadi dengan general manager Radio Dakta, Suyanti SE pada 3
Juli 2018
54
Konsep yang diusung dari dakta peduli adalah
menyalurkan bantuan dari masyarakat sekitar kepada
pihak yang membutuhkan. Bantuan yang diberikan
bisa berasal dari pendengar radio dakta, masyarakat
sekitar, ataupun perusahaan yang berniat ikut serta
dalam kegiatan tersebut. Dakta peduli juga tidak
membatasi jumlah yang ingin diberikan oleh
masyarakat, dakta tidak membatasi jumlah minimum
dan maksimumnya. Bahkan menurut keterangan
Suyanti, dakta peduli pernah menerima uang seribu
rupiah yang diberikan seorang anak kecil untuk donasi
kepada dakta peduli. Selain tak membatasi jumlah,
dakta peduli juga menerima bantuan dalam bentuk
apapun. Tidak hanya uang, bantuan yang diberikan
kepada dakta pernah berupa buku dan kendaraan.
2. Sistem Kerja Dakta Peduli
Sebelum menentukan kegiatan yang akan dilakukan
oleh dakta peduli dan mensosialisasikannya kepada
masyarakat seluruh staf dari radio dakta mulai dari
direktur, manajer dan penanggung jawab dakta peduli
akan membahasnya didalam rapat yang diadakan pada
awal tahun. Dalam rapat tersebut akan dibahas
kegiatan apa saja untuk setahun kedepan. Program
dakta peduli sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu:
kegiatan bulanan, kegiatan tahunan dan kegiatan
55
temporer. Ketiga kegiatan itu seluruhnya ditentukan
pada rapat awal tahun.
H. Struktur Organisasi Radio Dakta
Sumber: Dokumen Perusahaan Radio Dakta
Direktur
General Manager
Marketing Divisi Program
Siaran Divisi Umum Divisi Off Air
Dakta
Promosindo
Dakta
Peduli
56
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN
Didalam bab empat ini akan di paparkan hasil dan temuan
penelitian yang peneliti temukan selama melakukan penelitian.
Utamanya, bab ini mengacu untuk menjawab pertanyaan yang
ada di rumusan masalah. Secara garis besar, bab empat ini
peneliti bagi menjadi tiga bagian, yaitu: bagaimana sosialisasi
Dakta Peduli melalui on air, bagaimana sosialisasi Dakta Peduli
melalui off air, dan faktor penghambat dan pendukung dalam
mensosialisasikan program dakta peduli.
Secara sederhana, citra merupakan kesan atau gambaran
yang sengaja diciptakan oleh sebuah objek atau perusahaan, dan
citra juga bisa diartikan bagaimana pihak lain memandang sebuah
perusahaan atau organisasi.1 Citra merupakan tujuan pokok dari
setiap perusahaan, karena jika perusahaan memiliki image postif
maka akan mudah bagi perusahaan tersebut memasarkan produk
ataupun dipercaya oleh khalayak umum, walaupun tidak
berbentuk dalam sebuah wujud, namun citra dapat dirasakan oleh
pihak eksternal perusahaan, seperti masyarakat dan kompetitor
perusahaan. Frank Jefkins membagi citra menjadi lima citra
bayangan, citra yang berlaku, citra yang diharapkan, citra
perusahaan, dan citra majemuk. Dalam penelitian ini, peneliti
akan lebih mengangkat tentang citra yang berlaku (current
image). Current image adalah suatu citra atau pandangan yang
11
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo) h. 74
57
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun,
current image ini tidak selamanya sesuai dengan kenyataan
karena semata-mata berbentuk dari pengalaman atau pengetahuan
orang-orang luar yang serba terbatas. Citra ini sedikit banyak
ditentukan informasi yang dimiliki oleh mereka yang
memercayainya.2
Current image merupakan kebalikan dari citra bayangan
(mirror image). Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh
orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya.
