ABSTRAKREZA WIBOWO NIM. 6111511028. Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui Penerapan Gaya Mengajar
Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015.(Pembimbing : SAMSUDDIN SIREGAR)Skripsi Medan :
Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2015Penelitian ini dilaksanakan
di SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus berisikan tindakan
berupa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan gaya mengajar
inklusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Populasi dalam
penelitian ini adalah kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun
Ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian sebanyak 31 orang. Metode
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action
Research). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka
dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang
berbentuk aplikasi teknik dasar passing bawah sebanyak dua kali
pertemuan.Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka
diperoleh hasil analisisnya : (1) Pada siklus I setelah tes hasil
belajar I dapat dilihat bahwa dari 31 orang siswa yang menjadi
subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 20 orang siswa (67,74%)
yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu
11 orang siswa (32,25%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai
rata rata yang diperoleh hanya mencapai 7,3. (2) Pada siklus II
dapat dilihat bahwa ternyata dari 31 orang siswa, terdapat 27 orang
siswa yang tuntas (%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar,
sedangkan selebihnya yaitu 4 orang siswa (%) belum memiliki
ketuntasan belajar. Nilai rata rata yang diperoleh hanya mencapai
81,11. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran menggunakan penerapan gaya mengajar inklusi dapat
meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli
pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran
2014/2015.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, berkat rahmad
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
program sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan
(UNIMED).Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, maupun dari teknik
penulisannya. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis
mengharapkan kritikan, saran dan relevan dari bapak/ibu Dosen demi
kesempurnaan skripsi ini, antara lain:1. Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.2. Bapak Drs.
Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK Unimed.3. Bapak Drs.
Suharjo, M.Pd selaku Pembantu Dekan I FIK Unimed.4. Bapak Drs.
Mesnan, M.Kes AIFO selaku Pembantu Dekan II FIK Unimed.5. Bapak Dr.
Budi Valianto, M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed.6. Bapak
Drs. Suryadi Damanik, M.Kes selaku Ketua Jurusan PJKR.7. Bapak Afri
Tantri, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PJKR.8. Bapak M.Irfan,
S.Pd, M.Or selaku Ketua Prodi PKR FIK Unimed9. Bapak Samsuddin
Siregar, S.Pd, M.OR selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis yang
telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.10. Para Dosen dan
Asisten Dosen, Staff Administrasi, Staff Perpustakaan dan
Perlengkapan dilingkungan FIK Universitas Negeri Medan.11.
Terimakasih Kepada Kepala SMP Muhammadiyah 04 Medan yang telah
memberikan izin melakukan penelitian di sekolah tersebut. 12.
Terima Kasih Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 04
Medan.13. Terkhusus buat Ayah tercinta Bambang Kristanto dan Ibu
Ranti tercinta yang telah mengasuh, membesarkan dan membimbing
serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini..
14. Untuk adik tercinta Noni dan Andre Peruza yang selalu
memberikan dorongan dan semangat serta mendoakan penulis sehingga
dapat menyelesaikan studi ini.15. Untuk seluruh Staf perpustakaan
FIK UNIMED dan Administrasi16. Untuk sahabat- sahabatku.17. Buat
Semua teman- teman PJKR dan terkhususnya buat M. Fadly, M.Fahrur
Rozi, Alan Alfiansyah, Ahmad husein, Amir Hamzah, Deni Rizwan,
Fajran dan teman- teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang memberikan semangat dan dukungan sehingga penulisan ini dapat
selesai.18. Rekan-rekan seperjuangan lainnya yang telah banyak
membantu secara moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi
ini.Semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pembaca, terutama
bagi pihak sekolah dan juga bagi penulis sendiri. Akhir kata,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca budiman sebagai masukan untuk menutupi kekurangan yang ada
pada skripsi ini dan dapat bermanfaat bagi seluruh Civitas Akademi
Universitas Negeri Medan, khususnya pada jurusan PJKR/ PKR FIK
UNIMED. .Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis
terima, penulis tidak dapat membalasnya kiranya tiada kata lain
untuk penulis ucapkan selain berserah diri kepada ALLAH SWT dan
melimpahkan kuasa Nya untuk kita semua, Amin.
Medan, JUNI 2015Penulis
REZA WIBOWONIM. 6111511028
DAFTAR ISIHalamanABSTRAK iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI ivDAFTAR
TABEL viDAFTAR GAMBAR viiDAFTAR LAMPIRAN viiiBAB I PENDAHULUAN 1A.
Latar Belakang Masalah 1B. Identifikasi Masalah 7C. Pembatasan
Masalah 7D. Rumusan Masalah 8E. Tujuan Penelitian 8F. Manfaat
Penelitian 8BABIILANDASAN TEORITIS 10A. Kajian Teoritis 101.
Hakikat Pendidikan Jasmani 102. Hakikat Hasil Belajar 133. Hakikat
Permainan Bola Voli 154. Hakikat Passing Bawah Bola Voli 225.
Hakikat Gaya Mengajar286. Hakikat Gaya Mengajar Inklusi 29B.
Kerangka Berpikir 44BABIIIMETODOLOGI PENELITIAN 47A. Lokasi dan
Waktu Penelitian 47B. Subjek Penelitian 47C. Metode Penelitian 47D.
Desain Penelitian 48E. Pelaksanaan Penelitian 49F. Instrumen
Penelitian 60G. Teknik Analisis Data 64
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67A. Deskripsi Data
Penilaian 67B. Hasil Penelitian 70C. Pembahasan Hasil Penelitian
81BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 83A. Kesimpulan 83B. Saran 84DAFTAR
PUSTAKA 85
DAFTAR TABELTabelHalaman1. Keunggulan dan Kelemahan Gaya
Inklusi392. Lembar Portofolio 623. Kriteria Ketuntasan Minimum 654.
Deskripsi Data Penelitian Gerakan Passing Bawah 675. Deskripsi
Hasil Tes Awal Bawah Dalam Permainan Bola Voli686. Deskripsi hasil
belajar siklus I Passing Bawah 727. Peranan guru pada pembelajaran
dengan gaya mengajar inklusi 758. Deskripsi hasil belajar siklus II
Passing Bawah 789. Deskripsi Perbandingan Tes Awal, Hasil Belajar I
dan II Passing Bawah 79
DAFTAR GAMBARGambar Halaman1. Lapangan Bola Voli 172. Net Bola
Voli 183. Bola Voli 184. Pukulan Passing Bawah 245. Sikap Persiapan
Pukulan Passing Bawah 266. Sikap Saat Perkenaan Pukulan Passing
Bawah 267. Gerak Lanjutan Pukulan Passing Bawah 278. Tingkatan 1
Dalam Tugas 409. Tingkatan 2 Dalam Tugas 4110. Tingkatan 3 Dalam
Tugas 4211. Tingkatan 4 Dalam Tugas 4312. Tingkatan 5 Dalam Tugas
4413. Skema Penelitian Tindakan Kelas 4914. Deskripsi hasil belajar
tes awal 7315. Deskripsi hasil belajar tes siklus I Passing Bawah
7716. Deskripsi hasil belajar siklus II Passing Bawah 7917.
Deskripsi Hasil Belajar Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II8018.
Bagian depan sekolah SMP Swasta Muhammadiyah 04 12019. Siswa
berbaris dan akan melakukan pemanasan 12020. Siswa melakukan
gerakan shadow passing bawah dengan arahan guru.12121. Foto bersama
peneliti, guru penjas, siswa dan personalia penelitian 121
DAFTAR LAMPIRANLampiran Halaman1. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Penjas Siklus I 862. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penjas Siklus II 923. Lembar Penilaian Tes Siklus 984. Nilai Tes
Awal Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli 1015. Nilai Tes Hasil
Belajar Passing Bawah Bola Voli Siklus I 1056. Lembar proses
observasi proses pembelajaran Siklus I 109 7. Nilai Tes Hasil
Belajar Passing Bawah Bola Voli Siklus II 1118. Lembar proses
observasi proses pembelajaran Siklus II. 115 9. Perkembangan Hasil
Belajar Siklus I dan II 11710. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data
Penelitian 11911. Dokumentasi Penelitian 120
i
viii
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan kebutuhan manusia
sampai kapanpun dan dimanapun berada. Pendidikan sangat penting,
artinya tanpa pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan
bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus
benar-benar diarahkan dan menghasilkan manusia yang berkualitas dan
mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan
moral yang baik.Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di
ukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.
Keberhasilan ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan
materi dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman,
penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran.Pembelajaran pendidikan jasmani
adalah suatu kegiatan yang didalam pengajarannya menekankan
aktivitas gerak dan jasmani serta usaha yang dilakukan secara sadar
melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
siswa untuk tampil sebagai insan yang sehat baik dalam bertindak,
tingkah laku, pikiran dan mental. Tujuan dari pendidikan jasmani
yaitu mengembangkan keterampilan gerak. Gerak tersebut terbagi tiga
yaitu: lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi.Permainan bola voli
merupakan salah satu jenis permainan beregu, dimana prinsip utama
dalam permainan beregu adalah kerja sama satu regu dengan tujuan
mencapai kemenangan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan kepada
setiap pemain di tuntut terlebih dahulu mengetahui teknik dalam
permainan bola voli.Pembelajaran bola voli merupakan pembelajaran
yang didalamnya terdapat beberapa teknik dasar permainan bola voli.
