BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan terangkum dalam sebuah sistem, yaitu Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Akhir-akhir ini pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas, moralitas telah dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah masyarakat. Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan 1
SKRIPSI TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA UNTUK PENDIDIKAN KIMIA SMA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan terangkum dalam sebuah
sistem, yaitu Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas,
moralitas telah dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah
masyarakat. Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan
manusia kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan semakin
menjadikan manusia kehilangan kemanusiannya. Maraknya aksi kekerasan,
korupsi, pembalakan liar dan sederet gambaran dekadensi moralitas
menghadapkan kepada kerinduan untuk mendesain ulang sistem pendidikan yang
berbasis kepada keluhuran akhlak, tata etika, dan moralitas (Asmaun S dan Angga
Teguh Prasetyo, 2012: 13).
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka membentuk karakter bangsa
yang baik di Indonesia yaitu melalui pendidikan. Pada tanggal 11 Mei 2010,
pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan
1
pendidikan karakter bagi semua tingkat pendidikan, bagi sekolah dasar hingga
perguruan tinggi (Zainap Aqib, 2011: 1). Strategi pelaksanaan pendidikan
karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program
peningkatan mutu bebasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Strategi
tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas.
Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak
yang baik. Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong
peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan
berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki
tujuan hidup (Heri Gunawan, 2012: 192-193). Dalam rangka memperkuat
pelaksanaan pendidikan karakter, setidaknya telah teridentifikasi 18 nilai yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional itu
sendiri, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Nilai Karakter yang diimplementasikan Pendidik dan Hasil Analisis Statistik Deskriptif Nilai Karakter yang dimiliki Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia
a. Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik deskriptif angket pendidik kelas X SMA Negeri 3
Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kriteria Penilaian Ideal tiap Karakter untuk Pendidik
No Nilai Karakter Persentase Kategori
1 Jujur 90% SB2 Tanggung jawab 90% SB3 Peduli 100% SB4 Mandiri 70% B5 Ingin tahu 70% B6 Kritis, kreatif dan inovatif 70% B7 Percaya diri 90% SB8 Cinta ilmu 80% B9 Disiplin 100% SB10 Menghargai keberagaman 90% SB
*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiranKeterangan :
SB : sangat baik B : baik
39
Hasil analisis statistik deskriptif angket peserta didik kelas X SMA Negeri 3
Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7. Perolehan Modus dan Median untuk Angket Peserta Didik
*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiran
Tabel 8. Kriteria Penilaian Ideal tiap Karakter untuk Peserta didik
No Nilai Karakter Skor Rata-rata Persentase Kategori1 Jujur 523 7,47 74,7% B2 Tanggung jawab 557 7,95 79,5% B3 Peduli 541 7,72 77,2% B4 Mandiri 555 7,92 79,2% B5 Ingin tahu 523 7,47 74,7% B6 Kritis, kreatif dan inovatif 491 7,01 70,1% B7 Percaya diri 523 7,47 74,7% B8 Cinta ilmu 522 7,45 74,5% B9 Disiplin 547 7,81 78,1% B10 Menghargai keberagaman 547 7,81 78,1% B
*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiranKeterangan :
B : baik
40
No Nilai Karakter Modus Median1 Jujur 4 42 Tanggung jawab 4 4
3 Peduli 4 44 Mandiri 4 45 Ingin tahu 4 46 kritis, kreatif dan inovatif 4 47 Percaya diri 4 48 Cinta ilmu 4 49 Disiplin 4 410 Saling menghargai 4 4
Diagram persentase hasil angket pendidik dan peserta didik dapat dilihat pada
Gambar 2.
Juju
r
Tangg
ung j
awab
Pedu
li
Man
diri
Ingi
n tah
u
Kritis,
krea
tif da
n ino
vatif
Perca
ya di
ri
Cinta
ilmu
Disipl
in
Men
gharg
ai ke
berag
aman
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pendidik
Peserta didik
Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Angket
b. Pembahasan
1) Jujur
Nilai karakter jujur yang ditanamkan oleh pendidik menunjukkan kategori
sangat baik dengan perolehan skor 9 dari skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan
bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter jujur dengan sangat baik pada
saat pembelajaran kimia.
