ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN BTNSYARIAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Ekonomi Islam (S.E.I) Oleh: IKHSAN RIFAI RAMLI NIM: 105046101637 . . 'i!F.!fj" ................... 'f!i""" . .... . : ....... :;·-c& .. L .. : ... ... : .. 0 .............. :::.9 .. 0") ······-····•><•······ .. ·• ................... . KONSENTRASI PERBANKAN SY ARIAH PROGRAM STUDI MUAMALA T (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
132
Embed
SKRIPSI Sa~jana Ekonomi Islam (S.E.I)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · merupakan. jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima san.ksi yang berlaku
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti ( dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (QS. Albaqarah: 275)
b. QS. Surat An-Nisa : 29
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
6 A. Djazuli & Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah Pengenalan), (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 64
29
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Danjanganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu" (QS. Annisaa: 29)
3. Rcferensi Margin Kcuntungau
Referensi Margin Keuntungan adalah margin keuntungan yang ditetapkan
dalam rapat ALCO Bank Syariah. Penetapan margin keuntungan pembiayaan
berdasarkan rekomendasi, usu! dan saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut: 7
a. Direct Competitor's Market Rate (DCMR) adalah tingkat margin keuntungan
rata-rata perbankan Syariah, atau tingkat margin keuntungan rata-rata
beberapa Bank Syariah yang ditetapkan dalarn rapat ALCO sebagai kelompok
kompetitor langsung, atau tingkat margin keuntungan Bank Syariah tertentu
yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung terdekat.
b. Indirect Competitor's Market Race (ICMR) adalah tingkat suku bunga rata-
rata perbankan konvensional, atau tingkat rata-rata suku bunga beberapa bank
konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkart sebagai kelompok
kompetitor tidak langsung, atau tingkat rat-rata suku bunga bank konvensional
tertentu yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai kompetitor tidak
langsung yang terdekat.
c. Expected Competitive Return for Investors (ECRI) adalah target bagi hasil
kompetitif yang diharpkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.
7 Adiwarman Karim, Bank Islam dan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi Ketiga, h. 281
30
d. Acquiring Cost adalah biaya yang dikelnarkan oleh bank yang langsung
terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
e. Overhead Cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung
terkait dengan upaya untuk memperoleh dana pihak ketiga.
4. Penetapan Harga Jual
Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank melakukan penetapan
harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga beli/harga pokok/harga perolehan
bank dan margin keuntungan.
5. Pengakuan Angsuran Harga Jual
Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli/harga pokok dan angsuran
marjin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat dihitung dengan menggunakan empat
d . 8 meto a, yaitu:
a. Metode margin keuntungan menurun (sliding) adalah perhitungan margin
keuntungan yai1g semakin sesuai dengan menurunnya harga pokok sebagai
akibat adanya cicilan/angsuran harga pokok, jumlah angsuran (harga pokok
dan margin kew1tungan) yang dibayar nasabah setiap bulan semakin menurun.
b. Mm·gin keuntungan rata-rata adalah margin keuntungm1 menurw1 yang
perhitungaimya secara tetap dan jumlah angsuran (harga pokok dm1 margin
keuntungm1) dibayar nasabah tetap setiap bulan.
8 Ibid, h. 282
31
c. Margin keuntungan flat adalah perhitungan margin keuntungan terhadap nilai
harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya,
walaupun baki debetnya menurun sebagai akibat dari adanya angsuran harga
pokok.
d. Margin keuntungan annuitas adalah margin keuntungan yang diperoleh dari
perhitungan secara annuitas. Perhitungan annuitas adalah suatu cara
pengembalian pembiayaan dengan pembayaran angsman harga pokok dan
margin keuntungan secara tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola
angsuran harga pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang
semakin menurun.
C. JASA PELAY ANAN (FEE)
Selain dari jenis pembiayaan yang utama, perbankan Syariah juga
menyelenggarakan pelayanan-pelayanan dengan memperoleh upah atau fee
sebagaimana yang dilakukan perbankan konvensional pada umumnya. Jenis-jenis
pelayanan yang lazim diselenggarakan oleh perbankan Syariah adalah sebagai
berikut:9
9 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta : PT. Kencana Prenada Media, 2007), h. 130
32
1. Waka/ah
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian
mandat. Dalam bahasa Arab, ha! ini dapat dipahami sebagai at-tafeidh. Contoh
kalimat "aku serahkan urusanku kepada Allah" mewakili pengertian istilah tersebut. 10
Al-Waka/ah, yaitu jasa melakukan tindakan/pekerjaan mewakili nasabah
sebagai pemberi kuasa. Untuk mewakili nasabah melakukan tindakan/pekerjaan
tersebut nasabah diminta untuk mendepositokan dana secukupnya. Contoh:
pembukaan L/C oleh bank atas nama nasabah. Untuk menerima kuasa mewakili
nasabah melakukan tindakan/pekerjaan ini, bank memperoleh.fee. 11
Dasar hukwnnya adaJah sebagai berikut:
a. Al-Quran
I. QS. Al-Kahfi: 19
Artinya:
"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya diantara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang diantara mereka: "Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)". Mereka menjawab."'Kita berada (di sini) sehari at au setengah hari''. Berkata (yang lain lag(!: "Rabb kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). !Yfaka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa
'° Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, (Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, 1987), cet. Ke- 8, h. 213 11 Wirdyaningsih, h. 130
33
makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan ha/mu kepada seorangpun" (QS. Al-Kalifi: 19)
2. QS. Yusuf: 55:
A1iinya:
Berkata Yusuf ".Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai meJ?iaga lagi berpengetahuan" (QS. Yuszif: 55)
b. Al-Hadits
Artinya:
"Bahwasanya Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi' dan seorang Anshar untuk mewakilinya mengawini (kabul perkawinan Nabi dengan) Maimunah bintil-Harits. "(HR. Malik no. 678, kitab al-Muwaththa', bab Haji)
Dewan Syariah Nasional telah mengatur ha! ini dalam Fatwa DSN No.
