BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan perubahan global, profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya. Seorang profesional diharapkan dapat mengarahkan dirinya pada suatu tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat (Al Arens,2003:117). Kelangsungan hidup profesi auditor di Indonesia sangat tergantung kepada kepercayaan masyarakat terutama para pengguna jasa auditor terhadap kualitas jasa yang dihasilkan profesi. Apabila para pemakai jasa auditor tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi auditor, maka pelayanan jasa i
120
Embed
Skripsi-Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntansi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan perubahan global,
profesi akuntan pada saat ini dan masa mendatang menghadapi tantangan yang
semakin berat, sehingga dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan
dituntut untuk selalu meningkatkan profesionalismenya.
Seorang profesional diharapkan dapat mengarahkan dirinya pada suatu
tingkat tindakan di atas tingkat tindakan yang dilakukan oleh sebagian besar
anggota masyarakat (Al Arens,2003:117). Kelangsungan hidup profesi auditor
di Indonesia sangat tergantung kepada kepercayaan masyarakat terutama para
pengguna jasa auditor terhadap kualitas jasa yang dihasilkan profesi. Apabila
para pemakai jasa auditor tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi
auditor, maka pelayanan jasa profesi tersebut menjadi tidak efektif (Abdul
Halim,2001:19).
Etika profesional meliputi standar sikap para anggota profesi yang
dirancang agar praktis dan realistis, tetapi sedapat mungkin idealistis.
Tuntutan etika profesi yang dirancang harus di atas hukum tetapi di bawah
standar ideal (absolut) agar etika tersebut mempunyai arti dan berfungsi
sebagaimana mestinya. (Abdul Halim, 2001:17).
Alasan yang mendasari adanya Kode Etik adalah perlunya
kepercayaan masyarakat dalam kualitas jasa yang diberikan suatu profesi
i
1
tanpa memandang siapa (individu) yang melakukan pemberian jasa tersebut.
(Bambang Hartadi,1987:33).
Perilaku beretika wajib hukumnya supaya masyarakat dapat berjalan
secara teratur. Kita dapat beragumentasi bahwa etika adalah sejenis perekat
yang dapat mengikat erat masyarakat (Al Arens, Elder dan abeasley,
2003:110).
Untuk mengetahui apakah prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI
dapat diterima di Perguruan Tinggi, maka berbagai penelitian dilakukan
kepada pemakai jasa profesi akuntan. Penelitian yang dilakukan Endarti
(2006) terhadap Kode Etik Akuntan dapat disimpulkan bahwa : Ada
perbedaan antara persepsi mahasiswa dengan akuntan pendidik dan akuntan
publik serta tidak ada perbedaan antara persepsi akuntan publik dan akuntan
pendidik.
Dari penelitian Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta (2006) diperoleh
hasil bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan
pria dan mahasiswa akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswa
akuntansi terhadap etika profesi. Sedangkan dari penelitian Rustiana dan Dian
indri (2002) hasilnya menyebutkan bahwa ada perbedaan persepsi tentang
kode etik akuntan diantara kelompok novice accountant, akuntan pendidik dan
akuntan publik serta persepsi tentang kode etik akuntan antara kelompok
akuntan publik lebih baik dibanding kelompok novice accountant.
Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian tedahulu adalah dari
segi responden, penelitian ini menggunakan responden para Dosen akuntansi
ii
di Pekalongan dan mahasiswa akuntansi di UNIKAL yang telah mendapatkan
mata kuliah Auditing dan Teori akuntansi, karena mahasiswa tersebut telah
mengetahui dan memahami apa yang dimaksud Prinsip-prinsip dalam Kode
Etik Ikatan Akuntan Indonesia sehingga diharapkan dapat mempersepsikan
kegunaannya dengan tepat.
Dari uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara empiris tentang Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Akuntan
Pendidik Terhadap Prinsip-prinsip Etika Dalam Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia.
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional
setiap profesi adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan
masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas
dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi
yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Masyarakat akan
sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi
terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan
demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat
diandalkan dari profesi yang bersangkutan (Mulyadi, 2001:50).
iii
Masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Kode Etik IAI mengatur perilaku akuntan dalam
menjalankan praktek akuntan publik di Indonesia.
2. Bagaimana memperkenalkan nilai-nilai profesi dan etika akuntan
kepada mahasiswa.
3. Bagaimana kepercayaan masyarakat pemakai jasa terhadap mutu
jasa yang diserahkan oleh profesi akuntan publik.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Agar tidak terlalu luas cakupan yang dibahas dan karena
adanya keterbatasan waktu serta kemampuan penulis maka penelitian
ini membatasi pada identifikasi masalah yang pertama, yaitu
bagaimana Kode Etik IAI mengatur perilaku akuntan dalam
menjalankan praktek akuntan publik di Indonesia yang meliputi :
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, Kerahasiaan, perilaku
Profesional, dan Standar Teknis dalam persepsi mahasiswa akuntansi
dan akuntan pendidik.
