i VARIASI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasarat Kelulusan Pada Program Diploma II Oleh : Nama : Ning Endah Khoiriah N I M : 1403204028 PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2 0 0 6
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
VARIASI SENI RUPA DALAM PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI
Tugas Akhir ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Prasarat
Kelulusan Pada Program Diploma II
Oleh :
Nama : Ning Endah Khoiriah
N I M : 1403204028
PENDIDIKAN GURU TAMAN KANAK-KANAK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 0 0 6
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir yang berjudul “Variasi Seni Rupa Dalam Pembelajaran Anak Usia
Dini” disusun oleh :
N a m a : NING ENDAH KHOIRIAH
N I M : 1403204028
Telah disyahkan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan
Dosen Ketua Program DII PGTK Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang untuk digunakan sebagai syarat memenuhi Tugas Akhir Pendidikan DII
PGTK, pada :
H a r i :
Tanggal :
Semarang, Juli 2006
Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,
Edi Waluyo, S.Pd Drs. Kustiono, M.Pd
NIP. 132 307 556 NIP. 132 050 301
Ketua Program D2 PGTK
Universitas Negeri Semarang
Dra. Sri S. Dewanti H.M.Pd
NIP. 131 413 200
iii
ABSTRAK
Ning Endah Khoiriah, 2006. Variasi, Seni Rupa, dalam Pembelajaran, Anak,
Usia Dini. Program Studi Diploma II Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Bp. Edi Waluyo, S.Pd.
Secara alamiah anak sudah memiliki seni. Dari mereka berumur 0 – 8 tahun. Anak-anak sudah bisa mengembangkan dan mempunyai imajinasi. Anak berumur 1 tahun sudah mulai mencoret-coret apa saja. Ia mulai mempelajari dan menyerap segala yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Setiap benda yang dimainkan berfungsi sesuai dengan imajinasi si anak.
Menurut teori Nancy Beal dan Gloria Bley Miller (2003 : 1) Seni merupakan lakon, menolong anak-anak untuk memahami dunia mereka. Tetapi seni melebihi lakon membuat mereka mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi-fantasi individu dengan cara-cara konkret dan mendesak. Seni mengundang mereka untuk menyentuh dan melakukan eksperimen, mengeksplorasi dan mentransformasi.
Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini.
Dalam tugas akhir ini, membahas bagaimana cara mengajarkan pembelajaran seni rupa pada anak usia dini. Seperti yang kita ketahui setiap orang sudah mengenal tentang seni rupa. Dalam kehidupan kita untuk melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan dan penunjang untuk menyempurnakan pekerjaannya. Seni sebagai alat terapi, ungkapan dan komunikasi. Pembelajran seni rupa pada anak usia dini memerlukan pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi social yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sehingga anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka sendiri.
Sebagai guru kita harus dapat menciptakan lingkungan kerja, suasana yang mendukung dimana anak-anak dapat merasa aman, nyaman dan terlindung secara emosional. Agar pengalaman seni mereka penuh eksplorasi, tidak mengancam dan menyenangkan.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Masa yang paling indah adalah masa kanak-kanak
Belajar sambil bermain, bermain seraya belajar, itulah dunia Taman Kanak-
Kanak.
Anak-anak membutuhkan teladan dari pada kecaman.
Guru Taman Kanak-Kanak harus terampil, cerdas, sabar, tidak judes, serta
berwibawa tetapi luwes.
Berilah motivasi serta pujian yang mengembangkan kepribadian anak.
PERSEMBAHAN :
Penulis mempersembahkan makalah ini untuk Guru Taman Kanak-Kanak atau calon
Guru Taman Kanak-Kanak juga peran orang tua dan pembaca yang budiman.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Variasi Seni Rupa Dalam Pembelajaran
Anak Usia Dini”
Dengan selesainya tugas akhir ini, penulis berharap hasilnya dapat bermanfaat
bagi penulis, UNNES dan semua pembaca. Dan tugas akhir ini dapat dijadikan bahan
pengetahuan terutama tentang pembelajaran seni rupa pada masa kanak-kanak.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. AT. Soegito, SH. MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Siswanto, MM, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang
3. Dra. S.S. Dewanti H,M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGTK.
4. Bapak Edi Waluyo S.Pd, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir dan Dosen
Mata Kuliah Tugas Akhir.
