MODUL RANCANG BANGUN MESIN PENGAMPELAS KAYU BERBASIS PNEUMATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh Nama : Yan Berliantina NIM : 5314000006 Program Studi : PTE / S1 Jurusan : TeknikElektro Fakultas : Teknik FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
77
Embed
Skripsi Modul Rancang Bangun Mesin Pengampelas Kayu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MODUL RANCANG BANGUN MESIN PENGAMPELAS KAYU
BERBASIS PNEUMATIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian
Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
Nama : Yan Berliantina
NIM : 5314000006
Program Studi : PTE / S1
Jurusan : TeknikElektro
Fakultas : Teknik
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Modul Rancang Bangun Mesin Pengampelas
Kayu Berbasis Pneumatik Sebagai Media Pembelajaran” telah dipertahankan
dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang yang diselenggarakan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 3 Februari 2005
Panitia
Ketua Sekretaris
Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. R. Kartono, M.Pd NIP. 131 750 064 NIP. 131 474 229
Yan Berliantina 2004: Modul Rancang Bangun Mesin Pengampelas KayuBerbasis Pneumatik Sebagai Media Pembelajaran. Skripsi. Semarang:TeknikElektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Pneumatik merupakan salah satu ilmu teknik yang penting dalam teknologidewasa ini. Kesulitan otomasi yang timbul atas dasar-dasar yang rasional dapatdipecahkan dengan sistem-sistem pneumatik. Pelaksanaan pneumatik masing-masing selalu merupakan suatu bentuk mekanisasi atau otomasi sebagian atauotomasi lengkap. Hal ini tidak saja terjadi pada pengendalian atau penggerakantetapi juga pada peralatan-peralatan rentang untuk pengerjaan tertentu, atau padaalat-alat angkut, gosok dan angkat. Pada kehidupan sehari-hari biasanyapengampelasan dilakukan secara manual yang membutuhkan banyak tenaga,waktu dan kurang efisiensi. Tetapi dengan proses mekanisasi menggunakansistem pneumatik dapat mempermudah atau memperingan pekerjaan, efisiensiwaktu, tenaga dan biaya. Oleh karenanya pemahaman mengenai dasar-dasarpneumatik dan aplikasinya perlu diberikan kepada mahasiswa jurusan TeknikElektro sebagai bekal untuk digunakan di dunia industri dalam bentuk media/alatpembelajaran. Maka timbul suatu permasalahan bagaimana desain dan kinerjamesin pengampelas kayu berbasis pneumatik sebagai media pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan kinerja darimesin pengampelas kayu sebagai media pembelajaran dengan menggunakansistem pneumatik dan Membantu membuat media pembelajaran praktikumkhususnya dalam bidang pneumatik. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitianini adalah untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran mengenai sistempneumatik dan untuk melengkapi sarana praktikum sistem pneumatik di jurusanTeknik Elektro UNNES.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk rancang bangun/pengembanganmedia pembelajaran mahasiswa dengan komponen utama berupa peralatanpneumatis. Perencanaan hingga realisasi alat mencakup langkah-langkah:spesifikasi masalah, analisis masalah, alternatip pemecahan masalah, pemilihanpemecahan masalah, pelaksanaan pekerjaan proyek serta langkah pengujian danevaluasi.
Hasil dari rancang bangun berupa alat peraga sebagai media pembelajaran,di mana alat peraga ini dapat melakukan gerakan pengampelasan secara linier.Dan pada hasil percobaan (lihat daftar lampiran 9) dapat diketahui bahwa tingkatkehalusan bahan dalam hal ini kayu dipengaruhi oleh tipe ampelas yangdigunakan dan kualitas serat (keras/lunak) pada bahan tersebut.
Saran yang dapat disampaikan bahwa sebaiknya modul alat peraga inidigunakan untuk mengampelas kayu dengan bidang datar dan berserat lunak sertaukurannya tidak lebih dari 12 cm2. Untuk menghasilkan ketebalan bahan yangdiampelas sesuai dengan keinginan maka pada tiang penyangga tabung pneumatikperlu ditambah alat penentu ketebalan bahan.
PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya jualah dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Modul
Rancang Bangun Mesin Pengampelas Kayu Berbasis Pneumatik Sebagai
Media Pembelajaran”.
Terima kasih yang tiada terhingga disampaikan kepada :
1. Bapak Drs. Noor Hudallah, M.T, pembimbing I sekaligus ketua research
grand yang telah memberi kesempatan dan bantuan pembibingan serta dana
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
2. Ibu Dra. Dwi Purwanti, M.S, pembimbing II yang telah memberikan tambahan
pengetahuan dan saran demi kelancaran skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
4. Bapak Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
5. Bapak dan Ibu tercinta serta kakak yang telah memberikan bantuan baik moril,
spirituil maupun materiil.
Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses skripsi ini.
Semarang, Desember 2004
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................................... i
2. Peralatan : mesin bor , gergaji, ampelas, penggaris siku
3. Gambar Kerja
4. Urutan Kerja :
a. Mempelajari gambar kerja
b. Mempersiapkan benda kerja
c. Memotong lembaran akrilik dengan ukuran 15 x 19,5 cm
d. Menghaluskan permukaan pada tepi dengan ampelas
e. Membuat lubang pengeboran sebesar φ 4mm sebanyak 2 buah untuk
dudukan pneumatik
15 cm
19
,5 c
m
Ø 4m m
Gambar 18. Desain Modul Katup Tuas 3/2
f. Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih tajam
g. Memasang komponen
F. Modul Terminal Sumber Catu Daya
1. Bahan : akrilik ukuran 12,5 x 19,5 cm, banana plug 4 buah
2. Peralatan : gergaji, ampelas, mesin bor, penggaris siku
3. Gambar Kerja
4. Urutan Kerja :
a. Mempelajari gambar kerja
b. Mempersiapkan benda kerja
c. Memotong lembaran akrilik dengan ukuran 12,5 x 19,5 cm
d. Menghaluskan permukaan pada tepi dengan ampelas
e. Membuat lubang pengeboran sebesar φ 6mm sebanyak 4 buah untuk
terminal (stacker bus)
f. Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih tajam
g. Memasang komponen
1 2 ,5 c m
19
,5 c
m
Ø 6 m m
Gambar 19. Desain Modul Terminal Sumber Catu Daya
G. Komponen Pendukung
1. Meja Landasan
a. Bahan : besi siku 3x3, multiplek 9mm ukuran 100x60x70 cm,
elektoda
b. Peralatan : mesin bor, las listrik, pemotong besi, gergaji besi dan
kayu, kikir, gerenda, penggaris, spidol
c. Gambar Kerja
d. Urutan Kerja :
¬ Mempelajari gambar kerja
¬ Mempersiapkan benda kerja
37 cm
70 cm
100 cm
60 cm
76 cm
20 cm
Gambar 20. Desain Meja Landasan
¬ Memotong lembaran multiplek dengan ukuran 100x60x70 cm
¬ Memotong batangan besi siku dengan ukuran 100x60x70 cm
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan ampelas
¬ Membuat lubang pengeboran sebesar φ 6 sebanyak 12 buah
¬ Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih kasar
¬ Memasang kerangka
2. Tiang Penyangga Tabung Pneumatik
a. Bahan : - Besi ulir φ 2,44 cm ; P = 39 cm
- 2 mur baut φ 2,5 cm
- Besi batang 17x20x390 mm
- Plat besi 6x125x150 mm
b. Peralatan : las listrik, pemotong pelat, bor listrik, gerinda, peralatan
kerja bangku (gergaji besi, penggaris, ragum, kikir batang)
c. Gambar Kerja
39 cm
15 cm
12 ,5 cm
Ø 2 ,4cm
Gambar 21. Desain Tiang Penyangga Tabung Pneumatik
d. Urutan Kerja
¬ Mempelajari gambar kerja
¬ Mempersiapkan benda kerja
¬ Persiapkan besi ulir φ 2,44 cm ; P = 39 cm dan mur φ 2,5 cm
¬ Memotong besi batangan dengan ukuran 17x20x390 mm
¬ Memotong besi plat dengan ukuran 6x125x150 mm
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan gerinda/kikir
¬ Membuat lubang pengeboran sebesar φ 4mm sebanyak 4 buah
¬ Menyatukan besi ulir dan besi batang pada plat yang telah
dipotong dengan las seperti bentuk pada gambar
¬ Menghaluskan semua permukaan hasil bor dan permukaan yang
masih tajam
3. Alat Penjepit Objek Yang Diampelas
a. Bahan : kayu papan 4x20x30 cm, ulir φ 6mm;P = 50cm, ulir φ 4mm;
P = 25 cm, besi siku 5x50x450 mm, dan kanal aluminium 1x2x45 cm,
2 mur φ 6mm
b. Peralatan : bor listrik, las listrik, pemotong besi, gerinda, ampelas,
peralatan kerja bangku (gergaji kayu, kikir bulat dan batang,
penggaris,ragum, tatah, palu )
c. Gambar Kerja
d. Urutan Kerja :
¬ Mempelajari gambar kerja
¬ Mempersiapkan benda kerja
¬ Persiapkan besi ulir φ 6 mm ; P = 50 cm dan ulir φ 4 mm; P = 25
