12 SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK : SMKN 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Teori Produktif AV Kelas/Semester : 1 AV/ I Standar Kompetensi : Perbaikan dan perawatan radio Indikator : amplifier dirawat dan diperbaiki Alokasi Waktu : ……. Jam Pelajaran ( … x pertemuan ) Tujuan Pembelajaran : 1. Sistem Audio 2. Pengatur Nada Dan Equalizer 3. Penguat Daya 4. Mikropun Dan Loudspeaker B. Materi Pembelajaran : AMPLIFIER 1. SISTEM AUDIO Lembar Informasi Sistem audio adalah sistem pemprosesan bunyi secara listrik dan elektronik. Contohnya bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi oleh mikropun diubah menjadi getaran listrik. Getaran listrik dikuatkan oleh penguat kemudian diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker. Sistem audio terdiri dari pembangkit signal audio, pempreses signal, dan pengubah signal audio menjadi bunyi. Pembangkit signal audio antara lain mikropun yang mengubah bunyi menjadi getaran listrik, head pada tape recorder yang mengubah medan pada pita magnet menjadi getaran listrik, cartridge mengubah informasi bunyi dalam bentuk lekuk- lekuk pada piringan hitam menjadi getaran listrik. Bagian pemroses signal adalah bagian yang menguatkan signal yang dikeluarkan oleh pembangkit signal menjadi signal yang cukup kuat untuk diubah menjadi bunyi oleh loudspeaker. Sistem audio terdiri dari beberapa komponen yang dapat dilukiskan seperti Gambar 1a. Sebuah sistem audio dalam bentuk lain dapat dilukiskan seperti Gambar 1b. Pembangkit Signal Pemroses Signal Pengubah Signal Audio menjadi bunyi
25
Embed
SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN · PDF fileBerapakah daya output maksimum rangkaian di atas? 3. ... Penguat daya push-pull menggunakan transformator center tap input dan transformator
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
12
SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SMK : SMKN 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Teori Produktif AV Kelas/Semester : 1 AV/ I Standar Kompetensi : Perbaikan dan perawatan radio Indikator : amplifier dirawat dan diperbaiki Alokasi Waktu : ……. Jam Pelajaran ( … x pertemuan ) Tujuan Pembelajaran :
1. Sistem Audio
2. Pengatur Nada Dan Equalizer
3. Penguat Daya
4. Mikropun Dan Loudspeaker
B. Materi Pembelajaran : AMPLIFIER
1. SISTEM AUDIO
Lembar Informasi
Sistem audio adalah sistem pemprosesan bunyi secara listrik dan elektronik.
Contohnya bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi oleh mikropun diubah menjadi
getaran listrik. Getaran listrik dikuatkan oleh penguat kemudian diubah menjadi bunyi oleh
loudspeaker.
Sistem audio terdiri dari pembangkit signal audio, pempreses signal, dan pengubah
signal audio menjadi bunyi. Pembangkit signal audio antara lain mikropun yang mengubah
bunyi menjadi getaran listrik, head pada tape recorder yang mengubah medan pada pita
magnet menjadi getaran listrik, cartridge mengubah informasi bunyi dalam bentuk lekuk-
lekuk pada piringan hitam menjadi getaran listrik.
Bagian pemroses signal adalah bagian yang menguatkan signal yang dikeluarkan
oleh pembangkit signal menjadi signal yang cukup kuat untuk diubah menjadi bunyi oleh
loudspeaker. Sistem audio terdiri dari beberapa komponen yang dapat dilukiskan seperti
Gambar 1a. Sebuah sistem audio dalam bentuk lain dapat dilukiskan seperti Gambar 1b.
Pembangkit
Signal Pemroses Signal
Pengubah Signal Audio menjadi
bunyi
13
(a)
Gambar 1. Bagan Sistem Audio
Seperti nampak pada Gambar 1 di atas sistem audio dapat melakukan fungsi
menampilkan suara yang berasal dari satu atau beberapa signal input atau sumber suara
yang dapat dipilih atau dapat melakukan perekaman menggunakan media tertentu. Sistem
audio di atas dapat menerima signal input dari penerima radio, tape rekorder, dan
mikropun. Mikropun, head pada tape rekorder, antena receiver, stylus pada pick up, sinar
laser pada CD adalah transducer yang berfungsi mengubah suatu gejala non listrik menjadi
gejala listrik. Getaran listrik yang dihasilkan oleh transducer masih sangat lemah dan juga
respon frekuensinya tidak mendatar. Agar getaran listrik yang dihasilkan transducer cukup
kuat dan respon frekuensinya mendatar diperlukan penguat awal (preamplifier).
Pengoperasian sebuah sistem audio membutuhkan berbagai pengaturan untuk
menyesuaikan keadaan. Berbagai pengaturan yang diperlukan adalah pengatur nada,
pengatur keseimbangan, dan pengatur volume. Bagian terakhir adalah penguat daya yang
menghasilkan daya untuk menghidupkan loudspeaker sehingga didapatkan suara yang
intensitasnya sesuai dengan kebutuhan.
Penguat Awal (Preamplifier)
Head pada tape recorder, cartrid pada pick up, dan mikropun adalah transducer
yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet. Getaran listrik yang dihasilkan
transducer yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet masih sangat lemah dan
14
juga mempunyai respon frekuensi rendah pada frekuensi rendah dan tinggi pada frekuensi
semakin meningkat. Rangkaian preamplifier untuk mikropun dilukiskan seperti Gambar 2
Gambar 2. Rangkaian Preamplifier Mikrofon
Transduser yang berdasarkan prinsip elektromagnet menghasilkan signal yang
lemah pada frekuensi rendah, dan sangat menonjol pada frekuensi tinggi. Oleh karena itu
preamplifier berfungsi sebagai penguat juga sebagai ekualisasi. Hal ini sesuai dengan
rumus :
dQ e = - -------
dt
Keterangan : e = gaya gerak listrik Q = fluk magnet t = waktu
Rangkaian Pengatur
Volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker dalam ruang dengar berbeda dari ruang
satu dengan ruang yang lain. Ruang yang lebih kecil memerlukan volume bunyi lebih
rendah daripada ruang yang lebih besar. Demikian pula jarak antara pendengar dengan
loudspeaker dengan pendengar akan menentukan besarnya volume bunyi yang dihasilkan
loudspeaker. Sebuah sistem audio dilengkapi dengan pengatur volume untuk
menyesuaikan berbagai keperluan seperti tersebut di atas. Rangkaian pengatur volume
dilukiskan seperti Gambar 3.
15
Gambar 3. Rangkaian Pengatur Volume.
Respon pendengaran yang paling peka adalah frekuensi menengah yaitu seputar 5
Khz, Kepekaan berkurang pada daerah frekuensi rendah dan atas. Untuk menyesuaikan
karakteristik pendengaran tersebut diatur dengan pengatur loudness. Bila switch s1 pada
posisi contour maka output akan lebih menonjolkan pada daerah frekuensi tinggi dan
daerah frekuensi rendah. Hal ini disebabkan karena kapasitor C2 dan C1 berfungsi untuk
menonjolkan signal frekuensi rendah dan tinggi.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Rangkaian preamplifier play tape recorder ................... 1 buah
2. AFG .............................................................................. 1 buah
3. Osiloscope .................................................................... 1 buah
11. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dengan daya output!
Lembar Latihan
1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan daya output pada langkah 11 di atas!
4. MIKROPUN DAN LOUDSPEAKER
Lembar Informasi
Mikropun
Mikropun adalah suatu piranti yang berfungsi untuk mengubah getaran suara
menjadi getaran listrik. Ada beberapa jenis mikropun yang biasa digunakan yaitu mikropun
piezielektrik, mikropun moving coil, mikropun ribbon, dan mikropun kondensor.
Mikropun Piezo-elektrik
Susunan mikropun piezo-elektrik terdiri dari kristal piezo-elektrik yang diletakkan
diantara dua elektrode yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan diafragma. Bila ada
getaran suara dipermukaan diafragma maka bahan piezielektrik mendapat tekanan
25
sehingga pada ujung-ujungnya timbul gaya gerak listrik (ggl). Besarnya ggl tergantung
pada kuatnya suara di depan diafragma, seperti Gambar 6.
Gambar 6. Mikropun Piezo-elektrik
Mikropun Moving Coil
Susunan mikropun moving coil terdiri dari magnet tetap, coil yang dihubungkan
dengan diafragma. Apabila ada suara di depan diafragma maka diafragma bergetar yang
juga menggetarkan moving coil. Oleh karena coil bergetar di dalam medan magnet maka
pada ujung-ujung coil tombul gaya gerak listrik (ggl), seperti dalam Gambar 7.
Gambar 7. Mikropun Moving Coil
Mikropun Ribbon
Susunan mikropun ribbon terdiri dari magnet tetap yang di tengah-tengahnya ada pita logam yang dihubungkan dengan diafragma. Bila ada suara di sekitar diafragma maka diafragma akan bergetar yang selanjutnya menggetarkan pita logam. Oleh karena pita logam bergetar dalam medan magnet maka pada ujung-ujung pita timbul gaya gerak listrik yang besarnya sesuai dengan kuatnya suara yang ada di sekitar diafragma.
26
Oleh karena impedansi outputnya rendah dan juga outputnya rendah maka untuk
menyesuaikan dengan penguat berikutnya dihubungkan dengan transformator.
Mikropun Kapsitor
Susunan mikropun kapasitor terdiri dari dua plat yang satu tetap dan yang satunya
lentur dihubungkan dengan diafragma. Suara yang ada di depan diafragma membuat
diafragma dan plat lentur bergetar sehingga kapasitansi antara dua plat tersebut bervariasi
sesuai dengan suara yang ada di depan diafragma.
Mikropun kapasitor menggunakan sumber DC yang mengubah kapasitansi kedua
plat tersebut menjadi perubahan tegangan. Mikropun kapasitor mempunyai impedansi
tinggi serta respon frekuensi yang lebar.
Salah satu karakteristik mikropun adalah sensitivitas yang dilukiskan dalam satuan
dB/volt, dengan patokan 1 b = 1 dyne/cm2 . Bila mikropun mempunyai sensitivitas –
80dB/volt artinya mikropun tersebut mengeluarkan signal 80 dB di bawah 1 volt (0,01
mV) bila mendapat tekanan suara 11 b.
Mikropun mampu menangkap suara hanya pada daerah tertentu. Dengan kata lain
mikropun mempunyai polar respon tertentu.
Loudaspeaker
Loudspeaker adalah suatu piranti pengubah informasi listrik menjadi suara. Ada beberapa prinsip kerja loudspeaker, diantaranya prinsip elektrostatis, elektromagnet, plasma, dan spotlight. Loudspeaker elektromagnet yang paling banyak dipakai.
Susunan loudspeaker elektromagnet terdiri dari coil, magnet tetap, conus, dan
suspensi conus. Conus berbentuk lingkaran agar radiasi dapat merata. Diameter conus
berkisar antara 1 sampai 15 inci. Moving coil yang besar mampu menerima daya yang
besar namun efisiensinya rendah untuk menerima signal frekuensi tinggi.
Moving coil yang kecil hanya mampu menerima daya rendah namun mempunyai
efesiensi yang tinggi untuk merespon signal frekuensi tinggi. Moving coil juga disebut
speech coil berdiamer 0,5 inchi sampai 3 inchi. Untuk mereproduksi signal frekuensi
rendah menggunakan voice coil berdiameter besar, dan juga conus yang lebar, sedangkan
untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi menggunakan voice coil berdiameter sempit,
cone yang kecil. Loudspeaker untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi disebut tweeter,
27
untuk mereproduksi signal frekuensi menengah disebut squawker, sedangkan untuk
mereproduksi signal frekuensi rendah disebut woofer.
Secara listrik loudspeaker elektromagnet dapat diekuivalenkan paralel sebuah
kapasitor dengan induktor yang seri dengan resistor. Impedansi loudspeaker secara umum
adalah 4, 8, 16, 32. Adapun besarnya daya juga berbeda-beda. Loudspeaker yang
dijual di pasaran sudah menunjukkan karakteristiknya.
Susunan loudspeaker elektrostatis terdiri dari plat diam yang berluang, plat yang fleksibel
dapat bergerak. Bila signal diberikan pada input maka diantara kedua plat tersebut timbul
medan elektrostatis yang menggetarkan plat yang flksibel/lentur.
Loudspeaker mempunyai spesifikasi antara lain:
1. Linieritas yaitu keselarasan antara input terhadap output.
2. Respon frekuensi yaitu tanggapan loudspeaker untuk reproduksi suara (rendah,
menengah, dan tinggi).
3. Bidang dinamika yaitu kemampuan kemampuan mereproduksi suara dari yang paling
lemah sampai yang paling kuat.
4. Efesiensi yaitu perbandingan daya output akustik dengan daya input listrik.
5. Transient yaitu kemampuan untuk mereproduksi suara yang berubah sangat cepat.
6. Daerah penyebaran suara.
Crossover
Loudspeaker mempunyai keterbatasan dalam mengubah getaran listrik menjadi
bunyi. Loudspeaker hanya dapat mereproduksi bunyi pada daerah frekuensi tertentu. Oleh
karena itu signal yang dihasilkan oleh penguat perlu dipilahkan agar setiap loudspeaker
mendapat signal yang sesuai dengan daerah frekuensinya. Crossover adalah suatu
rangkaian yang berfungsi untuk memilahkan signal audio menjadi signal frekuensi rendah,
menengah, dan frekuensi tinggi. Daerah frekuensi rendah disebut bass yaitu antara
frekuensi 20 Hz sampai 750 Hz, daerah frekuensi menengah 750 Hz sampai 5 KHz, dan
daerah frekuensi tinggi disebut tweeter yaitu antara 5 KHz sampai 20 KHz.
Kualitas crossover ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk memilahkan
secara tajam untuk masing-masing daerah frekuensinya. Crossover yang paling sederhana
disebut quoter section, respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya
mempunyai kemiringan 6 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua
kali maka outputnya akan naik atau turun 6 dB. Crossover yang lebih baik kualitasnya
28
disebut half section respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya mempunyai
kemiringan 12 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka