HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB TCS SEMARANG TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nama Mahasiswa : Rohani NIM : 6301403039 Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga S1 Jurusan : PKLO Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN
RENANG 50 METER GAYA DADA PADA ATLET PUTRA BERPRESTASI KLUB TCS
SEMARANG TAHUN 2007
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama Mahasiswa : Rohani NIM : 6301403039 Program Studi : Pendidikan Kepelatihan Olahraga S1 Jurusan : PKLO Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
i
SARI
Rohani (2007). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai Dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada Pada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1). Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? 2) Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? 3) Apakah ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? dan 4) Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui : 1) Hubungan antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? 2) Hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada, 3) Hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada? dan 4) Hubungan antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada?
Metode penelitian ini adalah survey tes. Analisis data menggunakan analisis regresi tunggal dan regresi ganda. Sebelum uji hipotesis dilakukan uji persyaratan analisis hipotesis, untuk uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov, untuk uji homogenitas menggunakan Chi-Square dan untuk uji linieritas garis regresi dengan uji F dengan menggunakan taraf signifikan 5 %.
Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa 1) Dari perhitungan daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung sebesar 9.213 > 2.447 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 kesimpulannya ialah sangat signifikan. 2) Dari hasil perhitungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung sebesar 5.865 > 2.447 dan nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05 maka kesimpulannya ialah sangat signifikan. 3) Dari hasil perhitungan hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada diperoleh nilai t hitung sebesar 3.465 > 2.447 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 maka kesimpulannya adalah sangat signifikan. 4) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 6891.160 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 kesimpulannya adalah sangat signifikan.
Simpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1) Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. 2) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. 3) Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. 4) Ada hubungan atau korelasi antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. Saran yang diajukan adalah : 1) program latihan renang untuk daya ledak dan kekuatan otot mendapat perhatian. 2) Perlu melakukan latihan secara intensif untuk memperkuat otot tungkai. 3) Dianjurkan untuk menggunakan atlet apabila penelitian, .
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada:
Halaman Tabel 1 Rangkuman Perhitungan Statistik Deskriptif .……………………....... 54
Tabel 2 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai Dan Kecepatan Renang 50 M Gaya Dada ............................. 55
Tabel 3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ................................. 56
Tabel 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Linieritas Garis Regresi ................ 57
Tabel 5 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Keberartian Model Garis Regresi.. 59
Tabel 6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Regresi Sederhana atau Tunggal ... 60
Tabel 7 Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi Ganda ..................................... 62
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Analisis sudut tolakan start atas ....................................................... 19
Gambar 2 Posisi badan renang gaya dada ......................................................... 20
Gambar 3 Gerakan lengan gaya dada ................................................................ 21
Gambar 4 Sapuan luar ....................................................................................... 21
Gambar 5 Awal sapuan dalam ........................................................................... 22
Gambar 6 Gerakan tungkai gaya dada ............................................................... 23
Gambar 7 Tendangan luar dan awal tendangan dalam ...................................... 24
Gambar 8 Pengambilan napas ........................................................................... 25
Gambar 9 Gerakan koordinasi renang gaya dada .............................................. 26
Gambar 10 Struktur otot rangka .......................................................................... 30
Gambar 11 Otot-otot tungkai .............................................................................. 33
Gambar 12 Tes kekuatan daya ledak otot tungkai (Standing Broad Jump) ........ 48
Gambar 13 Tes kekuatan Otot tungkai ................................................................ 49
Gambar 14 Tes panjang tungkai .......................................................................... 50
Gambar 15 Tes kecepatan renang 50 meter gaya dada ....................................... 51
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Data Penelitian Tes dan Pengukuran .................................... 74
Lampiran 2 Hasil Olah Data dengan Analisis SPSS ......................................... 75
2.1.5.2 Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke
tengah jari, jari manis dan jari kelingking kaki.
2.1.5.3 Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat
tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa
membengkokkan kaki ke atas.
2.1.5.4 Urat akiles (tendo achilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Terdapat di :
a) Berpangkal pada kondilus tulang kering. b)Melintang dan melekat di
kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya, memutar tibia ke dalam
(endorotasi).
2.1.5.5 Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang
kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki.
Fungsinya, membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam.
2.1.5.6 Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada
betis, uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari.
Fungsinya, membengkokkan empu kaki.
2.1.5.7 Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada
selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya
dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke
dalam.
2.1.5.8 Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat
meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1 - 5). Otot-otot tersebut
35
terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat
melintang. Fungsinya, dapat mengangkat kaki sebelah luar.
2.1.5.9 Otot-otot yang lain antara lain: Otot ketul, otot penengah empu kaki,
telapak di telapak kaki dan otot pronasi, terletak di sebelah punggung kaki.
Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput. Fasia
plantaris, bagian khusus dari fasia yang terletak di bawah telapak kaki.
2.1.6 Daya Ledak Otot Tungkai
Power atau adalah sejumlah mekanik yang bekerja dalam periode
waktu tertentu ( Ucup Yusuf dan Yadi Sunaryadi, 2000 : 88 ). Power
diartikan juga sebagai hasil kali antara kekuatan dan kecepatan ( Arief
Prihastono, 1994 : 69 ). Power adalah kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek-pendeknya (M. Sajoto. 1995 : 8). Pengukuran daya ledak adalah
hasil kali dari berat dan jarak dibagi waktu.
Sebelum melatih power terlebih dahulu perlu dilatih komponen
kekuatan kondisi fisik seseorang atlit, yang dimaksudkan oleh peneliti disini
adalah komponen kekuatan maksimal, karena komponen kondisi fisik
kekuatan daya tahan dan kekuatan daya ledak termasuk dalam komponen
kondisi fisik khusus. Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat
mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas, kekuatan dapat
dibagikan kepada beberapa macam yaitu : kekuatan maksimal, kekuatan daya
ledak dan kekuatan daya tahan (Suharno. HP, 1996 : 35-37 ).
36
Kondisi fisik daya ledak termasuk didalam komponen kondisi fisik
khusus. Hanya dalam penelitian ini daya ledak adalah kemampuan otot
tungkai yang kuat dalam meloncat kearah vertical untuk melakukan servis
jumping. Daya ledak berguna untuk meloncat saat mencambuk bola saat
melakukan servis jumping (Suharno. HP, 1979 : 10 ).
