B. PEKERJAAN DESIGN DAN PENGUJIAN BETON 1. LINGKUP PEKERJAAN Membuat rencana kerja yang berisi metode kerja, komposisi campuran, jadwal pelaksanaan, lokasi sumber/ merk material, peralatan yang digunakan, laboratorium dan hal lain lain yang diperlukan untuk kesempurnaa rencana kerja ini. 2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN a. Setelah didapat semua material, peralatan, maka diadakan pengujian air masing masing jenis material di laboratorium untuk mendapatkan hasil/data yang akan digunakan sebagai acuan percobaan perbandingan/komposisi campuran/ volume . Dibuat komposisi campuran dengan beton mixer/ molen dan pengambilan sample langsung dari beton mixer dengan ember atau alat yang tidak menyerap air, kemudian dituangkan ke dalam cetakan kubus / silinder yang sudah disediakan. b. Dalam 3 lapis, dimana masing masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat baja diameter 16mm sampai permukaan beton nampak mengkilat. c. Kubus kubus/ silinder benda uji tersebut yang baru dicetak/ dibuat minimum 20 buah dan harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung/ kertas semen basah selama minimum 2x 24 jam, kemudian diberi tanda dan disimpan dengan hati hati, setelah itu benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam air agar dicapai hasilyang maksimal. d. Untuk masing masing kubus / silinder terdiri dari 3 kali test yaitu untuk umur beton 7,14, dan 28 hari dan dilakukan pengetesan di laboratorium. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Peralatan : - Beton mixer dengan kondisi yang siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan volume. - Slump test yang masih erbentuk kerucut baik dan lengkap dengan alat bantunya. - Kubus/ silinder dengan keadaan masih baik ukurannya dan tidak rusak. - Peralatan pendukung lainnya. b. Material : - Semen dengan sumber/ merk yang sama, menyediakan tempat/ gudang penyimpanan. - Agregat kasar yang digunakan harus kasar tidak porous, permukaanya kasar, bersih dari lumpur. - Agregat halus/ pasir dapat diambil dari sungai diperoleh gradasi yang sesuai dengan keperluan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
B. PEKERJAAN DESIGN DAN PENGUJIAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Membuat rencana kerja yang berisi metode kerja, komposisi campuran, jadwal pelaksanaan,
lokasi sumber/ merk material, peralatan yang digunakan, laboratorium dan hal lain lain yang
diperlukan untuk kesempurnaa rencana kerja ini.
2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN
a. Setelah didapat semua material, peralatan, maka diadakan pengujian air masing masing jenis
material di laboratorium untuk mendapatkan hasil/data yang akan digunakan sebagai acuan
percobaan perbandingan/komposisi campuran/ volume . Dibuat komposisi campuran dengan
beton mixer/ molen dan pengambilan sample langsung dari beton mixer dengan ember atau
alat yang tidak menyerap air, kemudian dituangkan ke dalam cetakan kubus / silinder yang
sudah disediakan.
b. Dalam 3 lapis, dimana masing masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat baja diameter
16mm sampai permukaan beton nampak mengkilat.
c. Kubus kubus/ silinder benda uji tersebut yang baru dicetak/ dibuat minimum 20 buah dan
harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung/ kertas semen
basah selama minimum 2x 24 jam, kemudian diberi tanda dan disimpan dengan hati hati,
setelah itu benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam air agar dicapai hasilyang
maksimal.
d. Untuk masing masing kubus / silinder terdiri dari 3 kali test yaitu untuk umur beton 7,14, dan
28 hari dan dilakukan pengetesan di laboratorium.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Peralatan :
- Beton mixer dengan kondisi yang siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan volume.
- Slump test yang masih erbentuk kerucut baik dan lengkap dengan alat bantunya.
- Kubus/ silinder dengan keadaan masih baik ukurannya dan tidak rusak.
- Peralatan pendukung lainnya.
b. Material :
- Semen dengan sumber/ merk yang sama, menyediakan tempat/ gudang penyimpanan.
- Agregat kasar yang digunakan harus kasar tidak porous, permukaanya kasar, bersih dari
lumpur.
- Agregat halus/ pasir dapat diambil dari sungai diperoleh gradasi yang sesuai dengan
keperluan.
