Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : NITA NUR`AINI K1208107 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Mei 2012
97

SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

Apr 09, 2019

Download

Documents

dinh_dan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL

DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Oleh :

NITA NUR`AINI

K1208107

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 2: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL

DI KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh :

NITA NUR`AINI

K1208107

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Mei 2012

Page 4: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Tiada yang memiliki kebanggaan kecuali orang yang berilmu,

mereka selalu memberikan petunjuk kepada orang yang membutuhkan.

(Ali Bin Abi Thalib)

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik dan mungkin itu tak kan pernah cukup

Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik

Orang kerap kali tak bernalar, tak logis, dan egois

Biar begitu, maafkanlah mereka

Bila engkau mendapat sukses, engkau bakal pula mendapat

teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati

Biar begitu, tetaplah meraih sukses

(Ibu Teresa)

Berpegang pada kepercayaan dan keyakinan.

(Penulis)

Page 7: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Ya Rabb, dengan segala rasa syukurku pada-Mu... Kupersembahkan karya ini

sebagai salah satu wujud cinta dan terima kasihku untuk:

Ibunda dan Ayahanda tercinta

Doamu tiada pernah putus, tiada lelah memberikan pengorbanan

demi yang terbaik untukku, tiada terbatas cinta dan kasih yang tercurah,

terima kasihku untukmu, Ibu, Ayah...

Ken Ndari

Adikku tersayang yang selalu membawa kejutan

dalam setiap lakunya.

Dosen-dosenku di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Segala bekal yang penuh dengan kemuliaan menjadi motivasi

dalam perjalanan menuju diriku selanjutnya.

Sahabat- Nur Endah, Taufik, Rina, Nadin, Winda,

Siwi, Wiwit, Ndaru, Erma, Wulan, dan semua teman-temanku tersayang)

Bersama kalian aku mengukir indahnya dunia baru.

ABSTRAK

Page 8: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Nita Nur`aini, K1208107. PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.Mei2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar yang meliputi: (1) persepsi guru mengenai pembelajaran menulis argumentasi; (2) pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan guru pada siswa; (3) kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi; dan (4) upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengambil sampel di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif yang meliputi empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, persepsi guru mengenai pembelajaran menulis argumentasi terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada praktik dan teori secara berimbang, dan pembelajaran yang berorientasi pada praktik. Kedua, pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi berlangsung secara kooperatif dengan diskusi kelompok, kooperatif dengan media surat kabar, dan kooperatif dengan debat. Ketiga, kendala-kendala yang ditemukan dalam pembelajaran menulis argumentasi meliputi siswa belum dapat membuat paragraf argumentasi sesuai dengan tema, pengungkapan gagasan belum dilakukan secara runtut, siswa kurang paham membedakan jenis paragraf argumentasi dengan jenis paragraf lain, siswa enggan bertanya apabila mengalami kesulitan, siswa kurang memerhatikan penjelasan guru, sumber materi yang dimiliki siswa hanya LKS, siswa kurang aktif saat diskusi, alokasi waktu pembelajaran terbatas, dan belum ada laboratorium Bahasa Indonesiadan LCD di setiap kelas.Keempat, upaya untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi, yaitu siswa melakukan koreksi silang dengan teman semeja, guru menjelaskan materi dengan menunjukkan perbedaan tulisan argumentasi dengan jenis tulisan yang lain, guru berkeliling untuk memeriksa kinerja siswa sekaligus memberikan arahan jika ada siswa yang mengalami kesulitan, siswa berusaha untuk fokus, siswa yang tidak mau aktif saat diskusi ditegur oleh teman satu kelompok, siswa meminjam buku teks di perpustakaan dan mencari sumber materi dari internet maupun televisi, guru mengambil jam materi pembelajaran selanjutnya, dan belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia dan LCD di setiap kelas bukan menjadi kendala yang berarti, siswa dapat belajar dengan strategi dan pembelajaran yang menarik.

Kata kunci: pembelajaran menulis argumentasi, pelaksanaan, kendala, upaya. KATA PENGANTAR

Page 9: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pulalah peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pembelajaran Menulis Argumentasi

Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Karanganyar ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa

selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum.,selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni yang telah memberikan persetujuan dalam skripsi ini.

3. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.,selakuKetua Program Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga memberikan persetujuan dalam skripsi

ini.

4. Dr. Andayani, M.Pd.,selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi sejak penyusunan, penelitian, hingga skripsi ini selesai.

5. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.,selaku pembimbing II yang

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasisejak penyusunan, penelitian,

hingga skripsi ini selesai.

6. Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang selama ini turut

memantau, dan menyemangati peneliti.

7. Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M., selaku kepala SMA Negeri 2

Karanganyar yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

8. Drs. Amin Suryadi, M.Pd., selaku kepala SMA Negeri Karangpandan yang

telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

Page 10: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Sanusi, S.Pd.,selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2

Karanganyar yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

10. Rohmani, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2

Karanganyar yang telah memberikan informasi dan bantuan dalam penelitian.

11. Sri Muryati, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri

Karangpandan yeng telah memberikan informasi dan bantuan dalam penelitian.

12. Lusia Indah Wulandari, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas X SMA

Negeri Karangpandan yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam

penelitian.

13. Para siswa kelas X SMA Negeri 2Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan

yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

14. Keluarga tercinta yang telah membiayai dan menyediakan sarana prasarana

selama kuliah dan selalu memberidoa serta semangat setiap saat.

Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut mendapat pahala

dan imbalan dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga karya ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dan pengajaranBahasa

Indonesia.

Surakarta, April2012

Penulis

DAFTAR ISI

Page 11: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ............................ 8

1. Hakikat Menulis ....................................................................... 8

a. Pengertian Menulis .............................................................. 8

b. Tahap-tahap Penulisan ......................................................... 9

c. Jenis-jenis Tulisan .............................................................. 11

2. Hakikat Tulisan Argumentasi .................................................. 16

a. Pengertian ............................................................................. 16

b. Ciri dan Dasar Penulisan Argumentasi ........................................ 17

3. Pembelajaran Menulis Argumentasi Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ...................... 19

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).................... 19

Page 12: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Pembelajaran Menulis Argumentasidi Kelas X SMA ......... 21

c. Perencanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi ............... 23

d. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi ............... 28

e. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi .................... 32

B. Kerangka Berpikir........................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 38

B. Bentuk Penelitian .......................................................................... 39

C. Sumber Data ............................................................... ................... 39

D. Teknik Sampling ........................................................ ................... 40

E. Pengumpulan Data ........................................................... ............. 40

F. Uji Validitas Data .......................................................................... 41

G. Analisis Data ................................................................................. 42

H. Prosedur Penelitian......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. .. 45

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ......................................... 45

B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 46

1.Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Menulis Argumentasi .... 46

2.Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa

Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten

Karanganyar ................................................................................ 49

3.Kendala dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa

Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten

Karanganyar..... ........................................................................... 58

4.Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam

Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri

Berstandar Nasional di Karanganyar............................................ 61

C. Pembahasan .................................................................................... 65

Page 13: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

1. Orientasi Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa

Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional Di Kabupaten

Karanganyar..... ........................................................................ 65

2. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran

Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri

Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar....................... 66

3. Kendala yang Ditemui dalam Pembelajaran Menulis

Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar

Nasional di Kabupaten Karanganyar......................................... 71

4. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Ditemui dalam

Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA

Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar.......... 72

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... .. 75

A. Simpulan ....................................................................................... 75

B. Implikasi ........................................................................................ 76

C. Saran ............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79

LAMPIRAN .................................................................................................. 82

DAFTAR GAMBAR

Page 14: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir ................................................................... 37

2. Model Analisis Interaktif ........................................................ 44

DAFTAR TABEL

Page 15: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel Halaman

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Keterampilan Menulis di SMA (Semester Genap) .......... .........21

2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval............ 36

3. Rincian Waktu dan Jenis Penelitian..........................................38

4. Nilai Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X....... 71

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran....................................... .......... ............ 82

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................ ............ 84

3.Daftar Nilai Siswa ..................................................... ............ 93

4. Catatan Lapangan Hasil Observasi. ....................... ............ 95

5. Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia. ........... ............ 103

6.Wawancara dengan Siswa ......................................... ............ 117

7. Lampiran Tulisan Argumentasi Siswa ..................... ............ 123

8.Surat Izin Menyusun Skripsi. .................................... ............ 129

9. Surat Izin Research I. ............................................... ............ 130

10. Surat Izin Research II. ............................................ ............ 131

132

12. Surat Keterangan P 133

13. Surat Keterangan Pe 134

14.Lampiran Foto. ........................................................ ............ 135

Page 17: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

emosional peserta didik serta sebagai penunjang keberhasilan peserta didik dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu

peserta didik mengenali dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan

gagasan dan perasaan, dan berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan

bahasa tersebut. Selain itu, peserta didik juga diharapkan dapat menemukan serta

menggunakan kemampuan analisis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh

sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi atau berinteraksi (Oka

dan Suparno, 1994). Nasr (1978) mengartikan bahasa sebagai bagian kebudayaan.

Sebagai bagian dari kebudayaan, bahasa merupakan kebiasaan aktivitas bunyi yang

berasal dari dari pengalaman manusia (Oka dan Suparno, 1994: 5). Bahasa

memiliki fungsi sebagai alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan.

Ada empat aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam

pengajaran bahasa di sekolah, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan

berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Keempat

keterampilan tersebut saling terkait satu dengan yang lain.

Dalam standar isi, pembelajaran bahasa dan sastra diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, secara lisan maupun tertulis. Standar kompetensi bahasa

dan sastra Indonesia juga dijadikan sebagai pengukur kemampuan minimal peserta

didik yang mengambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik lisan

maupun tulisan.

Page 18: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah

keterampilan menulis. Keterampilan ini adalah ketrampilan yang paling sulit jika

dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya. Menulis merupakan

keterampilan yang sangat memerlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus

menerus. Khususnya pada tingkat sekolah menengah atas (SMA), pembelajaran

keterampilan menulis merupakan peningkatan dari jenjang-jenjang sebelumnya.

Dalam hal ini siswa diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar dari

keterampilan menulis untuk dijadikan bekal pada jenjang yang lebih tinggi. Tujuan

yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis. Secara umum

tujuan pembelajaran keterampilan menulis yaitu siswa dapat mengomunikasikan

ide atau gagasan secara tertulis maupun sebagai kegiatan mengekspresikan ilmu

pengetahuan, pengalaman hidup, imaji, aspirasi, dan lain sebagainya.

Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1999) menulis mendatangkan

banyak keuntungan yang dapat dipetik. Pertama, dengan menulis kita dapat lebih

mengenali kemampuan dan potensi diri kita. Kedua, dengan kegiatan menulis kita

mengembangkan berbagai gagasan. Ketiga, kegiatan menulis memaksa kita lebih

banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik

yang kita tulis. Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara

sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Kelima, melalui kegiatan

menulis kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri, secara lebih

objektif. Keenam, dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah

memecahkan permasalahan. Ketujuh, tugas menulis mengenai suatu topik

mendorong kita belajar secara aktif. Kedelapan, kegiatan menulis yang terencana

akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.

Berbagai tulisan dalam surat kabar menunjukkan bahwa kemampuan

menulis para pelajar sangat lemah (Tarigan, 1987). Secara khusus, Iskandarwassid

dan Sunendar (2008) menyatakan bahwa kemampuan menulis lebih sulit dikuasai

jika dibandingkan kemampuan berbahasa yang lain (mendengarkan, berbicara, dan

membaca). Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan

berbagai unsur kebahasaan.

Page 19: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam proses pembelajaran di sekolah, kegiatan menulis sangat penting

untuk kelancaran pembelajaran. Siswa diharapkan dapat menyampaikan berbagai

informasi dan ide melalui kegiatan menulis, salah satunya adalah dengan

pembelajaran menulis argumentasi. Melalui pembelajaran menulis argumentasi,

siswa diharapkan tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat

karangan, tetapi juga cermat untuk membuat argumen dan menuangkan ide dengan

cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Siswa juga harus dapat

menyusun dan menghubungkan antarkalimat yang satu dengan yang lain sehingga

menjadi suatu karangan yang utuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2011), diperoleh

kesimpulan bahwa kegiatan menulis argumentasi siswa masih rendah. Rendahnya

keterampilan menulis argumentasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,

siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis argumentasi; kedua, siswa

masih kesulitan dalam menentukan tema atau topik dalam menulis; ketiga siswa

kesulitan dalam mencari argumen yang mendukung untuk dikembangkan dalam

tulisan argumentasi; keempat siswa merasa kesulitan dalam menetukan langkah-

langkah yang tepat untuk menulis argumentasi yang praktis dan mudah; dan kelima

guru merasa kesulitan dalam menentukan strategi yang tepat untuk menyampaikan

materi menulis argumentasi.

Sebagai pengendali pelaksanaan pembelajaran di sekolah, kurikulum

merupakan komponen penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya

pembangunan pendidikan nasional sehingga selalu berubah untuk dikembangkan

agar mampu mejawab tantangan perkembangan zaman. Akibat dari kurikulum yang

selalu berkembang, sekolah terutama guru dituntut untuk cepat beradaptasi dengan

perubahan pengembangan tersebut. Dalam pasal 1 ayat 19 Undang-undang No. 20

Tahun 2003, kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana atau pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

Akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum

diartikan secara luas sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang direncanakan

Page 20: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan dibimbing di sekolah atau lembaga pelatihan, dilaksanakan secara individu atau

kelompok di dalam atau di luar sekolah. Pengertian tersebut tercakup di dalamnya

sejumlah aktivitas pembelajaran antara subjek didik (pembelajar) di dalam

melakukan transformasi pengetahuan, keterampilan dengan menggunakan

pendekatan proses pembelajaran atau menggunakan metode mengajar dan

memanfaatkan segala teknologi pembelajaran. Dengan demikian guru ataupun

pendidik harus memahami kurikulum untuk dapat mengajar dengan baik.

Gurudalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Peran

guru antara lain sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator,

pembimbing, motivator, dan evaluator (Sanjaya, 2008). Begitu kompleksnya peran

guru maka mau tidak mau guru harus mampu memenuhinya. Menurut Sagala

(2007) guru harus ditempatkan ada posisi utama bukan sekedar pelaksana

kurikulum, tetapi harus dilibatkan dalam perancangan kurikulum itu sendiri, hal ini

senada dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP).

Selain faktor pendidik, dukungan sarana dan prasarana juga menjadi salah

satu penentu keberhasilan pembelajaran. Sekolah yang mempunyai sarana dan

prasarana yang baik akan memudahkan guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar. Terbatasnya sarana dan prasarana dari sekolah pun tentunya akan

memberikan hambatan pengembangan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam

pembelajaran. Namun demikian, hal ini bukan berarti dijadikan sebagai alasan

untuk tidak mengembangkan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran di sekolah dapat disesuaikan dengan situasi yang ada. Guru

seharusnya mempunyai strategi untuk menyesuaikan pembelajaran dengan materi

yang disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang

diharapkan.

Di kabupaten Karanganyar terdapat beberapa SMA, baik yang berstatus

negeri maupun swasta. SMA negeri yang ada di Karanganyar memiliki kriteria

sebagai sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan

Sekolah Standar Nasional (SSN). Kementerian pendidikan nasional menetapkan

landasan pembelajaran di sekolah RSBI diperkaya dengan model proses

Page 21: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

pembelajaran di negara maju. Proses pembelajaran yang dilaksanakan menerapkan

pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, aktif,

kreatif, efektif, menyenangkan, dan kontekstual. Berbagai fasilitas yang tersedia

tentu sangat memengaruhi proses pembelajaran.

Sementara itu, SSN merupakan sekolah yang hampir atau sudah memenuhi

standar nasional pendidikan (SNP). Sedangkan SNP adalah kriteria minimal tentang

sistem pendidikan seluruh wilayah hukum NKRI. Sekolah yang berstatus SSN

diharapkan memenuhi kriteria SNP yang terdiri dari standar isi, standar proses,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang berstatus RSBI tentu saja

berbeda dengan SSN. Salah satu perbedaannya adalah penggunaan bahasa. Sekolah

yang berstatus RSBI menggunakan dua bahasa dalam pembelajaran, yaitu bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan sekolah yang berstatus SSN hanya

menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran. Penggunaan bahasa tentu juga

berpengaruh pada tulisan siswa. Tulisan siswa dari sekolah RSBI dinilai lebih

banyak mengandung campur kode jika dibandingkan dengan siswa SSN.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong melakukan penelitian mengenai proses

pembelajaran di sekolah berstandar nasional. Proses pembelajaran yang diteliti

yaitu pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X karena pembelajaran

menulis argumentasi terdapat pada kompetensi dasar kelas X. Penelitian ini

KELAS X SMA NEGERI BERSTANDAR NASIONAL DI KABUPATEN

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah persepsi guru kelas X SMA negeri berstandar nasional di

Karanganyar mengenai pembelajaran menulis argumentasi?

Page 22: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan

guru pada siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar?

3. Apa sajakah kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi

siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar?

4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul

dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri

berstandar nasional di Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai

berikut.

1. Persepsi guru kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar

mengenai pembelajaran menulis argumentasi.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan oleh guru

pada siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar.

3. Kendala yang yang timbul dalam pembelajaran menulis argumentasi pada

siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar.

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang ditemui

dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri

berstandar nasional di Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah pustaka keilmuan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan

pembelajaran menulis argumentasi di sekolah menengah atas (SMA) negeri

berstandar nasional di kabupaten karanganyar .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Mengetahui kualitas pembelajaran dan kendala-kendala yang timbul

dalam pembelajaran keterampilan menulis argumentasi sehingga

Page 23: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

diharapkan kendala-kendala tersebut dapat segera diatasi oleh guru dan

sekolah. Dengan demikian, kualitas pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi dapat meningkat.

b. Bagi Guru

Memberikan gambaran mengenai pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi yang sesuai dengan kurikulum sehingga dapat dijadikan

sebagai referensi peningkatan kualitas proses dan hasil dalam

pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis argumentasi.