Untuk meningkatkan power otot tungkai latihan yang sering
digunakan oleh pelatih adalah weight training, circuit training dan plyometric
( Komite Olahraga Nasional Indonesia. 2000 : 18-28). Disamping bentuk-
bentuk latihan yang lain, Weight training adalah bentuk latihan yag efektif
untuk mengembangkan komponen kondisi fisik daya ledak. Daya ledak otot
(muscular power) disebut juga sebagai kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek-pendeknya (M. Sajoto, 1995:8). Jadi daya ledak otot tungkai adalah
kemampuan otot tungkai yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-
pendeknya. Untuk mengukur daya ledak otot tungkai ada dua macam yaitu
vertical jump dan standing broad jump. Pada penelitian ini menggunakan
standing broad jump hal ini dikarenakan menyusaikan dengan teknik gerakan
start yang arah tolakannya ke depan.
2.1.7 Kekuatan Otot Tungkai
Menurut Harsono dalam bukunya Coaching dan Aspek Psikologi dalam
Coaching kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan, atau
kemampuan untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan
(resistance). Sedangkan menurut Sugiyanto (1993: 226), kekuatan otot adalah
37
unsur kemampuan fisik yang menjadikan seseorang mampu menahan beban
atau tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan
oleh besarnya penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang
bersangkutan (1986 : 47).
Kekuatan otot tungkai yang dimaksud disini adalah kemampuan otot
untuk menerima beban dalam waktu tertentu dimana kemampuan itu dihasilkan
oleh kontraksi otot yang terdapat pada tungkai dan kontraksi ini timbul untuk
melakukan gerakan atau tahanan pada saat melakukan dorongan pada renang
gaya dada.
Kekuatan (strengh) disebut jiga sebagai komponen kondisi fisik
seseoarang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 1995:8). Seperti halnya daya
ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai juga salah satu faktor yang
mempengaruhi kecepatan renang gaya dada. Menurut Harsono (1988:177)
menyatakan sebenarnya kekuatan, streng, power dan daya tahan otot atau
endurance otot, mempunyai hubungan dengan faktor dominannya, yaitu
kekuatan. Kekuatan tetap merupakan dasar atau basis dari daya ledak otot dan
daya tahan otot. Jadi kekuatan otot merupakan komponen yang sangat
penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.
2.1.8 Panjang Tungkai
Tungkai sama dengan kaki mulai dari pangkal paha ke bawah sampai
pada telapak kaki, merupakan anggota gerak bagian bawah yaitu seluruh kaki
ditambah dengan panggul ( Depdikbud,m 2001 : 895 ). Cara pengukuran
38
panjang tungkai ada beberapa cara. Yang lazim dipergunakan adalah selisih
antara tinggi orang yang berdiri tegak, berdiri tegak artinya berdiri dengan
punggung rata sejajar dengan garis lurus. Pandangan mata kearah depan, garis
antara titik lubang telinga dengan sudut mata sejajar dengan telapak kaki yang
rata menginjak lantai, dengan posisi orang duduk tegak, tegak dalam pengertian
yang sama dengan orang pada waktu berdiri ialah punggung rata membentuk
garis lurus. Tetapi bisa juga diukur langsung dari panghkal paha bagian luar
sampai telapak kaki.
Tungkai merupakan anggota badan bawah yang dibentuk oleh tulang
tungkai atas / paha (os femoris/femur), tulang tungkai bawah yang terdiri dari
tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang kaki (os
pedis/foot bones) (Ucup dan Yadi, 1999:43). Sedangkan panjang tungkai
adalah jarak antara tulang pangkal paha dengan tulang bawah kaki pada saat
sikap berdiri tegak lurus. Untuk mengukur panjang tungkai menggunakan
meteran dengan satuan centimeter.
2.1.9 Kerangka Berfikir
2.1.9.1 Analisis Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang
50 Meter Gaya Dada.
Dalam lomba renang, kecepatan sangat diutamakan untuk
memenangkan suatu perlombaan. Untuk menambah kecepatan renang
banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah daya ledak otot
tungkai. Untuk mengawali renang didahului dengan gerakan start. Start
yang baik akan mempengaruhi perenang menjadi yang tercepat. Ada tiga
39
kwalitas yang diperlukan untuk menjadi starter yang baik ialah waktu
reaksi, kekuatan otot dan mekanika gerakan. Kekuatan adalah kemampuan
otot untuk menciptakan tegangan. Daya berbeda dengan kekuatan, dalam
hal daya juga menyangkut tempo kerja, yaitu kecepatan dari kontraksi otot.
Seseorang dengan daya ledak yang baik dan mekanika yang jelek sering
kali dalam start dapat mengalahkan orang dengan kombinasi yang
sebaliknya. Jadi daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan yang
dominan dengan jauhnya tolakan pada saat melakukan start. Gerakan
tungkai pada saat menendang kebelakang tidak hanya membutuhkan
kekuatan saja tetapi juga kecepatan menendang. Kombinasi antara kekuatan
dan kecepatan gerakan tersebut dinamakan daya ledak. Jadi pada renang
gaya dada gerakan tendangan tungkai juga membutuhkan daya ledak otot
tungkai untuk mendukung teknik gerakan tungkai yang baik sehingga akan
menghasilkan daya dorong maju yang lebih cepat.
Salah satu bentuk kondisi fisik yang harus dimiliki oleh seorang
atlet renang agar mempunyai tendangan yang menghasilkan daya dorong
maju bertambah cepat adalah mempunyai daya ledak otot tungkai yang
besar, hal ini dikarenakan teknik yang baik tidak cukup untuk menghasilkan
kecepatan renang yang maksimal apabila tidak didukung oleh kondisi fisik
yang bagus. Untuk itu daya ledak otot tungkai harus dilatih dengan latihan
beban agar lebih menigkat sehingga daya dorong yang diperoleh dari teknik
gerakan tungkai yang sudah baik akan bertambah menjadi lebih cepat. Jadi
daya ledak otot tungkai berhubungan berbanding lurus dengan kecepatan
40
renang gaya dada, semakin besar daya ledak otot tungkai maka semakin
cepat kecepatan renangnya.
2.1.9.2 Analisis Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kecepatan Renang 50
Meter Gaya Dada.
Kekuatan (strengh) adalah komponen kondisi fisik seseoarang
tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja. Seperti halnya daya ledak otot tungkai, kekuatan otot
tungkai juga salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan renang gaya
dada. Daya ledak otot atau power dan daya tahan otot atau endurance otot
mempunyai hubungan dengan faktor dominannya, yaitu kekuatan.
Kekuatan tetap merupakan dasar atau basis dari daya ledak otot dan daya
tahan otot. Jadi kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting
guna meningkatkan kondisi fisik secara keserluruhan.
Kemampuan fisik khususnya kekuatan otot tungkai merupakan
sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik renang gaya
dada terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada. Gerakan menendang
pada renang gaya dada membutuhkan kekuatan untuk menghasilkan daya
dorong maju. Semakin besar kekuatan yang dihasilkan oleh kekuatan otot
tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang dihasilkan sehingga
waktu yang ditempuh akan semakin cepat. Jadi hubungan kekuatan otot
tungkai dengan kecepatan renang gaya dada berbanding lurus, karena
semakin besar kekuatan yang dihasilkan maka semakin cepat kecepatan
renangnya.
41
2.1.9.3 Analisis Hubungan Panjang Tungkai Dengan Kecepatan Renang 50 Meter
Gaya Dada.
Panjang tungkai mempengaruhi lebarnya tendangan, semakin lebar
tendangan maka daya dorong yang dihasilkan semakin besar. Pada saat
melakukan tendangan kebelakang, panjang tungkai digunakan sebagai
papan tumpu dengan air. Apabila tungkainya panjang maka papan
tumpunya akan semakin luas, sehingga gaya yang diberikan oleh air untuk
ditekan kebelang menjadi bertabah, dengan kekuatan yang besar secara
ototmatis daya dorong kedepanya akan semakin besar.
Hal ini berhubungan dengan hukum Newton 3 yaitu hukum aksi
reaksi, bahwa semakin besar perkenaan gaya kesuatu benda maka benda
tersebut akan memberikan gaya yang sama besar. Jadi kesimpulanya adalah
dengan teknik renang yang sudah baik dan didukung oleh tungkai yang
panjang maka akan menambah daya dorong maju yang lebih cepat.
2.2 Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (=lemah) dan tesis (pernyataan). Oleh
karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang lemah, perlu diuji
apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Secara tersirat hipotesis masih
merupakan ramalan. Ketepatan peremalnya tergantung dari ketepatan landasan
teori yang digunakan (Gempur Santoso, 2005:18). Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2002:64). Sedangkan
42
menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar
atau salah, akan menolak jika fakta-fakta membenarkan. Penolakan atau
penerimaan suatu hipotesis sangat bergantung pada hasil-hasil pengumpulan
data penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka muncul jawaban sementara
sebagai berikut:
2.2.1. Ada hubungan daya ledak tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007.
2.1.2. Ada hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007.
2.1.3. Ada hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
2.1.4. Ada hubungan daya ledak tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang TCS Semarang tahun 2007.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam melakukan penelitian
yaitu sebagai baik buruknya atau berbobot tidaknya suatu penelitian. Maka
diharapkan dalam metodologi harus tepat dan mengarah pada tujuan yang
diharapkan. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitian dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi, 2002:151).
3.1 Populasi Penelitian
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat
yaitu atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang 2007 yang berjumlah 8
atlet. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 2002:108).
Sedangkan menurut (Sudjana, 1996:6) populasi adalah totalitas semua nilai
yang mungkin hasil menghitung atau mengukur, kuantitatif maupun kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap
dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
3.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang di selidiki, yang
generalisasinya (kesimpulannya) dikenakan terhadap semua individu atau
populasi (Suharsini Arikunto, 2002:108). Suhrsimi Arikunto dalam bukunya
Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktek menyatakan bahwa :”untuk
43
44
sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100 , lebih baik di ambil
semua, sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi, selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat di ambil 10-15 % atau 10-25 % atau lebih
tergantung setidak-tidaknya dari: 1) kemampuan peneliti di lihat dari waktu,
2) sempit luasnya pengamatan dari setiap suibyekkarena hal ini menyangkut
banyak sedikitnya data, 3) besar kecilnya resiko yang di taggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, jika sampelnya besar hasilnya akan
lebih baik. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini ada 8 orang, oleh
karena itu, bertolak dari pendapat tersebut maka seluruh populasi dalam
penelitian ini diambil sebagai sampel penelitian. Teknik sampling seperti ini
adalah teknik total sampling yaitu dari populasi yang ada diambil semua untuk
obyek penelitian ( 2002 : 112 ).
3.3 Variabel Penelitan
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2002:96). Ada dua macam variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel yng mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Sedangkan variabel-veriabel yang
terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.1.1 Variabel bebas atau X terdiri atas 2 variabel ialah
3.1.1.1 Variabel bebas 1 atau X1 : Daya Ledak Otot Tungkai
3.1.1.2 Variabel bebas 2 atau X2 : Kekuatan Otot Tungkai
45
3.1.1.3 Variabel bebas 3 atau X3 : Panjang Tungkai
3.1.2 Variabel terikat atau Y yaitu : Kecepatan Renang Gaya Dada 50 meter.
3.4 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei tes, yaitu tes
dan pengukuran. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah desain
korelasional atau Correlational Design. Adapun desain yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
Kekuatan Otot Tungkai (X2)
Panjang Tungkai (X3)
Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada
(Y)
3.5 Teknik Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei tes dengan
teknik korelasi, Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan
pengukuran melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung
pelaksanaan tes dan pengukuran di lapangan. Tes dan pengukuran yang
dilakukan meliputi: 1) Tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai, tes dan
pengukuran kekutan otot tungkai, tes dan pengukuran panjang tungkai, dan tes
dan pengukuran kecepatan renang 50 meter gaya dada
46
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan penelitian
3.6.1.1 Untuk mendapatkan populasi, peneliti mengajukan ijin penelitian ke pihak
klub renang TCS Semarang. Setelah memperoleh ijin dari pihak klub
renang TCS Semarang selanjutnya penulis mengurus surat ijin penelitian ke
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang
nantinya digunakan sebagai rekomendasi dari pihak fakultas ke pihak
klub renang TCS Semarang .
3.6.1.2 Langkah berikutnya adalah menghubungi pihak klub renang TCS Semarang
mengenai jumlah atlet berprestasi yang ada di klub renang TCS Semarang.
Setelah mendapat daftar nama atlet, peneliti dan pelatih klub renang TCS
Semarang mendiskusikan waktu dan teknik penelitian, yang selanjutnya
kesepakatan tersebut dikonfirmasikan ke dosen Pembimbing dan atlet yang
akan dijadikan populasi penelitian.
3.6.1.3 Tes dilaksanakan dua kali :
Yang pertama pengambilan data untuk variabel bebas, yaitu poengukuran
daya ledak otot tungkai kekuatan otot tunghkai dan panjang tungkai pada :
Hari/tanggal : Rabu 11 April 2007
Waktu : Pukul 15.30 WIB sampai selesai
Tempat : Asrama klub renang TCS Jatidiri Semarang
Yang kedua pengambilan data untuk variabel terikatnya, yaitu tes kecepatan
renang 50 meter gaya dada dilaksanakan pada:
Hari tanggal : Sabtu 14 April 200
47
Waktu : Pukul 06.00 WIB sampai selesai
Tempa : Kolam renang Jatidiri
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
3.6.2.1 Sebelum penelitian dilaksanakan, atlet dikumpulkan lalu dilakukan
pendataan ulang, setelah itu melakukan pemanasan.
3.6.2.2 Pada waktu penelitian dilaksanakan peserta tes harus berpakaian olahraga
untuk pengukuran daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tunghkai dan
panjang tungkai, serta berpakaian renang untuk tes kecepatan renang 50
meter gaya dada, untuk mempermudahkan pelaksanaan penelitian.
3.6.2.3 Untuk pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survei
sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan
pengukuran yaitu : 1). Pengukuran daya ledak otot tungkai menggunakan
lompat tanpa awalan, 2) Kekuatan Otot Tungkai menggunakan Back and
Leg Dynamometer,dan 3). Pengukuran panjang tungkai dengan cara
pengukuran langsung ke obyek.
3.6.3 Tahap Penyelesaian Penelitian
Setelah data dikumpulkan maka data tersebut dianalisis secara komputerisasi
dengan sistem SPSS versi 10 (Syahri Alhusin, 2003 : 182 ).
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih
48
mudah diolah (Suharsimi 1998:151). Instrumen penelitian yang diguanakan
adalah Standing Broad Jump untuk mengukur daya ledak otot tungkai, Back and
Leg Dynamometer untuk mengukur kekuatan otot tungkai, dan meteran untuk
mengukur panjang tungkai. Serta kolam renang jarak 50 meter dan stop watch
untuk mengkur kecepatan renang 50 meter gaya dada. Dalam penelitian ini
metode yang digunakan adalah metode survey, jadi instrumen yang digunakan
adalah tes dan pengukuran yang meliputi:
3.7.1 Tes Daya Ledak Otot Tungkai
Gambar 12
Tes kekuatan daya ledak otot tungkai (Standing Broad Jump)
(Dokumentasi penelitian, 2007)
Pelaksanaan tes daya ledak otot tungkai adalah sebagai berikut:
Sampel setengah berjongkok, kaki ditempatkan pada balok lompat jauh atau
tanda garis, lengan luruskan kebelakang. Meloncat atau menolak kedepan
sejauh mungkin disertai dengan ayunan lengan dari kedua tangan. Setelah itu
49
mendarat dengan kedua kaki. Penilaianya adalah jauhnya loncatan atau
tolakan ke depan dengan satuan ukuran Cm (Eri Pratiknyo D, 2000:43).
3.7.2 Tes Kekuatan Otot Tungkai
Gambar 13 Tes kekuatan Otot tungkai
(Back and Leg Dynamometer) (Dokumentasi penelitian,2007)
Pelaksanaan tes kekuatan otot tungkai adalah sebagai berikut: Sampel
berdiri diatas papan Dynamometer dengan kaki sejajar dan dibuka lebar 6
inchi, ikat pinggang dihubungkan dengan tengah pegangan, genggam untuk
memantapkan pegangan. Kepala tegak, punggung lurus dan tangan
memegang palang selebar paha setelah diolesi kapur, untuk menyesuaikan
pegangan secara tepat hubungkan palang dengan rantai. Sampel
membengkokkan lutut dengan sudut antara 115-125 derajat, genggam palang
sampai setinggi tulang pinggang. Sampel diminta menarik pegangan lurus ke
atas dengan cara meluruskan kaki (tidak dihentakkan), sampai akhir tes dan
jarum pada skala tidak bergerak lagi (Eri Pratiknyo D, 2000:33).
50
3.7.3 Tes Panjang Tungkai
Gambar 14 Tes panjang tungkai
(Dokumentasi penelitian,2007)
Pelaksanaan tes panjang tungkai adalah sebagai berikut: Sampel
berdiri tegak, tester berdiri di samping kanan atau kiri sampel, kemudian
sampel diminta mengayunkan tungkai lurus kedepan sehingga tampak sumbu
gerak tungkainya. Dari titik sumbu gerak tunkai diukur sampai telapak kaki.
(Eri Pratiknyo D, 2000:65)
3.7.4 Tes Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter.
Perlaksanaan tes kecepatan renang 50 meter gaya dada adalah sebagai
berikut: Sampel berdiri siap di balok start, setelah ada aba-aba “awas” sampel
mengambil posisi start, kemudian setelah ada aba-aba bunyi peluit dengan
pengibaran bendera perenang melakukan start dan berenang sejauh 50 meter
dengan kecepatan maksimal. Stopwatch di mulai sejak dibunyikanya peluit
dan diakhiri pada saat sampel/perenang finish. Angka yang menunjukan
51
angka pada saat sampel menyentuh finish merupakan besarnya kecepatan
yang ditempuh oleh sampel dengan ukuran detik.
Gambar 15
Tes kecepatan renang 50 meter gaya dada (Dokumentasi penelitian, 2007)
3.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian
Dalam kegiatan penelitian, terdapat berbagai faktor yang mungkin dapat
menghambat pelaksanaan penelitian sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil
penelitian tersebut. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
3.8.1 Teknik atau cara pengambilan data yang disebabkan oleh tester. Untuk
mengatasi hal tersebut, peneliti memilih mahasiswa FIK Unnes semester VIII
sebagai tester karena telah mendapatkan mata kuliah Tes dan Pengukuran
sehingga menguasai penggunaan alat tes yang digunakan. Selain itu sebelum
pelaksanaan tes dan pengukuran yang sesungguhnya, peneliti bersama tester
melakukan latihan tes dan pengukuran terlebih dahulu.
3.8.2 Alat tes. Untuk menghindari kesalahan ini, terlebih dahulu alat tes diuji
validitasnya di BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Jika alat tes lolos
52
uji, maka peneliti akan mendapatkan surat keterangan yang menyatakan
bahwa alat tes masih layak digunakan. Penggunaan tes juga harus disesuaikan
dengan tujuannya.
3.8.3 Tester juga dapat menyebabkan data hasil pengukuran menjadi bias karena
prosedur pelaksanaan belum dipahami dengan baik. Oleh karena itu, sebelum
dimulai tester diberitahu dan diberi kesempatan untuk mencoba.
3.8.4 Faktor kesungguhan dan kondisi fisik sampel dapat berpengaruh terhadap
hasil tes. Untuk mengatasi hal itu, peneliti memberikan motivasi dan arahan
mengenai tujuan dan manfaat penelitian.