cm
¬ Memotong kayu papan dengan ukuran 4x20x30 cm
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan ampelas
¬ Memotong besi siku dengan ukuran 5x50x450 mm
¬ Memotong kanal aluminium 1x2x45 cm
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan gerinda/kikir
¬ Membuat lubang pengeboran sebesar φ 4mm pada kayu papan
secara horisontal
¬ Menyatukan besi siku dan kanal aluminium yang telah dipotong
sesuai ukuran seperti bentuk pada gambar (berfungsi sebagai rel)
30 cm
4 cm 20 cm
Gambar 22. Desain Alat Penjepit Objek
¬ Menyatukan mur baut dengan penyangga mur yang berfungsi
sebagai tempat batangan ulir φ 6 mm sehingga papan kayu dapat
digerakkan seperti bentuk pada gambar
¬ Masukkan batangan ulir φ 4 mm di lubang horizontal pada papan
kayu yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi
sebagai tempat penjepit objek yang diampelas
4. Balok Pengampelas
a. Bahan : batangan besi, kanal aluminium 1 x 2 cm, plat besi 2x80x100
mm
b. Peralatan : bor listrik, las listrik, peralatan kerja bangku, gerinda,
ampelas (kikir batang, gergaji besi, ragum, penggaris)
c. Gambar Kerja
d. Urutan Kerja :
¬ Mempelajari gambar kerja
¬ Mempersiapkan benda kerja
11
cm
10 c m
8 c m
Gambar 23. Desain Balok Pengampelas
¬ Memotong batangan besi dengan panjang 11cm, yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai dengan kontruksi
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan gerinda/kikir
¬ Memotong besi plat dengan ukuran 2x80x100 mm
¬ Memotong kanal aluminium 1x2x8 cm
¬ Menghaluskan permukaan pada tepi dengan ampelas/kikir
¬ Membuat lubang pengeboran sebesar φ 4mm pada kayu papan
secara horisontal
¬ Menyatukan plat besi dengan batangan besi yang telah dipotong
sesuai ukuran (dilas)
¬ Menyatukan 2 baut dan plat besi dengan dilas yang ditempatkan
sedemikian rupa sebagai tempat kanal aluminium untuk penjepit
ampelas
¬ Masukkan kanal aluminium pada baut yang diatur sedemikian
rupa sehingga dapat berfungsi sebagai tempat penjepit ampelas
kemudian pasang pengunci pada baut
5. Box Catu Daya
a. Bahan : multiplek 9 mm, lem kayu, mata bor 6mm, cat kayu dan paku
reng
b. Peralatan : gergaji kayu, palu, penggaris siku, bor listrik, ampelas,
kuas 2”
c. Gambar Kerja :
Gambar 24. Desain Box Catu Daya
d. Urutan Kerja :
¬ Mempelajari gambar kerja
¬ Mempersiapkan benda kerja
¬ Memotong multiplek 9 mm dengan ukuran p = 21 cm (2x), l = 18
cm (2x), dan t = 10 cm (2x).
¬ Menghaluskan semua sisi yang telah dipotong dengan ampelas
¬ Membuat lubang pada sisi panjang sebanyak 5 lubang dengan
diameter 6mm
¬ Menyambung semua bagian sisi dengan lem kayu dan dikuatkan
dengan paku reng
¬ Diamkan beberapa saat hingga lem kayu mongering
¬ Cat box yang sudah jadi kemudian keringkan
21 cm
10 c
m
18 cm
H. Realisasi Desain
Gambar 25. Realisasi Desain Alat Peraga
Keterangan gambar :
1. Tabung gerak ganda2. Modul katup tuas 3/23. Modul katup 5/2 dobel selenoid4. Modul terminal catu daya5. Catu daya 24 VDC6. Penyangga tabung pneumatik7. Limit switch8. Alat penjepit objek9. Balok pengampelas10. Meja landasan11. Rel tempat modul
51
2 3 4 67
10
811
9
BAB V
HASIL UJI COBA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba
Pada percobaan I model peraga mesin pengampelas kayu dengan
menggunakan ampelas tipe P150 dengan tekanan (bar) yang sama pada waktu
yang sama pula tetapi dengan jenis kayu berbeda didapatkan hasil bahwa
tingkat kehalusan bahan selain ditentukan jenis ampelas yang digunakan juga
kualitas serat dari bahan itu sendiri. Semakin lunak serat yang terkandung
dalam bahan maka semakin mudah bahan tersebut diampelas, dan sebaliknya
semakin keras/kasar serat yang terkandung dalam bahan maka semakin sukar
bahan tersebut diampelas. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 9 tabel 2, yang
mana banyaknya pengampelasan yang paling sedikit menunjukkan bahwa
bahan tersebut berserat paling lunak dan sebaliknya jumlah pengampelasan
yang paling banyak menunjukkan bahwa bahan tersebut berserat paling
kasar/keras.
