-
SKRIPSI
PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
APLIKASI MOBILE LEARNING DIANTARA PELAJAR SD
SAMPAI DENGAN SLTA DI JABODETABEK
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
Noni Erlina
11160930000023
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1442
-
SKRIPSI
PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
APLIKASI MOBILE LEARNING DINTARA PELAJAR SD
SAMPAI DENGAN SLTA DI JABODETABEK
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
Noni Erlina
11160930000023
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1442 H
-
iii
PENGUKURAN TINGKAT KEBERHASILAN IMPLEMENTASI
APLIKASI MOBILE LEARNING DIANTARA PELAJAR SD SAMPAI
DENGAN SLTS DI JABODETABEK
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
NONI ERLINA
11160930000023
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1442
-
iv
-
v
-
vi
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, 1 Oktober 2020
NONI ERLINA
1116093000023
-
vii
-
viii
ABSTRAK
Noni Erlina – 11160930000023 Pengukuran Tingkat Keberhasilan
Implementasi
Aplikasi Mobile Learning diantara Pelajar SD sampai dengan SLTA
di
Jabodetabek, di bawah bimbingan A’ang Subiyakto, Ph,D dan Yuni
Sugiarti,
M.Kom.
Kemunculan teknologi internet dan seluler telah membuat proses
transformasi belajar
melalui pembelajaran jarak jauh berbasis seluler, layanan
pembelajaran mobile (m-
learning) telah meramaikan sektor pendidikan sejak hampir lima
tahun di Indonesia. Hal
ini menunjukkan bahwa aplikasi m-learning berpotensi untuk
berkembang lebih maksimal
dalam penerapannya sehingga penting diketahui faktor-faktor apa
saja dalam keberhasilan
penerapan m-learning. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah
sistem yang sudah diterapkan sesuai dengan fungsi kebermanfaatan
berdasarkan persepsi
pengguna. Peneliti menggunakan model Delone & Mclean (2003)
sebagai model utama
dengan menambahkan variabel Content (CO) dan User Motivation
(UM). Responden
penelitian ini adalah pelajar yang menggunakan m-learning daerah
Jobodetabek. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data
survei pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling.
Analisis data
menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS 3.3.2. Hasil penelitian ini
adalah ditolaknya 6
dari 18 hipotesis. Faktor kualitas sistem, kualitas informasi,
konten, serta melihat kepuasan
pengguna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan
penerapan aplikasi
yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan aplikasi Mobile
Learning sebagai
media pembelajaran.
Kata Kunci: Pengukuran Keberhasilan, Mobile learning, Delone and
Mclean,
PLS-SEM.
BAB I-V + 212 Halaman + xx Halaman + 25 Gambar + 30 Tabel +
Daftar Pustaka
+ Lampiran
Pustaka Acuan (59, 2002-2019)
-
ix
-
x
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan
judul “Pengukuran Tingkat Keberhasilan Implementasi Aplikasi
Mobile
Learning diantara Pelajar SD Sampai SLTA di Jabodetabek”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan,
saran, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Tanpa
bantuan dari berbagai
pihak tentunya proses penyusunan skripsi ini akan terasa sulit
untuk diselesaikan,
Oleh karena perkenankanlah penulis menyampaikan ungkapan terima
kasih kepada
:
1. Mama, Bapak, Bg Kembar, dan keluarga besar penulis yang
selalu
memberikan doa, semangat,dan dukungan yang terus mengalir
kepada
peneliti.
2. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan
Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Sistem
Informasi dan Ibu Nidaul Hasanati, MMSI selaku Sekretaris
Prodi
Sistem Informasi.
4. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan
Yuni
Sugiarti, M.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan
-
xi
ilmu dan pengetahuannya dalam membimbing penulis sehingga
laporan
ini dapat terselesaikan.
5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah
memberikan
ilmu selama perkuliahan.
6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
membantu
peneliti selama perkuliahan.
7. Seluruh Responden-Responden yang telah membantu dan
meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
8. Sahabat-sahabat yang telah memberikan bantuan, doa, dukungan,
dan
menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya
firna,
Mifta, Viranda, Ulin, Hanna, Rika, Indah dan Devika.
9. Fajri, Pandu, dan Wahyu yang telah memberikan semangat dan
berjuang
bersama dalam mengerjakan skripsi.
10. Bang Anjar, bang Heri, kak tiwi, kak Tiara, bang Rekha dan
bang Bernat
yang telah menjadi tempat berbagi keluh kesah dan membimbing
dalam
pengerjaan skripsi.
11. Teman-teman Sistem Informasi 2016 Kelas A, yang selalu
mendukung
dan telah berjuang bersama selama perkuliahan.
12. Teman Aspi Laili, Itoh, Anggi, Fitri dan teman KKN Prima,
Rere, Ara
dan Gita yang selalu memberikan semangat dan dukungan.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah
membantu hingga skripsi ini terselesaikan.
-
xii
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan, maka dari itu penulis memohon maaf atas
segala
kekurangan dan penulis mengharapkan segala bentuk saran dan
kritik
yang bersifat konstruktif bagi penulis dapat dikirimkan melalui
email
[email protected]. Semoga skripsi ini dapat
dipahami bagi
siapapun yang membacanya dan bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 1 Oktober 2020
Noni Erlina
11160930000023
mailto:[email protected]
-
xiii
-
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
...................................................................................
vi
ABSTRAK
............................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
viii
DAFTAR ISI
........................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL
...............................................................................................
xvii
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................................
xix
BAB 1 PENDAHULUAN
.....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
..............................................................................................
2
1.2 Identifikasi Masalah
......................................................................................
8
1.3 Rumusan Masalah
.........................................................................................
9
1.4 Ruang LingkupPenelitian
............................................................................
10
1.5 Tujuan Penelitian
.........................................................................................
11
1.6 Manfaat Penelitian
.......................................................................................
11
1. 7 Metodologi Penelitian
................................................................................
12
1.8 Sistematika Penulisan
..................................................................................
13
BAB II LANDASAN TEORI
.................................................................................
2
2.1 Konsep Dasar Pengukuran
............................................................................
2
2.3 Pengertian Implementasi
...............................................................................
3
-
xv
2.5 Mobile Learning
............................................................................................
3
2.6 Teori-teori Keberhasilan Teknologi
..............................................................
5
2.7 Konsep dasar Delone Mclean
........................................................................
5
2.8 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian
........................................... 9
2.9 Populasi dan sampel
....................................................................................
20
2.10 Skala Likert
...............................................................................................
25
2.11 Kuesioner
...................................................................................................
25
2.12 SEM (Structural Equation Modelling)
...................................................... 26
2.13 PLS (Partial Least Square)
........................................................................
27
2.14 SmartPLS
...................................................................................................
32
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN..............................................................
34
3.1 Pendekatan Penelitian
..................................................................................
35
3.2 Prosedur Penelitian
......................................................................................
35
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
...................................................................
37
3.4 Instrumen Penelitian
....................................................................................
38
3.5 Metode Pengumpulan Data
.........................................................................
41
3.6 Analisis dan Interpretasi Data
.....................................................................
41
3.7 Sudi Literatur Sejenis
..................................................................................
43
BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN
.....................................................................
50
4.1 Analisis data Tes awal (Pretest)
..................................................................
51
-
xvi
4.1.1 Hasil Analisi Demografi Pretest
........................................................... 51
4.1.2 Hasil Analisis pengukuran Model Pretest
............................................. 52
4.2 Analisis Demografi
......................................................................................
57
4.2.1 Hasil analisis Demografi
.......................................................................
57
4.2.2 Interpretasi Hasil Analisis Demografi
................................................. 71
4.3 Analisis Model Pengukuran
........................................................................
79
4.3.1 Hasil Analisis pengukuran
....................................................................
79
4.3.2 Interpretasi Hasil Analisis Model Pengukuran
..................................... 86
4.4 Analisis Model Struktur
..............................................................................
87
4.4.1 Hasil Analisis Struktur Model
..............................................................
87
4.4.2 Interpretasi Hasil Analisis Struktur
model............................................ 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
.............................................................
109
5.1 Kesimpulan
................................................................................................
110
5.2 Saran
..........................................................................................................
112
Daftar Pustaka
.....................................................................................................
114
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Definisi Indikator System Quality
....................................................... 13
Tabel 2. 2 Definisi Indikator Information Quality
................................................ 14
Tabel 2. 3 Definisi Indikator Service Quality
....................................................... 15
Tabel 2. 4 Definisi Indikator content
....................................................................
16
Tabel 2. 5 Definisi Indikator System Use
.............................................................
17
Tabel 2. 6 Definisi Indikator User Satisfaction
..................................................... 18
Tabel 2. 7 Defisini Indikator User Motivation
...................................................... 18
Tabel 2. 8 Definisi Indikator Net
Benefit..............................................................
19
Tabel 2. 9 Ketentuan Skala Likert
........................................................................
25
Tabel 3. 1 butir pernyataan indikator……………………………………………..39
Tabel 3. 2 Studi Literatur Sejenis
..........................................................................
43
Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografi Pretest…………………………………….51
Tabel 4. 2 Hasil Outer Loading pretest
.................................................................
53
Tabel 4. 3 Hasil CR Pretest
...................................................................................
54
Tabel 4. 4 Hasil AVE Pretest
................................................................................
55
Tabel 4. 5 Nilai Fornell-Larcker Criterion Pretest
................................................ 56
Tabel 4. 6 Outer Loading Awal
............................................................................
79
Tabel 4. 7 Outer Loading yang sudah valid
.......................................................... 80
Tabel 4. 8 Composite Reability
.............................................................................
82
Tabel 4. 9 Average Variance Extracted
................................................................
82
Tabel 4. 10 cross loading
......................................................................................
83
-
xviii
Tabel 4. 11 Fornell-Larcker
..................................................................................
84
Tabel 4. 12 Ringkasan Analisis Model pengukuran
............................................. 85
Tabel 4. 13 Path
Coefficient..................................................................................
87
Tabel 4. 14 Coefficient of Determination
.............................................................
90
Tabel 4. 15 Hasil Uji T-test
...................................................................................
91
Tabel 4. 16 Hasil Effect size
.................................................................................
93
Tabel 4. 17 Predictive Relevance
..........................................................................
94
Tabel 4. 18 Relative Impact
..................................................................................
95
Tabel 4. 19 Ringkasan Hasil Struktur Model
........................................................ 96
-
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Model keberhasilan (Delone & Mclean,1992)
................................... 6
Gambar 2. 2 Model Keberhasilan (Delone&Mclean, 2003)
................................... 6
Gambar 2. 3 Model Delone Mclean yang dikembangkan
................................... 11
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian…………………………………………………36
Gambar 4. 1 Diagram lingkaran jenis kelamin……………………………………58
Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Tingkat Pendidikan
.......................................... 59
Gambar 4. 3 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SD
............................................. 59
Gambar 4. 4 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SMP
.......................................... 60
Gambar 4. 5 Diagram Lingkaran Tingkat Kelas SMA
......................................... 61
Gambar 4. 6 Diagram Lingkaran Jenis
Sekolah.................................................... 61
Gambar 4. 7 Diagram Lingkaran Pekerjaan Ayah
................................................ 62
Gambar 4. 8 Diagram Lingkaran Pekerjaan Ibu
................................................... 63
Gambar 4. 9 Diagram Lingkaran Asal Kota
......................................................... 63
Gambar 4. 10 Diagram Lingkaran Tempat Tinggal
.............................................. 64
Gambar 4. 11 Diagram Lingkaran Jenis Jaringan Internet
................................... 65
Gambar 4. 12 Diagram Durasi Penggunaan Internet
............................................ 65
Gambar 4. 13 Diagram Intensitas menggunakan aplikasi
..................................... 66
Gambar 4. 14 Diagram Lingkaran Aplikasi yang digunakan
............................... 67
Gambar 4. 15 Diagram Lingkaran Lama Pengalaman sebagai pengguna
............ 68
Gambar 4. 16 Diagram Lingkaran Jenis Konten Terpopuler
................................ 68
Gambar 4. 17 Diagram Bar Materi Pelajaran yang sering dilihat
......................... 69
Gambar 4. 18 Diagram Lingkaran kursus Offline
................................................ 70
-
xx
Gambar 4. 19 Diagram Lingkaran Penilaian Keberhasilan Aplikasi
.................... 71
Gambar 4. 20 Hasil Uji Path Coefficient
..............................................................
89
Gambar 4. 21 Hasil Uji T-test
...............................................................................
92
-
1
-
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era revolusi 4.0 ini, teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) sudah
menjadi lumrah bagi masyarakat di dunia, hal ini membawa
pengaruh pada
perkembangan banyak bidang kehidupan manusia, meliputi ekonomi
perdagangan
atau bisnis, sosial, kesehatan, perbankan, transportasi, dan
pendidikan. Pendidikan
adalah salah satu yang terkena dampak pengaruh perkembangan dari
TIK, dampak
dari perkembangan TIK tersebut adalah dibangunnya sistem
pembelajaran secara
elektronik untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
pembelajaran sehingga
meningkatkan kompetensi dan kualitas Sumber daya manusia
(SDM).
Perkembangan TIK semakin membawa pengaruh terjadinya proses
transformasi dalam bidang pendidikan, pembelajaran yang awalnya
menggunakan
model konvensional sudah beralih dengan pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran
digital yang menerapkan pembelajaran online yang disebut
e-learning (Kristiawan,
2014), dengan TIK semua informasi dapat diakses dengan mudah
seolah-olah
informasi hanyalah berada di ujung jari. Perkembangan teknologi
membawa tren
terbaru dalam dunia e-learning melalui pemanfaatan media
protabel atau mobile
device seperti smartphone dan PC tablet untuk mengakses sistem
pembelajaran
online yang disebut dengan istilah Mobile learning.
Teknologi gadget seperti Smartphone semakin memudahkan orang
memanfaatkan internet untuk mendapatkan semua kebutuhan online.
Generasi yang
-
3
memanfaatkan TIK tersebut seringkali dinamakan dengan generasi
millineal,
generasi/kaum millenial adalah generasi muda yang terlahir
antara tahun 1980an
sampai 2000an dimana dunia modern dan teknologi canggih
diperkenalkan publik
(Gideon, 2018). Jika mengaitkan kebiasaan anak-anak zaman
sekarang dimana
Studi yang dilakukan oleh (Ericsson & Smith, 2011) rata-rata
mereka
menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga
jam sehari.
Angka tersebut melambung sebesar 20% empat tahun kemudian maka
hal tersebut
khususnya pada bidang pendidikan kecenderungan untuk menggunakan
Mobile
Learning semakin meningkat sejalan dengan perkembangan TIK.
Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu
senantiasa
menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam
peningkatan mutu
pendidikan. Di Indonesia Mobile Learning yang sedang marak sebut
saja Ruang
Guru, Quipper serta Zenius menurut Suara.com ketiganya menjadi
pemain utama
dalam kategori Education Technology atau Edtech dan aplikasi
Mobile Learning
terbaru yang baru diluncurkan pada tahun 2019 yaitu Ruang guru,
Zenius, Quipper,
Pahamify, dan Nuadu merupakan salah satu platform yang bergerak
dalam bidang
pendidikan dan salah satu perusahan penyedia layanan dan konten
yang berbasis
Mobile Learning di indonesia, mereka hadir dalam bentuk aplikasi
yang mudah
diakses hanya dengan jaringan internet diberbagai gadget.
Tingkat permintaan akan kebutuhan pendidikan online semakin
meningkat
setiap tahunnnya. Indonesia menjadi negara dengan tren positif
dalam industri
pendidikan online dengan menempati urutan ke-8 di seluruh dunia
menurut data
elearningindustry.com, berdasarkan total market e-learning
setiap tahunnya yaitu
-
4
sebesar 25%. Menurut data laporan Docebo.com, total market
e-learning ada 51,5
Milyar USD di tahun 2016 dengan angka pertumbuhan rata-rata per
tahun 7,9% di
seluruh dunia. Sedangkan Asia memiliki total market 7,1 Milyar
USD dengan
angka pertumbuhan per tahun 17,3%. Bahkan Indonesia menjadi
salah satu Negara
yang mencatatkan total pertumbuhan market e-learning rata-rata
sebesar 25%
melebihi rata-rata di Asia dan seluruh dunia setiap
tahunnya.
Jumlah pengguna aplikasi Mobile Learning yang ada di indonesia
saat ini
seperti Ruang guru telah memiliki sepuluh juta lebih pengguna,
Zenius dan Quipper
memiliki satu juta lebih pengguna, dan juga Pahamify dan Nuadu
memiliki ribuan
pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi Mobile Learning
berpotensi untuk
berkembang lebih maksimal dalam penerapannya sehingga penting
diketahui
faktor-faktor apa saja dalam keberhasilan penerapan mobile
learning.
Disisi lain berdasarkan pengamatan peneliti ditemukan masih
banyak pengguna
pada masing-masing aplikasi memberikan komentar pada google
playstore yang
mengutarakan permasalahan atau kendala dan kesulitan dalam
menggunakan
aplikasi, seperti sistem error ketika membuka aplikasi, tidak
dapat mengakses file
materi yang diinginkan, video penjelasan materi yang terlalu
besar sehingga
pengguna tidak dapat melihat video, dan juga kesulitan dalam
log-in dan sign-in
aplikasi, hal ini membuat manfaat dari penggunaan aplikasi belum
optimal. Selain
itu Sejak sistem diterapkan hampir lima tahun lalu, belum pernah
dilakukan
pengukuran tingkat mengenai keberhasilan pengguna terhadap
aplikasi Mobile
Learning dari persepsi pengguna . Oleh karena itu, penting untuk
diketahui apakah
sistem yang sudah diterapkan sesuai dengan kepuasan pengguna
atau belum
-
5
terutama dari persepsi pengguna akhir negara berkembang.
(Subiyakto & Ahlan,
2014) menyatakan salah satu tantangan dari penerapan sistem baru
adalah
menjamin tingkat keberhasilannya.
Penelitian (Bustomi, 2010; Hakim & Sumbawati, 2015;
Purbasari, Kahfi, &
Yunus, 2013) menunjukkan bahwa implementasi Mobile Learning
dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran biologi,
matematikan, dan
elektonika. Penelitian yang dilakukan (El-Mouelhy, Poon, Hui,
& Sue-Chan, 2013)
juga menyimpulkan bahwa penggunaan mobile dalam pembelajaran
mampu
meningkatkan pemahaman materi pada peserta didik.
Menurut (Abror, 2017) dalam penelitiannya mengenai implementasi
Mobile
Learning menyatakan pentingnya suatu proses pembelajaran dalam
kegiatan
belajar mengajar sangat perlu dikembangkan dan diimplementasikan
dengan baik
dan benar. Dibutuhkan beberapa komponen-komponen yang dapat
mendukung
perkembangan proses pembelajaran demi tercapainya mutu
pendidikan ke arah
yang lebih baik.
Menurut (Sobirin, 2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
Mobile
Learning merupakan salah satu alternatif yang sangat potensial
untuk
dikembangkan saat ini. Hal ini didasarkan pada fakta yang ada
bahwa jumlah
pengguna perangkat mobile untuk aktivitas internet sangat
meningkat. Menurut
laporan terakhir menurut Nielsen, sekitar 78% pengguna internet
menggunakan
mobile phone, 29% menggunakan laptop, 31% menggunakan desktop
computer,
dan 2% menggunakan tablet. Data tersebut menunjukkan bahwa
pengguna internet
-
6
yang mengakses via mobile melebihi jumlah pengguna yang
mengakses
menggunakan desktop computer.
Menurut (Majid, 2012) karena Mobile Learning masih relatif baru
bila
dibandingkan dengan model yang lain oleh karenanya perlu kajian
lebih lanjut
untuk dikembangkan, menurut (Wicaksana, Hartanto, & Nugroho,
2017)
menyatakan bahwa terdapat tiga faktor dari keberhasilan suatu
sistem baru yaitu
kualitas sistem, kualitas layanan, dan kualitas informasi yang
sangat penting dan
berpengaruh dalam keberhasilan jalannya suatu sistem.
Menurut (Novantara, 2017) dalam penelitian mengenai keberhasilan
Mobile
Learning menyatakan bahwa Teknologi Mobile Learning masih
memiliki
kekurangan yaitu kurang optimalnya fitur dan layanan Mobile
Learning dalam
pembelajaran pada pengguna, hal ini dikarenakan masih banyak
kelebihan dan
kemampuan lain yang dapat dioptimalkan dari penggunaan mobile
learning.
Menurut penelitian (Chung, Hwang, and Lai 2019) dalam
penelitiannya mengenai
A review of experimental Mobile Learning research in 2010–2016
based on the
activity theory framework menyatakan bahwa pembelajaran seluler
telah diakui
sebagai pendekatan pendidikan yang potensial, Teknologi seluler
bisa memperluas
kegiatan pembelajaran dan dapat diintegrasikan dengan berbagai
jenis teknologi
baru, Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami sistem secara
sistematis
mengevaluasi dan mengkategorikan studi pembelajaran mobile yang
diterbitkan
selama periode 2010-2016 di jurnal akademik untuk mencerminkan
dampak dari
kemajuan terbaru dalam teknologi seluler.
-
7
Menurut penelitian (Moreira et al. 2017) dalam penelitian
mengenai
implementasi Mobile Learning menyatakan bahwa teknologi seluler
semakin
menjadi elemen yang harus dipertimbangkan sebagai paradigm
perubahan dalam
pendidikan secara umum. Karena itu, beberapa konsep dari
e-learning dan m-
learning muncul. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami
apakah
pengguna reseptif dan sadar untuk beradaptasi dengan paradigma
baru ini sebelum
memutuskan menerapkan metode belajar mengajar berbasis teknologi
seluler.
Sebuah teknologi dikatakan berhasil apabila bisa dimanfaatkan
oleh user
semaksimal mungkin dan diterima oleh user. Oleh karena itu
penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Mobile Learning
sebagai media
pembelajaran. Berdasarkan kajian teori dan penelitian sejenis,
penulis memutuskan
untuk menggunakan model Delone & Mclean (2003) sebagai model
utama dimana
pada model ini terdapat 6 variabel yaitu System quality,
information quality, service
quality memiliki System use dan Use system dengan melihat Net
Benefit dalam
penerapan Aplikasi, dengan menambahkan variabel content (CO) dan
User
Motivation (UM).
Tujuan menambahkan variabel content adalah pada penelitian
(Fatmawati &
Adri, 2019) variabel content memiliki tingkat capaian tinggi
78,68% masuk
kategori kuat dalam kepuasan pengguna terhadap aplikasi ujian
nasional berbasis
computer, faktor content juga telah terbukti sebagai predictor
signifikan dari
respons positif dalam penelitian kepuasan dan penggunaan
aplikasi, content yang
tidak menarik cenderung mengurangi penggunaan aplikasi tersebut,
sebaliknya
content yang menarik dan unik dapat memberikan kepuasan yang
besar dan
-
8
mendorong penggunaan layanan tersebut dalam jangka waktu yang
lebih lama. Dan
Tujuan menambahkan variabel User Motivation menurut penelitian
Odera (2011)
menghasilkan Pengguna media komputer mampu membuat motivasi
belajar
pengguna secara efektif dan signifikan terhadap kebermanfaatan
media komputer
yang digunakan, maka dari itu variabel ini digunakan untuk
mengetahui apakah
dengan motivasi pengguna dalam menggunakan aplikasi Mobile
Learning dapat
meningkatkan manfaat dari sebuah aplikasi yang baru diterapkan.
Mencapai fungsi
yang diinginkan dan berkembang saat ini merupakan topik penting
dalam
penggunaan mobile Hsu & Ho (2012).
Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan di atas
penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGUKURAN TINGKAT
KEBERHASILAN IMPLEMENTASI APLIKASI MOBILE LEARNING
DIANTARA PELAJAR SD SAMPAI SLTA DI JABODETABEK”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Masih banyaknya masalah atau kendala dan kesulitan pengguna
dalam
menggunakan aplikasi Mobile Learning seperti sistem error
ketika
membuka aplikasi, tidak dapat mengakses file materi yang
diinginkan,
video penjelasan materi yang terlalu besar sehingga pengguna
tidak
dapat melihat video, dan juga kesulitan dalam log-in dan
sign-in
aplikasi. Hal ini berdampak kepada status keberhasilannya.
-
9
2. Aspek kualitas sistem, kualitas layanan, kualitas informasi,
pengguna
sistem, dan kepuasan pengguna merupakan aspek yang sangat
penting
dalam keberhasilan sistem dan belum pernah dilakukan
penelitian
terkait hal tersebut pada aplikasi mobile learning.
3. Belum diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat
keberhasilan implementasi aplikasi Mobile Learning dari
persepsi
pengguna.
4. Belum dilakukannya pengukuran terhadap pengguna Mobile
Learning
yang hanya diperuntukan untuk pelajar SD sampai SLTA tidak
untuk
tingkat perguruan tinggi atau profesional maka dari itu
dilakukan
pengujian untuk mengetahui apakah dengan adanya aplikasi ini
berhasil
memberikan manfaat bagi pelajar atau tidak.
1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dapat disimpulkan bahwa belum
terlihat
secara optimal penggunaan aplikasi mobile learning. Sehingga
pengguna
Mobile Learning kurang merasakan manfaat dari keberadaan
aplikasi, Disisi
lain perusahan penyedia layanan dan konten yang berbasis Mobile
Learning
memiliki keinginan untuk terus meningkatkan penerapan Mobile
Learning lebih
baik lagi. Maka dari itu penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan penerapan aplikasi mobile
learning.
Maka dari itu berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah
yang
akan dibahas dalam penelitian adalah “Bagaimana Tingkat
keberhasilan dalam
implementasi aplikasi Mobile Learning dari persepsi pengguna
akhir?”
-
10
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Penelitian ini akan dilakukan terhadap aplikasi Mobile
Learning di
Indonesia yaitu Ruang Guru, Zenius, Quipper, Pahamify dan
Nuadu
pada aplikasi Mobile Learning dengan sistem operasi berbasis
Android
atau IOS.
2. Proses yang dilakukan penelitian fokus kepada tingkat
keberhasilan
implementasi aplikasi Mobile Learning menggunakan model Delone
&
Mclean (2003) dengan memodifikasi model dengan menambahkan
variabel content dan user motivation.
3. Responden pada penelitian ini adalah pelajar SD sampai SLTA
yang
menggunakan aplikasi Mobile Learning daerah Jobodetabek
4. Penelitian fokus kepada aplikasi Mobile Learning dalam
Bahasa
Indonesia.
5. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
teknik
pengumpulan data survei kepada pengguna mobile learning.
6. Kuesioner dirancang dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan
lima
skala Likert.
7. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling
dan snowball sampling.
8. Analisis data menggunakan PLS-SEM dengan SmartPLS 3.3.2.
-
11
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan
tujuann khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
Mengetahui
seberapa jauh penerapan dari moblie learning dapant dikatakan
berhasil atau
tidak dalam menjalankan fungsinya berdasarkan persepsi pengguna.
Sedangkan
tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui satatus keberhasilan penerapan aplikasi Mobile
Learning pada
persepsi pengguna.
2. Mengetahui seberapa besar aspek kualitas sistem, kualitas
layanan, kualitas
informasi, pengguna sistem, dan kepuasan pengguna mempengaruhi
dalam
keberhasilan penerapan aplikasi mobile learning.
3. Mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi keberhasilan
atas
penerapan Aplikasi Mobile Learning dengan model yang
diajukan
pengguna.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut;
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
bagi penelitian selanjutnya atau pihak lain dalam memahami
kepuasan
pengguna sistem.
2. Secara metodologi, penelitian ini diharapkan dapat
mendorong
pemanfaatan metode kuantitatif dalam penyusunan skripsi di
program
studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih terbatas.
-
12
3. Secara praktis, sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi
pihak
yang bersangkutan untuk rencana pengembangan Aplikasi Mobile
Learning yang akan datang.
1. 7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
model Delone
& Mclean (2003) dimana pada model ini terdapat 6 variabel
yaitu System quality,
information quality, service quality memiliki System use dan Use
system dengan
melihat Net Benefit dalam penerapan Aplikasi. Pada penelitian
ini sampel
responden adalah pengguna aplikasi Mobile Learning seperti Ruang
guru, Zenius,
GreatEdu, Quipper dan aplikasi Mobile Learning lainnya.
Kuesioner disebarkan
secara tidak langsung, untuk penyebaran penyebaran tidak
langsung dilakukan
penelitian menggunakan media social yang berkembang saat ini
(whatsApp,
instagram, twitter, email) dengan dibantu fitur google forms
untuk pengisiannya.
Untuk tahap pengambilan sampel dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama,
purposisive sampling yaitu memilih bagian dari populasi yang
memenuhi kriteria
dimana kriteria yang dipilih adalah yang memiliki pengalaman
dalam
menggunakan aplikasi mobile learning. tahap kedua, snowball
sampling yaitu
meminta bantuan responden yang terpilih untuk ikut menyebarkan
dan menunjuk
responden lainnya secara berantai. Tahap akhir seluruh kuesioner
yang telah terisi
akan dikumpulkan dalam format MS. Excell dan nantinya akan
dianalisis. Analisis
penelitian ini secara kuantitatif menggunakan pendekatan PLS-SEM
dengan
Smartpls Versi 3.3.2.
-
13
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam
lima bab
yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian,
dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang
mendukung pengukuran keberhasilan implementasi aplikasi
mobile learning.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data dan
metode analisis sistem yang digunakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan profil singkat perusahaan dan
membahas hasil-hasil yang diperoleh dari hasil analisis
sistem
BAB V PENUTUP
-
14
Bab ini kesimpulan yang berkenaan dengan hasil pemecahan
masalah serta beberapa saran untuk pengembangan
aplikasiMobile learning.
-
1
-
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Pengukuran
Pengukuran (measurement) Sridadi (2007) merupakan suatu proses
yang
dilakukan secara sistematis guna memperoleh besaran kuantitatif
dari suatu objek
tertentu dengan yang diukur dengan menggunakan alat ukur baku
dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi suatu objek yang dinyatakan dengan
skala
kuantitatif. Menurut pengukuran adalah suatu proses dalam
pengumpulan data
melalui pengamatan empiris untuk mendapatkan informasi yang
relevan dengan
tujuan yang telah ditentukan Cangelosi (2006).
Para peneliti menyatakan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor
yang
mempengaruhi suatu pengukuran dapat menjadikan awalan untuk
mengetahui gap
yang ada, pengukuran memiliki dua karakteristik yang sama yaitu
penggunaan
angka dan skala tertentu dan menurut aturan atau formula
tertentu. Pengukuran juga
merupakan proses dimana kita dapat mengetahui dan
mendeskripsikan
performances seseorang menggunakan suatu skala kuantitatif yang
nantinya ifar
kualitatif dari performance seseorang tersebut dapat dinyatakan
dengan angka-
angka.
Pengkuran merupakan cara untuk dapat memantau dan menelusuri
kemajuan dari tujuan strategi, maka dari itu mengukuran dapat
disimpulkan adalah
proses pengumpulan data secara sistematis yang diperoleh dengan
menggunakan
-
3
skala tertentu serta mempertimbangkan beberapa aspek untuk
menelusuri tujuan
strategi tertentu.
2.3 Pengertian Implementasi
Implementasi menurut (Wahab, 2012) merupakan sebuah tindakan
yang
dilakukan, baik secara individu maupun kelompok, kelompok yang
dimaksud untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi pada
prinsipnya adalah cara
yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun unsur-unsur
penerapan yaitu adanya program yang dilaksanakan, adanya
kelompok target, dan
adanya pelaksanaan. Berdasarkan unsur-unsur penerapan maka
penerapan dapat
terlaksana apabila adanya program-program yang memiliki sasaran
serta dapat
memberi manfaat pada target yang ingin dicapai.
Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan
adalah
suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain
untuk mencapai
tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh
suatu induvidu
atau kelompok yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
2.5 Mobile Learning
Mobile Learning didefenisikan oleh Clark Quinn sebagai the
intersection
of Mobile Learning and e-leaning, Mobile Learning adalah model
pembelajaran
yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, Mobile
Learning sering
didefenisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi
mobile. Mobile
Learning juga merupakan penyampaian bahan pembelajaran
elektronik pada alat
komputasi mobile agar dapat diakses darimana saja dan kapan saja
(Ally, 2009).
Pada umumnya, perangkat mobile berupa telepon seluler digital
dan PDA. Namun,
secara lebih umum dapat didefinisikan sebagai perangkat apapun
yang berukuran
cukup kecil, dapat bekerja sendiri, dapat dibawa setiap waktu
dalam kehidupan
-
4
sehari-hari, dan yang dapat digunakan untuk beberapa bentuk
pembelajaran.
Perangkat kecil ini dapat dilihat sebagai alat untuk mengakses
konten, baik
disimpan secara localpada device maupun dapat dijangkau melalui
interkoneksi.
Perangkat ini juga dapat menjadi alat untuk berinteraksi dengan
orang lain, baik
melalui suara, maupun saling bertukar pesan tertulis, gambar
diam dan gambar
bergerak.
Mobile Learning menurut Abdul Majid (2012) bagian dari
pembelajaran
elektronik atau lebih di kenal dengan e-learning. Terkait dengan
jumlah pengguna
perangkat bergerak yang banyak di Indonesia, Mobile Learning
dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan.
Adapun tujuan
program Mobile Learning yaitu, untuk mempermudah belajar siswa
di mana dan
kapan pun. Karena memiliki karakteristik yang praktis di bawa
kemanapun, maka
Mobile Learning memiliki ketertarikan tersendiri. Dengan mobile
yang terkoneksi
dengan internet, maka sudah pasti bisa menjelajah dunia manapun
termasuk dalam
mencari bahan ajar yang mendukung bagi pembejaran. Pada konsep
pembelajaran
tersebut Mobile Learning membawa manfaat ketersediaan materi
ajar yang dapat
diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal
penting yang perlu
diperhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok
memanfaatkan Mobile
Learning.
Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing dan
e-
learning yang menyediakan sumber daya yang dapat diakses dari
manapun,
kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya,
dukungan yang
penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian
berdasarkan kinerja.
-
5
2.6 Teori-teori Keberhasilan Teknologi
Penerapan suatu teknologi dihadapkan kepada dua hal yaitu
keberhasilan
atau kegagalan sistem, pengukuran suatu sistem sangat penting
guna mendapatkan
hasil yang sesuai dengan harapan dan keinginan baik individu
atau kelompok.
Konsep keberhasilan sistem merupakan suatu konsep yang digunakan
dalam
berbagai riset dasar untuk mengevaluasi sistem (Rai, Lang, &
Welker, 2002). Untuk
mengukur keberhasilan sistem banyak model yang digunakan sebagai
metode
pengukuran diantaranya Theory of Reasoned Action (TRA),
Technology of
Acceptance Model (TAM), Task Technology Fit (TTF), User
Computing
Satisfaction (EUCS), selanjutnya IS Success Model yang
dikembangkan oleh
DeLone dan McLean (1992, 2003), dan Human Organization and
Technology
(HOT FIT) model yang dikembangkan oleh Yusuf et al.
2.7 Konsep dasar Delone Mclean
Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap pendekatan terhadap
sistem baru
model dari H. Delone dan Ephraim R. Mclean adalah salah satu
dari model
pengukuran keberhasilan dalam penelitian mereka yang berjudul
Information
System Success: The Quest For The Dependent Variable pada tahun
1992. Berikut
ini Gambar 2.1 model keberhasilan Delone dan Mclean (Delone
& Mclean,1992) :
-
6
Gambar 2. 1 Model keberhasilan (Delone & Mclean,1992)
Dengan perkembangan sistem informasi dan kritik masukan, Delone
dan
Mclean pada tahun 2003 memperbaharui modelnya dengan memperluas
dengan
menyebutkan D&M diperbaharui (The Reformulaated D&M IS
Success Model),
berikut Gambar 2.2 Model kesuksesan Delon dan Mclean yang
diperbaharui
(Delone&Mclean, 2003):
Gambar 2. 2 Model Keberhasilan (Delone&Mclean, 2003)
Model ini kemudian banyak mengalami perubahan dan penambahan,
yaitu:
-
7
1. Penambahan variabel Service Quality yang diberikan oleh
pengembangan
sistem
2. Intention to use sebagai alternatif dari Use
3. Penggabungan antara Individual impact dan impact Organization
menjadi
satu yaitu Net Benefit.
Untuk setiap masing-masing variabelnya akan dijelaskan sebagai
berikut:
2.7.1 System Quality (kualitas Sistem)
Tentang kualitas sistem sering dikaitkan dengan kinerja sistem.
Kualitas
sistem termasuk pada kinerja sistem dan user interface, seperti
kemudahan
pengguna, kemudahan belajar, kegunaan, waktu respon, dll. Dengan
demikian
penting untuk menentukan dalam sistem apakah kualitas sistem
memenuhi
kebutuhan yang diproyeksikan, mudah digunakan, dan sesuai dengan
pola kerja
profesional yang dimaksudkan untuk sistem kesehatan.
2.7.2 Information Quality (Kualitas Informasi)
Kualitas informasi dilakukan melalui pengujian akurasi,
reliabilitas, dan
kepercayaan. Kriteria yang dapat digunakan dalam sistem adalah
kelengkapan
informasi, kesesuaian data yang masuk, akurasi, ketersediaan,
dan relevansi.
2.7.3 Service Quality (kualitas layanan)
Kualitas layanan berkaitan dengan dukungan yang diberikan oleh
penyedia
layanan disistem atau teknologi. Kualitas layanan dapat diukur
dengan
dukungan teknis, respon cepat, jaminan, dan layanan tindak
lanjut.
-
8
2.7.4 System Use (Penggunaan Sistem)
Penggunaan sistem berkaitan dengan frekuensi fungsi sistem,
penggunaan
sistem yang sebenarnya sebagai ukuran keberhasilan mengacu
pada
penggunaan sukarela dan bukan wajib. Dalam kaitannya dalam hal
ini penting
untuk membedakan apakah pemakaiannya termasuk keharusan yang
tidak bisa
dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan seberapa
sering pengguna
menggunakan sistem tersebut frequency of use.
2.7.5 User satisfaction (Kepuasan Pengguna)
Kepuasan pengguna merupakan respon umpan balik yang
dimunculkan
pengguna setelah menggunakan sistem informasi. Sikap pengguna
terhadap
sistem merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka
pengguna terhadap
sistem yang digunakan. Kepuasan pengguna juga sering digunakan
untuk
mengukur keberhasilan sistem. Kepuasan pengguna dapat dikaitkan
dengan
kepuasan secara keseluruhan, kenyamanan dan sikap pengguna
terhadap sistem
oleh karakteristik pribadinya.
2.7.6 Net Benefit (Manfaat Bersih)
Sistem dapat menguntungkan satu pengguna, kelompok, atau
keseluruhan
industry. Manfaat bersih menangkap keseimbangan dampak positif
atau negatif
bagi pengguna. Dampak bersih dapat dinilai dengan menggunakan
efektivitas ,
efesiensi, kualitas keputusan, dan pengurangan kesalahan.
-
9
2.8 Pengembangan Hipotesis dan Model Penelitian
2.8 1 Pengembangan Model
Penelitian ini menggunakan variabel yang ada pada model yang
dikembangkan oleh Delone & Mclean (2003) dimana pada model
ini terdapat 6
variabel yaitu System quality, information quality, service
quality memiliki System
use dan Use system dengan melihat Net Benefit dalam penerapan
Aplikasi, Selain
itu, peneliti menambahkan variabel eksternal yang digunakan
untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang tindakan yang dapat diambil
untuk
meningkatkan penerimaan dari sebuah sistem, pada penelitian ini
peneliti
menambahkan variabel yaitu variabel content (CO) yang diadopsi
dari Jung, Perez-
Mira, & Wiley-Patton (2009) dan variabel user motivation
(UM) yang diadopsi dari
Oyeyemi et al., (2013). Berikut merupakan penjelasan dari setiap
variabel yang
peneliti gunakan :
1. System quality
System quality (kualitas sistem) sering dihubungkan dengan
kinerja
sistem. Mengukur karakterisitik yang diinginkan dari suatu
sistem
contohnya adalah kualitas sistem dari kemudahan pengguna,
ketersediaan,
keandalan, kelengkapan, fleksibilitas sistem, keamanan, dan
kemampuan
beradaptasi.
2. Information Quality
-
10
Information Quality (kualitas informasi) ukurannya bisa
subjektif
dikarenakan pengukuran kualitas informasi berasal dari
prespektif
penggunanya. Kriteria yang dapat digunakan adalah harus akurat,
lengkap,
relevan, mudah dimengerti, dan tepat waktu.
3. Service Quality
Service quality (kualitas layanan)berkaitan dengan
keseluruhan
dukungan menyeluruh yang diberikan oleh penyediaan layanan
sistem dan
teknologi.
4. System Use
System use (pengguna sistem) berkaitan dengan frekuensi dan
keluasan
pertanyaan dan fungsi sistem.
5. User Satisfaction
System Satisfaction (kepuasan pengguna) berkaitan dengan
pengukuran
terhadap pendapat pelanggan/pengguna secara menyeluruh
terhadap
kualitas sistem, informasi dan layanan terkait dengan pengalaman
setelah
menggunakan sistem.
6. User Motivation
Indikator didalamnya terdapat factor yang menilai motivasi
pengguna
dalam menggunakan sistem apakah sesuai dengan hasil yang
diinginkannya
apa tidak.
7. Content
-
11
Content sebagai penilaian pengguna terhadap konten yang
tersedia
oleh pihak sistem apakah konten masih relevan, up-todate, dan
tersedia
lengkap.
8. Net Benefit
Net Benefit (manfaat) dimana berkaitan dengan manfaat sistem
bisa
menguntungkan satu pengguna, sekelompok pengguna, organisasi
atau
keseluruhan organisasi. Dengan demikian, manfaat bersih individu
dapat
dinilai dengan menggunakan efek kerja, efesiensi, efektivitas,
kualitas
keputusan, dan pengurangan kesalahan.
Gambar 2. 3 Model Delone Mclean yang dikembangkan
Keterangan:
SQ = System Quality
IQ = Information Quality
-
12
SVQ = Service Quality
CO = Content
SU = System Use
US = User Satisfaction
UM = User Motivation
NB = Net Benefit
2.8.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian
Hipotesis tidak dapat terjadi begitu saja, hipotesis dapat
dikembangkan dengan
menggunakan teori yang logic, relevan, teori yang benar atau
teori yang jelas
dengan penjelasan-penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya.
Hipotesis
dikembangkan untuk mengembangkan penelitian dengan tujuan untuk
menerima
hipotesis dan riset dan mencapai tujuan yang ditentukan .
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Krisbiantoro, Suyanto,
& Luthfi, 2015)
telah membuktikan bahwa variabel System Quality memberikan
pengaruh
signifikan terhadap variabel system use dan system satisfaction.
Poluan, Lumenta,
and Sinsuw (2014) membuktikan juga bahwa variabel System Quality
memberikan
pengaruh signifikan terhadap variabel system use,system
satisfaction, dan, user
motivation. Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel system
quality dari
penelitian Yusof et al. (2008) dengan indikatornya yaitu user
friendly(SQ1),
accessibility (SQ2), Ease of learning (SQ3), Ease of use (SQ4),
dan Realibility
(SQ5). Sehingga, peneliti menghipotesis bahwa:
H1 :System Quality berpengaruh signifikan terhadap system
use
-
13
H2 :System Quality berpengaruh signifikan terhadapUser
Motivation
H3 :System Quality berpengaruh signifikan terhadapUser
Satisfaction
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 1 Definisi Indikator System Quality
Kode Indikator Pengertian Referensi
SQ1 User
friendly
Tingkat tampilan sistem
untuk kemudahan
penggunanya
(Abda'u, Winarno,
& Henderi, 2018;
Krisbiantoro et al.,
2015; Luky, 2019) SQ2 Accessbility Tingkat kemudahan
pengguna dalam mengakses
Mobile learning
SQ3 Ease of
learning
Tingkat kemampuan sistem
mudah dipelajari
SQ4 Ease of use Tingkat sistem mudah
digunakan
SQ5 Realibility Tingkat sistem bebas dari
error atau kesalahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Murnita, Sediyono, &
Purnami,
2016) bahwa variabel Information Quality memberikan pengaruh
signifikan
terhadap variabel system use dan system satisfaction, ini juga
didukung oleh
(Abda'u et al., 2018) bahwa variabel Information Quality
memberikan pengaruh
signifikan terhadap variabel system use, system satisfaction,
dan user motivation.
Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel Information
quality dari penelitian
-
14
Yusof et al. (2008) dengan indikatornya yaitu timely(IQ1),
usefulness (IQ2),
completeness (IQ3), dan Relevan (IQ4) sehingga menghipotesis
bahwa:
H4 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap System
Use
H5 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap User
Motivation
H6 :Information Quality berpengaruh signifikan terhadap User
Satisfaction
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 2 Definisi Indikator Information Quality
Kode Indikator Pengertian Referensi
IQ1 Timely Tingkat informasi yang diberikan
update sehingga pengguna
mendapat informasi terkini
(Abda'u et al.,
2018;
Krisbiantoro
et al., 2015;
Luky, 2019) IQ2 Usefulness Tingkat informasi yang dihasilkan
aplikasi mudah diterima ringkas,
padat, informatif, dan penting
IQ3 Completeness Tingkat informasi yang diberikan
aplikasi lengkap dan detail
IQ4 Relevan Tingkat informasi yang dihasilkan
memberikan arti berguna bagi
pengguna
IQ5 Accuracy Tingkat ketepatan informasi yang
diberikan aplikasi bagi pengguna
Berdasarkan penelitian (Deharja & Santi, 2018) membuktikan
bahwa
Service Quality berpengaruh signifikan terhadap variabel system
use dan system
satisfaction, (Yusof et al., 2016) membuktikan juga bahwa
variabel Service Quality
memberi berpengaruh signifikan terhadap variabel system user,
system satisfaction,
dan user motivation. Oleh karena itu, peneliti mengadopsi
variabel service quality
-
15
dengan indikatornya yaitu usage guide (SVQ1), responsiveness
(SVQ2),
Aksesibilitas (SVQ3), sehingga menghipotesis bahwa:
H7 :Service Quality berpengaruh signifikan terhadap System
Use
H8 :Service Quality berpengaruh signifikan terhadap
SystemMotivationH9
: Service Quality berpengaruh signifikan terhadap User
Satisfaction
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 3 Definisi Indikator Service Quality
Kode Indikator Pengertian Referensi
SVQ1 Usage guide Adanya panduan
penggunaan aplikasi mobile
learning
(Abda'u et al.,
2018;
Krisbiantoro
et al., 2015;
Luky, 2019) SVQ2 Responsiveness Tingkat layanan aplikasi
memiliki respon yang cepat
jika dibutuhkan bantuan
SVQ3 Aksesibilitas Tingkat aplikasi dapat di
akses dimanapun dan
kapanpun
Berdasarkan penelitian (Prasetyo, 2017) variabel content
berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan sistem (system use), dan juga
berdasarkan
penelitian (Ardianto, Fauziati, & Nugroho, 2014) variabel
content berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction)dan
user motivation.
Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel content dengan
indikator yaitu
relevan (CO1), Timeliness (CO2, dan suffesiency (CO3), sehingga
menghipotesis
bahwa:
H10 :Content berpengaruh secara signifikan terhadap System
Use
-
16
H11 :Content berpengaruh secara signifikan terhadap
UserMotivation
H12 : Content berpengaruh secara signifikan terhadap User
Satisfaction
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 4 Definisi Indikator content
Kode Indikator Pengertian Referensi
CO1 Relevan Aplikasi menyediakan
konten yang diminati dan
dibutuhkan
(Jeong, Kim,
Yum, &
Hwang, 2016)
CO2 Timeliness Aplikasi menyediakan
konten yang up-to-date
CO3 Sufficiency Penyediaan konten yang
cukup beragam
Berdasarkan penelitian (Rozanda & Masriana, 2017)membuktikan
bahwa
variabel user system berpengaruh terhadapuser satisfaction,net
benefit,dan, user
motivation.Oleh karena itu, peneliti mengadopsi variabel system
usedengan
indikator yaitu kemudahan pengguna (SU1), interaksi yang
fleksibel (SU2), sering
menggunakan dalam keseharian (SU3), dan merasa nyaman dalam
menggunakan(SU4), sehingga menghipotesis bahwa:
H13 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap Net
Benefit
H14 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap User
Motivation
H15 :System Use berpengaruh secara signifikan terhadap User
Satisfaction
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
-
17
Tabel 2. 5 Definisi Indikator System Use
Kode Indikator Pengertian Referensi
SU1 Purpose of use Tingkat tujuan penggunaan
sistem
(Krisbiantoro
et al., 2015;
Mujianto,
Soedijono, &
Henderi,
2017)
SU2 Level of use Tingkat penggunaan sistem
dilakukan sesuai dengan
tingkat kemampuan yang
dimiliki pengguna
SU3 Recurring use Penggunaan secara
berulang
SU4 Expectation/Belief Tingkat
Ekspektasi/harapan
Berdasarkan penelitian (Wiyati & Sarja, 2019)user
satisfaction berpengaruh
signifikan terhadap net benefit dan user motivation, Oleh karena
itu, peneliti
mengadopsi variabel user satisfaction dengan indikator yaitu
membantu tugas
pekerjaan (US1), display interface (US2), sistem yang
berkualitas(US3), dan
fasilitas-fasilitas yang ditampilkan(US4), sehingga
menghipotesis bahwa:
H16 :User Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap
User
Motivation
H17 :User Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap
Net Benefit
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
-
18
Tabel 2. 6 Definisi Indikator User Satisfaction
Kode Indikator Pengertian Referensi
US1 Perceived
Usefulness
Persepsi kebermanfaatan (Krisbiantoro
et al., 2015;
Mujianto et
al., 2017) US2 Overall
satisfaction
Tingkat kepuasan secara
keseluruhan
US3 Enjoyment Tingkat kenyamanan
Pengguna
US4 Display interface Tingkat Tampilan interface
Berdasarkan penelitian (Putri & Adhiani, 2016)membuktikan
bahwa user
motivation berpengaruh signifikan terhadap net benefit. Sehingga
mengadopsi
variabel user motivation dengan indikator ekspectations (UM1),
instumentalits
(UM2), dan valence (UM3) sehingga menghipotesis bahwa:
H18 :User Motivation berpengaruh signifikan terhadap Net
Benefit
Kemudian penjelasan mengenai definisi indikator beserta
referensinya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2. 7 Defisini Indikator User Motivation
Kode Indikator Pengertian Referensi
UM1 Ekspectations Tingkat sejauh mana
aplikasi sesuai dengan
harapan pengguna
Oyeyemi et
al., 2013)
UM2 Instumentalist Penggunaan aplikasi sesuai
dengan hasil yang
diinginkan
UM3 Valence Pengguna aplikasi
menghasilkan sesuatu
melebihi harapan
-
19
Untuk Variabel Net Benefit peneliti mengadopsi penelitian yusof
et al. (2008)
dengan indikator yaitu Efficient (NB1), Effective (NB2), Problem
solution (NB3),
dan Decision making quality(NB4). Kemudian penjelasan mengenai
definisi
indikator beserta referensinya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. 8 Definisi Indikator Net Benefit
Kode Indikator Pengertian Referensi
NB1 Efficient Meningkatkan efesiensi
dalam mengerjakan tugas
(Krisbiantoro
et al., 2015;
Wiyati &
Sarja, 2019) NB2 Effective Membantu pencapaian
tujuan dengan efektif
NB3 Problem solution Aplikasi membantu
permasalahan sehari-hari
NB4 Decision making
quality
Membantu dalam
pengambilan keputusan
-
20
2.9 Populasi dan sampel
2.9.1 Pengertian Populasi
Menurut Firdaus (2018) populasi adalah sekelompok subjek atau
data dengan
karakteristik tertentu. Populasi merupakan Keseluruhan elemen
yang akan dijadikan
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan
karakteritas yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.
Populasi termasuk didalamnya adalah orang, makhluk hidup, dan
benda-benda.
Populasi juga bukan hanya sekedar yang ada pada obyek atau
subyek akan tetapi semua
karakteristik dan sifat-sifat yang dimiliki subyek dan obyek
tersebut hingga akhirnya
dapat diamati dan mendapatkan kesimpulan dari penelitian
tersebut. Populasi
ditentukan oleh topik atau tujuan survei dan juga populasi harus
relevan dengan topik
dan tujuan survei yang diteliti.
2.9.2 Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi
(Sugiyono, 2014). Sampel pada prosedur pengambilan data dimana
hanya sebagian
populasi saja yang digunakan untuk menemukan karakteristik dari
populasi tersebut.
Sampel yang baik adalah sampel yang akurat dan tepat. Sampel
akurat dan tepat adalah
sampel yang tidak bias dan sampel yang mempunyai presisi yang
tinggi yang
mempunyai kesalahan pengambilan sampel yang rendah. Sehingga
dibutuhkan sampel
yang akurat dan tepat untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai
dengan harapan dan
tidak menyesatkan.
-
21
2.9.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel ,
didalam pengambilannya terdapat maka diperlukan metode yang
sesuai. Ada dua
metode dalam pengambilan sampel, yaitu:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah metode teknik pengambilan sampel
yang
memberikan peluang sama bagi anggota populasi yang diambil
sebagai sampel.
a) Simple Random Sampling
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
paling sederhana dengan mengambil secara acak dari anggota
setiap
populasi. Teknik ini akan efektif jika dipakai apabila populasi
tidak besar
dan relatif homogen.
b) Systematic Random Sampling
Systematic random sampling adalah metode pengambilan sampel
yang
secara sistematik yaitu dilakukan secara acak untuk unsur
pertama dari
populasi dan untuk unsur berikutnya mengikuti deret
c) Stratified Random sampling
Stratified random sampling adalah penarikan sampel dengan
melakukan statifikasi populasi terlebih dahulu berdasarkan pada
suatu
karakteristik sebelum menentukan sampel pada populasi.
d) Cluster Random Sampling
-
22
Cluster random sampling adalah pengambilan sampel dari gugus
atau
klaster tertentu dalam populasi, yang membuat sampel menjadi
berkelompok.
e) Multistage Random sampling
Mulistage random samplingadalah pengembangan dari cluster
random
sampling teknik ini digunakan apabila populasi yang luas dan
heterogen.
f) Area Random Sampling
Area random sampling adalah bentuk lain dari mulistage
random
sampling. Teknik ini dapat digunakan apabila populasi dapat
diidentifikasikan secara geografis.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah kebalikan dari teknik
probability
sampling, dimana teknik ini tidak memberikan peluang yang sama
bagi anggota
populasi untuk diambil sebagai sampel.
a) Convenience Sampling
Convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel tanpa
dilakukan mekanisme tertentu. Menurut pengambilan sampel ini
tidak
mewakili populasi.
b) Quota Sampling
Quota sampling adalah pengambilan sampel dengan adanya
pembatasan jumlah kuota dan terdapat kriteria tertentu yang
dapat dijadikan
responden.
-
23
c) Purposive Sampling
Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang diambil
sesuai
dengan kriteria, pemikiran, atau pengetahuan pengambilan.
Sehingga
sampel benar-benar mewakili seluruh populasi.
d) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
dimulai
dari kecil, kemudian mengambil sampel berikutnya sesuai
dengan
rekomendasi dari sampel sebelumnya. Karena peneliti merasa
kurang
dengan sampel yang ada maka peneliti mencari lagi sampel yang
sesuai.
e) Incendental Sampling
Incedental sampling adalah pengambilan sampek yang digunakan
secara kebetulan bertemu dengan peneliti apabila orang tersebut
memenuhi
kriteria penelitian.
f) Saturated Sampling
Saturated sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
diartikan
sebagai sampel yang sudah maksimum apabila ditambah dengan
sampel
baru maka tidak akan merubah keterwakilan populasi.
g) Total Sampling
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
-
24
2.9.4 Ukuran Sampel
Sugiyono (2019), jumlah sampel biasa dinyatakan dalam ukuran
sampel,
jumlah sampel diharapkan dapat 100% mendekati populasi sehingga
tidak
terjadi kesalahan. Jumlah sampel yang semakin besar atau
mendekati populasi
dapat dikatakan memperkecil peluang kesalahan dan sebaliknya
apabila jumlah
sampel semakin mengecil arau menjauhi populasi dapat
dikatakan
memperbesar peluang kesalahan.
Hair Jr, Hult, Ringle, and Sarstedt (2016) menjelaskan bahwa
ukuran
sampel minimum dalam analisis PLS-SEM adalah 10 kali dari
jumlah
maksimum anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten dalam
model.
Cooper and Schindler (2014) memberikan saran dalam penelitian
untuk
menentukan sampel sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori, maka jumlah anggota sampel
setiap
kategori minimal 30.
3. Bila penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate
(kolerasi atau
regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah
variabel yang diteliti.
4. Penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok
eksperimen dan kelompok control maka jumlah anggota sampel
masing-
masing antara 10 sampai dengan 20.
-
25
2.10 Skala Likert
Skala likert merupakan skala pengukuran yang dikembangkan oleh
Rensis
Likert pada tahun 1930. Pada skala likert ini terdapat empat
atau lebih butir pertanyaan
yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor atau nilai
yang
mempresentasikan sifat individu seperti pengetahuan, sikap, dan
perilaku seseorang
mengenai variabel penelitian. Sakal likert digunakan dalam
penelitian survey kepada
orang dengan menyatakan sikap atau tanggapan lain yang
sehubungan dengan kategori
tingkat ordinal seperti setuju atau tidak setuju (Budiaji,
2013). Berikut ini keterangan
dan skor dari skala likert yang memiliki gradasi positif sampai
negatif, yang dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. 9 Ketentuan Skala Likert
KETERANGAN SKOR
POSITIF NEGATIF
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Kurang setuju 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
2.11 Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode
survei
untuk memperoleh opini responden. Peneliti juga harus merancang
bentuk
kuesionernya, yaitu pertanyaan yang sifatnya terbuka atau
tertutup. Pertanyaan terbuka
memungkinkan responden menjawab bebas dan seluas-luasnya
terhadap pertanyaan
-
26
namun dalam pertanyaan tertutup, responden hanya diberi
kesempatan memilih
jawaban yang tersedia(Pujihastuti, 2010).
Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan
yang disusun sistematis oleh peneliti secara tertulis yang akan
dijawab oleh responden,
guna peneliti memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan
masalah
penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut
kuesioner cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di
wilayah yang luas.
2.12 SEM (Structural Equation Modelling)
SEM adalah teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan
menguji
model statistik yang biasanya dalam bentuk sebab akibat
(Sarwono, 2010). Jika model
menggunakan sebuah dependen variabel, maka teknik regresi dapat
digunakan. Akan
tetapi jika suatu model menggunakan lebih dari satu variabel
dependen, maka
penyelesainnya tidak efektif menggunakan regresi. Untuk itu SEM
adalah teknik
analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu model
yang menggunakan
lebih dari satu variabel dependen.
Menurut Bahri and Zamzam (2014) SEM merupakan suatu teknik
modeling
statistik yang bersifat cross sectional, linear dan umum,
termasuk didalamnya terdapat
faktor analis, path analysis dan regression yang digunakan untuk
menguji statistik
model dalam bentuk sebab akibat.
-
27
Metode SEM mempunyai kemampuan analisis dan prediksi yang lebih
baik
dibandingkan analisis jalur dan regresi berganda karena SEM
dapat menganalisis
sampai pada level terdalam terhadap variabel yang diteliti.
Analisis jalur dan berganda
hanya mampu menjangkau level variabel laten sehingga mengalami
kesulitan dalam
mengurai atau menganalisis fenomena empiris yang terjadi pada
level-level butir atai
indikator-indikator variabel. Sementara dengan menggunakan
metode SEM lebih
kopherensif dalam menjelaskan fenomena penelitian setiap
indikator-indikatornya.
SEM dapat berbasis varian atau kovarian. SEM berbasis varian
yang mulai
banyak digunakan adalah PLS, SEM berbasis varian dapat digunakan
untuk model
prediksi, membangun teori baru dengan dasar teori yang lemah,
dan dapat digunakan
untuk mengolah data yang sampel yang kecil. Sementara, teknik
SEM berbasis
kovarian banyak digunakan adalah LISREAL, EQS, dan AMOS. SEM
berbasis
kovarian ini dapat digunakan untuk mengukur model estimasi
dimana dibutuhkan dasar
teori yang kuat dan membutuhkan data sampel yang besar.
Proses pemodelan SEM terdiri dari dua tahapan dasar, yaitu
validasi model
pengukuran dan pengujian model structural. SEM mengutamakan
pemodelan
konfimator dibandingkan pemodelan eksploratoti sehingga lebih
dapat digunkan untuk
pengujian teori (studi kuantitatif) dibandingkan pengembangan
teori (studi kualitatif).
2.13 PLS (Partial Least Square)
Analisis Partial Least Square (PLS) adalah teknik multivariate
yang melakukan
pebandingan antara variabel dependen berganda dan variabel
independen berganda.
-
28
PLS merupakan salah satu metode statistik SEM berbasis varian
yang didesain untuk
menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan
spesifik pada data, seperti
ukuran sampel penelitian yang kecil, adanya data ang hilang
dan
multikolineritas(Hartono & Abdillah, 2009).
Multikonelineralitas yang tinggi
meningkat resiko secara teoritikal penolakan hipotesis dalam
pengujian dalam regresi.
Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap Y
dan
menjelaskan hubungan teoritikal di antara kedua variabel. PLS
adalah meode regresi
yang dapat digunakan untuk identifikasi faktor yang merupakan
kombinasi X sebagai
penjelas dan variabel Y sebagai variabel respon.
2.13.1 Evaluasi model PLS
Evaluasi model PLS dilakukan dengan mengevaluasi outer model dan
inner
model.
1. Outer Model
Merupakan suatu model pengukuran yang digunakan untuk
mengetahui
kemampuan instrument penelitian mengukur apa yang seharusnya
diukur(Cooper
& Schindler, 2014).
Model ini terdiri dari uji validitas terhadap model penelitian
meliputi individual
item reliability, internal consistency, average variance
extracted, dan discriminant
validity.
individual item reliability dapat dilihat dari nilaiouter
loading. Nilai outer
loading di atas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya indikator
tersebut dikatakan valid
sebagai indikator yang mengukur konstruk, dan nilai outer
loading yang lemah
-
29
biasanya dieliminasi atau dihapus. Namun nilai diatas 0,5 masih
bisa digunkana
dan dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum dihapus apabila
nilai composite
reliability dari nilai variabel tersebut masih di atas
0,7(Yasmin & Kurniawan,
2011).
Selanjutnya, melihat internal consistency reliability dari nilai
composite
reability, nilai batas 0,8 dan 0,9 dikatakan sangat memuaskan
(Yasmin &
Kurniawan, 2011).
Rumus dari CR adalah sebagai berikut :
CR = (∑ 𝜆𝜄)2
(∑ 𝜆𝜄)2+ ∑ 𝜀𝜄
Selanjutnya menguji nilai average viriance extracted (AVE).
Nilai AVE
minimal 0,5 yang menunjukkan ukuran convergent validity yang
baik, artinya
variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari setengah
variance dari
indikator-indikatornya. Nilai ini diperoleh dari penjumlahan
kuadrat outer loading
dibagi dengan error.
Rumus dari AVE adalah sebagai berikut :
AVE = (∑ 𝜆𝜄)2
(∑ 𝜆𝜄)2+ ∑ 𝜄𝜎2 (𝜀𝜄)
Selanjutnya Discriminant Validity dievaluasi melalui cross
loading dan
Fornell-Larcker criterion. Pada cross loading, membandingkan
nilai outer loading
indikator dengan variabelnya dan dengan variabel lainnya. Bila
nilai antara
indikator dengan variabelnya lebih tinggi dari kolerasi dengan
variabel blok
lainnya, mak hal ini menggambarkan bahwa variabel tersebut
memprediksi ukuran
-
30
pada blok mereka lebih baik dari bloknya. Pada Fornell-Larcker
criterion,
membandingkan nilaiAVE dengan kuadrat nilai kolerasi antar
konstruk. Nilai akar
AVE harus lebih tinggi dibandingkan dengan kolerasi antara
konstruk lainnya atau
nilai AVE lrbih tinggi dari pada kuadrat kolerasi antar
konstruk.
2. Inner Model
Model struktural pada PLS ada beberapa tahap. Pertama yaitu,
melihat
signifikansi hubungan antara konstruk. Hal ini dilihat dari
koefisien jalur (path
coefficient) yang menunjukkan tingkat signifikansi dalam
pengujian hipotesis atau
menggambarkan kekuatan hubungan antara konstruk. Path
coefficient (β) diuji
dengan nilai ambang batas di atas 0,1 untuk menyatakan bahwa
jalur (path) yang
dimaksud mempunya pengaruh dalam model.
Dilanjutkan tahap kedua yaitu mengukur tingkat variasi perubahan
variabel
independen dan variabel dependen dengan melihat nilaicoefficient
of
determinationR2 . Pengklasifikasian nilai R2 dibagi menjadi tiga
yaitu 0,67 sebagai
substansial, 0,33 sebagai moderat, dan 0,19 sebagai tingkat
varian yang lemah
(Yamin & Kurniawan, 2011).
Tahap ketiga dilakukan dengan melihat nilai t-test dengan
metode
bootstrapping menggunakan uji one-tailed dengan nilai tingkat
signifikansi. Besar
tingkat signifikansi yang akhir-akhir ini dipakai untuk uji
two-tailedadalah 1,65
(tingkat signifikan 10%), 1,96 (tingkat signifikan 5%), dan 2,57
(signifikan 1%).
-
31
Nilai t-test ini untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian.
Bila nilai t-test lebih
besar dari tingkat signifikansi yang digunakan, maka hipotesis
penelitian yang
diajukan dapat diterima.
Langkah keempat yaitu melakukan pengujian 𝑓2 (effect size).
Dalam struktur
model dengan nilai ambang batas sekitar 0,02 untuk pengaruh
kecil, 0,15 untuk
pengaruh menengah, dan 0,35 untuk pengaruh yang besar, sementara
nilai effect
size di bawah 0,02mengindikasikan tidak memiliki pengaruh
struktur
model.Pengujian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh
variabel tertentu
terhadap variabel lainnya.
Rumus dari Rumus 𝑓2 (effect size) :
𝑓2 = R2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − R2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1 − R2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
Keterangan :
-R2 include : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen
dimasukkan ke
model.
-R2 exclude : Nilai R2 yang diperoleh ketika konstruk eksogen
dikeluarkan ke
model.
Tahap kelima yaitu pengujian Q2 (predictive relevance) dengan
menggunakan
metode blindfolding untuk dapat memberikan bukti bahwa variabel
tertentu yang
-
32
digunakan dalam suatu model yang dibuat mempunyai keterkaitan
prediktif
(predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam model
tersebut dengan nilai
ambang batas pengukuran di atas nol.
Tahap keenam yaitu melakukan pengujian 𝑞2 (relatif impact)
dengan
menggunakan metode blindfolding juga untuk dapat mengukur
relatif pengaruh
sebuah keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu
sengan variabel lainnya
yang memiliki nilai ambang batas sebesar 0,02 untuk pengaruh
kecil, 0,15 untuk
pengaruh sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar.
Rumus 𝑞2 (relatif impact) :
𝑞2 = 𝑞2included − 𝑞2exclude
1−𝑞2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
Keterangan :
-𝑞2include : Nilai 𝑄2yang diperoleh ketika konstruk eksogen
dimasukkan ke
model.
-𝑞2exclude : Nilai 𝑄 2yang diperoleh ketika konstruk eksogen
dikeluarkan ke
model.
2.14 SmartPLS
Smartpls adalah salah satu software yang digunakan untuk tool
analisis data
yang menggunakan metode PLS, Aplikasi (software) ini
dikembangkan oleh university
of humburg, Jerman (Ghozali & Latan, 2015). Penggunaan
SmartPls sangat dianjurkan
-
33
ketika peneliti memiliki keterbatasan jumlah sampel sementara
model yang dibangun
komplek, kelebihan lainnya SmartPls kemampuannya dalam mengolah
data yang
baik untuk model SEM formatif atau reklektif, model SEM formatif
adalah panah
mengarah dari variabel konstruk ke variabel indikator. Sedangkan
model SEM
reklektif adalah dimana variabel indikator ke variabel laten,
konsekuensinya adalah
tidak akan ada nilai error pada variabel indikator. Berikut
penjelasan variabel pada
Smartpls, yaitu:
1. Variabel Eksogen
Variabel eksogen adalah variabel independen yang memengaruhi
variabel dependen. Variabel eksogen dianggap sebagai variabel
laten yang
mempengaruhi terhadap variabel yang lain.
2. Variabel Endogen
Variabel endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi
oleh
variabel independen .variabel endogen dianggap sebagai variabel
laten yang
dipengaruhi oleh satu atau beberapa variabel yang lain.
-
34
-
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
menganalisis
tingkat keberhasilan penerapan Mobile Learning dan menguji
hipotesis terkait
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan mobile
learning. Dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif maka diperlukan metode
pengumpulan data
dan analisis data untuk penelitian ini. Pengumpulan data pada
penelitian ini
dilakukan menggunakan instumen kuesioner yang disebarkan kepada
responden
yang sesuai yaitu pengguna aplikasi mobile learningseperti Ruang
guru, Zenius,
Quipper, Pahamify, dan Nuadu.
Analisis data yang dilakukan secara statistik dengan
menggunakan
Microsoft Excel 2016 untuk membantu pengolahan data demografis
dan untuk
pengolahan kuesioner menggunakan aplikasi pengolahan data yaitu
SmartPLS
3.3.2. Serta Microsoft Visio 2016 untuk pembuatan gambar yang
mendukung
penulisan laporan penelitian.
3.2 Prosedur Penelitian
Berdasarkan pendahuluan dan landasan teori yang telah dijabarkan
pada
bab sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka penelitian sebagai
penuntun, alur
pikir, dan dasar penelitian. Prosedur pada penelitian ini
terdiri dari delapan tahap.
Kerangka penelitian tersebut ditunjukan pada Gambar 3.1
-
36
1.
Kajian Pustaka
2.
Pengembangan Model
3.
Perancangan Penelitian
7.
Interpretasi Data
6.
Analisis Data
(Tools: SmartPLS 3.0)
5.
Pengumpulan Data
(Penyebaran Quesioner)
4.
Pembuatan Instumen
Program Penelitian
Model Penelitian
Rancangan Penelitian
Instrumen Penelitian
Data
Hasil Data
Hasil Interpretasi
8.
Pembuatan Laporan
Mulai
Hasil Penelitian
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian
-
37
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aplikasi Mobile
Learning
seperti Ruang guru, Zenius, Quipper, Pahamify, dan Nuadu yaitu
pelajar SD, SMP,
dan SMA yang memanfaatkan aplikasi Mobile Learning sebagai
media
pembelajaran. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
menggunakan dua tahap Purposive sampling dan Snowball sampling.
Tahap
pertama yaitu Purposive sampling merupakan teknik pengambilan
sampel dengan
memilih sampel yang memiliki pengalaman dalam menggunakan
aplikasi mobile
learning. Tahap kedua snowball sampling yaitu meminta bantuan
responden yang
terpilih ikut menyebarkan dan menunjuk responden lainnya secara
berantai.
Metode pengambilan sampel adalah non probalitas dengan
menggunakan
teori dari hair et al (2011), teori ini diambil karena pada
menelitian ini
menggunakan metode analisis PLS-SEM. Menurut Hair et al. (2011),
sampel yang
diperlukan dalam analisis PLS-SEM berkisar antara 100-200
sampel, sampel
minimum yaitu 10 kali dari jumlah maksimum anak panah (jalur)
yang mengenai
variabel laten dalam model PLS-SEM. Pada penelitian ini terdapat
18 anak panah,
jika dikalikan 10 maka minimum sampel yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah 180 orang.
Dengan mempertimbangkan banyaknya populasi, waktu dan biaya,
sejumlah 316 orang sampel pengguna aplikasi Mobile Learning di
jabodetabek
sudah cukup mewakili populasi yang ada.
-
38
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari 2
bagian.
Bagian pertama berupa surat permohonan peneliti untuk mengisi
kuesioner.
Selanjutnya bagian kedua merupakan pertanyaan yang terdiri
pertanyaan yang
berhubungan degan profil responden pertanyaan mengenai pengguna
mobile
learning, serta pertanyaan pengujian terdiri dari 5 pertanyaan
system quality, 5
pertanyaan information quality, 3 pertanyaan service quality, 4
pertanyaan system
use, 4 pertanyaan user satisfaction, 3 pertanyaan content, 3
pertanyaan user
motivation, dan 4 pertanyaan net benefit.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 5 poin skala likert,
dalam skala
likert ini menggunakan 5 alternatif jawaban untuk setiap
pertanyaan yaitu :
Poin 1 : Sangat Tidak Setuju
Poin 2 : Tidak Setuju
Poin 3 : Tidak Tahu
Poin 4 : Setuju
Poin 5 : Sangat Setuju
Untuk menjamin validitas reabilitas instrumen penelitian ini,
peneliti
mengadopsi beberapa item indikator dari penelitian sebelumnya.
Berikut daftar
indikator dan pertanyaan pengujian.
-
39
Tabel 3. 1 butir pernyataan indikator
Variabel KODE Indikator Pernyataan
SQ SQ1 User friendly Tampilan sistem memudahkan saya
dalam menggunakan aplikasi
SQ2 Accessbillity Saya merasa sistem tidak memerlukan
waktu yang lama untuk mengakses
aplikasi
SQ3 Ease of learning Saya merasa sistem mudah dipelajari
SQ4 Ease of use Saya merasa sistem mudah digunakan
SQ5 Realibility Saya merasa sistem jarang mengalami
error dan kesalahan
IQ IQ1 Timely Saya merasa informasi yang diberikan
aplikasi update informasi sehingga
pengguna mendapat informasi terkini
IQ2 Usefulness Saya merasa informasi yang
dihasilkan aplikasi mudah diterima
ringkas, padat, informatif, dan
penting
IQ3 Completeness Saya merasa informasi yang diberikan
aplikasi lengkap dan detail
IQ4 Relevan Saya merasa informasi yang
dihasilkan memberikan arti berguna
kepada pengguna
IQ5 Accuracy Saya merasa informasi sudah tepat
SVQ SVQ1 Usage guide Saya merasa dimudahkan dengan
adanya panduan penggunaan aplikasi
mobile learning
SVQ2 Responsiveness Saya merasa layanan aplikasi
memiliki respon yang cepat jika
dibutuhkan bantuan
SVQ3 Aksesibilitas Saya merasa aplikasi dapat di akses
dimanapun dan kapanpun
CO CO1 Relevan Saya merasa sistem menyediakan
konten yang diminati pengguna
CO2 Timeliness Saya merasa konten yang diberikan
sudah update
-
40
CO3 Sufficiency Saya merasa konten yang diberikan
cukup beragam
SU SU1 Purpose of use Aplikasi sesuai dengan tujuan yang
saya inginkan
SU2 Level of use Penggunaan aplikasi sesuai dengan