Nilai karakter jujur yang dimiliki oleh peserta didik masuk ke dalam
kategori baik dengan perolehan skor 523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata
7,47. kategori ini didukung oleh modus dan median atau alternatif jawaban yang
41
banyak dipilih dan nilai tengah alternatif jawaban siswa yaitu 4, maka
disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif
jawaban tengah peserta didik dengan point 4 adalah “sering”.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter jujur sebesar
90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan sudah
memiliki nilai karakter jujur sebesar 75%.
2) Tanggung Jawab
Skor yang diperoleh pendidik untuk nilai karakter tanggung jawab adalah 9
dari skor ideal 10. Sehingga karakter tanggung jawab yang ditanamkan oleh
pendidik menunjukkan kategori sangat baik. Kategori ini menunjukkan bahwa
pendidik telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab dengan sangat baik
pada pembelajaran kimia.
Skor yang diperoleh peserta didik untuk nilai karakter tanggung jawab
adalah 557 dari skor ideal 700 dan nilai rata-ratanya 7,95. Sehingga nilai karakter
tanggung jawab yang dimiliki oleh peserta didik masuk ke dalam kategori baik.
Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai tengah
alternatif jawaban peserta didik adalah 4, sehingga disimpulkan alternatif
jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah peserta
didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter tanggung
42
jawab sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik
menunjukkan sudah memiliki nilai karakter tanggung jawab sebesar 80%.
3) Peduli
Hasil angket nilai karakter peduli yang ditanamkan oleh pendidik kimia
masuk pada kategori sangat baik. Kategori ini didukung oleh perolehan skor
angket yaitu 10 dari skor ideal 10. Dengan kategori yang diperoleh dapat
diketahui bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter peduli dengan sangat
baik.
Nilai karakter peduli yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam
kategori baik dengan perolehan skor 541 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata
7,72. Modus atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan median atau
alternatif nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4. Selanjutnya,
karena hasil rata-rata modus dan median adalah 4 maka disimpulkan alternatif
jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah peserta
didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter peduli
sebesar 100% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter sebesar 77%.
4) Mandiri
Pendidik mendapatkan skor 9 pada pengisian angket dari skor ideal 10.
Sehingga dari perolehan skor dan rata-rata hasil angket karakter mandiri masuk
43
pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai
karakter mandiri dengan baik.
Nilai karakter mandiri yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam
kategori baik dengan perolehan skor 555 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata
7,92. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai
tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan
alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah
peserta didik dengan point 4 adalah “sering”.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter mandiri
sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter sebesar 79%.
5) Ingin tahu
Pengubahan nilai kuantitatif menjadi nilai kualitatif untuk nilai karakter
ingin tahu masuk pada kriteria kualitatif dengan kategori baik dengan skor 7 dari
skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai
karakter pada peserta didik pada saat pembelajaran kimia dengan baik.
Nilai karakter ingin tahu yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam
kategori baik dengan perolehan skor 523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata
7,47. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai
tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median
berasal dari dua pernyataan nilai karakter ingin tahu. Oleh karena itu dapat
44
disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif
jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter ingin tahu
sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter sebesar 75%.
6) Kritis, Kreatif dan Inovatif
Nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif yang ditanamkan oleh pendidik
menunjukkan kategori baik dengan perolehan skor 7 dari skor ideal 10. Kategori
ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter kritis, kreatif
dan inovatif dengan baik pada saat pembelajaran kimia.
Nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh peserta didik
masuk kedalam kategori baik dengan perolehan skor 491 dan skor ideal 700 dan
nilai rata-rata 7,01. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih
dan nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan
median berasal dari dua pernyataan nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif. Oleh
karena itu dapat disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik
dan alternatif jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya
adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter kritis,
kreatif dan inovatif sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta
45
didik menunjukkan sudah memiliki nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif
sebesar 70%.
7) Percaya diri
Skor yang diperoleh pendidik untuk nilai karakter percaya diri adalah 9 dari
skor ideal 10. Sehingga karakter tanggung jawab yang ditanamkan oleh pendidik
menunjukkan kategori sangat baik. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik
telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab dengan sangat baik pada
pembelajaran kimia.
Skor yang diperoleh peserta didik untuk nilai karakter percaya diri adalah
523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-ratanya 7,47. Sehingga nilai karakter
percaya diri yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam kategori baik. Modus
dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai tengah alternatif
jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median berasal dari dua
pernyataan nilai karakter percaya diri. Oleh karena itu untuk dapat disimpulkan
alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah
peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter percaya diri
sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter percaya diri sebesar 75%.