1.2.3 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi mahasiswa akuntansi terhadap prinsip-
prinsip Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
iv
2. Bagaimana persepsi akuntan pendidik terhadap prinsip-prinsip
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan
akuntan pendidik terhadap prinsip-prinsip Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai perilaku dan
persepsi mahasiswa akuntansi terhadap kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
2. Untuk menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai perilaku dan
persepsi akuntan pendidik terhadap kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntan dan akuntan
pendidik terhadap kode etik Ikatan Akuntan Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari dibangku
kuliah dan penulis coba praktikkan dalam bentuk penelitian dilapangan.
v
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan
perpustakaan Universitas Pekalongan serta bisa bermanfaat dikalangan
mahasiswa yang ingin mendalami mata kuliah auditing yang menyangkut
kode etik akuntan Indonesia.
3. Bagi Pihak lain yang berkepentingan
a. Sebagai sumber informasi dan referensi tambahan bagi yang
membutuhkan.
b. Memberikan landasan untuk penelitian berikutnya di bidang yang
sama di masa datang.
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Endarti (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Akuntan
Dan Mahasiswa Tentang Kode Etik Akuntan”. Berdasarkan uji Mann-
Whhitney U test yang telah dilakukan dalam penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa : Ada perbedaan antara persepsi mahasiswa dengan
akuntan pendidik dan akuntan publik serta tidak ada perbedaan antara
persepsi akuntan publik dan akuntan pendidik.
2. Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta (2006) meneliti tentang
“Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian
Akuntansi dipandang dari segi Gender terhadap Etika bisnis dan Etika
Profesi”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak terdapat
perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria dan mahasiswa
akuntansi dengan akuntan wanita dan mahasiswa akuntansi terhadap
etika profesi. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara
karyawan bagian akuntansi pria dengan karyawan bagian akuntansi
wanita terhadap etika profesi.
3. Rustiana dan Dian Indri (2002) melakukan penelitian yang berjudul
“Persepsi Kode etik akuntan Indonesis:Komparasi Novice Accountant,
Akuntan pendidik dan Akuntan Publik”. Penelitian ini dilakukan kepada
Novice Accountant (mahasiswa), Akuntan pendidik dan Akuntan publik
vii
7
dengan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis lebih lanjut hanya 42
kuesioner. Dari penelitian tersebut hasilnya menyebutkan bahwa ada
perbedaan persepsi tentang kode etik akuntan diantara kelompok novice
accountant, akuntan pendidik dan akuntan publik serta persepsi tentang
kode etik akuntan antara kelompok akuntan publik lebih baik dibanding
kelompok novice accountant.
Untuk lebih jelasnya, akan ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1Hasil Penelitian Terdahulu
No.NAMA, judul DAN TAHUN
Penelitianoperasional
variabelhasil penelitian
1.
2.
3.
Endarti,Persepsi Akuntan Dan Mahasiswa tentang Kode etik Akuntan(2006)
Indiana Farid Martadi dan Sri Suranta,Persepsi Akuntan, Mahasiswa akuntansi dan Karyawan bagian akuntansi dipandang dari segi Gender terhadap Etika bisnis dan Etika Profesi(2006)
Rustiana dan Dian Indri,Persepsi Kode Etik Akuntan Indonesia : komparasi Novice Accountant, Akuntan Pendidik Dan Akuntan Publik(2002)
Kode Etik Akuntan
Mahasiswa akuntansi
Akuntan pendidik
Akuntan publik
Akuntan Mahasiswa
akuntansi Karyawan Gender Etika Bisnis Etika
Profesional
Kode Etik Akuntan Indonesia
Novice Account
Akuntan pendidik
Akuntan publik
Dalam penelitian tersebut Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa, akuntan pendidik dan akuntan public tetapi antara akuntan pendidik dan akuntan publik tidak ada perbedaan.
Dari penelitiannya Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara akuntan pria, mahasiswa akuntansi, dengan akuntan wanita dan mahasiswi akuntansi wanita terhadap etika profesi.
Dari penelitiannya ada perbedaan persepsi antara Novice Accountant, Akuntan pendidik dan Akuntan publik tentang kode etik akuntan serta persepsi Akuntan publik lebih baik dibanding novice accountant.
viii
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Etika dan Etika Profesi
Etika (ethics) berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti
“karakter”. Kata lain untuk etika adalah moralitas (morality), yang
berasal dari bahasa latin mores yang berarti “kebiasaan”. Moralitas
berpusat pada “benar” dan “salah” dalam perilaku manusia. Oleh
karena itu, etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana
orang akan berperilaku terhadap sesamanya. (Boynton, Johnson dan
Kell, 2002:97)
Istilah Etika dilihat dalam kamus besar Bahasa Indonesia
(2007), memiliki tiga arti yang salah satunya adalah nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Permasalahan Etika timbul bilamana seseorang membuat
suatu pilihan dari berbagai alternatif dan pilihan yang benar tidak
jelas secara nyata. Masalah yang tersulit timbul yaitu bila ada konflik
dua atau lebih aturan atau bila ada konflik antara aturan dan kriteria
dari hal yang terbaik.
Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:110) Etika secara
garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai-
nilai moral. Setiap orang memiliki rangkaian nilai tersebut, walaupun
kita memperhatikan atau tidak memperhatikannya secara eksplisit.
Menurut Boynton, Johnson dan Kell (2002:96) Etika profesi
merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan
ix
profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para anggotanya.
Kepribadian akuntan yang profesional akan selalu dihubungkan
dengan sikap dan tindakan etis yang pada akhirnya merupakan
penentu posisi akuntan dalam masyarakat sebagai pemakai jasa
profesionalnya.
2.2.2 Profesi dan Peran Kode Etik
Istilah profesional berarti tanggung jawab untuk berperilaku
yang lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dan lebih daripada memenuhi undang-undang dan
peraturan masyarakat ( Arens dan Loebbecke, 1998:77)
Manusia senantiasa dihadapkan pada kebutuhan untuk
membuat keputusan yang memiliki konsekuensi baik bagi mereka
sendiri maupun pihak lainnya. Seringkali dilema etika timbul sebagai
akibat dari pemilihan tersebut yang baik untuk satu pihak tetapi tidak
baik untuk pihak lainnya. Etika umum berusaha menangani
pertanyaan-pertanyaan apa yang baik untuk individu dan masyarakat,
dengan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang
harus dilakukan sehingga individu-individu memiliki kewajiban
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap pihak lain (Boynton,
Johnson dan Kell, 2002:97).
Etika profesional harus lebih luas dari sekedar prinsip-prinsip
moral. Etika tersebut mencakup prinsip perilaku untuk orang-orang
x
profesional yang dirancang untuk tujuan praktis dan idealistik. Oleh
karena kode etik profesional antara lain dirancang untuk mendorong
perilaku ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan.
Agar bermanfaat, kode etik harus pada posisi diatas hukum dan
sedikit dibawah ideal.
2.2.3 Prinsip-prinsip Etika
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika
sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting
dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota
mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa
profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab
untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
xi
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan
tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran
yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan
yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan
terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan
sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan
sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk
membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan
persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat
prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk
xii
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang
diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus
menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas
yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara
lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
xiii
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda
dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai
situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain
menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan,
melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan
pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang
ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya,
anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan
memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai
xiv
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan
pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi
kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan
pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya
memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional
melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib
melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain
yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah
pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan
memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
xv
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi
yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak
boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan
bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi
yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau
perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang
diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban
kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan
klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
xvi
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat
umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati
anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
2.2.4 Mahasiswa Akuntansi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Mahasiswa
didefinisikan sebagai Orang yang belajar di Perguruan Tinggi.
Sedangkan akuntansi adalah Seni pencatatan dan pengikhtisaran
transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap
suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa akuntansi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang telah
menempuh mata kuliah auditing dan teori akuntansi. Persyaratan ini
didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi tersebut
xvii
telah mempunyai pemahaman tentang prinsip-prinsip etika dalam
Kode Etik IAI.
2.2.5 Akuntan Pendidik
Kompartemen Akuntan Pendidik, adalah kompartemen yang
bidang kerja anggotanya sebagai akuntan pendidik. Kegiatan utama
Kompartemen Akuntan Pendidik adalah meningkatkan
profesionalisme akuntan pendidik dalam menjalankan kegiatan
profesionalnya dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah
seperti training, workshop maupun kegiatan lainnya (www.Ikatan
Akuntan Indonesia.co.id)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) Akuntan
didefinisikan sebagai orang yang ahli dalam bidang akuntansi yang
bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi, dan
memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi.
Sedangkan pendidik adalah orang yang mendidik. Jadi Akuntan
Pendidik adalah kelompok akuntan yang berkecimpung dalam dunia
akademis yaitu pengajar. Akuntan Pendidik mempunyai peranan
penting dalam menyampaikan pemahaman kode etik IAI kepada
mahasiswa, sehingga akuntan pendidik setidaknya memiliki
pemahaman yang memadai tentang kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Pendidikan akuntansi sebaiknya diarahkan untuk memberi
pemahaman konseptual yang didasarkan pada penalaran sehingga
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian
mahasiswa akuntansi yang telah mendapatkan mata kuliah Auditing dan
Teori akuntansi di Universitas Pekalongan dan sebagian Dosen
akuntansi di Perguruan Tinggi di kota Pekalongan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan
menggunakan metode Purposive sampling yaitu metode pengambilan
sampel berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
(Supramono dan Intiyas U., 2004:58 ).
Penentuan kriteria sampel ditentukan untuk
menghindari timbulnya kesalahan dalam penentuan
sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh
terhadap hasil penelitian.
Kriteria responden untuk akuntan pendidik dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan terakhir minimal S1 program studi akuntansi
2. Telah mengajar dalam suatu Perguruan Tinggi minimal 2 tahun
xxiv
Kriteria responden untuk mahasiswa akuntansi adalah sebagai
berikut :
1. T
ercatat sebagai mahasiswa jurusan akuntansi di Perguruan Tinggi di
Pekalongan.
2. T
elah menempuh mata kuliah Auditing dan Teori akuntansi .
3. I
PK diatas 2,50
4. M
ahasiswa aktif yang masih terdaftar di fakultas ekonomi akuntansi
UNIKAL
3.4 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari sumber
pertama tentang masalah yang diungkapkan (Husein Umar, 2002:81).
Data primer dalam penelitian ini berupa data isian kuesioner.
2. Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari
instansi atau perusahaan terkait dengan kajian pustaka yang
berhubungan dengan penelitian. Diantaranya dari bahan-bahan
pustaka.
3.5 Metode Pengumpulan Data
xxv
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Kuesioner
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan
respons atas daftar pertanyaan (Husein umar, 2002:88).
2. Studi Pustaka
Yaitu merupakan data dan mempelajari buku-buku referensi dan literatur
sebagai penunjang dan pelengkap dari masalah yang sedang diteliti
sebagai pedoman dan landasan teoritis (Sugiarto dkk, 2003 : 19).
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai
dengan bentuk penyebaran kuesioner yang menggunakan skala likert, yaitu
skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang
terhadap sesuatu (Husein Umar, 2001:89). Dalam hal ini berhubungan
dengan persepsi mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik terhadap kode
etik IAI.
Untuk selanjutnya responden diminta menjawab pertanyaan dalam
skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat paling rendah
ke tingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus
sama (Husein Umar, 2001:71).
Dari jawaban yang dikemukakan oleh responden kemudian diberikan
skala jawaban yang terdiri dari 5 poin yaitu :
xxvi
Tabel 3.1Skala Likert Jawaban Kuesioner
Pernyataan Skor
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
1
2
3
4
5
1. Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Menurut Husein umar
(2002:99) Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument/jawaban. Suatu
instrumen dianggap valid apabila mampu memperoleh data yang
tepat dari variabel yang diteliti (Bilson, 2004:58).
Pengukuran validitas dalam penelitian ini dengan menghitung
nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dan skor
total dengan memakai rumus teknik korelasi product moment, yang
rumusnya sebagai berikut : (Husein umar, 2002:105)
r =
Keterangan :
r = Korelasi
n = Jumlah sampel / jumlah responden
xxvii
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total sampel
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Reliabilitas
adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur
dalam mengukur gejala yang sama (Husein umar, 2002:108).
Kuesioner yang reliabel adalah suatu kuesioner yang apabila
dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
menghasilkan data yang sama (Bilson simamora, 2004:63).
Dalam penelitian ini uji reabilitas menggunakan koefisien
alpha (α) dari Cronbach karena jawaban pertanyaan dari responden
berskala 1 sampai 5 bukan 0 dan 1. Rumus ini ditulis seperti berikut :
(Husein umar, 2002:120)
r11 =
dimana
Keterangan
r11 : reliabilitas instrument
k : banyaknya butir pertanyaan
: jumlah varian butir
: varian total
n : jumlah responden
xxviii
X : skor pertanyaan
3. Uji rata-rata (Mean test)
Rata-rata yang diuji adalah rata-rata jawaban responden yang
telah diberi skor. Apabila thitung < ttabel maka keputusan yang diambil
adalah tidak dapat menerima H0, sedangkan jika thitung > ttabel maka
keputusan yang diambil adalah menerima H0. Dalam penelitian ini
tingkat kesalahan alpha yang digunakan adalah 0,05 untuk satu sisi.
Dengan demikian kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
H0 ditolak apabila t hitung > t tabel
H0 diterima apabila t hitung < t tabel
4. Pengujian hipotesis Uji beda t-test
Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua
sampel yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang
berbeda. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan
perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standart error dari
perbedaan rata-rata dua sample atau secara rumus dapat ditulis
sebagai berikut :
Rata-rata sampel pertama – Rata-rata sampel kedua t =
Standar error perbedaan rata-rata kedua sampel
Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara
normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata
dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah
xxix
kedua grup tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah
tidak sama secara signifikan (Imam Ghozali, 2005 : 56).
