5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
1/118
TIDUR DALAM PERSPEKTIF HADITS
(Sebuah Kajian tentang Implikasi Pola Tidur Nabiterhadap Kesehatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I).
Disusun Oleh :
MASRUKHINNIM: 109034000052
JURUSAN TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1435 H./2014 M.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
2/118
Dengan kes
keilmuan, penuli
PERSPEKTIF
terhadap Kesehat
1. Skripsi i
memenuh
Theologi
Negeri (U
2. Semua s
cantumka
Universit
3. Jika di k
asli saya
bersedia
(UIN) Sy
ii
ERNYATAAN KEASLIAN KARYA
adaran dan rasa tanggung jawab terhadap
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: T
ADITS (Sebuah Kajian tentang Implikasi
an) adalah:
i merupakan hasil karya asli saya yang
i salah satu persyaratan memperoleh gelar
Islam [S.Th.I]) di Fakultas Ushuluddin
IN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
mber yang digunakan dalam penelitian
n sesuai dengan ketentuan yang berla
s Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ja
emudian hari terbukti bahwa karya ini bu
atau merupakan jiplakan dari karya orang
enerima sanksi yang berlaku di Universit
rif Hidayatullah Jakarta.
Jakart
NI
pengembangan
IDUR DALAM
Pola Tidur Nabi
diajukan untuk
trata 1 (Sarjana
niversitas Islam
ini telah saya
ku di kampus
karta.
kan hasil karya
lain, maka saya
as Islam Negeri
a, 15 April 2014
Penulis,
Masrukhin
. 109034000052
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
3/118
iii
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
4/118
iv
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
5/118
v
MOTTO
Jika engkau tidak merasa malu, maka berkatalah semaumu
Dan jika engkau tidak merasa malu, maka tulislah sekehendakmu
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
6/118
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA TAHUN 2012/2013
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Huruf latin Keterangan Tidak dilambangkan tidak dilambangkan b be t te ts te dan es j je h h (dengan garis bawah) kh ka dan ha d da dz de dan zet r er z zet s es sy es dan ye s es (dengan garis bawah) d de (dengan garis bawah) t te (dengan garis bawah) z zet (dengan garis bawah) koma terbalik ke atas, menghadap kekanan gh ge dan ha f ef q ki k ka l el m em n en w we h ha apostrog y ye
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
7/118
vii
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong). Berikut pemaparannya:
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
______ a fathah
, i kasrah
______ u dammah
2. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ai a dan i au a dan u
C. Vokal Panjang (Mad)
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan a (dengan topi di atas) i (dengan topi di atas) u (dengan topi di atas)Contoh :
:qla
:yaqlu
:qla: sar
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
8/118
viii
D. Syaddah (Tasydd)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitudengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Namun, hal ini
tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah
kaata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya yang
secaraa lisan berbunyi ad-daruurah, tidak ditulis ad-darrah, melainkan
al-Darrah, demikian seterusnya.
E. Ta MarbtahBerkaitan dengan alih aksara ini, jika hurufta marbtah terdapat pada
kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf
/h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbtah
tersebut diikuti oleh kata sifat(naat) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika hurufta marbtah tersebut diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
Contoh:
No. Kata Arab Alih aksara
1 Tarqah2 al-jmah al-islmiyyah
3 wahdat al-wujd
F. Kata SandangKata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan
huruf, yaitu alif dan lam ( ), dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikutioleh hurufsyamsyiah maupunqamariyah. Contoh:al-Rijl,bukanar-rijl, al-
Dwnbukanad-dwn.
G. Huruf KapitalMeskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih
aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan
yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia,antara lain yang menuliskan kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan,
nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata
sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Ab Hmd al-
Ghazl bukan Ab Hamd Al-Ghazl, al-Kind bukan Al-Kind.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
9/118
ix
ABSTRAK
Masrukhin, NIM: 109034000052
Tidur Dalam Perspektif Hadits (Sebuah Kajian tentang Implikasi Pola Tidur
Nabi terhadap Kesehatan).
Kata Kunci : Hadits, Tidur, Nabi dan Kesehatan
Tidur merupakan kebutuhan primer yang menunjang kehidupan seseorang.
Tidak dapat dibantah bahwa tidur merupakan salah satu hak tubuh, baik bagi
manusia, maupun makhluk hidup lainnya yang perlu ditunaikan dan dijaga. Tidur
sangat mempunyai andil dalam pemenuhan kesehatan. Pengaruh tidur begitu
nyata dalam kehidupan. Melihat kenyataan tersebut, maka perlu ditengok kembali
sebuah konsep tidur dalam Islam yang terpandu dalam hadits.
Sisi lain dari keteladanan yang dicontohkan Nabi adalah terkait pola tidur.
Namun demikian Ulama berbeda pendapat terkait pola tidur yang dilakukan Nabi,
ada yang memahami sebagai bentuk kesunnahan, dan ada juga yang
memahaminya sebagai bentuk tabiat saja dan tidak ada beban untuk
mengikutinya. Namun yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini bukanlah
mempermasalahkan apakah pola tidur Nabi wajib diikuti atau tidak. Kajian yang
akan menjadi pembahasan pada skripsi ini adalah mencari imlikasi pola tidur yang
diajarkan Nabi terhadap kesehatan.
Adapun pembahasan yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
menemukan implikasi perihal pola tidur Nabi terhadap kesehatan. Karenakesehatan sendiri terdiri dari beberapa aspek, oleh karena itu penulis hanya
membatasi tiga aspek saja, yaitu aspek kesehatan fisik, mental, dan sosial.
Metode dalam penelitian ini bersifat kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan
(library research). Sedangkan dalam pengolahan data, metode yang digunakan
penulis adalah deskriptif-analitik. Deskripsi yang dimaksud adalah memaparkan
terkait hadits-hadits pola tidur Nabi secara apa adanya sebagaimana penjelasan
Ulama yang terdapat dalam kitabsyarah, kemudian penulis menganalisanya dari
sisi kesehatan. Sehingga jelas implikasi pola tidur Nabi terhadap kesehatan.
Dari penelitian yang dilakukan, maka ditemukan beberapa kesimpulan, yaitu
berdasarkan hadits-hadits terkait pola tidur Nabi yang termuat dalamal-Kutub al-
Tisah jika diimplikasikan terhadap kesehatan, maka dapat diklasifikasikanmenjadi tiga aspek. Terkait kesehatan fisik terdapat delapan point, meliputi
(berwudu, membersihkan tempat tidur, tidur di pagi hari, tidur di siang hari,
posisi miring ke kanan, posisi tengkurap, telentang dan mematikan lampu),
kesehatan mental terdapat enam poin, meliputi: (berwudu, membersihkan tempat
tidur, tidur pagi hari, berdoa, tidur siang hari, tidur di antara Maghrib dan Isya dan
begadang), dan terkait kesehatan sosial terdapat tiga poin, meliputi: (mematikan
lampu, posisi telentang, dan begadang). Selain pertimbangan aspek kesehatan,
aspek kualitas hadits dan aspek situasi dan kondisi juga penting untuk
dipertimbangkan. Aspek-aspek tersebut hanya ditempatkan sebagai pertimbangan,
bukan untuk memvetoijbarkeinginan setiap individu.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
10/118
x
KATA PENGANTAR
Puja dan Puji syukur selalu penulis curahkan hanya kepada Allah Swt, yang
selalu memberikan karunia rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada pengkonstruk peradaban dunia Nabi dan Rasul Muhammad Saw, para
keluarganya, para sahabatnya, paramuhaddits serta bagi semua umatnya.
Selain itu, penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan para pihak
yang telah memberikan kontribusi dan dukungannya. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasihJazakumullah Ahsanal Jazakepada:
1. Kedua orang tua yang selalu mencintai, mengasihi, menyayangi,
mendukung, dan mendoakan penulis (mama Mustafidz Talim dan mimi
Samira Juairiyah). Tidak lupa juga buat kakak-kakakku tercinta, Nur
Hakim (alm.), Siti Khadija, Ida, Khurratul Aini, Titin Safratin, Khoiran
Makmun, Mami Alfia, Moch. Maskon dan Dewi Atun Saroh. Jangan
pernah berhenti untuk selalu men-supportdan mendoakan adik bungsu-mu
ini agar selalu menjadi orang yang bermanfaat.
2. Dr. M. Isa H.A. Salam, MA, selaku dosen dan pembimbing penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., Dr.
Masykur Hakim, MA., M. Zuhdi Zaini, M.Ag., dan Jauhar Azizy, MA
selaku tim penguji pada sidang skripsi penulis. Dan para dosen Fakultas
Ushuluddin UIN Syahida Jakarta yang senantiasa meluangkan banyak
waktu untuk mentransfer ilmunya kepada penulis.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
11/118
3. Prof. Dr.
Ushuluddin
4. Prof. Dr. Ko
Jakarta yang
bertaraf Inter
juga ucapan t
5. Para staf
Perpustakaan
Perpustakaan
6. Para kiyai,
Syathori, Dr
MA., Prof.
Muhammad,
dengan penu
7. Para sahabat
inspirasi dan
Penulis s
konstruktif
selanjutnya.
dan para pem
xi
ainun Kamaludin Faqih, MA, selaku
IN Syarif Hidayatullah Jakarta.
marudin Hidayat, selaku rektor UIN Sya
selalu berusaha menjadikan UIN Jakarta
asional dan menjadi kiblat kampus Islam d
rima kasih kepada seluruh staf rektorat.
erpustakaan. Perpustakaan Fakultas (P
Fakultas (PF) Kedokteran, Perpustakaan
Utama (PU) UIN Syarif Hidayatullah Jakart
H. Abdullah Muthi (alm.), KH. Ar.
s. KH. Husein Muhammad, KH. Mahs
Dr. KH. Chozin Nasuha, MA., Dr. K
MA., serta semua guru yang telah m
perhatian.
dimanapun berada, penulis haturkan terima
otivasinya.
angat berharap adanya kritik dan sara
demi kesempurnaan dan pengemban
emoga skripsi ini bisa bermanfaat khusus
aca secara umum.
