i SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI TAHUN AKADEMIK 2017/2018 Oleh: MIFTAH NUR HIDAYATI NPM. 1398891 Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H/2018 M
144
Embed
SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ ... · 2020. 3. 5. · i skripsi pengaruh penerapan metode drill pembelajaran baca tulis al qur’an
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ)
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
Oleh:
MIFTAH NUR HIDAYATI NPM. 1398891
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H/2018 M
ii
PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN BACA
TULIS AL QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL
QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI TAHUN
AKADEMIK 2017/2018
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MIFTAH NUR HIDAYATI
NPM.1398891
Pembimbing I : Drs. Zuhairi, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1439 H/2018 M
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Ki. Hajar Dew antara Kampus 15A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ)
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Nama : Miftah Nur Hidayati
NPM : 1398891
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
MENYETUJUI
Untuk dimunaqasyahkan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Metro, April 2018
Pembimbing I
Drs. Zuhairi, M.Pd
NIP. 19620612 198903 1 006
Pembimbing II
Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag
NIP.19750301 200501 2 003
Diketahui, Ketua
Jurusan PAI
Muhammad Ali, M.Pd.I
NIP. 19780314 200710 1 003
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Ki. Hajar Dew antara Kampus 15A Iringmulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111 Telp. (0726) 41507; Faksimili (0725) 47296; Website: www .metrouniv.ac.idE-mail:
Skripsi dengan judul: “PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL
PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ) TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO
JURUSAN PAI TAHUN AKADEMIK 2017/2018”, yang disusun Oleh:
MIFTAH NUR HIDAYATI, NPM: 1398891, telah diujikan dalam Sidang
Munaqosyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada Hari/Tanggal: Jum’at
/08 Juni 2018, di Gedung Depan Microteching Lt.II.
TIM PENGUJI:
Ketua : Drs. Zuhairi, M. Pd (……………..…….)
Seketaris : Ghulam Murtadlo. M. Pd. I ( )
Penguji I : Drs. M. Ardi, M.Pd ( )
Penguji II : Dr. Sri Andri Astuti. M.Ag ( )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dr. Akla, M.Pd
NIP. 19691008 20003 2 005
vi
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL PEMBELAJARAN
BACA TULIS AL QUR’AN (BTQ) TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA AL QUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
Oleh :
Miftah Nur Hidayati
Dalam mempelajari Al-Qur’an terdapat tata cara dalam membaca Al-Qur’an, sehingga tidak jarang banyak orang yang kesulitan dalam membaca Al-Qur’an. Sebagai salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al Qur’an mahasiswa yaitu menerapkan metode drill. Dengan menerapkan metode drill siswa diharapkan dapat memperoleh kecakapan
melafalkan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj, membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dalam membaca Al-Qur’an, karena dengan metode drill siswa akan berlatih berulang-ulang dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan
benar sesuai pentunjuk guru. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh yang signifikan penerapan
metode drill pembelajaran baca tulis Al Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
drill pembelajaran baca tulis Al Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN Metro Jurusan PAI Tahun 2018/2019. Variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu metode drill sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan membaca Alqur’an mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan sifat dari penelitian ini adalah eksperimen. Desain eksperimen
dalam penelitian ini yaitu Pre Experimental Design. Bentuk desain Pre Experimental dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design
Jumlah populasi penelitian yaitu 234 mahasiswa PAI semester II, dan yang menjadi sampelnya berjumlah 35 mahasiswa dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling untuk menentukan sampel penelitian. Metode pengumpulan
data yang digunakan yaitu tes dan dokumentasi. Hasil penelitian di IAIN Metro tengah di peroleh Perhitungan dengan
menggunakan rumus T-Test menunjukkan bahwa THitung = 8,388 kemudian di konsultasikan dengan harga TTabel, pada taraf signifikan (5% dan 1 %) dengan db 34 yaitu : pada taraf signifikan 5% = 1,690 dan taraf signifikan 1% =2,441. Hal ini
menunjukan bahwa THitung lebih tinggi dari TTabel atau dapat ditulis sebagai 1,690<8,388>2,441. Dengan demikian berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode drill pembelajaran baca tulis Al Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN Metro Jurusan PAI
Tahun 2018/2019.
vii
viii
MOTTO
...ورت ل القرءان ت رتيلا“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil”1
عت رسول الله » ي قول -صلى الله عليه وسلم-عن أبي أمامة الباهلى رضى الله عنه قال س …يتى ي وم القيامة شفيعا لأصحابه اق رءوا القرآن فإنهه
“Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena
sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada
orang yang membacanya”2
1QS. Al-Muzammil (73) : 4
2 H.R. Muslim
ix
PERSEMBAHAN
Penulis akan mempersembahkan keberhasilan studi ini untuk:
1. Kepada kedua orangtuaku yaitu bapak Nuryani dan Ibu Sriyatun yang
senantiasa berjuang dan berdo’a demi keberhasilanku.
2. Adikku tersayang yaitu Zaenuri Ma’ruf yang memberi memotivasi dan
mendo’akanku untuk menyelesaikan perkuliahan ini.
3. Kepada Asatidz dan rekan-rekan pondok pesantren Darussalam yang
senantiasa menasehati dan mendo’akanku agar kelak menjadi manusia
yang memberikan manfaat bagi orang lain.
4. Sahabat-sahabat PAI angkatan 2013 yang memberikan motivasi dan
memberikan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Rekan-rekan organisasi di LDK dan KAMMI yang terus memberikan
semangat baru bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu
mendekat kepada-Nya.
6. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
x
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas taufik hidayah
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini adalah sebagai satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1).
Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis
mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag selaku Rektor IAIN
Metro, Drs. Zuhairi, M.Pd dan Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag selaku pembimbing I
dan II yang telah memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan
dan memberikan motivasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak
dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan sarana prasarana selama penulis menempuh pendidikan. Ucapan terimakasih
juga penulis haturkan kepada Bapak Nuryanto M.Pd.I selaku ketua Unit
Pengembangan Keislaman (UPI) IAIN Metro yang telah mendukung selama
penelitian.
Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada, dan akhirnya semoga hasil penelitian yang akan
dilaksanakan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
agama Islam.
Metro, 8 Juni 2018
Penulis
Miftah Nur Hidayati NPM. 1398891
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .............................................................................................. i
Halaman Judul .................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Nota Dinas ........................................................................................................ iv
Halaman Pengesahan........................................................................................ v
Halaman Abstrak .............................................................................................. vi
Halaman Orisinilitas Penelitian........................................................................ vii
Halaman Motto................................................................................................. viii
Halaman Persembahan ..................................................................................... ix
Halaman Kata Pengantar .................................................................................. x
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar .................................................................................................. xv
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5
C. Batasan Masalah ........................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 6
F. Penelitian Relevan ..................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ........................................... 10
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al Qur’an ................... 10
2. Indikator Kemampuan Membaca Al Qur’an ..................... 13
3. Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca Al Qur’an 15
B. Metode Drill dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an ....... 19
xii
1. Pengertian Metode Pembelajaran BTQ .............................. 19
2. Pengertian Metode Drill ..................................................... 23
3. Langkah- langkah Metode Drill .......................................... 25
4. Macam-macam Metode Drill ............................................. 26
5. Syarat-syarat Metode Drill ................................................. 27
6. Tujuan Metode Drill ........................................................... 27
7. Kelemahan Metode Drill .................................................... 28
8. Keuntungan Metode Drill ................................................... 28
C. Pengaruh Penerapan Metode Drill Pembelajaran Baca Tulis Al
Qur’an terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an ................ 29
D. Kerangka Berpikir dan Paradigma ........................................... 32
E. Hipotesis Penelitian .................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................... 35
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................... 37
1. Variabel Bebas.................................................................... 37
2. Variabel Terikat .................................................................. 39
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 39
1. Populasi .............................................................................. 39
2. Sampel ................................................................................ 40
3. Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 41
D. Teknik Pengumpul Data ........................................................... 42
18. Kartu Konsultasi Bimbingan ................................................................ 115
19. Foto Kegiatan Penelitian ...................................................................... 124
20. Daftar Riwayat Hidup ......................................................................... 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an ialah Kitab Suci yang merupakan sumber utama dan
pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai salah satu rahmat yang tak ada
taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta
mengamalkannya. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al Qur’an,
akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk
mempelajarinya dan memahaminya serta mengamalkan dan mengajarkannya.
Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sekian abad
yang lalu. Persoalan yang muncul dan menjadi rumit ketika jarak waktu,
tempat, budaya antara pembaca dan teks demikian jauh. Al Qur’an yang
diturunkan di Arab dan berbahasa Arab akan berbeda ditangkap oleh umat
muslim bangsa Indonesia secara kultur. Akan tetapi, Al Qur’an
bagaimanapun adalah Kitab Allah SWT. untuk semua manusia yang
mengandung nilai-nilai universal yang kontekstual untuk segala zaman.
Untuk mengetahui nilai-nilai yang universal tersebut maka Al Qur’an perlu
dipelajari.
Setiap insan dianjurkan untuk mengajarkan Al Qur’an kepada
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain. Disamping itu juga harus
memikirkan, merenungkan, memahami dan mengamalkannya dalam
2
kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal itu maka tentunya harus bisa
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
را وعلانية إنه الهذين ي ت لون كتاب الله وأقاموا الصهلاة وأن فقوا مها رزق ناهم سن فضله إنهه غفور شكور لي وف ي رجون تارة لن ت بور ي هم أجورهم ويزيدهم م
Artinya:“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan mereka
itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 030.Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri”. (QS. 35: 29,30)3
Rasulullah SAW bersabda,
ركم من ت علهم القران وعلهمه (رواه البخاري)جي “ Sebaik-baik manusia di antara kamu ialah yang mempelajari Al
Qur’an dan mengajarkannya”.(HR. Bukhari)4
Dari Umar Ibnu Khatab RA, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya
dengan Al Qur’an ini Allah mengangkat beberapa bangsa dan merendahkan
beberapa bangsa yang lain” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).
Memperhatikan makna ayat dan hadis di atas, begitu pentingnya
bagi setiap muslim dapat membaca dan memahami Al Qur’an, serta akan
lebih baik lagi bisa menghafalkannya. Terlebih Al Qur’an itu adalah sumber
dari segala sumber ajaran Islam, maka sudah seharusnya, jika kita mengaku
seorang muslim, kita mesti dapat menguasai dan mendalami Al Qur’an
sebagai kitab pedoman hidup. Oleh karena itu, k ita wajib mempelajari dan
3QS. Fatir (35) : 29-30
4Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Dauroh Al-Qur’an,(Jakarta: Maekaz Al Qur’an,
2014), h. 19
3
memahami isi Al Qur’an, agar kita mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah
SWT.
Membaca Al-Qur’an tidaklah sama dengan membaca buku,
majalah, atau sebagainya. Ada tata cara dalam membaca Al-Qur’an seperti
pemahaman hukum tajwid, pengucapan makhorijul huruf dan makna dari
bacaan dalam Al-Qur’an, sehingga tidak jarang banyak orang yang kesulitan
dalam membaca Al-Qur’an. Hal ini terjadi karena banyak orang yang belum
mempelajari Al-Qur’an. Biasanya kesulitan yang dialami saat membaca Al-
Qur’an yaitu sulit melafalkan huruf sesuai dengan makhorijul huruf seperti
tsa, sa, sya, sho yang hampir sebagian orang membacanya sama, tidak
memperdulikan tanda baca dan kesalahan-kesalahan lain saat membaca Al-
Qur’an.
Kesulitan-kesulitan dalam membaca Al-Qur’an dapat teratasi salah
satunya dengan menggunakan metode drill yaitu mempelajari dan berlatih
berulang-ulang tata cara membaca Al-Qur’an dengan dibantu bimbingan dari
orang yang faham dengan tata cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar
seperti kiyai, ustadz, ustadzah, maupun guru PAI yang ada di sekolah.
Kemampuan dalam membaca Al-Qur’an terlihat dari segi kelancaran
membaca Al-Qur’an, ketepatan membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah
tajwid dan kesesuaian membaca dengan makhrajnya. Kemampuan membaca
Al-Qur’an bisa berkurang bahkan hilang jika kita tidak membiasakan
membaca Al-Qur’an secara rutin.
4
Pembelajaran baca tulis Al Qur’an (BTQ) pada tingkat perguruan
tinggi yang berbasis Islam seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sudah
tidak asing lagi ditemukan . Ketika penerimaan mahasiswa baru, setiap calon
mahasiswa diwajibkan mengikuti tes baca Al Qur’an. Hasil tes diharapkan
dapat menjadi pedoman dalam pembinaan selanjutnya. Fenomena yang
terjadi kemampuan membaca Al Qur’an saat ini cukup memprihatinkan.
Persoalan yang terjadi pada mahasiswa IAIN Metro khususnya Jurusan PAI
ini adalah tingkat kemampuan membaca yang berbeda-beda, ini dikarenakan
latar belakang pendidikan mereka berasalpun berbeda-beda ada yang dari
sekolah madrasah, pondok pesantren, sekolah kejuruan dan sekolah umum .
Berdasarkan hasil pra suervei pada tanggal 26 Januari 2018
ditemukan bahwa hasil pencapaian UAS BBTQ kelas D1-D4 dari 40
mahasiswa tercatat bahwa 16 orang dinyatakan lulus dengan persentase 40%
dan 24 orang dinyatakan belum lulus tes baca Al Qur’an dengan persentase
60%.5 Selanjutnya melalui wawancara yang peneliti lakukan kepada kepala
UPI Bapak Nuryanto, M.Pd.I pada tanggal 26 Januari 2018, menyatakan
bahwa kegiatan BBTQ ini telah di lakukan secara ketat seperti absen
kehadiran tidak boleh lebih tiga dari kali izin meski begitu masih ditemukan
dikalangan mahasiswa yang kemampuan membaca Al Qur’annya masih
rendah, masih ada mahasiswa yang belum lancar dalam membaca Al Qur’an
dan belum bisa melafalkan sesuai kaidah tajwid yang benar6.
