Page 1
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN
DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA
DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI ZUBAIDAH
NIM 115010097
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
Page 3
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DAN DRILL PADA MATERI PENJUMLAHAN
DAN PENGURANGAN PADA SISWA KELAS I MI TRIMAJA
DANUREJO KECAMATAN MERTOYUDAN
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
SITI ZUBAIDAH
NIM 115010097
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
Page 7
MOTTO
من كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح، ومن كان يومه مثل أمسه فهو مغبون ومن كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون
“Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka ia
telah beruntung,barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi,
dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong
orang-orang yang terlaknat”
Page 8
PERSEMBAHAN
Skripsiinipenulispersembahkankepada :
Ayahanda (Suwito) dan Ibunda tercinta (Tasmyati) yang takhenti-hentinya
mendoakan dan mendidik anak-anaknya
Suami dan anakku tersayang: (Nurhadi, Zidna Nurul Widat) yang selalu
memberikan motivasi.
Almamater INSTITUT AGAM ISLAM NEGERI (IAIN) Salatiga.
MI Trimaja Danurejo yang telah membantu penelitian penulis dalam rangka
penyelesaian skripsiini
Teman-teman PGMI angkatan 2010 yang tidak bisa penulis semua sebutkan
satu-persatu
Teman-teman kost Zaena Bordir Kembangarum Salatiga (Mbak Nurul, Mbak
Novi, Mbak Diah, Catur, Titis, Cuby, Siti, Nimas dan Nopi)
Page 9
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmad dan nikmat kepada semua mahlukNya
sehingga penulisan sekripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Rosul Nabi Muhmmad SAW, keluaraga, sahabat-
sahabatnya dan orang mukmin yang senantiasa mengikutnya.
Dengan kehadiratnya dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan
bahwa sekripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan
bantuan semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sekripsi ini berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL
PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SISWA KELAS
SATU MI TRIMAJA DANURUJO KECAMATAN MERTOYUDAN
KABUPATEN MAGELANG”
Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar sarjana
(SI) pendidikan guru madrasah ibtidaiyah pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga
meskipun bentuk masih sederhana dan serta banyak kekurangan.
Dengan selesainya sekripsi ini penulis mengucapkan banyak trimakasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak, Dr. H. Rahmad Hariadi, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga (IAIN) Salatiga.
Page 10
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Dr.Winarno, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah rela
menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan
memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M,Ag selaku dosen pembimbing akademik.
6. Bapak/Ibudosen yang telah mencurahkan pengetahuan danbimbingan selama
penulis kuliah sampai menyelesaikan skrips ini.
7. Kepala sekolah MI Trimaja Danurejo Bapak Nur Mufid,S.Pd.I beserta guru
dan karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk
melakukan penelitian di MI Trimaja Danurejo.
8. Ayahanda Suwito, Ibunda tercinta Tasmiyati, Suami tercinta Nur Hadi serta
anakku Zidna Nurul Widat dan adikku Khanif, dan Faiq yang telah
mencurahkan kasihsayang, memberikan motivasi dan tidak pernah bosan
mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
9. Teman – teman PGMI angkatan 2010.
10. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama
menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapat balasan dan rindho dari Allah SWT serta tercatat sebagai
Page 11
diberikan mendapat balasan dan rindho dari Allah SWT serta tercatat sebagai
amalan ibadah Amin.
Page 12
ABSTRAK
Zubaidah, Siti. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan
Metode Demostrasi dan Drill Pada materi Penjumlalah dan
Penguranan pada Siswa Kelas Satu MI Trimaja Danurejo,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun Pelajaran 2015/
2016. Sekripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Bapak Pembimbing Dr.Winarno, S.Si, M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi dan Drill
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh prestasi belajar siswa kelas I di MI
Trimaja Danurejo, Mertoyudan, Magelang. dalam pembelajaran matematika yang
masih rendah terutama pada pokok bahasan penjumlahan dan penggurangan. hal
ini disebabkan karena ketidak sukaan siswa pada pelajaran matematika yang
selalu menuntut untuk berfikir dan berhitung. selain itu juga karena kegiatan
pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar
Siswa Kelas Satu MI Trimaja Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten
Magelang. Tahun ajaran 2015/ 2016. Metode yang digunakan: Demonstrasi dan
Drill
Penelitian dilakukan sebanyak tiga kalitindakan penelitian terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan dilaksanakan di pertengahan semester
ganjil bulan pertengahan Agustus sampai dengan September tahun ajaran 2015/
2016 teknik pengumpulan data antara lain adalah dengan lembar obsevasi dan
lembar tes selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran.
Hasil Penelitian siklus I terkait dengan peningkatan sikap berani
mengajukan pertanyaan dan sikap tanggung jawab; siklus II berkaitan dengan
peningkatan sikap berani mengemukakan pendapat dan berdikir bebas; siklus II
terkait dengan peningkatan cara menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat.
Adapun hasil penelitian dengan menggunakan metode demostrasi dan drill
menunjukan peningkatan walaupun hasilnya belum maksimal.keberhasilan ini
didukung oleh adanya kesipan guru dalam dalam merancang rencana proses
pembelajaran yang dilaksankan sesui rencana.tetapi masih ada factor yang
meghambat yaitu belum semua siswa mencapi nilai KKM karena kurang
bekerjasama dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu hendaknya guru sering
menjak siswa berinteraksi agar mampu mengungkapkan pendapatnya.
Sekripsi ini bermanfaat bagi kepala MI Trimaja, sebagai pertimbangan
dalam pembelajaran dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Bagi guru
MI Trimaja Danurejo, sebagai bahan pertimbangan untuk upaya meningkatkan
belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pembelajaran dikelas. Bagi siswa MI
Trimaja Danurejo, sebagai bahan kajian dan motivasi untuk meningkatkan
prestasi. begi pembaca, sebagai bahan masukan, referenciyang cukup berarti bagi
penelitian lanjutan.
Page 13
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii
JUDUL ............................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Metode Penelitian ...................................................................... 7
1. Rencana Penelitian .............................................................. 7
Page 14
2. Subjek Penelitian ................................................................. 8
3. Langkah-langakah Penelitian ............................................... 9
a. Perencanaan ................................................................... 10
b. Observasi ........................................................................ 10
c. Wawancara ..................................................................... 11
d. Dokumentasi .................................................................. 11
e. Analisis Data .................................................................. 11
F. Definisi Kata Operasional .......................................................... 13
1. Prestasi Belajar .................................................................... 13
2. Metode Demostrasi .............................................................. 13
3. Metode Drill ......................................................................... 14
4. Matematika .......................................................................... 14
G. Hipotesis dan Keberhasilan ....................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Perstasi Belajar .......................................................................... 18
1. Pengertian Prestasi ............................................................... 18
2. Pengertian Belajar ................................................................. 18
a. Teori Belajar ...................................................................... 19
b. Tujuan Belajar ................................................................... 21
c. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................... 21
d. Macam-macam evaluasi Belajar ....................................... 23
e. Ciri-ciri Perubahan Tingkah laku Belajar ......................... 25
3. Pengertian Prestasi Belajar .................................................... 27
B. Metode Pembelajaran Demostrasi dan Drill .............................. 30
1. Pengertian Metode Pembelajaran .......................................... 30
2. Pengertian Metode Demostrasi ............................................. 32
3. Pengertian Metode Drill …………………………………… 35
C. Langkah-langkah Pembelajran Metode Demostrasi dan Drill
a. Kegiatan Guru ………….…………………………………… 38
Page 15
b. Kegiatan Siswa ……………………………………………… 39
D. Matematika ................................................................................. 39
1. Pengertian Matematika ........................................................ 39
2. Fungsi Mata Pelajaran Matematiaka ................................... 40
3. Ruang Lingkup Matematika ................................................ 43
a. Materi Penjumlahan dan Pengurangan ............................ 44
b. Mengunakan Nilai Tempat .............................................. 45
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi Pra Siklus ................................................................... 49
B. Diskripsi Siklus I ....................................................................... 50
1. Perencanaan ........................................................................... 50
2. Tindakan ................................................................................ 50
3. Observasi ............................................................................... 51
4. Refleksi .................................................................................. 52
C. Diskripsi Siklus II ...................................................................... 52
1. Perencanaan ........................................................................... 52
2. Tindakan ................................................................................ 53
3. Observasi ............................................................................... 54
4. Refleksi .................................................................................. 54
D. Diskripsi Siklus III ..................................................................... 54
1. Perencanaan ........................................................................... 54
2. Tindakan ................................................................................ 55
3. Observasi ............................................................................... 56
4. Refleksi .................................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Data dan Hasil Penelitian
1. Siklus I .................................................................................. 57
2. Siklus II ................................................................................. 59
3. Siklus III ................................................................................ 60
Page 16
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 62
a. Data Ketumtasan Siswa Siklus I ............................................ 62
b. Data ketuntasan Siswa Siklus II ............................................ 71
c. Data Ketuntasan Siswa Siklus III .......................................... 79
d. Data Peningkatam Jumlah Siswa yang Mencapai
KKM Per Sklus .................................................................... 85
e. Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai
KKM Antar Siklus ................................................................ 86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 87
B. Saran .......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 17
DAFTAR TABEL
Tabel I Data prestasi Siswa Siklus I ....................................................... 51
Tabel.II Data Prestasi Siwa Siklus II ....................................................... 53
Tabel III Data Prestasi Siswa Siklus III ………………........................... 55
Tabel IV Data Ketuntasan Siswa Siklus I ................................................. 56
Tabel V Pengamatan Guru Siklus I ......................................................... 58
Tabel VI Pengamatan Siswa Siklus I ........................................................ 60
Tabel VII Data Ketutasan Siswa Siklus II ……………………………....... 64
Tabel VIII Pengamatan Guru Siklus II ……………………………………. 66
Tabel IX Pengamtan Siswa Siklus II ……………………………………. 68
Tabel X Data Ketuntasan Siswa Siklus III …………………………….. 71
Tabel XI Pengamatan Guru Siklus III ………………………………….. 73
TabelXII Pengamtan Siswa Siklus III ….………...........………………. 75
Tabel XIII Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Per Siklus……………………………………………………… 77
Tabel XIV Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM
Antar Siklus…………………………………………………… 77
Page 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Lembar konsultasi skripsi
Lampiran II. Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran III. Surat keterangan penelitian
Lampiran IV. Nilai SKK mahasiswa
Lampiran V. Riwayat hidup penulis
Lampiran VI. Rencana Proses Pembelajaran
Page 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting
sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain da banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika tidak hanya
ditekankan pada ilmu hitung saja tapi pada konsep-konsep matematika
yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak.
