Top Banner
SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG LAYANAN KESEHATAN PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PARU DUNGUS MADIUN TAHUN 2017 Oleh : TIKA MAYA SAPUTRI NIM : 201303052 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017
192

SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

SKRIPSI

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN

ULANG LAYANAN KESEHATAN PADA INSTALASI RAWAT

JALAN RUMAH SAKIT PARU DUNGUS MADIUN

TAHUN 2017

Oleh :

TIKA MAYA SAPUTRI

NIM : 201303052

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

ii

SKRIPSI

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN

ULANG LAYANAN KESEHATAN PADA INSTALASI RAWAT

JALAN RUMAH SAKIT PARU DUNGUS MADIUN

TAHUN 2017

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Program Studi Kesehatan Masyarakat

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

TIKA MAYA SAPUTRI

NIM : 201303052

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 3: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

iii

Page 4: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

iv

Page 5: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul "Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang Layanan

Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun" ini dengan

lancar dan selesai tepat waktu.

Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,

dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Nunik Dhamayanti, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Rumah

Sakit Paru Dungus.

2. Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Avicena Sakufa M, S.KM.,M.Kes selaku Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Kuswanto, M.Kes selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan

masukan, arahan serta motivasi.

5. Retno Widiarini, S.KM.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

memberikan masukan, arahan serta motivasi.

6. Sugeng Harijanto, S.KM.,MPH selaku Ketua Dewan Penguji skripsi.

Page 6: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

vi

7. dr. Hendri Harianto, M.Kes selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan kesempatan serta dengan sabar membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Seluruh staf Rumah Sakit Paru Dungus Madiun yang telah membantu dalam

melakukan pengumpulan data.

9. Kedua orang tua saya yang telah mendo’akan dan mendukung saya baik

secara moril maupun materiil.

10. Teman-teman saya yang telah membantu dan memberikan dukungan serta

semangat selama penyusunan skripsi ini.

11. Seluruh mahasiswa prodi kesehatan masyarakat yang telah memberikan

semangat selama penyusunan skripsi ini.

12. Para pasien rawat jalan yang telah bersedia menjadi responden.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi

ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Madiun, Juli 2017

Penyusun

Page 7: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

vii

Page 8: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ngawi, 28 November 1993,

dengan nama lengkap Tika Maya Saputri, sebagai

anak pertama dari dua bersaudara, putri dari

pasangan Bapak Kasno dan Ibu Maryati.

Alamat : Jetis RT. 02/RW.03 Desa Jaten Kecamatan Jogorogo

Kabupaten Ngawi – Jawa Timur

Kode Pos 63212

No. HP : 081333159151

Email : [email protected]

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Riwayat Pendidikan

2000 – 2001 : TK Dharma Wanita Jaten

2001 – 2006 : SDN 1 Jaten Ngawi Jawa Timur

2006 – 2009 : SMPN 1 Jogorogo Ngawi Jawa Timur

2009 – 2012 : SMAN 1 Ngawi Jawa Timur

2013 – 2017 : S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun Jawa Timur

Page 9: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

ix

ABSTRAK

Tika Maya Saputri

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

LAYANAN KESEHATAN (Studi kasus di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun)

102 halaman + 31 tabel + 3 gambar + 13 lampiran

Angka kunjungan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun pada

Tahun 2016 belum memenuhi target yang ditetapkan rumah sakit yaitu sebesar

12.596 kunjungan dari 13.202 target kunjungan. Dalam industri pelayanan kesehatan

yang kompetitif, brand image merupakan salah satu strategi untuk bersaing dengan

pelayanan kesehatan lain yang sejenis melalui penciptaan kesan atau citra yang baik

terhadap rumah sakit. Citra yang baik mampu meningkatkan minat pasien melakukan

kunjungan ulang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui brand image yang dimiliki Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun, minat kunjungan ulang, dan pengaruh brand image terhadap

minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun.

Jenis penelitian adalah korelasional analitik dengan rancangan Cross Sectional.

Sampel penelitian adalah pasien umum rawat jalan berjumlah 87 orang didapatkan

dengan metode Purposive Sampling. Data diolah menggunakan uji statistik Kendall

Tau.

Hasil penelitian menunjukkan brand image Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

dalam kategori baik sebesar 77% dan 79,3% pasien berminat melakukan kunjungan

ulang. Ada pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang layanan

kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dengan nilai

P value 0,013 dan rs 0,262. Artinya besar pengaruh brand image terhadap minat

kunjungan ulang sebesar 6,86% dan sisanya dipengaruhi faktor lain.

Penelitian ini merekomendasikan rumah sakit untuk terus melakukan upaya

pemasaran melalui promosi dan pendekatan kepada masyarakat serta meningkatkan

citra positif rumah sakit dengan peningkatan layanan serta penambahan poliklinik

dan peralatan yang canggih.

Kata Kunci : brand image, minat kunjungan ulang, RSP Dungus Madiun

Page 10: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

x

ABSTRACT

Tika Maya Saputri

INFLUENCE OF BRAND IMAGE TO ENTHUSIASM VISIT REPEAT HEALTH

SERVICE (Case study in outpatient installation at Pulmonary Hospital of Paru

Dungus Madiun)

102 pages + 31 tables + 3 picture + 13 enclosure

Number of Outpatient who visited Pulmonary Hospital of Dungus Madiun in 2016 is

not fulfilled yet specified by hospital’s goals that is equal to 12.596 visit from

13.202 visit goals. In competitive industry service of health, brand image represent is

one of the strategy to vie with service of other health which of a kind through

creation of image or impression which do well by hospital. Good image can improve

patient enthusiasm do visit repeat.

This research aim is to know brand image it had by Pulmonary Hospital of Dungus

Madiun, enthusiasm visit repeat, and influence of brand image to enthusiasm visit

repeat health service at outpatient installation of Pulmonary Hospital of Paru

Dungus Madiun.

Type research is analytic correlational with device of Cross Sectional. Sampel of this

research is public patient of outpatient installation amount to 87 people got with

method of Purposive Sampling. Data processed to use statistical test of Kendall Tau.

Result of research show brand images of Pulmonary Hospital of Dungus Madiun in

good category equal to 77% and 79,3% enthusiastic patient do visit repeat. There is

influence of brand image to enthusiasm visit repeat health service at outpatient

installation of Pulmonary Hospital of Dungus Madiun with p value 0,013 and rs

0,262. Its meaning big influence of brand image to enthusiasm visit repeat equal to

6,86% and the rest influenced by other factor.

This research recommend hospital to continue to strive marketing through approach

and promotion to society and also improve positive image of hospital with make-up

of service and also addition of sophisticated equipments and polyclinic.

Keywords : brand image, enthusiasm visit repeat, Pulmonary Hospital of Dungus

Madiun

Page 11: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xi

DAFTAR ISI

Sampul Depan ....................................................................................................... i

Sampul Dalam ....................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................... iii

Lembar Pengesahan .............................................................................................. iv

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Lembar Keaslian Penelitian .................................................................................. vii

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... viii

Abstrak .................................................................................................................. ix

Abstract ................................................................................................................. x

Daftar Isi................................................................................................................ xi

Daftar Tabel .......................................................................................................... xvi

Daftar Gambar ....................................................................................................... xix

Daftar Lampiran .................................................................................................... xx

Daftar Singkatan.................................................................................................... xxi

Daftar Istilah.......................................................................................................... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 10

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11

Page 12: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xii

1.5. Keaslian Penelitian ............................................................................. 12

1.6. Perbedaan Penelitian .......................................................................... 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit ....................................................................................... 16

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit ........................................................... 16

2.1.2. Tujuan Rumah Sakit ................................................................. 18

2.1.3. Sasaran Rumah Sakit ................................................................ 18

2.2. Manajemen Pemasaran ....................................................................... 19

2.2.1. Konsep Pemasaran ................................................................... 19

2.2.2. Kebutuhan, Keinginan, Harapan dan Permintaan .................... 21

2.3. Pemasaran Jasa ................................................................................... 22

2.3.1. Pengertian Jasa ......................................................................... 22

2.3.2. Karakteristik Jasa ..................................................................... 23

2.3.3. Strategi Pemasaran Jasa ........................................................... 26

2.4. Brand (Merek) .................................................................................... 28

2.4.1. Pengertian Merek ..................................................................... 28

2.4.2. Manfaat Merek ......................................................................... 32

2.4.3. Peran Merek ............................................................................. 34

2.4.4. Unsur Merek ............................................................................. 36

2.4.5. Proses Pembentukan Brand (Branding) ................................... 37

2.4.6. Strategi Brand .......................................................................... 40

2.4.7. Ekuitas Merek .......................................................................... 43

Page 13: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xiii

2.5. Image (Citra) ...................................................................................... 47

2.6. Brand Image (Citra Merek) ................................................................ 49

2.6.1. Pengertian Brand Image ........................................................... 49

2.6.2. Faktor-Faktor Citra Merek ....................................................... 51

2.6.3. Merek sebagai Keyakinan ........................................................ 52

2.6.4. Mengembangkan Identitas Merek ............................................ 54

2.6.5. Tolak Ukur Brand Image ......................................................... 57

2.7. Perilaku Konsumen ............................................................................ 57

2.7.1. Pengertian Perilaku Konsumen ................................................ 57

2.7.2. Teori PRECED-PROCEED (1991) .......................................... 59

2.7.3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli .................... 60

2.7.4. Model Pengambilan Keputusan Konsumen ............................. 61

2.7.5. Minat Kunjungan Ulang ........................................................... 63

2.7.6. Konsep Loyalitas Pelanggan .................................................... 64

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual ......................................................................... 67

3.2. Hipotesa Penelitian ............................................................................. 68

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Rancang Bangun Penelitian ............................................................... 70

4.2. Populasi dan Sampel .......................................................................... 71

4.2.1. Populasi .................................................................................... 71

Page 14: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xiv

4.2.2. Sampel ...................................................................................... 71

4.3. Teknik Sampling ................................................................................ 73

4.4. Kerangka Kerja Penelitian ................................................................. 74

4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 76

4.5.1. Variabel Penelitian ................................................................... 76

4.5.2. Definisi Operasional Variabel .................................................. 76

4.6. Instrumen Penelitian ........................................................................... 78

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 79

4.7.1. Uji Validitas ............................................................................. 79

4.7.2. Uji Reliabilitas.......................................................................... 81

4.8. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 82

4.9. Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 83

4.10. Teknik Analisis Data ........................................................................ 83

4.10.1. Tahap Pengolahan Data .......................................................... 83

4.10.2. Analisis Univariate ................................................................. 85

4.10.3. Analisis Bivariate ................................................................... 85

4.11. Etika Penelitian ................................................................................ 86

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum ............................................................................... 88

5.1.1. Sejarah ...................................................................................... 88

5.1.2. Aspek Legal.............................................................................. 88

5.1.3. Lokasi Bisnis ............................................................................ 89

Page 15: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xv

5.1.4. Gambaran Produk Jasa ............................................................. 91

5.1.5. Visi Dan Misi ........................................................................... 92

5.2. Karakteristik Responden .................................................................... 95

5.3. Hasil Penelitian .................................................................................. 98

5.3.1. Brand Image RSP Dungus Madiun .......................................... 98

5.3.2. Minat Kunjungan Ulang RSP Dungus Madiun ........................ 113

5.3.3. Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang..... 114

5.4. Pembahasan ........................................................................................ 118

5.4.1. Brand Image RSP Dungus Madiun .......................................... 118

5.4.2. Minat Kunjungan Ulang RSP Dungus Madiun ........................ 122

5.4.3. Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang..... 125

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 129

6.2. Saran ................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Angka Kunjungan Pasien Baru dan Lama Rumah Sakit Paru Dungus

Tahun 2014 – 2016 ............................................................................... 7

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ................................................................................ 12

Tabel 2.1 Matriks Strategi Pengembangan Brand ................................................ 42

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 77

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Brand Image dan Minat Kunjungan

Ulang Layanan Kesehatan pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun ................................................................... 80

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Brand Image dan Minat Kunjungan

Ulang Layanan Kesehatan pada Instalasi Rawat Jalan di Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun ................................................................... 82

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017 ......................... 96

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017 .................................. 96

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017.............. 97

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017 ......................... 97

Tabel 5.5 Variasi Layanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru

Dungus Madiun .................................................................................... 98

Page 17: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xvii

Tabel 5.6 Tarif Layanan Kesehatan Yang Terjangkau Pada Instalasi Rawat

Jalan RS Paru Dungus Madiun ............................................................. 99

Tabel 5.7 Tarif Layanan Kesehatan Yang Kompetitif Pada Instalasi Rawat

Jalan RS Paru Dungus Madiun ............................................................. 100

Tabel 5.8 Kepercayaan Pasien Terhadap Kualitas Layanan Kesehatan Pada

Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun ................................... 101

Tabel 5.9 Rasa Bangga Pasien Terhadap Jasa Layanan Kesehatan Pada

Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun ................................... 101

Tabel 5.10 Nama Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Mudah Diingat ................. 102

Tabel 5.11 Nama Dan Logo Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Memiliki Daya

Tarik ................................................................................................... 103

Tabel 5.12 Dokter Dan Perawat Yang Kompeten Pada Instalasi Rawat Jalan RS

Paru Dungus Madiun .......................................................................... 104

Tabel 5.13 Petugas Kesehatan Cepat Dan Tanggap Dalam Melayani Pada

Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun ................................. 104

Tabel 5.14 Peralatan Yang Memadai Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru

Dungus Madiun .................................................................................. 105

Tabel 5.15 Layanan Kesehatan Yang Mudah Diakses Pada Instalasi Rawat

Jalan RS Paru Dungus Madiun........................................................... 106

Tabel 5.16 RS Paru Dungus Madiun Ahli Dalam Pengobatan Paru Dan Saluran

Pernafasan .......................................................................................... 107

Tabel 5.17 Lingkungan RS Paru Dungus Madiun Yang Strategis ....................... 107

Page 18: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xviii

Tabel 5.18 Petugas Kesehatan Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

Ramah................................................................................................. 108

Tabel 5.19 Lingkungan Yang Bersih Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru

Dungus Madiun .................................................................................. 109

Tabel 5.20 Analisis Pernyataan Brand Image Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun Tahun 2017 ........................................................................... 110

Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Brand Image Pada Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017 ................................ 113

Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang Pada Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017 ...................... 113

Tabel 5.23 Tabulasi Silang Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang

Layanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun .................................................................................. 114

Tabel 5.24 Perhitungan Korelasi Kendall Tau ...................................................... 115

Tabel 5.25 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ................................................ 116

Tabel 5.26 Perhitungan Korelasi Kendall Tau ...................................................... 117

Page 19: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dimensi Pengetahuan Merek ............................................................ 46

Gambar 2.2 Loyalitas versus Inersia ..................................................................... 66

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................... 67

Page 20: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Survei Pendahuluan ...................................................... 135

Lampiran 2 Surat Ijin Validitas ........................................................................ 136

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 137

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................. 138

Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Pustaka .................................................. 139

Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Laboratorium......................................... 140

Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi ........................................................... 141

Lampiran 8 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi ......................................... 143

Lampiran 9 Lembar Permohonan Menjadi Responden ................................... 145

Lampiran 10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ..................................... 146

Lampiran 11 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 147

Lampiran 12 Hasil Survei Pendahuluan ............................................................. 151

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Menggunakan SPSS ........... 154

Lampiran 14 Tabulasi Data Penelitian ............................................................... 156

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Penelitian Menggunakan SPSS ................... 159

Lampiran 16 Tabulasi Silang Hasil Penelitian Menggunakan SPSS ................. 167

Lampiran 17 Uji Statistik Hasil Penelitian Menggunakan SPSS ....................... 169

Page 21: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xxi

DAFTAR SINGKATAN

AMA : American Marketing Association

BPS : Badan Pusat Statistik

Dinkes : Dinas Kesehatan

DOTS : Directly Observed Treatment Short-course

FOB : Fiber Optic Bronchoscopy

Perda : Peraturan Daerah

Pergub : Peraturan Gubernur

PKU : Pembina Kesejahteraan Umat

PPK-BLUD : Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

RI : Republik Indonesia

RS : Rumah Sakit

SD : Sekolah Dasar

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

TB : Tuberculosis

UPT : Unit Pelaksana Teknis

USG : Ultrasonography

UU : Undang-Undang

WHO : World Health Organization

Page 22: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xxii

DAFTAR ISTILAH

Aspirational Brands : Merek Aspirasional

Attribute Brands : Atribut Merek

Brand : Merek

Branding : Proses membangun merek

Brand Awareness : Kesadaran Merek

Brand Equity : Ekuitas Merek / Nilai Tambah Merek

Brand Extension : Perluasan Merek

Brand Image : Citra Merek

Brand Loyalty : Loyalitas merek

Brand Relationships : Hubungan Dengan Merek

Brand Response : Respon Terhadap Merek

Brand Symbolism : Simbol Merek

Bronchoscopi : Alat Pemeriksaan Paru-Paru

Consumer Ignorance : Ketidaktahuan Konsumen

Corporate Branding : Merek Perusahaan

Corporate Image : Citra Pembuat

Cost Effective : Efektifitas Biaya

Demand : Permintaan

Endoscopi : Alat Pemeriksaan Tubuh Bagian Dalam

Experience Brands : Pengalaman Merek

External Marketing : Pemasaran Di Luar Perusahaan

Page 23: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xxiii

Favorability of Brand Association : Kesukaan terhadap merek

Fisiotherapi : Terapi Fisik

Image : Citra

Inseparability : Tidak Dapat Dipisahkan

Intangibility : Tidak berwujud

Interactive Marketing : Pemasaran Interaktif

Internal Marketing : Pemasaran Di Dalam Perusahaan

Kuratif : Pengobatan

Lack of ownership : Tidak Terjadi Perpindahan Kepemilikan

Line Extension : Perluasan Lini

Multi Brand : Banyak Merek

New Brand : Merek Baru

Perceived Quality : Kualitas Yang Dirasakan

Perishability : Tidak Tahan Lama

Personal Branding : Merek Pribadi

Preventif : Pencegahan

Private Goods : Barang Pribadi

Product Image : Citra Produk

Profit : Keuntungan

Public Goods : Barang Publik

Rehabilitasi : Pemulihan

Spirometri : Alat Pengukur Kapasitas Paru-Paru

Strength of Brand Association : Kekuatan suatu merek

Page 24: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

xxiv

Supply : Penawaran

Traditional Marketing Approach : Strategi pemasaran tradisional

Uniqueness of brand association : Keunikan suatu merek

User Image : Citra Pemakai

Value For Money : Manfaat Ekonomi

Variability : Beraneka Ragam

Page 25: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Sebagai pelayanan publik, rumah sakit dilengkapi dengan berbagai sarana dan

prasarana baik itu alat-alat medis maupun tenaga kesehatan yang terlibat

didalamnya (Oktorina, 2011 dalam Sampeluna et al., 2013).

Rumah sakit pada era globalisasi saat ini bukan hanya mengemban misi

sosial. Aspek bisnis dalam pengelolaan suatu rumah sakit sudah menjadi

konsekuensi wajar pada era globalisasi. Karena itu rumah sakit tidak perlu lagi

mengesampingkan upaya untuk lebih mempromosikan diri. Organisasi bisnis

dalam hal ini industri rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan yang

memiliki daya saing tinggi akan mampu mendominasi pasar (Widajat, 2009

dalam Setiyowati et al., 2013).

Meningkatnya jumlah rumah sakit menjadi tantangan bagi pengelola rumah

sakit karena menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Rumah sakit yang

memiliki pelayanan yang bermutu dan citra yang baiklah yang dapat bertahan

dan unggul. Rumah sakit harus mampu menyediakan pelayanan yang berkualitas

dengan harga bersaing dengan tujuan untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan

akan berefek pada timbulnya pemanfaatan ulang layanan serta peningkatan

pertumbuhan dan keuntungan.

Page 26: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

2

Persaingan antar rumah sakit juga terjadi di Kabupaten Madiun.

Berdasarkan data BPS tahun 2014 terdapat 2 rumah sakit umum, 2 rumah sakit

khusus, dan 9 klinik di Kabupaten Madiun (BPS, 2014). Selain itu persaingan

juga terjadi dengan rumah sakit yang ada di sekitar Kabupaten Madiun

khususnya di Kota Madiun yang jaraknya dekat dengan Kabupaten Madiun.

Sehingga hal tersebut memudahkan konsumen untuk memilih alternatif pilihan

rumah sakit yang sesuai dengan keinginannya baik dari segi pelayanan, biaya

dan citra rumah sakit.

Citra merupakan aset tidak berwujud (intangible assets) yang berharga dari

perusahaan. Citra positif memungkinkan sebuah rumah sakit untuk mendapatkan

nilai reputasi dan keunggulan kompetitif (Porter dan Claycomb, 1997 dalam

Yunida, 2016). Menurut Istijanto (2005) yang dikutip dalam Yunida (2016),

rumah sakit yang memiliki citra atau reputasi yang baik akan mendorong

konsumen membeli produk yang ditawarkan, mempertinggi kemampuan

bersaing, mendorong semangat kerja karyawan, dan meningkatkan loyalitas

pelanggan. Citra rumah sakit berdampak pada sikap dan perilaku pasien terhadap

rumah sakit. Citra yang baik akan mampu meningkatkan kesuksesan suatu

rumah sakit dan sebaliknya citra yang buruk akan memperburuk kestabilan suatu

rumah sakit.

Keberhasilan rumah sakit membentuk citra masyarakat, dipengaruhi oleh

beberapa faktor misalnya sejarah rumah sakit, kelengkapan sarana dan

prasarana, dan keberhasilan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Citra

tersebut muncul berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang

Page 27: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

3

diterima seseorang terhadap suatu objek. Citra rumah sakit berdampak pada

sikap dan perilaku pasien terhadap rumah sakit. Begitu pula dengan citra merek

rumah sakit yang memiliki peran penting terhadap pemanfaatan kembali layanan

kesehatan oleh pasien.

Sebuah rumah sakit harus dapat mengikuti perkembangan yang terjadi

dewasa ini dengan membuat analisis, pertimbangan, dan strategi agar

masyarakat tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan yang

ditawarkan atau bahkan nantinya akan melakukan pemanfaatan kembali. Untuk

itulah setiap rumah sakit perlu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

minat pasien membeli pelayanan kesehatan. Salah satu faktor penting yang harus

diperhatikan adalah strategi pemasaran.

Perilaku konsumen salah satunya yaitu perilaku pemanfaatan ulang layanan

kesehatan yang dilaksanakan oleh konsumen dengan mempertimbangkan

berbagai pilihan brand, pilihan penjualan dan pilihan jumlah produk jasa.

Terkait dengan brand, setiap proses pengembangan strategi pemasaran suatu

produk menurut Kotler (2002) (dikutip dalam Oktariany, et al. 2011) memang

akan menghadapi masalah brand.

Dewasa ini brand atau merek dan strateginya menjadi sebuah topik yang

menarik sebagai sumber keunggulan rumah sakit dalam menghadapi persaingan

dan tuntutan dari pelanggan. Bagi rumah sakit brand memiliki fungsi sebagai

penghubung dan penjaga keharmonisan hubungan rumah sakit dan pelanggan

mereka (Wood, 2000 dalam Setiyowati, et al., 2013).

Page 28: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

4

Menurut Simamora (2004) (dikutip dalam Oktariany, et al. 2011)

menyatakan bahwa salah satu manfaat brand bagi konsumen memang

menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu, sehingga membantu

menarik minat pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat

bagi mereka. Salah satu aspek penting terkait dengan brand adalah brand image.

Penelitian Setiyowati, et al. (2013) tentang pengaruh brand image terhadap

minat kembali pasien rawat jalan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di

RS Universitas Hasanuddin menunjukkan bahwa minat kembali untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS Universitas Hasanuddin 74%

dipengaruhi oleh corporate image, user image, dan product image secara

bersama-sama. Hasil penelitian Oktariany, et al. (2011) dengan menggunakan

uji korelasi product moment dan regresi berganda diperoleh nilai koefisien

korelasi sebesar 0,796 dan F hitung sebesar 28,416 dengan signifikansi 0,000

menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara brand image dengan minat

pasien untuk berobat di Poliklinik Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta.

