-
0
LAPORAN PRAKTIKUM
SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS DAN UJI VIGOR BENIH
Oleh:
Golongan B/Kelompok 1B
1. Aang syarifudin (131510501292)
2. Fiqi purnomo (161510501001)
LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih dalam pembibitan biasanya adalah benih dengan kualitas
yang
baik. Benih kualitas baik memiliki ciri-ciri tersendiri yang
dapat dilihat dengan
kasat mata maupun dengan bantuan alat. Setiap benih yang masuk
dalam kualitas
baik biasanya: bernas pada bagian biji, tidak tercampur oleh
benih lain maupun
kotoran, bagian biji tidak berkeriput atau rusak, memiliki daya
kecambah yang
sangat baik, dan tidak terinveksi jamur dan penyakit maupun
virus. Menguji benih
dengan kualitas baik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
sortasi dan uji benih
dan uji fisiologis benih yang didalamnya terdapat uji viabilitas
dan uji vigor.
Sortasi benih adalah suatu proses yang dilaksanakan agar
dapat
meningkatkan viabilitas benih. Proses sortasi dilakukan dengan
cara menyeleksi
dari penampilan luar benih, kondisi biji sudah keras dan masak,
dan dalam kondisi
baik secara fisik dan fisiologis. Tujuan sortasi benih biasanya
adalah untuk
menjaga dan meningkatkan kemurnian dari benih itu sendiri dengan
cara
memisahkan benih yang baik dan benih yang memiliki penampakan
buruk, serta
memisahkan benih asli dengan benih campuran dan kotoran yang ad
pada benih
tersebut. Istilah pemilihan sering disebut dengan greeding yang
berarti suat hal
yang dilaksanakan setelah proses sortasi, dimana greeding
sendiri dilakuan
dengan pengelompokan benih berdasarkan kualitas diri benih.
Benih yang sudah melewati proses sortasi biasanya akan
dilakukan
proses pengujian benih. Pengujian benih yangdilakukan
dimaksudkan agar benih
dapat dikendalikan dalam hal kualitas yang berdasarkan: mutu
benih fisik dan
mutu fisiologis, ukuran benih, kesehatan, maupun keseragaman.
Pengujian benih
memiliki tahapan – tahapan dalam prosesnya yaitu: awal sebelum
pengujian benih
adalah dengan mengambil contoh benih yang akan diuji, setelah
itu menguji
kualitas dengan beberapa bahan dan alat, hasil benih yang sudah
diuji biasanya
sudah siap untuk ditanam. Pengujian benih terbagi menjadi dua
yaitu pengujian
benih viabilitas dan pengujian benih vigor.
-
2
Viabilitas benih lebih mngacu pada daya kecambah dari suatu
benih
sedangkan vigor tentang kekuatan benih untuk hidup pada kondisi
lingkungan
yang kuran mendukung. Metode yang digunakan dalam pengujian
benih ada
banyak yaitu menggunakan kertas merang dan pengujian secara
langsung,
menggunakan bagian atas ketas, kertas digulung dan antar kertas
maupun dengan
uji langsung menggunakan pasir dan tanah.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui uji kemurnian benih secara fisik.
2. Melatih agar dapat melakukan uji viabilitas dan vigor
benih.
-
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Keberhasilan tanaman dapat ditentukan oleh kualitas benih. Benih
yang
berkualitas baik dapat dilihat secara fisik maupun fisiologis.
Benih yang baik
biasanya sudah mengalami tahap seleksi atau sering disebut degan
sortasi benih.
Hasil benih yang baik dapat dilihat dengan sedikitnya atau tidak
adanya benih
tanaman lain maupun serangan dari patogen. Sortasi benih dapat
dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan manual dan mekanis. Teknik manual
dapat
dilakukan dengancara menjatuhkan benih sedikit-sedikit dan
apabila tertiup angin
berati benih tersebut memiliki kualitas yang buruk dikarenakan
bagian dalam
benih terkadang tidak memiliki isi. Teknik mekanis biasanya
menggunakan air
screen cleaner (Suita, 2013). Benih memiliki kriteria sendiri
untuk dikatakan
sehat atau layak tanam. Benih siap tanam biasanya sudah melewati
beberapa
kriteria antara lain tidak terdapat keriput ataupun kelainan
dalam benih, biji bernas
dengan baik, daya hidup sampai membentuk kecambah sekitar 85%,
benih tidak
terdapat tanda-tanda terserang penyakit. Benih dapat dikatakan
baik apabila sudah
sortasi lebih awal pada proses pemilihannya (Melchinger et al,
2014).
Benih hasil sortasi akan dibuktikan dengan pengujian benih.
Pengujian
benih dimaksudkan agar benih yang telah melewati proses sortasi
dapat tumbuh
dengan baik atau tidak. Pengujian benih dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
awalnya adalah pengambilan sempel benih dari satu jenis tanaman
yang diartikan
dapat mewakili keseluruhan benih, setelah itu dilakukan
pengujian dengan
beberapa uji. Pengujian benih memiliki dua cara yaitu dengan
cara uji viabilitas
dan uji vigor yang kedua uji ini termasuk dalam uji fisiologis
benih (Purba dan
Tatik, 2017).
Pengujian fisiologis dari benih dapat dilakukan dengan cara
pengujian
viabilitas dan pengujian secara vigor. Pengujian viabilitas
merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan agar dapat mengurangi resiko
kegagalan panen
yang diakibatkan oleh benih yang terserang jamur, patogen dan
virus dengan
mengukur daya kecambah dari benih. Pengujian benih dilakukan
untuk
menentukan mutu benih, sehingga kualitas benih dapat terjamin
baik. Uji
-
4
viabilitas benih dilakukan menggunakan media kertas ataupun
langsung pada
media pasir atau tanah. Kertas yang digunakan dalam penujian
adalah kertas.
Merang (Ernawati et al., 2017).
Uji fisiologis juga dapat dilakukan dengan uji vigor. Uji vigor
adalah suatu
hal yang penting untuk dilakukan agar benih dapat terjamin mutu
dan
kualitasnya, sehingga menghasilkan produk benih yang baik dengan
cara
mengukur kekuatan benih dalam berkecambah dengan normal pada
lingkungan
yang berbeda atau tidak mendukung untuk benih berkecambah
(Soesanto, 2006).
Pengujian benih dengan uji vigor dilakukan dengan beberapa
metode yaitu:
dengan uji kertas digulung didirikan, dan calon benih ditaruh di
tempat dimana
benih itu akan akan dikecambahkan dengan posisi yang diatur
dalam keadaan
tidak normal (Silva et al., 2017).
Perkecabahan benih dilakukan untuk menguji benih yang terserang
jamur,
patogen, dan virus. Hasil kecambah dengan sortasi dan uji benih
belum tentu
memiliki hasil kecambah yang baik. Benih yang memiliki fisik
yang baik dapat
diserang penyakit, patogen, dan virus dikarenakan benih tersebut
membawa
penyakit tersebut dalam bentuk benih maupun benih yang terserang
penyakit
dalam keadaan sudah tumbuh dikarenakan faktor lingkungan. Benih
yang sudah
terserang biasanya harus cepat di cabut atau dimatikan agar
penyakit tersebut
tidak menular ke benih lain yang masih sehat (Jarvis and
Kennent, 2014).
-
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Teknologi Produksi Benih acara “Sortasi
Benih,
Uji Viabilitas dan Uji Vigor Benih” dilakukan di Laboratorium
Teknologi Benih
Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 11 Oktober
2017 pada pukul
12.30 WIB sampai 15.15 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kertas label
2. Timbangan analitik
3. Kertas buram
4. Bak pengecambah
5. Karet gelang
6. Sekop kecil
7. Botol air mineral
3.2.2 Bahan
1. Benih padi, jagung, kedelai, dan kacang hijau
2. Air
3. Substrat pasir
3.3 Cara Kerja
A. Sortasi Benih
1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian
benihnya.