5. Bapak Drs. Kustiono, M.Pd, selaku penguji.
6. Rekan-rekan mahasiswa DII PGTK serta semua pihak yang telah memberikan
masukan, saran dan pendapat kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun tugas akhir ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis berharap kritik, dan saran yang
bersifat membangun dari siapapun untuk perbaikan.
Semarang, Juli 2006
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIK......................................................................... 4
A. Pengertian Seni Rupa Dalam Pembelajaran Pada Anak
Usia Dini ......................................................................................... 4
B. Pengelolaan Seni Rupa Dalam Pembelajaran
Pada Anak Usia Dini ....................................................................... 5
C. Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan............... 7
BAB III METODE DAN SISTEMATIKA PENULISAN................................... 9
A. Metode Penulisan ............................................................................ 9
B. Sistematika Penulisan...................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 10
A. Perlunya Pembelajaran Seni Rupa Pada Anak Usia Dini ............... 10
B. Perkembangan Seni Rupa Anak Usia Dini ..................................... 19
vii
C. Peranan Seni Rupa .......................................................................... 21
D. Upaya-upaya Untuk Meningkatkan Pembelajaran Seni Rupa
Pada Anak Usia Dini ....................................................................... 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran seni rupa dewasa ini sudah menjadi bagian dari program
pendidikan umum di sekolah-sekolah. Dasar landasan dan sasaran pengajaran
melalui kegiatan seni rupa adalah membantu siswa untuk dapat mengungkapkan
gagasan, sikap, perasaan, nilai dan imajinasi yang melibatkan pertumbuhan
pribadinya. Selain itu dalam perkembangan siswa dapat memperoleh
pemahaman mengenai warisan budaya dan peranan seniman serta perajin pada
anak usia dini. Anak-anak kecil belajar dengan menciptakan kembali
pengalaman mereka sendiri. Seni seperti lakon, menolong anak-anak untuk
memahami dunia mereka.
Seni rupa dapat membuat mereka mampu mengekspresikan pengalaman-
pengalaman individu bahkan ketika mereka tidak mampu mengungkapkan
berbagai peristiwa lewat kata-kata. Anak-anak suka melakukan kontak fisik
langsung dengan alam mereka. Materi pembelajaran mereka muncul dari
pengalaman-pengalaman mereka sendiri, masalah pribadi mereka dan imajinasi-
imajinasi mereka yang kaya. Untuk menyampaikan suatu gagasan, mereka
menggambarkannya, melukiskannya, atau membuat model tanah liat.
Bahan-bahan seni rupa yang fleksibel menawarkan kesempatan yang tidak
terbatas pada anak-anak untuk mengekspresikan dirinya. Mereka bebas untuk
memilih, melakukannya dengan cara sendiri, untuk mengembangkan pilihan-
pilihan mereka.
2
Karena bentuk ekspresi mereka yang unik dan telah disyahkan dan
dihargai. Anak-anak mulai merasa percaya terhadap diri sendiri. Mereka belajar
menghargai karya mereka sendiri dan karya orang lain. Seni rupa sangat penting
bagi perkembangan anak-anak yang lebih imajinatif dan respontif.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa pembelajaran seni rupa perlu dilatih dan dikembangkan ?
2. Bagaimana perkembangan seni rupa bagi anak usia dini ?
3. Bagaimana peranan seni rupa bagi anak usia dini, guru dan sekolah ?
4. Upaya-upaya apa saja untuk meningkatkan pembelajaran seni rupa pada
anak usia dini ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan seni rupa pada anak usia dini.
2. Memberikan pengalaman dalam bidang kesenian sebagai bekal mengajar.
3. Memberikan petunjuk untuk mengukur keberhasilan dari segala usaha dalam
proses belajar mengajar seni rupa.
4. Untuk mempersiapkan anak sendiri mungkin dalam pembelajran seni rupa.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penulisan ini secara umum untuk melanjutkan dan
mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan seni rupa yang
telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah.
3
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Akan menambah wawasan serta informasi yang berguna bagi media
pendidikan dan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
b. Bagi Guru TK
Mengetahui perkembangan seni rupa pada anak didiknya sehingga guru
mampu mengetahui dan mengatasi kesulitan. Kesulitan dalam
perkembangan anak didiknya dan bisa dengan mudah membimbing,
serta membina minat anak.
c. Bagi Orang Tua
Mempermudah dalam membesarkan dan mendidik anaknya sesuai
dengan masa perkembangan anak dan dapat memberikan bantuan berupa
alternative pemecahan masalah tentang bagaimana cara mengajarkan
seni rupa yang baik.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
A. Pengertian Variasi Seni Rupa
Menurut para ahli seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas.
Dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak
akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta
merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga obyek yang dibuat
merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa
media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada ang
mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam
proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus
dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.
Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak
hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga
diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional
serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak
akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Menurut para ahli, seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk
kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera
penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya
dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak
menutup kemungkinan tekstur ini adalah teksur maya (ada namun tidak nyata)
5
atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh
sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat
adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.
Seni rupa atau seni yang mempunyai penampakan rupa (oke sebelumnya
saya memberi penawaran kata seni rupa kita ganti dengan seni tampak saja
supaya tidak rancu dengan pengertian yang telah saya berikan di atas (Sawira;
2006, copyright 2006.www.google.com).
B. Pengelolaan Seni Rupa Dalam Segi Pembelajaran Pada Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini memerlukan pengelolaan, sesuai karakteristik dan
situasi sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sifat
pembelajarannya yang kooperatif dengan sebagian kelompok kecil maupun
besar, bertangung jawab, belajar menunggu giliran, bekerja tanpa mengganggu
teman, membereskan alat, mengambil keputusan, memilih kegiatan, dan
kesemuanya terjadi tanpa tekanan melainkan berjalan alamiah.
Anak belajar mematuhi aturan yang dibuat bersama dalam kelas, dating tepat
waktu, cara mendapat perhatian dari guru, cara guru meminta perhatian dari
anak. Anak dapat mengatur management atau pengelolaan kelas berarti dapat
mengatur bahan dan kelompok kegiatan. Ada yang bekerja di meja, di lantai,
dengan beragam instruksi untuk banyak kelompok, mengikuti kemajuan setiap
anak, fleksibel, bisa juga statis atau dinamis, menjadi non produktif atau sangat
produktif. Hal ini juga mempertimbangkan tumbuh kembang EQ mereka
(Berliner; 1978, copyright 2006.www.google.com)
Guru yang mengelola kelas yang efektif juga akan membuat anak berhasil.
Dari yang tersebut di atas akan diketahui bahwa memang program TK terdiri atas
6
pembiasaan dan perkembangan dasar. Jadi pelaksanaan perencanaan juga
berorientasi kea rah dua tujuan itu, dengan mengamati perkembangan individu
anak. Di dalam kelas ada kelompok-kelompok sesuai kemampuan. Kemampuan
anak tidak sama. Untuk itu guru perlu mengetahui perkembangan anak agar
dapat memberikan kegiatan sesuai kebutuhan anak yaitu perkembangan emosi
dan sosial, motorik kasar dan halus, pengamatan dan ingatan, penglihatan dan
pendengaran serta mengekspresikan dan menerima bahasa.
Dalam setiap macam perkembangan tersebut, anak kadang-kadang sagat
cepat, sedang-sedang saja atau lamban daya tangkap atau peningkatannya. Bagi
yang sudah mahir, dipersiapkan bentuk yang dapat mereka jiplak, gunting,
temepl dan warnai. Tugas itu diharapkan mampu ia selesaikan. Bagi yang
sedang-sedang tugas, hampir sama degan yang sudah mahir, dengan bentuk yang
sudah tersedia atau boleh ia pilih sendiri yang sama. Bagi yang kurang
dipersiapkan kertas yang hanya diberi garis lurus yang perlu ia gunting. Pujian
juga sama diberikan kepada mereka. Di sinilah pengertian yang harus
ditunjukkan agar anak merasa berhasil dalam tingkat kemampuannya (Fisher;
1991, copyright 2006.www.google.com).
Pengelolaan waktu yang mereka butuhkan akan sangat bervariasi. Tidak ada
jenjang pendidikan yang sangat kompleks seperti pendidikan anak usia dini.
Semuanya dilakukan dengan santai tanpa menekan. Lama anak di TK bervariasi
antara dua setengah sampai tiga setengah jam di sekolah. Enam hari seminggu
atau melihat situasi dan tempatnya. Untuk kelompok bermain dapat diadakan
tiga hari dalam seminggu. Jadwal di TK seperti pembukaan, inti, dan penutup,
dapat saja untuk TK A dan B berlainan. Karena masa transisi anak TK A dan B
7
berlainan. Bila anak di TK A dipaksakan untuk sudah mampu mengikuti
program yang sama dengan kelas TK B, maka anak akan sangat tertekan dan
tidak menyukai sekolah. Untuk itu maka dibutuhkan keluwesan penjadwalan,
misalnya dengan ditukarnya inti dan pembukaan dengan maksud supaya anak-
anak lebih bebas memilih kegiatan yang diminati dan mengendalikan emosi pada
masa penyesuaian diri dengan sekolah akan lebih terbantu. Dari waktu ke waktu
selama anak melaksanakan kegiatan, pasti ada saat-saat guru minta perhatian
anak. Untuk itu dapat digunakan tanda guru yang tidak terlalu keras, tetapi cukup
memberi tanda minta perhatian.
Pengelolaan materi tediri dari berbagai macam alat permainan edukatif :
pasir, air, bangunan berbagai karya seni dan materi kreatifitas lainnya. Materi ini
dikembangkan guru sesuai kebutuhan anak. Diharapkan interaksi antara guru –
materi – anak semaksimal mungkin. Keluwesan ini membuat setiap anak merasa
berhasil dan permasalahan dapat diatasi (Berliner; 1978, copyright 2006.www.
google.com).
C. Variasi Seni Rupa yang Memperkaya Media Pendidikan
Permainan untuk anak usia dini sangat banyak variasinya. Dari yang
sederhana sampai yang sulit atau benar-benar meningkatkan daya pikir anak.
Kegiatan untuk anak usia dini tidak terlalu terpojokan dengan penuh masalah dan
kerumitan. Pedoman utama ialah sebanyak mungkin semua dikerjakan anak,
diciptakan anak tanpa terlalu banyak campur tangan. Beri kesempatan yang
cukup. Interaksi guru yang berarti, komentar tidak basa-basi. Beri pujian yang
keluar dari hati sanubari dan bersungguh-sungguh.
8
Macam-macam permainan misalnya :
Permainan manipulatif yaitu memainkan alat-alat yang akan memberi
kesempatan mengajarkan konsep dari warna, bentuk, ukuran jumlah,
bilangan, sampai membandingkan, menyamakan, dll.
Permainan imajinasi dini dimunculkan guru dengan mempersiapkan situasi
professional dengan berbagai atribut yang dimiliki profesi tersebut.
Media pendidikan harus disesuaikan keberadaannya dengan bidang kajian
apa yang sedang dilakukan di sekolah. Hanya saja tingkat kesulitannya
disesuaikan dengan usia anak TK dan disederhanakan. Semua topik-topik yang
mengenai seni rupa selalu membutuhkan media. Contohnya : gambar-