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (besic scince) yang
cukup berkembang pesat pada saat ini,baik menyangkut materi sebagai
penunjang ilmu-ilmu yang lain maupun kegunaan dalam kehidupan
manusia. Melalui pembelajaran matematik siswa dilatih agar dapat berfikir
kritis,logis sistematis,dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
Proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang
berpengaruhi bagi keberhasilan belajar siswa,yaitu bahan ajar,suasana
belajar,media dan sumber belajar,serta guru sebagai subjek pembelajaran.
Komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar
mengajar,melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Hasil penelitian telah memperhatikan media,media tersebut telah
mewujudkan keunggulan membantu para guru dan staf pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih muda
Page 20
diterima oleh siswa. Dalam perkembangan saat ini media bukan lagi
dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam
sistim pendidikan dan pembelajaran ( asnawir dan usman,2002:13).
Selama ini para siswa masih mengalamai kesulitan dalam mempelajari
matematika,karena karakteristik matematika merupakan serangkaian
konsep – konsep yang abstra. Tahapan perkembangan mental para siswa
belum semuanya barada pada tahapan berfikir secara formal. Oleh karena
itu kita sebagai seorang guru harus dapat menjembatani siswa yang belum
berfikir formal agar dapat mempelajari konsep yang abstrak. Dengan
demikian agar pandangan bahwa matematika adalah matapelajaran yang
tidak sulit lagi.
Adapun faktor – factor yang mempengaruhi timbulnya kesulitan siswa
dalam belajar matematika adalah factor yang bersumber dari diri sendiri,
factor yang bersumber dari lingkungan keluarga, factor yang bersumber
dari lingkungan sekolah, dan faktor yang bersumber dari lingkungan
masyarakat.
Berdasarkan konsep – konsep matematika yang abstrak maka guru
harus membantu siswa untuk menyesuaikan konsep yang abstrak tersebut
menjadisesuatu yang nyata dan midah dipahami oleh siswa. Pada dasarnya
siswa itu belajar dari sesuatu yang kongkret,bahkan tidak hanya siswa
orang dewasapun juga demikian dalam waktu tertentu membutuhkan
visusalisasi untuk memahami konsep – konsep yang abstrak. Salah satunya
upaya yang dilakukan adalah mengunakan alat peraga dalam
Page 21
pembelajaran matematika untuk menanamkan konsep agar mudah
dimengerti oleh siswa.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan yaitu pada tanggal 1Maret
2016 di kelas I MI Trimaja Danurejo, Kecamatan mertoyudan, Kabupaten
Magelang. Terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru
khususnya pada mata pelajaran matematika diantaranya adalah (1)
Rendahnya belajar belajar siswa. (2) Pelajaran matematika kurang diminati
oleh siswa. (3) Rendahnya Partisipasi siswa. (4) Tidak semua siswa
memilki sumber belajar atau buku pegangan.
Rendahnya hasil belajar matematika, tentu saja tidak lepas dari
peranan guru sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
dalam belajar. Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru
memang berperan sebagai saudara sekaligus aktor. Artinya pada gurulah
tugas dan tanggungjawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di
sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa merupakan permasalahan yang
dihadapi oleh setiap guru.
Pelajran matematika kurang diminati siswa tentu saja menjadi salah
satu faktor penyebabrendahnya hasil belajar siswa. Mata pelajaran
matematika kurang diminati siswa kelas I MI Trimaja Danurejo,
kecamatan Mertoyuan, Kabupaten Magelang. Menurut siwa mata pelajran
matematika itu mata pelajaran yang sangat sulit dan susah untuk dipelajari.
Hal ini disebabkan karena pelajaran matematika kebanyakan adalah
Page 22
hafalan dan banyak soal latihan tetapi siswa tidak tahu cara
mengerjakannya.
Rendahnya partisipasi siswa dalam pelajaran matematika, hal tersebut
dibuktikan dengan kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
siswa cenderung pasif tidak mau mengungkapkan pendapa, ketika diberi
pertanyaan siswa diam, dan ketika suruh bertanya juga diam, dan sebagian
siswa diberi pekerjaan rumah ( PR )siswa engan untuk mengerjakan
dengan berbagai alasan. Dengan proses pembelajaran yang kurang
bervariasi, guru hanya mengunakan metode cer,ah saja, sedangkan siswa
pasif, juga menjadi faktor penyebab siswa bosan dan saat guru sedang
memberikan materi kepada siswa akhirnya siswa ngobrol dengan
temannya.
Kurangnya sumber belajar atau buku pegangan siswa kelas I MI
Trimaja Danurejo, Kecamtan Mertoyudan, Kabupaten Magelang juga
membuat guru dan siswa mengalami sedikit kendaladalam melaksanakan
proses pembelajaran. Jika sumber belajar atau buku pegangan siswa sedah
tersedia cukup untuk siswa mungkin proses belajar mengajar akan lancar.
Karena siswa akan konsentrasi penuh dengan penjelasan guru tanpa harus
menulis banyak dipapan tulis. Proses belajar matematika pada siswa MI
Trimaja Danurejo kurang terlibat secara aktif sehingga siswa cenderung
pasif, main sendiri dan berbicara dengan temannya, akibatnya hasil belajar
siswa nilainya menjadi rendah dan tidak mencapai kreteria tuntas minimal
(KKM)
Page 23
Dari permasalahan diatas, maka permasalahan tersebut mengenai
rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika perlu segera
diatasi. Itulah sebabnya, peneliti memilih permasalahan tersebut harus
segera diatasi dan dicari solusinya. Sesungguhnya permasalahan yang
terjadi dikelas I MI Trimaja Danurejo mengenai rendahnya belajar siswa
mata pelajaran matematika tentang materi penjumlahan dan pengurangan
terjadi karena faktor yaitu : (1) Metode kurang tepat. (2) Partisipasi siswa
rendah. (3) Cara mengajar guru monoton. (4) Rendahnya kempuan siswa
dalam memahami materi. Dari faktor-faktor tersebut, cara mengajae guru.
Dari uraian diatas, sudah seharusnya permasalahan yang berupa
rendahnya hasil belajar yang rendah perlu segera diselesaikan yaitu
melalui penelitian tindakan kelas.
menurut peneliti solusi yang paling tepat digunakan untuk mencegah
masalah pembelajaran matematika di kelas I Mi Trimaja Danurej,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang adalah dengan
menggunakan metode demonstrasi dan drill (latihan), karena diapndang
cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas dengan mengunakan alat peraga
jaritmatika atau media pembelajaran dalam pembelajaran. Judul dalam
penelitian ini adalah Penngkatan Prestas Belajar dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi dan Drill pada materi Penjumlahan dan Pengurangan
Page 24
pada Siswa Kelas I MI Trimaja Danurejo Mertoyudan Magelang tahun
pelajaran 2015/ 2016.
B. Rumusan Masalah Penelitia
Adapun rumusan masalah dari peneliti adalah bagaimana penggaruh
penggunaaan metode demostrasi dan drill pada siswa kelas satu MI Trimaja
Danurejo, Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, tentang materi
penjumlahan dan penguran, dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah
penggunaan Metode Demonstrasi dan Drill dapat menngkatkan prestasi
belajar siswa dalam pelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan kelas I MI Trimaja Desa Danurejo Kecamatan Mertoyudan
Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian.
Berdasarkan tujuan Penelitian di atas, maka dapat diketahui manfaat
penelitian ini yaitu:
1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
berupa ilmu pengetahuan, bagi pemilihan metode alat peraga,
khususnya dalam pengunan metode Demostrasi dan Drill.
2. Segi praktis
Page 25
a. Bagi siswa, memperoleh pelajaran matematika yang lebih
menyenangkan karena alat metode pembelajaran baru dan dapat
meningkatkan prestasinya khususnya pada materimatematika.
b. Bagi guru, sebagai masukan dalam pengelolaan kelas dan strategi
belajar mengajar yang aktif dengan alat peraga jaritmatika yang
mudah dan menghemat biaya.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan ilmu yang
berarti dalam rangka meningkatkan kualitas dan belajar mengajar
bagi MI Trimaja Danurejo.
d. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman langsung dalam proses
belajar mengajar mata pelajaran matematika sekaligus metode
pengajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak.
Selain itu sebagai calon guru agar lebih siap dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan perkembangan zaman.
E. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah untuk mempermudah dalam pengumpulan data
dan menganalisis data.
1. Rancangan penelitian
Dilihat dari data yang dianalisis, jenis penelitian ini adalah penelitin
tindakan kelas (PTK).
Menurut Suyadi (2010: 18) dalam bukunya Arikunto menjelaskan
pengertian PTK yaitu:
Page 26
a. Penelitian
Kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b. Tindakan
Gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terrencana
dengan tujuan tertentu, dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan
siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas
Tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan,
kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Pada tahap ini peneliti mementukan fokus peristiwa yang akan
diamati. Adapun siklus dalam penelitian tindakan kelas adalah
sebagi berikut.