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota
organisasi, biasanya pemimpinnya. Tidaklah mengherankan jika
citra bayangan bisa sangat berbeda dengan citra yang berlaku.
Sayangnya, hal itu seringkali tidak disadari oleh pihak
manajemen di banyak organisasi oleh karena itu salah satu tugas
public relations adalah menginterpretasikan sikap-sikap pihak
luar kepada pihak manajemen yang mungkin saja keliru menebak
pandangan khalayak.3 Begitu pula, dengan radio Dakta,
perusahaan radio ini mencoba membentuk current image yang
baik kepada pihak luar melalui nama dan program-program
mereka. Salah satu program unggulan mereka adalah Dakta
peduli. Tim CSR selaku bagian yang menangani dakta peduli
memiliki cara untuk mensosialisasikan program dakta peduli agar
dikenal masyarakat dan membuat baik current image radio dakta
di mata masyarakat dan pendengar.
2 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h. 13
3 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003) h. 14
58
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa dalam
mensosialisasikan program dakta peduli, tim CSR radio dakta
melakukan persiapan-persiapan yang matang. Jadi, dalam
mensosialisasikan dakta peduli tidak sedekar memposting di
media sosial atau menyiarkan lewat radio. Lebih dari itu ada
persiapan yang matang sebelumnya. Dalam mensosialisasikan
dakta peduli, tujuannya adalah untuk meningkatkan current
image radio dakta dimata masyarakat. Karena ini berhubungan
dengan publik eksternal perusahaan, maka dibutuhkan konsep
dari public relations disini. Selain itu, public relations juga erat
hubungannya dengan citra (image).
Kegiatan Public Relations merupakan salahsatu hal vital
didalam sebuah perusahaan. Karena public relations ini adalah
divisi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tugas
dalam public relations terbilang cukup berat karena berkaitan
dengan image atau citra perusahaan. Program-program yang
dicanangkan oleh public relations harus mampu membuat citra
perusahaan terangkat dan dikenal baik oleh masyarakat luas.
Di radio Dakta tanggung jawab public relations berada
didalam divisi yang bernama divisi off air. Divisi ini menaungi
dua sub divisi, yaitu dakta promosindo dan dakta peduli. Dakta
promosindo adalah bagian yang aktif bekerja sama dengan pihak
luar dalam hal promosi barang dan jasa. Kalau ada pihak luar
yang berminat mempromosikan barang nya di radio dakta, maka
bisa melalui dakta promosindo. Kegiatan-kegiatan yang berminat
menjadikan radio dakta sebagai media partner juga melalui dakta
promosindo. Sementara, dakta peduli lebih bersifat program
59
sosial yang berlandaskan kepedulian. Dakta peduli adalah sub
divisi yang mengajak masyarakat luas untuk saling membantu
sesama. Seperti yang diungkapkan oleh general manager radio
Dakta, Suyanti:4
“Dakta peduli itu lahir dari kepedulian kita sebagai
sebuah perusahaan dan juga sebagai sesama
manusia. Kita mikir bahwa kita jangan hanya
mikirin soal keuntungan saja. Kita hidup ditengah-
tengah masyarakat. Oleh karena itu kita juga harus
siap saling tolong menolong kepada masyarakat.
Itulah kenapa tim yang menangani dakta peduli
saya beri nama tim CSR (Corporate social
Responsibility)”
A. Sosialisasi Program Dakta Peduli Melalui On Air
Sebagai media yang berafiliasi dengan radio,
maka radio dakta sangat mengandalkan siaran radio untuk
mensosialisasi setiap kegiatan dakta peduli. Selain, karena
sudah familiar di telinga masyarakat Kota Bekasi, radio
dakta juga sudah dicap amanah dalam menjalankan
program dakta peduli. Sehingga pendengar setia radio
dakta mudah percaya dan tidak ragu ketika hendak
menyalurkan bantuan lewat dakta peduli. Namun, begitu
walaupun mengandalkan radio dalam mensosialisasikan
program dakta peduli, radio dakta juga memiliki cara lain
4 Wawancara Pribadi dengan General Manager Radio Dakta, Suyanti, SE 3 Juli
2018 pukul 11:00
60
dalam mensosialisasikan kegiatan dakta peduli yaitu
dengan media sosial, web, melalui ajakan secara
langsung, dan sosialisasi dengan media lain.
Tujuannya adalah, agar masyarakat luas lebih
mengenal kegiatan dakta peduli. Karena biasanya, orang-
orang yang mendapatkan informasi lewat siaran on air
hanyalah pendengar setia Radio Dakta saja. Oleh karena
itu, mensosialisasikan lewat off air dibutuhkan untuk
menginformasi kegiatan dakta peduli kepada masyarakat
yang jarang mendengarkan radio dakta. Seperti kutipan
wawancara berikut:5
“Pertama kita bisa melalui radio, karena kita
punya radio, on air, yang kedua lewat kegiatan-
kegiatan. Bahwa kegiatan ini yang
menyelenggarakan adalah dakta, misalnya kita
mengadakan bakti sosial, pengobatan gratis,
kemudian kita sampaikan kepada pendengar,
bahwa ini adalah kegiatan dakta peduli dibawah
radio dakta. Nah termasuk media sosial juga alat
untuk mempromosikan kita juga, karena setiap
kegiatan kan kita bikin banner dan kita sebar
melalui website, instagram, twitter, facebook.
Untuk sosialisasi itu semua perangkatnya itu
adalah dakta yang punya.”
5 Wawancara Pribadi dengan Koordinator Pelaksana dakta peduli , Warsono
Bisri pada 5 Juli 2018 Pukul 11:00
61
Dakta sebagai media yang berafiliasi dengan
radio, maka media yang paling diandalkan untuk
menyebar luaskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan dakta adalah siaran radio itu sendiri. Sebagai
radio informasi, maka fokus utama radio dakta
menyiarkan informasi-informasi terkini dalam segala
bidang. Selain mengabarkan berita-berita terkini, radio
Dakta tentunya juga tidak luput memberikan berita
yang terkait dengan dakta itu sendiri. Misalnya, dakta
memiliki acara seminar menyambut milad dakta,
maka itu juga termasuk yang diinformasikan kepada
pendengar.
Termasuk dalam hal ini terkait dengan kegiatan
dakta peduli. Kegiatan dakta peduli tidak mungkin
dikenal banyak orang tanpa disiarkan lewat on air.
Dalam hal ini tim CSR radio dakta bekerja sama
dengan divisi program siaran sebagai divisi yang
bertanggung jawab dengan siaran on air untuk
menyiarkan semua kegiatan dakta peduli kepada
pendengar.
62
Gambar 4. 1
Siaran On Air radio Dakta
Sumber: Dokumen Perusahaan Radio Dakta
Berdasarkan observasi peneliti, tim CSR dakta
peduli memiliki jadwal sendiri dalam
mensosialisasikan program dakta peduli lewat siaran
on air. Kegiatan dakta peduli baru akan di
sosialisasikan kepada pendengar ketika rancangan
kegiatan sudah dapat dipastikan atau sekitar tiga
minggu sebelum hari kegiatan. Kegiatan dakta peduli
mendapat jatah naik ke on air sebanyak tiga kali per
program siaran. Menurut keterangan dari tim CSR,
menyiarkan kegiatan secara on air merupakan cara
paling efektif. Karena caranya yang mudah dan
biasanya melalui siaran on air lebih mudah diresapi
dan diterima oleh masyarakat. Karena masyarakat
yang mendengar lewat siaran on air adalah mereka
63
yang memang tertarik dengan radio dakta atau
pendengar setia radio dakta. Ini kelebihan
mensosialisasikan lewat siaran on air ketimbang lewat