8) Cinta ilmu
Hasil angket nilai karakter cinta ilmu yang ditanamkan oleh pendidik kimia
masuk pada kategori baik. Kategori ini didukung oleh perolehan skor angket yaitu
46
8 dari skor ideal 10. Dengan kategori yang diperoleh dapat diketahui bahwa
pendidik telah menanamkan nilai karakter peduli dengan baik.
Nilai karakter cinta ilmu yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam
kategori baik dengan perolehan skor 522 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata
7,45. Modus atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan median atau
alternatif nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, sehingga dapat
disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif
jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter cinta ilmu
sebesar 80% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter cinta ilmu sebesar 75%.
9) Disiplin
Pendidik mendapatkan skor 10 pada pengisian angket dari skor ideal 10.
Sehingga dari perolehan skor dan rata-rata hasil angket karakter mandiri masuk
pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik telah
menanamkan nilai karakter disiplini dengan sangat baik
Nilai karakter disiplin yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam
kategori baik dengan perolehan skor 547 dari skor ideal 700 dan nilai rata-
rata7,81. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai
tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median
berasal dari dua pernyataan nilai karakter disiplin. Oleh karena itu dapat
47
disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif
jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter disiplin
sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan
sudah memiliki nilai karakter disiplin sebesar 78%.
10) Menghargai Keberagaman
Pengubahan nilai kuantitatif menjadi nilai kualitatif untuk nilai karakter
menghargai keberagaman masuk pada kriteria kualitatif dengan kategori sangat
baik dengan skor 9 dari skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik
telah menanamkan nilai karakter menghargai keberagaman pada peserta didik
pada saat pembelajaran kimia dengan sangat baik.
Nilai karakter saling menghargai yang dimiliki oleh peserta didik masuk
kedalam kategori baik dengan perolehan skor 547 dari skor ideal 700 dan nilai
rata-rata 7,81. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan
nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, dapat disimpulkan
alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah
peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.
Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia
kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter menghargai
keberagaman sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik
menunjukkan sudah memiliki nilai karakter menghargai keberagaman sebesar
78%.
48
2. Observasi Pengimplementasian Nilai Karakter oleh Pendidik pada Pembelajaran Kimia
Untuk memperkuat hasil angket yang diperoleh peneliti melakukan
observasi. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran kimia berlangsung di kelas
dan dilakukan sebanyak 2 kali. Materi yang disampaikan oleh pendidik ketika
observasi berlangsung adalah Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.
a. Hasil Penelitian
Hasil observasi terhadap pendiidk kimia kelas X SMA Negeri 3
Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Observasi Penanaman Nilai Karakter oleh Pendidik pada
Pembelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang
49
50
NoNilai
KarakterAspek Yang Diamati
Observasi ke-
1 2
1Jujur
1) Mengajak peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
2 Tanggung Jawab 2) Sikap untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
3) Perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
3 Peduli 4) Memberi salam dengan ramah pada saat masuk keruangan
5) Memperhatikan peserta didik yang salah/keliru pada saat pelajaran
-
6) Membimbing peserta didik dalam belajar kimia
7) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
- -
NoNilai
KarakterAspek Yang Diamati
Observasi ke-
1 2
4 Mandiri8) Memberi kesempatan kepada peserta didik
mengerjakan tugas sendiri-
9) memberi kesempatan kepada peserta didik mencari sendiri bahan ajar melalui internet dan perpustakaan
-
5 Ingin Tahu 10) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium atau lapangan.
- -
11) memberi kesempatan kepada peserta didik mencari bahan ajar melalui internet dan perpustakaan
6 Kreatif dan Inovatif, kritis
12) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar.
- -
13) Memberi kesempatan kepada peserta didik berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah -
14) Menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan
15) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih dalam/jauh/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap - -
7 Rasa Percaya Diri
16) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
17) Melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa kebanggaaan dan rasa percaya diri kepada peserta didik
8 Cinta Ilmu 18) Membiasakan peserta didik membaca dan - -
Keterangan : : Dilaksanakan- : Tidak dilaksanakan
b. Pembahasan
1) Jujur
Nilai karakter jujur dituliskan oleh pendidik pada RPP yang bermaterikan
larutan elektrolit dan non elektrolit . Pada praktiknya penanaman nilai karakter
jujur dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik di SMA Negeri 3
Bengkayang, misalnya pendidik mengajak peserta didik berkompetensi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar dengan melarang peserta didik
mencontek. Hal ini membuktikan ada kesesuaian antara RPP dan praktik
pembelajaran dikelas.
Penyampaian nilai karakter jujur oleh pendidik sendiri tidak ada kesulitan
dan pendidik benar telah menanamkan nilai karakter jujur pada pembelajaran,
walaupun hasil penyampaiannya kurang optimal dimana hasil kategori angket
yang diperoleh peserta didik “baik” padahal pendidik mendapatkan kategori
“sangat baik” dalam menanamkan nilai karakter jujur. Hal itu dikarenakan peserta
didik ada yang mudah menerima dan ada peserta didik yang sulit menerima nilai
kejujuran terlihat pada beberapa peserta didik yang masih mencontek temannya
saat mengerjakan tugas dari pendidik.
2) Tanggung jawab
Aspek yang diamati dari karakter tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. Nilai karakter tanggung jawab
dituliskan oleh pendidik pada RPP. Praktik pelaksanaan penanaman nilai karakter
51
tanggung jawab dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik di SMA
Negeri 3 Bengkayang misalnya memberikan tugas atau PR dan meminta kepada
peserta didik untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan mengumpulkan
tugas atau PR tepat waktu. Hal ini menunjukkan ada kesesuaian antara RPP dan
praktik pembelajaran dikelas.
Penyampaian nilai karakter tanggung jawab oleh pendidik sendiri tidak ada
kesulitan dan pendidik benar telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab
pada pembelajaran, walaupun hasil penyampaiannya kurang optimal dimana hasil
kategori angket yang diperoleh peserta didik “baik” padahal pendidik
mendapatkan kategori “sangat baik” dalam menanamkan nilai karakter tanggung
jawab. Hal itu dikarenakan heterogenitas peserta didik, ada peserta didik yang
mudah menerima dan ada peserta didik yang sulit menerima nilai tanggung jawab
terlihat ketika pendidik meminta mengumpulkan PR ada beberapa peserta didik
yang tidak mengumpulkan.
3) Peduli
Nilai karakter peduli dituliskan pendidik pada RPP. Aspek yang diamati
ketika observasi pada karakter peduli yaitu sikap dan perilaku kepedulian
pendidik kepada peserta didik. Pendidik menanamkan sikap dan perilaku peduli
dalam proses pembelajaran kimia yang teramati. Sebagai contoh adalah pendidik
memberikan salam dengan ramah pada saat masuk keruang kelas, pendidik
memperhatikan peserta didik yang salah atau keliru pada saat pelajaran dan
meminta kepada peserta didik yang lebih pintar untuk membantu temannya dan
pendidik selalu membimbing peserta didik saat pelajaran . Pada observasi yang
52
pertama pendidik belum menunjukkan sikap peduli terhadap peserta didik yang
masih salah atau keliru saat pembelajaran terjadi, akan tetapi pada observasi
kedua pendidik mulai memperhatikan peserta didik yang salah atau keliru.
Dengan adanya sikap dan perilaku peduli yang dimiliki pendidik, diharapkan
peserta didik dapat mencontoh dan mengaplikasinya dikehidupan sehari-hari
kepada sesama peserta didik, lingkungan, dan masyarakat. Hal ini menunjukkan
ada kesesuaian antara RPP dan praktik pembelajaran dikelas.
Penyampaian nilai karakter peduli oleh pendidik tidak ada kesulitan, akan
tetapi hasil penyampaiannya kurang optimal disebabkan oleh kadang peserta didik
kurang memahami pentingnya kepedulian itu. Hal ini bisa membuktikan kategori
hasil analisis angket yang didapatkan yaitu “baik” sedangkan kategori hasil angket
pendidik “sangat baik”. Berarti pendidik dalam pembelajaran kimia telah
menanamkan nilai karakter peduli walaupun hasilnya belum maksimal.
4) Mandiri
Nilai karakter mandiri tidak dituliskan pendidik pada RPP namun pada
pembelajaran pendidik menanamkan nilai karakter mandiri dengan cara pendidik
meminta peserta didik untuk mengerjakan soal di papan tulis, pendidik meminta
peserta didik untuk tidak takut salah dalam mengerjakan soal dan soal dikerjakan
sendiri, dan pendidik meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas sendiri
serta memberi kesempatan kepada peserta didik mencari bahan ajar melalui
internet sendiri.