Jakart
dekan Fakultas
rif Hidayatullah
sebagai kampus
unia. Tidak lupa
) Ushuluddin,
ascasarjana dan
.
bnu Ubaidillah
n Muhammad,
. Ahsin Sakho
ndidik penulis
kasih atas segala
yang bersifat
an penelitian
nya bagi penulis
a, 15 April 2014
Penulis,
asrukhin
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
12/118
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pokok Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan, Manfaat dan Kegunaan Penelitian ......................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 7
E. Metode Penelitian ............................................................................... 8
F. Sistematika Pembahasan ................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 15A. Makna Sehat dan Kesehatan ............................................................. 15
B. Pandangan Umum tentang Tidur ...................................................... 18
1. Definisi Tidur .............................................................................. 19
2. Fisiologi Tidur ............................................................................ 22
3. Faktor-Faktor Penyebab Tidur .................................................... 23
4. Pola Tidur .................................................................................... 25
C. Urgensi Tidur Bagi Tubuh ................................................................ 27
D. Tidur yang Sehat ............................................................................... 30
E. Gangguan Tidur ................................................................................ 33
F. Mimpi dan Ruang Lingkupnya ......................................................... 34
BAB III TINJAUAN REDAKSIONAL DAN ANALISIS SYARAH HADITS
TENTANG POLA TIDUR NABI......................................................... 38
A. Tinjauan Redaksional dan AnalisisSyarah Hadits tentang Pola
Tidur Nabi ......................................................................................... 39
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
13/118
xiii
1. Anjuran Meninggalkan Tidur di Pagi Hari ................................. 39
2. Anjuran Tidur di Siang Hari ....................................................... 42
3. Larangan Tidur di Antara Maghrib dan Isya dan Begadang ....... 46
4. Membersihkan Tempat Tidur ...................................................... 53
5. Mematikan Lampu ketika tidur ................................................... 58
6. Berwudu, Posisi Tidur Miring ke Kanan dan Berdoa ................. 60
7. Larangan dan Pembolehan Posisi Tidur Telentang
dan Meletakkan Kaki Satu ke Kaki yang Lain ........................... 67
8. Larangan Tidur dengan Posisi Tengkurap .................................. 70
BAB IV ANALISIS HADITS TENTANG POLA TIDUR NABI DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP KESEHATAN ................................. 73
A. Analisis Hadits tentang Pola Tidur Nabi .......................................... 73
B. Implikasi Pola Tidur Nabi terhadap Kesehatan ................................ 75
1. Kesehatan Fisik ........................................................................... 76
2. Kesehatan Mental ........................................................................ 84
3. Kesehatan Sosial ......................................................................... 89
C. Studi Pemahaman atas Pola Tidur Nabi ............................................ 90
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 96
A. Kesimpulan ....................................................................................... 96
B. Saran ................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 98
LAMPIRAN
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
14/118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan agama yang penuh dengan peraturan pada setiap sisi
kehidupan yang mengatur bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan
sehari-harinya. Hukum Islam telah teruji oleh perkembangan zaman sehingga
dapat bertahan hingga saat ini.
Islam sebagai agama yang mengusung misi rahmat li al-laminbenar-benar
menaruh perhatian besar terhadap segala aspek kehidupan umat manusia, entah
disaat manusia berada dalam kesusahan ataupun sebaliknya, sadar ataupun tidak
sadar, bangun ataupun tidur, dengan kata lain, tidak ada satu-pun yang
terlewatkan, semuanya telah dijelaskan dalam Islam. Salah satu perkara yang juga
mendapat perhatian khusus adalah tidur. Allah menjadikan tidur sebagai sarana
beristirahat1 dan menjadi salah satu bentuk dari tanda-tanda kekuasaanNya di atas
makhluk-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian darikarunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benarterdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (Qs. al-Rm[30]: 23).
1 Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat.(Qs. al-Naba[78]: 9). Lihatjuga pada Qs. al-Furqn [25]: 47.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
15/118
2
Imam Ibnu Katsr (13011372 M) memberikan penjelasan bahwa termasuk
tanda-tanda kekuasaan Allah Swt ialah menjadikan sifat tidur bagi manusia di
waktu malam dan siang, dengan tidur ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai
dan rasa lelah serta kepenatan dapat hilang.2 Allah Swt telah mengisyaratkan
dalam al-Quran tentang pentingnya tidur dan menegaskan bahwa tidur adalah
salah satu tanda kebesaran-Nya yang harus direnungkan.
Sementara, sebagai penyampai dari aturan-aturan-Nya, Allah mengutus
Raslullh Saw untuk menjadi pembimbing dan teladan bagi umat Islam
khususnya, umumnya bagi manusia secara universal dan alam semesta dengan
tujuan agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah berfirman mengenai
suri tauladan beliau yang sayogyanya di ikuti oleh seluruh manusia:
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Raslullh itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Qs. al-Ahzab [33] : 21).
Bimbingan dan teladan yang beliau ajarkan dapat ditemukan dan dipelajari
dari sabda-sabdanya yang diwariskan kepada umatnya, yakni berupasunnah yang
terhimpun dalam bentuk hadits. Adapun yang termasuk tuntunan dan teladan
beliau adalah bagaimana tata cara tidur. Begitu pentingnya tidur, sehingga
Raslullh Saw mengajarkan bagaimana seharusnya tidur yang menyehatkan.
2
Imaduddin Ab al-Fida Isml bin Katsr al-Dimasyq. Tafsr al-Qurn al-Azm. 3th
ed. (Beirut: Dr al-Marifah. 1989), Juz III, h. 402.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
16/118
3
Sebab tidur adalah istirahat yang paling baik. Semua orang membutuhkan tidur,
selain makan dan minum, tidur merupakan titik awal munculnya energi baru.
Setiap orang tidak akan terlepas dari faktor-faktor biologis (motiv biologis)
yang selalu membutuhkan istirahat atau tidur agar mempertahankan status
kesehatan pada tingkat yang optimal.3 Prof. William C. dan Dement, seorang
pakar kesehatan tidur percaya bahwa untuk menjaga kesehatan, seseorang harus
memperhatikan tiga komponen, yang disebut The Triumvirate of Healt, meliputi:
kesehatan fisik, keseimbangan nutrisi dan tidur yang sehat.4
Raslullh Saw mengingatkan kepada segenap kaum muslimin dan seluruh
umat manusia bahwa untuk mewujudkan kehidupan ideal, harus ada
keseimbangan diri, antara pemenuhan kebutuhan jasad dengan kebutuhan rohani,
yakni malaksanakan hak-hak jasad dan hak-hak ruh (jiwa), adapun salah satu hak
jasad adalah mata, yaitu tidur. Namun, dalam realitanya banyak dari kalangan
umat Islam yang tidak mengikuti pola tidur yang diajarkan oleh Raslullh Saw
sebagai panutannya, mereka menganggap tidur adalah perihal sepele yang tidak
perlu adanya ketentuan khusus. Sehingga dampaknya banyak terjadi efek dan
kasus negatif, seperti kasus yang dominan dilakukan pada malam hari, misal
pencurian, perjudian, minuman keras, dan kasus lainya yang dapat memberikan
dampak buruk terhadap dirinya sendiri dan orang lain (sosial). Padahal Raslullh
Saw menganjurkan seseorang untuk meninggalkan tidur larut malam (begadang),
disebutkan dalam sebuah hadits:
3 Jalaluddin Rakhmat.Psikologi Komunikasi. 6th ed. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2008), h. 35.
4
Andreas Prasadja. Ayo Bangun! dengan Bugar karena Tidur yang Benar. (Jakarta:Hikmah, 2009), h. 3.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
17/118
4
5.
Artinya : Diriwayatkan dari Ab Barzah bahwasanya Raslullh Sawmembenci tidur sebelum Isya dan bercakap-cakap setelahnya.
Selain waktu tidur, Beliau juga memberikan arahan tentang bagaimana posisi
tidur yang baik, beliau bersabda :
.6Artinya : ... Diriwayatkan dari al-Bara' bin 'zib, dia berkata: NabiSaw bersabda: "Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudulahseperti wudu untuk salat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmudan ucapkanlah: ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu, akuserahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mudengan perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat
berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkandan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus. Jika kamu meninggal pada
malammu itu, maka kamu dalam keadaan fitrah dan jadikanlah doa inisebagai akhir kalimat yang kamu ucapkan. al-Bara' bin 'zib berkata,"Maka aku ulang-ulang doa tersebut di hadapan Nabi Saw hinggasampai pada kalimat: Allahumma amantu bikitab kalladz anzalta,aku ucapkan: wa Rasulika, beliau bersabda: "Jangan, tetapi, dankepada Nabi-Mu yang Engkau utus."
5 Ab Abdillah Muhammad bin Isml bin Ibrahm bin Mughrah bin Bardizbah al-Bukhr al-Juf. Sahh Bukhr. 6th ed. (Bairut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah, 2009), h. 117, haditske-568. Hal ini juga sejalan dengan firman Allah dalam Qs. al-Naml[27]: 86.
6
Ibid., h. 61-62, hadits ke-247. Lihat juga hadits ke- 626 (h. 126), hadits ke-6310 (h.1155), hadits ke-994 (h. 186), hadits ke-1123 (h. 210), dan hadits ke-1160 (h. 216).
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
18/118
5
Kedua hadits di atas merupakan salah satu bentuk perhatian Raslullh Saw
kepada umat manusia. Semakin tidak teraturnya tidur, semakin banyak pula
dampak dan efek negatif yang ditimbulkan darinya. Bukan saja masalah itu, para
ilmuan, intelektual Muslim dan Ulama juga sedikit sekali yang mengkaji tentang
keseharian Nabi secara detail. Sehingga yang terjadi adalah pemahaman semata,
tanpa adanya praktek. Selain itu, masalah selanjutnya adalah apakah pola tidur
Nabi mempunyai implikasi dalam membantu tercapainya kesehatan?.
Oleh karena itu, dengan melihat latar belakang masalah di atas, yaitu tentang
pentingnya tidur teratur, menyehatkan dan sesuai dengan tuntunan Raslullh
Saw, maka kajian skripsi ini diberi judul TIDUR DALAM PERSPEKTIF
HADITS (Sebuah Kajian tentang Implikasi Pola Tidur Nabi terhadap
Kesehatan).
B. Pokok Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa hadits yang
berbicara tentang tidur perlu penjelasan yang lebih tepat dan perlu dikaitkan
dengan kajian kesehatan. Oleh karena itu, untuk lebih memfokuskan
permasalahan yang akan dikaji, penulis merumuskan beberapa pokok masalah
dari penelitian hadits tentang tidur tersebut, antara lain:
1. Bagaimana redaksi hadits dan penjelasan Ulama tentang pola tidur Nabi?
Apakah hadits tersebut dapat dipahami secara tekstual atau kontekstual,
dan apakah kandungan haditsnya bersifat universal, termporal atau lokal?