- Air yang digunakan harus air tawar dan tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam,
sulfat, bahan organis atau material lain yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
- Bahan campuran tambahan (admixtures) penggunaanya harus mengikuti rekomendasi
dari pabrik dan hanya bias digunakan bila diperlukan dan mendapat persetujuan dari
PLN.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
a. Tenaga/ personil lab sangat menetukn kualitas beton, terutama membuat mix design.
b. Tenaga personil pengawas/QC untuk mengawasi mulai dari kualitas material dan setiap
produksi beton.
c. Tenaga/ personil pengawas keselamatan kerja (safety officer) mengawasi setiap kegiatan
yang nantinya akan membahayakan keselamatan pekerjaan.
5. PENGENDALIAN MUTU
Setelah dilaksanakan semua pekerjaan dan didapatkan hasil akhir dari percobaan campuran
komposisi sampai pengetesan kekuatan tekan benda uji terpenuhi sesuai dengan peraturan :
Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971 NI 2), Standart Industri Indonesia (SII), American
Concrete (ACI) , maka hasil yang terbaik dan dipakai selama pelaksanaa pekerjaan dan
dilakukan pengawasan yang ketat terhadap semua produksi beton.
C. PEKERJAAN : PELAKSANAAN PENGECORAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, transportasi, peralatan kerja dan tenaga kerja,
pembuatan cetakan , pembesian, pemeliharaan dan pekerjaan pendukung lainnya.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
a. Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi cetakan/bekesting,besi tulangan
material/peralatan yang arus ditanam dalam beton dan harus bersih dari kotoran sampah,
lumpur, genangan sehingga benar benar kering. Selain itu kesiapan pengecoran termasuk
juga kesiapan material , peralatan , tenaga kerja dan bila pelaksanaan pengecoran harus
dilaksanakan pada malam hari maka harus disediakan system penerangan yang memadai dan
pengecoran harus dihentikan pada saat hujan kecuali sebelumnya telah disiapkan cover /
terpal tenda. Penempatan material dan peralatan diusahan berdekatan dengan lokasi
pengecoran serta persiapan persiapan lain yang diperlukan untuk pelaksaan pengecoran.
b. Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0,35 m3 dan tenaga operator yang
handal untuk mengoperasikan peralatan beton mixer. Beton mixer harus disediakan dalam
jumlah yang cukup, peralatan bantu untuk mengangkut dan mengukur komponen material
campuran beton (air, pasir, kricak, dengan perbandingan volume / isi yang mengacu pada
ukuran berat / volume/ isi zak semen , lama pengadukan harus disesuaikan dengan kapasitas
beton mixer yang dipakai.
c. Transportasi pengadukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran dengan metode yang
dipilih tidak boleh menyebabkan terjadinya pemisahan bahan campuran beton ( segregasi)
dan dijaga jangan sampai terjadi perubahan / naiknya temperature ataupun berubahnya kadar
air dalam adukan. Adukan harus segera dituangkan ke tempat pengecoran/ ccetakan
secepatnya dan lebih daari 30 menit adukan tersebut harus dibuang/ disingkirkan tidak boleh
dipakai lagi.
d. Pengecoran dilaksanakan dengan hati hati agar tidak merusak cetakakan / bekesting dan
merubah posisi besi tulangan atau posisi peralatan yang ditanam dalam beton. Pengecoran
dilaksanakan lapis per lapis secara horizontal diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan
bidang pelemahan, setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin penggetar, sehingga
menjadi homogeny dan tidak berongga dan mengisi celah celah diantara besi tulangan ,
lamanya divibrator tergantung dari ukuran dan type mesin yang digunakan sampai
permukaan beton.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Beton mixer yang digunakan harus bisa memberikan hasil yang memadai apabila terjadi
kerusakan harus segera diperbaiki atau dikeluarkan dari pekerjaan untuk diganti dengan yang
lebih baik, proses perbaikan/pergantian mixer tersebut tidak boleh mempengaruhi
kelancaran.
b. Vibrator mesin digunakan pada saat pengecoran beton dan ini harus disediakan agar
didapatkan hasil beton yang memnuhi persyaratan.
