Top Banner
SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM TERHADAP STATUS GIZI BALITA PENDEK DI KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 Oleh : CHAIRUNNISA 08S1AJ0009 PROGRAM STUDI S1 GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA BORNEO BANJARBARU TAHUN 2011
58

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Feb 01, 2018

Download

Documents

Dung Tien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM

TERHADAP STATUS GIZI BALITA PENDEK

DI KECAMATAN AMUNTAI TENGAH

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010

Oleh :

CHAIRUNNISA

08S1AJ0009

PROGRAM STUDI S1 GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA BORNEO BANJARBARU

TAHUN 2011

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

PENGARUH PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM

TERHADAP STATUS GIZI BALITA PENDEK

DI KECAMATAN AMUNTAI TENGAH

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Sarjana Gizi (S. Gz)

Oleh :

CHAIRUNNISA

08S1AJ0009

PROGRAM STUDI S1 GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA BORNEO BANJARBARU

TAHUN 2011

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Chairunnisa

NIM : 08S1AJ0006

Program Study : Gizi

Judul Skripsi : Pengaruh penggunaan garam beryodium

terhadap status gizi balita pendek di

Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten

Hulu Sungai Utara Tahun 2010

Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan karya ilmiah yang

telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan tidak melakukan

pelanggaran sebagai berikut :

• Plagiasi tulisan maupun gagasan

• Rekayasa dan manipulasi data

• Meminta tolong atau membayar orang lain untuk meneliti

• Mengajukan sebagian atau seluruh karya ilmiah untuk publikasi atau untuk

memperoleh gelar atau sertifikat atau pengakuan akademik atau profesi

ditempat lain.

Apabila terbukti saya melakukan pelanggaran tersebut diatas, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar akdemik.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan .

Penulis,

(Chairunnisa)

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Chairunnisa

NIM : 08S1AJ0006

Skripsi ini telah disetujui untuk disidangkan :

Banjarbaru, 11 Agustus 2011

Pembimbing Utama,

Rusman Efendi, SKM,M.Si

NIDN : 128047801

Pembimbing Pendamping,

Muhammad Rayhan, S.Psi

NIDN : 1110038601

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Chairunnisa

NIM : 08S1AJ0006

Skripsi ini telah dipertahankan didepan dewan penguji dan disetujui

Pada tanggal : 26 Januari 2011

Penguji 1 (Ketua)

Rusman Efendi, SKM, M.Si

NIDN : 1218047801

Penguji 2 (Anggota)

Muhammad Rayhan, S.Psi

NIDN :1110038601

Penguji 3 (Anggota)

Akhmad Mahyuni, S.Sos, MPH

NIDN : 1110106502

Diketahui :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Husada Borneo Banjarbaru

Rusman Efendi, SKM, M.Si

NIDN : 1218047801

Ketua Program Studi Gizi

Norhasanah, S.Gz

NIDN :1119098402

Tanggal lulus :

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

ABSTRAK

Chairunnisa. 08S1AJ0006

PENGARUH PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM TERHADAP STATUS

GIZI BALITA PENDEK DIKECAMATAN AMUNTAI TENGAH

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010

Skripsi. Program Studi Gizi. 2010

(xii + 38 + lampiran)

Latar belakang : Berdasarkan hasil dari pemantauan garam beryodium pada tahun

2009, di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Khususnya untuk Kecamatan Amuntai

Tengah diketahui bahwa desa dengan kategori baik sebesar 50 % sedangkan desa

dengan kategori tidak baik sebesar 50 %, seperti yang diketahui bahwa

Kecamatan Amuntai Tengah merupakan kecamatan yang berada di tengah kota

dimana untuk ke pasar dekat dan banyak terdapat supermarket dan warung yang

menjual garam beryodium tetapi kenyataan dilapangan menunjukkan lain yaitu

masih banyak garam yang digunakan dirumah tangga yang tidak beryodium,dan

hasil dari PSG-KADARZI berdasarkan TB/U maka balita dengan status gizi

Pendek sebesar 22,91 % sedangkan balita dengan status gizi sangat pendek 17,45

%, Tujuan Penellitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan garam

beryodium terhadap status gizi balita pendek di Kecamatan Amuntai Tengah,

Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah

observasional dengan rancangan penelitian Case Control, populasi dalam

penelitian ini adalah semua balita yang ada di Kecamatan Amuntai Tengah yaitu

berjumlah 4800 balita, sampel dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang

memiliki balita dengan status gizi pendek sebanyak 49 orang dan normal

sebanyak 49 orang yang ada di Kecamatan Amuntai Tengah, Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam

beryodium berpengaruh terhadap balita gizi pendek berdasarkan tinggi badan

menurut umur, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi square yang menunjukkan

bahwa nilai p=0.024 < 0.05, begitu juga dengan penggunaan garam beryodium

berpengaruh terhadap status gizi normal pada balita berdasarkan berat badan

menurut umur, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi square yang menunjukkan

bahwa nilai p=0.024 < 0.05.

Kata Kunci : Garam, Yodium, status gizi , pendek, normal.

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul ”PENGARUH PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM

TERHADAP STATUS GIZI BALITA PENDEK DI KECAMATAN AMUNTAI

TENGAH, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan S-1 Gizi pada Program Studi

Ilmu Gizi Masyarakat pada Sekolah Tinggi Kesehatan Husada Borneo,

Banjarbaru.

Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dariberbagai

pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, pada kesepatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Rusman Effendi, SKM,M.Si selaku Ketua STIKES HUSADA

BORNEO dan juga selaku pembimbing utama yang telah meluangkan

waktu dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Muhammad Rayhan, S. Psi selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini

3. Ibu Norhasanah, S. Gz selaku Ketua Program Studi Gizi Kesehatan

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang telah

memberikan ijin belajar kepada penulis untuk mengikuti Program Sarjana

S-1 Gizi pada Stikes Husada Borneo.

5. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan masukan-

masukan hingga terselesaikanlah skripsi in

6. Kasi Perbaikan Gizi Masyarakat yang telah banyak memberikan masukan-

masukan dalam mendapatkan data yang diperlukan dalam pengolahan

skripsi ini

7. Ibunda Tercinta yang telah mendukung dan memberikan motivasi dari

awal perkuliahan sampai dengan skripsi ini selesai.

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

8. Suami tercinta Akhmad Sardaniansyah dan kedua anakku tersayang

Nazwa Puteri dan Muhammad Nur Putera yang telah dengan setia, tabah

dan sabar dalam memberikan dukungan dan do’a sampai akhirnya selesai

juga skripsi ini.

9. Teman-teman di Bidang Pelayanan Kesehatan dan Program Perbaikan

Gizi Masyarakat yang telah setia mendengarkan keluh kesahku.

10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S-1 Gizi angkatan 2008,

atas segala kerjasama dan partisipasi yang telah diberikan .

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut

membantu kelancaran Penulisan skripsi ini.

Akhir kata semoga allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Amuntai, 2011

CHAIRUNNISA

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ……………………………………………………...

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….

ABSTRAK ………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

DAFTAR TABEL …………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

1.1.Latar Belakang ………………………………………………………...

1.2.Rumusan Masalah ……………………………………………………..

1.3.Tujuan Penelitian ……………………………………………………...

1.3.1. Tujuan Umum …………………………………………………

1.3.2. Tujuan Khusus …………………………………………………

1.4.Manfaat Penelitian …………………………………………………….

1.5.Keaslian Penelitian ……………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….

2.1. Tinjauan Teori ………………………………………………………

2.1.1. Tinjauan Ontologi Iodium …………………………………….....

2.1.2. Sumber Iodium ………………………………………………….

2.1.3. Kebutuhan Iodium ………………………………………………

2.1.4. Manfaat Garam Beryodium ……………………………………..

2.1.5. Dampak Defiisiensi Iodium …………………………………….

2.1.6. Status Gizi Balita ……………………………………………….

2.1.7. Parameter penentuan status gizi balita ………………………….

2.1.8. Status gizi balita berdasarkan tinggi badan menurut umur …….

2.1.9. Status gizi balita berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U)..

2.1.10.Penggaruh konsumsi iodium terhadap tinggi badan berdasarkan

biokimianya ...……………………………………………….......

2.2. Landasan Teori ………………………………………………………..

2.3. Kerangka Konsep ……………………………………………………..

2.4. Hipotesis ……………………………………………………………...

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………...

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ………………………………………

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………………..

3.3. Subjek Penelitian ………………………………………………………

3.3.1. Populasi ………………………………………………………….

3.3.2. Sampel …………………………………………………………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xi

xii

xiii

1

1

4

4

4

4

4

5

6

6

6

6

7

8

8

10

10

12

12

13

14

15

15

16

16

16

16

16

16

18

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………………………….

3.5. Instrumen Penelitian …………………………………………………...

3.6. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..

3.6.1. Data Primer ……………………………………………………...

3.6.1. Data sekunder ……………………………………………………

3.7. Teknik Analisa Data …………………………………………………...

3.8. Prosedur Penelitian …………………………………………………….

3.8.1. Melakukan uji Mutu Garam Beryodium ………………………...

3.8.2. Penentuan Status Gizi Buruk ……………………………………

3.9. Kelemahan Penelitian ………………………………………………….

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………

4.1. Hasil Penelitian ……………………………………………………….

4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara ……...

4.1.2. Penduduk dan Sosial ekonomi ……………………………………

4.1.3. Pemantauan garam beryodium ……………………………………

4.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian ………………………………….

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ……………………

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Garam ……

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan Menurut

Umur ……………………………………………………………..

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Berat badan Menurut

Umur ……………………………………………………………..

4.2.5. Tabulasi Silang Antara Konsumsi Garam Beryodium dengan

Tinggi badan menurut Umur ……………………………………..