Penelitian Yunida (2016) tentang pengaruh citra rumah sakit dan kualitas

pelayanan terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan

menunjukkan bahwa variabel citra rumah sakit terbukti berpengaruh signifikan

dan positif terhadap loyalitas melalui kepuasan pelanggan yang ditunjukkan

dengan koefisien pengaruh tidak langsung sebesar 0,056 dengan probabilitas

sebesar p=<0,05. Begitu juga penelitian Rakhmat (2013) tentang pengaruh

Brand Image terhadap keputusan pasien menggunakan layanan kesehatan

Page 29: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

5

menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai

rs sebesar 0,794 yang berarti terdapat hubungan yang kuat dan searah antara

Brand image dengan keputusan pasien menggunakan layanan kesehatan pada

Unit Rawat Jalan RS Al-Islam, dengan nilai koefisien determinasi sebesar

63,04% yang artinya pengaruh Brand Image terhadap keputusan pasien

menggunakan layanan kesehatan pada Unit Rawat Jalan RS Al-Islam sebesar

63,04% dan sisanya 36,96% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh

peneliti.

Sikap dan tindakan konsumen untuk memilih pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan untuk dirinya dipengaruhi oleh citra merek. Menurut Kotler dalam

Simamora (2004) (dikutip dalam Setiyowati, et al., 2013), citra merek (brand

image) adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang

terhadap merek. Biel (1992) (dikutip dalam Setiyowati, et al., 2013)

mengemukakan komponen brand image terdiri atas tiga yaitu citra pembuat

(corporate image), citra pemakai (user image), dan citra produk (product

image). Citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak pengguna jasa

ketika mengingat sebuah merek tertentu. Citra merek merupakan salah satu

komponen yang mempengaruhi keputusan pasien dalam menggunakan layanan

kesehatan.

Rumah Sakit Paru Dungus merupakan salah satu rumah sakit khusus yang

ada di Kabupaten Madiun. Ditetapkan menjadi Rumah Sakit Paru berdasarkan

pada Perda Nomor 37 Tahun 2000 serta Pergub Nomor 26 Tahun 2002

dikembangkan dengan memberikan pelayanan umum selain paru pada tahun

Page 30: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

6

2009. Pada tahun 2011 ditetapkan sebagai Rumah Sakit terakreditasi 5

pelayanan dasar. Pada tahun 2012 ditetapkan sebagai PPK-BLUD Unit kerja

status penuh. Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus memiliki 6

pelayanan kesehatan yaitu 4 klinik spesialis (penyakit paru, penyakit dalam,

orthopedi, saraf), klinik gigi dan pojok DOTS.

Salah satu pelayanan yang sangat penting dalam Rumah Sakit adalah

pelayanan rawat jalan, dimana rawat jalan merupakan tulang punggung sistem

pelayanan kesehatan karena perannya sebagai pintu gerbang pelayanan rawat

inap dan pelayanan kesehatan lainnya. Selain itu, pelayanan rawat jalan menjadi

perhatian utama Rumah Sakit dikarenakan masyarakat sekarang ini cenderung

mencari upaya pelayanan pengobatan yang praktis sekali datang dan pada hari

itu pula memperoleh pelayanan yang lengkap. Oleh sebab itu, menetapkan

sebuah posisi yang kuat dalam pasar rawat jalan adalah penting demi

kelangsungan Rumah Sakit.

Pada hari senin tanggal 20 Maret 2017 peneliti telah melakukan survey

pendahuluan pada 10 pasien di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus.

Dari survey tersebut didapatkan hasil yaitu 100% menyatakan bahwa nama

Rumah Sakit Paru Dungus mudah diingat, lingkungan rumah sakit sangat bersih,

serta petugas rumah sakit selalu melayani dengan ramah. 60% menyatakan

lokasi rumah sakit mudah dijangkau dengan transportasi dan 40% menyatakan

tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Untuk minat kunjungan ulangnya, dari 10 pasien yang disurvey semua

menyatakan bahwa mereka akan kembali ke Rumah Sakit Paru Dungus jika

Page 31: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

7

membutuhkan pelayanan kesehatan lagi, tetapi dengan alasan yang berbeda-

beda. Alasan yang disampaikan diantaranya yaitu 10% menyatakan Rumah Sakit

Paru Dungus terjangkau karena dekat dengan rumah, 20% menyatakan karena

pengobatan rutin, 30% menyatakan karena pelayanan kesehatan yang tersedia di

rumah sakit sesuai dengan penyakit yang dideritanya serta 40% menyatakan

karena pelayanan yang mereka dapat memuaskan.

Dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Paru

Dungus memiliki citra yang baik dalam hal kebersihan lingkungannya serta

keramahan petugasnya. Rata-rata pasien juga menyatakan minatnya untuk

kembali berobat di Rumah Sakit Paru Dungus. Tetapi minat kembalinya mereka

berobat di Rumah Sakit Paru Dungus bukan berarti karena mereka merasa puas

atau loyal terhadap rumah sakit tersebut. Ada beberapa yang kembali berobat

kesana karena memang diharuskan kembali.

Selain melakukan survey pendahuluan secara langsung pada pasien, peneliti

juga mengumpulkan data sekunder berupa angka kunjungan pasien rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus. Angka kunjungan pasien rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus tahun 2014 sebanyak 8.747 pasien, tahun 2015 sebanyak 9.606

pasien dan tahun 2016 sebanyak 12.596 pasien. Dengan rincian pasien baru dan

pasien lama adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Angka Kunjungan Pasien Baru dan Lama Rumah Sakit Paru Dungus

Tahun 2014 – 2016

No. Tahun Pasien Baru Pasien Lama

1. 2014 2.247 6.500

2. 2015 2.339 7.267

3. 2016 2.460 10.136

Sumber : Data Sekunder Rekam Medik Tahun 2014 – 2016

Page 32: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

8

Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa jumlah kunjungan pasien rawat

jalan di Rumah Sakit Paru Dungus dari tahun 2014 hingga 2016 selalu

mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10% dari

tahun sebelumnya dan tahun 2016 terjadi peningkatan cukup signifikan yaitu

sebesar 31% dibanding tahun 2015. Namun kenaikan tersebut belum memenuhi

target yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Paru Dungus yaitu sebesar 13.202.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah angka kunjungan

pasien rawat jalan di Rumah Sakit Paru Dungus pada tahun 2016 belum

memenuhi target yang ditetapkan Rumah Sakit yaitu sebesar 12.596 kunjungan

dari 13.202 target kunjungan yang sudah ditetapkan.

Hal tersebut jika dibiarkan secara terus-menerus dapat mengakibatkan

penurunan angka kunjungan hingga berefek pada berkurangnya pendapatan

rumah sakit. Salah satu penyebab tidak tercapainya target kunjungan rawat jalan

di rumah sakit adalah kurangnya strategi pemasaran. Dalam manajemen

pemasaran pelayanan kesehatan, Brand Image merupakan salah satu strategi

untuk bersaing dengan pelayanan kesehatan lain yang sejenis melalui penciptaan

ciri yang berbeda dari pesaing serta menciptakan kesan atau citra yang baik

terhadap rumah sakit tersebut.

Brand Image yang dimiliki rumah sakit memiliki peran penting terhadap

pemanfaatan layanan kesehatan oleh pasien. Jika pasien mempersepsikan suatu

brand memiliki image yang lebih unggul dan akan memberikan nilai tambah

baginya, tentunya ia akan memilih pelayanan kesehatan dengan brand image

yang dianggapnya terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa brand

Page 33: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

9

image yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

Kemudian setelah terjadi pembelian, maka konsumen dalam hal ini pasien

akan menilai pelayanan yang diterimanya. Bila persepsi pasien terhadap

pelayanan yang diberikan rumah sakit sudah baik, maka image pasien terhadap

rumah sakitpun akan menjadi positif. Kondisi ini dapat meningkatkan kepuasan

pasien yang berlanjut pada pemanfaatan ulang ketika pasien membutuhkannya

kembali bahkan sampai pada tingkat pasien menjadi loyal. Dan pada akhirnya

hal tersebut dapat meningkatkan angka kunjungan pasien di rumah sakit

tersebut.

Untuk terus meningkatkan angka kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit

Paru Dungus sehingga memenuhi target yang telah ditetapkan dapat dilakukan

beberapa alternatif pemecahan masalah. Diantaranya yaitu dengan lebih

meningkatkan upaya dan strategi pemasaran rumah sakit, misalnya melalui

penguatan brand image rumah sakit agar dapat selalu diingat oleh konsumen dan

juga masyarakat.

Rumah Sakit Paru Dungus sebagai rumah sakit yang telah lama berdiri

memiliki brand image yang dikenal luas oleh masyarakat. Image Rumah Sakit

Paru Dungus sebagai rumah sakit khusus paru menjadikan salah satu daya tarik

tersendiri bagi konsumen di wilayah Madiun dan sekitarnya. Loyalitas

konsumen pada rumah sakit ini juga menjadi bukti dari hasil usaha rumah sakit

dalam membangun brand image positif kepada masyarakat, baik melalui

Page 34: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

10

peningkatan kualitas pelayanan maupun memenuhi berbagai fasilitas yang

diharapkan konsumen.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang Layanan

Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Tahun 2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut : “Apakah Brand Image Mempunyai Pengaruh Terhadap

Minat Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Brand

Image terhadap minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi

rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Brand Image yang dimiliki oleh Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun Tahun 2017.

Page 35: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

11

2. Untuk mengetahui minat pasien dalam kunjungan ulang layanan

kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun Tahun 2017.

3. Untuk menganalisis pengaruh Brand Image terhadap minat kunjungan

ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun Tahun 2017.

1.4 Manfaat

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat baik secara

teoritis dan juga praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Rumah Sakit Paru Dungus

1. Dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik pasien di

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

2. Memberikan informasi mengenai pengaruh Brand Image terhadap

kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun.

3. Sebagai kajian evaluasi yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

perencanaan program pemasaran periode berikutnya.

1.4.2 Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

1. Memperkenalkan dan mendekatkan STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun dengan institusi terkait sehingga terjalin kerja sama yang baik.

2. Sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses

belajar mahasiswa.

Page 36: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

12

3. Menambah kajian dalam bidang manajemen rumah sakit yang dapat

dijadikan sebagai referensi untuk mahasiswa yang akan melakukan

penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit.

1.4.3 Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan dan

menyusun penelitian.

2. Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh khususnya ilmu pengetahuan dalam

bidang manajemen pemasaran rumah sakit.

3. Hasil penelitian ini dapat mendorong peneliti berikutnya untuk lebih

mengembangkannya.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metode

Penelitian

Variabel

Penelitian

Analisa

Penelitian

Sandi

Rakhmat

(2013)

Pengaruh Brand

Image Terhadap

Keputusan Pasien

Menggunakan

Layanan Kesehatan

Pada Unit Rawat Jalan

Rumah Sakit Al-Islam

Bandung

Metode

Deskriptif

Brand Image

(Variabel X)

Keputusan

pembelian

(Variabel Y)

Analisis

Koefisien

Korelasi

Rank

Spearman

Analisis

Koefisien

Determinasi

Yunita Dwi

Setiyowati,

Syahrir A.

Pasinringi,

Irwandy

(2013)

Pengaruh Brand

Image Terhadap

Minat Kembali Pasien

Rawat Jalan Untuk

Memanfaatkan

Pelayanan Kesehatan

Di RS Universitas

Hasanuddin

Rancanga

n Cross

Sectional

Study

Brand Image

(variabel X)

Minat

Kembali

Memanfaatka

n Pelayanan

Kesehatan

(Variabel Y)

Analisis

univariat

Bivariat

Multivariat

Page 37: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

13

Margita

Enno

Yunida

(2016)

Pengaruh Citra

Rumah Sakit Dan

Kualitas Pelayanan

Terhadap Loyalitas

Pelanggan Melalui

Kepuasan

Pelanggan(Studi Pada

Rumah Sakit Amal

Sehat Wonogiri)

Penelitian

Survei

Citra dan

Kualitas

Pelayanan

(variabel

independen)

Loyalitas

pelanggan

(variabel

dependen)

Kepuasan

pelanggan

(variabel

mediasi)

Analisis

Deskriptif

Kuantitatif

Nina

Oktariany,

Triyani

Marwati,

Rosyidah

(2011)

Hubungan Antara

Brand Image Dengan

Minat Pasien Untuk

Berobat Di Poliklinik

Anak Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah

Yogyakarta

Metode

observasi

dengan

pendekata

n cross

sectional

Brand image

(variabel

bebas)

Minat

berobat

pasien

(variabel

terikat)

Analisis

korelasi

Product

Moment

Ika Puspita

(2009)

Hubungan Persepsi

Pasien Tentang

Kualitas Pelayanan

Dengan Citra Rumah

Sakit Umum Daerah

Kabupaten Aceh

Tamiang

Penelitian

survey

dengan

tipe

explanator

y research

Persepsi

pasien

(variabel

independen)

Citra rumah

sakit

(variabel

dependen)

Uji Chi-

Square

Azizatul

Hamidiyah

(2013)

Hubungan Persepsi

Pasien Tentang

Kualitas Pelayanan

Dengan Minat

Kunjungan Ulang Di

Klinik Umum Rumah

Sakit Bhineka Bakti

Husada Kota

Tangerang Selatan

Penelitian

kuantitatif

dengan

desain

cross

sectional

Persepsi

pasien

tentang

kualitas

pelayanan

(variabel

independen)

Minat

kunjungan

ulang

(variabel

dependen)

Analisis

univariat

Analisis

bivariat

Chi square

Page 38: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

14

1.6 Perbedaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Sandi Rakhmat (2013) yaitu tentang

pengaruh brand image terhadap keputusan pasien menggunakan layanan

kesehatan pada unit rawat jalan Rumah Sakit Al-Islam Bandung dengan

menggunakan uji statistik korelasi rank spearman. Kemudian penelitian yang

dilakukan oleh Yunita Dwi Setiyowati (2013) yaitu tentang pengaruh brand

image terhadap minat kembali pasien rawat jalan untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan di RS Universitas Hasanuddin dengan menggunakan 3

indikator yaitu corporate image, user image dan product image.

Selanjutnya penelitian oleh Nina Oktariany (2011) yaitu tentang hubungan

antara brand image dengan minat pasien untuk berobat di poliklinik anak Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan uji statistik

korelasi product moment. Dan penelitian yang dilakukan oleh Azizatul

Hamidiyah (2013) tentang hubungan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan

dengan minat kunjungan ulang di klinik umum Rumah Sakit Bhineka Bakti

Husada Kota Tangerang Selatan.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

variabel brand image menggunakan 3 indikator yaitu kesukaan terhadap rumah

sakit, kekuatan rumah sakit dan keunikan rumah sakit. Kemudian metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik korelasi

kendall. Selain itu yang membedakan adalah waktu dan tempat penelitian

dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun pada

Page 39: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

15

tahun 2017. Dan diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk peningkatan

pemasaran Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

Page 40: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

16

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit

Pengertian rumah sakit menurut WHO adalah suatu bagian

menyeluruh (integral) organisasi sosial dan medis, yang mempunyai fungsi

memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif

maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan

lingkungan rumah. Rumah sakit pun merupakan pusat untuk latihan tenaga

kesehatan dan penelitian bio-psiko-sosioekonomi-budaya. (Supriyanto dan

Ernawaty, 2010:31)

Organisasi rumah sakit merupakan organisasi yang unik dan

kompleks. Unik karena di rumah sakit terdapat suatu proses yang

menghasilkan jasa perhotelan sekaligus jasa medis dan perawatan dalam

bentuk pelayanan kepada pasien yang rawat inap maupun berobat jalan.

Kompleks karena terdapat permasalahan yang sangat rumit. Rumah sakit

merupakan suatu organisasi padat karya dengan latar belakang pendidikan

berbeda-beda. Di dalamnya ada berbagai macam fasilitas pengobatan dan

berbagai macam peralatan. Kemudian orang yang dihadapi adalah orang-

orang beremosi labil, tegang dan emosional karena sedang dalam keadaan

sakit, termasuk keluarga pasien. Oleh karena itu, pelayanan rumah sakit

jauh lebih kompleks dari pada hotel (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:31).

Page 41: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

17

1. Merupakan industri padat modal dan padat karya (padat sumber daya)

serta padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen

utama proses pelayanan.

2. Sifat produk rumah sakit sangat beragam, demikian pula proses

layanan yang bervariasi, meskipun input sama. Kadang-kadang sulit

memisahkan antara proses, keluaran (output), dan hasil (outcome).

3. Evolusi paradigma rumah sakit yang dinamis, yaitu dari nirlaba

menjadi just profit atau profit. Semula persaingan bisnis tidak berlaku,

tetapi sekarang menjadi kompetitif. Tuntutan pasar, pemilik, dan

lingkungan global yang dinamis dan berubah dapat mengubah fungsi

rumah sakit yang semula sosial, sekarang harus pula

mempertimbangkan faktor ekonomi, hukum, dan politik. Etika profesi

dan etika pelayanan harus menyesuaikan tuntutan yang dinamis.

4. Pengguna rumah sakit tidak tahu apa yang harus dibeli saat berobat

(Consumer ignorance) dan demand yang sangat tidak luwes.

5. Jenis produk/jasa rumah sakit bisa berupa private goods (pelayanan

dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front

office, customer service, cleaning service, house keeping, laundry,

perbankan, travel, minimarket, salon kecantikan layaknya hotel), dan

externality (imunisasi). (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:32)

Page 42: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

18

2.1.2. Tujuan Rumah Sakit

Tujuan pengelolaan rumah sakit agar menghasilkan produk jasa atau

pelayanan kesehatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan

pasien dari berbagai aspek, menyangkut mutu (medis dan nonmedis), jenis

pelayanan, prosedur pelayanan, harga, dan informasi yang dibutuhkan.

Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010:32) misi rumah sakit dalam

pemasaran dibedakan dengan pemasaran bisnis, antara lain :

a. Maksimilasi kesejahteraan masyarakat lebih diutamakan (kepuasan

pasien + kesembuhan + nilai tambah);

b. Tidak boleh ada supply induced demand (semakin banyak penawaran,

semakin banyak permintaan);

c. Kompetisi tidak diperkenankan.

2.1.3. Sasaran Rumah Sakit

Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010:33) sasaran rumah sakit

yaitu :

1. Masyarakat umum : golongan masyarakat yang bebas dan tidak terikat

oleh instansi apa pun. Mereka bebas memilih pelayanan rumah sakit

mana pun bila dikehendaki.

2. Masyarakat yang terkoordinasi : masyarakat dalam wadah suatu

organisasi, misalnya instansi, perkantoran, pabrik, hotel, dan lain-lain.

Dalam mencari pengobatan umumnya mereka terikat peraturan-

peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu,

Page 43: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

19

mereka tidak bebas menentukan rumah sakit yang diinginkan.

Golongan ini potensial menjadi sasaran rumah sakit.

3. Masyarakat keluarga : masyarakat yang telah mempunyai langganan

seorang dokter keluarga. Umumnya golongan ini bila memerlukan

pelayanan rumah sakit selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan

dokter keluarga. Hubungan timbal balik dokter keluarga dengan pihak

rumah sakit dalam arti komunikasi hasil rujukan.

2.2. Manajemen Pemasaran

2.2.1. Konsep Pemasaran

Pemasaran sebagai disiplin ilmu, bidang kajian riset, dan salah satu

praktik bisnis mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam hal

lingkup, misalnya, pemasaran mengalami perluasan cakupan, dari yang

semula hanya terbatas pada aspek distribusi kini berkembang hingga

mencakup pula produk, harga, promosi, dan relasi dengan para pemangku

kepentingan dan masyarakat umum. Selain itu, aliran pemikiran pemasaran

berkembang dalam empat fase, yakni aliran ekonomi klasik dan neo-

klasik, aliran pemasaran formatif, aliran manajemen pemasaran, serta

aliran proses sosial dan ekonomi (Tjiptono dan Chandra, 2012:1).

Pemasaran adalah filosofi, sikap mental, perspektif bisnis, dan

orientasi manajemen ditambah dengan satu set aktivitas meliputi produk,

harga, promosi, distribusi, proses, orang serta fasilitas fisik. Majaro (1993)

mendefinisikan pemasaran sebagai 1) satu fungsi manajemen yang

Page 44: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

20

bertanggungjawab untuk, 2) identifikasi, antisipasi untuk memuaskan

kebutuhan pelanggan dan 3) menghasilkan kemampulabaan organisasi

(Supriyanto dan Ernawaty, 2010:3).

American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal

berikut : Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian

proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai

kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara

yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan

keterampilan. Manajemen pemasaran terjadi ketika setidaknya satu pihak

dalam sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk

mencapai respons yang diinginkan pihak lain. Karenanya kita memandang

manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan

nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2009:5).

Kita dapat membedakan definisi sosial dengan definisi manajerial dari

pemasaran. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran

di dalam masyarakat; sebagai contoh, seorang pemasar berkata bahwa

peran pemasaran adalah untuk "memberikan standar kehidupan yang lebih

tinggi". Berikut definisi sosial yang memenuhi maksud tersebut:

Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan

kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Page 45: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

21

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk

dan jasa yang bernilai dengan orang lain (Kotler dan Keller, 2009:5).

Kotler (2003b) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai "seni

sekaligus ilmu pengetahuan didalam menentukan target pasar serta

mencari, mempertahankan dan menambah customers dengan cara

menciptakan, mengkomunikasikan serta memberikan nilai superior dari

costumer" (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:4).

Pemasaran merupakan suatu kegiatan analisis, perencanaan,

penawaran produk/jasa, dan pengendalian program-program yang

diformulasikan dengan hati-hati untuk menghasilkan pertukaran nilai-nilai

secara sukarela dengan target pasar yang dimaksudkan untuk mencapai

tujuan organisasi. Pemasaran menekankan sepenuhnya pada penyusunan

penawaran organisasi (supply) dalam konteks kebutuhan (demand) dan

keinginan target pasar (want) dan penggunaan harga secara efektif (Cost

effective), komunikasi dan distribusi untuk menginformasikan, memotivasi

dan melayani pasar (Marketing mix) (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:5).

2.2.2. Kebutuhan, Keinginan, Harapan dan Permintaan

Kebutuhan atau need adalah sesuatu yang sifatnya mendasar

diperlukan untuk memenuhi masalah manusia. Contoh kebutuhan adalah

kebutuhan makanan, minum, sakit pakaian, rekreasi, rumah, pendidikan.

Kebutuhan dapat dibedakan menjadi kebutuhan yang dinyatakan,

kebutuhan riil, kebutuhan yang tidak tersirat, kebutuhan yang disukai dan

kebutuhan laten (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:6).

Page 46: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

22

Kebutuhan yang telah menjadi dorongan untuk diselesaikan

(keinginan: hasrat untuk memenuhi kebutuhan) ketika mereka diarahkan

kepada tujuan/objek tertentu yang spesifik, yang memungkinkan

memuaskan kebutuhan. Orang sakit ingin berobat modern, maka ia akan

berobat ke rumah sakit A, berobat ke Puskesmas, atau ke klinik

(Supriyanto dan Ernawaty, 2010:6).

Harapan adalah keinginan akan produk atau jasa tertentu yang bersifat

individual dengan memperhatikan bagaimana cara memenuhi kebutuhan

dan keinginan. Misalnya berobat ke rumah sakit A (keinginan), dengan

pelayanan dokter yang terampil dan cepat serta ramah (harapan). Faktor

psikografi (selera, gaya hidup, persepsi terhadap tempat pelayanan) ikut

menentukan harapan seseorang (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:7).

Permintaan atau demand ialah keinginan dan/atau harapan untuk

produk atau jasa yang bersifat spesifik dan individual, yang dilandasi

kemampuan membeli. Permintaan yang telah dilandasi kemauan membeli

dikenal sebagai "economic demand". Banyak orang ingin berobat ke

rumah sakit A, tetapi hanya sedikit yang mampu berobat kesana

(Supriyanto dan Ernawaty, 2010:8).

2.3. Pemasaran Jasa

2.3.1. Pengertian Jasa

Jasa adalah layanan aktivitas yang tidak memiliki fisik, tidak bisa

diraba dan tidak terlihat oleh mata yang diberikan dari satu pihak kepada

Page 47: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

23

pihak lain. Misalnya, keramahan dari seorang perawat tidak dapat dilihat

tetapi dapat dirasakan oleh pasien. Pelayanan dapat dibagi menjadi dua

bagian yaitu pelayanan yang tidak mencari keuntungan dan pelayanan

yang mencari keuntungan melalui pertukaran nilai yang sering diwujudkan

dalam bentuk uang (Malau, 2017:59).

Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan

atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain

yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Walaupun demikian, produk jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk

jasa murni, ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai

persyaratan utama (Tjiptono, 2014:26).

2.3.2. Karakteristik Jasa

Secara garis besar, menurut Tjiptono (2014:28) karakteristik jasa

terdiri dari intangibility, inseparability, variability/heterogeneity,

perishability, dan lack of ownership.

1. Intangibility

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu

obyek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,

pengalaman, proses, kinerja, atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak

dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan

dikonsumsi. Hal ini memiliki sejumlah implikasi bagi konsumen dan

penyedia jasa. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian

Page 48: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

24

jasa relatif tinggi dikarenakan terbatasnya search qualities, yakni

karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian

dilakukan.

2. Inseparability

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian

diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

Karakteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi. Pertama,

pada jenis jasa yang tingkat kontak antara penyedia jasa dan

pelanggannya tergolong tinggi dan membutuhkan kehadiran

pelanggan, interaksi diantara mereka merupakan faktor penting yang

menentukan kepuasan pelanggan terhadap jasa bersangkutan. Kedua,

konsumen lain biasanya juga hadir dalam penyampaian jasa. Ketiga,

perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan.

3. Variability/heterogeneity/inconsistency

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-

standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis,

tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi. Ini

terjadi karena jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi

dan konsumsinya. Berbeda dengan mesin, orang biasanya tidak bisa

diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan

perilakunya. Menurut Bovee, Houston & Thill (1995), terdapat tiga

faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa: (1) kerjasama atau

Page 49: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

25

partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa; (2) moral/motivasi

karyawan dalam melayani pelanggan; dan (3) beban kerja perusahaan.

Kesemuanya ini menyebabkan organisasi jasa sulit mengembangkan

citra merek yang konsisten sepanjang waktu.

4. Perishability

Perishability berarti bahwa jasa tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni,

atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau

hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan. Bila permintaan bersifat

konstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena staf dan kapasitas

penyedia jasa bisa direncanakan untuk memenuhi permintaan. Namun

sayangnya, permintaan pelanggan terhadap sebagian besar jasa sangat

fluktuatif.

Dalam hal manajemen permintaan, penyedia jasa memiliki lima

alternatif pendekatan. Pertama, mengurangi permintaan pada periode

permintaan puncak. Kedua, meningkatkan permintaan pada periode

sepi. Ketiga, menyimpan permintaan dengan sistem reservasi dan

janji. Keempat, menerapkan sistem antrian, sehingga pelanggan harus

menunggu giliran untuk dilayani. Kelima, mengembangkan jasa atau

pelayanan komplementer.

5. Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan

barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas

Page 50: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

26

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa

mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak, pada

pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal

atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. Pembayaran

biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau penyewaan item-item

tertentu berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Untuk mengatasi

masalah ini, penyedia jasa bisa melakukan tiga pendekatan pokok.

Pertama, menekankan keunggulan atau keuntungan non-owner-ship.

Kedua, menciptakan asosiasi keanggotaan untuk memperlihatkan

kepemilikan. Ketiga, memberikan insentif bagi para pengguna rutin.

2.3.3. Strategi Pemasaran Jasa

Seringkali pemasaran jasa dianggap lebih sulit oleh karena beberapa

alasan: konsumen tidak dapat melihat wujudnya, keuntungan konsumen

tidak dapat diukur dengan standar unit, dan jasa tidak dapat di kuantifikasi

misalnya keramahan seorang petugas kesehatan bisa saja dinilai sempurna

oleh seseorang tetapi tidak bagi orang lain (Malau, 2017:62).

Produk yang dihasilkan di bidang jasa berbeda dengan produk dalam

bentuk fisik. Perbedaan yang mendasar antara produk dan jasa

menyebabkan strategi pemasaran yang digunakan juga akan berbeda.

Pemasaran jasa akan menghadapi tantangan. Tantangan ini berhubungan

dengan pemahaman mengenai keinginan dan harapan konsumen terhadap

jasa yang ditawarkan, menawarkan jasa yang tidak nyata menjadi nyata,

dan memenuhi janji kepada pelanggan (Malau, 2017:62).

Page 51: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

27

Dibandingkan dengan strategi pemasaran suatu produk, strategi

pemasaran jasa tidaklah cukup dengan menggunakan traditional marketing

approach. Menurut Gronroos (dalam Kotler, 1994), dalam pemasaran jasa

dibutuhkan tiga jenis pemasaran, yaitu external marketing, internal

marketing, dan interactive marketing (Malau, 2017:63).

External marketing berkaitan dengan bagaimana perusahaan

berurusan dengan pihak luar perusahaan, misalnya menetapkan harga bagi

konsumen, distribusi, dan mempromosikan jasa kepada pelanggan.

Internal marketing berkaitan dengan bagaimana perusahaan melatih dan

memotivasi internal customer perusahaan, yaitu karyawan perusahaan

tersebut, agar dapat melayani pelanggan dengan baik. Sedangkan yang

dimaksud dengan interactive marketing adalah bagaimana kemampuan

karyawan menguasai bidangnya dalam menghadapi pelanggan.

Kemampuan pekerja ini merupakan ujung tombak perusahaan dalam

menjual jasanya (Malau, 2017:63).

Karena karakteristik jasa yang juga berbeda, maka elemen kontrol

perusahaan yang digunakan untuk memuaskan dan berkomunikasi dengan

konsumen (dikenal dengan variabel marketing mix) memerlukan

modifikasi jika diterapkan dalam pemasaran jasa. Pengembangan strategi

marketing mix dalam memerlukan tambahan tiga elemen lagi selain

elemen tradisional yang biasa (product, place, promotion, and price),

yaitu: people, physical evidence, dan process (Zeithaml dan Bitner, 1996

dalam Malau, 2017:64).

Page 52: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

28

2.4. Brand (Merek)

2.4.1. Pengertian Merek

Terminologi umum sebuah brand atau merek adalah sesuatu tanpa

embel-embel, tanpa nama merek, dan produk biaya rendah yang secara

mudah diidentifikasi oleh kategori produknya. Merek adalah isu utama

dalam strategi produk/jasa (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:395).

Sejarah istilah merek berawal dari tanda yang dibuat menggunakan

besi panas untuk menandai hewan ternak guna membedakannya dari

hewan ternak milik orang/peternakan lain. Merek kini dipakai dalam jual

beli dan transaksi lainnya untuk menunjukkan kepribadian yang unik dari

sebuah produk, jasa, atau perusahaan. Namun sesuai sejarahnya untuk

membedakan ternak, maka merek dalam lingkup pemasaran harus mampu

menunjukkan diferensiasi/perbedaan dengan merek lain. Merek juga harus

relevan dengan target pasarnya, karena dituntut memberi kesan mendalam

di benak target pasarnya (Swasty, 2016:2).

Al Ries dan Laura Ries (1998) mendefinisikan brand is not just a

name, nor is it not just a logo or a symbol. A brand is the umbrella and a

set of value of positioning. (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:395).

American Marketing Association (dikutip dalam Keller, 2012, p.3)

mendefinisikan merek (brand) sebagai "nama, istilah, tanda, simbol atau

desain, atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok

penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya". Akan

Page 53: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

29

tetapi, merek tidak hanya berperan sebagai sumber identitas atau

diferensiasi. Chernatony (2001, 2003) mengidentifikasi setidaknya 14

interpretasi terhadap merek, yaitu merek sebagai logo, instrumen hukum,

perusahaan, shorthand, risk reducer, positioning, kepribadian, sekelompok

nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi, dan evolving entity.

Berdasarkan wawancaranya dengan 20 konsultan merek terkemuka,

Chernatony & Riley (1998) mendefinisikan merek sebagai "mata rantai"

antara aktivitas pemasaran perusahaan dan persepsi konsumen terhadap

unsur-unsur fungsional dan emosional dalam pengalaman mereka dengan

suatu produk dan cara produk tersebut dipresentasikan kepada mereka

(Tjiptono, 2014:116).

UU Merek No. 15 Tahun 2001, Ps 1 ayat 1. menyebutkan: "Merek

adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa"

(Tjiptono, 2014:90).

Sebuah merek lebih dari sekedar produk. Produk adalah sesuatu yang

diproduksi di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang dibeli

konsumen (Seetharaman, et al., 2001). Konsumen biasanya tidak menjalin

relasi dengan barang atau jasa tertentu, namun sebaliknya membina

hubungan yang kuat dengan merek spesifik. Secara ringkas, merek

merupakan salah satu aset terpenting perusahaan (Aaker, 1991; Davis,

2002; Seetharaman, et al., 2001), bahkan Whitwell, et al. (2003)

Page 54: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

30

menegaskan bahwa merek adalah intangible asset organisasi yang paling

penting (Tjiptono, 2014:116).

Brand atau merek dapat mencerminkan enam makna atau pengertian

(Kotler, 2003b) yang dikutip oleh Supriyanto dan Ernawaty (2010:396),

yaitu :

Atribut : Merek mengingatkan pada atribut atau karakteristik tertentu.

Mercedes memberikan atribut sebagai mobil mahal, dibuat dengan baik,

tahan lama, dan bergengsi tinggi. Kemudian, Volvo adalah mobil yang

aman (safety car)

Manfaat : Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional (tahan

lama) dan manfaat emosional (mahal, status sosial).

Nilai : Merek memberikan nilai tertentu yang dipersepsikan oleh produser.

Mobil Mercedes adalah mobil yang memiliki kinerja tinggi, aman, dan

bergengsi.

Budaya : Merek bisa pula menunjukkan budaya tertentu. Mercedes

mewakili budaya Jerman yang terorganisasi, efisien, dan bermutu tinggi.

Nama rumah sakitt pun mencerminkan organisasi pemiliknya.

Kepribadian : Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes

mencerminkan pimpinan mobil di kelasnya yang masuk akal seperti singa

yang memerintah binatang (raja).

Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk. Seorang anak muda sedang naik mobil Mercedes.

Kita mempersepsikan bahwa dia orang sukses atau anak orang sukses.

Page 55: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

31

Secara garis besar, terdapat tiga tipe utama merek, dimana masing-

masing memiliki citra merek yang berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi:

attribute brands, aspirational brands, dan experience brands (Whitwell, et

al., 2003 dalam Tjiptono, 2014:116).

1. Attribute brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang

mampu mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap atribut

fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk

menilai kualitas dan fitur secara obyektif atas begitu banyak tipe

produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang

kelihatannya sesuai dengan kualitasnya.

2. Aspirational brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra

tentang tipe orang yang membeli merek bersangkutan. Citra tersebut

tidak banyak menyangkut produknya, tetapi justru lebih banyak

berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan yang

dipegang konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam

ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok

aspirasi tertentu. Dalam hal ini, status, pengakuan sosial, dan identitas

jauh lebih penting daripada sekedar nilai fungsional produk.

3. Experience brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan

citra asosiasi dan emosi bersama (shared associations and emotions).

Tipe ini memiliki citra melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan

dengan kesamaan filosofi antara merek dan konsumen individual.

Page 56: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

32

Experience brands yang sukses mengekspresikan individualitas dan

pertumbuhan personal.

2.4.2. Manfaat Merek

Sebuah merek bisa memberikan beraneka macam nilai bagi konsumen

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Vazquez, et al. (2002),

misalnya, mengklasifikasikan dimensi manfaat atau utilitas merek ke

dalam sembilan kategori: utilitas fungsional produk, pilihan (choice),

inovasi, trustworthiness, emosional, estetis, novelty, identifikasi sosial, dan

identifikasi personal. Sementara itu, Ambler (2000) mengelompokkan

manfaat-manfaat merek ke dalam tiga kategori: raritas (manfaat ekonomi

atau value for money), virtuositas (manfaat fungsional atau kualitas) dan

complacibilitas (manfaat psikologis atau kepuasan pribadi). Nilai atau

manfaat merek tersebut difasilitasi oleh konsep ekuitas merek (Tjiptono,

2014:117).

1. Manfaat ekonomik

a. Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk saling bersaing

memperebutkan pasar.

b. Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang

ditawarkan berbagai macam merek.

c. Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan.

Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi risiko bagi

perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih penyedia

jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal memuaskannya

Page 57: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

33

ketimbang memilih penyedia jasa lebih murah yang tidak jelas

kinerjanya.

2. Manfaat fungsional

a. Merek memberikan peluang bagi diferensiasi. Selain memperbaiki

kualitas (diferensiasi vertikal), perusahaan-perusahaan juga

memperluas mereknya dengan tipe-tipe produk baru (diferensiasi

horizontal).

b. Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen membeli

merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa kinerja merek

tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.

c. Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan masalah

yang akan diatasi merek yang ditawarkan.

d. Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas.

e. Merek memudahkan iklan dan sponsorship.

3. Manfaat psikologis

a. Merek merupakan penyederhanaan atau simplifikasi dari semua

informasi produk yang perlu diketahui konsumen.

b. Pilihan merek tidak selalu didasarkan pada pertimbangan rasional.

Dalam banyak kasus, faktor emosional (seperti gengsi dan citra

sosial) memainkan peran dominan dalam keputusan pembelian.

c. Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain terhadap

pemakai/pemiliknya.

Page 58: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

34

d. Brand symbolism tidak hanya berpengaruh pada persepsi orang

lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan obyek

tertentu.

2.4.3. Peran Merek

1. Peran Merek Bagi Pelanggan

Untuk pelanggan, merek menawarkan berbagai peranan penting.

Sesuai dengan definisi merek menurut AMA, merek dalam hal ini

mengidentifikasi sumber atau pembuat produk. Selain itu, peran

merek bagi pelanggan adalah menyederhanakan pengambilan

keputusan dalam memilih suatu produk atau jasa. Dimana yang

dimaksud adalah dengan adanya merek, pelanggan tidak perlu

berlama-lama untuk memilih produk jasa. Jika pelanggan mengetahui

merek dan memiliki pengalaman terhadap merek tersebut, maka

pelanggan tidak perlu berpikir lama atau mencari informasi tambahan

dalam membuat keputusan pembelian produk atau jasa. Tentu saja hal

ini akan mengurangi biaya pencarian produk, baik dengan bertanya

kepada kerabat ataupun pencarian informasi di internet (Swasty,

2016:9).

Yang paling penting, merek dapat mengurangi risiko pelanggan

dalam pembelian suatu produk atau jasa. Pelanggan tentunya dapat

meminimalkan risiko pembelian produk jasa dengan membeli merek

yang terkenal dan ternama ataupun merek yang telah memberikan

Page 59: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

35

pengalaman yang menguntungkan pada pembelian dan penggunaan

sebelumnya (Swasty, 2016:9).

Merek dapat pula berfungsi sebagai sinyal kualitas yang mana

merek membentuk suatu nilai dan karakteristik produk sehingga

tertanam dalam benak pelanggan akan kualitas merek tersebut.

Peranan merek lainnya adalah pembuktian janji bagi pelanggan yang

telah loyal/setia memakai merek tersebut. Hal yang tak boleh

terabaikan, peranan merek lainnya adalah sebagai sarana simbolik.

Maksudnya simbolik adalah merek dapat mengungkapkan jati diri

atau memberikan citra atau gambaran tertentu bagi pelanggan yang

memakai merek tersebut (Swasty, 2016:10).

2. Peran Merek Bagi Perusahaan/Produsen

Menurut Swasty (2016:11) selain penting bagi pelanggan, merek

juga memiliki peranan yang berharga bagi perusahaan / produsen

pemegang merek.

a. Mengidentifikasi atribut produknya yang membedakannya dengan

produk kompetitor lain yang sejenis.

b. Sarana hukum untuk melindungi fitur unik.

c. Memberi asosiasi yang unik.

d. Sinyal tingkat kualitas untuk memuaskan pelanggan.

e. Meningkatkan kepercayaan terhadap produk/jasa.

f. Melibatkan pelanggan secara emosional.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

36

g. Menumbuhkan loyalitas yang memberikan tingkat permintaan

serta kesediaan pelanggan membayar lebih.

h. Mengamankan pendapatan secara berkelanjutan.

i. Menambah nilai jual produk/jasa.

2.4.4. Unsur Merek

Ada enam kriteria utama untuk memilih unsur merek. Tiga yang

pertama (mengesankan, bermakna dan menyenangkan) adalah strategi

ofensif dalam membangun ekuitas merek. Tiga yang terakhir (dapat

dialihkan, menyesuaikan diri dan terlindungi) memiliki peran defensif

dalam meningkatkan dan mempertahankan ekuitas merek dalam

menghadapi berbagai peluang dan hambatan dari luar terutama dari para

pesaing (Swasty, 2016:32).

1. Memorable atau mengesankan. Unsur merek yang baik harus dapat

diingat dengan mudah oleh pelanggan. Selain itu, unsur merek harus

mengesankan dan menarik perhatian sehingga memudahkan

pelanggan dalam penyebutan ketika pembelian atau konsumsi.

2. Meaningful atau bermakna. Unsur merek sebaiknya memiliki makna,

baik yang bersifat deskriptif atau persuasif. Unsur yang deskriptif dan

persuasif dapat mengurangi beban komunikasi dalam membangun

asosiasi merek karena secara langsung telah mengaitkan merek pada

asosiasi tertentu terkait atribut produk.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

37

3. Likable atau menyenangkan. Setelah mengesankan dan bermakna,

kriteria selanjutnya adalah menarik dan menyenangkan baik itu secara

visual maupun verbal.

4. Transferable atau dapat dialihkan. Kriteria lain yang tak dapat

diabaikan adalah unsur merek harus dapat dialihkan. Aspek pertama

adalah sejauh mana unsur merek dapat dialihkan untuk kategori

ekstensi. Aspek kedua menyangkut masalah geografis dan budaya

yaitu dapat dialihkan melintasi batas-batas geografis dan budaya.

5. Adaptable atau dapat menyesuaikan diri. Pertimbangan kelima unsur

merek dapat menyesuaikan diri dari waktu ke waktu menyesuaikan

perubahan nilai-nilai pelanggan dan kebutuhan untuk tetap kekinian.

6. Protectable atau terlindungi. Pertimbangan terakhir dalam memilih

dan menetapkan unsur merek adalah sejauh mana unsur merek

terlindungi baik secara hukum dan dalam persaingan bisnis.

2.4.5. Proses Pembentukan Brand (Branding)

Branding atau sering disebut brand building banyak dikaitkan

dengan upaya sebuah perusahaan untuk membangun image atau citra.

Citra yang dimaksud tentunya harus memiliki nilai benefit dalam

memberikan persepsi tertentu yang umumnya bersifat positif. Kekuatan

branding yang luar biasa dipandang sangat berpengaruh terhadap

suksesnya bisnis sebuah perusahaan.

Branding dibedakan menjadi Corporate branding dan Personal

branding (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:401).

Page 62: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

38

Corporate Branding

Korporat merek terjadi bila yang dikenal pelanggan ialah korporat

atau rumah sakit, bukan individu di dalam rumah sakit. Untuk

menciptakan korporat merek, kita dapat menciptakan aura di sekitar

merek, buatlah merek memancarkan kharismanya. Karisma membutuhkan

kesabaran dan konsisten. Corporate branding dipahami dan dihayati

secara internal. Berikan suvenir dan sediakan media promosi yang menarik

dengan logo merek tertempel padanya (Supriyanto dan Ernawaty,

2010:402).

Personal Branding

Personal brand adalah sesuatu yang konkret dan orang akan sangat

mudah mengidentifikasikannya. Orang akan melakukan analisis

karakteristik dan segera memutuskan untuk menjalin kerja sama atau tidak.

Seseorang pasti memiliki atribut personal yang melekat pada dirinya dan

pasti pula ada satu yang paling dominan (Supriyanto dan Ernawaty,

2010:402).

Branding ada sebelum penjualan (selling) dan pemasaran (marketing).

Dia adalah sumber segalanya. Tanpa merek yang kuat, pemasaran tidaklah

efektif dan penjualan akan menjadi usaha yang sia-sia. Cara kerja personal

branding-pun sangat unik. Bagaimanapun rasionalitasnya pemikiran

manusia, dalam hitungan 3-5 detik dia akan langsung memberikan persepsi

tentang pribadi individu yang dihadapinya. Umumnya klien atau calon

pelanggan akan mempertimbangkan penampilan kantor, kualitas kartu

Page 63: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

39

nama, penghargaan yang pernah diterima, siapa saja kliennya, bagaimana

keakuratan kerjanya, dan tak kalah pentingnya cara berbusana (Supriyanto

dan Ernawaty, 2010:403).

Semua manusia memiliki citra personal, seperti cita rasa humor,

tatanan rambut, cara berpakaian, makanan favorit, dan lain sebagainya.

Secara kolektif, sifat-sifat tersebut akan membentuk gambaran mental diri

seseorang. Hal ini sangat berbeda dengan citra personal dimana dia akan

mencari tahu bagaimana cara paling jitu menciptakan sebuah persepsi

positif tertentu bagi klien-klien prospektif. Citra personal tidak harus

direlasikan dengan bos korporasi karena bidang profesi (dokter, pengacara,

atau arsitek) umumnya langsung terkait dengan citra personal (Supriyanto

dan Ernawaty, 2010:403).

Personal branding dipandang memiliki daya magis sebagai salah satu

peranti penentu suksesnya sebuah bisnis. Dia adalah aspek alami tentang

bagaimana seseorang mengevaluasi figur yang akan diajak kerja sama.

Semua akan berjalan secara natural. Hanya tinggal bagaimana seseorang

membangun personal branding-nya secara tepat. Ada banyak alat bantu

yang diperlukan untuk membantu proses akselerasi pembentukan image

pribadi (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:403).

Hubungan Promosi dan Brand Equity

Promosi dapat menciptakan brand equity melalui brand awareness,

brand image, brand response, dan brand relationships (Supriyanto dan

Ernawaty, 2010:404).

Page 64: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

40

Brand awareness ialah pemahaman tingkat persepsi tentang atribut

sebuah merek dan tingkat kepentingan di benak pelanggan. Indikator

brand awareness ialah tingkat pengetahuan tentang produk/jasa (brand

knowledge). Kesadaran merek dimulai dengan identifikasi merek (brand

identity).

Brand image adalah persepsi sebuah merek yang dikaitkan dengan

sikap (attitude) pasar yang meliputi tingkat kesukaan (brand preference :

preferensi dibandingkan produk/jasa yang lain) dan manfaat yang

dipersepsikan bila nanti menggunakannya. Misalnya, share of wallet,

share of mind, dan share of heart pada sebuah produk/jasa.

Brand Response, hal ini terjadi bila merek telah memengaruhi sikap

dengan perilaku pembelian saat ini dan masa datang. Indikator positif bila

perilaku ditentukan oleh tingkat pemilihan atas manfaat.

Brand Relationship, merek telah menjadi pembelian ulang atau

loyalitas. Hal ini dapat terjadi bila brand response positif dan sangat puas

atas produk/jasa yang telah diterima.

2.4.6. Strategi Brand

Strategi brand equity dilaksanakan melalui penciptaan brand

awareness, attitude, dan behavior (engagement). Jumlah produk/jasa yang

akan dibeli sangat ditentukan oleh tingkat keterikatan (afinitas) terhadap

brand (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:406).