c. Konstruksi talang dipergunakan apabila diperlukan di lokasi yang agak suliit posisi
pelaksanaan pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air, tinggi jatuh adukan beton
tidak boleh lebih dari 0,50m. Kubus/ silinder test dipersiapkan dalam jumlah yang sudah
disesuaikan dengan kapasitas / volume pengecoran beton pada hari itu . Slump test dan alat
bantu(plat, alat tusuk, meteran), dan alat compressor untuk membersihkan lokasi pengecoran.
d. Pengadaan dan stock material semen, pasir, kricak, air harus dalam jumlah yg memadai dan
kualitas yang sama seperti di desain ( mix desain).
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3.
a. Menempatkan tenaga supervisor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengecoran ,
surveyor pengawasn terhadap vertical dan horizontal cetakn, tiang batu untuk finishing,
tukang kayu apabila terjadi perubahan / kerusakan pada cetakan pengecoran cepat dapat
diatasi. Operator beton mixer yang mengoperasikan mesin selama pelaksanaan pengecoran
berlangsung, lab staf yang menyiapkan/ membuat kubus/ silider test, QC staf yang
mengawasi kualitas dari adukan/ campuran produksi pengecoran beton dan safety officer
yaitu yang mengawsi k2 dan mengecek semua fasilitas pendukung pengecoran apakah layak/
tidak layak dilihat dari keselamatan pekerjaan.
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Dalam pelaksanaan pengecoran beton harus dilihat, dijaga dan dipelihara dari kemungkinan
kerusakan yang diakibatkan oleh benturan cuaca, perubahan temperature yang tiba tiba
dengan melakukan pembashan pada permukaan beton dengan
b. Menggunakan karung atau kertas semen basah yang sejenis secara terus menerus selama
2x24 jam dan paling utama adalah diadakan pengawasn ketat terhadap perbandingan
komposisi campuran yang dipakai serta dalam pelaksanaan pengadukan campuran sampai
ketempat lokasi pengecoran.
D. PEKERJAAN : PEMANCANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan pengukuran (stacking out) untuk
menentukan posisi masing masing tiang pancang, pemancangan, data pemancangan dan
pekerjaan pekerjaan penunjang lainnya.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
a. Tempatkan peralatan material tiang pancang sedekat mungkin dengan titik yang akan
dipancang selanjutnya diberi nomor/ tanda pada setiap setengah meter dengan cat berwarna
yang mencolok, kepala tiang pancang harus mempunyai permukaan yang rata dan diberi
topi( pile cap) yang erbuat dari baja atau kayu yang keras untuk dipakai pada saat
pemancangan apabila tiang pancang retak pada waktu dipancang pemancangan harus
dipancang dengan lurus pada posisi yang telah ditentukan diikuto oleh surveyor agar tidak
terjadi penyimpangan pemancangan yang melebihi batas toleransi dan dimulai dari titik yang
paling ujung agar sekalgus hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untu menentukan
jarak antara tiang pancang selanjutnya dengan kedalaman yang ditetapkan dalam gambar
pelaksanaan dan kepala tiang pancang yang lebih harus dipotong sesuai posisi cut off pada
gambar pelakasanaan.
b. Selanjutnya harus membuat data monitoring pemancangan untuk setiap tiang pancang yang
meliputi material tiang, nomor tiang, dimensi tiang, tanggal pelaksanaa pemancangan , data
jumlah pukulan pada setiap kedalaman dan data data lainnya yang diperlukan untuk laporan
monitoring pemancangan.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Peralatan pancang kayu yang diunakan type drop hammer dimana berat palu minimum 200
kg dengan tinggi jatuh diperkirakan maksimum 4 meter.
b. Material pancang harus sesuai macam, bentuk dan dimensinya seperti pada gambar
pelaksanaan dan cukup tua, kering , lurus, mempunyai texture yang relative sama dengan
serat serat yang lurus serta bersih dari retakan retakan lubang lubang serangga, jamur
pembusukan, pelapukan melintir dan cacat cacat lain yang akan mengurangi kekuatan kayu.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Supervisor yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemancangan dan
surveyor melaksanakan pengukuran penentuan posisi/ letak titik tiang yang akan dipancang
diteruskan dengan memonitor kelurusan arah vertical pada saat pelaksanaan pemancangan.
Operator alat pancang harus orang yang mengerti cara pengoperasian alat pancang tersebut
dengan baik dan cara pelaksanaan pemancangan, sedangkan staf safety/k3 tugasnya mengontrol
kesiapan peralatan yang akan dipergunakan apakah kondisinya aman dari segi keselamatan
pekerjaan, serta menempatkan peralatan dalam posisi aman.
5. PENGENDALIAN MUTU
Pekerjaan ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal mulai dari pengadaan
material tiang pancang, penggunaan peralatan pancang , cara pelaksanaan pemancangan sampai
dengan personilnya yang biasa dan mengerti tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan
baik dan yang paling dominan dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan setiap pelaksanaan
pekerjaan pemancangan.
E. PEKERJAAN : PEMBUATAN WIRING DIAGRAM
1. LINGKUP PEKERJAAN
- Design/ pembuatan wiring diagram
- Perencanaan
- Persiapan personel dan peralatan
- Design verifikasi
- Design review
- Review, approval dan registrasi
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Prosedur dalam proses design dan development work adalah merencanakan secara matang yang
berisi seperti dokumen yang baik dan benar sesuai dengan permintaan dari customer dan standar
yang telah ditetapkan dan yang dipergunakkan.
Perencanaan
Sebelum aktifitas dimulai, perencanaan dari proses desain harus dibuat dan terdokumentasi, yang
berisi tentang semua aktifitas termasuk mayor verifikasi dan yang bertanggung jawab terhadap
aktifitas kerja tersebut dan perencanaan harus dimonitor dan di update sesuai dengan progress
yang telah dilaksanakan.
Persiapan personel dan Peralatan
Dalam proses dsain perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan personel yang sesuai handal dan
berkompeten dalam pelaksanaan pekerjaan ini dimana personel tersebut diberikan informasi dan
peralatan dan equipment yang memadai untuk kelangsungan proses desain ini serta diberikan
fasilitas terhadap personel computer software dan dibutuhkan serta memadai untuk kelengkapan
dan menyelesaikan proses pembuatan ddesain dalam hal ini pekerjaan pembuatan wiring
diagram.
Data Input
Dasar dari data input yang dibutuhkan untuk memulai proses desain harus terdokumentasi
dengan rapi dan baik dan dokumen tersebut dasar dari pembuatan wiring diagram ataupun desain
yang lain seperti data spesifikasi dari customer/ dokumen konttrak dan standar standar yang
berlaku serta yang dipergunakan yang mana dokumen tersebut adalah valid dokumen yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli.
Proses desain
Dalam proses desain dimana hasil desain / output desain adalah output dari dokumen kontrak
yang telah diberikan dan yang telah disepakati dimana hasil desain dapat meliputi front view/
layout, civil engineering, wiring diagram, terminal diagram maupun data komponen yang
dipergunakan serta kalkulasi dan safety analisa maupun teknikal informasi yang lain yang biasa
dipergunakan oleh sales, spesifikasi ataupun artikel artikel yang diperlukan guna produksi
ataupun purchasing dan aspek aspek ataupun kriteria-kriteria guna penggetesan dan inspeksi
Desain Verifikasi
Proses selanjutnya adalah proses desain verifikasi yang mana bisa melaui proses desain review,
yang mana proses desain review harus dilakukan oleh personel yang berkualitas ataupun review
gambar dan output desain yang lain juga harus direview oleh spesialis yang mempunyai
kompetensi yang baik.
Desain Review
Desain review harus diatur dan dibuat oleh engineer manager dimana dalam proses desain
review dapat meliputi beberapa personel yang terlibat dalam pekerjaan proses desain.
Approval dan Registrasi
Sebelum output desain dikirim, dokumen control akan direview dan output desain tersebut harus
dicek kebenarannya sesuai dengan permintaan kustomer dan harus teregister. Registrasi dari
dukumen tersebut dapat meliputi judul dokumen, tanggal, revisi terakhir dan penanggung jawab
departemen.
Distribusi
Ketika dokumen terdistribusi maka informasi yang didistribusi harus informasi terakhir dan yang