10/DSN-MUI/IV/2000. Dalam fatwanya diatur ketentuan umum wakalah sebagai
berikut:
I. Pernyataan ijab kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan
kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
2. Waka/ah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak.
Rukun dan syarat wakalah ditentukan dalam fatwa sebagai berikut:
I. Muwakkil (yang mewakilkan) dengan syarat-syarat:
34
a. Harns seorang pemilik sah yang dapat bertindak terhadap suatu yang ia
wakilkan.
b. Orang mulwllaf atau anak mumayyiz dalam batas··batas tertentu, yakni
dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, sepertii mewakilkan untuk
menerima hibah, menerima sedekah, dan lain-lain.
2. Wakil (yang mewakili) dengan syarat-syarat:
a. Cakap hukum
b. Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya
c. Wakil adalah orang yang diberi amanat.
3. Hal-ha! yang diwakilkan, ketentuannya adalah:
a. Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
b. Tidak bertentangan dengan Syariat Islan1
c. Dapat diwakilkan menurut Syariat Islam.
2. Al-Hiwalah
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama1, ha! ini merupakan
pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang) menjadi tanggungan
muhal 'alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang. 12
Al-Hawalah, yaitu jasa pengalihan tanggung jawab pembayaran utang dari
seseorang yang berutang kepada orang lain. Contoh: Tuan A karena transaksi
12 Al-Sarbini Khatib, Mughni Muhtaj Sharh al-Minhaj (Kairo: al-Babi al-Halabi), vol. II, h. 193
35
perdagangan berutang kepada Tuan C, Tuan A mempunyai simpanan di bank, maka
atas pennintaan Tuan A, bank dapat melakukan pemindahbukuan dana pada rekening
Tuan A untuk keuntungan rekening B. Atas jasa pengalihan utang ini bank
memperoleh fee. Al-Hiwalah bisa juga dilakukan untuk kegiatan anjak piutang
syariah atau penjadwalan kembali utang dimana bank Syariah mendapat keuntungan
dari jual beli aset yang dijadikan agunan.
Dasarhukwn
Al-Hadits Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
Artinya:
"Menunda-nunda pembayaran bagi orang yang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika salah seorang dari kamu dialihkan hak penagihan piutangnya (di-hawalah-kan) kepada pihak yang mampu, terimalah hawalah itu. "(HR. Ahmad)13
Ketentuan umum al-hiwalah ini diatur dalam Fatwa DSN No. 12/DSN-
MUI/IV /2000, dengan isi ketentuannya sebagai berikut:
1. Rukun hawalah adalah muhil yaitu orang yang berutang dan sekaligus
berpiutang, muhal atau muhtal yaitu orang yang berpiutang kepada muhil,
muhal 'alaih yaitu orang yang berutang kepada muhil dan wajib membayar
13 HR. Ahmad, dalam sanadnya terdapat perawi yang lemah. Meskipun demikian, hadits ini diriwayatkan darijalur-jalur lain yang menguatkannya. Lihat Subulus Salam, bag. 3, h. 61
36
utang kepada muhtal, muhtal bih, yaitu utang muhil kepada muhtal, dan sighat
(ijab kabul).
2. Pemyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad).
3. Akad dituangkan secara te1tulis, melalui korespondensi, atau menggunakan
cara-cara komunikasi modem.
4. Hawalah dilakukan harus dengan persetujuan muhil,muhal/muhtal, dan muhal
'alaih.
5. Kedudukan dan kewajiban para pihak hams dinyatakan dalam akad secara
tegas.
6. Jika transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat hanyalah
muhtal dan muhal 'alaih dan hak pengalihan muhal berpindah kepada muhal
'alaih.
3. Al-Kafalalz
Al-kafalah merupakanjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
pengertan lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang
dijamin dengan berpegang pada tanggungjawab orang lain sebagai penjamin. 14
14 Abu Bakar Ibnu Mas'ud al-kasani, al-Eada·; was-Sana·; fl Tartib ash-Shara 'i, (Beirut: Darul Kitab al-Arabi), Edisi ke- 2, vol. VI, h. 2
37
Al-Kafalah, yaitu pemberian jaminan oleh bank sebagai penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga atas kewajiban pihak kedua (yang ditanggung, maliful 'anhu atau
ashil). Atas pemberianjaminan ini bank memperoleh/ee.
Dasar hukumnya adalah sebagai berikut:
a. QS. Yusuf: 72
Artinya:
"Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raj a, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya" (QS. Yusuf 72)
b. Al-Hadits
Artinya:
"Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah (seorang laki-laki untuk dishalatkan). .. Rasulullah SAW bertanya, "Apalwh dia mempunyai warisan?" Para sahabat menjawab, "Tidak" Rasulullah bertanya lagi, "Apakah dia mempunyai utang?" Sahabat menjawab "Ya, sejumlah tiga dinar" Rasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Latu Abu Qatadah berkata, "Saya menjamin utangnya ya Rasulullah. " Maka Rasulullah pun menshalatkanjenazah tersebut. (HR. Bukhari no. 2127, kitab alHawalah)
38
Dewan Syariah Nasional telah mengatur ha! ini dalam Fatwa DSN No.
l l/DSN-MUJ/IV/2000. Dalam fatwanya diatur ketentuan umum kafalah sebagai
berikut:
I. Pernyataan ijab dan kabul hams dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan komrak (akad).
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak
memberatkan.
3. Kqfalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak.
Rukun dan syarat kafalah sebagai berikut:
I. Pihak penjamin (kajil)
a. Baligh ( dewasa) dan berakal sehat
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya
dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
2. Pihak orang yang berutang (ashiil, makfiml 'anhu)
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada peajamin
b. Dikenal oleh penjan1in
3. Pihak orang yang berpiutang (maliful lahu)
a. Diketalmi identitasnya
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa
c. Berakal sehat
39
4. Objek penjaminan (maliful bihi)
a. Merupakan tanggungan pihak/orang yang berutang, baik berupa uang,
benda, maupun peke1jaan
b. Bisa dilaksanakan oleh penjamin
c. Harns merupakan piutang mengikat (lazim) yang tak mungkin hapus
kecuali setelah dibayar atau dibeabaskan
cl. Harus jelas nilai, jumlah clan spesifikasinya
e. Ticlak bertentangan clengan syariah ( cliharamkan ).
4. Al-Rahn
Al-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang clitahan tersebut memiliki nilai
ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk clapat
mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara seclerhana clapat
dijelaskan bahwa rahn aclalah semacam jaminan utang atau gaclai. 15
Al-Rahn, yaitu pembiayaan berupa pinjaman dana timai dengan jaminan
barang bergerak yang relatif nilainya tetap seperti perhiasan emas, perak, intan,
berlian, batu mulia dan lain-lain untuk jangka waktu te1tentu sesuai dengan
kesepakatan. Nasabah cliwajibkan membayar kembali utangnya pacla saat jatuh tempo
dan membayar sewa tempat penyimpanan barang jaminannya. Bank memperoleh
penclapatan berupa sewa tempat penyimpanan barang jaminan. Al-rahn sebenarnya
15 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, I 987), cet. Ke- 8, h. I 69
40
adalah sarana penting bagi masyarakat untuk mencairkan kembali harta beku
( dishoarding) sehingga menjadi lebih produktif.
Dasar hukumnya adalah sebagai berikut:
a. QS. Al-Baqarah: 283
Artinya:
"Jika kamu dalam pe1jalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperolah seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang) ". (QS. Al-Baqarah: 283)
b. Al-Hadits
Artinya:
Dari Aisyah Ra berkata "Bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi." (HR. Bukhari no. 1926, kitab al-Buyu', dan Muslim)
Aturan mengenai rahn telah diatur dalam Fatwa DSN No. 25/DSN-
MUI/III/2002 tentang Rahn dengan isi ketentuan umumnya sebagai berikut:
I. Murtahin (penerima barang) memiliki hak untuk menahan marhun (barang)
sampai semua utang rahin (yang menyeral1kan barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin. Pada prinsipnya, marhun
tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin kecuali seizin rahin, dengan tidak
41
mengurangi nilai marhun dan pemanfaatannya itu sekadar pengganti biaya
pemeliharaan dan perawatannya.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya meajadi kewajiban
rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, :>edangkan biaya dan
pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan
berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan marhun.
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera
melunasi utangnya.
b. Jika rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka marhun dijual
paksa/eksekusi melalui lelangh sesuai syariah.
c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya
pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar s·~rta biaya penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya menjadi
kewajiban rahin.
Salah satu benda yang dapat digadaikan adalah emas. Dewan Syariah
Nasional membuat fatwa tersendiri mengenai rahn emas ini, yaitu dalam Fatwa DSN
No. 26/DSN-MUI/III/2002. Secara prinsip, ketentuan rahn emas juga berlaku
ketentuan rahn yang diatur dalam Fatwa DSN No. 25/DSN-!V!UI/III/2002. Namun,
ada sedikit ketentuan khusus mengenai rahn emas ini, yaitu sebagai berikut:
42
1. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai
(rahin)
2. Ongkos tersebut besarnya didasarkan pada pengeluarnn yang nyata-nyata
diperlukan
3. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah.
5. Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lai yang dapat ditagih atau
diminta kemabli atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.
Qardh dikategorikan dalam 'aqd tathawi atau akad saling membantu dan bukan
I . k . l 16 transa rn1 omersia .
Al-Qardh adalah pembelian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam
literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam akad tathawwui atau akad saling
membantu dan bukan transaksi komersial. Sedangkan aplikasinya dalam dunia
perbankan syariah dapat berupa al-qardh al-hasan sebagai bentuk sumbangsih
kepada dunia usaha kecil. Di Indonesia sendiri, dana untuk skim ini berasal dari dana
Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedekah (BAZIS). Pada prinsipnya qardhul hasan
merupakan pinjaman dengan tujuan kebajikan, dimana peminjam hanya perlu
membayar jumlah uang yang dipinjamkan tanpa membayar tambahan. 17
16 Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah (Beirut: Darul-Kitab al-Arabi, 1987), cet. Ke-8, h. 163 17 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 96.
43
Adapun dasar hukumnya adalah sebagai berikut:
a. QS. Al-Hadid: 11
Artinya:
"Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak". (QS. Al-Hadid:J 1)
Artinya: lbnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersal>da: "Bukan seorang
muslim (mereka) yang meminjamkan muuslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah ". (HR. Ibnu Majah no. 2421, kitab al-Ahkam; lbnu Hibban dan Baihaqi)
6. Sltatf
Shatf adalah transaksi pertukaran antara uang dengan uang. Pengertian
pertukaran uang yang dimaksud di sini yaitu pertukaran valuta asing, dimana mata
uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau mata uang lainnya. 18
D. DISTRIBUSI HASIL USAHA
Bagi basil antara pemilik dana (',iiihib al-miil) dengan bank syariah sebagai
mudharib adalah hanya pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan dana yang
sumber dananya berasal dari dana mudaharabah muthlaqah. 19
18 Ibid, h. 96 19 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 115.
44
I. Prinsip Distribusi Hasil Usaba
Prinsip distribusi hasil usaba terdiri dari dua bagian, yaitu prinsip revenue
sharing atau profit sharing. Revenue Sharing yang dibagihasilkan antara pemilik
dana dan pengelola dana adalah pendapatan (revenue), !!_ahib al-ma/ menanggung
kerugian: usaba dilikuidasi, jumlab aktiva lebih kecil daripada kewajiban. Sedangkan
profit sharing yang dibagihasilkan antara pemilik dana dan pengelola dana adalah
profit atau labanya, yaitu pendapatan dikurangi beban-beban pengelolaan
mudharahah, Kerugian bukan kelalaian mudharih ditanggung oleh !!_ahih al-ma/.
a. Prinsip Revenue Sltal"ing
Revenue Sharing adalah proses distribusi pendapatan dilakukan sebelum
memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh bank. Biasanya
pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi dana, dana tidak
termasuk pendapatan fee atau komisi atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank, krena
pendapatan tersebut pertama-tama harus dialokasikan untuk: mendukung biaya
operasional.20
Distribusi hasil usaba berdasarkan prinsip revenue sharing, beberapa ha! yang
perlu diperhatikan antara lain:
Pertama, pendapatan operasi utama adalab pendapatan dari penyaluran dana
pada investasi yang dibenarkan syariab yaitu pendapatan penyaluran dana prinsip jual
beli (murahahah, istishna dan istishna para/el, sa/am dan sa/am para/el), pendapatan
20 Heri Sudarsono dan Hendi Yogi Prabowo, lstilah-isJi/ah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h. 141
45
penyaluran dana dengan prinsip bagi hasil (pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah), pendapatan penyaluran dana dengan prinsip ujroh (ijarah dan ijarah
muntahiya bittamlik), serta pendapatan penyaluran Iain sesuai dengan prinsip syariah.
Jadi, pendapatan operasi utama bank syariah inilah yang akan dibagikan kepada
shahibul maal (pemilik dana mudharabah muthlaqah) atau sebagai unsur dalam
perhitungan distribusi hasil usaha.
Besamya pendapatan yang dibagikan dalam perhitungan distribusi hasil usaha
dengan prinsip revenue sharing ini adalah pendapatan (revenue) dari pengelolaan
dana (penyaluran) sebesar porsi dana mudharabah (investasi tidak terikat) yang
dihimpnn tanpa adanya pengurangan beban-beban yang dikeluarkan oleh bank
syariah.
Kedua, hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat mernpakan porsi
bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan oleh bank syariah kepada
pemilik dana mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat}. Penentuan besarnya
bagi hasil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan kepada pemilik dana
investasi yang tidak terikat tersebut dilakukan dalam perhitungan distribusi hasil
usaha yang sering disebut dengan profit distribution. Akuntansi perbankan syariah
dijelaskan bahwa porsi bagi basil dari hasil usaha (pendapatan) yang diserahkan
pemilik dana investasi tidak terikat bukan sebagai beban bank syariah, karena
besamya bagi hasil yang diberikan sangat tergantung pada hasil usaha yang benar
benar diterima oleh bank syariah.
46
Ketiga, pendapatan operasi lainnya, pada praktiknya dalam penyaluran dana
bank syariah mengenakan fee administrasi atas penyaluran tersebut yang besarnya
disepakati antara bank sebagai pemilik dana dan debitur sebagai pengelola dana
(mudharib ). Oleh bank syariah pendapatan fee administrasi tersebut menjadi milik
bank sendiri karena pendapatan tersebut merupakan upah administrasi yang dilakukan
oleh bank syariah sehingga pendapatan tersebut bukan sebagai unsur distribusi hasil
usaha.
Pendapatan operasi lain yang diperoleh oleh bank syariah adalah pendapatan
atas kegiatan usaha bank syariah dalam memberikan layanan jasa keuangan dan
kegiatan lain yang berbasis imbalan seperti pendapatan fee inkaso, fee transfer, fee
LC dan fee kegiatan yang berbasis imbalan lainnya. Pendapatan tersebut sepenuhnya
menjadi milik bank syariah sehingga bukan sebagai unsur pendapatan pada distribusi
basil usaha.
Keempat, Beban operasi. Dalam pembagian basil usaba dengan prinsip
revenue sharing semua beban yang dikeluarkan oleb bank syariah sebagai mudharib,
baik beban yang untuk kepentingan bank syariah sendiri maupun untuk kepentingan
pengelolaan dana mudharabah, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan
administrasi, beban operasi lainnya ditanggung oleh bank syariah sebagai mudharib.
Beban-beban tersebut tidak diperkenankan dipergunakan sebagai faktor pengurang
dalam pembagian basil usaha. Hal ini sangat berbeda apabila bank syariah dalam
pembagian basil usabanya mempergunakan prinsip bagi untung (profit sharing) maka
47
hams dipisahkan beban yang menjadi tanggungan bank syariah dan beban-beban
yang menjadi tanggungan dana mudharabah,. 21
b. Prinsip Profit Sharing
Profit Sharing adalah selumh pendapatan, baik basil investasi dan maupun
pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank setelah dikurangi biaya-biaya
operasional bank. 22
Penerapan distribusi basil usaha dengan prinsip bagi untung (profit sharing)
bukanlah ha! yang mudah, karena dalam pelaksanaan sangat diperlukan adanya
kesiapan semua pihak. Pihak deposan hams siap menerima bagian kemgian apabila
dalam pengelolaan dana mudharabah mengalami kemgian yang bukan akibat dari
kelalaian mudharib sehingga uang yang diinvvestasikan pada bank syariah menjadi
berkurang. Di lain pihak, bank syariah sendiri harus secara jujur dan transparan
menyampaikan beban-beban yang akan ditanggung dalam pengelolaan dana
mudharabah, seperti membuat dan menentukan dengan tegas dan jelas beban yang
akan dibebankan dalam pengelolaan dana mudharabah baik beban langsung maupun
beban tidak langsung. Selain itu, bank syariah juga hams tertib administrasi sehingga
tidak ada kesalahan dalam pengadministrasian dan juga dalam perhitungan unsur-
unsur distribusi basil usaha yang dapat berakibat adanya kesalahan perhitungan basil
usaha yang diberikan kepada §_dhib al-mdl. Dalam ha! bank syariah menerapakan
21 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha, (Jakaita : PT. Grasindo, 2005), h. 122
22 Heri Sudarsono dan Hendi Yogi Prabowo, Istilah-istilah Bank dan lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ull Press, 2004 ), h. J 27
48
pembagian basil nsaha dengan prms1p bagi l!Iltung (profit sharing) merupakan
keharusan yang mutlak para pengelola bank syariah untuk meneladani sifat Rasul,
yaitu siddiq (benar,jujur), amanah (tanggung jawab, dapat dipercaya), tabligh
(keterbukaan, transparan, komunikatif) dan fathonah (bijaksana, intelektual). Tanpa
dilandasi sifat tersebnt akan mengakibatkan ada pihak yang dirugikan khususnya
pemilik dana (deposan), misalnya ada suatu beban yang sebarusnya menjadi beban
bank syariab tetapi dibebankan pada dana mudharabah sehingga laba pengelolaan
dana mudharabah akan menjadi kecil yang akbirnya mengakibatkan bagi hasil
menjadi kecil pula.
Apabila bank syariab menerapkan pembagian basil usaha berdasarkan prinsip
bagi untung (profit sharing), maka bank syariah barns membuat dua laporan laba rugi
yang terpisab, yaitu laporan laba rugi bank sebagai institusi keuangan sendiri dan
laporan pengelolaan dana mudharabah dimana bank sebagai mudharib (pengelola
dana). Dalam laporan laba rugi bank sebagai pengelola dana mudharabah,
keuntungan (pendapatan dikurangi dengan beban-beban) atas pengelolaan dana
mudharabah inilah yang akan dipergl!Ilakan sebagai dasar dalam perbitl!Ilgan
distribusi basil usaha, dan apabila pengelolaan tersebut mengalami kerugian dan
bukan karena kelalaian mudharib (bank) maka kerugian tersebut langsung
dhibebankan kepada pemilik dana/ ..§.ahib al-miil ( deposan). 23
23 Wiroso, h. 123
49
2. Landasan Hukum
a. QS. Al-Baqarah : 282
Artinya:
"Hai orang yang beriman, jika kamu melakukan transaksi utang piutang untukjangka waktu yang ditentukan tuliskanlah ". (QS. Al-Baqarah: 282)
b. Hadis riwayat Tim1idzi dan 'Amr bin Auf
{) f /
£:.Gl1
Artinya:
"Perdamaian dapat dilakukan kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram ".(HR. Tirmidzi, Kitab Ahkam no. 1272)
c. Kaidah Fikih
o/ 1f,.J1?!G?/'f/(...)' /t>.1' ///Po to"'o_,.
~~ ~ J,b J-4 of 'Y! h-4'¥1 ..;_,J\...WI J ~YI // I / ,, ..- .r
"Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya ". 24
d. Fatwa tentang Prinsip Distribusi Basil Usaha Dalam Lembaga Keuangan
Syariah (Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tanggal
16 september 2000 M) sebagai berikut:25
24 Buku Himpunan Fatwa Dewan Syariah Indonesia, diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia, Edisi Pertama, 2001, h. 24. Lihat juga dalam Abdul Aziz Muhammad Azzam, Al-Qawa'id al-Fiqhiyah, (Kairo: Dar el-Hadith, 2005), h. 177.
25 Buku Himpunan Fatwa Dewan Syariah Indonesia, h. 90
50
I. Pada dasamya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue
Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil
usaha dengan mitra (nasabah)-nya.
2. Dilihat daii segi kemaslahatan (al-ash/ah), saat ini, pembagian hasil usaha
sebaiknya digunakan piinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing).
3. Penetapan prinsip pembagian basil usaha yang dipilih harus disepakati dalam
akad.
Dalam sistem distribusi hasil usaha, BTN Syariah menggunakan prinsip bagi
hasil (Revenue Sharing) sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor
15/DSN-MUVIX/2000 tanggal 16 september 2000 M.
BAB III
PRO FIL DAN PERAN BTN SY ARIAi:!
A. Sejarah Berdirinya BTN Syariah
BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank BTN yang
menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari
2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakmta. Pembukaan
SBU ini guna melaym1i tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa
keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya
Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksmmkan hasil RUPS tahun 2004.
Adapun tujuan pendirian BTN Syariah adalah:
I. Untuk memenuhi kebutuhan Bank dalam memberikm1 pelayanan Jasa
keuangm1 syariah.
2. Mendukung pencapaian sasm·an laba usaha Bank.
3. Meningkatkan ketahanan Bank dalam menghadapi perubahan lingkungan
us aha.
4. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap nasabah dan
pegawm.
B. Visi dan Misi
1. Visi
"Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam
penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama."
. ' .
52
2. Misi
• Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
• Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa
pasar yang diharapkan.
• Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan pnns1p Syariah
sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam rnenghadapi perubahan
lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.
• Memberi keseimbangan dalan1 pemenuhan kepentingan segenap stakeholders
serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.
C. Komisaris dan Dlreksi
1. Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
2. Direksi
: Zaki Baridwan
: Mulabasa Hutabarat
Subarjo Joyosumarto
Gatot Mardiwasisto
Direktur Utama : Iqbal Latanro
Wakil Direktur Utama : Evi Firmansyah
Direktur : Sunarwa, Saut Pardede, Irman A. Zahiruddin, Purwadi
53
D. Dewan Pengawas Syariah
Ketua Dewan Pengawas Syariah : Drs. H. A. Nazri Adlani
Anggota Dewan Pengawas Syariah : Drs. H. Mohammad 1-Iidayat MBA, MH.
E. Struktur Organisasi
Gambar3.l. ---·----
Struktur Organisasi
Bm1k~BTN _..--- Lamp;ran
Struktur Organisasi Kantor Pusat Bank BTN KO No. 32l0!R1DPF'12008
1B Apni 2003
1 DEWAN PENGAWAS l - -_1 - SYARIAH I
I
:-__l__, ' I !Jf>'iii Audit !ntt1 n 1 : (IJ'fJI \ : ,~M''~'<'''~-~~-~"''J
L ________ _
DIREKTUR 11 KEPATUHAN
Dkfoi Ptlt(jUUb>lngm \Wmlt¢tO.iyaM,w11~iJ- I
____ jn&llML ______ j
DEWAN KOMISARIS
KomiteAmlit
Ki::.m~e~msnWI lfoiko
Komite R~m\lMtasi & Nomlri*i
OIREKTUR II
DIREKTUR UT AMA
WAKlL ~-Dl_RE_KT_U_R_U_TA_L_!A~----------------1
DlRE.l<TUR Ill i
~$ITek1111logi '/ bfo1m;.ti!Dil)
Prn_Gl'f<Jl~on lili1!DP!f).
---·-~·
Divitli P~mbinw.i• 1110 P<nr1Jmi;,itan Kmlii
'!.\i11>K}
I
I f J ffi¥ii! $duet~< lit
1
--·- P<:<lJ~oll;i~nl!:l1iF1
LL'\}\;\$\ Ptiwli\lr.11t\4i\ I jlo1~M~M<~n ff!PP) I - ,_,"--~---~~
I f}i,iii~UJkiiitl,,n Ll f>tlllltinKl¥B) 1i11in
54
F. Penghargaan
Penghargaan yang diperoleh BTN Syariah diantaranya adalah:
I. Banking Quality Awards 2005
"The Best Customer Service and Teller 1st Rank"
2. Islamic Finance Quality Award & Islamic Financial Award 2006
"Unit Usaha Syariah Terbaik Kelompok Aset >I 00 Milyar Rupiah Peringkat
2"
3. Islamic Finance Quality Award & Islamic Financial Award 2006
"Most Growing Earning Asset Marketing", "Unit Usaha Syariah Kelompok
Aset >I 00 Milyar Rupiah"
4. Syariah Acceleralion Award 2007
"Best Outlel Productivity "
5. Islamic Finance Award & Cup 2008
"The Best Sharia Division Asset> Rp. 500 M 2nd Rank"
G. Peran BTN Syariah
Sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam industri keuangan syariah,
BTN Syariah memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian
umat. Adapun peran BTN Syariah dalam ha! ini terbagi meruadi dua yaitu peran
dalam bidang komersial dan peran dalam bidang sosial.
55
1. Peran dalam Bidang Komersial
Peran dalam bidang komersial yaitu bank sebagai penyedia jasa keuangan dan
lalu lintas pembayaran dan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya. 1 BIN Syariah melaksanakan berbagai kegiatan komersil
dengan menciptakan berbagai macam produknya mulai dari produk pendanaan,
produk pembiayaan hingga produk jasa. Melalui produk-produk tersebut, BIN
Syariah menjalankan kegiatan bisnisnya. Diantara produk-produknya adalah sebagai
berikut:
a. Produk Dana
!) Tabungan Batara iB
Tabungan Batara iB adalah Tabungan yang berdasarkan Prinsip
Wadiah yang bersifat simpanan dan bisa diambil setiap saat, tidak ada
imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian bonus ('athaya)
yang bersifat sukarela/sesuai kebijakan Bank, tidak disyaratkan dan tidak
diinfonnasikan baik secara lisan maupun tertulis oleh pihak Bank, adapun
manfaatnya:
• Mendapatkan Kartu ATM BATARA SYARIAH yang dapat digunakan
bertransaksi di lebih dari 4000 A TM Bank yang berlogo "Link"
• Penyetoran dan Penarikan dapat dilakukan di semua Kantor Cabang
Syariah clan Kantor Layanan Syariah (on-line)
1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan !lustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 40.
56
• Tidak dikenakan biaya pengelolaan rekening
• Fasilitasjoint account untuk rekening bersama keluarga Anda
• Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh
BTN Syariah yang sudah terbukti anlan dan dipercaya.
• Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah
2) Tabungan Investa Batara iB
Tabungan Investa Batara iB adalah Tabungan Batara Syariah
Berdasarkan Prinsip Mudharabah yang bersifat investasi atau be1jangka yang
penarikarmya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu dengan
imbalan yang disyaratkan atau disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang
dalam akad pembukaan rekening, adapun manfaatnya:
• Mendapatkan Kartu ATM BATARA SYARIAH yang dapat digunakan
bertransaksi di lebih dari 4000 ATM Bank yang berlogo "Link".
• Imbalan yang menarik sesuai dengan nisbah y:mg disyaratkan dan
disepakati bersama.
• Bagi Hasil dihitung berdasarkan saldo rata-rata hm-ian.
• Penyetoran dan Penarikan dapat dilakukm1 di semua Kantor Cabang
Syariah dan Kantor Cabang Layanan Syariah (on-line)
• Fasilitasjoint account untuk rekening bersama keluarga Anda
• Uang Anda aman duniawi dan ukhrowi karena dikelola sesuai syariah oleh
BTN Syariah yang sudah terbukti amm1 dan dipercaya.
• Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah
57
3) Tabungan Baitullah Batara iB
Tabungan Baitullah Batara iB merupakan Tabungan yang bersifat
investasi atau berjangka yang diperuntukkan bagi calon jamaah haji dalam
Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000
Santoso, Singgih, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Professional Versi 7,5,
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, Cet. JV, 2001
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bai1dung : Alfabeta, 2005
Sudarsono, Heri, dkk. Istilah-istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,
Y ogyakarta: UII Press, 2004
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,
Y ogyakarta: Ekonisia, 2004
Website : www.bi.go.id
www.btn.co.id
Wirdyaningsih, dkk. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakm1a Kencana
Prenada Media, Cet. 3, 2007
Wiroso, Penghimpunan Dana clan Distribusi Hasil Usaha, Jakarta : PT. Grasindo,
2005
·-111
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
o. 95 Ciputat Jakarta 15412, Indonesia Telp. (62-21) 74711537, 7401925 Fax. (62-21) 7491821 Website : www.uinjkt.ac.id E~mail: [email protected]
Nomor: Un.01/F4/PP.01.1/ 1-o !,,(2009
Lamp : 1 (satu) Berkas Proposal Hal : Mohan Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi
Yang Terhorn1at
Bapak Indoyama Nasaruddin, SE, MM Muhammad Maksum, M.A Dasen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
Assalmllualailmm wamhmatulla/1 wabamkatuh
Jakarta, 30 April 2009
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rnengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembirnbing skripsi 111ahasiswa: Na1na
NIM
Prodi/ Konsenlrasi
Judul Skripsi
Ikhsan Rifai Ramli
105046101637
Mua1nalal/ Perbankan Syariah
Analisa Faktor yang Mempengaruhi Ti11gkat Keu11tu11ga11 pada Bank Syariah Mega Indonesia
Beberapa ha] yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai benkut: I. Topik bahasa11 dan out line diinana perlu dapat diJdakan perubahan dan
pe11yempurnaan.
2. Teknik penulisa11 supaya lYlerujuk kepada buku "Pedcn1an r>enulisan Skripsi Fakultas Syariah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"
De1nikianJah atas kesediaan saudara ka1ni ucapkan terin1a kasih.
Wassaln111ualaikun1 warnhmntullahi wabarnka/11!1 Ketua Program S udi Muamalat (Ekonomi Islam)
Tembusan
Disan1paikan dengan hormat kepada; I. I<asubag Akade1nik & I(e1nahasiswaan Fakultas Syariah d8n I-Iukun1 2. Sekretaris Progra1n Studi ivluan1alat Fakullas Syariah dan J-Iukuin 3. Arsio
DEPARTEMEN AGA!YIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (Ul'\') SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
H. JUanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412, Indonesia Telp_ (62-21) 747 1153i', 7401925 Fax (62-21) 7491821 Website: \WN1.uinjkLac..id [email protected]
Non1or Lampiran Hal
--Un.01 / F4/KM.00.02/ 3Jt'i /2009 Jakarta, 1@· Agustus 2009
Permohonan Data J Wa\vancara
Kepada Yth . . ~P.M ... l?.T.!I/ .. ?.iJllriith.
Di Ten1pat
Assala111u 'alnilann f "\!r. \1\/1_1.
Dengan hor1na t, Dengan ini ka1ni sa1npaikan hah\\'a n1ahasis,va di bavvah ini :
Nania : lkhsan Rifai Ran1li : Bekosi, 20 Juli 1987 : 105046101637 : IX (Sembilan) : ~vlua1nalat/Perbru1kan Syariah
Tempat/Tgl Lahir No1nor Pokok Sen1ester Jurusan/Konsentrasi Alatnat : Kp. Rawa Bogo Rt.05/04 \!o.43 Kel. )ati
iviekar Kee. Jati Asil1 Bekasi Telepon : 085694026811
adalnh benar rnah.tsi.S\\\t Fakult-ds Syari:th dan 1--Iukun1 UIN Syarif Hidayat1illah Jakarta yang sedang n1enyele::;aikan skripsi dengan 1,opik/ Judul Skripsi :
"Analisa Faktor )1ans AJe1upe11,..q;aruhi Tingkat I<euntungan Bauk Syarialr"
Untuk n1elengkapi bal1'-ln/ data yang berkaitan penulisan/pe1nbahasan l'opik/Judul di atas, climohon Bapak/Ibu/Saudara /i dapat n1en1bantu/n1enerin1a bersangkutan untuk ber\vai,vancara.
dengan kiranya
yang
De1nikianlah al11s kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, kan1i ucapkan banyak tcrirnn kasih.
J-\kadetnik
/
PT. Bank Tabungan Negara {Petsero) Kanto1 Pusat M.enara Bank BTN Ji. Gajah Mada No. 1. Jakarta Pusa. 10130 Tel. : 021.633 6789. 633 2666 Fax : 021.634 6704 e-mail : webadmin@b!n.co.id
www.btn.co.!d t:l I No. : 1J /DSDM/PDL-PP/Vlll/2009 Larnp.
Kepada: . UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum di.
Jakarta
Perihal : Surat Pengantar Riset
Bank®BTN
Jakarta,~ AguJtus 2009
Menunjuk surat UIN Syarif Hidayatullal1 Jakarta No.Un.01/F.41KM.00.02i3215/2009 tanggal 20 Agustus 2009, perihal tersebut d·1 atas, dengan ini kami sampaikan bahwa pada "prinsipnya permohonan penelitian alas nama Sdr. lkhsan Rifai Ramli I 105046101637, untuk rnelakukan riset di PT Bank Tabungan Negara (Persero} dapat disetujui.
Surat pemberitahuan ini dapat dijadikan sebagai pengantar bagi peneliti untuk dapat menghubungi Divisi Syariah sesuai dengan judul skripsi yang bersangkutan.
Surat Keterangan Riset baru dapat diberikan setelah hasil riset telah disetujui oleh Divisi Syarial1 dan selanjutnya diserahkan ke DSDM up. Bagian Penr'idikan dan Pelatihan.
Demikian kami sampaikan, alas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima '<asih.
Kepala B2gian· · Rifk.i 5engadji
Kepalo Baglan
I PER.;US;~~N UTAMA I I Ulf\I SYAHID JAKARTA
------
1111 11111111-..
Ull I
DEPARTEMEN AGA1'r1A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
anda No. 95 Ciputat Jakarta 15412, Indonesia Telp. (62-21) 747 11537, 7401925 Fax. (62-:21) 7491821 Website: v.rww.uinjkt.ac.id E~mail: syor_hul{[email protected]
TANDA PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
\'ang bcrLandu Langan di bu\vah ini, n1enerangkan bah\va n1ahasisvva/i:
Ild1san Rifai Ramli
Nllvl 105046101637
Prodi i'vluarnalat (Ekonorni Islam)
Konsentrasi Perbankan Syariah
Semester IX (Sembilan)
Tclah memenubi syaral clan sudah mendaflilr ujian skripsi di Program Studi M uamalat. ·~' .,
Jakarta. 17 Nopernher 2009 A.n. Sekretaris Prodi lVIuarnalat