Page 65: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

41

Sebelum membahas strategi, menurut Supriyanto dan Ernawaty

(2010:406) ada tiga pendekatan riset untuk memahami makna sebuah

brand, yaitu :

a. Word associations : Orang dapat ditanya tentang persepsinya bila dia

mendengar nama merek. Contohnya McDonald’s, orang akan

mempersepsikan hamburger, makanan cepat saji, layanan ramah dan

bersahabat, serta menyenangkan bagi anak-anak. Namun, orang

mempersepsikan pula dengan makanan yang tinggi kalori dan lemak.

b. Personifying the brand : Orang dapat diminta untuk mendeskripsikan

tentang orang atau binatang bila sebuah nama disebutkan. Contohnya

singa : simbol binatang kuat dan menjadi raja binatang buas. Rumah

sakit Dr. Sutomo adalah rumah sakit dengan fasilitas lengkap dan

dokter spesialisnya lengkap pula.

c. Laddering up to find the brand essence : Brand essence adalah hal

yang terkait lebih dalam tentang tujuan dan kepuasan membeli sebuah

merek. Mengapa orang menyenangi Nokia? Mengapa orang lebih

memilih rumah sakit A daripada rumah sakit B? Laddering up to

memberikan pegangan secara bertahap dari pertanyaan sederhana

sampai kompleks. Inti laddering up to adalah pertanyaan mengapa,

why.

Strategi pengembangan brand dapat dilakukan dengan brand

positioning dan brand differentiation. Strategi pengembangan brand

Page 66: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

42

positioning dapat menggunakan tabel 2X2 seperti matriks Ansoff

(Supriyanto dan Ernawaty, 2010:406).

Tabel 2.1 Matriks Strategi Pengembangan Brand

Kategori Produk

Yang ada Baru

Yang ada

Brand Image

Line extension

Brand Extension

Baru Multi Brand New Brand

Sumber : Supriyanto dan Ernawaty (2010)

Strategi Positioning

Ada tiga brand positioning, yaitu 1) terkait dengan atribut

produk/jasa, 2) terkait dengan benefit atau manfaat, serta 3) terkait dengan

emosi (nilai dan kepercayaan) (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:407).

Hubungan antara penempatan dengan keunikan dijabarkan dalam

bentuk segitiga. Strategi penempatan bertujuan membangun fokus bisnis

dan melalui brand integrity membangun keunikan. Keunikan sebuah

brand dapat menciptakan brand melalui brand image. Brand yang

terbentuk dapat menciptakan penempatan melalui brand identity

(Supriyanto dan Ernawaty, 2010:407).

Page 67: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

43

Penempatan dapat berupa nilai, yaitu value for money, good taste,

good service, dan lower price. Keunikan terdiri atas 1) what to offer,

misalnya produk/jasa dengan kualitas prima; 2) context (how to offer)

berupa good place (convenience, prestigious, clean, dan good service) dan

3) infrastructur (enabler). Misalnya: ruangan nyaman dan layanan

berorientasi pada orang, jaminan kualitas (teknologi), dan lokasi strategis

(fasilitas) (Supriyanto dan Ernawaty, 2010:407).

Strategi Diferensiasi

Strategi diferensiasi mengupayakan agar merek yang dimiliki berbeda

dengan merek pesaing melalui karakteristik produk, loyalitas, dan

kemampuan untuk selalu berinovasi. Ciptakan produk yang berbeda, asli,

dan dapat diingat serta menyentuh emosi dan empati orang. Branding

adalah cara membedakan produk dari para pesaing melalui brand name,

kemampuan membangun loyalitas, dan kemampulabaan (Supriyanto dan

Ernawaty, 2010:408).

2.4.7. Ekuitas Merek

Menurut Aaker (1991, p. 15), ekuitas merek adalah "serangkaian aset

dan kewajiban (liabilities) merek yang terkait dengan sebuah merek, nama

dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan/atau pelanggan

perusahaan tersebut". Definisi yang agak berbeda dikemukakan oleh

Whitwell, et al. (2003) yang menyatakan bahwa ekuitas merek adalah Net

Present Value (NPV) dari aliran kas masa datang yang dihasilkan oleh

Page 68: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

44

suatu merek. Ekuitas merek dihitung berdasarkan nilai inkremental di atas

nilai yang diperoleh produk tanpa merek (unbranded product). Ekuitas

merek didapatkan dari posisi pasar strategik merek bersangkutan dan

customer trust terhadap merek tersebut. Trust ini yang kemudian

menciptakan jalinan relasi antara merek dan pelanggan sedemikian rupa

sehingga dapat mengurangi risiko pembelian dan mendorong terciptanya

preferensi merek, loyalitas merek, dan kesediaan untuk

mempertimbangkan produk baru yang ditawarkan perusahaan dengan

nama merek yang sama di kemudian hari (Tjiptono, 2014:117).

Aaker (2004) membagi ekuitas merek berdasarkan 5 unsur utama,

yaitu: brand awareness, brand association, perceived quality, brand

loyalty, dan aset merek lain seperti trademark dan paten. Brand awareness

adalah ukuran kekuatan eksistensi merek dibenak pelanggan. Brand

awareness mencakup brand recognition (merek yang pernah diketahui

pelanggan); brand recall (merek yang pernah diingat pelanggan untuk

suatu kategori produk tertentu); top of mind (merek pertama apa yang

disebut oleh pelanggan sebagai salah satu kategori produk tertentu);

hingga dominant brand (satu-satunya merek yang diingat pelanggan)

(Sumarwan dkk, 2010:204).

Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas dan

superior produk relatif terhadap pesaing. Jika merek memiliki persepsi

yang baik maka akan menjadi dasar bagi eksistensi dan perluasan merek.

Brand association adalah asosiasi apapun yang terkait dengan merek

Page 69: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

45

tertentu. Berbagai riset biasa menggunakan asosiasi ini sebagai basis

positioning produk (Sumarwan dkk, 2010:204).

Brand loyalty adalah loyalitas yang diberikan pelanggan kepada

merek. Ia merupakan satu-satunya unsur ekuitas merek yang terkait

dengan perolehan laba di masa depan. Aset merek lainnya seperti

trademark, paten, dan relationship dengan komponen saluran distribusi.

Trademark akan melindungi merek dari pesaing yang mencoba

mengelabui pelanggan dengan nama yang mirip. Relationship dengan

komponen saluran distribusi bisa dijalin secara baik jika reputasi dan

kinerja mereka bagus (Sumarwan dkk, 2010:206).

Keller (1993, 2012) mengembangkan model ekuitas merek berbasis

pelanggan (CBBE = Customer-Based Brand Equity). Asumsi pokok model

ini adalah bahwa kekuatan sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari,

dirasakan, dilihat dan didengarkan konsumen tentang merek tersebut

sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu (Keller, 2012).

Menurutnya, kunci pokok penciptaan ekuitas merek adalah brand

knowledge, yang terdiri atas brand awareness dan brand image. Memiliki

merek yang kuat merupakan aspek vital bagi setiap perusahaan, karena

keunggulan yang bisa didapatkan beraneka ragam, mulai dari persepsi

kualitas yang lebih bagus dan loyalitas merek yang lebih besar hingga

margin laba lebih besar dan peluang tambahan buat perluasan merek

(brand extension) (Davis, 2002; Kapferer, 2012; Keller 2012 dalam

Tjiptono, 2014:118).

Page 70: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

46

Ekuitas merek bersumber pada pengetahuan merek (brand knowledge)

yang mana pengetahuan merek mampu menciptakan efek diferensial yang

mendorong ekuitas merek. Pengetahuan merek terdiri dari simpul merek

dalam memori dengan berbagai asosiasi yang terkait dengan merek.

Pengetahuan merek memiliki dua komponen, yakni kesadaran merek dan

citra merek (Swasty, 2016:111).

Gambar 2.1 Dimensi Pengetahuan Merek

Sumber: Keller, 1993

Dalam konteks pemasaran jasa, Berry (2000) mengajukan model

service branding yang terdiri atas 6 komponen: presented brand

perusahaan, komunikasi merek eksternal, brand awareness, brand

meaning, pengalaman pelanggan dengan perusahaan, dan ekuitas merek.

Page 71: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

47

Bagi pelanggan baru, presented brand dan komunikasi merek eksternal

merupakan satu-satunya bukti menyangkut merek perusahaan. Akan tetapi,

bilamana pelanggan telah mengalami produk total perusahaan, pengalaman

tersebut akan sangat dominan dalam mempengaruhi evaluasi

keseluruhannya. Presented brand bisa meningkatkan brand awareness

secara signifikan, mendorong new customer trial, dan memperkuat brand

meaning di antara pelanggan saat ini. Namun, presented brand tidak bisa

menutupi jasa yang buruk. Jika pengalaman jasa perusahaan berbeda

dengan pesan iklan, pelanggan cenderung akan lebih mempercayai

pengalamannya sendiri (Tjiptono, 2014:120).

2.5. Image (Citra)

Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide dan pesan yang dimiliki

seseorang terhadap suatu obyek (Sutisna, 2001 dalam Yunida, 2016). Definisi

lain mengenai citra merupakan manifestasi dari pengalaman dan harapan

sehingga ia mampu mempengaruhi kepuasan konsumen akan suatu barang atau

jasa (Zeitahml dan Bitner, 1996 dalam Yunida, 2016). Sebagai konsekuensi dari

pengaruh citra terhadap persepsi seseorang, citra dapat mendukung atau merusak

nilai konsumen rasakan terhadap suatu barang atau jasa (Yunida, 2016).

Menurut Kotler (2003) (dikutip dalam Puspita, 2009) citra adalah seperangkat

kepercayaan, daya ingat dan kesan-kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu

objek. Sikap dan tindakan orang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh

citra objek tersebut. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi

Page 72: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

48

wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan, kesadaran dan

pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik

sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan

usaha ataupun terhadap personilnya (dipercaya, profesional dan dapat

diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik). Terciptanya suatu citra

perusahaan yang baik dimana khalayak atau publiknya akan banyak

menguntungkan (Ruslan, 1995 dalam Puspita, 2009).

Sutojo (2004) (dikutip dalam Puspita, 2009) mengatakan citra masyarakat

terhadap perusahaan didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira

tentang perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan perusahaan membangun

citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu :

1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan

diinginkan kelompok sasaran.

2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realitas.

3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

4. Citra yang ditonjolkan mudah dimengerti kelompok sasaran.

5. Citra yang ditonjolkan merupakan sasaran untuk mencapai tujuan usaha.

Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut : 1)

daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, 2) menjadi perisai

selama masa krisis, 3) menjadi daya tarik eksekutif andal, 4) meningkatkan

efektivitas strategi pemasaran, dan 5) penghematan biaya operasional (Puspita,

2009).

Page 73: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

49

Citra merupakan aset tidak berwujud yang berharga dari perusahaan. Citra

positif memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan nilai reputasi dan

keunggulan kompetitif (Porter dan Claycomb, 1997 dalam Yunida, 2016).

Sebuah citra yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan, kualitas

layanan, loyalitas, dan niat pembelian kembali (Bloemer et al., 1998; Da Silva et

al., 2008 dan Lai et al., 2009 dalam Yunida, 2016). Istijanto (2005) (dikutip

dalam Yunida, 2016) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki citra

atau reputasi yang baik akan mendorong konsumen membeli produk yang

ditawarkan, mempertinggi kemampuan bersaing, mendorong semangat kerja

karyawan, dan meningkatkan loyalitas pelanggan

2.6. Brand Image (Citra Merek)

2.6.1. Pengertian Brand Image

Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010:404), brand image adalah

persepsi sebuah merek yang dikaitkan dengan sikap (attitude) pasar yang

meliputi tingkat kesukaan dan manfaat yang dipersepsikan bila nanti

menggunakannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2008:49) yang dikutip

dalam Rakhmat (2013), pengertian brand image adalah deskripsi tentang

asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.

Menciptakan kesadaran merek merupakan langkah awal yang penting

dalam membangun ekuitas merek. Di samping itu, untuk menciptakan citra

merek yang positif, diperlukan mengembangkan kesadaran merek. Setelah

tingkat kesadaran merek telah cukup dibangun, pemasar dapat lebih

menekankan pada bagaimana membentuk citra merek. Menciptakan citra

Page 74: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

50

merek yang positif dapat melalui program pemasaran yang

menghubungkan asosiasi kuat, menguntungkan, dan unik untuk

menanamkan merek dalam memori. Asosiasi merek dapat berupa atribut

atau manfaat merek. Atribut merek adalah fitur-fitur deskriptif yang

mencirikan suatu produk atau jasa. Manfaat merek adalah nilai personal

dan makna yang menempel pada atribut produk atau jasa (Swasty,

2016:112).

Hal ini berarti bahwa pelanggan dapat membentuk asosiasi merek

dalam berbagai cara selain kegiatan pemasaran. Beberapa cara diantaranya

dari pengalaman langsung, berselancar online, melalui informasi dari

sumber komersial maupun consumer reports serta kekuatan word of

mouth. Pelanggan pun dapat berasumsi atau menyimpulkan tentang merek

itu sendiri, baik dari namanya, logo, atau identifikasi dengan sebuah

perusahaan, negara, orang, tempat, atau peristiwa tertentu (Swasty,

2016:113).

Jadi, brand image/citra merek adalah persepsi pelanggan tentang

sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang diadakan di

memori pelanggan (Keller, 2013 dalam Swasty, 2016:113). Asosiasi

merek merupakan simpul informasi yang terkait merek dalam memori

serta meliputi makna merek bagi pelanggan. Asosiasi tersebut datang

dalam berbagai bentuk serta merefleksikan berbagai karakteristik produk

(Swasty, 2016:113).

Page 75: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

51

Merek sendiri terkait dengan entitas lain dalam benak pelanggan.

Karena hubungan ini, pelanggan dapat menyimpulkan beberapa asosiasi

yang mencirikan entitas lain. Pendekatan ini tidak langsung membangun

ekuitas merek yakni dengan meningkatkan asosiasi sekunder bagi merek.

Asosiasi merek sekunder cukup penting dan dapat menjadi cara yang

efektif untuk menciptakan asosiasi yang kuat, menguntungkan, dan unik

serta tanggapan positif. Asosiasi merek sekunder dapat dimanfaatkan

dengan menghubungkan merek pada beberapa hal, yaitu

perusahaan/produsen (melalui strategi branding), merek lain (melalui co-

branding), saluran distribusi, wilayah geografis asal produk, acara (melalui

sponsor), dan sebagainya (Swasty, 2016:113).

2.6.2. Faktor-Faktor Citra Merek

Schiffman dan Kanuk (2011:33) dalam Nurmalia Pajrin (2015)

berpendapat faktor - faktor pembentuk citra merek adalah sebagai berikut :

1. Kualitas atau mutu. Berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa

yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya dan diandalkan. Berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk

yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat. Yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan. Yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani.

Page 76: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

52

5. Resiko. Berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung rugi yang

mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga. Yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau

banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk

mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka

panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri. Yaitu berupa pandangan,

kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari

produk tertentu.

2.6.3. Merek sebagai Keyakinan dalam Atribut dan Pengalaman

Merek yang sukses menciptakan suatu relasi kepercayaan dengan

pelanggan. Merek mengurangi risiko yang dirasakan, menyederhanakan

proses pemilihan, dan menghemat waktu. Relasi ini didasarkan pada citra

tentang merek yang melekat di benak pelanggan. Suatu citra merek adalah

sejumlah keyakinan tentang atribut dan asosiasi merek. Menurut

Sumarwan, dkk (2010:212), citra seorang pelanggan tentang sebuah merek

terbentuk dari empat jenis sumber :

1. Pengalaman. Pelanggan biasanya akan menggunakan merek yang

pernah digunakan sebelumnya. Mereka umumnya memiliki keyakinan

yang sudah terbentuk dengan baik tentang keandalan dan karakter

sebuah merek.

Page 77: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

53

2. Personal. Teman, kenalan, dan lainnya yang menggunakan suatu

merek saling menyampaikan kepercayaan akan atribut dan asosiasi

merek.

3. Publik. Merek bisa muncul di media massa atau dianalis dalam

laporan-laporan konsumen.

4. Komersial. Iklan, display, pengemasan, dan tenaga pemasaran

berperan penting dalam menyampaikan pesan tentang fitur-fitur dan

citra merek.

Menurut Sumarwan, dkk (2010:213), terdapat tiga jenis utama merek

dan citra merek, yaitu :

1. Merek atribut. Merek atribut memiliki suatu citra yang memberikan

kepercayaan dalam atribut fungsi produk karena seringkali sukar bagi

pelanggan untuk menilai secara obyektif kualitas dan fitur-fitur

berbagai jenis merek yang ditawarkan. Mereka biasanya memilih

merek yang menonjol untuk memastikan kualitasnya.

2. Merek aspirasional. Merek aspirasional memberikan suatu citra

tentang jenis orang yang membeli merek. Citra disini tidak terlalu

menonjolkan produk tetapi lebih pada gaya hidup yang diinginkan.

Keyakinan yang dibangun adalah kepemilikan merek-merek ini

mencitrakan pembeli dengan kekayaan dan ketenaran. Keinginan

menciptakan citra-citra seperti itu memperlihatkan pengakuan bahwa

banyak produk dibeli tidak hanya untuk memenuhi tuntutan

fungsional seseorang tetapi untuk membeli status.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

54

3. Merek pengalaman. Merek pengalaman menyampaikan citra berbagi

asosiasi dan emosi. Merek ini melebihi aspirasi dan lebih kepada

berbagi filosofi antara merek dan pelanggan individu. Merek

pengalaman yang sukses mencerminkan individualitas, kemapanan

personal, dan gagasan-gagasan untuk menjalani hidup.

2.6.4. Mengembangkan Identitas Merek

Manajemen merek memfokuskan pada penciptaan nilai tambah yang

dirasakan dan ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Manajer

melakukan hal ini dengan membentuk identitas merek. Citra merek adalah

apa yang dirasakan oleh pelanggan, sedangkan identitas merek adalah

pesan tentang merek yang diinginkan petugas pemasar untuk dirasakan

oleh pelanggan. Citra merek di mata pelanggan adalah hasil dari

bagaimana ia menafsirkan semua sinyal tentang merek yang disampaikan.

Tugas perusahaan adalah menyampaikan pesannya tentang identitas merek

untuk memperoleh umpan balik dan respon yang menguntungkan dalam

bentuk pembelian oleh konsumen serta loyalitas merek (Sumarwan dkk,

2010:221).

Masalah-masalah utama dalam penciptaan citra atau image dan

umpan balik merek yang diharapkan menurut Sumarwan, dkk (2010:221)

adalah :

1. Pesan-pesan persaingan. Pelanggan dihadapkan pada ribuan pesan

setiap hari, yang hanya sekitar 5% diantaranya diperhatikan dan

kurang dari 1% mendorong adanya reaksi. Tanpa pengeluaran yang

Page 79: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

55

besar atau keberuntungan, sangat sulit untuk menyampaikan pesan

tentang merek yang dimiliki perusahaan.

2. Identitas merek yang tidak efektif. Pelanggan sasaran mungkin tidak

melihat positioning merek sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka

tidak percaya pada klaim-klaim yang disebutkan atau tidak

menginginkan atribut-atribut yang diiklankan. Jika pesan bersifat

negatif, pelanggan akan berpikir ulang atau menolaknya. Biasanya

identitas merek lebih efektif bila mendekati persepsi merek tersebut

yang sesungguhnya.

3. Sinyal dari merek lain. Perusahaan tidak dapat mengontrol semua

informasi tentang merek yang diterima. Pelanggan juga memperoleh

informasi tentang merek berdasarkan pengalaman sebelumnya,

melihat orang lain yang menggunakannya, tindakan-tindakan lain oleh

perusahaan, dan sebagainya.

4. Pesan-pesan yang tidak efektif. Kreativitas pesan bisa memiliki

pengaruh yang besar terhadap efektivitas bagaimana identitas merek

disampaikan. Isi pesan, sifat daya pikat, penyajian, dan format

komunikasi semuanya dapat mempengaruhi jumlah orang yang

memperhatikan dan merespon pesan.

5. Media yang salah. Pesan-pesan dikomunikasikan melalui media

personal seperti tenaga pemasar dan media nonpersonal seperti TV,

koran, dan internet. Pilihan media untuk menyampaikan pesan

Page 80: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

56

memiliki pengaruh yang besar dalam menjangkau dan meyakinkan

pelanggan.

6. Hambatan-hambatan lain. Apakah citra merek memberikan respon dan

umpan balik yang diharapkan dari pelanggan, juga tergantung pada

unsur-unsur pemasaran lainnya seperti harga dan tingkat ketersediaan

di jalur-jalur distribusi utama.

Kapferer dalam Sumarwan, dkk (2010:223) menyampaikan satu

model merek yang membuka wawasan. Ia menyatakan bahwa identitas

sebagian besar merek bisa disajikan dalam enam dimensi. Setiap dimensi

harus dikelola untuk mempengaruhi citra merek pada pelanggan. Keenam

dimensi tersebut adalah :

1. Fisik, yaitu penampilan merek dalam hal nama, warna-warna, logo

dan kemasan yang dipilih.

2. Refleksi, yaitu citra konsumen sasaran seperti tercermin dalam

komunikasi merek.

3. Keterkaitan, hal ini merujuk pada bagaimana merek mencari

hubungan dengan konsumen.

4. Kepribadian, yang dimaksud adalah karakter merek.

5. Kultur, yaitu latar belakang dan nilai-nilai merek.

6. Citra diri, yaitu bagaimana pelanggan melihat dirinya sendiri dalam

hubungannya dengan merek.

Page 81: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

57

2.6.5. Tolak Ukur Brand Image

Menurut Keller yang dikutip oleh Sandi Rakhmat (2013) mengatakan

bahwa terdapat tiga hal yang dapat membedakan citra merek antara

berbagai merek yang dievaluasi oleh konsumen yang dapat meningkatkan

kemungkinan untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu

merek, yaitu :

1. Favorability of brand association, dimana konsumen percaya bahwa

merek suatu produk dapat memiliki manfaat bagi mereka.

Indikatornya adalah variasi produk (variasi model, variasi warna,

variasi ukuran), harga terjangkau dan kompetitif, percaya diri

konsumen.

2. Strength of brand association, merupakan kekuatan asosiasi suatu

merek produk yang ada dalam ingatan konsumen. Indikatornya adalah

kualitas produk dan jasa, pengalaman perusahaan.

3. Uniqueness of brand association, merupakan keunikan dari suatu

merek produk yang akan dipandang lain dan akan memberikan citra

yang berbeda dari pesaing. Indikatornya adalah akses atau

kemudahan, ciri khas tersendiri.

2.7. Perilaku Konsumen

2.7.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Sumarwan, dkk (2010:6) menguraikan beberapa definisi perilaku

konsumen dari beberapa pakar seperti diuraikan berikut :

Page 82: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

58

Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai berikut :

"The term consumer behavior refers to the behavior that consumers

display in searching for, purchashing, using, evaluating, and disposing of

product and services that they expect will satisfy their needs"(hal 7).

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka.

Sedangkan Engel, Blackwell, dan Miniard (1993) mengartikannya

sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengonsumsi, dan menghabiskan produk serta jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Perilaku yang ditujukan oleh orang-orang dalam merencanakan,

membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi, dan jasa (Winardi

1991).

Perilaku konsumen pada hakekatnya untuk memahami ‘Why do

consumers do what they do’. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan

diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua

kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau

kegiatan mengevaluasi (Sumarwan dkk, 2010:7).

Page 83: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

59

2.7.2. Teori PRECED-PROCEED (1991)

Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green, yang dirintis sejak

tahun 1980. Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari

tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh

2 faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor di luar perilaku

(Notoatmodjo, 2010:75).

Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam

akronim PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in

Educational Diagnosis and Evaluation. Precede ini adalah merupakan

arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk

intervensi pendidikan kesehatan. Precede adalah merupakan fase diagnosis

masalah (Notoatmodjo, 2010:75).