2. Menimbang benih tersebut, kemudian hamparkan (A gram).
3. Memisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL)
dan kotoran
benih (KB).
-
6
4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaman
lain (C
gram) dan kotoran benih (D gram) yang ditemukan kemudian
hitung
presentasenya.
5. Mendeskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni
(BM), benih
tanaman lain (BTL) dan kotoran benih (KB).
B. Uji Vigor Benih
1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudian dibersihkan dan
diayak halus.
2. Masukkan media tanam ke dalam bak pengecambah sampai setengah
tinggi bak
pengecambah.
3. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau (sesuai
perlakuan).
4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5 dan 7. 5. Ukur tinggi
kecambah/bibit
pada hari ke-7. C.
Uji Viabilitas Benih
1. Mempersiapkan benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau.
2. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau pada
substrat dengan
menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam
Plastik)
dengan cara sebagai berikut:
a. Menghamparkan selembar plastik transparan tipis ukuran 20x30
cm.
b. Menyiapkan 3-4 lembar kertas buram lembab ukuran 20x30 cm dan
letakkan
terhampar diatas lembar plastik.
c. Menanam 20-50 butir benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau
diatas substrat
dengan cara menyusun secara baris dalam bentuk berselang seling
(gigi
walang).
d. Menutup substrat yang telah ditanami dnegan 2-3 lembar kertas
lembab
lainnya.
e. Menggulung substrat kertas yang telah ditutupi (memberi label
keterangan)
dan tempatkan hasil gulungan dengan posisi vertikal dalam alat
pengecambah
3. Menjaga kelembaban substrat setiap saat.
4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7, 10, dan 14. 5.
Mengukur tinggi
kecambah/bibit pada hari ke-14.
-
7
3.4 Variabel Pengamatan
1. Presentase hasil sortasi benih.
2. Vigor benih.
3. Viabilitas benih.
3.5 Analisis Data
Melakukan sortasi, uji vigor, dan viabilitas pada berbagai benih
yang telah
disediakan kemudian membuat grafik pada uji vigor dan viabilitas
benih(padi dan
jagung).
-
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok Jenis Tanaman Presentase Deskripsi
1 Padi
BM :73,4 % Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah 73,
4%, 7,09% dan 18,9%
BTL : biji timun dan kacang
merah
KB : seresah dan kerikil
BTL :7,09 %
KB :18,9%
2 Padi
BM :77,2% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
77,2%, 14,18% dan 23,02%
BTL : biji timun dan kedelai
KB : daun kering dan kerikil
BTL :14,18%
KB :23,02%
3 Padi
BM :31,85% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
31,85%, 31,85% dan 20,35%
BTL : kedelai
KB : kerikil
BTL :31,85%
KB :20,35%
4 Padi
BM :54,5% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
54,5%, 11,8% dan 32,9%
BTL : kedelai
KB : kerikil dan daun kering
BTL :11,8%
KB :32,9%
-
9
5 Jagung
BM :81,69% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
81,69%, 8,02% dan 10,38%
BTL : biji kedelai dan timun
KB : kerikil dan daun kering
BTL :8,02%
KB :10,38%
6 Jagung
BM :78,0% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
78,0%, 8,43% dan 13,61%
BTL : biji kedelai dan timun
KB : kerikil dan daun kering
BTL :8,43%
KB :13,61%
7 Jagung
BM :67,47% Presentase BM, BTL dan KB
secara berturut-turut ialah
67,47%, 20,23% dan 18,63%
BTL : biji kedelai, timun dan
padi
KB : kerikil
BTL :20,23%
KB :18,63%
Sortasi dilakukan dengan menggunakan pengamatan secara
visual.
