i PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCEDAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : YENI KRISTINA NIM. F1310105 PROGRAM STUDI S-1 TRANSFER JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
95
Embed
SKRIPSI/Pengaruh... · struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia 2008-2010 skripsi ... 2012 perpustakaan.uns.ac ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCEDAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
2008-2010
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
YENI KRISTINA
NIM. F1310105
PROGRAM STUDI S-1 TRANSFER
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010
YENI KRISTINA NIM. F1310105
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance dan struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit dan DER. nilai perusahaan diukur menggunakan Rasio Tobin’s Q.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2008-2010. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 315 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian secara simultan membuktikan bahwa variabel corporate governance dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa: kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dewan komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit, struktur modal dan nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM AND CAPITAL STRUCTURE TO FIRM VALUE AT MANUFACTURING COMPANIES
LISTED AT BEI 2008-2010
YENI KRISTINA F1310105
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the influence of the corporate
governance mechanism concerning to firm value in manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange during 2008-2010. The variable examined in this research is institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner, audit committee, and debt to equity ratio. Firm value measured with Tobin’s Q.
The sample which is used in this research manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange on period of 2008-2010. This research is using purposive sampling method to determine the sample and resulted 315 companies as research sample. The model of analysis used in this study is a multiple linear regression analysis model.
The result of this research shows the corporate governance mechanism (institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner and audit committee) are influence to firm value. Institutional ownership and managerial ownership had negative effect and significant to the firm value. Board of commissioner and audit committee hadn’t effect to firm value, but DER had positive effect and significant to firm value.
Keyword: Institutional ownership, managerial ownership, board of independent commissioner, audit committee, capital structure and firm value.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah SWT tidak membebani manusia melainkan sesuai dengan kemampuannya”
(QS. Al Baqarah ; 286)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka”
(QS. AR. Ra’d: 11)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah: 6)
“Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
dengan mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil”
(Mario Teguh)
Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup,
kita harus melakukannya.”
(Johann Wolfgang von Goethe)
Dream, believe, and make it happen
(Agnes Monica)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
Allah Subhana WaTa’ala atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan
jalan, kemudahan, dan kekuatan bagi penulis
Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa serta nasehat yang terus di berikan
tanpa mengenal waktu demi kesuksesan dan kebahagiaan penulis,
dan untuk kasih sayang yang tak tergantikan sampai kapanpun.
Almamater Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Terima kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH MEKANISME
CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010)” sebagai tugas
akhir guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah yang penulis terima.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Santosa Tri Hananto, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak DR. Bandi Msi, Ak., selaku Pembimbing Akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
5. Ibu Lulus Kurniasih, SE., M.Si., Ak. selaku pembimbing skripsi, atas
kesediaannya meluangkan waktu, memberikan kritik, perhatian dan
sarannya yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta karyawan FE UNS yang telah
memberikan ilmu dan bantuannya selama penulis duduk di bangku kuliah
7. Ayah, Ibu, dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayang, semangat serta doa yang tiada henti-hentinya untuk keberhasilan
penulis.
8. Seluruh keluarga tercinta (bapak, ibu, dan kakak) yang selalu mendoakan
dan memberi semangat.
9. Calon suamiku Aditya Novan Pinandita, makasih untuk semua dukungan,
semangat, motivasi, dan bantuannya. iloveu
10. Cynthia, Widi dan mb sinta, sahabat-sahabat terbaik di segala suasana baik
suka maupun duka. Love and Miss you, Guys.
11. Teman-teman kos khususnya mb fitri yang selalu memberikan motivasi
dan semangat untuk terus maju.
12. Anak-anak akuntansi B yang selalu kompak dan rame, sukses untuk
semua.
13. Teman-teman S1 Transfer Akuntansi angkatan 2010 Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, ………………...
Penulis
Yeni Kristina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ABSTRAKSI............................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI................................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............ .................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .. . .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. ...................... Latar Belakang Masalah ........................................... 1
Siallagan dan Machfoedz (2006), menyatakan bahwa kepemilikan saham
yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor.
Dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan
maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara
manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara
agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer juga
sekaligus sebagai pemegang saham.
Sulistiono (2010) dan Purwaningtyas (2011) berhasil membuktikan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahan. Pendapat berbeda berasal dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pujiati (2009) yang menemukan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan Manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh
direksi,manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara
langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial
dihitung dengan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen
yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris
dan direksi) (Rahmawati dan Triatmoko, 2007). Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan
Investor institusional dianggap memiliki kemampuan untuk memonitor
tindakan manajemen lebih baik dibandingkan dengan investor individual.