Pada percobaan II model peraga mesin pengampelas kayu dengan
menggunakan ampelas dengan tipe yang berbeda pada tekanan bar yang sama
pada waktu yang sama pula didapatkan hasil bahwa tipe ampelas yang
memiliki ukuran paling kecil dalam tabel P 150 (lihat lampiran 9 tabel 3 )
dapat mempercepat kehalusan bahan daripada tipe bahan yang memliki ukuran
lebih besar..
Pada percobaan III model peraga mesin pengampelas kayu dengan
pengujian tekanan aktuator. Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa
tekanan keluar aktuator lebih besar daripada tekanan masuk aktuator. Lihat
pada lampiran 9 tabel 4.
B. Pembahasan
Dari data yang diperoleh dapat dibuat analisa sebagai berikut ;
1. Tingkat kehalusan pada objek yang diampelas bergantung pada jenis
ampelas yang dipakai dan besarnya tekanan (Bar) yang digunakan pada
waktu pengampelasan serta kualitas serat yang terkandung dalam bahan.
2. Semakin besar tekanan yang digunakan maka waktu yang dibutuhkan
aktuaktor untuk bergerak semakin kecil.
3. Tekanan keluar aktuator lebih besar daripada tekanan masuk aktuator, hal
ini karena efektif permukaan piston dikurangi pada sisi batang piston oleh
luas permukaan batang piston.
4. Semakin besar tekanan maka semakin cepat pula gerakan linear yang
ditimbulkan.
5. Kecepatan silinder pneumatik bergantung pada beban, tekanan kerja,
diameter dalam, panjang saluran, katup kontrol arah dan ukuran katup
kontrol arah yang digunakan.
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melakuan uji coba terhadap model mesin pengampelas kayu dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sesuai karakterisitk system, tekanan udara yang cocok digunakan pada
waktu pengujian model peraga adalah 4, 5, dan 6 bar.
2. Modul mesin pengampelas kayu dan alat mekanik pendukung dapat
bekerja dengan baik, tetapi :
a. penentuan tingkat ketebalan bahan tidak dapat disetel.
b. penentuan tingkat kehalusan bahan atau objek yang diampelas
berdasarkan tipe ampelas yang dipakai.
c. gerakan x dan y pada alat penjepit bahan masih secara manual.
3. Untuk mendapatkan kinerja aktuator yang sesuai dalam pengampelasan
dibutuhkan tekanan udara minimal 4 bar (400 kPa).
4. Katup 5/2 dobel selenoid pada modul mesin pengampelas kayu diperlukan
sebagai pengontrol langkah maju dan langkah mundur tabung pneumatik.
5. Gerakan bolak-balik secara otomatis pada batang torak tabung pneumatik
diperoleh dengan menggunakan peralatan listrik yaitu limit switch yang
berfungsi mengontrol katup selenoid, dan untuk menghentikan serta
menggerakkan kembali gerakan bolak-balik diperlukan katup pemandu
(katup tuas 3/2) sebagai pengganti sakelar.
6. Penentuan kecepatan batang torak silinder pneumatik pada modul mesin
pengampelas kayu diperoleh dengan menggunakan speed control sebagai
pengatur volume aliran udara mampat.
7. Kecepatan silinder pneumatik bergantung pada beban, tekanan kerja,
diameter dalam, panjang saluran, katup kontrol arah dan ukuran katup
kontrol arah yang digunakan.
B. Saran
1. Sebaiknya modul alat peraga ini digunakan untuk mengampelas kayu
dengan bidang datar dan serat lunak serta ukurannya tidak lebih dari 12
cm2, hal ini disesuaikan dengan alat penjepit bahan dan panjang langkah
batang torak tabung pneumatik.
2. Pada alat penjepit bahan perlu ditambah rangkaian pneumatik yang lain
agar menghasilkan otomasi gerakan x dan y.
3. Untuk menghasilkan ketebalan bahan yang diampelas sesuai dengan
keinginan maka pada tiang penyangga tabung pneumatik perlu ditambah
alat penentu ketebalan bahan.
4. Komponen pneumatik sebaiknya dirawat secara berkala agar tetap bekerja
dengan baik bila digunakan.
5. Hindari penggunaan saluran udara (selang) yang terlalu panjang, sebab hal
ini akan mempengaruhi kapasitas atau kebutuhan udara pada tabung
pneumatik.
6. Periksa kondisi komponen sebelum dirangkai ke dalam sistem pneumatik.
7. Apabila terjadi kesalahan pada rangkaian yang menggerakkan model
sebaiknya periksa posisi katup yang digunakan pada rangkaian.
8. Usahakan dudukan silinder dan katup kokoh dan tidak bergoyang.
DAFTAR PUSTAKA
Patient Peter. Pickup Roy. dan Powell Norman. 1985. Pengantar Ilmu TeknikPneumatika, PT. Gramedia: Jakarta.
Sisjono. 1997. Sistem Kontrol Pneumatik. PPGT: Bandung.
Unit Produksi Jurusan Listrik (BLPT Semarang). 2002. Petunjuk PenggunaanTrainer Elektro Pneumatik Tingkat Dasar. BLPT: Semarang.
Krist Thomas. 1993. Dasar-Dasar Pneumatik. Erlangga: Jakarta.
Sugihartono. 1985. Dasar-Dasar Kontrol Pnematik. Tarsito: Bandung.
Sumantri Oman. 1993. Sistem Pengontrolan Motor Di Industri. Depdikbud:Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka: Jakarta.
Timoshenko. S dan Young. D.H. 1987. Mekanika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Latuheru. 1988. Media Pembelajaran. Depdikbud: Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka: Jakarta
Lampiran 1
Foto Katup 5/2 Dobel Selenoid
Lampiran 2
Foto Katup 3/2 Set/Reset
Lampiran 3
Foto Catu Daya 24 Volt Dalam Box
Lampiran 4
Foto Alat Penjepit Objek
Lampiran 5
Foto Limited Switch Dan Tabung Pneumatik
Limited Switch
Tabung Pneumatik
Lampiran 6
Foto Realisasi Modul Alat Peraga
Lampiran 7
Prinsip Kerja Dan Langkah Kerja Penggunaan Modul Mesin Pengampelas
Kayu Berbasis Pneumatik
Gambar Rangkaian Kontrol Pneumatik Dan Rangkaian Kontrol Elektrik
Prinsip Kerja
Apabila tombol ON di tekan maka selenoid valve (SV 1) bekerja,
udara bertekanan mengalir menuju ke silinder penggerak ganda sisi belakang
akibatnya torak bergerak maju. Bila torak sampai pada tempat di mana limit
switch ditempelkan, maka kontak NO pada limit switch menutup
mengakibatkan selenoid valve 2 bekerja. Aliran udara katup berpindah ke
bagian depan silinder, akibatnya torak bergerak ke belakang (mundur) sampai
menyentuh limit switch. Kontak NO limit switch mengaktifkan SV 1 sehingga
torak bergerak maju dan begitu seterusnya. Bila katup manual kita tutup maka
torak akan berhenti.
24
315
1
2
3
p e n g a t u r a l i r a n
l im it e d s w it c ht a b u n g g e r a k g a n d a
k a t u p s e le n o id 5 lu b a n gt e k a n a n b o la k - b a l ik
k a t u p t u a s 3 lu b a n g
S V 2S V 1
L S 1
L S 2
+ 24 VDC
SV1 SV2
LS1 LS2S
Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan kerja seperti selang dan jamper sesuaikan dengan
penggunaannya serta Air Service Unit
2. Pelajari gambar modul alat peraga sebelum dirangkai
3. Pasang kabel jamper dan selang sesuai dengan petunjuk gambar
4. Hidupkan kompresor hingga sampai pada batas tekanan maksimum
5. Sambungkan selang kompresor ke Air Service Unit
6. Atur tekanan udara pada Air Service Unit sesuai dengan tekanan (Bar) yang
dibutuhkan alat peraga (Min. = 4 Bar/58 Psi)
7. Periksa kembali rangkaian sebelum alat peraga dioperasikan, jika kurang
mantap tanyakan kepada dosen/asisten dosen
8. Pasang ampelas pada balok pengampelas
9. Letakkan kayu yang akan diampelas pada alat penjepit objek
10. Atur posisi tabung pneumatik dengan merubah posisi mur pada tiang
penyangga, sehingga balok pengampelas menempel pada permukaan bidang
kayu/objek
11. Buka keran selang pada kompresor dan Air Service Unit
12. Tekan tombol ON pada catu daya, setelah itu tarik tuas katup3/2 di posisi
SET. Jika pemasangan rangakaian betul maka torak pengampelas pada tabung
pneumatik akan bergerak dan melakukan gerakan pengampelasan
13. Untuk mengatur kecepatan torak pengampelas gunakan speed control yang
terpasang pada tabung pneumatik
14. Untuk menggerakkan objek yang diampelas ke samping kanan/kiri cukup
dengan memutar tuas pada alat penjepit objek
15. Untuk menghentikan gerakan torak cukup menarik tuas katup 3/2 pada posisi
RESET
16. Apabila telah selesai matikan catu daya dan tutup keran pada kompresor dan
Air Service Unit
17. Cabut/lepaskan selang dan jamper yang terpasang pada rangkaian, lalu rapikan
18. Kembalikan alat dan bahan pada tempatnya
Lampiran 8
REKAPITULASI BIAYA PEMBUATAN MODUL MESIN PENGAMPELASKAYU
BERBASIS PNEUMATIK
KOMPONEN PNEUMATIK + ELEKTRIKNO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 Katup 5/2 Dobel Selenoid (Festo) 24 V 1 Rp 600,000.002 Tabung Pneumatik 1 Rp 225,000.003 Katup 3/2 1 Rp 125,000.004 Speed Control @ Rp 25000,- 2 Rp 50,000.005 Neple 1/9-6 @ Rp 8500,- 8 Rp 68,000.006 Limit Switch @ Rp 35000,- 2 Rp 70,000.007 Stecker Bus @ Rp 700,- 4 Set Rp 2,800.008 Akrilik 1 m2 Rp 50,000.00
Total Rp 1,190,800.00
MEJA LANDASANNO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 Multipleks Rp 45,000.002 Besi Siku 30x3 (2 Batang) 12 m Rp 64,000.003 Besi Siku Berlubang 3 m Rp 17,500.004 Mur Baut 6 mm 20 Rp 8,000.005 Politur 1 Botol Rp 18,000.006 Kuas 2" 1 Rp 2,500.007 Elektroda 10 Rp 15,000.008 Rel Aluminium 2 m Rp 17,000.009Cat 1 Kg (Putih Abu-abu) 1 Rp 18,500.00
10Cat 1/4 Kg (Biru) 1 Rp 7,500.0011Plastik Steel 1 Rp 8,000.00
Total Rp 221,000.00
CATU DAYA 24 VNO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 BIG 3A CT 15 V 1 Rp 22,500.002 IC 7824 + Pendingin + Isilator 1 Rp 5,750.003 TR 2N3055 + Pendingin + Isolator 1 Rp 9,250.004 Elco 6800 uF / 35V 1 Rp 6,000.005 Elco 4700 uF / 35V 1 Rp 4,000.006 Elco 2200 uF / 35V 1 Rp 2,000.007 Saklar + Lamp. 1 Rp 1,250.008 PCB PC 255 1 Rp 1,300.009 Kabel Serabut 2m Rp 700.00
10Dioda 4A 2 Rp 4,000.00Total Rp 56,750.00
MEKANIKNO NAMA BARANG/ALAT SATUAN HARGA
1 Besi Ulir ( d = 2.44 cm ) 1 Rp 8,000.002 Besi Ulir ( d = 6 mm ) 1 Rp 3,500.003 Besi Ulir ( d = 4 mm ) 1 Rp 2,000.004 Baut ( d = 2.5 cm ) @ Rp.1000 2 Rp 2,000.005 Kayu Papan tebal = 4 cm 1 m2 Rp 40,000.006 Besi Siku 5x50 mm 1 m Rp 8,500.007 Kanal Aluminium 1x2 cm 1 m Rp 14,500.008 Besi Batang 1 m Rp 7,500.009 Plat Besi Tebal 6 mm 1 m2 Rp 7,500.00
10 Wing Nut @ Rp.1500 3 Rp 4,500.00Total Rp 98,000.00