2. Bagaimana relevansi dan implikasi pola tidur Nabi terhadap kesehatan?
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
19/118
6
C. Tujuan, Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implikasi pola tidur Nabi terhadap kesehatan. Adapun manfaat yang
harapkan dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini akan menambah khazanah keilmuan yaitu
memperkaya perbendaharaan matan hadits terkait pola tidur Nabi yang
direkam dalam kitab-kitab hadits, mengungkapkan implikasinya terhadap
kesehatan dan juga untuk mengetahui kandungan hadits tersebut bersifat
universal, temporal atau lokal.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan panduan yang jelas tentang
pola tidur yang benar dan dapat menghantarkan pada kesehatan. Kemudian
diharapkan pengetahuan yang telah diperoleh akan menghasilkan
keberkahan dalam hidup, membentuk kepribadian yang beretika dan
menjauhkan diri dari perilaku yang tidak baik. Diharapkan juga dapat
menambah keteguhan dan kekuatan dalam beriman, khususnya terhadap
keabsahan hadits-hadits Nabi yang memuat kebaikan dalam kehidupan,
dan umumnya terhadap ajaran yang disyariatkan kepada umat Islam.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini dilakukan, antara lain:
1. Secara akademik, penelitan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemahaman bagi perkembangan pemikiran wacana keagamaan dan
menambah khazanah literatur studi hadits di Indonesia.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
20/118
7
2. Secara sosial, penelitian ini diharapkan berguna bagi lingkungan umat
Islam dan umumnya bagi seluruh manusia, sehingga dapat mengatur pola
tidur sesuai dengan ketentuan syariat dan baik untuk kesehatan.
3. Mengingatkan kembali kepada masyarakat tentang dampak yang
ditimbulkan dari tidak teraturnya tidur terhadap berbagai aspek. Baik
aspek pribadi, keagamaan maupun aspek sosial.
D. Tinjauan Pustaka
Kajian yang mengungkap tentang tidur bukanlah merupakan pembahasan
yang baru. Dalam beberapa kitab dan buku telah ditemukan pembahasan yang
cukup luas tentang tidur. Bahkan para penulis kontemporer sudah menjadikan
bahasan yang lebih luas dalam satu buku. Begitu juga penulisan dalam bentuk
makalah, artikel dan jurnal tentang topik tidur ini dari berbagai aspek.
Karya yang ditulis oleh Muhammad Hasan YusufEtika Tidur Nabi,7 karya
terbaru Misteri Tidur8 yang ditulis oleh Ahmad Syawqi Ibrahim. Kedua karya
tersebut memuat beberapa bahasan tidur dari aspek agama dan ilmiah. Dalam
karya terbaru juga terdapat pembahasan terkait, yaitu Ajaibnya Bangun Pagi dan
Bangun Malam,9 karangan Muhammad Yusuf bin Abdurrahman. Dalam buku
tersebut dijelaskan juga beberapa cara untuk meraih hidup sehat, termasuk di
dalamnya adalah pola waktu tidur. Dan banyak juga buku, artikel ataupun majalah
yang membahas tentang perihal tidur dari beragam pendekatan.
7 Muhammad Hasan Yusuf.Etika Tidur Nabi Saw. Penerjemah Saiful Aziz. (Solo: MediaDzikir, 2008).
8 Ahmad Syawqi Ibrahim. Misteri Tidur. Penerjemah Syamsu A. Rizal dan LuqmanJunaidi. (Jakarta: Zaman, 2013).
9
Muhammad Yusuf bin Abdurrahman. Ajaibnya Bangun Pagi dan Bangun Malam:Untuk Kesehatan Tubuh dan Jiwa. Jogjakarta: DIVA Pres, 2013.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
21/118
8
Dari penelusuran pustaka yang dilakukan terhadap beberapa karya tersebut,
dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas
implikasi pola tidur Nabi terhadap kesehatan sebagaimana yang akan dikaji dalam
skripsi ini. Dengan demikian, penulis mengadakan penelitian hadits-hadits yang
dituangkan dalam skripsi ini yang khusus membahas pola tidur Nabi yang
mempunyai implikasi terhadap kesehatan. Dan pada dasarnya pembahasan ini
merupakan telaah pertama dalam kajian Implikasi Pola Tidur Nabi terhadap
Kesehatan.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Untuk menjawab persoalan yang telah diuraikan pada pokok masalah,
maka dalam penelitian ini dibutuhkan data-data deskriptif, yakni berupa kata-
kata tertulis bukan berupa angka ataupun lapangan. Dengan demikian,
penelitian ini tergolong pada penelitian kualitatif10 deskriptif, atau bisa disebut
dengan metode dokumentasi. Sementara, jika dilihat dari tempatnya,
penelitian ini termasuk kategori penulisan konsep, yaitu jenis penelitian studi
kepustakaan (library research), yaitu melalui data yang lebih memerlukan
olahan filosofik dan teoritik daripada uji empirik. Dalam hal ini, penulis
menggunakan serta memanfaatkan literatur-literatur yang berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji.
10 Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penulisanyang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Liohat Lexy J. Moleong.Metodologi Penulisan Kualitatif. (Bandung:Rosdakarya, 2005), h. 3.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
22/118
9
Untuk itu dalam penelitian ini, penulis menempatkan diri sebagai
instrumen, bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis,
penafsir data tentang kajian tidur dalam perspektif hadits, yang pada akhirnya
menjadi pelopor dari hasil penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
Untuk menjawab persoalan yang termuat dalam pokok masalah, maka
dibutuhkan sebuah pendekatan yang relevan sebagai perangkat analisisnya.
Dalam hal ini, penulis menggunakan tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan kesehatan (fisik, mental [psikologi] dan sosial), digunakan
untuk melacak kebenaran tentang implikasi hadits sebagai alat bantu
dalam proses menuju kesehatan.
b. Pendekatan tekstual, dipergunakan sebagai pisau analisis terhadap
pemaknaan hadits secara tekstual baik melalui pemaknaan terhadap
makna gramatikal ataupun makna leksikalnya.
c. Pendekatan kontekstual, digunakan untuk melihat latar belakang baik
eksternal maupun internal, yaitu menyelidiki keadaan khusus yang
dialami saat kemunculannya.11 Kaitannya dengan penelitian ini, secara
khusus digunakan untuk mengkajiAsbb al-Wurdhadits.
11 Bakker dan Zubair.Metode Penulisan Filsafat, h. 52.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
23/118
10
3. Sumber Data
Menurut Sugiyono dalam bukunya Memahami Penulisan Kualitatif,
membagi jenis data menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data skunder.12
Adapun yang termasuk sumber primer dalam penelitan ini, yaitu kitab-kitab
hadits yang termuat dalam Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam
Hadits13beserta kitab-kitabsyarah-nya.14 Dengan alasan bahwa hadits yang
diteliti oleh penulis semuanya terdapat di Lidwa Pusaka dan karena hadits
yang tercantum dalam kitab-kitab tersebut telah diakui otentitasnya oleh para
Ulama. Dalam penelitiannya, penulis menggunakan kamus hadits al-Mujam
al-Mufahras li Alfaz al-Hadits al-Nabaw,15 karya A.J. Wensinck sebagai
alat untuk mengetahui letak dimana redaksi-redaksi hadits tentang tidur
termuat dalam kitab-kitab tersebut. Kemudian untuk mengolah data primer
dan mempertajam analisis, penulis juga menggunakan data-data sekunder,
yaitu berupa buku, kitab, artikel, tulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang
dapat mendukung penelitian dalam skripsi ini.
12 Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepadapengumpul data. Sedangkan sumber data skunder adalah sumber data yang tidak langsungmemberikan data kepada pengumpul data, atau data yang mengutip dari sumber lain sehingga
tidak bersifat otentik karena sudah diperoleh dari sumber kedua dan ketiga. Sugiyono.MemahamiPenulisan Kualitatif. (Bandung: CV Alfabeta, 2005), h. 62.13 Yaitu: Sahh Bukhr, Sahh Muslim, Sunan Ab Dwud, Sunan Ibnu Mjah, Sunan al-
Tirmidz, Sunan al-Nas, Musnad Ahmad bin Hanbal, Muwatto, dan Sunan al-Drim. Kitab-kitab tersebut disebut dengan al-Kutub al-Tisah.
14 Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu kitab syarah dari kitab-kitabtersebut. Yaitu tujuh kitab, diantaranya adalah:Fath al-Br, karya Ibnu Hajar al-Asqaln, Syarhal-Nawaw ala Muslim, karya Imam al-Nawaw, Syarh Sunan Ibnu Mjah karya al-Suyt, AbdulGhan dan Ab al-Hasan al-Dahlaw, al-Arf al-Syadz Syarh Sunan al-Tirmidz, karya MuhammadAnwar Syah bin Muazzam al-Kasymir, Hasyiyah al-Sanad ala al-Nas, karya Nuruddin binAbdul Had al-Sanad, al-Muntaq Syarh al-Muwatta, karya Khalaf bin Sulaiman bin Saad Abual-Walid al-Andalus al-Malik, dan Aun al-Mabd Syarh Sunan Ab Dwud, karya MuhammadSyamsul Haq al-Azm.
15
A.J. Wensinck. al-Mujam al-Mufahras li Alfaz al-Hadts al-Nabaw. (Leiden:Maktabah Bril, 1936).
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
24/118
11
4. Teknik Pengumpulan Data
Seperti diketahui bahwa penelitian ini tergolong ke dalam penelitian studi
kepustakaan (library research), sehingga data yang dibutuhkan adalah data
yang diperoleh dari hasil telaah terhadap berbagai literatur, maka instrumen
pengumpulan terhadap data-data tersebut adalah dengan menggunakan metode
dokumentasi.13
Dalam melakukakan pengumpulan terhadap data-data yang dibutuhkan,
terlebih dahulu mengidentifikasi sumber data yang dapat dijadikan sebagai
objek telaah dalam penelitian, kemudian dilanjutkan dengan upaya
pengumpulan data-data dari berbagai sumber yang telah ditentukan baik
sumber primer maupun sumber sekunder dengan cara menghimpun hadits-
hadits yang sesuai dengan tema sentral yang sedang diteliti melalui kamus
hadits al-Mujam al-Mufahras. Selain penelusuran terhadap kamus tersebut,
digunakan juga program Lidwa Pusaka i-Software- Kitab 9 Imam Hadits
dan al-Maktabah al-Symilah. Setelah itu, kemudian dimasukkan data-data
sekunder berupa literatur-literatur tentang kesehatan untuk mengetahui
implikasi pola tidur Nabi terhadap kesehatan.
5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengolahan atas data-data tersebut. Dalam proses penelitian ini, penulis
menggunakan metode deskriptif16 analitik.17 Metode deskripitif penulis
16 Metode deskriptif adalah menguraikan secara teratur seluruh konsep yang akan di kaji.
Lihat Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair. Metode Penulisan Filsafat. (Yogyakarta:Kanisius, 1994), h. 65.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
25/118
12
gunakan untuk memaparkan data dan memberikan penjelasan secara
mendalam mengenai sebuah data dan juga untuk menyelidiki dengan
menuturkan, menganalisa data-data kemudian menjelaskannya.18 Dalam hal
ini penulis mengambil penjelasan dari para Ulama melalui kitab-kitab syara.
Sedangkan metode analitik yang dimaksud adalah menjelaskan hadits-hadits
tentang pola tidur Nabi dan implikasinya terhadap kesehatan. Sehingga
menjadi jelas keterlibatan pola tidur Nabi dalam membantu pemenuhan
kesehatan.
Selain itu, penulis juga menggunakan metode deduktif (deduksi)19 dan
induksi. Metode deduktif digunakan untuk menguraikan data dari suatu
pendapat yang bersifat umum kemudian diuraikan menjadi hal-hal yang
bersifat khusus. Sedangkan metode induksi merupakan alur pembahasan yang
berangkat dari realita-realita yang bersifat khusus atau peristiwa konkrit,
kemudian ditarik secara general sehingga bersifat umum.
Setelah mengelola data-data tersebut, maka diharapkan penelitian ini dapat
terlaksana secara rasional, sistematis dan terarah. Sementara, terkait dengan
teknik penulisan, skripsi ini merujuk pada pedoman penulisan skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013.20
17 Metode analitik adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan secara konseptualatas data-data yang ada, kemudian diklasifikasikan sesuai permasalahan, dengan maksud untukmemperoleh kejelasan atas data yang sebenarnya. Lois O Katsoff.Pengantar Filsafat. PenerjemahSuyono Sumargono. (Yogyakarta: Tiara Wacana,1992), h. 18.
18 Bakker dan Zubair.Metodologi Penelitian Filsafat, h. 70.19 Deduktif atau deduksi merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realitas yang
bersifat umum kepada sebuah pemaknaan yang bersifat khusus. Sutrisno Hadi. Metode ResearchI. (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), h. 42.
20
Tim AAK UIN Jakarta. Pedoman Akademik: Program Strata 1 2012-2013. (Jakarta:Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Jakarta, 2012).
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
26/118
13
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan proses penulisan skripsi ini, agar masalah yang diteliti
dapat dianalisa secara tajam dan sesuai apa yang diharapkan, oleh karena itu,
dalam penulisan skripsi ini, setidaknya penulis membuat bagan mengikuti
sistematika sebagai berikut:
Bab I, dalam bab pertama terlebih dahulu diuraikan seputar latar belakang
masalah yang menjadi kegelisahan akademik penulis. Dari latar belakang itulah
kemudian dirumuskan sebuah pertanyaan sekaligus pokok masalah yang akan
dikaji, dan tentu saja pokok masalah tersebut akan dijawab melalui tujuan dan
kegunaan penelitian. Pada bagian ini juga diutarakan tentang telaah pustaka
terdahulu yang dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui sejauh mana
orisinalitas penelitian yang sedang penulis lakukan. Begitu juga metode penelitian
yang penulis gunakan, kemudian diakhiri dengan sistematika pembahasan sebagai
gambaran umum dari penelitian ini.
Bab II, memuat tentang kajian pustaka, meliputi: pada sub babpertama akan
di bahas tentang makna sehat dan kesehatan. Sub bab kedua akan di kaji
pandangan umum tentang tidur. berisi: definisi tidur, fisiologi tidur, faktor yang
mempengaruhi tidur, pola tidur, urgensi tidur bagi tubuh, tidur yang sehat,
kemudian diakhiri dengan gangguan tidur. Selain itu, pada sub bab keempat
dibahas mengenai mimpi dan ruang lingkupnya. Pentingnya kajian pustaka ini
adalah sebagai titik tolak dalam menganalisis tema yang dijadikan sebagai fokus
dalam penelitian ini.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
27/118
14
Bab III, dalam bab tiga ini hanya terdapat satu sub bab, yakni tentang
redaksional hadits tentang pola tidur Nabi yang variatif dengan
mengkategorisasikan berdasarkan perbedaan redaksional beserta syarahnya.
Klasifikasi bab meliputi: redaksi hadits, terjemah hadits dan penjelasan (syarah)
hadits. Sehingga diperoleh kesimpulan mengenai kehujjahannya.
Bab IV, berisi pemahaman yang diperoleh melalui berbagai pendekatan
sehingga pada akhirnya diperoleh kesimpulan analisis mengenai hadits-hadits
tentang pola tidur Nabi dan implikasinya terhadap kesehatan (fisik, mental dan
sosial), kemudian dilanjutkan dengan studi pemahaman atas pola tidur Nabi yang
dihasilkan melalui pendekatan tersebut.
Bab V, penutup, sebagai bagian akhir dari rangkaian penulisan disajikan
tentang kesimpulan sebagai intisari dan jawaban dari hasil penelitian, begitu juga
saran-saran sebagai tindak lanjut terhadap hasil penelitian ini.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
28/118
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Makna Sehat dan Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu hak tubuh dan hak asasi manusia, bahkan
bagi seluruh makhluk hidup lainnya. Kesehatan merupakan sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, Kesehatan merupakan persoalan universal yang menjadi
kebutuhan dasar. Kesehatan menjadi salah satu unsur utama kesejahteraan.
Secara psikologi manusia mempunyai tabiat pencari keuntungan (hedonisme).
Manusia mengejar kesenangan dan menghindari kesakitan.1 Pendapat ini
merupakan penjelas bahwa manusia sangat mengutamakan memperoleh keadaan
sehat. Dalam pembahasan ini, penulis akan memilah antara sehat dan
kesehatan agar dapat diketahui definisi dari keduanya secara jelas.
1. Sehat
Secara bahasa, definisi sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-
bagiannya (bebas dari sakit),2 atau sinonim dengan kondisi tidak sakit dan
antonim dari sakit. Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami.
Sehat bersifat dinamis yang statusnya terus menerus berubah. Secara
gamblang definisi sehat dalam berbagai tinjauan, antara lain :
1Dikutip dari Sarwono (1995), oleh Zikri Neni Iska. Psikologi: Pengantar Pemahaman
Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brothers, 2006), h. 8.2
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Tim Penyusun Kamus PusatBahasa, 2008), h. 1248.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
29/118
16
a) Menurut WHO (World Healt Organization), sehat adalah keadaan
keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial. Tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
b) Menurut Parson, sehat adalah kemampuan optimal individu untuk
menjalankanperan dan tugasnya secara efektif.
c) Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat
adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.3
2. Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesehatan diartikan sebagai situasi
dalam keadaan sehat.4 Secara istilah, kesehatan adalah keadaan sejahtera
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.5 Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi
seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis maupun dimensi sosiokultural.6
Dalam Islam, kesehatan sangat diutamakan dan merupakan nikmat yang
sangat besar, sehingga dalam sebuah hadits Nabi menggandengkan dua nikmat
yang sangat besar bagi manusia, yaitu nikmat iman (keyakinan) dan
kesehatan. Sebagaimana dalam sabdanya:
3Ns. Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2008), h. 28.4
Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1248.5
Redaksi Best Publiser. Undang-Undang Kesehatan dan Praktek Kedokteran.
(Yogyakarta: Best Publiser, 2009), h. 6.6Asmadi.Konsep Dasar Keperawatan, h. 27.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
30/118
17
Artinya: Wahai manusia, sesungguhnya manusia tidak diberi yang
lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan, maka mohonlah
keduanya kepada Allah Swt.7
Dalam hadits tersebut Nabi merangkaikan persyaratan mendasar untuk
memperoleh kesejahteraan dunia dan akhirat. Iman adalah dasar untuk
keselamatan dalam hidup, terutama untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan
kesehatan adalah syarat untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia. Karena
betapa pun banyak nikmat yang dimiliki akan menjadi tidak bermakna ketika
jatuh sakit.
Seseorang yang memiliki kesehatan dianggap telah mempunyai sepertiga
dari isi dunia. Sebagaimana sabda Raslullh Saw: Barang siapa yang
merasa aman di rumahnya, sehat badannya, mempunyai kekuatan untuk
menjalani hari-harinya, maka seolah-olah dia telah memiliki dunia ini.8
Namun, seiring banyaknya kegiatan yang dilakukan, nikmat kesehatanpun
menjadi terlupakan. Sehingga menimbulkan dampak yang serius dalam
kehidupan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw:
9
.Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbs r.a. dia berkata: Nabi Saw
bersabda: Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan
manusia adalah kesehatan dan waktu luang.
7Lihat Ab Abdillh Amad bin Muhammad bin anbal bin Hill bin Asad al-Syaibn.
Musnad Amad bin anbal. (Riyad: Bait al-Afkr al-Dauliyah, 1998), hadits ke-3207.8
Hadits dikutip dari Adnan Tarsyah. 16 Jalan Kebahagiaan Sejati. Penejemah Arum
Tirta Sari, (Jakarta: Hikmah, 2006), h, 1.9
Ab Abdillh Muhammad bin Isml bin Ibrahm bin al-Mughrah bin Bardizbah al-
Bukhr al-Juf. Sahh al-Bukhr. 6th
ed. (Lebanon: Dr al-Kutub al-Ilmiyah, 2009), h. 1172,hadits ke-6412.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
31/118
18
Simpul-simpul pemeliharaan kesehatan dalam Islam terletak pada
kehidupan yang bersih, aktif, tenang, moderat, adil, proporsional, seimbang,
dan alami. Islam melarang melakukan sesuatu dengan mengabaikan
kebutuhan diri. Sebagai akhir dari pembahasan ini, penulis cantumkan sebuah
renungan dari firman Allah Swt:
.Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscayakamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. al-Nahl[16]: 18).
A. Pandangan Umum tentang Tidur
Tidur telah menjadi subjek spekulasi10 dan pemikiran sejak zaman filsuf
Yunani kuno.11 Penelitian menemukan cara untuk mempelajari tidur secara
sistematis dan obyektif, yaitu dengan munculnya teknologi baru
electroencephalograph (EEG).12 Melalui teknologi tersebut, para ilmuan mampu
menyelidiki tidur dan fenomena terkait. Namun tidak semua peneliti setuju
dengan beberapa argumen yang ditawarkan sebelumnya. Sehingga masalah tidur
menjadi bahan kajian para ilmuan yang terus berlanjut.
Sejumlah teori yang berbeda telah diusulkan untuk menjelaskan perlunya tidur
serta fungsi dan tujuannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui teori-teori tersebut,
sekiranya penulis memulai penjelasan dari definisi tidur, fisiologi tidur, faktor-
faktor yang menyebabkan tidur, pola tidur, urgensi tidur bagi tubuh, tidur yang
10Spekulasi adalah pendapat atau dugaan yang tidak berdasarkan pada kenyataan
(bersifat untung-untungan).11
Zaman yunani kuno yaitu zaman yang terjadi pada abad 8 sampai abad ke-6 SM.12
EEG adalah sebuah rekaman yang dihasilkan dari elektroda yang di pasang di kening
untuk mengukur gelombang otak. Lihat Maeve Ennis dan Jennifer Parker, ed. Memahami ArtiMimpi. Penerjemah Widyananto, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 11.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
32/118
19
sehat, gangguan tidur, kemudian diakhiri dengan pembahasan mimpi. Hal ini
dimaksudkan agar bisa diketahui secara beurutan tentang tahapan tidur. Sehingga
yang dihasilkan adalah kejelasan dan pemahaman yang sesuai dan terarah.
