Top Banner
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017) Disusun Oleh : SONIA NOPTRIANI NIM. P0 5130217 045 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA PROGRAM SARJANA TERAPAN JURUSAN GIZI 2021
127

skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Apr 30, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH

PADA IBU HAMIL DI INDONESIA

(ANALISIS DATA SDKI 2017)

Disusun Oleh :

SONIA NOPTRIANI

NIM. P0 5130217 045

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA

PROGRAM SARJANA TERAPAN

JURUSAN GIZI

2021

Page 2: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

i

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH

PADA IBU HAMIL DI INDONESIA

(ANALISIS DATA SDKI 2017)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Terapan Gizi

OLEH :

SONIA NOPTRIANI

NIM. P0 5130217 045

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA

PROGRAM SARJANA TERAPAN

JURUSAN GIZI

2021

Page 3: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

ii

Page 4: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

iii

Page 5: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

iv

RIWAYAT HIDUP

Nama : Sonia Noptriani

NIM : P0 5130217 045

Agama : Islam

TTL : Musi Rawas, 01 November 1999

Nama Ayah : Nungcik

Nama Ibu : Heni Nirawati

Anak ke- : 3 dari 3 Bersaudara

Nama Saudara: Septa Hendrawanto

Sherly Wella Sari

Alamat : Jl. Nangka 01 RT 10 RW 004 Kelurahan Panorama, Kota Bengkulu

Email : [email protected]

No. Hp : 085379693869

Riwayat Pendidikan:

SDN 2 Marga Baru

SMPN 1 Kaur Selatan

SMAN 1 Kaur

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Motto : When you love what you have, you have everything your need.

Be grateful for what you have and work for what you want.

Page 6: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

v

Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes

Bengkulu

Skripsi, 21 Mei 2021

Sonia Noptriani

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL DI

INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)

XIV + 91 Halaman, 12 Tabel, 3 Bagan, 6 Lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Rendahnya kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu

hamil menjadi kendala dalam pelaksanaan program pemerintah untuk mencegah

dan menanggulangi masalah anemia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet

tambah darah di Indonesia.

Metode: Sebuah studi cross-sectional menggunakan data sekunder hasil SDKI

2017. Sampel sebanyak 12.466 wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun di

Indonesia dengan konsumsi tablet tambah darah selama kehamilan anak terakhir,

dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat

menggunakan uji regresi logistik biner. Data dianalisis dengan software SPSS-26.

Hasil: Tingkat kepatuhan konsumsi tablet tambah darah adalah 48,47%. Kuantitas

Ante Natal Care (ANC) (p = 0,000, OR 2,085), kualitas ANC (p = 0,000, OR 1,655),

tenaga pemeriksa kehamilan (p = 0,000, OR 1,816), tempat tinggal (p = 0,000, OR

1,262), dan status sosial ekonomi (p value= 0,000, OR 2,041) berhubungan

signifikan secara statistik dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah. Faktor

yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah

adalah kuantitas ANC.

Kesimpulan: Kuantitas ANC memiliki pengaruh yang tinggi terhadap kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah. Oleh karena itu penting menghadirkan tenaga gizi

di tempat kegiatan ANC untuk mengedukasi ibu hamil tentang manfaat, efek

samping, dan cara konsumsi tablet tambah darah, mengaktifkan kembali pengawas

minum tablet tambah darah, menambah akses pelayanan kesehatan di pedesaan,

serta mengadakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin.

Kata kunci: Anemia, Kepatuhan, Tablet Tambah Darah.

91 Daftar Pustaka, 2010-2020

Page 7: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

vi

Applied Nutrition and Dietetics Undergraduate Program of Poltekkes Ministry of

Health Bengkulu

Thesis, 21 Mei 2021

Sonia Noptriani

FACTORS THAT INFLUENCE THE ADHERENCE OF PREGNANT

WOMEN IN CONSUMING IRON TABLETS IN INDONESIA: (IDHS 2017

DATA ANALYSIS)

XIV + 91 Pages, 12 Tabels, 3 Chart, 6 Attachments

ABSTRACT

Background: The low adherence of iron tablets consumption in pregnant women

is an obstacle to the government program to prevent and cope with anemia. The

study was conducted to identify factors affecting maternal obedience in her

consuming iron tablets in Indonesia.

Methods: A cross-sectional study using secondary data from the 2017 IDHS. A

sample of 12,466 women of childbearing age (WCBA) aged 15-49 years in

Indonesia who consumed iron tablets during their last pregnancy, analyzed

univariately, bivariately using chi square and multivariate using binary logistic

regression test. Data were analysed using the SPSS-26 software.

Results: The rate of adherence to consumption iron tablets was 48.47%. Quantity

of Ante Natal Care (ANC) (p = 0.000, OR 2.085), quality of ANC (p = 0.000, OR

1.655), antenatal care provider (p = 0.000, OR 1.816), residence (p = 0.000, OR

1.262), and socio-economic status (p value= 0.000, OR 2.041) was statistically

significant with adherence to the consumption of iron tablets. The most dominant

factor related to compliance with iron tablets consumption is the quantity of ANC.

Conclusion: The quantity of ANC has a high influence on adherence to the

consumption of iron tablets. Therefore, it is important to bring nutritionists at ANC

activities to educate pregnant women about the benefits, side effects, and how to

consume iron tablets, reactivate supervisors for taking iron supplements, increase

access to health services in rural areas, and provide free health care programs for

poor people.

Keywords: Adherence, Anemia, Iron Tablets.

91 Bibliography, 2010-2020s

Page 8: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah-Nya

serta kemudahan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi

ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet

Tambah Darah pada Ibu Hamil di Indonesia (Analisis Data SDKI 2017)” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Skripsi.

Pada penyelesaian Skripsi ini penyusun mendapat masukan dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta kesehatan

sehingga penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini.

2. Eliana, SKM., MPH sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Bengkulu yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk

mengikuti pendidikan di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

3. Anang Wahyudi, S.Gz., MPH sebagai Ketua jurusan Gizi sekaligus Pembimbing

II, yang telah menuntun dan membimbing serta memberi banyak masukan dalam

penyusunan Skripsi.

4. Tetes Wahyu Witradharma, S.Gz., M.Biomed sebagai Ketua Program Studi

Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika yang telah menuntun dan memberikan

arahan dalam penyusunan Skripsi.

5. Dr. Demsa Simbolon, SKM., MKM selaku Pembimbing I, yang telah menuntun

dan membimbing serta memberi banyak masukan dalam penyusunan Skripsi.

6. Darwis, S.KP., M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji yang telah memberikan

motivasi serta masukan dalam penyusunan Skripsi.

Page 9: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

viii

7. Emy Yuliantini, SKM., MPH selaku Penguji II yang telah memberikan motivasi

serta masukan dalam penyusunan Skripsi.

8. Seluruh Dosen yang telah memberi masukan, motivasi, dan nasihat kepada

penyusun dalam menyelesaikan Skripsi ini.

9. Pengelola perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu yang telah

memberikan akses kemudahan untuk sumber bacaan dalam menyelesaikan

penyusunan Skripsi.

10. Ayah dan Ibu tercinta serta kakak yang selalu mendoakan dan memberi

dukungan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

11. Teman-teman terdekat dan seangkatan tahun 2017 yang memberi semangat serta

dorongan untuk menyelesaikan Skirpsi ini.

Diharapkan penyusunan Skripsi ini dapat bermanfaat. Oleh karena itu

penyusun mengharapkan saran dan kritik sehingga dapat membantu perbaikan

selanjutnya. Atas perhatian dan masukannya penyusun mengucapkan terima kasih.

Bengkulu, Mei 2021

Penyusun

Page 10: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

RIWAYAT HIDUP................................................................................................ iv

ABSTRAK...............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................xii

DAFTAR BAGAN.................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian.................................................................................7

E. Keaslian Penelitian............................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................11

A. Anemia Pada Kehamilan…...................................................................11

1. Definisi............................................................................................. 11

2. Etiologi............................................................................................. 11

3. Manifestasi Klinis............................................................................ 13

4. Bahaya Anemia................................................................................ 13

5. Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi................................................ 14

6. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil................................................ 15

B. Tablet Tambah Darah........................................................................... 16

1. Pengertian Tablet Tambah Darah..................................................... 16

2. Program Tablet Tambah Darah........................................................ 17

3. Efektivitas Tablet Tambah Darah.................................................... 18

4. Manfaat Tablet Tambah Darah........................................................ 18

5. Cara Meminum Tablet Tambah Darah.............................................18

6. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah................................... 19

C. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan................................................20

1. Karakteristik Ibu............................................................................... 20

Page 11: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

x

a. Perilaku...................................................................................... 20

b. Umur.......................................................................................... 22

c. Pendidikan.................................................................................. 22

d. Pekerjaan.................................................................................... 23

e. Paritas......................................................................................... 24

f. Kuantitas dan Kualitas Pelayanan ANC.................................... 25

g. Tenaga Pemeriksa Kehamilan.................................................... 26

2. Karakteristik Keluarga..................................................................... 27

a. Tempat Tinggal.......................................................................... 27

b. Status Sosial Ekonomi................................................................ 28

D. Kerangka Teori..................................................................................... 30

E. Hipotesis............................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 33

A. Desain Penelitian.................................................................................. 33

B. Kerangka Konsep.................................................................................. 33

C. Definisi Operasional............................................................................. 34

D. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 35

E. Populasi dan Sampel............................................................................. 36

F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 39

1. Jenis Data......................................................................................... 39

2. Sumber Data..................................................................................... 40

G. Instrumen Pengumpulan Data............................................................... 41

H. Pengolahan Data................................................................................... 45

I. Analisis Data......................................................................................... 47

1. Analisis Data Univariat.................................................................... 47

2. Analisis Data Bivariat...................................................................... 47

3. Analisis Multivariat.......................................................................... 48

J. Pertimbangan Etik Penelitian................................................................ 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 50

A. Jalannya Penelitian................................................................................50

B. Hasil...................................................................................................... 51

1. Analisis Univariat............................................................................. 51

2. Analisis Bivariat............................................................................... 54

3. Analisis Multivariat.......................................................................... 57

Page 12: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

xi

C. Pembahasan...........................................................................................61

1. Kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah (TTD)..... 61

2. Umur dengan kepatuhan konsumsi TTD......................................... 66

3. Pendidikan dengan kepatuhan konsumsi TTD................................. 68

4. Pekerjaan dengan kepatuhan konsumsi TTD................................... 69

5. Paritas dengan kepatuhan konsumsi TTD........................................ 71

6. Kuantitas ANC dengan kepatuhan konsumsi TTD.......................... 72

7. Kualitas ANC dengan kepatuhan konsumsi TTD............................ 74

8. Tenaga pemeriksa kehamilan dengan kepatuhan konsumsi TTD.... 76

9. Tempat tinggal dengan kepatuhan konsumsi TTD...........................78

10. Sosial ekonomi dengan kepatuhan konsumsi TTD....................... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 82

A. Kesimpulan........................................................................................... 82

B. Saran......................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 84

LAMPIRAN

Page 13: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian................................................................................. 9

Tabel 2.1. Penyebab Anemia dalam Kehamilan...................................................... 12

Tabel 2.2. Berbagai Sediaan Preparat Oral Besi...................................................... 15

Tabel 3.1. Definisi Operasional............................................................................... 34

Tabel 3.2. Besar Sampel Minimal........................................................................... 39

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi TTD pada Ibu Hamil di

Indonesia .................................................................................................................51

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu di Indonesia............................... 52

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Keluarga di Indonesia...................... 53

Tabel 4.4. Analisis Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kepatuhan Konsumsi TTD

pada Ibu Hamil di Indonesia.................................................................................... 54

Tabel 4.5. Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi

TTD pada Ibu Hamil di Indonesia........................................................................... 55

Tabel 4.6. Pemodelan Awal Analisis Multivariat.................................................... 57

Tabel 4.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah

Darah pada Ibu Hamil di Indonesia......................................................................... 58

Page 14: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori....................................................................................... 30

Bagan 3.1. Kerangka Konsep.................................................................................. 33

Bagan 3.2. Tahap Pemilihan Sampel di Data SDKI 2017...................................... 37

Page 15: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Bukti Registrasi Data SDKI 2017

Lampiran II. Perhitungan Sampel Minimal

Lampiran III. Kuesioner Data SDKI 2017

Lampiran IV. Output Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS 26

Lampiran V. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

Lampiran VI. Etichal Clearance

Page 16: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum dan

berpotensi serius di dunia. Kelompok yang rentan mengalami anemia adalah

wanita usia subur dan ibu hamil (Shofiana et al., 2018). Anemia pada kehamilan

didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dL (Yakout et al.,

2014). Dampak anemia pada kehamilan adalah dapat terjadi abortus, mudah

terinfeksi, perdarahan antepartum, syok, ketuban pecah dini, kala nifas dapat

terjadi perdarahan post partum (Guspaneza & Martha, 2019). Pada janin, anemia

akan mengakibatkan terjadinya persalinan prematur, tumbuh kembang janin

dalam rahim terhambat, berat bayi lahir rendah (BBLR), hingga kematian bayi

(Sumi Anggreani, 2019).

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 40,1% wanita

hamil di seluruh dunia menderita anemia dan secara global prevalensi anemia

pada ibu hamil diseluruh Asia sebesar 48.2% (Guspaneza & Martha, 2019).

Prevalensi anemia pada wanita hamil usia 15-49 tahun di Indonesia sebesar

41,98% di tahun 2016, dimana persentase ini meningkat dari persentase tahun

sebelumnya yaitu 40,53% di tahun 2015 (WHO, 2016). Berdasarkan hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di

Indonesia meningkat menjadi 48,9% dibandingkan dengan Riskesdas 2013 yang

sebesar 37,1% (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Diperkirakan 50% kejadian

Page 17: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2

anemia pada wanita di seluruh dunia disebabkan oleh kekurangan zat besi

(WHO, 2014).

Tingginya prevalensi anemia diperkirakan separuh kasus disebabkan oleh

kekurangan zat besi yang berasal dari bahan makanan, rendahnya penyerapan

zat besi dalam tubuh, peningkatan kebutuhan zat besi selama masa kehamilan

atau masa pertumbuhan, dan peningkatan kehilangan zat besi akibat menstruasi

dan cacing (usus cacing) (WHO, 2014). Penyebab lain dari anemia gizi besi

adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sumber makanan yang

beragam dan kaya zat gizi. Kondisi ini sejalan dengan rendahnya pengetahuan

tentang sumber makanan yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi (Sumi

Anggreani, 2019).

Program pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil minimal 90

tablet adalah salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mencegah dan

menanggulangi masalah anemia gizi besi (Kemenkes RI, 2014). WHO

merekomendasikan konsumsi suplemen zat besi dan asam folat pada wanita

hamil dengan dosis harian sebanyak 30 mg sampai 60 mg zat besi dan 400 µg

(0,4 mg) asam folat untuk mencegah anemia ibu, berat lahir rendah, sepsis nifas

dan kelahiran prematur (WHO, 2012). Tablet tambah darah diberikan oleh

tenaga kesehatan kepada ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di

pusat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, atau petugas kesehatan

desa melalui ANC (antenatal care) (Yunita et al., 2018). Cakupan program

pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil tahun 2017 di Indonesia adalah

80,81%. Angka ini belum mencapai target Renstra tahun 2017 yaitu 90%.

Page 18: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

3

Begitupula pada tahun 2018 dan 2019, cakupan ibu hamil yang mendapat TTD

juga belum mencapai target Renstra. Pada tahun 2018 cakupan ibu hamil yang

mendapat TTD hanya sebesar 81,2% dari target 95% dan pada tahun 2019

cakupan ibu hamil yang mendapat TTD sebesar 64% dari target 98% (Kemenkes

RI, 2019).

Implementasi pemberian TTD masih banyak kendala yang sering dialami,

salah satunya adalah kepatuhan ibu hamil mengonsumsi TTD sesuai anjuran

masih rendah (Triyani & Purbowati, 2016). Alasan kegagalan program

suplementasi zat besi adalah kepatuhan yang buruk dalam mengonsumsi tablet

zat besi, pemberian suplemen zat besi yang terlambat, dan motivasi yang tidak

memadai (Al-Yaqoobi, 2015). Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2018

kepatuhan ibu hamil di Indonesia mengonsumsi TTD selama 90 hari untuk

jumlah TTD yang diminum < 90 tablet sebesar 61,9% sedangkan untuk jumlah

yang diminum sesuai anjuran atau ≥ 90 tablet sebesar 38,1% ini artinya masih

banyak ibu di Indonesia yang tidak patuh mengonsumsi TTD sesuai anjuran

(Kemenkes RI, 2018). Laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2017 menunjukkan wanita yang tidak mengonsumsi TTD selama hamil

mengalami penurunan, yaitu dari 21% pada SDKI 2007 menjadi 13% pada SDKI

2017, konsumsi < 60 tablet sebesar 29,4%, konsumsi 60-89 tablet sebesar 8,9%,

tidak tahu sebesar 5,1% dan persentase wanita yang mengonsumsi TTD sesuai

rekomendasi minimal 90 tablet sebesar 44%, namun persentase ini tidak

mengalami perubahan dalam 10 tahun terakhir (BPS, 2017).

Page 19: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

4

Kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor

salah satunya adalah usia, pendidikan, dan pekerjaan ibu. Hasil penelitian Sri

Hartatik (2013) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil

mengonsumsi tablet Fe di UPTD puskesmas Bantur pada tahun 2012

menjelaskan bahwa karakterisktik ibu (Usia, pendidikan dan pekerjaan)

berpengaruh terhadap kapatuhan ibu untuk mengonsumsi tablet Fe. Kepatuhan

mengonsumsi tablet Fe sudah bertambah baik seiring dengan bertambahnya

umur ibu, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin patuh ibu

mengonsumsi tablet Fe, dan semakin baik pekerjaan ibu maka semakin patuh

pula ibu mengonsumsi tablet Fe. Pekerjaan mengindikasikan status sosial

ekonomi seseorang, dengan bekerja orang mendapat penghasilan dan dengan

penghasilan orang akan menentukan kebutuhannya baik itu kebutuhan pangan

ataupun kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Berbeda dengan hasil penelitian Sofiana (2018) yang dilakukan di

Puskemas Maron Kabupaten Probolinggo menjelaskan bahwa umur dan

pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap konsumsi tablet tambah darah.

Dimana ibu hamil dengan pendidikan tamat SMA mengonsumsi secara rutin

tablet Fe sebesar 33,3%, dan ibu hamil mencapai perguruan tinggi mengonsumsi

tablet secara rutin sebesar 66,7%. Ibu hamil yang tidak rutin mengonsumsi TTD

dominan pada tamat SMP sebesar 90%. Hal ini menunjukkan pendidikan ibu

tidak berpengaruh terhadap konsumsi TTD, bukan berarti dengan tingkat

pendidikan tinggi maka akan mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin,

Page 20: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

5

begitu pula sebaliknya apabila dengan tingkat pendidikan rendah, bukan berarti

rutin mengonsumsi tablet ataupun tidak rutin mengonsumsi tablet.

Penelitian Yuliarti (2018) dengan jumlah 40 Responden ibu hamil di

Puskesmas Godean II menemukan bahwa ibu primigravida yang patuh

mengonsumsi tablet Fe sebanyak 4 orang (10%). Ibu mutigravida yang patuh

sebanyak 18 orang (45%), kurang patuh sebanyak 9 orang (22,5%) ini artinya

terdapat hubungan antara paritas dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu

hamil. Penelitian yang dilakukan Widji Utomo et al (2015) menunjukkan bahwa

11 dari 14 ibu hamil yang umurnya beresiko (<20 tahun dan >35 tahun)

menderita anemia sebesar 78,57%, dan 3 ibu hamil tidak menderita anemia

sebesar 21,43%. Hal ini karena ibu hamil dengan umur di bawah 20 tahun sedang

dalam masa pertumbuhan yang membutuhkan lebih banyak zat besi untuk

mendukung pertumbuhan ibu dan disaat yang bersamaan janin yang

dikandungnya juga membutuhkan zat besi untuk pertumbuhannya sehingga hal

ini juga berpengaruh pada konsumsi suplemen zat besi untuk menanggulangi

anemia.

Pelayanan Antenatal Care mempengaruhi anemia pada kehamilan. Hasil

penelitian Nurmasari & Sumarmi (2019) menunjukkan bahwa ibu hamil yang

melakukan kunjungan ANC lengkap memiliki risiko anemia lebih rendah. Ibu

hamil yang tidak teratur melakukan ANC dan tidak patuh mengonsumsi TTD

sebesar 46,67% mengalami anemia, sedangkan ibu hamil yang tidak teratur

ANC tetapi patuh mengonsumsi TTD sebesar 33,33% juga mengalami anemia.

Pada ibu hamil yang teratur ANC dan patuh mengonsumsi TTD sebesar 73,33%

Page 21: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

6

tidak mengalami anemia, sedangkan ibu hamil yang teratur ANC dan tidak patuh

mengonsumsi tablet Fe sebesar 20% mengalami anemia. Hal ini dikarenakan ibu

hamil akan mendapatkan pemeriksaan anemia secara dini, mendapatkan

konseling gizi yang tepat dan mendapatkan suplemen besi dan asam folat yang

lengkap serta pendidikan kesehatan yang memadai, sehingga faktor risiko

anemia dapat ditekan.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil

di Indonesia yang tidak patuh mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi minimal

90 tablet. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian pada

ibu hamil menggunakan data SDKI 2017 karena beberapa penelitian di

Indonesia sebelumnya hanya dilakukan di wilayah dan lokasi tertentu, terbatas

hasil penelitian yang menggunakan data nasional. Sehingga tujuan dari

penelitian ini untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia menggunakan data

SDKI 2017.

B. Rumusan Masalah

Konsumsi zat gizi mikro ibu dalam hal ini adalah zat besi menunjukkan

permasalahan secara nasional, masih banyak ibu hamil yang mengonsumsi

tablet/sirup tambah darah tidak sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan,

yaitu minimal 90 tablet. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka

peneliti dapat merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Faktor- faktor apa saja

yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah di

Indonesia?”.

Page 22: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet

tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di

Indonesia.

b. Diketahui karakteristik ibu (umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,

paritas, kuantitas ANC, kualitas ANC, dan tenaga pemeriksa kehamilan)

di Indonesia.

c. Diketahui karakteristik keluarga (tempat tinggal dan status sosial

ekonomi) di Indonesia.

d. Diketahui hubungan karakteristik ibu dan karakteristik keluarga dengan

kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

e. Diketahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

khususnya ibu, tentang pentingnya konsumsi tablet tambah darah selama

masa kehamilan. Ibu juga mendapatkan informasi tentang pentingnya

mengonsumsi tablet tambah darah sesuai rekomendasi minimal 90 tablet.

