i LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN UJI VIGOR BENIH Oleh: Golongan E/Kelompok 3B 1. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251) 2. Ike Noviana (161510501252) 3. Siti A’yun Mazilatul Mazidah (161510501236) LABORATORIUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017
43
Embed
SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN UJI VIGOR BENIH fileLAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI ... LABORATORIUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH ... Kegiatan bidudaya tanaman pertanian dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
LAPORAN PRAKTIKUM
SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN UJI VIGOR BENIH
Oleh:
Golongan E/Kelompok 3B
1. Feri Dwi Putra Suhartono (161510501251)
2. Ike Noviana (161510501252)
3. Siti A’yun Mazilatul Mazidah (161510501236)
LABORATORIUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pertanian identik dengan budidaya tanaman. Budidaya yang
dilakukan memiliki berbagai kepentingan dalam kehidupan manusia meliputi
pemenuhan kebutuhan pangan, menjaga kelestarian plasma nutfah, dan kebutuhan-
kebutuhan yang lain. Kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia dalam bidang
pertanian dapat dilakukan dengan upaya meningkatkan produksi pertanian,
menjaga kemurnian varietas, dan lain sebagainya.
Kegiatan bidudaya tanaman pertanian dalam upaya mencapai hasil yang
optimum tentu tidak terlepas dari peranan bahan tanam, yaitu benih. Benih sebagai
bahan tanam harus memiliki mutu dan kualitas yang baik. Kriteria benih yang baik
sebagai bahan tanam dapat dilihat dari penampilan luar atau fisik benih, misalnya
biji tidak kopong atau harus bernas, benih tidak keriput, mempunyai warna dan
bentuk yang relatif seragam, tidak tercampu dengan benih tanman lain, dan lain-
lain. Kriteria lain yang harus diperhatikan meliputi biji tidak terserang penyakit,
kemurnian benih, benih bebas kontaminan, pertumbuhan benih seragam, memiliki
daya tumbuh yang tinggi, dan lain sebagainya.
Kriteria fisik benih yang baik dapat dilakukan melaui kegiatan sortasi benih.
Sortasi benih dilakukan untuk memisahkan benih murni yang akan digunakan
sebagai bahan tanam dari campuran benda lain. Sortasi benih murni dengan benih
campuran atau benih lain ditujukan untuk menjaga. Benda lain yang dapat
tercampur dalam benih seperti benih dari tanaman lain, kotoran bisa berupa kerikil
atau batuan kecil, daun kering, dan sebagainya. Benih juga dipilih dan dipisahkan
dari benih yang memiliki tampilan yang kurang baik seperti benih yang keriput,
benih yang berukuran terlalu besar maupun yang terlalu kecil, kekerasan benih,
warna benih yang sesuai kriteria (misal, padi berwarna kuning), benih yang bernas,
benih yang utuh atau tidak mengalami kerusakan, dan lain sebagainya.
Benih yang siap tanam juga harus diperhatikan beberapa kriterianya untuk
mencapai produksi optimum. Kriteria tersebut dapat meliputi kemampuan benih
untuk tetap hidup dan berkecambah dengan normal dalam kondisi lingkungan yang
2
kurang mendukung atau vigor dan daya kecambah benih atau viabilitas juga harus
tinggi dan seragam. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui benih yang
akan ditanam memenuhi kedua kriteria tersbut dapat dilakukan uji vigor dan uji
viabilitas terhadap sampel benih yang akan ditanam. Sortasi benih dilakukan agar
tanaman yang akan dibudidayakan tidak tercampur dengan tanaman lain yang dapat
menjadi pesaing tanaman utama dalan mendapatkan air, cahaya, dan unsur.
Berdasarkan penjelasan tersebut perlu diadakannya praktikum mengenai sortasi, uji
viabilitas dan uji vigor benih sehingga mahasiswa dapat mengetahui cara memilih
kriteria benih yang baik untuk bahan tanam.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui uji kemurnian benih secara fisik.
2. Untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji viabilitas dan vigor benih.
.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji yang digunakan sebagai perbanyakan tanaman (bahan
tanam) yang memiliki kualitas baik dan mampu tumbuh dengan baik. Proses
budidaya suatu komoditas tanaman, benih memegang peran penting dalam
mencapai hasil produksi yang maksimal. Benih bermutu fisik tinggi memiliki
keseragaman dalam bentuk, ukuran, warna dan bobot benih. Upaya untuk
mendapatkan benih yang berkualitas baik dapat dilakukan dengan kegiatan sortasi
benih, uji vigor benih dan uji viabilitas benih. Sortasi benih dilakukan untuk
meningkatkan dan menjaga kemurnian benih dan menentukan klasifikasi benih
pada komoditas tertentu. Kriteria pada sortasi benih harus biji bernas, tidak keriput
atau kusam, tidak cacat atau rusak, tidak tercampur varietas lain atau kotoran, daya
kecambah harus diatas 85% dan tidak mengandung infeksi hama atau penyakit.
