Top Banner
MAKNA SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN SAJAK MAKAM KENANGAN KARYA H. KAMILUDDIN DM DAN ANDHIKA DAENG MAMMANGKA KAJIAN SEMIOTIKA MICHAEL RIFFATERRE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Mutahar 10533794915 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
143

SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

Feb 02, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

MAKNA SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN SAJAK MAKAM KENANGAN

KARYA H. KAMILUDDIN DM DAN ANDHIKA DAENG MAMMANGKA

KAJIAN SEMIOTIKA MICHAEL RIFFATERRE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Mutahar

10533794915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...
Page 3: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...
Page 4: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

Jalan Sultan Alauddin No. 259 MakassarTelp : 0411-860837/ 860132 (fax)Email : [email protected] : www.fkip.unismuh.ac.id

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mutahar

Nim : 10533794915

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Makna Sosial dalam buku Kumpulan Sajak Makam Kenangan

Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka

Kajian Semiotika Michael Riffaterre.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain tau dibuatkan oleh

siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila

pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020

Yang Membuat Pernyataan

Mutahar

Page 5: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

Jalan Sultan Alauddin No. 259 MakassarTelp : 0411-860837/ 860132 (fax)Email : [email protected] : www.fkip.unismuh.ac.id

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mutahar

Nim : 10533797915

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut.

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2020

Yang Membuat Perjanjian

Mutahar

Page 6: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

vi

MOTO

“Jadilah Pribadi yang lebih Produktif

Dengan berbagai Bentuk Karakter yang unik.

Sebab, Semesta berbicara lewat peristiwa tanpa kata.

Semesta bercerita tentang Jalan-Jalan yang tak mungkin Salah eja”.

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku,

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan

Page 7: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

vii

ABSTRAK

Mutahar, 2020. “Makna Sosial dalam Kumpulan Sajak Makam Kenangankarya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka Kajian SemiotikaMichael Riffaterre”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas MuhammadiyahMakassar. Dibimbing oleh Tjodding S.B. dan Asis Nojeng.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Apa isi kandungan maknaHeuristik dan Hermeneutik serta Kritik Sosial pada Buku Kumpulan SajakMakam Kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika DaengMammangka. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kajian Pustaka.Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan pendekatan semiotikMichael Riffaterre yang mencakup tentang pembacaan heuristik danhermeneutik. Data pada penelitian ini berupa data yang diperoleh dari hasilpembahasan Heuristik dan Hermeneutik dari tujuh sajak yang terdapat padaKumpulan Sajak Makam Kenangan karya H. Kamiluddin DM dan AndhikaDaeng Mammangka yaitu: “Tala Maqring”, “Papekang”, “Buruqneki IntuAnaq”, “Panangkala”, “Neqneq Lalang pangnguqrangi”, “Pinisi kalengku”,dan “Bangngi”. Kemudian mendeskripsikan Masalah Sosial apa sajak yangterdapat dalam sajak tersebut.

Berdasarkan Hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwakeempat sajak yang dikaji makna Heuristik dan Hermeneutiknya memilikitema yang berbeda – beda, yaitu sajak “Tala Maqring” memiliki tema tentangLarangan, lalu pada sajak “Papekang” bertemakan tentang Kehidupan danmenantang maut dan sajak “Buruqneki Intu Anaq” memiliki tema tentangkehidupan dan Tanggung Jawab. Dan sajak “Panangkala” memiliki tematentang kerja keras dan kesabaran sajak “Neqneq Lalang pangnguqrangi”memiliki tema tentang suapan orang dulu sajak “Pinisi kalengku” memilikitema tentang kehidupan dan tanggung jawab dan sajak “Bangngi”memilikitema tentang kerinduan di malam hari.

Permasalahan sosial yang terdapat dalam ketujuh sajak yaitu masalahsosial dalam ekonomi pada sajak Papekang dan sajak Panangkala, masalahsosial dalam Pendidikan pada sajak Tala Maqring, masalah sosial dalamkebudayaan pada sajak Buruqneki Intu Anaq, sajak Panangkala, NeqneqLalang pangnguqrangi, dan Pinisi kalengku masalah sosial dalam moral padasajak Tala Maqring dan masalah sosial dalam gender pada sajak Bangngi

Kata kunci: Sajak Makam Kenangan, makna heuristik, makna hermeneutik,makna sosial

Page 8: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Sebagai manusia ciptaan Allah Swt., sudah sepatutnya penulis

memanjatkan kehadirat-Nya karena atas segala limpahan rahmat dan karunia serta

kenikmatan yang diberikan kepada penulis. Nikmat Allah itu sangat banyak dan

melimpah. Bahkan jika penulis ingin melukiskan nikmat Allah Swt.,

menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai penanya dan

seluruh air laut sebagai tintanya, maka ranting-ranting pohon dan air laut akan

habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya tersebut. Semoga nikmat

Sang Pencipta selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya yang senantiasa berbuat

baik dan bermanfaat.

Tidak lupa penulis ucapkan kepada salawat serta salam Baginda

Rasullulah Saw., Manusia yang telah membawa misi risalah Islam sehingga

penulis dapat membedakan antara haq dan yang batil. Sehingga, Kejahiliyaan

tidak dirasakan lagi oleh umat manusia di zaman yang serba digital ini.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelas sarjana (S-1),

skripsi ini bersifat penelitian. Skripsi ini juga dibuat agar dapat memberi

pengetahuan kepada pembaca mengenai Makna Sosial dalam Buku Kumpulan

Sajak Makam Kenangan Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka Kajian Semiotika Michael Riffaterre.

Page 9: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

ix

Teristimewah ucapan terima kasih tidak terhingga kepada kedua orang tua

yang telah mengasuh, memelihara, mendidik, dan membimbing penulis dengan

penuh kasih sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan

hingga saat ini. Terima kasih juga kepada keluarga yang selalu memberikan

motivasi baik moral maupun material yang diberikan kepada penulis.

Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa

ada keterlibatan berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan

bantuannya. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan kepada Drs. H. Tjoddin SB,M.Pd. dan Dr. Asis

Nojeng, S.Pd,.M.Pd. selaku pembimbing yang selalu memberikan semangat dan

membuka wawasan berpikir dalam memecahkan masalah dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.

Rektor Univeritas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan fasilitas

sarana dan prasarana di dalam kampus, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D.,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar, Ibu Dr. Munirah, M.Pd., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh

dosen dan para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada teman-teman yang telah

membantu menyelesaikan skripsi dan telah meluangkan waktu dan

Page 10: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

x

kesempatannya untuk penyusunan skripsi ini. Tanpa ada partisipasi dari teman-

teman tentunya skripsi ini tidak akan terselesaikan.

Terima kasih pula kepada pihak-pihak lain yang tak sempat disebutkan

satu persatu dalam skripsi ini. Pihak-pihak yang telah memberikan semangat dan

membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, baik konstribusi secara

langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kata sempurna tidak pantas penulis sandang karena tidak ada gading yang

tidak retak. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi ini

dapat memberikan setitik ilmu dan manfaat bagi para pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya.

Makassar, September 2020

Mutahar

Page 11: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................iii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................vi

ABSTRAK ..............................................................................................................vii

KATA PENGANTAR...........................................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II KAJIANPUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka...............................................................................................8

1. PenelitianRelevan......................................................................................8

2. Hakikat Sastra ...........................................................................................10

3. Hakikat Puisi .............................................................................................12

4. Struktur Puisi.............................................................................................14

5. Semiotika Michael Riffaterre ....................................................................15

Page 12: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

xii

a. Pembacaan Heuristik...........................................................................16

b. Pembacaan Hermeneutik.....................................................................17

c. Ketidaklangsungan Ekspresi ...............................................................18

d. Menemukan Matriks, Model dan Variasi............................................19

e. Hipogram ............................................................................................20

6. Masalah Sosial dalam Karya Sastra ..........................................................21

a. Masalah Sosial ....................................................................................22

b. Masalah Sosial dalam Karya Sastra ....................................................26

c. Jenis-Jenis Masalah Sosial ..................................................................28

B. Kerangka Pikir...............................................................................................46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 48

B. Data dan Sumber Data Penelitian............................................................... 49

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49

D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................................... 52

1. Pembacaan Heuristik .......................................................................... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 70

1. Pembacaaan Hermenutik .................................................................... 70

2. Temuan Penelitian .............................................................................. 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan................................................................................................... 104

Page 13: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

xiii

B. Saran ......................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................108

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................109

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ....................................................................................................................111

A. Sajak H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka.............................. 111

B. Klasifikasi Data .................................................................................................... 121

Page 14: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya Sastra berupa bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada

dasarnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk

mengungkapkan kehidupan manusia. Sebuah karya sastra, umumnya berisi

tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Karya sastra

muncul dengan latar belakang dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan

eksistensi dirinya (Sarjidu, 2004:2).

Karya sastra selain menyajikan estetika bentuk juga menyajikan gagasan

pengarang yang mengandung nilai kemanusiaan, sehingga sastra dan tata nilai

kehidupan manusia merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi

untuk mewujudkan peradaban. Karya sastra merupakan salah satu hasil karya

seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan.

Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung unsur

keindahan yang dapat menimbulkan perasaan senang, nikmat, haru, menarik

perhatian dan menyegarkan penikmatnya. Endraswara (2011: 183)

menyatakan bahwa banyak gagasan tentang nilai budi pekerti dalam karya

sastra, di antaranya terdapat dalam puisi, dongeng, cerita rakyat, drama, dan

bentuk karya sastra lainnya.

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, Widijanto (2007: 31)

menyatakan bahwa bentuk kata estetis lebih mengisyaratkan sebagai

seseorang memahami keindahan, memahami nilai rasa serta bagaimana dapat

Page 15: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

2

dimodifikasi seseorang yang tengah menikmati karya seni, serta bagaimana

pengarang mengaktualisasi nilai itu dalam karyanya bersamaan dengan

sikapnya disamping unsur-unsur yang menyertainya. Dengan demikian, akan

dihasilkan puisi yang merupakan perwakilan perasaan penyair dan

dokumentasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar penyair.

Puisi merupakan salah satu media dalam karya sastra yang

menggambarkan kehidupan dengan mengangkat masalah sosial dalam

masyarakat, puisi selalu diperbincangkan dalam riuh maupun sunyi. Selain itu

puisi juga merupakan salah satu media dalam karya sastra yang

menggambarkan kehidupan dengan mengangkat masalah sosial dalam

masyarakat. Persoalan sosial tersebut merupakan tanggapan atau respon

penulis terhadap fenomena permasalahan yang ada disekelilingnya, sehingga

dapat dikatakan bahwa seorang penyair tidak bisa lepas dari pengaruh sosial

budaya masyarakatnya. Latar sosial budaya itu terwujud dalam tokoh-tokoh

yang dikemukakan, sistem kemasyarakatan, adat-istiadat, pandangan

masyarakat, kesenian dan benda-benda kebudayaan yang terungkap dalam

karya sastra (Pradopo, 2000: 254).

Makna sosial merupakan sesuatu yang berasal dari interaksi sosial berupa

kelopok sosial yang terdiri dari mahluk sosial. Makna sosial dapat ditinjau dari

masalah sosial yaitu lahan yang banyak memberikan inspirasi bagi para

sastrawan Indonesia. Hal ini dapat dipahami sejalan dengan banyaknya

masalah sosial yang muncul dalam puisi-puisi Indonesia sejak tahun 1950-an

hingga saat ini. Pada tahun 1950-an, masalah sosial bisa kita lihat pada puisi-

Page 16: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

3

puisi yang bertemakan protes sosial dengan menititikberatkan pada

permasalahan umum (humanisme universal). Selanjutnya tahun 1960-an

masalah sosial ditandai dengan munculnya puisi-puisi protes karya Rendra.

Tahun 1980-2000 masalah sosial semakin keras diungkapkan dalam puisi

karena kepincangan di dalam masyarakat terasa semakin besar dan keberanian

memberikan kritik semakin kuat. Adapun masalah sosial pada tahun 2000 dan

sesudahnya lebih mengetengahkan pada tindakan kesewenang-wenangan

pemerintahan Orde Baru dan ketidakmenentuan situasi di tahun 2000-an .

Dengan demikian, jika kita cermati sebenarnya masalah sosial telah lama

diungkapkan oleh para sastrawan Indonesia setidaknya mulai tahun 1950-an.

Bahkan, jika ditarik mundur lagi, masalah sosial telah muncul ratusan tahun

lalu ketika para dalang melakukan pementasan wayang pada adegan goro-

goro (Rendra, 2001:15).

masalah sosial merupakan sebuah sarana komunikasi dalam

menyampaikan gagasan baru disamping menilai gagasan lama untuk

menciptakan suatu perubahan sosial. Dalam konteks ini masalah sosial

merupakan salah satu bagian penting dalam memelihara sistem sosial.

Berbagai tindakan sosial maupun individu yang menyimpang secara sosial

maupun nilai moral dalam masyarakat dapat dicegah dengan memfungsikan

kritik sosial. Dengan kata lain, masalah sosial dalam hal ini berfungsi sebagai

wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial. Berdasarkan

penjelasan tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa masalah sosial

merupakan suatu masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, ataupun penilaian

Page 17: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

4

terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada

dalam kehidupan masyarakat.

Puisi Ibu Indonesia karya Sukmawati Soekarno Putri yang dibaca dalam

acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya Di Indonesia Fashion Week 2018

menjadi perdebatan yang kontroversial. Puisi tersebut dianggap mengandung

unsur SARA oleh beberapa golongan masyarakat, namun anggapan seperti itu

kiranya perlu ditinjau kembali dengan cara analisis melalui pendekatan yang

relavan sebagai upaya untuk mengetahui makna puisi yang sebenarnya.

Berangkat dari alasan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti kumpulan

sajak Makam Kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka.

Menurut pengamatan penulis di dalam puisi Makam Kenangan terdapat

muatan kritik sosial. Kritik sosial merupakan bentuk komunikasi pengarang

atau masyarakat dengan tujuan sebagai alat kontrol terhadap jalannya sebuah

sistem (Oksinata, 2010:33).

Dasar utama menjadikan sajak Makam Kenangan menarik untuk diteliti

karena: Pertama, sajak Makam Kenangan karya H. Kamiluddin DM dan

Andhika Daeng Mammangka, namun baru terbit tahun 2014; Kedua, di dalam

sajak Makam Kenangan tentang masyarakat yang penuh pertentangan atau

biasa disebut dengan pemasalahan sosial; Ketiga, sajak Makam Kenangan

adalah yang paling relevan dengan kebutuhan penelitian yang akan penulis

lakukan dari pada sajak-sajak lain yang terdapat di dalam buku karya H.

Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka; Keempat, belum ada yang

Page 18: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

5

meneliti sajak tersebut. Dikarenakan fokus kajian dalam penelitian ini adalah

Makam Kenangan (sajak) berbentuk teks, maka peneliti menggunakan

pendekatan penelitian yang menggunakan pendekatan teori semiotik Michael

Riffaterre, dalam hal ini adalah pembacaan heuristik dan hermeneutik.

Fokus dalam penelitian ini bukan membongkar ideologi pengarang namun,

penulis berusaha menafsirkan sajak sesuai dengan kebutuhan zamannya, yakni

Makna Sosial dalam kumpulan sajak Makam Kenangan Karya H. Kamiluddin

DM dan Andhika Daeng Mammangka terbit Agustus tahun 2014 Penerbit

Komunitas Rumah Cinta, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pendekatan yang

dilakukan penulis adalah pendekatan dengan menggunakan teori semiotik

Michael Riffaterre dalam hal ini pembacaan Heuristik dan Hermenutik dan

selanjutnya akan dikaitkan kritik sosial yang terdapat dalam buku tersebut.

B. Rumasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, Rumusan Masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Pembacaan Heuristik dalam Buku Kumpulan Sajak Makam Kenangan

Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka Kajian

semiotika Michael Riffaterre?

2. Pembacaan Hermenutik dalam Buku Kumpulan Sajak Makam Kenangan

Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka Kajian

semiotika Michael Riffaterre?

Page 19: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

6

C. Tujuan Penelitian

Sehubung dengan permasalahan yang telah dikemukakan pada bagian

rumusan masalah maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Menginterpretasikan Pembacaan Heuristik dalam Buku Kumpulan sajak

Makam Kenangan Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka Kajian semiotika Michael Riffaterre.

2. Menginterpretasikan Pembacaan Hermeneutik dalam Buku Kumpulan

Sajak Makam Kenangan Karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka Kajian semiotika Michael Riffaterre.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan atau rujukan dalam

mengadakan penelitian ini lebih lanjut di bidang kebudayaan

khususnya, budaya Makassar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah penelitian atau

kajian ilmiah dalam bidang kesusastraan, khususnya karya sastra puisi

berupa sajak.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap

kemajuan dan perkembangan kajian sastra dengan pendekatan Teori

Semiotik Michael Riffaterre dalam hal ini Heuristik dan Hermeneutika.

Page 20: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

7

2. Manfaat Praktis

a. Dalam bidang pariwisata dan budaya, hasil penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai salah satu bentuk pelestarian asset budaya di

Sulawesi Selatan.

b. Dalam kehidupan bermasyarakat, hasil penelitian ini dapat

dimanfaatkan sebagai bahan informasi bagi masyarakat bahwa di

dalam tatana kehidupan, nilai moral harus dijunjung tinggi karena

tanpa moral, kehidupan tidak akan dapat tertata secara harmonis.

c. Dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat bermanfaat

sebagai bahan rujukan dalam menyusun materi muatan lokal.

Page 21: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Usaha untuk mencapai tujuan yang di inginkan dalam membahas masalah

yang diuraikan, diperlukan sejumlah teori yang menjadi kerangka landasan di

dalam melakukan penelitian sebagai salah satu sistem berpikir ilmiah. Sehubungan

dengan itu, maka penulis membahas beberapa teori yang dianggap relevan dan

fokus yang dikaji dalam penelitian ini:

1. Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian kritik sosial dalam buku kumpulan Sajak

Makam Kenangan karya H. Kamaluddin DM dan Andhika Daeng

Mamamangka dengan menggunakan pendekatan teori semiotika Michael

Riffaterre dalam hal ini pembacaan secara heuristik dan heurmeneutika yang

akan dikaitkan dengan kritik sosial didalamnya. Meski demikian, ada beberapa

bahan penelitian yang dijadikan kajian dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Pertama, Skripsi oleh Silfiana tahun (2006) yang berjudul “Pembacaan

Heuristik dan Heurmeneutika Kumpulan Sajak Le Cahier De Douai karya

Arthur Rimbaud” ada pun metodologi penelitian yang dipakai mengarah pada

penjelasan deskriptif kualitatif. Isi pembahasan meliputi pembacaan Heuristik

Page 22: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

9

dan Heurmeneutika sebagai bentuk dari metode-metode dalam semiotik, dalam

hal Antologi Douai karya Arthur Rimbaud.

Kedua, Skripsi Indriani (2007) dalam “Nilai-Nilai Nasionalisme dalam

kumpulan puisi Perjalanan Penyair (sajak-sajak kegelisahan hidup) Karya

Putu Oka Sukanta. Tinjauan semiotika”. Berdasarkan analisis struktur, unsur-

unsur puisi terbentuk secara utuh dan terpadu dalam mencapai totalitas makna.

Adapun nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam kumpulan puisi

perjalanan penyair (sajak-sajak kegelisahan hidup) adalah sikap bangga

menjadi bangsa Indonesia, rela berkorban demi ketuhanan, dan kemajuan

bangsa dan Negara, cinta tanah air, menjunjung nilai sebuah persatuan dan

kesatuan bangsa, menghargai jasa para pahlawan bangsa yang telah gugur

demi menegakkan kebenaran serta keadilan bangsa, dan berani membela

kebenaran dan keadilan demi terwujudnya cita-cita nasional bangsa.

Ketiga, Skiripsi Aliyah, 2010 UMS “Kritik sosial dalam kumpulan

sajak Terkenang Topeng Cirebon Karya Ajib Rosidi. Tinjauan Sosiologi

Sastra” mendeskripsikan struktur puisi dalam kumpulan sajak Terkenang

Topeng Cirebon karya Ajib Rosidi dengan tinjauan sosiologi Sastra.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal. Kritik Sosial

terhadap bidang politik yaitu “Panorama tanah air”, “Kau yang berbicara”,

“perumpamaan”, “pemandangan”, “tak tahu tempatku di mana”. Kritik social

terhadap bidang hukum dan bidang ekonomi yaitu puisi “cari Muatan”. Kritik

sosial terhadap budaya yaitu puisi “katakanlah” dan “sajak bunglon”. Kritik

Page 23: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

10

sosial terhadap bidang pertahanan keamanan yaitu puisi “kusaksikan manusia”

kesamaan penelitian Aliyah dengan penelitian ini adalah terletak pada acuan

dan pendekatan yang digunakan, yaitu kritik sosial dengan menggunakan sajak

Terkenang Topeng Cirebon Karya Ajib Rosidi. Perbedaan penelitian terletak

pada pendekatan sosiologi sastra.

Adapun kesamaan penelitian Indriani (2007) dengan penelitian ini

terletak pada acuannya. Perbedaan penelitian Septa Indriani dengan penelitian

ini adalah aspek makna yang akan diungkap dalam puisi. Penelitian Septa

Indriani mengungkap nilai-nilai nasionalisme sedangkan penelitian ini berupa

kritik sosial.

2. Hakikat Sastra

Sastra adalah sebuah karya yang diciptakan atau dikarang oleh

seseorang. Wiyatmi (2012: 80) menyatakan bahwa karya sastra adalah karya

seni ciptaan sastrawan untuk mengkomunikasikan masalah sosial atau

individu yang dialami oleh masyarakat atau pengarangnya. Wujud penciptaan

karya sastra berbeda dengan penciptaan karya sastra lainnya seperti karya seni

tari atau seni ukir. Sejatinya sastra adalah tuturan.

Sastra adalah alat yang dijadikan sebagai petunjuk, pedoman, wasiat

tentang kehidupan. Dengan demikian, sastra juga dijadikan sebagai sarana,

alat, atau sumber belajar khususnya belajar tentang kehidupan. Saryono

(2009: 17), sastra bukan sekedar artefak (barang mati), tetapi sastra

merupakan sosok yang hidup. Sebagai sosok yang hidup, sastra berkembang

Page 24: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

11

dengan dinamis menyertai sosok-sosok lainnya, seperti politik, ekonomi,

kesenian, dan kebudayaan.

Pradopo (2009: 124) menyatakan bahwa karya sastra merupakan

bentuk ekspresi secara tidak langsung, menyatakan pikiran atau gagasan

secara tidak langsung tetapi dengan cara lain. Karya sastra sulit dipahami oleh

masyarakat umum, kesulitan tersebut disebabkan oleh kata-kata yang

digunakan pengarang seringkali berpeluang pada terjadinya penafsiran yang

lebih beragam. Karya sastra seperti novel, cerpen atau teks drama yang

biasanya menggunakan bahasa yang lebih naratif dan deskriptif, berbeda

dengan bahasa puisi yang cenderung menggunakan bahasa padat dan

ekspresif.

