BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangKesehatan merupakan hal yang
sangat penting bagi manusia. Semua tidak akan sempurna apabila
kesehatan seseorang terganggu. Gangguan kesehatan dapat menghambat
segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu penting bagi seseorang
untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ tubuh saja yang
perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita
pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun
kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme
tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ).
Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan
tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita
keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna
misalnya. Atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air
kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab mengapa hal
itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita
lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada
urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh
seeorang. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas
bagaimana proses pemeriksaan urin, alat-alat yang digunakan dan apa
saja kegunaan urin dalam menentukan diagnosa suatu
penyakit1.2Rumusan Masalah-Apa yang dimaksud sistem
urinaria?-Bagaimana proses pembentukan urin?-Apa saja macam sampel
urin?-Bagaimana cara pemeriksaan glukosa urin metode
reduksi?-Bagaimana cara pemeriksaan protein urin metode
reduksi?
1.3Tujuan Penulisan-Mengetahui system urinaria-Mengetahui proses
pembentukan urin-Mengetahui macam sampel urin-Mengetahui cara
pemeriksaan glukosa urin metode reduksi-Mengetahui cara pemeriksaan
protein urin metode reduksi
BAB IIISI2.1 Sistem UrinariaSistem saluran kemih atau sering
dikenal dengan sistem urinaria terdiri dari enam organ, yaitu dua
ginjal, dua ureter, kandung kemih dan uretra. Letak ginjal sendiri
berada dibawah hati dan limfa, disebelah kanan dan kiri tulang
belkang bagian punggung. Kedua ginjal terletak dibelakang selaput
yang melapisi perut yang disebut peritoneum. Ginjal kanan biasanya
terletak sedikit dibawah ginjal kiri karena terdesak oleh hati..
ginjal orang dewasa memiliki ukuran kurang lebih dengan panjang 11
cm, tebal 5 cm, berat 150 gram dan memilki bentuk seperti biji
kacang dengan lengkungan yang menghadap kedalam.Fungsi ginjal
sendiri adalah:a.Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat
toksis atau racun.b.Mempertahankan suasana keseimbangan
cairan.c.Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari
cairan tubuh.d.Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan
zat-zat lain dalam tubuh.e.Mengeluarakn sisa-sisa metabolism hasil
akhir dari ureum protein.Pada setiap ginjal diperkirakan ada
1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter.
Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada pyramid renal masing-masing
membentuk simpul dan kapiler satu badan Malpighi yang disebut
glomerolus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava
inferior.
2.2 Proses Pembentukan UrinGlomerolus berfungsi sebagai
ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil
filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus ginjal akan terjadi
penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerolus,
sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanju ke
ureter.Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk
kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel
darah dan bagian plasma darah.Ada tiga tahap pembentukan urin,
antara lain:a.Proses FiltrasiTerjadi di glomerolus, proses ini
terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen
maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain yang diteruskan
ketubulus ginjal.b.Proses ReabsorpsiProses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal obligator,
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat
bila diperlukan. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan
reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.c.Proses SekresiSisanya penyerapan urin kembali yang
terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya
diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
2.3 Macam-Macam Sampel UrinDalam pelaksanan urinalisis atau
pemeriksaan urin dibutuhkan sampel atau specimen berupa urin.
Sampel urin sendiri terdiri dari beberapa jenis yang dapat
digunakan untuk pemeriksaan, antara lain:a.Urin SegarUrin yang
mulai pengambilan sampai dilakukan pemeriksaan kurang dari 1 jam.
Dan dipakai untuku pemeriksaan protein, glukosa, juga pemeriksaan
obat yang dicurigai dalam tubuh penderita.b.Urin SewaktuUrin yang
dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan (sewaktu-waktu)
dilakukan pemeriksaan kurang dari 1 jam. Dipaki untuk pemeriksaan
glukosa.c.Urin PagiUrin pada pagi hari setelah bangun tidur,
dipakai untuk segala pemeriksaan urin.d.Urin 24 jamUrin yang
dikumpulkan selama 24 jam (missal dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi
keesokan harinya), dipakai untuk pemeriksaan kadar protein dalam
urin.e.Urin 4 porsiUrin yang dikumpulkan selama 24 jam dan diambil
setiap 6 jam. Dipaki untuk pemeriksaan kadar glukosa dan memantau
cara kerja insulin serta pola makan penderita.
2.4 Pemerikasaan Glukosa Urin Metode Reduksi1. DefenisiGlukosa
mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan
mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang
mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi
positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat)
berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi
negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton
bebas).Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi
menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara
lainnya adalah menggunakan carik celup.Reaksi benedict sensitive
karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan
warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna
dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya
terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka
karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara
kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang
berlainan.
2. Tujuan :Untuk mengetahui adanya glukosa di dalam urin
3. Indikasi Glukosaria Diabetes mulitus
4. Kontraindikasi
Cara benedictAlat dan BahanAlat :1.Tabung reaksi2.Penjepit
tabung reaksi3.Rak tabung4.Pipet tetes5.Corong6.Pipet volume7.Lampu
spiritus/ Bunsen8.Beker glass
Bahan :1.5 cc larutan benedict2.Urine patologis
Hal-hal yang perlu diperhatikan1. Penampung yang bersih dan
kering disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.2. Cara-cara
pengambilan sampel urin3. Jenis sampel urin4. Pengiriman sampel
urin harus dilengkapi identitas pasien
Cara Kerja1.Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 cc2.Campurkan urin patologis 5 8 tetes ke dalam tabung
yang telah berisi benedict3.Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen
dan sambil dikocok perlahan sampai mendidih4.Dinginkan dan amati
terjadi perubahan warna atau tidak
Cara menilai hasil :Negatif (-) : Tetap biru atau sedikit
kehijau-hijauanPositif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh
(0,5-1% glukosa)Positif (++) : Kuning keruh (1-1,5% glukosa)Positif
(+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)Positif
(++++) : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
2.4 Pemerikasaan Protein Urin Metode Reduksi1. DefenisiProtein
adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N .
Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan
untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa
digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari
karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam,
dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air,
beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya.Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa
metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses
reabsorpsi.Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring
di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke
dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150
mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan
sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut
proteinuria.Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria
adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena
diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi,
multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia),
infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga
dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang
pekat atau stress karena emosi.Untuk mengetahui adanya protein di
dalam urin dilakukan pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini
terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam
sulfosalisila.Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein
sebesar 0.19/L (> +2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam
sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan
sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam,
proteinuria didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per
24 jam. Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat
mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul
karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester
kedua -kehamilan.Tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada
molahidatidosa. Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik
kehamilandimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita
yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak ,
2004).Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila
dicurigai mengalami preeklampsi ringan atau berat, dari hasil
pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil
yangditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu
terjadinya eklampsi.Penetapam kadar protein dalam urin biasanya
dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena
padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk
jumlah protein yang ada, maka menggunakan urinyang jernih menjadi
syarat yang penting.Salah satu uji protein urin yang cukup peka
adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian
asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik
iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk
denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presipitasi
dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urin atau yang
sengajaditambahkan ke dalam urin. Asam asetat yang dipakai tidak
pentingkonsentrasinya, konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang
penting ialah pHyang dicapai melalui pemberian asam asetat. Urin
encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak baik digunakan untuk
percobaan ini. Hasil terbail padapercobaan ini diperoleh dengan
penggunaan urin asam.Ditemukannya protein urine merupakan tanda
paling sering di jumpai pada preeklamsi, penyakit ginjal, bahkan
sering merupakan petunjuk dini dari latent glomerulo
nephitis,Toxemia gravidarum ataupun diabetic nephropathy. Selama
kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan di ikuti
dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urine dimulai dalam
glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran yang
hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urin sehingga
menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit
parenkhim ginjal, Faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini
mungkin akan memperberat kebocoran protein melalui urine. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran protein urine
pada ibu hamil trimester II yang memeriksakan diri di bidan praktek
swasta Citra Mulia Kudus. Penelitian ini di laksanakan pada bulan
Mei 2010 dengan jumlah sampel di ambil secara purposif dan sampel
di periksa secara semi kuntitatif dengan metode statistik. Hasil
penelitian menunjukan pemeriksaan urine pada ibu hamil trimester II
yang negative sebanyak 9 sampel. Positif satu sebanyak 19 sampel
dan positif dua sebanyak dua sampel. Pada pengukuran tekanan darah
terdapat 6 ibu hamil yang mengalami hipertensi dan dilihat dari
kondisi kaki terdapat 3 orang ibu hamil yang mengalami edema.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di harapkan kepada ibu hamil
agar melakukan pemeriksaaan kehamilan secara rutin sehingga
perkembangan janin dapat dipantau.Kandungan urine bergantung
keadaan kesehatan dan makanan sehari-hari yangdikonsumsi oleh
masing-masing individu. Individu normal meempunyai pH antara5
sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH urine seseorang
adalah makanan sehari-hari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna
urine adalah kuning keemasan yang dianggap berasal dari emas.Fungsi
utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun
atauobat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin
sebagai zat yang kotor.Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin
tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnyapun akan Mengandung bakteri.Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi danberbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuangkeluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui
melaluiurinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang
dimungkinkan terkandung didalam urin. Analisis urin secara fisik
meliputi pengamatan warna urin, berat jeniscairan urin dan pH serta
suhu urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputianalisis
glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu.Untuk analisis
kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai
dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang
terakhir adalahanalisis secara mikroskopik, sampel urin secara
langsung diamati dibawahmikroskop sehingga akan diketahui zat-zat
apa saja yang terkandung di dalamurin tersebut, misalnya kalsium
phospat, serat tanaman, bahkan bakteri.Reabsorpsi asam amino
terutama terjadi di bagian awal tubulus kontortus proksimal yang
menyerupai proses absorpsi di usus halus. Karier utama dimembrane
luminal merupakan kotransport Na+ sedangkan karier di
basolateraltidak bergantung pada Na+. Na+ di pompa keluar sel oleh
Na+, K+, ATP ase dan kemudian asam amino keluar sel melalui proses
difusi fasilitasi menuju cairan intertisium.Proteinuria ditandai
dengan adanya kekeruhan. Proteinuria ditentukan dengan berbagai
cara yaitu: asam sulfosalisilat, pemanasan dengan asam asetat,
carik celup (hanya sensitif terhadap albumin).Penetapan jumlah
protein ditentukan dengan urin 24 jam atau 12 jam, dengan cara
Esbach.
2. TujuanUntuk mengetahui adanya protein didalam urin
3. indikasi protenuria kerusakan glomelurus
4. kontraindikasipengambilan semple urine untuk biakan urine
pada pria dewasa
Pemeriksaan proteinuriaUntuk menguji adanya kekeruhan ,
periksalah tabung dengan cahayaberpantul dan dengan latar belakang
yang hitam. Cara penilaian uji protein adalah sebagai berikut
:aCara pemanasan asam asetatAlat dan BahanAlat :1.Tabung
reaksi2.Penjepit tabung reaksi3.Rak tabung4.Pipet
tetes5.Corong6.Pipet volume7.Lampu spiritus/ Bunsen8.Beker
glass
Bahan :1.Asam Asetat 6%2.Urin patologis
Hal-hal yang perlu diperhatikan1. Penampung yang bersih dan
kering disesuaikan dengan jenis pemeriksaan.2. Cara-cara
pengambilan sampel urin3. Jenis sampel urin4. Pengiriman sampel
urin harus dilengkapi identitas pasien
Cara Kerja1.Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis
pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung2.Kedua tabung di
miringkan, panaskan bagian atas urin sampai mendidih3.Perhatikan
apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara
membandingkan dengan urin bagian bawah.4.Jika urine dalam tabung
tidak terjadi kekeruahn maka hasilnya negative5.jika urin dalam
dalam tabung terjadi kekeruhan maka tambahkan asam asetat 6%
sebanyak 3-5 tetes.6.Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine
kembali bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika
kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.7.Beri penilaian
terhadap hasil pemeriksaan tersebut
Cara menilai hasil :Tak ada kekeruhan : -Ada kekeruhan ringan
tanpa butir-butir : + (protein 0,01-0,05%)Kekeruhan mudah terlihat
dengan butir-butir: ++ (protein 0,05-0,2%)Kekeruhan jelas dan
berkeping-keping : +++ (protein 0,2-0,5%)Sangat keruh, berkeping
besar atau bergumpal : ++++(> 0,5%)
bProsedur yang lain :1. Dengan Dipstick
Urin sewaktu
1.Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu.2.Celupkan strip
reagen (dipstick) kedalam urin.3.Tunggu selama 60 detik, amati
perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan warna.
Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan
untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual. Dipstick
mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang
sensitifterhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin,
protein Bence-Jones, danmukoprotein.Spesimenurin 24 jam
1.Kumpulkanurin 24 jam2.masukkan dalam wadah besar dan simpan
dalam lemaripendingin.3.Jika perlu, tambahkan bahan pengawet.4.Ukur
kadar protein dengan metodekolorimetri menggunakan fotometer
atauanalyzer kimiawi otomatis.
1.Denganasam sulfosalisil:
1.Dua tabung reaksi diisi masing-masingnya dengan dua ml urin
yang akan diperiksa.2.Tabung yg pertama ditambahkan 8 tetes larutan
Asam sulfosalisil 20% dan kemudian dikocok.3.Bandingkan dengan
tabung yang kedua (yang tidak ditambahkan As. sulfosalisil 20%).
Kalau tetap sama jernihnya test terhadap protein Negatif/
(-).4.Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, panasilah
tabung pertama itu diatas nyala api sampai mendidih dan kemudian
dinginkan kembali dengan air mengalir :Jika kekeruhan tetap ada
pada waktu pemanasan dan tetap ada juga setelah dingin kembali, tes
terhadap protein Positif.Jika kekeruhan itu hilang pada saat
pemanasan &muncul lagi setelah dingin, lakukan pemeriksaan
Bence Jones.
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan-Sistem urinaria terdiri dari enam
organ, yaitu dua ginjal, dua ureter, kandung kemih dan uretra.-Ada
tiga tahap pembentukan urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan
sekresi.-Ada lima macam sampel urin yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan, yaitu urin segar, sewaktu, pagi, 24 jam dan 4
porsi.-Zat produksi dalam urin dapat mereduksi ion-ion logam
tertentu dalam larutan basa. Dalam test benedict dan fehling,
glukosa dan bahan-bahan produksi dalam urin akan mereduksi cupri
sulfat yang berwarna biru menjadi endapan cupro oksida yang
berwarna merah dalam suasana alkali.-Hasil positif dalam test
reduksi urin belum tentu pasien menderita disbetes mellitus.
3.2 Saran-Dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut bila terdapat
hasil positif pada pemeriksaan glukosa urin menggunakan test
reduksi karena masih semi kuntitatif.-Pemanasan yang dilakukan
selama proses reaksi harus benar-benar dengan air mendidih, atau
api kecil sampai benar-benar mendidih.
DAFTAR PUSTAKAAgnes, Yuni. 2012. Pemeriksaan Urin.
(http://kedokteranagnes.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html,
diakses tanggal 22/01/13)Evelyn C. Pears. 2011.Anatomi dan
fisiologi untuk paramedic.Jakarta : Gramedia Pustaka
UtamaGandasoebrata, R. 2010.Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta:
Dian RakyatGibson, John MD. 1995.Anatomi dan fisiologi modern untuk
perawat edisi 2.Jakarta : EGCHendro. 2012. Reduksi Urin (glukosa).
(http://analisbantul.blogspot.com/2012/09/reduksi-urin-glukosa.html,
diakses tanggal 23/01/13)Syafuddin. 1997.Anatomi fisiologi untuk
siswa perawat edisi 2.Jakarta : EGCSyafuddin. 2006.Anatomi
fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3.Jakarta : EGC