4.2.6. Tabulasi Silang Antara Konsumsi Garam Beryodium dengan

Berat badan menurut Umur ……………………………………..

4.3. Pembahasan ……………………………………………………………

4.3.1. Penggunaan garam beryodium ………………………………….

4.3.2. Balita status gizi pendek …………………………………………

4.3.3. Balita dengan berat badan normal ………………………………..

4.3.4. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi

pendek ……………………………………………………………

4.3.5. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi

normal ……………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………

5.2. Saran ………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………

LAMPIRAN

19

19

19

19

20

20

20

20

20

22

22

22

23

25

26

27

27

27

28

28

29

30

30

30

30

31

32

33

33

33

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3

.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Tabel 8.

Tabel 9.

Tabel 10.

Keadaan gizi menurut indeks Antropometri ......................

Variabel penelitian dan definisi operasional.......................

Nama-nama kecamatan, ibukota kecamatan, Luas wilayah

dan jumlah desa/kelurahan .................................................

Hasil monitoring garam beryodium ...................................

Distribusi responden berdasarkan umur ............................

Distribusi responden berdasarkan penggunaan garam .......

Distribusi responden berdasarkan tinggi badan menurut

umur ...................................................................................

Distribusi responden berdasarkan berat badan menurut

umur ...................................................................................

Tabulasi silang antara penggunaan garam beryodium

dengan tinggi badan menurut umur ...................................

Tabulasi silang antara penggunaan garam beryodium

dengan berat badan menurut umur ..................................

Halaman

11

18

23

27

28

28

28

29

29

30

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Konsep Rencana Penelitian .....................................................

Gambar 3.1. Teknik Pengambilan besar sampel ..........................................

Gambar 4.1. Struktur Ekonomi Kab. HSU ..................................................

15

17

24

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan sekaligus

merupakan investasi Sumber Daya Manusia serta memiliki kontribusi

yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh

karena itu, menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara

kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat (Depkes RI, 2007).

Keadaan Gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam

mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat dan berkualitas.Masalah

Gizi terjadi disetiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan

(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama

kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang

terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan

walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI,

2007).

Berdasarkan UU RI No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembiayaan

Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten atau Kota menegaskan, Informasi Status Gizi

memegang peranan penting dalam menentukan perencanaan program

didaerah.

Dalam rangka mencapai tujuan RPJMN dan Rencana Strategi

Departemen Kesehatan 2005-2009, Departemen Kesehatan akan

melaksanakan Program Perbaikan Gizi agar seluruh keluarga sadar gizi

(KADARZI) yang merupakan salah satu komponen dari DESA SIAGA.

KADARZI adalah keluarga yang mengenal masalah gizi dan mampu

mengatasi masalah gizi setiap anggota keluarga.

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Gambaran status gizi balita diawali dengan banyaknya bayi berat

lahir rendah (BBLR) sebagai cerminan tingginya masalah gizi dan

kesehatan ibu hamil. Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang

energi kronis (KEK) , yang bila hamil dapat meningkatkan resiko

melahirkan BBLR. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 350 ribu bayi yang

lahir BBLR (2500 gram), sebagai salah satu penyebab utama tingginya

angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005 terdapat sekitar 5

juta balita gizi kurang; 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada usia

sekolah sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi

kurang pada masa balita (Depkes RI, 2007).

Salah satu kelompok umur dalam masyarakat yang paling mudah

menderita kelainan gizi (rentan gizi) adalah anak balita (bawah lima

tahun). Pada anak balita terjadi proses pertumbuhan yang pesat, sehingga

memerlukan zat gizi tinggi untuk setiap kilogram berat badannya. Anak

balita justru paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Sedangkan

masa balita ini merupakan periode penting dalam pertumbuhan, dimana

pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya.

Dampak kurang gizi atau gizi buruk terhadap perkembangan

mental dan otak tergantung dangan derajat beratnya, lamanya dan waktu

pertumbuhan otak itu sendiri. Jika kondisi kurang gizi terjadi pada balita,

khususnya pada masa periode keemasan perkembangan otak (0-3 tahun),

otak tidak dapat berkembang sebagaimana anak yang sehat, dan kondisi ini

akan sulit untuk dapat pulih kembali atau bersifat permanen.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius

mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan

kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran kelenjar gondok

dan hipotiroidi, kekurangan yodium jika terjadi pada wanita hamil

mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan.

Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua

gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia

sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya

berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat

menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

Wanita usia subur yang tidak mendapat kecukupan yodium akan

mengakibatkan bayi atau janin yang dikandung kelak akan mengalami

gangguan perkembangan otak, gangguan perkembangan fetus dan pasca

lahir, kematian perinatal atau abortus meningkat (Picauly, 2002).

Salah satu cara untuk menanggulangi GAKY pada wanita usia

subur adalah penambahan yodium pada garam yang dikonsumsi, karena

telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan

untuk mencapai konsumsi yodium yang optimal bagi semua rumah tangga

dan masyarakat (Depkes RI, 2005).

Namun kadar yodium dalam garam akan turun bila terjadi

kerusakan, sehingga tidak bisa mempertahankan mutunya hingga ke

tingkat konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi selama penyimpanan di

gudang atau di warung (Arisman, 2004).

Penyimpanan dan teknik penyimpanan yang kurang memadai akan

mempengaruhi kualitas garam beryodium. Bila kualitas garam beryodium

(kadar yodium) menurun maka mempengaruhi konsumsi yodium dan pada

akhirnya mempengaruhi status yodium pada seseorang (Noviani, 2007).

Selain itu, perilaku ibu dalam memiih garam akan menentukan konsumsi

yodium pada rumah tangga (Sumarno, 1997).

Tingkat konsumsi yodium ini pada akhirnya akan berpengaruh

terhadap status yodium. Penggunaan garam beryodium di rumah tangga

mempunyai manfaat yang penting untuk mencegah penyakit gondok

dalam keluarga (Noviani, 2007).

cccc, hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian.

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

1.2. Rumusan Masalah

Apakah penggunaan garam beryodium di tingkat rumah tangga

berpengaruh terhadap status gizi balita pendek dan balita gizi baik?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi

Balita di Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui penggunaan garam beryodium di tingkat rumah tangga.

2. Mengetahui tentang status gizi balita pendek berdasarkan tinggi badan

menurut umur yang ada diwilayah kecamatan Amuntai Tengah.

3. Mengetahui tentang status gizi normal pada balita berdasarkan berat

badan menurut umur yang ada diwilayah kecamatan Amuntai Tengah.

4. Mengetahui pengaruh dari penggunaan garam beryodium terhadap status

gizi pendek pada balita di Kecamatan Amuntai Tengah.

5. Mengetahui pengaruh dari penggunaan garam beryodium terhadap status

gizi normal pada balita di kecamatan Amuntai Tengah.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengelola program perbaikan gizi masyarakat

Dapat menambah pengetahuan, menambah wawasan tentang penggunaan

garam beryodium pada tingkat rumah tangga dan keadaan status gizi balita

pendek sehingga selanjutnya dapat dilakukan perencanaan dalam

penanggulangannya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan dan bacaan mahasiswa yang nantinya diharapkan

dapat dijadikan bahan dalam penyuluhan di masyarakat.

3. Bagi Peneliti

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Menambah pengetahuan dan penerapan teori-teori yang telah diterima

selama perkuliahan serta memberikan gambaran tentang pengaruh

penggunaan garam beryodium di tingkat rumah tangga terhadap status

gizi balita pendek .

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap

status gizi balita pendek belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

Adapun beberapa penelitian lain yang ada kaitannya dengan Penggunaan

garam beryodium antara lain yaitu :

1. Dedi Julhadi asibuan, 2008, dengan judul “ Gambaran Perilaku Ibu

Rumah Tangga dalam Penggunaan Garam Beryodium di Desa Juma

Teguh, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi tahun 2008 “.

Persamaan penelitian ini adalah pada penggunaan garam beryodium

oleh ibu rumah tangga sedangkan perbedaannya pada rancangan

penelitian, variabel penelitiannya, instrumen yang digunakan dan

analisa datanya. Perbedaan lain juga terdapat pada waktu dan tempat

dilaksanakannya penelitian.

2. Lidia Nurvita Ramawanti, 2010, dengan judul “Hubungan antara

pemilihan dan penyimpanan garam beryodium dengan status yodium

pada Wanita Usia Subur (WUS) didesa Selo, Kecamatan Selo,

Boyolali, JawaTengah”. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti mengenai penggunaan garam beryodium pada tingkat rumah

tangga, Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah pada variabel

penelitiannya, instrumen yang digunakan dan analisa datanya.

Perbedaan lain juga terdapat pada waktu dan tempat dilaksanakannya

penelitian.

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1 Tinjauan Ontologi Iodium

Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium

merupakan sebuah monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya

sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama

pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolis dan

produksi kalori atau energi disemua kehidupan. Iodium diserap sangat

cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid digunakan untuk memproduksi

hormon tiroid.Saluran ekresi utama iodium adalah melalui saluran kencing

dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan

dan status iodium. Tingkat ekresi (status iodium) yang terendah (25-20 mg

I/g creatin) menunjukkan resiko kekurangan iodium bahwa tingkatan yang

lebih rendah menunjukkan resiko yang lebih berbahaya (Brody, 1999).

Iodium ada dalam tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu

sebanyak kurang lebih 0,00004 % dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar

75 % dari iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid yang digunakan untuk

mesintesis hormon tiroksin. Hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan

normal, perkembanga fisik dan mental manusia. Selain itu iodium ada

didalam jaringan tubuh lain, yaitu dikelenjar ludah, payudara, dan

lambung serta didalam ginjal (Almatsier, 2003).

2.1.2 Sumber Iodium

Iodium merupakan sejenis mineral, biasanya iodium terdapat di

alam, baik tanah dan air. Iodium adalah zat gizi mikro yang mengandung

hormon tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

makhluk hidup. Kandungan iodium dalam makanan laut seperti ikan,

kerang, cumi atau rumput laut berkisar 0,0002 persen. Keuntungan

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

konsumsi iodium melalui makanan laut adalah elemen iodium tersebut

tidak hilang selama pemprosesan masakan. Selain itu, jumlah yang

dimakan biasanya juga lebih tinggi (bila kita mengknsumsi 50 gram ikan

laut, berarti iodium yang masuk setara 100 mikrogram iodium).

Jepang adalah negara terdepan dalam konsumsi rumput laut dan

kasus kekurangan iodium juga sangat rendah di negara tersebut. Disana

rumput laut diproses menjadi anyaman halus yang disebut nori. Nori ini

dipakai sebagai pembungkus makanan, misalnya nasi kepal (onigiri) atau

sushi. Selain itu, juga dipakai sebagai campuran penyedap rasa pada mi

rebus, seperti ramen atau soba. Mungkin seandainya kita mau meniru,

misalnya daun pisang pembungkus lemper diganti dengan lembaran

rumput laut atau mi bakso maupun mie pangsit dibubuhi penyedap dan

rumput laut, maka kasus kekurangan iodium akan berkurang dinegeri ini.

Pentradisian penggunaan makanan laut hendaknya terus digalakkan

karena lebih dari 70 persen dari luas wilayah negeri ini adalah laut

(Nurachman dan Sarwono, 2008).

2.1.3. Kebutuhan Iodium

Kebutuhan iodium bervariasi menurut umur dan kondisi-kondisi

tertentu. Kebutuhan pada anak-anak berbeda dengan kebutuhan orang

dewasa akan iodium perharinya. Keadaan fisiologi tertentu dari tubuh

seperti misalnya pada wanita dan ibu menyusui, jumlah kebuutuhan tubuh

akan zat iodium akan berbeda. Kebutuhan tubuh per harinya sekitar 1-2 µg

per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120

µg perhari untuk anak-anak umur dibawah 19 tahun dan 150 µg perhari

untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan

tambahan masing-masing adalah 10 µg/hari (Hetzel, 1993).

Sumber utama iodium adalah laut, sehingga makanan laut

merupakan makanan yang paling kaya dengan iodium. Didaerah pantai, air

dan tanah mengandung banyak iodium sehingga tanaman yang tumbuh

didaerah pantai mengandung cukup banyak iodium. Semakin jauh tanah

dari pantai semakin sedikit pula kandungan iodiumnya dan salah satu

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

penanggulangan kekurangan iodium adalah melalui fortifikasi garam

dapur dengan iodium.

2.1.4. Manfaat Garam Beryodium

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan

yodium,yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan (Dekes RI, 2009)

Garam beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat Kurang

Yodium(GAKY) yang ditunjukkan dengan tanda-tanda adanya

pembesaran kelenjar gondok, terhambatnya pertumbuhan (pendek atau

cebol) gangguan perkembangan mental, gangguan fungsi syaraf otak

(gangguan kecerdasan,bisu, tuli dan juling).(Depkes RI, 2007).

2.1.5. Dampak Defisiensi Iodium

Gangguan Akibat Kurang Yodium atau GAKY adalah sekumpulan

gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium

secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama (Depkes RI,

2007).

Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat

dampaknya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

kelangsungan hidup dan kuallitas sumber daya manusia yang mencakup 3

aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan,aspek perkembangan sosial

dan aspek perkembangan Ekonomi (Depkes RI, 2007).

a. Aspek Perkembangan Kecerdasan (Intelegensi)

Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar

mengenai gizi. Namun demikian sikap dan keterampilan serta kemauan

untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian

keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai

karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga

juga mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas namun

mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk

menyiapkannya. (Depkes RI, 2007)

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat

menurunkan kecerdasan. Di Indonesia diperkirakan kehilangan 140 juta IQ

poin akibat GAKY.

Perhitungan pengurangan IQ poin yaitu :

a. Kretin (GAKY Berat) : 50 poin

b. Gondok : 5 poin

c. Bayi didaerah GAKY : 10 poin

Setiap tahun didaerah defisiensi iodium akan lahir 1 juta bayi,

dimana setiap kelahiran akan mengalami defisit sebesar 10 point sehingga

total defisit IQ point yang diakibatkan adalah 10 juta IQ point. Terjadinya

defisit IQ poin di Indonesia pada gilirannya berdampak pada program

belajar 9 tahun, karenanya banyak anak usia sekolah tidak dapat mengikuti

pelajaran dan mengalami kemunduran (drop-out)

b. Aspek Perkembangan Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan GAKY berupa terjadinya

gangguan mental, lamban, kurang bergairah sehingga orang macam ini

sulit untuk dididik dan dimotivasi. Penderita kretin untuk selamanya

menjadi beban sosial bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

c. Aspek Perkembangan Ekonomi

Usaha peternakan didaerah defisit iodium tidak akan berhasil

karena hewan peliharaan yang mengalami kekurangan iodium akan

berukuran lebih kecil, kurus, produksi telur sedikit, kurang kesuburan dan

lain-lain. Dampak GAKY terhadap keadaan ekonomi akan di perlihatkan

dengan pengalaman negara China dimana setelah 8 tahun upaya

penanggulangan dilakukan terjadi peningkatan produktifitas dan income

perkapita besar 15 %. Dengan perhitungan ini maka secara kasar di

Indonesia GNP akan meningkat jika masalah GAKY dapat ditanggulangi.

(Depkes RI, 1990)

2.1.6. Status Gizi Balita

Status gizi anak balita adalah keadaan gizi anak balita umur 0-59

bulan yang ditentukan dengan metode Antropometri, berdasarkan indeks

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U),

dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) (Depkes RI, 2007).

Pertumbuhan anak sangat berkaitan dengan nutrisi yang

dikonsumsi. Kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi setiap hari

menentukan status gizi anak. Status gizi yang baik mampu meningkatkan

daya tahan tubuh yang baik pula, sebaliknya status gizi yang buruk

memudahkan timbulnya penyakit. Oleh karena itu makan bukan hanya

kebutuhan fisik utama semata namun juga diperlukan sebagai faktor

penunjang pertumbuhan, sedangkan pertumbuhan itu merupakan langkah

awal bagi perkembangan.

Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita

Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini

merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh,

kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal,

otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung

mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Salah satu kelompok umur dalam masyarakat yang paling mudah

menderita kelainan gizi (rentan gizi) adalah anak balita (bawah lima

tahun). Pada anak balita terjadi proses pertumbuhan yang pesat, sehingga

memerlukan zat gizi tinggi untuk setiap kilogram berat badannya. Anak

balita justru paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Sedangkan

masa balita ini merupakan periode penting dalam pertumbuhan, dimana

pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya.

2.1.7. Parameter Penentuan Status Gizi Balita

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi

pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar

kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan

perkembangan otak. Sementara parameter status gizi balita yang umum

digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini

dipakai menyeluruh di Posyandu.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Berikut merupakan penggolonggan keadaan gizi menurut Indeks

Antropometri (Sumber: Puslitbang Gizi.1980. Pedoman Ringkas Cara

Pengukuran Antropometri dan Penentuan Gizi, Bogor).

Tabel 2.1 : Keadaan gizi menurut Indeks Antropometri

Status Gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks

BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi baik

Gizi Kurang

Gizi Buruk

> 80 %

61-80 %

< 60 %

> 85 %

71-85 %

< 70 %

> 90 %

81-90 %

< 80 %

> 85 %

71-85 %

< 70 %

> 85 %

76-85 %

< 75 %

Menurut Prof. Ali Khomsan, untuk membedakan balita kurang gizi

dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah

bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya

kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi

buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi

kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-

kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey

face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi

berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya. Penyebab utama

kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak

terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua

karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor

tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh

dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap

pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus

dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki

usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya

terganggu (Khomsan, 2008).

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

2.1.8. Status Gizi Balita berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur

(TB / U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi

dalam waktu pendek . Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap berat badan

akan tampak dalam waktu yang relatif lama.

Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, maka indeks ini

menggambarkan status gizi masa lalu . Beaton dan Bengoa (1973)

menyatakan bahwa indeks TB/U disamping memberikan gambaran status

gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial-ekonomi

(Supariasa, 2001).

2.1.9. Status Gizi Balita berdasarkan Berat Badan Menurut Umur

(BB / U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan

gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sangat sensitif terhadap

perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit

infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan

antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan

berkembang mengikuti perkembangan umur. Sebaliknya dalam keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat

berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan

karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur

digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat

karakteristik berat badan yanng labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini. (Current Nutritional Status)

(Supariasa, 2001).

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

2.1.10. Pengaruh Konsumsi iodium terhadap Tinggi Badan Berdasarkan

Boikimianya.

Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon

tiroksin triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama

hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan.

Hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dan zat gizi yang

menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai

30%. Disamping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi,

pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf (Almatsier,

2002).

Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan

hasil yang lebih tepat dan objektif daripada menilai konsumsi pangan dan

pemeriksaan lain. Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah

teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain

dalam darah dan urin.

Yodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia

karena yodium sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan serta

fungsi otak. Hewanpun memerlukan yodium untuk pertumbuhannya.

Meskipun jumlahnya sangat sedikit, tubuh kita memerlukan yodium secara

teratur setiap harinya. Karena itu yodium harus ada dari makanan kita

sehari-hari. Kekurangan yodium akan mengalami gangguan fisik maupun

mental mulai dari yang ringan maupun berat. Gangguan pertumbuhan fisik

antara lain mencakup penyakit gondok, badan kerdil, gangguan motorik

seperti kesulitan berdiri ataupun berjalan normal, bisu, tuli atau mata

juling. Sedangkan gangguan mental termasuk berkurangnya kecerdasan.

Untuk mengetahui Total Goiter Rate (Pembesaran Kelenjar Gondok)

dimasyarakat dapat dilakukan dengan palpasi, atau dengan cara lain yaitu

dengan melakukan pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan kadar

Tyroid Stimulating hormone dalam darah. Metode penentuan kadar

yodium dalam urine dengan menggunakan metode cerrium (Supariasa,

dkk, 2001)

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

2.2. Landasan Teori

Ukuran tubuh pendek merupakan tanda kurang gizi yang

berkepanjangan. Lebih jauh kekurangan gizi dapat mempengaruhi

perkembangan otak anak.

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan

sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi

(diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga

pengetahuan gizi rendah atau faktor tabu makanan dimana makanan

bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan

fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan Pendek, kurus dibandingkan

teman-teman sebayanya yang lebih sehat.. Ketika memasuki usia sekolah

tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu.

(Khomsan, 2008)

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan

yodium,yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. (Depkes RI, 2009)

Kekurangan yodium akan mengalami gangguan fisik maupun

mental mulai dari yang ringan maupun berat. Gangguan pertumbuhan fisik

antara lain mencakup penyakit gondok, badan kerdil, gangguan motorik

seperti kesulitan berdiri ataupun berjalan normal, bisu, tuli atau mata

juling. Sedangkan gangguan mental termasuk berkurangnya kecerdasan. (

Supariasa,dkk, 2001)

2.3. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini melihat pengaruh dari penggunaan garam

beryodium di tingkat rumah tangga terhadap status gizi balita pendek di

Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan

melakukan pengamatan dalam penggunaan garam beryodium di rumah

tangga balita serta pengukuran Antropometri berdasarkan TB/U pada anak

.

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Gambar dari konsep rencana penelitian yang akan dilaksanakan

dapat dilihat pada kerangka konsep berikut :

Gambar 2.1 : Konsep Rencana Penelitian

2.4. Hipotesis

1. Penggunaan garam beryodium ditingkat rumah tangga berpengaruh

terhadap status gizi balita pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur

di Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

2. Penggunaan garam beryodium ditingkat rumah tangga berpengaruh

terhadap status gizi baik pada balita berdasarkan berat badan menurut

umur di Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kemiskinan

Penyakit Infeksi

Status Gizi

Balita

Pendek Tingkat Pendidikan

Orang Tua

Penggunaan garam

beryodium di rumah

tangga

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan

rancangan penelitian Case Control (1 :1) untuk melihat pengaruh

penggunaan garam beryodium ditingkat rumah tangga terhadap status gizi

balita pendek .

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Amuntai Tengah

dengan pertimbangan bahwa pada hasil pemantauan garam beryodium di

tahun 2009 ternyata desa dengan kategori baik hanya 50 % dan hasil

Pemantauan Status Gizi (PSG) ditemukan balita dengan status gizi

berdasarkan TB/U pendek dan sangat pendek sebesar 40,36 %. Penelitian

dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan juli sampai dengan

september 2010.

3.3. Subjek Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang ada di

Kecamatan Amuntai Tengah yaitu berjumlah 4800 balita.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam Penelitian ini adalah Semua Keluarga yang memiliki

balita dengan status gizi pendek dan normal yang ada di Kecamatan

Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan melihat data hasil

PSG-KADARZI yang telah dilaksanakan pada tahun 2009 dengan

kriteria sampel :

A. Keluarga yang memiliki balita .

B. Berdomisili di Wilayah Kecamatan Amuntai Tengah.

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus penentuan

besar sampel yaitu sebagai berikut :

n = N

1 + N (d) ²

= 4800

1 + 4800 (0.1) ²

= 97, 7 = 98

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

D : Tingkat Penyimpangan (0.1)

(Notoatmodjo,2003)

Berdasarkan hasil perhitungan maka terlihat jumlah sampel yang

akan diteliti yaitu 98 orang dengan perbandingan Kasus : Kontrol yaitu

1 : 1. Untuk teknik pengambilan besar sampel dapat dilihat pada bagan

dibawah ini :

Gambar 3.1 : Teknik penngambilan besar sampel

Populasi

4800 Balita

Sampel

98 Balita

Balita

Pendek

49 orang

Menggunakan garam

beryodium

Tidak menggunakan

garam beryodium

Menggunakan garam

beryodium

Tidak menggunakan

garam beryodium

K A S U S

K ONTROL

Balita gizi

baik 49

orang

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Untuk besar sampel yang dijadikan kasus diambil dari 300 sampel

hasil penentuan PSG-KADARZI ditemukan sebanyak 102 balita pendek

akan tetapi dilihat kembali status gizi berdasarkan berat badan menurut

umur dimana yang diambil adalah balita berat badan kurang . Untuk besar

sampel sebagai kontrol diambil dari balita yang berat badannya normal

berdasarkan berat badan menurut umur dan berdasarkan tinggi badan

menurut umur adalah normal .

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi operasional

Pada penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah

garam beryodium sedangkan variabel yang terikat adalah status gizi

pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur dan status gizi normal

berdasarkan berat badan menurut umur.

Tabel 3.1 : Variabel penelitian dan definisi operasional

No. Variable Definisi Operasional Skala Kriteria Objektif

1 Penggunaan

Garam

Beryodium

Garam beryodium yang

digunakan oleh rumah

tangga memenuhi

Standar Nasional

Indonesia (SNI) yaitu

mengandung iodium

sebesar 30-80 ppm untuk

memasak setiap hari.

Nominal 1. Menggunakan

garam beryodium

bila dari hasil uji

iodina tes garam

berubah warna

menjadi ungu

2. Tidak menggunakan

garam beryodium

bila hasil uji iodina

tes garam tidak

berubah warna

menjadi ungu

2

Balita

Pendek

Keadaan gizi anak balita

umur 0-59 bulan yang

ditentukan dengan

metode Antropometri,

berdasarkan indeks

Tinggi Badan menurut

Umur (TB/U) adalah

berada di < -3 SD sampai

dengan -2,1 SD.

Ordinal 1. Normal bila -2 SD

sampai dengan +2

SD,

2. Pendek bila <-3SD

sampai dengan -2,1

SD

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

3

Balita

dengan

berat badan

normal

Keadaan gizi anak balita

umur 0-59 bulan yang

ditentukan dengan

metode Antropometri,

berdasarkan indeks Berat

Badan menurut Umur

(BB/U) adalah normal.

Ordinal 1. Berat badan normal

bila >+2

SD sampai dengan

+2 SD

2. Berat badan kurang

bila <-2 SD sampai

dengan <-3 SD

3.5. Instrumen Penelitian

Alat Penelitian yang digunakan pada saat penelitian berupa alat

Antropometri pengukur tinggi badan atau panjang badan yaitu Microtois

untuk anak usia 2 tahun sampai dengan 5 tahun dan panjang badan untuk

anak usia 1 bulan sampai dengan 2 tahun, alat pengukur berat badan yaitu

baby scale untuk anak usia 1 bulan - 2 tahun dan bed room scale untuk

anak usia 2 tahun sampai dengan 5 tahun serta Iodina Test untuk

menentukan garam yang digunakan beryodium ataupun tidak.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Data Primer

Data Primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan

melakukan uji kualitatif garam di rumah tangga. Setiap rumah tangga

diambil sampel garamnya untuk kemudian di uji menggunakan larutan

iodina test.

Peneliti juga melakukan pengukuran antropometri pada balita

dengan cara mengukur TB (Tinggi Badan) ataupun PB (Panjang Badan)

serta BB (Berat Badan) dan menanyakan umur balita.

3.6.2. Data Sekunder

Data Sekunder dalam penelitian diperoleh dari Profil Kabupaten

Hulu Sungai Utara dan Kecamatan Amuntai Tengah, data PSG –

KADARZI dan data pemantauan garam beryodium.

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

3.7. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual melalui langkah-

langkah:

1. Editing (Pengeditan)

2. Coding (Pengkodean)

3. Tabulating (Tabulasi)

Setelah itu diolah dengan menggunakan uji chi square dengan melihat Old

Ratio (OR).

3.8. Prosedur Penelitian

3.8.1. Melakukan uji mutu garam beryodium

Uji mutu garam beryodium dapat dilakukan dengan cara :

Menggunakan cairan uji garam (Iodina Test atau Iodium Test), cara :

a. Ambil 1 sendok teh garam yang beertuliskan garam beryodium

b. Teteskan dengan cairan tersebut, jika berubah warna menjadi ungu tua

berarti garam mengandung yodium ( > 30 ppm).

(Depkes RI, 2007)

3.8.2. Penentuan status gizi balita

Status Gizi berdasarkan Tinggi badan menurut umur (TB/U)

dengan cara pengukuran Antropometri yaitu TB (Tinggi Badan) dan

Umur, dengan acuan :

1. Normal bila -2 SD sampai dengan +2 SD

2. Pendek bila < -3 SD sampai dengan -2,1 SD .

Status Gizi berdasarkan Berat badan menurut umur (BB/U)

dengan cara pengukuran Antropometri yaitu BB (Berat Badan) dan Umur,

dengan acuan :

1. Berat badan normal bila >-2 SD sampai dengan +2 SD

2. Berat badan kurang bila <-2 SD sampai dengan <-3 SD

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

3.9. Kelemahan Penelitian

1. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif

terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu pendek.

2. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam

keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara

konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang

mengikuti perkembangan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal,

terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat

berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara

Kabupaten Hulu Sungai Utara pasca pemekaran wilayah dengan

Kabupaten Balangan memiliki luas seluruhnya 892,7 Km2 atau hanya

sekitar 2,38% dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Secara umum

Kabupaten Hulu Sungai Utara terletak pada koordinat 2-3o Lintang Selatan

dan 115-116o Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah dan

Kabupatan Tabalong.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Balangan.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan Propinsii

Kalimantan Tengah.

Dari total luas wilayah yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara,

sebagian besar terdiri dari daratan rendah yang digenangi oleh lahan rawa

baik yang tergenang secara monoton maupun tergenang secara periodek.

Kurang lebih 570 Km2

adalah merupakan lahan rawa dan sebagian besar

belum termanfaatkan secara optimal.

Pada tahun 2008 Kabupaten Hulu Sungai Utara ini terjadi

pemekaran kecamatan sehingga jumlah kecamatan yang dulunya

berjumlah 7 kecamatan menjadii 10 kecamatan. Kecamatan yang

merupakan hasil pemekaran adalah Kecamatan Haur Gading, Kecamatan

Sungai Tabukan dan Kecamatan Paminggir yang terdiri dari 214 desa serta

5 kelurahan. Dari jumlah desa yang ada terbagi 3 klasifikasi yakni desa

swadaya sebanyak 3 desa, desa swakarya sebanyak 1 desa dan desa

swasembada 215 desa. Untuk jelasnya pada tabel berikut dapat dilihat

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

banyaknya desa/kelurahan pada masing-masing kecamatan yang ada di

Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Tabel 4.1 : Nama-nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Wilayah dan

Jumlah Desa/Kelurahan pada masing-masing Kecamatan di

Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2009.

No. Kecamatan Ibukota Jumlah Desa/

Kelurahan

Luas wilayah

(Km2)

1 Amuntai Tengah Amuntai 29 56,99

2. Amuntai Utara Teluk Daun 26 45,09

3. Haur Gading Haur Gading 18 34,15

4. Amuntai Selatan Telaga Silaba 30 183,16

5. Sungai Pandan Sungai Pandan 33 45,00

6. Sungai Tabukan Sungai Tabukan 17 29,24

7. Danau Panggang Danau Panggang 16 224,49

8. Paminggir Paminggir 7 156,13

9. Babirik Babirik 23 77,44

10. Banjang Banjang 20 41,01

Jumlah 219 892,70

Sumber : BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara, 2009

4.1.2. Penduduk dan sosial ekonomi

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun

2009 jumlah penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah 216.180

jiwa yang tersebar di 10 kecamatan, 219 desa/kelurahan dan terdiri dari

52.540 rumah tangga. Pada tabel berikut dapat dilihat penyebaran

penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Utara berdasarkan masing-masing

kecamatan.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah

satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan. Dan ini akan di dapat

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

tentunya setelah melalui pendidikan baik formal maupun informal. Karena

itu tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu

syarat untuk meningkatkan kualitas SDM.

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara ketersediaan sarana dan prasarana

pendidikan sudah cukup memadai, pendidikan pra sekolah (TK), sekolah

dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sudah terdapat di

seluruh kecamatan, sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA)

baru terdapat di kecamatan yaitu Kecamatan Amuntai Tengah dan

Kecamatan Sungai Pandan, Danau Panggang.

Pendidikan tinggi setingkat universitas sudah tersedia di Kabupaten

Hulu Sungai Utara yaitu STAI RAKHA, STIQ RAKHA, STIA dan

STIPER.

Struktur ekonomi menggambarkan besarnya peranan masing-masing

sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah yang dikontribusikan

oleh masing-masing sektor dalam perekonomian daerah tersebut.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Utara pada

tahun 2007 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006.

Berdasarkan perhitungan PDRB tahun 2007, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah sebesar 4,87 persen sedangkan tahun

2006 hanya 4,02 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada

tahun 2006 adalah 692,092 miliar rupiah. Pada tahun 2007 diperkirakan

meningkat menjadi 725,815 miliar rupiah.

Jika dilihat dari kontribusi menurut sektornya, maka sektor pertanian

memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB sebesar 31,66 persen.

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Kecamatan

yang ada di Kab

memiliki luas wila

46.631 jiwa. Ke

Kelurahan.

4.1.3. Pemantauan gara

Untuk Mo

masyarakat tingka

setiap tahun. Pada

buah dengan juml

32 buah desa. Dat

tabel berikut.

Gambar 4.1 : Struktur Ekonomi Kab. HSU

amatan Amuntai Tengah merupakan salah satu dari K

i Kabupaten Hulu Sungai Utara, Dimana Kecam

as wilayah 56,99 Km2 dengan jumlah penduduknya

a. Kecamatan Amuntai Tengah memiliki 24 des

garam beryodium

Monitoring atau pemantauan Garam Beryodium d

tingkat kabupaten hulu sungai utara merupakan kegia

. Pada tahun 2009 jumlah SD tempat penelitian seb

jumlah sampel 672 orang di 8 kecamatan yang terba

a. Data hasil pemantauan garam beryodium dapat dil

jasa-jasa19.34

pertam

Industri pengolahan9.89

listrik& air minum0.59

bangunan 6.94

perdagangan & restoran

19

transportasi & komunikasi

8.22

bank 4.34

Struktur Ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Utara Ta

dari Kecamatan

Kecamatan ini

knya sebanyak

4 desa dan 5

ium di tingkat

n kegiatan rutin

sebanyak 32

g terbagi dalam

pat dilihat pada

Pertanian31.67

ertambanga 0.02

Tahun 2009

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Tabel 4.2 : Hasil Monitoring Garam Beryodium

No

Nama Kecamatan

Kategori Desa

Baik Tidak Baik

1 Amuntai Tengah 2 2

2 Amuntai Selatan 2 2

3 Amuntai Utara 2 2

4 Haur Gading 3 1

5 Sungai Pandan 2 2

6 Danau Panggang 0 4

7 Babirik 1 3

8 Banjang 0 4

Kabupaten 12 20

Dari hasil pemantauan maka untuk kecamatan Amuntai Tengah

masih terdapat 50 % desa dengan kategori desa baik dan 50 % desa

dengan kategori desa tidak baik. Sedangkan dari hasil PSG-Kadarzi tahun

2009 maka 13,67 % keluarga yang ada di kecamatan Amuntai Tengah

menggunakan garam yang tidak beryodium ataupun yang kadar

yodiumnya dibawah 30 ppm.

4.2. Gambaran umum subjek penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian anak balita yang

berstatus gizi pendek dan anak balita berstatus gizi baik sebagai

pembanding yang ada di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu

Sunngai Utara. Subjek penelitian diambil berdasarkan data PSG-

KADARZI yang telah dilaksanakan pada tahun 2009. Dari hasil

perhitungan sampel maka diperoleh besar sampel yaitu sebanyak 49 balita

disetiap kelompok. Pengambilan sampel yang dijadikan kasus adalah

dengan cara mencari anak dengan status gizi kurang berdasarkan berat

badan menurut umur dan berdasarkan tinggi badan menurut umur pendek

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

sedangkan sampel yang menjadi kontrol adalah anak dengan status gizi

baik berdasarkan berat badan menurut umur dan Normal berdasakan

tinggi badan menurut umur, sehingga didapatkan 49 balita kasus dan 49

balita sebagai kontrol. Jadi total sampel adalah 98 balita.

4.2.1. Karakteristik Responden berdasarkan umur

Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan umur

No. Karakteristik Umur Jumlah %

1

2

3

0-11 bulan

12-36 bulan

37-60 bulan

42

44

12

42.9

44.9

12.2

Jumlah 98 100

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data yang terdapat pada tabel

5 diatas maka dapat diketahui bahwa responden pada kelompok umur 0-11

bulan sebanyak 42 orang atau sebesar 42.9%, pada kelompok umur 12-36

bulan sebanyak 44 orang atau sebesar 44.9 % dan responden pada

kelompok umur 12 bulan adalah sebanyak 12 orang atau 12.2 %.

4.2.2. Karakteristik responden berdasarkan penggunaan garam

Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan penggunaan garam

No. Penggunaan garam Jumlah %

1 2

Beryodium Tidak beryodium

72 26

73.5 26.5

Jumlah 98 100

Berdasarkan dari hasil penelitan pengumpulan data pada tabel 6

diatas maka dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan garam

beryodium di kecamatan amuntai tengah adalah sebanyak 72 atau sebesar

73.5 % sedangkan yang tidak menggunakan garam beryodium adalah

sebanyak 26 atau sebesar 26.5 %.

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

4.2.3. Karakteristik responden berdasarkan tinggi badan menurut umur

Tabel 4.5. Distribusi responden berdasarkan Tinggi badan menurut umur

No. Status gizi Jumlah %

1

2

Normal

Pendek

48

50

49

51

Jumlah 98 100

Berdasarkan dari hasil penelitan pengumpulan data pada tabel 7

diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah balita dengan status gizi normal

berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah sebanyak 48 orang atau

sebesar 49 % sedangkan yang berstatus gizi pendek berdasarkan tinggi

badan menurut umur adalah sebanyak 50 orang atau sebesar 51 %.

4.2.4. Karakteristik responden berdasarkan Berat badan menurut umur

Tabel 4.6. Distribusi responden berdasarkan Berat badan menurut umur

No. Status gizi Jumlah %

1

2

Berat badan normal

Berat badan kurang

48

50

49

51

Jumlah 98 100

Berdasarkan dari hasil penelitan pengumpulan data pada tabel 8

diatas maka dapat diketahui bahwa jumlah balita dengan berat badan

normal berdasarkan berat badan menurut umur adalah sebanyak 48 orang

atau sebesar 49 % sedangkan yang mempunyai berat badan kurang

berdasarkan berat badan menurut umur adalah sebanyak 50 orang atau

sebesar 51 %.

4.2.5. Tabulasi silang antara konsumsi garam beryodium dengan Tinggi

badan menurut umur

Tabel 4.7 : Tabulasi silang antara penggunaan garam beryodium dengan

tinggi badan menurut umur

Penggunaan Tinggi Badan menurut umur Total

Garam Normal % Pendek % N %

Beryodium Tdk beryodium

38 10

38.8 10.2

29 21

29.6 21.4

67 31

68.4 31.6

Total 48 49.0 50 51.0 98 100.0

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Berdasarkan pada tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

balita dengan status gizi normal yang keluarganya menggunakan garam

beryodium adalah sebanyak 38 orang atau sebesar 38.8 % sedangkan yang

tidak beryodium sebanyak 10 orang atau sebesar 10.2 %. Jumlah balita

gizi pendek yang keluarganya menggunakan garam beryodium adalah

sebanyak 29 orang atau 29.6 % sedangkan yang tidak beryodium adalah

sebanyak 21 orang atau 21.4 %.

Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa penggunaan garam beryodium

berpengaruh terhadap status gizi balita berdasarkan tinggi badan menurut

umur dengan tingkat kepercayaan 95 %(α = 0.05) diperoleh hasil p adalah

0.024.

4.2.6. Tabulasi silang antara konsumsi garam beryodium dengan berat

badan menurut umur

Untuk tabulasi silang antara konsumsi garam dengan berat badan

menurut umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 : Tabulasi silang antara penggunaan garam beryodium dengan

berat badan menurut umur

Penggunaan Berat Badan menurut umur Total

Garam BB

Normal

% BB

Kurang

% N %

Beryodium

Tdk beryodium

38

10

38.8

10.2

29

21

29.6

21.4

67

31

68.4

31.6

Total 48 49.0 50 51.0 98 100.0

Berdasarkan pada tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa jumlah

balita dengan berat badan normal yang keluarganya menggunakan garam

beryodium adalah sebanyak 38 orang atau sebesar 38.8 % sedangkan

yang tidak beryodium sebanyak 10 orang atau sebesar 10.2 %. Jumlah

balita dengan berat badan kurang yang keluarganya menggunakan garam

beryodium adalah sebanyak 29 orang atau 29.6 % sedangkan yang tidak

beryodium adalah sebanyak 21 orang atau 21.4 %.

Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa penggunaan garam beryodium

berpengaruh terhadap status gizi balita berdasarkan berat badan menurut

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

umur dengan tingkat kepercayaan 95 %(α = 0.05) diperoleh hasil p adalah

0.024.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Penggunaan garam beryodium

Berdasarkan dari hasil penelitian pengumpulan data pada tabel 6

diatas maka dapat diketahui bahwa keluarga yang menggunakan garam

beryodium di Kecamatan Amuntai Tengah adalah sebanyak 72 atau

sebesar 73.5 %, ini dikarenakan bahwa sebagian besar masyarakat sudah

mengetahui akan pentingnya penggunaan garam beryodium.

Hal ini sesuai dengan Warta GAKY (2002) yang menyatakan

bahwa saat ini masyarakat telah sadar akan pentingnya penggunaan garam

beryodium dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Asih W, 2006 yang menyatakan bahwa Pengetahuan ibu/

orang tua memegang peranan yang sangat penting,mengingat masih

banyak garam berlabel yodium beredar di masyarakat yang tidak

memenuhi syarat kandungan yodium (30 ppm-80 ppm). Meskipun

demikian tidak semua ibu/ orang tua yang mengetahui manfaat garam

beryodium selalu membeli dan menggunakan garam beryodium dalam

memasak sehari-hari.

4.3.2. Balita status gizi pendek

Hasil penelitian terhadap balita yang ada dikecamatan Amuntai

tengah menunjukkan bahwa 51% balita berstatus gizi pendek, hal ini

sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat,

dimana terjadinya kurang gizi akibat dari kemiskinan dimana akses pangan

anak terganggu.

Menurut prof. Ali Khomsan (2008) yang menyatakan bahwa ukuran

tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan.

Lebih jauh kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak

anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita dan bila kurang gizi ini

berlangsung lama maka akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

4.3.3. Balita dengan berat badan normal

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa 51%

balita dengan berat badan kurang, kemungkinan hal ini dikarenakan

kurangnya asupan zat gizi yang dikonsumsi anak, hal ini berkaitan erat

dengan sosial ekonomi dari keluarga responden.

Menurut Prof. Ali Khomsan (2008), penyebab utama kurang gizi

pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu.

Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena

kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu

makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tidak boleh dikonsumsi

anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap

pertumbuhan fisik maupun mentalnya.

4.3.4. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi pendek

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9, maka penggunaan garam

beryodium pada keluarga responden berpengaruh terhadap status gizi

balita pendek berdasarkan tinggi badan menurut umur, ini dapat dilihat

dengan menggunakan uji Chi Square dimana hasil p = 0.024, hal ini

dikarenakan pada keluarga yang memiki balita dengan status gizi pendek

ada yang masih menggunakan garam tidak beryodium yaitu sebanyak

21.4 %, dan ini kemungkinan ada kesalahan dalam penyimpanan garam di

tingkat rumah tangga ataupun kesalahan dalam pembelian garam.

Menurut Noviani (2007), penyimpanan dan teknik penyimpanan yang

kurang memadai akan mempengaruhi kualitas garam beryodium. Bila

kualitas garam beryodium (kadar yodium) menurun maka mempengaruhi

konsumsi yodium dan pada akhirnya mempengaruhi status yodium pada

seseorang

Menurut Arisman (2004), kadar yodium dalam garam akan turun

bila terjadi kerusakan, sehingga tidak bisa mempertahankan mutunya

hingga ke tingkat konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi selama

penyimpanan di gudang atau di warung .

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

4.3.5. Pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi normal

Melihat dari tabel 10 dan berdasarkan hasil uji chi square yang

menyatakan bahwa p < 0,05 dimana p = 0,024 maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap

balita dengan berat badan normal hal ini dibuktikan dengan jumlah anak

balita yang berstatus gizi normal dan menggunakan garam beryodium

adalah sebesar 51 % artinya penggunaan garam beryodium mempengaruhi

status gizi balita.

Selain itu, perilaku ibu dalam memilih garam akan menentukan

konsumsi yodium pada rumah tangga (Sumarno, 1997). Tingkat konsumsi

yodium ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap status yodium.

Penggunaan garam beryodium di rumah tangga mempunyai manfaat yang

penting untuk mencegah penyakit gondok dalam keluarga (Noviani, 2007).

Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon

tiroid. Tubuh memerlukan yodium secara teratur setiap hari, oleh karena

itu yodium harus menjadi bagian dari konsumsi makanan setiap hari.

Yodium dalam makanan dapat hilang akibat pemanasan pada suhu 100 °C

juga akibat pemanasan berulang.

Hasil dari penalitian yang dilakukan oleh Suparta (2001), terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan, ketersediaan garam beryodium di

tingkat perdagangan terhadap ketersediaan garam beryodium di tingkat

rumah tangga.

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan garam beryodium di tingkat rumah tangga pada Kecamatan

Amuntai Tengah adalah sebanyak 67 atau 68.4 % sedangkan yang tidak

beryodium masih sebanyak 31 atau 31.6 %

2. Jumlah balita dengan status gizi pendek berdasarkan tinggi badan menurut

umur adalah sebanyak 50 orang atau sebesar 51 %.

3. Jumlah balita dengan status gizi baik berdasarkan berat badan menurut

umur adalah sebanyak 50 orang atau 51 %.

4. Pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam beryodium

berpengaruh terhadap balita gizi pendek berdasarkan tinggi badan menurut

umur.

5. Pada Kecamatan Amuntai Tengah, penggunaan garam beryodium

berpengaruh terhadap status gizi normal pada balita berdasarkan berat

badan menurut umur

5.2. Saran

1. Perlunya dilaksanakan penyuluhan mengenai pemilihan garam yang

beryodium dan baik dikonsumsi serta cara penyimpanan garam yang

benar kepada ibu-ibu balita.

2. Pemantauan garam beryodium pada masyarakat agar terus dilaksanakan

sehingga terus terpantau keadaan konsumsi garam di tingkat masyarakat.

3. Advokasi garam tingkat kabupaten agar dapat segera dilaksanakan

sehingga dapat dikeluarkan Peraturan bupati yang mengatur tentang

distribusi garam di tingkat masyarakat.

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

DAFTAR PUSTAKA

Asih W dkk (2006) Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 5 No. 2.

Semarang: FKM UNDIP

Arisman (2004) Pengaruh Penggunaan garam beryodium dengan GAKY.

Available from:http://www.scribd.com (Accessed 9 Mei 2009).

Blognya Ahli Gizi NTB (2009) Mengetahui Status Gizi Balita Anda (Internet),

Available from : file:///D:/status gizi balita.htm (Accessed 9 Mei 2009).

Departemen Kesehatan RI (2000) Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam

Beryodium di Tingkat Masyarakat. Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2001) Pedoman Pelaksanaan pemantauan Garam

Beryodium di Tingkat Masyarakat. Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2005) Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2007) Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju

KADARZI. Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2007) Pedoman Srategi KIE menuju Keluarga Sadar

Gizi KADARZI). Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2008) Jurnal GAKY Indonesia . Jakarta: Depkes

Departemen Kesehatan RI (2007) Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 747/Menkes/SK/VI/2007 tentang Pedoman Operasional

Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta: Depkes.

Departemen Kesehatan RI (2009) Pedoman Pemantuan Status Gizi (PSG) dan

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Depkes.

Hasibuan (2009) Gambaran Prilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan

Garam Beryodium Di Desa Juma Teguh Kecamatan Siempat Nempu

Kabupaten Dairi, Skripsi, USU.

Jariyah,(1996) Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi

Penggunaan Garam Beryodium Pada Masyarakat Rejosari Kecamatan Dawe

Kabupaten Kudus Tahun 1996. Skripsi S1: Universitas Diponegoro

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Kementerian Kesehatan RI (2010) Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat

2010-2014: Jakarta : Kementerian Kesehatan.

Noviani, Ismalia (2007) Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga di desa Sumurgede.

Available from : http:www.digilib.unnes.ac.id/ doc.pdf

Soekidjo Notoatmodjo (1997) Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar.Jakarta: Rieneka Cipta

Soekidjo Notoatmodjo (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta:Rieneka Cipta

Soekidjo Notoatmodjo (2003) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rieneka

Cipta

Sumarno (1997) Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan Garam

Beryodium dengan Tingkat Pengetahuan Ibu.

Sunita Almatsier (2001) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Supariasa (2001) Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Suparta (2001) Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan Ibu Rumah

Tangga,Ketersediaan Garam Beryodium di Tingkat Perdagangan Dengan

Ketersedian Garam Beryodium di Rumah Tangga Desa Selorejo,Kecamatan

Pundong, Kabupaten Bantil, Propinsi DIY. Skripsi S1:Universitas Diponegoro

Tim Penanggulangan GAKY Pusat (2004) Peningkatan Konsumsi Garam

Beryodium. Jakarta: Depkes.

Yayuk Farida dkk (2004) Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar

Semangat

2002. Warta Gaky Edisi 1 Bulan Oktober.

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Lampiran

1

REKAP HASIL PENDATAAN PADA BALITA DAN RUMAH TANGGA YANG

MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM

KECAMATAN AMUNTAI TENGAH, KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

TAHUN 2010

UMUR

BALITA BB TB

CARA

UKUR ALAMAT GARAM BB/U KETERANGAN TB/U KET

21 11 81 Berdiri

KANDANG

HALANG 1 -0.4913 BB NORMAL

-

1.3087 NORMAL

8 8 68 Telentang HARUSAN 1 -0.9677 BB NORMAL

-

1.7517 NORMAL

4 7.4 63 Telentang PINANG KARA 1 -0.0561 BB NORMAL

-

1.2555 NORMAL

25 9.5 85 Berdiri KOTA RADEN 1 -1.7802 BB NORMAL

-

0.5856 NORMAL

15 10 78 Berdiri KOTA RADEN 1 0.292 BB NORMAL 0.3475 NORMAL

36 14 92 Berdiri

PINANG

HABANG 1 0.0684 BB NORMAL

-

0.8253 NORMAL

7 8.2 68 Telentang

KOTA RADEN

HILIR 1 0.3198 BB NORMAL

-

0.1885 NORMAL

31 11 88 Berdiri

KOTA RADEN

HILIR 1 -1.734 BB NORMAL

-

1.3632 NORMAL

1 5 56 Telentang DATU KUNING 0 0.2711 BB NORMAL 0.0258 NORMAL

3 5.5 58 Telentang DATU KUNING 0 -0.6694 BB NORMAL

-

1.1042 NORMAL

27 14 90 Berdiri HARUS 1 0.7932 BB NORMAL 0.0833 NORMAL

23 10 82 Telentang HARUS 0 -1.6103 BB NORMAL -

1.7259 NORMAL

14 9 74 Berdiri

SUNGAI

BARING 1 -0.4779 BB NORMAL

-

0.9162 NORMAL

3 6.3 62 Telentang

SUNGAI

BARING 1 -0.7114 BB NORMAL

-

0.5941 NORMAL

15 9.7 74 Berdiri DANAU CERMIN 1 -0.5629 BB NORMAL

-

1.7755 NORMAL

3 7.1 65 Telentang DANAU CERMIN 1 0.4079 BB NORMAL 0.9688 NORMAL

12 8 73 Berdiri PASAR SENIN 1 -1.0769 BB NORMAL

-

0.4656 NORMAL

2 5.3 59 Telentang PASAR SENIN 1 -1.4427 BB NORMAL

-

1.0443 NORMAL

28 10.2 84 Berdiri TAPUS 1 -1.5922 BB NORMAL -1.561 NORMAL

1 4.2 57 Telentang TAPUS 1 -0.4801 BB NORMAL 1.1527 NORMAL

20 9.5 81 Berdiri

PALAMPITAN

HILIR 1 -1.0202 BB NORMAL

-

0.4897 NORMAL

31 10.9 88 Berdiri PALAMPITAN HILIR 0 -1.383 BB NORMAL

-0.9846 NORMAL

8 6.9 68 Telentang TIGARUN 1 -1.3971 BB NORMAL

-

0.7616 NORMAL

2 5.1 56 Telentang TIGARUN 1 -0.6648 BB NORMAL -

1.2862 NORMAL

12 8 75 Telentang

KEMBANG

KUNING 0 -1.1232 BB NORMAL

-

0.0726 NORMAL

11 10.2 75 Berdiri KEMBANG KUNING 1 0.556 BB NORMAL 0.0829 NORMAL

10 7.5 68 Telentang MUARA TAPUS 1 -1.1895 BB NORMAL

-

1.7726 NORMAL

15 9 74 Berdiri MUARA TAPUS 1 -1.2826 BB NORMAL - NORMAL

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

1.8638

3 7.7 64 Telentang PALIWARA 1 1.3609 BB NORMAL 0.8429 NORMAL

16 9.3 77 Berdiri PALIWARA 0 -1.1857 BB NORMAL

-

1.1217 NORMAL

8 9.2 69 Telentang SUNGAI MALANG 1 0.5481 BB NORMAL

-0.8369 NORMAL

6 7.7 65 Telentang

SUNGAI

MALANG 1 0.2908 BB NORMAL

-

0.5805 NORMAL

1 5 61.5 Telentang PALAMPITAN HULU 1 -0.0359 BB NORMAL 2.3787 NORMAL

16 9 79 Berdiri

PALAMPITAN

HULU 0 -1.4524 BB NORMAL

-

0.2897 NORMAL

4 6.2 63 Telentang RANTAUAN 0 -1.2102 BB NORMAL -

0.6376 NORMAL

12 9 72 Berdiri RANTAUAN 0 -0.6896 BB NORMAL

-

1.4026 NORMAL

20 10 81 Berdiri ANTASARI 1 -0.6654 BB NORMAL

-

0.6291 NORMAL

4 6.3 60.5 Telentang ANTASARI 1 -0.5605 BB NORMAL

-

1.3243 NORMAL

16 9.2 76 Berdiri MURUNG SARI 1 -0.5919 BB NORMAL

-

0.8153 NORMAL

1 5.8 58.5 Telentang MURUNG SARI 1 0.6474 BB NORMAL 0.4204 NORMAL

9 7.5 72 Telentang

TANGGA ULIN

HILIR 1 -0.9235 BB NORMAL 0.4135 NORMAL

10 7.7 70 Telentang

TANGGA ULIN

HULU 0 -1.6819 BB NORMAL -1.637 NORMAL

6 7.2 66 Telentang TAMBALANGAN 1 -1.2648 BB NORMAL

-

1.4125 NORMAL

21 10.2 81.5 Berdiri TAMBALANGAN 1 -0.6605 BB NORMAL -

0.7645 NORMAL

52 16.3 103 Berdiri HULU PASAR 1 -0.2756 BB NORMAL

-

0.5646 NORMAL

32 11 90 Berdiri HULU PASAR 1 -1.8784 BB NORMAL -

1.0518 NORMAL

19 12 96.3 Berdiri KEBUN SARI 1 0.5466 BB NORMAL 4.6736 NORMAL

3 5.2 59.5 Telentang KEBUN SARI 1 -1.6423 BB NORMAL

-

1.1111 NORMAL

33 10 85 Berdiri

KANDANG

HALANG 1 -2.375 BB KURANG

-

2.2221 PENDEK

18 7.8 75 Berdiri HARUSAN 1 -3.0292 BB SGT KURANG -2.433 PENDEK

48 10.8 91 Berdiri PINANG KARA 0 -3.0635 BB SGT KURANG -

2.7348 PENDEK

55 13 96 Berdiri

PINANG

HABANG 1 -2.1028 BB KURANG -2.359 PENDEK

33 10.2 82 Berdiri PINANG HABANG 1 -2.5998 BB KURANG

-3.4338

SANGAT PENDEK

29 10 82 Berdiri

PINANG

HABANG 0 -2.3495 BB KURANG

-

2.7787 PENDEK

56 12.5 96 Berdiri

KOTA RADEN

HILIR 1 -2.6964 BB KURANG

-

2.6536 PENDEK

7 5.5 55 Telentang

KOTA RADEN

HILIR 0 -2.8671 BB KURANG

-

5.4789

SANGAT

PENDEK

11 7.5 68 Telentang

KOTA RADEN

HILIR 1 -2.2565 BB KURANG -3.199

SANGAT

PENDEK

4 5.5 59 Telentang HARUS 1 -2.5701 BB KURANG

-

3.0114

SANGAT

PENDEK

51 11 91 Berdiri HARUS 1 -3.1254 BB SGT KURANG

-

3.0569

SANGAT

PENDEK

41 10 87.5 Berdiri

SUNGAI

BARING 0 -3.1868 BB SGT KURANG

-

2.8085 PENDEK

37 11 87.5 Berdiri

SUNGAI

BARING 0 -2.019 BB KURANG

-

2.2373 PENDEK

30 9.5 83 Berdiri PASAR SENIN 0 -2.9247 BB KURANG - PENDEK

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

2.7024

10 5.5 64 Telentang TAPUS 1 -3.7896 BB SGT KURANG

-

3.4249

SANGAT

PENDEK

3 4.5 57 Telentang TIGARUN 0 -3.2398 BB SGT KURANG -

2.6385 PENDEK

42 11 87 Berdiri TIGARUN 1 -2.748 BB KURANG

-

3.2786

SANGAT

PENDEK

33 10 79 Berdiri TIGARUN 1 -2.437 BB KURANG -

3.9301 SANGAT PENDEK

15 7 66 Berdiri TIGARUN 0 -2.8444 BB KURANG

-

4.2304

SANGAT

PENDEK

9 6.6 60.5 Telentang KEMBANG KUNING 1 -2.9548 BB KURANG

-5.5574

SANGAT PENDEK

20 9 78 Berdiri MUARA TAPUS 1 -2.1931 BB KURANG

-

2.2011 PENDEK

15 6.8 69 Berdiri MUARA TAPUS 1 -2.9519 BB KURANG -

2.9017 PENDEK

2 3 51 Telentang MUARA TAPUS 1 -5.1095 BB SGT KURANG

-

4.5795

SANGAT

PENDEK

48 12 92 Berdiri MUARA TAPUS 1 -2.2126 BB KURANG -

2.4953 PENDEK

39 11 84.2 Berdiri PALIWARA 0 -2.2099 BB KURANG

-

3.3542

SANGAT

PENDEK

24 9 79 Berdiri PALAMPITAN HULU 1 -2.7043 BB KURANG

-2.7792 PENDEK

9 5.7 65.4 Telentang ANTASARI 1 -3.2812 BB SGT KURANG

-

2.3633 PENDEK

12 6.7 67.5 Telentang ANTASARI 1 -2.5551 BB KURANG

-

2.7699 PENDEK

40 87 Berdiri MURUNG SARI 0 -3.1836 BB SGT KURANG

-

2.7991 PENDEK

49 11 91 Berdiri MURUNG SARI 0 -3.0242 BB SGT KURANG

-

2.8937 PENDEK

12 7.5 70 Berdiri MURUNG SARI 1 -2.3951 BB KURANG

-

2.3557 PENDEK

16 8.4 73 Berdiri

TANGGA ULIN

HILIR 1 -2.0442 BB KURANG

-

2.5424 PENDEK

4 5.3 57.5 Telentang TAMBALANGAN 0 -2.6732 BB KURANG -3.428

SANGAT

PENDEK

15 7.5 70 Berdiri TAMBALANGAN 1 -2.1527 BB KURANG

-

2.6407 PENDEK

3 4.7 57 Telentang TAMBALANGAN 1 -2.4802 BB KURANG

-

2.2994 PENDEK

3 3.4 49.5 Telentang TAMBALANGAN 1 -4.3287 BB SGT KURANG

-

5.2112

SANGAT

PENDEK

37 10.2 79 Berdiri SUNGAI KARIAS 1 -2.5895 BB KURANG

-

4.3442

SANGAT

PENDEK

6 5.4 58 Telentang HULU PASAR 1 -2.7499 BB KURANG

-

3.7823

SANGAT

PENDEK

16 7.7 74 Berdiri HULU PASAR 0 -2.9424 BB KURANG

-

2.3976 PENDEK

26 8.5 75.5 Berdiri HULU PASAR 1 -2.9331 BB KURANG

-

3.7074

SANGAT

PENDEK

4 5 55 Telentang HULU PASAR 0 -3.241 BB SGT KURANG -4.741

SANGAT

PENDEK

17 6.7 69 Berdiri KEBUN SARI 0 -3.5369 BB SGT KURANG

-

3.7359

SANGAT

PENDEK

8 6.9 65 Telentang KEBUN SARI 1 -2.1337 BB KURANG

-

2.7586 PENDEK

14 7.8 68.3 Berdiri KEBUN SARI 1 -2.4088 BB KURANG

-

3.7954

SANGAT

PENDEK

3 5.3 59 Telentang KEBUN SARI 1 -2.2119 BB KURANG

-

2.0789 PENDEK

5 5.4 58 Telentang KEBUN SARI 0 -2.2558 BB KURANG

-

3.0704

SANGAT

PENDEK

8 6.7 64.5 Telentang KEBUN SARI 1 -2.4463 BB KURANG -

3.0776 SANGAT PENDEK

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

33 10 87 Berdiri KEBUN SARI 1 -2.8024 BB KURANG

-

2.0949 PENDEK

20 8.2 76 Berdiri KEBUN SARI 1 -2.2704 BB KURANG

-

2.1159 PENDEK

7 6.5 58 Telentang KEBUN SARI 1 -2.3726 BB KURANG

-

5.4114

SANGAT

PENDEK

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Lampiran 2

HASIL UJI STATISTIK

kategorikal umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 - 11 bln 42 42.9 42.9 42.9

12-36 44 44.9 44.9 87.8

37-60 12 12.2 12.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

konsumsi_garam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak beryodium 26 26.5 26.5 26.5

beryodium 72 73.5 73.5 100.0

Total 98 100.0 100.0

tb_umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 48 48.5 49.0 49.0

pendek 50 50.5 51.0 100.0

Total 98 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 99 100.0

BB_Umur

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid gizi baik 48 48.5 49.0 49.0

gizi kurang 50 50.5 51.0 100.0

Total 98 99.0 100.0

Missing System 1 1.0

Total 99 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

konsumsi_garam * BB_Umur 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%

konsumsi_garam * BB_Umur Crosstabulation

BB_Umur

Total gizi baik gizi kurang

konsumsi_garam tidak beryodium Count 10 21 31

% within konsumsi_garam 32.3% 67.7% 100.0%

% within BB_Umur 20.8% 42.0% 31.6%

% of Total 10.2% 21.4% 31.6%

Beryodium Count 38 29 67

% within konsumsi_garam 56.7% 43.3% 100.0%

% within BB_Umur 79.2% 58.0% 68.4%

% of Total 38.8% 29.6% 68.4%

Total Count 48 50 98

% within konsumsi_garam 49.0% 51.0% 100.0%

% within BB_Umur 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 49.0% 51.0% 100.0%

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.073a 1 .024

Continuity Correctionb 4.142 1 .042

Likelihood Ratio 5.161 1 .023

Fisher's Exact Test .031 .020

Linear-by-Linear Association 5.022 1 .025

N of Valid Casesb 98

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

konsumsi_garam (tidak

beryodium / beryodium)

.363 .149 .889

For cohort BB_Umur = gizi

baik .569 .328 .987

For cohort BB_Umur = gizi

kurang 1.565 1.085 2.257

N of Valid Cases 98

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

konsumsi_garam * tb_umur 98 100.0% 0 .0% 98 100.0%

konsumsi_garam * tb_umur Crosstabulation

tb_umur

Total Normal pendek

konsumsi_garam tidak beryodium Count 10 21 31

% within konsumsi_garam 32.3% 67.7% 100.0%

% within tb_umur 20.8% 42.0% 31.6%

% of Total 10.2% 21.4% 31.6%

Beryodium Count 38 29 67

% within konsumsi_garam 56.7% 43.3% 100.0%

% within tb_umur 79.2% 58.0% 68.4%

% of Total 38.8% 29.6% 68.4%

Total Count 48 50 98

% within konsumsi_garam 49.0% 51.0% 100.0%

% within tb_umur 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 49.0% 51.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.073a 1 .024

Continuity Correctionb 4.142 1 .042

Likelihood Ratio 5.161 1 .023

Fisher's Exact Test .031 .020

Linear-by-Linear Association 5.022 1 .025

N of Valid Casesb 98

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.18.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

konsumsi_garam (tidak

beryodium / beryodium)

.363 .149 .889

For cohort tb_umur = Normal .569 .328 .987

For cohort tb_umur = pendek 1.565 1.085 2.257

N of Valid Cases 98

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Lampiran 3

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Chairunnisa

Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 15 Mei 1980

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang tua :

1.Ayah : Ramlan (Alm)

2. Ibu : Rosmilawati, S.Pd

Pekerjaan : PNS

Status : Menikah

Nama Suami : Akhmad Sardaniansyah

Nama Anak : 1. Nazwa Puteri

2. Muhammad Nur Putera

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin

2. SLTP Negeri 19 Banjarmasin

3. SMU Negeri 7 Banjarmasin

4. Akademi Gizi banjarmasin

5. S-1 Gizi Masyarakat STIKES Husada Borneo

Banjarbaru

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN GARAM · PDF fileskripsi pengaruh penggunaan garam beryodium terhadap status gizi balita pendek di kecamatan amuntai tengah kabupaten hulu sungai utara

Lampiran 3

BIODATA MAHASISWA

Nama : Chairunnisa

NIM : 08S1AJ0006

Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 15 Mei 1980

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang tua :

1.Ayah : Ramlan (Alm)

2. Ibu : Rosmilawati, S.Pd

Instansi Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Jabatan : Staf Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat

Status : Menikah

Nama Suami : Akhmad Sardaniansyah

Nama Anak : 1. Nazwa Puteri

2. Muhammad Nur Putera

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin

2. SLTP Negeri 19 Banjarmasin

3. SMU Negeri 7 Banjarmasin

4. Akademi Gizi banjarmasin

5. S-1 Gizi Masyarakat STIKES Husada Borneo

Banjarbaru

Alamat : Jl. Sukmaraga Rt.VII Komplek LP

Kelurahan Sungai Malang,

Kecamatan Amuntai Tengah