MAKALAH PERIODONTITIS 2PEMBAHASAN KASUS
Disusunoleh(Kelompok 1) : Hepi1110070110001Putra
H.11100701100015 Dodi P1110070110003 Prinita R.11100701100017 Siti
H1110070110005 Kiki Z. 1110070110019 Lani V. 1110070110007 Tri
Utami1110070110021 Indy V1110070110009 Zuksantritus11100701100011
Intan D.S11100701100013Dosen pembimbing: drg.Nurhamidah drg.Citra
Lestari,MDSC,SP.Perio drg.Adriansyah
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KATA PENGANTARAlhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia sehingga penulis dapat
merampungkan Makalah periodontitis. Penulis berkesempatan membahas
kasus yang diberi oleh pembimbing yang merupakan salah satu materi
yang ditujukan untuk menunjang perkuliahan Mata Kuliah
periodontitis 2. Pada kesempatan ini, penulis dengan rendah hati
mengucapkan terimah kasih dan rasa hormat kepada dosen pembimbing.
Penulisan Makalah tentang penyelesaian kasus dapat terwujud karena
dukungan berbagai pihak terutama dukungan moral dan material dari
rekan rekan kelompok 1 angkatan 2011, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Baiturrahmah.Penulis menyadari bahwa dalam Makalah ini
masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaannya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita dalam usaha meningkatkan ilmu dalam mata
perkuliahan periodontitis.Padang, 5 juni 2014
DAFTAR ISI HalamanKata PengantariDaftar Isi ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah1.3.
Tujuan Makalah1.4. Manfaat PenulisanBAB 2. Pembahasan2.1
Manifestasi diabetes mellitus pada rongga mulut 2.2. Pengaruh
Diabetes Melitus Terhadap Periodontitis ..2.3. Mekanisme dan
pathogenesis periodontitis dan diabetes melitus..2.4 Pemeriksaan
penunjang untuk penyakit periodontitis dan diabetes2.5Prosedur
pemeriksaan ...2.6Penatalaksanaan farmakologi ..BAB 3. PEMBAHASAN
KASUS 3.1. Tahapan diagnosa 3.2Etiologi3.3Tanda klinis. 3.4Penyakit
sistemik yang diderita pasien...3.5PerawatanBAB 4. PENUTUP4.1.
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakangKelainan pada gigi dapat disebabkan pleh
karies dan penyakit periodontal yang dalam proses infeksinya
terjadi karena lingkungan bakteri rongga mulut. Adanya kondisi
tersebut tidak diherankan jika ditemukan infeksi gigi piogenik,
dmana penyebab utama infeksi adalah bakteri penghasil nanah dalam
rongga mulut.Penyakit periodontal sering melibatkan sejumlah
penyebab dan gejala-gejala yang kompleks. penelitian juga
menyebutkan adanya hubungan antara diabetes Melitus dengan penyakit
periodontal (Periodontitis).Penderita DM menunjukan resiko yang
lebih tinggi untuk mengalami periodontitis. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena adanya perubahan pada pembuluh darah,
gangguan fungsi neutrofil, sintesis kolagen, factor-faktor
mikrobiotik, dan predisposisi genetic.Komplikasi kesehatan rongga
mulut yang dilaporkan berhubungan dengan DM adalah kehilangan gigi,
gingivitis, periodontitis, dan kelainan patologis jaringan lunak
rongga mulut. Keluhan p[ada rongga mulut dapat timbul pada
penderita DM yang belum terdeteksi, pasien DM yang belum
terkontrol, atau pasien DM dengan perawatan yang tidak adekuat.
Prevalensi dan keparahan komplikasi medis dan kesehatan rongga
mulut tergantung pada tipe DM.Diabetes mellitus (DM) merupakan
suatu penyakit dengan karakteristik perubahan toleransi glukosa dan
gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat. Pada penderita DM
ditemukan penurunan fungsi PMN, yang dapat menyebabkan penurunan
resistensi host terhadap infeksi.Pasien DM memiliki laju kehilangan
gigi dan penyakit periodontal yang lebih tinggi dari pada non
diabetes dan lamanya menderita diabetes juga memperbesar kerusakan
jaringan periodontal. Pasien Dm yang tercontrol metabolismenya tapi
kesehatan atau kebersihan mulutnya baik, hanya mengalami kerusakan
periodontal yang minimal.
BAB IIPEMBAHASAN
Peridontitis yaitu hilangnya pelekatan ligament periodontal dan
tulang pendukung gigi yang sering kali disertai dengan inflamasi
pada jaringan ginggiva. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak,
yaitu lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, dan sisa
makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih
atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan
periodontitis adalah plak yang tepat berada diatas garis gusi.
Bakteri dan produknya dapat menyebar kebawah gusi sehingga terjadi
proses peradangan dan terjadilah periodontitis.Tanda klinik dari
penyakit periodontitis diantaranya: Inflamasi ginggiva Poket gusi
Resesi ginggiva Mobilitas gigi HalitosisPeriodontitis dapat
disebabkan oleh berbagai factor. Tetapi secara umum factor penyebab
periodontitis dibagi dalam dua golongan, yaitu faktor local dan
factor sistemik. Factor local yang menyebabkan periodontitis
diantaranya factor disekitar gigi atau jaringan penyangga gigi yang
dapat memberikan rangsangan secara langsung pada jaringan penyangga
gigi, termasuk didalamnya plak gigi dan bakteri, traumatik oklusi,
kalkulus, dan titik kontak gigi. Dapat juga disebabkan oleh
bernafas dengan mulut, kelainan lidah, trauma gigi dan iritasi
kronis.Pada factor sistemik dilihat dari daya tahan jaringan
terhadap serangan dari luar, tetapi dilain pihak factor sistemik
dapat menurunkan daya tahan jaringan, antara lain diabetes,
penyakit paratiroid, dan nutrisi tidak seimbang.Pada kasus diatas
dapat kita lihat terdapat penyakit periodontitis didukung oleh
factor sistemik diabetes mellitus. Keadaan periodontal yang sehat
ataupun yang sakit tergantung dari infeksi diantara bakteri dan
respon rongga mulut.
II.1MANIFESTASI DIABETES MELITUS PADA RONGGA MULUT
1. Xerostomia (Mulut Kering) Diabetes yang tidak terkontrol
menyebabkan penurunan aliran saliva (air liur), sehingga mulut
terasa kering. Saliva memiliki efek self-cleansing, di mana
alirannya dapat berfungsi sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan
kotoran dari dalam mulut. Jadi bila aliran saliva menurun maka akan
menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk
terjadinya ulserasi (luka), lubang gigi, dan bisa menjadi ladang
subur bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan
literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah
satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air
kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat
mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering,
sehingga disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang
asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan
air liur.
2. Gingivitis dan Periodontitis Periodontitis ialah radang pada
jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Selain merusak sel darah
putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh
darah sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari
tubuh. Lambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk
memerangi infeksi, Sedangkan periodontitis adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri. hal ini menjadi lebih berat
dikarenakan infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat.
Ada banyak faktor yang menjadi pencetus atau yang memperberat
periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus (karang gigi),
dan faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya
jaringan Periodontal membuat gusi tidak lagi melekat ke gigi,
tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. Angka
kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak
yang tidak menyadarinya, dan penyakit ini merupakan penyebab utama
hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh komplikasi Diabetes
Melitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di
antara berbagai macam penyakit dan Diabetes Melitus adalah
komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir
sekitar 80% pasien Diabetes Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda
periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah,
warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling)
hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di
sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.
Menurut teori yang saya dapatkan hal tersebut diakibatkan
berkurangnya jumlah air liur, sehingga terjadi penumpukan sisa
makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan gusi
menjadi infeksi dan mudah berdarah.
3. Stomatitis Apthosa (Sariawan)
Meski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit
ini bisa menyebabkan komplikasi parah jika dialami oleh penderita
diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena infeksi jamur
dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis
sariawan. Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang
seiring naiknya tingkat gula dalam darah dan air liur penderita
diabetes.
4. Rasa mulut terbakar Penderita diabetes biasanya mengeluh
tentang terasa terbakar atau mati rasa pada mulutnya. Biasanya,
penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian
wajah.
5. Oral thrush Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi
antibiotik untuk memerangi infeksi sangat rentan mengalami infeksi
jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang
merokok, risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Oral
thrush atau oral candida adalah infeksi di dalam mulut yang
disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam
mulut. Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan
terhadap infeksi sehingga sering menggunakan antibiotik dapat
mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan
jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant
thrush. Dari hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter
gigi yang ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada
lidah, tonsil maupun kerongkongan.
6. Dental Caries (Karies Gigi) Diabetes Mellitus bisa merupakan
faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dari
karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran
cairan darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai
substrat kariogenik.Karies gigi dapat terjadi karena interaksi dari
4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita
Diabetes Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang
sehingga makanan melekat pada permukaan gigi, dan bila yang melekat
adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman
yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat
mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi. II.2 Pengaruh
Diabetes Melitus Terhadap Periodontitis risiko periodontitis sangat
dipengaruhi oleh faktor sistemik seperti diabetes. Diabetes dapat
meningkatkan 2 sampai 5 kali kemungkinan perkembangan penyakit
periodontal. Diabetes tipe 2 paling sering terjadi sejak masa
dewasa. Banyak individu yang menyadari telah mengalami diabetes
tipe 2 setelah komplikasi parah terjadi.periodontitis kadang bisa
menjadi tanda pertama seseorang menderita diabetes,bahkan pada
periodontitis yang parah dapat mengakibatkan kehilangan
gigi.Gambaran klinis yang harus diperhatikan dokter gigi pada
pasien yang belum terdiagnosis diabetes dan pasien diabetes dengan
kontrol glikemi yang buruk yaitu:persistensi peradangan gingiva
setelah perawatan periodontal inisial (melalui skeling supra dan
subgingiva, instruksi oral higiene); respon peradangan gingiva yang
parah pada plak dan proliferasi jaringan gingiva pada margin
gingiva; kehilangan tulang alveolar yang berkelanjutan meskipun
telah mendapatkan perawatan periodontal; periodontitis agresif yang
parah pada pasien berusia 20-45 tahun (peningkatan saku
periodontal, peningkatan mobiliti gigi dan migrasi gigi, gigi
overerupsi atau diastema antara gigi, dan peningkatan kehilangan
tulang pada radiografi dan pembentukan abses periodontal
multiple).Beberapa penelitian menyatakan terjadinya peningkatan
risiko destruksi periodontal pada penderita diabetes ditandai dari
besarnya risiko kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang. Hasil
yang sama juga ditunjukkan beberapa penelitian bahwa terjadi
pendalaman saku, peningkatan inflamasi gingiva, perdarahan waktu
probing, dan kehilangan perlekatan pada penderita diabetes.
Perawatan diabetes biasanya akan menurunkan risiko keparahan
penyakit periodontal.Hubungan antara diabetes melitus dan
periodontitis juga ditemukan pada anak-anak dan remaja.Telah
dilaporkan bahwa perawatan periodontal yang efektif membantu
menstabilkan kadar glukosa darah. Hal ini menjelaskan bagaimana
periodonsium yang sehat bermanfaat bagi kesehatan seseorang secara
umum dengan menurunkan kemungkinan inflamasi sistemik dan
konsekuensinya.Adanya perubahan metabolisme pada penderita diabetes
melitus akan menimbulkan serangkaian perubahan pada jaringan
periodonsium yang mengarah kepada destruksi periodontal. Destruksi
terutama terjadi pada gingiva dan tulang alveolar, namun ligamen
periodontal dan sementum tidak dipengaruhi oleh keadaan
diabetes.
II.3MEKANISME DAN PATHOGENESIS PERIODONTITIS DAN DIABETES
MELITUSDM manifestasi oralnya yaitu abses periodontal. DM
berpengaruh aktif pada proses kerusakan jaringan di rongga mulut.
Pada penderita DM pasti ada faktor iritasi lokal, dimana DM sebagai
faktor predisposisi dan plak sebagai faktor lokal periodontitis. DM
dapat mempercepat kerusakan jaringan periodontal dengan agen
mikrobial, perubahan vaskuler pada penderita DM mengenai perubahan
pembuluh darah besar dan kecil ( angiopati ) jaringan periodontal
mengalami kekurangan suplai darah dan O2 kerusakan
jaringan.Kekurangan 02 bakteri anaerop tumbuh dengan cepat adanya
infeksi anaerop yang menyebabkan pertahanan jaringan menurun
hipoksia jaringan, dimana bakteri anaerop yang ada pada plak
subginggiva berkembang jadi patogen sehingga terjadi infeksi
jaringan periodontal. Pada penderita DM ginggivanya turun sehingga
gigi penderita DM tampak keluar dari soket, disebut juga food
impaction (makanan masuk ke poket sehingga menjadi bau).
II.4PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK PENYAKIT PERIODONTITIS DAN
DIABETES MELITUS
Untuk mendiagnosa apakah seseorang menderita penyakit
periodontitis yang diikuti oleh penyakit diabetes mellitus, maka
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang diantaranya :perkusi
: pukulan cepat pada gigi dengan mengetuk pada permukaan gigi
palpasi : dengan perabaan, menekan gigi dan gusi yang sakit serta
jaringan sekitar untuk mengetahui jaringan sekitar. pemeriksaan
mobilitas gigi : untuk menentukan gigi terikat kuat dengan tulang
alveolar atau tidak. mikrobiologi : menentukan bakteri yang
menyebabkan penyakit. pengukuran kedalaman poket : untuk diagnosis
periodontal dan interpretasi dari inflamasi ginggiva dan
pembengkakan.Pemeriksaan darah : untuk diagnosa kadar gula darah
(deteksi DM), diantaranya TTGO, darah puasa, post prandial, dan
darah sewaktuPemeriksaan urine : untuk diagnosa kadar gula dalam
urine guna melihat apakah seseorang menderita DM atau tidak,
termasuk didalamnya test benedict, test rothera, test fehling dan
kertas celup.
II.5PROSEDUR PEMERIKSAAN, TRANSPORTASI KLINIK DAN IDENTIFIKASI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk kasus periodontitis dengan diagnosa DM, perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium, diantaranya:1. mikrobiologiKultur,
langkah-langkahnya : ambil spesimen dari bagian yang sakit dengan
ose masukkan dalam tabung reaksi yg berisi medium cair, centrifuge
agar homogen dan diamkan 2-5 jam pada suhu 37 derajat celcius.
ambik kapas lidi steril dan masukkan dalam tabung reaksi, kemudian
inokulasikan kepermukaan medium MHA secara merata. letakkan disk
anti mikroba menggunakan pingset streril di atas permukaan media
yang telah terinokulasi, kerjakan secara aseptif dalam savety
cabinet dalam api bunsen.Untuk interpretasinya dapat dilihat dengan
daerah inhibisi diukur dengan jangka sorong atau penggaris. Dapat
dinyatakan : Sensitif Hampir resisten ( intermediet) resisten2.
Patologi klinikpengambilan darah vena, langkah kerjanya : sediakan
alat punksi yang steril dan jarum yang sesuai sterilkan bagian
lengan dengan alkohol 70 %, lengan atas di bendung dengan karet dan
tangan dalam posisi hiperekstensi dan di kepal arahkan jarum dengan
sudut 30-45 derajat, setelah sampai dibawah kulit arahkan jarum
kebagian vena. hisap secara perlahan , lepaskan bendungan pada
lengan atas sebelum mengeluarkan jarum suntik. tutup bekas suntikan
dengan kapas.
3. TTGO ( TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL )cara kerjanya yaitu: tiga
hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa kegiatan
jasmani cukup pasien puasa selama 10-12 jam periksa kadar glukosa
darah puasa berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250
ml, lalu minum dalam 5 menit periksa kadar gula darah saat ,1,2 jam
setelah diberi glukosa saat pemeriksaan pasien harus istirahat dan
tidak boleh merokok
1. Pemeriksaan Urina. tes benedict, langkah kerja ; Masukkan 1-2
ml urin spesimen dalam tabung reaksi masukkan 1 ml regensia
benedict kedalam urin tersebut lalu dikocok panaskan selama kurang
lebih 2-3 menit Perhatikan jika ada perubahan warnaInterpretasi : 0
: berwarna biru. Kadar glukosa < 0,2 gram/dl +1 : warna hijau.
Kadar glukosa 0,2- 0,5 gram/dl +2 : warna orange. Kadar glukosa
0,5-1 gram/dl +3 : warna orange tua. Kadar glukosa 1-2 gram/dl +4 :
warna merah bata atau merah pekat. Kadar glukosa >2 gram/dlb.
tes rothera masukkan 5ml urin kedalam tabung reaksi masukkan 1 gram
reagensia rothera dak kocok hingga larut pegang tabung dalam
keadaan miring Masukkan 1-2 ml amonium hidroksida secara perlahan
melalui dinding tabung diamkan tabung dalam keadaan berdiri/ tegak
selama 3 menit, baca hasilnya.Untuk interpretasinya jika ada warna
ungu kemerahan diantara kedua lapisan cairan menandakan adanya zat
keton.
II.6 PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIAmoxicillin, pada kasus
mengalami resistensi, dimana terjadi kemungkinan, bakteri dapat
mendegradasi enzim B laktamase, bakteri dapat merubah permeabilitas
nya terhadap obat, perubahan tempat kerja obat pada mikroba,
inaktif obat oleh mikroba, mikroba membentuk jalan pintas
menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba. Kemungkinan
terapi antibiotik lain yang bisa digunakan:Metformin, digunakan
untuk mengobati DM dengan menjaga daya tahan
tubuh.DoksisiklinEritromisinBrompekstrum BAB IIIPEMBAHASAN
KASUS
Seorang wanita berusia 35 tahun datang betobat ke RSGM dengan
keluhan gusi membengkak dan kadang kadang terjadi perdarahan
spontan dan os menderita penyakit sistemik.pada pemeriksaan intra
oral gusi warna merah terang dan konsistensi lunak serta kehilangan
perlekatan 3-5mm.Pertanyaan A.Jelaskan diagnosaB.EtiologiC.Tanda
klinisD.Sebutkan penyakit sistemikE.Perawatan
III.1TAHAPAN DIAGNOSAIII.1.1Pegumpulan data pasienUmur : 35
Tahun Jenis Kelamin : PerempuanIII.1.2Pemeriksaan Pasien
Pemeriksaan intra oral : gusi warna merah terang konsistensi lunak
kehilangan perlekatan 3-5mm. pemeriksaan ekstra oral: -III.1
DiagnosaPeriodontitis karna diabetes melitusIII.2 Etiologi
Peridontitis yaitu hilangnya pelekatan ligament periodontal dan
tulang pendukung gigi yang sering kali disertai dengan inflamasi
pada jaringan ginggiva. Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak,
yaitu lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, dan sisa
makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih
atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan
periodontitis adalah plak yang tepat berada diatas garis gusi.III.3
Tanda tanda klinis gusi warna merah terang konsistensi lunak serta
kehilangan perlekatan 3-5mm.III.4Penyakit sistemik yang di derita
pasienDiabetes melitusIII.5Perawatan Berikut hal-hal yang perlu
dilakukan oleh penderita Diabetes Mellitus agar dapat menjaga atau
mengupayakan supaya kesehatan rongga mulut tetap terjaga dengan
baik : Pertama dan yang terpenting adalah mengontrol kadar gula
darah. Kemudian rawat gigi dan gusi, serta ke dokter gigi untuk
pemeriksaan rutin setiap enam bulan. Untuk mengontrol sariawan dan
infeksi jamur, serta hindari merokok. Kontrol gula darah yang baik
juga dapat membantu mencegah atau meringankan mulut kering yang
disebabkan oleh diabetes. Menggunakan dental floss paling tidak
sekali sehari untuk mencegah plak muncul di gigi. Menggunakan
pembersih mulut anti bakteri untuk mengurangi jumlah bakteri
penyebab sakit gigi pada mulut. Menggosok gigi, terutama setelah
makan. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut. Perbaiki pola
hidup, jauhkan dari penyebab stres. Bila ada gigi yang tanggal
harus segera ''diganti''. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi
diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak
mencabut gigi.Kecuali sangat mendesak, sebaiknya hindari perawatan
gigi bila kadar gula darah sedang tinggi. Turunkan dahulu kadar
gula darah, baru kunjungi dokter gigi kembali. Pemakaian alat-alat
seperti gigi tiruan atau kawat orthodontik perlu mendapat perhatian
khusus. Pemakai gigi tiruan harus melepas gigi tiruan sebelum tidur
dan dibersihkan dengan seksama agar meminimalkan kemungkinan
terjadinya infeksi jamur karena kebersihan yang tidak terjaga.
KESIMPULAN faktor faktor yang harus diperhatikan mengenai
kesehatan gigi dan mulut pada penderita diabetes adalah :
1. Jaga kadar gula darah sedekat mungkin dengan kadar gula darah
normal, terutama dengan cara menerapkan gaya hidup sehat. 2. Jaga
kebersihan gigi dan mulut sebaik mungkin, agar memperkecil resiko
terjadinya karies, gingivitis, ataupun periodontitis.Masalah yang
terjadi di rongga mulut penderita diabetes dapat mengarah ke
penyakit lain. 3. Jangan lupa informasikan mengenai kondisi
diabetes bila berkunjung ke dokter gigi, terutama bila hendak
mencabut gigi. Seperti yang telah dijelaskan di atas, luka pada
penderita diabetes sukar sembuh. Ini termasuk juga luka setelah
pencabutan gigi. Selain itu juga ada resiko terjadinya infeksi
sekunder dan pendarahan yang cukup banyak setelah tindakan oleh
dokter gigi.Oleh karena itu dokter gigi akan memberikan tindakan
pramedikasi bila dipandang perlu, sebelum melakukan tindakan
perawatan pada penderita diabetes. 4. Kecuali sangat mendesak,
sebaiknya hindari perawatan gigi bila kadar gula darah sedang
tinggi. Normalkan dahulu kadar gula darah, baru kunjungi dokter
gigi kembali.5. Pemakaian alat-alat seperti gigi tiruan atau kawat
orthodontic perlu mendapat perhatian khusus. Pemakai gigi tiruan
harus melepas gigi tiruan sebelum tidur dan dibersihkan dengan
seksama agar meminimalkan kemungkinan terjadinya infeksi jamur
karena kebersihan yang tidak terjaga
DAFTAR PUSTAKA1. Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit
Periodontal. Medan: Universitas Sumatra Utara, 1995: 34-40.2.
Erfina I. Perawatan Periodontitis yang Disertai Trauma Karena
Oklusi. Jurnal of dent research 2004:9(2) : 110-4.3. Pratiwi R.
Diabetes Melitus dan Penyakit Periodontal. Jurnal of dent research
2004: 9(2) :127-30.