Lebih lanjut menurut Notoatmodjo (2010:76), Precede model ini

dapat diuraikan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3

faktor, yakni :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas

Page 84: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

60

lain yang merupakan kelompok referensial dari perilaku

masyarakat.

2.7.3. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010:269), faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan dalam pembelian yaitu :

1. Faktor budaya

Budaya adalah sekumpulan nilai, norma, dan simbol yang memiliki

arti, yang membentuk perilaku manusia dan hasil karya serta diturunkan

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi, intinya adalah budaya

terbangun dari perilaku umum dan sikap mental baik individu maupun

kelompok.

2. Faktor sosial

Faktor sosial yang memengaruhi keputusan membeli dibedakan

menurut kelompok referensi, opini pemimpin, dan anggota keluarga.

Kelompok referensi adalah kelompok di masyarakat yang memengaruhi

perilaku seseorang untuk membeli. Mereka bertindak sebagai sumber

informasi dan memengaruhi persepsi pembeli. Seseorang dapat

memengaruhi opini orang lain. Tokoh masyarakat dapat memengaruhi

opini orang untuk membeli. Serta dalam sebuah keluarga, seseorang dapat

berperan sebagai initiator, influencer, pengambil keputusan, serta pembeli

atau pengguna.

Page 85: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

61

3. Faktor karakteristik individu

Kebutuhan, keinginan, dan harapan seseorang dipengaruhi oleh faktor

individu meliputi jenis kelamin, umur, kepribadian dan gaya hidup. Dalam

pemasaran, mempelajari kepribadian untuk memperoleh informasi

kepribadian yang mencerminkan perbedaan individu, kepribadian yang

konsisten dan stabil, dan kepribadian yang dapat diubah.

4. Faktor psikologi

Ada empat komponen utama faktor psikologi yang mempengaruhi

keputusan membeli, yaitu persepsi, motivasi, pembelajaran, serta sikap dan

keyakinan. Persepsi adalah satu proses ketika seseorang memilih,

mengorganisasi, dan menginterpretasikan suatu stimulus menjadi satu

gambaran yang berarti dan konsisten dengan apa yang telah menjadi cara

berpikirnya. Keyakinan ialah pola pengetahuan yang terorganisasi bahwa

seseorang memperoleh kebenaran tentang dunianya.

2.7.4. Model Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap

yang berbeda namun berhubungan satu sama lain. Tahap tersebut meliputi

tahap masukan (input), tahap proses, dan tahap keluaran (output)

(Schiffman dan Kanuk, 2008:7).

Tahap masukan mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap

kebutuhan atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama: usaha

pemasaran perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosinya, dan

dimana ia dijual) dan pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen

Page 86: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

62

(keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal dan non komersial

lain, kelas sosial, serta keanggotaan budaya dan subbudaya). Dampak

kumulatif dari setiap usaha pemasaran perusahaan, pengaruh keluarga,

teman-teman, tetangga, dan tata perilaku masyarakat yang ada, semuanya

merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli

konsumen dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli

(Schiffman dan Kanuk, 2008:7).

Tahap proses model ini memfokuskan pada cara konsumen

mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada

setiap individu (motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap)

mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi

pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum

pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternatif. Pengalaman yang

diperoleh melalui evaluasi berbagai alternatif, pada gilirannya akan

mempengaruhi sifat psikologis konsumen yang ada (Schiffman dan

Kanuk, 2008:7).

Tahap keluaran dalam model pengambilan keputusan konsumen

terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang

berhubungan erat: perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli.

Perilaku membeli produk yang murah dan tidak tahan lama dapat

dipengaruhi oleh kupon produsen dan sebetulnya bisa berupa pembelian

percobaan. Jika konsumen puas, dia mungkin mengulang pembelian.

Percobaan merupakan tahap penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni

Page 87: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

63

konsumen menilai produk melalui pemakaian langsung. Pembelian ulang

biasanya menandakan penerimaan akan produk. Bagi produk yang relatif

tahan lama, pembelian yang dilakukan mungkin sekali menandakan

produk tersebut diterima baik (Schiffman dan Kanuk, 2008:8).

2.7.5. Minat Kunjungan Ulang

Menurut Eysenck dkk (2002) (dikutip dalam Hamidiyah, 2013), minat

adalah suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi

kepada objek. Menurut Hurlock (1996) (dikutip dalam Hamidiyah, 2013)

mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan

seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk

memilihnya.

Hellier et al (2003) (dikutip dalam Hamidiyah, 2013) menyatakan

bahwa minat pembelian ulang merupakan penilaian individu tentang

pembelian ulang di perusahaan yang sama. Menurut Wathne et al (2001),

Bolton, Kannan, dan Bramlette (2000) (dikutip dalam Hamidiyah, 2013),

alasan yang membuat pelanggan memutuskan untuk memilih penyedia

layanan yang sama dan membeli kembali layanan yang sama didasarkan

atas pengalaman mereka.

Sebagaimana yang disebutkan Parasuraman dan Grewal (2000)

(dikutip dalam Hamidiyah, 2013) bahwa minat pembelian kembali

menunjukkan kemungkinan klien berulang kali membeli barang atau jasa

di masa depan dan hal itu berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan.

Sehingga dengan meningkatnya minat pembelian kembali dapat

Page 88: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

64

meningkatkan pendapatan berkelanjutan perusahaan dan meningkatkan

efisiensi operasional dari waktu ke waktu (McDougall dan Levesque, 2000

dalam Hamidiyah, 2013).

Dalam hal ini, Kotler (2009) dan Hartono (2010) (dikutip dalam

Hamidiyah, 2013) juga menyebutkan bahwa minat pembelian ulang

merupakan bagian dari perilaku purna pembelian, setelah membeli produk,

konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan

dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku

konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukkan

kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.

Dan sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas atau bahkan dirugikan

maka akan mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan,

menggugat melalui pengacara, mengadu ke lembaga lain, berhenti

menggunakan jasa dan menceritakan pengalaman buruknya kepada rekan-

rekannya.

2.7.6. Konsep Loyalitas Pelanggan

Perilaku pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas

merek (brand loyalty). Akan tetapi, ada perbedaan diantara keduanya. Bila

loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek

tertentu, maka perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut

pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali (bisa

dikarenakan memang hanya satu-satunya merek yang tersedia, merek

termurah, dan sebagainya). Pembelian ulang bisa merupakan hasil

Page 89: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

65

dominasi pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya

menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan

tidak memiliki peluang untuk memilih. Selain itu, pembelian ulang bisa

pula merupakan hasil dari upaya promosi terus-menerus dalam rangka

memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli kembali merek yang

sama. Bila tidak ada dominasi pasar dan upaya promosi intensif tersebut,

pelanggan bersangkutan sangat mungkin beralih merek. Sebaliknya,

pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung terikat pada merek

tersebut dan bakal membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia

banyak alternatif lainnya (Tjiptono, 2014:392).

Menurut Kapferer & Laurent (1983, dikutip dalam Odin, et al., 2001),

perilaku pembelian ulang bisa dijabarkan menjadi dua kemungkinan, yaitu

loyalitas dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek yang

didefinisikan sebagai "sejauh mana nama merek memainkan peran kunci

dalam proses pemilihan alternatif dalam kategori produk tertentu".

Perilaku pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang kuat

dikategorikan sebagai loyalitas. Sebaliknya, pembelian ulang dalam situasi

sensitivitas merek yang lemah dikategorikan sebagai inersia, yakni

konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama, namun ia tidak

menganggap nama merek itu penting (Tjiptono, 2014:392).

Page 90: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

66

Gambar 2.2 Loyalitas versus Inersia

Sumber : Kapferer & Laurent (1983, dikutip dalam Odin, et al., 2001)

Page 91: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

67

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Menurut Tjiptono (2008:49) yang dikutip dalam Sandi Rakhmat (2013),

pengertian brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu. Sebuah citra yang baik akan meningkatkan

kepuasan pelanggan, kualitas layanan, loyalitas, dan niat pembelian kembali

(Bloemer et al., 1998; Da Silva et al., 2008 dan Lai et al., 2009 dalam Nurullah

Hidajahningtyas, 2013:40).

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Page 92: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

68

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap

minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017. Variabel yang akan diteliti meliputi

variabel independen (X) yaitu brand image dan variabel dependen (Y) yaitu

minat kunjungan ulang.

3.2. Hipotesa Penelitian

Menurut La Biondo-Wood dan Haber (2002) pengertian hipotesis penelitian

adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel

yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian” (Nursalam,

2015:50).

Penetapan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan

ada atau tidaknya pengaruh antara variabel X dan variabel Y, yaitu dengan

menggunakan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol

merupakan hipotesis yang menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y

tidak signifikan, sedangkan hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang

menyatakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y signifikan.

Page 93: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

69

Dari kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya maka

hipotesis yang dapat diambil adalah :

Ha : Ada pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang layanan

kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun Tahun 2017.

Page 94: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

70

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancang Bangun Penelitian

Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan. Rancangan digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2016:157).

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang

menekankan adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya

(Swarjana, 2015:55). Penelitian ini merupakan penelitian yang mengarah pada

studi korelasional. Studi korelasi ini adalah menghubungkan variabel yang satu

dengan yang lainnya, selanjutnya mengujinya secara statistik (uji hipotesis) atau

dikenal dengan uji korelasi yang menghasilkan koefisien korelasi (Swarjana,

2015:56).

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian dengan pendekatan

cross sectional. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional (potong

lintang) yaitu penelitian yang mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada

satu titik waktu (at one point in time) dimana fenomena yang diteliti adalah

selama satu periode pengumpulan data (Swarjana, 2015:56). Pada jenis ini,

variabel independen dan dependen dinilai hanya satu kali pada satu saat dan

tidak ada tindak lanjut.

Page 95: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

71

Dengan rancang bangun penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang

pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017.

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam

suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan. Senada dengan

pendapat tersebut, Sugiyono (2002:55) mengemukakan populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kasmadi dan Sunariah,

2014:65).

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum (non BPJS) di

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus. Dengan total kunjungan

pasien rawat jalan pada tahun 2016 yaitu sebanyak 12.596 pasien yang

terdiri dari 4.824 pasien BPJS dan 7.772 pasien umum (Non BPJS).

Jumlah populasi penelitian ini dihitung berdasarkan pada rerata jumlah

pasien umum per bulan di instalasi rawat jalan tahun 2016 yaitu sebanyak

648 pasien.

4.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2013:174). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah pasien

Page 96: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

72

umum yang berkunjung ke instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus

dan telah merasakan pelayanan di instalasi rawat jalan mulai dari

registrasi, pelayanan dokter, apotek hingga kasir.

Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus

slovin yang dikutip dari Nursalam (2016:172) sebagai berikut :

Keterangan :

N = Besar populasi

d = Tingkat signifikansi (p)

n = Besar sampel

Melalui rumus dapat dihitung jumlah sampel minimum sebagai

berikut:

Maka berdasarkan perhitungan diatas, jumlah responden penelitian ini

dengan tingkat kesalahan sebesar 10% (tingkat kepercayaan 90%) adalah 87

responden

Page 97: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

73

4.3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian (Sastroasmoro & Ismail, 1995; Nursalam, 2008

dalam Nursalam, 2016:173).

Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan Non Probability Sampling.

Yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2013:84).

Adapun teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Adalah

suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian),

sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

dikenal sebelumnya (Nursalam, 2016:174).

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kriteria inklusi, meliputi :

a. Pasien umum atau pasien non BPJS yang memanfaatkan pelayanan rawat

jalan di Rumah Sakit Paru Dungus

b. Bersedia menjadi responden penelitian

c. Pasien dalam kondisi sadar dan dapat melakukan komunikasi dengan

baik

Kriteria eksklusi, meliputi :

Page 98: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

74

a. Pasien adalah pegawai rumah sakit dan atau keluarganya

b. Pasien tidak bersedia menjadi responden penelitian

4.4. Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja atau operasional adalah kegiatan penelitian yang akan

dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti untuk mencapai tujuan

penelitian (Nursalam, 2013). Adapun kerangka kerja dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Populasi

Rerata jumlah pasien umum per bulan pada instalasi rawat jalan di Rumah Sakit

Paru Dungus tahun 2016, dengan total populasi 648 orang

Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pasien umum pada instalasi rawat jalan di

Rumah Sakit Paru Dungus sejumlah 87 responden

Sampling

Purposive sampling

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional (potong

lintang)

Pengumpulan Data

Data primer dengan menggunakan kuesioner

Analisis Data

Uji Kendall dengan SPSS for windows versi 16

Hasil Penelitian

Pelaporan

Page 99: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

75

4.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013:38).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen

dan dependen. Variabel independen atau variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013:39). Dalam hal ini, variabel

independen penelitian yang dilakukan adalah Brand Image. Sedangkan

variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2013:39). Dan penelitian ini menggunakan variabel dependen berupa

minat kunjungan ulang.

4.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2016:181).

Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 100: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

76

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala

Data

Skor Kategori

Brand

Image

Persepsi tentang

rumah sakit yang

dikaitkan dengan

sikap pasien yang

meliputi tingkat

kesukaan dan manfaat

yang dipersepsikan

bila nanti

menggunakan layanan

kesehatan di Rumah

Sakit Paru Dungus

Pengukuran

menurut Keller

dilakukan

menggunakan tiga

dimensi brand

image :

1. Kesukaan

terhadap rumah

sakit

2. Kekuatan rumah

sakit

3. Keunikan rumah

sakit

(Swasty, 2016)

Kuesioner

dengan

pengukuran

skala Likert

Ordinal Skor pertanyaan :

1=sangat tidak setuju

2=tidak setuju

3=ragu-ragu

4=setuju

5=sangat setuju

12 – 24 =

Sangat Tidak

Baik

25 – 37 =

Tidak Baik

38 – 50 =

Cukup Baik

51 – 63 =

Baik

64 – 76 =

Sangat Baik

(Rakhmat, 2013)

Minat

Kunjungan

Ulang

Penilaian pasien

tentang kunjungan

ulang pada rumah

sakit yang sama yaitu

Rumah Sakit Paru

Dungus

1. Pasien berminat

melakukan

kunjungan ulang

2. Pasien tidak

berminat

melakukan

kunjungan ulang

(Trimurthy, 2008

dikutip dalam

Hamidiyah, 2013)

Kuesioner

dengan

pengukuran

skala

Guttman

Nominal 1 = tidak

2 = ya

Berminat

Tidak Berminat

(Trimurthy,2008

dikutip dalam

Hamidiyah,

2013)

Page 101: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

77

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2013:203).

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

merupakan sebuah form yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah

ditentukan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi (data) dari dan

tentang orang-orang sebagai bagian dari sebuah survei (Swarjana, 2015:113).

Adapun kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup berisi

identitas responden dan pernyataan yang harus diisi oleh responden terpilih.

Terdapat 16 pernyataan dalam kuesioner, yang terdiri dari :

5 pernyataan tentang kesukaan terhadap rumah sakit,

5 pernyataan tentang kekuatan rumah sakit,

5 pernyataan tentang keunikan rumah sakit,

1 pernyataan tentang minat kunjungan ulang.

Format yang dipakai dalam kuesioner adalah format skala likert dan skala

guttman. Skala likert pada variabel independen yaitu brand image dengan skala

nilai 1-5. Nilai yang dimaksud adalah skor atas jawaban responden. Skor yang

peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

STS (Sangat Tidak Setuju) = nilainya 1

TS (Tidak Setuju) = nilainya 2

RG (Ragu-Ragu) = nilainya 3

Page 102: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

78

ST (Setuju) = nilainya 4

SS (Sangat Setuju) = nilainya 5

Skala guttman pada variabel dependen yaitu minat kunjungan ulang dengan

jawaban "ya-tidak". Nilai yang dimasukkan adalah skor atas jawaban responden.

Skor yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

Tidak = nilainya 1

Ya = nilainya 2

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

4.7.1. Uji Validitas

Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam,

2016:184). Sedangkan menurut Sugiyono (2013:121), instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi product

moment pearson. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df =

n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni,

2015:192).

Adapun hasil uji validitas kuesioner pada variabel independen dan

dependen yang dilakukan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dengan

menggunakan jumlah responden sebanyak 30 maka nilai r tabel dapat

Page 103: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

79

diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df (degree of

freedom) = n – 2, jadi df = 30 – 2 = 28, maka r tabel = 0,312. Butir

pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel yang mana r hitung

dapat dilihat dari Corrected Item Total Corelation.

Berikut merupakan hasil uji validitas kuesioner Brand Image dan

Minat Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan :

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Brand Image dan Minat

Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan pada Instalasi Rawat

Jalan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

Brand Image Pertanyaan 1 0,783 0,312 Valid

Pertanyaan 2 0,393 0,312 Valid

Pertanyaan 3 0,366 0,312 Valid

Pertanyaan 4 0,591 0,312 Valid

Pertanyaan 5 0,676 0,312 Valid

Pertanyaan 6 0,710 0,312 Valid

Pertanyaan 7 0,683 0,312 Valid

Pertanyaan 8 0,743 0,312 Valid

Pertanyaan 9 0,703 0,312 Valid

Pertanyaan 10 0,600 0,312 Valid

Pertanyaan 11 0,737 0,312 Valid

Pertanyaan 12 0,521 0,312 Valid

Pertanyaan 13 0,611 0,312 Valid

Pertanyaan 14 0,685 0,312 Valid

Pertanyaan 15 0,678 0,312 Valid

Minat Kunjungan

Ulang Layanan

Kesehatan

Pertanyaan 16 0,333 0,312 Valid

Berdasarkan uji validitas menunjukkan indikator dari masing-masing

variabel dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai r

hitung > r tabel sehingga pertanyaan dalam kuesioner layak digunakan

sebagai indikator penelitian dan dapat dianalisis lebih lanjut.

Page 104: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

80

4.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam

waktu yang berlainan (Nursalam, 2016:184). Menurut Arikunto

(2013:221), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrumen tersebut sudah baik.

Uji reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach’s Alpha. Jika nilai

Alpha > 0,60 maka reliabel (Sujarweni, 2015:192).

Adapun hasil uji reliabilitas kuesioner pada variabel independen dan

dependen yang dilakukan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dengan

menggunakan jumlah responden sebanyak 30 dapat dilihat pada nilai

Cronbach’s Alpha, jika nilai Alpa > 0,60 maka kontruk pertanyaan yang

merupakan dimensi variabel adalah reliabel.

Berikut merupakan hasil uji reliabilitas kuesioner Brand Image dan

Minat Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan :

Page 105: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

81

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Brand Image dan Minat

Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan pada Instalasi Rawat

Jalan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

Variabel Indikator Alpha koefisien Keterangan

Brand Image Pertanyaan 1 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 2 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 3 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 4 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 5 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 6 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 7 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 8 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 9 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 10 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 11 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 12 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 13 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 14 0,915 0,60 Reliabel

Pertanyaan 15 0,915 0,60 Reliabel

Minat Kunjungan

Ulang Layanan

Kesehatan

Pertanyaan 16 0,915 0,60 Reliabel

Berdasarkan uji reliabilitas menunjukkan kontruk dari masing-

masing variabel dinyatakan reliabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan kuesioner ini mempunyai konsistensi internal yang tinggi

dibuktikan dengan nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari koefisien

yaitu 0,915 > 0,60.

4.8. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun, Jl. Dungus Kelurahan Wungu Kecamatan Wungu

Kabupaten Madiun

Waktu penelitian : penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017

Page 106: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

82

4.9. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, yaitu suatu cara

pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya

banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) (Notoatmodjo,

2012:147).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memakai kuesioner

yang dibagikan kepada responden yaitu pasien baru rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus. Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan

dengan didampingi oleh peneliti. Peneliti tidak melakukan intervensi yang dapat

mempengaruhi jawaban responden.

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada

responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa profil

atau dokumen Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

4.10. Teknik Analisis Data

4.10.1. Tahap Pengolahan Data

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan

harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara

umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut meliputi apakah

jawaban sudah lengkap, apakah jawaban cukup jelas atau terbaca,

Page 107: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

83

apakah jawaban relevan, dan apakah jawaban konsisten dengan

jawaban pertanyaan yang lainnya (Notoatmodjo, 2012:176).

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng"kodean" atau "coding", yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam

memasukkan data (Notoatmodjo, 2012:177).

c. Data Entry atau Processing

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk "kode" (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam program atau "software" komputer. Dalam proses ini juga

dituntut ketelitian dari orang yang melakukan "data entry" ini.

Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya

memasukkan data saja (Notoatmodjo, 2012:177).

d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data

(Notoatmodjo, 2012:177).

Page 108: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

84

4.10.2. Analisis Univariate

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012:182).

Bentuk analisis univariate tergantung dari jenis datanya. Dalam

penelitian ini analisis univariate dilakukan pada tiap variabel dari hasil

penelitian dengan mendeskripsikan setiap variabel dengan cara

membuat tabel distribusi frekuensi, diantaranya variabel brand image

berupa kesukaan terhadap rumah sakit, kekuatan rumah sakit, keunikan

rumah sakit dan variabel minat kunjungan ulang.

4.10.3. Analisis Bivariate

Setelah dilakukan analisis univariate, hasilnya akan diketahui

karakteristik atau distribusi setiap variabel, kemudian dapat dilanjutkan

analisis bivariate. Analisis bivariate yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,

2012:182).

Analisis bivariate dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh Brand Image (X) terhadap minat kunjungan ulang pasien (Y).

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi

Kendall. Uji korelasi kendall bertujuan untuk menguji hubungan atau

pengaruh antara dua variabel yang berdata ordinal, dapat juga salah satu

data ordinal dan lainnya nominal maupun rasio. Untuk mengetahui

Page 109: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

85

terdapat pengaruh atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan dan

seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai r (Sujarweni,

2015:134).

a. Jika P value (0,000) ≥ 0,05 maka Ho diterima, tidak ada pengaruh

brand image terhadap minat kunjungan ulang pasien.

b. Jika P value (0,000) < 0,05 maka H0 ditolak, ada pengaruh brand

image terhadap minat kunjungan ulang pasien.

4.11. Etika Penelitian

Dalam penelitian, banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya

metode, desain, dan aspek lainnya, tetapi ada hal sangat penting dan serius

yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu etika penelitian. Hal ini memang

menjadi pertimbangan dan hal mutlak yang harus dipatuhi oleh peneliti di

bidang apapun (Swarjana, 2015:170).

Secara umum prinsip etika dalam penelitian dapat dibedakan menjadi

tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan

prinsip keadilan (Nursalam, 2016:194).

1. Prinsip manfaat

a. Penelitian ini dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

responden (pasien baru rawat jalan).

b. Partisipasi responden dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan tidak dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan

responden dalam bentuk apa pun.

Page 110: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

86

c. Peneliti mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang akan

berakibat kepada responden.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Responden diperlakukan secara manusiawi, yaitu responden berhak

untuk memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden

ataupun tidak.

b. Peneliti memberikan penjelasan secara terperinci serta

bertanggungjawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada responden.

c. Sebelum penelitian, peneliti memberikan informed consent kepada

responden yaitu peneliti memberikan informasi secara lengkap

tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.

3. Prinsip keadilan

a. Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi

apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari

penelitian.

b. Responden berhak untuk meminta data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu nama responden diganti dengan nomor

(anonymity) serta peneliti menjaga kerahasiaan informasi yang

diberikan dan hanya digunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak

akan dipublikasikan tanpa izin responden.

Page 111: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

87

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum

5.1.1. Sejarah

RS. Paru Dungus Madiun didirikan pada tanggal 5 Juli 1939 oleh

Pemerintah kolonial Belanda melalui direktur Van Economic Zaken.

Konsep awal berdirinya RS. Paru Dungus Madiun adalah “Sanatorium”

(tempat peristirahatan /pengisolasian bagi penderita penyakit paru), dengan

nama “Sanatorium Rakyat”.

Ditetapkan menjadi Rumah Sakit Paru berdasarkan Perda Nomor 37

Tahun 2000 serta Pergub. Nomor 26 tahun 2002. Pada tahun 2009

ditetapkan sebagai PPK-BLUD Unit Kerja dengan status bertahap. Pada

tahun 2011 ditetapkan sebagai RS terakreditasi 5 pelayanan dasar. Pada

tahun 2012 ditetapkan sebagai PPK-BLUD Unit Kerja dengan status

penuh.

5.1.2. Aspek Legal

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 tahun 2008

tanggal 20 Agustus 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur No. 32

tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT. Dinkes. Provinsi Jawa

Timur tanggal 12 Mei 2015, kedudukan RS. Paru Dungus Madiun adalah

Page 112: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

88

sebagai Unsur Pelaksana Teknis Operasional Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur.

RS Paru Dungus Madiun menyelenggarakan pelayanan kesehatan

dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:

HK.07.06/III/340/08 tanggal 5 Pebruari 2008 tentang Pemberian Ijin

Penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus dan diperpanjang dengan surat

keputusan bupati Madiun No 445/ 2149 / 402.102 / 2015 tanggal 10

Agustus 2015 tentang Klasifikasi dan Ijin Operasional Rumah Sakit Paru

Dungus kabupaten Madiun.

Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur no 118 / 765 / KPTS /

013 / 2012 tanggal.12 Desember 2012, Rumah Sakit Paru Dungus

ditetapkan sebagai PPK-BLUD Penuh.

5.1.3. Lokasi Bisnis

RS Paru Dungus terletak di Dungus, Kelurahan Wungu, Kecamatan

Wungu, Kabupaten Madiun ( 13 km di sebelah Timur dari Pusat Kota

Madiun). Terletak di sisi barat Gunung Wilis pada ketinggian 80m diatas

permukaan air laut. Luas lahan total + 9 Ha, dengan luas bangunan + 4 Ha

dan menyisakan lahan kosong untuk taman + 5 Ha.

RS Paru Dungus berdekatan dengan pemukiman penduduk dan

menjadi lokasi persimpangan akses penduduk dari kecamatan Kare,

kecamatan Wungu, dan kecamatan Dagangan.

Jangkauan wilayah geografis pelayanan Rumah Sakit Paru Dungus

meliputi Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Ponorogo,

Page 113: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

89

Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk, dan

Kabupaten Pacitan.

Secara administrasi alamat Rumah Sakit Paru Dungus Sebagai

berikut:

Alamat : Dungus, Desa Wungu, Kec. Wungu, Kab. Madiun

No Telp. : 0351 456735

No Faks. : 0351 459746

Email : [email protected]

1. Keamanan Lingkungan

Keamanan lingkungan RS. Paru Dungus Madiun relatif terjamin,

karena lokasinya berdekatan dengan kantor Polisi serta perkampungan

penduduk yang memiliki tingkat keamanan baik.

2. Bisnis lain sekitar lokasi

Sebelah kanan bangunan rumah sakit merupakan lokasi

perkampungan penduduk, lokasi sebelah kiri dan belakang hutan jati

sedangkan depan bangunan rumah sakit merupakan akses jalan raya

menuju tempat lokasi wisata monumen nasional dan ke lokasi wana

wisata. Keberadaan kompetitor (rumah sakit lain) berjarak + 13 Km.

3. Akses ke lokasi

RS. Paru Dungus Madiun dapat dicapai oleh masyarakat dengan

menggunakan kendaraan pribadi yang jaraknya ± 13 km arah timur

kota Madiun. Kendaraan umum sejak 2 tahun terakhir hampir tidak

jelas keberadaannya.

Page 114: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

90

5.1.4. Gambaran Produk Jasa

Produk jasa pelayanan kesehatan yang ditawarkan adalah :

1. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam

2. Pelayanan Rawat Jalan, meliputi :

- Poli Spesialis Penyakit Paru

- Poli Spesialis Penyakit Dalam

- Poli Spesialis Orthopedi

- Poli Spesialis Saraf

- Klinik Gigi

- Pojok DOTS

3. Pelayanan Rawat Inap, dengan komposisi :

a. Kelas III : 23 TT

b. Kelas II : 14 TT

c. Kelas I : 8 TT

d. Kelas Utama (Tulip) : 7 TT

4. Pelayanan Penunjang, terdiri dari

a. Pelayanan Rehabilitasi Medik/ Fisiotherapi

b. Pelayanan Laboratorium/ Patologi Klinik

c. Pelayanan Radiologi

d. Pelayanan Tindakan Paru

e. Pelayanan Farmasi

f. Pelayanan Mobil Ambulance

Page 115: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

91

5. Peralatan Canggih Pendukung :

a. Bus Rontgen / Radiologi Lapangan

b. Bronchoscopi / FOB

c. Endoscopi

d. Radiologi Flouroscopi

e. Computer Radiografi

f. Spirometri

g. USG 4 Dimensi

h. Microskop Monitor

i. Kimia Klinik Analyser

5.1.5. Visi Dan Misi

5.1.5.1. Visi

Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau

kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui

penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima)

tahun yang akan datang.

Visi Rumah Sakit Paru Dungus Madiun yaitu :

“MENJADI RUMAH SAKIT DENGAN UNGGULAN

PELAYANAN PARU PILIHAN UTAMA MASYARAKAT”

Penjelasan dari Visi diatas adalah:

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun harus menjadi yang

terdepan dalam inovasi dan unggul dalam pelayanan terutama

pelayanan kesehatan penyakit paru bagi masyarakat eks

Page 116: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

92

karesidenan Madiun. Dengan terwujudnya kualitas pelayanan

yang prima/profesional, unggul dalam inovasi dan pengembangan

sumber daya, serta dapat menyentuh hati konsumenya dari

berbagai kalangan menjadikan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

sebagai pilihan utama masyarakat dalam berobat dan bukan lagi

sebagai pilihan alternatif.

5.1.5.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka Misi

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pelayanan yang sesuai standar yang berorientasi

pada kepuasan konsumen

2. Mewujudkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel

3. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan lintas program

Adapun penjabaran dari Misi tersebut diatas diuraikan

seperti dibawah ini :

1. Mewujudkan pelayanan yang sesuai standar yang berorientasi

pada kepuasan konsumen

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun senantiasa berupaya

memberikan pelayanan yang bermutu dan professional sesuai

dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang ditetapkan

kepada seluruh pasien, baik pasien rawat inap maupun rawat

jalan. Selain itu, pelayanan RS Paru Dungus Madiun sungguh-

sungguh memperhatikan standar pelayanan sesuai dengan

Page 117: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

93

perkembangan ilmu dan teknologi yang tersedia (medik,

keperawatan, penunjang medik dan manajemen).

Dalam memberikan pelayanan, Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun selain memperhatikan mutu pelayanan juga sangat

peduli terhadap kepuasan konsumen. Konsumen merupakan

aset yang sangat berharga dalam hal pelayanan jasa kesehatan.

Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu

adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap

pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan

rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan

standard dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Oleh

karena itu Rumah Sakit Paru Dungus Madiun sangat

memperhatikan kepuasan konsumen terhadap pelayanan

kesehatan yang diberikan.

2. Mewujudkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun mengupayakan

terwujudnya sistem manajemen yang terbuka dan dapat

dipertanggungjawabkan. Demi terwujudnya hal tersebut maka

diperlukan peningkatan pelayanan publik yang efektif, efisien

dan akuntabel. Sehingga indeks kepuasan dari aparatur

terhadap pelayanan adminitrasi perkantoran dan kenyamanan

kantor terus meningkat.

Page 118: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

94

3. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dan lintas program

Dalam rangka pengendalian penyakit TB dalam rangka

pencegahan penyakit TB dengan melakukan penemuan kasus

TB sebanyak - banyaknya di masyarakat serta dengan

melakukan pengobatan sampai tuntas terhadap pasien TB tidak

dapat dilakukan oleh satu sektor maupun satu program saja.

Diperlukan adanya kerja sama dari berbagai sektor maupun

program, khususnya dengan melibatkan masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu, upaya yang harus ditempuh oleh Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun antara lain adalah dengan meningkatkan

kerjasama lintas sektor dan lintas program.

5.2. Karakteristik Responden

Didalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui kuesioner untuk

mengetahui gambaran umum responden. Penyebaran kuesioner dilakukan

terhadap 87 responden yang merupakan pasien umum pada instalasi rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun. Berikut penulis sajikan mengenai jawaban

responden atas dasar karakteristik :

1. Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kelompok, yaitu

kelompok laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data ini diperoleh

persentase responden berdasarkan jenis kelamin seperti ditunjukkan pada

tabel berikut :

Page 119: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

95

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-Laki 39 44,8

2 Perempuan 48 55,2

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 87 responden yang menjadi

sampel penelitian, proporsi tertinggi yaitu responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 48 orang atau sebesar 55,2%, sedangkan responden

yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang atau sebesar 44,8%

menduduki proporsi terendah.

2. Usia Responden

Hasil distribusi usia responden dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No. Usia Jumlah Prosentase (%)

1 20 – 29 tahun 12 13,8

2 30 – 39 tahun 19 21,8

3 40 – 49 tahun 24 27,6

4 50 – 59 tahun 20 23

5 60 – 69 tahun 9 10,3

6 70 – 79 tahun 3 3,4

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dari 87 responden yang menduduki proporsi

tertinggi yaitu responden berusia 40 – 49 tahun sebanyak 24 orang atau

27,6% dan proporsi terendah yaitu responden dengan usia 70 – 79 tahun

sebanyak 3 orang atau 3,4%.

Page 120: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

96

3. Pendidikan Responden

Hasil analisis data ini diperoleh nilai distribusi frekuensi terhadap

tingkat pendidikan responden seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 Tidak Tamat SD/Tidak Sekolah 9 10,3

2 Tamat SD 23 26,4

3 Tamat SMP 28 32,2

4 Tamat SMA 22 25,3

5 Tamat Perguruan Tinggi 5 5,7

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dari 87 responden yang dijadikan sampel

penelitian, responden yang tamat SMP sebanyak 28 orang atau 32,2%

menduduki proporsi tertinggi, sedangkan untuk proporsi terendah yaitu tamat

Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang atau 5,7%.

4. Pekerjaan Responden

Hasil analisis data ini diperoleh nilai distribusi frekuensi terhadap jenis

pekerjaan responden seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Pegawai Swasta 4 4,6

2 Pedagang/Wiraswasta 20 23

3 Buruh/Tukang/Petani 30 34,5

4 Ibu Rumah Tangga 30 34,5

5 Pelajar/Mahasiswa 3 3,4

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, dari 87 responden yang dijadikan sampel

penelitian, paling banyak merupakan responden yang memiliki pekerjaan

Page 121: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

97

sebagai buruh/tukang/petani sebanyak 30 orang atau 34,5% dan yang paling

sedikit yaitu responden yang merupakan pelajar/mahasiswa sebanyak 3 orang

atau 3,4%.

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1. Brand Image Yang Dimiliki Oleh Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Tahun 2017

Melalui pernyataan yang diberikan peneliti dalam kuesioner yang

disebarkan untuk keperluan penelitian ini dapat diketahui tanggapan

responden terhadap Brand Image yang dimiliki Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun.

1. Variasi Layanan Kesehatan

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus menyediakan berbagai variasi

layanan kesehatan. Jawaban responden dari pernyataan tersebut

seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Variasi Layanan Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan RS

Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 14 16,1

2 Setuju 48 55,2

3 Ragu-Ragu 13 14,9

4 Tidak Setuju 11 12,6

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 48 orang atau

Page 122: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

98

55,2%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

RS Paru Dungus Madiun menyediakan berbagai variasi layanan

kesehatan rawat jalan.

2. Tarif Layanan Kesehatan yang Terjangkau

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu tarif layanan

kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus terjangkau. Jawaban

responden dari pernyataan tersebut seperti ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 5.6 Tarif Layanan Kesehatan yang Terjangkau Pada Instalasi

Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 12 13,8

2 Setuju 61 70,1

3 Ragu-Ragu 10 11,5

4 Tidak Setuju 3 3,4

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 61 orang atau

70,1%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

tarif layanan kesehatan rawat jalan RS Paru Dungus Madiun

terjangkau.

Page 123: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

99

3. Tarif Layanan Kesehatan yang Kompetitif

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu tarif layanan

kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus kompetitif dengan

rumah sakit lain. Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Tarif Layanan Kesehatan yang Kompetitif Pada Instalasi

Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 7 8

2 Setuju 48 55,2

3 Ragu-Ragu 25 28,7

4 Tidak Setuju 5 5,7

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 48 orang atau

55,2%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 2 orang atau 2,3%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

tarif layanan kesehatan rawat jalan RS Paru Dungus Madiun

kompetitif dengan RS lain.

4. Kepercayaan Pasien Terhadap Kualitas Layanan Kesehatan

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu pasien

percaya dengan kualitas layanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus. Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 124: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

100

Tabel 5.8 Kepercayaan Pasien Terhadap Kualitas Layanan Kesehatan

Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 24 27,6

2 Setuju 59 67,8

3 Ragu-Ragu 1 1,1

4 Tidak Setuju 1 1,1

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 59 orang atau

67,8%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 2 orang atau 2,3%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden percaya dengan

kualitas layanan kesehatan rawat jalan di RS Paru Dungus Madiun.

5. Rasa Bangga Pasien Terhadap Jasa Layanan Kesehatan

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu pasien merasa

bangga pada saat menggunakan jasa layanan rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus. Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.9 Rasa Bangga Pasien Terhadap Jasa Layanan Kesehatan

Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 24 27,6

2 Setuju 55 63,2

3 Ragu-Ragu 6 6,9

4 Tidak Setuju 1 1,1

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Page 125: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

101

Dari tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 55 orang atau

63,2%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden merasa bangga

menggunakan jasa layanan kesehatan rawat jalan di RS Paru Dungus

Madiun.

6. Nama Rumah Sakit Mudah Diingat

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu nama Rumah

Sakit Paru Dungus mudah diingat. Jawaban responden dari pernyataan

tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.10 Nama Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Mudah Diingat

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 14 16,1

2 Setuju 58 66,7

3 Ragu-Ragu 5 5,7

4 Tidak Setuju 8 9,2

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 58 orang atau

66,7%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 2 orang atau 2,3%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

nama RS Paru Dungus Madiun mudah diingat.

Page 126: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

102

7. Nama Dan Logo Rumah Sakit Memiliki Daya Tarik

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu nama dan

logo Rumah Sakit Paru Dungus memiliki daya tarik tersendiri

dibandingkan dengan rumah sakit lain. Jawaban responden dari

pernyataan tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.11 Nama Dan Logo Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Memiliki Daya Tarik

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 5 5,7

2 Setuju 37 42,5

3 Ragu-Ragu 27 31

4 Tidak Setuju 11 12,6

5 Sangat Tidak Setuju 7 8

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 37 orang atau

42,5%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

setuju sebanyak 5 orang atau 5,7%.

8. Dokter Dan Perawat yang Kompeten

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus memiliki dokter dan perawat yang

kompeten. Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 127: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

103

Tabel 5.12 Dokter Dan Perawat yang Kompeten Pada Instalasi Rawat

Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 21 24,1

2 Setuju 60 69

3 Ragu-Ragu 5 5,7

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 60 orang atau

69%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan tidak

setuju sebanyak 0%. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan

bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa dokter dan perawat di

instalasi rawat jalan RS Paru Dungus Madiun berkompeten

dibidangnya.

9. Petugas Kesehatan Cepat Dan Tanggap Dalam Melayani

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu petugas

kesehatan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus cepat dan

tanggap dalam melayani pasien. Jawaban responden dari pernyataan

tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.13 Petugas Kesehatan Cepat Dan Tanggap Dalam Melayani

Pada Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 24 27,6

2 Setuju 57 65,5

3 Ragu-Ragu 1 1,1

4 Tidak Setuju 4 4,6

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Page 128: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

104

Dari tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 57 orang atau

65,5%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju dan ragu-ragu sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara

keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa petugas kesehatan instalasi rawat jalan RS Paru

Dungus Madiun cepat dan tanggap dalam melayani pasien.

10. Peralatan yang Memadai

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu peralatan

yang dimiliki instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus sudah

memadai untuk melayani pasien. Jawaban responden dari pernyataan

tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.14 Peralatan yang Memadai Pada Instalasi Rawat Jalan RS

Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 20 23

2 Setuju 56 64,4

3 Ragu-Ragu 6 6,9

4 Tidak Setuju 4 4,6

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 56 orang atau

64,4%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

Page 129: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

105

peralatan di instalasi rawat jalan RS Paru Dungus Madiun sudah

cukup memadai.

11. Layanan Kesehatan yang Mudah Diakses

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu Rumah Sakit

Paru Dungus menawarkan layanan rawat jalan yang mudah diakses.

Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti ditunjukkan pada

tabel berikut :

Tabel 5.15 Layanan Kesehatan yang Mudah Diakses Pada Instalasi

Rawat Jalan RS Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 23 26,4

2 Setuju 59 67,8

3 Ragu-Ragu 3 3,4

4 Tidak Setuju 0 0

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.15 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 59 orang atau

67,8%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan tidak

setuju sebanyak 0. Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan

bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa RS Paru Dungus

Madiun menawarkan layanan rawat jalan yang mudah diakses.

12. Ahli Dalam Pengobatan Penyakit Paru Dan Saluran Pernafasan

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus ahli dalam pengobatan penyakit paru

dan saluran pernafasan. Jawaban responden dari pernyataan tersebut

seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 130: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

106

Tabel 5.16 RS Paru Dungus Madiun Ahli Dalam Pengobatan Paru

Dan Saluran Pernafasan

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 28 32,2

2 Setuju 41 47,1

3 Ragu-Ragu 16 18,4

4 Tidak Setuju 1 1,1

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.16 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 41 orang atau

47,1%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara

keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa instalasi rawat jalan RS Paru Dungus Madiun ahli

dalam pengobatan penyakit paru dan saluran pernafasan.

13. Lingkungan yang Strategis

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu Rumah Sakit

Paru Dungus berada di lingkungan yang strategis. Jawaban responden

dari pernyataan tersebut seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.17 Lingkungan RS Paru Dungus Madiun yang Strategis

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 16 18,4

2 Setuju 58 66,7

3 Ragu-Ragu 7 8

4 Tidak Setuju 4 4,6

5 Sangat Tidak Setuju 2 2,3

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.17 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 58 orang atau

Page 131: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

107

66,7%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 2 orang atau 2,3%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

RS Paru Dungus Madiun berada di lingkungan strategis.

14. Petugas Kesehatan yang Ramah

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus memiliki petugas kesehatan yang

ramah. Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 5.18 Petugas Kesehatan Instalasi Rawat Jalan RS Paru Dungus

Madiun Ramah

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 30 34,5

2 Setuju 53 60,9

3 Ragu-Ragu 2 2,3

4 Tidak Setuju 1 1,1

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.18 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 53 orang atau

60,9%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara

keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden

menyatakan bahwa petugas kesehatan di instalasi rawat jalan RS Paru

Dungus Madiun ramah.

15. Lingkungan yang Bersih

Page 132: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

108

Pernyataan yang terdapat didalam kuesioner yaitu lingkungan

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus sangat bersih.

Jawaban responden dari pernyataan tersebut seperti ditunjukkan pada

tabel berikut :

Tabel 5.19 Lingkungan yang Bersih Pada Instalasi Rawat Jalan RS

Paru Dungus Madiun

No. Pernyataan Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Setuju 16 18,4

2 Setuju 60 69

3 Ragu-Ragu 8 9,2

4 Tidak Setuju 2 2,3

5 Sangat Tidak Setuju 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.19 diatas dapat dilihat bahwa jawaban dengan

proporsi tertinggi yaitu menyatakan setuju sebanyak 60 orang atau

69%. Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1,1%. Secara keseluruhan dapat

ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa

lingkungan instalasi rawat jalan RS Paru Dungus Madiun sangat

bersih.

Dari kelimabelas pernyataan mengenai brand image tersebut,

kemudian dianalisis dan dicari nilai reratanya untuk menentukan

kategori masing-masing pernyataan. Hasil analisis masing-masing

pernyataan seperti ditunjukkan pada tabel berikut :

Page 133: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

109

Tabel 5.20 Analisis Pernyataan Brand Image Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No.

Pernyataan STS TS RG ST SS Jumlah Rerata Ket

1. Variasi layanan kesehatan 1 11 13 48 14 324 3,72 Baik

2. Tarif layanan kesehatan yang terjangkau 1 3 10 61 12 341 3,92 Baik

3. Tarif layanan kesehatan yang kompetitif 2 5 25 48 7 314 3,61 Baik

4. Kepercayaan pasien terhadap kualitas layanan

kesehatan 2 1 1 59 24 363 4,17 Baik

5. Rasa bangga pasien terhadap jasa layanan

kesehatan 1 1 6 55 24 361 4,15 Baik

6. Nama Rumah Sakit mudah diingat 2 8 5 58 14 335 3,85 Baik

7. Nama dan logo Rumah Sakit memiliki daya tarik 7 11 27 37 5 283 3,25 Cukup Baik

8. Dokter dan perawat yang kompeten 1 0 5 60 21 361 4,15 Baik

9. Petugas kesehatan cepat dan tanggap dalam

melayani 1 4 1 57 24 360 4,14 Baik

10. Peralatan yang memadai 1 4 6 56 20 351 4,03 Baik

11. Layanan kesehatan yang mudah diakses 2 0 3 59 23 362 4,16 Baik

12. Ahli dalam pengobatan paru dan saluran

pernafasan 1 1 16 41 28 355 4,08 Baik

13. Lingkungan yang strategis 2 4 7 58 16 343 3,94 Baik

14. Petugas kesehatan yang ramah 1 1 2 53 30 371 4,26 Sangat Baik

15. Lingkungan yang bersih 1 2 8 60 16 349 4,01 Baik

Page 134: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

110

Dari tabel 5.20 diatas, dapat dilihat bahwa pernyataan dengan

nilai rerata tertinggi sebesar 4,26 yang berada pada kategori sangat

baik yaitu tentang petugas kesehatan yang ramah. Sedangkan untuk

rerata terendah sebesar 3,25 dengan kategori cukup baik yaitu

pernyataan nama dan logo rumah sakit memiliki daya tarik. Untuk

rata-rata pernyataan mengenai brand image berada pada kategori baik

dengan nilai rerata tertinggi sebesar 4,17 yaitu pada pernyataan

tentang kepercayaan pasien dan nilai terendah pada pernyataan tarif

yang kompetitif sebesar 3,61.

Setelah mengetahui data umum diatas, yang telah diuraikan

berdasarkan jumlah pernyataan di dalam kuesioner mengenai brand

image, selanjutnya akan ditampilkan hasil penelitian yang terkait

dengan data khusus mengenai brand image.

Untuk memudahkan penilaian dari jawaban responden, maka

kriteria penilaian dari jawaban responden dibuat sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) diberi bobot nilai 5

Setuju (ST) diberi bobot nilai 4

Ragu-Ragu (RG) diberi bobot nilai 3

Tidak Setuju (TS) diberi bobot nilai 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot nilai 1

Selanjutnya dicari nilai dari semua jawaban responden, untuk

memudahkan penilaian tersebut, maka digunakan interval untuk

Page 135: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

111

menentukan panjang kelas interval, maka digunakan rumus sebagai

berikut :

Dimana :

P = Panjang Kelas Interval

Rentang = Data terbesar – data terkecil

Banyak Kelas = 5

Berdasarkan rumus diatas, maka panjang kelas interval adalah :

Maka interval dari kriteria penilaian diasumsikan sebagai berikut :

12 – 24 = Sangat Tidak Baik

25 – 37 = Tidak Baik

38 – 50 = Cukup Baik

51 – 63 = Baik

64 – 76 = Sangat Baik

Gambaran mengenai Brand Image yang dimiliki Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun, khususnya pada instalasi rawat jalan

sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 5.21 Distribusi Frekuensi Brand Image Pada Instalasi Rawat

Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

Page 136: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

112

No. Brand Image Jumlah Prosentase (%)

1 Sangat Baik 16 18,4

2 Baik 67 77

3 Cukup Baik 3 3,4

4 Tidak Baik 0 0

5 Sangat Tidak Baik 1 1,1

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat bahwa proporsi paling

tinggi yaitu brand image dalam kategori baik sebesar 77%.

