TerapiVoltaren 3X1 ampCedantron 3X1 ampDilantin 3X1 ampManitol 4
X 100 ccInfus DS - NSPx penunjang hematoma intracranial parieto
occipital , dextra dan fraktur zygoma dextra dinding lateral
dekstraPx LABHb , leukosit , trombosit (dbn)Px NeurologisRefleks
fisiologis = normalRefleks patologis = babinski pada ekstremitas
kiriVital sign ( dbn)Kepala dan wajah deformitas , edema palpebra
dekstra dan sinistraMata sulit dibuka karena edemaMulut : bengkak
daerah bibir , gigi patah , darah kering mulut , tercium bau
alcoholTelinga : darah (-) , hidung : darah , trachea (dbn)Dada
(dbn)Ekstremitas : luka lecet pada lutut kanan , turgor kulit
baikPXATLS ( advanced trauma life support )HIPOTESISTrauma
KapitisAmnesia pasca traumaRPS : dari alloanamnesa pasien terjatuh
dari motor ke selokan dengan kecepatan tinggi karena menghindar
dari truk berkecepatan tinggiSaat ditanyakan pasien tidak tahu
namanya dan lupa riwayat kecelakaan Dan mengalami muntah sebanyak 2
kali di UGDKeluhan UtamaDiantar oleh tetangga (kesakitan dan
mengigau)PASIEN LAKI LAKI 20 tahun
5 tahun kemudian
DEFINISIETIOLOGIPATOFISIOLOGIGEJALA
KLINISDIAGNOSISKOMPLIKASITERAPIPROGNOSISDIAGNOSA HEADACHE PASCA
TRAUMAEEG (gelombang abnormal tajam , paku pada occipital dekstra
)Px fisik (dbn)Keluhan Utama nyeri seperti tusukan paku 30-45 menit
, sudah sekitar 3 bulanBerkurang sedikit ketika minum Obat Nyeri
terutama menjelang sore , dan mata berair ketika sakit kepala
Pasien datang lagi
Traktus spinothalamikus lateralisN V (terutama)Hematom
EpiduralHematom SubduralKontusio serebriKomusio serebriTRAUMA
KAPITIS
BenturanPukulan
Tekanan negative diseberang dampak akibat akselerasi kepala yang
ditiadakan oleh tekanan positif oleh otak
Oksiput jatuh (akselerasi)/ tekanan negatifTekanan positif
akibat indentasi
Oksiput terbentur (deakselerasi) / tekanan positif sehingga
daerah dampak tak terdapat kompresi Tekanan postif oleh akselerasi
tengkorak
Contusion coupContusion countercoup
Fraktur daerah temporalTerdapat LESI PERDARAHAN
Merobek A. meningea mediaBatang otak pada ujung rostral dan otak
pada ujung kaudal mudah terbentang dan teregangTekanan pada
korteks
Kompresi serebriYang merupakan Central Vomiting Centre
Merangsang CTZ di medulla Oblongata di area postrema di dasar
Ventrikel 4 SSP
Tekanan ruang sub duralDefisit Neurologis
Blokade reversible ARAS Menekan Nervus Vagus
Refleks Babinski Positif
Pupil anisokor
Pingsan Peningakatan tekanan intra gastrium
Pingsan Muntah
Pasien laki laki tampak kesakitan dan mengigau ( berbicara saat
tidur ) , dari aloanamnesa didapatkan terjatuh keselokan dari truk
yang melaju cepat , saat ditanya nama pasien tidak tahu , begitu
pula riwayat terjadinya kecelakaan , dan mengalami muntah sebanyak
2 kali di UGD
Dari keadaan pasien yang megigau ( penurunan kesadaran ) sehabis
kecelakaan maka saya curiga adanya trauma capitis dan saat ditanya
pasien tidak tahu namanya dan tidak tahu riwayat kecelakaan maka
saya curiga ada amnesia pasca trauma , dan muntah 2 kali
menunjukkan kemungkinan adanya penigkatan tekanan intra kranial
yang menekan CTZ di medulla oblongata , nah karena pasien ini
mengalami trauma maka Dilakukanlah ATLS
Maka dari gejala diatas pasien terdapat penurunan kesadaran ,
pusing , muntah , dan terdapat defisit neurologis maka pasien
suspect contusio serebri , karena tidak adanya interval lucid maka
menyingkirkan epidural hematom , subdural hematom biasanya timbul
gejala ketika 24 jam pasca trauma ( triase peningkatan intrakranial
nyeri kepala , muntah , dan papiledema ) tapi jika perdarahan cukup
hebat maka gejala timbul cepat , oleh karena itu pasien suspect
Kontusio serebri , atau subdural hematom , harus selalu di
monitoring selalu ditakutkan subdural hematom
Lalu pada Px fisikTekanan darah sedikit meningkat merupakan
kompensasi perdarahan , suhu yang normal menunjukan tidak ada
gangguan di hipothalamus maupun infeksi dan memastikan pasien tidak
hipotermi , pernafasan normal ( menunjukkan bahwa trauma tidak
menyebabkan thoraks terganggu dan tidak ada masalah pada jalan
nafas pasien setlah di ATLS ) , kepala tidak mengalami deformitas
berarti trauma kemungkinan besar tidak begitu parah , edema
palpebra menunjukkan trauma mengenai daerah wajah dan sekitar mata
, mulut bengkak dan darah kering menunjukkan terdapat trauma
mengenai daerah mulut , dan terciumnya bau alkohol menunjukkan
bahwa penyebab trauma mungkin karena pasien sehabis minum alkohol (
predisposisi) Trakhea dalam batas normal menunjukkan tidak ada
masalah pada jalan nafas di trakhea , dada inspeksi bentuk simetris
, tidak ada jejas ,tidak ada nyeri , dan jantung dalam batas normal
( menunjukkan apakah ada kalainan pada jantung dan parunya pada
kecelakaan tersebut ) Ekstremitas bawah terdapat luka lecet pada
lutut kanan berarti trauma mengenai lutut pasien juga , dan turgor
kulit yang baik menunjukkan pasien tidak mengalami dehidrasi berat
karena trauma tersebut
PX neurologis Refleks Fisiologis : Normal Refleks patologis :
babinski (+) menunjukkan bahwa trauma kepala menyebabkan kelainan
neurologis di UMN traktus piramidalis