5Dokumentasi Hasil UAS Kelas Intensifikasi BBTQ 1 IAIN Metro Semester Ganjil TA.
2017/2018 Kelas D1-D4, pada tanggal 26 Januari 2018 6Wawancara kepada Kepala UPI Bapak Nuryanto MPd.I, pada tanggal 26 Januari 2018
5
Sebagai salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa, peneliti akan menerapkan
metode drill sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalah tersebut.
Dengan menerapkan metode drill siswa diharapkan dapat memperoleh
kecakapan melafalkan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhraj, membentuk
kebiasaan dan menambah ketepatan dalam membaca Al-Qur’an, karena
dengan metode drill siswa akan berlatih berulang-ulang dalam membaca Al
Qur’an dengan baik dan benar sesuai pentunjuk guru.
Berdasarkan permasalah yang peneliti sebutkan di atas dan
mengingat seberapa pentingnya Al-Qur’an bagi umat Islam. Karena itu
peneliti mengangkat judul “PENGARUH PENERAPAN METODE DRIL
PEMBELAJARAN BTQ TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
ALQUR’AN MAHASISWA IAIN METRO JURUSAN PAI TAHUN
AKADEMIK 2017/2018”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan hasil pra survey,
maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa masih rendah tidak sesuai
makhraj dan kaidah tajwid.
2. Mahasiswa kurang fokus ketika pembelajaran sedang berlangsung.
C. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan nantinya lebih terfokus pada topik penelitian,
penulis hanya membahas masalah yang terkait dengan judul penelitian
6
Pengaruh Penerapan Metode Drill Pembelajaran Baca tulis Al Qur’an
terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an Mahasiswa Jurusan PAI IAIN
Metro yaitu :
1. Penerapan metode drill.
2. Kemampuan membaca Al Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid, makhroj
dan kelancaran.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka
penulis dapat merumuskan rumusan masalahnya adalah: “Apakah ada
pengaruh yang signifikan penerapan metode drill pembelajaran baca tulis Al
Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN
Metro Jurusan PAI Tahun Akademik 2017/2018?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan metode drill pembelajaran baca tulis
Al Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN
Metro Jurusan PAI Tahun Akademik 2017/2018.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran
dan memperkaya informasi tentang penenerapan metode drill.
7
b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat langsung, khususnya bagi
Mahasiswa IAIN Metro sebagai motivasi agar dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al Qur’an
c. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya, khususnya dalam
permasalahan-permasalahan yang berkaitan pembelajaran Al Qur’an.
F. Penelitian Relevan
Tinjauan pustaka (prior research) berisi tentang uraian mengenai
hasil penelitian terdahulu tentang persoalan yang akan dikaji. 7 Berikut ini
penulis sajikan beberapa kutipan penelitian yang telah dilakukan yang terkait
diantaranya, hasil penelitian :
1. Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid
Dengan Membaca Al Qur’an Santri Kelas Ibtida’ Awal Pondok
Pesantren Riyadlul Ulum” oleh Zuhrotul Qomariah tahun 2012. Hasil
dari penelitian yang dilakukan oleh saudari Zuhrotul diketahui bahwa
ada hubungan yang signifikan antara pemahaman ilmu tajwid dengan
pemahaman membaca Al qur’an, dimana semakin baik pemahaman
ilmu tajwidnya, maka kemampuan membaca Al qur’an juga akan baik. 8
2. Skripsi yang berjudul “Kemampuan Membaca Al Qur’an Mahasiswa
STAIN Jurai Siwo Metro Metro Semester IV Jurusan PAI TA
2013/2014 (Studi Perbandingan Antara Lulusan MA dan SMA)” oleh
Siti Maysaroh tahun 2013. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
7 STAIN Metro, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah , (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 39.
8Zuhrotul Qomariah , Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid Dengan Membaca Al
Qur’an Santri Kelas Ibtida’ Awal Pondok Pesantren Riyadlul Ulum, STAIN Jurai Siwo Metro:
2012
8
saudari Siti Maysaroh diketahui bahwa pentingnya kemampuan
membaca Al Qur’an yang baik harus diketahui dan dimiliki oleh setiap
mahasiswa khususnya Jurusan PAI, karena disebabkan oleh profesi
yang akan dijalani sesuai progam yang ditempuh. 9
3. Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Usaha Orangtua Dengan
Minat Belajar Baca Tulis Huruf Al Qur’an Anak Di Desa Negara Ratu
Kecamatan Batang Hari Nuban Kabupaten Lampung Timur Tahun
2014” oleh Nanik Maskanah tahun 2014. Mengemukakan bahwa baca
tulis huruf Al Qur’an adalah suatu kegiatan pembelajaran membaca
dan menulis yang ditekankan pada upaya memahami informasi, tetapi
ada pada tahap menghafalkan (melisankan lambang- lambang dan
mengadakan pembiasaan dalam melafadkannya serta cara
menuliskannya).10
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut nampak ada persamaan
dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu berkaitan tentang
kemampuan membaca Al-Qur’an, akan tetapi disamping ada persamaan-
persamaan dengan ketiga penelitian di atas ada perbedaan yang nyata antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan penulis teliti yaitu:
1. Hasil penelusuran pertama dilihat dari variabel x atau yang
mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an jika peneliti
9 Sit i Maysaroh, Kemampuan Membaca Al Qur’an Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro
Metro Semester IV Jurusan PAI TA 2013/2014 (Studi Perbandingan Antara Lulusan MA dan
SMA), STAIN Jurai Siwo Metro: 2013 10
Nanik Maskanah, Hubungan Antara Usaha Orangtua Dengan Minat Belajar Baca Tulis
Huruf Al Qur’an Anak Di Desa Negara Ratu Kecamatan Batang Hari Nuban Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2014, STAIN Jurai Siwo Metro: 2014
9
sebelumnya yang menjadi variabel x adalah pemahaman ilmu tajwid.
Sedangkan yang penulis teliti kali ini yang menjadi variabel x adalah
penerapan metode drill.
2. Hasil penelusuran kedua berkaitan dengan kemampuan membaca Al-
Qur’an dengan studi banding antara lulusan MA dan SMA. Sedangkan
yang penulis teliti kali ini mahiswa PAI yang mengikuti kegiatan BTQ
3. Hasil penelusuran ketiga variabel x atau yang mempengaruhi
kemampuan membaca Al-Qur’an jika peneliti sebelumnya yang
menjadi variabel x adalah usaha orangtua. Sedangkan yang penulis teliti
kali ini yang menjadi variabel x adalah penerapan metode drill.
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa penelitian penulis yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Metode Drill Pembelajaran Baca Tulis Al
Qur’an (BTQ) Terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an Mahasiswa IAIN
Metro Jurusan PAI Tahun Akademik 2017/2018” sepengetahuan penulis
belum pernah diteliti sebelumnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Membaca Al Qur’an
Kemampuan yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kapadanya. 11
Dapat dipahami bahwa pengertian kemampuan adalah kompetensi
profesional yang dimiliki seseorang, yang didapatkan melalui proses latihan
dari lembaga pendidikan yang relevan dan bukan semata-mata karena
pembawaan.
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al Qur’an
Membaca adalah kata pertama dari wahyu pertama yang
diterima oleh Nabi Muhammad Saw.12 Allah berfirman:
سما رباك الذاي خلق لقلما .اق رأ وربك الأكرم .خلق الإنسان مان علق .اق رأ با علم .الذاي علم با
ل ي علم الإنسان ما
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang
menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
(2). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam (4). Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya (5). [Q.S. Al- ‘Alaq : 1-5]13
11Haiat in Chasanatin, Pengembangan Kurikulum,(Metro: STAIN Metro Lampung,
2015), h. 90
12
Ervan Nurtawab, Wawasan Al- Qur’an Tentang Pendidikan, (Metro: Anugrah Utama
Raharja AURA), h. 29
13
Q.S Al- ‘Alaq (96): 1-5
11
Menurut Crawley dan Mountain (1995) dalam bukunya Dr.
Farida Rahim yang berjudul Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar
mengemukakan bahwa membaca sebagai proses visual merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi.14
Sedangkan Klein, dkk (1996) dalam bukunya Dr. Farida
Rahim yang berjudul Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar
mengemukakan bahwa membaca merupakan suatu proses dimaksudkan
informasi dari teks dan pengetahuan yang dimilik i oleh pembaca
mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. 15
Membaca dari kata Qoro’a yang senada dengan Thola’a yang
artinya membaca, menelaah dan mempelajari. 16 Jadi membaca disini
maksudnya adalah membaca Al Qur’an dengan menelaah dan
mempelajari dengan baik dan benar sesuai kaidah-kaidah tajwid.
Berdasarkan pengertian membaca di atas maka dapat dipahami
bahwa pengertian membaca adalah melafalkan huruf dengan memahami
makna yang terkandung di dalamnya.
Al Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan
14 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.2
15
Ibid, h. 2
16
Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), h. 1101
12
malaikat Jibril, yang merupakan mukjizat, diriwayatkan secara mutawtir,
ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah.17
Menurut Manna al-Qaththan, Al Qur’an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada Muhammad SAW dan membacanya adalah
ibadah. Menurut al- Zarqani Al Quran adalah lafal yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dari permulaan surat al-Fatihah sampai
akhir surat an-Nas.18
Pengertian Al Qur’an secara lebih lengkap dikemukakan oleh Abdul Wahhab Khallaf, Al Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan
kepada hati Rasulullah melalui malaikat Jibril dengan menggunakan lafal bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar Al Qur’an menjadi hujjah (dalil) bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-
undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan
membacanya. Ia terhimpun dalam satu mushaf, di mulai dari surat al- Fatihah dan diakhiri surat an –Nas , di sampaikan secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari
perubahan dan pergantian.19 Keterampilan membaca (maharah al-qira’ah, reading skill)
adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis
(lambang- lambang tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya di
dalam hati. Dalam makna yang lebih luas, membaca tidak hanya terpaku
kepada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik,
yang hanya melibatkan unsur kognitif dan psikomotorik, namun lebih
dapat mempengaruhi konsentrasi belajarnya. Istirahat
yang cukup juga diperlukan agar konsentrasi tetap
terjaga.
b. Faktor Ekstern
Terdapat 3 faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar,
yaitu:
1) Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Mahasiswa yang belajar akan memperoleh pengaruh dari
keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengauhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan mahasiswa, relasi
mahasiswa dengan mahasiswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat berpengaruhn karena keberadaan
mahasiswa dalam masyarakat, yang mempengauhi belajar ini
19
mencakup mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.29
B. Metode Drill dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an (BTQ)
1. Pengertian Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Al Qur’an)
Belajar adalah kegiatan yang berproses yang merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Kegiatan belajar ditandai dengan adanya kegitan yang
membawa perubahan tertentu, seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa, dan sebagainya.30
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku akibat interaksi individu lingkungannya. Belajar juga merupakan
proses mendapatkan pengetahuan.31
Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.32
Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto mengatakan learning is any relatively permanent change in
29
Slameto,Belajar dan faktor-faktor., h.60 30
Ida Umami., M.Pd. Kons, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling dan
Pendidikan,(Metro: STAIN Metro Lampung, 2015), h. 193 31
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 3.
32
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003), cet. IV, h.2
20
behavior that is a result of past experience. (belajar adalah perubahan
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.33
Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning mengemukakan yang dikutip oleh Ngalim Purwanto “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang tehadap sesuatu
situasi tetentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu,, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan, sesaat seseorang”34
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa
belajar adalah suatu proses kegiatan untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku, hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Pengertian pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi
dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning).
Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada
penumbuhan aktivitas subjek didik laki- laki perempuan. Konsep
tersebuat sebagai suatu system sehingga dalam sistem pembelajaran ini
terdapat komponen-komponen siswi-siswi, tujuan, materi untuk
mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus
di persiapkan. Dengan kata lain, pembelajaran suatu sistem yang
33 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendindikan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.
84
34
Ibid, h. 84
21
bertujuan, harus direncanakan guru berdasarkan kurikulum yang
berlaku.35
Menurut Dimyati dan Modjiono, pembelajaran adalah
“kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk
membuat mahasiswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar”.36
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa: Pembelajaran adalah
upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar
bagi peserta didik. Kegiatan ini meliputi unsure-unsur manusiawi,
material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Unsur manusiawi ini meliputi mahasiswa,
guru dan tenaga lainnya.37
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka yang dimaksud
dengan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru,
mahasiswa dan komponen lainnya dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan mahasiswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan
ditunjang oleh berbagai unsur lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.
35 Zuhairi, Perencanaan Sistem Pembelajaran, (Lampung: STAIN Jurai Siwo Metro,
2015), h. 6
36
Dimyati dan Modjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.
297.
37
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),h . 57.
22
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam
proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dari
seorang guru kepada mahasiswa dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Metode pembelajaran merupakam salah satu strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru sehingga pencapaian
tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode pembelajaran
adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kata pembelajaran yang penulis analisa adalah pembelajaran
dalam arti membimbing dan untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Faktor metode dalam proses pembelajaran merupakan faktor
yang tidak boleh diabaikan karena ikut menentukan tercapai atau
tidaknya tujuan pembelajaran.38
Setiap metode pembelajaran mempunyai keunggulan dan
kelemahannya sendiri-sendiri. Penggunaan metode yang variatif dan
sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran dapat membuat
mahasiswa senang dan termotivasi untuk belajar. Metode tersebut harus
dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap bahan pelajaran
yang diberikan oleh guru.
38 Sri Andri Astuti, Ilmu Pendidikan Islam, ( Metro: Anugrah Utama Raharja AURA,
2013), H. 142
23
Jadi pembelajaran BTQ yang di maksud adalah pembelajaran
dalam arti membimbing melatih untuk dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kegiatan intensifikasi BTQ yang
ada di IAIN Metro merupakan salah satu progam dari Unit
Pengembangan Keislaman (UPI) dengan tujuan : .
a. Mengajarkan mahasiswa yang belum bisa membaca al-qur’an
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa yang sudah bisa
membaca al-qur’an tapi belum baik dan benar.
c. Mengajarkan menulis surat-surat pendek yang terdapat dalam
al-qur’an bagi mahasiswa yang belung bisa.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa yang sudah bisa
menulis surat-surat pendek yang terdapat dalam al-qur’an.
e. Membekali mahasiswa dengan minimal 1 Juz al-qur’an, yaitu
Juz 30.
2. Pengertian Metode Drill (Latihan)
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”
(melalui) dan “hodos” (jalan cara). Dalam bahasa Jerman methodica
artinya tentang metode. Dalam bahasa Yunani nerasal dari kata methodos
artinya jalan yang dalam, bahasa Arab disebut thariq.39
39Munzier Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 6
24
Metode menurut Zakiyah Daradjat adalah “suatu cara kerja
yang sistematis dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan”.40
Sementara itu Suryosubroto mengemukakan bahwa “metode adalah cara
yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”. 41
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa
metode adalah suatu cara yang sistematis dalam menyampaikan
pengetahuan dan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Pengertian metode drill menurut beberapa ahli :
a. Menurut Drs M. Basyiruddin Usman dalam bukunya yang
berjudul Metodologi Pembelajaran Agama Islam menjelaskan
Metode Drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk
memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadp apa
yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara
praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-
siagakan.42
b. Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain
dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar
menjelaskan bahwa metode latihan, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
40 Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
BumiAksara, 1995), hal. 1.
41
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 149 42
M Basyiruddin Us man, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal, 55
25
yang baik. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk
memperoleh suatu, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. 43
c. Menurut Dra Roestiyah N.K dalam bukunya yang berjudul
Strategi Belajar Mengajar menjelaskan bahwa latihan atau drill
ialah suatu cara mengajar dimana mahasiswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan, agar mahasiswa memiliki
ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari.44
Dari beberapa pengertian di atas dapat difahami bahwa metode
drill adalah metode yang digunakan dalam rangka memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih melakukan berulang-ulang
suatu keterampilan tertentu berdasarkan petunjuk dari guru.
3. Langkah- Langkah Metode Drill
Latihan dan praktek dapat dilaksanakan secara perseorangn,
kelompok atau klasikal. Menentukan apakah latihan yang dilaksanakan
bersifat perseorangan, kelompok, atau klasikal, didasarkan atas
memadainya sarana dan prasarana yang tersedia.
Langkah- langkah dalam melksanakan metode latihan baik utuk
belajar verbal maupun keterampilan sebagai berikut:
a. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip atau aturan
yang menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan
dilatihkan.
43
Syaifu l Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakrta : Rineka Cipta, 2010), hal.
95 44
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rine Cipta, 2012), hal.125
26
b. Guru mempertunjukkan bagaimana melkuka pekerjaan itu dengan
baik dan benar sesuai dengan konsep dan aturan tertentu. Pada
bentuk belajar verbal yang dipertunjukan adalah pengucapan atau
penulisan kata atau kalimat.
c. Jika belajar dilakukan secara kelompok atau klasikal, guru dapat
meminta salah seorang mahasiswa untuk menirukan apa yang telah
ilakukan guru, sementara mahasiswa lain memperhatikan.
d. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru
sehingga dicapai hasl belajar sesuai dengan tujuan. 45
4. Macam-macam Metode Drill
Bentuk- bentuk Metode Drill dapat direalisasikan dalam berbagai
bentuk teknik, yaitu sebagai berikut :
a. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara guru membagi tugas meneliti
sesuatu masalah di kelas. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa
kelompok mendapat tugas tertentu untuk dikerjakan. Kemudian
mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya didalam
kelompok.46
b. Teknik Discovery (penemuan)
45
Syaifu l Bahri Djamarah ,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hal.96 46
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rine Cipta, 2012), hal.75
27
Teknik diilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, diskusi, seminar membaca
sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. 47
c. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk salah satu usaha perbaikan dalam bidang praktek
kependidikan yaitu dalam cara dan hasil kerja kita sebagai guru,
dimana memerluan pengetahuan, ketrampilan serta sikap tertentu
untuk menjadi guru profesional.48
d. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar dengan bentuk mandiri yang dapat
membimbing mahasiswa dalam mempelajari materi pembelajaran
melalui paket belajar atau modul.49
5. Syarat-syarat Metode Drill
Untuk kesuksesan pelaksanaan metode drill perlu di perhatikan
beberapa syarat sebagai berikut:
a. Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak
didik.
b. Latihan harus menarik perhatian anak didik, guru harus berusaha
menumbuhkan motif untuk berfikir.
c. Anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar tentang materi
yang akan diberikan.50
47
Ibid, hal. 20 48
Ibid, hal. 25 49
M Basyiruddin Us man, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), hal, 64
28
6. Tujuan Metode Drill
Metode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar mahasiswa:
a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata,
menulis, mempergunakan alat.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan
yang lain. 51
7. Kelemahan Metode Drill
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan,
juga tidak dapat dipungkiri bahwa metode drill juga mempunyai
kelemahan, yaitu:
a. Menghambat bakat dan inisiatif mahasiswa, karena mahasiswa lebih
banyakdibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari
pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang- kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
d. Membentuk kebiasan yang kaku, karena bersifat otomatis.
e. Dapat menimbulkan verbalisme.52
8. Keuntungan Metode Drill
50
Zakiyah Darad jat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Syaifu l Bahri Djamarah M.Ag,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal.96
29
Metode drill memiliki keuntungan sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan
huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-
alat (mesin permainan dan atletik), dan terampil menggunakan
peralatan olahraga
b. Untuk memperoleh kecakapan metal seperti dalam perkalian,
menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan
sebagainya.
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol,
membaca peta, dan sebagainya.
d. Pembentukan kebisaan yang dilakukan dan menambah ketepatan
serta kecepatan pelaksanaan.
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan
konsentrasi dalam pelaksaannya.
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
komleks, rumit, menjadi lebih otomatis.53
C. Pengaruh Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Baca Tulis Al
Qur’an terhadap Kemampuan Membaca Al Qur’an
Pembelajaran adalah upaya untuk belajar, pembelajaran yang
dimaksud disini adalah pembelajaran dalam arti membimbing dan melatih
53
Ibid, hal. 96
30
untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dari seorang guru
kepada mahasiswa dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.
Al Qur’an sebagai Kitab Suci yang merupakan sumber utama dan
pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan
Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. sebagai salah satu rahmat yang tak ada
taranya bagi alam semesta. Al Qur’an Kitab yng ditujukan untuk semua
manusia yang mengandung nilai-nilai universal yang kontekstual untuk
segala zaman. Untuk mengetahui nilai-nilai yang universal tersebut maka Al
Qur’an perlu dipelajari.
Setiap insan dianjurkan untuk mengajarkan Al Qur’an kepada
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain. Disamping itu juga harus
memikirkan, merenungkan, memahami dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal itu maka tentunya harus bisa
membaca Al Qur’an dengan baik dan benar. Oleh karena itu, kita wajib
mempelajari dan memahami isi Al Qur’an, agar kita mendapat petunjuk dan
hidayah dari Allah SWT.
Selanjutnya setelah mengetahui pentingnya mempelajari Al Qur’an
dan kaidah-kaidahnya untuk mewujudkan itu semua khususnya dikalangan
mahasiswa maka progam pembelajaran baca tulis Al Qur’an ini sebagai salah
satu solusi untuk lebih meningkatkan kualitas bacaan Al Qur’an mahasiswa.
31
Pembelajaran Al-Qur’an memang harus memerlukan waktu yang
cukup, serta harus menggunakan metode yang tepat sehingga kualitas
pembelajaran Al-Qur’an dapat terus ditingkatkan.
Salah satu metode yang diterapkan dalam melibatkan mahasiswa
secara aktif, guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar khususnya
pada pembelajaran Al-Qur’an ini adalah menggunakan metode drill. Dalam
metode drill diharapkan mampu merangsang keaktifan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar.
Dengan sering melatih mahasiswa membaca berulang-ulang untuk
meningkatkan kemampuan membaca Al Qur’an yang sesuai dengan petunjuk
metode drill, seperti membaca surat pendek dari Al-Qur’an dengan fasih,
sesuai kaidah tajwid yang baik dan benar serta makhorijul huruf yang tepat.
Maka dengan sendiri didalam jiwanya terbentuk sebuah kebiasaan, jika
kebiasaan tersebut terus menerus dilakukan maka kebiasaan tersebut akan
berubah menjadi suatu hobi membaca Al-Qur’an atau bacaan yang lainnya.
Dalam metode drill diperlukan ketangkasan dan kejelian seorang
guru dalam menjalankan proses belajar mengajar. Karena metode drill
merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah di pelajari.
Metode drill dilakukan dengan yang penulis lakukan yaitu dengan
teknik micro teaching dimana guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan terkait materi Baca Tulis Al Qur’an. Guru memberikan pre-test
terkait pemahaman tajwid, makhorijul huruf dan kelancaran membaca Al
32
Qur’an dengan tes membaca Al Qur’an untuk megetahui kemampuan peserta
didik sebelum proses pembelajaran. Setelah itu guru memberikan pemahaman
tentang teori-teori membaca Al Qur’an yaitu ilmu tajwid dan makhorijul
huruf. Teori disampaikan dengan cara pengajar memberikan penjelasan
tentang teori yang ingin ditransfer kepada peserta didik dan mempertunjukan
bagaimana cara membaca dengan baik dan benar. Dalam hal ini mahasiswa
sebagai objek yang dituntut untuk bisa memahami apa yang dijelaskan.
Setelah peserta didik menerima materi beserta contoh-contohnya, maka
pengajar meminta peserta didik untuk mempraktekan secara mandiri.
Evaluasi dilakukan setelah semua proses selesai, hasil evaluasi dijadikan
sebagai bahan catatan untuk perbaikan metode dan ukran kemampuan peserta
didik yaitu dengan memberikan post-test. Dalam evaluasi ini juga akan
terlihat signifikansi pengaruh metode drill dengan penguasaan dan
kemampuan membaca Al Qur’an, terutama ketepatan pengamalan ilmu
tajwidnya.
D. Kerangka Konseptual Penelitian
1. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah kerangka berfikir. Menurut Haris Mujiman kerangka
berfikir adalah “suatu konsep yang berisikan hubungan-hubungan kasual
antara variabel bebas dan tidak bebas dalam rangka memberikan jawaban
sementara terhadap masalah yang sedang di teliti”.
33
Berdasarkan pendapat di atas maka rumusan kerangka berfikir
dalam penelitian ini dalah jika penerapan metode drill pembelajaran baca
tulis Al qur’an memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan
membaca Al qur’an mahasiswa, maka kemampuan membaca Al qur’an
baik, jika penerapan metode drill pembelajaran baca tulis Al qur’an
memberikan pengaruh yang cukup terhadap kemampuan membaca Al
qur’an mahasiswa maka kemampuan membaca Al qur’an mahasiswa
cukup.
2. Paradigma
Paradigma menurut Haris Munjiman adalah “suatu cara
pandang atau sudut pandang yang digunakan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mengamati gajala sehingga berdasarkan
paradigma tersebut seseorang atau sekelompok orang untuk mengamati
hal yang bersangkutan”.54
Berdasarkan kerangka berfikir dan batasan yang dikemukakan
di atas, maka sebagai paradigma dalam penelitian ini adalah :
54 Kartini Kartono, Pengantar Metode Research Sosial, Alumni Bandung, 1990, h. 25
Baik
Cukup
Kemampuan
membaca Al
Qur’an Baik
Kemampuan membaca Al
Qur’an Cukup
Penerapa
n Metode Drill
Pembelaj
aran baca tulis Al
Qur’an
H
I P
OTE
S I
S
34
E. Hipotesis Penelitian
Rumusan hipotesis adalah “jawaban atau problem secara teoritis
dan merupakan jawaban sementara yang masih perlu di uji kebenarannya
melalui fakta- fakta”.55
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka penulis pahami
bahwa hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara yang
kebenarannya yang akan dibuktikan melalui sebuah penelitian. Dalam
penelitian pengaruh biasanya terdapat dua hipotesis, yaitu : hipotesis
alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho).
Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan bahwa antara variabel yang
diteliti memiliki pengaruh, sedangkan hipotesis nol (Ho) menunjukkan bahwa
antara kedua variabel yang diteliti tidak ada pengaruh.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah
ada pengaruh yang kuat antara Penerapan Metode Drill Pembelajaran baca
tulis Al Qur’an terhadap kemampuan membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN
Metro.
55 Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasi, Kencana, Padang, 2003, h. 97
35
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Sifat penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang banyak
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.56
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif /statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.57
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
eksperimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian di mana peneliti
dengan sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan,
dengan kata lain penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (causal effect) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau
menyisihkan faktor- faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu
dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan yang
dilakukan oleh peneliti.58
Desain eksperimen dalam penelitian ini yaitu Pre Experimental
Design. Bentuk desain Pre Experimental dalam penelitian ini adalah One
Group Pretest-Posttest Design.
56Suharsimin Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta,
1997,)h. 27 57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 8. 58
Ibid h.39.
36
Tabel 1
Desain eksperimen pola Randomized One-Group Pretest-Posttest Design
Group Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O1 X O2
Keterangan:
O1 : Hasil Belajar dengan menggunakan pre-test.
X : Treatment. Kelompok eksperimen yang diberi treatment, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan metode drill.
O2 : Hasil belajar kelompok mahasiswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan metode drill menggunakan posttest.
Dalam desain ini terdapat satu kelompok eksperimen sebelum
melakukan penelitian melakukan pre test terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah hasil dari Pre Test (O1). Setelah itu baru kelompok eksperimen diberi
suatu perlakuan khusus (Treatment) berupa strategi pembelajaran dengan
metode drill. Setelah itu kelompok eksperimen diberi Post Test (O2), maka
akan dapat diketahui apakah pengajaran dengan menerapkan metode drill
hasil nilainya lebih bagus atau tidak.
Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di
IAIN Metro.
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
37
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya59.
Definisi Operasional Variabel dapat diartikan sebagai “definisi
yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati
(observasi).60Pendapat lain mengenai definisi operasional adalah “definisi
yang dirumuskan oleh peneliti tentang istilah- istilah yang ada pada masalah
peneliti dengan maksud untuk menyamakan persepsi anatara peneliti dengan
orang-orang yang terkait dengan penelitian.”61 Setelah mengelompokkan
variabel penelitian, maka selanjutnya variabel tersebut perlu didefinisikan
secara operasional. Definisi operasional dimaksud untuk memberikan suatu
kejelasan dari masing-masing variabel penelitian dan bagaimana suatu
variabel dapat diukur, yang menjadi variabel dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas atau sering disebut sebagai variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas adalah “suatu variabel yang
59Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D,(Bandung: Alfabeta,2014), h.61 60
Sumadi Suryabrata, MetodologiPenelitian, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,
2008), h. 29.
61
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h. 287.
38
variasinya mempengaruhi variabel lainnya”.62 Dalam hal ini yang
mempengaruhi adalah :“ Metode Drill ”.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam
proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dari
seorang guru kepada mahasiswa dalam rangka pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Metode drill adalah metode yang digunakan dalam rangka
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih melakukan
berulang-ulang suatu keterampilan tertentu berdasarkan petunjuk dari
guru.
Penerapan metode drill pembelajaran Al Qur’an memiliki arti
cara membimbing dan melatih untuk membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar serta dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka
langkah-langkah dari variabel operasional dalam penelitian ini adalah:
e. Guru memberikan pre-test dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa. Hasil pretest ini sebagai bahan
perbandingan dengan hasil tes (posttest) setelah selesai mengikuti
program pembelajaran.
f. Guru memberikan perlakuan (treatment) yaitu berupa penyampaian
materi pelajaran.
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prak tik, (Jakarta : Bina
Aksara, 2007), h. 68.
39
g. Guru mempertunjukkan bagaimana cara membaca Al Qur’an dengan
baik dan benar sesuai dengan konsep yang akan dilatihkan kepada
mahasiswa.
h. Guru memberikan post-test dengan tujuan untuk menilai
kemampuan mahasiswa mengenai materi pelajaran sesudah
pengajaran diberikan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel )
Variabel ini dapat pula disebut sebagai variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. 63
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau yang
dipengaruhi adalah “Kemampuan Membaca Al Qur’an Mahasiswa”.
Kemampuan membaca Al Qur’an adalah kemampuan atau kesanggupan
melafalkan tulisan pada kitab suci Al Qur’an. Maka indikator operasional
variabel dalam penelitian ini adalah: Kelancaran membaca Al-Qur’an,
ketepatan membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid dan
kesesuaian membaca dengan makhrajnya
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Untuk melaksanakan penelitian dengan baik dan terhindar dari
data-data yang relevan dengan permasalahan penelitian maka penulis
kemukakan populasi dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyekyang
63 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.4
40
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”64. Menurut
Suharsimi Arikunto populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”. 65
Dengan demikian populasi yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah keseluruhan subjek yang akan menjadi titik perhatian dalam
melaksanakan penelitian yaitu seluruh mahasiswa jurusan PAI semester II
IAIN Metro. Adapun jumlah mahasiswa jurusan PAI semester II yaitu 234.
Tabel 2
Jumlah Populasi Mahasiswa Aktif PAI, Semester II
IAIN Metro Angkatan 2017
Tahun Angkatan
Mahasiswa Aktif
Tanpa Keterangan Cuti Kuliah Heregistrasi
L P Jml L P Jml L P Jml
2017 0 0 0 0 0 0 62 172 234
Sumber: Jurusan PAI IAIN Metro66
2. Sample
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.67
Sampel yaitu bagian dari populasi untuk di jadikan sebagai
bahan penelaah dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut
dapat mewakili (representative) terhadap populasinya.68
“Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat didefinisikan
64Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61
65
Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ..., h. 173 66
Jurusan PAI IAN Metro. pada tanggal 26 Januari 2018
67
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 121
68
Liberty, Buku Ajar Mata Kuliah Statistik, (Yogyakarta: CV. Ideal Sejahtera, 2013), h. 6
41
sebagaian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan
prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewak ili populasi.”69
Dari devinisi-devinisi diatas, dapat dipahami bahwa sampel
merupakan anggota atau bagian dari populasi yang dapat mewakili sifat
dari populasi dan dipilih dengan teknik tertentu. Berdasarakan jumlah
populasi yang relatif besar maka peneliti hanya mengambil sebagian dari
jumlah populasi atau sampel.
Menurut pendapat Suhairsimi Arikunto apabila subjeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara
10-15 % atau 20-25% atau lebih.70
Karena jumah mahasiswai PAI semester II lebih dari100 maka
peneliti mengambil sampel 15% dari 234 mahasiswa maka terdapat 35
mahasiswa dijadikan sampel.
3. Teknik Pengambilan Sample
“Teknik sampling adalah merupakan teknik mengambil
sampel.”71 Dalam penarikan sampel, “secara umum ada dua cara yang
dapat digunakan yaitu probability sampling dan non probability
sampling.”72
Probabiliti sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi simpel random sampling, proportionate stratified
69 Nanang Martono, Metode Penelitian., h. 74
70 Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ..., h. 173
71
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 81
72
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarata: PT. Grasindo, 2004), h. 82
42
random sampling, disproportionate stratified random, sampling
area (cluster). Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk diilih menjadi sampel,
teknik ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.73
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Sampling Purposive. “ yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.74
D. Teknik Pengumpul Data
Untuk mendukung keperluan penganalisisan data penelitian ini,
peneliti memerlukan sejumlah data pendukung maka penulis menggunakan
metode sebagai berikut:
1. Metode Tes
Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok.75Teknik ini dilakukan untuk melengkapi data yang
dibutuhkan, yaitu untuk uji coba instrumen penelitian berupa test lisan,
nilai post test dan pre test dari kelas eksperimen. Teknik tes yang
digunakan menggunakan bentuk tes lisan. Hal ini karena ingin
mengetahui kemampuan membaca Al Qur’an.
73 Sugiono, Metode Penelitian.. h. 81-84
74 Prof.Dr. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian.h. 68
75Suharsimi Arikunto, Dasar‐Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009),
h. 32
43
2. Metode Dokumentasi
Adalah suatu cara untuk memperoleh data yang bersumber pada
data-data yang tertulis seperti : peraturan-peraturan, raport dan lain- lain.76
Metode ini untuk memperoleh data tentang letak geografis, sejarah singkat
berdirinya sekolah dan lain- lain.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah hasilnya
lebih baik. Dalm arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah.77 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam
pengumpulan data.
1. Rancangan/ Kisi-Kisi Instrument
Rancangan kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Instrumen untuk metode tes adalah tes lisan.
b. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah panduan
dukumentasi.
76Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 1999), h.
107.
77
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 136
44
Tabel 3
Kisi-Kisi Tes untuk Mengukur Kemampuan Membaca Al Qur’an
Mahasiswa Jurusan PAI IAIN Metro Terhadap Pengaruh Penerapan
Metode Drill Tahun 2017/2018
Variabel
Penelitian Indikator kemampuan Nilai
Variabel
Terikat:
Kemampuan
Membaca
Al Qur’an
Kelancaran
Ketepatan tanda baca
Makhroj
Terbata-bata
Ketepatan tanda baca
Makhroj
Terbata-bata
Kurang tepat dalam membaca tanda baca
Makhroj
Terbata-bata
Kurang tepat dalam membaca tanda baca
Kesalahan Makhroj
Sumber : Unit Pengembangan Keislaman (UPI)78
F. Teknik Analisa Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dianalisis. Teknik analisis
data yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapam
metode drill pembelajaran baca tulis Al Qur’an terhadap kemampuan
78Unit Pengembangan Keislaman (UPI), pada tanggal 26 Januari 2018
45
membaca Al Qur’an mahasiswa IAIN Metro, menggunakan teknik analisis
data statistik, dengan menggunakan rumus T-test :79
Keterangan:
t = statistik t
Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test
Xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑x2d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d.b = Ditentukan dengan N-1
Ho diterima, jika- t tabel < t hitung < t tabel
79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.., h. 350
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Deskripsi Profil Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
a. Profil Daerah Penelitian
1) Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro
Cikal bakal berdirinya IAIN Metro tidak terlepas dari
berdirinya IAIN Raden Intan Bandar Bandar Lampung. Ini lain
karena berdirinya IAIN Raden Intan Bandar Bandar Lampung itu
sendiri merupakan hasil upaya dari para tokoh agama dan tokoh
masyarakat yang tergabung dalam Yayasan Kesejahteraan Islam
Lampung (YKIL) yang berdiri pada Tahun 1961 diketuai oleh
Muhammad sayid.
Dari hasil musyawarah tersebut diputuskan untuk
mendirikan dua fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas
Syariah yang kedudukannya di Tanjung Karang berada di bawah
santunan yayasan tersebut.
Pada tahun 1964 tepatnya tanggal 13 Oktober 1964
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 86/1964
merubah status Fakultas Tarbiyah YKIL dari swasta menjadi
negeri, tetapi tidak berdiri sendiri melainkan cabang Fakultas
Tabiyah IAIN Raden Fatah Palembang. Pada tahun 1967 atas
47
permintaan masyarakat Metro kepada YKIL agar dibuka Fakultas
Tabiyah dan Fakultas Syari’ah di Metro atas persetujuan Dekan
Fakultas Tabiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Sebelum pada tahun 1965 didirikan Fakultas Ushuludin
yang berkedudukan di Tanjung Karang dengan memperhatikan
Keputusan Presiden RI Nomor 27 Tahun 1963 kerena untuk
ketentuan untuk mensirikan sebuah Pertutoran Tinggi yang berdiri
sendiri (al-jami'ah) harus memiliki tiga fakultas sebagai persiapan
berdirinya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lampung.
Selain YKIL pada tahun 1965 juga didirikan Yayasan
Pertutoran Tinggi Islam Lampung (Yaperti) yang dipimpin oleh
KH. Zakaria Nawawi. Walau yayasan ini mulai berjalan sejak 27
agustus 1966, yayasan ini berusaha keras menyantuni fakultas-
fakultas yang ada dan berusaha untuk merubah status fakultas
tersebut dari swasta menjadi segeri.
Setelah IAIN Raden Intan Lampung resmi dubuka, maka
Fakultas Tarbiyah yang semula mengunduk ke IAIN Raden Fatah
Palembang ditetapkan menjadi fakultas fakultas yang berdiri
sendiri, sebagai Fakultas Tabiyah IAIN Raden Intan Lampung
Metro berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Ri No. 188
Tahun 1966.
Tak lama setelah perubahan nama IAIN Raden Intan
Tanjung Karang manjadi Raden Intan Bandar Lampung mengikuti
48
perubahan nama ibu kota Lampung menjadi Bandar Lampung
terbitlah Surat Edaran Bimas Islam No.
E.III.OT/OO/AZ/1804/1996, Tanggal 23 Agustus 19996 tentang
Penataan Kelembagaan Fakultas IAIN di luar Induk menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.
Sebagai kelanjutan maka pada tanggal 23-25 April 1997
diadakan rapat kerja para rektor dan dekan fakultas di luar
induk.Pada kesempatan ini ditetapkan pula perubahan dan
pengesahan fakultas di luar induk manjadi Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) berdasarkan SK Presiden No.11 tahun
1997.
Sejalan dengan perubahan status tersebut Drs. Zakaria
Zakir yang saat menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah
mengajukan lima nama STAIN Metro yaitu, STAIN Raden Imba
Kusuma, STAIN Lampung, STAIN Jurai Siwo, STAIN A. Yasin,
dan STAIN Sosrodarmo. Berdasarkan saran Bupati (saat itu Drs.
Herman Sanusi) maka ditetapkan nama STAIN Metro adalah
STAIN Jurai Siwo Metro mengingat STAIN ini berada di
Lampung Tengah yang memiliki tradisi dan budaya "Sembilan
Marga Penyeibang".
Sebagai tindak lanjut dari Keppres 1997 di atas, maka pada
tanggal 30 juni 1997 secara serentak diresmikan 33 STAIN dan
49
ketuanya dijabat oleh Dekan masing-masing sebagai Pejabat
Sementara Ketua.
Kemudian tahun 2016 adalah tahun peralihan STAIN
menjadi IAIN. Perubahan status ini tertuang dalam Peraturan
Presiden No.71 tanggal 1 Agustus 2016, Menurut Perpres tersebut,
pendirian IAIN Metro merupakan perubahan bentuk dari Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro.
Terkait dengan perubahan itu, maka semua kekayaan,
pegawai, hak dan kewajiban dari masing-masing STAIN dialihkan
menjadi kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban IAIN masing-
masing.Demikian pula, semua mahasiswa STAIN pertutoran
tinggi tersebut menjadi mahasiswa IAIN. Perubahan status
menjadi IAIN juga akan mendorong pembentukan fakultas-
fakultas baru yang akan lahir sesuai dengan kebutuhan masyarakat
akan pendidikan, serta pembangunan sarana dan prasarana yang
lebih memadai guna mewujudkan IAIN Metro menjadi lebih baik.
2) Visi Misi Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
Visi:
Menjadi Pertutoran Tinggi Agama Islam yang Inovatif dalam