Top Banner
D. Bambang Setiono Adi Indra Kusna Djaja untuk Sekolah Menengah Kejuruan Nautika Kapal Penangkap Ikan F0"Dcodcpi"U0"C0"~"Kpftc"M0"F0" PCWVKMC"MCRCN"RGPCPIMCR"KMCP" wpvwm"UOM Fktgmvqtcv"Rgodkpccp"Ugmqncj"Ogpgpicj"Mglwtwcp Fktgmvqtcv"Lgpfgtcn"Ocpclgogp"Rgpfkfkmcp"Fcuct"fcp"Ogpgpicj Fgrctvgogp"Rgpfkfkmcp"Pcukqpcn
628

SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

May 11, 2015

Download

Business

sekolah maya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

D. Bambang Setiono AdiIndra Kusna Djaja

untukSekolah Menengah Kejuruan

Nautika Kapal PenangkapIkan

F0"D

cod

cpi

"U0"C

0"~"Kpf

tc"M0"F

0"P

CW

VKM

C"M

CR

CN

"RG

PC

PI

MC

R"KM

CP

"w

pvw

m"UO

M

Fktgmvqtcv"Rgodkpccp"Ugmqncj"Ogpgpicj"MglwtwcpFktgmvqtcv"Lgpfgtcn"Ocpclgogp"Rgpfkfkmcp"Fcuct"fcp"OgpgpicjFgrctvgogp"Rgpfkfkmcp"Pcukqpcn

Page 2: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

Bambang, D Setiono AdiKusna, Indra Djaja

NAUTIKA KAPAL PENANGKAPAN IKAN

Untuk SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

Page 3: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

NAUTIKA KAPAL PENANGKAPANIKANUntuk SMK

Penulis : Bambang, D. Setiono AdiKusna, Indra Djaja

Ukuran Buku : …. x …. cm

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

Diperbanyak oleh….

……BAM Bambang, D Setiono dan Kusna, Indra Djaja B Nautika Kapal Penangkap Ikan: untuk SMK/oleh D. Bambang Setiono

Adi dan Kusna, Indra Djaja. Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

vi. 578 hlmISBN - - -

Page 4: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

iii

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah melaksanakan penulisan pembelian hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui website bagi siswa SMK.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK yangmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkannya soft copy ini akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk mengaksesnya sehingga peserta didik dan pendidik di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.Selanjutnya, kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kamimenyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Olehkarena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta,Direktur Pembinaan SMK

Page 5: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

iv

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Alloh, dengan tersusunnya buku NautikaKapal Penangkapan Ikan ini semoga dapat menambah khasanahreferensi khususnya di bidang kemaritiman di Indonesia.

Isi buku ini sengaja disajikan secara praktis dan lengkap sehinggadapat membantu para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),mahasiswa, guru serta para praktisi industri. Nautika Kapal Penangkapan Ikan yang selama ini dideskripsikan secara variatif dan adaptif terhadapperkembangan serta kebutuhan berbagai kalangan praktisi industri.Adapun penekanan dan cakupan bidang yang dibahas dalam buku inisangat membantu dan berperan sebagai sumbangsih pemikiran dalam mendukung pemecahan permasalahan yang selalu muncul didalamoperasional kapal penangkapan ikan.

Oleh karena itu, buku ini disusun secara integratif antar disiplin ilmu yaitu ilmu pelayaran, ilmu kelautan, geografi dan meteorologiterapan serta ilmu komunikasi dan mersar yang saling mendukungsehingga skill yang diperlukan terkait satu dengan lainnya. Secara tuntas,kualitas maupun manajemen proses operasional standar yang berlaku di tingkat internasional termasuk didalam wilayah pembahasan.

Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu materi naskah serta dorongan semangat dalam penyelesaian buku ini. Kami sangat berharap dan terbuka untukmasukan serta kritik konstruktif dari para pembaca sehingga dimasadatang buku ini lebih sempurna dan implementatif.

Tim Penulis

Page 6: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

v

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN iiiKATA PENGANTAR ivDAFTAR ISI vDAFTAR TABEL xviiiDAFTAR GAMBAR xix

BAB. I. PELAYARAN DATAR .............................................................1- 83.1.1. Pendahuluan ............................................................................ 1

1.2. Bentuk Bumi Dan Nama Bagian-bagiannya .......................... 11.2.1. Bentuk Bumi ............................................................................11.2.2. Definisi lingkaran di bumi ....................................................... 21.2.3. Koordinat di bumi .................................................................... 41.2.4. Lintang ......................................................................................51.2.5. Bujur ......................................................................................... 71.2.6. Jajar-jajar istimewa dan daerah iklim .................................... 91.2.7. Ukuran Bumi ............................................................................ 91.2.8. Pembagian Mata Angin ........................................................... 10

1.3. Menjangka Peta........................................................................ 121.3.1. Pengertian Peta Laut .............................................................. 121.3.2. Proyeksi Peta ........................................................................... 131.3.3. Peta Mercator .......................................................................... 151.3.4. Skala Peta ............................................................................... 171.3.4.1.Pembagian Peta Menurut Kegunaan

dan Skalanya .......................................................................... 181.3.4.2.Keterangan umum/detail Peta Laut ...................................... 191.3.5. Penerbitan Navigasi (Publikasi Navigasi) ............................ 201.3.6. Meninggalkan Pelabuhan dan Dalam Pelayaran .................. 211.3.7. Benda Bantu Navigasi .............................................................271.3.8. Sistim Pelampung ................................................................... 271.3.9. Pasang Surut ........................................................................... 341.3.10. Evaluasi .................................................................................... 37

1.4. Arah-arah Di Bumi ................................................................... 381.4.1. Arah Us, Arah Um, Arah Up) .................................................. 381.4.2. Variasi ....................................................................................... 381.4.3. Deviasi ...................................................................................... 401.4.4. Salah Tunjuk (Sembir) .............................................................411.4.5. Haluan Sejati (Hs), Haluan Magnet (Hm), Haluan Pedoman

(Hp) ........................................................................................... 44

Page 7: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

vi

1.4.6. Posisi Duga, Salah Duga, Hasil Pelayaran .......................... 471.4.7. Rimban ..................................................................................... 511.4.8. Pembagian Jaga Laut ............................................................. 531.4.9. Menghitung Kecepatan dan Jarak ......................................... 541.5. Menentukan Posisi Kapal ....................................................... 561.5.1. Maksud dan Tujuan Penentuan Posisi Kapal ....................... 561.5.2. Prinsip Penentuan Posisi Kapal ............................................ 561.5.3. Syarat-syarat Dalam Mengambil Baringan ............................571.5.4. Macam-macam garis baringan .............................................. 571.5.5. Penentuan Tempat dengan Baringan Baringan ................... 591.5.5.1.Pengelompokan Baringan Benda .......................................... 591.5.5.2.Baringan Silang ....................................................................... 601.5.5.3.Baringan Silang Dengan Tiga Buah Benda Baringan ..........631.5.5.4.Baringan Silang Dengan Geseran ......................................... 651.5.5.5. Baringan Dengan Geseran .................................................... 671.5.5.6. Baringan Dengan Sudut Berganda .......................................701.5.5.7.Baringan Empat Surat (45°) .................................................... 731.5.5.8.Baringan Istimewa ...................................................................751.5.5.9.Baringan Dengan Peruman .................................................... 781.5.5.10. Pengaruh Arus Pada Baringan dengan Geseran ............. 81

BAB. II PELAYARAN ASTRONOMIS DAN ELEKTRONIK.................84-114

2.1. Pelayaran Elektronik .............................................................. 842.1.1. Pengertian Dasar ..................................................................... 842.1.2. Cara mengoperasikan RDF ....................................................842.1.2.1.Cara mengoperasikan pesawat ..............................................872.1.2.2.Baringan Radio dan Cara Melukis Baringan .........................882.1.3. Cara mengoperasikan RADAR .............................................. 912.1.3.1.Radar Sebagau Alat Penentu Posisi Kapal ...........................932.1.3.2.Cara Penentuan Posisi Kapal dengan Pengamatan Radar.. 952.1.3.3.Pengoperasian Pesawat Radar .............................................. 972.1.4. Mengenal Satelit Navigasi ...................................................... 982.1.4.1.Keuntungan dan kerugian Satelite Navigasi ........................ 99

2.2. Dasar-dasar Navigasi Astronomis ......................................... 1002.2.1. Mengenal beberapa definisi ................................................... 1012.2.2. Lukisan Angkasa ..................................................................... 105

BAB.III. PERALATAN NAVIGASI ....................................................... 115-151

3.1. Peralatan Navigasi Biasa ........................................................ 1153.1.1. Jenis, Sifat dan Fungsi ........................................................... 1153.1.2. Alat Menjangka Peta ................................................................115

Page 8: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

vii

3.1.3. Peruman ................................................................................... 1163.1.4. Topdal ....................................................................................... 1193.1.5. Kompas .................................................................................... 1233.1.6. Sextan ....................................................................................... 1313.1.7. Alat-alat Baringan .................................................................... 1363.1.8. Barometer ................................................................................ 1393.1.9. Termometer .............................................................................. 1423.1.10. Hygrometer .............................................................................. 1453.1.11. Anemometer .............................................................................1463.1.12. Cronometer .............................................................................. 147

3.2. Peralatan Navigasi Elektronik ................................................ 1483.2.1. Echosounder ...........................................................................148

BAB. IV. OLAH GERAK DAN PENGENDALIAN KAPAL .................. 152-193

4.1. Cara dan Prosedur Olah Gerak Kapal ................................ 152

4.2. Sarana Olah Gerak Kapal .................................................... 1524.2.1. Tenaga penggerak (mesin) ................................................. 1524.2.2. Baling-baling ......................................................................... 153

4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Olah Gerak Kapal ......1564.3.1. Pengaruh bekerjanya baling-baling .................................... 1574.3.1.1. Kapal diam, mesin maju, kemudi tengah-tengah .............. 1574.3.1.2. Kapal diam, mesin mundur , kemudi tengah-tengah ........ 1584.3.1.3. Kapal berhenti terapung, mesin mundur, kemudi

tengah-tengah ....................................................................... 1594.3.1.4. Kapal sudah mundur, baling-baling mundur, kemudi

tengah tengah ....................................................................... 1604.3.1.5. Kapal sudah maju, baling-baling berputar maju, kemudi

tengah-tengah ....................................................................... 1604.3.1.6. Kapal maju, kemudi disimpangkan kekanan ..................... 1614.3.1.7. Kapal maju, kemudi disimpangkan kekiri .......................... 1614.3.1.8. Kapal mundur, kemudi disimpangkan kekanan ................ 1624.3.1.9. Kapal mundur, kemudi disimpangkan kekiri ..................... 1634.3.2. Sarat Kapal ............................................................................ 1634.3.3. Trim dan List kapal ............................................................... 1644.3.4. Keadaan Laut ........................................................................ 1644.3.5. Pengaruh Laut....................................................................... 1654.3.6. Pengaruh arus ...................................................................... 1664.3.7. Keadaan Perairan ................................................................. 166

4.4. Berlabuh jangkar .................................................................. 1674.4.1. Persiapan kapal sebelum berlabuh jangkar .......................167

Page 9: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

viii

4.4.2. Pemelihan tempat berlabuh ................................................. 1674.4.3. Pelaksanaan labuh jangkar ................................................. 1684.4.4. Menentukan panjang rantai jangkar yang diarea .............. 1694.4.5. Berangkat dari tempat berlabuh jangkar ............................169

4.5. Menyandarkan kapal pada dermaga ................................... 1704.5.1. Sandar kanan dan kiri di dermaga ...................................... 1714.5.1.1. Sandar pada dermaga tanpa arus/angin ............................ 1714.5.1.2. Sandar pada dermaga dengan arus/angin ......................... 1734.5.1.2.1. Sandar pada dermaga dengan aurs dari depan ..............1734.5.1.2.2. Sandar pada dermaga dengan arus dari bvelakang .......1754.5.1.2.3. Sandar padsa dermaga dengan angin dari darat ........... 1764.5.1.2.4. Sandar pada dermaga dengan angin dari laut ................1774.5.1.2.5. Sandar pada dermaga mendapat angin dari laut tanpa

pelampung kepil ................................................................ 1784.5.2. Berangkat/Lepas dermaga ................................................... 1794.5.2.1. Tanpa arus ............................................................................ 1794.5.2.2. Dengan arus .......................................................................... 1824.5.2.3. Dengan angin ........................................................................ 183

4.6. Olah Gerak Kapal dilaut ....................................................... 1854.6.1. Cuaca buruk .......................................................................... 1854.6.2. Berlayar dalam ombak ......................................................... 187

4.7. Olah gerak dalam keadaan khusus .....................................1884.7.1. Kapal Kandas ........................................................................ 188

4.8. Identifikasi sistem kemudi manual dan otomatis .............. 1894.8.1. Persyaratan Penataan kemudi ............................................ 1894.8.1.1. Persyaratan penataan kemudi kapal barang dan kapal

penumpang ........................................................................... 1904.8.1.2. Penataan kemudi dan penggeraknya ................................. 1904.8.1.2.1. Penataan kemudi tangan .................................................. 1914.8.1.2.2. Mesin kemudi elektrohidrolik ........................................... 1914.8.1.2.3. Kemudi dengan penerus gerak dari rantai ......................192

BAB. V. GEOGRAFI DAN METEOROLOGI TERAPAN .....................194-230

5.1. Pendahuluan ............................................................................ 1945.1.1. Pengertian ................................................................................ 1945.1.2. Matahari Sebagai Sumber Energi........................................... 1945.1.3. Gerakan dan Revolusi Bumi ................................................... 1955.1.4. Lingkaran Tropik dan Kutub ...................................................196

5.2. Atmosfer Bumi ......................................................................... 196

Page 10: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

ix

5.2.1. Susunan Atmosfer Bumi .........................................................1975.2.2. Temperatur dipermukaan Bumi ............................................. 1975.2.3. Alat-alat Ukur ........................................................................... 198

5.3. Tekanan Udara / Atmosfer ...................................................... 1995.3.1. Satuan dan Pengukuran tekanan Udara ................................2005.3.2. Pembagian Tekanan Udara Dipermukaan Bumi ...................2015.3.3. Alat-alat Ukur Tekanan Udara ................................................ 202

5.4. Lembab Udara (Basah Udara) ................................................ 2035.4.1. Alat-alat Ukur ........................................................................... 204

5.5. Arus Angin ............................................................................... 2045.5.1. Gerakan dan Terjadinya Arus .................................................2045.5.2. Macam-macam Angin ..............................................................206

5.6. Awan dan Kabut ...................................................................... 207

5.7. Pengamatan Cuaca Dilaut ...................................................... 2105.7.1. Menyusun Berita Cuaca .......................................................... 211

5.8. Oceanografi ............................................................................. 2205.8.1. Luas Samudera ........................................................................ 2205.8.2. Batas-batas Samudera ............................................................2215.8.3. Kedalaman Samudera ............................................................. 2225.8.4. Continental Margin .................................................................. 2235.8.5. Sedimen atau Endapan ........................................................... 2235.8.6. Gerakan Air Laut ......................................................................2245.8.6.1. Ombak, Gelombang, Alun ..................................................... 2245.8.6.2. Cara Mengukur Tinggi Gelombang .......................................2265.8.6.3. Cara Mengukur Panjang Gelombang ................................... 2285.8.6.4. Macam-macam Gelombang ................................................... 2285.8.6.5. Arus laut .................................................................................. 2295.8.7. Sifat-sifat Fisik dan Kimia Air Laut ........................................ 229

BAB. VI. KESEIMBANGAN KAPAL (STABILITAS)........................... 231-269

6.1. Pengertian Dasar ..................................................................... 231

6.2. Stabilitas Awal ......................................................................... 2336.2.1. Titik Berat Kapal (G) ................................................................ 2336.2.2. Titik Tekan/Apung (B) ............................................................. 2346.2.3. Titik Metasentrum (M) ............................................................. 234

6.3. Teori Koppel dan Hubungannya dengan Stabilitas Kapal ...236

Page 11: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

x

6.4. Macam Keadaan Stabilitas ..................................................... 2406.4.1. Stabilitas Mantap atau Positif .................................................2406.4.2. Stabilitas Goyah atau Negatif ................................................ 2416.4.3. Stabilitas Netral ....................................................................... 2416.5. Cara Memperhitungkan Stabilitas Kapal ...............................247

6.6. Olengan Kapal ......................................................................... 264

BAB.VII. PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN KAPAL.... 270-312

7.1. Pendahuluan ............................................................................ 2707.1.1. Umum ....................................................................................... 2707.1.2. Kapal Penumpang ................................................................... 2717.1.3. Kapal Barang ........................................................................... 2727.1.4. Kapal Peti Kemas .................................................................... 2737.1.5. Kapal Tanker ............................................................................ 2747.1.6. The Bulk Carrier ...................................................................... 275

7.2. Peralatan Bongkar Muat ........................................................ 2767.2.1. Batang Pemuat ........................................................................ 2767.2.2. Alat Bantu Bongkar Muat ........................................................2807.2.3. Alat Penunjang Bongkar Muat ............................................... 282

7.3. Azas-azas Pemuatan/Pemadatan ........................................... 2867.3.1. Melindungi Kapal (to protect the ship) .................................. 2877.3.2. Melindungi Muatan (to protect the cargo) ............................. 2897.3.3. Peranginan (ventilasi) ............................................................. 291

7.4 Jenis Muatan Berdasarkan Sifatnya (kwalitas).....................2917.4.1. Muatan Basah (wet cargo) ...................................................... 2917.4.2. Muatan Kering (dry cargo) ...................................................... 2927.4.3. Muatan Kotor/Berdebu (dirty/Dusty cargo) ........................... 2227.4.4. Muatan Bersih (clean cargo) .................................................. 2927.4.5. Muatan Berbau (odorous cargo) ............................................ 2927.4.6. Muatan Bagus/Enak (delicate cargo) ..................................... 2927.4.7. Muatan Berbahaya ...................................................................292

7.5. Bongkar Muat ...........................................................................2937.5.1. Operasi Bongkar Muat ............................................................ 2967.5.1.1. Jasa Bongkar Muat ................................................................ 2967.5.1.2. Pemuatan/Pemadatan ............................................................ 2977.5.1.3. Pembagian Jenis Muatan ...................................................... 2977.5.1.4. Pemadatan Muatan di Kapal ................................................. 2987.5.1.5. Perencanaan Pemadatan Muatan (stowage plan) ............... 2987.5.1.6. Cara Penyusunan Pemadatan/Pemuatan di Kapal ..............300

Page 12: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xi

7.5.1.7. Pemuatan Beberapa Jenis Muatan ....................................... 308

BAB. VIII. KOMUNIKASI DAN MERSAR .............................................313-358

8.1. Pengertian ................................................................................ 313

8.2. Definisi-definisi ........................................................................ 315

8.3. Cara-cara Berisyarat ............................................................... 316

8.4. Instruksi-instruksi Umum ...................................................... 318

8.5. Pengisyaratan Dengan Bendera ............................................ 324

8.6. Cara Menggunakan Ular Ular Pengganti................................ 327

8.7. Prosedur isyarat Bendera ....................................................... 327

8.8. Bendera-bendera Huruf .......................................................... 329

8.9. Ular Ular Angka ........................................................................330

8.10. Pengisyaratan dengan Cahaya .............................................. 3328.10.1. Prosedur Pengisyaratan dengan Cahaya ............................ 336

8.11. Prosedur Pengisyaratan dengan Telephoni ......................... 337

8.12. Pprosedur-prosedur Radio Telephoni ................................... 338

8.13. Berita Darurat, Penting dan Keamanan Komunikasi dengan Radio Telegraphy .......................................................339

8.14. Semboyan Radio Telegraphy ................................................. 340

8.15. Semboyan Bahaya Radio Telephoni ......................................341

8.16. Pengisyaratan dengan Bendera-bendera Tangan atau Lkengan-lengan ....................................................................... 342

8.17. Prosedur Pengisyaratan dengan Semaphore .......................346

8.18. Prosedur Pengisyaratan Morse dengan Bendera-benderaTangan/Lengan ........................................................................ 347

Page 13: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xii

8.19. Pengisyaratan dengan Bunyi ................................................. 3498.19.1. Simbol-simbol Morse dan Tabel-tabel Fonetik ....................350

8.20. Isyarat-isyarat Satu Huruf ....................................................... 3558.20.1. Isyarat Satu Huruf dengan Pelengkap-pelengkap ................356

8.21. Isyarat-isyarat Bahaya ............................................................ 357

BAB. IX. PROSEDUR DARURAT DAN KESELAMATAN................. 359-422

9.1. Keselamatan Pelayaran .......................................................... 3599.1.1. Peraturan Internasional Pencegahan Tubrukan di Laut.......3599.1.2. Bagian A Umum ....................................................................... 3619.1.2.1. Pemberlakuan ......................................................................... 3619.1.2.2. Pertanggungan Jawab ........................................................... 3619.1.3. Bagian B ................................................................................... 3629.1.3.1. Seksi 1, Sikap Kapal Dalam Setiap Kondisi Penglihatan ... 3629.1.3.1.1. Pemberlakuan ...................................................................... 3629.1.3.1.2. Pengamatan Keliling ........................................................... 3629.1.3.1.3. Kecepatan Aman ................................................................. 3629.1.3.1.4. Bahaya Tubrukan ................................................................ 3639.1.3.1.5. Tindakan Untuk Menghindari Tubrukan ............................3639.1.3.1.6. Alur Pelayaran Sempit ........................................................ 3649.1.3.2. Seksi II, Sikap Kapal Dalam Keadaan Saling Melihat ..........3659.1.3.2.1. Pemberlakluan ..................................................................... 3659.1.3.2.2. Kapal Layar .......................................................................... 3659.1.3.2.3. Penyusulan .......................................................................... 3669.1.3.2.4. Situasi Berhadapan ............................................................. 3669.1.3.2.5. Situasi Bersilangan ............................................................. 3679.1.3.2.6. Tindakan Kapal Yang Menyilang ....................................... 3679.1.3.2.7. Tindakan Kapal Yang Bertahan ......................................... 3679.1.3.2.8. Tanggung Jawab Diantara Kapal-kapal ............................ 3689.1.3.2.9. Perlengkapan Bagi Isyarat-isyarat Bunyi ..........................3699.1.3.2.10. Isyarat-isyarat Olah Gerak dan Isyarat-isyarat

Peringatan .......................................................................... 369

9.2. Menerapkan Prosedur Darurat ............................................... 3719.2.1. Jenis-jenis Keadaan Darurat .................................................. 3719.2.1.1. Tubrukan ................................................................................. 3729.2.1.2. Kebakaran / Ledakan ............................................................. 3739.2.1.3. Kandas .................................................................................... 3749.2.1.4. Kebocoran / Tenggelam .........................................................3749.2.1.5. Orang Jatuh Kelaut ................................................................ 375

9.3. Menggunakan Alat Pemadam Kebakaran ............................. 376

Page 14: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xiii

9.3.1. Sebab-sebab Terjadinya Kebakaran ...................................... 3769.3.2. Jenis dan Macam Alat Pemadam Kebakaran ........................3779.3.3. Cara Pemadam Kebakaran ..................................................... 3789.3.4. Bvahan Pemadam Kebakaran ................................................ 378

9.3.4.1. Bahan Pemadam Air............................................................... 3789.3.4.2. Bahan Pemadam Busa ( Foam) .............................................3799.3.4.3. Bahan Pemadam Gas CO2 .....................................................3799.3.4.4. Bahan Pemadam Tepung (powder) Kimia Kering

(dry chemical) .......................................................................... 3809.3.5. Alat Pemadam Kebakaran ...................................................... 3809.3.6. Instalasi CO2 ............................................................................ 3829.3.6.1. Portable Extinguiser Fire ....................................................... 3829.3.7. Sijil Kebakaran ......................................................................... 387

9.4. Menggunakan Peralatan Penolong ........................................ 3879.4.1. Jenis dan Fungsi Alat Penolong ............................................ 387

- Sekoci Penolong ................................................................... 388- Rakit Penolong ...................................................................... 388- Pelampung Penolong ............................................................388- Baju Penolong ....................................................................... 388- Peralatan Apung ................................................................... 388- Peralatan Pelempar Tali ....................................................... 389- Alat Isyarat Bahaya ............................................................... 389

9.4.2. Sekoci Penolong ......................................................................3899.4.2.1. Bagian-bagian Sekoci Penolong ...........................................3899.4.2.1.1. Lunas keel) ...........................................................................3899.4.2.1.2. Linggi ....................................................................................3909.4.2.1.3. Gading (fream) ..................................................................... 3909.4.2.1.4. Kulit (shell) ........................................................................... 3909.4.2.1.5. Peralatan dan Perlengkapan pada Sekoci Penolong .......3909.4.2.1.5.1. Peralatan-peralatan Yang Terdapat disekoci .................3909.4.2.1.5.2. Perlengkapan Sekoci Penolong ......................................3929.4.2.1.5.3. Jenus-jenis Sekoci Penolong ..........................................3959.4.3. Rakit Penolong ........................................................................ 3999.4.4. Pelampung Penolong .............................................................. 3999.4.5. Baju Penolong ......................................................................... 401

9.5. Memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ..........4029.5.1. Struktur Tubuh Manusia ......................................................... 4029.5.2. Sistem Tulang Kerangka .........................................................4039.5.3. Sistem Otot .............................................................................. 4049.5.4. Sistem Jantung dan Peredaran Darah .................................. 4059.5.5. Sistem Pernafasan .................................................................. 4069.5.6. Sistem Pencernaan ................................................................. 4079.5.7. PPPK dan PMD ........................................................................ 407

Page 15: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xiv

9.5.8. Keracunan ................................................................................ 4099.5.9. Pernafasan Buatan .................................................................. 4109.5.10. Teknik Membalut ..................................................................... 412

BAB. X. PERLENGKAPAN KAPAL DAN TALI TEMALI .................. 423- 460

10.1. Pendahuluan ............................................................................ 423

10.2. Identifikasi Jenis, Bahan, Sifat dan Fungsi Tali ................... 423

10.3. Prosedur dan Proses Pembuatan Tali ...................................42610.3.1. Tali Serat ( Fibre Rope ) .......................................................... 42610.3.2. Tali Kawat Baja ( Wire Rope ) ................................................. 427

10.4. Ukuran dan Kekuatan Tali ...................................................... 428

10.5. Pemeliharaan dan Perawatan Tali ..........................................42810.5.1. Tali Serat Nabati ...................................................................... 42910.5.2. Tali Kawat Naja ........................................................................ 429

10.6. Blok .......................................................................................... 43210.6.1. Bagian Utama Takal/Katrol ..................................................... 43210.6.2. Klasifikasi dan Ukuran Blok ................................................... 43310.6.3. Type Blok ................................................................................. 43510.6.4. Pemeliharaan dan Perawatan Blok ....................................... 436

10.7. Takal / Katrol ............................................................................ 43610.7.1. Bagian Utama Takal / Katrol ................................................... 43610.7.2. Jenis dan Macam Takal / Katrol ............................................. 43710.7.3. Prosedur Menyiapkan Tali Ulang ........................................... 44010.7.4. Pemeliharaan Takal / Katrol ....................................................44110.7.5. Contoh Perhitungan Takal / Katrol ........................................ 441

10.8. Takal Dasar (Alat Berlabuh Jangkar) ..................................... 44410.8.1. Jangkar .....................................................................................44510.8.2. Rantai Jangkar .........................................................................45010.8.3. Merkah/Tanda pada Segel ...................................................... 45210.8.4. Rantai Pelopor ......................................................................... 45410.8.5. Stoper (Penahan Rantai Jangkar) .......................................... 45410.8.6. Derek Jangkar / Windless ....................................................... 45510.8.7. Ceruk Rantai Jangkar /Bak Rantai Jangkar (Chain Locker).45610.8.8. Pemeliharaan Takal Dasar ...................................................... 45610.8.9. Bolder ( Bollard ) ..................................................................... 458

BAB. XI. PENCEGAHAN POLUSI ...................................................... 461- 474

Page 16: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xv

11.1. Peraturan Mengenai Marine Pollution (MARPOL)................ 46111.1.1. Peraturan Untuk Mencegah Terjadinya Pencemaran ...........46311.1.2. Peraturan Untuk Menanggulangi Pencemaran..................... 465

11.2. Sumber-sumber Pencemaran .................................................468711.2.1. Penyebab Terjadinya Pencemaran Laut ................................46711.2.2. Tumpahan Minyak Kelaut ....................................................... 46711.2.3. Sebab Terjadinya Tumpahan Minyak Dari Kapal...................46711.2.4. Sumber Pemasukan Minyak Ke Lingkungan Laut ............... 468

11.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Keparahan Tumpahan Minyak ................................................................... 468

11.4. Pengaruh Pencemaran Minyak .............................................. 469

11.5. Cara Pembersihan Tumpahan Minyak ...................................47011.5.1. Secara Mekanik ........................................................................47011.5.2. Secara Absorbents .................................................................. 47011.5.3. Menenggelamkan Minyak ....................................................... 47011.5.4. Oil Discharge Monitoring (ODM) ............................................ 47111.5.5. Oil Content Meter, Meter Supply Homoginezer .................... 47211.5.6. Oil Water Separator ................................................................. 472

11.6. Melakukan Karantina dan Sanitasi ........................................ 472

BAB. XII. BANGUNAN KAPAL ............................................................475-504

12.1. Pendahuluan ........................................................................... 475

12.2. Jenis-jenis Kapal ..................................................................... 475

12.3. Pengertian Pengertian ............................................................ 477

12.4. Bentuk Haluan dan Buritan .................................................... 48912.4.1. Macam-macam Bentuk Haluan Kapal .................................... 48912.4.2 Konstruksi Haluan ................................................................... 48912.4.3. Bentuk-bentuk Buritan Kapal ................................................. 48112.4.4. Konstruksi Buritan .................................................................. 482

12.5. Kemudi ..................................................................................... 484

12.6. Ukuran-ukuran Pokok Kapal .................................................. 487

12.7. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) ............................................ 489

Page 17: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xvi

12.8. Merkah Kambangan (Plimsoll Mark) ......................................49012.8.1. Garis Deck (Deck Line) ........................................................... 490

12.9. Penampang Melintang dan Membujur Kapal ........................ 49312.9.1. Pengertian ................................................................................ 49312.9.2. Kapal Batu Bara ....................................................................... 49612.9.3. Kapal Muatan Curah ................................................................ 49712.9.4. Kapal Pengangkut Biji Tambang ............................................49812.9.5. Kapal Pengangkut Oil, Bulk, Ore ........................................... 49912.9.6. Kapal Tanker ............................................................................50012.9.7. Kapal Container ....................................................................... 50212.9.8. Kapal Tangki LPG .................................................................... 50312.9.9. Kapal Ro – Ro ....................................................................... 504

BAB. XIII. HUKUM LAUT DAN HUKUM PERKAPALAN.................... 505-534

13.1. Hukum Maritim .........................................................................50513.2. Peraturan SOLAS .................................................................... 50713.3. Struktur Solas Convention ..................................................... 50913.3.1. Alat Komunikasi ...................................................................... 50913.3.2. Keselamatan Navigasi .............................................................50913.3.3. Sertifikasi ................................................................................. 510

13.4. International Maritime Organization (IMO) ............................ 51113.4.1. The Maritime Safety Committee (MSC) ..................................51213.4.2. The Maritime Environment Protection Committee................51213.4.3. The Technical Co-Operation Committee ............................... 512

13.5. Sekretariat IMO ........................................................................ 512

13.6. Tugas dan Pekerjaan IMO ....................................................... 513

13.7. Struktur Organisasi Kapal ...................................................... 51313.7.1. Nakhoda Kapal .........................................................................51413.7.1.1. Nakhoda Sebagai pemegang Kewibawaan Umum ...........51513.7.1.2. Nakhoda Sebagai Pemimpin Kapal ................................... 51513.7.1.3. Nakhoda Sebagai Penegak Hukum ................................... 51513.7.1.4. Nakhoda Sebagai Pegawai Catatan Sipil .......................... 51613.8. Anak Buah Kapal (ABK) .......................................................... 51613.8.1. Hak-hak Anak Buah Kapal ...................................................... 51613.8.2. Kewajiban ABK ........................................................................ 516

13.9. Peraturan Pengawakan Kapal ................................................ 517

Page 18: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xvii

13.10. Sertifikat Kepelautan ............................................................... 518

13.11. Sertifikat Ketrampilan Pelaut ..................................................518

13.12. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan, Sertifikat Kepelautan,dan Jumlah Awak Kapal ......................................................... 520

13.13. Sertifikat dan Surat Kapal ....................................................... 525

13.14. Wilayah Laut ............................................................................ 53113.14.1. Perairan Pedalaman ............................................................. 53113.14.2. Perairan Kepulauan ..............................................................53113.14.3. Laut Teritorial ....................................................................... 53213.14.4. ZEE ........................................................................................ 53213.14.5. Laut Bebas ............................................................................ 533

BAB. XIII. HUKUM LAUT DAN HUKUM PERKAPALAN.................... 540-578

14.1. Melakukan Penangkapan Ikan ............................................... 540

14.2. Menerapkan Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap ................................................................................... 557

14.3. Melakukan Perawatan Alat Tangkap Ikan ............................. 56414.3.1. Merawat Alat Tangkap Ikan dan Peralatan Dek .................... 56414.3.2. Merawat Alat Bantu Penangkapan Ikan ................................ 566

14.4. Menerapkan Prinsip-Prinsip Manajemen Kapal Penangkapan Ikan Konsep Manajemen Kapal Penangkapan Ikan ................................................................... 567

14.5. Menerapkan Hubungan Kemanusiaan dan Tanggung Jawab Sosial di Atas Kapal.................................................... 572

14.5.1. Mengidentifikasi Aspek Umum Hubungan Antar Manusia...57214.5.2. Hubungan Antar Manusia Dalam Kehidupan Sosial di

Kapal ......................................................................................... 57314.5.3. Hubungan Sosial Dalam Lingkungan Kerja .......................... 57314.5.4. Menerapkan Kepemimpinan Diatas Kapal ............................ 573

14.6. Tatalaksana Perikanan Yang Bertanggung Jawab .............. 574

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xviii

DAFTAR TABEL

BAB. I. PELAYARAN DATAR

Tabel. 1.1. Pasang Surut.......................................................... 37

BAB. XII. HUKUM LAUT

Tabel. 13.1. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Deck pada Daerah Pelayaran Semua Lautan ..................................................................... 518

13.2. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak KapalBagian Mesin pada Daerah Pelayaran SemuaLautan .................................................................... 518

13.3 Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak KapalBagian Deck pada Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia ............................................................... 519

13.4. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak KapalBagian Mesin pada Daerah Pelayaran Kawasan Indonesia ............................................................... 520

13.5. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak KapalBagian Deck pada Daerah Pelayaran Lokal ...... 521

13.6. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak KapalBagian Mesin pada Daerah Pelayaran Lokal ......522

Page 20: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xix

DAFTAR GAMBAR

BAB. I. PELAYARAN DATAR

Gambar. 1.1. Bukti Bentuk Bumi .............................................. 21.2. Gambar Bumi ....................................................... 21.3.a. Lingkaran besar dan kecil bumi ......................... 41.3.b. Lintang dan Bujur ................................................ 51.4. Perbedaan Lintang ............................................... 61.5. Perbedaan Bujur .................................................. 81.6. Jajar Istimewa ...................................................... 91.7. Mata Angin ........................................................... 111.8. Derajah/Jajar Di Bumi dan Peta Mercator ......... 121.9. Proyeksi Peta Azimuthal...................................... 131.10. Proyeksi Peta Silender ........................................ 131.11.a. Proyeksi Peta Gunomonik Kutub ....................... 141.11.b. Proyeksi Peta Katulistiwa ................................... 141.12. Garis Loksodrom di Peta Laut dan Bumi .......... 161.13. Peta Mercator ....................................................... 171.14. Peta Laut .............................................................. 201.15. Pemindahan Posisi Kapal di Peta Laut ............. 231.16. Cara Menjangka Peta dan Peralatannya ........... 231.17. Pemakaian Alur Pelayaran ................................. 301.18. Variasi ................................................................... 381.19. Deviasi .................................................................. 411.20. Sembir/Salah Tunjuk ........................................... 411.21. Haluan Hs, Hm, Hp............................................... 441.22. Posisi duga dan Salah Duga .............................. 471.23. Berlayar Pengaruh Arus ..................................... 481.24. Rimban ................................................................. 511.25. Hs yang dikemudikan karena rimban .................. 521.26. Prinsip Penentuan Posisi Kapal ........................ 561.27. Macam Baringan (Bs, Bm, Bp) .......................... 571.28. Baringan Silang .................................................. 611.29. Baringan Silang dengan Baringan tiga Benda 631.30. Baringan Silang dengan Geseran ..................... 661.31. Baringan dengan Geseran ................................. 681.32. Baringan dengan Sudut Berganda ................... 711.33. Baringan Empat Surat (450) ............................... 741.34. Baringan Istimewa .............................................. 761.35. Baringan dengan Peruman ................................ 891.36. Pengaruh Arus Terhadap Baringan .................. 81

Page 21: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xx

BAB. II. PELAYARAN ELECTRONIC DAN ASTRONOMIS

Gambar. 2.1. Gelombang Electromagnitic dan Antenne ....... 852.2. Pengaruh Pantai ................................................. 882.3. Bentuk Lingkaran Besar, Loksodrom,

Lengkung baring pada Peta Mercator............... 892.4. Antene Radar ...................................................... 922.5. Instalasi Radar .................................................... 922.6. Penentuan Posisi dengan RADAR ................... 942.7. Problem Baringan Teluk .................................... 942.8. Baringan dan Jarak ........................................... 952.9. Dua (2) benda baringan dan Jarak ................... 952.10. Tiga(3) benda baringan dan Jarak .................... 962.11. Pengukuran Jarak dari 3 obyeck yang Tajam . 962.12. Symbol dan Switch Radar.................................. 982.13. Bulatan Angkasa dan Koordinat Angkasa dari

sebuah Bintang .................................................. 1022.14. Diagram Sudut Jam Barat ................................. 1032.15. Rumus Dasar LHA .............................................. 1042.16. Rumus LHA Bintang .......................................... 1052.17. Lukisan Angkasa ............................................... 106

Page 22: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxi

BAB. III. PERALATAN NAVIGASI

Gambar. 3.1. Mistar Segitiga ................................................... 1153.2. Busur Derajat ..................................................... 1153.3. Jangka Semat .................................................... 1163.4. Mistar Jajar ........................................................ 1163.5. Batu Peruman..................................................... 1173.6. Cara Menghitung Hasil Peruman ..................... 1183.7. Sirip Topdal ........................................................ 1193.8. Topdal Tunda ..................................................... 1193.9. Lonceng Topdal ................................................. 1203.10. Area Topdal ........................................................ 1203.11. Kipas .................................................................. 1203.12. Rekorder Jarak .................................................. 1213.13. Switch Box ......................................................... 1223.14. Pedoman Kering ................................................ 1243.15. Piringan Pedoman ............................................. 1253.16. Irisan Pedoman Magnit ..................................... 1253.17. Ketel Pedoman ................................................... 1263.18. Cincin Lenja ....................................................... 1283.19. Rumah Pedoman ............................................... 1283.20. Pedoman Zat Cair .............................................. 1293.21. Piringan pedoman basah jauh dari ketel ........ 1303.22. Sextant................................................................. 1313.23. Prinsip Jalannya Cahaya pada Sextan ............ 1323.24. Sextant nonius .................................................... 1333.25. Sebagian Lembidang ........................................ 1353.26. Sextan Tromol dengan Pembacaan Positif .... 1353.27. Semat dan Pedoman ......................................... 1373.28. Penjera Celah dan Penjera Benang ................. 1373.29. Pesawat Baring Thomson ................................ 1383.30. Barometer Air Raksa ......................................... 1403.31. Nonius ................................................................ 1413.32. Barogram ........................................................... 1423.33. Thermometer Air Raksa .................................... 1423.34. Thermometer Reamor (R), Celcius (C),

Fahrenheid (F) .................................................... 1443.35. Hygrometer Rambut .......................................... 1453.36. Hygrograf ........................................................... 1463.37. Anemometer ...................................................... 1463.38. Alat Untuk Mengetahui Arah Angin ................. 1473.39. Chronometer ..................................................... 1483.40. Jalannya Impuls ................................................ 150

Page 23: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxii

BAB. IV. OLAH GERAK DAN PENGENDALIAN KAPAL

Gambar. 4.1. Baling-baling Tunggal .......................................... 1534.2. Baling-baling Double/Ganda ............................... 1534.3. Baling-baling Tiga ................................................ 1534.4. Baling-baling Empat ............................................. 1534.5. Daun Kemudi ........................................................ 1544.6. Putaran Baling-baling ........................................... 1574.7. Kapal Diam, Mesin maju,Kemudi tengah-

tangah .................................................................... 1584.8. Kapal Diam, Mesin Mundur, Kemudi

tengah-tengah ...................................................... 1594.9. Kapal Berhenti Terapung, Mesin Mundur

Kemudi tengah-tengah ........................................ 1604.10. Kapal Sudah Mundur, Baling-baling mundur...... 1604.11. Kapal Sudah Maju, Baling-baling berputar

maju ....................................................................... 1604.12. Kapal Maju, Kemudi disimpangkan ke kanan..... 1614.13. Kapal Maju, Kemudi disimpangkan ke kiri......... 1624.14. Kapal Mundur, Kemudi disimpangkan

ke kanan ............................................................... 1624.15. Kapal Mundur, kemudi disimpangkan ke kiri.... 1634.16. Rimban ................................................................. 1644.17. Periode Oleng ...................................................... 1654.18. Periode Gelombang Semu ................................. 1654.19. Keadaan Perairan ............................................... 1674.20. Nama dan Posisi Tali (Tross dan Spring)

kapal sandar ........................................................ 1704.21. Sandar kiri tanpa arus / angin ........................... 1724.22. Sandar kanan, tanpa arus / angin ..................... 1734.23. Sandar kanan, dengan arus dari depan ........... 1734.24. Sandar kanan, dengan arus dari belakang ...... 1754.25. Sandar kanan, dengan angin dari darat ........... 1764.26. Sandar kanan, dengan angin dari laut ............. 1774.27. Sandar kanan, tanpa pelampung kepil ............. 1784.28. Lepas Sandar kiri, tanpa arus ........................... 1794.29. Lepas Sandar kanan, tanpa arus ...................... 1814.30. Lepas Sandar kapal dengan arus dari depan.. 1824.31. Lepas Sandar kapal dengan arus dari

belakang .............................................................. 1834.32. Lepas Sandar kapal dengan angin dari darat... 1844.33. Lepas Sandar kapal dengan angin dari laut .... 1854.34. Bagan Kemudi Hydrolic ..................................... 1924.35. Kemudi Gerak dari Rantai ................................. 1934.36. Penyusunan Tali Penahan Tegangan ............... 1934.37. Ram Elektro Hydrolic ......................................... 193

Page 24: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxiii

BAB. V. GEOGRAFI DAN METEOROLOGI TERAPAN

Gambar. 5.1. Pembagian tekanan udara di permukaan bumi 2025.2. Jenis awan dan kabut ........................................ 2095.3. Ridge, Trough, Basin ........................................ 2225.4. Ombak, Gelombang dan Alun .......................... 2255.5. Menghitung Panjang Gelombang .................... 2265.6. Cara Menghitung tinggi gelombang ................ 2275.7. Cara Mengukur/memperkirakan tinggi

gelombang yang benar ..................................... 2275.8. Gelombang ......................................................... 229

Page 25: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxiv

BAB. VI. KESEIMBANGAN KAPAL (STABILITAS)

Gambar. 6.1. Kedudukan titik G, B, M sebuah kapal ........... 2356.2. Momen Kopel .................................................... 2366.3. Stabilitas Mantap / Positif ................................ 2416.4. Stabilitas Goyah / Negatif ................................ 2416.5. Stabilitas Netral ................................................ 2426.6. Menghitung Nilai Stabilitas Kapal .................. 2436.7. Kedudukan Nilai KM, KG, GM ......................... 2456.8. Akibat Kedudukan Titik G, B, M ..................... 2476.9. Menghitung Jarak Tegak titik berat adanya

pemuatan .......................................................... 2546.7. Waktu Olengan Kapal ...................................... 266

Page 26: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxv

BAB. VII. PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN KAPAL

Gambar. 7.1. Kapal Penumpang ............................................. 2717.2. General Cargo Ship ........................................... 2727.3. Kapal Peti Kemas .............................................. 2737.4. Kapal Tanker ..................................................... 2747.5. The Bulk Carrier ................................................ 2757.6. Batang pemuat dsan nama bagian-bagiannya 2767.7. Menyimpan batang pemuat saat kapal

berlayar .............................................................. 2777.8. Cara menggunakan batang pemuat ................ 2787.9. Batang pemuat ganda dengan sistem lopor

kawin beserta nama bagian-bagiannya .......... 2787.10. Penampang sebuah Boom Berat .................... 2797.11. Sling Dulang ..................................................... 2807.12. Sling papan dan Sling tunggal ....................... 2807.13. Sling Rantai dan Sling Barel ........................... 2807.14. Pemasangan sling Tali untuk peti-peti,

peti kaca, tong .................................................. 2817.15. Sling Type jala-jala ........................................... 2817.16. Sling yang digunakan untuk mengangkat

plat besi lengkap dengan jepitannya ............. 2827.17. Alat Penunjang Bongkar Muat ........................ 2857.18. Perlengkapan pada Terminal Kontainer ........ 2867.19. Kondisi kapal akibat pemuatan membujur .... 2887.20. Lingkup kegiatan Perusahaan Bongkar

Muat (PBM) ....................................................... 2947.21. Terminal Operator ............................................ 2947.22. Satu siklus Bongkar muat ............................... 2957.23. Cara penyusunan muatan karungan .............. 3017.24. Nama-nama bagian alat muatan barel ........... 3027.25. Cara penyusunan muatan barel ..................... 3027.26. Cara penyusunan muatan biji-bijian .............. 3047.27. Penyusunan Container diatas Hatch Cover .. 3067.28. General bay plan kapal container ................... 307

Page 27: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxvi

BAB. VIII. KOMUNIKASI DAN MERSAR

Gambar. 8.1. Bendera-bendera huruf ................................... 3298.2. Ular-ular angka ................................................. 3308.3. Semaphore ........................................................ 345

Page 28: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxvii

BAB. IX. PROSEDUR DARURAT DAN KESELAMATAN PELAYARAN

Gambar. 9.1. Segitiga kebakaran .......................................... 3779.2. Instalasi pompa pemadam kebakaran ........... 3819.3. Pipa penyemprot (Nozzle) ............................... 3819.4. Botol pemadam kebakaran Soda Acid pada

kebakaran A ...................................................... 3839.5. Botol pemadam kebakaran Busa (Foam) ...... 3849.6. Pemadam Kebakaran Gas Asam Arang ......... 3859.7. Pemadam Kebakaran Dry Chemical ............... 3869.8. Pemadam Kebakaran BCF .............................. 3879.9.a. Alat penggantung sekoci ................................ 3919.9.b. Konstruksi Sekoci penolong logam .............. 3959.10. Sekoci penolong bermotor ............................. 3969.11. Sekoci penolong mekanis ............................... 3969.12. Kapasitas sekoci penolong ............................. 3989.13. Pelampung penolong ...................................... 4019.14. Baju penolong .................................................. 4029.15. Susunan tubuh manusia ................................. 4049.16. Sirkulasi darah ................................................. 4069.17. Pernafasan buatan ........................................... 4119.18. Membalut kepala .............................................. 4149.19. Membalut tubuh ............................................... 4159.20. Membalut anggota tubuh ................................ 4169.21. Membalut dengan pembalut (Gulung) ........... 422

Page 29: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxviii

BAB. X. PERLENGKAPAN KAPAL DAN TALI TEMALI

Gambar. 10.1. Arah pintalan tali .............................................. 42610.2. Susunan dan bahan tali serat (fibre rope)

dan kawat baja .................................................. 42810.3. Pengukuran tali ................................................. 42810.4. Pemeliharaan dan perawatan tali .................... 43010.5. Blok kayu ........................................................... 43310.6. Blok keping satu, dua, dan tiga ....................... 43410.7. Macam dan jenis blok ....................................... 43510.8. Bagian utama dan susunan tali di blok .......... 43710.9. Cara pemasangan tali pada blok ..................... 43810.10. Susunan tali pada dua (2) blok ........................ 44110.11. Takal dasar ........................................................ 44510.12. Jangkar .............................................................. 44610.13. Rantai jangkar ................................................... 45010.14. Segel .................................................................. 45110.15. Stopper (penahan rantai jangkar) ................... 45510.16.a. Bolder yang berdiri Vertikal ............................ 45810.16.b. Bolder membentuk Sudut ............................... 45810.17.a. Bolder ................................................................ 45910.17.b. Jenis bolder yang lain ...................................... 460

Page 30: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxix

BAB. XII. BANGUNAN KAPAL

Gambar. 12.1. Macam-macam bentuk haluan ....................... 47912.1.a. Penampang membujur haluan ....................... 48012.1.b. Penampang samping depan .......................... 48112.2.a. Bentuk-bentuk buritan kapal ......................... 48112.2.b. Bentuk Modifikasi Buritan Kapal ................... 48212.3. Konstruksi buritan kapal ................................ 48312.4. Kemudi dan linggi baling-baling .................... 48612.5. Ukuran utama kapal ........................................ 48712.6. Merkah kambangan (Plimsoll Mark) dan

ukurannya ........................................................ 49112.7. Penampang melintang sebuah kapal ............ 49312.8. Penampang melintang sebuah kapal

dengan wrang penuh dan terbuka ................. 49412.9. Penampang melintang kapal batu bara......... 49612.10. Penampang melintang kapal muatan curah.. 49712.11. Penampang melintang kapal biji tambang ... 49812.12. Penampang melintang kapal OBO ................ 50912.13. Penampang melintang kapal tanker ............. 50012.14. Penampang melintang kapal container ....... 50212.15. Penampang melintang kapal tangki ............. 50312.16. Penampang melintang kapal Ro-Ro Ferry ... 504

Page 31: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

xxx

BAB. XIII. HUKUM LAUT DAN HUKUM PERKAPALAN

Gambar. 13.1. Plimsoll Mark pada kapal barang, kapal pengangkut log .................................................. 530

Page 32: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

1

BAB. I. PELAYARAN DATAR

1.1. PENDAHULUANIlmu Pelayaran ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan

cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis.

Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus, angin, maka jarak yang terpendek belum tentu dapat ditempuh dalam waktu yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa jarak yang panjang adalah pelayaran yang baik ditempuh dalam waktu yang lebih singkat karena dalampelayarannya mendapat arus dari belakang.

Jadi, didalam menentukan pelayaran yang akan ditempuh, kapal haruslah diperhatikan faktor faktor cuaca, keadaan laut, sifat sifatkapalnya sendiri, dan faktor lainya sehingga diperoleh suatu rencana pelayaran yang paling ekonomis dan cukup aman.Secara garis besar ilmu pelayaran dapat dibagi atas :

- Ilmu Pelayaran Datar, yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakan benda benda bumiawi (Pulau, Gunung, Tanjung, Suar, dlsb),sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempatketempat lain,

- Ilmu Pelayaran Astronomis, Yaitu Ilmu Pelayaran yangmenggunakan benda benda angkasa (Matahari, Bulan, Bintang, dlsb), sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempat ketempat lain,

- Navigasi Electronics, Yaitu Ilmu Navigasi yang berdasarkan atas alat alat elektronika seperti radio pencari arah (RDF). RADAR, LORAN, DECCA, dlsb.

1.2. BENTUK BUMI DAN NAMA BAGIAN-BAGIANNYA

1.2.1. Bentuk BumiBahwa bumi berbentuk bulat dapat dibuktikan dari keadaan

keadaan sebagai berikut :1. Sebuah kapal berlayar yang datang mendekat, mula mula akan

terlihat tiang tiangnya terlebih dahulu, baru nampak anjungannya, kemudian seluruh badan kapalnya,

2. Adanya perbedaan waktu dan adanya siang dan malam,3. Jikalau orang berjalan lurus dengan arah yang tetap, maka ia

akan tiba kembali ditempat semula,4. Pada waktu terjadi gerhana bulan, terlihat bahwa batas bayangan

Bumi di Bulan berbentuk lingkaran,

Page 33: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

2

5. Dari hasil-hasil pemotretan satelit, ternyata memang bumiberbentuk bulat.

6. Bagian permukaan bumi yang nampak ini menjadi semakin besar,jika penilik berada semakin tinggi.

Gambar.1.1. Bentuk Bumi

1.2.2. Definisi Lingkaran di BumiDi bumi kita dapat melukis beberapa jenis lingkaran yang masing

masing lingkaran mempunyai arti dan pengertian serta definisi yangberbeda seperti pada gambar bumi dibawah ini.

GR A

BB BT A1

Gambar : 1.2. Gambar Bumi

E M Q

A

BKu

KU

LK

LB

K

LB

LK

KS

M.23,50U

I

S. 66,50S

J.23,50 S

U. 66,50 U

Page 34: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

3

Beberapa pengertian definisi yang lazim digunakan :

Poros Bumi ( KU,KS ) ialah sebuah garis yang melalui pusat bumi yang juga merupakan sumbu putar bumi. Untuk satu putaran bumi dibutuhkan waktu sekitar 23 jam 56 menit dan 04 detik.

Katulistiwa ( KI ) ialah sebuah lingkaran besar yang tegak lurus pada poros bumi. Katulistiwa membagi bumi atas dua bagian yang sama besar yaitu belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan.

Jajar ( LB, M ) ialah lingkaran lingkaran kecil yang sejajar dengan katulistiwa.

Lingkaran Kutub ialah jajar yang letaknya 66½0 dari katulistiwa dan yang letaknya dibelahan bumi bagian Utara disebut Lingkaran kutub Utara dan yang letaknya dibelahan bumi bagian selatan disebut Lingkaran Kutub Selatan.

Lingkaran Balik Mengkara ialah jajar yang letaknya 23½0 dibelahan bumi bagian Utara. Pada lingkaran ini Matahari mencapai titik Declinasi yang tertinggi (23027’) titik ini disebut juga Kutub Utara Ecliptika.

Lingkaran Balik Jodayat ialah jajar yang letaknya 23½0 dibelahan bumi bagian Selatan. Pada lingkaran ini Matahari mencapai titik Declinasi yang tertinggi (23027’) titik ini disebut juga Kutub Selatan Ecliptika.

Derajah ( KU, A, A', KS ) ialah lingkaran lingkaran besar yang melalui Kutub Utara dan Kutub Selatan

Derajah Nol atau Derajah Nol derajat ialah sebuah derajah yang melaluiGreenwich Inggris

Batas Tanggal Internasional ialah di bujur 180° BT / BB, Lintang 0°.

Mil Laut, 1 derajat busur pada derajah = 60 menit, dan 1 menit = 1 mil laut, panjang 1 mil laut atau International nautical mile = 1,852 km = 1852 meter.

Kutub-kutub, adalah titik-titik potong permukaan bumi dengan poros bumi. Jadi poros bumi memotong muka bumi pada 2 titik, yang di Utara disebut Kutub Utara dan yang di Selatan disebut Kutub Selatan.

Page 35: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

4

1.2.3. Koordinat di Bumi

Lintang Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan katulistiwa, Lintang dihitung mulai dari katulistiwa ke Utara dan ke Selatandari 0° sampai 90°.Lintang Katulistiwa = 0°, Lintang Kutub Utara = 90°U ( I, M, U, KU ), Lintang Kutub Selatan = 90°S (I, J, S, KS ). (lihat gambar. 1.2.)

Bujur Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan derajah nol, Bujur dihitung mulai dari derajah nol ke Timur dan ke Barat dari 0°sampai 180° dibedakan dalam bujur Timur (BT) dan bujur Barat (BB).

Perbedaan Lintang (? li) adalah busur derajah antara jajar-jajar melalui dua buah tempat.Perbedaan Bujur (? Bu) adalah busur pada katulistiwa antara derajah-derajah melalui dua buah tempat

Lingkaran Besar (a) adalah lingkaran yang membagi bumi menjadi dua bagian yang sama (titik pusatnya selalu berimpit dengan titik pusat bumi)Lingkaran kecil (b) adalah lingkaran yang membagi bumi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya

Derajat = satu derajat ( 10 ) adalah 1/360 bagian dari lingkaranMenit = satu menit ( 1’ ) adalah 1/60 bagian dari satu derajat

Gambar. 1.3.a. Lingkaran Besar dan Kecil Bumi

.Ku

b

a

Ku

Ks

E Q

b

a

Page 36: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

5

Ku

Ks

E Q

a

bBuo

Gr.

Gambar. 1.3.b. Lintang dan Bujur

1.2.4. Lintang

Lintang adalah busur derajah yang melalui tempat tertentu, dihitung mulai dari katulistiwa sampai jajar tempat tersebut (busur ba). (Lihatgambar 1.3.b.)Jika melihat gambar 3.a maka dapat disimpulkan bahwa :- Tiap titik di katulistiwa mempunyai nilai Lintang = 00

- Kutub-kutub mempunyai Lintang = 900

- Terdapat dua Lintang yaitu Lintang Utara dan Lintang Selatan yang dihitung dari 00 - 900

- Semua titik pada suatu jajar mempunyai lintang yang sama sebabsemua titik-titik tersebut terletak sama jauhnya dari katulistiwa. Jadi pengukuran lintang harus selalu dimulai dari katulistiwa dan berakhir pada jajar tempat tersebut. Pada suatu derajah kita dapat jugamengukur perbedaan lintang dari dua tempat tertentu.(Lihat gambar 1.3.b.)Perbedaan Lintang atau ? li adalah busur derajah, dihitung dari jajar titik yang satu sampai jajar titik yang lain. Perbedaan lintang disebut juga perubahan lintang.

Lintang senama dan tidak senama-Jika dua titik dibumi keduanya terletak di setengah belahan bumi bagian

Utara ataupun kedua titik tersebut juga berada di belahan bumi bagian selatan maka lintangnya disebut Lintang senama. (Lihat gambar.1.4.)

-Jika dua titik terletak pada setengah belahan bumi yang berbeda artinya satu titik terletak di belahan bumi bagian Utara dan yang satu titik terletak di belahan bumi bagian Selatan maka lintangnya disebutLintang tidak senama. (Lihat gambar.1.4.)

Page 37: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

6

Ku

Ks

E Q

A

B

li

QE

B

A

Ks

Ku

? li

Gambar.1.4. Perbedaan Lintang

Penjelasan Lintang Senama dan Lintang Tidak Senama.Jika dua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang yang senama misalkan Lintang Utara (LU) maka menghitung perbedaan lintangnya (?li) diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain.

Kemudian jika kedua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang tidak senama artinya satu tempat/titik A terletak di Lintang Utara (LU) dan yamg tempat/titk B terletak di Lintang Selatan (LS) maka menghitung perbedaan Lintangnya (? li) diperoleh dengan menambahkan keduaLintangnya.

Contoh Perhitungannya.

Tempat A = 020 20’ LU Tempat A = 020 20’ LUTempat B = 050 30’ LU Tempat B = 050 30’ LS_____________________ - _____________________ +

? li = 030 10’ ? li = 070 50’

Page 38: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

7

1.2.5. Bujur

Bujur adalah busur terkecil pada katulistiwa dihitung mulai dari derajah nol sampai derajah yang melalui tempat itu.

Dalam gambar.1.3.b. Busur o-b adalah bujur tempat itu dan semua titik pada derajah nol (derajah yang melalui Greenwich Mean Time (GMT)mempunyai Bujur = 00

Bujur Timur (BT) dan Bujur Barat (BB)

Cara menentukan besarnya nilai derajat bujur Timur dan Barat dimulai dari titik perpotongan antara derajah nol (derajah yang melewati Gr.) dan katulistiwa kemudian dititik itu kita berdiri menghadap ke Utara, maka tempat-tempat yang berada disebelah tangan kanan mempunyai bujurTimur (BT) dan disebelah tangan kiri mempunyai bujur Barat (BB).

Semua titik pada derajah yang sama mempunyai bujur yang sama.Tempat-tempat pada bujur 1800 T = bujur 1800 B.

Perbedaan bujur atau ? Bu adalah busur kecil pada katulistiwa dihitung dari derajah titik yang satu sampai derajah titik yang lain. Perbedaan bujur disebut juga perubahan bujur.

Bujur senama dan tidak senama- Jika bujur kedua tempat adalah senama, perbedaan bujur (? Bu)

diperoleh dengan mengurangkan kedua bujurnya satu sama lain.- Jika bujurnya tidak senama di dekat derajah nol, maka untuk

memperoleh ? Bu kita harus menambahkan kedua bujurnya.- Jika bujurnya tidak senama di dekat bujur 1800 maka ? Bu dapat

ditentukan dengan dua cara adalah sebagai berikut :1. Jumlahkan kedua bujur tersebut dan kurangkan hasilnya dari

3600.2. Kurangkan tiap bujur dari 1800 dan jumlahkan kedua hasilnya.

(Lihat gambar.1.5.)

Contoh Perhitungannya

Tempat A1 = 0600 20’ T Tempat A2 = 020 10’ TTempat B1 = 0670 50’ T - Tempat B2 = 030 30’ B +a. ? Bu = 70 30’ b. ? Bu = 50 20’

Tempat A3 = 1780 40’ TTempat B3 = 1770 30’ T -c. ? Bu = 30 50’

Page 39: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

8

Gambar.1.5. Perbedaan Bujur

Pada contoh ke 3 perhitungannyadijabarkan sebagai berikut :

Cara I : 1780 40’ + 1770 30’ = 3560 10’ 3600 - 3560 10’ = 30 50’

Cara II : 1800 - 1780 40’ = 10 20’ 1800 - 1770 30’ = 20 30’ 10 20’ + 20 30’ = 30 50’

Pada penunjukan lintang dan bujur harus selalu diingat bahwa :Lintang dan perbedaan lintang (? li) dapat dibaca pada setiap derajah, tetapi bujur dan perbedaan bujur (? Bu) dapat dibaca hanya padakatulistiwa saja.

Page 40: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

9

1.2.6. Jajar-jajar istimewa

Beberapa jajar istimewa adalah sebagai berikut :1. Lingkaran balik Mengkara ialah jajar pada 23½0 U2. Lingkaran Balik Jadayat ialah jajar pada 23½0 S3. Lingkaran Kutub Utara ialah jajar pada 66½0 U4. Lingkaran Kutub Selatan ialah jajar pada 66½0 S ( Lihat gambar.1.6.)

Lingkaran-lingkaran tersebut membagi permukaan bumi menjadi 5 bagian yang disebut daerah iklim.1. Daerah iklim dingin terletak pada sisi kutub dari lingkaran kutub2. Daerah iklim sedang terletak diantara lingkaran balik dan lingkaran

kutub3. Daerah iklim panas (Tropik) terletak antara kedua lingkaran balik

Gambar.1.6. Jajar-jajar istimewa

1.2.7. Ukuran Bumi

Ukuran bumi yang berbentuk bulat itu adalah mudah disebutdengan derajat, menit, dan detik ukuran mana lazim dipergunakan untuk mengukur sudut atau panjang busur suatu derajah di bumi. Tetapidipermukaan bumi untuk pekerjaan sehari-hari juga diperlukan ukuranpanjang seperti Kilometer, meter dsb.

I

II

III

II

I

Ku

Ks

661/2 ° U

231/2 ° U

231/2 ° S

661/2 ° S

Page 41: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

10

Dari hal tersebut diatas maka sangat penting untuk mengadakan hubungan ukuran “lengkung” dan ukuran “memanjang” satu sama lain seperti derajat dan meter, jadi jelasnya mengukur 10 dengan ukuran meter.Pekerjaan tersebut dilakukan dengan menggunakan cara :1. Penentuan tempat dengan penilikan Astronomis adalah

menentukan ? li antara dua buah titik pada derajah yang sama,2. Pengukuran jarak secara langsung atau cara triangulasi

(pengukuran segitiga).Maka pada bumi yang berbentuk bola, dapat dihitung :? li : 3600 = jarak : keliling

3600

Jadi keliling derajah = --------------- x jarak? li

1.2.8. Pembagian Mata Angin

Pada gambar 9 dibawah ini Mawar Pedoman jika garis U – S dan garis T – B ditarik tegal lurus melalui titik pusat mawar, maka akan membagi wawar menjadi 4 (empat ) kuadran.

Tiap kuadran dibagi 8 surat, kemudian dalam surat dibagi dalam ½ surat dan ¼ surat . Jadi : 1 Surat = 11¼0 16 Surat = 1800

8 Surat = 900 32 Surat = 3600

SURAT INDUK = U, S, T, dan B

SURAT ANTARA INDUK = TL, M, BD, dan BL

SURAT ANTARA = UTL, TTL, TM, SM, dan seterusnya

SURAT TAMBAHAN = U dikiri jarum pendekTL dikanan jarum pendek danseterusnya

Page 42: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

11

Gambar.1.7. Mata Angin

Pembacaan Mata Angin1. Utara = 3600 = 00

2. Utara di Kiri Jarum Pendek = 11¼ 0

3. Utara Timur Laut = 22½ 0

4. Timur Laut di Kanan Jarum Pendek = 33¾ 0

5. Timur Laut = 450

6. Timur Laut di Kiri Jarum Pendek = 56¼ 0

7. Timur Timur Laut = 67½ 0

8. Timur di Kanan Jarum Pendek = 78¾ 0

9. Timur = 900

10. Timur di Kiri Jarum Pendek = 101¼ 0

11. Timur Menenggara = 112½ 0

12. Tenggara di Kanan Jarum Pendek = 123¾ 0

13. Tenggara = 1350

14. Tenggara di Kiri Jarum Pendek = 146¼ 0

15. Selatan Menenggara = 157½ 0

16. Selatan di Kanan Jarum Pendek = 168¾ 0

17. Selatan = 1800

18. Selatan di Kiri Jarum Pendek = 191¼ 0

19. Selatan daya = 202½ 0

20. Barat Daya diKanan Jarum Pendek = 213¾ 0

21. Barat daya = 2250

22. Barat Daya di Kiri Jarum Pendek = 236¼ 0

23. Barat Barat Daya = 247½ 0

24. Barat di Kanan Jarum Pendek = 258¾ 0

Page 43: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

12

25. Barat = 2700

26. Barat di Kiri Jarum Pendek = 281¼ 0

27. Barat Barat Laut = 292½ 0

28. Barat Laut di Kanan Jarum Pendek = 303¾ 0

29. Barat Laut = 3150

30. Barat Laut di Kiri Jarum Pendek = 326¼ 0

31. Utara Barat laut = 337½ 0

32. Utara di Kanan Jarum Pendek = 348¾ 0

1. Utara = 3600 = 00

Contoh Penyebutan arah : Barat Daya = 2250 = S 450 BTimur Menenggara = 112½ 0 = S 67½ 0 T

1.3. MENJANGKA PETA

1.3.1. Pengertian Tentang Peta LautPeta laut ialah hasil pemindahan bentuk lengkung bumi keatas bidang datar yang memuat hal hal serta keterangan keterangan yang dibutuhkanseorang navigator dalam menentukan posisi kapal, jarak, haluan dan keselamatan navigasi dilaut, dilengkapi dengan benda bantu navigasi dan peruman-peruman.

Peta laut ialah peta yang dibuat sedemikian agar dapat dipakai untuk merencanakan atau mengikuti suatu pelayaran dilaut lepas, perairanpedalaman seperti danau, sungai, terusan dll. Dengan demikian peta laut itu dipakai untuk pedoman berlalu lintas diatas air.

Gambar.1.8. Dalam gambar ini dapat dilihat bentuk-bentukderajah/jajar di bumi dan dipeta Mercator (peta laut).

Page 44: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

13

1.3.2. Proyeksi Peta

Proyeksi Peta adalah cara untuk menggambarkan seluruh atau atau sebagian permukaan bumi pada sebuah bidang datar (Peta laut). Hasil pemindahan ini tidaklah begitu baik seperti yang diharapkan, sehingga perlu dibuatkan proyeksi peta.

Kegunaan proyeksi peta adalah untuk maksud tertentu dapat dipakai peta yang cocok untuk kegiatan itu dan dapat memilih peta-peta dengan distorsi yang paling kecil sehingga bentuk peta yang terjadi lebihmendekati bentuk yang sebenarnya.Katagori proyeksi peta terbagi atas 3 (tiga) bagian utama yang dijelaskan pada gambar dibawah ini :1. Proyeksi pada bidang datar ( azimuthal proyection )2. Proyeksi pada bidang kerucut ( conical proyection )3. Proyeksi pada bidang silinder ( cylindrical proyection )

Gambar.1.9. Proyeksi Azimuthal

Gambar.1.10. Proyeksi Silinder

Pada proyeksi bidang datar terdapat proyeksi gnomonik, stereographic, dan orthographic. Dari ketiga proyeksi pada bidang datar tersebut yang

Page 45: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

14

terkenal adalah proyeksi gnomonik, karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

- Titik pusat proyeksi adalah titik pusat bumi- Pada proyeksi ini digunakan suatu biudang singgung globe- Titik-titik pada globe digambarkan pada bidang datar- Titik singgungnya dapat dipilih dikutub, dikatulistiwa atau

sembarang- Proyeksi dari lingkaran besar merupakan garis lurus- Derajah-derajah dan katulistiwa selalu merupakan garis lurus - Derajah-derajah berkumpul di kutub- Derajah dari titik singgung tegak lurus katulistiwa dan jajar-jaja

Gambar.1.11.a. Peta Ginomonik Kutub

Gambar.1.11.b. Peta Gnomonik Katulistiwa

Page 46: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

15

1.3.3. Peta Mercator

Peta mercator diketemukan oleh Gerdhard Kremer atau didalam bahasa latinnya disebut Gerardus Mercator. Bentuk proyeksi yang dibuat oleh G.Mercator ini sama dengan bentuk proyeksi silinder, dimana silindernya menyinggung bola bumi dikatulistiwa dan titik pusat bumi adalah titik pusat proyeksi. Oleh karena bumi berbentuk bola itu tidaklah bulat benar maka hasil proyeksi tidak memberikan gambaran bumi yang mendekati bentuk yang sebenarnya. Kesalahan-kesalahan yang paling jelas dan besar terdapat pada kutub, karena jari-jari bumi makin mengecil kearah kutub bila dibandingkan dengan jari-jari bumi di katulistiwa. Itu sebabnya peta Mercator yang dipakai sekarang ini bukanlah hasil proyeksi silinder semata-mata, tetapi merupakan hasil perhitungan matematika untuklintang bertumbuh yang dilakukan oleh Edward Wright. PerhitunganMercator sebagai hasil perhitungan matematisnya Edward Wrightmempunyai beberapa kelebihan antara lain :

- Garis lintang dan garis bujur adalah garis-garis lurus yang saling tegak lurus satu sama lain

- Garis loxodrome (haluan kapal) juga merupakan garis lurus.Dipeta garis loxodrome memotong bujur-bujur atas sudut yang sama

- Sudut antara garis haluan dibumi sama dengan dipeta- Katulistiwa dan lintang sejajar satu sama lain demikian juga bujur-

bujur sejajar satu sama lain. Katulistiwa dan lintang tegak lurus bujur-bujur

- Skala bujur tetap

Skala lintang dan skala bujur pada peta MercatorSkala lintang :- terdapat dikiri/kanan pinggiran peta- 10 skala lintang = 60 mil laut- Skala lintang dipakai untuk mengukur jarak

Skala Bujur :- Terdapat dipinggir atas/bawah peta- Skala bujur berdasarkan katulistiwa- Skala bujur hanya dipakai untuk menentukan bujurnya suatu

tempat bukan untuk mengukur jarak

Pada bola bumi, Loksodrom adalah garis dibumi yang membentuk sudutsudut yang sama dengan semua derajah. Sudut sudut tersebut beralih tanpa perubahan didalam peta bertumbuh. Jadi didalam peta, loksodrommembentuk sudut sudut yang sama dengan derajah, karena derajah derajah adalah garis garis lurus yang sejajar satu sama lain.

Page 47: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

16

Jadi loksodrom terlukis sebagai garis lurus seperti pada gambar dibawah ini.

Di Peta Laut Di Bumi

Gambar : 1.12. Garis Loksodrom

Untuk kepentingan berlayar pada umumnya Peta harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :

1. Sudut sudut dibumi harus dapat dipindahkan kepeta tanpaperubahan (konform),

2. Loksodrom (garis haluan) dipeta harus dapat dipindahkan sebagai garis lurus.

Peta yang memenuhi kedua sayarat tersebut diatas disebut petabertumbuh, akibatnya pada peta adalah :

a. Derajah merupakan garis lurusb. Jajar jajar merupakan garis lurusc. Tiap derajah tegak lurus tiap jajard. Derajah derajah harus sejajar satu sma laine. Jajar jajar harus sejajar satu sama lain

Peta Mercator atau juga disebut dengan Peta Lintang Bertumbuh,mengapa dikatakan peta bertumbuh karena jarak antara lintang 10° ke lintang 20° lebih besar jaraknya dari jarak antara lintang 0° ke lintang 10°. Makin mendekati kutub jarak anata jajar jajar makin membesar ataudikatakan bertumbuh.

Page 48: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

17

Contoh :

300 B 200 B 100 B 00 100 T 200 T 300 T 400 T 500TA2A3

A0A1

A1A2

Gambar : 1.13. Peta Mercator

jarak A0A1 - A1A2 < A0 A1 - A2A3

Cara penulisan sebuah benda / titik dipeta harus menggunakan Lintang (LU/LS) dan Bujur ( BT/BB ) adalah sebagai berikut :

000 00! 00!! LS / LU0000 00! 00!! BT / BB

Contoh : a. 55 0 30 ! 25 !! LS 114 0 05 ! 35 !! BT

b. 08 0 45 ! 55 !! LU 085 0 07 ! 00 !! BB

1.3.4. Skalla Peta

Skalla ialah perbandingan satu satuan panjang dipeta dengan panjang sesungguhnya. Untuk menyatakan skalla ada beberapa macam carayang dipakai antara lain :

Skalla Umum ( Natural Scale ),Misalnya, 1 : 80.000, artinya satu satuan panjang dipeta = 80.000 kali satuan dalam keadaan sebenarnya / sesungguhnya.

Skalla Angka ( Numerical Scale ),Misalnya, 1 cm : 10 km, artinya 1 cm dipeta = 10 km pada keadaan sesungguhnya.

Page 49: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

18

Skalla Grafik ( Grafical Scale ),Dipeta sering terdapat sebuah garis yang mempunyai pembagian dalam mil, yard, km atau m. Jarak jarak dipeta ini dapat diukur denganmemakai skalla tadi.

1.3.4.1. Pembagian Peta Menurut Kegunaan dan Skallanya

Peta Ichtisar .♦Skalla 1 : 60.000 atau lebih besar♦ Skalla kecil, meliputi daerah luas♦ Details peta tak perlu♦ Memberi keterangan tentang navigasi, dapat dipakai untuk

menentukan cruise track dari satu tempat ketempat lain

Peta Samudera ( Sailing Chart )♦ Skalla 1 : 600.000 atau lebih kecil♦ Dipakai untuk penyeberangan samudera♦ Meliputi daerah yang luas

Peta Antar Pulau (Peta Haluan, Peta Perantau, General Chart)♦ Skalla kira kira antara 1 : 100.000 - 1 : 600.000♦ Dipakai untuk antar Pulau♦ Details peta sudah harus ditunjukan walaupun tidak seteliti

peta pantai atau peta pelabuhan

Peta Pantai♦Skalla antara 1 : 50.000 - 1 : 100.000♦Dipakai pada waktu mendekati / menjauhi teluk, pelabuhan♦Details peta mutlak diperlukan demi keselamatan pelayaran

Peta Penjelas♦Skalla antara 1 : 50.000 atau lebih♦Dipakai untuk memperjelas navigasi didaerah perairan sempit,

daerah berbahaya atau daerah yang rawan dilayari♦Details peta mutlak diperlukan

Peta Pelabuhan♦Skalla kira kira 1 : 50.000 atau lebih♦Dipakai waktu mendekati / meninggalkan pelabuhan atau

dermaga, juga untuk merencanakan tempat berlabuh♦Details peta sangat (mutlak) diperlukan, kalau perlu lebih details

lagi

Yang tersebut diatas telah diterangkan mengenai skalla peta danpembagian peta menurut kegunaan dan skallanya, namun masih ada

Page 50: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

19

keterangan keterangan lainnya yang dapat juga menyimpulkan bahwa peta yang digunakan adalah baik dengan details yang jelas dan lengkap.

1.3.4.2. Keterangan keterangan umum/details yang terdapat dalam peta laut

Setelah dirinci tentang peta tersebut diatas maka mahasiswa diharapkan dapat juga membaca details sebuah peta yang akan / sementaradipakainya.Pada umumnya keterangan yang terdapat dipeta antara lain :

1. Nomer Peta, tertulis pada sudut kiri atas dan kanan bawah peta laut.

2. Nama Peta, (Titel atau Judul Peta) biasanya terdapat :- di tempat yang paling baik / layak,- tidak menutupi route route pelayaran utama atau keterangan

penting lainnya dari peta itu.

3. Tahun Survey / Tahun Perpetaan,- terdapat dibawah nama / judul peta.

4. Tahun Penerbitan,- terdapat diluar batas peta, tengah tengah, bawah.

5. Tahun Penerbitan Baru,Biasanya disebelah kanan Tahun Percetakan Lama, kalau peta edisi baru dikeluarkan maka koreksi besar maupun kecil pada peta edisi yang lama otomatis dinyatakan hilang.

6. Tanggal Koreksi besar,Biasanya disebelah kanan dari Tahun Penerbitan, jika disebelah kanannya telah dicetak Tahun Edisi Baru, maka koreksi ini dicetak dibawahnya.

7. Koreksi kecil,Ditulis oleh Navigator dari Buku / Berita Pelaut Indonesia (BPI), Tahun dan Nomer BPI ditulis disebelah kiri bawah sebelah luar batas peta.Contoh : Penulisan 1967 - 12 artinya dikoreksi tahun 1967, dari BPI No. 12, bila koreksi ini sifatnya sementara maka dibawah koreksi ini ditulis dengan pensil. (T) = Temporary, (P) = Preliminary.

8. Tahun Percetakan,Terdapat disudut sebelah kanan atas.Contoh :237,69 artinya hari ke 237 dari tahun 1969

Page 51: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

20

9. Skalla Peta,Biasanya terdapat dibawah Judul / Nama Peta,

10. Ukuran Peta,Terdapat di sudut kanan bawah dalam tanda kurung dandinyatakan dalam inchi / dim,

11. Dalamnya Laut,Dinyatakan dalam depa dan kaki atau meter atau decimeter.Satuan dalamnya laut biasanya dicetak dibawah nama / judul PetaContoh : Sounding in fathom and sounding in meters.

12. Garis Dalamialah garis yang menghubungkan tempat tempat dengankedalaman yang sama.

13. Lintang dan Bujur di Peta,Lintang dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian atas dan bawah peta, Bujur dipeta terlukis sebagai garis pembatas dibagian kiri dan kanan peta.

Gambar : 1.14. Peta Laut

Page 52: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

21

1.3.5. Penerbitan Navigasi (Publikasi Navigasi)

Agar suatu rencana pelayaran dapat berjalan dengan lancar amanterkendali artinya sukses sesuai dengan yang direncanakan, makaseorang navigator membuat suatu perencanaan pelayaran yang teliti. Untuk maksud itu maka seorang navigator perlu dibekali denganpengetahuan mengenai publikasi Navigasi.

Publikasi Navigasi adalah buku-buku dan bahan-bahan penting yang diterbitkan dan disiarkan untuk membantu seorang navigator dalammelayarkan kapalnya dengan sebaik-baiknya. Buku-buku dan bahan-bahan tersebut antara lain :- Peta-peta laut dan yang erat hubungannya dengan peta laut ialah

katalog peta dan folio peta- Almanak Nautika- Buku Kepanduan Bahari (pilot books atau sailing directions)- Buku-buku Navigasi- Daftar Suar, Daftar Pasang Surut, Daftar Ilmu Pelayaran, Daftar

Pelampung-pelampung dan Rambu-rambu, Daftar Isyarat Radio,Daftar Jarak

- Peta-peta khusus seperti Peta Pandu, Peta Cuaca, Peta Arus, Peta Angin

- Berita Pelaut (BPI atau Notice to Mariners)- Berita Peringatan Navigasi (navigational warning)

1.3.6. Meninggalkan Pelabuhan, Kegiatan Dalam Pelayaran,memasuki pelabuhan

Meninggalkan pelabuhan :Jika kapal hendak meninggalkan pelabuhan maka perlu melakukanbeberapa langkah-langkah penting antara lain :

Persiapan1. Persiapan dikamar peta, hal-hal yang harus dilakukan dikamar peta

adalah menyediakan peta-peta laut yang sesuai dengan routenya (gunakan katalog dan folio peta), menggambar garis haluan dipeta, peta laut adalah peta terbitan yang baru,

2. Persiapkan Buku Kepanduan Bahari sesuai dengan daerah pelayaran3. Almanak Nautika Tahun itu3. Daftar Suar4. Daftar Pasang Surut5. Daftar Ilmu Pelayaran6. Daftar Daerah Ranjau di Indonesia dan buku-buku atau tabel-tabel

lainnya yang dibutuhkan7. Alat-alat Menjangka Peta

Page 53: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

22

Merencanakan Jalannya Pelayaran :1. Pakailah selalu peta dengan skala yang terbesar

2. Tariklah garis haluan-haluan dengan bantuan benda-benda bantu navigasi yang ada seperti suar, tanjung, pelampung dll. Garis haluan setiap waktu posisi kapal dapat dilukiskan dengan aman, demikian juga untuk merubah haluan.

3. Perhitungkan kemungkinan kapal akan hanyut oleh arus, adanya hujan, kabut (cuaca buruk) yang dapat menutup bahaya navigasi. Kapal diusahakan berlayar aman terhindar dari bahaya navigasi.

4. Jika perlu hitunglah arus pasang surut

5. Didaerah perairan yang ramaiatau sempit, perhitungkan kemungkinan adanya kapal-kapal lainnya ditempat yang sama. Diperairan yang sulit sedapat mungkin lewati pada siang hari atau cuaca terang.

5. Pisahkan peta-peta yang sudah digunakan dan yang akan digunakan dan peta-peta harus selalu tersusun secara berurutan sesuaipemakaiannya.

Masuk pelabuhan :Merencanakan persiapan memasuki suatu pelabuhan yang dituju adalah suatu keharusan bagi seorang navigator agar segala pekerjaan,keselamatan kapal dapat di jamin sampai sandar di dermaga. Adabeberapa hal yang harus dipersiapan sebelum kapal memasukipelabuhan antara lain :1. Hubungi agen atau perwakilan kantor jika ada di pelabuhan tentang

rencana tiba di pelabuhan.2. Hubungi kepanduan untuk masuk alur pelabuhan dan sampai di

pelabuhan3. Persiapan dokumen kapal antara lain dokumen muatan yang akan

dibongkar maupun rencana pemuatan5. Persiapkan peta pelabuhan, pelajari pasang surut air, dll.6. Persiapkan alat bongkar muat

Jika persiapan diantaranya yang tersebut diatas telah dipersiapkan makanakhoda sebagai pimpinan tertinggi diatas kapal memberikan instruksi kepada ABK sesuai dengan tugas masing-masing dalam kegiatan yang harus dilakukan selama kapal berada di pelabuhan. Semua itu dilakukan agar kapal berjalan tepat waktu dan tidak mengeluarkan biaya yangbanyak.

Page 54: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

23

Pemindahan Dan Penentuan Posisi KapalKegiatan ini dilakukan pada saat kapal melakukan pelayaran dari satu pelabuhan satu ke pelabuhan lainnya dengan haluan yang telahdirencanakan didalam peta dan menggunakan peta dengan skala yang berbeda. Suatu ketika kita harus memindahkan posisi kapal dari satu peta kepeta lainnya dengan skalanya berbeda, maka kerjakan sebagai berikut :1. Bila posisi tersebut dinyatakan dengan baringan-baringan atau jarak,

maka :- Gambarkan baringan yang sama dengan peta I ke peta II- Ukurlah jarak dipeta I dengan skala lintangnya, dan dengan cara

yang sama diukurkan pada peta II- Perpotongan jarak dengan garis baringan di peta II adalah posisi

kapal yang telah dipindahkan

2. Bila posisi kapal dinyatakan dengan lintang dan bujur, maka :- Tentukanlah lintang dan bujur posisi kapal pada peta I- Pindahkan posisi (lintang dan bujur) dipeta II

Cara ini digunakan bila tidak ada sama sekali baringan atau jarak dari benda-benda darat

Untuk penentuan posisi kapal, kita harus mengambil baringan-baringanbenda darat, tanjung, gunung, pelampung atau baringan benda angkasa. Agar posisi kapal kita benar maka baringan yang diambil harus benar (sejati). Untuk itu kita harus selalu mengetahui kesalahan pedoman dan pengambilan benda baringan harus lebih dari satu benda.

Gambar. 1.15. Pemindahan Posisi Kapal

Page 55: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

24

Dibawah ini diperlihatkan bagaimana cara Menjangka Peta dan beberapa peralatannya ( Gambar. 1.16.)

Gambar. 1.16.a. Cara Menjangka / Menghitung Garis Haluan

Gambar. 1.16.b. Cara Menjangka Jarak Lintang di Peta

Page 56: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

25

Gambar. 1.16.c. Cara Menjangka / Menghitung dan memindahkan Jarak Lintang Peta

Gambar. 1.16.d. Cara Menjangka Jarak Bujur di Peta

Page 57: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

26

Gambar. 1.16.e.Alat Baringan benda (obyek)

Page 58: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

27

Gambar. 1.16.f. Mistar Jajar

Gambar. 1.15.g. Sextant

Page 59: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

28

1.3.7. Benda Bantu NavigasiYang dimaksud dengan benda-benda pembantu navigasi ialah

benda-benda yang membantu navigator dalam menemukan daratan bila datang dari laut, dan memberi dan menunjukan arah ketempat tujuannya (misalnya pelabuhan).

Yang termasuk benda-benda pembantu navigasi antara lainmercu suar, kapal suar, rambu-rambu radio, isyarat kabut, pelampung-pelampung, rambu-rambu serta alat-alat elektronik seperti Radar, Loran, Decca dll.

Penempatan benda-benda bantu navigasi ditempatkan ditepipantai, diperairan sempit yang bisa dilayari, ditempat yang dapat dilihat dan didengar pada jarak yang aman terhadap bahaya-bahaya navigasi.

Kegunaan dan manfaat dari benda-benda bantu navigasi terhadap seorang navigator ialah sebagai tanda dan penuntun dalam penentuan posisi kapal terhadap bahaya-bahaya navigasi yang tersembunyi

1.3.8. Sistim PelampungSistim Pelampung ada 2 macam yaitu :1. Sistim LATERAL dipakai ditepi pantai dan perairan sempit yang biasa

dilayari, diperairan pedalaman, ditempat yang ada bahaya. Dandibedakan atas pelampung sisi kiri dan sisi kanan.

2. Sistim KARDINAL dipakai dilaut lepas, menandakan sektor aman dan dibedakan atas sektor UTARA – SELATAN, TIMUR – BARAT.

Kedua sisitim ini sama maksud dan tujuannya, perbedaannya hanya pada letak/tempat, bentuk dan warna, penerangan serta sifat-sifatnya.

Kegunaan pelampung (buoy) ialah sebagai tanda adanya bahaya,sebagai tanda adanya perubahan dilaut, sebagai penuntun atau petunjuk jalan yang aman bagi pelayaran.Pelampung hanya memenuhi fungsinya sebagai alat bantu navigasi pada siang hari dan dalam keadaan cuaca terang, pada malam hari hanya pelampung yang berpenerangan, kemudian pada cuaca buruk atauberkabut hanya pelampung yang menggunakan bunyi (gong, bell).

Letak dan warna pelampung ada bermacam macam jenis yangdigunakan antara lain :a. Pelampung pada sisi kanan (Starboard hand)- Bentuk pelampung : Runcing- Warna pelampung : Hitam, hitam putih kotak-kotak atau hitam kuning

kotak-kotak.- Tanda Puncak : Segitiga atau belah ketupat- Jika ada Suar : Warna penyinaran putih atau hijau cerlang- Scotlite : Warna putih atau hijauPelampung hitam merupakan pelampung sisi kanan (starboard hand) jika datang dari laut.

Page 60: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

29

b. Pelampung pada sisi kiri (Port hand)- Bentuk pelampung : Tumpul- Warna pelampung : Merah, merah putih kotak-kotak atau merah

kuning kotak-kotak- Tanda Puncak : Kubus atau T- Jika ada Suar : Warna penyinaran putih atau merah cerlang- Scotlite : Warna putih atau merah

Pelampung merah merupakan pelampung sisi kiri (port hand) jika datang dari laut.

c. Pelampung Gosong Tengah-Pemisah dan Pertemuan (Middle ground, mid channel or bifuration)

- Bentuk pelampung : Bundar, baik untuk hilir maupun untuk mudik- Warna pelampung : Putih merah mendatar baik untuk hilir

maupun untuk mudik- Tanda puncak : untuk hilir, untuk mudik- Jika ada suar : Isophase = periode gelap sama dengan

periode terang- Scotlite : untuk hilir untuk mudik

d. Pelampung Pengenal ( Landfall )

- Bentuk pelampung : Runcing- Warna pelampung : biasanya hitam putih atau merah putih

vertikal- Tanda puncak : Silang

- Jika ada suar : Putih cerlang atau putih tetap dengan penggelapan (flashing white or whiteocculting)

e. Pelampung Kerangka ( Wecks )

- Bentuk pelampung : a. dilalui sisi kanan : runcing b. dilalui sisi kiri : tumpul c. dilalui pada kedua sisi : bundar

- Warna pelampung : biasanya hijau- Tanda Puncak : -- Jika ada Suar : hijau cerlang atau hijau tetap dengan

penggelapan (flashing green or occultinggreen)

Page 61: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

30

f. Pelampung Khusus ( Special buoys )

Pelampung Tempat Tuang (dumping ground,outfall,spoil ground)- Bentuk Pelampung : Runcing- Warna Pelampung : Kuning hitam mendatar

Pelampung Tempat Berlabuh Kapal Karantina (quarantine anchorage)- Bentuk Pelampung : Runcing- Warna Pelampung : Kuning

Pelampung Tempat Latihan Tembak Menembak(practice firing ground)- Bentuk Pelampung : Runcing- Warna Pelampung : Keliling warna biru ditengah warna putih huruf

warna merah- DA = Danger

Pelampung Peralihan Antara Laut Lepas dan Daerah Pedalaman- Bentuk Pelampung : Runcing- Warna Pelampung : Merah putih atau hitam putih berbentuk spiral

Page 62: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

31

Gambar.1.17. Contoh pemakaian alur pelayaran utama sisi kiri, kanan maupun gosong tengah

Page 63: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

32

Page 64: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

33

Page 65: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

34

Page 66: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

35

1.3.9. Pasang Surut

Pasang ialah gerakan vertikal permukaan air laut sebagai akibatbekerjanya gaya tarik bulan dan matahari. Secara global dapatdisebutkan bahwa pasang itu merupakan gerakan naik dari padapermukaan air.

Surut ialah merupakan gerakan turun dari pada permukaan air. Airtenang ialah pergantian dari gerakan naik ke gerakan turun.

Biasanya pasang surut itu terjadi 2 x sehari, keadaan pasang surut tentu akan terjadi air yang paling tinggi pada waktu pasang dan air yang paling rendah pada waktu surut. Jarak antara air tertinggi dan air terendah disebut Lata Air . Dalam kenyataannya air tertinggi dan air terendah itu tidaklah selalu tetap, oleh karena itu diambil air tertinggi rata-rata untuk air pasang, dan air terendah rata-rata untuk air surut. Menjadi perhatian bagi seorang navigator ialah apabila melayari daerah yang dangkal atau didekat pantai terutama bila sarat kapal cukup besar agar diperhitungkan cukup matang sehingga kapal tidak kandas.

Dalamnya air dipeta selalu dihitung dari muka surutan ( chart datum ) yang merupakan sebuah permukaan khayalan dimana dalamnya laut dihitung. Muka surutan yang dipakai ialah air rendah perbani yaitu letak permukaan air pada waktu air rendah perbani (Low Water Neap = LWN).

Buku Daftar Pasang Surut Indonesia yang ada dikapal memuat informasitentang :- Ramalan harian pasang surut - Ketinggian ramalan pasang surut berdasarkan decimeter- Waktu yang dipakai adalah waktu tolok- Angka-angka yang digaris bawahi menunjukan angka air tertinggi dan

angka air terendah untuk hari itu- Didalam tabel juga diberikan pembagian daerah waktu di Indonesia dan

convertion table.

Cara menggunakan buku pasang surut untuk mengetahui pasang surut disuatu tempat adalah sebagai berikut :- Bulan apa- Tanggal berapa- Jam berapa- Air tertinggi dan air terendah dapat sekalian dilihat pada angka-angka

yang digaris bawahiAda beberapa contoh tabel daftar pasang surut berikut ini

Page 67: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

36

Tabel. 1.1. Contoh Lembaran Harian Daftar Pasang Surut Indonesia

Page 68: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

37

Page 69: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

38

Latihan Soal

Setelah disampaikan pengetahuan tentang Peta Laut yang tersebut diatas, maka selanjutnya diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan internalnya yaitu menerjemahkan, memahami danmenentukan apa yang telah diterimanya. Dengan demikian makasiswa dapat menjelaskan, menguraikan, dan menerangkan sertamengerjakan segala permasalahan yang berhubungan dengan peta laut.Untuk mencapai tujuan dimaksud diatas maka perlu tersedia Peta Laut (Jumlah Peta Laut sesuai dengan jumlah siswa yang telah dibagi dalam kelompok, masing masing kelompok 1 peta laut.Diharuskan siswa membuktikan dan meneliti Peta Laut (nama peta, nomer peta, skalla peta, tanggal dan tahun penerbitan dlsb.) Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bertanya yang belum jelas dan dimengerti segala materi yang telah disampaikan oleh pengajar.a. Tanya Jawabb. Diberikan latihan soal ( gunakan Peta Laut )

Soal - soal1. Jelaskan cara memindahkan posisi dari sebuah peta kepeta lain yang

berbeda skalanya.2. Jelaskan cara anda menyiapkan kamar peta sebelum kapal anda

meninggalkan pelabuhan untuk melakukan pelayaran sehunbungan dengan peta-peta dan buku-buku.

3. Bagaimana cara anda menyiapkan peta laut yang akan anda pakai didalam pelayaran

4. Sebutkan minimal 4 keterangan yang terdapat dibawah judul sebuah peta

5. Dipeta laut Indonesia dimanakah terdapat keterangan :a. Nomor Petab. Nama Petac. Skalla Petad. Satuan ukuran kedalaman yang dipakai e. Variasif. Tahun-tahun yang telah diteliti sebelumnyag. Nama Badan yang menerbitkan

6. Tunjukan perbedaan peta laut dan yang bukan peta laut

Page 70: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

39

1.4. Arah-arah Di Bumi

1.4.1. Arah Us, Arah Um, Arah Up

Dilaut sebuah kapal harus dapat menentukan arahnya terhadap suatu arah acuan (arah referensi) yang telah dipilih. Pedoman magnet dan pedoman gyro dikapal yang dapat memberikan arah acuan dilaut kepada navigator. Pedoman magnet terjadi oleh adanya medan magnet bumi. Oleh karena itu dalam ilmu pelayaran arah-arah Utara dapat dibedakan sebagai berikut :

Utara Sejati (Us) : adalah arah Utara yang jatuh sama dengan arah derajah-derajah pada peta

Utara Magnetis (Um) : adalah arah Utara jarum pedoman semata-mata atas pengaruh magnit bumi

Utara Pedoman (Up) : adalah arah jarum pedoman atas p-engaruhmagnit bumi dan magnit besi dikapal

1.4.2. Variasi

Variasi ialah sudut yang diukur pada suatu tempat, yang merupakan sebuah sudut antara Utara Sejati (US) dan Utara Magnit (UM), nilai Variasi tergantung dari dua hal yaitu.1. Letak atau posisi diatas bumi2. Waktu atau Tahun

A B

Gambar. 1.18.Variasi

Um UsUs Um

Page 71: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

40

Lihat gambar.1.18.Di A : Variasi positif (+) atau Timur, karena UM berada di kanan USDi B : Variasi negatif (-) atau Barat, karena UM berada disebelah kiri US

Tetapi nilai Variasi di A, tidak sama dengan nilai Variasi di B. Disiniterlihat bahwa nilai Variasi tergantung dari letak tempat di bumi.

Perubahan Tahunan Variasi.

Perubahan Tahunan Variasi dapat dinyatakan dengan 2 cara :1. Ditulis perubahan tahunannya sekian menit Barat atau sekian

menit Timur Contoh : Pada Mawar Pedoman di Peta Tahun 1970 ditulis 30 Barat,perubahan tahunannya 5! Timur, Hitung nilai Variasi pada tahun 2007,

PenyelesaianPerhitunganPerubahanVariasinya adalah sebagai berikut :Perubahan Variasi dari Tahun 1970 s/d 2007 yaitu selama 37 tahun = 37 x 5! = 185! = 3 0. 05 ! Timur,Jadi Variasi pada tahun 2007 ialah = 3 0 Barat + 3 0.05! Timur = 05!

Timur, atau Variasi = + 05 !

Contoh lain :Nilai Variasi tahunan 1997 ialah 2 0 T , perubahan tahunannya 6 !

Timur, Hitung nilai Variasi pada tahun 2007. PerubahanVariasinya adalah sebagai berikut :

PenyelesaianPerhitunganPerubahan Variasi dari Tahun 1997 s/d 2007 yaitu selama 10 tahun = 10 x 6 ! = 60 ! = 1 0 Timur.Jadi nilai Variasi pada tahun 2007 ialah =2 0Timur + 1 0 Timur = 3 0 Timur atau (+ 20) +(+ 10)= + 3 0.

2. Jika ada tertulis increasing atau decreasing annually sekian menit artinya adalah :Increasing berarti ditambah, Decreasing berarti dikurangiYang bertambah dan berkurang adalah nilai atau besarnyaVariasi.

Page 72: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

41

Contoh. :Variasi di tahun 1997 ialah 40 B, increasing annually 6!. Hitung nilai Variasi tahun 2007.Berarti dalam 10 tahun nilai Variasinya bertambah dengan 6 x 10!

= 60! = 10 .Jadi nilai Variasi pada tahun 1978 adalah = 40 + 10 = 50 B

Contoh yang lain :Variasi di tahun 1997 ialah 10 B, decreasing annually 12!. Hitungnilai Variasi pada tahun 2007. Berarti dalam 10 tahun nilai Variasi berkurang dengan 10 x 12! = 120! = 20. Jadi nilai Variasi di tahun 2007 ialah = ( 10B ) – ( 20B ) = - 1 B = +10 = 10 T.

Catatan.

ISOGONE : adalah garis dipeta yang melalui tempat tempat dengan nilai Variasi yang sama.

AGONE : adalah garis dipeta yang melalui tempat tempat dengan nilai Variasi Nol.

1.4.3. Deviasi

Jikalau haluan kapal berubah, maka kutub kutub maknit remanen akan berubah tempat juga, sehingga pengaruhnya terhadap pedomanmaknitpun akan berubah.

Karena pengaruh maknit remanen inilah maka jarum atau batang maknit tidak lagi mengarah ke Utara / Selatan maknit melainkan ke Utara / Selatan Pedoman.

Sudut antara Utara Maknit dan Utara Pedoman itu dinamakan DEVIASI.

Deviasi positif (+), jikalau Utara Pedoman berada dikanan (Timur)Utara Maknit dan

Deviasi negatif (-), jikalau Utara Pedoman berada dikiri (Barat) UtaraMaknit.

Page 73: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

42

Gambar. 1.19. Deviasi

UM = Utara MaknitUP = Utara Pedoman

Di A = Deviasi ( + ) karena UP Timur/dikanan UMDi B = Deviasi ( - ) karena UP Barat/dikiri UM

1.4.4. Sembir ( Salah Tunjuk )

Yang dimaksud dengan Sembir adalah perbedaan sudut antara US dan UP.Sembir positif (+), jikalau Utara Pedoman berada disebelah kanan (Timur) dari Utara Sejati ( di A ),Sembir negatif (-), jikalau Utara Pedoman berada disebelah kiri (Barat) dari Utara Sejati (di B ).

Gambar. 1.20. Salah Tunjuk ( Sembir)

Rumusnya menjadi :Sembir = Variasi + Deviasi

Um Up Up Um

Us Um

Up Up Us Um

Page 74: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

43

Turunannya menjadi :Variasi = Sembir - DeviasiDeviasi = Sembir - Variasi

Contoh Soal Dilukis kembali arah Utara Sejati (US), Utara Maknit (UM), dan Utara Pedoman (UP) dalam satu gambar. Kemudian diterangkan kembalibersama sama dengan memberikan pertanyaan dan siswa yangmenjawab tentang Variasi, Deviasi, dan Sembir. Jika telah dipahami dan dimengerti oleh siswa, guru pengajar memberikan contoh soal dalam menerangkan hubungan rumus tersebut diatas.

Soal1. Hitunglah Sembir bila diketahui Variasi + 30 dan Deviasi - 50. Lukislah

juga keadaan itu. Penyelesaian.

Perhitungan : Variasi = + 30 Dengan lukisan : Deviasi= - 50+

Sembir = - 20 UP US UM

D= - 5

S= -2 V= +3

2. Hitunglah Variasi jika diketahui Sembir + 20 dan Deviasi + 50.Lukislah juga keadaan itu.

Penyelesaian.Perhitungan.Sembir = + 20 Dengan lukisan :Deviasi = + 50 –Variasi = - 30

US

UM UP

D = + 5

V= -3 S = + 2

Page 75: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

44

Latihan SoalTanya Jawab- Siswa diberikan waktu yang cukup untuk bertanya yang

belum jelas dan dimengerti segala materi yang telahdisampaikan oleh pengajar.

- Untuk menguji seberapa jauh (%) daya penerimaan siswaterhadap materi pelajaran yang telah disampaikan, gurumemberikan pertanyaan.

Diberikan tes beberapa soal untuk dikerjakan dari beberapa soal dibawah ini dan hasil pekerjaannya dikumpulkan kemudiandikoreksi.

Soal - soal

1. Nilai Variasi dipeta untuk tahun 1991 adalah 20 T. Perubahantahunannya ialah 12! T. Hitunglah nilai Variasi untuk tahun tahun 2002, 2005 dan 2007.

2. Nilai Variasi dipeta untuk tahun 1991 ialah 20 B. Increasing annually 10!. Hitunglah nilai nilai Variasi untuk tahun tahun 1995,1999, 2003, dan 2007.

3. Nilai Variasi dipeta untuk tahun 1993 ialah 10. Decreasing annually 18!. Hitunglah nilai nilai Variasi tahun tahun 1968, 2002, 2007, dan 2005.

4. Hitunglah Sembir, bila diketahui :a. V = - 20 , D = - 40 d. V = + 20 , D = + 30

b. V = - 30 , D = + 20 e. V = + 30 , D = - 10

c. V = - 20 , D = - 50 f. V = + 10 , D = - 40

Lukislah pula keadaan keadaan tersebut.

5. Carilah Variasi dengan perhitungan dan lukisan, jika diketahui :

a. Sembir= - 20, D= - 30 d. Sembi = +30, D= + 40

b. Sembir= - 20, D= +10 e. Sembir= +30, D= -10

c. Sembir= - 20, D=+ 30 f. Sembir= + 3, D = - 50

6. Carilah Deviasi dengan perhitungan dan lukisan, jika diketahui : a. Sembir= - 40, V= - 20 d. Sembir= +20,V = + 60

b. Sembir= -30, V= + 20 e. Sembir= +30 ,V = - 20

c. Sembir= -20, V= + 6 f. Sembir= +10, V = - 40

Page 76: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

45

1.5. Haluan Sejati, Haluan Magnet, Haluan Pedoman

Haluan adalah sudut yang dihitung mulai dari suatu arah Utara kekanan sampai arah horisontal dari bidang membujur kapal kedepan / lunas kapal.

Haluan haluan dihitung kekanan dari 0000 sampai 3600. Sudut sudut yang diukur horisontal antara bidang membujur kapal kedepan dengan arah arah acuan US, UM, UP. disebut :

Haluan Sejati ( Hs )Haluan Maknit ( Hm )Haluan Pedoman ( Hp )

Haluan Sejati ( Hs ) ialah sudut antara US dengan garis haluan kapal, dihitung dari arah utara searah dengan perputaran jarum jam yaitu kekanan.

Haluan Maknit ( Hm ) ialah sudut antara UM dengan garis haluan kapal, dihitung dari utara kekanan

Haluan Pedoman ( Hp ) ialah sudut antara UP dengan garis haluan kapal, dihitung dari utara kekanan.

Gambar. 1.21. Haluan Us, Um, Up

Rumus Rumus :

1. Hp + deviasi = Hm 3. Hp + sembir = Hs 2. Hm + variasi = Hs 4. Hs – variasi = Hm 5. Hm - deviasi = Hp 6. Hs - sembir = Hp

Page 77: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

46

Contoh Soal

Setelah diberikan pengertian dasar tentang haluan haluan kapal seperti tersebut diatas, maka dilanjutkan dengan memberikan contohperhitungan perhitungan dalam mencari haluan haluan kapal dengan penjabarannya sesuai dengan rumus rumus yang ada.

Diharapkan siswa dapat memahami dan sekaligus menerapkan dalam perhitungannya.

SoalKapal dikemudikan dengan Haluan Pedoman 1210. Diketahui Variasi + 30

dan Deviasi + 30. Hitung dan lukislah Sembir (S), Hm dan Hs.

Penyelesaian :

Diketahui :Haluan Pedoman (Hp) = 1210

Variasi = + 30

Deviasi = + 30

Ditanyakan : Hitung dan Lukislah Sembir (S), Hm dan Hs

Perhitungan : Lukisan :

1. Haluan Pedoman (Hp) = 1210

Deviasi = + 30 + US

HaluanMaknit(Hm) = 1240 UM

Variasi = + 30 + UP

Haluan Sejati (Hs) = 1270 S= + 6

2. Variasi = + 30 V=+ 3 D= + 3

Deviasi = + 30 + Hp=121

Sembir = + 60

Hp = 1210 + Hm=124

Hs = 1270 Hs= 127

Contoh yang lain :Diketahui :Haluan Maknit (Hm) = 2600

Variasi = - 50

Deviasi = - 20

Ditanyakan : Hitunglah dan lukislah Sembir (S), Hp dan Hs

Page 78: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

47

Penyelesaian.Perhitungan : Lukisan :

Hm = 2600 US

Variasi = - 50 + U M

Hs = 2550 UP

S= -7

Hm = 2600 D= - 2 V= - 5

Deviasi = - 20 -Hp = 2620 Hs= 255

Variasi(v) = - 50 Hm= 260

Deviasi (d) = - 20 +Sembir (s) = - 70 Hp= 262

Catatan :

1. Garis garis haluan yang ditarik diatas peta adalah garis Haluan Sejati ( Hs )

2. Haluan yang dikemudikan pada pedoman maknit kapal adalahHaluan Pedoman ( Hp )

3. Setelah garis haluan ditarik diatas peta, ditentukanlah arah haluan sejatinya dengan pertolongan mawar pedoman

4. Perhatikan nilai Variasi dipeta5. Perhatikan nilai Deviasi pedoman kemudi pada daftar Deviasi yang

telah disediakan6. Ubahlah Hs menjadi Hp untuk keperluan pengemudian kapal

Latihan SoalTanya JawabTerakhir siswa diberikan soal test tulis untuk dikerjakan dandikumpulkan dan diperiksa oleh pengajar dan dievaluasi, sebagai bahan mengajar berikutnya.

Soal - soal1. Carilah Hs, Hm dan sembir dengan perhitungan dan lukisan

bila diketahui :a. Hp = 1210 V= +20 D = - 50

b. Hp = 0010 V= +30 D = - 60

c. Hp = 1800 V= - 30 D = + 20

d. Hp = 2210 V= - 20 D = + 30

Page 79: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

48

2. Carilah Hp dan Hm dan Sembir dengan perhitungan dan lukisan bila diketahui :a. Hs = 0960 V = +30 D = - 20

b. Hs = 3580 V = - 20 D = - 40

c.Hs = 0310 V = +60 D = - 30

d. Hs = 2630 V = +10 D = 00

1.4.6. Posisi Duga, Salah Duga dan Hasil Pelayaran

Posisi kapal atau yang umum disebut posisi adalah tempat dimana kapal berada disuatu titik dipeta laut hasil baringan-baringan dua atau lebih benda baringan yang menghasilkan perpotongan lintang dan bujur.

Posisi yang diperoleh dari perhitungan haluan dan jauh atau penjangkaan kecepatan / laju sepanjang garis haluan dinamakan Posisi Duga.Sedangkan Posisi Sejati ialah posisi kapal yang diperoleh dari baringan benda daratan, dilaut, dilaut bebas dengan benda-benda angkasa.Hasil Pelayaran ialah haluan yang dituju kapal dengan lintasan yang ditempuh dalam mil laut dengan haluan itu.Haluan dan jauh dari posisi duga ke posisi sejati dinamakan Salah duga.

Gambar. 1.22. Posisi duga, Salah duga

Keterangan :

A = Tempat tolakB = Tempat tiba duga (Posisi duga)C = Tempat tiba sejati (Posisi sejati) diperoleh dari baringan

= benda didaratan D dan E AB = Hasil pelayaran dugaAC = Hasil pelayaran sejatiBC = Salah duga

Kesalahan tersebut diatas dapat disebabkan adanya pengaruh arus atau angin. Jadi bila arus dan angin yang datang dapat diketahui, maka dapatlah dengan mudah diadakan perhitungan-perhitungan.

Page 80: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

49

Pengaruh arus dan angin ini tidak boleh diabaikan begitu saja, terutama pada waktu menghitung haluan dan jauh. Kekuatan arus dan angindinyatakan dalam mil per jam.

Yang dimaksud dengan Arus Selatan itu adalah bergeraknya air menuju kearah Selatan, kemudian yang dimaksud Angin Timur itu adalah Angin datangnya dari arah Timur

Dari pengaruh tersebut maka akan mengakibatkan :1. Posisi Kapal berlayar akan berada disebelah kiri / kanan dari haluan

sejati (garis rencana pelayaran), apabila arus atau angin datang dari arah kanan/kiri kapal.

2. Hasil jarak yang ditempuh kapal tiap jam tidak tetap, karenakecepatan kapal akan menjadi bertambah / berkurang apabila arus / angin datang dari arah belakang / muka kapal.

Dari uraian tersebut diatas dan melihat gambar.1.22. maka dapatditerangkan bahwa :Hasil Pelayaran Duga ialah haluan dan jarak antara tempat tolak dan tempat tiba duga. Hasil Pelayaran Sejati ialah haluan dan jauh antara tempat tolak dan tempat tiba sejati.Sesungguhnya salah duga itu tidak hanya disebabkan oleh pengaruh arus /angin saja , ada beberapa pengaruh yang lain seperti caramengemudi yang tidak benar, penunjukan alat topdal yang tidak tepat dan mungkin juga kesalahan pedoman.

Contoh SoalSetelah diberikan pengertian dasar tentang Posisi Duga, Salah Duga dan Hasil Pelayaran seperti tersebut diatas, maka dilanjutkan denganmemberikan contoh perhitungan perhitungan dengan penjabarannyasesuai dengan rumus rumus yang ada.Soal1. Pengaruh arus terhadap haluan.

Kapal berlayar dari titik A menuju ketitik B dengan Haluan Sejati 0900,dengan kecepatan 10 knots (mil/jam), diketahui ada arus UTL dengan kecepatan 2 mil/jam.

Gambar.1.23. Berlayar Pengaruh Arus

Page 81: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

50

Pada gambar. 1.23. tersebut diatas dapat diterangkan jika tidak ada arus maka kapal akan sampai dititik B (titik tiba), Oleh karena ada arus kearah UTL dengan kecepatan 2 knots, maka kapal tidak tiba di B tetapi dititik C.

2. Menghitung Haluan dan jauh terhadap arus. Haluan dan jauh diatas arus ialah haluan yang harus dikemudikan dan jauh yang harus ditempuh dalam pengaruh arus untuk mencapai tujuan. Oleh karena haluan yang dikemudikan itu terhadap perjalanan yang ditempuh terletak pada sisiatas dari arus ialah sisi dari mana arus itu datang, maka haluan yang dikemudikan disebut “ haluan di atas arus “Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :Diketahui : Tempat Tolak, Tempat Tiba, kekuatan/arah arus dan laju

kapalHitunglah : Haluan yang harus dikemudikan dan jauh yang harus

ditempuhJawab :Misalkan : A = tempat tolak

B = Tempat tibaAD= Kekuatan / arah arus dan AU= Garis Utara Sejati

1. Lukislah Haluan Sejati (Hs) dari A ke B, ialah garis AB2. Lukislah dari titik A, garis arah dan kekuatan arus untuk 1 jam ialah

AD3. Ukurlah kecepatan kapal dalam 1 jam, jangkakan dari titik D

memotong garis AB ditik E. Hubungkan DE4. Buatlah dari titik A garis sejajar dengan DE menghasilkan garis

AF1. Arah garis DE // AF dan BF // AD, maka Inilah haluan diatas arus yang harus ditempuh agar kapal tiba dititik B dan AF adalah jauh diatas arus

Lukisan :

Page 82: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

51

Penjelasan Lukisan.Apabila tidak ada arus dan kapal berlayar dengan haluan AB, dalam waktu 1 jam kapal tentu tiba di E . Kemudian sebaliknya apabila ada arus maka AD adalah arah dan kekuatan arus dalam 1 jam. Untuk menjaga agar kapal tetap bergerak menurut garis AB, maka kapal harusmengambil haluan AF agar kapal tiba di B.

Soal1. Sebuah kapal dengan kecepatan 12 mil/jam bertolak dari A ke B.

Berapa haluan yang dikemudikan mencapai di B apabila terdapat arus TL dengan kekuatan 3 knots .

Penyelesaian :- Hubungkan Titik AB sebagai haluan dipeta- Tariklah dari titik A garis yang menunjukan arah dan kekuatan

arus ( TL, 3 knots) - Dari titik 3 mil tadi, jangkakan kecepatan kapal 12 knots yang

memotong haluan di B (garis p.)- Dari titik A tarik garis sejajar p yang sekaligus merupakan

haluan yang harus dikemudikan untuk mencapai di B (garis q)

Lukisan.

TL US 3 knots 12 mil p

A B Haluan yang dikemudikan ( q )

C

2. Pada jam 01.00 kapal berada di titik A berlayar dengan haluan sejati1100 dengan kecepatan kapal 10 knots, kemudian pada jam 03.00 kapal berada di titik B. Berapakah haluan yang harus dikemudikan dan kekuatan arus agar kapal tiba di B jika arah arus diketahui 0250.

Penyelesaian :- Tariklah dari titik A – C dengan haluan sejati 1100

- Tarik dari titik A tarik arah arus 0250 dan ukurlah jarak kekuatanarus 3,5 dalam mil

- Dari titik 3,5 mil tadi, jangkakan kecepatan kapal 10 knots yang memotong haluan di C.

Page 83: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

52

- Hubungkan titik B ke Titik A (AB) adalah haluan yang harus dikemudikan dengan arah arus 0250 dengan kekuatan arus 3,5 knots

Lukisan.

1.4.7. Rimban

Rimban adalah sudut yang terbentuk antara lunas kapal dan air lunas yang disebabkan oleh angin pada lambung dan bangunan atas darikapal. Jadi oleh karena tekanan angin, kapal akan dihanyutkan terhadap permukaan air hal inilah yang disebut dengan rimban (r). Sudut rimban(r) adalah sudut antara arah muka kapal dan arah kemana kapalbergerak terhadap permukaan air.(lihat gambar dibawah ini ).

Gambar. 1.24. Rimban

Haluan kapal terhadap arah Us adalah Hs, haluan kapal terhadap air disebut Hsr. Jadi perbedaan antara Hs dan Hsr disebut rimban. Dengan demikian akan didapatkan :

Rimban disebut positif (+), angin bertiup dari kiri maka kapaldihanyutkan kekanan dan

Rimban disebut negatif (-), angin bertiup dari kanan maka kapaldihanyutkan ke kiri.

Page 84: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

53

Hs yang diperoleh = Hp + sembir + rimban= Hs (yang dikemudikan) + rimban

( penjelasannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini )

Gambar. 1.25. Hs Yang Dikemudikan Karena Rimban

Contoh SoalSetelah diberikan pengertian dasar tentang Rimban seperti tersebutdiatas, maka dilanjutkan dengan memberikan contoh perhitunganperhitungan dengan penjabarannya sesuai dengan rumus rumus yang ada.

Soal1. Diketahui :

Hp = 1200 , dev = - 50 , dan var = 80 Timurrimban pada angin Barat Daya = 100. HitunglahHaluan Sejati yang diperoleh.

PenyelesaianPerhitungan

Hp = 1200

dev = (-) 50 +

Hm = 1150

var = (+) 80 +

Hs = 1230

(Yang dikemudikan)Rimban= (-)100 +

Jadi Hs = 1130

(Yang diperoleh)

Page 85: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

54

Lukisan

Latihan Soala. Tanya jawab,b. Test Soal dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit setelah

materi kuliah disampaikan.

Soal1. Diketahui Hs yang diperoleh = 2500 , var = 50 Barat dan dev = + 50 ,

Rimban pada angin Barat Laut = 100. Hitunglah Haluan Pedoman (Hp) yang dikemudikan.

2. Diketahui Hs yang diperoleh = 2350 , var = 100 Barat dan dev = + 30 , Rimban pada angin Barat Laut = 150. Hitunglah Haluan Pedoman (Hp) yang dikemudikan.

1.4.8. Melakukan dinas jaga di kapalPembagian Jaga LautDiatas kapal yang sedang berlayar perlu dilakukan pembagian waktu jaga laut dalam perjalanan waktu 24 jam (sehari) dibagi 6 penjagaan, yang masing-masing group penjagaan adalah 4 jam lamanya. Pengaturan lamanya waktu jaga laut seperti pada tabel berikut ini :

00.00-04.00 = Jaga Larut Malam 12.00-16.00 = Jaga Siang Hari 04.00-08.00 = Jaga Dini Hari 16.00-20.00 = Jaga Petang Hari 08.00-12.00 = Jaga Pagi Hari 20.00-24.00 = Jaga Malam Hari

Page 86: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

55

Pengendalian di atas kapal adalah terpusat di anjungan kapal, artinya bahwa semua perencanaan disepakati bersama antara Nakhoda Kapal sebagai pimpinan tertinggi diatas kapal dibantu dengan KKM.Kebersamaan itulah yang menyebabkan terjadinya suatu kerja kelompok yang diwakili oleh semua departem yang ada diatas kapal.

Telah ditengkan diatas bahwa kerja diatas kapal pada waktu dalampelayaran telah dibagi waktu jaga yang diikuti dengan kelompok-kelompok jaga.

Di anjungan kapal dalam menyelenggarakan pelayaran kapal telah dibagi juga kelompok kerja yang berisikan seorang perwira jaga dengan jabatan mualim sebagai penanggung jawab diikuti juru mudi, marconis dansemuanya harus saling mendukung serta mengisi segala kelemahan dan kekurangan bahkan tanpa dimintapun keterangan atau hal-hal yangmembahayakan kapal harus segera disampaikan demi keselamatankapal dan segala isinya.

Page 87: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

56

1.4.9. Menghitung Kecepatan dan Jarak

Cara perhitungan ini tidak ada pengaruh arus dan angin. Maka Jauh atau jarak yang harus ditempuh oleh kapal dalam suatu haluan tertentu dan kecepatan adalah jauh yang ditempuh oleh kapal dalam waktu 1 jam.

Ada beberapa rumus yang sederhana seperti dibawah ini :1. Jika ingin menghitung jauh yang telah ditempuh kapal dalam waktu

tertentu ialah dengan rumus = W x K60

2. Jika menghitung lamanya waktu untuk menempuh suatu jarak tertentu ialah dengan rumus = D x 60

K

3. Jika menghitung kecepatan kapal untuk menempuh waktu tertentu ialah dengan rumus = D x 60

WKeterangan : W : Waktu dalam menit

K : Kecepatan dalam detik lintang (busur)D : Jauh dalam detik lintang (busur)

Contoh Soal. Soal. 1.a. Kapal berlayar dengan Kecepatan 12,8 knots, kemudian telah

berlayar 49 menit. Berapa jauh kapal melayarinya.Penyelesaian :Kecepatan kapal 12,8 knots = 12,8 mil / jam = 12,8’

60Dalam 49 menit kapal berlayarW x K = 49 x 12,8’ = 627,2’ = ± 10,5 mil

60 60 60

b. Kapal berlayar dengan kecepatan 9 mil/jam, kemudian kapal telah berlayar 7 jam 50 menit. Berapa jauh kapal melayarinya.Penyelesaian :Dalam 7 jam kapal berlayar = 7 x 9 mil = 63 milDalam 50 menit 50 x 9’ = 450’ = 7,5 mil

60 60

Soal. 2.1. Jauh yang harus ditempuh 3,7 mil. Kecepatan kapal 9 knots. Berapa

waktu yang diperlukan untuk menempuh 3.7 mil.

Page 88: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

57

Penyelesaian :Jauh yang sudah ditempuh kapal = 3,7 x 60” (D)Kecepatan kapal = 9 knots = 9 mil/jam

= (9 x 60”)Jadi waktu untuk Menempuh jauh 3,7 mil = D x 60’ = (3,7 x 60”) x 60’ =

K (9 x 60”) = 3,7 x 60’ = 222’ = ± 25 menit 9 9

2. Jauh yang harus ditempuh 119 mil. Kecepatan kapal 13,7 knots. Berapakah waktu untuk menempuh jauh tersebut.

Penyelesaian :Jauh yang sudah ditempuh kapal = 119 x 60” (D)Kecepatan kapal = 13,7 knots = 13,7 mil/jam

= (13,7 x 60”)Jadi waktu untukMenempuh jauh 119 mil = D x 60 = (119 x 60”) x 60’ =

K (13,7 x 60”) = 119 x 60’ = 7140’= 521 ‘ = 8 jam 4 menit

13,7 13,7

Soal 3Umpama dalam 50 menit kapal harus menempuh jarak 9,7 mil = 9,7 x 60 = 582 detik lintang (582”), maka setiap 1 menit kapal menempuh 582” : 50 = 11,7”. Jadi jumlah detik lintang yang harus ditempuh dalam 1 menit sama dengan jumlah mil yang harus ditempuh dalam 1 jam. Dalam hal tersebut diatas, maka kapal harus berlayar 11,7 mil/jam untuk mencapai tujuan tepat dalam waktunya.

1. Jauh yang harus ditempuh sebuah kapal misalnya 15 mil, kemudian waktu yang diperlukan 1 jam 10 menit. Berapakah kecepatan kapal yang harus digunakan.

Penyelesaian :Waktu yang diperlukan 1 jam 10 menit = 70 menit = (70 x 60”)Jauh yang ditempuh = 15 mil (15 x 60”)

Kecepatan yang diperlukan = D x 60 = (15 x 60”) x 60’W (70 x 60”)

15 x 60’ = 15 x 6 = 12,6 mil 70 7

Page 89: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

58

1.5. Menentukan Posisi Kapal

1.5.1. Maksud dan Tujuan Penentuan Tempat ( Posisi )

Jika kita sudah mengetahui kedudukan (Posisi kapal) kita, maka kita memiliki titik tolak terpecaya untuk berbagai bagian kebijakannavigasi yaitu :- menentukan arah arah ke titik yang dituju,- menghindari rintangan, gosong gosong, dan bahaya bahaya lainnya,- menentukan haluan dan atau laju yang paling ekonomis,- menetapkan letak duga geografis dan menentukan ETA ( Estimated

Time of Arrival ),- Penentuan arus yang dialami.

1.5.2. Prinsip Penentuan Tempat

Pada gambar dibawah ini terdapat 2 buah garis baringan yaitu garis baringan pertama (1) terhadap mercu suar AA adalah LOP1 dan garis baringan kedua (2) terhadap Tanjung Pulau BB adalah garis LOP2.Jika kedua baringan tersebut dilakukan bersamaan waktu dan tanpasalah, maka titik potong kedua garis baringan (LOP) merupakan posisi kapal ( S ).

Gambar. 1.26.Penentuan Posisi Kapal

Page 90: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

59

1.5.3. Syarat syarat Dalam Mengambil Baringan

Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh baringan dapatdiformulasikan sebagai berikut :a. Titik yang dibaring harus merupakan titik yang dikenal,b. Alat alat baringan yang dipergunakan harus terpasang dengan baikc. Baringan harus dilakukan dengan cermat dan teliti, dianjurkan dan

kebiasaan yang baik untuk membaring dilakukan beberapa kali dan diambil pembacaan rata rata,

d. Koreksi koreksi yang digunakan harus terpercaya (koreksi total, sembir dlsb),

e. Titik dikenal yang lebih dekat letaknya, merupakan pilihan yang baik dari pada titik yang jauh dari kapal.

1.5.4. Macam Macam Garis Baringan

Ada beberapa garis baringan dikapal antara lain adalah sebagai berikut :a. Baringan Sejati ( Bs ) adalah sudut antara Utara Sejati (US) dengan

garis baringan, dihitung dari Utara kekanan,b. Baringan Maknit ( Bm ) adalah sudut antara Utara Maknit (UM)

dengan garis baringan, dihitung dari Utara kekanan,c. Baringan Pedoman ( Bp ) adalah sudut antara Utara Pedoman (UP)

dengan garis baringan, dihitung dari Utara kekanan.

Gambar.1.27. Macam Baringan

Rumus – Rumus :1. Bp + Deviasi = Bm2. Bm + Variasi = Bs3. Bp + Sembir = Bs4. Bp - Bs = Sbr4. Bs - Variasi = Bm5. Bm - Deviasi = Bp6. Bs - Sembir = Bp

Page 91: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

60

Contoh SoalSetelah disampaikan materi tersebut diatas siswa diajak untukmemperhatikan dan mengikuti penyelesaian dari pengajar (siswa terlibat aktif) dalam penggunaan rumus rumus yang telah diterima seperti pada contoh soal berikut ini.

SoalPenggunaan Rumus dalam perhitungan dan lukisannya.

Sebuah kapal sedang berlayar dilaut telah melakukan baringan Suar yang telah diketahui dengan pasti didapatkan Baringan Pedoman 2200,Variasi dipeta menunjukan nilai + 30, daftar Deviasi menunjukan nilai + 20. Hitung dan lukislah Sembir, Bm, dan Bs.

Diketahui :Bp = 2200

Variasi = + 30

Deviasi = + 20

Ditanyakan : Hitung dan lukislah Sembir, Bm dan Bs.Jawab :Penyelesaian : Perhitungan :

Variasi = + 30

Bp = 2200 Deviasi = + 20 +Deviasi = + 20 + Sembir = + 50

Bm = 2220

Variasi = + 30 +Bs = 2250

Bp = 2200

Sembir = + 50 +

Bs = 2250

US UM

Lukisan : UP

S= +5

V= + 3

D=+ 2

Bp= 220

Bm= 222

Bs= 225

Page 92: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

61

Catatan :

a. Baringan yang dilukis dipeta adalah Baringan Sejati( Bs )

b. Baringan yang diperoleh dari mawar pedoman adalah BaringanPedoman

c. Baringan Pedoman ( Bp ) yang telah didapatkan, jika ingin dilukiskan dipeta harus diubah menjadi Baringan Sejati ( Bs )

d. Pada saat baringan dilukis dipeta, garis baringan bukan ditarik dari kapal ke benda, tetapi dari benda baringan ke kapal, jadi arahnya berbeda 1800 atau arahnya berlawanan.

Artinya bila baringannya lebih kecil dari 1800 hasil baringannya ditambahkan 1800, sebaliknya bila baringannya lebih dari 1800 nilai baringannya dikurangkan dengan 1800.

Latihan SoalEvaluasi dari kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dengan beberapa kegiatan antara lain :a. Tanya Jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan.

Soal - soal1. Diketahui :

Bm= 1300

Variasi = + 50

Deviasi = - 20

Hitung dan lukislah Sembir, Bp dan Bs

2. Diketahui :Bm = 2700

Variasi = - 50

Deviasi = + 30

Hitung dan lukislah Sembir, Bm dan Bs, Hm, dan Hs

1.5.5. Penentuan Tempat dengan Baringan-Baringan

1.5.5.1. Pengelompokan Baringan Benda

Satu benda dibaring satu kalia. Baringan dengan jarakb. Baringan dengan perumanc. Baringan dengan garis tinggi

Page 93: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

62

Satu benda dibaring dua kalia. Baringan dengan geseranb. Baringan sudut bergandac. Baringan empat surat (450)d. Baringan istimewa ( = bar 26½0 terhadap haluan )

Dibaring dua bendaa. Baringan Silangb. Baringan silang dengan geseran

Dibaring tiga benda

1.5.5.2. Baringan Silang

Pengertian DasarDibaring dua benda yang dikenal berturut turut dengan pedoman

misalnya tanjung I dan tanjung II akan diperoleh Baringan Pedoman I ( Bp. I ) dan Baringan Pedoman II ( Bp.II ).

Baringan baringan tadi diperbaiki dengan Sembir(Variasi+Deviasi) sehingga akan didapatkan baringan baringan sejatinya ( Bs ).

Baringan baringan sejati itu dilukis dipeta, ditarik dari bendabenda yang dibaring, dengan arah yang berlawanan. Dimana kedua garis baringan sejati dipeta tadi akan berpotongan, disitulah posisi kapal ( S ). Diposisi kapal ditulis jam, tanggal saat melakukan baringan.

Langkah-langkah membaringProses / urutan melakukan baringan silang seperti tersusun dibawah ini: ( lihat lukisan )

1. Tentukan dan kenalilah benda yang akan dibaring dengan pasti,2. Baringlah kedua benda yang terpilih A dan B secara tepat dan cermat

urutannya3. Jabarkan baringan baringan Pedoman ( Bp ) menjadi Baringan Sejati

( Bs )4. Tariklah garis lurus Baringan Sejati dipeta dari benda A dan B

masingmasing dalam arah berlawanan, kemudian5. Akan dihasilkan titik potong dari kedua garis baringan adalah titik S

adalah Posisi Kapal.

Catatan : Baringan Silang adalah Baringan dari dua benda tanpa perubahan tempat.

Page 94: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

63

Pulau A Pulau B

Gambar 1.28. Baringan Silang

Contoh Soal :Kapal ikan berlayar menuju fishing ground dengan haluan 2600.

Pada jam 17.30 dibaring berturut turut Pulau Emil 1940 dan Pulau Danny 1120. Dari daftar Deviasi didapatkan nilai Deviasi kompas = + 20 dan dipeta mawar pedoman tertera nilai Variasi = + 10. Hitung dan Lukislah posisi kapal pada jam 17.30.

Penyelesaian :Diketahui :Hp = 2600

Pada jam 17.30 membaring : P. Emil Bp.I = 1940,P. Danny Bp.II = 1120

Variasi = + 10, Deviasi = + 20

Ditanyakan : Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 17.30.

Perhitungan

Variasi = + 10 Bp.I = 1940 Bp.II = 1120

Deviasi = + 20+ Sembir = + 30 + Sembir= +30 +Sembir = + 30 Bs.I = 1970 Bs.II =1150

1800 - 1800 +Hp = 2600 170 2950

Sembir = +30 +Hs = 2630

Page 95: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

64

Lukisan :

BS. II= 2950 BS.I = 170

HS = 2630

S = Posisi Kapal

P. Danny

P. Emil

Dari Pulau Emil ditarik garis Baringan Sejati I (Bs.I) dengan arah 170dandari P. Danny ditarik garis Baringan Sejati II (Bs.II) dengan arah 2950.Kedua garis baringan tadi berpotongan di S yang merupakan posisikapal.

Latihan SoalEvaluasi dari kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dengan beberapa kegiatan antara lain :a. Tanya Jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan.

SoalKapal berlayar dengan haluan sejati 3350, diketahui nilai Variasi = 10

Timur (T) dan Deviasi = + 20. Kemudian pada jam 17.00 membaring lampu suar Berhala dengan Baringan Pedoman = 3120, kemudian pada saat yang sama membaring Tanjung Jabung dengan Baringan Pedoman = 2620. Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 17.00.

Page 96: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

65

1.5.5.3. Baringan Bersilang Dengan Tiga Buah Benda Baringan

Pengertian DasarBaringan bersilang dengan tiga buah benda baringan

dilaksanakan seperti pada cara baringan bersilang dengan dua benda baringan, hanya disini benda baringannya ada tiga buahAda beberapa keuntungan dalam baringan ini :a. Baringan ini lebih teliti, karena ada baringan ketiga yang berfungsi

sebagai pengontrol,b. Kemudian dari ketiga perpotongan garis tersebut akan membentuk

sebuah segitiga,c. Didalam segitiga itulah posisi kapal, tepatnya diperpotongan tiga garis

diagonal segitiga.

Langkah-langkah membaringSiswa diajak untuk memperhatikan dan mengikuti proses / urutanmelakukan baringan bersilang dengan tiga benda baringan sepertitersusun dibawah (lihat lukisan)

1. Tentukan dan kenalilah benda yang akan dibaring dengan pasti,2. Baringlah ketiga benda baringan yang terpilih ( I, II, III ) secara tepat

dan cepat berurutan,3. Jabarkan baringan baringan Pedoman (Bp) yang didapatkan dari

ketiga benda baringan menjadi Baringan Sejati ( Bs ),4. Tariklah garis lurus baringan sejati dipeta dari benda I, II, III masing

masing dalam arah berlawanan, kemudian5. akan dihasilkan titik potong dan membentuk setiga kecil yang

merupakan posisi kapal.

B

A

C

Br.III Br.II

Br.I

S = Posisi Kapal

Gambar 1.29. Baringan Silang dengan Tiga Buah Benda

Page 97: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

66

Contoh Soal.Kapal berlayar dengan haluan pedoman 2760. Pada jam 11.30 berturut turut dibaring Pulau I (Bp.1.) = 3550, Pulau II (Bp.II.) = 480, dan Pulau III(Bp.III.) = 3310. Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 11.30, jika diketahui nilai Variasi = - 30 dan Deviasi = - 20

Penyelesaian :Diketahui : Hp = 2760, Pada jam 11.30 : Bp.I = 3550

Variasi = -30, Bp.II = 480,Deviasi= -20 Bp.III = 3310

Perhitungan

Variasi = - 30

Deviasi = - 20 +Sembir = - 50

Bp.I = 3550 Bp.II = 480 Bp.III = 3310

S = - 50 + S = - 50 + S = - 50

Bs.I = 3500 Bs.II = 430 Bs.III = 3360

1800 1800 1800

1700 2230 1560

Hp = 2760

Sembir = - 50 +Hs = 2710

LukisanBS .II = 2230

BS.I. = 1700

BS. III = 1560

HS =2710

11.30 S = Posisi Kapal

Dari Pulau I ditarik garis baringan I dengan arah 1750 , dari Pulau II ditarik garis baringan II dengan arah 430 dan dari Pulau III ditarik garis baringan III dengan arah 1560. Garis garis baringan tadi akanberpotongan di S yang merupakan posisi kapal jam 11.30 seperti pada lukisan tersebut diatas.

Page 98: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

67

Latihan Soala. Tanya jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan.

Soal.Kapal berlayar dengan haluan sejati 0100 , pada daftar Deviasimenunjukan nilai = - 20, dan dipeta terdapat nilai Variasi = + 10 Kemudian pada jam 09.00 membaring lampu Dian (Bp.I) = 3100 , membaring Pulau Leiden (Bp.II) = 2650 , kemudian yang ke 3 membaring Pulau Nyamuk (Bp.III) = 2310 . Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 09.00.

1.5.5.4. Baringan Bersilang dengan geseran

Pengertian DasarDalam penentuan posisi kapal dengan baringan ini menggunakan

dua (2) benda baringan namun benda baringan kedua ditentukankemudian artinya dibaring setelah beberapa menit dari baringan yang pertama. Jadi baringan kedua dilakukan setelah benda kedua kelihatan dengan pasti.Menghitung jarak yang telah ditempuh adalah dengan kecepatan yang diperkirakan atau dengan pembacaan topdal.

Langkah-langkah membaringDidalam langkah-langkah membaring ini siswa harus dengan

seksama dan teliti mengikuti pengajar dalam menerangkan proses dalam baringan dengan geseran ini, seperti yang tersusun dan terurai dibawah ini.

1. Benda A dibaring dengan mawar pedoman, jabarkan Baringan Pedoman (Bp) menjadi Baringan Sejati (Bs) serta catatlahwaktunya,

2. Baringlah benda kedua B, setelah berselang beberapa waktu lamanya dan catatlah waktunya ( mis. 30 menit kemudian ) serta jabarkan Baringan Pedoman (Bp) menjadi Baringan Sejati (Bs),

3. Lukislah garis lurus baringan sejati I (Bs.I) di benda A, dantentukanlah titik potong C dengan garis haluan,

4. Jangkakan jarak yang ditempuh ( 30! ) pada arah haluan mulaidari titik C didapatkan titik D (lihat lukisan),

5. Geserkan garis baringan I ke titik D dan tarik garis lurus melalui titik D yang memotong garis baringan sejati II dititik S

6. Titik S merupakan posisi kapal

Page 99: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

68

Gambar. 1.30. Baringan Silang Dengan Geseran

Contoh Soal.Kapal ikan berlayar dengan haluan 840 . Pada jam 08.00 Pulau I dibaring 2980 , setelah itu Pulau I tidak tampak lagi. Kemudian pada jam 09.30 Pulau II dibaring 180 , diketahui kecepatan kapal 10 knots, nilai Variasi = - 20dan Deviasi = + 40 Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 09.30.

Penyelesaian : Diketahui :Hp = 840

Pada jam 08.00 Pulau I dibaring Bp.I = 2980

Pada jam 09.30 Pulau II dibaring Bp.II = 180

Variasi = -2, Deviasi = +4Kecepatan kapal = 10 knotsDitanyakan : Hitung dan lukislah posisi kapal pada jam 09.30

PerhitunganVariasi = - 20 Bp.I = 2980 Bp.II = 0180

Deviasi= + 40 + Sembir= + 20 + Sembir= + 20 +Sembir= + 20 Bs.I = 3000 Bs.II = 0200

1800+ 1800 +Hp = 840 1200 2000

Sembir = +20 +Hs = 860

Dari pukul 08.00 s/d 09.30 = 1 jam 30 menit atau 1,5 jamJadi Jarak yang ditempuh adalah = 90 x 10 knots =15 knots atau = 15 mil 60

Page 100: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

69

Lukisan :

Pulau I Pulau II

S (Posisi Kapal)

15mil HS 860

A B Bs.I = 1200 Bs.II =2000

Latihan Soala. Tanya jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan

SoalKapal berlayar dengan haluan sejati 2700 , diketahui Variasi = + 50 dan nilai Deviasi = - 10 , kecepatan kapal rata rata 12 knots. Kemudian pada pukul 08.00 membaring Pulau dengan Baringan Pedoman = 3060 , kemudian pukul 08.40 membaring Tanjung dengan baringan Pedoman = 3320 . Hitung dan lukislah posisi kapal.

1.5.5.5. Baringan dengan Geseran

Pengertian DasarBaringan dengan geseran dilakukan bila hanya terdapat satu benda baringan saja, yang artinya benda baringan yang sama dibaring sekali lagi.

Pada baringan dengan geseran yang harus diperhatikan adalahmenghitung jarak yang ditempuh dan memperkirakan kecepatan kapal. Cara menghitung jarak yang ditempuh yaitu dengan mencatat pukulberapa pada Bp.I dilakukan kemudian misalnya 30 menit kemudian benda tersebut dibaring lagi dengan Bp.II. Misalnya Bp.I pada pukul 08.00 kemudian Bp.II 08.30 maka waktu yang ditempuh adalah 30 menit.

Cara menghitung kecepatan kapal adalah diperkirakan denganperhitungan perhitungan kecepatan dari hasil baringan baringansebelumnya., misalnya didapatkan 12 mil / jam, maka jarak yangditempuh adalah 30 x 12 mil / jam = 6 mil

60

Page 101: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

70

Langkah-langkah membaring

Didalam pemahaman dan penerapan materi kuliah yang telahdisampaikan oleh pengajar adalah kunci keberhasilan dalam mentransfer ilmu yang diinginkan. Oleh karena itu siswa harus dengan seksama dan teliti mengikuti pengajar dalam menerangkan proses baringan dengan geseran, seperti tersusun dan terurai berurutan dibawah ini :

Adapun caranya adalah sebagai berikut :1. Baringlah benda tersebut ( mis : A ) dengan mawar Pedoman (Bp),

dan jabarkan Bp menjadi Bs,2. Tariklah garis lurus baringan sejati (Bs) dibenda A dalam arah

berlawanan (dari benda A kepenilik / kekapal berpotongan digaris haluan dititik B,

3. Setelah selang waktu tertentu (mis 30 menit) benda yang samadibaring pada pedoman, setelah dijabarkan menjadi Bs, kemudian tariklah garis lurus dengan arah berlawanan (garis baringan sejati II / Bs.II ) catat waktunya

4. Jangkakan jarak selisih waktu terhadap kecepan pada arah garis haluan ( C ),

5. Tariklah garis jajar dengan garis baringan I ( Bs.I ) dititik C6. Titik potong dari garis Bs.I yang telah digeserkan melalui titik C

dengan garis baringan sejati II ( Bs.II ) menghasilkan titik Sadalah posisi kapal.

Benda

Gambar 1.31. Baringan Geseran

Page 102: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

71

Contoh SoalKapal berlayar dengan haluan 810 , pada pukul 10.00 dibaring Pulau Ali 3540, kemudian pada pukul 10.30 Pulau Ali dibaring lagi 3030.Penunjukan Topdal pukul 10.00 = 134! dan pukul 10.30 = 140!. diketahui nilai Variasi = -30 dan Deviasi = + 20 . Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 10.30.

PenyelesaianDiketahui : Hp = 0810, nilai Variasi =-30 dan Deviasi = + 20

Bp.I. = 3540 , Bp.II = 3030

Topdal pukul 10.30 = 140!

Topdal pukul 10.00 = 134!

Ditanyakan , hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 10.30.

PerhitunganVariasi = - 30 Bp.I. = 3540 Bp.II. = 3030

Deviasi = + 20 + Sembir = - 10+ Sembir = -10 +Sembir = - 10 Bs.I. = 3530 Bs.II = 3020

1800 - 1800 -Hp = 0810 1730 1220

Sembir = - 10 +Hs = 0800

Penunjukan Topdal pukul 10.30 = 140!

Penunjukan Topdal pukul 10.00 = 134!

Jarak yang ditempuh = 6 = 6 mil

Lukisan :

Pulau Ali

S = Posisi Kapal

6 mil A B Hs=0800

Bs.I =1730 Bs.II = 1220

Pukul 10.00 pukul 10.30

Page 103: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

72

Latihan Soala. Tanya jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan

SoalKapal berlayar dengan haluan sejati 1050 , diketahui Variasi = 1,50 E dan Deviasi = 3,50 W, kemudian pada pukul 19.00 lampu suar Karang Koko dibaring dengan Pedoman = 1700 , kemudian pada pukul 19.30 lampu suar Karang Koko dibaring lagi = 2570 , kecepatan kapal 14 knots. Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 19.30.

1.5.5.6. Baringan dengan Sudut Berganda

Pengertian DasarBaringan Sudut Berganda adalah baringan dengan geseran dimana

baringan kedua mempunyai sudut terhadap haluan adalah 2 x dari sudut baringan pertama. Jadi jarak kebenda yang dibaring pada baringankedua adalah sama dengan jauh yang digeserkan antara kedua baringan tersebut ( segitiga sama kaki ).

Pada baringan sudut berganda ini dimana pada baringan kedua dilakukan setelah ditentukan dan dihitung arah garis baringan kedua dipeta didapatkan Baringan Sejati ( Bs ) yang dijabarkan menjadiBaringan Pedoman ( Bp ). Dengan diketahui Baringan Pedoman ini, kemudian dijaga pada mawar pedoman sampai benda baringan tersebut sama dengan (tepat) Baringan Pedoman (Bp) yang dihitung, jikabaringannya Bp cocok, pukul /jam/waktu dicatat dan jarak yang ditempuh dari baringan I ke baringan ke II juga dihitung dan akhirnya posisi kapal ( S ) dapat ditemukan.

Langkah-langkah membaringDidalam pemahaman dan penerapan materi pelajaran yang telah

disampaikan oleh pengajar adalah merupakan bagian yang sangatpenting yang merupakan kunci berhasil atau tidaknya transfer ilmu yang diinginkan. Oleh karena itu siswa harus dengan seksama dan telitimengikuti penjelasan pengajar dalam menerangkan proses baringansudut berganda seperti tersusun dan terurai berurutan dibawah ini.Adapun caranya adalah sebagai berikut :1. Benda A dibaring dengan mawar pedoman, kemudian jabarkan

Baringan Pedoman (Bp) menjadi Baringan Sejati (Bs),2. Lukis Baringan Sejati I (Bs.I) dipeta dengan arah berlawanan dan

membentuk sudut sudut dengan garis haluan (sudut a ) 3. Lukislah sudut dengan busur derajat, atau dengan mistar jajar dari

mawar pedoman dipeta

Page 104: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

73

4. Kemudian tariklah sebuah garis lurus Baringan Sejati II (Bs.II)membentuk sudut ß sebesar 2 x sudut a ( sudut terhadap arah garis haluan )

5. Jabarkan Bs.II menjadi Bp.II6. Catat waktunya tepat sudut ß = 2 x sudut a (Bp.II). kemudian

jangkakan jarak (mil) hasil selisih waktu dari Bs.I ke Bs.II, dari titik A digaris Bs.II didapatkan titik S.

7. Titik S pada baringan sejati II (Bs.II) merupakan posisi kapal.

Benda A

S (Posisi kapal)500(2 x a)

250 (a)Bs.II

Bs.I

Gambar. 1.32. Baringan dengan Sudut Berganda

Contoh SoalKapal berlayar dengan haluan sejati 820 , Pada pukul 11.00 Pulau A dibaring 0230 topdal dibaca 033! , diketahui Variasi = + 30 dan Deviasi = -10 . Pada baringan II pulau A dibaring lagi topdal dibaca 042! . Hitung dan lukislah posisi kapal dan kecepatannya.

PenyelesaianDiketahui :Hs = 820 , nilai Variasi = + 30 , dan Deviasi = - 10

Bp.I = 0230 , Topdal dibaca 033!

Bp.II = 0330 , Topdal dibaca 042!

Ditanyakan : a. Hitung dan lukislah posisi kapalb. Kecepatan kapal

Page 105: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

74

PerhitunganVariasi = + 30 Hs = 820

Deviasi = - 10 +Sembir = +20

Bs.I = Bp.I + Sembir= 0230 + ( +20 )= 0230 + 20

= 0250 + 1800

= 2050

sudut B = 570 ( 820 - 250 = 570 )sudut C = 2 x 570 = 1140

Lihat lukisan :Bs.II = ( 820 + 3600 ) - 1140

= 4420 - 1140

= 3280 - 1800

= 1480

Bp.II = 3280 - (+20 )= 3280 - 2 0

= 3260

Baringan II ( 3260 ) tepat waktunya dicatat misal pukul 11.48, topdal dibaca 042! .Jarak yang ditempuh ialah 042! - 033! = 9 mil. Jangkakan dari Pulau A di Bs.II (9 mil) diperoleh titik S adalah posisi kapal pada pukul 11.48.Lukisan :

Pulau A

9 mil

570 1140

a ßS(posisi kapal)

Bs.I = 2050= 250

(11.00) Bs.II= 3280= 1480 (11.48)

Latihan Soala. Tanya jawabb. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan.

Page 106: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

75

SoalKapal berlayar dengan Haluan 117,50 , diketahui nilai Variasi = + 10 dan Deviasi = + 1,50 , Pada pukul 10.00 Pulau A dibaring 147,50 , Topdal menunjukan angka 63! , kemudian pada pukul 10.30 Pulau tersebut dibaring lagi dengan Baringan Pedoman 177,50 , Topdal menunjukan angka 68,6! . Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 10.30 dan kecepatannya.

1.5.5.7. Baringan empat Surat ( 450 )

Pengertian DasarBaringan empat surat (450 ) adalah baringan sudut berganda dimana baringan kedua berada melintang dengan kapal membentuk sudut 900 , yang artinya dimana garis baringan dipeta terlukis untuk Baringan Sejati I (Bs.I) dengan sudut 450 dan baringan sejati II (Bs.II) dengan sudut 900 .

Seperti pada baringan sudut berganda pada baringan kedua (Bs.II) yang telah dijabarkan menjadi Baringan Pedoman (Bp.II) dijaga pada pedoman baringan sampai benda baringan tersebut sama (tepat) dengan Baringan Pedoman yang dihitung (90).

Jika baringannya (Bp) cocok ,kemudian jam/waktu dicatat dan jarakditempuh dari baringan I ke baringan II jiga dihitung. Kemudian akhirnya posisi kapal (S) dapat diketemukan.

Langkah-langkah membaringLangkah-langkah proses baringan empat surat (450 ) seperti tersusun dan terurai berurutan dibawah ini :Adapun caranya adalah sebagai berikut :

1. Dipeta dilukiskan garis garis baringan benda I dan II sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 450 (4 surat) dan 90 0 dengan garis haluan kapal,

2. Baringan Sejati (Bs.I) dan Baringan Sejati II (Bs.II) diubah menjadi BP.I dan Bp.II,

3. Mualim jaga bersiap siap di mawar pedoman / kompas baringan, pada saat Bp.I cocok dengan arah baringan yang telah dihitung dicatat jam / pukul / penunjuk waktu, pada saat Bp.II cocok dengan arah baringan yang telah dihitung dicatat jam / pukul / penunjuk waktu dan jarak

4. Jarak yang ditempuh dari baringan I sampai baringan II dihitung dan jangkakan dari benda A pada garis baringan II didapatkan titik S,

5. Titik S pada baringan sejati II (Bs.II) merupakan posisi kapal.

Page 107: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

76

Gambar. 1.33. Baringan 4 Surat (450)

Contoh SoalKapal berlayar dengan haluan sejati 520, diketahui nilai Variasi

= + 30 dan nilai Deviasi = - 50 Pulau A dibaring (dilukis dipeta saat kapal membentuk sudut 450 dan 900 ) didapatkan Bs.I = 970 dan Bs.II = 1420 , Mualim jaga mencatat Bp.I pukul 12.11 dan Bp.II pukul 13.02. Kecepatan kapal 12 knots. Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 13.02.

PenyelesaianDiketahui : Hs = 520, nilai Variasi = + 30 dan Deviasi = - 50

Titik B sudut 450 , Bs.I = 970

Titik C sudut 900 , Bs.II = 1420,Kecepatan kapal 12 knotsDitanyakan : Posisi kapal pada jam 13.02

Perhitungan :Variasi = + 30 Bs.I = 970 Bs.II = 1420

Deviasi = - 50 + Sembir= -20 - Sembir= - 20 -Sembir = - 20 Bp.I = 990 Bp.II = 1440

Lama waktu dari baringan I ke II =13.02–12.11= 51!

Jarak yang ditempuh ,, = 51 x 12 = 10,2 mil60

Dari Pulau A di jangkakan jarak 10,2 mil pada baringan II maka diperoleh titik S merupakan posisi kapal pukul 13.02

Page 108: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

77

Lukisan : Bs.II = 1420 / Bp.II = 1440

900 pkl.13.02 S = Posisi Kapal

10,2 mil

Bs.I = 970 / Bp.I = 990

Pkl. 12.11 450

Pulau AHS = 520

Latihan Soal1. Tanya jawab,2. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan

SoalHaluan sejati kapal dipeta 950 , diketahui nilai Deviasi = - 30 , Variasi = 00

, pada pukul 07.00 membaring P.Kambing dengan Baringan Pedoman = 1430 , kemudian pada pukul 08.00 dibaring lagi P.Kambing denganBaringan Pedoman = 1880 , kecepatan kapal 6 knots. Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 08.00.

1.5.5.8. Baringan Istimewa

Pengertian DasarBaringan ini dikatakan istimewa karena sebelum benda baringanmelintang kapal (900 ), posisi kapal sudah bisa diperoleh. Diatas peta dilukis tiga buah garis baringan sedemikian rupa, sehingga garis baringan I (Bs.I) membentuk sudut 26,50 dengan garis haluan, dan baringan ke II serta baringan III masing masing membentuk sudut 450 dan 900 dengan garis haluan. Arah arah garis baringan sejati dihitung dan ditentukan kemudian diubah menjadi baringan baringan Pedoman ( Bs.I menjadi Bp.I, Bs.II menjadi Bp.II, Bs.III menjadi Bp.III)

Setelah dihasilkan baringan baringan pedoman selanjutnya dicocokan dan dicatat pukul berapa dimasing masing Baringan Pedoman ( Bp.I,Bp.II, Bp.III ).

Page 109: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

78

Khususnya jarak yang ditempuh antara baringan Sejati I dan II dihitung berapa mil jaraknya, kemudian hasil jarak ini dijangkakan di baringan Sejati III didapatkan posisi kapal sebelumnya ( S2) lihat lukisan, kemudian S1 di baringan sejati II didapat dari garis sejajar dengan haluan sejati kapal yang ditarik dari titik S2 memotong garis baringan sejati II di S1.

Jadi inilah istimewanya baringan ini dimana posisi kapal (S2) di baringan III telah diketahui terlebih dahulu (jauh sebelumnya) walaupun belum tepat waktunya.

Langkah-langkah membaringLangkah langkah yang harus dilakukan dalam menentukan posisi

kapal dengan baringan istimewa seperti tersusun sebagai berikut :1. Diatas Peta dilukis tiga buah garis baringan sejati dengan benda

baringan A garis Baringan Sejati I (Bs.I) membentuk sudut 26,50

dengan garis haluan, Baringan Sejati II (Bs.II) dan Baringan Sejati III (Bs.III) masing masing sudut 450 dan 900 dengan garis haluan,

2. Jabarkan Bs.I dan Bs.II menjadi Bp.I dan Bp.II3. Mualim jaga bersiap siap dipedoman baringan, pada saat Bp.I cocok /

tepat dengan Bp.I yang telah dihitung, jam waktu / pukul dicatat, kemudian pada Bp.II juga dicatat,

4. Hitung jarak yang ditempuh antara baringan Pedoman I dan baringan Pedoman II,

5. Jarak tersebut jangkakan pada baringan sejati III didapat titik S2

(Posisi kapal),6. Dari titik S2 dibuat sejajar dengan garis haluan sejati kapal dan

memotong garis baringan sejati II dititik S1 (Posisi kapal), 7. Titik S1 dan S2 adalah posisi kapal , titik S2 diketahui lebih dulu

sebelum kapal melintang terhadap benda A atau tiba ditempat itu (dinamakan baringan istimewa)

Gambar 1.34. Baringan Istimewa

Page 110: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

79

Contoh SoalKapal berlayar dengan haluan sejati Timur. Dipeta dilukis garis garis baringan I, II, III, sedemikian sehingga masing masing membentuk sudut 26½0, 450 , 900 dengan garis haluan kapal. Diketahui pula nilai Variasi = + 10 , Deviasi = +30. Pada Baringan Pedoman I (59½0) dicatat pukul 10.13, kemudian pada Bp.II (410) dicatat pukul 10.53 dan pada Bp.III dicatat pukul 11.33. Hitung dan lukislah Posisi Kapal pada Bp.III melintang tepat 900 dengan Pulau Damar.

PenyelesaianDiketahui : Hs = 900 , Variasi = + 10 , Deviasi = + 30

Di peta dilukis garis garis baringan I (26½0, II (450 ), III (900 )Pukul 10.13, Bp.I = 59½0

Pukul 10.53, Bp.II = 410

Pukul 11.33, Bp.III

Ditanyakan : Hitung dan Lukislah Posisi kapal pada Bp.III

Perhitungan

Variasi = + 10 Bs.I = 900- 26½0 = 63½0

Deviasi = + 30 + Bs.II = 900- 450 = 450

Sembir = + 40 Bs.III = 900- 900 = 00 (3600)

Bs.I = 63½0 , Bs.II = 450, Bs.III = 00 = 3600

Sembir= + 40- Sembir = + 40 - Sembir = + 40 - Bp.I = 59½0 Bp.II = 410 Bp.III = 3560

Hitung jarak yang ditempuh kapal dari Bp.I (10.13) sampai Bp.II(10.53) = 40 menit, jika kapal mempunyai kecepatan 12 mil / jam, maka akan didapatkan jarak = 40 x 12 mil / jam = 8 mil.

60

Jangkakan jarak 8 mil pada Bs.III melalui P.Damar (Benda A)didapatkan titik S2 (Posisi kapal pada pukul 11.33)

Tarik garis sejajar dengan haluan kapal melalui S2 memotong garis Bs.II dititik S1 (Posisi kapal pada pukul 10.53)

Jarak S1 ke S2 = 8 mil / P.Damar ke S2

Page 111: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

80

Lukisan :

A /P. Damar

26½0 450 900

B C D HS= 900

S2 S1Bp.I = 59½0

Bp.II = 410 Bp.III = 3560

Latihan Soala. Tanya jawab,b. Latihan Soal dibawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30 menit

setelah materi disampaikan.

SoalKapal dikemudikan dengan haluan sejati 2600 , diketahui Variasi = 00 , dan Deviasi = 120 , berlayar dengan kecepatan 8 knots. Dipeta dilukis garis garis baringan dimana baringan I, II, III, membentuk sudut 26½0 450

, 900 , dengan garis haluan kapal. Mualim jaga mencocokan baringan pedoman I Bp.I) tepat pukul 10.00, kemudian baringan Pedoman II (Bp.II) tepat pada pukul 10.30.Hitung dan lukislah posisi kapal pada baringan ke III pada pukul 11.00.

1.5.5.9. Baringan dengan Peruman

Pengertian DasarPenentuan Posisi kapal dilaut dengan baringan peruman ini dilakukan dengan menggabungkan antara garis baringan dengan kedalam perairan hasil peruman. Dalam menduga dalamnya perairan perlu diperhatikan daftar pasang surut. Dalam air hasil peruman dikurangi dengan tinggi pasang adalah dalam air yang tertera.

Baringan dengan peruman ini hanya dapat dilakukan pada tempat tempat yang mempunyai ramalan pasang – surut dan kedalaman air ditempat

Page 112: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

81

tersebut dipetakan dengan jelas, serta garis baringan tidak mengenalikedalaman kedalaman air untuk daerahtersebut. Namun demikian,tempat kapal (Posisi kapal) yang diperoleh dengan cara ini tidaklah begitu tepat bila dibandingkandengan cara cara baringan lainnya.

Langkah-langkah membaringLangkah-langkah proses baringan peruman seperti tersusun dan

terurai berurutan dibawah ini :

1. Baringlah benda A pada pedoman / Kompas baringan,2. Jabarkan Baringan Pedoman (Bp) ke Baringan Sejati (Bs)3. Tariklah dipeta garis lurus baringan sejati melalui benda yang dibaring

dalam arah berlawanan,4. Tentukan kedalaman air oleh peruman pada saat air surut (lihat

Daftar Pasang Surut),5. Carilah pada garis baringan sejati (dipeta) suatu kedalaman yang

sama dengan kedalaman peruman,6. Jika ada kedalaman yang sama disitulah titik S Posisi kapal7. Penting juga jenis dasar laut untuk diketahui.8.

Gambar : 1.35. Baringan dengan Peruman

Contoh SoalKapal berlayar dengan haluan 0100 diperairan teluk Jakarta. Pada

pukul 10.00 dibaring P. Damar Besar 3020 dan bersamaan itu dalamnya air diperum 24,6 meter. Diketahui nilai Variasi = - 20 dan Deviasi = + 50.Hitung dan lukislah posisi kapal (Daftar pasang surut untuk Tg. Priokdidapat tinggi pasang untuk hari itu pukul 10.00 = 0,8 meter.

Page 113: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

82

Penyelesaian :

Diketahui : Variasi = - 20 Bp.I = 3020

Deviasi = + 50 + Sembir= + 30 + Sembir = + 30 Bs.I = 3050

1800 - Hp = 0100 1250

Sembir = + 30 + Hs = 0130

Dalamnya perairan menurut peruman = 24,6 meter Tinggi pasang dari Daftar Pasang – surut = 0,8 meter - Dalamnya air dipeta = 23,8 meter

Lukisan :

P. Damar Hs = 130

S Posisi kapal

Bs = 1250

Latihan Soalc. Tanya jawab,d. Latihan Soal di bawah ini dikerjakan saat itu dengan waktu 30

menit setelah materi disampaikan.

SoalKapal berlayar dengan haluan sejati = 3120, Variasi = - 10 dan Deviasi = -10, pada pukul 19.00 membaring Suar IDI, Bp = 2230 dan pada saat itu echosounder / peruman menunjukan dalamnya laut = 29 meter. Hitung dan lukislah posisi kapal pada pukul 19.00.

Page 114: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

83

15.6. Menentukan deviasi/kesalahan kompas dengan benda-bendadi bumi

Nilai deviasi pedoman kemudi dan pedoman standard harus selaludiketahui pada setiap saat. Pada suatu saat nilai deviasi tidak sesuai lagi karena besarnya penyimpangan / kesalahan pedoman yang tidak wajar, oleh sebab itu kompas harus di timbal. Bagi seorang navigator / mualim kapal diwajibkan untuk mengetahui cara-cara menentukan deviasipedoman di kapalnya.

Cara-cara penentuan nilai deviasi sebagai berikut :1. Memebaring dua benda yang kelihatan menjadi satu

Benda A

Benda B

Haluan kapal Yang dikemudikan

Garis baringan

Langkah-langkah membaring :1. Pilihlah dua benda baringan di peta yang nantinya akan terlihat

manjadi satu terhadap arah haluan yang dikemudikan,2. Buat garis baringan yang melalui kedua benda baringan tersebut,3. Tunggu di pedoman baring sampai kedua benda baringan

nampak menjadi satu, kemudian dibaring didapatkan baringan pedoman (BP)

4. Tentukan baringan sejati (BS ) – variasi = BM5. Jika hasil BM – BP akan menghasilkan nilai deviasi untuk haluan

tersebutJikalau dikehendaki nilai-nilai deviasi pada haluan yang lain maka cara ini dilakukan berulang-ulang. Lazimnya nilai-nilai deviasi ditentukan untkhaluan-haluan : Utara (00), Timur Laut (450), Timur (900), Tenggara (1350),Selatan (1800), Barat Daya (2250), Barat (2700), Barat Laut (3150).

Page 115: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

84

ContohDi peta terdapat dua buah pulau kecil yang jika dihubungkan dengan sebauh garis akan menghasilkan arah garis baringan 2430, variasi di peta ialah + 20. Kapal diolah gerak dengan haluan-haluan yang telahditentukan kedua pulau tersebut di haruskan selalu terlihat menjadi satu, pada saat itu sekaligus dicatat baringan haluan standard (HPS) danhaluan pedoman kemudi (HPK).

Hasil-hasil kegiatan baringan tersebut seperti pada tabel dibawah ini :

PEDOMAN STANDARD PEDOMAN KEMUDIHaluan B.P. B.M. Dev. Haluan B.P. B.M. Dev.

00 2430 2410 - 20 3580 2410 2410 00

450 2420 2410 - 10 420 2390 2410 + 20

900 2410 2410 00 890 2400 2410 + 10

1350 2400 2410 + 10 1360 2410 2410 00

1800 2390 2410 + 20 1810 2400 2410 + 10

2250 2400 2410 + 10 2250 2400 2410 + 10

2700 2410 2410 00 2680 2390 2410 + 20

3150 2420 2410 - 10 3140 2410 2410 00

Baringan Sejati (BS) = 2430

Variasi = + 20 -

Baringan Magnit (BM) = 2410

Deviasi didapat dari : BM - BP = 2410 – 2430 = - 20

Sebenarnya benda tadi hanya dibaring dari pedoman standard.Sedangkan pedoman kemudi didapatkan dari penjabaran selisihpenunjukan haluan pedoman standard dan haluan pedoman kemudi.

Misalkan : Haluan Pedoman Standard (HPS) = 1350 , baringan = 2400 .Jika Haluan Pedoman Kemudi =1360, maka selisihnya adalah = 1360 - 1350 = + 10

Jadi baringan bila diambil dari pedoman kemudi adalah = 2400

+10 = 2410

Page 116: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

85

Setelah nilai-nilai deviasi ditentukan, kemudian dibuatlah sebuah daftar kemudi atau daftar deviasi untuk pedoman standard dan sebuah lagi untuk pedoman kemudi. Bentuk daftar deviasai adalah sebagai berikut :

DAFTAR KEMUDI PEDOMAN STANDARDHaluan - 30 - 20 - 10 - 00 + 10 + 20 + 30

U

T.L.

T.

T.G.

S.

B.D.

B.

B.L.

U.

DAFTAR KEMUDI PEDOMAN KEMUDIHaluan - 30 - 20 - 10 - 00 + 10 + 20 + 30

U

T.L.

T.

T.G.

S.

B.D.

B.

B.L.

U.

Page 117: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

86

Tiap-tiap kali setelah kapal naik dok atau mengalami perbaikan-perbaikan, nilai deviasi pedoman-pedoman maknitnya akan berubah dan bertambah besar. Agar supaya pemakaian pedoman lebih dapatdipercaya maka nilai deviasinya perlu diperkecil sampai seminal mungkin. Pengecilan atau perbaikan nilai deviasi pedoman maknit dilakukandengan cara menimbal pedoman.

Sedangkan kegiatan menimbal pedoman-pedoman di kapal denganmenggunakan benda angkasa akan di muat dan dijelaskan padakesempatan yang lain ketika diadakan pencetakan periode berikutnya.

Page 118: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

87

BAB. II. ILMU PELAYARAN ELEKTRONIKA DANASTRONOMIS

2.1. Pelayaran Elektronika2.1.1. Pengertian Dasar

Pada khususnya jika kapal berada di laut yang jauh dari daratan atau berlayar di samudera lepas, maka pengetahuan pelayaran astronomis bagi perwira kapal sangat diperlukan dalammengambil suatu tindakan dalam menentukan posisi kapal, untuk menjamin keselamatan pelayaran.

Navigasi Astronomis adalah suatu sistem penentuan posisi kapal melalui benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet. Alat–alat navigasi yang digunakandalam kepentingan tersebut adalah sextant, chronometer dancompass dengan perhitungan tabel-tabel serta Almanak Nautika.

Penentuan posisi kapal di laut atau pada saat kapal melakukan pelayaran maka seorang perwira navigasi di anjungan mempunyai tugas yang berat dakam tanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan pelayaran kapalnya. Penentuan posisi kapal harus dilakukan secara kronologis dengan akurat mempergunakansistim navigasi datar, astronomi maupun elektronik.

Para perwira kapal / seorang navigator diperlukan dan sangat menentukan mampu mengoperasikan, merawat maupunmenganalisa data-data yang diberikan oleh pesawat navigasielektronik.

2.1.2. Cara Mengoperasikan Radio Direction Finder ( R.D.F.)Prinsip bekerjanya pesawat RDF serta penggunaannya dalam kaitannya dengan penentuan posisi kapal adalah sebagai berikut :

Gelombang-gelombang elektromagnetis yang dipancarkan oleh antene pemancar yang dialiri arus bolak balik (alternating current)akan ditrangkap sebuah antene yang dipasang di kapal yang berbentuk kumparan melalui sebuah medan magnet, akanmenginduksi kumparan sehingga akan terjadi tegangan listrik.

Besarnya tegangan listrik yang terjadi didalam kumparan itutergantung pada letak kumparan (penampang kumparan)terhadap arah gelombang elektromagnetis yang menginduksi.

Apabila penampang kumparan menuju antene pemancar (Stasiun Radio Pantai), maka tegangan listrik yang terjadi adalahmaksimum. Perubahan tegangan listrik dari kedudukan

Page 119: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

88

maksimum ke kedudukan tertentu, jika dibandingkan denganperubahan tegangan listrik dari kedudukan minimum kekedudukan tertentu akan lebih mudah didengar atau dilihat, dari pada dari kedudukan minimum.

Dalam melakukan baringan dengan RDF maka carilah kedudukanmaksimum dulu baru kemudian minimum hingga lebih jelasbaringannya dimana perubahan suara maupun gambar tampaknyata juga. Jika pesawat RDF ini dilengkapi dengansistimautomatic bearing, maka navigator hanya tinggal membacapenunjukan jarum baringan.

Keuntungan dari pesawat RDF antara lain :a. Radio Direction Finder (RDF) dapat dipergunakan dalam

navigasi pantai dimanapun kapal berada,b. Kapal-kapal yang akan minta pertolongan karena dalam

keadaan darurat kepada kapal lain atau stasiun pantai/darat, dapat menggunakan pemancar radionya sehingga denganmudah akan ditemukan posisi kapalnya,

Azas dasar dari baringan radio adalah induksi gelombang-gelombang elektromagnetis yang diterima oleh antene di kapal.

Gambar. 2.1. Gelombang-gelombang elektromagnetis dan dan Antenne

Page 120: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

89

Penampang Antene

RADIO DIRECTION FINDER ( R . D. F.)

Page 121: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

90

2.1.2.1. Cara mengoperasikan pesawat1. Sebelum membaring tentukan terlebih dahulu tempat / posisi

duga kapal,2. Identifikasi stasiun pemancar yang akan dibaring,3. Hidupkan pesawat beserta antenenya, pasang Tuning pada

frekwensi stasiun dan putarlah Crusor untuk membaring suara (bunyi), diikuti dengan membaring gambar pancaran hingga pada posisi suara dan gambar yang terbaik.

Garis duduk adalah tempat kedudukan dari penilik yangmembaring dengan sudut yang sama dan waktu yang sama pada suatu stasiun radio.

Tempat kedudukan matematis kapal adalah pada lingkaran besar itu sendiri.Tempat kedudukan matematis kapal adalah berupa lengkungan baringan.

Kesalahan penilikan yang dapat terjadi pada baringan radioadalah ± 20.Kesalahan-kesalahan penting yang dapat terjadi pada baringanradio antrara lain sebagai berikut :

a. Pengaruh Malam Hari ( Night Effect )Proses ionisasi lapisan udara yang timbul pada malam hari lebih kecil dari pada siang hari, sebab pada siang hari proses ionisasi lebih besar oleh adanya sinar matahari. Karena perbedaanterjadinya ionisasi itu maka pada saat baringan radio dimalam hari terjadi pembelokan arah gelombang radio, sehingga terjadipenyimpangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka kalau akan memilih obyek baringan pada malam hari, carilah yang jaraknyakurang dari 60 mil.

b. Pengaruh pantai ( Land effect )Stasiun pemancar darat yang memancarkan gelombang radio akan terjadi pembiasan ( kesalahan arah ) jika melewati pantai,karena adanya kepadatan udara diatas pantai (terutama pantai terdiri dari pasir kering/tanah dan berbukit-bukit)

Untuk mengatasinya adalah dengan mengambil baringan daristasiun pemancar yang arahnya tegak lurus (lihat gambar. 2.2.).Perhatikan anak panah, pembiasan yang terjadi pada gelombang radio pada waktu melewati pantai.

Page 122: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

91

Gambar. 2.2. Pengaruh pantai

c. Kesalahan Manusia ( Human Errors )Kesalahan ini disebabkan karena kurang teliti kecermatanpembaring, seperti pada pendengaran minimum atau kepekaanpada orang yang melayani pesawat serta ketrampilanmenggunakan pesawat radio, nilai kesalahan dapat mencapai ± 20.

2.1.2.2. Baringan Radio dan Cara Melukis BaringanJika baringan dilakukan oleh stasiun radio pantai maka garisbaringan berupa lingkaran besar dan tempat kedudukan kapal berupa lengkaran besar pula. Jika baringan dilakukan oleh kapal, garis baringan berupa lingkaran besar dan tempat kedudukan kapal berupa lengkungan baring ( Curve of Constant Bearing ).

Baik lingkaran besar maupun lengkungan baring, keduanya di peta Mercator pada umumnya bukan merupakan garis lurus,sehingga sulit untuk menggambarkan di peta Mercator.

Bentuk dari gambar lingkaran besar, loksodrom, lengkung baring pada sebuah peta Mercator adalah seperti pada gambar dibawah ini :

Page 123: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

92

Gambar.2.3. Bentuk gambar lingkaran besar, loksodrom,lengkung baring pada peta mercator

Penjelasan :- Lingkaran besar jika digambarkan pada peta Mercator akan

terlukis sebuah garis lengkung dengan sisi cekung yangmenghadap ke Equator.

- Loksodrom jika digambarkan pada peta Mercator akan terlukissebuah garis lurus,

- Lengkung baring jika digambarkan pada peta mercator akan terlukis sebuah garis lengkung dengan sisi cekungmenghadap ke kutub belahan bumi dimana lengkung baring itu terletak.

2.1.2.3. Prosedur-prosedur dalam navigasi radioa. Prosedur kalibrasi pesawat RDF

Bendera Isyarat bunyi A r t i

O _ _ _ . . . Siap untuk memulai kalibrasi

Page 124: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

93

Q _ _ _ . Siap untuk bergantiPada Frekwensi kedua

Bendera OQ _ _ _ . . . Kalibrasi telah selesaiTurun

b. Prosedur QTE dan QTF ServiceQTE = Kapal meminta kepada suatu stasiun radio pantai, arah

baringan kapalnya, jadi stasiunlah yang membaring kapal,

QTF = Kapal meminta kepada suatu stasiun radio pantai, agar membaring posisinya melalui beberapa stasiun radio yang termasuk wilayahnya, jadi yang diberikan adalah langsung posisi kapal tersebut.

c. Prosedur berita bahayaFrekwensi yang digunakan adalah :

Telegraphy - 500 KHz ( S.O.S.) - 8364 KHz

Telephony - 2182 KHz ( MAYDAY)

Tanda Alarm : 12 garis ( - - - - - - - - - - - - )

Panggilan bahaya : S.O.S. 3 x , nama kapal 3 x Silence selama 2 menit

Contoh soal :Kapal anda berlayar dengan haluan sejati 0450 dengankecepatan 150 knots. Pada jam 08.00 anda membaring stasiun radio A dan B denga RDF, masing-masing didapat baringannya 3400 dan 0720 relatif. Jarak anda dari kedua stasiun tersebut diperkirakan sekitar 100 mil masing-masing.

Ditanyakan : Lukiskan kapal anda pada saat membaring Catatan :Tempat duga ( dead reckoning ) adalah : 410 00 N / 1000 00 EPosisi stasiun radio A : 430 00 N / 1010 00 EPosisi stasiun radio B : 410 00 N / 1020 00 E

Page 125: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

94

2.1.3. Cara Mengoperasikan Radio Detection And Ranging (RADAR)Sebuah pemancar Radar kapal maupun di darat akanmenghasilkan pulsa-pulsa pendek dari gelombang-gelombangradio, melalui scanner Radar pancaran pulsa-pulsa tersebutdiarahkan pada area dan obyek yang berada disekeliling kapal.

Jika salah satu gelombang radio dari pulsa-pulsa ini mengenai suatu target misalnya sebuah kapal lain, maka sebagian energi akan dipantulkan oleh kapal tersebut kesegala arah, termasuk dikembalikan kearah kapal yang memancarkan pulsa gelombang radio tersebut.

Pulsa yang dikembalikan diterima oleh sntenne Radar, kemudian diproses didalam sebuah C.R.T. ( Cathode Ray Tube ) dari kapalpengirim. Waktu yang diperlukan antara pemancaran danpenerimaan kembali diperhitungkan dengan teliti untukmenentukan jarak target.

Keuntungan pesawat Radar dibandingkan dengan pesawatnavigasi elektronik yang lain, tidak perlu bekerja sama dengan stasiun Radio Pantai.

Penggunaan pesawat Radar pada prinsipnya adalah untuk :a. Alat penentu posisi ( position fixing )b. Alat pencegah tubrukan ( anti collusion )c. Bernavigasi di alur pelayaran ( piloting )d. Peringatan terhadap keadaan cuaca ( weather warning )

Gambar. 2.4. Standar Radar display

Page 126: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

95

Pesawat Radar terdiri dari 5 bagian penting yaitu :1. Transmitter : Sebuah oscilator yang menghasilkan

gelombang elektromagnet dengan super High Frequency(SHF), biasanya 3000 sampai 10.000 MHz kadang-kadangsampai 30.000 MHz.

2. Modulator : Untuk mengatur transmitter dalampengiriman pulsa, kira-kira 500 – 3000 pulsa dipancarkansetiap detik tergantung dari skala jarak yang sedangdipergunakan.

3. Antenne : Suatu Scanner dipergunakan untukmemancarkan pulsa keluar dan menerima kembali signals yang dikembalikan oleh target. Antenne harus ditempatkan cukup tinggi dan dapat berputar dengan rotation rates 15 – 25 RPM searah jarum jam (putaran clockwise).

Waveguide

Slots 194 cm

Echo Box

Gambar. 2.5. Antenne Radar

4. Receiver : Menerima signals yang datangnya lemah dan dimodulasi kembali untuk muncul di dalam gambar.

5. Indicator : Sebuah Cathode Ray Tube ( CRT ) berbentuk layar dan dipergunakan untuk navigasi Radar yang dinamakan PPI ( Plan Position Indicator )

Page 127: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

96

Gambar. 2.6. Instalasi Radar

Hal-hal yang penting dalam pesawat Radar adalah :

a. Jangkauan ( Range )Dalam kondisi normal dimana antene Radar berada pada ketinggian 50 kaki diatas permukaan air, pesawat radar dapat memberikan data yang jelas dari : Garis pantai, dan obyek-obyek dipermukaan laut.

b. Ketelitian jarak ( Range accuracy )Untuk mengukur jarak suatu obyek secara teliti, pesawat radar dilengkapi dengan : - Fixed range rings

- Variable range marker

c. Perbedaan jarakDalam jangkauan radar 1 mil masih dapat dibedakan

d. Ketelitian baringanSemua obyek yang ada didalam layar Radar dengan cepat dapat diambil baringannya. Ketrelitian dari pengambilanbaringan sebenarnya kesalahan yang terjadi maksimum 10.

Page 128: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

97

2.1.3.1. Radar sebagai Alat Penentu Posisi KapalData-data Radar dinyatakan dalam bentuk gambar pada Cathode Ray Tube ( CRT ) yang disebut juga PPI(Plan Position Indicator ), gambar tersebut serupa dengan bagian peta dengan range yang dipasang.

Dalam cuaca baik akan sangat bermanfaat untuk menjalankan pesawat radar yang dapat terlihat jelas mengenal karakteristik suatu daerah perairan, pada waktu masuk pelabuhan ataubagian-bagian dari suatu pantai.

Dengan demikian berdasarkan pengalaman yang ada dalamtampak terbatas kita sudah mengenal daerah tersebut walaupun hanya tampak dalam layar radar.

Penunjukan gambar didalam layar radar serta baringan / arah yang diambil, hartus memperhatikan terlebih dahulu pengaturan kompass yang dipergunakan. Gambar radar dinyatakan dengan haluan kapal pada bagian depan layar hal ini menguntungkannavigator, menjadi lebih mudah melihat apakah jalannya bebas dari daratan, buoys atau kapal-kapal.

Hal ini lebih sering dilakukan khususnya jika melayari alur sempit, sungai dan lain-lain, dimana yang lebih penting adalah bebas alur kanan dan kiri sedangkan arah halian kapal sebenarnya dapat dibaca di kompas.

Gambar. 2.6. Penentuan posisi dengan Radar

Page 129: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

98

Suatu contoh Radar, dimana teluk tidak nampak secara nyata pada gambar dibawah ini.

Kapal (a) (b)

Gambar. 2.7. Problema baringan teluk

2.1.3.2. Cara Penentuan Posisi Kapal Dengan HasilPengamatan Radar.

a. Dengan baringan dan jarakSebuah kapal berlayar dengan haluan sejati 0200, membaring sebuah tanjung A tepat melintang di lambung kiri kapal,dengan jarak 7 mil

Gambar yang akan nampak di Radar adalah seperti dibawah ini ( lihat gambar. 2.8.).

APOS

7 mil

Gambar. 2.8. Baringan dan jarak

Page 130: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

99

b. Dengan 2 (dua) baringan dan jarakPerlu diingat bahwa penentuan jarak dengan Radar lebih baik dari pada baringan Radar.

.

A

POS

Gambar. 2.9. Dua Baringan dan Jarakc. Dengan 3 (tiga) benda obyek yang kecil (mempergunakan

jarak)Tiga buah obyek yang kecil diukur jaraknya, mungkin akan terbentuk perpotongan busur yang kurang baik seperti tampak pada gambar dibawah ini (lihat gambar. 2.10.).

A

POS C

B

Gambar. 2.10. Tiga benda Baringan

Page 131: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

100

d. Dengan pengukuran jarak dari 3 obyek yang tajamBerlayar melewati sebuah selat sempit dengan memilih obyek-obyek yang baik untuk target Radar, akan memberikan posisi yang baik pula. (lihat gambar. 2.11.)

0500

A

B

POS C

0000

Gambar. 2.11. Pengukuran Jarak Tiga Benda

Page 132: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

101

2.1.3.3. Pengoperasian Pesawat Radar

Menghidupkan pesawat Radar hingga dapat menghasilkangambar dengan baik dan jelas adalah suatu cara dalammengoperasikan pesawat radar. Ada beberapa symbol dari swicth dan control yang dapat dijumpai didalam pesawatRadar antara lain seperti pada gambar dibawah ini.

Page 133: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

102

Gambar. 2.12.Symbol dari switch dan control pada pesawat

2.3.1.3. Sea returnTidak semua gema radar diproduksi oleh item navigasi keras sepertiboat, pelampung dan daratan. Beberapa gema radar mungkin menerima dari ketidak beraturan pada air permukaan laut, khususnya pada jarak dekat oleh patahan, pecahan wavecrest, khususnya di cuaca yangberangin dan laut yang berat.

Gema-gema ini nampak di layar radar pada skala jarak pendek seperti multi gema kecil hampir ke kapal sendiri. Dibawah angin yang tinggi dan kondisi yang ekstrim gema dari kekacauan laut mungkin muncul sebagai background tebal dari bentuk kekacauan hampir suatu disk yangsolid/padat, sejauh satu sampai tiga mil di seluruh arah dari kapal sendiri,

Page 134: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

103

tetapi arah yang paling buruk dimana angin berhembus mengarah ke kapal. Radar telah mempunyai kontrol dari sea clutter, yang mana dapat digunakan untuk meminimalisasi efek atas kekacauan laut yangtertangkap di layar.

2.3.1.4. Gema palsu/salah (false echoes)Kadang-kadang, gema bisa nampak pada layar pada posisi dimanadisana tidak ada target yang nyata (actual). Tipe target ini di sebut falseecho (gema palsu). Suatu waktu itu diketahui sebagai Ghost image (imej hantu), tidak langsung gema atau multi gema tergantung padabagaimana mereka (itu) di hasilkan.

Image hantu biasanya mempunyai kemiripan bentuk dari gema asli, tapi pada umumnya, mereka cuma sebentar-sebentar dan kurang baik dalam penggambaran. Image hantu yang sebenarnya menguasai suatuhubungan tetap dengan respek ke image sebenarnya dankarakteristiknya memproduksi lebih mirip bentuk dengan suatukecenderungan untuk mengotori layar. Image hantu suatu waktudisebabkan oleh target yang lebar, luas, permukaan rata/halus bagaikan mereka lewat didekat kapal Anda.Image hantu kadang-kadang ditunjuk sebagai gema tidak langsung.Gema tidak langsung mungkin nampak ketika disana terdapat target yang besar, seperti melewati kapal pada jarak yang pendek/dekat, atau suatu pantulan permukaan, seperti cerobong kapal atau spotlight pada kapal anda di jalur dengan antenna. Sinyal, pada pertama kali mengenai sisi rata/halus dari target yang besar, akan di refleksikan dan berikutnya gema kembali ke antenna dan ditunjukkan pada display. Bagaimanapun, refleksi yang sama mungkin juga mengenai tiang kapal atau halangan lain dan kemudian tertangkap oleh antena radar dengan kekuatan yang cukup untuk nampak sebagai suatau target pada layar radar padaberbagai lokasi.

Multi gema dapat muncul jika ada target yang besar dan mempunyaipermukaan vertikal yang luas ke kapal anda pada perbandingan jarak dekat. Sinyal transmisi akan direfleksikan kembali dan seterusnya antara permukaan vertikal yang luas dari target dan kapal anda.

Demikian, multi gema akan nampak melebihi gema target asli padabearing yang sama seperti yang ditunjukkan di halaman berikutnya

Page 135: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

104

Gambar. 2.13. Gema palsu/salah ( false echoes )

2.3.1.5 Mengidentifikasi gema-gema kritisRadar juga dapat melihat gema dari hujan atau salju. Gema dari hujan mendadak terdiri atas gema kecil yang tak terhitung banyaknya, secara terus menerus berubah ukuran, intensitas, dan posisi. Kembalinya ini suatu waktu nampak sebagai area kabut/kabur yang besar/luas di displaytergantung pada intensitas dari turunnya hujan atau salju di sel badai. Sel biasanya mungkin dapat di lihat pada jarak/jangkauan yang jauh tiba ke ketinggian tingginya diatas radar horizon dan sangat menolong untuk mengamati potensi kondisi cuaca buruk. Jika kembalinya dari hujan mendadak tidak diinginkan, kontrol untuk kekacauan laut (rain clutter)dapat disetel untuk meminimalisir efek pada layar radar.

Cerobong, tiang atau mesin, ( dimana berlokasi dekat dengan susunan antenna) dapat menyebabkan bayangan. Area bayangan dapat didikenali sejak diluar gangguan disana akan ada reduksi dari target dan intensitas noise, walaupun tidak begitu perlu suatu pemotongan komplit yang terlihat di layar. Bagaimanapun, jika sudut bayangan lebih dari beberapa derajat, itu mungkin blind sektor.

Di beberapa sektor bayangan intensitas beam mungkin tidak cukup untuk memperoleh gema dari suatu objek kecil meskipun dalam jarak dekat, meskipun kenyataannya bahwa sutu kapal yang besar dapat di deteksi pada jarak yang jauh lebih besar.Untuk alasan ini, siku-siku luas dan bearing relatif atas sektor bayangan manapun harus di tentukan pada instalasi. Suatu waktu bayangan dapat di lihat di layar dengan menaikkan gain radar sampai noise ada. Sektor paling gelap mengindikasikan kemungkinan area yangdibayangi/berbayang. Informasi ini harus di tempatkan dekat unit display,dan operator harus waspada dari objek di sektor buta(blind sector) ini.

Page 136: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

105

Gema di layar radar tidak selamanya langsung kembali ke antenna radar. Ada beberapa tipe dari gema palsu/salah yang dapat muncul di display jika terjadi kondisi tertentu. Bagian yang mengikuti, dengan singkatmenjelaskan susunan/pola gema yang mungkin dihasilkan oleh gema-gema palsu ini dan kemungkinan besar penyebabnya. Itu harus dicatat oleh operator radar, melalui observasi/pengamatan, latihan danpengalaman biasanya dapat mendeteksi kondisi ini secara cepat.

Suatu bagian paling kecil dari RF (Radio Frequency) energi dari tiap detak (pulse) transmisi terradiasi keluar membatasi beam radar,memproduksi pola side lobe. Side lobe normalnya tidak mempunyai efekdari jauh atau permukaan objek kecil, tapi gema dari objek besar di jarak pendek dapat menghasilkan suatu pola pada layar radar mirip suatu jarak/jangkauan lingkaran, atau nampak sebagai suatu seri pembentukan gema rusak/pecah. Gema side lobe normalnya terjadi pada suatu jarak dibawah 3 mil dan biasanya dapat di kurangi secara hati-hai/perlahanmelalui reduksi atas Gain atau penyetelan yang tepat dari kontrol seaclutter.

Page 137: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

106

Garis bagian atas display radar mengindikasikan jalan dan kecepatan kapal bersama dengan posisi dari kapal, yang mana akan diganti dengan posisi kursor ketika diaktifkan pada display radar (input headingdibutuhkan). Menu kontrol akan nampak di sisi kanan display radar dalam layar penuh.

Dari standard display tersebut diatas maka hampir semua masalah yang diinginkan dapat terjawab pada gambar. Disamping mengetahui posisi kapal, arah haluan dan kecepatan kapal yang dikemudikan dapatmengetahui jarak kapal-kapal atau benda-benda disekeliling kapalbahkan dapat diketahui haluan dan kecepatan kapal lain.

2.1.4. Satellite NavigationPenentuan posisi dengan sistim satelilite Navigation, didasarkan pada pengukuran perubahan frequency yang terjadi sewaktupenilik memonitor sebuah satelit yang sedang mengorbit bumidengan gerakan relatif terhadap penilik tersebut dipermukaanbumi.

Secara prektek pengoperasian pesawat Satellite Navigationsangat mudah dilakukan, pesawat dihidupkan pada saatmeninggalkan pelabuhan dimana kapal sudah Begin of SeaVoyage.Pesawat terdiri dari sebuah reciever, sebuah data Processor dan sebuah computer. Receiver yang menerima lewat antenne

diproses didalam pesawat dan memberikan hasilnya pada layar atau kadang-kadang dilengkapi pula dengan sebuah printer (alat pencatat).

Sebelum dilakukan observasi maka perlu dilihat dulu satelit mana dan jam berapa akan dapat diambil, tentu saja dipilih yangmemiliki sudut elevasi yang baik (100 – 700 ). Jadi Navigator sudah dapat menduga pada jam berapa satelit akan memberikan posisi yang baik.

Dapat juga dilakukan dengan melihat sebuah tabel, satelit apa yang akan muncul didaerahnya. 2 (dua) menit sebelum muncul, satelit tersebut akan memberikan signal bahwa akan memberikan posisi, tepat saatnya maka alat pencatat berbunyi serta dataposisi kapal tertera di layar.

2.1.4.1. Keuntungan dan Kerugian Satellite NavigationDibandingkan dengan pesawat-pesawat Navigasi elektronik yang lain maka satellite Navigation mempunyai beberapakeuntungan dan kerugian sebagai berikut :

Page 138: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

107

a. Keuntungan :- Dapat digunakan diseluruh permukaan bumi,- Posisi diberikan lebih akurat dari cara navigasi yang lain,- Navigator tidak terlalu sulit mempergunakannya, dan

pemilik pesawat tidak perlu membayar apapun untukpengelolaan sistim,

- Tidak memerlukan peta khusus,- Posisi diberikan dalam bentuk latitude dan longitude serta

tidak memerlukan koreksi-koreksi, karena sudah dihitung oleh komputer,

- Kesalahan pemilihan jalur tidak akan mungkin terjadi,- Sistim ini tidak mungkin terjadi refleksi dari gelombang

radio,- Dengan sistim computer, maka alat tersebut dapat

dipergunakan untuk perhitungan hal-hal yang lain.Misalnya untuk menghitung jarak dan haluan dari satutempat ke tempat yang lain.

b. Kerugiannya :- Harganya mahal- Interval antara 2 posisi yang diberikan adalah maksimum 4

jam, terlalu lama,- Kesalahan pada data mengenai haluan kapal maupun

kecepatan, dapat terjadi,- Masih ada kemungkinan munculnya pengembangan sistim

satelit yang baru,- Tidak dapat digunakan oleh pesawat terbang

2.2. Dasar-dasar Navigasi AstronomiIlmu pelayaran navigasi astronomi merupakan salah satu untukmenjamin keselamatan pelayaran sebuah kapal. Ilmu pelayarannavigasi astronomi dari tahun ketahun terus mengalamipertumbuhan dan selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan teknologi.

Para perwira dikapal khususnya pelayaran samudera setiap hari menggeluti navigasi astronomi, khususnya jika kapal berada dilaut lepas yang jauh dari daratan.

Sebagai awal mempelajari navigasi astronomi terlebih dahulu perlu mengenal beberapa pengertian dasar, antara lain :

1. Navigasi Astronomi adalah suatu sistem penentuan posisikapal melalui observasi benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet. Instrumrnt navigasi yang

Page 139: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

108

digunakan adalah sextant, chronometer dan co,pass dengan perhitungan tabel-tabel serta Almanak Nautika.

2. Bulatan AngkasaDidalam ilmu Bintang bahwa koordinat benda-benda angkasa pada bulatan angkasa dapat ditentukan dengan 3 (tiga) tata koordinat yaitua. Tata koordinat horison dengan argumen Azimuth dan tinggi

benda angkasa,b. Tata koordinat katulistiwa dengan argumen rambat lurus san

zawal benda angkasa,c. Tata koordinat ekliptika dengan argumen lintang astronomis

dan bujur astronomis benda angkasa.

2.2.1. Mengenal beberapa definisi :1. Bulatan angkasa adalah sebuah bulatan dimana pkanet

bumi sebagai pusat, dengan radius tertentu dan semuabenda-benda angkasa diproyeksikan padanya.

2. Katulistiwa angkasa adalah sebuah lingkaran besardiangkasa yang tegak lurus terhadap poros kutub Utara dan kutub Selatan angkasa

3. Meridian angkasa adalah lingkaran tegak yang melalui titik Utara dan titik Selatan.

4. Lingkaran deklinasi adalah sebuah busur yangmenghubungkan kutub Utara dan kutub Selatan angkasa melalui benda angkasa tersebut.

5. Deklinasi ( zawal ) benda angkasa adalah sebagian busur lingkaran deklinasi, dihitung dari katulistiwa angkasa kearah Utara atau Selatan hingga benda angkasa tersebut.

6. Azimuth benda angkasa adalah sebagian busur cakrawala, dihitung dari titik Utara atau selatan sesuai lintang penilik, kearah Barat atau Timur sampai kelingkaran tegak yang melelui benda angkasa, diukur dari 00 sampai 1800

7. Rambat lurus adalah sebagian busur katulistiwa angkasa, dihitung dari titik Aries kearah berlawanan dengan gerakan harian maya, sampai ke titik kaki benda angkasa

8. Titik Aries adalah sebuah titik tetap di katulistiwa angkasa, dimana matahari berada pada tanggal 21 Maret.

9. Lingkaran vertical pertama adalah lingkaran yangmenghubungkan Zenith dan Nadir melalui titik Timur dan titik Barat.

10. Lintang Astronomis adalah sebagian busur lingkaranlintang astronomis benda angkasa, dihitung dari ekliptika hingga sampai ke benda angkasa.

11. Bujur Astronomis adalah sebagian busur lingkaranekliptika, dihitung dari titik Aries dengan arah yang sama

Page 140: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

109

terhadap peredaran tahunan matahari, sampai pada titik proyeksi benda angkasa di ekliptika.

12. Greenwicch Hour Angle ( GHA ) atau sudut jam barat Greenwich, adalah sebagian busur katulistiwa angkasadiukur dari meridian angkasa Greenwich kearah Baratsampai meridian angkasa yang melalui benda angkasa,dihitung dari 00 sampai 3600

13. Local Hour Angle ( LHA ) atau sudut jam Barat setempat, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur darimeridian angkasa penilik kearah Barat, sampai meridian yang melalui benda angkasa, dihitung dari 00 sampai 3600

14. Sideral Hour Angle ( SHA ) atau sudut jam Barat benda angkasa, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari titik Aries kearah Barat, sampai meridian yang melalui benda angkasa, dihitung dari 00 sampai 3600

Gambar. 2.13. Bulatan Angkasa dan Koordinat angkasadari sebuah Bintang

Keterangan : Gambar bulatan angkasa gan koordinatangkasa dari sebuah bintang.Nampak pengukuran busur azimuth dantinggi bintang diatas cakrawala (horizon).

Page 141: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

110

Selanjutnya koordinat-koordinat ini akan merupakan istilah baku yang digunakan dalam navigasi astronomis, baikpemakaian table-tabel atau diagram maupun almanaknautika. Lukisan bulatan angkasa diatas berlaku untukpenilik yang berada di lintang Utara (Kutub Utara angkasa berada diatas titik Utara)

Gambar. 2.14. Diagram Sudut Jam Barat

Keterangan : Diagram Sudut Jam BaratG = Meridian Greenwich¤ = Matahari atau bintang / planet? = Aries? = bulan

Dari gambar diatas dapat dijabarkan kedalam rumus : 1. LHA ¤ = GHA ¤ ± Bujur Timur / Barat2. LHA ? = GHA ? ± Bujur Timur / Barat3. LHA * = GHA ? + SHA * ± Bujur Timur / BaratDalam observasi bintang digunakan titik Aries ( ? ) sebagai titik tetap dan SHA * dihitung dari titik ini karena perubahan SHA * tersebut tidak terlalu besar.

Page 142: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

111

Untuk data bintang di Almanak Nautika hanya dicantumkan nilai SHA dan deklinasi setiap 3 (tiga) hari, sedangkan planet yang dipakai dalam navigasi ada 4 (empat) yaitu Venus,Mars, Jupiter dan Saturnus.

Rumus dasar LHA1. Untuk Matahari, bulan, planet dan Aries

Bujur Timur LHA = GHA ± ------------------

Bujur Barat

Ku

Gr

M

E Q

OL M

Gambar. 2.15. Rumus Dasar LHA

Keterangan : LHA ¤ = GHA ¤ + BTLHA ¤ = GHA ¤ + BB

2. Untuk bintang-bintangBujur Timur

Page 143: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

112

LHA * = GHA ? + SHA * ± ----------------Bujur Barat

Untuk menghitung sudut jam barat bintang diperlukansebuah titik tetap yaitu ? ( Aries ).Sudut Jam Barat = sebagian busur katulistiwa

angkasa dihitung dari titik Aries searah gerakan harian mayasampai titik kaki bintang.

SHA * = 3600 - Rambat Lurus

Gambar. 2.16. Rumus LHA Bintang

Keterangan : LHA * = GHA ? + SHA * + BT Gr = meridian Greenwich

Obs = Observer ( penilik )

2.2.2. Lukisan Angkasa

Pada gambar dibawah ini dapat diuraikan sebagai berikut :Lingkaran luar adalah bulatan angkasaLingkaran dalam adalah bumi yang gambarnya diperbesarT : adalah penilik Bila dari titik pusat bumi P ditarik sebuah garis melalui T, maka akan memotong bulatan angkasa di Z.Z : adalah Zenith,N : adalah nadirKI : adalah Katulistiwa angkasaKi : katulistiwa bumi, katulistiwa bumi berada sebidang

dengan katulistiwa angkasa Ku : kutub Utara bumiKU : kutub Utara angkasa,

Page 144: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

113

ks : kutub Selatan bumi,KS : kutub Selatan angkasaBidang SBUT ialah cakrawala angkasa dan bidang yang sama pada bumi ialah cakrawala sejati penilikn kt = lintang penilik = n KZ = 900 - n Zku.(n dibaca

Busur )n Uku = tinggi kutub = 900 - n ZkuJadi n Uku atau tinggi kutub = lintang penilik

Gambar. 2.17. Lukisan AngkasaKeterangan :

P = titik pusat angkasa n M2M= Tinggi MatahariZ = Zenith penilik n KBITM1 = Sudut jam N = Nadir BaratUs = Cakrawala angkasa n Uku = tinggi kutubKuKs = Poros angkasa = lintang tempat

Page 145: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

114

KI = Katulistiwa angkasa n ZMM2 = Lingkaran tinggiM1Mku = Lingkaran zawal n UM2 atau n UM2 M = Matahari = Azimuth Mataharin M1M = Zawal Matahari

Langkah-langkah / cara-cara membuat lingkaranangkasa antara lain dimulai :

1. Buat sebuah lingkaran yang agak besar,2. Lukis cakrawala angkasa yaitu sebuah lingkaran yang

mendatar,3. Bila lintang sama dengan Utara, maka Utara diletakan

disebelah kanan dan S disebelah kiri, tetapi bila lintang Selatan (titik S) yang diletakan di sebelah kanan maka titik Utara di sebelah kiri,

4. Ukurlah busur Uku atau SKs sama dengan lintangpenilik. Dalam hal ini bujur tidak dimainkan peranan apa-apa,

5. Tariklah poros bumi Ku – Ks,6. Gambar katulistiwa angkasa (LI) tegak lurus pada poros

angkasa,7. Hitung sudut jan Barat matahari dari titik puncak (K) ke

arah Barat, didapat titk M18. Melalui M1 dibuat lengkaran Zawal,9. Zawal diukur dari M1 ke Ku kalau zawal Utara dan ke Ks

kalau zawaknya Selatan,10. Lingkaran tinggi hanya digambarkan jika ditanya.

Biasanya lingkaran tinggi ini tidak ditanyakan

Page 146: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

115

Contoh :Lukislah lukisan angkasa bagi Lintang 250 U Sudut jam Barat matahari = 3000 dan zawalnya = 200.Penyelesaian :Lukisan :

Penjelasan : n KBITM1 = 3000

Uku = 250

n M1M = 200

n M2 M = tinggi mataharin UM2 = asimuth matahari dihitung dari Utara ke arah Tn STM2 = Azimut matahari dihitung dari Selatan ke arah

Timurn ZKS = Derajah penilik

Catatan : 1. Pada saat matahari berembang atas sudut jam beratnya

= 02. Sudut jam barat ini ialah sudut jam Barat setempat atau

lokal hour angle (LHA).

Page 147: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

116

Contoh :Buatlah lukisan angkasa untuk Lintang 350 U. Sudut jam Barat matahari = 2400 dan Zawalnya = 200 S.

Penyelesaian :Lukisan :

Keterangan : n KBIM1 = 2400

n Uku = 350

n MM1 = 200

M = matahari Dalam gambar ini matahari tidak kelihatan, karena terletak di bawah cakrawala.

Page 148: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

117

Contoh :Buatlah lukisan angkasa untuk Lintang 250 S. Sudut jam Barat matahari = 1400 dan Zawalnya = 200 U.Penyelesaian :Lukisan :

Keterangan : n KBM1 = 1400

n Sks = 250

n MM1 = 200

Page 149: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

118

Contoh :Buatlah lukisan angkasa untuk Lintang 250 S. Sudut jam Barat matahari = 1400 dan Zawalnya = 200 U.

Keterangan : n SKs = 3500

n KM1 = 450

n M1M = 200

Untuk menggambarkan hubungan antara GHA, LHA dan P, maka Ku digambarkan sebagai titik pusat lingkaran, Arah Barat ialah putar kiri dan arah Timur putar kanan.

Page 150: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

119

Contoh :GHA = 400

Bujur = 600 T

Lukisan :

GHA diukur dari GR kearah Barat sebesar 400 . Bujur 600 T diukur dari GR ke arah Timur sebesar 600 .LHA diukur dari Z kearah Barat sampai M = 600 + 400 =1000

Karena LHA kurang dari 180 , maka P juga diukur dari Z ke Barat sebesar 1000 , jadi P = 1000 B

Rumus : LHA ¤ = GHA ¤ + bujur Timur

Page 151: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

120

Contoh : GHA ¤ = 1100

Bujur = 500 Barat---------------- -

LHA ¤ = 600

P = 600 B

Rumus : GHA ¤ = GHA ¤ - Bujur BaratLukisan :

Contoh : GHA ¤ = 2900 , Bujur = 1200 T, Diminta : P

GHA ¤ = 2900

Bujur Timur = 1200

---------- +LHA ¤ = 4100

P = 4100 - 3600 = 500 B

Lukisan :

Page 152: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

121

Contoh : GHA = 1100 , Bujur = 1100 T, diminta P

GHA ¤ = 1100

Bujur Timur = 1100

---------- +LHA ¤ = 2200

P = 3600 - 2200 = 1400 BKarena 1400 itu diukur dari Z putar kanan, maka P=140 0 T

Lukisan :

Hubungan antara LHA ¤ dan P.

1. LHA ¤ antara 00 dan 1800 , P = LHA ¤ = Barat2. LHA ¤ antara 1800 dan 3600, P = 3600 - LHA ¤ = Timur3. LHA ¤ antara 3600 dan 5400, P = LHA ¤ - 3 600 = Barat4. LHA ¤ antara 5400 dan 7200, P = 7200 - LHA ¤ = Timur

Page 153: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

122

BAB. III. PERALATAN NAVIGASI

3.1. Peralatan Navigasi Biasa3.1.1. Jenis, Sifat, dan Fungsi

Alat-alat dan pesawat Navigasi adalah salah satu cabang pada ilmu Navigasi yang harus dipelajari oleh setiap Navigator. Dengan melihat perkembangan dan kemajuan teknologi maka navigasi menjadi sangat penting di dunia pelayaran karena mengandung keselamatan perjalanan kapal. Sehubungan dengan itu maka sebagai navigator harusmempelajari dengan sungguh-sungguh baik alatnya maupun carapemakaian alat-alat nya sesuai dengan perkembangannya.

Dalam garis besarnya alat-alat navigasi dapat dibagi dalam 1. Alat-alat/Navigasi biasa2. Alat-alat/Navigasi Modern

Selanjutnya dapat pula dibagi dalam beberapa bagian sesuaidengan maksud dan tujuan alat-alat Navigasi sebagai berikut :a. Alat-alat untuk dipakai jika bekerja di peta laut untuk menarik garis-

garis, melukis sudut-sudut dan lain-lainnya (Alat-alat Menjangka Peta)b. Alat-alat untuk menentukan dalamnya perairan (Peruman,

Echosounder)c. Alat-alat untuk menentukan kecepatan kapal (Topdal)d. Alat-alat untuk menentukan jurusan dan mengukur sudut dalam

bidang datar (Pedoman/Kompas)e. Alat-alat untuk mengukur sudut-sudut mengukur dalam bidang datar

dan vertikal (Sextan)f. Alat-alat untuk membaringg. Alat-alat untuk mengukur temperatur (Thermometer)h. Alat-alat untuk mengukur tekanan Udara (Barometer)i. Alat Pengukur Waktu (Chronometer)j. Alat untuk mengukur kecepatan dan arah angin (Anemometer)

3.1.2. Alat-alat Menjangka PetaDiatas kapal kegiatan menjangka peta adalah mutlak harus dilakukan oleh perwira deck dalam menentukan pelayaran sebuah kapal agar kapal berlayar dengan aman, selamat sampai tujuan.Alat-alat menjangka peta antara lain :

sama kaki siku-siku salah satu sudutnya 300 Gambar. 3.2. Busur Derajat

Gambar. 3.1. Mistar Segitiga

Page 154: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

123

3. Jangka SematBentuknya sama dengan jangka pensil, perbedaannya ialah

jangka pensil sebelah kakinya dipasangkan pensil, sedangkan jangka semat kedua kakinya tidak memakai pensil. Kegunaan jangka sematadalah untuk menjangka atau mengukur jarak dan membagi sebuah garis dalam jangka yang sama.

Gambar.3.3. Jangka Semat

4. Mistar JajarAlat ini terdiri dari dua mistar yang dibuat dari kayu, atau dari

plastik.Mistar jajar ini dipergunakan untuk :a. melukis garis yang harus berjalan sejajarb. melukis baringan diatas peta laut dengan perantaraan piringan

pedoman yang ada di peta laut tersebut

Gambar.3.4. Mistar jajar

3.1.3.Alat-alat Untuk Menentukan Dalamnya perairan denganPeruman

a. Perum TanganAlat Perum Tangan ini terdiri dari 2 bagian yaitu :a. Tali perum dengan merkah-merkahnyab. Batu perum

Page 155: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

124

Tali Perum- Bahan dari serat henep 18 benang yang dipintal kiri menjadi 3 streng- Sifat tali cepat mengisap air, cepat tenggelam- Panjang : Kurang lebih 55 meter- Ukuran panjang setiap merkah satuan meter- Pemasangan merkah pada tali perum dalam keadaan basah.- Pemasangan tanda merkah tidaklah mutlak tergantung juru perum

karena yang menggunakan langsung. - Kira-kira 3 meter jaraknya dari batu perum dipasangkan sepotong kayu

kecil (pasak lintang) untuk pegangan waktu siap melemparkan perum.- Ujung tali perum yang menghubungkan batu perum dibuat mata besar

(eye splicing)

Batu Perum- Beratnya kira kira 3 – 7 Kg- Bahannya dari timbel, bentuk di bagian bawahnya berlubang yang diisi

gemuk gunanya untuk mengetahui jenis dasar laut dengan melihatbekas-bekas yang melekat pada gemuk tersebut.

ca : lubang diisi gemukb : merkah nol kapal hydrografyc : merkah nol untuk kapal niaga b

a

Gambar.3.5. Batu PerumCara Memerum

Kapal harus jalan perlahan-lahan sekali (paling cepat 7 mil) atau berhenti. Kebiasaan dalamnya air yang dapat diukur ialah kecepatan x dalamnya air = 60, jadi kira-kira 20 depa. Peruman hendaknya dilakukan pada sisi diatas angin agar tali perum tidak jauh di bawah kapal.

Pertama-tama batu perum diayunkan dahulu untuk mencapai kekuatan awal yang kuat dengan tangan kanan, kemudian dibuang ke depandengan diikuti uluran tali sampai tegak lurus di dasar laut, sedangdalamnya air mudah dibaca pada merkah tali perum itu. Juru perum dapat merasakan bahwa tali perum telah menyentuh dasar laut. Pada waktu malam pembacaan merkah ialah merkah yang berada padatangan, jadi juru perum harus meneriakan atau memberitahukan kepada Nakhoda/Mualim, umpama 20 di tangan maka dalamnya air yang diukur adalah 20 meter dikurangi dengan tinggi dari permukaan air sampai pada tangan juru perum itu.

Page 156: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

125

Selain digunakan untuk mengukur dalamnya air, perum tangan dapat pula digunakan untuk menentukan kecepatan kapal. (lihat gambar 3.7.).

A B

C

Gambar . 3.6. Cara menghitung hasil peruman

Pada gambar tersebut hasil peruman yang telah dilakukan dapatdigunakan menghitung kecepatan kapal sebagai berikut :

AC = dalamnya air yang diukurBC = panjang tali perum yang diukur dan waktu tertentu yang dapat

diketahui dengan menggunakan stop wachtAB = Jarak yang ditempuh

Contoh :Lama tali di area : 5 detikPanjang tali yang diarea : 10 mDalam air yang dikukur : 6 mCara perhitungannya :

ABC = segitiga siku-siku(AB)2 = (BC)2 - (AC)2

= 102 - 62

= 100 - 36= 64

AB = v64 = 8 meterJadi kecepatan kapal/jam :

3600------- x 8 m = 5760 m = ± 3 mil

5

Ada beberapa macam alat peruman yang dapat digunakan antara lain :A. Perum Biasa1. Perum Batang Duga2. Perum Tangan3. Perum Berat

Page 157: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

126

B. Perum Mekanis4. Perum Thomson5. Perum Dobbie Mc Innes6. Perum yang Dijatuhkan7. Perum Gema

3.1.4. TopdalAdalah suatu peralatan dikapal yang digunakan untuk mengukurkecepatan kapal. Ada beberapa jenis topdal yang dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan kapal antara lain :

1. Topda Tangan2. Topdal Arus3. Topdal Tunda4. Topdal Sal (topdal Pitot)5. Topdal Linggi6. Topdal Chernikeef

Salah satu alat topdal tersebut yang banyak digunakan di kapal adalah Topdal Chernikeef meskipun di kapal masih terdapat jenis topdal lain seperti Topdal Tunda.Topdal Tunda yang lebih dikenal dengan nama Topdal Patentmerupakan suatu hasil perbaikan dari pada topdal-topdal yangdisebutkan terdahulu.

Bagian-bagian alat topdal tundaa. Pengapung atau sirip topdal (log fin)b. Pemberatc. Tali tunda dan roda pengaturd. Alat penghitung yang disebut lonceng penghitung(lihat gambar dibawah ini)

Gambar. 3.7. Sirip topdal dan Gambar .3.8. Topdal Tundapemberat

Page 158: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

127

Cara kerjanya

Jika kapal maju, maka pengapung (log fin) akan berbaling, balingan mana diteruskan ke roda pengatur dengan perantaraan tali topdal dan selanjutnya ke lonceng dimana dapat dibaca jarak yang ditempuh. Perlu diketahui bahwa topdal trunda ini dipasang di buritan kapal pada pagar kapal. (lihat gambar dibawah ini )

Gambar. 3.9. Lonceng TopdalGambar. 3.10. Aria Topdal

Topdal Chernikeefa. Prinsip kerjanya

Dalam bumbung dari baja yang keluar dari dasar kapal, dipasang satu balingan kecil yang berputar pada waktu kapal berlayar. Balingantersebut dihubungkan dengan poros yang tipis ke pesawat registersecara listrik dalam kamar peta. Dengan perantaraan pesawat register itu kecepatan kapal dapat dibaca (lihat gambar.3.11.)

Kawat listrik

bumbung

keran

baling-baling

Gambar. 3.11. Kipas

Page 159: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

128

b. Bagian-bagian yang penting

b.1. Mekanisme kipasKipas berupa sebuah baling-baling kecil dipasang di ujung bawah sebuah bumbung berongga vertikal yang dapat keluar di bawah lunas 1½ kaki (lihat gambar diatas). Oleh arus baling-baling akan berputar danmenggerakan mekanisme pemutus arus didalam minyak di tabungberongga. Mekanisme itu menimbulkan pulsa dan pulsa-pulsatersebutditeruskan ke rekorder jarak yang ditempatkan yang mudahdidatangi. Jadi topdal ini jiga dimaksudkan untuk mengukur jarak yang telah ditempuh oleh kapal.

b.2. TransmisiMekanisme pemutus arus digerakan oleh kipas yang menyampaikan pulsa-pulsa ke rekorder jarak setiap 1/100 mil. Arus listrik yangdigunakan diperoleh dari arus jaringan kapal.

b.3. Rekorder JarakTerdiri dari sebuah piringan dengan 4 buah jarum. Jarum merah panjang A menunjukan pecahan-pecahan mil hingga 1/400 mil di skala yang diluar. Satu kali putaran penuh ditempuh satu mil. Jarum hitam B yang besar dan panjang menunjukan jarak-jarak dalam mil. Satu kali putaran penuh ditempuh 100 mil, menyebabkan jarum piringan kecil sebelah kiri rekorder mencatat perubahan satu bagian skala = 100 mil. Setiap kali jarum kecil berputar satu kali putaran penuh, jarum dari piringan kecil disisi kanan berpindah satu bagian skala = 1000 mil

B AC

D

Keterangan gambar :A =Jarum panjang pecahan-pecahan

mil 1/400B =Jarum panjang 1 s/d 100C =Jarum pendek kiri 100 s/d 1000D =Jarum pendek kanan 1000 s/d 10.000

Gambar .3.12. Rekorder Jarakb.4. Papan hubungPapan penghubung dilengkapi sebuah tombol penukar arus yangmengendalikan indikator kecepatan. Disisi depan papan penghubungtertera sebuah tabel kecepatan kapal. Waktu diambil antara 21 kali

Page 160: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

129

cerlang sehingga kecepatan kapal dapat diketahui. Untuk mudahnya, disusunlah tabel kecepatan. Cerlang-cerlang dari lampu biru dibuat oleh mekanisme pemutus arus dari kipas. Oleh karena antara 21 kali cerlang kapal itu telah berjalan sejauh 20/400 mil dan jika waktu yang dibutuhkan = 6 detik, maka kecepatan kapal / jam = 20 x 1/400 x 3600/6 mil = 30mil/jam.

b.5. Indikator KecepatanIndikator kecepatan induk menghitung kecepatan sesuai dengan jumlah pulsa yang diterimanya dan rekorder jarak dalam waktu tertentu. Setiap ada perubahan kecepatan jarum menyentak untuk menyesuaikan dirinya dengan kecepatan yang baru.

b.6. Switch Box

Sw itch & lamp Box

lampu

Tabel kecepatan

Gambar. 3.13. Switch Box

Cara membuat tabel kecepatan Topdal Chernikeff

21 cerlang = 20 interval blue lamp 11 interval = ------ mil

40020 3600 3600 180

S = ----- x ------- = -------- = ----- 400 n” 20 n” n”

S = kecepatan kapaln = jumlah detik dan waktu yang dibutuhkan oleh 21 kali cerlang

180RUMUS : S = -----

N

Page 161: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

130

Contoh :

Waktu(detik)

Kecepatan(mil)

Waktu(detik)

Kecepatan

(mil)4,54,64.74,85,0

4039383736

5,15,35,55,65,8

3534333231

Kelebihan topdal Chernikeff terhadap topdal pitot :1. Dapat digunakan di kapal dengan kecepatan berapa saja2. Kapal dalam keadaan berlabuh, dapat menunjukan kecepatan arus3. Pitot tidak berfungsi pada kecepatan < 1 mil4. Pembacaannya ada beberapa cara5. Topdal Pitot Rol meter lebih panjang

Kerugian :Ada mekanis (impeller) di dalam badan kapal yang bila terganggumenyebabkan penunjukan tidak benar .

3.1.5. Kompas / PedomanPedoman merupakan alat yang penting dikapal yang berguna untukmenentukan arah dan haluan kapal dan mengambil baringan atas benda-benda guna penentuan tempat kapal di laut.Pada dasarnya dibedakan atas 2 macam yaitu :1. Pediman Magnit2. Pedoman Gasing

Dalam pembahasan ini alat yang tersebut pada sub 2 di atas tidak akan diuraikan lebih lanjut, tetapi pada dasarnya alat ini bekerja atas sebuah benda yang dibalingkan sangat cepat dengan gaya listrik.Dengan balingan yang sangat cepat itu poros gasing menunjukkearah derajah Utara sejati.

Sedangkan alat yang tersebut pada sub 1 di atas yang akan dibahas lebih lanjut bekerja atas dasar suatu jarum magnit yang digantungkan pada bidang datar ( horizontal) yang secara bebas akan mengarah pada arah Utara Selatan Sejati.

A. Sifat-sifat jarum magnit a. Mempunyai gaya tarik terhadap baja dan besib. Gaya tarik terkuat terdapat di ujung jarum yang disebut kutupc. Jika jarum magnit berputar bebas, maka arah garis penghubung

kutub-kutub yang disebut poros magnit mengarah ke arah Utara –Selatan magnit. Kutub yang mengarah ke Utara disebut Kutub Utara dan yang mengarah ke Selatan disebut Kutub Selatan

Page 162: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

131

d. Jika dua magnit dapat saling mempengaruhi, maka kutub yangsenama akan saling tolak menolak satu sama lain, sedang kutub-kutub yang tidak senama saling tarik menarik satu sama lain

e. Pengaruh dari suatu magnit terhadap jarum magnit yang lain diatur oleh hukum Coulom)

m x m1

K = -------------- R2

m = kekuatan kutubR = Jarak

Pengaruh dua buah kutub manit adalah berbanding langsung dengan kekuatan Kutub-kutub tersebut dan berbanding balik dengan pangkat dua antara kedua kutub.

B. Pembagian Pedomana. Berdasarkan penempatannya di kapal dibedakan atas :

1. Pedoman Dasar2. Pedoman Kemudi3. Pedoman Pembantu (pedoman sekoci dan pedoman lainnya)

b. Berdasarkan konstruksinya atau pembuatannya1. Pedoman piringan ringan ( Pedoman Kering )2. Pedoman Zat Cair ( Pedoman Basah )

B.1.Pedoman KeringTerdiri dari :a. Ketelb. Tutup Kacac. Kaca baurd. Pena (semat)e. Ujung semat dilengkapi logam

iridiumf. Sungkup dari Aluminiumg. Batu nilam dalam sungkuph. pinggiran dari Aluminiumi. Benang Suteray. Batang Magnit.k. Kertas tempat melukis surat-

surat/derajat-derajatl. Tempat titik putar pesawat baringm. Tanduk penggantung Gambar . 3.14. Pedoman

Kering

Page 163: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

132

Piringan Pedoman Kering

Piringan pedoman terdiri dari atas beberapa jarum magnityangdigantungkan di bawah piringan, pinggirannya dari aluminium atau bahan yang ringan. Di tengah-tengahnya piringan ditempatkan sebuah sungkup. Pada pinggir piringan dan sungkup dibuat lubang kecil-keciluntuk memasang benang-benang sutera. Diatas benang-benang yang meng-hubungkan pinggir dan sungkup dipasang kain sutera atau kertas yang tepat terbangun lingkaran, atas mana terdapat pembagian –pembagian dalam derajat dan surat (lihat gambar )

sK

p

d d

t

Gambar 3.15. Piringan Pedoman Gambar. 3.16. Irisan PedomanMagnit

A = Piringan p=pinggiran piringanB = Ketel t = sematd = Jarum magnit s = sungkupk = keping kecilABCD = Ketel Pedoman

Bermacam-macam piringan yang dipergunakan di kapal, tetapi yangterkenal ialah piringan type Thomson. Jarum-jarum dipasang simetris terhadap sungkup agar gaya magnit berpengaruh simetris terhadapseluruh piringan. Banyaknya jarum biasanya 8 buah dan panjangnya yang dekat sungkup ± 8 cm, yang diluar ± 5 cm. Garis tengah pinggiran ± 25 cm, Berat 15 s/d 20 gram.

Piringan pedoman duduk diatas semat sedang semat terletak di tengah-tengah pedoman berdiri tegak lurus, jadi piringan pedoman bebasberputar diatas puncak semat (lihat gambar diatas).Supaya goyangan tidak terganggu karena aus, maka dalam dop dipasang batu yang kerassekali (saffier) dan pada puncak semat dilengkapi dengan logam keras sekali dan tajam yang disebut iridium.

Page 164: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

133

Pada waktu sekarang magnit batang biasanya diganti dengan magnit cincin. Keuntungan menggunakan magnit cincin ialah :1. Umurnya dapat diperpanjang (kemagnitannya lebih lama)2. Dapat dibuat lebih kuat3. Lebih peka4. Lebih tenang5. Ditempatkan dalam kotak pelampung6. Gesekan dengan zat cair dapat dihindarkanSyarat-syarat piringan pedoman :1. Harus peka2. Harus tenangJika kedua syarat tersebut diatas dipenuhi, maka piringan pedomanstabil.

Ketel Pedoman

Bentuk bulat dan dibuat dari kuningan, diatasnya ditutup dengan kaca, pada sisi dalam dicat putih dan pada ujungnya dilukis garis hitam yang tegak yang disebut Garis Layar yang letaknya harus didalam muka yang sama dengan ujungnya semat pedoman, serta letaknya sejajar dengan lunas dan linggi kapal.

Agar ketel bergantungan lebih stabil dan dapat menahan getaran-getaranyang mempengaruhinya pada type pedoman Thomson, di bawahnyadasar kaca sebuah kaca baur yang cekung diisi dengan sejenis minyak tumbuh-tumbuhan. Ada pedoman dimana dasar ketel hanya diberi beban dengan sekeping timbel.

Keterangan gambar :a. tutup kaca a aa b. ketelc. minyak tumbuh-tumbuhand. kaca baure. penyangga sematf. tandukg. semath. titik putar pesawat baring

Gambar 3.17. Ketel Pedoman

Page 165: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

134

Syarat-syarat yang harus dipenuhi :1. Ketel tidak boleh mengandung magnetis.

Hal ini dapat diselidiki dengan jalan mengambil ketel keluar darirumah pedoman, selanjutnya di samping ketel ditempatkan sebuah pedoman kecil. Sesudah itu ketel diputar, bilamana dalam pekerjaan ini jarum pedoman kecil tidak bergerak, ini berarti ketel tidakmengandung magnetis.

2. Jika ketel diam tutup kaca, harus dalam keadaan mendatar. Ini dapat diselidiki dengan menggantungkan sebuat unting-unting. Lalu dilihat dari dua arah yang satu sama lain memotong siku, maka bayangan diatas tutup kaca harus terletak dalam satu garis dengan benangnya unting-unting tadi

3. Ketel harus mudah mengayun dan tidak menyentuh dimana-mana

4. Semat harus berdiri tepat ditengah-tengah ketel, jika tidak maka jarak antara piringan sampai pada ketel si pelbagai tempat tidak sama

5. Ujung semat harus terletak di titik potong penggantungan ketelpedoman pada cincin lenja dan cincin lenjapada rumah pedoman

Apabila tidak demikian halnya, maka ujung semat pedoman ketika peranatan cincin-cincin lenja berputar tidak tepat padatempatnya.Keadaan ini akan mengakibatkan piringan tidak tenang.

Untuk mengetahui hal ini tempatkan ketel sedemikian sehingga ujung semat hampir menyentuh sebuah unting-unting yang digantungkan diatas ketel. Jika sekarangperanatan lenja diputar, maka jarak antaraujung semat dan batu unting-unting tidak boleh berubah

6. Titik putar pesawat baring harus terletak tegak lurus diatas ujung semat pedoman. Jika tidak demikian maka akan timbul sebuah salahbaringan.

7. Garis Layar harus dalam keadaan yang benar.

8. Alat penggantungan (Cincin lenja) tempat dimana ketel didudukan dengan benar.

Page 166: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

135

Gambar. 3.18. Cincin Lenja

Cincin lenja digantungkan pada rumah pedoman dengan, tanduk bujur kapal, sedang cicin lenja dengan ketel pedoman dihubungkan dengan tanduk malang kapal. Hal ini dimaksudkan untukmembebaskan garis layar dari tegangan poros cincin lenja.

Rumah PedomanUntuk melindungi pedoman dari hujan dan panas serta gangguanlainnya, pedoman ditempatkan di dalam rumah pedoman.

Gambar. 3.19. Rumah Pedoman

Page 167: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

136

B.2. Pedoman Zat CairPedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran alkohol ( 16 % s/d 25 % ) dan air sulingan ( 84 5 s/d 75 % ) yang berguna untuk meredam gerakan dan getaran yang dapat menpengaruhi pedoman.Dengan diisi alkohol maka pedoman dapat dipakai pada suhu rendah, tetapi perlu dicampur dengan air, sebab alkohol yang murni memakan cat ketel dan piringan. Oleh sebab itu cat ketel dan piringan menggunakan cat khusus.

Untuk mempertinggi tahan getaran dan goncangan serta stabilitas dari pada piringan pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak panjang dan tebal yang dimaksukan dalam bumbung yang dibuat dari kuningan dan ditempatkan di bawah piringan pedoman. Dengandemikian berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk mencegah rusaknya ujung semat, dipasang pengapung sehingga berat di atas semat tidak lebih dari pada berat piringan pedoman kering ( 15 s/d 20 gran ) (lihat gambar)

Keterangan gambar : a = tutup kaca

b = tanduk b d b c = sumbat (sungkup isi) d = pengapung

e = magnet yang beratdimasukan i i ddalam bumbung dari kuningan

f = pena (semat)f g = tromol dari kuningan yang

bergaya pegas h = jembatan kuningan untuk

menyangga sarang semat dengan sematnya

i = pemberaty = ketel berisi cairan

Gambar.3.20. Pedoman Zat Cair

Sumbat (sungkup isi)Untuk menambah air sulingan ke dalam ketel jika air ketel berkurang yang dapat diketahui dengan adanya gelembung udara di atas zat cair. Cara mengisinya ialah ketel ditahan miring, sumbat diputar keluar dan air dituangkan melalui sumbat, lalu ditutup kembali. Kadang-kadang zat cair tidak berkurang tetapi terjadi gelembung udara. Ini adalah vacum akibatzat yang sifat memuainya berlainan antara isi ketel dan ketelnya.Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pengembunan pada kaca yangmenyulitkan pembacaan. Untuk mengatasi hal ini biasanya ada pengisian secara otomatis pada kotak cadangannya.

Page 168: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

137

PengapungDengan adanya jarum-jarum yang berat dan tebal, maka akanmengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk menghindari hal ini dipasanglah pengapung.

TromolKalau suhu naik, cairan dalam ketel mengembang sehingga jika tidak ada tromol yang bergaya pegas, mungkin ketel atau tutup kaca akan rusak. Kalau suhu turun, cairan akan susut sehingga ketel tidak penuh lagi. Dengan adanya tromol yang bergaya pegas itu, maka piringan pedoman akan ikut pula turun naik dan akibatnya penunjukan arah yang salah. Untuk inilah jembatan kuningan dipasang dimana semat dipasangdiatasnya.

PemberatDibuat dari timbel dan gunanya agar pedoman bergantung lebih stabil.

Piringan Pedoman

Keterangan gambar :00 a = piringan dengan garis

b tengah kecil3150 450 b = zat cair

a c = ketel c d = jarak piringan pedoman270 e 90 terhadap ketel

e = pengapung

2250 1350

d 180

Gambar.3.21. Piringan

Pedoman basah jauh dari ketelPedoman ini digunakan untuk kapal-kapal kecil, sekoci-sekoci motor dan sekoci-sekoci biasa yang pada umumnya di atas air lebih bergoyang bergerak menggetar daripada kapal-kapal besar. Akhirnya dikemukakan kebaikan-kebaikan dan kerugian-kerugian dari pedoman ini terhadappedoman kering sebagai berikut :

1. Kebaikan-kebaikana. momen magnet yang besarb. momen perlambatan yang besar menyebabkan stabil yang besar

Page 169: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

138

c. peredaman yang berguna bagi bantingan benda caird. dapat digunakan di kapal-kapal kecil

2. a. perbaikan sulitb. kesukaran ketika menimbalc. harga lebih mahald. jika terjadi gelembung –gelembung udara maka :

- pedoman tidak tenang- terjadi pengembunan pada tutup kaca sehingga sukar dibaca

3.1.6. Sextan Alat untuk mengukur sudut dalam bidang datar dan vertikal di kapal dinamakan Sextan dimana sudut diukur dengan cara mengepitkan duabuah benda yang ada di antara sudut yang akan diukur.

Alat ini terdiri dari bagian-bagian sebagaimana dilukiskan secarasederhana pada gambar dibawah ini.

CKeterangan gambar : EA. rangka sextanB. alidade HC. cermin besar D BD. cermin kecilE. kaca berwarnaF. lembidang busur merupakan

sebagaian busur yang dapat mengukur sudut 2 kalibesarnya F Ibusur tersebut A G

G. tromolH. teropongI. sekerup jepit Gambar. 3.22. Sextan

Sextan menggunakan prinsip cahaya dan berdasarkan ketentuan bahwa sudut yang terjadi antara arah pertama dan arah terakhir daripadasebuah cahaya yang telah dipantulkan, dua kali besarnya susut yangterjadi antara dua buah reflektor tadi, satu terhadap lain. (lihat gambar dibawah ini).