53
Pada dasarnya penyampaian nilai karakter mandiri oleh pendidik tidak ada
kesulitan. Akan tetapi hambatan-hambatan yang muncul adalah dari diri peserta
didik itu sendiri antara lain: kadang peserta didik kurang percaya diri dan
kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya sifat kemandirian. Peserta
didik masih banyak yang mengabaikan tugas yang diberikan pendidik. Dari hasil
observasi ini pendidik benar telah menanamkan nilai karakter mandiri kepada
peserta didik dan hasil analisis angket pendidik dan peserta didik masuk pada
kategori “baik”. Tetapi dari hasil observasi peneliti menemukan kurangnya respon
peserta didik untuk “mandiri”. Hal ini berarti hasil angket tidak sesuai dengan
observasi.
5) Ingin tahu
Nilai karakter ingin tahu dituliskan pendidik pada RPP. Contoh penanaman
nilai karakter ingin tahu dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik
kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang adalah pendidik meminta peserta didik
untuk mencari berbagai sumber belajar lain untuk bahan belajar seperti dari
perpustakaan dan internet. Hal ini membuktikan ada kesesuaian antara RPP dan
praktik pembelajaran dikelas.
Penyampaian nilai karakter ingin tahu sedikit mengalami kesulitan oleh
pendidik karena pada saat observasi, materi yang disampaikan adalah “Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit” yang seharusnya materi ini disampaikan
menggunakan metode eksperimen atau demontrasi, akan tetapi fasilitas
laboratorium di SMA Negeri 3 Bengkayang belum memadai sehingga praktikum
tidak bisa dilakukan. Selain itu perpustakaan di SMA Negeri 3 Bengkayang juga
54
belum memadai. Faktor lain dari kurang terlaksananya karakter ingin tahu ini
berasal dari peserta didik sendiri yaitu peserta didik kurang memiliki minat untuk
mencari bahan ajar diluar, seperti toko buku dan internet. Hasil observasi ini
membuktikan bahwa pendidik kurang maksimal dalam menyampaikan nilai
karakter ingin tahu karena tidak memadainya fasilitas yang dapat menunjang
keterlaksanaan nilai karakter ingin tahu.
6) Kritis, kreatif dan inovatif
Nilai karakter kritis, kreatif inovatif tidak dituliskan pendidik pada RPP.
Aspek yang diobservasi pada karakter ini adalah apakah pendidik menggunakan
beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar serta
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru pada pembelajaran
kimia serta memberikan kesempatan kepada peserta didik berfikir, menganalisis,
dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada pembelajaran kimia. Misalkan
pendidik mengajak peserta didik untuk memanfaatkan barang-barang yang ada
dilingkungan untuk menjadi barang yang berguna. Melalui aspek ini, diharapkan
nantinya peserta didik akan menjadi peserta didik yang kreatif inovatif dan kritis.
Ketika proses observasi berlangsung sebanyak dua kali pada materi Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit, pendidik belum menggunakan media-media
pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang membuat peserta didik
tertarik dan memunculkan sikap kritis, kreatif dan inovatif pada diri peserta didik
pada pembelajaran yang teramati, sehingga hasil penyampaiannya kurang
maksimal dan kurang sempurna diserap oleh peserta didik. Padahal untuk materi
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit seharusnyanya menggunakan metode
55
praktikum karena keterbatasan laboratorium seharusnya pendidik memicu
munculnya kekreatifan peserta didik dengan meminta membawa alat-alat sendiri,
Conny R. Semiawan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
Darmiyati Zuchdi. (2011) . Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
Depdiknas. (2006). Peraturan Pemerintah RI Nomor, 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kimia untuk SMA & MA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Desy Aninda Rosyida. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Roudlotun Nasyiin Purwokerto, Srengat, Blitar, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Elfindri, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik dan Profesional. Jakarta: Baduose Media.
Heri Gunawan. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Heni Zuhriyah. (2010). Pendidikan Karakter (Studi Perbandingan Antara Konsep Doni Koesoema dan Ibnu Miskawaih). Surabaya: IAIAN Sunan Ampel
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Buku Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jendral Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
Mulyati Arifin, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Program Pascasarjana UPI: PT Remaja Radokarya.
Nur Azizah. (2011). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Nurla Isna Aunillah. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter diSekolah. Yogyakarta : Laksana.
Oemar Hamalik. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sigit Nugroho. (2007). Dasar-Dasar Metode Statistika. Jakarta: Grasindo
Slameto. (2011). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.