Ada dua tahapan analisis yang dilakukan dalam uji beda,
pertama dengan melihat nilai F (levene test) di output setelah F
diketahui variance sama atau tidak, langkah kedua dengan melihat
nilai t test untuk menentukan apakah terdapat perbedaan nilai rata-
rata secara signifikan. Pengambilan keputusan berdasarkan
keputusan :
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho diterima
xxx
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan
1. Sejarah Berdirinya
Pendirian Universitas Pekalongan diawali dari Sekolah Tinggi
Ekonomi Pekalongan yang disingkat STEKAL yang diprakarsai oleh
Yayasan Samarthya Mahotsaha Paramadharma. Sesuai dengan
perkembangan, pada tanggal 5 September 1982 Sekolah Tinggi Ekonomi
Pekalongan (STEKAL) ditingkatkan menjadi Universitas yang diberi
nama Universitas Pekalongan (UNIKAL) dan dituangkan dalam Akta
Notaris R. Soerojo Wongsowidjojo, S.H. tanggal 13 September 1982
nomor 16.
UNIKAL saat ini telah memiliki 5 Fakultas dengan 6 Program
Studi (Prodi). Fakultas tersebut terdiri atas Fakultas Ekonomi, Hukum
Perikanan, Pertanian dan Ilmu Kesehatan. Adapun Program Studi yang
xxxi
dimiliki meliputi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Hukum, Budidaya
Perairan, Agronomi, dan Kesehatan Masyarakat.
Universitas Pekalongan saat ini menyelenggarakan program
pendidikan sarjana strata satu (S1) yang terdiri dari lima fakultas dengan
enam prodi. Sebaran program pendidikan menurut fakultas dan program
studi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Program Studi Universitas Pekalongan
Fakultas Program Studi Status
Ekonomi Manajemen Terakreditasi
Akuntansi Terakreditasi
Hukum Ilmu Hukum Terakreditasi
Perikanan Budidaya Perairan Terakreditasi
Pertanian Agronomi Terakreditasi
Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat Dalam Proses akreditasi
Visi Fakultas Ekonomi Terwujudnya Fakultas Ekonomi yang
berkualitas dan sebagai lembaga Profesional dalam Ilmu Ekonomi yang
memiliki reputasi Nasional dan Internasional.
Adapun Misi Fakultas Ekonomi adalah :;
1. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya
di bidang ekonomi guna memenuhi kebutuhan tenaga profesional
xxxii
30
dimasa depan yang mempunyai integritas moral dan berwawasan
nasional dan internasional
2. Meningkatkan kualitas dalam memecahkan masalah-masalah
ekonomi dan kemasyarakatan di tingkat daerah, nasional dan
internasional
Tujuan yang ingin dicapai oleh fakultas ekonomi UNIKAL
adalah menghasilkan tenaga Profesional yang:
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah ilmu manajemen/akuntansi sehingga
mau berfikir, bersikap/bertindak sebagai sarjana ekonomi.
2. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi
ilmu manajemen/akuntansi, sehingga mampu menentukan,
memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian
masalah yang ada dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada
masyarakat.
3. Mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknologi yang
dimilikinya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada
masyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam
bidang manajemen/akuntansi.
2. Tinjauan Lokasi
Lokasi kampus Fakultas Ekonomi UNIKAL berada di Jalan
Sriwijaya No. 3 Kota Pekalongan. Untuk menunjang terciptanya proses
xxxiii
pendidikan yang bermutu, Fakultas Ekonomi UNIKAL menempati gedung
perkuliahan dengan luas 2.000 M2 berlantai 3 menyatu dengan fakultas
lain di atas tanah seluas 10.000 M2. Selain tanah untuk bangunan kampus,
UNIKAL juga telah menyediakan tanah untuk kegiatan lapangan serta
cadangan kampus seluas 8.000M2.
Bangunan mencakup gedung perkuliahan, mushola, pos
penjagaan, kantin, UKM, areal parkir, kantin dan dalam lingkungan
tersebut terdapat gedung untuk perkuliahan fakultas lainnya. Sarana dan
prasarana yang ada di kampus tersebut juga cukup representatif seperti
ruang kuliah yang nyaman, pelayanan administrasi, laboratorium
akuntansi, laboratorium manajemen, perpustakaan, laboratorium komputer
serta internet dan lain sebagainya, serta sarana dan prasarana yang
memadai, dan juga pemilihan lokasi kampus pun sangat strategis dengan
dapat dijangkau oleh kendaraan umum
3. Struktur Organisasi
Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Struktur organisasi adalah
susunan pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab dari urutan-
urutan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dengan pembagian
kerja, hak dan kewajiban akan menjadi jelas.
Jenis struktur organisasi formal ada beberapa model, antara lain :
1. Struktur organisasi lini (garis)
xxxiv
2. Struktur organisasi fungsional
3. Struktur organisasi lini dan fungsional
4. Struktur organisasi lini dan staf
5. Struktur organisasi lini, staf dan fungsional
Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada, “Fakultas
Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)” menggunakan struktur
organisasi lini (garis). Dengan bentuk yang sederhana, struktur organisasi
ini sangat mudah dimengerti serta tiap pejabat dapat bertindak dengan
cepat. Bagan struktur organisasi Fakultas Ekonomi UNIKAL dapat dilihat
pada gambar di bawah ini
Gambar 4.1
Struktur organisasi
Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)
xxxv
D E K A N
Sekretaris
Ka. Prodi Manajemen
Sekr. Prodi Manajemen
Ka. Prodi Akuntansi
Sekr. Prodi Akuntansi
Ka. Lab. Fakultas Ka. Tata Usaha
Staf Pengajar
StafPengetikan
Staf Umum
Staf Perkuliahan
Pem. Umum
Penjaga Malam
Sumber : Fakultas Ekonomi UNIKAL
4. Program Studi
Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan (UNIKAL)
melaksanakan dua program studi yaitu :
a. Program Studi Manajemen
Adalah suatu program di lingkungan UNIKAL yang khusus
mendidik dan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi ahli yang
profesional dan unggul di tingkat nasional. Program studi
manajemen S1 ini telah memperoleh akreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan SK
BAN-PT Nomor : 016 / BAN-PT / Ak-VII / S1 / V / 2004 dengan
kategori B.
b. Program Studi Akuntansi S1
Adalah suatu program di lingkungan UNIKAL yang khususnya
mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana
akuntansi dengan profesionalisme (knowledge, skills dan etnic)
yang tinggi di bidang akuntansi. Program ini telah terakreditasi
xxxvi
melalui SK BAN-PT Nomor : 026/BAN-PT/Ak-IX/S1/I/2006
dengan kategori C.
5. Sistem Pendidikan
a. Sistem Kredit Semester
Sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas
Pekalongan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor : 124/U/79 tanggal 8 Juni 1997 adalah
menggunakan “Sistem Kredit” yaitu tenaga penyelenggaraan
pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban tenaga pengajar,
beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan
dalam “Satuan Kredit” atas dasar satuan waktu semester.
Dalam sistem kredit ini maka beban studi mahasiswa
dinyatakan dalam “Satuan Kredit Semester (SKS)”. Satuan Kredit
Semester adalah besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha
mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan kumulatif bagi
suatu program tertentu, serta besarnya usaha untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi Perguruan Tinggi, khususnya
bagi tenaga pengajar.
Tujuan penerapan sistem kredit semester adalah untuk
memberi kemungkinan yang lebih luas mahasiswa memilih program
menuju suatu macam keahlian akademik atau keahlian profesional
xxxvii
tertentu, serta kemungkinan seorang mahasiswa dapat menyelesaikan
studi dalam waktu lebih cepat.
b. Tenaga Pengajar
Untuk mendukung pelaksanaan sistem kredit ini, Fakultas
Ekonomi UNIKAL telah menempatkan tenaga-tenaga pengajar yang
menguasai bidang disiplin ilmu yang sesuai. Staf pengajar Fakultas
Ekonomi terdiri dari dosen tetap dan yayasan, dosen tidak tetap
(praktisi dan profesional) dan dosen luar biasa (dari perguruan tinggi
negeri di Jawa Tengah) yang memiliki kompetensi dan kualifikasi
akademik, baik bergelar Master (S2) maupun doktor (S3).
c. Waktu Kuliah
Dalam pelaksanaan perkuliahan Fakultas Ekonomi dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1. Mahasiswa reguler dengan jadwal perkuliahan pagi dan sore
2. Mahasiswa Akhir Pekan dengan jadwal perkuliahan hanya 2
(dua) hari yaitu Sabtu dan Minggu.
6. Kurikulum Program Studi
Kurikulum program studi Fakultas Ekonomi UNIKAL terdiri
dari 149 SKS untuk program studi manajemen dan program studi
akuntansi yang dibagi menjadi Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) 16 SKS, Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan
(MKK) 40 SKS, Mata Kuliah Keahlian Berkarya (KKB) 54 SKS,
xxxviii
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) 11 SKS. Dalam
penelitian ini yang dibutuhkan adalah mahasiswa akuntansi yang telah
mendapatkan mata kuliah Akuntansi Syariah, maka program studi
akuntansi S1 akan diambil sebagai responden dalam skripsi ini karena
program studi tersebut terdapat mata kuliah akuntansi nsyariah pada
semester VI (enam) yang dijadikan sebagai syarat menjadi responden
dalam penelitian ini. Adapun perincian mata kuliah tiap semester
untuk program studi akuntansi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Kurikulum dan Pendistribusian Mata Kuliah Program Studi Akuntansi
Untuk Angkatan 2005 ke bawah
No Nama Mata Kuliah SKS No. Nama Mata Kuliah SKS
12345678
Semester IPendidikan PancasilaPendidikan AgamaPengantar Ekonomi IPengantar BisnisPengantar Akuntansi IMatematika Dasar Bahasa InggrisPeng. Aplikasi Komputer
Semester IIPengantar Ekonomi IIPendidikan KewarganegaraanManajemen Statistik DasarPeng. Akuntansi LanjutanIlmu Sosial DasarMatematika EkonomiPendidikan Budaya DasarPraktikum Akuntansi
Semester IVAkuntansi Biaya LanjutanPerilaku OrganisasiManajemen Keuangan LanjutanPengantar Hukum BisnisAkuntansi Keuangan IIAkuntansi Sektor PublikPengantar Pasar ModalLaboratorium Statistik
33333332
1.2.3.
Semester VIIIKuliah Kerja NyataSkripsiPendadaran
341
23 8
Sumber : Fakultas Ekonomi UNIKAL
4.2. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Muhammadiyah Pekalongan
1. Sejarah Berdirinya
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah
Pekalongan berdiri sejak tahun 2004 berdasarkan SK Mendiknas No.
23/D/0/2004 tertanggal 31 Desember 2004. STIE Muhammadiyah
Pekalongan merupakan pengembangan dari Akademi Akuntansi
Muhammadiyah (AAM) Pekalongan yang berdiri sejak tahun 1997
berdasarkan SK Depdiknas Dirjen No. 40/D/0/1997 dan program studi
D3 Akuntansi telah memperoleh perpanjangan ijin penyelenggaraan
program studi dengan SK Dirjen Dikti Depdiknas No. 4847/D/T/2006
tanggal 20 Desember 2006. Sejak berdirinya sampai sekarang,
program studi D3 Akuntansi telah menghasilkan lulusan sebanyak 891
orang sarjana. Dari jumlah lulusan tersebut, telah banyak bekerja di
berbagai instansi baik negeri maupun swasta.
xl
STIE Muhammadiyah Pekalongan merupakan perguruan tinggi
yang mempunyai Visi yaitu “Menjadi perguruan tinggi Islam yang
mencetak lulusan yang profesional di bidangnya, mandiri dan
berakhlaqul karimah”.
Sedangkan Misi dari STIE Muhammadiyah Pekalongan
adalah :
a. Melaksanakan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat untuk mendukung pembangunan nasional.
b. Membina kehidupan akademis yang sehat dan Islami
c. Meningkatkan kualitas dan jatidiri sumber daya manusia yang
memiliki etos kerja tinggi serta memiliki jiwa kewirausahaan yang
kompetitif dan unggul.
d. Mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Selain itu, STIE Muhammadiyah Pekalongan mempunyai
tujuan menyiapkan peserta didik menjadi sarjana akuntansi yang
beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cakap, percaya diri dan berguna
bagi masyarakat dan negara dalam mewujudkan adil dan makmur
yang diridhoi Allah SWT, serta mengembangkan dan menyebar-
luaskan ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka memajukan
dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
2. Tinjauan Lokasi
xli
Lokasi kampus STIE Muhammadiyah Pekalongan berada di
Jalan KHM. Mansyur No. 2 Bendan Pekalongan. Lokasi ini letaknya
strategis, karena berada di daerah Pantura dan berdekatan dengan
sarana transportasi.
Bangunan mencakup gedung yang representatif dan strategis di
pusat Kota Pekalongan, mushola, pos penjagaan, kantin, kampus, areal
parkir dan lain sebagainya. Sarana dan prasarana kampus
diperuntukkan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar mahasiswa
STIE Muhammadiyah Pekalongan serta keperluan lainnya.
Pemilihan lokasi kampus, letaknya di daerah pantura pusat kota
dengan pertimbangan agar strategis dengan kendaraan umum.
3. Struktur Organisasi
Suatu organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang
terkoordinasi dan tersusun dalam sebuah kerangka sistem yang bekerja
sama atas dasar pembagian kerja, hak, kewajiban dan mempunyai
tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Agar tujuan perusahaan bisa dicapai dengan lebih efisien dan
efektif, maka perlu adanya struktur organisasi. Struktur organisasi
adalah susunan pembagian kerja, tugas wewenang dan tanggung jawab
dari urutan-urutan organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya sehingga dengan pembagian kerja, hak
dan kewajiban akan menjadi jelas.
xlii
Jenis struktur formal ada beberapa model antara lain :
1. Struktur Organisasi Lini (garis)
2. Struktur Organisasi Fungsinal
3. Struktur Organisasi Lini dan Fungsional
4. Struktur Organisasi Lini dan Staf
5. Struktur Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
Dari beberapa jenis struktur organisasi yang ada “Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pekalongan”
menggunakan Struktur Organisasi Lini (garis).