Pemisahan benih murni dengan benih tanaman lain dan kotoran
dilakukan dengan
menggunakan pemilihan manual. Kemudian menimbang masing-masing
benih
murni, kotoran dan benih tanaman lain. Perhitungan presentase
dengan membagi
berat benih murni, benih tanaman lain dan kotoran dengan berat
total dan
mengkalikan dengan 100 %. Benih tanaman lain dan kotoran berbeda
antara
kelompok satu dengan lainnya. Kelompok satu sampai empat
melakukan sortasi
benih padi sedangkan kelompok lima sampai tujuh menyortasi benih
jagung.
-
10
Grafik 1. Vigor benih padi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
U1H3 U3H3 U1H5 U3H5 U1H7 H3H7
NORMAL
ABNORMAL
MATI
Grafik 2. Vigor benih jagung
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
U1H3 U3H3 U2H5 U1H7 U3H7
NORMAL
ABNORMAL
MATI
-
11
Grafik 3. Viabilitas benih padi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
U1H3 U1H5 U1H7 U1H10 U1H14
NORMAL
ABNORMAL
MATI
Grafik 4. Viabilitas benih jagung
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
U1H3 U1H5 U1H7 U1H10 U1H14
NORMAL
ABNORMAL
MATI
-
12
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pelaksanan uji kemurnian benih secara fisik yang
dilakukan
dengan metode pemisahan secara manual atau mekanik maka
didapatkan hasil
berupa benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih. Uji
kemurnian
dilakukan dengan menggunakan timbangan digital dengan menimbang
benih yang
tercampur benih lain dan kotoran kemudian mencari berat total.
Berikutnya
pemilihan dilakukan berupa benih lain dan kotoran. Presentase
benih murni
dengan menghitung berat benih murni dibagi dengan berat total
benih dan kotoran
dan dikalikan 100 persen. Begitupun dengan nilai presentase
benih tanaman lain
dan kotoran benih. Pengujian dilakukan terhadap dua benih murni
yaitu benih
padi pada kelompok satu sampai empat dan benih jagung pada
kelompok lima
sampai tujuh. sebagai contoh pada uji benih murni padi kelompok
satu didapatkan
presentase benih murni sebesar 73,4%, benih tanaman lain (biji
timun dan kacang
merah) 7,09% dan kotoran (seresah dan kerikil) 18,9%.
Berikutnya uji viabilitas dan vigor benih dilakukan dengan
cara
penanaman beberpa benih (padi dan jagung) pada kedalaman
tertentu. Vigor benih
merupakan kemampuan suatu benih untuk berkecambah dan tumbuh
dengan
normal sampai hari yang ditentukan (hari ke tujuh). Viabilitas
benih mempunyai
pengertian yang hamir sama dengan vigor yaitu kemampuan benih
untuk dapat
berkecambah dan tumbuh sampai hari yang telah ditentukan (hari
ke 14). Uji
vigor dilakukan dengan cara menanam benih padi dan jagung pada
kedalaman
tertentu (jagung 5 cm dan padi 3 cm). penanaman menggunakan
botol dengan
masing-masing botol berisi empat benih sebanyak lima botol.
Jadi, jumlah benih
yang ditanam untuk setiap benih ialah 20 benih. Uji viabilitas
dilakukan dengan
menggunakan media kertas merang yang basah dan digulung dengan
lapisan luar
plastic seperti lontong. Penempatan benih dilakukan secara
zigzag dengan posisi
calon akar dibawah. Uji viabilitas menggunakan benih sebanyak 15
benih padi
dan jagung.
Perhitungan vigor dan viabilitas dapat dilakukan dengan
pembagian dan
pengkalian. Menghitung vigor benih yaitu jumlah benih
berkecambah normal
pada hari ke tujuh di bagi dengan total benih yang digunakan dan
dikali 100
-
13
sedangkan perhitungan viabilitas yaitu jumlah kecambah tumbuh
pada hari ke 14
dibagi dengan jumlah total benih yang digunakan dan dikali 100.
Sesuai
perhitungan tersebut maka total benih uji vigor sebanyak 20
benih dan uji
viabilitas 15 benih setiap spesies benih yang digunakan.
Perhitungan akhir sesuai pengamatan didapatkan hasil benih
normal
tertingi vigor benih padi dan jagung ialah 40% (ulangan satu,
dua dan tiga) dan
100% (ulangan tiga). Kemudian hasil benih normal terendah vigor
padi dan
jagung ialah 30% (ulangan empat) dan 85% (ulangan ke dua). Sisa
dari nilai
tersebut dapat dikatakan pertumbuhan abnormal dan mati. Kemudian
presentase
benih normal tertinggi uji viabilitas padi dan jagung selama
hari ke 14 ialah 80%
(ulangan ke empat) dan 100% (ulangan ke tiga). Presentase benih
normal terendah
padi dan jagung ialah 33,3% (ulangan kedua) dan 53,3% (ulangan
ke dua). Sisa
dari nilai tersebut dapat dikatakan pertumbuhan abnormal dan
mati.
-
14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan uji kemurnian benih, uji vigor
dan uji
viabilitas benih maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Uji kemurnian benih dilakukan dengan mencari nilai berat
benij murni dibagi
dengan berat benih total dan dibagi 100 dan berlaku hal yang
sama dengan
presentase benih tanaman lain serta kotoran benih.
2. Presentase benih normal tertingi vigor benih padi dan jagung
ialah 40%
(ulangan satu, dua dan tiga) dan 100% (ulangan tiga). Kemudian
hasil benih
normal terendah vigor padi dan jagung ialah 30% (ulangan empat)
dan 85%
(ulangan ke dua).
3. Presentase benih normal tertinggi uji viabilitas padi dan
jagung selama hari ke
14 ialah 80% (ulangan ke empat) dan 100% (ulangan ke tiga).
Presentase benih
normal terendah padi dan jagung ialah 33,3% (ulangan kedua) dan
53,3%
(ulangan ke dua). Sisa dari nilai tersebut dapat dikatakan
pertumbuhan
abnormal dan mati.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan uji kemurnia,
vigor dan
viabilitas tersebut bahwa uji tersebut sangat berguna bagi
pelaku budidaya
pertanian pangan sebelum melakukan pembelian benih dimusim
tanam
berikutnya.
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati., P, Rahardjo, B. Suroso. 2017. Respon Benih Cabai
Merah (Capsicum
Annuum L.) Kadaluarsa Pada Lama Perendaman Air Kelapa Muda
Terhadap
Viabilitas, Vigor dan Pertumbuhan Bibit. Agritrop, 15 (1) :
71-83.
Jarvis, J. C and K. A. Moore. Effects Of Seed Source, Sediment
Type and Burial
Depth On Mixed-Annual and Perennial Zostera Marina L. Seed
Germination and Seedling Establishment. Estuaries And Coasts, 1
(1) : 1-
15.
Melchinger, A. E., W. Schipprack, H. F. Uts and V. Mirdita.
2014. In Vivo
Haploid Induction In Maize: Identification Of Haploid Seeds By
Their Oil
Content. Crop Science, 54 (1) : 1-8.
Purba, E. Z dan T. K. Suharti. 2017. Pengujian Viabilitas dan
Vigor Benih Kecipir
(Psophocarpus Tetragonolobus L.) Seed Viability And Vigor
Testing Of
Winged Bean (Psophocarpus Tetragonolobus L.). Bul. Agrohorti, 5
(1) : 77-
87.
Silva, C. B. D., R. M. Bardosa, R. D. Vieira. 2017. Accelerated
Aging As Vigor
Test For Sunn Hemp Seeds.Ciencie Rurar, 47 (1) : 1-6.
Soesanto, L. 2006. Penyakit Pasca Panen. Yogyakarta :
Kanisius.
Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas dan
Pertumbuhan
Bibit Akor (Acacia Auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan, 1
(2) : 83-
91.
-
16
LAMPIRAN
-
17
-
18
DOKUMENTASI FOTO
-
19
-
20
-
21
-
22
-
23