Top Banner
i VARIASI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasarat Kelulusan Pada Program Diploma II Oleh : Nama : Ning Endah Khoiriah N I M : 1403204028 PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2 0 0 6
39

Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

Jun 26, 2015

Download

Documents

Aisyah Siti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

i

VARIASI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN

ANAK USIA DINI

Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasarat

Kelulusan Pada Program Diploma II

Oleh :

Nama : Ning Endah Khoiriah

N I M : 1403204028

PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 0 0 6

Page 2: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir yang berjudul “Variasi Seni Rupa Dalam Pembelajaran Anak Usia

Dini” disusun oleh :

N a m a : NING ENDAH KHOIRIAH

N I M : 1403204028

Telah disyahkan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan

Dosen Ketua Program DII PGTK Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang untuk digunakan sebagai syarat memenuhi Tugas Akhir Pendidikan DII

PGTK, pada :

H a r i :

Tanggal :

Semarang, Juli 2006

Mengetahui,

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,

Edi Waluyo, S.Pd Drs. Kustiono, M.Pd

NIP. 132 307 556 NIP. 132 050 301

Ketua Program D2 PGTK

Universitas Negeri Semarang

Dra. Sri S. Dewanti H.M.Pd

NIP. 131 413 200

Page 3: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

iii

ABSTRAK

Ning Endah Khoiriah, 2006. Variasi, Seni Rupa, dalam Pembelajaran, Anak,

Usia Dini. Program Studi Diploma II Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Bp. Edi Waluyo, S.Pd.

Secara alamiah anak sudah memiliki seni. Dari mereka berumur 0 – 8 tahun. Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi. Anak berumur 1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak.

Menurut teori Nancy Beal dan Gloria Bley Miller (2003 : 1) Seni merupakan lakon, menolong anak-anak untuk memahami dunia mereka. Tetapi seni melebihi lakon membuat mereka mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi-fantasi individu dengan cara-cara konkret dan mendesak. Seni mengundang mereka untuk menyentuh dan melakukan eksperimen, mengeksplorasi dan mentransformasi.

Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini.

Dalam tugas akhir ini, membahas bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini. Seperti yang kita ketahui setiap orang sudah mengenal tentang seni rupa. Dalam kehidupan kita untuk melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan dan penunjang untuk menyempurnakan pekerjaannya. Seni sebagai alat terapi, ungkapan dan komunikasi. Pembelajran seni rupa pada anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi social yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sehingga anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka sendiri.

Sebagai guru kita harus dapat menciptakan lingkungan kerja, suasana yang mendukung dimana anak-anak dapat merasa aman, nyaman dan terlindung secara emosional. Agar pengalaman seni mereka penuh eksplorasi, tidak mengancam dan menyenangkan.

Page 4: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Masa yang paling indah adalah masa kanak-kanak

Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar, itulah dunia Taman Kanak-

Kanak.

Anak-anak membutuhkan teladan dari pada kecaman.

Guru Taman Kanak-Kanak harus terampil, cerdas, sabar, tidak judes, serta

berwibawa tetapi luwes.

Berilah motivasi serta pujian yang mengembangkan kepribadian anak.

PERSEMBAHAN :

Penulis mempersembahkan makalah ini untuk Guru Taman Kanak-Kanak atau calon

Guru Taman Kanak-Kanak juga peran orang tua dan pembaca yang budiman.

Page 5: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Variasi Seni Rupa Dalam Pembelajaran

Anak Usia Dini”

Dengan selesainya tugas akhir ini, penulis berharap hasilnya dapat bermanfaat

bagi penulis, UNNES dan semua pembaca. Dan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan

pengetahuan terutama tentang pembelajaran seni rupa pada masa kanak-kanak.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. AT. Soegito, SH. MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Siswanto, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang

3. Dra. S.S. Dewanti H,M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGTK.

4. Bapak Edi Waluyo S.Pd, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dan Dosen

Mata Kuliah Tugas Akhir.

5. Bapak Drs. Kustiono, M.Pd, selaku penguji.

6. Rekan-rekan mahasiswa DII PGTK serta semua pihak yang telah memberikan

masukan, saran dan pendapat kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun tugas akhir ini masih

banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis berharap kritik, dan saran yang

bersifat membangun dari siapapun untuk perbaikan.

Semarang, Juli 2006

Penulis

Page 6: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................. 2

D. Manfaat ........................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIK......................................................................... 4

A. Pengertian Seni Rupa Dalam Pembelajaran Pada Anak

Usia Dini ......................................................................................... 4

B. Pengelolaan Seni Rupa Dalam Pembelajaran

Pada Anak Usia Dini ....................................................................... 5

C. Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan............... 7

BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN................................... 9

A. Metode Penulisan ............................................................................ 9

B. Sistematika Penulisan...................................................................... 9

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 10

A. Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak Usia Dini ............... 10

B. Perkembangan Seni Rupa Anak Usia Dini ..................................... 19

Page 7: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

vii

C. Peranan Seni Rupa .......................................................................... 21

D. Upaya-upaya Untuk Meningkatkan Pembelajaran Seni Rupa

Pada Anak Usia Dini ....................................................................... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 32

Page 8: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajaran seni rupa dewasa ini sudah menjadi bagian dari program

pendidikan umum di sekolah-sekolah. Dasar landasan dan sasaran pengajaran

melalui kegiatan seni rupa adalah membantu siswa untuk dapat mengungkapkan

gagasan, sikap, perasaan, nilai dan imajinasi yang melibatkan pertumbuhan

pribadinya. Selain itu dalam perkembangan siswa dapat memperoleh

pemahaman mengenai warisan budaya dan peranan seniman serta perajin pada

anak usia dini. Anak-anak kecil belajar dengan menciptakan kembali

pengalaman mereka sendiri. Seni seperti lakon, menolong anak-anak untuk

memahami dunia mereka.

Seni rupa dapat membuat mereka mampu mengekspresikan pengalaman-

pengalaman individu bahkan ketika mereka tidak mampu mengungkapkan

berbagai peristiwa lewat kata-kata. Anak-anak suka melakukan kontak fisik

langsung dengan alam mereka. Materi pembelajaran mereka muncul dari

pengalaman-pengalaman mereka sendiri, masalah pribadi mereka dan imajinasi-

imajinasi mereka yang kaya. Untuk menyampaikan suatu gagasan, mereka

menggambarkannya, melukiskannya, atau membuat model tanah liat.

Bahan-bahan seni rupa yang fleksibel menawarkan kesempatan yang tidak

terbatas pada anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Mereka bebas untuk

memilih, melakukannya dengan cara sendiri, untuk mengembangkan pilihan-

pilihan mereka.

Page 9: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

2

Karena bentuk ekspresi mereka yang unik dan telah disyahkan dan

dihargai. Anak-anak mulai merasa percaya terhadap diri sendiri. Mereka belajar

menghargai karya mereka sendiri dan karya orang lain. Seni rupa sangat penting

bagi perkembangan anak-anak yang lebih imajinatif dan respontif.

B. Rumusan Masalah

1. Mengapa pembelajaran seni rupa perlu dilatih dan dikembangkan ?

2. Bagaimana perkembangan seni rupa bagi anak usia dini ?

3. Bagaimana peranan seni rupa bagi anak usia dini, guru dan sekolah ?

4. Upaya-upaya apa saja untuk meningkatkan pembelajaran seni rupa pada

anak usia dini ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perkembangan seni rupa pada anak usia dini.

2. Memberikan pengalaman dalam bidang kesenian sebagai bekal mengajar.

3. Memberikan petunjuk untuk mengukur keberhasilan dari segala usaha dalam

proses belajar mengajar seni rupa.

4. Untuk mempersiapkan anak sendiri mungkin dalam pembelajran seni rupa.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penulisan ini secara umum untuk melanjutkan dan

mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan seni rupa yang

telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah.

Page 10: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

3

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Akan menambah wawasan serta informasi yang berguna bagi media

pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

b. Bagi Guru TK

Mengetahui perkembangan seni rupa pada anak didiknya sehingga guru

mampu mengetahui dan mengatasi kesulitan. Kesulitan dalam

perkembangan anak didiknya dan bisa dengan mudah membimbing,

serta membina minat anak.

c. Bagi Orang Tua

Mempermudah dalam membesarkan dan mendidik anaknya sesuai

dengan masa perkembangan anak dan dapat memberikan bantuan berupa

alternative pemecahan masalah tentang bagaimana cara mengajarkan

seni rupa yang baik.

Page 11: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

4

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Pengertian Variasi Seni Rupa

Menurut para ahli seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas.

Dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak

akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta

merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga obyek yang dibuat

merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa

media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).

Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada ang

mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam

proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus

dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.

Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak

hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga

diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional

serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak

akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.

Menurut para ahli, seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk

kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera

penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya

dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak

menutup kemungkinan tekstur ini adalah teksur maya (ada namun tidak nyata)

Page 12: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

5

atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh

sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat

adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.

Seni rupa atau seni yang mempunyai penampakan rupa (oke sebelumnya

saya memberi penawaran kata seni rupa kita ganti dengan seni tampak saja

supaya tidak rancu dengan pengertian yang telah saya berikan di atas (Sawira;

2006, copyright 2006.www.google.com).

B. Pengelolaan Seni Rupa Dalam Segi Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini memerlukan pengelolaan, sesuai karakteristik dan

situasi sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sifat

pembelajarannya yang kooperatif dengan sebagian kelompok kecil maupun

besar, bertangung jawab, belajar menunggu giliran, bekerja tanpa mengganggu

teman, membereskan alat, mengambil keputusan, memilih kegiatan, dan

kesemuanya terjadi tanpa tekanan melainkan berjalan alamiah.

Anak belajar mematuhi aturan yang dibuat bersama dalam kelas, dating tepat

waktu, cara mendapat perhatian dari guru, cara guru meminta perhatian dari

anak. Anak dapat mengatur management atau pengelolaan kelas berarti dapat

mengatur bahan dan kelompok kegiatan. Ada yang bekerja di meja, di lantai,

dengan beragam instruksi untuk banyak kelompok, mengikuti kemajuan setiap

anak, fleksibel, bisa juga statis atau dinamis, menjadi non produktif atau sangat

produktif. Hal ini juga mempertimbangkan tumbuh kembang EQ mereka

(Berliner; 1978, copyright 2006.www.google.com)

Guru yang mengelola kelas yang efektif juga akan membuat anak berhasil.

Dari yang tersebut di atas akan diketahui bahwa memang program TK terdiri atas

Page 13: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

6

pembiasaan dan perkembangan dasar. Jadi pelaksanaan perencanaan juga

berorientasi kea rah dua tujuan itu, dengan mengamati perkembangan individu

anak. Di dalam kelas ada kelompok-kelompok sesuai kemampuan. Kemampuan

anak tidak sama. Untuk itu guru perlu mengetahui perkembangan anak agar

dapat memberikan kegiatan sesuai kebutuhan anak yaitu perkembangan emosi

dan sosial, motorik kasar dan halus, pengamatan dan ingatan, penglihatan dan

pendengaran serta mengekspresikan dan menerima bahasa.

Dalam setiap macam perkembangan tersebut, anak kadang-kadang sagat

cepat, sedang-sedang saja atau lamban daya tangkap atau peningkatannya. Bagi

yang sudah mahir, dipersiapkan bentuk yang dapat mereka jiplak, gunting,

temepl dan warnai. Tugas itu diharapkan mampu ia selesaikan. Bagi yang

sedang-sedang tugas, hampir sama degan yang sudah mahir, dengan bentuk yang

sudah tersedia atau boleh ia pilih sendiri yang sama. Bagi yang kurang

dipersiapkan kertas yang hanya diberi garis lurus yang perlu ia gunting. Pujian

juga sama diberikan kepada mereka. Di sinilah pengertian yang harus

ditunjukkan agar anak merasa berhasil dalam tingkat kemampuannya (Fisher;

1991, copyright 2006.www.google.com).