Page 23: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

8

Sehingga dapat menjadi acuan bagi ibu atau masyarakat dalam upaya

preventif mencegah anemia dan komplikasi kehamilan lainnya.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan ajar di beberapa jurusan terkait

kesehatan ilmu gizi. Hasil penelitian juga dapat meningkatkan jumlah

publikasi yang berkontribusi bagi peneliti dan institusi.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu mengonsumsi tablet

tambah darah selama masa kehamilan di Indonesia.

4. Bagi Kementrian Kesehatan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi dalam

memaksimalkan program pemerintah yaitu pemberian tablet tambah darah

untuk menanggulangi masalah anemia pada ibu hamil di Indonesia.

Page 24: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

9

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

Nama

peneliti/

Tahun

Publikasi

Judul Penelitian

Desain dan Variabel

Hasil Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Yunita et

al.,/ 2018

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet

Zat Besi (Fe) di Wilayah

Kerja Puskesmas

Tirtajaya Kecamatan

Bajuin Tahun 2018

Desain: Cross sectional

Variabel bebas:

pengetahuan, motivasi,

dukungan keluarga,

kunjungan Antenatal

Care, efek samping

tablet zat besi (Fe).

variabel terikat:

kepatuhan

mengonsumsi tablet zat

besi (Fe).

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada

pengaruh pengetahuan,

motivasi, dukungan

keluarga, kunjungan

antenatal care, dan efek

samping konsumsi tablet Fe

terhadap kepatuhan ibu

hamil mengonsumsi tablet

zat besi (Fe) di wilayah kerja

puskesmas Tirtajaya.

Desain

penelitian yaitu

Cross sectional,

dan variabel

penelitian yaitu

kunjungan

antenatal, dan

kepatuhan

konsumsi tablet

tambah darah

Lokasi penelitian:

penelitian ini

menggunakan data

sekunder SDKI 2017

(data nasional) yang

mencakup seluruh

wilayah di Indonesia

Lokasi peneliti

terdahulu: di Wilayah

kerja Puskesmas

Tirtajaya Kecamatan

Baijun

Sumi

Anggreani/

2019

Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Fe

di BPM Isniwati

Sukoharjo

Desain:

Cross sectional

Variabel bebas:

Pengetahuan, dukungan

keluarga, motivasi ibu,

kunjungan ANC.

Variable Terikat:

Kepatuhan Konsumsi

Tablet Fe

Hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan

antara pengetahuan, dan

kunjungan ANC dengan

Kepatuhan konsumsi tablet

Fe pada ibu hamil di BPM

Isniwati Sukoharjo.

Sedangkan hasil analisis dari

faktor motivasi dan

dukungan keluarga

menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan antara

motivasi dan dukungan

keluarga dengan Kepatuhan

konsumsi tablet Fe pada ibu

hamil di BPM Isniwati

Sukoharjo.

Desain

penelitian yaitu

Cross sectional,

dan variabel

penelitian yaitu

kunjungan

antenatal, dan

kepatuhan

konsumsi tablet

tambah darah

Lokasi penelitian:

penelitian ini

menggunakan data

sekunder SDKI 2017

(data nasional) yang

mencakup seluruh

wilayah di Indonesia

Lokasi peneliti

terdahulu: di BPM

Isniwati Sukoharjo

Shofiana et

al/2018

Pengaruh Usia,

Pendidikan, dan

Pengetahuan Terhadap

Konsumsi Tablet

Tambah Darah pada Ibu

Hamil di Puskesmas

Maron, Kabupaten

Probolinggo

Desain:

Cross sectional

Variabel bebas:

Usia, pendidikan,

pengetahuan

Variabel terikat:

Konsumsi tablet tambah

darah pada Ibu Hamil di

Puskesmas Maron,

Kabupaten Probolinggo

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu hamil

berpengaruh terhadap

konsumsi tablet besi , tapi

usia, pendidikan tidak

berpengaruh terhadap

konsumsi tablet besi.

Desain

penelitian yaitu

Cross sectional,

dan variabel

penelitian yaitu

usia,

pendidikan, dan

kepatuhan

konsumsi tablet

tambah darah

Lokasi penelitian:

penelitian ini

menggunakan data

sekunder SDKI 2017

(data nasional) yang

mencakup seluruh

wilayah di Indonesia

Lokasi peneliti

terdahulu: di

Puskesmas Maron,

Kabupaten Probolinggo

Page 25: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

10

Kamidah/

2015

Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Fe

di Puskesmas Simo

Boyolali

Desain:

Cross sectional

Variabel bebas:

Umur, pendidikan,

pekerjaan, jumlah anak,

dukungan keluarga,

pengetahuan

Variabel Terikat:

Kepatuhan ibu hamil

mengonsumsi tablet t

Hasil penelitina

menunjukkan Pengetahuan,

pendidikan, dan dukungan

keluarga merupakan faktor

yang mempengaruhi

kepatuhan. Sedangkan

umur, pekerjaan dan jumlah

anak bukan merupakan

faktor yang mempengaruhi

kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet Fe.

Desain

penelitian yaitu

Cross sectional,

dan variabel

penelitian yaitu

umur,

pendidikan,

paritas,

pekejaan, dan

kepatuhan

konsumsi tablet

tambah darah

Lokasi penelitian:

penelitian ini

menggunakan data

sekunder SDKI 2017

(data nasional) yang

mencakup seluruh

wilayah di Indonesia

Lokasi peneliti

terdahulu: di

Puskesmas Simo

Boyolali

Sri Hartatik/

2013

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Fe

di UPTD Puskesmas

Bantur

Desain:

Cross sectional

Variabel bebas:

Usia, pendidikan,

pekerjaan.

Variabel terikat:

Kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet Fe

di UPTD Puskesmas

Bantur

Hasil penelitian ini

menunjukkan ada hubungan

yang bermakna antara Usia,

pendidikan, dan pekerjaan

dengan kepatuhan ibu hamil

mengonsumsi tablet Fe di

wilayah kerja UPTD

Puskesmas Bantur,

Kabupaten Malang, Propinsi

Jawa Timur Tahun 2012.

Faktor yang diprediksi

sebagai faktor yang paling

dominan mempengaruhi

kepatuhan ibu hamil

mengonsumsi Fe adalah

pekerjaan ibu.

Desain

penelitian yaitu

Cross sectional,

dan variabel

penelitian yaitu

umur,

pendidikan,

pekejaan, dan

kepatuhan

konsumsi tablet

tambah darah

Lokasi penelitian:

penelitian ini

menggunakan data

sekunder SDKI 2017

(data nasional) yang

mencakup seluruh

wilayah di Indonesia

Lokasi peneliti

terdahulu: di UPTD

Puskesmas Bantur

Page 26: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Pada Kehamilan

1. Definisi

Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar hemoglobin <11

gr/dL pada kehamilan trimester pertama dan ketiga serta hemoglobin <10,5

gr/dL pada kehamilan trimester kedua (Sulistiyanti, 2015). Kategori anemia

pada ibu hamil dikatakan tidak anemia apabila Hb Ibu ≥11 gr/ dL, anemia

ringan apabila Hb 9–10 gr/dL, anemia sedang apabila Hb 7–8 gr/dL dan

anemia berat apabila Hb ibu hamil <7 gr/dL (Anggraini et al., 2018).

Anemia merupakan suatu kondisi ketika jumlah dan ukuran sel darah merah,

atau konsentrasi hemoglobin dalam darah turun di bawah nilai batas normal

yang ditetapkan, sehingga mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut

oksigen ke seluruh tubuh (Yunita et al., 2018). Anemia adalah jumlah sel

darah merah (eritrosit) dalam tubuh yang terlalu sedikit, dimana sel darah

merah berperan penting dalam tubuh karena mengandung hemoglobin yang

berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Rikwan & Sari,

2018).

2. Etiologi

Penyebab anemia pada kehamilan bisa bersifat didapat atau memang

penyebab yang diturunkan (lihat Tabel 2.1). Penyebab yang paling sering

adalah anemia defisiensi besi (ADB) dan pendarahan akut.

Page 27: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

12

Tabel 2.1. Penyebab Anemia dalam Kehamilan

Didapat Diturunkan

Anemia Defisiensi Besi Talasemia

Pendarahan Akut Hemoglobinopati Sel Sabit

Inflamasi Hemoglobinopati Bentuk Lain

Anemia Megaloblastik Anemia Hemolitik Herediter

Anemia Hemolitik Didapat

Anemia Aplastic atau Hipoplastik

Sumber:(Tanto & Gede Kayika, 2014).

a. Anemia Defisiensi Besi

Selama masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi pada

ibu hamil menjadi 1000 mg. Sebanyak 300 mg akan digunakan untuk

fetus dan plasenta 500 mg untuk memproduksi hemoglobin, dan 200 mg

hilang melalui saluran cerna, urin maupun kulit (Tanto & Gede Kayika,

2014). Beberapa penyebab defisiensi zat besi dalam tubuh adalah karena

kehilangan darah, misalnya dari uterus atau gastrointestinal seperti ulkus

peptikum, karsinoma lambung, dan lain-lain. Dapat juga disebabkan

karena peningkatan kebutuhan zat gizi seperti pada ibu hamil,

malabsorbsi dan diet yang buruk (Khoiriah & Latifah, 2020). Anemia

defesiensi besi pada ibu hamil juga disebabkan oleh kepatuhan

mengonsumsi tablet Fe yang tidak baik ataupun cara mengonsumsi tablet

yang masih salah sehingga menyebabkan terganggunya penyerapan zat

besi pada tubuh (Anggraini, 2018). Selain kepatuhan mengonsumsi tablet

Fe defisiensi zat besi juga dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil. Ibu

hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang anemia defisiensi zat

besi akan berpengaruh pada perilaku kesehatan ibu dan mengakibatkan

kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi (Winda, 2016).

Page 28: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

13

b. Anemia Akibat Pendarahan Akut

Pada masa kehamilan awal biasanya disebabkan oleh abortus.

Kehamilan ektopik terganggu (KET), dan mola hidatidosa. Namun,

penyebab terseringnya adalah pendarahan postpartum. Apabila kadar Hb

ibu hamil ≥7 g/dL, tidak sepsis dan hemodinamik stabil, tranfusi darah

tidak diindikasikan. Diberikan terapi besi oral selama minimal 3 bulan

(Tanto & Gede Kayika, 2014).

3. Manifestasi Klinis

Gejala anemia yang dirasakan biasanya nonspesisfik misalnya mudah

lelah, pucat, lemas, sakit kepala, palpitasi, takikardia, dan sesak napas.

Apabila anemia berat sudah bertahan lama dapat muncul stomatitis

angularis, glossitis, dan koilonikia (kuku seperti sendok) (Tanto & Gede

Kayika, 2014). Anemia dalam kehamilan bisa menimbulkan gejala seperti

badan lemah, kelelahan, dan penurunan kemampuan atau produktifitas kerja

(Guspaneza & Martha, 2019).

4. Bahaya Anemia

Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil berdampak negatif terhadap

janin yang di kandung ibu baik itu saat kehamilan, persalinan maupun saat

nifas (Kamidah, 2015). Ibu hamil yang anemia berisiko melahirkan bayi

BBLR, keguguran, lahir sebelum waktunya, perdarahan sebelum dan/atau

saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya. Anemia

selama kehamilan juga berdampak pada janin dalam kandungan, dimana

Page 29: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

14

janin dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tidak

dapat mencapai tinggi optimal dan anak menjadi kurang cerdas (Kemenkes

RI, 2014). Anemia juga membahayakan ibu ketika persalinan dan saat nifas,

sehingga penting sekali bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan zat besi saat

hamil guna menghindari anemia (Chalik, 2019).

5. Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi

a. Terapi Non-medikamentosa

1) Konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung zat besi seperti

hati, daging merah, dan sayuran hijau. Selain itu tingkatkan konsumsi

enhancer penyerapan zat besi yang didapat dari buah-buahan dan

sayuran tinggi kandungan vitamin C. Vitamin C meningkatkan

absorpsi besi non hem sampai empat kali lipat karena memiliki faktor

reduksi yang berguna untuk mereduksi besi ferri menjadi ferro

sehingga absorpsi besi menjadi lebih efisien dan efektif (Agustina,

2019)

2) Menghindari konsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi,

seperti kopi dan teh. Selain dipengaruhi oleh zat-zat yang dapat

membantu penyerapan zat besi, anemia juga di pengaruhi zat-zat

penghambat penyerapan Fe seperti fitat yang terdapat pada katul,

jagung, kedelai, coklat, susu dan kacang-kacangan, polifenol (tanin)

terdapat pada teh, kopi, bayam, kacang kacangan, kalsium pada susu,

keju, dan phospat pada susu, keju. Teh memiliki kandungan tanin

yang bisa menurunkan penyerapan zat besi non hem dengan cara

Page 30: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

15

membentuk ikatan komplek tidak dapat diserap (Rimawati et al.,

2018).

b. Terapi Medikamentosa

1) Pemberian preparat besi oral seperti fero sulfat, fero fumarat, atau

fero glukonat. Sediaan dan dosis preparat besi dapat dilihat pada

Tabel 2.2. Frekuensi pemberian 1 kali sehari, dilanjutkan sampai

tiga bulan setelah melahirkan untuk mengembalikan cadangan besi.

2) Apabila pemberian preparat besi oral tidak dapat ditoleransi, bisa

diberikan secara IV (infus intravena) : fero sukrosa/ fero dekstran.

Preparat intravena juga diberikan pada pasien anemia berat (Hb < 8

g/dL).

3) Pemberian Tablet Vitamin C

Tabel 2.2. Berbagai Sediaan Preparat Oral Besi

Sediaan Kandungan Besi

Elemental (%)

Dosis mengandung 60 mg

Besi Elemental) (mg)

Fe Fumarat 30 200

Fe Glukonat 11 550

Fe Sulfat 20 300

Sumber: (Tanto & Gede Kayika, 2014).

6. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan zat besi pada kehamilan trimester I adalah 1 mg/hari

sedangkan pada kehamilan trimester II dan III adalah ± 5 mg/hari (Junianti,

2012) selengkapnya sebagai berikut:

a. Trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu) zat besi yang dibutuhkan

sebesar 1 mg/hari untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan

kebutuhan janin dan red cell mass 30-40 mg.

Page 31: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

16

b. Trimester II (usia kehamilan 13-24 minggu) zat besi yang dibutuhkan

sebesar ± 5 mg /hari untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah dengan

kebutuhan red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg.

c. Trimester III (usia kehamilan 25–40 minggu), zat besi yang dibutuhkan

ibu adalah ± 5 mg/hari untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah

dengan kebutuhan red cell mass 150 mg dan conceptus 223 mg, sehingga

kebutuhan zat besi pada kehamilan trimester II dan III jauh lebih besar

daripada jumlah zat besi yang didapatkan dari makanan.

B. Tablet Tambah Darah

1. Pengertian Tablet Tambah Darah

Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan tablet mineral yang diperlukan

oleh tubuh untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. TTD

diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil untuk menanggulangi

anemia gizi besi (Rahmi, 2019). Bagi wanita usia subur TTD diberikan

sebanyak satu kali seminggu dan satu kali sehari selama haid dan untuk ibu

hamil TTD diberikan setiap hari selama masa kehamilannya atau minimal

90 tablet untuk mencegah anemia gizi besi selama masa kehamilan yang

berfungsi sebagai pembentuk hemoglobin (Hb) dalam darah. TTD diberikan

setelah rasa mual pada kehamilan hilang (pada trimester II dan III), masing-

masing diberikan, sebanyak minimal 90 tablet (Agustina, 2019). Setiap

tablet tambah darah mengandung zat besi yang setara dengan 60 mg besi

elemental (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro

Page 32: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

17

Gluconat) dan Asam Folat 0,400 mg yang berwarna merah tua berbentuk

bulat atau lonjong (Kemenkes RI, 2014).

2. Program Tablet Tambah Darah

Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang

Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan

Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta

Pelayanan Kesehatan dalam Pasal 9 ayat (1) dan (2) diantara menyebutkan

bahwa: 1) Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan anemia

gizi. 2) Pemberian suplementasi gizi dilaksanakan dalam bentuk pemberian

edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah (Kemenkes RI, 2014).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan nasional terkait

program pemberian TTD yang dituangkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2014 Tentang standar

tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil. Standar ini

ditetapkan sebagai acuan bagi pemerintah negara, pemerintah daerah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan semua pihak yang berkaitan

dengan program pemberian tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan

ibu hamil (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan RPJMN (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional) bidang kesehatan tahun 2020-

2024 target pencapaian untuk persentase ibu hamil yang mendapat TTD

minimal 90 tablet selama masa kehamilan adalah 81% pada tahun 2021

(Kemenkes RI, 2020).

Page 33: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

18

3. Efektivitas Tablet Tambah Darah

Efektifitas mengonsumsi tablet tambah darah yaitu selama 1 bulan.

Berdasarkan hasil penelitian dari Keswara dan Hastuti (2017) tentang

Efektifitas Pemberian Tablet Fe Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin

Pada Ibu Hamil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar Hb pada ibu

hamil sebelum dan setelah mengonsumsi TTD selama 1 bulan dengan dosis

60 mg/hari dengan rata-rata kenaikan kadar Hb sebesar 1 g/dL perbulan.

4. Manfaat Tablet Tambah Darah

Zat besi diperlukan untuk membentuk hemoglobin atau sel darah

merah. Zat besi juga dapat digunakan untuk sistem pertahanan tubuh

(Kemenkes RI, 2014) Bagi janin, zat besi sangat penting untuk

perkembangan otak fetos dan kemampuan kognitif bayi lahir. Selama

hamil, volume darah pada tubuh ibu meningkat sehingga asupan zat besi

harus ditambah untuk tetap memenuhi kebutuhan ibu, untuk menyuplai

makanan dan oksigen pada janin melalui plasenta dibutuhkan asupan zat

besi yang lebih banyak, asupan zat besi yang diberikan oleh ibu kepada

janinnya melalui plasenta akan digunakan untuk tumbuh kembang janin

(Ratih, 2017).

5. Cara Meminum Tablet Tambah Darah

Pemberian TTD perlu memperhatikan waktu dan cara mengonsumsinya,

hal ini terkait zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi, jika waktu

konsumsi zat besi bersamaan dengan konsumsi zat penghambat maka

Page 34: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

19

penyerapan zat besi dalam tubuh tidak efektif dilakukan sehingga jumlah

kadar hemoglobin dalam tubuh tetap rendah (Rimawati et al., 2018).

Konsumsi TTD yang baik adalah dengan cara meminumnya hanya dengan

air mineral, tidak boleh dengan minuman yang mengandung kafein seperti

kopi dan teh karena akan mengganggu absorbsi zat besi serta konsumsi susu

bersamaan dengan zat besi juga sebaiknya dihindari karena susu bersifat

menetralkan zat besi sehingga menyebabkan efek dari zat besi itu sendiri

akan berkurang (Agustina, 2019). Untuk mengurangi gejala mual, konsumsi

TTD dapat dilakukan pada saat makan atau segera sesudah makan, dapat

juga dilakukan saat sebelum tidur pada malam hari (Juarna et al., 2015).

6. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah

Kepatuhan mengacu pada perilaku seorang individu sepadan dengan

tindakan yang dianjurkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi

yang diperoleh dari sumber informasi (Permana et al., 2019). Kepatuhan

mengonsumsi TTD didefinisikan sebagai perilaku ibu hamil dalam mentaati

semua petunjuk yang dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk

mengonsumsi tablet Fe sesuai dengan rekomendasi minimal 90 tablet

(Rahmi, 2019). Kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah merupakan

perilaku ibu hamil yang mengarah ketujuan teraupetik yang telah disepakati

bersama, kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet tambah darah

berhubungan positif dengan kejadian anemia (Wahyuni, 2019). Kepatuhan

mengonsumsi TTD dikatakan baik apabila ibu hamil mengonsumsi semua

tablet yang diberikan selama kehamilan sesuai anjuran yaitu minimal 90

Page 35: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

20

tablet (Agustina, 2019). Hasil Penelitian Litasari, dkk (2014) yang

dilakukan di Puskesmas Purwoyoso Semarang menyebutkan bahwa

sebagian besar responden (85,7%) yang patuh mengonsumsi tablet zat besi

sejumlah 90 tablet mengalami peningkatan kadar Hb dengan rata-rata

peningkatan kadar Hb sebesar 0,7 g/dL, dari 10,9 g/dL menjadi 11,6 g/dL.

C. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

1. Karakteristik Ibu

a. Perilaku

Kepatuhan diartikan sebagai bentuk perilaku individu. Perilaku

individu merupakan suatu aktivitas atau kegiatan manusia, baik yang

dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak

luar. Bersdasarkan teori dasar oleh Lawrence Green (1991) yang dikutip

Darmawan (2015), kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi

oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor

di luar perilaku (non behavior causes). Faktor perilaku (behavior causes)

dipengaruhi oleh tiga faktor yakni:

1) Faktor predisposisi (Predisposting factors) merupakan faktor yang

mempermudah atau mempresdisposisi terjadinya pelaku seorang yang

meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, keyakinan,

dan kepercayaan.

2) Faktor pemungkin (Enabling factors) yaitu faktor yang

memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya

Page 36: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

21

bahwa faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas

untuk terjadinya perilaku kesehatan misalnya jarak ke fasilitas

kesehatan.

3) Faktor penguat (Reinforcing factors) adalah faktor yang mendorong

atau memperkuat terjadinya perilaku yang terwujud dalam dukungan

yang diberikan oleh keluarga, petugas kesehatan maupun tokoh

masyarakat.

Berdasarkan Teori Blum yang dikutip Windarti (2012), untuk

mencapai status kesehatan optimal (well being), dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu gaya hidup (life style), lingkungan, pelayanan

kesehatan (medical care service), dan faktor keturunan (genetic). Faktor

yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang

dimaksud meliputi lingkungan fisik terdiri dari benda yang dapat dilihat,

diraba, dan dirasa, lingkungan biologi terdiri dari makhluk hidup yang

bergerak baik yang dillihat maupun tidak, dan lingkungan sosial meliputi

pendidikan, pemberdayaan, ekonomi, dan sebagainya. Faktor yang

berpengaruh berikutnya adalah gaya hidup (life style), yang termasuk

gaya hidup yaitu meliputi sikap (attitudes) dan perilaku (behavior).

Selanjutnya faktor layanan kesehatan (medical care service) dipengaruhi

oleh seberapa jauh peran pelayanan kesehatan yang telah diberikan.

Faktor keturunan (genetic) mengarah pada kondisi individu yang

berkaitan dengan asal usul keluarga, ras, dan jenis golongan darah.

Page 37: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

22

b. Umur

Umur merupakan rentang kehidupan yang diukur dalam tahun,

dikatakan masa dewasa awal saat usia 18-40 tahun, dewasa madya

adalah 41-60 tahun, dan dewasa lanjut >60 tahun. umur adalah salah

satu karakteristik ibu yang sangat penting karena umur ibu dapat

mengidentifikasi pengalaman ibu semasa kehamilan. Semakin tinggi

umur seseorang akan semakin bertambah pengalaman hidupnya,

semakin bertambah umur semakin bertambah baik kepatuhan

mengonsumsi tablet Fe (Sri Hartatik, 2013). Usia individu terhitung

sejak saat dilahirkan sampai individu berulang tahun. Semakin matang

usia maka semakin matang seseorang dalam berfikir dan bekerja,

dengan bertambahnya usia seseorang, akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental) (Sulistiyanti, 2015). Pada aspek

psikologis taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa,

semakin muda ataupun semakin tua umur ibu hamil, akan berpengaruh

terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan (Sembiring et al., 2020).

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu cara untuk merubah perilaku menuju

kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Ibu hamil dengan tingkat

pendidikan tinggi lebih dapat menyeimbangkan pola konsumsinya

daripada ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Darmawati (2018) yang menyebutkan bahwa

prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil lebih banyak ditemukan

Page 38: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

23

pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah. Pendidikan merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pengetahuannya tentang

kesehatan yang berkaitan dengan anemia pada kehamilan, sehingga

akan berpengaruh terhadap praktek mengonsumsi tablet Fe (Kamidah,

2015).

Faktor tingkat pendidikan lebih banyak mempengaruhi kejadian

anemia defisiensi zat besi. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan tinggi

biasanya bertindak lebih rasional dan mudah memahami serta

menerima pengetahuan baru. Pendidikan sangat mempengaruhi

kemampuan seseorang dalam menerima informasi baik itu informasi

umum ataupun informasi kesehatan yang berkaitan dengan anemia,

seperti pengetahuan mengenai anemia, pemilihan makanan tinggi zat

besi dan asupan zat besi (Mariza, 2016).

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya.

Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena

pekerjaan mempengaruhi sebagian aspek kehidupan termasuk

pemeliharaan kesehatan dengan penghasilan yang didapatkan dari

pekerjaan tersebut (Sembiring et al., 2020). Lingkungan pekerjaan

mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pengalaman dan

pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ibu hamil

Page 39: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

24

yang bekerja dapat meningkatkan status kesehatan karena memiliki

penghasilan dan juga memiliki lebih banyak pengetahuan dan

pengalaman karena lebih sering berinteraksi dengan orang lain

(Oktaviani, 2018).

Pekerjaan erat kaitannya dengan status ekonomi yang mengacu

pada penghasilan dan juga ibu yang bekerja cenderung mudah

mendapatkan informasi karena mereka sering berinteraksi dengan

orang lain dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Ibu hamil yang

memiliki penghasilan berhubungan dengan kemampuan ibu untuk

memperoleh pengetahuan tentang tablet besi dan anemia. Hal ini

terlihat dari kepemilikan smartphone atau media yang dapat digunakan

ibu untuk mengakses informasi mengenai tablet zat besi dan anemia

(Aminin & Dewi, 2020).

e. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan ibu baik dalam

keadaan lahir hidup maupun dalam keadaan lahir mati (Kurniawan &

Melaniani, 2018). Paritas merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Ibu yang sering

melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan

berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi khususnya

zat besi, karena selama hamil nutrisi yang diperoleh ibu dari asupan

makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin yang

dikandungnya. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin besar

Page 40: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

25

risiko kehilangan darah yang nantinya akan berdampak pada penurunan

kadar Hb (Guspaneza & Martha, 2019).

f. Kuantitas dan Kualitas Pelayanan ANC

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil sesuai standar

pelanyanan antenatal yang telah ditetapkan. Pelayanan antenatal sesuai

standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4

kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama,

satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang

dilakukan oleh bidan, dokter atau dokter spesialis kebidanan baik yang

bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dan

memiliki Surat Tanda Register (STR) (Kemenkes RI, 2016).

Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan ibu

hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Ukur tekanan darah

3) Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)

4) Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan

7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan

Page 41: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

26

8) Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); yang

pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.

9) Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewarganegaraan;

10) Temu wicara (konseling)

Kunjungan Antenatal Care berpengaruh terhadap kepatuhan ibu

hamil mengonsumsi tablet zat besi (Yunita et al., 2018). Pemberian

tablet Fe merupakan salah satu jenis pelayanan dari serangkaian ANC

terpadu. Pelayanan ANC yang baik dan teratur akan mempermudah ibu

hamil untuk memperoleh tablet Fe, melalui pemberian tablet Fe dapat

meningkatkan kadar hemoglobin darah selama masa kehamilan

sehingga apabila dilakukan ANC secara teratur dengan ketaatan

konsumsi tablet Fe pada akhirnya akan mencegah terjadinya anemia

(Nurmasari & Sumarmi, 2019).

g. Tenaga Pemeriksa Kehamilan

Dukungan dari tenaga kesehatan profesional merupakan faktor lain

yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan ibu hamil. Pelayanan

yang baik dari tenaga kesehatan dapat memberikan dampak dalam

berperilaku positif (Mardhiah & Marlina, 2019). Peran dari petugas

kesehatan, sangat mempengaruhi ibu hamil dalam mengonsumsi tablet

tambah darah, karena dalam menjalankan program pemberian tablet

tambah darah ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh

Page 42: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

27

petugas kesehatan diantaranya penyuluhan dan konseling, pencatatan

dan pelaporan kegiatan, mendata ibu hamil yang menerima dan yang

meminum tablet Fe, serta melakukan kunjungan kerumah – rumah ibu

hamil untuk memastikan apakah ibu hamil mengonsumsi tablet atau

tidak (Septiani, 2017).

Petugas kesehatan juga berperan sebagai komunikator yang

memberikan informasi secara jelas kepada klien, sebagai motivator

petugas harus menanyakan perihal kepatuhan ibu hamil mengonsumsi

tablet Fe apakah sesuai dengan ketentuan yaitu harus diminum satu

tablet sehari selama 90 hari. Sebagai fasilitator bagi klien untuk

mencapai kesehatan yang optimal petugas kesehatan dalam

melaksanakan kegiatan dilengkapi dengan buku pedoman pemberian

tablet tambah darah dengan tujuan mampu melaksanakan pemberian

tablet tambah darah pada kelompok sasaran yang tepat dalam upaya

menurunkan prevalensi anemia (Handayani, 2013).

2. Karakteristik Keluarga

a. Tempat Tinggal

Sarana transpotasi yang memadai di daerah perkotaan

mempermudah akses ibu hamil ke pelayanan kesehatan. Tempat

pelayanan yang lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai oleh para ibu

menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan

kesehatan. Jarak tempat tinggal berhubungan dengan keterjangkauan

Page 43: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

28

terhadap pelayanan kesehatan maupun fasilitas kesehatan yang

kemudian mempengaruhi frekuensi antenatal care (Erlina et al., 2013).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi riwayat tablet tambah

darah yang diterima dan dikonsumsi selama kehamilan anak terakhir

pada perempuan umur 10-54 tahun di perkotaan persentasenya lebih

tinggi dibandingkan di perdesaan. Jumlah TTD yang diterima di

perkotaan memiliki persentase 54,4% sedangkan di pedesaan

persentasenya 47%, dan jumlah TTD yang diminum pada perkotaan

persentasenya 41,4% sedangkan di pedesaan 33,3% (Kementerian

Kesehatan RI, 2019).

b. Status Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kejadian anemia. Pendapatan mempengaruhi sosial ekonomi

keluarga, pendapatan keluarga yang rendah cenderung mempengaruhi

ibu untuk tidak mematuhi konsumsi tablet zat besi dibandingkan

dengan keluarga yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi

(Agegnehu et al., 2019). Disamping penghasilan yang diperoleh tidak

tercukupi, juga dikarenakan status sosial ekonomi yang rendah

mempengaruhi ibu hamil untuk tidak melakukan ANC sehingga

kemungkinan besar gejala-gejala anemia tidak terdeteksi (Mariza,

2016).

Status ekonomi merupakan faktor yang signifikan berhubungan

dengan anemia pada ibu hamil yang nantinya akan mempengaruhi

Page 44: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

29

kemampuan keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan yang

bermutu termasuk mengakses pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan. Sosial ekonomi juga mempengaruhi kemampuan keluarga

dalam memenuhi kebutuhan zat gizi keluarga termasuk daya beli heme

hewani sebagai sumber Fe yang baik untuk mencegah anemia ibu

hamil, konsumsi buah yang kurang dan kepatuhan minum tablet Fe

(Martha & Hayati, 2020). Ibu yang berada dalam ekonomi yang

berkecukupan akan mampu memenuhi kebutuhan dalam mengonsumsi

makanan yang bergizi. Sebaliknya, ibu hamil yang berada dalam

ekonomi yang kurang akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya karena

ibu akan mengutamakan kebutuhan keluarga terlebih dahulu

dibandingkan mengutamakan kebutuhan makanan bagi dirinya sendiri

(Juanda, 2020).

Page 45: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

30

D. Kerangka Teori

Kerangka Teori Modifikasi Lawrence Green (1991), Blum (1981), Anggraini

(2018), Khoiri & Latifah (2020), dan Mariza (2015).

Bagan 2.1 Kerangka Teori

E. Hipotesis

1. Ha: Ada hubungan umur ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet

tambah darah

H0: Tidak ada hubungan umur ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet tambah darah

2. Ha: Ada hubungan pendidikan ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet tambah darah

H0: Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

Faktor Pemungkin :

Tempat Tinggal

Sosial Ekonomi

Kuantitas ANC

Kualitas ANC

Faktor Predisposisi :

Pendidikan

Pekerjaan

Umur

Paritas

Fakktor Penguat:

Tenaga

Pemeriksa

Kehamilan

Kepatuhan

Konsumsi

Tablet Tambah

Darah

Status

Kesehatan:

Anemia pada

Ibu Hamil

Ulkus peptikum,

Karsinoma lambung

Kehilangan

Darah

Defisiensi

Zat Besi

Kebutuhan gizi

meningkat,

malabsorbsi dan

diet yang buruk.

Page 46: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

31

3. Ha: Ada hubungan pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet

tambah darah

H0: Tidak ada hubungan pekerjaan ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet tambah darah

4. Ha: Ada hubungan paritas ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi tablet

tambah darah

H0: Tidak ada hubungan paritas ibu dengan kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet tambah darah

5. Ha: Ada hubungan kuantiitas pelayanan antenatal dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

H0: Tidak ada hubungan kuantitas pelayanan antenatal dengan kepatuhan

ibu mengonsumsi tablet tambah darah

6. Ha: Ada hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

H0: Tidak ada hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

7. Ha: Ada hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

H0: Tidak ada hubungan tenaga pemeriksa kehamilan dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

8. Ha: Ada hubungan tempat tinggal dengan kepatuhan ibu mengonsumsi

tablet tambah darah

Page 47: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

32

H0: Tidak ada hubungan tempat tinggal dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

9. Ha: Ada hubungan status sosial ekonomi dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

H0: Tidak ada hubungan status sosial ekonomi dengan kepatuhan ibu

mengonsumsi tablet tambah darah

Page 48: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analisis data sekunder hasil

SDKI 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain observasional

analitik dengan pendekatan cross sectional guna mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di

Indonesia.

B. Kerangka Konsep

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu umur ibu, pendidikan ibu,

pekerjaan ibu, paritas, kuantitas ANC, kualitas ANC, tenaga pemeriksa

kehamilan, tempat tinggal, dan status sosial ekonomi sedangkan variabel

dependen adalah kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil.

Berikut kerangka konsep penelitian ini:

Bagan 3.1. Kerangka Konsep

Faktor Ibu

- Umur Ibu

- Pendidikan Ibu

- Pekerjaan Ibu

- Paritas

- Kuantitas ANC

- Kualitas ANC

- Tenaga Pemeriksa

Kehamilan

Faktor Keluarga

- Tempat Tinggal

- Status Sosial

Ekonomi

Kepatuhan

Konsumsi Tablet

Tambah Darah

Pada Ibu Hamil di

Indonesia

Page 49: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

34

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No

Variabel Definisi

Operasional

Metode Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Kepatuhan

Konsumsi

Tablet

Tambah Darah

Jumlah Konsumsi

Tablet Fe Sesuai

Rekomendasi

(Minimal 90 Tablet)

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

420-421

0= Sesuai

Rekomendasi (≥90

tablet)

1= Tidak Sesuai

Rekomendasi (<90

tablet)

Ordinal

2 Umur Ibu Umur ibu yang

diperoleh saat

wawancara

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

105-106

0= 20-35 tahun

1= <20tahun

2= >35 tahun

Ordinal

3 Pendidikan

Ibu

Jenjang pendidikan

formal yang

ditamatkan

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

108-109

0=Pendidikan tinggi

(Diploma/Sarjana)

1= Pendidikan

menengah

(SMP/Sederajat dan

SMA/Sederajat)

2=Pendidikan dasar

(SD/Sederajat)

3= Tidak Sekolah

Ordinal

4 Pekerjaan Ibu kegiatan keseharian

yang menjadi

rutinitas ibu

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

913

0= bekerja

1= tidak bekerja

Ordinal

5 Paritas Banyaknya

kelahiran anak yang

dialami ibu baik

dalam keadaan lahir

hidup maupun lahir

mati

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

203+205+207=2

08

0= Multipara

1= Primipara

2= Grandemultipara

Ordinal

6 Kuantitas

ANC

Jumlah kunjungan

pemeriksaan

kehamilan yang

dilakukan ibu

minimal 4 kali

kunjungan

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesiner WUS

pertanyaan 412

0= Baik (≥ 4 kali)

1= Kurang (<4 kali)

Ordinal

7 Kualitas

Pelayanan

Antenatal

Kunjungan ibu ke

fasilitas kesehatan

untuk

memeriksakan

kehamilan dilihat

dari: Ditimbang

berat badan, ukur

tinggi badan, ukur

tekanan darah, ukur

LILA, ukur tinggi

fundus uteri,

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

408, 413,

414,420.

0= Baik, apabila

memenuhi

ketentuan

(ditimbang berat

badan, ukur tinggi

badan, ukur tekanan

darah, ukur LILA,

ukur tinggi fundus

uteri, tentukan

presentasi janin dan

denyut jantung janin

Ordinal

Page 50: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

35

tentukan presentasi

janin dan denyut

jantung janin (DJJ),

skrining status

imunisasi tetanus

dan pemberian

imunisasi tetanus

bila diperlukan,

pemberian tablet Fe,

pemeriksaan

laboratorium

sederhana

(rutin/khusus),

tatalaksana/penanga

nan kasus, temu

wicara/konseling).

(DJJ), skrining

status imunisasi

tetanus dan

pemberian

imunisasi tetanus

bila diperlukan,

pemberian tablet Fe,

pemeriksaan

laboratorium

sederhana

(rutin/khusus),

tatalaksana/penanga

nan kasus, temu

wicara/konseling)

1=Kurang (tidak

memenuhi

ketentuan <10 T)

8 Tenaga

Pemeriksa

Kehamilan

Jenis tenaga yang

memeriksakan

kehamilan pada ibu

hamil

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner WUS

pertanyaan no.

409

0= Tenaga

Kesehatan

1= Bukan Tenaga

Kesehatan

Nominal

9 Tempat

Tinggal

Letak rumah tinggal

keluarga,

berdasarkan

karakteristik daerah

yang dibedakan

menjadi rular dan

urban berdasarkan

batasan BPS

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Kuesioner

Bagian I.

Pengenalan

Tempat

pertanyaan

(nomor 5)

0= Perkotaan

1= Pedesaan

Ordinal

10 Status Sosial

Ekonomi

Klarifikasi status

ekonomi keluarga

berdasarkan

kepemilikan asset

rumah tangga

(Wealth Index).

Wawancara

Kuesioner

SDKI 2017

Wealth Index di

Kuesioner

Rumah Tangga

Bagian IV,

kepemilikan

barang

pertanyaan

121,122,123

0=Sangat Kaya

1=Kaya

2=Menengah

3=Miskin

4=Sangat Miskin

Ordinal

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dimana Survei SDKI dilakukan

pada tahun 2012-2017. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September 2020 – April 2021.

Page 51: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

36

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (WUS) usia 15-49

tahun di Indonesia yang tercatat dalam survei SDKI 2017.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun

dengan kelahiran anak dalam kurun waktu 5 tahun sebelum survei. Unit

analisis dalam penelitian ini adalah WUS usia 15-49 tahun dengan konsumsi

tablet tambah darah selama kehamilan anak terakhir. Kriteria sampel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) WUS umur 15-49 tahun yang pernah melahirkan

2) WUS umur 15-49 tahun dengan kelahiran anak dalam 5 tahun sebelum

survei SDKI 2017

3) WUS umur 15-49 tahun dengan konsumsi tablet tambah darah selama

kehamilan anak terakhir

b. Kriteria Ekslusi

1) Responden yang tidak melengkapi jawaban kuesioner

2) Terdapat ketidaklengkapan data dalam dataset (data missing)

Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini mengikuti proses sampling

SDKI 2017. Desain pengambilan sampling SDKI 2017 dirancang untuk

menyajikan estimasi level nasional dan provinsi. Sampel SDKI 2017

mencakup 1.970 blok sensus yang mencakup daerah perkotaan dan perdesaan

Page 52: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

37

di Indonesia. Kerangka sampel SDKI 2017 menggunakan master sampel blok

sensus dari hasil sensus penduduk 2010 (SP20). Sedangkan kerangka kerja

sampel pemilihan rumah tangga menggunakan daftar rumah tangga biasa

yang dihasilkan dari pemutakhiran rumah tangga blok sensus terpilih

(Laksono et al., 2020).

Dalam wawancara rumah tangga ditemukan sebanyak 34.199 wanita yang

pernah melahirkan, wanita yang pernah melahirkan anak dalam 5 tahun

terakhir sebanyak 15.357 jiwa dan jumlah WUS dengan konsumsi tablet

tambah darah selama kehamilan anak terakhir sebanyak 12.466 jiwa.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh SDKI 2017, peneliti memilih

sampel diantara populasi yang sesuai dengan penelitian ini yaitu WUS usia

15-49 tahun dengan konsumsi tablet tambah darah selama kehamilan anak

terakhir.

Tahapan pemilihan sampel sebagai berikut:

Bagan 3.2. Tahap Pemilihan Sampel di Data SDKI 2017

TOTAL WUS SDKI = 49.627 jiwa

WUS Pernah Melahirkan = 34.199 jiwa

WUS dengan kelahiran anak dalam 5 tahun Terakhir = 15.357 jiwa

Data Lengkap (WUS dengan konsumsi TTD selama kehamilan anak

terakhir = 12.466 jiwa)

Page 53: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

38

3. Besar Sampel

Dalam teknik pengambilan sampel SDKI 2017 menggunakan metode

two-stage stratified sampling. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung

berdasarkan rumus besar sampel penelitian analitis kategorik tidak

berpasangan (Dahlan, 2010). Besar nilai deviat baku alpha adalah 1,96 (nilai

z pada 95% confidience interval 𝛂 = 0,05), dan (ɑ) = 90 % maka defiat baku

beta (𝒁ᵝ)1,28.

Rumus: n₁ = n₂ =(Zα√2PQ +𝑍ꞵ√𝑃1𝑄1 +𝑃2𝑄2

𝑃1−𝑃2) ² × 2

Ket :

Zα = deviat baku alfa

Zꞵ = deviat baku beta

P₂ = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q₂ = 1 – P₂

P₁ = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgemer peneliti

Q₁ = 1 – P₁

P₁ - P₂ = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna

P = proporsi total = (P₁ - P₂)/2

Q = 1 – P

Page 54: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

39

Tabel 3.2. Besar Sampel Minimal

No Variabel Independen n Sumber

1 Umur ibu 262 (Shofiana et al., 2018)

2 Pendidikan ibu 48 (Triyani & Purbowati, 2016)

3 Pekerjaan ibu 743 (Kamidah, 2015)

4 Paritas 47 (Widji Utomo et al., 2015)

5 Kualitas ANC 79 (Nurmasari & Sumarmi, 2019)

6 Kuantitas ANC 400 (Manas et al., 2013)

7 Tempat tinggal 790 (Fratiwi Febbryanti et, 2016)

8 Status sosial ekonomi 42 (Yuliansyah et al., 2015)

9 Tenaga pemeriksa kehamilan 72 (Putri, 2016)

Berdasarkan jumlah WUS yang ada di data SDKI 2017 sebanyak 49.627

jiwa, maka sampel minimum yang dibutuhkan dihitung dengan rumus di atas

sehingga diperoleh besar sampel minimal yaitu 790 sampel. Perhitungan sampel

minimum ini bertujuan untuk membuktikan penelitian menggunakan data

sekunder membutuhkan sampel yang besar sehingga sampel minimal yang

dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 790 sampel. Sedangkan untuk jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang

diperoleh dari data SDKI 2017 yaitu 12.466 sampel, jumlah sampel ini jauh lebih

besar dibandingkan jumlah sampel minimal yang diperoleh hal ini menunjukkan

bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini sudah baik karena jumlah

sampel minimum berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada batas

wilayah tertentu belum mewakili populasi ibu hamil yang ada di Indonesia.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017.

Page 55: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

40

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017. SDKI dilaksanakan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan.

Pembiayaan sosial disediakan oleh Pemerintah Indonesia. ICF International

memberi bantuan teknis melalui proyek Measure DHS, sebuah program

oleh U.S. Agency for International Development (USAID) yang

menyediakan dana dan bantuan teknis dalam pelaksanaan survey

kependudukan dan kesehatan di banyak negara. SDKI 2017 merupakan

survei ketujuh yang diselenggarakan di Indonesia melalui program

Demographic and Health Surveys (DHS). Data yang dikumpulkan dalam

SDKI 2017 menghasilkan estimasi terbaru dari indikator utama

kependudukan dan kesehatan yang dicakup dalam SDKI sebelumnya,

kecuali angka kematian ibu. SDKI 2017 menyediakan seluruh gambaran

kondisi terkini tentang kependudukan, keluarga berencana (KB), kesehatan

reproduksi, dan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Tujuan utama SDKI

2017 yaitu menyediakan estimasi terbaru indicator kesehatan dan demografi

di Indonesia. Target responden SDKI 2017 adalah wanita umur 15-49 tahun,

pria kawin/hidup bersama umur 15-54 tahun, dan remaja berstatus belum

kawin umur 15-24 tahun. Survei ini dilaksanakan di 34 (tiga puluh empat)

provinsi di seluruh Indonesia, mengumpulkan informasi mengenai latar

belakang sosial-ekonomi, fertilitas, kontrasepsi, kehamilan dan

pemeriksaan sesudah melahirkan, imunisasi anak, kesehatan dan gizi anak,

Page 56: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

41

perkawinan dan kegiatan sosial, preferensi fertilitas, HIV AIDS, dan isu

kesehatan lainnya.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif

(Hardani et al., 2020). Penelitian ini menggunakan data hasil pengumpulan

SDKI 2017 dengan metode wawancara menggunakan kuesioner terhadap

sampel wanita usia subur (15-49 tahun) pernah kawin. Kuesioner yang

digunakan dalam SDKI telah melalui proses uji coba oleh BPS. Dalam rangka

pengumpulan data telah dilakukan pelatihan-pelatihan mulai dari tingkat

pengawas, pemeriksa, dan pengumpul data. Pelatihan mencakup presentasi di

kelas, latihan wawancara, dan tes.

Tabel 3.3. Identifikasi Variabel Penelitian

No Variabel Pertanyaan Nomor Kuesioner Data SDKI Nama

Variabel di

Data SPSS

1 Kepatuhan

Konsumsi

Tablet

Tambah

Darah

420: Selama mengandung, apakah

ibu/saudari mendapat atau membeli

tablet/pil/sirup zat besi?

KODE:

YA….....................1

TIDAK………….2

TIDAK TAHU….8

421: Selama mengandung, berapa

ibu/saudari minum tablet/pil/sirup zat

besi?

KODE:

JUMLAH HARI: [….]

TIDAK TAHU….998

Kuesioner WUS Bagian 4.

Kehamilan Dan

Pemeriksaan Sesudah

Melahirkan (pertanyaan no.

420-421) Halaman W-27

IDIR71FL M45$ 1

M46$ 1

2 Umur Ibu 105: Paada bulan apa dan tahun berapa

ibu/saudari dilahirkan

KODE:

BULAN:…………………..[….]

TIDAK TAHU BULAN…….98

TAHUN:…………………..[….]

Kuesioner WUS Bagian 1.

Latar Belakang Responden

(pertanyaan no. 105-106)

Halaman W-5

IDIR71FL V012

Page 57: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

42

TIDAK TAHU TAHUN….9988

106: Berapa umur ibu/saudari pada

ulang tahun terakhir?

KODE:

UMUR DALAM TAHUN: [….]

3 Pendidikan

Ibu

108:Apakah Jenjang Pendidikan

tertinggi yang pernah/sedang

ibu/saudari duduki?

KODE: SD/MI SEDERAJAT……………1

SMP/MTs/SEDERJAT………….2

SMA/SMK/MA SEDERAJAT….3

AKADEMISI/DI/DII/DIII………4

DIPLOMA IV/UNIVERSITAS....5

109: Apakah kelas/tingkat tertinggi

yang ibu/saudari selesaikan pada

jenjang tersebut?

KODE:

TAHUN PERTAMA=…0

TIDAK TAHU/TT=……7

TAMAT=………………8

KELAS/TINGKAT:…[…]

Kuesioner WUS Bagian 1.

Latar Belakang Responden

(pertanyaan no. 108-109)

Halaman W-6

IDIR71FL S108

4 Pekerjaan

Ibu

913: Apakah jenis pekerjaan utama

ibu/saudari?

KODE:

PROFESIONAL,TEKNISI…...01

KEPEMIMPINAN DAN

KETATALAKSANAAN.……02

PEJABAT PELAKSANA DAN

TATA

USAHA………………….…...03

TENAGA USAHA

PENJUALAN...........................04

TENAGA USAHA JASA…....05

TENAGA USAHA

PERTANIAN.......................…06

TENAGA

PRODUKSI………....…..........07

LAINNYA

(tuliskan)………..…..…...........96

TIDAK TAHU………………..98

Kuesioner WUS Bagian 9.

Latar Belakang

Suami/Pasangan Dan

Pekerjaan Responden

(pertanyaan no. 913)

Halaman W-61

IDIR71FL V716

5 Paritas 203:Berapa jumlah anak laki-lakiatau

anak perempuan yang ibu/saudari

lahirkan yang sekarang tinggal bersama

ibu/saudari? Dan berapa jumlah anak

perempuan yang tinggal bersama

ibu/saudari?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI DI RUMAH:

[……]

ANAK PEREMPUAN DI

RUMAH: […...]

Kuesioner WUS Bagian 2.

Riwayat Kelahiran

(pertanyaan no.

203+205+207=208)

Halaman W-7

IDIR71FL V201

Page 58: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

43

205: Berapa jumlah anak laki-laki yang

masih hidup tetapi tidak tinggal

bersama ibu/saudari? Dan Berapa

jumlah anak perempuan yang masih

hidup tetapi tidak tinggal bersama

ibu/saudari?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI DI TEMPAT

LAIN: [….]

ANAK PEREMPUAN DI

TEMPAT LAIN: [….]

207: Berapa jumlah anak laki-laki yang

sudah meninggal? Dan berapa jumlah

anak perempuan yang sudah

meninggal?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI YANG SUDAH

MENINGGAL: [..]

ANAK PEREMPUAN YANG

SUDAH MENINGGAL: [..]

208: Jumlahkan Isian Di 203.205, dan

207, dan Tuliskan Jumlahnya. Jika

Tidak Ada Kelahiran Hidup Atau

Tidak Pernah Melahirkan, Tuliskan

‘00’

KODE:

JUMLAH: [….]

6 Kuantitas

ANC

408: Pada saat ibu/saudari mengandung

apakah ibu/saudari memeriksakan

kehamilan?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

Kuesioner WUS Bagaian 4.

Kehamilan dan Pemeriksaan

Sesudah Melahirkan

(pertanyaan no. 408)

halaman W-24

IDIR71FL S412BA$1

S412BB$1

S412BC$1

7 Kualitas

ANC

413: Pada saat pemeriksaan kehamilan

apakah ibu/saudari?

- Ditimbang berat badannya?

- Diukur tinggi badannya

- Diukur tekanan darahnya?

- Diperiksa lingkar lengannya?

- Diperiksa tinggi rahimnya?

- Diperiksa (diraba) perutnya?

- Diperiksa denyut jantung

janin?

- Diperiksa darahnya di

laboratorium?

- Diperiksa air seninya di

laboratorium (tes protein

urin)?

- Konsultasi?

KODE:

YA……….1

TIDAK.….2

Kuesioner WUS Bagaian 4.

Kehamilan dan Pemeriksaan

Sesudah Melahirkan

(pertanyaan no. 413, 413A,

414, 420) halaman W-26

IDIR71FL M42A$1

M42B$1

M42C$1

M42D$1

M42E$1

M43$1

M45$1

S413DD$1

S413EE$1

S413FF$1

S413GG$1

S413JJ$1

S711A

Page 59: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

44

413A: Selama Ibu/saudara

memeriksakan kehamilan, apakah

ibu/saudari diberi tanda-tanda bahaya

(komplikasi) kehamilan?

KODE.

YA.....1

TIDAK....2

TIDAK TAHU....8

414: Selama ibu/saudari mengandung

apakah ibu/saudari pernah mendapat

suntikan di lengan atas untuk

mencegah bayi dari penyakit tetanus,

atau kejang-kejang setelah lahir?

KODE:

YA……………..1

TIDAK………….2

TIDAK TAHU….8

420: Selama mengandung apakah

ibu/saudari mendapat atau membeli

tablet/pil/sirup zat besi?

KODE:

YA………………...1

TIDAK…………....2

TIDAK TAHU……8

8 Tempat

Tinggal

5: Daerah

KODE:

Perkotaan -1

Perdesaan -2

Kuesioner Daftar Rumah

Tangga Bagian I.

Pengenalan Tempat

pertanyaan (nomor 5)

Halaman RT-1

IDIR71FL V025

9 Status Sosial

Ekonomi

121: Apakah rumah tangga ini

memiliki:

a) Listrik?

b) Radio?

c) Televisi?

d) Telepon rumah?

e) Komputer/laptop?

f) Lemari es?

g) Kipas angin?

h) Mesin cuci?

i) Pendingin ruangan AC?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

122: Apakah ada anggota rumah tangga

ini memiliki:

a) Jam tangan?

b) Telepon seluler?

c) Sepeda?

d) Sepeda motor/skuter?

e) Delman/gerobak ditarik binatang?

f) Mobil/truk?

g) Kapal/perahu motor?

KODE:

Wealth Index di Kuesioner

Daftar Rumah Tangga

Bagian IV, kepemilikan

barang (pertanyaan No

121,122,123) halaman RT-6

IDIR71FL V190

Page 60: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

45

YA……....1

TIDAK….2

123: Apakah ada anggota rumah tangga

yang memiliki rekening bank atau

lembaga keuangan lainnya yang resmi?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

10 Tenaga

Pemeriksa

Kehamilan

409: Siapa yang memeriksa kandungan

ibu/saudari?

KODE:

PETUGAS KESEHATAN

- DOKTER UMUM………..A

- DOKTER KANDUNGA…B

- PERAWAT……………….C

- BIDAN…………….......….D

- BIDAN DESA………….…E

ORANG LAIN

- DUKUN BAYI/PARAJI….F

- LAINNYA (sebutkan)…….X

Kuesioner WUS Bagian 4

Kehamilan dan Pemeriksaan

Sesudah Melahirkan

(pertanyaan no. 409)

halaman W-24

IDIR71FL M2A$1

M2B$1

M2C$1

M2D$1

M2E$1

M2G$1

M2K$1

H. Pengolahan Data

Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut

(Priyono, 2016):

1. Pengeditan Data (Editing)

Editing atau pengeditan data adalah pemeriksaan data yang telah

dikumpulkan. Pengeditan dilakukan untuk melihat kemungkinan data yang

masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan.

Dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah

data bersih yaitu data tersebut telah terisi semua, konsisten, relevansi, dan

dapat dibaca dengan baik. Editing data dilakukan dengan membersihkan data

yang hilang (missing data), sehingga missing data tersebut tidak digunakan

dalam analisis.

Page 61: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

46

2. Pengkodean Data (Data Coding)

Coding adalah suatu proses merubah data dengan memberikan kode pada

data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca

oleh mesin pengolah data seperti komputer. Huruf-huruf yang ada pada

pertanyaan diubah menjadi kode angka. Tiap data dilakukan recoding untuk

memudahkan keperluan analisa statistik dalam penelitian.

3. Pemindahan data ke computer (Data Entering)

Data entering adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode

ke dalam mesin pengolah data yaitu SPSS (Statistical Package For Social

Science).

4. Pembersihan Data (Data Cleaning)

Cleaning atau pembersihan data adalah memastikan bahwa seluruh data

yang telah dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan

yang dibutuhkan, melakukan pengecekan kembali data yang sudah dientri

apakah sudah benar atau terdapat kesalahan saat memasukan data.

5. Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer dan sudah diedit serta

dicek kembali, dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat komputer

yang menyediakan program untuk pengolahan/analisis data. Dalam hal ini

digunakan SPPS 26 untuk mengolah data. Data output adalah hasil

pengolahan data.

Page 62: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

47

I. Analisis Data

Analisis data adalah proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk

melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari

hasil yang sudah ada pada tahap pengolahan data (Priyono, 2016). Jenis analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat, dan

multivariat.

1. Analisis Data Univariat

Analisis data univariat adalah analisis terhadap satu variable. Analisis

ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian. Variabel diteliti melalui distribusi frekuensi dan

persentase dari masing-masing variabel. Distribusi frekuensi atau tabel

frekuensi adalah susunan data dalam suatu tabel yang telah diklasifikasikan

menurut kelas atau kategori-kategori tertentu. Analisis univariat dalam

penelitian ini berfungsi untuk mengetahui gambaran variabel penelitian.

2. Analisis Data Bivariat

Analisis data bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara dua

variabel. Dalam analasis bivariat, dilakukan beberapa tahap. Dalam

penelitian ini, untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen digunakan uji statistic nonparametrik teknik analisis

bivariat dengan uji chi square, hal ini dikarenakan data yang digunakan

dalam penelitian ini bersifat kategorik.

Page 63: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

48

a. Analisis proporsi atau persentase, dengan membandingkan distribusi

silang antara dua variabel (independen dengan variabel dependen) yang

bersangkutan.

b. Analisis dari hasil uji statistik (Chi square)

Digunakan untuk memilih variabel yang terkait dengan kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah. Variabel signifikan dengan nilai p ≤ 0,25

pada model bivariat akan menjadi kandidat dalam model regresi logistik

multivariat.

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik biner

multivariabel untuk menilai hubungan variabel independen dengan

kepatuhan konsumsi tablet tambah darah, juga untuk melihat variabel mana

yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan konsumsi TTD.

Dalam model terakhir, tingkat signifikansi statistik pada 5% (p < 0,05)

dengan Rasio Odds (OR) dan interval kepercayaan 95% (CI) dilaporkan.

Metode ini memiliki keuntungan memegang variabel tertentu yang bersifat

konstan untuk menilai pengaruh independen dari variabel kunci yang

diminati. Ini cocok untuk menilai pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen diukur dalam skala nominal (Hardani et al., 2020).

Page 64: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

49

J. Pertimbangan Etik Penelitian

Pelaksanaan kegiatan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2017 memiliki kaji etik penelitian oleh Intitutional Review Board

ICF (International Classification of Functioning) dengan No Proyek ICF

132989.0.000. Sedangkan dalam penelitian ini sendiri, sebelum penelitian

dilakukan terlebih dahulu diajukan izin etik penelitian ke komisi etik

penelitian kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu dengan Nomor

Kelaikan etik (Ethical Clearance) KEPK.M/021/05/2021.

Page 65: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. SDKI 2017 merupakan survei ke tujuh yang

diselenggarakan di Indonesia melalui program Demographic and Health Survey

(DHS). Demographic and Health Survey (DHS) telah mengumpulkan,

menganalisis, dan menyebarkan data yang akurat dan representatif tentang

populasi, kesehatan, HIV, dan gizi melalui lebih dari 400 survei di lebih dari 90

negara. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengumpulan SDKI 2017

dengan metode wawancara menggunakan kuesioner terhadap sampel wanita usia

subur (15-49 tahun) pernah kawin. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi

beberapa langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi topik penelitian dengan melakukan review topik yang ada

pada laporan SDKI 2017 atau mereview artikel yang telah publish dengan

menggunakan data SDKI 2017.

2. Mengenali data sekunder dengan mereview kuesioner pada laporan SDKI

2017 yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

3. Menyusun pertanyaan penelitian terkait topik penelitian yang digunakan dan

membuat abstrak singkat untuk mendapatkan akses data SDKI 2017.

4. Melakukan registrasi melalui website DHS https://dhsprogram.com/ dan

mengirimkan abstrak singkat yang sudah dibuat untuk mendapatkan akses

data SDKI 2017 terkait topik penelitian. Dalam penelitian ini permintaan data

di DHS dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2020 dan setelah mendapatkan

Page 66: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

51

persetujuan untuk mengakses data dari DHS, selanjutnya menyusun metode

penelitian.

5. Melakukan identifikasi variabel dengan mereview kembali variabel yang

akan dipakai dalam penelitian.

6. Mempersiapkan data untuk analisis (melakukan pembersihan data dengan

melihat missing data, membuat variabel baru untuk mempermudah analisis

data).

7. Analisis data (melakukan analisis data sesuai dengan tujuan dan metode

sampling) dimana dalam penelitian ini data dianalisis secara univariat,

bivariat dan multivariat diolah menggunakan program SPSS 26.

8. Menyusun hasil dan pembahasan penelitian yang telah dianalisis.

B. Hasil

1. Analisis Univariat

a. Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD)

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Kepatuhan Konsumsi TTD pada Ibu

Hamil di Indonesia

Kepatuhan Konsumsi TTD Frekuensi

(n= 12.466)

Persentase

(%)

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet) 6.042 48,47

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet) 6.424 51,53

Tabel 4.1 menunjukkan kurang dari setengah (48,47%) ibu di

Indonesia mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi (≥90 tablet) dan

sisanya (51,53%) tidak sesuai rekomendasi (<90 tablet).

Page 67: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

52

b. Karakteristik Ibu

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu di Indonesia

Karakteristik Frekuensi

(n= 12.466)

Persentase

(%)

Umur ibu

20-35 Tahun

<20 Tahun

>35 Tahun

9.016

314

3.136

72,32

2,52

25,16

Pendidikan ibu

Pendidikan Tinggi

Pendidikan Menengah

Pendidikan Dasar

Tidak Sekolah

2.231

7.162

2.954

119

17,89

57,45

23,69

0,95

Pekerjaan ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

6.683

5.775

53,64

46,35

Paritas

Primipara

Multipara

Grandemultipara

3.899

7.695

872

31,27

61,72

6,99

Kuantitas ANC

Baik (≥ 4 kali)

Kurang (< 4 kali)

9.573

2.689

78,07

21,92

Kualitas ANC

Baik (10T)

Kurang (<10T)

9.149

3.069

74,88

25,11

Tenaga Pemeriksa Kehamilan

Tenaga Kesehatan

Bukan Tenaga Kesehatan

11.953

465

96,25

3,74

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar ibu Indonesia berumur 20-

35 tahun sebesar 72,32%, dengan pendidikan sebagian besar (57,45%)

adalah pendidikan menengah (tamat SMP/sederajat dan SMA/sederajat),

lebih dari setengah (53,64%) dengan status bekerja, sebagian besar

(61,72%) dengan paritas lebih dari satu (multipara), mayoritas ibu

(78,07%) dengan kuantitas ANC baik (satu kali trimester pertama, satu

kali trimester kedua, dan dua kali trimester ketiga), sebagian besar

Page 68: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

53

(74,88%)% dengan Kualitas ANC baik (melakukan pemeriksaan 10T

lengkap), dan hampir semua (96,25%) ibu melakukan pemeriksaan

kehamilan dengan tenaga kesehatan.

c. Karakteristik Keluarga

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Keluarga di Indonesia

Karakteristik keluarga Frekuensi

(n= 12.466)

Persentase

(%)

Tempat Tinggal

Perkotaan

Pedesaan

6.301

6.165

50,55

49,45

Status Sosial Ekonomi

Sangat Kaya

Kaya

Menengah

Miskin

Sangat Miskin

2.177

2.322

2.383

2.481

3.103

17,46

18,62

19,12

19,90

24,89

Tabel 4.3 menunjukkan setengah lebih (50,55%) ibu di Indonesia

tinggal di perkotaan, dengan status sosial ekonomi paling banyak adalah

sangat miskin 24,89% dan sangat kaya hanya sebesar 17,46%.

Page 69: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

54

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan karakteristik ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah

darah (TTD) pada ibu hamil di Indonesia

Tabel 4.4. Analisis Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kepatuhan

Konsumsi TTD pada Ibu Hamil di Indonesia

Karakteristik Ibu

Kepatuhan Konsumsi TTD

Jumlah

p-value Sesuai

Rekomendasi

(≥90 tablet)

Tidak Sesuai

Rekomendasi

(<90 tablet)

n % n % n %

Umur ibu

<20 tahun

20-35 tahun

>35 tahun

124

4.380

1.538

2,05

72,49

25,46

190

4.636

1.598

2,96

72,17

24,87

314

9.016

3.136

2,52

72,32

25,16

0,005*

Pendidikan ibu

Pendidikan Tinggi

Pendidikan Menengah

Pendidikan Dasar

Tidak Sekolah

1.208

3.525

1.277

32

19,99

58,34

21,14

0,53

1.023

3.637

1.677

87

15,92

56,62

26,11

1,35

2.231

7.162

2.954

119

17,70

57,45

23,70

0,95

0,000*

Pekerjaan ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

3.284

2.756

54,37

45,63

3.399

3.019

52,96

47,04

6.683

5.775

53,64

46,36

0,119*

Paritas

Primipara

Multipara

Grandemultipara

1.958

3.756

328

31,41

62,16

5,43

1.941

3.939

544

30,21

61,32

8,47

3.899

7.695

872

31,28

61,73

6,99

0,000*

Kuantitas ANC

Baik

Kurang

5.161

850

85,86

14,14

4.412

1.839

70,58

29,42

9.573

2.689

78,07

21,93

0,000*

Kualitas ANC

Baik

Kurang

4.817

1.116

81,19

18,81

4.332

1.953

68,93

31,07

9.149

3.069

74,88

25,12

0,000*

Tenaga Pemeriksa

Kehamilan

Tenaga Kesehatan

BukanTenaga Kesehatan

5.898

136

97,75

2,25

6.055

329

94,85

5,15

11.953

465

96,26

3,74

0,000*

*Kandidat Mulivariat (p ≤ 0,25)

Tabel 4.4 menunjukan pada kelompok umur, konsumsi TTD sesuai

rekomendasi dan konsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi didominasi

oleh ibu umur 20-35 tahun berturut-turut sebesar 72,49% dan 72,17%.

Pada variabel pendidikan, konsumsi TTD sesuai rekomendasi dan tidak

sesuai rekomendasi keduanya didominasi oleh ibu dengan pendidikan

Page 70: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

55

menengah sebesar 58,34% dan 56,62%. Konsumsi TTD sesuai

rekomendasi dan tidak sesuai rekomendasi juga adalah ibu yang bekerja

(54,37% dan 52,96%). Dari variabel paritas kedua kategori kepatuhan

(sesuai rekomendasi dan tidak sesuai rekomendasi) didominasi oleh ibu

multipara (62,16% dan 61,32%). Pada variabel kuantitas ANC baik dan

kualitas ANC baik semua mendominasi mengonsumsi TTD sesuai

rekomendasi dan hampir semua ibu yang periksa kehamilan dengan

tenaga kesehatan mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi.

Hasil analisis bivariat hubungan semua variabel karakteristik ibu

dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah memiliki nilai p ≤ 0,25

sehingga semua dianggap sebagai variabel kandidat untuk dianalisis

secara multivariat menggunakan uji regresi logistik multivariat.

b. Hubungan karakteristik keluarga dengan kepatuhan konsumsi tablet

tambah darah (TTD) pada ibu hamil di Indonesia

Tabel 4.5. Analisis Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Kepatuhan

Konsumsi TTD pada Ibu Hamil di Indonesia

Karakeristik Keluarga

Kepatuhan Konsumsi TTD

Jumlah

p-value Sesuai

Rekomendasi

(≥90 tablet)

Tidak Sesuai

Rekomendasi

(<90 tablet)

n % n % n %

Tempat Tinggal

Perkotaan

Pedesaan

3.476

2.566

57,53

42,47

2.825

3.599

43,98

56,02

6.301

6.165

50,55

49,45

0,000*

Status Sosial Ekonomi

Sangat Kaya

Kaya

Menengah

Miskin

Sangat Miskin

1.376

1.270

1.204

1.070

1.122

22,77

21,02

19,93

17,71

18,57

801

1.052

1.179

1.411

1.981

12,47

16,38

18,35

21,96

30,84

2.177

2.322

2.383

2.481

3.103

17,46

18,63

19,12

19,90

24,89

0,000*

*Kandidat Mulivariat (p ≤ 0,25)

Page 71: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

56

Tabel 4.5 menunjukkan analisis hubungan karakteristik keluarga

dengan kepatuhan konsumsi TTD. Berdasarkan tempat tinggal, ibu yang

mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi didominasi oleh ibu yang tinggal

di perkotaan sebesar 57,53%. Sedangkan ibu yang mengonsumsi TTD

tidak sesuai rekomendasi sebagian besar (56,02%) tinggal di pedesaan.