Page 170: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

139

S

B

Gambar.3.23. Prinsip jalannya cahaya pada sextan

Normalnya : B.b2

t1n1 = Kedudukan cermin besar pada waktu alhidade 00 (di P1)t2n2 = Kedudukan cermin besar pada waktu alhidade di P2

DBS = sudut yang diukur ( D = cakrawala, normalnya Bb1)

Akan dibuktikan : sudut yang diukur= 2 kali penunjukan lembidangbusur

Pembuktian< DBS = < KBS - < KBD = 2 x < KBb2 – 2 x < KBb1 ............................. (1)

< P1BP2 = 900 - < P2 Bb1

< b1 Bb2 = 900 - < P2 Bb1

----------------------------------< P1BP2 = < b1 Bb2............... (2)< b1 Bb2 = < KBb2 - < KBb1

Dari (1) dan (2) didapat :< DBS = 2 x < P1BP2 atau dengan kata lain : Sudut yang diukur = 2 x lembidang busur

Macam-nacam SextanAda dua macam yaitu :

1. Sextan nonius2. Sextan tromol (yang baru) dengan sekrup tombol (micrometer sextan)

Page 171: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

140

Perbedaan antara kedua macam sextan ini terletak pada bentuknya sekerup jepit dan sekerup halus alhidade.

Sextan NoniusSuatu skala kecil dipasang di alhidade dan koncentris dengan

lembidang busur bersama-sama denganalhidade dapat digeser-gesersepanjang lembidang busur dan dipergunakan untuk pembacaan seteliti mungkin.

Gambar. 3.24. Sextan Nonius

Sextan Nonius ada dua macam yaitu:

1. Nonius Pendek59 kolom lembidang busur = 60 bg nonius1 bg kolom lembidang busur 10’59 x 10’ ................. = 60 bg nonius

59 x 10’1 kolom nonius = ----------

60 (60 – 1) 10’ 600’ - 600” = -------------- = ---------------

60 60 = 10’ - 10 “

1 kolom lembidang busur – 1 kolomnonius = 10’ - (10’ – 10”) = 10”. Angka 10” adalah besarnya sudut ketelitian yang dapat diperoleh dalam pengukuran.

Contoh SoalMasing-masing kolom lembidang busur = 6’ dalam pada itu derajatketelitian pembacaan sextan = 6”

Page 172: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

141

Diminta : Berapa perbandingan antara kolom lembidang busur dankolom nonius ?

Jawab :1 kolom lembidang busur – 1 kolom nonius = 6”6’ – 1 kolom nonius = 6”6’ – 6” = 1 kolom nonius1 kolom nonius = 5’ 54” = 5,9Jadi 1 kolom lembidang busur : 1 kolom nonius = 6’ : 5’,9 = 60 : 59 atau59 kolom lembidang busur = 60 kolom nonius

Contoh soal Lain.Sebuah sextan kolom-kolom lembidang busur = 10’ nonius dibuatsehingga 39 kolom lembidang busur = 40 kolom noniusnya.Diminta : Tingkat ketelitian

Jawab :39 kolom lembidang busur = 40 kolom nonius1 kolom nonius = 39/40 kolom lembidang busurtingkat kesamaan= 1 kolom lembidang busur - 1 kolom nonius=1 kolom lembidang busur – 39/40 kolom lembidang busur= 1/40 kolom lembidang busur= 1/40 x 10’= 15”

2. Nonius yang diperlebar119 kolom lembidang busur = 60 kolom nonius 119 x 10’ = 60 kolom nonius119 x 10’-------------- = 1 kolom nonius 60

(120 – 1) 10’------------------ = 1 kolom nonius 601200’ - 10’----------------- = 1 kolom nonius 60

(2 x 10”) - 10”= 1 kolom nonius2 x kolom lembidang busur – 1 kolom nonius = 2 x 10’ – 1 kolom nonius = 2 x 10’ – (2 x 10’ - 10”) = 10” (kesamaan)Jadi kesamaan nonius diperlebar 10”

Page 173: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

142

Pembacaan Noniusa. Sextan Nonius

Derajat bulat dan pukuhan menit di lembidang busur, satuan menit dan puluhan detik pada nonius (lihat gambar dibawah ini).

Gambar.3.25.Sebagian lembidang busur beserta nonius

Pembacaan Positif Pembacaan Negatif1. Lembidang busur = 35 0 20’ 1. Lembidang busur = - 00 – 50’2. Nonius = 4’10” 2. nonius = 4’10”

------------------ -------------------Pembacaan teliti = 35 0 24’10” Pembacaan teliti = - 00 - 00– 45’50”

b. Sextan Tromol

Pembacaan 290 42’,5

Gambar. 3.26.a. Sextan tromol dengan pembacaan positifKeterangan gambar :1. = tromol2. = vernier3. = kenbidang busur4. = alhidade5. = tombol diputar6. = penjepit7. = Sekerup penguat pembacaan sextan tromol

Page 174: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

143

Pembacaan – 010 30’,2

Gambar:3.26.b. Sextan tromol dengan pembacaan positif

Derajat bulat pada lembidang busur kekanan alhidade, menit di tromol yang diatas panah nol nonius, puluhan detik atau persepuluhan menit vernier yang berimpit dengan salah satu garis tromol.

ContohLembidangbusur

PadaTromol

PadaVernier

Sudutdibaca

a. 0 – 1b. 64 – 65c. 1 - 0

59-049-5048-49

402010

00059’40”64049’20”-00011’50”

3.1.7. Alat-alat untuk membaring (Pesawat Baring)

1. SematAlat ini untuk membaring matahari waktu mengambil azimuth dengan perantaraan bayanagan di atas piringan pedoman, oleh karena itu alat ini disebut semat bayangan.

Dalam hal ini azimuth = bagian derajat yang jatuh sama denganbayangan semat + 1800 (lihat gambar)

Sebagai persyaratan, maka alat ini harus duduk tegak lurus di atassungkup pedoman jadi segaris dengan semat pedoman.

Page 175: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

144

a Keterangan gambar : b a = semat

b = tutup kaca c = ketel pedoman

c d = semat

Gambar.3.27.Semat dan Pedoman

Untuk mengetahui apakah semat bengkok atau tidak, harus diputar-putardan dilihat apakah bayangan di pinggiran berubah pembacaannya atau tidak. Jika tidak berubah berarti semat itu baik. Selain dari padamengambil arah matahari, pesawat ini juga dapat dipergunakan untuk membaring benda-benda di darat dengan cara melihat benda dibelakangnya semat sehingga semat dan benda yang dibaring jadi satu garis baringan, dan pada saat itu mata kita melihat pada piringanpedoman dimana dapat dibaca berapa derajat arahnya.

2. Pesawat Baring PenjeraPesawat ini juga disebut Pesawat penjera celah dan penjera Benang(lihat gambar )

Penjelasan gambar :C

a. rangkab. penjera celah D

c. penjera benang b

d. Cermin segi empat untuk memantulkan bayangan matahariyang sudah tinggiBagian dari b, c dan d dapat dilipat jadi satu dengan rangka.

Gambar. 3.28. Penjera celah dan Penjera Benang

Cara mempergunakan :Berdirikan penjera dan putar pesawat sedemikian sehingga jika dibidikan benda melalui celah, benang dan benda yang dibaring menjadi satu.

Pada saat itu juga bacalah pada piringan pedoman derajat yang jatuh sama dengan benang, itulah hasil baringannya.

Page 176: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

145

Syarat-syarat yang harus dipenuhi :a. Kedudukan penjera benang dan penjera celah harus sejajar dan

segarisb. Bidang penjera harus tegak lurus di pusat tutup kaca dan melalui

tuntung semat pedomanc. Bagaimanapun cermin segi empat diputar selalu garis tegak lurus

bidang cermin jatuh sama atau sejajar dengan bidang penjerad. Jika syarat tersebut dipenuhi, maka bidang penjera dapat jatuh sama

dengan baringan.

3. Pesawat Baring Thomson

Penjelasan gambar :R = rangkaA = waterpasL = Lensa dalam bumbungM = PrismaP = PegasS = SematP = Sinar yang datang

Gambar. 3.29. Pesawat Baring Thomson

Lensa dan Prisma harus baika. Persyaratan Lensa pesawat baring harus baik.

1. Lensa harus tegak lurus pada sumbu optis2. Fokus harus tepat pada pembagian skala pinggir3. Lensa harus tegak lurus pada sematCara menyelidikinya :Baringlah benda angkasa yang tingginya 200 – 300 lalu dicatat.Kemudian alat pembaring digoyang dan dibaca pula. Jika baringan yang diperoleh tidak berubah ini berarti baik.

b. Lensa Prisma harus baikCaranya menyelidikinya :Baringlah benda yang tegak lurus (unting-unting) yang tingginyaberbeda. Jika baringan-baringan yang diperoleh dengan tinggi-tinggiyang berbeda tidak berubah, ini berarti baik.

c. Kegunaan Prisma ThomsonGunanya adalah untuk memantulkan berkas cahaya yang datang dari sumber cahaya.

Page 177: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

146

Cara mempergunakan :Putarlah pesawat dan prisma sedemikian hingga gambaran yang ditangkap oleh prisma dari benda yang akan dibaring, dapat dilihat diatas piringan pedoman. Dengan memutar prisma benda-bendayang tingginya 300 – 400 masih dapat dibaring dengan seksama. Sekali-kali jangan membaring benda yang tingginya > 400, olehkarena makin tinggi benda yang dibaring makin banyak kesalahan. Dalam prisma terdapat panah yang harus ditujukan pada benda yang akan dibaring waktu mengambil baringan benda.

Untuk meredupkan cahaya matahari, di dalam bumbung dipasang dua kaca berwarna yang dapat diputar.

3.1.8. BarometerUdara atau atmosfir terdiri dari beberapa zat-zat yang mempunyai berat. Oleh sebab itu dapat dimengerti bahwa udara mengadakan tekanan pada benda di atas mana udara terletak, dan tekanan tersebut sama dengan beratnya udara tadi.

Dengan demikian maka dapat dimengerti bahwa tekanan udara makin ke atas makin berkurang. Besarnya tekanan pada suatu permukaan adalah berbanding langsung dengan luas permukaan tersebut dan pula dengan besarnya gaya pada tiap kesatuan luas. Oleh sebab demikian maka sebagai kesatuan tekanan lazimnya diambil kesatuan dyne per cm2 itu dianggap terlampau kecil, maka digunakan jutaan daripada kesatuan tersebut ialah kesatuan bar.

Jadi 1 bar = 1.000.000 dyne/cm2

Dalam lapangan meteorologi biasanya tidak dipergunakan kesatuan bar atau dyne/cm2, akan tetapi dipergunakan kesatuan milibar ialah seper seribu bagian dari kesatuan bar.

Jadi 1 bar = 1.000 milibar = 1.000.000 dyne/cm2

Alat-alat untuk menentukan tekanan udaraUntuk mengukur tekanan udara dipergunakan alat-alat yang diberi nama Barometer yaitu kata yang berasal dari Yunani yang berarti baros = berat jadi Barometer artinya pengukur tekanan.Ada beberapa macam barometer antara lain :1. Barometer air raksa2. Barometer bak laut3. Barometer anneroid4. Barograf

Page 178: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

147

1. Brometer Air RaksaAlat ini terdiri dari sebatang pipa kaca yang buntu pada satu ujungnya dan panjang 90 cm. Pipa ini diisi seluruhnya dengan air raksa hingga penuh, kemudian ujung yang terbuka dimaksudkan dalam suatu bak air raksa.

Akibatnya air raksa dalam pipa turun hingga selisih tinggi permukaan air raksa dalam pipa dan dalam bak menjadi kira-kira 76 cm. Bagian ujung buntu dari pipa adalah ruangan hampa udara, yang dikenal sebagai ruangan hampa Torricelli (lihat gambar dibawah ini).

Gambar.3.30. Barometer Air Raksa

Apabila keadaan air raksa sudah tenang, maka hal ini berarti bahwa tekanan pada tiap-tiap kesatuan luas pada tingkat A di luar pipa adalahseimbang, dengan kata lain udara menekan pada A untuk tiap-tiapkesatuan luas dengan gaya yang sama dengan tekanan yang ditimbulkan oleh air raksa di dalam pipa pada tiap-tiap kesatuan luas pada tingkat A. Jadi selisih tinggi air raksa dalam bak dan pipa adalah menyatakantekanan udara yang dinamakan penunjukan barometer.

2. Barometer Bak LautDi kapal dipergunakan barometer yang khusus yang dinamakanBarometer Bak Laut. Kapal akan senantiasa bergerak sehingga air raksa dalam pipa akan turun naik (memompa). Untuk menghindari hal tersebut, pipa barometer bak laut sebagian dibikin sempit (lihat gambar)

Membaca Barometer :a. Baca barometer yang dipasang disampingb. Lepas pegas atas, supaya waktu kapal goyang barometer tetap tegak

lurusc. Kaca Barometer diketokd. Menyetel nonius sebaik-baiknya

Page 179: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

148

e. Baca : 1. Skala .................... 2. Nonius .................

----------------------------- +Pembacaan : .....................

NoniusMisalnya 1 bagian skala = 1 mm dan dibuatnya 10 bagian nonius = 9 bagian skala, jadi ketelitian adalah 1 bagian skala – 1 bagian nonius = 0,1 mm

Gambar. 3.31. Nonius3. Barometer AneroidBarometer Aneroid terdiri dari sebuah atau beberapa kotak-kotak yang tipis berisikan udara, oleh karena itu disebut juga barometer kotak (lihatgambar).

Jika tekanan udara bertambah, kotak-kotak udara akan menjadi kecil A, B, C, D akan bergerak dan memutar jarum ke kanan. Pada skala dapat dibaca berapa tekanan udara sesuai dengan angka yang ditunjukan oleh jarum penunjuk. Selanjutnya jika tekanan udara berkurang kotak-kotakudara membesar A, B, C, D bergerak dan memutar jarum penunjuk ke kiri

Jarum index hanya dapat bergerak kalau diputar dengan tangan dan berguna untuk mengetahui perbedaan tekanan udara pada waktutertentu.

4. BarografAlat ini secara otomatis mencatat setiap perubahan tekanan udara diatas kertas yang dipasang pada tromol yang berputar terus denganperantaraan rantai baja. Pada kertas inilah dapat dilihat gambaran (grafik) dari pada jalannya tekanan udara, oleh sebab itu kertas ini dinamakan Barogram (lihat gambar dibawah ini).

Page 180: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

149

Keterangan gambar :

1. peti2. tromol dengan pegas dimana

terdapat kertas khusus3. pena4. kotak udara

Gambar. 3.32. Barogram3.1.9. ThermometerAlat-alat untuk mengukur temperatur yang juga dinamakan thermometer yang berarti pengukur panas, merupakan salah satu alat yang penting disamping barometer dalam meramalkan cuaca. Pada garis besarnya thermometer dapat dibedakan :1. Thermometer Zat Cair2. Thermometer logam

1. Thermometer Zat CairMacam-macam zat cair yang digunakan ialah :- air raksa- alkohol ( batas penggunaan ± 1000 C )- tolod ( batas penggunaan ± - 1000 C )- potroleum ether (batas penggunaan ± - 2000 C )

2. Thermometer Air RaksaTerdiri dari satu pembuluh (pipa) kaca khapilair yang seluruhpenampangnya sama besarnya pada sebuah ujungnya dan pada ujung lainnya terdapat suatu resevoir. Resevoir dan sebagian dari pembuluh itu diisi air raksa (lihat gambar)

Gambar.3.33. Thermometer Air Raksa

Page 181: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

150

Cara mengisiPembuluh dibalik dan dipanasi. Jika sudah ada air raksa yang masuk pembuluh dibalik lagi seperti semula dan bila ini sudah beredar didalam pipa kapilair, maka kepala yang besar dipotong dan disumbat. Jadi dengan demikian pipa hanya sebagian yang diisi air raksa, sedangsebagaian yang lainnya adalah hampa udara.

Pada pipa dilukis skala-skala jadi kalau suhu naik atau turun naka air raksa menyusut atau naik dan pada skala dapat dibaca keadaantemperatur yang berlaku.

Keuntungan air raksa :1. pemuaian cukup besar dan dapat dipergunakan pada temperatur –

320,5 C dan 1370,5 C2. kaca tak dapat dibasahi oleh air raksa3. Panas jenis yang kecil sehingga segera menerima suhu dari benda

yang ada di sekitarnya4. mudah dijernihkan secara kimia5. dapat nampak dengan jelas sekali

Pada umumnya thermometer diberi nama sama dengan orang yang menemukan/menciptakan atau sesuai dengan fungsinya antara lain ialah

1. Thermometer Celcius ( C ) Titk beku diambil pada thermometer celcius, ditaruh angka nol ( 00 ), dan titik didih ditaruh angka 1000.

2. Thermometer Reamur ( R )Titik beku diambil pada saat es meleleh dan disitu diberi angka nol (00), sedang titik didih ditaruh 800.

3.Thermometer Fahrenheid (F)Titik beku diambil pada campuran salju dan daram di manaditempatkan angka 320, sedang titik didih ditaruh angka 2120.

Page 182: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

151

Gambar.3.34.Thermometer Reamur, Celcius dan Fahrenheid

Pada gambar tersebut diatas adalah menunjukan ketiga thermometertersebut, dan dapat dilihat perbandingan skalanya sebagai berikut :

5 C = 4 R = 9 F

9Jadi : F = --- (C + 32)

5 5

C = ---- (F – 32) 9 4

R = ---- C 5

Contoh :Diketahui : F = 590

C = ........R = ........

Jawab :5

C = ----- (590 – 320) = 150

9

4R = ------ x 150 = 120

5

Page 183: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

152

Contoh yang lainDiketahui : F = + 50

C = .................R = .................

Jawab :5

C = ----- (50 – 320) = - 150

9

4R = ------ x - 150 = - 120

5

3.1.10. Hygrometer

1. Hygrometer RambutAlat ini berdasarkan pada sifat rambut manusia (yang sudah

kehilangan lemaknya) yang memanjang kalau basah udara bertambah, dan menjadi pendek kalau basah udara berkurang. Gerakan memanjang dan memendek ini lalu dihubungkan dengan sebuah jarum penunjuk yang dapat berputar diatas sebuah piringan (lihat gambar dibawah ini).

Keterangan gambar :a. Sekelompok rambut h c

b. Sekerup a

c. Per (pegas) e

d. Roda gigie. Tangkai bergigif. Jarum penunjukg. Skala g

h. Sekerup

Gambar.3.35. Hygrometer rambut

2. HygrografAlat ini prinsipnya sama dengan hygrometer rambut, hanya hygrograf diberi konstruksi sedemikian rupa hingga dapat mencatat sendiri semua perubahan basah udara yang dialam

Page 184: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

153

Keterangan gambar :a. garis-garis presentasi basah

udara relatifb. tangkai penulisc. garis waktud. bekas yang ditinggalkan tangkai

penulis

Gambar. 3.36. Hygrograf

Untuk ini maka jarum penunjuk diganti dengan sebuah silinder yang dapat berputar sendiri karena diperlengkapi dengan pesawat jam(clockwork) di dalamnya. Silinder ini dibungkus dengan kertas grafikdiatas mana tangkai penulisnya disandarkan. Kalau silinder berputar, maka tangkai penulis meninggalkan bekas di atas kertas grafik tersebut, bekas mana merupakan garis yang naik turun mengikuti tinggi rendahnya basah udara.

3.1.11. AnemometerKecepatan angin dapat diukur dengan alat yang disebut Anemometer(lihat gambar dibawah ini).

Gambar. 3.37. AnemometerAlat ini terdiri dari beberapa mangkok, yang tersusun sedemikian rupa hingga piringan-piringan mangkok itu dapat berputar ke satu jurusan saja kalau ditiup angin.

Page 185: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

154

Makin besar kecepatan angin meniup mangkok-mangkok tersebut, makin cepat pula kecepatan berputarnya piringan mangkok-mangkok. Darijumlah putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatananginnya.

Contoh :Panjang lingkaran susunan mangkok-mangkok adalah 3 m, dan susunan itu pada suatu waktu berputar 20 kali dalam waktu 10 detik, makakecapatan angin dapat dihitung :

20 x 3---------- m = 6 m / dt = 12 mil

10

Untuk memudahkan menghitung putaran dari pada piringan anemometer maka salah satu mangkok diberi warna lain. Dengan kemajuan teknologi sekarang telah dilengkapi dengan skala dan sebuah jarum penunjuk secara otomatis.

Gambar. 3.38. Alat untuk mengetahui Arah Angin.

3.1.12. Chronometer (Pengukur Waktu)

Pengukur waktu (chronometer) dipergunakan di kapal untuk mengetahui waktu Greenwich. Hal ini sangat penting karena banyak informasi atauketerangan yang dipergunakan bagi kepentingan navigasi berdasarkan atas waktu Greenwich, oleh karena derajah melalui tempat itu sangat penting bagi beberapa soal pelayaran kapal.

Sebagai contoh bahwa keterangan-keterangan benda angkasa yangdicantumkan dalam Almanac Nautica semuanya berdasarkan waktutersebut.

Page 186: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

155

Penjelasan Gambar :

1. = tempat dimana sertifikat diletakan

2. = penyangga3. = tempat meletakan kunci4. = jarum pegas dibagi 0–56

dimana :56, berarti mati0, baru diputar

5. = tanduk (bandingkan dengan pedoman)

6. = cincin lenja7. = arret8. = peti kayu

Gambar. 3.39. Chronometer

Prinsip kerjanya :Pada dasarnya alat ini sama dengan jam biasa, hanya dibuat lebih teliti dan supaya jalannya teratur, dibuatnya dari bahan-bahan yang telah diuji, dan tidak mudah dipengaruhi oleh suhu udara, sedang bagian-bagiannyadibuat sangat halus. Alat ini ditempatkan dalam satu kotak (kotak dalam) yang digantungkan dengan tanduk dengan perantaraan cincin lenja. Bila diangkut peti dalam ini dimasukan lagi dalam peti luar.

3.2.Peralatan Navigasi Elektronik

3.2.1.Echo sounder (Perum–Gema)

Dikenal terdapat satu pemancar yang membangkitkan / menimbulkan getaran-getaran listrik dalam bentuk impuls-impuls getran-getaran inidisalurkan ke suatu alat yang ditempatkan pada dasar kapal dan yang merubah energi listrik menjadi getaran-getaran di dalam air laut. Getaran-getaran yang terakhir ini juga dikirimkan dalam bentuk impuls-impulsvertikal ke dasar laut dan dari dasar laut dipantulkan kembali. Sebagian dari energi yang dipentulkan itu ditangkap kembali sebagai gema oleh alat tersebut tadi atau satu alat lain yang sejenis dan diubah menjadi impuls-impuls tegangan listrik yang lemah. Satu pesawat penguatmemberikan kepada getaran-getaran gema listrik satu amplitude lebih besar, dan setelah itu getaran-getaran ini disalurkan ke satu pesawatpetunjuk (indikator) dan membuat gambar.

Page 187: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

156

Pengiriman / pemancaran dan penerimaan impuls-impuls di dalamindikator, dari jarak antara kedua petunjuk tersebut dapat dijadikanukuran bagi dalamnya air di bawah dasar laut.

Frequensi dari getaran-getaran air berbeda-beda menurut pabrik yang memproduksi pesawat perum gema, dan besarnya frequensi tersebut terletak antara 10.000 sampai beberapa puluhan ribu detik. Apabilagetaran-getaran itu lebih besar dari 20.000 disebut getaran ultra sonore atau super sonis (getaran tinggi). Getaran-getaran yang lebih kecildisebut sonis atau getaran rendah, yang dapat mengirimkan gelombang-gelombang suara yang dapat di dengar.

Kecepatan merambat dari getaran-getaran suara di dalam air laut terletak antara 1435 m – 1500 m per detik, dan getaran-getaran suara ini tergantung pula dari :1. Suhu2. Kadar garam3. Tekanan air

Dari penyelidikan yang telah dilakukan ternyata bahwa pada kedalaman 300 m, kadar garam 35 % dan suhu 00 C kecepatan merambat = 1445 m detik, sedang pada suhu 100 C kecepatannya = 1483 m per detik. Untuk kedalaman air yang > 300 m, harus diperhatikan suhu, kadar garam dan tekanan air. Untuk kepentingan navigasi kecepatan merambat 1500 m per detik dianggap normal dan cukup teliti.

Waktu antara saat pengiriman impuls dan saat penerimaan gema secara sederhana dapat dikemukakan dalamnya air dengan menggunakanrumus :

Vtd = -----

2d = dalamnya air dalam meterV = kecepatan merambat di dalam air dalam meter per detik = 1500t = jangka waktu antara impuls pemancaran dan impuls gema2 = jalan yang ditempuh impuls ialah 2 kali kolam air dibawah kapal

(lihat gambar dibawah ini)

1Misalnya : t = 1 --- detik ,

315000 4 600

d = -------- x --- = ----- = 100 m2 3 6

Page 188: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

157

Gambar. 3.40. Jalannya Impuls

Susunan Perum GemaRangkaian peralatan perum gema itu terdiri dari :1. Transmitter, adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran

listrik2. Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi

listrik menjadi energi acoustic dan sebaliknya3. Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat4. Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan

dalamnya air5. Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur

pada lajur kertas.

Perum gema adalah suatu pesawat yang cekatan untuk navigator, pada setiap saat dapat dibaca dalamnya air dibawah lunas tanpamemberhentikan kapal. Pada waktu tiba diperairan dangkal sekalipunperum gema dapat digunakan. Kemudian Recorder menunjukan suatu gambaran yang baik dari jalannya kedalaman air dan meskipun tidak diawasi tetap memberikan gambar/recorder.

Apabila pesawat perum gema ini bekerja dengan baik, maka dapat pula sebagai alat penentuan tempat/posisi kapal dilaut yang jikadikombinasikan dengan alat-alat lain yang sangat berguna sekali bagi navigator.

Dari tinjauan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pesawat perum gema mempunyai keuntungan-keuntungan jika dibandingkan denganalat-alat perum lainnya, antara lain :a. Setiap saat dalamnya air dapat dibacab. Kapal dapat berjalan dengan kecepatan lebih tinggic. Dapat melihat dasar perairan dengan sebuah garis profil yang tak

terputus-putus

Page 189: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

158

d. Pesawat dapat memerum dengan cermat hingga 2 dme. Bila ada tempat dangkal seketika dapat dilihat pada profilf. Merupakan alat bantu untuk penentuan tempat

Page 190: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

159

BAB. IV. OLAH GERAK DAN PENGENDALIAN KAPAL

4.1. Cara dan Prosedur Olah Gerak KapalMengolah gerak kapal dapat diartikan sebagai penguasaan kapal baik dalam keadaan diam maupun bergerak untuk mencapai tujuan pelayaran aman dan efesien, dengan mempergunakan sarana yang terdapatdikapal itu seperti mesin, kemudi dan lain-lain.

Olah gerak kapal sangat tergantung pada bermacam-macam faktormisalnya, tenaga penggerak, kemudi, bentuk badan kapal dibawah garis air dan bentuk bangunan atasnya, kondisi cuaca, sarat, keadaan arus atau pasang surut air.

Pada umumnya teori mengolah gerak kapal dapat kita pelajari secara baik apabila kita mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi pada olah gerak kapal. Tetapi pengalaman secara praktek dalam olah gerak kapal merupakan suatu kemampuan yang nilainya sangat tinggi danbermanfaat dalam melakukan olah gerak kapal.

Oleh karena itu kombinasi antara teori dan pengalaman untuk pelaut merupakan nilai yang ideal dan keharusan. Banyak orang menguasai teori mengolah gerak kapal tetapi dengan kurangnya pengalaman praktek akan membaea kerugian yang besar.

Sebagai anjuran kepada calon pelaut atau pelaut tidak boleh melaukan olah gerak kapal dengan sembrono, tetapi setiap olah gerak harusdilakukan dengan perhitungan, perkiraan yang tepat, tanggung jawab yang tinggi dan memegang teguh kedisiplinan.

Ada satu keyakinan bahwa bila pelaut atau calon pelaut melakukananjuran tersebut diatas maka olah gerak kapal pada setiap kesempatan akan dapat dilaksanakan dan membawa kapalnya dengan baik, aman dan selamat.

4.2. Sarana Olah Gerak KapalSarana dimaksud dalam mengolah gerak kapal itu adalah semuaperalatan dikapal yang dapat digunakan untuk mengolah gerak kapal sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sarana olah gerak kapal itu antara lain meliputi :

4.2.1. Tenaga penggerak (mesin),Adalah tenaga penggerak utama seperti mesin induk /main egine ( diesel, uap, turbin uap, dll), dan tenaga penggerak (mesin) bantu seperti mesin listrik (generator), mesin pendingin, mesin kemudi. Perlu diketahui bahwa pada dewasa ini dari beberapa jenis tenaga penggerak ( mesin ) tersebut jenis mesin penggerak Diesel banyak digunakan.

Page 191: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

160

4.2.1.1. Mengoperasikan dan merawat mesin penggerak utamaOperasional motor adalah suatu usaha yang dilakukan untukmengoperasikan dan menjalankan mesin secara baik dan benar agar dalam pengoperasian tidak terjadi kesulitan dan kerusakan yang terjadi akibat dari kesalahan prosedur pengoperasian motor induk. Oleh karena itu dalam pengoperasian motor induk harus mengetahui spesifikasi dan bagian-bagian motor induk tersebut.

A. Mengoperasikan mesin penggerak utamaDalam mengoperasikan motor diesel harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :Persiapan sebelum mengoperasikan motor

Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan motor induk meliputi :- Memeriksa bagian-bagian motor induk yang mengalami

kelonggaran akibat getaran mesin lakukan kencangkanlah,- Memeriksa bagian-bagian motor yang akan bergerak apakah

terdapat yang kurang baik dan ada yang rusak,- Memerikasa tangki bahan bakar minyak solar dan salurannya,

apabila dalam tangki harian tidak cukup tambahkan sesuai dengan kebutuhan,

- Periksa minyak pelumas (oli) apakah sudah sesuai dengan yang dicantumkan dalam buku pedoman,

- Periksalah pompa-pompa bahan bakar, minyak pelumas, airpendingin serta saluran-saluran pipa, yakinkan bahwa semuanya dalam keadaan baik dan normal

- Memeriksa baterai (accu) penyimpanan untuk start motor danperlengkapannya,

- Untuk motor diesel yang menggunakan pendinginan air tawar, maka isilah cooler dengan air bersih,

- Periksalah handel kopling apakah pada posisi netral.

Menghidupkan motor indukKegiatan yang dilakukan pada waktu menghidupkan motor indukadalah :- Memeriksa keran (water tap) saluran bahan bakar dari tangki

harian, apabila sudah dalam keadaan terbuka, maka motor induk siap untuk dihidupkan. Langkah selanjutnya dalam menghidupkan motor induk yaitu dengan memutar stopkontak (plug contact) agar dapat menghubungkan baterai penyimpanan dengan motor starter dan meletakan handle gas pada posisi kurang lebih setengah dari kecepatan penuh (RPM) motor induk, kemudian lakukan start,mesin hidup, kembalikan stopkontak posisi run kemudian aturkecepatan putaran mesin,

Page 192: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

161

- Buka keran pemasukan dan pembuangan air pendingin air laut motor induk,

- Setelah motor runing operasikan pada putaran sedang hinggarendah tanpa ada beban (stationary) selama kurang lebih 5 menit, sampai setiap bagian motor dan air atau minyak pelumas mencapai temperatur kerja yang normal. Kemudian :

Perhatikan tekanan minyak pelumas normal antara 2 kg/cm2

sampai 4 kg/ cm2

Memeriksa air pendingin apakah berjalan dengan normalMemeriksa warna dari gas buang yang dihasilkan oleh kerja motor indukMemeriksa apakah terdapat kebocoran bahan bakar, airpendinginan atau minyak pelumas

Mematikan motor indukDalam mematikan motor induk harus memperhatikan beberapa hal antara lain :- Sebelum motor induk dimatikan, lepaskan beban terlebih dahulu

secara perlahan-lahan sampai putaran motor menurun danmencapai kondisi stasionary,

- Biarkan motor bekerja tanpa beban pada putaran rendah(stationary) kira-kira 5 menit,

- Hindarkan mematikan motor secara tiba-tiba atau mendadak,- Setelah kondisi temperatur motor induk berkurang kemudian motor

induk dimatikan dengan memutar stopkontak (plug contact) dari posisi runing ke posisi off sehingga motor induk mati, setelah motor induk mati keran-keran bahan bakar dan air pendingin di tutup kembali.

B. Perawatan mesin penggerak utamaKegiatan perawatan ini pada dasarnya dilakukan apabila waktu yang telah ditentukan oleh catatan perawatan motor induk tiba pada waktunya. Biasanya kegiatan perawatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan docking kapal. Namun perawatan tidak mengenal waktu artinya dapat dilakukan setiap saat bila diperlukan. Perawatan mesin induk dibagi menjadi perawatan harian, perawatan berkala. Disini dapat disampaikan beberapa bagian mesin induk dengan sistem perawatannya antara lain :

Perawatan 10 jam (harian) :Sistem bahan bakar : periksa isi bahan bakar pada tangki harian,tambah jika kurang, jika perlu ganti saringan bahan bakar,

Sistem pelumasan : periksa isi minyak pelumas jika kurang tambah, jikaperlu ganti saringan pelumas, ganti oli karter,

Perawatan setiap 60 jam

Page 193: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

162

- Bak minyak pelumas : ganti minyak pelumas, buang minyak dari saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, gantielemen saringan minyak pelumas

- Bak minyak pelumas dan pompa penyemprotan bahan bakar : periksa dan tambah

- Governor (mekanik) : periksa dan tambah- Governor (pnumatik) : periksa dan tambah- Sistem pendingin : saringan minyak pelumas cuci rumah saringan,

saringan bahan bakar buang bahan bakar yang tercampur dengan kotoran dan air

- Sistem bahan bakar : tangki bahan bakar periksa dan kurasbebaskan kotoran dan air bersihkan

Perawatan setiap 120 jam- Bak minyak pelumas : ganti minyak pelumas, buang minyak dari

saringan minyak pelumas dan pendingin minyak pelumas, gantielemen saringan minyak pelum

- Bak minyak pelumas dan pompa penyemprotan bahan bakar : ganti minyak pelumas

- Governor (mekanik) : periksa dan tambah,ganti minyak pelumas- Governor (pnumatik) : lumasi diafragma- Saringan udara (minyak pelumas) : ganti minyak pelumas dan cuci

bak minyak- Puli penarik kipas : periksa- Sistem pendingin saringan minyak pelumas : ganti elemen

saringan bersamaan pada waktu ganti minyak pelumas atau lampu tanda peringatan tekanan minyak pelumas menyala dan cuci rumah saringan

- Pompa pengisi bahan bakar : bersihkan saringan- Sistem bahan bakar penyemprotan bahan bakar : Periksa tekanan

penyemprotan dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbondan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran

Perawatan 250 jam- Sistem bahan bakar penyemprotan bahan bakar : Periksa tekanan

penyemprotan dan kondisi pengabutannya, bersihkan kerak karbon dan kotoran, bersihkan tangki bahan bakar dari air dan kotoran

Perawatan 500 jam- Motor starter : periksa dan bersihkan pada umumnya- Sistem pendingin : cuci bak minyak pelumas dan saringan isap

minyak pelumas, pendingin minyak pelumas- Sistem bahan bakar : cuci tangki bahan bakar

Perawatan 1000 jam

Page 194: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

163

- Sistem pendingin : saringan bahan bakar ganti elemen saringan

4.2.1.2. Fungsi peralatan penyaringan oliDi dalam sistem pelumasan motor induk dimana pelumas merupakan kebutuhan mesin jika dihidupkan peranannya adalah sangat penting yaitu sebgai pelumas maupun sebagai pendingin dari kerja motor induk.Disetiap komponen motor induk yang bergerak antara satu dengan yang lainnya diperlukan pelumasan, oleh karena begitu pentingnya sertadiperlukan dalam kondisi yang bersih maka perlu adanya saringan oli atau pelumas.

Oli atau pelumas yang dari pabrik belum tentu bersih sesuai yangdiharapkan,oleh sebab itu oli yang akan digunakan perlu disaring maka fungsi saringan oli di dalam tangki harian maupun di dalam motor induk perlu setiap saat diperiksa jika perlu apabila minyak pelumas diganti dalam motor induk , maka untuk saringan/filter oli juga dilakukanpenggantian.

4.2.1.3. Menggunakan sistem kontrol di atas kapal Kegiatan kerja motor induk (main engine) di kamar mesin dapat dipantau keberadaannya di anjungan kapal (diatas kapal) yang disebut dengan kontrol mesin induk yang meliputi putaran baling, temperatur dan tekanan oli.

4.2.1.4. Menghitung bahan bakar dan pelumasA. Bahan bakar solarMinyak solar diperoleh dengan jalan mendestilasikan minyak mentah, tepat sesudah penguapan fraksi bensin dan kerosin. Minyak diesel lebih berat dari minyak gas dan dipakai pada motor diesel putaran rendah.

Motor diesel adalah motor pembakaran dalam ( Internal CombustionEngine) yang beroperasi menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan suatu prinsip bahan bakar tersebutdisemprotkan (diinjeksikan) kedalam silinder yang di dalamnya sudah terdapat udara dengan tekanan dan suhu yang cukup tinggi (6000-7000)sehingga bahan bakar tersebut terbakar secara spontan.

Menurut Warsowiwoho (1984), solar atau diesel fuel adalah bahan bakar untuk motor diesel, dimana pembakaran terjadi bukan oleh penyalaan busi tetapi karena tekanan kompresi tinggi. Kualitas solar dinyatakan dengan angka Cetane (Cetane Number). Minyak solar diharapkanmempunyai mutu yang dapat memenuhi kinerja motor diesel yaitu :- mudah star- keausan rendah- filter tidak sering ganti

Page 195: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

164

- tidak mengandung kotoran atau unsur yang merusak bagian-bagianmotor

B. Proses pembakaran motor dieselPembakaran adalah persenyawaan kimia yang cepat dari unsur-unsurdalam bahan bakar dengan oksigen atau udara yang dikompresikan. Pada reaksi ini terjadi panas, dan pada umumnya juga muncul api.

Terdapat empat periode yang terjadi dalam proses pembakaran bahan bakar pada motor diesel, yaitu sebagai berikut :

Periode pertama : Persiapan pembakaranPeriode ini merupakan campuran dari bahan bakar yang merupakan partikel halus dengan udara, sehingga membentuk campuran yangmudah terbakar. Terjadi kenaikan tekanan sesuai dengan gerakan torak (piston) dalam silinder.

Periode kedua : Penyebaran apiPeriode pembakaran cepat, campuran bahan bakar dan udara yangdikompresikan mudah terbakar dan menjadi terbakar, dan api akanmenyebar keseluruh ruang pembakaran dengan cepat, sehingga timbul letupan dalam silinder dan tekanan maupun suhunya naik secara cepat pula

Periode ke tiga : Pembakaran langsungBahan bakar segera terbakar setelah disemprotkan, pada periode ini pembakaran langsung

Periode ke empat : Pembakaran sisaMeskipun penyemprotan bahan bakar telah selesai, keadaanpembakaran sempurna belum sepenuhnya tercapai masih akan terbakar. Periode ini berhubungan dengan banyaknya bahan bakar yangdisemprotkan, tetesan ukuran kabut dengan sejumlah udara dalam ruang bakar.

C. Komponen ruang pembakaran motor diesel 4 takKomponen ruang pembakaran pada motor diesel 4 tak adalah sebagai berikut :- Kepala silinder- Silinder- Torak, ring torak- Mekanisme katup- Paking

Page 196: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

165

D. Sistem bahan bakar motor dieselSistem bahan bakar dari instansi motor diesel didefinisikan sebagai peralatan yang diperlukan untuk menangani minyak minyak bahan bakar dari titik disalurkan ke instalasi sampai mencapai pompa injeksi bahan bakar. Fungsi sistem penyemprotan bahan bakar sangat penting pada suatu motor karena bahan bakar yang dibakar dengan sempurna akan menghasilkan tenaga maksimal. Jadi kalau ada gangguan pada sistem penyemprotan bahan bakar maka tenaga motor akan terganggu.

Fungsi sistem penyemprotan bahan bakar adalah sebagai berikut :Mengalirkan bahan bakar dari tangki harian sampai ke ruangpembakaranMengatur jumlah bahan bakar yang disemprotkan Mengatur saat penyemprotan yang tepatMengatur lamanya penyemprotanMenekan bahan bakar dengan tekanan tinggiMengabutkan bahan bakar dan mendistribusikan keseluruh ruang pembakaran

Kelengkapan sistem bahan bakarUntuk terjadinya proses pembakaran bahan bakar memerlukankelengkapan-kelengkapan pendungkung antara lain :

Tangki bahan bakar (tangki utama dan tangki harian)Saringan dan tapisanPompa bahan bakar (pompa penyalur bahan bakar, pompainjeksi bahan bakar)Pengabut (nozzle)Pipa bahan bakarPengatur (governor)Ruang bakar (ruang bakar langsung, ruang bakar tak langsung)

E. Konsumsi bahan bakar spesifik motor indukKonsumsi bahan bakar secara spesifik merupakan perbandingan antara bahan bakar yang dikonsumsi dalam waktu tertentu dan tenaga yang dihasilkan oleh motor. Adapun teori dari konsumsi bahan bakar dapat menggunakan rumus antara lain sebagai berikut :

BBe = ......................................(persamaan 1)

NeKeterangan :

be = pemakaian bahan bakar spesifik efektif (kg/HP jam)B = pemakaian bahan bakar (kg/jam)Ne = Daya efektif ( HP )P = massa jenis solar ( 0,8373 kg/cm3)

Page 197: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

166

Untuk mengetahui tekanan efektif motor (Pe) maka dapat dilakukan dengan pengambilan daya dan putaran penuh motor, denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Ne x 60 x 75 x zPe =

?/4 x D2 x s x n x i

Keterangan :Pe = tekanan rata-rata efektif (kg/cm2)Ne = daya efektif (HP)I = jumlah silinderN = putaran motor (rpm)

( Z = 2, untuk motor 4 langkah) ( Z = 1, untuk motor 2 langkah)

Setelah tekanan efektif motor diketahui dengan menggunakanpersamaan diatas kemudian hasilnya didistribusikan dengan persamaan 3 (tiga). Dengan demikian daya efektif motor dapat diketahui.

Dengan diketahuinya hasil daya efektif motor berarti pemakaian bahan bakar spesifik efektif dapat diketahui dengan mendistribusikan Ne pada persamaan 1.

Didalam pemakaian bahan bakar (B) dapat diketahui dari alat ukur. Jadi dalam pemakaian bahan bakar spesifik secara efektif perlu diketahui tenaga efektif (Ne). Apabila tenaga efektif motor belum diketahui, untuk menghitung tenaga efektif motor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pe x ?/4 x D2 x s x n x iNe =

Z x 60 x 75Keterangan :

Ne = daya efektif (HP)Pe = tekanan rata-rata efektif (kg/cm2)D = diameter silinder (cm)s = langkah torak (m)n = putaran motor (rpm)i = jumlah silinder

( Z = 2, untuk motor 4 langkah) ( Z = 1, untuk motor 2 langkah)

F. Konsumsi bahan bakar motor bantuKonsumsi bahan bakar motor bantu generator yang memiliki bahan bakar spesifik (be) = 170 gram/HP/jam dan diketahui juga berat jenis solar

Page 198: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

167

adalah 0,8373 kg/cm3 = 837,3 gr/ltr. Untuk menghitung out put motor penggerak generator adalah sebagai berikut :

W x Cos ?Ne =

0,7355 x ?

Keterangan :Ne = daya motor penggerak generator (HP)W = daya generator (kW)

Cos ? = faktor daya ( 1,0 untuk phasa satu, 0,8 untuk phasa 3 )

? = efisiensi generator ( 0,93 untuk beban penuh, untuk ¾ beban adalah 0,92 dan 0,91 untuk beban ½ ).

Sebagai contoh daya generator yang dilakukan dalam kegiatan pelayaran menuju fishing ground adalah : Daya siang hari = 15.875 watt = 15,87 kW

W x Cos ?Ne =

0,7355 x ?

15,87 x 0,8Ne =

0,7355 x 0,91

12,69Ne =

0669305

Ne = 15,7 HP

Ne x beB =

Berat jenis bahan bakar solar

15,7 x 170B =

837,3

B = 3,18 liter / jam

Page 199: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

168

Daya malam hari = 16.185 watt = 16,18 kW

W x Cos ?Ne =

0,7355 x ?

16,18 x 0,8Ne =

0,7355 x 0,91

12,94Ne =

0669305

Ne = 16 HP

Ne x beB =

Berat jenis bahan bakar solar

16 x 170B =

837,3

B = 3,25 liter / jam

Page 200: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

169

4.2.2. Daun baling-baling ( propeller ),Dalam teori dasar hambatan dan propulasi, baling-baling kapal diibaratkan sekrup pendorong, semakin besar ulir atau pitchnya semakin cepat pula kapal bergerak maju.

Dengan berputarnya baling-baling maka karenanya akan memukul air dan akibatnya kapal akan bergerak maju atau mundur.

Jumlah baling-baling kapal itu bermacam-macam antara lain dapatditunjukan atau dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Gambar.4.1. Daun baling-baling tunggal

Gambar. 4.2. Daun baling-baling ganda

Gambar. 4.3. Daun baling-baling tiga

Gambar.4.4. Daun baling - baling empat

Baling-baling Tunggal ( Single Screw ).Baling-baling tunggal dikapal kebanyakan menggunakan baling-balingputar kanan, artinya jika mesin/baling-baling maju maka baling-balingakan berputar searah dengan jarum jam, begitu sebaliknya jikakapal/mesin mundur.

Page 201: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

170

Daun baling-baling Ganda ( Twin Screw )Pada umumnya adalah baling-baling ganda putar luar (out turningpropeller) maksudnya adalah baling-baling kanan putar kanan dan baling-baling kiri putar kiri.Daun baling-baling Tiga ( Triple Screw )Kedudukan tiga baling-baling itu terletak/susunan satu pada masing-masing sisinya (sisi kanan putar kanan dan sisi kiri putar kiri) dan satu lagi tepat dibelakang kemudi (ditengah-tengah) baling-baling putar kanan

Daun baling - baling empat ( Quadruple Screw )Pada baling-baling empat ini sistim putarnya adalah sistim luar artinya dua baling-baling sebelah kanan putar kanan dan dua baling-baling kiri putar kiri

Penempatan daun kemudi dapat dilihat pada gambar sebelah danpenjelasan berikut ini :

Pada gambar disebelah ini daun kemudi ditempatkan diantara dua baling-baling. Sistim ini kurang efektif, jika daun kemudi disimpangkanmembentuk sudut yang kecil, untuk memperoleh tenaga besar yang dihasilkan oleh kemudi, kemudi harus disimpangkan dengan sudut yang besar

Sedangkan pada gambar disebelah ini, dimana 2 (dua) daun kemudi dipasang pada dua baling-baling, pada sistim ini lebih efisien karena pada kecepatan pelan saja dengan penyimpangan yang kecil saja sudah memberikan pengaruh yang besar.

Dalam dunia perkapalan dikenal beberapa jenis baling-baling antara lain :1. Baling-baling kisar tetap (Fixed pitch propeller)2. Baling-baling dengan kisar dapat diubah-ubah (Controlable pitch

propeller)3. Baling-baling dengan lingkaran pelindung (Propeller in nozel)4. Baling-baling yang tiap daunnya dapat di lepas-lepas (Detechable

blade propeller)5. Baling-baling ganda dalam satu poros (Tandem propeller) dengan

putaran searah6. Baling-baling ganda dalam satu poros dengan putaran yang

berlawanan (Control rotating propeller)

4.2.2.1. Fungsi poros baling-baling

Instalasi poros baling-balingInstalasi tenaga penggerak kapal, poros baling-baling berfungsi untuk meneruskan tenaga mekanik dari mesin induk ke baling-baling sehingga dapat menghasilkan tenaga dorong pada kapal.

Page 202: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

171

Pada umumnya poros baling-baling dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu sebagai berikut :1. Poros tekan (Thrust shaft)2. Poros antara (intermediate shaft)3. Poros ekor (Tail shaft)Ditinjau dari letaknya maka :

Poros tekan terletak di antara tenaga penggerak kapal dengan poros antaraPoros antara terletak di antara poros tekan dengan poros ekor/poros baling-balingPoros ekor terletak di ujung poros baling-baling

Poros tekan ( Thrust shaft )Poros tekan adalah poros yang berfungsi untuk mencegah timbulnya gaya aksial yang disebabkan oleh adanya gaya dorong dari baling-balingyang dapat mengakibatkan kerusakan pada motor induk.

Pada kapal-kapal yang berukuran kecil poros tekan dan bantalan tekan sudah terdapat di dalam kotak roda gigi (gear box) yang biasanya sudah dihubungkan dengan motor induk. Sehingga pada kapal-kapal yangberukuran kecil poros tekan dan bantalan tekan tidak lagi digunakan sebagaimana pada kapal-kapal yang berukuran besar.

Poros antara ( intermediate shaft )Poros antara berfungsi untuk menghubungkan poros tekan dengan poros ekor dimana penyambungannya dilakukan dengan kopling atau flens.

Pada kapal-kapal yang menggunakan motor yang letaknya terlalu jauh dari buritan kapal, maka poros antara dapat dipasang lebih dari satu dengan tujuan untuk mempermudah dalam waktu pemasangan danpembongkaran pada saat perbaikan.

Poros ekor ( Tail shaft )Poros ekor berfungsi sebagai tempat kedudukan dari baling-baling,dimana ujung poros tersebut diberi celah pengunci mur dan ulir yang berlawanan arah dengan putaran poros baling-baling agar pada saat baling-baling berputar tidak akan lepas dari kedudukannya. Untukmencegah baling-baling bergerak dari posisinya maka dapat dipasang sebuah pen penahan atau pasak yang terletak pada kedudukan baling-baling.

Biasanya kekuatan pasak lebih rendah dari material atau bahan dari baling-baling dengan tujuan apabila terjadi hentakan atau benturan yang keras terhadap baling-baling pada saat sedang beroperasi, maka pasak

Page 203: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

172

tersebut akan lebih dahulu rusak sehingga kerusakan yang lain dapat dihindarkan.

Bantalan ( Bearing )Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros berbeban, sehingga putaran bolak-balik dapat berlangsung secara halus dan aman dan mempunyai daya tahan yang lama. Bantalan yangdigunakan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros dapat bekerja dengan baik.

Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi kerja poros baling-baling akan menurun atau tidak dapat bekerja dengan semestinya. Jasi bantalan dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada sebuah gedung.

Bantalan pada poros baling-baling ditinjau dari bahannya dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. Bantalan yang terbuat dari bahan kayu pok (Lingnum vitaebearing)

2. Bantalan yang terbuat dari bahan karet (Rubber bearing)3. Bantalan yang terbuat dari bahan metal (Metal bearing)

Kayu pok adalah sejenis bahan kayu yang digunakan untuk merapetkan dan tempat kedudukan dari poros ekor, bahan ini banyak digunakan karena selain dapat merapetkan kelonggaran antara poros ekor dengan tabung poros juga dapat menahan air yang masuk ke kamar mesin.

Bantalan karet adalah bantalan yang dibuat dengan cara peleburan dan pemasukan karet lunak kedalam lubang suatu metal. Adapun keuntungandari bantalan ini adalah :

1. Air dapat berfungsi sebagai pelumas2. Tahanan gesek antara metal dan karet dalam air kecil3. Pasir akan hancur melalui bagian dalam alur longitudinal itu4. Karet yang fleksibel sehingga tidak menimbulkan goresan pada

poros5. Ongkos produksi lebih rendah sehingga sering digunakan pada

kapal-kapal yang berukuran kecil

Tabung poros ( Stern tube )Tabung poros adalah sebuah pipa yang terbuat dari besi cor yangterletak antara buritan kapal sampai ujung sekat kamar mesin, yang berfungsi untuk melindungi poros dari benturan-benturan benda keras yang ada di kamar mesin, sebagai tempat kedudukan bantalan.

Untuk mencegah masuknya air ke dalam kapal terdapat, maka terdapat ketentuan kelonggaran antara tabung belakang dengan poros ekor.

Page 204: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

173

Reimers packingReimers packing adalah alat yang berfungsi sebagai perapat antara poros dengan tabung poros sehingga dapat menahan air laut yangmasuk ke kamar mesin melalui celah antara poros dengan tabung poros, untuk mengurangi abrasi pada packing digunakan gemuk yang tahan terhadap air laut.

Pemasangan dan pengencangan gland packing jangan terlalu kencang, agar ketika poros berputar air akan tetap bisa masuk dan mengalirmelalui celah antara poros dengan tabung poros sehingga dapatmelumasi dan mendinginkan poros yang bersentuhan dengan bantalan.

Pada saat poros berputar air harus terus menetes lebih dari satu kali dalam waktu tiga detik dan pada saat poros tidak berputar penekan packing dikencangkan dengan tujuan untuk mencegah air laut masuk kedalam kamar mesin

4.2.3. Daun KemudiDisamping baling-baling, maka kemudi juga merupakan salah satusarana penting dalam olah gerak kapal. Kemudi mempunyai bentuk dan type bermacam-macam, dalam bangunan kapal dikenal kemudiunbalanced, semi balanced dan balanced.

Dari masing-masing type dan bentuk kemudi tersebut mempunyaikeuntungan dan kerugiannya. (lihat gambar). Penataan sistim kemudi pada kapal terhadap baling-baling diperlukan posisi yang tepat.

Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh efektifitas kemudi dalammembelokan kapal atau meluruskan jalannya kapal.

Kemudi biasa Balanced semi balanced

Gambar. 4.5. Daun kemudi

Penataan kemudi ikut menentukan faktor keselamatan kapal sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh SOLAS (Safety of Life at Sea) yaitu :a. Dengan mesin kecepatan penuh waktu mengubah kedudukan kemudi

cikar kiri dan kanan atau sebaliknya harus tidak lebih dari 280,

Page 205: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

174

b. Kapal harus dilengkapi dengan penataan kemudi darurat, dan waktu yang diperlukan untuk mengubah kedudukan dari 200 kanan ke 200

kiri atau sebaliknya, tidak lebih dari 60 detik, dengan kecepatan mesin setengah atau minimal 7 knots,

c. Luas permukaan daun kemudi adalah 2 % dari luas bidang simetri kapal.

Aba-aba Kemudi dan Telegraph mesinAba-aba KemudiMidship : Tengah-tengah kemudi,Jarum kemudi angka NolSteady : Terus (Tahan Haluan KapalSteady as she goes : Terus begitu, kadang

kadang diikuti dengan haluan yang dimintaPort five : Kemudi kiri 50

Starboard ten : Kemudi kanan100

Hard to port : Kemudi cikar kiriHard to Starboard : Kemudi cikar kananPort easy : Pelan kiri kemudi 50

Starboard Easy : Pelan kanan kemudi50

Nothing to Port : Tidak main kiriNothing to Starboard : Tidak main kananHeading 1000 : Haluan kemudi 1000

Meet her/ check Her : BalasHalf Port/ Star Board : Kiri/kanan setengah

Aba-aba telegraph mesin meliputi:Stand by Engine : Mesin siapFinished with engine : Mesin selesaiDead slow Ahead : Mesin maju pelan sekaliDead slow Astern : Mesin mundur pelan sekaliSlow ahead/astern : Mesin maju/ Mundur pelanHalf ahead/astern : Mesin maju/ Mundur setengahFull ahead/astern : Mesin maju/Mundur penuhStop engine : Mesin stopAll engine full ahead : Semua mesin Maju penuhStarboard engine full : Mesin kananAhead Port engine : Maju penuhStop : Mesin kiri stop

Page 206: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

175

4.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Olah Gerak Kapal

Faktor-faktor yang mempengaruhi olah gerak kapal itu dapat dibedakan menjadi faktor dalam dan faktor luar kapal. Kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut :

Faktor dalam terdiri dari pengaruh dalam yang bersifat tetap dan tidak tetap.Pengaruh dalam yang bersifat tetap meliputi :- Bentuk badan kapal- Macam dan kekuatan mesin- Jumlah, tempat dan macam baling-baling- Jumlah, macam, bentuk, ukuran dan penempatan kemudi

Penjelasan :Bentuk kapal dimaksud adalah perbandingan antara panjang dan lebar kapal sangat berpengaruh terhadap gerakan kapal membelok. Kapal yang mempunyai perbandingan dimana kapal yang pendek dan lebar pada umumnya mudah membelok

Kapal yang digerakan dengan mesin diesel banyak digunakan karena persiapannya lebih cepat dan kekuatan mundurnya 70 % - 80 % dari kekuatan maju, startnya cepat.

Jumlah, macam dan tempat baling-baling dikapal perlu diketahui agar dalam mengolah gerak kapal dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang dikehendaki.

Olah gerak dengan baling-baling yang lebih dari satu itu lebih mudah dari kapal yang baling-baling tunggal. Sebelum mengolah gerak ataumembawa kapal harus tahu putaran baling-balingnya putar kanan atau putar kiri. Ada juga baling-baling dipasang di haluan kapal (Kapal Tunda dan kapal besar) tetapi dipergunakan untuk mengolah gerak saja

Jumlah, macam, bentuk, ukuran dan penempatan kemudi jugamempengaruhi olah gerak kapal maupun perubahan haluan. Kemudiyang lebar dan besar pengaruh terhadap kecepatan belok ataupenyimpangan kapal.

Page 207: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

176

4.3.1.Pengaruh bekerjanya baling-baling4.3.1.1. Kapal diam, mesin maju, kemudi tengah-tengah.

Gambar. 4.6. Putaran Baling-baling

Karena putaran baling-baling (lihat pada gambar diatas) maka daun baling-baling mendapat tekanan N yang bekerja tegak lurus daun baling-baling atas dan bawah (setengah lingkaran atas dan bawah)Terdapat perbedaan tekanan di daun baling-baling atas dan bawah.

Tekanan pada daun baling-baling atas (A) diuraikan sebagai berikut (lihat gambar diatas) dimana :NA’=gaya membujur, bekerja kedepanNA =gaya melintang, bekerja kekiriTekanan pada daun baling-baling bawah (B) diuraikan sebagai berikut (lihat gambar diatas) dimana :NB’ = gaya membujur,bekerja kedepanNB = gaya melintang, bekerja kekananNA’ dan NB’= bekerja mendorong kapalbergerak majuNA = bekerja kekiriNB = bekerja kekananNB > NA karena jarak B lebih jauh dibawah permukaan air ( hukum hydrostatika),Akibatnya buritan kapal akan terdorong kekanan , haluan kekiri(gerakan kapal I)

Setelah mesin maju maka air baling-baling yang ditolak kebelakangberbentuk spiral dan mengenai kedua belah sisi kemudi.

A = tendangan air baling-baling yang mengenai sisi kiri atas daun kemudi

B = tendangan air baling-baling yang mengenai sisi kanan bawah daun kemudi

B > A karena tendangan air keatas sebagian terbuang kepermukaan, sedangkan tendangan air kebawah seluruhnya ke daun kemuditenaganya lebih besar.

Page 208: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

177

Akibatnya buritan kapal terdorong ke kiri (gerakan kapal II).

Gerakan I > Gerakan II sehingga pada kapal diam, mesin maju, kemudi tengah-tengah akibatnya buritan kapal kekanan, haluan kekiri

Gerakan kapal 1 Gerakan kapal II

Gerakan kapal III (Posisi Akhir kapal)Gambar. 4.7. Posisi Kapal Diam, Mesin Maju, Kemudi Tengah-tengah

4.3.1.2. Kapal diam, mesin mundur, kemudi tengah-tengahPada kapal diam, mesin mundur, kemudi tengah-tengah maka perubahan kapal yang akan terjadi dimana buritan kapal akan didorong kekiri dan haluan bergerak kekanan. Disebabkan karena perbedaan tekanan pada daun kemudi pada setengah lingkaran bagian atas dan bawah dapat diuraikan sebagai berikut :

Tekanan pada daun baling-baling atas (A) terjadi 2 gaya yaitu :NA’ = gaya membujur bekerja kebelakangNA = gaya melintang bekerja kekananTekanan pada daun baling-baling bawah (B) terjadi 2 gaya yaitu :NB’ = gaya membujur bekerja kebelakangNB = gaya melintang bekerja kekiriNA’ > NB’ = bekerja kebelakang mendorong kapal mundurNA = bekerja kekananNB = bekerja kekiriNB > NA = karena jarak B lebih jauh dibawah permukaan air (hukum

hydrostatika)Akibatnya buritan kapal didorong kekiri, Haluan kekanan (gerakan kapal I)

Page 209: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

178

Setelah mesin mundur maka air baling-baling yang didorong kedepan akan menimpa kedua belah sisi badan kapal (lambung kapal), maka :A = Tekanan air baling-baling pada lambung kiri bawahB = Tekanan air baling-baling pada lambung kanan atas

Gerakan kapal I Gerakan kapal II

Gerakan Kapal III (Posisi akhir kapal)

Gambar. 4.8. Posisi Kapal Diam, Mesin Munur, Kemudi Tengah-tengah

A > B, karena tekanan air baling-baling pada lambung kiri bawahsebagian terbuang sehingga tekanan ringan, jika dibandingkan dengantekanan air baling-baling pada lambung kanan atas seluruhnya menimpa pada lambung kapal (bekerja tegak lurus) sehingga tekanannya besar.Akibatnya, Buritan didorong kekiri, Haluan kekanan (gerakan kapal II)

Gerakan I dan Gerakan II sama-sama menghasilkan buritan kekiri maka kapal diam, mesin mundur, kemudi tengah-tengah maka buritan didorong kekiri dan haluan kekanan

4.3.1.3. Kapal berhenti terapung, mesin mundur, kemudi tengah-tengah

Lihat gambar disebelah kapal pada :- posisi 1 adalah kapal dalam keadaan diam/berhenti, kemudian mesin

digerakan mundur- posisi 2 haluan kapal akan berputar kekanan sebelum bergerak

mundur, buritan kekiri (perbedaan hambatan pada ½ lingkaran daun baling-baling atas dan bawah)

- posisi 3 haluan kapal tetap berputar kekanan setelah bergerak mundur dan akan demikian seterusnya (perbedaan air baling-baling yangbergerak kedepan pada kedua sisi lambung kapal).

Page 210: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

179

Gerakan kapal I Gerakan kapal I Gerakan kapal III (Posisi Akhir kapal)Gambar.4.9. Posisi Kapal berhenti terapung, mesin mundur,

kemudi tengah-tengah4.3.1.4. Kapal sudah mundur, baling-baling berputar mundurDalam keadaan ini pengaruh baling-baling terhadap kapal sama dengan kapal diam, baling-baling mundur, gerakan kapal hanya dipengaruhi oleh :

Gerakan I = Buritan kekiriGerakan ke II = Buritan kekiri

Akibatnya : Buritan kapal akan bergerak kekiri dan haluan kekanan lebih jelas/ nyata

I

Gerakan kapal I Gerakan kapal II Gerakan Kapal III (Posisi Akhir kapal)

Gambar.4.10. Posisi kapal sudah Mundur, Baling-baling berputarmundur

Ger. I. Haluan kekanan, buritan kekiriGer. II. Haluan kekanan, buritan kekiriGer.III. Haluan kekanan, buritan kekiri. Gerakan kapal sama dengan kapal diam dan mesin mundur, tetapi lebih jelas/nyata.

4.3.1.5. Kapal sudah maju, baling-baling berputar majuGerakan.I : Haluan kekiri, buritan

kekananGerakan. II : Haluan kekanan, buritan

kekiri I II III

Gerakan. III : (Arus ikutan) menyebabkanhaluan kekanan, buritankekiri

Gambar.4.11. Posisi Kapal sudah maju, baling-baling berputar maju

Page 211: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

180

4.3.1.6. Kapal maju, kemudi disimpangkan kekanan

Akibatnya, Haluan kapal berputar kekanan

Disebabkan karena :- Gaya P (reaksi air) tegak lurus pada daun kemudi dan bekerja

terhadap titik G kapal dan terbentuk kopel yang momennya (M) = P x GA

P Cosa G a

PP Sin a A

P

a

Gambar. 4.12.a. Kapal maju, kemudi disimpangkan kekanan

Gambar.4.12.b. Posisi akhir kapal

Dititik G gaya tersebut diuraikan menjadi 2 yaitu :P sin a = bekerja kebelakang mengurangi kecepatan majuP cos a = bekerja ke samping kiri sebelah luar, sehingga haluan

kapal berputar kekanan dan buritan kekiri

4.3.1.7. Kapal maju , kemudi disimpangkan kekiri

Akibatnya, Haluan kapal berputar kekiri

Disebabkan karena :- Gaya P (reaksi air) terhadap G akan membentuk kopel yang momennya

(M) = P x GAGaya P dititik G diuraikan menjadi 2 yaitu :P sin a = bekerja kebelakang mengurangi kecepatan majuP cos a = bekerja kesamping kanan sebelah luar, sehingga haluan

kapal berputar kekiri dan buritan kekanan

Page 212: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

181

G a P cos aP sin a P

a

Gambar.4.13.a. Kapal maju,kemudi disimpangkan kekiri

Gambar.4.13.b. Posisi akhir kapal

4.3.1.8. Kapal mundur, kemudi disimpangkan kekanan

Akibatnya, Haluan kapal berputar kekiri dan Buritan kekananDisebabkan karena :- Gaya P bekerja pada daun kemudi dari arah belakang- Gaya P terhadap G akan membentuk kopel yang momennya (M) = P x

GA- Gaya P dititik G diuraikan menjadi 2 yaitu :

P sin a = bekerja kedepan mengurangi kecepatan mundurP cos a = bekerja kesamping kanan sebelah luar, mendorong buritan

kapal berputar kekanan, haluan kekiri (lihat gambar dibawah ini).

PP sin a

G P cos a

A

P

Gambar.4.14.a. Kapal mundur, kemudi disimpangkan kekanan Gambar.4.14.b. Posisi akhir kapal

Page 213: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

182

4.3.1.9. Kapal mundur, kemudi disimpangkan kekiri

Akibatnya, Haluan kapal berputar kekanan dan buritan kekiriDisebabkan karena :- Gaya P bekerja pada daun kemudi dari arah belakang- Gaya P terhadap G akan membentuk kopel yang Momennya (M) = P x

GA- Gaya P dititik G diuraikan menjadi 2 yaitu :

P sin a = bekerja kedepan mengurangi kecepatan mundurP cos a = bekerja kesamping kiri sebelah luar mendorong buritan

kapal berputar kekiri, haluan kekanan (lihat gambar dibawah ini)

Psin aPcos a

G

Gambar. 4.15.a. Kapal mundur, kemudi disimpangkan ke kiri Gambar.4.15.b. Posisi akhir kapal

Besar atau kecilnya pengaruh kemudi terhadap kapal sangat tergantung dari besar kecilnya gaya P yang bekerja pada daun kemudi, besarkecilnya lengan kopel tergantung pada jarak antara gaya P dan titik G.

Besar kecilnya gaya P pada daun kemudi tergantung pada :- Besar kecilnya luas permukaan daun kemudi- Sudut yang dibentuk oleh penyimpangan daun kemudi- Kecepatan kapal

Pengaruh dalam sifat tidak tetap

4.3.2. Sarat kapalSarat besar berarti kapal mempunyai muatan penuh dan

mencapai sarat maximumnya, reaksi terhadap gerakan kemudi terasa berat dan lambat/lamban, jika sudah berputar reaksi kembali memerlukan waktu yang cukup lama. Sarat kecil berarti bangunan kapal diatas air lebih banyak dipengaruhi oleh angin dan ombak sehingga menyulitkan olah gerak kapal, apalagi kapal kosong.

Page 214: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

183

4.3.3. Trim dan List KapalTrim adalah perbedaan sarat depan dan belakang disebut nonggak atau nungging. Trim yang ideal adalah sedikit kebelakang jangan sampaipandangan anjungan tertutrup. Trim nol diperlukan pada waktu kapal naik dok, masuk sungai, melayari kanal dan sebagainya list adalah kemiringan kapal.Terjadi karena pembagian muatan yang tidak benar didalampalkah.

Faktor luar itu adalah faktor yang datangnya dari luar kapal antara lain seperti arus, angin ombak dan keadaan perairan.

4.3.4 Keadaan LautKeadaan laut banyak ditentukan oleh adanya pengaruh angin, ombak dan arus. Pengaruh angin sangat mempengaruhi olah gerak kapalterutama ditempat tempat yang sempit dan sulit, dan kapal kosong. Walaupun pada situasi tertentu angin dapat membantu mengolah gerak kapal atau mempercepat menghambat kecepatan kapal yang sedang berlayar.

Jika kapal hanyut (drifting) akan berada selalu kesisi bawah angin,dan jika kapal berlayar ditengah laut dan mendapat angin maka angin akan menghanyutkan kapal ke sisi bawahnya, sudut penyimpangan yangterjadi disebut Rimban (drift).Rimban (drift) itu tergantung dari :- Laju dan haluan kapal- Kekuatan dan arah angin- Luas badan kapal diatas permukaan airSudut penyimpangan yang terjadi akibat pengaruh angin terhadap haluan kapal dapat digambarkan sebagai berikut :

DHaluan yang dikemudikan

A 900

Angin B

C

Gambar. 4.16. Rimban

Sudut alpha pada gambar adalah Rimban (drift). Jika kapal akanmenjalani haluan AB dengan pengaruh angin AC, kapal harusdikemudikan AD.

Kapal berlayar dan melaju dengan sarat cukup, jika mendapat angin dari arah melintang, maka haluan kapal cenderung mencari angin sedangkan jika kapal berlayar dan bergerak mundur maka buritan kapal akanmencari angin.

Page 215: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

184

4.3.5 Pengaruh LautPengaruh laut yang dimaksud adalah pengaruh ombak dan dibedakan menjadi tiga yaitu :- kapal yang mendapat ombak dari depan- kapal yang mendapat ombak dari belakang- kapal yang mendapat ombak dari samping

Ombak dari depan menyebabkan kapal cenderung mengangguk,kemudian anggukan kapal cepat atau lambat ditentukan oleh titik GML. Jika titik GML cukup besar maka kapal cenderung lebih cepatmengangguk dari pada periode oleng.

Ombak dari belakang, kapal menjadi sulit dikemudikan artinya haluan merewang.

Ombak dari samping, kapal akan mengoleng, berbahaya bagi kapal yang mempunyai kemiringan yang besar. Jika terjadi sinkronisasi antaraperiode oleng kapal dengan periode gelombang semu maka olengan kapal makin membesar kemungkinan kapal akan terbalik dan tenggelam.

Yang dimaksud dengan :Periode Oleng kapal adalah lamanya oleng yang dijalani kapal dihitung dari posisi tegak, oleng terbesar kiri/kanan, kembali tegak, oleng terbesar disisi kanan/kiri dan kembali ke posisi tegak . (lihat gambar dibawah ini)

A B C

Gambar. 4.17. Periode Oleng

Periode gelombang semu adalah waktu yang diperlukan untukmenjalani satu kali panjang gelombang, dari puncak ke puncakgelombang beriklutnya. (lihat gambar dibawah ini).

Panjang gelombang

Periode gelombang Semu

Gambar. 4.18. Periode gelombang semu

Page 216: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

185

Perhatikan.Jika berlayar dalam ombak maka :1. Sebaiknya kecepatan kapal dikurangi,2. Haluan kapal dikemudikan sehingga ombak datang dari arah diantara

haluan dan arah melintang kapal

4.3.6. Pengaruh ArusArus adalah gerakan air dengan arah dan kecepatan serta menujukesuatu tempat tertentu. Arus Timur adalah arus ke Timur. Rimban yang terjadi karena arus tergantung dari arah dan kekuatan arus dengan arah dan kecepatan kapal. Pengaruh arus terhadap olah gerak kapal sama dengan pengaruh angin.

4.37. Keadaan Perairan Keadaan perairan dimaksud disini adalah pengaruh perairan dangkal dan sempit. Pada perairan sempit jika lunas kapal dekat dengan dasarperairan maka akan terjadi ombak haluan dan buritan serta penurunan permukaan air dinatara haluan dan buritan pada sisi kiri/kanan lambung kapal, disamping itu pula akan terjadi arus bolak balik seperti padagambar disebelah).

Terjadinya lunas kapal dekat dengan dasar perairan disebabkan karena :- Gerakan baling-baling akan terjadi pengisapan air- Karena kecepatan kapal, jika berlayar dengan kecepatan tinggi, kapal

akan terasa menyentak-nyentak

Dengan mengetahui pengaruh keadaan laut dan keadaan perairan ikut menunjang keberhasilan olah gerak. Disamping faktor-faktor tersebut maka faktor manusia serta mengenal karakter kapal ikut jugamenentukan keberhasilan dalam mengolah gerak kapal.

Apabila melayari perairan sempit harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Kurangi kecepatan, cukup untuk mempertahankan haluan2. Usahakan berlayar ditengah alur3. Bertemu dan penyusulan kapal harus dilaksanakan hati-hati4. Kurangi kecepatan waktu melewati perkampungan, dermaga, tempat

berlabuh

Page 217: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

186

Gambar.4.19. Keadaan perairan

Keterangan gambar :1. ombak haluan2. arus dikanan / dikiri lambung kapal disertai penurunan permukaan air3. arus lemah, bekerja kebelakang sejajar dengan lunas

4.4. Berlabuh JangkarYang dimaksud dengan berlabuh jangkar pada kapal itu apabilajangkarnya makan didasar laut dan kapal tidak bergerak lagi. Banyak hal yang harus dipersiapkan antara lain persiapan dianjungan, di kamarmesin, pemilihan tempat labuh yang baik.

4.4.1.Persiapan kapal sebelum berlabuh jangkar a. Pemberitahuan kepada KKM dan Perwira Deck serta petugas yang

ditunjuk ½ - 1 jam sebelum lego jangkar dilaksanakanb. Topdal (Log) diangkat, bendera-bendera dipasang, tangga disiapkan,

serta peralatan bongkar muat barang, penumpang, pos jugadipersiapkan

c. Alat navigasi dianjungan siap digunakan seperti perum dihidupkan untuk mengetahui kedalaman perairan, Radio siap untuk komunikasi.

d. Mesin-mesin jangkar dipanaskan dan dicoba, dengan jangkar diarea keluar ulup untuk memastikan jangkar siap dipakai dan tidak macet.

e. Buku kepanduan Bahari dan peta rencana diteliti untuk mengetahui keadaan dan situasi tempat berlabuh yang sebenarnya.

4.4.2.Pemilihan Tempat Berlabuh Tempat berlabuh harus ditentukan lebih dahulu yang paling aman dan

tepat dengan memperhatikan :a. Sarat kapal sesudah bongkar muat dan air surut

Page 218: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

187

b. Bebas dari kapal-kapal lain jika kapal berputar pindah posisi serta bebas dari tempat dangkal, dan jika perlu rantai diarea atau dihebob.

c. Hubungan / komunikasi dengan darat harus mudah lancar dan cepat, terutama menghemat waktu pada saat bongkar muat.

4.4.3. Pelaksanaan Labuh JangkarDalam pelaksanaan labuh jangkar harus diikuti hal-hal sebagai nerikut :a. Dekati tempat berlabuh denganmengikuti suatu garis

merkah/penuntun yang ada atau mengadakan baringan, dankecepatan kapal perlahan-lahan disertai dengan mengadakanperuman kedalaman air dan jenis dasar laut.

b. Untuk menghemat waktu dan ketepatan tempat berlabuh yangdikehendaki, maka pelaksanaan letgo jangkar dilakukan pada arah yang benar. Biasanya jangkar dipilih yang berada diatas angin dan olah gerak kapal dilakukan melawan angin dan arus. Untukmengetahui arus dan angin lihat kapal-kapal lain yang telah letgojangkar atau benda lain yang terapung hanyut dibawa angin.Anemometer adalah alat untuk mengetahui arah dan kecepatan angin. Current meter adalah alat untuk mengetahui arah dankecepatan arus.

c. Jika keadaan memungkinkan letgo jangkar dilakukan pada saat kapal bergerak mundur agar rantai jangkar tidak menumpuk dan menggores badan kapal. Bila arus kuat hingga kapal mundur terlalu cepat maka dapat diberikan kapal maju/mesin maju agar rantai jangkar tidakterlalu kencang.

d. Dalam keadaan terpaksa, letgo jangkar dapat dilaksanakan dengan kapal maju (misalnya tempat sempit). Kerugiannya rantai jangkar dapat merusak kulit kapal dan lunas samping.

e. Hendaknya selalu dihindari letgo jangkar waktu kapal berhenti sebab:- diragukan jangkar makan atau tidak- rantai jangkar menumpuk dan dapat menyebabkan jangkar terbelit

f. Perwira I, Serang dan Mistri siap di Haluan pada waktu kapalmendekati tempat labuh jangkar. Serang bertugas mengaturperalatan-peralatan mesin jangkar, menyiapkan bola jangkar dan lain-lain. Mistri bertugas melayani mesin jangkar, bandrem danmemberikan tanda bel. Mualim I harus selalu melaporkan keanjungan tentang berapa panjang rantai yang sudah diarea, arah rantai, kencang/makan atau slack dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

Page 219: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

188

g. Selama manouvre letgo jangkar berlangsung mesin jangkar tetapstand by, setelah jangkar makan dan bandrem distopper, posisijangkar sesuai dengan tempat yang dikehendaki maka mesin selesai. Tanda-tanda berlabuh dipasang sesuai dengan peraturan yangberlaku. Tentukan posisi /tempat berlabuh dengan baringan catatdalam buku journal kapal berapa rantai jangkar diarea dan lain-lain.

4.4.4.Menentukan panjang rantai jangkar yang di area

Panjang rantai jangkar yang di area tergantung dari :1. Dalamnya air dan jenis dasar laut2. Kekuatan dan arah dari arus, angin3. Lebar dan sempitnya perairan

Dalamnya air sampai 15 depaSecara teoritis dengan dalam 15 depa dan dasar laut yang baik, maka panjang rantai jangkar cukup diarea 4 x dalamnya air. Ingat bahwamasing-masing rantai jangkar haluan kanan dan kiri terbatas kira-kira 10 segel. Sebelum jangkar di letgo, jangkar dikeluarkan dari ulup dan diarea hingga sedikit diatas permukaan air ± 1 meter, kemudian bandremdikencangkan dan kopling dibuka, jangkar siap letgo.

Dalamnya air lebih dari 15 depaPada kedalaman perairan yang lebih dari 15 depa, meletgo jangkar dari ulup adalah berbahaya. Jangkar dikeluarkan dari ulup di area sampai kira-kira 15 depa diatas dasar laut. Kemudian bandrem dikencangkan kopling dibuka, jangkar siap di letgo.

4.4.5. Berangkat dari tempat berlabuh jangkara. Persiapan yang harus dikerjakan sebelum mengangkat jangkar

1. KKM dan semua kepala bagian diberitahukan, demikian pulaPandu, petugas pelabuhan (Bea cukai, Dokter, Imigrasi, dll)

2. Naikan bendera semboyan sesuai dengan peraturan pada waktu siang hari, lampu penerangan navigasi dipasang jika kegiatanhebob jangkar malam hari

3. Kontrol mesin-mesin, mesin kemudi, telegraph dan mesin jangkar4. Periksa surat-surat kapal, ABK, peralatan lain, lobang-lobang

dilambung, sekat-sekat kedap air, palka, barang selundupan dan penumpang gelap.

5. Mencocokan jam dan membuat ship’s condition.6. Mualim I, Juru Mudi, Serang, Mistri siap diposnya masing-masing

dalam keadaan hebob jangkar.

Page 220: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

189

b. Hebob Jangkar1. Pada waktu ada komando hebob jangkar, rantai jangkar di hebob

masuk. Perwira I melaporkan kedudukan jangkar dan rantainya mengenai arah, kencang atau slack, sisa panjang rantai. Satu orang kelasi ada di bak rantai untuk menyusun dan mengatur rantaijangkar.

2. Jika jangkar tercabut (up and down) rantai jangkar dalam posisitegak lurus dan jangkar mulai terangkat keatas (terasa beban mesin jangkar menjadi berat), mesin maju pelan.

3. Bersamaan hebob jangkar diikuti dengan mencuci rantai terutama pada daerah yang dasar lautnya berlumpur.

4. Apabila jangkar sudah masuk ulup, kemudian di stopper dan diikat kuat

4.5. Menyandarkan kapal pada dermagaKapal sandar di dermaga diartikan sebagai kapal yang diikat dengan tali kepil sehingga kapal tidak bergerak lagi. Salah satu fungsi dermagaadalah tempat sandar kapal. Tali yang digunakan di kapal ada beberapa jenis antara lain : Tali nylon (synthetic), Tali kawat, Tali manila danlainnya.

Ukuran talipun bermacam-macam, untuk kapal yang besar menggunakan tali nylon dengan diameter 40 mm atau circ.10” untuk tali kawatberdiameter 20 – 24 mm.

Tali kepil dari kapal yang dipasang kedermaga (bolder dermaga) harus melalui roller chock atau bull nose yaitu lobang-lobang dilambung kapal yang dilengkapi dengan alat penutup.

Susunan dan nama Tali kepil dikapal yang sandar di dermaga dapat dijelaskan pada gambar berikut ini :

1. 1. Head line 2. Forward bow spring line

3. Waist breast line2 4. Forward quarter spring line

3 5. Stern Line

4

5Gambar. 4.20. Nama dan posisi tali kapal

sandar

Page 221: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

190

Head line atau Tali depan adalah tali yang dipasang di haluan kapal, mengarah kedepan (1)

Stern line atau Tali belakang adalah tali yang dipasang di buritan kapal, mengarah kebelakang

Breast line atau Tali melintang adalah tali yang digunakan untukmenjaga agar kapal tidak bergerak menjauhi dermaga

Spring line atau Tali Spring adalah tali yang dipasang dihaluanmengarah kedepan disebut spring depan, kemudian disebut springbelakang jika spring dipasang pada buritan yang mengarah kebelakang

4.5.1. Sandar Kanan dan Kiri di Dermaga

4.5.1.1. Sandar pada dermaga tanpa arus/angin

a. Sandar Kiri.

Posisi kapal I.Kapal dibawa mendekati dermaga dengan kecepatan mesin maju pelan sekali, sampai kapal berhenti tepat didepan dermaga,

Jangan sampai melewati tempat yang sudah ditentukan, jika perludibantu mesin mundur (perhatikan hindarkan kapal menabrak dermaga tau kapal lain yang sedang sandar)

Posisi kapal IIPosisi kapal membentuk sudut dengan dermaga membentuk sudut yang kecil, jika perlu dari jarak perkiraan sebelum tiba ditempat yangditentukan, mesin stop, serta perlu dibantu mesin mundur atau maju sebentur sesuai dengan kebutuhan.

Kirimkan tali spring ke darat dan tahan jangan slck, kemudi kanan, mesin maju perlaha haluan akan tertahan spring depan dan sampai menyentuh dermaga, buritan secara perlahan pula bergerak mendekati dermagasampai pada posisi III.

Posisi kapal IIIKirimkan tros belakang (buritan) dan depan (haluan) ke darat (dermaga) setelah terikat di bolder tahan dan atur tros hingga kapal pada posisi rapat/sandar dermaga yang dikehendaki (Posisi IV.).

Posisi kapal IVTros dan spring depan (haluan) dan belakang (buritan) dipasang/diikat kuat

Page 222: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

191

Catatan : Sebagai tindakan berjaga-jaga pada waktu sandar kanan/kiri dapat dipersiapkan jangkar pada posisi keluar dari ulup/menggantung sewaktu-waktu diperlukan dapat segera di letgo guna menahan lajukapal.

4 3 2

1

Gambar. 4.21. Sandar Kiri

b. Sandar Kanan.

Posisi kapal IKapal dibawa/digerakan mendekati dermaga diusahakan sejajar dengan dermaga dengan kecepatan cukup untuk mengemudikan kapal. Jika jarak ketempat sandar didermaga yang dikehendaki aman dan baik, mesin mundur sebentar, kemudi kiri hingga haluan kekanan buritan kekiridilanjutkan,

Posisi kapal IIMesin Stop, kapal hingga berhenti, kirimkan spring depan kedermaga/darat ikat di bolder dan tahan, kemudi tetap kiri, mesin maju pelan hingga kapal pada posisi III (haluan ditahan spring hingga kapal sejajar dan merapat ke dermaga) mesin stop

Posisi kapal IIISisa laju kapal mendorong buritan kapal mendekati dermaga, trosHaluan (depan) dan buritan (belakang) kirim ke darat/dermaga ikat di bolder.

Posisi kapal IVKapal dirapatkan dengan mengatur Tros dan spring dan diikat kuatdengan bolder dermaga dandi kapal.

Page 223: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

192

2 3 4

1

Gambar.4.22. Sandar Kanan.

4.5.1.2. Sandar pada dermaga dengan arus dan Angin

4.5.1.2.1. Sandar di dermaga dengan arus dari depan

a. Sandar kiri

555

i 4 5 3

2

1

Gambar. 4.23. Sandar kiri

Posisi kapal IKapal mendekati tempat sandar (dermaga) dengan diusahakan sejajardermaga, mesin maju pelan secukupnya untuk melawan arus agar kapal dapat diam/seolah-olah berhenti

Page 224: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

193

Posisi kapal IIKemudi kiri, mesin tetap maju, kapal akan bergerak dengan haluan kekiri/melintang arus, pada posisi kapal seperti ini kemudi dikembalikan di posisi tengah-tengah kapal akan bergerak mendekati dermaga padaposisi kapal III,

Posisi kapal IIIKapal mendekati dermaga dalam keadaan membentuk sudut atau posisi miring dengan dermaga/melintang arus, mesin tetap dipertahankan maju, kemudian segera kemudi kanan dan diatur dan disesuaikan hingga kapal sejajar dermaga kembali ( Posisi I ) seperti pada gambar posisi kapal IV.

Posisi kapal IVKapal cukup jaraknya dengan dermaga kirimkan tros depan ikat di bolder dan segera tahan, mesin stop, kapal dengan gerakan mundur sedikit haluan tahan tros depan kapal akan merapat dermaga (adanya kekuatan arus), bersamaan itu kirimkan juga spring bnuritan/belakang dulu untuk membantu tros haluan/depan menahan kapal terhadap arus, kemudiandisusul kirim kedarat/dermaga tros buritan belakang dan springhaluan/depan.

Posisi kapal VKapal telah sandar /merapat dermaga dengan baik dan semua Tros dan spring haluan buritan kapal dipasang/diikat kuat.

Catatan :- Untuk tindakan berjaga-jaga jangkarpun harus disiapkan (jangkar

kanan) digantungkan/keluarkan dari ulup, agar dengan segera dapat di letgo bila diperlukan sewaktu-waktu,

- Gerakan kemudi jangan terlalu besar disesuaijan dengan kekuatan arus, agar dapat mengatasi haluan bila kemungkinan haluanmembentur dermaga

Page 225: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

194

4.5.1.2.2. Sandar di dermaga dengan arus dari belakang

a. Sandar kanan

2 3

1

1 Gambar. 4.24. Sandar Kanan

Posisi kapal IPada posisi I mesin stop, kapal dibiarkan hanyut, diusahakan kapal sejajar dengan dermaga hingga mencapai tempat sandar. Diperkirakan jarak dengan dermaga cukup dan aman segera kirimkan tros buritan/belakang, jika sudah memungkinkan tros diarea dan tahan jangan slack.

Posisi kapal II Mesin mundur, kemudi kiri (untuk mengimbangi arus), trosburitan/belakang area tahan, atur dan disesuaikan antara mesin maju dan area tahan tros serta kekuatan arus sedemikian hingga kapal akanbergerak merapat ke dermaga dan bersamaan itu kirimkan segera spring haluan /depan untuk membantu tros buritan/belakang agar tidak putus

Posisi kapal IIIJika sudah cukup aman, kirimkan tros haluan/depan dan springburitan/belakang, mesin stop, semua spring dan tros diikat kuat hingga kapal sandar di dermaga dengan aman

Catatan :Olah gerak ini hanya dilakukan bila dalam keadaan terpaksa, harus hati-hati dan cepat tepat perhitungannya.

Page 226: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

195

4.5.1.2.3. Sandar dermaga dengan angin dari darat

a. Sandar kanan

2

1 3 4

Gambar.4.25. Sandar kanan

Posisi kapal IKapal dibawa ketempat sandar yang dituju, mesin maju cukup untuk mengendalikan kapal ketempat sandar.Jika telah cukup jaraknya antara kapal dan dermaga, segera kirimkantros buritan kedarat dan ikat kuat di bolder tahan, beri/bantu mesin maju pelan, kemudi diatur sehingga kapal tetap sejajar dengan dermaga.

Posisi kapal IIKapal ditahan dan hebob tros belakang dan mesin tetap maju pelan hingga kapal merapat di dermaga, mesin stop, bersaman itu kirimkan kedarat/dermaga tros dan spring yang lain

Posisi kapal IIIKapal telah merapat di dermaga dan diikat kuat dibantu tali tambahan tros melintang kapal (breast line)

Posisi kapal IVKapal sandar dengan aman dan selamat dilanjutkan kegiatan lain.

Catatan :- Olah gerak ini dilakukan oleh kapal-kapal kecil, jika kapal besar

kemungkinan tros dapat putus- Untuk kapal besar cara yang terbaik adalah sebagai berikut :

Page 227: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

196

4.5.1.2.4. Sandar Dermaga Mendapat Angin dari laut

a. Sandar kiriCatatan :- Olah gerak ini dapat dilakukan dengan mempergunakan pelampung

kepil yang ada ditengah perairan- Dapat juga menggunakan jangkar apabila tidak ada pelampung kepil

Posisi kapal IPelampung kepil yang pertama didekati dengan hati-hati kecepatancukup atau mungkin pelan lihat situasinya. Usahakan/buat sudut antara haluan kapal dan dermaga cukup besar.

Pelampung kepil pertama harus ada disebelah kanan kapal, mesin stop, jika perlu dibantu mesin mundur sebentar sehingga jarak antarapelampung kepil I dan II tidak jauh. Kirimkan tros haluan/depan dan buritan/belakang melalui mooring boat (sekoci kepil) ikat kuat.

Posisi kapal IISetelah tros haluan/depan dan buritan/belakang sudah terikatdipelampung kepil. Atur hebob area dan tahan tros tersebut secarabersama-sama atau bergantian agar posisi tetap baik sejajar dengan dermaga sampai kapal merapat dan sandar dengan baik

Posisi kapal IIIKapal telah sandar di dermaga, semua tros dan spring diikat kuat.Kegiatan selanjutnya di dermaga dapat dikerjakan.

Jangkar

3

2 1Jangkar

Gambar. 4.26. Sandar kiri

Page 228: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

197

4.5.1.2.5. Sandar Dermaga Mendapat Angin dari Laut Tanpa Pelampung kepil (dengan jangkar)

Sandar kananDermaga tempat sandar yang dituju didekati dengan kecepatan cukup untuk mengemudukan kapal.

Posisi kapal IMesin stop, buat sudut besar dengan dermaga, jarak kira-kira 2 x panjang kapal, letgo jangkar diatas angin, dan area.

Posisi kapal IIDengan sisa laju kapal ditambah dengan kekuatan angin, area tahan jangkar kiri, dan usahakan jangkar makan, kapal hingga pada posisi III

Posisi kapal IIIKirimkan secepatnya spring haluan/depan ke darat/dermaga tahan dan di ikat, kemudi kiri, mesin maju sebentar/secukupnya, maka kapal akan merapat kedermaga dengan kecepatan sangat pelan

Posisi kapal IVKirimkan tros haluan/depan dan buritan/belakang dan springburitan/belakang diikat bolder dermaga, hingga posisi kapal sandardengan baik.

Jangkar

1 2 3 4

Gambar. 4.27. Sandar kanan

Page 229: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

198

4.5.2. Berangkat / Lepas Dermaga

4.5.2.1. Tanpa Arus

Sandar kiri

a. Cara PertamaPosisi kapal ISemua tali kepil dilepas, kecuali spring depan, kemudian - spring ditahan, kemudi kiri mesin maju pelan, kapal akan bergerak

maju- Haluan kapal dengan sendiri tertahan oleh spring haluan akibatnya

buritan kapal bergerak menjauhi dermaga, dan membentuk sudutseperti pada posisi kapal II, stop mesin

Posisi kapal II - Mesin mundur, kemudi tengah-tengah atau tetap kiri,- Saat mulai kapal bergerak mundur, lepas spring haluan/depan, kapal

bergerak mundur terus hingga posisi kapal III (jarak kapal dengan dermaga cukup), stop mesin, sisa laju bergerak kebelakang seperti posisi kapal III

Posisi kapal IIIMesin maju, kapal dikemudikan sesuai dengan haluan yang dikehendaki.

2

1

3

Gambar cara pertama 4.28.a. Lepas Sandar Kiri

Page 230: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

199

Sandar kiriCatatan :Kapal dikemudikan searah pada waktu kapal sandar

b. Cara keduaPosisi kapal ISemua tali kepil dilepas, kecuali spring haluan/depan- Spring ditahan, kemudi kiri, mesin maju pelang, hingga kapal

kedudukan tegak lurus dermaga minimal - Mesin stop, kemudi tengah-tengah

Posisi kapal IIKemudi kanan, Mesin mundur dan lepas spring haluan/depan, sampai pada posisi kapal III, mesin stop

Posisi kapal IIIKemudi kanan / cikar kanan, mesin maju penuh sebentar, agar kapal segera bergerak

Posisi kapal IVMesin maju, kapal dikemudikan sesuai yang dikehendaki

Catatan : Kapal dikemudikan berlawanan dengan arah kapal pada waktu sandar

4 2 3

1

Gambar cara kedua 4.28.b. Lepas Sandar kiri

Sandar kanan

a. Cara PertamaPosisi kapal ISemua tali kepil (spring dan tros) dilepas, kecuali spring haluan/depan dan tros buritan/belakang

Page 231: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

200

- Tahan spring haluan/depan, kemudi kanan, mesin maju pelan, area tros belakang

- Haluan tertahan spring haluan, buritan secara perlahan menjauhidermaga

Posisi kapal IITahan tros buritan/belakang, mesin mundur, mulai kapal bergerakmundur spring haluan/depan tros lepas bolder darat/dermaga hebob kekapal, kapal bergerak mundur pada posisi kapal III

Posisi kapal IIILepas tros belakang, mesin maju kemudi diatur dan kapaldikemudikansesuai dengan haluan yang dikehendaki

2 1

3

Gambar cara pertama. 4.29.a.Lepas Sandar kanan

b. Cara kedua

Posisi kapal ISemua tali kepil dilepas (spring dan tros) kecuali spring buritan/belakang- Tahan spring belakang, kemudi tengah-tengah, mesin mundur

Posisi kapal IIHaluan kapal yang bebas akan bergerak menjauhi dermaga

Posisi kapal III Mesin maju, kemudi diatur dan kapal dikemudikan sesuai dengan haluan yang dikehendaki

Catatan :- Olah gerak ini dilakukan bila dalam keadaan terpaksa- Ingat buritan kapal dekat dengan dermaga (baling-baling)

Page 232: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

201

3

2 1

Gambar cara kedua. 4.29.b.Lepas Sandar kanan

4.5.2.2. Dengan Arus

Arus dari depan

Posisi kapal I- Tros depan spring belakang ditahan, dilepas spring depan dan tros

belakang- Area tros depan, tahan spring belakang, kemudi kanan karena ada

kekuatan arus- Haluan kapal akan bergerak kekanan (menjauhi dermaga)

Posisi kapal II- Tahan tros depan, lepaskan spring belakang, kemudi tengah-tengah- Buritan kapal akan menjauhi dermaga, seperti pada posisi kapal III

Posisi kapal III- Mesin maju, lepaskan tros depan kemudian kapal dikemudikan sesuai

dengan haluan yang diinginkan

2

1

3

Gambar. 4.30. Lepas Sandar Kiri

Page 233: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

202

Dengan Arus

Arus dari belakang

Posisi kapal I- Semua tali kepil dilepas kecuali spring depan dan tros belakang- Tahan spring depan, kemudi kiri, area tros belakang- Buritan akan bergerak menjauhi dermaga seperti pada posisi kapal II

Posisi kapal II- Tahan tros belakang, kemudi tengah-tengah, mesin mundur- Saat kapal akan bergerak mundur spring depan dilepas, haluan akan

menjauhi dermaga, buritan tertahan tros belakang, seperti posisi kapalIII

Posisi kapal III- Kapal hanyut bergerak maju, dibantu mesin maju- Kemudian kapal dikemudikan sesuai dengan haluan yang direncanakan

(searah dengan waktu sandar)

2

1

3

Gambar. 4.31. Lepas Sandar Kiri Dengan Arus

4.5.2.3. Dengan Angin

Angin dari DaratPertama sekali harus diketahui dengan pasti arah dan kekuatan angin terhadap kapal jika angin datang tepat tegak lurus dengan lambung kapal akan berbeda mengolah geraknya jika angin mengenai haluan danburitan. Jika angin mengenai tepat tegak lurus lambung kapal olahgeraknya adalah sebgai berikut

Page 234: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

203

Posisi kapal I- Semua tali kepil dilepas dan biarkan kapal terbawa angin menjauhi

dermaga, seperti pada posisi kapal II

Posisi kapal II- Setelah jarak cukup/ bebas kapal dari dermaga dan kapal-kapal lain- Mesin maju- Kapal dikemudikan dengan haluan yang dikehendaki

2

1

2

Gambar.4.32. Lepas Sandar Kiri Dengan Angin dari Darat

Angin dari LautSebelum melakukan olah gerak kapal harus diketahui arah dankecepatan anginnya. Jika memungkimkan melaukan olah gerak kapal lakukan seperti pada penjelasan berikut ini .

Posisi kapal I- Semua tali kepil (tros dan spring) dilepas kecuali spring depan, tahan- Kemudi kiri, mesin maju pelan- Buritan kapal akan menjauhi dermaga membentuk sudut yang cukup,

mesin stop seperti posisi kapal II

Posisi kapal II- Setelah buritan bebas/cukup aman terhadap kapal lain, segera mesin

mundur penuh atau setengah, kemudi tengah-tengah- Saat kapal bergerak mundur spring depan dilepas, hingga ke posisi

kapal III ( mesin stop )

Page 235: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

204

Posisi kapal IIIMesin Maju, Kemudi kiri/cikar kiri kapal dikemudikan sesuai denganhaluan yang dikehendaki

2 1

3

Gambar. 4.33. Lepas Sandar Dengan Angin dari laut

4.6. Olah Gerak Kapal Dilaut

4.6.1. Cuaca BurukYang dimaksud dengan cuaca buruk, disebabkan karena angin, ombak dan penyebab lainnya. Oleh karena itu dalam cuaca buruk kapal akan mengalami rolling (mengoleng) ataupun pitching (mengangguk) yang akan dapat mengganggu atau menghambat jalannya pelayaran danmenimbulkan kerusakan-kerusakan.

Oleh sebab itu para perwira kapal harus dapat mengatasinya sehingga kapal dapat dibawa sampai tujuan dikehendaki dengan aman danselamat. Caranya yang terbaik perwira harus mengenal karakter dan kemampuan kapalnya (type, ukuran, dan sarana-sarana olah geraknya).

Untuk itu sebelum memulai pelayaran kapal harus dipersiapkan laik lautseperti tindakan/usaha memperbesar stabilitas kapal stabilitas positifmelaui penataan muatan dan pengisian tangki ballast.

Jika meghadapi kapal rolling (mengoleng) maka harus ingat bahwaolengan kapal terbesar adalah pada waktu terjadi synchronisme antara periode oleng kapal dengan periode gelombang semu. Cara mengatasi hal ini adalah dengan memperbesar periode oleng kapal, dapat dihitung dengan rumus :

Page 236: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

205

0,44 x lebarT = ------------------------

vGM

Jika keadaan perairan memungkinkan, maka oleng kapal dapat diperkecil dengan :- dengan merubah haluan, atau- dengan merubah kecepatan sewaktu ombak datang tepat dilambung

kapal.

Faktor-faktor yang dapat menambah kemungkinan kapal mengalamirolling (mengoleng) adalah :1. Berat benaman kecil/badan kapal di dalam air (draft kecil)2. Gerakan bebas air (free water) yang masuk kapal di deck3. Salju/es (snow/ice) diatas deck yang mengakibatkan top wieght

Untuk mengatasi rolling (mengoleng) kapal niaga lazim digunakandipasang antara lain :1. Bilge Keel2. Gyroscopic Stabillizer3. Fin Stabillizer4. Anti rolling tank

Kemudian jika menghadapi kapal pitching (mengangguk) harusmengetahui satu periode mengangguk kapal. Kapal mengangguk adalah kapal yang haluannya naik turun yang dapat dihitung waktumengangguknya yang dimulai dari keadaan mendatar, naik, mendatar dan turun kemudian mendatar (kembali semula). Besarnya anggukan tergantung dari :1. Perbandingan panjang kapal dengan panjang gelombang2. Perbandingan periode anggukan dengan periode gelombang3. Haluan dan kecepatan kapal

Persiapan kapal menghadapi cuaca buruk :1. Semua benda/barang yang bergerak dikapal diikat kencang2. Cegah masuknya air laut kedalam palka melalui tutup palka rapat-

rapat, pipa-pipa dan lobang angin ditutup3. Air yang masuk di deck kapal harus lekas keluar/kelaut kembali4. Beritahukan seluruh ABK untuk mengikat barang di kamar mesin,

dapur, kamar tidur dan lain-lain5. Siapkan storm oil disisi bawah angin

Page 237: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

206

4.6.2. Berlayar dalam ombak

1. Ombak dari depan menyongsong ombak.Berlayar menyongsong ombak / ombak dari depan kapal akan mengalami

- Pukulan ombak dihaluan- Kapal mengangguk- Air laut masuk dihaluan

Berbahaya bagi kapal yang mempunyai trim nungging karena haluanakan masuk didalam ombak dan ombak membentur haluan dengan sangat kuat, demikian sebaliknya jika trim nonggak terlalu besarberbahaya pada buritan kapal. Sebaiknya adalah kapal dengan trimsedikit saja kebelakang.

Usahakan angin/ombak datang dari arah 4 – 4 surat dimuka arahmelintang kapal, serta dibantu dengan memasangkan minyak ombakdiatas angin (bagian depan/haluan, tengah, dan belakang/buritan)

2. Ombak dari lambung kapal Ombak yang datang ke lambung kapal akan membuat kapal oleng(rolling) terutama pada kapal-kapal kecil. Cara mengatasinya yaitudengan :

- merubah haluan dan- merubah kecepatan

3. Berlayar mengikuti ombakCara berlayar ini akan membahayakan kapal, terutama kapal yangberukuran kecil. Bahaya-bahaya yang dapat terjadi adalah :

- Broaching to- Pooped

Broaching to adalah jika panjang dan kecepatan kapal sebanding dengan panjang gelombang, pada suatu keadaan maka buritan kapal akanterangkat tinggi-tinggi (Posisi I)

Kemudian posisi II haluan masuk kedalam ombak, buritan terputar dan kapal merewang kekanan kekiri sulit untuk dikendalikan pada saat kapal terus kelembah gelombang.

Kemudian posisi III dimana kapal oleng bertambah besar, sehingga kapal bertambah senget dan mungkin dapat terbalik.

Pooped adalah dimana pada saat kapal berada dilembah gelombang, dari belakang akan disusul oleh gelombang lain, air laut menyapu

Page 238: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

207

geladak dari belakang kapal yang dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada kapal dan kapal menjadi sulit dikemudikan.

Cara mengatasinya :- Mengurangi kecapatan kapal lebih kecil dari kecepatan gelombang- Perbandingan kecepatan terbaik adalah kecepatan kapal kira-kira 40 %

dari kecepatan gelombang

4. Berlayar ombak dari belakangMaksud dari berlayar ombak dari belakang/buritan adalah berlayar pada angin ribut/ombak mesin mundur atau maju pelan hingga buritan kapal akan menuju angin/ombak, jadi kapal bergerak maju karenapukulan/dorongan angin/ombak. Dalam mengatasi keadaan ini hanyadiperlukan pengemudian kapal yang baik agar kapal tidak merewang.

4.7. Olah Gerak Dalam Keadaan Khusus

4.7.1. Kapal KandasAda beberapa petunjuk sebelum kapal mengalami kandas, namun jika kapal mulai terasa kandas (lunas menyentuh dasar laut/benda di dasar laut, segera stop mesin. Jika kapal kandas akan membahayakan mesin induk atau mesin lain yang sistim pendinginannya menggunakan air laut, karena pengisapan air pendingin dari laut akan membawa lumpur atau pasir mengakibatkan tersumbatnya pipa pengisap.

Tindakan-tindakan yang diperlukan antara lain : 1. Semua tangki dan got palka di sounding apakah terjadi kebocoran

ditempat itu. Jika haluan kapal yang kandas, tutup segera tangki kedap air yang menghubungkan ke kamar mesin.

2. Adakan peruman kedalaman perairan, bandingkan antara draft kapal dengan kedalaman pada saat itu

3. Pelajari dan perhitungkan pasang surut, jenis dan bentuk dasarperairan

4. Untuk menjaga buritan kapal agar tidak hanyut ke darat, jikadiperlukan letgo jangkar buritan

5. Jika tidak terjadi lebocoran, apungkan kapal dengan cara membuang air ballast, muatan, air dlsb

6. Jika upaya yang dilakukan tersebut diatas, dan ada kemungkinan akan timbul bahaya yang lebih besar lagi, maka meminta bantuan kapal lain yang ada ataupun kapal tunda.

Perlu diperhatikana. Cara melepaskan kekandasan dengan mesin mundur akan

menyebabkan :

Page 239: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

208

- kapal akan kandas seluruhnya atau senget besar pada dasar laut yang curam, karena mesin mundur menyebabkan buritan kapal akan bergerak kekiri

- Karena putaran baling-baling maka air yang kedepan akanmembawa lumpur dan pasir kearah lambung kapal sehingga badan kapal akan terbenam lumpur/pasir

b. Cara lain melepaskan dari kekandasan- Mesin maju pelan sekali- Kemudi kanan dan kemudian kemudi kekiri secara bergantian

dengan maksud membuat pelebaran jalan kapal- Setelah cukup lebar, mesin mundur- Jika kapal kandasnya hanya masuk sedikit, lebih baik lakukan pada

saat air pasang tertinggi- Jika kapal kandasnya cukup dalam, cari kapal lain atau kapal tunda.

4.8. Identifikasi Sistem Kemudi Manual dan Otomatis

Penataan kemudi di kapal padagaris besarnya terdiri atas :1. Penataan roda kemudi2. Penerus gerak roda kemudi ke mesin penggerak kemudi3. Kopling atau hubungan-hubungan pada penerus gerak4. Mesin penggerak daun kemudi

4.8.1. Persyaratan Penataan Kemudi

4.8.1.1.Persyaratan penataan kemudi kapal barang dan kapalpenumpang.

- Setiap kapal harus dilengkapi dengan penataan kemudi utama dan sebuah penataan kemudi darurat, yang dianggap layak oleh administrator.

- Penataan kemudi utama harus kuat dan mampu dikemudikanpada kecepatan kapal maksimal. Penataan kemudi utama dan pangsi kemudinya harus dibangun sedemikian rupa sehinggatidak akan mengalami kerusakan pada kecepatan mundur penuh.

- Penataan kemudi darurat harus kuat dan mampu dikemudikan pada kecepatan bernavigasi (navigable speed) dan dapatdigunakan pada setiap kecepatan dalam keadaan darurat.

- Tempat kemudi yang tepat apabila digerakan dengan tenaga harus ditujukan pada kamar kemudi utama

Page 240: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

209

b. Persyaratan Penataan kemudi pada kapal penumpang

- Penataan kemudi utama harus dapat dicikar 350 ke kanan atau cikar 350 ke kiri pada kapal yang melaju dengan kecepatan maju penuh.Kemudi harus mampu digerakan dengan 350 pada satu sisi ke 300 pada sisi yang lain dalam waktu 28 detik pada kecepatan maksimal ( maximum service speed ).

- Penataan kemudi darurat harus digerakan dengan tenaga, apabila administrator mengharuskan untuk sebuah pangsi kemudi dengan diameter 228,6 milimeter ( 9 inchi ).

- Apabila penggerak penata kemudi dan hubungan-hubunganpenerus gerak dipasang secara ganda yang diijinkan olehadministrator tidak diperlukan lagi adanya penataan kemudidarurat.

- Bilamana administrator mengharusdkan pangsi kemudi dengan diameter melebihi 228,6 milimeter ( 9 inchi ), penataan kemudi harus dilengkapi dengan sebuah tempat pengemudian tambahan ditempatkan sesuai dengan ketentuan administrator. Sistimremote control kemudi utama dan tambahan ini harusdirencanakan sesuai ketentuan administrator sehingga kesalahan dari salah satu sistem tidak akan mengakibatkan ketidakmampuan pengemudian kapal dengan sitem yang lain.

c. Persyaratan penataan kemudi kapal barang

1. Pangsi kemudi yang menggunakan engsel mempunyai diameter lebih dari 355,6 milimeter (14 inchi), administrator dapat menentukankemudi daruratnya yang harus digerakan dengan tenaga.

2. Apabila kemudi digerakan dengan tenaga dan hubungan-hubunganpenerus gerak dipasang secara ganda yang diijinkan olehadministrator, dan setiap unit bersangkutan dengan ketentuantersebut diatas tidak diperlukan kemudi darurat, tindakan bahwapenataan secara ganda dan hubungan operasi bersamabersangkutan dengan mengikuti ketentuan tersebut diatas.

4.8.1.2. Penataan Kemudi dan Tenaga PenggeraknyaKapal-kapal niaga penataan kemudinya dijalankan dengan bantuantenaga dan umumnya menggunakan tenaga mesinBeberapa tenaga penggerak yang dikenal antara lain :1. Digerakan dengan tangan2. Digerakan dengan tenaga uap3. Digerakan dengan tenaga listrik4. Digerakan dengan tenaga listrik hydrolis

Page 241: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

210

4.8.1.2.1.Penataan Kemudi Tangan

Penataan kemudi ini terdiri dari :a. Poros utama, dengan ulir yang arahnya berlawanan pada panjangnya,b. Kursi, tempat bertumpunya poros dan batang penghantar,c. Batang pengapit,d. Roda kemudie. Slop,f. Stang penarikg. Yuk kemudi,h. Batang penghantar

Poros utama (a) yang berulir ke kanan dan kekiri. Poros utama ini oleh roda kemudi (d) dapat digerakan pada kursi kemudi (b) dan batangpengapit (c). Dua buah batang penghantar (h) dikencangkan pada kursi kemudi dan pada batang pengapit dengan memakai sekrup, sedemikian rupa sehingga merupakan kesatuan yang kuat.

Batang pengapit (c) dapat berputar pada yuk (g) yang dipasang pada gelombang pangsi dan dikencangkan oleh sebuah pegas.Pada poros utama (a) dipasang dua buah slop (e) yang mempunyai ulir berlawanan dan secara tetap pada batang utama dan dapat meluncur pada batang penghantar (h)

Pada slop (e) terdapat kuping tempat stang penarik (f) yang ada baut-bautnya yang mudah dilepas. Stang penarik ini dapat berputar pada baut dan dikencangkan pada yuk (g).

Apabila kemudi (d) diputar, slop-slop akan bergerak saling mendekat atau saling menjauhi. Sehingga stang penarik (f) akan menekan yuk pada suatu sisinya dan menarik yuk pada sisi yang lainnya. (lihat gambarsebelah)

4.8.1.2.2. Mesin Kemudi Electro Hydrolic

Pada kapal-kapal yang besar kemudi semacam ini sering digunakan. Pada gambar dibawah ini diperlihatkan bagan mesin kemudi electrohydrolic type Hele Shaw yang sering dijumpai di kapal-kapal. Cairan yang digunakan sebagi penyalur tekanan adalah minyak, agar tidak terjadi kemacetan kendati suhu rendah, karena minyak ini tidak membeku pada suhu rendah.(lihat gambar sebelah)

Page 242: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

211

Penjelasan gambar.1. Kemudi2. Poros kemudi3. Yuk4. Stang penghantar5. Slop penuntun6. Fondasi dengan ban penuntun7. Plunyer8. Penekan yang kedap minyak9. Silinder10. Klep pengatur11. Pipa penghubung12. Pompa Hele Shaw13. Alat pembalik Arah14. Motor shunt15. Stang penghubung ke telemotor

Gambar.4.34. Bagan KemudiElectro Hydrolic

Pada klep pengatur (10) terdapat kran untuk meneruskan aliran. Selama ada arus, motor shunt memutar pompa Hele Shaw yang sterlingnya, yang oleh salah satu stang yang ada terdapat pada alat pembalik (13) akan mendorong stang penghubung ke telemotor (15).

4.8.1.2.3. Kemudi dengan penerus gerak dari rantai

Mesin kemudi umumnya diletakan ditengah-tengah, dan gerakan mesin kemudi ke daun kemudi disalurkan lewat tali-tali kemudi.

Mesin kemudi memutar poros melintang yang besar, sedangkan pada kedua sisi diluar mesin kemudi terdapat gulungan rantai

Kalau porosnya diputar, rantai yang sebelah ditarik sedangkan pada sisi yang lain diulur. Pada ujung-ujung yang lurus, rantai itu diganti dengan stang-stang seperi pada gambar disamping.

Tali-tali kemudi ini berjalan dideck sepanjang tepi kepala palka. Di tempat tali-tali kemudi itu bebas, diberikan penutup sebagai penjagaan terhadap kerusakan, dengan disertai lubang untuk memasukan pelumasnya.

Page 243: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

212

Gambar. 4.35. Kemudi gerak dari rantai

Gambar. 4.36. Penyusunan Tali Penahan Tegangan

Gambar. 4.37. Ram Electro hydrolic

Page 244: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

213

BAB. V. GEOGRAFI DAN METEOROLOGI TERAPAN

5.1. Pendahuluan5.1.1. PengertianIlmu meteorologi atau ilmu cuaca ialah ilmu pengetahuan yangmempelajari berbagai gejala dan peristiwa dalam atmosfer (lapisanudara) yang mengelilingi bumi.

Ada beberapa cabang ilmu meteorologi dapat diketahui antara lain :1. Klimatologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan

cuaca secara umum.

2. Meteorologi Synoptik ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan cuaca yang digambarkan pada suatu peta, yang kemudian dipakai dasar untuk dapat menerangkan perkembangan cuaca pada waktu mendatang.

3. Meteorologi penerbangan ialah ilmu pengetahuan yangmempelajari keadaan cuaca untuk keperluan pelayanan informasi penerbangan.

4. Meteorologi Maritime ialah ilmu pengetahuan yang mempelajarikeadaan cuaca diatas laut untuk keperluan pelayanan informasimaritim.

5. Meteorologi pertanian ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan cuaca untuk keperluan pelayanan informasi pertanian.

6. Aerologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan cuaca pada lapisan tingkat atas.

5.1.2. Matahari Sebagai Sumber EnergiMatahari merupakan sumber panas dari permukaan bumi dan lapisan udara yang menyelubunginya yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan keadaan cuaca di bumi.

Matahari merupakan masa gas yang temperaturnya ± 60000 C danmempunyai masa 333.000 x masa bumi, matahari juga mengadakan rotasi dengan kala rotasi 25 hari.

5.1.3. Gerakan rotasi dan revolusi bumiBumi merupakan planet, secara urut planet-planet yang terdekat dari matahari adalah Mercurius, Venus, bumi Mars, Yupiter, Saturnus,Uranus, Neptunus dan Pluto. Bumi beredar menurut sumbernya dengan kala rotasi 27,9 jam dan jarak bumi matahari ± 150 juta km.