Sedangkan untuk proporsi terendah yaitu brand image dalam kategori

tidak baik sebesar 0 dan sangat tidak baik 1,1%. Dapat disimpulkan

bahwa Brand Image yang dimiliki Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

pada instalasi rawat jalan adalah dalam tingkat baik yaitu sebesar

77%.

5.3.2. Minat Pasien Dalam Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan Pada

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun

2017

Gambaran mengenai minat kunjungan ulang pada instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun sebagaimana ditampilkan dalam

tabel berikut :

Tabel 5.22 Distribusi Frekuensi Minat Kunjungan Ulang Pada Instalasi

Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun 2017

No. Minat Kunjungan Ulang Jumlah Prosentase (%)

1 Berminat 69 79,3

2 Tidak Berminat 18 20,7

Total 87 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel 5.22 diketahui bahwa dari 87 responden, sebanyak

69 orang atau sebesar 79,3% menyatakan berminat untuk melakukan

Page 137: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

113

kunjungan ulang pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 18 orang atau 20,7%

menyatakan tidak berminat melakukan kunjungan ulang. Dapat

disimpulkan sebagian besar responden yaitu pasien rawat jalan berminat

melakukan kunjungan ulang pada instalasi rawat jalan RS Paru Dungus

Madiun (79,3%).

5.3.3. Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang Layanan

Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun Tahun 2017

Tabel 5.23 Tabulasi Silang Brand Image Terhadap Minat Kunjungan

Ulang Layanan Kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun

Minat Kunjungan Ulang Total

Berminat Tidak

Berminat

n % n % n %

Brand

Image

Sangat Baik 15 93,8 1 6,2 16 100

Baik 53 79,1 14 20,9 67 100

Cukup Baik 1 33,3 2 66,7 3 100

Tidak Baik 0 0 0 0 0 0

Sangat Tidak

Baik

0 0 1 100 1 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.23 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi sebesar

93,8% menyatakan bahwa brand image RS sangat baik dan berminat

melakukan kunjungan ulang. Sedangkan proporsi terendah sebesar 0

yaitu mengenai brand image RS tidak baik. Dan juga terdapat 1 orang

yang menyatakan bahwa brand image RS sangat tidak baik dan tidak

berminat melakukan kunjungan ulang.

5.3.4.1. Analisis Koefisien Korelasi Kendall Tau

Page 138: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

114

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Brand Image

terhadap minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, perlu

dilakukan uji korelasi (hubungan). Analisis korelasi digunakan

untuk mengukur derajat keeratan atau hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Berikut hasil analisis

korelasi Kendall Tau menggunakan program SPSS for windows

versi 16 :

Tabel 5.24 Perhitungan Korelasi Kendall Tau

No. Variabel Brand

Image

Minat

Kunjungan

Ulang

1. Brand Image Correlation Coefficient 1.000 .262

Sig (2-tailed) .013

N 87 87

2. Minat

Kunjungan

Ulang

Correlation Coefficient .262 1.000

Sig (2-tailed) .013

N 87 87

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Kendall Tau, maka

diperoleh nilai rs sebesar 0,262 yang berada diantara 0,21 –

0,40. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara Brand Image

dengan minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi

rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dapat dikatakan

lemah dan searah, seperti yang tertera pada tabel 5.25 sebagai

berikut :

Tabel 5.25 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat Lemah

Page 139: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

115

0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,70 Kuat

0,71 – 0,90 Sangat Kuat

0,91 – 0,99 Kuat Sekali

Sumber : Sujarweni (2015 : 127)

5.3.4.2. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Brand Image

terhadap minat kunjungan ulang layanan kesehatan pada

instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun dalam

bentuk persentase, maka digunakan perhitungan koefisien

determinasi dengan rumus sebagai berikut :

Kd = rs² x 100%

= 0,262² x 100%

= 0,0686 x 100%

= 6,86%

Besarnya pengaruh Brand Image terhadap minat

kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun adalah sebesar 6,86% dan

sisanya 93,14% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak

diteliti oleh peneliti.

5.3.4.3. Pengujian Hipotesis

Page 140: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

116

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis,

maka dilakukan uji Kendall Tau dengan hipotesis sebagai

berikut :

a. Jika P value (0,000) ≥ 0,05 maka Ho diterima, tidak ada

pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang

pasien.

b. Jika P value (0,000) < 0,05 maka H0 ditolak, ada pengaruh

brand image terhadap minat kunjungan ulang pasien.

Tabel 5.26 Perhitungan Korelasi Kendall Tau

No. Variabel Brand

Image

Minat

Kunjungan

Ulang

1. Brand Image Correlation Coefficient 1.000 .262

Sig (2-tailed) .013

N 87 87

2. Minat

Kunjungan

Ulang

Correlation Coefficient .262 1.000

Sig (2-tailed) .013

N 87 87

*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Dari tabel 5.26 diatas, dapat dilihat bahwa nilai P value =

0,013 kurang dari 0,05. Ini berarti H0 ditolak, maka ada

pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang layanan

kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun. Hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan pada Bab

3 yaitu "Ada pengaruh brand image terhadap minat kunjungan

ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun Tahun 2017" dapat diterima.

Page 141: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

117

5.4. Pembahasan

5.4.1. Brand Image Yang Dimiliki Oleh Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Tahun 2017

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di instalasi rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun tahun 2017 tentang Brand Image

yang meliputi aspek kesukaan terhadap rumah sakit, kekuatan dan

keunikan rumah sakit, menunjukkan bahwa pasien instalasi rawat jalan di

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun menyatakan Brand Image Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun adalah baik dengan menduduki proporsi

tertinggi yaitu 77% dan yang menyatakan sangat tidak baik menduduki

proporsi terendah yaitu 1,1%.

Kesukaan terhadap rumah sakit diukur melalui variasi layanan

kesehatan, tarif jasa pelayanan, kepercayaan pasien, dan rasa bangga

pasien terhadap rumah sakit. Nilai rerata tertinggi sebesar 4,17 yaitu

tentang kepercayaan pasien, sedangkan rerata terendah sebesar 3,61 yaitu

tentang tarif kompetitif.

Kekuatan rumah sakit diukur melalui nama dan logo rumah sakit,

petugas kesehatan, dan peralatan rumah sakit. Nilai rerata tertinggi

sebesar 4,15 yaitu tentang dokter dan perawat yang kompeten, sedangkan

rerata terendah sebesar 3,25 yaitu tentang nama dan logo rumah sakit.

Keunikan rumah sakit diukur melalui akses pelayanan, layanan

kesehatan unggulan, petugas kesehatan, dan lingkungan rumah sakit.

Page 142: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

118

Nilai rerata tertinggi sebesar 4,26 yaitu tentang keramahan petugas

kesehatan, sedangkan rerata terendah sebesar 3,94 yaitu tentang

lingkungan strategis.

Brand image adalah persepsi sebuah merek yang dikaitkan dengan

sikap (attitude) pasar yang meliputi tingkat kesukaan dan manfaat yang

dipersepsikan bila nanti menggunakannya (Supriyanto dan Ernawaty,

2010:404). Menurut Keller yang dikutip oleh Sandi Rakhmat (2013)

mengatakan bahwa terdapat tiga hal yang dapat membedakan citra merek

antara berbagai merek yang dievaluasi oleh konsumen yang dapat

meningkatkan kemungkinan untuk melakukan keputusan pembelian

terhadap suatu merek, yaitu :

1. Favorability of brand association, dimana konsumen percaya bahwa

merek suatu produk dapat memiliki manfaat bagi mereka.

Indikatornya adalah variasi produk (variasi model, variasi warna,

variasi ukuran), harga terjangkau dan kompetitif, percaya diri

konsumen.

2. Strength of brand association, merupakan kekuatan asosiasi suatu

merek produk yang ada dalam ingatan konsumen. Indikatornya

adalah kualitas produk dan jasa, pengalaman perusahaan.

3. Uniqueness of brand association, merupakan keunikan dari suatu

merek produk yang akan dipandang lain dan akan memberikan citra

yang berbeda dari pesaing. Indikatornya adalah akses atau

kemudahan, ciri khas tersendiri.

Page 143: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

119

Menurut pendapat peneliti, brand image yang dimiliki oleh Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun khususnya pada instalasi rawat jalan sudah

baik. Pernyataan brand image yang menurut responden paling baik yaitu

tentang petugas kesehatan yang ramah serta kepercayaan pasien terhadap

rumah sakit. Manajemen Rumah Sakit Paru Dungus Madiun telah

berhasil menciptakan citra merek yang baik di benak pelanggan melalui

penciptaan kekuatan dan keunikan rumah sakit serta kesukaan pasien

terhadap rumah sakit.

Tetapi masih ada beberapa faktor dari brand image tersebut yang

harus diperhatikan, diantaranya yaitu mengenai nama dan logo rumah

sakit yang memiliki daya tarik, karena memiliki nilai rerata paling

rendah. Jadi ada sebagian responden menganggap bahwa nama dan logo

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun kurang memiliki daya tarik bagi

responden.

Dilihat dari tiga aspek meliputi kesukaan terhadap rumah sakit,

kekuatan dan keunikan rumah sakit maka yang perlu mendapatkan

perhatian lebih untuk ditingkatkan yaitu pada aspek kesukaan terhadap

rumah sakit serta kekuatan rumah sakit. Sedangkan untuk aspek keunikan

rumah sakit sudah lebih bagus dibandingkan dua aspek lainnya.

Untuk itu, manajemen Rumah Sakit Paru Dungus Madiun harus

tetap melakukan peningkatan terkait dengan citra merek untuk

menghadapi persaingan dengan rumah sakit lain. Terutama terkait usaha

untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap Rumah Sakit Paru

Page 144: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

120

Dungus Madiun melalui penguatan nama dan logo rumah sakit dibenak

masyarakat.

Dilihat dari nama rumah sakitnya saja, RS Paru Dungus Madiun

memang memiliki ciri khas tersendiri. Bagi orang yang mendengar atau

membaca nama rumah sakit tersebut maka secara langsung akan berpikir

bahwa rumah sakit tersebut ahlinya dalam pengobatan penyakit paru-

paru. Hal tersebut didukung dengan jumlah kunjungan klinik paru yang

lebih banyak dibandingkan dengan klinik-klinik lainnya yaitu sekitar

64,6% dari total kunjungan. Namun meskipun demikian, berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan nyatanya nama dan logo rumah sakit

tersebut masih dirasa kurang memiliki daya tarik bagi pelanggan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa nama rumah sakit yang telah

memiliki ciri khas tersebut nyatanya tidak menjadi kekuatan rumah sakit

dalam membangun brand image yang kuat dibenak pelanggan.

Untuk itu perlu dilakukan peningkatan agar rumah sakit tersebut

mampu bersaing dengan rumah sakit lain serta memiliki posisi yang lebih

kuat lagi di masyarakat. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan

menguatkan nama rumah sakit dibenak pelanggan dengan cara

melakukan promosi lewat tulisan-tulisan atau dapat juga dengan

memberikan souvenir sederhana dengan disertakan tulisan nama dan

gambar logo rumah sakit. Sehingga dengan demikian, diharapkan rumah

sakit tersebut lebih mudah diingat oleh masyarakat dan mereka akan

semakin tertarik untuk berobat ke Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Page 145: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

121

karena telah menduduki posisi yang kuat dibenak mereka sebagai rumah

sakit yang memiliki citra merek yang positif.

5.4.2. Minat Pasien Dalam Kunjungan Ulang Layanan Kesehatan Pada

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun

2017

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di instalasi rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun tahun 2017 terkait dengan minat

pasien rawat jalan untuk melakukan kunjungan ulang di Rumah Sakit

Paru Dungus Madiun, menunjukkan bahwa mayoritas pasien menyatakan

berminat melakukan kunjungan ulang dengan menduduki proporsi

tertinggi yaitu 79,3% dan untuk proporsi terendah sebesar 20,7%

menyatakan bahwa mereka tidak berminat melakukan kunjungan ulang

di rumah sakit tersebut.

Sebagaimana yang disebutkan Parasuraman dan Grewal (2000)

dalam Azizatul Hamidiyah (2013) bahwa minat pembelian kembali

menunjukkan kemungkinan klien berulang kali membeli barang atau jasa

di masa depan dan hal itu berkaitan erat dengan loyalitas pelanggan.

Menurut Wathne et al (2001), Bolton, Kannan, dan Bramlette (2000)

dalam Azizatul Hamidiyah (2013), alasan yang membuat pelanggan

memutuskan untuk memilih penyedia layanan yang sama dan membeli

kembali layanan yang sama didasarkan atas pengalaman mereka.

Dalam hal ini, Kotler (2009) dan Hartono (2010) dalam Azizatul

Hamidiyah (2013) juga menyebutkan bahwa minat pembelian ulang

Page 146: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

122

merupakan bagian dari perilaku purna pembelian, setelah membeli

produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi

perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan

menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali

produk tersebut. Dan sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas atau

bahkan dirugikan maka akan mengambil tindakan publik seperti

mengajukan keluhan, menggugat melalui pengacara, mengadu ke

lembaga lain, berhenti menggunakan jasa dan menceritakan pengalaman

buruknya kepada rekan-rekannya.

Menurut pendapat peneliti, minat pasien rawat jalan dalam

melakukan kunjungan ulang di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

memang sudah cukup tinggi. Namun masih banyak juga pasien yang

tidak berminat melakukan kunjungan ulang. Untuk itu Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun masih harus terus meningkatkan kualitas pelayanan agar

minat kunjungan ulang pasien juga terus meningkat.

Dalam hal minat kunjungan ulang ini, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pasien dalam melakukan kunjungan ulang. Berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan, beberapa faktor yang menyebabkan

pasien berminat melakukan kunjungan ulang diantaranya yaitu dokter

dan perawat yang kompeten, pelayanan yang cepat dan tanggap, layanan

yang mudah diakses, petugas kesehatan yang ramah serta pasien merasa

percaya dan bangga terhadap rumah sakit tersebut.

Page 147: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

123

Meskipun secara keseluruhan pasien menyatakan berminat

melakukan kunjungan ulang, tetapi masih banyak juga yang tidak

berminat melakukan kunjungan ulang yaitu sekitar 20,7%. Berdasarkan

penelitian yang sudah dilakukan, hal tersebut disebabkan karena

beberapa faktor, yaitu variasi layanan kesehatan rawat jalan masih

kurang, tarif yang kurang kompetitif, serta nama dan logo rumah sakit

kurang memiliki daya tarik.

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun perlu lebih fokus dalam mencari

tahu alasan para pasien yang merasa tidak berminat melakukan

kunjungan ulang di rumah sakit tersebut. Alasan mereka tidak berminat

bisa saja karena ketidakpuasan pasien dalam memperoleh pelayanan di

rumah sakit tersebut atau bisa juga karena kurang kuatnya citra yang

diciptakan oleh rumah sakit dibenak pelanggan. Sehingga mereka dengan

mudahnya berpindah ke rumah sakit lain.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa upaya yang bisa

dilakukan oleh pihak rumah sakit, diantaranya dengan mengoptimalkan

kepuasan pasien dan memperluas kegiatan pemasaran dengan cara yaitu

rutin melakukan survei kepuasan pasien, meningkatkan pelayanan yang

dirasa kurang, menambah variasi poliklinik rawat jalan, menciptakan

citra merek yang kuat dibenak pasien, memperbanyak promosi melalui

kegiatan sosial seperti program pengobatan gratis. Dengan demikian,

diharapkan pasien akan melakukan kunjungan ulang di Rumah Sakit Paru

Page 148: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

124

Dungus Madiun ketika mereka membutuhkan layanan kesehatan kembali

tanpa harus berpikir ulang.

5.4.3. Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang Layanan

Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus

Madiun Tahun 2017

Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau

diperoleh nilai koefisien korelasi (rs) sebesar 0,262 dan P value = 0,013

(P < 0,05), dengan derajat kemaknaan α (5%). Hasil ini menunjukkan

bahwa ada pengaruh positif antara brand image dengan minat kunjungan

ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus Madiun Tahun 2017. Meskipun pengaruh yang dimiliki termasuk

dalam kategori lemah yaitu hanya sebesar 6,86%. Dan sisanya sebesar

93,14% dipengaruhi oleh faktor lain.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Setiyowati, et al.

(2013) tentang pengaruh brand image terhadap minat kembali pasien

rawat jalan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS Universitas

Hasanuddin menunjukkan bahwa minat kembali untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan di RS Universitas Hasanuddin 74% dipengaruhi

oleh corporate image, user image, dan product image secara bersama-

sama.

Brand image/citra merek adalah persepsi pelanggan tentang sebuah

merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang diadakan di memori

pelanggan (Keller, 2013 dalam Swasty, 2016:113). Citra positif

Page 149: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

125

memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan nilai reputasi dan

keunggulan kompetitif (Porter dan Claycomb, 1997 dalam Yunida,

2016). Sebuah citra yang baik akan meningkatkan kepuasan pelanggan,

kualitas layanan, loyalitas, dan niat pembelian kembali (Bloemer et al.,

1998; Da Silva et al., 2008 dan Lai et al., 2009 dalam Yunida, 2016).

Istijanto (2005) (dikutip dalam Yunida, 2016) mengemukakan bahwa

perusahaan yang memiliki citra atau reputasi yang baik akan mendorong

konsumen membeli produk yang ditawarkan, mempertinggi kemampuan

bersaing, mendorong semangat kerja karyawan, dan meningkatkan

loyalitas pelanggan.

Manajemen merek memfokuskan pada penciptaan nilai tambah yang

dirasakan dan ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Manajer

melakukan hal ini dengan membentuk identitas merek. Citra merek

adalah apa yang dirasakan oleh pelanggan, sedangkan identitas merek

adalah pesan tentang merek yang diinginkan petugas pemasar untuk

dirasakan oleh pelanggan. Citra merek di mata pelanggan adalah hasil

dari bagaimana ia menafsirkan semua sinyal tentang merek yang

disampaikan. Tugas perusahaan adalah menyampaikan pesannya tentang

identitas merek untuk memperoleh umpan balik dan respon yang

menguntungkan dalam bentuk pembelian oleh konsumen serta loyalitas

merek (Sumarwan dkk, 2010:221).

Menurut Kotler (2009) dan Hartono (2010) (dikutip dalam

Hamidiyah, 2013) juga menyebutkan bahwa minat pembelian ulang

Page 150: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

126

merupakan bagian dari perilaku purna pembelian, setelah membeli

produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan.

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi

perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan

menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali

produk tersebut. Dan sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas atau

bahkan dirugikan maka akan mengambil tindakan publik seperti

mengajukan keluhan, menggugat melalui pengacara, mengadu ke

lembaga lain, berhenti menggunakan jasa dan menceritakan pengalaman

buruknya kepada rekan-rekannya.

Menurut pendapat peneliti, citra merek positif yang dimiliki oleh

Rumah Sakit Paru Dungus Madiun memiliki pengaruh yang positif juga

terhadap minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang pada instalasi

rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun. Semakin baik citra merek

rumah sakit di benak pasien maka kemungkinan mereka untuk kembali

menggunakan layanan kesehatan disana juga semakin besar.

Namun berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, minat pasien

dalam melakukan kunjungan ulang di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

hanya sebagian kecil dipengaruhi oleh brand image yang dimiliki rumah

sakit yaitu hanya sebesar 6,86%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh

faktor lain diluar faktor brand image. Faktor diluar brand image tersebut

diantaranya yaitu faktor kualitas pelayanan yang mereka terima,

kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut, dan juga

Page 151: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

127

faktor karakteristik individu seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pekerjaan dan juga gaya hidup.

Secara keseluruhan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun telah berhasil

menciptakan citra merek yang baik dibenak pelanggannya. Pasien yang

menggunakan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut merasa puas

dengan pelayanan yang diterimanya. Hal ini menambah kuat citra baik

yang dimiliki oleh Rumah Sakit Paru Dungus Madiun. Dengan begitu,

sebagian besar pasien tidak merasa ragu untuk melakukan kunjungan

ulang di rumah sakit tersebut.

Meskipun demikian, Rumah Sakit Paru Dungus Madiun harus tetap

memperkuat posisinya dibenak pasien dengan cara meningkatkan citra

merek positif yang dimilikinya. Dengan maksud agar pasien juga

semakin yakin menggunakan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Dan juga agar minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang saat

membutuhkan layanan kesehatan kembali ikut meningkat. Beberapa hal

yang dapat dilakukan diantaranya yaitu peningkatan kepuasan pasien,

evaluasi sistem pemasaran yang dilakukan, peningkatan kualitas layanan

kesehatan serta penguatan citra merek dibenak pasien. Sehingga

diharapkan, hal-hal tersebut mampu meningkatkan minat pasien untuk

melakukan kunjungan ulang yang pada akhirnya memberikan

keuntungan untuk Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.

Page 152: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

128

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan analisis data statistik dari

kuesioner yang disebarkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Brand Image yang dimiliki oleh Rumah Sakit Paru Dungus Madiun berada

dalam kategori baik, hal ini karena sebagian besar responden menyatakan

brand image Rumah Sakit Paru Dungus Madiun adalah baik sebesar 77%.

Penilaian tersebut meliputi variasi layanan kesehatan, tarif pelayanan, tingkat

kepercayaan pasien, nama dan logo rumah sakit, kualitas petugas kesehatan,

peralatan kesehatan, lingkungan rumah sakit, dan ciri khas rumah sakit.

2. Minat pasien dalam kunjungan ulang layanan kesehatan pada instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun yaitu sebesar 79,3% menyatakan

berminat untuk melakukan kunjungan ulang.

3. Terdapat pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang layanan

kesehatan pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

dengan nilai P value 0,013 dan koefisien korelasi 0,262. Yang artinya besar

pengaruh brand image terhadap minat kunjungan ulang adalah sebesar 6,86%

dan sisanya 93,14% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 153: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

129

6.2. Saran

1. Bagi Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

a. Brand image Rumah Sakit Paru Dungus Madiun berada pada kategori

baik, tetapi terkait nama dan logo rumah sakit masih dirasa kurang

memiliki daya tarik. Hal yang dapat dilakukan diantaranya yaitu dengan

memberikan souvenir sederhana dengan disertakan tulisan nama dan

gambar logo rumah sakit serta melengkapi sarana dan prasarana

khususnya yang berhubungan dengan penyakit paru agar dapat menjadi

ciri khas sesuai dengan nama rumah sakit.

b. Minat pasien untuk melakukan kunjungan ulang pada rawat jalan Rumah

Sakit Paru Dungus Madiun sebagian masih menyatakan tidak berminat.

Oleh karena itu pihak rumah sakit dapat meningkatkan pemasaran rumah

sakit dengan menjalin hubungan baik dengan masyarakat disekitarnya

atau bisa dengan melakukan kegiatan bakti sosial seperti pengobatan

gratis bagi masyarakat.

c. Dalam hal citra merek, pihak rumah sakit dapat melakukan survei kepada

pasien secara lebih spesifik khususnya mengenai fasilitas dan layanan

untuk menjawab berbagai permasalahan pasien terkait brand image serta

peningkatan variasi layanan atau penambahan jumlah poliklinik serta

fasilitas pendukung berupa alat-alat canggih.

d. Semua petugas kesehatan di Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

diharapkan dapat terus menumbuhkan sikap empati dengan menjalin

Page 154: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

130

komunikasi yang baik kepada pasien. Sehingga pasien merasa

diperhatikan dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

misalnya dengan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi brand

image sebuah rumah sakit.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat juga mengembangkan penelitian ini

dengan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat pasien

melakukan kunjungan ulang layanan kesehatan di rumah sakit.

c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

dengan membahas lebih spesifik masing-masing indikator brand image

meliputi kesukaan terhadap rumah sakit, kekuatan rumah sakit, dan

keunikan rumah sakit.

d. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menggunakan sampel yang lebih banyak (dengan tingkat signifikansi

0,05) atau bisa juga mengganti rancangan penelitian menjadi kualitatif.