Page 24: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Bagi Siswa

Siswa dapat mengetahui kemampuannya dalam menerima dan

memahami materi pembelajaran keterampilan menulis argumentasi

sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi untuk berprestasi

terkait hal-hal yang didukung dengan keterampilan menulis argumentasi

.

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain yang

lebih lanjut dengan kajian yang sama sehingga bermanfaat bagi

perkembangan dan kemajuan di bidang pendidikan.

Page 25: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Hakikat Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa.Nurudin

(2010) mengungkapkan bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan

seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.Kemampuan

menulis mengandalkan kemampuan berbasa yang bersifat aktif dan produktif

(Iskandarwasiid & Sunendar, 2008). Lebih mendalam, Iskandarwassid dan

Sunendar (2008) menyatakan bahwa dengan mengungkapkan perasaan atau

pikiran secara tertulis, seorang pemakai bahasa akan lebih banyak memiliki

kesempatan untuk mengatur dan mempersiapkan apa yang akan disampaikan.

Sesuatu yang akan disampaikan jika diungkapkan dalam bentuk tulisan akan

dapat mudah dipahami karena pada saat tulisan itu dibuat, dilakukan juga

seleksi-seleksi tentang apa yang hendak diungkapkan.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka dengan

orang lain (Tarigan, 1993). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif

dan ekspresif karena menulis merupakan kegiatan yang bersifat

mengungkapkan, dengan maksud mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan

atau perasaan kepada pihak atau orang lain. Menulis adalah proses penuangan

gagasan dan pemikiran dengan sistem tertentu dalam bentuk tulisan (Lasa,

2005). Dalam mengungkapkan gagasan secara tertulis, seorang pemakai bahasa

mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempersiapkan dan mengatur diri,

baik hal apa yang diungkapkan maupun bagaimana cara mengungkapkannya.

Pesan yang perlu diungkapkan dapat dipilih secara cermat dan disusun secara

sistematis. Apabila diungkapkan secara tertulis, pesan tersebut mudah

dipahami oleh pembaca. Demikian pula, pemilihan kata-kata dan

Page 26: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penyusunannya dalam bentuk wacana dapat dilakukan sesuai dengan kaidah-

kaidah bahasa yang baik dan benar.

Dalam sebuah tulisan, terkandung ide atau gagasan penulis untuk

disampaikan kepada pembaca atau orang lain. Dalam penyampaian ide, penulis

harus mampu mencari kata yang dapat dimengerti oleh pembaca atau orang

lain, baik dari segi urutan kata-kata maupun bentuk kalimat. Dengan begitu

pengetahuan penulis (dalam hal ini siswa) haruslah luas supaya ide yang akan

disampaikan dapat dipahami oleh orang lain atau pembaca.

Untuk menghasilkan tulisan yang baik, seorang penulis hendaknya

memiliki keterampilan dasar yang meliputi: (1) keterampilan berbahasa, yaitu

keterampilan menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan

kata serta penggunaan kalimat yang efektif; (2) keterampilan penyajian, yaitu

keterampilan pembentukan dan pengembangan paragraf, keterampilan merinci

pokok bahasan menjadi subpokok bahasan dan subpokok bahasan ke dalam

susunan sistematis; dan (3) keterampilan pewajahan, yaitu keterampilan

mengatur tipografi dan memanfaatkan sarana tulis secara efektif dan efisien,

tipe huruf, penjilidan, penyusunan tabel dan lain-lain. Ketiga keterampilan

tersebut saling menunjang dalam kegiatan menulis tentunya didukung oleh

keterampilan menyimak, membaca, serta berbicara yang baik (Semi, 1990).

Berdasarkan hakikat menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah sebuah proses untuk menuangkan segenap ide yang dituangkan ke

dalam bahasa tulis, yang dapat digunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung sehinggga pesan yang disampiakan oleh penulis dapat diterima dan

dipahami oleh pembaca.

b. Tahap-tahap Penulisan

Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan yang di

dalamnyaterdapat beberapa tahap penulisan. Lebih jelasnya Akhadiah,

Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1999) berpendapat bahwa tahap penulisan

meliputi tahap prapenulisan, tahappenulisan, dan tahap revisi. Ketiga tahap

penulisan itu menunjukkan kegiatanutama yang berbeda. Dalam tahap

prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yangmengarahkan penulis dalam

Page 27: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

seluruh kegiatan penulisan itu. Dalam tahappenulisan, dilakukan apa yang telah

ditentukan itu, yaitu mengembangkan gagasandalam kalimat-kalimat, satuan

paragraf, bab atau bagian. Dalam tahap revisi yangdilakukan adalah membaca

dan menilai kembali yang ditulis, memperbaiki,mengubah, bahkan jika perlu

memperluas tulisan tadi.

Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan

menulis yang di dalamnya mencakup beberapa langkah jika menulis karangan.

Langkah pertama, yaitu menentukan topik. Hal ini berarti penulis menentukan

apa yang akan dibahas di dalam tulisan. Topik ini dapat diperoleh dari berbagai

sumber ilmu, pengalaman, dan pengamatan. Seorang penulis dapat menulis

tentang pendapat, sikap, atau tanggapan sendiri atau orang lain atau tentang

khalayan atau imajinasi yang dimilikinya. Dalam menentukan topik karangan

harus selalu berkenaan dengan fakta.

Membatasi topik adalah langkah kedua yang dilakukan dalam tahap

prapenulisan.Setelah topik ditentukan, topik perlu dibatasi. Membatasi topik

tulisan berarti mempersempit atau memperkecil ruang lingkup pembicaraan

dalam penulisan.

Langkah ketiga yang dilakukan dalam tahap prapenulisan adalah

menentukan tujuan penulisan. Hal ini penting dilakukan sebelum memulai

menulis, tujuan menulis berpengaruh dalam menentukan bentuk, panjang, sifat,

dan cara penyajian tulisan. Dengan menentukan tujuan penulisan, penulia akan

tahu apa yang akan dilakukan dalam tahap penulisan. Jika tulisan tanpa

dilandasi oleh tujuan yang jelas dan tegas dapat menyebabkan tulisan itu tanpa

arah yang jelas dan besar kemungkinan tidak dipahami pembaca.

Langkah selanjutnya adalah menentukan bahan penulisan. Bahan

penulisan adalah semua informasi atau data yangdipergunakan untuk mencapai

data penulisan. Pengumpulan informasi dan data ini perlu dilakukan agar

tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan pembaca.

Bahan yang digunakan dalam penulisan harus sesuai dengan tujuan penulisan.

Langkah terakhir dalam tahap prapenulisan adalah membuat kerangka

karangan. Kerangka karangan adalah sebuah topik kerangka yang memuat

Page 28: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

rencana karangan yang berisi pokok-pokok permasalahan pembicaraan yang

tersusun secara sistematis dan dapat dikembangkan menuju bentuk yang lebih

sempurna. Penyusunan kerangka karangan ini merupakan kegiatan terakhir

yang dilakukan pada tahap persiapan atau prapenulisan.

Tahap selanjutnya adalah tahap penulisan yangmembahas setiap butir

pokok yang ada di dalam kerangka yang disusun. Dalam gagasan

mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka yang utuh, diperlukan

bahasa. Dalam hal ini penulis harus menguasai kata-kata yang mendukung

gagasan atau ide. Penulis harus mampu memilih kata dan istilah yang tepat

sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata itu

harus dirangkaikan menjadi kalimat efektif yang selanjutnya kalimat-kalimat

tersebut harus disusun menjadi paragraf dan ditulis dengan ejaan yang berlaku

disertai tanda baca yang digunakan secara tepat.

Tahap terakhir dalam menulis adalah revisi.Sebuah tulisan perlu dibaca

kembali pada tahap ini. Pada tahap ini biasanya penulis meneliti secara

menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata,

kalimat, paragraf, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang

kurang memenuhi syarat maka selesailah tulisan yang dibuat.

c. Jenis-jenis Tulisan

Terdapat banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan

gagasannya dalam sebuah tulisan. Cara yang dipilih tentu akan menghasilkan

berbagai bentuk tulisan. Gagasan sebagai substansi dalam karangan dapat

disampaikan dan dikembangkan dalam beberapa bentuk yang nanti dapat

menjadi penentu jenis sebuah tulisan. Lebih jelasnya Semi (1990)

mengemukakan terdapat empat bentuk atau jenis tulisan, yaitu: (1) narasi; (2)

deskripsi; (3) eksposisi; dan (4) argumentasi.

Sementara itu, Keraf (2007) membagi karangan atau wacana

menjadi lima jenis berdasarkan tujuan umum yang tersirat di balik wacana

tersebut, yaitu: (1) eksposisi; (2) persuasi; (3) deskripsi; (4) narasi; dan (5)

argumentasi.

Page 29: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Jenis tulisan yang pertama adalah eksposisi. Eksposisi menurut Semi

(1990) adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan

informasi tentang sesuatu. Dalam tulisan ini dipaparkan suatu kejadian atau

masalah analitis dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi

tersebut. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu

objek. Selain itu, juga digunakan untuk menjelaskan bagaimana pertalian

suatu objek dengan objek lain. Senada dengan pendapat di atas, Djuharie

dan Suherli (2001) menjelaskan bahwa eksposisi adalah karangan yang

menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu peristiwa atau objek

dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya.

Eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya adalah

untukmengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah

persoalan (Alwasilah, 2007). Orang yang membaca tulisan eksposisi

diharapkan menjadi tahu akan sebuah informasi. Penulis mempunyai

sejumlah data dan bukti untuk menjelaskan persoalan dan kejadian natau

masalah dengan jelas agar pembaca dapat dengan mudah memahaminya.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wiyanto (2006) bahwa tulisan

eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi,

mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan agar pembaca

menerima atau mengikuti apa yang dibacanya (Rohmadi, dkk., 2008: 113)

Eksposisi sering digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian

ilmiah, ilmiah populer, dan uraian ilmiah lainnya yang pada prinsipnya tidak

berusaha memengaruhi pendapat orang lain. Berdasarkan beberapa pendapat

di atas, dapat disintesiskan bahwa tulisan eksposisi merupakan tulisan yang

menginformasikan dan menjelaskan sesuatu yang dapat menambah

pengetahuan seseorang atau pembaca.

Jenis tulisan yang kedua adalah persuasi. Persuasi berasal dari kata

to persuade yang artinya membujuk atau menyaraknkan. Persuasi menurut

pernyataan Rohmadi, dkk (mengutip pendapat Wiyanto, 2006) merupakan

gagasan yang disertai dengan alasan, bukti, atau contoh untuk meyakinkan

pembaca kemudian didikuti dengan ajakan, bujukan, atau rayuan yang

Page 30: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

bertujuan agar pembaca mengikuti kehendak pembaca (2008: 114). Persuasi

adalahsuatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar

melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada

waktu yang akan datang (Keraf, 2007). Dijelaskan lebih lanjut, karena

tujuan terakhir dari sebuah persuasi adalah agar pembaca atau pendengar

melakukan sesuatu maka persuasi dapat dimasukkan pula ke dalam cara

untuk mengambil keputusan. Senada dengan pendapat tersebut, Djuharie

dan Suherli (2001) menyatakan bahwa persuasi adalah karangan yang

memengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu pada orang lain untuk

berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan.

Keraf (2007) menyatakan bahwa sebuah tulisan persuasi harus bisa

menimbulkan kepercayaan pembaca karena kepercayaan pembaca adalah

unsur utama dalam persuasi. Tulisan persuasi selalu bertujuan untuk

mengubah pikiran orang lain. Persuasi adalah suatu usaha untuk

menciptakan kesesuaian atau kesepakatan melalui kepercayaan. Dari

beberapa pendapat mengenai persuasi, dapat disimpulkan bahwa tulisan

persuasi adalah tulisan yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar

pembaca percaya pada tulisan yang telah dibacanya.

Jenis tulisan yang ketiga adalah desripsi. Deskripsi berasal dari kata

to describe yang artinya menguraikan, memerikan, atau melukiskan.

Deskripsi adalah karangan yang melukiskan, menggambarkan, memerikan

suatu peristiwa atau objek hasil pengindraan dengan menyertakan bukti-

bukti kuat sehingga pembaca seolah-olah terlibat di dalamnya secara

langsung (Djuharie & Suherli, 2001). Menurut Parera (1993) deskripsi

adalah satu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan

deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan,

pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi memberikan

satu gambaran tentang peristiwa atau kejadian dan masalah. Hal tersebut

senada dengan pendapat Wiyanto (2006) bahwa deskripsi bertujuan untuk

memberikan kesan kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, dan

peristiwa sehingga pembaca seolah melihat, mendengar, merasakan, atau

Page 31: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

terlibat dalam peristiwa yang diuraikan oleh penulis (Rohmadi, dkk., 2008:

113). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disintesis bahwa tulisan

deskripsi adalah tulisan yang berusaha menyajikan suatu objek agar seolah-

olah berada di depan pandangan pembaca berdasarkan hasil pengamatan,

pengalaman, dan perasaan penulisnya.

Jenis tulisan yang keempat adalah narasi. Narasi berasal dari kata to

narrate, yaitu bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian

secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi (Alwasilah, 2007).

Narasi mengungkakan peristiwa yang diceritakan dan disusun secara

kronologis, terdapat tokoh-tokoh di dalamnya, dan dapat memperluas

pengalaman seseorang. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Rohmadi,

dkk., (mengutip simpulan Wiyanto, 2006) bahwa narasi mementingkan

urutan dan biasanya ada tokoh yang diceritakan (2008: 112).

Narasi merupakan wacana yang mengisahkan suatu kejadian. Keraf

(2007) membatasi narasi sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya

adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Pernyataan itu diperjelas

dengan menyebutkan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang

berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu

peristiwa yang telah terjadi.

Parera (1993) mengungkapkan narasi merupakan pengembangan

karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan

perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan

kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah. Daya guna sebuah tulisan

narasi adalah apabila pembaca berantusias kepada hal-hal lama yang

kemungkinan telah dilupakan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang

narasi dapat disintesis bahwa tulisan narasi merupakan tulisan yang

mengisahkan suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga dapat

menambah pengalaman pembaca.

Jenis tulisan yang kelima adalah argumentasi. Istilah argumentasi

berasal dari kata to argue yang memiliki arti membuktikan atau

Page 32: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menyampaikan alasan. Argumentasi adalah karangan yang membuktikan

kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (Alwasilah, 2007).

Penulis argumentasi menggunakan berbagai strategi untuk meyakinkan

pembaca tentang kebenaran atau ketidakbenaran itu. Pendapat yang

diungkapkan di dalam argumentasi kadang-kadang dapat mengubah

perilaku seseorang.

Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca,

termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga untuk

membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima (Nurudin, 2010).

Lebih lanjut Podis (1996) menjelaskan bahwa argumen mengacu pada

tulisan yang dibuat oleh seseorang dengan tujuan untuk meyakinkan

pembaca dengan mencantumkan bukti sebagai pendukung tulisannya. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Wiyanto (2006) bahwa tujuan dari

argumentasi adalah menyampaikan pendapat atau opini yang disertai

dengan bukti, contoh, atau alasan yang sulit untuk dibantah (Rohmadi, dkk.,

2008: 114). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disintesis bahwa

tulisan argumentasi adalah tulisan yang berusaha meyakinkan pembaca

yang diikuti dengan bukti sebagai pendukung tulisan itu sehingga pembaca

dapat menerima argumen dari penulis.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan perbedaan kelima jenis

tulisan tersebut. Eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi,

persuasi memengaruhi pembaca secara emosi, deskripsi memberikan

gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut

merasakan penggambaran tersebut, narasi menekankan peristiwa dari urutan

waktu ke waktu, sedangkan argumentasi meyakinkan pembaca tentang

kebenaran suatu hal secara logis.

2. Hakikat Tulisan Argumentasi

a. Pengertian

Istilah argumentasi berasal dari kata argumen. Kata argumen berarti

alasan atau bantahan. Dalam konteks ini kata argumen diartikan sebagai suatu

Page 33: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

proses belajar yang di dalamnya terdapat rangkaian fakta, pendapat,

pertimbangan untuk membangun suatu kesimpulan. Argumentasi adalah

memberikan alasan untuk mendukung sebuah kebenaran dari sesuatu yang

Menurut Podis (1996), argumen mengacu pada tulisan yang dibuat oleh

seseorang dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca dengan mencantumkan

bukti sebagai pendukung tulisannya. Tulisan argumentasi biasanya bertujuan

untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau

pendiriannya (Nurudin, 2010).

Berkaitan dengan pengertian argumentasi, Keraf (2007) mendefinisikan

argumentasi sebagai suatu bentuk retorika yang berusaha untuk memengaruhi

sikap dan pendapat orang lain agar mereka itu percaya dan bertindak sesuai

dengan apa yang diinginkan penulis. Lebih lanjut Parera (1993) menyatakan

bahwa argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang khusus.

Seorang penulis argumentasi berusaha meyakinkan pembaca untuk percaya dan

menerima apa yang ditulisnya. Selain itu, penulis argumentasi juga

memberikan pembuktian yang objektif.

Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu

pengetahuan karena dalam setiap ilmu pengetahuan mempunyai kebenaran-

kebenaran yang tertuang dalam data-data. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Semi (1990) menerangkan bahwa argumentasi adalah tulisan yang bertujuan

untuk meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau

pernyataan penulis.Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan

pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian dirinya. Bisa juga

untuk membujuk pembaca agar pendapat penulis dapat diterima (Nurudin,

2010).

Dalam berkomunikasi, argumentasi merupakan suatu cara yang sangat

berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota-anggota masyarakat

secara keseluruha. Argumentasi merupakan alat pertukaran informasi yang

tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subjektif (Keraf, 2007).

Pendapat dalam sebuah tulisan argumentasi disampaikan secara teratur dan

Page 34: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kritis. Dengan demikian, seseorang yang akan menyampaikan argumentasinya

harus berusaha menyelidiki dengan serius tentang apa yang akan ditulisnya.

Melalui argumentasi, penulis dapat merangkaikan berbagai fakta

sehingga mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau hal itu benar atau

tidak. Ia harus berusaha agar hubungan antara berbagai fakta dengan gagasan

yang akan dikemukakannya itu logis dan kritis. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa tulisan argumentasi adalah tulisan yang berusaha

meyakinkan pembaca yang diikuti dengan fakta dan bukti yang rasional

sebagai pendukung tulisan itu sehingga pembaca dapat menerima dan meyakini

argumen dari penulis.

b. Ciri dan Dasar Penulisan Argumentasi

Dalam tulisan argumentasi biasanya ditemukan beberapa ciri yang

mudah dikenali. Ciri-ciri tersebut antara lain: (1) ada pernyataan, ide atau

pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang

mendukung; dan (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang

disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun tulisan

argumentasi diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian

lapangan, dan penelitian kepustakaan.

Ciri-ciri penulisan argumentasi menurut Semi (1990) antara lain: (1)

bertujuan untuk meyakinkan orang lain; (2) berusaha untuk membuktikan

kebenaran suatu pernyataan; mengubah pendapat pembaca; dan (4) fakta yang

ditampilkan merupakan bahan pembuktian.

Metode manapun yang akan digunakan dalam tulisan argumentasi

menurut Keraf (2007) harus sesuai dengan prinsip umum sebuah komposisi,

yaitu: (1) pendahuluan; (2) tubuh argumen; dan (3) kesimpulan dan ringkasan.

Pendahuluan bertujuan untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan

perhatian pembaca, dan menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu

harus dikemukakan. Secara ideal pendahuluan harus mengandung cukup

banyak bahan untuk menarik perhatian pembaca dan memperkenalkan kepada

pembaca tentang fakta-fakta yang digunakan untuk untuk memahami

argumentasinya. Untuk menetapkan apa dan berapa banyak bahan yang

Page 35: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

diperlukan di dalam bagian pendahuluan, penulis hendaknya

mempertimbangkan; (1) penegasan tentang mengapa persoalan itu dibicarakan

pada saat ini, (2) penjelasan tentang latar belakang historis yang mempunyai

hubungan langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan sehingga

pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan (3)

pembedaan hal-hal yang berhubungan dengan selera dan hal-hal yang bertalian

dengan fakta (Keraf, 2007).

Prinsip yang kedua adalah tubuh argumen. Seluruh proses penyusunan

argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah ia sanggup

meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukakannya itu benar sehingga

konklusi yang disimpulkannya juga benar. Hakikat kebenaran dalam

argumentasi mencakup persoalan menyediakan jalan pikiran yang benar bagi

pembaca sehingga dapat menerima bahwa kesimpulan yang diturunkan juga

benar (Keraf, 2007:).

Prinsip ketiga adalah kesimpulan dan ringkasan. Meski tidak

mempersoalkan topik apa yang dikemukakan dalam tulisan argumentasi,

penulis harus menjaga agar apa yang disimpulkan tetap memelihara tujuan dan

menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai dan

mengapa konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis. Dalam tulisan-

tulisan lain yang tidak dapat dibuat kesimpulan, maka dapat dibuat suatu

ringkasan dari pokok-pokok permasalahan yang penting sesuai dengan urutan

argumen dalam bentuk tulisan (Keraf, 2007).

3. Pembelajaran Menulis Argumentasi Berdasarkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara

kegiatan pembelejarana (Hadi, 2003). Dalam standar nasional pendidikan (SNP

Pasal 1, ayat 15) dikemukakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

Page 36: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

masing satuan pendidikan (Mulyasa, 2007: 20). Peyusunan KTSP dilakukan

oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar

kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis

pendidikan dikembangkan dengan prinsip diiversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik (Mulyasa, 2007). Berkenaan

dengan hal itu, Susilo (2007) mengemukakan dalam pasal 38 ayat (2) juga

disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan

komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan

atau kantor Departemen Agama Kabupaten/ Kota untuk pendidikan dasar dan

provinsi untuk pendidikan menengah.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006, KTSP jenjang pendidikan

dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah

berpedoman pada standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi serta

panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP dengan memerhatikan

beberapa prinsip pengembangan KTSP. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:

(1) berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya, (2) beragam dan terpadu, (3) tanggap terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) relevan dengan kebutuhan, (5)

menyeluruh dan berkesinambungan, (6) belajar sepanjang hayat, dan (7)

seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.

KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas

dalam mengemban identitas budaya dan bangsanya. Sesuai dengan hakikatnya,

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh

masing-masing satuan pendidikan maka tiap jenjang dan jenis pendidikan

memiliki otonomi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta

Page 37: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

didik. Penelitian yang dilakukan oleh Wilkins (2002) menghasilkan data

temuan yang senada. Otonomi pendidikan yang dilakukan oleh masing-masing

satuan pendidikan seimbang dan dapat dipertanggungjawabkan kepada sesuai

dengan peraturan nasional. Menurut Susilo (2007) otonomi pada tiap satuan

pendidikan bertujuan untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka

meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasikan

keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara

sekolah, masyarakat, industri, dan pemerintah dalam membentuk pribadi siswa.

Dalam KTSP dijelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi

kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik

untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar di SMA untuk

pembelajaran keterampilan menulis di semester genap sebagai berikut.

Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Keterampilan Menulis

di SMA (Semester Genap)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Menulis

1. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato

12.1 Menulis gagasan untuk mendukung

suatu pendapat dalam bentuk

paragraf argumentatif

Page 38: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b.Pembelajaran Menulis Argumentasi di Kelas X SMA

Pembelajaran menurut Sagala (2007) adalah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu

utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran disebutkan pula sebagai proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik.

Pernyataan Sagala (mengutip pendapat Dimyati dan Mudjiono, 1999)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, kegiatan itu

menekankan pada penyediaan sumber belajar (2007: 62). Berbeda dengan

pendapat tersebut, di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20

Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir siswa dan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Hal tersebut

senada dengan pendapat Knirk dan Gustafson (1986) bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses yang sitematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan,

dan evaluasi (Sagala, 2007). Pembelajaran tidak terjadi seketika, tetapi melalui

tahapan perancangan pembelajaran.

Proses pembelajaran menurut Sagala (mengutip pendapat Dunkin &

Biddle, 1974) mengandung empat komponen, yaitu (1) pendidik, (2) peserta

didik, sekolah, dan masyarakat, (3) interaksi peserta didik dengan pendidik, dan

(4) perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

(2007: 63). Lebih lanjut lagi, Dunkin dan Biddle (1974) mengemukakan proses

pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila pendidik mempunyai

Page 39: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kompetensi penguasaan materi pelajaran dan kompetensi metodologi

pembelajaran (Sagala, 2007:63).

Proses pembelajaran tidak akan lepas dari tugas serta peran pengajar dan

pembelajar. Pengajar dalam hal ini adalah guru, sedangkan pembelajar adalah

siswa. Isskandarwassid dan Sunendar (2008) menyatakan bahwa tugas seorang

pengajar dalam pembelajaran adalah sebagai direktur belajar, fasilitator, dan

motivator belajar. Sedangkan tugas pembelajar yang utama adalah belajar

dengan didampingi pengajar.

Menulis merupakan salah satu materi pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia kelas X SMA. Berdasarkan KTSP di SMA, mata pelajaran menulis

diberikan pada semester 1 dan semester 2. Pada semester 1 dengan standar

kompetensi, yakni mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf

(naratif, deskriptif, ekspositif). Adapun kompetensi dasarnya, yaitu: (a) menulis

gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk

paragraf naratif, (b) menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif,

dan (c) menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam

paragraf ekspositif.

Pada semester 2 terdapat standar kompetensi, yakni mengungkapkan

informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Adapun kompetensi

dasarnya, yaitu: (a) menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam

bentuk paragraf argumentatif, (b) menulis gagasan untuk meyakinkan atau

mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf

persuasif, (c) menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan

menggunakan ejaan yang tepat, dan (d) menyusun teks pidato.

Berdasarkan paparan di atas maka mata pelajaran menulis yang

diberikan di SMA khususnya pada kelas X SMA salah satunya adalah

pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang sesuai dengan kompetensi

dasar dalam KTSP. Sebagai salah satu materi pembelajaran maka pembelajaran

menulis argumentasi perlu disampaikan dengan metode yang tepat sehingga

mencapai standar kompetensi yang diharapkan, yaitu siswa mampu

mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf.

Page 40: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Perencanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi

Dalam sebuah pembelajaran, guru harus menyusun perencanaan

pembelajaran secara matang dengan penuh pertimbangan agar sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Perencanaan tersebut meliputi pembuatan silabus dan

RPP. Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi

dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi untuk penilaian (Sanjaya, 2009). Berkaitan dengan pendapat

tersebut, Mulyasa (2007) menyatakan bahwa silabus merupakan rencana

pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang

mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh

setiap satuan pendidikan. Silabus dalam KTSP harus memerhatikan prinsip-

prinsip pengembangan silabus.

Prinsip yang pertama adalah pengembangan silabus berbasis KTSP

harus dilakukan dengan prinsip ilmiah, artinya keseluruhan materi dan kegiatan

yang menjadi muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat

dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Prinsip kedua dalam pengembangan

silabus berbasis KTSP adalah relevan yang mengandung arti bahwa ruang

lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam

silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Prinsip ketiga adalah

fleksibel sebagai pemikiran pendidikan dan sebagai kaidah dalam penerapan

kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan dengan

dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai suatu kaidah

dalam penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus. Prinsip

keempat adalah kontinuitas atau kesinambungan yang mengandung arti bahwa

setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan

satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.

Prinsip kelima, yaitu pengembangan silabus berbasis KTSP harus

dilakukan secara konsisten, maksudnya adalah antara standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengelaman belajar, sumber belajar,

dan sistem penilaian memeiliki hubungan yang konsisten (ajeg) dalam

Page 41: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

membentuk kompetensi peserta didik. Prinsip keenam adalah memadai. Prinsip

memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi

standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang

dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Prinsip ketujuh, yaitu aktual dan kontekstual yang berarti bahwa ruang

lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber

belajar, dan sistem penilaian yang dikembangkan memerhatikan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan

peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. Prinsip selanjutnya adalah

pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif. Efektif

berarti memerhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran

dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang

telah ditetapkan.

Prinsip teakhir dalam pengembangan silabus berbasis KTSP harus

efisien dalam silbus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau

menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau

kompetensi standar yang ditetapkan. Meskipun guru diberi kebebasan untuk

menyusun dan mengembangkan KTSP dan silabus.

BSNP menyiapkan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Selain itu,

BSNP juga menyiapkan silabus untuk berbagai mata pelajaran sehingga guru

bisa menjabarkan, menganalisis, dan menyesuaikan kurikulum dan silabus

tersebut dengan situasi dan kondisi sekolah (Mulyasa, 2007). BSNP telah

menetapkan langkah-langkah dalam pengembangan silabus. Langkah pertama,

yaitu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar matapelajaran

sebagaimana tercantum pada standar isi dengan memerhatikan hal-hal

berikut:(1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atautingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutanyang ada di standar isi;

(2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasardalam mata

pelajaran;(3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi

dasarantarmata pelajaran.

Page 42: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Langkah kedua adalah mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang

menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: (1)

potensi peserta didik; (2) relevansi dengan karakteristik daerah; (3) tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual peserta didik; (4)

kebermanfaatan bagi peserta didik; (5) struktur keilmuan; (6) aktualitas,

kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan kebutuhan

peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan (8) alokasi waktu.

Ketiga, yaitu mengembangkan kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan

guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

kompetensi dasar. Ha-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran antara lain: (1) kegiatan pembelajaran disusun untuk

memberikan bantuan kepada peserta didik, khususnya guru, agar dapat

melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, (2) kegiatan

pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta

didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar, (3) penentuan urutan

kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep pembelajaran, (4)

rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua

unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu

kegiatan siswa dan materi.

Langkah keempat adalah merumuskan indikator pencapaian kompetensi.

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh

perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam mata

kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan

sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Langkah kelima, yaitu penentuan jenis penilaian. Penilaian pencapaian

dasar peserta didik dilakukan berdasar indikator. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan

Page 43: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau

produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan

serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data

tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis

dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian antara

lain: (1) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi; (2)

penilaian menggunakan acuaan kriteria; (3) sistem yang direncanakan adalah

sistem penilaian yang berkelanjutan; (4) hasil penilaian dianalisis untuk

menentukan tindak lanjut; dan (5) sistem penilaian harus disesuaikan dengan

pengalaman belajar yang ditempuhdalam proses pembelajran.

Langkah keenam, yaitu menentukan alokasi waktu. Penentuan alokasi

waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan

alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah

kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat

kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus

merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang

dibutuhkan oleh peserta didik. Langkah ketujuh adalah menentukan sumber

belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan

untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik,

narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber

belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi

pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi.

Selain silabus, dalam perencanaan pembelajaran juga memerlukan

pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembelajaran merupakan

suatu sistem, yang terdiri atas komponen-komponen yang satu sama lain saling

berkaitan. Dengan demikian, merencanakan pelaksanaan pembelajaran adalah

merencanakan setiap komponen yang saling berkaitan. RPP adalah program

perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk

setiap proses pembelajaran (Sanjaya, 2009). RPP merupakan upaya untuk

Page 44: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Penyusunannya harus sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan agar

RPP pada akhirnya mencapai tujuan yang diharapkan.

Berikut langkah-langkah penyusunan RPP sesuai dengan panduan

pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2006.

Langkah pertama adalah mencantumkan identitas yang meliputi nama sekolah,

mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

dan alokasi waktu. Kedua, yaitu mencantumkan tujuan pembelajaran yang

ditumuskan dalam bentuk kompetensi yang harus dicapai atau dikuasai oleh

siswa (Sanjaya, 2009). Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang

operasional yang ditargetkan dalam RPP.

Ketiga, yaitu mencantumkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran

adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi

pembelajaran harus digali dari berbagai sumber sesuai dengan kompetensi yang

harus dicapai. Dalam KTSP materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa bisa

berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Hal ini dikarenakan

setiap daerah tidak memiliki karakteristik yang sama. Materi pembelajaran

dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada pada silabus.

Keempat, mencantumkan strategi dan metode pembelajaran. Strategi adalah

rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan

metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi.

Strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah strategi dan

metode yang dapat mendrong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan gaya

belajarnya.

Langkah kelima adalah mencantumkan langkah-langkah pembelajaran.

Untuk mencapai kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan

setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan pembelajaran

memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Keenam, mencantumkan sumber belajar. Sumber belajar adalah segala

Page 45: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sesuatu yang mengandung pesan yang harus dipelajari sesuai dengan materi

pelajaran. Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam

silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan harus sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan karakteristik daerah. Sumber belajar mencakup

sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan.

Langkah terakhir dalam penyusunan RPPadalah mencantumkan

penilaian. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat

dituangkan dalam bentuk matrik horisontal dan vertikal. Penilaian menggunakan

teknik tes dapat berupa tes tertulis atau uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah

yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

d. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi

Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi didasarkan atas RPP

yang sudah dibuat sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hakikat RPP, yaitu suatu

perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan

baik oleh guru maupun peserta didik, terutama kaitannya dengan pembentukan

kompetensi (Mulyasa, 2007). Dengan demikian, pada saat guru membuat RPP,

guru harus sudah memiliki gambaran mengenai pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Silabus dan RPP dibuat sendiri oleh guru. Hal ini relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Susilaningsih (2011). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa silabus dan RPP dibuat sendiri oleh guru sesuai dengan

prosedur pembelajaran, pemilihan sumber belajar, media, dan metode yang

sesuai dengan kebutuhan siswa. Kelengkapan dan keberhasilan prosedur

pembelajaran, sumber belajar, media, dan metode akan berdampak pada

keberhasilan pembelajaran.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kegiatan proses

pembelajaran. Menurut Sanjaya (2009) faktor yang memengaruhi kegiatan

proses sistem pembelajaran di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat

dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.

Page 46: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Faktor guru sangat memengaruhi kegiatan proses pembelajaran karena

guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu

strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu

strategi, maka strategi itu tidak mungkin dapat diaplikasikan. Setiap guru

memiliki pengalaman, pengetahuan, kemampuan, gaya, dan pandangan yang

berbeda dalam mengajar. Masing-masing perbedaan tersebut dapat

memengaruhi baik dalam penyusunan strategi atau implimentasi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran guru memegang peran yang sangat penting. Guru

bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya,

melainkan juga sebagai pengelola pembelajaran. Oleh karenanya, keberhasilan

suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan

guru. Ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses

pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu tempat asal kelahiran guru, suku,

latar budaya dan adat istiadat, keadaan keluarga dari mana guru itu berasal,

misalkan apakah guru itu berasal dari keluarga yang tergolong mampu atau

tidak; apakah guru itu berasal dari keluarga harmonis atau bukan.

Aspek lain yang melingkupi faktor guru adalah pengalaman-pengalaman

yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru

(pengalaman latihan profesional, tingkatan pendidikan, pengalaman jabatan, dan

lain sebagianya). Selain itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang

dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap

siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran juga menjadi bagian dari aspek yang dapat

memengaruhi proses pembelajaran.

Relevan dengan pendapat di atas, hasil penelitian yang dilakukan oleh

Arnon dan Reichel (2007) menyebutkan bahwa seorang guru yang baik memiliki

rasa empati dan perhatian kepada siswanya, mencintai dan mendengarkan setiap

keluhan dari siswa, bersikap fleksibel, tidak membeda-bedakan siswa, bersikap

seperti halnya orang tua siswa, memiliki kepekaan terhadap siswa, serta bersikap

terbuka dan mudah memaafkan.

Page 47: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Faktor lain yang dapat memengaruhi proses pembelajaran adalah faktor

siswa. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap

perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek

kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing

anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi

proses pembelajaran ditinjau dari aspek siswa adalah faktor latar belakang serta

faktor sifat yang dimiliki siswa. Faktor latar belakang siswa meliputi jenis

kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa, tingkat sosial

ekonomi siswa, dan dari keluarga yang bagaimana siswa berasal. Faktor sifat

yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan, dan sikap. Siswa

yang termasuk berkemampuan tinggi biasanya ditunjukkan oleh motivasi belajar

yang tinggi serta perhatian dan keseriusan dalam mengikuti proses

pembelajaran. Sedangkan siswa yang tergolong pada kemampuan rendah

ditandai dengan kurangnya motivasi belajar, tidak adanya keseriusan dalam

mengikuti proses pembelajaran, serta kurang maksimal dalam menyelesaikan

tugas.

Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila terdapat sarana

dan prasana yang memadai. Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung

secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media

pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengakapan sekolah, dan lain sebagainya.

Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat

mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah,

penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebaginya. Kelengakapan sarana dan

prasarana dapat menumbuhkan motivasi guru mengajar. Dengan sarana dan

prasarana yang lengkap, sangat memungkinkan bagi guru untuk memiliki

berbagai pilihan yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugasnya. Sarana

dan prasarana yang lengkap juga dapat memberikan pilihan pada siswa untuk

belajar sehingga memudahkan siswa untuk menentukan pilihan untuk belajar

dengan cara yang dirasa paling mudah dipahami.

Lingkungan dapat menjadi faktor yang memengaruhi pembelajaran.

Relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tarmin (2007), disebutkan

Page 48: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

bahwa lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. Dilihat dari

dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat memengaruhi proses

pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor sosial-psikologis.

Faktor oraganisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam

satu kelas merupakan aspek penting yang memengaruhi proses pembelajara.

Organisasi kelas yang terlalu besar kurang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kelompok yang terlalu besar dalam satu kelas akan

mengakibatkan beberapa keadaan, yaitu (1) membuat waktu yang tersedia untuk

pembelajaran semakin sempit karena sumber daya kelompok bertambah luas

sesuai dengan jumlah siswa, (2) kelompok belajar akan kurang mampu

memafaatkan dan menggunakan sumber daya yang ada sehingga sumbangan

pikiran akan sulit didapatkan dari setiap siswa, (3) kepuasan belajar setiap siswa

akan menurun, hal ini dikarenakan pelayanan serta perhatian guru terbatas dan

terpecah, (4) perbedaan individu antara anggota kelompok semakin tampak

sehingga semakin sukar mencapai kesepakatan, (5) semakin banyak siswa yang

terpaksa menunggu untuk sama-sama maju ke materi pembelajaran yang baru,

dan (6) semakin banyak siswa yang enggan berpartisipasi aktif dalam setiap

kegiatan kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Isnaniah (2009) menghasilkan temuan

yaitu jumlah siswa yang terlalu banyak untuk satu kelas juga membuat

pengondisian menjadi sulit. Faktor lain dari dimensi lingkungan yang dapat

memengaruhi proses pembelajaran adalah faktor iklim sosial-psikologis yang

merupakan keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses

pembelajaran. Iklim sosial ini dapata terjadi secara internal maupun eksternal.

Iklim sosial-psikologis secara internal adalah hubungan antara orang yang

terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial anatara siswa dengan

siswa; antara siswa dengan guru; antara guru dengan guru atau antara guru

dengan pimpinan sekolah. Sedangkan iklim sosial-psikologis eksternal adalah

keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya

hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-

lembaga masyarakat, dan lain sebaginya.

Page 49: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

e. Penilaian Pembelajaran Menulis Argumentasi

Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan

siswa dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Menurut

Suwandi (2011) penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses

dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria

yang telah ditetapkan. Senada dengan hal tersebur, Nurgiyantoro (2011)

mengemukakan penilaian adalah suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian

tujuan. Pengertian tersebut sesuai dengan apa yang dikemukaan oleh

Nurgiyantoro (mengutip pendapat Tuckman, 1975) yang mengartikan penilaian

sebagai suatu proses untuk mengetahui (menguji) apakah suatu kegiatan, proses

kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang

telah ditentukan (2001: 5).

Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran.

Baxter (1997) mengungkapkan sejumlah alasan mengenai pentingnya penilaian

dalm pembelajaran. Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa

lainnya. Kedua, untuk mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu.

Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa. Keempat, untuk

mengetahui atau mengontrol apakah program pembelajaran berjalan

sebagaimana mestinya (Suwandi, 2001: 11).

KTSP merupakan penjabaran dari standar isi dan standar kompetensi

lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh yang merefleksikan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata

pelajaran. Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar, dan

setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-indikator pencapaian

hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru dengan

mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Menurut

Suwandi (2011) teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan

karakteristik indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Satu indikator

dapat diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Page 50: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru

sebagai bagian dari sistem pengajaran yang direncanakan dan

diimplementasikan di kelas. Dalam penilaian terdapat beberapa komponen

pokok yang harus diperhatikan, meliputi: pengumpulan informasi, interpretasi

terhadap informasi yang telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan

(Suwandi, 2011). Penilaian yang dilakukan perlu memberikan perhatian yang

cukup terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotor) secara seimbang. Keluaran belajar menurut Bloom (1976) meliputi

tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah afektif.

Ranah kognitif berkaitan dengan aspek pengetahuan dan kemampuan

intelektual seseorang. Tujuan dari penilaian ranah kognitif adalah untuk

melibatkan siswa ke dalam proses berpikir, seperti mengingat, memahami,

menganalisis, menghubungkan, dan memecahkan masalah. Ranah kognitif

mencakup enam bagian yang disusun dari tingkatan yang sederhana ke yang

lebih kompleks. Keenam tingkatan yang dimaksud adalah ingatan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penilaian aspek kognitif dilakukan

setelah siswa mempelajari suatu kompetensi dasar yang harus dicapai pada tiap

semester dan pada jenjang satuan pendidikan tertentu (Suwandi, 2011).

Penguasaan ranah kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di kelas atau

berupa tes tulis. Menurut Suwandi (2011) tes lisan dapat berupa pertanyaan lisan

yang digunakan untuk mengetahui daya serap siswa yang berkaitan dengan

kognitif. Tes tertulis benruknya dapat berupa isian singkat, menjodohkan,

pilihan ganda, pilihan berganda, uraian objektif, uraian non-objektif, hubungan

sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau kombinasinya. Ranah kognitif

juga dapat diukur dengan menggunakan portofolio, yaitu suatu metode

pengukuran dengan melibatkan siswa untuk menilai kemajuannya berkaitan

dengan mata pelajaran terkait. Prinsip penilaian portofolio adalah siswa dapat

melakukan penilaian sendiri, kemudian hasilnya dibahas. Karya yang dinilai

meliputi: hasil ujian, tugas mengarang, atau mengerjakan soal.

Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan minat seseorang. Penilaian

terhadap aspek afektif merupakan penilaian yang dilakukan selama

Page 51: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar

kelas (Suwandi, 2011). Penyataan Nurgiyantoro (mengutip pendapat Bloom,

1976) yang termasuk dalam ranah afektif adalah perasaan, feeling, nada, emosi,

dan variasi tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu (2001: 24).

Keluaran belajar afektif adalah hal-hal yang menyangkut perubahan sikap atau

pandangan. Komponen afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat

terhadap suatu pembelajaran.

Ranah psikomotor berkaitan dengan keluaran belajar yang menyangkut

gerakan-gerakan otot psikomotor. Penilaian terhadap aspek psikomotor

dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung (Suwandi, 2011). Sebagai

petunjuk bahwa telah memeroleh keterampilan psikomotor, siswa dapat

melakukan keterampilan-keterampilan tertentu yang disarankan oleh tujuan.

Dalam pembelajaran, penilaian ranah psikomotor dilakukan melalui ujian

praktik. Misalnya, siswa dapat melakukan aktifitas tulis-menulis.

Menulis merupakan kegiatan yang memiliki nilai luar biasa dalam

kehidupan. Menulis memiliki banyak makna dan manfaat. Ide dan pemikiran

seseorang akan lebih awet, menyebar luas, dan dapat dipelajari lagi jika

dituangkan ke dalam bentuk tulisan (Lasa, 2005). Kegiatan menulis menekankan

pada unsur bahasa dan gagasan. Kedua unsur tersebut terdapat dalam tugas-tugas

menulis. Artinya, walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur

kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan sebaiknya mempertimbangkan

ketepatan bahasa dalam kaitannya konteks dan isi. Dengan kata lain, penilaian

ditekankan pada kemampuan siswa mengorganisasikan dan mengemukakan

gagasn dalam bentuk bahasa secara tepat.

Nurgiyantoro (mengutip pendapat Machmoed, 1983) menyatakan bahwa

penilaian yang bersifat holistik memang perlu dilakukan. Akan tetapi, agar guru

dapat menilai secara lebih objektif dan dapat memperoleh informasi yang lebih

terinci tentang kemampuan siswa untuk keperluan diagnistik-edukatif, penilaian

hendaknya sekaligus disertai dengan penilaian yang bersifat analitis. Perincian

ke dalam aspek-aspek atau kategori-kategori tertentu tersebut antara

karanganyang satu dengan yang lain dapat berbeda tergantung jenis karangan itu

Page 52: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sendiri. Walaupun pengkatagorian itu dapat bervariasi, kategori-kategori yang

pokok hendaknya meliputi: (1) kualitas dan ruang lingkup isi, (2) organisasi dan

penyajian isi, (3) gaya dan bentuk bahasa, (4) mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda

baca, kerapian tulisan, dan kebersihan, dan (5) respon afektif guru terhadap

karya tulis (2001, 305).

Guru sebagai pelaksana pengajaran perlu memiliki kemampuan yang

memadai tentang hal-hal yang berkaitan dengan penilaian, seperti kemampuan

menyusun dan menguji tes, menganalisis tes, dan mengolah atau menafsirkan

hasil tes. Ketepatan dan kecermatan guru dalam melakukan penilaian akan

berdampak pada peningkatan pembelajaran. Dalam menulis, siswa selalu diberi

kebebasan untuk mengemukakan gagasannya. Penilaian hasil karangan harus

menggunakan teknik yang memungkinkan penilai untuk memperkecil kadar

subjektivitas dirinya karena unsur subjektivitas penilai sangat berpengaruh

terhadap nilai siswa. Lebih lanjut Hartfield (1985) mengemukakan model

penilaian yang lebih rinci, teliti, dan lebih dapat dipertanggungjawabkan dalam

memberikan skor (Nurgiyantoro, 2001: 307). Model penilaian itu

mempergunakan model skala interval untuk setiap tingkat tertentu pada setiap

aspek yang dinilai, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Model Penilaian Tugas Menulis dengan Skala Interval

Aspek Skor Kriteria

I

S

I

27-30

22-26

17-21

13-16

padat informasi * subtansif *

pengembangan tesis tuntas * relevan dengan permasalahan dan

tuntas

: informasi cukup * substansi cukup *

pengembangan tesis terbatas * relevan dengan masalah tetapi tak

lengkap

: informasi terbatas * substansi kurang *

pengembangan tesis tak cukup * permasalahan tak cukup

: tak berisi * tak ada substansi * tak ada

pengembanagn tesis * tak ada permasalahan

Page 53: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

O

R

G

A

N

I

S

A

S

I

18-20

14-17

10-13

ekspresi lancar * gagasan

diungkapkan dengan jelas * padat * tertata dengan baik * urutan

logis * kohesif

: kurang lancar * krang terorganisir tetapi ide

utama terlihat * bahan pendukung terbatas * urutan logis tetapi

tak lengkap

: tak lancar * gagasan kacau * terpotong-

potong * urutan dan pengembangan tak logis

SANGAT KURANG: tak komunikatif * tak terorganisir * tak

layak nilai

K

O

S

A

K

A

T

A

18-20

14-17

10-13

: pemanfaatan potensi kata

canggih * pilihan kata dan ungkapan tepat * menguasai

pembentukan kata

: pemanfaatan potensi kata agak canggih *

pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tak

mengganggu

: pemanfaatan potensi kata terbatas *

sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak

makna

SANGAT KURANG: pemanfaatan potensi kata asal-asalan *

pengetahuan tentang kosakata rendah * tak layak nilai

P

E

N

G

B

A

H

A

22-25

18-21

11-17

5-10

: konstruksi kompleks tetapi

efektif * hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

: konstruksi sederhana tetapi efektif *

kesalahan kecil pada konstruksi kompleks * terjadi sejumlah

kesalahan tetapi makna tak kabur

: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi

kalimat * makna membingungkan atau kabur

SANGAT KURANG: tak menguasai aturan sintaksis * terdapat

Page 54: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

S

A

banyak kesalahan * tak komunikatif * tak layak nilai

M

E

K

A

N

I

K

5

4

3

2

: menguasai aturan penulisan *

hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan

CUKUP BAIK: kadang-kadangterjadi kesalahan ejaan tetapi tak

mengaburkan makna

: sering terjadi kesalahan ejaan * makna

membingungkan atau kabur

SANGAT KURANG: tak menguasai aturan penulisan *

terdapat banyak kesalahan ejaan * tulisan tak terbaca * tak layak

nilai

(Diadopsi dari Nurgiyanto, 2001: 307-308)

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pendahuluan dan kajian teori tentang pembelajaran menulis

argumentasi dapat disusun kerangka berpikir bahwa pembelajaran menulis

argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional meliputi perencanaan

pembelajaran yang dibuat oleh guru (RPP dan silabus), pelaksanaan pembelajaran,

kendala yang timbul saat pembelajaran, dan upaya untuk mengatasi kendala yang

timbul. Strategi pembelajaran menjadi syarat untuk mendapatkan kualitas proses

dan hasil pembelajaran menulis argumentasi. Strategi pembelajaran menulis

argumentasi di SMA tentunya ditopang dengan pemahaman guru tentang

kurikulum yang diterapkan. Terlebih dalam pembelajaran menulis argumentasi,

guru dituntut pula memiliki penguasaan teori menulis argumentasi, penguasaan

pembelajaran menulis argumentasi, penguasaan metode pembelajaran, dan

penguasaan tentang penilaian atau evaluasi dalam menulis argumentasi.

Penguasaan tiap-tiap unsur tersebut sangat menentukan kualitas proses dan hasil

pelaksanaan pembelajaran berbicara yang dilakukan. Secara singkat alur pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 55: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri

Karangpandan. Masing-masing sekolah tersebut adalah sekolah berstandar nasional

yang terletak di kawasan kecamatan yang merupakan kecamatan kota dan

kecamatan yang bukan kecamatan kota. Daftar alamat SMA negeri berstandar

nasional di kabupaten Karanganyar yang diteliti sebagai berikut.

1. SMA N 2 Karanganyar

Jl. Ronggowarsito, Bejen, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar

57716 telp. (0271) 6499453

2. SMA N Karangpandan

Jl. Bloro Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar

57791 telp. (0271) 662880

Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X

SMA Negeri Berstandar Nasional

Perencanaan Pelaksanaan Kendala Upaya

RPP

Silabus

Siswa

Fasilitas

Materi

Waktu

Simpulan

Page 56: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X karena pembelajaran menulis

argumentasi terdapat pada materi yang disampaikan di kelas X. Waktu Penelitian

ini dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Desember 2011-April 2012 sesuai

dengan tebel kegiatan di bawah ini.

Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Waktu

Jenis

Penelitian

Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan proposal X X

2. Pengajuan proposal X X

3. Revisi proposal dan

persiapan instrumen

X X X X

4. Pengumpulan data X X X X X X

5. Analisis data X X X X X X X

6. Penyusunan laporan X X X X X X X X

B. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan yang ada berdasarkan

konsep, kategori, dan tidak berdasarkan angka. Lebih lanjut Sutopo (2006)

menjelaskan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang

memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang

lebih nyata daripada sekedar sajian angka atau frekuensi. Penelitian menekankan

catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam. Hal tersebut

bertujuan guna mendukung penyajian data. Penelitian ini bertujuan memberikan

gambaran secara detail tentang proses pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh

(Arikunto, 2006). Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia

38

Page 57: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dengan tingkah lakunya, peristiwa dan tempat atau lokasi, benda, serta dokumen

atau arsip (Sutopo, 2006). Sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa,

informan, dan dokumen.

Peristiwa yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah peristiwa

yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang

terfokuskan pada pola interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang

lainya untuk menspesifikasikan penelitian dan memudahkan dalam pengambilan

data, karena peristiwa mudah diamati. Peristiwa pembelajaran menulis argumentasi

yang terjadi di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri

Karangpandan merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

serta beberapa siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri

Karangpandan. Sedangkan dokumen yang digunakan sebagai sember data dalam

penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karangan

siswa (menulis argumentasi), dan hasil tes menulis argumentasi.

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Teknik pengambilan sampel semacam ini dilakukan untuk

memusatkan penelitian. Purposive sampling dipandang lebih mampu menangkap

kelengkapan dan kedalaman data dalam menghadapi realitas (Sutopo, 2006).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu kelas dari masing-masing

sekolah, yaitu siswa dan guru kelas X di SMA Negeri 2 Karanganyar SMA Negeri

Karangpandan. Kelas inilah yang diamati tentang proses pembelajaran

pembelajaran keterampilan menulis argumentasi. Kelas yang dipilih adalah kelas

yang mewakili karakteristik siswa kelas X seluruhnya di masing-masing sekolah.

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi informan untuk sampel

penelitian adalah Sanusi, S. Pd., Lusia Indah Wulandari, S. Pd., Rohmani S. Pd.,

dan Sri Muryati, S. Pd. Sedangkan siswa yang menjadi sampel informan adalah

Meylana Yunita Ariyady, Fuad Dwi Atmaja, Inggil Muktihasmari, Abdullah

Mustofa, dan Rachmasari Melati.

Page 58: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

E. Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan sumber data yang

dimanfaatkan, maka dalam penelitian ini digunakakan teknik pengumpulan data

berupa wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen.

1. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan secara tidak formal terstruktur, hal ini

bertujuan untuk menggali pandangan mengenai subjek yang diteliti.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru Bahasa Indonesia dan

siswa kelas X di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan.

2. Observasi

Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa

peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman

gambar (Sutopo, 2006).

Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap

pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi di SMA Negeri 2 Karanganyar

dan SMA Negeri Karangpandan. Peneliti berperan sebagai partisipan pasif,

dimana kehadiran peneliti diketahui tetapi tidak memengaruhi pembelajaran.

Observasi dilakukan di dalam kelas saat pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi berlangsung.

3. Analisis dokumen

Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajarn (RPP), karangan siswa (menulis argumentasi), dan

nilai siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis argumentasi.

F. Uji Validitas Data

Validitas data adalah jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir

makna penelitian untuk mendapatkan data secara valid, maka dalam penelitian ini

untuk memvaliditaskan data peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

Page 59: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong,

1991).

Teknik uji validitas data yabg digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Triangulasi Data

Triangulasi data merupakan teknik uji validitas data yang

memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang

sejenis (Sutopo, 2006). Peneliti menggunakan beberapa sumber untuk

mendapatkan data. Untuk mendapatkan sumber data tersebut, digunakan

beberapa sumber, yaitu dokumen, peristiwa, dan informan.

2. Triangulasi Metode

Peneliti menggunakan metode yang berbeda untuk mendapatkan data

yang sama. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berupa

analisis dokumen, observasi, dan wawancara.

3. Review Informan

Laporan penelitian di-review oleh informan. Hal tersebut berfungsi

untuk mengecek kembali kebenaran data yang diperoleh dari informan. Review

juga bertujuan untuk mengetahui apakah data-data yang ditulis telah sesuai dan

disetujui oleh informan.

G. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif (interactive model of analysis). Analisis model interaktif ini

merupakan interaksi dari empat komponen, yaitu: pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data (display data), dan penarikan simpulan (verifikasi). Pada saaat

melakukan tahap pengumpulan data sekaligus sesuai dengan kemunculan data yang

diperlukan. Adapun langkah-langkah analisis interaktif adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara

analisis dokumen, observasi, dan wawancara. peneliti mengumpulkan data

Page 60: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan

dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis argumentasi di kelas X

SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Miles & Huberman, 1992).

Teknik ini mengambil langkah yang berupa pencatatan data yang diperoleh dari

hasil observasi. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan dan

penyederhanaan data. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memudahkan dalam

mengambil data-data yang dianggap penting, yakni tentang pembelajaran

menulis argumentasi di kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri

Karangpandan. Proses reduksi terus berlangsung sampai laporan akhir

penelitian selesai ditulis.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan suatu rangkaian organisasi informasi,

deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang memungkinkan peneliti untuk

dapat menarik kesimpulan (Sutopo, 2006). Melalui sajian data, data yang telah

terkumpul dikelompokkan dalam bagian dengan jenis permasalahannya supaya

mudah dilihat dan dimengerti sehingga mudah untuk dianalisis. Penyajian data

penelitian yang diperoleh melalui analisis dokumen ataupun pada saat proses

pembelajaran berlangsung di kelas maupun diperoleh melalui wawancara

dengan informan.

Penyajian data mengenai pembelajaran menulis argumentasi adalah

sebagai berikut.

a. Persepsi guru kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri

Karangpandan mengenai pembelajaran menulis argumentasi.

b. Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan guru pada

siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan.

Page 61: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menulis argumentasi pada siswa

kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA Negeri Karangpandan.

d. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran

menulis argumentasi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar dan

SMA Negeri Karangpandan.

4. Penarikan Simpulan

Berdasar dari hasil analisis terhadap proses pembelajaran dan pada saat

diwawancarai, kemudian ditarik simpulan. Simpulan-simpulan tersebut

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Pada penelitian ini data yang

diverifikasi meliputi: perencanaan pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi, pelaksanaan pembelajaran, kendala yang timbul dalam

pembelajaran menulis argumentasi, serta upaya guru bahasa Indonesia.

Visualisasi proses analisis tersebut sebagai berikut.

Gambar 3.2. Model Analisis Interaktif

(Miles & Huberman, 1994:20)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan serangkaian tahap yang dilakukan selama

penelitian. Tahap-tahap itu adalah sebagai berikut.

a. Prapenelitian

Pengumpulan

Data

Kesimpulan-kesimpulan:

Penarikan/Verifikasi

Reduksi Data

Penyajian

data

Page 62: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pada tahap ini, peneliti merumuskan masalah yang hendak dipecahkan

dalam penelitian secara jelas.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini, penelitian dilaksanakan dengan cara pengambilan data,

analisis data, dan kesimpulan hasil analisis.

c. Penyusunan Laporan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing, revisi laporan,

hingga menggandakan laporan penelitian sesuai yang diperlukan.

Prosedur penelitian dari awal hingga akhi dapat digambarkan sebagai

berikut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA

Negeri Karangpandan. Kedua Sekolah Menengah Atas (SMA) berstandar nasional

ini terletak di kabupaten Karanganyar. SMA Negeri 2 Karanganyar dan SMA

Negeri Karangpandan merupakan sekolah yang terletak cukup strategis, tidak jauh

dari jalan utama sehingga mudah dijangkau.

Lokasi penelitian yang pertama yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar. SMA

yang beralamat di Jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar ini terletak sejauh

lebih kurang 3 km dari pusat kota Karanganyar. Letak SMA tersebut berdampingan

dengan sebuah yayasan pendidikan yaitu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Selain

itu, letaknya juga berdekatan dengan perumahan penduduk dan area persawahan.

Prapenelitian Pelaksanaan Penyusunan

Laporan

Page 63: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Letak yang jauh dari keramaian kota membuat situasi pembelajaran di SMA

tersebut cukup kondusif.

SMA Negeri 2 Karanganyar yang terakreditasi A ini memiliki status

sekolah negeri dan diklasifikasikan sekolah mandiri, pada tahun 2000 hingga

sekarang sudah berstandar nasional (SSN). Selain kelas reguler, di SMA ini juga

terdapat program kelas khusus yaitu kelas imersi. Subjek penelitian yang digunakan

adalah kelas X-2 yang berjumlah 36 siswa. Mayoritas siswa berasal dari wilayah

kabupaten Karanganyar baik dari Karanganyar kota maupun dari kecamatan lain.

Lokasi penelitian yang kedua yaitu SMA Negeri Karangpandan. SMA

tersebut beralamat di Jalan Bloro, Karangpandan, Karanganyar dan sudah

terakreditasi A. Sekolah yang terletak lebih kurang 15 km dari pusat kota

Karanganyar itu berdekatan dengan perkampungan penduduk yaitu Dusun Bloro

dan bersebelahan dengan area persawahan. Walaupun jauh dari keramaian kota,

sekolah ini mudah dijangkau karena letaknya dekat dengan jalan raya.

SMA Negeri Karangpandan memiliki program kelas reguler dan imersi.

Subjek penelitian yang digunakan kelas X reguler. Adapun kelas yang dipilih

sebagai subjek penelitian adalah kelas dengan tingkat kooperatif baik yaitu kelas X-

2 yang berjumlah 36 siswa. Siswa yang belajar di sekolah ini mayoritas masih

berasal dari kabupaten Karanganyar baik wilayah Karanganyar kota maupun

sekitarnya.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Keterampilan Menulis

Argumentasi

Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dipengaruhi oleh pemahaman yang

ada pada seseorang terhadap kegiatan itu. Tidak terkecuali dalam proses

pembelajaran. Pemahaman yang baik dari seorang guru menjadi modal utama

dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang selanjutnya

dilaksanakan secara nyata dalam proses pembelajaran. Demikian halnya

45

Page 64: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dengan pemahaman guru terhadap pembelajaran keterampilan menulis

argumentasi yang sangat memengaruhi berhasil atau tidaknya proses

pembelajaran. Semakin baik pemahaman yang dimiliki oleh guru terhadap

pembelajaran keterampilan menulis argumentasi maka akan semakin baik pula

hasil pembelajaran yang dilakukan guru, begitu juga sebaliknya.

Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang mengajar di kelas X SMA negeri di kabupaten Karanganyar mengenai

pemahaman terhadap pembelajaran keterampilan menulis argumentasi

ditemukan dua macam persepsi, yaitu guru beranggapan bahwa teori perlu

disampaikan secara rinci sebelum praktik menulis dilaksanakan dan sebagian

lagi menyatakan praktik menulis lebih diutamakan daripada menyampaikan

teori.

a. Guru Beranggapan Teori Perlu Disampaikan secara Rinci sebelum

Praktik Menulis Dilaksanakan

Sebagian guru berpendapat bahwa keterampilan menulis

argumentasi merupakan pembelajaran yang sulit bagi siswa jika

dibandingkan dengan keterampilan menulis yang lain. Keterampilan

menulis argumentasi merupakan pembelajaran yang sulit karena siswa

dituntut untuk dapat berargumen. Ada kalanya siswa terjebak dalam

menentukan jenis tulisannya termasuk ke dalam kategori tulisan apa.

Setelah ditulis, barulah mereka sadar bahwa yang ditulisnya bukan tulisan

argumentasi melainkan jenis tulisan yang lain.

Guru perlu menyampaikan teori tentang tulisan argumentasi secara

lebih rinci sebelum melakukan praktik menulis argumentasi. Teori

disampaikan secara rinci kepada siswa karena dianggap lebih penting agar

mereka terlebih dahulu memahami teori tentang tulisan argumentasi. Guru

menganggap siswa akan mengalami kesulitan saat praktik menulis paragraf

argumentasi jika siswa terlebih dahulu tidak paham mengenai tulisan

argumentasi. Guru menjelaskan secara rinci tentang pengertian tulisan

Page 65: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

argumentasi, perbedaan dengan jenis tulisan yang lain, unsur-unsur yang

terdapat dalam tulisan argumentasi, ciri-ciri tulisan argumentasi, dan

ketentuan penulisan sebagai teknik menulis.

Penyampaian teori secara rinci ini diharapkan dapat membantu siswa

dalam memahami tulisan argumentasi. Jika siswa sudah memahami teori

yang disampaikan guru, baru kemudian siswa diminta untuk menulis

paragraf argumentasi dengan tema yang telah ditentukan. Guru menjadi

pusat pembelajaran karena guru memakai metode ceramah saat

menjelaskan. Siswa menjadi kurang antusias dan terkadang bosan saat

mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran tidak langsung dimulai dengan penyampaian materi.

Guru merangsang pemahaman siswa dengan mengajak siswa untuk

berdebat maupun diskusi mengenai kejadian yang sedang hangat

diperbincangkan. Dari kegiatan tersebut kemudian akan muncul pendapat

yang beragam. Setelah kegiatan itu berakhir barulah guru menjelaskan

bahwa yang mereka sampaikan adalah argumen atau pendapat.

Waktu yang dimiliki siswa untuk berlatih menulis di kelas seimbang

dengan penyampaian materi. Materi yang disampaikan pada awal

pembelajaran dirasa kurang setelah mengetahui hasil praktik menulis siswa

belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu, guru kembali

menjelaskan materi. Penjelasan materi secara berulang ini diharapkan dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa. Jika waktu

pembelajaran di sekolah dirasa kurang cukup memberikan kesempatan

siswa untuk berlatih, guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk

menyempurnakan tulisan argumentasinya.

b. Guru Beranggapan Praktik Menulis lebih Penting daripada

Menyampaikan Teori

Page 66: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Sebagian guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran menulis

argumentasi tidak perlu terlalu banyak teori. Guru lebih banyak

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis paragraf

argumentasi. Teori tentang argumentasi disampaikan seperlunya,

selebihnya siswa akan dapat memahami sendiri mengenai paragraf

argumentasi dari praktik menulis. Guru memandu siswa untuk diskusi dan

tanya jawab dengan harapan siswa dapat belajar secara mandiri. Guru dapat

membantu siswa pada saat kegiatan diskusi, apabila ada kesulitan dari

siswa guru akan membantu memecahkannya.

Dalam pembelajaran menulis pargraf argumentasi guru mengikuti

aturan yang ada, yaitu 70% untuk praktik dan 30% untuk teori atau materi.

Kualitas menulis siswa akan lebih bagus apabila lebih banyak berlatih yang

bisa dimulai saat apersepsi. Materi disampaikan setelah siswa berpendapat

mengenai topik yang disajikan. Apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah

memberikan stimulus kepada siswa dengan pertanyaan mengenai kejadian

yang sedang hangat diperbincangkan. Dari kegiatan itu siswa diharapkan

dapat mengemukakan pendapatnya secar lisan walaupun masih berupa

kalimat sederhana. Setelah apersepsi dilaksanakan guru kemudian

menyampaikan materi dengan ceramah. Pada dasarnya, ceramah dalam

pembelajaran harus dilakukan. Guru beranggapan bahwa ceramah

merupakan salah satu cara yang baik untuk menyampaikan materi.

Guru harus berupaya mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran. Selain dengan apersepsi di atas, kegiatan pembelajaran pun

juga lebih banyak dilakukan dengan praktik. Setelah guru menyampaikan

materi guru meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi. Guru

memberikan satu tema pada setiap kelompok. Tema tersebut kemudian

didiskusikan untuk dikembangkan menjadi sebuah paragraf argumentasi.

Guru juga meminta siswa untuk membuat paragraf argumentasi dengan

melihat contoh di surat kabar atau majalah. Hal itu dimaksudkan agar siswa

dapat menemukan contoh paragraf argumentasi dari sumber lain selain yang

Page 67: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

ada di buku pegangan siswa dan contoh yang diberikan guru. Cara seperti

yang dilakukan oleh guru tersebut mandorong siswa untuk aktif berlatih

membuat paragraf argumentasi sehingga dengan sendirinya siswa akan

memahami konsep-konsep tentang tulisan argumentasi.

Guru menyadari bahwa hasil yang diharapkan dari pembelajaran

menulis paragraf argumentasi adalah siswa dapat menulis argumentasi.

Pemahaman yang baik dari siswa mengenai paragraf argumentasi dianggap

percuma jika tidak direalisasikan ke dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu,

siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk berlatih membuat paragraf

argumentasi.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA

Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat silabus dan RPP

terlebih dahulu. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan baik apabila

perencanaan dan persiapan yang dilakukan juga baik. Perencanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah membuat RPP sesuai dengan

silabus dari garis-garis besar program pengajaran (GBPP). Hal-hal yang

dicantumkan dalam RPP antara lain: (1) standar kompetensi; (2) kompetensi

dasar; (3) langkah-langkah pembelajaran; (4) metode pembelajaran; (5) media

pembelajaran; (6) materi pembelajaran; dan (7) evaluasi pembelajaran.

Penyusunan RPP yang dibuat satu tahun sekali pada awal semester atau

tahun ajaran baru ini terlebih dahulu dirundingkan di forum musyawarah guru

mata pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia kabupaten Karanganyar. Di forum

ini guru dapat mengemukakan kesulitan-kesulitannya dalam penyusunan RPP.

Kesulitan-kesulitan itu kemudian dirundingkan bersama untuk menemukan

pemecahannya. Selain itu, forum MGMP dapat dijadikan sarana bagi guru

untuk bertukar pendapat mengenai inovasi-inovasi dalam pembelajaran.

Walaupun dibahas di forum MGMP, penyusunan RPP tidak sama antara

sekolah yang satu dengan yang lain karena RPP disesuaikan dengan visi dan

misi masing-masing sekolah. Guru dapat mengembangkan RPP dengan inovasi

dan strateginya sendiri. Selain itu, skenario pembelajaran yang dibuat guru

Page 68: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

disesuaikan dengan keadaan siswa dan sekolah agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara maksimal. Hal ini sesuai dengan konsep kurikulum yang

berlaku saat ini yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). KTSP yang

dijalankan di sekolah untuk memberikan otonomi pembelajaran yang

dilakukan.

Persiapan pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru saja melainkan

juga oleh siswa. Guru menugasi siswa untuk belajar terlebih dahulu dan

mempersiapkan materi. Pada pembelajaran sebelumnya guru meminta siswa

untuk mencari bahan belajar berkaitan dengan tulisan argumentasi dari

berbagai sumber. Hal ini dimaksudkan agar siswa sudah siap sebelumnya dari

rumah. Namun, pada kenyataannya beberapa siswa belum melaksanakan

tugasnya dengan baik.

Kunci dari sebuah pembelajaran adalah materi. Tidak ada pembelajaran

jika tidak ada materi yang disampaikan dan dipelajari. Materi sebagai bahan

ajar dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah lembar kerja

siswa (LKS), buku sekolah elektronik (BSE), dan buku penunjang lainnya.

LKS menjadi pegangan wajib bagi siswa, sedangkan BSE dan buku penunjang

lain digunakan oleh guru.

Penggunaan bahan ajar berupa LKS dirasa masih belum mencukupi.

Meskipun demikian, guru tidak menjadikan LKS sebagai satu-satunya referensi

materi pembelajaran menulis argumentasi. Guru juga menggunakan BSE, buku

penunjang yang lain, dan sumber dari internet. Untuk siswa, mereka dapat

memperoleh sumber materi lain dengan meminjam BSE dan buku teks lain di

perpustakaan. Selain itu, guru juga menugasi siswa untuk secara mandiri

mencari materi menulis argumentasi dari internet. Guru membebaskan siswa

untuk mengakses informasi dari mana saja untuk menambah pengetahuan siswa

berkaitan dengan tulisan argumentasi.

Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat ditinjau dari hasil belajar

siswa. Penilaian sebagai evaluasi yang dilakukan oleh guru ditekankan pada

aspek kebahasaan. Tulisan siswa dievaluasi berdasarkan ketepatan tema dengan

isi, pilihan kata, koherensi, dan penggunaan EYD. Keaktifan siswa juga masuk

Page 69: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dalam penilaian, ada nilai tersendiri bagi siswa yang aktif. Nilai tambah

diharapkan memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran. Selain berupa nilai, guru juga memberikan motivasi kepada

siswa dengan pernyataan bagus atau kurang bagus terhadap kinerja mereka.

Siswa yang kinerjanya dinyatakan bagus akan berlatih lebih giat lagi agar

tulisannya semakin bagus. Bagi siswa yang kinerjanya dinyatakan kurang

bagus akan berusaha untuk dapat membuat tulisan yang bagus.

Hasil tulisan siswa melalui ulangan khusus menulis argumentasi

merupakan cara untuk melakukan penilaian. Harapan akhir dari sebuah

pembelajaran adalah siswa dapat memahami materi yang telah dipelajari. Hal

itu ditunjukkan dengan tercapainya nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Namun, apabila ternyata masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM,

tindakan yang dilakukan oleh guru adalah melakukan remidi. Kegiatan remidi

dilaksanakan secara bersama-sama dalam waktu tertentu apabila jumlah siswa

yang remidi lebih dari 50%. Apabila jumlah siswa yang remidi kurang dari

50% maka siswa diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Tujuan dari

kegiatan remidi ini adalah untuk membantu siswa agar dapat menuntaskan nilai

KKM.

Pembelajaran menulis argumentasi dilaksanakan dengan tiga tahap, yaitu

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut deskripsi pelaksanaan

pembelajaran menulis argumentasi di SMA Negeri berstandar nasional di

Karanganyar.

a. Pembelajaran secara Kooperatif dengan Diskusi Kelompok dan

Media Surat Kabar

Pembelajaran kooperatif dengan diskusi kelompok bertujuan untuk

melatih siswa membahas sebuah permasalahan dengan diskusi. Sebelum

pembelajaran dimulai, salah seorang siswa memimpin untuk berdoa, setelah

itu guru memberikan salam lalu dijawab oleh siswa. Guru kemudian

menanyakan kepada siswa sebuah kejadian yang sedang hangat

diperbincangkan, yaitu tragedi tugu tani dan tentang Papua yang daerahnya

seperti itu bisa dilanda banjir bandang. Beberapa siswa dengan antusias

Page 70: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

menyampaikan pendapatnya. Hal ini dideskripsikan dalam catatan lapangan

berikut.

Pada saat apersepsi guru menanyakan sebuah kejadian,

kebetulan saat itu di televisi sedang hangat-hangatnya

pemberitaan tragedi tugu tani. Sebagian besar siswa mulai

mengeluarkan suara, terdengar berbagai pendapat dari siswa.

Kemudian guru menyajikan topik lain, yaitu tentang banjir di

Papua. Guru menanyakan mengapa di Papua bisa banjir

padahal keadaan alamnya seperti itu. Siswa lalu mulai

berpendapat, karena hutan gundul, pembalakan liar, dan lain

sebagainya. (CL4)

Guru kemudian meminta siswa untuk membaca materi tentang

paragraf argumentasi yang terdapat pada LKS. Kemudian guru

menyampaikan teori berkenaan dengan tulisan argumentasi. Setelah materi

disampaikan, guru kemudian membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

dan memberikan satu kertas kepada masing-masing kelompok. Kertas

tersebut telah tertulis tema dan poin-poin yang dapat dikembangkan menjadi

paragraf argumentasi. Siswa mulai berdiskusi, guru memantau kinerja siswa

dengan berkeliling. Pada saat berkeliling beberapa siswa bertanya perihal

kesulitannya, guru secara langsung memberikan arahan. Hal ini senada

dengan catatan lapangan berikut.

Setelah menyampaikan teori tentang argumentasi, guru

kemudian membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Tiap

kelompok diberi satu kertas yang telah tertulis tema dan poin-

poin yang dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi.

Sebelum menulis, siswa melakukan diskusi terlebih dahulu.

Hasil diskusi itu kemudian ditulis sebagai pekerjaan individu.

Walaupun satu kelompok diskusi, hasil tulisan tidak boleh

sama antara siswa satu dengan yang lain. Selama siswa

membuat tulisan argumentasi, guru memantau siswa dengan

Page 71: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berkeliling sambil memberi arahan kepada siswa yang belum

paham. (CL4)

Poin-poin yang telah tersedia kemudian dikembangkan menjadi

sebuah paragraf yang lebih lengkap. Hasil diskusi ditulis kemudian ditulis

sebagai pekerjaan individu dengan ketentuan di dalam satu kelompok tidak

ada yang boleh membuat paragraf yang sama persis dengan temannya.

Setelah selesai, salah satu siswa membacakan tulisannya di depan kelas.

Siswa lain mendengarkan kemudian memberikan tanggapan dan

kesimpulan. Setelah mendapatkan arahan dan pembenaran dari guru,

pekerjaan dikumpulkan.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan memberikan

kesempatan bertanya kepada siswa. Siswa tidak ada yang bertanya dan

menyatakan sudah paham terhadap materi yang baru saja mereka pelajari.

Guru kemudian menugasi siswa untuk mencari tulisan argumentasi yang

terdapat di surat kabar atau majalah.

Pada pertemuan selanjutnya, kegiatan pembelajaran diawali dengan

berdoa lalu mengucapkan salam. Guru kemudian menanyakan beberapa

pertanyaan berkaitan dengan materi yang dipelajari sebelumnya. Sebagian

besar siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa telah memahami tentang tulisan argumentasi.

Seteleh itu guru menanyakan tugas rumah yang sudah diberikan pada

pertemuan sebelumnya. Ternyata sebagian siswa tidak melaksanakan

tugasnya dengan baik, untuk mengatasinya, guru meminta siswa untuk

meminjam koran atau majalah di perpustakaan. Hal ini senada dengan

petikan catatan lapangan berikut.

Guru lalu menanyakan kembali tentang materi sebelumnya,

yaitu tentang tulisan argumentasi. Sebagian besar siswa

menjawab dengan tepat. Kemudian guru menanyakan tugas

siswa (membawa koran atau majalah). Sebagian siswa ternyata

Page 72: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

tidak melaksanakan tugasnya. Guru kemudian menyuruh siswa

yang tidak membawa koran atau majalah untuk meminjam di

perpustakaan. Setelah semua siswa mendapatkan koran, guru

kemudian menugasi siswa untuk mencari tulisan argumentasi

yang terdapat di koran. (CL5)

Setelah semua siswa memegang surat kabar, guru meminta siswa

untuk mencari tulisan terdapat di dalamnya. Tulisan tersebut dapat berupa

berita, artikel, atau gagasan. Siswa kemudian membuat tulisan argumentasi

berdasarkan tulisan yang ditemukannya. Setelah selesai, siswa menukarkan

pekerjaannya untuk disunting. Penyuntingan ini bertujuan agar siswa tahu

letak kesalahan mereka, baik dari segi pilihan kata, penggunaan EYD,

kesesuaian isi dengan tema, dan kesesuaian tulisan dengan kriteria

argumentasi. Guru kemudian menunjukkan contoh tulisan argumentasi di

surat kabar. Tulisan argumentasi tersebut dimuat dalam sebuah rubrik. Guru

menutup pembelajaran dengan memberikan penguatan materi dan berpesan

kepada siswa untuk lebih giat belajar dan berlatih menulis argumentasi.

b. Pembelajaran Kooperatif dengan Debat

Pembelajaran kooperatif dengan debat dimaksudkan agar siswa

mampu mengasah kemampuannya dalam berpendapat. Pembelajaran

dimulai dengan ucapan salam dari guru, kemudian guru memeriksa

kehadiran siswa. Guru kemudian menanyakan tugas yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya. Guru berkeliling untuk memeriksa tugas siswa.

Sebagian siswa belum melaksanakan tugasnya. Berbagai alasan muncul

ketika guru menanyakan kepada siswa mengapa tidak melaksanakan

tugasnya. Hal ini sesuai dengan catatan lapangan berikut.

Guru kemudian menanyakan tugas yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya, yaitu mencari dan membawa materi

tentang argumentasi. Ternyata sebagian siswa belum

melaksanakan tugasnya dengan berbagai alasan. (CL1)

Page 73: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Kegiatan pembelajaran selanjutnya dilakukan dengan debat. Guru

membagi siswa ke dalam dua kelompok besar. Topik yang mereka bahas

adalah tentang pacaran di kalangan remaja. Kelompok pertama adalah

kelompok yang setuju dengan pacaran yang dilakukan oleh remaja,

sedangkan kelompok kedua adalah yang tidak setuju dengan pacaran di

kalangan remaja.

Kegiatan selanjutnya adalah debat. Debat dibagi menjadi 2

kelompok. Topik yang disajikan adalah mengenai pacaran di

kalangan remaja. Satu kelompok adalah yang pro dengan

pacaran, dan kelompok yang lain adalah yang kontra dengan

adanya pacaran di kalangan remaja. (CL1)

Setelah berdiskusi selama berbeapa menit, satu siswa dari masing-

masing kelompok menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Siswa yang

lain mendengarkan dan bertugas untuk memberikan pendapat. Muncul

berbagai pendapat dari masing-masing kubu yang berlawanan. Guru

mengondisikan siswa kemudian memberikan penguatan terhadap pendapat

yang baru saja mereka sampaikan.

Pembelajaran dilanjutkan dengan materi mengenai tulisan

argumentasi. Materi disampaikan oleh guru. Sebelumnya, siswa membaca

materi yang ada di LKS. Guru menjelaskan secara rinci perihal tulisan

argumentasi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, ketentuan penulisan, bagian-

bagiannya, hingga masalah EYD. Guru menulisakan poin-poin yang

dijelaskan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya apabila ada bagian yang kurang jelas atau belum dimengerti siswa,

namun tidak ada siswa yang bertanya. Kondisi menjadi sedikit gaduh karena

beberapa siswa bercerita sendiri dengan temannya. Keadaan kelas mulai

membuat siswa mengantuk karena beberapa siswa meletakkan kepalanya di

erupakan cara untuk

Page 74: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

mengembalikan perhatian siswa ke pelajaran. Hal ini sesuai dengan catatan

lapangan berikut.

Saat guru menerangkan, beberapa siswa di meja deretan

belakang meletakkan kepalanya di meja. Beberapa siswa yang

lain bercerita sendiri dengan temannya. Guru mengambil

pada pelajaran. Tidak ada siswa yang bertanya saat materi

disampaikan. (CL1)

Guru kembali memberikan tugas kepada siswa untuk membuat

paragraf argumentasi dengan tema sekolah RSBI dan pacaran di kalangan

remaja. Waktu yang tersisa digunakan oleh siswa untuk mengerjakan tugas

tersebut. Guru berkeliling memeriksa kinerja siswa. Siswa yang mengalami

kesulitan dapat langsung bertanya dan mendapatkan arahan dari guru

perihal kesulitannya. Setelah sebagian besar siswa selesai melaksanakan

tugasnya, kembali guru meminta seorang siswa untuk membacakan

tulisannya di depan kelas, siswa lain diminta untuk memerhatikan dan

memberikan tanggapan. Siswa lain tidak ada yang berani berkomentar

secara individu, siswa berkomentar dengan bersama-sama. Akhirnya guru

memberikan kesimpulan dan komentar terhadap paragraf argumentasi yang

baru saja disampaikan tersebut. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian

tugas dari guru. Siswa diminta untuk menyempunakan tugasnya di rumah

untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pada pertemuan berikutnya, guru menanyakan tugas rumah yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya. Sebagian siswa belum

menyelesaikan tugasnya karena masih belum begitu paham mengenai

paragraf argumentasi. Guru berkeliling memeriksa pekerjaan siswa. Guru

menerangkan kembali materi mengenai paragraf argumentasi. Setelah

kembali menyampaikan materi, guru menanyakan apakah masih ada yang

belum jelas, siswa menjawab telah paham dan semua sudah jelas. Kemudian

Page 75: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

guru meminta salah satu siswa untuk membacakan pekerjaannya si depan

kelas. Setelah selesai, guru menemukan kekurangan dalam tulisan siswa

tersebut. Kekurangan itu terletak pada pilihan kata dan kesimpulan. Pada

dasarnya, tulisan argumentasi perlu menyertakan kesimpulan untuk

memantapkan pendapat yang ada di dalamnya, namun terkadang

kesimpulan yang dibuat masih mengarah pada jenis paragraf persuasi. Hal

ini senada dengan catatan lapangan berikut.

Guru menyuruh seorang siswa untuk menyampaikan

tulisannya di depan kelas. Pada kenyataannya, tulisan siswa

tersebut masih kurang pada bagian pilihan kata dan bagian

kesimpulan yang belum menunjukkan bahwa tulisan itu

merupakan tulisan argumentasi. Tulisan siswa tersebut masih

mengarah pada tulisan persuasi. (CL2)

Hasil tulisan siswa tersebut kemudian menjadi pertimbangan untuk

kembali memeriksa tulisan siswa yang lain. Guru meminta siswa kembali

memeriksa tulisannya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang

belum selesai mengerjakan untuk melengkapi pekerjaannya. Guru

memantau kinerja siswa dengan berkeliling. Hingga jam pelajaran usai,

masih ada siswa yang belum menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya guru

kembali menugasi siswa untuk menyempurnakan pekerjaannya di rumah.

Guru juga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk siswa tidak

mengumpulkan tugasnya pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan ketiga, guru meminta siswa untuk mempelajari materi

tentang paragraf argumentasi dari BSE yang baru saja dibagikan. Guru

mengecek pemahaman siswa tentang paragraf argumentasi dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan paragraf argumentasi.

Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Guru kemudian

berkeliling untuk memeriksa tugas siswa. Siswa telah menyelesaikan

tugasnya, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan berdasarkan kelompok tema.

Guru mengambil salah satu pekerjaan siswa masing-masing dari tema RSBI

Page 76: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

dan pacaran di kalangan remaja. Siswa sebagai pemilik tulisan itu

membacakannya di depan kelas. Siswa telah mampu membuat paragraf

argumentasi dengan baik, hal itu ditunjukkan dengan tulisan yang dibacakan

oleh siswa. Pelajaran kemudian dilanjutkan ke materi selanjutnya. Kegiatan

di atas sesuai dengan catatan lapangan berikut.

Guru berkeliling untuk memeriksa tugas siswa. Ternyata

semua siswa telah menyelesaikan tuganya dengan baik.

Pekerjaan siswa dikumpulkan. Guru mengambil salah satu

pekerjaan siswa dan menyuruh membacakannya di depan

kelas. Tulisan pertama dengan topik RSBI dibacakan di depan

kelas. Kemudian tulisan kedua dan ketiga tentang pro dan

kontra pacaran di kalangan remaja. Dari pembacaan masing-

masing tulisan tersebut, guru berkesimpulan bahwa siswa telah

mampu menulis paragraf argumentasi dengan baik. Guru

kemudian melanjutkan pembelajaran ke materi selanjutnya,

yaitu materi hikayat. (CL3)

3. Kendala dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA

Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar

Segala macam kegiatan pasti tidak luput dari sebuah kendala, begitu juga

dengan sebuah pembelajaran. Kendala-kendala yang timbul tentu saja akan

mengahambat proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilakukan

identifikasi mengenai kendala-kendala yang menghambat pembelajaran.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMA negeri

berstandar nasional di kabupaten Karanganyar ditemukan kendala sebagai

berikut.

a. Siswa belum bisa membuat paragraf sesuai dengan tema yang ditentukan

Siswa masih merasa bingung untuk bisa membuat paragraf

argumentasi yang sesuai denga tema. Contoh-contoh yang ada di buku

belum memberikan pemahaman kepada siswa untuk membuat paragraf

sesuai dengan tema yang ditentukan guru.

Page 77: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Gagasan belum diungkapkan secara runtut

Pengorganisasian tulisan siswa belum memenuhi kriteria penulisan.

Rata-rata siswa belum memahami bagaimana membuat paragraf yang

runtut. Hal ini dikarenakan siswa belum memahami adanya kohesi dan

koherensi dalam paragraf.

c. Siswa kesulitan menentukan jenis tulisan

Praktik dalam pembelajaran menulis argumentasi tentu saja adalah

membuat paragraf jenis argumentasi. Namun, beberapa siswa masih

bingung menentukan jenis tulisannya. Hasil tulisan yang dibuat oleh siswa

rata-rata melenceng ke jenis tulisan persuaif. Hal semacam ini terjadi

karena ada kemiripan antara jenis tulisan argumentasi dan persuasif, yaitu

sama-sama mengemukakan sesuatu disertai dengan alasan yang kuat.

d. Siswa enggan bertanya apabila mengalami kesulitan

Materi yang disampaikan oleh guru atau yang dibaca oleh siswa

masih menimbulkan pertanyaan dalam diri siswa. Namun, sebagian besar

siswa tidak mau bertanya apabila mengalami kesulitan dalam

pembelajaran. Siswa merasa malu apabila bertanya secara langsung kepada

guru pada saat guru menyampaikan materi. Saat guru menyampaikan

materi hampir seluruh siswa tidak ada yang mau bertanya. Siswa baru mau

bertanya apabila guru berkeliling di kelas saat praktik membuat paragraf

argumentasi berlangsung.

e. Perhatian dan minat siswa terhadap pembelajaran kurang maksimal

Mata pelajaran Bahasa Indonesia oleh sebagian siswa dianggap

pelajaran yang mudah. Segala materi yang terkandung di dalamnya

dianggap mudah untuk dikuasai. Khususnya dalam pembelajaran menulis

argumentasi, siswa kurang memerhatikan saat guru menyampaikan materi.

Beberapa siswa sesekali menguap sehingga konsentrasi dalam mengikuti

pembelajaran tidak maksimal. Selain itu, beberapa siswa justru bercerita

sendiri dengan temannya. Pada saat diskusi kelompok, terdapat siswa yang

Page 78: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tidak mau berpartisipasi secara aktif. Siswa tersebut hanya diam atau justru

mengganggu kelompoknya saat diskusi.

f. Kurang memadainya bahan ajar

Sumber atau materi ajar yang digunakan dalam pembelajaran

menulis argumentasi adalah LKS dan buku teks berupa BSE dan buku teks

lainnya. Siswa hanya wajib memiliki LKS saja, buku teks tidak diwajibkan

untuk dimiliki siswa. Hal ini mengakibatkan hanya sedikit materi yang

dapat dipelajari siswa karena yang terdapat pada LKS hanya sebagian

materi saja. Teori dan contoh paragraf argumentasi yang ada di LKS

kurang menambah pengetahuan siswa.

g. Kurangnya alokasi waktu pembelajaran

Waktu 2 kali 45 menit atau 2 kali pertemuan belum cukup untuk

menuntaskan materi argumentasi. Materi argumentasi merupakan materi

yang sulit, oleh karena itu perlu penjelasan dan latihan secara mendalam.

Terkadang waktu 2 kali pertemuan terasa sangat singkat, tetapi siswa

belum benar-benar memahai materi menulis argumentasi.

h. Minimnya alat peraga

Alat peraga merupakan salah satu aspek penting yang dapat

menunjang kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Meskipun alat peraga

bukanlah satu-satunya aspek penentu keberhasilan pembelajaran di sekolah,

ketersediaan alat peraga yang memadai akan berdampak pada

berlangsungnya pembelajaran yang baik pula.

Kendala yang berkaitan dengan minimnya alat peraga adalah di

setiap ruang kelas khususnya program reguler belum terdapat LCD. Pihak

sekolah sebenarnya sudah menyiapkan beberapa LCD yang dapat dibawa

ke ruang kelas dan digunakan dalam pembelajaran. Namun, untuk bisa

menggunakan LCD guru harus bergantian dengan guru yang lain.

Akibatnya penyampaian materi dengan menggunakan LCD tidak selalu

dijanjikan. Menurut siswa, penggunaan LCD untuk menyampaikan materi

lebih menarik jika dibandingkan dengan ceramah dari guru. Dengan LCD

siswa dapat melihat materi yang tidak ada di LKS. Selain itu, siswa juga

Page 79: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dapat dengan mudah melihat contoh paragraf argumentasi jika ditayangkan

dengan LCD.

i. Suasana kelas yang monoton

Suasana kelas yang monoton menimbulkan kejenuhan tersendiri bagi

siswa. Berbeda dengan mata pelajaran lain seperti IPA dan olahraga yang

selalu menyenangkan dengan adanya praktik di luar kelas, mata pelajaran

Bahasa Indonesia dinilai sangat membosankan apabila hanya belajar di

dalam kelas. Menurut pendapat guru, suasana pembelajaran akan lebih

menarik apabila siswa diajak keluar kelas.

Pembelajaran menulis argumentasi dapat dilaksanakan di ruang lain,

misalnya di laboratorium bahasa. Adanya laboratorium bahasa akan

memberikan suasana berbeda bagi siswa sehingga siswa tidak merasa

jenuh. Sebenarnya telah ada ruangan khusus untuk digunakan sebagai

laboratorium bahasa, tetapi hingga saat ini fungsinya difokuskan kepada

mata pelajaran Bahasa Inggris.

j. Kendala teknis

Kendala teknis yang ditemui dalam pembelajaran menulis

argumentasi adalah terputusnya aliran listrik karena adanya pembangunan

gedung. Walaupun belum ada LCD di setiap kelas, guru biasanya dapat

menyampaikan materi dengan menggunakana alat tersebut. LCD yang

disediakan sekolah dapat dengan mudah dipinjam dan dibawa ke ruang

kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran. Namun, saat

pembelajaran menulis argumentasi penggunaan LCD tidak dapat dilakukan

seperti biasa karena sedang berlangsung pembangunan gedung di sebelah

ruang kelas. Suara bising dari pembangunan gedung juga berdampak pada

siswa saat mengikuti pembelajaran yaitu kurang berkonsentrasi mengikuti

pembelajaran.

4. Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pembelajaran

Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di

Kabupaten Karanganyar

Page 80: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran menulis argumentasi

perlu diupayakan solusinya. Upaya untuk mengatasi kendala yang timbul

dalam pembelajaran menulis argumentasi perlu dilakukan untuk

memaksimalkan kualitas pembelajaran. Dengan ditemukannya solusi untuk

mengatasi kendala yang menghambat pembelajaran menulis argumentasi,

diharapkan pembelajaran menulis argumentasi lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa, upaya yang

dilakukan untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pembelajaran menulis

argumentasi diuraikan sebagai berikut.

a. Guru memberikan poin-poin pada tema untuk dikembangkan menjadi

paragraf

Kesulitan siswa dalam menyesuaikan tulisan dengan tema diatasi

oleh guru dengan cara pemberian poin-poin dari tema yang disajikan. Dari

poin-poin tersebut, siswa dapat mengembangkannya ke dalam paragraf

argumentasi. Hal ini dianggap bisa meningkatkan kualitas tulisan siswa.

Siswa dapat membuat paragraf argumentasi sesuai dengan tema yang

disajikan.

b. Siswa melakukan koreksi silang

Kekeliruan dalam membuat paragraf argumentasi baik dari segi

teknik penulisan, pengorganisasian, maupun isi merupakan kendala dalam

proses pembelajaran menulis argumentasi. Hal semacam itu diatasi dengan

koreksi silang. Siswa kembali diminta untuk membuat paragraf argumentasi

kemudian hasilnya ditukarkan dengan teman semeja untuk dikoreksi. Guru

berpendapat bahwa koreksi silang dapat melatih siswa untuk lebih cermat

dan teliti dalam membuat paragraf argumentasi. Langkah ini juga

diharapkan dapat membantu siswa untuk mengetahui letak kekeliruan dan

kekurangannya dalam membuat paragraf argumentasi sehingga tulisan siswa

dapat lebih disempurnakan.

c. Guru mengajak siswa belajar di luar kelas

Minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya

pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi dinilai masih kurang.

Page 81: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Suasana pembelajaran yang monoton di dalam kelas membuat siswa cepat

bosan, akibatnya beberapa siswa tidak memerhatikan materi yang

disampaikan guru. Keadaan ini disiasati oleh guru dengan mengajak siswa

belajar di luar kelas. Menurut pendapat guru, dengan diajak belajar di luar

kelas siswa dapat merasakan suasana pembelajaran yang berbeda. Siswa

dapat mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar kelas. Dari hasil

pengamatan itulah siswa diharapkan dapat menuangkan ide dan

pendapatnya dalam paragraf argumentasi.

d. Guru menunjukkan perbedaan paragraf argumentasi dengan jenis paragraf

yang lain

Adanya kemiripan konsep paragraf argumentasi dengan jenis

paragraf yang lain, khususnya persuasif merupakan kesulitan tersendiri yang

dialami siswa. Guru melakukan upaya dengan menjelaskan materi secara

lebih mendalam. Guru menjelaskan masing-masing konsep jenis paragraf

yang ada. Selain itu guru juga menunjukkan letak perbedaan paragraf

argumentasi dengan jenis paragraf yang lain dengan pemberian contoh pada

masing-masing jenis paragraf.

e. Guru memberikan arahan kepada siswa saat berkeliling di kelas

Siswa yang enggan bertanya apabila mengalami kesulitan menjadi

kendala yang perlu mendapat perhatian khusus dari guru karena apabila

siswa tidak mengemukakan kesulitannya maka akan berpengaruh pada

pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Guru mengatasi kendala tersebut

dengan berkeliling di kelas saat siswa praktik membuat paragraf

argumentasi. Biasanya siswa akan bertanya saat guru mendekati mereka.

Saat memeriksa kinerja siswa itulah guru sekaligus memberikan arahan

pada siswa yang mengalami kesulitan.

f. Siswa berusaha untuk lebih fokus

Mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap mudah oleh siswa

membuat siswa kurang memerhatikan pembelajaran. Khususnya pada

pembelajaran menulis paragraf argumentasi, siswa mengatasi kendala

tersebut dengan berusaha untuk lebih fokus dan aktif dalam kegiatan

Page 82: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

diskusi. Siswa yang mengantuk di dalam kelas meminta izin kepada guru

untuk mencuci muka sehingga dapat kembali berkonsentrasi dalam

mengikuti pembelajaran.

g. Guru meminta siswa untuk mencari materi dari berbagai sumber

Keterbatasan bahan ajar tidak langsung membuat guru dan siswa

patah semangat dalam pembelajaran menulis argumentasi. Guru

berpendapat bahwa materi sebagai bahan ajar dapat diperoleh dari berbagai

sumber. Selain LKS yang dimiliki siswa, guru menyarankan agar siswa

mencari materi dari internet dan contoh-contoh tulisan argumentasi di surat

kabar. Di sampan itu, dari media elektronik audio visual siswa dapat

menyaksikan tayangan diskusi di televisi. Walaupun tayangan tersebut

disampaikan secara lisan, siswa diharapkan dapat menemukan konsep

argumentasi yang terkandung di dalamnya.

Pengadaan buku teks dan BSE dari pihak sekolah yang belum

memenuhi kuota siswa juga menjadi sebuah kendala yang perlu diatasi

dengan cermat. Guru menyatakan bahwa siswa dapat meminjam buku

tersebut di perpustakaan sekolah. Guru juga membawa BSE yang dipinjam

dari perpustakaan untuk dibawa ke kelas. Biasanya setiap meja

mendapatkan satu buah buku sebagai penunjang materi selain dari LKS.

h. Guru mengurangi alokasi waktu pembelajaran pada materi yang dianggap

mudah

Masih kurangnya alokasi waktu dalam pembelajaran menulis

argumentasi dikarenakan menulis paragraf argumentasi merupakan salah

satu materi yang dianggap sulit sehingga penyampaian materi dan praktik

perlu dilakukan lebih mendalam. Hal tersebut diatasi dengan cara

mengambil jam materi lain yang dianggap mudah. Walaupun begitu, guru

harus bisa mengefektifkan waktu dengan baik agar tidak mengganggu

pelaksanaan pembelajaran pada materi selanjutnya.

i. Guru mengusulkan penambahan sarana dan prasarana pada pihak sekolah

Belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia bukan menjadi

kendala yang berarti. Siswa dapat belajar dengan suasana yang baru di luar

Page 83: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

kelas. Pengadaan laboratorium Bahasa Indonesia telah diusulkan kepada

pihak sekolah untuk direalisasikan. Siswa sudah menyadari bahwa

pengadaan fasilitas berupa LCD itu perlu, tapi siswa tidak terlalu banyak

menuntut karena tidak ada LCD pun mereka masih dapat belajar dengan

baik.

C. Pembahasan

1. Orientasi Pembelajaran Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa Kelas

X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar

Persepsi guru terhadap pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X

SMA negeri berstandar nasional di kabupaten Karanganyar terbagi menjadi

dua, yakni materi perlu disampaikan secara rinci sebelum praktik menulis

argumentasi dilaksanakan dan praktik lebih penting dilakukan daripada

penyampaian materi. Dari persepsi itulah orientasi pembelajaran menulis

argumentasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pembelajaran yang

berorientasi pada teori dan praktik secara berimbang dan pembelajaran yang

berorientasi pada praktik.

Pembelajaran yang berorientasi pada teori dan praktik secara berimbang

dilakukan untuk memberikan materi secara rinci kepada siswa. Teori yang

disampaikan secara rinci bermanfaat untuk membantu siswa memahami lebih

dalam mengenai tulisan argumentasi mulai dari pengertian, perbedaan dengan

jenis tulisan yang lain, ciri-cirinya, unsur-unsur harus terkandung di dalamnya,

dan teknik penulisan. Waktu yang dipergunakan guru untuk menyampaikan

materi diupayakan seimbang dengan waktu yang diberikan kepada siswa untuk

praktik menulis. Dengan demikian, diharapkan pemahaman yang dimiliki siswa

dapat bermanfaat sebagai acuan untuk dapat menulis argumentasi.

Keterampilan menulis tidak akan didapatkan oleh siswa jika hanya

dengan teori. Praktik menulis merupakan tolok ukur apakah siswa sudah

mampu menulis atau belum, termasuk dalam pembelajaran menulis

argumentasi. Pembelajaran yang berorientasi pada praktik dilakukan agar siswa

mempunyai banyak kesempatan untuk membuat tulisan argumentasi. Praktik

Page 84: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

yang dilakukan berulang-ulang ini bertujuan untuk melatih siswa membuat

tulisan argumentasi yang lebih baik dari praktik sebelumnya sehingga siswa

dapat membuat tulisan argumentasi dengan tepat. Pemberian teori yang lebih

banyak daripada teori dianggap kurang tepat untuk membina keterampilan

siswa dalam menulis argumentasi karena dalam keterampilan menulis yang

menjadi hasil akhir adalah tulisan itu sendiri. Guru tidak perlu memberikan

teori terlalu banyak mengenai menulis argumentasi karena dengan praktik

siswa akan dengan sendirinya belajar dan mengetahui konsep jenis tulisan

argumentasi yang sebenarnya.

2. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Penilaian Pembelajaran Menulis

Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di

Kabupaten Karanganyar

Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran menulis

argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional di kabupaten

Karanganyar dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat sendiri oleh guru

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan

diimplementasikan pada proses pembelajaran dibuat sendiri oleh guru

sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sesuai dengan konsep kurikulum yang

saat ini dilaksanakan, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),

RPP yang dibuat oleh guru menyesuaikan karakteristik siswa di masing-

masing sekolah. Dengan demikian, RPP yang dibuat oleh guru di tiap-tiap

sekolah tentu memiliki perbedaan. RPP yang disusun oleh guru sebelumnya

dibahas di forum MGMP Bahasa Indonesia SMA kabupaten Karanganyar

kemudian dikembangkan berdasarkan silabus yang juga dibuat sendiri oleh

guru. Di forum MGMP, segala kesulitan yang dialami guru dalam

menyusun RPP dan masukan-masukan untuk kesempurnaan isi RPP

dibahas bersama sehingga dapat memberikan pengetahuan bagi guru,

termasuk penyertaan nilai budaya dan karakter bangsa dalam RPP untuk

selanjutnya diharapkan muncul dari dalam diri siswa.

Page 85: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Silabus yang digunakan untuk mengembangkan RPP memuat

beberapa komponen, antara lain: (1) kompetenasi dasar (KD); (2) standar

kompetenasi (SK); (3) materi pembelajaran; (4) nilai budaya dan karakter

bangsa; (5) kegiatan pembelajaran, (6) indikator pencapaian kompetensi;

(7) penilaian; (8) alokasi waktu; dan (9) sumber belajar. Silabus tersebut

kemudian dikembangkan dalam bentuk RPP yang memuat beberapa hal,

yaitu: (1) standar kompetensi (SK); (2) kompetensi dasar (KD); (3)

indikator pembelajaran; (4) tujuan pembelajaran; (5) materi pembelajaran;

(6) metode dan model pembelajaran; (7) langkah-langkah pembelajaran; (8)

sumber belajar; dan (9) evaluasi pembelajaran. Penyusunan RPP membuat

pembelajaran yang akan dilaksanakan menjadi lebih tersruktur, walaupun

tidak jarang pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yang dituliskan dalam

RPP.

b. Persiapan pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan oleh guru dan

siswa

Persiapan pembelajaran menulis argumentasi dilakukan oleh guru

dan siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Persiapan pembelajaran menulis

argumentasi yang dilaksanakan oleh guru yaitu menyusun RPP berdasarkan

silabus yang juga dibuat sendiri oleh guru. Selain RPP, guru juga

melakukan persiapan berupa penyiapan materi. Materi yang dipersiapkan

oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran menulis argumentasi adalah

materi yang ada di buku teks BSE dan buku teks dari penerbit lain, LKS,

dan materi yang didapat dari internet.

Persiapan dalam pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru saja,

melainkan juga dilakukan oleh siswa. Sebelum pelaksanaan pembelajaran

menulis argumentasi, guru meminta siswa untuk belajar di rumah. Instruksi

tersebut disampaikan pada akhir pembelajaran sebelumnya. Persiapan yang

diharapkan dapat dilakukan oleh siswa berupa mencari materi menulis

argumentasi serta contoh tulisan argumentasi. Hal tersebut dilakukan

dengan harapan agar siswa sudah siap dari rumah sebelum mengikuti

Page 86: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pembalajaran menulis argumentasi di sekolah. Karena sumber materi yang

dimiliki oleh siswa hanya LKS, siswa dapat mencari materi dan contoh

tulisan argumentasi dari berbagai sumber, seperti buku teks yang dapat

dipinjam di perpustakaan dan dari internet.

c. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pemimpin kelompok

belajar

Sebagai seorang fasilitator guru memiliki tugas untuk memberikan

fasilitas kepada siswa dalam belajar menulis paragraf argumentasi. Fasilitas

ini berupa penyampaian materi dan pemberian penjelasan apabila siswa

mengalami kesulitan dalam belajar. Sedangkan peran guru sebagai

motivator adalah memberikan motivasi belajar kepada siswa agar siswa

bersemangat dalam belajar. Dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif

dalam pembelajaran, guru hanya memberikan arahan dan bantuan ketika

siswa menglami kesulitan. Tidak jarang dalam pembelajaran siswa tidak

bersemangat dan enggan bertanya ketika mengalami kesulitan, disini peran

guru sebagai fasilitasor dan motivator ditunjukkan. Guru harus mampu

memberikan arahan, penyampaian dengan lebih jelas mengenai materi yang

dianggap sulit oleh siswa, serta memberikan dorongan dan motivasi kepada

siswa untuk bersemangat mengikuti pembelajaran menulis argumentasi.

Guru juga berperan sebagai pemimpin kelompok belajar atau

pengatur organisasi belajar saat siswa berdiskusi. Organisasi yang

dimaksud adalah kelompok-kelompok yang terdiri dari beberapa siswa

dalam satu kelas. Pembentukan kelompok dan berlangsungnya diskusi

menjadi tanggung jawab guru saat kegiatan diskusi dilaksanakan. Sebelum

kegiatan diskusi dimulai, guru terlebih dahulu membagi siswa dalam

beberapa kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan tempat duduk

siswa. Siswa yang berdekatan dijadikan satu kelompok diskusi. Ketika

diskusi berlangsung, guru mengawasi siswa. Guru berkeliling untuk

memeriksa tugas dan keaktifan siswa, apabila terdapat siswa yang tidak

berperan aktif atau justru mengobrol sendiri dalam diskusi, guru

memberikan teguran kepada siswa tersebut. Apabila siswa mengalami

Page 87: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kesulitan saat diskusi, siswa menanyakannya kepada guru ketika guru

berkeliling mengawasi kinerja mereka. Secara langsung guru memberikan

jawaban dan masukan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru

memegang peranan penuh saat diskusi berlangsung agar diskusi dapat

berlajan dengan baik.

d. Guru menerapkan metode ceramah, kooperatif, dan inkuiri

Metode yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran adalah metode ceramah yang sudah dikombinasikan dengan

metode kooperatif dan inkuiri. Hal semacam ini dilakukan untuk membantu

keberhasilan pembelajaran. Metode ceramah merupakan metode yang harus

dilakukan oleh guru karena dengan cermah siswa dapat menerima materi

langsung dari guru. Walaupun metode ceramah dianggap konvensional,

namun penerapannya masih sangat dibutuhkan. Metode ceramah tidak

mungkin digunakan secara terus-menerus selama waktu pembelajaran

karena siswa akan merasa cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Kegiatan diskusi kelompok merupakan salah satu cara untuk menciptakan

suasana belajar yang lebih menarik. Dengan diskusi kelompok siswa dapat

mengerahkan kemampuannya untuk menemukan permasalahan yang

menjadi topik untuk dibahas. Penggabungan metode ini sangat baik

dilakukan agar pembelajaran tidak berjalan secara monoton.

Mengajak siswa untuk berdiskusi merupakan langkah awal yang

dilakukan untuk merangsang pemahaman siswa mengenai tulisan

argumentasi. Hal tersebut kiranya menjadi kegiatan yang menyenangkan

bagi siswa sebelum sebelum materi disampaikan dengan ceramah.

Pemilihan topik yang tepat dan relevan dengan apa yang dialami dan

diketahui siswa akan menarik perhatian siswa sehingga mereka aktif

melakukan kegiatan diskusi. Selain diskusi dengan memberikan topik yang

menarik, guru juga melakukan pembelajaran dengan menggunakan media

berupa surat kabar. Siswa diajak untuk mencari tulisan yang terdapat di

surat kabar untuk kemudian dijadikan bahan membuat paragraf

argumentasi. Surat kabar juga digunakan sebagai contoh karena di surat

Page 88: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kabar terdapat pula rubrik-rubrik yang secara khusus memuat tulisan

argumentasi. Dengan demikian siswa dapat mengetahui tulisan argumentasi

yang secara nyata ada di sekitar mereka, bukan hanya contoh-contoh yang

mereka baca di LKS atau buku teks.

e. Sumber belajar dari buku teks dan lembar kerja siswa (LKS)

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran menulis

argumentasi adalah buku teks yang berupa BSE dan LKS. BSE dipilih dan

direkomendasikan sebagai buku acuan karena kedalaman materi yang ada

di BSE sudah dinilai pemerintah sehingga guru tidak meragukan lagi

relevansinya dengan kebutuhan siswa. Walaupun begitu, tidak berari buku

teks yang lain tidak dapat digunakan dalam pembelajaran menulis

argumentasi. Buku teks lain yang diterbitkan oleh pihak swasta juga

digunakan untuk menambah materi dan contoh-contoh. LKS merupakan

pegangan wajib bagi siswa. LKS memuat materi dan latihan-latihan yang

dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi.

Materi dan soal-soal latihan yang ada di LKS dapat dipelajari siswa di

rumah sebelum pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, siswa

diharapkan sudah belajar dan mempersiapkan diri sebelumnya.

f. Penilaian mengacu pada penilaian produk

Penilaian pembelajaran menulis argumentasi yang dilakukan oleh

guru mengacu pada penilaian produk. Guru menilai siswa berdasarkan hasil

karya berupa tulisan argumentasi yang dibuat siswa. Walaupun sebenarnya

penilaian yang baik seharusnya juga memerhatikan proses, hal ini belum

sepenuhnya dilakukan oleh guru. Nilai keaktifan siswa tersebut digunakan

oleh guru untuk menambah nilai apabila nilai yang diperoleh siswa dari

menulis argumentasi masih kurang.

Penilaian yang dilakukan guru untuk menilai hasil tulisan

argumentasi yang dibuat oleh siswa didasarkan pada enam aspek, yakni (1)

kesesuaian tulisan dengan ciri-cirinya, (2) daya tarik tema, (3) ketepatan

struktur, (4) kesesuaian pemilihan kata, (5) penggunaan bahasa yang

komunikatif, dan (6) penggunaan ejaan dan tanda baca. Keenam aspek

Page 89: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

penilaian tersebut telah sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak

standar kompetensi tersebut telah dicantumkan pada RPP yang dibuat guru

sebelum pembelajaran menulis argumentasi dilaksanakan.

Berikut ini rincian nilai dari 70 siswa SMA negeri berstandar

nasional di Karanganyar yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 4.1. Nilai pembelajaran menulis paragraf argumentasi siswa kelas X

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa

1. 60-64 3

2. 65-69 2

3. 70-74 19

4. 75-79 35

5. 80-84 11

Jumlah Siswa 70

Nilai Rata-rata 74,8

3. Kendala yang Ditemui dalam Pembelajaran Menulis Argumentasi Siswa

Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di Kabupaten Karanganyar

Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentsi siswa kelas X SMA

negeri berstandar nasional di Karanganyar baik di SMA Negeri 2 Karanganyar

maupun SMA Negeri Karangpandan pada dasarnya berjalan lancar. Walau

demikian, dalam pembelajaran menulis argumentasi yang dilaksanakan masih

ditemukan beberapa kendala. Kendala yang ditemui dalam pembelajaran

menulis argumentasi adalah sebagai berikut.

a. Dari segi siswa

Kendala yang ditemui dalam pembelajaran menulis argumentasi dari

segi siswa antara lain: (1) siswa belum dapat membuat paragraf

argumentasi sesuai dengan tema; (2) pengungkapan gagasan belum

dilakukan secara runtut; (3) siswa belum terlalu paham membedakan jenis

paragraf argumentasi dengan jenis paragraf yang lain; (4) siswa enggan

Page 90: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bertanya apabila mengalami kesulitan; (5) siswa kurang memahami materi

karena kurang memerhatikan penjelasan yang disampaikan guru; dan (6)

siswa kurang aktif saat kegiatan diskusi.

b. Dari segi bahan dan materi ajar

Materi ajar yang digunakan dalam pembelajaran menulis

argumentasi adalah LKS dan buku teks baik BSE terbitan diknas maupun

buku penunjang dari penerbit lain. Meski demikian, yang dimiliki oleh

siswa hanyalah LKS. LKS yang memuat materi dan latihan soal masih

kurang menambah pengetahuan siswa. Hampir seluruh siswa tidak

memiliki buku teks sebagai bahan untuk belajar. Buku teks hanya menjadi

pegangan guru, siswa tidak diwajibkan untuk memilikinya.

c. Dari segi waktu

Materi menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu materi

yang sulit dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu,

diperlukan penjelasann dan latihan secara mendalam. Waktu 2 kali 45

menit atau 2 kali pertemuan belum mencukupi untuk menuntaskan

pembelajaran. Masih terdapat siswa yang belum benar-benar memahami

materi.

d. Dari segi fasilitas

Kendala dari segi fasilitas adalah belum adanya LCD di setiap kelas.

Selain itu, belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia juga menjadi

kendala dalam pembelajaran menulis argumentasi. Keberadaan

laboratorium Bahasa Indonesia diharapkan dapat memberikan suasanan

belajar yang berbeda dalam pembelajaran.

4. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Ditemui dalam Pembelajaran

Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri Berstandar Nasional di

Kabupaten Karanganyar

Kendala yang ditemui dalam pembelajaran menulis argumentasi seperti

yang diuraikan sebelumnya merupakan sesuatu yang harus diupayakan untuk

Page 91: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bisa diatasi. Upaya untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran menulis

argumentasi adalah sebagai berikut.

a. Dari segi siswa

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang berasal dari

siswa antara lain: (1) siswa siminta untuk membuat paragraf argumentasi

kemudian dilakukan koreksi silang dengan teman semeja; (2) guru

menggunakan metode yang menarik perhatian siswa; (3) guru menjelaskan

materi secara lebih mendetail dengan menunjukkan perbedaan tulisan

argumentasi dengan jenis tulisan yang lain; (4) guru berkeliling untuk

memeriksa kinerja siswa sekaligus memberikan arahan jika ada siswa yang

mengalami kesulitan; (5) siswa yang kurang memerhatikan saat guru

menyampaikan materi berusaha untuk fokus; dan (6) siswa yang tidak mau

aktif saat diskusi ditegur oleh teman satu kelompok dan diadukan kepada

guru agar diberi teguran langsung oleh guru.

b. Dari segi bahan dan materi ajar

Untuk mengatasi kendala terbatasnya bahan ajar yang dimiliki siswa

adalah dengan cara belajar dari sumber lain. BSE terbitan diknas dan buku

teks dari penerbit lain yang tidak dimiliki siswa dapat dipinjam di

perpustakaan. Selain itu, siswa dan guru dapat menjadikan internet untuk

menambah materi. Siswa juga dapat menemukan contoh-contoh tulisan

argumentasi di surat kabar dan contoh penyampaian argumen secara lisan di

televisi dalam program acara jajak pendapat atau debat.

c. Dari segi waktu

Untuk megatasi kekurangan waktu dalam pembelajaran menulis

argumentasi, guru mengambil jam materi selanjutnya. Penambahan waktu

dengan mengambil jam materi selanjutanya ini dilakukan dengan

pertimbangan materi selanjutnya merupakan materi yang mudah.

d. Dari segi fasilitas

Page 92: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia bukan menjadi

kendala yang berarti. Pengadaan laboratorium Bahasa Indonesia telah

diusulkan kepada pihak sekolah untuk direalisasikan. Solusi untuk

mengatasi kendala yang bersifat teknis (listrik tidak menyala karena sedang

ada pembangunan gedung), pembelajaran dilakukan dengan strategi lain,

yaitu dimulai dengan kegiatan debat.

Page 93: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan mengenai pelaksanaan

pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri berstandar nasional

di Karanganyar diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Persepsi guru mengenai pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA

negeri berstandar nasional di Karanganyar terbagi menjadi dua, yakni

pembelajaran yang berorientasi pada praktik dan teori secara berimbang dan

pembelajaran yang berorientasi pada praktik.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri

berstandar nasional di Karanganyar berlangsung secara kooperatif dengan

diskusi kelompok, kooperatif dengan media surat kabar, dan kooperatif dengan

debat.

3. Kendala-kendala yang ditemui dalam pembelajaran menulis argumentasi siswa

kelas X SMA negeri berstandar nasional di Karanganyar meliputi (a) siswa

belum dapat membuat paragraf argumentasi sesuai dengan tema, (b)

pengungkapan gagasan belum dilakukan secara runtut, (c) siswa belum terlalu

paham membedakan jenis paragraf argumentasi dengan jenis paragraf yang lain,

(d) siswa enggan bertanya apabila mengalami kesulitan, (e) siswa kurang

memahami materi karena kurang memerhatikan penjelasan yang disampaikan

guru, (f) siswa kurang aktif saat kegiatan diskusi, (g) sumber materi yang

dimiliki siswa hanya LKS yang kandungan materinya kurang mendukung dalam

pembelajaran menulis argumentasi, (h) alokasi waktu pembelajaran terbatas, dan

(i) belum ada LCD di setiap kelas dan laboratorium Bahasa Indonesia.

Page 94: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang ditemui dalam

pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri di Karanganyar

antara lain (a) siswa diminta untuk membuat paragraf argumentasi kemudian

dilakukan koreksi silang dengan teman semeja, (b) guru menggunakan metode

yang menarik perhatian siswa, (c) guru menjelaskan materi secara lebih

mendetail dengan menunjukkan perbedaan tulisan argumentasi dengan jenis

tulisan yang lain, (d) guru berkeliling untuk memeriksa kinerja siswa sekaligus

memberikan arahan jika ada siswa yang mengalami kesulitan, (e) siswa yang

kurang memerhatikan saat guru menyampaikan materi berusaha untuk fokus,

dan (f) siswa yang tidak mau aktif saat diskusi ditegur oleh teman satu kelompok

dan diadukan kepada guru agar diberi teguran langsung oleh guru, (g) siswa

meminjam buku teks di perpustakaan dan mencari sumber materi dari internet

maupun televisi, (h) guru mengambil jam materi pembelajaran selanjutnya, dan

(i) belum tersedianya laboratorium Bahasa Indonesia dan LCD di setiap kelas

bukan menjadi kendala yang berarti, siswa dapat belajar dengan strategi dan

pembelajaran yang menarik.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran bahwa keberhasilan suatu

pembelajaran tidak hanya menjadi tanggung jawab guru tetapi juga dari siswa.

Guru bertanggung jawab untuk mengembangkan materi, menyampaikan materi,

mengelola kelas, memilih media dan sumber belajar, menerapkan metode

pembelajaran yang sesuai, serta melakukan evaluasi. Sedangkan siswa juga harus

aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, sekolah juga perlu memerhatikan

kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA negeri

berstandar nasional di Karanganyar dipersiapkan oleh guru dengan membuat RPP

yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah. RPP dibuat sendiri oleh guru dan

disusun satu tahun sekali yaitu pada awal tahun ajaran baru. Prosedur pembelajaran,

pemilihan sumber belajar, media, dan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa

75

Page 95: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

akan berdampak pada keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus

mempersiapkannya dengan baik.

Pemilihan materi dan bahan ajar juga harus menyesuaikan kondisi siswa.

Penggunaan materi yang bersumber dari buku cetak dan sumber elektronik perlu

dimaksimalkan agar kualitas pembelajaran juga lebih maksimal. Apabila bahan ajar

sudah diusahakan dengan maksimal, untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran

perlu diterapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan strategi

dan metode pembelajaran secara tepat juga berpengaruh terhadap kualitas

pembelajaran. Alokasi waktu pembelajaran yang terbatas menuntut guru untuk

lebih kreatif dalam melakukan strategi pembelajaran.

Hampir dalam setiap pembelajaran ditemukan kendala. Kendala-kendala

tersebut berasal dari siswa, guru, dan sarana prasarana yang digunakan dalam

pembelajaran. Guru telah berupaya secara maksimal untuk menjaga kualitas

pembelajarannya. Dalam hal ini guru telah memerhatikan materi, metode, dan

strategi pembelajaran. Siswa juga telah diberikan motivasi dan arahan oleh guru.

Dari kendala-kendala yang muncul perlu dilakukan pencarian solusi yang tepat agar

tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

Di luar implikasi yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut. Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada bagaimana upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis argumentasi siswa

kelas X SMA, bagaimana hubungan antara karakter mengajar guru dengan

keberhasilan pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA, dan

problematika pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis

argumentasi. Selain itu, studi mengenai pengembangan instrumen yang dilakukan

guru dalam pembelajaran menulis argumentasi juga perlu dilakukan.

C. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan di atas, saran-saran yang dapat

peneliti tawarkan sebagai berikut.

Page 96: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

1. Saran untuk siswa

Guna memperlancar pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa hendaknya

melakukan hal berikut.

a. Aktif mencari sumber yang dapat digunakan sebagai penunjang materi

untuk belajar.

b. Fokus dalam mengikuti pembelajaran agar apa yang disampaikan guru

dapat diterima dengan baik.

c. Mengikuti pembelajaran dengan serius tetapi santai dengan tidak

meremehkan guru.

d. Bagi siswa yang mengalami kesulitan hendaknya tidak segan bertanya

kepada guru agar lebih jelas dan paham.

e. Lebih banyak berlatih membuat tulisan argumentasi agar pemahaman siswa

dapat maksimal.

2. Saran untuk guru

Agar pembelajaran menulis dapat berhasil sesuai tujuan yang diharapkan, guru

dapat melakukan hal berikut.

a. Menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan menarik

sehingga siswa tidak lekas bosan mengikuti pembelajaran.

b. Kreatif dalam memilih materi sebagai bahan ajar.

c. Menyampaikan materi dengan menyampaikan langkah-langkah menulis

argumentasi secara jelas.

d. Guru harus lebih tegas menghadapi siswa yang kurang memerhatikan

pembelajaran. Siswa yang tidur saat pembelajaran, siswa yang bercerita

sendiri, dan siswa yang tidak mau aktif dalam kegiatan diskusi perlu diberi

tindakan khusus. Apabila dengan teguran siswa tersebut belum

menunjukkan sikap yang semestinya, guru perlu memberikan tugas khusus

kepada siswa yang bersangkutan.

3. Saran untuk sekolah

Demi memperlancar keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya

menulis, pihak sekolah hendaknya dapat melakukan tindakan berikut.

Page 97: SKRIPSI Oleh : NITA NUR AINI K1208107 - digilib.uns.ac.id...pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas x sma negeri berstandar nasional di kabupaten karanganyar skripsi oleh : nita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

a. Memerhatikan dan meningkatkan media pembelajaran.

b. Memerhatikan sarana dan prasarana yang dapat mendukung dan

meningkatkan kualitas pembelajaran.

c. Memberikan himbauan dan pelatihan pada guru yang belum menggunakan

media pembelajaran elektronik.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, M.G., & Ridwan, S.H. (1999). Pembinaan Kemampuan

Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. C. & Alwasilah, S. S. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat

Buku Utama.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arnon, S. & Reichel, N. (2007). Who is the Ideal Teacher? Am I? Similarity and

Difference in Perception of Students of Education Regarding the Qualities

of a Good Teacher and of Their Own Qualities as Teacher. Teachers and

Teaching: theory and practice, 13 (5), 441-464.

Process and Thought in Composition. Cambridge:

Winthrop Publishers Inc.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat

Kurikulum Balitbang.

Djuhrie, O. S. & Suherli. (2001). Panduan Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama

Widya.