Pada variabel status sosial ekonomi, menunjukkan bahwa sebagian

besar (30,84%) ibu dengan status sosial ekonomi sangat miskin

mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi. Sedangkan ibu yang

mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi memiliki distribusi kekayaan

yang lebih merata.

Hasil analisis bivariat hubungan semua variabel karakteristik

keluarga dengan kepatuhan konsumsis tablet tambah darah pada ibu

hamil di Indonesia diperoleh nilai p ≤ 0,25 yang artinya semua variabel

akan masuk menjadi kandidat untuk dianalisis secara multivariat

menggunakan uji regresi logistik multivariat.

Page 72: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

57

3. Analisis Multivariat

Tabel 4.6. Pemodelan Awal Analisis Multivariat

Variabel B p

value

OR (95% CI)

Umur Ibu

20-35 tahun

< 20 tahun

> 35 tahun

-

0,088

-0,021

0,721

0,494

0,673

1

1,092 (0,848-1,406)

0,980 (0,891-1,078)

Pendidikan Ibu

PendidikanTinggi

Pendidikan Menengah

Pendidikan Dasar

Tidak Sekolah

-

-0,067

-0,138

0,168

0,130

0,221

0,041

0,456

1

0,935 (0,839-1,041)

0,871 (0,763-0,995)

1,183 (0,761-0,995)

Pekerjaan Ibu

Bekerja

Tidak Bekerja

-

0,003

-

0,943

1

1,003 (0,929-1,083)

Paritas

Multipara

Primipara

Grandemultipara

-

-0,056

0,164

0,055

0,204

0,050

1

0,945 (0,867-1,031)

1,178 (1,000-1,387)

Kuantitas ANC

Baik

Kurang

-

0,723

-

0,000

1

2,061 (1,873-2,267)

Kualitas ANC

Baik

Kurang

-

0,504

-

0,000

1

1,655 (1,516-1,808)

Tenaga Pemeriksa Kehamilan

Tenaga Kesehatan

Bukan Tenaga Kesehatan

-

0,594

-

0,000

1

1,811 (1,463-2,242)

Tempat Tinggal

Perkotaan

Pedesaan

-

0,231

-

0,000

1

1,260 (1,159-1,369)

Status Sosial Ekonomi

Sangat Kaya

Kaya

Menengah

Miskin

Sangat Miskin

-

0,329

0,409

0,615

0,748

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

1

1,389 (1,224-1,576)

1,506 (1,323-1,714)

1,849 (1,617-2,115)

2,112 (1,833-2,433)

Tabel 4.6 di atas menunjukkan variabel dengan nilai p < 0,05 adalah

kuantitas ANC, kualitas ANC, tenaga pemeriksa kehamilan, tempat tinggal,

Page 73: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

58

dan status sosial ekonomi. Artinya semua variabel tersebut akan

dimasukkan ke dalam tahap pemodelan selanjutnya. Sedangkan variabel

pekerjaan mempunyai nilai p value terbesar (p = 0,943) > 0,05 sehingga

variabel tersebut dikeluarkan dari model. Langkah selanjutnya semua

variabel yang memiliki nilai p > 0,05 akan dikeluarkan satu persatu dari

model. Hasil analisis multivariat variabel yang dikeluarkan dari model

secara berturut-turut yaitu pekerjaan ibu, umur ibu, paritas ibu, dan

pendidikan ibu.

Tabel 4.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Konsumsi Tablet

Tambah Darah pada Ibu Hamil di Indonesia

Variabel B p

value

OR (95% CI)

Kuantitas ANC

Baik

Kurang

0,735

0,000

1

2,085 (1,897-2,292)

Kualitas ANC

Baik

Kurang

0,504

0,000

1

1,655 (1,515-1,807)

Tenaga Pemeriksa Kehamilan

Tenaga Kesehatan

Bukan Tenaga Kesehatan

0,597

0,000

1

1,816 (1,467-2,248)

Tempat Tinggal

Perkotaan

Pedesaan

0,233

0,000

1

1,262 (1,162-1,371)

Status Sosial Ekonomi

Sangat Kaya

Kaya

Menengah

Miskin

Sangat Miskin

0,306

0,377

0,578

0,713

0,000

0,000

0,000

0,000

1

1,358 (1,201-1,535)

1,459 (1,289-1,651)

1,783 (1,571-2,023)

2,041 (1,792-2,324)

Constant -0,788 Overall Precentage = 60,9%

Tabel 4.7 hasil analisis mulitivariat regresi logistik, didapatkan

hanya ada lima variabel (kuantitas ANC, kualitas ANC, tenaga pemeriksa

Page 74: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

59

kehamilan, tempat tinggal dan status sosial ekonomi) yang menunjukkan

hubungan signifikan secara statistik dengan kepatuhan konsumsi TTD. Ibu

dengan kuantitas ANC kurang, beresiko 2,085 kali untuk mengonsumsi

TTD tidak sesuai rekomendasi dibandingkan ibu dengan kuantitas ANC

baik (OR 2,085; 95% CI 1,897-2,292). Begitu juga dengan ibu dengan

kualitas ANC kurang beresiko 1,655 kali untuk mengonsumsi TTD tidak

sesuai rekomendasi dibandingkan ibu dengan kualitas ANC baik (OR1,655;

95% CI 1,515-1,807).

Ibu yang periksa kehamilan bukan dengan tenaga kesehatan

beresiko 1,816 kali untuk mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi

dibandingkan ibu yang periksa kehamilan dengan tenaga kesehatan (OR

1,816; 95% CI 1,467-2,248). Sedangkan ibu yang tinggal di pedesaan

beresiko 1,262 kali untuk mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi

dibandingkan ibu yang tinggal di perkotaan (OR 1,262; 95% CI 1,162-

1,371). Selain itu hasil penelitian ini juga menunjukkan semakin miskin ibu

semakin tinggi kemungkinan untuk tidak patuh mengonsumsi TTD. Ibu

dengan status sosial ekonomi sangat miskin beresiko 2,041 kali untuk

mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi dibandingkan ibu dengan

status sosial ekonomi sangat kaya (OR 2,041; 95% CI 1,792-2,324).

Didapatkan dari semua variabel yang berhubungan dengan

kepatuhan konsumsi TTD, kuantitas ANC adalah faktor yang paling

dominan berhubungan dengan kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil di

Indonesia karena memiliki nilai OR yang paling tinggi diantara variabel

Page 75: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

60

lain. Berdasarkan Tabel 4.7 penting bagi ibu untuk melakukan kunjungan

ANC lengkap, Mendapatkan 10 Pelayanan minimal saat kegiatan ANC,

Memeriksakan kehamilan dengan tenaga kesehatan, tinggal di perkotaan

dengan sumber informasi yang lebih mudah didapat, dan memiliki status

sosial ekonomi dengan kekayaan yang lebih merata. Secara keseluruhan

dapat menurunkan 60,9% prevalensi mengonsumsi tablet tambah darah

tidak sesuai rekomendasi jika menerapkan model tersebut.

Hasil analisis multivariat diperoleh model akhir regresi logistik

seperti pada Tabel 4.7. model persamaan regresi logistik sebagai berikut:

Logit P (Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah) = -0,788 + (0,735*Kuantitas

ANC kurang) + (0,504*Kualitas ANC kurang) + (0,597*Non tenaga kesehatan)

+ (0,233*Pedesaan) + (0,713*Sangat miskin).

Probabilitas ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah tidak

sesuai rekomendasi berdasarkan nilai-nilai prediktor dapat dihitung

dihitung dengan persamaan berikut:

P =1

1+𝑒− (𝛼+𝛽1𝑋1+𝛽2𝑋2+𝛽3𝑋3+⋯.𝛽𝑘𝑋𝑘)

P =1

1+𝑒− (−0,788+0,735+0,504+0,597+0,233+0,713)

P =1

1+𝑒− (1,994) = 0,88 = 88%

Persamaan di atas artinya ibu dengan kuantitas dan kualitas ANC

kurang, tinggal di pedesaan, periksa kehamilan bukan dengan tenaga

kesehatan serta status sosial ekonomi sangat miskin mempunyai

probabilitas untuk mengonsumsi tablet tambah darah tidak sesuai

Page 76: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

61

rekomendasi (<90 tablet) sebesar 88% dibandingkan dengan ibu tanpa

faktor resiko.

C. Pembahasan

1. Kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah (TTD)

Wanita hamil merupakan kelompok populasi yang rentan mengalami

anemia gizi besi. Anemia gizi besi yang terjadi pada ibu hamil akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan

maupun setelah melahirkan. Hasil Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa

sebesar 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (Kemenkes RI,

2019). Oleh karena itu program pemberian tablet tambah darah (TTD) pada

ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamian merupakan salah satu upaya

pemerintah Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi masalah anemia

gizi besi (Kemenkes RI, 2014).

Anemia yang terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kebutuhan zat

besi yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin tidak terpenuhi.

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sangat tajam, rata-rata sebanyak

800-1040 mg, meningkatnya kebutuhan ini disebabkan oleh meningkatnya

volume darah selama kehamilan, pertambahan massa jaringan tubuh ibu dan

pertumbuhan janin. Sementara itu, asupan zat besi dari makanan tidak selalu

mencukupi kebutuhan ibu. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan minum

suplemen yang mengandung 250 mg zat besi dalam bentuk ferrous sulfate

atau setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mikrogram asam folat

selama kehamilan. Dimana kandungan kedua zat gizi tersebut telah tersedia

Page 77: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

62

dalam tablet tambah darah. Ibu hamil dianjurkan minum 1 tablet per hari

selama kehamilannya minimal 90 tablet (Damayanti et al., 2017).

Perhitungan kebutuhan makan ibu 3 kali sehari atau 1000-2500 kalori

menghasilkan sekitar 10-15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg saja

yang di absorpsi. Jika ibu mengonsumsi 60 mg zat besi, sebanyak 6-8 mg zat

besi dapat diabsorpsi, jika konsumsi ini dilakukan rutin selama 90 hari maka

total zat besi yang diabsorpsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg didapatkan

dari konsumsi harian ibu (Susiloningtyas, 2012).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa ibu di Indonesia yang

mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi (≥90 tablet) hanya sebesar 48,47%

dan ibu yang mengonsumsi TTD tetapi tidak sesuai rekomendasi (<90 tablet)

sebesar 51,53%. Hal ini menunjukkan lebih dari setengah ibu di Indonesia

tidak patuh mengonsumsi TTD. Persentase kepatuhan konsumsi TTD sesuai

rekomendasi yang rendah juga dipengaruhi oleh cakupan pemberian TTD

belum mencapai target. Berdasarkan Rencana Strategis Kementrian

Kesehatan (Renstra) Tahun 2015-2019 persentase ibu hamil mendapatkan

TTD adalah sebesar 98%, namun cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di

Indonesia tahun 2019 hanya sebesar 64%. Artinya angka tersebut belum

mencapai target Renstra (Kemenkes RI, 2019).

Persentase ibu yang mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi di Indonesia

lebih tinggi dibandingkan di Filipina sebesar 19% (Spring, 2014), Kamboja

(47%) (Lacerte et al., 2011), India 36,9% (Manas et al., 2013), di Adwa,

Tigray Ethiopia (40,9%) (Gebremichael & Welesamuel, 2020), di Hawassa,

Page 78: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

63

Ethiopia Selatan (38,3%) (Kassa et al., 2019), dan di Kiambu County, Kenya

(32,7%) (Kamau et al., 2018). Namun persentase ini jauh lebih rendah jika

dibandingkan dengan beberapa penelitian lain, seperti penelitian di Malaysia

(77,5%) (Theng et al., 2017), Thailand (58%) (Sukchan et al., 2020), Gondar,

Ethiopia (55,3%) (Birhanu et al., 2018), di Debre Markos, Ethiopia Barat

(55,5%) (Abebaw et al., 2020), di Sri Lanka (80,1%) (Malshani et al., 2020),

dan penelitian yang dilakukan Siabani, dkk (2018) di Iran Barat yang

melaporkan kepatuhan konsumsi suplemen zat besi pada wanita hamil relatif

tinggi yaitu 71,6%, hasil penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa meski

kepatuhan terhadap konsumsi suplemen zat besi di Iran Barat relatif tinggi

kebanyakan wanita hamil di sana tidak mulai mengonsumsi suplemen secara

teratur atau pada waktu yang tepat, biasanya karena lupa dan atau karena

mengalami efek samping yang merugikan.

Perbedaaan penelitian ini kemungkinan disebabkan oleh bedanya lokasi

geografis, perbedaan waktu penelitian, pelatihan tenaga kesehatan dan

standar pelayanan kesehatan di tingkat fasilitas kesehatan yang berbeda,

dimana penelitian ini adalah analisis data sekunder dari survei SDKI 2017.

Data responden diperoleh mencakup seluruh wilayah Indonesia, sehingga

tidak semua tenaga kesehatan dan standar pelayanan kesehatan di masing-

masing wilayah memiliki keterampilan yang sama. Sedangkan beberapa

penelitian lain di luar negeri sebagian dilakukan di rumah sakit besar di

perkotaan dengan fasilitas dan standar kesehatan yang lebih baik dan bisa

meningkatkan kepatuhan wanita hamil untuk mengonsumsi tablet zat besi.

Page 79: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

64

Ada alasan berbeda untuk kepatuhan dan ketidakpatuhan terhadap

konsumsi tablet tambah darah, di Indonesia sendiri alasan utama ibu tidak

patuh mengonsumsi TTD adalah tidak suka, mual/muntah karena kehamilan,

bosan, lupa, dan efek samping (Kemenkes RI, 2018). Hasil penelitian di

Debre Morkos, Ethiopia Barat menjelaskan bahwa mendapatkan konseling

dari penyedia layanan kesehatan, dan takut sakit merupakan alasan utama

para ibu hamil untuk patuh mengonsumsi TTD, hal ini karena terjadi

peningkatan pengetahuan tentang anemia (termasuk komplikasi kehamilan),

suplementasi zat besi dan asam folat yang dihasilkan dari konseling yang

tepat. Ibu hamil bersedia mengonsumsi dengan patuh jika penyedia layanan

kesehatan dapat memberikan konseling tentang manfaat tablet tambah darah

dengan baik dan tepat (Abebaw et al., 2020).

Alasan lain untuk kepatuhan wanita hamil mengonsumsi TTD adalah

mendapatkan dukungan keluarga. Alasan di baliknya adalah bahwa ketika

wanita hamil mendapatkan dukungan keluarga, mereka akan memiliki

kesempatan untuk tidak melupakan tablet zat besi dan akan lebih memiliki

perhatian yang besar terhadap konsumsi tablet zat besi. Dukungan keluarga

terutama suami sangat berperan dalam kepatuhan, karena suami menganggap

tablet zat besi sebagai obat dan berpikir harus diminum sepenuhnya tanpa

terlewat, oleh karena itu mereka mengingatkan perempuan untuk meminum

tablet tersebut (Nisar et al., 2014).

Sedangkan alasan utama ibu hamil tidak patuh mengonsumsi TTD adalah

karena lupa. Temuan dari studi kualitatif mengungkapkan bahwa sejak tablet

Page 80: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

65

zat besi diminum pada malam hari, ibu hamil lupa mengonsumsi tablet

tersebut pada siang hari karena disibukkan dengan berbagai pekerjaan dan

pada malam hari mereka lelah dan istirahat. Kurangnya perhatian terhadap

kepatuhan juga dapat menyebabkan wanita hamil lupa untuk mengonsumsi

tablet zat besi. Selain lupa, ketakutan akan efek samping dari tablet zat besi

seperti mual, muntah, diare, dan sembelit juga menjadi alasan

ketidakpatuhan. Ketakutan akan efek samping disebabkan oleh kurangnya

konseling dari penyedia layanan kesehatan dan penurunan pengetahuan

wanita tentang anemia dan tablet zat besi. Melalui penyuluhan yang lebih baik

terkait tablet zat besi, ketidakpatuhan karena takut akan efek samping akan

bisa dikurangi (Abebaw et al., 2020).

Prevalensi anemia yang tinggi mencerminkan ketidakpatuhan terhadap

konsumsi suplemen zat besi sesuai rekomendasi, akan tetapi dengan patuh

saja tidak menutup kemungkinan ibu hamil masih mengalami anemia

dikarenakan cara mengonsumsi suplement zat besi yang masih salah. Agar

penyerapan zat besi menjadi maksimal dianjurkan minum dengan air yang

matang, konsumsi makanan dengan kandungan vitamin yang membantu

penyerapan zat besi seperti vitamin C, serta mengurangi konsumsi makanan

yang dapat menghambat penyerapan zat besi seperti kopi, teh dan susu saat

minum tablet besi (Awalamaroh et al., 2018).

Penelitian yang dilakukan di Kurunegala, Sri Lanka menjelaskan meski

tingkat kepatuhan konsumsi tablet zat besi terbilang tinggi yaitu 80,1%

namun prevalensi anemia ibu selama kehamilan juga tinggi, diduga karena

Page 81: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

66

kepatuhan diet yang buruk. Sri Lanka adalah negara di mana minum teh

adalah tradisi yang kuat sehingga > 85% orang disana secara teratur minum

teh hitam (Malshani et al., 2020).

Teh dan kopi yang mengandung kafein dapat mengganggu penyerapan

zat besi. Selain itu kalsium yang berasal dari produk susu dan olahnnya juga

dapat mengganggu penyerapan zat besi. Suplemen zat besi sebaiknya

dikonsumsi saat perut kosong, atau satu sampai dua jam sebelum atau setelah

makan. Ketidakpatuhan pola makan akan menyebabkan orang kekurangan zat

besi meskipun kepatuhannya dalam mengonsumsi suplemen zat besi

terbilang baik (Malshani et al., 2020).

2. Umur dengan kepatuhan konsumsi TTD

Ibu di Indonesia mayoritas berumur 20-35 tahun sebesar 72,32%. Hasil

penelitian ini menemukan bahwa umur ibu bukanlah faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah, karena hasil

penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan konsumsi tablet tambah darah

pada ibu hamil usia 20-35 tahun baik yang mengonsumsi TTD sesuai

rekomendasi ataupun yang mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi

berturut-turut sebesar 72,49 % dan 72,1%. Usia mempengaruhi pola pikir

seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun) dapat berfikir lebih

rasional dibandingkan ibu dengan usia yang lebih muda atau terlalu tua

(Rachmawati et al., 2017).

Ibu hamil yag usianya lebih tua belum tentu memiliki tingkat konsumsi

tablet tambah darah yang tinggi, sebaliknya ibu hamil berusia lebih muda juga

Page 82: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

67

belum tentu memiliki tingkat konsumsi tablet tambah darah yang rendah.

Tidak semua ibu mengetahui kelompok usia berisiko dan tidak berisiko untuk

hamil, Ibu hamil menganggap usia dan kehamilan tidak berkaitan, padahal

ketika ibu hamil pada usia risiko (<20 tahun), tinggi kemungkinan adanya

komplikasi kehamilan dan akan menimbulkan risiko yang lebih besar

dibandingkan ibu hamil pada usia tidak berisiko (>20 tahun) (Shofiana et al.,

2018). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di India (Mithra et al.,

2014), dan di beberapa bagian dari ethiopia seperti Adwa, Tigray Ethiopia

(Gebremichael & Welesamuel, 2020), dan Zona Barat Laut, Tigray, Ethiopia

yang menemukan bahwa usia tidak berhubungan dengan kepatuhan konsumsi

suplemen zat besi pada wanita hamil (Gebre, 2015).

Berbeda dengan penelitian di Iran Barat (Siabani et al., 2018) dan

penelitian di Distrik Mecha, Amhara Barat yang menemukan bahwa usia

merupakan faktor yang signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi

suplemen besi. Wanita berusia 35-49 tahun tiga kali lebih mungkin patuh

terhadap suplementasi folat besi dibandingkan dengan wanita dengan usia

yang lebih muda (15-24 tahun). Alasannya adalah bahwa wanita yang lebih

tua mungkin lebih memperhatikan kesehatan dan kehamilan mereka,

mendapatkan dukungan dan kerjasama yang diperlukan dari anggota keluarga

mereka dan memiliki pengalaman yang lebih baik dalam pencegahan dan

pengobatan anemia defisiensi besi (Taye et al., 2015).

Page 83: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

68

3. Pendidikan dengan kepatuhan konsumsi TTD

Ibu di Indonesia sebagian besar berpendidikan menengah sebesar 57,45%.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan

ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di

Indonesia karena hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan ibu

dengan pendidikan menengah yang mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi

(58,34%) dan ibu yang konsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi (56,62%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdullahi, dkk (2014) di Khartoum,

Sudan dan penelitian Manas et al., (2013) di Lucknow, India yang

menemukan tidak ada hubungan pendidikan terhadap kepatuhan konsumsi

suplemen zat besi pada ibu hamil. Meski begitu pendidikan diketahui

mempengaruhi status anemia serta pemanfaatan perawatan antenatal.

Kebutuhan akan informasi dan pendidikan ibu yang tidak terpenuhi

mengharuskan petugas kesehatan lebih memaksimalkan perannya terutama

bisa menjelaskan kepada ibu hamil yang buta huruf atau melek huruf (Manas

et al., 2013).

Berbeda dengan hasil penelitian di Adis Ababa, Ethiopia yang

menjelaskan bahwa pendidikan berhubungan dengan kepatuhan konsumsi

suplemen zat besi. Wanita hamil dengan status pendidikan tamat sekolah

menengah dan perguruan tinggi setidaknya 4 kali lebih mungkin untuk

mematuhi konsumsi suplemen zat besi dibandingkan dengan mereka yang

tidak dapat membaca dan menulis (Nasir et al., 2020). Penelitian lain di

Denbiya, Ethiopia juga mengungkapkan bahwa pendidikan ibu merupakan

Page 84: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

69

faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi suplemen zat besi, ibu

hamil yang memiliki pendidikan menengah ke atas 3,44 kali memiliki

kepatuhan yang baik terhadap konsumsi suplemen zat besi dibandingkan

mereka yang tidak memiliki pendidikan mengah ke atas. Hal ini karena

pendidikan lebih mungkin untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil tentang

dampak dari kekurangan zat besi, dan wanita yang berpendidikan memiliki

kemampuan untuk memahami dan menerima masukan dari petugas kesehatan

terkait informasi yang diberikan mengenai manfaat suplemen zat besi

(Tarekegn et al., 2019).