1. Definisi Tidur
Secara bahasa, istilah tidur dalam bahasa Arab diartikan sebagai
terjemahan dari kata yang berarti mengistirahatkan atau istirahat.Kata tidur mempunyai sinonim dengan kata al-Muntaji (berbaring), al-
Ruqd(tetap), al-Sinah dan al-Nuas (mengantuk).13 Adapun kata tidur dalam
berbagai bahasa disebut dengan sleep (Inggris), schlafen (Jerman), dormer
(Prancis dan Spanyol), sonna (Itali), jamjada (Korea), sona (India), shui jiao
(Cina) dan al-Naum (Arab).14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidur diartikan sebagai keadaan
berhenti (mengaso) anggota badan dan kesadarannya dengan memejamkan
mata, berbaring (tidak berdiri) dan keadaan tidak aktif.15 Sedangkan secara
istilah, al-Quran menyebutkan tidur sebagai jiwa yang ditahan (sementara)
oleh Allah sebelum datang kematiannya, kemudian jiwa tersebut
dikembalikan lagi pada jasadnya, pernyataan ini sesuai dengan firman Allah
dalam surat al-Zumarayat 42.
13Kata al-Naum dalam al-Quran terulang sebanyak dua belas kali yang tersebar dalam
sepuluh surat. Kata al-Ruqddalam al-Quran terdapat dalam Qs. al-Kahfi [18]: 18 dan Qs. Yasin
[36]: 52, kata al-Sinah terdapat dalam Qs. al-Baqarah [2]: 255 dan kata al-Nuas termaktub dalam
Qs. al-Anfl [8]: 11, dan pada Qs. ali-Imrn [3]: 154. Lihat penjelasan lengkapnya dalam
Kemenag RI. Tafsir al-Quran Tematik: Kesehatan dalam Perspektif al-Quran. 2th
ed. (Jakarta:PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), h. 176-177. Kata al-Naum berhubungan dengan hati, kata
al-Nuas berhubungan dengan kepala atau otak, sedangkan kata al-Sinah berhubungan dengan
mata. Muhammad Anwar Syah bin Muazzam al-Kasymir, al-Arf al-Syadz Syarh Sunan
Tirmidz,jilid 1/405 h, 344. al-Maktabah al-Symilah14
Kemenag RI.Kesehatan dalam Perspektif al-Quran, h. 174.15Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1518.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
33/118
20
.
Artinya: Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka
Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia
melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.16
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berfikir. (Qs. al-Zumar[39]: 42).
Tidur merupakan aktivitas pengorganisasian ulang dan restrukturisasi
memori, dengan alasan bahwa tidur dapat membantu mengonsolidasikan dan
memperbaiki memori di otak.17 Tidur adalah keadaan normal yang
berlangsung secara berkala. Selama tidur terjadi penurunan kegiatan fisiologik
yang disertai oleh penurunan kesadaran.18
Menurut Guyton (1986), tidur merupakan suatu kondisi tidak sadar dimana
seorang individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai.
Dengan bahasa sederhana tidur berarti suatu keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif.19 Mengutip pendapat Imam al-Isfahan, beliau mendefinsikan tidur
sebagai:
Melembutnya urat syaraf otak dengan kelembaban oksigen menuju ke
otak. Pendapat lain: tidur adalah suatu keadaan dimana Allah sedang
menggenggam jiwa seseorang tanpa mati. Tidur disebut juga dengan
mati kecil, sedangkan mati adalah tidur berat.20
16Maksudnya orang-orang yang mati rohnya ditahan Allah sehingga tidak dapat kembali
kepada tubuhnya, dan orang-orang yang tidak mati hanya tidur saja, rohnya dilepaskan sehingga
dapat kembali kepada jasadnya.17
Muhammad Yusuf bin Abdurrahman. Ajaibnya Bangun Pagi dan Bangun Malam:
Untuk Kesehatan Tubuh dan Jiwa, (Jogjakarta: DIVA Pres, 2013), h. 146.18
Tuti Alawiyah. Gambaran Gangguan Pola Tidur pada Perawat di RS. Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2009. (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
UIN Jakarta, 2009), h. 6.19
Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Alimul Hidayat. Keterampilan Dasar Praktek Klinik
Untuk Kebidanan. 2th
ed. (Jakarta: Salemba Medika, 2008), h. 111.20Dikutip oleh Kemenag RI.Kesehatan dalam Perspektif al-Quran, h. 174.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
34/118
21
Ahmad Syawqi Ibrahim menjelaskan bahwa tidur adalah fenomena
biologis tubuh (fisik) yang secara teratur silih berganti dengan masa terjaga.21
Di sisi lain tidur dianggap sebagai kematian kecil, tidur bukanlah kelemasan
dan pengenduran proses biologis di dalam tubuh, melainkan perubahan pada
fungsi sebagian organ tubuh, yaitu pada sistem kerja peredaran, aktivitas
kelenjar, endoktrin, persepsi dan alat indrawi. Tidur merupakan proses aktif
biologis pada otak dan memiliki efek pada tubuh.22 Secara jelas bahwa definisi
yang ditawarkan beliau adalah bahwa tidur merupakan proses atau kejadian
alami yang berlangsung secara terus-menerus bagi manusia, dan mempunyai
pengaruh besar terhadap tubuh.
Evans (1984), dalam teorinya menyatakan bahwa tidur dipandang sebagai
periode dimana otak lepas dari dunia eksternal dan menggunakan waktu
offline (bebas) untuk memilih pikiran dan mengorganisasi banyak jenis
informasi yang masuk selama sehari. 23 Sementara, dalam ilmu psikologi, tidur
diartikan sebagai lapisan bawah sadar yang berisi hal-hal yang dilupakan
tetapi dapat memproduksi kembali bila ada perangsang. Hal ini disandarkan
bahwa struktur ilmu jiwa terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan kesadaran,
lapisan bawah sadar dan lapisan yang tidak disadari. Tidur merupakan bagian
dari lapisan kedua, yaitu lapisan bawah sadar.24
21Ahmad Syawqi Ibrahim. Misteri Tidur: Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan
Keajaiban Lain di Balik Tidur Anda. Penerjemah Syamsu A. Rizal dan Luqman Junaidi. (Jakarta:Zaman, 2013), h. 88.
22Ibid., h. 84-85.
23Rita L. dkk. Pengantar Psikologi. Artikel diakses pada tanggal 28 Oktober 2013 dari
http.//www.Teori%20Tidur%20Mimpi%20~%20Aji%20Raksa.htm.24
Purwa Atmaja Prawira. Psikologi Kepribadian: Dengan Perspektif Baru. (Jogjakarta:Ar-Ruz Media, 2013), h. 195-196.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
35/118
22
Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, kesimpulannya adalah bahwa
walaupun antara definisi-definisi terdapat perbedaan, namun pada dasarnya
mempunyai keterkaitan yang erat jika dikaji lebih dalam lagi. Tidur
merupakan sarana istirahat dengan tanpa menggerakkan anggota badan selama
beberapa waktu. Tidur merupakan perubahan biologis yang juga mencakup
fisik, bukan hanya otak. Selain alat indra, sensitivitas, kesadaran, dan reaksi.
2. Fisiologi Tidur
Tidur adalah suatu periode istirahat bagi tubuh berdasarkan atas kemauan
serta kesadaran secara utuh, atau sebagian fungsi tubuh yang akan dihambat
atau dikurangi. Tidur digambarkan sebagai suatu tingkah laku yang ditandai
dengan karakteristik pengurangan gerakan tetapi bersifat reversible terhadap
rangsangan dari luar.
Salah satu kebutuhan manusia sebagai objek dan subjek dalam psikologi
adalah bahwa manusia akan selalu membutuhkan kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital
karena menyangkut fungsi-fungsi biologis.25
Kata fisiologi berarti cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan
kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel) atau ilmu fal.
Sedangkan fisiologis bararti bersifat fisiologi.26 Fisiologi tidur merupakan
pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebal
secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun.
25
Dikutip dari Ngalim Purwanto.Psikologi Pendidikan. Oleh Neni Iska.Psikologi, h. 43.26Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 411.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
36/118
23
Aktifitas tidur salah satunya diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis
(hormon kolistrol atau enzim). Sistem tersebut mengatur seluruh kegiatan
sistem pusat, termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur yang terletak dalam
mesense falon dan bagian atas pons.27
Dari kajian fisiologi dapat ditemukan tentang perbedaan antara tidur laki-
laki dan perempuan. Para peneliti sepakat bahwa jumlah tidur perempuan
lebih sedikit dibanding laki-laki. Perubahan fisiologis tubuh perempuan
mengurangi kemampuan untuk tidur lelap, disebabkan oleh adanya masa
siklus bulanan (haid), masa kehamilan dan masa menopause. Faktor-faktor
itulah yang menyebabkan perubahan kadar hormon dalam tubuh, sehingga
berpengaruh pada tidurnya.28
3. Faktor-Faktor Penyebab Tidur
Tidur bukanlah merupakan sesuatu yang terjadi tanpa adanya sebab atau
faktor yang melatar belakanginya. Dengan kata lain tidur merupakan sesuatu
yang di lakukan dengan adanya sebab atau faktor tertentu. Dalam buku
Misteri Tidur disebutkan, bahwa faktor tidur disebabkan karena adanya
hormon melatonin, yaitu hormon yang dihasilkan dari kelenjar pineal.
Hormon melatonin disebut sebagai hormon malam atau hormon kegelapan.
Salah satu fungsi dari hormon melatonin adalah sebagai pembantu
terlaksananya tidur.29
27Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 111-112.
28
Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 183.29Ibid., h. 46.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
37/118
24
Di halaman yang berbeda dalam buku tersebut juga dijelaskan tentang fase
terjadinya tidur, yaitu melalui proses al-Nuas (rasa kantuk biasa) dan al-
Sinah (rasa kantuk yang mendesak untuk segera tidur[Narcolpsy]).30 Kata al-
Sinah dalam ayat ini merupakan penegas bahwa Allah Swt tidak pernah
mengalami rasa kantuk apalagi tidur sebagaimana yang di alami oleh
makhluknya.
Andreas Prasadja menyebutkan, bahwa faktor yang menyebabkan
seseorang tidur adalah faktor hormon. Terdapat empat hormon yang menjadi
penyebab tidur, yaitu: (1) GABBA (Gamma Amino Butyric Acid) dan Galanin,
yaitu hormon yang bertugas untuk menghambat status terjaga. (2) Adenosin,
yaitu hormon yang dapat merangsang tidur. (3) Serotin, yaitu hormon yang
berfungsi menyiapkan otak dan tubuh untuk masuk ke tahap tidur, dan (4)
Melatonin, yaitu hormon yang berfungsi menurunkan kewaspadaan dan
memicu rasa kantuk.31
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
atau menyebabkan tidur adalah faktor penyakit, latihan, kelelahan, stres
psikologis, efek obat, nutrisi, lingkungan, dan motivasi.32 Dengan kata lain
bahwa pendapat ini menyatakan bahwa penyebab tidur adalah bukan dari
faktor hormon, melainkan segala yang mempunyai implikasi terhadap aktifitas
fisik dan pikiran.
30Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 89.
31Andreas Prasadja. Ayo Bangun! dengan Bugar karena Tidur yang Benar. (Jakarta:
Hikmah, 2009), h. 10-12.32Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 115-116.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
38/118
25
4. Pola Tidur
Pola tidur berarti susunan, fase, tahapan atau jenis dalam keadaan tidur.
Dari referensi yang ditemukan, semenjak tahun 2008 tahapan atau pola tidur
terbagi menjadi dua macam, yaitu: REM dan NREM (meliputi N1, N2, N3). 33
a. Pola tidur REM (Rapid Eye Movement)
Tidur REM disebut juga dengan tidur paradoksal (Paradoxical Sleep)
atau tidur dalam kondisi aktif, karena tampak seperti berlawanan, dimana
individu untuk beberapa hal menjadi lebih aktif. Tidur jenis ini dapat
berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata
timbul 90 menit. Periode pertama terjadi 80-100 menit. Namun jika dalam
kondisi sangat lelah maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini
tidak ada (waktunya tidak menentu). Pada fase ini seseorang akan sering
mengalami mimpi, mengigau dan mendengkur. Tidur REM bersifat tidak
nyenyak.34
Pola tidur REM juga disebut dengan tidur gerakan mata cepat. Dengan
alasan mata bergerak ke segala arah, frekuensi gelombang otak naik dan
identik dengan seseorang ketika terbangun seperti biasa namun belum
sadar.35
Ilmuan yang pertama kali mencetuskan tentang tidur gerakan mata
cepat ini adalah Nathanael Klitman, dia berpendapat bahwa gerakan mata
cepat dicatat melalui penempatan elektroda pada kulit wajah yang berada
di dekat kedua mata.36 Kemudian riset ini dilanjutkan oleh muridnya
33Prasadja.Ayo Bangun, h. 20.
34Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 113.
35
M. Yusuf.Ajaibnya Bangun Pagi, h. 21.36Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 74.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
39/118
26
William Dimont yang berhasil menyimpulkan bahwa fase gerakan mata
cepat adalah fase mimpi.37 Pola tidur REM mempunyai beberapa
karakteristik, diantaranya adalah:
1. Terjadi mimpi aktif, dan mimipi tersebut dapat diingat
2. Sukar dibangunkan atau dapat bangun secara spontan
3. Denyut jantung dan respirasi seringkali ireguler
4. Terjadi gerakan otot ireguler terutama pergerakan mata yang cepat
5. Metabolisme otak meningkat
6. Terjadi relaksasi pada rahang bawah.38
b. Pola tidur NREM (Non-Rapid Eye Movement)
NREM adalah Tidur gelombang lambat (slow wave sleep), tidur
NREM disebut juga sebagai tidur dalam (deep sleep), karena frekuensi
otak mencapai puncak terendah antara delta dan theta.39 Adapun ciri dari
pola tidur NREM adalah: menyegarkan ketika bangun, tidak mengalami
mimpi, istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
pergerakan bola mata melambat dan metabolisme turun.40 Tidur NREM
dibagi menjadi empat tahap berdasarkan pola gelombang otak yang
muncul, diantaranya yaitu:
Tahap 1 (N1). Yaitu tahap transisi antara bangun dan tidur, disebut
juga dengan fase perpindahan dari fase jaga ke fase tidur (Twilight
Sensation). Ciri-ciri tidur NREM tahap 1 ini adalah: rileks, masih sadar
37Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 75.
38Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 113.
39
M. Yusuf.Ajaibnya Bangun Pagi, h. 20.40Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 112.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
40/118
27
dengan lingkungan, merasa ngantuk, bola mata perlahan akan menutup,
frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, dan dapat bangun sesuai jadwal.
tahap ini berlangsung selama 5 menit.
Tahap II (N2). Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun. Fase ini berjalan relatif lebih lama dari fase 1 yaitu kira-kira
50% dari total tidur satu malam. Adapun ciri dari NREM Fase 2 ini
adalah: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas
menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung
pendek dan berakhir 10-15 menit.41
Tahap III dan VI (N3). Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri
denyut nadi, frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan
adanya dominasi sistem parasimpatis sulit untuk bangun. Tahap ini juga
merupakan tahap tidur dalam, karena otak akan menghasilkan gelombang
delta yang sangat lamban (slow wave), dengan ciri kecepatan jantung dan
pernapasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot melemas.42
C. Urgensi Tidur bagi Tubuh
Tidur diartikan sebagai salah satu aktivitas terpenting bagi manusia dan
seluruh makhluk hidup. Jika aktivitas tidur bisa dijalankan dengan baik, maka
efeknya akan mengenai berbagai dimensi kehidupan di waktu terjaga. Sudah
menjadi kodrat bahwa semua makhluk hidup membutuhkan tidur atau istirahat.
41Uliyah dan Hidayat. Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 113. Lihat juga Syawqi
Ibrahim.Misteri Tidur, h. 72-73.42
Prasadja. Ayo Bangun, h. 18, lihat juga Uliyah dan Hidayat. Keterampilan DasarPraktek Klinik, h. 113.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
41/118
28
Hukum kehidupan yaitu, jika kita tidak tidur (dalam jangka waktu lama) maka
akan mati. Begitu pula jika tidur tidak sesuai dengan kebutuhan, maka bukan saja
berpotensi kematian, bahkan akan mengalami hidup menderita dan mengalami
sakit. Sehingga jelas bahwa bukan banyaknya tidur merupakan jaminan tubuh
sehat, namun dari segi kualitas tidur yang memang dibutuhkan oleh masing-
masing tubuh.
Terdapat tiga teori mengenai urgensi tidur. Pertama, Teori Restorasi dan
Perbaikan, menurut teori ini tidur sangat penting untuk merevitalisasi dan
mengembalikan proses fisiologis yang menjaga tubuh dan pikiran tetap sehat dan
berfungsi dengan baik. Kedua, Teori Evolusi (adaptif), teori ini menunjukkan
bahwa tidur adalah periode aktivitas sebagai sarana konservasi energi.
Sedangkan yang ketiga, Teori Informasi Konsolidasi, dalam teori ini tidur
betujuan dalam rangka untuk memproses informasi yang telah diperoleh selama
sehari. Teori ini juga berpendapat bahwa tidur memungkinkan otak untuk
mempersiapkan diri menghadapi hari yang akan datang. Dalam beberapa
penelitian menunjukkan bahwa tidur membantu hal yang telah dipelajari selama
sehari masuk ke dalam memori jangka panjang. Dukungan untuk ide tersebut
berasal dari sejumlah studi yang menyatakan bahwa kurang tidur memiliki
dampak serius pada kemampuan untuk mengingat informasi.43
Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas. Namun, terdapat
beberapa penelitian yang menemukan bahwa tidur mempunyai banyak fungsi,
diantaranya adalah:
43
Artikel diakses dari http://www. buku/penelitian%20tentang%20tidur.htm. padatanggal 28 Oktober 2013.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
42/118
29
a. Tidur bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan
kesehatan. Dapat menurunkan dan mengurangi stres pada paru-paru,
sistem kardiovaskuler (sistem organ), dan endoktrin.44
b. Tidur dapat meningkatkan kemampuan memori dan menjadikannya lebih
kuat,45 memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak (natural healing machanism)
atau pembentukan sel-sel yang baru, limbah dan uap kotor dalam tubuh
akan terbuang,46 tidur sebagai penyegaran otak paling alami.47 Tidur juga
dapat menghadirkan kreativitas dan ide-ide baru.48
c. Tidur sebagai salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan
kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan akan hilang atau berkurang
dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk
menyelesaikan persoalan yang akan dihadapi kemudian.49
Mengenai fungsi tidur, al-Quran menyebutkan bahwa Allah Swt menjadikan
tidur sebagai sarana beristirahat dengan berdiamnya tubuh setelah melakukan
aktivitas.50 Tidur memberikan ketenangan dan rasa lapang dapat tercapai dan rasa
lelah serta kepenatan dapat hilang.51 Dengan tidur juga, manusia dapat
mengembalikan daya dan kekuatan untuk melangsungkan aktivitasnya kembali.52
44Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 114.
45M. Yusuf.Ajaibnya Bangun Pagi, h. 113. lihat juga h. 146.
46Ibid, h. 121.
47Ibid, h. 150.
48Ibid, h. 147.
49Tuti Alawiyah. Gambaran Gangguan Pola Tidur, h. 6.
50Lihat Qs. al-Naba[78]: 9, dan Qs. Ghafir[40]: 61.
51Imaduddin Ab al-Fida Isml bin Katsr al-Dimasyq. Tafsr al-Quran al-Azm. 3
th
ed. (Beirut: Dr al-Marifah. 1989), Juz III, h. 402.52
Kemenag RI.Al-Quran dan Tafsirnya. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012),jilid 10, h. 514.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
43/118
30
Melihat fungsi dan manfat tidur tersebut, maka fungsi dan manfaat tidur
sangat besar dalam membantu pemenuhan kesehatan. Tidur merupakan sarana
terbaik yang tidak begitu sulit bahkan mudah untuk dilaksanakan, serta
memberikan kenyamanan di dalamnya.
D. Tidur yang Sehat
Sebagaimana penjelasan sebelumnya tentang urgensi tidur, sehingga hal ini
sangat menjadi perhatian agar selalu memperhatikan pola tidur yang sehat. Tanpa
tidur tubuh tidak akan bekerja dengan baik, karena dalam proses tidur terkandung
beberapa unsur yang diperlukan tubuh. Namun, terkadang kesadaran akan
pentingnya tidur yang sehat tidak dihiraukan. Mereka beranggapan bahwa tidur
bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan posisi apa saja tanpa
memperhatikan aspek kesehatan.
Selain sebagai sumber tenaga baru bagi tubuh, tidur juga membentuk perilaku,
suasana hati, dan struktur kepribadian. Pada hakikatnya, tidur adalah
mengistirahatkan dan memperbaiki sel-sel tubuh yang telah digunakan saat
beraktifitas, sehingga sangat diperlukan untuk memperhatikan pola tidur yang
menyehatkan.
Manusia pada dasarnya memiliki tiga komponen utama, yaitu: kesehatan fisik,
keseimbangan nutrisi dan tidur yang sehat (The Triumvirate of Health).53
Ketiganya haruslah memiliki pemeliharaan yang baik. Tidur dikatakan sebagai
tidur sehat jika memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, bukan sebaliknya
memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ada beberapa hal yang dapat menjadi
53Prasadja.Ayo Bangun, h. 3.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
44/118
31
tolak ukur, syarat atau cara agar seseorang memperoleh tidur yang sehat dan
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan tubuh, adapun tindakan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mencukupi kebutuhan waktu tidur
Masa waktu tidur hendaklah di atur sebaik-baiknya, karena jika terjadi
gangguan tidur (insomnia), maka akan sangat sulit untuk mengilangkannya.
Kebutuhan masa waktu tidur manusia yang ideal, yaitu: 54
1. Bayi (usia 0-1 bulan) membutuhkan tidur selama 20 jam per hari.55
2. Masa bayi (usia 1-18 bulan) membutuhkan tidur selama 12-16 jam per
hari.56
3. Masa anak (usia 3-6 tahun) dapat tidur 11-12 jam per hari
4. Masa remaja (usia 12-18 tahun) membutuhkan tidur 8,5 jam per hari.57
5. Dewasa (usia 18-40 tahun), membutuhkan tidur 7-8 jam per hari
6. Paruh baya (usia 40-60 tahun) membutuhkan tidur 7 jam per hari.58
7. Lanjut usia (usia 60 tahun ke atas), membutuhkan tidak lebih dari 6
jam per hari.
b. Memposisikan tubuh pada bagian sisi kanan
Posisi miring ke sisi tubuh bagian kanan merupakan posisi terbaik dalam
tidur, karena tidak akan mengganggu pernapasan dan sistem tubuh yang lain.
Dan usahakan kepala menghadap ke utara dan kaki mengarah keselatan, hal
54Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 111.
55Lihat juga Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 34.
56Lihat jugaIbid., h. 35.
57DalamIbid., h. 36, pada usia remaja hanya ditekankan pada tidur siang yaitu selama
90 menit.58
Dalam usia ini tingkat produksi hormon melatonin berkurang sampai setengah dari
yang dihasilkan sewaktu berusia 20 tahun. Lihat juga Syawqi Ibrahim. Misteri Tidur, h. 46. DanM. Yusuf.Ajaibnya Bangun Pagi, h. 124.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
45/118
32
ini bertujuan agar tubuh tidak menolak arus atau medan magnet. Sehingga
tetap konstan mengaliri seluruh tubuh dari kutub magnetik utara ke selatan
yang bisa berefek pada sistem saraf. Secara psikologi tidur pada posisi seperti
ini mempunyai arti yaitu orang yang berkarakter, berakhlak, mempunyai hati
dan jiwa yang selalu tenang dan cenderung ideal.59
c. Menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu tidur
Para pakar medis memberikan cara-cara yang harus dilakukan untuk
mencegah gangguan tidur, seseorang sayogyanya memperhatikan kiat-kiat
berikut, diantaranya adalah:60
1. Mengatur jadwal tidur sesuai kebutuhan.
2. Hindari minuman berkafein dan rokok sebelum tidur, karena minuman
berkafein dapat mengganggu pola tidur normal, sedangkan rokok dapat
mengganggu saluran pernapasan dan menyebabkan radang lapisan
lendir terganggu, sehingga akan menghambat aliran oksigen.
3. Tidak makan berlebihan sebelum tidur, karena proses pencernaan
dapat mengganggu siklus tidur.
4. Jangan beranjak dari tempat tidur saat mengalami susah tidur.
5. Jangan ada kata hutang dalam tidur. karena perilaku ini dapat
mengubah jam biologis internal yang sudah terbiasa.
6. Menunda tidur ketika sedang banyak pikiran dan saat kelelahan.
Karena hal ini akan berdampak pada timbulnya mimpi buruk.
7. Memilih tempat tidur yang berventilasi dan bersuhu tetap.
59Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur. h. 97-98.
60
New Life Option.Bebas Insomnia,penerjemah Budi Tri Akoso dan Galuh H.E. Akoso.5
thed. (Yogyakarta: Kanisius, 2013), h. 9-11.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
46/118
33
8. Tidak bangun lebih awal dari jadwal tidur yang sudah biasa dilakukan,
dan bangun pada waktu yang semestinya.
9. Setelah bangun tidur jemurlah tubuh beberapa menit.
10. Melakukan olah raga dan latihan pernapasan sebelum tidur
11. Melakukan terapi.
E. Gangguan Tidur
Setelah melakukan kiat-kiat tidur sehat di atas, maka diharapkan seseorang
akan terhindar dari gangguan tidur. Secara umum gangguan tidur adalah suatu
keadaan ketika individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan jumlah dan
kualitas tidur yang tidak nyaman atau menggangu gaya hidup yang diinginkan.
Secara khusus gangguan tidur diantaranya adalah sebagai berikut:61
1. Insomnia, merupakan suatu keadaan yang menyebabkan individu tidak
mampu mendapatkan tidur yang adekuat, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Insomnia terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Pertama, inisial
insomnia, yaitu ketidakmampuan individu untuk mengawali tidur, kedua,
intermiten insomnia, yaitu ketidakmampuan tetap dalam tidur, dan ketiga,
terminal insomnia, yaitu ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah
terbangun.
2. Hypersomnia, merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan
berbeda dengan umunya (lebih dari 9 jam).62
61Uliyah dan Hidayat. Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 116. Lihat juga Syawqi
Ibrahim.Misteri Tidur, h. 172-173.62
Hal ini dikarenakan adanya masalah psikologi, depresi, kecemasan, gangguan susunan
saraf pusat, ginjal, hati dan gangguan metabolisme. Hipersomnia terjadi pada fase tidur NREMtahap III dan IV. Lihat juga Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 188.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
47/118
34
3. Parasomnia, merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat
mengganggu pola tidur. Misalnya berjalan dalam kondisi tidur
(somnambulisme).
4. Enuresis, merupakan gangguan tidur berupa keluarnya air kencing saat
tidur (ngompol).
5. Apnea tidur, merupakan gangguan adanya hambatan dalam pengaliran
udara di hidung dan mulut pada saat tidur. seperti terkena adenoid, 63
amandel dan mengendurnya otot di belakang mulut. Apnea tidur dapat
menimbulkan apa yang disebut mendengkur (ngorok-jawa).
6. Narcolepsy (neurologis), merupakan gangguan terhadap keadaan tidur
yang tidak bisa dikendalikan. Seperti tidur saat mengemudi, berdiri dan
pada ditengah pembicaran.64
7. Mengigau, yaitu berupa gerakan dan suara diluar kebiasaan. Hal ini dapat
menyebabkan kualitas tidur berkurang, mengganggu fungsi organ tubuh
dan menyebabkan masalah psikologis.65
F. Mimpi dan Ruang Lingkupnya
Setiap manusia yang hidup dipastikan pernah mengalami yang namanya
mimpi. Secara bahasa mimpi diartikan sebagai sesuatu yang terlihat atau dialami
pada saat tidur.66 Sedangkan dalam bahasa Arab mimpi merupakan terjemahan
dari kata al-Ruya dan al-Hilm, yang berarti ungkapan tentang sesuatu yang
63Adenoid adalah penyakit berupa pembesaran atau pertumbuhan yang menyerupai
kelenjar pada tenggorokan dan bagian belakang hidung.64
Lihat juga Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 186.65
Uliyah dan Hidayat.Keterampilan Dasar Praktek Klinik, h. 116-117.66Depdiknas.Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 957.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
48/118
35
dilihat ketika tidur. al-Ruya biasa digunakan ketika mengalami mimpi baik dan
al-Hilm untuk mimpi buruk.67 Para ahli mengatakan, mimpi bukanlah sebuah
hayalan atau imajinasi, melainkan pesan yang dikirimkan orang yang bermimpi
kepada dirinya.
Menurut pakar psikologi klinis Sigmund Freud (1856-1939 M),68 mimpi
didefinisikan sebagai suatu bentuk pelahiran dari kompleks terdesak yang terjadi
pada individu, atau sebuah saluran pengaman bagi emosi manusia.69 Frued
menarik kesimpulan bahwa di belakang impian ada bayangan-bayangan yang
datang berulang-ulang.70
Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa mimpi merupakan suatu fungsi
konstruktif dari sebagian besar ketidaksadaran manusia untuk melakukan aktifitas
secara teratur. Mimpi bukanlah suatu peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan
suatu rangkaian yang seolah-olah memancar dari suatu tempat.71 Sementara,
dalam tinjauan Islam, mimpi merupakan tugas dari Allah kepada para malaikat
yang khusus menangani masalah mimpi. Tugas ini bertujuan untuk mengawasi
keadaan manusia melalui Lauh al-Mahfuz. Imam Ibn al-Qayyim berkata:
sesunguhnya mimpi itu suatu perumpamaan yang di umpamakan para malaikat
yang ditugasi oleh Allah untuk mengurus khusus masalah mimpi agar orang
tersebut bisa mengambil pelajaran (ibrah) dari mimpi tersebut.72 Sehingga mimpi
bisa menjadikan pelakunya sebagai orang yang selalu mawas diri dan selalu
67Abdullah bin Muhammad al-Thayyar. Rahasia Alam Mimpi: Kaidah Islami
Menafsirkan Mimpi. (Solo: Pustaka Arafah, t.th.), h. 17.68
Biografi lengkapnya dalam Prawira.Psikologi Kepribadian, h. 182-186.69
Ibid., h. 198.70
Ibid., h. 199. Lihat juga Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 125.71
Ibid., h. 224-225.72Al-Thayyar.Rahasia Alam Mimpi, h. 20.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
49/118
36
memohon pertolongan kepada Allah dengan berdoa. Sebagian orang menyatakan
mimpi hanyalah bunga tidur. Namun, pada dasarnya mimpi adalah refleksi dari
pikiran dan hati yang tertuang di alam bawah sadar atau merupakan suatu isyarat
petunjuk dari Tuhan agar selalu mawas diri dalam memaknai hidup ini.
Mimpi disebabkan karena ruh yang keluar dari tubuh saat tidur akan pergi ke
alam arwah. Sebagian ruh mungkin ada yang ada yang berhubungan dengan alam
barzah (tempat berkumpulnya ruh orang yang mati). Disana manusia akan saling
berkomunikasi.73
Mimpi dipengaruhi oleh mayoritas pengalaman aktual ketika seseorang
terjaga. Secara umum, fenomena ini merupakan emosional terhadap pengalaman
praktis orang tersebut. Pengalaman praktis akan mendapatkan respon emosional.74
Secara detail menurut para pakar psikolog, mimpi disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu: peristiwa sehari-hari yang terjadi di lingkungan sekitar, faktor
kejiwaan, dan keinginan yang terkubur di dalam jiwa yang belum terealisasikan.75
Mimpi memiliki arti yang bersifat kompersend76 pada individu tertentu.