Benih yang telah melakukan tahap sortasi kemudian dilakukan tahap
penggradingan (grading) yakni penggolongan benih berdasarkan kualitas benih,
dari biji yang paling kecil hingga paling besar. Benih yang didapatkan setelah
proses sortasi dan penggradingan akan dilakukan uji benih. Langkah awal
pengujian benih yakni pengambilan sampel yang mewakili seluruh benih dalam
pengujian benih. Pengambilan kualitas benih harus berdasarkan mutu fisik, mutu
fisiologis, kesehatan, ukuran dan keseragaman. Mutu fisik meliputi kemurnian,
bobot dan kadar air sedangkan mutu fisiologis meliputi kemampuan viabilitas (daya
kecambah benih) dan vigor benih (Mulyana dkk., 2012).
Uji fisiologis benih meliputi uji viabilitas dan uji vigor benih. Benih yang
baik adalah benih yang dapat mempertahankan viabilitas dan vigornya. Benih yang
memiliki viabilitas yang baik akan tumbuh menjadi tanaman normal dan benih yang
memiliki vigor yang baik akan mampu bertahan dalam berkecambah pada kondisi
lingkungan yang kurang mendukung. Vigor benih yang baik dicirikan mampu tahan
disimpan pada waktu yang lama, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, cepat
tumbuh dan mampu bereproduksi dengan baik (Tustiyani dkk., 2016). Ukuran
benih dipakai sebagai ciri benih yang baik dan berviabilitas tinggi, karena benih
yang berukuran lebih besar dan berat dari tanaman lebih baik daripada yang
4
berukuran kecil. Benih yang berukuran besar lebih banyak mengandung cadangan
makanan, sehingga kemampuan viabilitasnya juga tinggi (Fadila dkk., 2016).
Menurut Filho, M., (2015) uji vigor benih menentukan daya kecambah benih yang
tumbuh dengan cepat dan seragam baik secara langsung atau tidak langsung dalam
menyerap nutrisi atau makanan serta tingkat toleransi benih (stress).
Kekuatan dan viabilitas benih tergantung pada faktor genetik dan fisiologis
benih serta lamanya proses penyimpanan. Faktor yang mempengaruhi
penyimpanan adalah suhu, kelembaban, mikroorganisme dan proses penyimpanan.
Viabilitas benih dalam proses penyimpanan dapat diperpanjang dengan
penyimpanan suhu dingin atau kering apabila kandungan air dalam biji dibawah 5%
(Shaban, M., 2013). Menurut Azadi et al., (2013) kandungan air benih sangat
mempengaruhi panjangnya umur benih dan kekuatan benih, sehingga dibutuhkan
penyimpanan yang tepat dan kadar air yang optimum karena dapat mempengaruhi
kualitas benih secara signifikan.
Uji daya kecambah dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
seperti uji daya kecambah langsung dengan kertas merang, uji diatas kertas, uji
antar kertas, uji kertas digulung dan uji daya secara langsung manggunakan substrat
pasir atau tanah. Uji kekuatan tumbuh benih dapat dilakukan dengan beberapa
metode juga, seperti uji kertas gulung didirikan, uji kertas gulung didirikan dalam
plastik, uji hoppe diubah dalam plastik, plastik cell woodstock dan uji dimedia pasir
atau tanah. Uji kertas digulung dalam plastik berfungsi untuk mencegah tembusnya
substrat oleh akar (Kartika dkk., 2015).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan acara praktikum mata kuliah Teknologi dan Produksi Benih yang
berjudul “ Sortasi Benih, Uji Vigor, dan Uji Viabilitas Benih” dilaksanakan pada
hari Jum’at, 13 Oktober 2017 pada pukul 06.00 sampai selesai dilaksanakan di
Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kertas label
2. Timbangan analitik
3. Kertas buram
4. Bak pengecambah
5. Karet gelang
6. Sekop kecil
7. Botol air mineral
3.2.2 Bahan
1. Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau
2. Air
3. Substrat pasir
3.3 Pelaksanaan Praktikum
3.3.1 Sortasi Benih
1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya.
2. Menimbang benih tersebut, kemudian menghamparkan (A gram).
3. Memisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran
benih (KB).
4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaman lain (C gram),
dan kotoran benih (D) gram yang ditemukan kemudian hitung presentasenya.
6
5. Mendeskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih tanaman
lain (BTL), dan kotoran benih (KB).
3.3.2 Uji Vigor Benih
1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudian membersihkan dan mengayak
halus.
2. Memasukkan media tanam ke dalam bak pengecambah sampai setengah tinggi