3.9 Analisis Data
Bentuk data dalam penelitian ini adalah bentuk angka yaitu data hasil
pengukuran daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tunghkai,
dan kecepatan renang 50 meter gaya dada,. Secara teknik cara pengukurannya
ada empat yang dilakukan terhadap semua sampel. Sebelum dilakukan
penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan transformasi data
diubah ke skor T, atau dilihat berapa skor angkanya baru kemudian dilakukan
penghitungan-penghitungan statistik deskriptif dan juga dilakukan uji
persyaratan yakni uji normalitas menggunakan statistik non parametrik
dengan Kolmogorov-Smirnov tes, dan uji homogenitas dengan Chi-Square.
Pengolahan data ini menggunakan komputerisasi dengan sistem SPSS versi 10
(Syahri Alhusin, 2003 :182 ).
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Pengambilan data telah dilakukan dengan mengukur variabel-variabel
dari penelitian ini yang berjudul : “Hubungan Daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi Klub renang TCS Semarang Tahun
2007”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi Klub renang
TCS Semarang Tahun 2007. Variabel dalam penelitian ada dua yaitu :
1) Variabel bebas (X) terdiri dari tiga variabel yaitu X1 variabel Daya Ledak
Otot Tungkai dan variabel X2 Kekuatan Otot Tungkai , X3 ialah variabel
panjang tungkai dan variabel tergantung (Y) yaitu : Kecepatan renang 50 meter
gaya dada. Oleh karena satuan ukuran dari masing-masing variabel penelitian
ini berbeda-beda, seperti : Daya Ledak Otot Tungkai diukur dengan Standing
Broad Jump ukurannya sentimeter, kekuatan otot tungkai dengan back and leg
dengan satuan angka kilogram, panjang tungkai dengan senti meter, dan
kecepatan renang dengan satuan detik. Maka perlu distandardisasi dengan
mengubah ke skor T ( Sutrisno Hadi, 1990 : 267 ). Kemudian baru dilanjutkan
dengan penghitungan statistik deskriptif, adapun hasil perhitungan statisitik
deskriptif dapat dilihat seperti pada tabel berikut :
53
54
Tabel : 1 Rangkuman perhitungan Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Daya Ledak Otot Tungkai 8 36,51 61,57 50,0000 9,9996 Kekuatan Otot Tungkai 8 36,87 62,64 50,0013 10,0006 Panjang Tungkai 8 40,03 69,94 50,0000 9,9995 Kec Renang 50 M Gaya Dada 8 36,54 65,33 49,9988 10,0007
Berdasarkan pada tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa N ialah jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 8 orang, sama untuk ketiga
variabel yaitu untuk daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai. Variabel daya ledak otot tungkai nilai terendah ialah 36,51, nilai
maksimum atau tertinggi = 61,57, nilai rata-ratanya = 50,0000 dan nilai standar
deviasi = 9.9996. Variabel kekuatan otot tungkai nilai terendah = 36,87, nilai
tertinggi = 62,64 dan nilai rata-rata = 50,0013, nilai standar deviasi = 10,0006.
Variabel panjang tungkai nilai terendah ialah 40,03, nilai maksimum atau
tertinggi =69,94, nilai rata-ratanya = 50,0000 dan nilai standar deviasi =
9,9995. Variabel kecepatan renang 50 meter gaya dada nilai terendah = 36,54,
nilai tertinggi = 65,33 dan nilai rata-rata = 49,9988, nilai standar deviasi =
10,0007.
4.2 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penghitungan statistik deskriptif selesai maka
dilanjutkan dengan uji hipotesis, uji hipotesis ini yang akan diuji ialah uji
hubungan maka menggunakan uji regresi. Adapun sebelum uji hipotesis
dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan uji hipotesis yang meliputi:
55
uji normalitas data, uji homogenitas, uji linieritas dan uji keberartian model
garis regresi dengan langkah-langkahnya sebagai berikut :
4.2.1 Uji Persyaratan Analisis Hipotesis
4.2.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah beberapa sampel yang telah diambil berasal dari
populasi yang sama atau populasi data berdistribusi normal. Uji normalitas
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji
normalitas data ini dengan ketentuan : jika nilai signifikansi atau nilai
probabilitas > 0,05 berarti distribusi data normal, dan jika nilai signikansi
atau nilai probabilitas < 0,05 berarti distribusi data tidak normal. Dari
perhitungan statistik diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel : 2 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan Kecepatan
Renang 50 M Gaya Dada.
Variabel Signifikansi Keterangan Daya Ledak Otot Tungkai 0,939 > 0,05 Normal Kekuatan Otot Tungkai 0,893> 0,05 Normal Panjang Tungkai 0,894 > 0,05 Normal Kecepatan Renang 50M Gaya dada 0,919 > 0,05 Normal
Berdasarkan pada perhitungan nilai pada tabel 2 menunjukkan
bahwa variabel daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang
tungkai dan kecepatan renang 50 meter gaya dada dalam penelitian ini
sampel yang telah diambil berasal dari populasi yang sama atau populasi
data berdistribusi normal, dan uji parametrik dapat dilanjutkan.
56
4.2.1.2 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
sampel-sampel dalam penelitian ini berasal dari varians yang sama dan ini
merupakan prasyarat bila uji statistik infrensial hendak dilakukan (Singgih
Santoso, 2005 : 209), uji homogenitas dalam penelitian ini dengan
menggunakan Chi-Square dan dengan ketentuan : jika nilai signifikansi
atau nilai probabilitas > 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi
yang mempunyai varians sama atau homogen, sedang jika nilai signifikansi
atau nilai probabilitas < 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi
yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen. Adapun dari
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel : 3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Daya Ledak Otot Tungkai 1,000 > 0,05 Homogen Kekuatan Otot Tungkai 1,000 > 0,05 Homogen Panjang Tungkai 0,963 > 0,05 Homogen Kecepatan Renang 50m gaya dada 0.993 > 0,05 Homogen
Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa semua data variabel
dalam penelitian yang ada menunjukkan nilai signifikansi atau nilai
probabilitas mean atau nilai rata-rata berada diatas atau > 0,05, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang
mempunyai varians sama, atau sampel diambil dari populasi pemain yang
mempunyai varians yang sama, baik untuk variabel daya ledak otot tungkai,
kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai dan kecepatan renang 50 meter
57
gaya dada secara keseluruhan data tersebut adalah Homogen, dan uji
parametrik dapat dilanjutkan.
4.2.1.3 Uji Linieritas data
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya hubungan
antara prediktor yaitu variabel-variabel daya ledak otot Tungkai (X1),
kekuatan otot tungkai (X2), panjang tungkai (X3) dengan kecepatan renang
50 meter gaya dada sebagai variabel (Y). Dalam uji linieritas garis regresi
ini dengan melihat nilai F dengan ketentuan sebagai berikut : jika
Fhitung > Ftabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 berarti linier. Sedang jika
Fhitung < Ftabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak linier. Dari
perhitungan data diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Linieritas Garis Regresi
Dengan melihat tabel 4 dapat pahami bahwa ke empat variabel
penelitian, baik secara regresi tunggal maupun secara regresi ganda , hasil
uji linieritas garis regresi menunjukkan hasil secara keseluruhan adalah
linier. Adapun untuk jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Untuk variabel daya ledak otot tungkai diperoleh nilai F sebesar
84,879 > 5,99 atau dengan nilai signifikasi 0,000 > 0,05 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data variabel daya ledak otot
58
tungkai menunjukkan penyebaran datanya berada dalam satu garis yaitu
linier.
2) Untuk variabel kekuatan otot tungkai diperoleh nilai F sebesar
34,393 > 5,99 atau bila dengan nilai signifikasi diperolah hasil sebesar
0,001 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari
variabel kekuatan otot tungkai penyebaran berada dalam satu garis lurus
yaitu linier.
3) Untuk variabel panjang tungkai diperoleh nilai F sebesar 13,286 > 5,99
atau bila dilihat dari nilai signifikasinya diperoleh nilai sebesar
0,011 < 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari
variabel panjang tungkai penyebarannya dalam satu garis yaitu linier.
4.2.1.4 Uji Keberartian Model Garis Regresi
Uji keberartian model garis regresi ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah persamaan garis regresi yang diperoleh signifikan atau
tidak untuk dapat digunakan sebagai prediktor dari harga kreterium. Uji
keberartian model ini menggunakan uji – t dengan kriteria sebagai berikut
: jika t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05 berarti signifikan, sedang
jika t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak signifikan. Dari
perhitungan diperoleh hasil seperti tabel berikut :
59
Tabel : 5 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Keberartian Model Garis Regresi
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keterangan
Daya Ledak Ot Tungkai 9,213 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig Kek Ot Tungkai 5,865 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig Panjang Tungkai 3,465 > 2,447 0,011 < 0,05 Sangat Sig
Dari tabel 5 diatas dapat dipahami bahwa ke tiga variabel
menunjukkan hasil sebagai berikut :
1) Variabel daya ledak otot tungkai diperoleh nilai t hitung sebesar 9,213 >
2,447 atau bila dilihat dari nilai signifikasi diperoleh hasil sebesar
0,001 < 0,05 dengan demikian kesimpulannya sangat signifikan.
2) Variabel kekuatan otot tungkai diperolehnilai t hitung sebesar 5,865 >
2,447 atau bila dilihat dari nilai signifikasinya diperoleh hasil sebesar
0,011 < 0,05 yang kesimpulannya adalah sangat signifikan.
3) Variabel panjang tungkai diperoleh hasil nilai t hitung besar 3,465 > 2,447
atau bila dilihat dari nilai signifikasinya diperoleh hasil sebesar
0,011 < 0,05 kesimpulannya adalah sangat signifikan.
4.2.2 Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis ada dua analisis yang akan dilakukan uji tersebut
meliputi :
4.2.2.1 Analisis Regresi Tunggal
Analisis regresi tunggal ini dimaksudkan untuk mengkaji korelasi
atau hubungan antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai,
60
panjang tungkai terhadap. Namun dengan ketentuan : jika t hitung > t tabel atau
signifikansi < 0,05 berarti signifikan. Sedang jika t hitung < t tabel atau
signifikansi > 0,05 berarti tidak signifikan.Berdasarkan ketentuan dan
perhitungan diperoleh hasil seperti tabel 6 berikut :
Tabel : 6 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Regresi Sederhana atau Tunggal
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keterangan Daya Ledak Ot Tungkai 9,213 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig Kek Ot Tungkai 5,865 > 2,447 0,001 < 0,05 Sangat Sig Panjang Tungkai 3,465 > 2,447 0,011 < 0,05 Sangat Sig
Berdasarkan perhitungan yang ada dalam tabel 6 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Hubungan atau korelasi antara daya ledak otot tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
renang TCS Semarang tahun 2007
Dari perhitungan untuk variabel daya ledak otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 9,213 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05
kesimpulannya ialah sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis nol
yang menyatakan “Tidak terdapat hubungan atau korelasi yang
signifikan antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang
50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
Semarang tahun 2007” adalah Ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif
yang menyatakan “Terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan
61
antara daya ledak otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya
dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007” adalah Diterima.
2) Hubungan atau korelasi antara kekuatan Otot Tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
renang TCS Semarang tahun 2007
Dari hasil perhitungan hubungan untuk variabel kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 5,865 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 maka
kesimpulannya ialah sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis nol
yang diajukan berbunyi “Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara
kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada
pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007”
adalah Ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif yang diajukan berbunyi
“Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
3) Hubungan atau korelasi antara Panjang Tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
Semarang tahun 2007
Dari hasil perhitungan hubungan untuk variabel panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
62
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007 diperoleh nilai t hitung
sebesar 3,465 > 2,447 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
kesimpulannya adalah sangat signifikan. Dengan demikian hipotesis nol
yang diajukan berbunyi “Tidak terdapat korelasi atau hubungan yang
signifikan antara panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter
gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun
2007” adalah ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif yang berbunyi
“Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara panjang
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
4.2.2.2 Analisis Regresi Ganda
Pada analisis regresi ganda dilakukan dengan maksud akan menguji
korelasi atau hubungan dari ketiga variabel yang ada ialah daya ledak otot
tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan renang
50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang
tahun 2007, oleh karena itu analisisnya menggunakan regresi ganda
dengan uji F. Berdasarkan perhitungan seperti terlihat pada tabel 7 berikut:
Tabel : 7 Rangkuman Hasil Perhitungan Regresi Ganda
Variabel F hitung Signifikansi Keterangan
Daya Ledak Otot Tungkai,
Kekuatan Otot Tungkai, Panjang
Tungkai Terhadap Kecepatan
Renang 50 Meter Gaya Dada
6891,160 0,000 < 0,05 Sangat Sig
63
Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti terlihat dalam tabel 7
bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 6891,160 dan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05 kesimpulannya adalah sangat signifikan. Dengan demikian
hipotesis nol yang diajukan berbunyi “Tidak terdapat hubungan antara daya
ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap
kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub
renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Ditolak, sebaliknya hipotesis
alternatif yang diajukan berbunyi “Terdapat hubungan antara daya ledak
otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan
renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi klub renang TCS
Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan diperoleh
hasil bahwa : hipotesis alternatif yang diajukan adalah “diterima” dan hipotesis
nihil yang diajukan adalah “ditolak”. Dengan demikian hasil uji hipotesis yang
diperoleh ialah meliputi :
1) “Terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
Berarti bahwa tinggi rendahnya daya ledak otot tungkai
berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
64
kuat daya ledak otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang
digunakan untuk berenang gaya dada 50 M akan semakin kecil sehingga
kecepatan renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang
TCS Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
daya ledak otot tungkai lemah/kecil, maka waktu yang digunakan untuk
berenang gaya dada 50 m akan semakin lama sehingga kecepatan renang 50
Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang
Tahun 2007 juga akan lambat.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat James E Counsilman
(1982) yang menyebutkan bahwa untuk mengawali renang didahului
dengan gerakan start. Start yang baik akan mempengaruhi perenang
menjadi yang tercepat. Ada tiga kualitas yang diperlukan untuk menjadi
starter yang baik ialah waktu reaksi, kekuatan otot dan mekanika gerakan.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk menciptakan tegangan. Daya
berbeda dengan kekuatan , dalam hal daya juga menyangkut tempo kerja,
yaitu kecepatan dari kontraksi otot. Seseorang dengan daya ledak yang baik
dan mekanika yang jelek sering kali dalam start dapat mengalahkan orang
dengan kombinasi yang sebaliknya. Pada renang gaya dada gerakan
tendangan tungkai juga membutuhkan daya ledak untuk menghasilkan daya
dorong. Gerakan tungkai pada saat menendang kebelakang tidak hanya
membutuhkan kekuatan otot saja tetapi juga kecepatan menendang.
Kombinasi antara kekuatan dan kecepatan gerakan tersebut dinamakan daya
ledak otot.
65
2) “Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara kekuatan otot
tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra
berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
Hal ini berarti tinggi rendahnya kekuatan otot tungkai
berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
kuat otot tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk
berenang gaya dada 50 Meter akan semakin kecil sehingga kecepatan
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan otot tungkai lemah, maka waktu yang digunakan untuk berenang
gaya dada 50 Meter akan semakin lama sehingga kecepatan renang
50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang
Tahun 2007 juga akan lambat.
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Menurut Harsono (1988)
yang menyebutkan bahwa kemampuan fisik khususnya kekuatan otot
tungkai sebagai sumber daya dorong maju utama, dalam menunjang teknik
renang gaya dada terhadap kecepatan renang gaya dada. Gerakan
menendang pada renang gaya dada membutuhkan kekuatan untuk
menghasilakan daya dorong maju. Semakin besar kekuatan yang dihasilkan
oleh kekuatan otot tungkai maka semakin cepat daya dorong maju yang
dihasilkan. Jadi hubungan kekuatan otot tungkai dengan kecepatan renang
66
gaya dada berbanding lurus, karena semakin besar kekuatan yang
dihasilkan maka semakin cepat kecepatan renangnya.
3) “Terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah Diterima.
Hal ini berati bahwa Panjang atau pendeknya tungkai
berhubungan negatif terhadap Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007, semakin
panjang tungkai seseorang atlet renang maka waktu yang digunakan untuk
berenang gaya dada 50 Meter akan semakin kecil sehingga kecepatan
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
Semarang Tahun 2007 akan semakin cepat dan sebaliknya jika tingkat
kekuatan tungkai seorang atlet pendek, maka waktu yang digunakan untuk
berenang gaya dada 50 meter akan semakin lama sehingga kecepatan
renang 50 Meter Gaya Dada Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS
Semarang Tahun 2007 juga akan lambat.
Hasil tersebut membuktikan bahwa panjang tungkai dalam renang
gaya dada mempunyai hubungan berbanding lurus, yaitu semakin panjang
tungkai maka semakin cepat kecepatan renang yang dihasilakan. Panjang
tungkai mempengaruhi lebarnya tendangan, semakin lebar tendangan maka
daya dorong yang dihasilkan semakin besar. Pada saat melakukan
tendangan kebelakang, panjang tungkai digunakan sebagai papan tumpu
dengan air. Apabila tungkainya panjang maka papan tumpunya akan
67
semakin luas, sehingga gaya yang diberikan oleh air untuk ditekan kebelang
menjadi bertabah, dengan kekuatan yang besar secara ototmatis daya
dorong kedepanya akan semakin besar. Hal ini berhubungan dengan hukum
aksi reaksi, bahwa semakin besar perkenaan gaya kesuatu benda maka
benda tersebut akan memberikan gaya yang sama besar.
4) “Terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai
dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada
atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007” adalah
Diterima. Yang berarti bahwa Kecepatan Renang 50 Meter Gaya Dada
Atlet Putra Berprestasi Klub Renang TCS Semarang Tahun 2007 dapat
ditentukan oleh daya ledak totot tungkai, kekuatan otot tungkai dan panjang
tungkai secara bersama-sama (simultan).
Adapun hasil tersebut lebih mungkin disebabkan akan hal-hal sebagai
berikut :
4.3.1 Faktor Sampel Penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah atlet putra berprestasi klub renang
TCS Semarang tahun 2007 yang terdaftar dalam PPOP dan PJP, banyak
keuntungan menggunakan sampel atlet berprestasi seperti dalam penelitian
ini, keuntungan tersebut menentukan dalam keberhasilan peneliti melakukan
penelitian, keuntungan tersebut nampak dalam : kesungguhan, kualitas,
disiplin dan motivasi.
68
4.3.2 Kesungguhan Sampel Melakukan Tes dan Pengukuran.
Nampak bahwa dalam melakukan tes-tes atau pengukuran-
pengukuran sampel kelihatan sungguh-sungguh,. Misalnya mereka segera
ingin tahu berapa hasilnya dalam penghitungan kecepatan renang. Mereka
juga bersungguh-sunguh sewaktu diadakan pengukuran-pengukuran kekuatan
otot tungkai, pengukuruan panjang tungkai, dan daya ledak otot tungkai,
kelihatan bahwa mereka tidak hanya sekedar melakukan tes.
4.3.3 Kualitas Teknik Sampel.
Sampel dalam penelitian ini ini adalah atlet yang berkualitas. Hal ini
nampak dalam penghitungan waktu dalam kecepatan renang gaya dada 50
meter rata-rata mereka mencatat waktu yang relatif tinggi. Hal ini akan
membawa dampak positif dalam penghitungan akhir seluruh data dalam
penelitian ini
4.3.4 Disiplin Sampel.
Selama melakukan penelitian, terlihat kedisiplinan sampel sangat
tinggi. Mereka sudah tahu kapan harus melakukan tes, kapan harus
melakukan pengukuran, kapan harus istirahat dan kapan harus selesai.