Mimpi berisi manifastasi dari ketidaksadaran kolektif dan kadang menampakan
diri sebagai motif-motif yang mitologis. Menurut Jung mimpi memiliki peranan
yang sifatnya menjadi suatu penyisihan dengan suatu fungsi yang menyebelah
dari suatu kesadaran jiwa individu. Sedangkan teori arti dan peranan mimpi yang
dikemukakan oleh Frued adalah bahwa mimpi merupakan hasil Patalogis yang
73Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 27.
74Ibid., h. 243.
75Ibid., h. 129-130.
76Kompersendmenurut Carl Gustav Jung diartikan sebagai suatu istilah dari suatu mimpi
karena dapat memelihara keseimbangan psychis individu yang bersangkutan. Lihat Prawira.Psikologi Kepribadian, h. 225.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
50/118
37
merupakan penjelmaan dari angan-angan atau keinginan yang tidak dapat
direalisasikan oleh individu. Mimpi berisi konflik-konflik personlyk dari
kesadaran yang mencapai pemuasan mesk dalam bentuk semu. Mimpi juga terjadi
pada individu ketika kesadaran jiwanya sedang dalam kondisi lemah.77
Mimpi dipercaya mempunyai makna yang bisa terjadi saat terjaga. Fenomena
polemik mimpi menjadi sangat krusial dengan adanya perbedaan tafsiran
mengenai mimpi-mimpi tersebut, baik dari kalangan medis, psikologi ataupun
para ulama.
Melihat kajian mimpi yang begitu ramai dibicarakan, tidak heran jika mimpi
perlu mendapat tafsiran tersendiri agar dapat ditemukan makna dari mimpi
tersebut. Menafsirkan mimpi merupakan bagian yang tidak bisa pisahkan dari
kultur kebudayaan manusia. Bahkan telah menjadi jantung dari peradaban itu
sendiri.78
Dalam Islam, tafsir mimpi sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim a.s. beliau
bermimpi menyembelih anaknya Nabi Ismail a.s.79 Namun, persoalan mimpi
masyhur pada zaman Nabi Yusuf a.s., sebagaimana beliau bermimpi bahwa
sebelas bintang, matahari dan rembulan sujud kepadanya, dan tafsiran beliau atas
mimpi yang di alami oleh dua budak perdana menterinya.80
77Prawira.Psikologi Kepribadian, h. 225-226.
78Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h. 244.
79Lihat kisahnya pada Qs. al-Sfft[37]: 102-107. Penjelasan lengkapnya lihat Syawqi
Ibrahim.Misteri Tidur, h. 143-146.80
Lihat kisahnya dalam Qs. Ysuf [12]: 4-5, 36 dan 41. Penjelasan lengkapnya lihatdalam Syawqi Ibrahim.Misteri Tidur, h.137-139.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
51/118
38
BAB III
TINJAUAN REDAKSIONAL DAN ANALISIS SYARAH
HADITS TENTANG POLA TIDUR NABI
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pokok masalah, pembahasan ini
hanya akan menelusuri redaksi-redaksi hadits tentang pola tidur Nabi yang
berkaitan dengan ilmu kesehatan. Dalam pembahasan ini, penulis akan melakukan
penelitian menggunakan metode takhrij,1 melalui kamus al-Mujam al-Mufahras.
Dalam hal ini penulis menyebutnya sebagai kajian tematik-komprehenshif.
Sementara untuk mempercepat langkah kerja, penulis menggunakan Lidwa
Pusaka i-Software- Kitab 9 Imam Hadits dan al-Maktabah al-Symilah untuk
proses penulisan hadits beserta terjemahnya.Sebagai penguat dari penelitian ini, penulis mencantumkan kualitas hadits,
baikSahh, hasan atau daf. Adapun jika hadits tersebut mempunyai asbb al-
Wurd (kajian realitas historis)2, penulis juga mencantumkannya. Kemudian
mengkaji penjelasan hadits dengan mengacu pada kitabsyarah hadits dan kitab-
kitab mutabarah. Untuk mengetahui kesinambungan dan dinamika yang ada di
kalangan Ulama dalam menjelaskan hadits-hadits tentang pola tidur Nabi.
1Takhrij hadits adalah Ibraz al-Hadits li al-Ns Bidzikri Mahrajih, yaitu
mengungkapkan atau mengeluarkan hadits kepada orang lain dengan menyebutkan para perawiyang berada dalam rangkaian sanadnya sebagai yang mengelaurkan hadits. sedangkan metodetakhrij adalah proses penelusuran atau pencarian hadits dalam berbagai kitab hadits sebagaisumber hadits yang bersangkutan. M. Syuhudi Ismail. Metodologi Penelitian Sanad Hadits Nabi.(Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 43.
2 Kajian Realitas Historis terhadap hadits adalah kajian yang mengungkap tentang sesuatu
yang melatar belakangi atau yang menyebabkan sebuah hadits muncul. Baik dari situasi makroatau mikro. dalam kajian hadits disebutAsbb al-Wurd.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
52/118
39
A. Tinjauan Redaksional dan Analisis Syarah Hadits tentang Pola Tidur
Nabi
1. Anjuran meninggalkan tidur di pagi hari
a. Redaksi hadits
-
3.Artinya: Diriwayatkan dari Shakhr al-Ghmid, dari Nabi Saw,
beliau mengucapkan: Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harimereka. Dan beliau apabila mengirim expedisi atau pasukan beliaumengirim mereka di awal siang (pagi). Dan Shakhr adalah seorang
pedagang, dan ia mengirim perdagangannya di awal siang, makahartanya bertambah banyak. Ab Dwud berkata: ia adalah Shakhr binWada'ah.
3 Ab Dwud Sulaimn bin Asyats al-Sajastan. Sunan Ab Dwud. (Beirut: Dr al-Fikr,t.t.), 2/41, hadits ke-2606. al-Maktabah al-Symilah. Hadits ini berkualitas daif, dikarenakanterdapat nama Umarah bin Hadid, yang kapasitasnya adalah majhul. Lihat Muhammad Syamsul
Haq al-Azim, Aun al-Mabd Syarh Sunan Ab Dwud, (Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah,1415), juz 7/191. al-Maktabah al-Symilah. Adapun hadits tersebut terulang dalam: Ab AbdillhAhmad bin Hanbal.Musnad Ahmad bin Hanbal. (Riyad: Bait al-Afkar al-Dauliyah, 1998), h. 143hadits ke-1323, 1320, hadits ke-1329, 1331, 1339 (h. 144), hadits ke-15517 (h. 1079), hadits ke-15522 (h. 1080), hadits ke-15642, 15643 (h. 1091), hadits ke-19650 (h. 1422), hadits ke-19708,19709, 19710 (h. 1428), Ab Abdillh Muhammad bin Yazd al-Qazwan. Sunan Ibnu Mjah.(Beirut: Dr al-Fikr, 1995). Jilid I, h. 703, hadits ke-2236 dan hadits ke- 2237, 2238 (h. 704).Semuanya dengan redaksi yang sama. Adapun mengenai asbb al-Wurdhadits ini, adalah: al-Khatib dan Ibnu Najjar meriwayatkan dari Anas bin Mlik: Kami berjalan bersama RaslullhSaw di suatu malam tepatnya pada bulan ramadhan. Kemudian kami bertemu dengan cahaya apiyang terang sinarnya di rumah-rumah orang Ansar. Nabi bertanya: wahai Anas, api apa ini?, Anasmenjawab: ya Raslullh, sesungguhnya orang-orang Ansar sedang menikmati makan sahur. LaluRaslullh berdoa: ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya. Lihat Ibnu Hamzah al-Husain
al-Hanaf al-Damsyiq. Asbb al-Wurd. Penerjemah M. Suwarta Wijaya dan Zafrullah Salim.(Jakarta: Kalam Mulia, 1996), Jilid 1, h. 338.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
53/118
40
-
.4
Artinya: Diriwayatkan dari Simk bin Harb, dia berkata: Akubertanya kepada Jbir bin Samurah: Pernahkah kamu duduk bersamaRaslullh Saw?, Jabir menjawab: "Bahkan sering. Beliau biasanya
belum berdiri dari tempat salat (dimana beliau salat) Subuh, sebelumterbit matahari. Apabila matahari telah terbit barulah beliau berdiri.Selama duduk-duduk itu, para sahabat ada yang bercakap-cakapmembicarakan urusan masa jahiliyah, lalu mereka tertawa, sedangkan
beliau hanya tersenyum.
b. Syarah hadits
Kata yang berasal dari kata , mempunyai arti pagi hari.5 Maknaal-Bukrmenurut para Ulama adalah permulaan hari (permulaan siang) dan
setelahnya. Yakni Subuh, pagi, Zuhur, tengah hari, sore, Asar, Maghrib, Isya
(hilangnyasyafaq) dan sampai bertemu pagi hari lagi. 6
Waktu pagi bukanlah waktu yang sepele, bukan juga sekedar bangun dari
lelapnya malam ataupun hanya sebuah pergantian malam menuju siang.
Bahkan Raslullh-pun mendoakan umatnya di waktu tersebut. Telah diyakini
bahwa doa seorang Rasul pasti mustajab. Di waktu pagi hari juga Allah
mewajibkan hambaNya untuk bangun, yakni melakukan salat Subuh.
4 Ab al-Husein Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyair al-Naisabur. Sahh Muslim.(Beirut: Dr al-Fikr, 1993), juz 2, h. 411, hadits ke-69(2322). Lihat juga hadits ke-1557, denganredaksi :
.5 Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia. 8th ed. (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1990). h. 70.6 Ibnu Hamzah.Asbb al-Wurd, jilid I, h. 388.
5/25/2018 skripsi Masrukhin; 109034000052.pdf
54/118
41
Muhammad Syamsul Haq dalam Aun al-Mabdberkomentar, bahwa
hadits tersebut (dari Sunan Ab Dwud) lebih tertuju kepada anjuran mencari
rizki.7 Demikian juga, tidak ada satu pun nas al-Quran maupun hadits yang
membicarakan tentang hukum tidur di pagi hari secara khusus. Oleh karena
itu, hadits tersebut harus dikaji secara menyeluruh dan tidak boleh dimaknai
secara persial, karena akan menimbulkan kesimpulan hukum yang
kontroversi. Namun demikian, beberapa Ulama memberikan gambaran dan
argumen tersendiri mengenai tidur di pagi hari.
Imam al-Nawaw (631-676 H) dalam Syarh Muslim berkata, sangat
disunnahkan waktu tersebut (setelah Subuh hingga terbitnya matahari) untuk
berdiam diri dengan beribadah. Menurut Imam al-Qad, para Ulama salaf dan
ahli ilmu menggunakan waktu tersebut untuk