TATALAKSANAInfus D5 -NS (kristalloid ) 5% Dextrose in 1/2 Normal
Saline (0.45% sodium chloride) dalam penggabungan dengan mannitol
karena menyebabkan K meningkat standar solusi Infus D5 Ns dan Kcl
20 mmol /L jika K dan Na normal Farmakologi mensupplai kebutuhan Na
dan Glukosa sekitar 5 menit dia hipertonik lalu setelah 5 menti dia
menjadi Hipotonic Farmakokinetik Glukosa akan di gunakan oleh sel
untuk energy terutama otak , karena pasien kesadaran tidak baik ,
dan Na untuk menyeimbangkan Ion Na K karena ada mannitol , dan juga
mensupplai cairan Indikasi mengganti kehilangan air tubuh yang
disebabkan oleh sekuestrasi atau proses patologi yang lain
(misalnya fistula, efusi pleura, asites drainase lambung dsb)
1. Manitol Diuretic osmotic Farmakologi beraksi di ginjal untuk
menyebabkan kelebihan cairan tubuh untuk dihilangkan dari darah
dengan merubanya menjadi urin begitu juga dengan natrium
dikeluarkan dari darah Farmakokinetik harus diberikan secara
intravena , tidak mengalami reabsorbsi dan metabolism mudah dan
cepat dieksresi oleh ginjal Efek samping congesti pulmonal ,
elektrolit imbalance , asidosis , mulut kering , haus Kontra
indikasi pasien gagal jantung , Hyponatremia , dehidrasi , allergy
Indikasi dieresis pada pada fase oligouria dari gagal ginjal akut ,
meurunkan intrakaranial mass ,dan tekanan , menurunkan intraocular
pressure , mengeluarkan eksresi toxic lewat urin Dosis 50 -100 g
(20% total larutan ) / 24 jam berarti sekitar (250 1000 ml) dengan
kecepatan infuse 20 50 mL / jam Untuk mengurangi edema otak
diberikan 0,25 2 g / KgBB selama 30 60 menit Untuk edem a dan
asites dan mengatasi GGA(gagal ginjal akut ) pada keracunan
digunkaan dosis ( 500 mL dalam 6 jam )
Interaksi Obat biasanya tidak ada dan harus diberikan 1 jenis
diuretic saja jangan menggabunbgkan manitol dengan diuretic
lain
PX LABORATORIUMHb : normal , Leukosit : meningkat , Trombosit :
Normal
INTERPRETASILeukosit yang meningkat dapa dikarenakan adanya
inflamasi atau adanya infeksi yang masuk dari keluarhya darah , Hb
yang normal menunjukkan bahwa darah yang hilang saat trauma tidak
menyebabkan anemia , dan Trombosit unutk mengukur bahwa : pembekuan
dari faktro trombosit secara kuantitas normal PADA CT SCAN
ditemukan Hematoma intracranial , parieto occipital dekstra ,
dengan ukuran 0,5 X 0,5 cm , dan terdapat fraktur zygoma dextra
lateral DIRENCANAKAN OPERASI FRAKTUR MAXILLAINTERPRETASIHematoma
intracranial parieto occipital dekstra menunjukkan bahwa pasien
mengalami trauma kountercoup karena lesi berada didepan sedangkan
yang tekena occipital dan diagnosis pasien mengalami fraktur zygoma
dekstra
ANATOMY MENIGES dan ANATOMY TULANG TENGKORAK
2. VOLTAREN ( diclofenac sodium ) 75 mg / 10 ml ampulAdalah
sebuah NSAID yang kerjanya menghambat COX -2 Farmakokinetik lewat
oral dn diabsorbsi di saluran cerna cepat dan lengkap, terikat pada
protein plasma , dan terakumulasi di cairan synovialFarmakodinamik
menghambat CoX -2 Efek samping ( mual , gastritis , eritema kulit ,
dan sakit kepala sama seperti semua NSAID )
Kontra indikasi tukak lambung , gangguan hati , Kehamilan ,
Alergi , gangguan jantung , menstrual pain , Active bleeding
(cerebral hemorrhage)Indikasi complain muskulo skeletal , migraine
, post traumatic pain , Dosis orang dewasa 100 150 mg . hari dalam
2 atau 3 dosis , per rectal 50- 100 mg /1 x/ hari , im 1-2 X 75 mg
/ hari selama 1-3 hari
Interaksi Obat Gentamicin ( dapat meningkatkan aminoglikosid
dalam darah) , warfarin ( perdarahan) , metotreksat ( menurunkan
eliminasi metotreksat )
3. CEDANTERON ( Ondansetron ) 2ml ampul mengandung 4 mg
ondansetron Farmakologi antagonis reseptor CTZ (chemoreceptor
trigger zone) di otak , mungkin juga pada afferent vagal saluran
cerna
Farmakokinetik Oral diabsorbsi dengan cepat , kadar maksimum
setelah 1-1,5 jam , terikat protein plasma 70 -76 % dimtebaolisme
di hati EFEK SAMPING biasanya ditoleransi dengan baik , keluhan
yang dapat ditemukan adalah konstipasi , sakit kepala , mengantuk ,
gangguan saluran cerna Kontra indikasi Hipersensitivitas ,
kehamilan , menyusui , penyakit hati , mengingat obat ini cukup
mahal lebih baik diberi kan obat dengan indikasi sejenis tersedia
cukup banyak contoh prometazin Indikasi pencegahan mual dan muntah
saat operasi , radioterapi , maupun kemoterapiDosis 0,1 sampai 0,2
mg /Kg/ IV , 1-2 jam sebelum terapi 8 mg jika bedah 1 jam sebelum
terapi , lalu tiap 12 jam 8 mg selama 5 hari , dosis anak anak 5 mg
Interaksi obat tidak ada , tetapi jika ingin diberikan maka Tanya
kan pada pasien sedang minum obat apa supaya mencegah jika terjadi
sesuatu yang akan datang , tetapi beberapa obat seperti apomorphine
dan tramadol dapat depresi nafas
4. DILANTIN (phenytoin) ( sediaan kapsul 100 mg , ampul 100 mg /
2ml)Farmakologi antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP ,
membatasi perangsangan potensial aksi berulang yang disebabkan oleh
depolarisasi , dengan menghambat saluran Na , peningkatan respons
terhadap GABA Farmakokinetik absorbsi oral lambat , 10% dari dosis
oral dieksresi di ginjal dalam bentuk utuh , kadar puncak 3 12 jam
, sebagian besar di eksresi di empedu dam dimetabolisme di hati ,
Pemberian secara IM menyebabkan pengendapan di tempat suntukan
sehingga terjadi absorbs erotic , pemberian secara IV kadar yang
terdapat di otak , otot skelet , dan jaringan lemak lebih rendah
dari pada kadar hati , ginjal , dan kelenjar ludah Efek samping
Hiperglikemia , teratogenitas ( bibir sumbing dan gangguan jantung
kongenita (semester 1), dan gangguan musculoskeletal (trimester 3)
, kemerahan ( kulit) , nefritis , hipotensi (IV) , diplopia ,
kelarutan Fenitoin yang rendah dalam air memunculkan masalah bagi
penggunaan IV , oleh karena itu digunakan fosfenitoin suatu prodrug
( fosfenitoin berguna nagi orang dewasa yang menderita seizure
parsial atau seizure menyeluruh jika pemberiannya harus
parenteral)
Kontra Indikasi penyakit hati , kehamilan , ibu menyusuiIndikasi
kejang tonik dan klonik , tetapi ahli saraf di indonesia lebih
menyukai fenobarbital karena fenitoin mempunyai batas keamanan yang
sempit , indikasi lain adalah neuralgia trigeminus dan aritmia
jantung
Dosis dosis dewasa 300 mg ( awal ) , dosis pemeliharaan 300 400
mg , maksimum 600 mg sehari ,anak diatas 6 tahun dosis sama dnegan
dewasa , jika dibawah 6 tahun dosis awal 1/3 dewasa , dan dosis
pemeliharaan 4-8 mg/KgBB /hari , maksimum 300 mg , dosis awal
dibagi dalam 2-3 kali pemberian , dan dosis pemeliharaan dapat 1X /
hari Dosis phenytoin (Dilatin, Parke Davis) untuk anak-anak ialah 5
mg/kg/BB/hari dan untuk orang dewasa 5-15 mg/kg/BB/hari
(doctorology.net)
Interaksi Obat kadar fenitoin akan meninggi jika diberi dengan
kloramfenikol ,disulfiram , INH , simetidin , dikumarol dan
sulfonamide ( karena menghambat metabolism fenitoin ) Sedangkan
sulfisoksazol , fenilbutazon , salisilat , dan asam valproat akan
mempengaruhi ikatan dengan protein plasma sehingga meninggikan
kadar bebas dalam plasma Teofilin meningkatkan biotransformasi dan
mengurangi absorbsi maka akan menurunkan kadar feniotoin
Fenobarbital dan karbamazepin menurunkan fenitoin
5. Manitol Diuretic osmotic Farmakologi beraksi di ginjal untuk
menyebabkan kelebihan cairan tubuh untuk dihilangkan dari darah
dengan merubanya menjadi urin begitu juga dengan natrium
dikeluarkan dari darah Farmakokinetik harus diberikan secara
intravena , tidak mengalami reabsorbsi dan metabolism mudah dan
cepat dieksresi oleh ginjal Efek samping congesti pulmonal ,
elektrolit imbalance , asidosis , mulut kering , haus Kontra
indikasi pasien gagal jantung , Hyponatremia , dehidrasi , allergy
Indikasi dieresis pada pada fase oligouria dari gagal ginjal akut ,
meurunkan intrakaranial mass ,dan tekanan , menurunkan intraocular
pressure , mengeluarkan eksresi toxic lewat urin Dosis 50 -100 g
(20% total larutan ) / 24 jam berarti sekitar (250 1000 ml) dengan
kecepatan infuse 20 50 mL / jam Untuk mengurangi edema otak
diberikan 0,25 2 g / KgBB selama 30 60 menit Untuk edem a dan
asites dan mengatasi GGA(gagal ginjal akut ) pada keracunan
digunkaan dosis ( 500 mL dalam 6 jam )
Interaksi Obat biasanya tidak ada dan harus diberikan 1 jenis
diuretic saja jangan menggabunbgkan manitol dengan diuretic
lain
Macam cairan infus 1. Cairan hipotonik Adalah cairan infuse yang
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.2. Cairan
Isotonik.Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah),
sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga
tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).3. Cairan
hipertonikAdalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi
dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose
5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :1.
Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan
segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.2. Koloid:
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak
akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh
darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar
pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.Cairan
kristaloid untuk pemeliharaan misalnya dekstrosa 5% dalam NaCl
0,45% (D5NaCl 0,45)
Infus D5 -NS (kristalloid ) 5% Dextrose in 1/2 Normal Saline
(0.45% sodium chloride) dalam penggabungan dengan mannitol karena
menyebabkan K meningkat standar solusi Infus D5 Ns dan Kcl 20 mmol
/L jika K dan Na normal Farmakologi mensupplai kebutuhan Na dan
Glukosa sekitar 5 menit dia hipertonik lalu setelah 5 menti dia
menjadi Hipotonic Farmakokinetik Glukosa akan di gunakan oleh sel
untuk energy terutama otak , karena pasien kesadaran tidak baik ,
dan Na untuk menyeimbangkan Ion Na K karena ada mannitol , dan juga
mensupplai cairan Indikasi mengganti kehilangan air tubuh yang
disebabkan oleh sekuestrasi atau proses patologi yang lain
(misalnya fistula, efusi pleura, asites drainase lambung dsb)
5 Tahun kemudian Setelah menjadi dokter pasien datang kembali
dengan KU : kepala seperti ditusuk paku pada bagian kanan sampai
area mata kanan nya berlangsung selama 30-45 menit RPS : terutama
menjelang sore , jika sakit kepala maka matanya berair , dan hanya
minum obat warung dan sudah 3 bulan terakhir
PX FISIK dalam batas normal PX penunjang Terdapat gelombang Paku
regio occipital dekstra
INTERPRETASI Keluhan pasien seperti ditusuk paku mengambil
hipotesa HEAD ACHE PASCA TRAUMA KARENA PASIEN MENGELUH setelah
trauma , meningioma ,
Karena PX fisik semua dalam batas normal menyingkirkan
meningioma karena biasanya disertai papiledema , PX penunjang
menunjukkan gelombang Paku berarti terdapat aktivitas hantaran
listrik yang meningkat sehubungan dengan keluhannya nyeri nya
tersebut Gelombang paku (petit mal ) , gelombang tinggi ( grandmal
)
DIAGNOSASAKIT KEPALA PASCA TRAUMA
PENGOBATANDivalproex sodium terdiri dari sodium valproat dan
asam ValproatFarmakologi belum dapat dipastikan , akan tetapi
diyakini meningkatkan konsentrasi GABA di system saraf Pusat
Farmakokinetik cepat diabsorbsi dan kadar maksimal 1-3 jam
Metabolisme di hati dan eksresi 70 % urine dalam 24 jamEfek samping
mual ,muntah , nyeri lambung , ruam kulit kantuk , tremor hilang
dalam penurunan dosis Kontraindikasi pada penyakit hati Indikasi
Mania , epilepsy , migraine and headache Dosis 3 X 200 400 mg /
hari , dosis anak 20-30 mg /KgBB /hari Interaksi Obat Akan
meningkatkan kadar fenobarbital dan fenitoin dan karbamazepin
sehingga menurunkan kadar Valproat , Aspirin akan menghambat
metabolism valproat , meningkatkan konsentrasi warfarin
IndomethacineFarmakologi obat anti inflamasi dan analgesic dan
antipiretik yang sebanding dengan aspirin , telah terbukti bahwa
indometasin memiliki efek analgesic perifer maupun sentral
Farmakokinetik absorbs oral cukup baik , metabolsime di hati ,
eksresi melalui urin dan empedu Efek samping nyeri abdomen , diare
, perdarahan lambung , dan pancreatitis, agranulositosis, anemia
aplastik dan trombositopenia , AllergiKontraindikasi anak anak ,
wanita hamil, gangguan lambung Indikasi arthritis rheumatoid ,
osteoarthritis , arthritis gout , nyeri perifer maupun sentral
Dosis 2-4 X 25 mg / hari , untuk mengurangi gejala rheumatic di
malam hari indometasin diberikan 50 100 mg sebelum tidurInteraksi
Obat menurunkan captopril , Mengurangi B blocker , meningkatkan
toksisitas siklosporin , menurnkan diuretic ,
Alkohol yang dikenal dimasyarakat adalah etanol atau ethil
alcohol memiliki sifat mendepressi SSP
Farmakokinetik absorbsi berlangsung cepat di lambung dan usus
halus , kadar puncak 30 menit , distribusi menyebar secara merata
ke seluruh tubuh , bahkan alcohol dapat ,melewati BBB , metabolism
di Hati , alcohol dieksresi lewat paru paru dan urineFarmakodinamik
melarutnya membrane lipid sehingga merusak eksitasi maupun inhibisi
di otak SSP (sedasi dan antiansietas) , CVS ( Vasodilatasi
(hambatan vasomotor secara sentral) makanya kuit hangat dan merah)
, GIS ( merusak mukosa lambung , gastritis , menurunkan kadar enzim
pencernaan ) , Hati ( Infiltrasi lemak , sirosis , hepatitis) ,
perlemakan hati karena Terhambatnya siklus trikarboksilat ,
Teratogenik ( Iq rendah , mikrosefali , pertumbuhan lambat , karena
menghambat proliferasi embrio , dan mudah terkena infeksi )Gejala
intoksikasi 80 mg% akan mabok , 300 mg % berbahaya bagi kehidupan ,
kasu yang fatal 400mg % Toleransi dan ketergantungan Toleransi
respon fisiologis pada penggunaan dosis alcohol yang sama
Ketergantungan gejala putus obat , bila dihentikan yang harus
diterapi dengan psikososial , ditambah dengan obat obataan
KOMMUSIO SEREBRIAdalah cedera kepala sedang dengan
penatalaksanaan observasi simptomatisETIOLOGI Cedera
KepalaGEJALANadi lemah , TD N/Turun , Suhu turunPx lab = LCS
normalPx penunjang = EEG normalPingsan < 10 menit , Pusing (+),
muntah +/-, deficit neurologis / jaringan Otak (-)
TERAPIAnalgetik , dan antibiotic , tirah baring , monitoring
Tanda vital dan kesadaran tiap jam dalam 24 jam pertama bila TD
naik dan nadi turun waspada perdarahan EPIDURAL
KONTUSIO SEREBRIDEFINISIGangguan traumatic disertai perdarahan
interstitial dalam substansia otak tanpa terputusnya kontinuitas
dari otak / perdarahan pada permukaan otak yang berbentuk titik
titik besar dan kecil , tanpa kerusakan pada duramater
GEJALAPingsan dalam beberapa jam hari minggu , dan amnesia
retrograde
PX FisikTD menjadi rendah , nadi menjadi lambat atau cepat , dan
lemah karena pusat vegetative ikut terlibat maka mual , muntah dan
gangguan perbafasan bisa timbul , suhu meningkat , kesadaran
menurun sampai koma , dan pupil dilatasi
PX lab Bila ada perdarahan subarachnoid maka LCS merah
PX patologis Babinski (+)
TatalaksanaPrinsip adalah pencegahan kompikasi , beri O2 secara
terputus 40%
Farmakologi IVFD (cairan dan elektrolit ) , Vit C dosis tinggi ,
anti edema (manitol , gliserol , kortikosteroid )
Non farmakologi Tanda vital dan kesadaran Kontrol 15 menit skali
pada 4 jam pertama . lalu 30 menit dalam 24 jam pertama , bebaskan
jalan nafas (ABCDE) , dan baringkan dalam posisi kneehces (lutut
dalam posisi angkat ) agar darah tidak masuk nafas , bila baring
dalam posisi terlentang (harus dalam posisi tredelenburg agar tidak
terjatuh lidah kebelakang , isap lender dari jalan nafas
HEMATOMA EPIDURAL DEFINISIPerdarahan kepala diantara tulang
tengkorak dan duramater
ETIOLOGITrauma region temporal , yang menyebabkan cedera A.
meningea media / cabang cabangnyaGEJALAPingsan sebentar , kemudian
sadar , dan kemudian tidak sadar lagi ( interval lucid )Saat sadar
timbul gejala nyeri kepala , muntah , gelisah / bingung kesadaran
bisa menurun sampai koma
Px FisikPerdarahan terus menerus peningkatan tekanan itrakranial
pupil anisokor pada sisi perdarahan pupil membesar
Px NeurologisFunduskopi papil edema , hemiparese , reflesk
tendon unilateral , babinski (+) unilateral
Px RadiologiFraktur mengenai arteri meningea media atau cabang
cabang nyaArteriogram himpunan darah (suatu massa ) , foto lateral
tampak arteri serebri media terangkatkarena adanya hematom di lobus
temporal
TatalaksanaBedah syaraf
Hematoma SubduralDEFINISI Perdarahan pada kepala antara
Duramater dan arachnoid mater
ETIOLOGIMengenai vena vena di sinus venosus
GEJALA KLINISMirip tumor otak , mual , muntah , gelisah ,
ngantuk , pusing Bila perdarahan hebat maka gejala akan timbul
mendadak pasca trauma Bila perdarahan sedikit sedikit , gejala akan
timbul satu minggu sampai berbulan bulan pasca traumaPenglihatan
makin lama makin kaburKesadaran menurun , dan gangguan fungsi
luhur
Px NeurologisAda gangguan traktus piramidalis Tatalaksana Bedah
syaraf
AMNESIA PASCA TRAUMADEFINISIGangguan memori akibat
traumaETIOLOGIAkibat trauma pada hipokampus dan serabut
penghubungnya , perdarahan , iskemia , proses degenartif
Traktus spinothalamikus lateralisN V (terutama)Hematom
EpiduralHematom SubduralKontusio serebriKomusio serebriTRAUMA
KAPITIS
BenturanPukulan
Tekanan negative diseberang dampak akibat akselerasi kepala yang
ditiadakan oleh tekanan positif oleh otak
Oksiput jatuh (akselerasi)/ tekanan negatifTekanan positif
akibat indentasi
Oksiput terbentur (deakselerasi) / tekanan positif sehingga
daerah dampak tak terdapat kompresi Tekanan postif oleh akselerasi
tengkorak
Contusion coupContusion countercoup
Fraktur daerah temporalTerdapat LESI PERDARAHAN
Merobek A. meningea mediaBatang otak pada ujung rostral dan otak
pada ujung kaudal mudah terbentang dan teregangTekanan pada
korteks
Kompresi serebriYang merupakan Central Vomiting Centre
Merangsang CTZ di medulla Oblongata di area postrema di dasar
Ventrikel 4 SSP
Tekanan ruang sub duralDefisit Neurologis
Blokade reversible ARAS Menekan Nervus Vagus
Refleks Babinski Positif
Pupil anisokor
Pingsan Peningakatan tekanan intra gastrium
Pingsan Muntah
CEPHALGIA
DEFINISIRasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas
kepala memanjang dari orbita sampai kedaerah belakang kepala (area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk)KLASIFIKASI INTERNASIONALI.
Nyeri Kepala Primer1. Migren2. Tension type Headache3. Nyeri kepala
klaster dan sefalalgia trigeminal-otonomik yang lain4. Nyeri kepala
primer lainnya (Primary cough headache , Primary exertional
headache, dan nyeri kepala orgasmic )
II. Nyeri kepala sekunder1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
trauma kepala dan/atau leher2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan vaskuler kranial atau servikal3. Nyeri kepala yang
berkaitan dengan non vaskuler intrakranial4. Nyeri kepala yang
berkaitan dengan substansi atau withdrawal nya5. Nyeri kepala yang
berkaitan dengan infeksi6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan
kelainan homeostasis7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang
berkaitan dengan kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung,
sinus, gigi, mulut, atau struktur facial atau kranial lainnya.8.
Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik
MIGREN1. MIGREN TANPA AURA
DEFINISI
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut intensitas
sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yg rutin
dan diikuti dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia
2. MIGREN DENGAN AURA
DEFINISI
Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana didahului gejala
neurologi fokal yang reversible secara bertahap 5-20 menit dan
berlangsung > 60 menit. Gambaran nyeri kepala yang menyerupai
migren dengan aura biasanya sesudah gejala aura
Dengan MACAM MACAM AURA
a. AURA VISUAL
1. Positive : Cahaya berkedip Bintik bintik Garis garis2.
Negative : Hilang Penglihatan 3. Gangguan salah satu sisi lapang
pandang4. Kilat cahaya yang menyilaukan
b. SENSORIK AURA
1. Positive: Kebas / rasa panas / iris iris pada separuh badan2.
Negative: Hilangnya rasa separuh badan
c. MOTORIK AURA
1. Hemiparese2. Dysphasia
TERAPIA. Langkah Umum :Perlu menghindari pencetus nyeri, seperti
perubahan pola tidur, makanan, stress dan rutinitas sehari-hari.
Cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada ditempat yang
tinggi seperti gunung atau di pesawat udara.
B. Terapi Abortif :- Pada serangan ringan sampai dengan sedang
atau serangan berat yang berespon baik tehadap obat yang sama dapat
dipakai : analgetik, OTCs (Over The Counters), NSAIDs (oral).- Bila
tidak respon terhadap NSAIDs, dipakai obat spesifik seperti :
Triptans (naratriptans, rizatriptan, sumatriptan, zolmatriptan),
Dihydroergotamin (DHE) obat kombinasi (mis : aspirin dengan
asetaminophen dan kafein), obat gol. Ergotamin. -Yang tidak respon
tehadap obat-obat diatas dapat dipakai opiate dan analgetik yang
mengandung butalbital
TENSION TYPE HEADACHE
DEFINISINyeri kepala episodik yg infrequent berlangsung beberapa
menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau
mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak
bertambah pada aktivitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi
bisa ada fotofobia atau fonofobia. Infrequent Serangan < 1 hari
/ bulan ( 15 hari / bulan ( > 180 hari / tahun )
ETIOLOGI Dari penelitian depresi dan stress merupakan faktor
pencetus
GEJALA mood yang tidak enak (dysphoric), tidak mampu
memperlihatkan suatu kesenangan / kegembiraan (anhedonia), dan
tidak ada rasa tertarik /minat kepada apapun dalam hidup ini.
Ditambah dengan paling tidak disertai 3 gejala tambahan dapat
gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, hilangnya energi atau mudah
lelah, menurunnya dorongan seksual, restlessnes/gelisah, menurunnya
daya pikir, kesulitan konsentrasi, tidak dapat mengambil keputusan,
perasaan bersalah, pesimis, dan pemikiran akan mati ataupun bunuh
diri.
TERAPIA. Terapi Farmakologis :1. Pd serangan akut tidak boleh
lebih dari 2 hari/mg - Analgetik : aspirin 1000 mg/hr,
acetaminophen 1000 mg/hr,NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hr, Ketoprofen
25-50 mg/hr,Tolfenamic 200-400 mg/hr, mefenamic fenoprofen,
ibuprofen 800 mg/hr, diclofenac 50-100 mg/hr). Pemberian analgetik
dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal,
penyakit ginjal dan hepar, ganggu fungsi platelet.- Caffein
(analgetik ajuvan) 65 mg- Kombinasi : 325 aspirin, acetaminophen +
40 mg caffein.
2.Untuk akut dan kronik a. Anti Depresan Jenis Trisiklik :
Amiptriptilin, sebagai obat terapeutik maupun sebagai pencegahan
TTH. Obat ini mempunyai efek analgetik dengan cara mengurangi
firing rate of trigeminal nucleus caudatus. Dalam jangka lama semua
trisiklik dapat menyebabkan penambahan berat badan (merangsang
nafsu makan), mengganggu jantung, orthostastichipotensi dan
anticholinergik efek seperti mulut kering, mata kabur, tremor dan
dysuria, retensi urinae, konstipasi.b. Anti Ansietas Baik pada
pengobatan akut dan preventif terutama pada pend dengan komorbid
ansietas. Gol benzodiazepin dan butalbutal srg dipakai.
Kekurangannya obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol shg
dapat memperburuk nyeri kepalanya.
B . TERAPI NON FARMAKOLOGIS - Kontrol dieet - Hindari faktor
pencetus - Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan
ergotamin - Bahavior treatment
C . PENGOBATAN FISIKLatihan postur dan posisi Massage,
ultrasaund, manual terapi, kompres panas / dingin Traksi
Akupunktur, TENS (Transcutaneuselectrical stimulation)Obat anestesi
ataupun bahan lain pd triger point
D.Pengobatan Psikologis :Harus diberikan penerangan yang jelas
mengenai patofisiologi sederahana dan pengobatan penyakit TTH dan
diterangkan bahwa penyakitnya bukanlah penyakit yang serius seperti
tumor otak, perdarahan otak dan lain sebagainya.
NYERI KEPALA KLUSTER
DEFINISINyeri kepala yang hebat, nyeri sll unilateral di orbita,
supra orbital, temporal atau kombinasi dari tempat tempat tersebut.
Berlangsung 15-180 menit dan terjadi dengan frekwensi 1 s/d 8x/hr.
Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sbb :Semuanya
ipsilateral : injeksi conjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhoea, berkeringat dikening dan wajah, miosis, ptosis, oedema
palpebra,slm serangan sebagaian besar pend gelisah / agitasi.
TERAPIA. Serangan akut (trapi Abortif)- Inhalasi oksigen
(masker) 100 %7L/mnt slm 15 mnt.- Dihydrorgotamin (DHE) 0,5-1,5 mg
Ivakan mengurangi nyeri dalam 10 mnt, pemberian IM dan nasal akan
lebih lama. - Sumatriptan inj subkutan 6 mg akan mengurangi nyeri
dalam 5-15menit,dapat diulang setelah 24 jam .Kontra indikasi ;
Penyakit Jantung iskemik, hipertensi. - Sumatriptan nasal spray
20mg(krg efktif dibanding subkutan), Efeksamping : pusing, letih,
perestesia, kelemahan dimuka. - Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per
oral- Anstesi lokal : 1 ml lidokain intranasal 4 %- Indometacin
(rectal Supp)- Opioids(rectal,stadol nasalspray) hindari pemakaian
jangka lama - Ergotaminaerosol 0,36-1,08 m (1-3inhalasi)efektif80
%- Gabapentin atauTopiramat - Mthoxyflurane(rapidactinganalgesic) :
10-15 tetes pada sapu tangan dan inhale selama beberapa detik,
B. Terapi Profilaksis : Terapi Profilaksis adl strategi
pengobatan primer pada Nyeri kepala klaster. Pada jenis episodik
terapi profilaksis harus dimulai secepatnya dan dibiarkan tiap hari
selama masa serangan. Pada tipe kronik diberikan terus menerus. -
Verapamil (pilihan pertama) 120-160 mg t.i.d-q.i.d.slain itu bs jg
dg Nimodipin 240 mg/hr atau Nifedipin 40- 120mg/hr.- Steroid
(80-90% efeltif utl prevensi serangan), tidak boleh diberikan dalam
waktu lama. 50-75mg tiap pagi, dikurangi 10% pada hari ke 3. -
Lithium 300-1500mg/hr (rata2 600-900 mg)- Methysergide 4-10 mg/hr-
Divalproex Sodium- Neuroleptik(Chlorformaxin)- Chlonidin
transdermal atau oral- Ergotamin tartrat 2mg 2-3 x/hr 2 mg oral
atau 1 mgrectal 2 jam sbl serangan t.u.mlm hr, dihydroergotamin,
sumatriptan atau triptan lainnya.- Indomtasin150 gr/hr- Opioid
C TERAPI PREVENTIF - Hidup dan istirahat teratur -Hindari tidur
sore-Hindari alkohol - Batasi keterpaparan thd zat volatil :
gasoline-Hati2 bila beradaditempat ketinggian -Hindari produk
Tobacco-Hindari sinar terang & suara gaduh (glare and bright
light)
D. PENGOBATAN BEDAHJika pengobatan konservatifdan preventif
gagal, bisa dipertimbangkan untuk dilakukan Histamine
desensitization, atau tindakan operasi :1. Nyeri kepala tipe kronik
tanpa remisi nyeri selama 1 tahun 2. Terbatas nyeri unilateral3.
Stabil secara fisiologik, sehat secara mental medik.
HEAD ACHE PASCA TRAUMADEFINISISakit kepala Setelah
TraumaETIOLOGISetelah menderita trauma Kapitis bisa karena
perdarahan subdural akut , kerusakan kulit kepala setempat , bekas
scar cederaPERAWATANSIMPTOMATIK
PATOFISIOLOGI CEFALGIA
Tekanan , kimiawi dan inflamasi
Struktur Nosiseptor
Di bawah Tentorium serebelliiDi atas tentorium serebelli
Kepala setengah bagian belakangN IX dan NXKepala setengah bagian
depan (batas tengahnya adalah telinga)N V
ATLSPRIMARY SURVEYAirway Menilai jalan nafas , jika pasien dapat
berbicara maka airway dianggap clear , jika tidak sadar mungkin dia
tidak mendapat kan jalur nafas yang adekuat , sehingga dengan dagu
diangkat dan mendorong rahang , jika terblok oleh cairan ( contoh
muntahan , atau darah ) , maka dibersihkan dengan suction (
instrument Hisap) , pada kasus halangan dapat dengan ETTBreathing
and ventilationDada harus diperiksa dengan inspeksi, palpasi
perkusi, dan auskultasi. Emfisema subkutan dan deviasi trakea harus
diidentifikasi jika ada. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
dan mengelola enam mengancam kehidupan kondisi dada sebagai Airway
Obstruksi, Pneumotoraks Tension, Haemothorax Massive, Open
Pneumotoraks, memukul dada segmen dengan memar paru dan jantung
tamponade. Memukul dada, luka memar menembus dan dapat dikenali
dengan inspeksi.
CirculationPerdarahan merupakan penyebab utama kematian
pasca-cedera dapat dicegah. Hipovolemik shock disebabkan oleh
kehilangan darah yang signifikan. Dua besar-menanggung infus
ditetapkan dan larutan kristaloid diberikan. Jika pasien tidak
menanggapi hal ini, golongan darah khusus, atau O-negatif jika hal
ini tidak tersedia, harus diberikan. Perdarahan eksternal
dikendalikan oleh tekanan langsung. Kehilangan darah mungkin
tersembunyi ke dalam dada, perut, panggul atau dari tulang
panjang
DISABILITYGCS ( Glasgow coma scale)
EXPOSUREPastikan pasien tidak hipotermi , gunakan pakaian yang
hangat
SECONDARY SURVEYKetika resusitasi dan Vital sign normal , maka
pemeriksaan Head to toe dimulai ( termasuk riwayat lengkap dan
pemeriksaan lengkap dan pemeriksaan lab dan penunjang yang
lainnya
FARMAKOLOGI 6. VOLTAREN ( diclofenac sodium ) 75 mg / 10 ml
ampulAdalah sebuah NSAID yang kerjanya menghambat COX -2
Farmakokinetik lewat oral dn diabsorbsi di saluran cerna cepat dan
lengkap, terikat pada protein plasma , dan terakumulasi di cairan
synovialFarmakodinamik menghambat CoX -2 Efek samping ( mual ,
gastritis , eritema kulit , dan sakit kepala sama seperti semua
NSAID )
Kontra indikasi tukak lambung , gangguan hati , Kehamilan ,
Alergi , gangguan jantung , menstrual pain , Active bleeding
(cerebral hemorrhage)Indikasi complain muskulo skeletal , migraine
, post traumatic pain , Dosis orang dewasa 100 150 mg . hari dalam
2 atau 3 dosis , per rectal 50- 100 mg /1 x/ hari , im 1-2 X 75 mg
/ hari selama 1-3 hari
Interaksi Obat Gentamicin ( dapat meningkatkan aminoglikosid
dalam darah) , warfarin ( perdarahan) , metotreksat ( menurunkan
eliminasi metotreksat )
7. CEDANTERON ( Ondansetron ) 2ml ampul mengandung 4 mg
ondansetron Farmakologi antagonis reseptor CTZ (chemoreceptor
trigger zone) di otak , mungkin juga pada afferent vagal saluran
cerna
Farmakokinetik Oral diabsorbsi dengan cepat , kadar maksimum
setelah 1-1,5 jam , terikat protein plasma 70 -76 % dimtebaolisme
di hati EFEK SAMPING biasanya ditoleransi dengan baik , keluhan
yang dapat ditemukan adalah konstipasi , sakit kepala , mengantuk ,
gangguan saluran cerna Kontra indikasi Hipersensitivitas ,
kehamilan , menyusui , penyakit hati , mengingat obat ini cukup
mahal lebih baik diberi kan obat dengan indikasi sejenis tersedia
cukup banyak contoh prometazin Indikasi pencegahan mual dan muntah
saat operasi , radioterapi , maupun kemoterapiDosis 0,1 sampai 0,2
mg /Kg/ IV , 1-2 jam sebelum terapi 8 mg jika bedah 1 jam sebelum
terapi , lalu tiap 12 jam 8 mg selama 5 hari , dosis anak anak 5 mg
Interaksi obat tidak ada , tetapi jika ingin diberikan maka Tanya
kan pada pasien sedang minum obat apa supaya mencegah jika terjadi
sesuatu yang akan datang , tetapi beberapa obat seperti apomorphine
dan tramadol dapat depresi nafas
8. DILANTIN (phenytoin) ( sediaan kapsul 100 mg , ampul 100 mg /
2ml)Farmakologi antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP ,
membatasi perangsangan potensial aksi berulang yang disebabkan oleh
depolarisasi , dengan menghambat saluran Na , peningkatan respons
terhadap GABA Farmakokinetik absorbsi oral lambat , 10% dari dosis
oral dieksresi di ginjal dalam bentuk utuh , kadar puncak 3 12 jam
, sebagian besar di eksresi di empedu dam dimetabolisme di hati ,
Pemberian secara IM menyebabkan pengendapan di tempat suntukan
sehingga terjadi absorbs erotic , pemberian secara IV kadar yang
terdapat di otak , otot skelet , dan jaringan lemak lebih rendah
dari pada kadar hati , ginjal , dan kelenjar ludah Efek samping
Hiperglikemia , teratogenitas ( bibir sumbing dan gangguan jantung
kongenita (semester 1), dan gangguan musculoskeletal (trimester 3)
, kemerahan ( kulit) , nefritis , hipotensi (IV) , diplopia ,
kelarutan Fenitoin yang rendah dalam air memunculkan masalah bagi
penggunaan IV , oleh karena itu digunakan fosfenitoin suatu prodrug
( fosfenitoin berguna nagi orang dewasa yang menderita seizure
parsial atau seizure menyeluruh jika pemberiannya harus
parenteral)
Kontra Indikasi penyakit hati , kehamilan , ibu menyusuiIndikasi
kejang tonik dan klonik , tetapi ahli saraf di indonesia lebih
menyukai fenobarbital karena fenitoin mempunyai batas keamanan yang
sempit , indikasi lain adalah neuralgia trigeminus dan aritmia
jantung
Dosis dosis dewasa 300 mg ( awal ) , dosis pemeliharaan 300 400
mg , maksimum 600 mg sehari ,anak diatas 6 tahun dosis sama dnegan
dewasa , jika dibawah 6 tahun dosis awal 1/3 dewasa , dan dosis
pemeliharaan 4-8 mg/KgBB /hari , maksimum 300 mg , dosis awal
dibagi dalam 2-3 kali pemberian , dan dosis pemeliharaan dapat 1X /
hari Dosis phenytoin (Dilatin, Parke Davis) untuk anak-anak ialah 5
mg/kg/BB/hari dan untuk orang dewasa 5-15 mg/kg/BB/hari
(doctorology.net)
Interaksi Obat kadar fenitoin akan meninggi jika diberi dengan
kloramfenikol ,disulfiram , INH , simetidin , dikumarol dan
sulfonamide ( karena menghambat metabolism fenitoin ) Sedangkan
sulfisoksazol , fenilbutazon , salisilat , dan asam valproat akan
mempengaruhi ikatan dengan protein plasma sehingga meninggikan
kadar bebas dalam plasma Teofilin meningkatkan biotransformasi dan
mengurangi absorbsi maka akan menurunkan kadar feniotoin
Fenobarbital dan karbamazepin menurunkan fenitoin
9. Manitol Diuretic osmotic Farmakologi beraksi di ginjal untuk
menyebabkan kelebihan cairan tubuh untuk dihilangkan dari darah
dengan merubanya menjadi urin begitu juga dengan natrium
dikeluarkan dari darah Farmakokinetik harus diberikan secara
intravena , tidak mengalami reabsorbsi dan metabolism mudah dan
cepat dieksresi oleh ginjal Efek samping congesti pulmonal ,
elektrolit imbalance , asidosis , mulut kering , haus Kontra
indikasi pasien gagal jantung , Hyponatremia , dehidrasi , allergy
Indikasi dieresis pada pada fase oligouria dari gagal ginjal akut ,
meurunkan intrakaranial mass ,dan tekanan , menurunkan intraocular
pressure , mengeluarkan eksresi toxic lewat urin Dosis 50 -100 g
(20% total larutan ) / 24 jam berarti sekitar (250 1000 ml) dengan
kecepatan infuse 20 50 mL / jam Untuk mengurangi edema otak
diberikan 0,25 2 g / KgBB selama 30 60 menit Untuk edem a dan
asites dan mengatasi GGA(gagal ginjal akut ) pada keracunan
digunkaan dosis ( 500 mL dalam 6 jam )
Interaksi Obat biasanya tidak ada dan harus diberikan 1 jenis
diuretic saja jangan menggabunbgkan manitol dengan diuretic
lain
Macam cairan infus 2. Cairan hipotonik Adalah cairan infuse yang
osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai
akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis)
dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula
darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang
membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam
pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan
peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang.
Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.3. Cairan
Isotonik.Adalah cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan)
cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah),
sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga
tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload
(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif
dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan
normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).3. Cairan
hipertonikAdalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi
dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan
tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.
Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose
5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan
albumin.Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya :3.
Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah
volume cairan (volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam
waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan
segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.4. Koloid:
ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak
akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh
darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar
pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan steroid.Cairan
kristaloid untuk pemeliharaan misalnya dekstrosa 5% dalam NaCl
0,45% (D5NaCl 0,45)
Infus D5 -NS (kristalloid ) 5% Dextrose in 1/2 Normal Saline
(0.45% sodium chloride) dalam penggabungan dengan mannitol karena
menyebabkan K meningkat standar solusi Infus D5 Ns dan Kcl 20 mmol
/L jika K dan Na normal Farmakologi mensupplai kebutuhan Na dan
Glukosa sekitar 5 menit dia hipertonik lalu setelah 5 menti dia
menjadi Hipotonic Farmakokinetik Glukosa akan di gunakan oleh sel
untuk energy terutama otak , karena pasien kesadaran tidak baik ,
dan Na untuk menyeimbangkan Ion Na K karena ada mannitol , dan juga
mensupplai cairan Indikasi mengganti kehilangan air tubuh yang
disebabkan oleh sekuestrasi atau proses patologi yang lain
(misalnya fistula, efusi pleura, asites drainase lambung dsb)
Divalproex sodium terdiri dari sodium valproat dan asam
ValproatFarmakologi belum dapat dipastikan , akan tetapi diyakini
meningkatkan konsentrasi GABA di system saraf Pusat Farmakokinetik
cepat diabsorbsi dan kadar maksimal 1-3 jam Metabolisme di hati dan
eksresi 70 % urine dalam 24 jamEfek samping mual ,muntah , nyeri
lambung , ruam kulit kantuk , tremor hilang dalam penurunan dosis
Kontraindikasi pada penyakit hati Indikasi Mania , epilepsy ,
migraine and headache Dosis 3 X 200 400 mg / hari , dosis anak
20-30 mg /KgBB /hari Interaksi Obat Akan meningkatkan kadar
fenobarbital dan fenitoin dan karbamazepin sehingga menurunkan
kadar Valproat , Aspirin akan menghambat metabolism valproat ,
meningkatkan konsentrasi warfarin
IndomethacineFarmakologi obat anti inflamasi dan analgesic dan
antipiretik yang sebanding dengan aspirin , telah terbukti bahwa
indometasin memiliki efek analgesic perifer maupun sentral
Farmakokinetik absorbs oral cukup baik , metabolsime di hati ,
eksresi melalui urin dan empedu Efek samping nyeri abdomen , diare
, perdarahan lambung , dan pancreatitis, agranulositosis, anemia
aplastik dan trombositopenia , AllergiKontraindikasi anak anak ,
wanita hamil, gangguan lambung Indikasi arthritis rheumatoid ,
osteoarthritis , arthritis gout , nyeri perifer maupun sentral
Dosis 2-4 X 25 mg / hari , untuk mengurangi gejala rheumatic di
malam hari indometasin diberikan 50 100 mg sebelum tidurInteraksi
Obat menurunkan captopril , Mengurangi B blocker , meningkatkan
toksisitas siklosporin , menurnkan diuretic ,
Alkohol yang dikenal dimasyarakat adalah etanol atau ethil
alcohol memiliki sifat mendepressi SSP
Farmakokinetik absorbsi berlangsung cepat di lambung dan usus
halus , kadar puncak 30 menit , distribusi menyebar secara merata
ke seluruh tubuh , bahkan alcohol dapat ,melewati BBB , metabolism
di Hati , alcohol dieksresi lewat paru paru dan urineFarmakodinamik
melarutnya membrane lipid sehingga merusak eksitasi maupun inhibisi
di otak SSP (sedasi dan antiansietas) , CVS ( Vasodilatasi
(hambatan vasomotor secara sentral) makanya kuit hangat dan merah)
, GIS ( merusak mukosa lambung , gastritis , menurunkan kadar enzim
pencernaan ) , Hati ( Infiltrasi lemak , sirosis , hepatitis) ,
perlemakan hati karena Terhambatnya siklus trikarboksilat ,
Teratogenik ( Iq rendah , mikrosefali , pertumbuhan lambat , karena
menghambat proliferasi embrio , dan mudah terkena infeksi )Gejala
intoksikasi 80 mg% akan mabok , 300 mg % berbahaya bagi kehidupan ,
kasu yang fatal 400mg % Toleransi dan ketergantungan Toleransi
respon fisiologis pada penggunaan dosis alcohol yang sama
Ketergantungan gejala putus obat , bila dihentikan yang harus
diterapi dengan psikososial , ditambah dengan obat obataan
Refferensi
www.rxlist.comwww.drugs.comwww.medicinenet.comFarmakologi dan
terapi FKUIFarmakologi Goodman and gillman
1