Pengelolaan waktu yang mereka butuhkan akan sangat bervariasi. Tidak ada

jenjang pendidikan yang sangat kompleks seperti pendidikan anak usia dini.

Semuanya dilakukan dengan santai tanpa menekan. Lama anak di TK bervariasi

antara dua setengah sampai tiga setengah jam di sekolah. Enam hari seminggu

atau melihat situasi dan tempatnya. Untuk kelompok bermain dapat diadakan

tiga hari dalam seminggu. Jadwal di TK seperti pembukaan, inti, dan penutup,

dapat saja untuk TK A dan B berlainan. Karena masa transisi anak TK A dan B

Page 14: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

7

berlainan. Bila anak di TK A dipaksakan untuk sudah mampu mengikuti

program yang sama dengan kelas TK B, maka anak akan sangat tertekan dan

tidak menyukai sekolah. Untuk itu maka dibutuhkan keluwesan penjadwalan,

misalnya dengan ditukarnya inti dan pembukaan dengan maksud supaya anak-

anak lebih bebas memilih kegiatan yang diminati dan mengendalikan emosi pada

masa penyesuaian diri dengan sekolah akan lebih terbantu. Dari waktu ke waktu

selama anak melaksanakan kegiatan, pasti ada saat-saat guru minta perhatian

anak. Untuk itu dapat digunakan tanda guru yang tidak terlalu keras, tetapi cukup

memberi tanda minta perhatian.

Pengelolaan materi tediri dari berbagai macam alat permainan edukatif :

pasir, air, bangunan berbagai karya seni dan materi kreatifitas lainnya. Materi ini

dikembangkan guru sesuai kebutuhan anak. Diharapkan interaksi antara guru –

materi – anak semaksimal mungkin. Keluwesan ini membuat setiap anak merasa

berhasil dan permasalahan dapat diatasi (Berliner; 1978, copyright 2006.www.

google.com).

C. Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan

Permainan untuk anak usia dini sangat banyak variasinya. Dari yang

sederhana sampai yang sulit atau benar-benar meningkatkan daya pikir anak.

Kegiatan untuk anak usia dini tidak terlalu terpojokan dengan penuh masalah dan

kerumitan. Pedoman utama ialah sebanyak mungkin semua dikerjakan anak,

diciptakan anak tanpa terlalu banyak campur tangan. Beri kesempatan yang

cukup. Interaksi guru yang berarti, komentar tidak basa-basi. Beri pujian yang

keluar dari hati sanubari dan bersungguh-sungguh.

Page 15: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

8

Macam-macam permainan misalnya :

Permainan manipulatif yaitu memainkan alat-alat yang akan memberi

kesempatan mengajarkan konsep dari warna, bentuk, ukuran jumlah,

bilangan, sampai membandingkan, menyamakan, dll.

Permainan imajinasi dini dimunculkan guru dengan mempersiapkan situasi

professional dengan berbagai atribut yang dimiliki profesi tersebut.

Media pendidikan harus disesuaikan keberadaannya dengan bidang kajian

apa yang sedang dilakukan di sekolah. Hanya saja tingkat kesulitannya

disesuaikan dengan usia anak TK dan disederhanakan. Semua topik-topik yang

mengenai seni rupa selalu membutuhkan media. Contohnya : gambar-

menggambar(Anggani Sudono; 1996, copyright 2006.www.google.com).

Di dalam pembelajaran seni rupa pada anak usia dini selalu dapat

mengembangkan kreatifitas pada anak itu sendiri. Mereka selalu mengembang-

kan imajinasi atau khayalan-khayalan. Itu akan melatih otak dan motoroik

mereka. Anak yang kreatif adalah anak yang cerdas dalam segala hal. Jalan

pikiran mereka berbeda dengan pemikiran anak yang lain. Kreatifitas tidak hanya

tergantung dari timbulnya inspirasi, tetapi menuntut ketekunan, keuletan, waktu

dan kerja keras. Dengan kegiatan senirupa dapat memberi kesempatan untuk

bersibuk diri secara kreatif (Torrance, 1979.)

Page 16: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

9

BAB III

METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN

A. Metode Penulisan

1. Spesifikasi Penulisan

Penulisan ini bersifat deskriptif yaitu untuk menggambarkan keadaan

sesuatu. Dalam penulisan ini akan dideskripsikan bagaimana cara meng-

ajarkan seni rupa dalam pembelajaran khususnya pada anak usia dini.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi pustaka. Studi

pustaka merupakan metode pengumpulan data yang bersumber pada bahasa

pustaka, buku, brosur, dokumen dan lain-lain. Studi kepustakaan dalam

penelitian ini digunakan untuk membahas masalah bagaimana cara

mengajarkan variasi seni rupa dalam pembelajaran anak usia dini. Bahan

pustaka tersebut berupa buku-buku referensi yang hanya bisa disalin

perpustakaan, buku-buku ilmiah dan lain-lain.

B. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini yaitu :

Bab I : Pendahuluan : berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

Tujuan penulisan dan manfaat penulisan.

Bab II : Tinjauan pustaka berisi teori-teori

Bab III : Metode dan sistematika penulisan

Bab IV : Pembahasan masalah

Bab V : Kesimpulan dan saran

Page 17: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

10

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak Usia Dini

Menurut para ahli mengatakan bahwa kualitas emosional yang tampaknya

penting, penting bagi keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali

perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu

mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas

perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-

keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan

sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan

akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. (Sternberg, Saloveri;

1997, copyright 2006.www.google.com).

Menurut Evelyn Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan

bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain.

Dengan seni rupa akan membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan

memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap

emosional mereka. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai

banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok dituntut untuk

bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial yang

memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan

dirinya.

Menurut Daniel Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang

dapat menguasai ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.

Page 18: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

11

Melalui bukunya yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan

gambaran spektrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang

masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Perkembangan Kognitif tidak

dating dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum yang

disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak. Serta harus dapat

memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan seni

rupa di sekolah.

Dari berbagai kegiatan berkarya seni, penulis mengambil beberapa kegiatan

yang biasa dilakukan anak pada saat pembelajaran, yaitu :

1. Menggambar

Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak

dan anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru

dan kesempatan yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.

Kegiatan. Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia

mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata

lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-

pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan

salah satu bentuk bahasa.

Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil

gambar dan cara anak menggambar :

Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada

usia 2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas

motoriknya sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan

tidak menentu seperti benang kusut.

Page 19: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

12

Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali.

Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan

tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis

panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.

Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ - 4 tahun, pergelangan tangan anak

sudah lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan

sehingga hasil goresannyapun sudah lebih

Tahap menanamkan coretan merupakan awal yang penting bagi

perkembangan berpikir abstrak pada anak. Pada usia 5-6 tahun, seiring

dengan perkembangan kemampuan motorik dan konsep-konsep yang

dimiliki, gambar anakpun sudah menunjukkan kemiripan dengan obyek yang

digambar. Hal ini disebabkan oleh pengalaman hidup mereka yang sudah

lebih kaya.

Media yang digunakan untuk menggambar yaitu kapur, arang, pensil,

tinta pensil warna, karyon, dll.

Tujuan menggambar bagi anak :

Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri

Mengembangkan daya kreativitas

Mengembangkan kemampuan berbahasa

Mengembangkan citra diri anak

Dengan menggambar anak-anak juga dapat bersosialisasi dengan

temannya. Mereka dapat berdiskusi tentang gambar yang mereka buat.

Dengan itu dapat melatih sosial pada anak.

Page 20: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

13

2. Finger Painting (Lukisan Jari)

Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di

area seni yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan

nama finger painting.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot

kecil dan kematangan syaraf.

Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna

yang terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan

kondisi-kondisi emosi mereka.

Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi

warna yang sekunder dan tersier.

Mengendalkan estetika keindahan warna.

Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.

Ada beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting :

Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu)

Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)

Pada prinsipnya proses finger painting adalah bebas, yang terpenting

adalah bahwa lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan jari-jari tangan.

Jadi sebenarnya karya ini juga bebas, beraliran abstrak, realistis, naturalis,

dan sebagainya. Tetapi saat ini yang biasa dikenalkan dan popular di TK

adalah bentuk abstrak.

Page 21: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

14

3. Melukis

Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan

tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak

selagi mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak

yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang digunakan untuk melukis

pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan lain-

lain.

Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil

bercakap-cakap dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan

adalah tentang warna-warna yang mereka peroleh. Sambil bereksperimen

dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu bermain, bermain

elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga agar kuas dan

semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka mengekspresikan

sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.

Berbeda dengan anak usia 7 dan 8 tahun, cirikhas kelompok umur

mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-

ngan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan tentang

suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat dan lucu. Biasanya

suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar bagaimana

warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkan ide-ide.

4. Kolase

Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan

berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelas

Page 22: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

15

biasanya memilih dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-

bahan berstektur, lalu meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai

bagian dari pengalaman mereka dapat membuat keputusan sendiri tentang

penggunaan warna, ukuran dan bentuk.

Ada beberapa macam kolase yaitu:

- Kolase dengan kertas dan kain

- Kolase dengan tekstur

Tekstur kolase banyak ragamnya dari yang halus sampai yang kasar.

Dari kulit kayu, kardus, renda, dll. Karena tekstur adalah tentang permukaan,

maka mereka dapat merasakan kelembutan atau kekasaran kain dan bahan-

bahan lainnya.

Bagi anak usia 5-6 tahun biasanya belum dapat menggunakan gunting

dengan baik. Untuk memotong kain kita sebagai guru dapat memotong

terlebih dahulu agar anak-anak tidak mengalami kesulitan. Berbeda pada

anak usia 7-8 tahun, mereka tahu dan sudah bisa bagaimana cara

menggunakan gunting dengan baik. Hal itu dapat melatih motorik halus dan

emosional pada nak usia dini. Sehingga mereka dapat mengatur emosional

dan kesabaran mereka.

5. Mencetak

Mencetak dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak

berusia 5 tahun. Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya

sendiri. Entah bagaimana dengan cara apa seorang anak berusia 5 tahun

dalam pembelajaran mencetak anak menemukan bahwa menepukkan spons

Page 23: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

16

yang sudah diberi warna di atas menghasilkan rangkaian pola yang berulang-

ulang (perihal mencetak, merupakan suatu kemungkinan yang menakjubkan

untuk mengulanginya).

Mencetak yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel tersebut

memuat gambar-gambar yang diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan

kemudian dipindahkan ke kertas. Stempel cetak yang paling sederhana

terbuat dari Styrofoam. Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak didik

kita.

Untuk anak-anak usia 5 tahun dan 6 tahun, penting khususnya untuk

menyuruh mereka mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka

sungguh-sungguh memahami prosesnya. Semua anak menikmati meng-

eksplorasi efek-efek yang dihasilkan tekstur ini ketika pelatnya dicetak.

6. Menjiplak

Sebelum membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya

untuk menjiplak. Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas

permukaan pelat dan dengan krayon, menggosok-gosokannya bahkan

dengan keras untuk mendapatkan gambarannya. Anak-anak merasa teknik

menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan banyak cara.

Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang

sederhana dan mudah sekali didapat.

Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan yang berbeda

dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara yang

bagus untuk membuat anak-anak peka pada dunia sekitar mereka.

Page 24: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

17

7. Membentuk

Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah,

membangun dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa

adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa

Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan

membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam

lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak

mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan

bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang

sekiranya dapat dibentuk.

Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat.

Mereka tidak bosan dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk

sesuai keinginan mereka. Anak-anak akan menghabiskan hari mereka

dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk merasakan

sensualitasnya.

Tanah liat yang digunakan adalah jenis yang tidak mahal, yang berwarna

abu-abu sebelum dibakar, tapi berubah menjadi keputih-putihan setelah

dibakar. Karena mempertimbangkan betapa tidak mahal dan sangat

memuaskannya tanah liat itu. Kita sebagai guru membiarkan anak-anak

mengambil sebanyak yang mereka mau. Mereka mengetahui apa itu tanah

liat segera setelah mereka memegangnya, meremasnya, memukul-mukulnya,

meninjunya, menpuknya, memisah-misahkannya, membukanya.

Kita memandang seni sebagai proses eksploritas dimana bahan itu

sebagian besar mengajar anak-anak. Setelah anak diberi tanah liat satu-satu

Page 25: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

18

tiba-tiba kelas menjadi sangat tenang. Mereka sangat asyik dengan bahanitu

dan mengajarkan bahwa tangan adalah alat yang paling baik dan ekspresif.

Anak-anak kecil hanya dengan menggunakan mereka dapat membuat benda-

benda yang hebat.

Anak-anak sering memandang seni sebagai waktu untuk menjadi

kegiatan sosial. Bekerja dengan tanah liat khususnya adalah pengalaman

yang bersifat sangat sosial. Tanah liat selain dapat dilihat juga dapat

disentuh, entah bagaimana membutuhkan sedikit perhatian langsung. Tanah

liat membebaskan anak-anak, memberi mereka lebih banyak kebebasan

untuk berbincang-bincang tentang masalah-masalah itu. Sementara masih

memberikan perhatian pada pekerjaan mereka. Anak-anak yang lebih kecil

melakukan banyak permainan naratif dengan tanah liat mereka sebanyak

yang mereka lakukan ketika bermain dengan balok-balok. Jadi biarkan saja

itu terjadi. Anda harus membiarkan mereka terlibat dalam permainan naratif

sosial bersama.

Ketika anak-anak berusia 6 atau 7 tahun, mereka mulai bekerja dengan

lebih figuratif. Mereka mulai membuat model hewan dan orang. Seiring

dengan waktu, anak-anak itu belajar tentang tanah liat. Mereka tahu mana

yang akan berhasil dan mana yang tidak. Mereka belajar untuk mempercayai

bahan ini. Itu tidak hanya memungkinkan anak bekerja dengan 3 dimensi

tapi dapat menjadi satu faktor dalam perkembangan mereka.

Page 26: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

19

B. Perkembangan Seni Rupa Pada Anak Usia Dini

Dalam perkembangan seni mereka anak-anak melalui berbagai tahapan.

Mulai dari karya bertekstur awal yang meliputi gerakan-gerakan lebar yang

menyapu sampai desain yang sederhana. Mereka beralih dari satu aktifitas alat

motor dasar ke rancangan dan kemudian ke penggambaran. Sebagai guru

diharapkan tidak menetapkan standar apapun mengenai karya figuratif dan non

figuratif. Karena hal ini akan menaruh tekanan yang terlalu banyak pada si anak

serta menghambat perkembangan aktual mereka.

Untuk anak usia 5-6 tahun, pembelajaran dimulai dengan memberikan

mereka akses terhadap bahan-bahan dan berbicara tentang bahan-bahan itu

sendiri. Dengan cat misalnya, mereka mulai mencampur warna. Anak-anak ini

cenderung menjadi pra figuratif dan figuratif. Anak-anak berusia 5 dan 6 tahun,

desain-desain mereka menjadi lebih kompleks; secara intuitif seimbang, kaya

garis, pola dan warna. Desain-desain itu menyingkap perkembangan

perbendaharaan kata anak-anak itu untuk membuat citra-citra simbolis yang akan

menggambarkan dunia mereka.

Pada sekitar umur 6 tahun berbagai macam khayalan mulai muncul. Anak-

anak itu secara alamiah mulai beralih ke seniman-seniman figuratif. Seorang

anak mungkin melihat sesuatu di kertas dan berkata, “Oh, itu sebuah …”

Mereka menyadari mungkin bentuk itu adalah seekor paus atau sebuah kapal

roket atau apapun, sebuah gambar yang tidak mereka maksudkan sebelumnya.

Bentuk-bentuk yang dikerjakan membuat mereka memikirkan hal-hal yang ada

dalam hidup mereka sendiri. Anak-anak itu mungkin mulai menampilkan

gambar mereka dengan gambar-gambar dasar orang, binatang, bangunan dan

Page 27: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

20

kendaraan. Walaupun lebih sulit mencapai citra penggambaran ini, anak-anak itu

mendorongnya dan mulai membuat gambar ini dengan banyak atau sedikit

elaborasi.

Ketika anak berusia 7 tahun ke atas, mereka menghadirkan logika dan lebih

konkret dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu. Karya anak-anak itu

sangat rapi dan mempunyai variasi warna yang cocok. Mereka sudah dapat

mengenal warna, maka hasil karyapun bersifat dan berwujud keseluruhan. Walau

masih sederhana karya anak-anak sangat menarik perhatian terutama yang

menyentuh perasaan dan keinginannya. Ini adalah klise yang konvensional dan

statis, tapi itulah yang digunakan dan terjadi pada anak berusia 8 tahun ke atas.

Penguasaan guru tentang wawasan tugas perkembangan senirupa juga sangat

membantu dalam membuat perencanaan program kegiatan belajar bagi anak agar

tiap anak dapat menjalani hidup dalam masa kanak-kanaknya dan menyiapkan

diri untuk menjadi orang dewasa yang berguna bagi pribadi dan anggota

msyarakat (Maoslic Hatoen. R; 1999: 6). Berbagai hal yang dapat dilaksanakan

oleh guru untuk mengembangkan anak agar dapat berkembang menjadi pribadi

yang mandiri, guru dapat melakukan hal-hal berikut :

a. Membantu masing-masing anak dapat merasa aman dan bahagia dalam

lingkungan baru di sekolah.

b. Membimbing dan mendorong anak untuk mengembangkan bakat dan aspek-

aspek kepribadiannya yang mengacu pada bermacam-macam peran sese-

orang dalam masyarakat.

c. Membantu mengembangkan motorik halus dan kasar melalui perencanaan

pembimbingan dan penyediaan sarana penunjang yang memadai.

Page 28: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

21

d. Membantu mengembangkan kemampuan dalam kaidah pemahaman

lingkungan fisik dan mengendalikannya dengan cara membangkitkan rasa

ingin tahu, berpikir, menalar, mengumpulkan dan menggunakan informasi

tentang lingkungan fisik yang diperoleh.

e. Tiap kesempatan perlu dimanfaatkan oleh guru untuk membantu per-

kembangan penggunaan bahasa dan pemahaman bicara anak atau orang lain.

f. Membantu anak untuk merasakan pengalaman yang diperoleh dari

lingkungan yang baik bagi diri mereka. Pengalaman pertama mengenal dunia

luar adalah pengalaman yang positif dan membahagiakan. Lingkungan yang

dirasakan bagi dirinya menyenangkan dan bermakna akan menambah

dorongan anak agar belajar lebih giat.

Melalui perencanaan pengembangan bagi guru akan mampu menggerakkan

anak agar menumbuhkan berpikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan

membuat generalisasi. Dengan mengembangkan kreatifitas anak, dapat

menggerakkan anak untuk memotivasi rasa ingin tahu dan mengembangkan

imajinasi serta dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara,

mendengar, menggerakkan anak untuk mengekspresikan perasaan yang

menyenangkan dan tidak menyenangkan secara verbal dan tepat.

C. Peranan Seni Rupa

Peranan Bagi Anak Usia Dini

Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang

penting. Dalam bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan.

Kegembiraan anak nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau

Page 29: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

22

kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat

pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka

akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang

diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan

karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan

spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak

berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu

mendapat pemahaman/pengertian orang lain.

Waktu berkarya seni rupa selain mendapat kegembiraan, anak-anak akan

mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan batin. Hal tersebut dapat di-

perhatikan dari tingkah laku dan dorongan-dorongan anak, usaha untuk

membebaskan diri, keinginan untuk bertanggung jawab dan sebagai imbalan

(kompensasi) dari jerih payahnya. Kegiatan seni rupa memberi kesempatan

pada anak untuk dapat, melatih mengutarakan keinginannya sesuai isi

hatinya. Anak akan memiliki harga diri apabila karyanya diperhatikan atau

dihargai, dan ia akan optimis terhadap cita-citanya serta aktif berkarya.

Kemudian akan tertanam kepercayaan dan keyakinan terhadap kemampuan

diri serta akan bertanggung jawab atas perbuatannya. Hal tersebut dapat

terlihat apabila berkarya secara kelompok. Dirinya menjadi bagian dari

lingkungan yang aktif bertanggung jawab atas hasil karya bersama.

Berkarya seni rupa dapat membantu anak untuk menghilangkan tekanan

jiwa sebagai akibat kegagalan dan ketidakpuasan yang dihadapi sehari-hari.

Anak-anak yang merasa dirinya tidak berdaya, pesimis dan takut dapat

dibantu pemulihannya melalui kegiatan berkarya seni rupa. Lambat laun

Page 30: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

23

mereka akan berubah sifatnya dan akhirnya akan menjadi periang, berani

dan aktif kembali.

Dalam bermain anak mendapatkan kegembiraan dan pengalaman-

pengalaman seperti keberanian, keriangan, perkembangan kepekaan

(sensitif), perkembangan fantasi, berkembang hasrat pembawaannya,

perkembagnan kreativitasnya, dan masih banyak keuntungan bagi

pertumbuhan jasmani maupun perkembangan rohani yang sesuai dengan

naluri hidupnya.

Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam

kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain :

Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya.

Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik.

Permainan “peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu

melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari.

Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk kemampuan

menerima kebudayaan.

Peranan Guru

Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di

kelasnya. Dalam melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola,

perencana, penyuluh dan perancang program yang baik dan tuntas. Guru

yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat

mutlak bagi guru sekolah dasar.

Page 31: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

24

Anak-anak didiknya sebagai siswa di kelas menjadi bagian yang

berpotensi dalam pengembangan seni rupa. Sifat progresif dan semangat

yang bergejolak pada anak adalah buktinya. Kita mengetahui bahwa banyak

perilaku anak umumnya dilakukan terlepas dari bimbingan, tanpa motivasi

atau tanpa indikasi yang jelas. Peranan guru sebenarnya untuk menyalurkan

kemampuan anak tersebut. Dalam membimbing anak, anak harus diberi

motivasi. Banyak pengalaman anak yang diperoleh dari lingkungan

kehidupannya sehari-hari dari lingkungannya rumah, sekolah, waktu

bermian atau di masyarakat. Bagi anak setiap pengalaman baru merupakan

pengembangan wawasannya. Pengalaman baru biasanya mendorong/menarik

perhatian mereka, dan dengan pengalaman baru tadi anak menambah

pengalaman lamanya. Peristiwa ini menjadi kegiatan belajar. Bila anak

kurang perhatian terhadap pengalaman baru tersebut. Sebagian besar jenis

pengalaman yang menarik bagi anak adalah yang mendorong kemampuan

intelektualnya, menstimulasi perasaannya, dan cocok bagi pokok ungkapan

artistiknya. Jadi sumber motivasi sebenarnya terdapat pada diri anak itu

sendiri. Pengalaman-pengalaman dirinya yang mendorong anak berkarya.

Guru harus memiliki kemampuan berpikir dan merasa memiliki kemampuan

menggunakan indera, fantasi, imajinasi dan mimpinya. Seluruh penampilan

anak menyajikan sumber-sumber untuk motivasi. Guru harus menyelami

pengalaman indera anak dan menyelidiki sampai pada tingkat yang disebut

sebagai “inner landscape” yaitu dunia mimpi, ketakutan, keinginan-

keinginan dan angan-angan, serta hayalan. Suatu peranan yang nyata

Page 32: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

25

pengajaran seni rupa menyajikan objek-objek dari pengalaman internal dan

eksternal bagi anak.

Kita bedakan motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik disebabkan oleh peranan dari luar seperti adanya kontes, kenaikan

tingkat ujian. Motivasi intrinsic disadari oleh peranan dari luar seperti

adanya kontes, kenaikan tingkat ujian. Motivasi intrinsic disadari oleh anak

akan makna bagi dirinya. Contohnya ingin menggambar dengan baik. Bagi

guru yang penting memberikan motivasi intrinsic walaupun tingkat

pencapaiannya agak panjang, tetapi lebih berharga bagi perkembangan anak.

Peranan guru adalah bagaimana menyajikan, alat paling efektif dalam usaha

supaya anak mengungkapkan pengalamannya.

Guru tidak membiarkan siswa bekerja seenaknya, bebas karena hasilnya

akan mengecewakan. Guru bertugas membantu siswa untuk mengingatkan

kembali pengalamannya. Guru harus memahami lapangan perhatian siswa

tempat ia bekerja. Contohnya siswa yang belum dewasa lebih tertarik pada

manipulasi bahan daripada ungkapan representasi. Oleh karena itu beberapa

hal perlu diingat oleh guru.

Guru harus sensitive dalam setiap situasi dan dapat memilih pokok

bahasan, bahan dan teknik yang akan dipergunakan siswa. Guru harus dapat

memilih dan menunjukkan bahan-bahan yang menarik dan mengaitkan

pokok bahasan dalam diskusi yang hidup.

Motivasi akan lebih efektif bila dibangun dari minat yang ada pada anak.

Tetapi guru tidak pula melupakan kemungkinan menciptakan situasi yang

akan memotivasi anak. Anak-anak yang umumnya masih belum dewasa

Page 33: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

26

menjadikan bahan sebagai pendorong motivasi untuk kegiatan kreatif,

sebelum anak memerlukan bantuan dalam menentukan tema.

Seorang anak bila diberi sebongkah tanah liat atau selembar kertas,

tanpa diberi perintah atau sebelum guru memberi tema biasanya sudah

berangan-angan. Dalam menentukan tema kegiatan guru harus mengamati

anak secara seksama selama di sekolah, waktu bermain, di rumah dan di

lingkungan masyarakat secara umum. Bila guru telah menemukan tema yang

tampaknya merupakan masalah dan sangat menarik, dan menjadi kebutuhan

dan pernah menjadi pengalaman untuk dapat mengekspresikan pada situasi

tersebut, misalnya setelah anak berdarmawisata, pilihlah tema berdarma-

wiasta.

Beberapa dari motivasi ini memerlukan persiapan yang ekstensif, baik di

dalam sekolah maupun di luar sekolah, seperti kunjungan-kunjungan ke

suatu tempat. Guru mempersiapkan kunjungan, mendiskusikan persiapan di

tempat dan sekembalinya dari kunjungan sebelum anak kemudian

mengungkapkan gagasan hasil kunjungannya tersebut. Hasil dari

pelaksanaan ini akan jelas terlihat walaupun nilai pengalamannya sedikit,

sangat berarti bila diwujudkan dalam bentuk yang menyatu. Kejelasan yang

diungkapkan anak mengenai peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya

dengan melukiskan gerak-gerak memberi peluang bagi mereka untuk

menghadapi tantangan-tantangan lingkungannya dan mendapatkan faedah.

Dengan alasan-alasan di atas mungkin pelajaran seni rupa dapat menjadi

bagian sesuatu yang berharga yang dapat dijadikan pertimbangan bagian dari

pendidikan umumnya.

Page 34: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

27

Dalam mengarahkan sasaran belajar siswa dan guru adakalanya

mempunyai tujuan yang berbeda. Mereka dengan sadar atau tidak berusaha

mencapainya. Guru disarankan sebaiknya memilih sasaran-sasaran yang

mampu dilaksanakan oleh siswa, sehingga siswa dapat mengungkapkan

keinginann-keinginannya, dan kemudian melaksanakannya sesuai kemam-

puan yang bermanfaat bagi dirinya. Menetapkan sasaran memang merupa-

kan tugas yang sangat kompleks karena merupakan penyajian suatu wujud

hakikat dari seni rupa yang berkaitan dengan keinginan segala aspek, yaitu

kemampuan siswa, sarana dan prasarana, serta waktu yang tersedia. Sasaran

ini adalah kunci dari pengambilan keputusan dalam pengajaran seni rupa.

Kategori sasaran dapat luas maupun terbatas, karena sasaran ini dapat

menampung segala rancangan yang terdiri atas deretan unit pengajaran yang

komponennya merupakan urutan dari keseluruhan. Oleh karena itu guru

harus memberi batas atau membedakan mana sasaran luas atau sub sasaran,

karena menetapkan sasaran yang tidak jelas sangat sulit mencapainya/

memenuhinya. Lebih spesifik sasaran ditetapkan lebih efektif dan kita

menetapkan evaluasi.

Peranan Sekolah

Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui

pengajaran dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat

kelak setelah anak menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan

pada tuntutan untuk tetap bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang),

memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat

Page 35: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

28

keterampilan, dan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Semua ini

ditujukan untuk melatih anak.

Usia mulai sekolah (usia 6- 7 tahun) adalah masa anak-anak mulai

berkenalan dengan berbagai masalah, menggunakan system, seperti angka-

angka dan suara. Juga masa keterampilan persepsual dan sensorimotor

terkoordinasi dan memasuki cara berpikir dewasa. Pada kelas-kelas

permulaan sekolah, anak-anak umumnya menyelesaikan jumlah keteram-

pilan belajar dengan pesat sekali dan sangat mengesankan. Pencapaian pada

kelas empat setelah dapat membaca, menulis dan berhitung telah memadai

untuk digunakan bagi dirinya maupun dalam kehidupan sosial.

Yang sering ditemui dan menjadi beban sekolah terjadi dalam hal

kegagalan belajar dan keisolasian dari masyarakat. Sebenarnya peranan

sekolah begitu penting pada masa sekolah ini. Tetapi nyatanya beberapa

anak tidak dapat mencapai kedewasaan sesuai dengan diharapkan. Ada yang

lambat belajar, ada pula yang menghadapi masalah persepsual dan motorik.

Latar belakang atau penyebabnya berbagai macam. Ada yang mendapat

gangguan pada masa sekitar dilahirkan, atau karena anak belum disiapkan

memasuki dunia sekolah sehingga belum mengerti arti sekolah atau untuk

betah di kelas. Akibat yang tidak menyenangkan dari pengalaman di sekolah,

mereka akan menderita dan akan terganggu perasaan atau harga dirinya.

Hidupnya akan terasing dari lingkungan temannya karena malas, tidak ada

usaha untuk mengubah kegagalan. Sebaliknya karena gangguan tersebut ada

juga yang akhirnya menjadi hiper-kinetik atau hiper-aktif.

Page 36: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

29

Bagi pendidikan seni rupa, peranan sekolah adalah memberikan fasilitas

berbentuk prasarana, sarana, alat, bahan dan bimbingan untuk tempat

berlatih, berkarya dan mengukur kemampuan. Siswa dilatih menghadapi

tantangan dalam mengolah bahan, menyesuaikan pendapat dan pemahaman

mengenai berkarya dan karya seni melalui diskusi dengan guru dan

temannya, termasuk mengukur kemampuan dan bakatnya melalui ujian.

D. Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak

Usia Dini

1. Dengan memperkenalkan tentang seni rupa pada anak sejak dini.

2. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada anak bahwa seni rupa itu

menyenangkan.

3. Memberi tahu kepada anak bahwa melalui kegiatan seni rupa mereka dapat

menyalurkan ekspresi serta pengalamannya.

Page 37: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

30

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Variasi seni rupa dalam pembelajaran anak usia dini misalnya : meng-

gambar, melukis, tanah liat, mencetak, menjiplak, kolase dan finger painting.

Hal ini memberikan perhatian praktis pada setiap segi tanggungjawab

seorang guru, seperti bagaimana mengenalkan setiap materi pelajaran,

bagaimana persiapan terbaik dan ruang kelas bisa disusun sedemikian rupa

dapat mensuport daya eksplorasi anak. Guru juga dapat memberikan

pertanyaan guna merangsang ekspresi personal dan penuh arti. Peranan

orang tua sangatlah penting untuk membantu anak-anak berkreasi seni di

rumah.

2. Perkembangan seni pada anak usia dini, dimulai dari hal yang sederhana,

misalnya gerakan-gerakan lebar yang menyapu sampai desain yang

sederhana, baru kemudian mereka beralih dari satu aktivitas otot motor dasar

ke rancangan dan ke penggambaran, disini peran guru dibutuhkan, sebagai

guru diharapkan tidak menetapkan standar apapun mengenai karya figuratif

dan non figuratif. Hal ini dimaksudkan supaya anak tidak terlalu tertekan

yang dapat menghambat perkembangan aktual mereka.

3. Tujuan pendidikan seni rupa di sekolah yaitu melanjutkan dan

mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan seni rupa yang

telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah, sehingga hal ini perlu

Page 38: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

31

diperhatikan oleh guru dengan memberikan kesempatan yang leluasa kepada

anak dalam mencipta karya seni rupa sebagai pernyataan ekspresinya.

B. Saran

Saran yang disampaikan yang dapat meningkatkan pembelajaran seni rupa

pada anak usia dini adalah :

Sebagai orang tua dan guru selalu memberi bimbingan pada setiap

perkembangan anak dengan memberi teladan yang baik pada anak sehingga

anak tumbuh menjadi pribadi yang baik pula.

Sebagai guru dan khususnya orang tua, kenalilah anak kita, agar kita

mengetahui bakat dan minat yang mungkin masih terpendam pada diri anak

sejak dini.

Sebagai orang tua, biarkanlah anak berkreasi menurut apa yang anak sukai

agar anak tidak tertekan dalam menghadapi hidupnya yang dapat

menghambat perkembangan aktual anak.

Page 39: Skripsi Wariasi Senirupa Dlm Paud

32

DAFTAR PUSTAKA

E. Muharam; Sundaryati, Warti, 1992. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa. Jakarta:

Depdikbud.

Beal, Nancy; Miller, Gloria Bley. 2003. Rahasia Mengerjakan Seni Pada Anak. Yogyakarta: Pripoenbooks.

Sodono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan (Untuk Pendidikan Anak Usia Dini). Jakarta: Grasindo.

R, Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Munandar, Utami; C.S. 1988. Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Sinar Harapan.

Sawira, 2006. Pengertian Seni Rupa. Copyright @ 2006.www.google.com.

Sudono, Anggani. 2006. Pengelolaan Taman Kanak-kanak. Media Pendidikan, copyright @ 2006.www.google.com.