Wellek dan Werren (2016: 21) mengungkapkan bahwa sastra

merupakan karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai unsur

pembentukan dan tanggapan refleksi realitas sosial kehidupan bermasyarakat.

Sugihastuti (2007: 82) karya sastra merupakan media yang digunakan

oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya.

Sebagai media, peran karya sastra sebagai media untuk menghubungkan

pikiran-pikiran pengarang untuk disampaiakan kepada pembaca selain itu,

karya sastra juga merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai

masalah yang diamati di lingkungannya. Realitas sosial yang dihadirkan

melalui teks kepada pembaca merupakan gambaran tentang berbagai

fenomena sosial yang pernah terjadi di masyarakat dan dihadirkan kembali

Page 25: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

12

oleh pengarang dalam bentuk dan cara yang unik, yaitu menuliskannya dalam

bentuk naratif.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra adalah

karya seni artistik ciptaan manusia yang mengandalkan bahasa sebagai

mediumnya, memanfaatkan pengalaman sensorik-motorik yang diubah dalam

bentuk rekaan atau fiksi, serta berisi pengetahuan yang dapat memperkaya

intelektual, batin, sosial. Dan moralitas.

3. Hakikat Puisi

Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima

“membuat” atau “poeisis”, dan dalam bahasa Inggris tersebut poem atau

poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada

dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin

berisi pesan atau gambaran singkat. Aminuddin (2009: 134) memberikan

pengertian puisi sebagai berikut:

Puisi adalah salah satu genre sastra yang dapat dikaji dari beberapaaspek, seperti stuktur, bahasa, jenis-jenisnya, dan sebagainya. Puisidapat dikaji dari segi struktur karena puisi merupakan sebuah strukturyang dibentuk dari banyak unsur. Dari segi bahasa, bahasa dalam puisiberbeda dengan bahasa karya sastra yang lain berbentuk prosa.

Puisi juga merupakan bentuk karya sastra yang paling padat dan

terkonsentrasi. Kepadatan komposisi tersebut ditandai dengan pemakaian

sedikit kata, namun mengungkapkan lebih banyak hal. Secara implisit puisi

Page 26: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

13

sebagai bentuk sastra menggunakan bahasa sebagai media pengungkapnya.

Hanya saja bahasa puisi memiliki ciri tersendiri yakni kemampuannya

mengungkap lebih intensif dan lebih banyak ketimbang kemampuan yang

dimiliki oleh bahasa biasa yang cenderung bersifat informative praktis

(Siswantoro, 2010:23).

Menurut Aminuddin (2009: 136), jika ditinjau dari bentuk maupun

isinya, ragam puisi itu bermacam-macam. Ragam puisi itu setidaknya akan

dibedakan antara: (1) puisi epik, yaitu suatu puisi yang di dalamnya

mengandung suatu cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang

berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah, (2) puisi naratif,

yaitu puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, dengan pelaku

perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu

cerita, (3) puisi lirik, yaitu puisi yang berisi luapan batin individual

penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun

suasana batin yang melingkupinya, (4) puisi dramatic, yaitu salah satu jenis

puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang baik lewat

lakuan, dialog maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah

tertentu, (5) puisi didaktik, yaitu puisi yang mengandung nilai-nilai

kependidikan yang umumnya terampilan eksplisit, (6) puisi satirik, yaitu puisi

yang mengandung sindiran atau kritik kehidupan suatu kelompok atau

masyarakat, (7) romance, yaitu puisi berisi luapan rasa cinta seseorang

Page 27: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

14

terhadap sang kekasih, (8) elegi, yaitu puisi ratapan yang mengungkapkan

rasa pedih seseorang, (9) ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap tuhan.

Dari teori di atas, puisi (sajak) Makam Kenangan termasuk dalam puisi lirik

karena, H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka sebagai

pencipta puisi telah meluapkan perasaan pada saat itu melalui puisi tersebut.

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah

ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang

imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan karya

seni yang memiliki sifat dan ciri tersendiri. Salah satu cirinya terletak pada

kepadatan bahasa yang digunakan.

4. Struktur Puisi

Menurut Waluyo (2003: 25) mengemukakan bahwa puisi merupakan

bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara

imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa

dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batin. Kata dalam puisi

berdasarkan bentuk dan isi dapat dibedakan antara lain: (1) lambang, yaitu

bila kata-kata itu mengandung makna seperti makna dalam kamus (makna

leksikal) sehingga acuan maknanya tidak merujuk pada berbagai macam

kemungkinan lain (makna denotatif). (2) Simbol, yaitu bila kata-kata itu

mengandung makna ganda (makna konotatif) sehingga untuk memahaminya

seseorang harus menafsirkannya (interpretatif) dengan melihat bagaimana

Page 28: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

15

hubungan makna kata tersebut dengan makna kata lainnya (analisis

kontekstual). (3) Utterance atau indice, yaitu kata-kata yang mengandung

makna sesuai dengan keberadaan dalam konteks pemakaian (Aminuddin,

2009: 140).

Kata sebagai suatu dari perbendaharaan kata sebuah bahasa

mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna,

pada umumnya makna kata dibedakan atas makna yang bersifat denotatif dan

makna kata yang bersifat konotatif. Makna denotatif adalah makna yang tidak

merujuk pada berbagai macam kemungkinan lain (makna murni).

5. Semiotika Michael Riffaterre

Riffaterre (1979: 1) mengatakan dalam bukunya Semiotic of Poetry

bahwa puisi selalu berubah oleh konsep estetik dan mengalami evolusi selera

perkembangan zaman. Namun, satu hal yang tidak berubah adalah puisi

menyampaikan pesan secara tidak langsung. Puisi merupakan sistem tanda

yang mempunyai satuan-satuan tanda (yang minimal) yang mempunyai

makna berdasarkan konvensi-konvensi (dalam) sastra (Pradopo, 2003: 122)

Sehingga, dalam sistem tanda tersebut harus dianalisis untuk menentukan

maknanya. Riffaterre mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan untuk mengetahui makna puisi secara utuh, yaitu pembacaan

heuristik, pembacaan hermeneutik, ketidaklangsungan ekspresi, mencari

matriks, model dan variasi serta hipogram.

Page 29: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

16

a. Pembabacaan Heuristik

Pembacaan heuristik merupakan langkah pertama dalam

memaknai puisi secara semiotik. Menurut Pradopo (2008: 136)

pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya.

Untuk memperjelas arti, pembaca memberikan sisipan kata atau sinonim

kata yang diletakkan dalam tanda kurung. Begitu juga, struktur kalimatnya

sesuai dengan kalimat baku (berdasarkan tata bahasa normatif), sehingga

perlu susunan kalimatnya dibalik untuk memperjelas arti. Dalam puisi

sering kali ditemukan kata-kata yang tidak dipakai dalam bahasa sehari-

hari dan “keanehan” struktur kata. Pada tahap pembacaan heuristik arti

kata-kata dan sinonim-sinonim diterjemahkan atau diperjelas (Endraswara,

2011: 67). Pada pembacaan heuristik maka akan didapatkan “arti” dari

sebuah teks “Arti” adalah semua informasi dalam tataran mimetik yang

disajikan oleh teks kepada pembaca, bersifat tekstual dan bersifat

referensial sesuai dengan bahasa.

Jadi, pembacaan heuristik adalah pembacaan semiotika tingkat

pertama, yaitu berdasarkan struktur kebahasaan yang menerjemahkan

“keanehan” kata-kata dan struktur bahasa agar sesuai dengan bahasa

sehari-hari dan struktur kata berlaku. Pada tahap ini akan ditemukan arti

puisi tersebut secara tektual.

Page 30: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

17

b. Pembacaan Hermeneutik

Pembacaan hermeneutik dilakukan setelah pembacaan heuristik

dan merupakan pembacaan sistem semiotic tingkat kedua. Hermeneutik

berasal dari bahasa Yunani “hermeutike”, akar kata hermeneutik berasal

dan kata kerja “hermeneuien” yang berarti “menafsirkan” dan kata benda

“hermeneia” yang berarti “interpretasi”. Penjelasan dua kata ini dan tiga

bentuk dasar makna pemakaian aslinya, mengungkapkan, menjelaskan,

menerjemahkan, membuka karakter dasar interpretasi dalam teologi dan

sastra (Palmer, 2003: 14).

Hermeneutik sebagai salah satu aliran dalam telaah sastra

mengharapkan kehadiran seluruh aspek yang kongruen menunjang

terbentuknya teks sastra itu sebagai media utama dalam upaya memahami

makna teks sastra. Unsur-unsur itu meliputi latar kesejarahan pengarang,

unsur sosial budaya, proses kreatif penciptaan serta dunia yang diciptakan

pengarang lewat teks sastra. Bagi hermeneutik, keseluruhannya itu

merupakan suatu totalitas yang tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan

pada sisi lain, dunia yang diciptakan pengarang, seperti halnya dunia

dalam kehidupan sehari-hari ini tidak selamanya dapat dianalisis secara

rasional. Dalam hal seperti itulah unsur-unsur di luar teks sastra

memegang peranan dalam interpretasi (Aminuddin, 2009: 119).

Page 31: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

18

Menurut Riffaterre (Pradopo, 2008: 97) mengemukakan bahwa

dalam pembacaan heremeneutik, sajak dibaca berdasarkan konvensi-

konvensi sastra menurut sistem semiotik. Sebagai ilmu maupun metode

mempunyai peran luas dan penting dalam filsafat. Sastra dan filsafat

hermeneutik disejajarkan dengan metode analisis isi. Diantara metode-

metode yang lain, hermeneutik adalah salah satu metode yang dapat

digunakan dalam penelitian teks sastra (Ratna, 2010: 44).

Jadi, Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang (retroaktif)

sesudah pembacaan heuristik dengan memberi konvensi sastranya

(Pradopo, 2003: 135). Pada tahap pembacaan ini, puisi dimaknai secara

keseluruhan. Tanda-tanda yang ditemukan dalam pembacaan heuristik

ditemukan makna yang sebenarnya.

c. Ketidaklangsungan Ekspresi

Karya sastra dalam hal ini puisi menggunakan bahasa sebagai

mediumnya. Bahasa berkedudukan sebagai bahan dalam hubungannya

dengan sastra disebut sebagai sistem semiotik tingkat pertama karena

sudah memiliki sistem dan konvensi sendiri. Sedangkan, sastra disebut

sebagai sistem semiotik tingkat kedua karena sastra memiliki sistem dan

konvensi sendiri yang mempergunakan bahasa (Pradopo, 2003: 121).

Seperti yang dikatakan Riffaterre bahwa puisi mengatakan sesuatu tetapi

memiliki makna yang lain. Artinya, puisi menyampaikan sesuatu secara

tidak langsung. Ketidaklangsungan ekspresi tersebut menurut Riffaterre

Page 32: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

19

disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) pergantian arti (displacing of meaning),

(2) penyimpangan arti (distorting of meaning), (3) penciptaan arti

(creating of meaning).

d. Menemukan Matriks, Model dan Variasi Puisi

Matriks merupakan sumber seluruh makna yang ada dalam puisi.

Biasanya matriks tidak hadir dalam teks puisi. Menurut Pradopo (2008:

299), matriks adalah kata kunci untuk menafsirkan puisi yang

dikonkretisasikan. Dalam memahami sebuah puisi, Riffaterre

mengumpamakan sebuah donat. Bagian donat terbagi menjadi dua yaitu

daging donat dan bulatan kosong di tengah donat. Kedua bagian tersebut

merupakan komponen yang tak terpisahkan serta saling mendukung.

Bagian ruang kosong donat tersebut justru memegang peranan penting

sebagai penopang donat. Maka sama halnya dengan puisi, ruang kosong

pada puisi, sesuatu yang tidak hadir dalam teks puisi tersebut pada

hakikatnya adalah penopang adanya puisi dan menjadi pusat makna yang

penting untuk ditemukan.

Ruang kosong tersebut adalah matriks. Matriks kemudian

diaktualisasikan dalam bentuk model, sesuatu yang terlihat dalam teks

puisi. Model dapat pula dikatakan sebagai aktualisasi pertama dari

matriks. Model merupakan kata atau kalimat yang dapat mewakili bait

dalam puisi. Bentuk penjabaran dari model dinyatakan dalam varian-

varian yang terdapat dalam tiap baris atau bait. Matriks dan model

Page 33: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

20

merupakan varian-varian dari struktur yang sama. Dengan kata lain, puisi

merupakan perkembangan dari matriks menjadi model kemudian

ditransformasikan menjadi varian-varian.

e. Hipogram

Riffaterre (1979: 39) menyatakan bahwa setiap karya sastra

biasanya baru memiliki makna yang penuh jika dikaitkan dengan karya

sastra yang lain baik itu bersifat mendukung atau bertentangan. Hubungan

antara suatu karya sastra dengan karya yang lain disebut hipogram.

Hipogram juga dapat ditemukan dengan melihat keterkaitan suatu karya

sastra dengan sejarahnya. Pada dasarnya, hipogram adalah latar

penciptaan suatu karya sastra yang dapat meliputi keadaan masyarakat,

peristiwa dalam sejarah, atau alam dan kehidupan yang dialami oleh

penyair. Seperti halnya matriks, hipogram adalah ruang kososng yang

merupakan pusat makna suatu puisi yang harus ditemukan. Riffaterre

membagi hipogram dalam dua jenis yaitu hipogram potensial dan

hipogran aktual.

Hipogram potensial adalah hipogram yang tampak dalam karya

sastra, segala bentuk implikasi dari makna kebahasaan yang telah

dipahami dari suatu karya sastra. Hipogram ini dapat berupa presuposisi,

sistem deskripsi dan makna konotasi yang terdapat dalam suatu karya

sastra. Bentuk implikasi tersebut tidak terdapat dalam kamus namun sudah

ada dalam pikiran kita sendiri. Hipogram aktual merupakan keterkaitan

Page 34: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

21

teks dengan teks yang sudah ada sebelumnya. Analisis semiotika

Riffaterre adalah analisis memaknai puisi dengan memperhatikan karakter

dari puisi dan melalui langkah kerja yaitu pembacaan heuristik,

pembacaan hermeneutik, mencari ketidaklangsungan ekspresi,

menemukan matriks, model, varian dan hipogram.

Berdasarkan uraian teori semiotika Michael Riffaterre di atas, penulis

lebih memfokuskan pada pembacaan heuristik yaitu berdasarkan struktur

kebahasaan yang menerjemahkan “keanehan” kata-kata dan struktur bahasa

agar sesuai dengan bahasa sehari-hari dan struktur kata berlaku atau arti

secara tekstual dan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan ulang

(retroaktif) atau dimaknai secara keseluruhan. Tanda-tanda yang ditemukan

dalam pembacaan heuristik ditemukan makna yang sebenarnya. Kemudian

digunakan untuk mengemukakan kritik sosial yang terdapat dalam puisi

tersebut.

6. Masalah Sosial dalam Karya Sastra

Karya sastra merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai

sarana pengarang dalam menyampaikan gagasannya tentang suatu keadaan

atau permasalahan sosial, sebagaimana diungkapkan oleh Ratna (2008: 243),

bahwa karya seni, khususnya sastra merupakan alat atau media untuk

menyatukan individu, kelompok, suku, dan bahkan antar bangsa. Seperti apa

yang disampaikan Faruk (2015: 46) bahwa sebagai bahasa, karya sastra

sebenarnya dapat dibawa ke dalam keterkaitan yang kuat dengan dunia sosial

Page 35: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

22

tertentu yang nyata, yaitu lingkungan sosial tempat karya sastra itu hidup dan

berlaku.

Karya sastra dapat juga dijadikan sebagai sarana aspirasi masyarakat

dan dapat pula dikatakan sebagai perjuangan nonfisik, Dalam kaitannya

dengan sastra, pengarang merupakan sosok sentral dalam menyisipkan

pandangannya terhadap dunia melalui karyanya. Meskipun pengarang

memiliki daya kreativitas yang tinggi, lingkungan sekitar (masyarakat) secara

tidak langsung mempengaruhi bagaimana ia menyikapi kehidupannya.

a. Masalah Sosial

Dalam kehidupan sosial banyak permasalahan sosial yang tidak dapat

dihindari oleh manusia, misalnya masalah ekonomi, kemiskinan,

kejahatan, dan peperangan. Berbagai permasalahan tersebut mendorong

manusia untuk melakukan kritik. Kritik yang menyangkut kehidupan

bermasyarakat disebut kritik sosial. Salah satu cara yang bisa digunakan

untuk melakukan kritik adalah melalui karya sastra.

Kata kritik berasal dari kata krinein, bahasa Yunani, yang berarti

menghakimi, membanding, atau menimbang. Kata krinein menjadi

pangkal atau asal kata kreterion yang berarti dasar, pertimbangan, atau

penghakiman. Orang yang melakukan pertimbangan dan penghakiman itu

disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites itulah yang menjadi dasar

kata kritik yang digunakan hingga sekarang (Semi, 1989: 7). Kata sosial

dalam hal ini berhubungan dengan interaksi dengan masyarakat. Interaksi

Page 36: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

23

yang dilakukan warga masyarakat mengacu pada permasalahan yang

melibatkan banyak orang dan sering disebut dengan kepentingan umum,

manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat semestinya

mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan individu.

Maslah sosial merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk

memberikan penilaian terhadap persoalan atau kenyataan sosial yang

terjadi di masyarakat. Kenyataan sosial yang dikritik adalah kenyataan

sosial yang dianggap menyimpang dalam suatu masyarakat dalam kurun

waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat diungkapkan dengan cara

mengamati, menyatakan kesalahan, memberi pertimbangan, dan sindiran

guna menentukan nilai hakiki suatu masyarakat lewat pemahaman,

penafsiran, dari kenyataan-kenyataan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengertian Masalah sosial tersebut memberi batasan masalah sosial selalu

disertai dengan 1) penilaian yang dilakukan oleh seseorang, 2) masalah

sosial digunakan untuk menentukan nilai hakiki suatu masyarakat, 3)

masalah sosial didasarkan pada kenyataan sosial, 4) bentuk penyampaian

masalah sosial dengan cara mengamati, menyatakan kesalahan, memberi

pertimbangan, dan sindiran.

Istilah kritik seperti yang diketahui adalah usaha untuk membedakan

pengalaman (jiwa) dan memberikan penilaian kepadanya. Jadi, masalah

sosial lahir dari ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam sebuah

kelompok masyarakat, termasuk hal-hal yang menyangkut persoalan

Page 37: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

24

bangsa dan negara (Pardi, 2003: 185). Masalah sosial muncul karena

adanya konflik sosial. Konflik sosial itu meliputi ketimpangan sistem

sosial, kemiskinan, kebijakan pemerintah yang tidak merakyat, konflik

antar etnik, dan peperangan. Dengan adanya konflik sosial, masyarakat

menyuarakan pendapat, tanggapan, dan celaan terhadap hasil tindakan

individu atau kelompok masyarakat. Hal ini terjadi komunikasi di dalam

masyarakat yang berwujud kritik sosial. masalah sosial bertujuan untuk

mewujudkan inovasi sosial sehingga tercapailah harmonisasi sosial.

Persoalan-persoalan sosial yang menjadi bahan kritik, biasanya bersifat

multipolitis, ekonomi, kemasyarakatan, kultural, bahkan juga religius.

Pengertian kritik juga dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia tahun 2008 adalah kecaman atau tanggapan untuk menilai baik

buruknya suatu pendapat, hasil karya, dan sebagaianya. Berdasarkan

Kamus Istilah Sastra, kritik adalah evaluasi dan analisis dari segi bentuk

dan isi melalui proses menimbang, menilai dan memutuskan. masalah

yang ilmiah mempertimbangkan keburukan dan kebaikan, kebenaran dan

kesalahan, serta memberikan penilaian yang masuk dan tidak mengobrol

pujian atau cacian. Soekanto dan Sulistyowati (2015: 312), masalah sosial

merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dan

masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau

menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok

sosial tersebut sehingga menimbulkan kepincangan ikatan sosial.

Page 38: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

25

Masalah sosial dalam sastra identik pula dengan dominannya masalah

sosial dalam kehidupan di luar sastra (Abdullah, 2014:11). permasalahan

dalam sastra tidak semata-mata merupakan permasalahan yang imajinatif.

Permasalahan itu didasari permasalahan yang hidup di sekeliling sehingga

sastra itu dilahirkan, karena bagaimanapun juga, pengarang adalah salah

satu anggota masyarakat di dalam aktivitas sosial terjadi.

Kritik dapat diterapkan pada berbagai objek, salah satunya ialah

masyarakat, atau sering disebut sebagai kritik sosial. kritik sosial adalah

salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau

berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau

proses bermasyarakat (Abdullah, 2014: 11). Kritik sosial merupakan

sebuah sarana komunikasi dalam menyampaikan gagasan baru disamping

menilai gagasan lama untuk menciptakan suatu perubahan sosial.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kritik sosial

merupakan suatu masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, ataupun

penilaian terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-

nilai yang ada di dalam kehidupan masyarakat.

selanjutnya juga ditambahkan bahwa kritik sosial dalam sastra bisa

disampaikan melalui sarana gaya bahasa, peribahasa, kiasan semboyan

dan berbagai manifestasi metaforis dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kritik

sosial dalam karya sastra merupakan upaya yang dilakukan seorang

Page 39: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

26

pengarang, dengan cara memberikan suatu tanggapan terhadap persoalan-

persoalan yang ia lihat pada masyarakat. Sedangkan, tanggapan tersebut

biasanya disertai dengan pertimbangan atau pemikiran pengarang.

Tanggapan atau ketimpangan-ketimpangan yang berbentuk kritik dalam

karya sastra dapat pula berasal dari sebagian orang atau sebagian

kelompok yang merasakan dampak dari ketimpangan-ketimpangan yang

terjadi. Pada umumnya pengarang mencoba menyatakan kesalahan atau

ketimpangan dalam masyarakat yang ia ketahui dan ia dengar melalui

bentuk sindiran, ejekan, bahkan celaan dengan tujuan menyadarkan objek

sasaran.

Adapun batasan masalah sosial yang dibahas dalam penelitian ini

adalah masalah sosial yang berdasarkan pada kenyataan-kenyataan sosial.

Kenyataan sosial yang dikritik adalah kenyataan sosial yang dianggap

menyimpang dalam suatu masyarakat dan dalam kurun waktu tertentu.

