Page 1
1
1
PENGARUH PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA PADASISWAKELAS VIIISMP NEGERI 4
TARAKAN
SKRIPSI
Oleh:
WIDYANINGSIH
NPM: 09601030028
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA PADA SISWAKELAS VIII
SMP NEGERI 4 TARAKAN
Page 2
i
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 4 TARAKAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Borneo Tarakan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh:
WIDYANINGSIH
NPM. 09601030028
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2014
Page 4
iii
iii
ABSTRACT
WIDYANINGSIH. 2014. Effect of the application of the Reciprocal Teaching
model to the understanding of the human respiratory system concept in grade VIII
SMP 4 Tarakan (supervised by Vlorensius and Ibrahim)
This study aimed to determine the effect of Reciprocal Teaching model to
the students understanding in the eighth grade students of SMP Negeri 4 Tarakan.
This research was conducted during on November 2013 in SMP Negeri 4
Tarakan.
This is quasi-experimental research (quasi experiment) and the population
for this research was the students for all eight grede of SMP Negeri 4 Tarakan
Academic Year 2012/2013, the sample was taken from class VIII-4 as the control
class and class VIII-3 as the experiment class. The sampling technique using
cluster random sampling and data collection techniques using documentation,
observation, questionnaires and tests description. The data were analyzed using
SPSS 16.0 for Windows software.
According to the results of data analysis it can be concluded that there
was effect of Reciprocal Teaching model application to concept understanding of
the human respiratory system in the eighth grade of SMP Negeri 4 Tarakan ,
because the tvalue is 2.742 bigger than the ttable 1,666.
keywords: reciprocal teaching models, understanding of the concept
Page 5
iv
iv
ABSTRAK
WIDYANINGSIH. 2014. Pengaruh Penerapan Model Reciprocal Teaching
terhadap Pemahaman Konsep Sistem Pernapasan Manusia pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 4 Tarakan. (dibimbing oleh Vlorensius dan Ibrahim)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan model
Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan. Penilitian ini dilakukan selama
bulan November 2013 di SMP Negeri 4 Tarakan.
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan
populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan Tahun Ajaran
2013/2014, dan sampel yaitu kelas VIII-4 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-3
sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster
Random Sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
observasi, angket dan tes uraian.Data dianalisis menggunakan software SPSS 16.0
for Windows.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep
sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan, karena
nilai thitung yang diperoleh sebesar 2,742 lebih besar dari ttabel 1,666.
kata kunci: model reciprocal teaching, pemahaman konsep
Page 6
v
v
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh
penerapan model Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep sistem
pernapasan manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan. Skrispsi ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari ibu tercinta yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis selama kuliah, baik moril maupun materil dan
tidak lupa memberikan doanya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Borneo Tarakan. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Bambang Widigdo, sebagai Rektor Universitas Borneo Tarakan.
2. Drs.H. Herdiansyah, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Borneo Tarakan.
3. Ermawati Maradhy S.Si.,M.Si., sebagai Pjs. Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Borneo Tarakan,
sekaligus sebagai anggota tim penguji skripsi yang telah memberikan saran
dan kritikan membangun dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Vlorensius, S.Si., M.Pd., sebagai Pjs. Sekjur dan juga sebagai pembimbing
utama yang telah memberikan semangat, motivasi, arahan dan masukan-
Page 7
vi
vi
masukan serta bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini.
5. Ibrahim,S.Pd. M.Pd., sebagai pembimbing pembantu yang telah memberikan
semangat, motivasi, arahan dan masukan-masukan serta bimbingan kepada
penulis demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Alfi Suciyati, S.Pd., M.Pd dan Zulfadly, S.Pd., M.Pd., selaku penguji yang
telah memberikan saran dan kritikan membangun dalam menyelesaikan
skripsi
7. Para dosen Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Borneo Tarakan yang telah
membekali berupa ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
8. Bapak Soib, M.Pd., sebagai Kepala SMP Negeri 4 Tarakan yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melaksanakan penelitian.
9. Ibu Sugiarti, S.Pd., sebagai guru mata pelajaran Biologi SMP Negeri 4
Tarakan yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk
melaksanakan penelitian.
10. Akun Eddy dan teman-teman kerja yang selalu memberikan semangat dan
saran yang tak ternilai dalam menyelesaikan skripsi.
11. Tidak lupa juga kepada rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah membantu dan memberikan saran serta masukannya
khususnya kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Biologi
Angkatan 2009.
12. Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Page 8
vii
vii
Demikian ucapan kata pengantar yang dapat disampaikan, tentunya skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan.Semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan
kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai Ibadah di
hadapan Allah SWT.Amin.
Tarakan, Januari 2014
Penulis
Widyaningsih
Page 9
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Batasan Masalah ................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar ................................................................................................ 6
B. Faktor-Faktor Belajar ......................................................................... 7
C. Model Pembelajaran ........................................................................... 9
D. Model Reciprocal Teaching .............................................................. 11
E. Pemahaman Konsep ......................................................................... 19
F. Kerangka Berpikir ............................................................................ 22
Page 10
ix
ix
G. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 25
B. Rancangan Penelitian ....................................................................... 25
C. Variabel Penelitian ........................................................................... 26
D. Lokasi Penelitian .............................................................................. 27
E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 27
F. Definisi Operasional ......................................................................... 28
G. Instrumen Penelitian ......................................................................... 28
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 30
I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 31
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 41
2. Hasil Analisis Data Pretest danPosttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ............................................................................. 43
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 46
B. Pembahasan ...................................................................................... 46
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 51
B. Saran ................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 11
x
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 25
3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ...................................................................... 32
3.3 Klasifikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal ........................................................ 34
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .................................................................. 34
3.5 Klasifikasi Kategori Tingkat Kesukaran Soal ............................................... 35
3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ....................................................... 35
3.7 Klasifikasi Kategori Daya Pembeda ............................................................. 36
3.8 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................................. 37
4.1 Data Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................... 42
4.2 Data Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 44
4.3 Data Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 45
Page 12
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Berpikir ............................................................................ 23
3.1 Diagram Hubungan Variabel Penelitian ....................................................... 26
4.1 Grafik Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 42
Page 13
xii
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ......................................................................................................... 53
2. RPP Kelas Eksperimen................................................................................. 55
3. RPP Kelas Kontrol ....................................................................................... 85
4. Kisi-kisi SoalTes Pemahaman Konsep ....................................................... 105
5. Soal Uji Tes ............................................................................................... 112
6. Lembar Jawaban ....................................................................................... 115
7. Rubrik Jawaban ......................................................................................... 118
8. Nilai Ulangan Tengah Semester ................................................................ 122
9. Lembar Observasi ..................................................................................... 124
10. Angket Tanggapan Siswa .......................................................................... 127
11. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................... 130
12. Nilai Kelas Eksperimen ............................................................................. 134
13. Nilai Kelas Kontrol ................................................................................... 135
14. Analisis Data ............................................................................................. 136
15. Dokumentasi ............................................................................................. 140
16. Surat Pengantar Penelitian ......................................................................... 145
17. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................................... 146
18. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................... 147
19. Riwayat Hidup .................................................................................................. 148
Page 14
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses penyampaian ilmu pengetahuan dan nilai,
bertujuan untuk menyempurnakan kecerdasan secara alamiah yang telah dimiliki
oleh setiap manusia sebagai potensi yang telah diberikan oleh sang pencipta agar
manusia dapat menjadi manusia seutuhnya dan dapat mempertahankan
kehidupannya. Makna pendidikan tidak hanya sekedar dalam lingkup
sekolah.Dalam arti yang luas pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan yang berlangsung disekolah dan luar sekolah untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat memainkan peranannya secara tepat dalam berbagai
lingkungan hidup.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwasanya: "Tujuan pendidikan adalah
upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab".Namun tampaknya pelaksanaan pendidikan di sekolah
belum sesuai dengan harapan diatas padahal dalam pendidikan guru merupakan
sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap
Page 15
2
2
potensi peserta didik.Guru yang memiliki profesionalisme tinggi dapat memahami
bagaimana seharusnya mendidik sehingga kemampuan anak didik dari berbagai
segi dapat berkembang optimal.
Belajar memiliki peran utama dalam pendidikan. Kenyataan di lapangan
banyak yang menunjukan kurangnya variasi dalam suatu proses pembelajaran,
baik dari segi strategi pembelajaran, media atau alat bantu pembelajaran maupun
kreatifitas guru dalam menerapkan pembelajaran sehingga hal tersebut dapat
menghambat proses pembelajaran yang dapat berdampak pada rendahnya
pemahaman konsep siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan September
2013 di SMP Negeri 4 Tarakan dan wawancara terhadap guru mata pelajaran
biologi kelas VIII, model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan masih
cenderung berpusat pada guru dengan metode ceramah, tanya jawab, dilanjutkan
dengan mengerjakan latihan-latihan soal. Selain itupada saat proses pembelajaran
berlangsung hanya sebagian siswa yang lebih aktif dan guru kurang memotivasi
siswa untuk menambah pengetahuannya sendiri sehingga siswa hanya
mengandalkan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di dalam kelas.
Sikap pasif siswa ini salah satunya disebabkan pola pembelajaran yang
membiasakan siswa untuk menerima bukan mencari.Hal ini sangat berpengaruh
pada kemandirian siswa khususnya pada kemandirian belajar sehingga siswa
menjadi tidak memaknai proses belajar yang mereka alami. Kondisi tersebut tentu
membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus mengingat pemahaman konsep dan
kemandirian belajar penting dimiliki oleh siswa.Guru harus bisa menyampaikan
konsep dan teori semudah dan semenarik mungkin dengan cara menerapkan suatu
Page 16
3
3
konsep dan teori semudah dan semenarik mungkin dengan cara menerapkan suatu
model pembelajaran agar siswa memahami materi yang disampaikan. Pemilihan
dan pelaksanaan model pembelajaran yang tepat akan membantu guru dalam
menyampaikan materi khususnya biologi. Pada akhirnya, pemilihan model
pembelajaran yang tepat oleh guru akan mengoptimalkan proses belajar mengajar
sehingga keberhasilan dalam pendidikan dapat tercapai.
Model Reciprocal Teaching pertama kali dikenalkan oleh Palincsar
Brown di tahun 1984. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang
menuntut keaktifan siswa sertamelatih kemandirian siswa dalam menemukan dan
mengembangkan pengetahuannya melalui empat tahapan yaitu merangkum,
membuat pertanyaan, membuat prediksi jawaban serta menjelaskan
(mengklarifikasi). Oleh karena itu salah satu alternatif model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah penerapan model
Reciprocal Teaching. Model ini memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran
tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan
temuannya pada pihak lain. Model ini bertujuan memahami bagaimana anak-anak
berpikir, berkomunikasi, berdiskusi dan belajar mandiri.
Maka dari itu melalui penerapan model Reciprocal Teaching siswa
diharapkan dapat belajar efektif, bermakna dan dapat menjadikan pembelajaran
lebih berpusat pada siswa. Penerapan model Reciprocal Teaching merupakan hal
baru yang belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumya di SMP Negeri 4
Tarakan.Oleh karena itu peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penerapan Model Reciprocal Teaching terhadap Pemahaman
Page 17
4
4
Konsep Sistem Pernapasan Manusia pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4
Tarakan”.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: Apakah terdapat pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching
terhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Tarakan?
B. Batasan Masalah
Dalam suatu penelitian agar dapat tercapai sasaran yang ditinjau dan
sesuai dengan tujuan peneliti, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dalam penelitian ini
adalah modelReciprocal Teaching dan pembelajaran yang dilaksanakan pada
kelas kontrol dengan metode diskusi kelompok.
2. Materi yang dipelajari adalah sistem pernapasan pada manusia di semester
1(ganjil) pada mata pelajaran biologi kelas VIII di SMP Negeri 4 Tarakan
Tahun Pembelajaran 2013/2014
3. Permasalahan difokuskan pada ranah kognitif yaitu pemahaman konsep
biologi siswa
Page 18
5
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
model Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep sistem pernapasan
manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa untuk melatih kemampuan dirinya dengan
cara belajar mandiri serta diharapkan dapat berdiskusi, berkomunikasi maupun
melakukan tanya jawab dengan baik bila ada hal yang kurang dimengerti
dalam pembelajaran biologi.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan bagi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran di sekolah.
3. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat memotivasi peneliti lain untuk
melakukan penelitian lanjutan.
Page 19
6
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif untuk memperoleh tujuan tertentu.Dalam belajar
sangat penting adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat
untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
mengulangi hal-hal yang harus dipelajari tetapi mengerti atau memperoleh
pemahaman (insight)(Daryanto, 2009).
Menurut Degeng dalam Aprilia (2010), belajar merupakan pengait
pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki pembelajar.
Pembelajar akan menghubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan
dalam memorinya kemudian menghubungkan pengetahuan tersebut dengan
pengetahuan yang baru. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses untuk
mengubah performansi seseorang yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi
juga meliputi fungsi-fungsi skill, persepsi, proses berpikir, emosi yang semuanya
saling terkait menghasilkan perbaikan performansi seseorang.
Menurut Gagne dalam Aqib (2010), belajar merupakan suatu proses di
mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Terdapat
tiga atribut belajar yaitu:
Page 20
7
7
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.
2. Perubahan perilaku
Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik
yang berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan atau penguasaan nilai-nilai.
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang memicu dan
menantang siswa belajar.
Dari berbagai pengertian belajar menurut para ahli yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh individu melalui latihan dan pengalaman yang menghasilkan
perubahan intelektual serta tingkah laku.
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2010), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Faktor Internal
a) Faktor Biologis (Jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir.
Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,
Page 21
8
8
kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,
amggota tubuh.Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Didalam menjaga kesehatan fisik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur,
olahraga, dan cukup tidur.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi
segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang
menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut.Pertama intelegensi atau tingkat kecerdasan
dasar seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.Kedua
kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar
seseorang.Ketiga bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang
dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama
dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana
lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap
perkembangan belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi
keberhasilan belajarnya.
Page 22
9
9
b) Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa
disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
c) Faktor Lingkungan Masyarakat
Seseorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang
dapat menunjang keberhasilan belajar.Masyarakat merupakan faktor eksteren
yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam
masyarakat.Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya
adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal seperti kursus bahasa asing,
bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman konsep biologi siswa dan dapat mencegah siswa dari
penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
B. Model Pembelajaran
Menurut Joyce, Bruce et.al. (2000) model pembelajaran (models of
learning) sesungguhnya sama dengan model mengajar (models of teaching),
karena pada saat guru membantu siswa untuk memperoleh informasi,
keterampilan, nilai-nilai dan cara berpikir, maka ia pun mengajarkan kepada
mereka tentang cara bagaimana belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang
Page 23
10
10
mengajarkan kepada siswanya bagaimana cara menggali informasi dari berbagai
sumber serta ide-ide yang dapat dijadikan sumber belajar yang efektif. Siswa akan
mengalami perubahan bila pengetahuan tentang strategi belajarnya bertambah,
sehingga pada suatu saat mereka dapat menentukan tipe belajar yang lebih efektif.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disiapkan oleh guru.Menurut
Sardiman (2004), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola
program belajar mengajar. Mengelola disini memiliki arti yang luas yang
menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar
mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi
media, bertanya, memberi penguatan, bagaimana guru menerapkan strategi
pembelajaran, teori belajar serta melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Model pembelajaran ini diterapkan guru saat mengajarkan sesuatu kepada
siswa dengan tujuan agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan
mudah.Model pembelajaran yang sudah ada sejauh ini terbukti bisa membantu
pekerjaan para guru dikarenakan para siswa dapat mengerti, tahu dan paham
sebuah pelajaran dengan lebih mudah.Suatu model pembelajaran memiliki sintaks
yang khas yang meliputi pendekatan, metode, strategi pembelajaran, media serta
evaluasi dimana pada umumnya model pembelajaran dirancang untuk kebutuhan
tertentu dan rumpun mata pelajaran tertentu.
Page 24
11
11
C. Model Reciprocal Teaching (Pembelajaran Timbal Balik)
Menurut Palincsar dan Brown (1984), bahwa model Reciprocal Teaching
adalah suatu aktivitas pembelajaran berdasarkan pemodelan dan latihan
terbimbing dengan guru yang berperan sebagai model dan pembimbing pada awal
pembelajaran, lalu secara berangsur-angsur tanggung jawab belajar diambil alih
oleh siswa.ModelReciprocal Teaching menekankan pada siswa untuk bekerja
dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian rupa agar setiap anggotanya
dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun
bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan
yang lainnya.Model Reciprocal Teaching memfokuskan pada siswa dengan
mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara
aktif. Model ini dapat membantu siswa untuk mengkontruksikan pemahaman
siswa dalam proses pemecahan masalah (Aprilia, 2010).
Menurut Doolittle dalam Yunita (2011), bahwa model Reciprocal
Teaching merupakan strategi pembelajaran berbasis pada praktek pemodelan dan
terbimbing.Pemodelan strategi pemahaman membaca dan kemudian secara
bertahap mengalihkan tanggung jawab untuk strategi ini kepada siswa membuat
belajar siswa lebih mandiri.Model Reciprocal Teachingadalah salah satu model
yang paling efektif yang mampu mengembangkan kognitif dan proses meta-
kognitif bagi siswa karena termasuk prosedur organisasi yang memungkinkan
mereka untuk memilih strategi perencanaan, pengendalian dan mengevaluasi
dengan langkah mereka sendiri.
Page 25
12
12
Menurut Trianto (2009), bahwa Reciprocal Teachingguru mengajarkan
siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan
pengalaman belajar melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu
siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan
pemberian semangat dan suatu sistem scaffolding yaitu memberikan dukungan
dan bantuan kepada peserta didik yang sedang pada awal belajar kemudian sedikit
demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tersebut setelah peserta didik
mampu memecahkan problem dari tugas yang dihadapi. Dukungan itu dapat
berupa isyarat maupun peringatan lainnya
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan modelReciprocal Teaching, proses pembelajaran yang
terjadi berpusat pada siswa (Student Centered), model ini sesuai untuk melatih
kemandirian siswa dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuannya serta
menuntut siswa untuk mampu menjelaskan wacana yang dibaca secara mandiri
kepada teman-temannya baik dalam bentuk rangkuman, pertanyaan atau prediksi
wacana tersebut. Selain itu, seorang guru berperan sebagai model yang menjadi
contoh, fasilitator yang memberikan kemudahan dan pembimbing yang
melakukan scaffolding (Aprilia, 2010).
Menurut Ann Brown (1982), bahwa pada model Reciprocal Teaching,
siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu sebagai
berikut:
1. Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri,
selanjutnyamerangkum/meringkas materi tersebut.
Page 26
13
13
2. Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diberikan.
Pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap pemahaman atas materi yang
bersangkutan.
3. Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain
(teman sekelasnya).
4. Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang
dipelajarinya saat itu.
Di pihak lain, guru berperan memberikan dukungan, umpan balik
danrangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.Setelah
membaca materi dan menerapkan empat strategi yang telah diajarkan maka
pemahaman mengenai materi bisa ditingkatkan. Model Reciprocal Teaching juga
mendukung dialog yang bersifat kerja sama. Pembelajaran dengan menggunakan
model Reciprocal Teaching ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih menekankan arti kebersamaan.
Menurut Polinscar dan Brown dalam Widya (2010), karakteristik yang
paling utama dari model Reciprocal Teaching adalah sebagai berikut:
1. Suatu dialog antara siswa dengan guru dimana masing-masing mendapat
giliran untuk memimpin diskusi.
2. Reciprocal merupakan suatu interaksi tindakan seseorang untuk merespon
orang lain.
3. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu:
merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan
memprediksi jawaban. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa
Page 27
14
14
membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya dan juga
mendorong siswa untuk memiliki kemandirian belajar.
Selain itu, yang perlu ditekankan adalah pendekatan dialogis dalam
pembelajaran yang baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa.
Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka
dalam mengamati dimana pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa memiliki
kecenderungan diam sehingga guru harus melakukan teknik scaffolding untuk
membangkitkan keaktifan siswa.
Menurut Sardiyanti (2010), adapun prinsip-prinsip yang mendasari model
Reciprocal Teaching dalam pendekatan konstruktivistik adalah sebagai berikut:
Pertama : Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. Artinya,
relevansinya tidak harus berkaitan dengan kehidupan atau
keberadaan siswa terdahulu tetapi siswa harus memiliki minat
terhadap subjek tertentu sehingga memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap subjek tertentu.
Kedua : Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan. Artinya, guru mengorganisasi informasi sekitar
problematika konsep, pertanyaan dan situasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu karena siswa disibukan dengan ide-ide atau problem
yang dipresentasikan secara sulit/tidak dimengerti.
Ketiga : Mencari dan menilai pendapat siswa. Artinya, dalam proses belajar
mengajar karakteristik para siswa sangat diperhitungkan karena
mempengaruhi jalannya proses dan hasil pembelaan siswa yang
bersangkutan. Maksudnya yaitu siswa akan memiliki pemahaman
Page 28
15
15
bersangkutan. Maksudnya yaitu siswa akan memiliki pemahaman
yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada
pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menggiatkan
prestasinya.
Keempat : Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Artinya, belajar menjadi lebih baik jika tuntutan kognitif dari
kurikulum dapat dicapai oleh para siswa.
Kelima : Guru harus mampu memberikan pertanyaan yang luas agar siswa
dapat mengungkapkan ide-ide yang mereka miliki tanpa harus
terfokus terhadap satu jawaban saja.
Menurut Sulandari dalam Sardiyanti (2010), bahwa Reciprocal Teaching
ini didukung oleh beberapa teori, karena teori ini membantu pengajar dalam
menjelaskan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Adapun teori-teori yang
mendukung model Reciprocal Teaching adalah:
Sesuai dengan Teori Piaget, model Reciprocal Teaching ini sangat cocok
dalam kegiatan pembelajaran.Model Reciprocal Teaching memusatkan siswa
untuk berpikir, mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif serta terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran.Penerapan Teori Piaget dalam Reciprocal Teaching
adalah “tutor teman sebaya” dimana peserta didik dapat mempresentasikan ide-ide
secara lebih jelas.
Ide penting dari Teori Vigotsky adalah Scaffolding. Scaffolding berarti
pemberian sejumlah besar bantuan seorang anak selama tahap-tahap awal
pembelajaran dan kemudian peserta didik tersebut mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat
Page 29
16
16
jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat
berupa petunjuk peningkatan, dorongan, menguraikan masalah kedalam langkah-
langkah pemecahan, memberikan contoh ataupun yang lainnya yang
memungkinkan peserta didik untuk tumbuh mandiri.Reciprocal Teaching,
mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Model ini sesuai untuk
melatih kemandirian siswa dalam menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya. Peran pengajar adalah membantu “tutor teman sebaya” jika
mengalami kesulitan dengan memberikan Scaffolding atau memberikan bantuan
kepada peserta didik berupa petunjuk, peringatan, dorongan untuk meyakinkan
peserta didik tumbuh mandiri.
Teori kekuatan mental berasal dari Jean. J. Resseau yang mengungkapkan
bahwa anak memiliki potensi atau kekuatan yang masih terpendam yaitu potensi
berpikir, berperasaan, berkemauan, keterampilan berkembang, mencari dan
menemukan sendiri apa yang diperlukannya. Apabila dihubungkan dengan model
Reciprocal Teaching,teori ini sangat mendukung dimana model Reciprocal
Teaching ini memberikan keempat keterampilan kognitif.
Menurut Claire Weinstein dalam Sardiyanti (2010), “pengajaran yang baik
adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang bagaimana belajar,
bagaimana mengingat, bagaimana berpikir, bagaimana memotivasi diri sendiri”.
Berarti yang menjadi pusat perhatian adalah siswa. Siswa termotivasi untuk aktif
dan belajar mandiri dalam memahami suatu konsep. Peranan guru adalah sebagai
fasilitator dan motivator yang mengarahkan siswa untuk membangun
pengetahuannya secara mandiri. Siswa akan terbiasa untuk membangun
Page 30
17
17
pengetahuannya secara mandiri. Siswa akan terbiasa untuk memahami dan
mengerti apa yang dibahas pada materi yang sedang dipelajari tanpa dibahas
terlebih dahulu oleh guru. Siswa dapat memahaminya dengan cara mereka bekerja
secara kelompok dengan terjadinya interaksi antara siswa yang lebih pandai
dengan siswa yang kurang pandai sehingga dapat saling membantu satu dengan
yang lainnya.
Menurut Palinscar dan Brown (1984), adapun langkah-langkah model
Reciprocal Teaching pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Pada tahap pembelajaran awal, guru bertanggung jawab untuk memimpin
tanya jawab dan melaksanakan strategi model Reciprocal Teaching yaitu
merangkum, membuat pertanyaan, membuat prediksi jawaban dan
menjelaskan.
2. Guru memeragakan cara merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan
kembali dan memprediksi setelah selesai membaca.
3. Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan model ini, guru
membantu siswa dalam menyelesaikan permintaan dari tugas yang diberikan
pada siswa berdasarkan tingkat kepandaian siswa.
4. Selanjutnya, siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan guru atau
tidak ada guru.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian yang
berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk
berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
Page 31
18
18
Pelaksanaan model Reciprocal Teaching menekankan peran aktif siswa
untuk memahami sebuah wacana dengan cara merangkum, membuat pertanyaan,
memprediksi jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan) dan siswa juga dilatih untuk
berperan sebagai seorang guru melalui kegiatan-kegiatan menjelaskan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas, tanya jawab dan diskusi. Sementara peran guru
hanya sebagai fasilitator atau motivator.
Menurut Yunita (2011), model Reciprocal Teaching memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari model Reciprocal Teachingdiantaranya:
1. Melatih kemampuansiswa belajar mandiri sehingga kemampuan dalam belajar
mandiri dapat ditingkatkan.
2. Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak
lain. Penerapan pembelajaran ini memfasilitasi siswa dalam
mempresentasikan idenya.
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan. Menemukan dan
menyelidiki sendiri konsep yang sedang dibahas, siswa akan lebih mudah
dalam memahami suatu konsep. Pengertian siswa tentang suatu konsep pun
merupakan pengertian yang benar-benar dipahami oleh siswa sehingga
pemahaman konsep siswa pun meningkat.
4. Mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
Disamping kelebihan diatas, model Reciprocal Teaching juga memiliki
kelemahan diantaranya yaitu kejenuhan siswa yang dihadapkan pada pemahaman
text books saja terutama pada siswa yang pasif dan tidak semua siswa mendapat
bagian untuk menjadi “guru siswa”, padahal banyak siswa yang aktif ingin terlibat
Page 32
19
19
bagian untuk menjadi “guru siswa”, padahal banyak siswa yang aktif ingin terlibat
dalam dialog terutama ingin menjadi “guru siswa”, jumlah siswa terlalu banyak
dan waktu yang tersedia sangat terbatas
D. Pemahaman Konsep
Menurut Duffin dan Simpson (2000), bahwa pemahaman konsep sebagai
kemampuan siswa untuk: 1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu
untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya 2)
menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda 3) mengembangkan
beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham
terhadap suatu konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan untuk
menyelesaikan setiap masalah dengan benar.Sejalan dengan hal di atas
(Depdiknas, 2003), mengungkapkan bahwa pemahaman konsep merupakan salah
satu kecakapan atau kemahiran yang diharapkan dapat tercapai dalam suatu
pembelajaran yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep yang dipelajarinya,
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah.
Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami konsep. Dalam proses pembelajaran, pemahaman konsep merupakan
bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep akan berkembang apabila guru
dapat membantu murid mengekplorasi topik secara mendalam dan memberi
mereka contoh yang tepat dan menarik suatu konsep. Siswa dikatakan memahami
konsep jika siswa mampu mendefenisikan suatu konsep, mengidentifikasi dan
memberi contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan berbagai ide,
Page 33
20
20
memberi contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan berbagai ide,
memahami bagaimana ide-ide saling terkait satu sama lain sehingga terbangun
pemahaman menyeluruh.
Menurut Anderson Krathwohl (2001), bahwa Indikator kemampuan
pemahaman adalah sebagai berikut:
1. Menafsirkan (interpreting)
Siswa dapat menafsirkan jika mereka mampu mengubah informasi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain.
2. Memberikan contoh (exemplifying)
Siswa dapat memberikan contoh atau gambaran khusus tentang suatu konsep
maupun prinsip.
3. Mengklasifikasi (classifying)
Siswa dapat menentukan bahwa sesuatu masuk dalam kategori atau kelompok
tertentu.
4. Menyimpulkan (summarizing)
Siswa mampu memberikan sebuah pernyataan yang mewakili informasi yang
telah disajikan.
5. Menduga (inferring)
Dikatakan dapat menduga disini jika siswa dapat menduga atau menemukan
pola dalam sebuah baris atau deret dari contoh yang diberikan.
6. Membandingkan (comparing)
Siswa dapat mengenali persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek,
kejadian, ide, permasalahan, atau situasi-situasi tertentu.
Page 34
21
21
7. Menjelaskan (explaining)
Siswa mampu membangun dan menggunakan model sebab dan akibat dari
sebuah sistem atau teori.
Menurut Syayidah (2010), terdapat empat prinsip untuk meningkatkan
pemahaman konsep yaitu:
1. Perhatian : menarik dengan cara menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi, menggunakan media yang relevan, tidak monoton
dan tegang serta melibatkan seluruh siswa dalam bertanya
jawab.
2. Relevansi : mengemukakan relevansi pelajaran dengan kebutuhan dan
manfaat setelah mengikuti pelajaran dalam hal ini kita
menjelaskan terlebih dahulu tujuan instruksional.
3. Percaya diri : menumbuhkan dan menguatkan rasa percaya diri pada siswa,
hal ini dapat disiasati dengan menyampaikan pelajaran secara
runtut dari yang mudah ke sukar. Menumbuhkan kepercayaan
siswa dengan pujian atas keberhasilannya.
4. Kepuasan : memberi kepercayaan kepada siswa yang telah menguasai
keterampilan tertentu untuk membantu teman-temannya yang
belum berhasil dan gunakan pujian secara verbal dan umpan
balik atas prestasinya tersebut.
Berdasarkan pengertian yang disampaikan oleh para ahli tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa secara umum pemahaman konsep merupakan
kemampuan mengkonstruksikan makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke
Page 35
22
22
pengetahuan awal yang dimiliki atai mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke
dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa karena penyusun skema
adalah konsep maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman.
E. Kerangka Berpikir
Rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap pelajaran biologi
khususnya merupakan suatu permasalahan yang umum dan sudah menjadi
persoalan yang seolah tidak ada ujungnya. Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan proses pengajaran, diantaranya adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru masih cenderung menggunakan metode ceramah sementara
metode diskusi jarang digunakan karena faktor terbatasnya waktu kegiatan
pembelajaran. Adapun kurangnya penerapan model yang bervariasi yang
digunakan oleh guru membuat siswa menjadi pasif dan pemahaman konsep siswa
menjadi rendah.
Model Reciprocal Teachingmerupakan salah satu model pembelajaran
yang memfokuskan pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pelajar yang
mandiri dan terlibat langsung secara aktif serta dapat membantu siswa untuk
mengkontruksikan pemahamannya kepada siswa lain. Peran guru sebagai
pembimbing sekaligus fasilitator yang memberikan bantuan dan arahan agar
konsep yang dipahami siswa tidak keluar dari materi.Melalui model ini siswa
tidak hanya mendengar, menerima dan mengingatsajatetapi mengajak siswa untuk
memahami materi pelajaran.Kondisi ini diharapkan mampu meningkatkan
pemahaman konsep belajar siswa kelas VIII terhadap materi pembelajaran biologi
Page 36
23
23
khususnya.Berdasarkan hasil pemikiran di atas digambarkan kerangka berpikir
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Siswa SMP Negeri 4 Tarakan
Rendahnya Pemahaman Konsep Siswa :
a. Cenderung menggunakan metode ceramah.
b. Metode atau model pembelajaran yang kurang bervariasi.
c. Siswa menjadi pasif
d. Pemahaman konsep siswa masih rendah
Model Reciprocal Teaching
a. Mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri dan terlibat
langsung secara aktif.
b. Melatih siswa untuk mengkontruksikan pemahamannya pada
siswa lain.
c. Mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
a. Proses belajar terarah
b. Siswa menjadi aktif
c. Mudah memahami konsep materi.
Pemahaman konsep
Page 37
24
24
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruhpenerapan model Reciprocal
Teaching terhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia pada siswa
kelasVIII SMPNegeri 4 Tarakan.
Page 38
25
25
BAB III
METODEPENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu (quasi eksperiment).Penelitian quasi eksperimentdilakukan
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat
diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi variabel yang relevan.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pretest dan
posttestnon equivalens control groupdesign yang melibatkan dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi pretest dan posttest
kemudian dibandingkan dengan hasil pretest dan posttest dari kelas yang tidak
diberi perlakuan sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen menggunakan
model Reciprocal Teaching(Pembelajaran Timbal Balik)dan pembelajaran yang
dilaksanakan pada kelas kontrol adalah pembelajaran dengan konvensional
(metode diskusi kelompok). Rancangan pretest dan posttestnon equivalens control
groupdesign yang dimaksudkan terdapat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
K O3 - O4
Page 39
26
26
Keterangan;
E : Kelas eksperimen
K : Kelas kontrol
O1,O3 :Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
O2,O4 :Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
X : Variabel bebas/ perlakuan
Gambar 3.1 Diagram Hubungan Variabel Penelitian
Keterangan;
X : Model Reciprocal Teaching
Y : Pemahaman konsep
(Sugiyono, 2013)
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan variabel penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Reciprocal
Teaching(Pembelajaran Timbal Balik).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yang dimaksud oleh peneliti adalah pemahaman konsep
sistem pernapasan manusiapada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri
4 Tarakan Tahun Pembelajaran 2013/2014.
𝑿 𝒀
Page 40
27
27
D. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tarakan kelas VIII.Lokasi
penelitian Jl. Hangtuah, RT. 08, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan
Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai tanggal 20 Nopember sampai 28 Nopember
2013 pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2013/2014.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Tarakan Tahun Pembelajaran
2013/2014 yang berjumlah 9 Rombel.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Cluster
random sampling. Siswa memiliki kemampuan belajar yang hampir sama
sehingga dilakukan penarikan sampel dengan cara pengundian. Pada pengundian
pertama menentukan kelas eksperimen yakni kelas VIII-3 dengan jumlah siswa 36
anak yang menggunakan model Reciprocal Teaching dan undian kedua ditetapkan
sebagai kelas kontrol yakni kelas VIII-4 dengan jumlah siswa 36 anak yang
menggunakan pembelajaran konvensional (metode diskusi kelompok).
Page 41
28
28
F. Defenisi Operasional
Dalam definisi operasional akan dijelaskan yang digunakan sehubungan
dengan judul ini untuk menghindari adanya salah pengertian dan penjelasan yang
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran
dimana guru mengharuskan siswa belajar mandiri, memperoleh pengetahuan
dengan caranya sendiri dan tidak terlalu bergantung pada penjelasan guru.
Model pembelajaran ini terdiri dari empat strategi pemahaman spesifik yaitu
merangkum, mengajukan pertanyaan, memprediksi soal dan mengklarifikasi
istilah-istilah yang sulit dipahami.
2. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman
konsep biologi siswa. Pemahaman konsep biologi siswa adalah skor yang
dicapai siswa ketika menjawab tes pemahaman konsep yang dilakukan setelah
diberikan perlakuan dengan menerapkan model Reciprocal Teaching.
G. Instrumen Penelitian dan Perangkat Pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu instrumen
penelitian dan instrumen pembelajaran.
1. Instrumen penelitian berupa tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan, latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok.
Page 42
29
29
Bentuk tes yang digunakan tes pemahaman konsep siswa yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur kognitif siswa, dimana tes pemahaman konsep ini
dalam bentuk tipe soal uraian yang berjumlah 10 soal dan diberikan sebelum dan
sesudah pembelajaran pada kedua kelas.
2. Instrumen perangkat pembelajaran terdiri dari:
a) Silabus
Merupakan seperangkat rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar.Komponen penting yang ada dalam RPP meliputi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi
pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dan evaluasi.
c) Materi Pelajaran (Buku Siswa)
Merupakan salah satu panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran
yang berisikan garis besar bab dan uraian materi yang harus dipelajari.
d) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Merupakan panduan siswa yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar
yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
Page 43
30
30
pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian pemahaman konsep
yang harus ditempuh.
H. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data, adalah
sebagai berikut, yaitu:
1. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mendapatkan data-
data pendukung penelitian yang meliputi: nilai UTS dan daftar nama siswa
semester ganjil pada mata pelajaran IPA yang akan dipergunakan dalam
kepentingan penelitian selanjutnya.
2. Lembar Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model Reciprocal
Teaching.
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap model
Reciprocal Teachingketika proses pembelajaran berlangsung.Skor penilaian
angket menggunakan skala Likert.
4. Tes
Suatu cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki
oleh siswa tentang apa yang telah dipelajari. Tes pada penelitian ini berbentuk
tes uraian.
Page 44
31
31
Adapun langkah-langkah dalam membuat instrumen untuk tes hasil belajar
adalah:
a. Membuat kisi-kisi soal tes
b. Menyusun soal-soal tes
c. Membuat kunci jawaban
d. Mengadakan uji coba tes
Setelah instrumen diuji cobakan, maka diketahui apakah instrumen
tersebut valid atau tidak dan reliabel atau tidak. “instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel” (Arikunto, 2006).
I. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dimantapkan
kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba.Dari data hasil uji coba
perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
a) Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan serta
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur
validitas tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor
Page 45
32
32
validitas tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor
faktor tertentu dengan skor total, yaitu dengan menggunakan korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
2222 Y)(YnX)(Xn
Y)X)((XYn
(Arikunto, 2006)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
n = jumlah siswa
∑X = skor tiap butir soal
∑Y = jumlah skor total
∑X2= jumlah kuadrat skor tiap butir soal
∑Y2= jumlah kuadrat skor total
(∑X)2= kuadrat jumlah skor semua butir soal
(∑Y)2=kuadrat jumlah skor total
Keputusan uji
rxy> rtabelitem tersebut valid
rxy< rtabelitem tersebut tidak valid
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan 𝑟𝑥𝑦
dengan rtabel product momentdengan α = 0,05. Perhitungan validitas soal dalam
penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0.5 Hasil uji validitas
instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Hasil UjiValiditasInstrumen
Statistik
Jumlah Soal 10
Jumlah Siswa 100
Jumlah Soal Valid 10
Tes uraian yang divaliditas terdiri atas 10 butir soal. Uji coba tersebut
dilakukan pada tanggal 11 Nopember 2013 terhadap siswa kelas IX SMP Negeri 4
Tarakan Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 100 siswa.
Page 46
33
33
Hasil analisis validitas menyatakan bahwa 10 butir soal uraian yang valid
(lampiran 11), berdasarkan uji tingkat kesukaran soal, tidak ada soal yang
tergolong dalam kategori sukar, sehingga peneliti menetapkan untuk
menggunakan 10 butir tes pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian
untuk mengetahui pemahaman konsep siswa.
b) Uji Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap, artinya apabila tes dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada
lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Jadi instrumen yang
reliabel adalah instrumen yang cukup baik dan dapat dipercaya untuk
mengungkap data.Pengujian reliabilitas untuk butir soal uraian dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpa Cronbach. Rumus koefisien realibilitas Alpa Cronbach
yaitu:
𝒓𝒊 = 𝐤
𝐤 − 𝟏 𝟏 −
𝐒𝟏𝟐
𝐒𝐭𝟐
Keterangan:
K = mean kuadrat antara subjek
∑ S12 = mean kuadrat kesalahan
St2 = varians total
Rumus untuk varians total dan varians item:
St2 = 𝑋
𝑡2
𝑛−
𝑋𝑡 2
𝑛2
Si2 = 𝐽𝐾𝑖
𝑛−
𝐽𝐾𝑠
𝑛2
Keterangan:
𝐽𝐾𝑖 = jumlah kuadrat seluruh skor item
𝐽𝐾𝑠 = jumlah kuadrat subjek
(Sugiyono, 2013)
Page 47
34
34
Untuk kriteria klasifikasi nilai reliabilitas butir soal dapat dilihat pada
Tabel 3.3berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal
No. Rentang Keterangan
1 0,80 –1,00 Sangat Tinggi
2 0,60 – 0,79 Tinggi
3 0,40 – 0,59 Cukup
4 0,20 – 0,39 Rendah
5 0,00 – 0,19 Sangat Rendah
(Sumber : Arikunto, 2006)
Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.5 Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada
Tabel 3.4 berilkut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Statistik
rhitung 0,70
Kesimpulan Tingkat reliabilitas tinggi
Dari Tabel 3.4 diperoleh nilai koefisien reliabilitas soal pada Alpa
Cronbach sebesar 0,70. Nilai koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa
soal tersebut masuk ke dalam kategori reliabilitas tinggi.
c) Uji Tingkat Kesukaran
Uji tingkat kesukaran ini bertujuan untuk memperoleh soal yang baik,
dimana soal yang baikadalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar,dalam penelitian ini digunakan alat ukur untuk menghitung tingkat
kesukaran soal dengan rumus:
P =𝐵
𝐽𝑆
Page 48
35
35
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun klasifikasi kategori tingkat kesukaran soal ditunjukkan pada Tabel
3.5 berikut:
Tabel 3.5 Klasifikasi Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai TK Kategori
0,00 - 0,30 Soal Sukar
0,30 - 0,70 Soal Sedang
0,70 - 1,00 Soal Mudah
(Sumber: Arikunto, 2006)
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
software Anates versi 4.0.5 Hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes
dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kategori Soal Jumlah Soal
Sangat Sukar -
Sukar -
Sedang 4
Mudah 4
Sangat Mudah 2
Jumlah 10
Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran instrumen menyatakan bahwa
dari soal-soal yang valid mempunyai kriteria tingkat kesukaran masing-masing
dimana soal yang termasuk kriteria sedang sebanyak 4 soal, soal kriteria mudah
sebanyak 4 soal dan soal kriteria sangat mudah sebanyak 2 soal (lampiran 11).
Tidak ada soal yang tergolong dalam kategori sangat sukar maupun sukar,
sehingga peneliti menetapkan untuk menggunakan 10 butir tes pemahaman
Page 49
36
36
konsep yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui pemahaman konsep
siswa.
d) Uji Daya Pembeda
Uji pembeda soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Cara
yang digunakan sama dengan menentukan tingkat kesukaran, hanya saja sebelum
dilakukan penghitungan terlebih dahulu dilakukan pengurutan skor yang diperoleh
dari yang tinggi sampai yang rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan
daya pembeda untuk soal bentuk uraian adalah sebagai berikut:
D =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝑅
Keterangan:
D = Indeks diskriminasi
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Adapun klasifikasi kategori daya pembeda ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7Klasifikasi Kategori Daya Pembeda (D)
Nilai D Kategori
0,00 - 0,20 Jelek
0,20 - 0,40 Cukup
0,40 - 0,70 Baik
0,70 - 1,00 Baik Sekali
(Sumber: Arikunto, 2006)
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software Anates versi 4.0.5 Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada
Tabel 3.8 berikut:
Page 50
37
37
Tabel 3.8 Hasil Uji Daya Pembeda
Kategori Soal Jumlah Soal
Baik Sekali -
Baik 3
Cukup 3
Jelek 4
Jumlah 10
Berdasarkan hasil analisis daya pembeda instrumen menyatakan bahwa
dari soal-soal yang valid mempunyai kriteria tingkat daya pembeda masing-
masing dimana soal yang termasuk kriteria baik sebanyak 3 soal, soal kriteria
cukup sebanyak 3 soal dan soal kriteria jelek sebanyak 4 soal (lampiran 11).
Setelah dilakukan uji daya pembeda soal dapat diketahui bahwa siswa yang
berkemampuan tinggi berjumlah 73 orang dan siswa yang berkemampuan rendah
berjumlah 27 orang.
2. Uji Prasyarat
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Untuk menguji normalitas
data digunakan uji statistik Kolmogorov-smirnov dengan taraf signifikanα yang
ditentukan 0,05, kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikan α, maka Ho diterima
Jika nilai signifikan α, maka Ho ditolak
Jika kedua kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian
homogenitas data dengan menggunakan uji Levene‟s test.
Page 51
38
38
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya
data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis
homogenitas data digunakan uji Levene‟s test dengan taraf signifikan α = 0,05.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikan α, maka Ho diterima
Jika nilai signifikan α, maka Ho ditolak
3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Untuk menguji kesamaan dua rata-rata pretest atau dua rata-rata posttest.
Ada 3 alternatif yang bisa dilakukan antara lain,
a) Jika data dari kedua kelas tersebut normal dan homogen, maka digunakan
ujiindependent sample t-testdengan taraf signifikan α = 0,05. Kriteria
pengambilankeputusan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ α, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi <α, maka Ho ditolak
b) Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih
digunakan uji independent sample t-test, akan tetapi untuk membaca hasil
pengujiannya yaitu pada kolom equal variance not asumed (diasumsikan
varians tidak sama), dengan taraf signifikan α = 0,05. Kriteria pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ α, maka H0 diterima
Jika nilai signifikansi <α, maka H0 ditolak.
Page 52
39
39
c) Jika salah satu atau kedua data dari kelas eksperimen dan kontrol tidak
berdistribusi normal, maka tidak diuji homogenitasnya tetapi digunakan uji
statistic non parametric dengan uji Mann-whitney, dengan taraf signifikan α =
0,05. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ α, maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi <α, maka Ho ditolak
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh model Reciprocal
Teachingterhadap pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan.
Setelah masing-masing kelas diterapkan dengan menggunakan model
pembelajaran yang berbeda, pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan model Reciprocal Teaching, sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok.Untuk mengetahui
adanya pemahaman konsep belajar siswa dapat dilihat dari hasil nilai selisih
pretest dan posttest kedua kelas tersebut, dengan teknik analisis data yang
digunakan adalah statistik parametrik dengan uji-t atau uji independent sample t-
test dengan taraf signifikan α = 0,05.Kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi ≥ α, maka H0 diterima
Jika nilai signifikansi <α, maka H0 ditolak.
Hipotesis statistik :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Page 53
40
40
Dimana:
Ho = Tidak terdapat pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching terhadap
pemahaman konsep sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Tarakan.
Ha = Terdapat pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching terhadap
pemahaman konsep sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 4 Tarakan.
Page 54
41
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas VIIISMP Negeri 4
Tarakan Tahun Pembelajaran2013/2014 semester ganjil pada materi sistem
pernapasan manusia. Pada penelitian ini menggunakan 2 kelas yaitu VIII-3
sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 36 siswa belajar menggunakan
model Reciprocal Teaching dan VIII-4 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah
36 siswa belajar menggunakan metode diskusi kelompok.
Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian yaitu berupa data
hasilbelajar biologi siswa yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tes
hasil belajaryang diberikan sebagai tes kemampuan awal (pretes) dan tes
kemampuan akhir(posttest).Sebelum pretestdan posttest diberikan pada kedua
sampel instrumen tes terlebih dahulu diujikan pada kelas lain, pada uji coba
instrumen ini dilakukan dikelas IX-2, IX-3 dan IX-5, dengan pertimbangan bahwa
kelas XI sudah pernah mendapatkan materi sistem pernapasan manusia di kelas
VIII. Instrumen yang digunakan dalam bentuk uraian 10 butir soal, kemudian
dianalisis.Setelah dianalisis diperoleh data validitas yang menyatakan 10 butir
soal yang valid, dengan nilai reliabilitas 0.70 yang berarti reliabilitasnya tinggi.
Hasil data pada penelitian ini berupa hasil pemahaman konsep siswa, yang
kemudian dianalisis secara inferensial untuk menguji hipotesis.Hasil belajar yang
Page 55
42
42
berupa pemahaman konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur
dengan tes pemahaman konsep. Hasil belajar diukur sebelum perlakuan dalam
penelitian dilaksanakan pretest dan setelah perlakuan dilaksanakan posttest,
pretest dilaksanakan untuk melihat kemampuan awal siswa sebelum belajar
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Sementara itu
posttest dilakukan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Reciprocal
Teachingterhadap pemahaman konsep siswa. Rata-rata hasil analisis data pretest
dan post testpemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Data Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelompok
Reciprocal Teaching
(Kelas Eksperimen)
Diskusi Kelompok
(Kelas Kontrol)
Pretest
47.97
Postest
74.55 Pretest
50.75 Postest
68.16
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat gambar diagram batang sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Grafikpemahaman konsep siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol
0
20
40
60
80
Kelas
Eksperimen
Kelas Kontrol
47.97 50.75
74.55 68.16
Nil
ai
Nilai Rata-Rata
Pretest
Posttest
Page 56
43
43
Berdasarkan gambar 4.1 diatas terlihat bahwa nilai rata-rata
posttestpemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Nilai rata-rata posttestpemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen
yaitu 74,55 dan pada kelas kontrol yaitu 68,16. Data yang diperoleh dari
penelitian ini masih merupakan skor.
2. Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data yang diperoleh dari penelitian ini masih merupakan skor. Data yang
diperoleh berupa data kuantitatif yaitu data pretest dan posttest.Analisis data yang
digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas serta uji hipotesis.Uji normalitas
dan uji homogenitas digunakan sebagai uji prasyarat, uji hipotesis menggunakan
uji-t. Pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan bantuan software
SPSS 16.0 for windows.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas Data Pretest
Uji normalitas data diperlukan untuk mengetahui jenis pengujian beda
duarerata yang akan diselidiki selanjutnya.Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi secara normal atau
tidak.Untuk menguji data pretest digunakan uji statistik Kolmogorov-smirnov.
Output hasil dari uji Kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada lampiran 14. Berikut
ini adalah Tabel 4.2 merupakan data normalitas pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Page 57
44
44
Tabel 4.2Data Normalitas Pretest KelasEksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Signifikansi (2-tailed)
Eksperimen 0,492
Kontrol 0,744
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh nilai signifikansi kelas eksperimen adalah
0,492 dan kelas kontrol adalah 0,744. Karena nilai signifikansinya lebih besar dari
α = 0,05 hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka akandilakukan uji
homogenitas data pretest.
2) Uji Homogenitas Data Pretest
Diketahui bahwa nilaipretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
homogenitas varians data. Untuk menguji data pretest kedua kelas tersebut,
digunakan uji Levene‟s. Adapun output dari uji homogenitas tersebut ditunjukkan
pada lampiran 14. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai Fhitung4,086 dan nilai
signifikansi 0,047.Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari α, berarti secara
signifikan terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
atau tidak berasal dari populasi yang homogen, selanjutnya dilakukan uji
kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji independent sample t-test.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretest
Selanjutnya menguji kesamaan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk mengetahui nilai signifikansi kedua kelas tersebut, penulis
menggunakan uji independent sample t-test.Output hasil perhitungan uji
independent sample t-test tersebut dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan
Page 58
45
45
data tersebut didapat nilai thitung-0.931 dan sig. (2-tailed) adalah 0.355, oleh karena
signifikansi lebih besar dari α = 0,05, sehingga secara signifikan rata-rata pretest
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
4) Uji Normalitas Data Postest
Uji normalitas data untuk mengetahui posttest yang diolah berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal, terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian
tersebut dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-smirnov,
dengan taraf signifikansi α = 0,05.Output hasil dari uji Kolmogorov-smirnov dapat
dilihat pada lampiran 14.Berikut ini adalah Tabel 4.3 merupakan data normalitas
posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.3 Data Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Signifikansi (2-tailed)
Eksperimen 0,417
Kontrol 0,950
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh nilai signifikansi kelas eksperimen 0.417
dan kelas kontrol 0.950. Karena kedua nilai tersebut signifikansinya lebih besar
dari α = 0,05, hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Karena berdistribusi normal, maka akan dilakukan uji
homogenitas data posttest.
5) Uji Homogenitas Data Posttest
Setelah diketahui bahwa nilaiposttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
homogenitas varians data.Untuk menguji data posttest kedua kelas tersebut,
Page 59
46
46
digunakan uji Levene‟s. Adapun output dari uji homogenitas tersebut dapat dilihat
pada lampiran 14. Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut diperoleh nilai Fhitung0.083 dan
nilai signifikan 0.774. Oleh karena nilai signifikannya lebih besar dari α, maka
data posttest kedua kelas berasal dari populasi homogen atau memiliki varians
yang sama.
b. Uji Hipotesis
Setelah masing-masing sampel memperoleh pembelajaran dengan
perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan posttest yang soalnya sama dengan
soal pretest. Posttest dilakukan dengan belajar berkenaan dengan tujuan untuk
melihat pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran. Untuk mengetahui
adanya pemahaman konsep siswa setelah menerapkan model Reciprocal
Teaching, dilakukan uji independent sample t-test. Output uji independent sample
t-test dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan data pada baris equal variances
assumed (diasumsikan sama) diperoleh thitung2,742 pada taraf signifikansi α =
0,05dan dk = 70 diperoleh nilai ttabel 1,666 berarti thitung>ttabel, artinya terdapat
pengaruh penerapan model Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep
sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan. Hal ini
menunjukkan bahwa model Reciprocal Teaching berpengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa.
B. Pembahasan
Berdasarkan nilai posttest pemahaman konsep, rata-rata nilai posttest pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Rata-rata nilai pada kelas
Page 60
47
47
eksperimen sebesar 74.55 sementara pada kelas kontrol sebesar 68.16 Hasil
analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa data
kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan data pretest kelas
eksperimen dan kontrol tidak berbeda jauh, maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas.
Uji data homogenitas, kedua sampel tersebut tidak homogen.Selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest.Berdasarkan pengujian statistik
dengan menggunakan uji independent sample t-test diperoleh angka signifikansi
0,355. Oleh karena angka signifikansi lebih besar dariα = 0,05maka pemahaman
konsep awal siswa pada kedua kelas (eksperimen dan kontrol) terdapat perbedaan.
Selanjutnya penelitian dilanjutkan dengan melakukan pembelajaran terhadap kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran yang
berbeda, yakni kelas eksperimen menggunakan Reciprocal Teaching sedangkan
kelas kontrol menggunakan diskusi kelompok.Setelah dilakukan pembelajaran,
kemudian dilakukan posttest, hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman
konsep belajar siswa setelah pembelajaran berlangsung pada kedua kelas.
Dari hasil analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
diketahui bahwa data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.Uji data homogenitas, kedua sampel
tersebut homogen.Kemudian dilakukan uji independent t- sample test pada
software SPSS 16.0.
Berdasarkan pengujian statistik dengan menggunakan uji independent t
sample test diperoleh thitung2,742 pada taraf signifikansi α dan df = 70 diperoleh
nilai ttabel 1,666 berarti thitung>ttabel. Berdasarkan keterangan di atas hal ini
Page 61
48
48
nilai ttabel 1,666 berarti thitung>ttabel. Berdasarkan keterangan di atas hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan modelReciprocal Teaching
terhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 4 Tarakan.
Berdasarkan hasil t-test diketahui bahwa penerapan model Reciprocal
Teaching berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa kelas VIII SMP Negeri
4 Tarakan. Hal ini disebabkan karena siswa diberikan kesempatan belajar mandiri,
yaitu belajar menemukan konsep sendiri, memperoleh pengetahuan dengan
caranya sendiri, siswa juga bekerjasama dalam diskusi sehingga kemampuan
mengutarakan ide, mengklasifikasi ataupun mengkomunikasikan pemahamannya
secara lisan maupun tulisan dapat tercapai dengan tidak terlalu bergantung pada
penjelasan guru. Hal ini sesuai yang disampaikan Aprilia (2010), bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model Reciprocal Teaching mampu melatih
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide, gagasan, meningkatkan
kemampuan bernalar siswa, meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman
konsep dan pemecahan masalah serta mampu meningkatkan keterampilan
berkomunikasi siswa.
Reciprocal Teachingitu sendiri adalah suatu model pembelajaran
kontruktivis yang didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan,
mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran dan pemodelan oleh
guru.Dengan menggunakan model ini siswa diajarkan empat strategi pemahaman
yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi pemecahan
masalah/soal dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Keempat
strategi tersebut terangkum dalam tugas di LKS.
Page 62
49
49
masalah/soal dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Keempat
strategi tersebut terangkum dalam tugas di LKS.
Kegiatan pembelajaran yang diterapkan dikelas VIII-3 dan VIII-4 sama-
sama melakukan diskusi namun dikelas VIII-4 yang menjadi kelas kontrol dengan
melakukan diskusi kelompok biasa.Pada kelas kontrol dalam kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode diskusi, terlihat kaku berlangsung searah,
sehingga siswa tidak memiliki kesempatan dalam mengapresiasikan diri.
Berdasarkan uraian diatas, siswa memberikan respon yang cukup baik
kepada peneliti pada saat pembelajaran berlangsung baik dikelas eksperimen
maupun dikelas kontrol.Tetapi keaktifan siswa lebih banyak terlihat dikelas
eksperimen dengan kegiatan diskusi.Siswa dikelas eksperimen mengerjakan LKS
secara kooperatif dengan teman kelompoknya.Saat mengerjakan tugas tersebut,
siswa berdiskusi dan berbagi informasi yang diketahuinya dengan teman
kelompoknya, disinilah peran siswa sebagai “pengajar” menggantikan peran guru
untuk mengajar teman-temannya.Sementara guru lebih berperan sebagai fasilitator
yang memberi kemudahan dan pembimbing melakukan scaffoldingyaitu dengan
bertindak sebagai anggota kelompok membantu siswa yang mengalami kesulitan
pada langkah-langkah tertentu.
Pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap pemahaman konsep siswa
dapat juga terlihat dari respon siswa yang secara umum adalah baik. Mayoritas
siswa berpendapat bahwa pelajaran dengan model Reciprocal Teaching lebih
menyenangkan, melatih bekerjasama, berani mengeluarkan pendapat dan juga
dapat lebih mandiri dalam belajar karena harus menemukan jawaban-jawaban dari
persoalan yang diberikan oleh guru melalui LKS. Selain itu, semua tahapan dalam
Page 63
50
50
persoalan yang diberikan oleh guru melalui LKS. Selain itu, semua tahapan dalam
pembelajaran Reciprocal Teaching terbukti dapat menunjang peningkatan
pemahaman konsep siswa. Meskipun penelitian ini dapat dikatakan berhasil dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa, namun masih ditemukan kendala-
kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran diantaranya masih ada siswa
yang diam atau melamun, mengganggu temannya yang lagi serius ketika
pembelajaran berlangsung dan jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak.
Page 64
51
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model
Reciprocal Teachingterhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia
pada siswa kelasVIII SMP Negeri 4 Tarakan, dengan pengujian statistik
menggunakan ujiindependent sample t-test diperoleh thitung2,742 pada taraf
signifikansi α = 0,05dan dk = 70 diperoleh nilai ttabel1,666 berarti
thitung>ttabel(2,742> 1,666). Dapat disimpulkan bahwa terdapatpengaruh model
Reciprocal Teachingterhadap pemahaman konsep sistem pernapasan manusia
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tarakan.
B. Saran
Melalui penulisan skripsi ini peneliti mengajukan saran yang
berhubungandengan penerapan model Reciprocal Teaching yaitu:
1. Guru lebih komunikatif dengan siswa, sehingga siswa tidak malu atau takut
bertanyaapabila mengalami kesulitan dan agar siswa lebih berani
menyampaikan pendapat.
2. Dalam strategi pembelajaran timbal balik (Reciprocal Teaching), gurusebagai
fasilitator hendaknya mendorong siswa untuk belajar mandirisehingga
mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Page 65
52
52
3. Dengan penerapan model Reciprocal Teaching,maka siswa dilatih untuk bisa
belajar mandiri sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
dapat tercapai dan siswa dapat memahami suatu konsep materi yang
didapatkan, untuk itulah sebagai seorang guru harus dapat menerapkan
strategipembelajaran yang sesuai dengan kurikulum sekarang.
4. Bagi peneliti, pengelolaan waktu penting diperhatikan dalam penerapan model
Reciprocal Teaching agar semua tahapan dalam pembelajaran tercapai sesuai
dengan RPP yang telah disusundengan mendiskusikannya dengan guru agar
tercapai hasil yang diinginkan.
Page 66
53
53
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Santi. (2010). PengaruhModel Pembelajaran Reciprocal Teaching
(Pengajaran Berbalik) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep
Protista (Eksperimen di Man 2 Bogor).Skripsi.Universitas Negeri
Jakarta.Diakses 18 Juli 2013.
Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan
Cendekia.
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.Jakarta
: PT. Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kraetif dan Inovatif. Jakarta: AV
Publiser.
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.Diakses 18 Juli 2013.
Sardiman.A.M. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Sardiyanti, Ria. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal
Teaching) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika
Siswa.Skripsi.Universitas Islam Negeri.
Sugiyono.2013. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta:
Jakarta.
Syayidah, Latifah. 2010. Peningkatan Pemahaman Konsep Gerak Menggunakan
Media CD dengan Pendekatan Konstruktivistik Kelas VII B Semester 2 SMP
Kesatrian 1 Semarang dalam Jurnal JP2F. Vol. I. No. 2, September, 2010.
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana Perdana Media Grup.
Purniati, Tia. Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Kapita Selekta
Matematika dalam Jurnal Penelitian.Vol. IX. No. 1, April, 2009. Diakses
31 Agustus 2013.
Page 67
54
54
Widya, Nunung. 2010. Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching Tipe
Diskusi Kelompok dalam Upaya Peningkatan Kualitas Keterampilan
Berbicara Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Padaherang Ciamis Tahun
Pelajaran 2010/2011.Skripsi.Universitas Islam Negeri. Diakses 15
September 2013.
Yunita, Yesie. dan A. Joko. Penerapan Pendekatan Pengajaran Terbalikdalam
Jurnal Pendidikan Biologi.Vol. III. No. 2, Mei, 2011.Diakses 18 Juli 2013.
Page 70
55
55
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah :SMP Negeri 4 Tarakan
Kelas / Semester :VIII/Semester I
Mata Pelajaran :IPA Biologi
Pertemuan : 1 (Satu)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.1 Mendefinisikan arti pernapasan
1.5.2 Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
1.5.3 Membedakan proses pernapasan dada dan pernapasan perut.
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini siswa mampu:
1. Mendefinisikan arti pernapasan
2. Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
3. Membedakan proses pernapasan dada dan pernapasan perut.
Karakter siswa yang diharapkan:
a. Disiplin (Discipline): kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar siswa dapat
belajar.
Page 71
56
56
b. Rasa hormat dan perhatian (respect): mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru ketika pembelajaran berlangsung.
c. Tekun (diligence): bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
d. Tanggung jawab (responsibility): melaksanakan dengan sungguh-sungguh
tugas yang diberikan oleh guru.
e. Ketelitian (carefulness): teliti dalam memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan
II. Materi Ajar
Sistem Pernapasan Pada Manusia (Materi Terlampir)
a. Macam-macam organ pernapasan manusia
b. Proses pernapasan manusia
III. Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching (Pembelajaran Timbal Balik)
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Model Reciprocal Teaching
Pertemuan 1 (2 Jam Pelajaran)
No Kegiatan Pembelajaran
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
A. Kegiatan Awal
10 menit
1. Salam dan doa bersama
2. Mengecek kehadiran
siswa
3. Guru memberikan
motivasi dan apersepsi
dengan menanyakan
1. Membalas salam dan
berdoa
2. Mendengarkan guru
dan memperhatikan
3. menjawab pertanyaan
dari guru
Page 72
57
57
kepada siswa “mengapa
bernapas melalui hidung
lebih baik dibandingkan
melalui mulut ?”
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
4. Mendengarkan dan
mencatat topik yang
akan dipelajari
B. Kegiatan Inti
60 menit
1. Guru mengawali
pengajaran dengan
menyampaikan rencana
kegiatan diskusi dengan
memperkenalkan dan
memeragakan 4 tahapan
model Reciprocal
Teaching.
2. Guru membagi siswa
dalam 6 kelompok.
Masing-masing kelompok
berjumlah 6 orang untuk
melakukan diskusi.
3. Guru membagikan
wacana yang berisi sub
pokok sistem pernapasan
manusia kepada masing-
masing siswa untuk
dibaca serta dipahami
dalam tiap kelompok.
1. Siswa memperhatikan
dengan seksama
penjelasan guru dan
mengajukan
pertanyaan bila kurang
jelas terhadap
prosedur pengajaran
yang akan dilalui dan
dijelaskan guru.
2. Siswa berkelompok
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan.
3. Masing-masing siswa
dalam kelompok
membaca dan
memahami sebuah
wacana yang
diberikan.
Page 73
58
58
4. Guru membagikan LKS
kepada tiap kelompok
yang berisi 4 tahapan
model Reciprocal
Teaching yaitu:
a. Merangkum
Setelah membaca dan
memahami isi wacana
sub pokok sistem
pernapasan manusia, 2
siswa ditugaskan untuk
membuat
rangkuman/ringkasan dari
wacana yang diberikan.
b. Membuat pertanyaan
Pada gambar proses
pernapasan manusia, 2
siswa ditugaskan untuk
membuat pertanyaan
beserta menyiapkan
jawabannya yang
nantinya pertanyaan yang
dibuat akan dilemparkan
kepada kelompok lain.
c. Membuat prediksi
jawaban
Pada permasalahan yang
diberikan, 2 siswa
ditugaskan untuk
memprediksikan suatu
4. Menerima LKS yang
diberikan dan
memecahkan
permasalahan soal
tersebut bersama
kelompok
a. Siswa membuat
rangkuman/ringkasan
dari isi wacana sistem
pernapasan manusia.
b. Siswa membuat
pertanyaan beserta
jawaban dari suatu
gambar proses
pernapasan manusia.
c. Siswa memprediksi
suatu jawaban
terhadap masalah yang
akan dipecahkan.
Page 74
59
59
memprediksikan suatu
jawaban dalam
memecahkan masalah
tersebut.
d. Mengklarifikasi hal
yang sulit
Masing-masing siswa
dalam kelompok,
bekerjasama untuk
mencari dan
mengklarifikasi istilah-
istilah sulit yang ada
dalam wacana sub pokok
sistem pernapasan
manusia yang belum
dipahami.
5. Pada saat berdiskusi, guru
berkeliling pada setiap
kelompok untuk
memberikan bantuan
kepada kelompok yang
mengalami kesulitan.
6. Guru memberikan
bantuan kepada siswa
secukupnya hanya pada
saat siswa mengalami
kesulitan, dalam arti
siswa yang mengalami
kesulitan tidak langsung
d. Siswa mencari dan
mengklarifikasi istilah-
istilah yang dianggap
sulit dengan cara
bekerjasama dengan
kelompoknya masing-
masing.
5. Siswa menanyakan
kepada guru jika
mengalami kesulitan
tetapi tidak meminta
jawaban.
Page 75
60
60
diberikan jawaban tetapi
guru memberikan
pertanyaan berupa arahan
untuk mengiringi siswa
pada pencapaian solusi
dalam memecahkan suatu
permasalahan.
7. Setelah diskusi kelompok
selesai, guru
membimbing siswa
(perwakilan) untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
terhadap permasalahan
yang diberikan.
8. Guru memberikan
penjelasan singkat
tentang hasil diskusi.
7. Siswa
mempresentasikan
hasil kerja
kelompoknya masing-
masing sesuai dengan
harapan guru.
8. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
C. Kegiatan Penutup
10 menit
1. Guru bersama dengan
siswa menyimpulkan
kegiatan hari ini.
2. Guru memberitahu siswa
bahwa pada pertemuan
berikutnya pembelajaran
masih menggunakan
model Reciprocal
Teaching
1. Siswa bersama
dengan guru
menyimpulkan
kegiatan hari ini
2. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
Page 77
62
62
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sub Konsep :
A. Organ Penyusun Sistem Pernapasan Pada Manusia
B. Proses Pernapasan Pada Manusia
Bacalah wacana di bawah ini, kemudian kerjakan LKS yang telah dibagikan
sesuai dengan tugas masing-masing!
Bernapas adalah proses memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru.
Pada akhir proses ini, dihasilkan limbah berupa gas karbondioksida. proses ini
dapat berlangsung dengan didukung oleh adanya sistem pernapasan, yang terdiri
atas beberapa organ, salah satunya adalah paru-paru. Melalui proses ini oksigen
bebas yang berada di udara dapat masuk ke dalam tubuh kita. Tetapi, oksigen
yang kita ambil tidak dapat langsung mencapai sel-sel di seluruh bagian tubuh dan
digunakan untuk oksidasi.
1. Organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
Wacana
Page 78
63
63
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung berlapis selaput lendir, terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera).Berfungsi sebagai tempat
masuknya udara. Di dalam rongga hidung, udara akanmengalami penyaringan,
penghangatan dan seleksi. Penyaringan dilakukan oleh rambut-rambut dan selaput
lendir dengan cara melekatkan debu dan kotoran yang masuk bersama udara pada
rambut hidung dan selaput lendir. Penghangatan dapat terjadi karena adanya
konka yang permukaannya banyak mengandung kapiler darah sehingga mampu
menghangatkan udara yang masuk.Seleksi bau atau gas dapat terjadi karena
adanya saraf-saraf pembau di dalam hidung kita.
b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan merupakan bagian dari organ pernapasan.Tenggorokan
berupa suatu pipa yang dimulai dari pangkal tengorokan (laring), batang
tenggorokan (trakea) dan cabang batang tenggorokan (bronkus).
c. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk menuju pangkal tenggorokan
(laring) melalui faring. Faring terletak di hulu tenggorokan dan merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke
tenggorokan.Setelah melalui laring, udara selanjutnya menuju ke batang
tenggorokan (trakea).
d. Batang Tenggorokan (Trakea)
Batang tenggorokan tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan terletak
di depan kerongkongan. Batang tenggorokan memanjang dari leher ke rongga
Page 79
64
64
dada atas.Di dalam rongga dada, batang tenggorokan ini bercabang dua.Setiap
cabangnya masuk menuju paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
e. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)
Cabang batang tenggorokan (bronkus) merupakan cabang dari
trakea.Bronkus terbagi menjadi dua, yaitu yang menuju paru-paru kanan dan
menuju paru-paru kiri.Bronkus bercabang lagi menuju bronkiolus.Masing-masing
cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paru atau alveolus.Alveolus
merupakan tempat terjadinya difusi oksigen ke dalam darah.Oleh karena itu,
dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah.
f. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada.Antara rongga dada dan rongga
perut terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan
sekedar pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru
terbagi menjadi paru-paru kanan yang terdiri atas 3 belahan dan paru-paru kiri
hanya 2 belahan. Maka dari itu, paru-paru kanan lebih besar dibandingkan yang
kiri
2. Proses Pernapasan Pada Manusia
Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau
menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup
udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi.
Pada waktu inspirasi (menarik napas) otot-otot interkostal eksterna
berkontraksi dan menarik tulang rusuk ke atas dan keluar. Gerakan ini
Page 80
65
65
memperluas volume rongga dada dan karenanya menarik udara masuk ke dalam
paru-paru.
Pada waktu ekspirasi (menghembus napas), otot-otot interkostal eksterna
kendur, serta sifat paru-paru yang kenyal ini,rongga dada kembali pada ukuran
semula. Pada orang dewasa ketika istirahat, siklus inspirasi dan ekspirasi dalam
setiap menit berjumlah 15-18 dan setiap siklus kira-kira 500 ml hawa dihisap ke
dalam dan di hembuskan keluar
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-paru,
pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan
pernapasan perut (pernapasan diafragma)
a. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga
rusuk terangkat dan akibatnya volume rongga dada membesar.Membesarnya
rongga dada ini membuat tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru
mengembang.Pada saat paru-paru mengembang, tekanan udara di luar lebih besar
dari pada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk.
Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk turun.Akibatnya,
volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya pun naik.Pada
keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara keluar.
b. Pernapasan Perut
Pernapasan ini terjadi karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma
berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang.
Akibatnya, udara akan masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi,
diafragma kembali ke keadaan semula. Saat itu, rongga dada akan menyempit,
Page 81
66
66
mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya, udara dari paru-paru
akan keluar.
3. Kapasitas Paru-paru
Udara yang masuk dan keluar saat berlangsungnya proses pernapasan
biasa dinamakan udara pernapasan atau volume udara tidal. Volume udara tidal
orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. Jika kamu menarik napas
dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara
ini dinamakan udara komplementer. Jika kamu mengembuskan napas sekuat-
kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer.
Meskipun kamu telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih
ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 ml. Udara sisa ini
dinamakan udara residu.Sekarang, kamu dapat menghitung kapasitas vital paru-
paru.Kapasitas vital paru-paru adalah jumlah dari volume udara tidal, volume
udara komplementer, dan volume udara suplementer. Selain itu, kamu juga dapat
menghitung kapasitas total paru-paru yang merupakan jumlah dari kapasitas vital
paru-paru dan udara residu.
Page 82
67
67
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.1 Mendefinisikan arti pernapasan
1.5.2 Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan manusia.
1.5.3 Membedakan proses pernapasan dan pernapasan perut
Kegiatan:
1. Membuat ringkasan dari sub pokok sistem pernapasan manusia
2. Membuat pertanyaan serta jawaban dari gambar proses pernapasan manusia
3. Memprediksikan suatu jawaban terhadap masalah yang diberikan
4. Mencari hal-hal yang dianggap sulit pada sub pokok sistem pernapasan
manusia
Prosedur :
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 6-7 orang
2. Baca dan pahami isi wacana sub pokok materi yang telah berikan
3. Setelah membaca dan mempelajari isi wacana, kerjakanlah LKS berikut sesuai
tugas masing-masing individu dalam kelompok
4. Diskusikan topik permasalahan bersama anggota kelompok selama 10 menit.
5. Setiap kelompok menyajikan hasil kelompok secara bergiliran. Kesempatan
pertama diberikan kepada kelompok yang siap menyajikan ke depan, tetapi
seandainya tidak ada kelompok yang siap maju, guru menunjuk secara acak
untuk mempresentasikannya ke depan.
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 1
Page 83
68
68
Bahan Diskusi
1. Rangkumlah isi wacana sub pokok sistem pernapasan manusia, kemudian
catat hal-hal yang dianggap penting dari isi wacana yang telah dibagikan!
2. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah pertanyaan tersebut
berdasarkan pemahamanmu!
Gambar : Proses Pernapasan Pada Manusia
3. Jelaskan apa yang terjadi dengan bentuk trakea ketika seseorang menelan
seteguk besar makanan? Jelaskan menurut pemahamanmu!
4. Tulislah hal-hal yang kurang jelas serta yang belum dipahami pada materi
sistem pernapasan manusia!
Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk dicari pemecahannya!
Page 84
69
69
Lembar Hasil Diskusi
LKS 1
Nama :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Rangkumlah isi wacana sub pokok sistem pernapasan manusia, kemudian
catat hal-hal yang dianggap penting dari isi wacana yang telah dibagikan!
Jawaban………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah pertanyaan tersebut
berdasarkan pemahamanmu!
Pertanyaan……………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………...................................
Page 85
70
70
Jawaban………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
3. Jelaskan apa yang terjadi dengan bentuk trakea ketika seseorang menelan
seteguk besar makanan? Jelaskan menurut pemahamanmu!
Jawaban…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
4. Tulislah hal-hal yang kurang jelas serta yang belum dipahami pada materi
sistem pernapasan manusia!
Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk dicari pemecahannya!
Jawaban…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….…………
……………………………………………………………………….…………
………………………………………………………………………………….
Page 86
71
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah :SMP Negeri 4 Tarakan
Kelas / Semester :VIII/Semester I
Mata Pelajaran :IPA Biologi
Pertemuan : 2 (kedua)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.4 Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini siswa mampu:
1. Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan:
a) Disiplin (Discipline): kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar siswa dapat
belajar.
b) Rasa hormat dan perhatian (respect): mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru ketika pembelajaran berlangsung.
c) Tekun (diligence): bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
d) Tanggung jawab (responsibility): melaksanakan dengan sungguh-sungguh
tugas yang diberikan oleh guru.
Page 87
72
72
e) Ketelitian (carefulness): teliti dalam memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan
II. Materi Ajar
Sistem Pernapasan Pada Manusia (Materi Terlampir)
c. Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
III. Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching (Pembelajaran Timbal Balik)
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Model Reciprocal Teaching
Pertemuan 2 (2 Jam Pelajaran)
No Kegiatan Pembelajaran
Waktu Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
A. Kegiatan Awal
10 menit
1. Salam dan doa bersama
2. Mengecek kehadiran
siswa
3. Guru memberikan
motivasi dan apersepsi
dengan menanyakan
kepada siswa
“mengapa rokok
berpengaruh terhadap
kesehatan?”
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
1. Membalas salam dan
berdoa
2. Mendengarkan guru
dan memperhatikan
3. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
4. Siswa mendengarkan
dan mencatat topik
yang akan dipelajari.
Page 88
73
73
B. Kegiatan Inti
60 menit
1. Guru mengawali
pengajaran dengan
menyampaikan rencana
kegiatan diskusi dengan
memperkenalkan dan
memeragakan 4
tahapan model
Reciprocal Teaching
2. Guru membagi siswa
dalam 6 kelompok.
Masing-masing
kelompok berjumlah 6
orang untuk melakukan
diskusi.
3. Guru membagikan
wacana yang berisi sub
pokok sistem
pernapasan manusia
kepada masing-masing
siswa untuk dibaca
serta dipahami dalam
tiap kelompok.
4. Guru membagikan LKS
kepada tiap kelompok
yang berisi 4 tahapan
model Reciprocal
Teaching yaitu:
1. Siswa memperhatikan
dengan seksama
penjelasan guru dan
mengajukan pertanyaan
bila kurang jelas
terhadap prosedur
pengajaran yang akan
dilalui dan dijelaskan
guru
2. Siswa berkelompok
berdasarkan kelompok
yang telah ditentukan.
3. Masing-masing siswa
dalam kelompok
membaca dan
memahami sebuah
wacana yang diberikan.
4. Menerima LKS yang
diberikan dan memecahkan
permasalahan soal tersebut
bersama kelompok
Page 89
74
74
a. Merangkum
Setelah membaca dan
memahami isi wacana
sub pokok sistem
pernapasan manusia, 2
siswa ditugaskan untuk
membuat
rangkuman/ringkasan
dari wacana yang
diberikan.
b. Membuat pertanyaan
Pada gambar gangguan
sistem pernapasan
manusia, 2 siswa
ditugaskan untuk
membuat pertanyaan
beserta menyiapkan
jawabannya yang
nantinya pertanyaan
yang dibuat akan
dilemparkan kepada
kelompok lain.
c. Membuat prediksi
jawaban
Pada permasalahan
yang diberikan, 2 siswa
ditugaskan untuk
memprediksikan suatu
jawaban dalam
memecahkan masalah
tersebut.
a. Siswa membuat
rangkuman/ringkasan
dari isi wacana system
pernapasan manusia.
b. Siswa membuat
pertanyaan beserta
jawaban dari suatu
gambar gangguan
sistem pernapasan
manusia.
c. Siswa memprediksikan
suatu jawaban terhadap
masalah yang akan
dipecahkan.
Page 90
75
75
d. Mengklarifikasi hal
yang sulit
Masing-masing siswa
dalam kelompok,
bekerjasama untuk
mencari dan
mengklarifikasi istilah-
istilah sulit yang ada
dalam wacana sub
pokok sistem
pernapasan manusia
yang belum dipahami.
5. Pada saat berdiskusi,
guru berkeliling pada
setiap kelompok untuk
memberikan bantuan
kepada kelompok yang
mengalami kesulitan.
6. Guru memberikan
bantuan kepada siswa
secukupnya hanya pada
saat siswa mengalami
kesulitan, dalam arti
siswa yang mengalami
kesulitan tidak langsung
diberikan jawaban tetapi
guru memberikan
pertanyaan berupa
arahan untuk mengiringi
siswa pada pencapaian
solusi dalam
d. Siswa mencari dan
mengklarifikasi istilah-
istilah yang dianggap
sulit dengan cara
bekerjasama dengan
kelompoknya masing-
masing.
5. Siswa menanyakan
kepada guru jika
mengalami kesulitan
tetapi tidak meminta
jawaban.
Page 91
76
76
memecahkan suatu
permasalahan.
7. Setelah diskusi
kelompok selesai, guru
membimbing siswa
(perwakilan) untuk
mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
terhadap permasalahan
yang diberikan.
8. Guru memberikan
penjelasan singkat
tentang hasil diskusi.
7.Siswa mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya
masing-masing sesuai
dengan harapan guru.
8. Siswa mendengarkan
penjelasan guru
C. Kegiatan Penutup
10 menit
1. Guru bersama dengan
siswa menyimpulkan
kegiatan hari ini.
2. Guru memberikan
lembar angket berupa
tanggapan siswa
mengenai
pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
3. Guru memimpin doa
dan mengucapkan
salam
1. Siswa bersama dengan
guru menyimpulkan
kegiatan hari ini
2. Siswa mengisi lembar
angket
3. Salam penutup
V. Alat dan Bahan
a) Alat tulis
b) LCD
c) Laptop
Page 93
78
78
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Sub Konsep :
C. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia.
Bacalah wacana di bawah ini, kemudian kerjakan LKS yang telah dibagikan
sesuai tugas masing-masing!
Alat-alat pernapasan merupakan organ-organ tubuh yang sangat penting.
Jika alat-alat-alat ini terganggu karena penyakit atau kelainan, proses pernapasan
akan terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
A. Beberapa kelainan dan gangguan sistem pernapasan manusia antara lain
sebagai berikut:
1. Asfiksi merupakan gangguan pengangkutan oksigen. Misalnya karena
tenggelam sehingga alveolus terisi oleh air, keracunan karbondioksida
sehingga Hb lebih mudah mengikat CO keracunan asam sianida (racun pada
singkong karet) yang akan menyebabkan Hb berikatan dengan asam sianida.
2. Asidosis Merupakan gangguan pengangkutan CO2, sehingga kadar CO2 di dalam
darah lebih banyak yang akan menyebabkan pH darah menjadi asam.
3. Pembengkakan kelenjar limfa di hidung (polip) atau tekak amandel yang akan
menyebabkan penyumbatan atau penyempitan saluran pernapasan dan
menimbulkan kesan wajah bodoh(adenoid).
4. Peradangan dan penyakit pada saluran-saluran napas, yang disebabkan kuman
penyakit, antara lain:
a) Faringitis : radang pada faring karena infeksi bakteri atau virus,
sehingga terasa sakit saat menelan.
Wacana
Page 94
79
79
sehingga terasa sakit saat menelan
b) Bronkhitis : peradangan pada selaput lendir trakea dan saluran
bronkhial yang menimbulkan batuk, demam, dan
sakit di dada.
d) Tuberkulosis (TBC) : infeksi karena Mycobacterium tuberculosis.
e) Pneumonia : infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
Diplococcus pneumonia
f) Difteri : infeksi yang disebabkan oleh Corynebaacterium
diptherial.
5. Gangguan atau kelainan bukan infeksi, diantaranya :
a) Asma : sukar bernapas, bunyi mendesah, batuk-batuk dan
sesak napas di dada.
b) Emfisema : paru-paru kehilangan elastisitasnya ditandai dengan
meluasnya alveoli sehingga paru-paru
menggelembung dan mengakibatkan sulit bernapas.
c) Amfisema : sulit bernapas karena pembengkakan paru-paru atau
pembuluh darah.
d) Rinitis : radang membran mukosa pada rongga hidung yang
menyebabkan hidung berlendir, biasanya terjadi
karena alergi sesuatu.
e) Kanker laring, tumor ganas pada laring, biasanya terjadi pada pria diatas
50 tahun yang sewaktu mudanya sering merokok.
f) Kanker paru-paru : tumor ganas pada epitel bronkhiolus, biasanya
Page 95
80
80
terjadi pada perokok.
B. Salah satu upaya untuk mengatasi gangguan pada sistem pernapasan
manusia yaitu:
a. Cara mencegah penyakit asma :
1. Jangan tinggal ditempat yang kotor yang sudah kotor karna polusi
2. Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak dan halus.
Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya
3. Selalu memakai baju hangat dan selendang leher saat cuaca sedang dingin
4. Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan napas
panjang bila napas tidak kuat.
C. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan
Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit emfisema
(pembekakan paru-paru), bronchitis kronis, dan asma.Bahkan dikatakan rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti
benzopiren dan uretan dikenal sebagai bahan karsinogenik (penyebab kanker).
Page 96
81
81
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.4 Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan:
1. Membuat ringkasan dari sub pokok sistem pernapasan manusia
2. Membuat pertanyaan serta jawaban dari gambar gangguan sistem pernapasan
manusia
3. Memprediksikan suatu jawaban terhadap masalah yang diberikan
4. Mencari hal-hal yang dianggap sulit pada sub pokok sistem pernapasan
manusia
Prosedur :
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 6-7 orang
2. Baca dan pahami isi wacana sub pokok materi yang telah berikan
3. Setelah membaca dan mempelajari isi wacana, kerjakanlah LKS berikut sesuai
tugas masing-masing individu dalam kelompok
4. Diskusikan topik permasalahan bersama anggota kelompok selama 10 menit.
5. Setiap kelompok menyajikan hasil kelompok secara bergiliran. Kesempatan
pertama diberikan kepada kelompok yang siap menyajikan ke depan, tetapi
seandainya tidak ada kelompok yang siap maju, guru menunjuk secara acak
untuk mempresentasikannya ke depan.
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 2
Page 97
82
82
Bahan Diskusi :
1. Rangkumlah isi wacana sub pokok sistem pernapasan manusia, kemudian
catat hal-hal yang dianggap penting dari isi wacana yang telah dibagikan!
2. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah pertanyaan tersebut
berdasarkan pemahamanmu!
Gambar: Tanda dan GejalaTBC
3. Merokok dikatakan dapat mengganggu kesehatan. Mengapa demikian?
Jelaskan berdasarkan pemahamanmu!
4. Tulislah hal-hal yang kurang jelas serta yang belum dipahami pada materi
kelainan dan gangguan sistem pernapasan!
Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk dicari pemecahannya!
Page 98
83
83
Lembar Hasil Diskusi
LKS 2
Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Rangkumlah isi wacana sub pokok sistem pernapasan manusia, kemudian
catat hal-hal yang dianggap penting dari isi wacana yang telah dibagikan!
Jawaban…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
2. Buatlah pertanyaan dari gambar dibawah ini lalu jawablah pertanyaan tersebut
berdasarkan pemahamanmu!
Gambar: Tanda dan Gejala TBC
Pertanyaan……………………………………………………………………
………
……………………………………………………………………….………
………..………………………………………………………………………
………………...
Page 99
84
84
Jawaban…………………………………………………………………….…..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
3. Merokok dikatakan dapat mengganggu kesehatan. Mengapa demikian?
Jelaskan berdasarkan pemahamanmu!
Jawaban…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
4. Tulislah hal-hal yang kurang jelas serta yang belum dipahami pada materi
kelainan dan gangguan sistem pernapasan!
Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk dicari pemecahannya!
Jawaban…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 100
85
85
Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 4 Tarakan
Kelas / Semester : VIII/Semester I
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Pertemuan : 1 (Satu)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
Pertemuan 1
1.5.1 Mendefinisikan arti pernapasan
1.5.2 Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
1.5.3 Membedakan proses pernapasan dada dan pernapasan perut
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini siswa mampu:
1. Mendefinisikan arti pernapasan
2. Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
3. Membedakan proses pernapasan dada dan pernapasan perut.
Page 101
86
86
Karakter siswa yang diharapkan:
a. Disiplin (Discipline): kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar siswa dapat
belajar.
b. Rasa hormat dan perhatian (respect): mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru ketika pembelajaran berlangsung.
c. Tekun (diligence): bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
d. Tanggung jawab (responsibility): melaksanakan dengan sungguh-sungguh
tugas yang diberikan oleh guru.
e. Ketelitian (carefulness): teliti dalam memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan
II. Materi Ajar
Sistem Pernapasan Pada Manusia (Materi Terlampir)
a. Macam-macam organ pernapasan
b. Proses pernapasan
III. Metode Pembelajaran
Metode: Diskusi Kelompok
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 Jam Pelajaran)
No. Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Proses kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan :
a. Salam dan doa bersama
b. Mengecek kehadiran siswa
c. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu:
sistem pernapasan pada manusia
d. Guru memberikan motivasi dan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa “apakah bernapas melalui
10 menit
Page 102
87
87
hidung atau melalui mulut?” Melanjutkan pertanyaan
“mengapa bernapas melalui hidung lebih baik
dibandingkan melalui mulut ?”
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi
dasar, indikator yang akan dicapai.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
a. Guru menyampaikan dan menjelaskan secara singkat
mengenai inti materi sistem pernapasan pada manusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
a. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu
diskusi kelompok, dengan memberikan petunjuk/sintaks
(LKS)
b. Membagi siswa dalam beberapa kelompok (masing-
masing siswa terdiri dari 6 orang)
c. Guru memberikan pokok bahasan mengenai materi
kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diarahkan
untuk berdiskusi selama 25 menit.
d. Setiap kelompok ditugaskan membuat rangkuman hasil
diskusi
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
a. Guru secara acak menunjuk kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi, dan memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya (diskusi terbuka)
b. Guru menjelaskan hal-hal yang belum dimengerti
60 menit
Page 104
89
89
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.1 Mendefenisikan arti pernapasan
1.5.2 Mengurutkan macam-macam organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia.
1.5.3 Membedakan proses pernapasan dada dan pernapasan perut
Prosedur :
1. Bentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang
2. Baca dan pahami materi dan pokok bahasan yang diberikan bersama anggota
kelompok.
3. Diskusikan topik permasalahan bersama anggota kelompok lainnya selama 25
menit.
4. Setiap kelompok menyajikan hasil kelompok secara bergiliran. Kesempatan
pertama diberikan kepada kelompok yang siap maju kedepan, tetapi
seandainya tidak ada kelompok yang siap maju, guru menunjuk secara acak
untuk mempresentasikannya kedepan.
5. Kumpulkan hasil diskusi kepada guru.
Bahan Diskusi :
1. Defenisikan arti dari bernapas?
2. Gambarkan dan sebutkan alat-alat pernapasan manusia?
3. Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut?
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 1
Page 105
90
90
Lembar Hasil Diskusi
LKS 1
Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bahan Diskusi :
1. Defenisikan arti dari bernapas?
Jawaban:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Gambarkan dan sebutkan alat-alat pernapasan manusia?
Jawaban:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
3. Jelaskan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapasan perut?
Jawaban:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Page 106
91
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP Negeri 4 Tarakan
Kelas / Semester : VIII/Semester I
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Pertemuan : 2 (Dua)
Alokasi waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
Pertemuan 2
1.5.4 Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran ini siswa mampu:
1. Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Karakter siswa yang diharapkan :
a. Disiplin (Discipline): kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar siswa dapat
belajar.
b. Rasa hormat dan perhatian (respect): mendengarkan penjelasan yang
disampaikan guru ketika pembelajaran berlangsung.
c. Tekun (diligence): bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Page 107
92
92
d. Tanggung jawab (responsibility): melaksanakan dengan sungguh-sungguh
tugas yang diberikan oleh guru.
e. Ketelitian (carefulness): teliti dalam memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan
II. Materi Ajar
Sistem Pernapasan Pada Manusia (Materi Terlampir)
c. Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
III. Metode Pembelajaran
Metode: Diskusi Kelompok
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 2 (2 Jam Pelajaran)
No. Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
Proses kegiatan belajar mengajar diawali dengan kegiatan :
a. Salam dan doa bersama
b. Mengecek kehadiran siswa
c. Guru menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu:
kelainan dan gangguan sistem pernapasan pada
manusia
d. Guru memberikan motivasi dan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa “siapa yang pernah
merokok ?”Melanjutkan pertanyaan „apakah merokok
dapat mengganggu kesehatan?‟
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi
dasar, indikator yang akan dicapai.
10 Menit
Page 108
93
93
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
a. Guru menyampaikan dan menjelaskan secara singkat
mengenai inti materi kelainan dan gangguan sistem
pernapasan pada manusia.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
a. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu
diskusi kelompok, dengan memberikan
petunjuk/sintaks. (LKS)
b. Membagi siswa dalam beberapa kelompok (masing-
masing siswa terdiri dari 6 orang)
c. Guru memberikan pokok bahasan mengenai materi
kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diarahkan
untuk berdiskusi selama 25 menit.
d. Setiap kelompok ditugaskan membuat rangkuman hasil
diskusi
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi,
a. Guru secara acak menunjuk kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya (diskusi terbuka)
b. Guru menjelaskan hal-hal yang belum dimengerti
60 menit
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan belajar mengajar ditutup dengan kegiatan:
a. Siswa bersama dengan guru menyimpulkan kegiatan
hari ini.
b. Guru memimpin doa dan mengucapkan salam
10 menit
Page 110
95
95
Sistem Pernapasan Pada Manusia
Kompetensi Dasar : 1.5 Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Indikator :
1.5.4 Mengklasifikasi contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
yang bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Prosedur :
1. Bentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang
2. Baca dan pahami materi dan pokok bahasan yang diberikan bersama anggota
kelompok.
3. Diskusikan topik permasalahan bersama anggota kelompok lainnya selama 25
menit.
4. Setiap kelompok menyajikan hasil kelompok secara bergiliran. Kesempatan
pertama diberikan kepada kelompok yang siap maju kedepan, tetapi
seandainya tidak ada kelompok yang siap maju, guru menunjuk secara acak
untuk mempresentasikannya kedepan.
5. Kumpulkan hasil diskusi kepada guru.
Bahan Diskusi :
1. Sebutkan dan jelaskan gangguan apa saja yang terjadi pada sistem pernapasan
manusia?
2. Bagaimana upaya mengatasi gangguan pada sistem pernapasan manusia?
3. Mengapa rokok dikatakan dapat mengganggu kesehatan? Jelaskan
LEMBAR KERJA SISWA
PERTEMUAN 2
Page 111
96
96
Lembar Hasil Diskusi
LKS 2
Tanggal :
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bahan Diskusi :
1. Sebutkan dan jelaskan gangguan apa saja yang terjadi pada sistem pernapasan
manusia?
Jawaban:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
2. Mengapa rokok dikatakan dapat mengganggu kesehatan? Jelaskan
Jawaban:……………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
3. Bagaimana upaya mengatasi gangguan pada sistem pernapasan manusia?
Jawaban:………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Page 112
97
97
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Respirasi adalah proses yang menghasilkan energi dari glukosa yang
terjadi di dalam sel. Sering terjadi kerancuan antara istilah pernapasan dan
respirasi. Bernapas adalah proses memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-
paru. Respirasi adalah proses penggunaan oksigen di dalam sel untuk
menghasilkan energi. Pada akhir proses ini, dihasilkan limbah berupa gas
karbondioksida. proses ini dapat berlangsung dengan didukung oleh adanya
sistem pernapasan, yang terdiri atas beberapa organ, salah satunya adalah paru-
paru. Melalui proses ini oksigen bebas yang berada diudara dapat masuk ke dalam
tubuh kita. Tetapi, oksigen yang kita ambil tidak dapat langsung mencapai sel-sel
di seluruh bagian tubuh dan digunakan untuk oksidasi.
1. Organ Penyusun Sistem Pernapasan Pada Manusia
a) Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Rongga hidung berlapis selaput lendir, terdapat kelenjar minyak (kelenjar
sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Berfungsi sebagai tempat
masuknya udara. Di dalam rongga hidung, udara akanmengalami penyaringan,
penghangatan dan seleksi. Penyaringan dilakukan oleh rambut-rambut dan selaput
lendir dengan cara melekatkan debu dan kotoran yang masuk bersama udara pada
rambut hidung dan selaput lendir. Penghangatan dapat terjadi karena adanya konka
yang permukaannya banyak mengandung kapiler darah sehingga mampu
menghangatkan udara yang masuk.Seleksi bau atau gas dapat terjadi karena
adanya saraf-saraf pembau di dalam hidung kita.
Materi esensial
Page 113
98
98
b) Faring (Tenggorokan)
udara dari rongga hidung akan bergerak menuju faring. Faring merupakan
pertigaan saluran pencernaan (esofagus), saluran pernapasan dan saluran yang menuju
rongga hidung.Hal inilah yang memungkinkan kita untuk mengambil udara
pernapasan melalui mulut.Mekanisme menelan dan bernapas diatur sebaik
mungkin oleh epiglotis. Epiglotis akan menutup saluran pernapasan ketika kita
sedang makan sehingga kita terhindar dari tersedak.
c) Laring
Dari faring udara akan menuju laring. Pada laring terdapat selaput
suara.Selaput ini memiliki serabut-serabut otot sehingga laring merupakan tempat
dihasilkannya suara.
d) Trakea
Pipa yang terdiri atas gelang-gelang tulang rawan.Trakea bercabang
menjadi dua batang bronkus. Strktur dinding trakea sama dengan bronkhus yaitu
tersusun atas tiga lapis sel, secara berturut-turut dari luar ke dalam yaitu lapisan
epitelium bersilia, lapisan tulang rawan dengan otot polos dan lapisan jaringan
pengikat
Page 114
99
99
e) Bronkus
Tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus
yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus
f) Paru-Paru (Pulmo)
paru-paru kanan ( pulmo dekster) terdiri atas 3 lobus paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
tipis, disebut pleura
g) Bronkiolus
Memiliki gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Dinding
tipis, tidak bertulang rawan dan tidak bersilia
h) Alveolus
Diselubungi oleh pembuluh darah kapiler ,tempat terjadinya pertukaran
antara O2 dan CO2.
Page 115
100
100
2. Proses Pernapasan Pada Manusia
Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau
menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas. Menghirup
udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut ekspirasi.
Menghirup napas disebut inspirasi atau inhalasi.Sebelum inspirasi, tekanan udara
di dalam paru seimbang.Dengan tekanan udara atmosfer, yang rata-rata 760 mm
Hg atau 1 atmosfer pada permukaan laut.Karena udara mengalir ke dalam paru-
paru tekanan udara di dalam paru harus lebih rendah dari pada tekanan udara
atmosfer.Kondisi ini diperoleh dengan membesarnya volume paru.Tekanan gas di
dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan besarnya volume.Bila ukuran
tempat diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun.Bila ukuran diperkecil,
tekanan udara di dalamnya naik.Inilah hukum Boyle.Gerakan diafragma dalam
pernapasan mengiringi gerakan tulang-tulang rusuk, tetapi tidak
menggantinya.Gerakan tulang rusuk dikontrol oleh otot interkostal interna dan
otot interkostal eksterna.Pada waktu inspirasi (menarik napas) otot-otot interkostal
eksterna berkontraksi dan menarik tulang rusuk ke atas dan keluar.Gerakan ini
memperluas volume rongga dada dan karenanya menarik udara masuk ke dalam
paru-paru.
Menghembuskan napas yang disebut ekspirasi atau ekshalasi, juga
diperoleh karena perbedaan tekanan, tetapi dalam hal ini perbedaan berubah
sehingga tekanan dalam paru lebih besar dari pada di atmosfer.Pada waktu
ekspirasi (menghembus napas), otot-otot interkostal eksterna kendur, serta sifat
paru-paru yang kenyal ini, rongga dada kembali pada ukuran semula. Pada orang
Page 116
101
101
dewasa ketika instirahat, siklus inspirasi dan ekspirasi dalam setiap menit
berjumlah 15-18 dan setiap siklus kira-kira 500 ml hawa dihisap ke dalam dan
dihembuskan keluar
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang-kempisnya paru-paru,
pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan
pernapasan perut (pernapasan diafragma)
a) Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi
sehingga rusuk terangkat dan akibatnya volume rongga dada
membesar.Membesarnya rongga dada ini membuat tekanan dalam rongga dada
mengecil dan paru-paru mengembang.Pada saat paru-paru mengembang, tekanan
udara di luar lebih besar dari pada di dalam paru-paru, akibatnya udara masuk.
Sebaliknya, saat otot antar tulang rusuk berelaksasi, tulang rusuk
turun.Akibatnya, volume rongga dada mengecil sehingga tekanan di dalamnya
pun naik.Pada keadaan ini paru-paru mengempis sehingga udara keluar.
b) Pernapasan Perut
Pernapasan ini terjadi karena gerakan diafragma. Jika otot diafragma
berkontraksi, rongga dada akan membesar dan paru-paru mengembang.
Akibatnya, udara akan masuk ke dalam paru-paru. Saat otot diafragma relaksasi,
diafragma kembali ke keadaan semula. Saat itu, rongga dada akan menyempit,
mendorong paru-paru sehingga mengempis. Selanjutnya, udara dari paru-paru
akan keluar.
Page 117
102
102
3. Kapasitas Paru-paru
Udara yang masuk dan keluar saat berlangsungnya proses pernapasan
biasa dinamakan udara pernapasan atau volume udara tidal. Volume udara tidal
orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. Jika kamu menarik napas
dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara
ini dinamakan udara komplementer. Jika kamu mengembuskan napas sekuat-
kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini
dinamakan udara suplementer.Meskipun kamu telah mengeluarkan napas
sekuatkuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-
kira 1500 ml. Udara sisa ini dinamakan udara residu.Sekarang, kamu dapat
menghitung kapasitas vital paru-paru.Kapasitas vital paru-paru adalah jumlah dari
volume udara tidal, volume udara komplementer, dan volume udara suplementer.
Selain itu, kamu juga dapat menghitung kapasitas total paru-paru yang merupakan
jumlah dari kapasitas vital paru-paru dan udara residu.
4. Kelainan dan Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia
Kelainan dan gangguan sistem pernapasan pada manusia dapat terjadi karena
kecelakaan (tenggelam), infeksi bakteri, virus, dan lain-lain. Beberapa kelainan
dan gangguan sistem pernapasan manusia antara lain sebagai berikut.
a) Asfiksi
Merupakan gangguan pengangkutan oksigen. Misalnya karena tenggelam
sehingga alveolus terisi oleh air, keracunan karbondioksida sehingga Hb lebih
mudah mengikat CO2, keracunan asam sianida (racun pada singkong karet) yang
akan menyebabkan Hb berikatan dengan asam sianida.
b) Asidosis
Merupakan gangguan pengangkutan CO2, sehingga kadar CO2 di dalam darah lebih
banyak yang akan menyebabkan pH darah menjadi asam.
c) Pembengkakan kelenjar limfa di hidung (polip) atau tekak amandel yang
akanmenyebabkan penyumbatan atau penyempitan saluran pernapasan dan
menimbulkan kesan wajah bodoh (adenoid).
Page 118
103
103
d) Peradangan dan penyakit pada saluran-saluran napas, yang disebabkan kuman
penyakit, antara lain:
1. Faringitis : radang pada faring karena infeksi bakteri atau virus, sehingga
terasa sakit saat menelan.
2. Bronkhitis: peradangan pada selaput lendir trakea dan saluran bronkhial yang
menimbulkan batuk, demam, dan sakit di dada.
3. Tuberkulosis (TBC) : infeksi karena Mycobacterium tuberculosis.
4. Pneumonia : infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh
Diplococcus pneumonia
Page 119
104
104
5. Difteri : infeksi yang disebabkan oleh Corynebaacterium diptherial.
e) Gangguan atau kelainan bukan infeksi, diantaranya:
1. Asma : sukar bernapas, bunyi mendesah, batuk-batuk dan dan sesak napas di
dada.
2. Emfisema : paru-paru kehilangan elastisitasnya ditandai dengan meluasnya
alveoli sehingga paru-paru menggelembung dan mengakibatkan sulit
bernapas.
3. Amfisema : sulit bernapas karena pembengkakan paru-paru atau pembuluh
darah.
4. Rinitis : radang membran mukosa pada rongga hidung yang menyebabkan
hidung berlendir, biasanya terjadi karena alergi sesuatu.
5. Kanker laring, tumor ganas pada laring, biasanya terjadi pada pria diatas 50
tahun yang sewaktu mudanya sering merokok.
6. Kanker paru-paru : tumor ganas pada epitel bronkhiolus, biasanya terjadi pada
perokok.
Page 127
112
112
Lampiran 5. Soal Uji Tes
SOAL PRETEST DAN POSTTEST PEMAHAMAN KONSEP
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : VIII
Semester : I (ganjil)
A. Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan pemahamanmu, dan
gunakan kata-katamu sendiri dalam menjelaskan!
1) Apakah yang dimaksud dengan bernapas? Jelaskan
2) Perhatikan gambar dibawah ini:
B
Berdasarkan gambar diatas, sebutkan organ-organ penyusun saluran
pernapasan pada manusia yang ditunjukkan oleh nomor 1,2,3, dan 4?
3) Sering kali dijumpai beberapa orang mempunyai kebiasaan mencabut
rambut hidung. Menurut mereka, kebiasaan tersebut baik bagi kesehatan
sebab hidung menjadi lebih bersih. Andi sering mencabut rambut hidung.
Tetapi Andi sering mengalami sakit flu, bersin dan otak terasa nyeri. Dari
kejadian yang dialami Andi diatas. Simpulkanlah pendapat kalian
mengenai kebiasaaan mencabut rambut hidung?
4) Dari segi kesehatan manusia, apakah bernapas melalui hidung lebih baik
dibandingkan melalui mulut? Mengapa demikian!
3 2
1
4
Page 128
113
113
5) Perhatikan gambar dibawah ini:
A
B
Berdasarkan gambar dan keterangan diatas, tentukan mana yang
merupakan pernapasan dada dan mana yang merupakan pernapasan perut.
6) Apakah yang dimaksud dengan kapasitas paru-paru?
7) Tuliskan 5 contoh gangguan sistem pernapasan pada manusia?
8) Perhatikan tabel dibawah ini:
Ciri-ciri
1. Dahak bercampur darah
2. Batuk darah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Nafsu makan dan berat badan
menurun
Penyakit/gangguan sistem pernapasan apakah yang diderita oleh
seseorang jika ciri-cirinya seperti terlihat pada tabel diatas.
Page 129
114
114
9) Merokok merupakan salah satu penyebab terganggunya kesehatan.
Mengapa demikian? Jelaskan
10) Tuliskan 4 macam penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok!
Page 130
115
115
Lampiran 6. Lembar Jawaban
Lembar Jawaban
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
A. Jawablah pertanyaan ini dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan bernapas? Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Perhatikan gambar dibawah ini:
Berdasarkan gambar diatas, sebutkan organ-organ penyusun saluran
pernapasan pada manusia yang ditunjukkan oleh nomor 1,2,3, dan 4?
1.
2.
3.
3. Sering kali dijumpai beberapa orang mempunyai kebiasaan mencabut rambut
hidung. Menurut mereka, kebiasaan tersebut baik bagi kesehatan sebab hidung
menjadi lebih bersih. Andi sering mencabut rambut hidung. Tetapi Andi
sering mengalami sakit flu, bersin dan otak terasa nyeri. Dari kejadian yang
3 2
1
4
Page 131
116
116
dialami Andi diatas. Simpulkanlah pendapat kalian mengenai kebiasaaan
mencabut rambut hidung?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Dari segi kesehatan manusia, apakah bernapas melalui hidung lebih baik
dibandingkan melalui mulut? Mengapa demikian!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Perhatikan gambar dibawah ini:
A B
Berdasarkan gambar dan keterangan diatas, tentukan mana yang merupakan
pernapasan dada dan mana yang merupakan pernapasan perut.
Lambang A …………………………………………………………………
Lambang B …………………………………………………………………
Page 132
117
117
6. Apakah yang dimaksud dengan kapasitas paru-paru?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. Tuliskan 5 contoh gangguan sistem pernapasan pada manusia?
a.
b.
c.
d.
e.
8. Perhatikan tabel dibawah ini:
Ciri-ciri
1. Dahak bercampur darah
2. Batuk darah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Nafsu makan dan berat badan
menurun
Penyakit/gangguan sistem pernapasan apakah yang diderita oleh seseorang
jika ciri-cirinya seperti terlihat pada tabel diatas.
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. Merokok merupakan salah satu penyebab terganggunya kesehatan. Mengapa
demikian? Jelaskan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10. Tuliskan 4 macam penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok!
a.
b.
c.
d
Page 133
118
118
Lampiran 7. Rubrik Jawaban
RUBRIK JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTTEST
PEMAHAMAN KONSEP
A. Soal Essai
No.
Soal
Kunci Jawaban
(Kriteria Jawaban)
Skor
Butir
Total
Skor
Kriteria
Penskoran
1. Upaya makhluk hidup untuk
memasukkan gas oksigen ke
dalam tubuh dan
mengeluarkan gas
karbondioksida (udara sisa
pembakaran) keluar tubuh.
3
3 1. Jika menjawab
sesuai dengan
jawaban maka di
berikan poin 3
2. Jika menjawab
sedang atau cukup
mendekati
diberikan poin 2
3. Jika menjawab
tidak sesuai maka
diberikan poin 1
4. Jika tidak
menjawab maka
tidak diberikan
poin atau 0
2. a. Rongga Hidung
b. Laring
c. Trakea
d. Paru-paru
1
1
1
1
4 1. Jika menjawab
benar tiap-tiap
ítem di beri 1 skor
2. Jika tidak
menjawab maka
tidakdiberikan poin
atau 0
Page 134
119
119
3. Ketika seseorang memiliki
kebiasaan mencabuti rambut
hidungdapat berpotensi
menimbulkan luka dan bisul
di dalam hidung. Bisul ini
terasa sangat nyeri sehingga
seringkali membuat penderita
tidak dapat tidur dengan
nyenyak. Selain itu, dikatakan
pula bahwa luka yang
diakibatkan oleh tindakan
mencabut bulu hidung
tersebut dapat menjadi
sumber infeksi dan
peradangan ke otak. Padahal
dengan adanya bulu pada
hidung, maka bakteri, jamur,
debu ataupun spora yang
masuk kedalam hidung akan
terhambat dan tersaring.
Tidak hanya itu saja, bulu
pada hidung juga
berfungsimeningkatkan
kelembaban udara yang
dihirup. Hal ini sangat
penting untuk proses respirasi
lanjutan.
3
3
1. Jika menjawab
sesuai dengan
jawaban maka di
berikan poin 3
2. Jika menjawab
sedang atau cukup
mendekati
diberikan poin 2
3. Jika menjawab
tidak sesuai maka
diberikan poin 1
4. Jika tidak
menjawab maka
tidak diberikan
poin atau 0
4. Bernapas melalui hidung
lebih baik dibandingkan
bernapas melalui mulut,
karena bernapas melalui
hidung mengalami beberapa
proses yang membuat udara
lebih baik, seperti:
menghangatkan suhu udara,
menyaring debu dan kotoran,
serta melembabkan udara.
3
3
1. Jika menjawab
sesuai dengan
jawaban makadi
berikan poin 3
2. Jika menjawab
sedang atau cukup
mendekati
diberikan poin 2
3. Jika menjawab
tidak sesuai maka
Page 135
120
120
diberikan poin 1
4. Jika tidak
menjawab maka
tidakdiberikan poin
atau 0
5. Lambang A merupakan
pernapasan perut sedangkan
lambang B merupakan
pernapasan dada.
1
1
1. Jika menjawab
benar di beri 1 skor
2. Jika tidak
menjawab maka
tidakdiberikan poin
atau 0
6. Kemampuan paru-paru
menampung suatu udara
(daya tampung paru-paru)
3
3 1. Jika menjawab
sesuai dengan
jawaban maka di
berikan poin 3
2. Jika menjawab
sedang atau cukup
mendekati
diberikan poin 2
3. Jika menjawab
tidak sesuai maka
diberikan poin 1
4. Jika tidak
menjawab maka
tidak diberikan
poin atau 0
7. a. Asma
b. Amfisema
c. Tuberkulosis (TBC)
d. Kanker paru-paru
e. Bronkhitis
1
1
1
1
1
5 1. Jika menjawab
benar tiap-tiap
ítem di beri 1 skor
2. Jika tidak
menjawab maka
tidakdiberikan poin
atau 0
Page 136
121
121
8. Penyakit Tuberkulosis (TBC)
1
1 1. Jika menjawab
benar di beri 1 skor
2. Jika tidak
menjawab maka
tidak diberikan
poin atau 0
9. Karena asap rokok yang
dihirup seorang perokok
mengandung komponen gas
dan partikel yang dapat
membahayakan kesehatan.
Serta terdapat 4000 jenis
bahan kimia dalam rokok dan
40 jenis diantaranya bersifat
karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker).
3
3 1. Jika menjawab
sesuai dengan
jawaban makadi
berikan poin 3
2. Jika menjawab
sedang atau cukup
mendekati
diberikan poin 2
3. Jika menjawab
tidak sesuai maka
diberikan poin 1
4. Jika tidak
menjawab maka
tidakdiberikan poin
atau 0
10. a. Asma
b. Amfisema
c. Tuberkulosis (TBC)
d. Kanker paru-paru
1
1
1
1
4 1. Jika menjawab
benar di beri 1 skor
2. Jika tidak
menjawab maka
tidak diberikan
poin atau 0
TOTAL 30
Nilai Pemahaman Konsep
Skor = Skor Perolehan
Skor Maksimal (30) x 100 =
Page 139
124
124
Lampiran 9. Lembar Observasi
Page 141
126
126
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI KETERLAKASANAAN
MODEL RECIPROCAL TEACHING
Hari/Tanggal Observer Kelompok
Tahap
Pendahuluan
Skor Ideal 20
Tahap
Kegiatan Inti
Skor Ideal 55
Tahap
Penutup
Skor Ideal 5
Kamis,
21-11-2013
Observer I I 19 44 5
II 17 43 5
Observer II III 18 40 4
IV 20 47 5
Observer III V 19 44 5
VI 18 42 5
Rabu,
27-11-2013
Observer I I 18 46 5
II 18 48 5
Observer II III 19 46 5
IV 19 43 5
Observer III V 18 42 5
VI 18 44 5
Page 142
127
127
Lampiran 10. Angket Tanggapan Siswa
Page 144
129
129
HASIL ANGKET TANGGAPAN SISWA
MENGENAI MODEL RECIPROCAL TEACHING
No Nama Pernyataan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 AI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
2 AL 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
3 AN 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 37
4 ARD 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 46
5 ER 5 4 4 4 5 4 5 5 4 3 43
6 F 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 44
7 FM 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 45
8 H 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 45
9 HN 5 4 3 4 3 5 5 5 4 4 42
10 IPS 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 46
11 I 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 46
12 MR 5 5 5 4 4 3 5 4 3 3 41
13 MA 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 45
14 MF 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 43
15 MU 5 5 5 3 3 3 5 4 4 5 42
16 M 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43
17 N 4 3 4 4 4 5 5 4 5 3 41
18 NT 5 4 5 5 4 4 5 3 3 5 43
19 NM 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
20 NR 5 4 5 5 4 4 5 3 4 3 42
21 NS 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 45
22 NF 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
23 NW 5 4 4 5 3 4 5 4 4 4 42
24 PJ 5 4 4 5 4 3 5 4 5 5 44
25 R 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
26 RA 4 5 3 3 3 5 5 3 3 4 38
27 RU 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 41
28 RS 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 44
29 RW 5 3 4 4 4 5 5 4 5 3 42
30 RY 5 5 3 4 5 5 3 5 4 4 43
31 SAI 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 40
32 SJ 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 43
33 SAR 4 5 5 5 4 4 5 4 3 3 42
34 S 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 46
35 WR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 W 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 45
Keterangan:
Skor 5 = Sangat Setuju (SS)
Skor 4 = Setuju (S) Skor 3 = Netral (N)
Skor 2 = Tidak Setuju (TS)
Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Page 145
130
130
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No
item
Validitas Tingkat Kesukaran Daya
Pembeda Keterangan
𝒓𝒙𝒚 Ket TK Ket DP Ket
1 0.256 Valid 91.98 Sangat Mudah 13.58 Jelek Digunakan
2 0.363 Valid 54.63 Sedang 12.96 Jelek Digunakan
3 0.426 Valid 92.59 Sangat Mudah 12.35 Jelek Digunakan
4 0.456 Valid 82.10 Mudah 20.99 Cukup Digunakan
5 0.255 Valid 57.41 Sedang 40.74 Baik Digunakan
6 0.602 Valid 48.77 Sedang 45.68 Baik Digunakan
7 0.607 Valid 84.81 Mudah 30.37 Cukup Digunakan
8 0.368 Valid 68.52 Sedang 48.15 Baik Digunakan
9 0.532 Valid 82.72 Mudah 27.16 Cukup Digunakan
10 0.640 Valid 71.76 Mudah 8.33 Jelek Digunakan
Page 146
131
131
Hasil Analisis Validasi Butir Soal Menggunakan Software Anatesversi 4.0.5
Jumlah Subyek = 100
Butir Soal = 10
Tabel penarikan kesimpulan jika rhitung ≥ rtabel , maka butir soal dikatakan valid
ITEM
n=10
Korelasi
(rhitung ) rtabel = 0.195
𝛼 = 0.05 Signifikansi
Soal1 0.256 > 0.195 Signifikan
Soal2 0.363 > 0.195 Signifikan
Soal3 0.426 > 0.195 Signifikan
Soal4 0.456 > 0.195 Signifikan
Soal5 0.255 > 0.195 Signifikan
Soal6 0.602 > 0.195 Signifikan
Soal7 0.607 > 0.195 Signifikan
Soal8 0.368 > 0.195 Signifikan
Soal9 0.532 > 0.195 Signifikan
Soal10 0.640 > 0.195 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2) p= 0.05 df (N-2) p= 0.05
10 0,576 50 0,273
15 0,482 60 0,250
20 0,423 70 0,233
25 0,381 80 0,217
30 0,349 90 0,205
40 0,304 100 0,195
Page 147
132
132
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Menggunakan Software Anatesversi
4.0.5
Jumlah Subyek = 100
Butir Soal = 10
No. Butir
Soal
Tingkat Kesukaran
(%) Kategori
1 91.98 Sangat Mudah
2 54.63 Sedang
3 92.59 Sangat Mudah
4 82.10 Mudah
5 57.41 Sedang
6 48.77 Sedang
7 84.81 Mudah
8 68.52 Sedang
9 82.72 Mudah
10 71.76 Mudah
Page 148
133
133
Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Menggunakan Software Anatesversi 4.0.5
Jumlah Subyek = 100
Butir Soal = 10
Kelompok atas (n) = 73
Kelompok bawah (n) = 27
Un = Unggul
As = Asor
SB = Simpangan Baku
No.
Butir
Soal
Rata-
rata
Un
Rata-
rata
As
Bed
a SB Un
SB
As
SB
Gab t
DP
(%)
1 2.96 2.56 0.41 0.19 0.64 0.13 3.17 13.58
2 2.44 1.93 0.52 0.58 0.68 0.17 3.03 12.96
3 2.96 2.59 0.37 0.19 0.69 0.14 2.67 12.35
4 2.78 2.15 0.63 0.58 0.91 0.21 3.04 20.99
5 0.78 0.37 0.41 0.42 0.49 0.12 3.26 40.74
6 2.15 0.78 1.37 0.95 0.58 0.21 6.41 45.68
7 5.00 3.48 1.52 0.00 1.58 0.30 5.00 30.37
8 0.93 0.44 0.48 0.27 0.51 0.11 4.37 48.15
9 2.89 2.07 0.81 0.32 0.96 0.19 4.19 27.16
10 3.04 2.70 0.33 0.19 0.67 0.13 2.49 8.33
Daftar Analisis Daya Pembeda Soal (D)
No D Kategori
1 13.58 Jelek
2 12.96 Jelek
3 12.35 Jelek
4 20.99 Cukup
5 40.74 Baik
6 45.68 Baik
7 30.37 Cukup
8 48.15 Baik
9 27.16 Cukup
10 8.33 Jelek
Page 149
134
134
Lampiran 12. Nilai Kelas Eksperimen
Nilai Pretes dan Posttest Kelas VIII-3
Siswa Nilai Pretes Nilai Posstest Gain
3_01 66 83 17
3_02 43 80 37
3_03 53 66 13
3_04 46 63 17
3_05 33 73 40
3_06 40 70 30
3_07 70 93 23
3_08 30 50 20
3_09 36 80 44
3_10 46 73 27
3_11 56 76 20
3_12 33 63 30
3_13 33 36 -3
3_14 70 70 0
3_15 36 90 54
3_16 40 83 43
3_17 50 90 40
3_18 50 80 30
3_19 33 70 37
3_20 70 90 13
3_21 63 80 17
3_22 76 73 3
3_23 43 86 43
3_24 36 66 30
3_25 30 80 50
3_26 60 73 13
3_27 43 83 40
3_28 36 40 4
3_29 36 93 57
3_30 56 73 17
3_31 43 86 43
3_32 46 70 24
3_33 30 56 26
3_34 56 93 37
3_35 63 73 10
3_36 76 80 4
Rata-rata 47,97 74,55 26,38
Page 150
135
135
Lampiran 13. Nilai Kelas Kontrol
Nilai Pretes dan Posttest Kelas VIII-4
Siswa Nilai Pretes Nilai Posstest Gain
4_01 60 66 6
4_02 40 76 36
4_03 40 83 43
4_04 60 80 20
4_05 50 76 26
4_06 46 70 24
4_07 76 83 7
4_08 50 60 10
4_09 53 63 10
4_10 43 66 23
4_11 50 63 13
4_12 46 56 10
4_13 60 83 23
4_14 40 70 30
4_15 66 86 20
4_16 63 86 23
4_17 46 60 14
4_18 53 56 3
4_19 53 66 13
4_20 70 60 -10
4_21 70 86 16
4_22 56 73 17
4_23 40 33 -7
4_24 43 66 23
4_25 30 70 40
4_26 53 63 10
4_27 66 80 14
4_28 33 56 23
4_29 53 60 7
4_30 43 70 27
4_31 43 46 3
4_32 50 70 20
4_33 56 86 30
4_34 43 73 30
4_35 50 63 13
4_36 33 50 17
Rata-rata 50,75 68,16 17,41
Page 151
136
136
Lampiran 14. Analisis Data
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
N 36
Normal Parametersa Mean 47.9722
Std. Deviation 14.13706
Most Extreme
Differences
Absolute .139
Positive .139
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .833
Asymp. Sig. (2-tailed) .492
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest
N 36
Normal Parametersa Mean 50.7500
Std. Deviation 10.98668
Most Extreme
Differences
Absolute .113
Positive .113
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .680
Asymp. Sig. (2-tailed) .744
Page 152
137
137
Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Based on Mean 4.086 1 70 .047
Based on Median 2.838 1 70 .097
Based on Median and
with adjusted df 2.838 1 66.440 .097
Based on trimmed mean 3.789 1 70 .056
Uji Persamaan Data Dua Rata-Rata Pretest
Levene's
Test for
Equality
of
Variance
s t-test for Equality of Means
F
Sig
. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nil
ai
Equal
variances
assumed
4.08
6
.04
7 -.931 70 .355
-
2.77778 2.98405
-
8.72927 3.17372
Equal
variances
not
assumed
-.931 65.97
8 .355
-
2.77778 2.98405
-
8.73566 3.18010
Page 153
138
138
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest
N 36
Normal Parametersa Mean 74.5556
Std. Deviation 13.66004
Most Extreme
Differences
Absolute .147
Positive .088
Negative -.147
Kolmogorov-Smirnov Z .883
Asymp. Sig. (2-tailed) .417
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest
N 36
Normal Parametersa Mean 68.1667
Std. Deviation 12.29750
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .080
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .520
Asymp. Sig. (2-tailed) .950
Page 154
139
139
Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Based on Mean .083 1 70 .774
Based on Median .083 1 70 .774
Based on Median and
with adjusted df .083 1 67.836 .774
Based on trimmed
mean .082 1 70 .776
Uji T Data Gain
Levene's
Test for
Equality
of
Variance
s t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nil
ai
Equal
variances
assumed
4.77
7
.03
2
2.74
2 70 .008 8.97222 3.27246 2.44551
15.4989
3
Equal
variances
not
assumed
2.74
2
64.54
2 .008 8.97222 3.27246 2.43580
15.5086
5
Page 155
140
140
Lampiran 15. Dokumentasi
Dokumentasi Validasi
Suasana Kelas IX saat mengerjakan Tes Uji Coba Instrumen
Dokumentasi Pretest Kelas Eksperimen
Siswa kelas VIII-3 mengerjakan soal pretest
Page 156
141
141
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Pelaksanaan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Masing-masing siswa dalam kelompok membaca isi wacana yang dibagikan
Masing-masing kelompok mendiskusikan lembar kerja siswa
Page 157
142
142
Guru memberikan pengarahan untuk memecahkan masalah yang diberikan
Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
Keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi
Page 158
143
143
Pelaksanaan posttest kelas eksperimen
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Pelaksanaan pretest kelas kontrol
Guru menjelaskan langkah-langkah mengerjakan LKS
Page 159
144
144
Siswa melakukan diskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
Dokumentasi Posttest Kelas Kontrol
Pelaksanaan posttest kelas kontrol
Page 160
145
145
Lampiran 16. Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 16. Surat Pengantar Penelitian
Page 161
146
146
Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Page 162
147
147
Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Page 163
148
148
RIWAYAT HIDUP
Penulis, WIDYANINGSIH Lahir pada tanggal 03 Februari 1992 di
Pangkajene. Merupakan anak ke dua dari empat bersaudara, putri
dari pasangan Bapak Muh.Syahril dan Ibu Hasliah.
Memulai pendidikan pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 03
Jagong dengan masa studi 6 tahun dan memperolah ijazah tahun
2003. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pangkep
dengan masa studi 3 tahun dan memperoleh ijazah tahun 2007 dan meneruskan
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pangkep selesai pada tahun
2009.
Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2009 di Universitas Borneo Tarakan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Jurusan Pendidikan Biologi.Pada
tahun 2012 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Atap Kabupaten
Nunukan, kemudian pada tahun 2012 melaksanakan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di Sekolah Menengah Pertama Mulawarman Tarakan.