Kebaikan jenis struktur organisasi garis adalah bentuknya
sederhaka dan mudah dimengerti serta tiap pejabat dapat bertindak
dengan cepat. Adapun bagan struktur organisasi STIE Muhammadiyah
Pekalongan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.2
Struktur Organisasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Pekalongan
xliii
Badan Pelaksana Harian (BPH)STIE Muhammadiyah Pekalongan
Senat STIE Muh Pkl
DewanPenyantun Puket I Puket II Puket III
Puket I
Administrasi
Akademik Keuangan Umum
Program Studi
Prodi S1 Prodi D3
Laboratorium
Akuntansi Bahasa Komputer
U P T
Kominfo Perpustakaan LPPM
Sumber : STIE Muhammadiyah Pekalongan
Keterangan :
PUKET : Pembantu Ketua
LPPM : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
UPT : Unit Pelaksana Teknis
4. Program Studi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Pekalongan
melaksanakan dua program studi, yaitu :
1. Program Studi Akuntansi D3
Adalah suatu program di lingkungan STIE Muhammadiyah
Pekalongan yang khusus mendidik dan mempersiapkan sarjana
ilmu ekonomi di bidang akuntansi yang profesional dan
berakhlaqul karimah. Program studi akuntansi D3 ini telah
memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi (BAN-PT) pada tanggal 9 Juli 2003 melalui SK BAN-PT
Nomor : 007/BAN-PT/Ak-III/Dpl-III/2003 dengan kategori B.
2. Program Studi Akuntansi
xliv
Adalah suatu program di lingkungan STIE Muhammadiyah
Pekalongan yang khusus mendidik sarjana akuntansi S1 (Strata 1)
yang profesional dan berakhlaqul karimah. Program studi
akuntansi S1 ini memperoleh ijin penyelenggaraan berdasarkan
SK Mendiknas No. 23/D/0/2004 pada tanggal 31 Desember 2004
dan masih dalam proses akreditasi.
5. Sistem Pendidikan
a. Sistem Kredit Semester
Sistem penyelenggaraan pendidikan di STIE Muhammadiyah
Pekalongan menggunakan “Sistem kredit” yaitu suatu sistem
penyelenggaraan pendidikan dimana beban studi mahasiswa, beban
kerja tenaga pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga
pendidikan dinyatakan dalam kredit atas dasar satuan waktu
semester.
Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan
untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya
pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program
tertentu, serta besarnya usaha untuk penyelenggaraan pendidikan di
STIE Muhammadiyah Pekalongan dan khususnya bagi tenaga
pengajar.
Dari sistem pendidikan tersebut, Sistem Kredit Semester
(SKS) dalam STIE Muhammadiyah Pekalongan mempunyai tujuan
sebagai berikut :
xlv
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat
belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang
singkat.
b. Memberi kesempatan pada mahasiswa agar dapat mengambil
mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuannya.
c. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat dewasa ini.
d. Memberikan kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan dengan baik.
b. Staf Pengajar
Dalam pelaksanaan sistem kredit ini, STIE Muhammadiyah
Pekalongan telah menempatkan tenaga-tenaga pengajar yang sesuai
dengan bidang disiplin ilmu yang sesuai dengan bidangnya. Tenaga
atau staf pengajar di kampus ini adalah dosen-dosen yang
berpengalaman dengan latar belakang pendidikan S1, S2 dan S3
lulusan dalam dan luar negeri yang terdiri dari Dosen Tetap Yayasan
dan Dosen Tidak Tetap dari perguruan tinggi lainnya, serta Dosen
Praktisi dari berbagai instansi terkait.
c. Waktu Kuliah
xlvi
Dalam pelaksanaan perkuliahan, STIE Muhammadiyah
Pekalongan hanya dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas pagi dan
kelas sore.
6. Kurikulum Program Studi
Kurikulum Program Studi STIE Muhammadiyah Pekalongan
terdiri dari beberapa kelompok seperti pengetahuan dasar umum,
pengetahuan dasar keahlian, pengetahuan dasar Islam serta mata kuliah
penunjang yang semuanya terdiri dari 93 SKS untuk program studi
Akuntansi D3 dan 163 SKS untuk program studi Akuntansi S1.
Adapun perincian mata kuliah setiap semester adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3Kurikulum dan Pendistribusian Mata Kuliah
Program Studi S1 Akuntansi No Nama Mata Kuliah SKS No. Nama Mata Kuliah SKS
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
Semester IPengantar Ilmu EkonomiPengantar BisnisMatematika Ekonomi Pengantar KomputerPengantar PerpajakanPengantar Akuntansi IPancasilaAgama IslamBahasa Inggris
3233333223
1.2.3.4.5.6.7.8.
Semester VAuditing IIAnalisa Laporan KeuanganAkuntansi Sektor PublikAkuntansi ManajemenAkuntansi Keuangan Lanjutan ITeori AkuntansiAkuntansi InternasionalAgama Islam III
33333332
24 23
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
Semester IIStatistik DeskriptifEkonomi IslamPerpajakanPengantar Akuntansi IIPraktikum AkuntansiManajemenAgama Islam IIKemuhammadiyaha IBahasa Inggris II
323333223
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
Semester VIManajemen StrategikKomputer AkuntansiMetodologi PenelitianSosiologi dan PolitikPasar ModalPraktikum AuditAkuntansi Keuangan Lanjutan IIHukum BisnisKemuhammadiyahan II
332232332
24 23
1.2.
Semester IIIPerekonomian IndonesiaAkuntansi Keuangan I