2. Subjek Penelitian
a. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Trimaja Desa Trikayan,
Kecamatan Mungkit, Kabupaten Magelang.
Page 27
b. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh
siswa kelas I di MI Trimaja Desa Danurejo, Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2014/ 2015
sejumlah 27 siswa.
c. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan kurang lebih selama 3 minggu yaitu
pada tanggal 14-11 September 2015.
3. Langkah-langkah penelitian
Menurut Arikunto (2006: 16-19) langkah-langkah awal untuk dapat
menyusun proposal PTK yaitu:
Gambar 1.1 Empat Langkah dalam PTK
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus II Refleksi
Pengamatan
? Siklus III
Page 28
a. Perencanaan
PTK tidak ubahnya seperti penelitian-penelitian ilmiah lain
yang selalu dipersiapkan secara matang. Langkah pertama adalah
melakukan perencanaan secara matang dan teliti.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah
direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya
perlu diingat bahwa tahap ini, tindakan harus sesuai dengan
rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.
c. Pengamatan
Observasi yang dimaksud dalam tahap III adalah
pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan.
4. Instrumen Penelitian
Menurut Kunandar (2011: 124) “instrumen penelitian adalah alat
pengumpul data”. Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai oleh
peneliti untuk memperoleh data adalah lembar soal-soal tes, observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Page 29
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti dalam
merekam data (informasi) informasi yang dibutuhkan (Suyadi, 2010:
84). Dalam penelitian ini cara peneliti mengumpulkan data yaitu
dengan metode sebagai berikut:
a. Tes formatif
Menurut Purwanto (1988: 143) tes formatif adalah tes yang
diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program suatu
pelajaran.Fungsinya untuk mengetahui sampai di mana pencapaian
hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran
yang telah diberikan sesuai dengan tujuan instruksional khusus
yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran tersebut.Teknik
ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan peningkatan
prestasi siswa.Siswa dikatakan telah mencapai tingkat penguasaan
materi apabila telah mencapai nilai minimal 70 dari target yang
ditentukan.
b. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan ialah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis
mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
atau kelompok secara langsung (Purwanto, 1988: 193). Metode ini
Page 30
peneliti gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa
dalam pembelajaran yang diterapkan tutor sebaya.
c. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan secara
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu
(Wiriaatmadja, 2008, 117).Metode ini peneliti gunakan untuk
mendapatkan keterangan yang relevan berkaitan dengan
pemahaman siswa tentang materi alat indra.
d. Dokumentasi
Dokumenasi adalahuntuk mengumpulkan data dengan
menggunakan dokumen yang berupa catatan hasil belajar, transkrip
nilai, foto-foto, laporan pengamatan, tes dan dokumen lain yang
mendukung. Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui
keaktifan di kelas dalam proses belajar mengajar.
6. Analisis data
Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa
besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar
siswa (Suyadi, 2010: 85)
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis
dengan rumus sebagai berikut:
Page 31
Keterangan:
P = Presentase
F = frekuensi
N= jumlah seluruh siswa
F. Definisi Kata Operasional
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,
2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru.
Dengan evaluasi pembelajaran guru akan mengetahui bagaimana prestasi
dan kemajuan siswa, sehingga akan diketahui seberapa dalam siswa
menyerap materi yang diberikan oleh guru.
2. Metode demonstrasi
Metode demonstras ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.
Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang bersifat Ekspositori
atau Metode belajar yang bersifat memberi dan menerima (guru memberi
ilmu kepada murid). Metode ini cukup efektif karena membantu para
Page 32
murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau
peristiwa tertentu, misalnya bagaimana cara bekerjanya sebuah printer
3. Metode drill
Metode drll sering disebut juga latihan.Drill adalah latihan dengan
praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan
keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari.
Lebih dari itu diharapkan dengan drill diharapkan pengetahuan atau
keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap, dan
dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan
Metode drill atau latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan
atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Metode
drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak
didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
Menurut Djajadisastra (1982: 60) Metode Drill atau Latihan adalah
kegiatan melakukan hal yang sama berulang – ulang secara sunguh-
sunguh, dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosialsi atau
penyempurnaan suatu keterampilan, agar menjadi sifat permanenn.
4. Matematika
Page 33
Menurut Kamus Bahasa Indnesia (Tim Redaksi, 2008: 997)
Matematika Matematika ilmu tentang bilangan. Matematka merupakan
salah satu mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Menurut Herman (2007: 5) pembelajaran matematika di tingkat
Sekolah Dasar mencangkup: belajar penemuan, belajar bermakna, dan
belajar kontruktivisme. Ketiga hal tersebut saling melengkapi dalam
pembelajaran matematika.
Penggabungan dua istilah prestasi belajar dan matematika uraian di
atas dapat dibuat satu pengertian prestas belajar matematika meruakan
penguasaan pengetahuan matematika yang dicapa oleh siswa setelah
mempelajari materi pelajaran matematika dalam waktu tertentu.
5. Penjumlahan dan Pengurangan
Penjumlahhan adalah suatu proses untuk menemukan jumlah dua bilangan
atau lebih.
Pengurangan adalah proses menemukan salah satu dari dua buah bilangan
jika jumlahnya dan bilangan yang lain ditentukan.
G. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan rencana yang diambil untuk
diuji dalam rangka menerapkan kebenarannya atau sebaliknya didalam
kesesuaiannya dengan akal dan harus dibuktikan kebenarannya.(Ghony,
2009: 84), Adapun yang mengatakan hipotesis dapat diartikan sebagai
Page 34
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan,
(Sugiono, 2009: 64).
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah bahwa peningkatan
prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan drill pada
materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I MI Trimaja
Danurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Berdasarkan hipotesis di atas, maka indikator keberhasilannya dapat
peneliti tunjukkan sebagai berikut:
Indikator Keberhasilan Sub Indikator Keberhasilan
Prestasi siswa dalam pelajaran
matematika
Siswa mampu mengetahui cara
penjumlahkan dengan metode
demonstras dan drill
H. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun
dengan sistematikan sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul.
2. Bagian inti meliputi :
BAB I Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
Page 35
penelitian, defisini operasional, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II Kajian pustaka menjelaskan tentang; pengunaan metode
demonstrasi dan drill, presasi belajar, dan pelajaran
matematika.
BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi;diskripsi pelaksanaan
siklus ( rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan
data, dan reflensi),diskripsi pelaksanan siklus II, diskripsi
pelaksanan siklus III dan seterusnya.
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan.Meliputi; diskripsi
persiklus (data hasil pengamatan/wawancara, refleksi
keberhasilan dan kegagalan), pembahasan.
BAB V Penutup.Meliputi ; kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir
Pada bagian terakhir memuat :
Daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis.
Page 36
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu
prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
berarti “hasil usaha”, prestasi disini hanya dibatasi dalam bidang
pendidikan khususnya dalam pelajaran Matematika. Prestasi yang
dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk (Purwanto, 1988: 86), sedangkan menurut Good dan Brophy
dalam bukunya Uno (2007: 15) menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu proses atau interaks yang dilakukan seseorang dalam
memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan perilaku
sebagai hasil dari pengamatan itu sendiri.
Page 37
Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil usaha seseorang
untuk perubahan tingkah laku kepada yang lebih baik ataupun
perubahan yang lebih buruk.
a. Teori-teori belajar
Teori belajar yang dikenal dalam psikologi antara lain:
1) Teori conditioning
a) Teori classical conditionaling ( Pavlov dan Watson)
Gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah
karena mendapat latihan.Sehingga dengan demikian dapat
dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks wajar
(unconditioned reflex) dan refleks bersyarat/refleks yang
dipelajari (conditioned reflex) yang terpenting dalam belajar
menurutteori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang
kontinu.
b) Teori conditioning dari Guthrie
Guthrie mengemukakan bahwa Ulangan-ulangan atau
latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi yang terdapat
antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku
yang berikutnya.
c) Teori Operant Conditioning (Skinner)
Skinner membedakan adanya dua macam respon, yaitu:
Respondent response (reflexive response) respon yang
ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu, Operant
Page 38
response (instrumental response) respon yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu.
Seseorang anak yang belajar (telah melakukan perbuatan) lalu
mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar
(responnya menjadi lebih intensif/kuat).
d) Teori Systematic Behavior (Hull)
Clark C. Hull mengemukakan teorinya, yaitu bahwa suatu
kebutuhan atau ”keadaan terdorong’’ (oleh motif, tujuan,
maksud, aspirasi, ambisi) harus ada dalam diri seorang yang
belajar, sebelum suatu respon dapat diperkuat atas dasar
pengurangan kebutuhan itu.
2) Teori Conectionism (Thorndike)
Proses belajar menurut Thorndike melalui proses:
a) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan)
dand
b) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang
berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok
dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan
sebaik-baiknya.
3) Teori Belajar menurut Psikologi Gestalt
Belajar menurut psikologi Gestalt dapat diterangkan
sebagai berikut.Pertama dalam belajar faktor pemahaman atau
pengertian (insight) merupakan faktor yang penting.Kedua,
Page 39
dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang
paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-
mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan
bertujuan (Purwanto, 1988: 91-105)
b. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman (2009: 26-28) tujuan belajar ada tiga jenis
yaitu:
1) Untuk mendapatkan pengetahuan
Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai
yang tidak dapat dipisahkan.
2) Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memperlukan suatu keterampilan yang berupa jasmani maupun
rohani.Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan
banyak melatih kemampuan.
3) Pembentukan sikap
Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa
diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua perilakunya oleh
para siswanya.
Jadi pada intinya, tujuan belajar itu adalah ingin
mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap
mental/nilai-nilai.
c. Prinsip-prinsip Belajar
Page 40
1) Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai suatu
tujuan.
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksa oleh orang lain.
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam
kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan
yang berharga baginya.
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan tingkahlakunya.
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya juga
hasil-hasil sambilan atau sampingan.
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7) Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya,
atau secara intelektual saja tetapi juga secara social, emosional,
etis dan sebagainya.
8) Dalam hal belajar seseorang memperlukan bantuan dan
bimbingan dari orang lain.
9) Untuk belajar diperlukan “insight”. Apa yang dipelajari harus
benar-benar dipahami.
10) Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seorang
sering mengejar tujuan-tujuan lain.
11) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan.
Page 41
12) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
13) Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar. (Abror, 1993: 92)
Jadi pada prinsipnya belajar itu harus mempunyai tujuan
yang dapat merubah perilaku yang lebih baik, apa yang
dipelajari harus benar-benar dipahami dan akan berhasil
apabila adanya kemauan untuk belajar terus-menerus.
d. Macam-macam Evaluasi belajar
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
sesuatu (Arifin, 1998: 1).
Evaluasi dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu:
1) Evaluasi Formatif
- Fungsi: untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah
yang lebih baik, atau memperbaiki program satuan
pengajaran yang telah digunakan.
- Tujuan: untuk mengetahui hingga di mana penguasaan
murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu
program satuan pelajaran.
2) Evaluasi Sumatif
- Fungsi: untuk menentukan angka/nilai murid setelah
mengikuti program pengajaran dalam satu caturwulan,
Page 42
semester, akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan
pengajaran dari suatu unit pendidikan.
- Tujuan: untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai
oleh murid setelah menyelesaikan program bahan
pengajaran.
c) Evaluasi Placement (penempatan)
- Fungsi: untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan
seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan
pada posisinya yang tepat.
- Tujuan: untuk menempatkan anak didik pada kedudukan
yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan,
kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak
tidak mengalami hambatan dalm mengikuti setiap
program/bahan yang disajikan guru.
d) Evaluasi Diagnostik
- Fungsi: untuk mengetahui masalah-masalah apa yang
diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia
mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika
mengikuti program tertentu. Dan bagaimana usaha untuk
memecahkannya.
- Tujuan: untuk mengatasi/membantu pemecahan kesulitan
atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti
Page 43
kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau
keseluruhan program pengajaran (Ahmadi, 2004: 201-203)
Jadi dapat disimpulkan bahwa evaluasi digunakan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar ke arah yang
lebih baik, untuk menentukan angka/nilai murid setelah
mengikuti program pengajaran, mengetahui keadaan anak
termasuk keadaan seluruh pribadinya dan untuk mengetahui
masalah-masalah apa yang diderita atau yang mengganggu
anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan
atau gangguan ketika mengikuti proses pembelajaran.
e. Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar
Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar menurut Slameto
(1991: 3-5) sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu
merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses
belajar berikutnya.
Page 44
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu
yang lebih baik dari sebelumya.Perubahan yang bersifat aktif
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu sendiri.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahn tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu
proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
Dengan demikian perubahan yang diharapkan dalam proses
belajar mengajar mempunyai ciri-ciri yaitu terjadi secara sadar,
terus menerus, berusaha untuk yang lebih baik, menetap atau
tidak berubah-ubah, memiliki tujuan dan perubahan tingkah
laku.
Page 45
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Bakir S,
2006: 168) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil
interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam
diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi:
(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah
dimiliki
Page 46
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a) Faktor sosial yang terdiri atas:
(1) Lingkungan keluarga
(2) Lingkungan sekolah
(3) Lingkungan masyarakat
(4) Lingkungan kelompok
b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
tegnologi, kesenian.
c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar dan iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi, 2004:
138)
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi proses
terjadinya belajar mengajar pada peserta didik sehingga itu
perlu adanya perhatian yang sangat mendalam dari guru untuk
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
b. Fungsi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat
perenial dalam sejarah kehidupannya manusia selalu mengejar
Page 47
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin,
1988:2-3).
Adapun fungsi utama prestasi belajar yaitu:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inofasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern (bahwa prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan) dan ekstern (bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di
masyarakat) dari suatu institusi pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik.
Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar di atas,
betapa pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik
secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi
prestasi belajar tidak hanya sebagi indikator keberhasilan dalam
bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi
pendidikan (Arifin, 1988: 2-4)
Page 48
B. METODE PEMBELAJARAN DEMOSTRASI DAN DRILL
1. Pengertian Metode Pembelajaran
a. Pengertian metode
Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Metode
mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan (Djamarah, 1997: 84-85)
b. Kedudukan metode dalam belajar mengajar
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah,
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang diikat ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan
belajar mengajar.
Kedudukan metode belajar mengajar menurut Djamarah (1997:
82-85) adalah sebagai berikut:
1) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode
menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari
komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar.Tidak
ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran.Motivasi ekstrinsik
Page 49
menurut Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif
dan berbagai fungsinya, karena adanya perangsang dari
luar.Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang
dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2) Metode sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak
didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif
lama.Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap
bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian
waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat
tercapai. Untuk itu guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada
tujuan yang diharapkan .salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian
atau biasanya disebut metode mengajar.
3) Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak
diperlukan. Salah satunya adalah komponen
metode.Metode adalah salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru
akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Apalah artinya
Page 50
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa
mengindahkan tujuan.
Metode mengajar sangat penting kedudukannya karena
merupakan sarana komunikasi antara guru dan siswa dalam
proses belajar mengajar. Dengan demikian ketepatan
sebuah metode yang perlu diperhatikan sesuai dengan
strategi dan tujuan pengajaran serta kemampuan guru
dalam mengelola kelas.
2. Pengertan Metode Demonstrasi
Metode demonstras ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan
tertentu kepada siswa.
Metode Demonstrasi adalah sebuah metode yang bersifat Ekspositori
atau Metode belajar yang bersifat memberi dan menerima (guru
memberi ilmu kepada murid). Metode ini cukup efektif karena
membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati
suatu proses atau peristiwa tertentu, misalnya bagaimana cara
bekerjanya sebuah printer.
Dari kedua pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa metode
demonstrasi adalah cara seorang guru untuk menyampaikan materi
yang diajarkannya dengan memperlihatkan gambar ataupun
mempraktekkan cara melakukan sesuatu. Untuk memperjelas
Page 51
pengertian tersebut dalam prakteknya demonstrasi dapat dilakukan
oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode demonstrasi cukup baik
apabila digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Fiqh, misalnya
cara berwudhu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji
dan lain-lain. Dalam menggunakan metode demonstrasi sebaiknya
guru mendemonstrasikan pelajaran atau materi yang akan diajarkan
terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya, baru diikuti oleh siswa sesuai
dengan petunjuk. Penulis menganggap bahwa metode demonstrasilah
yang paling sesuai untuk menyampaikan materi shalat fardhu, karena
selain siswa dapat melihat cara melaksanakan sholat fardhu, siswa
juga bisa mempraktekkan secara langsung. Sehingga siswa
mempunyai pengalaman dalam pembelajaran.
Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu
pula dengan metode demonstrasi dan drill. Adapun kelebihan metode
demonstrasi antara lain:
1. Perhatian siswa dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati
2. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses pembelajaran akan lebih terarah
dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain
3. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar
4. Dapat menambah pengalaman siswa
Page 52
5. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang
disampaikan
6. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas
dan konkrit
7. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran
setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung
Selain kelebihan metode drill juga mempunyai beberapa kelemahan,
kelemahan metode demonstrasi antara lain:
1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
2. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi
kurang efisien
3. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli
bahan-bahannya
4. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
5. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak
efektif.
6. Kadang-kadang peserta didik melihat suatu proses yang
didemonstrasikan berbeda dengan proses sebenarnya
7. Daya tangkap setiap peserta didik berbeda, sehingga guru harus
mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar peserta didik dapat
mengikuti pelajaran.
Dari beberapa kelemahan metode demonstrasi tersebut Penulis
kemudian mencari solusi untuk mengatasi kelemahan metode
Page 53
demonstrasi. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengurangi kelemahan dari metode demonstrasi tersebut, diantaranya:
1. Mengarahkan demonstrasi tersebut sedemikian rupa sehingga
peserta didik memperoleh pengertian dan gambaran yang benar,
pembentukan sikap serta kecakapan praktis
2. Menentukan hasil yang ingin dicapai dalam jam pelajaran atau
pertemuan tersebut
3. Memilih dan mengumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan
digunakan
4. Mengusahakan agar seluruh peserta didik dapat mengikuti
pelaksanaan demonstrasi sehingga mereka memperoleh
pengertian dan pemahaman yang sama
5. Memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan
teori dari topik yang didemonstrasikan
6. Mendemonstrasikan hal-hal yang bersifat praktis dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari
7. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
dilaksanakan dan mengadakan try out (uji coba) sebelum
mengadakan demonstrasi, sehingga dalam pelaksanaannya tepat
sasaran dan lebih efisien.
3. Pengertian Metode Drill
Metode drll sering disebut juga latihan.Drill adalah latihan dengan
praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu untuk
Page 54
mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang
pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan dengan drill
diharapkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu
menjadi permanen, mantap, dan dapat dipergunakan setiap saat oleh
yang bersangkutan.
Metode drill atau latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah
dipelajari.
Metode drill adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan
melatih anak didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar
memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah dipelajari.
Sama halnya dengan metode demonstrasi, metode drill juga
mempunyai beberapa kelebihan.Kelebihan metode drillantara lain:
a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step
by step akan melekat pada diri anak
b. Bisa menghemat waktu karena kesalahan yang terjadi dapat
langsung dibetulkan oleh guru
c. Membentuk pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai
d. Memperoleh kecakapan motoris seperti melafakan huruf,
menggunakan alat dan lain-lain
e. Memperoleh kecakapan mental
Page 55
f. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan
konsentrasi dalam pelaksanaannya
g. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan yang
komplek dan rumit menjadi otomatis
h. Memungkinkan untuk memperdalam secara spesifik
i. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran
j. Materi difokuskan pada komponen yang spesifik
k. Menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan
respon secara cepat.
Selain kelebihan metode drill juga mempunyai kekurangan,
kekurangan metode drill tersebut antara lain:
a. Membentuk kebiasaan yang kaku
b. Menimbulkan adaptasi yang mekanis terhadap masalah yang
terjadi di lingkungannya
c. Menimbulkan verbalisme
d. Menimbulkan kebosanan
e. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
f. Bisa menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada
tempatnya
g. Terlalu menekan kemampuan siswa
Agar kelemahan metode drill bisa diatasi, maka dalam menerapkan
metode drill ini harus harus memperhatikan hal-hal berikut:
Page 56
a. Latihan yang dilakukan jangan sampai membosankan anak
didik, gunakan waktu yang cukup singkat
b. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
siswa dan menyenangkan
c. Agar siswa tidak ragu maka perlu diberikan pengertian dasar
tentang materi yang akan diberikan dalam latihan
Jadi metode drill berfungsi untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketetapan,
dan keterampilan tentang sesuatu yang diperlajari.
Metode drill pada Penelitian ini penulis gunakan untuk
memperoleh ketrampilan dalam menghtung dan mengurangi. Hal ini
dirasa perlu karena seorang siswa yang tidak bisa menghitung dan
mengurang , maka siswa tersebut tidak akan bisa mengerjakan atau
paham materi matematika dengan benar. Jadi agar siswa benar-benar
bisa menghitung, menjumlahkan dan menguranggidengan maka siswa
perlu diberikan latihan secara berulang-ulang. Latihan ini dilakukan
dengan cara siswa diberikan soal – soal latihan penjumlahan dan
pengurangan bacaanagar siswa mengetahui penghitungan, serta siswa
mengetahui cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan.
C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN METODE DRILL
Page 57
Menurut Djajadisastra dalam bukunya Metode-metode mengajar I
(Angkasa, 1982:61) langkah-langkah pembelajaran metode drill dilaksanakan
sebagai berikut :
a. Kegiatan Guru
1. mempersiapakan pernyataan-pernyataan atau perintah-perintah
berserta jawabannya.
2. mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis atau memberikan
perintah untuk sesuatau.
3. mendengarkan jawaban lisan atau memberi jawaban tertulis atau
melihat gerakan yang dilakukan.
4. mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang
telah diajukan dan diodengar jawababya. frekuensi pengajuan
pertanyaan atau jawaban yang sama itu btergantung pada nilai guru
sendiri
5. mengajukan pertanyaan atau perintah berikutnya,
b. Kegiatan Murid
1. mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru
kepadanya.
2. menjawab pertanyaan secara lisan atau tertulis atau melakukan
gerakan seperti yang diperintahkan.
3. mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru.
4. mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.
D. MATEMATIKA
Page 58
1. Pengertian Matematika
Menurut Kamus Bahasa Indnesia (Tim Redaksi, 2008:
997) Matematika Matematika ilmu tentang bilangan. Matematka
merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Menurut Herman (2007: 5) pembelajaran matematika di
tingkat Sekolah Dasar mencangkup: belajar penemuan, belajar
bermakna, dan belajar kontruktivisme. Ketiga hal tersebut saling
melengkapi dalam pembelajaran matematika.
Penggabungan dua istilah prestasi belajar dan matematika
uraian di atas dapat dibuat satu pengertian prestas belajar
matematika meruakan penguasaan pengetahuan matematika yang
dicapa oleh siswa setelah mempelajari materi pelajaran matematika
dalam waktu tertentu.
2. Fungsi Mata Pelajaran Matematika
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa
dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi
matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat
kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan
materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran
matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah
Page 59
jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran
matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan.
Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan
dalam pembelajaran matematika sekolah.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut
diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan
matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika
dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya
sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk
melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat
untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam
kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun
tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa,
sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
matematika di sekolah.
Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika
sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi
misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam
model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari
soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila
seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu
alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya
atau ada sesuatu yang belum dipahami. Belajar matematika juga
Page 60
merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu
pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara
pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan
untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-
sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh
diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep.
Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat
perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada
pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-
contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya
dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu
kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan
kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu
kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.
Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu
pengetahuan, oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah
harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Sebagai guru harus
mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari
kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima,
bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan
penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.
Page 61
Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas,
secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah
mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan
rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri,
aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri.
Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram,
grafik, atau tabel.
3. Ruang Lingkup Matematika
Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada
pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan
pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan
materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan
sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh
karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang
dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus
dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan
oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran
matematika. Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar, indikator,
Page 62
dan materi pokok, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan
pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan menurut
kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai.
Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa maka ruang lingkup materi
matematika adalah aljabar, pengukuran dan geomerti,
peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus.
4. Materi Penjumlahan dan Pengurangan
A. Menjumlah dan mengurang bilangan
a. Mengingat penjumlahan dan pengurangan sampai dengan
20
Contoh :
Buah jagung, bentuk penjumlahannya 2 + 1 = 3
atau bentuk pengurangannya 3 – 1 = 2
17 + 3 = 20
20 – 3 = 17
20 – 17 = 3
b. Menggunakan sifat operasi hitung pertukaran dan
pengelompokan
1) Sifat pertukaran
Contoh :
8 + 3 = 11
3 + 8 = 11
Page 63
Perhitungan yang di cetak tebal menunjukkan lebih muda dan cepat
6 + 4 = 4 + 6 = 10
Contoh sifat pertukaran pada penjumlahan
2) Sifat pengelompokan
Contoh :
(3 + 4) + 6 = 3 + (4 + 6) = 13
(2 + 8) + 7 = 2 + (8 + 7) = 17
Contoh sifat pengelompokan pada penjumlahan
B. Menggunakan nilai tempat
a. Menulis bilangan dua angka
1) Bilangan 21 sampai dengan
Contoh :
40 + 2 = 41 dibaca empat puluh dua
30 + 6 = 36 dibaca tiga puluh enam
20 + 4 = 24 dibaca dua puluh empat
2) Bilangan 51 sampai dengan 100
90 + 8 = 98 dibaca sembilan puluh delapan
80 + 2 = 82 dibaca delapan puluh dua
60 + 6 = 66 dibaca enam puluh enam
b. Menentukan nilai tempat puluhan dan satuan
Contoh :
2 puluhan + 5 satuan = 25
Page 64
20 + 5 = 25
4 puluhan + 7 satuan = 47
40 + 7 = 47
c. Menjumlah dua bilangan tanpa menyimpan
1) Menjumlah dua bilangan dua angka hasil sampai
dengan 50
Contoh :
30 + 20 = 50
20 + 20 = 40
10 + 20 = 30
2) Menjumlah dua bilangan dua angka hasil sampai
dengan 100
Contoh :
40 + 20 = 60
40 = satuan 0 + 0 = 0
20 = puluhan 4 + 2 = 6
Hasilnya 6 puluhan + 0 satuan = 60
3) Menjumlah bilangan dua angka dan satu angka hasil
sampai dengan 100
Contoh :
d. Menjumlah dua bilangan dengan satu kali menyimpan
(pengayaan)
Contoh :
Page 65
15 + 8 =23
16 + 6 = 22
16 satuan 6 + 6 = 12 ditulis 2 simpan 1 puluhan
Puluhan 1 (simpanan) + 1 = 2
Hasilnya 2 puluhan +2 satuan = 22
e. Mengurangkan dua bilangan tanpa meminjam
1) Mengurangkan bilangan dua angka dari bilangan dua
angka lain bilangan paling besar 50
Contoh :
30 – 10 = 20
40 – 15 = 25
2) Mengurangkan bilangan dua angka dari bilangan
dua angka
Contoh :
60 – 10 = 50
80 – 22 = 58
3) Mengurangkan bilangan satu angka dari bilangan
dua angka
Contoh :
28 + 6 = 34
64 + 4 = 69
f. Memecahkan masalah sehari-hari dengan penjumlahan dan
pengurangan
Page 66
Contoh :
Panen jagung pak Banu 46 karung, panen jagung pak gandi
50 karung berapa karung jumlah panen jagung pak banu dan
pak gandi ?
Jawab :
46 + 50 = 96
Jumlah panen jagung pak gain dan pak gandi 96 karung
Page 67
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Diskripsi pra siklus
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015. Guru
menjelaskan materi penjumlahan kepada siswa terlebih dahulu, setelah
siswa paham dengan matri tersebut. Guru memberikan soal tentang materi
penjumlahan.
Tahap-tahap yang dilakukan adalah:
a. Kegiatan awal
1) Guru memberikan salam, membaca basmalah bersama
2) Guru mengkondisikan kelas.
3) Guru mengabsen, menanyakan keadaan siswa dan menyiapkan
buku Matematika.
b. Kegiatan inti
1) Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan dengan cara
bersusun pendek dan cara bersusun panjang.
2) Siswa mendengarkan dengan tenang penjelasan dari guru.
3) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan
dengan penjumhan tanpa menyimpan dengan cara mencongak.
4) Siswa yang dapat menjawab mengacungkan jari.
5) Guru memberi pengharga kepada siswa yang bisa menjawab
dengan benar.
Page 68
c. Kegiatan akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan materi
2) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam
penutup
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
demostrasi dan drill.
b. Merancang metode pembelajaran demostrasi dan drill. Langkah-
langkah: 1) setelah guru menjelaskan materi dalam pra siklus, 2)
member soal berupa pilihan ganda dan uraian ., 3) pemberia
penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
c. Menyusun alat evaluasi dan alat observasi.
2. Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015 penelitian
siklus I sudah menggunakan metode demostrasi.
Tahap-tahap yang dilakukan adalah:
a. Kegiatan awal
1) Guru memberikan salam, menanyakan kabar dan membaca
basmalah bersama
Page 69
2) Guru memperkenalkan diri, absen, menanyakan keadaan siswa
dan menyiapkan buku Matematika.
3) Guru menjelaskan kepada siswa metode yang akan diterapkan,
sehingga anak lebih bersemangat.
4) Melaksanakan pre test.
b. Kegiatan inti
1) Mengondisikan untuk pembagian kelompok
2) Memberi penjelasan tentang penjumlahan dan pengurangan.
3) Memberi lembar soal kepada siswa.
4) Guru mendampingi selama kegiatan berlangsung.
5) Guru mengondisikan kelas.
c. Kegiatan akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pekerjaan siswa.
2) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
mengenai materi yang belum jelas.
3) Melaksanakan pos test
4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam
penutup.
3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
metode demostrasi dan drill pada mata pelajaran Matematika.
Page 70
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada
Tangga 28 Agustus 2015.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
demostrasi dan drill.
c. Menyiapkan materi Matatika tentang penjumlahan dan
pengurangan.
d. Menyiapkan metode (sebelum pelaksanaan jadwal siklus II)
e. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi.
Page 71
2. Tindakan
a. Kegiatan awal
1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan
“lagu” (good morning) bersama dan menanyakan keadaan
siswa.
2) Guru mengondisikan kelas dengan mengajak siswa menirukan
“lagu” (atas ada Allah)
3) Melaksanakan pre test
b. Kegiatan inti
1) Pembagian kelompok
2) Penyampaikan materi.
3) Pemberian soal.
4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung.
c. Kegiatan akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi.
2) Melaksanakan post test.
3) Guru mengondisikan kelas.
4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam
penutup.
Page 72
3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dan factor
penghambat dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan
metode demostrasi dan drill pada mata pelajaran Matematika.
4. Refleksi
Pengamat mencatat hal-hal yang mendukung dan menghambat
proses pelaksanaan pembelajaran untuk dilakukan perbaiakn pada
siklus berikutnya.
D. Diskripsi Siklus III
1. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus III meliputi:
a. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada
tanggal 11 September 2016
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode
demostrasi dan drill.
c. Menyiapkan materi Matematika.
Page 73
d. Menyiapkan metode pembelajaran ( alat peraga ) sebelum
pelaksanaan jadwal siklus III
e. Menyusun alat evaluasi dan menyiapkan alat observasi.
2. Tindakan
a. Kegiatan awal
1) Guru memberikan salam, membaca basmalah, absen dengan
“lagu” (good morning) bersama dan menanyakan keadaan
siswa.
2) Guru mengondisikan siswa dengan mengajak menirukan “lagu”
(atas ada Allah)
3) Melaksanakan pre test
b. Kegiatan inti
1) Pembagian kelompok
2) Penjelasan Materi penjumlahan dan pengurangan.
3) Member soal latihan kepad siswa tiap kelompok.
4) Guru mendampingi selama diskusi berlangsung.
c. Kegiatan akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi.
2) Melaksanakan post test.
3) Guru mengondisikan kelas dengan mengajak siswa untuk
melakukuan “tepuk”
Page 74
4) Guru dan siswa mengucapkan hamdalah bersama, salam
penutup.
3. Observasi
Hasil observasi menunjukkan adanya faktor pendukung dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas I B, sedangkan faktor
penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III.
4. Refleksi
Refleksi siklus III yaitu didapatkan satu konsep metode
pembelajaran yang baru untuk pembelajaran Matematika, materi
penjumlahan dan pengurangan.Pada siklus III semua siswa aktif dan
berpartisipasi dalam pembelajaran.Dari segi evaluasi maupun
menunjukkan peningkatan yang nyata.
Page 75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2015 di kelas I B dengan
jumlah 27 siswa. Adapun poses belajar mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disiapkan. Sebagai nilai patokan ketuntasan
digunakan nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) kelas I pada
mata pelajaran matematika, yaitu 70.
Berdasarkan hasil pre test dan post test diperoleh data sebagai
berikut.
Data prestasi siswa siklus I
Tabel 4. 1 Data Prestasi Siswa Siklus I
Daftar Nilai Siklus I
No Nama Pre test Post test
1 A 60 65
2 B 70 80
Page 76
3 C 55 65
4 D 75 85
5 E 60 65
6 F 70 75
7 G 45 60
8 H 65 69
9 I 50 65
10 J 70 80
11 K 80 95
12 L 60 65
13 M 80 96
14 N 75 90
15 O 80 92
16 P 85 96
17 Q 45 63
18 R 85 97
19 S 60 65
20 T 70 87
21 U 70 81
22 V 60 65
23 W 85 93
Page 77
24 X 70 78
25 Y 50 60
26 Z 50 64
27 ZZ 65 70
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2015 di kelas IB
dengan jumlah 27 siswa. Berdasarkan hasil pre test dan post test
diperoleh data sebagai berikut.
Data prestasi siswa siklus II
Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Siklus II
Daftar Nilai Siklus II
No Nama Pre test Post test
1. A 60 65
2. B 86 90
3. C 65 75
4. D 90 96
5. E 70 78
6. F 90 94
7. G 60 64
8. H 80 83
9. I 65 68
Page 78
10. J 80 86
11. K 95 95
12. L 80 84
13 M 94 96
14 N 80 89
15 O 86 92
16 P 96 100
17 Q 60 65
18 R 94 97
19 S 65 89
20 T 80 87
21 U 68 81
22 V 50 65
23 W 90 93
24 X 70 78
25 Y 55 60
26 Z 64 64
27 ZZ 86 92
3. Siklus III
Page 79
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 September 2015 di kelas IB
dengan jumlah 27 siswa. Berdasarkan hasil pre test dan post test
diperoleh data sebagai berikut:
Data prestasi siswa siklus III
Tabel 4.3 Data Prestasi Siswa Siklus III
Daftar Nilai Siklus III
No Nama Pre test Post test
1. A 66 70
2. B 90 91
3. C 70 76
4. D 90 94
5. E 74 78
6. F 90 94
7. G 55 60
8. H 84 89
9. I 60 65
10. J 80 86
11. K 92 95
12. L 80 84
13. M 90 96
Page 80
14. N 82 89
15. O 90 92
16. P 93 96
17. Q 66 70
18. R 97 100
19. S 84 89
20. T 80 87
21. U 78 81
22. V 69 73
23. W 90 93
24. X 74 78
25. Y 60 64
26. Z 70 74
27. ZZ 86 92
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai dari kegiatan siklus I,
siklus II dan siklus III diperoleh data ketuntasan belajar Matematika.
Berikut ini data hasil penelitian pada siklus I, Siklus II dan Siklus III:
1. Data ketuntasan siswa siklus I
Tabel 4. 4 Data Ketuntasan Siswa Siklus I
Daftar Nilai Siklus I
Page 81
No Nama Pre test Post test
1. A 66 70
2. B 90 91
3. C 70 76
4. D 90 94
5. E 74 78
6. F 90 94
7. G 55 60
8. H 84 89
9. I 60 65
10. J 80 86
11. K 92 95
12. L 80 84
13 M 90 96
14 N 82 89
15 O 90 92
16 P 93 96
17 Q 66 70
18 R 97 100
19 S 84 89
20 T 80 87
Page 82
21 U 78 81
22 V 69 73
23 W 90 93
24 X 74 78
25. Y 60 64
26. Z 70 74
27. ZZ 86 92
Jumlah 1790 2071
Nlai rata-rata 66,29 76,70
Jumlah siswa yang tuntas 14 siswa/37,8 % 16siswa/43,2%
Peningkatan yang terjadi 2 siswa/ 5,4%%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus I ini, hasil pre
test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau 37,8 %,
dengan rata-rata kelas 66,29, sedangkan hasil post test siswa yang dapat
mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau 43,2% dengan rata-rata kelas
76,70 Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah
siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 16
siswa atau 43,2%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas
sebanyak 11 siswa atau 29,7%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan
dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Page 83
Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, terdapat
faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berikut ini
tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
a. Hasil pengamatan guru siklus I
Tabel 4. 5 Pengamatan Guru Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan B C K
Mengucapkan
salam
Guru jelas
dalam
mengucapkan
salam
Guru kurang
bersemangat
dalam
mengucapka
n salam
Guru harus
lebih
bersemangat
dalam
mengucapkan
salam
Menjelaskan
metode
pembelajaran
demostrasi dan
drill
Guru kurang
jelas dalam
memberikan
intruksi
metode
Intruksi harus
jelas
Penerapan
metode
Dapat
diterapkan
dalam
pelajaran
Tetapi butuh
penyesuaian
Lebih
ditingkatkan
dalam
membimbing
Page 84
siswa
Membimbing
siswa dalam
mengondisikan
kelas
Sudah cukup
maksimal
Lebih
ditingkatkan
Membimbing
siswa dalam
memperhatika
n materi yang
disampaikan
guru
Belum
optimal
Lebih
ditingkatkan
dalam
membimbing
siswa
Memberi
kesempatan
siswa untuk
bertanya jawab
Guru belum
bisa
memancing
keingintahua
n siswa
Diusahakan
agar siswa
dapat bertanya
Guru dan
siswa
merumuskan
kesimpulan
materi
Guru kurang
berinteraksi
dengan
siswa
Membimbing
siswa untuk
merumuskan
hasil
pembelajaran
Page 85
Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
Soal yang
diberikan jelas
Mengucapkan
salam
Sudah baik
Pengelolaan
kelas
Banyak
siswa masih
bermain
sendiri
Pengelolaan
kelas harus
ditingkatka
Pengelolaan
waktu
Belum
optimal
waktunya
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
b. Hasil pengamatan siswa siklus I
Tabel 4. 6 Pengamatan Siswa Siklus I
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan B C K
Siswa
menjawab
salam
Siswa
kurang
bersemangat
dalam
menjawab
salam
Guru harus
bersemangat
Siswa Sebagian Menegur
Page 86
memperhatikan
penjelasan guru
siswa masih
bergurau
dengan
temannya
siswa dengan
tegas
Siswa aktif
dalam
penerapan
metode
Sebagian ada
yang
berbicara
sendiri
dalam
kelompok
Lebih
diperhatikan
lagi terutama
bagi siswa
yang
berbicara
sendiri
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Masih malu
dalam
mengajukan
pertanyaan
Memotivasi
atau
memancing
agar siswa
mau bertanya
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
Siswa
kurang
merespon
dalam
kesimpulan
materi
Guru harus
lebih
memancing
siswa dalam
menyimpulka
n materi
Siswa Siswa Tetapi masih Dipantau
Page 87
mengerjakan
tes evaluasi
mengerjakan
dengan tenang
ada yang
menyontek
pekerjaan
temannya
kembali anak
yang melihat
temannya
Siswa
menjawab
salam
Ada siswa
yang masih
bicara
sendiri
Diulang
sampai siswa
menjawab
salam dan
dikondisikan
terlebih
dahulu
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
1) Hal-hal yang mendukung:
Guru:
a) Guru jelas dalam mengucapkan salam
b) Metode dapat diterapkan dalam pelajaran
c) Dalam penyampaikan materi sudah cukup maksimal
d) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas
Siswa:
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang
b) Semangat dalam menerima materi
2) Hal-hal yang menghambat
Guru:
Page 88
a) Kurang bersemangat dalam mengucapkan salam
b) Guru kurang jelas dalam memberikan intruksi metode
c) Belum optimal dalam mengondisikan kelas karena jumlah siswa yang
banyak
d) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa
e) Guru kurang berinteraksi dengan siswa
f) Dalam pengelolaan kelas banyak siswa masih bermain sendiri
g) Waktu yang digunakan kurang maksimal
Siswa:
a) Siswa kurang bersemangat dalam menjawab salam
b) Sebagian siswa masih bergurau dengan temannya
c) Masih belum maksimal dalam menerima materi
d) Siswa masih malu dalam mengajukan pertanyaan
e) Siswa kurang merespon dalam kesimpulan materi
f) Siswa masih ada yang menyontek pekerjaan temannya
g) Ada beberapa siswa yang masih bicara sendiri
3) Refleksi :
Guru:
a) Guru harus lebih bersemangat dalam mengucapkan salam
b) Intruksi harus jelas dalam penerapan metode
c) Lebih ditingkatkan dalam menondisikan kelas agar lebih tenang
d) Diusahakan agar siswa dapat bertanya
Page 89
e) Membimbing siswa untuk merumuskan hasil pembelajan ditingkatkan
f) Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dan waktu harus ditingkatkan
2. Data ketuntasan siswa siklus II
Tabel 4. 7 Data Ketuntasan Siswa Siklus II
Daftar Nilai Siklus II
No Nama Pre test Post test
1. A 60 65
2. B 86 90
3. C 65 75
4. D 90 96
5. E 70 78
6. F 90 94
7. G 60 64
8. H 80 83
9. I 65 68
10. J 80 86
11. K 95 95
Page 90
12. L 80 84
13. M 94 96
14. N 80 89
15. O 86 92
16. P 96 100
17. Q 60 65
18. R 94 97
19. S 65 89
20. T 80 87
21 U 68 81
22. V 50 65
23 W 90 93
24. X 70 78
25. Y 55 60
26. Z 64 64
27. ZZ 86 92
Jumlah 2059 2226
Nlai rata-rata 76,26 82,4
Jumlah siswa yang tuntas 17 siswa/51,3% 20 siswa/54%
Peningkatan yang terjadi 3siswa/8,1%
Page 91
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus II ini, hasil
pretest siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau 51,3%,
dengan rata-rata kelas 76,26sedangkan hasil post test siswa yang dapat
mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau 54% dengan rata-rata kelas 82,4.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah siswa
yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 3 siswa atau
8,1%. Namun demikian, masih ada siswa yang belum tuntas sebanyak 7
siswa atau 18,9%. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Berdasarkan pengamatan dan refleksi pada siklus II ini, terdapat
faktor pendukung dan faktor penghambat dari guru dan siswa beserta ide
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Berikut ini
tabel hasil pengamatan dan penjelasannya:
a. Hasil pengamatan guru siklus II
Tabel 4. 8 Pengamatan Guru Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan B C K
Mengondisikan
kelas
Jelas dan
menggunakan
lagu diatas ada
Allah, dan
tepuk
Ada beberapa
yang belum
mengikuti
Guru harus
lebih
memotivasi
agar lebih
memperhati
Page 92
konsentrasi kan
Mengucapkan
salam
Jelas dan
semangat
Pertahankan
Menjelaskan
metode
pembelajaran
demostrasi dan
drill
Sudah dapat
dipahami oleh
anak didik dan
mengerti
tugasnya
masing-masing
Penerapan metode Dapat
diterapkan
dalam
pelajaran
Pertahankan
Memberi
kesempatan siswa
untuk bertanya
jawab
Guru sudah
dapat
memancing
siswa untuk
bertanya
Saat ada
siswa yang
bertanya
masih ada
anak yang
berbicara
sendiri
Lebih
diperhatikan
Guru dan siswa
merumuskan
kesimpulan
Guru sudah
dapat
memancing
Tingkatkan
Page 93
materi
siswa agar ikut
serta dalam
menyimpulkan
materi
Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
Soal yang
diberikan jelas
Mengucapkan
salam
Sudah baik
Pengelolaan kelas
Masih ada
beberapa
siswa yang
berbicara
dengan
temannya
Lebih sabar
Pengelolaan
waktu
Sudah
maksimal dan
tepat waktu
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
b. Hasil pengamatan siswa siklus II
Tabel 4. 9 Pengamatan Siswa Siklus II
Kegiatan Hasil Hal yang Hal yang Rencana
Page 94
B C K mendukung menghambat perbaikan
Mengondisika
n kelas
Siswa
bersemangat
Ada siswa
yang belum
mau
menirukan
Lebih
ditekankan
Siswa
menjawab
salam
Siswa
menjawab
dengan
semangat
Siswa
memperhatika
n penjelasan
guru
Beberapa
siswa masih
ada yang
bergurau
dengan
temannya
Menegur
siswa
dengan
tegas
Siswa aktif
dalam
penerapan
metode
Siswa mulai
terbiasa
dengan
metode dan
memperhatik
an saat
temannya
menjelaskan
Beberapa
siswa ada
yang
berbicara
sendiri dalam
kelompok
Lebih
diperhatikan
lagi
terutama
bagi siswa
yang
berbicara
sendiri
Page 95
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Sebagian
siswa sudah
aktif dalam
bertanya
Tingkatkan
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
Siswa sudah
mulai aktif
dan berperan
Masih ada
siswa yang
belum
memperhatik
an
Ditegur dan
lebih di
tegaskan
Siswa
mengerjakan
tes evaluasi
Siswa
mengerjakan
dengan
tenang
Siswa
menjawab
salam
Sudah
mengondisik
an siswa dan
siswa
menjawab
dengan
serempak
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
1) Hal-hal yang mendukung:
Guru:
Page 96
a) Sudah mengondisikan anak dengan lagu
b) Dalam mengucapkan salam sudah semangat
c) Siswa sudah menyesuaikan metode yang diajarkan
d) Dapat diterapkan dalam pembelajaran
e) Sudah cukup maksimal dalam mendampingi siswa berdiskusi
f) Sudah dapat memancing siswa dalam bertanya
g) Sudah cukup dalam menyimpulkan materi dengan siswa
h) Pengucapan salam sudah baik
i) Soal evaluasi yang diberikan guru jelas
j) Pengelolaan kelas dan waktu sudah maksimal dan tepat waktu
Siswa:
a) Siswa bersemangat dalam pengondisian kelas
b) Siswa mulai terbiasa menggunakan metode dan memperhatikan saat
temannya menjelaskan.
c) Siswa sudah mulai percaya diri (tutor)
d) Sebagian siswa sudah aktif dalam bertanya
e) Siswa sudah mulai aktif dan berperan dalam menyimpulkan materi
f) Mengerjakan soal evaluasi dengan tenang
g) Siswa menjawab salam dengan serempak
2) Hal-hal yang menghambat
Guru:
a) Masih ada siswa yang belum mengucap salam
Page 97
b) Saat Tanya jawab masih ada siwa yang berbicara sendiri
c) Masih ada siswa yang berbicara dengan temannya saat jam pelajaran
berlangsung.
Siswa:
a) Ada siswa yang elum mau menirukan gerakan lagu
b) Beberapa siswa masih ada yang bergurau dengan temannya saat
penjelasan guru.
c) Saat berdiskusi ada siswa yang berbicara sendiri dalam kelompok
d) Masih ada siswa yang belum memperhatikan saat menyimpulkan materi
3) Refleksi:
Guru:
a) Guru harus lebih memotivasi agar lebih memperhatikan dalam
pengondisian kelas
b) Lebih ditingkatkan dalam membimbing siswa dalam menerima materi
c) Lebih diperhatikan saat anak ada yang berbicara waktu Tanya jawab
d) Lebih sabar dalam membimbing anak dalam pengelolaan kelas
3. Data ketuntasan siswa siklus III
Tabel 4. 10 Data Ketuntasan Siswa Siklus III
Daftar Nilai Siklus III
No Nama Pre test Post test
1. A 66 70
Page 98
2. B 90 91
3. C 70 76
4. D 90 94
5. E 74 78
6. F 90 94
7. G 55 60
8. H 84 89
9. I 60 70
10. J 80 86
11. K 92 95
12. L 80 84
13. M 90 96
14. N 82 89
15. O 90 92
16. P 93 96
17. Q 66 70
18. R 97 100
19. S 84 89
20. T 80 87
21. U 78 81
22. V 69 73
Page 99
23. W 90 93
24. X 74 78
25. Y 60 70
26. Z 70 74
27. ZZ 86 92
Jumlah 2140 2267
Nlai rata-rata 79,26 83,96
Jumlah siswa yang tuntas 21 siswa/56,7% 26 siawa/
70,2%
Peningkatan yang terjadi 5 siswa/13,5%
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa
antara pre test dan post test mengalami peningkatan. Siklus III ini, hasil
pre test siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 56,7%,
dengan rata-rata kelas 79,26, sedangkan hasil post test siswa yang dapat
mencapai KKM sebanyak 26 siswa atau 70,2% dengan rata-rata kelas
83,96. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah
siswa yang dapat mencapai KKM dari pre test ke post test sebanyak 5
siswa atau 13,5% dan terdapat 1 orang yang belum tuntas. Setelah diamati
ternyata anak tersebut kurang mampu dalam menanggapi pelajaran dan
kurangnya pengawasan belajar dari orang tua.
Page 100
Berdasarkan pengamatan terdapat faktor pendukung, sedangkan
faktor penghambat berkurang pada pelaksanaan siklus III ini. Berikut tabel
hasil pengamatan dan penjelasannya:
a. Hasil pengamatan guru siklus III
Tabel 4. 11 Pengamatan Guru Siklus III
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan B C K
Mengondisikan
kelas
Guru kreatif
dalam
pengondisian
kelas
Mengucapkan
salam
Jelas dan
semangat
Penerapan
metode
Dapat
diterapkan
dalam
pelajaran
Membimbing
siswa dalam
kegiatan diskusi
Sudah
maksimal
Memberi
kesempatan
siswa untuk
Sudah baik
Page 101
bertanya jawab
Guru dan siswa
merumuskan
kesimpulan
materi
Guru sudah
dapat
berinteraksi
dengan siswa
Pelaksanaan
evaluasi
pembelajaran
Soal yang
diberikan
jelas
Mengucapkan
salam
Sudah baik
Pengelolaan
kelas
Guru sudah
memahami
setiap siswa
sehingga
lebih mudah
dalam
memanganiny
a
Pengelolaan
waktu
Tepat waktu
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
b. Hasil pengamatan siswa siklus III
Tabel 4. 12 Pengamatan Siswa Siklus III
Page 102
Kegiatan Hasil Hal yang
mendukung
Hal yang
menghambat
Rencana
perbaikan
B C K
Mengondisikan
kelas
Siswa mau
menirukan
semua
Siswa menjawab
salam
Siswa
menjawab
dengan
semangat dan
kompak
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa
memperhatik
an penjelasan
guru
Tetapi ada
tiga anak
yang bermain
sendiri
Siswa aktif
dalam
penerapan
metode
Siswa
bersemangat
dan aktif
dalam diskusi
Tetapi dua
orang yang
masih
bergurau
dalam diskusi
Lebih
diperhatik
an
Siswa
mengajukan
pertanyaan
Siswa aktif
dalam
bertanya
Page 103
Siswa ikut
menyimpulkan
materi
Siswa aktif
berperan
Siswa
mengerjakan tes
evaluasi
Siswa
mengerjakan
dengan
tenang
Siswa menjawab
salam
Siswa
menjawab
dengan
kompak
Keterangan: B= (86-100) C= (60-85) K= (0-59)
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini, guru telah
menerapkan metode demostrasi dan drill dengan baik dan dilihat dari
pengamatan guru pada siklus III, siswa sebagian besar sudah aktif dan
berpartisipasi dalam pembelajaran, dari segi evaluasi pembelajaran
pun menunjukkan peningkatan pada setiap siklus. Untuk itu peneliti
tidak perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya. Hal ini memberikan
pengertian bahwa menerapkan metode demostrasi dan drill dalam
pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa.
4. Data peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM per siklus
Page 104
Data ini diperoleh dari hasil prestasi siswa siklus I, II dan III.
Dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.13 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus
Kegiatan Pre test Post test Peningkatan
Siklus I 14 siawa/ 37,8% 16 siswa/ 43,2% 2 siswa/ 5,4%
Siklus II 17 siswa/ 51,3% 20 siswa/ 54% 3 siswa/ 8,1%
Siklus III 21siswa/ 56% 26 siswa/ 70,2% 5 siswa /13,5%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan
dari pre test ke post test sebanyak 2 siswa atau 5,4%, siklus II peningkatan
dari pre test ke post test sebanyak 3 siswa atau 8,1%. Siklus III
peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 5 siswa atau 13,5%.
5. Data peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM antar siklus
Setelah melihat data peningkatan julmah siswa yang mencapai
KKM per siklus diatas, peneliti megukur jumlah peningkatan yang
terjadi dengan tabel sederhana sebagai berikut:
Tabel 4. 14 Data Peningkatan Jumlah Siswa Yang Mencapai KKM Antar Siklus
Kegiatan Peningkatan jumlah siswa
Siklus I 2 siswa/ 5,4 %
Peningkatan 1 siswa/ 2,7%
Siklus II 3 siswa/ 8,1%
Peningkatan 2 siswa/ 5,4%
Siklus III 5 siswa/ 13,5%
Page 105
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa dari setiap kegiatan
mulai siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan. Siklus I
ke siklus II peningkatan jumlah siswa yang Mencapai KKM sebanyak
1 siswa atau 2,7%, dari siklus II ke siklus III peningkatan jumlah
siswa yang mencapai KKM sebanyak 2 siswa atau 13,3%.
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas
yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan
metode demostrasi dan drill pada materi penjumlahan dan
pengurangan pada siswa kelas I MI Trimaja Danurejo, Kecamatan
Mertoyudan Kabupaten magelang” yaitu:
Prestasi belajar Matematika kelas I Mi Trimaja Danurejo,
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2015/
2016 mengalami peningkatan setelah menggunakan metode
pembelajaran demostrasi dan drill dengan ditunjukkan data sebagai
berikut:
Pada siklus I siswa yang tuntas dengan KKM 70 sebelum diadakan
tindakan sebanyak 14 siswa atau 37,8%, setelah diadakan tindakan
Page 106
sebanyak 16 siswa atau 43,2% meningkat 5,4%. Siklus II dicapai
persentase ketuntasan belajar dengan KKM 70 sebelum diadakan
tindakan sebanyak 17 siswa atau 51,3%, setelah diadakan tindakan
sebanyak 20 siswa atau 54% ada kenaikan lagi sebesar 8,1% dari siklus I.
Pada Siklus III dicapai persentase ketuntasan belajar dengan KKM 70
sebelum diadakan tindakan sebanyak 21 siswa atau 56%, setelah diadakan
tindakan sebanyak 26 siswa atau 70,2% meningkat 13,5% dari siklus II.
Jadi dari siklus I sampai dengan siklus III terjadi kenaikan persentase
hasil belajar dari 14siswa atau 56% menjadi 26 siswa atau 70,2% naik
sebesar 12 siswa atau 32,4% dari jumlah siswa yang ada yaitu 27 siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, hal-hal yang sebaiknya dilakukan
oleh guru maupun sekolah agar proses belajar mengajar menjadi aktif,
mandiri dan kreatif untuk peningkatan prestasi belajar siswa adalah:
1. Guru
a. Guru sebaiknya memperbanyak pengetahuan tetang metode-
metode yang dapat digunakan untuk pengajaran yang tepat di
kelas agar peserta didik menjadi aktif, termotivasi dan merasa
nyaman dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu perencanaan
yang matang sebelum pembelajaran menjadi kunci utama dalam
keberhasilan proses belajar mengajar.
Page 107
b. Guru sebaiknya memanfaatkan waktu yang ada untuk latihan
soal –soal. Kerene dengan latihan berturut turut siswa akan lebih
mudah memahami soal.
2. Sekolah
Sekolah dalam hal ini adalah sebagai penyelenggara
pendidikan sebaiknya mengadakan pembinaan bagi para guru agar
menambah wawasan seperti penataran guru atau workshop
sehingga diharapkan dapat menjadi guru yang profesional dan
dapat mendorong kreatifitas guru untuk memberikan pelayanan
yang maksimal kepada peserta didik.
Page 108
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: PT. Tiara
Wacana Yogya
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Karya CV
Arikunto, suhardjono, supriyadi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Bumi Aksara
Bakir, S. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam Centre:
Karisma Publishing
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djajadisastra. 1982. Metode-metode Mengajar 1. Bandung : Angkasa
Hamruni 2012.Strategi dan Model-model Pembelajarn Aktif
Menyenangkan.Yogyakarta : Investiday
Kunandar, 2011.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Utara: PT
Rajagrafindo Persada.
Munandar. 2003. Psikologi belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 1988a. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remaja Karya CV
Rivai, Sudjana. 2007. Media Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido
Page 109
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Smaldino, lowther, Russell.2011. Teknologi Pembelajaran dan Media
Untuk Belajar.Jakarta : Fajar Interprata Offset
Sriyono.1992. TeknikBelajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA
Press
Supriyono, Muryani, Novitasari 2004.Gemar Belajar Matematika.
Semarang : aneka Ilmu