Teknik dasar permainan bola voli yaitu: passing atas, passing
bawah, servis, block dan smash. Dimana teknik dasar tersebut harus
terlebih dahulu dikuasai untuk dapat bermain bola voli dengan baik
secara beregu.Guru merupakan pelaksanaan pembelajaran dan sumber
utama bagi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang harus
bisa menciptakan kondisi belajar yang dapat merangsang siswa agar
belajar efektif. Guru pendidikan jasmani secara sadar akan
melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan
kurikulum dan harus mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Agar
tujuan pendidikan jasmani dapat tercapai dengan baik, maka guru
harus menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan variatif
serta menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut, guru pendidikan
jasmani harus dapat menggunakan gaya pembelajaran agar siswa dapat
mencapai hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan.Dewasa ini dalam
menerapkan materi pembelajaran sekolah mulai menggunakan pendekatan
dengan gaya mengajar yang bervariasi dan tidak monoton. Pada
pendekatan dengan gaya mengajar yang bervariasi ini siswa tidak
akan merasa capat bosan dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani karena anak tidak hanya belajar dan duduk mendengarkan guru
meberikan materi, tetapi siswa dapat terlibat langsung dalam
berbagai materi pembelajaran yang membawa pada aktivitas tertentu
dalam hasrat bergerak, semua potensi yang ada secara pribadi oleh
setiap siswa dapat dioptimalkan sehingga siswa benar-benar
menikmati suasana belajar yang menyenangkan dan gembira tanpa ada
rasa yang tidak mampu dalam diri setiap siswa, sehingga tingkat
keterlibatan dan intensitas gerak dasar anak dapat
dioptimalkan.Dalam hal ini peneliti melakukan gaya mengajar inklusi
dalam belajar melakukan teknis dasar passing bawah permainan bola
voli, karena menurut peneliti dengan gaya ini dapat mengoptimalkan
kemampuan secara pribadi yang dimiliki oleh siswa yang
berbeda-beda, sehingga dalam tujuan memperbaiki teknik dasar
passing bawah dalam permainan bola voli dapat terlaksana dengan
maksimal dan dengan sesuai yang diharapkan.Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia, dalam pelaksanaan
kegiatan proses pembelajaran pendidikan jasmani kurang efektif. Hal
ini disebabkan kurang maksimal hasil belajar serta kurangnya
variasi belajar.Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan serta
wawancara dengan guru pendidikan jasmani diSekolah Menengah Pertama
(SMP) Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia 24 Febuari 2015
peneliti melihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani pada materi permainan bola voli pada teknik
dasar passing bawah siswa kurang dapat melakukan teknik dasar
tersebut, terkesan kurang baik dan merasa kesulitan dalam melakukan
teknik dasar tersebut, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
kurang maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai yang
diperoleh tidak sesuai dengan KKM yang harus dicapai. Dimana nilai
ketuntasan minimum (KKM) yang harus dicapai siswa tersebut adalah
78, sementara dalam melakukan praktek passing bawah bola voli
tersebut pada siswa kelas VIII yang berjumlah 31 orang terdapat 9
orang yang tuntas, sementara 21 siswa tidak mencapai KKM.
Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa tergolong rendah dan perlu diadakan perbaikan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani materi passing bawah dalam
permainan bola voli.Implementasi proses belajar mengajar yang di
SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia cenderung pasif. Hal lain
yang menjadi faktor penghambat keberhasilan pembelajaran datang
dari siswa-siswi itu sendiri seperti kurangnya kesadaran serta
minat dan keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar karena
kurangnya juga variasi bermain untuk tidak cenderung bosan dalam
pelajaran. Faktor lain yang menyebabkan pembelajaran pendidikan
jasmani teknik dasar passing bawah permainan bola voli tidak
berjalan dengan maksimal adalah karena tingkat kecerdasan siswa
berbeda-beda, hal inilah yang sering abaikan namun sangat berguna
bagi siswa dalam melakukan pembelajaran jasmani khususnya dalam
menguasai teknik dasar passing bawah permainan bola voli. Dimana
tidak bisa memberikan tingkat pembelajaran yang sama kepada setiap
siswa, sehingga siswa yang memiliki tingkat motorik lebih rendah
tidak dapat mengikuti pembelajaran yang menyebabkan pembelajaran
teknik dasar passing bawah bola voli tidak berjalan dengan
baik.Dalam pada saat pembelajaran siswa tidak berani mengungkapkan
pendapat mereka yang mana mereka belum dapat melakukan teknik dasar
yang diberikan. Dan siswa belum dapat menilai kemampuannya sendiri
sampai dimana sehingga mereka hanya mengikuti apa yang
diperintahkan oleh guru. Padahal siswa ada beberapa permasalahan
siswa dalam passing yaitu kurang tepatnya perkenaan bola ditangan,
posisi badan yang kurang tepat pada teknik passing bawah. yang
Sehingga pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat melakukan
teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli yang
diajarkan. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa sehingga
banyak siswa yang remedial atau mengulang pada saat ujian praktek
teknik dasar passing bawah permainan bola voli tersebut. Melihat
kondisi ini ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola voli
sehingga siswa dapat melakukan passing bawah dengan baik dan hasil
belajar yang akan dicapai berhasil. Salah satunya adalah dengan
penerapan gaya mengajar inklusi yang dapat diterapkan dalam
pemberian materi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa secara
pribadi dan tidak memberikan tugas yang sama, sehingga siswa dapat
belajar sekaligus dan dapat mengetahui sampai dimana tingkat
kemampuan mereka masing-masing dalam melakukan pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya teknik dasar passing bawah permainan
bola voli.Gaya mengajar inklusi adalah suatu teknik pembelajaran
yang digunakan oleh guru dengan cara menyajikan materi pembelajaran
secara rinci menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda
secara berurutan, yang bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan
kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak, yang mana
siswa diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat
kesulitan mana ia belajar suatu gerakan, dalam mempelajari teknik
gerakan dalanm setiap pertemuan.Pembelajaran dengan gaya mengajar
inklusi dapat meningkatkan pola pikir anak/siswa sehingga siswa
menjadi kreatif dalam melaksanakan suatu tugas yang diberikan.
Selain itu gaya mengajar inklusi juga merupakan sebuah pemberian
tugas dengan cara melihat kemampuan siswa secara pribadi terlebih
dahulu sehingga siswa itu dapat melakukan tugas dengan baik tanpa
harus disamakan secara merata dan tingkat kesulitan yang sama
sehingga hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
passing bawah permainan bola voli siswa.Berdasarkan uraian diatas,
peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui
Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian pada masalah latar
belakang diatas, Maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa
masalah yaitu :1. Kurangnya minat belajar siswa kelas VIII SMP
Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.2.
Kurangnya variasi gaya mengajar penjas pada siswa di kelas VIII SMP
Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.3.
Kurang disiplinnya siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas pada
SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.4.
Hasil belajar passing bawah permainan bola voli yang kurang baik
pada siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia
Tahun Ajaran 2014/2015.5. Siswa banyak bermain main pada saat guru
menjelaskan materi di VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan
Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Pembatasan MasalahMengingat luasnya ruang lingkup masalah
serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis maka perlu
adanya pembatasan masalah. Ada pun pembatasan masalah yang di bahas
dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar passing
bawah bola voli melalui penerapan gaya mengajar inklusi siswa kelas
VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran
2014/2015.
D. Rumusan MasalahBertitik tolak dari identifikasi dan
pembatasan masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti, yakni: Bagaimanakah Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui
Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia Tahun Ajaran 2014/2015?.
E. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli
melalui gaya mengajar inklusi pada siswa kelas VIII SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Helvetia tahun ajaran 2014/2015.
F. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang di harapkan dari
penelitian ini adalah :1. Bagi guru pendidikan jasmani untuk
memperkaya ilmu pengetahuan tentang gaya mengajar dalam mencapai
tujuan belajar.2. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat
melakukan passing bawah bola voli dengan benar sehingga hasil
belajar dapat dicapai dengan baik.3. Sebagai bahan informasi bagi
guru dalam memilih metode gaya mengajar yang sesuai untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.4. Bagi siswa, agar lebih mudah
mencapai tujuan pembelajaran yang di berikan oleh guru dalam
menerima materi yang diajarkan disekolah dan dapat menyenangi
cabang olahraga khususnya olahraga bola voli.5. Sebagai masukan
bagi peneliti lain bila meneliti tentang gaya mengajar inklusi di
sekolah.
8
1
BAB IILANDASAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis1. Hakekat Pendidikan JasmaniPendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.
Pendidikan jasmani memperlakukan siswa sebagai sebuah kesatuan
utuh, makhluk social, dari pada hanya menganggapnya sebagai
seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.Dauer dan
Pangrazi (Ega Trisna Rahayu, 2013: 3) Mengemukakan bahwa pendidikan
jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang
memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk
pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap siswa.
Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui
gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar
memiliki makna bagi siswa. Pendidikan jasmani merupakan program
pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan
memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor,
kognitif, dan afektif.
Menurut Ega Trisna Rahayu (2000:18) Pendidikan Jasmani itu
adalah wahana untuk mendidik anak. Pendidikan Jasmani itu adalah
wahana untuk mendidik anak. Menurut Jesse Feiring Williams (1999;
dalam Freeman, 2001), pendidikan merupakan alatuntuk membina anak
muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas
jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat. Jasmani
adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih
dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.Selanjutnya,
dalam buku ajar psikologi pendidikan, tim Dosen FIP Unimed (2013 :
7) mengemukakan bahwa: Pendidikan pada hakikatnya adalah pemolaan
pengaruh terhadap peserta didik. Pemolaan ini dapat perlangsung
secara sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran yang di
lakukan di sekolah merupakan salah satu bentuk pemolaan pengaruh
yang sistematis. Pergaulan sehari-hari yang berlansung antara
pendidik dan peserta didik merupakakan pemolaan yang berlangsung
spontan atau alamiah.Dalam menempatkan posisi pendidikan jasmani,
diyakini pula bahwa kontribusi pendidikan jasmani hanya akan
bermakna ketika pengalaman-pengalaman gerak (aktivitas jasmani)
dalam pendidikan jasmani berhubungan dengan proses kehidupan
seseorang secara utuh di masyarakat. Dengan demikian,manakala
pengalaman dalam pendidikan jasmani tidak memberikan kontribusi
pada pengalaman kependidikan lainnya, maka pasti terdapat
kekeliruan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmaninya.
Pendidikan jasmani memusatkan diri pada semua bentuk kegiatan
aktivitas jasmani yang mengaktifkan otot-otot besar (gross
motorik), memusatkan diri pada gerak fisikal dalam permainan,
olahraga, dan fungsi dasar tubuh manusia.Menurut Ega Trisna Rahayu
(2013:19). Yang menjadi tujuan pembelajaran pendidikan jasmani
adalah sebagai berikut :0. Meletakkan landasan karakter yang kuat
melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani0. Membangun
landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan
toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama0.
Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran Pendidikan Jasmani0. Mengembangkan sikap sportif,
jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan
demokratis melalui aktivitas jasmani0. Mengembangkan keterampilan
gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagaipermainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik
(aktivitas air) dan pendidikan luar kelas(Outdoor education)0.
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani0. Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan dirisendiri dan orang
lain.
Seperti lazim kita lakukan dalam merumuskan tujuan
instruksional, rumusannya selalu dalam bentuk kalimat dan ungkapan
perilaku yang spesifik, dibandingkan menampilkan rumusan yang
bersifat umum. Menurut Ega Trisna Rahayu (2013: 20) Secara umum,
dari berbagai versi perumusan tujuan pendidikan jasmani, tujuan
yang paling lazim diketengahkan oleh para ahli dinyatakan sebagai
berikut :1. Perkembangan Organik : Tujuan ini mencakup kesegaran
jasmani dan komponen dasar yang meliputi kekuatan, power dan daya
tahan kardiovaskuler dan otot.1. Perkembangan Neuromuskular :
Tujuan ini mencakup perkembangan dan keterampilan dan keterampilan
olahraga termasuk keseimbangan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi
dan kecepatan.1. Perkembangan Interpretif : Tujuan ini mencakup
perkembangan domain kognitif, kemampuan intelektua Perkembangan
Sosial dan Emosional : Tujuan ini mencakup sifat-sifat psikologis
yang dipandang penting, seperti pengendalian diri, kemampuan
memotivasi diri, ketekunan tanggung jawab,moral, sportivitas dan
lainnya.