Page 155: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

131

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

: Rineka Cipta

BPS. 2014. Data Jumlah Fasilitas Kesehatan. Kabupaten Madiun : BPS

Hamidiyah, Azizatul. 2013. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan

Dengan Minat Kunjungan Ulang Di Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka

Bakti Husada Kota Tangerang Selatan. Skripsi, Fakultas Kedokteran Dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1.

Jakarta : Penerbit Erlangga

. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 2.

Jakarta : Penerbit Erlangga

Malau, Harman. 2017. Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era

Tradisional Sampai Era Modernisasi Global. Bandung : Alfabeta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan Edisi Ke 3. Jakarta : Salemba Medika

. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.

Jakarta : Salemba Medika

Oktariany, Nina. dkk. 2011. Hubungan Antara Brand Image Dengan Minat Pasien

Untuk Berobat Di Poliklinik Anak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

Pajrin, Nurmalia. 2016. Pengaruh Citra Merek (Brand Image), Kualitas Pelayanan,

Lokasi, Dan Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Pada KFC Gelael Bandar Lampung. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung

Puspita, Ika. 2009. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan

Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Rakhmat, Sandi. 2013. Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pasien

Menggunakan Layanan Kesehatan Pada Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Al-

Page 156: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

132

Islam Bandung. Skripsi, Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas

Widyatama

RS Paru Dungus. 2016. Data Kunjungan Rawat Jalan. Madiun : RS Paru Dungus

Sampeluna, Noviana. dkk. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan Di RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2008. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh. Jakarta :

PT. Indeks

Setiyowati, Yunita Dwi. dkk. 2013. Pengaruh Brand Image Terhadap Minat

Kembali Pasien Rawat Jalan Untuk Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan

Di RS Universitas Hasanuddin. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin Makassar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

Sumarwan, Ujang. dkk. 2010. Pemasaran Strategik: Perspektif Value-Based

Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor : IPB Press

Supriyanto, S. dan Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta

: CV. Andi Offset

Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).

Yogyakarta : CV. Andi Offset

Swasty, Wirania. 2016. Branding. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tjiptono, Fandy. 2014. Branding & Brand Longevity di Indonesia. Yogyakarta : CV.

Andi Offset

. 2014. Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian.

Yogyakarta : CV. Andi Offset

Tjiptono, F. dan Chandra, G. 2012. Pemasaran Strategik Edisi 2. Yogyakarta : CV.

Andi Offset

Yunida, Margita Enno. 2016. Pengaruh Citra Rumah Sakit Dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan Pelanggan. Skripsi,

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Page 157: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

133

LAMPIRAN

Page 158: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

134

Page 159: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

135

Page 160: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

136

Page 161: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

137

Page 162: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

138

Page 163: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

139

Page 164: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

140

Page 165: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

141

Page 166: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

142

Page 167: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

143

Page 168: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

144

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Bpk/Ibu Sdr/i

Pasien Rawat Jalan

RS Paru Dungus Madiun

Kami Mahasiswa dari Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat mengajukan

dengan hormat kepada saudara/i untuk bersedia menjadi responden penelitian kami

yang berjudul “Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Kunjungan Ulang Layanan

Kesehatan Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Dungus Madiun Tahun

2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap

minat kunjungan ulang pasien rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus. Untuk maksud

tersebut kami memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat dari saudara/i

melalui pengisian kuesioner yang akan kami lampirkan pada surat ini. Kami akan

menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas suadara/i. Jawaban yang saudara/i

berikan hanya dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Penelitian ini bersifat tidak memaksa. Apabila selama penelitian saudara/i

mengalami ketidaknyamanan maka saudara/i dapat mengundurkan diri tanpa

konsekuensi apapun.

Demikian surat permohonan ini peneliti sampaikan. Atas perhatian dan

kerjasama saudara/i peneliti ucapkan terimakasih.

Madiun, .............................

Hormat Kami,

Peneliti

Page 169: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

145

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca surat permohonan menjadi responden dan mendapat penjelasan

tentang penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. Saya

dapat memahami dan mengerti tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.

Saya mengerti dan yakin peneliti akan menghormati hak-hak saya dan kerahasiaan

identitas saya sebagai responden.

Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya bersedia menandatangani lembar

persetujuan untuk menjadi responden pada penelitian ini.

Madiun, ..............................

(......................................)

Page 170: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

146

KUESIONER PENELITIAN

"PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

LAYANAN KESEHATAN PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH

SAKIT PARU DUNGUS"

A. IDENTITAS RESPONDEN

Isilah identitas (data diri responden) dengan benar dan lengkap pada tempat yang

telah disediakan

No. Responden :

Nama :

Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

Usia :

Pendidikan Terakhir :

1. Tidak tamat SD/Tidak Sekolah 4. Tamat SMA

2. Tamat SD 5. Tamat Perguruan Tinggi

3. Tamat SMP

Pekerjaan :

1. Pegawai Negeri 5. Buruh/Tukang/Petani

2. Pegawai Swasta 6. Ibu Rumah Tangga

3. TNI/POLRI 7. Pelajar/Mahasiswa

4. Pedagang/Wiraswasta

Alasan berobat pada pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Paru Dungus :

a. Rujukan Dokter

b. Rujukan RS lain/Puskesmas

c. Keinginan Sendiri

Page 171: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

147

B. PENGISIAN KUESIONER

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Jawab pertanyaan dengan memberi tanda centang (V) pada alternatif jawaban

sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr/i

Keterangan Jawaban :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

RG : Ragu-Ragu

ST : Setuju

SS : Sangat Setuju

BRAND IMAGE

No. Pernyataan Kode Jawaban

STS TS RG ST SS

1. Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus menyediakan berbagai variasi

layanan kesehatan

2. Tarif layanan kesehatan rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus terjangkau

3. Tarif layanan kesehatan rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus kompetitif

dengan rumah sakit lain

4. Pasien percaya dengan kualitas layanan

kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus

5. Pasien merasa bangga pada saat

menggunakan jasa layanan rawat jalan

Rumah Sakit Paru Dungus

Page 172: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

148

No Pernyataan Kode Jawaban

STS TS RG ST SS

6. Nama Rumah Sakit Paru Dungus

mudah diingat

7. Nama dan logo Rumah Sakit Paru

Dungus memiliki daya tarik tersendiri

dibandingkan dengan rumah sakit lain

8. Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus memiliki dokter dan perawat

yang kompeten

9. Petugas kesehatan di instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus cepat

dan tanggap dalam melayani pasien

10. Peralatan yang dimiliki instalasi rawat

jalan Rumah Sakit Paru Dungus sudah

memadai untuk melayani pasien

11. Rumah Sakit Paru Dungus menawarkan

layanan rawat jalan yang mudah diakses

12. Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus ahli dalam pengobatan penyakit

paru dan saluran pernafasan

13. Rumah Sakit Paru Dungus berada di

lingkungan yang strategis

14. Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus memiliki petugas kesehatan

yang ramah

15. Lingkungan instalasi rawat jalan Rumah

Sakit Paru Dungus sangat bersih

Page 173: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

149

MINAT KUNJUNGAN ULANG

No. Pernyataan Kode Jawaban

YA TIDAK

16. Saya berminat melakukan kunjungan ulang

pada instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru

Dungus apabila membutuhkan pelayanan

kesehatan lagi

Page 174: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

150

HASIL SURVEI PENDAHULUAN

"PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN ULANG

LAYANAN KESEHATAN PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH

SAKIT PARU DUNGUS"

A. IDENTITAS RESPONDEN

UMUR FREKUENSI %

21 – 30 2 20

31 – 40 3 30

41 – 50 2 20

51 – 60 3 30

JUMLAH 10 100

JENIS KELAMIN FREKUENSI %

Laki – Laki 6 60

Perempuan 4 40

JUMLAH 10 100

Page 175: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

151

B. HASIL KUESIONER

PERNYATAAN YA TIDAK JUMLAH

Fre

kue

nsi

% Fre

kue

nsi

% Fre

kue

nsi

%

Nama RS Paru Dungus mudah

untuk diingat

10 100 0 0 10 100

Papan nama RS Paru Dungus

terbaca jelas dari jalan

10 100 0 0 10 100

Pembiayaan pengobatan pada

pelayanan rawat jalan RS Paru

Dungus terjangkau

8 80 2 20 10 100

Peralatan medis pada layanan rawat

jalan RS Paru Dungus sudah cukup

lengkap

10 100 0 0 10 100

Lingkungan RS Paru Dungus

sangat bersih

10 100 0 0 10 100

Lokasi RS Paru Dungus mudah

dijangkau dengan transportasi

6 60 4 40 10 100

Instalasi rawat jalan RS Paru

Dungus menyediakan berbagai

macam layanan kesehatan

8 80 2 20 10 100

Petugas Kesehatan selalu ada di

tempat setiap kali anda datang

berobat

10 100 0 0 10 100

Anda tidak perlu menunggu lama

untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan

4 40 6 60 10 100

Seluruh petugas RS Paru Dungus

bekerja dengan profesional

9 90 1 10 10 100

Petugas kesehatan (Dokter dan

Perawat) memberikan penjelasan

yang jelas terkait penyakit yang

anda derita

10 100 0 0 10 100

Seluruh petugas RS Paru Dungus

selalu melayani dengan ramah

10 100 0 0 10 100

Apabila saya membutuhkan

pelayanan kesehatan lagi saya akan

kembali ke RS Paru Dungus

10 100 0 0 10 100

Page 176: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

152

Alasan Minat Kunjungan Ulang FREKUENSI %

Rumah Sakit terjangkau karena dekat

dengan rumah

1 10

Pengobatan rutin 2 20

Pelayanan kesehatan yang tersedia di

rumah sakit sesuai dengan penyakit

yang dideritanya

3 30

Pelayanan rumah sakit memuaskan 4 40

JUMLAH 10 100

Page 177: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

153

GET

FILE='C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\uji validitas.sav'.

DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.

RELIABILITY

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

[DataSet1] C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\uji validitas.sa

v

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.915 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

p1 54.20 85.131 .783 .903

p2 54.13 95.223 .393 .916

p3 54.43 95.289 .366 .917

Page 178: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

154

p4 53.63 92.102 .591 .910

p5 54.17 89.040 .676 .907

p6 53.77 86.599 .710 .906

p7 54.37 87.895 .683 .907

p8 53.83 92.764 .743 .908

p9 54.30 87.045 .703 .906

p10 54.27 91.168 .600 .910

p11 53.90 93.748 .737 .908

p12 53.93 91.720 .521 .912

p13 54.50 86.810 .611 .910

p14 53.67 88.299 .685 .907

p15 53.80 91.338 .678 .908

p16 56.10 99.472 .333 .916

Page 179: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

155

JK Umur Pendidikan Pekerjaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JMLH Kategori

1 L 53 SD petani 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik Berminat

2 P 35 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 57 Baik Berminat

3 P 40 PT IRT 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 61 Baik Tidak

4 P 49 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 STB Berminat

5 P 24 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik Berminat

6 P 33 SMA IRT 4 3 3 1 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 63 Baik Berminat

7 L 36 SMP wiraswasta 2 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 4 5 4 4 57 Baik Berminat

8 P 30 SMA IRT 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 58 Baik Berminat

9 L 22 SMA pelajar 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 70 SB Berminat

10 L 46 SD petani 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 62 Baik Berminat

11 P 50 TS petani 3 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Baik Berminat

12 L 45 SD petani 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 53 Baik Berminat

13 L 65 SD petani 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 61 Baik Berminat

14 P 43 PT pegawai 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 56 Baik Berminat

15 P 40 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik Berminat

16 L 36 SMA wiraswasta 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 60 Baik Berminat

17 P 70 SD wiraswasta 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61 Baik Berminat

18 L 54 SMP wiraswasta 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 53 Baik Berminat

19 L 27 SD petani 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 SB Berminat

20 L 65 TS petani 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik Berminat

21 P 32 SMP IRT 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 68 SB Berminat

22 P 52 SD petani 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 61 Baik Berminat

23 L 54 SD petani 4 4 4 5 5 1 1 5 5 5 5 5 4 5 4 62 Baik Berminat

24 P 34 SMA IRT 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 4 65 SB Berminat

25 L 58 SD petani 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 62 Baik Berminat

26 P 37 SMA IRT 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik Berminat

27 L 52 SD petani 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 69 SB Berminat

TABULASI DATA PENELITIAN

Karakteristik Responden V1 V2No.

Page 180: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

156

28 P 76 SMP wiraswasta 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 63 Baik Berminat

29 P 52 TS wiraswasta 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 72 SB Berminat

30 L 32 SMP wiraswasta 5 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 3 5 4 4 63 Baik Tidak

31 L 53 SD petani 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 55 Baik Berminat

32 L 39 SMA pegawai 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 71 SB Berminat

33 P 43 TS IRT 3 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 49 Cukup Tidak

34 L 49 SMP wiraswasta 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 3 5 4 63 Baik Berminat

35 P 63 SD petani 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 58 Baik Berminat

36 L 45 SD wiraswasta 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 5 2 55 Baik Tidak

37 P 53 SD IRT 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 4 5 5 63 Baik Berminat

38 P 28 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik Berminat

39 P 55 TS petani 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 51 Baik Berminat

40 P 33 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 64 SB Berminat

41 P 41 SD IRT 3 4 3 4 5 5 5 4 5 4 4 2 5 4 5 62 Baik Berminat

42 P 29 SMP wiraswasta 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 53 Baik Tidak

43 P 60 TS petani 3 2 3 4 4 2 1 4 2 4 4 4 3 4 4 48 Cukup Berminat

44 P 45 SMP IRT 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69 SB Berminat

45 L 56 SMP petani 2 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 5 5 4 54 Baik Tidak

46 L 23 SMP wiraswasta 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 57 Baik Berminat

47 P 45 SD wiraswasta 4 4 3 4 4 3 3 4 5 2 4 4 4 4 5 57 Baik Tidak

48 L 73 TS petani 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 66 SB Berminat

49 P 50 SMP petani 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 71 SB Berminat

50 L 55 SMA wiraswasta 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Baik Berminat

51 P 21 SMA pelajar 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 58 Baik Tidak

52 P 68 SMP IRT 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 2 5 4 61 Baik Berminat

53 L 43 SMA wiraswasta 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 60 Baik Berminat

54 P 52 SMP IRT 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 3 63 Baik Berminat

55 L 29 SMA wiraswasta 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 61 Baik Berminat

56 P 35 TS petani 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 65 SB Berminat

57 P 37 PT IRT 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 5 3 2 4 4 61 Baik Berminat

58 P 20 SMA pelajar 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 64 SB Berminat

Page 181: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

157

59 P 46 SMP IRT 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Baik Berminat

60 L 35 SMA wiraswasta 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 60 Baik Berminat

61 P 40 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 54 Baik Berminat

62 P 43 SD IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 63 Baik Berminat

63 L 64 SMA wiraswasta 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Baik Tidak

64 L 32 SMP petani 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 64 SB Berminat

65 L 42 SMP petani 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 5 4 5 4 54 Baik Berminat

66 L 60 SMP petani 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 61 Baik Berminat

67 L 37 SMP petani 5 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 66 SB Tidak

68 P 62 TS petani 3 4 4 5 4 2 1 4 4 4 4 4 4 5 5 57 Baik Berminat

69 L 54 SD petani 4 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 5 3 4 4 57 Baik Tidak

70 P 49 SD IRT 2 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 5 4 5 4 60 Baik Berminat

71 P 28 SMA IRT 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik Berminat

72 P 45 SMA IRT 2 4 4 4 3 4 2 4 4 5 4 3 4 4 4 55 Baik Berminat

73 L 58 SD petani 2 4 3 4 4 2 1 3 2 2 1 4 1 4 4 41 Cukup Tidak

74 P 41 SMP IRT 4 3 2 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 58 Baik Tidak

75 P 32 SMP IRT 2 4 3 4 5 4 2 4 5 5 5 4 5 4 4 60 Baik Tidak

76 L 53 SD petani 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 65 SB Berminat

77 L 43 SMP petani 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 2 4 3 61 Baik Berminat

78 L 57 SMP wiraswasta 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 5 4 61 Baik Tidak

79 P 37 PT pegawai 4 3 3 5 4 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 61 Baik Berminat

80 P 49 SD petani 2 4 3 4 5 4 1 4 5 4 5 4 4 5 4 58 Baik Berminat

81 L 62 SMA wiraswasta 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 63 Baik Berminat

82 L 29 PT pegawai 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 5 5 4 54 Baik Berminat

83 P 27 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 59 Baik Berminat

84 L 50 SMA wiraswasta 2 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 55 Baik Tidak

85 L 43 SMP petani 3 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 61 Baik Berminat

86 P 32 SMP IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 61 Baik Berminat

87 P 48 SD IRT 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52 Baik Tidak

Page 182: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

158

GET

FILE='C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\Distribusi Frekuens

i Penelitian.sav'.

DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.

FREQUENCIES VARIABLES=Jenis_Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Pernyataan_1 P

ernyataan_2 Pernyataan_3 Pernyataan_4 Pernyataan_5 Perny

ataan_6 Pernyataan_7 Pernyataan_8 Pernyataan_9 Pernyataan_10 Pernyataan_1

1 Pernyataan_12 Pernyataan_13 Pernyataan_14

Pernyataan_15 Pernyataan_16 Variabel_1 Variabel_2

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\Distribusi Freku

ensi Penelitian.sav

Frequency Table

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 39 44.8 44.8 44.8

Perempuan 48 55.2 55.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20 – 29 12 13.8 13.8 13.8

30 – 39 19 21.8 21.8 35.6

40 – 49 24 27.6 27.6 63.2

50 – 59 20 23.0 23.0 86.2

60 – 69 9 10.3 10.3 96.6

70 – 79 3 3.4 3.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 183: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

159

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tamat SD/Tidak

Sekolah 9 10.3 10.3 10.3

Tamat SD 23 26.4 26.4 36.8

Tamat SMP 28 32.2 32.2 69.0

Tamat SMA 22 25.3 25.3 94.3

Tamat Perguruan

Tinggi 5 5.7 5.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pegawai Swasta 4 4.6 4.6 4.6

Pedagang/Wiraswasta 20 23.0 23.0 27.6

Buruh/Tukang/Petani 30 34.5 34.5 62.1

Ibu Rumah Tangga 30 34.5 34.5 96.6

Pelajar/Mahasiswa 3 3.4 3.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 11 12.6 12.6 13.8

Ragu-Ragu 13 14.9 14.9 28.7

Setuju 48 55.2 55.2 83.9

Sangat Setuju 14 16.1 16.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 184: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

160

Pernyataan_2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 3 3.4 3.4 4.6

Ragu-Ragu 10 11.5 11.5 16.1

Setuju 61 70.1 70.1 86.2

Sangat Setuju 12 13.8 13.8 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.3 2.3 2.3

Tidak Setuju 5 5.7 5.7 8.0

Ragu-Ragu 25 28.7 28.7 36.8

Setuju 48 55.2 55.2 92.0

Sangat Setuju 7 8.0 8.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.3 2.3 2.3

Tidak Setuju 1 1.1 1.1 3.4

Ragu-Ragu 1 1.1 1.1 4.6

Setuju 59 67.8 67.8 72.4

Sangat Setuju 24 27.6 27.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 185: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

161

Pernyataan_5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 1 1.1 1.1 2.3

Ragu-Ragu 6 6.9 6.9 9.2

Setuju 55 63.2 63.2 72.4

Sangat Setuju 24 27.6 27.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.3 2.3 2.3

Tidak Setuju 8 9.2 9.2 11.5

Ragu-Ragu 5 5.7 5.7 17.2

Setuju 58 66.7 66.7 83.9

Sangat Setuju 14 16.1 16.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 7 8.0 8.0 8.0

Tidak Setuju 11 12.6 12.6 20.7

Ragu-Ragu 27 31.0 31.0 51.7

Setuju 37 42.5 42.5 94.3

Sangat Setuju 5 5.7 5.7 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 186: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

162

Pernyataan_8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Ragu-Ragu 5 5.7 5.7 6.9

Setuju 60 69.0 69.0 75.9

Sangat Setuju 21 24.1 24.1 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 4 4.6 4.6 5.7

Ragu-Ragu 1 1.1 1.1 6.9

Setuju 57 65.5 65.5 72.4

Sangat Setuju 24 27.6 27.6 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 4 4.6 4.6 5.7

Ragu-Ragu 6 6.9 6.9 12.6

Setuju 56 64.4 64.4 77.0

Sangat Setuju 20 23.0 23.0 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 187: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

163

Pernyataan_11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.3 2.3 2.3

Ragu-Ragu 3 3.4 3.4 5.7

Setuju 59 67.8 67.8 73.6

Sangat Setuju 23 26.4 26.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 1 1.1 1.1 2.3

Ragu-Ragu 16 18.4 18.4 20.7

Setuju 41 47.1 47.1 67.8

Sangat Setuju 28 32.2 32.2 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.3 2.3 2.3

Tidak Setuju 4 4.6 4.6 6.9

Ragu-Ragu 7 8.0 8.0 14.9

Setuju 58 66.7 66.7 81.6

Sangat Setuju 16 18.4 18.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 188: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

164

Pernyataan_14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 1 1.1 1.1 2.3

Ragu-Ragu 2 2.3 2.3 4.6

Setuju 53 60.9 60.9 65.5

Sangat Setuju 30 34.5 34.5 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.1 1.1 1.1

Tidak Setuju 2 2.3 2.3 3.4

Ragu-Ragu 8 9.2 9.2 12.6

Setuju 60 69.0 69.0 81.6

Sangat Setuju 16 18.4 18.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Pernyataan_16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 18 20.7 20.7 20.7

Ya 69 79.3 79.3 100.0

Total 87 100.0 100.0

Page 189: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

165

Brand Image

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat Tidak Baik 1 1.1 1.1 1.1

Cukup Baik 3 3.4 3.4 4.6

Baik 67 77.0 77.0 81.6

Sangat Baik 16 18.4 18.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

Minat Kunjungan Ulang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 18 20.7 20.7 20.7

Ya 69 79.3 79.3 100.0

Total 87 100.0 100.0

CROSSTABS

Page 190: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

166

/TABLES=Variabel_1 BY Variabel_2

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CORR BTAU

/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\Distribusi Freku

ensi Penelitian.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Brand Image * Minat Kunjungan

Ulang 87 100.0% 0 .0% 87 100.0%

Brand Image * Minat Kunjungan Ulang Crosstabulation

Minat Kunjungan Ulang

Total Tidak Ya

Brand Image Sangat Tidak Baik Count 1 0 1

% within Brand Image 100.0% .0% 100.0%

Cukup Baik Count 2 1 3

% within Brand Image 66.7% 33.3% 100.0%

Baik Count 14 53 67

% within Brand Image 20.9% 79.1% 100.0%

Sangat Baik Count 1 15 16

% within Brand Image 6.2% 93.8% 100.0%

Total Count 18 69 87

% within Brand Image 20.7% 79.3% 100.0%

Symmetric Measures

Page 191: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

167

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb

Approx.

Sig.

Ordinal by Ordinal Kendall's tau-b .262 .089 2.526 .012

Spearman Correlation .267 .092 2.559 .012c

Interval by Interval Pearson's R .310 .095 3.006 .003c

N of Valid Cases 87

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

NONPAR CORR

/VARIABLES=Variabel_1 Variabel_2

Page 192: SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT KUNJUNGAN …

168

/PRINT=KENDALL TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations

[DataSet1] C:\Users\TIKA\Documents\PROPOSAL SKRIPSI\Skripsi\Distribusi Freku

ensi Penelitian.sav

Correlations

Brand Image

Minat

Kunjungan

Ulang

Kendall's tau_b Brand Image Correlation Coefficient 1.000 .262*

Sig. (2-tailed) . .013

N 87 87

Minat Kunjungan Ulang Correlation Coefficient .262* 1.000

Sig. (2-tailed) .013 .

N 87 87

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).