Page 245: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

214

Gerakan rotasi bumi ini akan mempengaruhi keadaan cuacadipermukaan bumi, misalnya terjadi siang dan malam, dengan pergantian waktu ± 12 jam, untuk daerah diantara 23,50 Lintang Utara dan Selatan, dan ± 6 bulan untuk daerah-daerah disekitar kutub Utara dan Selatan, dari tanggal 21 Maret s/d 21 September di daerah kutub Utaramengalami siang hari dan di daerah kutub Selatan mengalami malam hari, dari tanggal, 21 September s/d 21 Maret di daerah kutub Utara mengalami malam hari dan di daerah kutub Selatan mengalami siang hari.

Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kala revolusi 365,25 hari ( 1 tahun ) kearah anti clockwise (berlawanan arah jarum jam) dan dengan kecepatan edar rata-rata 18,5 mil/detik.

Oleh karena ekliptika berbentuk elips, maka matahari merupakan salah satu titik pusatnya, jadi jarak bumi matahari tidak selalu tetap melainkan berubah-ubah.

Titik Perihelium ialah dimana bumi beredar terdekat dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 Desember. Titik Aphelium ialah titik dimana bumi berada terjauh dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 juni.

Karena revolusi bumi dan miringnya sumbu bumi terhadap ekliptikasebesar 66,50 mengakibatkan terjadinya perubahan musim didaerah yang terletak antara 23,50 Utara s/d Kutub Utara dan 23,50 Selatan s/d daerah Kutub Selatan.

Tanggal/Bulan mulai Tanggal/Bulan mulaiMusim

Belahan Bumi Utara Belahan Bumi Selatan

Musim Bunga ( Spring )Musim Panas ( Summer )Musim Gugur/Rontok ( Autumn )Musim Dingin

21 Maret 21 Juni 21 Serptember

21 Desember

21 September 21 Desember 21 Maret

21 Juni

5.1.4. Lingkaran Tropik dan KutubTropic of Cancer adalah lingkaran lintang 23,50 Utara atau jajar yang melalui lintang 23,50 Utara , dan Tropic of Capricorn adalah lingkaran lintang 23,50 Selatan atau jajar yang melalui lintang 23,50 Selatan.

Page 246: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

215

Jika matahari bersinar berada tepat di lintang 23,50 Utara maka bagian belahan bumi yang lain dari lintang 900 - 23,50 = 66.50 ke kutub tidak mendapatkan sinar matahari.

Jajar yang melalui lintang 66.50 Utara disebut Artic Circle dan Jajar yang melalui lintang 66.50 Selatan disebut Artartic Circle atau lingkaran kutub Utara dan kutub Selatan. Setiap titik yang terletak pada lintang 66.50

minimum mengalami gelap 1 hari dalam 1 tahun dan setiap titik di kutubmengalami gelap 6 bulan dalam 1 tahun.

5.2. Atmosfeer BumiAtmosfeer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, dan lapisan udara ini merupakan campuran dari bermacam-macam gas antara lain : Nitrogen (Ni), Oxygen (O2), Carbon dioksida (CO2), Neon (Ne), Helium(He), Ozon (O3) dan lain-lain. Lapisan udara ini makin keatas/tinggi makin tipis sampai ke daerah hampa udara atau ruang angkasa luar, tinggi atmosfer ini mencapai ± 1000 km di atas permukaan bumi.

Semua lapisan udara mengandung uap air, kimudian udara yang sedikit mengandung uap air disebut udara kering dan udara yang banyakmengandung uap air disebut udara basah. Banyak sedikitnya uap air yang dikandung oleh udara tergantung dari tempat, waktu dantemperatur.

Pada temperatur yang tinggi, uap air yang dikandung udara adalah besar begitu pula keadaan sebaliknya.

Gas Oxygen (O2) merupakan unsur yang sangat penting dan dibutuhkan oleh / bagi kehidupan mahluk hidup tetapi sedikit peranannya terhadap peristiwa-peristiwa meteorologi, gas ini makin tinggi semakin berkurang.

Gas Carbon dioksida dipermukaan bumi, timbul dari proses pernafasan manusia, binatang, pembusukan, pembakaran, maupun kegiatan gunung berapi. Jumlah carbon dioksida dipermukaan bumi berubah-ubah, namun pada umumnya di daerah perkotaan lebih banyak dari pada di kota.

Kadar Ozone dalam atmosfer berubah-ubah terhadap perubahan tinggi lintang, tempat dan waktu.

5.2.1. Susunan atmosfeer bumi Berdasarkan perbedaan temperatur terhadap ketinggian yang terdapat dalam atmosfer maka atmosfer bumi dapat dibedakan menjadi :

1. Lapisan TROPOSFEER2. Lapisan STRATOSFEER

Page 247: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

216

3. Lapisan MESOSFEER4. Lapisan THERMOSFEER

Lapisan TroposfeerLapisan Troposfeeer merupakan lapisan terbawah dengan ketinggian sampai ± 8 – 11 km diatas kutub bumi, dan 18 – 20 km diatas equator bumi. Temperatur udara minimum ± 0,60 C

Lapisan StratosferLapisan Stratosfeer terletak diatas TROPOSFER, terletak padaketinggian ± 50 km diatas permukaan bumi, baik di kutub maupunequator

Lapisan MesosfeerTempat lapisan ini mempunyai batas ketinggian ± 80 km diataspermukaan bumi dan bagian atas temperatur bisa mencapai – 900 C. Antara lapisan mesosfer dari lapisan thermosfer terdapat lapisanMesopause.

Lapisan ThermosfeerPada lapisan ini terdapat kenaikan temperatur sesuai dengan kenaikantinggi tempat, lapisan ini mempunyai batas atas 400 s/d 500 km diatas permukaan bumi.

5.2.2. Temperatur dipermukaan bumi Di dalam ilmu meteorologi yang dimaksud dengan temperatur udara di permukaan bumi adalah temperatur udara pada ketinggian sampaidengan 2 km dari permukaan bumi.

Tinggi rendahnya temperatur suatu tempat di bumi diantaranyatergantung dari : Intensitas radiasi , lamanya radiasi dan albedo radiasi matahari di tempat tersebut.

Temperatur udara mempunyai perubahan-perubahan atau variasi-variasiyang disebabkan karena peredaran matahari, perubahan yang terjadi selama satu hari disebut variasi harian dan perubahan yang terjadi dalam satu tahun disebut dengan variasi tahunan.

Dibelahan bumi Utara temperatur tertinggi dicapai pada bulan Juli dan terendah pada bulan Januari sedangkan di belahan bumi bagian Selatan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Juli.

5.2.3. Alat-alat ukurAlat pengukur temperatur anatara lain :- Thermometer kogam

Page 248: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

217

- Thermometer air raksa- Thermometer couple- Thermometer bi – metal- Thermistor dll.

Untuk menentukan skala temperatur maka perlu ditentukan terlebihdahulu dua buah titik tertentu yaitu titik beku dan titk didih.

Untuk skala Celcius, titk bekunya 00 C dan titik didihnya 1000 C, sehingga dalam skala Celcius, antara 00 dan 1000 di bagi menjadi 100 bagian.

Untuk skala Reamur titik bekunya = 00 R dan titik didihnya 800 R sehingga dalam skala Reamur antara 00 dan 800 dibagi menjadi 80 bagian

Untuk skala Farenhait titik bekunya = 320 F dan titik didihnya 2120 F sehingga dalam skala Farenhait antara 320 dan 2120 dibagi menjadi 180 bagian

Untuk skala Kelvin, titik bekunya 2730 K dan titik didihnya 3730 Ksehingga dalam skala Kelvin antara 2730 dan 3730 di bagi menjadi 100 bagian

5.3. Tekanan Udara/AtmosfeerPada prinsipnya tekanan udara adalah berat udara yang berada tegak lurus diatas suatu permukaan yang luasnya sama dengan satu satuan luas. Dengan demikian tekanan udara akan menurun sesuai dengankenaikan tinggi suatu tempat dari permukaan bumi.

Berkurangnya tekanan udara ini mengikuti hukum Babinet yaitu :

P1 - P2

H2 - H1 = 16000 x ------------- x ( 1 + 0,004 x tm ) P1 + P2

Dimana :H2 = tinggi batas atas lapisan ybs ( m )P2 = tekanan batas atas lapisan ybs (mb )H1 = tinggi batas bawah lapisan ybs ( m )P1 = tekanan batas bawah lapisan ybs ( mb )Tm = temperatur rata-rata antara temperatur batas atas dan

batas bawah dari lapisan udara yangbersangkutan ( 00 )diperoleh dari T2 + T1

----------- 16.000 ; 1 ; 0,004 = tetapan 2

Page 249: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

218

Contoh : Soal.

1. Sebuah pesawat terbang di udara mengalami tekanan udara 600 m dan temperatur pada saat itu 00 C. Diketahui tekanan udaradipermukaan bumi = 1000 mb dan temperatur pada saat itu 300 C, berapa meter pesawat tersebut terbang diatas permukaan bumi.

Jawab.

P1 - P2

H2 - H1 = 16000 x ------------- x ( 1 + 0,004 x tm ) P1 + P2

1.000 - 600 30 + 0H2 - H1 = 16000 x ------------------- x ( 1 + 0,004 x ----------- )

1.000 + 600 2

H2 - H1 = 4.240 meterJadi terbang dengan ketinggian 4.240 meter

2. Berapa meter (m) kita harus naik agar kita mengalami penurunan tekanan udara sebesar 1 mb. Jika diketahui tekanan udaradipermukaan bumi = 1.000,5 mb, temperatur rata-rata lapisan udara setebal 50 m = 250 C.

Jawab.

P1 - P2

H2 - H1 = 16000 x ------------- x ( 1 + 0,004 x tm ) P1 + P2

1000,5 – 999,5H2 - H1 = 16000 x --------------------- x ( 1 + 0,004 x 2 t )

1000,5 + 999,5

H2 - H1 = 8,8 meter

5.3.1. Satuan dan pengukuran tekanan udara

Dalam satuan cgs ( cm, gran, second ) tekanan udara dinyatakan dalam dyne/cm, sedangkan yang dimaksud dengan 1 dyne adalah kekuatan yang memberikan kecepatan 1 cm per detik kepada benda yangmassanya 1 gram. Dalam meteorologi satuan dyne dianggap terlalubesar, sehingga satuan yang dipakai adalah mb dan mm Hg.

Page 250: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

219

Pada tahun 1643 seseorang bernama Torricelli mengadakanpercobaan untuk mendapatkan tekanan udara denganmenggunakan pipa Torricelli ternyata didapatkan hasil bahwatekanan udara sama dengan berat air raksa yang berada pada pipa tersebut setinggi 76 cm.

Massa air raksa x gravitasiTek. Udara = ------------------------------------- per cm2

Luas penampang

( A x h x f ) x RTek. Udara = ---------------------------- = h . f . g. per cm2

ATek. Udara = 76 cm x 13,596 gr / cm3 x 980,6 cm/det2 per cm2

Tek. Udara = 1.013.250 gr / cm det2 per cm2

Tek. Udara = 1.013.250 dyne / cm2

Tek. Udara = 1.013,25 mb

Jadi tinggi Hg = 76 cm, tekanannya = 1.013,25 mb 760 mm Hg = 1.013,25 mb 1 mm Hg = 1,33 mb = 4/3 mb

h = tinggi Hg (cm), r = dencity ( g/cm3 ) ; g = gravitasi(cm/det2)

1 bar = 1.000 mb1 bar = 1 juta dyne / cm2

1 dyne = 1 gr / cm det2

1 mm Hg = 4/3 mb

Keadaan tekanan udara disuatu tempat dibumi itu mengalamiperubahan-perubahan yang disebut variasi tekanan udara yang terdiri dari :

1. Variasi tekanan udara tidak teratur yaitu variasi tekanan udara yang disebabkan adanya system tekanan tinggi dan system tekanan rendah yang dapat menimbulkan perubahan tekananudara yang tidak teratur.

2. Variasi tekanan udara teratur yaitu variasi tekanan udara yang disebabkan adanya radiasi matahari yang dapat menimbulkan pemanasan dan pendinginan atmosfeer secara berselangsecara teratur. Selang waktu variasi tekanan udara ini adalah 12 jam yaitu :

Page 251: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

220

Tekanan udara maksimum pada pukul 10.00 dan 22.00Tekanan udara minimum pada pukul 04.00 dan 16.00

5.3.2. Pembagian tekanan udara dipermukaan bumi

Dipermukaan bumi ini terbagi 4 (empat) daerah yang memiliki 4 macam tekanan udara yaitu :

1. Daerah Equatorial yaitu antara lintang 200 U dengan 200 S yang memiliki tekanan rendah thermis.

2. Daerah sub.tropika yaitu antara lintang 200 U/S dengan 500

U/S yang memiliki tekanan tinggi sub tropika.3. Daerah sedang yaitu antara lintang 500 U/S dengan 700 U/S

yang memiliki tekanan rendah.4. Daerah kutub yaitu antara lintang 700 U/S dengan 900 U/S

yang memiliki tekanan tinggi.

KU 700U 500U

Tekanan Rendah 200U

Tekanan Rendah T h e r m i s

200S Tekanan Rendah

500S 700U KS

Gambar. 5.1. Pembagian Tekanan Udara di Bumi

5.3.3. Alat-alat ukur tekanan udara

Alat-alat yang dipergunakan untuk mengukur tekananudara antara lain :1. Barometer Air raksa

Page 252: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

221

2. Barometer Aneroit atau Barometer logam3. Barograp

Barometer Air Raksa

Prinsip kerja :

Jika tekanan udara luar membesar/naik, air raksa dalam bak turun dan air raksa dalam pipa naik. Jika tekanan udara luarmengecil/turun maka air raksa dalam bak naik dan air raksa di dalam pipa turun.

Barometer Aneroid

Prinsip kerja :

Jika tekanan udara menurun, kotak vidi akan mengembang, tangki penerus naik, ujung jarum turun dan sebaliknya jika tekanan udara membesar, kotak vidi mengempis, tangkai jarum turun, ujung jarum naik menunjukan kenaikan tekanan udara.

5.4. Lembab Udara ( Basah Udara )

Hampir dapat dikatakan bahwa atmosfeer bumi mengandung uap air, udara yang tidak mengandung uapair dikatakan udara kering,dan udara yang mengandung uap air disebut udara basah. Uap air ini datangnya dari proses penguapan dari permukaan laut, sungai, danau, air tanah serta transpirasi yaitu penguapan dari makhluk hidup.

Yang dimaksud dengan basah udara (lembab udara) adalahbanyaknya uap air yang dikandung oleh udara, pada saat itu yang disimbul (e). Banyak sedikitnya kelembaban udara ini tergantung dari temperatur, tempat dan waktu dimana udara tersebut berada.Kelembaban udara akan membesar sesuai dengan kenaikantemperatur pada saat itu.

Pada suhu-suhu tertentu udara mampu menampung uap airsecara maksimum juga udara mengandung uap air secaramaksimum maka dikatakan udara tersebut dalam keadaan jenuh, atau udara jenuh yang diberi simbul E. Nilai E ini atau batas maksimum kemampuan udara untuk mengandung uap air.

Ada beberapa cara untuk menyatakan kelembaban udara :

1. Kelembaban Relatif atau Basah Udara Relatif

Page 253: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

222

Adalah perbandingan antara banyaknya uap air yang betul-betul dikandung oleh udara pada saat itu ( e ) dengan nilai kemampuan maksimum udara untuk mengandung uap airpada saat itu ( E ) yang dinyatakan dalam persen (%).

cJadi Basah Udara Relatif = -------- x 100 %

E2. Kelembaban Absolut ( mutlak ) atau Basah Udara Absolut

adalahbanyaknya uap air dalam satuan gram yang dikandung oleh udara yang volumenya 1 m3, jadi basah udara absolut dinyatakan dalam gram / m3.

3. Kelembaban Spesifik ( istimewa ) atau Basah Udara Spesifikadalah banyaknya uap air dalam satuan gram yang dikandung oleh udara yang beratnya 1 kg. Jadi basah udara spesifik dinyatakan dalamgram / kg.

4. Kelembaban Campuran atau Basah Udara Campuran, atau maxing ratio adalah banyaknya uap air dalam satuan gram yang dikandung oleh udara kering dalam satuan kg. Jadi basah udara campuran mempunyai satuan gram / kg.

5.4.1. Alat-alat ukur

Alat-alat pengukur kelembaban udara antara lain :a. Hygrometer rambutb. Hygrograpc. Psychrometer

5.5. Arus Angin

5.5.1. Gerakan dan terjadinya arus angin

Angin atau arus angin adalah gerakan massa udara secarahorisontal. Perpindahan massa udara ini dari tempatyangmempunyai tekanan udara tinggi ke tempat yang mempunyaitekanan udara rendah. Gerakan arus angin tidak hanya terjadi dipermukaan bumi saja melainkan juga terjadi dilapisan udara bagian atas.

Arah angin dinyatakan darimana datangnya angin tersebut,misalnya angin barat artinya angin datang dari barat danseterusnya dengan satuan derajat dari 00 s/d 3600. Arah angin dapat berubah-ubah dan dapat juga tetap. Jika arah angin tetap, tetapi kemudian berubah maka perubahan arah angin ini disebutVeering yaitu arah angin berubah searah jarum jam dan disebut

Page 254: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

223

Backing jika arah angin berubah berlawanan arah dengan jarum jam. Alat untuk mengetahui arah angin disebut Windrane.

Kecepatan angin dinyatakan dalam knots atau km per jam atau meter per detik. Alat yang dipergunakan untuk kecepatan angin dinamakan Anemometer.

Skala Beafort digunakan untuk menghitung kecepatan dengan mengamati langsung keadaaan yang terjadi adanya angin.

SKALA ANGIN BEAFORTSebutan Akibat kekuatan

AnginAkibat kekuatan AnginSkala

Beafort Kec.rata-rata angin Di darat Di laut0 Tenang/Teduh

(Calm)Asap dapat mem-bumbung secarategak lurus

Laut mengkilat bagai kan cermin

1 Sedikit angin( Light air )

Arah angin dapatdilihat dari arah asap, tetapi tidak daribaling-baling.

Laut beriak, terbentukombak kecil tanpapecahan ombak

2 Angin sepoi-sepoi( Light breeze )

Angin dapatdirasakan menimpamuka, dsunberdenersik

Ombak-ombak kecilmasih pendek tetapiterlihat jelas, puncakombak seperti kaca,tetapi tidak pecah.

3 Angin agakkencang( Gentle breeze)

Daun-daun danranting bergerak-gerak terus, angindapat melambaikanbendera kecil.

Ombak-ombak kecilpucak mulai pecah,dengan buih putih seperti kaca mungkin tersebarseperti kuda putih.

4 Angin cukupkencang( Moderate breeze )

Debu dan kertas-kertas lepas diterbangkan, daun-daun bergerak-gerak

Ombak-ombak kecilmenjadi panjang

5 Angin kencang( Fresh breeze

Pohon-pohon kecildengan daun-daunnya tergoyang-goyangkan, padapermukaan air timbul ombak-ombak kecil.

Gelombang-gelombangagak besar, lebihpanjang, banyak terjadibuih putih kemungkinankemingkinan terjadisemburan air

6 Angin tambahkencang( Strong breeze )

Dahan-dahan besartergoncang, kawat-kawat telegraph

Gelombang-gelombangbesar terbentuk buihpuncak gelombang lebih

Page 255: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

224

bersuit-suit, memakai payung susah.

banyak terbentuk,mungkin dengansemburan air

7 Awalan badai( Near gale )

Pohon-pohonbergerak-gerak,jalanpun susah

Laut seolah-olah mulainaik dan buih putihterbentuk, dari pecahangelombang mulai tertiup dalam garis-garissepanjang arah angin.

8. Badai ( Gale ) Ranting-rantingterpatahkan, untukberjalan bertambahsusah

Gelombang agak tinggidan lebih panjang,puncak gelombangmenyembur, terlihatgaris-garis buih putihsepanjang arah angin

9 Badai besar( Strong gale )

Kerusakan-kerusakan ringanpada bangunan(cerobong asap,gentengpeterbangan)

Gelombang tinggi, garis-garis buih putih yangpadat sepanjang arahangin,puncak gelombang mulai pecah dansemburan airmengganggu airmempengaruh

10. Taufan (Staorm) Jarang terjadi didaratan, pohon-pohon terangkat dan tumbang kerusakandimana-mana.

Gelombang sangat tinggi dengan puncak yangpanjang, buih yangterbentukmerupakangugusan putih yangpadat yang ditiup searah dengan arah angin.Secara keseluruhan laut terlihat putih. Jarakpemandanganterpengaruh.

11 Angin ribut (Vielent Storm)

Jarang terjadi karena dasyatnya angin,terjadi kerusakandimana-mana

Gelombang sangat tinggi sekali, kapal-kapal yang berukuran kecil danmenengah kadang-kadang tidak terlihat,karena terhalanggelombang. Laut tertutup seluruhnya oleh buih.Jarak pemandanganterpengaruh.

12 Prahara( Harriance )

Kerusakan danbencana dimana-

Udara penuh denganbuih dan semburan air.

Page 256: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

225

mana Laut seluruhnya putihkarena semburan air.Pemandangan sangatterpengaruh

5.5.2. Macam-macam angin

Ada beberapa macam angin yang perlu diketuhui antara lainadalah :1. Angin Atas2. Angin Bawah3. Angin Permukaan

Angin atas adalah angin yang mengalir dengan kecepatan tetap didalam lapisan udara yang bebas hambat atau tanpa gesekan dengan permukaan bumi. Angin ini dapat dijumpai padaketinggian 500 meter keatas, contoh : angin Geostropis, Amgim Gradien.

Angin bawah adalah angin yang mengalir pada lapisan s/ 500meter dari permukaan bumi, angin ini dipengaruhi oleh 3 (tiga) gaya yaitu gaya gradien, gaya Corioli dan gaya gesek. Angin ini diatas daratan mempunyai kecepatan lebih kecil jika dibandingkan diatas samudera, dengan nilai perkiraan kecepatan angin diatas daratan = 1/3 x kecepatan angin atas, kecepatan angin diatas samudera = 2/3 x lecepatan angin atas.

Angin permukaan bumi ( angin dibumi ) adalah angin yangmengalir pada lapisan sampai dengan 10 meter dari permukaan bumi, sedangkan gaya-gaya yang mempengaruhi adalah sama dengan angin bawah. Angin ini dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :1. Angin tetap,2. Angin periodik,3. Angin lokal

Angin tetap adalah sama dengan angin yang bertiup searahsepanjang tahun.

Angin periodik adalah sama dengan angin yang bertiup berbalik arah secara periodik ( dapat 6 bulan sekali, atau setiaphari/waktu). Contoh angin Muson adalah angin periodik yangberbalik arah setiap 6 bulan sekalidan bertiup di daerah-daerahantara daerah Sub.Tropika dan daerah equatorial serta di daerah sub.Tropika yang banyak pulau-pulaunya seperti di Indonesia.

Page 257: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

226

Angin lokal adalah sama dengan angin yang terjadi di suatudaerah tertentu dalam suatu negara. Contoh angin Fohn, Angin Bora, angin Mistral, angin Scirocco, angin Harmatta

5.6. Awan dan Kabut

Didalam lapisan troposfeer hampir selalu mengandung uap air yang pada umumnya berbentuk gas. Jika terjadi suatu proses kondensasi dan atau sublimasi, maka uap air tersebut akanberubah ujud menjadi, awan, kabut, embun, hujan atau kristal-kristal es. Peristiwa kondensasi dan sublimasi dalam atmosfeer dapat terjadi apabila udara di dalam atmosfeer menjadi jenuh dan ada inti kondensasi atau inti pembekuan pada udara.

Awan adalah hasil kondensasi yang merupakan kumpulan titik-titik air atau kristal-kristal es yang menggerombol dan mengapung di dalam atmosfeer serta jauh berada diatas permukaan bumi.Menurut Organisasi meteorologi sedunia (World Meteorological Organization) telah ditetapkan suatu definisi atau ketentuan-ketentuan bagi setiap golongan awan sebagai berikut : (Lihat gambar. 5.5.)

1. Awan Cirrue adalah awan putih terpisah-pisah seperti benang halus atau pecah-pecah atau jalur-jalur sempit atau matapancing atau bulu ayam atau serabut yang berwarna putih keperak-perakan.

2. Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisahseperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yangberwarna putih bersih.

3. Awan Cirro Stratus adalah awan yang transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi sebagian atauseluruhnya dari langit dengan warna keputih-putihan. Awan ini umumnya menimbulkan phenomena lingkaran putihdisekeliling bulan atau matahari.

4. Awan Alto Cumulus adalah awan yang seperti bulu dombaatau sisik ikan tetapi agak melebar 10 s/d 50 dengan warna putih bersi, atau abu-abu atau campuran dari dua-duanya.

5. Awan Alto Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abuatau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan merata.

Page 258: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

227

6. Awan Nimbo Stratus adalah awan yang seperti lembaran-lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna abu-abu dan gelap. Jenis awan ini sering menimbulkan hujan lebat, matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.

7. Awan Stratus adalah awan yang berlapis-lapis tipis dengan warna abu-abu dengan dasar hampir serba sama, dapatmenimbulkan hujan es.

8. Awan Strato Cumulus adalah awan yang berlapis-lapisaktebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau campuran dari kedua-duanya, mempunyai lebar lebih dari 50.

9. Awan Cumulus adalah awan yang terpisah-pisah umumnya padat dengan batas yang jelas, berbentuk seperti bukit-bukit , menari-menari dan bagian atasnya berbentuk seperti bunga kool.

10. Awan Cumulus Nimbus adalah awan yang besar, padat dan meluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yangbesar atau seperti cengger ayam dengan warna gelap.

Page 259: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

228

Gambar. 5.2. Jenis Awan dan Kabut

Kabut adalah awan yang mengapung-apung dekat permukaan bumi dan terbentuk jika temperatur permukaan bumi lebih dingin dari pada udara basah yang berada diatasnya. Kabut yang terjadi seperti proses ini ada 4 macam yaitu : Kabut Radiasi, Kabut Adveksi, Kabut Uap, Kabut Front.

Embun adalah endapan udara yang berbentuk butir-butir air yang menempel pada benda-benda di permukaan bumi.

5.7. Pengamatan Cuaca di Laut

Weather Meteorological Organization (WMO) mewajibkan agar semua negara-negara anggota membangun sebanyak mungkin stasiun Pengamat Cuaca dalam wilayah negaranya masing-masing.

Stasiun-stasiun Pengamat Cuaca atau stasiun Meteorologi dilaut tersebut berkewajiban untuk membuat berita cuaca diwilayah masing-masing secara serentak dalam waktu yang bersamaan, yang telah ditetapkan oleh WMO yaitu pada pukul 00.00 - 06.00- 12.00 - 18.00 waktu GMT. Berita acara cuaca dikirim ke kantor pusat Meteorologi untuk selanjutnya dianalisa yang akanmenghasilkan suatu ramalan cuaca kemudian ramalan cuaca ini diumumkan keseluruh wilayah negara itu atau ke kantor pusatnegara tetangga dengan media informasi seperti Televisi, pesawat radio, vaksimile, media cetak dan lain-lainnya, guna kepentingan keselamatan pelayaran dan penerbangan.

Pada umumnya ramalan cuaca untuk daerah pelabuhandanperairan sekitarnya dibuat dalam jangka waktu 6 – 18 jam dan selalu diperbaharui setiap 6 jam, adapun unsur-unsur yang

Page 260: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

229

diramalkan antara lain keadaan cuaca, arah dan kecepatan angin, penglihatan mendatar dan tinggi gelombang laut.

Pengamatan cuaca dilaut dilakukan dengan menggunakan kapaldapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Selective skip adalah kapal yang membuat dan mengirimkan data-data cuaca penuh dengan unsur-unsur :- Arah dan kecepatan angin,- Tekanan udara,- Suhu udara,- Kelembaban uadara,- Suhu permukaan laut,- Arah, tinggi dan periode gelombang,- Penglihatan mendatar,- Keadaan cuaca saat pengamatan- Keadaan cuaca pada waktu yang lalu- Es dilaut - Jumlah, jenis dan tinggi awan

2. Auxillary skip adalah kapal yang membuat dan kadang-kadang mengirimkan data-data cuaca sebagai tambahan,dengan menggunakan alat-alat milik sendiri dengan unsur-unsur yang dikirimkan antara lain :- Arah dan kecepatan angin,- Tekanan udara,- Suhu udara,- Penglihatan mendatar,- Keadaan cuaca saat pengamatan,- Keadaan cuaca pada waktu yang lalu,- Es dilaut - Jumlah, jenis dan tinggi awan

3. Suplementary skip adalah kapal yang membuat danmengirimkan data-datacuaca dalam singkatan-singkatan atau kode-kode internasional.

5.7.1. Menyusun Berita Cuaca

Berita cuaca adalah sebuah laporan mengenai keadaan cuaca yang dialami oleh stasiun pengamat cuaca pada saatpengamatan. Adapun unsur-unsur cuaca yang dilaporkan adalah meliputi antara lain : Keadaan awan, arah dan kecepatan angin, jarak nampak, keadaan cuaca ( hujan, kabut, cerah dll), tekanan udara, temperatur udara, banyaknya curah hujan dll.

Page 261: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

230

Berita cuaca dibuat dalam bentuk kode internasional yangtersusun menjadi 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri sari 5 angka. Contoh :

99 la la la – Qc lo lo lo lo - YY GG IW - N dd FF - VV ww W.

Arti masing-masing angka / huruf tersebut diatas adalah :

1. 99 la la la

99 = angka pengenal bahwa berita dicuaca tersebutdikirimdari kapal

la la la = latitude yaitu lintang dimana kapal tersebutberada, yang ditulis 2 angka satuan derajat dan1 angka decimal dari memit-menit lintang

Contoh :

120 - 00 ditulis 120120 - 06 ditulis 121120 - 12 ditulis 122120 - 18 ditulis 123

2. Qc. Lo lo lo lo

Qc = wilayah permukaan bumi dimana kapal tersebutberada, hanya ditulis dengan angka 1 – 3 – 5 – 7. Artinya :

7 1

5 3

1 = Lintang Utara Bujur Timur2 = Lintang Selatan Bujur Timur5 = Lintang Selatan Bujur Barat7 = Lintang Utara Bujur Barat

lo lo lo lo = ( Longitude ) yaitu bujur dimana kapal tersebut berada yang ditulis 3 angka dalam satuan derajat dan 1 angka decimaldari menit-menit bujur.

Contoh :

Page 262: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

231

123 - 00’ ditulis 1230123 - 06’ ditulis 1231123 - 12’ ditulis 1232123 - 18’ ditulis 1233

3. YY GG IW

YY = Tanggal pembuatan berita cuaca

Contoh :Tanggal 2 ditulis 02Tanggal 10 ditulis 10 dst

GG = Pukul pembuatan berita cuaca dinyatakan dalam jam GMTPukul 00.00 ditulis 00Pukul 06.00 ditulis 06Pukul 12.00 ditulis 12Pukul 18.00 ditulis 18

I W = Wind Indicator ( satuan kecepatan angin ) hanya ditulis dengan angka 0 - 1 - 3 dan 4 artinya :

0 = kecepatan angin dinyatakan dalam satuanmeter per detik berdasarkan perkiraan(istimate)

1 = kecepatan angin dinyatakan dalam satuanmeter per detik berdasarkan pengukurandengan alat ukur ( Anemometer ).

3 = kecepatan angin dinyatakan dalam satuan mil per jam berdasarkan perkiraan.

4 = kecepatan angin dinyatakan dalam satuan mil per jam berdasarkan pengukuran denganalat ukur ( Anemometer ).

4. N. dd. ff.

N = banyaknya awan seluruhnya.

Contoh :

Jika langit biru tidak ada awan ditulis N = 0,

Page 263: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

232

Jika 1/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 1Jika 2/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 2Jika 3/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 3Jika 4/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 4Jika 5/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 5Jika 6/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 6Jika 7/8 bagian langit tertutup awan ditulis N = 7Jika seluruh langit tertutup awan (over cost) ditulis N = 8Jika banyaknya awan tidak diketahui karenatertutup kabut, hujan dll. Ditulis N = 9

dd = Drection artinya arah angin yang ditulis denganangka 0 s/d 36. Angka ini merupakan hasilpembagian dari arah angin dalam derajat dibagi dengan bilangan 10.Contoh :

Arah angin 000 ditulis dd = 0,, ,, 700 ,, dd = 7,, ,, 1000 ,, dd = 10,, ,, 1400 ,, dd = 14,, ,, 1500 ,, dd = 15 dst

f f = Wind Speed atau kecepatan angin yang ditulis sesuai kecepatan angin murniContoh :

Kecepatan angin 7 knots ditulis ff = 07,, ,, 7 meter/detik ditulis ff = 07,, ,, 12 knot ,, ff = 12,, ,, 12 meter/detik ,, ff = 12

Untuk memastikan satuan kecepatan angindengan knot atau meter/detik .

5. VV ww W

V V = Visibility = jarak nampak mendatar, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Jika jarak nampak 0 s/d 50 meter ditulis VV = 00 atau90

,, ,, 50 s/d 200 meter ,, VV = 91,, ,, 200 s/d 500 meter ,, VV = 92,, ,, 500 s/d 1000 meter ,, VV = 93

w w = keadaan cuaca yang sedang berlaku.

Page 264: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

233

00 = tidak ada awan-awan, dan tidak terdapatpembentukan awan-awan

01 = per-awanan berkurang dalam jumlahnya ataudalam ukuran vertikalnya

02 = keadaan per-awanan tidak berubah03 = per-awanan bertambah dalam jumlahnya atau

dalam ukuran vertikalnya04 = penglihatan berkurang, disebabkan oleh asap dari

kebakaran-kebakaran hutan atau alang-alang, ataudari pabrik-pabrik atau dari gunung-gunung berapi.

05 = udara kabur, disebabkan karena adanya debuhalus diudara

06 = diudara terdapat debu yang tidak disebabkan oleh angin pada stasiun pengamatan atau sekitarnya sewaktu dilakukan pengamatan cuaca

07 = diudara terdapat debu atau pasir yang disebabkan oleh angin pada stasiun pengamatan atausekitarnya akan tetapi tidak ada putingan pasir atau badai debu atau badai pasir.

08 = pada stasiun pengamatan atau sekitarnya terdapat puntingan pasir pada waktu diadakan pengamatanatau dalam waktu sejam yang lalu, akan tetapi tidak ada badai debu atau badai pasir.

09 = pada stasiun pengamat terdapat badai debu atau badai pasir dalam waktu satu jam yang lalu

10 = kabut yang menyebabkan penglihatan dibatasihingga antara 1000 meter dan 2000 meter

11 = kabut rendah secara terpencar-terpencar, diatasdaratan tidak lebih tinggi dari 2 meter, dan diatas laut tidak lebih dari 10 meter

12 = kabut rendah dalam lapisan yang merata, diatas daratan tidak lebih tinggi dari 2 meter dan diatas laut tidak lebih dari 10 meter

13 = kilat tanpa kedengaran guntur 14 = hujan yang tidak mencapai permukaan bumi dalam

lingkungan pemandangan 15 = hujan yang mencapai permukaan bumi dalam

lingkungan pemandangan dalam jarak lebih dari 5 kilometer

16 = hujan yang mencapai permukaan bumi dalamlingkungan pemandangan dalam jarak kurang dari 5 kilometer

17 = guntur tanpa hujan pada stasiun pengamatan18 = serbuan-serbuan angin kencang dalam

pemandangan sejam yang lalu

Page 265: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

234

19 = angin punting dalam lingkungan pemandangansatu jam yang lalu

20 = hujan lembut ( drizzle ) satu jam yang lalu21 = hujan biasa ( rain ) satu jam yang lalu22 = hujan salju ( snow ) satu jam yang lalu23 = hujan biasa bercampur dengan hujan salju satu jam

yang lalu24 = hujan air dibawah titik beku atau hujan lembut satu

jam yang lalu25 = hujan angin (rain showers) satu jam yang lalu26 = hujan angin bercampur dengan hujan salju satu

jam yang lalu27 = hujan es satu jam yang lalu28 = kabut satu jam yang lalu29 = cuaca buruk (awan-awan gelap dan petir) dengan

disertai hujan atau tidak disertai hujan satu jam yang lalu

30 = Badai debu atau badai pasir dalam keadaanberkurang waktu satu jam yang lalu dan seterusnya..............

W = keadaan cuaca yang baru lalu

0 = setengah dari pada langit atau kurang dari pada itu adalah tertutup dengan awan-awan selama periode yang ditetapkan.

1 = setengah atau lebih dari langit tertutup denganawan-awan selama sebagian dari periode yangditetapkan, dan selama sebagian yang lain dariperiode tersebutlangit tertutup awan-awansebanyak setengah atau kurang dari itu.

2 = setengah atau lebih dari langit tertutup awan-awanterus menerusselama periode yang ditetapkan.

3 = badai pasir, badai debu atau salju melayang.

4. = Kabut tebal5. = Hujan lembut

6. = hujan biasa

Page 266: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

235

7 = hujan salju atau hujan biasa + salju

8 = hujan angin

9 = Hujan angin

6. PPPTT

PPP = Tekanan udara ditulis tiga angka dengan ketelitian satu angka dibelakang koma dan dengan satuan milibar. Tekanan udara dipermukaan bumi berkisar antara 970 s/d 1035 mb.

Contoh :Tekanan udara 970,6 mb ditulis 706

,, ,, 990,0 mb ,, 900,, ,, 1010,5 mb ,, 105,, ,, 1018,2 mb ,, 182

dst

TT = Temperatur udara dinyatakan dalam derajatCelcius atau Farenheit menurut kebiasaan yang dipakai di kapal.

Contoh :Temperatur udara 3 ditulis 03

,, ,, 15 ,, 15,, ,, 20 ,, 20,, ,, 29 ,, 29 dan

seterusnya

7. Nh .CL .h.Cm .Ch

--------------------------Nh = banyaknya awan-awan rendah, dinyatakan dengan

cara-cara yang serupa dengan yang dipakai untuk menyatakan N (lihat ketentuan-ketentuan daripada N)

Nh = O sama dengan tidak ada awan-awan rendahNh = 1 = 1/8 dari pada langit tertutup dengan awan-

awan rendahNh = 2 = 2/8 langit tertutup dengan awan-awan rendahNh = 3 = 3/8 langit tertutup dengan awan-awaqn rendah

Page 267: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

236

Dan seterusnya

CL = Jenis awan-awan rendah dan yang bisamembumbung tinggi

0 = tidak ada awan-awan CL

1 = cumulus humilis2 = cumulus congestus3 = cumulo nimbus tanpa “ Payung”4 = strato cumulus yang terjadi atau berasal dari

cumulus congestus5 = strato cumulus yang tidak berasal dari pada

cumulus congestus6 = stratus7 = fracto stratus8 = campuran cumulus dengan strato cumulus dengan

tinggi dasar awan yang berbeda-beda.9 = cumulo nimbus dengan “ payung “ pada bagian

atasnya= CL tidak kelihatan disebabkan karena adanya

kabut, badai debu, badai salju dll.

h = tinggi dari pada dasar awan-awan rendah h = 0 : tinggi dasar awan rendah = 0 - 50 meter = 1 : 50 - 100 meter

= 2 : 100 - 200 meter= 3 : 200 - 300 meter= 4 : 300 - 600 meter= 5 : 600 - 1000 meter= 6 : 1000 - 1500 meter= 7 : 1500 - 2000 meter= 8 : 2000 - 2500 meter= 9 : tidak ada awan-awan rendah

Cm = Jenis-jenis awan menengah dengan ketinggian2000 s/d 6000 meter0 = tidak ada awan-awan Cm

1 = alto stratus tipis2 = alto stratus tebal atau nimbo stratus3 = alto cumulus yang terdiri dari satu lapisan4 = alto cumulus lenticularis (gumpalan

awan-awannya berbentuk seperti lensa 5 = alto cumulus dalam kelompok-kelompok

yang makin bertambah

Page 268: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

237

6 = alto cumulus yang berasal dari awan-awan cumulus congestus

7 = alto cumulus dan alto stratus dalamberbagai lapisan-lapisan

8 = alto cumulus castellatus (gumpalan-gumpalan awan-awannya meruncingseperti menara-menara)

9 = alto cumulus dalam berbagai-bagailapisan-lapisan dan bermacam-macambentuk, yang biasanya disertai awancirrus tipis.

= Cm tidak kelihatan, karena adanyakabut, gelap, badai pasir atau lain-lain.

Ch = jenis awan-awan tinggi dengan ketinggian 6000 meter keatas0 = tidak ada awan-awan jenis Cm1 = cirrus halus dalam keadaan tersebar dan tidak

bertambah2 = cirrus padat3 = cirrus padat yang berasal dari “ payung “

cumulo nimbus dimana bentuk asalnya masih nampak

4 = cirrus halus yang berbentuk garis-garis yang menyerupai mata pancing

5 = cirrus atau cirro stratus dalam keadaan sedang bertambahyang kerapkali tersusun dalambarisan-barisan, dan tidak lebih dari 450 diatas horizon

6 = cirrus atau cirro stratus dalam keadaan sedang bertambah, dan tersusun dalam barisan-barisan, dan tidak lebih dari 450 diatas horizon

7 = lapisan rata dari cirro stratus yang menutupiseluruh langit

8 = cirro stratus yang tidak menutupi seluruh langit dan tidak bertambah

9 = campuran pada cirro cumulus, cirrus dan cirro cumulus yang sebagian besar terdiri dari cirro cumulus

Cm tidak kelihatan karena adanya kabut, gelap, badai atau lain-lain hal

Contoh :1. Jelaskan arti kode berita cuaca dibawah ini :

Page 269: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

238

99054.71208.04003 82015 59649 07126 59422Jawab :

054a. 99 ------ 7 = berita cuaca dikirim dari kapal,

1208 yang posisinya 050 – 24’ U 1200 – 48’ B

b. 0400 = berita cuaca dikirim tanggal 4, jam00.00 GMT

c. 3.2915 = arah angin 29 x 10 = 2900

dengan kecepatan 15 knotsberdasarkan perkiraan.

d. 8.59 64 9 = langit tertutup awan seluruhnyavisibility 9 km, keadaan cuacayang sedang dialami hujan lebat terputus-putus dan keadaan cuaca yang baru lalu (9) petir, gunturatau kilat.

e. 07126 = tekanan udara 1007,1 mb dansuhu udara 260 C.

f. 59422 = (5) 5/8 bagian langit tertutup awan rendah,(9) jenis awan rendah cumulus nimbus dengan payung diatasnya,(4) tinggi awan rendah 300 –600 meter(2) awan menengah alto stratus tebal atau nimbo stratus,(2) jenis awan tinggi cirruspadat.

5.8. Oceanography

Oceanography adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki tentang keadaan laut-laut di permukaan bumi, yang pada dasarnya dapat digolongkan kedalam 3 bidang penelitian yaitu :• Mengenai luas dan batas-batas serta kedalaman dasar

samudera,• Mengenai gerakan-gerakan air laut, yang diantaranya gerakan

gelombang air laut, grtakan arus laut dan gerakan pasang surut air laut,

Page 270: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

239

• Mengenai sifat-sifat fisik serta kimia air laut.

5.8.1. Luas Samudera

Diatas permukaan bumi kita mengenal adanya tiga buahsamudera yang terdiri dari :

a. Samudera Pasifik dengan luas = 180 juta km2

b. Samudera Atlantik dengan luas = 100 juta km2

c. Samudera Hindia dengan luas = 80 juta km2

----------------------Jumlah = 360 juta km2

Ada 5 (lima) benus di permukaan bumi ini yaitu :1. Benua Asia dengan luas = 45 juta km2

2. Benua Amerika dengan luas = 45 juta km2

3. Benua Afrika dengan luas = 45 juta km2

4. Benua Australia, Oceania danAntartika dengan luas = 20 juta km2

5. Benua Eropa dengan luas = 10 juta km2

---------------------Jumlah = 150 juta km2

Jumlah luas seluruh samudera lebih besar dari pada jumlah luas seluruh benua atau daratan yang ada di permukaan bumi, dengan perbandingan 360 : 150 atau 12 : 5

5.8.2. Batas-batas Samudera

Oleh Badan Perhimpunan Geography di London pada tahun 1945 telah ditentukan batas-batas samudera, sebagai berikut :

a. Samudera Pasifik.Disebelah Barat : pantai Timur Asia, kepulauan Indonesia,

pantai Timur Australia, dan seterusnya sampai kutub Selatan oleh garismeridian yang melalui South Cape of Tasmani.

Disebelah Timur :pantai Barat Amerika Utara , pantai Barat Amerika Tengah, pantai Barat Amerika Selatan, dan seterusnya sampai kekutub selatan oleh garis meridian yang melalui Cape Horn.

b. Samudera Atlantik

Page 271: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

240

Disebelah Barat : pantai Timur Amerika dan Canada,pantai Timur Amerika Tengah, pantaiTimur Amerika Selatan, dan seterusnya sampai kutub selatan oleh garismeridian yang melalui Cape Horn.

Disebelah Timur : pantai Barat Eropa, pantai Barat Afrika, dan seterusnya sampai kutub selatan oleh garis meridian yang melalui Cape Agulhas.

c. Samudera HindiaDisebelah Barat : pantai Tenggara jazirah Saudi Arabia,

pantai Timur Afrika, dan seterusnyasampai kutub Selatan oleh garismeridian yang melalui Cape Agulhas.

Disebelah Timur : pantai Barat Daya Sumatera, pantaiSelatan Australia, dan seterusnyasampai kutub selatan oleh garismeridian yang melalui South Cape of Tasmani.

Disebelah Utara : pantai Selatan Iran, pantai SelatanPakistan, pantai Selatan India, pantaiSelatan Bangladesh dan Nyanmar.

Di daerah-daerah dimana tidak ada pantai-pantai benuayang merupakan batas-batas alam, dipakai sebagai batas-batas antara Samudera adalah garis-garis meridian yang melalui : Cape Horn, Cape Agulhas dan South Cape ofTasmani.

5.8.3. Kedalaman Samudera

Dasar samudera itu tidak rata melainkan pada dasar samudera terdapat lembah-lembah dan gunung-gunung sama sepertidaratan. Berdasarkan penyelidikan, dasar samudera terdalam adalah 10.620 meter, dalam rata-rata semua samudera adalah 3.800 meter, tinggi puncak gunung tertinggi 8.708 meter dan tinggi rata-rata semua daratan ± 800 meter.

Pada peta-peta isobath (yaitu peta laut yang memuat garis-garisisobath) dilukiskan dalam bentuk garis isobath yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kedalaman yang sama.

Page 272: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

241

Bentuk-bentuk dasar samudera itu ada yang disebut dengan Ridge adalah barisan pegunungan didasar samudera. Basinadalah lembah didasar samudera yang bentuknya lebar dan agak bundar. Kemudian Trough adalah lembah didasarsamudera yang bentuknya memanjang dan relatif sempit (lihat gambar. 5.4.a, dan b.)

Gambar.5.3.a. Ridge Gambar. 5.3.b. Trough

200 mDasar C. Break

samudera

C.Slope

Gambar. 5.3.c. Basin

5.8.4. Continental Margin

Continental margin atau tepian bumi yang ada didalamsamudera terdiri dari (lihat gambar. 5.7) :

Page 273: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

242

a. Continental shelf adalah bagian dasar samudera di tepi benua yang dalamnya kurang dari 200 meter, setelah itu pada umumnya dasar samudera secara mendadak menjadi curam, dan tempat tersebut dinamakan Continental Break..

b. Continental Slope atau lereng benua adalah bagian dasar laut sesudah continental break, yang merupakan lerengyang curam dari tepian benua sampai dengan dasarsamudera. Panjang Continental slope ini sekitar 1 s/d 10km.

c. Continental Rise adalah timbunan endapan dari benua yang turun melalui continental slope dan merupakan bukit-bukit.

5.8.5. Sedimen atau Endapan

Klasifikasi utama dari sedimen laut didasarkan pada asal dari sedimen-sedimen tersebut dapat dibedakan/golongkan kedalam empat sumber pokok dan sedimen laut antara lain :

1. Lithogenous sedimen, ialah sedimen yang berasal dari batu-batuan, junlah terbesar sedimen ini terdapat di sekeliling continental margin.

2. Biogenous sedimen, ialah sedimen yang berasal dariorganisme. Sisa-sisa organisme yang tidak dapat larut.

3. Hydrogenous sedimen, ialah sedimen yang berasal dari air laut. Endapan ini terbentuk dari reaksi kimia yang terjadi di dalam laut.

4. Cosmosgenous sedimen, ialah sedimen yang berasal dari cosmos. Semua bahan yang membentuk sedimen iniberasal dari angkasa luar.

5.8.6. Gerakan Air Laut

Beberapa macam gerakan air laut yang keta kenal seperti :1. Ombak-ombak, gelombang-gelombang dan alun,2. Arus-arus laut, dan3. Gerakan Pasang Surut

5.8.6.1. Ombak-ombak, gelombang-gelombang dan alun

Page 274: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

243

Ombak-ombak di permukaan laut pada umumnya terjadi karena adanya tiupan angin di atau permukaan laut yang bersangkutan. Makin besar kecepatan angin, maka makin tinggilah ombak-ombak yang ditimbulkannya.

Pada lukisan dibawah ini dapat diuraikan sebagai berikut :

d = arah gerak puncak-puncak gelombangP = sebuah gabus yang terapung-apung diatas air.

Setelah gabus melewati sebuah puncak gelombang, maka gerakan gabus P secara berturut-turut adalah sebagaiberikut :P1 , P2 , P3 , P4 , P5 , dst

Page 275: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

244

Gambar. 5.4. Ombak, gelombang dan alun

Tinggi Gelombang

Tinggi gelombang adalah jarak tegak lurus antara puncak gelombang dengan lembah gelombang.Panjang Gelombang

Panjang gelombang adalah jarak horisontal antara dua buah puncak gelombang berturut-turut.

Kecepatan Gelombang

Kecepatan gelombang adalah kecepatan gerak dari pada puncak-puncak gelombangPeriode Gelombang

Periode gelombang adalah jangka waktu yang dibutuhkan sebuah puncak gelombang untuk menempuh jarak yang sama dengan panjang gelombang.Arah Gelombang

Arah gelombang adalah arah kemana gelombang tersebut bergerak.

Hubungan antara panjang gelombang (L), dengan periode gelombang (P), dam kecepatan gelombang (v), adalah sebagai berikut : (lihat gambar. 5.5. dibawah ini).

L = P x v

H

Gambar. 5.5. Menghitung panjang gelombang

Page 276: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

245

Keterangan gambar :

T : puncak gelombangD : lembah gelombangL : panjang gelombangh : tinggi gelombang

5.8.6.2. Cara mengukur Tinggi gelombang

Sering kali tinggi gelombang diperkirakan lebih tinggi dari pada tinggi gelombang yang sebenarnya. Hal inidisebabkan karena penilik diatas kapal menganggap deck kapal sebagai bidang horizon. (lihat gambar. 5.6.)

Gambar. 5.6. Cara mengukur tinggi gelombang

Penjelasan gambar :

T : puncak gelombang D : lembah gelombangh : tinggi gelombang yang sebenarnyaH : tinggi gelombang yang diperkirakan/dirasakan

penilik diatas kapal

Page 277: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

246

Cara mengukur tinggi gelombang yang benar adalah sebagai berikut :

T : puncak gelombangD : Lembah gelombangP : Seorang penilik diatas kapal

Arah tepi langit T

H

Gambar. 5.7. Cara mengukur/memperkirakan tinggi gelombang yang benar

Untuk mengetahui tinggi gelombang yang sebenarnya,maka penilik yang bersangkutan memilih tempatsedemikian tinggi diatas kapal, sehingga pada saat kapal yang bersangkutan tiba tepat disebuah lembahgelombang, penilik P melihat dua buah puncak gelombang dalam arah garis tepi langit.

Dengan demikian, maka tinggi gelombang adalah sama dengan jarak tegak lurus antara mata penilik P dengan garis dibadan kapal.

5.8.6.3. Cara mengukur panjang gelombang

1. Apabila panjang gelombang lebih pendek dari pada panjang kapal, maka pengukuran panjang gelombang dapat dilakukan secara langsung.

2. Apabila panjang kapal lebih pendek dari pada panjang gelombang, maka pengukuran panjang gelombangtidak dapat dilakukan secara langsung, melainkanharus menggunakan rumus : L = P x v

5.8.6.4. Macam-macam gelombang

1. Sea Wave = Wind Wave = Ombak

Page 278: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

247

Ombak adalah gelombang yang terjadi di permukaan laut yang disebabkan langsung oleh tiupan angin.

2. Awell Wave = AlunAlun adalah gelombang dipermukaan laut yang masih berlangsung meskipun pengaruh tiupan angin sudah tidak ada.

3. Gelombang TsunamiAdalah gelombang permukaan laut yang disebabkan oleh gempa bumi pada dasar laut.

4. Gelombang Pasang SurutAdalah gelombang di permukaan bumi yangdisebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari.

Gambar. 5. 8. Gelombang

Bentuk gelombang yang Bentuk gelombang yang tidak lagi masih dalam pengaruh dalam pengaruh angin

Angin / ombak

5.8.6.5. Arus Laut

Arus laut dapat disebabkan oleh dua faktor, ialah :

1. Angin tetap, ialah angin yang bertiup terus menerus sepanjang tahun atau sepanjang waktu tertentu tanpa

Page 279: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

248

berubah-ubah arah, misaknya angin pasat, angin barat tetap dan angin muson,

2. Perbedaan tekanan air laut.Arus laut yang disebabkan karena pengaruh angindisebut sebagai arus desakan angin, sedang arus laut yang disebabkan karena pengaruh perbedaan tekanan air laut disebut sebagai erus gradien

5.8.7. Sifat-sifat fisik serta kimia air laut

5.8.7.1. Kadar garam air laut

Perbedaan yang utama antara air sungai dengan air laut adalah kenyataan bahwa air laut mengandung garam,sedangkan air sungai tidak mengandung garam.Banyaknya garam yang terkandung didalam air laut tidak merata, melainkan berbeda-beda dari satu tempat ketempat lain.

Kadar garam air laut rata-rata sebesar 35/1000, berarti bahwa satu meter kubik air laut dikeringkan, akandiperoleh garam sebanyak 35 kg. Dari sekian banyaknya garam yang terkandung dalam air laut tidak seluruhnya terdiri dari garam dapur (Na CL ).

Garam yang terkandung dalam air laut terdiri daricampuran beberapa jenis garam, dimana garam dapur merupakan bagian prosentase yang banyak yaitu ± 70 %.

Menurut Lyman dan Fleming dalam penelitiannya bahwa garam yang terkanding di dalam air laut itu terdiri dari :

- NaCl = 68,1 %- HgCl2 = 14,4 %- Na SO4 = 11,4 %- CaCl2 = 3,2 %- KCl = 3,9 %- NaHCO3 = 0,6 %- KBr = 0,3 %- Lain-lain = 0,1 %

--------------- 100 %

Tinggi rendahnya nilai kadar garam air laut tersebut adalah tergantung dari 2 (dua) faktor yaitu :

- Banyak sedikitnya penambahan air tawar dan- Banyak sedikitnya penguapan air laut.

Page 280: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

249

Penambahan air tawar akan menurunkan nilai kadar air permukaan laut, dan penambahan air tawar dapat berasal dari :

- Muara-muara sungai- Banyaknya curah hujan- Pencairan es-es untuk daerah yang dekat di kutub

Penguapan air laut mempertinggi nilai kadar garam airpermukaan laut. Pembagian kadar garam air permukaan laut di bumi adalah sebagai berikut :

1. Didaerah-daerah seb tropika = tinggi2. Didaerah-daerah Equarorial = rendah3. Didaerah-daerah seb tropika = rendah4. Didaerah-daerah Equarorial = rendah

Pada umumnya kadar garam di permukaan laut ditepi-tepipantai adalah lebih rendah dari pada kadar garam dipermukaan laut ditengah-tengah samudera pada lintang yang sama, karena ditepi-tepi pantai terdapat muara-muara sungai yang mendatangkan air tawar.

Page 281: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

250

BAB. VI. KESEIMBANGAN KAPAL ( STABILITAS KAPAL )

6.1. Pengertian Dasar

Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapalmempunyai kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapalmenyenget yang dikarenakan oleh adanya pengaruh luar yangbekerja pada kapal.

Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud adalah: arus,ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya apakah sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal mengoleng dengan cepat atau bahkan terlau cepat dengangerrakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal mengoleng dengan enak, maka dibawah ini akan diberikan pengertian dasar tentang olengan sebuah kapal.

1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal inimenandakan bahwa kemampuan untuk menegak kembalisewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitaskapal itu kurang atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu “langsar “.

2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan denganmenyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu ka[almenyenget adalah terlalu besar atau kelewat besar. Kapal yang dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar atau seringkali disebut bahwa kapal itu “Kaku “.

3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan “enak “ maka hal itu menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang mempunyai stabilitas yang “ baik “

Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut langsar itu untuk keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat fatal, sebab kapal dapat terbalik. Kemungkinan demikian dapat terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali pada waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itudikarenakan misalnya oleh adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih besar lagi.

Page 282: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

251

Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus, maka pada suatu saat tertentu kapal sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menegak kembali. Jelaslah kiranya bahwa apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal akanterbalik.

Sebuah kapal yang kaku dapat berakibat :

1. Kapal “ tidak nyaman “ sebagai akibat dari berolengnya kapal yang secara cepat dan menyentak-nyentak itu, sehinggamungkin sekali terjadi semua awak kapalnya (terlebih-lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak ada satu saatpun kapal itu dalam keadaan “ tenang “

2. Sebagai akibat dari gerakannya yang menyentak-nyentak dan dengan cepat itu maka konstruksi kapal dibangunan-bangunanatasnya akan sangat dirugikan, misalnya sambungan-sambungan antara suku-suku bagian bangunan atas akanmenjadi longgar, sebab paku-paku kelingnya menjadi longgar.

Akibat lain yang mungkin juga terjadi adalah longsornya muatan yang dipadat didalam ruang-ruang dibawah. Longsornya muatan itu dapat membawa akibat yang sangat fatal (kapal dapatterbalik).

Sebuah kapal yang stabilitasnya kecil atau yang disebut langsar yang disebabkan karena bobot diatas kapal dikonsetrasikandibagian atas kapal. Sebuah kapal dapat bersifat kaku, oleh karena pemadatan muatan dikapal itu dilakukan secara tidak benar, yakni bobot-bobot dikonsentrasikan di bawah, sehingga kedudukan titik beratnya terlalu rendah.

Pada pokoknya, stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2 jenis stabilitas yaitu :1. Stabilitas kapal dalam arah melintang (sering kali disebut

stabilitas melintang)2. Stabilitas kapal dalam arah membujur (sering kali disebut

stabilitas membujur)

Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

Stabilitas membujuradalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah membujur yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.

Page 283: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

252

6.2. Stabilitas Awal

Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal ituuntuk kembali kedalam kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal menyenget pada sudut-sudut kecil ( = 60 ). Pada umumnya stabilitas awal ini hanya terbatas pada pembahasan pada stabilitas melintang saja. Didalam membahas stabilitas awal sebuah kapal, maka titik-titik yang menentukan besar kecilnya nilai-nilai stabilitas awaladalah :

6.2.1. Titik Berat Kapal ( G )a. Definisi

Titik berat kapal adalah sebuah titik di kapal yangmerupakan titik tangkap dari Resultante semua gayaberat yang bekerja di kapal itu, dan dipengaruhi oleh konstruksi kapal.

b. Arah bekerjanyaArah bekerjanya gaya berat kapal adalah tegak lurus kebawah

c. Letak / kedudukan berat kapalTitik berat kapal dari suatu kapal yang tegak terletak pada bidang simetris kapal yaitu bidang yang dibuatmelalui linggi depan linggi belakang dan lunas kapal

d. Sifat dari letak / kedudukan titik berat kapalLetak / kedudukan titik berat kapal suatu kapal akan tetap bila tidak terdapat penambahan, pengurangan,atau penggeseran bobot diatas kapal dan akanberpindah tempatnya bila terdapat penambahan,pengurangan atau penggeseran bobot di kapal itu :

1. Bila ada penambahan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah kearah / searah dan sejajar dengan titik berat bobot yang dimuat

2. Bila ada pengurangan bobot, maka titik berat kapal akan berpindah kearah yang berlawanan dan titik berat bobot yang dibongkar

3. Bila ada penggeseran bobot, maka titik berat sebuah kapal akan berpindah searah dan sejajar dengan titik berat dari bobot yang digeserkan

Page 284: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

253

6.2.2. Titik Tekan = Titik Apung ( B )a. Definisi

Titik tekan = Titik apung = Centre of buoyency debuah titik di kapal yang merupakan titik tangkap Resultante semua gaya tekanan keatas air yang bekerja padabagian kapal yang terbenam didalam air.

b. Arah bekerjanyaArah bekerjanya gaya tekan adalah tegak lurus keatas

c. Letak / kedudukan titik tekan/titik apungKedudukan titik tekan sebuah kapal senantiasaberpindah pindah searah dengan menyengetnya kapal, maksudnya bahwa kedudukan titik tekan itu akanberpindah kearah kanan apabila kapal menyenget ke kanan dan akan berpindah ke kiri apabila kapalmenyenget ke kiri, sebab titik berat bagian kapal yang terbenam berpindah-pindah sesuai dengan arahsengetnya kapal.

Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengetnya kapaltersebut akan membawa akibat berubah-ubahnyastabilitas kapal tersebut.

6.2.3. Titik Metasentrum ( M )a. Definisi

Titik Metasentrum sebuah kapal adalah sebuah titikdikapal yang merupakan titik putus yang busurayunannya adalah lintasan yang dilalui oleh titik tekan kapal

b. Letak / kedudukan titik Metasentrum kapalTitik Metasentrum sebuah kapal dengan sudut-sudutsenget kecil terletak pada perpotomgam garis sumbudan, arah garis gaya tekan keatas sewaktu kapalmenyenget

c. Sifat dari letak / kedudukan titik metasentrumUntuk sudut-sudut senget kecil kedudukan Metasentrum dianggap tetap, sekalipun sebenarnya kekududkan titik itu berubah-ubah sesuai dengan arah dan besarnyasudut senget. Oleh karena perubahan letak yang sangat kecil, maka dianggap tetap.

Page 285: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

254

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapalsebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawaakibat berubah-ubahnya kemampuan kapal untuk menegakkembali. Besar kecilnya kemampuan sesuatu kapal untukmenegak kembali merupakan ukuran besar kecilnya stabilitaskapal itu.

Jadi dengan berpindah-pindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat dari menyengetnya kapal tersebut akanmembawa akibat berubah-ubahnya stabilitas kapal tersebut.

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan B dari kedudukannya semula yang tegak lurus dibawah titik berat G itu akanmenyebabkan terjadinya sepasang koppel, yakni dua gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan, yang satu merupakan gaya berat kapal itu sendiri sedang yang lainnyaadalah gaya tekanan keatas yang merupakan resultante gaya tekanan keatas yang bekerja pada bagian kapal yang berada didalam air yang titk tangkapnya adalah titik tekan.

Dengan terbentuknya sepasang koppel tersebut akan terjadimomen yang besarnya sama dengan berat kapal dikalikan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas. Untukmemperoleh keterangan yang lebih jelas, harap perhatikangambar dibawah ini

M W’ ga ga

G B

w

Gambar. 6.1. Kedudukan titk G, B, M, sebuah kapal

Page 286: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

255

6.3. Teori Koppel Dan Hubungannya Dengan Stabilitas Kapal

Yang dimaksud dengan sepasang koppel adalah sepasang gaya yang sama besarnya tetapi dengan arah yang berlawanan. (lihat gambar ).

Apabila pada sebuah benda bekerja sepasang koppel, maka benda tersebut akan berputar. Besarnya kemampuan benda itu berputar ditentukan oleh hasil perkalian antara gaya yang membentuk koppel itu dan jarak antara kedua gaya tersebut.

Apabila sebuah kapal menyenget, pada kapal tersebut akan terjadi sepasang koppel yang menyebabkan kapal itu memiliki kemampuanuntuk menegak kembali atau bahkan bertambah menyenget lagi. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan gambar-gambar dibawah ini.

W’

ga gaG

B

w

Gambar. 6.2.a. Momen Kopel

Besarnya kemampuan untuk menegak kembali sebuah kapalsewaktu kapal menyenget dengan suatu sudut tertentu adalahsama dengan hasil perkalian antara gaya berat kapal dan jarak antara gaya berat kapal dan gaya tekanan keatas yang bekerja pada kapal saat tertentu itu.

Page 287: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

256

M

W’

G ZB

W

Gambar. 6.2.b. Momen Penegak ( Mp )

Besarnya kemampuan untuk menegak kembali kapal itu adalah sebesar = W x GZ.Atau jika dituangkan dalam bentuk rumus akan berbentuk :

Mp = W x GZ

Dimana Mp adalah Momen penegak

Mungkin saja bahwa dua kapal dengan kondisi sama ukuran, berat benaman,dan sudut sengetnya sama besar, yang demikian itumemiliki stabilitas yang berlainan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

Stabilitas kedua kapal itu dapat berlainan, oleh karena besarnya momen penegak ( Mp = W x GZ ), maka satu-satunya alasan yang menyebabkan momen kedua kapal itu tidak sama adalahfaktor GZ = lengan penegak. Besarnya lengan penegak kedua kapal itu tidak sama besar disebabkan oleh karena kedudukan titik berat kedua kapal itu tidak sama tinggi (lihat gambar dibawah ini)

Page 288: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

257

Lukisan : Penjelasan Perhitungan Momen Kopel ( Mp )

G Zga ga

GB

Z

Mp = W x GZ Mp = W x GZ

Jika berat benaman kedua kapal = 15.000 ton, makaDan lengan penegak kapal A = 0,45 meter

Lengan penegak kapal B = 0,30 meterPerhitungannya :

W = 15.000 ton W = 15.000 tonGZ = 0,45 meter, maka GZ = 1 kaki, makaMp = 15.000 ton x 0,45 meter Mp =15.000 ton x 0,30 meter

= 6.750 ton meter = 4.500 ton meter

Contoh Soal :1. Apabila pada sebuah kapal yang berat benamannya 5.000 ton

yang sedang mengoleng sehingga jarat antara gaya berat dangaya tekan keatasnya = 0,90 meter, berapa besarkah momen penegak kapal itu.

Penyelesaian :Diketahui : W = 5.000 ton

GZ = 0,90 meter

Ditanyakan : Momen koppelJawab : Mp = W x GZ

= 5.000 ton x 0,90 meter= 4.500 ton meter

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari rumus Mp = W x GZ adalah :1. Apabila W semakin besar, maka Mp pun semakin besar

Page 289: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

258

2. Apabila GZ semakin besar, maka Mp pun semakin besar3. Apabila W tetap, maka besarny a nilai M sebanding dengan

nilai GZ artinya bahwa MP merupakan fungsi dari GZ artinya bahwa semakin besar nilai GZ maka semakin besar pula nilai M, semakin kecil nilai GZ semakin kecil pula nilai M tersebut. Jika hubungan antara kedua faktor itu dituangkan didalam bentuk rumus, maka rumus itu akan berbentuk :

Mp = f(GZ) baca : Mp adalah fungsi GZ artinya bahwa besarnya nilai MP adalah semata-mata tergantung dari nilai GZ. Jarak antara gaya berat kapal (berat benaman kapal) dan gaya tekanan keatas itu disebut : Lengan koppel.

Apabila momen yang terjadi akan menegakan kembali kapal yang sedang menyenget, maka jarak antara berat benaman kapal dan gaya tekan keatas itu sering disebut Lenganpenegak, sedangkan apabila momen yang terjadi akanmengakibatkan bertambah besarnya senget kapal, maka jarak antara berat benaman dan gaya tekan keatas itu seringkali juga disebut Lengan penyenget.

Alasan yang dipergunakan sebagai dasar penamaan nilai GZyang demikian itu adalah disebabkan oleh karena momen yang terjadi oleh sepasang koppel itu akan mengakibatkan tegakkembalinya kapal yang sedang dalam keadaan miring.

Apabila sebuah kapal yang sedang menyenget dengan sudutsenget sedemikian rupa sehingga kedudukan titik B nya berada tegak lurus dibawah titik G nya, maka pada saat itu kapal tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali. Hal ini disebabkan karena momen penegaknya pada saat itu sama dengan nol,sebab besarnya lengan penegak pada saat sama dengan nol.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan uraian yang disertai dengan penjelasan seperti tersebut dibawahini.

Page 290: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

259

G w

w’

B

Gambar. 6.2.c. Lengan/Momen Penegak = 0

Sesuai dengan gambar tersebut diatas maka gaya berat kapal berimpit dengan gaya tekan keatas, sehingga jarak antara kedua gaya tersebut adalah sama dengan nol.Selanjutnya sesuai dengan rumus :

Mp = W x GZ

Jika nilai GZ = 0Maka : Mp = W x 0

= 0

Hal ini berarti bahwa jika momen penegaknya = 0, makaakibatnya bahwa pada saat itu dalam keadaan stabilitas netral, artinya bahwa pada saat itu kapal tidak mempunyai kemampuan untuk menegak kembali.

6.4. Macam Keadaan Stabilitas KapalDalam membahas keadaan-keadaan stabilitas, dikenal 3 (tiga) macam keadaan stabilitas, yakni :

6.4.1. Stabilitas mantap atau stabilitas positifKeadaan stabilitas kapal yang demikian ini apabila kedudukan titik G lebih rendah dari pada kedudukan metasentrumnya (titik M), sehingga sebuah kapal yang memiliki stabilitas mantap sewaktu kapal menyenget mesti memiliki kemampuan untuk menegakkembali. (Lihat Gambar dibawah ini).

Page 291: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

260

Gambar. 6.3. Stabilitas mantap/positif

6.4.2. Stabilitas goyah atau stabilitas negatif Keadaan stabilitas kapal yang demikian ini apabila kedudukan titik G lebih tinggi dari pada kedudukan metasentrumnya (titik M), sehingga sebuah kapal yang memiliki stabilitas goyah atau negatif sewaktu kapal menyenget kapal tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali, tetapi bahkan sudut sengetnya akanbertambah besar (lihat gambar dibawah ini)

M

G

M

Gambar. 6.4. Stabilitas goyah/negatif

6.4.3. Stabilitas netral Sebuah kapal mempunyai stabilitas netral apabila kedudukan titik berat G berimpit dengan kedudukan titik M (Metasentrum). Oleh karena jarak antara kedua gaya yang membentuk sepasangkoppel itu sama dengan nol, maka momen penegak kapal yang memiliki stabilitas netral sama dengan nol, atau bahwa kapal tidak

Page 292: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

261

memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapalmenyenget (lihat gambar dibawah ini).

M

W L

B

Gambar. 6.5. Stabilitas netralDitinjau dari hubungan-hubungan yang ada antara kedudukan titik berat ( G ) dan Metasentrumnya ( M ), sebuah kapal mungkinmemiliki stabilitas sebagai berikut :

1. Stabilitas mantap (stabilitas positif), apabila kedudukanmetasentrumnya (M) lebih tinggi dari pada kedudukan titikberatnya (G), Sebuah kapal yang memiliki stabilitas mantapsewaktu kapal menyenget, kapal memiliki kemampuan untuk menegak kembali

2. Stabilitas goyah (stabilitas negatif), apabila kedudukanmetasentrumnya ( M ) lebih rendah dari pada kedudukan titik beratnya ( G ). Sebuah kapal yang memiliki stabilitas goyah (stabilitas negatif) ini sewaktu kapal menyenget. Kapal tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali, tetapi bahkan sengetnya semakin besar

3. Stabilitas netral, apabila kedudukan titik beratnya berimpitdengan kedudukan metasentrumnya. Sebuah kapal yangmemiliki stabilitas netral ini sewaktu menyenget, kapal tidakmemiliki kemampuan untuk menegak kembali demikian pula tidak bertambah menyenget lagi.

Perbedaan terhadap jenis stabilitas sebagaimana tersebut diatas hanya berlaku didalam hal stabilitas awal saja. Mengapa demikian, sebab sudah jelas bahwa kapal yang menyenget dengan sudut-

Page 293: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

262

sudut yang besar, pada akhirnya kapal akan menjadi goyah dan terbalik.

Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kapal agar mempunyai stabilitas yang mantap, yakni apabila titik beratnya ( G ) kapalterletak lebih rendah dari pada metasentrumnya ( M ). Stabilitas sebuah kapal akan menjadi semakin kecil, apabila kedudukan titik beratnya ( G ) kapal itu semakin mendekati kedudukanmentasentrumnya ( M ), dengan catatan bahwa titik berat ( G ) itu masih lebih rendah dari pada metasentrumnya (M), dengan catatan bahwa titik berat ( G ) ini terletak lebih rendah dari padametasentrumnya (lihat gambar dibawah ini).

M

ga ga G Z z B

G Z

Gambar. 6.6. Menghitung Nilai Stabilitas Kapal

Pada gambar segitiga GMZ tersebut diatas, berlaku :

GZ----- = Sin Q, jadi GZ = GM Sin QGM

Penjelasan : Untuk sudut senget Q tertentu, maka nilai GZ tergantung dari nilaiGM (jarak antara titik G dan titik M). Besarnya nilai GM sesuatu kapal dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menilai besarnya stabilitas kapal tersebut, sebab menurut persamaan :

Mp = W x GZ ....................................................................... ( 1 )

Maka momen penegak ( M ) sesuatu kapal dengan berat benaman tertentu adalah semata-mata tergantung dari nilai GZ saja.

Page 294: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

263

Selanjutnya, persamaan :

GZ = GM Sin Q ...................................................................... ( 2 )

Maka untuk sudut senget tertentu, nilai GZ hanya semata-matatergantung dari nilai GM

Kesimpulan :Oleh karena besar-kecilnya stabilitas sesuatu kapal tergantungpada besar-kecilnya momen penegak yang dimilikinya, sedangkan besar kecilnya momen penegak yang dimilikinya itu tergantungpada besar kecilnya lengan penegak yang dimilikinya.

Selanjutnya besar kecilnya lengan penegak yang dimilikinya itu tergantung pada besar kecilnya nilai GM nya (tinggi metasentrum). Maka jelas bahwa besar kecilnya GM (tinggi metasentrum) sesuatu kapal dapat dipergunakan ukuran untuk menilai besar kecilnyastabilitas kapal tersebut.

Tinggi metasentrum ( GM ) hanya dapat dipergunakan sebagai ukuran atas besar kecilnya stabilitas untuk sudut-sudut senget yang kecil-kecil saja, sedangkan untuk sudut-sudut senget yang besar, tinggi metasentrum GM itu tidak dapat dipergunakan sebagaiukuran atas besar kecilnya stabilitas sesuatu kapal.

Mengapa demikian, sebab apabila kapal menyenget dengan sudut-sudut senget yang besar, kedudukan metasentrum ( M ) nya tidak lagi tetap berada ditempatnya yang semula, sehingga nilai tinggi metasentrumnya GM tidak lagi tetap besarnya, sehingga rumusMp = W x GM Sin Q tidak berlaku lagi untuk sudut-sudut sengetyang besar.

Untuk memperoleh besarnya nilai tinggi metasentrum ( GM )sesuatu kapal dapat ditempuh beberapa jalan :

1. Menentukan kedudukan titik M (metasentrum) diatas bidang datar yang du\ibuat melalui lunas K. Besarnya nilai KM ini dapat diperoleh dengan mempergunakan lengkung hidrostatis atau sebuah tabel yang disusun berdasarkan lengkung tersebut.

2. Mengurangi KM dengan KG akan diperoleh denganmempergunakan apa yang disebut aturan momen :

? MKG = ------

? W

Page 295: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

264

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, harap perhatikan gambar berikut ini :

M G

B KG KM

K

Gambar. 6.7. Kedudukan Nilai KM, KG, GM

Dari gambar tersebut diatas maka berlakulah persamaan :

GM = KM - KG

Jika di kapal tidak tersedia lengkung-lengkung hidrostatis, maka untuk memperoleh nilai KM dapat diperoleh dari persamaan :

KM = KB + BM

Besarnya nilai KB dapat diperoleh dengan mempergunakan rumus-rumes praktis sebagai berikut :

1. KB = 0,53 sdimana s adalah sarat rata-rata pada saat itu, ataumempergunakan :

2. Rumus MORISH

1 5 V KB = ----- ( ---- S - ---- )

3 2 Adimana : S : adalah sarat rata-rata kapal pada saat itu

V : Volume benaman kapalA : Luas bidang air

Page 296: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

265

3. Besarnya nilai BM dapat diperoleh dengan mempergunakan rumus :

I BM = -------

Vdimana : I : momen lembam bidang air terhadap sumbu

membujurnyaV : Volume benaman kapal pada saat itu

Selanjutnya besarnya momen lembam ( I ) itu dapatdiperhitungkan rumus :

I = k x p x I3

dimana : K : Konstante (tetapan) yang nilainyatergantung dari besarnya nilai koeffisienbidang airnya

Untuk memperoleh hubungan antara besarnya nilai tetapan K dan koeffisien bidang airnya, harap perhatikan nilai-nilai yang tertera dalam tabel berikut ini :

cA k

0,700,750,800,85

0,0420,0480,0550,062

cA : koeffisien bidang air yakni perbandingan antara luas bidangair dengan panjang kali lebar :

A cA = -----------

P x I

Dimana : A : Luas bidang airP : Panjang bidang airI : Lebar bidang air

Apabila nilai KM sudah dapat diperoleh dengan cara tersebutdiatas, maka sekarang tinggal memperhitungkan KG denganmempergunakan aturan momen :

? M KG = ---------

? W

Page 297: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

266

selanjutnya untuk memperoleh nilai GM , dipergunakan rumus :

GM = KM - KGBesarnya nilai BM disebut jari-jari metasentrum, sebab sewaktu sebuah kapal mengoleng (dengan sudut-sudut senget kecil) titik tekan B berpindah-pindah sepanjang sebuah busur lingkaran yang titik pusatnya terletak di metasentrum kapal tersebut. Jadi didalam hal ini, BM selalu memiliki nilai yang tetap, sedangkan titik Mmerupakan titik pusat sebuah lingkaran yang sebagian busurnya merupakan lintasan dari titik tekan B yang berpindah-pindahtersebut (lihat gambar dibawah ini).

G G M

M GB B

B

a b c

Gambar. 6.8. Akibat Kedudukan Titik G, B, M

a.Titik G diatas M, sehingga b. Pada suatu saat c. Serelah titik G diturun Senget kapal akan makin B terletak tegak kan hingga terletak Besar, hingga ................ lurus di bawah G dibawah M, maka

kapal akan dapat menegak kembali

6.5. Cara Memperhitungkan Stabilitas KapalSebelum perhitungan-perhitungan stabilitas sebuah kapal mulaidikerjakan, kedudukan titik berat ( G ) kapal dalam kedaan kosong atau kedudukan titik berat pada saat itu, tergantung pada keadaan sebelum perhitungan-perhitungan itu dilakukan.

Apabila kedudukan titik berat kapal dalam keadaan kosong (KG kapal kosong) tidak dapat diperoleh dikapal, harus menghubungi kantor pusat (perwakilannya) perusahaan / pemilik kapal dengan maksud untuk mengusahakannya.

Page 298: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

267

Kedudukan titik berat setiap muatan yang dibongkar atau yang muat dikapal harus diketahui secara tepat (disamping harus diketahui juga bobot setiap muatan yang dimuat atau yang dibongkar itu, sebab setiap adanya perubahan bobot dikapal akan mengakibatkan berubahnya kedudukan titik berat kapal semula (sebelum dilakukan kegiatan bongkar-muat).

Didalam praktek, pada umumnya tidak mungkin dapat mengetahui baik bobot maupun kekdudukan titik berat setiap muatan yangdimuat maupun yang dibongkar secara tepat benar.

Sekalipun demikian, kita harus dapat memperkirakan kedudukan titik berat setiap muatan (bobot) yang dimuat dan dibongkar itu sedemikan rupa, sehingga nilai-nilainya yang diperkirakan itusedekat mungkin mendekati kebenaran, sebab apabila nilai-nilainyayang diperkirakan itu jauh dari kenyataannya, maka akanmengakibatkan salah perhitungan yang sangat berarti, sehingga kesalahan yang terjadi tidak dapat diabaikan.

Untuk mengetahui berpindahnya kedudukan titik berat ( G ) sesuatu kapal, harus benar-benar menguasai teori momen. Rumus momen yang dimaksudkan adalah :

M = K x d

Dimana : M : momenK : besarnya gayaa : jarak antara gaya dan titik terhadap mana

momen diperhitungkan

Apabila muatan yang dikerjakan lebih dari satu party, maka harus diperhitungkan momen untuk masing-masing party muatan itu,setelah itu momen-momen tersebut dijumlahkan dan yang pada akhirnya jumlah momen itu dibagi dengan jumlah bobot yangdikerjakan itu. Dengan demikian adan mendapatkan kedudukan titik berat yang terakhir (setelah pemuatan selesai di kerjakan ).

Didalam perhitungan - perhitungan momen-momen yangdikarenakan oleh adanya pemuatan-pembingkaran muatan dikapal, rumus momen itu dapat diterapkan, dengan catatan bahwa faktor –faktor yang terkandung didalam rumus itu harus merupakan unsur-unsur berikut ini :

K (=gaya) : adalah bobot yang dimuat-bongkara (=lengan) : adalah jarak antara titik berat setiap bobot

yang dimuat-dibongkar terhadap bidang

Page 299: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

268

lunas (jarak tegak titik berat setiap bobot yang dimuat dibongkar diatas lunas)

Sehingga rumus momen itu boleh kita ungkapkan sebagai berikut :

M = W x d

dimana : W : bobot yang dimuat atau dibongkar dalam satuan kilogram, atau dalam satuan tonmetrik atau dalam ton (longton).

d : kedudukan titik berat bobot yang dimuatatau yang bongkar terhadap bidang lunas kapal. Jarak ini dapat dinyatakan dalamsatuan meter ataupun kaki.

Sehingga, apabila W dalam satuan ton metrik, dalam pada itu ddalam satuan meter, maka momen bobot yang dimuat atau yang dibongkar terhadap bidang lunas adalah dalam satuan ton meter.

Apabila W dinyatakan dalam satuan ton (longton) dan dalam pada itu d dinyatakan dalam kaki, maka momen bobot yang dibongkar atau yang dimuat itu adalah dalam satuan longton kaki.

? M= M + M1 + M2 + M3 + ...............................Mn – 1+ M n

= W x KG + w1 x KG1 + w2 x KG2 + w3 x KG3 .....w (n-1) x KG (n-1)+ wn x KGn

dimana : ? M (baca sigma M) : Jumlah momenM, M1, M2, M3, adalah momen masing-masing bobotW, w, w, w, dst........ masing-masing bobot yang dimuat

atau dibongkar dikapal

Dimana : W = berat benaman kapal sebelum pemuatan ataupembongkaran dilakukan

KG, KG1, KG2, KG3, dst ....... secara berturut-turut adalah jarak titik berat masing-masing bobot yang dimuat atau dibongkar dikapal itu

Dimana : KG adalah jarak titik berat kapal sebelum pemuatan atau pembongkaran bobot dilakukan

Page 300: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

269

Rumus untuk memperoleh jarak titik berat terakhir (setelah melakukan pemuatan / pembongkaran)

? MKG’ = --------

? W

dimana : KG’ : jarak titik berat kapal diatas bidang lunas yang terakhir

? M : Jumlah momen yang terdapat dikapal? W : Jumlah bobot yang terakhir (merupakan berat

benaman yang terakhir)

Untuk menggunakan rumus itu secara praktis, dianjurkanmenggunakan kolom-kolom berikut ini :

Bobot Jarak Titik Berat

Momen

W KG MWWW...

wn

KGKGKG

.

.

.KGn

MMM...

Mn

? W ? M

? MSelanjutnya KG baru ( = KG’ ) = --------

? WBeberapa contoh soal

1. Sebuah kapal dalam keadaan kosong mempunyai berat benaman6.000 ton. Titik berat kapal dalam keadaan kosong tersebut terletak 4,5 meter diatas bidang lunasnya. Kapal itu akan dimuati dengan 250 ton muatan yang akan ditempatkan sedemikian rupa, sehingga titik berat muatan itu akan terletak 6 meter diatas bidang lunasnya.Disamping itu kapal juga akan dimuati satu party muatan yangberatnya 400 ton yang titik beratnya akan terletak 1,5 meter diatas titik berat semulanya.

Ditanyakan : Kedudukan titik berat kapal setelah pemuatan itu dilakukan

Page 301: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

270

Jawab :

Bobot Jarak Titik Berat

Momen

W KG M

6.000250400

4,5 6,0

1,5

27.000 1.500 600

6.650 29.100

? M KG’ = --------

? W

29.100 ton meter= -----------------------= 4,376 meter

6.650 ton

2. Sebuah kapal yang pada suatu saat mempunyai berat benaman7.500 ton titik beratnya terletak 6 meter diatas bidang lunasnya, melakukan pembongkaran bobot berikut ini :

700 ton dari 3 meter diatas bidang lunasnya200 ton dari 4,5 meter diatas bidang lunasnya100 ton dari 2,4 meter diatas bidang lunasnya

Ditanyakan : Kedudukan titik berat kapal tersebut setelah muatan itu selesai dibongkar

Untuk menghitung soal tersebut, dianjurkan untuk memisahkan antara muatan-muatan yang dimuat dan yang dibongkar. Adapun kolom-kolomya yang dianjurkan untuk digunakan adalah sebagai berikut :

Berat benaman ( 1 )

Bobot Jarak Titik Berat

Momen

( W ) ( KG ) ( M )

7.500 6 45.000

Page 302: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

271

Pembongkaran ( 2 )

Bobot Jarak Titik Berat

Momen

( W ) ( KG ) ( M )700200100

34,52,4

2.100 900 240

1.000 3.240

( 1 ) - ( 2 )

7.500 45.0001.000 3.240-------- - ------------ -6.500 41.760

? M 41.760 ton meter KG’ = -------- = ----------------- ----------= 6,425 meter

? W 6500 ton

3. Sebuah kapal yang berat benamannya 16.000 ton yang titik beratnyapada saat itu terletak 3,6 meter diatas lunasnya akan memuat sebuah party muatan sebanyak 750 ton sehingga titik berat muatan itu akan terletak 2,7 meter diatas lunas.

Ditanyakan : 1. Kedudukan titik berat kapal setelah selesai memuat 2. Berapa jauh dan kearah manakah kedudukan titik

berat itu berpindahJawab :

Bobot Jarak Titik Berat

Momen

( W ) ( KG ) ( M )16.000 750

3,62,7

57.600 2.025

16.750 59.625

? M 59.625 ton meter KG’ = -------- = ------------------------ = 3,56 meter

? W 16.750 ton

KG = = 3,60 meter---------------------------------------------------------

GG’ = - 0,04 meter

Page 303: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

272

4. Sebuah kapal pada suatu saat mempunyai berat benaman 10.000 ton dan titik beratnya terletak 7,5 meter diatas lunas, melakukan kegiatan bongkar dan muat sebagai berikut :Pemuatan :

700 ton, titik beratnya terletak 4,5 meter diatas lunasnya500 ton, titik beratnya terletak 3,0 meter diatas lunasnya300 ton, titik beratnya terletak 2,1 meter diatas lunasnya450 ton, titik beratnya terletak 2,4 meter diatas lunasnya

Pembongkaran :600 ton, titik beratnya terletak 2,7 meter diatas lunasnya800 ton, titik beratnya terletak 4,8 meter diatas lunasnya400 ton, titik beratnya terletak 3,6 meter diatas lunasnya

Ditanyakan : Kedudukan titik berat kapal itu setelah kegiatanmuat dan bongkar selesai dikerjakan

Untuk memudahkan perhitungan (juga lebih sistematis), muatan yang dimuat diperhitungkan secara terpisah dari muatan yang dibongkar. Adapun cara memperhitungkannya adalah sebagai berikut :Jawab : Pemuatan : ( 1 )

Bobot Jarak Titik Berat Momen( W ) ( KG ) ( M )

10.000 700 500 300 450

7,54,53,02,12,4

75.000 3.150 1500 630 1.080

11.950 81.360

Pembongkaran : ( 2 )Bobot Jarak Titik Berat Momen( W ) ( KG ) ( M )600800400

2,74,83,6

1.620 3.840

1.440 1.800 6.900

( 1 ) - ( 2 ) : 11.950 81.360 1.800 6.900

---------- - ------------ - 10.150 74.460

? M 74.460 ton meter KG’ = -------- = ------------------------ = 7,34 meter

? W 10.150 ton

Page 304: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

273

Menghitung jarak tegak titik berat kapal karena adanya pemuatanApabila diketahui : w : berat beban yang dimuat dikapal

W : berat benaman terakhir kapald : jarak tegak antara titik berat awal kapal dan

titik berat beban kapalGG’ : Jarak tegak antara titik berat kapal dan titik

berat akhir kapal

Maka berlakulah persamaan berikut ini :

w x d GG’ = -----------

W

G1 G2

d w ga ga

G1 G1

G W KG’ KG1KG

K

Gambar. 6.9.a. Menghitung jarak tegak titik berat adanya pemuatan

Untuk membuktikan benar-tidaknya persamaan tersebut diatas (lihat gambar diatas) : Momen W terhadap bidang lunas ( K ) : M = W x KG .............. (1)Momen w terhadap bidang lunas ( K ) : M1 = w x KG1............ (2)

------------------------------ +M + M1 = (W x KG) + (w x KG1) (3)

M + M1 = M’ = W’ x KG’, maka persamaan (3) dapat diubah menjadi

W’ x KG’ = W x KG + w x KG1

= W x KG + w ( KG + GG2)= (W x KG + w x KG) + ( w x GG2 )

(W + w) x KG’ = (W + w) KG + ( w x GG2 )

Page 305: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

274

(W + w ) (GG’ + KG) = (W + w) KG + ( w x GG2 ) (W + w) GG’ + (W + w) KG = (W + w) KG + ( w x GG2 ) (W + w) GG’ = ( w x GG2 )

( w x GG2 )GG’ = ----------------

( W + w )

( w x d )GG’ = --------------- , ( W’ = W + w )

W’

Menghitung jarak tegak titik berat kapal akibat Pemindahanmuatan

Sebuah persamaan berpindahnya kedudukan titik berat sebuah kapal yang disebabkan oleh adanya pemindahan sebuah bobot dalam arah tegak keatas.

G2

G1 G1 W 2 ga ga

G1 KG3

GKG1 KG’

G2 KG w1 W2 KG2

w1

Gambar : 6.9.b. Menghitung jarak tegak titik berat adanya pemindahan muatan kearah tegak keatas

w1 x KG1 + w2 x KG3 = W’ x KG’w1 x KG1 + w2 x KG2 = W’ x KG’ --------------------------------------------------- -{(w1 x KG1)+( w2 x KG3)} - {(w1x KG1)+(w2 x KG2)} = (W’ x KG’)–(W’ x

KG)w2 x KG3 + w2 x KG2 = (W’ x KG’)–(W’ x KG) w2 (KG3 - KG2) = W’ x KG’ – W’ x KG

Page 306: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

275

w2 (KG3 - KG2) = W’ ( KG’ – KG )w2 x G2G3 = W’ x GG’

w2 x G2G3

GG’ = --------------- W’

Menghitung jarak tegak titik berat kapal akibat PembongkaranmuatanSebuah persamaan yang bergesernya kedudukan titik berat sebuah kapal yang disebabkan oleh adanya sebuah bobot yang dibongkar dari kapal.

Gga

G’G’

KG

w KG’W’

W 2KG1

W1 w1

Gambar : 6.9.c. Menghitung jarak tegak titik berat adanyapembongkaran muatan

M = W x KG .......................... (1)M1 = w x KG1 .......................... (2)-------------------- -

M + M1 = (W x KG) - (w x KG1) (3)

M + M1 = M’ = W’ x KG’, maka persamaan (3) dapat diubah menjadi

W’ x KG’ = W x KG - w x KG1

= W x KG - w ( KG + GG2) = (W x KG - w x KG) + ( w x GG2 )

(W - w) x KG’ = (W - w) KG + ( w x GG2 )(W - w ) (GG’ + KG) = (W - w) KG + ( w x GG2 )

(W - w) GG’ + (W - w) KG = (W - w) KG + ( w x GG2 ) (W - w) GG’ = ( w x GG2 )

Page 307: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

276

( w x GG2 )GG’ = ----------------

( W - w )

( w x d )GG’ = --------------- W’ = (W - w )

W’Menghitung jarak tegak titik berat kapal akibat PemindahanmuatanSebuah persamaan berpindahnya kedudukan titik berat sebuah kapal yang disebabkan oleh adanya sebuah bobot yang dipindahkan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

G2

W 2

G GKG2

G1 G’

KG1 G3w1 W2

KG3

w1

Gambar : 6.9.d. Menghitung jarak tegak titik berat adanyapemindahan muatan ketempat lebih rendah

w1 x KG1 + w2 x KG2 = W1 x KGw1 x KG1 + w2 x KG3 = W1 x KG1 _

-------------------------------------------------------------------w2 x KG2 – w2 x KG3 = W’ x KG – W’ x KG’w2 ( KG2 – KG3 ) = W’ (KG – KG’)w2 ( G2G3 ) = W’ ( GG’)

w2 ( G2G3) GG’ = -----------------

W’

Dengan adanya penambahan bobot, pengurangan bobot,penggeseran bobot dalam arah vertikal, rumus umum tentang

Page 308: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

277

perpindahannya titik berat kapal yang bersangkutan dapat dituangkan sebagai berikut :

w x d GG’ = -----------

W’Dimana GG’ : jarak berpindahnya titik berat kapal W : bobot yang ditambahkan, dikurangi ataupun yang digeser d : jarak

W’ : berat benaman terakhirCatatan :Dalam mempergunakan rumus tersebut (seringkali di sebut RUMUS GESER) harus memperhatikan ketentuan – ketentuan berikut :

(1) Adanya penambahan atau pengurangan bobotd (jarak) : jarak yang dimaksudkan adalah jarak antara titik berat

awal kapal dan titk berat bobot yang ditambahkanatau yang dikurangkan itu

(2) Adanya penggeseran bobot arah vertikald (jarak) : harus dipergunakan jarak antara titik berat awal bobot

yang digeser dengan titik berat bobot akhit. jelasnya : harus dipergunakan jarak tegak pergeseran bobotyang bersangkutan.

Contoh – contoh soal :1). Pergunakan rumus–geser untuk menghitung berapa jauh

berpindahnya titik–berat (=GG’) sebuah kapal yang beratbenamannya 15.000 ton dan yang titik beratnya terletak 6 meterdiatas bidang lunas setelah ia memuat sebuah muatan yang beratnya 800 ton yang titik beratnya terletak 4,5 meter diatas bidang lunas.

Rumus – geser yang harus dipergunakan adalah :

w x dGG’ = ---------

W’Kedalam rumus itu disubsitusikan :

w = 800 tond = ( 6,0 – 4,5 ) meter = 1,5 meterW’ = ( 15.000 + 800 ) ton = 15.800 ton

Sehingga :800 x 1,5 1.200 ton meter

GG’ = ----------- = ------------------------ = 0,075 meter15.800 15.800 ton

Jadi titik berat-kapal akan bergeser kebawah sejauh 0,075 meter

Page 309: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

278

2). Sebuah kapal yang berat–benamannya 16.000 ton dan yang titik beratnya pada saat itu terletak 3,6 meter diatas lunasnya akanmemuat suatu party muatan yang beratnya 750 ton yang titik beratnya akan terletak 2,7 meter diatas lunas kapal. Berapa jauhkah titik-beratkapal akan berpindah dalam arah tegak itu dan kearah manakah iabergeser ? (Pergunakan rumus-geser didalam perhitungan ini).Rumus-geser yang dimaksudkan adalah :

w x dGG’ = ---------

W’ Apabila w = 750 ton

d = ( 3,6– 2,7) meter = 0,9 meter W’ = ( 16.000 + 750 ) ton = 16.750 ton

Disubstitusikan kedalam rumus tersebut, maka akan terjadipersamaan

750 x 0,9 2.250 ton meterGG’ = ----------- = ------------------------ = 0,134 meter

16.750 16.750 tonjadi titik-berat kapal setelah pemuatan itu bergeser kebawah sejauh 0,134 meter

3). Sebuah kapal yang berat-benamannya 10.000 ton dan yang titik-beratnya pada saat itu terletak 7,5 meter diatas lunasnya akanmenaikkan (memindahkan keatas) sebagaian muatannya, yakni 200 ton keatas sejauh 4,5 meter, maka akan bergeser kemana danberapa jauhkah titik-berat kapal itu bergeser ? (Pergunakan rumus geser).Rumus-geser :

w x dGG’ = ---------

W’Apabila kedalam rumus tersebut disubstitusikan nilai – nilai :

w = 200 ton d = 4,5 meterW’ = 10.000 ton

Maka : 200 x 4,5

GG’ = ------------10.000

900 ton meter= -------------------- = 0,09 meter

10.000 tonJadi titik-berat kapal itu akan bergeser keatas sejauh 0,9 meter

Page 310: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

279

4). 400 ton air laut diisikan kedalam tangki-tinggi (deep-tank) hingga penuh. Titik-berat tangki diperkirakan terletak 3,0 meter diatas bidang lunas kapal. Jika berat-benaman kapal sebelum ia mengisi tangki-tinggi itu adalah 8.500 ton dengan titik-beratnya terletak 7,5 meterdiatas lunasnya, dimanakah titik-berat kapal itu akan terletak setelah tangki-tinggi itu terisi penuh ? (Pergunakan rumus-geser didalam perhitungan ini).Rumus-geser :

w x dGG’ = ---------

W’

Apabila kedalam rumus tersebut disubstitusikan nilai – nilai :

w = 400 ton d = (7,5 – 3,0 ) meter = 4,5 meterW’ = ( 8.500 + 400 ) ton = 8.900 ton

Maka :400 x 4,5

GG’ = ------------ 8.900

1.800 ton meter = -----------

8.900 ton

= 0,20 meter

setelah tangki-tinggi diisi penuh, maka titik berat kapal akan digeserkebawah sejauh 0,20 meter, atau kedudukan titik berat kapal itu akanterletak ( 7,5 – 0,20 ) meter = 7,30 meter diatas lunas

5. Sebuah lokomotip yang beratnya 200 ton diturunkan dari atas geladak utama kapal saudara. Titik berat lokomotip sewaktu di kapal terletakkira-kira setinggi 12 meter diatas lunasnya. Apabila berat benaman sebelum lokomotip itu diturunkan adalah sebesar 9.000 ton dengantitik beratnya terletak 7,5 meter diatas lunas. Berapa tinggikahkedudukan titik berat kapal itu setelah lokomotip itu diturunkan.(Gunakan rumus geser didalam perhitungan ini).

Rumus Geser :

w x dGG’ = ----------

W’

Page 311: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

280

Apabila kedalam rumus-geser itu disubsitusikan nilai-nilai :w = 200 ton d = (7,5– 12) meter = - 4,5 meterW’ = (9.000 – 200) ton = 8.800 ton

Sehingga :200 X (- 4,5 )

GG’ = ----------------- 8.800- 900 ton meter

= ---------------------- = - 0,10 meter 8.800 ton

Setelah lokomotip diturunkan, titik berat bergeser kebawah sejauh 0,10 meterUntuk memperkirakan kedudukan titik berat sebuah ruang muatan yang penuh berisi muatan sehingga hasilnya mendekati kebenaran, maka kita harus memperhatikan keadaan yang mempengaruhikedudukan titik berat tersebut. Ada 2 macam keadaan yangmempengaruhi kedudukan titik berat di dalam ruang muatan tersebut,yaitu :

1. Apabila ruang muatan terisi seluruhnya oleh muatan homogen(misalnya seluruhnya terdiri dari beras, gula, semen, pupuk, dlsb), maka bolehlah kita perkirakan bahwa titik berat muatan berimpitdengan titik berat ruang muatan tersebut.

Kedudukan titik berat ruang muatan yang bersangkutan dapat kita ketahui dari “CAPACITY PLAN “ sebab didalam capacity plan ini tertera ruangan-ruangan dan tangki-tangki besarnya tangki atauruang muatan tersebut, kedudukan titik berat masing-masing ruang muatan atau tangki yang bersangkutan (pada umumnya kedudukan titik berat tersebut ditandai dengan 0) disertai dengan keterangan-keterangan lain.

Kedudukan titik berat ruang muatan atau tangki-tangki kira-kira sedikit lebih tinggi dari pada setengah tinggi ruang muatan atau tangki yang bersangkutan (sebab ruang-ruang muatan atau tangki-tangki bukan merupakan ruangan-ruangan yang berbentuk kotak, balok ataupun kubus, melainkan disudut-sudut bagian bawahnya agak melengkung).Didalam ruang-ruang muatan bawah nomor 1 dan nomor 5 (yang masing-masing terletak dibagian paling depan dan bagian paling belakang itu), nilai-nilai perkiraan dari kedudukan titik beratnya akan lebih sulut diperkirakan, sebab kulit kapal yang membatasi ruang-ruang muatan itu melengkung dengan tajamnya, sehingga nilai yang diperoleh besar sekali kemungkinannya bahwa kurang benar.

Page 312: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

281

Sekalipun demikian, apabila besarnya nilai kesalahan itu hanya kecil, maka kesalahan itu tidak akan berarti, sebab pengaruhnya terhadap kedudukan titik berat kapal secara keseluruhan adalah terlalu kecil, sehingga oleh karenanya dapat diabaikan.

2. Apabila ruang muatan hanya sebagian saja yang terisi ataupunseluruhnya terisi oleh muatan heterogen (muatan campur).

Jika suatu ruang muatan yang terisi barang potongan (general cargo), sebagian atau seluruhnya, kedudukan titik beratnya hanya dapat diperkirakan saja. Kedudukan titik berat masing-masing party muatan untuk mendapatkan momen terhadap bidang lunasnya.

Jumlah masing-masing momen terhadap bidang lunas dari masing-masing party muatan itu, kemudian dibagi oleh jumlah berat seluruh party muatan untuk mendapatkan kedudukan titik berat seluruhmuatan didalam ruang muatan tersebut (jadi dalam hal inidipergunakan aturan momen).

Apabila kedudukan titik berat seluruh muatan yang didapat didalam suatu ruang muat lebih tinggi dari pada kedudukan titik berat ruang muatan itu sebagaimana yang tertera didalam capasity plan, maka kenyataan demikian itu menandakan bahwa pamadatan muatandidalam ruang muatan itu telah salah dilakukan, sebab berat atas, oleh karena muatan-muatan berat diletakan diatas muatan-muatanyang lebih ringan dari padanya, sehingga kedudukan titik beratnya terlalu tinggi

Contoh :Didalam sebuah ruang muatan dipadati berbagai jenis muatansebagai berikut :1. Diatas papan alas ruang muatan, 300 ton rel kereta apai setinggi

5 kaki 2. Diujung belakang ruang muatan, 150 ton mesin dalam peti

setinggi 9 kaki3. Diujung depan ruang muatan, 80 ton muatan kalengan setinggi 8

kaki4. Paling atas (di atas mesin dan muatan kalengan), 40 ton tekstil

setinggi 7 kakiApabila tinggi dasar berganda kapal itu 4 kaki, dimanakah titik berat ruang muatan yang telah berisi muatan itu sekarang ?Untuk mempermudah perhitungan, dibuat bagan pemadatan ruang muatan tersebut

Untuk memperoleh kedudukan titk berat ruang muatan yang terisi muatan sedemikian itu dengan hasil yang tepat adalah tidak mungkin. Didalam praktek, kedudukan titik berat ruang muatan dalam kondisi

Page 313: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

282

semacam itu dapat diperhitungkan dengan cara yang praktis yang hasilnya tidak akan jauh berbeda dari yang sebenarnya.

Adapun cara yang ditempuh adalah sebagai berikut :1. Membuat bagan pemadatan ruang muatan yang bersangkutan2. Memperkirakan kedudukan titik berat masing-masing muatan

terhadap bidang lunas (atau terhadap dasar dalamnya)3. Masing-masing bobot muatan dikalikan dengan jarak tegak titik

beratnya terhadap bidang lunas (atau terhadap dasar dalamnya)4. Hasil kali masing-masing bobot muatan dan jarak tegak antara

masing-masing titik berat terhadap bidang lunas atau terhadap dasar dalamnya dijumlahkan (merupakan jumlah momen seluruh bobot terhadap bidang alas atau dasar dalamnya)

5. Jumlah momen tersebut dibagi dengan jumlah seluruh bobotmuatan yang dipadat tadi, akan diperoleh jarak tegak titik beratseluruh muatan itu terhadap bidang lunas atau dasar dalamnya.

Perhitungannya :

No. Macam barang BobotJarak tegak titik

beratnya terhadap dasar dalam

Momen

1.2.3.4.

Rel Kereta ApiMesin dalam petiMuatan kalenganTekstil

300150 80 40

2,59,39,015

7501.425 720 600

570 3.495

Jarak tegak kedudukan titik berat muatan terhadap dasar dalamadalah :

3.495------- = 6,1 kaki 570

Jarak tegak antara kedudukan titik berat ruang muatan yang telah terisi muatan dan bidang lunas kapal = (6,1 + 4 ) kaki = 10,1 kaki

Catatan :Dalam memperkirakan kedudukan titik berat masing masing muatan itu terhadap berbagai jenis muatan diambil pada setengah tingginya, sedangkan bagi tekstil diperkirakan sedikit dibawah setengahtingginya.

Perhitungan stabilitas kapal terbaik harus diperhitungankan sebaik-baiknya apabila keadaan memungkinkan sementara bagan

Page 314: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

283

pemadatan dikerjakan. Jadi sebelum kapal melakukan pemuatantindakan tersebut penting sekali dilakukan, sebab adalah lebih mudah untuk merubah pamadatan muatan yang masih dalam rencana guna memperoleh stabilitas yang lebih baik daripada melakukan perubahan pemadatan sementara kapal memuat, terlebih lebih apabila pemuatan telah selesai dikerjakan.

Khususnya apabila susunan pemadatan muatan akan dilakukansetelah pemuatan selesai dikerjakan, jelaslah kiranya bahwa tindakantersebut sangat terlambat untuk memperbaiki keadaan stabilitas,sebab usaha memperbaiki stabilitas itu hanya akan dapat dilakukan dengan jalan memindah-mindahkan air balast.

6.6. Olengan kapalHubungan yang ada antara besarnya nilai tinggi metasentrum suatu kapal dengan olengannya adalah sesuai bentuk persamaan berikut ini :

0,44 LT = ---------

v GM

dimana : T = Waktu oleng kapalL = Lebar kapal

GM = Tinggi metasentrum 0,44 = konstante

sehingga :

1. Apabila nilai tinggi metasentrum kapal kecil (GM kecil), maka suku kedua dari persamaan itu besar, sehingga suku pertamanyapun dengan sendirinya besar (T besar). Jika nilai T besar, hal ini berarti bahwa waktu olengannya besar. Artinya bahwa waktu yang diperlukan oleh kapal itu untuk mengolengsatu kali olenganadalah besar. Hal ini sesuai benar dengan rumus bagi momenpenegak untuk sudut-sudut senget kecil (pada stabilitas awal) :

Mp = W x GM Sin Q

Yang didalam rumus itu ternyata bahwa apabila GM nya kecil, maka momen penegaknya kecil, artinya bahwa kemampuannya untuk menegak kembali kecil, artinya bahwa waktu olengan besar,sebab kapal mengoleng secara lamban.

2. Apabila nilai GM besar, maka suku kedus persamaan itu kecil, maka suku pertama persamaan itupun kecil pula. Hal ini berarti

Page 315: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

284

bahwa waktu olengannya kecil, artinya kapal akan mengoleng secara cepat.

3. Apabila nilai GM itu terlalu kecil, maka suku kedua persamaan itupun akan jadi terlalu besar, sehingga suku pertama persamaan itupun terlalu besar, sehingga waktu yang diperlukan untukmenegak kembali terlalu besar (terlalu lama), artinya bahwa waktu olengannya terlalu lama. Sebuah kapal yang waktu olengannya terlalu lama maka kapal demikian disebut kapal langsar

4. Apabila nilai GM terlalu besar, maka suku kedua persamaan itu terlalu kecil, sehingga suku pertama persamaan itupun menjadi terlalu kecil pula, artinya bahwa waktu olengannya terlalu kecil. Jika sebuah kapal dalam keadaan demikian itu, kapal demikian disebut kapal Kaku. Hal ini sesuai pula dengan rumus yangberlaku bagi stabilitas untuk sudut-sudut senget kecil (stabilitas awal).

Mp = W x GM Sin Q

Jika GM didalam rumus itu bernilai terlalu besar, maka momen penegaknyapun terlalu besar. Artinya bahwa kemampuan untuk menegak kembaliterlalu besar, artinya bahwa waktu olengannyaterlalu kecil. Kapal yang dalam keadaan demikian, maka disebut sebuah kapal kaku.

5. Apabila nilai GM = 0, maka suku kedua persamaan tersebut = 0, demikian pula suku pertamanyapun = 0. Artinya bahwa waktu olengnya = 0. Hal inipun sesuai dengan rumus momen penegak untuk stabilitas awal :

Mp = W x GM Sin Q

Jika kedalam rumus itu disubsitusikan nilai GM = 0, maka momen penegaknya = 0, artinya bahwa sebuah kapal yang dalamkeadaan demikian itu tidak memiliki kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget. Kapal semacam itu disebut sebuah kapal yang memiliki stabilitas netral.

Yang dimaksud dengan “ Waktu Olengan “ sebuah kapal adalah banyaknya waktu yang diperlukan oleh sebuah kapal dalammengoleng untuk satu olengan penih. (lihat gambar dibawah ini).

Page 316: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

285

1 3

2

Gambar. 6.10. Waktu Olengan kapal

Penjelasan gambar :Seandainya pada keadaan (1) : kapal menyenget kekanan pada

sudut senget yang paling besar. Pada keadaan (2) : kapal dalam keadaan tegak

Pada keadaan (3) : kapal menyenget ke kiri padasudut senget yang paling besar,

Maka waktu olengan kapal adalah : banyaknya waktu yang diperlukan oleh kapal ituuntuk mengoleng dari kedudukan berturut-turut : kedudukan (1),kedudukan (2), kedudukan (3),kenbali kedudukan (2).

Waktu olengan kapal dicatat sebanyak mungkin dan pada dasarnya semakin banyak jumlah waktu olengan yang di catat maka akan semakin baik hasilnya. Didalam praktek pencatatan waktu olengan itu dilakukan sebagai berikut :

1. Pencatatan waktu olengan kapal secara terus menerus sebanyak 20 kali

2. Jumlah waktu olengan itu dibagi rata, sehingga diperoleh waktuolengan rata-ratanya

3. Tindakan demikian itu dilakukan sebanyak 3 kali (pagi, hari, tengah hari, kemudian malam hari)

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan tersebut, harap perhatikan bagan pencatatan berikut ini :

Page 317: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

286

No. Waktu OlenganDalam detik

1.2.3.4...

20

T1T2T3T4..

T20

T1 + T2 + T3 + T4 + ..................T20

T1 + T2 + T3 + T4 + ..................T20Rata-rata = ---------------------------------------------------

20

Dengan menggunakan waktu olengan kapal, dapat diketahui bertambah atau berkurangnya stabilitas kapal. Mengapa demikian ? (perhatikanuraian dibawah ini).

Jika waktu olengan yang pertama =T1, sedangkan waktu olengan yang terakhir = T2, maka menurut rumus olengan, dapat dituangkan dalam persamaan sebagai berikut :

0,44 L 0,44 LT1 = --------------- T2 = -----------

vGM1 v GM2

sehingga :0,44 L--------

T1 v GM1----------- = -----------------

T2 0,44 L--------v GM2

vGM2 = ---------

v GM1 T1 : T2 = GM2 : GM1

T1Atau : GM2 = --------- x GM1

T2

Page 318: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

287

Dengan demikian dapat diketahui berapa prosen bertambah atauberkurangnya stabilitas kapal itu, yaitu sebesar :

T1------- x 100 %T2

Contoh :Sebuah kapal yang lebarnya 60 kaki, tinggi metasentrumnya = 2,5

kaki, mengoleng dengan waktu olengan 16 detik. Setelah ruang muat nomor 4 bocor, kapal itu mengoleng dengan waktu olengan sebesar 22 detik . Berapakah tinggi metasentrumnya sekarang dan berapaprosenkah tinggi metasentrum terhadap tinggi metasentrumpermulaannya (sebelum bocor).

Penyelesaiannya

Sebelum bocor : L = 60 detikGM1 = 2,5 detikT1 = 16 detik

0,44 L 0,44 x 60T1 = --------- = ---------------- ..........(1)

v GM1 v2,5

Setelah bocor : L = 60 detikGM2 = ? detikT2 = 22 detik

0,44 L 0,44 x 60T2 = --------- = ---------------- ..........(2)

v GM2 v GM2

0,44 x 60---------------

T1 v2,5-------- = ----------------------

T2 0,44 x 60----------------

v GM2

16 0,44 x 60 v GM2-------- = -------------- x ----------------

22 v 2,5 0,44 x 60

Page 319: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

288

16 v 2,5 0,44 x 60v GM2 = -------- x -------- x ----------------

22 0,44 L

( 16 )2

= -------- x 2,5 ( 22 )2

256 = ---------- x 2,5

484 = 1,32 kaki

Tinggi metasentrum kapal itu GM2 = 1,32 kaki, atau

1,32= ------ x 100 % x GM1 = 60,08 %

2,5

Sebuah kapal yang memiliki GM negatif (artinya bahwa titik berat kapal tersebut terletak diatas metasentrumnya), maka kapal akan berada dalam stabilitas goyah. Jadi kapal pada saat itu apabila menyenget olehbekerjanya pengaruh luar, kapal tidak memiliki kemampuan untukmenegak kembali tetapi bahkan sudut sengetnya akan menjadi semakin besar, sebab kapal pada saat itu bukan memiliki momen penegakmelainkan momen penyenget.

Page 320: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

289

BAB. VII. PENANGANAN DAN PENGATURAN MUATAN KAPAL

7.1. PENDAHULUAN

7.1.1. U M U M

Angkutan laut dewasa ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagaisarana angkutan laut memegang peranan penting dalam melancarkan transportasi laut yang aman dan selamat sampai tujuan. Jenis-jenis kapal niaga yang dibangun dewasa ini lebih cenderung kearah spesialisasijenis muatan yang diangkut seperti misalnya kapal tanker, kapalpengangkut kayu, kapal pengangkut muatan curah, kapal pengangkut peti kemas dan lain sebagainya.

Bila ditinjau dari sudut pengoperasiannya, kapal secara umum dapatdibedakan antara “ LINER “ adalah kapal yang dalam pelayarannya waktu mapun tujuannya adalah tetap antara pelabuhan satu kepelabuhan lainnya, kemudian yang disebut dengan “ TRAMP “ adalahkapal yang menjalani route pelayarannya tidak tetap, biasanya kapal-kapal yang dioperasikan dalam bentuk “ CHARTER “

Disamping itu kapal-kapal diklasifikasikan pula menurut jarakpelayarannya atau daerah pelayarannya yaitu :- Pelayaran Lokal- Pelayaran Nusantara- Pelayaran Khusus, dalam negeri dan Luar Negeri- Pelayaran Samudera- Pelayaran Rakyat

Perusahaan Pelayaran memegang andil yang cukup penting dalammemperlancar dan memajukan arus barang perdagangan dalam dan luar negeri dengan memperlancar arus barang/muatan dari daerah produksi ke daerah konsumen.

Untuk mengelolanya dengan baik tidak saja diperlukan pengetahuan mengenai pengoperasian kapal sebagai alat untuk menyediakantransportasi, tetapi diperlukan pula pengetahuan yang cukup mengenai manajemen pelayaran, Aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum yang terkait dengan pelayaran dan perkapalan serta pengetahuanmengenai transportasi laut itu sendiri.

Salah satu tugas dan tanggung jawab yang berat dari pengangkut (carier)adalah pengangkutan muatan dengan baik dan selamat yang terkait dengan kegiatan peranginan muatan, memuat, memelihara muatan serta membongkarnya di tempat tujuan.

Page 321: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

290

7.1.2. Kapal Penumpang ( Passangers Ship )

Kapal penumpang adalah kapal yang dirancang khusus untukmengangkut penumpang. Kapal penumpang umumnya mempunyaibentuk konstruksi badan yang lebih besar dari pada kapal tangki atau kapal barang dengan bobot mati yang sama menurut jumlah bangunan atasnya.Kebanyakan kapal-kapal penumpang dilengkapi dengan pengimbang ( stabilizer ) yang digunakan untuk memperkecil pengaruh gerakan oleng kapal pada cuaca buruk dan BOW Thruster di haluan digunakanmembantu olah gerak sewaktu merapat ke dermaga.

A B C

D

E F

R

Gambar.7.1. Kapal Penumpang ( Passangers Ship )

Keterangan gambar :

A. OBSERVATION K. ENGINE ROOMB. SUN DECK L. SEWAGEC. BRIDGE M. FUELD. LOUNGE DECK N. FUEL

( Contents Most of The Ambinities & Luxury O. FUEL Suites ) P. FRESH WATER

E. CABINS Q. FRESH WATERF. SHOPS & DINING ROOMS R. BOW THRUSTERG. CABINSH. FUELJ. FRESH WATER

Page 322: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

291

7.1.3. Kapal Barang ( Freighter )Kapal barang ialah kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan, sebagai usaha penjualan jasa perusahaan pelayaran. Kapal barangdibagi atas kapal barang umum ( General Cargo Ship ) atau kapal barang curah ( Bulk Carrier ).

Kapal barang umum yang merupakan jenis yang terbanyak dari kapal-kapal niaga. Sehubungan dengan heterogen jenis muatan maka pada umumnya kapal niaga dibagi banyak palka. Dengan bermacam-macamproduk muatan akan menimbulkan masalah dalam metode pengangkutan muatan, variasi muatan ini kemudian membuat perusahaan pelayaran berusaha untuk mempertinggi pendayagunaan ruangan /palka ataupun waktu dalam pengoperasiannya.

Dalam mengimbangi hal-hal tersebut maka timbulah jenis-jenis kapal-kapal baru seperti kapal pengangkut barang berat ( heavy lifter ship ), kapal peti kemas ( Container ship ), Kapal Ro-Ro ( Roll on Roll of Ship ), kapal kombinasi, dan lain sebagainya.

Kapal jenis muatan curah seringkali diberi nama khusus menurutmuatannya yang diangkutnya seperti kapal biji besi ( Ore Carrier ), kapal pengangkut gandum ( grain carrier ) dan lain sebagainya.

AA W

E

I J K LO A I I

B FCD

N G

M E H

P

Gambar. 7.2. General Cargo Ship

Keterangan gambar :

A. CAPTAIN & PASSANGERS B. OFFICERS ACCOMODATIONC. CREW’S ACCOMODATION D. REF. MACHINEE. ENGINE ROOM F. STOREG. BOSUN’S STORE H. FORE PEAK TANKI,J,K,L. DERRICKS M. STEERING GEARO. NATIONAL FLAG P. PROPELLER SHAFT

Page 323: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

292

7.1.4. Kapal Peti Kemas ( Container Ship )LARGE CONTAINER SHIP

AB

C

K L J F

M

O

P

Gambar . 7.3.a. Kapal Peti Kemas ( Container Ship )

Keterangan gambar :

A. WHEEL HOUSE G. UPPER DEEP TANKB. ACCOMODATTION : 10 OFFICERS, H. UPPER FORE PEAK

TANK, IF GENERAL PURPOSE J. LOWER DEEP TANKC. ENGINE ROOM K. LOWERFOREPEAK TANK

( 30.000 HP , 26 KTS ) L. DEEP TANKD. LASHING STORE M/N. PASSAGEE. STORE 0. UPPER WING TANK BALLASTF. STORE P. LOWER WING TANK FUEL OIL

Gambar. 7.3.b. Kapal Peti Kemas Yang Lain

Page 324: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

293

7.1.5. Kapal Tanker

A 5 4 3 2 1 F

CD G.1

H

JD G.2

Gambar. 7.4. Kapal Tanker

Keterangan gambar :

A. ENGINE ROOM F. CLEAN BALLASTB. SFT. PEAK G.1. PORT WING TANKC. COFFERDAM G.2. STARBOARD WING TANKD. SLOP TANK H. TWO MAIN TURBINE PUDIPS,E. COFFERDAM EACH CAPABLE OF 7.000

T/HOURJ. STRIPPLING PUMP

Page 325: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

294

7.1.6. The Bulk Carrier

A

B C

E E

F F

Gambar. 7.5. The Bulk Carrier

Keterangan gambar :

A. BRIDGE D. 16 T. CRANESB. 6000 HP, 15,5 KTS E. WING TANKC. FORE PEAK F. DOUBLE BOTTOM TANK

Page 326: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

295

7.2. PERALATAN BONGKAR MUAT ( Cargo gear )

Peralatan bongkar muat yang ditemukan di kapal dewasa ini cukupbanyak jenisnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis yang sangat umum ditemukan di kapal.

7.2.1. Batang Pemuat

Alat bongkar muat yang paling sederhana ialah terdiri dari sebuah pipa panjang yang pangkalnya dihubungkan ke tiang kapal. Untuk lebihjelasnya lihat gambar dibawah ini.

5 6

41 2 10 7

12 11

9 13

8

Gambar. 7.6. Batang pemuat tunggal dan nama bagian-bagiannya

1. Tiang Kapal Utama ( Main Mast ) 9. Block Bawah (Hell block)2. Batang Pemuat ( Derrick Boom ) 10. Takal Giuk3. Tiang Kapal Atas 11. Giuk ( Guy )4. Dulang ( Palang ) 12. Kait Muat ( Cargo Hook )5. Pengayut ( Topping Lift ) 13. Pangsi ( Derek Muat )6. Kerek Muat ( Cargo Block )7. Tali Muat ( Cargo Runner )8. Rantai Penganyut/Tali Penganyut

Biasanya kalau kapal berlayar, batang pemuat terletak horisontal dengan ujung batang pemuat terletak pada sebuah tiang atau pada kubu yang disebut dulang-dulang batang pemuat ( Boom cradle ) (lihat gambardibawah ini).

Page 327: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

296

BOOM CRADLE

CLEAT

CLEAT

Gambar. 7.7. Menyimpan Batang Pemuat Saat Kapal Berlayar

Gambar berikut dibawah ini adalah cara menggunakan batang pemuat,pertama ganco dikaitkan ke muatan A dengan pertolongan sling C.Kemudian tali muat dihebob dengan pangsi C sampai muatan melewati ambang palka D. Selanjutnya gae E dihebob, sampai muatan melewati lambung F. Seterusnya area tali muat sampai muatan mencapaidermaga. Demikian pula sebaliknya.

Page 328: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

297

Sling

Winch Ambang Palka

Ganco

Muatan

Gambar. 7.8. Cara menggunakan batang pemuat

Gambar. 7.9. Batang Pemuat Ganda Dengan Sistim Lopor KawinBeserta Nama Bagian-bagiannya

Page 329: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

298

Keterangan gambar :

1. Tiang Utama 14.Penjamin (Preventer guy)2. Tiang Atas 15. Lempeng Segitiga3. Palang ( Dulang ) ( Monkey face)4. Laberang ( borg = shrouds ) 16. Kait Muat (Cargo hook)5. Rumah Geladak ( Deck House ) 17. Bolder ( Hitts )6. Batang Pemust ( Boom ) 18. Ambang Palka (Hatgh 7. Penganyut ( Topping Lift ) Coaming )8. Guy Tengah ( Middle guy ) 19. Lobang Palka9. Roll Penganyut ( Topping Lift Roller ) 20. Kerek guy tengah10. Terbut ( Lumnel ) 21. Kerek Penganyut11. Tali Muat ( Cargo Runner ) 22. Kerek Penganyut bawah12. Pangsi ( Derek Muat ) 23. Kerek Muat bawah13. Guy Phurchase 24. Mata di Deck

25. Guy 26. Pagar / Kubu

Blok mata 6

Blok mata 5

Blok mata 6

Ganco

Winch

Gambar. 7.10. Penampang sebuah Boom berat

Page 330: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

299

7.2.2. Alat Bantu Bongkar Muat

Peralatan bongkar muat yang lain adalah alat-alat bantu berupa sling-sling, secara umum sling-sling ysng digunakan untuk bongkar muatmuatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Perlu diingat bahwamenggunakan sling-sling tempat dan caranya agar muatan tidak rusak.

Gambar. 7.11. Sling Dulang

Gambar. 7.12. Sling Papan dan Sling Tunggal

Gambar. 7.13. Sling Rantai dan Sling Barrel

Page 331: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

300

Gambar. 7.14. Pemasangan Sling Tali untuk peti-peti, peti kaca, tong.

Gambar. 7.15. Sling type jala-jala

Page 332: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

301

Gambar. 7.16. Sling yang digunakan untuk mengangkat pelat besilengkap dengan jepitannya

7.2.3. Alat Penunjang Bongkar Muat

Load Brackreast Bartel device for roll of New print

Car wheel handling Gooseneck boomdevice

Detachable cab Gripping fork bricks and cinderblock

Page 333: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

302

Pallet unloader Hydraulic crate clampdevice

Revolving roll clamoing device Side shifter

Clamp and fork attachment Bottom dumping hopper

Page 334: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

303

Shovel scoop Fork extensions

Canopy quard Vertical drum handling attachment

Revolving forks for Horizontal drums dumping handling device

.

Page 335: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

304

Multiple barrel handling attachment Multiple drum handling attachment

.

Hydraulically operated pusher attachment

Gambar. 7.17. Peralatan penunjang Bongkar Muat

Page 336: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

305

Containership Portal container Loader crane, with tires

Stradedle loader Side loader Straddle carrier

Gambar : 7.18. Containerport liftting equipmentPerlengkapan pada sebuah terminal container.

7.3. AZAS-AZAS PEMUATAN / PEMADATAN

Pada prinsipnya pemuatan atau pemadatan itu meliputi berbagai faktor yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Melindungi kapal ( to protect the ship )b. Melindungi Muatan ( to protect the cargo )c. Keselamatan buruh dan ABK ( Safety of crew and longshore men )d. Melaksanakan pemuatan/pemadatan secara sistimatis ( to obtain

rapid systematic loading and discharging )e. Memenuhi ruang muatan sepenuh mungkin sesuai dengan daya

tampungnya ( to obtain the maximum use of available cubic of the ship ).

Page 337: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

306

7.3.1. Melindungi kapal (to protect the ship )

Azas ini sangat erat dengan kelayakan kapal (laik laut ) artinya bahwa kapal dalam pembagian muatan di kapal haruslah baik ditinjau daripembagian secara Vertical ( menegak dari bawah keatas ), Longitudinal(membujur dari depan ke belakang), dan secara Transversal (melintang dari kiri ke kanan).Pembagian muatan secara vertical

Pembagian muatan secara vertical ini mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal. Apabila muatan terlampau banyak berat dikonsentrasikan diatas atau geladak atas saja maka kapal akan cenderung mempunyai stabilitas kecil atau disebut kapal dalam kondisi langsar.

Sebaliknya apabila terlalu banyak berat muatan dikonsentrasikan dalam palka bawah ( lower hold ) maka stabilitas kapal akan terlalu besar atau disebut kondisi kaku. Kedua kondisi tersebut kurang baik bila kapal dalam pelayaran.

Ciri-ciri kapal dalam kondisi langsar ( tender ) adalah sebagai berikut :- Bagian atas terlampau berat- Kapal akan mengoleng dan kembali secara lambat sekali- Kapal lebih Comfortable- Apabila ombak cukup besar tidak banyak air masukEfek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :- Kurang menyenangkan orang yang berada di dalamnya- Sering pula menyebabkan muatan bergeser / berpindah dari

tempatnya

Ciri-ciri kapal dalam kondisi kaku ( stiff ) adalah sebagai berikut :- Berat bagian bawah- Mengoleng dan kembali secara cepat sehingga tersentak-sentak- Kapal tidak Comfortable- Apabila ombak terlalu / cukup besar banyak air laut yang masuk

keatas deck

Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :- Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungan-

sambungan konstruksi kapal- Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca- Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas

atau alat-alat lain- Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak diketahui tanpa

adanya penelitian seksama ( di dock ).

Page 338: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

307

Pembagian muatan secara longitudinal ( membujur )

Pembagian muatan secara Longitudinal ( membujur ) ini mempunyaipengaruh atas Trim kapal dan kondisi Hogging ataupun Sagging. Yangdimasudkan dengan Trim itu adalah perbedaan antara sarat depan ( fore draft ) dan sarat belakang ( after draft ).

Apabila sarat depan lebih besar disebut Trim depan/Nonggak ( trim by the head ) sebaliknya bila sarat belakang yang lebih besar disebut Trimbelakang / Nungging ( trim by the stern ), dan bila Trim sama dengan nol disebut even keel.

Disamping itu besarnya trim juga sangat mempengaruhi kecepatan kapal. Oleh karenanya memperhitungkan Trim ini harus cermat sebelum kapal berangkat berlayar sehingga kapal dapat dimuati sesuai dengan trim yang dikehendaki. Jika dilihat dari kecepatan kapal maka trim belakang lebih baik dari pada trim depan, dengan alasan :

- Pada trim belakang kecepatan kapal lebih baik dan mudah mengolah gerak sebab kapal lebih luwes mengikuti gerakan ombak,

- Pada trim depan kecil tidak ada pengaruhnya, tetapi apabila terlalu besar maka kecepatan kapal akan berkurang dan jika muatan penuh berlayar dalam cuaca buruk akan banyak kemasukan air disebabkan adanya hempasan ombak ( Green seas ).

Oleh karena pengaruh berat muatan dalam pemuatan / pemadatansecara longitudinal maka akan menyebabkan kondisi kapal yang disebut Hogging dan Sagging (lihat gambar 28).

Kondisi Hogging terjadi apabila total kosentrasi berat muatan terpusatpada ujung-ujung kapal (haluan dan buritan).Kondisi Sagging adalah kebalikannya yaitu apabila kosentrasi beratmuatan terpusat pada bagian tengah kapal.

Gambar. 7.18. Kondisi kapal akibat pemuatan membujur

Page 339: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

308

Kedua kondisi tersebut tidak baik dan bisa berakibat buruk terhadap sambungan-sambungan konstruksi kapal. Perlu diketahui bahwakeadaan laut serta ombak akan lebih mempercepat proses kerusakan tersebut. Disamping itu kondisi kapal Hogging dan Saggingmempengaruhi kecepatan dan olah gerak kapal ( sukar membelok,setelah membelok sulit dikembalikan ).

Pembagian muatan secara Transversal ( Melintang )Pembagian muatan secara transversal ( melintang ) ini akanmempengaruhi kapal dalam rollingnya dan harus diperhatikan adalah pengaturan muatan disisi kiri dan kanan dari center line.

7.3.2. Melindungi Muatan ( to protect the cargo )Barang-barang muatan yang diterima di kapal dan dibawa berlayarmenuju tempat tujuan muatan harus dalam keadaan baik seperti saat muatan diterima dikapal baik secara kwalitas maupun secara kwantitas.Oleh karena itu harus diambil tindakan untuk mencegah kerusakanmuatan tersebut, antara lain :1. Ruang kapal (palka) harus dipersiapkan menerima muatan2. Pemasangan penerangan atau dunnage3. Pemisahan muatan4. Pengikatan muatan5. Ventilasi / peranginan muatan

Mempersiapkan Ruang PalkaSebelum dimulai menerima muatan maka ruang kapal/palka haruslahbersih, kering dan dalam keadaan baik. Tindakan yang dilakukan dalam mempersiapkam ruang palka itu antara lain :

1. Pembersihan palka dengan sapuBiasanya ruang palka sudah cukup apabila disapu bersih, ruang yang berdebu waktu menyapu pakailah serbuk gergaji / pasir agar lantai palka benar-benar bersih. Waktu pembersihan sisihkan dankumpulkan papan atau kayu pemadat/pemuatan yang masih dapat digunakan.

2. Pencucian Ruang palkaPencucian kadang-kadang diperlukan, misalnya setelah membongkar muatan nampak bahwa palka kotor apalagi jika muatan yang akan dimuat lagi adalah muatan yang bersih. Jadi pencucian ruang muat ini bila dianggap perlu saja. Biasanya selama pencucian pompa lensa dijalankan agar air pencucian dapat dibuang keluar kapal dan setelahpencucian palka diberi peranginan.

Page 340: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

309

3. Pembasmian tikus dan penghapusan hamaPembamian tikus atau hama perlu dilakukan, kapal terpaksadikosongkan dulu dan orang-orang yang ada didalam kapal segera meninggalkan kapal, bila penghapusan hama ini untuk seluruh ruang kapal. Bermacam-macam gas berbisa yang dipakai untuk keperluan tersebut misalnya SO2 (Zwaneldyoxyda) dan Hidrogen Cyanida(HCN).

4. Pemeriksaan pipa-pipa dan salurannyaSebelum diadakan pemuatan haruslah diperiksa apakah saluran pipa-pipa dan saringannya dalam keadaan baik dan bersih, tidak tertutup kotoran, sehingga air keringat muatan yang ditampung dalam got-gotdapat dipompa keluar kapal. Air got harus senantiasa di ukurkemungkinan air akan meluap dan dapat membasahi muatan di palka dan diisap keluar kapal jika telah penuh airnya.

5. Pemeriksaan saluran aliran listrikPemeriksaan saluran-saluran aliran listrik sangat penting dan harus dilakukan agar jangan terjadi kebakaran dalam palka, karena bunga api yang jatuh pada muatan ataupun membakar gas-gas dalamruangan

6. Penerapan / Penyisipan ( Dunnage )Untuk mencapai maksud melindungi muatan maka harus digunakan pula penerapan yaitu penggunaan kayu untuk melindungi muatan-muatan dalam palka.

Secara umum penerapan diartikan sebagai : Penyisipan,pamasangan ataupun penggunaan benda-benda yang murah (tikar, sasak karung goni, terpal, kertas-kertas plastik, papan-papan, kayu-kayu balok dan lain-lain) antara muatan dengan bagian-bagian kapal, ataupun antara muatan-muatan itu sendiri.

Maksud dari penggunaan penerapan-penerapan itu ialah untukmenjaga muatan dari :- Air (akibat keringat atau kebocoran)- Kondensasi- Rusak karena tekanan- Rusak karena karat- Rusak karena panas yang mendadak- Terjadinya pencampuran- Pencurian

Page 341: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

310

7.3.3. Peranginan ( Ventilasi )Peranginan atau bahasa populernya adalah ventilasi merupakan bagian penting dalam Stowage. Kurangnya atau kelalaian dalam memberikan ventilasi dapat mengakibatkan kenaikan suhu dalam palka, kerusakan dan pemanasan mendadak, timbul keringat, noda, kerusakan karena karat dan dapat pula menimbulkan gas yang beracun dan peledakan hingga membahayakan kapal.

Cara pemberian ventilasi dalam palka tergantung dari jenis muatan di dalamnya, dan tergantung pula dari bentuk kapalnya. Misalnya kapal memuat arang batu gas-gas yang timbul dapat terbakar dan meledak,dan pemanasan yang mendadak, maka ventilasi itu sangat perlu dalam hubungannya dengan keamanan ABK-nya.

Ruangan palka yang tidak diberi ventilasi atau ventilasinya kurang baik akan cepat mengandung udara yang beruap panas, gas dan bau, dimana semuanya itu dapat menyebabkan kerusakan pada muatannya

Sistim Ventilasi secara umum ada dua :1. Ventilasi alam2. Ventilasi buatan

Kedua cara atau sistim tersebut bertujuan untuk mengadakan aliranudara yang tetap ( constant air circulation ) di dalam seluruh ruangan palka. Dan udara panas, kelembaban, uap air, gas dan bau yangdikeluarkan oleh muatan di dalam palka dikeluarkan dari palka dandiganti dengan udara bersih dan kering, dengan tujuan agar muatan tetap sejuk.

7.4. JENIS MUATAN BERDASARKAN SIFATNYA ( kwalitas )Demi tercapainya suatu kondisi kwalitas yang baik maupun menjagakwalitas muatan sehingga sama dengan keadaannya pada waktu muatan itu diterima di kapal maka harus lah kita mengenal betul sebelumnyaakan sifat-sifat dari muatan. Muatan-muatan yang diangkut di kapal dapat dibagi dalam golongan-golongan besar menurut sifat-sifatnya(kwalitasmya) yaitu :

7.4.1. Muatan Basah ( Wet Cargo )Yang dimaksud dengan muatan basah itu adalah muatan-muatan cair yang disimpan di botol-botol, drum-drum, sehingga apabila tempatnya pecah/bocor akan membasahi muatan-muatan lainnya. Contoh : susu, bier, buah-buahan dalam kaleng, cat-cat, minyak lumas, minyak kelapa dan lain sebagainya.

Page 342: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

311

7.4.2. Muatan Kering ( Dry Cargo )

Yang dimaksudkan muatan kering itu adalah muatan-muatan kering yang rusak bila basah , misalnya :- Muatan-muatan ini tidak merusak jenis muatan lain- Mudah dirusak oleh muatan lain- Muatan kering ini harus dipisahkan terhadap muatan basah dalam

palka tersendiri- Dalam satu palka, pemuatan muatan kering haruslah diatas dan

muatan basah dibawah.Contoh jenis muatan tepung, beras, biji-bijian, bahan-bahan pangankering, kertas rokok dalam bungkusan, kopi, teh, tembakau dan lainsebagainya.

7.4.3. Muatan Kotor / Berdebu ( Dirty / Dusty Cargo )Muatan kotor / berdebu antara lain : semen, biji timah, arang, dan lain sebagainya. Muatan ini menimbulkan debu yang dapat merusakjenisbarang lain terutama muatan bersih. Setelah dibongkar muatan ini selalu meninggalkan debu atau sisa yang perlu dibersihkan. Dalam pemuatan perlu dipisahkan terhadap muatan lainnya bahkan dipisahkan terhadap sesama golongannya sendiri.

7.4.4. Muatan Bersih ( Clean Cargo )Muatan dari golongan ini tidak merusak muatan lain dan tidakmeninggalkan debu atau sisa yang perlu dibersihkan setelah di bongkar. Tidak merusak jenis barang lain. Contoh : sandang, benang tenun,perkakas rumah tangga (piring, mangkok, gelas), barang-barangkelontong.

7.4.5. Muatan Berbau ( Odorous Cargo )Jenis muatan ini dapat merusak / membuat bau jenis barang lainnya, terutama terhadap muatan seperti teh, kopi, tembakau dll., maupun dapat pula merusak sesama golongannya sendiri. Contoh : kerosin, terpentin, amoniak, greasy wool, crade rubber, lumber (kayu), ikan asin dll.

7.4.6. Muatan Bagus / Enak ( Delicate Cargo)Yang termasuk dalam golongan ini adalah golongan muatan yang pada umumnya terdiri dari bahan-bahan pangan. Jenis barang ini dengan mudah dapat dirusak oleh barang-barang yang mengandung bau,muatan basah dan muatan kotor / berdebu. Contoh : beras, tepung, teh, tepung terigu, susu bubuk dalam plastik, tembakau, kopi.

7.4.7. Muatan BerbahayaJenis barang ini adalah golongan muatan yang mudah menimbulkanbahaya ledakan ( explosif ) maupun kebakaran. Pemuatan / pemadatan muatan ini haruslah ditempatkan yang tersendiri dan pemuatannya harus

Page 343: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

312

sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan dalam buku petunjuk yaitu blue book.

Contoh : dinamit, mesin, kepala peluru, black powder, fire works,gasoline, carbon disulfide, korek api, film dll.Terdapat jenis barang-barang yang digolongkan sebagai muatan yang bersifat netral artinya bahwa muatan yang tidak rusak / dapat dirusak oleh muatan-muatan lainnya, seperti : rotan, bambu, kayu balok, timah,muatan dalam container dll

7.5. BONGKAR MUAT

Kapal Niaga dalam pelayaran kemudian singgah di pelabuhan akanmemuat dan membongkar muatannya. Dalam kegiatan tersebutmemerlukan jasa bongkar muat di pelabuhan dilaksanakan oleh

Perusahaan Bongkar Muat (PBM).Dalam melaksanakan usaha operasinya perusahaan bongkar muat diatur oleh peraturan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.88/AL.305/85, yang dimaksud dengan perusahaan bongkar muat (PBM) adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang maupunlangsung ke alat angkutan.

Perusahaan Bongkar Muat ( PBM ) dalam melaksanakan kegiatanbongkar muat diwajibkan :1. Menyediakan tenaga supervisi dan peralatan bongkar muat,

2. Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat menyediakan jumlah TenagaKerja Bongkar Muat (TKBM)

3. Melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam ijin usaha,dan kebijaksanaan umum pemerintah di bidang penyelenggaraan kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal,

4. Memenuhi batas minimal kecepatan bongkar muat barang yang telah diterapkan pada setiap pelabuhan,

5. Memberlakukan tarif yang berlaku sesuai peraturan

6. Meningkatkan ketrampilan kerja,7. Bertanggung jawab kepada kerusakan alat bongkar muat di kapal

yang disebabkan oleh kesalahan, kelalaian orang-orang yang bekerja di bawah pengawasannya,

Page 344: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

313

8. Menyampaikan laporan kegiatan usahanya secara berkala kepada : Administrator pelabuhan setempat berupa laporan harian, bulanan dan tahunan, kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

9. Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku

Dermaga Gudang Truk

Stevedoring Cargodoring Receiving/delivery

A : Pelayaran B : Lingkup Kegiatan C : ConsigneePBM Shipper

Gambar. 7.20. Lingkup Kegiatan Perusahaan Bongkar Muat ( PBM ) dapat dilihat pada

A B C D E FStevedoring Cargodoring Receiving Delivery

Tanggung Jawab PBM Tanggung Jawab PBM Tanggung TanggungPerum PBM

Pelabuhan

Gambar. 7.21. Terminal Operator

Semua barang yang akan dibongkar diupayakan untuk dipindah dekat dengan mulut palka, diatur dan ditata dengan benar sehingga

Page 345: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

314

mempermudah bongkar. Sebelum barang diturunkan kaadaan dermaga sudah dubersihkan dan bebas dari penghalang. Juga diperhatikan agar dermaga kering, terutama setelah hujan.

Peralatan bongkar muat di kapal dinamakan boom atau derek, operasi derek terdiri dari 4 (empat) langkah, yaitu : (lihat gambar. 31)1. Mengkaitkan sling muatan pada ganco atau hook dalam palka,2. Memindahkan ganco berikut muatannya dari palka ke dermaga di sisi

kapal,3. Melepaskan sling muatan dari ganco di dermaga, muatan diletakan di

atas dermaga atau kendaraan pengangkut (truck),4. Mengembalikan ganco dari dermaga ke palka, untuk melanjutkan

kegiatan berikutnya.Langkah 1 + 2 + 3 + 4 dinamakan satu siklus bongkar muatan (hookcycle

time)

Gambar. 7.22. Satu siklus bongkar muatan (hookcycle time)

Di pelabuhan Tanjung Priok misalnya dimana kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal dilakukan di tiga jenis terminal dan juga gudang / lapangan, yakni :

a. Terminal KonvensionalTerminal Konvensional adalah terminal untuk melayani kegiatanbongkar cargo umum, barang curah cair. Di terminal konvensional juga bisa dilakukan bongkar muat petikemas terutama muatan antar pulau dengan menggunakan peralatan bongkar muat dari kapal atau dari pihak lain. Disini kegiatan bongkar muat sebagian besardilakukan oleh perusahaan bongkar muat swasta.

Page 346: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

315

b. Terminal PetikemasTerminal Petikemas dilengkapi dengan peralatan seperti container crane (gantry crane), peralatan untuk penanganan dan transportasi dari petikemas seperti transtainer, sideloader, forklif, crane, toploader dll.

c. Terminal PenumpangDi terminal ini tidak ada kegiatan bongkar muat barang, tetapi hanya melayani debarkasi atau embarkasi penumpang dari dalam maupun luar negeri.

d. Gudang / Lapangan ( Terminal Serba Guna )Gudang penampungan biasanya terletak tidak jauh dari terminalkonvensional.

7.5.1. Operasi Bongkar Muat

7.5.1.1. Jasa Bongkar Muat ( Stevedoring )

Stevedoring adalah jasa bongkar / muat dari / ke kapal, dari / kedermaga, tongkang, gudang, truck atau lapangan dengan menggunakan derek kapal atau alat bantu pemuatan lainnya. Orang yang bertugas mengurus bongkar muat kapal disebut sebagai stevedore kapal.Stevedore yang bertugas diatas kapal disebut stevedore kspsl,sedangkan stevedore yang bertugas di darat disebut sebagai stevedorquay.

Dalam mengerjakan bongkar muat, steve dore dibantu juga cargosurveyor perusahaan PBM yaitu petugas survei yang mencatat danmemeriksa keadaan fisik barang yang dimuat / bongkar dari dan ke kapal, petugas barang berbahaya, petugas peralatan yang siap diterminal peralatan untuk melayani kapal yang bongkar muat, danpetugas-petugas yang mempersiapkan administrasi.

Dalam menyusun rencana bongkar muat stevedore perlu mempelajari :• Stowage plan• Kemungkinan overstow• Muatan berat dan kapasitas dari batang pemuat kapal• Perlu tidaknya memakai shore crane dari darat• Perlu tidaknya floating crane untuk muatan berat• Cukup tidaknya jumlah gang• Ada tidaknya contolling hatch, yaitu palka dengan muatan terberat• Ada tidaknya muatan berbahaya• Alat-alat apa saja yang akan digunakan

Page 347: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

316

• Berapa gang TKBM dibutuhkan• Ada tidaknya petikemas di antara break-bulk cargo• Apakah perlu mempekerjakan lembur atau tidak

Setelah data/ informasi diolah, langkah berikutnya adalah melakukan persiapan sebagai berikut :

• Menunjuk petugas supervisor, yang terdiri dari : stevedore, chief tally clerk, foreman, tally clerk, mistri, wathman yang akan mengerjakan kapal,

• Rapat koordinasi antar mereka tentang tugas dan penanganan serta perkiraan keberangkatan kapal dan penundaan yang mungkin dapat terjadi

• Pembicaraan dengan agen atau prinsipal (pemilik barang) untukmemperlancar pelaksanaan tugas

• Koordinasi dengan petugas pelabuhan dan bea cukai

Setelah kapal sandar pekerjaan membuka palka kapal bisa dilaksanakan oleh buruh pelabuhan sendiri kemudian ABK melakukan pekerjaan yang bukan ABK tidak dapat melakukannya. Biasanya oleh kapal dimintakan watchman untuk ikut menjaga keamanan di kapal yang disediakanpetugas darat dari agen pelayaran.

7.5.1.2. Pemuatan / PemadatanTujuan dari mengoperasikan kapal niaga adalah mengangkut muatan. Tanpa muatan, perusahaan pelayaran suatu negara tidak akan hidup. Untuk mendapat muatan bagi kapal-kapalnya, perusahaan pelayaran harus memberikan pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik itu adalah:

- Barang yang diangkut tiba tepat pada waktunya- Muatan yang diangkut tidak rusak atau hilang- Tarif uang tambang ( freight ) sesuai dengan pasar sehingga harga

jual barang masih menghasilkan keuntungan- Terjalin hubungan yang baik dengan para pengangkut- Jadwal pelayaran kapal-kapalnya agar tidak berlayar bersamaan.

7.5.1.3. Pembagian Jenis MuatanSesuai dengan sifat fisiknya, bila muatan diangkut dengan kapal maka dalam pemadatan muatan di palka (untuk beberapa jenis muatan) harus dipisahkan agar tidak berada dalam satu ruangan yang tertutup.

Contoh : muatan kopra dapat berkeringat di dalam perjalanan danmempunyai kutu-kutu yang dapat merusak tembakau sehingga kopra dapat dikatagorikan sebagai jenis muatan yang kotor dan berbau. Semen termasuk muatan kotor karena akan mencemarkan atau mengotorkan

Page 348: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

317

muatan yang lain. Saebaliknya, muatan TV atau barang elektronika dalam kardus merupakan muatan yang bersih. Bensin dan mesiumerupakan muatan yang berbahaya (terbakar dan meledak).

Untuk mudah membedakannya secara umum muatan dapat dibagimenjadi :- Muatan kering- Muatan basah- Muatan bersih- Muatan kotor- Muatan berbau- Muatan berbahaya- Muatan yang didinginkan atau dibekukan

7.5.1.4. Pemadatan Muatan di Kapal

Pemadatan muatan di kapal adalah kegiatan menyusun muatan diruangan muatan kapal sedemikian rupa sehingga memenuhi syaratpemadatan yang baik ( good stowage ), dalam arti muatan yang satu dengan yang lainnya tidak saling merusak akibat pemadatan yang salah, muatan terhindar dari cuaca dan tidak bergeser, tidak mengganggu pembongkaran di masing-masing pelabuhan tujuan barang, sertamemenuhi stabilitas kapal hingga kapal dapat berlayar dengan aman.

Agar memenuhi syarat dan efisien, pemadatan muatan hendaknyadilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang dijadikan pedoman pelaksanaan, yaitu :

- Menghindari kerusakan kapal dan muatan- Menggunakan ruangan yang ada semaksimal mungkin- Memperhitungkan kecepatan dan keamanan dalam bongkar / muat- Mempertimbangkan keselamatan Awak Kapal, penumpang dan

pekerjqa

7.5.1.5. Perencanaan Pemadatan Muatan ( Stowage Plan )

Perencanaan pemadatan muatan meliputi :a. Pertimbangan mengenai jenis-jenis muatan yang akan dimuat, jumlah

pelabuhan yang akan disinggahi, bentuk ruangan palka besertarintangan di dalamnya, kemungkinan timbulnya keringat pada dinding kapal serta kemungkinan adanya muatan opsi (muatan yang belum ditentukan pelabuhan tujuannya),

b. Pembukuan muatan ( booking list ) dan kemungkinan kemampuan tampung ruangan muatan ( space available ),

c. Pembuatan tentative stowage plan. Stowage plan dibuat oleh para mualim kapal dan dalam tanggung jawab mualim I ( chief officer ).

Page 349: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

318

Didalam pelaksanaan pemadatan muatan, kapal harus mengikutiberbagai peraturan, petunjuk, ketentuan, serta persyaratan yang sudah ditetapkan. Pada prinsipnya pelaksanaan pemadatan muatan di kapal maupun di gudang adalah sama. Perbedaannya adalah pemadatanmuatan di kapal dilakukan dengan perencanaan muatan (stowage plan),sedangkan di gudang dengan buku gudang.

Sebelum menerima muatan, ruangan muatan atau palka kapaldibersihkan terlebih dahulu. Bila muatan diisi dalam tangki maka tangki-tangki itu harus dibersihkan terlebih dahulu

Menempatkan muatan di kapal :

Perlu diketahui bahwa untuk melindungi muatan di kapal, Anak Buah Kapal dan perwiranya mengikuti beberapa prinsip dasar untukmenempatkan dan menyusun muatan, yaitu :

1. Muatan berat tidak boleh diatas muatan ringan2. Muatan basah tidak boleh diatas muatan kering3. Muatan yang berbau busuk tidak boleh ditempatkan di atas atau di

dekat muatan lain yang dapat rusak karena bau tersebut4. Barang-barang yang mudah mencair tidak boleh ditempatkan di atas

deck, terkena sinar matahari, atau dekat pada dinding / sekat atau pipa-pipa yang mengeluarkan panas (seperti kamar mesin),

5. Barang-barang yang menimbulkan debu yang dapat diterbangkan oleh angin tidak boleh ditempatkan di dekat barang yang dapat rusak karena debu,

6. Barang atau muatan yang mengeluarkan keringat tidak bolehditempatkan dekat barang yang peka terhadap keringat.

Melindungi muatan di kapal :

Untuk melindungi muatan terhadap kerusakan, dunnage digunakansebagai alat pelindung, seperti :

• Kayu / papan yang bersih dan kering untuk ditempatkan diantara muatan dan diantara bagian badan kapal,

• Tikar, sasak atau terpal, dan kertas lapis untuk menutupi bagian kapal yang menonjol dan sebagai penutup,

• Bedak ( talk powder ) untuk ditempatkan di antara muatan yang lengket, seperti getah dan bongkahan karet,

• Jerami / kertas untuk barang-barang sinitair.

Selain itu alat-alat dunnage juga sering dipergunakan untuk pemisah ( separation ).

Page 350: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

319

7.5.1.6. Cara penyusunan pemadatan / pemuatan di kapalPara stevedore, petugas yang mengawasi bongkar / muat di kapal harus mengetahui cara menyusun muatan di dalam palka secara baik sihingga dalam pemuatan maupun pembongkaran kapal tidak akan terjadikerancuan. Untuk itu diperlukan penggolongan muatan berdasarkanbentuk pengapalannya yang meliputi :

a. Muatan karungan ( bags )b. Muatan bal-balan ( bals )c. Muatan tong/drum ( drums )d. Muatan barel ( barells )e. Muatan cxurah ( bulk )f. Muatan bijih-bijhan ( grain )g. Muatan petih. Muatan petikemas

Penyusunan muatan karungan ( bags )• Pemuatan dan penyusunan muatan karungan sangat bergantung dari

isi karung,

• Muatan dalam karung atau sak atau kantong harus diberi dunnage diatasnya ( dua lapis), dimana luas permukaan sebelah atasbergantung dari ukuran karung dan isinya, dan bebas dari dinding kapal,

• Bebaskan muatan ini dari tiang-tiang ( pipa besi ) dengan menutupi dengan kertas atau tikar yang kedap air, jika bagian pipa-pipa kapal itu berkeringat tidak akan membasahi karung-karung itu.

• Diatas karung yang letaknya di bawah mulut palka, harus ditutup dengan sasak atau kertas,

• Harus disusun secara saling menindih ( bag 0n bag ), cara ini akan memberikan ventilasi yang baik. Tapi dapat juga disusun setengah karung (lihat gambar.32) yang akan menghemat ruang palka dan memperkecil broken stowage, tapi cara ini akanmengurangiventilasinya.

• Apabila menerima muatan dalam sak harus dalam keadaan bersih dan tidak kotor. Perhatikan penggunaan karung-karung bekas yang sudah tua harus tidak busuk dan tidak berbau dari penggunaanmuatan sebelumnya, karena dapat mengakibatkan kebakaran,terutama bila bekas terkena minyak.

Page 351: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

320

• Karung akan cepat rusak bila disekitarnya banyak mengandung uap air, terutama bila ventilasinya kurang,

• Apabila terdapat bermacam-macam muatan dalam karung makadipisah-pisahkan dengan terpal

Gambar. 7.22. Cara penyusunan muatan karungan

Penyusunan Muatan Bal-balanMuatan bal-balan bermacam-macam bentuknya tapi pada umumnyaberbentuk segi empat atau empat persegi panjang. Persiapan ruang muat sama dengan muatan karung. Pengepakan muatan bal-balan biasanya diperuntukan bagi muatan yang mempunyai stowage factor besar,seperti kapas, kapuk, wool, dll

Penyusunan Muatan Tong / DrumDipadatkan secara tegak dalam satu lapisan datar. Diatas tiap lapisan diberi terapan agar permukaan tidak datar. Pada dasarnya di deri terap mendatar / melintang atau kalau perlu agak miring terhadap lambung agar air dapat mengalir kepinggir (got).

Pada tempat-tempat diatas got diusahakan agar terapannya teruskepinggir agar lapisan diatasmya duduk kuat pada lapisan dibawahnya dengan demikian berat dapat dibagi rata. Kalau perlu ruang kosongdibawah terapan diberi terapan lain. Umumnya pemadatan di geladak antara atau geladak atas.

Page 352: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

321

Penyusunan Muatan Barrel• Perhatikan bagian mana yang kuat dan bagian mana yang lemah dari

barrel,• Sipadatkan dengan cara mendatar atau rebah, sumbatnya

menghadap ke atas dan tepi-tepinya berada pada satu garis yang lurus,

• Lapisan pertama dari pertama dari perut barrel harus bebas dari dasar dan sisi ruangan. Disampingnya diberi 4 buah biji sebagaibantalan

• Tinggi dan jumlah lapisan tergantung dari isi barrel :Barrel dengan 65 gallon, 6 lapisan

65 - 105 gallon, 5 lapisan 106 - 180 gallon, 4 lapisan 180 lebih gallon, tidak lebih dari 3 lapisan,

• Di lower hokd jangan dipadatkan secara tegak. Di geladak antara dapat dipadatkan secara tegak, tapi tidak ada lapisan lain diatasnya kecuali muatan yang ringan sekali. Digeladak atas dapat satu muatan lagi secara tegak atau rebah tapi harus dengan bantalan yang bail.

c b b b

b

d hc

Gambar. 7.24. Nama-nama bagian alat muatan barrel

a. Kayu dasar e. Lobang pengisianb. Pelat ban f. Papan sampingc. Perut ( bilge ) g. Lobang pengeluaran (drainager)d. Pinggiran h. Baji (bantalan)

Gambar. 7.24.a. Cara penyusunan muatan barrel

Page 353: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

322

Gambar. 7.24.b. Cara penyusunan muatan barrel

Penyusunan Muatan Curah ( Bulk )Setiap kapal yang dibangun untuk memuat muatan kering dapat pula dipergunakan untuk mengangkut muatan curah. Akan tetapi untukmemenuhi permintaan dari perniagaan Bulk dibuatlah kapal-kapal khusus yang dinamakan Bulk Carrier yang memenuhi persyaratan-persyaratanstandard bagi ruangan muatannya.

Bentuk utama adalah dari perkuatan sekat-sekat membujurnya, sehingga shifting board dapat dipasang dengan mudah dan cepat. Pada kapal-kapal type baru yang dipergunakan untuk mengangkut biji besi (iron ore ) dan gula dalam bulk, maka palkanya terletak dibagian tengah-tengah dan dikiri kanannya dibangun tangki-tangki samping ( wing tank ) yang akan dipergunakan sebagai tangki ballast.

Tangki ballast seperti ini gunanya untuk memperkecil nilai GM , kemudian akan diperoleh bentuk standard meskipun ada muatan di tweendecknya.Bentuk yang umum adalah type universal bulk carrier yang dapatmengangkut semua jenis muatan curah (bulk). Type ini dibangun oleh Messes J.A. HIND and R. NAGEL.

Muatan bulk biasanya dimuati dengan mesin curah, muatan ini langsung masukan keruangan palka yang dimaksud. Namun demikian dengan banyaknya jumlah muatan maka perlu adanya timming.

Penyusunan Muatan Biji-bijian ( Grain )Pada jaman sekarang muatan grain (biji gandum) selalu dimuat atau diangkut dalam bulk. Kapal didasarkan dalam dermaga khusus ( grainpier ), dimana grain tersebut disemprotkan ke ruangan palka melalui tabung-tabung, yang bergaris tengah kira-kira 15 cm. Sudut runtuhalamiahnya tergantung dari jenisnya, berkisar antara 200 – 400 (200 untuk yang berbentuk bulat dan 40 untuk yang berbentuk lonjong)

Page 354: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

323

Para buruh yang mengtrim pergi ke bawah dengan sekop-sekop pendek, melempar gandum itu kemuka dan belakang sampai setinggi ± 1,5 meter di bawah decknya, yang harus diawasi oleh Mualim jaga.

Gambar. 7.25. a. Cara penyusunan muatan biji-bijian

Bijih atau grain dalam bulk lebih Bijih atau grain dalam bulkdari 1/3 ruangan palka bawah. tidak lebih dari 1/3 ruanganA : grain dalam sak paling sedikit palka bawah. Setinggi 4 kaki A :bijih besi atau grain dalamB : Tinggi shifting board diatas zak, paling sedikit setinggi Muatan bulk paling sedikit 2 kaki 4 kakiP : Papan-papan

Gambar. 7.25.b. Cara penyusunan muatan biji-bijian

Muatan grain dalam bulk lebih Muatan yang curah, tidak melebihi Dari ½ isi ruangan bawah ½ dari isi ruangan bawah A : grain dalam zak, tinggi A : grain dalam zak, tinggi paling

Paling sedikit 4 kaki sedikit 4 kaki P : Papan-papan P : Papan-papan

Page 355: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

324

Penyusunan Muatan Peti

Muatan peti dimaksudkan untuk melindungi muatan yang adadidalamnya. Biasanya muatan yang di peti adalah muatan yang mudah rusak atau memerlukan penanganan, perawatan yang lebih dari muatan biasanya. Dengan peti ini maka kerusakan dari muatan tersebut dapat dicegah atau dihindari atau paling tidak mengurangi kerusakan, sehingga kerugian yang timbul dapat dihindari.

Beberapa macam muatan yang perlu di petikan antara lain : Kaca (SF 40/50), Apel (SF 68/70), Keju (SF43/45), mentega (SF 55/57), telor (SF 125/130),tomat (SF 70/75)

Hal-hal yang perlu dijaga dalam muatan peti adalah tidak menumpuk muatan yang berat diatas muatan yang lemah sehingga kerusakan peti dapat dihindarkan.

Penyusunan Muatan Peti Kemas ( Container )

Yang dimaksud container atau petikemas ialah peti-peti besar dimana didalamnya diisi dengan muatan digudang eksportir yang disaksikan oleh pihak bea cukai dan diangkut oleh trailer. Perkembangan sistimpemadatan dengan petikemas sangat cepat karena system ini memberi banyak keuntungan secara ekonomis antara lain :

a. Bongkar muat dapat dilakukan dengan cepat dan aman,b. Buruh yang dipergunakan tidak terlalu banyak penghematan biaya,c. Pelayanannya lebih mudahd. Kerusakan muatan dapat ditekan / dihindari,e. Biaya keseluruhan bongkar muat menjadi lebih murah

Muatan yang dimasukan dalam container pada mulanya adalah barang-barang dari jenis yang berharga seperti : Elektronika (radio, TV dll), alat-alat optik, dan lain sebagainya. Namun sekarang ini penggunaancontainer tidak terbatas muatan yang dapat dimasukan seperti minyak pelumaspun sudah dipeti kemaskan

Container dapat dibuat dari kayu ataupun dari besi atau kombinasi dari kedua bahan tersebut tergantung penggunaannya. Standard ukurancontainer adalah 20 x 8 x 8,5 kaki, dengan berat antara 5 – 20 gros ton.

Page 356: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

325

Different heights Different lengths un same stack un same stack

Close stacking

Multiple lift

Flush deck fitting

Gambar. 7.26. Penyusunan container diatas Hatch Cover

Kita mengenal “ Stowage Plan “ dalam pemadatan / pemuatan general cargo, khusus untuk muatan petikemas (container) dikenal “ Bay Plan “.Bay plan merupakan bagan pemuatan container secara membujur,melintang, dan tegak.

Membujur ditandai dengan nomor “bay”, mulai dari depan sampaibelakang dengan catatan nomor ganjil container ukuran 20 kaki dan genap container ukuran 40 kaki.

Melintang ditandai dengan nomor “ Row “ dimulai dari tengah dan dilihat dari arah belakang.Ke kanan - ROW 01, 03, 05, 07, 09, dan seterusnyaKe kiri - ROW 02, 04, 06, 08, 10, dan seterusnya

Tegak ditandai dengan nomor “ Tier “, dimulai dari angka-angka :On deck - TIER 82, 84, 86, 88,In Hold - TIER 02, 04, 06, 08.

Bay plan biasanya berbentuk buku dengan lembaran-lembaran stowage untuk masing-masing bay, misalnya :

Jakarta - New York CTIU 1909223

20,5 Tons IMCO Class 4,3

Page 357: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

326

Di dalam daftar container ( Container’s List ) cukup dicantumkan Stowage Bay/Row/Tier nya untuk masing-masing container yang bersangkutan.Misalnya : 1). 1 unit container CTIU 1909223 - 09/10/82Artinya : Ukuran 20 feet, Bay 09, Row 10, Tier 82

( Tier pertama di deck )

2). 1 Unit container UFCU 2243119 - 08/01/06Artinya : Ukuran 40 feet, Bay 08, Row 01, Tier 06

(Tier ketiga di dalam palka)

Gambar. 7.27. General Bay Plan Kapal Container

Page 358: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

327

7.5.1.7. Pemuatan beberapa jenis muatan

1. B e r a sSifat-sifatnya :

Mudsah memanas dan berkeringat sehingga beras dapat susutsampai 1,5 % – 3,5 %,Mudah rusak oleh bau-bauan yang keras,Mengandung banyak air,Bila kena basah menimbulkan panas dan mengeluarkan bau apek, Ini dapat menyebabkan rusaknya muatan beras jika berdekatan,Mengeluarkan gas carbon acid

Pemuatan :Mempunyai SF 48/51, biasa dimuat dalam karungPerlu peranginan Vertikal (tegak) dan horisontal,Hindari penyentuhan langsung dengan tank top, dinding kapal atau bagian-bagian yang menonjol lainnya,Diatas tank top diberi dunnage doubleRuang palka harus kering bersih dan bebas dari bau-bauan yang dapat merusak beras itu sendiriPada wilayah keringat diberi penerapan diagonal, sebaiknya tidak memakai tikar atau terpal agar peranginan tetap lancer,Ventilasi yang dipakai biasanya jenis Rice ventilation atau ventian ventilator yang terbuat dari papan dengan ukuran 11” x 1,9 ” yang dihubungkan dengan kayu 2 “ x 1 “ sejauh 12 “,Karung-karung beras dipadatkan dari muka kebelakang secaramelintang kapalDiatas susunan paling atas, diberi tikar atau terpal atau kertas yang waterproof yang mencegah keringat.

2. G u l aSifat-sifatnya :

Lembab, mengandung sirup gula, menyebabkan berat berkurangsebesar 10 – 12 %Tidak boleh kena air laut / asin atau udara lembabPeka terhadap minyak atau bekas-bekas minyak dari muatansebelumnya. Peka juga terhadap bau-bauan,Gula dapat merusak muatan-muatan halus lainnya,Mudah menjadi panas dan mudah terbakar sendiri.

Pemuatan :Dimuat dalam karung, tong atau keranjang,Ruangan palka harus kering dan bersih serta bebas dari bau-bauan,juga bebas minyak dari muatan yang terdahulu sehingga benar-benarbersih,

Page 359: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

328

Muat dalam keadaan cuaca yang baik sehingga muatan tidak rusak karena udara lembab,Pemuatan harus bebas dari penyentuhan langsung dari dinding kapal,Pemakaian ventilasi yang baik mencegah kelembaban udara dalam palka,Karung-karung yang bocor dijahit,

3. K o p i

Sifat-sifatnya :Peka terhadap bau-bauan,Kopi juga mengeluarkan bau yang dapat merusak muatan lainnya,

Pemuatan :Kopi dikapalkan dalam karung / sak dengan SF.60/70,Dalam pemuatan palkanya harus bersih dan diberi dunnage terutama diatas bagian yang disemen,Diatas got diberi terpal dan tikar atau dapat digunakan plastik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya biji kopi kedalam got bila terjadi kebocoran.Kopi mudah rusak oleh muatan yang berbau tajam. Oleh karena itu diberi peranginan yang baik.

4. T e h

Sifat-sifatnya :• Nuatan ini termasuk muatan halus,• Peka terhadap bau-bauan,• Peti teh mudah rusak• Teh terpengaruh terhadap keadaan u7dara, terutama udara lembab.

Pemuatan :• Teh biasanya dikapalkan dalam bentuk peti teh,• Palka harus bersih, kering dan bebas dari bau-bauan serta bebas dari

kutu,• Pemuatan dilakukan pada waktu udara cerah,• Pemuatan biasanya party perparty,• Penyusunan harus rata dan permukaan petipun harus rata • Jangan dipadatkan bersama dengan muatan yang mengandung bau

yang tajam,• Teh di kapalkan dengan SF 110 untuk teh hitam dan SF 113/115

untuk teh hijau.

Page 360: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

329

5. S e m e n

Sifat-sifatnya :• Muatan kotor,• Debu semen dapat melekat pada barang-barang lain termasuk baja

sehingga dapat merusaknya,• Mudah menjadi keras bila kena air atau uap air.

Pemuatan :• Semen dapat dimuat dalam tong dengan SF 37/40 atau dimuat dalam

sak dengan SF 33/36 atau dapat dimuat dalam bulk dengan SF22/23,

• Pemuatan dilakukan dengan jala-jala manila atau dengan sling terpal,• Palka harus bersih dan kering,• Papan-papan got harus ditutup dengan terpal agar debu semen tidak

masuk ke got,• Menghilangkan sisa-sisa semen ialah dengan memerciki air lalu di

sapu dengan serbuk gergaji basah kemudian disapu bersama-sama.Setelah itu baru dicuci dengan air tawar, airnya dipompa keluardengan pompa got,

• Pemuatan semen jangan dicampur dengan muatan yang basah,karena semen cepat membatu.

6. K o p r a

Sifat-sifatnya :• Mengandung banyak minyak,• Mengeluarkan bau,• Disenangi kutu kopra atau kutu kecil-kecil,• Mempunyai sifat memanas dan dapat terbakar sendiri.

Pemuatan :• Kopra dapat dimuat dalam karung dengan SF 95/110 atau bulk

dengan SF 90/100,• Palka harus bersih dengan peranginan yang baik atau dibuat udara

menjadi sejuk,• Pemuatan harus jauh dari api atau muatan yang lain yang berbau,• Temperatur ruang palka selalu di kontrol, usahakan ventilasi cukup,• Pemeriksaan keadaan muatan sekelilingnya,

7. TembakauAifat-sifatnya :• Tembakau yang baik pada kelenababan udara 70 %• Mudah memanas, mudah terpengaruh oleh keadaan cuaca,

temperatur dan uap air,

Page 361: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

330

• Mengandung kutu tembakau ( Lasioderma ),• Termasuk muatan halus yang mudah terpengaruh oleh bau-bauan

dari muatan lain,

Pemilihan palka :• Tidak di lower Hold, sebaiknya di tween deck karena harus ada

keseimbangan udara palka, udara luar dan temperatur air laut,• Tidak pada palka yang berhubungan langsung dengan kamar mesin,

tapi kalau sangat terpaksa harus dilapisi,• Palka harus bersih.

8. K a p a s

• Kapas dimuat dalam bentuk bal-bal yang dipres kencang danmerupakan muatan dengan resiko kebakaran.

• Kapas mempunyai stowage faktor (SF) 120/70 (bal yang diproses). • Persiapan ruang muat untuk muatan kapas bal-balan ini pertama kali

ditujukan untuk mengurangi atau mencegah bahaya kebakaran, • Muatan ini dapat menimbulkan panas dan juga dapat terbakar dengan

tiba-tiba.• Hindarkan dari bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan

kebakaran.• Ruang muat harus benar bersih kering dan tidak ada bekas minyak

dan diberi ventilasi sebagai sirkulasi yang benar dan baik

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu memuat kapas :a. Semua bal harus benar-benar kering dan bersih serta bebas dari

kotoran serta minyak atau lemak,b. Tindakan berjaga-jaga sangat diperlukan untuk mencegah kebakaran

yang sewaktu-waktu dapat timbul,c. Tolak setiap bal yang kurang ikatannya atau rusak, muatan yang

demikian dalamnya mudah dimasuki udara dan mudah terbakar,d. Jangan memuat kapas diruangan yang baru dicat,e. Harus diperhatikan tanda pelabuhan masih utuh,f. Tutup palka selesai pemuatan jangan ditutup/buka seluruhnya, bila

satu seksi dari tutup palka ditinggalkan ditempatnya sedikit-dikitnya 2 tenda yang dilipat, jika hujan turun dengan cepat dan mudah untuk ditutup.

9. Batu Bara

Batu bara dikapalkan dalam bentuk karung dan curah. Dalam keadaan biasa muatan ini cukup dimuat di deck bawah tetapi berhubung muatan batu bara ini termasuk muatan kotor maka harus dipisahkan agar tidak merusak muatan yang lain.

Page 362: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

331

Tween deck baik untuk memuat muatan batu bara dalam karung tetapi harus dipisahkan dengan terpal-terpal bila dibawahnya ada muatangeneral. Bila dimuat dibawah deck batu bara agak sedikit menimbulkan kesukaran karena bungkusnya mudah pecah dan akan menimbulkanbagi muatan lainnya.

Bahaya-bahaya yang timbul :a. Gas tambang yang dapat menimbulkan ledakan,b. Cepat panas bila terdapat cukup zat asam sehingga ada bahaya

kebakaranc. Stabilitas kapal sewaktu-waktu dapat berubah.

Page 363: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

332

BAB. VIII. KOMUNIKASI DAN MERSAR

8.1. PENGERTIAN

1. Kode isyarat-isyarat Internasional pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan cara-cara dan sarana-sarana berkomunikasi dalam situasi yang ada hubungannya dengan keselamatanpelayaran dan orang-orang. Khususnya apabila terdapatkesulitan-kesulitan dalam bahasa. Dalam mempersiapkan kode, telah diperhitungkan kenyataan bahwa dengan digunakannyaradio telefoni dan radio telegrafi secara luas akan dapat memberi cara-cara berkomunikasi dalam bahasa biasa yang sederhanadan efektif manakala tidak terjadi kesulitan-kesulitan bahasa.

2. Isyarat-isyarat yang dipergunakan terdiri atas : a. Isyarat-isyarat satu huruf diperuntukkan bagi hal-hal/keadaan

keadaan yang sangat mendesak, penting atau yangdipergunakan secara umum sekali.

b. Isyarat-isyarat dua huruf diperuntukkan bagi seksi umum.c. Isyarat-isyarat tiga huruf yang diawali dengan “M”

diperuntukkan bagi seksi medis.

3. Kode tunduk pada azas dasar bahwa masing-masing isyaratharus mempunyai suatu arti yang lengkap. Azas tunduk inidipatuhi dalam seluruh kode dalam hal-hal tertentu, jika dianggap perlu, dipergunakan pula angka-angka bulat untuk melengkapi kelompok-kelompok yang telah ada.

4. Angka-angka bulat mengungkapkan : a. Variasi-variasi dalam arti dari isyarat-isyarat dasar.

Contoh-contoh :1. “CP” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) sedang

melanjutkan perjalanan untuk menolong anda”“CPI”= “Pesawat terbang SAR sedang datang untuk

menolong anda”2. “JR” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap

mengapung kembali”.“JR3”= “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap

mengapung kembali bilamana pasang naik”.

b. Pertanyaan-pertanyaan tentang pokok dasar atau isyaratdasar yang sama :

Page 364: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

333

Contoh-contoh :1. “DY” = “Kapal (atau nama atau isyarat identitas) telah

tenggelam di li……………………..bu………………………..”

2. “DY4”= “Berapakah dalam air dimana kapal itu telahtenggelam?”

3. “DK” = “Anda harus mengirim semua sekoci rakit yang ada“DK1”=“Memerlukan sekocikah anda?”

c. Jawaban-jawaban atas suatu pertanyaan atau permintaanyang diungkapkan oleh isyarat dasar.

Contoh-contoh :1. “HX” = “Telah mendapat kerusakankah anda dalam

pelanggaran?”“HX1”= “Saya telah mendapat kerusakan berat diatas air”

2. “IB” = “Kerusakan apakah yang anda derita?”“IB4” = “Besarnya kerusakan masih belum diketahui”.

d. Keterangan yang merupakan pelengkap, yang khas atauterperinci.

Contoh-contoh :1. “IN” = “Saya perlu seorang penyelam”

“IN1” = “Saya perlu seorang penyelam untukmembebaskan baling-baling”

2. “JA” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api”“JA1” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api biasa”“JA2” =“Saya memerlukan alat-alat pemadam api CO2”

5. Angka-angka bulat yang muncul di dalam teks lebih dari satu kali telah dikelompokkan dalam 3 buah tabel.Tabel-tabel itu hanya akan dipergunakan oleh karena dan bila nama tercantum dalam teks isyarat-isyarat saja.

6. Teks di dalam tanda kurung menunjukkan :a. Kemungkinan lain, misalnya : “ … (atau pesawat penyelamat).b. Keterangan yang boleh dipancarkan jika hal itu dianggap perlu

atau jika hal itu ada, misalnya : “… (posisi harus ditunjukkan jika dianggap perlu)”.

c. Suatu penjelasan dari teks, misalnya : “… (jumlah) depa”.

7. Isyarat-isyarat digolongkan menurut pokok kalimat dan arti. Kode-kode isyarat yang ditunjuk oleh lajur-lajur di sebelah kanandipergunakan untuk mempermudah pengkodean berita yangdiacu.

Page 365: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

334

8.2. DEFINISI - DEFINISI

Agar maksud dari kode ini dapat terpenuhi, maka istilah-istilah berikut ini harus diartikan sebagaimana yang didefinisikan dibawah ini :

a. Sitertuju adalah pejabat kepada siapa sesuatu isyarat dialamatkan. b. Kelompok adalah satu huruf atau lebih dan/atau satu angka untuk lebih

yang tidak terputus-putus dan yang bersama membentuk sebuahsyarat.

c. Sebuah pancangan terdiri atas satu kelompok atau lebih yangdikibarkan pada seutas tali bendera tunggal. Sebuah pancangandisebut berada ditengah-tengah, apabila pancangan itu dikibarkan kira-kira disetengah ketinggian maksimal dari tali bendera. Sebuahpancangan atau isyarat disebut berada di puncak, apabila atau syarat itu diketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh tali bendera.

d. Isyarat identitas atau nama panggilan adalah kelompok huruf-huruf dan angka-angka yang diberikan oleh administrasi pemerintahannyakepada masing-masing stasion.

e. Kelompok angka adalah sebuah kelompok yang terdiri atas satu angka atau lebih.

f. Originator adalah pejabat yang menyuruh dipancarkannya suatu berita. g. Prosedur adalah ketentuan-ketentuan atau aturan yang dibuat untuk

menyelenggarakan isyarat. h. Isyarat prosedur adalah sebuah isyarat yang dibuat untuk

mempermudah isyarat dilaksanakan. i. Stasion Penerima adalah stasion yang olehnya sesuatu isyarat benar-

benar dibaca.j. Pengisyaratan bunyi adalah sistim pemberian isyarat Morse dengan

mempergunakan sirine, suling, koro kabut, lonceng atau ala-alat bunyi lain.

k. Stasion berarti sebuah kapal, pesawat terbang, pesawat penyelamat atau setiap tempat dimana komunikasi dapat diselenggarakan dengan mempergunakan apapun juga.

l. Stasion asal adalah stasion dimana isyarat pada akhirnya diterima oleh si tertuju.

m.Stasion asal adalah stasion dimana originator menyerahkan sesuatu untuk dipancarkan, tanpa memperhatikan sistim komunikasi yangdipergunakan.

n. Tali pemisah adalah seutas tali bendera yang panjangnya kira-kira 6 kaki (2 meter), dipergunakan untuk memisahkan atau mengantaraimasing-masing kelompok bendera.

o. Waktu asal adalah saat pada waktu mana isyarat diorder untukdikirimkan.

p. Stasion pemancar adalah stasion yang oleh stasion itu sesuatu isyarat benar-benar dibuat.

Page 366: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

335

q. Pengisyaratan visual adalah sistim komunikasi yang pengisyaratannya dapat kelihatan (dapat terlihat).

8.3. CARA-CARA BERISYARAT

1. Cara-cara berisyarat yang dapat dipergunakan adalah : a. Pengisyaratan bendera dengan mempergunakan bendera-bendera

isyarat sebagaimana yang tertera di dalam halaman 26 dan 27.b. Pengisyaratan dengan cahaya, menggunakan tanda-tanda Morse

sebagaimana yang tertera dalam halaman 36.c. Pengisyaratan bunyi, mempergunakan tanda-tanda Morse

sebagaimana yang tertera di dalam halaman 45.d. Suara dengan mempergunakan pengeras suara.e. Radiotelegrafif. Radiotelefonig. Pengisyaratan dengan mempergunakan bendera-bendera tangan

atau lengan-lengan.i. Semaforeii. Morse (baca : Mors!)

2. Pengisyaratan dengan bendera Seperangkat bendera isyarat terdiri atas 40 lembar bendera yakni : a. 26 bendera abjad (huruf);b. 10 bendera (ular-ular) angka;c. 3 ular-ular pengganti;d. 1 ular-ular balas.

3. Pengisyaratan dengan cahaya dan bunyi a. Tanda-tanda Morse menyimbolkan huruf-huruf, angka-angka, dan

sebagainya. Diungkapkan dalam tanda-tanda dasar yang berupatitik-titik (pendek-pendek) dan garis-garis (panjang) diisyaratkansecara tunggal atau secara kombinasi.

Tentang waktu pemancarannya, kita harus memperhatikan benar-benar tentang perimbangan waktu antara titik-titik (pendek-pendek),garis-garis (panjang-panjang) ruang-ruang diantara dasar yang satu dengan tanda dasar yang lain dan ruang-ruang diantara dua tanda Morse lengkap serta ruang-ruang antara dua kata atau kelompok.

Adapun perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut : i. Sebuah titik (pendek) dipergunakan sebagai satu satuan waktu;ii. Sebuah garis (panjang) senilai dengan tiga titik (=3 satuanwaktu);iii. Ruang waktu diantara dua tanda dasar senilai dengan 1 titik (=1

satuan waktu);

Page 367: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

336

iv. Ruang waktu diantara dua simbol lengkap senilai dengan 3 titik (= 3 satuan waktu);

v. Ruang waktu antara dua kata atau dua kelompok senilai dengan 7 titik (=7 satuan waktu);

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentangperimbangan waktu yang dimaksudkan itu, harap perhatikan contoh dibawah ini!Contoh : Tuturan kata “BAB TIGA” akan diisyaratkan sebagai berikut :

b. Dalam melakukan pengisyaratan cahaya dan bunyi, sementaramematuhi instruksi sebagaimana yang telah ditentukan, namunadalah lebih baik dibuat kesalahan barang sedikit yakni dengan cara mengisyaratkan tanda-tanda titik (pendek) sedikit lebih pendekdalam perimbangannya terhadap tanda-tanda garis (panjang).

Kesengajaan berbuat demikian itu mengandung maksud agarsupaya kedua macam tanda dasar itu menjadi lebih besar.Kecepatan standard (patokan) adalah 40 huruf untuk setiapmenitnya (dalam melakukan isyarat cahaya).

Instruksi-instruksi yang terperinci untuk pengisyaratan dengancahaya dan bunyi itu diutarakan dalam bab VI dan bab IX.

4. Suara dengan menggunakan pengeras suara Bilamana mungkin, harus dipergunakan bahasa biasa, tetapi apabila terdapat kesulitan dalam bahasa, kelompok-kelompok dari kode isyarat-isyarat internasional dapat disampaikan dengan menggunakan tabel-tabel ejaan fonetik.

5. Radio telefoni dan radio telegrafi Bilamana untuk mengirimkan isyarat-isyarat dipergunakan Radiotelefoni atau radio telegraf, maka para operator pesawat-pesawat harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari peraturan-peraturan Radio dariInternasional Telecomunication Union yang berlaku (lihat BAB VII,Radio telefoni).

Page 368: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

337

8.4. INSTRUKSI-INSTRUKSI UMUM

1. Orginator dan Sitertuju Kecuali apabila dinyatakan lain, maka semua isyarat antara kapal-kapaladalah isyarat yang disampaikan (dibuat) oleh Nakhoda kapal asalditujukan kepada Nakhoda kapal yang dituju.

2. Identitas kapal-kapal dan pesawat-pesawat terbang Isyarat-isyarat identitas bagi kapal dan pesawat-pesawat terbangdiberikan atas dasar konvensi Internasional. Oleh karenanya, makaisyarat identitas dapat menunjukkan kebangsaan sesuatu kapal atau pesawat terbang.

3. Penggunaan Isyarat Identitas Isyarat-isyarat identitas dapat dipergunakan untuk dua maksud

a. Untuk berbicara dengan sebuah stasion atau memanggilnyaContoh-contoh :“YP PKRS” = “Saya ingin berkomunikasi dengan kapal yang

nama panggilannya PKRS … denganmenggunakan tabel pelengkap 1. (“YP” adalah kelompok kode isyarat yangdimaksudnya : “Saya ingin berkomunikasi dengan kapal atau stasion darat …. denganmenggunakan … tabel pelengkap I)

b. Untuk membicarakan sesuatu stasion atau menunjuknya Contoh-contoh :“HY 1 PKRS” = “Kapal yang nama panggilannya PKRS dengan

kapal mana telah berlanggaran, telah melanjutkan perjalanannya”.(“HY 1” adalah kelompok kode isyarat yangdimaksudnya : “Kapal (nama atau isyaratidentitas) dengan siapa saja telah berlanggaran telah melanjutkan perjalanannya”.

4. Nama-nama kapal dan/atau tempat-tempatNama-nama kapal dan/atau tempat-tempat harus di eja. Contoh-contoh :

“RV BELAWAN” = “Anda harus melanjutkan perjalanan anda keBelawan”. (“Belawan” harus di eja : “Brawo Echo Lima Alfa Whiskey Alfa November”).(“RV” adalah kelompok kode isyarat yangdimaksudnya: “Anda harus melanjutkanperjalanan anda (ke tempat yang ditunjukkan jika dianggap perlu).

Page 369: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

338

Contoh-contoh :“JR 2 PEMBANGUNAN” = Kapal yang namanya Pembangunan

berharap terapung kembali pada siang hari”.(“JR 2” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Saya (atau kapal yang ditunjukkan berharap terapungkembali pada siang hari”).

5. Cara mengisyaratkan bilangan a. Bilangan-bilangan harus diisyaratkan sebagai berikut :

i. Semafora : dieja;ii. Berisyarat dengan bendera : dengan mempergunakan bendera

angka dari kode. iii. Berisyarat dengan cahaya atau bunyi : pada umumnya dengan

menggunakan angka-angka dalam kode Morse, tetapi boleh juga dengan cara mengeja.

iv. Radiotelefoni atau pengeras suara : dengan menggunakan kata-kata kode dari tabel ejaan angka.

b. Angka-angka yang merupakan bagian dari maksud dasar sesuatuisyarat harus dikirimkan bersama-sama dengan kelompok dasar itu.Contoh-contoh :1. “DI30” = “Saya memerlukan sekoci-sekoci untuk 30 orang

(“DI” adalah kode isyarat yang dimaksudnya :“Saya memerlukan sekoci-sekoci … (jumlah)orang”)

2. “DG 4” = “Saya mempunyai 4 buah sekoci bermotor (“DG” adalah kelompok kode isyarat yangmaksudnya : “Saya mempunyai sebuah/ atausejumlah sekoci bermotor”)

3. “ER Z1829” = “Anda harus menunjukkan posisi anda pada pukul 1829 GMT”(“ER” adalah kelompok kode isyarat yangmaksudnya : “Anda harus menunjukkan posisianda pada waktu yang ditunjukkan. (“Z1829”adalah kelompok yang maksudnya : “Pukul 1829 GMT”).

c. Tanda desimal (koma) yang terletak diantara angka-angka harus diisyaratkan sebagai berikut : i. Semafore : dieja, jadi “Desimal”ii. Berisyarat dengan bendera : dengan menyisipkan ular-ular balas

diantara bendera-bendera angka yang dimaksudkan untukmengungkapkan tanda desimal itu.

iii. Berisyarat dengan cahaya dan bunyi : dengan isyarat “Tandadesimal”, yakni “AAA”.

Page 370: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

339

iv. Suara : dengan menggunakan kata “Decimal” sebagaimanadinyatakan dalam tabel ejaan angka.

d. Manakala teks berita mengungkapkan kedalaman, panjang, tinggi, lebar dan lain sebagainya. Yang diisyaratkan dalam satuan kaki atau meter, maka angka-angkatersebut harus diikuti oleh “F” untuk menunjukkan bahwa satuanyang dipergunakan adalah satuan kaki ataupun oleh “M”, apakah satuan yang dipergunakan adalah meter. Contoh : 26 F = 26 Feet

17 M = 17 Meter

6. Azimut atau baringan Azimu atau baraingan harus diungkapkan dalam 3 angka yangmenyatakan derajat-derajat dari 000 hingga 359, diukur searah dengan jalan jarum jam. Untuk mencegah terjadinya kekeliruan, maka angka itu harus diawali oleh huruf “A”. Azimut-azimut dan/atau baringan-baringan itusenantiasa harus menunjukkan arah-arah sejati, terkecuali jikadinyatakan lain. Contoh : a. “LW 025” = “Saya menangkap pancaran anda pada baringan 025°b. “LT A110 T1639” = “Baringan anda dari saya adalah 110° pada

pukul 1630 (waktu setempat)”.c. “LU PKRU Romeo De Bril A097 1345” =

“Baringan PKRU dari De Bril adalah 097°pada pukul 1345 waktu setempat”.

7. HalamanHaluan harus diungkapkan dalam 3 angka yang menyatakan derajat-derajat dari 000 hingga 359, diukur searah dengan jarum jam. Jikakekeliruan mungkin dapat terjadi. Angka-angka itu harus diawali oleh huruf “C”. Haluan-haluan itu harus menyatakan haluan-haluan sejati, terkecuali jika dinyatakan lain. Contoh-contoh : a. “MD 125” = “Haluan saya 125°”b. “GR C140 S12” = “Kapal sedang datang untuk menolong anda

dengan haluan 140°, kecepatan 12 mil setiap jam”.

c. “FL C 123” = “Anda harus mengambil haluan 123° untukmencapai tempat dimana kecelakaan terjadi”.

8. TanggalTanggal harus diungkapkan dalam 24 atau 6 angka diawali denganhuruf “D” Dua angkanya yang pertama menyatakan tanggal. Apabila angka-angka itu hanya dipergunakan sendiri saja, maka hal itu berarti

Page 371: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

340

bahwa tanggal yang dimaksudkan adalah tanggal dari bulan yangsedang berjalan.

Jika tanggal yang dimaksudkan bukan tanggal dari bulan yang sedang berjalan, maka dua angkanya yang kedua menyatakan bulan yangdimaksudkan dalam tahun yang sedang berjalan.

Jika dianggap perlu, maka tahunnya dapat pula diungkapkan dengan dua angka (dalam urutan yang paling belakang).

Contoh-contoh : a. “D 15” = “Tanggal 15 dari bulan yang sedang berjalan”

Catatan = Jadi jika isyarat itu dikirimkan dalam bulan Maret, maka isyarat itu harus diartikan/dibaca tanggal 15 Maret

b. “D 1506” = “Tanggal 15 Juni”c. “D 2801” = “Tanggal 28 Januari”d. “D 2512” = “Tanggal 25 Desember”e. “D 301262” = “Tanggal 30 Desember 1962”f. “D 170845” = “Tanggal 17 Agustus 1945”

9. LintangLintang sesuatu tempat diungkapkan dengan 4 angka yang diawalihuruf “L”. Dua angkanya yang pertama menunjukkan derajat-derajat,sedangkan dua angka selebih-lebihnya menunjukkan menit-menit.Huruf “N” (North/Utara) atau huruf “S” (South/Selatan) ditambahkan dibelakangnya jika dianggap perlu, sekalipun demikian agar supaya isyarat jadi lebih sederhana, maka huruf-huruf “N” itu boleh ditiadakan asalkan dengan ditiadakannya huruf-huruf itu tidak akan menimbulkan terjadinya kekeliruan.Contoh:“L 6950S” = “Lintang 69° 50' Selatan”“L 6950” = “Lintang 69° 50' Selatan”Huruf “S” dibelakang angka-angka itu dapat ditiadakan, sebab dengan ditiadakannya huruf itu, kekeliruan tidak mungkin dapat terjadi.

10. BujurBujur sesuatu tempat diungkapkan dengan 4, atau apabila dianggap perlu 54 angka yang diawali dengan huruf “G”.2 atau 3 angkanya yang pertama menunjukkan derajat-derajat,sedangkan dua angkanya yang terakhir (selebihnya) menunjukkanmenit-menit. Apabila bukur sesuatu tempat lebih dari 99°,padaumumnya tidak akan terjadi kekeliruan apabila angka yang merupakan kelipatan dari seratus ditiadakan. Sekalipun demikian, untukmenghindari kekeliruan, maka lebih baik jika diungkapkan dengan 5 angka.

Page 372: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

341

Huruf “E” (East/Timur) atau “W” (West/Barat) akan ditambahkandibelakang angka-angka itu jika dianggap perlu, sebaliknya huruf-hurufitupun dapat juga ditiadakan jika dengan ditiadakannya huruf-huruf itu tidak akan menimbulkan kekeliruan. Contoh-contoh :

a. “G14535E” = “Bujur 145° 35' Timur”Atau bujur itupun dapat juga diisyaratkan sebagai : “G14535”. Sebab dengan ditiadakannya huruf “E” dibelakang angka-angka itu tidak akanmengakibatkan timbulnya kekeliruan.

b. “G17955W” = “Bujur 179° 55' Barat”Catatan = Penambahan huruf “W” dibelakang angka-angka

itu adalah mutlak perlu, sebab jika tidak demikian, maka besar sekali akan timbul salah arti, sebab bukanlah bujur tempat yang seharusnya bujur barat dapat disangka bujur Timur? (Sebab kedudukan kedua bujur itu berdekatan sekali).

11. JarakAngka-angka yang diawali dengan huruf “R” adalah isyarat yangmenyatakan jarak yang dinyatakan dalam satuan mil.Contoh :a. “0V A070 R14” = “Ranjau (2) agaknya berada pada baringan 070°

dari saya, jarak 14 mil. Huruf “R” bolehditiadakan jika dengan ditiadakannya huruftambahan itu tidak akan menimbulkankekeliruan.

b. “OM A140 E18” = “Baringan dan jarak yang diperoleh denganradar 140°, jarak 18 mil.

12. KecepatanKecepatan diungkapkan dengan angka-angka yang diawali dengan : a. Huruf “S” untuk menunjukkan bahwa kecepatan yang dimaksud itu

adalah kecepatan dalam satuan mil/jam.b. Huruf “V”, untuk menunjukkan bahwa kecepatan yang dimaksud itu

adalah kecepatan dalam satuan kilometer/jam.

Contoh-contoh :1. “BQ S400” = “Kecepatan pesawat terbang saya terhadap

permukaan bumi adalah 400 mil setiap jam.2. “BQ V 500” = “Kecepatan pesawat terbang saya terhadap

permukaan bumi adalah 500 kilometer setiapjam”.

Page 373: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

342

3. “EV L0515” G13027EC125 S20” =”Posisi haluan dan kecepatansaya sekarang ini 05° 15, U 130° 24' T haluan125°, 20 mil setiap jam”.

4. “GR C095 S21” = “Kapal sedang datang menolong anda (ataumenolong kapal atau pesawat terbang yangditunjukkan) dikemudikan dengan haluan 95°, kecepatan 21 mil setiap jam”.

13. WaktuWaktu-waktu harus diungkapkan dengan 4 angka.Dua angkanya yang pertama menunjukkan jam-jam (dari 00 = tengah malam sampai dengan 23 = 11 malam), sedangkan 2 angka yangselebihnya menunjukkan menit-menit (dari 00= sampai dengan 59)Angka-angka tersebut diawali dengan :

a. Huruf “T” untuk menyatakan bahwa waktu yang dimaksudkan oleh isyarat itu adalah waktu setempat/localtime.

b. Huruf “Z”, untuk menyatakan bahwa waktu yang dimaksudkan oleh isyarat itu adalah waktu menengah Green Wich (GMT).

Contoh-contoh :1. “BH T1535 L0715N G11530E C080” = “Saya telah melihat ada

sebuah pesawat terbang pada pukul 1535 waktu setempat dilintang 07° 15' T terbang dengan haluan 080”

2. “MH C315°Z2305” = “Anda harus merubah haluan anda jadi 315° pada pukul 2305 GMT”

3. “RX Z1340” =”Anda harus melanjutkan perjalanan pada pukul 1340 GMT”

4. “RD 1 T1325” = “Anda harus menghibob jangkar pada pukul 1325 waktu setempat”

14. Waktu asal Waktu asal dapat ditambahkan pada akhir teks berita. Waktu asal itu harus diberikan hingga ke menit-menitnya yang paling mendekati dandiungkapkan dalam 4 angka. Lepas dari waktu kapan sesuatu isyarat itu diawali, maka waktu asal itupun harus menunjukkan pula bilangan acuan yang mudah.

15. Komunikasi dengan menggunakan kode isyarat lokal (setempat)Apabila sebuah kapal atau stasion pantai hendak berkomunikasi dalam kode isyarat setempat, maka komunikasi itu dimulai, maka isyarat-isyarat itu harus diawali dengan : “YV 1” = “Kelompok yang berikut ini adalah kelompok-

kelompok dari kode isyarat setempat”

Page 374: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

343

8.5. PENGISYARATAN DENGAN BENDERA

1. Bahwa pada suatu saat tertentu harus hanya dipancarkan satupancangan, dapatlah dianggap sebagai aturan umum. Masing-masingpancangan atupun kelompok pancangan harus tetap dalam keadaan terpancang (dikibarkan) sampai pancangan itu memperoleh sambutan(balasan) dari stasion penerima (lihat ayat 3 dibawah).

Jika pada satu kali bendera yang sama diperlihatkan lebih dari satu kelompok, maka kelompok yang satu dengan kelompok yangberikutnya harus diantarai oleh tali-tali pemisah (tackline). Stasionpengirim harga senantiasa memancangkan isyarat-isyarat itu di tempat yang memungkinkan pancangan itu dapat terlihat oleh stasionpenerima dengan semudah-mudahnya, maksudnya bahwa pancangan itu harus dipancangkan di kedudukan yang sedemikian rupa, sehingga bendera-bendera akan berkibar dengan bebas serta bebas pula dari asap.

2. Cara memanggilIsyarat identitas dari stasion (2) yang dituju harus dipancangkanbersama dengan isyarat itu sendiri (lihat Bab IV ayat 3). Jika isyarat identitas itu tidak dipancangkan, maka harus diartikan bahwa isyarat yang dipancangkan itu diperuntukkan bagi stasion yang berada didalam jarak pengisyaratan visual.

Jika isyarat identitas stasion yang dikehendaki untuk berkomunikasitidak diketahui, maka terlebih dahulu harus dipancangkan salah satu dari kelompok-kelompok berikut ini:

1. “VC” = “Anda harus memancangkan isyarat identitasanda”2. “CS” = “Apakah nama atau isyarat identitas kapal (atau

stasion) anda” dan pada waktu yang bersamaan itu pun stasion tersebut harus juga memancangkan isyarat identitasnya sendiri.

3. “YQ” = “Saya ingin berkomunikasi dengan menggunakan … (Tabel pelengkap I) dengan kapal yangbaringannya … dari saya”, dapat jugadipergunakan.

3. Cara Membalas IsyaratSemua stasion, kepada stasion mana isyarat-isyarat dialamatkanataupun yang ditunjuk dalam isyarat, harus memancangkan ular-ularbalas di tengah-tengah segera setelah ia melihat setiap pancangan diperlihatkan oleh stasion pengirim.

Page 375: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

344

Ular-ular balas itu harus dikibarkan dipuncak segera setelah stasion-stasion itu memahami maksud pancangan, ular-ular balas itu harus diturunkan lagi ditengah-tengah segera setelah pancangan distasion pengirim diturunkan, ular-ular balas itu akan dipancangkan berikutnya dipahami, begitu seterusnya.

4. Cara Mengakhiri IsyaratStasion pengirim hanya harus memancangkan ular-ular balas setelah isyarat yang terakhir dipancangkan terakhir dipancangkan untukmenunjukkan bahwa isyarat telah selesai sama sekali. Stasion harus membalasnya dengan cara yang sama sebagaimana yang harusdilakukan terhadap semua pancangan (lihat ayat 3).

5. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan bilamana isyarat-isyarattidak dipahami.

Jika stasion penerima tidak dapat membeda-bedakan bendera-benderaisyarat yang diperuntukkan baginya itu dengan jelas, maka stasion penerima itu harus tetap memancangkan ular-ular balas itu ditengah-tengah.

Jika isyarat dapat dikenali oleh stasion penerima, tetapi ia tidak dapat memahami tentang maksud atau arti pacangan isyarat itu, maka iadapat memancangkan isyarat berikut ini :

1. “ZQ” = “Isyarat anda agaknya tidak dikodekan denganbaik/benar, anda harus memeriksanya danulangilah seluruhnya”

2. “ZL” = “Isyarat anda telah saya terima, tetapi saya tidak memahami maksudnya”.

6. Penggunaan ular-ular penggantiDengan digunakannya ular-ular pengganti kita diberi kemungkinanuntuk mengadakan pengulangan isyarat yang sama, entah bendera huruf entah bendera angka sebanyak satu kali atau lebih dalamkelompok yang sama, manakala di kapal kita hanya terdapat satuperangkat bendera isyarat.

Ular-ular pengganti pertama senantiasa mengulangi bendera isyaratyang teratas yang segolongan dengan bendera-bendera yangmendahului ular-ular pengganti tersebut secara langsung.

Ular-ular balas jika dipergunakan sebagai tanda desimal, maka dalam menentukan ular-ular pengganti mana yang dipergunakan dalamsebuah kelompok yang didalamnya terdapat tanda desimal itu bukalah merupakan masalah lagi, sebab ular-ular balas yang sedang berfungsi

Page 376: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

345

sebagai tanda desimal itu bukan satu golongan dengan bendera yang akan diganti oleh ular-ular pengganti yang dimaksudkan.

Contoh : 1. Kelompok isyarat “PP” harus diisyaratkan sebagai berikut :

P – Ular-ular pengganti pertama.2. Kelompok bilangan “2233” harus dinyatakan dengan menggunakan

ular-ular (bendera-bendera) angka sebagai berikut :2 – Ular-ular pengganti pertama 3 – Ular-ular pengganti ketiga

3. Kelompok bilangan “123.1” harus diisyaratkan sebagai berikut : 123Ular-ular balas Ular-ular pengganti pertama

Catatan : Ular-ular balas dalam kelompok ini berfungsi sebagai“tanda desimal”

7. Cara mengejaNama-nama yang terdapat di dalam teks isyarat harus dieja dengan mempergunakan bendera-bendera huruf. Kelompok isyarat “YZ” : “Kata-kata yang berikut ini adalah kata-kata dalam bahasa biasa” jika dianggap perlu dapat juga dipancangkan sebelum pengejaan dilakukan.

8.6. CARA MENGGUNAKAN ULAR-ULAR PENGGANTIDD M M M M L M M D D L A B B

DUp.I

MUp. I

Up. II

ML

Up. I

MD

Up. II

LA

BUp. III

A.225 Z 0110 T 1122 I.33 R 5.55

A

2Up. I

5

Z

0I

Up. IIUp. I

T

1Up. I

2Up. III

I

Ular Jawab3

Up. II

R

5Ular Jawab

Up. IUp. II

Catatan : Up. I = Ular-ular pengganti ke IUp. II = Ular-ular pengganti ke IIUp. III = Ular-ular pengganti ke III

Page 377: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

346

8.7. PROSEDUR ISYARAT BENDERA

NO BAGIAN KAPALPENGIRIM

KAPALPENERIMA

KETERANGAN

1 2 3 4 5

1 Panggilan(jika nama panggilankapalpenerimadiketahui)

Isyarat+ nama panggilan kapal penerima di puncak

Ular-ular balas di tengah-tengah lalu dipuncak

Setelah kapal penerimamelihat pancangan setelah kapal penerima mengetahi bahwa isyarat diperuntukkan baginya.

(jika nama panggilankepernimatidakdiketahui)

Ataua. VF +

isyaratidentitasnyasendiri

Ular-ular balas ditengah-tengah lalu dipuncak lalu isyaratidentitasnyadipuncak

Setelah kapal penerima melihat pancangan setelah kapal penerima mengetahui bahwa isyarat diperuntukkan baginya.

1 2 3 4 5

(jika nama panggilankapalpenerimatidakdiketahui)

Ataub.

CS + Isyarat identitasnyasendiri

Ular-ular balas di tengah-tengah lalu dipuncak lalu isyaratidentitasnya di puncak

Setelah kapal penerima melihat pancangan setelah kapal penerima mengetahui bahwa isyarat diperuntukkan baginya.

(jika nama panggilankapalpenerimatidakdiketahui)

Ataua. YQ

Ular-ular balasdi tengah-tengah lalu di puncak

Pancanganditurunkan

Ular-ular balas diturunkanhingga di tengah-tengah

2 Berita Pancanganpertama di puncakpancanganditurunkan

Ular-ular balas diturunkan di puncak. Ular-ular balas diturunkanhingga di

Setelah kapal penerima memahami maksud isyarat

Page 378: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

347

tengah-tengah

Pancangankedua di puncak

Ular-ular balas dinaikkan di puncak

Setelah kapal penerima memahami maksud isyarat

Pancangan di turunkan

Ular-ular balas diturunkanhingga di tengah-tengahdan seterusnya

3 Penutup Ular-ular balas di puncak. Ular-ular balas diturunkan

Ular-ular balas di puncak Ular-ular balas diturunkan

Pengisyaratan bendera telah selesai sama sekali.

Page 379: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

348

8.8. BENDERA – BENDERA HURUF

Gambar. 8.1. Bendera Huruf

Page 380: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

349

8.9. ULAR – ULAR ANGKA

Gambar. 8.2.a. Ular-Ular Angka

Page 381: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

350

Gambar. 8.2.b. Ular-ular angka

Page 382: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

351

8.10. PENGISYARATAN DENGAN CAHAYA

1. Isyarat-isyarat yang disampaikan dengan kilatan cahaya dibagi dalam bagian-bagian berikut :

a. PanggilanPanggilan ini terdiri dari atas panggilan umum atau isyarat identitas stasion yang harus dipanggil. Panggilan ini disambut (dibalas) dengan isyarat balas.

b. IdentitasStasion pengirim membuat isyarat “DE” diikuti oleh isyarat identitas (nama panggilan) atau namanya sendiri.Tindakan demikian itu diulangi kembali oleh stasion penerima yang apabila hal itu telah dilakukan, kapal penerima itu akanmenyampaikan isyarat identitas (nama panggilan) atau namanyasendiri. Isyarat identitas atau nama itupun akan diulangi oleh stasion pengirim.

c. Teks Berita Teks berita ini terdiri atas bahasa biasa ataupun kelompok-kelompokkode. Apabila harus dipergunakan kelompok-kelompok kode, maka sebelum kelompok-kelompok kode itu dipergunakan, harusdisampaikan kelompok isyarat YU terlebih dahulu. Kata-kata dari bahasa biasapun boleh juga terdapat di dalam teks, bilamana kata-kata itu adalah kata-kata yang mencakup nama-nama, entah nama-nama orang nama-nama tempat dan lainsebagainya.Telah diterimanya masing-masing kata atau kelompok diberitahukan dengan mengisyaratkan huruf “T”.

d. PenutupBagian penutup ini terdiri dari isyarat “AR” yang oleh stasionpenerima harus dibalas dengan “R”.

2. Jika seluruh teks berita itu disampaikan dalam bahasa biasa, makaprosedur yang harus ditempuh akan tetap sama dengan yang telah dikemukakan diatas. Bagian panggilan dan bagian identitas boleh ditiadakan, bilamanakomunikasi antara kedua stasion telah berlangsung ataupun jika antara kedua stasion yang bersangkutan sedang bertukar isyarat.

3. Daftar isyarat Prosedur Tertera di dalam Bab VIISekalipun segala sesuatu tentang penggunaan isyarat-isyarat tersebut telah jelas, namun catatan berikut ini mungkin akan sangat bermanfaat :

Page 383: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

352

a. Isyarat Panggilan Umum (atau panggilan untuk stasion yang tidak dikenal).

“AA AA AA” dst. dibuat untuk menarik perhatian, jika hendakberisyarat dengan semua stasion yang berada dalam jangkauanisyarat yang namanya atau yang isyarat identitasnya (namapanggilannya) tidak diketahui. Pengisyaratan demikian itu dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh balasan dari stasion yang dimaksudkan.

b. Isyarat Balas “TTTT” dst. dibuat untuk membalas panggilan dan isyarat itu harus disampaikan secara terus menerus sampai stasion pengirim menghentikan nama panggilannya. Pengirim berita diawali dengan isyarat “DE” diikuti oleh nama atau nama panggilan stasion pengirim.

c. Huru “T” dipergunakan untuk menunjukkan bahwa masing-masingkelompok atau kata telah diterima dengan baik.

d. Isyarat tanda hapus “EEEE” dst. dibuat untuk menunjukkan bahwa kelompok atau kata yang terakhir telah keliru diisyaratkan. Isyarat ini harus dibalas oleh stasion penerima dengan isyarat tanda hapus yang sama pula.

Bilamana memperoleh balasan, maka stasion pengirim akanmengulangi kata atau kelompok terakhir yang telah kelirudiisyaratkan itu dan setelah itu ia akan meneruskan pengisyaratan berita yang selebihnya.

e. Isyarat Ulang “RPT” harus disampaikan : 1. Oleh stasion pengirim, untuk menunjukkan bahwa berita akan

diulangi kembali (“Saya ulang”). Jika pengulangan tidak dilakukan langsung setelah “RPT”, maka isyarat itu harus diartikan sebagai permintaan kepada stasion penerima untuk mengulangi isyarat yang telah diterimanyaolehnya (“Ulangilah apa yang telah anda terima”).

2. Oleh stasion penerima, untuk meminta kepada stasion pengirim untuk mengulangi isyarat yang telah dikirimkan olehnya(“Ulangilah apa ang telah anda kirimkan”).

3. Isyarat Ulangan khusus “AA”, “AB”, “WA”, “WB”, dan “BN”. Disampaikan oleh stasion penerima sesuai dengan keperluannya. Di dalam setiap hal, isyarat-isyarat ulangan khusus itu harusdisampaikan segera setelah isyarat ulang “RPT”. Contoh :

Page 384: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

353

i. “RPT” AB BS” = “Ulangilah semuanya sebelumkelompok BS”

ii. “RPT BN “Orang” “LUPUT MAUT” = “Ulangilah semuanyayang semuanya yang terletak antara kelompok “orang” dan “LUPUT MAUT”.

iii. “RPT AA KAPAL” = “Ulangilah semuanya setelah “KAPAL”iv. “RPT AB PRIMA” = “Ulangilah semuanya sebelum “PRIMA”v. “RPT WA CLEAR” = “Ulangilah semuanya setelah “CLEAR”vi. “RPT WB SIGNAL”= “Ulangilah kata-kata sebelum “Signal”Jika suatu isyarat tidak dipahami atau bilamana telah didekodir (diuraikan dari bentuk kode) tidak juga dapat dipahami, maka oleh stasion penerimaan tidak akan digunakan isyarat ulang itu. Dalam hal ini stasion penerima lalu harus membuat isyarat kode yang sesuai, misalnya : “ZL” = Isyarat anda telah diterima tetapi tidak dipahami”, atau “ZO” = Isyarat anda agaknya tidak dikodekan dengan baik/benar. Anda harus memeriksanya dan ulangilah seluruhnya.

f. Pemberitahuan atas diterimanya dengan baik pengulangan isyarat, dilakukan dengan cara membuat isyarat “OK”. Isyarat-isyarat yang sama (“OK”) itupun boleh dipergunakan untuk suatu ungkapan tentang benarnya jawaban atas suatu pertanyaan (“Benar”/ it is correct).

g. Isyarat penutup “AR” dipergunakan dalam semua hal untukmenyatakan bahwa pengisyaratan telah diakhir atau bahwapengiriman berita telah diakhiri. “Telah diterima/Received” atau berarti : “Saya telah menerimaisyarat anda yang paling akhir”.

h. Stasion pengirim membuat isyarat “CS” bilamana ia hendakmenanyakan nama atau nama panggilan dari kapal penerima.

i. Isyarat tunggu atau isyarat periode “AS” harus digunakan sebagai berikut : i. Bilamana dibuat secara tersendiri ataupun setelah berakhirnya

suatu isyarat, maka isyarat itu harus diartikan bahwa stasion lain itu harus menunggu untuk komunikasi yang berikutnya (Isyarat tunggu).

ii. Bilamana isyarat “AS” diselipkan diantara kelompok-kelompok,maka isyarat ini berfungsi sebagai pemisah antara kelompok-kelompok (isyarat periode) untuk menghindari terjadinyakekeliruan.

Page 385: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

354

j. Isyarat “C” harus dipergunakan untuk menunjukkan bahwa isyarat bersifat berita atau pembenaran atas suatu jawaban terhadap suatu isyarat pertanyaan.

Untuk suatu jawaban yang sifatnya tidak membenarkan/perbantahan terhadap sebuah isyarat pertanyaan atau untuk suatu pertanyaan negatif, maka dalam pengisyaratan visual atau bunyi harus dipergunakan isyarat “N”, sedangkan untuk pengisyaratansuara atau radio harus dipergunakan isyarat “NO”. Jika isyarat-isyarat “N” atau “O” dan “RQ” masing-masing dipergunakan untuk merubah suatu pertanyaan, maka isyarat-isyarat itu harusditempatkan setelah isyarat pokok.

Contoh : i. “CY” = “Sekoci (2) sedang datang menuju ke tempatanda”

“CY N” (atau “NO nama diantara kedua isyarat itu” yang sesuai) = “Sekoci (2) sedang datang menuju ke tempat anda”.

ii. “CW” = “Sekoci /rakit ada di kapal”“CW RQ” = “Adakah di kapal sekoci/rakit?”

iii. “DN” = “Saya telah mendapatkan sekoci/rakit itu”“DN N” = “Saya tidak (telah mendapatkan sekoci/rakit itu”.

Isyarat-isyarat “C”, “N” atau “NO” dan “RO” tidak dapat dipergunakan dengan menggandengkannya dengan isyarat-isyarat satu huruf.

Contoh : i. “K” = “Saya ingin berkomunikasi dengan anda”

“Saya tidak ingin berkomunikasi dengan anda” tidak boleh diisyaratkan dengan “K N”.

ii. “O” = “Orang jauh dilaut”“Adakah orang jatuh dilaut?” tidak bolehdiisyaratkan dengan “O RQ”.

Page 386: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

355

8.10.1. PROSEDUR ISYARAT DENGAN CAHAYA

a. Dengan Panggilan Umum dan disampaikan Dalam Kode

No BagianIsyarat

KM. INDARUNG (PKVA)

KM. NENEMALOMO (PKSL) Keterangan

1 Panggilan AA AA AA dst TTTT dst

2 Identitas De PKVA (INDARUNG)PKSL (NENE-MALOMO)

De PKVA (INDARUNG)

PKSL (NENE-MALOMO)

KM. INDARUNGmengutarakannama/namapanggilannyalebih dahulu

3 Teksberita

YUPNPK AB

TTT

4 Penutup AR R

Catatan : Tanda panah yang berada ke kiri di atas itu dimaksudkan bahwa KM NENEMALOMO yang pertama-tamamengutarakan nama/nama panggilannya dan diulangi oleh KM. INDARUNG. “YU PN PKAB” = “Anda harus tetap berada di bawahangin/kapal yang nama panggilannya PKAB”.

b. Dengan Panggilan Umum and Disampaikan Dalam Bahasa Biasa

No BagianIsyarat

KM. BATANGHARI (PKSF)

KM. TAMPOMAS (PKSM) Keterangan

1 Panggilan AA AA AA dst TTTT dst

2 Identitas De PKSF (BATANG HARI)PKSM(TAMPOMAS)

De PKSF (BATANG HARI)PKSM (TAMPOMAS)

3 Teksberita

YZKeadaan cuaca & LautBaik

TTTT

KM. TAMPOMAS lebih dahulumasing-masingkelompok dibalas oleh KM.TAMPOMAS “T”

4 Penutup AR

4. Diterimanya sesuatu transmisi diberitahukan dengan isyarat “R”(ROMEO)

Page 387: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

356

5. Jika transmisi harus diulang seluruhnya atau sebagian, maka harus dipergunakan isyarat “RPT” ditambah dengan yang diperlukan dariisyarat dibawah ini.

1. AA (ALFA ALFA) = “Semua setelah ….”2. AB (ALFA BRAVO) = “Semua sebelum …. “3. BN (BRAVO NOVEMBER) = “Semua yang terletak di antara …

dan …”4. WA (WHISKEY ALFA) = “Kata (2) kelompok (2) setelah …”5. WB (WHISKEY BRAVO) = “Kata (2) atau kelompok (2)

sebelum …”

7. Berakhirnya sesuatu pemancaran (transmisi) ditunjukkan denganisyarat “AR” (ALFA ROMEO)

8.11. PROSEDUR PENGISYARATAN TELEFONI

No Bag. Isyarat KM. BOGOWONTO KM. BENGAWAN

1 2 3 4

1 Panggilan 1. Bengawan (3)2. DE (DELTA ECHO)3. Bogowonto (3x) 1. Bogowonto (3x)

2. DE (DELTA ECHO)3. Bengawan (3x)

2 Teks berita IntercoEU (ECHO UNIFORM)L0413N (Lima nadazero)Katefour Unaone Terra-three G12015E (Golf Unaone Bissotwo Nada zero Unaone PantafiveEcho)

R. (ROMEO)R. (ROMEO)

R. (ROMEO)

3 Penutup AR (ALFA ROMEO) R. (ROMEO)

EU L0413 GL2015E = “Posisi saya sekarang ini adalah Lintang 04°8 13' Utara Bujur 120° 15' Timur’.

Page 388: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

357

Radio Telephony : - 2182 Kc/dt- VHF Sal – 16

Radio Telegraphy

- 500 Kc/dt

8.12. PROSEDURE - PROSEDURE RADIO TELEPHONEPENERIMAAN BERITA-BERITA KESELAMATAN, DARURAT DANPENTING

Berita apa saja yang didengar, yang didahului oleh salah satu kata-kataberikut ini, berhubungan dengan keselamatan (Safety)

MAYDAY : Menunjukkan bahwa kapal, pesawat terbang atau kendaraan lain ditimpa kesusahan/mara bahayadan segera membutuhkan pertolongan

PAN

(SangatPenting)

: Menunjukkan stasion pemanggil mempunyai berita yang sangat penting untuk dikirimkan berhubungan dengan keselamatan kapal, pesawat terbang atau kendaraan lain/keselamatan seseorang.

SECURITY

(Keselamatan)

: Menunjukkan stasion itu kira-kira sedang mengirim berhubungan dengan keselamatan kapal/pelayaran atau sedang memberikan berita peringatan penting tentang keadaan cuaca.

CATATAN : Jika kita mendengar salah satu kata-kata diatasarahkan perhatian khusus terhadap berita tersebutdan panggil/beritahu Nakhoda atau Mualim Jaga

SILENT TIME : Saat-saat penerimaan isyarat bahaya

Page 389: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

358

RADIO TELEPHONY

(Hijau)

: Menurut jam GMT diatur 2x dalam tiap jam.

Menit ke 00 – 03

30-33

Pada menit-menit tersebut setiap ST/Kpl/menyetel pesawat radio telephony pada :

- 2182 Kc/dt

- VHF sal.16

RADIO TELEGRAPHY

(Merah)

: Menurut GMT diatur sebagai berikut :

2x dalam tiap jam

Menit ke 15 – 18

45 – 48

Pada menit-menit tersebut setiap kapal/stasion/ menyetel pesawat telegraphy pada : 500 Kc/dt

KOMUNIKASI S A R

(Search and Resque)

: - 3023,5 KHZ (Kec/dt)

- 5680 KHZ

- 121,5 KHZ

- 123,1 KHZ

- 156,3 KHZ

- 156,8 KHZ

KAPAL-KAPAL YANG BERUKURAN 100-850 M

Harus memiliki Radio Telekomunikasi

(Instruksi Men. Hub. Tgl. 18-12-1982)

8.13. BERITA DARURAT, PENTING DAN KEAMANAN KOMUNIKASI DENGAN RADIO TELEGRAPHY

- Frequency Darurat - Frequency darurat radio telegraphy adalah 500 KHZ, digunakan

untuk semua kapal laut, pesawat terbang. - Untuk stasion keselamatan menggunakan frequency 405 dan 535

KHZ, bila membutuhkan pertolongan dari Maritime Service. - Alarm Signal (Isyarat alarm) Radio Telegraphy terdiri dari :

- Rentetan 12 garis yang dikirim dalam waktu 1 menit.- Lama waktu 1 garis = 4 detik - Selang waktu antara 2 garis berturut-turut = 1 detik.

Page 390: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

359

8.14. SEMBOYAN RADIO TELEGRAPHY 1. Distress Signal (Isyarat darurat/kekalutan)

S O S (… - - - …)

2. Distress Call (Panggilan darurat), terdiri dari : - S O S dikirim 3x- D E - Nama Panggilan dikirim 3x

3. Distress Messages (Pesan darurat), terdiri dari : - S O S - Nama Panggilan - Posisi Kapal - Keadaan yang dialami dan bantuan yang diminta - Keterangan lain yang dapat diberikan untuk lebih memudahkan

pertolongan

4. Distress Traffic (Pengiriman darurat)Pengiriman terdiri dari semua berita yang membutuhkan pertolongan dengan segera oleh kapal yang dalam keadaan darurat. Dalam pengiriman isyarat darurat harus dikirim sebelum panggilan dan pada waktu mulai pembukaan radio Telegram.

5. Panggilan darurat dan prosedur pengiriman berita Terdiri dari : Isyarat alarm, diikuti oleh : - Panggilan darurat dan selang waktu 2 menit- Panggilan darurat- Berita darurat - 2 tanda garis, masing-masing 10 – 15 detik - Nama panggilan kapal yang dalam keadaan darurat.

6. Batasan/jawaban setelah menerima berita darurat Diberikan sebagai berikut : - Isyarat darurat S O S - Nama panggilan dari kappa yang dalam keadaan darurat 3 x- D E

Nama panggilan kapal yang dalam menerima berita 3x- Kelompok R R R- Isyarat darurat S O S

Page 391: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

360

8.15. SEMBOYAN BAHAYA RADIO TELEPHONE

1. Frequency darurat : 2182 KH2 adalah frequency darurat internasional untuk radioTelephony yang digunakan untuk kapal pesawat terbang dan stasion keselamatan.

2. Alarm Signal Radio Telegraphy Terdiri dari : - 2 nada keu (2200 dan 1300 Hz) yang dikirim berganti-ganti yang

berbeda bunyinya.- Dikirim secara terus menerus untuk periode tidak kurang dari 30

detik tapi tidak lebih dari 1 menit.

3. Distress Signal :- MAYDAY

4. Distress Call - May Day - Kata This is atau DE di kirim 3x- Nama Panggilan Kapal di kirim 3x

5. Distress Message : - Isyarat darurat MAY DAY - Nama Panggilan kapal - Keadaan posisi- Sifat bahaya dan macam pertolongan yang diminta- Keterangan lain yang dapat memudahkan pertolongan

6. Balasan/jawaban setelah menerima berita darurat : Diberikan sebagai berikut : - Isyarat darurat MAY DAY - Nama Panggilan kapal yang dalam bahaya 3 x- Kata This is atau DE - Nama panggilan kapal yang mendengar berita 3 x- Kata RECEIVED atau R R R - Panggilan darurat

Page 392: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

361

CONTOH SEMBOYAN BAHAYA RADIO TELEPHONY NO BAGIAN CONTOH

1 Isyarat Alarm Alarm 2 nada selama 30 detik s/d 1 menit

2 Panggilan darurat Isyarat darurat 3 x Kata This is (DE)Nama panggilan kapal 3 x

MAY DAY MAY DAY MAY DAYThis is (DE)BPLP BPLP BPLP

3 Berita darurat Isyarat darurat Nama kapalPosisiSifat bahaya danpertolongan

MAY DAYBPLPDekat buoy no. 5Menabrak karang dan dalamkeadaan tenggelam, memerlukanpertolongan dengan segera

Keterangan lain yang dapat memudahkan pertolongan

Akan diberikan dengan selang waktu ganti

Jawaban dari kapal penolong(YCQW)

MAY DAY BPLP BPLP BPLP THIS IS YCQW YCQW YCQWRECEIVED MAY DAY

Contoh :Kapal BPLP nabrak karang dekat buoy no. 5 dan minta bantuanpertolongan. Berita tersebut didengar oleh kapal YCQW.Kirimlah berita tersebut dengan radio telephony.

8.16. PENGISYARATAN DENGAN BENDERA-BENDERATANGAN ATAU LENGAN-LENGAN

8.12.1. Pengisyaratan Semaforaa. Sebuah sistem yang ingin berkomunikasi dengan stasion lain

dengan semafore, dapat mengutarakan keinginannya itu denganmenyampaikan isyarat “KI (KILO ONAONE) kepada stasion lain itu dengan sistem pengisyaratan apapun juga. Jika jarak antara kedua stasion tersebut tidak jauh. Isyarat perhatian (dari tanda semafore)boleh juga dipergunakan sebagai ganti isyarat “KI” tersebut.

b. Dalam menerima panggilan, maka stasion yang dimaksud harusmemancangkan ular-ular bekas ditengah-tengah atau membuatisyarat jawab (banyak balas) atau jika ia tidak dapat berkomunikasidengan semafora, maka harus dibalas dengan isyarat “YS 1”.

Page 393: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

362

c. Pengiriman akan membuat isyarat perhatian dan menunggu sampai ular-ular balas dipancangkan di puncak, atau isyarat balas dibuat oleh stasion yang dimaksud itu, serta setelah waktu jedah yanglayak maka dimulailah pengisyaratan.

d. Isyarat harus senantiasa disampaikan dalam bahasa biasasedangkan angka-angka yang terdapat didalam isyarat semaforasenantiasa harus dieja dalam kata-kata.

Contoh :“YX 1” = “Saya tidak dapat menghentikan kebocoran”

Huruf-huruf “J” dan “X” diisyaratkan dengan tanda-tandasemafora, sedangkan angka satu yang terdapat didalam isyarat itu harus diejakan (Jadi huruf diisyaratkansebagai U – NAONE)

e. Pada akhir masing-masing kata, lengan-lengan harus diturunkankesikap istirahat (jedah).

Apabila dalam isyarat terdapat huruf-huruf berguna maka lengan-lengan setelah huruf pertama dan huruf-huruf berganda itu haus diturunkan ke sikap istirahat serta tanpa istirahat terlebih dahulu, huruf yang kedua langsung dibuat isyarat hapus suatu deretan Es.

f. Diterimanya masing-masing kata oleh stasion penerima harusditunjukkan dengan membuat huruf “C”Jika huruf “C” itu tidak dibuat oleh stasion penerima maka yang telah diisyaratkan itu harus diulangi lagi.

g. Semua isyarat akan diakhiri dengan isyarat penutup “AR”.

2. Pengisyaratan Morse dengan bendera-bendera tangan atau lengan-lengan

a. Sebuah stasion yang berkomunikasi dengan stasion lain dengan tanda-tanda Morse mengutarakan keinginan itu dengan mengirimkanisyarat “K2” ke stasion lain isyarat panggilan “AA AA AA” danseterusnya dibuat sebagai isyarat “K2” diatas.

b. Dalam menerima panggilan, stasion yang dituju harus membuatisyarat balas, atau jika ia tidak dapat berkomunikasi dengan sistem itu, ia harus membalas dengan isyarat “YS2” denganmempergunakan cara apapun juga.

Page 394: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

363

c. Isyarat “AA AA AA” dst dan isyarat “I” masing-masing harusdipergunakan oleh stasion yang sedang mengirim dan stasion yang ditunjuk (lain) itu.

d. Bagi pengisyaratan cara ini, pada utamanya harus mempergunakan kedua lengan, tetapi jika penggunaan kedua lengan itu sukar atau tidak mungkin dapat dilakukan, maka dapat dipergunakan satulengan.

e. Semua isyarat akan diakhiri dengan isyarat penutup “AR”.

PENGISYARATAN MORSE DENGAN BENDERA-BENDERA TANGANATAU LENGAN-LENGAN

1. Menaikkan kedua benderatangan atau lengan

“Titik”

2. Merentangkan kedua bendera tangan atau lengan-lengansetinggi bahu

“ Garis “

“Garis”

3. Bendera tangan atau lengan-lengan dilipat di depan dada

Pemisah antara “Titik-titik Atau “ Garis “

Page 395: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

364

4. Bendera-bendera tangan atau lengan-lengan membuatsudut 45° menjatuhi badandan mengarah ke bawah

Pemisah antara huruf-huruf,kelompok-kelompok atau kata-kata

5. Gerakan berputar daribendera-bendera tangan atau lengan-lengan di atas kepala :i. Jika dibuat oleh stasion

pengirim berarti : isyarathapus

ii. Jika dibuat oleh stasionpenerima berarti :permintaan untukmengulang

Catatan : Ruang waktu antara titik-titik dan garis-garis antara huruf-huruf, kelompok-kelompok ataupun kata-kata harussedemikian rupa sehingga penerimaan dapat dipermudah.

Page 396: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

365

8.17. PROSEDUR PENGISYARATAN SEMAFORA

NO BAGIANISYARAT

KM. TAMPOMAS (PKSM)

KM. WATUDAMPO (PKSJ) KETERANGAN

1. Panggilan KI atau isyaratperhatian

Ular-ular balas ditengah-tengah atauisyarat balas atau YS I

Jika tidak dapatberisyarat dengan semafora

2. Tanda mulai (Isyarat perhatiandan menungguhingga ular-ularbalas dinaikkan dipuncak atau isyarat balas dibuat)

Ular-ular balas dinaikkan di puncak atau isyarat-isyarat

3. Teks berita Selamat C Isyarat harusdalam bahasabiasa

Berlayar C

Sampai C

Bertemu C

Lagi C

4. Penutup AR R

8.18. PROSEDUR PENGISYARATAN MORSE DENGAN BENDERA-BENDERA TANGAN/LENGAN

NO BAGIANISYARAT

KM. TAMPOMAS (PKSM)

KM. WATUDAMPO (PKSJ) KETERANGAN

1. Panggilan K2 Isyarat balas atauYS2

AA AA AA T YS2memberitahukanbahwa stasionpenerima tidakdapat berisyaratdengan cara ini

2. Teks berita CP C

120 &) C

(derajat)

3. Penutup AR R

Page 397: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

366

&) Uhaone Bissotwo Nadazero CF120 = “Isyarat-isyarat darikapal/pesawat terbang yang sedangmemerlukan pertolongan berasal daribaringan 120 dari saya”

Gambar. 8.3. Semaphore

Page 398: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

367

8.19. PENGISYARATAN DENGAN BUNYI

1. Oleh karena sifat khusus dari secara (peralatan) yang dipergunakan (suling, sirene, koran, kabut dan lain sebagainya) maka pengisyaratan dengan bunyi perlu sekali dilakukan dengan perlahan-lahan.

Selanjutnya, apabila dalam melakukan isyarat bunyi itu terjadikekeliruan, maka dikarenakan oleh sifat sarana yang khusus itu akan mengakibatkan kekalutan yang cukup gawat.

Oleh karenanya, maka pengisyaratan bunyi didalam keadaanpenglihatan yang terbatas harus ditekan hingga sesedikit mungkin,artinya bahwa isyarat-isyarat yang bukan isyarat-isyarat satu hurufhanya harus dipergunakan dalam keadaan yang benar-benarmembahayakan saja dan jangan sekali-kali dipergunakan dalamperairan yang ramai.

2. Isyarat-isyarat harus disampaikan secara perlahan-lahan dan dengan jelas. Isyarat-isyarat itu boleh diulang, jika dianggap perlu, tetapidengan interval-interval yang cukup untuk dapat menjamin bahwa tidak akan dapat menimbulkan kekeliruan dan bahwa isyarat-isyarat satu huruf tidak akan terkelirukan terhadap kelompok-kelompok dua huruf.

3. Para Nahkoda harus ingat bahwa isyarat-isyarat satu huruf dari kode yang ditandai dengan *) apabila disampaikan dengan bunyi, hanya boleh disampaikan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan internasional untuk mencegah pelanggaran di laut saja.

Acuan juga dibuat untuk isyarat-isyarat satu huruf yang diperuntukkan bagi penggunaan khusus antara pemecah es dan kapal-kapal yang ditolong olehnya.

Page 399: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

368

8.19.1. SIMBOL-SIMBOL MORSE – TABEL-TABEL FONETIK ISYARAT -ISYARAT PROSEDURE

1. Simbol-simbol MorseAbjad (huruf-huruf)

A . _ I . . Q _ _ . _ Y _ . _ _

B _ . . . J . _ _ _ R . _ . Z _ _ . .

C . _ . _ K _ . _ S . . .

D _ . . L . _ . . T _

E . M _ _ U . . _

F . . _ . N _ . V . . . _

G _ _ . O _ _ _ W . _ _

H . . . . P . _ _ . X _ . . _2. Angka-angka

1 . _ _ _ _ 6 _ . . . .

2 . . _ _ _ 7 _ _ . . .

3 . . . _ _ 8 _ _ _ . .

4 . . . . _ 8 _ _ _ _ .

5 . . . . . 10 _ _ _ _ _

3. Isyarat-isyarat

AR . -/ . . . AS . -/ . . . AAA . -/ . . / . .

Catatan : Huruf-huruf tertentu, misalnya “e”. “A”. “o’. “u”. “e” danseterusnya telah ditiadakan dari daftar simbol-simbol Morse,dengan alasan-alasan

a. Huruf-huruf tersebut tidak dipergunakan secara internasional b. Huruf-huruf tersebut tercantum didalam kode-kode setempat (lokal)c. Beberapa dari antara huruf-huruf tersebut dapat diganti dengan

suatu kombinasi yang terdiri dari dua huruf misalnya“u” diganti dengan “ue”“n” diganti dengan “ny”“o” diganti dengan “oe”

Page 400: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

369

2. Tabel-tabel fonetikUntuk pelafalan huruf-huruf dan angka-angka dengan menggunakan radio telefoni atau suara melalui pengeras suara

HURUF KATA KODE DILAFALKAN SEBAGAI

A Alfa AL FAH

B Bravo BRAH VOH

C Charlie CHAR LEE ATAU SYAR LI

D Delt DELL TAH

E Echo ECK OH

F Foxtrot FOKS TROT

G Golt GOLF

H Hotel HOH TELL

I Indi IN DEE AH

J Julliet JEW LEE ETT

K Kilo KEY LOH

L Lima LEE MAH

M Mike MIKE

N November NO VEM BER

O Oscar OSS KAH

P Papa PAH PAH

Q Quebee KEH BECK

R Romeo ROW ME OH

S Sierra SEE AIR RAH

T Tango TANG GO

U Uiform YOU NEE FORM ATAU OO NI FORM

V Victor VIK TOH

W Whiskey WISS KEY

X X-ray ECAS RAY

Y Yankee YANG KEY

Z Zulu ZOO LOO

Catatan : Suku-suku kata yang digaris bawahi mendapat tekanan suara

Page 401: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

370

Table ejaan angkaAngka atau tanda kode-kode dilafalkan sebagai yang harusdiisyaratkan

0 Nadazero NAH-DAH-ZAH-ROH

1 Unaoe OO-NAH-WUN

2 Bissotwe BEES-SOH-TOO

3 Terrathree TAY-RAY-TREE

4 Kartefour KAR-TAY-FOWWER

5 Pantative PAN-TAH-FIVE

6 Soxisix SOK-SEE-SIX

7 Setteseven SAY-TAY-SEVEN

8 Oktoeight OK-TOH-AIT

9 Novenine NO-VAY-NINE

Tandadesimal

Decimal DAY-SEE-MAI

Titik habis Stop STOP

Catatan : Masing-masing suku kata mendapat tekanan suara yang sama. Komponen kedua dari masing-masing kata kodeyang dipergunakan oleh Aeronautical Mobile Service

Jadi : Zero FiveOne SixTwo SevenThree EightFour Nine

3. Isyarat-isyarat prosedurGaris yang tertera diatas huruf-huruf yang membentuk sebuah isyarat menandakan bahwa huruf-huruf itu harus diisyaratkan sebagai satu simbol.

Page 402: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

371

a. Isyarat-isyarat untuk transmisi-transmisi suara (radio, teleohone ataupengeras suara)

Isyarat Dilafalkan sebagai Arti

Interco IN – TER – KO Berikut ini adalahkelompok-kelompok darikode internasional

Stop STOP Titik habis

Decimal DE – SI – MAL Tanda decimal

Correction KOR – REK – SJEN Tangguhkan kata ataukelompok saya yangterakhir

Kata atau kelompok yangbetul akan menyusul

b. Isyarat-isyarat untuk transmisi dengan kilatan cahayaAA AA AA dst ! Panggilan untuk stasion yang tidak dikenal

atau panggilan umumE E E E E E dst Isyarat hapus T T T T Tanda jawabA A A Titik habis atau tanda desimalT Kata atau kelompok telah diterima

c. Isyarat-isyarat untuk transmisi bendera, radiotelefoni radiotelegrafiCQ Panggilan untuk stasion-stasion yang tidak dikenal atau

panggilan umum semua stasionCatatan : Bilamana isyarat ini dipergunakan dalam transmisi

suara, isyarat ini harus dilafalkan menurut tabel ejaan huruf

d. Isyarat-isyarat untuk digunakan sesuai dengan keperluan dalamsemua bentuk transmisi

AA “AI alter/semua setelah …” (dipergunakan setelah “isyaratulang” (RPT) artinya ulangilah setelah …”

ZB “LL BEFORE”AB “LL before/semua sebelum …” (dipergunakan setelah “isyarat

ulang” (RPT) artinya “ulang semua sebelum …”AR Isyarat penutup atau berakhirnya transmisi atau isyaratAS Isyarat tunggu atau periodeBM “All between … and …/semua yang terletak antara dan …”

dipergunakan setelah “isyarat ulang” (RPT) artinya “Ulangilah semua yang terletak antara … dan ….”

C Affirmative – Yes/Pembenaran – Benar atau penegasan dari kelompok yang terdahulu adalah dalam kelompok berita”

CS “Apakah nama atau isyarat identitas kapal atau Stasion anda?”

Page 403: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

372

DE “Dari …” (dipergunakan untuk mengawali nama atau namapanggilan yang sedang memanggil”

K “Saya ingin berkomunikasi dengan anda” atau “ajakan untuk berisyarat”

NO Penyangkalan – NO/tidak/bukan atau “Penegasan darikelompok yang terdahulu harus dibaca dalam kalimatpengingkaran atau penyangkalan”. Apabila dipergunakandalam transmisi suara, maka perafalannya harus “NO”.

OK Pemberitahuan tentang benarnya suatu pengulangan atau“Benar/It is correct”.

R “Telah diterima”/Received, atau “Saya telah menerima isyarat anda yang terakhir”.

RQ Pertanyaan, atau “Penegasan bahwa kelompok yang terdahulu harus dibaca sebagai suatu kelompok pertanyaan.

RPT Isyarat ulang “Saya ulang” atau “Ulangilah apa yang andatelah kirimkan” atau “Ulangilah apa yang telah anda terima”.

WA “Kata atau kelompok setelah …” (dipergunakan setelah“isyarat ulang” (RPT) yang artinya “Ulangi kata atau kelompok sebelum …”.

WB “Kata atau kelompok sebelum ….” (dipergunakan setelah“Isyarat ulang” (RPT) yang artinya “Ulangilah kata ataukelompok sebelumnya …”

Catatan :1. Isyarat-isyarat Prosedur “C”, “NO” dan “RQ” tidak dapat

dipergunakan dengan menggabungkannya dengan isyarat-isyaratsatu huruf.

2. Isyarat-isyarat untuk KOMUNIKASI tercantum didalam halaman 91 hingga 93 buku ICS.

3. Apabila isyarat-isyarat itu dipergunakan dengan transmisi suara,maka huruf-huruf itu harus dilafalkan sesuai dengan tabel ejaan huruf, dengan kekecualian bahwa “NO” yang didalam transmisisuara itu harus dilafalkan sebagai “NO” bukan “November Oscar”.

Page 404: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

373

8.20. ISYARAT -ISYARAT SATU HURUF

Isyarat-isyarat ini boleh disampaikan dengan cara pengisyaratan apapun juga. Bagi isyarat-isyarat yang ditandai dengan +) harap melihat catatan dibawah :

A Dibawah saya sedang ada orang penyelam; singkirlah sayabenar-benar dengan kecepatan rendah

+) B Saya sedang memuati atau sedang memunggah atau sedang mengangkut muatan berbahaya.

C Benar (Berita atau “Penegasan bahwa kelompok yang terdaftar harus dibaca dalam kelompok berita”).

+) D Singkirilah saya; saya berolah gerak dengan susah payah+) E Saya sedang mengubah haluan saya kekanan.

F Saya tidak berdaya; adakan komunikasi dengan saya.G Saya memerlukan seorang pandu. Apabila dibuat oleh kapal-

kapal ikan yang sedang beroperasi didekat ladang ikan (Fishing ground) akan berani: “Saya sedang menghela jaringnya”.

+) H Dikapal saya ada seorang pandu.+) I Saya sedang mengubah haluan saya kekiri.

J Saya sedang kebakaran dan dikapal ada muatan berbahayasingkirilah saya benar-benar.

K Saya ingin berkomunikasi dengan nada.L Hentikan kapal anda dengan segera.M Kapal saya berhenti dan tidak mempunyai lagi terhadap air.N Tidak/bukan (Negatif atau “Penegasan bahwa kelompok-

kelompok yang terdahulu harus dibaca sebagai kelompoknegatif”).Isyarat ini boleh dipergunakan hanya secara visual ataupundengan bunyi saja. Untuk transmisi suara atau radio, makaisyarat itu harus “NO” bukan “N” (November).

O Orang jatuh dilaut.P a) Dipelabuhan : Semua orang harus melapor di kapal sebab

kapal akan segera bertolak.b) Dilaut : Boleh dipergunakan oleh kapal-kapal ikan

untuk menyatakan : “Jaring-jaring sayatersangkut pada suatu rintangan”.

+) Q Kapal saya “Sehat” dan saya minta pratique bebas.+) S Mesin-mesin saya sedang berjalan mundur.+) T Singkirilah saya; saya sedang mendogol secara berpasang-

pasangan.U Anda sedang menuju ketempat yang berbahaya.V Saya memerlukan pertolongan.W Saya memerlukan pertolongan medis.X Hentikan niat anda dan perhatikan isyarat-isyarat saya.Y Saya sedang menggarukan jangkar saya.

Page 405: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

374

Z Saya memerlukan kapal tunda. Bilamana disampaikan olehkapal-kapal ikan yang sedang beroperasi didekat-dekat ladang-ladang ikan (Fishing ground) akan berarti : “Saya sedangmenebarkan jaring-jaring”.

Catatan-catatan :1. Isyarat-isyarat yang ditandai dengan tanda ini bilamana dibuat dengan

bunyi, hanya boleh dipergunakan dalam memenuhi persyaratan-persyaratan dari peraturan Internasional untuk mencegah pelanggaran dilaut antara 35 (Isyarat bunyi dalam keadaan penglihatan terbatas) dan aturan 34 (Isyarat Olah Gerak dan peringatan bagi kapal yangsaling melihat).

2. Isyarat K dan S memiliki arti khusus sebagai isyarat-isyarat pendaratan untuk sekoci yang berawal/berpenumpang dalam keadaan bahaya.

3. Yang dimaksud dengan “Pratique” (Baca isyarat-isyarat ijinmenurunkan orang dari kapal kedarat setelah kapal dikarantinakanataupun setelah memperlihatkan pas kesehatan “bersih” (Quarantine Clearance) dari kapal tersebut.

8.20.1. ISYARAT -ISYARAT SATU HURUF DENGAN PELENGKAP-PELENGKAP

Boleh disampaikan dengan sistem pengisyaratan apapun jugaA Dengan 3 angka Asimut atau BaringanC Dengan 3 angka HALUAND Dengan 2, 4 atau 6 angka TANGGALG Dengan 4 atau 5 angka BUJUR (dua angka yang terakhir

menyatakan menit-menit sedangkanyang selebihnya menyatakan derajat-derajat).

K Dengan 1 angka Saya ingin berkomunikasi dengan anda dengan menggunakan … (tabelpelengkap 1).

L Dengan 4 angka Lintang (dua angka yang pertamamenyatakan derajat-derajat, sedangkan 2 (dua) angka yang terakhirmenunjukkan menit-menit).

R Dengan 1 angka atau lebih Jarak dalam satuan mil.S Dengan 1 angka atau lebih Kecepatan dalam satuan mil/jamT Dengan 4 angka WAKTU SETEMPAT (dua angka yang

pertama menyatakan jam-jam,sedangkan 2 (dua) angka selebihnyamenyatakan menit-menit).

V Dengan 1 angka atau lebih Kecepatan dalam satuan kilometer/jam.

Page 406: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

375

Z Dengan 4 angka GMT (2 angka yang pertamamenyatakan jam-jam, sedangkan duaangka yang terakhir menyatakan menit-menit).

HALUAN C dengan 1 angkaKECEPATAN dalam satuan kilometer/jam V dengan 1 angka

atau lebih KECEPATAN dalam satuan mil/jam S dengan 1 angka

atau lebihKOMUNIKASI, saya ingin berkomunikasi K dengan 1 angkadengan anda dengan menggunakan ….(Tabel Pelengkap 1)LINTANG (2 angka yang pertama menyatakan L dengan 4 angkaderajat-derajat, sedangkan yang selebihnya menyatakan menit-menit).TANGGAL D dengan 2, 4 atau 6 angkaWAKTU SETEMPAT (2 angka yang pertama T dengan 4 angkamenyatakan jam-jam, sedangkan yang selebihnya menyatakan menit-menit)

8.21. ISYARAT -ISYARAT BAHAYA

Ditetapkan oleh peraturan-peraturan Internasional untuk mencegahpelanggaran dilaut (pasal 37), yang diatur dalam ketentuan tambahan IV.Dipergunakan/diperlihatkan, entah secara bersama-sama atau secaraterpisah oleh sebuah kapal (pesawat terbang laut), dalam bahaya danmemerlukan pertolongan dari kapal-kapal lain atau dari darat.Isyarat bahaya itu terdiri dari :1. Suatu ledakan senjata atau isyarat letusan lain yang diperdengarkan

dengan selang waktu kira-kira 1 (satu) menit.2. Bunyi yang diperdengarkan secara terus menerus oleh pesawat

pemberi isyarat kabut yang manapun juga.3. Roket atau peluru cahaya yang memancarkan bintang-bintang merah

yang ditambahkan satu persatu dengan selang waktu yang pendek.4. Isyarat yang dibuat oleh pesawat radio telegraphy atau sistim

pengisyaratan lain yang terdiri atas kelompok SOS (…---…) dari kode morse.

5. Isyarat yang dipancarkan dengan menggunakan pesawat radiotelephone yang terdiri atas kata yang diucapkan “MAY DAY”.

6. Kode isyarat bahaya internasional yang ditunjukkan dengan NC.7. Isyarat yang terdiri atas sehelai bendera segi empat yang diatas atau

dibawahnya disambung dengan sebuah bola.

Page 407: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

376

8. Nyala api diatas dek (misalnya dari sebuah tong minyak dansebagainya).

9. Cerawat payung (tangan) yang memancarkan cahaya merah.10. Isyarat asap yang berwarna jingga (orange).11. Menaik turunkan lengan yang terentang kesamping secara perlahan-

lahan dan berulang-ulang.12. Alarm bahaya telegrap radio.13. Alarm bahaya telephon radio.14. Isyarat-isyarat yang dipancarkan oleh radio pembaring penunjuk

posisi darurat.

Page 408: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

377

BAB. IX. PROSEDUR DARURAT DAN KESELAM ATAN PELAYARAN

9.1. Menerapkan Prosedur Keselamatan Pelayaran

9.1.1. Peraturan Internasional Pencegahan Tubrukan di Laut

Sebelum Peraruran International Mencegah Tubrukan di Laut (PIMTL) tahun 1972 diberlakukan secara Internasional sesungguhnya sudah ada aturan-aturan tertentu yang bermaksud untuk mencegah tubrukan di laut,tetapi tak satupun yang tertulis dan berlaku secara nasional apalagisecara internasional sampai akhir abad 18.

Kemudian baru pada tahun 1940, London Trinity House mengeluarkan peraturan untuk mencegah tubrukan di laut, dan peraturan ini di syahkan oleh Parlemen Inggris pada tahun 1946. Peraturan ini hanya diberlakukan terbatas di Inggris saja, terdiri dari 2 buah peraruran yaitu :

a. Yang pertama mengatur mengenai 2 (dua) buah kapal uap yamhberpapasan di perairan sempit, harus berpapasan melewati lambung kirinya masing-masing.

b. Yang kedua mengatur mengenai 2 (buah) kapal uap yang saling berpotongan (haluan berbeda), untuk menghindari bahaya tubrukanmasing-masing kapal harus merubah haluan ke kanan sehinggamasing-masing kapal melewati dengan lambung kirinya masing-masing.

Kedua buah aturan tersebut diatas berlaku bagi kapal uap, dijadikan satu aturan dan menjadi Steam Navigation ACT of 1846. Dua tahun kemudian tahun 1948 ditambah satu aturan lain yaitu mengenailampu/penerangan-penerangan, yakni kapal-kapal uap diharuskanmembawa lampu lambung hijau dan merah maupun lampu tiang yang berwarna putih.

Selanjutnya pada tahun 1958 kapal layar juga diharuskan membawalampu-lampu lambung. Disamping itu diperkenalkan pula isyarat kabut. Untuk kapal layar berbentuk terompet kabut atau genta, sedangkan untuk kapal uap berbentuk suling kabut

Aturan mencegah tubrukan yang baru, dikeluarkan oleh dewanPerdagangan Inggris setelah berkonsultasi dengan pemerintah Perancis dan diberlakukan tahun 1863. Selanjutnya pada tahun 1864 aturan ini, yang dikenal dengan ARTICLES, diikuti dan diakui oleh lebih dari 30 negara maritim di dunia, termasuk Amirika dan Jerman. Inilah aturan pertama yang berlaku secara Internasional, walaupun penyusunannya tidak secara Internasional.

Page 409: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

378

Pada tahun 1889 atas inisiatif dan undangan dari pemerintah AmerikaSerikat Konperensi Laut Internasional yang pertama diadakan yangkhusus membahas masalah pencegahan tubrukan di laut diadakan di Washington.

Konperensi Internasional kedua diadakan di Brusel pada tahun 1910 ini sebagai tindak lanjut dari konperensi Washington dan memberlakukan segala peraturan yang telah dikeluarkan sampai dengan tahun 1954.

Pada tahun 1929 konperensi Internasional mengenai SOLASmengusulkan adanya beberapa perubahan kecil mengenai aturan yang dikeluarkan tahun 1910, tetapi tidak pernah diratifiser. Perubahan dan perbaikan-perbaikan kecil lainnya dilakukan dalam komponenInternasional tentang SOLAS pada tahun 1948. Disini diperkenalkan adanya lampu tiang kedua bagi kapal-kapal yang panjangnya 150 kaki atau lebih. Juga diharuskan memasang lampu buritan yang tetap, serta diperkenalkan isyarat perhatian berupa paling sedikit 5 tiup pendek dan secara cepat.

Aturan yang setelah mengalami perubahan-perubahan tersebut berlaku mulai tahun 1954. Selanjutnya dengan adanya kemajuan teknologi, yakni dengan dioperasikannya Radar di kapal, maka aturan baru harus segara diadakan.

Pada tahun 1960, atas inisiati IMCO (Inter Govermental MaritimeConsultative Organization) diadakanlah konperensi Internasionalmengenai SOLAS di London.

Didalam konperensi itu didetujui adanya paragraf baru yang harusditambahkan mengenai Olah Gerak Kapal dalam daerah nampakterbatas agar didapatkan tindakan sedini mungkin untuk menghindari situasi terlalu dekat dengan kapal lain yang berada diarah lebih ke depan dari arah melintang. Rekomendasi mengenai penggunaan Radar dicantumkan dalam Annex Aturan tersebut dan aturan ini berlaku pada tahun 1965.

Selanjutnya pada tanggal, 4 sampai 20 Oktober 1972 diadakanlahkonperensi lagi mengenai pencegahan tubrukan di laut dan terutama masalah penggunaan Radar telah dimaksukan dalam salah satu aturan lagi. Bukan lagi skedar rekomendasi ini menghasilkan COLLISIONREGULATION ( COLLREG) 1972 yang berlaku sejak 1977.

Penyempurnaan mengenai Collreg 72 diadakan lagi dalam bentukkonvensi-konvensi Internasional atas inisiatif IMO pada Nopember 1981 dan menciptakan aturan-aturan baru, dan diberlakukan mulai tanggal, 1 Juni 1983.

Page 410: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

379

9.1.2. BAGIAN A - UMUM

9.1.2.1. PEMBERLAKUAN

Aturan 1

a. Aturan-aturan ini berlaku bagi semua kapal di laut kepas dan disemua perairan yang berhubungan dengan laut yang dapat dilayarioleh kapal-kapal laut.

b. Tidak ada suatu apapun dalam aturan-aturan ini yang menghalangi berlakunya peraturan-peraturan khusus ysng dibuat oleh penguasa yang berwenang, untuk alur pelayaran, pelabuhan, sungai, danau atau perairan pedalaman yang berhubungan dengan laut dan dapat dilayari oleh kapal laut. Aturan-aturan khusus demikian itu harus semirip mungkin dengan aturan-aturan ini.

c. Tidak ada suatu apapun dalam aturan-aturan ini yang akanmenhalangi berlakunya aturan-aturan khusus yang manapun yangdibuat oleh pemerintah Negara manapun berkenaan dengantambahan kedudukan atau lampu-lampu isyarat, sosok-sosok benda atau isyarat-isyarat suling untuk kapal-kapal perang dan kapal-kapalyang berlayar dalam iring-iringan atau lampu-lampu Isyarat, atau sosok-sosok benda untuk kapal-kapal ikan yang sedang menangkap ikan dalam satuan armada.

9.1.2.2. Pertanggungan Jawab

Aturan 2

a. Tidak ada suatu apapun dalam aturan aturan ini akan membebaskan pertanggungan jawab kapal, atrau pemiliknya, Nakhoda atau Awak kapalnya, atas kelalaian untuk memenuhi Aturan-aturan ini atau atas kelalaian terhadap tindakan berjaga-jaga yang layak menurutkebiasaan pelaut atau oleh keadaan-keadaan khusus terhadappersoalan yang ada

b. Dalam mengaerikan dan memenuhi Aturan-aturan ini, harusmemperhatikan semua bahaya navigasi dan bahaya tubrukan serta keadaan khusus, termasuk keterbatasan kapal yang bersangkutan, yang dapat memaksa menyimpang dari Aturan-aturan ini, untukmenghindari bahaya yang mendadak

Page 411: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

380

9.1.3. BAGIAN B9.1.3.1. Seksi 1

SIKAP KAPAL DALAM SETIAP KONDISI PENGLIHATAN

9.1.3.1.1. PemberlakuanAturan 4

Aturan-aturan dalam seksi ini berlaku dalam setiap kondisi penglihatan

9.1.3.1.2. Pengamatan Keliling

Aturan 5

Setiap kapal harus selalu mengadakan pengamatan keliling yang layak dengan penglihatan dan pendengaran maupun mempergunakan semua peralatan yang tersedia dalam keadaan-keadaan dan kondisi-kondisiyang ada, sehingga dapat memperhitungkan benar-benar terhadapsituasi dan bahaya tubrukan.

9.1.3.1.3. Kecapatan Aman

Aturan 6

Setiap kapal harus selalu bergerak dengan kecepatan aman, sehingga dapat mengambil tindakan yang layak dan efektif untuk menghindaritubrukanserta dapat diberhentikandalam jarak sesuai dengan kondisi dan keadaan yang ada. Dalam menentukan kecepatan aman, faktor-faktor berikut harusdiperhitungkan antara lain :a. Oleh semua kapal :

i. Keadaan penglihatan.ii. Kepadatan lalu lintas, termasuk pemusatan kapal-kapal ikan atau

kapal-kapal lain. iii. Kemampuan olah gerak khususnya yang berhubungan dengan

jarak henti dan kemampuan berputar dakam kondisi yang ada. iv. Pada malam hari adanya cahaya latar belakangmisalnya dari

penerangan di darat atau dari pantulan penerangannya sendiri.v. Keadaan angin, laut dan arus, dan bahaya navigasi yang ada

disekitarnya.vi. Sarat sehubungan dengan kedalaman air yang ada.

b. Sebagai tambahan, bagi kapal-kapal yang dilengkapi dengan radar yang bekerja dengan baik. i. Ciri-ciri, efisiensi dan keterbatasan pesawat radarii. Setiap pembatasan yang disebabkan oleh skala jarak yang

dipergunakan.

Page 412: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

381

iii. Pengaruh keadaan laut, cuaca dan sumber interferensi lain pada deteksi radar.

iv. Kemungkinan bahwa kapal-kapal kecil, es dan benda-bendaterapung lainnya tidak dapat dideteksioleh radar pada jarak yang cukup.

v. Jumlah, posisi dan pergerakan kapal-kapal yang dideteksi radar.vi. Berbagai penilaian penglihatan yang lebih pasti yang mungkin

didapat bila radar digunakan untuk menentukan jarak kapal-kapalatau benda-benda lain disekitarnya.

9.1.3.1.4. Bahaya Tubrukan

Aturan 7

a. Setiap kapal harus menggunakan semua peralatan yang tersediasesuai dengan keadan dan kondisi yang ada, untuk menentukan ada dan tidaknya bahaya tubrukan. Jika ada keragu-raguan, maka bahaya demikian itu harus dianggap ada

b. Pesawat radar harus digunakan setepat-tepatnya, jika ada dandioperasikan dengan baik termasuk penelitian jarak jauh untukmendapatkan peringatan awal dari bahaya tubrukan dan radarplotting atau pengamatan sistematis yang serupa atas benda-bendayang dideteksi

c. Perkiraan-perkiraan tidak boleh dibuat atas dasar keterangan yang kurang sesuai, terutama yang berkenaan dengan keterangan radar.

d. Dalam menentukan bahaya tubrukan diantaranya harusdipertimbangkan keadaan berikut ini :i. Bahaya demikian harus dianggap ada, jika baringan pedoman

kapal yang mendekat, tidak menunjukkan perubahan yang berarti.ii. Bahaya demikian itu kadang-kadang terjadi walaupun perubahan

baringan nyata, terutama bilamana mendekati sebuah kapal yang besar atau tundaan atau bilamana mendekati suatu kapal pada jarak dekat.

9.1.3.1.5. Tindakan Untuk Menghindari Tubrukan

Aturan 8

a. Setiap tindakan yang diambil untuk menghindari tubrukan jikakeadaan mengijinkan, harus tegas, dil;akukan pada waktu yang cukup dengan mengingat kecakapan pelaut yang baik

Page 413: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

382

b. Setiap perubahan haluan dan/atau kecepatan yang dilakukan untu menghindari tubrukan, jika keadaan mengijinkan harus cukup besar sehingga segera jelas bagi kapal lain yang mengamatinya secaravisual atau dengan radar, perubahan –perubahan kecil pada haluan dan/atau kecepatan secara beruntun harus dihindari.

c. Jika ruang gerak dilaut cukup, perubahan hakuan saja mungkintindakan yang paling tepat untuk menghindari situasi yang terlalu dekat, dengan ketentuan perubahan itu dilakukan pada saat yang tepat, nyata dan tidak menimbulkan situasi terlalu dekat dengan yanglain.

d. Tindakan yang lain untuk menghindari tubrukan dengan kapallainharus sedemikian rupa, sehingga menghasilkan pelewatan pada jarak yang aman.Ketepatan tindakan harus diperiksa dengan seksama, sampai kapal lain dilewati dan bebas.

e. Untuk menghindari tubrukan atau untuk memberikan waktu yang lebih banyak untuk menilai keadaan, jika perlu kapal mengurangikecepatan atau menghilangkan laju sama sekali denganmemberhentikan atau memundurkan alat penggeraknya

9.1.3.1.6. Alur Pelayaran Sempit

Aturan 9

a. Kapal yang berlayar mengikuti air pelayaran sempit atau alurpelayaran harus mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan batas luar alur pelayaran atau air pelayaran sempit yang beradadilambung kanannya, selama masih aman dan dapat dilaksanakan

b. Kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau kapal layar tidak boleh merintangi jalannya kapal lain yang dapat berlayar dengan aman di alur pelayaran atau air pelayaran sempit

c. Kapal yang sedang menangkap ikan tidak boleh merintangi jalannya setiap kapal lain yang sedang berlayar di alur pelayaran atau air pelayaran sempit.

d. Kapal tidak boleh memotong alur pelayaran atau air pelayaran sempit, jika merintangi jalannya kapal yang hanya dapat berlayar dengan aman dalam air pelayaran sempit atau alur pelayaran demikian itu

Page 414: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

383

e. (i) Didalam air pelayaran sempit atau alur pelayaran, penyusulan dapat dilaksanakan, hanya jika kapal yang disusul itu melakukan tindakan untuk memungkinkan penglewataan dengan aman, kapalyang bermaksud menyusul harus menyatakan maksudnyadengan membunyikan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (c). (i).

Kapal yang disusul, jika telah setuju harus memperdengarkanisyarat yang sesuai seperti diatur dalam aturan 34 (c). (ii). dan mengambil langkah untuk melakukan penglewatan aman. Jika ragu-ragu ia boleh memperdengarkan isyarat-isyarat sesuai yang diatur dalam aturan 34 (d)

(ii). Aturan ini tidak membebaskan kapal yang menyusul darikewajibannya yang diatur dalam aturan 13.

f. Kapal yang mendekati tikungan atau daerah air pelayaran atau alur pelayaran, dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang penglihatannya oleh rintangan, harus berlayar dengan penuh kewaspadaan dan hati-hati, serta memperdengarkan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (e).

g. Setiap kapal, jika keadaan mengijinkan, menghindari berlabuh jangkar didalam air pelayaran sempit.

9.1.3.2. Seksi 11SIKAP KAPAL DALAM KEADAAN SALING MELIHAT

9.1.3.2.1. Pemberlakuan

Aturan 11

Aturan-aturan dalam seksi ini berlaku bagi kapal-kapal dalam keadaan saling melihat

9.1.3.2.2. Kapal Layar

Aturan 12

a. Bilamana dua kapal layar saling mendekati, sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, satu diantaranya harus menghindari yang lainsebagai berikut :i. Bilamana masing-masing mendapat angin pada lambung yang

berlainan, maka kapal yang mendapat angin pada lambung kiri harus menghindari kapal yang lain.

ii. Bilamana keduanya mendapatkan angin dari lambung yang sama, maka kapal yang berada di atas angin harus menghindari kapal yang berada dibawah angin.

Page 415: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

384

iii. Jika kapal mendapat angin pada lambung kiri melihat kapalberada di atas angin dan tidak dapat memastikan apakah kapal lain itu mendapat angin dari lambung kiri atau kanannya, ia harus menghindari kapal yang lain itu.

b. Untuk mengartikan aturan ini, sisi di atas angin ialah sisi yangberlawanan dengan sisi dimana layar utama berada atau dalam hal kapal dengan layar persegi, sisi yang berlawanan dengan sisi dimana layar muka belakang yang terbesar di pasang.

9.1.3.2.3. Penyusulan

Aturan 13

a. Lepas dari apapun yang tercantum dalam aturan-aturan bagian B Seksi I dan II , setiap kapal yang menyusul kapal lain, harus menyimpangi kapal yang disusul.

b. Kapal dianggap sedang menyusul, bilamana mendekati kapal lain dari jurusan lebih dari 22,5 derajat di belakang arah melintang, ialahdalam kedudukan sedemikian sehingga terhadap kapal yangmenyusul itu, pada malam hari ia dapat melihat hanya penerangan buritan, tetapi tidak satupun penerangan-penerangan lambungnya.

c. Bilamana sebuah kapal ragu-ragu apakah ia sedang menyusul kapal lain, ia harus menganggap bahwa demikian halnya dan bertindak sesuai dengan itu.

d. Setiap perubahan baringan selanjutnya antara kedua kapal itu tidak akan mengakibatkan kapal yang sedang menyusul sebagai kapal yang menyilang, dalam pengertian Aturan-aturan ini ataumembebaskan dari kewajibannya untuk tetap bebas dari kapal yang sedang menyusul itu sampai akhirnya lewat dan bebas.

9.1.3.2.4. Situasi Berhadapan

Aturan 14

a. Bilamana dua buah kapal tenaga sedang bertemu dengan haluan berhadapan atau hampir berhadapan, sehingga mengakibatkanbahaya tubrukan, masing-masing kapal harus merubah haluannya ke kanan, sehingga saling berpapasan pada lambung kirinya.

b. Situasi demikian itu dianggap ada, bilamana sebuah kapal melihat kapal lain tepat atau hampir tepat di depannya dan pada malam hari ia dapat melihat penerangan tiang kapal lain segaris atau hampir

Page 416: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

385

segaris dan/atau kedua penerangan lambung dan pada siang hari dengan memperhatikan penyesuaian sudut pandangan dari kapal lain.

c. Bilamana sebuah kapal ragu-ragu, apakah situasi demikian itu ada, ia harus menganggap demikian halnya dan bertindak sesuai dengan keadaan itu.

9.1.3.2.5. Situasi Bersilangan

Aturan 15

Bilamana dua buah kapal tenaga bersilangan sedemikian rupa, sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, maka kapal yang disebelah kanannya terdapat kapal lain harus menyimpang dan jika keadaan mengijinkan menghindari memotong di depan kapal lain itu.

9.1.3.2.6. Tindakan Kapal Yang Minyilang

Aturan 16

Setiap kapal yang oleh Aturan-aturan ini diwajibkan menyimpangi kapal lain, sepanjang keadaan memungkinkan, harus mengambil tindakandengan segera dan nyata untuk dapat bebas dengan baik.

9.1.3.2.7. Tindakan Kapal Yang Bertahan

Aturan 17

a. (i) Apabila salah satu dari kedua kapal diharuskan menyimpang, maka kapal yang lain harus mempertahankan haluan dankecepatannya.

(ii) Bagaimanapun juga, kapal yang disebut terakhir ini bolehbertindak untuk menghindari tubrukan dengan olah geraknyasendiri, segera setelah jelas baginya, bahwa kapal yangdiwajibkan menyimpang itu tidak mengambil tindakan yang sesuai dalam memenuhi Aturan-aturan ini.

b. Bilamana oleh sebab apapun, kapal yang diwajibkanmempertahankan haluan dan kecepatannya mengetahui dirinyaberada terlalu dekat, sehingga tubrukan tidak dapat dihindari dengan tindakan oleh kapal yang menyimpang itu saja, ia harus mengambil tindakan sedemikian rupa, sehingga merupakan bantuan yangsebaik-bauknya untuk menghindari tubrukan.

Page 417: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

386

c. Kapal tenaga yang bertindak dalam situasi bersilangan sesuai dengan sub paragraf (a).(ii) Aturan ini, untuk menghindari tubrukan dengan kapal tenaga yang lain, jika keadaan mengijinkan, tidak bolehmerubah haluan ke kiri untuk kapal yang berada di lambung kirinya.

d. Aturan ini tidak membebaskan kapal yang menyimpang darikewajibannya untuk menghindari jalannya kapal lain.

9.1.3.2.8. Tanggung Jawab Diantara Kapal-Kapal

Aturan 18

Kecuali dalam Aturan-aturan 9, 10 dan 13 disyaratkan lain :

a. Kapal tenaga yang sedang berlayar harus menghindari jalannya :i. Kapal yang tidak dapat dikendalikanii. Kapal yang terbatas kemampuan Olah Geraknyaiii. Kapal yang sedang menangkap ikaniv. Kapal layar

b. Kapal layar yang sedang berlayar harus menghindari jalannya :i. Kapal yang tidak dapat dikendalikanii. Kapal yang terbatas kemampuan Olah Geraknyaiii. Kapal yang sedang menangkap ikan

c. Kapal yang sedang menangkap ikan sedang berlayar, sedapatmungkin harus menghindari jalannya :i. Kapal yang tidak dapat dikendalikanii. Kapal yang terbatas kemampuan Olah Geraknya

d. (i) Setiap kapal, selain kapal yang tidak dapat dikendalikan atau kapal yang terbatas kemampuan Olah Geraknya, jika keadaan mengijinkan, harus menghindari merintangi pelayaran aman dari kapal yang terkekang oleh saratnya yang sedangmemperlihatkan isyarat-isyarat di Aturan 28.

e. (ii) Pesawat terbang laut di air, pada umumnya harusmembebaskan diri dari semua kapal, dan menghindari untuk merintangi pelayaran mereka. Bagaimanapun juga dalamkeadaan bilamana terjadi bahaya tubrukan, ia harus memenuhi Aturan-aturan dalam bagian ini

Page 418: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

387

9.1.3.2.9. Perlengkapan Bagi Isyarat-isyarat Bunyi

Aturan 33

a. Kapal yang panjangnya 12 meter atau lebih, harus dilengkapi dengan suling dan genta. Dikapal yang panjangnya 100 meter atau lebih sebagai tambahan harus dilengkapi dengan gong yang nada dan bunyinya tidak dapat menimbulkan kekeliruan dengan genta.

Suling, genta dan gong karus memenuhi perincian-perincian dalam ketentuan Tambahan III peraturan ini. Genta atau gong atau kedua-duanya boleh diganti dengan alat lain yang menghasilkan bunyi yang ciri-cirinya sama dengan ketentuan bahwa alat tersebut harus selalu mungkin dibunyikan dengan tangan.

b. Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter tidak diwajibkanmemasang alat-alat isyarat bunyi yang diatur dalam paragraf (a) dari Aturan ini, tetapi jika tidak ia harus dilengkapi dengan alat lain yang menghasilkan bunyi yang efisien.

9.1.3.2.10. Isyarat-isyarat Olah Gerak dan Isyarat-isyarat Peringatan

Aturan 34

a. Bilamana kapal-kapal dalam keadaan saling melihat, kapal tenaga sedang berlayar, bilamana berolah gerak sebagaimana diperbolehkan atau diwajibkan oleh Aturan-aturan ini, harus menunjukan OlahGeraknya dengan isyarat-isyarat pada suling sebagai berikut :- Satu tiup pendek berarti “saya sedang merubah haluan saya

ke kanan“- Dua tiup pendek berarti “saya sedang merubah haluan saya

ke kiri“- Tiga tiup pendek berarti “ saya sedang menggerakan mesin

mundur “

b. Setiap kapal boleh menambah isyarat suling yang diatur dalamparagraf (a) Aturan ini dengan isyarat-isyarat cahaya, berulang-ulangseperlunya, sementara Olah gerak itu dilaksanakan :

c.i. isyarat-isyarat cahaya ini mempunyai pengertian sebagai berikut :

- Satu Cerlang berarti“saya sudah merubah haluan saya kekanan”

- Dua Cerlang berarti “ saya sudah merubah haluan saya kekiri “

- Tiga Cerlang berarti “saya sedang menggerakkan mesin mundur “

Page 419: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

388

ii. Lamanya waktu setiap cerlang kira-kira satu detik, selang waktu antara cerlang-cerlang itu kira-kira satu detik dan selang waktu antara isyarat-isyarat yang berurutan tidak lebih dari sepuluhdetik.

iii. Penerangan yang digunakan untuk isyarat ini, jika dipasang harus berupa penerangan putih keliling, dapat kelihatan pada jarakpaling sedikit 5 mil dan memenuhi ketentuan-ketentuan dariketentuan tambahan dari peraturan ini.

d. Bilamana saling melihat dalam perairan sempit atau alur pelayaran :i. Kapal yang bermaksud menyusul kapal lain, dalam memenuhi

aturan 9 (e).(i), harus menunjukkan maksudnya dengan isyarat berikut dengan suling ;

ii.- Dua tiup panjang diikuti dengan satu tiup pendek berarti “

saya bermaksud menyusul melewati lambung kanan anda “.

- Dua tiup panjang diikuti dua tiup pendek berarti “ saya bermaksud menyusul melewati lambung kiri anda “.

iii. Kapa l yang akan disusul bilaman bertinda sesuai dengan aturan 9 (e).(i), harus menunjukkan persetujuannya dengan isyaratberikut ini dengan suling ;- Satu tiup panjang, satu tiup pendek, satu tiup panjang,

satu tiup pendek, menurut keperluan itu.

e. Bilamana kapal saling melihat sedang mendekati satu sama lain, dan oleh alasan apapun, salah satu kapal tidak mengerti maksud atau tindakan kapal lain, atau ragu-ragu apakah tindakan yangdilaksanakan kapal lain cukup untuk menghindari tubrukan, kapal yang ragu-ragu itu harus segera menunjukkan keragu-raguannyadengan memberikan isyarat sekurang-kurangnya lima tiup pendekdan cepat dengan suling. Isyarat demikian dapat ditambah dengan isyarat cahaya yang terdiri dari lima cerlang pendek dan cepat.

f. Kapal yang sedang mendekati tikungan atau daerah alur pelayaran atau air pelayaran sempit, dimana kapal-kapal lain terhalang oleh rintangan, harus membunyikan satu tiup panjang.

Isyarat demikian harus dijawab dengan tiup panjang oleh setiap kapal yang sedang mendekati yang mungkin berada pada jarakpendengaran disekitar tikungan atau dibelakang rintangan.

Page 420: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

389

g. Jika suling kapal dipasang dengan jarak antara lebih dari 100 meter, maka hanya satu suling saja yang dipergunakan untuk memberikan isyarat olah gerak dan isyarat peringatan.

9.2. Menerapkan Prosedur Darurat

Kecelakaan dapat terjadi pada kapal-kapal baik dalam pelayaran, sedang berlabuh atau sedang melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan/terminal meskipun sudah dilakukan usaha/upaya yang kuat untukmenghindarinya.

Manajemen harus memperhatikan ketentuan yang diatur dalam, Healtand Safety Work Act, 1974 untuk melindungi pelaut/pelayar danmencegah resiko-resiko dalam melakukan suatu aktivitas diatas kapal terutama menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalamkeadaan normal maupun darurat.

Suatu keadaan darurat biasanya terjadi sebagai akibat tidak bekerjanormalnya suatu sistim secara prosedural ataupun karena gangguan alam.

Prosedur adalah suatu tata cara atau pedoman kerja yang harus diikuti dalam melaksanakan suatu kegiatan agar mendapat hasil yang baik.

Keadaan darurat adalah keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan manusia, harta benda, maupoun lingkungan.

Jadi Prosedur Keadaan Darurat adalah tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar.

Menggunakan peralatan keselamatan kerja di atas kapal sangatdibutuhkan agar segala sesuatu kecelakaan tidak banyak korbannya, dan setiap orang yang bekerja mengalami kondisi yang aman kalau terjadi kecelakaan prosentasenya sangat rendah. Peralatan keselamatan kerja itu antara lain :

• Masker dipakai untuk meghindari bau tdk sedap, bahkan pada kondisi kebakaran yang mengeluarkan asap masker dibutuhkan

• Baju tahan api, tahan hujan dan panas sinar matahari, • Sarung tangan, sepatu• Cutter dlsb.

Page 421: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

390

9.2.1. Jenis-jenis Keadaan Darurat

Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan dayadorong pada kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu, akan mengalami berbagai problematik yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti cuaca, keadaan alur pelayaran, manusia, kapal dan lain-lain yang belum dapat diduga oleh kemampuan manusia dan akhirnya menimbulkan gangguan pelayaran dari kapal

Gangguan pelayaran pada dasarnya dapat berupa gangguan yang dapat langsung diatasi, bahkan perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang mengakibatkan Nakhoda dan seluruh anak buah kapal harus terlibat baik untuk mengatasi gangguan tersebut serta harus meninggalkan kapal

Keadaan gangguan pelayaran tersebut sesuai situasi dapatdikelompokan menjadi keadaan darurat yang didasarkan pada jeniskejadian itu sendiri, sehingga keadaan darurat ini dapat disusun sebagai berikut :

a. Tubrukanb. Kebakaran/ledakanc. Kandasd. Kebocoran/tenggelame. Orang jatuh ke laut f. Pencemaran

Keadaan darurat di kapal dapat merugikan Nakhoda dan anak buah kapal serta pemilik kapal maupun lingkungan laut bahkan juga dapat menyebabkan terganggunya ekosistem dasar laut, sehingga perlu untuk memahami kondisi keadaan darurat itu sebaik mungkin guna memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat agar situasi tersebut dapat diatasi oleh Nakhoda dan anak buah kapal meupun kerja sama dengan pihak yang terkait.

9.2.1.1. Tubrukan

Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga maupun dengan benda tertentu akan mungkin terdapat stuasi kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan minyak kelaut (kapal tangki), pencemaran dan kebakaran.

Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan antara lain :

1. Bunyikan sirine bahaya (Emergency alarm sounded)

Page 422: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

391

2. Menggerakan kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan

3. Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup4. Lampu-lampu deck dinyalakan5. Nakhoda diberi tahu6. Kamar mesin diberi tahu7. VHF dipindah ke chanel 168. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan di stasiun darurat9. Posisi kapal tersedia di ruangan radio dan diperbarui bila ada

perubahan10. Setelah tubrukan got-got dan tangki-tangki di ukur.

9.2.1.2. Kebakaran/Ledakan

Kebakaran di kapal dapat terjadi dibergai lokasi yang rawan terhadap kebakaran, misalnya di kamar mesin, ruang muatan, gudangpenyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dan tempat akomodasi Nakhoda dan anak buah kapal.

Sedangkan ledakan dapat terjadi karena kebakaran atau sebaliknyakebakaran terjadi karena ledakan, yang pasti kedua-duanya dapatmenimbulkan situasi daruirat serta perlu untuk diatasi.

Keadaan darurat pada situasi kebakaran dan ledakan tentu sangatberbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan, sebab pada situasi yang demikian terdapat kondisi yang panas dan ruang gerak terbatas dan kadang-kadang kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi keadaan maupun peralatan yang digunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah.

Apabila terjadi kebakaran di atas kapal maka setiap orang di atas kapal yang pertama kali melihat adanya kebakaran wajib melaporkan kejadian tersebut pada mualim jaga di anjungan.

Mualim jaga akan terus memantau perkembangan upaya pemadaman kebakaran dan apabila kebakaran tersebut tidak dapat diatasi dengan alat pemadam portable dan dipandang perlu untuk menggunakanperalatan pemadam kebakaran tetap serta membutuhkan peran seluruh anak buah kapal, maka atas perintah Nakhoda isyarat kebakaran wajib dibunyikan dengan alarm atau bel satu pendek dan satu panjang secara terus menerus.

Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan antara lain :

1. Sirine bahaya dibunyikan (internal dan eksternal)

Page 423: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

392

2. Regu-regu pemadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran

3. Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air ditutup

4. Lampu-lampu deck dinyalakan5. Nakhoda diberi tahu6. Kamar mesin diberi tahu7. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada

perubahan

9.2.1.3. K a n d a s

Kapal kandas pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap dicerobong mendadak menghitam,badan kapal bergerak dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.

Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangattergantung pada permukaan dasar laut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut.

Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi, sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran.

Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat tarjadi perubahan posisi kapal.

Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifatsementara tergantung pada posisi permukaan dasar laut atau sungai, ataupun cara mengatasinya sehingga keadaan darurat seperti ini akan membuat situasi di lingkungan kapal akan menjadi rumit. Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan antara lain :

1. Stop mesin2. Bunyikan sirine bahaya3. Pintu-pintu kedap air ditutup 4. Nakhoda diberi tahu 5. Kamar mesin diberi tahu6. VHF di pindahkan ke chanel 167. Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan8. Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan

Page 424: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

393

9. Lampu deck dinyalakan10. Got-got dan tangki-tangki diukur/sounding11. Kedalaman laut disekitar kapal diukur12. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada

perubahan

9.2.1.4. Kebocoran / Tenggelam

Kebocoran pada kapal dapat terjadi karena kapal kandas, tetapi dapat juga terjadi karena tubrukan maupun kebakaran serta kulit pelat kapal kerena korosi, sehingga kalau tidak segera diatasi kapal akan segera tenggelam.

Air yang masuk dengan cepat sementara kemampuan mengatasikebocoran terbatas, bahkan kapal menjadi miring membuat situasi sulit diatasi.

Keadaan darurat ini akan menjadi rumit apabila pengambilan keputusandan pelaksanaannya tidak didukung sepenuhnya oleh seluruh anak buah kapal, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan.Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan antara lain :

1. Bunyikan sirine bahaya (internal dan eksternal)2. Siap-siap dalam keadaan darurat3. Pintu-pintu kedap air ditutup 4. Nakhoda diberi tahu 5. Kamar mesin diberi tahu 6. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada7. Berkumpul di sekoci / rakit penolong (meninggalkan kapal)

dengan dengarkan sirine tanda berkumpul untuk meninggalkan kapal, misalnya kapal akan tenggelam yang dibunyikan atasperintah Nakhoda

8. Awak kapal berkumpul di deck sekoci (tempat yang sudahditentukan dalam sijil darurat)

9.2.1.5. Orang Jatuh ke Laut

Orang jatuh kelaut merupakan salah satu bentuk kecelakaan yangmembuat situasi menjadi darurat dalam upaya melakukan penyelamatan. Pertolongan yang diberikan tidak mudah dilakukan karena akan sangat tergantung pada keadaan cuaca saat itu serta kemampuan yang akan memberi pertolongan, maupun fasilitas yang tersedia.

Dalam pelayaran sebuah kapal dapat saja terjadi orang jatuh kelaut, bila seorang awak kapal melihat orang jatuh kelaut, maka tindakan yang

Page 425: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

394

harus dilakukan adalah berteriak “Orang Jatuh ke Laut” dan segera melapor ke Mualim Jaga.

Tata cara khusus dalam prosedur Keadaan Darurat yang harus dilakukan antara lain :

1. Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap sedekat orang yang jatuh

2. Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling

3. Posisi dan letak pelampung diamati4. Mengatur gerak tubuh menolong (bila tempat untuk mengatur gerak

cukup disarankan menggunakan metode “ WILLIAMSON TURN “5. Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetap

terlihat6. Bunyikan 3 (tiga) suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan7. Regu penolong siap di sekoci8. Nakhoda diberi tahu 9. Kamar mesin diberi tahu 10. Letak atau posisi kapal relatif terhadap orang yang jatuh di plot11. Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada

perubahan

9.3. Menggunakan Alat Pemadam Kebakaran

Kalau diperhatikan api yang besar itu sebenarnya berasal dari api yang kecil, kemudian karena tidak terkendalikan akan menjadi besar danmelalap apa saja yang ada disekitarnya. Untuk kepentingan ataukegiatan tertentu api yang kecil sengaja diperbesar seperti pada kegiatan pembakaran biji besi, pembakaran genteng/batu bara dan lainsebagainya.

Jadi kebakaran itu adalah nyala api yang tidak dapat dikendalikan yang akan membahayakan keselamatan jiwa dan harta benda.

Mencegah bahaya kebakaran akan lebih baik dari pada mengatasi atau memadamkan kebakaran. Pada setiap kejadian kebakaran tindakan awal atau sedini mungkin adalah sangat menentukan, karena pada saat itu api masih kecil dan mudah dikendalikan.

Tindakan awal ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat, karenaketerlambatan atau kesalahan bertindak dapat mengakibatkan kegagalan fatal. Untuk dapat bertindak dengan cepat dan tepat diperlukanpengetahuan tentang cara-cara pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran yang memadai

Page 426: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

395

9.3.1.Sebab-sebab terjadinya kebakaran dapat dibagi menjadi 3faktor :

1. Bahan yang mudah terbakar - Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil, bensin, minyak,

acetelin dll),

2. Panas ( Suhu ) - Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,

(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panasenergi mekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara)

3. Oksigen ( O2 )- Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup.Kandungan (kadar) O2

ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigenmaka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadaroksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %, maka udara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.

Dari ketiga faktor tersebut saling mengikat dengan kondisi yang cukup tersedia. Ketiga faktor tersebut digambarkan dalam bentuk hubungan segitiga kebakaran sebagai berikut :

Gambar. 9.1. Segitiga Kebakaran

Perlu diperhatikan apabila salah satu dari sisi dari segita tersebut diatas tidak ada, maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaran yang terjadi dapat dipadamkan dengan tiga cara yaitu :

a. Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran,b. Menghilangkan zat asamc. Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar

Page 427: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

396

9.3.2. Jenis dan Macam Alat Pemadam Kebakaran

Berdasarkan bahan yang terbakar maka api dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat2. Api kelas B, yang terbakar bahan cair/gas3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan arus listrik4. Api kelas D, bahan yang terbakar logam

Klasifikasi jenis kebakaran terbuit diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya kelas A, B, C.

9.3.3. Cara Pemadaman KebakaranTerdapat 3 (tiga) cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran :

9.3.3.1.Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar

9.3.3.2.Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan jalanmenyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.

9.3.3.3.Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakarandengan mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-bendayang terbakar.

9.3.4. Bahan Pemadam KebakaranBahan peadam kebakaran yang banyak dijumpai dan dipakaipada saat ini antara lain :1. Bahan pemadam Air2. Bahan pemadam Busa (Foam)3. Bahan pemadam Gas CO2

4. Bahan pemadam powder kering (Dry chemical)5. Bahan pemadam Gas Halon (BCF)

9.3.4.1. Bahan pemadam Air

- Bahan pemadam air mudah didapat, harga murah, dapat digunakan dalam jumlah yang tak terbatas bahkan tidak perlu beli/gratis.

- Air disamping menurunkan panas/suhu (mendinginkan) dapat pula menahan/menolak dan mengusir masuknya oksigen apabiladikabutkan.

Page 428: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

397

- Pada saat ini bahan pemadam kebakaran air banyak digunakandengan sistim/bentuk kabut (Fog), karena mempunyai beberapakelebihan jika dibandingkan dengan pancaran air antara lain :

a. Mempunyai kemampuan menyerap panas (pendingainan ) lebih besar. 1 liter air yang dipancarkan dapat menyerap panas 30 kcal, sedangkan bila dikabutkan 1 liter air dapat menjadi uap sebanyak 1.600 lt dan akan menyerap panas sampai 300 kcal.

b. Peyemprotan nozzel lebih mudah dikendalikan, dengan mengatur nozzel pancaran dapat dikendalikan bahkan sistim kabut (fog)

c. Menghasilkanudara segar d. Dapat digunakan pada kebakaran minyak (Zat cair)

Keuntungan dan kerugian bahan air :Keuntungan: 1. sebagai media pendingin yang baik

2. mudah didapat dan besar jumlahnya3. biaya eksploitasi rendah

Kerugian : 1. menghantar listrik2. dikapal dapat mengganggu keseimbangan

(stabilitas)3. dapat merusak barang-barang berharga tertentu

seperti alat-alat elektronik4. menambah panas apabila terkena karbit kopra

mentah, atau bahan-bahan kimia tertentu

9.3.4.2. Bahan pemadam Busa (Foam)

- Bahan pemadam busa efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak, solar dan cairnya), untuk memadamkan kebakaran benda padat (Kelas A) kurang baik

- Seperti diketahui bahwa pemadam kebakaran dengan bahan busa adalah dengan cara isolasi yaitu mencegah masuknya udara dalam proses kebakaran (api), dengan menutup/menyelimuti permukaanbenda yang terbakar sehingga api tidak mengalir.

Menurut proses pembuatannya terdapat dua jenis busa yaitu :a. Busa kimia ( Chemis )b. Busa mekanis

- Busa kurang sesuai untuk disemprotkan pada permukaan cairan yang mudah bercampur dengan air (Alkohol, spirtus) karena busa mudah larut dalam air

Page 429: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

398

9.3.4.3. Bahan pemadam Gas CO2

- Bahan pemadam kebakaran CO2 atau karbon dioksida berupagasdan dapat digunakan untuk memadamkan segala jenis kebakaran terutama kelas C. Dengan menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi prosentase oksigen (O2) yang ada diudara sampai 12 % - 15 %

- Gas CO2 ini lebih berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.

9.3.4.4. Bahan pemadaman Tepung (powder) kimia kering (drychemical)

- Dry chemical dapat digunakan untuk semua jenis kebakaran, - Tidak berbahaya bagi manusia / binatang karena tidak beracun,- Bahan dry chemical disebut sebagai bahan pemadam kebakaran

yang berfungsi ganda (multi purpose extinguisher),- Tidak menghantar listrik,- Powder berfungsi mengikat oksigen (isolasi) dan juga dapat mengikat

gas-gas lain yang membahayakan,- Dapat menurunkan suhu,- Mudah dibersihkan dan tidak merusak alat-alat,

Cara penggunaanya dry chemical hampir sama dengan gas CO2 yaitu sebagai berikut :

1. Pertama harus diperhatikan adanya/arah angin, jika angin bertiup terlalu kuat maka penggunaa dry chemical ini tidak efisien,

2. Arahkan pancaran pemotong nyala api dan usahakan dapatterbentuk semacam awan/asap untuk menutup nyala api tersebut

9.3.5. Alat Pemadam KebakaranAgar penggunaan bahan-bahan pemadam kebakaran benar-benarmencapai sasaran dengan tepat, cepat, aman dan ekonomis, maka perlu diciptakan berbagai macam-macam peralatan pemadam kebakaran baik yang berupa instalasi maupun tabung-tabung dalam berbagai ukuran

9.3.5.1. Instalasi Pemadam KebakaranInstalasi ini dipasang pada bangunan atau ruangan-ruangan tertentuseperti di Hotel-hotel besar, perkantoran, gudang, pabrik juga pada kapal-kapal

9.3.5.1.1. Instalasi pompa pemadam kebakaran tetapBahan pemadam yang digunakan adalah air yang diisap dengan pompa dari laut, sungai, sumur, kolam maupun tangki air, dialirkan melalui pipa serta menyemprotkan melalui selang dan pipa penyemprot (Nozzle)

Page 430: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

399

Gambar. 9.2. Instalasi pompa pemadam kebakaran

9.3.5.1.2. Pipa Penyemprot ( Nozzle )

Pipa penyemprot pada saat ini ada 2 macam yaitu yang pertama disebut nozzle tunggal, sedangkan macam yang lain disebut nozzle serba guna (all purpose nozzle) dapat berfungsi untuk memancarkan danmengabutkan air serta dapa menahan keluarnya air (lihat gambardibawah ini).

Gambar. 9.3.a. Pipa Penyemprot (Nozzle)

Page 431: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

400

Gambar. 9.3.b. Prosedur penyemprotan

9.3.6. Instalasi CO2

Bahan pemadam kebakaran gas CO2 adalah bahan pemadam yangsangat efektif untuk memadamkan api kelas C, namun dapat jugadigunakan untuk kelas A maupun kelas B

9.3.6.1. Portable Fire Extinguisher( Alat-alat pemadam kebakaran jinjingan )Syarat-syarat :- Isi yang dapat dijinjing antara 9 liter (2 galon) sampai dengan 13,5

liter( 3 galon ) dan warnanya harus merah,- Diperiksa/diuji secara teratur - Dipergunakan pada ruangan tertentu dan ditempatkan pada ruangan

itu

Ketentuan-ketentuan :1. Larutannya tak boleh mengendap atau menjadi kristal atau cepat

beku2. Dilarang merusak tabung atau alat-alat lain3. Terpasang petunjuk cara pemakaiannya pada setiap alat pemadam

kebakaran4. Bahan isinya mudah didapat dengan harga yang murah5. Botol/Tabung harus tahan tekanan dalam

Page 432: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

401

9.3.6.1.1. Botol pemadam Kebakaran Acid

Alat ini dinamakan pemadam kebakaran basah, karena pada saatdisemprotkan yang keluar adalah air, dengan demikian cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran type C.

Gambar. 9.4.Botol pemadam kebakaran Cara pemadaman denganSoda Acid botol pemadaman Soda

Acid pada kebakaran A

9.3.6.1.2. Botol pemadam Kebakaran Busa ( foam)

Alat Botol pemadam kebakaran ini dapat menghasilkan busa pemadam sebanyak kurang lebih 10 x dari isi botol api tersebut dan disertai gas dengan tekanan, sehingga busa dapat dipancarkan keluar melalui nozzlepada waktu memadamkan kebakaran. Lihat gambar isi dari botolkabakaran busa (foam) dibawah ini.

Page 433: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

402

Gambar. 9.5. Botol Pemadam Kebakaran Busa (Foam)

9.3.6.1.3. Botol Pemadam Kebakaran gas asam arang

Alat ini terdiri dari botol baja yang kuat tahan tekanan, berisi zat asam arang (CO2) dengan tekanan tinggi (kurang lebih 150 atm). Jika gas asam arang keluar dari tabung melalui corong sebagian dari zat asam arang membeku (salju) dengan cepat sekali sehingga suhunya akan turun sampai – 700C. Berat zat asam arang (CO2) pada alat ini + 7 kg. Biasanya pada botol tercantum ketentuan berat pada saat kosong dan berat pada saat isi penuh.

Page 434: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

403

Cara pemakaiannya :- Terlebih dahulu cabut pen pengunci kemudian tekanlah hendel

kebawah,- Keluarlah CO2 melalui pipa penyalur dan corong berupa salju

diarahkan ketempat kebakaran,- Jika hendak ditutup lagi lepaskanlah handelnya dan dengan

sendirinya gaya dari pegas (per) menekan katup maka tertutuplah katup penutupnya

Gambar. 9.6. Pemadam Kebakaran Gas Asam Arang

Page 435: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

404

9.3.6.1.4. Botol pemadam kebakaran powder kering (dry chemical)

- Alat ini terdiri dari botol baja yang kuat dan berisi powder kimiapemadam (dry chemical) / CO2 dengan tekanan tinggi.

- Bila alat penutup botol gas CO2 dibuka maka gas itu dengan tekanan yang kuat mengalir masuk kedalam botol yang berisi powder,

- Kemudian menekan powder dan keluar disemprotkan kearah tempat kebakaran.

Gambar dibawah ini adalah Botol pemadam kebakaran dry chemical dan cara penggunaanya.

Gambar. 9.7. Pemadam Kebakaran Dry Chemical

9.3.6.1.5. Botol Pemadam Kebakaran B.C.F

BCF (Bromocloro Difluormethane) adalah salah satu jenis dari gas Halon (Halon 1211). Prinsip pemadamannya adalah sama dengan gas CO2 atau dry chemical, yaitu dengan cara mengisolasi kebakaran. Dan paling baik untuk memadamkan kebakaran dialat-alat permesinan/lstrik

Bahan BCF adalah gas Halon yang tidak berbahaya, tidak merupakan peralatan dan tidak mengalirkan listrik.

Page 436: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

405

Perhatian :Pada setiap penggunaan alat-alat pemaadam kebakaran harusdiperhatikan :1. Petunjuk pemakaiannya,2. Klasifikasi kebakaran yang cocok dengan alat pemadam tersebut

Gambar. 9.8. Pemadam Kebakaran B C F

Menggunakan alat-alat pelindung pernapasan dan baju tahan apiAlat-alat ini digunakan terutama pada kebakaran yang terjadi di kapal-kapal, gedung, ruangan-ruangan dimana pemadam banyak menghadapi asap dan berbagai macam gas yang tidak dikenal, kurangnya prosentase oksigen yang dapat membahayakan sehingga perlu menggunakan alat-alat yang menjaga pernapasan. Alat ini diperlukan latihan dalam cara menggunakannya. Macam dan jenis alat bantu pernapasan yangdigunakan sesuai situasi dan kondisi tempat terjadinya kebakaran antara lain :1. Alat bantu pelindung pernapasan penyaring (Filter masker)

Terdiri dari topeng yang dihubungkan dengan alat penyaring udara (filter). Tabung alat penyaring berisikan arang yang diaktifkan yang dapat mengikat gas-gas racun, dan menahan asap masuk dengan konsentrasi yang kecil.

Page 437: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

406

Fireman’s outfit (perlengkapan juru pemadam kebakaran) itu terdiri dari :

• Helm• Breathing apparatus• Baju tahan api• Sarung tangan

2. Alat bantu pelindung pernapasan pompa udara (fresh air breathing apparatus)Alat ini banyak dipakai di kapal karena dapat dipergunakan dengan mudah dan dalam waktu yang lama sekali. Dengan pompa udara isap tekan, yang ditempatkan di udara terbuka ( di luar ruangan) udara di tekan melalui selang penghubung kedalam masker (topeng) sampai terdapat kelebihan tekanan udara di dalam topeng tersebut.

Kemudian kelebihan tekanan itu dialirkan keluar melalui lobangpengeluaran bagian bawah topeng. Dengan demikian didalam topeng selalu mengalir udara bersih yang digunakan untuk pernapasan,sehingga tidak tergantung udara di sekitarnya.

Akan tetapi dengan alat ini pemakai kurang dapat bergerak bebas dan jauh, karena terikat oleh selang penghubungnya

3. Alat bantu pelindung pernapasan dengan tabung gasPeralatan ini termasuk peralatan yang modern, peralatannya cukup rumit namun kemampuannya cukup besar. Selain digunakan untuk tugas-tugas pemadaman alat ini banyak dipakai pada tugas-tugaspenyelamatan di bawah air. Terdapat 3 macam alat bantu pelindung pernapasan dengan gas yaitu :1. Dengan tabung gas yang berisi udara murni2. Dengan tabung gas yang berisi Oksigen (O2)3. Kombinasi antara Oksigen dan udara

9.3.7. Sijil Kebakaran

Sijil kebakaran adalah suatu daftar yang berisi tugas masing-masingindividu dikapal, apabila terjadi kebakaran. Pemadaman kebakarandikapal harus dilaksanakan secara kerja sama (Team work), maka untuk dapat dilaksanakan dengan baik harus dilakukan latihan kebakaransecara rutin. membiasakan dan membuat awak kapal menjadiprofesional, tangguh dan sigap dalam melaksanakan tugasnya masing-masing diatas kapal dalam mengatasi situasi kebakaran.

Page 438: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

407

9.4. Menggunakan Peralatan Penolong

9.4.1. Jenis dan Fungsi Alat Penolong

Tujuan utama dari keselamatan hidup dilaut adalah :1. Melindungi kehidupan manusia atau orang dari cedera akibat

kecelakaan yang terjadi

2. Menjaga keselamatan kapal, barang danpenumpang yang berada di atas kapal

3. Melindungi lingkungan hidup dari kerusakan dan pencemaran,gunatercapainya tujuan tersebut telah dilakukan berbagai usaha agarkepada personil yang terlibat khususnya para pelaut dapatmemahami dan terampil dalam menjalankan tudas-tugasnya,termasuk pengenalan dan paham cara mengoperasikanperalatan/sarana yang ada.

Keamanan dankeselamatan kapal, muatan dan penumpang bukan saja terletak pada modernisasi kapal atau kecanggihan dari peralatan yang dimilikinya, melainkan banyak tergantung pada manusiapelaksananya, terutama pelaut.

Ada beberapa peralatan penolong yang dipergunakan diatas kapal dan cara penggunaannya antara lain :

1. Sekoci penolong (life boat)

Sekoci penolong adalah sebuah sekoci yang dibangun dan dilengkapi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku termasuk jumlahpenumpang yang boleh diangkut diatasnya, terdapat sekoci penolong dayung, mekanis dan motor

2. Rakit Penolong (life raft)

Terdapat “ rigid life raft “ (rakit tetap) dan “ inflatable life raft “ atau rakit-rakit yang dapat ditiup baik di air maupun ditempatpenyimpannya

3. Pelampung Penolong (life buoy)

Pelampung ini dipergunakan untuk mengapungkan korban yang jatuh di laut, sebelum dilakukan pertolongan lebih lanjut.

Dapat dilengkapi dengan lampu menyala otomatis (self igniting lights),alat yang dapat menghasilkan asap berwarna jingga (orange smoke) dan tali penghantar sepanjang ± 30 meter

Page 439: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

408

4. Baju Penolong (life jacket)

Digunakan untuk mengapungkan orang selama berada diair

5. Peralatan Apung (buoyant apparatus)

Peralatan yang dibangun sedemikian rupa kuatnya sehingga tidak mengalami kerusakan pada waktu dijatuhkan dari tempatpenyimpanan di atas kapal dan dapat terapung bebas dari kapal

6. Peralatan Pelempar Tali (line throwing apparatus)

Peralatan yang dapat melemparkan tali sejauh paling sedikit 230 meter (250 yards) dalam cuaca baik (calm weather)

7. Alat Isyarat Bahaya (distress signal)

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh alat-alat penolong ( sekoci penolong, rakit penolong, peralatan apung ) yang setiap saat harus siap digunakan dalam keadaan darurat antara lain :

a. Dapat diturunkan ke air dan dilayani dengan aman dan cepat,sekalipun kapal dalam keadaan trim tidak menguntungkan dan miring 150

b. Embarkasi penumpang di atas sekoci penolong dan rakitpenolong harus dapat dilakukan dengan cepat dan tertib

c. Peralatan yang digunakan untuk menempatkan dan penurunan sekoci penolong, rakit penolong serta peralatan apung harussedemikian rupa sehingga satu sama lain tidak salingmenghalangi dalam pengoperasiannya.

9.4.2. Sekoci Penolong

Sekoci penolong adalah sekoci yang terbuka dengan lambung tetap dan didalamnya terdapat daya apung cadangan (kotak udara). Bentuk muka belakang sekoci penolong pada umumnya lancip yang disebut “ whaleboat “ dan dasarnya rata (flat bottom) sehingga mudah meluncur maju maupun mundur mempunyai cukup keseimbangan dan lambung timbul yang cukup besar.

Page 440: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

409

9.4.2.1. Bagian-bagian sekoci penolong

9.4.2.1.1. Lunas (keel)Lunas ini merupakan bagian utama dari sekoci penolong sebagaikekuatan kearah membujurnya dan tempatnya dipasangnya gading(rangka) sekoci. Pada sekoci kayu lunas ini terbuat dari balok kayu yang baik mutunya, bagian ujungnya dihubungkan dengan linggi muka dan linggi belakang dengan kayu penyiku yang diikat/dikencangkan memakai baut-baut yang kuat.

9.4.2.1.2. LinggiPada bagian depan disebut linggi depan (stern), yangdiperkuat dengan plat besi sedangkan pada linggi belakang (stern post) ditempatkan alat penggantung daun kemudi (gudgeon)

9.4.2.1.3. Gading (frame)Gading ini merupakan kerangka dari sekoci, dipasang simetris kiri dan kanan pada lunas dan akan memberikan bentuk dari sekoci sesuai yang dikehendaki. Pada kerangka inilah lajur-lajur atau kulit sekoci dilekatkan.

9.4.2.1.4. Kulit (shell)Pada sekoci penolong logam, kulit ini terdiri dari plat-plat logam(besi,aluminium) yang dihubungkan satu dengan lainnya dan diikat pada bagian-bagian sekoci yang lain, (misalnya lunas, linggi dan gading)memakai las atau kelingan. Kulit pada sekoci plastik terdiri dari lembaran plastik dari bahan fibre glass, sedangkan pada sekoci kayu terdiri dari papan/lajur kayu

9.4.2.1.5. Peralatan dan perlengkapan pada sekoci penolongAgar sekoci penolong dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka disamping membangunnya diperlukan ketelitian dan persyaratan yang memadai, masih diperlukan pula peralatan dan perlengkapan yang dapat menunjang kemampuan dan kemudahan-kemudahan dalampengoperasiannya

9.4.2.1.5.1.Peralatan-peralatan yang terdapat di sekoci

a. Daya apung cadanganDaya apung cadangan ini terbuat dari kotak udara atau bahan lain yang sesuai, tahan karat atau bahan lain yang sesuai, tahan karat dan tidak mudah dipengaruhi oleh minyak atau bahan lain yang mengandungminyak (misalnya gabus, busa plastik). Kemampuan/kapasitasnyasedemikian rupa sehingga mampu mengapungkan sekoci besertaperlengkapan didalamnya dalam keadaan penuh dengan air atau dalam keadaan terbalik

Page 441: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

410

b. Alat penggantung

Pada alat penggantung ini dipasang pula peralatan pelepas (releasinggear), suatu peralatan yang digunakan untuk melepaskan hubungan sekoci dengan lopor (blok penggantung) sekoci pada saat sekoci berada di air. Alat penggantung yang sekaligus digunakan sebagai alat pelepas ini umumnya berupa ganco (hook) oleh karena itu peralatan pelepas ini dinamakan pula ganco pelepas (releasing hook). Sedangkan pada bagian bawah blok penggantung (pada lopor sekoci) selalu dipasang halkah atau cincin yang akandihubungkan dengan ganco pelepas tersebut

Gambar. 9.9.a. Alat penggantung sekoci

c. Tempat duduk pendayung (thwares)

Tempat duduk pendayung disediakan untuk keperluan mendayungsekoci, terbuat dari papan atau bahan lain yang kuat dipasang melintang sekoci, diusahakan serendah mungkin untuk menjaga keseimbangan sekoci tersebut. Masing-masing tempat duduk pendayung dilengkapidengan tempat injakan kaki (stretcher) dan lubang untuk memasangkeleti (oar lock socket). Tiang layar sekoci juga dikencangkan pada bagian ini dengan nast – Clamp.

Page 442: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

411

d. Tempat duduk samping (Side Benches)Tempat duduk ini diperlukan para penumpang sekoci dan sekaligus sebagai pelindung bagian atas dari kotak udara (daya apung cadangan). Dipasang disisi kanan dan kiri sekoci serta menjadi satu dengan tingkap muka dan belakang

e. Geladak bawah (footings)Untuk melindungi kulit dan bagian-bagian dari sekoci bagian bawah, terutama dari injakan orang-orang yang berada didalam sekoci, makadipasang geladak yang menutup bagian tersebut. Geladak ini dapatdibuka pada waktu menguaras atau mengeluarkan air yang terdapat dibagian bawah sekoci sebagai akibat dari masuknya air laut atau hujan pada saat sekoci berada dilaut

f. Lubang pengering (drain hole)Lubang pengeringan (drain hole) digunakan sebagai alat untukmembuang atau mengeringkan air yang terdapat didalam sekoci pada saat sekoci berada di kapal (dalam keadaan tersimpan). Jumlahnya dapat satu atau dua buah (didepan dan dibelakang) tergantung daripanjang sekoci. Setiap lubang pengering ini dilengkapi dengan dua buah penutup lubang (props) yang ditempatkan didekat lubang tersebut dan diikat dengan tali kawat atau rantai kecil. Terdapat pula lubang pengering yang dilengkapi dengan penutup yang dapat bekerja secara otomatis.

g. Lunas samping (bilge keel)Digunakan sebagai stabilisator dan sebagai injakan kaki bagi orang yang akan naik diatas sekoci pada saat berada diair. Dalam keadaan sekoci terbalik lunas samping ini berada diatas air, digunakan sebagai pegangan para penumpangnya

9.4.2.1.5.2.Perlengkapan Sekoci Penolong

1. Seperangkat dayung dapat terapung pada setyiap bangkupendayung, dua dayung cadangan dan sebuah dayung kemudi, satu setengah perangkat (set) keleti (crutches) yang terikat pada sekoci dengan tali atau rantai sebuah ganco sekoci

2. Dua sumbat (prop) untuk setiap lubang pengering (drain hole) terikat pada sekoci dengan tali atau rantai. Sumbat-sumbat tersebut tidak diperlukan apabila dilengkapi dengan penutup otomatis yangmemadai sebuah gayung dan dua buah ember dari bahan yang disetujui

3. Sebuah kemudi terpasang pada sekoci dan sebuah tangkai kemudi (tiller)

Page 443: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

412

4. Dua buah kapal, satu pada tiap-tiap bagian ujung sekoci penolong

5. Sebuah lampu dengan minyak cukup untuk 12 jam, dua kotak korek api ditempatkan dalam tabung yang kedap air

6. Sebuah tiang atau beberapa tiang dengan laberang dari kawat yang digalvanis bersama-sama dengan layar berwarna jingga (orange)

7. Sebuah pedoman (kompas) yang sesuai didalam rumah pedoman, diterangi atau dilengkapi penerangan yang layak

8. Tali keamanan (live line) terikat/terumbai keliling sisi luar sekocipenolong

9. Sebauah jangkar apung (kala-kala) dengan ukuran yang sesuai

10. Dua tali tangkap (painters) yang cukup panjangnya, satu diikatkan pada ujung depan sekoci penolong dengan jerat dan pasaksedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dilepaskan dan yang lain diikat erat pada linggi depan sekoci dan dalam keadaan siap pakai

11. Sebuah bejana berisi 4½ liter( 1 galon ) minyak nabati, minyak ikan atau minyak hewan (sebagai peredam ombak). Bejana harus dibuat sedemikian rupa sehingga minyak dapat dengan mudah menyebar diair dan bejana dapat dipasang pada jangkar apung/kala-kala

12. Makanan jatah yang telah ditentukan oleh Badan Pemerintah untuk setiap orang yang diijinkan dimuat dalam sekoci penolong. Makanan jatah ini harus dibungkus dengan pembungkus yang kedap udara dan disimpan ditempat yang kedap air

13. Tabung-tabung kedap air yang masing-masing berisi 3 liter (6 paint) air tawar untuk setiap orang yang diijinkan dimuat didalam sekocipenolong, atau tabung-tabung kedap air yang berisi 2 liter (4 paint) air tawar untuk setiap orang, bersama dengan alat penawar air laut yang diijinkan yang dapat menghasilkan satu liter (2 paint) air minum setiap orang, sebuah canting, tahan karat diikat dengan tali, sebuah cangkir yang berukuran dan tahan karat

14. Empat buah cerawat payung (parachute signals) dari jenis yang disetujui dapat menghasilkan cahaya terang berwarna merah pada altitude yang tinggi, enam cerawat tangan (hand flares) dari jenis

Page 444: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

413

yang disetujui yang dapat menghasilkan cahaya terang berwarnamerah

15. Dua buah isyarat asap terapung (buoyant smoke signals) dari jenis yang disetujui (untuk digunakan pada siang hari) yang dapatmenghasilkan sejumlah asap berwarna jingga (orange)

16. Peralatan yang telah disetujui yang memungkinkan orang dapatberpegang pada sekoci penolong jika dalam keadaan terbalik, dalam berbentuk lunas samping (bilge keel) atau rel-rel lunas dengan tali-talipegangan yang diikatkan dari tutup tajuk ketutup tajuk melalui bawah lunas atau peralatan lainnya yang dapat disetujui

17. Perlengkapan PPPK yang disetujui didalam sebuah kotak kedap air

18. Sebuah lampu senter kedap air yang dapat digunakan untukmemberikan isyarat dalam kode morse, bersamaan dengan satu set baterai cadangan dan sebuah bola lampu cadangan didalam sebuah tempat yang kedap air

19. Sebuah cermin isyarat siang hari dari jenis yang disetujui

20. Sebuah pisau lipat dengan sebuah pembuka kaleng terikat dengan tali pada sekoci

21. Dua buah tali buangan yang ringan dan dapat terapung

22. Sebuah pompa tangan yang disetujui

23. Sebuah lemari (locker) yang layak untuk menyimpan barang-barangkecil dari perlengkapan

24. Sebuah suling atau alat isyarat bunyi yang sepadan

25. Satu set alat memancing ikan

26. Sebuah tenda penutup yang disetujui dengan warna yang menyolok yang dapat melindungi penumpang dari gangguan keadaan terbuka

27. Satu lembar salinan daftar bergambar dari satu isyarat-isyaratpenyelamatan

Setiap sekoci penolong bermotor harus membawa alat pemadamkebakaran jinjingan yang dapat menghasilkan busa atau zat lain yang sesuai untuk memadamkan kebakaran minyak.

Page 445: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

414

Semua perlengkapan sekoci penolong harus dibuat kecil dan seringan mungkin serta dikemas dalam bentuk yang layak dan ringkas. Harus terikat dengan baik didalam sekoci penolong dan ikatannya harus dapat menjamin keamanan perlengkapan tersebut dan tidak mengganggu serta merintangi pergerakan dari alat-alat yang lain atau kesiapan embarkasi.

9.4.2.1.5.3. Jenis-jenis sekoci penolong

1. Sekoci penolong Kayu

Bagian-bagian sekoci ini sebagian besar terbuat dari kayu yang baik mutunya, tahan air atau udara lembab dan tahan cuaca. Kayu jati dan kayu aik baik untuk lunas dan linggi, sedangkan untuk kulitnya digunakan kayu cemara.

Untuk menjaga agar sekoci tidak bocor akibat dari proses penyusutan kayu-kayunya, maka setiap hari harus dilakukan penyiraman dengan air deck, terutama pada sekoci-sekoci yang penempatannya dekat dengan cerobong asap kapal (panas) dan pada bagian dalamnya selau digenangi dengan air setinggi 1-2 meter

2. Sekoci penolong logam

Pada umumnya sekoci logam ini dibangun dari besi baja atau lagening aluminium yaitu campuran antara aluminium magnesium dan mangaan

a. Sekoci penolong besib. Sekoci penolong Aluminium

Gambar. 9.9.b. Konstruksi Sekoci penolong logam3. Sekoci penolong plastik

Dengan adanya kemajuan teknologi dan setelah melalui proses uji coba yang teliti, orang memilih bahan serat gelas (fibre glass) sebagai bahan pembuatan sekoci penolong. Kenyataan menunjukan bahwa didalam

Page 446: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

415

segala hal sekoci jenis ini lebih baik dari pada sekoci dari bahan lain, tidak terpengaruh terhadap keadaan cuaca, air laut, ringan, lebih fleksibel dan tidak perlu dilakukan pengecatan.Warna dapat diperoleh dari bahan dasarnya sesuai dengan yang dikehendaki, tidak perlu dilakukanperawatan yang teliti dan kalau kotor mudah dicuci. Akan tetapi kalau terjadi kerusakan (retak/bocor) sulit diperbaiki.

9.4.2.1.5.4. Berdasarkan tenaga penggeraknya sekoci penolongdapat dibedakan menjadi :

Gambar. 9.10. Sekoci penolong bermotor

Gambar. 9.11. Sekoci penolong mekanis

Page 447: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

416

9.4.2.1.5.5. Kapasitas sekoci penolong

Dalam menentukan kapasitas atau kemampuan angkut dari pada sebuah sekoci penolong, digunakan ketentuan yang diisyaratkan dalam SOLAS, yaitu, jumlah orang yang diijinkan untuk diangkut pada sebuah sekoci penolong harus sama dengan bilangan bulat (hasil pembulatan) terbesar yang diperoleh dengan membagi volume (isi) sekoci tersebut dengan bilangan pembagi sebagai berikut :

Panjang Sekoci Satuan Volume Bil.Pembagi (X)1. 7,3 meter (24 kaki) atau lebih

2. 4,9 meter (16 kaki)

3. 4,9 meter (16 kaki) ataulebih,tetapi kurang dari 7,3 meter

(24 kaki)

-meter kubik- kaki kubik

-meter kubik- kaki kubik

-meter kubik

- kaki kubik

0,28310

0,39614

Antara 0,283 dan 0,396Antara 10 dan 14, diperoleh dengan interpolasi

Volume (isi) sebuah sekoci penolong dapat diperoleh dari ketentuan :1. Simpson’s (Stirling) Rule yaitu :

LV = -------- (4A + 2B + 4 C) 12

dimana :

V = Volume sekoci penolong dalam meter kubik/kaki kubik

L = Panjang sekoci dalam meter/kaki, diukur pada sisi dalam linggi depan sampai pada linggi belakang

A / B / C = Luas penampang melintang sekoci berturut-turut diseperempat panjang sekoci dari depan,dipertenganhan panjang sekoci dan diseperempat panjang sekoci dari buritan, yang berimpit dengan ketiga titik yang diperoleh dengan membagipanjang sekoci (L) menjadi empat bagian yangsama

Page 448: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

417

Luas penampang-penampang melintang ini diperolehdengan ketentuan sebagai berikut :

hA / B / C = ------- (a + 4b + 2C + 4d + e)

12dimana :

h = tinggi dalam meter/kaki diukur pada sisi dalampapan atau plat lunas sampai ketinggian tutup tajuk (pinggiran sekoci)

a, b, c, d, e = Lebar mendatar dalam meter/kaki diukur dititik-titik tertinggi dan terendah dari dan ditiga titik yang diperoleh dengan membagi h menjadi empat bagian yang sama (a dan e merupakan lebarmendatar di titik ujujng-ujung dari h dan cdipertengahan)

Gambar. 9.12. Kapasitas Sekoci penolong

Ketentuan lain (khusus untuk sekoci penolong kayu)

Yaitu : V = L x B x D x 0,6

Page 449: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

418

Dimana :V = Volume sekoci dalam satuan meter kubik/kaki kubikL = Panjang sekoci dalam meter/kaki diukur pada titik potong

sisi luar papan-papan dengan linggi depan sampai ke titik potong sisi luar linggi belakang, atau dalam halburitan sekoci rata sampai ke sisi belakang balok lintang

B = Lebar sekoci dalam meter/kaki yang diukur dari sisi luar papan-papan dititik dimana lebar sekoci adalah yangterbesar

D = Tinggi dipertengahan sekoci dalam meter/kaki yangdiukur pada sisi dalam papan-papan dari lunas sampai tutup tajuk (pinggiran sekoci). Dengan ketentuan D tidak boleh lebih besar dari 45 % lebar sekoci (B)

9.4.3. Rakit Penolong ( Life raft )

Di kapal-kapal niaga rakit-rakit penolong digunakan sebagai pengganti atau sebagai tambahan pada sekoci penolong yang berada diatas kapal . Terdapat dua jenis rakit penolong yaitu Rakit penolong Tegar (Rigid L.R)dan Rakit penolong kembung (Inflatable L.R) yang masing-masing harus memenuhi persyaratan sesuai SOLAS. Menjadi jaminan bahwa setiap awak kapal dimana Rakit penolong ditempatkan sudah terlatih dalam meluncurkan dan menggunakannya.

Rakit-rakit penolong sebaiknya ditempatkan sedapat mungkin dekatdengan ruang-ruang akomodasi dan ruang pelayanan, dengan posisisedemikian rupa sehingga dapat menjamin peluncurannya dengan aman dan memperhatikan adanya baling-baling kapal serta bagian-bagiankapal yang menonjol tajam.

Rakit-rakit ini harus dapat diluncurkan dengan cepat (tidak lebih dari 30 menit) dan tidak mengganggu kelancaran penurunan rakit-rakit dan alat-alat penolong yang lain termasuk embarkasi penumpang. Rakit harus dapat diluncurkan dalam kondisi kapal tidak menguntungkan seperti pada kondisi kapal miring (150).

9.4.4. Pelampung penolong

Pelampung penolong sebagai alat penolong yang dapat mengapungkan korban jatuh dilaut sementara menunggu pertolongan lebih lanjut, harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Dibuat dari gabus yang utuh atau bahan lain yang sepadan

2. Dapat tetap terapung diair tawar selama 24 jam dengan beban besi seberat 14,5 Kg

Page 450: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

419

3. Tidak boleh terpengaruh oleh minyak atau bahan lain yangmengandung minyak

4. Diberi warna yang menyolok (orange)

5. Ditandai dengan tulisan huruf cetak, nama kapal dan pelabuhan tempat kapal yang membawanya didaftarkan

6. Dilengkapi dengan tali jumbai yang diikat kuat sekeliling pelampung

Sebagian dari pelampung penolong yang ditempatkan dikapal dapatdiperlengkapi dengan peralatan sebagai berikut :

a. Tali penyelamat yang dapat mengapung, sepanjang tidak kurang dari 15 depa atau 27,5 meter

b. Lampu yang dapat menyala sendiri (secara otomatis) dari jenis lampu listrik (baterai), harus dapat tetap menyala selama 45 menit dengan kekuatan cahaya tidak kurang dari dua nyala lilin (candles) kesemua arah/keliling cakrawala dan tahan air

c. Isyarat yang dapat bekerja sendiri untuk menghasilkan asap dengan efisien dan warna menyolok selama 15 menit.

Jumlah dan penempatan pelampung penolong :

1. Kapal barang, sekurang-kurangnya harus membawa 8 (delapan)buah pelampung penolong yang memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya setengah dari jumlah tersebut harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri

2. Kapal penumpang

Panjang kapal

Dalam meter Dalam kaki

JumlahMinimum

Dibawah 61 Dibawah 20061 dan dibawah 122 200 dan dibawah 400122 dan dibawah 183 400 dan dibawah 600183 dan dibawah 244 600 dan dibawah 800244 atau lebih 800 atau lebih

812182430

Page 451: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

420

Sekurang-kurangnya setengah dari seluruh jumlahnya dan tidak kurang dari 6 (enam) buah, dilengkapi dengan lampu yang dapat menyalasendiri. Semua pelampung penolong ditempatkan sedemikian rupasehingga dapat dijangkau dengan cepat serta dalam keadaanbagaimanapun tidak boleh diikat mati.

Pada setiap sisi kapal harus dapat sekurang-kurangnya satu pelampung penolong yang dilengkapi dengan tali penyelamat. Sekurang-kurangnyadua dari jumlah pelampung penolong diatas kapal yang dilengkapidengan lampu menyala sendiri, harus dilengkapi pula dengan isyarat asap berwarna menyolok dan dapat dengan cepat dilempar dari anjungan

Gambar.13. Pelampung penolong

9.4.5. Baju penolong (life jacket)

Baju penolong ini harus dirancang dengan baik dan terbuat dari bahan yang layak sedemikian rupa sehingga :

- Dapat dengan mudah dikenakan, kuat dan isinya tidak mudah keluar- Dapat menopang kepala seseorang yang kehabisan tenaga atau tidak

sadarkan diri dengan muka berada diatas air dan badan condong kebawah (terlentang)

- Dapat memutarkan badan seseorang yang berada di air dengan posisi terlentang dan badannya condong kebawah

- Tidak terpengaruh oleh minyak atau bahan lain yang mengandung minyak

- Dapat dengan mudah dilihat (warna menyolok)

Page 452: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

421

- Daya apungnya tidak boleh kurang lebih dari 5 persen setelah 24 jam derada di air tawar

- Harus dilengkapi dengan peluit (sempritan) yang diikat kuat dengan tali

Jumlah dan penempatan baju penolong diatas kapal-kapal penumpang harus tersedia tambahan 5 % dari jumlah orang yang berada dikapal sebagai cadangan. Baju penolong ini ditempatkan diruangan-ruanganatau digeladak yang dapat dan mudah terlihat, mudah dijangkau dan harus diberi petunjuk yang jelas.

Gambar. 9.14. Baju penolong

9.5. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

9.5.1. Struktur Tubuh Manusia

Jika diurai tubuh manusia, maka ada beberapa sistem yang dapat kita ketahui antara lain :

1. Sistem tulang kerangka2. Sistem otot3. Sistem jantung dan pembuluh darah4. Sistem pernapasan5. Sistem pencernaan6. Sistem saluran kencing7. Sistem syaraf

Page 453: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

422

8. Sistem endokrin9. Sistem reproduksi

10. Sistem Pancaindra

9.5.2. Sistem Tulang kerangka

Fungsi :a. Memberikan bentuk tubuhb. Melindungi organ dalamc. Sebagai alat penggerakd. Menyangga tubuhe. Melekatkan otot

Menurut bentuknya tulang dibagi atas :

a. Tulang panjang : berbentuk silinder, bagian ujung lebih besar

contoh : tl. betis, tl. Paha, tl. Hastab. Tulang pendek : berbentuk kubus

contoh : ruas tulang belakangc. Tulang gepeng : contoh : tl. Belikat, tl. Igad. Tulang tak beraturan : contoh : tl. Tengah, tl. kaki

Sistem tulang kerangka terdiri dari :

a. Tulang tengkorak ( cranium )b. Tulang belakang ( vertebrae )c. Tulang rusuk ( costa )d. Tulang selangka ( clauvicula )e. Tulang belikat ( scapula )f. Tulang dada ( sternum )g. Tulang lengan atas ( humerus )h. Tulang pengumpil ( radius )i. Tulang hasta ( ulna )j. Tulang telapak tangan ( metacarpa )k. Tulang jari tangan ( phalang )l. Tulang panggul ( xoxae )m. Tulang paha ( femur )n. Tulang tempurung ( patella )o. Tulang kering ( tibia )p. Tulang betis ( fibula )q. Tulang telapak kaki ( meta tarsal )r. Tulang jari kaki ( tarsal )

Page 454: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

423

Gambar. 9.15. Susunan Tubuh Manusia

9.5.3. Sistim otot

Pada manusia terdapat tiga macam otot yaitu :

a. Otot Polos

Kerjanya secara otonom, diluar kemauan kita dan kontraksinya sangat tidak kuat, tetapi beraturan.

Terdapat pada : 1. Pembuluh darah2. Bronchus3. Tr. Digetivus (saluran pencernaan)

Page 455: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

424

b. Otot Sepan Lintang

Kerjanya dibawah kemauan kita, leboh panjang dair otot polos. Kontraksi kuat dan cepat lelah. Terdapat pada otot skelet / rangka

c. Otot Jantung

Kerjanya secara otonom. Terdapat pada jantung

9.5.4. Sistem Jantung dan Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 macam yaitu :

a. Pembuluh Nadi ( arteri )

Membawa darah dari jantung keseluruh tubuh. Warna darah merahterang karena banyak mengandung O2. Aliran darah cepat danmemancar

b. Pembuluh Balik ( vena )

Membawa darah dari seluruh tubuh ke jantung warna darah merahkehitaman karena banyak mengandung CO2. Aliran darah lambat, tidak memancar.

c. Pembuluh Kapiler

1. Merupakan anyaman pembuluh darah halus dibawah kulit2. Perdarahan sifatnya merembes3. Warna darah merah segarKecualian : Vena pulmonalis : berisi darah bersih

Arteri pulmonis : berisi darah kotor

Jantung : Terletak ditengah-tengah rongga dada, agak ke kiridiantara kedua paru sebelah depan. Besarnya sebesarkepalan tangan manusia, dibungkus oleh selaput yangdisebut PERICARDIUM

Fungsi jantung kiri : Memompakan darah bersih keseluruh tubuh melalui Aorta

Fungsi jantung kanan : memompakan darah kotor ke paru-parumelalui Arteri PULMONALIS

Sedangkan darah kotor dari seluruh tubuh masuk jantung melalui Vena CAVA

Page 456: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

425

Gambar. 9.16. Sirkulasi darah

9.5.4. Sistim Pernafasan

Paru-paru terdiri dari dua bagian :a. Sebelah kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus atas, lobus tengah,

lobus bawah

b. Sebelah kiri terdiri dari 2 lobus yaitu lobus atas dan lobus bawah

Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut : PLEURA. Pada sistim pernafasan, udara masuk mulai dari hidung pharinx larinxTrachea bronchus bronchiolus alveolus.

Dalam alveolus terjadi pertukaran zat CO2 dan O2 ( Oxygenisasi). CO2

keluar melalui udara pernafasan yang disebut : EXPIRASI, sedangkan O2

masuk kedalam darah. Norma manusia bernafas dengan frekwensikurang lebih 18 kali per menit. Pada bayi, orang sesudah berlari kencang, frekwensi pernafasan lebih besar dari normal.

Page 457: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

426

9.5.5. Sistim Pencernaan

Pencernaan adalah suatu proses biokimia, untuk mengolah makanan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput lendir usus.

Beberapa proses :a. Pengunyahan, yang berperan : gigi gigib. Penelanan, yang berperan : lidah dan air

ludahc. Pencairan dan pencernaan, yang berperan : lambungd. Penyerapan, yang berperan : usus halus

Organ pencernaana. Pipa makanan ( oesophagus )b. Lambung ( Gaster )c. Usus halus ( Intestinum )d. Usus besar ( Colon )e. Hati ( Heper )f. Zat empedu (Vesica felea )g. Pancreas (Kelenjar ludah )

9.5.6. P.P.P.K dan P.M.D

P.P.P.K singkatan dari Pertolongan Pertama Pada KecelakaanP.M.D singkatan dari Pertolongan Medik Darurat

Artinya :adalah memberikan perawatan darurat bagi para korban,sebelum mendapat pertolongan yang lebih mantap oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

Tujuan : 1. Menyelamatkan jiwa korban2. Mencegah dan membatasi cacat3. Meringankan penderitaan korban

Pokok-pokok tindakan P.P.P.K1. Jangan panik2. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung, bila perlu

lakukan resusitasi3. Hentikan perdarahan, bila ada4. Perhatikan tanda-tanda sock5. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, kecuali

dalam keadaan kebakaran6. Cegah aspirasi muntahan, dengan cara memiringkan

kepala kesebelah kiri atau kanan

Page 458: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

427

1. Obat-obatanDiare / Mules Pelawan rasa sakit dan panas- Trisulfa - Acetosal- Oralit - Antalgin- Norit - Paracetamol- Ciba - Ponstan- Papaverin- Baralgin

Obat Mata Obat anti alergi- Tetes mata - CTM- Salf mata antibiotik - Incidal- Boor water - Avil

Obat Luka / luar Obat anti infeks- Merourochreem 2 % - Antibiotik- Rivenol Solution 0,02 % - Ampicilin- Zalt Aintibiotik - Chloroamphenicol- Betadin Solution - Tetracylin- Livertraan Zalf- Bioplacentan yelly Obat-obat lain

- Amoniak cair 25 %Sulfa - Garam dapur- Bactrim - Obat gosok- Trisulfa - Cologne- Septrim - Ephedrin

2. Peralatan PPPK- Alat Balut

• Pembalut pipa (panjang 4 m, lebar 2½, 5, 7, 10 cm)• Pembalut segitiga = Mitella• Kasa sterul• Kapas putih• Plester• Tensoplas• Sofraatulle

- Alat perawatan• Bidai• Gunting• Pinset• Senter• Thermometer• Torniket

- Tandu- Tabung O2

Page 459: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

428

9.5.7. Keracunan

Semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya. Seseorang dicurigai keracunan apabila :

1. Seseorang yang sehat mendadak sakit2. Gejalanya tidak sesuai dengan suatu keadaan patalogik tertentu3. Gejala menjadi progesif dengan cepat karena dosisi yang besar dan

intolerable4. Anamnestik menunjukan kearah keracunan, terutama pada kasus

bunuh diri atau kecelakaan5. Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dalam waktu lama

atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia

Tindakan-tindakan pokok :

1. Cari racun yang telah mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan tergantung pada jenis racun yang mengenainya

2. Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan3. Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut4. Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih

telur, susu, air sebanyak-banyaknya untuk melunakan racun

Cara racun masuk kedalam tubuh

1. Ditelan2. Terhisap melalui pernafasan3. Disuntikan4. Melaui kulit

Racun yang ditelanBeri minum air garam : ( 1 sendok garam dalam 1 liter air, 1 sendok makan bubuk norit dalam 1 liter air ). Kemudian muntahkan bila penderita tidak sadar, dilakukan di rumah sakit

Racun yang terhisap melalui pernafasanSingkirkan penderita dari tempat kecelakaan ke tempat udara yang lebih segar dan berikan pernafasan buatan

Racun yang disuntikan- Pasang torniket, sebelah atas dari tempat suntikan- Menyedot dengan alat penyedot

Page 460: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

429

Racun yang masuk melalui kulit- Kulit diguyur dengan air mengalir juga pakaian yang dipakai- Bila terjadi shok, kirimkan ke rumah saki

Beberapa zat / obat yang dapat dipergunakan untuk menolong keracunan1. Pelawan keracunan asam keras1. Larutan encer soda kue kedalam air2. Larutan garam kapur tulis dalam air3. Pecahan tembok dilarutkan dalam air4. Larutan sabun dalam air5. Larutan CaOH 200 CC

2. Pelawan keracunan basa kuat1. Cuka dapur 100 – 200 CC2. Air jeruk 100 – 200 CC3. Larutan encer (0,5 %) HCL 100 – 200 CC

3. Obat-obat pelunak racun1. Putih telor 60 -100 CC2. Susu3. Larutan tepung kanji/beras4. Mentega5. Norit6. Minyak tumbuhan7. Parafin cairCatatan : minyak dan mentega tidak boleh dipergunakan sebagai

pelunak pada keracunan obat pembasmi serangga.

Zat-zat perangsang muntah :1. Garam dapur : 1 – 2 sendok makan dalam segelas air2. Mustarc : 1 – 2 sendok makan dalam segelas air

Cara yang termudah dan termurah : menekan tenggorokan dengan jari9.5.8. Pernafasan Buatan

Untuk mengendalikan fungsi pernafasan pada prinsipnya, harusdilakukan secepat mungkin, yaitu :

- Sebelum jantung berhenti berdenyut- Sebelum jaringan otak rusak / zat asam

Ada beberapa cara, tetapi yang sering dilakukan cara dari mulut kemulut.Cara-cara :

1. Pernafasan buatan dari mulut kemulut

2. Cara NIELSEN

Page 461: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

430

a. Korban dalam kedudukan tengkurapPenolong berlutut didekat kepala korbanPegang kedua lengan atas korban untuk diangkat ke atas

b. Angkat siku korban keatas dan kedepan untukmengembangkan paru-parunya, kemudian kembali sikap semula

c. Bentangkan kedua telapak tangan penolong dipunggung korban, sehingga ibu jari tangan kiri dan kanan bertemu

e. Tekan punggung korban kebawah untuk mengempiskan paru-parunya, ulangi a.

Gambar. 9.17.a. Pernafasan buatan NIELSEN3. Cara SILVESTER

Gambar. 9.17.b. Pernafasan buatan SILVESTER

Page 462: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

431

- Baringkan korban terlentang- Kedua tangannya direntangkan dan dilipat kedada secara

bergantian- Penolong berlutut kedepan kepala korban

Keterangan :Cara ke 2 dan ke 3 tidak boleh dilakukan pada penderita dengan :- Patah tulang selangka- Patah tulang iga- Patah tulang belakang- Gegar otak

9.5.9. Teknik Membalut

9.5.9.1. Pembalutan digunakan untuk berbagai tujuan antara lain :

1. Mempertahankan keadaan alepsis2. Sebagai penekan untuk menghentikan perdarahan3. Imobilisasi4. Penunjang bidai5. Menaikan suhu bagian tubuh yang dibalut

Untuk dapat melakukan pembalutan yang baik, harusdiperhatikan bentuk anggota tubuh yang akan dibalut :

1. Bentuk bulat : kepala2. Bentuk silinder : Leher, lengan atas, jari

tangan, tubuh3. Bentuk kerucut : Lengan bawah, tungkai

atas4. Bentuk persendian yang tidak teratur : Sendi kaki

9.5.9.2. Beberapa pokok yang harus diperhatikan dalam ilmu balut :

1. Harus rapi

2. Harus menutupi luka

3. Dipasang tidak terlalu longgar / erat, karena pembalut akan menggeser terutama pada bagian tubuh yang bergerak,untuk itu dapat dipergunakan plester

4. Dipasang pada anggota tubuh pada posisi seperti :- waktu akan diangkat- dalam perjalanan

Page 463: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

432

5. Bagian di stal anggota tubuh yang akan dibalut hendaknya terbuka untuk mengawasi perubahan yang bisa terjadi akibat pembalutan yang terlalu erat yaitu :

- Pucat, sianosis- Nyeri, terasa dingin- Kebal dan kesemutanBila terjadi hal tersebut, pembalut harus segera dibuka dan diperbaiki.

6. Digunakan simpul yang rata dan tak boleh dibuat diatas dibagian yang sakit

9.5.9.3. Jenis pembalut dan penggunaannya :

1. M I T E L A- kain segitia sama kaki, panjang kaki : 90 cn- terbuat dari kain mori- pada penggunaannya sering dilipat menyerupai dasi

Kegunaan mitella :1. Pembalut kepala

a. Kapitum Sparvumtri AngulareUntuk membungkus kepala bila ada, Luka kecil persiapan operasi berkutu/berkudis.

b. Fasia Nodosa (Pos Paket) Digunakan pada :- Pertolongan pertama pada perdarahan daerah tertentu- Fixasi sendi rahang setelah reposisi- Pembalut telinga- Balut tekan darah tulangCaranya :

- Luka ditutup kain steril dan kapas- Digunakan pembalut bentuk dasi- Letakan dibawah dagu- Kedua ujung ditarik keatas, lewat telinga dan

pelipis- Putar diatas penutup luka- Pertemukan dipelipis yang sehat dan simpulkan

c.Pembalut MataCaranya :

- Luka mata ditutup dengan kain steril dan kapas- Di tutup agak miring

Page 464: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

433

- Pembalut disilang dipasang diputar kedepan ke 2 ujungnya bertemu di dahi

- Simpulkan

2. Membalut Tubuha. Balut pada :

- pucuk kain diletakan pada salah satu bahu- Sisi alasnya dirapatkan diperut- Kedua sudut atas ditarik ke punggung dan simpulkan- Pucuk dari bahu – punggung – simpulkan dengan salah

satu sudut alas b. Untuk punggung, sebaliknya

Macam-macam cara membalut Kepala

2. Kapitum sparvum triangulare

3. Fascia nodosa

Page 465: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

434

4. Membalut Mata

Macam-macam cara membalut Tubuh

1. Dada

2. Membalut punggung

Page 466: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

435

Macam-macam me mbalut Anggota Tubuh1. Sendi bahu 2. Sendi panggul (d)

3. Membalut sendi siku dan sendi lutut

4. Membalut pergelangan tangan

Page 467: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

436

5. Membalut tumit dan pergelangan kaki

6. Membalut seluruh tangan atau seluruh kaki

7. Untuk menggendong tangan

Page 468: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

437

6. F U N D A

Kegunaan funda :1. Menekan perdarahan patah tulang pada maxilla Funda

Maxilla2. Menutup luka dahi ( Funda frontis )3. Menutup dan menekan luka pada puncak kepala (Funda

vertisis)4. Menutup dan menekan luka pada belakang kepala

( Funda oksipitis)5. Menutup luka dihidung ( Funda nasi )6. Membalut tumit dan pergelangan kaki ( Funda kalsis )

1. FUNDA MAXILLA (Menekan perdarahan patah tulang)

2. FUNDA FRONTIS (Menutup Luka dahi)

Page 469: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

438

3. FUNDA VERTISIS ( Menutup dan menekan luka padapuncak kepala )

4. FUNDA OKSIPITIS ( Menutup dan menekan luka pada belakang kepala )

5. FUNDA NASI ( Menutup luka di hidung )

Page 470: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

439

6. FUNDA KALSIS ( Membalut tumit dan pergelangan kaki )

7. Membalut dengan pembalut ( gulung )

Pembalut gulung dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, flanel ataupun bahan yang elastis. Tetapi yang banyak dijualdiapotik ialah yang terbuat dari kain kasa.

Keuntungan kain kasa ini adalah mudah menyerap air atau darah dan tidak gampang bergeser sehingga mengendor, ada bermacam-macam ukuran pembalut gulung yaitu :

- lebar 2,5 cm untuk membalut jari-jari tangan,- lebar 5 cm untuk leher dan pergelangan tangan- lebar 7,5 cm untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis

dan kaki- lebar 10 cm untuk paha dan sendi pinggul- lebar 10 – 15 cm untuk dada, punggung dan perut

Pembalut katun (mori) mempunyai kelebihan terhadappembalut kasa. Pembalut katun dapat ditarik lebih erat, yaitu bila dimasukan untuk menekan pembengkakan

Page 471: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

440

Gambar. 9.21.a. Membalut dengan pembalut (gulung)

Page 472: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

441

Gambar. 9.21.b. Membalut dengan pembalut (gulung)

Page 473: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

442

BAB. X. PERLENGKAPAN KAPAL DAN TALI TEMALI

10.1. Pendahuluan

Pada awalnya tali dikenal orang adalah tali-tali yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan (nabati) dan dari bahan hewani. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi maka diketemukan tali-tali jenis lainmisalnya tali kawat (mineral), tali sintetis (serat tiruan) dan lain-lain.

Kehadiran tali-tali ini mendesak tali-tali jenis serat tumbuh-tumbuhan dan hewani, dikarenakan banyak kelebihan yang dimiliki tali jenis ini antara lain lebih kuat dan dapat dipercaya. Diatas kapal tali banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan, dari mulai tali yang terkecil sampai yang terbesar misalnya untuk keperluan jahit menjahit terpal, tenda, karung, tali perum, tali topdal, talipengikat tenda, tali bendera, tali lashing, sling/net, tali penganyut, tali takal (tali ulang), laberang, dan lain-lain. Jenis danukurannyapun berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya.

Dibedakan antara Dadung (tros), tali dan benang. Yang disebut tros (dadung) adalah tali yang ukurannya (C) sekurang-kurangnya1,5 inchi (4 cm). Perlengkapan kapal seperti Takal/Katrol itu adalah susunan antara Blok dengan tali ulangnya agar beban yangdiangkatnya menjadi ringan dan aman. Sedangkan Takal Dasar itu tidak sama dengan Takal/Katrol, Takal Dasar adalah Jangkar, rantai jangkar dan penataan yang digunakan untuk melayani jangkar dan rantainya.

Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan dalam buku diktat ini dari uraian yang tersebut diatas.

10.2. Identifikasi Jenis , Bahan, Sifat dan Fungsi TaliJenis-jenis tali yang dipergunakan diatas kapal menurut bahandasarnya terdiri dari :

- Tali HewaniBahan dasar tali jenis ini terbuat/diambil dari bagian-bagian dari binatang misalnya : otot, kulit, bulu dan lain-lainnya. Akan tetapi pada saat ini penggunaannya sudah sangat terbatas bahkansudah langka.

- Tali NabatiBahan dasar dari tali jenis ini diambil dari serat tumbuh-tumbuhan,baik dari daun maupun dari b/pelepah/kulit. Ada beberapa macam tali nabati yang banyak digunakan maupun diperdagangkanantara lain :

Page 474: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

443

a. Tali ManilaBahan dari serat tumbuhan pisang liar (Abaca) yang banyak tumbuh di Philipina dan Sumatera. Warna seratnya kuning muda berkilauan. Sifatnya tahan basah, licin, lemas danringan, tidak mudah menyerap air. Penggunaannya diatas kapal dari tali-tali yang berukuran besar hingga terkecilmisalnya tali kepil (tros), Tali Takal, lopor sekoci, tali tenda dan sebagainya

b. Tali Sisal Tali jenis ini terbuat dari serat pojon sisal (Agave) yang banyak terdapat di Afrika Timur, Mexico dan Indonesia. Warnaseratnya kuning kecoklat-coklatan dan kasar. Sifatnyamenyerap air, tidak tahan cuaca atau keadaan lembab dan kaku. Digunakan terbatas pada tali-tali kecil saja misalnya tali buangan, tali anak, tali marlin.

c. Tali HennepTerbuat dari jenis pohon rami (nenas) yang banyak tumbuh di India, Italia, Balkan dan Zelandia Baru, seratnya berwarna putih kelabu (perak) dan halus. Tali jenis ini mudah menyerap air dan mudah lapuk. Tidak banyak digunakan diatas kapal.

d. Tali CocosTerbuat dari serat/serabut buah kelapa yang berwarna coklat kemerah-merahan, tahan air, ringan (terapung) dan dayarenggangnya besar. Penggunaannya terbatas sebagaidampral/ganjal.

e. Tali KatunTerbuat dari serat bunga yang berwarna putih mudah kotor, seratnya halus mudah menyerap air, lemas dan kuat.Digunakan untuk tali topdal, perum, dan tali bendera.

f. Tali JuteTerbuat dari serat jute yang banyak tumbuh di India, berwarna coklat muda, banyak menyerap air, mudah lapuk dan tidak begitu kuat. Digunakan sebagai bahan pembuat karung (goni) dan tali pakal.

- Tali MineralTali jenis ini bahan dasarnya terbuat dari benang/kabel kawat. Ada beberapa jenis mineral yang digunakan sebagai bahanpembuatan kabel kawat tersebut misalnya : besi, kuningan,tembaga. Yang banyak digunakan diatas kapal tali kawat dan tali kawat baja. Kelemahan dari tali kawat ini ialah mudah tertombol

Page 475: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

444

(kink) dan sukar dikembalikan/diluruskan. Daya renggangnya(elastisitas) kecil sehingga mudah putus apabila mendapatsentakan-sentakan dan sangat licin. Pelayanannya agak sulit, akan tetapi lebih tahan lama dan kekuatannya dapat dipercaya.

- Tali SintetisBahan dasarnya serat sintetis (tiruan). Warnanya dapatbermacam-macam sesuai yang diinginkan. Tahan terhadapair/udara lembab, ringan, kuat dan tidak mudah terbakar dan daya renggangnya besar. Digunakan untuk keperluan tali-tali besarmaupun yang kecil.

Tidak mudah dihinggapi binatang-binatang atau tumbuh-tumbuhan (jamur) sehingga tidak mudah lapuk dan perawatannya mudah, pelayanannya agak sedikit sulit , karena licin dan elastis. Untuk menyambung atau membuat mata tali (eye splice)diperlukan anyaman yang banyak dan dalam penggunaannya kalau putus sangat berbahaya. Macam-macam tali sintetis ialah tali nylon,tali daccron, tali polyppropyline dan tali polyetheline.

Ada beberapa jenis pintalan tali antara lain :Tali pintal kanan artinya arah pintalan tali searah jarum jam atau dapat

ditandai dengan huruf “ S “

Tali pintal kiri artinya arah pintalan tali berlawanan dengan arah jarum jam atau dapat ditandai dengan huruf “ Z “

Pintalan memanjang atau sama (Longlay) ialah arah pintalan benang menjadi strand/kardil searah dengan arah pintalan kardil menjadi tali. Pintalan jenis ini hanya dapat dilakukan pada tali kawat. Sifatnya lemas, tetapi mudah terurai dan mengalami kerusakan pada bagian luar.Dikapal digunakan sebagai tali jalan (katrol), reep bongkar muat dan lain-lain.

Pintalan Silang (Crosslay) ialah arah pintalan benang menjadi kardil berlawanan arah dengan arah pintalan kardil menjadi tali. Pintalan jenis ini sifatnya kaku tetapi tidak mudah terurai. Untuk tali kawat inidigunakan sebagai tali tegak misalnya tali laberang.

Page 476: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

445

Gambar. 10.1.a. Arah Pintalan Tali

Gambar. 10.1.b. Pintalan kanan dan kiri

10.3. Prosedur dan Proses Pintalan Tali

10.3.1. Tali Serat (Fibre rope)

Bahan dasar tali jenis ini ialah serat/serabut baik itu dari tumbuh-tumbuhan (nabati) ataupun serat tiruan/sintetis. Mula-mula serat-serat dipintal menjadi benang (string), kemudian sejumlahbenang (string) dikumpulkan dan dipintal menjadi strand(kardil), selanjutnya 3 atau 4 kardil dipintal menjadi tali.

Page 477: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

446

Gambar. 10.2.a. Susunan dan bahan tali serat (Fibre rope)

Arah pintalan dari serat untuk menjadi tali harus bergantian atau berlawanan (silang) agar tali tidak terurai. Sebagai contohsejumlah serat dikumpulkan dan dipintal kekanan/kekiri menjadi benang pintal kiri/kanan.

Kemudian sejumlah benang pintal kiri/kanan dipintal kanan/kiri menjadi kardil/strand pintal kanan/kiri. Selanjutnya 3-4 kardil pintalkanan/kiri dipintal kiri/kanan menjadi tali pintal kiri/kanan.

10.3.2. Tali Kawat Baja (wire rope)

Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benang/kabel baja.Benang-benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil berkisar antara 19 – 61 benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil dan ditengahnya teras (hati) sebagai pengisi rongga danmencegah gesekan diantara kardil kardilnya serta mencegahkerusakan bagian dalam.

Teras dari kawat baja untuk tali-tali pintalan silang digunakan dikapal sebagai tali-tali tegak (laberang) karena lebih kuat dan kaku. Sedangkan Teras dari serat yang bermutu rendah, jika dikehendaki tali kawat yang lebih lemas, sebagai tali jalan, pada teras ini diberikan pelumas, sehingga dapat memberikanpelumasan bagian dalam kardil-kardilnya mencegah karat.

Page 478: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

447

Tali kawat baja dapat dipintal dengan pintalan sama/memanjang (Longlay) maupun pintalan silang (Crosslay) sesuai dengankebutuhan. Jika dikehendaki tali kawat baja yang lemas sebagai tali jalan misalnya maka benangnya harus kecil (halus) dipintal memanjang dan terasnya dari serat.

Gambar. 10.2.b. Bagian-bagian dari kawat baja

10.4. Ukuran dan Kekuatan TaliBesarnya tali dapat diukur keliling tali (circumstance = c) atau garis tengah (diameter = d) dari penampangnya.Hubungan antara c dengan d adalah :

c = 2 p Rd = 2 R

maka : c = p x d ( p = 22/7 = 3,14 ) c = 3,14 d

Gambar. 10.3. Pengukuran tali

10.5. Pemeliharaan dan Perawatan TaliAgar tali-tali dapat tahan lama (awet) dan aman dalampenggunaannya, maka diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang sesuai dan baik. Untuk maksud itu kita harus mengenal jenis-jenis, sifat dan karakteristik dari tali tersebut.

Page 479: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

448

10.5.1.Tali Serat Khususnya Tali Serat Nabati dianjurkan agar :a. Dihindarkan/jauhkan dari air, udara lembab. Disimpan

ditempat yang tidak kering dan lembab,

b. Tidak berhubungan langsung dengan besi kapal (dek dan dinding kapal) dengan cara diberikan ganjal(dunnage) dari kayu supaya ada peranginan atauventilasi,

c. Jika habis dipakai agar dikeringkan lebih dahuludengancara diangin-anginkan sebelum disimpan,

d. Dihindarkan dari minyak atau bahan lain yangmengandung minyak misalnya cat, tir dan lain-lain,

e. Dijauhkan dari bahan-bahan/cairan kimia,

f. Dihindarkan dari sengatan panas secara langsung,biasanya ditempatkan yang terlindung dibawah atap atau ditutup dengan terpal, dan jauhkan dari mesin, ketel dan lai-lain,

g. Dijaga agar tali tidak kusut/bertombol, dengan caradigulung searah dengan arah pintalannya. Ujung setiap tali atau yang baru dipotong harus diikat (takling),

h. Hindarkan dari benda keras dan tajam,

i. Dalam pemakaian hindarkan dari sentakan-sentakandan beban yang melebihi keamanan muatnya (SWL).

10.5.2. Tali Kawat Baja (wire rope)

Untuk pemeliharaan tali kawat baja pada umumnya sama dengan pemeliharaan tali serat, kecuali untuk tali jenis ini :

a. Agar sering diminyaki dengan jalan dibersihkan terlebih dahulu kotoran dengan sikat kawat dan minyak tanah, kemudian disemir dengan minyak pelumas (grease),

b. Digulung di dek atau pada tromol dengan gulungan berdiameter besar atau secara angka delapan.

Dibawah ini ada beberapa gambar dalam penanganan tali pada kegiatan dikapal.

Page 480: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

449

Gambar. 10.4.a. Penanganan tali

Gambar. 10.4.b. Pemasangan tali di bolder

Page 481: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

450

Gambar. 10.4.c. Tali menali

Page 482: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

451

Lanjutan gambar 10.4.c. .............

10.6. Blok

10.6. BlokBlok adalah suatu alat yang merupakan satu bagian dari Takal atau Katrol yang terbuat dari kayu, logam atau dari kayu dan logam. Blok dapat berfungsi setelah dirangkai dengan tali ulang sehingga beban yang diangkat menjadi ringan dan aman.

Cara penyusunan Tali ulang pada blok akan menentukan berat beban yang diangkat pada kegiatan bongkar muat. Untuk lebih jelasnya penjelasan tersebut dapat diuraikan secara terinci adalah sebagai berikut :

10.6.1. Bagian Utama Bloka. Rumah atau Kerangkab. Halkah atau kaitan blok untuk menggantungkan blok

tersebut atau tempat beban digantungkan.Becket adalah lubang atau kaitan dibagian bawah blok.

c. Roda atau keping tempat talid. Poros tempat roda berputar (bahan dari baja)e. Lacker atau bearing yaitu logam pada sekeliling poros

tempat keping berputar yang berfungsi sebagaipelindung dan pelicin.

Page 483: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

452

Gambar. 10.5. Blok kayu

Pada umumnya keping roda terbuat dari logam namun ada pula yang terbuat dari bahan kayu. Jenis kayu yangdigunakan adalah kayu pok, karena kayu pok mempunyai sifat baik dan mengeluarkan dan mengandung minyak (getah) yang dapat berfungsi sebagai pelumas.

10.6.2. Klasifikasi dan Ukuran BlokKlasifikasi BlokBlok dapat diklasifikasikan menurut jumlah keping atau roda yang ada didalamnya,Blok Tunggal adalah blok dengan satu roda atau keping,Blok dobel (ganda) adalah blok dengan dua roda atau keping,Blok tripel adalah blok dengan tiga roda atu keping dan seterusnya.

Ukuran BlokUkuran blok ditentukan oleh panjang pipinya,

- Untuk blok kayu dengan tali ulang manila ukuran pipi adalah paling sedikit 3 kali keliling tali, sedangkan blok untuk tali kawat ukuran pipinya paling sedikit 5 kali keliling tali,

- Ukuran keping blok kayu adalah 2/3 pipi.Contoh : Blok mempunyai ukuran 9 inchi maka untuk tali manila yang digunakan sebagai tali ulang adalah yang berukuran keliling 3 inchi.

Page 484: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

453

Blok Tunggal Blok Ganda (double)

Blok Tripel (Tiga roda)

Gambar. 10.6. Blok Keping Satu, Dua dan tiga

10.6.3. Type BlokUntuk tipe blok kayu yang ada dan digunakan diatas kapal itu terdiri dari blok kayu berjerat dan blok kayu bersalut logam,kemudian blok logam yang dipergunakan untuk tali-tali nabati

Page 485: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

454

pada umumnya roda atau keping blok dibuat dari perunggu dan blok logam yang dipergunakan untuk tali-tali kawat atau rantai baja pada umumnya roda atau kepingnya terbuat dari besi cor.

Dibawah ini ada beberapa macam blok logam dan kayu yangberoda/mata/keping tunggal, ganda, tripel.

Gambar. 10.7. Macam dan jenis Blok

Page 486: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

455

10.6.4. Pemeliharaan dan Perawatan Blok

Pemeliharaan dan perawatan blok mutlak harus dilaksanakanagar blok dapat digunakan setiap saat, awet, tidak menyulitkan pada waktu digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat blok adalah sebagai berikut :

1. Blok harus seringdibersihkan dan dilumasi dengan minyakpelumas,

2. Jika membersihkan pakailah dengan minyak tanah, blokdibuka dilepas masing-masing bagian dibersihkan dengan minyak tanah,

3. Gesekan pada blok yang dipakai pasti terjadi danmenimbulkan suara berdenyit. Gesekan itu terjadi antara tali dan keping, antara keping dengan Bis, antara bis kurangminyak pelumas, atau terjadi adanya keausan perlu diganti.

4. Untuk kontrol dan service perlu terus dilakukan agar blokdapat digunakan setiap saat.

10.7. Takal / Katrol (Blok dan Perlengkapannya)

Perlengkapan kapal seperti Takal (blok dan perlengkapannya),Takal Dasar sering digunakan dalam kegiatan diatas kapal. Masih banyak lagi jenis dan macam perlengkapan kapal, namun dalam buku diktat ini akan disajikan tentang Blok, Takal/Katrol dan Takal Dasar.

Takal/Katrol itu adalah suatu rangkaian yang menjadi satu sistimterdiri dari blok yang dihubungkan dengan tali ulang agar beban yang diangkat menjadi ringan dan aman. Takal ini banyakdigunakan pada saat kegiatan bongkar muat. Penyusunan tali ulang pada blok akan menentukan berat beban yang diangkat.

10.7.1. Bagian Utama BlokGambar dibawah ini adalah satu susunan Takal/Katrolyang sedang mengangkat beban (W), dan dapat dilihat nama bagian dari Takal adalah sebagai berikut :

Page 487: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

456

Gambar. 10.8. Bagian utama dan Susunan tali di blok

Dari susunan Takal tersebut diatas maka daya angkat/tarik dapat dihitung dengan ketentuan :

K = W/N

dimana : K = Gaya/tenaga tarik W = Berat Beban N = Jumlah tali ulang yang terdapat pada blok gerak

(Nilai gesekan antara poros dan keping/roda diabaikan ataudianggap nol)

10.7.2. Jenis dan Macam Takal/Katrola. Jol/Takal/Katrol Tunggal (Single whip)

- Jol/Takal/Katrol Tunggal susunanya adalah satu blok dengan seutas tali ulang.

- Dalam pengertian yang sebenarnya bukanmerupakan Takal karena jika nilai gesekan padakeping atau roda = 0 (nol), maka gaya angkat/tarik akan sama besarnya dengan berat beban itu sendiri,

- Takal susunannya paling tidak harus 2 (dua) blok,

- Untuk itu supaya gaya angkat/tarik menjadi lebih kecil dari pada beban yang diangkat, makasusunannya harus dibalik (lihat gambar) sehingga nilainya :

Page 488: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

457

K = 1/2 W

A B21K

A B2

13

K

K = 1/3 W

Gambar :10.9. Cara pemasangan tali pada blok yangmenguntungkan dan tidak menguntungkan

b. Jol/Takal/Katrol Ganda (Doubel whip)- Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing roda

atau keping atau mata satu lengkap dengan tali ulang/lopornya yang telah terpasang.

- Takal ini dinamakan juga Takal mata dua atauTakal tali ulang dua.

- Jika dipasang secara biasa :

K = ½ WDimana bagian angkatnya terletak pada blok tetap (lihat gambar)

- Jika dipasang secara menguntungkan :

K = 1/3 W Dimana bagian angkatnya terletak pada blokbergerak (lihat gambar)

Page 489: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

458

c. Takal Mata Tiga atau Takal Tali Ulang Tiga (Luff )- Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing bermata

satu dan yang lain bermata dua.

- Jika dipasang secara biasa maka :K = 1/3 W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang tetap (lihat gambar)

- Jika dipasang secara menguntungkan maka :K = ¼ W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yangbergerak (lihat gambar)

d. Takal Mata Empat atau Takal Tali Ulang Empat- Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing bermata

dua (2) (beroda/berkeping dua)

- Jika dipasang secara biasa maka :K = ¼ W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang tetap (lihat ambar)

- Jika dipasang secara menguntungkan maka :K = 1/5 W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang bergerak (lihat gambar)

- Takal semacam ini banyak digunakan padapenganyut batang muat.

e. Takal Mata Enam atau Takal Tali Ulang Enam (ThreeFold Purchase)- Takal ini terdiri dari 2 (dua) blok masing-masing

bermata tiga dengan tali ulang,

- Jika dipasang secara biasa :K = 1/6 W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok tetap (lihat gambar)

- Jika dipasang secara menguntungkan maka :K = 1/7 W

Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang bergerak (lihat gambar)

- Takal semacam ini disebut juga Takal berat.

Page 490: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

459

Perhatian :

- Untuk mengangkat beban yang ringan biasanya orang menggunakan Takal dengan tali ulang dari serat nabati (Manila),

- Untuk mengangkat beban yang berat menggunakan tali ulang kawat atau rantai

- Faktor bertambah besarnya gaya angkat/tarik padasuatu beban dipengaruhi adanya nilai gesekan pada blok yang digunakan. Besarnya angka gesekan antara 5% – 10% tiap keping/mata/roda pada blok terhadap berat beban yang diangkat.

Dengan demikian ketentuan didapatkan sebagai berikut :

K = W/N

akan menjadi: K = W/N + Jumlah gesekan pada tiapkeping

sehingga : K = W/N + p x f x W/N atau

W + p x f x WK =

NDimana : K : Gaya/tenaga tarik

W : Berat bebanN : Jumlah tali ulang pada blok gerakp : Jumlah keping atau mata atau roda

f : Gesekan pada tiap tiap keping (5% -10%)

10.7.3. Prosedur Menyiapkan Tali Ulang pada Takal- Mula-mula dimulai mempersiapkan dan meletakan blok-

blok di dek/lantai, pengkait pada masing-masing blok berada diluar,

- Memasang tali ulang mulai pada blok yang lebih banyak matanya atau apabila kedua blok mempunyai jumlahmata yang sama, maka dimulai dari blok dimana akan diikatkan bagian tetapnya atau pada blok yang adatimlinya,

- Masukan tali ulang dimulai dari mata yang ditengah

Page 491: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

460

Gambar. 10.10. Susunan tali pada 2 blok

10.7.4. Pemeliharaan dan Perawatan Takal

Takal itu tersusun dari suatu sistim blok-blok dengan talinya maka pemeliharaan Takal dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeliharaan blok dan pemeliharaan talinya.

Dibagian depan dalam diktat ini telah dijelaskan bagaimana melakukan pemeliharaan blok dan tali temalinya. Kalauterjadi kerusakan atau keausan perlu diperhatikan untukdiganti agar tidak terjadi kecelakaan pada waktu digunakan

10.7.5. Contoh Perhitungan1. Sebuah Takal berkeping empat dengan cara

menguntungkan dipakai untuk mengangkat sebuahbeban berat 4 ton. Gesekan diperhitungkan 10 %,diminta besarnya gaya tarik.

Page 492: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

461

Penyelesaian :

W + f x p x WK =

N4 + 10/100 x 4 x 4

=5

4 + 1,6 ton 5,6= = = 1,12 ton

5 5

2. Beban 20 ton ditarik dengan Takal seperti pada gambar. Gesekan diperhitungkan 10 %. Tentukan gaya tarik yang diperlukan.Lukisan :

Penyelesaian:

W + f x p1 x W 20 + 10/100 x 5 x 20K1 = N1 = 5

20 + 10 = 5 = 6 ton

K1 + f x p2 x K1 6 + 10/100 x 4 x 6K2 = N2 = 4 + 1

6 + 2,4 8,4 = = = 1,68 ton

5 5

Page 493: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

462

3. Dari sebuah berat dengan Takal berat dengan cara yang menguntungkan, diperhitungkan gesekan 10 %,melewati roda-roda penghantar seperti pada gambar,diperhitungkan gesekan masing-masing 5 %. Ditanyakan besar gaya tarik winch, apabila beban = 15 ton.

Lukisan :

Penyelesaian :W + f x p x W

K1 = N

Maka : 15 + 1/10 x 6 x 15 = = 3,43 ton

73,34 + 1/20 x 3,43

K2 = = 3,6015 ton7

3,6015 + 1/20 x 3,6015K3 = = 3,781575 ton

1= 3,782 ton

Page 494: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

463

10.8. Takal Dasar Yang dimaksud dengan Takal Dasar adalah Jangkar,

rantai jangkar dan penataan yang digunakan untuk melayanijangkar dan rantainya. Penataan tersebut dapat dilihat padagambar dibawah ini yang terdiri dari antara lain : Ulup rantai, Stopper dasar/Bosa dasar, Pangsi jangkar/mesin jangkar/derek jangkar, Bak rantai ( chain locker) dan alat-alat pengikat rantai.

Page 495: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

464

Gambar. 10.11. Takal Dasar

10.8.1. Jangkara. Menurut Kegunaannya

- Jangkar Haluan- Jangkar Arus- Jangkar Cemat- Jangkar Sekoci

- Jangkar Haluan Jumlah jangkar haluan ada 3 buah terdiri dari 2 buah jangkar terpasang apa ulup jangkar dan 1 buah sebagai cadangan.Jangkar Haluan dipergunakan untuk menahan kapal pada waktu berlabuh.

Berat jangkar pada kapal kurang dari 5000 ton = 1 lbs untuk tiap ton desplasemen kapal. Makin besar kapal makin kecilperbandingannya.

- Jangkar ArusJangkar arus dipergunakan untuk menahan kapal terhadap arus dari buritan dan agar supaya kapal tidak berputar pada waktu berlabuh dalam arus.

Berat jangkar arus = 1/3 x berat jangkar haluan. Bilamana kapal dilengkapi dengan jangkar buritan, tidak perlu lagi dilengkapijangkar haluan cadangan maupun jangkar arus.Berat jangkar buritan = berat jangkar haluan.

- Jangkar CematJangkar cemat dipergunakan untuk menambangkan jangkarhaluan pada waktu kapal kandas.Berat jangkar cemat = ± 1/5 berat jangkar haluan

Page 496: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

465

- Jangkar SekociJangkar sekoci dipergunakan untuk menahan sekoci, pada waktu sekoci berlabuh. Ukurannya kecil dan dapat diangkat oleh satu orang.

b. Menurut kostruksinyaJangkar dibagi dalam 2 jenis yaitu

:- Jangkar bertongkat

1. Jangkar bertongkat tetap2. Jangkar bertongkat tidak tetap

- Jangkar Patent/tidak Bertongkat/Polos

- Jangkar Bertongkat Tetap- Jangkar ini sudah jarang dipergunakan dikapal kurang

praktis, sedikit sulit penanganannya dan memerlukanruangan yang cukup luas.

- Bahan pembuatannya terbuat dari baja tempa

- Jangkar bertongkat tidak tetap Jangkar jenis ini hanya dipakai sebagai jangkar cemat atau jangkar arus, karena jangkar ini tidak dapat dimasukan keulup jangkar

Page 497: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

466

Gambar. 10.12.a. Jangkar bertongkat

Page 498: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

467

Posisi jangkar didasar laut- Setelah jangkar dijatuhkan sampai didasar laut maka salah

satu kuku dan lengannya akan menghadap kedasar laut(tanah),

- Jika batangnya bekerja sejajar dengan dasar laut maka kuku dan lengan jangkar akan tertarik/menancap kedasar laut.

- Tongkatnya akan selalu terletak mendatardidasar laut.

B. Jangkar Patent/Jangkar Polos- Jangkar patent dimana batang dan lengan-lengannya

dihubungkan dengan engsel dan dapat bergerak 450

kekanan dan kekiri.

- Setelah didasar laut kedua sendoknya/kukunya akansegera menghadap tanah/dasar sehingga pada waktu ditarik akan segera masuk kedalam dasar laut,

- Dalam kondisi apapun jangkar kekiri atau kekanan akan tetap makan/tancap.

Keuntungannya : 1. Pelayanannya mudah2. Batangnya dapat ditarik masuk kedalam ulup jangkar3. Kedua sendoknya/kukunya dapat masuk mudak

kedalam tanah.

Kerugiannya :Kekuatan menahannya lebih rendah jika dibandingkan dengan jangkar bertongkat

Dibawah ini dapat dilihat nama-nama bagian jangkarpatent/polos maupun illustrasi posisi jangkar didasar laut.

Page 499: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

468

Gambar. 10.12.b. Jangkar Patent / polos

Page 500: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

469

Gambar. 10.12.c. Gambar posisi jangkar patent/polos di dasar perairan

10.8.2. Rantai JangkarRantai jangkar adalah merupakan rangkaian sambungan

antara halkah-halkah yang panjangnya mencapai 15 depa (27,5m). Potongan-potongan yang panjangnya 15 depa tersebutdimana rantai jangkar sihubungkan /disambung melalui suatu alat yang dinamakan Segel.

Setiap halkah yang dirangkaikan tersebut mempunyaisengkang (dam) yang berguna untuk menjaga agar rantai jangkartidak mudah berputar dan menanmbah kekuatan.Segel rantai jangkar terdapat 2 jenis dan macam Segel yaitu :

1. Segel Biasa (segel rantai)2. Segel patent (segel kenter)

Page 501: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

470

Gambar. 10.13. Rantai Jangkar

Segel Biasa (segel rantai)Jika kedua ujung rantai jangkar disambungkan dengan

segel rantai, jumlah halkah tiap segel harus ganjil agar supaya segel-segel rantai senantiasa selalu terletak dalam kedudukan mendatar pada waktu melalui pangsi pada derek jangkar.Mengingat bentuk segel tersebut , maka segel rantai harusdipasang dengan bagian lengkungnya menghadap jangkardengan maksud :a. Apabila rantai jangkar diarea (lego) dengan mudah jangkar

berjalan bebas,b. Apabila dihebob (rantai ditarik masuk) karena gesekannya

perlahar-lahan, kemun gkinan tersangkut tidak ada dan segel rantai duduk dengan baik

Gambar. 10.14.a. Segel Biasa

Keterangan gambar. : a. Bagian lengkungb. Bautc. Pen

Page 502: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

471

Segel Patent (segel kenter)Segel patent terdiri dari beberapa bagian yang

dapatdilepas antara lain :- 2 potongan setengah halkah- 1 dam/sengkang- 1pen

Bentuk segel patent sama dengan bentuk halkah-halkah rantai jangkar

Gambar. 10.14.b. Segel patent

Cara memasang segel patent (segel kenter) :

- Potongan setengah halkah (a) dimasuksn kedalam potongan setengah halkah yang lain (b) dengan cara menggeserkan kearah horizontal,

- Dam/sengkang (c) dimasukan didalam alur yang terdapatdiantara kedua potongan setengah halkah tersebut,

- Pen yang berbentuk segi 6 (d) dimasukan kedalam lubang yang menembus kedua potongan halkah dan sengkang (dam) dan selanjutnya lubang ditutup dengan timah cor

10.8.3. Merkah (Tanda pada Segel)

Merkah/tanda pada segel diperlukan dan harus dibuat olehsebuah rantai jangkar yang dipakai dikapal. Dengan mengetahui merkah/tanda pada segel maka dapat diketahui berapa panjang rantai yang telah dikeluarkan (dilego).

Page 503: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

472

Panjang setiap segel adalah 15 depa (fathoms). Oleh Lloyd’s Regester ditentukan bahwa satu segel panjangnya adalah 15 fathoms = 25 meter.

Jumlah panjang rantai jangkar yang besar antara 240 – 330 depa (fathoms). Maksimum panjang total rantai jangkar adalah 330 fathoms = 604 meter, jadi untuk masing-masing jangkar panjang maksimumnya = 302 meter.

Untuk setiap perintah lego jangkar dapat diketahui dari berapa segel yang dikehendaki, disamping itu pula dengan adanya segel yang telah diberi tanda/merkah (nomer segel) mempermudahuntuk melihat dan membaca jumlah segel yang telah dilego.

Pada umumnya tanda/merkah pada segel-segel rantai jangkarmenggunakan lilitan kawat pada sengkang/dam dari halkah yang mengapit segel, atau menggunakan cat warna putih agarmerkah/tanda dapat dilihat jelas pada m,alam hari atau pada saat cuaca buruk.Contoh pemasangan merkah/tanda pada segel rantai jangkaradalah sebagai berikut :1. merkah pada segel I, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam

halkah pertama didepan dan belakang segel I,2. merkah pada segel II, lilitan kawat dan cat pada

sengkang/dam halkah kedua didepan dan dibelakang segel II,3. merkah pada segel III, lilitan kawat dan cat pada

sengkang/dam halkah ketiga didepan dan dibelakang segel III4. dan begitu seterusnya..........

Gambar. 10.14.c. Pemasangan merkah/tanda pada rantai jangkar

Page 504: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

473

10.8.4. Rantai PeloporRantai pelopor itu berada pada susunan rantai jangkar yang letaknya diantara jangkar dengan segel yang pertama (lihat gambar. 10.11)Kegunaannya :1. Jika ingin melepas jangkar cukup dirantai pelopor saja, tidak perlu

melepas/membuka rantai sepanjang segel rantai yang pertama,2. Pada ujung rantai pelopor dekat jangkar dipasang kili-kili (swivel)

agar jangkar bebas bergerak dan dapat masuk pada ulup dengan baik

10.8.5. Stopper (Penahan Rantai)Diantara mesin jangkar/spil dan ulup jangkar terdapat penahan rantai atau lazimnya disebut stopper rantai / bosa dasar. Bosa dasar terbuat dari bahan besi tempa.

Gunanya untuk menahan gaya-gaya dan sentakan-sentakan dari rantai (terutama waktu sedang berlabuh jangkar). Ada beberapa macam bentuk bosa dasar/penahan rantai seperti pada gambar dibawah ini :

Page 505: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

474

Gambar. 10.15. Stopper (Penahan Rantai Jangkar)

10.8.6. Derek Jangkar/windlessUntuk mengangkat/menghebob jangkar dikapal digunakan

alat yaitu Derek Jangkar/mesin jangkar. Letak derek jangkarberada dibagian depan kapal atau diujung haluan kapal.

Bagian-bagian derek jangkar antara lain terdiri dari :1. Mesin/motor yang digerakan oleh diesel/elektik,2. Spil/wildcat merupakan gulungan/thromol yang dapat

menyangkutkan rantai jangkar pada saat melewatinya,3. Kopling atau peralatan yang dapat melepaskan atau

menhubungkan spil dengan mesin,4. Band rem untuk mengendalikan spil apabila tidak dihubungkan

dengan mesin,5. Roda-roda gigi, dihubungkan dengan poros,6. Tromol/gypsies, untuk melayani tros kapal dipasang pada

ujung-ujung dari poros utama.

Perlu diketahui bahwa mesin/motor dapat berputar bolak-balik(area dan hebob) dan dapat diatur kecepatannya denganmenggunakan handle pengontrol.

Guna mengendalikan spil agar tidak berputar pada waktu kopling dilepas akibat gaya berat dari jangkar dan rantai jangkar maka dipasang band rem ( lihat gambar. 10.11. )

Page 506: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

475

10.8.7. Ceruk Rantai Jangkar (Chain Locker)( Bak Rantai Jangkar)- Ceruk rantai/bak rantai berada dibawah poros jangkar. Diatas

ceruk rantai terdapat pipa rantai tepat berada disisi belakang dari spil, sebagai jalan masuknya rantai jangkar,

- Pada umumnya ceruk rantai terletak didepan sekat depan kapal dan dibagi menjadi dua yaitu kanan dan kiri oleh sekat membujur,

- Bak rantai/ceruk rantai digunakan untuk menyimpan rantai. Rantai jangkar disimpan didalam ceruk rantai dengan susunan silang menyilang disebut cara Franse BochtenPenyusunan ini dilakukan dengan maksud :1. Supaya ceruk rantai dapat memuat seluruh rantai jangkar,2. Rantai jangkar selalu siap digunakan meskipun dalam

pelayaran kapal mengoleng atau mengangguk,- Apabila jangkar telah merapat dilambung kapal (diulup) dan

rantai jangkar dalam keadaan teratur rapi, maka masihterdapat ruangan kosong minimum 4 kaki yang digunakan untuk tempat orang menyusun rantai tersebut,

- Ujung rantai jangkar didalam bak rantai masing-masing diikat.

10.8.8. Penanganan dan Pemeliharaan jangkar, Rantai jangkar

Pemeliharaan jangkar, rantai jangkar dapat dilakukan pada saat kapal naik dok maupun dalam pelayaran. Pekerjaan yang harus dilakukan pada kegiatan ini antara lain dapat disusun sebagaiberikut :

Kapal Berlayar

Sebelum kapal berlayar tentu pekerjaan menghebob jangkarterlebih dahulu dilakukan, rantai jangkar yang bergerak akanmasuk diceruk rantai bersamaan itu dilakukan pencucian rantai jangkar dan jangkar dari kotoran lumpur. Setelah kapalmeninggalkan pelabuhan dan berada dilaut yang cukup bebas, maka jangkar dan peralatannya dilakukan pengamanan antara lain :

1. Jangkar dikencangkan, derek jangkar dalam kedudukanbekerja (kopling terhubung),

2. Band rem dikencangkan,3. Ulup sebelah atas (di dek) ditutup,4. dan pekerjaan pemeriksaan lainnya.

Apabila kapal akan tiba disuatu pelabuhan lakukan pekerjaansebagai berikut :

Page 507: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

476

1. Pemeriksaan salah satu dari kedua jangkar yang akandigunakan maka jangkar siap dilego,

2. Dilanjutkan persiapan dan pemeriksaan kebalikan sepertipada waktu berangkat, sepoerti melakukan uji coba danpemanasan seluruh peralatan Takal Dasar.

Kapal Berada di Dok

Pemeriksaan dan perawatan takal dasar total dapat dilakukan adalah pada waktu kapal naik dok. Bagian-bagianyang rusak atau mengalami keausan harus segera diperbaiki atau diganti.

Cara melakukan perawatannya adalah sebagai berikut :a. Jangkar, rantai jangkar diturunkan/dikeluarkan dari ceruk rantai,

periksa dan ketok karatnya kemudian dicat dengan blackvarnis

b. Bak rantai/ceruk rantai dibersihkan dan diketok kemudian di cat dengan black varnis,Khusus untuk rantai jangkar perlu diperhatikan bahwa agar supaya rantai jangkar terpakai dengan merata maka perludiadakan pemindahan rantai jangkar secara bergantian seperti penjelasan dibawah ini.

Rantai jangkar segel pertama dipindah ke segel yang terakhir dengan demikian maka kedudukan/susunan segel adalah sebagai berikut :1. Rantai segel kedua menjadi segel yang pertama, disusul rantai

angkar segel ketiga menjadi segel kedua dan segel rantai jangkar yang pertama menjadi segel yang terakhir (misal naik dok yang pertama),

2. Satu tahun kemudian kapal naik dok yang kedua, diadakan pertukaran rantai jangkar lagi yaitu rantai jangkar ketigamenjadi segel yang pertama, segel rantai jangkar keduamenjadi segel rantai jangkar yang terakhir,

3. Jika kapal mempunyai jumlah rantai jangkar 10 segel maka kapal naik dok yang ke 10 rantai jangkar telah meratadipindahkan yang akhirnya segel yang pertama dipindahkan ke segel terakhir itu akan kembali lagi posisinya disegel yang pertama,

4. Perlu diperhatikan jangan sekali-kali dilakukan hanyamemutarkan kedudukan rantai, sehingga segel yang pertama menjadi segel rantai yang terakhir dan segel yang terakhir menjadi segel rantai yang pertama, itu tidak benar.

Page 508: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

477

10.8.9. Bolder ( Bollard )Pengikatan tali tambat dikapal maupun didarat pada saat kapal melakukan sandar di dermaga ditempatkan pada Bolder (Bollard).

Disamping kegunaan bolder tersebut diatas juga digunakanpengikatan tali pada waktu kapal ditarik oleh kapal tunda atau kapal lain saat kapal akan masuk pelabuhan atau kegiatan yang lain. Dengan demikian konstruksi bolder harus lebih kuat dari tali tambat ( mooring ).

Ada bermacam-macam type bolder yang sering digunakandikapal antara lain :1. Bolder Yang Berdiri Vertikal(Vertical Type Bollard)2. Bolder Membentuk Sudut (Oblique Type Bollard)

Gambar. 10.16.a. Bolder Yang Berdiri Vertikal( Vertical Type Bollard)

Gambar. 10.16.b. Bolder Membentuk Sudut (Miring) (Oblique Type Bollard)

Page 509: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

478

Fair Leads And ChockPada saat penambatan kapal dilakukan ataupun kegiatan

lain dikapal yang menggunakan tali tambat Spring dan Tros maka akan terjadi gesekan antara tali tambat dengan lambung kapal, maka perlu tempat jalan tali tambat yang gunanya untukmengurangi adanya gesekan antara tali tambat dengan lambung kapal.Ada bermacam-macam bentuk dan jenisnya antara lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar. 10.17.a. Bolder

Page 510: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

479

Gambar. 10.17.b. Jenis Bolder Yang Lain

Warping Winch And CapstanUntuk penarikan tali Tros atau Spring pada waktu pengikatan (penambatan) kapal di dermaga digunakan warping winch atau Capstan.

Tenaga penggeraknya dari listrik atau tenaga hidrolik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Tampak dari atas

Tampak dari samping

Page 511: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

480

XI. PENCEGAHAN POLUSI

11.1. Peraturan Mengenai Marine Pollution ( MARPOL )

Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak yang pertamaGLUCKAUF pada tahun 1885 dan penggunaan pertama mesin diesel sebagai tenaga penggerak utama kapal tiga tahunkemudian, maka penomena pencemaran laut oleh minyak mulai muncul.

Sebelum perang Dunia Kedua Sudah ada usaha-usaha untuk membuat peraturan mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran laut oleh minyak, akan tetapi baru dimulai terpikirkan setelah terbentuk International Maritime Organization (IMO)dalam Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun1948

Namun demikian pada saat itu usaha untuk membuat peraturan yang dapat dipatuhi oleh semua pihak dalam organisasi tersebut masih ditentang oleh banyak pihak. Baru pada tahun 1954 atas prakarsa dan pengorganisasian yang dilakukan oleh pemerintah Inggris (UK), lahirlah Oil Pollution Convention yang mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran minyak daripengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin.

Cara tersebut dilakukan dengan :- Lokasi tempat pembuangan minyak atau campuran air dan

minyak yang melebihi 100 ppm diperluas sejauh 50 nautical mile dari pantai terdekat.

- Negara anggota diharuskan untuk menyediakan fasilitaspenampungan didarat guna menampung campuran air danminyak.

Selanjutnya disusul dengan amandemen tahun 1962 dan 1969 untuk menyempurnakan kedua peraturan tersebut. Jadi sebelum tahun 1970 masalah Maritime Pollution baru pada tingkatprosedur operasi.

Pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar, ketika tankerTORREY CANYON yang kandas dipantai selatan Inggrismenumpahkan 35 juta gallons crudel oil dan telah merubahpandangan masyarakat International dimana sejak saat itu mulai dipikirkan bersama pencegahan pencemaran secara serius.

Sebagai hasilnya adalah “ International Convention for thePrevention of Pollution from Ships “ tahun 1973 yang kemudian

Page 512: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

481

disempurnakan dengan TSPP ( Tanker Safety and PollutionPrevention ) Protocol tehun 1978 dan konvensi ini dikenal dengan nama MARPOL 1973/1978 yang masih berlaku sampai sekarang.

MARPOL 1973/1978 memuat 5 (lima) Annexes yakni :

Annex I - Peraturan-peraturan untuk pencegahanpencemaran oleh Minyak

Annex II - Peraturan-peraturan untuk pengawasanpencemaran oleh zat-zat cair beracun dalamjumlah besar

Annex III - Peraturan-peraturan untuk pencegahanpencemarean oleh zat-zat berbahaya yangdiangkut melalui laut dalam kemasan, atau petiatau tangki jinjing atau mobil tangki dan gerbong tangki

Annex IV - Peraturan-peraturan untuk pencegahanpencemaran oleh kotoran dari kapal

Annex V - Peraturan-peraturan untuk pencegahanpencemaran oleh sampah dari kapal

Annex VI - Peraturan-peraturan untuk pencegahanpencemaran udara dari kapal-kapal

Konvensi ini berlaku secara International sejak 2 Oktober 1983. Isi dan teks dari MARPOL 73/78 sangat komplek dan sulit dipahami bila tanpa ada usaha mempelajari secara intensif. Implikasilamgsung terhadap kepentingan lingkungan Maritim dari hasilpelaksanaannya memerlukan evaluasi berkelanjutan baik olehpemerintah maupun pihak industri suatu negara.

Selanjutnya yang akan dibicarakan dalam buku ini adalah Annex 1 saja karena merupakan sumber pencemaran utama dewasa ini. Annex 1 MARPOL 73/78 yang berisi mengenai peraturan untuk mencegah pencemaran oleh tumpahan minyak dari kapal sampai 6 juli 1993 sudah terdiri dari 26 regulation

Dokumen penting yang menjadi bagian integral dari Annex 1adalah :

Appendix I Mengenai Daftar dan jenis minyakAppendix II Bentuk format dari IOPP CertificateAppendix III Bentuk format dari Oil Record Book

Berikut adalah isi dan bentuk dari dokumen dimaksudberdasarkan MARPOL 73/78 :

Page 513: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

482

a. “ List of Oil “ sesuai Appendix I MARPOL 73/78 adalah daftar dari minyak yang akan menyebabkan pencemaran apabila tumpah ke laut dimana daftar tersebut tidak akan samadengan daftar minyak sesuai kriteria industri perminyakan,

b. “ International Oil Pollution Prevention Certificate “ ( IOPC Certificate ) untuk semua kapal dagang, dimana supplement atau lampiran mengenai “ Record of Construction andEquipment for Ship other than oil Tankers and Oil Tankers “ dijelaskan secara terpisah di dalam Appendix II MARPOL73/78

c. “ Oil Record Book “ Buku catatan yang ditempatkan di atas kapal, untuk mencatat semua kegiatan menanganipembuangan sisa-sisa minyak serta campuran minyak dan air di Kamar Mesin, semua jenis kapal, dan untuk kegiatanbongkar muat muatan dan air balast kapal tanker.

Pada permulaan tahun 1970 an cara pendekatan yang dilakukan oleh IMO dalam membuat peraturan yang berhubungan dengan Marina Pollution pada dasarnya sama dengan sekarang, yakni melakukan kontrol yang ketat pada struktur kapal untuk mencegah jangan sampai terjadi tumpahan minyak atau pembuangancampuran minyak ke laut. Dengan pendekatan demikian MARPOL 73/78 memuat peraturan untuk mencegah seminimum mungkin minyak yang mencemari laut

Tetapi kemudian pada tahun 1984 dilakukan beberapa modifikasi oleh IMO yang menitik beratkan pencegahan hanya pada kegiatan operasi tanker pada Annex I dan yang terutama adalah keharusankapal untuk dilengkapi dengan Oil Water Separating Equipment dan Oil Discharge Monitoring Systems.

Karena itu pada peraturan MARPOL 1973/1978 dapat dibagidalam 3 (tiga) katagori :a. Peraturan untuk mencegah terjadinya pencemaranb. Peraturan untuk menanggulangi pencemaranc. Peraturan untuk melaksanakan ketentuan tersebut

11.1.1. Peraturan untuk mencegah terjadinya pencemaran

Peraturan dalam MARPOL 73/78 sangat kompleks, memuatbanyak kreteria dan spesifikasi. Karena itu memerlukankesabaran dan ketelitian untuk mempelajari danmelaksanakannya. Penting untuk diketahui waktu atau tanggal berlakunya suatu peraturan karena berbeda satu dengan yang lainnya, dan kaitannya dengan kapal bangunan baru (New Ships ) dan kapal yang sudah ada ( Existing Ships ).

Page 514: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

483

Pasal 65 ayat (1) UU. No.21 Th.1992 menegaskan bahwa setiap kapal dilarang melakukan pembuangan limbah atau bahan lainnya apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.Pembuangan limbah atau bahan lain yang dilarang itu antara lain : Pembuangan (dumping) limbah air got dari kapal tanpa prosedur, membuang sampah/kotoran dan sisa-sisa muatan (dirtySweeping), membuang air cleaning dari tangki muat kapal dan lain sebagainya.

Menurut pasal 67 UU.21 Th.1992, setiap Nakhoda atau Pemimpin perusahaan kapal mempunyai kewajiban dalam upayamenanggulangi atau mencegah pencemaran laut yang bersumber dari kapalnya. Wajib segera melaporkan kepada pejabatpemerintah/instansi yang berwenang yang menanganipenanggulangan pencemaran laut , mengenai terjadinyapencemaran laut yang disebabkan oleh kapalnya, atau oleh kapal lain atau apabila melihat adanya pencemaran di laut.

MARPOL 1973/1978 juga masih melanjutkan ketentuan hasilKonvensi 1954 mengenai Oil Pollution 1954 dengan memperluas pengertian minyak dalam semua bentuk termasuk minyak mentah, minyak hasil olahan, sludge atau campuran minyak dengankotoran lain dan fuel oil, tetapi tidak termasuk produk petrokimia ( Annex II ).

Ketentuan Annex I Reg.9 menyebutkan bahwa pembuanagnminyak atau campuran minyak hanya diperbolehkan apabila :

• Tidak didalam “ Special Area “ seperti Laut Mediteranean, Laut Baltic, Laut Hitam, Laut Merah dan daerah Teluk,

• Lokasi pembuangan lebih dan samadengan 50 mil laut dari daratan,

• Pembuangan dilakukan waktu kapal berlayar,• Tidak membuang lebih dari 30 liter/nautical mile,• Tidak membuang lebih besar dari 1 : 30.000 dari jumlah

muatan,• Tangker harus dilengkapi dengan Oil Discharge Monitoring

(ODM) atau ODM dengan kontrol sistimnya.

Peraturan MARPOL 73/78 Annex 1 Reg.16 menyebutkan bahwa :- Kapal ukuran 400 GRT atau lebih tetapi lebih kecil dari 1.000

GRT harus dilengkapi dengan Oil Water SeparatingEquipment yang dapat menjamin pembuangan minyak ke laut setelah melalui sistim tersebut dengan kandungan minyakkurang dari 100 parts per million ( 100 ppm ),

Page 515: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

484

- Kapal ukuran 10.000 GRT atau lebih harus dilengkapi dengan kombinasi antara Oil Water Separating Equipment dengan Oil Discharge Monitoring and Control Systems, atau dilengkapi dengan Oil Filtering Equipment yang dapat mengatur buangancampuran minyak kelaut tidak lebih dari 15 parts per million(alarm akan berbunyi bila melebihi ukuran tersebut).

Dalam melakukan usaha mencegah sekecil mungkin minyakmencemari laut, maka sesuai MARPOL 1973/1978 dimana sisa-sisa dari campuran minyak diatas kapal terutama di kamar mesin yang tidak mungkin untuk diatasi seperti halnya hasil purifikasi minyak pelumas dan bocoran dari sistim bahan bakar minyak, dikumpulkan dalam tangki penampungan seperti slop tanks yang daya tampungnya mencukuipi, kemudian dibuang ke tangki darat. Peraturan ini berlaku untuk kapal ukuran 400 GRT atau lebih.

11.1.2. Peraturan untuk Menanggulangi Pencemaran

BAB. III dari MARPOL Annex I Reg.22 dan 23 mengaturmengenai “ Usaha mengurangi seminim mengkin polusi minyak akibat kerusakan lambung dan plat dasar dari kapal “. Dengan melakukan perhitungan secara hipotese aliran minyak dari tangki muatan, maka pada annex I dibuat petunjuk perhitungan untuk mencegah sekecil mungkin minyak yang tumpah ke laut apabila terjadi tabrakan atau kandas seperti :

- Semua tanker minyak segala ukuran diharuskanmenggunakan Oil Discharge Monitoring (ODM) CentrakSyatem dan oil water separating atau fltering equipment yang bisa membatasi kamdungan minyak dalam air yang akandibuang ke laut maksimum 15 ppm.

Segregated Ballast Tanks (SBT) sesuai Reg. 13 E, harusberfungsi juga sebagai pelindung atau “ Protective Location “ daerah tangki muatan pada waktu terjadi tabrakan atau kandas, untuk tangker minyak mentah 20.000 dwt atau lebih.

Regulation 24, membatasi volume tangki muatan yang mengatur sedemikian rupa sehingga tumpahan minyak dapat dibatasi bila kapal bertabrakan atau kanda

Annex I MARPOL 73/78 berlaku untuk semua jenis kapal, dimana membuang minyak ke laut di beberapa lokasi dilarang dan ditempat lain sangat dibatasi. Karena itu kapal harus memenuhipersyaratan konstruksi dan peralatan serta mempersiapkan “Oil Record Book”

Page 516: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

485

Kapal-kapal ukuran besar dan terlibat dalam perdaganganinternational harus disurvey dan diberikan sertifikat. Pelabuhandiharuskan menyediakan fasilitas penampungan campuranminyak dan residu dari kapal. Pemerintah negara anggota IMO atau Marine Administration berkewajiban melaksanakannyaterhadap kapal sendiri (Flag State Duties), terhadap kapal asing yang memasuki pelabuhannya (Port State Duties) dan terhadap pengawasan pantainya (Coastal State Duties).

Ketentuan selanjutnya mengenai pelaksanaan konvensi MARPOL adalah sebagai berikut :• Kapal ukuran di bawah dari 400 grt, tidak perlu diperiksa

kelengkapannya dan tidak bersertifikat, tetapi harus diawasi agar kapal tetap memenuhi peraturan sesuai Annex IMARPOL 73/78 (Reg.4.2) dan kondisi kapal tetap terpelihara,

• Tanker ukuran di bawah 150 grt tidak perlu pemeriksaan tidak bersertifikat IOPP ( International Oil Pollution Prevention ), tetapi harus mengikuti peraturan dalam Annex I MARPOL73/78 dan kondisi kapal serta peralatan lainnya terpelihara ( Re.4.4 ),

• Oil Record Book tetap dibutuhkandiatas kapal dan diisi sesuai dengan Regulation 15.4.

• Tanker ukuran 150 grt atau lebih harus memenuhi semua persyaratan sesuai Reg. 4 Annex I dan kondisi serta peralatan kapal harus dipelihara untuk menghindari pencemaran,

• Sertifikat IOPP hanya untuk tanker yang berlayarInternasional, dan tidak dibutuhkan untuk tanker domestik,tetapi ditentukan sendiri oleh Pemerintah yang adahubungannya dengan survey (Reg.5).

Kelengkapan Dokumen yang harus dibawa berlayar bersamakapal sesuai dengan Annex I MARPOL 73/78 adalah sebagai berikut :• Oil Record Book, Part I mengenai operasi di Kamar Mesin dan

Part II operasi Bongkar Muat Cargo dan Air Ballast, Reg. 20,• Loading and Damage Stability Information Book Reg, 25,• Oil Discharge Monitoring Operation Manual, Reg. 15.3• Crude Oil Washing Operation and Equipment Manual, Reg.

13.B• Clean Ballast Tank Opeartion Manual, Reg. 13.A,• Instruction and Operation Manual of Oil Water Separating and

Filtering Equipment. Reg. 16,• Shipboard Oil Pollution Emergency Plan, Reg. 26.

Page 517: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

486

11.2. Sumber-sumber Pencemaran

11.2.1. Penyebab pencemaran laut

- Dari ladang minyak dibawah dasar laut baik melalui rembesanmaupun kesalahan pengeboran pada operasi minyak lepaspantai,

- Dari kecelakaan pelayaran seperti misalnya kandas,tenggelam dan tabrakan kapal-kapal tanker atau barang yang mengangkut minyak / bahan bakar,

- Dari operasi tanker dimana minyak terbuang kelaut sebagai akibat dari pembersihan tangki atau pembuangan air ballast dan lain-lain,

- Dari kapal-kapal selain tanker melalui pembuangan air bilge ( Got ),

- Dari operasi terminal pelabuhan minyak dimana minyak dapat timpah pada waktu memuat / membongkar muatan atau pengisian bahan bakar ke kapal,

- Dari limbah pembuangan Refinery,- Dari sumber-sumber darat misaknya minyak lumas bekas atau

cairan yang mengandung hydrocarbon,- Dari hydrocarbon yang jatuh dari atmosfir misalnya a; cerobong

asap pabrik, cerobong kapal, pesawat terbang dan lainsebagainya.

11.2.2. Tumpahan minyak kelaut dari kapal tanker / kapal lainnya dapat dibagi dalam 4 kelompok :

1. Pembuangan minyak yang timbul sebagai akibat daripengoperasian kapal selama menyelenggarakan pencucian tangki

2. Pembuangan air bilge ( got ) yang mengandung minyak,3. Tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran antara lain

kandas, tenggelam, tabrakan dan lain-lain,4. Tumpahan minyak selama Loading, discharging atau bunkering

11.2.3. Sebab terjadinya tumpahan minyak dari kapal

1. Kerusakan Mekanis- Kerusakan dari sistem peralatan kapal,- Kebocoran badan kapal,- Kerusakan katup-katup hisab atau katup pembuangan kelaut,- Kerusakan selang-selang muatan

2. Kesalahan Manusia- Kurang pengetahuan / pengalaman,- Kurang perhatian dari personil

Page 518: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

487

- Kurang ditaatinya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan- Kurang pengawasan.

Kerusakan mekanis dapat diatasi dengan sistem pemeliharaan dan perawatan yang lebih baik serta pemeriksaan berkala oleh pemerintah / Biro Klasifikasi.

Kesalahan manusia dapat diatasi dengan memberikan training kepada personil kapal untuk meningkatkan ketrampilan mereka sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih efektif.Menerapkan sepenuhnya persyaratan perijasahan personil kapal.

11.2.4. Sumber pemasukan minyak ke lingkungan laut

Menurut perkiraan keseluruhan minyak bumi yang masuk kelingkungan laut adalah 3,2 juta metrik ton pertahun. Yangterbanyak adalah adalah dari sumber-sumber di daratan terutamadalam bentuk pembuangan dari kota dan industri.

Tumpahan dari kapal karena kecelakaan, ditambah denganaktivitas eksplorasi dan produksi sebesar 6,47 juta metrik ton, secara relatif kecil kalau dibandingkan dengan produksi dunia sekarang yang besarnya 3 milyar metrik ton, yang setengahnya diangkut melalui laut.

11.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat KeparahanTumpahan Minyak

Efek tumpahan minyak terhadap lingkungan ditentukan olehinteraksi antara beberapa faktor biologis dan non biologis.

Faktor-faktor tersebut meliputi :- Tipe tumpahan minyak ( sifat fisika dan kimia )- Jumlah dan kecepatan minyak yang tertumpah- Lama waktu- Daerah sekitar secara geografis- Luas daerah yang terpengaruh- Kondisi meteorologis dan oceanografi- Musim- Jenis biota yang ada di daerah yang terpengaruh- Teknik pembersihan yang dipakai- Sifat fisis dari garispantai yang bersebelahan- Terjadinya peristiwa biologis khusus migrasi, pembiakan

masal, peletakan telur dan sebagainya yang membuat biota-biota menjadi rentan.

Page 519: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

488

Faktor-faktor ini bervariasi dari tumpahan satu dengan lainnya, dengan demikian pengaruh jangka pendek dan jangkapanjangnya akan tidak sama pula berpengaruhnya terhadapekologi tersebut.

11.4. Pengaruh Pencemaran Minyak

Pengaruh jangka pendek dari tumpahan minyak ini telah banyak diketahui, tetapi pengaruh jangka panjang sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.

Beberapa jenis burung laut di daerah tumpahan minyak akan musnah karena mereka tidak bisa hinggap di atas lapisan minyak. Salah satu jenis burung yang tampak hidup di laut adalah burung camar.Burung camar merupakan komponen kehidupan pantaiyang langsung dapat dilihat dan sangat terpengaruh akibattumpahan minyak.

Bahaya utama diakibatkan penyakit fisik dari pada pengaruhlingkungan kimia dari minyak. Burung harus selalu menjagatemperatur tubuhnya tetap hangat yang dilakukan karenakemampuan bulu-bulu lembut bagian bawah dalammengisolasikan. Bulu-bulu itu tidak menyerap air tapi menyerap minyak, oleh karena itu minyak yang menempel pada bulutersebut akan melekat terus dan tidak bisa terbilas oleh air.

Lapisan minyak yang tipis tidak akan masuk ke bagian dalam dan mengganggu kemampuan bulu dalam isolasi. Kehilangan daya sekat tersebut menyebabkan hilangnya panas tubuh burungsecara terus menerus sehingga menimbulkan :- Kebutuhan pemasukan makanan yang lebih besar- Penggunaan cadangan dalam tubuh- Burung yang terkena minyak cenderung kehilangan nafsu

Yang paling terpengaruh oleh tumpahan minyak adalah burung yang menghabiskan sebagian besar atau seluruh hidupnya di air. Dalam urutan kepekaan makin rendah , jenis-jenis burung yang terkena bahaya tumpahan minyak adalah : Penguin, Auk (sejenis burung laut dari Utara), Burung penyelam, Unggas air (bebek, angsa), dan burung camar.

Ikan paus bunuh diri kepantai disebabkan oleh tumpahan minyak, beberapa kerang-kerang juga mati oleh minyak. Tetapi adabeberapa kerang yang masih bertahan meskipun konsentrasiminyak cukup tinggi, asalkan waktu ekposnya relatif singkat, tetapi

Page 520: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

489

hampir semua dispresi sangat berbahaya untuk kerang. Ikan-ikanakan lebih tahan terhadap tumpahan minyak, karena dapatbergerak pindah tempat, kecuali ikan tidak dapat ke luar daridaerah yang luas tertutup oleh sejumlah besar tumpahan minyak maka ikan akan mati.

Pengaruh tumpahan minyak terhadap tanaman-tanaman laut,bakteri dan mahluk hidup kecil lainnya dalam laut tidak diketahui dengan jelas, karena faktor-faktor alam yang terpengaruh amat banyak dan berfluktuasi.

11.5. Cara pembersihan tumpahan minyak

Pengalaman menunjukanbahwa pembersihan minyak tidak selalu sama, tergantung situasinya. Tumpahan dalam daerah yangsempit dapat diisolir dengan mudah dibandingkan dengan daerah yang luas.

Ada beberapa cara dalam pembersihan tumpahan minyak :

1. Secara mekanik

Memakai boom atau barrier akan baik pada laut yang tidak berombak dan yang arusnya tidak kuat (maksimum 1 knot). Juga dipakai untuk tebal yang tidak melampaui tinggi boom. Posisi boom dibuat menyudut, minyak akan terkempul disudut dan kemudian dihisap dengan pompa. Umumnya pompahanya mampu menghisap sampai pada ketebalan minyaksebesar ¼ inchi. Air yang terbawa dalam minyak akan terpisah kembali

2. Secara Absorbents

Zat untuk meng-absorb minyak ditaburkan di atas tumpahan minyak dan kemudian zat tersebut diangkut yang berartiminyak akan turut terangkat bersamanya. Umumnya zat yang digunakan meng-absorb tersebut antara lain : lumut kering, ranting, potongan kayu, talk. Sekarang banyak juga zat peng-absorb dibuat dari bahan sintetis, yaiyu dari polyethelene, polystyrene, polypropylene dan polyrethane

3. Menenggelamkan minyak

Seatu campuran 3.000 ton kalsium karbonat yang ditambah dengan 1 % sodium stearate pernah dicoba dan berhasil

Page 521: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

490

menegelamkan 20.000 ton minyak. Cara ini masih banyak dipertentangkan karena dianggap akan memindahkanmasalah kerusakan oleh minyak kedasar laut yang relatifmerusakan kehidupan. Tetapi untuk laut-laut dalam hal ini tidak memberikan efek yang berarti.

4. Oil Discharge Monitoring ( ODM )

Oil Discharge dipakai untuk memonitor dan mengontrolpembuangan ballast di kapal tanker yang disesuaikan dengan peraturan / persyaratan.

Oil Discharge Monitoring (ODM) terdiri dari :1. Oil content meter, meter supply pump dan homogenizer

(Oilcon),2. Flow rate indicating system,3. Control section, recording device dan alarm (Central

Control Unit : CCU),4. Overboard discharge control5. Ship’s LOG.

Fungsi dan Sistem.

1. Ballast yang akan dibuang melalui overboard discharge akan diukur pada measurement cell dari oilcon. Hasil dari pengukuran ini akan dirubah ke signal listrik dandigunakan sebagai petunjuk pada control box yang terletak di cargo control room, kadar minyak dari contoh airditunjukan pada control box.

Besarnya buangan ballast yang melalui overboarddischarge akan dideteksi oleh odifice flow meter yang ditempatkan pada discharge line. Hasil catatan ini dirubah ke Pneumatic signal dan diteruskan ke P / E converter di cargo control room. Pencatatan kecepatan kapaldidapatkan dari ship’s yang diteruskan ke CCU di cargo control room

Dari CCU kemudian dihitung, hasil pencatatan di CCUkemudian dicatat jumlah minyak yang terbuang. CCUmengeluarkan tanda apabila kondisi sesuai denganperaturan tanda di CCU berhenti dan membunyikan alarm apabila kondisi melampaui peraturan.

Page 522: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

491

5. Oil Content Meter, Meter Supply dan Homogenizer( OILCON )

Prinsip Dasar

Teknik pengukuran yang dipakai di oilcon adalah padascattered light (pancaran sinar). Pancaran sinar/cahaya lewat melalui sebuah cell pencatat. Besarnya cahaya ( IS )ditunjukan dengan sudut tergantung pada density dan jumlah minyak yang dibuang dan gelombang radiasi. Oleh karena itu konsentrasi minyak pada contoh air dapat diukur denganmendeteksi kemampuan ID (direct light) dan IS (scatteredlight).

6. Oily Water Separator

Cara Kerja

Limbah minyak yang didapat dari pompa sepanjang tank (bilge feed pump) mengalir kedalam coarse separating chambermelalui oily water inlet pada primary coloumn dan berputar-putar perlahan dalam ruangan pemutar (Chambertangentially). Sebagai hasilnya, banyak minyak mengalir ke Oilcollecting chamber.

Kemudian limbah minyak memasuki fine separating chamber melalui bagian tengah pada buffle plate dan mengalirdisekitarnya ke water collecting pipe melalui celah-celahdiantara pelat-pelat penangkap minyak (oil catch plate). Dalam proses ini minyak mengapung dan menempel pada kedua sisi dari masing-masing plate penangkap, minyak dan air sudah terpisah.

Sesudah pemisahan ini, air melewati lubang kecil pada water collecting pipe (pipa pengumpul air) dan mengalir kesecondary separation coloumn (ruangan pemisah kedua)dengan cara melalui tempat keluar air (treated water outlet).

11.6. Melakukan Karantina dan Menjaga Sanitasi

Salah satu aspek kelaik-lautan kapal adalah kesehatan dankesejahteraan awak kapal dan penumpang. Hal yang menyangkutkesehatan secara International berada dibawah World HealthOrganization (WHO) suatu organisasi Kesehatan sedunia, sehingga kita mengenal adanya Buku Kuning selaku buku lesehatan untuk pelaut,

Page 523: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

492

fumigasi, sertifikat hapus tikus ( derating certificate ) dan lain-lain yang berkaitan dengan kesehatan.

Demikian Karantina Pelabuhan adalah merupakan salah satu darikegiatan WHO yang diberlakukan secara universal di setiap negara. Menurut Peraturan Internasional tentang kesehatan tahun 1969 bahwa definisi Karantina Pelabuhan itu adalah sebagai berikut :

Karantana Pelabuhan itu adalah suatu tindakan untuk mencegah tersebar luasnya suatu penyakit atau suatu yang diduga sebagai penyakit tertentu seperti yang dideskripsikan di dalam International Health Regulation,seperti Kolera, Pes, Cacar, dan Demam kuning.

Kapal dikatakan “ terjangkit “ apabila terdapat kasus penyakit karantina dalam waktu yang sesuai dengan masa inmubasi penyakit tersebut, sebelum kapal tiba di Pelabuhan.

Kapal dikatakan “ tersangka “apabila terdapat kasus penyakit karantina dalam waktu yang melebihi masa inkubasi penyakit tersebut, sebelum kapal tiba di Pelabuhan.

Kapal dikatakan “ sehat “ apabila pihak Kesehatan Pelabuhanmengadakan pemeriksaan san puas dengan hasil pemeriksaan tersebut, sekalipun kapal datang dari daerah terjangkit.

Daerah terjangkit daerah dimana dilaporkan adanya penyakit menular dan kemungkinan besar menular karena mobilitas dan aktivitas penduduk serta sebab-sebab kain.

1. Isolation : artinya pembatasan seseorang atau lebih, sebuah kapal atau lebih, dari orang lain atau kapal lain, guna mencegah penularan penyakit.

2. In Quarantine : artinya suatu tindakan dari Dinas Kesehatan terhadap kapal atau orang, guna mencegah berkembangnya penyakit, dari tempat dimana kapal atau orang itu di karantina,

3. Disinsecting : artinyaatu tindakan dari Dinas Kesehatan untukmemusnahkan serangga-serangga penyebabpenyakit pada manusia, di kapal dan ditempat-tempat lain,

4. Fumigation : artinya tindakan dari Dinas Kesehatan terhadap kapal untuk memusnahkan serangga-serangga

Page 524: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

493

atau binatang lain penyebab penyakit padamanusia di kapal.

5. Free Practique :adalah ijin yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Pelabuhan kepada sebuah kapal yang dinyatakan sehat untuk dapat memasuki suatu pelabuhan.

Tindakan-tindakan yang diwajibkan terhadap pelabuhan dalammencegah timbulnya penyakit, antara lain :

1. Harus mempunyai alat atau sistem untuk pembuangan danpemusnahan sampah, kotoran atau sisa makanan,

2. Harus melakukan bebas dari hama tikus,3. Harus mempunyai sumber air minum atau makanan yang sehat serta

terjaga,4. Harus bebas dari Aedes Aegypti.

Tindakan-tindakan yang diambil oleh pihak kapal, antara lain :

1. Jika dipelabuhan tertuma saat sandar di dermaga harus memasang alat penahan tikus ( Rat Guard ) agar tikus tidak naik kekapal,

2. Pemeriksaan vaksinasi terhadap awak kapal yang sudah habis masa berlakunya segera dilakukan imunisasinya,

3. Sertifikat Hapus Tikus harus tetap berlaku,

Perlu diketahui dan dipahami bahwa Karantina Pelabuhan dalam hal ini adakah Kesehatan Pelabuhan atas nama Menteri Kesehatan dapatmemberikan sertifikat atau sirat kepada sebuah kapal, antara lain :

1. Sertifikat Hapus Tikus ( Derating Certificate ),2. Surat Keterangan Pembebasan Hapus Tikus ( Derating Exemption )3. Surat Ijin Free Practique

Page 525: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

494

BAB. XII. BANGUNAN KAPAL

12.1. Pendahuluan

Ilmu Bangunan Kapal merupakan salah satu bagian dari ilmuKecapan Pelaut (seamenship), yang akhir-akhir ini makinberkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Perkembangan kemajuan teknologi khususnya yang menyangkut teknologiperkapalan dan konstruksi kapal-kapal yang dibangun menurut jenis dan sifat muatan yang diangkut, bentuk pengapalan muatan, trayek-trayek yang akan dilalui.

Dalam materi Ilmu bangunan kapal ini akan ditampilkan beberapa bahasan pokok yang sesuai dengan kompetensi dari seluruh materi yang ada di dalam Ilmu Bangunan Kapal.

Seperti pada bagian-bagian bangunan sebuah kapal, terutama yang menyangkut fungsi bagian-bagian tersebut, sehinggadengan demikian dapat mengetahui apakah bagian-bagiantersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi baik, apakah perlu diperbaiki atau diganti yang sesuai dengan kebutuhanoperasionalnya.

Mengenai jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak bukaan-bukaan di geladak maupun dilambung. Ukuran-ukuran pokokkapal, baik secara membujur, melintang maupun tegak danbentuk-bentuk palkanya.

Mengenai konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk muatan cair, ballast, bahan bakar, air tawar dan lain-lain sehingga dapat mengatur keseimbangan (stabilitas) kapal bila diperlukan.

Mengenai tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahuijenis-jenis muatan yang diangkut, bagaimana cara-carapenanganan muatan, sehingga di dalam pelayaran maupun pada waktu pembongkaran di tempat tujuan tetap dapat dijalankan dengan aman dan baik. Dengan demikian kapal selain dapat memenuhi fungsinya sebagai alat transportasi juga dapatmemberikan keuntungan bagi perusahaan pelayaran.

12.2. Jenis-jenis kapal

Pada hakekatnya fungsi sebuah kapal ialah sebagai alatpengangkut di air dari suatu tempat ketempat lain, baikpengangkutan barang, penumpang maupun hewan. Selain

Page 526: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

495

sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun sebagai kapal kerja. Sehubungan dengan itu tipe-tipekapal dapat dibedakan atas :

1. Ditinjau dari tujuan pembuatannya :a. Kapal komersial : - kapal dagang

- Kapal supply- dan lain-lain

b. Kapal non komerdisl : - kapal pesiar : - kapal pemerintah : - kapal Meteorologi : - dan lain-lain

2. Ditinjau dari tenaga penggeraknya :a. Kapal tanpa tenaga penggeraknya :

- tongkang-tongkang- kapal suar- dan lain-lain

b. Kapal dengan tenaga penggerak :- kapal layar- kapal uap- kapal motor

3. Ditinjau dari bahan bangunannya :a. Kapal Kayub. Kapal bajac. Kapal yang dibangun dengan bahan khusus/logam ringand. Kapal ferro cemente. dan lain-lain

4. Ditinjau dari fungsinya :a. Sebagai alat pengangkut :

1. Menurut bentuk pengapalannya :a. Kapal barang umum

- Kapal barang serba guna- Kapal peti kemas (container)- Kapal Ro-Ro- dan lain-lain

b. Kapal curah :- curah kering, grain, ore dan lain-lain- curah cair, oil, gas dan kimia- kombinasi keduanya

Page 527: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

496

c. Kapal Penumpang :- khusus penumpang- barang dan penumpang

2. Menurut daerah operasinya :a Kapal dagang untuk pengangkutan barang

diperairan pedalaman atau antar pulau dengan jarak jelajah terbatas.

b. Kapal penumpang kecil atau ferry yangmenghubungkan kota-kota pesisir atau antarpulau.

b. Kapal-kapal dengan tugas khusus :1. Kapal Hankam2. Kapal Survey3. Kapal Kerja

12.3. Pengertian-pengertian

1. Kapal layar : Kapal yang digerakan denganlayar

2. Kapal Uap : Lapal yang digerakan memakaimesin

uap torak maupun turbin uap3. Kapal motor : Kapal yang digerakan dengan

mesin motor (mesin pembakaran dalam)

4. Kapal kayu : Kapal yang konstruksinya terbuat dari kayu, umumnya diperuntukan bagi pelayaran di perairanpedalaman atau antar pulau dan kapal perikanan.

5. Kapal Baja : Kapal yang konstruksinya terbuat dari baja dipakai baik bagipelayaran interinsuler maupunsamudera.

6. Kapal Dagang : Kapal yang dibangun dengantujuan untuk mengangkut barang dagangan untuk memperolehkeuntungan. Kapal dagangberfungsi sebagai alat transportasi komersial di laut. Tidakdipersenjatai pada waktudigunakan untuk perang ,digunakan sebagai kapalpengangkut perbekalan, kapal

Page 528: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

497

rumah sakit atau pembawapasukan.

7. Kapal Penumpang : Kapal yang khusus dibangununtuk pengangkutan penumpang.

8. Kapal Barang dan :Kapal barang yang dapatmenyediakan

Penumpang akomodasi lebih dari 12 orangpenumpang.

9. Kapal Curah :Kapal yang khusus dibangununtuk mengangkat muatan curah(tanpa) kemasan, baik dalambentuk cair seperti kapal-kapaltanker untuk pemuatan minyakmentah atau yang sudah diolah, kapal tanker LNG atau LPG dan kapal tanker yang mengangkutbahan-bahan kimia cair. Kapalcurah kering seperti kapalmengangkut biji-bijian tambangatau biji-bijian aeteri Gandum(grain).

10. Kapal Container : Kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang-barang didalam peti kemas (constrainer),ada yang full container ada yang semi container

11. Kapal Ro-Ro : Kapal yang dibangun sedemikian rupa

(Roll on Roll off) sehingga dapat memuat danmembongkar muatannya denganmerool di atas roda-roda.

12. Kapal-kapal khusus : ialah kapal-kapal yang karena sifat pekerjaannya dibangun dandilengkapi sesuai dengankebutuhan operasionalnya. Contoh : Kapal keruk

Page 529: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

498

12.4. Bentuk Haluan dan Buritan

12.4.1. Macam-macam bentuk Haluan kapal

1.Haluan lurus 2. Haluan Miring 3. Haluan miring II ( Plumb bow ) ( Raked bow ) ( Raked bow II )

4. Haluan Gunting 5. Haluan senduk 6. Haluan Meier ( Clipper bow ) ( Spoon bow ) ( Meier form )

7. Haluan Pemecah es 8. Haluan berumbi ( Ice breaker bow ) ( Bulbous )

Gambar. 12.1. Bentuk Haluan Kapal

12.4.2. Konstruksi Haluan

Haluan sebuah kapal merupakan bagian yang palingbesarmendapat tekanan dan tegangan-tegangan, sebagaiakibat terjangan kapal terhadap air dan pukulan-pukulan ombak. Untuk mengatasi tegangan-tegangan tersebut, konstruksihaluan sebuah kapal harus dibangun cukup kuat dengan jalan :1. Di depan sekat pelanggaran bagian bawah, dipasang wrang-

wrang terbuka yang cukup tinggi yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan melintang dan balok-balok geladak

2. Wrang-wrang dipasang membentang dari sisi yang satu ke sisi lainnya, dimana bagian atasnya diperkuat lagi dengan sebuah flens. Pada bagian tengah-tengah wrang secaramembujur dipasang penguat tengah (center girder) yang berhenti pada jarak beberapa gading linggi depan.

Page 530: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

499

3. Pada bagian di depannya, kulit kapal menjadi sedemikian sempitnya hingga tidak perlu dipasang penguat tengah lagi.

4. Gading-gading pada haluan, biasanya jaraknya lebih rapat satu sama lain. Pada jarak lebih 15 % panjang kapalterhitung dari linggi depan, gading-gading pada bagianbawah (deep framing) diperkuat, ( 20 % lebih kua)kelingannya lebih rapat, jugat pelat lutut antara gading-gading dengan kulit kapal dipertebal. Lajur-lajur di dekat lunas, pelatnya dipertebal

Gambar.12.1.a. Penampang Membujur

Page 531: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

500

Penguat bak berlubang Bak rantai

Dindingberlubang

penguat sekat

Senat samping

balokgeladaktambahanpelat penutup sekat pelanggaranlinggi

pelat linggiWrang

Gambar. 12.1.b. Penampang samping depan

12.4.3. Bentuk-bentuk buritan

Bentuk-bentuk buritan kapal dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Buritan counter Buritan cruiser spoon1

Buritan cruiser-spoon2 Buritan full cruiser

Gambar. 12.2.a. Bentuk Buritan kapal

Page 532: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

501

Sebagai modifikasi dari bentuk-bentuk buritan yang ada makaterdapat 2 (dua) bentuk buritan lain masing-masing :

- buritan eliptika (eleptical stern)- buritan rata (flat stern)

Gambar. 12.2.b. Bentuk modifikasi Buritan kapal

12.4.4. Konstruksi Buritan

Bingkai baling-baling kapal modren umumnya terbuat dari baja-baja tuang yang dibentuk streamline atau kadang-kadangterbuat dari pelat baja berat yang dialas secara terpadu. Bentuk dan tipenya sangat bergantung sebagian besar dari jeniskemudi yang dipasang.

Bagian buritan sebuah kapal konstruksinya hampir samadengan dengan konstruksi di bagian haluan, dengan perbedaanbahwa tinggi susunan balok-balok geladak tambahan 2,5 meter,pelat-pelat yang menghubungkan ujung-ujung senta disebut“crutches“.

Bagian buritan diatas linggi kemudi, makin membesar untukmana perlu diberi perkuatan khusus berupa sebuah tatananyang disebut “ transom “ yang terdiri dari wrang yang kuat dan berat (wrang penuh) yang mengikat secara kuat linggi kemudi, dan gading-gading melintang serta blok-blok geladak yangsaling dihubungkan satu sama lain secara terpadu. Wrang ini

Page 533: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

502

disebut transom floor, gading-gading yang memperkuat daerah ini disebut transom frame dan balok-balok geladaknya disebut transom beam.

Gambar. 12.3.a. Konstruksi Buritan

Page 534: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

503

Gambar. 12.3.b. Konstruksi Buritan

12.5. Kemudi ( rudder )

Kemudi memegang bagian kapal yang sangat pentingsekali dalam pelayaran sengan sebuah kapal. Bahkan ikutmenentukan faktor keselamatan sebuah kapal. Sehubungandengan peranan kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melaluiPeraturan 29 Bagian B, BAB II -1 mengenai Perangkat kemudi (Resolusi A.210 (VII)) menyebutkan sebagai berikut :

1. Bagi kapal penumpang dan kapal baranga. Kapal-kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi

induk (utama) dan perangkat kemudi bantu yangmemenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah,

b. Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal pada kecepatan ekonomis maksimum, demikian untuk dipergunakanmengemudikan kapal mundur tidak mengalami kerusakan,

Page 535: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

504

c. Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal dan dapat dipakai segera dalam keadaan darurat,

d. Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihat distasiun pengemudi utama (kamar kemudianjungan).

2. Hanya bagi kapal penumpanga. Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun

kemudi dari kedudukan 350 di satu sisi sampai kedudukan 350 disisi lain dalam waktu 28 detik selagi kapal berjalan maju dengan kecepatan ekonomis maksimum.

b. Perangkat kemudi bantu dapat digerakan dengan tenaga dimana Pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengahporos kemudi pada posisi celaga berukuran lebih 9” (228,6 mm),

c. Sarana yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkanoleh Pemerintah harus dilengkapkan untuk memungkinkan penyampaian aba-aba dari anjungan kestasiunpengemudian pengganti

3. Hanya untuk kapal baranga. Perangkat kemudi bantu harus digerakan dengan tenaga

dimana Pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengahporos kemudi pada posisi celaga berukuran lebih dari 14” (355 mm).

4. Jenis kemudia. Kemudi biasa yang terdiri dari pelat tunggal atau pelat

ganda,

b. Kemudi biasa ialah kemudi yang seleruh daun kemudinya berada di belakang poros putar. Umumnya dipakai pada kapal-kapal kuno, kapal kecil yang berbaling-balingtunggal atau kapal-kapal yang terbuat dari kayu,

c. Konstruksi kemudi biasa pelat tunggal terdiri dari lembaran pelat tunggal saja, sedangkan kemudi biasa pelat ganda terdiri dari lembaran berganda dimana kedua ujungnya dihubungkan satu sama lain sedemikian rupa didalamnya terbentuk rongga,

Page 536: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

505

130? 70- >80% 75%

<20%

Gambar. 12.4. Kemudi dan Linggi Baling-Baling

Page 537: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

506

Gambar. 12.5. Ukuran Utama Kapal

12.6. Ukuran-ukuran pokok sebuah kapal

Ukuran-ukuran pokok kapal terdiri dari :1. Ukuran membujur / memanjang (longitudinal)2. Ukuran melintang / melebar (transverzal)

( Lihat gambar. 12.5.)

Ukuran memanjang / membujur terdiri dari :

1. Panjang seluruhnya (Length Over All = LOA)Panjang seluruhnya ialah jarak membujur sebuah kapal dari titik terdepan lenggi haluan kapal sampai ke titik terbelakang buritan kapal, diukur sejajar lunas. Jarak ini merupakan jarak terpanjang dari sebuah kapal yang gunanya sangat penting untuk memperkirakan panjang dermaga yang digunakansewaktu kapal sandar.

2. Panjang antara garis tegak (Length Between Perpendiculars = LBP)Panjang antara garis tegak ialah panjang kapal dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak belakang. Garistegak depan (Forward perpendicular) ialah sebuah gariskhayalan yang memotong tegak lurus garis muat perancang kapal dengan linggi depan.

Page 538: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

507

Garis tegak belakang (After perpendicular) ialah sebuah garis khayalan yang biasanya terletak pada tengah-tengah cagak kemudi atau bagian belakang dari poros kemudi.Panjang antara garis tegak diukur sejajar lunas danmerupakan panjang lambung bebas (freeboard length).

3. Panjang sepanjang garis air/muat (Length on the LoadWater Line = LLWL)Panjang sepanjang garis air/muat ialah panjang kapal yang diukur dari perpotongan garis air dengan linggi haluan sampai ke titik potong garis air dengan linggi belakang diukur sejajar lunas.

4. Panjang terdaftar ( Registered length) ialah panjang seperti yang tertera si salam sertifikat kapal itu, yaitu dihitung dari ujung terdepan geladak jalan terus teratas sampai garis tegak belakang diukur sejajar lunas.

Ukuran melintang / melebar :

1. Lebar terbesar atau lebar ekstrim ( Extreme breadth ) ialah jarak melintang dari suatu titik terjauh di sebelah kiri sampai ke titik terjauh disebelah kanan badan kapal diukur pada lebarterlebar ( tepi pelat kulit sebelah luar badan kapal ).

2. Lebar dalam (Moulded breadth) ialah lebar / jarak melintang kapal dihitung dari tepi dalam pelat kulit kanan sampai tepi dalam pelat kulit kiri, diukur pada bagian kapal yang terlebar.

3. Lebar terdaftar (Registered breadth) ialah lebar seperti yang tertera di dalam sertifikat kapal itu. Panjangnya sama dengan lebar dalam (Moulded breadth),

Ukuran tegak (Vertikal) :

1. Sarat kapal ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / Lunas kapal sampai garis air.

2. Lambung bebas (Free board) ialah jarak tegak dari garis air sampai geladak lambung bebas arau garis deck (free board deck or deck line).

3. Dalam (depth) ialah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal / lunas kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut. Jadi dalam (depth) itu jumlah sarat kapal dan lambung bebas.

Page 539: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

508

12.7. Biro Klasifikasi (Clasification Bureau)

Clasification Bureau (Biro Klasifikasi) adalah suatu badan atau lembaga yang berfungsi dan berwenang untuk memberikan kelas kepada kapal-kapal dalam rangka pengawasan dan jaminankekuatan konstruksi kapal, serta mesin dan perlengkapan kapal lainnya.

Biro klasifikasi mempunyai hak dan kwajiban untuk mengadakan survey dan menguji serta meneliti kepada setiap kapal pada periode-periode tertentu, dengan tujuan agar kapal tetap berada dalam kelasnya atau kelaik lautannya.

Penelitian dan uji mutu serta survey yang dilakukan oleh Biro Klasifikasi antara lain :1. Survey Tahunan adalah survey yang dilakukan satu kali dalam

satu tahun

2. Survey besar adalah survey yang diulakukan oleh BiroKlasifikasi secara khusus dan lebih ketat (biasanya 2 tahun satu kali).

3 Survey Berlanjut adalah suatu survey dari Biro Klasifikasi yang sifatnya berlanjut atau kontinyu.

4. Survey Permulaan / pembuatan / pembangunan adalah suatusurvey dari Biro Klasifilasi dilakukan pada saat dibangun atau baru beli.

5. Survey sewaktu-waktu adalah survey dari Biro Klasifikasidilakukan pada waktu setelah kapal mengalami kecelakaan, tabrakan, kandas atau ada perubahan nama kapal.

Beberapa Biro Klasifikasi yang terkenal di dunia :1. Biro Klasifikasi Indonesia Jakarta BKI2. Lloyd’s Registered of Shipping London LR3. The British Corporation Registered of

Shipping and Air Craft Glasgow BC4. Bureau Veritas Paris BV5. Germanisher Lloyd Berlin/Jerman GL6. Registro Italiano Navale Genoa RI7. Det Norske Veritas Oslo NV8. Nippon Taikako Kaiji Kyokai Tokyo NK9. Register of Shipping of USSR Moskwa PC

10. American Bureau of Shipping New York AB 11. Hellenic Register of Shipping Athena HS

Page 540: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

509

Biro klasifikasi Indonesia (BKI) adalah badan hukum yangdimodali oleh Pemerintah dengan bentuk Perum (PerusahaanUmum) yang dikelola oleh suatu management tersendiri. Sesuai dengan surat keputusan Menteri Perhubungan Laut RI No.Th. 1/17/1 tertanggal, 26 September 1964 tugas BKI adalah sebagai berikut :

- Meng “ kelas “ kan kapal-kapal yang dibangun di bawahpengawasan BKI baik selama pembuatannya maupun setelah beroperasi,

- Berwenang untuk menetapkan dan memberikan tanda-tandalambung timbul pada kapal-kapal tersebut

- Mengeluarkan sertifikat garis muat pada kapal-kapalberbendera Nasional yang dikeluarkan oleh BKI.

12.8. Markah Kambangan ( Plimsoll Mark )

Markah kambangan atau sering juga disebut sebagai merkah benaman adalah sebuah tanda pada kedua lambung kapal untuk membatasi sarat maksimum sebuah kapal demi keamanan dan keselamatan, dengan demikian menjamin agar kapal tersebut masih mempunyai daya apung cadangan yang cukup sehingga menjamin pula keamanan selama pelayarannya.

Tanda merkah kambangan ini biasanya di cat putih atau kuning dengan dasar gelap atau di cat hitam dengan latar belakangdengan warna muda.

Semua garis-garisnya mempunyai tebal 1” atau 25 mm. Tanda ini dibuat dengan maksud agar setiap kapal membatasi jumlah berat muatan yang diangkutnya sesuai dengan jenis kapal dan musim yang berlaku di tempat dimana kapal tersebut berlayar.

12.8.1. Garis Deck ( Deck Line )

Garis deck atau garis geladak harus ditentukan terlebih dahulu sebelum kita memasang merkah kambangan (tanda Plimsoll)pada lambung kapal. Garis deck merupakan sebuah garis datar yang sisi atasnya berimpit dengan sisi atas dari geladak lambung bebas (free board deck) di tengah panjang garis muat kapal.

Garis deck panjangnya 12”atau 300 mm dan merupakanperpotongan kulit kapal dengan lambung bebas. Garis deck pada kapal dengan geladak kayu berbeda dengan garis deck pada kapal yang geladaknya baja. Letak dari garis deck bergantung dari bentuk kapalnya.

Page 541: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

510

Gambar. 12.16.a. Markah Kambangan ( Plimsoll Mark )

12.6. Gambar dan Ukuran Merkah Kambangan

Tanda plimsoll atau merkah kambangan letaknya tepat tegak lurus dibawah garis deck. Jarak antara bagian atas garis deck sampai ke pusat lingkaran disebut lambung bebas minimum(minimum free board).

Page 542: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

511

Setelah lambung bebasnya ditentukan, buatlah lingkaran merkah kambangan dengan jari-jari ½ panjang garis deck (6”). Setelah lingkaran ketemu buatlah garis yang // garis deck sepanjang 18” atau 450 mm melalui pusat lingkaran.

Kemudian buatlah garis lain setebal 1” atau 25 mm dari garis yang melalui pusat lingkaran tadi sama panjang dan // dengan garis deck. Buatlah garis tegak samping yang jaraknya 21” atau 540 mm kearah depan lingkaran.

Perpotongan garis yang melalui titik pusat lingkaran dengan garis tegak samping disebut S. Titik S inilah merupakan tanda sarat untuk musim panas (Summer draft). T dan W (Tropish dan Winter) ditarik // garis melalui S pada jarak masing-masing 1/48 x sarat musim panas dihitung dari S atau ¼ “ tiap 1 (satu) kaki sarat musim panas.

WNA atau Winter North Atlantic Utara = musim dingin Atlantik Utara berlaku untuk kapal-kapal yang melayani Atlantik Utarapada lintang 360 ke atas. Jarak WNA dari W =2” atau 51 mm, kecuali untuk kapal tangki. WNA diharuskan bagi kapal-kapalyang berlayar pada lintang 360 ke atas di Atlantik Utara, yang panjangnya > 100 meter. Kalau panjangnya > 300’ tidakdiharuskan memasang WNA, tetapi boleh memakai dengan jarak 2” tu 51 mm dari W. WNA untuk kapal tangki dihitung 1” untuksetiap 100 kaki panjang kapal.

WJarak S ke F (Fresh water = air tawar) = ----------

40 TPI

Jarak dari F ke TF (Tropish fresh water) = 1/48 sarat musim panas......................... selanjutnya lihat gambar dibawah ini.

Gambar. 12.16.b. Merkah Kambangan Kapal Tangki

Page 543: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

512

12.9. Penampang Melintang dan Membujur

12.9.1. PengertianPenampang sebuah kapal atau bagian-bagiannya, umumnyadibedakan atas penampang melintang dan penampangmembujur. Bentuk dari penampang-penampang ini sangatbergantung dari tipe sebuah kapal dan kegunaan dari kapaltersebut. Dengan demikian sistem kerangka yang digunakandalam membangun kapal tersebut, ikut menentukan konstruksimelintang dan membujurnya.

Penampang melintang sebuah kapal dapat memberikangambaran yang jelas mengenai kaitan antara tipe kapal, sistem kerangka yang digunakan yang sekaligus memberikan perbedaan yang nyata mengenai perkuatan-perkuatan dan jumlahnya pada konstruksi bagian kapal yang mendapat tekanan terbesar yaitu dasar berganda.

Dengan kata lain wrang-wrang yang digunakan sebagai perkuatan dasar berganda sebuah kapal akan sangat bergantung dari jenis kerangka yang digunakan pada konstruksi melintang kapal itu.

Dibawah ini ditampilkan penampang melintang sebuah kapaldengan sistem konstruksi membujur melalui wrang penuh.

Gambar. 12.7. Penampang melintang sebuah kapal dengan sistemKonstruksi membujur melalui wrang penuh (atas).

Page 544: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

513

Keterangan gambar :1. Lunas tegak2. Lunas datar3. Kulit kapal bagian bawah (pelat dasar bawah / alas)4. Pelat samping5. Kulit kapal/lambung kapal6. Lajur bingkai7. Lajur dasar dalam (pelat tank top)8. Geladak antara bawah 21. Pelat siku/lutut9. Geladak antara atas 22. Gading-gading

10. Geladak atas (utama) 23. Penguat deck 11. Wrang penuh 24. Tiang (pillar) 12. Wrang terbuka 25. s/d 27 ambang palka 13. Wrang tertutup 28. Penyangga ambang 14. Longitudinals 29. Pagar 15. Pelat pengisian (bilge bracket) 30. Pelat siku penguat 16. Pelat kipas (gusset plate) 31. Bagian atas pagar 17. Balok perkuatan membujur 32. Dinding kedap air 18. Tutup geladak bawah 33. Penguat dinding 19. Lempeng samping 34. Lunas samping 20. Balok geladak

Gambar. 12.8. Penampang melintang sebuah kapal dengansistem kerangka melintang yang melalui wrang penuh (atas)dan wrang terbuka (bawah).

Page 545: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

514

Keterangan gambar :1. Lunas tegak ( vertical keel)2. Lunas dasar (horizontal keel)3. Kulit kapal bagian bawah (bottom plating)4. Lajur samping (bilge strake)5. Kulit lambung kapal (shell plating)6. Lajur bingkai (sheer strake)7. Pelat tank top = lajur dasar dalam (tank top plating)8. Geladak antara bawah (lower tween deck)9. Geladak antara atas (upper tween deck)

10. Gelada Utama (main deck) 11. Wrang penuh (solid floor) 12. Wrang terbuka (open floor) 13. Baja siku gading balik 14. Longitudinals 15. Pelat pengisian (bilge bracket) 16. Pelat kipas (gusset bracket) 17. Papan penutup got (bilge bracket covers) 18. Lobang pengeringan (lightening hole) 19. Lempeng samping (margin plate) 20. Balok geladak (deck beam) 21. Pelat lutut = pelat siku (bracket) 22. Gading-gading (frames) 23. Lunas samping (bilge keel) 24. Tiang (pillars) 25. Ambang palka (hatch coaming) 26. Penyangga ambang palka (hatch coaming stay) 27. Baja siku gading 28. Bracket 29. Lobang udara (air holes) 30. Lobang air (water holes)

Page 546: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

515

12.9. Kapal Batu Bara ( Collier )

TUTUP PALKATutup palka

Tangki wing

Hopper side Wrang terbuka Wrang penuh

Gambar. 12.9.a. Penampang Melintang pada bagiantengah kapal

Page 547: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

516

12.10. Kapal Muatan Curah

Penutup Palka Dari baja

Tangki wring

senta Dinding kedap air

Penguat gadinggading

dinding melintang wang tertutup

Gambar. 12.9.b. Penampang Melintang pada bagiantengah kapal

Page 548: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

517

12.11. Kapal Pengangkut Biji-bijian Tambang ( ORE )

Penutup Palka

Wrang penuh wrang tertutup

Gambar. 12.9.c. Penampang Melintang pada bagiantengah kapal

Page 549: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

518

12.12. Kapal Pengankut Obo (Ore, Bulk, Oil)

Penutup Palka Kedap gas

Tangki Wing

Tangki samping Dengan kulit ganda

Wrang penuh wrang tertutup

Gambar. 12.9.d. Penampang Melintang pada bagian tengah kapal

Page 550: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

519

12.14. Kapal Tanker

Gambar. 12.9.e. Penampang Melintang pada bagian tengah kapal

Page 551: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

520

Kapal Tanker yang lain

Gambar. 12.9.f. Penampang Melintang pada bagian tengahkapal

Page 552: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

521

12.14. Kapal Container

Gambar. 12.9.g. Penampang Melintang bagian tengahkapal

Page 553: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

522

12.15. Kapal Tangki LPG (Liquid Petroleum Gas Carrier)

Gambar. 12.9.h. Penampang Melintang pada bagian tengahkapal

Page 554: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

523

12.16. Kapal RO – RO Ferry

Gambar. 12.9.i. Penampang Melintang pada bagian tengahkapal

Page 555: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

508

BAB. XIII. HUKUM LAUT DAN HUKUM PERKAPALAN

13.1. Hukum Maritim

Hukum maritim adalah himpunan peraturan-peraturan termasuk perintah-perintah dan larangan-larangan yang bersangkut paut dengan lingkungan maritim dalam arti luas, yang mengurus tata tertib dalam masyarakat maritim dan oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu (JordanEerton,2004).

Tujuan hukum maritim antara lain :1. Menjaga kepentingan tiap-tiap menusia dalam masyarakat maritim,

supaya kepentingannya tidak dapat diganggu,2. Setiap kasus yang menyangkut kemaritiman diselesaikan

berdasarkan hukum maritim yang berlaku

Yang bersangkut paut dalam lingkungan hukum kemaritiman itu antara lain dapat dibedakan menjadi 2 batasan antara lain :a. Subyek Hukum Maritim

contoh (1) : manusia ( Natuurlijke persoon)a.1. Nakhoda kapal (Ship’s Master)a.2. Awak kapal (Crew’s)a.3. Pengusaha kapal (Ship’s operator)a.4. Pemilik kapal (Ship’s owner)a.5. Pemilik muatan (Cargo owner)a.6. Pengirim muatan (Cargo shipper)a.7. Penumpang kapal (Ship’s passangers)Contoh (2) : Badan hukum (Recht persoon)a.8. Perusahaan Pelayaran (Shipping company)a.9. Ekspedisi Muatan Kapal Laut ( EMKL )a.10. International Maritime Organization (IMO)a.11. Ditjen Peruhubungan Lauta.12. Administrator Pelabuhana.13. Kesyahbandarana.14. Biro Klasifikasi

b. Obyek Hukum MaritimContoh (1) : benda berwujudb.1. Kapal (dalam arti luas)b.2. Perlengkapan kapalb.3. Muatan kapalb.4. Tumpahan minyak dilautb.5. Sampah dilautContoh (2) : benda tak berwujudb.6. Perjanjian-perjanjianb.7. Kesepakatan-kesepakatan

Page 556: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

509

b.8. Surat Kuasab.9. Perintah lisanContoh (3) : benda bergerakb.10. Perlengkapan kapalb.11. Muatan kapalb.12. Tumpahan minyak dilautContoh (4) : benda tak bergerakb.13. Galangan kapal

Hukum Maritim jika ditinjau dari tempat berlakunya maka ada 2penggolongan yaitu Hukum Maritim Nasional dan Hukum MaritimInternasional.

Hukum Maritim Nasional adalah Hukum Maritim yang diberlakukansecara Nasional dalam suatu Negara. Untuk di Indonesia contohnyaadalah :1. Buku kedua KUHD tentang Hak dan Kewajiban yang timbul dari

Pelayaran2. Buku kedua Bab XXIX KUH Pidana tentang Kejahatan Pelayaran3. Buku ketiga Bab IX KUH Pidana tentang Pelanggaran Pelayaran4. Undang-Undang No.21 Tahun 2001 tentang Pelayaran5. Peraturan Pemerintah (PP) No.7 Tahun 2000 tentang Kepelautan6. Keputusan Menteri (KM) Menteri Perhubungan RI No.70 Tentang

Pengawakan Kapal Niaga

Hukum Maritim Internasional adalah Hukum maritim yang diberlakukan secara internasional sebagai bagian dari hukum antara Bangsa/Negara. Contoh Hukum Maritim Internasional :1. Internastional Convention on Regulation for Preventing Collision at

Sea. 1972 (Konvensi Internasional tentang Peraturan untukmencegah terjadinya tubrukan di laut Thn 1972).

2. International Convention on Standard if Training Certification andWatchkeeping for Seafarars 1978, Code 1995. (KonvensiInternasional tentang standar Pelatihan, Sertifikasi dan Tugas Jaga pelaut Thn 1978 dengan amandemen thn 1995)

3. International Convention of Safety of Life At Sea 1974 (Konvensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut thn 1974).

4. International Convention for the Prevention if Pollution from Ship 1973/1978 (Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran di Laut dari kapal thn 1973/1978).

5. Convention on the International Maritime Satellite Organization 1976 (Konvensi tentang Organisasi Satelit Maritim Internasional/INMARSAT 1976).

6. International Convention on Maritime Search and Rescue 1979(Konvensi Internasional tentang S.A.R Maritim thn 1979).

Page 557: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

510

Dari uraian tersebut diatas maka secara ringkas dapatlah dimengerti bahwa ruang lingkup Hukum Maritim dalam arti luas itu meliputi beberapa hal sebagai berikut :1. Hubungan hukum antar Bangsa/Negara dalam kaitannya dengan

persoalan kemaritiman (Konvensi),2. Hubungan hukum antar Negara dengan Badan Hukum Maritim

(Perusahaan Pelayaran),3. Hubungan hukum antar Negara dengan orang-perorangan (misalkan

tentang kejahatan dan pelanggaran maritim),4. Hubungan antar Badan Hukum Maritim dengan Nakhoda dan awak

kapal lainnya (misalnya antara Perusahaan Pelayaran dengan awak kapal)

5. Hubuingan hukum antar Badan hukum Maritim (misalnya antaraPengusaha kapal selaku pengangkut/carrier, Perusahaan Bongkar Muat/PBN, dan Ekspedisi Muatan Kapal laut/EMKL, selakupengirim/shipper)

6. Hubungan hukum antar Negara dengan alat kelengkapannya yang menyangkut lingkungan maritim (misalnya antara Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan jajaran birokrasi perhubungan laut yang berada dibawahnya),

7. Hubungan hukum antara Negara dengan Lembaga MaritimInternasional (misalnya antara negara dengan lembaga IMO),

8. Hubungan hukum antara Lembaga Maritim International denganorang-perorang (misalnya kejahatan/pelanggaran pelayaran)

9. Hubungan hukum antara Nakhoda selaku Pimpinan diatas Kapal dengan Anak Buah Kapalnya),

10. Dan contoh lainnya yang melibatkan subyek dan obyek HukumMaritim didalamnya.

13.2. Peraturan Safety Of Life At Sea ( SOLAS )

Peraturan Safety Of Life At Sea (SOLAS) adalah peraturan yangmengatur keselamatan maritim paling utama. Demikian untukmeningkatkan jaminan keselamatan hidup dilaut dimulai sejak tahun1914, karena saat itu mulai dirasakan bertambah banyak kecelakaan kapal yang menelan banyak korban jiwa dimana-mana.

Pada tahap permulaan mulai dengan memfokuskan pada peraturankelengkapan navigasi, kekedapan dinding penyekat kapal serta peralatan berkomunikasi, kemudian berkembang pada konstruksi dan peralatan lainnya.

Modernisasi peraturan SOLAS sejak tahun 1960, mengganti Konvensi 1918 dengan SOLAS 1960 dimana sejak saat itu peraturan mengenai desain untuk meningkatkan faktor keselamatan kapal mulai dimasukan seperti :

Page 558: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

511

- desain konstruksi kapal- permesinan dan instalasi listrik- pencegah kebakaran- alat-alat keselamatan- alat komunikasi dan keselamatan navigasi

Usaha penyempurnaan peraturan tersebut dengan cara mengeluarkan peraturan tambahan (amandement) hasil konvensi IMO, dilakukanberturut-turut tahun 1966, 1967, 1971 dan 1973. Namun demikian usaha untuk memberlakukan peraturan-peraturan tersebut secara Internasional kurang berjalan sesuai yang diharapkan, karena hambatan prosedural yaitu diperlukannya persetujuan 2/3 dari jumlah Negara anggota untuk meratifikasi peratruran dimaksud, sulit dicapai dalam waktu yangdiharapkan.

Karena itu pada tahun 1974 dibuat konvensi baru SOLAS 1974 dengan prosedur baru, bahwa setiap amandement diberlakukan sesuai target waktu yang sudah ditentukan, kecuali ada penolakan 1/3 dari jumlah Negara anggota atau 50 % dari pemilik tonnage yang ada di dunia.

Kecelakaan tanker terjadi secara beruntun pada tahun 1976 dan 1977, karena itu atas prakarsa Presiden Amerika Serikat JIMMY CARTER,telah diadakan konfrensi khusus yang menganjurkan aturan tambahan terhadap SOLAS 1974 supaya perlindungan terhadap KeselamatanMaritim kebih efektif.

Pada tahun 1978 dikeluarkan komvensi baru khusus untuk tanker yang dikenal dengan nama “Tanker Safety and Pollution Prevention (TSPP 1978)” yang merupakan penyempurnaan dari SOLAS 1974 yangmenekankan pada perencanaan atau desain dan penambahan peralatan untuk tujuan keselamatan operasi dan pencegahan pencemaran perairan. Kemudian diikuti dengan tambahan peraturan pada tahun 1981 dan 1983 yang diberlakukan bulan September 1984 dan Juli 1986.

Peraturan baru Global Matime Distress and Safety System (GMDSS)pada tahun 1990 merupakan perubahan mendasar yang dilakukan IMO pada sistim komunikasi maritim, dengan menfaatkan kemajuan teknologi di bidang komunikasi sewperti satelit dan akan diberlakukan secarabertahap dari tahun 1995 s/ 1999.

Konsep dasar adalah, Badan SAR di darat dan kapal-kapal yangmendapatkan berita kecelakaan kapal (vessel in distress) akan segera disiagakan agar dapat membantu melakukan koordinasi pelaksanaan operasi SAR.

Page 559: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

512

13.3. Struktur dari SOLAS Convention

13.3.1. Alat Komunikasi

Dengan dikeluarkannya peraturan baru tahun 1990 mengenai keharusan memasang Gobal Maritime Distress and Safety Systems (GMDSS), maka penerapan semua peraturan yang berhubungan dengan komunikasiradiotelegraphy dan radio telephony dianggap merupakan suatukemajuan terbesar dalam dunia komunikasi Maritim sekarang ini.

GMDSS adalah hasil pengembangan sistim pemberitahuan keadaanbahaya (distress call) dengan sistim otomatis, dapat dikirimkan hanya dengan menekan tombol (press button), menggantikan fungsi telegraphy station dan perwira radio sehingga dapat menghemat biaya operasi kapal.

Konsep dasar dari GMDSS adalah petugas penyelamat di darat, dan kapal yang berada disekitar kapal yang dalam keadaan bahaya ( ship distress) mendapat peringatan lebih awal, sehingga dapat segeramelakukan koordinasi dengan SAR.

Sistim ini juga menyediakan komunikasi yang sifatnya segera dengan aman, menyediakan informasi keselamatan maritim, informasi navigasi, perkiraan cuaca, peringatan akan cuaca buruk dan informasikeselamatan lainnya untuk kapal. Menjamin setiap kapal dapatmelakukan fungsi komunikasi yang vital untuk keselamatan kapal itusendiri dan kapal yang berada disekitarnya

Peraturan ini sebagai tambahan (amandement) SOLAS 1974 untukkomunikasi radio, yang ditetapkan di London (IMO) tanggal, 11Nopember 1988, dan diberlakukan pada semua kapal penumpang dan kapal jenis lain ukuran 300 GRT atau lebih.

Pelaksanaan pemasangannya ditetapkan dari tahun 1992 s/d 1999.Namun demikian sejak tahun 1992 sudah ada peraturan tambahan baru untuk memasang alat keselamatan komunikasi yakni EmergencyPosition Indicating Radio Beacons Syctem (EPIRBS) dengan maksud agar komunikasi berlangsung cepat untuk melakukan pertolongan bila terjadi kecelakaan di kapal

13.3.2.. Keselamatan Navigasi

Chapter V SOLAS 74/78 membahas mengenai peraturan dankelengkapan navigasi untuk semua kapal

Page 560: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

513

Bab tersebut mengatur tentang penyampaian berita bahaya dan informasi yang dibutuhkan dalam menyampaikan berita yang membahayakankapal.

Meminta pada semua negara anggota untuk mendorong setiap kapal mengumpulkan data meteorologi yang dialami dan diuji, disebar luaskan untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Pemerintah harus mendorong perusahaan pelayaran untuk menggunakan peralatan dengan akurasi yang tinggi, dan menyediakan sarana untuk mekalibrasi serta mengecek peralatan dimaksud.

Pemerintah diharapkan pula untuk menginstruksikan pada kapal-kapalnya agar mengikuti route yang sudah ditetapkan oleh IMO seperti antara lain “ separation on traffic” di Selat Malaka dan menghindari route yang sudah ditentukan untuk kapal yang meminta bantuan ataupertolongan.

Regulation 12, mengatur mengenai kelengkapan alat navigasi yangdiharuskan di kapal sesuai ukuran atau gros ton setiapal. Sesuaiperaturan dimaksud, kapal dengan ukuran 150 gros ton ke atas sudah harus dilengkapi dengan alat navigasi

Peralatan penting dimaksud antara lain seperti gyro compass, gyrorepeater, echo sounding device radar installation, automatic eadarplotting aid untuk kapal ukuran 10.000 gros ton atau lebih dansebagainya.

13.3.3. Sertifikasi

Di dalam Solas 74/78 Chapter 1 Part B-Surveys and Certificates diatur juga sistim pelaksanaan survey dan sertifikasi yang dibutuhkan dalamrangka pelaksanaan peraturan tersebut.

- Semua kapal harus melalui pemeriksaan yang meliputi inspeksiterhadap struktur dari konstruksi, permesinan dan semua peralatanagar bisa mendapatkan sertifikat sebagai berikut :

• Cargo Ship Safety Construction Certificate• Cargo Ship Safety Equipment Certificate• Cargo Ship Safety Radiotelegraphy Certificate• Cargo Ship Safety Radiotelephony Certificate

- Alat-alat keselamatan, peralatan echo sounding, gyro compass,pemadam kebakaran dan Inert Gas System (IGS) tanker yang berumur diatas 10 tahun harus diperiksa 1 (satu) kali setiap tahun untukmengetahui bahwa kondisi dari alat keselamatan tersebut tetap baik,

Page 561: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

514

- Peralatan radio dan Radar yang ada diatas sekoci harus dilakukan pemeriksaan setiap 12 bulan

- Semua aspek konstruksi dan struktur yang menyangkut keselamatan diluar yang tersebut diatas, harus diperiksa setiap 5 (lima) tahun.

- Bagian-bagian yang diperiksa termasuk steering gear cintrols, bagian luar lambung kapal bagian struktur kapal, sistim bongkar muat dan pipa bahan bakar. Disamping itu semua kapal dapat diperiksa sewaktu-waktu oleh Badan yang berwenang selama sertifikat tersebut masih berlaku untuk menjamin bahwa kapal dan peralatannya tetap dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan dengan aman.

13.4. International Maritime Organization ( IMO )

Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatanpelayaran, PBB dalam koperensinya pada tahun 1948 telah menyetujui untuk membentuk suatu badan Internasional yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman. Badan tersebut dibentuk pertama kali dengan nama Inter Govermental Maritime Consuktative Organization ( IMCO ). Sepuluh tahun kemudian, yakni pada tahun 1958 organisasi tersebut baru diakui secara Internasional. Kemudian berubah namamenjadi International Maritime Organization ( IMO ) sejak tanggal, 22 Mei 1982.

Empat tahun sebelim INO diberlakukan secara Internasional yakni pada tahun 1954 Marine Pollution Convention sudah mulai diberlakukan tetapi baru pada tahun 1959 secara resmi di administrasikan dan di sebar luaskan oleh IMO.

International Maritime Organization ( IMO ) berkedudukan di London, dengan alamat 4 Albert Embankment yang merupakan satu-satunyaBadan Spesialisasi PBB yang bermarkas di Inggris.

Sedang Paripurna IMO disebut Assembly melakukan pertemuan tahunansatu kali dalam selang waktu dua tahun dan biasanya diadakan pada bulan September atau Oktober. Pertemuan tahunan yang diadakan yang disebut Council, anggotanya terdiri dari 32 negara yang dipilih olehsidang Assembly dan bertindak sebagai Badan Pelaksana hariankegiatan IMO.

IMO adalah Badan Organisasi yang menangani masalah teknis dan sebagian besar kegiatannya dilaksanakan oleh beberapa Komite.

Page 562: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

515

13.4.1. The Marine Safety Committee ( MSC )

Merupakan komite yang paling senior dan khusus menangani pekerjaanyang berhubungan dengan masalah keselamatan dan teknik. Memiliki beberapa Sub committee sesuai tugas masing-masing.

13.4.2. The Marine Environment Protection Committee ( MEPC )

Dibentuk oleh IMO Assembly pada tahun 1973 dengan tugasmengkoordinir kegiatan pencegahan dan pengontrolan pencemaran laut yang asalnya dari kapal. Sub Committee dari Bulk Chemicals merupakan juga sub committee dari MEPC kalau menyangkut masalah pencemaran.

13.4.3. The Technical C0-Operation Committee

Tugasnya mengkoordinir bantuan teknik dari IMO di bidang maritimterutama untuk negara berkembang. Komite teknik ini merupakan komite pertama dalam organisasi PBB yang diakui sebagai bagian dari konvensi.

Badan ini dibentuk tahun 1975 dan merupakan agen pertama PBB yang membentuk technical cooperation dalam bentuk struktur organisasi.Tujuannya adalah menyediakan program bantuan untuk setiap negara terutama negara berkembang untuk meratifikasi dan kemudianmelaksanakan peraturan yang dikeluarkan oleh IMO.

IMO menyediakan tenaga bantuan konsultan di lapangan dan petunjuk dari Headquarters kepada pemerintah yang memintanya untukmelakukan training keselamatan kerja maritim dan pencegahanpencemaran terhadap ABK bagian deck, mesin dan personil darat.

Melalui Komite ini IMO melakukan seminar dan workshop dibeberapa negara setiap tahun dan sudah mengerjakan banyak proyek bantuan teknik di seluruh dunia. Proyek ambisius yang dilakukan Komite ini adalah mendirikan “The World Maritime University” di Malmo Swedia pada tahun 1983, dengan tujuan untuk mendidik dan menyediakan tenaga trampil dalam bidang keselamatan dan lingkungan maritim, dari negaraberkembang yang sudah mempunyai latar belakang pendidikan yang mencukupi di negara masing-masing.

13.5. Sekretariat IMO

Sekretariat IMO dipimpin oleh Secretary General yang dibantu oleh ± 300 tenaga dari berbagai negara termasuk para penterjemah ke dalam 6 bahasa yang diakui dapat digunakan berkomunikasi dalam sidang komite, yakni bahasa inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, Arab, China dan 3bahasa teknis

Page 563: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

516

13.6. Tugas dan Pekerjaan IMO

Tugas Utama IMO adalah membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja dilaut termasuk keselamatan pelayaran dan pencegahan sertapenanggulangan pencemaran lingkungan perairan.

Seperti halnya SOLAS 74/78 diberlakukan oleh pemerintah Indonesia dengan Keputusan Presiden No. 65 tahun 1980 dan MARPOL 73/78 dengan Keputusan Presiden No. 46 tahun 1986. Kedua KeputusanPresiden tersebut sudah tercakup dalam UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran.

Konvensi-konvensi IMO paling penting yang sudah dikeluarkan adalah sebagai berikut :

- Safety Of Life At Sea ( SOLAS ) Convention 1974/1978- Marine Pollution Prevention ( MARPOL ) Convention 1973/1978- Standard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers

(SCTW) Convention 1978 termasuk beberapa amandements dari setiap konvensi.

Dalam ketiga konvensi tersebut digariskan peraturan keselamatan kerja di laut, pencegahan pencemaran perairan dan persyaratan pengetahuan dan ketrampilan minimum yang harus dipenuhi oleh awak kapal.

SOLAS Convention, menangani aspek keselamatan kapal termasukkonstruksi, navigasi dan komunikasi.

MARPOL Convention, menangani aspek lingkungan perairan khusus untuk pencegahan pencemaran yang asalnya dari kapal, alat apunglainnya dan usaha penanggulangannya.

STCW Convention, berisi persyaratan minimum pendidikan atau training yang harus dipenuhi oleh ABK (Anak Buah Kapal) untuk bekerja di atas kapal sebagai pelaut.

13.7. Struktur Organisasi Kapal

Struktur organisasi kapal terdiri dari seorang Nakhoda selaku pimpinan umum di atas kapal dan Anak Buah kapal yang terdiri dari para perwira kapal dan non perwira/bawahan (subordinate crew).

Struktur organisasi kapal diatas bukanlah struktur yang baku, karena tiap kapal bisa berbeda struktur organisaninya tergantung jenis, fungsi dan kondisi kapal tersebut.

Page 564: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

517

Selain jabatan-jabatan tersebut dalam contoh struktur organisasi kapal diatas, masih banyak lagi jenis jabatan di kapal, diluar jabatan Nakhoda. Misalnya di kapal pesiar ada jabatan-jabatan Bar-tender, cabin-boy,swimming-pool boy, general purpose dan lain sebagainya. Dikapal lain misalnya terdapat jabatan juru listrik (electrician), greaser dan lainsebagainya.

Semua orang yang mempunyai jabatan di atas kapal itu disebut Awak kapal, termasuk Nakhoda, tetapi Anak kapal atau Anak Buah Kapal (ABK) adalah semua orang yang mempunyai jabatan diatas kapal kecualijabatan Nakhoda.

Nakhoda Master

Masinis I Mualim I Ch. / Eng Ch./ off

Masinis II Markonis Mualim II 2nd / Eng R / off 2nd / off

Masinis III Kep. Stewart Mualim III3nd / Eng Ch. / Stewart 3nd / off

Mandor Mesin Juru Masak I SerangForeman Ch. Cook Bosun

Juru Minyak Juru Las Juru MudiOiler Fitter A/B Seaman

Juru Minyak Juru MudiOiler A/B Seaman

Juru Minyak Juru Masak II Juru MudiOiler 2nd / cook A/B Seaman

Kls. Mesin Pelayan KelasiWiper Boy Ord.Seaman

Kls. Mesin Pelayan KelasiWiper Boy Ord. Seaman

Page 565: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

518

Untuk kapal penangkap ikan masih ada jabatan lain yaitu Fishing master, Boy-boy (pembuang umpan, untuk kapal penangkap pole and Line(cakalang), dlsb.

13.7.1. Nakhoda Kapal

UU. No.21 Th. 1992 dan juga pasal 341.b KUHD dengan tegasmenyatakan bahwa Nakhoda adalah pemimpin kapal, kemudian dengan menelaah pasal 341 KUHD dan pasal 1 ayat 12 UU. No.21 Th.1992, maka definisi dari Nakhoda adalah sebagai berikut :

“ Nakhoda kapal ialah seseorang yang sudah menanda tangani Perjanjian Kerja Laut (PKL) dengan Pengusaha Kapal dimanadinyatakan sebagai Nakhoda, serta memenuhi syarat sebagaiNakhoda dalam arti untuk memimpin kapal sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku “

Pasal 342 KUHD secara ekplisit menyatakan bahwa tanggung jawab atas kapal hanya berada pada tangan Nakhoda, tidak ada yang lain. Jadi apapun yang terjadi diatas kapal menjadi tanggung jawab Nakhoda,kecuali perbuatan kriminal.Misalkan seorang Mualim sedang bertugas dianjungan sewaktu kapal mengalami kekandasan. Meskipun pada saat itu Nakhoda tidak berada di anjungan, akibat kekandasan itu tetap menjadi tanggung jawab Nakhoda. Contoh yang lain seorang Masinis sedang bertugas di Kamar Mesinketika tiba-tiba terjadi kebakaran dari kamar mesin. Maka akibat yang terjadi karena kebakaran itu tetap menjadi tanggung jawab Nakhoda.

Dengan demikian secara ringkas tanggung jawab Nakhoda kapal dapat dirinci antara lain :1. Memperlengkapi kapalnya dengan sempurna2. Mengawaki kapalnya secara layak sesuai prosedur/aturan3. Membuat kapalnya layak laut (seaworthy)4. Bertanggung jawab atas keselamatan pelayaran5. Bertanggung jawab atas keselamatan para pelayar yang ada diatas

kapalnya6. Mematuhi perintah Pengusaha kapal selama tidak menyimpang dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku

Jabatan-jabatan Nakhoda diatas kapal yang diatur oleh peraturan dan perundang-undangan yaitu :1. Sebagai Pemegang Kewibawaan Umum di atas kapal. (pasal 384,

385 KUHD serta pasal 55 UU. No. 21 Th. 1992).2. Sebagai Pemimpin Kapal. (pasal 341 KUHD, pasal 55 UU. No. 21 Th.

1992 serta pasal 1/1 (c) STCW 1978).3. Sebagai Penegak Hukum. (pasal 387, 388, 390, 394 (a) KUHD, serta

pasal 55 No. 21 Th. 1992).

Page 566: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

519

4. Sebagai Pegawai Pencatatan Sipil. (Reglemen Pencatatan Sipil bagi Kelahiran dan Kematian, serta pasal 55 UU. No. 21. Th. 1992).

5. Sebagai Notaris. (pasal 947 dan 952 KUHPerdata, serta pasal 55 UU. No. 21, Th. 1992).

13.7.1.1. Nakhoda sebagai Pemegang Kewibawaan Umum

Mengandung pengertian bahwa semua orang yang berada di atas kapal, tanpa kecuali harus taat serta patuh kepada perintah-perintah Nakhoda demi terciptanya keamanan dan ketertiban di atas kapal.

Tidak ada suatu alasan apapun yang dapat dipakai oleh orang-orangyang berada di atas kapal untuk menentang perintah Nakhoda sepanjang perintah itu tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan.Aetiap penentangan terhadap perintah Nakhoda yang demikian itumerupakan pelanggaran hukum, sesuai dengan pasal 459 dam 460 KUH. Pidana, serta pasal 118 UU. No.21, Th. 1992.

Jadi menentang perintah atasan bagi awak kapal dianggap menentang perintah Nakhoda karena atasan itu bertindak untuk dan atas namaNakhoda.

13.7.1.2. Nakhoda sebagai Pemimpin Kapal

Nakhoda bertanggung jawab dalam membawa kapal berlayar daripelabuhan satu ke pelabuhan lain atau dari tempat satu ke tempat lain dengan selamat, aman sampai tujuan terhadap penumpang dan segala muatannya.

13.7.1.3. Nakhoda sebagai Penegak Hukum

Nakhoda adalah sebagai penegak atau abdi hukum di atas kapalsehingga apabila diatas kapal terjadi peristiwa pidana, maka Nakhoda berwenang bertindak selaku Polisi atau Jaksa. Dalam kaitannya selaku penegak hukum, Nakhoda dapat mengambil tindakan antara lain :

- menahan/mengurung tersangka di atas kapal- membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP)- mengumpulkan bukti-bukti- menyerahkan tersangka dan bukti-bukti serta Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) pada pihak Polisi atau Jaksa di pelabuhan pertama yang disinggahi.

Page 567: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

520

13.7.1.4. Nakhoda sebagai Pegawai Catatan Sipil

Apabila diatas kapal terjadi peristiwa-peristiwa seperti kelahiran dankematian maka Nakhoda berwenang bertindak selaku Pegawai Catatan Sipil. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan Nakhoda jika di dalam pelayaran terjadi kelahiran antara lain :1. Membuat Berita Acara Kelahiran dengan 2 orang saksi (biasanya

Perwira kapal)2. Mencatat terjadinya kelahiran tersebut dalam Buku Harian Kapal3. Menyerahkan Berita Acara Kelahiran tersebut pada Kantor Catatan

Sipil di pelabuhan pertama yang disinggahi

Jikalau terjadi kematian :

1. Membuat Berita Acara Kematian dengan 2 orang saksi (biasanya Perwira kapal)

2. Mencatat terjadinya kematian tersebut dalam Buku Harian Kapal3. Menyerahkan Berita Acara Kematian tersebut pada Kantor Catatan

Sipil di pelabuhan pertama yang disinggahi 4. Sebab-sebab kematian tidak boleh ditulis dalam Berita Acara

Kematian maupun Buku Harian Kapal, karena wewenang membuat visum ada pada tangan dokter

Apabila kelahiran maupun kematian terjadi di luar negeri, Berita Acaranya diserahkan pada Kantor Kedutaan Besar R.I. yang berada di negara yang bersangkutan.

13.8. Anak Buah Kapal (ABK)

13.8.1. Hak-hak Anak Buah Kapal• Hak Atas Upah• Hak Atas Tempat Tinggal dan Makan• Hak Atas Perawatan waktu sakit/kecelakaan• Hak Atas Cuti• Hak Atas Pengangkutan untuk dipulangkan

13.8.2. Kewajiban Anak Buah KapalKewajiban-kewajiban Anak Buah Kapal antara lain :• Taat kepada perintah atasan, teristimewa terhadap perintah

Nakhoda• Meninggalkan kapal (turun ke darat) harus dengan ijin Nakhoda

atau yang mewakilinya• Tidak membawa barang dagangan, minum-minuman keras, dan

senjata (api) di atas kapal

Page 568: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

521

• Melakukan tugas tambahan atau kerja lembur jika dianggap perlu oleh Nakhoda

• Turut membantu menyelamatakan kapal, penumpang, danmuatannya, dalam kecelakaan kapal

• Berprilaku sopan, serta tidak mabuk-mabukan di kapal dalam rangka turut menciptakan keamanan dan ketertiban diatas kapal

13.9. Peraturan Pengawakan Kapal

Dengan diberlakukannya Amandemen International Convention onStandard of Training Certification and Watchkeeping for Seafarers(STCW) 1995 sebagai penyempurnaan STCW 1978, maka Menteri Perhubungan menetapkan peraturan dalam bentuk Keputusan Menteri Perhubungan No.70 Th.1998 tanggal, 21 Oktober 1998 tentangPengawakan Kapal Niaga.

Pada BAB.II Pasal 2 ayat (1) dan (2) bahwa pada setiap kapal niaga yang berlayar harus diawaki dengan susunan terdiri dari : seorang Nakhoda, sejumlah perwira, sejumlah rating. Susunan awak kapal didasarkan pada : daerah pelayaran, tonase kotor kapal (gross tonnage/GT) dan ukuran tenaga penggerak kapal (kilowatt/KW).

Pada pasal 8 menetapkan dan memperjelas bahwa awak kapal yang mengawaki kapal niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. bagi Nakhoda, Mualim atau Masinis harus memiliki sertifikat keahlian pelaut yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan daerahpelayaran, tonase kotor dan ukuran tenaga penggerak kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut

b. bagi operator radio harus memiliki sertifikat keahlian pelaut bidang radio yang jenis dan tingkat sertifikatnya sesuai dengan peralatan radio yang ada di kapal dan memiliki sertifikat ketrampilan pelaut

c. bagi rating harus memiliki sertifikat keahlian pelaut dan sertifikatketrampilan pelaut yang jenis sertifikatnya sesuai dengan jenis tugas, ukuran dan jenis kapal serta tata susunan kapal.

Page 569: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

522

13.10. Sertifikat Kepelautan :

a. Sertifikat Keahlian Pelaut (Certificate Of Competency / COC)a.1. Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika

Sertifikat Ahli Nautika Tingkat I ( ANT I )Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II ( ANT II )Sertifikat Ahli Nautika Tingkat III ( ANT III )Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV ( ANT IV )Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar ( ANT Dasar)

Catatan :Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar (ANT Dasar) adalahSertifikat Keahlian sebagai Rating bagian Deck.

a.2. Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik Permesinan

Sertifikat Ahli Teknika Tingkat I ( ATT I )Sertifikat Ahli Teknika Tingkat II ( ATT II )Sertifikat Ahli Teknika Tingkat III ( ATT III )Sertifikat Ahli Teknika Tingkat IV ( ATT IV )Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar ( ATT Dasar)

Catatan :Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar (ATT Dasar) adalahSertifikat Keahlian sebagai Rating bagian Mesin.

a.3. Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika

Sertifikat Ahli Elektronika I ( REK I )Sertifikat Ahli Elektronika II ( REK II )Sertifikat Operator Radio Umum ( ORU )Sertifikat Operator Radio Terbatas ( ORT )

13.11. Sertifikat Ketrampilan Pelaut ( Certificate Of Proficiency / COP )

13.11.1. Sertifikat Ketrampilan Dasar Keselamatan ( BasicSafety Training / BST )

13.11.2. Sertifikat Ketrampilan Khusus

Sertifikat Ketrampilan Keselamatan Kapal Tangki- Familirialisasi Kapal Tangki

Page 570: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

523

- Program Pelatihan Tingkat Lanjut Tentang PengoperasianKapal Tangki Minyak

- Program Pelatihan Tingkat Lanjut Tentang PengoperasianKapal Tangki Bahan Kimia

- Program Pelatihan Tingkat Lanjut Tentang PengoperasianKapal Tangki Gas Cair

Sertifikat Ketrampilan Keselamatan Kapal Penumpang Ro-Ro

- Pelatihan Manajemen Pengendalian Massa- Pelatihan Familiarisasi Kapal Penumpang Ro-Ro- Pelatihan Keselamatan untuk Personil yang memberikan

pelayanan penumpang kepada penumpang pada ruang-ruangpenumpang

- Pelatihan Keselamatan Penumpang, Muatan dan Kekedapan Lambung

- Pelatihan Pengendalian Krisis dan Prilaku Manusia

Sertifikat-sertifikat lainnya yang harus dimiliki anatara lain :

• Sertifikat Ketrampilan Penggunaan Pesawat LuputMaut dan Sekoci Penyelamat

• Sertifikat Ketrampilan Sekoci Penyelamat Cepat

• Sertifikat Ketrampilan Pemadaman KebakaranTingkat Lanjut

• Sertifikat Ketrampilan Pertolongan Pertama

• Sertifikat Ketrampilan Perawatan Medis di atas Kapal

• Sertifikat Ketrampilan Pengoperasian RadarSimulator & Alat Bantu Plotting Radar Otomatis

Page 571: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

524

13.12. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan, Sertifikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal

A. DAERAH PELAYARAN SEMUA LAUTAN

Tabel. 13.1. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Deck

GT.10.000 atau > GT. 3.000 s/d < 10.000

No Jabatan Jml COC COP Jml COC COP1 2 3 4 5 6 7 8

123456789

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKokiPelayan

112113211

ANT IANT IANT IIIREK II

ANT DasarANT Dasar

---

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g9g

111113211

ANT IANT IANT IIREK II

ANT DasarANT Dasar

---

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g9g

GT.1500 s/d < 3.000 GT. 500 s/d < 1500No JabatanJml COC COP Jml COC COP

1 2 9 10 11 12 13 14123456789

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKokiPelayan

111113211

ANT IIANT IIANT IIIREK II

ANT DasarANT Dasar

---

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g9g

111112-1-

ANT IIANT IIANT IIIREK II

ANT DasarANT Dasar

---

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

-9g-

Tabel. 13.2 Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Mesin

KW. 7.500 atau > KW. 3.000 s/d < 7.500No JabatanJml COC COP Jml COC COP

1 2 3 4 5 6 7 8123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru Minyak Pembantu di Kamar Mesin

11113

1

ATT IATT IIATT II

ATT DasarATT Dasar

-

10 a 2) -5)10 a 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

11113

1

ATT IATT IIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 a 2) -5)10 a 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

Page 572: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

525

KW. < 3.000No Jabatan

Jml COC COP

1 2 9 10 11123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru Minyak Pembantu di Kamar Mesin

11113

1

ATT IIATT IIIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 b 2) -5)10 b 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

Catatan :1. COC (Certificate Of Competency) = Sertifikat Keahlian Pelaut, yaitu

Sertifikat Ahli Nautika Tingkat (ANT), Sertifikat Ahli Teknika Tingkat(ATT) dan Sertifikat Ahli Radio Elektronika (REK)

2. COP (Certificate Of Proficiency) = Sertifikat Ketrampilan Pelaut,tercantum pada Pasal 9 untuk bagian Deck dan Pasal 10 untukBagian Mesin

3. Masing-masing Sertifikat Keahlian selain ANT Dasar dan ATT Dasar harus dikukuhkan sesuai jabatan

4. Operator Radio dapat dirangkap oleh Nakhoda dengan Mualim atau dua orang Mualim yang memiliki minimal Sertifikat ORU

B. DAERAH PELAYARAN KAWASAN INDONESIA

Tabel. 13.3. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Deck

GT.10.000 atau > GT. 3.000 s/d < 10.000No Jabatan

Jml COC COP Jml

COC COP

1 2 3 4 5 6 7 8

123456789

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKokiPelayan

112113111

ANT IANT IANT III

ORU/REKII

ANT DasarANT Dasar

---

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g9g

112113111

ANT IANT IANT III

ORU/REK IIANT DasarANT Dasar

---

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g-

Page 573: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

526

GT.1500 s/d < 3.000 GT. 500 s/d < 1500No Jabatan

Jml COC COP Jml COC COP1 2 9 10 11 12 13 14

123456789

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKokiPelayan

111113111

ANT IIANT IIANT III

ORU/REKII

ANT DasarANT Dasar

---

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

-9g-

11-1-1-1-

ANT IIANT IIANT III

ORU/REK II-----

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 9 f -

9g-

GT. < 500No Jabatan

Jml COC COP1 2 9 10 11

123456789

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKokiPelayan

11-1-1-1-

ANT IVANT IV

-ORU/REK II

-----

9c1)c)-h)9e3)-7)

--

9 f -

9g-

Tabel. 13.4. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Mesin

KW. 7.500 atau > KW. 3.000 s/d < 7.500No Jabatan

Jml COC COP Jml COC COP1 2 3 4 5 6 7 8

123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru MinyakPembantu di Kamar Mesin

11213

1

ATT IATT IIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 a 2) -5)10 a 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

11113

1

ATT IATT IIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 b 2) -5)10 b 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

Page 574: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

527

KW. 750 s/d 3.000 KW. 750No Jabatan

Jml COC COP Jml COC COP1 2 3 4 5 6 7 8

123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru Minyak Pembantu di Kamar Mesin

11113

-

ATT II / IIIATT IIIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 b 2) -5)10 b 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

-

11113

-

ATT IVATT IVATT V

ATT DasarATT Dasar

-

10 c 2) -5)10 c 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

-

Catatan :1. COC (Certificate Of Competency) = Sertifikat Keahlian Pelaut, yaitu

Sertifikat Ahli Nautika Tingkat (ANT), Sertifikat Ahli Teknika Tingkat (ATT) dan Sertifikat Ahli Radio Elektronika (REK)

2. COP (Certificate Of Proficiency) = Sertifikat Ketrampilan Pelaut,tercantum pada Pasal 9 untuk bagian Deck dan Pasal 10 untukBagian Mesin

3. Masing-masing Sertifikat Keahlian selain ANT Dasar dan ATT Dasar harus dikukuhkan sesuai jabatan

4. Operator Radio dapat dirangkap oleh Nakhoda dengan Mualim atau dua orang Mualim yang memiliki minimal Sertifikat ORU

5. Operator Radio berijazah ORU jika kapal dilengkapi dengan Radio Telephony, berijazah REK II jika kapal dilengkapi dengan RadioTelegraphy

C. DAERAH PELAYARAN LOKAL

Tabel. 13.5. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Deck

GT.10.000 atau > GT. 3.000 s/d < 10.000No Jabatan

Jml COC COP Jml

COC COP

1 2 3 4 5 6 7 8

12345678

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKoki

11211311

ANT IIANT IIIANT III

ORU/REKII

ANT DasarANT Dasar

--

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g

11211311

ANT IIIANT IIIANT IV

ORU/REK IIANT DasarANT Dasar

--

9 a 3)-8)9 a 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

9g9g

Page 575: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

528

GT.1500 s/d < 3.000 GT. 500 s/d < 1500No Jabatan

Jml COC COP Jml

COC COP

1 2 9 10 11 12 13 14

12345678

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKoki

11111311

ANT IIIANT IVANT IV

ORU/REKII

ANT DasarANT Dasar

-

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 2) -7)9 f 2) -7)

-9g

11-1-1-1

ANT IVANT IVANT V

ORU/REK II----

9 b 3)-8)9 b 3)-8)9 d 3)-7)

-9 f 9 f -

9g

GT. < 500No Jabatan

Jml COC COP1 2 9 10 11

12345678

NakhodaMualim IMualimOperator RadioSerangJuru MudiKelasiKoki

11-1-1-1

ANT IVANT V

-ORU

-----

9c2)c)-h)9e3)-7)

--

2 f -

2g

Tabel. 13.6. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan di Kapal, Sertfikat Kepelautan dan Jumlah Awak Kapal Bagian Mesin

KW. 7.500 atau > KW. 3.000 s/d < 7.500No Jabatan

Jml COC COP Jml COC COP1 2 3 4 5 6 7 8

123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru Minyak Pembantu di Kamar Mesin

11113

1

ATT IIATT IIIATT III

ATT DasarATT Dasar

-

10 a 2) -5)10 a 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

10e

11113

-

ATT IIIATT IIIATT IV

ATT DasarATT Dasar

-

10 b 2) -5)10 b 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

-

Page 576: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

529

KW. 750 s/d 3.000 KW. 750No Jabatan

Jml COC COP Jml COC COP1 2 3 4 5 6 7 8

123456

KKMMasinis IIMasinisMandor Mesin Juru Minyak Pembantu di Kamar Mesin

11113

-

ATT IVATT IVATT IV

ATT DasarATT Dasar

-

10 b 2) -5)10 b 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

-

11113

-

ATT VATT VATT V

ATT DasarATT Dasar

-

10 c 2) -5)10 c 2) -5)10 c 2) -5)10 d 2) -6)10 d 2) -6)

-

Catatan :1. COC (Certificate Of Competency) = Sertifikat Keahlian Pelaut, yaitu

Sertifikat Ahli Nautika Tingkat (ANT), Sertifikat Ahli Teknika Tingkat (ATT) dan Sertifikat Ahli Radio Elektronika (REK)

2. COP (Certificate Of Proficiency) = Sertifikat Ketrampilan Pelaut,tercantum pada Pasal 9 untuk bagian Deck dan Pasal 10 untukBagian Mesin

3. Masing-masing Sertifikat Keahlian selain ANT Dasar dan ATT Dasar harus dikukuhkan sesuai jabatan

4. Operator Radio dapat dirangkap oleh Nakhoda dengan Mualim atau dua orang Mualim yang memiliki minimal Sertifikat ORU

5. Operator Radio berijazah ORU jika kapal dilengkapi dengan Radio Telephony, berijazah REK II jika kapal dilengkapi dengan RadioTelegraphy

13.13. Sertifikat dan Surat Kapal

Sertifikat dan Surat Kapal harus dimiliki oleh sebuah kapal pertama sekali dimana saat kapal baru selesai dibangun atau baru dibeli. Tentu perlu diadakan surey untuk melengkapi data-data kapal yang diperlukanmengeluarkan sertfikat atau surat-surat kapal oleh instansi yangberwewenang dan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku, setelah segala sesuatunya selesai, maka kapal yangbersangkutan diberikan Sertfikat dan atau Surat-surat kapal antara lain :

1. Surat Ukur ( Certificate of Tonnage and Measurement )

Surat Ukur ( Certificate of Tonnage and Measurement ) ialah suatuSertifikat yang diberikan setelah diadakan pengukuran terhadap kapal oleh juru ukur dan instansi pemerintah yang berwenang, yang merupakan

Page 577: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

530

sertifikat pengesahan dan ukuran-ukuran dan tonase kapal menurutketentuan yang berlaku.

Pasal 347-352 KUHD serta pasal 45 UU. 21, Th. 1992 mengatur tentang Surat Ukur. Setelah diadakan pengukuran kepada kapal diberikan Surat Ukur Kapal.

Isi dari sebuah Surat Ukur itu antara lain, Nama Kapal, Tanda Selar (Nomor Registerresmi kapal), Tempat asal kapal, Jumlah dek, jumalh tiang, dasae berganda, tangki ballast, Ukuran Tonnage, Volome danlainnya.

Surut Ukur tidak berlaku lagi atau tidak mempunyai masa berlaku lagi apabila kapal tidak berganti nama, tidak berubah konstruksi, tidaktenggelam, tidak terbakar, musnah dan sejenisnya.

Juru ukur dari instansi pemerintah yang berwenang, biasanya daripegawai di lingkungan Dirjen Perhubungan Laut, dan hanya kapal-kapalyang besarnya 20 m3 keatas yang wajib memperoleh Surat Ukur.

2. Surat Tanda Pendaftaran Kapal

Surat Tanda Pendaftaran Kapal adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa kapal telah dicatat dalam register kapal-kapal, yaitu setelahmemperoleh Surat Ukur, dimana tujuan dari Pendaftaran kapal ini adalah untuk memperoleh Bukti Kebangsaan Kapal.

Pasal 314 KUHD dan pasal 46 UU.21 Th. 1992 mengatur tentangpendaftaran kapal. Oleh Pejabat Kesyahbandaran yang membuatAkta/Surat Tanda Pendaftaran Kapal dikeluarkan sesuai denganperaturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Prosedur pendaftaran sebuah kapal untuk memperoleh Surat Tanda Pendaftaran adalahsebagai berikut , pendaftaran kapal ditujukan kepada Pejabatkesyahbandaran dengan dilampiri Akte penjualan (Bill of Sale), perjanjian Jual-Beli, Surat Pernyataan Kebangsaan, Anggaran Dasar (AD)Perusahaan, Salinan Surat Ukur, Sertifikasi Pelepasan dari Negarasebelumnya, Surat ijin pembelian, Surat Kuasa (jika pengurusannyadikuasakan kepada orang lain).

Maksud dan tujuan Pendaftaran kapal ialah untuk mendapatkan Tanda Kebangsaan dan Surat Laut atau Surat Pas Kapal. Kapal yang belum didaftarkan dalam register kapal tidak mungkin mendapat suatu bukti kebangsaan. Tanda bukti kebangsaan berupa Surat laut atau Pas Kapal itu penting karena dengan mengibarkan bendera kebangsaan dapatdiketahui kebangsaan dari kapal yang bersangkutan.

Page 578: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

531

Manfaat dan atau kekustan dari Bukti Kebangsaan Kapal (Surat Kaut atau Pas Kapal) adalah :

1. Sebagai kekuatan hukum didalam Negara Indonesia, artinya :- Bahwa kapal sudah didaftarkan dalam register kapal- Bahwa kapal itu bukan kapal asing, melainkan kapalIndonesia yang tunduk pada hukum Negara Indonesia

2. Sebagai kekuatan hukum dikuar Negara Indonesia, meliputi :- Bahwa pada saat kapal berada di wilayah teritorial negara

lain, diatas kapal itu tetap merupakan wilayah Kedaulatan Negara Republik Indonesia,

Jadi dapat disimpulkan bahwa kapal diberi surat Ukur setelah diadakan pengukuran oleh Juru Ukur, kemudian kapal didaftarkan untukmemperoleh Tanda Pendaftaran Kapal. Setelah itu diberikan BuktiKebangsaan berupa :

1. Surat Laut : diberikan kepada kapal yang besarnya 500 m3

atau lebih (isi kotor) yang bukan kapal nelayan atau kapal persiar,

2. Pas Kapal : diberikan kepada kapal yang besarnya 20 m3

atau lebih (isi kotor) tetapi kurang dari 500 m3 , yang bukan kapal nelayan atau kapal pesiar, dengan nama Pas Tahunan,

3. Pas Kecil (Pas Biru) : diberikan kepada kapal-kapal yang isi kotornya kurang dari 20 m3 atau kapal nelayan dan kapal pesiar.

3. Bendera Kemudahan ( Flag Of Convenience )

Bendera kemudahan itu adalah kapal yang menggunakan BenderaKebangsaan Negara yang tidak sama dengan Kebangsaan dari pemilik kapal tersebut.

Contoh sebuah kapal yang menggunakan bendera kemudahan itu adalah bila pemilik kapal adalah warga negara Indonesia akan tetapi kapalnya didaftarkan di Panama, jadi kapal tersebut mempunyai register Panama.

Ada beberapa hal yang penting perlu diketahui mengapa banyak kapal yang mencari bendera kemudahan itu dikarenakan :

1. Pemilik kapal dengan sengaja menghindari Pajak Nasional2. Menghindari peraturan-peraturan keselamatan pelayaran3. Menghindari adanya standae Pelatihan dan sertifikasi untuk

para pelaut4. Menghindari peranan Organisasi Pelaut dalam melindungi

tenaga kerja Pelaut5. Me,nayar Upah Pelaut dibawah standar ITF (International

Transport workers Federation)

Page 579: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

532

Beberapa nama Negara yang dapat memberikan Bendera Kemudahan (Flag Of Convenience) antara lain : Antigua & Barbuda, Aruba, Bahamas, Belize, Bermuda, Cambodia, Canary Island, Caymand Island, CookIsland Cyprus, German International, Ship Register (GIS), Konduras,Lebanon, Liberia, Luxemburg, Malta, Marshall Island, Mauritius,Metherland Antilles, Panama, St. Vincent, Sri Langka, Tuvalu, Vanuta, Burma, Barbades.

3. Sertifikat Garis Muat ( Load Line Certificate )

Sertifikat Garis Muat ( Load Line Certificate ) dalah suatu sertifikat yang diterbitkan oleh Pemerintah Negara Kebangsaan kapal, berdasarkanPerjanjian Internasional (monvensi) tentang garis muat dan lambungtimbul (free board) yang memberikan pembatasan garis muat untuk tiap-tiap musim atau daerah atau jenis perairan dimana kapal berlayar.

Maksud dan Tujuan dari setifikat garis muat itu adalah agar kapal tidak dimuati lebih dari garis muat yang diijinkan sehingga kapal tetap memiliki daya aping cadangan ( reserve of buoyance).

Adapun isi dari sertifikat garis muat meliputi Nama kapal, nama panggilan kapal, nama pelabuhan pendaftaran, isi kotor, dan ukuran serta susunan lambung timbul/Merkah Kambangan/Plimsol Mark dituliskan huruf : (lihat gambar dibawah ini).

S = Musim panasW = Musim DinginWNA = Musim Dingin Atlantik UtaraT = Daerah TropisFW = Daerah Air TawarTFW = Daerah Air Tawar di tempat Tropis

Page 580: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

533

Gambar. 13.1. Plimsoll Mark Pada Kapal BarangKapal Pangangkut Log

Page 581: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

534

4. Sertifikat Penumpang ( Passanger Ship Safety Certificate )

Sertifikat penumpang hanya diberikan kepada kapal penumpang yang mengangkut penumpang lebih dari 12 orang. Sebuah kapal penumpangdapat diberi sertifikat kapal penumpang harus memenuhi syarat-siaratsebagai berikut :- Mengenai konstruksinya- Mengenai Radio Tekegraphy dan/atau Radio Telephony- Mengenai Garis muatnya- Mengenai Akonodasi bagi penumpangnya- Mengenai alat-alat penolongnya (safety equipment)

5. Sertifikat Hapus Tikus ( Dreating Certificate )

Sertifikat Hapus Tikus (dreating Certifikat) adalah suatu sertifikat yang diberikan kepada sebuah kapal oleh Departemen Kesehatan yaituKesehatan Pelabuhan ( Port Health ), setelah kapal yang bersangkutan di semprot dengan uap campuran belerang atau cyanida dan telah ditelititidak terdapat tikus di kapal atau relatif sudah sangat sedikit jumlahnya.

Masa berlaku sertifikat ini adalah 6 bulan dan dapat diperpanjang selama 1 tahun. Jika telah habis masa berlakunya tetapi kapal belum disemprot lagi hanya diteliti dan temui bahwa tidak ada atau tidak banyak tikus di kapal, maka kepada kapal itu diberikan Surat Keterangan yang disebut dengan Pembebasan Hapus Tikus ( Dreating Exemption ) yang berlaku 6 bulan.

Pembebasan Hapus Tikus ( Dreating Exemption ) adalah sebuah Surat Keterangan yang diberikan kepada sebuah kapal yang Sertifikat Hapus Tikusnya telah gugur / tidak berlaku lagi, dimana kapal tersebuttidak/belum disemprot lagi dengan uap campur belerang atau cyanida, melainkan hanya di teliti dan didapati bahwa tidak ada atau tidak banyak tikus di kapal. Pembebasan Hapus tikus ( Dreating Exemption ) diberikan dengan masa berlakunya 6 bulan.

6. Surat-surat Kapal Yang Lain

Kapal yang datang dari laut dengan membawa muatan dan/ataupenumpang, Nakhoda sudah membuat dan menyiapkan dokumen-dokumen kapal yang lain seperti :

1. Crew List adalah Daftar nama dari seluruh anggota/awak kapal2. Personal Effect List adalah Dafttar nama dan jumlah barang pribadi

milik awak kapal dibuat dalam kepentingan pemeriksaan Petugas Bea dan Cukai. Dibuat untuk kapal yang datang dari luar negeri.

3. Cargo Manifest adalah daftar muatan di kapal

Page 582: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

535

4. Cargo Discharging List adalah Daftar muatan yang akan dibongkar di pelabuhan yang bersangkutan

5. Passangers List Daftar nama penumpang dikapal6. Harbour Report (Warta Kapal) merupakan suatu warta kapal yang

berisi segala keterangan mengenai kapal, muatan, air tawar, bahan bakar penumpang, hewan ada tidaknya senjata api dikapal, tempat berlabuh atau tempat sandar.

7. International Declaration of Health adalah suatu pernyataan bahwa kapal sehat, tidak tersangka dan tidak terjangkit suatu penyakitmenular

8. Daftar / Sijil Awak kapal adalah suatu buku yang berisi Daftar nama dan jabatan Anak Kapal, yaitu mereka yang melakukan tugas diatas kapal yang harus diketahui serta disyahkan oleh Syahbandar (Pasal 375 KUHD).

Perbedaan Crew List dengan Sijil Awak kapal dapat dilihat dari :a. Crew List hanya berlaku sekali pakai yaitu pada saat kapal memasuki

pelabuhan. Sijil Awak Kapal berlaku terus, sepanjang tidak adaalasan untuk menggugurkannya

b. Crew List dibuat dan ditanda tangani oleh Nakhoda setiap kali masuk pelabuhan. Sijil Awak kapal ditanda tangani oleh Syahbandar setiap ada Awak kapal yang naik dan turun dati kapal ( sign on atau signoff )

13.14. Pelabuhan

Identifikasi peraturan-peraturan di pelabuhanMenurut Keputusan Menteri Perhubungan tentang penyelenggaraan laut No. KM.26 Tahun 1988, yang dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatanekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjangpelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar modatransportasi.

Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.10/MEN/2004 yang dimaksud dengan pelabuhan perikanan itu adalah sama dengan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempatkapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatanpenunjang pelabuhan perikanan.

Page 583: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

536

Ada dua pengertian tentang pelabuhan yaitu pelabuhan umum danpelabuhan khusus. Menurut Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1983yang dimaksud dengan :

Pelabuhan umum adalah pelabuhan yang terbuka untuk umum dan berada di bawah pengelolaan Perum Pelabuhan (Pelindo).Pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor industri, pertambangan atau pertanian. Contoh pelabuhan khusus Angkatan Laut, Pelabuhan Khusus Minyak sawit, perikanan, dl sb.

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.88/AL.305/85 yang dimaksud dengan perusahaan bongkar-muat (PBM) adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang lini I maupun langsung ke alat angkutan

Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 1999 tanggal, 5 Oktober yangdiberlakukan mulai tgl, 5 Oktober 2001 mengatur bahwa perusahaan pelayaran dapat mengerjakan kegiatan bongkar muat untuk kapal-kapalarmada miliknya.

Sedangkan No. KM 57 Tahun 1991 tanggal, 22 Juli 1991 mengenai tarif bongkar muat dipelabuhan laut.

Hubungan prosedur kerja antara Bea Cukai dan ImigrasiKedua instansi pemerintah di pelabuhan mempunyai hubungan kerja yang erat dimana pihak bea cukai adalah memeriksa apakah orang yang datang ke Indonesia itu adalah benar-benar membahayakan atau tidak maka perlu diadakan pemeriksaan dokumen dan keberadaan barangnya.

Untuk lebih jelasnya Departemen Imigrasi itu adalah :Instansi yang keberadaannya dibawah pemerintahBertugas untuk mengatur segala sesuatu yang bersangkutan dengan imigrasi dan emigrasi baik oleh penumpang ( passenger )maupun anak buah kapal ( crew )Instansi ini juga memberikan surat ijin mendarat (clearanceinwards ) dan ijin meninggalkan pelabuhan ( clearance outward ) kepada kapal setelah memeriksa dokumen kapal antara lainmengenai Daftar barang-barang milik awak kapal atau bukupelaut ( articles seaman’s book ) dan Daftar Anak Buah Kapal(crew list )

Untuk Departemen Bea Cukai :Bertugas mengawasi dan memungut tarif bea cukai yang telah ditentukan oleh pemerintah terhadap barang-barang yang keluar masuk negara ( eksport/import )Bertugas untuk menyita barang-barang yang tidak memilikidokumen lengkap / barang gelap / ilegal

Page 584: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

537

Aturan-aturan khusus di dalam pelabuhan perikanan :Aturan-aturan khusus dimaksudkan adalah aturan-aturan yang terkait dengan bidang perikanan seperti didalam Undang Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan banyak memuat aturan-aturan dan pasal khususdan Permen No. 5 Tahun 2008.

Contoh bahwa setiap kapal perikanan disamping harus melengkapidokumen kapal sama dengan kapal yang lain namun untuk kapal ikan harus ditambah dengan dokumen surat seperti ijin usaha penangkapan ikan. Jadi aturan khusus dimaksud adalah dokumen surat ijin usahapenangkapan ikan.

13.15. Wilayah Laut

13.15.1. Perairan Pedalaman ( Internal Water )

Perairan pedalaman adalah bagian dari laut yang berkaitan langsung dengan daratan yang dipandang sebagai bagian dari daratan tersebut. Perairan pedalaman ini secara geometrik merupakan perairan yang ada di dalam teluk, sengai dan pelabuhan.

13.15.2. Perairan Kepulauan ( Archipelagic Sea )

Perairan kepulauan adalah perairan yang ada di dalam wilayah negara yang dibatasi oleh batas perairan pedalaman ( closing line ) dan garis dasar. Garis dasar adalah garis imajiner yang ditarik melalui titik-titikterluar pulau yang paling luar. Untuk garis pantai yang lurus, garis dasar tersebut adalah batas air surut perbani. Didalam perairan pedalaman, negara mempunyai kedaulatan mutlak sedang di dalam perairankepulauan, berlaku hak lintas damai ( Innocent Passage ), lintas transit dan lintas alur laut kepulauan bagi kapal-kapal asing. Untuk itu negara yang memiliki perairan kepulauan, wajib menentukan alur-alur laut.Apabila kewajiban ini tidak dipenuhi maka pihak asing akanmenggunakan alur-alur yang biasanya mereka layari.

13.15.3. Laut Teritorial ( Territorial Sea )

Laut Teritorial adalah bagian laut selebar 12 mil yang diukur dari garis dasar ke arah laut. Dalam laut teritorial, negara pantai mempunyaikedaulatan penuh kecuali hak lintas damai bagi kapal-kapal niaga dan kapal- kapal perang asing.

Dalam wilayah laut teritorial ini pemerintah :a. Memiliki kedaulan penuh atas wilayah laut teritorial, ruang udara

diatasnya, dasar laut dan tanah dibawahnya, serta segenap sumber kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Page 585: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

538

b. Membuat peraturan mengenai lintas laut damai yang berkenaandengan keselamatan pelayaran dan pengaturan lintas laut,perlindungan serta fasilitas navigasi, kabel laut, konversi sumberkekayaan, pencegahan pelanggaran perikanan, pengurangan danpengendalian pencemaran, penelitian ilmiah kelautan, danpencegahan pelanggaran peraturan cukai, fiskal, imigrasi dankesehatan.

Namun demikian, sesuai dengan ketentuan Internasional, kedaulatanatas laut teritorial tidaklah berarti monopoli pelayaran bagi negaratersebut dalam memanfaatkan laut sebagai sarana transportasi.

Dalam wilayah laut teritorial, berlaku hak lintas laut damai bagikepentingan internasional/kendaraan-kendaraan asing. Sebaliknya,kendaraan-kendaraan negara asing yang melakukan kegiatan lintas laut damai di wilayah teritorial tidak boleh melakukan ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan, atau kemerdekaan Negara Indonesia.

13.15.4. ZEE ( 200 mil ) ( Zone Economic Exclusive )

ZEE adalah bagian laut selebar 200 mil dari garis dasar. Didalam dan diatas ZEE ini semua negara mempunyai hak kebebasan pelayaran dan kebebasan penerbangan, dapat memasang kabel dan pipa bawah laut, dan melakukan perhubungan dengan bebas. Selanjutnya negara pantai juga mempunyai hak untuk pelbagai tindakan seperti mengadakaninspeksi, penegakan hukum dan bongkar muat.

Di wilayah laut yang merupakan Zona Ekonomi Ekskusif Indonesia,pemerintah Indonesia memiliki kewenangan penuh untuk memperoleh manfaat ekonomi melalui kegiatan-kegiatan pengelolaan, pengawasan dan pelestarian segenap sumberdaya baik hayati maupun non hayati, sedangkan negara-negara asing yang ingin memanfaatkan sumberdaya ekonomi dieilayah tersebut haruslah mendapat ijin dari pemerintahIndonesia. Dengan Kewenangan ini, maka pemerintah Indonesiadimungkinkan untuk melaksanakan segenap upaya peningkatan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Secara garis besar, hak-hak tersebut adalah :a. Hak berdaulat untuk melakukan eksploitasi dan eksplorasi

sumberdaya laut, untuk melindungi dan melestarikan, dan menjaga keutuhan ekosistem laut,

b. Hak untuk melakukan penegakan hukum dalam upaya menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian,

c. Hak untuk melakukan tuntutan terhadap kapal-kapal asing yangmelakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan ZEE

Page 586: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

539

d. Hak ekslusif untuk membangun, mengizinkan dan mengaturpembangunan, pengoperasian dan penggunaan pulau-pulau buatan, instalasi dan bangunan-bangunan penunjangnya,

e. Hak untuk menentukan dan mengizinkan kegiatan-kegiatanilmiah/penelitian

Namun kewenangan yang diperoleh itu, tidaklah menghilangkan hak-hakinternasional negara-negara lain dalam menfaatkan wilayah Zoneekonomi Ekslusif tersebut, sepanjang untuk segala tujuan damai. Oleh karena itu, adalah kewajiban bagi pemerintah Indonesia untuk, misalnya a. Menjamin keselamatan serta pengaturan lalu lintas laut dan

penerbangan internasional,b. Melindungi kepentingan negara-negara lain dalam memanfaatkan

suberdaya laut dengan pembatasan-pembatasan,c. Berkewajiban memberikan kesempatan/perlindungan kepada negara

yang tidak berpantai/secara geografis kurang menguntungkan untuk memanfaatkan surplus tangkapan ikan,

d. Tetap menjaga kondisi wilayah laut agar dapat dimanfaatkan bagi berbagai bangsa dengan pembatas-pembatasan kegiatan yang dapat mengarah kepada rusaknya sumberdaya laut,

e. Mengurangi dan menghindari segala bentuk kegiatan pencemaranlaut

13.15.5. Laut Bebas ( High Sea )

Laut bebas adakah bagian laut yang tidak termasuk laut teritorial dan perairan kepulauan. Penggunaan laut bebas dapat dilakukan oleh seluruh bangsa didunia namun penggunaan tersebut dilakukan hanya untukmaksud-maksud damai dan tidak saling merugikan pihak lain.

Laut bebas merupakan wilayah laut yang pada dasarnya terbuka bagi semua negara untuk memperoleh manfaat ekonomi. Tidak ada satupun negara yang dapat menyatakan bahwa laut bebas tersebut merupakan daerah kedaulatan yang berada dalam kekuasaannya. Di laut lepas, setiap negara mempunyai hak untuk melakukan kegiatan perikanan,perdagangan dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Namun demikian setiap negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan dan bekerjasama dengan negara-negara lain guna menciptakanketentuan-ketentuan dan batasan-batasan tertentu bagi megara masing-masing agar tidak terjadi benturan kepentingan, serta menjaga keadaan laut lepas sebagai sumber ekonomi bagi negara-negara dunia pada umumnya.

Page 587: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

540

BAB. XIV. OPERASI DAN MANAJEMEN PENANGKAPAN IKAN

14.1. Melakukan penangkapan ikan

Secara garis besar alat tangkap dapat dibedakan dari segi kemampuan usaha (permodalan), jangkauan area penangkapan serta jenis alatpenangkap yang digunakan. Demikian pula bahwa nelayan yangmerupakan sumberdaya utama dalam melakukan kegiatan operasi dapat dibedakan pula antara nelayan skalla kecil (small scale fishery), skalla menengah (medium scale fishery) dan nelayan skalla besar (large scale fishery). Diperkirakan jumlah alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan Indonesia mencapai 250 jenis, dari jumlah ini 90% adalah merupakan alat penangkap ikan tradisional, sedangkan sisanya dapat dikatagorikansebagai alat penngkap modern atau semi modern.

Timbulnya banyak jenis alat tangkap tersebut karena lautan Indonesia yang beriklim tropis, kondisi dan topografi dasar perairan daerah satudengan yang lainnya berbeda-beda. Secara umum kegiatan usahapenangkapan terhadap jenis-jenis sumberdaya perikanan dapatdikemukakan sebgai berikut :

Untuk udangUntuk ikan tuna dan sejenisnya serta ikan pelagis besar lainnyaUntuk ikan pelagis kecilUntuk ikan demersalUntuk ikan dan biota perairan karang

14.1.2. Mengoperasikan jaring lingkar dan payangYang dimaksud dengan pukat kantong lingkar adalah suatu jaring yang terdiri dari kantong (bunt or bag), kaki (sayap) yang dipasang pada kedua sisi (kiri-kanan) mulut jaring alat perangkap ini dalam pengoperasiannya dilingkarkan pada sasaran tertentu (kawanan ikan), dan pada akhirpenangkapan hasilnya dinaikan ke atas geladak perahu/kapal atau di daratkan ke pantai. Berdasarkan kreteria pukat kantong lingkar dibedakan payang, dogol dan pukat tepi.

A. PayangPayang adalah termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal oleh nelayan Indonesia. Payang termasuk alat penangkap tradisional, namun keberadaannya untuk perikanan laut Indonesia sampai saat ini tetap dianggap penting dan masih produktif maupun dalam penyerapan tenaga kerja.

Nama payang berbeda-beda menurut daerahnya seperti daerah Jakarta,Tegal, Pekalongan, Bratang dan daerah lain di pantai Utara Jawamenamakan payang adalah payang, payang uras untuk daerah Selat Bali dan sekitarnya, payang ronggeng untuk daerah (Bali Utara),

Page 588: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

541

payang gerut untuk daerah Bawean, payang puger untuk daerah Puger Jawa Timur, payang jabur untuk daerah Pandelengan/Madura danlampung, dll.

Konstruksi alat tangkap payang atau pukat kantong lingkar secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan/perut (body or belly), dan kaki/sayap (leg/wing). Besar mata jaring (mesh size) dari mulai kantong sampai sayap/kaki berbeda-beda artinya bervariasi mulai dari 1 cm.Bagian mulut jaring bagian atas menonjol kebelakang jika dibandingkan dengan mulut bagian bawah karena dimaksudkan bahwa payang adalah menangkap ikan pelagis yang cenderung bergerak kearah dalam jika terperangkap alat payang sehingga kesempatan lolos menjadi terhalangpada akhirnya masuk kedalam kantong jaring. Pada bagian bawahkaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat , sedangkan dibagian atasdiberi pelampung dengan jarak tertentu pelampung yang berukuranpaling besar ditempatkan dibagian tengah (bagian tengah bibir mulut bagian atas) dari mulut jaring. Pada kedua ujung depan kaki/sayapdisambung dengan tali panjang umumnya disebut tali slmabar/tali hela/tali tarik.

Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik malam maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) operasi penangkapan dibantu denganmenggunakan alat bantu lampu. Sedangkan untuk penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos ( fishagregating device) kadang-kadang tanpa menggunakan alat banturumpon.

Penangkapan dengan payang dan sejenis ini dapat dilakukan baikdengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Penggunaan tenaga berkisar 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untukpayang besar.

Payang termasuk alat tangkap yang produktifitasnya tinggi dan dikenal hampir seluruh daerah perikanan laut Indonesia, namun yang paling ,banyak ialah di pantai Utara Jawa termasuk Madura, Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Hasil tangkapan terutama jenis-jenis pelagis kecil seperti ikan layang, selar, kembung, lemuru, tembang japuh, dll). Hasil tangkapan tergantung keadaan daerah dan banyak sedikitnya ikan yang ada di sekitar rumpon.

Page 589: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

542

Gambar. 14.1. Alat penangkapan Payang

B. Jaring LamparaAsal mulanya jaring lampara digunakan untuk menangkap ikan umpan hidup. Jaring ini diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1950-ankhususnya di daerah dimana banyak penangkapan cakalang (pole and line) perairan sulawesi Utara (Air Tembaga), Sulawesi Selatan danperairan Indonesia Timur.

Ukuran jaring lampara bervariasi mulai panjang 25-50 depa dan lebar (dalam jaring) antara 6 – 20 depa. Kantong jaring relatif besar. Sekilas bentuk jaring lampara seperti payang, terdiri dari sayap (kiri dan kanan) dan kantong. Kantong untuk lampara berbeda dengan kantong jaring payang yaitu ujungnya tidak lagi lancip (berbentuk kerucut) tetapi lebihcenderung menggelembung hal ini dimaksudkan agar ikan-ikan umpan yang tertangkap tidak mudah mati karena masih tersedia cukup ruang untuk bergerak (tidak berdesak-desakan).

Penangkapan ikan umpan hidup dengan lampara dlakukan pada malam hari, dan penangkapannya dibantu dengan lampu untuk mengumpulkan ikan umpan. Pertama-tama menjelang malam hari lampu-lampu yang ada di kapal/perahu dinyalakan. Jika telah terkumpul ikan umpan lampu yang ada di kapal dimatikan dan dipersiapkan perahu lampu menjauh dengan

Page 590: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

543

kapal dan dipersiapkan pula perahu yang membawa jaring. Jika telah cukup jarak perahu lampu dan ketebalan/populasi ikan umpan cukup banyak , maka perahu jaring mulai menurunkan jaring mengelilingiperahu lampu. Setelah kedua ujung tali jaring bertemu dikapal jaring membentuk lingkaran maka selanjutnya diadakan penarikan. Setelahpenarikan jaring mendekati pada bagian kantong, kemudian lingkaran besi (diameter kurang lebih 2 meter) dilemparkan kedalamnya danterjadilah bentuk kantong yang sempurna menyerupai mangkok.

Selanjutnya kawanan ikan umpan yang telah terkurung dalam kantong berikut perahu ditarik kembali ke kapal diikuti oleh perahu lampu untuk menyelesaikan hasil tangkapan.

Pemindahan ikan umpan dari kantong jaring ke bak-bak di dalam kapal penangkapan (tuna clipper) dilakukan dengan cara menyeroknya sedikit demi sedikit dan dikerjakan dalam tempo yang cepat agar tidak lekas mati.

Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari berbagai jenis ikan umpanseperti : layang (decapterus spp), kembung (rastrelliger spp.), sardin(clupeid), teri (stelephorus spp), lolosi (Caesio spp). Alat penangkapMusim penangkapan dapat dilakukan di sepanjang tahun, terutama di perairan pantai dan teluk-teluk. Hasil penangkapan yang baik umumnya dilakukan pada malam gelap, keadaan laut tidak bergelombangdan arus tidak begitu kuat.

14.1.3. Mengoperasikan Jaring insang (gill net) dan BubuA. Jaring Gill netYang dimaksud dengan jaring insang (gill net) ialah suatu alat tangkap berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas – bawah. Besar mata jaring bervariasi disesuaikan dengan sasaran ikan yang akan ditangkap. Ikan yang tertangkap itukarena terjerat (gilled) pada bagian insang lubang penutup insang(operculum) atau terpuntal (entangled) pada mata jaring yang terdiri dari satu lapis (gill net), dua lapis atau tiga lapis (trammel net). Panjang jaring dapat mencapai antara 300 – 500 m, tergantung dari banyaknya piecejaring yang digunakan atau dioperasikan.

Dilihat dari cara pengoperasiannya alat tangkap ini dapat dihanyutkan yang disebut dengan jaring gill net hanyut (drift gill net), dilabuh (set gill net), dan dilingkarkan (encircling gill net). Khusus untuk jaring insang dasar (bottom gill net) atau dikenal dengan nama Jaring klitik.

Page 591: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

544

Gambar.14.2. Alat penangkapan Gill net

B. BubuBubu merupakan alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan. Variasi bentuk bubu banyak sekali hampir setiap daerah perikananmempunyai model bentuk sendiri seperti bentuk sangkar, silinder,gendang, segi tiga memanjang (kubus), dll. Bahan bubu umumnya dari anyaman bambu, secara garis besar bubu terdiri dari bagian-bagianbadan, mulut dan pintu.

Bubu termasuk alat perangkap (traps) artinya alat tangkap ini berupa jebakan dan alat tangkap ini sifatnya pasif.

Badan bubu berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung, mulut bubu berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat

Page 592: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

545

masuk tapi tidak dapat keluar pintu bubu merupakan bagian yaitu tempat pengambilan hasil tangkapan.

Dilihat dari cara operasional penangkapannya bubu dapat dibedakan menjadi 3 golongan :

Bubu dasar (ground fishpot)Bubu apung (floating fishpot)Bubu hanyut (drifting fishpot)

14.1.4. Jaring Trawl (trawl nets)Yang dimaksud dengan jaring trawl adalah suatu jaring kanting yang ditarik dibelakang kapal berjalan menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan, udang dan jenis ikan demersal lainnya. Menurut sejarahnya asalnya alat tangkap trawl ini dari laut tengah dan pada abab ke 16 masuk ke Inggris, Belanda, Perancis, Jerman dan negara eropa lainnya. Jaring trawl yang sekarang ini telah banyak mengalamiperubahan dan perkembangan jika dibandingkan dengan asal mulanya alat tangkap trawl ini dibuat.

Gambar. 14.3. Alat penangkapan Trawl

Sesuai dengan terbukanya mulut jaring, pada dasarnya trawl secara garis besar dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

Otter trawl : terbukanya mulut jaring dikarenakan adanya dua buah papan (otter board) yang dipasang diujung muka kaki/sayapjaring yang pada prinsipnya menyerupai layang-layang (kite).

Page 593: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

546

Gambar. 14.4. Alat penangkapan otter trawl

Beam trawl : terbukanya mulut jaring dikarenakan bentangan (rentangan) kayu/besi pada mulut jaring, disebut juga fixsmouthtrawl.

Gambar.14.5. Alat penangkapan beam trawl

Page 594: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

547

Paranzella : terbukanya mulut jaring karena ditarik oleh dua buah kapal yang jalannya sejajar dengan jarak tertentu, disebut juga pair trawl.

Gambar. 14.6. Alat Penangkapan pair trawl

A. Otter trawlOtter trawl termasuk jaring tarik yang sangat penting, bahkan terpenting dibandingkan dengan trawl yang lain. Otter trawl menggunakan otter board dalam kepentingan membuka mulut jaring kearah horisontal pada waktu operasi penangkapan dilakukan. Jika di tinjau dari cara operasi penangkapannya maka otter trawl ada juga yang disebut stern trawl danside trawl.

Stern trawl Stern trawl adalah otter trawl yang cara pengoperasiannya (penurunan dan pengangkatan) jaring dilakukan dari bagian belakang (buritan) kapal. Pukat udang (shrimp trawl) pada prinsipnya terdiri dari bagian kantong (cod end), badan (body), sayap (wing), sewakan (otter board) dan tali tarik (warp). Desain pukat udang pada prinsipnya adalah sama dengan pukat harimau atau jaring trawl lainnya. Material (bahan) yang dipakai adalah PE, nylon, kawat (wire)

Pukat udang ini dioperasikan dengan ditarik menelusuri dasar perairan oleh kapal berukuran 100 GT atau lebih dengan anak buah kapal (crew)lebih dari 10 orang. Lama penarikan antara 1-3 jam tergantung keadaan daerah penangkapan (fishing ground). Daerah penangkapan dipilih dasar perairan yang permukaannya rata, berdasar lumpur atau lumpur pasir.

Page 595: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

548

Operasi penangkapan dapat dilakukan siang dan malam hari tergantung keadaan pula.

Hasil tangkapannya meliputi udang jerebung (Penaeus merguensis),udang windu (Penaeus merguensis), udang dogol (Penaeus merguensis),udang krosok (Penaeus merguensis). Hasil sampingannya adalahberbagai ikan demersal seperti : bulu ayam (Setipirnna spp.), petek (Leiognathus spp.), gulamah (Sciena spp.), nomei (Harpodon spp.),rajungan (Portunus pelagicus), cumi-cumi (loligo spp.), sotong (Sepiaspp.) dan lain-lainnya.

Gambar.14.7. Kapal penangkap Stern trawl

Double rigged shrimp trawl (Trawl udang ganda)Trawl udang ganda adalah otter trawl yang dalam operasipenangkapannya menggunakan dua buah unit jaring sekaligus yangditarik pada kedua sisi lambung kapal.

Dengan penggunaan trawl udang ganda ini terutama berpengaruhterhadap luas liputan area penangkapan. Yang dengan demikiandiharapkan hasil tangkapannya menjadi berlipat ganda dibanding bila hanya menggunakan satu jarring.

Page 596: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

549

Gambar. 14.8. Kapal penangkap Double rigged trawl

Side trawlYang dimaksud dengan side trawl (trawl samping) adalah otter trawl yang operasi penangkapan (penurunan jarring/setting of the net dan carapengangkatan jarring hauling of the net) dilakukan dari salah satu sisi lambung kapal. Pada waktu penangkapan dilakukan, arah anginmerupakan factor penting.

Dengan berkembangnya system penangkapan dengan stern trawl maka system penangkapan dengan side trawl kurang bahkan tidak berkembang lagi.

Page 597: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

550

Gambar. 14.10. Kapal side trawl

B. Pair Trawl (Trawl kapal ganda)Pair trawl adalah termasuk tipe paranzela disebut trawl kapal ganda, atau juga disebut bull trawl karena di dalam operasi penangkapannyamenggunakan dua kapal, dan otter board tidak digunakan lagi.

Pair trawl lebih dikenal sebagai fish trawl (trawl ikan). Hasil tangkapan utama adalah ikan-ikan demersal dan sebagian ikan pelagis. kakap(lutjanus spp.), kurisi (Nemipterus spp.), selar (Caranx spp.), mata merah(Priacanthus spp.), kuniran (Upeneus spp.), manyung (Arius spp.), beloso (Saurida spp.), lencam (Lethrinus spp.), sontong (Sepia spp.), udang barong (Panulirus spp.) dan lain-lainnya.

C. Beam Trawl Beam trawl disebut fix mouth trawl atau trawl bermulut tetap atau bingkai tetap. Beam trawl adalah jarring tarik dimana terbukanya mulut jarring

Page 598: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

551

dikarenakan adanya rentangan (bentangan) kayu atau besi pada mulut jarring. Bentangan atau rentangan dapat dapat berbentuk bingkai empat persegi panjang atau menyerupai huruf U terbalik atau seperti kuda-kuda.

Bentuk jarring lebih menyerupai kerucut dan tanpa sayap /kaki(bandingkan dengan jarring pada otter trawl). Bahan jarring dapat dari benang katun, nilon, polyethylene.

Panjang jarring seluruhnya kurang lebih 2 kali panjang bingkai. Besarmata bervariasi kecil pada bagian kantong dan membesar kearah bagian mulut.

Hasil tangkapan terutama udang rebon disamping itu tertangkap ikan teri, tembang juga ikut tertangkap. Untuk saat sekarang ini beam trawl sudah tidak digunakan lagi.

14.1.5. Mengoperasikan alat tangkap pancing (Hook and line)Pancing adalah salah salah satu alat tangkap yang umum dikenal oleh masyarakat ramai terlebih dikalangan nelayan. Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari dua komponen utama yaitu tali (line) dan mata pancing (hook).

Banyak ragam dari pancing, mulai dari bentuk yang sederhana yangdigunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari untukkesenangan semata-mata (game fish) sampai dalam bentuk ukuran skala besar yang digunakan untuk perikanan industri.

Pancing rawai (Long line)Pancing rawai atau long line adalah suatu pancing yang terdiri dari talipanjang (tali utama atau main line) kemudian pada tali tersebut secara berderet pada jarak tertentu digantungkan tali pendek (tali cabang atau branch line) yang ujungnya diberi mata pancing (hook). Panjangrentangan tali main line dapat mencapai ratusan meter bahkan puluhan kilometer.

Berdasarkan sasaran yang hendak dicapai dan cara pengoperasiannya pancing rawai dibedakan menjadi rawai cucut (shark long line), rawai tuna (tuna long line).

Rawai tuna tergolong rawai hanyut (drift long line) tetapi umumnya hanya disebut tuna long line. Dalam industri perikanan pancing rawai tuna ini mempunyai nilai produktivitasnya tinggi. Satu perangkat rawai tuna terdiri dari ribuan mata pancing dengan panjang tali mencapai puluhan km. (15 – 75 Km).

Page 599: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

552

Sebelum kegiatan penangkapan dimulai perlu diperhatikan tentangumpan yang akan digunakan. Ikan yang dapat digunakan sebagai ikan umpan antara lain Ikan umpan yang memiliki kwalitas ikan segar. :

Ikan lemuru (Sardinella longicep)Belanak (Mullet)Layang (Decapterus spp.)Kembung Rastrelliger spp.)Bandeng (Chanos-chanos)

Kemudian menyediakan jumlah ikan umpan sesuai dengan jumlah mata pancing yang akan digunakan. Anak buah kapal mengambil posisimasing-masingsesuai dengan tugasnya sementara kapal dijalankandengan kecepatan antara 3 – 4 knots selanjutnya dilakukan pelepasan pancing. Mula-mula pelampung dan tiang bendera dilepas beserta tali pelampungnya, kemudian disusul lepas tali utama akhirnya tali cabang yang diikuti mata pancing yang telah diberi umpan, begitu seterusnya secara bergantian antara tali utama dengan branch line disambungkan di lempar ke laut (antara satu rawai dengan rawai yang lain disambungmelalui satu tali penyambung).

Penarikan rawai dilakukan 5 – 6 jam kemudian setelah pelepasanpancing. Biasanya dimulai pada pukul 12.00 dan selesai menjelangmatahari terbenam. Penarikan pancing dilakukan di bagian depan kapal dengan bantuan alat penarik (Line hauler). Penarikan pancing (hauling) secara berurut dimulai dari tiang bendera – pelampung – tali pelampung serta pemberat diangkat keatas deck kapal – tali utama – berikut tali cabang beserta mata pancingnya dan begitu terus sampai keseluruhan satuan mata pancing terangkat ke atas geladak kapal.

Hasil tangkapan ikan antara lain jenis-jenis tuna tetapi banyak jenis-jenisikan lain yang tertangkap sebagai hasil sampingan. Jenis ikan tuna yang tertangkap seperti :

Madidihang (Thunnus albacares)Cakalang (Katsuwonus pelamis)Tuna mata besar (Thunnus obesus)Tuna sirip biru (Thunnus maccoyii)Albakora (Thunnus alalunga)

Sedangkan hasil tangkapan sampingannya adalah :Layaran (Isthiophorus orientalis)Setuhuk putih (Makaira mazara)Ikan pedang (Xiphias gladius)Setuhuk hitam (Makaira india)Setuhuk loreng (Tetrapturus mitsukurii)Jenis cucut (cucut mako, cucut martil dan lain-lainnya)

Page 600: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

553

Gambar. 14.11. Alat penagkapan ikan perawe ( long line )

Pancing Gandar (Pole and line)Huhate (skipjack pole and line) atau umumnya disebut dengan pole and line adalah alat tangkap ikan cakalang dengan menggunakan pancing. Alat tangkap ini banyak digunakan di perairan Indonesia Timur(Minahasa, Air Tembaga, Ambon, Bacan, laut Banda, Ternate-Tidore,Morotai dan Sorong). Dalam operasi penangkapannya menggunakan bantuan ikan umpan hidup (live bait fish) dan semprotan air.

Page 601: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

554

Konstruksi alat tangkap pole and line terdiri dari bagian-bagian bambu(bamboe’s pole), tali pancing dan mata pancing. Mata pancing untuk huhate (pole and line) ada dua macam yaitu mata pancing yang tidak berkait dan yang berkait.

Bentuk kapal cakalang mempunyai beberapa kekhususan antara lain :Dibagian atas deck kapal bagian depan (haluan) terdapatpelataran digunakan sebagai tempat pemancing untuk melakukan pemancinganDalam kapal harus tersedia bak-bak untuk menyimpan umpan hidupDilengkapi dengan sistem semprotan air (water splinkerssystem)yang dihubungkan dengan suatu pompaDilengkapi dengan system semprotan air (water splinkers system yang dihubungkan dengan suatu pompa

Kapal cakalang yang umum digunakan mempunyai ukuran 20 GT dengan kekuatan 40 – 60 HP. Sedangkan tenaga pemancing berjumlah antara 22 – 26 orang. Di kapal pole and line susunan ABK antara lain terdiri dari : 1 orang sebagai Nakhoda, 1 orang motoris, 1 – 2 orang pelempar umpan (boi-boi), 1 orang sebagai juru masak dan sisanya sebagai pemancing.

Sebelum penangkapan ikan dengan pole and line dimulai terlebih dahulu mencari gerombolan ikan cakalang. Dengan melihat tanda-tanda adanya burung-burung yang menyambar-nyambar atau datang ke tempat rumpon yang telah dipasang sebelumnya. Setelah diketemukan gerombolan ikan cakalang pelemparan umpan dilakukan untuk merangsang ikan cakalang dekat dengan kapal, dinyalakan semprotan air, pelemparan umpan terus dilakukan, pemancingan segera dilakukan sampai ikan cakalang hilang (menjauhi kapal).

Gambar. 14.12. Alat tangkap pole and line

Page 602: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

555

Troll line (Pancing tarik atau tonda)Pada prinsipnya pancing ini terdiri dari tali panjang, mata pancing, tanpa pemberat, menggunakan umpan tiruan, umpan palsu (imitation bait).Umpan tiruan dapat terbuat dari bulu ayam, bulu domba, kain-kainberwarna menarik, bahan dari plastik dibuat berbentuk sesuai dengan aslinya seperti cumi-cumi, ikan dan lain-lain.

Cara penangkapannya dengan menarik/menonda pancing tersebut baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor secara horisontalmenelusuri perairan. Penangkapan dilakukan pada pagi hari sampaimenjelang sore hari.

Hasil tangkapan ikan terutama tongkol, cakalang, tenggiri, madidihang,setuhuk dll.

Hand line (Pancing ulur)Yang dimaksud dengan hand line (pancing ulur) ialah suatu bentukpancing yang digunakan hanya satu tali utama tetapi bisa menggunakan pancing. Alat tangkap ini banyak digunakan oleh nelayan khususnyanelayan skala kecil (small scale fishery).

Konstruksi alat tangkap hand line terdiri dari beberapa komponen yaitu : Tali pancing (line)Mata pancing (hook) danPemberat (sinkers)

Lokasi pemancingan dapat dilakukan di sembarang tempat (di karang, tempat dangkal maupun dalam) atau ditempat-tempat rumpon. Dalam satu unit hand line ada yang memakai banyak mata pancing yangdisambung diikat sepanjang tali utama pada jarak satu sama lain yang telah ditentukan (rawai tegak atau vertical long line). Prinsip pemancingan dilakukan yaitu setelah pancing diturunkan ke dalam air sampaimenyentuh dasar perairan kemudian diangkat.

Page 603: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

556

Gambar. 14.13. Kedudukan Alat tangkap Tonda (troll line) di dalam laut

Gambar. 14.14. Beberapa bentuk lain dari umpan buatan

Page 604: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

557

14.2. Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap

14.2.1. Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap secara benar dan higienis

Penanganan ikan segar adalah semua pekerjaan yang dilakukanterhadap ikan segar sejak ditangkap sampai saat diterima oleh konsumen dan pekerjaan tersebut dilakukan oleh nelayan, pedagang, penolah,penyalur, pengecer dan seterusnya hingga konsumen.

A. Pendinginan ikanDengan mendinginkan ikan sampai sekitar 00C maka ikan dapatdiperpanjang masa kesegarannya antara 12 – 18 hari sejak saat ikan ditangkap dan mati, tergantung pada jenis ikan, cara penanganan dan keadaan pendinginannya. Contoh ikan tuna yang ditangani dandidinginkan dengan baik sejak ditangkap, dapat bertahan sampai 21 hari sebelum dinyatakan tidak layak untuk dikomsumsi/dimakan orang.

Perlu diketahui bahwa dengan pendinginan, maka kegiatan bakteri dapat dihambat, artinya bahwa bakteri pada kondisi itu masih hidup danmelakukan perusakan terhadap ikan tetapi lambat. Kegiatan akan normal kembali bila suhu naik. Kegiatan bakteri dapat dihentikan bila ikanmencapai suhu – 120C, suhu ini dapat dicapai melalui cara pembekuan ikan.

Cara pengawetan dengan pendinginan yang dilakukan terhadap ikandimaksudkan bahwa ikan mendapatkan kemungkinan terbesar untukdapat mengawet sifat-sifat asli ikan seperti tekstur daging, rasa, bau, dll. Terutama jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal, kakap, lemuru, kembung, dan lain sebagainya dapat dipasarkan dengan harga yang cukup tinggi. Selain itu pendinginan adalah cara yang murah, cepat dan efektif serta fleksibel untuk digunakan di atas kapal di daerah penangkapan.

Efisiensi pengawetan dengan pendinginan sangat tergantung padatingkat kesegaran ikan sesaat sebelum didinginkan. Pendinginan yang dilakukan sebelum regor mortis berlalu merupakan cara yang paling efektif jika disertai denganteknik yang benar, sedangkan pendinginan yang dilakukan setelah autolysis berjalan tidak akan banyak berguna.

Handling atau penanganan ikan dengan pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dari cara-cara berikut ini :

Pendinginan dengan esPendinginan dengan es kering (dry ice)Pendinginan dengan air dingin :

• Air tawar bercampur es atau air yang didinginkan dengan mesin pendingin

• Air laut dingin bercampur es (chilled seawater, CSW)

Page 605: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

558

• Air laut yang didinginkan dengan mesin pendingin(refrigerated sea water, RSW)

Pendinginan dengan udara dingin

Jenis-jenis EsSecara umum cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah denganmenggunakan es, karena es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan dan dengan biaya yang tidak mahal. Espada umumnya dibuat dari bahan air tawar tetapi dapat pula dibuatdengan air laut.

Berdasarkan bentuknya es dapat dikelompokan menjadi 5 (lima) bentuk antara lain :

1. Es balok (block ice), berupa balok berukuran 12 – 60 kg per balok, 2. Es tabung (tube ice)3. Es keping tebal (plate ice)4. Es keping tipis (flake ice)5. Es halus (slush ice)

Es balok adalah yang paling banyak di produksi dan banyak puladibutuhkan oleh nelayan, karena murah dan mudah dalampengangkutannya.

Es curah jika di campur dengan garam dapur mempunyai titik cair jauh di bawah 00C. Es yang bercampur dengan garam ini dapat mendinginkan ikan dengan cepat dan lebih efisien, tetapi menyebabkan ikan agak asin dan beratnya menjadi berkurang.Menilai mutu es yang baik dapat dilihat dari kemurnian dan kejernihan yaitu terlihat padat, bening dan kering (tidak meleleh). Es yang tidak kering menunjukan bahwa suhunya hanya 00C, sedangkan es yangkering suhunya dapat mencapai -70C. Sedangkan es yang kurang baik adalah tidak padat, berwarna putih terdapat rongga-rongga yang berisi udara atau kotoran lain.

Cara-cara penanganan ikan dalam pendinginan ikan dengan es sangat beragam tergantung pada :

Tempatnya seperti di kapal, tempat pendaratan ikan, tempatpelelangan, pasar ikan, pabrik pengolahan ikan, supermarket, dll.Jenis ikanTujuan pendinginanPenataan dan perbandingan jumlah ikan dan es didalam peti atau palka

Prosedur umum yang dianjurkan dalam penanganan ikan sebelumdisimpan ialah ikan terlebih dahulu dibuang isi perut dan insangnya, tetapi bila ikannya berukuran kecil dan dalam jumlah yang banyak maka pada umumnya ikan disimpan dalam keadaan utuh. Pencucian juga dianjurkan

Page 606: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

559

untuk membuang kotoran, lendir dan darah. Jika keadaanmemungkinkan, air dingin dan bersih yang boleh digunakan untukmencuci ikan. Hindarkan pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan, air sungai dan yang sejenisnya, karena dapat menyebabkan prosesmempercepat pembusukan.

Faktor yang lain seperti kecepatan penanganan ikan segera didinginkan dilakukan dengan cepat agar suhu ikan dapat segera diturunkan.

Salah satu contoh untuk mencampur ikan dengan es dalam penyimpanan ialah pertama sekali dengan membuat lapisan es pada dasar wadah peti, kemudian diatasnya diletakan lapisan ikan, begitu seterusnya secarabergantian dan ditutup dengan lapisan es sebagai lapisan teratas. Dan ikan tidak boleh bersinggungan langsung dengan dinding wadah oleh sebab itu antara dinding wadah dengan ikan juga diberikan es.

Penggunaan Cool-RoomCool room adalah ruang penyimpanan ikan yang didinginkan dengan mesin pendingin dan suhunya dapat diatur antara -50C hingga -50C.Pengaturan suhu itu dilakukan dengan menggunakan sebuah termostatyang bekerja secara otomatis sesuai dengan yang diminta suhu cool room.

Perlu diketahui bahwa kapasitas mesin pendingin pada cool room sangat kecil dan hanya dapat diandalkan untuk mendinginkan udara didalam cool room saja. Oleh karena itu ikan yang dimasukan kedalam cool room harus diberi es.Cool room sebaiknya pada dinding-dindingnya, langit-langit dan lantainya diberi lapisan isolasi, agar panas dari luar tidak menerobos masukkedalam ruang pendingin. Tanpa isolasi ini, sangat sulit untuk mengharapagar suhupenyimpanan dapat diturunkan. Pelapisan isolasi pada cool room merupakan salah satu cara mempertahankan suhu yang rendah di dalam ruang penyimpanan.

Anjuran lain yang perlu diperhatikan dalam penanganan suhu cool room tetap terjaga antara lain :

Hindarkan membuka pintu cool room lebih lama dari yangdiperlukanJangan memasukan benda-benda yang tidak diperlukan ke dalam cool roomJangan terlalu banyak orang yang masuk ke dalam cool room, karena setiap orang yang masuk akan menghasilkan panasJangan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu di dalam cool roomJangan membiarkan lampu penerangan di dalam cool room hidup jika tidak diperlukan

Page 607: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

560

Pendinginan dengan es keringEs kering adalah CO2 yang dipadatkan. Daya pendingin es kering jauh lebih besar dari es biasa dalam berat yang sama. Es biasamencair pada suhu 00C hanya menyerap panas 80 kkal/kg es,sedangkan es kering menyublim pada suhu -78,50C menyerap panas 136,6 kkal/kg.

Es kering tidak boleh menempel langsung pada ikan yang didinginkankarena suhu yang sangat rendah dapat merusak kulit dan daging ikan.

Pendinginan dengan air dinginAir dingin dapat mendinginkan ikan dengan cepat karenapersinggungan yang lebih baik dari pada pendinginan dengan es.Melihat praktek yang berlangsung dalam penangkapan, penanganan dan pengolahan ikan, maka air yang didinginkan adalah air yang mempunyai mutu kesehatan yang diizinkan yang didinginkan dengan cara penambahan es atau direfrigerasi mekanik agar suhunya berada sekitar 00C sampai -10C yang digunakan untuk menurunkan suhu dan memelihara tetap dingin ikan basah supaya daya awet ikan menjadi lebih panjang, rupa dan teksturnya lebih baik selama penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan, mengapa karena laju pertumbuhan bakteri di hambat sampai batas minimum.

Secara keseluruhan diperoleh enam jenis air yang didinginkan sesuai dengan kombinasi berikut ini :1. Air didinginkan dengan es, disingkat ADI (chilled fresh water,

CFW)2. Air direfrigerasi, AREF (refrigerated fresh water, RFW)3. Air laut didinginkan dengan es, ALDI (chilled sea water, CSW)4. Air laut direfrigerasi, ALREF (refrigerated sea water, RSW)5. Air garam didinginkan dengan es, AGADI (chilled brine, CB) dan6. Air garam direfrigerasi, AGAREF (refrigerated brine, RB)

Persyaratan penanganan dan penyimpanan secara hygienikKapal ikan harus didesain agar cepat dan efisien dapat menangani ikan, memudahkan pembersihan dan disinfeksi, dan harus baik konstruksi dan jenis materialnya agar tidak mengakibatkan kerusakan atau pencemaran hasil tangkapan.Maksud dari ketentuan tersebut diatas agar :

1. ikan tidak dicemari oleh air comberan dan buangan asap bahan bakar, oli gemuk dan lain-lain kotoran

2. ikan terlindungi terhadap kerusakan fisik, suhu tinggi, panasmatahari dan pengeringan oleh angin

3. ikan hanya berkontak dengan air dan es bersih serta material tahan karat yang halus dan mudah dibersihkan

Page 608: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

561

Perlu juga diperhatikan tentang konstruksi palka dimana :1. harus terbuat dari bahan tahan karat, cukup luas untuk melindungi

ikan2. mudah dibongkar pasang mempunyai pegangan dan alur yang

memungkinkan air, lendir dan darah cepat mengalir meninggalkan ikan

3. harus diinsulasi dan lapisan penutup palka yang kedap airMaksud dari ketentuan tersebut diatas agar :

1. panas tidak masuk ke dalam palka yang akan cepat melelehkan es dan menaikan suhu ikan yang mengakibatkan ikan cepat busuk

2. air lelehan es tidak menyusup melalui lapisan penutup danmembasahi bahan insulasi yang akan mengurangi efisiensinya

3. air lelehan dan buangan dari palka dan tangki cepat mengalir ke dalam kolam pembuangan yang dilengkapi pula dengan pompa pembuangan air kotoran yang mempunyai filter.

14.2.2. Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkapDalam setiap operasi penangkapan, ikan yang tertangkap harusdiperlakukan dengan sebaik-baiknya, sebab perlakuan ini merupakanlangkah pertama yang sangat menentukan mutu ikan dalam proses-proses berikutnya.

Bila langkah ini tidak dapat dipenuhi sebagaimana anjuran yang diberikan maka mutu ikan hasil tangkapan akan menurun terus hingga padakonsumen, pada akhirnya nilai jual ikan menjadi rendah.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan pembusukan ikanPenyebab utama kerusakan-kerusakan pada ikan yang telah diuraikan tersebut diatas menyebabkan terjadinya penurunan mutu ikan. Adabeberapa kerusakan yang dapat disampaikan antara lain :

Kerusakan phisikKerusakan fisik pada ikan dapat terjadi pada saat penangkapan,penanganan diatas kapal, penyimpanan dalam palka, dalampengangkutan atau pada saat pemasaran. Kerusakan fisik ikan dimaksud adalah ditandai dengan luka-luka dan bekas gencetan oleh benda atau karena penyusunan ikan dalam palka. Ikan yang mengalami luka akan mempercepat laju pembusukan karena mikrobiologis yang dapatmenciptakan area penetrasi bakteri pembusuk menuju jaringan daging ikan.

Kerusakan kimiawiProses penurunan secara kimiawi adalah ditandai dengan adanyaperubahan bau dan rasa menjadi tengik (rancidity) disebabkan olehoksidasi lemak, dan warna ikan menjadi kusam.

Page 609: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

562

Kerusakan mikrobiologisJutaan bakteri yang terdapat pada seekor ikan yang baru ditangkaptidaklah tersebar merata pada seluruh tubuh ikan, melainkan terpusat pada tiga tempat yaitu pada kulit, insang dan isi perut.

Jenis-jenis bakteri yang biasanya terdapat pada ikan termasuk dalam golongan Achromobacter dan Flavobacterium serta Pseudomonasmaupun Clostridium. Suhu lingkungan adalah salah satu syaratdiperlukan oleh bakteri-bakteri tersebut dapat hidup, dimana pada saat ikan masih hidup suhu ikan masih cukup rendah artinya bakterimikroorganisme belum dapat bertumbuh dengan baik, Akan tetapi,segera setelah ikan mati dan proses autolisis berjalan, suhu ikanberangsur-angsur naik dan pada suatu saat memungkinkan bagipertumbuhan bakteri pembusuk.

HistaminKerusakan dan pembusukan ikan banyak kaitannya dengan kandungan histamin. Histamin terjadi setelah ikan mati dan dibiarkan pada suhu tinggi sehingga bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Kadarhistamin pada ikan segar dipengaruhi oleh tingkat kesegarannya, jenis ikan, ukuran, maupun warna dagingnya.

Bakteri tertentu menghasilkan enzim histidin dekarboksilase selamapertumbuhannya. Enzim ini bereaksi didalam tubuh ikan yangmenghasilkan histamin dan cenderung lebih stabil dari pada bakteri dalam keadaan beku dan aktif kembali dengan sangat cepat setelah di thawing. Studi terbaru mengatakan bahwa bila produksi histaminmeningkat disebabkan karena kandungan histidin dekarboksilase tinggi, dan pembentukan histamin dapat berlanjut walaupun dalam keadaan beku.

Dari ratusan bakteri yang telah diteliti ada tiga jenis bakteri yang mampu memproduksi histamin dari histidin dalam jumlah tinggi yaitu : Proteus morganii atau Morganella morganii (terdapat pada ikan Big eye tuna, Skipjack), Enterobacter aerogenes (pada Skipjack), Clostridiumperfringens (pada Skipjack). Masalah serius dalam penanganan tuna dalam mempertahankan mutu ikan tuna adalah adanya kandunganhistamin dan pembentukan histamin dapat berhenti pada suhu 00Csedangkan pada suhu 200C histamin terbentuk dalam jumlah yangbanyak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan mutu ikanProses pembusukan daging ikan merupakan proses yang komplek dan sulit untuk dimengerti permulaanya. Faktor yang berperan penting dalam proses pembusukan / kerusakan adalah bakteri. Bakteri telah ada

Page 610: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

563

sewaktu ikan tersebut masih hidup dan terdapat pada bagian insang,kotoran dan permukaan tubuhnya

Ikan yang ditangkap segera menuju proses pembusukan. Kecepatanmembusuknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalahteknik penangkapan ikan. Ikan yang ditangkap dengan alat tangkappayang, purse siene, trawl, pole and line lebih baik keadaannya jika dibandingkan dengan menggunakan alat tangkap gill net dan long line.Pada alat tangkap payang, purse siene, trawl, pole and line ikan yang ditangkap segera diangkat ke deck untuk segera ditangani. Sedangkan pada alat tangkap long line dan gill net ikan yang tertangkap dan mati terbenam di dalam air sehingga kondisi ikan kurang baik sewaktudiangkat di deck.

Penyebab yang kedua adalah reaksi menghadapi kematiannya yangdalam hidupnya bergerak cepat seperti tongkol, tenggiri, cucut, biasanya meronta-ronta kuat bila terkena alat tangkap dan akibatnya banyakkehilangan tenaga, cepat mati, rigor mortis cepat terjadi dan cepat pula berakhir ini berarti bahwa ikan akan mengalami proses pembusukan yang cepat pula. Berbeda dengan ikan bawal misalnya, ikan bawal tidakbanyak melakukan reaksi yang berlebihan saat tertangkap dengan alat tangkap bahkan kadang-kadang masih dalam keadaan hidup sehingga proses regor mortis lambat dan proses pembusukan berlansung lambat.

Jenis dan ukuran ikan juga dapat mempercepat proses pembusukan, ikan-ikan kecil membusuk lebih cepat dari pada ikan yang besar.Keadaan fisik sebelum ikan tertangkap lemah misalnya ikan yang sakit, lapar atau habis bertelur, akan lebih cepat membusuk dibanding ikanyang pada saat ditangkap dalam keadaaan segar dan kenyang.

Suhu berperan penting terhadap kemunduran ikan dimana semakin tinggi suhu ikan maka semakin cepat bakteri berbiak. Suhu ikan diturunkan serendah mungkin maka kegiatan bakteri dapat dihentikan. Suhu palka ikan harus dijaga dan dilindungi dengan memperhatikan konstruksi palka

Penyimpanan di dalam palkaIkan yang sudah disiangi dan dicuci bersih, atau ikan-ikan kecil yang telah dicuci dimasukan dengan hati-hati ke dalam palka ikan. Mengangkut ikanke dalam palka tidak boleh dengan dilempar-lemparkan atau dituangkan dari atas sehingga banyak melukai ikan.

Menyusun ikan di dalam palka dapat dilakukan dengan tiga (3) cara yaitu dengan :

1. bulking diartikan bahwa ikan-ikan ditumpuk di dalam ruangan palka secara bergantian denan es curah

Page 611: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

564

2. shelfing diartikan bahwa cara mengatur ikan di atas rak-rak dalam palka

3. boxing diartikan bahwa cara mengatur ikan di dalam peti (kayu, plastik, aluminium, dll) dicampur dengan es.

14.3. Melakukan perawatan alat tangkap ikan

14.3.1. Merawat alat tangkap ikan dan peralatan dekSetiap alat penangkapan ikan yang digunakan dalam usahapenangkapan ikan akan terjadi penyusutan alat tangkap yang digunakan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai kekuatannya dan dalam jangka waktu tertentu akan rusak sama sekali sehingga tidak dapat digunakan lagi. Nilai penyusutan alat tangkap itu dapat ditentukan oleh :

Pengaruh mekanisPerubahan sifat-sifat bahan karena reaksi kimiaPengerusakan oleh jasad-jasad renikPengaruh alam

Sebab-sebab kerusakan bahan yang diakibatkan oleh hal tersebut diatas tidak dapat dicegah bahwa proses itu terus dan ada selama alat tangkap itu digunakan. Oleh sebab itu perlu diadakan penanganan danmerawatnya dengan baik dan benar agar alat tangkap tersebut dapatbertahan lebih lama dalam penggunaannya.

Cara merawat atau pemeliharaan alat penangkapan ikan secara umum sebenarnya sangat sulit untuk dibedakan antara perawatan danpemeliharaan suatu alat, karena keduanya saling berhubungan yang erat.Memelihara suatu alat sebenarnya sudah termasuk perawatan,sedangkan perawatan adalah merupakan salah satu cara pemeliharaan.

Pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :• Simpanlah alat tangkap dalam tempat yang aman

Berbagai penyebab kerusakan alat dapat terjadi seperti jaringdimakan tikus atau hewan-hewan lain atau jaring terbakar sehingga sangat perlu diperhatikan dalam penyimpan dalam tempat yangaman.

Oleh karena itu pada waktu alat-alat penangkapan tidak digunakan tempatkan dan disimpan dalam gudang yang baik dan bersih serta jauh dari bahaya kebakaran

• Hindari dari hal-hal yang memungkinkan akan menimbulkankerusakan seperti penyinaran matahari langsung terutama padapanas terik, bekas-bekas minyak dan kotoran lainnya.

Page 612: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

565

Pada umumnya alat penangkap ikan yang telah selesai digunakan dijemur. Hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk alat-alat penangkapan ikan yang bahannya dari serat-serat sintetis hendaknya jangandijemur dengan sinar matahari langsung menyebabkan alatpenangkap mudah lapuk.

Sebaiknya alat-alat tersebut setelah dipakai hendaknya dicuci dahuludengan air tawar kemudian diangin-anginkan saja (ditiriskan di tempat yang sejuk) sampai kering, kemudian diangkat dan dimasukan ke dalam gudang.

• Gunakan alat dengan secara hati-hatiSemua benda apapun yang digunakan jika cara pemakaiannyadengan hati-hati, baik dan benar pasti alat tersebut akan lebih awet bila dipakai dengan seenaknya saja (sembarangan) tidak pakaiaturan.

Contoh bila kita hendak memasang atau mengoperasikan alattangkap dalam suatu perairan tertentu terlebih dahulu harus yakin benar bahwa daerah penangkapan tersebut adalah merupakandaerah penangkapan (fishing ground) yang baik, bebas karang atau tonggak lain, dasar perairan yang tidak rata yang akan menyebabkantersangkutnya jaring atau alat lainnya.

• Segera perbaiki sedini mungkin terutama pada kerusakan-kerusakankecil.Alat penangkapan yang selesai digunakan dalam operasi pengkapan ikan pasti terdapat kerusakan kecil dan besar, oleh sebab itu jika melihat terdapat kerusakan alat tangkap maka segera dilakukanperbaikan. Biasanya perbaikanlangsung artinya saat operasipenangkapan berlangsung atau perbaikan dilakukan saat tidakmelakukan operasi penangkapan.

Kerusakan-kerusakan alat tangkap pada umumnya disebabkan oleh :Gesekan antara alat dengan benda-benda lain (badan kapal misalnya)Tersangkut oleh benda-benda lain (karang, tonggak dansebagainya)Digigit atau karena sirip ikan atau gerakan ikan yang akan melepaskan diriSengaja dirobek oleh nelayan karena terjadi kekusutan

Yang dimaksud dengan peralatan deck adalah peralatan kapal yang diperlukan sebagai penunjang operasi penangkapan ikan. Denganperalatan deck maka oparasi penangkapan ikan dapat berjalan lancar.

Page 613: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

566

Setiap kapal penangkapan ikan ada perbedaan jenis peralatan deck yangdigunakan tergantung jenis dan macam alat tangkapnya.

Contoh alat tangkap long line dengan jaring lingkar (Purse siene), salah satu peralatan deck untuk kapal long line adalah line hauler, kemudianperalatan deck untuk kapal purse siene adalah power block. Tentu ada peralatan deck lainnya yang juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya adalah winch dan kapstan. Pada umumnya perawatanperalatan deck harus dilakukan perawatan secara rutin dan berkalakarena alat tersebut adalah sangat penting jika tidak dapat dioperasikan maka akan menghambat kegiatan operasi penangkapan.

14.3.2. Merawat alat bantu penangkapan ikanBerhasil atau tidaknya tiap usaha penangkapan ikan dilaut pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan daerah penangkapan (fishing ground),gerombolan ikan (populasi), dan keadaan potensinya, untuk kemudian dilakukan operasi penangkapannya.

Beberapa cara untuk mendapatkan (mengumpulkan) kawanan ikansebelum penangkapan dilakukan ialah menggunakan alat bantupenangkapan (fish agregating device, fish lure) atau biasa disebut”rumpon” dan ”sinar lampu (fish fishery).

Disebut alat bantu penangkapan karena membantu untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat dan jika ikan telah terkumpul kemudian dilakukan operasi penangkapan ikan. Perbedaan kedua alat bantu penangkapan terbut adalah ditinjau dari fungsi dimana rumpon dipergunakan untuk penangkapan siang hari, sedangkan lampu dipergunakan penangkapan malam hari, terutama pada bulan gelap sebab pada waktu bulan terangcahaya sinar lampu kurang berperan artinya cahaya lampu tidak terpusat pada satu titik dengan radius tertentu sehingga ikan-ikannya tersebar atau tercerai berai.

Rumpon ditinjau dari kedalaman perairan maka rumpon dapat dibedakan menjadi rumpon dangkal dan rumpon dalam. Penyebutan jika rumpon dangkal adalah ”rumpon” saja, sedangkan rumpon dalam disebut ”payos”.Rumpon dioperasikan biasanya pada kedalaman 30 – 75 m.

Setiap alat bantu penangkapan baik rumpon maupun payos dibuat sudah pasti memiliki daya efektif alat dapat digunakan, dengan demikian baik bahan atau material yang digunakan mempunyai batas kemampuan atau kekuatan sehingga secara keseluruhan pada batas waktu tertenturumpon tidak dapat digunakan. Demikian juga alat bantu payos seperti lampu adalah satu kebutuhan yang sering diperlukan untuk mengganti lampu yang mati.

Page 614: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

567

Rumpon ditanam di dalam air jadi bahan-bahan yang digunakan harus memilih bahan yang tahan air.

Gambar. 14.15. ”Rumpon” Gambar. 14.16. Light fishing

14.4. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen kapal penangkap ikanKonsep manajemen kapal penangkap ikanManajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikanpekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain dengan tidak melakukan pekerjaan itu sendiri.

Dari definisi tersebut diatas maka dapat diperluas pengertiannya bahwa manajemen kapal penangkapan ikan itu adalah bagaimana mengatur kapal penangkap ikan untuk melakukan fungsinya dari berbagaipekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi manajemen kapal penangkap ikan adalah perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatanpengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pemeliharaan dan pelepasan sumberdaya manusia agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Beberapa pandangan penting yang harus diperhatikan bila kitamenginginkan manajemen kapal penagkap ikan dapat berlangsungdengan baik harus mempertimbangkan antara lain :

1. Pendekatan sumberdaya manusiaMartabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan

Page 615: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

568

agar kehidupan mereka layak dan sejahtera. Dengan memperhatikan akan kehidupan mereka layak dan sejahtera maka tidak akanmenggangu tugas-tugas bagi setiap manusia yang terlibat dalam kegiatan operasi penangkapan.

2. Pendekatan manajerialKerja sama antar departemen yang terkait dalam melakukan tugas-tugas dalam suatu organisasi sangat diperlukan, dimana satu dengan yang alin saling memenuhi, melengkapi bahkan saling mengoreksi. Pendegelasian tugas dan tanggung jawab bagi setiap manajerterhadap bawahannya sangat diperlukan, yang pada akhirnyadiharapkan pengoperasian kapal penangkap ikan dapat mencapaitujuan.

3. Pendekatan sistemSecara umum sistem yang dimaksud adalah organisasi yangmerupakan sistem yang lebih besar, oleh karena itu manajemen suatu organisasi harus dievaluasi dengan kreteria besarnya konstribusiyang dibuat oleh organisasi. Model manajemen diperlukan suatu sistem yang terbuka dimana masing-masing bagian atau departemen saling berhubungan. Masing-masing bagian saling mempengaruhidan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.

4. Pendekatan proaktifManajemen meningkatkan konstribusinya kepada para karyawan,kemudian manajer dan organisasi melalui antisipasinya terhadapmasalah-masalah yang akan timbul. Bila hal ini tidak dilakukan, maka upaya-upaya reaktif perlu diambil, dan ini berarti pemecahanmasalah-masalah menjadi lebih sulit dan perusahaan bisa kehilangan berbagai kesempatan

5. Pendekatan prioritasManajemen selalu dan senantiasa diperhadapkan pada suatupersoalan yang sulit jika muncul beberapa masalah yang bersamaan, inilah saatnya pihak manajemen harus mengambil keputusan yang bijak dengan memperhatikan tingkat prioritas penyelesaiannya. Jikahal ini dilakukan dengan bijaksana maka organisasi dan seluruh sistem akan berjalan dengan lancar.

Organisasi kelembagaan perikananOrganisasi struktural dibawah pengawasan dan pengendalian dari pusat yaitu Departemen Kelautan dan Perikanan, demikian juga untuk tingkat instansi dibawahnya yaitu DKP Propinsi Dati I, DKP Kabupaten Dati II dan seterusnya.

Page 616: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

569

Merencanakan operasi penangkapan ikan dan docking kapalDidalam merencanakan operasi penangkapan ikan sangat diperlukanpersiapan-persiapan yang meliputi persiapan yang berhubungan dengan Departemen Deck / nautika, departemen mesin, departemenpenangkapan. Hubungan dari ke tiga departemen ini semua kebutuhanakan perencanaan operasi penangkapan ikan dapat dipenuhi dengan lancar dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.

Tahap persiapan ini sangat penting karena dari sinilah semua rencana dapat dipastikan, dimana daerah penangkapan yang menjadi tujuanpenangkapan, berapa lama operasi dilaksanakan, berapa jumlah yang harus disediakan bahan bakar, bahan makanan, air tawar, sudah siapkah alat tangkap yang digunakan, dlsb.

Persiapan dalam merencanakan operasi penangkapan ikan dapat dibagi menjadi :

Persiapan di darat meliputi : 1. Pengurusan dokumen kapal, surat ukur kapal, pas tahunan, surat

ijin berlayar, sertifikat kesempurnaan, surat ijin usahapenangkapan dan sijil awak kapal.

2. Pemeriksaan dan uji coba kesiapan peralatan navigasi dapatdioperasikan dan berfungsi dengan baik.

3. Perlengkapan kapal yang lain seperti Blok, Takal dan Takal Dasar diperiksa diberi gemuk tempat-tempat yang bergerak, segel-segelrantai jangkar juga diperiksa dan dipersiapkan.

4. Tata dan atur alat tangkap yang akan digunakan serta alat bantu penangkapannya

5. Melengkapi perbekalan kapal antara lain : bahan bakar, minyak pelumas, perlengkapan perbaikan jaring (benang, jaring,pelampung pemberat, dll.), bahan makanan, obat-obatan.

Persiapan di laut meliputi : 1. Kegiatan mempersiapkan alat penangkapan sebelum sampai di

tempat daerah penangkapan2. Tentukan yang pasti posisi penangkapan melalui alat-alat navigasi

yang ada

Docking kapalDidalam mencapai suatu tujuan usaha atau kegiatan haruslah melalui tahap-tahap dimana akan mempermudah didalam pelaksanaannya. Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan, sertapengawasan, semuanya itu akan terwujud bila satu sama lainnya bisa seimbang. Untuk itu peranan yang sangat penting didalam menentukan keberhasilan ialah pengawasan dan kontroling segala kegiatan.

Page 617: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

570

Salah satu kebutuhan pokok kapal yang harus dilakukan tepat waktu adalah total perawatan atau docking kapal. Hal ini dilakukan untuk laik laut, sehingga keselamatan kapal beserta isinya dapat terjamin.Pekerjaan yang dilakukan di dalam docking ini adalah merawat,memeriksa bahkan mungkin mengganti semua peralatan yang ada di kapal harus di uji kelayakannya.

Persiapan di dalam merencanakan kegiatan docking kapal anatara lain :1. Kesiapan bahan baku dan suku cadang2. Perkiraan waktu docking3. Jenis-jenis pekerjaan yang harus dikerjakan dalam dock4. Tenaga ahli yang menangani (dock enginer)5. Biaya6. Prosedur administrasi docking7. Pengajuan perencanaan perawatan dan docking

Beberapa contoh pekerjaan yang dilakukan dalam docking antara lain meliputi :

1. Pekerjaan lambung kapal2. Pekerjaan katup-katup sea chest3. Pekerjaan jangkar, rantai jangkar dan ceruk jangkar4. Pekerjaan pada sistem propulsi5. Pekerjaan kalibrasi turbo charger dan fuel injection pump6. Pekerjaan dll.

Setelah semua kegiatan pekerjaan docking dinyatakan selesai, untuk mendapatkan hasil yang tidak diragukan lagi atau baik, maka harusdilakukan sea trial. Jika hasil sea trial tidak ada masalah artinya semua peralatan telah berjalan sempurna maka kapal sudah dinyatakan selesaidocking.

Menghitung eksploitasi kapal per tripBesar biaya yang harus dipikul oleh sebuah kapal yang hendakmelakukan operasi penangkapan ikan tergantung dari :Biaya tetap dan biaya yang tidak tetap artinya biaya tetap itu seperti biaya penyusutan kapal dan alat tangkap, sedangkan biaya tidak tetap /berubah-ubah itu seperti jumlah bahan bakar, makanan, dlsb.

Untuk itu besarnya biaya ditentukan seperti jarak tempuh kapal dalam pelayaran menuju fishing ground, besar mesin penggerak kapal, lama waktu operasi/trip dan biaya-biaya lainnya. Jika sebuah kapal penangkap ikan dimana biaya total eksploitasi (TC) yang dikeluarkan sama dengan hasil yang diperoleh (TR) maka kapal tersebut sudah tidakmenguntungkan. Tentu yang menjadi harapan setiap nelayan yang kelaut keuntungan atau membawa hasil uang.

Page 618: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

571

Menentukan daerah penangkapanSalah satu persiapan dalam merencanakan operasi penangkapan adalah menentukan daerah penangkapan. Tujuan dan sasaran ikan yang akan ditangkap juga menjadi satu pertimbangan alat tangkap yang akandigunakan.

Contoh dalam penangkapan udang, maka alat penangkapan yangdigunakan adalah trawl udang (shrimp trawl), sebelum melakukan operasi penangkapan (setting dan hauling jaring), maka menentukan daerahpenangkapan menjadi faktor yang sangat penting, jika salah maka resiko akan menjadi persoalan.

Menentukan daerah penangkapan udang pertimbangannya bahwa dasar perairan harus rata, bentuk dasar lumpur atau lumpur berpasir. Jika tidak rata maka kemungkinan alat tangkap trawl akan mengalami kesulitan bergerak dan bahkan bisa hilang karena tersangkut perairan yang tidak rata itu.

Jadi perlu kita mengetahui habitat dan behavour, migrasi serta jumlah ikan yang akan ditangkap.

Monitoring membuat laporan daerah dan hasil tangkapanSetiap perusahan perikanan mempunyai bentuk dan sistem yangberbeda-beda. Artinya bahwa laporan hasil tangkap misalnya harussegera dillaporkan sesuai bentuk laporan yang telah disediakan oleh instansi, dimana satu dengan yang lain mempunyai bentuk laporansendiri.

Pada umumnya isi dari laporan hampir mempunyai kesamaan antara perusahaan perikanan yang satu dengan yang lainnya. Didalam laporan daerah dan hasil tangkapan ikan itu antara lain yang penting adalah : Nama kapal, posisi lintang dan bujur setting dan hauling, jenis dan beratikan yang tertangkap, cuaca juga perlu disampaikan, jumlah alat tangkap yang dioperasikan (hook rate).

Monitoring daerah penangkapan adalah sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan hasi tangkapan. Karena dengan monitoring maka pada setiap musim ikan dapat diprediksikan perkiraan daerahpenangkapan. Oleh sebab itu kegiatan antara monitoring dan laporan daerah penangkapan itu harus dilakukan dan wajib bagi setiap kapal penangkap ikan yang melakukan operasi penangkapan.

Page 619: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

572

14.5. Menerapkan hubungan kemanusiaan dan tanggung jawabsosial di atas kapal

14.5.1. Mengidentifikasi aspek umum hubungan antar manusiaDalam suatu kehidupan bersama atau kelompok dalam suatu daerah atau tempat tentu diperlukan suatu kehidupan yang satu dengan yang lain mengadakan suatu hubungan dalam suatu kepentingan yang sama. Hubungan atau interaksi antar kehidupan manusia perlu ada satu norma-norma atau kaidah-kaidah yang harus disepakati bersama. Dengan suatu komitmen bersama dalam membangun suatu hubungan dimaksudkanagar tidak timbul permasalahan yang dapat menggangu hubungan yang telah dijalin bersama.

Beberapa aspek umum dalam hubungan antar manusia antara lain :1. Aspek kepentingan bersamaHubungan antar manusia yang dikoordinir itu adalah hubungan dalam satu kelompok yang sama jenis (wanita, pria, pengusaha, dll). Darihubungan ini akan menjadi suatu kekuatan dalam membangunketentraman dan saling melengkapi, saling memberi, saling mengasihi, saling peduli, dll.

2. Aspek sosialDidalam kehidupan manusia diatas muka bumi pasti ada yang kaya dan ada yang kurang mampu. Ada manusia yang pintar dan ada yang kurang pintar, dlsb. Oleh sebab itu dalam hubungan antar manusia akandidapatkan pengaruh terhadap yang kurang mampu menjadi lebih giat untuk mendapatkan suatu perubahan yang meningkat. Demikian juga akan terjadi motivasi dan semangat untuk menjadi orang yang pintar.

3. Aspek kejiwaanKarena kekurangannya manusia akan berubah sifat dan karakternya, merasa tidak ada gunanya bahkan merasa dirinya tidak layak untukmengadakan hubungan dengan orang lain.

4. Aspek ekonomiHubungan antar manusia dapat terjadi karena tingkat ekonomi yang sama, seperti satu hubungan antar pengusaha

5. Aspek budayaHubungan antar manusia dapat terjadi karena mempunyai latar belakang budaya dan suku yang sama, dapat lebih fleksibel dan mempertahankan budaya nenek moyang kita.

6. Aspek saling melindungiDidalam hubungan manusia bermasyarakat pasti ada benturan-benturanatau konflik yang terjadi. Konflik dapat terjadi karena lepas dari komitmen yang telah disepakati, bahkan keluar dari norma dan kaidah yang ada.

Page 620: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

573

Tapi semuanya boleh terjadi namun pada akhirnya konflik yang terjadi dapat diselesaikan bahkan pada saat yang akan datang akan lebih baik lagi dan konflik itu tidak akan kembali.

14.5.2. Hubungan antar manusia dalam kehidupan sosial di kapalDiatas kapal terdapat suatu kehidupan yang diciptakan oleh manusia( ABK ) yang mempunyai suatu kepentingan yang sama. Oleh karena itu aspek kepentingan bersama harus selalu ditimbuhkan ibaratnya seperti satu tubuh, jika salah satu anggota terganggu maka anggota yang lain akan merasa terganggu juga. Oleh sebab itu, rasa memiliki danmelindungi satu dengan yang lain juga dipelihara, jangan sampai pudar.

Prestasi kerja atau hasil kerja di kapal tidak nampak kerja yang sifatnya individual tapi oleh karena satu team. Keberhasilan suatu kerja akan mempengaruhui hasil yang diperoleh, jika hasil kerja meningkat maka tingkat sosialnyapun akan meningkat. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas tentu melalui seleksil

Dalam kelompok ABK ini telah terseleksi sebelumnya ( jika akan menjadi crew kapal dilakukan ujian-ujian tingkat profesi, bahkan kemampuanmenjadi ABK). Jika kemampuan profesi telah teruji tentu berdampak pada hasil kerja yang baik pula. Dengan peningkatan kemampuan maka akan terjadi peningkatan status yang berdampak pada kehidupan sosialnya.

Sebaiknya hindarkan terjadi pengelompokan karena kehidupan sosialnya, ini akan berdampak pada prestasi kerja dan bahkan rawan konflik.

14.5.3. Hubungan sosial dalam lingkungan kerjaSeperti banyak yang kita lihat bahwa dilingkungan kerja dapat terjadi karena hubungan sosialnya. Misalnya di dalam lingkungan kerja didirikan koperasi, dimana sudah banyak mengetahui bahwa koperasi tiu adalah merupakan tempat berhubungan satu dengan yang lain dalamkepentingan yang bersama-sama. Jika bekerja tidak merubah tingkat sosialnya maka lebih baik mencari tempat kerja yang lain.

14.5.4. Menerapkan kepemimpinan diatas kapalDalam Undang-Undang N0. 21 Thn 1992 tentang pelayaranmendefinisikan Pemimpin kapal itu adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum di atas kapal untuk jenis dan ukuran tetentu serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu,berbeda yang dimiliki Nakhoda.

Nakhoda kapal adalah salah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum diatas kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Page 621: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

574

Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil

Anak Buah Kapal (ABK) adalah awak kapal selain Nakhoda ataupemimpin kapal. Semua pelaut yang bekerja di atas kapal tanpa kecuali disebut awak kapal (Ship’s crew) termasuk Nakhoda. Demikian juga halnya dengan pemimpin kapal atau Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) yang terdiri dari perwira kapal dan yang bukan perwira kapal.

Dari keterangan tersebut diatas bahwa di atas kapal terdapat dua jabatan yaitu ” Nakhoda ” dan ” Pemimpin Kapal ”. Istilah Nakhoda kapaldigunakan bagi pimpinan umum di atas kapal yang besarnya 100 m3 atau lebih bagi kapal motor, dan 300 m3 atau lebih bagi kapal yang tidak digerakan dengan motor (kapal layar).

Sedangkan istilah Pemimpin Kapal digunakan bagi pimpinan umum di atas kapal yang besarnya kurang dari 100 m3 untuk kapal motor dan kurang dari 300 m3 kapal tanpa motor.

Jadi pimpinan umum diatas kapal yang besarnya kurang dari 100 m3 bagi kapal motor dan kurang dari 300 m3 bagi kapal tanpa motor tidak dapat disebut Nakhoda melainkan Pemimpin kapal.

Perbedaan perlu diperjelas dan ditegaskan serta diciptakan agar jangan setiap orang yang memimpin kapal menyebut dirinya ” Nakhoda ”. Sebab jika tidak terjadi perbedaan maka akan ada orang yang tidak mengerti sehingga yang sebenarnya dia bukan Nakhoda contoh seseorang yang memimpin kapal kecil yang sedang menangkap ikan menganggap dirinyaNakhoda.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :Semua orang yang bekerja diatas kapal disebut awak kapaltermasuk NakhodaNakhoda adalah pemimpin umum diatas kapal yang dibantu oleh KKM (Kepala Kamar Mesin) dan perwira deck (mualim) danperwira mesin lainnya seperti Masinis-masinis, dalammenyelenggarakan kegiatan di atas kapal

14.6. Tatalaksana perikanan yang bertanggung jawab 14.6.1. Identifikasi tatalaksana dan pemeliharaan habitat sumber

daya lautPada prinsipnya pemeliharaan habitat sumberdaya laut itu bukantanggung jawab semata oleh pemerintah , akan tetapi kita semua bangsa Indonesia. Mengapa demikian jika pemeliharaan ini dilakukan bersama-

Page 622: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

575

sama antara pemerintah sebagai pihak regulator yang bertanggung jawab atas hukum dan perundang-undangan untuk melindungi sumberdaya laut. Sedangkan pihak operator adalah pelaku yang mengeksploitasi atauyang mengusahakan sumberdaya itu dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat sebagai pemakai atau pengguna.

Agar kelestarian sumberdaya laut terutama ikan dan biota lainnya dapat dinikmati sepanjang tahun bahkan sepanjang masa dunia ini maka perlu diberikan atau tatalaksana mengeksploitasi disertai denganpemeliharaannya. Jadi antara mengeksploitasi ini harus diikuti dengan pemeliharaan perawatan melalui pengawasan yang melekat.

Semua itu dapat berjalan sesuai dengan aturan kelestarian sumberdaya laut perlu pemerintah mengeluarkan produk-produk hukum yangmengatur tentang tatalaksana pemanfaatan sumberdaya laut.

Sumberdaya laut dimaksud mengaqndung arti yang sangat luas karena tidak terbatas biota yang hidup di laut saja tetapi juga kandungan dasar laut seperti minyak dan gas bumi. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini harus membuat dan melakukan perundang-undangan.

Identifikasi tatalaksana yang mengarah kepada pemeliharaan danperawatan dan penjagaan habitat adalah sangat dan selalu di tegakan tanpa pandang status dan kultur.

Suatu hal hal perlu diperhatikan bahwa jika lingkungan perairan hidup terjadi kerusakan akibat manusia atau bahkan alam pasti akan merubah ekosistem kehidupan biota laut. Oleh sebab itu Undang-undangmengenai penangkapan ikan perlu dilakukan pengawasan terhadapkapal-kapal yang menangkap ikan seperti pembatasan mata jaring,kemudian pembatasan daerah penangkapan ( I, II, III, dan ZEE ).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tatalaksana dan pemeliharaaan habitat sumberdaya laut dapat dilaksanakan apabila :

1. Pihak pemerintah sebagai pembuat dan pelaku undang-undangdan hukum

2. Ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan3. Nelayan dan pengusaha sebagai pengguna atau yang

memanfaatkan melakukan prosedur sistem yang telah ditetapkan

14.6.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan optimalisasi penggunaan alat tangkap, ukuran dan spesies dalampenangkapan ikan

Dalam usaha mencapai keberhasilan dalam penangkapan ikan banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :

Page 623: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

576

1. Efisiensi dan optimalisasi penggunaan alat tangkap (jumlah alattangkap yang di operasikan).Dengan berkembangnya alat tangkap ikan yang digunakan olehnelayan, maka perlu diadakan suatu pembatasan optimal alat tangkap (Effort). Karena dengan tidak dapatnya dilakukan pembatasan jumlahalat tangkap maka ada kemungkinan bahwa potensi ikan padaperairan tertentu akan mengalami penurunan. Artinya jumlah alattangkap tidak sebanding dengan potensi lestari pada daerahpenangkapan tersebut, sehingga akan terjadi over fishing.

Pada mulanya memang bahwa sumberdaya perikanan tangkapmerupakan sumberdaya yang open access artinya setiap orang dapat melakukan kegiatan penangkapan disuatu wilayah perairan tanpaadanya pembatasan, sehingga terjadi over fishing.

Dari dasar open acces inilah kecenderungan terjadinya lebih tangkap, untuk itu perlu di keluarkan suatu peraturan pembatasan alat tangkap yang diijinkan beroperasi

2. Potensi lestari ikan yang di tangkap (Catch)Pada daerah penangkapan mempunyai nilai optimal kegiatanpenangkapan di perbolehkan, dengan maksud agar ikan-ikan tersebut dapat ditangkap sepanjang tahun bahkan selama-lamanya. Hal ini dapat dinikmati apabila menjalankan peraturan yang diijinkan alat tangkap dioperasikan dengan jumlah potensi lestari ikan.

Dari kedua faktor itulah maka ada istilah CPUE (catch per unit effort) yang artinya adalah hasil tangkap per unit upaya (spesies atau alat tangkap) dalam tahun atau beberapa tahun.

Kemudian istilah MSY (maximum sustainable yield) artinya adalah suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum yang lestari tanpa mempengaruhi produktifitas stock secara jangka panjang.

Tanda-tanda over fishing itu dapat dilihat dari ukuran dan jumlah spesies yang tertangkap. Jika ukuran ikan dan populasi spesies dalam jumlah yang kecil maka itu menandakan bahwa suatu daerah penangkapan mengalami gejala over fishing. Oleh sebab itu segera diadakan penelitian benarkah bahwa terjadi over fishing.

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mempertahankan daerah penangkapan tidak mengalami over fishing, seperti pemerintah telah mengeluarkan Undang Undang 31 Tahun 2004 pada pasal 8 dimanalarangan melakukan penangkapan dan atau pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, dan atau

Page 624: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

577

bangunan yang merugikan dan atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan atau lingkungannya.

Pada pasal. 8. menegaskan bahwa melarang penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dan tipe alat tangkap yang digunakan.

Peran pemerintah berikut dalam hal kapal penagkap ikan diatur pada pasal 26. Dimana setiap orang yang melakukan usaha penangkapan wajib memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Penangkapan), SIPI (Surat ijin Penangkapan Ikan), SIKPI (Surat ijin Kapal Pengangkut Ikan).

Kemudian pada pasal. 37, setiap kapal perikanan Indonesia diberi tanda pengenal kapal perikanan berupa tanda selar, tanda daerahpenangkapan (Jalur I, II, dst) dan tanda alat penangkapan ikan.

Setiap kapal ikan harus diawaki oleh orang orang masuk dalam sijil kapal, susunan jabatan tidak jauh berbeda dengan kapal umum, ada Nakhoda diwakili oleh seorang mualin I yang memimpin tugas di kapal dibawah departemen Deck dan ada pula KKM sebagai penanggung jawabdepartemen mesin dan jajarannya. Kapal penangkap ikan mempunyai crew kapal yang berbeda dengan kapal umum yaitu setiap kapalmempunyai seorang fishing master diluar struktural organisasi kapal. Dan ada pula spesifikasi crew seperti boy-boy dikapal pole and line adalah seorang anak buah kapal yang khususnya hanya sebagai pembuang umpan dan ada di kapal lain yang berbeda alat tangkapnya.

Pada Bab.XIV dalam UU 31 Tahun 2004 berisikan tentang Penyidikan, Penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan perikanan. Pada pasal 72 dan 73, dasar hukum yang dipakai adalah hukum acara yang berlaku,kecuali ditentukan oleh Undang Undang. Didalam menyelesaikan suatu pelanggaran hukum maka peranan penyidik perlu dilakukan olehpenyidik pegawai negeri perikanan atau dapat pula oleh perwira TNI AL dan pejabat Polisi Negara RI.

Penyidik memberitahukan kepada penuntut umum tentang dimulainyadan menyampaikan hasil penyidikan. Penyidik dapat menahan tersangka paling lama 20 hari. Penuntut umum dapat memperpanjang prosespemeriksaan tersangka paling lama 10 hari (pemeriksaan belum selesai). Setelah waktu 30 hr penyidik harus sudah mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum

Penuntutan dilakukan oleh penuntut umum yang ditetapkan oleh Jaksa Agung dan atau pejabat yang ditunjuk. Seorang penuntut umum perkara pidana di bidang perikanan harus sudah berpengalaman menjadipenuntut umum sekurang-kurangnya 5 tahun, telah mengikuti pendidikan

Page 625: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

578

dan latihan di bidang perikanan, cakap dan memiliki integritas moral yang tinggi selama menjalankan tugasnya. Penuntut umum menyampaikanhasil penyidikan kepada penyidik.

Penuntut umum melimpahkan perkaranya kepada pengadilan perikanan lagi jika pemerikasaan belum selesaidan Ketua pengadilan dapatmemperpanjang 10 hari lagi.

Pemerikasaan di sidang pengadilan dalam perkara tindak pidana dibidang perikanan tertuang pada pasal.78. dimana Hakim pengadilan perikanan terdiri atas Hakim karier dan Hakim Ad Hoc dengan susunan 2 hakim ad hoc dan 1 hakim karier. Hakim karier dipilih oleh suratkeputusan Mahkamah Agung, sedangkan hakim Ad Hoc dipilih Presiden atas usul Ketua M.A.

Page 626: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1998. Persyaratan Minimal Jumlah Jabatan, SertifikatKepelautan dan Jumlah Awak Kapal.Departemen Perhubungan. Jakarta.

_________, 2005. Semboyan. Tim BPPL Semarang.

_________,1992. Memuat Untuk Perwira Kapal Niaga. Tim BPLPSemarang.

_________, 1985. Peraturan Internasional Mencegah Tubrukan di Laut Tahun 1972. Tim BPPL Semarang.

_________, 1992. Perlengkapan Kapal Untuk Perwira Kapal Niaga. Tim BPLP Semarang.

_________, 1986. Ilmu Pelayaran Electronik Untuk Perwira PelayaranNiaga. Tim BPLP Semarang.

_________, 1992. Meteorologi Untuk Perwira Kapal Niaga. BPLPSemarang.

Arso Martopo, Capt., 1992. Ilmu Pelayaran Astronomis. Balai Pendidikan Dan Latihan Pelayaran Semarang.

Ayoade, J.O, 1983. Intoduction To Climatology For The Tropics. NewYork.

A.R. Lestes, Merchant Ship Stability. Extra Moster. BA (hans). MRINA, MNI.

Bachronel, 1974. Pelajaran Ilmu Pelayaran. Marine Fisheries Training Proyect. Tegal.

Bill Brogdon, Captain., 2002. Boat Navigation For The Rest of Us FindingYour Way By Eye And Electronics. Second Edition. Illustrated by Rob Groves. Internasional Marine.

Charles H. Brown, 1975. Seamanship And Nautical Knowledge ForSecond Mites, Mites and Misters Examination. Glasgow Brown SON & FERGUSON LTD Nautical Publiser.

Carvel, H. Blair, 1977. Seamanship & Handbook For Oceanography.Cornell Maritime Press Inc.Cambridge,Maryland

Page 627: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

G.J. Sonnenberg, Radar And Electronik Navigation.Fifth Edition.NEWNESS BUTTER WORTHS

H.R.Soebekti, S., 1993. Intisari Ilmu Pelayaran Datar. YayasanPendidikan Pelayaran “ Djadajat – 1963 “. Jakarta.

Hardoko, 1995. Klimatologi Dasar.Pustaka Jaya. Jakarta

Jordan Eerton Psh., 2004. Hukum Maritim. Surabaya

Oliver, J.E. dan Hidore, 1984. Climatologi an Introduction.

Palumian, M.L., 1992. Intisari Alat-Alat Navigasi. Yayasan Pendidikan Pelayaran “Djadajat “-1963. Jakarta.

Pieter Batti, 1995. Dasar-Dasar Peraturan Keselamatan Pelayaran dan Pencegahan Pencemaran dari Kapal. PT. Indo Asia.

Sentot. R., M.H. Achmantar Parathon, Husni Sohar, 1998. Konstruksi Bangunan Kapal Baja. Departemen Pendidikan danKebudayaan.Helvitica, Pusat Perbukuaan. Jakarta

Suyono, R.P., Capt., 2001. “ Shipping “ Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Penerbit PPM.

Sanuny Rosadhi, 1999. STCW 95. International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers, 1978, as amended in 1995. Edisi Pertama.

Sumanta Buana, IGN., Koestowo Satro Wiyono, 2002. Teori Bangunan Kapal. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Supangkat, 1991. Pengantar Meteorologi dan Oceanography. Jakarta.

Usman Salim, M.Ni, 1979. Ilmu Pelayaran 1 dan 2. Kesatuan Pelaut Indonesia. Jakarta.

Willem De Rozari. 1995. Menjangka Peta. Corps Perwira Pelayaran Besar. Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan IlmuPelayaran. Jakarta.

Page 628: SMK-MAK kelas10 smk nautika kapal penangkap ikan bambang indra

JGV"*Jctic"Gegtcp"Vgtvkpiik+"Tr0"90:::.22

KUDP"ZZZ/ZZZ/ZZZ/Z

Dwmw"kpk"vgncj"fkpknck"qngj"Dcfcp"Uvcpfct"Pcukqpcn"Rgpfkfkmcp"*DUPR+"fcp"vgncj"fkp{cvcmcp" nc{cm" ugdcick" dwmw" vgmu" rgnclctcp" dgtfcuctmcp" Rgtcvwtcp" Ogpvgtk"Rgpfkfkmcp"Pcukqpcn"Pqoqt"68"Vcjwp"4229" vcpiicn"7"Fgugodgt"4229" vgpvcpi"Rgpgvcrcp"Dwmw"Vgmu"Rgnclctcp"{cpi"Ogogpwjk"U{ctcv"Mgnc{cmcp"wpvwm"Fkiw/pcmcp"fcnco"Rtqugu"Rgodgnclctcp0