Hakekat Manusia Sebagai mahlukbudaya.Filed
under:UncategorizedTinggalkan komentarMei 14, 2010Manusiamempunyai
tingkatan yang lebih tinggi karena selain mampunyai sebagaimanaa
makhluk hidup di atas, manusia juga mempunyai akal yang dapat
memperhitungkan tindakannya yang kompleks melalui proses belajar
yang terus-menerus. Selain itu manusia diktakan pula sebagai
makhluk budaya. Budaya diartikan sebagai pikiran atau akal budi
(Pusat Bahasa Diknas, 2001: 169).Hakekat Keberadaan ManusiaIsi
darikepribadian manusiaterdiri dari 1) pengetahuan; 2) perasaan,
dan; 3) dorongan naluri. Pengetahuan merupakan unsur-unsur atau
segala sesuatu yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang
sadar, secara nyata terkandung di dalam otak manusia melalui
penerimaan panca inderanya serta alat penerima atau reseptor
organismanya yang lain. (Koentjaraningrat, 1986: 101-111)Kalau
unsur perasaan muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuanmanusia,
maka kesadaran manusia yang tidak ditimbulkan oleh pengaruh
pengetahuan manusia melainkan karena sudah terkandung dalam
organismanya disebut sebagai naluri. Sehubungan dengan naluri
tersebut, kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap manusia
disebut sebagai dorongan (drive), maka disebut juga sebagai
dorongan naluri. Macam-macm dorongan naluri manusia , antara lain
adalah:1. Dorongan untuk mempertahankan hidup;2. Dorongan sex;3.
Dorongan untuk usaha mancari makan;4. Dorongan untuk bergaul atau
berinteraksi dengn sesama manusia;5. Dorongan untuk meniru tingkah
laku sesamanya;6. Dorongan untuk berbakti;7. Dorongan akan
keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.
(Koentjaraningrat, 1986: 109-111)Akhlakadalah hal yang terpenting
dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian
tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun
yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama
rnakhluk.Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya hamba yang paling
dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya.Pada makalah ini
kami akan memaparkan pengertian akhlak, norma, etika, moral dan
nilai.Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu
pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi
(peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang
menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian denga
perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan
dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti
diciptakan.Perumusanpengertianakhlak timbul sebagai media yang
memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan
antara makhluk dengan makhluk.Secara terminologi kata budi pekerti
yang terdiri dari kata budi dan pekerti.Budi adalah yang ada
padamanusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh
pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat
pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi
budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa
yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku
manusia.Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang
ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa
intervensi akal/pikiran.MenurutAl Ghazaliakhlak adalah sifat yang
melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa
banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain
mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa
seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa
merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah
menjadibudayasehari-hariDefenisi akhlak secara substansi tampak
saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang
terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu : Pertama, perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga
telah menjadi kepribadiannya.Kedua, perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini
berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan
dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.Ketiga,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri
orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari
luar.Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar
kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak
adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat
dinilai baik atau buruk.Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau
karena bersandiwaraKelima, sejalan dengan ciri yang keempat,
perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang
dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena
dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.Disini kita
harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri.
Ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan
akhlak lebih kepada yang bersifat praktis.Menyambut era globalisasi
dan Teknologi Informasi dalam abad ini, banyak sekali
perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam perkembangan
masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut dapat meliputi perubahan
yang mengarah kepada kehidupan yang lebih baik (perubahan positif)
maupun perubahan yang mengakibatkan kehidupan yang bersifat
negatif.Salah satu dampak negatif yang dihasilkan dari abad
globalisasi ini adalah kemerosotan akhlak dan budi pekerti yang
terus menggerogoti kehidupan bermasyarakat di Indonesia, padahal
tidak dapat dipungkiri bahwa peranan akhlak dan budi pekerti
menjadi peranan sangat penting dan amat menentukan dalam
pembentukan masyarakat yang beradab dan berkebudayaan
tinggi,masyarakatdengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur,
masyarakat yang adil dan bermartabat dan lalainya
ketidaksinambungan antara hak yang mereka dapatkan dan kewajiban
yang harus mereka jalani.Untuk mengantisipasi kerusakan moral yang
akan terjadi di kehidupan masyarakat mendatang, tentunya diperlukan
adanya usaha untuk menyadari pentingnya penanaman kesadaran tentang
hak dan kewajiban yang berkesinambungan secara utuh dengan penuh
keinsyafan, walau terkadang dalam menunaikan kewajiban seringkali
adanya penderitaan yang harus dirasakan.Dalam ajaranakhlakdan budi
pekerti, setiap diri manusia harus bisa mengatur keseimbangan yang
sangattajam antara hak dan kewajibannya, dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap anggota masyarakat
harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dan saling
menguntungkan serta memberi manfaat terhadap sesama anggotanya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaA. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari
katamanu(Sansekerta),mens(Latin), yang berarti berpikir, berakal
budiatau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain).Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia
merupakan suatu oganisme hidup (living organism).Terbentuknya
pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik,
fisik, sosial), maupun kesejarahan.
B. Pengertian Budaya dan KebudayaanKata budaya merupakan bentuk
majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa.
Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata
kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekertabudhayahyaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kataculturur.
Dalam bahasa Inggrisculture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari
katacolera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang
dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.Budayaadalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.Budayaterbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.Kebudayaanadalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.C. Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia adalah
makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya,
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi.Oleh
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan
etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran,
keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain
itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan
kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.
Daftar Pustaka:- http://ridwan202.wordpress.com-
id.wikipedia.org
Manusia Sebagai Mahluk BerbudayaDiposkan olehwarok
akmalydi01:51Label:Kebudayaan
Jika kita berbicara tentang manusia sebagai mahluk berbudaya,
berarti kita akan memandang manusia dari kacamata budaya. Mengenai
hal ini sepertinya sudah cukup banyak pendapat atau bukti manuisa
sebagai mahluk yang berbudaya. Tulisan ini hanyalah sebagai kecil
dari tulisa-tulisan yang menjelaskan manusia sebagai mahluk
berbudaya, namun demikian dalam tulisan ini saya akan mencoba
memaparkan tentang permasalahan inidengan mengaitkan dengan agama
islam.tentunya dengan sumber-sumber yang saya pandang penting dalam
menunjang tulisan ini.Baiklah kita mulai permasalahan pertama
dengan memahami kata manusia, karena pada dasarnya dalam
permasalahan ini ada dua kata kunci yang perlu kita pahami yakni
manusia dan budaya.A.Manusia.Dalam sudut pandang etimologi banyak
pendapat yang mengemukakan tentang kata manusia, seperti kata
manusia itu berasal dari katamanu(sangsekerta),mens(latin) yang
berarti berfikir, berakal budi atau mahluk yang berakal budi[1].
Dalam kamus besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai mahluk
yang berakal budi[2].Adapun manusia dalam sudut pandang
terminologi, kita bisa melihat dari berbagai macam bidang keilmuan.
Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam
antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan[3].Dari pengertian di atas dapat di simpulkan
bahwa manusia adalah suatu mahluk yang meiliki ciri tertentu dan
memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan kepada yang
lainnya. Yang lainnya di sini entah kepada tuhan atau kepada sesama
mahluk.B.Budaya.Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
sangsekerta yaitubuddhayah, yang merupakan
bentukjamakdaribuddhi(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia[4].Dalam
artiterminologibudaya adalah sebuah system yang memiliki
koherensi[5].Menurut E.B Taylor (1987) kebudayaan meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral hukum, adat istiadat,
pembawaan lain yang di peroleh dari anggota masyarakat yang
terbentuk dari anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman
suatu bangsa.Menyadari bahwa budaya atau kebudayaan merupakan
istilah yang di terjemahkan berbeda-beda oleh para ahli, saya hanya
ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Hal ini untuk tidak memperuncing
permasalahan yang akan membuat tulisan ini tidak bisa selesai
nantinya.Setelah kitamengetahuitentang manusia dan budaya, sekarang
kita akan mulai berbicara permasalahan inti, yakni manusia sebagai
mahluk berbudaya.
Berdasarkanpengertian-pengertian di atas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa budaya adalah sesuatu bagian dari manusia tidak
akan pernah terpisahkan, karena tabiat manusia itu sendiri adalah
berbudaya. Kenapa begitu? Jika kita melihat arti manusia secara
bahasa, yakni dari katamanu, memiliki arti berfikir, berakal budi.
Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal atau budi.
sehingga jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan
budaya, maka kita akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan
budi. hal ini menunjukkan keterkaitan diantara keduanya. Mengenai
keterkaitan keduanya kita bisa memperhatikan gambar di bawah
ini:Jika kita melihatkeadaandi sekeliling kita banyak sekali
contoh-contoh yang menunjukkan manusia sebagai mahluk yang
berbudaya, misalnya, kebiasaan masyarakat untuk mengadakan
sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW,
mengunjungi makam para wali, budaya bau nyale[6]di wilayah nusa
tenggara barat. Dan berbagai macam budaya lain di nusantara ini
yang sampai sekarang masih tetap di laksanakan karena kepercayaan
mereka kepada nenek moyang mereka, sekaligus sebagai bukti bahwa
manusia adalah mahluk yang berbudaya.Dalam Al qur an sendiri ada
beberapa ayat-ayat Al qur an, yang menunjukkan manusia sebagai
mahluk yang berbudaya, misalnya dalam firman Allah: sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan
malammerupakan tanda bagi orang-orang yang berfikir. Yaitu
orang-orang yang mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk ataupun
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi,
maka mereka berkata, ya tuhan kami,tidaklah kau menciptkan semua
ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka lindungilah kami dari
api neraka[7].Pada ayat di atas kita menemukan kata berfikir pada
ayat pertama yang merupakan arti manusia, dan pada ayat kedua kita
menemukan kata mengingat Allah (akhlak/budi) yang merupakan arti
kata budaya, sehingga dengan demikian nyatalah alas an kita kiranya
jika kita mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya.
Karena hanya orang yang berbudayalah yang bisa menggapai derajat
yang telah Allah janjikan dalam surat Al mujadalah ayat 11. Dengan
demikian marilah kita selalu memperbaiki diri kita sebgai mahluk
yang berbudaya dan semakin bersemangat terus untuk mengembangkan
budaya kita, tentunya budaya yang di pandang benar oleh
syariat.
[1]http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/#_ftn1[2]Kamus
besar bahasa Indonesia, departemen pendidikan dan
kebudayaan.[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia[4]http://id.wikipedia.org/wiki/budaya[5]Kuntawijoyo
(budaya dan masyarakat, 2006)[6]Bau nyaleadalah budaya masyarakat
Lombok yang diadakan sekali setahun untuk mengenang hilangnya putri
kerajaan mandalika, kerajaan Lombok selatan yang konon hilang
ditelan ombak. Ia melompat ke laut karena tidak bisa memilih satu
dari sekian banyak pangeran yang melamarnya. Masyarakat Lombok
percaya bahwanyale(sejenis cacing yang berwarna hijau keemasan)
adalah jelmaan dari putri mandalika tersebut.Bauadalah bahasa
Lombok yang berarti menangkap.
MANTUQ DAN MAFHUM DALAM ILMU USHULFIQHDampak
SosialEkonomiManusia Sebagai MakhlukBudaya16OKT49 VotesMANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BUDAYAPENDAHULUANKehidupan manusia sangatlah
komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah
luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan
manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada
di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut
harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan
sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.Hal
ini diisyaratkan dalam surat At-Tiin: 4Sesungguhnya kami Telah
menciptakan manusia dalam bentukyang sebaik-baiknya.Dalam ayat ini
Allah menegaskan bahwa Dia telah menjadikan manusia makhluk
ciptaan-Nya yang paling baik; badannya lurus ke atas, cantik
parasnya, mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya; bukan
seperti kebanyakan binatang yang mengambil benda yang
dikehendakinya dengan perantaraan mulut. Kepada manusia
diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam
ilmu pengetahuan dan kepandaian; sehingga dapat berkreasi (berdaya
cipta) dan sanggup menguasai alam dan binatang.Manusia juga harus
bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus
mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena
dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak
dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban.
Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan
seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia di
didik dengan berkesinambungan dari dalam ayunan hingga ia wafat,
agar hasil dari pendidikan yakni kebudayaan dapat diimplementasikan
dimasyaakat.Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang
sebagai motivator terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu
pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar
kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu
sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.Dengan demikian
dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu
pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang
tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu
bangsa.PEMBAHASANHAKEKAT MANUSIA DAN BUDAYAA. Pengertian
ManusiaSecara bahasa manusia berasal dari
katamanu(Sansekerta),mens(Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi[1]atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain).[2]Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu[3].Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism).Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang
berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun
kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu
dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut
agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari
sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan
keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu.
Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.Oleh
karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu
sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia
dengan lingkungan sebagai berikut:
Siklus Hubungan ManusiaGambar di atas menggambarkan bahwa
lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal
yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan
mejadi:- Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber daya alam-
Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia-
Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya
buatanB.Pengertian BudayaKata budaya merupakan bentuk majemuk kata
budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata
budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang
berasal dari Bahasa Sangsekertabudhayahyaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam
Bahasa Belanda di istilahkan dengan kataculturur. Dalam bahasa
Inggrisculture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari katacolera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang
dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.Definisi budaya dalam pandangan
ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu
sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya
sebagai berikut:E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya
adalah:Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai
anggota masyarakat.Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya
dengan:Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang
merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu
masyarakat tertentu.Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat
bahwa budaya adalah:Semua rancangan hidup yang tercipta secara
historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional,
yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk
perilaku manusiaLain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang
mengatikan budaya dengan:Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Berdasarkan definisi
para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan
hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya
sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang
tak perlu dibiasakan dengan belajar.Dari kerangka tersebut diatas
tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan dan
kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang
merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.Selain itu terdapat
tiga wujud kebudayaan yaitu :1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide,
norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari
kebudayaan ini bersifat abstrak, beradadalam pikiran masing-masing
anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;2. aktifitas
kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri
atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan
selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan.
Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;3.Wujud fisik,
merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
karya manusia dalam masyarakat.BUDAYA SEBAGAI SISTEM GAGASANBudaya
sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau
di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan
seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan
buku.Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan
Kluckhohn dan Kelly bahwa Budaya berupa rancangan hidup maka budaya
terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui
proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang
kita sebut sebagai nilai budaya.Jadi, nilai budaya adalah gagasan
yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan
sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam
sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam
bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam
hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan
kelompok dan lingkungannya.PERWUJUDAN KEBUDAYAANJJ. Hogman dalam
bukunya The World ofMan membagi budaya dalam tiga wujud yaitu:
ideas, activities, dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam
buku Pengantar Antropologi menggolongkan wujud budaya menjadi:a.
Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan dan sebagainya.b. Sebagai suatu kompleks
aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakatc.
Sebagai benda-benda hasil karya manusiaBerdasarkan penggolongan
wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua,
yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat
konkret.Budaya yang Bersifat AbstrakBudaya yang bersifat abstrak
ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud
dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan,
dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujudideal
dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau
harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi
kesepakatan.Budaya yang Bersifat konkretWujud budaya yang bersifat
konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia
di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan
atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan
sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:perilaku,
bahasadanmateri.a. PerilakuPerilaku adalah cara bertindak atau
bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia
dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of
behavior) masyarakatnya.b. BahasaBahasa adalah sebuah sistem
simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap
dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab
paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke
tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa
berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan
berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.c. MateriBudaya
materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk
materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.Unsur-unsur
materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga
ke yang besar adalah sebagai berikut:1. Items,adalah unsur yang
paling kecil dalam budaya.2. Trait,merupakan gabungan dari beberapa
unsur terkecil3. Kompleks budaya,gabungan dari beberapa items dan
trait4. Aktivitas budaya,merupakan gabungan dari beberapa kompleks
budaya.Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan
unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya
unsur-unsur budaya tersebut dapat melaluidiscovery(penemuan atau
usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).ISI (SUBSTANSI)
UTAMA BUDAYASubstansi utama budaya adalah sistem pengetahuan,
pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga
unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan
pandangan hidup.1. Sistem PengetahuanParaahli menyadari bahwa
masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan
tentang:Alam sekitarAlam flora dan faunaZat-zatmanusiaSifat-sifat
dan tingkah laku sesama manusiaRuang dan waktu.Unsur-usur dalam
pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia
pendidikan di seluruh dunia.2. NilaiMenilai berarti menimbang,
yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak
berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius atau sekuler,
sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.Sesuatu dikatakan
mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran),
indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius
(nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga
bagian yaitu:- Nilai material,yaitu segala sesuatu (materi) yang
berguna bagi manusia.- Nilai vital,yaitu segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas-
Nilai kerohanian,yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani
manusia.3. Pandangan HidupPandangan hidup adalah suatu nilai-nilai
yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara selektif oleh
individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa
adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu
sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada
bangsa itu untuk mewujudkannya.MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYADari
penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang
paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena manusia
diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada
surat Al-Baqarah: 30Artinya:Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi.Oleh karena itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhalifahannya disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki. Masalah moral adalah
yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey katakan:
Artinya:Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika
akhlaknya sudah lenyap, musnah pulalah bangsa itu.[4]Akhlak dalam
syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan
jika akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan
budaya bangsa tersebut akan hancur dengan sendirinya. Oleh karena
itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu
pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak
yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang
saling bersinergi, sebagaimana dilukiskan dalam bagan berikut:
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya
masyarakat yang membentuk informasi tersebut. Karenanya di tiap
informasi IPTEK selalu terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat
asalnya. Selanjutnya dikemukakan juga bahwa, karena
perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat pengguna dan
masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat
diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.Disinilah peran manusia
sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat
memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT
melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat
membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi.
Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai
tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma
yang ada sesuai dengan tata aturan agama.DAFTAR PUSTAKAA.A.
Sitompul,Manusia dan Budaya, Jakarta: Gunung Mulia, 1993Dp.
Maas,Materi Pokok UT Antropologi Budaya, Jakarta: Universitas
Terbuka, 1985Koentjaraningrat,Manusia dan Kebudayaan di Indonesia,
Jakarta: Jambatan, 1975___________,Kebudayaan, Mentalis, dan
Pembangunan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993Taliziduhu
Ndraha,Budaya Organisasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003Ensiklopedi
Indonesia (Edisi Khusus) Jilid 4, Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van
Hoeve, 1991Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998M. Quraish Shihab,Tafsir
Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, vol. 15,Jakarta:
Lentera Hati, 2002Nasruddin Razak,Dienul Islam, Bandung: PT.
Al-Maarif, 1986
Ensiklopedi Indonesia (Edisi Khusus) Jilid 4, (Jakarta, PT.
Ichtiar Baru-Van Hoeve: 1991), h. 2139Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka: 1998),
h. 558Taliziduhu Ndraha,Budaya Organisasi, (Jakarta, Rineka Cipta:
2003), h. 11Nasruddin Razak,Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Maarif,
1986), cet. ke-9, h. 38Enno W. Hommes,Technology, Risk,
Countervailing Power and Sustainable Development, Paper Presented
at Discussion Forum on Development Issues, at the Institute of
Technology of Bandung, 14-15 May 1990
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosialoleh:Syiss
Belum dinilai Kunjungan : 1 kata:300 /* Style Definitions */
table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal";
mso-style-parent:""; line-heigh t:115%; font-size:11.0pt;
font-family:" Calibri","sans-serif"; mso-bidi-font-family:"TimesNew
Roman";}Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial1.
Manusia Sebagai Makhluk IndividuManusiasebagai makhluk individu
memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur
raga dan jiwa.Karakteristik yangkhas dari seeorang dapat kita sebut
dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor
lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.1.
Manusia Sebagai Makhluk SosialDapat disimpulkan,bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:a.
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.b. Perilaku manusia
mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.c. Manusia memiliki
kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang laind. Potensi manusia
akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.B. Interaksi
Sosial dan Sosialisasi1. Interaksi SosialInteraksi adalah proses di
mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala
pikiran danb tindakana.Interaksi sosial terjadi dengan didasari
oleh faktor-faktor sebagai berikut1. Imitasi adalah suatu proses
peniruan atau meniru.2. Sugesti Identifikasi dalam psikologi
berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain,
baik secara lahiriah maupun batiniah.c. Simpati2. Bentuk-bentuk
Interaksi SosialGilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang
lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang
timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:a. Proses
Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi.b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan
yang meliputi contravention dan pertentangan pertikain.Adapun
interaksi yang pokok proses-proses adalah:1) Bentuk Interaksi
Asosiatifa. Kerja sama (cooperation)Sehubungan denganpelaksanaan
kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu: Bargainng,
Cooperation,Coalition,b. Akomodasi (accomodation)Coertion,
Compromise, Arbiration, Meditation. Conciliation, Stelemate,
Adjudication2) Bentuk Interaksi Disosiatifa. Persaingan
(competition)b. Kontraversi (contaversion)c. Pertentangan
(conflict)3. SosialisasiPeter Berger mendefinisikan sosialisasi
sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang
anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger,
1978:116).
Sumber:http://id.shvoong.com/social-sciences/2271081-manusia-sebagai-makhluk-individu-dan/#ixzz1ooOQ8vHDDEFINISI
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIALApril 5th, 2010
RelatedFiled UnderManusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial1. Manusia Sebagai Makhluk IndividuIndividu berasal dari kata
in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu
artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin
individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak
terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak
terbatas.Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani
dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang
dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut
menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi
ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan
psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.Setiap manusia memiliki
keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis
sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki
keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara
faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang
dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa
individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik
atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri
fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang.
Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan
sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan
interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota
keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih
besar.Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan
kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan
(fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.Menurut Nursid
Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat
rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor
lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik
yang khas dari seeorang.2. Manusia Sebagai Makhluk SosialMenurut
kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,
selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang
serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri
manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.Tanpa bantuan
manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:a. Manusia tunduk
pada aturan, norma sosial.b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu
penilain dari orang lain.c. Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang laind. Potensi manusia akan berkembang
bila ia hidup di tengah-tengah manusia.B. Interaksi Sosial dan
Sosialisasi1. Interaksi SosialKata interaksi berasal dari kata
inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat.Interaksi adalah proses di mana orang-oarang
berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb
tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang
lain.Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang
bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur,
berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari
interaksi sosial.Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh
faktor-faktor sebagai berikuta. Imitasi adalah suatu proses
peniruan atau meniru.b. Sugesti adalah suatu poroses di mana
seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau
peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih
dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik
yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada
umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi
dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama.
Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu
dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau
sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.c.
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi
(sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.d.
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang
yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional,
melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses
identifikasi.2. Bentuk-bentuk Interaksi SosialBentuk-bentuk
intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan
(competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat
pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan
kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya
kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi
pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Gilin and Gilin
pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka
ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya
interaksi sosial, yaitu:a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga
bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.b. Proses
Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention dan
pertentangan pertikain.Adapun interaksi yang pokok proses-proses
adalah:1) Bentuk Interaksi Asosiatifa. Kerja sama
(cooperation)Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan
terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan
pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:1.
Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan
jasa antara dua organisasi atau lebih.2. Cooperation, proses
penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan
politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan3. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempynyai tujuan yang sama.b. Akomodasi
(accomodation)Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:1.
Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan
karena adanya paksaan.2. Compromise, suatu bentuk akomodasi, di
mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.3.
Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang
berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri4. Meditation,
hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial
dalam persoalan yang ada.5. Conciliation, suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya
suatu tujuan bersama.6. Stelemate, merupakan suatu akomodasi di
mana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang,
berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.7.
Adjudication yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.2)
Bentuk Interaksi Disosiatifa. Persaingan (competition)Persaingan
adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok
yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya
dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa mempergunakan kekerasan.b. Kontraversi
(contaversion)Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara
persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya
ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang
disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan
tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan
atau pertikaian.c. Pertentangan (conflict)Pertentangan adalah suatu
bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha
untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai
ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara
lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan
kelas sosial, dan pertentanfan politik.3. SosialisasiPeter Berger
mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang
anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat (Berger, 1978:116).Salah satu teori peranan dikaitkan
sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang
diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead
menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui
interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa
tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized
other.Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak
kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di
sekitarnya.Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah
mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula
mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan
siapa ia berinteraksi.Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang
dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang
lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized
others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam
masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan
orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.Menurut Cooley konsep
diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya
dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan
orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.Cooley
berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap
pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain
terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi
mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap
ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya
sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.Pihak-pihak yang
melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs
(1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama:
keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.4.
Bentuk dan Pola Sosialisasia. Bentuk-bentuk SosialisasiSosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk
proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak,
pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.b.
Pola-pola SosialisasiPada dasarrnya kita mengenal dua pola
sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan
hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan
pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik
dan anak menjadi pusat sosialisasi.C. Masyarakat dan
KomunitasMasyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas
manusia yang melakuakn antar hubungan, sedikit banyak bersifat
kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah
melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk
dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri,
memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama,
adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki
kebudayaan.a. Masyarakat Setempat (community)Masyarakat setempat
menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu
wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana
faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih
besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan
penduduk diluar batas wilayahnya.b. Masyarakat Desa dan Masyarakat
KotaMenurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki
perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan
hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap
keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan
pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka
melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka
perhatikan.c. Masyarakat MultikulturalPerlu diketahui, ada tiga
istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan
masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang
berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.Konsep
pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu
(banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari
satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat
dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya
merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme
adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender,
bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan
kemajemukan, multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan
segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.d.
Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara dan Kehidupan GlobalProblematika yang muncul dari
keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa dan
bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama
yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung
lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing.Realitas
keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya
persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika
kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus
bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada,
meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman
sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat
dalam kebudayaan yang beraneka ragam.