Penulis bermaksud menganalisis masalah-masalah sosial yang muncul

dalam budaya masyarakat tertentu, dikhususkan pada masyarakat Suku

Konjo dengan latar belakang waktu, tempat, dan budaya pengarang.

b. Masalah Sosial dalam Karya Sastra

Karya sastra melalui medium bahasa figuratif konotatif memiliki

kemampuan yang jauh lebih luas dalam mengungkapkan masalah-masalah

yang ada di masyarakat (Ratna, 2003: 23). Lebih lanjut menurut Ratna

(2011:335) diantara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan

Page 40: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

27

drama, genre puisilah, khususnya sajak yang dianggap paling dominan

dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan

diantaranya: a) sajak menampilkan unsur-unsur cerita yang lebih lengkap,

memiliki media yang paling luas, menyajikan masalkah-masalah

kemasyarakatan yang juga luas, b) bahasa sajak cenderung menggunakan

bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan oleh masyarakat.

Oleh karena itulah, dikatakan bahwa sajak merupakan genre yang

sosiologis dan responsiv sebab sangat pekat terhadap fluktuasi

sosiohistoris.

Sastrawan sebagai anggota masyarakat berusaha mengkomunikasikan

masalah-masalah yang ada di masyarakat dengan cara menciptakan suatu

karya sastra, yang mengandung kritik di dalamnya. Kedudukan sastrawan

dalam menyampaikan kritik dapat berupa individu atau mewakili

masyarakat.

Masalah sosial dalam karya sastra memiliki kesamaan dengan kritik

sosial dalam pengertian umum atau kritik sosial dalam media massa.

Kesamaan tersebut terletak pada kemampuannya untuk mengungkapkan

segala problem sosial. Damono (1979: 25) berpendapat bahwa kritik sosial

dalam karya sastra (dewasa ini) tidak lagi hanya menyangkut hubungan

antara orang miskin dan orang kaya, kemiskinan dan kemewahan. Kritik

sosial mencakup segala macam masalah sosial yang ada di masyarakat,

Page 41: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

28

hubungan manusia dengan lingkungan, kelompok sosial, penguasa dan

institusi-institusi yang ada.

Masalah sosial merupakan interpretasi sastra dalam aspek-aspek sosial

dalam masyarakat. Melalui karya sastra, kritik sosial yang berpengaruh

tidak langsung kepada masyarakat dapat disampaikan secara terbuka

Maksudnya, masyarakat memiliki kebebasan untuk menilai atau

mengkritik, setuju atau tidak, terhadap kritik sosial yang disampaikan

dalam karya sastra. Keputusan untuk menerima atau menolak kritik sosial

itu didasarkan pada interpretasi masing-masing individu dalam

masyarakat, setelah itu masyarakat akan bereaksi terhadap kritik sosial

yang disampaikan oleh karya sastra. Hal itulah yang dimaksud kritik

sosial dalam karya sastra berpengaruh tidak langsung.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa karya sastra dapat

berfungsi sebagai media untuk mengungkapkan masalah-masalah dan

kritik sosial, agar tercipta kondisi sosial yang lebih padu.

c. Jenis – Jenis Masalah Sosial

Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengklasifikasikan jenis-jenis

kritik sosial berlandaskan pada konsep sosiologi sastra Marx, dengan

pengembangan konsep konflik sosial berdasarkan konsep lembaga-

lembaga kemasyarakatan, sehingga peninjauan kritik dilakukan

berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.

Page 42: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

29

Dalam konsep sosiologi sastra Marx dijelaskan bahwa eksistensi sastra

sebagai produk pikiran dan perasaan manusia ditentukan oleh faktor di

luar sastra, yaitu struktur material masyarakat (Kurniawan, 2011:46).

Dalam menganalisis sastra dengan metodologi analisis sastra Marx,

terdapat tiga paradigma yakni: pertama analisis terhadap aspek di luar

sastra, yaitu struktur kelas ekonomi masyarakat yang menjadi faktor

determinasi sastra, yang dilakukan dengan mengidentifikasi latar sosial

yang menjadi konteks terjadinya peristiwa. Kedua, analisis terhadap relasi

struktural sastra dengan struktur masyarakat, yang tinjauan akhirnya

adalah mengidentifikasi fenomena sosial masyarakat yang menjadi acuan

dari perspektif konflik sosial antar kelas. Ketiga, analisis fungsi sosial

sastra.

Menurut Soekanto (2017:395) pada hakekatnya masalah-masalah

sosial yang terjadi pada masyarakat merupakan gejala-gejala yang tidak

dikehendaki atau gejala patologis. Gejala-gejala tersebut akan

menyebabkan kekecewaan dan penderitaan bagi warga masyarakat. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa masalah-masalah sosial yang terjadi akibat adanya

ketidaksesuaian unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang

membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Dalam keadaan normal terdapat integrasi yang sesuai antara lembaga-

lembaga kemasyarakatan sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini

(Soekanto, 2017: 398-399).

Page 43: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

30

Masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat

dikurangi atau bahkan diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah

dengan mengemukakan kritik. Hal ini sesuai dengan teori tindakan yang

dikemukakan oleh (Beilharz, 2003: 293), bahwa tindakan adalah perilaku

yang disertai aspek “upaya” subyektif dengan tujuan membawa kondisi-

kondisi situasional atau “isi kenyataan”, lebih dekat dengan keadaan

“ideal” atau yang ditetapkan secara normatif. Melalui kritik sosial,

diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di

dalam masyarakat, sehingga keadaan yang ideal dan harmonis dapat

terwujud.

Berdasarkan uraian di atas maka masalah sosial pada penelitian ini

diklasifikasikan menjadi sembilan aspek, meliputi politik, ekonomi,

kebiasaan, pendidikan, keluarga, moral, gender, agama, dan teknologi.

Pembagian ini didasarkan pada pembagian lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang meliputi: politik, moral, pendidikan, agama, rumah

tangga, ekonomi dan kebiasaan. Aspek-aspek ini kemudian dikembangkan

lagi menjadi sembilan aspek dengan membagi aspek kebiasaan menjadi

dua, yaitu aspek kebudayaan dan aspek gender, karena gender dan budaya

merupakan aspek yang sama-sama berakar pada kebiasaan masyarakat.

Aspek ekonomi dikembangkan menjadi dua, yakni ekonomi dan

teknologi. Sebab teknologi terlahir seiring dengan perkembangan ekonomi

dan industri. Masalah-masalah yang ada sebenarnya adalah bagian dari

Page 44: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

31

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul karena ketidakstabilan

kondisi baik itu individu maupun kelompok.

1) Permasalahan Sosial dalam Politik

Sistem politik adalah aspek masyarakat yang berfungsi untuk

mempertahankan hukum dan keterlibatan di dalam masyarakat dan

untuk menegetahui hubungan-hubungan eksternal di antara dan

dikalangan masyarakat (Sanderson, 1993: 295). Sumaadmaja (1980:

42) mengemukakan bahwa manusia adalah makhluk berpolitik karena

manusia mempunyai kemampuan untuk mengatur kesejahteraan,

keamanan, dan pemerintahan di dalam kelompoknya. Manusia adalah

makhluk yang dapat mengatur pemerintahan dan kenegaraannya.

Dalam usaha mengatur pemerintahannya, manusia harus menjalankan

suatu mekanisme yang sesuai sehingga tidak terjadi ketimpampangan-

ketimpangan yang akan merugikan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sanderson (1993: 295-296)

yang membagi mekanisme politik menjadi tiga aspek, yaitu pengaruh,

kekuasaan dan kewenangan (authority). Pengaruh merupakan suatu

proses informal kontrol sosial yang ketat yang terjadi sebagai akibat

dari adanya interaksi sosial yang erat. Seorang pemimpin yang

mempunyai pengaruh, tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa

orang lain untuk mematuhi perintahnya, melainkan hanya bisa

menghimbau dan menganjurkan.

Page 45: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

32

Mekanisme lain yang harus dijalankan dalam

pemerintahan adalah kekuasaan (power). Kekuasaan adalah

kemampuan untuk mengendalikan orang lain, dalam hal ini kekuasaan

memiliki unsur yang tidak dimiliki oleh pengaruh, yaitu kemampuan

untuk memadamkan perlawanan dan menjamin tercapainya keinginan

penguasa itu. Aspek terakhir yang dalam mekanisme politik adalah

kekuasaan (authority). Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan kekerasan. Kekuasaan dapat melawan keinginan

orang dan membuatnya patuh pada peraturan atau kebijakan yang

ditetapkan penguasa pemerintahan, walaupun dengan menggunakan

jalan-jalan kekerasan.

Ketiga aspek dalam mekanisme politik tersebut harus

dijalankan sesuai dengan porsi skala prioritas masing-masing aspek.

Apabila ada satu aspek yang mendominasi, maka akan terjadi suatu

ketimpangan. Misalnya, apabila aspek kekuasaan lebih mendominasi

dari pada aspek lain, maka akan mengarah pada bentuk pemerintahan

yang otoriter. Apabila dibiarkan terus-menerus, ketimpangan tersebut

akan berkembang menjadi masalah-masalah sosial yang merugikan

rakyat sebagai anggota masyarakat. Bentuk-bentuk penyimpangan dan

masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat dapat mendorong

sastrawan untuk menciptakan karya sastra yang bermuatan kritik.

Page 46: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

33

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Permasalahan

Sosial dalam politik merupakan masalah yang muncul seiring dengan

terjadinya ketimpangan pada aspek-aspek politik yang meliputi

pengaruh, kekuasaan, dan kewenangan. Ketimpangan bisa terjadi

apabila mekanisme politik tidak dijalankan sesuai dengan porsi skala

prioritas masing-masing aspek.

2) Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Menurut (Beilharz, 2003: 2), ekonomi merupakan instansi

determinan yang paling berpengaruh terhadap masyarakat, meskipun

sebagai determinan, namun ia tidak dominan. Ekonomi menjadi sangat

pentingdalam masyarakat apabila tingkat ekonomi di masyarakat

belum setara. Akan tetapi, ketika keadaan ekonomi dalam suatu

masyarakat telah mapan, maka faktor yang menjadi prioritas bagi

masyarakat bukan lagi faktor ekonomi, melainkan faktor lain,

misalnya faktor budaya, moral, dan sebagainya.

Masalah-masalah ekonomi merupakan persoalan-persoalan

yang menyangkut cara bagaimana manusia memenuhi kebutuhan

materinya dari sumber daya yang terbatas jumlahnya, bahkan dari

sumber daya yang langka adanya (Sumaadmadja, 1980: 77).

Soekanto (2017: 320) berpendapat bahwa salah satu masalah

ekonomi adalah kemiskinan, yang merupakan suatu keadaan di mana

seorang tidak sangup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf

Page 47: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

34

kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga

mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Keadaan kaya dan

miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai

saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan timbul nilai-nilai

sosial yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh

dunia dan ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu

kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial.

Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga

mereka mampu untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin.

Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan

kedudukan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara tegas.

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya,

mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka

menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga tidak adanya

usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu

memperhatikan keadaan tersebut kecuali apabila mereka betul-betul

menderita karenanya. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka

membenci kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal

untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan

perasaan akan adanya ketidakadilan (Soekanto, 2017: 320).

Dalam memenuhi kebutuhan materinya, masih banyak terdapat

ketimpangan-ketimpangan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat,

Page 48: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

35

misalnya masalah pengangguran, kurangnya lapangan pekerjaan, dan

sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

Permasalahan Sosial dalam ekonomi adalah masalah yang muncul

akibat adanya ketimpangan ekonomi di masyarakat, misalnya

pengangguran, kemiskinan, tingginya harga bahan pokok, dan

kurangnya lapangan pekerjaan.

3) Permasalahan Sosial dalam Pendidikan

Pendidikan secara luas merupakan pembentukan kepribadian,

kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan kehidupan sosial

pada umumnya (Sumaadmadja, 1980: 89). Definisi lain mengenai

pendidikan dikemukakan oleh Ahmadi (2001: 70), bahwa pendidikan

pada hakekatnya suatu kegiatan secara sadar dan disengaja, serta

penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada

anak, sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut

mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus-

menerus.

Dengan pendidikan, manusia dapat menghadapi masalah-

masalah yang terjadi pada dirinya sendiri dan masyarakat. Masalah

pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan,

sehingga pendidikan tidak dapat dipisahkan sama sekali dengan

Page 49: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

36

kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan

bangsa dan negara (Ahmadi, 2001: 98).

Lebih lanjut dikemukakan mengenai masalah-masalah

pendidikan yang terjadi dalam masyarakat. Masalah-masalah tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor pendidik, baik pendidik

dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat serta faktor masalah yang

bersumber pada anak didik itu sendiri.

Masalah-masalah yang disebabkan oleh faktor pendidik antara

lain: masalah kemampuan ekonomi, kemampuan pengetahuan dan

pengalaman, kemampuan skill, kewibawaan, kepribadian, attitud

(sikap), sifat, kebijaksanaan, kerajinan, tanggung jawab, kesehatan,

dan sebagainya. Adapun permasalahan yang berasal dari faktor peserta

didik sendiri meliputi: masalah kemampuan ekonomi keluarga,

intelegensi, bakat dan minat, pertumbuhan dan perkembangan,

kepribadian, sikap, sifat, kerajinan dan ketekunan, pergaulan, dan

kesehatan (Ahmadi, 2001: 256). Dengan adanya karya sastra,

diharapkan pesan dan kritik sosial yang disampaikan pengarang

melalui karyanya dapat mengurangi bahkan menghapus

kesenjangankesenjangan terutama masalah pendidikan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kritik sosial

masalah pendidikan merupakan kritik yang disebabkan adanya

masalah yang disebabkan oleh faktor pendidik dan anak didik itu

Page 50: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

37

sendiri. Masalah dari faktor pendidik antara lain: masalah kemampuan

ekonomi, kemampuan pengetahuan dan pengalaman, kemampuan

(skill), kewibawaan, kepribadian, attitud (sikap), sifat, kebijaksanaan,

kerajinan, tanggung jawab, kesehatan, dan sebagainya. Adapun

permasalahan yang berasal dari faktor peserta didik sendiri meliputi:

masalah kemampuan ekonomi keluarga, intelegensi, bakat dan minat,

pertumbuhan dan perkembangan, kepribadian, sikap, sifat, kerajinan

dan ketekunan, pergaulan, dan kesehatan.

4) Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat (2002: 180), kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik bersama dengan

belajar. Timbulnya kebudayaan disebabkan karena interaksi manusia

sebagai anggota masyarakat dengan lingkungan sosialnya.

Charon (1992: 193) memberikan definisi lain tentang

kebudayaan. Culture is a pattern that develops every time there is

ongoing Interaction (kebudayaan adalah sebuah pola yang

mengembangkan adanya interaksi setiap saat dan secara terus

menerus). Selanjutnya dikemukakan mengenai empat unsur pokok

kebudayaan, antara lain: 1) ide tentang kebenaran (truth), 2) ide

tentang apa yang bernilai (values), 3) ide tentang apa yang dianggap

khusus untuk mencapai tujuan tertentu (goals), 4) ide tentang

Page 51: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

38

bagaimana manusia melakukan sesuatu yang berkaitan dengan norma

(norm) (Charon, 1992: 196). Soekanto (2017: 153) berpendapat

tentang teori fungsional dan membagi unsur pokok kebudayaan

menjadi empat komponen, namun menggunakan arahan yang berbeda

dengan pendapat Charon, antara lain: sistem norma, organisasi

ekonomi, alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, serta

organisasi kekuatan. Kebudayaan yang berkembang di dalam

masyarakat dipengaruhi oleh unsurunsur kebudayaan seperti di atas,

salah satunya unsur norma. Kebudayaan yang berkembang di suatu

daerah tertentu akan berbeda dengan daerah lainnya, karena pengaruh

unsur norma.

Misalnya, dalam budaya masyarakat barat, perilaku seks bebas

dianggap suatu hal yang lazim. Akan tetapi tidak semua orang Barat

setuju dengan pendapat tersebut. Masyarakat yang tinggal di pedesaan

justru masih menganggap hal tersebut sebagi sesuatu yang tabu dan

larangan. Hal ini dipengaruhi oleh norma-norma yang masih berlaku

di daerah tersebut, termasuk norma agama. Berbagai pendapat, baik

yang pro maupun kontra terhadap suatu hasil kebudayaan tersebut

dapat menimbulkan permasalahan dalam masyarakat. Dapat

disimpulkan bahwa Permasalahan Sosial dalam budaya merupakan

masalah yang muncul akibat adanya masalah-masalah yang terjadi

akibat penyimpangan terhadap unsur-unsur kebudayaan.

Page 52: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

39

5) Permasalahan Sosial dalam Moral

Moral adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima

umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya: akhlak,

budi pekerti, susila (Poerwodarminto, 2003: 592). Penilaian terhadap

baik dan buruk sesuatu bersifat relatif, artinya suatu hal yang dianggap

benar seseorang, belum tentu dianggap benar juga olah orang lain atau

bangsa lain (Nurgiyantoro, 2000: 321). Moral merupakan sistem nilai

tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.

Sistem nilai tersebut terbentuk dari nasihat, wejangan, peraturan,

perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun menurun

melalui agama dan kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia

harus hidup (Salam, 2005: 3).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa moral

pada prinsipnya mengacu pada penilaian baik dan buruk terhadap

sesuatu. Ukuran dan penilaian tentang hal baik dan buruk tidak dapat

ditentukan begitu saja. Penilaian tersebut juga dipengaruhi oleh etika

yang berkembang dalam masyarakat tersebut. Etika merupakan sikap

kritis setiap pribadi dan kelompok masyarakat dalam merealisasikan

moralitas itu (Salam, 2005: 2).

Sikap etis yang berbeda antara satu orang dengan orang lain

dalam masyarakat memungkinkan adanya perbedaan pendapat dalam

memandang moral. Melalui karyanya, sastrawan atau pengarang ingin

Page 53: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

40

menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang ada dalam masyarakat,

selain itu juga mengkritik nilai-nilai moral yang tidak memperhatikan

segi kemanusiaan dan norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat.

Penilaian terhadap masalah moral tersebut didasarkan pada etika yang

dianut oleh pengarang sebagai anggota masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Permasalahan

Sosial dalam moral adalah masalah yang bertujuan untuk

menyampaikan nilai-nilai kebenaran dan mengkritik nilai-nilai moral

yang tidak memperhatikan segi kemanusiaan, serta norma-norma yang

ada dalam suatu masyarakat.

6) Permasalahan Sosial dalam Keluarga

Keluarga adalah organisasi terkecil dalam masyarakat. Dalam

interaksinya dengan sesama anggota keluarga, terdapat hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi dan dihargai. Pendapat tersebut sesuai

dengan definisi keluarga yang dikemukakan oleh John M. Charon

(1992: 466). Family is a primary group living together in one

household, responsible for the socialization of children, and usually

build around one man, one women, and one children (Keluarga adalah

kelompok primer yang hidup bersama dalam suatu rumah tangga,

bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya dan biasanya terdiri

dari seorang laki-laki, seorang perempuan dan anak-anak.

Page 54: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

41

Charon (1992: 468) membagi peran keluarga menjadi empat

fungsi pokok, antara lain: 1) reproduksi, 2) pengaturan dalam

hubungan seksual, 3) kerja sama ekonomi dalam produksi dan

konsumsi barang-barang dan pelayanan, 4) mendidik anak-anak.

Apabila salah satu anggota keluarga tidak dapat memenuhi fungsi dan

kewajibannya dengan baik, maka akan terjadi disorganisasi

keluarganya.

Menurut Soekanto (2017: 44), disorganisasi keluarga adalah

perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena anggotanya gagal

memenuhi kewajibannya sesuai dengan peranan sosialnya.

Disorganisasi keluarga dapat terjadi dalam masyarakat kecil yaitu

keluarga, ketika terjadi konflik sosial atas dasar perbedaan pandangan

atau faktor ekonomi. Melalui kritik yang disampaikan dalam sebuah

karya sastra, diharapkan konflik disorganisasi keluarga dapat teratasi

dan tercipta keluarga yang serasi dan harmonis.

Permasalahan Sosial dalam keluarga adalah masalah yang

muncul akibat adanya disorganisasi dalam keluarga. Disorganisasi

dalam keluarga muncul akibat adanya konflik sosial akibat adanya

perbedaan pandangan atau faktor ekonomi.

7) Permasalahan Sosial dalam Agama

Selain melakukan hubungan secara horizontal, yaitu hubungan

dengan sesama manusia, manusia juga melakukan hubungan secara

Page 55: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

42

vertikal, dalam hal ini adalah hubungan manusia dengan Tuhannya

sebagai pencipta alam semesta. Hubungan tersebut diwujudkan dalam

bentuk agama. Kata agama berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu dari

kata: a yang berarti tidak, dan gamae yang berarti kacau, tidak teratur.

Dari dasar pengertian ini selanjutnya terjadi pengertian agama. Agama

adalah suatu kepercayaan yang berisi norma-norma atau peraturan-

peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara manusia

dengan Tuhannya. Norma tersebut bersifat kekal (Salam, 2005: 179).

Agama berfungsi mengisi memperkaya, memperhalus, dan membina

kebudayaan manusia, tetapi kebudayaan itu sendiri tidak dapat

memberi pengaruh apa-apa terhadap pokokpokok ajaran yang telah

ditetapkan oleh agama (Salam, 2005: 182). Maksudnya, agama

sebagai norma yang abadi dapat berpengaruh terhadap perkembangan

budaya dalam masyarakat, akan tetapi kebudayaan tidak dapat

mempengaruhi ajaran agama. Ajaran agama digunakan sebagai

petunjuk dalam mengembangkan kebudayaan dan aspek kehidupan

lainnya.

Pada dasarnya sifat dan sasaran agama adalah meletakkan

dasar ajaran moral, supaya manusia dapat membedakan mana

perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang tercela. Ajaran tersebut

bersifat memberi peringatan dan tidak memaksa (Salam, 2005: 183).

Secara ideal, manusia sebagai makhluk Tuhan harus senantiasa taat

Page 56: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

43

dengan cara bertaqwa kepada-Nya. Namun pada kenyataannya masih

banyak orang yang menyelewengkan agamanya, karena sifat agama

yang tidak memaksa dan memberi kebebasan kepada umatnya untuk

menentukan sikap.

Manusia atau umat yang memiliki pondasi iman yang kuat

akan berusaha untuk melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi

larangan-Nya. Sebaliknya manusia yang tidak memiliki pondasi iman

yang cukup kuat akan melakukan penyelewengan terhadap ajaran

agama tersebut.

Penyelewengan ini bisa menimbulkan masalah-masalah sosial.

Upaya mengurangi masalah-masalah agama dapat dimanifestasikan

pengarang dalam karyanya yang berupa kritik.

Permasalahan sosial dalam agama adalah masalah yang

muncul akibat lemahnya pondasi iman manusia, sehingga manusia

tidak mampu untuk menjalankan perintah tuhan dan menjauhi

larangannya, ketidakmampuan ini dapat menimbulkan penyelewengan

yang mengakibatkan masalah-masalah sosial.

8) Permasalahan Sosial dalam Gender

Perbedaan gender merupakan interpretasi sosial dan kultural

terhadap perbedaan jenis kelamin. Jadi, gender mengacu pada peran

dan kedudukan wanita di masyarakat dalam rangka bersosialisasi

dengan masyarakat lain. Perbedaan gender tidaklah menjadi masalah

Page 57: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

44

ketika tidak menyebabkan ketidakadilan gender. Salah satu aspek yang

dapat dilihat untuk mengetahui adanya ketidakadilan gender adalah

dengan memandangnya melalui menifestasi subordinasi.

Pandangan gender yang biasa dapat mengakibatkan

subordinasi terhadap wanita. Wanita dianggap lemah dan tidak bisa

memimpin. Anggapan ini kemudian memunculkan sikap untuk

menomorduakan wanita. Kedudukan wanita dianggap inferior, dalam

artian posisinya selalu berada di bawah laki-laki yang dianggap

superior.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan

sosial masalah gender merupakan masalah yang muncul akibat adanya

subordinasi terhadap wanita, yakni wanita diangggap lemah dan tidak

bisa memimpin, serta wanita diposisikan di bawah laki-laki.

9) Permasalahan Sosial dalam teknologi

Istilah tecnology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring

dengan bergulirnya revolusi industri kedua. Dalam kamus Mirriam-

Webster terdapat definisi tentang technology yakni the practical

application of knowledge (Kemampuan yang diberikan oleh terapa

praktis, khususnya dalam dalam ruang lingkup tertentu) dan a

capability given by the practical application of knowledge

(Kemampuan yang diberikan oleh terapan praktis pengetahuan).

Page 58: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

45

Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989 dalam kuliah

“Real World of Technology”, memberikan definisi lain konsep ini,

yakni practice, the way we do things around here (praktis, cara kita

membuat ini semua di sekitaran sini).

Secara umum, teknologi dapat disimpulkan sebagai entitas,

benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui

perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam

penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata.

Dengan adanya teknologi manusia memperoleh serangkaian

kemudahan. Akan tetapi apabila manusia terlalu bergantung pada

teknologi dan kurang memberdayagunakan diri sendiri, maka manusia

dapat mengalami penurunan performa. Hal ini lah yang menarik

seseorang untuk melakukan kritik terhadap masalah teknologi.

Page 59: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

46

B. Kerangka Pikir

Penelitian ini berfokus pada topik mengenai konsep kritikan sosial dalam

Buku Kumpulan Sajak Makam Kenangan karya H. kamiluddin DM dan Andhika

Daeng Mammangka. Adapun landasan berpikir dalam penelitian ini yaitu karya

sastra yang terdiri dari prosa fiksi, puisi, dan drama. Fokus penelitian dalam karya

sastra adalah puisi yang merupakan bentuk ekspresi pemikiran yang

membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan

yang berirama. Jenis puisi yang dianalisis adalah puisi larik berupa sajak

menggunakan pendekatan teori semiotik Michael Riffaterre antara lain

ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan Heuristik, Hipogram, Pembacaan

Hermeneutika, dan Mencari Matriks, model serta variasi. Namun. dalam hal ini

pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik untuk membahas sajak tersebut

dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pembahasan dalam topik ini tidak terlepas

dari pembacaan heuristik dan hermeneutik yang aturan kerjanya berangkat dari

pembacaan heuristik dan hermeneutik yang kemudian dikaitkan dengan makna

sosial yang terdapat dalam buku kumpulan sajak Makam Kenangan.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan mengikuti

kaidah dan prosedur ilmiah. Jabaran mengenai kerangka pikir penelitian ini

tergambar dalam bagan kerangka pikir penilitian berikut ini,

Page 60: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

47

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Prosa Fiksi Puisi Drama

Sajak

SemiotikaRiffaterre

PembacaanHeuristik Hipogram Pembacaan

Hermeneutik

Karya Sastra

KetidaklangsunganEkspresi

Mencari Matriks,Model dan variasi

Makna Sosial dalam Sajak “MakamKenangan” Karya H. Kamiluddin

DM dan Andhika DaengMammangka.

Page 61: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi

mengenai keadaan yang ada tentang objek penelitian. Menurut Creswell (2013:

4), mendefenisikan metode kualitatif merupakan metode-metode untuk

mengeksplorasi dan memahami makna oleh sejumlah individu atau sekolompok

orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses

penelitian deskriptif kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data

yang spesifik dan menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang

khusus tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diperoleh tidak dapat

dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik. Peneliti memaparkan

gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif berupa

kutipan-kutipan data

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

deskriptif kualitatif. Fokus dalam penelitian ini, peneliti akan membahas

pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik yang terdapat dalam buku

kumpulan sajak Makam kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Page 62: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

49

Mammangka kajian semiotika Michael Riffaterre, yaitu sajak Tala Maqring,

Papekang, Buruqneki Intu Anaq, Panangkala, Neqneq Lalang Pangnguqrangi,

Pinisi Kalengku, Bangngi. Kemudian menentukan makna sosial yang berupa

permasalahan sosial.

B. Data dan Sumber Data Penelitian

1. Data

Data merupakan keterangan mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan penelitian. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Data

kualitatif yang berupa data verbal yang berwujud kata, frasa, kalimat, wacana

dalam kumpulan sajak Makam Kenangan karya H. Kamiluddin DM dan

Andhika Daeng Mammangka.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada, yaitu: Sumber data

verbal merupakan data yang diambil dari buku kumpulan Sajak Makam

kenangan Karya H.Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka. Buku

tersebut dipilih sebagai sumber data karena, buku tersebut mengandung data-

data yang diperlukan sesuai fokus penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian. Data penelitian ini

dikumpulkan dengan metode pustaka, dan catat. serta tetap memperhatikan

Page 63: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

50

prosedur penelitian kualitatif yang bersifat hermeneutis. Oleh karena itu, data

dipilih sesuai keperluan, kecukupan, kemendalaman dan kemenyeluruhan.

Dengan demikian, data yang diperlukan untuk ditelaah cukup komprehensif,

berdasarkan fokus penelitian yaitu, (1) Pembacaan secara Heuristik dalam buku

kumpulan Sajak “Makam Kenangan” (2) Pembacaan secara Hermeneutik dalam

buku kumpulan Sajak “Makam Kenangan” Mendeskripsikan Permasalahan Sosial

yang terdapat dalam buku kumpulan Sajak “Makam Kenangan”.

D. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah bentuk analisis deksriptif kualitatif. Analisis data

dilaksanakan sejak awal peneliti mengumpulkan data, dilanjutkan pada saat

mereduksi data, menyajikan data, menafsirkan data, dan menarik simpulan.

Dengan melaksanakan analisis data sejak dini, peneliti dapat segera mengetahui

kecukupan data yang diambil. Jika ternyata data dianggap kurang, maka peneliti

akan melaksanakan penjaringan data ulang, reduksi ulang, penafsiran ulang, dan

penyimpulan ulang. Analisis data dilaksanakan dengan teknik pemahaman secara

mendalam menurut asas-asas lingkaran pembacaan heuristik dan pembacaan

hermeneutik. Dengan kata lain, analisis data dilakukan secara heuristik dan

hermeneutik dengan model interaktif-dialektis yaitu, pengumpulan data dan

analisis data dilakukan secara serentak, bolak-balik, dan berkali-kali sesuai

prinsip lingkaran tersebut selanjutnya, akan disepadankan untuk mendeskripsikan

Permasalahan sosial yang terdapat didalam data tersebut.

Page 64: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini berupa Model analisis yang digunakan yaitu model

analisis semiotik Michael Riffaterre yang mencakup tentang pembacaan

heuristik dan hermeneutik kemudian, akan mendeskripsikan permasalahan

sosial yang terdapat dalam sajak tersebut. sajak yang terdapat buku kumpulan

sajak Makam kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka, terdapat tujuh yaitu sajak ‘Tala Maqring’, ‘Papekang’,

‘Buruqneki Intu Anaq’, ‘Panangkala’, ‘Neqneq Lalang Pangnguqrangi’,

‘Pinisi Kalengku’, ‘Bangngi’.

1. Pembacaan Heuristik

Pembacaan heuristik merupakan langkah pertama dalam memaknai

puisi secara semiotik. Begitu juga, struktur kalimatnya sesuai dengan

kalimat baku (berdasarkan tata bahasa normatif), sehingga perlu susunan

kalimatnya dibalik untuk memperjelas arti.

a. Pada Sajak “Tala Maqring”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu di transliterasi

kedalam bahasa indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama:

Ini(lah) dunia (yang) banyak larangan(nya)Diingatkan(oleh) orang (ter)dahulu (dan) sejak zaman nenek

Page 65: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

53

moyang(kita)Larangan(bagi) perempuan hamil(tidak) tidur terlentangLarangan (bagi) kita(pergi) meninggalkan orang yang (sedang)makan

Judul sajak,‘larangan’ memiliki arti tentang pembicaraan atau

penyampaian aturan yang telah ditetapkan. Berdasarkan bait pertama

dari sajak tersebut yang di baca dengan metode pembacaan heuristik

dapat dibaca sebagai berikut. menceritakan tentang dunia yang

terdapat banyak larangan didalamnya. Bahkan orang terdahulu di

zaman nenek moyang mengingatkan akan larangan tersebut. Larangan

yang dimaksud adalah larangan bagi perempuan hamil untuk tidak

tidur dalam keadaan terlentang dan larangan untuk kita agar tidak

meninggalkan orang yang sedang makan.

Bait Kedua

Larangan(untuk) orang(tidak) duduk dibantalLarangan(untuk) orang(tidak) mengambil nasi di atas tungkuLarangan(untuk) orang(tidak) memotong kuku (diwaktu)malam hariLebih baik(jika) kita mencuri (seekor)sapi dibanding mencuri(sebutir) telur

Berdasarkan bait kedua pada sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Larangan

untuk orang agar tidak duduk di atas bantal. Larangan untuk orang

tidak mengambil nasi yang berada di atas tungku. Larangan untuk

orang tidak memotong kuku di waktu malam hari dan lebih baik jika

kita mencuri seekor sapi dibandingkan mencuri sebutir telur. Pada

sajak tersebut penggunaan kata “orang” dan “kita” merujuk kepada

manusia atau mahluk sosial sedangkan pengunaan kata “kita” adalah

Page 66: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

54

bentuk pronomina persona jamak yaitu mencakup lebih dari satu

orang.

Bait Ketiga

Larangan memeluk lutut dan bertopang daguLarangan(untuk) orang(tidak) bersiul (di)dalam rumahLarangan(untuk) orang(tidak) menunjuk (batu)nisan kuburanLarangan(untuk) orang(tidak) melangkahi batang (pohon)kelor

Berdasarkan bait ketiga pada sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Larangan

memeluk lutut dan bertopang dagu. Larangan untuk orang agar tidak

bersiul di dalam rumah. Larangan untuk orang agar tidak menunjuk

batu nisan kuburan. Larangan untuk orang agar tidak melangkahi

batang pohon kelor. Objek dalam sajak ini adalah bentuk larangan

seperti, dagu, batu nisan kuburan, dan batang pohon kelor yang

disampaikan agar tidak melakukannya.

Bait Keempat

Larangan(untuk) orang(tidak) memotong rambut (padawaktu)malamhariLarangan(untuk) orang(tidak) meratapi jika (sedang)mengalamikematian

Berdasarkan bait keempat pada puisi tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

larangan untuk orang tidak memotong rambut pada waktu malam hari.

larangan untuk orang tidak meratapi jika sedang mengalami kematian.

Dari bait sajak tersebut dijelaskan bahwa bentuk larangan seseorang

yang meratapi kematian baik itu keluarga maupun orang terdekatnya.

Page 67: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

55

Bait Kelima

Ini(lah) dunia (yang) banyak larangan(nya)Sejak zaman dahulu (dan)sejak zaman nenek moyangJika ada (seorang)gadis (sedang)menyanyi di dapur (maka)jodohnyaorangtuaLarangan(bagi) orang bernazar jika (tidak)dilakukan setelahnya

Berdasarkan bait kelima pada puisi tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

inilah dunia yang banyak larangannya. Sejak zaman dahulu dan sejak

zaman nenek moyang. Jika ada seorang gadis sedang menyanyi di

dapur maka jodohnya orang tua. Dari bait sajak kata nenek moyang

adalah orang terdahulu atau leluhur dijadikan panutan yang

menyampaiakan banyaknya larangan di dunia ini.

Bait Keenam

Larangan(untuk) orang bermain gitar di dalam rumahLarangan memukul dinding atau lantai rumah jika (waktu)malamsebab tikus akan naik(kerumah)Larangan(bagi) kita berkata tikam lalu kita tidak melaksanakannya

Berdasarkan bait keenam pada puisi tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

larangan untuk orang bermain gitar di dalam rumah. Larangan

memukul di dinding atau lantai rumah jika waktu malam sebab tikus

akan naik ke rumah. Larangan bagi kita berkata tikam lalu kita tidak

melaksanakannya.

Bait Ketujuh

Ini(lah) Sebagian kecil (yang)terlarang, (yang)dipercaya orang(ter)dahulu dan Tenang hidupnya. (maka)Percaya atau tidak percaya(eng)kau(lah) yang tahu (antara)baik dan buruk. (eng)kau(lah) yangmengetahui makna dalam pesannya(maka)Belajar engkau agar pandai membaca belakang surat.

Page 68: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

56

Berdasarkan bait ketujuh pada sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

sebagaian larangan telah dipercaya oleh orang terdahulu sehingga

hidupnya tenang oleh sebab itu, percaya atau tidak percaya hanya

engkaulah yang mengetahui antara yang baik dan buruk. Engkau pula

yang mengetahui makna dalam setiap pesannya maka dari itu

belajarlah engkau agar pandai membaca belakang surat. Dari bait

sajak telah mengisyaratkan bahwa kita yang mengetahui antara yang

baik dan buruk dengan belajar dari belakang surat atau buku.

b. pada Sajak “Papekang”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

Di waktu subuh(hari)Di saat langit (mulai)terbukaKakimu (telah)berada di antara ombakMemegang tali pancing dan pancingMemikul dayung

Judul sajak “Pemancing” memiliki arti tentang kehidupan seseorang

ditengah laut. Berdasarkan bait pertama dari sajak tersebut yang di

baca dengan metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai

berikut. Pada waktu subuh hari disaat langit mulai terbuka seorang

Page 69: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

57

nelayan yang kakinya telah berada diantar ombak laut membawah tali

pancing dan dayungnya.

Bait Kedua

Pada sampan (yang)cadiknya (hanya)sebelahMengulur kehidupan (dan)menyibak takdir(di)dalam perut lautan yang biru(eng)kaulah itu benteng hidupnya (bagi)orang kota(eng)kaulah itu (yang)mengenyangkan (bagi)orang kota

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang sampan

yang hanya memiliki cadik sebelah mengarungi lautan biru dijelasakn

dalam sajak “di perut lautan yang biru” kemudian, “engkaulah

benteng hidupnya dan mengenyangkan orang kota” kalimat tersebut

menjelaskan tentang hasil yang ditangkap oleh pemancing setelah

mengarungi lautan biru.

Bait Ketiga

Kabut(ditengah laut) dan badai hujanTak bergeming (dan)tak takut (eng)kau dilautOmbak (yang)datang didepan dibelakang (eng)kau (hanya) berlariDiatasnya Angin dari samping (eng)kau (hanya)menertawakannyaDuduk sendiri(an) tak berbicara (dan)tak (pernah)melihat kedaratanMenunggu (seekor)ikan merah memakan umpanmu

Berdasarkan bait ketiga dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

menceritakan kabut ditengah laut dan badai hujan membuat dirinya

tidak takut di tengah lautan bahkan ombak yang datang di depan dan

belakang hanya menertewakannya. kalimat ini menjelaskan bahwa

betapa berani dirinya berada di tengah lautan tanpa melihat ke daratan

hanya karena menunggu seekor ikan merah memakan umpannya.

Page 70: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

58

Bait Keempat

Datanglah (terik)matahariMenetes(lah) keringatmuHitamlah (eng)kauTapi (eng)kau tak (pernah)mengeluh disusahnya (ke)hidup(an)

Berdasarkan bait keempat dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menceritakan matahari yang mulai di atas ubun-ubun. terik matahari

membuat dirinya menetesakan keringat dan kulit tubuhnya menghitam

tetapi dia tidak pernah mengeluh dengan kehidupan yang dijalaninya.

Bait Kelima

Pemancing(eng)kaulah bunga-bunga surgaSebab (eng)kau berani sendiri(an) ditengah lautMencari rezeki untuk anak dan istrimuSehingga membuat suapan orang (per)kota(an) besar

Berdasarkan bait kelima dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menceritakan nelayan yang dijadikan bunga-bunga surge sebab sikap

berani di tengah lautan hanya mencari rezeki untuk anak dan istrinya.

kalimat ini menjelaskan bahwa nelayan yang merupakan pekerjaan

yang mulia sehingga membuat orang perkotaan dapat menikmati hasil

dari tangkapannya.

c. pada Sajak “Buruqneki Intu Anaq”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

Page 71: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

59

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

Berjalan(lah) engkau (wahai)anakMenyebrangi lautanMembawa tasmuMembawa badiq atau sangkur (di)dalam lidahmuMencari (ke)hidup(an)mu di duniaBekal (yang)tak habis di akhirat

Judul sajak “Lelaki engkau anak” memiliki arti tentang pesan orang

tua kepada anaknya yang menanamkan semangat hidup. Berdasarkan

bait pertama dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang seorang

anak yang berjalan menyebrangi lautan dengan membawa tas untuk

mencari kehidupannya di dunia.

Bait Kedua

(eng)kaulah itu anakLelaki yang berdiri di (atas)kata-katanyaJika pergi di ingat bagai(kan) (buah)kelapaJika pergi di ingat bagai(kan) minyaknikmat di (dalam)cerita-ceritanya

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan

tentang anak yaitu sosok lelaki yang harus mampu berpegang teguh

dari setiap ucapannya dijelasakan dalam sajak “engkaulah itu anak

lelaki yang berdiri di atas kata-katanya). Selanjutnya, jika dia pergi

akan di ingat bagaikan kelapa dan dikenang bagaikan minyak

sehingga nikmat dalam ceritanya.

Bait Ketiga

Page 72: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

60

(eng)kaulah itu anakPemberani (disetiap)keturunanmuLelaki balibiq keturunanmuAyam korona keturunanmuBuriq-buriq keturunanmu

Berdasarkan bait ketiga dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menceritakan tentang lelaki yang memiliki keturunan pemberani

dijelaskan dalam sajak “lelaki balibiq keturunanmu, ayam korona

keturunanmu, buriq-buriq keturunanmu” kalimat tersebut memiliki

arti yaitu balibiq, korona, dan buriq-buriq merupakan keturunan yang

memiliki keistimewaan dalam setiap keturunannya.

Bait Keempat

(eng)kaulah itu anakPelita tak redup(meskipun) di tiup anginMatahari bagi (setiap)orang (yang)kesulitanBenteng (untuk)tempat sandaran (bagi)orang biasa

Berdasarkan bait keempat dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menceritakan tentang anak lelaki yang harus memiliki semangat hidup

yang kuat dijelaskan dalam sajak “engkaulah itu anak pelita tak redup

meskipun ditiup angin”. Selanjutnya dalam sajak “matahari bagi

setiap orang yang kesusahan, benteng untuk tempat sandaran bagi

orang biasa” kalimat tersebut memiliki arti bahwa matahari

dilambangkan sebagai bentuk sifat dermawan sedangkan benteng bagi

setiap orang biasa adalah orang yang dapat dijadikan panutan dalam

hidupnya.

Page 73: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

61

Bait Kelima

(eng)kaulah itu anakLelaki (yang)mengusir kehidupan(nya) (sendiri)Menikahi kematian(mu) (sendiri)

Berdasarkan bait kelima dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menceritakan anak lelaki yang menjalani kehidupannya yang

dijalaninya dijelaskan dalam sajak “lelaki yang mengusir

kehidupanmu sendiri dan menikahi kematianmu sendiri” kalimat

tersebut memiliki arti bahwa kehidupan anak lelaki tersebut berbeda

jauh dengan kehidupan yang diinginkannya bahkan dia harus mampu

bertahan walau dalam keadaan mati sekalipun.

Bait Keenam

(eng)kaulah itu anakCucunya (keturunan) (nabi)adam(yang) (mampu)Berdiri di alifDibentengi nun (dan) dibentengi ba

Berdasarkan bait keenam dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut.

Menjelaskan tentang anak yang merupakan keturunan dari nabi adam

sebagai kahalifah dan bertanggung jawab di dalam kehidupannya

dijelaskan dalam sajak “ engkaulah itu cucunya keturunan nabi adam

yang mampu berdiri di alif di bentengi nun dan ba” kalimat tersebut

memiliki arti bahwa anak lelaki tersebut harus sadar bahwa dia adalah

cucu nabi adam yang berdiri pada alif (tidak pernah mati) dan

dibentengi oleh keyakinan dan agama( nun dan ba)

Page 74: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

62

d. pada Sajak “Panangkala”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

Dua ekor sapi(sedang)Manarik bajakmuMembalik tanah (dan)batu-batuMembalik tanahMembalik takdirTak pernah ragu-ragu (melakukannya)

Judul sajak “Pembajak Sawah” memiliki arti tentang kerja keras yang

dilakukan oleh pembajak sawah atau petani dalam menghasilkan

sumber kehidupan. Berdasarkan bait pertama dari sajak tersebut yang

di baca dengan metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai

berikut. Tentang dua ekor sapi yang sedang menarik bajak dari

pembajak sawah tersebut. Pembajak sawah tersebut membalik tanah

dan batu-batu serta membalik takdir dan tak pernah ragu-ragu

melakukannya. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa betapa kerasnya

kehidupan pembajak sawah dalam menghasilkan sumber

kehidupannya.

Bait Kedua

Dua ekor sapi(milikmu)Menemanimu di kebun (dan)Menemanimu di sawah

Page 75: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

63

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang dua ekor

sapi yang menemanni pembajak di kebun dan sawahnya hal ini dapat

dijelaskan dalam sajak “dua ekor sapi menemanimu di kebun dan

menemanimu di sawah” pada sajak tersebut memiliki arti bahwa dua

ekor sapi tersebut selalu menemani pembajak sawah dalam

menyelesaikan pekerjaan baik di kebun maupun sawahnya.

Bait Ketiga

Tetes(an) keringatmu (dapat)Menyuburkan jagung dan padimuTetes keringatmu (dapat)Melunakkan kerasnya hidup(mu) (dan)Menjadi pintu hidupmu

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan

tentang tetesan keringat saat bekerja dapat menyuburkan jagung dan

padi miliknya hal ini dijelaskan dalam sajak “tetesan keringatmu

dapat menyuburkan jagung dan padimu” kalimat memiliki arti bahwa

kerja keras yang dilakukan pembajak sawah tersebut membuat tiap

tetesan keringatnya menyuburkan jagung dan padinya. Selanjutnya

pada sajak “melunakkan kerasnya hidupmu dan menjadi pintu

hidupmu” memiliki arti yaitu setiap pekerjaan berat yang dihadapi

dalam hidupnya tidak pernah mengeluhkannya.

Bait Keempat

Pembajak sawah(eng)kaulah itu orang (yang)diangkat menjadi (seorang)guruSebab (eng)kau tak (pernah)mengeluh diberatnya (pe)kerjaanmu

Page 76: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

64

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan

pembajak sawah yang memiliki sifat sabar dan tidak pernah mengeluh

dalam menjalani hidupnya yang begitu keras. Hal ini dijelaskan dalam

sajak “engkaulah orang yang diangkat menjadi seorang guru sebab

engkau tak pernah mengeluh di beratnya pekerjaanmu”.

e. pada Sajak “Neqneq lalang pangnguqrangi”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa Indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

Dahulu(ketika)Kabut masih ada(burung)Gagak dan (burung)gelatik bersahutanKicauan (seekor)cui-cui (yang)diselingi kidung (seorang)pembajakMenyambut (datangnya)pagi (di)desa ara

Judul sajak “Nasi Jagung Halus dalam Kenangan” memiliki arti

tentang suapan orang terdahulu disebuah desa yang begitu halus dan

menyetuh rasa tetapi kini telah tergantikan. Berdasarkan bait pertama

dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode pembacaan heuristik

dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan tentang dahulu disebuah

desa ketika suasana di pagi buta dijelaskan dalam sajak “ketika kabut

masih ada burung gagak dan burung gelatik bersahutan” dalam sajak

tersebut dapat dijelaskan bahwa pada saat subuh atau pagi buta orang

Page 77: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

65

di desa tersebut yaitu petani telah melakukan aktifitasnya sembari

menyambut datangnya pagi hari.

Bait Kedua

Suara Timborong (yang)menyeruling (dan)Bunyi serung (di)dapur (begitu)Asyik terdengar

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang suara yang

menyeruling yang dihasilkan timborong seperti dalam kutipan sajak

“suara timborong yang menyeruling dan bunyi serung di dapur begitu

asyik terdengar” kalimat tersebut dapat dijelaskan bahwa suara yang

menyeruling dan begitu asik dihasilkan timborong adalah sebuah alat

berupa pipa atau bambu yang digunakan orang desa untuk

menyalakan api di dapur mereka.

Bait Ketiga

Dup…dup…dupMenyentuh pinggir(an) periukNasi jagung halus (di)kenangSungguh lembut (dan)menyentuh rasa(nya)

Berdasarkan bait ketiga dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

nasi jagung halus yang dikenang dalam sajak di atas

“dup…dup…dup..menyentuh pinggiran periuk…” pada kalimat

tersebut dijelaskan bagaimana bunyi letupan-letupan dari nasi jagung

halus yang dimasak dan membuatnya sungguh lembut serta

menyentuh rasa sehingga orang-orang didesa merindukan nasi jagung

halus tersebut.

Page 78: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

66

Bait Keempat

Oh nasi jagung halusKini (eng)kau tinggal(lah) (hanya)kenangan (sebab)Dia si beras (telah)menggantikanmuSalam hormat kami (ke)padamu.

Berdasarkan bait keempat dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

nasi jagung halus yang telah digantikan oleh beras dan menjadi

suapan setiap orang di desa tersebut dijelaskan dalam sajak “oh nasi

jagung halus kini engkau tinggallah hanya kenangan sebab si beras

telah menggantikanmu” pada kalimat tersebut dapat dijelaskan bahwa

nasi jagung halus yang telah tergantikan oleh beras sebagai suapan

orang desa tersebut akan selalu dikenang dan dihormati.

f. pada Sajak “Pinisi kalengku”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa Indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

(eng)kau (selalu)menyebut namaku di tepi ara (di dalam)perut perahu(nya) sawerigading (serta)kerja keras (yang) diajarkan (oleh)leluhurtuntas diturunkan (ke)dalam diri

Judul sajak “Pinisi tubuhku” memiliki arti tentang asal sebuah kapal

pinisi yang diwariskan oleh Sawerigading. Berdasarkan bait pertama

dari sajak tersebut yang di baca dengan metode pembacaan heuristik

Page 79: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

67

dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan tentang seorang yang

pekerjaannya nelayan telah diajarkan warisan leluhur yaitu

Sawerigading untuk selalu bekerja keras dan ditanamkan di dalam

diri.

Bait Kedua

tulang punggung(nya) (akan)menjadi lunasrusuk(nya) (akan)menjadi gadingkulit(nya) (adalah)susunan papanurut(nya) (akan)menjadi kayu baru

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang gambaran

sebuah kapal pinisi yang dijadikan sebagai bentuk tubuh manusia hal

tersebut dijelaskan dalam sajak “tulang punggungnya akan menjadi

lunas, rusuknya akan menjadi gading kulitnya adalah susunan papan

uratnya akan menjadi kayu baru” pada kalimat tersebut dapat jelaskan

bahwa seorang yang akan berlayar harus mampu memastikan seluruh

tubuhnya adalah muasal dari kehidupan warisan leluhur.

Bait Ketiga

menguatkan tubuh perahu (yang)dikuatkan (dengan)semangatelusannya(lah) (yang)menurunkan(nya)memastikan (akan)Kembali(nya)gerak niat (untuk)menggerakkan layar(nya)

Berdasarkan bait ketiga dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

seorang yang berlayar harus memastikan dirinya kembali dengan

menggerakkan layar kapal pinisnya dijelaskan dalam sajak

“menguatkan tubuh perahu dikuatkan dengan semangat elusannya

Page 80: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

68

yang menurunkan memastikan akan kembali gerak niat menggerakkan

layar” kalimat tersebut dapat dijelaskan tentang semangat dan niat

seorang yang berlayar agar tetap kembali untuk menggerakkan

layarnya.

Bait Keempat

Kami(lah) pekerja (yang)memastikanSeluruh tubuhku(ini) adalah muasalmu (yang)Menyelimuti kehidupan kitaWarisan leluhur (kita), (ialah)warisan sawerigading (yang)turun mewujud(kan) berempat

Berdasarkan bait keempat dari sajak tersebut yang dibaca dengan

metode pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang

pekerja atau orang yang berlayar harus memastikan setiap tubuhnya

adalah muasal dari kehidupan warisan leluhur yaitu warisan

Sawerigading yang turun berempat.

g. pada Sajak “Bangngi”

Pembacaan heuristik ini, sajak terlebih dahulu ditransliterasi

kedalam bahasa Indonesia kemudian, dibaca berdasarkan struktur

kebahasaannya untuk memperjelas arti diberi sisipan kata atau

sinonim kata-katanya diletakkan dalam tanda kurung. Berikut

pembacaan heuristiknya.

Bait Pertama

Kembali(lah) burung-burung (itu)kesarang(nya)Keluar(lah) semua binatang malam (untuk)mencari rezeki(nya)Menyanyi(lah) malaikat (di)langit (malam)Menangis(lah) (para)janda (di)dalam kelambu(nya)Ditertawai (seekor)cicak yang menempel (di)plafon rumah(nya)

Page 81: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

69

Judul sajak “Malam” memiliki arti tentang suasana malam

merindukan merindukan wajah dalam pikiran. Berdasarkan bait

pertama dari sajak tersebut yang di baca dengan metode pembacaan

heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Menceritakan tentang suasana

malam hari saat Kembalilah burung-burung kesarangnya dan binatang

malam hari yang mencari rezekinya maka saat itulah malaikat

menyanyi di langit membuat para janda menangis di dalam

kelambunya dan hanya ditertawakan oleh seokor cicak di plafon

rumahnya.

Bait Kedua

Diriku (yang)termenung dan mendekap lutut (membuat)Basah tepi mataku(ini)Kuraih airnya, (akan)kujadikan tinta, dan melukis wajahmudi (dalam)hatiku yang terluka(ini) (tetapi)jika malam telah datang, hanya wajahmu(saja) yang selaluberderai di (dalam)jiwa dan pikiranku, adik.

Berdasarkan bait kedua dari sajak tersebut yang dibaca dengan metode

pembacaan heuristik dapat dibaca sebagai berikut. Tentang diri ini

yang termenung dan hanya mendekap lutut membuat basah tepi

mataku dijelaskan dalam sajak “Kuraih airnya, akan kujadikan tinta,

dan melukis wajahmu di dalam hatiku yang terluka ini tetapi jika

malam dating, hanya wajahmu saja yang berderai dalam jiwa dan

pikiranku adik” kalimat tersebut dapat dijelaskan bahwa ketika malam

datang membuat diri ini merindukan wajah seseorang yang selalu

muncul dalam pikiran.

Page 82: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

70

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melakukan analisis pada ketujuh sajak karya H. Kamiluddin DM

dan Andhika Daeng Mammangka dengan transliterasi teks bahasa konjo

kedalam bahasa indonesia dan menggunakan semiotik Michael Riffaterre

yang mencakup tentang pembacaan heuristik selanjutkan, penulis akan

mendeskripsikan pembacaan hermeneutik untuk menemukan kritik sosial

yang terdapat dalam sajak ‘Tala Maqring’, ‘Papekang’, ‘Buruqneki Intu

Anaq’, ‘Panangkala’, ‘Neqneq Lalang Pangnguqrangi’, ‘Pinisi Kalengku’,

dan ‘Bangngi’.

1. Pembacaan Hermeneutik

Hermeneutik adalah salah satu aliran dalam telaah sastra mengharapkan

kehadiran seluruh aspek yang kongruen menunjang terbentuknya teks sastra

itu sebagai media utama dalam upaya memahami makna teks sastra. Unsur-

unsur itu meliputi latar kesejarahan pengarang, unsur sosial budaya, proses

kreatif penciptaan serta dunia yang diciptakan pengarang lewat teks sastra.

Bagi hermeneutik, keseluruhannya itu merupakan suatu totalitas yang tidak

mungkin dapat dipisah-pisahkan pada sisi lain, dunia yang diciptakan

pengarang, seperti halnya dunia dalam kehidupan sehari-hari ini tidak

selamanya dapat dianalisis secara rasional. Dalam hal seperti itulah unsur-

unsur di luar teks sastra memegang peranan dalam interpretasi (Aminuddin,

2009: 119).

Menurut Riffaterre (Pradopo, 2008: 97) mengemukakan bahwa dalam

pembacaan heremeneutik, sajak dibaca berdasarkan konvensi-konvensi sastra

menurut sistem semiotik. Sebagai ilmu maupun metode mempunyai peran

Page 83: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

71

luas dan penting dalam filsafat. Sastra dan filsafat hermeneutik disejajarkan

dengan metode analisis isi. Diantara metode-metode yang lain, hermeneutik

adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian teks sastra

(Ratna, 2010: 44).

Jadi, Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang (retroaktif) sesudah

pembacaan heuristik dengan memberi konvensi sastranya (Pradopo, 2003:

135). Pada tahap pembacaan ini, puisi dimaknai secara keseluruhan. Tanda-

tanda yang ditemukan dalam pembacaan heuristik ditemukan makna yang

sebenarnya. Berikut pembacaan hermeneutik dalam sajak ‘Tala Maqring’,

‘Papekang’, ‘Buruqneki Intu Anaq’, ‘Panangkala’, ‘Neqneq Lalang

Pangnguqrangi’, ‘Pinisi Kalengku’, dan ‘Bangngi’.

a. Pada Sajak “Tala Maqring”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat sajak dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Tala Maqring” baru menghasilkan arti

berdasarkan konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena

itu, untuk memperolah makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca

berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi

sastra. Judul puisi “Tala Maqring” bermakna “Larangan yang terdapat

didunia ini disampaikan oleh orang terdahulu atau nenek moyang kita”.

Page 84: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

72

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan tentang nenek moyang yang dijadikan

panutan menyampaikan bahwa ada banyak larangan di dunia ini. Hal ini

dijelaskan sebagai berikut “larangan bagi perempuan hamil tidur

terlentang” dapat diartikan sebagai bentuk larangan dari nenek moyang

agar perempuan hamil tidak tidur dalam keadaan terlentang sebab berisiko

menekan janin dan keselamatannya. Bentuk larangan berikutnya adalah

“larangan bagi kita pergi meninggalkan orang yang sedang makan”

dapat diartikan sebagai bentuk larangan bagi seseorang yang sedang

makan bersama agar tidak pergi meninggalkannya sebab akan

mengakibatkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan ditengah

perjalanan atau mendapatkan musibah di perjalanannya nanti.

2) Dari bait kedua dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. “larangan untuk orang tidak duduk di atas bantal”,

larangan ini dapat diartikan bahwa kita tidak boleh duduk di atas bantal

sebab akan terkena bisul. “larangan untuk orang tidak mengambil nasi di

atas tungku” larangan ini dapat diartikan bahwa kita tidak boleh

mengambil nasi di atas tungku sebab akan sulit bertemu jodohnya.

“larangan untuk kita tidak memotong kuku pada waktu malam hari”

larangan ini dapat diartikan agar kita tidak memotong kuku di malam hari

sebab kita akan membuat umur kita menjadi pendek. “lebih baik kita

Page 85: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

73

mencuri seekor sapi dibanding mencuri sebutir telur” dapat diartikan

bahwa seseorang yang ingin melakukan pelanggaran norma-norma yaitu

mencuri agar lebih baik mencuri seekor sapi dibandingkan sebutir terlur

sebab karena nilai atau harga seekor sapi lebih mahal dibandingkan telur

sedangkan hukumannya tetap setimpal.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. “larangan memeluk lutut dan bertopang dagu” larangan

ini dapat diartikan bahwa seseorang tidak boleh memeluk lututnya sebab

akan mendatangkan malapetaka(kesialan) dan juga tidak boleh bertopang

dagu sebab akan menjadi orang pemalas. “larangan untuk orang tidak

bersiul di dalam rumah” larangan ini dapat diartikan bahwa seseorang

akan mendatangkan musibah kedalam rumahnya. “larangan untuk orang

tidak menujuk batu nisan kuburan” larangan ini dapat diartikan bahwa

kita tidak boleh menunjuk batu nisan kuburan sebab akan mengalami

penyakit perut. “larangan untuk orang tidak melangkahi batang pohon

kelor” larangan ini dapat diartikan bahwa seseorang tidak boleh

melangkahi batang pohon kelor sebab jika telah meninggal seluruh

badannya akan mengeras layaknya batang pohon kelor.

4) Dari bait keempat dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. “larangan untuk orang tidak memotong rambut pada

waktu malam hari” larangan ini dapat diartikan bahwa seseorang tidak

diperbolehkan memotong rambutnya pada waktu malam hari sebab akan

mendatangkan kesialan. “larangan untuk orang tidak meratapi jika sedang

mengalami kematian” larangan ini dapat diartikan bahwa jika seseorang

Page 86: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

74

yang mengalami kematian atau telah meninggal orang-orang terdekatnya

agar tidak meratapinya sebab orang yang meninggal tersebut akan

merasakan penyiksaan saat di alam kuburnya.

5) Dari bait kelima dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. Senada dengan bait pertama yaitu nenek moyang yang

dijadikan panutan menyampaikan bahwa ada banyaknya larangan di dunia

ini. “jika ada seorang gadis sedang bernyani didapur maka jodohnya

orang tua” hal dapat dijelaskan jika seorang gadis bernyanyi didapur

maka jodonya nanti adalah orang tua, makna dari kata orang tua adalah

lansia atau orang yang berusia lebih dari 50 tahun. “larangan bagi orang

bernazar jika tidak dilakukan setelahnya” makna dari kata bernazar adalah

sebuah janji seseorang untuk melaksanakan sesuatu jika tujuan yang

diinginkan tercapai. Sehingga orang yang telah bernazar harus

melakukannya sebab jika tidak dilakukan mendatangkan musibah dalam

hidupnya.

6) Dari bait keenam dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. “larangan untuk orang bermain gitar di dalam rumah”

larangan ini senada dengan bait ketiga yaitu “bersiul” sebab dapat

mendatangkan musibah kedalam orang-orang yang berada dalam rumah.

“larangan memukul dinding atau lantai rumah pada waktu malam hari

sebab tikus akan naik(masuk) kedalam rumah” larangan ini memiliki arti

bahwa jika kita memukul dinding dan lantai rumah pada waktu malam

hari mengundang atau memancing tikus masuk kedalam rumah. “larangan

kita berkata tikam lalu ita tidak melaksanakannya” larangan ini memiliki

Page 87: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

75

arti bahwa seseorang yang telah berkata ingin menikam lantas tidak

dilakukan maka hal tersebut bisa jadi dirinya yang akan ditikam

dikemudian hari.

7) Dari bait ketujuh dalam sajak Tala Maqring (larangan) dapat dimaknai

sebagai berikut. tentang banyak larangan di dunia ini hanya Sebagian

kecil saja yang dijelaskan oleh nenek moyang kita dan mereka percaya

sehingga membuat hidup mereka tenang. Kalimat selanjutnya

menegaskan bahwa larangan tersebut dapat dipercaya atau tidak dipercaya

berdasarkan hal baik dan buruknya dilihat dari makna tersirat di

dalamnya. Oleh sebab itu “maka belajarlah engkau agar pandai membaca

belakang surat” kalimat ini memperjelas arti bahwa kita dianjurkan agar

pandai membaca dalam belakang surat yang berarti membaca buku

sehingga dapat menilai mana yang baik dan buruk.

b. pada Sajak “Papekang”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Papekang” baru menghasilkan arti berdasarkan

konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena itu, untuk

memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca berdasarkan

pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi sastra. Judul

sajak “Papekang” bermakna “kerasnya kehidupan seorang pemancing”.

Page 88: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

76

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Papekang (Pemancing) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan tentang seseorang pemancing pada waktu

subuh hari disaat langit mulai terbuka dia telah berada di antara ombak

sambil membawah pancing dan dayungnya. hal ini dijelaskan pada sajak

“pada waktu subuh disaat langit mulai teruka kakimu berada di antar

ombak membawa tali pancing dan memikul dayung” kalimat ini dapat

diartikan bahwa pada waktu subuh adalah waktu saat seorang nelayan

memulai aktifitasnya untuk mencari ikan.

2) Dari bait kedua dalam sajak Papekang (Pemancing) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan tentang sampan yang digunakan oleh

nelayan untuk mengarungi lautan yang biru sehingga hasil tangkapannya

dapat dinikmati oleh orang kota dijelasakan dalam sajak “mengulur

kehidupan dan menyibak takdir engkaulah benteng orang kota dan

engkaulah mengeyangkan orang kota” kalimat ini menjelaskan benteng

yang berarti tangkapan pemancing adalah makanan bagi orang kota.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Papekang (Pemancing) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan tentang kabut dan badai hujan membuat

dirinya tidak takut berada di tengah lautan. Kalimat ini menjelaskan

banyaknya bahaya yang berada di tengah laut tetapi dia tidak bergeming

dan takut dengan hal tersebut dijelaskan dalam sajak “Ombak yang dari

depan dan belakang dia hanya berlari diatasnya, angin dari samping dia

Page 89: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

77

hanya menertawakannya”. Duduk sendirian dan tak berbicara dan tak

pernah melihat kedaratan hanya menunggu ikan merah memakan

umpannya kalimat ini berarti bahwa nelayan yang berada ditengah laut

tidak akan kembali kedaratan sebelum dia mendapatkan hasil dari

tangkapannya.

4) Dari bait keempat dalam sajak Papekang (Pemancing) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan tentang panas matahari ditengah lautan

yang membuat dirinya berkeringat dan kulitnya menghitam dijelaskan

pada sajak “datanglah terik matahari meneteslah keringatmu dan hitamlah

engkau”. Kalimat ini menjelaskan bahwa meskipun panas matahari yang

berada ditengah laut dia tidak pernah mengeluh dengan kehidupan yang

dijalaninya.

5) Dari bait kelima dalam sajak Papekang (Pemancing) dapat dimaknai

sebagai berikut. Menceritakan seorang pemancing yang merupakan

pekerjaan yang sangat mulia dijelaskan pada sajak “engkaulah bunga-

bunga surga sebab engkau berani ditengah lautan mencari rezeki untuk

anak dan istrimu” pada kalimat tersebut menjelaskan bahwa pekerjaan

seorang nelayan adalah perkerjaan mulia sebab ingin memberika rezeki

untuk anak istrinya yang dirumah. Selanjutnya, nelayan dapat membuat

suapan orang kota besar yaitu hasil dari tangkapan seorang nelayan dapat

dirasakan oleh orang-orang kota.

c. pada sajak “Buruqne Intu Anaq”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

Page 90: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

78

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Buruqneki Intu Anaq” baru menghasilkan arti

berdasarkan konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena

itu, untuk memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca

berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi

sastra. Judul sajak “Buruqneki Intu Anaq” bermakna “pesan orang tua kepada

anaknya untuk menanamkan semangat hidup”.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. Menceritakan seorang anak lelaki yang

harus mampu mencari kehidupannya sendiri dan menjadi orang

bertanggung jawab. Pada kalimat “membawa badik dan sangkur di dalam

lidahmu” memiliki arti yaitu badiq merupakan senjata tradisional khas

milik bugis makassar yang berarti dalam setiap ucapan harus bertanggung

jawab didalamnya. Selanjutnya, dalam kalimat “bekal yang tak habis di

akhirat” memiliki arti yaitu berbuat baik dalam kehidupannya.

2) Dari bait kedua dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. memiliki arti yaitu anak yang mampu

bertanggung jawab dalam perkataannya. Jika anak tersebut pergi maka dia

akan di ingat bagaikan minyak dan kelapa sehingga nikmat ketika

diceritakan. Makna kelapa yang berarti bahwa bisa hidup dimana saja dan

Page 91: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

79

memberikan manfaat yang banyak bagi orang sekitarnya sehingga

kabaikannya akan di kenang terus menerus.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang keturunan dari

anak lelaki yang pemberani serta memiliki keistimewaan dalam hidupnya.

Hal ini dijelaskan dalam sajak “buruqne balibina, jangang korona, buriq-

buriq pammanakangta” makna kata balibiq, koro, dan buriq-buriq

merupakan jenis ayam yang dikenal di suku bugis makassar

melambangkan keberanian dan unggul dalam setiap Tindakan.

4) Dari bait keempat dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang anak yang

dijadikan harapan yang tidak pernah sirna hal ini dijelaskan dalam sajak

“pelita tak redup meskipun ditiup angin”. Selanjutnya anak lelaki tersebut

harus memiliki sifat dermawan dan menjadi panutan dalam setiap

kehidupannya hal ini dijelaskan dalam sajak “matahari bagi orang yang

kesulitan dan benteng untuk tempat sandaran bagi orang biasa” makna

kata orang biasa adalah orang awam.

5) Dari bait kelima dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. Menceritakan anak lelaki yang menjalani

kehidupannya berbeda dengan lelaki pada umunya sehingga dalam

keadaan matipun harus tetap menjalaninya. Hal ini dijelaskan dalam sajak

“lelaki yang mengusir kehidupannya sendiri dan menikahi kematiannya

sendiri” mengandung arti mengusir kehidupan adalah kehidupan yang

Page 92: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

80

berbeda dengan harapan yang diinginkan sedangkan menikahi kematian

adalah bertahan dalam kehidupan bahkan sampe ajal menjemputnya.

6) Dari bait keenam dalam sajak Buruqneki Intu Anaq (Lelaki engkau anak)

dapat dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang yang harus

menyadari bahwa dia adalah cucu nabi Adam yang bediri pada alif

bermakna “yang tak pernah mati” dan di bentengi nun dan ba bermakna

keyakinan dan agama.

d. pada Sajak “Panangkala”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Panangkala” baru menghasilkan arti

berdasarkan konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena

itu, untuk memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca

berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi

sastra. Judul sajak “Panangkala” bermakna “kerja keras yang dilakukan oleh

pembajak sawah atau petani dalam menghasilkan sumber kehidupan”.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Panangkala (Pembajak sawah) dapat

dimaknai sebagai berikut. Tentang dua ekor sapi yang sedang manarik

bajak dan membolakbalikkan tanah dan bebatuan kalimat tersebut

Page 93: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

81

memiliki makna menceritakan tentang pembajak sawah sedang bekerja.

Kalimat selajutnya pada sajak “membalikkan takdir dan tidak pernah

ragu-ragu melakukannya” memiliki arti takdir dalam kehidupan pembajak

sawah yang keras namun tetap melakukannya.

2) Dari bait kedua dalam sajak Panangakala (Pembajak sawah) dapat

dimaknai sebagai berikut. Senada dengan bait pertama yaitu dua ekor sapi

yang digunakan untuk membantu menyelesaikan tugasnya pembajak

sawah baik di sawah maupun di kebunnya.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Panangkala (Pembajak sawah) dapat

dimaknai sebagai berikut. Di dalam menyelesaikan pekerjaan meneteslah

keringat dari pembajak sawah tersebut sehingga peluh yang dirasakan

menyuburkan jagung dan padimu. Hal ini dijelaskan pada sajak “tetesan

keringatmu dapat menyuburkan jangung dan padimu”. Selain itu tetesan

keringat dari pembajak sawah dapat melunakkan kerasnya hidup dan

menjadi pintu hidupnya, kalimat tersebut memiliki makna kerasnya

kehidupan pembajak sawah namun tidak pernah mengeluh di dalam

pekerjaannya sehingga dapat menghasilkan sumber kehidupan.

4) Dari bait keempat dalam sajak Panangkala (Pembajak sawah) dapat

dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang pembajak sawah sebagai

teladan atau guru sebab dia mengajarkan kita untuk tidak mengeluh di

dalam berat dan kerasnya perkerjaan dalam hidupnya.

e. pada Sajak “Neqneq Lalang Pangnguqrangi”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

Page 94: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

82

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Neqneq Lalang Pangnguqrangi” baru

menghasilkan arti berdasarkan konvensi bahasa, belum sampai pada makna

sajak. Oleh karena itu, untuk memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut

harus dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan

berdasarkan konvensi sastra. Judul sajak “Neqneq Lalang Pangnguqrangi”

bermakna “Nasi jagung halus suapan orang terdahulu disebuah desa yang

begitu halus dan menyetuh rasa tetapi kini telah tergantikan”.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Neqneq Lalang Pangnguqrangi (nasi

jagung halus dalam kenangan) dapat dimaknai sebagai berikut.

Menceritakan tentang dahulu di sebuah desa ketika suasana pada pagi

buta dijelaskan dalam sajak “ketika kabut masih ada burung gagak dan

burung gelatik bersahutan” dalam sajak tersebut dapat dijelaskan bahwa

pada saat subuh atau pagi buta dengan berbagai kicauan burung gagak dan

gelatik orang di desa tersebut yaitu petani telah melakukan aktifitasnya

sembari menyambut datangnya pagi hari.

2) Dari bait kedua dalam sajak Neqneq Lalang Pangnguqrangi (nasi jagung

halus dalam kenangan) dapat dimaknai sebagai berikut. Tentang suara

timborong yang menyeruling dan suaranya terdengar asik di dapur.

Page 95: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

83

Timborong, yaitu suara yang dihasilkan dari alat berupa pipa atau bambu

yang digunakan untuk menyalakan api di dapur bagi orang desa tersebut.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Neqneq Lalang Pangnguqrangi (nasi jagung

halus dalam kenangan) dapat dimaknai sebagai berikut. Tentang bunyi

letupan-letupan dari nasi jagung halus yang dimasak dan membuatnya

sungguh lembut serta menyentuh rasa sehingga orang-orang di desa

merindukan nasi jagung halus tersebut.

4) Dari bait keempat dalam sajak Neqneq Lalang Pangnguqrangi (nasi

jagung halus dalam kenangan) dapat dimaknai sebagai berikut.

Menceritakan nasi jagung halus yang kini tinggallah kenangan dijelaskan

dalam sajak “oh nasi jagung halus kini engkau tinggallah kenangan dan

dia si beras menggantikanmu” kalimat tersebut menjelaskan bahwa nasi

jagung yang dahulu sangat lembut dan menyentuh rasa kini telah

tergantikan menjadi beras bagi suapan orang desa tersbut selanjutnya nasi

jagung harus akan selalu di hormati dan di kenang sebagai suapan bagi

orang terdahulu.

f. Pada Sajak “Pinisi Kalengku”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Pinisi kalengku” baru menghasilkan arti

berdasarkan konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena

itu, untuk memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca

Page 96: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

84

berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi

sastra. Judul sajak “Pinisi kalengku” bermakna “Pinisi adalah tubuh setiap

seorang yang berlayar dan juga seorang pekerja keras dari warisan leluhur

Sawerigading”.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Pinisi kalengku (pinisi tubuhku) dapat

dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang seorang yang berlayar di

perut Sawerigading sedangkan makna Sawerigading adalah putra mahkota

kerajaan Luwu yang merupakan orang pertama membuat pinisi

selanjutnya pinis atau kapal pinisi adalah kapal layar tradisional khas

Indonesia yang berasal dari suku bugis dan suku Makassar di Sulawesi

Selatan tepatnya dari desa bira kecamatan. Bonto bahari kabupaten

Bulukumba. Kerja keras yang diajarkan Sawerigading telah tuntas dan

tertanam didalam diri setiap orang yang berlayar menggunakan kapal

layar atau pinisi.

2) Dari bait kedua dalam sajak Pinisi kalengku (pinisi tubuhku) dapat

dimaknai sebagai berikut. Tentang tiap bagian dari kapal pinisi

digambarkan dalam bentuk tubuh manusia seperti pada sajak “tulang

punggungnya menjadi lunas” artinya tulang punggung orang berlayar

bagaikan lunas atau balok kayu yang memanjang.

3) Dari bait ketiga dalam sajak Pinisi kalengku (pinisi tubuhku) dapat

dimaknai sebagai berikut. Tentang semangat orang yang berlayar harus

Page 97: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

85

memastikan kembalinya gerak niatnya untuk kembali menggerakkan

layarnya.

4) Dari bait keempat dalam sajak Pinisi kalengku (pinisi tubuhku) dapat

dimaknai sebagai berikut. Menceritakan tentang setiap orang yang

berlayar adalah pekerja keras yang seluruh tubuhnya adalah muasal dalam

kehidupan warisan leluhurnya yaitu warisan Sawerigading yang turun

mewujud berempat.

g. Pada Sajak “Bangngi”

Pada pembacaan hermeneutik sebuah sajak diinterpretasikan melalui

pemahaman kata dari makna konotatif dan ketidaklangsungan ekspresi yang

sengaja dilakukan oleh seorang penyair. Pembacaan hermeneutik ini

membuat puisi dapat dipahami secara keseluruhan.

Pembacaan heuristik pada “Bangngi” baru menghasilkan arti berdasarkan

konvensi bahasa, belum sampai pada makna sajak. Oleh karena itu, untuk

memperoleh makna yang penuh, puisi tersebut harus dibaca berdasarkan

pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan konvensi sastra. Judul

sajak “Bangngi” bermakna “Suasana malam hari merindukan seseorang yang

selalu berderai dalam jiwa dan pikiran”.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh makna yang penuh, sajak tersebut harus

dibaca berdasarkan pembacaan hermeneutik yaitu pembacaan berdasarkan

konvensi sastra.

1) Dari bait pertama dalam sajak Bangngi (malam) dapat dimaknai sebagai

berikut. Tentang suasana malam hari saat burung-burung kembali ke

sarangnya dan digantikan oleh binatang malam lain untuk mencari

Page 98: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

86

rezekinya dan malaikat malam bernyanyi dijelasakan dalam sajak

“menyanyilah malaikat di langit malam menangsilah para janda di dalam

kelambunya…” dalam kalimat tersebut dijelaskan bahwa tangisan janda

pada malam hari di dalam kelambunya adalah bentuk kesedihan dan

hanya ditertwakan oleh cicak di palfon rumahnya.

2) Dari bait kedua dalam sajak Bangngi (malam) dapat dimaknai sebagai

berikut. Tentang tangisan pada malam hari sebab merindukan sosok

wajah yang selalu muncul berderai dalam jiwa dan pikiran dijelaskan

dalam sajak “Kuraih airnya, akan kujadikan tinta, dan melukis wajahmu

di dalam hatiku yang terluka” pada kalimat tersebut dapat dijelaskan

bahwa malam hari membuat diri ini merindukan wajahnya.

Setelah melakukan analisis pada ketujuh sajak karya H. Kamiluddin DM

dan Andhika Daeng Mammangka dapat di jelaskan bahwa penerapan makna

kata dari Heuristik dan Hermeneutik itu sendiri cukup banyak penulis

temukan pada setiap baitnya. Terbukti pada klasifikasi data yang penulis

jabarkan terdapat tiga sampai empat kata setiap baitnya yang menggunakan

pemaknaan yang tidak mengandung makna sebenarnya. Sehingga jika

diartikan secara langsung maka akan mengahasilkan pemaknaan ganda

(ambigu).

Selanjutnya, dalam pemaknaan puisi yang di baca berdasarkan struktur

kebahasaannya (Heuristik) penulis memberikan sisipan kata atau sinonim

yang diletakkan dalam tanda kurung pada setiap bait sajak yang penulis

analisis. Sehingga dalam memaknainya akan lebih muda.

Page 99: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

87

Pemaknaan puisi dari segi Hermeneutik pada sajak H. Kamiluddin DM

dan Andhika Daeng Mammangka. Penulis memaknainya secara Bait per bait

yang artinya menganalisis setiap baitnya dengan dibaca berulang kali hingga

menemukan makna yang sesunggunya. Walau pun terdapat pemaknaan yang

ambigu namun penulis mencoba untuk mengaitkan bait sajak yang satu

dengan yang lain sehingga dalam proses memaknainya lebih mudah.

Sajak Tala Maqring karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu sajak

larangan memiliki tujuh bait yang menceritakan banyaknya larangan di dunia

ini yang disampaikan oleh orang terdahulu agar tidak melakukannya. Dari

segi gaya bahasa yang diberikan, H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka memberikan gambaran dalam suatu larangan dengan bentuk

perumpamaan saja

Meskipun dalam sajaknya menggunakan kata - kata perumpamaan.

Namun dari aspek pemaknaan secara Heuristik dan Hermeneutik memiliki

beberapa kesamaan pada objek dari sajak berikutnya dengan memberikan

gambaran dalam sebuah bentuk objek. Namun makna yang lain sangat jauh

berbeda.

Selanjutnya pada sajak Papekang karya H. Kamiluddin DM dan Andhika

Daeng Mammangka yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu

sajak pemancing terdiri dari lima bait. Menggunakan gaya bahasa yang cukup

beraneka ragam dan hanya fokus pada satu objek saja tetapi, sajak pemancing

tersebut memiliki berbagai macam gambaran kehidupan yang dijalani dalam

objek sajak pemancing tersebut.

Page 100: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

88

Selain gambaran kehidupan yang dihadapi. sajak tersebut mengandung

banyak unsur alam seperti ombak, kabut, badai hujan, daratan, lautan, angin

dan masih banyak lagi di dalam sajaknya. Namun dalam hal ini kita semua

sudah tahu bahwa dari sajak H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka tidak pernah menggunakan kata dengan makna yang sebenarnya

secara langsung. sehingga dalam memaknai sajaknya terlebih dahulu kita

harus mengerti dan paham makna setiap kata secara cermat.

Sajak Buruqneki Intu Anaq karya H. Kamiluddin DM dan Andhika

Daeng Mammangka yang diterjemahkan kedalam Bahasa indonesia yaitu

sajak lelakilah engkau anak terdiri dari enam bait dengan pola yang sama

pada setiap baitnya. Pola-pola yang dimaksud penulis disini yaitu kesamaan

kata disetiap awal baitnya yaitu engkaulah itu anak. Kata ingin merujuk pada

pesan yang di sampaik untuk seorang anak lelaki. Dari segi pemilihan kata H.

Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka memasukkan kata-kata

yang sering kita temui setiap hari namun kata tersebut lagi-lagi bukanlah kata

yang sesunggunya, melainkan kata yang diumpamakan. yang diandai-

andaikan serta yang diibaratkan suatu benda atau objek.

Sajak Panangkala karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu sajak

pembajak sawah terdiri empat bait. Pada sajak pembajak sawah

menggambarkan objek sebagai bentuk kehidupan masyarakat yang

menggunakan perumpamaan dalam setiap kata dalam bait sajaknya.

Sajak Neqneq Lalang pangnguqrangi karya H. Kamiluddin DM dan

Andhika Daeng Mammangka yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia

Page 101: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

89

yaitu sajak Nasi jagung halus dalam kenangan terdiri empat bait. Pada sajak

nasi jagung halus dalam kenangan menggambarkan kehidupan seseorang

disebuah desa seblum melakukan aktifitasnya mereka akan selalu mengingat

nasi jagung halus dan lembut menyetuh rasa. Hal tersebut menjadikan nasi

jagung halus sebagai objek dalam makna sajaknya.

Sajak Pinisi kalengku karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu sajak

pinisi tubuhku terdiri dari empat bait. Sajak pinisi tubuhku menggambarkan

bentuk sebuah kapal pinisi atau kapal layar seperti layaknya bentuk tubuh

seorang pelaut hal tersebut membuat objek pinisi dijadikan bentuk makna

dalam setiap baitnya.

Sajak Bangngi karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yaitu sajak

malam terdiri dari dua bait. Sajak malam adalah bentuk sajak yang

menggambarkan seseorang yang merindukan wajah yang setiap saat muncul

dalam pikiran dan menderai disetiap jiwanya hal tersebut menjadikan sajak

ini terfokus pada keadaan seseorang yang merindu.

Setelah mengetahui hasil dari analisis makna Heuristik dan Hermenutik

dari keempat sajak tersebut karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka yang dimaknai dari bait perbait. Selanjutnya akan

mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam keempat sajak yaitu

masalah ekonomi, masalah Pendidikan, masalah kebudayaan, masalah moral,

dan masalah gender dari hasil analisis data tersebut dapat diketahui makna

keseluruhannya.

Page 102: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

90

2. Temuan Penelitian

Setelah melakukan analisis pada ketujuh sajak karya H. Kamiluddin DM

dan Andhika Daeng Mammangka menggunakan semiotik Michael Riffaterre

yang mencakup tentang pembacaan heuristik dan hermeneutik selanjutkan

akan mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam sajak ‘Tala Maqring’,

‘Papekang’, ‘Buruqneki Intu Anaq’, ‘Panangkala’, ‘Neqneq Lalang

Pangnguqrangi’, ‘Pinisi Kalengku’, dan ‘Bangngi’.

Permasalahan sosial yang digunakan adalah Permasalahan sosial yang

muncul karena adanya masalah sosial. masalah sosial itu meliputi

ketimpangan sistem sosial yaitu, masalah ekonomi, masalah Pendidikan,

masalah kebudayaan, dan masalah moral. Masalah-masalah tersebut akan

diuraikan satu-persatu dengan data hasil analisis pembacaan heuristik dan

heremeneutik pada sajak tersebut.

Data yang telah diperoleh tidak dimunculkan semua dalam pembahasan,

melainkan hanya data yang dianggap mewakili aspek permasalahan yang

dikritik.

a. Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Perkembangan ekonomi tidak hanya memiliki dampak positif seperti

meningkatkannya tingkat kesejahteraan masyarakat. Tetapi juga memiliki

dampak negatif yang menyertainya misalnya pada keterbatasan dan sulit

berkembang sehingga pemerataan ekonomi akan melahirkan kesenjangan

sosial.

Soekanto (2017: 320) berpendapat bahwa salah satu masalah ekonomi

adalah kemiskinan, yang merupakan suatu keadaan dalam hal ini seorang

Page 103: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

91

tidak sangup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan

kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun

fisiknya dalam kelompok tersebut. Keadaan kaya dan miskin secara

berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya

perdagangan berkembang dengan pesat dan timbul nilai-nilai sosial yang

baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan

ditetapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan

masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu

individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka mampu

untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap

sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis para warga

masyarakat ditentukan secara tegas.

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin

kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap

bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga tidak adanya usaha-usaha

untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan

tersebut kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya. Faktor-

faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran

bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang

telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan (Soekanto,

2017: 320).

Sehingga di dalam memenuhi kebutuhan materinya, masih banyak

terdapat ketimpangan-ketimpangan ekonomi yang terjadi dalam

masyarakat, misalnya masalah pengangguran, kurangnya lapangan

Page 104: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

92

pekerjaan. Selain itu, tuntutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

tekadang memaksa diri dalam setiap pekerjaanya agar kebutuhan untuk

anak, istri, maupun keluarganya dapat terpenuhi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kritik sosial

masalah ekonomi adalah kritik yang muncul akibat adanya ketimpangan

ekonomi di masyarakat, misalnya pengangguran, kemiskinan, tingginya

harga bahan pokok, dan kurangnya lapangan pekerjaan. Oleh sebab itu

penulis dapat mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam kumpulan

sajak Makam kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka dengan menggunakan pembacaan heuristik dan pembacaan

heurmenetik. Hal ini dijelaskan dalam kutipan sajak berikut ini.

Pemancing

Bait Ketiga

Kabut ditengah laut dan badai hujanTak bergeming dan tak takut engkau dilautOmbak yang datang didepan dibelakang engkau hanya berlaridiatasnyaAngin dari samping engkau hanya menertawakannyaDuduk sendirian tak berbicara dan tak pernah melihat kedaratanMenunggu seekor ikan merah memakan umpanmu

Kutipan sajak pemancing tersebut dapat dijelaskan pada bait ketiga

tentang kehidupan seorang nelayan yang begitu keras dan berbahaya untuk

mencari sumber kehidupannya. Pemancing adalah suatu masyarakat yang

tinggal di wilayah pesisir dengan mata pencaharian utama memanfaatkan

sumber daya alam yang terdapat di dalam laut baik itu berupa ikan, udang,

rumput laut, kerang, terumbu karang dan hasil kekayaan laut lainnya.

Masyarakat pemancing memiliki karakteristik khusus yang membedakan

mereka dari masyarakat lain dan pemancing indentik dengan kemiskinan,

Page 105: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

93

banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang rendah

(Kusnadi, 2003: 16).

Menurut Kusnadi, penyebab lain terjadinya kemiskinan pada

masyarakat nelayan adalah tekanan kehidupan yang dihadapi oleh

fluktuasi musim ikan, keterlibatan kemampuan teknologi penangkapan,

jaringan pemasaran yang dianggap merugikan pemancing serta sistem bagi

hasil yang timpang sehingga pemancing tradisional dan nelayan buruh

merupakan kelompok sosial yang paling terpuruk tingkat kesejahteraan

hidupnya.

Pada sajak diatas dijelaskan bahwa kehidupan pemancing yang

merupakan kelompok sosial paling buruk tingkat kesejahteraan hidupnya

yaitu pada kutipan sajak “kabut ditengah laut dan badai hujan Tak

bergeming dan tak takut engkau dilaut ombak yang datang didepan

dibelakang engkau hanya berlari diatasnya angin dari samping engkau

hanya menertawakannya duduk sendirian tak berbicara dan tak pernah

melihat kedaratan Menunggu seekor ikan merah memakan umpanmu”.

Kalimat tersebut memiliki makna bahwa jika seorang pemancing yang

ingin mencari kehidupannya harus bertahan dalam keadaan yang bgitu

keras ditengah lautan untuk mendapatkan hasil dari tangkapnya dilautan.

Sajak tersebut termasuk dalam kritik sosial masalah ekonomi sebab dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya seorang nelayan harus bertahan di tengah

lautan yang terdapat bahaya didalamnya.

Bait Kelima

Pemancingengkaulah bunga-bunga surgaSebab engkau berani sendirian ditengah laut

Page 106: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

94

Mencari rezeki untuk anak dan istrimuSehingga membuat suapan orang perkotaan besar

Dari kutipan diatas pada bait kelima dalam sajak pemancing yang

termasuk dalam Permasalahan ekonomi adalah masyarakat nelayan lemah

dari aspek ekonomi dan sosial seperti pendapatan, pendidikan bahkan

teknologi. Banyak anak yang harus bekerja melaut setelah menyelesaikan

pendidikan di sekolah dasar. Pendapatan yang diperoleh pemancing tidak

menetap dan terkadang hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-

hari. Sementara biaya pendidikan yang tinggi menjadi salah satu faktor

penghambat bagi nelayan dengan status sebagai masyarakat miskin yang

memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya akibat

ketidakpastian usaha. Kemiskinan yang melekat mengakibatkan mereka

tidak mampu memberikan pendidikan yang cukup bagi anak-anaknya

terutama pendidikan formal.

Pembajak Sawah

Bait Ketiga

Tetesan keringatmu dapatMenyuburkan jagung dan padimuTetes keringatmu dapatMelunakkan kerasnya hidupmu danMenjadi pintu hidupmu

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pada sajak pembajak sawah

atau petani merupakan kelompok sosial dalama kategori miskin Menurut

Kusnadi petani adalah seorang yang mempunyai profesi bercocok tanam

(menanam tumbuh-tumbuhan) dengan maksud tumbuh-tumbuhan dapat

berkembang biakmenjadi lebih banyak serta untuk dipungut hasilnya,

tujuan menanam tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup

Page 107: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

95

yaitu dapat dimakan manusia dan hewan peliharaanya. Mengemukakan

bahwa sistem perekonomian yang berdasarkan kepada usaha bersama dari

masyarakat secara keseluruhan dengan tujuan utama meningkatkan taraf

hidup masyarakat dengan meningkatkan pendapatan perkapita dan

pembagian pendapatan yang merata dengan Negara (pemerintah) yang

memainkan peran aktif untuk mengarahkan dan melaksanakan

pembanguna. petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus mampu

bertahan dalam kerasnya kehidupannya seperti yang dijelaskan pada sajak

diatas yaitu patani harus berpeluh dan berkeringat demi mendapatkan

kesejahteraan dalam hidupnya.

Dari beberapa kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah

ekonomi yang dikritik oleh penulis melalui kumpulan sajak Makam

kenangan karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka

berfokus pada kehidupan kelompok sosial yang muncul akibat

kesenjangan ekonomi dan tuntutan pemenuhan kebutuhan, kurang

meratanya lapangan pekerjaan, kesenjangan antar golongan masyarakat,

tuntutan ekonomi yang menjadikan seseorang bekerja hanya demi

memenuhi kebutuhan hidupnya menikmati apa yang dikerjakan meskipun

dengan menantang maut, dan juga kurang meratanya persebaran bahan

makanan. Berbagai permasalahan di atas memang kerap terjadi dalam

kehidupan, utamanya dalam kehidupan modern, di mana tuntutan ekonomi

semakin banyak khususnya masyarakat yang golongan petani dan nelayan.

Page 108: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

96

b. Permasalahan Sosial dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan.

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi manusia dapat mencapai taraf

hidup yang lebih baik. Apalagi dalam kehidupan masyarakat modern,

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dan bisa

diperoleh oleh semua orang. Berbeda dengan di zaman dahulu, yang hanya

golongan bangsawan yang dapat mengenyam Pendidikan.

Selain itu, fokus masalah Pendidikan yang akan di kritik adalah

pemerataan Pendidikan sehingga dapat memahami makna dari setiap

sejarah orang terdahulu. Hal ini dapat di jelaskan dalam kutipan sajak

sebagai berikut.

Larangan

Bait Ketujuh

Inilah Sebagian kecil yang terlarang, yang dipercaya orangterdahulu dan Tenang hidupnya. Maka Percaya atau tidak percayaengkaulah yang tahu antara baik dan buruk. engkaulah yangmengetahui makna dalam pesannyamaka Belajar engkau agar pandai membaca belakang surat.

Dari kutipan sajak larangan di atas dapat dijelaskan bahwa ada

banyaknya hal-hal yang terlarang dan dipercaya oleh orang terdahulu atau

nenek moyang kita. Oleh sebab itu, kita harus belajar dengan pandai agar

dapat menilai mana yang baik dan buruk dari setiap pesan nenek moyang

kita. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan yang

ditanamkan sejak zaman nenek moyang kita harus pandai dalam

menilainya agar dapat memberikan manfaat di dalam kehidupan.

Page 109: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

97

c. Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, Tindakan, dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

bersama dengan belajar. timbulnya kebudayaan disebabkan karena

interaksi manusia sebagai anggota masyarakat dengan lingkungan

sosialnya. Oleh karena itu kebudayaan satu daerah dengan daerah yang

lain akan berbeda.

Unsur budaya yang terkandung dalam sajak Makam kenangan karya

H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka adalah budaya yang

terkait dengan kehidupan masyarakat saat itu. Salah satunya adalah

kebiasaan masyarakat dalam menjalani kehidupannya yang membedakan

antara kelas sosial yang tinggi atau dianggap lebih kaya akan

diperlakakuka dengan lebih baik di bandingan dengan kelas sosial yang

rendah atau orang yang tergolong miskin. Hal tersebut dijelaskan pada

sajak berikut ini.

Lelaki Engkau Anak

Bait Pertama

Berjalanlah engkau wahai anakMenyebrangi lautanMembawa tasmuMembawa badiq atau sangkur didalam lidahmuMencari kehidupanmu di duniaBekal yang tak habis di akhirat

Pemancing

Bait Pertama

Di waktu subuh hari

Page 110: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

98

Di saat langit mulai terbukaKakimu telah berada di antara ombakMemegang tali pancing dan pancingMemikul dayung

Nasi jagung halus dalam kenangan

Bait Keempat

Oh nasi jagung haluskau tinggal kenanganDia si beras menggantikanmuSalam hormat kami padamu.

Pinisi tubuhku

Bait Keempat

Kami pekerja memastikanSeluruh tubuhku adalah muasalmuMenyelimuti kehidupan kitaWarisan leluhur, warisan sawerigadingturun mewujud berempat

Pada kutipan empat sajak di atas dapat dijelaskan bahwa dalam sajak

lelaki engkau anak menceritakan tentang seorang anak yang harus

merantau dijelaskan dalam sajak “berjalanlah engkau wahai anak

menyebrangi lautan membawa tasmu…” makna kalimat tersebut adalah

kebudayaan suku bugis makassar terkhusus lelaki yang akan merantau

meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan kehidupan yang

layak dalam sudut pandang kelas sosial di lingkungan masyarakat.

Pada sajak pemancing menceritakan tentang kehidupan yang setiap hari

dilakukannya yaitu di waktu subuh mereka telah berada di antara ombak

untuk mencari sumber kehidupannya. Kebiasaan tersebut adalah

kebudayaan yang enggan masyarakat menganggapnya kelas sosial rendah

sebab seorang pemancing akan menggantungkan nasibnya dan membuat

Page 111: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

99

keselamatan hidupnya berbahaya sebab akan berada ditengah lautan yang

jauh dari keluarga mereka.

Pada sajak nasi jagung halus dalam kenangan menceritakan tentang

suapan nasi jagung halus yang menyetuh rasa setiap orang di desa yang

telah dilupakan dan digantikan dengan suapan beras. Hal tersebut adalah

kebudayaan yang telah melekat sejak zaman dahulu yang memiliki

peristiwa nasionalisme akan tetapi masyarakat tidak sekarang tidak peduli

lagi dengan nasi jagung halus sebagai suapannya.

Selanjutnya pada sajak pinisi tubuh menceritakan tentang seorang yang

ingin berlayar harus memastikan bahwa seluruh tubuhnya adalah muasal

kehidupan yang di wariskan oleh leluhurnya yaitu warisan leluhur

sawerigading. Kebudayaan tersebut yang dianggap sebagai kerja keras

yang diajarkan leluhur tuntas dalam setiap diri orang yang berlayar akan

tetapi banyak masyarakat yang melupakan budaya tersebut sehingga

mengakibatkan warisannya diturunkan akan sirna oleh waktu.

Dari kempat sajak tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa kritik

sosial yang dikritik adalah perbedaan kebudayaan masyarakat antara satu

daerah dengan dengan daerah lain yang ditinjau dari kelas sosialnya.

Sehingga dapat terjadi kesenjangan sosial akibat dari kelas sosial tinggi

dan kelas sosial rendah.

d. Permasalahan Sosial dalam Moral

Moral pada prinsipnya mengacu pada penilaian baik dan buruk terhadap

sesuatu. Ukuran dan penilaian tentang hal baik dan buruk tidak dapat

Page 112: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

100

ditentukan begitu saja. Penilaian tersebut juga dipengaruhi oleh etika yang

berkembang dalam masyarakat tersebut.

Salah satu sikap moral yang lazim ditemukan adalah sifat etika dalam

adat istiadat, hal tersebut dapat berujung pada sesuatu yang buruk apabila

tidak dikontrol dengan baik. Hal ini dapat dijelaskan dalam sajak berikut

ini.

Larangan

Bait Pertama

Inilah dunia yang banyak larangannyaDiingatkan oleh orang terdahulu dan sejak zaman nenekMoyang kitaLarangan bagi perempuan hamil tidak tidur terlentangLarangan bagi kita pergi meninggalkan orang yang sedang makan

Pada kutipan sajak larangan di atas menjelaskan bahwa ada banyaknya

larangan yang terdapat didunia ini. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam

sajak “larangan bagi perempuan hamil tidak tidur terlentang dan

larangan bagi kita pergi meninggalkan orang yang sedang makan” makna

dalam sajak tersebut mengingatkan agar kita tidak melakukannya karena

dapat berakibat buruk bagi kehidupan. Pada sajak larangan tersebut adalah

bentuk larangan yang lazim di temukan di kebudayaan suku bugis

makassar bahkan bagi sebagian masyarakat masih menyakini akan

larangan tersebut sehingga menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.

e. Permasalahan Sosial dalam Gender

Perbedaan gender merupakan interpretasi sosial dan kultural terhadap

perbedaan jenis kelamin. Jadi, gender mengacu pada peran dan kedudukan

wanita di masyarakat dalam rangka bersosialisasi dengan masyarakat lain.

Page 113: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

101

Perbedaan gender tidaklah menjadi masalah ketika tidak menyebabkan

ketidakadilan gender. Salah satu aspek yang dapat dilihat untuk

mengetahui adanya ketidakadilan gender adalah dengan memandangnya

melalui menifestasi subordinasi.

Pandangan gender yang biasa dapat mengakibatkan subordinasi

terhadap wanita. Wanita dianggap lemah dan tidak bisa memimpin.

Anggapan ini kemudian memunculkan sikap untuk menomorduakan

wanita. Kedudukan wanita dianggap inferior, dalam artian posisinya selalu

berada di bawah laki-laki yang dianggap superior.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kritik sosial masalah

gender merupakan kritik yang muncul akibat adanya subordinasi terhadap

wanita, yakni wanita diangggap lemah dan tidak bisa memimpin, serta

wanita diposisikan di bawah laki-laki.

Malam

Bait Pertama

Kembali(lah) burung-burung (itu)kesarang(nya)Keluar(lah) semua binatang malam (untuk)mencari rezeki(nya)Menyanyi(lah) malaikat (di)langit (malam)Menangis(lah) (para)janda (di)dalam kelambu(nya)Ditertawai (seekor)cicak yang menempel (di)plafon rumah(nya)

Pada kutipan sajak malam di atas menjelaskan bahwa kedudukan seorang

perempuan yang telah menjadi janda di malam hari yang dianggap lemah

dijelaskan dalam sajak “disaat malam mulai datang kembalilah semua

burung-burung ke sarangnya dan keluarlah semua binatang malam

mencari rezekinya dan malaikat menyanyi di langit malam menangislah

para janda di dalam kelambunya ditertawai seekor cicak yang menempel

Page 114: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

102

di plafon rumahnya” makna dalam kalimat tersebut menjelaskan

kedudukan seorang janda yang begitu lemah sebab mereka harus

menghadapi kehidupan tanpa adanya seorang yang bisa memimpinnya.

Adapun perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yang

sempat dilakukan oleh Silfiana, Aliyah dan Indriani mengenai makna Heuristik

dan Hermeneutiknya Serta mendeskripsikan kritik sosial yaitu terdapat

perbedaan temuan pada klasifikasi data yang dilakukan, yang artinya pada

penelitian yang dilakukan Penulis terdapat banyak penggunaan simbol –

simbol serta kalimat yang berupa perumpamaan dengan menggunakan unsur -

unsur alam sehingga dalam sajaknya cukup sulit dan butuh waktu untuk

menemukan maknanya secara Hermeneutik dan memiliki cukup banyak

perbedaan dalam pemaknaannya secara Heuristik dan Hermenutik. Sedangkan

pada ketiga penelitian Relevan tersebut. sebenarnya juga terdapat simbol –

simbol serta perumpamaan yang cukup banyak. Namun dalam kaitannya tidak

berfokus pada kritik sosialnya saja seperti pada sajak Makam Kenangan karya

H. Kamaluddin DM dan Andhika Daeng Mamamangka Sehingga dalam

mendeskripsikan kritik sosial cukup muda meskipun juga memiliki waktu yang

tidak singkat. Perbedaan yang lebih terlihat lagi yaitu dari segi maknanya yang

hampir sama antara Heuristik dan Hermenutiknya.

Perbedaan lainnya juga terdapat pada sajak yang dianalisis yaitu pada sajak

yang dikaji penulis merupakan sajak yang menggambarkan tentang kehidupan

didunia. Sedangkan pada puisi yang dikaji oleh Silfiana pada “Pembacaan

Heuristik dan Heurmeneutika Kumpulan Sajak Le Cahier De Douai karya

Arthur Rimbaud” yang didalamnya mengungkapkan pembacaan Heuristik dan

Page 115: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

103

Heurmeneutika sebagai bentuk dari metode-metode dalam semiotik, dalam hal

Antologi Douai karya Arthur Rimbaud. Kemudian pada penelitian yang

dilakukan oleh Aliyah pada “Kritik sosial dalam kumpulan sajak Terkenang

Topeng Cirebon Karya Ajib Rosidi. Tinjauan Sosiologi Sastra”. Kritik Sosial

terhadap bidang politik yaitu “Panorama tanah air”, “Kau yang berbicara”,

“perumpamaan”, “pemandangan”, “tak tahu tempatku di mana”. Kritik social

terhadap bidang hukum dan bidang ekonomi yaitu puisi “cari Muatan”. Kritik

sosial terhadap budaya yaitu puisi “katakanlah” dan “sajak bunglon”. Kritik

sosial terhadap bidang pertahanan keamanan yaitu puisi “kusaksikan manusia”

kesamaan penelitian Aliyah dengan penelitian ini adalah terletak pada acuan

dan pendekatan yang digunakan, yaitu kritik sosial dengan menggunakan sajak

Terkenang Topeng Cirebon Karya Ajib Rosidi. Perbedaan penelitian terletak

pada pendekatan sosiologi sastra.

Selanjutnya pada penelitian Indriani yaitu “Nilai-Nilai Nasionalisme dalam

kumpulan puisi Perjalanan Penyair (sajak-sajak kegelisahan hidup) Karya

Putu Oka Sukanta. Tinjauan semiotika”. Adapun nilai-nilai nasionalisme yang

terdapat dalam kumpulan puisi perjalanan penyair (sajak-sajak kegelisahan

hidup) adalah sikap bangga menjadi bangsa Indonesia, rela berkorban demi

ketuhanan, dan kemajuan bangsa dan Negara, cinta tanah air, menjunjung nilai

sebuah persatuan dan kesatuan bangsa, menghargai jasa para pahlawan bangsa

yang telah gugur demi menegakkan kebenaran serta keadilan bangsa, dan

berani membela kebenaran dan keadilan demi terwujudnya cita-cita nasional

bangsa.

Page 116: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

104

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan hasil analisis data tentang

pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik untuk mendeskripsikan

Makna sosial dalam buku kumpulan sajak Makam kenangan karya H.

Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka maka, penulis dapat

menarik kesimpulan tujuh sajak ‘Tala Maqring’, ‘Papekang’, ‘Buruqneki

Intu Anaq’, ‘Panangkala’, ‘Neqneq Lalang Pangnguqrangi’, ‘Pinisi

Kalengku’, ‘Bangngi’ sebagai berikut

1. Pembacaan Heuristik dan Pembacaan Hermeneurik

Setelah memahami sajak dalam pembacan heuristik dan

heurmenetik maka setiap sajak akan dianalisi berdasarkan kritik sosial

yang terdapat di dalamnya. Beberapa kritik sosial yang dijadikan acuan

yaitu kritik sosial ekonomi, kritik sosial Pendidikan, kritik sosial

kebudayaan, kritik sosial moral. Dari hasil pembacaan heuristik dan

hermeneutik pada buku kumpulan sajak Makam kenangan, yaitu sajak

‘Tala Maqring’, ‘Papekang’, ‘Buruqneki Intu Anaq’, ‘Panangkala’

‘Neqneq Lalang Pangnguqrangi’, ‘Pinisi Kalengku’, dan ‘Bangngi’.

karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam ketujuh sajaknya H.

Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka selalu dominan

menggunakan unsur alam yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat,

Page 117: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

105

gaya bahasanya pun berupa kiasan atau perumpamaan. 2. Dalam sajaknya

terdapat cerita yang berbeda-beda disetiap bagian-bagiannya, seperti pada

salah satu sajaknya yang berjudul “Tala Maqring” yang berarti larangan

yang memiliki delapanbelas bagian di dalamnya dan terdiri dari tujuh bait.

3. Dari ketujuh sajak yang dikaji makna Heuristik dan Hermeneutiknya

memiliki tema yang berbeda-beda, yaitu sajak “Tala Maqring” memiliki

tema tentang Larangan, lalu pada sajak “Papekang” bertemakan tentang

Kehidupan dan menantang maut dan sajak “Buruqneki Intu Anaq”

memiliki tema tentang kehidupan dan Tanggung Jawab, sajak

“Panangkala” memiliki tema tentang kerja keras dan kesabaran, sajak

“Neqneq Lalang Pangnguqrangi” memiliki tema tentang suapan orang

dulu, sajak “Pinisi Kalengku” memiliki tema tentang kehidupan dan

tanggung jawab, dan sajak “Bangngi” memiliki tema tentang kerinduan

di malam hari

2. Permasalahan Sosial

Berdasarkan masalah sosial yang terdapat dalam ketujuh sajak

tersebut yaitu kritik sosial masalah ekonomi pada sajak pemancing dan

sajak pembajak sawah merupakan masalah sosial masalah ekonomi sebab

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seorang nelayan harus bertahan di

tengah lautan yang terdapat bahaya didalamnya dan tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan sebab kurang meratanya lapangan pekerjaan.

Masalah sosial masalah pendidikan pada sajak larangan, pendidikan

merupakan salah satu faktor kebutuhan yang harus dipenuhi dan bisa

Page 118: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

106

diperoleh oleh semua orang. Berbeda dengan di zaman dahulu, yang hanya

golongan bangsawan yang dapat mengenyam Pendidikan.

Masalah sosial masalah kebudayaan pada sajak lelaki engkau anak,

sajak larangan, sajak nasi jagung halus dalam kenangan, dan sajak pinisi

tubuhku permasalahan sosial adalah perbedaan kebudayaan masyarakat

antara satu daerah dengan dengan daerah lain yang ditinjau dari kelas

sosialnya. Sehingga dapat terjadi kesenjangan sosial akibat dari kelas

sosial tinggi dan kelas sosial rendah.

Masalah sosial masalah moral pada sajak larangan. Masalah sosial yang

dikritik adalah sajak larangan yang di dalam sajak tersebut mengingatkan

agar kita tidak melanggar moral dan etika yang berkembang dalam

masyarakat tersebut karena dapat berakibat buruk bagi kehidupan.

Selanjutnya, pada Masalah sosial masalah gender pada sajak malam.

Masalah sosial yang dikritik adalah perbedaan gender yang mengacu pada

peran dan kedudukan wanita di masyarakat dalam rangka bersosialisasi

dengan masyarakat lain.

Page 119: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

107

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis makna Heuristik dan makna Hermeneutik

dan menentukan kritik sosial pada teks sajak karya H. Kamiluddin DM dan

Andhika Daeng Mammangka, maka penulis dapat menyampaikan saran

sebagai berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian yang lebih baik

dan sempurna, baik yang berhubungan dengan penelitian ini, maupun yang

berhubungan dengan masalah lain dalam penelitian yang berobjek teks

sajak khususnya sajak karya H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng

Mammangka, karena terdapat aspek lain yang dapat diteliti selain aspek

makna, seperti penganalisaan mengenai majas dan lain sebagainya.

2. Bagi para pendidik, diharapkan banyak menjadikan karya sastra khususnya

teks puisi sebagai bahan pengajaran sehingga nilai-nilai dan makna besar

yang terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan sebagai pedoman

untuk terciptanya sebuah kebudayaan yang baik khusunya untuk

mencerminkan kebudayaan Indonesia seutuhnya.

3. Bagi pembaca diharapakan penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi

masyarakat terhadap karya sastra, serta dapat menjadi bahan rujukan bagi

pembaca yang hendak meneliti karya sastra dengan pendekatan yang sama.

Page 120: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

108

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ahmad Adib. 2014. Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen SeekorBebek yang Mati di Kali Karya Puthut EA. Yogyakarta: UniversitasNegeri Yogyakarta.

Ahmadi, Abu, Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Aliyah, Laely Nurul. 2010. “Kritik Sosial dalam Kumpulan Sajak terkenangTopeng Cirebon Karya Ajib Rosidi”. Skripsi tidak diterbitkan.Surakarta: UMS.

Aminuddin, 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.

Andhika DM, H. Kamiluddin DM. 2014. JERAQ PANGNGUQRANGI (MakamKenangan). Bulukumba: Komunitas Rumah Cinta.

Beilharz, Peter. 2003. Teori-teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Charon, John M. 1992. Sociology, A Conseptual Approach Third Edition. UnitedStates of Amerika: Alin & Bacon.

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:Penelitian dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.Deutsch alsFremdsprache.

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka (online).Edisi Keempat, (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php,Diakses 24 Oktober 2019.

Eddy, Nyoman Thusthi. 2004. Kamus Istilah Sastra Indoneisa. Yogyakarta: NusaIndah

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PustakaWidyatama.

Faruk. 2015. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriani, Septa. 2007. “Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Kumpulan PuisiPerjalanan Penyair (Sajak-Sajak Kegelisahan Hidup) Karya PutuOka Sukanta: Tinjauan Semiotika”

Page 121: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

109

Jhon W. Creswell, 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif danmixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjoroningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kurniawan, Heru. 2011. Teori, Metode, dan Aplikasi Sosiologi Sastra.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusnadi. 2003. Akar Kemiskinan Nelayan, Yogyakarta: LKiS.

Muthalib. 2002. Transliterasi dan Terjemahan. Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Oksinata, Hantisa. 2010. Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi aku ingin jadipeluru karya wiji tukul.

Palmer, 2003. Hermeneutika: Teori Baru Mengenal Interprestasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Pardi, 2003. “Kritik Sosial dalam Novel Heru-Heru Karya Agus Suprihono”Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Widyaparwa.

Poerwodarminto, W.J.S. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: TimPenyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2000. Prinsip-PrinsipKritik Sastra. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, danPenerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pradopo, Rachmat Djoko. 2008. Pengkajian Puisi Analisis Strata Norma danAnlisis Struktural dan Semiotik. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 122: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

110

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metode Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu SosialHumaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rendra, W.S. 2001. Penyair dan Kritik Sosial. Yogjakarta: Kepel Press.

Riffaterre, Michael. 1979. Semiotics of Poetry. London: Indiana of UniversityPress.

Salam, Burhanudin. 2005. Etika Sosial, Asas Moral dalam Kehidupan Manusia.Jakarta: Rineka Cipta.

Sanderson, K. Stephen. 1993. Makro Sosiologi. Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada.

Sarjidu, 2004. Penelitian Sastra. Yogyakarta: Gunung Mas.

Saryono. 2009. Pengantar Apresiasi Sastra. Malang: Universitas Negeri Malang.

Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Silfiana, Popin. 2006. “Pembacaan Heuristik dan Hermeneutika Kumpulan SajakLe Cahier De Douai Karya Arthur”. Skripsi tidak diterbitkan.Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Siswantoro, Hawkes. 2010. Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, Sulistyowati, 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugihastuti, 2007. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sumaadmaja, Nursid. 1980. Perspektif Studi Sosial. Bandung: Penerbit Angkasa.

Waluyo. Herman J. 2003. Apresiasi Puisi: untuk pelajar dan mahasiswa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, Werren. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Widijanto, 2007. Pengajaran Sastra yang Menyenangkan. Bandung: PT. PribumiMekar

Page 123: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

111

Wiyatmi. 2012. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya dalam SastraIndonesia. Yogyakarta: Ombak.

Wellek, Werren. 2016. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Page 124: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

111

LAMPIRAN

A. Sajak H. Kamiluddin DM dan Andhika Daeng Mammangka

1. Tala Maqring

Tala Maqring

Innimi lino lohe talamaqrinnaNapisangka tau mariolo nampa ri bohe-boheta

Talamaqring tutianang tinro lengangTalamaqringki apparruru ansalai tau nagnreaTalakullei tauwwa cidong ri paqlungangTalamaqringi tauwwa annyerung kanre rate taringTalamaqringi tauwwa attoqbaq kanuku ri bangnginaNilabbirangi lukkaq a capi naiyya lukkaq a bajaoTalamaqringi tauwwa rakaq kolantoq na appatungkuluTalamaqringi tauwwa appaloiq punna Lalang ballaqTalamaqringi tauwwa aqjoqjoq mesang kuburuTalakullei tauwwa allingkai batang keloroTalamaqringi tauwwa accuquru bangngiTalakullei tauwwa ammoang nappirau punna kamateangkiTalamaqringi tauwwa attopang naqlela-lela

Innimi lino lohe talamaqring pappisangkanaNampa riolopa na riolo ri bohe-boheta

Punna rieq tau lolo akkelong ri pallua, jodona bede’ tau toaTalamaqringi tauwwa attinja na tala nigaukang mangeannaTalamaqringi tauwwa aggambusu Lalang ballaqTalamaqringi tauwwa aqdeqdeq dapara yareka rinring ribangngina,Biasai bede naiq balahoaTalaqkullei tauwwa angkua toboq punna anrreq rurunganna

Innimi sikidi talamaqring, natappaq turiolota na sannangtallasangna.Tappaq iyareka anreq ki tappaq gitte mami ngisengi annaba nasalanna.Gittemi angngisseqi battuang Lalang pasangna.Appilajarakii bedeq nani caraddeq ambaca boko suraq.

Page 125: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

112

Diterjemahkan kedalam Bahasa indonesia,

Larangan

Ini(lah) dunia (yang) banyak larangan(nya)Diingatkan(oleh) orang (ter)dahulu (dan) sejak zaman nenekmoyang(kita)

Larangan(bagi) perempuan hamil(tidak) tidur terlentangLarangan (bagi) kita(pergi) meninggalkan orang yang(sedang)makanLarangan(untuk) orang(tidak) duduk dibantalLarangan(untuk) orang(tidak) mengambil nasi diatas tungkuLarangan(untuk) orang(tidak) memotong kuku (diwaktu)malamhariLebih baik(jika) kita mencuri (seekor)sapi dibanding mencuri(sebutir) TelurLarangan memeluk lutut dan bertopang daguLarangan(untuk) orang(tidak) bersiul (di)dalam rumahLarangan(untuk) orang(tidak) menunjuk (batu)nisan kuburanLarangan(untuk) orang(tidak) melangkahi batang (pohon)kelorLarangan(untuk) orang(tidak) memotong rambut (diwaktu)malamhariLarangan(untuk) orang(tidak) meratapi jika (sedang)mengalamiKematian

Ini(lah) dunia (yang) banyak larangan(nya)Sejak zaman dahulu (dan)sejak zaman nenek moyang(kita)

Jika ada (seorang)gadis (sedang)menyanyi didapur (maka)jodohnya orang tuaLarangan(bagi) orang bernazar jika (tidak)dilakukan setelahnyaLarangan(untuk) orang bermain gitar di dalam rumahLarangan memukul dinding atau lantai rumah jika (waktu)malamsebab tikus akan naik(kerumah)Larangan(bagi) kita berkata tikam lalu kita tidak melaksanakannya

Ini(lah) Sebagian kecil (yang)terlarang, (yang)dipercaya orang(ter)dahulu dan Tenang hidupnya. (maka)Percaya atau tidakpercaya (eng) kau (lah) yang tahu (antara)baik dan buruk.(eng)kau(lah) yang mengetahui makna dalam pesannya(maka)Belajar engkau agar pandai membaca belakang surat.

Page 126: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

113

2. Papekang

Papekang

Rihattu subuRi beru tattimbaqna langiq aRahami bangkengta ri allaq bombingAnneteng gulungang tasi na pekangAnnyalembang bise

Ri lepa-lepa somang sialingtaKiuoloro tallasaqta ansuei sarengtaLalang battangna tamparang gahuq a

Gitte mintu benteng tallasaqna pakkotayyaGitte mintu pappakahassoroqna sihoangna tukotayya

Salihu na bosi kabbaqTalanapakagenrasai lepa-lepangta ri tamparang gahuBombing battu riolo riboko, kilete-lete kalejiAnging battu risaqri, kikakkalikalejiCidong kale-kale talaq maeq na talassaile ri biringkassiqAttajang juku eja ammittoq ri pekangta

Battumi matanna alloaAmmaqtiq toqmi songottaLeqleng toqmi bukkulengtaMingka talamaingki aqnganro ri susa tallasatta

PapekangGittemintu bunga-bunganna surugaLanri baranita tangnga tamparang akkale-kaleAnghojai katallasang anaq na bahinengtaAmpaka lompoi sihoang kanrena pakkotayya.

Diterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia

Pemancing

Di waktu subuh(hari)Di saat langit (mulai)terbukaKakimu (telah)berada di antara ombakMemegang tali pancing dan pancingMemikul dayung

Page 127: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

114

Pada sampan (yang)cadiknya (hanya)sebelahMengulur kehidupan (dan)menyibak takdir(di)Dalam perut lautan yang biru

(eng)Kaulah itu benteng hidupnya (bagi)orang kota(eng)Kaulah itu (yang)mengenyangkan (bagi)orang kota

Kabut(ditengah laut) dan badai hujanTak bergeming (dan)tak takut (eng)kau dilautOmbak (yang)datang didepan dibelakang (eng)kau (hanya)berlariDiatasnya Angin dari samping (eng)kau (hanya)menertawakannyaDuduk sendiri(an) tak berbicara (dan)tak melihat (pernah)kedaratan Menunggu (seekor)ikan merah memakan umpanmu

Datanglah (terik)matahariMenetes(lah) keringatmuHitamlah (eng)kauTapi (eng)kau tak (pernah)mengeluh disusahnya (ke)hidup(an)

Pemancing(eng)kaulah bunga-bunga surgaSebab (eng)kau berani sendiri(an) ditengah lautMencari rezeki untuk anak dan istrimuSehingga membuat suapan orang (per)kota(an) besar

3. Buruqneki intu anaq

Buruqneki intu anaq

Dakkamaki mange anaqAqlimbang tamparangAngsalembang kampilongtaAngseleq I badiq yareka jambia ri lilataKihoja katallasangta ri linoaBokong tala labbusuqtari ahera

Gittemintu anaqBuruqne ammentenga ri pau-paunnaAbboko nirampe kalukuAbboko nirampe minnyakLunraq ri cariq-caritanna

Gittemintu anaqBarumbungnna pammanakangtaBuruqne balibina pammanakangta

Page 128: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

115

Jangang korona pammanakangtaBuriq-buriq pammanakangta

Gittumintu anaqSulo teammate nairiq angingMatanna alloa ri tu kamaseaBenteng passanjengannna tau samarayya

Gittemintu anaqBuruqne maing angngusiri i tallasayyaAnnikkai i matea

Gittemintu anaqAmpunna adamMenteng ri alefuNarinring nun narinring ba

Diterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia

Lelaki engkau anak

Berjalan(lah) engkau (wahai)anakMenyebrangi lautanMembawa tasmuMembawa badiq atau sangkur (di)dalam lidahmuMencari (ke)hidup(an)mu di duniaBekal (yang)tak habis di akhirat

(eng)kaulah itu anakLelaki yang berdiri di (atas)kata-katanyaJika pergi di ingat bagai(kan) (buah)kelapaJika pergi di ingat bagai(kan) minyaknikmat di (dalam)cerita-ceritanya

(eng)kaulah itu anakPemberani (disetiap)keturunanmuLelaki balibiq keturunanmuAyam korona keturunanmuBuriq-buriq keturunanmu

(eng)kaulah itu anakPelita tak redup(meskipun) di tiup anginMatahari bagi (setiap)orang (yang)kesulitanBenteng (untuk)tempat sandaran (bagi)orang biasa

Page 129: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

116

(eng)kaulah itu anakLelaki (yang)mengusir kehidupan(nya) (sendiri)Menikahi kematian(mu) (sendiri)

(eng)kaulah itu anakCucunya (keturunan) (nabi)adam(yang) (mampu)Berdiri di alifDibentengi nun (dan) dibentengi ba

4. Panangkala

Penangkala

Ruangkaju capiAnruiq i nangkalangtaAngngokkaq tana batu-batuAmpahulintaq i tanayyaAmpahulintaq i dalleqtaTala bata-bata

Ruangkaju capiAngngurangki ri kokongtaAngngurangki ri galungta

Attiq songottaAmpaka coqmoq i batara na parengtaAttiq songottaAmpaka lumui terasaqna tallasattaAnjari annaq katallasangta

PanangkalaGitte mintu tau laniangkaq anrong guruLanri talamaingta akkunrerang ri hattalaqna jamangtaDiterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia

Pembajak Sawah

Dua ekor sapi(sedang)Manarik bajakmuMembalik tanah (dan)batu-batuMembalik tanahMembalik takdirTak pernah ragu-ragu (melakukannya)

Page 130: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

117

Dua ekor sapi(milikmu)Menemanimu di kebun (dan)Menemanimu di sawah

Tetes(an) keringatmu (dapat)Menyuburkan jagung dan padimuTetes keringatmu (dapat)Melunakkan kerasnya hidup(mu) (dan)Menjadi pintu hidupmu

Pembajak sawah(eng)kaulah itu orang (yang)diangkat menjadi (seorang)guruSebab (eng)kau tak (pernah)mengeluh diberatnya (pe)kerjaanmu

5. Neqneq Lalang pangnguqrangi

Neqneq Lalang Pangnguqrangi

RioloRiekiji salihuq aKalaq na cenda assibali-baliCiuq cui-cui niallakki kelong panangkalaAngruppai eleq ri desa ara

Saqra timborongAqsaqra sulingSaqra serung ri pallu aBallo kalangngerang

Dup…dup…dupAntabal biring KorongKanre neqneq ni uqrakkiSannaq alusuqna antabai pappisaqring

Oh neqneq kunni-kunninaAnjari mamako pangnguqrangiInjo I bobboro ansulleiSallang hormakku mange ri gitte

Diterjemahkan Kedalam Bahasa Indonesia

Nasi Jagung Halus dalam Kenangan

Dahulu(ketika)Kabut masih ada(burung)Gagak dan (burung)gelatik bersahutanKicauan (seekor)cui-cui (yang)diselingi kidung (seorang)pembajak

Page 131: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

118

Menyambut (datangnya)pagi (di)desa ara

Suara Timborong (yang)menyeruling (dan)Bunyi serung (di)dapur (begitu)Asyik terdengar

Dup…dup…dupMenyentuh pinggir periukNasi jagung halus (di)kenangSungguh lembut (dan)menyentuh rasa(nya)

Oh nasi jagung halusKini (eng)kau tinggal(lah) (hanya)kenangan (sebab)Dia si beras (telah)menggantikanmuSalam hormat kami (ke)padamu.

6. Pinisi Kalengku

Pinisi kalengku

titti nurampea ri biring arabattang lopinna sawerigadingakkareso napapipahangngi tumariolotasappungngi nalemba ri kalenna

buku bokona napajjari lunasarusu’na jari gadingbukkulenna susung papangura’na jari baru’

panjerreki kalabiseangnanapareka’ sumanga’sapusapunnaji ampanaunginapa’tantuang poleannageo’ nia’na anggeokangi sumbala’na

ikambe tukang ampa’nassaisikabusu ri kalengku kabattuannuansalipuri I tallasattamana’ turiolotamana’na sawerigadingtu appaia siturungang

Page 132: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

119

Diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia

Pinisi Tubuhku

(eng)kau (selalu)menyebut namaku di tepi ara (di dalam)perut perahu(nya) sawerigading (serta)kerja keras (yang) diajarkan (oleh)leluhurtuntas diturunkan (ke)dalam diri

tulang punggung(nya) (akan)menjadi lunasrusuk(nya) (akan)menjadi gadingkulit(nya) (adalah)susunan papanurut(nya) (akan)menjadi kayu baru

menguatkan tubuh perahu (yang)dikuatkan (dengan)semangatelusannya(lah) (yang)menurunkan(nya)memastikan (akan)Kembali(nya)gerak niat (untuk)menggerakkan layar(nya)

Kami(lah) pekerja (yang)memastikanSeluruh tubuhku(ini) adalah muasalmu (yang)Menyelimuti kehidupan kitaWarisan leluhur (kita), (ialah)warisan sawerigading (yang)turun mewujud(kan) berempat

7. Bangngi

Bangngi

Minro ngaseqmi jangang-jangang ri ruqmunnaSuluq ngaseqmi oloq-oloq bangngia anghojai tallasaqnaAkkelongmi malaekaqa ri langiqaAngngarrangmi jandayya ri lalang bocoqnaNikaqkali ri caccaq nuqraqkiq ri timbaho ballaqnaNakke aqmunung naq rakaq kolantuqHasa biring matangkuKualle erena, kupanjari dawaq, nakugambarai tanjaqtaRi ati lokoqkuPunna antamaqmi bangngiya, sangnging tanjatta mamiAqruhehe ri nyaha na naha-nahangku, andile.

Page 133: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

120

Diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia

Malam

Kembali(lah) burung-burung (itu)kesarang(nya)Keluar(lah) semua binatang malam (untuk)mencari rezeki(nya)Menyanyi(lah) malaikat (di)langit (malam)Menangis(lah) (para)janda (di)dalam kelambu(nya)Ditertawai (seekor)cicak yang menempel (di)plafon rumah(nya)

Diriku (yang)termenung dan mendekap lutut (membuat)Basah tepi mataku(ini)Kuraih airnya, (akan)kujadikan tinta, dan melukis wajahmudi (dalam)hatiku yang terluka(ini) (tetapi)jika malam telah datang, hanya wajahmu(saja) yang selaluberderai di (dalam)jiwa dan pikiranku, adik.

Page 134: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

121

B. Klasifikasi Data Masalah Sosial

No. Sajak Data Masalah Sosial

1. LaranganBait Pertama

Inilah dunia yang banyak larangannya

Diingatkan oleh orang terdahulu dan sejak

zaman nenek Moyang kita

Larangan bagi perempuan hamil tidak

tidur terlentang

Larangan bagi kita pergi meninggalkan

orang yang sedang makan

Permasalahan Sosial dalam Moral

Berdasarkan bait pertama pada sajak tersebut. makna

dalam sajak tersebut mengingatkan agar kita tidak

melakukannya karena dapat berakibat buruk bagi kehidupan.

Pada sajak larangan tersebut adalah bentuk larangan yang

lazim di temukan di kebudayaan suku bugis makassar

bahkan bagi sebagian masyarakat masih menyakini akan

larangan tersebut sehingga menciptakan kehidupan yang

lebih harmonis.

Page 135: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

122

Bait Ketujuh

Inilah Sebagian kecil yang terlarang, yang

dipercaya orang

terdahulu dan Tenang hidupnya. Maka

Percaya atau tidak percaya

engkaulah yang tahu antara baik dan

buruk.

engkaulah yang mengetahui makna dalam

pesannya

maka Belajar engkau agar pandai

membaca

belakang surat.

Permasalahan Sosial dalam Pendidikan

Berdasarkan bait Ketujuh pada sajak tersebut. makna

dalam sajak tersebut yaitu ada banyaknya hal-hal yang

terlarang dan dipercaya oleh orang terdahulu atau nenek

moyang kita. Oleh sebab itu, kita harus belajar dengan

pandai agar dapat menilai mana yang baik dan buruk dari

setiap pesan nenek moyang kita. Dalam uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa Pendidikan yang ditanamkan sejak

zaman nenek moyang kita harus pandai dalam menilainya

agar dapat memberikan manfaat di dalam kehidupan.

Page 136: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

123

2. Pemancing Bait Pertama

Di waktu subuh hari

Di saat langit mulai terbuka

Kakimu telah berada di antara ombak

Memegang tali pancing dan pancing

Memikul dayung

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait pertama sajak tersebut yaitu

kebudayaan suku bugis makassar terkhusus lelaki yang

akan merantau meninggalkan kampung halamannya demi

mendapatkan kehidupan yang layak dalam sudut pandang

kelas sosial di lingkungan masyarakat.

Selanjutnya pada sajak pemancing menceritakan tentang

kehidupan yang setiap hari dilakukannya yaitu di waktu

subuh mereka telah berada di antara ombak untuk mencari

sumber kehidupannya. Kebiasaan tersebut adalah

kebudayaan yang enggan masyarakat menganggapnya kelas

sosial rendah sebab seorang pemancing akan

menggantungkan nasibnya dan membuat keselamatan

hidupnya berbahaya sebab akan berada ditengah lautan

Page 137: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

124

yang jauh dari keluarga mereka.

Bait Ketiga

Kabut ditengah laut dan badai hujan

Tak bergeming dan tak takut engkau dilaut

Ombak yang datang didepan dibelakang

engkau hanya berlari diatasnya

Angin dari samping engkau hanya

menertawakannya

Duduk sendirian tak berbicara dan tak

pernah melihat kedaratan

Menunggu seekor ikan merah memakan

umpanmu

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Ketiga sajak tersebut yaitu jika

seorang nelayan yang ingin mencari kehidupannya harus

bertahan dalam keadaan yang bgitu keras ditengah lautan

untuk mendapatkan hasil dari tangkapnya dilautan. Sajak

tersebut termasuk dalam kritik sosial masalah ekonomi sebab

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya seorang pemancing

harus bertahan di tengah lautan yang terdapat bahaya

didalamnya.

Page 138: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

125

Bait Kelima

Nelayan

engkaulah bunga-bunga surga

Sebab engkau berani sendirian ditengah

Laut Mencari rezeki untuk anak dan

istrimu

Sehingga membuat suapan orang

perkotaan besar

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Kelima sajak tersebut yaitu

Masyarakat nelayan lemah dari aspek ekonomi dan sosial

seperti pendapatan,pendidikan bahkan teknologi. Banyak

anak yang harus bekerja melaut setelah menyelesaikan

pendidikan di sekolah dasar. Pendapatan yang diperoleh

nelayan tidak menetap dan terkadang hanya mampu untuk

mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sementara biaya

pendidikan yang tinggi menjadi salah satu faktor

penghambat bagi nelayan dengan status sebagai masyarakat

miskin yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi

kebutuhan dasar hidupnya akibat ketidakpastian usaha.

Kemiskinan yang melekat mengakibatkan mereka tidak

mampu memberikan pendidikan yang cukup bagi anak-

Page 139: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

126

anaknya terutama pendidikan formal.

3. Lelaki engkau anakBait Pertama

Berjalanlah engkau wahai anak

Menyebrangi lautan Membawa tasmu

Membawa badiq atau sangkur didalam

lidahmu Mencari kehidupanmu di dunia

Bekal yang tak habis di akhirat

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait Pertama sajak tersebut yaitu makna

kalimat tersebut adalah kebudayaan suku bugis makassar

terkhusus lelaki yang akan merantau meninggalkan kampung

halamannya demi mendapatkan kehidupan yang layak dalam

sudut pandang kelas sosial di lingkungan masyarakat.

4. Pembajak sawahBait Ketiga

Tetesan keringatmu dapat

Menyuburkan jagung dan padimu

Tetes keringatmu dapat Melunakkan

kerasnya hidupmu dan Menjadi pintu

hidupmu

Permasalahan Sosial dalam Ekonomi

Berdasarkan pada bait Ketiga sajak tersebut yaitu

kehidupan kelompok sosial yang muncul akibat kesenjangan

ekonomi dan tuntutan pemenuhan kebutuhan, kurang

meratanya lapangan pekerjaan, kesenjangan antar golongan

masyarakat, tuntutan ekonomi yang menjadikan seseorang

Page 140: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

127

bekerja hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya

menikmati apa yang dikerjakan meskipun dengan menantang

maut, dan juga kurang meratanya persebaran bahan

makanan. Berbagai permasalahan di atas memang kerap

terjadi dalam kehidupan, utamanya dalam kehidupan

modern, di mana tuntutan ekonomi semakin banyak

khususnya masyarakat yang golongan petani dan nelayan.

5. Nasi jagung halusdalam kenangan Bait Keempat

Oh nasi jagung halus

Kini engkau tinggallah

(hanya)kenangan sebab

Dia si beras telah menggantikanmu

Salam hormat kami kepadamu.

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait keempat sajak tersebut yaitu makna

kalimat tersebut adalah suapan nasi jagung halus yang

menyetuh rasa setiap orang di desa yang telah dilupakan dan

digantikan dengan suapan beras. Hal tersebut adalah

kebudayaan yang telah melekat sejak zaman dahulu yang

memiliki peristiwa nasionalisme akan tetapi masyarakat

Page 141: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

128

tidak sekarang tidak peduli lagi dengan nasi jagung halus

sebagai suapannya.

6. Pinisi tubuhkuBait Keempat

Kamilah pekerja

yang memastikan

Seluruh tubuhku ini adalah

muasalmu yang

Menyelimuti kehidupan kita

Warisan leluhur kita, ialah warisan

sawerigading yang turun mewujudkan

berempat

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait keempat sajak tersebut yaitu

menceritakan tentang seorang yang ingin berlayar harus

memastikan bahwa seluruh tubuhnya adalah muasal

kehidupan yang di wariskan oleh leluhurnya yaitu warisan

leluhur sawerigading. Kebudayaan tersebut yang dianggap

sebagai kerja keras yang diajarkan leluhur tuntas dalam

setiap diri orang yang berlayar akan tetapi banyak

masyarakat yang melupakan budaya tersebut sehingga

mengakibatkan warisannya diturunkan akan sirna oleh

waktu.

Page 142: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

129

7. Malam Bait Pertama

Kembalilah burung-burung itu

kesarangnya

Keluarlah semua binatang malam untuk

mencari rezekinya

Menyanyilah malaikat di langit malam

Menangislah para janda didalam

kelambunya

Ditertawai seekor cicak yang menempel

diplafon rumahnya

Permasalahan Sosial dalam Kebudayaan

Berdasarkan pada bait Pertama sajak tersebut yaitu

menceritakan tentang menjelaskan kedudukan seorang janda

yang begitu lemah sebab mereka harus menghadapi

kehidupan tanpa adanya seorang yang bisa memimpinnya.

Page 143: SKRIPSI Mutahar 10533794915 - Universitas Muhammadiyah ...

RIWAYAT HIDUP

Mutahar Dilahirkan di Makassar pada tanggal 13 November

1997, dari pasangan Ayahanda Ramang Dg. Manjeng. Dan

Ibunda Fatmawati. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003

di SDN BARAYA II Kota Makassar. Dan tamat pada tahun

2009, tamat SMPN 1 Sinjai Selatan tahun 2012 dan tamat SMAN 1 Sinjai Selatan

tahun 2015. Pada tahun yang sama (2015), Penulis melanjutkan pendidikan pada

program Strata satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.