Menurut Lee et al. (1992) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007)
menyebutkan dua pendapat mengenai investor institusional, yaitu investor
institusional sebagai pemilik sementara dan sebagai investor yang
berpengalaman. Pendapat yang pertama, investor institusional sebagai pemilik
sementara lebih memfokuskan pada laba sekarang yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Jika perubahan laba tidak menguntungkan investor,
maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Pada umumnya investor
institusional memiliki saham dengan jumlah yang besar, sehingga jika mereka
melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.
Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor
yang berpengalaman (sophisticated). Menurut pendapat ini, investor lebih
terfokus pada laba masa datang yang relatif lebih besar dari laba sekarang.
Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak
akan mudah diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi
konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme
monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Moh’d et al. (1998) dalam Midiastuti dan Mackfudz (2003)
menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu
investor institusional dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency
costs. Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005) diperoleh hasil
yang berbeda. Faisal (2005) menyatakan bahwa hubungan antara kepemilikan
institusional dengan biaya keagenan (agency costs) adalah negatif. Masih
berdasarkan hasil penelitian Faisal (2005) bahwa hal ini mengindikasikan
kepemilikan institusional belum efektif sebagai alat memonitor manajemen
dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional dihitung dengan besarnya persentase saham
yang dimiliki oleh investor institusional (Pranata dan Machfoedz, 2003).
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Dewan Komisaris Independen dan Nilai Perusahaan
Herawaty (2008) menyatakan bahwa komisaris independen dapat
memonitor manajemen dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan
antara pemilik dan manajemen. Semakin besar proporsi komisaris independen,
maka dapat mengurangi aktivitas manajemen laba, sehingga nilai perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
juga dapat meningkat. Hal ini senada dengan Alijoyo dan Zaini (2004) bahwa
dewan Komisaris sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
perusahaan, hilangnya independensi Komisaris dalam pengambilan keputusan
akan mengurangi objektivitas dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Komisaris independen mempunyai peran penting dalam aktivitas
pengawasan perusahaan. Komisaris independen dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal,
mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada
manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Komposisi Komisaris Independen, dihitung dengan persentase jumlah
komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam
susunan dewan komisaris (Rachmawati dan Triatmoko, 2007). Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara signifikan terhadap
nilai perusahaan.
4. Komite Audit dan Nilai Perusahaan
Proporsi komite audit independen, didefinisikan sebagai persentase
jumlah komite audit independen dengan jumlah total komite audit yang ada
dalam susunan komite audit (Adriani, 2011).
Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena
komite audit diharapkan dapat membantu dewan komisaris dalam pelaksanaan
tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen. Peran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
komite audit sangat penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan
yang merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik dan
dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Nuryanah (2004) dalam Effendi (2005) menemukan bahwa komite
audit tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Namun Effendi
(2005) menyimpulkan adanya peranan komite audit dalam meningkatkan
kinerja perusahaan, terutama dari aspek pengendalian.
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa
keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba
dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Hal ini memberi
bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektivitas kinerja
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H4 : Komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Kebijakan manajer yang memiliki saham perusahaan tentu akan
berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer. Manajer yang sekaligus
pemegang saham akan berusaha meningkatkan nilai perusahaan, karena
dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai
pemegang saham akan meningkat pula. Apabila perusahaan ingin
meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan harus mencari tambahan
dana, misalnya melalui pasar modal. Dengan kebijakan hutang jangka panjang
yang diambil berarti struktur modal perusahaan akan berubah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Kepemilikan manajerial berdampak pada kebijakan yang diambil
termasuk kebijakan hutang. Kebijakan hutang yang termasuk di dalamnya
hutang jangka panjang akan berpengaruh terhadap struktur modal. Manajer
akan semakin berhati-hati dalam melakukan peminjaman, sebab jumlah
hutang yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan keuangan sehingga
nilai perusahaan akan menurun. Menurunnya nilai perusahaan berarti
keuntungan mereka sebagai pemegang saham akan menurun.
Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa struktur modal
(leverage) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal tersebut selaras dengan pandangan yang dikemukakan oleh
Modigliani dan Miller (1958) dalam Sulistiono (2010) yang menyatakan
bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H5 : Sturktur Modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian hipotesis untuk menjelaskan
pengaruh mekanisme corporate governance dan struktur modal terhadap nilai
perusahaan.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampelnya adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2008-2010. Pemilihan perusahaan
manufaktur sebagai objek penelitian dengan pertimbangan pada homogenitas
dalam aktivitas produksi dan merupakan sektor industri yang paling banyak
anggotanya, serta datanya cukup tersedia. Penentuan perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan
mengambil sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
(Hartono, 2005). Secara khusus kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2008-2010.
2. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2008-2010.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-
2010.
4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang dinyatakan dalam
rupiah dan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan
tahun 2008-2010.
5. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen,
komite audit, dan Debt Equity Ratio.
C. Definisi operasional dan pengukuran variabel
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa
variasi pada nilai (Sekaran, 2006). Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu variabel terikat (dependent), dan variabel bebas
(independen).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan Rasio
Tobin’s Q. Sukamulja (2004) dalam Adriani (2011) menyatakan bahwa
salah satu rasio yang dinilai dapat memberikan informasi paling baik adalah
Tobin’s Q, karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam
kegiatan perusahaan, misalnya terjadi perbedaan crossectional dalam
pengambilan keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peneliti menyesuaikan rumus tersebut dengan kondisi transaksi
keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Dengan
demikian, rumus yang digunakan untuk Tobin’s Q menggunakan rumus
sebagai berikut (Aljifri dan Moustofa, 2007; Sabrina, 2010; Praditia, 2010;
Adriani, 2011):
Tobin’s Q = (MVE + DEBT)/TA
Keterangan :
Q = Nilai perusahaan
MVE = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari
hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir
tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
DEBT= Total Hutang
TA = Total aktiva
2. Variabel Independen
a. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola
(Boediono, 2005). Kepemilikan manajerial diukur dengan melihat proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki manajer, direksi, komisaris maupun
pihak lain yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional diukur dengan melihat proporsi saham
yang dimiliki institusi seperti institusi asing, pemerintah, dan perusahaan
swasta. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup
kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
(Boediono, 2005). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan
institusional adalah proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
institusi dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.
c. Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006). Komisaris
independen dapat bertindak penengah dalam perselisihan yang terjadi
diantara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberi
nasihat kepada manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Proporsi
Dewan Komisaris Independen diukur dengan rasio antara jumlah anggota
Komisaris Independen dibandingkan dengan total anggota Dewan
Komisaris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Komite Audit
McMullen (1996) dalam Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan
bahwa investor, analis dan regulator menganggap komite audit memberikan
kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan. Komite audit berperan dalam
mengawasi proses pelaporan keuangan perusahaan yang bertujuan
mewujudkan laporan keuangan yang disusun melalui proses pemeriksaan
dengan integritas dan obyektifitas dari auditor. Komite audit akan berperan
efektif untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dan membantu
dewan komisaris memperoleh kepercayaan dari pemegang saham untuk
memenuhi kewajiban penyampaian informasi. Dalam penelitian ini komite
audit diukur dari jumlah total komite audit yang ada dalam susunan komite
audit.
e. Struktur Modal
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur
tingkat leverage adalah Debt To Equity Ratio (DER). Menurut Riyanto (
2001) dalam Sulistiono (2010) struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Struktur modal tersebut tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir
tahun. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Debt To Equity Ratio : Total Liabilities Total Equity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
tahunan dan laporan keuangan yang dipublikasikan setiap tahun selama
periode tahun 2008-2010. Data dikumpulkan dari situs Bursa Efek Indonesia
(BEI) yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
JSX Statistics dan Fact Book, serta dari website masing-masing perusahaan
sampel.
E. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum
variabel-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif akan memberikan
gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan
adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan
maksimum serta standar deviasi. Data yang diteliti akan dikelompokkan yaitu
nilai perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan
komisaris independen, komite audit, dan Debt-Equity Ratio.
2. Analisis Regresi
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + β5.X5 + ε
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan ( NP)
X1 = Kepemilikan Manajemen (KM)
X2 = Kepemilikan Institusional (KI)
X3 = Proporsi Dewan Komisaris Independen (DKI)
X4 = Komite Audit (KA)
X5 = Debt to Equity Ratio ( DER)
ε = error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dengan:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan perubahan variabel dependen. Nilai koefisien yang
semakin mendekati 1 menjelaskan bahwa variabel independen
memberikan hampir semua informasi dalam menjelaskan variabel
dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen. Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t)
Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial
guna menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu
terhadap variabel dependen. Aplikasinya dilakukan dengan menguji satu
per satu pengaruh dari masing-masing variabel independen. Adapun
mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Jika probabilitas < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
2) Jika probabilitas > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X
secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y.
3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, sebagai persyaratan
pengujian regresi dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa hasil
penelitian adalah valid (Ghozali, 2005). Uji asumsi klasik meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal
atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik.
Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan
untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik
Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S,
jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2005).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai toleransi (tolerance value) dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah
yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cut off yang umum
digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10.
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam
model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk
menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson
(DW test). Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel
independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu:
1) Nilai DW < dl = ada korelasi positif
2) dl < nilai DW < du = tidak dapat disimpulkan
3) du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi
4) 4 – du < nilai DW < 4 – du = tidak dapat disimpulkan
5) Nilai DW > 4 – dl = ada korelasi negatif
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini obyek penelitian yang digunakan adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2008 hingga
2010. Pada periode ini terdapat 147 perusahaan, akan tetapi setelah dilakukan
purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan (memenuhi kriteria)
dalam penelitian ini ada 105 perusahaan sehingga total observasinya adalah
315 perusahaan.
Tabel IV.1 Hasil Pengambilan sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 147
2 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan tetapi tidak tersedia baik pada www.idx.co.id maupun website perusahaan
(32)
3 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan namun data yang dibutuhkan untuk penelitian tidak lengkap
(10)
Jumlah sampel penelitian 105
Sumber : Indonesia Capital Market Directory
B. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data salah satunya dapat dilakukan dengan uji statistik
non-parametik Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan dengan melihat
apakah distribusi data mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dengan nilai standar baku. Jika terdapat perbedaan yang signifikan (taraf
signifikansi < 0,05) maka distribusi data berbeda dengan standar baku atau
dinyatakan tidak normal. Sedangkan jika tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (taraf signifikansi > 0,05) maka distribusi data tidak berbeda
dengan standar baku atau terdistribusi secara normal (Ghozali, 2005). Berikut
adalah hasil pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel IV.2 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 315 Normal Parametersa,,b
Mean .0000000 Std. Deviation 11.91447126
Most Extreme Differences
Absolute .343 Positive .343 Negative -.247
Kolmogorov-Smirnov Z 6.087 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Tabel IV.2 diatas merupakan pengujian normalitas dengan jumlah
sampel 105 perusahaan dengan 3 kali observasi sehingga sampel kesuluruhan
sebanyak 315 perusahaan. Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai Z hitung
sebesar 6.087 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Nilai taraf signifikansi
dibawah 0,05 berarti bahwa data yang diuji peneliti tidak signifikan yang
berarti data tidak terdistribusi normal.
Dengan mengetahui data tidak normal maka peneliti melakukan
outlier data dengan analisa Casewise Diagnostics, dengan ketentuan outliers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
outside adalah 2x Standar deviations. Setelah dilakukan outlier jumlah
sampel berkurang 48 perusahaan, dengan demikian sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 267 perusahaan manufaktur. Hasil pengujian
normalitas kolmogorov- smirnov dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 267
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .21511104
Most Extreme
Differences
Absolute .070
Positive .070
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z 1.140
Asymp. Sig. (2-tailed) .149 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Hasil pengujian memberikan nilai Z hitung sebesar 1,140 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,149. Nilai taraf signifikansi diatas 0,05 menunjukkan
bahwa nilai residual tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan
nilai standar baku. Dengan demikian, diinterpretasikan bahwa data
terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas terpenuhi.
Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik normalitas adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi data berada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
disekitar garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian ini
berdistribusi normal.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Gambar 4.1 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Normal Probability Plot
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Uji
multikolinieritas diuji dengan melihat nilai tolerance serta nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Dikatakan tidak terdapat multikolinieritas dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
model regresi jika tolerance > 0,1 atau VIF < 10 (Ghozali, 2005). Hasil
pengujian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut.
Tabel IV.4 Uji Multikolinearitas Data
Varibel Tolerance VIF Keterangan Kepemilikan Manajerial 0.831 1.203 Tidak terdapat multikolinieritas Kepemilikan Institusional 0.833 1.201 Tidak terdapat multikolinieritas Dewan Komisaris Independen 0.980 1.021 Tidak terdapat multikolinieritas KomiteAudit 0.995 1.005 Tidak terdapat multikolinieritas Debt to Equity Ratio 0.976 1.025 Tidak terdapat multikolinieritas Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.4 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak
menunjukkan bahwa ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang
dari 0,1 dan tidak ada satupun variabel independen yang memiliki VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antar variabel bebas
atau tidak terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji gletser.
Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika
nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas
signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi
heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji Gletser.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Gletser
Varibel Sig Keterangan Kepemilikan Manajerial 0.489 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Kepemilikan Institusional 0.672 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Dewan Komisaris Independen 0.338 Tidak terjadi Heteroskedastisitas KomiteAudit 0.632 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Debt to Equity Ratio 0.756 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.5 di atas, dapat terlihat bahwa tidak ada variabel
yang memiliki nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
dilakukan dengan uji scatterplot. Titik-titik yang terbentuk harus menyebar
secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y,
bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2005). Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di
tunjukan pada gambar 4.2. berikut ini:
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Gambar 4.2 Hasil Uji heterokedastisitas dengan grafik Scaterplot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dari gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan
tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test). Pengambilan keputusan untuk menentukan apakah terjadi
autokorelasi atau tidak, dapat dilihat dari nilai DW dan dibandingkan dengan
nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0,05, jumlah sampel (n)
dan jumlah variabel independen (k) (Ghozali, 2005). Berikut adalah hasil
pengujian autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW test).
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .444a .197 .182 .21716 2.125
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Berdasarkan tabel IV.6 di atas, menunjukkan bahwa nilai DW sebesar
2,125 lebih besar dari batas atas (du) 1,808 dan kurang dari 4 – 1,808 (4 –
du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
C. Uji Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka berikut didalam
Tabel IV.7 akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai
maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (σ) untuk masing-masing
variabel.
Tabel IV.7 Deskripsi Variabel Penelitian
Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
NP 267 .05 1.19 .5863 .24005
KM 267 .00 .70 .0231 .07884
KI 267 .00 .99 .7041 .20095
DKI 267 .00 1.00 .3939 .13561
KA 267 2.00 5.00 3.0899 .38702
DER 267 -2.01 21.50 1.8196 2.66592
Valid N (listwise) 267
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Dari tabel statistik deskriptif tersebut dapat dipaparkan sebagai
berikut:
a). Nilai Perusahaan (NP)
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa nilai perusahaan yang diteliti memiliki rata-rata 0.5863 dengan nilai
minimum 0,05 dan nilai maksimum 1,19. Nilai perusahaan maksimum
1,19 dicapai oleh PT. Tunas Baru Lampung Tbk, sedangkan nilai
minimumnya sebesar 0,05 terjadi pada PT. Multistrada Arah Sarana Tbk.
Sementara standar deviasi sebesar 0,24005 menunjukkan simpangan data
yang relative kecil, karena nilainya yang lebih kecil daripada nilai mean-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
nya yaitu sebesar 0,5863. Dengan tidak besarnya simpangan data,
menunjukkan bahwa data variabel NP dikatakan cukup baik.
b). Kepemilikan manajerial (KM)
Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial yang diteliti memiliki rata-rata 0,0231
dengan nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 0.70 persen. Perusahaan
yang memiliki kepemilikan manajerial tertinggi adalah PT Sat
Nusapersada Tbk, dan perusahaan dengan kepemilikan manajerial
terendah adalah PT. Akhasa Wira International Tbk. Sementara standar
deviasi sebesar 0, 07884 lebih besar daripada nilai mean-nya yaitu sebesar
0,0231. Kondisi ini menunjukkan adanya fluktuasi kepemilikan manajerial
yang besar pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel.
c). Kepemilikan Institusional (KI)
Data rasio Kepemilikan Institusional terendah (minimum) adalah 0,00
persen yaitu PT. Intanwijaya International Tbk, dan yang tertinggi
(maximum) 0.99 persen yaitu PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk (d/h Teijin
Indonesia Fiber Tbk), kemudian rata-rata kepemilikan institusional sebesar
0,7041 persen. Sementara standar deviasi sebesar 0,20095 persen
menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya yang
lebih kecil daripada nilai mean-nya.
d). Dewan Komisaris Independen ( DKI)
Data komisaris independen mempunyai nilai terendah (minimum) adalah
0,00 yaitu PT. Dynaplast Tbk, dan yang tertinggi (maximum) 1 yaitu PT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Arwana Citramulia Tbk, kemudian secara keseluruhan rata-rata komisaris
independen sebesar 0,3939 persen. Sementara standar deviasi sebesar
0,1361 menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya
yang lebih kecil daripada nilai mean-nya.
e). Komite Audit (KA)
Data komite audit mempunyai nilai terendah (minimum) sebesar 2 orang
yaitu PT. Fast Food Indonesia Tbk ,dan yang tertinggi (maximum)
sebanyak 5 orang, yaitu PT. Semen Gresik (Persero ) Tbk. Rata-rata
komite audit sebesar 3,0899 persen. Sementara standar deviasi sebesar
0,38702 menunjukkan simpangan data yang relative kecil, karena nilainya
yang lebih kecil daripada nilai mean-nya. Dengan tidak besarnya
simpangan data, menunjukkan bahwa data variabel komite audit dikatakan
cukup baik.
f). Struktur Modal (DER)
Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data menyatakan
bahwa struktur modal yang diteliti memiliki rata-rata 1,8196 dengan nilai
minimum – 2,01 dan nilai maksimum 21,50. Standar deviasi sebesar
2,66592 lebih besar dari nilai mean-nya 1,8196. . Kondisi ini menunjukkan
adanya fluktuasi DER yang besar pada perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel. Nilai minimum untuk variabel struktur modal dilaporkan
oleh PT. Mulia Industrindo Tbk sebesar – 2,01 dan nilai maksimumnya
sebesar 21,50 dilaporkan oleh PT. Tunas Baru Lampung Tbk. Nilai rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
rata struktur modal yang mencapai 1,819 menunjukkan bahwa rata-rata
perusahaan manufaktur menggunakan 1,82 dari setiap rupiah modal
sendiri untuk dijadikan sebagai jaminan hutang.
2. Analisis Regresi
Pengujian hipotesis pengaruh mekanisme corporate governance dan
struktur modal terhadap nilai perusahaan (H1, H
2, H
3,H
4, dan H
5) digunakan
alat analisis regresi berganda. Model regresi dapat dilihat dibawah ini :
Interpretasi dari model regresi diatas adalah:
a. Konstanta (α) = 0,499
Hal ini berarti bahwa tanpa adanya pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institutional, dewan komisaris independen, komite audit dan
DER maka akan terjadi kenaikan nilai perusahaan hingga mencapai nilai
sebesar 0,499 atau dengan kata lain jika variabel independen dianggap
konstan, maka nilai perusahaan sebesar 0,499.
b. Koefisien regresi (β1) KM = - 0,553
Nilai koefisien regresi KM negatif menunjukkan adanya hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika
variabel kepemilikan manajerial mengalami penambahan nilai satu satuan
maka variabel nilai perusahaan akan turun sebesar - 0,553 dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan.
Y = 0.499 – 0.553 KM – 0.196 KI + 0.026 DKI + 0.053 KA + 0.036 DER + ε
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Koefisien regresi (β1) KI = -0,196
Nilai koefisien regresi KI negatif menunjukkan adanya hubungan yang
berlawanan arah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika
variabel kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu
satuan maka akan menurunkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,196
dengan asumsi variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
d. Koefisien regresi (β1) DKI = 0,026
Nilai koefisien regresi DKI positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,026 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
e. Koefisien regresi (β1) KA = 0,053
Nilai koefisien regresi KA positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,053 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
f. Koefisien regresi (β1) struktur modal (DER) = 0,036
Nilai koefisien regresi DER positif menunjukkan adanya hubungan yang
searah dengan variabel nilai perusahaan (NP), artinya jika variabel
kepemilikan institusional mengalami penambahan nilai satu satuan maka
akan menaikkan variabel nilai perusahaan sebesar 0,036 dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap (cateris paribus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
g. Error (ε)
Menunjukkan variabel penganggu di luar variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris independen, komite
audit, DER dan nilai perusahaan.
3. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan prosentase
besarnya kemampuan model didalam menerangkan variabel dependen. Hasil
pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .444a .197 .182 .21716 2.125 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012.
Dari Tabel IV.8 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R-square
sebesar 0,182 yang berarti 18,2 % variasi Nilai Perusahaan (NP) dapat
dijelaskan oleh kelima variabel independen. Sedangkan sisanya 81,8 %
dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.
4. Uji Model (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk menguji kepemilikan manajerial (KM),
kepemilikan institusional (KI), dewan komisaris independen (DKI), komite
audit (KA) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan (NP).
Hasil uji F dari perhitungan didapatkan sebagai berikut: