BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara kesinambungan. Evaluasi bukan hanya kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan selama program berlangsung. 1 Evaluasi matematika di SMP Negeri 7 Kota Cirebon. Penulis masih menemukan siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum dan masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengisi jawaban tes atau ujian. Bahkan tes masih menggunakan sistem konvensional dimana masih menggunakan media kertas dan siswa harus menunggu koreksian jawaban selesai agar untuk mengetahui nilai mereka. Pembelajaran dan evaluasi matematika pokok bahasan garis singgung lingkaran diperlukan keaktifan dan keefektifan siswa seperti banyak membaca teori dan berlatih soal latihan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai matematika siswa diperlukan media atau alat tes matematika yang efektif dan efesien penggunaanya oleh siswa. Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tes matematika adalah dengan mengembangkan evaluasi tes matematika yang berbasis Online dengan menggunakan teknologi internet. Pada hakikatnya teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin yang berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada serangkain prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan atau teori komunikasi dan teknologi komunikasi. 2 1 Ngalim Purwanto a . 1992. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya, hal. 3 2 Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. hal. 95 1
39
Embed
Skripsi onwardono rit riyanto (pengembangan tes matematika online dengan lms moodle)
SKRIPSI ONWARDONO: "PENGEMBANGAN TES MATEMATIKA BERBASIS ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN LMS MOODLE PADA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA".
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis. Ini berarti bahwa
evaluasi (dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara kesinambungan. Evaluasi bukan hanya kegiatan akhir atau penutup dari
suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada
permulaan selama program berlangsung.1
Evaluasi matematika di SMP Negeri 7 Kota Cirebon. Penulis masih
menemukan siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum dan
masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengisi jawaban tes atau ujian.
Bahkan tes masih menggunakan sistem konvensional dimana masih
menggunakan media kertas dan siswa harus menunggu koreksian jawaban
selesai agar untuk mengetahui nilai mereka.
Pembelajaran dan evaluasi matematika pokok bahasan garis singgung
lingkaran diperlukan keaktifan dan keefektifan siswa seperti banyak membaca
teori dan berlatih soal latihan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai
matematika siswa diperlukan media atau alat tes matematika yang efektif dan
efesien penggunaanya oleh siswa.
Salah satu alternatif dalam mengatasi masalah tes matematika adalah
dengan mengembangkan evaluasi tes matematika yang berbasis Online dengan
menggunakan teknologi internet.
Pada hakikatnya teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin yang
berkepentingan dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada
serangkain prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan atau teori
komunikasi dan teknologi komunikasi.2
1 Ngalim Purwantoa. 1992. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:Rosdakarya, hal. 32Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: RinekaCipta. hal. 95
1
2
Salah satu teknologi pembelajaran adalah e-learning. Menurut
Sulistyoweni Widanarko dalam blog Tri Fitri Nasution menjelaskan bahwa E-
learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua
komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan
waktu, dengan kualitas yang terjamin.
Setelah penggunaan teknologi sudah tidak awam lagi maka
diperlukannya suatu sistem guna memperoleh hasil evaluasi yang baik sistem
tersebut dinamakan sistem informasi manajemen atau disingkat SIM.
James AF Stoner dalam buku Sistem informasi manajemenpendidikan karangan Eti Rochaety menyatakan pengertian sisteminformasi manajemen, yaitu metode yang formal yang menyediakanbagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapatdipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagiperencanaan, pengawasan dan fungsi operasi sebuah organisasi yanglebih efektif.3
Salah satu pengembangan SIM adalah pembuatan produk yang berbasis
teknologi, baik berupa hardware maupun software. Dalam hal ini peneliti
mecoba mengembangakan SIM berbasis software dengan bantuan penggunaan
perangkat lunak yang disebut Learning Management System (LMS) Moodle.
LMS Moodle salah satu aplikasi e-learning yang berbasis open source.
Moodle adalah paket software yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis
internet dan web. Moodle pertama kali dikembangkan oleh Martin Dogiamas.
Dia yang mempertahankan Moodle sebagai paket e-learning yang open source
(terbuka programnya).4
Dari latar belakang diatas permasalahan yang ada adalah kurang
maksmimalnya proses tes matematika dan penggunaan teknologi yang ada
sebagai media evaluasi sehingga perlu dikembangan pengembangan tes
matematika. Apakah pengembangan tes matematika berbasis Online
menggunakan LMS Moodle dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
3 Eti Rochaety, dkk. 2008. Cetakan ketiga. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. hal. 134 Surya Lesmana, dkk. 2013. 2 Jam Bisa Bikin Web E-Learnig Gratis dengan Moodle. Jakarta:Smart. Hal. 1
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka muncul
permasalahan dalam evaluasi pembelajaran matematika yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana identifikasi kelemahan evaluasi dengan menggunakan tes biasa?
3. Bagaimana hasil ujicoba lapangan evaluasi ketuntasan belajar yang
dikembangkan?
4. Apakah dengan pengembangan evaluasi ketuntasan belajar dapat
meningkatkan pemahaman materi yang sudah disampaikan?
5. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah mampu
mengembangkan evaluasi ketuntasan belajar?
6. Apakah penggunaan internet mampu mengembangkan evaluasi ketuntasan
belajar sekaligus meningkatkan pemahaman materi?
7. Bagaimana efektivitas evaluasi berbasis website terhadap hasil belajar
siswa?
C. Pembatasan Masalah
Setelah membaca dan memahami latar belakang masalah dan
identifikasi masalah diatas maka demi menjaga pembahasan tidak meluas
maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka dari itu berikut ini adalah
diberikan beberapa batasan masalah dalam peelitian ini, diantaranya sebagai
berikut:
1. Evaluasi berbasis website menggunakan LMS Moodle adalah suatu sistem
evaluasi ketuntasan belajar dengan bantuan situs website untuk
melaksanakan evaluasi belajar matematika siswa mulai dari pelaksanaan
tes hingga penentuan penilaian (Grade) pelajaran matematika.
2. Hasil belajar matematika yang diukur adalah tingkat kemampuan belajar
siswa bukan hanya dari ketercapaian standar kompetensi serta menilai
4
dengan objektif tentang seberapa jauh siswa memahami materi saat proses
belajar dikelas.
3. Evaluasi yang digunakan adalah dalam bentuk tes formatif dengan
memakai soal pilihan ganda.
4. Materi pokok bahasan yang akan dijadikan tes dalam penelitian ini adalah
materi matematika di kelas VIII semester II.
5. Penelitian ini akan diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 kota
Cirebon.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang telah diuraikan diatas maka pokok permasalahan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik tes matematika berbasis Online dengan
menggunakan LMS Moodle pada SMP kelas VIII yang dikembangkan?
2. Bagaimana keefektifan tes matematika berbasis Online dengan
menggunakan LMS Moodle pokok bahasan garis singgung lingkaran
yang telah dikembangakan dalam meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
3. Bagaimana respon siswa setelah diterapkan tes matematika berbasis
Online?
E. Tujuan Penelitian
Berawal dari pembatasan dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan pengembangan tes matematika berbasis Online berupa
produk website .
2. Mendeskripsikan keefektifan pengembangan tes matematika berbasis
Online dengan menggunakan LMS Moodle melalui hasil belajar siswa
mata pelajaran matematika pokok bahsan garis singgung lingkaran.
5
3. Untuk mengidentifikasi respon siswa terhadap pembelajaran
matematika dengan penegembangan tes formatif menggunakan
website.
F. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk:
1. Teoritis
Untuk menambah pengetahuan mengenai pengembangan evaluasi tes
formatif berbasis web menggunakan LMS Moodle terhadap
peningkatan hasil belajar siswa. Dan bagi peneliti, sebagai
pengalaman yang sangat berharga dan dapat dijadikan sebagai bekal
dalam penyusunan karya ilmiah selanjtunya.
2. Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan
sistem penilaian tes dalam mata pelajaran disekolah.
b. Penelitian ini memberikan kontribusi positif bagi guru
matematika untuk membuat penilaian yang bisa menumbuhkan
kejujuran dan kemampuan pemahaman siswa.
c. Memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru
dan / atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan
sepesifik bidang pendidikan.
d. Penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk lebih
aktif dalam pembelajaran matematika.
6
BAB IITEORI PENGEMBANGAN TES MATEMATIKA BERBASIS ONLINE
DENGAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) MOODLE
A. Deskripsi Teoritik
1. Konsep Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana
dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
serupa.5
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi
tidak semua hasil dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi,
hasil pengolahan data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak
bermanfat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang
tersebut.6
Menurut Diphusodo, manajemen merupakan proses terpadu
dimana individu-individu sebgai bagian organisasi dilibatkan untuk
memelihara, mengembangkan, mengendalikan dan menjalankan
program-program yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah
ditetapkan dan berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya
waktu.7
Davis memberikan suatu pengertia bahwa SIM adalah sebagai
sistem manusia atau mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.8
5 Nurharyanto, Dkk. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Edisi ke empat.2007. Sistem Informasi Manajemen. Bogor. Hal. 7 diunduh darihttp://pusdiklatwas.bpkp.go.id/namafile/258/KT_SIM.pdf pada 10 Januari 2014 pukul 10.176 Deni D dan Kukun N.F. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal.27 Ibid.8 NN. http://staff.uny.ac.id. Diunduh pada tanggal 10 januari 2014 pukul 10.22. hal. 9
66
7
Sedangkan McLeod, Jr., mengatakan SIM adalah sebagai
suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.9
Sistem Informasi Managemen (SIM) merupakan upaya
organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan
informasi bagi managemen (karena itu dinamakan sistem informasi
manajemen). Ternyata dalam praktiknya SIM pada suatu organisasi
menyediakan juga informasi bagi orang-orang selain para manajer.10
Sistem informasi manajemen (manajemen information system
atau sering dikenal dengan singkatannya MIS/SIM) merupakan
penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
SIM dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem
informasi yang bertanggungjawab mengumpulkan dan mengoah data
untuk menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.11
Dari beberapa pengertian SIM diatas maka dapat disimpulkan
bahwa SIM merupakan suatu sistem yang terorganisir berbasis
komputer yang mengeluarkan informasi guna untuk mencapai suatu
tujuan organisasi tertentu dalam mengembangkan program-program
yang sudah ditentukan.
9 McLeod, R., Jr. 1995. Manahement Information System. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall.Inc. hal. 32710 Nurhayanto. Op.Cit., hal. 1811 Danu Wira Pangestu. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM). 2007. Hal. 9 Diunduhpada 16 Januari 2014 Pukul 12.55
8
Sistem informasi memiliki 5 komponen utama pembentuk yaitu12:
1. Komponen Perangkat Keras (Hardware)
2. Komponen Perangkat Lunas (Software)
3. Komponen Sumber Daya Manusia (Brainware)
4. Komponen Jaringan Komputer (Netware)
5. Komponen Sumber Daya Data (Dataware)
2. Konsep evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi , dimana
suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara
langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang
mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya
evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan
dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil
keputusan.13
Dikutip dari Ngalim Purwanto bahwa dalam hubungan dengan
kegiatan pengajaran. Norman E. Grounlund merumuskan pengertian
evaluasi sebagai berikut: “Evaluation ... a systematic process of
determining the extent to which intructional objectives are archieved by
pupils”. (Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah tercapai oleh siswa.14
Definisi lain yang berkaitan dengan proses pengukuran hasil
belajar siswa yaitu evaluation is a process of making an assessment of a
student’s growth. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan
siswa dalam proses belajar mengajar.15
12 Deni D, Kunkun N.F. Op.Cit., hal. 2713 M. Sukardi MS. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, hal. 114 Ngalim Purwantob. 2000. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosdakarya. Hal. 315 M. Sukardi MS. Op.Cit., hal. 2
9
Setelah dijelaskan beberapa pengertian evaluasi maka dapat
disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sudah
direncanakan demi memperoleh gambaran pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran yang sudah disampaikan oleh guru sehingga dapat
dilihat apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai.
Michael Scriven merupakan seorang ahli didalam penelitian
evaluasi telah mengemukakan pentingnya penelitian evaluasi. Ahli ini
mencoba mengidentifikasi fungsi penelitian evaluasi dan dikemukakan
fungsi evaluasi formatif berikut:
Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada
waktu pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat
digunakan untuk ‘membentuk’ dan memodifikasi program kegiatan.
Jika pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa saja yang
negatif dan para pengambilan keputusan sudah dapat menentukan sikap
tentang kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan
yang mungkin akan terjadi dapat dicegah.16
Terdapat dua jenis evaluasi pembelajaran yaitu evaluasi
sumatif dan formatif. Evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh
informasi yang diperlukan oleh seorang evaluator tentang siswa guna
menentukan tingkat perkembangan siswa dalam satuan unit proses
belajar menajar. Evaluasi formatif dilakukan secara periodik melalui
blok atau unit-unit dalam proses belajar mengajar.17
Evaluasi belajar biasanya mennggunakan instrument tes. Tes
adalah prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang
distandarisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok untuk
dikerjakan, dijawab atau direspon, baik dalam bentuk tertulis, lisan
g. Tersedianya modul chat, modul polling, modul forum, modul
untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk workshop dan
survei, serta masih banyak lagi.
Berikut adalah tingkatan pengguna (user level) pada e-learning
Moodle37:
a. Administrator
Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses tertinggi yang
dapat melakukan seluruh fungsi administrasi e-learning Moodle.
b. Course Creator
Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses untuk
membuat course baru .
c. Teacher
Sebagai guru, merupakan pengguna yang dapat melakukan
seluruh fungsi course termasuk menambah / mengubah aktivitas
dan memberi nilai.
d. Non-Editing Teacher
Mirip seperti tugas seorang asisten guru / dosen, merupakan
pengguna yang dapat mengajar pada course tetapi tidak bisa
menambah / mengubah aktivitas.
e. Student
Merupakan pengguna yang mempunyai hak untuk mengakses
sebuah course tertentu, tetapi tidak berhak melakukan perubahan
terhadap course tersebut.
f. Guest
Merupakan pengguna yang mempunyai hak akses sangat
terbatas, tergantung ada pengaturan Moodle untuk jenis
pengguna ini.
37 Ibid., hal.3
18
Instalasi Moodle pada server komputer (localhost)
membutuhkan spesifikasi komputer sebagai berikut38:
a. Hardware
1. Hardisk dnegan kapasitas minimal 160 MB.
2. Memory 256 MB, direkomendasikan 1GB.
b. Software
1. Sistem operasi windows XP/2000/2003/, Solaris 10 (Sparc
and x64), Mac OS X atau Netware 6
2. Web server Apache atau IIS.
3. PHP minimal versi 5.3.2.
4. Database
a. MySQL – versi minimun 5.0.25
b. MSSQL – versi minimun 9.0.
c. PostgreSQL – versi minimum 8.3.
d. Oracle – versi minimum 10.2
e. Sqlite – versi minimum 2.0.
6. Efektivitas dan Hasil belajar
Menurut pandangan Handayaningrat sebagaimana telah
dikutip oleh Ningzul fatimatun39 bahwa efektivitas merupakan
“Pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya”. Sedangakan menurut Mulyasa bahwa
efektivitas adalah “Bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan
dan memanfaatkan sumber daya alam sebagai usaha untuk mewujudkan
tujuan operasionalnya”. Lanjut menurut Effendy40 efektivitas yaitu:
”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan
sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan
38 Ibid., hal. 539Ningzul Fatimun. 2012. Pengembangan Penilaian Kinerja Siswa (Performance Assessment) padaLKS Mata Pelajaran Matematika kelas VIII SMP N 1 Ciwaringin. SKRIPSI. Tidak diterbitkan.Cirebon: IAIN Syekh Nurjati., hal. 2040NN.http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/487/jbptunikompp-gdl-muhamadalf-24330-2-babii.pdf,Diunduh 26 September 20013 jam 9:15 WIB
19
jumlah personil yang ditentukan”. Menurut Sondang P. Siagian
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana
dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya secara maksimal,
saran - prasarana dan komunikasi yang berperan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan yang direncanakan dengan waktu, biaya dan personil
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran. Nana Sudjana (2009) mendefinisikan hasil belajar siswa
pada hakikatnya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencangkup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dimyanti dan Mudjiono (2006) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.41
Sedangkan menurut Horwart Kingsley sebagimana dikutip
oleh Nana Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).
Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3).
Sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapar diisi dengan
bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne
sebgaiman dikutip oleh Nana Sudjana42 mengungkapkan ada lima
kategori hasil belajar, yakni : (1) informasi verbal, (2) kecakapan
intelektul, (3) strategi kognitif, (4) sikap dan (5) keterampilan motoris.
Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang
merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan
41 http://eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf. diunduh pada 18 Oktober 2013 pukul 14.1942 Ibid., hal.21
20
hasil belajar yaitu : ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik.43
Dari dua paragraf diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
hasil belajar merupakan suatu proses akhir yang dialami oleh siswa
dalam kegiaan pembelajaran yang telah diikutinya bersama seorang
guru sebagai pengajar. Sehingga dengan melihat hasil belajar siswa
setidaknya mendapat kesimpulan mengenai keberhasilan belajar siswa.
B. Tinjauan Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti telah menelusuri
beberapa hasil penelitian skripsi terdahulu yang memiliki keterkaitan
dengan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut
hasil penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti dengan
menggunakan media internet:
1. Pengembangan mobile learning (M-Learning) berbasis Moodle
sebagai daya dukung pembelajaran fisika di SMA yang dilakukan
oleh Nopita Setiawati Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011. Penelitian
ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil
penelitian: Kualitas Mobile Learning (M-Learning) Berbasis
Moodle Sebagai Daya Dukung Pembelajaran Fisika Di SMA yang
telah dikembangkan adalah sangat baik (SB) berdasarkan penilaian
ahli media dengan presentase keidealan 90,62%; ahli materi 80,55%
dan guru fisika SMA 90,83%. 44
Respon peserta didik terhadap mobile Learning (M-
Learning) berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran
fisika di SMA yang telah dikembangkan pada ujicoba lapangan
43 Nana Sudjana.1995.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya,hal. 2244Nopita Setiawati. 2012. Pengembangan Mobile Learning (M-Learning) Berbasis Moodle SebagaiDaya Dukung Pembelajaran Fisika di SMA. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: UIN SunanKalijaga tersedia di http://koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=2188.pdf diunduh pada 21September 2013 Jam 12.15
21
skala kecil termasuk kategori setuju (S) 71,05%. Pada ujicoba
lapangan skala besar termasuk kategori sangat setuju (SS) 76,01%.
Hal ini menunjukan bahwa Mobile Learningyang dikembangkan
dapat diterima peserta didik dan layak digunakan sebagai salah satu
sumber alternatif media pembelajaran mandiri.45
2. Pengembangan bahan pembelajaran mandiri komputasi fisika
dengan menggunakan Moodle secara Online di jurusan fisika
universitas negeri Semarang oleh Agung Purnomo Jurusan Fisika
Fakultas Pendidikan Tahun 2006 Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan
hasil penelitian: Bahan pembelajaran komputasi Fisika yang
dikembangkan oleh penulis mempunyai tingkat keterbacaan teks
sebesar 83,5%, hal ini berarti bahan pembelajaran tersebut termasuk
ke dalam kategori mudah dipahami.
Bahan pembelajaran komputasi fisika yang dikembangkan
oleh penulis mempunyai tingkat ketertarikan user terhadap
bahan pembelajaran sebesar 78,2% termasuk kategori baik.
Bahan pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana
untuk belajar mandiri. Telah dihasilkan sebuah bahan
pembelajaran komputasi fisika menggunakan Moodle secara
Online di jurusan fisika Universitas Negeri Semarang.46
3. Efektivitas penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis
web pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 kalasan oleh Mawar
Ramdhani jurusan teknik informatika fakultas pendidikan teknik
informatika tahun 2012 Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil
45 Ibid.46Agung, Agung. 2006. Pengembangan Bahan Pembelajaran Mandiri Komputasi Fisika denganMenggunakan “Moodle” Secara Online di Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang. Skripsi.Tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang tersedia dihttp://koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=2188.pdf diunduh pada 3 September 2013 Jam 15.41
22
penelitian: Hasil uji hipotesis posstest dengan uji t P (0,006) < α
(0,05) sehingga H0 yang berbunyi “ Efektifitas penggunaan media
pembelajaran e-learning berbasis web sama dengan media
pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X SMA Negeri 1 Kalasan pada mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi” diterima. Perhitungan nilai gain
ternormalisasi antara kelas eksperimen juga lebih tinggi dari pada
kelas kontrol, yaitu nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen g =
0,54 dan pada kelas kontrol g = 0,30.47
4. Pengembangan model pembelajaran Matematika berbasis website
oleh Rismaningsih Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Tahun
2010 UIN Syarif Hidayatullah. Penelitian ini bertujuan untuk
memenuhi tugas akhir sarjana dengan hasil penelitian: berdasarkan
hasil tes belajar siswa diperoleh rentang nilai mulai dari 3,81 sampai
100 dengan rata-rata 79,39, median 83, modus 85,23, varians
261,333 dan simpangan baku 15,166. Siswa memiliki respon yang
positif terhadap website pembelajaran matematika, sehingga siswa
termotivasi dalam mempelajari matematika. Hal ini dapat dilihat
bahwa dengan 95 siswa menyatakan bahwa website perlu digunakan
dalam pembelajaran matematika.48
Dari beberapa hasil skripsi diatas, memiliki pembahasan yang
sama yaitu tentang pengembangan pembelajaran berbasis web atau
penggunaan LMS Moodle dalam pembelajaran atau evaluasi, namun
peneliti dalam hal ini mengembangakn sistem evaluasi belajar siswa
menggunakan Moodle.
47 Mawar Ramadhani. 2012. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning BerbasisWeb Pada Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XSMA Negeri 1 Kalasan. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakartatersedia dihttp://eprints.uny.ac.id/6803/1/08520241028_Mawar%20Ramadhani_Skripsi.pdfdiunduh pada 3 September 2013 jam 15.3748 Rismaningsih. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Website.Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah tersedia dihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2504/1/98424-RISMANINGSIH-FITK.pdf diunduh pada 5 September 2013 Jam 15.18
23
Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Pengembangan Evaluasi
Berbasis Web Menggunakan Moodle Pada Kelas VIII SMPN 7 Kota
Cirebon” layak dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan
merupakan tiruan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
C. Kerangka Pemikiran
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru telah
dirancang dalam bentuk rencana mengajar yang biasanya dalam bentuk
perangkat pembelajaran. Proses evaluasi kegiatan belajar mengajar sudah
termasuk didalamnya. Dengan demikian evaluasi adalah suatu proses
kegiatan yang sudah direncanakan dalam pembelajaran guna untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan proses belajar yang telah dilakukan
Evaluasi dilakukan oleh seorang guru agar mengetahui
kemampuan dari siswanya sebagai peserta didik. Evaluasi yang dianggap
memiliki syarat objektivitas adalah dalam bentuk tes. Tes adalah alat bantu
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur kemampuan siswa
setelah belajar.
Saat ini banyak sekali pengembangan evaluasi pembelajaran yang
dilakukan disekolah-sekolah ataupun lembaga pendidikan lainnya. Salah
satu pengembangan evaluasi tes kemampuan belajar siswa adalah melalui
media internet atau kita sering sebut tes Online. Tes Online merupakan
proses evaluasi yang dilakukan melalui media internet sehingga siswa dapat
mengaksesnya kapanpun dan dimanapun mereka sempat.
Learning Management System (LMS) Moodle merupakan program
open source untuk membuat situs website evaluasi tes secara Online.
Moodle memiliki banyak fitur yang sangat menunjang proses evaluasi
berlangsung hingga menilai hasi evaluasi yang telah dilakukan. Dengan
penggunaan model sebagai program evaluasi berarti mengurangi
kecurangan dalam tes dan juga membantu memelihara bumi (Go Green)
agar tetap lestari.
24
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan beberapa teori yang
dikemukakan penulis merumuskan hipotesis adalah “Dengan
dikembangkannya tes matematika berbasis Online dengan LMS Moodle
maka hasil belajar siswa efektif”.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Kota Cirebon yang
beralamat di Jalan Ciremai Raya Nomor 65 Perumnas Kota Cirebon..
Adapun alasan peneliti memilih tempat di SMP Negeri 7 Kota Cirebon
adalah antara lain:
a. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup seperti tersedianya
laboratorium komputer dan hotspot wifi internet.
b. Belum diterapkan tes matematika berbasis online dalam pembelajaran di
sekolah.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian yang digunakan sekitar empat bulan
terhitung mulai februari hingga juni dengan rincian kegiatan dalam tabel
dibawah ini.
25
26
Tabel 3.1Jadwal Penelitian
B. Prosedur Penelitian Research and Development
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.49
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk
bidang administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal
banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu
dihasilkan melalui research and development.50
Menurut Sugiyono langkah-langkah penelitian dan pengembangan
ditunjukkan pada bagan berikut:
49 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Αbeta, hal 29750 Sugiyono. Op.Cit. hal 298
Management System (LMS) atau Course Management System
(CMS), juga dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE)
merupakan aplikasi perangkat lunak. Jadi, Learning Management
System membuat siswa dan guru / dosen masuk ke dalam ruang
“kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, mengerjakan
kuis Online, dsb) serta mengakses materi-materi pembelajaran
dimana saja dan kapan saja selama terkonesi dengan internet.
31
b. Efektivitas pengembangan tes berbasis Online dapat diketahui
melalui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa adalah perubahan
tingkah laku siswa mencangkup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2. Definisi Operasional
a. Penilaian Otentik
Penilaian otentik dalam penelitian ini adalah bentuk
pengambilan keputusan atau penilaian langsung, sistematis dan
berbasis keseluruhan bersifat kualitatif bertujuan mengukur
keseluruhan kemampuan hasil belajar siswa dan dilengkapi rubrik
holistik sebagai kriteria yang harus dicapai oleh siswa.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa dan
kemampuan-kemampuan siswa akibat dari proses pembelajaran
meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
3. Instrumen Penelitian dan Pengembangan
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Seperangkat website tes Online yang telah dikembangkan mata
pelajaran matematika di kelas VIII SMPN 7 kota Cirebon
b. Lembar validasi tes berbasis Online.
c. Pedoman observasi, untuk mengungkapkan aktivitas siswa pada
penerapan tes berbasis Online berupa angket yang diberikan kepada
siswa untuk menilai penerapan tesi berbasis Online dalam proses
evaluasi pembelajaran.
d. Tes. Menurut Nurul Zuriah tes ialah seperangkat rangsangan
(stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk
mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi
penetapan skor angka.51 Dalam penelitian ini digunakan tes pilihan
51 Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.184
32
ganda dengan empat alternatif jawaban, untuk mengungkap hasil
belajar ketiga ranah tersebut .
E. Teknik Analisis Data
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian diperoleh berdasarkan angket respon
tes matematika berbasis Online yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran mengenai pengembangan tes berbasis Online.
Angket yang digunakan adalah angket dengan skala likert seperti
ketentuan tabel dibawah ini:
Tabel 3.3Skor Angket Skala Likert
Alternatif Jawaban
Skor Tiap Jawaban
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
33
Angket yang sudah didapat selanjutnya dihitung berdasarkan rumus
dibawah ini:
Tabel 3.4Rumus perhitungan angket
No Item Skor F
Jumlah
Skor Rata-
rata
Prosentase
Nomor
pernyataan
SS (5) skor x F
jml skor SS : jml
skor x 100
S (4) skor x F
jml skor S : jml skor
x 100
RR (3) skor x F
jml skor R : jml skor
x 100
TS (2) skor x F
jml skor TS : jml
skor x 100
STS (1) skor x F
jml skor STS : jml
skor x 100
Jumlah jml F jmlh skor jumlah prosentase
Skor Maksimal 5 x jml siswa x jml item
Prosentase Rata-rata jml skor : skor maks x 100
Tabel 3.5Kriteria Indikator Angket
No Prosentase (%) Kriteria1 0 – 20 Sangat Lemah2 21 – 40 Lemah3 41 – 60 Cukup4 61 – 80 Kuat5 81 – 100 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Αbeta, hal. 137
34
2. Data Kuantitatif
a. Validitas Item Soal
Ujicoba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
tes yang akan digunakan oleh peneliti layak dipakai atau tidak.
Instrumen tes yang sudah dibuat akan divalidasi oleh expert judgement
berupa analisis ketepatan isi tes secara empirik atau logika untuk
membuat penafsiran skor hasil tes.
Hasil penelitian dari expert jedgement diolah dengan menggunakan
Content Validity Ratio (CVR) sebagaimana yang diungkapkan oleh
Lawshe dengan rumus52:
= − 22 = 2 − 1Keterangan:
CVR : Content Validity Ratio
N : Banyaknya validator
Ne : validator yang menyatakan setuju
No. No. Of Panelist Minimum Value
1. 2 1
2. 5 0,99
3. 8 0,75
4. 9 0,78
5. 10 0,62
6. 15 0,49
7. 25 0,37
Tabel 3.6Minimum Values of CVR
52 C.H, Lawse. 1975. A Quantitative Approach to Content Validity. Indiana: Bowling Green StateUniversity
35
b. Reliabilitas
Suatu instrumen harus reliabel, mengandung arti bahwa
instrumen tersebut cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.53 Pengujian
reliabilitas ini dilakukan dengan teknik KR-20 (Kuder Richardson).
Rumusnya adalah:
r11 =
ks
xkx
k
k2
)(1
1
Dengan r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
= Standar deviasi̅= Varians total
Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 54
0,00 < rxy≤0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,20˂rxy≤0,40 Reliabilitas rendah
0,40˂rxy≤0,60 Reliabilitas sedang
0,60˂rxy≤0,80 Reliabilitas tinggi
0,80˂rxy≤1,00 Reliabilitas sangat tinggiTabel 3.7
Kriteria Reliabilitas
53Ibid.54Erman Suherman dan Yaya Sukjaya K. 1990. Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan AvaluasiPendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah. hal. 176
36
c. Uji Daya Pembeda
Rumus yang digunakan adalah :55= − × 100%Keterangan :
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
IA = Jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah) pada butir soal yang
diolah
Dengan kriteria daya pembedanya adalah56:
Tabel 3.8Kriteria Daya Pembeda
0% - 9 % Sangat Buruk
10% - 19% Buruk
20% - 29% Agak Baik
30% - 49% Baik
50% ke atas Sangat Baik
d. Uji Indeks Kesukaran
Rumus yang digunakan menurut Karnoto adalah :57= ++ × 100%Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran
= Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
= Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
= Jumlah skor ideal kelompok atas pada butir soal yang
diolah
55 Karnoto. 1996. Mengenal Analisis Tes. Bandung: Jurusan Psikologi pendidikan dan BimbinganFakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung, hal. 1556 Ibid.,57 Ibid.,hal. 16
37
= Jumlah skor ideal kelompok bawah pada butir soal yang
diolah
Dengan kriteria tingkat kesukarannya58 adalah :
0 % - 15 % Sangat Sukar
16 % - 30 % Sukar
31 % - 70 % Sedang
71 % - 85 % Mudah
86 % - 100 % Sangat MudahTabel 3.9
Kriteria Tingkat kesukaran
Setelah analisis ujicoba instrumen maka langkah selanjutnya adalah uji
hipotesis dari data yang diperoleh dari hasil jawaban soal yang sudah tersaring
dalam analisis ujicoba instrumen. Namun sebelum melakukan uji hipotesis peneliti
melakukan uji prasayarat hipotesis sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah sampel yang
dipilih berdistribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas yang
digunakan pada penelitian ini yaitu rumus Kolmogorov-Smirnov sebagai
berikut59:
D = | S(X) – f0(X) |
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
S(X) = Fungsi distribusi frekuensi komulatif sampel
F0 = Fungsi distribusi frekuensi komulatif teoritis
58 Emha Ainun Najib. 2013. Pengaruh Penerapan Pemberian Tugas Berupa Soal-soal Tes StandarTerhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di MTs An-Nur Kota Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan.Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon. hal. 2359 Millatul Khaniifah. 2010. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri TerbimbingTerhadap Kemampuan Siswa Siswa dalam Pemecahan Masalah matematika Di Kelas X MAN 2Cirebon. Skripsi. Tidak diterbitkan. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati. Hal. 67
38
b. Uji Homogenitas Dua Varians
Uji homogenitas dua varians adalah rumus yang digunakan untuk
mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini homogen
atau heterogen. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Levene Test