Perbedaan penelitian karena sebagian besar ibu di Indonesia menempuh

pendidikan formal paling banyak pada tamatan sekolah menengah. Informasi

terkait tablet tambah darah tidak selalu diperoleh disekolah sehingga hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan seseorang tidak selalu berpengaruh terhadap

kepatuhan konsumsi tablet tambah darah. Apabila ibu hamil memiliki banyak

pengalaman yang terkait dengan kesehatan, dan memiliki kematangan jiwa

serta emosi dalam mengambil keputusan maka ibu hamil akan patuh

mengonsumsi tablet setiap hari. Ibu hamil tidak hanya mendapat informasi

terkait kehamilan dari bangku sekolah, namun bisa juga dari berbagai sumber

salah satunya saat kunjungan kehamilan di puskesmas, kelas ibu hamil, atau

saat posyandu (Shofiana et al., 2018).

4. Pekerjaan dengan kepatuhan konsumsi TTD

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan

ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (p value 0,943). Dalam

Page 85: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

70

penelitian ini lebih banyak ibu bekerja dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

Konsumsi tablet tambah darah sesuai rekomendasi dan tidak sesuai

rekomendasi semua didominasi oleh ibu yang bekerja.

Pekerjaan erat kaitannya dengan status ekonomi yang mengacu pada

penghasilan dan juga ibu yang bekerja cenderung mudah mendapatkan

informasi karena mereka sering berinteraksi dengan orang lain dibandingkan

ibu yang tidak bekerja. Ibu hamil yang memiliki penghasilan berhubungan

dengan kemampuan ibu untuk memperoleh pengetahuan tentang tablet besi

dan anemia. Hal ini terlihat dari kepemilikan smartphone atau media yang

dapat digunakan ibu untuk mengakses informasi mengenai tablet zat besi dan

anemia (Aminin & Dewi, 2020).

Ibu yang tidak bekerja berarti tidak mempunyai penghasilan, sedangkan

ibu yang bekerja memiliki penghasilan yang membuat mereka lebih mudah

untuk membeli tablet tambah darah, akan tetapi bukan berarti ibu yang tidak

bekerja tidak bisa mendapatkan tablet tambah darah, karena tablet bisa

diperoleh secara gratis melalui pelayanan kesehatan seperti saat kunjungan

ANC (Juanda, 2020). Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan

padat lebih memilih untuk mementingkan karirnya dibandingkan dengan

kesehatannya sendiri, sehingga sulit untuk patuh dalam melakukan kunjungan

ANC dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki waktu yang

lebih luang untuk dapat mengatur dan menjadwalkan kunjungan ANC secara

optimal (Rachmawati et al., 2017).

Page 86: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

71

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian di Sri Lanka yang

menemukan bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi

suplemen zat besi dan asam folat, dimana kepatuhan ibu mengonsumsi

suplemen besi dan asam folat 1,7 kali lebih besar di antara ibu yang tidak

bekerja, hal ini karena perencanaan dan penjadwalan waktu ibu yang bekerja

lebih baik, termasuk kapan harus mengonsumsi suplemen, oleh ibu yang

bekerja (Malshani et al., 2020).

5. Paritas dengan kepatuhan konsumsi TTD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

paritas ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil

di Indonesia karena berdasarkan hasil pada Tabel 4.4 persentase kepatuhan

konsumsi TTD ibu hamil sesuai rekomendasi dan tidak sesuai rekomendasi

semuanya didominasi oleh ibu multipara dan hasilnya tidak jauh berbeda

(62,16 % dan 61,32 %).

Kehamilan pertama kali (primipara) dikaitkan dengan kepatuhan

konsumsi tablet zat besi dan asam folat yang tinggi, hal ini dapat dipengaruhi

oleh saat pertama kali hamil ibu sangat berhati-hati sehingga ibu mengikuti

saran terkait konsumsi tablet zat besi dan asam folat untuk memastikan

kondisi ibu dan janin terjaga dengan baik. Wanita yang pernah hamil dan

memiliki pengalam melahirkan sudah beberapa kali (Grandemultipara)

mungkin mengalami efek samping yang tidak diinginkan oleh karena itu

mereka ragu untuk mengonsumsi kembali tablet zat besi dan asam folat

(Kamau et al., 2018).

Page 87: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

72

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nasir et al., (2020) di Adis

Ababa, Ethiopia yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signfikan antara paritas ibu dengan kepatuhan konsumsi suplemen besi dan

asam folat selama kehamilan. Berbeda dengan penelitian di Bahir Dar,

Ethiopia yang menemukan bahwa paritas merupakan faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan terhadap suplemen besi, menurut penelitan

tersebut ibu multipara 2,28 kali dan ibu primipara 3,45 kali lebih mungkin

untuk mematuhi penggunaan suplemen besi dibandingkan ibu nulipara.

Kepatuhan ini mungkin karena alasan ibu primipara dan multipara memiliki

pengalaman meredakan gejala, takut terjadi komplikasi lebih lanjut karena

kehilangan darah selama persalinan, dan mengalami penurunan simpanan zat

besi karena kehamilan sebelumnya (Mekonnen et al., 2017).

Paritas ibu juga mempengaruhi kunjungan ibu hamil ke fasilitas

kesehatan. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir

dengan kehamilannya lagi sehingga menurunkan angka kunjungannya,

sedangkan ibu dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu

yang baru sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk melakukan

kunjungan ke fasilitas kesehatan (Rachmawati et al., 2017).

6. Kuantitas ANC dengan kepatuhan konsumsi TTD

Pada penelitian ini kuantitas Ante Natal Care (ANC) berhubungan

dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

Ibu dengan Kuantitas ANC kurang, beresiko 2,085 kali untuk mengonsumsi

TTD tidak sesuai rekomendasi dibandingkan dengan ibu dengan kuantitas

Page 88: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

73

ANC baik. Ibu hamil yang mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi 85,86 %

adalah ibu dengan jumlah kunjungan ANC ≥ 4 kali selama kehamilan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian di Kamboja (Lacerte et al., 2011)

yang menjelaskan bahwa jumlah kunjungan ANC merupakan prediktor

kepatuhan konsumsi tablet Fe. Peneltian Tarekegn et al., (2019) di Distrik

Denbiya, Ethiopia juga menjelaskan bahwa jumlah kunjungan ANC

ditemukan sebagai faktor p[enentu kepatuhan konsumsi suplemen zat besi,

ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC tiga kali atau lebih, 4,14 kali lebih

patuh mengonsumsi suplemen zat besi dibandingkan ibu hamil yang hanya

melakukan satu kali kunjungan ANC.

Ante Natal Care (ANC) merupakan pelayanan komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Pelayanan tersebut dapat

diberikan oleh dokter, bidan, perawat dan tenaga medis lain yang terlatih dan

profesional. Tujuannya untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran

dengan mencegah, mendeteksi, dan mengatasi 3 masalah kesehatan selama

kehamilan yang memengaruhi ibu hamil dan janinnya, meliputi komplikasi

kehamilan, kondisi yang mungkin dapat membahayakan kehamilan ibu, serta

efek dari gaya hidup yang tidak sehat (Rachmawati et al., 2017).

Kunjungan ANC merupakan peluang yang baik untuk meningkatkan

kepatuhan karena dengan melakukan kunjungan ANC disanalah terjadi

pertemuan dan diskusi antara ibu hamil dengan tenaga kesehatan, dengan

demikian tenaga kesehatan dapat memberikan informasi terkait manfaat dari

suplemen zat besi untuk ibu hamil. Petugas kesehatan mempunyai peran

Page 89: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

74

penting untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi

suplemen zat besi dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan tepat

kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya (Abebaw et al., 2020).

Ibu hamil dengan kunjungan ANC minimal 4 kali (satu kali pada

trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester

ketiga) memiliki peluang yang lebih besar untuk patuh mengonsumsi

suplemen zat besi, karena suplemen zat besi diperoleh saat melakukan

kunjungan dan juga dijelaskan manfaat terkait konsumsi suplemen zat besi

tersebut saat melakukan kunjungan ANC (Juanda, 2020).

7. Kualitas ANC dengan kepatuhan konsumsi TTD

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kualitas Ante Natal

Care (ANC) ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah di

Indonesia. Ibu dengan kualitas ANC kurang, beresiko 1,655 kali untuk

mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi dibandingkan dengan ibu

dengan kualitas ANC baik. Ibu yang mengonsumsi TTD sesuai rekomendasi

81.19% adalah ibu dengan kualitas ANC baik. Pemeriksaan kehamilan saat

kegiatan ANC sangat disarankan bagi ibu hamil untuk memonitor kesehatan

ibu dan janin dalam kandungan. Pentingnya pemeriksaan kehamilan ini

berguna dalam mepertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, memonitor

kesehatan ibu dan janin supaya saat persalinan aman, tercapainya kesehatan

bayi yang optimal, mendeteksi dini, mengatasi komplikasi dan penyakit

kehamilan yang mungkin dapat muncul seperti (hipertensi dalam kehamilan,

Page 90: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

75

diabetes dalam kehamilan, anemia, berat bayi lahir rendah, kehamilan anggur,

dll) (Hamdiyah, 2019).

Mendapatkan pelayanan antenatal juga berguna untuk membangun rasa

saling percaya antara klien dan petugas kesehatan, memperoleh informasi

dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya, mengidentifikasi dan

menatalaksana kehamilan resiko tinggi, mengupayakan terwujudnya kondisi

terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya, memberikan pendidikan

kesehatan yang diperlukan dan merawat bayi, menghindari gangguan

kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu

hamil dan bayi yang dikandungnya (Hamdiyah, 2019).

Kegiatan dalam pelayanan antenatal yang tidak lengkap akan berdampak

pada sulinya mendeteksi faktor-faktor risiko kemungkinan komplikasi

kehamilan pada ibu hamil. Seringkali kegiatan ANC yang tidak lengkap

terjadi karena ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan fisik saja (berat

badan, tinggi badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, letak janin, dan

denyut jantung janin), sedangkan pemeriksaan yang lainnya diabaikan. Setiap

unsur pelayanan antenatal harus dilakukan secara lengkap mengikuti standar

minimal pelayanan antenatal “10 T” hal ini bertujuan agar pelayanan

antenatal yang diberi berkualitas dan dapat mendeteksi komplikasi secara

tepat sehingga dapat merencanakan pelayanan khusus yang dibutuhkan ibu

(Ruwayda, 2016).

Salah satu kegiatan penting saat ANC adalah pemberian tablet tambah

darah dan kegiatan konseling. Tujuan diberikan tablet tersebut yaitu untuk

Page 91: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

76

mencegah terjadinya anemia. Apabila ibu hamil mengalami anemia dapat

menyebabkan meningkatnya resiko keguguran, prematuritas, atau berat bayi

lahir rendah (BBLR). Selain itu pada saat kegiatan ANC ibu juga

diberitahukan tentang komplikasi kehamilan sehingga dengan diberitahu

tentang komplikasi kehamilan ibu akan lebih menyadari pentingnya

mengikuti anjuran dari petugas kesehatan terutama akan patuh mengonsumsi

tablet tambah darah sesuai rekomendasi (Juanda, 2020).

Penelitian di Adis Ababa, Ethiopia mengungkapkan konseling yang

efektif selama kunjungan ANC adalah alasan utama kepatuhan yang baik

terhadap konsumsi suplemen zat besi. Melalui konseling yang efektif saat

kegiatan ANC dengan menyarankan strategi untuk mengingat tablet zat besi

seperti meletakkan di tempat yang bisa dilihat setiap hari, mengonsumsi tablet

sebelum atau setelah makan untuk meminimalkan efek samping dapat

meningkatkan kepatuhan konsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil (Nasir

et al., 2020). Penelitian di Tigray, Ethiopia juga menjelaskan bahwa

konseling adalah faktor yang ditemukan terkait dengan kepatuhan terhadap

suplemen zat besi. Kemungkinan kepatuhan 4,21 kali lebih tinggi di antara

ibu yang menerima konseling dibandingkan ibu hamil yang tidak menerima

konseling (Gebremichael & Welesamuel, 2020).

8. Tenaga pemeriksa kehamilan dengan kepatuhan konsumsi TTD

Hasil penelitian menunjukkan tenaga pemeriksa kehamilan berhubungan

dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

Hampir semua (96,25%) ibu di Indonesia periksa kehamilan dengan tenaga

Page 92: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

77

kesehatan. Ibu hamil yang periksa kehamilan bukan dengan tenaga kesehatan

beresiko 1,816 kali untuk mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi

dibandingkan ibu yang periksa kehamilan dengan tenaga kesehatan. Perilaku

tenaga kesehatan mampu memberikan penyuluhan seoptimal mungkin

terutama tentang pentingnya mengonsumsi suplemen zat besi pada ibu hamil

untuk menjaga kesehatan diri dan janin yang dikandung. selain itu perhatian

yang diberikan tenaga kesehatan seperti memberi pelayanan dengan

tersenyum, serta memberi umpan balik atas kunjungan sebelumnya dapat

meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan sehingga diharapkan

kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet zat besi dapat ditingkatkan

(Juanda, 2020).

Hasil penelitian Selvaraj et al., (2017) di Tamil India, wanita hamil

memiliki persepsi positif terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan sehingga kepuasan terhadap pelayanan kesehatan bisa

mempengaruhi kepatuhan konsumsi suplemen zat besi. Sedangkan pelayanan

dari bukan tenaga kesehatan misalnya dukun bayi, ibu hamil yang memilih

dukun bayi untuk memeriksakan kehamilan ataupun untuk menolong saat

melahirkan dengan alasan karena tidak bisa menghubungi bidan, selain itu

biaya yang dikeluarkan juga cukup murah.

Pengetahuan dan keterampilan dukun bayi tidak diperoleh dari

pendidikan formal, melainkan bentuk proses sosial semata. Dalam

prakteknya sebagian menggunakan bantuan kekuatan spiritual sehingga

sangat terbatas sekali pengetahuan tentang ilmu kesehatan yang berkaitan

Page 93: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

78

dengan kehamilan ibu termasuk pengetahuan tentang manfaat tablet zat besi

(Habari, 2020).

9. Tempat tinggal dengan kepatuhan konsumsi TTD

Tempat tinggal merupakan faktor yang signifikan berhubungan dengan

kepatuhan konsumsi TTD. Ibu hamil yang tinggal di pedesaan beresiko 1,257

kali untuk mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi dibandingkan dengan

ibu yang tinggal di perkotaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian di

Gondar Ethiopia yang menemukan bahwa tempat tinggal berhubungan

dengan kepatuhan terhadap suplementasi zat besi dan asam folat. Wanita di

perkotaan lebih cenderung untuk mematuhi suplemen zat besi daripada

wanita di pedesaan. Penduduk perkotaan memiliki keistimewaan terhadap

faktor pendukung dibandingkan dengan penduduk pedesaan, penduduk

perkotaan memiliki akses yang lebih baik ke fasilitas kesehatan (Birhanu et

al., 2018). Berbeda dengan hasil penelitian di Tigay Ethiopia menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara wanita hamil di perkotaan

dan di pedesaan dalam hal kepatuhan terhadap konsumsi suplemen zat besi

(Gebre, 2015).

Wanita di pedesaan memiliki informasi terbatas tentang suplemen zat

besi dan asam folat serta manfaatnya. Beberapa alasan terkait hal tersebut,

mereka malas melakukan kunjungan kesehatan karena jarak ke fasilitas

kesehatan yang jauh, kemiskinan dan tidak ada informasi yang diberikan oleh

dokter bahkan ketika mereka mengunjungi fasilitas kesehatan. Sumber

informasi tentang sumplemen zat besi dan asam folat berbeda antara di

Page 94: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

79

perkotaan dan di pedesaan, wanita yang tinggal diperkotaan akan cenderung

menerima informasi lebih cepat dari berbagai sumber karena akses pelayanan

kesehatan di perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan di pedesaan (Nisar et

al., 2014).

Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta

semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi

ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC sehingga peluang ibu untuk

mendapatkan tablet zat besi sangat kecil. Jauhnya jarak ke fasilitas kesehatan

akan membuat ibu berfikir dua kali untuk melakukan kunjungan karena akan

memakan banyak waktu dan tenaga setiap melakukan kunjungan

(Rachmawati et al., 2017).

10. Sosial ekonomi dengan kepatuhan konsumsi TTD

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara

statistik antara status sosial ekonomi ibu dengan kepatuhan konsumsi tablet

tambah darah di Indonesia. Ibu hamil dengan status sosial ekonomi sangat

miskin beresiko 2 kali untuk mengonsumsi TTD tidak sesuai rekomendasi

dibandingkan ibu hamil dengan status sosial ekonomi sangat kaya. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kiambu, Kenya yang

menjelaskan bahwa faktor sosial ekonomi terutama pendapatan tinggi

berpengaruh terhadap kepatuhan yang baik dalam mengonsumsi suplemen zat

besi (Kamau et al., 2018).

Berbeda dengan penelitian di Lucknow, India yang menemukan bahwa

status sosial ekonomi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi tablet

Page 95: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

80

zat besi, namun dalam penelitian tersebut menjelaskan latar belakang sosial

perlu mendapat perhatian khusus. Seringkali lingkungan sosial dan kendala

budaya menjadi kendala dalam mencari perawatan kesehatan yang tepat tidak

hanya untuk konsumsi tablet zat besi tapi juga untuk peningkatan status

kesehatan ibu sehingga akar penyebab dari masalah ekonomi harus diatasi

(Manas et al., 2013). Penelitian di Tamil, India juga menyebutkan bahwa

wanita dari rumah tangga dengan kuintil kekayaan tinggi cenderung tidak

mematuhi suplemen zat besi karena kesehatan yang baik dan dapat

mengaksesnya saat dibutuhkan (Selvaraj et al., 2017).

Pendapatan mempengaruhi sosial ekonomi keluarga, pendapatan

keluarga yang rendah cenderung mempengaruhi ibu untuk tidak mematuhi

konsumsi tablet zat besi dibandingkan dengan keluarga yang memiliki

pendapatan yang lebih tinggi (Agegnehu et al., 2019). Ibu yang berada dalam

ekonomi yang berkecukupan akan bisa memenuhi kebutuhan selama

kehamilan terutama kebutuhan dalam mengonsumsi makanan yang bergizi.

Sebaliknya, ibu hamil yang berada dalam ekonomi yang kurang maka akan

sulit untuk memenuhi kebutuhannya karena ibu akan mengutamakan

kebutuhan keluarga terlebih dahulu dan tidak memikirkan kebutuhan

makanan bagi dirinya sendiri (Juanda, 2020).

Pendapatan keluarga yang kurang menyebabkan penurunan kebutuhan

makan sehari-hari sehingga keluarga harus mengurangi jumlah dan kualitas

makanan ibu hamil per hari yang berakibat pada penurunan status gizi.

Sumber makanan yang dibutuhan untuk mencegah anemia umumnya berasal

Page 96: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

81

dari sumber protein yang lebih mahal, dan sulit dibeli oleh mereka yang

berpenghasilan rendah (Nur et al., 2018). Defisiensi makronutrient lebih

umum disebabkan oleh asupan makanan yang buruk, namun secara khusus

kekurangan zat besi, kalsium, folat, seng, tiamin, riboflavin, dan vitamin A,

D, B6, dan B12 sangat sering terjadi dan menjadi perhatian di kalangan

wanita usia subur, penyebabnya adalah tingkat pendapatan yang rendah dan

kurangnya pendidikan tentang praktik sehat seperti pola makan sehat

(Dunneram & Jeewon, 2015).

Status sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi kunjungan ibu hamil

ke fasilitas kesehatan. Alasannya ibu hamil dengan penghasilan keluarga

yang rendah akan lebih dahulu memprioritaskan pemenuhan kebutuhan

pokok untuk keluarganya sehingga hal lain menjadi terabaikan termasuk

kebutuhan terkait kesehatan kehamilannya. Rendahnya penghasilan keluarga

akan rendah pula angka kunjungan ibu ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk

memeriksakan kehamilannya (Rachmawati et al., 2017).

Page 97: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ibu hamil di Indonesia mengonsumsi tablet tambah darah dengan tingkat

kepatuhan sebagian besar tidak sesuai rekomendasi.

2. Ibu hamil di Indonesia mayoritas berusia 20-35 tahun, sebagian besar

dengan pendidikan menengah, lebih dari setengah ibu bekerja, sebagian

besar dengan paritas multipara, mayoritas ibu dengan kuantitas dan kualitas

ANC baik, hampir semua ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dengan

tenaga kesehatan.

3. Ibu hamil di Indonesia sebagian besar tinggal di perkotaan dan status sosial

ekonomi yang mendominasi adalah sangat miskin.

4. Kuantitas ANC, kualitas ANC, tenaga pemeriksa kehamilan, tempat tinggal

dan status sosial ekonomi berhubungan signifikan secara statistik dengan

kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

5. Kuantitas ANC adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan

kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil di Indonesia.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat, khususnya ibu penting untuk melakukan kunjungan ANC

lengkap selama kehamilan, dan periksa kehamilan sebaiknya dengan tenaga

kesehatan. Bagi masyarakat umum dan orang terdekat ibu juga diharapkan

memberikan dorongan dan motivasi kepada ibu untuk datang kunjungan

Page 98: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

83

ANC sehingga dari kunjungan tersebut ibu bisa mendapatkan informasi

tentang tablet tambah darah.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Bengkulu, diharapkan penelitian ini nantinya

dapat menambah pengetahuan dan ilmu baru terkait faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu

hamil sehingga menjadi bahan ajar yang dapat dibahas di beberapa jurusan

terkait dengan ilmu gizi.

3. Bagi Peneliti Lain, diharapkan selanjutnya lebih mengembangkan

penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang belum diteliti dalam

penelitian ini seperti (pengetahuan tentang tablet Fe, pengetahuan anemia,

pola makan, dukungan keluarga, dan sikap ibu hamil) tentunya

menggunakan data yang mewakili seluruh masyarakat di Indonesia (data

nasional).

4. Bagi Kementrian Kesehatan, perlunya kehadiran tenaga gizi di fasilitas

kesehatan khususnya di tempat pemeriksaan kehamilan, mengaktifkan

kembali pengawas minum tablet tambah darah, memberikan edukasi dan

konseling gizi tentang manfaat, efek samping, dan cara mengonsumsi tablet

tambah darah dengan benar saat kegiatan ANC sehingga bisa mengurangi

ketidakpatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet tambah darah yang tidak

sesuai rekomendasi, dan menambah akses pelayanan kesehatan di pedesaan,

serta mengadakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat

miskin.

Page 99: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, H., Gasim, G. I., Saeed, A., Imam, A. M., & Adam, I. (2014). Antenatal

iron and folic acid supplementation use by pregnant women in Khartoum,

Sudan. BMC Research Notes, 7(1), 1–4. https://doi.org/10.1186/1756-0500-7-

498

Abebaw, B., Dessie, Y., Baraki, N., Oumer, A., & Gebru, M. (2020). Adherence to

iron and folic acid supplementation and associated factors among antenatal

care attendants in Northwest Ethiopia. International Journal of Public Health

Science, 9(1), 20–28. https://doi.org/10.11591/ijphs.v9i1.20385

Agegnehu, G., Atenafu, A., Dagne, H., & Dagnew, B. (2019). Adherence to Iron

and Folic Acid Supplement and Its Associated Factors among Antenatal Care

Attendant Mothers in Lay Armachiho Health Centers, Northwest, Ethiopia,

2017. International Journal of Reproductive Medicine, 2019, 1–9.

https://doi.org/10.1155/2019/5863737

Agustina, W. (2019). Perbandingan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil yang

Mengkomsumsi Tablet Besi dengan dan Tanpa Vitamin C di Wilayah Kerja

Puskesmas Langsa Lama tahun 2019. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 2(2),

76–87.

Al-Yaqoobi, H. S. S. (2015). The Impact of Daily Iron Supplementation on

Hemoglobin Levels of Pregnant Omani Women. Canadian Journal of Clinical

Nutrition, 3(1), 15–31. https://doi.org/10.14206/canad.j.clin.nutr.2015.01.03

Aminin, F., & Dewi, U. (2020). Kepatuhan Ibu Hamil mengkonsumsi Tablet Fe di

Kota Tanjung pinang tahun 2017. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of

Ners and Midwifery), 7(2), 285–292.

https://doi.org/10.26699/jnk.v7i2.art.p285-292

Anggraini, D. D. (2018). Faktor Predisposisi Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (FE) dan Anemia pada Ibu Hamil.

Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1), 9–22.

https://doi.org/10.30994/sjik.v7i1.141

Anggraini, D. D., Purnomo, W., & Trijanto, B. (2018). Interaksi Ibu Hamil dengan

Tenaga Kesehatan dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Besi (Fe) dan Anemia di Puskesmas Kota Wilayah

Selatan Kota Kediri. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(2), 82–89.

https://doi.org/10.22435/hsr.v21i2.346

Awalamaroh, F. A., Rahayu, L. S., & Yuliana, I. (2018). Kepatuhan mengonsumsi

tablet Fe berhubungan dengan status anemia pada ibu hamil. ARGIPA, 3(2),

80–90.

Birhanu, T. M., Birarra, M. K., & Mekonnen, F. A. (2018). Compliance to iron and

folic acid supplementation in pregnancy, Northwest Ethiopia. BMC Research

Notes, 11(1), 3–7. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3433-3

BPS. (2017). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Kerjasama

Page 100: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

85

BPS, BKKBN dan Kementerian Kesehatan. Measure DHS ICF International.

Chalik, R. (2019). Kepatuhan Ibu Hamil dalam Meminum Tablet Fe dengan

Kejadian Anemia di Puskesmas Maccini Sawah Kota Makassar. Media

Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 10(1), 37.

https://doi.org/10.32382/jmk.v10i1.902

Dahlan M.S. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika.

Damayanti, D., Pritasari, & Lestari, N. T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan.

Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Darmawan, A. . K. N. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan

Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Desa Pemecutan

Kelod Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal Dunia Kesehatan, 5(2), 29–39.

Darmawati, Laila, K., Kamil, H., & Tahlil, T. (2018). Hubungan Status Sosial

Ekonomi dengan Kejadian Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil. Idea

Nursing Journal, 9(3), 6–13.

Dunneram, Y., & Jeewon, R. (2015). Healthy Diet and Nutrition Education

Program among Women of Reproductive Age: a Necessity of Multilevel

Strategies or Community Responsibility. Health Promotion Perspectives,

5(2), 116–127. https://doi.org/10.15171/hpp.2015.014

Erlina, R., Larasati, T. A., & Kurniawan, B. (2013). Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas rawat inap Panjang Bandar Lampung. Jurnal Majority, 2(4), 29–

34.

Fratiwi Febbryanti, R., Alam Fajar, N., & Purnama Sari, I. (2016). The Relationship

Antenatal Care Visits With Caesarean Section Delivery in Indonesia (Analysis

Data IDHS 2012). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2), 89–95.

https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.2.89-95

Gebre, A. (2015). Assessment of Factors Associated with Adherence to Iron-Folic

Acid Supplementation Among Urban and Rural Pregnant Women in North

Western Zone of Tigray, Ethiopia: Comparative Study. International Journal

of Nutrition and Food Sciences, 4(2), 161.

https://doi.org/10.11648/j.ijnfs.20150402.16

Gebremichael, T. G., & Welesamuel, T. G. (2020). Adherence to iron-folic acid

supplement and associated factors among antenatal care attending pregnant

mothers in governmental health institutions of Adwa town, Tigray, Ethiopia:

Cross-sectional study. PLoS ONE, 15(1), 1–11.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227090

Guspaneza, E., & Martha, E. (2019). Analisis Faktor Penyebab Kejadian Anemia

pada Ibu Hamil di Indonesia ( Analisis Data SDKI 2017 ). Jurnal Kesehatan

Masyarakat Aceh, 5(2), 399–406.

https://doi.org/https://doi.org/10.37598/jukema.v5i2.735

Page 101: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

86

Habari, Ramli, N. (2020). Bidan atau Dukun? Pilihan Ibu Hamil dalam Pertolongan

Melahirkan (Studi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sulamadaha

Kota Ternate). Journal of Ethnic Diversity and Local Wisdom, 2(2), 52–58.

Hamdiyah. (2019). Pelaksanaan Standar Asuhan Pelayanan Antenatal oleh Bidan

di Wilayah Kerja Puskesmas Amparita Kabupaten Sindereng Rapping tahun

2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra, 7(1), 26–31.

Handayani, L. (2013). Peran Petugas Kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Besi. KESMAS, 7(2), 83–88.

Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A.,

Sukmana, D. J., & Auliya, N. H. (2020). Metode Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif (H. Abadi (ed.); Cetakan I, Issue March). CV. Pustaka Ilmu Group.

Juanda, S. F. E. (2020). Factors that Influence the Adherence of Pregnant Women

in Consuming Iron Supplements : Systematic Literature Review.

PLACENTUM Health Scientific Journals and Their Applications, 8(1), 18–24.

Juarna, Hartini, L., & Dewi, R. (2015). Keteraturan dan Cara Mengkonsumsi Tablet

Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Media Kesehatan, 8(1),

01–99.

Junianti, E. Z. (2012). Hubungan Sosial Ekonomi dan Asupan Tablet Fe dengan

Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangapa

Tahun 2012. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Kamau, M. W., Mirie, W., & Kimani, S. (2018). Compliance with Iron and folic

acid supplementation (IFAS) and associated factors among pregnant women:

Results from a cross-sectional study in Kiambu County, Kenya. BMC Public

Health, 18(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12889-018-5437-2

Kamidah. (2015). Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskesmas Simo Boyolali. Gaster, XII(1), 36–45.

Kassa, Z. Y., Awraris, T., Daba, A. K., & Tenaw, Z. (2019). Compliance with iron

folic acid and associated factors among pregnant women through pill count in

Hawassa city, South Ethiopia: A community based cross-sectional study.

Reproductive Health, 16(1), 10–17. https://doi.org/10.1186/s12978-019-0679-

8

Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 88

Tahun 2014 Tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur

dan Ibu Hamil.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang

Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan

Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta

Pelayanan Kesehatan Seksual, Kemenkes RI 1 (2014).

Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Page 102: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

87

Kemenkes RI. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementerian

Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang

Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Keswara, U. R., & Hastuti, Y. (2017). Efektifitas Pemberian Tablet Fe Terhadap

Peningkatan Kadar Hb Pada Ibu Hamil. Jurnal Dunia Kesmas, 6(1), 17–21.

Khoiriah, A., & Latifah. (2020). Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu Hamil di

Posyandu Mawar Berduri Rt 05 Kelurahan Tuan Kentang Kecamatan

Jakabaring Kota Pelembang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan, 2(1),

1–8.

Kurniawan, R., & Melaniani, S. (2018). Hubungan Paritas, Penolong Persalinan

dan Jarak Kehamilan dengan Angka Kematian Bayi di Jawa Timur. Jurnal

Biometrika Dan Kependudukan, 7(2), 113.

https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.113-121

Lacerte, P., Pradipasen, M., Temcharoen, P., Imamee, N., & Vorapongsathorn, T.

(2011). Determinants of adherence to iron/folate supplementation during

pregnancy in two provinces in Cambodia. Asia-Pacific Journal of Public

Health, 23(3), 315–323. https://doi.org/10.1177/1010539511403133

Laksono, A. D., Rukmini, R., & Wulandari, R. D. (2020). Regional disparities in

antenatal care utilization in Indonesia. PLoS ONE, 15(2), 1–13.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0224006

Litasari, D., Sartono, A., & Mufnaetty. (2014). Kepatuhan Minum Tablet Zat Besi

dengan Peningkatan Kadar Hb Ibu Hamil di Puskesmas Purwoyoso Semarang.

Jurnal Gizi, 3(2), 25–33.

Malshani, Pathirathna, Wimalasiri, K. M. ., Sekijima, K., & Sadakata, M. (2020).

Maternal Compliance to Recommended Iron and Folic Acid Suplementation

in Pregnancy, Sri Langka: A Hospital-Based Cross-Sectional Study. Nutrients,

12(3266), 1–10. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/nu12113266

Manas, R. P., Mohan, U., Singh, S. K., Singh, V. K., & Srivastava, A. K. (2013).

Socio-economic determinants of adherence to iron and folic acid tablets

among rural ante-natal mothers in Lucknow, India. National Journal of

Community Medicine., 4(3), 386–391.

Mardhiah, A., & Marlina, M. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil. Window of Health : Jurnal

Kesehatan, 2(3), 266–276. https://doi.org/10.33368/woh.v0i0.182

Mariza, A. (2016). Hubungan Pendidikan dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di BPS T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun

2015. Kesehatan Holistik, 10(1), 5.

Page 103: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

88

Martha, E., & Hayati, H. (2020). Status Gizi dan Sosial Ekonomi sebagai Penyebab

Anemia Ibu Hamil. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(1), 1.

https://doi.org/10.30597/mkmi.v16i1.8658

Mekonnen, A., Awoke, Z., & Goba, G. (2017). Adherence And Associated Factors

On Iron Folate Supplement Use Among Pregnant Women Attending Antenatal

Care In Selected Health Facilities Of Bahir Dar Town, Northwest Ethiopia

2015. WJPLS, 3(1), 68–90.

Mithra, P., Unnikrishnan, B., Rekha, T., Nithin, K., Mohan, K., Kulkarni, V.,

Kulkarni, V., & Agarwal, D. (2014). Compliance with iron-folic acid (IFA)

therapy among pregnant women in an urban area of south India. African

Health Sciences, 14(1), 880–885. https://doi.org/10.4314/ahs.v13i4.3

Nasir, B. B., Fentie, A. M., & Adisu, M. K. (2020). Adherence to iron and folic acid

supplementation and prevalence of anemia among pregnant women attending

antenatal care clinic at Tikur Anbessa Specialized Hospital, Ethiopia. PLoS

ONE, 15(5), 1–11. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0232625

Nisar, Y. B., Alam, A., Aurangzeb, B., & Dibley, M. J. (2014). Perceptions of

antenatal iron-folic acid supplements in urban and rural Pakistan: A qualitative

study. BMC Pregnancy and Childbirth, 14(1), 1–12.

https://doi.org/10.1186/1471-2393-14-344

Nur, R., Rahman, A., Anaparagna, S, N., Syam, S., S., N., & Pitriani, P. (2018).

Socio-Economic, Fe Tablet Consumtion and Anemia Incidence in Pregnant

Women on Community Health Center Talise in Palu. International Journal of

Development Research, 08(11), 23974–23979.

Nurmasari, V., & Sumarmi, S. (2019). Hubungan Keteraturan Kunjungan Antenatal

Care dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil Trimester III di Kecamatan Maron Probolinggo. Amerta Nutrition, 3(1),

4–7. https://doi.org/10.20473/amnt.v3.i1.2019.46-51

Oktaviani. (2018). Faktor Asupan Zat Besi dan Sosio Ekonomi dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Skala Kesehatan, 9(1).

https://doi.org/10.31964/jsk.v9i1.145

Permana, V. A., Sulistiyawati, A., & Meliyanti, M. (2019). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di

Puskesmas Griya Antapani Kota Bandung tahun 2019. Jurnal Sehat Masada,

XIII(2), 50–59.

Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif (T. Chandra (ed.); 2016th ed.).

Zifatama Publishing.

Putri, M. (2016). Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu

Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe. Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang

Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority, 7(1),

Page 104: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

89

72–76.

Rahmi, R. F. (2019). Hubungan tingkat kepatuhan dosis, waktu dan cara

mengkonsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan umur

kehamilan 28-31 minggu di puskesmas semanu. Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta.

Ratih, R. H. (2017). Pengaruh Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) Terhadap

Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil yang Anemia. JOMIS

(Journal Of Midwifery Science), 1(1), 30–34.

Rikwan, & Sari, N. G. A. W. (2018). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Konsumsi

Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi Moutong.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya), 20(1), 17–21.

Rimawati, E., Kusumawati, E., Gamelia, E., Sumarah, & Nugraheni, S. A. (2018).

Intervensi Suplemen Makanan untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada

Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(3), 161–170.

Ruwayda. (2016). Pelaksanaan Standar Pelayanan Antenatal oleh Bidan di

Puskesmas Kota Jambi. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 12(2), 91–

97.

Selvaraj, K., Arumugasamy, P., & Sarkar, S. (2017). Compliance and patterns of

iron-folic acid intake among adolescent girls and antenatal women ini rural

Tamil Nadu. CHRISMED Journal of Health and Research, 4(2), 87–93.

https://doi.org/10.4103/cjhr.

Sembiring, R., Lestari, J., & Adenora. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Ibu Hamil Tentang Manfaat Mengkonsumsi Zat Besi di Desa Garingging

Tahun 2019. Chmk Health Journal, 4(2), 183–189.

Septiani, W. (2017). Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu

Hamil. Journal of Midwifery Science, 1(2), 86–92.

Shofiana, F. I., Widari, D., & Sumarmi, S. (2018). Pengaruh Usia, Pendidikan, dan

Pengetahuan Terhadap Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil di

Puskesmas Maron, Kabupaten Probolinggo. Amerta Nutrition, 2(4), 356–363.

https://doi.org/10.2473/amnt.v2i4.2018.356-363

Siabani, S., Siabani, S., Siabani, H., Moeini Arya, M., Rezaei, F., & Babakhani, M.

(2018). Determinants of Compliance With Iron and Folate Supplementation

Among Pregnant Women in West Iran: A Population Based Cross-Sectional

Study. Journal of Family & Reproductive Health, 12(4), 197–203.

Spring. (2014). A Rapid Initial Assessment of the Distribution and Consumption of

Iron – Folic Acid Tablets Through Antenatal Care in The Philippines.

Strengthening Partnerships Results and Innovations in Nutrition Globally,

September, 1–12.

Sri Hartatik, T. A. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Fe di UPTD Puskesmas Bantur. Journal of Visual

Languages & Computing, 1(1), 22–31.

Page 105: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

90

Sukchan, P., Singdam, P., & Kamnate, A. (2020). Fators Associated with Non-

adherence to Iron Supplements among Pregnant Women in Southernmost

Provinces of Thailand: A Hospital–Based Longitudinal Survey. Princess of

Naradhiwas University Journal, 3(12), 80–101.

Sulistiyanti, A. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia

dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Masaran

I Sragen. Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan, 2(2), 8–22.

Sumi Anggreani. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

Mengonsumsi Tablet Fe di BPM Isniwati Sukoharjo. Media Ilmu Kesehatan,

8(1), 64–70.

Susiloningtyas, I. (2012). Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Majalah

Ilmiah Sultan Agung, 50(128), 1–26.

Tanto, C., & Gede Kayika, I. P. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (D. Chris Tanto

(ed.); Edisi IV). Media Aesculapius.

Tarekegn, M., Wubshet, M., Atenafu, A., Derso, T., & Woretaw, A. (2019).

Antenatal care and mothers’ education improved iron-folic acid adherence at

Denbiya district health centers, Northwest Ethiopia: Using pills count method.

Archives of Public Health, 77(1), 1–6. https://doi.org/10.1186/s13690-019-

0356-y

Taye, B., Abeje, G., & Mekonen, A. (2015). Factors associated with compliance of

prenatal iron folate supplementation among women in Mecha district, Western

Amhara: A cross-sectional study. Pan African Medical Journal, 20, 1–7.

https://doi.org/10.11604/pamj.2015.20.43.4894

Theng, C. E., Zakaria, N. S., & Yusof, H. M. (2017). Knowledge and attitude on

consumption of iron supplement among pregnant women in Kuala

Terengganu, Terengganu. Malaysian Applied Biology, 46(3), 105–112.

Triyani, S., & Purbowati, N. (2016). Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dalam

Mencegah Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Jakarta Pusat. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 3(2), 215–

229.

Wahyuni, I. (2019). Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian

Anemia pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki

Pekanbaru. Medika Usada, 2(2), 32–39.

WHO. (2012). Guideline : Daily iron and folic acid supplementation in pregnant

women. World Health Organization.

WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025: Anaemia Policy Brief.

https://doi.org/WHO/NMH/NHD/14.

WHO. (2016). Prevalence of anaemia in pregnant women aged 15-49 years (%).

World Health Organization.

Widji Utomo, A. P., Nurdiati, D. S., & Padmawati, R. S. (2015). Rendahnya asupan

Page 106: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

91

zat besi dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi berhubungan dengan kejadian

anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran, Banyumas.

Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and

Dietetics), 3(1), 41. https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(1).41-50

Windarti. (2012). Gambaran Kejadian Anemia Ibu Hamil Dan Faktor-faktor yang

Berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Kismantoro Wonogiri tahun 2012.

Universitas Indonesia.

Yakout, S. M., Taha, N., Badawy, A. S., & Al-Salooly, H. A. (2014). Effect of Iron

Supplementation and Nutritional Education Among a Group of Anemic

Pregnant Women on Their Perinatal Outcome in Riyadh. Journal of Current

Research in Science, 2(1), 41–47. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.4841.1289

Yuliansyah, S. A., Trismiana, E., & Keswara, U. R. (2015). Hubungan pendapatan

dan konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

puskesmas sukajaya kecamatan gunung agung tulang bawang barat tahun

2014. Kesehatan Holistik, 9(2), 80–84.

Yuliarti, M. A. (2018). Hubungan Paritas dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

Pada Ibu Hamil di Puskesmas Godean II. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

Yunita, N., Supiyah, S., & Isdana, E. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) di Wilayah Kerja

Puskesmas Tirtajaya Kecamatan Bajuin tahun 2018. Jurkessia, 8(3), 148–160.

Page 107: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 108: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN 1

Bukti Registrasi Data SDKI 2017

Oct 19, 2020

Sonia Noptriani Poltekkes Kemenkes Bengkulu Indonesia Phone: 0812796938 Email: [email protected] Request Date: 10/19/2020

Dear Sonia Noptriani:

This is to confirm that you are approved to use the following Survey Datasets for your registered research paper titled: “FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA IBU HAMIL DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)”:

Indonesia

To access the datasets, please login at:https://www.dhsprogram.com/data/dataset_admin/login_main.cfm. The user name is the registered email address, and the password is the one selected during registration.

The IRB-approved procedures for DHS public-use datasets do not in any way allow respondents, households, or sample communities to be identified. There are no names of individuals or household addresses in the data files. The geographic identifiers only go down to the regional level (where regions are typically very large geographical areas encompassing several states/provinces). Each enumeration area (Primary Sampling Unit) has a PSU number in the data file, but the PSU numbers do not have any labels to indicate their names or locations. In surveys that collect GIS coordinates in the field, the coordinates are only for the enumeration area (EA) as a whole, and not for individual households, and the measured coordinates are randomly displaced within a large geographic area so that specific enumeration areas cannot be identified.

The DHS Data may be used only for the purpose of statistical reporting and analysis, and only for your registered research. To use the data for another purpose, a new research project must be registered. All DHS data should be treated as confidential, and no effort should be made to identify any household or individual respondent interviewed in the survey. Please reference the complete terms of use at: https://dhsprogram.com/Data/terms-of-use.cfm.

The data must not be passed on to other researchers without the written consent of DHS. However, if you have coresearchers registered in your account for this research paper, you are authorized to share the data with them. All data users are required to submit an electronic copy (pdf) of any reports/publications resulting from using the DHS data files to: [email protected].

Sincerely,

Bridgette Wellington

Data Archivist The Demographic and Health Surveys (DHS) Program

530 Gaither Road, Suite 500, Rockville, MD 20850 USA +1.301.407.6500 +1.301.407.6501 fax icf.com

Page 109: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN II

Perhitungan Sampel Minimal

Rumus: n₁ = n₂ =(Zα√2PQ +𝑍ꞵ√𝑃1𝑄1 +𝑃2𝑄2

𝑃1−𝑃2) ² × 2

Ket :

Zα = deviat baku alfa (1,96)

Zꞵ = deviat baku beta (1,28)

P₂ = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya (0,10)

Q₂ = 1 - P₂ (0,90)

P₁ = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgemer peneliti

(0,18)

Q₁ = 1 - P₁ (0,82)

P₁ - P₂ = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna (0,08)

P = proporsi total = (P₁ - P₂)/2

Q = 1 – P (0,86)

n₁ = n₂ = (1,96√2.0,14.0,86 +1,28√0,15+0,09

(0,18−0,10)) ² × 2

n₁ = n₂ = (1,96√0,24+1,28√0,24

0,08) ² × 2

n₁ = n₂ = (1,96.0,49+1,28.0,49

0,08) ² × 2

n₁ = n₂ = (0,96+0,63

0,08) ² × 2

n₁ = n₂ = (1,59

0,08) ² × 2

n₁ = n₂ = (2,5281

0,0064) × 2

n₁ = n₂ = 395 × 2

n₁ = n₂ = 790 Sampel

Page 110: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN III

Kuesioner Data SDKI 2017

No Variabel Pertanyaan Nomor Kuesioner

1 Kepatuhan

Konsumsi

Tablet

Tambah

Darah

420: Selama mengandung, apakah ibu/saudari

mendapat atau membeli tablet/pil/sirup zat besi?

KODE:

YA….....................1

TIDAK………….2

TIDAK TAHU….8

421: Selama mengandung, berapa ibu/saudari

minum tablet/pil/sirup zat besi?

KODE:

JUMLAH HARI: [….]

TIDAK TAHU….998

Kuesioner WUS Bagian 4. Kehamilan Dan

Pemeriksaan Sesudah Melahirkan (pertanyaan no.

420-421) Halaman W-27

2 Umur Ibu 105: Paada bulan apa dan tahun berapa

ibu/saudari dilahirkan

KODE:

BULAN:…………………..[….]

TIDAK TAHU BULAN…….98

TAHUN:…………………..[….]

TIDAK TAHU TAHUN….9988

106: Berapa umur ibu/saudari pada ulang tahun

terakhir?

KODE:

UMUR DALAM TAHUN: [….]

Kuesioner WUS Bagian 1. Latar Belakang

Responden (pertanyaan no. 105-106) Halaman

W-5

3 Pendidikan

Ibu

108:Apakah Jenjang

Pendidikan tertinggi yang

pernah/sedang

ibu/saudari duduki?

KODE: SD/MI SEDERAJAT……………1

SMP/MTs/SEDERJAT………….2

SMA/SMK/MA SEDERAJAT….3

AKADEMISI/DI/DII/DIII………4

DIPLOMA IV/UNIVERSITAS....5

109: Apakah kelas/tingkat tertinggi yang

ibu/saudari selesaikan pada jenjang tersebut?

KODE:

TAHUN PERTAMA=…0

TIDAK TAHU/TT=……7

TAMAT=………………8

KELAS/TINGKAT:…[…]

Kuesioner WUS Bagian 1. Latar Belakang

Responden (pertanyaan no. 108-109) Halaman

W-6

4 Pekerjaan Ibu 913: Apakah jenis pekerjaan utama ibu/saudari?

KODE:

PROFESIONAL,TEKNISI………...01

KEPEMIMPINAN DAN

KETATALAKSANAAN……..……02

PEJABAT PELAKSANA DAN TATA

USAHA…………………..………...03

TENAGA USAHA PENJUALAN...04

TENAGA USAHA JASA………….05

TENAGA USAHA PERTANIAN…06

TENAGA PRODUKSI………....….07

LAINNYA (tuliskan)………..…..…96

TIDAK TAHU……………………..98

Kuesioner WUS Bagian 9. Latar Belakang

Suami/Pasangan Dan Pekerjaan Responden

(pertanyaan no. 913) Halaman W-61

5 Paritas 203:Berapa jumlah anak laki-lakiatau anak

perempuan yang ibu/saudari lahirkan yang

sekarang tinggal bersama ibu/saudari? Dan

Kuesioner WUS Bagian 2. Riwayat Kelahiran

(pertanyaan no. 203+205+207=208) Halaman

W-7

Page 111: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

berapa jumlah anak perempuan yang tinggal

bersama ibu/saudari?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI DI RUMAH: [……]

ANAK PEREMPUAN DI RUMAH: […...]

205: Berapa jumlah anak laki-laki yang masih

hidup tetapi tidak tinggal bersama ibu/saudari?

Dan Berapa jumlah anak perempuan yang masih

hidup tetapi tidak tinggal bersama ibu/saudari?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI DI TEMPAT LAIN:

[….]

ANAK PEREMPUAN DI TEMPAT LAIN:

[….]

207: Berapa jumlah anak laki-laki yang sudah

meninggal? Dan berapa jumlah anak perempuan

yang sudah meninggal?

KODE:

ANAK LAKI-LAKI YANG SUDAH

MENINGGAL: [..]

ANAK PEREMPUAN YANG SUDAH

MENINGGAL: [..]

208: Jumlahkan Isian Di 203.205, Dan 207, Dan

Tuliskan Jumlahnya. Jika Tidak Ada Kelahiran

Hidup Atau Tidak Pernah Melahirkan, Tuliskan

‘00’

KODE:

JUMLAH: [….]

6 Kuantitas

ANC

408: Pada saat ibu/saudari mengandung apakah

ibu/saudari memeriksakan kehamilan?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

Kuesioner WUS Bagaian 4. Kehamilan dan

Pemeriksaan Sesudah Melahirkan (pertanyaan no.

408) halaman W-24

7 Kualitas ANC

413: Pada saat pemeriksaan kehamilan apakah

ibu/saudari?

- Ditimbang berat badannya?

- Diukur tinggi badannya

- Diukur tekanan darahnya?

- Diperiksa lingkar lengannya?

- Diperiksa tinggi rahimnya?

- Diperiksa (diraba) perutnya?

- Diperiksa denyut jantung janin?

- Diperiksa darahnya di laboratorium?

- Diperiksa air seninya di laboratorium

(tes protein urin)?

- Konsultasi?

KODE:

YA……….1

TIDAK.….2

413A: Selama Ibu/saudara memeriksakan

kehamilan, apakah ibu/saudari diberi tanda-tanda

bahaya (komplikasi) kehamilan?

KODE.

YA.....1

TIDAK....2

TIDAK TAHU....8

414: Selama ibu/saudari mengandung apakah

ibu/saudari pernah mendapat suntikan di lengan

atas untuk mencegah bayi dari penyakit tetanus,

atau kejang-kejang setelah lahir?

Kuesioner WUS Bagaian 4. Kehamilan dan

Pemeriksaan Sesudah Melahirkan (pertanyaan no.

413, 413A, 414, 420) halaman W-26

Page 112: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

KODE:

YA……………..1

TIDAK………….2

TIDAK TAHU….8

420: Selama mengandung apakah ibu/saudari

mendapat atau membeli tablet/pil/sirup zat besi?

KODE:

YA………………...1

TIDAK…………....2

TIDAK TAHU……8

8 Tempat

Tinggal

5: Daerah

KODE:

Perkotaan -1

Perdesaan -2

Kuesioner Daftar Rumah Tangga Bagian I.

Pengenalan Tempat pertanyaan (nomor 5)

Halaman RT-1

9 Status Sosial

Ekonomi

121: Apakah rumah tangga ini memiliki:

j) Listrik?

k) Radio?

l) Televisi?

m) Telepon rumah?

n) Komputer/laptop?

o) Lemari es?

p) Kipas angin?

q) Mesin cuci?

r) Pendingin ruangan AC?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

122: Apakah ada anggota rumah tangga ini

memiliki:

h) Jam tangan?

i) Telepon seluler?

j) Sepeda?

k) Sepeda motor/skuter?

l) Delman/gerobak ditarik binatang?

m) Mobil/truk?

n) Kapal/perahu motor?

KODE:

YA……....1

TIDAK….2

123: Apakah ada anggota rumah tangga yang

memiliki rekening bank atau lembaga keuangan

lainnya yang resmi?

KODE:

YA………1

TIDAK….2

Wealth Index di Kuesioner Daftar Rumah Tangga

Bagian IV, kepemilikan barang (pertanyaan No

121,122,123) halaman RT-6

10 Tenaga

Pemeriksaan

Kehamilan

409: Siapa yang memeriksa kandungan

ibu/saudari?

KODE:

PETUGAS KESEHATAN

- DOKTER UMUM…………..A

- DOKTER KANDUNGAN….B

- PERAWAT………………….C

- BIDAN…………………...….D

- BIDAN DESA………….……E

ORANG LAIN

- DUKUN BAYI/PARAJI…….F

- LAINNYA (sebutkan)……….X

Kuesioner WUS Bagian 4 Kehamilan dan

Pemeriksaan Sesudah Melahirkan (pertanyaan no.

409) halaman W-24

Page 113: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN IV

Output Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS 26

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Ibu Hamil di

Indonesia

Konsumsi_TTD_Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

6042 48,5 48,5 48,5

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

6424 51,5 51,5 100,0

Total 12466 100,0 100,0

b. Karakteristik Ibu di Indonesia

Umur Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 20-35 Tahun 9016 72,3 72,3 72,3

<20 Tahun 314 2,5 2,5 74,8

>35 Tahun 3136 25,2 25,2 100,0

Total 12466 100,0 100,0

Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Pendidikan Tinggi (PT) 2231 17,9 17,9 17,9

Pendidikan Menegah (SMP dan SMA/MA)

7162 57,5 57,5 75,3

Pendidikan Dasar (SD/MI) 2954 23,7 23,7 99,0

Tidak Sekolah 119 1,0 1,0 100,0

Total 12466 100,0 100,0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Bekerja 6683 53,6 53,6 53,6

Tidak Bekerja 5775 46,3 46,4 100,0

Total 12458 99,9 100,0 Missing System 8 ,1 Total 12466 100,0

Paritas Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Multipara 7695 61,7 61,7 61,7

Primipara 3899 31,3 31,3 93,0

Grandemultipara 872 7,0 7,0 100,0

Total 12466 100,0 100,0

Page 114: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Kuantitas ANC Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Baik (≥4 kali) 9573 76,8 78,1 78,1

Kurang (<4 kali) 2689 21,6 21,9 100,0

Total 12262 98,4 100,0 Missing System 204 1,6 Total 12466 100,0

Kualitas ANC Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Baik (10T) 9149 73,4 74,9 74,9

Kurang (<10T) 3069 24,6 25,1 100,0

Total 12218 98,0 100,0 Missing System 248 2,0 Total 12466 100,0

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tenaga kesehatan 11953 95,9 96,3 96,3

Non Tenaga kesehatan 465 3,7 3,7 100,0

Total 12418 99,6 100,0 Missing System 48 ,4 Total 12466 100,0

c. Karakteristik Keluarga di Indonesia

Tempat Tinggal Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Perkotaan 6301 50,5 50,5 50,5

Pedesaan 6165 49,5 49,5 100,0

Total 12466 100,0 100,0

Status Sosial Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Sangat kaya 2177 17,5 17,5 17,5

Kaya 2322 18,6 18,6 36,1

Menengah 2383 19,1 19,1 55,2

Miskin 2481 19,9 19,9 75,1

Sangat Miskin 3103 24,9 24,9 100,0

Total 12466 100,0 100,0

Page 115: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2. Analisis Bivariat (Uji Chi Square)

Umur Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Umur Ibu 20-35 Tahun 4380 4636 9016

<20 Tahun 124 190 314

>35 Tahun 1538 1598 3136

Total 6042 6424 12466

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 10,594a 2 ,005

Likelihood Ratio 10,687 2 ,005

Linear-by-Linear Association ,027 1 ,870

N of Valid Cases 12466 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 152,19.

Pendidikan Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Pendidikan Ibu Pendidikan Tinggi (PT) 1208 1023 2231

Pendidikan Menegah (SMP dan SMA/MA)

3525 3637 7162

Pendidikan Dasar (SD/MI) 1277 1677 2954

Tidak Sekolah 32 87 119

Total 6042 6424 12466

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 85,050a 3 ,000

Likelihood Ratio 86,146 3 ,000

Linear-by-Linear Association 79,353 1 ,000

N of Valid Cases 12466 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 57,68.

Pekerjaan Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Pekerjaan Ibu Bekerja 3284 3399 6683

Tidak Bekerja 2756 3019 5775

Total 6040 6418 12458

Page 116: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2,489a 1 ,115 Continuity Correctionb 2,433 1 ,119 Likelihood Ratio 2,489 1 ,115 Fisher's Exact Test ,118 ,059

Linear-by-Linear Association 2,489 1 ,115 N of Valid Cases 12458 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2799,89. b. Computed only for a 2x2 table

Paritas Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Paritas Ibu Multipara 3756 3939 7695

Primipara 1958 1941 3899

Grandemultipara 328 544 872

Total 6042 6424 12466

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 46,268a 2 ,000

Likelihood Ratio 46,785 2 ,000

Linear-by-Linear Association 12,137 1 ,000

N of Valid Cases 12466 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 422,64.

Kuantitas ANC Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Kuantitas ANC Ibu Baik (≥4 kali) 5161 4412 9573

Kurang (<4 kali) 850 1839 2689

Total 6011 6251 12262

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 417,814a 1 ,000 Continuity Correctionb 416,922 1 ,000 Likelihood Ratio 426,393 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 417,780 1 ,000 N of Valid Cases 12262

Page 117: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1318,18. b. Computed only for a 2x2 table

Kualitas ANC Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Kualitas ANC Ibu Baik (10T) 4817 4332 9149

Kurang (<10T) 1116 1953 3069

Total 5933 6285 12218

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 244,045a 1 ,000 Continuity Correctionb 243,393 1 ,000 Likelihood Ratio 246,770 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 244,025 1 ,000 N of Valid Cases 12218 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1490,29. b. Computed only for a 2x2 table

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation

Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

Tenaga kesehatan 5898 6055 11953

Non Tenaga kesehatan 136 329 465

Total 6034 6384 12418

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 72,360a 1 ,000 Continuity Correctionb 71,558 1 ,000 Likelihood Ratio 74,776 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 72,354 1 ,000 N of Valid Cases 12418 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 225,95. b. Computed only for a 2x2 table

Page 118: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Tempat Tinggal Ibu * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Tempat Tinggal Ibu Perkotaan 3476 2825 6301

Pedesaan 2566 3599 6165

Total 6042 6424 12466

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 228,857a 1 ,000 Continuity Correctionb 228,315 1 ,000 Likelihood Ratio 229,579 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

Linear-by-Linear Association 228,838 1 ,000 N of Valid Cases 12466 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2988,04. b. Computed only for a 2x2 table

Status Sosial Ekonomi * Konsumsi_TTD_Ibu Crosstabulation Count

Konsumsi_TTD_Ibu

Total

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Status Sosial Ekonomi Sangat kaya 1376 801 2177

Kaya 1270 1052 2322

Menengah 1204 1179 2383

Miskin 1070 1411 2481

Sangat Miskin 1122 1981 3103

Total 6042 6424 12466

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 445,979a 4 ,000

Likelihood Ratio 450,688 4 ,000

Linear-by-Linear Association 442,817 1 ,000

N of Valid Cases 12466 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1055,14.

Page 119: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

3. Analisis Multivariat (Uji Regresi Logistik)

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur Ibu ,654 2 ,721 Umur Ibu(1) ,088 ,129 ,467 1 ,494 1,092 ,848 1,406

Umur Ibu(2) -,021 ,049 ,178 1 ,673 ,980 ,891 1,078

Pendidikan Ibu 5,657 3 ,130 Pendidikan Ibu(1) -,067 ,055 1,495 1 ,221 ,935 ,839 1,041

Pendidikan Ibu(2) -,138 ,068 4,163 1 ,041 ,871 ,763 ,995

Pendidikan Ibu(3) ,168 ,225 ,557 1 ,456 1,183 ,761 1,840

Pekerjaan Ibu ,003 ,039 ,005 1 ,943 1,003 ,929 1,083

Paritas Ibu 5,807 2 ,055 Paritas Ibu(1) -,056 ,044 1,614 1 ,204 ,945 ,867 1,031

Paritas Ibu(2) ,164 ,083 3,851 1 ,050 1,178 1,000 1,387

Kuantitas ANC Ibu ,723 ,049 221,099

1 ,000 2,061 1,873 2,267

Kualitas ANC Ibu ,504 ,045 125,121

1 ,000 1,655 1,516 1,808

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

,594 ,109 29,714 1 ,000 1,811 1,463 2,242

Tempat Tinggal Ibu ,231 ,042 29,579 1 ,000 1,260 1,159 1,369

Status Sosial Ekonomi

119,454

4 ,000

Status Sosial Ekonomi(1) ,329 ,064 26,090 1 ,000 1,389 1,224 1,576

Status Sosial Ekonomi(2) ,409 ,066 38,355 1 ,000 1,506 1,323 1,714

Status Sosial Ekonomi(3) ,615 ,069 80,423 1 ,000 1,849 1,617 2,115

Status Sosial Ekonomi(4) ,748 ,072 107,174

1 ,000 2,112 1,833 2,433

Constant -,732 ,061 143,469

1 ,000 ,481

a. Variable(s) entered on step 1: Umur Ibu, Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu, Paritas Ibu, Kuantitas ANC Ibu, Kualitas ANC Ibu, Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu, Tempat Tinggal Ibu, Status Sosial Ekonomi.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur Ibu ,644 2 ,725 Umur Ibu(1) ,088 ,129 ,471 1 ,493 1,092 ,849 1,406

Umur Ibu(2) -,020 ,048 ,163 1 ,686 ,981 ,892 1,078

Pendidikan Ibu 5,618 3 ,132 Pendidikan Ibu(1) -,063 ,054 1,352 1 ,245 ,939 ,845 1,044

Pendidikan Ibu(2) -,135 ,067 4,095 1 ,043 ,874 ,766 ,996

Pendidikan Ibu(3) ,170 ,225 ,572 1 ,449 1,186 ,763 1,844

Paritas Ibu 5,786 2 ,055 Paritas Ibu(1) -,057 ,044 1,675 1 ,196 ,944 ,866 1,030

Paritas Ibu(2) ,162 ,083 3,766 1 ,052 1,175 ,998 1,384

Kuantitas ANC Ibu ,724 ,049 221,525 1 ,000 2,062 1,874 2,268

Kualitas ANC Ibu ,504 ,045 125,278 1 ,000 1,655 1,516 1,808

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

,593 ,109 29,660 1 ,000 1,810 1,462 2,241

Tempat Tinggal Ibu ,231 ,042 29,729 1 ,000 1,260 1,160 1,370

Status Sosial Ekonomi

119,179 4 ,000

Page 120: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Status Sosial Ekonomi(1)

,326 ,064 25,722 1 ,000 1,385 1,221 1,571

Status Sosial Ekonomi(2)

,408 ,066 38,174 1 ,000 1,504 1,321 1,711

Status Sosial Ekonomi(3)

,612 ,068 80,028 1 ,000 1,845 1,613 2,109

Status Sosial Ekonomi(4)

,746 ,072 106,877 1 ,000 2,108 1,830 2,428

Constant -,732 ,060 147,147 1 ,000 ,481 a. Variable(s) entered on step 1: Umur Ibu, Pendidikan Ibu, Paritas Ibu, Kuantitas ANC Ibu, Kualitas ANC Ibu, Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu, Tempat Tinggal Ibu, Status Sosial Ekonomi.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Pendidikan Ibu 5,606 3 ,132 Pendidikan Ibu(1) -,060 ,054 1,248 1 ,264 ,942 ,847 1,046

Pendidikan Ibu(2) -,134 ,067 4,084 1 ,043 ,874 ,767 ,996

Pendidikan Ibu(3) ,169 ,225 ,560 1 ,454 1,184 ,761 1,841

Paritas Ibu 5,589 2 ,061 Paritas Ibu(1) -,046 ,042 1,230 1 ,267 ,955 ,880 1,036

Paritas Ibu(2) ,151 ,080 3,574 1 ,059 1,163 ,994 1,360

Kuantitas ANC Ibu ,726 ,048 224,627 1 ,000 2,068 1,880 2,274

Kualitas ANC Ibu ,505 ,045 125,783 1 ,000 1,657 1,517 1,810

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

,594 ,109 29,769 1 ,000 1,812 1,464 2,243

Tempat Tinggal Ibu ,231 ,042 29,772 1 ,000 1,260 1,160 1,370

Status Sosial Ekonomi 121,628 4 ,000 Status Sosial Ekonomi(1)

,327 ,064 25,913 1 ,000 1,387 1,223 1,573

Status Sosial Ekonomi(2)

,409 ,066 38,508 1 ,000 1,506 1,323 1,713

Status Sosial Ekonomi(3)

,615 ,068 81,224 1 ,000 1,849 1,618 2,114

Status Sosial Ekonomi(4)

,750 ,072 108,950 1 ,000 2,116 1,838 2,436

Constant -,742 ,058 166,006 1 ,000 ,476 a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan Ibu, Paritas Ibu, Kuantitas ANC Ibu, Kualitas ANC Ibu, Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu, Tempat Tinggal Ibu, Status Sosial Ekonomi.

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Pendidikan Ibu 4,604 3 ,203 Pendidikan Ibu(1) -,052 ,054 ,940 1 ,332 ,949 ,854 1,055

Pendidikan Ibu(2) -,109 ,065 2,783 1 ,095 ,897 ,789 1,019

Pendidikan Ibu(3) ,220 ,224 ,966 1 ,326 1,246 ,803 1,934

Kuantitas ANC Ibu ,735 ,048 231,266 1 ,000 2,085 1,897 2,292

Kualitas ANC Ibu ,506 ,045 126,185 1 ,000 1,658 1,518 1,811

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

,597 ,109 30,020 1 ,000 1,816 1,467 2,249

Tempat Tinggal Ibu ,231 ,042 29,636 1 ,000 1,260 1,159 1,369

Status Sosial Ekonomi 122,439 4 ,000 Status Sosial Ekonomi(1)

,323 ,064 25,333 1 ,000 1,381 1,218 1,566

Page 121: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Status Sosial Ekonomi(2)

,404 ,066 37,574 1 ,000 1,497 1,316 1,703

Status Sosial Ekonomi(3)

,610 ,068 80,171 1 ,000 1,840 1,610 2,103

Status Sosial Ekonomi(4)

,752 ,072 110,081 1 ,000 2,121 1,843 2,441

Constant -,757 ,055 187,719 1 ,000 ,469 a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan Ibu, Kuantitas ANC Ibu, Kualitas ANC Ibu, Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu, Tempat Tinggal Ibu, Status Sosial Ekonomi.

Classification Tablea

Observed

Predicted Konsumsi_TTD_Ibu

Percentage Correct

Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

Step 1 Konsumsi_TTD_Ibu Sesuai Rekomendasi (≥90 tablet)

3499 2423 59,1

Tidak Sesuai Rekomendasi (<90 tablet)

2307 3858 62,6

Overall Percentage 60,9

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Kuantitas ANC Ibu ,735 ,048 231,495 1 ,000 2,085 1,897 2,292

Kualitas ANC Ibu ,504 ,045 125,824 1 ,000 1,655 1,515 1,807

Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu

,597 ,109 30,018 1 ,000 1,816 1,467 2,248

Tempat Tinggal Ibu ,233 ,042 30,303 1 ,000 1,262 1,162 1,371

Status Sosial Ekonomi 130,177 4 ,000 Status Sosial Ekonomi(1) ,306 ,063 23,811 1 ,000 1,358 1,201 1,535

Status Sosial Ekonomi(2) ,377 ,063 35,816 1 ,000 1,459 1,289 1,651

Status Sosial Ekonomi(3) ,578 ,065 80,073 1 ,000 1,783 1,571 2,023

Status Sosial Ekonomi(4) ,713 ,066 115,923 1 ,000 2,041 1,792 2,324

Constant -,788 ,047 276,587 1 ,000 ,455 a. Variable(s) entered on step 1: Kuantitas ANC Ibu, Kualitas ANC Ibu, Tenaga Pemeriksa Kehamilan Ibu, Tempat Tinggal Ibu, Status Sosial Ekonomi.

Page 122: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN V

Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

Page 123: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Page 124: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Page 125: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Page 126: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu

LAMPIRAN VI

Etichal Clearence

Page 127: skripsi - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu