-
i
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
PADA NOVEL ASIYAH “SANG MAWAR GURUN FIR’AUN”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
DEDY ROMANSYAH
NIM 11110147
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)SALATIGA
TAHUN 2017
-
ii
-
iii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.
(0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721
Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
SKRIPSI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA NOVEL ASIYAH
“SANG MAWAR GURUN FIR’AUN”
DISUSUN OLEH:
DEDY ROMANSYAH
NIM: 11110147
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 05 Juni 2017 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna
memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr Fatchurrohman, M. Pd
Sekretaris Penguji : Imam Mas Arum, M. Pd
Penguji I : Dr Budiyono Saputro, M. Pd
Penguji II : Drs. H. Wahyudiana, MM. Pd
Salatiga, 5 Juni 2017
Dekan
Suwardi, M.Pd
NIP: 19670121 199903 1 002
mailto:[email protected]
-
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Sayayang bertanda tangan di bawah ini
Nama :DEDY ROMANSYAH
Nim :11110147
Jurusan :Pendidikan Agama Islam
Fakultas :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan(FKIP)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar merupakan karya
saya sendiri,bukan
jiplakan dari karya orang lain. Pendapat-pendapat atau temuan
dari orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 27 Maret 2017
Penulis
DEDY ROMANSYAH
NIM11110147
-
v
MOTTO
“Ing Ngarsa Sung Tuladha Ing Madya Mangun KarsaTutwuru
Handayani”
-Ki Hajar Dewantara-
PERSEMBAHAN
Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:
Ibu tercinta yang berada di surga yang telah memberikan banyak
kasih dan sayang
selama masih kecil hingga dewasa.
Ayah tercinta yang selalu menjaga dan selalu percaya tak penah
berhenti memberikan
segala hal yang dibutuhkan dalam pencapaian anaknya.
Saudara yang selalu menemani dalam saat-saat kritis dalam
hidup,saat bahagia dan
saat-saat semua terasa berahir selalu memberikan semangat dan
dukungan
Teman yang membantu dalam proses penyelsaian,ada saat-saat yang
dibutuhkan dan
selalu memberikan pesan positif dan selalu memberikan
suport.
Seluruh dosen dan Karywan IAIN Salatiga
Semua instansi yang membutuhkan pengajaran tentang nilai
pendidikan islam.
Saudara sesama islam, yang selalu membagi ilmu dan saling
menguatkan.
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta
(Allah ‘Azza wa
Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini,
meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna.
Sholawat dan salam Allah
SWT, semoga senantiasa terlimpahkan kepada Sang Pemimpin
hidupmanusia dan yang
menjadi cakrawala rindu para umatnya (nabi Muhammad SAW).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku RektorInstitut Agama
Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu
Keguruan(FTIK)
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam
(PAI) IAIN Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. Selaku pembimbing yang telah
membimbing
dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. Selaku Pembimbing
Akademik
6. Bapak/ibu dosen dan seluruh karyawan IAIN yang telah
memberikan
pelayanan kepada penulis.
7. Bapak, Ibuku dan seluruh keluargaku yang telah mendo’akan dan
membantuku
dalam menyelesaikan studi di IAIN salatiga dengan penuh kasih
sayang dan
kesabaran.
-
vii
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a
semoga Allah SWT
menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
masih jauh dari
kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada
kalimat yang pantas penulis
ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin. Semoga
skripsi ini dapat
bermanfaat.
Salatiga,27 maret 2017
Penulis
DEDY ROMASNYAH
NIM 11110147
-
viii
ABSTRAK
Dedy Romansyah.2017. Nilai-nilai Pendidikan Islam pada novel
Asiyah Sang Mawar Gurun
Fir’aun karya Sibel Erasan. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Pendidikan
Agama
Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanInstitut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Pembimbing:Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata kunci:Nilai-nilai Pendidikan Islam,Asiyah Sang Mawar Gurun
Fir’aun.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan
nilai-nilai keislaman
yang tedapat dalam karya sastra yang berbentuk cerita. Yang mana
nilai-nilai islam pada
novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan.
Pertanyaan utama yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apa nilai-nilai
pendidikan Islam pada novel Asiyah
Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan?, (2) Apa
kontribusi riset dalam dunia
pendidikan Islam?, (3) bagaimanakah relevansi nilai-nilai
pendidikan Islam pada karakter
Asiyah dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel
Eraslan dengan
pendidikan Islam?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan(library
reasearch). Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Selanjutnya
Penelitian ini menggunan
teknik deskriptif analisis (descriptive of analyze research)
yaitu dengan mencari mengenai
bibliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide
pemikiran seseorang melalui cara
mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan
generalisasi pada novel Asiyah
Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:1) Apa nilai-nilai
pendidikan Islam dalam
novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan, yaitu
pendidikan tauhid,
pendidikan, pendidikan akhlak, 2) Apa kontribusi riset dalam
dunia pendidikan Islam, 3)
Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam pada karakter Asiyah
dalam novel Asiyah Sang Mawar
Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam, yaitu
iman kepada Allah
dengan segala ciptaanya, akhlak mulia kepada sesama manusia dan
kepada lingkungan.
-
ix
DAFTAR ISI
Sampul
............................................................................................................................
i
Nota Pembimbing
..........................................................................................................
ii
Pengesahan Kelulusan
....................................................................................................
iii
Pernyataan Keaslian Tulisan
...........................................................................................
iv
Moto dan Persembahan
...................................................................................................
v
Kata Pengantar
................................................................................................................
vi
Abstrak
............................................................................................................................
viii
Daftar Isi
.........................................................................................................................
ix
Daftar Lampiran
..............................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
...............................................................................................
6
C. Tujuan Penelitian
................................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian
..............................................................................................
7
E. Metode Penelitian
...............................................................................................
7
F. Penegasan Istilah
.................................................................................................
12
G. Sistematika Penulisan
.........................................................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Nilai
..................................................................................................
15
B. Pengertian Pendidikan
........................................................................................
16
C. Pengertian
Islam..................................................................................................
18
D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam
..............................................................................
19
-
x
1. Pendidikan Aqidah
..................................................................................
19
2. Pendidikan Akhlak
..................................................................................
22
3. Pedidikan Ibadah
.....................................................................................
25
E. Metode Pendidikan Islam
...................................................................................
26
1. Metode Ceramah
.....................................................................................
26
2. Metode Cerita dan Kisah
........................................................................
26
3. Metode Keteladanan
...............................................................................
27
4. Metode Nasehat
......................................................................................
27
F. Gambaran Umum Novel
.....................................................................................
28
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANGMAWAR GURUN FIR’AUN
KARYA SIBEL ERASLAN
A. Biografi Sibel Eraslan
.........................................................................................
34
B. Kaya-Karya Sibel Eraslan
...................................................................................
35
C. Sinopsis
...............................................................................................................
36
D. Tema
...................................................................................................................
37
E. Alur
.....................................................................................................................
37
F. Penokohan
...........................................................................................................
37
G. Latar
....................................................................................................................
46
H. Sudut Pandang
...................................................................................................
53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Nilai Pendidikan Islam pada novel Asiyah Sang Mawar Gurun
Fir’aun karya Sibel
Eraslan.................................................................................................................
54
1. Nilai Pendidikan Aqidah
.........................................................................
54
2. Nilai Pendidikan Akhlak
.........................................................................
59
-
xi
B. Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam karakter Asiyah dalam
novel Asiyah Sang
Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel Eraslan dengan pendidikan Islam
............... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.........................................................................................................
87
B. Saran
...................................................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
2. Lembar Konsultasi Skripsi
3. Riwayat Hidup Penulis
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu dalam
upaya
pengembangan potensi yang ada pada dirinya. Pengembangan potensi
yang ada
pada dirinya diharapkan dapat bermanfaat di masa depan baik bagi
setiap individu
maupun masyarakat.
Pendidikan merupakan fasilitator untuk melayani kebutuhan
individu dalam
upaya mencetak generasi-generasi yang beprestasi dan memiliki
akhlak mulia.
Pendidikan menurut Al-Syaibani dalam (Nata,2010:28).Proses
mengubah
tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi masyarakat, dan
alam
sekitarnya,dengan cara mengajar sebagai suatu aktivitas asasi
dan sebagai suatu
profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional mendifinisikan Pendidikan sebagai “Usaha
sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”
-
2
Menurut Dewantara dalam (Suryosubroto,1990:27) bahwa Pendidikan
adalah
Tutwuri Handayani, artinya:Tutwuri atau mengkuti anak berkembang
sendiri
dengan jalannya sendiri dan adanya atau mempengaruhi agar
perkembangan lebih
pesat, apabila ada bahaya dapat dihindari.
Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting baik buat
individu,keluarga
maupun,masyarakat,dengan pendidikan manusia bisa membedakan
antara yang
baik dan yang buruk,menjadikan manusia lebih berharga karena
dapat menghargai
dirinya.Berkaitan dengan manfaat yang diperoleh dari orang yang
memiliki ilmu
pengetahuan.Hal ini juga dijelaskan dalam surat Al-Mujadilah
ayat 11.
Artinya: Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS-Al-Mujadilah:11).
Dari berbagai pernyataan di atas terlihatbahwa manusia
memililiki potensi
yang perlu dikembangka untuk mencapai berbagai aspek yang ada
pada diri
manusia seperti aspek spiritual,daya imajinasi, fisik keilmuan
dan bahasa baik
secara individu maupun kelompok agar tercapai sebuah kesempurnan
dalam
upaya merealisasikan pengabdian manusia kepada Allah.
-
3
Dalam proses pembelajaan, cerita memiliki pengaruh penting
dalam
perkembangan intelektual idividu.Seorang guru akan dengan mudah
memberikan
pesan moral dan agama dengan menghubungkan cerita yang
diceritakan dengan
apa yang ada dimasyarakat atau mereka alami dalam keseharian
daripeserta
didik.Seperti diterangkan dalam surat yusuf ayat:111
Artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal”(QS.Yusuf:111).
Membaca adalah kegiatan yang dapat memberikan energi dan
motivasi,
karena dengan membaca seorang akan menemukan berbagai informasi
yang
digunakan untuk solusi masalahnya atau sebagai pengetahuan baru.
Membaca
novel adalah satu dari sekianbanyak buku yangdidalamnya terdapat
berbagai
pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang di tulis
dalam berbagai gaya
bahasa penulis.Romantisme cerita yang digambarkan oleh
masing-masing penulis
dalam karyanya menjadikan novel disenangi berbagai generasi
khususnya anak
muda.Setiap novel memberikan pengalaman yang berbeda-berbeda
buat pembaca.
Pembaca akan dibawa masuk kedalam imajinasi,emosi serta dapat
memberikan
konsumsi intelektual.
Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita
kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat
setiap pelaku(Haryanta,2012:181).
-
4
Novel dibentuk dari dua unsur yaitu: unsur Intrinsik dan
Ekstrinsik. Unsur
Intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri,yang secara
langsung membangun cerita. Unsur-unsur tersebut adalah tema,
alur, plot,
penokohan,sudut pandang, amanah. Unsur Ekstrinsik adalah unsur
yang berada
diluar karya sastra,yang secara tidak langsung turut
mempengaruhi bangunan atau
sistem organisasi karya sastra.Unsur-unsur tersebut misalnya
pendidikan, sosial,
psiologis, ekonomi, dan politik(Nurgiantoro,2010:23-24).
Menurut penulis selain Al-Qur’an dan Hadis yang merupakan dasar
utama
dalam pendidikan islam, novel memiliki sesuatu yang perlu di
perhaikan. Dalam
sebuah novel terdapat bebagai nilai-niai,pesan moral dan amanat
untuk berbuat
baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat atau
dapat diambil
sebuah pelajaran yang berguna bagi orang yang membaca.
Satu dari sekian banyak Novel yang terkenal adalah Asiyah Sang
Mawar
Gurun fir’au karya Sibel Eraslan.Lahir di Uskudar,Istanbul,1967.
Lulusan
Fakultas Hukum ini, giat beraktifitas dalam bidang hak asasi
manusia,pendidikan,pendirian jaminan kerja,dan hak-hak kaum
hawa.Aktif
menulis dalam majalah Teklif,Imza,Dergah,Mostar, dan Heje.Sampai
sekarang
tercatat sebagai kolumnis di Koran Star.Novel-novelnya ditulis
dengan riset
mendalam.Karena itu,tidak hera jika karyanya mendapat sambutan
positif di
negerinya.
-
5
Novel tentang Khadijah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di
negaranya.
Novel itu pun telah diterjemahkan kedalam beberapa
bahasa,termasuk bahasa
indonesia.
Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun menceritakan kisah
Ratu
Asiyah yang juga dikenal Yes atau Yes’a atau Yesisir. Pembaca
akan diajak
menyelami perjalan hidup Ratu Asiyah yang besar dalam didikan
Apa, guru yang
sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem
dan
Sare.Bersama,mereka menjaga keimana terhadap tuhan yang
Satu,seraya
menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus
kekuasaan kepala
pendeta Haman dan Karonim yang mengingkari asal-usulnya.Mereka
adalah
empat sekawan dari masa kecil Asiyah,Ra,Ha da Ka. Namun, pada
akhirnya
mereka berpisah jalan saling berhadapan sebagai lawan.
Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri raja Ra.Sang raja
kelak
bermimpi megenai kelahiran seorang anak dari suku Apiru yang
akan
menjatuhkanya dari singgasana. Seorang anak yang menjadi
utusan-Nya.Mimpi
ini berujung pada kegilaan berupa membunuh setiap bayi laki-laki
apiru yang baru
lahir. Namun, kuasa illahi menentukan bahwa bayi masih merah
yang dihanyutan
ke sungai Nil oleh ibunya akan berjumpa ibu yang lain, ratu
Asiyah. Bayi ini
adalah Musa.
Inilah kisah Asiyah,Permaisuri Fir’aun Keteguhan imanya seperti
aliran
sungai Nil yang tak lelah menyusuri jalanya menuju samudra
luas,walau segala
rintangan menghadang,Inilah kisah seorang perempuan yang tak
silau oleh harta
dan kekuasaan.
-
6
Berdasarkan uraian yang singkat tersebut,penulis tertarik untuk
menelit
dan mebahas mengenai nilai-nilai pendidikan islam yang terdapat
pada novel
Asiyah (Sang Mawar di gurun Fir’aun) Berbagai peristiwa yang di
alami Asiyah
sebagai tokoh utama dalam novel akan membawa pembaca ke arah
penemuan
Nilai-Nilai pendidikan yang ada dalam kehidupan.Oleh sebab itu,
peneliti
melakukan penelitia dengan menggunakan judul skripsi
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN PADA NOVEL ASIYAH “SANG MAWAR GURUN
FIR’AUN”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,penulis
membuat
rumusan masalah,sebagai berikut:
1. Apa nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Asiyah Sang
Mawar Gurun
Fir’aun?
2. Apa kontribusi riset dalam dunia pendidikan Islam?
3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan islam karakter
Asiyah
dalam novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel
Eraslan
dengan pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, agar memiliki arah yang
jalas dalam
kegiatan penelitian,maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel
Asiyah Sang
Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan.
2. Untuk mengetahui kontribusi riset dalam dunia pendidikan
Islam.
-
7
3. Untuk mengetahui relevansi karakter Asiyah pada novel Asiyah
Sang
Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan terhadap pendidikan
Masyarakat Muslim.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai
berikut:
1. Bagi Penulis, diharapkan dapat mempermudah dalam memahami
pesan-
pesan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.
2. Bagi Pembaca, diharapkan dapat memberikan motivasi dan
referensi
dalam pembuatan karya-karya novel yang lebih kreatif, imajinatif
serta
memiliki berbagai pesan positif yang dapat diaplikasikan
dalam
kehidupan.
3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
kemajuan
dalam dunia pendidikan Islam dengan mengetahui relevansi
nilai-nilai
pendidikan Islam pada novelAsiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun
karya
Sibel Eraslan.
E. Metode Penelitian
Metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah
cara
atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan
suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek
penelitian, sebagai
upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan
secara
ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010:24).
-
8
Metodologi ini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang
dilakukan
dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai
upaya dalam
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh
fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk
mewujudkan
kebenaran(Mardalis, 2002:24). Adapun komponen dalam metode
penelitian
ini adalah
1. Jenis penelitian dan pendekatan
Jenis penlitian ini adalah penelitian kepustakaan (library
research),dengan
mengunakan pendekatan deskriptif analisis(descriptif of analyze
research).
Deskripsi analisis ini mengnai biografi yaitu pencarian berupa
fakta,hasil dari
ide pemikiran seseorang melalui cara mencari,menganalisi,
membuat
interprestasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil
penelitian yang
dilakukan(Moleong,2005:29).
Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek
utama analisis
yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudian
didiskripsikan dengan
cara menggambarkan dan menjelaskan dalam teks-teks dalam novel
yang
mengandung nilai pendidikan Islam dengan menguraikan dan
menganalisis
serta memberkan pemahaman atas teks-teks yang
didiskripsikan.
Penulis juga menggunakan pendekatan sastra dalam mengkaji
subjek
penelitian ini yaitu pendekatan pragmatif. Pendekatan pragmatif
adalah
pedekatan yang mendasakan nilai guna dan manfaat karya
sastra
memperhatikan pada peran pembaca dalam memakai karya sastra.
-
9
Pandangan terhadap karya sastra(seni)secara pragmatis menggeser
doktrin
“seni’(hanya untuk seni). Pendekatan ini digunakan karena
mempertimbangkan aspek kegunaan dan manfaat karya sastra (novel)
yang
dapat diperoleh pembaca (Mu’min, 2008:28).
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha mengumpulkan berbagai data untuk pencapaian
hasil
penelitian yang memuaskan. Metode pengumpulan data yang
penulis
gunakan adalah:
a. Metode Penelitian Kepustakaan(library research)
Metode penelitian kepustakaan(library resesarch) yaitu
pengumpuan
data yang dilakukan dengan cara mencari data dan informasi
dengan
bantuan macam-macam materi yang terdapat di perpustakaan,
misalnya
beberapa buku, majalah, naskah, catatan dan lain-lain
(Kartono,1990:33).
Metode kepustakaan ini diambil karena dalam hal ini penulis
mencoba
untuk menelusuri karya sastra yang perlu ketelitian dan kejelian
dalam
menjalaninya,sehingga diperlukan membaca dan memahami
literatur-
literatur yang ada kaitanya dengan judul.Dan dengan melalui
metode ini
pula data-data tersebut penulis susun menjadi karya ilmiah.
b. Metode dokumentasi
Metode yang dipakai penulis dalam mengumpulkan berbagai data
dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi (Documetasi
Research
Metode) Model metode dokumentasi yaitu model penelitian
dengan
mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,
transkrip,
-
10
buku, majalah, surat kabar, prasasti, notulenrapat, legger,
agenda, dsb
(Arikunto,1998:233). Dengan penggunaan model dokumentasi,
diharapkan
akan diperoleh data yang dapat melengkapi seluruh unit kajian
data yang
akan diteliti dan dianalisis kedepannya.
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat
diperoleh(Arikunto,2006:129). Dalam penulisan skripsi
ini,penulis
menggunakan sumber data yang relevan dengan pembahasan
skripsi.Adapun
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan buku yang
membahas langsung objek pemasalahan pada penelitian ini, yaitu
novel
Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan alat
untuk
membantu peneliti,yaitu berupa buku-buku,literatur,artikel di
surat kabar,
majalah, website, blog di internet atau sumber-sumber dari
penelitian lain
yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam dan teori
fiksi.
-
11
4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam analisis data ini adalah metode
analisis
isi(conten analize)yaitu sebuah analisis yang digunakan
untuk
menangkap,memahami dan menangkap isi karya sastra.Dalam karya
sastra, isi
yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang
melalui
karya sastranya. Analisis isi di asumsikan bahwa karya sastra
yang bermutu
adalah karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif kepada
para
pembacanya.(Endraswara, 2010:160).
Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji isi novel AsiyahSang
Mawar
Gurun Fir’aunyang mengandung nilai-nilai pendidikan islam.
Langkah langkah yang penulis gunakan dalam mengolah data
adalah:
a. Langkah deskriptif,menguraikan teks-teks dalam novel Asiyah
Sang
Mawar Gurun Fir’aun yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Islam.
b. Langkah interprestasi,yaitu menjelaskan teks-teks dalam
Asiyah Sang
Mawar Gurun Fir’aunyang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan
Islam.
c. Langkah analisis, menganalisis penjelasan dari novel Asiyah
Sang
Mawar Gurun Fir’aunyang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan
Islam.
d. Langkah mengambil kesimpulan,yaitu mengambil kesimpulan
dari
novelAsiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun yang berhubungan dengan
nilai-nilai pendidikan Islam.
-
12
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian
diatas,maka
penulis berusaha menjelaskan berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul
tersebut.yaitu:
1. Nilai pendidikan islam
Nilai adalah harga,angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal
yang
penting dan berguna (Haryanta,2012:178).
Pendidikan menurut al-Syaibani dalam (Nata,2010:28)adalah
proses
mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan
pribadi,masyarakat dan alam
sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi
dan sebagai
profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
Islammenurut Harun Nasution adalah agama yang ajaan-ajaranya
diwahyukan tuhan untuk umat manusia, melalui Rasul-Nya, Muhammad
SAW
(Nata,2010:33).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai
pendidikan
islam sesuatu yang penting dan berguna dalam poses mengubah
tingkahlaku
individu dalam pribadi, masyarakat dan alam sekitar yang sesuai
dengan ajara-
ajaran yang diwahyukan oleh Tuhan melalui Nabi Muhammad Swt.
2. Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun karya Sibel Eraslan
Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita
kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat
-
13
setiap pelaku (Haryanta,2012:181). Dalam sebuah novel terdiri
dari dua unsur
pembentuk yaitu unsur Intrinsik (tema, alur, penokohan, latar,
sudut pandang,
amanat). Unsur Ekstrinsik (biografi pengarang).
Dalam penelitian kali ini penulis akan meneliti novel Asiyah
Sang
MawarGurun Fir’aun yang diterbitkan oleh Kaysa Media sebagai
bahan
penelitian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.
G. Sistematika Dalam Penulisan Skripsi
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan sistematika yang
terdiri
dari lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian,
metode penelitian, Penegasan istilah, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai pengertian niai,
pengertian pendidikan, pengertian Islam dan nilai-nilai
pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, selanjutya
akan dibahas tentang pengertian novel, unsur-unsur novel.
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANG
WAMAR GURUN FIR’AUN
Bab ini akan membahas mengenai: Biografi Sibe Eraslan,
kaya-kaya Sibel Eraslan, sinopsis, tema, alur, penokohan,
latar, sudut padang.
-
14
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini penulis akan melakukan analisis tentang nilai-nilai
pendidikan Islam pada novel Asiyah, relevansi nilai-nilai
pendidikan Islam pada karakterAsiyah Karya Sibel Eraslan
dengan pendidikan Islam.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dalam proses penelitian yang
berisi Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Nilai
Menurut Haryanta(2012: 178) nilai dapat berarti harga, angka,
isi, kadar, mutu,
sifat/hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Nilai sebagai kualitas yang tidak riel, kita katakan bahwa nilai
tidak ada untuk dirinya
sendiri, setidak-tidaknya di dunia ini, ia membutuhkan pengemban
untuk berada. Oleh
karena itu, nilai nampak pada kita seolah-olah hanya merupakan
kualias dari pengemban
nilai ini: keindahan dari sebuah lukisan, kebagusan dari
sepotong pakaian, kegunaan dari
sebuah peralatan. Sekalipun demikian, jika kita mengamati sebuah
lukisan, kita akan
melihat bahwa kualitas penilaian berbeda dengan kualitas yang
lain (Frondizi, 2001: 7)
Adapun pengertian nilai menurut para ahli dalam (Muhaimin dan
Mujib 1998: 110)
adalah sebagai berikut:
a. Menurut Yong, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang
abstrak dan sering tidak
disadari.
b. Green memandang nilai sebagai kesadaran yang secara relatif
berlangsung dengan
disertai emosi terhadap objek,ide dan perseorangan.
c. Wood yang menyatakan bahwa nilai menampakkan
penunjuk-penunjuk umum yang
telah berlangsung lama,yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pengertian lain nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak
didalam diri manusia
atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik,benar dan
hal-hal yang dianggap
buruk dan salah.
-
16
Dapat diambil kesimpulan bahwa nilai merupakan suatu yang
berharga bagi masing-
masing orang, kreteria berharga atau tidaknya sesuatu tergantung
bagaimana sudut
padang seseorang menilai.
B. Pengertian Pendidikan
Menurut Darajat, dkk.(2011: 25-26) Kata pendidikan yang umum
kita gunakan sekarang,
dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah dengan kata kerja
rabba.
Kata kerja rabba(mendidik) terlihat dalam Al-Qur’an surat
Al-Isra’ sebagai berikut:
....
Artinya: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil (QS.Al-Isra’:24 )
Manusia adalah mahluk yang paling mulia diantara makhluk-makhluk
yang lain, Allah
mejadkan dalam sebaik baik bentuk dan kejadian, baik fisik
maupun psikisnya, serta
dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi
dasar (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal mungkin
melalui proses pendidikan
(Muhaimin, 2004:21-22)
Pendidikan pada konteks ini terkait dengan gerak dinamis,
positif, dan kontinu setiap
individu menuju idealitas kehidupan manusia agar mendapatkan
nilai terpuji. Aktivitas
individu tersebut meliputi pengembangan kecerdasan pikir (rasio,
kognitif), dzikir (afektif,
rasa, hati, spiritual), dan keterampilan fisik (psikomotor)
(Raqib, 2009:14)
-
17
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan
Nasional mendifinisikan Pendidikan sebagai “Usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara”.
Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting baik buat
individu,keluarga maupun,
masyarakat, dengan pendidikan manusia bisa membedakan antara
yang baik dan yang buruk,
menjadikan manusia lebih dihargai baik oleh sesama manusia
karena perbuatanya tidak
betentangan dengan peraturan yang ada di masyarakat atau akan di
hargai oleh penciptanya
karena menjalankan perintanya dan menjauhi laranganya. Berkaitan
dengan manfaat yang
diperoleh dari orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini
juga dijelaskan dalam surat
Al-Mujadilah ayat 11.
Atinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS.Al-Mujaadlah:58)
Menurut Dewantara dalam (Suryosubroto, 1990:27) Bahwa Pendidikan
adalah Tutwuri
Handayani, artinya:Tutwuri atau mengkuti anak berkembang sendiri
dengan jalannya sendiri
dan adanya atau mempengaruhi agar perkembangan lebih pesat,
apabila ada bahaya dapat
dihindari.
-
18
C. Pengertian Islam
Menurut Hans Warn dalam (Nata,2010:32) Islam berasal dari kata
aslama ini berasal dari
kata salima yang berati peace , yaitu: damai, aman dan
sentosa.
Pengertian Islam yang demikian itu, sejalan dengan tujuan ajaran
Islam, yaitu untuk
mendorong manusia agar patuh dan tunduk kepada tuhan, sehingga
terwujud keselamatan,
kedamaian, aman dan sentosa, serta sejalan pula dengan misi
ajaran Islam, yaitu menciptakan
kedamaian dimuka bumi dengan cara mengajak manusia untuk tunduk
dan patuh kepada
tuhan. Islam dengan misi yang demikian itu ialah Islam yang
dibawa oleh seluruh para nabi
dari sejak adam as. hingga Nabi Muhammad SAW. Hal ini dinyatakan
dalam Al-Qur’an.
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani,
akan tetapi Dia
adalah seorang yang lurus,lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali bukanlah
Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik. Lurus berarti jauh
dari syirik.(QS.Ali
‘Imran(3):67)
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah
dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan
Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya.(QS. Al-
Baqarah(2):136)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas, terlihat bahwa islam
merupakan misi yang dibawa
oleh para nabi yaitu misi suci, agar manusia patuh dan tunduk
serta berserah diri kepada allah
swt (Nata, 2010:32-33)
Jadi nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang
ada pada pendidikan Islam
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis yang memliki arti buat
kehidupan manusia,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar atau pedoman untuk
mencapai tujuan hidup yang
diharapkan oleh masing-masing orang dan sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah
SWT dimuka bumi.
-
19
D. Nilai-nilai pendidikan Islam
Dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha untuk mengubah
priaku yang ada pada
diri peserta didik yang diarakan sesuai dengan dirinya dan
sesuai dan dapat digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat, sedangkan nilai merupaka suatu tolak
ukur tentang sesutu yang
bermakna atau memiliki arti buat masing-masing orang. Sedangkan
islam sendiri pradigma
tentang ketuhaanan, kemausiaan dan alam semesta. Dalam
pembahasan nilai pendidikan
islam mencakup berbagai hal. Sedang menurut Wahab al-Zuhaili
(dalam Abdul mujib dan
Jusuf Mudzakkir, 2006:36) menjelaskan bahwa nilai normatif yang
menjadi acuan
pendidikan Islam. Nilai pendidikan islam yang dimaksud terdiri
atas tiga pilar utama yaitu:
1. I’tiqaddiyyah yaitu mengatur tentang rohaniah manusia dengan
tuhannya. Maka hal
ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan keimanan.
2. Khuluqiyyah yaitu menyangkut tingkah laku dan moral lahir
manusia dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat. Maka hal ini erat
kaitannya dengan
pendidikan etika, moral maupun akhlak.
3. Amaliyyah yaitu menyangkut hubungan lahiriyah antara manusia
dengan Tuhanya,
dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
Bedasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli, penulis
melakukan kesimpuan
bahwa nilai pendidikan Islam dibagi menjadi 3 dimensi pembahasan
yaitu:
aqidah(I’tiqadiyyah), akhlak(Khuluqiyyah),
ibadah(Amaliyyah).
1. Nilai Pendidikan Aqidah
Aqidah/Iman merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan
keyakinan adanya
Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan denga memematuhi dan taat
dalam
melaksanakan peritah-Nya dan menjauhi segala laranganya. Iman
juga dapat diartikan
sebagai potensi rohani atau fitrah manusia yang harus
diatualisasikan, dikembangkan dan
-
20
ditingkatkan secara terus menerus dengan cara melakukan amal
saleh, sehingga dapat
dicapai prestasi rohani (Iman) dalam bentuk taqwa (Muhaimin,
2003: 148)
Nilai pendidikan Aqidah diidentikan dengan rukun iman Aqidah
yang terdiri dari
enam dimansi pokok yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat
Allah, iman kepada
kitab-kitab Allah, iman kepada Rasulullah, iman kepada hari
akhir(kiamat), dan iman
kepada qadha dan qadar.
a. Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa
tidak ada tuhan
selain Allah dan Muhammad utusan-Nya. Allah yang meciptakan,
mengatur
memelihara dan menjamin ketentraman manusia apabila manusia juga
menjaga apa
yang ada di alam.
b. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.
Malaikah adalah Mahluk allah yang diciptakn dari Nur (cahaya).
Ia melaksanakan
tugas dari Allah seperti mengatur cuaca, mencabut nyawa
manyapaikan wahyu,
mencatat amal perbuatan manusia dan lain-lain. Malaikat termasuk
ghaib,karena
tidak dapat dilihat oleh mata orang biasa, tetapi sebagai orang
yang beriman kita
wajib mempercayai adanya Malaikat.
. Seperti dijelaskan dalam al-Qur’an surat An - Nahl ayat
50.
Artinya: Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka
dan melaksanakan
apa yang diperintahkan (kepada mereka) (QS.An-Nahl:50).
c. Iman kepada Kitab Allah SWT
Iman kepada kitab Allah adalah percaya dan yakin bahwa Allah
SWT
menurunkan kitab kepada Rasul-Nya unuk disampaikan kepada
seluruh umat
manusia dan kitab tersebut merupakan kalamullah yang denganya
Allah memberikan
-
21
sebuah pesan dengan sesunggu-sunguhnya. Dalam kitab-kitab yang
diturukan tedapat
kebenaran, cahaya dan petunjuk mengenai perkara yang ada di
dunia maupun di
akhirat.
Seperti dijelaskan dalam surat An-Nisa’ ayat 136:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya
serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka
Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya
(QS.An-Nisa’:136)
d. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT
Iman kepada Rasul Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa para Rasul
adalah orang-orang yang di pilih oleh Allah SWT. Untuk menerima
wahyu dari-Nya
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman kehidupan
yang sesuai dengan dirinya, sesuai dengan perintah tuhanya agar
hidup damai di
dunia maupun di akhirat.
e. Iman kepada Hari Akhir
Hari Akhir adalah hari dimana hancurnya seluruh alam semesta.
Pada hari itu
semua yang dibangkitkan dari dalam kuburnya dan dikumpulkan
disuatu tempat untuk
dihisab amal perbuatannya. Kemudian urusan mereka berakhir
dengan mendapatkan
nikmat atau adzab. Ayat al-Qur’an yang menjelaskan agar kita
beriman kepada hari
kiamat.
Dijelaskan dalam (QS.Al-Baqarah ayat 281.)
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)
hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. kemudian
masing-masing diri
diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)
(QS.Al-Baqarah:281).
-
22
f. Iman kepada Qadha dan Qadar atau takdir Allah SWT
Takdir berasal dari kata qadara yang berarti “mengukur, memberi
kadar ukuran”.
Semua makhluk diberi takdirnya oleh Allah, mereka tidak dapat
melampaui batas
ketetapan itu dan Allah menuntun dan menunjukkan mereka arah
yang seharusnya
mereka tuju. Takdir dalam arti ini pada alam dapat disamakan
dengan istilah
sunahullah, tetapi manusia tidak sepenuhnya istilah ini sesuai
dengan yang dimaksud
dengan takdir (A Taufiq dan M Rohmadi, 2010:23). Manusia
mempunyai kemampuan
yang terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan Allah
kepadanya. Dijelaskan
dalam al-Qur’an surat al-Hadid ayat 22.
Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.(QS.Al-
Hadid:22)
2. Nilai Pendidikan Akhlak
Akhlak adalah kondisi/keadaan hati seseorang, ia adalah
penggerak lahirnya akhlak
yang mulia dan akhlak yang tercela.
Menurut Muhammad ‘Abdul Draz dalam bukunya Dustur al-Akhlaq
fi-Islam
(1974:687) membagi ruang lingkup akhlak kepada lima bagian :
1. Akhlak pribadi (al-akhlaq al-fadiyah). Terdiri dari: (a) yang
diperitahkan (al-
awamir), (b) yang dilarang (an-nawahi), (c) yang dibolehkan
(al-mubahat),dan (d)
akhlak dalam ke adaan darurat (al-mukhalafah bi
al-idhthirar).
2. Akhlak berkeluarga (al-akhlaq al-usuriyah). Terdiri dari :
(a) kewajiban timbal
balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu’),
(b) kewajian
-
23
suami istri (wajibat baina al-azwaj) dan (c) kewajiban terhadap
karib krabat
(wajibat nahwa al-aqarib).
3. Akhlak bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah). Terdiri
dari (a) yang dilarang
(al-mazhurat), (b) yang diperintahkan (al-awamir) dan (c) kadah
kaedah adab
(qawa’id al-adab).
4. Akhlak bernegara (akhlaq ad-daulah). Terdiri dari : (a)
hubungan antara
pemimpin dan rakyat (al-‘alaqab baina ar-rais wa as-sya’b), (b)
hubungan luar
negeri (al-‘alaqat al-kharijiyyah),
5. Akhlak beragama (al-akhlq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban
terhadap Allah SWT
(wajibat nahwa Allah) (Draz, 1973:687-771)
Dari sestematika yang dibuat oleh ‘Abdullah Draz di atas
terlihat bahwa ruang
lingkup akhlaq sangat luas mencakup beragai aspek kehidupan bisa
bernilai positif
atau ya biasa disebut akhlak Mahmudah (akhlaq yang baik) atau
Akhlah mazmumah
(akhlaq yang buruk), baik yang berhubungan denga Allah atau yang
berhubungan
dengan mahluk-Nya.
Berangkat dari sistematik di atas maka penulis membagi
pembahasan akhlaq
menjadi 3 bagian pokok yang lebih sederhana yaitu:
a. Akhlak Kepada Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai mahluk, kepada Tuhan
sebagai khalik.
Sementara itu, Qurais Shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlak
terhadap
Allah adalah pengakuan dam kesadaran bahwa tiada Tuhan selain
Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji, demikian agung sifat-sifat itu, jangankan
manusia, malaikatpun
tidak akan mampu menjangkaunya.
-
24
b. Akhlak kepada Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang diemukkan Al-Qur’an bekaitan dengan
perlakuan
terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal-hal negatif
seperti membunuh,
menyakiti badan, atau mengambil hata tanpa alasan yang benar,
melainkan juga
sampai kepada menyakiti hati dengan jalan meceritakan aib
seseorang di
belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun
sambil memberikan
materi kepada yang di sakiti itu. Sebagaimana dijelaskan dalam
al-qur’an surat Al-
Baqarah ayat 263 sebagai berikut.
Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya
lagi Maha Penyantun (QS.Al-Baqarah:263).
c. Akhlak kepada Lingkungan
Menurut Ensiklopedi Akhlak Muslim, bahkan kasih sayang Allah
meliputi semua
yang ada, baik hewan, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda mati,
Sebagaimana
meliputi manusia.
Penjelasan tentang rahmat allah kepada semua mahluk terdapat
dalam al-qur’an
surat Al-A’far 156.
Artinya:...Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (QS
Al-A’raf)
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu
yang di
sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun
benda-benda tak
bernyawa.
-
25
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap
lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap
alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta
bimbingan, agar
setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.
3. Nilai pendidikan Ibadah
Menurut Amin Syukur ibadah berasal dari bahasa Arab, dari
fi’il
madhi‘abada-ya’budu-‘ibadatan yang artinya “mengesakan, melayani
dan patuh”
(Amin Syukur, 2010:86).
Adapun pengertian ibadah, menurut Mahmud Syaltut mengartikan
ibadah
sebagai suatu perbuatan yang dikerjakan kaum muslimin untuk
mendekatkan diri
kepada tuhan setra mengingat-ingat keagungan-Nya, yang akan
menjadi tanda bukti
bagi keimanan kepada Allah dan pengawasan diri serta
menghadapkan hati
sepenuhnya kepada-Nya. Sedang menurut Sidi Gazalba mengemukakan
bahwa ibadah
adalah suatu perbuatan kaum muslimin dalam mendekatkan dirinya
kepada allah dan
menyeru kebesaran-Nya dan menundukkan kepercayaan kepada-Nya
dalam
perundang-undangan-Nya yang suci itu (Amin Syukur, 2010:
87).
Ibadah merupakan bentuk pengabdian kepada sang pencipta Allah
SWT
sebagai rasa terimakasih atas segala nikmat yang telah
diterimanya (Matsan,
2008:41)
Dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah segala perbuatan yang
dikerjakan
untuk mendekatkan diri pada Allah Swt dan sebagai tanda bukti
keimanan kepada
Allah Swt.
-
26
E. Metode Pendidikan Islam
metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah
cara atau suatu
jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan suatu
cara kerja (sistematis)
untuk memahami suatu objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah termasuk keabsahanya
(Ruslan, 2010: 24)
Metode sangat penting dalam proses pencapaian suatu pendidikan
yang diharapkan
karena tingkat pemahama atau pengusaan materi sangat di
pengaruhi oleh metode yang
digunakan, dengan menggunakan meetode yang tepat maka
pembelajaran akan
menyenangkan dan materi mudah di pahami.
Penjelasan tentang metode pendidikan Islam yang dapat di pakai
untuk memahami
dan menyampaika mater sebagai berikut
a. Ceramah
Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara
lisanoleh
guru di muka kelas (Usman,2002: 34)kelebihan penggunaan metode
ini murah,
mudah dan tidak banyak memerlukan alat dalam roses penyampaian
materi.
Dalam metode ceramah inti dari metode ini adalah tentang
dayatarik peserta
didik dan bagaimana kwalitas yang didibicarakan oleh pendidik
(Triyo Supriyo,
2019: 27 ) dalam penggunaan metode ini yang perlu diperhatika
oleh seorang guru
adalah dengan siapa tempat, pendengar dan bagaimana bobot
pembicaraan
tersebut.
b. Metode Cerita atau Kisah
Di dalam al-Qur’an selain terdapat nama sebuah surat, yaitu
surat al-Qashash
yang berarti kisah-kisah atau cerita-cerita, yang terdapat kata
kisah dalam Al-
Qur’an sebanyak 44 kali (M. Fuadz Abdul Baqy, 1987:
286-287).
-
27
Sedang menurut penelitian Quraish Shihab mengemukakan kisah
al-Quran tidak
segan-segan untuk menceritakan kalemahan-kelemahan manusia.
Namun hal
tersebut menurut Quraish Shihab, digambar sebagaimana adanya,
tanpa
menonjolkan segi-segi yang mengandung tepuk tangan atau
rangsangan. Kisah
tersebut biasanya diakhiri dengan menggaris bawahi akibat
kelemahan itu atau
dengan melukiskan saat kesadaran manusia, dan kemenangannya
mengalahkan
kelemahan tadi (M. Quraish Shihab, II/1982: 174). Quraish Shihab
lebih lanjut
mengajak pembaca untuk memperhatikan, misalnya kisah yang
diungkap dalam
surat al-Qashash 76-81. Disini, diceritakan setelah dengan
bangganya Karun
mengakui bahwa kekayaan yang diperolehny itu adalah berkat hasl
usahanya
sendiri, yang kemudian hartanya itu oleh Allah akhirnya
ditenggelamkan ke dalam
bumi sebab kecongkakannya tersebut (dalam Triyo Supriyatno, 29
:2009)
Penggunaan metode cerita atau kisah dalam pendidikan Islam
mempunyai
daya tarik yang menyentuh berbagai aspek seperti imajinasi,
perasaan, dan rasa
ingin tahu terhadap cerita-cerita yang lainya.
c. Metode Keteladanan
Penggunaan metode keteladanan dengan cara mencontoh atau
mengagumi satu
figur yang ideal dan memiliki karakter yang baik dan mulia.
Yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu
keteladanan yang
baik, sesuai dengan uswah dalam ayat al-Qur’an (Arief, 2002:
54)
d. Metode Nasehat
Al-Qur’an Al-karim juga menggunakan kalimat-kalimat yang
menyentuh hati
untuk mengarahkan manusia pada ide yang dikehendakinya. Inilah
yang kemudian
dikenal dengan nasihat (Nata, 1997: 98).
-
28
Setiap nasehat didalamnya terdapat pesan yang menurut orang lain
baik dan dapat
menjadian oran ang dinasehati lebih baik dan tida beruat suatu
hal yang dapat
merusak dirinya dan bermanfaat buat masa depan.
F. Gambaran Umum Novel
1. Pengertian Novel
Pengertian Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung
rangkaian cerita
kehidupan seorang dengan orang disekelilingnya dengan
menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku. Kata novel berasal dari bahasa Itali novella yang
berarti “sebuah kisah atau
sepotong berita”. Novel lebih panjang(setidaknya 40.000 kata)dan
lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan matrikal
sandiwara atau sajak.
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokok tokoh dan kelakuan
mereka dalam
kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi
yang aneh dari naratif
tersebut. Novel dalam bahasa indonesia dibedakan dari roman.
Sebuah roman alur
ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau toko cerita
juga lebih banyak.
Novel adalah kerangka prosa yang panjang mengandung rangkaian
cerita kehidupan
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku.
(haryanta, 2012:181). dari pernyataan diatas dapat dipahami
bahwa dalam sebuah novel
memiliki berbagai pesan nilai-nilai yang dapat di ambil sebagai
sebuah pembelajaran
dalam rangka menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya.
2. Unsur –Unsur Novel
Novel terbentuk dari dua unsur yaitu untrinsik dan ekstrinsil.
Unsur intrinsik adalah
unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, yang secara
langsung membangun cerita.
unsur-unsur tersebut adalah tema, alur, plot, penokohan,sudut
pandang dan lain-lain.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra,
yang secara tidak langsung
-
29
turut mempengaruhi bangunan atau sistem organisasi karya
sastra.Unsur-unsur tersebut
misalnya pendidikan, sosial, psiologis, ekonomi, dan politik
(Nurgiantoro, 2010: 23-24)
a. Unsur intrinsik
1) Tema
Tema merupakan gagasan, ide ataupun pikiran utama didalam karya
sastra
yang terungkap atau tidak (Sudjiman,1990: 78). Santo dan Kenny
dalam
(Nurgiantoro, 2007: 67) menyatakan bahwa tema(theme) adalah
makna yang
didukung oleh sebuah cerita. Sementara itu, menurut Nurgiantoro
(2007: 74).
Menjelaskan tema dalam karya sastra fiksi merupakan salah satu
dari sejumlah
unsur pembangun cerita yang lain, yang secara bersamaan
membentuk sebuah
kemenyeluruhan. Dapat disimpulkan tema adalah ide atau gagasan
utama yang
yang terkandung dalam keseluruhan sebuah cerita yang penulis
gambarkan dari
semua unsur intrinsik novel, terkadang sebuah tema dapat di
mengerti juga tidak
dapat di mengerti oleh pembaca hal ini dipengaruhi nilai dari
novel dan sudut
pandang pembaca dalam mengungkap sebuah tema dalam sebuah
novel.
2) Plot atau Alur
Ada beberapa penjelasan tentang pengertian dan plot pada sebuah
novel atau
cerita menurut Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan (2012:12)
ada dua pengertian yang berkaitan tentang plot dan latar
yaitu:
1. Alur merupakan rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin
dengan
seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan kearah
klimaks
dan penyelesaian.
-
30
2. Jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek
tertentu(pautanya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau
waktu
dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat.
Menurut Nurgiantoro (2007:110)mengungkapkan alur adalah salah
satu unsur
yang mendukung terbentuknya sebuah cerita. Sedangkan struktur
atau tahapan
alur dijabarkan oleh Sumarjono dan Saini(1986:49)yaitu:
1. Pengenalan
2. Timbul konfik
3. Konfik memuncak
4. Klimaks
5. Pemecakan masalah
Dapat disimpulkan bahwa alur adalah jalan cerita/rangkaian
peristiwa yang
tersusun dalam cerita disebabkan oleh konflik atau permasalahan
dan akhiri
dengan pemecahan masalah.
3) Perwatakan atau penokohan
Menurut Kamus Kesusastraan dan Kebahasan (2012:203)ada
beberapa
pengertian yang bekaitan dengan penokohan yaitu:
1. Penokohan adalah proses, cara perbuatan menokohkan.
2. Penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
Pengertia tokoh merajuk pada pelaku cerita, sedang defiinisi
penokohan lebih
merajuk pada penggambaran tokoh-tokoh cerita yang mempunai
watak-watak
tertentu. Menurut Abrams (dalam Nurgianto, 2007:165) tokoh
cerita (character)
orang-orang yang ditampilkan dalam satu karya naratif atau
drama, yang oleh
-
31
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti
yang diekspresikan dalam upacara dan apa yang dilakukan dalam
tindakan.
Sedangkan menurut Jones (dalam Nurgiantoo,2007:165) berpendapat
bahwa
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseoang
yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Dapat disimpulkan bawa
penokohan adalah
bagaimana pengarang melukiskan watak tokoh dalam suatu
cerita.
4) Latar atau setting
Menurut Kamus Kebahasan dan Kesusastran (2012: 150) ada tiga
pengertian
yang berkaitan dengan Latar atau seting yaitu:
1. Keteragan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan
dalam
karya sastra
2. Keadaan atau situasi (yang menyertai ujaran atau
percakapan)
3. Dekor pemandangan yang dipakai dalam pementasan
drama,seperti
pengaturan tempat, kejadian, perlengkapan,dan pencahayaan.
Menurut Nurgiantoro (2007:227) mengklasifikasikan unsur latar
kedalam tiga
usur pokok, diantaranya:
1. Latar tempat, yaitu lokasi terjadinnya peristiwa yang
diceitakan dalam
sebuah karya fiksi.
2. Latar waktu, yaitu berhubungan degan masalah “kapan”
tejadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi.
3. Latar sosial, mengarah pada hal-hal yang behubungan dengan
perilaku
khidupan sosalmasyaakat disuatu tempat yang diceritakan dalam
sebuah
karya fiksi.
-
32
5) Sudut Pandang
Menurut M.H.Abrams dalam (Nurgiantoro,2010:248) sudut
pandang
menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara
atau pandangan
yang digunakan pengarang sebagi sarana ntuk menyajikan tokoh,
tindakan latar
dan berbagai peristiwa yang membentuk karya fiksi kepada
pembaca.
Sudut pandang merupakan tempat atau posisi pencerita terhadap
kisah yang
dikarangnya, apakah ia berada di dalam cerita atau di luar
cerita. Dengan kata lain,
pengarang bebas menentukan apakah dirinya ikut terlibat langsung
dalam cerita
itu atau hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita.
Secara garis besar sudut pandang dibedakam menjadi dua yaitu
pesona
pertaman gaya aku dan pesona ketiga gaya dia.(Nurgiantoro,
2010:256)
Berikut pejelasan tetang sudut padan yang yang biasah dipakai
dalam sebuah
karya fiksi terutama novel
1. Sudut pandang pesona gaya Aku.
Pengarang ikut terlibat dalam cerita. Pengarang masuk ke dalam
cerita
menjadi aku yaitu tokoh yang mengisahkan kesadaran dirinya
sendiri, segala
peristiwa atau tindakan yang dketahui, didengar, dilihat,
dirasakan, serta
sikapnya terhadap tokoh lain, kepada pemaca. Pembaca hanya
menerima apa
yang dceritakan oleh tokoh aku. Sebagai konsekuensinya, pembaca
hanya
dapat melihat dan merasakan secara terbatas apa yang dilihat dan
dirasakan
tokoh aku tersebut.
Sudut pandang pesona pertama dapat dibedakan lagi ke dalam
dua
golongan berdasarkan peran dan kedudukan tokoh aku dalam cerita
yaitu aku
-
33
sebagai tokoh utama jika ia menduduki peran utama atau menjadi
tokoh
utama protagonis dan aku sebagai tokoh tambahan jika ia hanya
menduduki
peran tambahan,menjadi tokoh tambahan potagonis atau berlaku
sebagai saksi.
2. Sudut pandang pesona gaya Dia
Pengarang menjadi seseorang yang berada di luar cerita.
Pengarang
menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata
gantnya ia,
dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya tokoh utama,
terus-menerus
disebut dan sebagai variasi digunakan kata gati. Hal ini akan
mempermudah
pembaca dalam mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa
yang
bertindak.
Sudut pandang pesona ketiga dibedakan menjadi dua golongan
berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang tehadap
bahan
cerita. Yaitu sudut pandang Dia maha tahu jika pengarang
mengetahui
segalahal tentang tokoh, peristiwa, tindakan, termasuk moivasi
yang melatar
belakanginya dan sudut pandang Dia sebagai pengamat hanya
mencertakan
secara apa adanya dan tidak mengetahui detail-detail yang
khas.
6) Amanat
Menurut Kosasih (2012:70) amanat merupakan ajaran moral atau
pesan
didiaktif yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melaluikarya
tersebut. Sedangkan menrut pendapat lain amanat adalah
pesan/kesan yang dapat
memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan suatu yang
bermakna dalam
hidup.
-
34
Menurut Kosasih (2012:70) amanat merupakan ajaran moral atau
pesan
didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melalui karya
tersebut. Sedangkan dalam Kamus Kebahasaan dan
Kesusastraan(2012:13)bahwa
amanat memiliki dua poin yaitu:
1. Keseluruhan makna atau isi pembicaraan untuk dimengerti dan
diterima
pendengar atau pembaca.
2. Gagasan yang mendasari karya sastra;pesan yang ingin
disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar.
Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpula bahwa amanat
adalaah pesan
yang ada pada sebuah cerita yang ditulis oleh pegarang buat para
pembaca dan
pendengar.
b. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstinsik adalah unsur pembentuk cerita yang berasal dari
luar karya sastra,
seperti tentang hubungan karya sastra dengan lingkunagan,
pengarang, pembaca dan
penerbitnya.Selain itu unsur ekstrinsik lebih dominan
berkonsentrasi dengan peristiwa
da sudut pandang penceritanya.dengan kata lain unsur entrinsik
merupakan gambaran
perjalanan hidup dari pengarang atau yang biasah di sebut
biografi pengarang.
Menurut Nugiantoro (2007:23) unsur ekstrinsik adalah unsur yang
berada diluar
karya sastra. Dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik sangat
berpengaruh besar
teradap wujud dan roh cerita yang dihasilkan karena melibatkan
sudut pandang
pengarang yang memiliki perbedaan lingkungan, ekonomi, sosia dan
budaya.
-
35
BAB III
GABARAN UMUM NOVEL ASIYAH SANG MAWAR GURUN FIR’AUN KARYA
SIBEL ERASLAN
A. Biografi Sibel Eraslan
Sibel Eraslan. Lahir di kota Uskudar, Istanbul, pada tahun1967.
Setelah lulus dari
SMA pada tahun 1985 dengan hobi menulisnya Sibel aktif menulis
di berbagai berita
dan bergabung dalam komunitas dunia wartawan. Setelah lulus dari
Fakultas Hukum
Universitas Instanbul ia berpartisipasi aktif dalam organisasi
non-pemerintahan yang
bekerja untuk memperjuangkan hak-hak dalam bidang pendidikan,
bidang sosial,
bidang ekonomi, bidang budaya dan bidang pemberian jaminan
kerja.
Sibel merasakan dirinya semakin gencar menggoreskan penanya
dalam menulis,
dengan keinginan yang kuat ia pun ikut berpartisipasi dalam
menulis artikel di
beberapa majalahh seperti singnatur, Taklif, Imza, Mostar, Haje
dan Derga.
Dimajalah Dergah.([email protected]) diunduh pukul
14.30 tanggal 6
april 2016.tulisan-tulisan artikel yang ia buat selalu mendapat
tanggapan yang positif
dan banyak digemari oleh para pembacanya. Hingga akhirnya, pada
18 Februari 2011
sampai sekarang tercatat sebagai kolumnis di Koran Star karena
tulisan didalam
artikel-artikel yang dibuatnya sangat
berharga.([email protected]
diunduh pukul 14.30 tanggal 6 april 2016.)
Selain dalam bidang penulisan artikel dan berita keterampilanya
juga
dikembangkan dalam bidang penulisan karya fiksi berupa
novel.
mailto:[email protected]:[email protected]
-
36
B. Kaya karya Sibel Eraslan
Dalam bidang penulisan karya fiksi novel, Sibel Eraslan telah
menulis tujuh novel
berjudul:
1. “Fil Yazilari/Gajah bisa menulis”(Birun Yayinlari,Istanbul
2002).
2. “Balik ve Tango/Ikan dan tanggo”(Dergah Yayinlari,Istanbul
2006)
3. “Can Parcasi Hz.Fatimah/Fatimah az-Zahra”-Kerinduan Dari
Karbara-(Salis
Kitplat,Istanbul 2006)
4. “Cennet Kiddinlarinin Sultani Siret-I Meryem/Siti
Maryam-Bunda Suci Sang
Nabi”(Istanbul 2008)
5. “Cal/Deniz:Hz Hatice/Khadizah-Ketika Rahasia Mim
Tersingkap”(Timas
Yayinlari,Istanbul 2009)
6. “Kadin Sultanar”Wanita dari Seorang Sultan”(Istanbul
2011)
7. “Ni’in Melikesi Hazreti Asiyah/Asiyah-Ratu Sungai
Nil”(Timas
Yayinlari,Istanbul 2011)
8. “Kadin Oradaydi incide “Zuleyha”/Wanita yang ada disana itu
adalah
Zulaikha(Istanbul 2012)
Novel-novel yang ia tulis dengan riset yang mendalam disambut
respon positif
oleh pembaca di negaranya.dan dari negara-negara lain termasuk
dari indonesia,
karena itu tidak heran karyanya masuk dalam kategori best
seler
dunia.([email protected] diunduh pukul 14.30 tanggal 6
april
2016.)
mailto:[email protected]
-
37
C. Sinopsis
Asiyah seorang perempuan mulia yang memegang teguh aqidah ,
bahkan hingga
saat lidah api menjilat tubuhnya di tiang hukuman penguasa zalim
bergelar firaun,
perempuan mulia ini, Asiyah seorang Ratu Mesir, yang menanamkan
dengan kuat
didalam hatinya ajaran tuhan yang satu seperti yang disampaikan
oleh Nabi Yusuf
A.S. Asiyah perempuan mulia yang tak silau oleh gemerlap
kekuasaan dan nikmat
dunia. Pada suatu waktu, saat kembali sebagai pembebas makah,
mengatakan kepada
para sahabat mengenai empat perempuan ahli surga yang paling
mulia, yaitu Khadijah
putri Khuwalaid, Fatimah putri Muhammad, Asiyah putri Mudzahim,
istri Fir’aun dan
Maryam putri Imran.
Asiyah yang juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Besar dalam
didikan Apa, guru
yang sangat dihormatinya, serta kedua pengiring setianya, Tahnem
dan Sare.
Bersama, mereka menjaga keimanan terhadap Tuhan yang satu,
seraya menyusun
langkah menghadapi kelicikan dan pandangan haus kekuasaan kepala
pendeta Haman
dan karonim yang mengingkari asal-usulnya. Mereka adalah empat
sekawan dari
masa kecil, Asiyah(yes), Karonim(Ka), Haman(Ha) dan paro(Ra).
Namun, pada
akhirnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai
lawan.
Asiyah kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri raja Ra. Sang
Raja kelak
bermimpi mengenai kelahiran seorang anak dari suku Apiru yang
akan
menjatuhkanya dari singga sana. Seorang anak yang akan menjadi
utusa-Nya. Mimpi
ini berujung pada kegilaan berupa membunuh semua bayi laki-laki
Apiru yang baru
lahir. Namun, kekuasaan Illahi menentukan bahwa bayi yang masih
merah yang
dihanyutkan ke sungai Nil oleh ibunya berjumpa ibu yang lain,
Ratu Asiyah. Bayi ini
adalah Musa.
-
38
1. Tema
Tema yang di angkat pada novel ASIYAH Sang Mawar Gurun Fir’aun
Karya
Sibel Eraslan adalah “Keyakinan, Cinta dan Pengorbanan” hal ini
dapat diketahui dari
karekter utama Asiyah. Melalui tokoh Asiyah, Sibel Eraslan
menampilkan
perwujudan keyakinan kepada tuhan yang esa yaitu Allah. Karater
Asiyah berpegang
tguh pada keyakinanya hinga takdir kematian menjemputnya, cinta
kepada sesama
manusia yang ditunjukkan dari sifat bak hati kepada semua orang
dan pengobanan
seorang ibu untuk anaknya.
2. Alur
Dalam Novel ini menggunakan alur gabungan(alur maju dan mundur).
Alur maju
ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil hingga dewasa,
dan alur mundur
ketika menceritakan waktu kecil pada saat sekarang dewasa hal
ini terlihat dalam
cerita :
“Ratu tiba di seberang setelah bergerak dua langkah melewati
bagian kolam
yang paling dalam, menyentuhkan tanganya di dinding marmer
seperti dalam
perlombaan dimasa kecil, kemudian bersandar di tembok batu
syenit
berwarna perak yang berkilau dibawah sinar matahari.”(Eraslan,
2014:92)
“Tahnem mengingat kembali hari-hari masa kecilnya ketika
menempuh
perjalanan menuju pulau Ab. Perahu yang dinahkodai almarhum
gurunya
diatas permukaan Nil tepat berada dihadapaya,membelah air
sungai
menunjukan sebuah jala di pandangan matanya.....(Eraslan,
2014:157)
3. Penokohan
Dalam novel ini, Sibel Eraslan menampilkan berbagai karakter
dengan jelas dan
kajian secara mendalam.hal ini terlihat dari sifat-sifat tokoh
yang dihubungkan
dengan berbagai benda, unsur yang ada di alam. Berikut
tokoh-tokoh yang berperan
penting pada Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Fir’aun Karya Sibel
Eraslan adalah
-
39
1. Asiyah
Asiyah aliyas Yes merupakan seorang ratu yang ada di
memphis,kecantikan
Yes sama dengan kecantian ibunya yang membahana ke seluruh
pelosok mesir
mengingatkan pada sosok Putri Utara.Tubuhnya langsing, kulitnya
putih,
menjulang tinggi di antara perempuan Mesir.suaranya yang merdu
penuh
dengan keceriaan. Kerendahan hati dan Kedermawananya membuat
orang-
orang yang mengenalnya semakin terpesona(Eraslan, 2014:36)
2. Pare-Aton
Pare-Aton aliyas Pare-Amon aliyas Ra aliyas Fir’aun merupakan
anak yang
menonjol diantara keempat anak yang lain karena sifat
kepemimpinanya.
Wajahnya yang memesona dan kemampuan berbicara langsung
menarik
banyak perhatian. Badanya tinggi, rambutnya memanjang sampai
bahu dan
berwarna kuning, bahunya lebar, wajanya tegas dan kokoh,
kulitnya
kecoklatan, lengan dan kakinya panjang, serta aksen dan intonasi
suaranya
tegas mebuat orang yang mendengarnya dalam waktu singkat
terhipnotis.
Setiap orang yang bericara kepadanya memerikan rasa hormat
sebagai kaisar
masa depan.(Eraslan, 2014:37)
Pancaran keagungan Pare-Aton mengingatkan pada sebuah patung
perunggu.
Rambut pirangnya yang membelai bahunya yang lebar,tubuhnya yang
selalu
terlhat tinnggi dibandingkan siapa pun yang berdiri disampingya,
orsinya
yang memukau, gigi-gigi ratanya yang bersinar terang seperti
berlian di
antara bibirnya ketika bericara,dahinya yang lebar, telinga yang
lebar, anting
di kedua telinganya yang membutakan manusia dengan kekaguman,
kedua
tagan panjangnya dihiasi cincin dan gelang, sandal yang
melindungi jari-jari
kaki yang terang sperti perak, dan syal mewah yang da pakai...Di
setiap acara
yang dia ikuti.seluruh pandangan terpaku pada dirinya. Para
perempuan
kerajaan tergila-gila pada dirinya.(Eraslan, 2014:111)
3. Karonim
Karonim aliyas Ka aliyas Ka-Amon atau Karun, seorang anak muda
jenius
yang selalu menyibukkan diri dengan kegiatan kegiaan baru,
teori-teori ilmu
pengetahan baru. Maskipun tak banyak bicara, hafal beratus,
ratus bait
mengenai musik dan astronomi, memahami semua ilmu
pengetahuan
kimia,serta menguasai alkimia sampai sihir. kecedasa yang tak
pernah ada
akirnya membuatnya terlihat akan menjadi salah satu kaisar yang
berhasil di
masa depan. (Eraslan, 2014:38)
4. Haman
Haman aliyas Haman-Aton aliyas Ha, Dahinya memilik banyak
kerutan
karena terlalu banyak berfikir. Kuitnya gelap dengan kedua bola
mata
berwarna hijau memberikesan misterius. Ha, merupakan salah satu
siswa
-
40
yang paling dipantau oleh para pendeta dan para penasehat
kerajan.(Eraslan,
2014:38-39)
5. Apa
Apa alias Apa-Aton atau Apa-Amon atau abdi Raja Kafir buta
merupakan teman
dari raja Akhainate, Guru dari Ra, Ka. Ha dan Yes. Berikut
kutipan novel yang
menggambarkan Apa:
Apa yang badanya semakin membungkuk karena menanggung begitu
banyak
kesedihan dan hatinya penuh dengan luka menjadi seorang kakek
bagi anak-
anak itu. Apa adalah seorang guru yang handal diantara para
guru, tak
berbahaya bagi istana, dan tak mencurugakan bagi pendeta.
Apa telah menepati janji yang diberikan kepada tuanya
Akhen.Kapan saja
tangan sang abdi buta raja kafirbersentuhan dengan anak-anak
pilihan yang
berjumlah empat anak ini, maskipun kedua matanya tak dapat
melihat dia
merasakan aura biru yang bergerak di ujung-ujung
jemarinya.(Eraslan,
2014:36)
6. Tahnem
Tahnem merupakan murid dari guru Bes dia Adalah seorang Hapi
sebutan untuk
anak yang tak pasti kedua orang tuanya.
Ia adalah seorang yang sangat serius denga wajah hitamnya yang
semakin
cemerlang sering dengan hembusan angin sungai Nill..Ibunya
adalah seorang
petani yang baik, ketika ibunya meninggalkan Dia, dia masih
seorang bayi di
bulan ketiga tahun matahari yang kedua.ibunya memiliki hidung
yang
mancung dan dahi yang terang seperti Tahnem.(Eraslan,
2014:158)
Tahnem merupakan orang yang berani dalam mengatakan sesuatu yang
di
anggapnya benar maskipun hal itu dapat membahayakan diriya hal
ini dapat
terlihat dalam kutipan novel sebagai berikut:
“Tuanku”,ucap Tahnem, “tuaku,jika melakukan hal yang dilakukan
oleh
kepala pendeta Haman maka jangka waktu sepuluh tahun di tangan
kita tak
akan tersisa penduduk yang bersedia melakukan pekerjan berat dan
kasarntk
mesir.Seluruh laki-laki Apiru yang akan terbunuh,bukankah lebih
baik untuk
melayani negeri ini?Usulan untuk membunuh seluruh anak
laki-laki
merupakan usulan tanpa melihat konsekuensi di masa depan.
-
41
Orang-orang memandang pemuda yang berani melawan perkataan
Kepala
Pendeta Haman secaa terbuka ini dengan mata setengah kagm dan
setengah
terkejut.(Eraslan, 2014:215-216)
7. Sare
Merupakan cucu dari seorang pendatang yang akan pergi kerumah
pedagang
bahtiyar,ayahnya adalah peternak kuda dan tahu bayak mengenai
jejak-jejak dan
telah meninggal dalam sebuah perjalanan. Sare adalah anak yang
dibesarkan
dengan ajaran Nabi Yusuf yang yakin dengan satu tuhan sare
merupakan teman
seperjaanan sang Ratu yang pandai merangkai mutiara pada
akhirnya menikah
dengan Tahnem.
“aku mengenal paling sedikit sebelas burung yang terbang
dipadang pasir
dari jejak kakinya....“Ayahmukah yang mengajakan kepadamu
pengtahuan
ini?”“ayahku adalah seorag peternak kuda dan tahu banyak
mengenai jejak-
jejak.....“kenapa kamu mulai menangis ketika Yahuda berkat
takakan
datangbersamakita?”“setelah ayahku meningal dunia dalam
perjalanan,
selain yahunda(pendatang)tak ada lagi siapa-siapa di dunia ini.
Tapi diapun
pergi meniggakanku. Sekarangaku pergi ketempat yang aku tak
tahu,bersama
Tuan Muda yang tak aku kenal....”(Eraslan, 2014:188)
Ketika mereka tiba didesa Nekas di kaferteb, Seketika terlihat
peringatan di
sebuah batu yang bertuliskan “jagalah sikapmu dihadapan
gabungan
suci”.Tubuh sare mengigil...menurut adat ibrani,sare adalah anak
yang
dibesarkan denga ajaran nabiYusuf yang yakin dengan satu tuhan.
Apa
artinya gabungan suci’?Sare khawatir bahwa dia akan masuk
ketempat
ibadah berhala ang aneh..(Eraslan, 2014:189)
Sare menyerahkan serangkaian kalung mutiara dengantangan
gemetar,
Sebenarnya dia mengetahui bahwa mutiara itu akan redup di sisi
pemiliknya.
Tapi ia berusaha untuk membuat sang Ratu yang sedih
tersenyum,maskipun
sedikit saja. Sebentar saja, kedua matanya kembali
tenggelam...jauh ke sana,
dia memandang hingga jauh di balik Nil dan wilayah lain dari
balik jendela.
Selain kedua abdi setianya, sultanah hanyalah sebuah jubah
besar
kesendrian.(Eraslan, 2013:297)
8. Guru Bahtiyar
Guru Bahtiyar merupakan pedagang yang mengenal seluruh sungai
di
pemukaan bumi ini.Dan dengan nama keagungan seorang raja..Dan
dengan
kekuatan yang terletak di ujung jemari para perempuan...Dan
padang pasir,
kurang lebih sebelas jejak kaki burung yang terbang di atas
padang pasir...tak
ada yang lebih tahu didunia ini selain dirinya.(Eraslan,
2014:155)
-
42
Orang tua yang bijaksana yang berbicara dengan ungkapan puisi
dan
panjang ini sering sekali bergumam dengan bahasa-bahasa berbeda
yang tak
tahnem pahami.Beliau juga mencari sesuatu di laci-laci tinggi di
sepanjang
tembok sambil membelai jenggot yang memanjang sampaike
perut...(Eraslan,
2014:172)
Guru Bahtiyar, seperti halnya mengerti jenis-jenis batu, juga
memahami
manusia dengan baik. Saat itu juga,dia bisa membaca cahaya
terang yang
akan muncul seiring waktu di kedua mata Tahnem...Dia yakin
dengan sifat
setia,pintar dan pemberani yang Tahnem miliki hanya dalam
lingkup
perkenalan itu.(Eraslan, 2014:174)
9. Guru Bes
Guru Bes memiliki jenggot putih yang panjang,merupakan seorang
guru yang
dihormati, tegas dan teliti dan berasal dari desa
Nekkas.(Eraslan, 2014:154-
155)
Berikut kutipan novel yang menggambarkan Guru Bes:
“tak ada tangisan!jika tertawa,bukan dan takkan pernah di depan
pemakaman
yang kau lihat itu,mengertiah kau?”seru Guru Bes...
Suaranya seperti sambaan petir dilangi
Sebenarnya, perintah Sultanah Asiyah untuk memberikan pendidian
kepada
Sare di Desa Nakkes telah memunculkan desas desus diantara
masyarakat
kaferteb.Sikap keras Guru Bes ini bermaksud untuk mengilangkan
desas desus
itu. Tahnem tahu betul bahwa dibalik penampilan sebuah batu
granit, Guru
Bes memiliki hati yang terang seperti emas Nubye.(Erasla,
2014:192)
10. Yakobed
Yakobed adalah ibu dari Musa, Harun dan Maryam dan istri dari
Imran bertempat
tinggal di Gosen suatu tempat yang ada di negara Mesir.
Berikut ini kutipan Novel yang menggambarkan tentang
Yakobed:
“Remah roti yang dikumpulkan kurang lebih satu minggu disebar
dihalaman
rumah secara teliti. Dia pun berhasil mengumpulkan burung-burung
yang
hinggap di ranting-ranting pohon di sekelilng ke halaman
rumahnya...Ibunya
adalah seorang perempuan yang sabar dan gigih.(Eraslan,
2014:232)
-
43
11. Imran
Imran adalah ayah dari harun,musa dan maryam.
Berikut kutipan novel yang menggambarkan tentang imran
“Mayam belari ke kamar belakang, tempat ayahnya sedang
bersujud
berdoa.(Eraslan, 2014:234)
12. Harun
“Dia datang!tamu kita telah datang,”serunya memberikan kabar
gembira.
Bahkan, Harun yang masih kecilpun tersenyum mengerti apa yang
maryam
katakan..(Eraslan, 2014:234)
13. Maryam
Maryam adalah anak yakobed yang paling tua yang memiliki pribadi
ramah dan
cerdas.
Berikut kutipan Novel yang mengambarkan Mayam:
“Maryam berlari ke sisi ibunya.Dia membawa sebuah ember berisi
air dingin
dan kurma segar untuk ibunya.(Eraslan, 2014:234)
“Apa yang kalian cari ada di sini,”tambah Marya. Dengan tongkat
di
tanganya,ia mengaduk-aduk tanah yang sebagaian sudah bercampur
dengan
potongan-potongan tulang.(Eraslan, 2014:240)
Keramaian di depan rumah perlahan menghilang. Orang-orang pergi
sambil
meminum susu mentega dingin yang dijamu oleh maryam yang
cerdas.(Eraslan,2014:241)
14. Musa
Musa merupakan anak dari Yakobed dan Imran,terlahir dengan
membawa
keistimewaan yang terlihat dari kecil sampai dewasa.
Berikut kutipan Novel yang menggambarkan Musa:
“rumah keluarga imran dihujani keberkahan yang terlihat jelas
oleh semua
orang. Ternak kambing dan sapi semuanya terlahir kembar,air susu
yang
diperah dengan melimpah dari kambing dan sapi, serta pepohonan
dan
tanaman yang berbuah lebat... (Eraslan, 2014:239)
“pangeran musa mungkin pewaris tahta yang masih kecil, tetapi
pendidikan
yang diterima membuat dia telah belajar bagaimana menggunakan
segel dan
-
44
wewenangnya. Ia juga memberikan empat tong besar berisikan air
untuk
menghilangkan dahaga para pekerja.Diatas tandu, Pangeran
musa
memberikan salam kepada pekerjanya..(Eraslan, 2014:334-335)
Shafara gelisah.Tubuhnya gemetar memandang kedua mata suaminya
dengan
rasa takut. Tapi, Musa tenang mengusai keadaan dan berserah
diri. Allah
yang menciptakan daratan dan langit serta tempat diantara
keduanya selalu
berada di sisi mereka. Tak perlu merasa takut.(Eraslan,
2014:401)
“dia memahami bahwa tongkat itu adalah sebuah bukti
kenabianya... ketika
dengan do’a, “tongkat”itu menjadi naga besar...
Naga...
Ketika tanganya di ulurkan ,ular yang bergerak dengan cepat
kembali lagi
kebentuk asalnya,kedalam bentuk tongkat yang biasa digunakan
oleh seorang
gembala.
Tangan yang dia masukkan kedalam kantongnya bersinar cahaya
ketika
dikeluarkan, menerangi sekitarnya. Ini merupakan mukjizat
kenabianya bukti
kekuasaan Tuhan yang mengutusnya... (Eraslan, 2014:407)
15. Syafura
Syafura, Putri Nabi Syu’aib istri dari Musa yang ikut dalam
perjalanan yang
memiliki perasaan seorang perempuan pada umunya ketika melakuka
sebuah
perjalana yaitu rasa takut dan khawatir.
Berikut kutipan Novel yang menggambarkan syafura
Musim dingin. Gurun di musim dingin. Bukit-bukit gurun musim
dingin. Dia
melakukan perjalanan dengan istrinya, Shafura, putri Nabi
Syu’aib. Di antara
dinginya malam dan panas teriknya siang hari, dengan daratan
yang seluas
bentangan langit, perjalanan ditempuh dengan perjuangan.
Menempuh
sepasang bukit yang mengampit laut merah, Teluk Akabe, mendaki
gunung-
gunung Sinai, lalu masuk kepintu Mesir dari arah timur.Shafara
gelisah.
Tubuhnya gemetar memandang kedua mata suaminya dengan rasa
takut.
Tapi, Musa tenang mengusai keadaan dan berserah diri. Allah
yang
menciptakan daratan dan langit serta tempat diantara keduanya
selalu berada
di sisi mereka. Tak perlu merasa takut. Seperti itulah suaminya
selalu berkata
dan perasaanya dalam ketenangan ketika mendengarkan ucapan
itu...
(Eraslan, 2014:401)
16. Guru Yasuda
Guru Yasuda adalah seorang pendatang yang pergi kerumah Guru
Bahtiyar untuk
mengantarkan keponakanya Sare. Guru Yasuda bekerja sebagai
pembuat petimati
semetara untuk menggantikan pamanya.
-
45
Berikut cuplikan Novel yang menggambarka Guru Yasuda:
Sekali lagi tuan pendatang tenggelam dalam tawanya. Jadi benar
apa yang
dia dengar dari skitarnya, para Apiru sama seperti Tuan
pedatang, orang-
orang berkulit putih dan hanya menyembah satu Tuhan yang tuggal.
(Erasla,
2014:165)
“lihat tertawa itu bagus!”ucap Tuan pedatang kepada Tahnem
yang
menyadari kebahagaannya. Ucapan ini membuat Tahnem merasakan
badanya
tambah tinggi dan umurnya semakin dewasa. Dia berada di
sekliling para
laki-laki, di dalam dunia para tuan-tuan..(Eraslan,
2014:176-177)
“Nyonya, saya adalah Guru Yahuda. Saya datang dari kota yang
sangat jauh.
Toko ini milik paman saya, tapi karena dia sedang bekerja di
pembangunan
benteng, saya terpaksa harus menggantikanya. Tak usah khawatir,
tangan
saya sangat lihai.anda cukup menjelaskan peti mati seperti apa
yang anda
inginkan. Saya pastikan petimati pesanan Anda akan siap di siang
hari.
“Satu peti mati... saya ingin petimati kecil..”
“Saya mempunyai keponakan bernama Sare. Sejauh yang saya dengar,
dia
bertugas sebagai pelayan Ratu Asiyah ,”lanjut guru Yahuda...Hati
Yakobed
seketika bergetar takut. Jadi, tukang kayu memiliki kerabat
di
istana.Maskipun awalnya yakobed memutuskan untuk pergi dari
tempat itu
....Yahuda seolah memahami apa yang terlintas dari pikiran
Yakobed.
(Eraslan, 2014:242)
17. Raja Akhen
Seoranng Raja yang percaya kepada keyakinan yang dibawa oleh
Nabi Yusuf
pada Tuhan yang maha Esa. Sang Raja memiliki teman dan guru yang
memiliki
keyakinan yang sama bernama Apa. masa kekuasaanya berahir dengan
kudeta dari
seorang komandan dan para pendeta yang menentang keyakinan sang
Raja pada
Tuhan yang Esa.
Berikut kutipan Novel yang menggamarkan sang Raja Akhen.
Akhen dan teman seperjalanannya di Amarna sama sekali tak
memedulkan
kekacauan dan keributan yang terjadi di Mamphis dan Teb. Mereka
percaya
da memberikan hati mereka kepada Tuhan Sang Maha Pencipta,satu
dan tak
ada lainya,pemilik hidup dan keabadian.(Eraslan, 2014:5)
Dan Amarna...Telah takluk...Akhirnya, kisah kota Matahari yang
mencritakan
Raja Akhen terkubur dalam dinginya ai