Disiplin seperti ini sangat membantu dalam kelancaran penelitian
4.3.5 Motivasi.
Motivasi sampel dalam penelitian ini sangat tinggi. Hal ini nampak
antusias sampel pada waktu diadakan tes dan pengukuran. Hal ini tidak
mengherankan karena meraka adalah atlet dan harus bertanggung jawab atas
prestasi yang akan mereka capai.
69
4.3.6 Tempat dan Sarana Tes
Tempat melakukan tes dan pengukuran adalah kolam renang Jati Diri
Semarang. Kolam renang ini adalah kolam renang Jawa Tengah yang
berstandart internasional. Oleh sebab itu untuk melakukan penelitian, kolam
renang ini cukup nyaman dan memenuhi syarat sehingga sedikit banyak
berpengaruh pula terhadap kelancaran penelitian
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
5.1.1 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara daya ledak otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang TCS Semarang tahun 2007.
5.1.2 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara kekuatan otot tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang TCS Semarang tahun 2007
5.1.3 Ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara panjang tungkai
terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra berprestasi
klub renang TCS Semarang tahun 2007.
5.1.4 Ada hubungan atau korelasi antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot
tungkai, panjang tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter gaya dada
pada atlet putra berprestasi klub renang TCS Semarang tahun 2007.
5.2 Saran
Saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :
5.2.1 Kepada pelatih dan perenang klub renang TCS Semarang perlu disadari
bahwa daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai,
70
71
merupakan salah satu faktor penunjang kecepatan renang gaya dada 50
meter, sehingga program latihan renang untuk daya ledak dan kekuatan
otot mendapat perhatian tersendiri.
5.2.2 Pelatih dan perenang klub renang TCS Semarang harap menyadari bahwa
daya ledak otot tungkai, kekuatan otot tungkai, panjang tungkai
merupakan salah satu faktor penunjang kecepatan renag gaya dada 50
meter, olehnkarena itu perlu melakukan latihan secara intensif untuk
memperkuat otot tungkai.
5.2.3 Bagi para peneliti dianjurkan untuk menggunakan atlet apabila melakukan
penelitian, sebab dengan menggunakan atlet hasilnya akan lebih baik
karena terdorong oleh motivasi yang tinggi dalam rangka
mempertanggung jawabkan prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Counsilman, James E. 1982. The Science of Swimming Terjemahan Soekarno. Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tingggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Dixon, Joseph.1996. Swimming Coaching. Ramsbury, Melborough: Crowood Press Eri Pratiknyo Dwikusworo. 2000. Petunjuk Praktis Tes dan Pengukuran Olahraga.
Semarang: FIK Universitas Negeri Semarang Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. 2002. Pedoman
Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang: FIK UNNES Gempur Santoso. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Prestasi Pustaka Phublisher Haller, David. 1982. Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya Kasiyo Dwijoyowinoto. 1980. Renang Perkembangan Pengajaran Teknik dan
Taktik. Semarang: IKIP Semarang M, Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga. Semarang: Dahara Prize Roeswan dan Soekarno. 1979. Renang dan Metodik Untuk SGO. Editor nDong
Rieneka Cipta Sutrisno Hadi. 1997. Statistik Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta Tri Tunggal Setiawan. 2004. Renang Dasar 1. Semarang: Universitas Negeri
Semarang
72
73
. 2005. Renang Dasar 2. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi. 1999. Kinesiologi. Semarang: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah
73
74
Lampiran 1
DATA HASIL TES DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KECEPATAN
RENANG 50 METER GAYA DADA
DATA KASAR DLOT No. N a m a Stand Broad Jump KOT P.Tungkai KRGD
1 Guntur Pratama P 203.00 242 95 33.80 2 Tedo Handaldi P 163.00 230 92 35.80 3 Deny B Utomo 202.50 261 106 31.80 4 Rabani Wangsa 97.00 171 95 38.10 5 Andre Cipta N 153.00 245 97 35.30 6 Hans Sebastian 107.00 186 92 38.10 7 Rendi Pramana 85.50 169 91 39.20 8 Arifin Budi S 179.00 223 100 33.83 Mean 148.75 215.88 96.00 35.74 Std Dev 46.89 35.70 5.01 2.57
DATA HASIL TES DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KECEPATAN
RENANG 50 METER GAYA DADA
TRANSFORMASI KE SKOR T
No N a m a T DLOT T KOT T P.Tungkai T KRGD
1 Guntur Pratama P 61.57 57.32 48.01 57.55 2 Tedo Handaldi P 53.04 53.96 42.02 49.77 3 Deny B Utomo 61.46 62.64 69.94 65.33 4 Rabani Wangsa 38.96 37.43 48.01 40.82 5 Andre Cipta N 50.91 58.16 51.99 51.72 6 Hans Sebastian 41.10 41.63 42.02 40.82 7 Rendi Pramana 36.51 36.87 40.03 36.54 8 Arifin Budi S 56.45 52.00 57.98 57.44 Mean 50.0000 50.0013 50.0000 49.9988 Std Dev 9.9996 10.0006 9.9995 10.0007
Keterangan : DLOT : Daya Ledak Otot Tungkai ( Standing Broad Jump ) KOT : Kekuatan Otot Tungkai P. Tungkai : Panjang Tungkai. KRGD : Kecepatan Renang Gaya Dada.
75
Lampiran 2
HASIL OLAH DATA DENGAN ANALISIS SPSS
Descriptives Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Daya Ledak Ot Tungkai 8 36.51 61.57 50.0000 9.9996 Kek Ot Tungkai 8 36.87 62.64 50.0013 10.0006 Panjang Tungkai 8 40.03 69.94 50.0000 9.9995 Kecepatan Renang Gaya Dada 8 36.54 65.33 49.9988 10.0007 NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DLOT KOT P T KRGD
N 8 8 8 8 Normal Parameters Mean 50.0000 50.0013 50.0000 49.9987 Std. Deviation 9.9996 10.0006 9.9995 10.0007 Most Extreme Differences Absolute .188 .204 .204 .196 Positive .188 .174 .204 .196 Negative -.161 -.204 -.159 -.147 Kolmogorov-Smirnov Z .533 .578 .577 .553 Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .893 .894 .919 a Test distribution is No al. rmb Calculated from data. NPar Tests Chi-Square Test
Test Statistics DLOT KOT PT KRGD
Chi-Square .000 .000 1.000 .750 df 7 7 5 6 Asymp. Sig. 1.000 1.000 .963 .993 a 8 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.0. b 6 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.3. c 7 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency 1.1. Regression
Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Daya Ledak Ot Tungkai . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kec.Renang 50 meter gaya dada
76
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .966 .934 .923 2.7755 a Predictors: (Constant), Daya ledak Ot Tungkai