2. Hakikat Hasil BelajarHasil belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan
diukur dalam bentuk perubahan, pengetahuan, sikap, keterampilan
(Dimyati dan Mujion, 2009 : 3). Selanjutnya menurut Bloom (2009 :
22) hasil belajar secara garis besar dapat dikelasifikasikan
menjadi tiga ranah yaitu :1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual meliputi pengetahuan,pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi.1. Ranah efektif berkenaan dengan
sikap meliputi penerimaan, jawaban, penilaian,organisasi dan
internalisasi.1. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi gerak reflex,
keterampilan dasar, ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan
gerakan ekspresif dan interaktif.Dari pengertian diatas perubahan
pada siswa akibat proses belajar bukan hanya berkaitan pada bidang
intelektual saja, tetapi meliputi sikap dan keterampilan. Dari
berbagai aspek yang ada, aspek kognitif dan intelektual yang paling
banyak dinilai guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menguasai bahan pelajaran.Perubahan-perubahan kearah
yang lebih baik merupakan keberhasilan belajar yang diorientasikan
pada prestasi belajar Selanjutnya menurut Seodijanto
mendefenisikan, tentang hasil belajar adalah tingkat penguasaan
yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
(http://latifah04.wordpress .com/2008/04/03/ptk).
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar. Seperti yang diungkapkan Dimyanti dan
Mudjino (2006:200) bahwa : Hasil belajar merupakan penetuan nilai
belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran dari proses
belajar.Dengan adanya hasil belajar, guru dapat melihat dan
mengetahui tingkat kemajuan yang dicapai siswa setelah melakukan
aktifitas belajar, seperti yang diungkapkan Dimyati dan Mudjiono
(2006:200): Tujuan utama dari hasil belajar adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah menikuti suatu
kegiatan pembelajaran.Dari beberapa pengertian diatas menurut
penulis dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar yang merupakan bentuk
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik yang diorientasikan pada
prestasi belajar. Dimana prestasi belajar merupakan gambaran hasil
belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada suatu
jenjang yang diikutinya.Hasil belajar yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam pelajaran
pendidikan jasmani yaitu diperoleh dari hasil pembelajaran passing
bawah dalam permainan bola voli melalui penerapan gaya mengajar
inklusi yang diberikan kapada sampel. Dalam hasil tes tersebut
biasanya dikatakan hasil belajar baik bila tes yang diperoleh siswa
tinggi, sebaliknya jika hasil tes rendah maka hasil belajarnya
rendah.
3. Hakikat Permainan Bola VoliPendidikan jasmani merupakan suatu
bidang studi yang sangat penting bagi siswa didalam sekolah. Dimana
dengan melakukan suatu olahraga yang berupa pendidikan jasmani
dapat meningkatkan pola berpikir dan motorik siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang berlangsung. Didalam bidang studi pendidikan
jasmani, banyak cabang olahraga yang dapat diberikan atau dapat
diperaktekkan oleh siswa. Khususnya dalam permainan bola besar
yaitu bola voli, sepak bola, dan bola basket. Didalam melakukan
permainan bola besar siswa dapat mendapat nilai-nilai yang
terkadung didalamnya terkhusus permainan bola voli. Didalam materi
permainan bola besar disekolah, khususnya bola voli diharapkan
siswa dapat menganailisis dan menampilkan keterampilan gerak dan
memperbaiki keterampilan yang ada terutama didalam gerak dasar
dalam menguasai teknik dasar permainan bola voli.Didalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), pendidikan jasmani merupakan
suatu mata pelajaran yang ada didalam kurikulum tersebut dan harus
diadakan dalam kgiatan belajar mengajar. Dimana didalam proses
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pendidikan jasmani
merupakan hal yang wajib dilaksakan karena mengandung aspek yang
dapat meningkatkan pola gerak siswa sehingga siswa dapat lebih
kreatif dan aktif dalam pembelajaran. Didalam kurikulm tingkat
satuan pendidikan (KTSP) permainan bola voli merupakan salah satu
olahraga permainan bola besar selain dari bola baskte dan sepakbola
yang akan dipelajari didalam semester genap pada kelas VIII SMP.
Didalam pembelajaran bola voli yang ada di kelas VIII SMP yang
masuk dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan memiliki standar
kompetensi (SI) yang harus dicapai yakni mempraktikkan berbagai
keterampilan dasar permainan olahraga dengan teknik dan taktik, dan
nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Dan memiliki Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dicapai adalah mempraktikkan keterampilan
bermain salah satu permainan olahraga beregu bola besar serta nilai
kerjasama, kejujuran, kerja keras, dan percaya diri.Permainan bola
voli merupakan permainan yang tidak mudah untuk dilakukan setiap
orang. Dalam permainan ini dibutuhkan koordinasi gerak yang baik
yang dapat digunakan secara efektif dan efisien dan tentunya sangat
mendukung bagi tim saat permainan berlangsung. Menurut Suharno Hp
(2007: 9) permainan bola voli merupakan permainan yang kompleks
yang tidak mudah dilakukan oeh setiap orang.Sebab, dalam permainan
voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan
untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola
voli.Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam permainan bola voli
adalah:a) Lapangan Permainan Bola VoliLapangan permainan bola boli
berbentuk empat persegi dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9
meter. Lapangan dikelilingi oleh daerah bebas selebar 3 meter
dengan suatu penghalang setinggi 7 meter dari permukaan lapangan
permainan, (Asep kurnia nenggal dan Irwansyah, 2013:142).
Gambar 1. Lapangan Bola Voli (http://images.google.com)b) Net
Bola VoliLebar net 1 meter dan panjang netnya adalah 9,50 meter
dipasang secara vertikal diatas garis tengah (poros) lapangan (Asep
kurnia nenggal dan Irwansyah, 2013:142). Mata jala dari net
berukuran 10 cm persegi dan berwarna hitam. Pada tepi atas net
diberi pita selebar 5 cm. Pita tersebut terbuat dari kanvas putih.
Tinggi net untuk putra adalah 2,43 meter dan tinggi net untuk putri
adalah 2,24 meter (Suharno Hp, 2007:5). Tinggi net harus diukur
dari tengah-tengah lapangan.
Gambar 2. Net bola voli (sumber: http://images.google.com)c)
Bola VoliBola voli terbuat dari kulit lunak dan lentur atau bahan
kulit sintetis dan sejenisnya. Penggunaan bahan sintetis harus
mendapat persetujuan atau pengesahan dari FIVB. Beberapa ketentuan
mengenai bola voli adalah : warna harus seragam dan terang,
keliling 165-167cm, berat 200-280gram, tekenan udara 0,30-0,325
kg/cm atau 294,3-318,82 mbar (Asep kurnia nenggal dan Irwansyah,
2013:143).
Gambar 3. Bola Voli (http://.images.google.com)Didalam permainan
bola voli, terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai
sehingga dapat dikatakan mampu bermain dengan baik apabila sudah
menguasai semua teknik dasar dengan baik. Menurut Dieter
Beutelstahl (2009 : 8) Teknik adalah prosedur yang telah
dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari
penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang
paling ekonomis dan berguna. Menurut Suharno Hp (2007: 8) teknik
adalah cara untuk melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencari
tujuan tertentu secara efektif dan efesien. Teknik dasar dalam
permainan bola voli mempunyai arti yaitu suatu proses melihatkan
keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik
mungkin untuk menyesuaikan tugas dalam permainan bola voli. Menurut
Suharno Hp (2007: 9) Melakukan teknik dasar dalam permainan bola
voli adalah suatu proses melatihkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan
tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli. Di samping itu,
agar permainan berlangsung dengan baik, lancar, dan teratur maka
teknik dasar permainan bola voli harus dikuasai dengan baik.
Selanjutnya, (Suharno Hp 2007: 9) menyatakan bahwa teknik dasar
permainan bola voli meliputi: (a) servis, (b) passing, (c) umpan
(set-up), (d) smash (spike), (e) bendungan (block).a. ServisServis
pada zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan
atau sekedar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama
bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis bawah
dan servis atasService ada beberapa macam : Service atas adalah
service dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian
Server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.
Service bawah adalah service dengan awalan bola berada di tangan
yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari
belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
Service mengapung adalah service atas dengan awalan dan cara
memukul yang hampir sama. Awalan service mengapung adalah
melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi ( tidak terlalu
tinggi dari kepala ). Tangan yang akan memukul bola bersiap di
dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.Yang perlu diperhatikan
dalam service antara lain: Sikap badan dan pandangan. Lambung
keatas harus sesuai dengan kebutuhan. Saat kapan harus memukul
bola.b. Passing Passing Bawah ( Pukulan / pengambilan tangan
kebawah ) Sikap badan jongkok lutut agak ditekuk. Tangan
dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan. Gerakan tangan
disesuaikan dengan keras / lemahnya kecepatan bola. Passing atas (
Pukulan / pengambilan tangan keatas ) Sikap badan jongkok, lutut
agak ditekuk. Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari -
jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola. Ibu jari dan jari
saling berdekatan membentuk segitiga. Penyentuhan pada semua jari -
jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan Menggunakan gerakan
kaki untuk menambah power.c. Umpan (Set Up)Umpan adalah menyajikan
bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola
tersebut dapat diserangkan kedaerah lawan dalam bentuk smash.d.
Smash( Spike)Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu
bola berada di atas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk
melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor -faktor berikut :
awalan, tolakan, pukulan dan pendaratan. Teknik smash Menurut
Muhajir Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai
cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan
peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang
optimal (Suharno Hp, 2007:21).e. Membendung ( blocking )Dengan daya
upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan / menghalangi bola yang
datang dari daerah lawan. Sikap memblok yang benar adalah: Jongkok,
bersiap untuk melompat. Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus
ke atas Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi
kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan
block.
4. Hakikat Passing Bawah Bola VoliMenurut Suharno Hp (2007: 15)
Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik
tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri.Passing bawah
merupakan teknik dasar memainkan bola dengan menggunakan kedua
tangan, yaitu perkenaan bola pada kedua lengan bawah, passing bawah
merupakan teknik passing yang sering digunakan untuk menerima bola
servis atau smash. Gerhard Durrwatcher (1990: 52) berpendapat,
Untuk bola-bola servis atau smash, teknik passing bawah lebih aman
jika dibandingkan dengan teknik passing atas yang memerlukan sikap
dan jari-jari yang khusus.Passing bawah pada dasarnya digunakan
untuk menerima bola-bola liar tidak terkendali seperti servis,
smash atau bola memantul dari net. Ditinjau dari permainan bola
voli pada umumnya passing bawah biasanya menjadi teknik pertama
yang digunakan tim yang menerima servis dari tim lawan. Upaya
melakukan passing bawah dengan baik dan benar harus menguasai
teknik passing bawah.Prinsip pokok passing bawah menurut Sugiyanto,
Soedarwo dan Sunardi (1994: 24) yaitu, Sentuhan bola dengan
permukaan kedua lengan bawah (2/3 bagian ujung) yang bertautan di
depan badan. Sedangkan Amung Mamum dan Toto Subroto (2001: 56)
berpendapat, Pada umumnya passing dari bawah bola menyentuh bagian
di atas pergelangan tangan, bisa dilakukan dengan satu atau dua
tangan.Dan Suharno Hp (2007 :16) berpendapat, passing bawah
merupakan memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah suatu
teknik bermain yang cukup penting. Kegunaan teknik lengan bawah
antara lain :1. Untuk penerimaan bola servis2. Untuk penerimaan
bola dari lawan yang berupa serangan/smash3. Untuk pengambilan bola
setelah terjadi blok atau bola dari pantulan net4. Untuk
menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh diluar
lapangan permainan5. Untuk pengambilan bola yang rendah dan
mendadak datanganya.Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa passing bawah merupakan cara memainkan bola
menggunakan kedua lengan yang saling bertautan atau dengan satu
lengan. Perkenaan bola pada passing bawah yaitu diatas pergelangan
tangan.Kemampuan seorang pemain bola voli melakukan passing bawah
dengan baik dan benar banyak manfaat yang diperolehnya, terutama
untuk menerima bola-bola yang keras dan tajam seperti servis atau
smash. Hal ini dikarenakan passing bawah merupakan teknik passing
yang sangat efektif untuk menerima bola-bola keras seperti servis
dan smash.Untuk menerima bola-bola servis atau smash, passing bawah
lebih sederhana dan lebih aman dan tidak memerlukan sikap tangan
serta jari tangan secara khusus seperti passing atas.Proses gerakan
secara keseluruhan dalam passing bawah dapat diuraikan sebagai
berikut: Sikap awalan melakukan passing bawah. Sikap permulaan.Pada
sikap permualaan sikap siap normal, kaki dibuka selebar bahu, lutut
ditekuk dengan salah satu kaki serong kedepan dengan kedua lengan
rieks disamping tubuh, kedua lengan lurus, saat bola datang lengan
menyambut datangnya bola.Kedua kaki lurus dengan mengayunkan
lengan.Perkenaan bola pada lengan, saat perkenaan bola posisi kedua
lengan lurus. Perkenaan bola terletak pada lengan bawah agar lebih
mudah mengarahkan bola kearah yang diinginkan. Penggerakan ini
harus berlangsung dengan lancar kontinyu tanpa terputus-putus,
dilanjutkan dengan gerak mengayun lengan kearah yang diinginkan
Gambar 4. Pukulan passing bawah (Asep kurnia nenggala dan
Irwansyah ;2013 : 144)
Setelah berhasil dipukul pemain menjaga keseimbangan badan agar
lebih mudah mengatur posisi apabila bola datang kembali.Perlu
diperhatikan bahwa saat menjaga keseimbangan setelah menerima bola
kedua kaki dalam keadaan lentur (mengeper). Untuk dapat melakukan
passing bawah dengan baik disamping teknik dasar juga harus
memenuhi beberapa persyaratan. Adapun persyaratan tersebut adalah
:0. Arahkan passing bawah pada saat penerimaan bola pertama
ketempat pemain yang mengumpan bola.0. Arahkan bola ketempat yang
mudah dijangkau oleh teman.0. Pemain yang menguasai passing bawah
harus menguasai lapangan, jangan sampai terdapat ruang
kosong.Teknik passing bawah banyak digunakan oleh pemain pemula,
karena teknik passing bawah ini paling mudah untuk dipelajari dan
merupakan dasar bagi pemain untuk mengembangkan teknik passing
bawah yang lainnya. Itulah alasan penulis mengapa memilih passing
bawah sebagai objek penelitian. Analisis gerak passing bawah
meliputi :
Sikap PermulaanMenurut Asep kurnia nenggala dan Irwansyah (2013
:144), Sikap permulaan : Ambil sikap siap normal dalam permainan
bola voli yaitu : Kedua lutut ditekuk dengan badan menumpu pada
telapak kaki bagian depan, berat badan menumpu pada telapak kaki
bagian depan untuk mendapatkan suatu keseimbangan labil agar dapat
lebih mudah dan lebih cepat bergerak kesegala arah. Kedua tangan
saling berpegangan yaitu punggung tangan kanan diletakkan diatas
telapak tangan kiri, kemudian saling berpegangan.
Gambar 5. Sikap persiapan pukulan passing bawah (Asep kurnia
nenggala dan Irwansyah ;2013 : 144)
Gerakan PelaksanaanMenurut Asep kurnia nenggala dan Irwansyah
(2013 : 145), Gerakan pelaksanaan : Ayunkan kedua lengan kearah
bola, dengan sumbu gerak pada persendian bahu dan siku betul-betul
dalam keadaan lurus. Perkenaan bola pada bagian prosimal dari
lengan, diatas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan
membentuk sudut sekitar 45 derajat dengan bahu dan badan, lengan
diayunkan dan diangkat hampir lurus.
Gambar 6. Sikap saat perkenaan pukulan passing bawah (Asep
kurnia nenggala dan Irwansyah 2013 : 145) Gerak LanjutanMenurut
Asep kurnia nenggala dan Irwansyah (2013 : 146), Gerak lanjutan :
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah lurus
kedepan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk
passing bawah kedepan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan
bahu/badan.
Gambar 7. Gerak lanjutan pukulan passing bawah (Asep kurnia
nenggala dan Irwansyah 2013 : 146)Pada passing bawah dalam bola
voli, koordinasi sangat dibutuhkan guna melihat datangnya bola
dengan gerakan tangan dan kaki menyentuh dan mengangkat bola ,
disamping itu koordinasi gerak juga berguna menentukan arah gerakan
yang cepat dalam mengambil posisi tubuh sesuai dengan datangnya
bola. Gerakan tangan dilakukan dengan meluruskan siku kedepan
sedangkan gerakan kaki berfungsi sebagai pengatur jarak bola dengan
badan. Dengan demikian siswa yang memiliki koordinasi yang baik
tidak hanya mampu menampilkan keterampilan yang baik saja akan
tetapi siswa juga dapat dengan cepat mengantisipasi bola yang
muncul secara tidak terduga.
5. Hakikat Gaya MengajarGaya mengajar dapat diartikan teknik
atau strategi dalam belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.Gaya mengajar pada umumnya diartikan sebagai
segala sesuatu cara atau strategi dalam menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Gaya adalah segala
sesuatu cara yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan
informasi. Gaya juga diartikan sebagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar
(http://www.edu-articles.com/mengenal-gaya-mengajar/2005).Istilah
pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar
para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar
hanya akan berhasil jika siswa secara aktif mengalami sendiri
proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya.
Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia
sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang
mengajar.Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai
kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi
pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran,
tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat
dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya
dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang
ada.Menurut rusli (2000) menyatakan bahwa Perencanaan gaya mengajar
dan isi pelajaran sama pentingnya. Bila gaya mengajar tidak
direncanakan maka guru pendidikan jasmani akan menghadapi kesukaran
dalam penyampaian materi. Gaya atau teknik mengajar adalah
usaha-usaha yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji
dan penyalur pesan, gaya mengajar dalam hal-hal tertentu bisa
mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa
(http://www.bpkpenabur.or.id/pendayagunaan-gaya-pembelajaran/2003).Pemilihan
gaya atau model harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti
tujuan, kompetensi guru. Gaya yang lebih menunjang tercapainya
tujuan pengajaran tentunya akan lebih diperhatikan, sedangkan gaya
yang kurang menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentunya tidak
dipergunakan
6. Hakikat Gaya Mengajar InklusiMetode mengajar inklusi/cakupan
pada prinsipnya adalah memberikan materi yang sama dengan tingkat
kesulitan yang berbeda. Gaya mengajar inklusi merupakan yang kelima
dari spektrum gaya mengajar dari Mosston (2000:116), dimana gaya
mengajar ini memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Siswa diberi
tugas yang berbeda- beda sesuai dengan tingkat kemampuan yang
dimiliki, dalam gaya ini siswa didorong untuk menentukan tingkat
penampilannya dan memberikan kesempatan untuk menganalisis dan
sintesis tugas.
Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik, dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, khususnya pembelajaran
teknik dasar passing bawah dalam permainan bola voli, maka guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan perlu mengupayakan model
pembelajaran yang efektif dan atraktif. Untuk itu guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan harus berusaha seoptimal mungkin
untuk mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, yaitu dengan cara menyajikan
bentuk-bentuk pembelajaran keterampilan gerak yang baik dan benar,
agar dapat mendorong siswa untuk memahami, mengerti, dan mampu
melakukannya. Peran guru dalam proses pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan di antaranya adalah menentukan dan memilih gaya
mengajar yang tepat dan efektif agar siswa dapat mengerti dan
memahami materi pembelajaran yang disajikan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Kemampuan guru memilih dan menyajikan materi
pembelajaran ditentukan oleh kemampuan dan pengalamannya dalam
pembelajaran. Sehubungan dengan itu, maka untuk melakukan proses
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dipilih
gaya mengajar yang tepat dan mudah diterapkan kepada siswa,
sehingga berbagai aktivitas gerak pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dapat dikuasai dengan baik dan benar. Gaya mengajar
tersebut adalah gaya mengajar inklusi.Gaya pembelajaran inklusi
merupakan teknik pembelajaran yang jarang dipergunakan oleh guru
dalam praktek pembelajaran pendiddikan jasmani di Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Padahal gaya mengajar ini sangat cocok diterapkan
pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menuntut
perkembangan kreativitas, fisik dan mental yang optimal.Gaya
mengajar inklusi, adalah suatu teknik pembelajaran yang digunakan
oleh guru, dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci
dan menawarkan tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara
berurutan, yang bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan
kemudahan dalam mempelajari suatu keterampilan gerak, juga siswa
diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan pada tingkat
kesulitan mana ia memulai belajar suatu gerakan. Serta diberi
kebebasan dan keleluasaan pula untuk menentukan berapa kali siswa
harus mengulangi gerakan, dalam mempelajari suatu teknik gerakan
dalam setiap pertemuan (http://educare.e-fkipunla.net Generated:
January, 2011).Gaya mengajar inklusi menekankan pada pemberian
kebebasan yang lebih luas pada siswa. Kebebasan itu berupa
penilaian terhadap kemajuan belajarnya oleh dirinya sendiri.
Kemudian atas dasar penilaian itu siswa membuat keputusan sendiri
untuk melanjutkan atau mengulang gerakan atau pokok bahasan yang
lebih lanjut. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa keputusan
yang harus dibuat oleh siswa itu harus berkenaan dengan pelaksanaan
tugas gerak atau pokok bahasan, penilaian hasil oleh dirinya
sendiri, dan laju proses belajar itu sendiri.Gaya mengajar inklusi
bertujuan untuk melibatkan semua siswa, menyesuaikan terhadap
perbedaan individu, memberi kesepatan untuk memulai tugas pada
tingkat kemampuan sendiri, memberi kesepatan untuk memulai tugas
dengan tugas-tugas yang lebih ringan dan dilanjutkan ketingkat
tugas yang lebih sulit (secara berjenjang) sesuai dengan tingkat
kemampuan tiap siswa, belajar melihat hubungan antara kemampuan
merasa dan tugas apa yang dapat dilakukan oleh siswa,
individualisasi dimungkinkan karena memilih diantara alternatif
tingkat usaha yang telah disediakan.
Gaya inklusi/cakupan pada prinsipnya adalah memberikan materi
yang sama dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Guru menentukan
tugas pembelajaran yang memiliki target/kriteria yang berbeda
kesulitannya dan siswa diberi keleluasaan untuk menentukan tugas
apa yang sesuai dengan kemampuannya. Gaya mengajar inklusi
memperkenalkan beberapa tingkat tugas. Dalam gaya ini siswa
didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.Tujuan gaya
mengajar inklusi/cakupan: 1. Melibatkan semua siswa 2. Penyesuaian
terhadap perbedaan individu 3. Memberi kesempatan untuk memulai
pada tingkat kemampuan sendiri 4. Memberi kesempatan untuk mulai
kerja dengan tugas-tugas yang ringan ke berat, sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa 5. Belajar melihat hubungan antara
kemampuan merasa dengan tugas apa yang dapat dilakukan oleh siswa
6. Individualisasi dimungkinkan, karena memilih diantara alternatif
tingkat tugas yang telah disediakan(Mosston dan ashwort 1994)
Husdarta dan Saputra (2000: 30), mengatakan bahwa tujuan dari
gaya ini adalah untuk membelajarkan siswa pada level kemampun
masing-masing. Setiap siswa diharuskan terlibat dalam proses
pembelajaran ini, karena siswa dapat memilik aktivitas yang mereka
anggap mampu untuk melakukannya.Seperti yang dikemukakan oleh
Davies (1991 : 52) pengajaran yang baik adalah pengajaran yang
memperhatikan kepentingan pribadi /individu
siswa.Kelebihan-kelebihan siswa dari gaya mengajar inklusi sebagai
berikut:1. Siswa lebih aktif dalam mengembangkan aspirasi atau
ide-ide yang akan dikembangkan sesuai dengan kemampuan 2. Siswa
lebih mandiri menilai kemampuan mereka sendiri, apakah siswa sudah
dapat melakukannya dengan hasil yang maksimal atau tidak.Sedangkan
kekurangan-kekurangan dari gaya mngajar inklusi adalah :1. Yang
banyak berperan dalm hal ini adalah siswa, peranan guru dalam hal
ini bisa dikatakan lepas tanggung jawab 2. Penggunaan waktu yang
tersedia relatif kurang untuk tingkat penguasaan materi yang
disajikan karena siswa lebih banyak belajar dari pada siswa.Menurut
Hamdani (1993: 278) Gaya mengajar merupakan gaya mengajar cakupan
dengan memperkenalkan berbagai tingkat tugas. Peranan siswa adalah
mencoba melakukan gerakan untuk setiap tingkatan kesulitan. Siswa
dapat memilih gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat
melanjukan aktivitas pada level yang lebih sukar apabila di anggap
mampu. Sementara itu peranan guru adalah mempersiakan tugas gerak
yang akan dilakuakn siswa dan menentukan tingkat kesukaran didalam
tugas-tugas tersebut. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk
masing-masing tahapan tugas.Pada gaya mengajar inklusi guru
berperan sebagai pembuat keputusan-keputusan sebelum pertemuan,
merencanakan perangkat tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan
yang sesuai dengan perbedaan individu serta memungkinkan siswa
untuk berpindah dari tugas yang mudah ke tugas yang sukar. Dengan
demikian siswa diharapkan dapat mengambil keputusan, dimana
keputusan itu didasarkan pada tugas-tugas yang telah disediakan
oleh guru pembimbing.
Kemudian siswa melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas
awalnya, serta melakukannya. Selanjutnya siswa menentukan untuk
mengulang tugas-tugas, apabila pelaksanaannya belum mantap/sesuai
dengan kreteria, kemudian selanjutnya memilih tugas yang lebih
sulit atau yang lebih mudah berdasarkan berhasil atau tidaknya
tugas awal. Gaya mengajar Inklusi (cakupan) memperkenalkan berbagai
tingkat tugas. Sementara gaya komando sampai dengan gaya periksa
sendiri menunjukkan suatu standar tunggal dari penampilan, maka
gaya inclusion memberikan tugas yang berbeda-beda. Dalam teknik
ini, siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya.Suatu
contoh yang menggambarkan contoh dari gaya ini dapat dilihat pada
penguasaan teknik dasar bola voli contohnya passing bawah. Jika
siswa yang masih memulai belajar dan disuruh langsung bermain
kelapangan pasti tidak akan bisa melakukan teknik dengan baik
walaupun sudah dijelaskan tetapi belum diberi contoh yang benar.
Namun jika diberikan contoh dan dipraktekkan satu persatu tingkatan
yang harus dipelajari mulai dari gerakan tanpa bola hingga
menggunakan bola pasti nantinya akan dapat melakukan teknik passing
bawah dengan baik. Akan tetapi keberhasilan ini tidak diperoleh
semua siswa dengan tingkat kesulitan yang sama. Namun walaupun ada
yang yang sudah baik dalam melakukan gerakan tanpa bola bukan
berarti siswa juga akan langsung bagus dan baik melakukan teknik
passing bawah dengan menggunakan bola. Jika menggunakan bola yang
sebenarnya, maka akan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
dengan melakukan teknik gerakan tanpa bola, karena kesulitan dalam
menguasai tekniknya akan meningkat dan akhirnya akan menyebabkan
makin sedikit jumlah siswa yang akan berhasil dalam penampilannya.
Ini berarti kita telah memberikan suatu standar tunggal bagi semua
siswa, dan banyak siswa yang akan dikeluarkan dengan menaikkan
tingkat kesulitan dari pembelajaran tersebut.Sasaran gaya inklusi
adalah a) melibatkan semua siswa, b) Penyesuaian terhadap perbedaan
individu, c) Memberi kesempatan untuk memulai sesuai dengan
kemampuan sendiri, d) Memberi kesempatan untuk mulai bekerja dengan
tugas yang ringan ke tugas yang berat, sesuai dengan tingkat
kemampuan tiap siswa, e) Belajar melihat hubungan antara kemampuan
untuk merasakan dan tugas apa yang dapat dilakukan oleh siswa. f)
Individualisasi dimungkinkan karena memilih di antara alternatif
tingkat tugas yang telah disediakan.Implikasi gaya inklusi adalah
:1. Salah satu keuntungan yang sangat penting dari gaya ini adalah
memperhatikan perbedaan individu, dan memperhatikan kemungkinan
untuk lebih maju dan berhasil. 2. Memungkinkan siswa untuk melihat
ketidaksamaan antara aspirasi atau pengetahuan mereka dengan
kenyataan. Mereka akan belajar untuk mengurangi kesenjangan antara
kedua hal ini.3. Fokus perhatian ditujukan kepada individu dan apa
yang dapat dilakukannya daripada membandingkannya dengan yang lain.
4. Siswa mengembangkan konsep mereka sendiri, yang berkaitan dengan
penampilan fisik. Keuntungan-keuntungan yang di peroleh dari gaya
mengajar inklusi antara lain: membina kemandirian dan mengembangkan
kemampuan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan sendiri.
Memberikan kesempatan belajar berdasarkan tempo dan irama belajar
atau ketepatan belajar dirinya sendiri, dan mengandung pembinaan
motivasi diri siswa (Mosston, 1994: 120).Mosston dan ashwort (1994
: 118), ada beberapa hal yang perlu diperlukan dalam gaya mengajar
inklusi yaitu:1. Anatomi Gaya Inklusi :a. Peranan guru1. Membuat
keputusan-keputusan pra-pertemuan 2. Merencanakan seperangkat
tugas-tugas dalam berbagai tingkat kesulitan, yang disesuaikan
dengan perbedaan individu dan mengmungkinkan siswa untuk beranjak
dari tugas yang mudah ketugas yang lebih sulit.b.
Keputusan-keputusan siswa1. Memilih tugas yang tersedia 2.
Melakukan penapsiran sendiridan memilih tugas awalnya3. Siswa
mencoba tugasnya4. Siswa menentukan untuk mengulang, memilih tugas
yang lebih sulit atau lebih mudah, bedasaerkan berhsil atau
tidaknya dari tugas awal.5. Mencoba tugas berikutnya6. Siswa
menilai/menafsir hasil-hasilnya7. Proses dilanjutkan2. Sasaran Gaya
Inklusia. Melibatkan semua siswa b. Penyesuaian terhadap individuc.
Memberi kesempatan untuk memulai sesuai dengan kemampuan sendirid.
Memberi kesempatan untuk mulai bekerja dengan tugas yang ringan ke
tugas yang berat, sesuai dengan tingkat kemampuan si Memberi
kesempatan untuk memulai swae. Belajar melihat hubungaan antara
kemampuan untuk merasakan dan tugas apa yang dapat dilakukan
siswaf. Individulisme dimungkinkan karna memilih diantara
alternative tingkat tugas yang telah disediakan 3. Pelaksanaan Gaya
inklusia. Menjelaskan gaya ini kepada siswab. Siswa disuruh memulai
dan melakukanc. Memberikan umpan balik kepada siswa tentang peranan
siswa dalam pengambilan keputusan, dan bukan penampilan tugas4.
Keuntungan Gaya Mengajar Inklusia. Salah satu keuntungan dari gaya
ini adalah memperlihatkan kemungkinan untuk lebih maju dan lebih
berhasilb. Mengmungkinkan siswa untuk melihat ketidaksamaan antara
aspirasi atau pengetahuan mereka dengan kenyataan. Mereka akan
belajar untuk mengurangi kesenjangan antara kedua hal inic. Fokus
perhatian ditujukan kepada individu dan apa yang dapat dilakukannya
dari pada membandingkannya dengan yang laind. Siswa mengembangkan
konsep mereka sendiri, yang berkaitan dengan penampilan
fisikBerdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya
mengajar inklusi sangat sesuai diterapkan pada siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) terutama disaat proses pembelajaran
pendidikan jasmani yakni pada materi pembelajaran bola voli
terutama pada saat mempelajari teknik dasar passing bawah. Siswa
akan termotivasi untuk mengembangkan kemampuannya ke tingkatan yang
lebih tinggi. Karena dalam gaya mengajar inklusi hanya menuntut
sebagian besar kreativitas siswa dan mendorong siswa untuk
menentukan tingkatan penampilan yang mereka miliki sehingga siswa
akan lebih memahami materi-materi yang diberikan sehingga proses
pembelajaran itu tetap dapat berjalan dengan baik dan semaksimal
mungkin.Mosston (1994: 126), menjelaskan dari segi proses
pengajaran gaya inklusi yang digunakan memiliki keunggulan dan
kelemahan disaat guru mempraktekkannya dalam proses pembelajaran,
yakni :
Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Gaya InklusiNo
Gaya mengajar Inklusi
KeunggulanKelemahan
1Sangat efektif untuk membina kemandirian siswa.Membutuhkan
ketelitian guru dalam menetukan level/tingkatan siswa.
2Mengembangkan kemampuan siswa membuat keputusan berdasarkan
pertimbangan sendiriMembutuhkan waktu yang lebih banyak
3Penggunaan alat pelajaran lebih efisien karena dapat
bergilirMenuntut pengetahuan guru yang banyak dari bahan
ajarnya
4Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar lanjutan atau
secara ekstraSering mematikan motivasi untuk belajar lanjutan atau
secara ekstra
Berdasarkan dari tujuan metode mengajar inklusi diatas, Mosston
(1994 : 121) menggambarkan anatomi dari metode mengajar inklus,
sebagai berikut :Metode Inklusi
Pra Pertemuan (Guru)Selama Pertemuan (Siswa)Pasca Pertemuan
(Siswa)
Berikut ini merupakan bentuk tingkatan tugas yang akan dilakukan
oleh siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam
permainan bola voli melalui gaya mengajar inklusi :1. Tingkatan
1
Gambar 8. Tingkatan 1 dalam tugas Keterangan gambar :Didalam
tingkatan pertama, siswa melakukan rangkaian gerakan passing bawah
dengan bola dipegang teman (merasakan perkenaan bola). Siswa
melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli
dengan bola diletakkan diperkenaan bola ditangan (dipergelangan
tangan) agar memudahkan siswa dalam melakukan passing bawah bola
voli karena bola yang diletakkan diperkenaan bola ditangan akan
mengingatkan siswa letak perkenaan pada teknik passing bawah, hal
ini diharapkan memudahkan siswa untuk melakukan passing bawah.
Siswa melaksanakan tugas selama 9 menit, dan setelah 9 menit guru
menghentikan tugas siswa dan mengevaluasi dan memberikan masukan
kepada siswa. Dan setelah siswa diberikan masukan oleh guru,
selanjutnya siswa dapat berpindah ke bentuk tugas yang lain atau
masih tetap di bentuk tingkatan tugas yang pertama.
2. Tingkatan 2
Gambar 9. Tingkatan 2 dalam tugas Keterangan gambar :Didalam
gambar tingkatan kedua, siswa diberikan tugas dengan melakukan
Siswa melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola
voli passing bawah dengan menggunakan bola tetapi melakukannya
tidak di passing melainkan dilempar ketemannya tetapi melempar
dengan teknik ayunan passing bawah. Seperti didalam gambar
tingkatan kedua pertama Siswa memegang bola lalu dilemparkan
ketemannya tidak mematikan atau menjatuhkan bola selama waktu yang
ditentukan oleh guru. dan ada satu orang berjaga yang berusaha
menyentuh bola, jika tersentuh maka bergantian berjaga. Dalam hal
ini siswa diharapkan mampu memahami dan merasakan teknik ayunan
dalam melakukan teknik passing bawah. Kegiatan ini berlangsung
selama 9 menit, dan setelah 9 menit berlangsung siswa diberhentikan
dan diberikan masukan oleh guru, dan memberikan kebebasan kepada
siswa apakah siswa masih tetap ditingkatan tugas yang sama atau
berpindah ketingkatan tugas yang lainnya3. Tingkatan ketiga
Gambar 10. Tingkatan 3 dalam tugas Keterangan gambar :Dalam
tingkatan ketiga, siswa melakukan passing menggunakan bola, dalam
tingkatan ketiga siswa melakukan gerakan passing bawah dengan satu
temannya melempar bola. Lalu siswa bergantian melakukan passing
bawah dengan temannya kembali bertugas melempar bola. Didalam
tingkatan ini diusahakan bola melambung dengan gerakan parabola
kearah pelempar bola. Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit, dan
setelah 9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru
menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan
kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh siswa.
4. Tingkatan keempat
Gambar 11. Tingkatan 4 dalam tugas Keterangan gambar :Dalam
tingkatan keempat masih melakukan passing bawah menggunakan bola,
tetapi melakukannya secara berpasangan. Didalam tingkatan ini
diusahakan bola melambung dengan gerakan parabola kearah pasangan
passing bawah dan kembali di passing bawah oleh pasangannya dengan
gerakan yang sama. Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit, dan
setelah 9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru
menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan
kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh siswa.
5. Tingkatan kelima
Gambar 12. Tingkatan 5 dalam tugas Keterangan gambar :Dalam
tingkatan kelima masih melakukan passing bawah menggunakan bola
melakukannya secara berpasangan tetapi dengan teman lebih dari 2-3
orang. Dalam tingkatan ini kembali bola melambung dengan gerakan
parabola kearah teman yang lain, diharapkan siswa tidak hanya mampu
melakukan passing bawah kesatu arah tetapi bisa kearah lain dengan
gerakan bola tetap para bola. Kegiatan ini berlangsung selam 9
menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang diberikan, guru
menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan memberikan masukan
kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan oleh siswa. B.
Kerangka BerfikirPembelajaran pendidikan jasmani adalah suatu
kegiatan yang didalam pengajarannya menekankan aktivitas gerak dan
jasmani serta usaha yang dilakukan secara sadar melalui pendidikan
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk tampil
sebagai insan yang sehat baik dalam bertindak, tingkah laku,
pikiran dan mental. Tujuan dari pendidikan jasmani yaitu
mengembangkan keterampilan gerak. Gerak tersebut terbagi tiga
yaitu: lokomotor, non lokomotor dan manipulasi.Guru merupakan
pelaksana pembelajaran dan sumber utama bagi siswa dalam
pembelajaran pendidikan jasmani yang harus menciptakan kondisi
belajar yang dapat merangsang siswa agar belajar efektif. Guru
pendidikkan jasmani secara sadar akan melaksanakan pembelajaran
pendidikan jasmani sesuai dengan kurikulum dan harus mengetahui
tujuan yang ingin dicapai. Agar tujuan pendidikkan jasmani dapat
tercapai dengan mengetahui tujuan yang ingin dicapai dengan baik,
maka guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
variatif serta menyenangkan.Permainan bola voli adalah suatu jenis
olah raga permainan. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang
saling berhadapan yang masing-masing regu terdiri dari enam pemain,
setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke
dalam lapangan melewati di atas jaring atau net dan mencegah pihak
lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangannya.
Permainan bola voli merupakan permainan yang masuk dalam kurikulum
pendidikan jasmani. Dalam permainan bola voli, terdapat beberapa
teknik dasar.Namun teknik dasar passing bawah, merupakan teknik
yang sering salah dan tidak benar dilakukan siswa. Sehingga
dilakukan tindakan berupa mengajarkan teknik dasar passing bawah
melalui penerapan gaya mengajar inklusi.Gaya mengajar inklusi,
adalah suatu teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru, dengan
cara menyajikan materi pembelajaran secara rinci dan menawarkan
tingkat-tingkat kesulitan yang berbeda secara berurutan, yang
bertujuan agar siswa kreatif dan mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari suatu keterampilan gerak, juga siswa diberi kebebasan
untuk memilih dan menentukan pada tingkat kesulitan mana ia memulai
belajar suatu gerakan. Serta diberi kebebasan dan keleluasaan pula
untuk menentukan berapa kali siswa harus mengulangi gerakan, dalam
mempelajari suatu teknik gerakan dalam setiap pertemuan.Melalui
gaya mengajar inklusi dalam mengajarkan teknik dasar passing bawah
dalam permainan bola voli, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat
melakukan gerakan namun siswa juga akan mengetahui sejauh mana
tingkatan hasil yang telah didapatnya dalam melakukan tugas yang
diberikan. Dan dengan penerapan gaya mengajar inklusi, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam permainan bola
voli pada siswa kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04
Medan.Penerapan gaya mengajar inklusi ini diharapkan memberikan
kontribusi yang baik bagi siswa dalam guru yang menerapkannya.
Dimana melalui gaya mengajar inklusi guru dituntut untuk lebih
kreatif lagi untuk menentukan tingkatan tugas yang akan diberikan
kepada siswa yang akan melakukannya. Dan didalam pembelajaran
penjas yang dilaksanakan melalui penerapan gaya mengajar inklusi
ini siswa juga lebih mudah untuk memilih tugas yang akan
dilaksanakannya terlebih dahulu dan dari tingkatan kesulitan tugas
yang ada.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi PenelitianPelaksanaan
penelitian dilaksanakan di SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan
Helvetia.2. Waktu PenelitianPenelitian ini direncanakan selama 2
minggu dimulai pada bulan Mei Tahun 2015. 1. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP SMP Swasta
Muhammadiyah 04 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 31
orang, yang terdiri dari 19 orang siswa putra dan 12 orang siswa
putri.
1. Metode PenelitianPada setiap penelitian dalam ilmu
pengetahuan umumnya bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan
serta menguji kebenaran dari suatu ilmu pengetahuan. Metode
penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti untuk mencapai
maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tidakan kelas (Classroom Action
Research). 47
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas
(Classroom Action Research). Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif yang berguna untuk mengungkapkan kesulitan
belajar siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani serta
cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut.Menurut
Kunandar, (2007:41) menyatakan bahwa secara garis besar dalam tiap
siklus itu terhadap empat tahap yang dilalui dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).Pada
setiap penelitian dalam ilmu pengetahuan umumnya bertujuan untuk
menemukan dan mengembangkan serta menguji kebenaran dari suatu ilmu
pengetahuan. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan peneliti
untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research).Menurut Agus Kristiyanto (2010:32) PTK
dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru/pelatih
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi
dimana praktek-praktek pembelajaran pendidikan jasmani/kepelatihan
olahraga tersebut dilakukan, dimulai dari adanya perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan untuk setiap siklusnya.
1. Desain PenelitianUntuk memudahkan pelaksanaan penelitian
diperlukan desain penelitian sebagagi rancangan ataupun desain
Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari beberapa tahapan yang
berupa siklus dengan skema sebagai berikut :
RefleksiPelaksanaanSiklus IPerencanaan
Pengamatan
Perencanaan
PelaksanaanRefleksiSiklus II
Pengamatan
?Gambar 13: Skema Penelitian Tindakan KelasSumber : Kunandar,
dkk (2007 : 91)E. Pelaksanaan PenelitianSesuai dengan jenis
penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini
terdiri dari beberapa tahap yang berupa siklus sebagai berikut :1.
Siklus Ia. Tahap Perencanaan TindakanRencana tindakan I disusun
untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa dalam penguasaan
materi passing bawah dalam permainan bola voli. Pemecahan masalah
yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran sesuai yang
sudah direncanakan dalam RPP.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh para rencana tindakan I
adalah :a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran
penjaskes.b. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada
tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu passing bawah bola
voli.c. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK,
yaitu passing bawah bola voli.d. Menyiapkan media yang diperlukan
untuk membantu pengajaran.e. Menjelaskan tindakan yang direncanakan
kepada siswa pada materi pembelajaran passing bawah dalam permainan
bola voli melalui penerapan gaya mengajar inklusi.f. Menyusun alat
evaluasi belajar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan IPada tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan
dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:1) Membariskan
siswaSeluruh siswa melakukan barisan yang diarahkan oleh guru.2)
BerdoaSetiap siswa melakukan doa bersama yang dipimpin oleh
guru.
3) Melakukan pemanasanGuru memberikan contoh gerakan pemanasan
dan siswa mengikuti setiap gerakan yang digerakkan oleh guru dan
seluruh siswa menghitung tiap gerakan mulai dari satu sampai
delapan, pemanasan tersebut dilakukan mulai dari kepala sampai
kaki.4) Guru menerangkan materiGuru menerangkan materi bola voli
mulai dari menjelaskan pengertian dari permainan bola voli,
selanjutnya guru menjelaskan secara rinci tentang teknik dasar bola
voli terutama dalam melakukan gerakan teknik dasar passing bawah.5)
Guru mempraktekkan gerakan teknik passing bawah tanpa bolaGuru
memberikan/mencontohkan gerakan passing bawah tanpa bola secara
rinci mulai dari posisi siap dari kaki hingga selesai melakukan
gerakan passing dilakukan.6) Siswa melakukan gerakan passing bawah
tanpa bolaDengan ada arahan dari guru penjas siswa melakukan
gerekan passing bawah tanpa bola dengan membuat bagian-bagian
hitungan yang diarahkan oleh guru penjas. Siswa melakukanya mulai
dari gerakan siap, ayunan tangan dan gerekan lanjutan dalam
melakukan gerakan passing bawah dalam permainan bola voli.7) Guru
menyimpulkan gerakanGuru menyimpulkan tiap gerakan yang telah
dilakukan siswa dan memperbaiki gerakan yang masih belum benar
dengan menjelaskan kembali kepada siswa teknik gerakan yang benar
dalam melakukan passing bawah bola voli.8) Guru menjelaskan dan
mempraktekkan passing bawah bola voli dengan menggunakan bolaGuru
menerangkan bagaiman cara yang benar dalam melakukan gerakan
passing bawah bola voli dengan menggunakan bola yang sebenarnya.
Mulai dari gerakan siap, perkenaan bola dengan tangan dan hingga
gerak lanjutan sehingga kembali pada posisi siap kembali.9) Guru
menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswaGuru menggunakan gaya mengajar inklusi dalam pembelajaran yang
berlangsung, dilakukan dengan cara : Pertama, guru membariskan
siswa kembali. Kemudian menjelaskan tentang gaya mengajar inklusi
yang akan digunakan. Guru menjelaskan tugas-tugas yang akan
dilakukan oleh murid pada saat pembelajaran.Tugas-tugas tersebut
berisikan tiga tingkatan bentuk latihan dalam meningkatkan hasil
belajar passing bawah dalam permainan bola voli yang secara bebas
dapat dipilih oleh siswa saat dalam melaksanakannya, yakni didalam
tingkatan pertama, siswa melakukan rangkaian gerakan passing bawah
dengan bola dipegang teman (merasakan perkenaan bola). Siswa
melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli
dengan bola diletakkan diperkenaan bola ditangan (dipergelangan
tangan) agar memudahkan siswa dalam melakukan passing bawah bola
voli karena bola yang diletakkan diperkenaan bola ditangan akan
mengingatkan siswa letak perkenaan pada teknik passing bawah, hal
ini diharapkan memudahkan siswa untuk melakukan passing bawah.
Siswa melaksanakan tugas selama 9 menit, dan setelah 9 menit guru
menghentikan tugas siswa dan mengevaluasi dan memberikan masukan
kepada siswa. Dan setelah siswa diberikan masukan oleh guru,
selanjutnya siswa dapat berpindah ke bentuk tugas yang lain atau
masih tetap di bentuk tingkatan tugas yang pertama. Didalam
tingkatan kedua, siswa diberikan tugas dengan melakukan Siswa
melakukan shadow/gerakan passing bawah dalam permainan bola voli
passing bawah dengan menggunakan bola tetapi melakukannya tidak di
passing melainkan dilempar ketemannya tetapi melempar dengan teknik
ayunan passing bawah. Seperti didalam gambar tingkatan kedua
pertama Siswa memegang bola lalu dilemparkan ketemannya tidak
mematikan atau menjatuhkan bola selama waktu yang ditentukan oleh
guru. dan ada satu orang berjaga yang berusaha menyentuh bola, jika
tersentuh maka bergantian berjaga. Dalam hal ini siswa diharapkan
mampu memahami teknik ayunan dalam melakukan teknik passing bawah.
Kegiatan ini berlangsung selama 9 menit, dan setelah 9 menit
berlangsung siswa diberhentikan dan diberikan masukan oleh guru,
dan memberikan kebebasan kepada siswa apakah siswa masih tetap
ditingkatan tugas yang sama atau berpindah ketingkatan tugas yang
lainnya. Dalam tingkatan ketiga, siswa melakukan passing
menggunakan bola, dalam tingkatan ketiga siswa melakukan gerakan
passing bawah dengan satu temannya melempar bola. Lalu siswa
bergantian melakukan passing bawah dengan temannya kembali bertugas
melempar bola. Didalam tingkatan ini diusahakan bola melambung
dengan gerakan parabola kearah pelempar bola. Kegiatan ini
berlangsung selam 9 menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas
yang diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan
memberikan masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan
oleh siswa. Dalam tingkatan keempat masih melakukan passing bawah
menggunakan bola, tetapi melakukannya secara berpasangan. Didalam
tingkatan ini diusahakan bola melambung dengan gerakan parabola
kearah pasangan passing bawah dan kembali di passing bawah oleh
pasangannya dengan gerakan yang sama. Kegiatan ini berlangsung
selam 9 menit, dan setelah 9 menit melaksanakan tugas yang
diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk mengevaluasi dan
memberikan masukan kepada siswa mengenai tugas yang telah dilakukan
oleh siswa. Dalam tingkatan kelima masih melakukan passing bawah
menggunakan bola melakukannya secara berpasangan tetapi dengan
teman lebih dari 2-3 orang. Dalam tingkatan ini kembali bola
melambung dengan gerakan parabola kearah teman yang lain,
diharapkan siswa tidak hanya mampu melakukan passing bawah kesatu
arah tetapi bisa kearah lain dengan gerakan bola tetap para bola.
Kegiatan ini berlangsung selam 9 menit, dan setelah 9 menit
melaksanakan tugas yang diberikan, guru menghentikan kegiatan untuk
mengevaluasi dan memberikan masukan kepada siswa mengenai tugas
yang telah dilakukan oleh siswa. Selanjutnya guru mengatur barisan
dan menyuruh siswa melakukan tugas yang akan dilakukannya, yakni
pembelajaran dalam meningkatkan passing bawah dalam permainan bola
voli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Guru memberikan tiga
kali kesempatan kepada siswa dalam melakukan tugas yang diberikan,
kesempatan yang pertama diberikan kepada siswa dalam waktu 10
menit, dan setelah 10 menit guru mengoreksi tugas siswa. Guru
mengoreksi tugas siswa selama 10 menit. Dan selanjutnya, guru
memberikan kesempatan yang kedua dan masih saja siswa bebas dalam
pemilihan tugas yang diberikan sesuai dengan lembar kriteria tugas
yang telah dibagikan selama 10 menit. Disni siswa bebas memilih
tingkatan tugasnya jika mereka sudang mampu melakukan tugas,
contohnya jika siswa yang tadinya melakukan tingkatan tugas yang
pertama, pada kesempatan yang kedua siswa tersebut bebas memilih
dan pindah ke tingkatan tugas yang selanjutnya jika mereka sudah
mampu untuk melakukannya. Dan setelah kesempatan yang kedua
berlangsung selama 10 menit, guru mengoreksi hasil siswa dan
memberikan arahan dalam memperbaiki tugas yang dilaksanakan siswa.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan yang ketiga kepada siswa
dalam melakukan tugas yang harus dilaksanakan, dan tetap siswa
bebas memilih tugas yang mana yang akan dikerjakannya sesuai dengan
lembar kriteria yang telah diberikan. Dan guru juga ikut membantu
siswa dalam memilih tugas yang harus dilakukan siswa pada
kesempatan ketiga ini jika siswa kurang mengerti lagi untuk memilih
tingkatan tugasnya. Kegiatan ini berlangsung selama jam
pembelajaran berlangsung dan dengan selalu ada arahan dari guru.10)
Guru melakukan evaluasi hasil belajarGuru mengumpulkan para siswa
dan memberi pujian atas kemampuan siswa dalam melakukan passing
bawah dengan gaya mengajar yang digunakan guru. Dan mengevaluasi
hasil belajar yang didapat siswa.
c. Observasi dan evaluasiPada tahap ini dilakukan tahap
observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan
dengan menggunakan lembar observasi dan mengevaluasi siswa dengan
lembar portofolio yang telah disusun. Guru bidang studi penjas yang
bertugas sebagai pengamat mengisi lembar observasi untuk melihat
apakah pembelajaran teknik dasar passing bawah bola voli dengan
menggunakan gaya mengajar inklusi yang diperaktikkan dilapangan
sudah terlaksana sesuai program pengajaran ketika tindakan
dilakukan.
d. Tahap Refleksi IRefleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa
dan data observasi dilapangan tentang aktivitas pembelajaran oleh
peneliti. Refleksi ini dilakukan untuk mencari perbaikan-perbaikan
tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan mengambil
kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini
kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan jika ada siklus
selanjutnya.Setelah dilaksanakan siklus dan hasil belum sesuai
terhadap tingkat penguasaan yang telah ditetapkan dan hasil belum
tercapai, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II. Apabila sudah
jelas terlihat apa hasil siklus I, maka selanjutnya baru ditetapkan
rencana berikutnya.
2. Siklus IIa. Tahap Perencanaan TindakanRencana tindakan I
disusun untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa dalam
penguasaan materi passing bawah dalam permainan bola voli pada
pelaksanaan siklus I. Pemecahan masalah yang dilakukan adalah
dengan melaksanakan pembelajaran sesuai yang sudah direncanakan
dalam RPP.
b. Tahap Pelaksanaan TindakanPemberian tindakan di siklus II
telebih dahulu peneliti membuat alternatif pemecahan masalah untuk
menguasai kesulitan siswa dalam pembelajaran passing bawah bola
voli, terutama dalam teknik awalan dan pelaksanaan. Perencanaan ini
dilakukan khususnya kepada siswa yang masih memperoleh nilai
rendah, dan siswa yang memiliki nilai rendah diberikan kesempatan
melakukan gerakan secara lebih diperhatikan.Pemberian tindakan II
dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari SiklusI. Pada pertemuan
siklus ke II ini siswa diarahkan untuk lebih memahami rangkaian
pelaksanaan tekhnik passing bawah dalam permainan bola voli. Siklus
II diawali dengan mengulang secara singkat pelajaran sebelumnya.
Tetap mengarahkan siswa ke lapangan dan melakukan pemanasan. Guru
menjelaskan kembali tehnik passing bawah yang benar dan mengarahkan
siswa agar lebih mendengarkan guru menjelaskan. Guru mengulang
kembali penjelasan mengenai tingkatan tugas yang ada di siklus I.
Siswa kembali mengulang tugas yang diberikan pada saat di siklus I
dan melanjutkan dengan tugas yang telah dijelaskan di siklus II,
setelah selesai melaksanakan tugas siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Kemudian siswa
kembali melakukan tugas dengan bebas memilih tingkatan mana yang
akan mereka laksakan. Sama halnya pada siklus I, untuk mengetahui
hasil belajar siswa maka dilakukan tes hasil belajar siklus II.
Selanjutnya pengamat juga menganalisis kembali keberhasilan dan
kelemahan siklus II sebagai acuan untuk tindakan selanjutnya.
c. Observasi Sama halnya pada siklus I, observasi atau
pengamatan dibantu oleh guru kelas VIII SMP Muhammadiyah 04 Medan
mulai dari awal pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan
gaya mengajar inklusi sebagai peningkatan hasil belajar siswa pada
materi passing bawah dalam permainan bola voli. Pada tahap ini
dilakukan tahap observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi dan mengevaluasi
siswa dengan lembar portofolio yang telah disusun. Guru bidang
studi penjas yang bertugas sebagai pengamat mengisi lembar
observasi untuk melihat apakah pembelajaran teknik dasar passing
bawah bola voli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi yang
diperaktikkan dilapangan sudah terlaksana sesuai program pengajaran
ketika tindakan dilakukan.
d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisa
dan data observasi dilapangan tentang aktivitas pembelajaran oleh
peneliti. Refleksi ini dilakukan untuk mencari perbaikan-perbaikan
tindakan selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk menganalisa dan
memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan mengambil
kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini
kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan jika ada siklus
selanjutnya. Setelah dilaksanakan siklus dan hasil belum sesuai
terhadap tingkat penguasaan yang telah ditetapkan dan hasil belum
tercapai, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II.
F. Instrumen PenelitianAdapun instrumen penelitian dalam
penelitian ini adalah berupa lembar penilaian portofolio tes hasil
belajar passing bawah dalam permainan bola voli. Tes hasil belajar
diberikan setelah pengajaran dengan menggunakan penerapan gaya
mengajar inklusi. Dalam tes ini siswa diminta untuk melakukan
rangkaian teknik passing bawah dalam permainan bola voli (sikap
permulaan, gerak pelaksanaan, gerak lanjutan), dan peneliti menilai
setiap proses pelaksanaan rangkaian teknik passing bawah dalam
permainan bola voli yang dilakukan siswa.Tes hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar passing bawah pada
permainan bola voli akan meningkat setelah diberikan perlakuan
dalam pembelajaran dengan penerapan gaya mengajar inklusi.Untuk
memperoleh melakukan penilaian terhadap hasil tes passing bawah
bola voli dilakukan dengan parameter penilaian sebagai berikut :a.
Alat-alat yang digunakan :1. Lapangan bola voli2. Kapur atau serbuk
untuk membuat lingkaran tes.3. Stopwatch4. Bola voli5. Net6.
Pluit7. Portofolio dan alat tulis
Yang menjadi personalia dalam penelitian adalah :a) 1 orang
sebagai dokumenter.Disini satu orang dokumenter bertugas untuk
mendokumentasikan setiap kegiatan yang sedang berlangsung pada saat
penelitian didalam pembelajaran jasmani berlangsung dengan cara
memoto dan mengambil videonya.b) 3 orang sebagai tim penilai.Tugas
dari tim penilai disini adalah untuk menilai siswa pada saat
dilakukan tes. Setiap satu orang penilai menilai satu indikator
yang terdiri dari sikap permulaan, sikap perkenaan, dan sikap
akhir.b. Pelaksanaan tes :1. Siswa dibariskan terlebih dahulu
dengan diberikan aba-aba dari guru dan melakukan pemanasan.2. Siswa
bersiap dan memasuki lingkaran tempat tes.3. Siswa melakukan teknik
passing bawah didalam lingkaran.4. Kegiatan tes ini dilakukan
selama durasi waktu 20 detik/siswa.
c. Cara menghitung skor :Penilaian terhadap hasil belajar
passing bawah sampel dilakukan oleh seorang yang kompeten dalam
olahraga bola voli, dengan cara sampel atau siswa melakukan gerakan
passing bawah kedinding selama 20 detik. Dan dilakukan penilaian
melalui lembaran portofolio dengan parameter sebagai berikut:Tabel
2. Lembar PortofolioPortofolio Penilaian Proses Hasil Belajar
Passing Bawah Bola VoliSiswa Kelas VIII SMP Swasta Muhammadiyah 04
Medan
Aspek Yang Dinilai
IndikatorDeskriptorKualitas Gerak( )Jumlah
Sikap Permulaan1. Kedua lutut ditekuk berat badan menumpu pada
telapak kaki bagian depan.
2. Kedua tangan saling berpegangan.
3. Tangan berpegangan dengan punggung tangan kanan diletakkan
diatas telapak tangan kiri.
Gerak Pelaksanaan1. Diayunkan kedua tangan ke arah bola, dengan
sumbu gerak pada persendian bahu.
2. Kedua siku betul-betul dalam keadaan lurus dan rapat.
3. Perkenaan bola pada bagian prosimal lengan, yaitu diatas dari
pergelangan tangan
4. Pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 450 dengan bahu dan
badan, lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus.
Gerak Lanjutan1. Ayunan lengan kedepan tidak melebihi 900 dari
bahu dan saat melakukan passing bola harus selalu dalam control
2. Bola melambung minimal satu jengkal diatas kepala
3. Setelah tangan mengenai bola, kaki belakang melangkah kedepan
untuk mengambil posisi siap kembali.
Jumlah
Total Rata-rata
(Sumber Asep Kurnia Nenggala dan Irwansyah, 2013: 148)Keterangan
:Nilai 4: Sangat BaikNilai 3: BaikNilai 2: SedangNilai 1: Kurang
Baik
Keterangan Parameter Penilaian : Apabila 4 deskriptor dilakukan
maka nilainya 4 Apabila 3 deskriptor dilakukan maka nilainya 3
Apabila 2 deskriptor dilakukan maka nilainya 2 Apabila 1 deskriptor
dilakukan maka nilainya 1Menurut Asep Kurnia Nenggala dan Irwansyah
(2013: 148), kurikulum tingkat satuan pendidikan berdasarkan
standart kopetensi lulusan (SKL) dan standart isi (SI) dan
berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh badan standart
nasional pendidikan (BNSP) untuk penelitian terhadap kualitas uji
kerja peserta ujian dengan rentang nilai 1 sampai 4Jadi, untuk
memperoleh nilai digunakan rumus :
d. Prosedur pelaksanaan tes1. Tes awal/free-test adalah tes
sebelum siswa mendapatkan latihan. Siswa harus terlebih dahulu
mengetahui tentang tata tertib pelaksanaan tes, dan memahami tugas
yang akan dilaksanakannya.2. Tes akhir/post-test adalah tes setelah
siswa mendapatkan latihan. Pelaksanaannya sama dengan pada saat
siswa melakukan tes awal. Para siswa ditekankan untuk melakukan tes
dengan sungguh-sungguh agar hasil yang dicapai benar-benar
merupakan gambaran kemampuan belajar motorik dan keterampilan
passing bawah dalam permainan bola voli yang optimal.G. Teknik
Analisis DataAdapun teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah :1. Reduksi dataProses reduksi data dilakukan dengan
menyeleksi, menyederhanakan dan mentransformasikan data yang telah
disajikan dalam bentuk catatan lapangan. Kegiatan reduksi ini
bertujuan untuk melihat kesalahan siswa dalam melaksanakan praktek
belajar pada pelajaran pendidikan jasmani dan tindakan apa yang
dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut.2. Menyajikan
dataData kesalahan siswa dalam pelaksanaan praktek belajar yang
telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk paparan kesalahan
siswa. Kegiatan analisis berupa paparan data adalah sebagai
kumpulan informasi yang terorganisir dan terkategorikan sehingga
memungkinkan adanya kesimpulan. Data yang dianalisis untuk
mendeskrisikan ketuntasan belajar siswa yaitu diperoleh dari nilai
akhir dari setiap siklus.Dalam kegiatan ini data yang diperoleh
dari hasil belajar siswa dipaparkan dalam bentuk tabel dengan buku
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran tingkat SMP
seperti yang diterangkan dibawah ini.
Tabel 3. Kriteria Ketuntasan MinimumPenilaian Keterampilan
Gerak
Penilaian ProsesPerolehan NilaiNilai AkhirKeterangan
Sikap Permulaan(Skor 3)
Gerakan Pelaksanaan(Skor 4)
Gerakan Lanjutan(Skor 3)
Jumlah Skor Maksimum= 10
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya
dukung tinggi dan untuk peserta didik sedang, maka KKM nya adalah
:
Ket : B: Skor yang diperolehN: Skor MaksimalDengan
kriteria-kriteria keetuntasan belajar : 8.50= Sangat Baik= Tuntas
8.00-8.49= Tinggi= Tuntas 7.80-7.99= Sedang= Tuntas < 7.80=
Rendah= Belum Tuntas(Sumber : SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan)
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang belum tuntas belajar
dan siswa yang sudah tuntas dalam belajar secara individu.
Selanjutnya dapat juga diketahui apakah ketuntasan belajar secara
klasikal dapat tercapai, dilihat dari perrsentase siswa yang sudah
tuntas dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :PKK: Persentase Ketuntasan Klasikalm: Banyaknya
siswa yang KKM 78n: Banyaknya siswa(Suryosubroto 1997 : 129)Secara
kelompok (klasikal) ketuntasan belajar dinyatakan telah tercapai
jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa yang ada dalam kelompok
bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum perindividu
sebesar 78%.
67
69
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Data PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di
lapangan SMP Swasta Muhammadiyah 04 Medan Tahu