UPAYA GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KECAMATAN BATANG, KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH SKRIPSI Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah (S.Pd) Oleh: Faizal Ibnu Mardianta NIM. 3101412135 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
47
Embed
SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31690/1/3101412135.pdfremidi, pengayaan dan pelaporan hasil belajar. Kendala yang dihadapi guru adalah melaksanakan penilaian terhadap siswa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UPAYA GURU DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI
SE-KECAMATAN BATANG, KABUPATEN BATANG, JAWA TENGAH
SKRIPSI
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah (S.Pd)
Oleh:
Faizal Ibnu Mardianta
NIM. 3101412135
JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, November 2016
Faizal Ibnu Mardianta
NIM. 3101412135
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Memanusiakan Manusia Dengan Ilmu Dan Agama”
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, karya kecilku ini
kupersembahkan untuk:
� Orang tuaku “Nurwidaningsih” dan “Mardianta” yang memberikan
segalanya dengan tulus tanpa batas
� Anakku terkasih “Maryam Azkadina” yang menjadi tujuanku
� Istriku tercinta “Karina Dwika Briliyana” yang selalu memberikan
dukungan dan doanya
� Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan semangat untukku
� Teman-teman yang terlibat dalam karya ini
� Almamaterku
vi
SARI
Mardianta, Faizal Ibnu. 2016. Upaya Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013 Di SMA Negeri Se-Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jurusan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd.
Pembimbing II Tsabit Azinar Ahmad, M.Pd.
Kata Kunci : Upaya Guru, Evaluasi Pembelajaran, Kurikulum 2013
Tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya
guru sejarah di SMA Negeri Se-Kecamatan Batang dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran kurikulum 2013, yang mencakup persepsi evaluasi, perencanaan
Guru pengampu mata pelajaran sejarah Indonesia dituntut memiliki
kompetensi di bidang sejarah Indonesia, mampu memberikan pemahaman kepada
siswa tentang pentingnya sejarah Indonesia sebagai instrumen pendidikan karakter
bangsa yang mampu membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Untuk mencapai itu guru sejarah dituntut memiliki perspektif kebangsaan, dan
mengembangkan historical thinking (cara berpikir sejarah) untuk
ditransformasikan kepada siswa dalam kehidupan keseharian. Di sisi lain, aspek
moral dan keteladanan seorang guru juga menjadi hal yang amat penting dalam
pembelajaran sejarah Indonesia. Indikator pembelajaran sejarah Indonesia bisa
tercapai dengan cara guru harus memahami karakteristik mata pelajaran sejarah
Indonesia (Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2015:2).
Pembelajaran Sejarah Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah bukan
berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi
pengetahuan peserta didik. Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang
membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu
perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang
dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap menghargai jasa para
pahlawan yang telah meletakkan pondasi bangunan negara Indonesia beserta
segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun takbenda. Sehingga terbentuk
pola pikir peserta didik yang sadar sejarah.
e. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan
siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat
20
ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan
mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan (Hamalik, 2008:76).
Buku Pegangan Guru Mata Pelajaran Sejarah Indonesia (2014:9)
menjelaskan pada kurikulum 2013 lima tujuan pembelajaran tersebut
berkembang. Mata pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta akan tanah air, melahirkan
empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Menumbuhkan pemahaman siswa terhadap diri sendiri, masyarakat, dan
proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan
masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.
c. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep ruang dan
waktu dalam rangka memahami perubahan dan keberlanjutan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking) yang
menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif, dan
inovatif.
e. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah
sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
21
f. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
tercermin pada karakter diri, masyarakat dan bangsa.
g. Menanamkan sikap berorientasi ke masa depan.
3. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang peneliti ambil dari jurnal Paramita Vol. 22 bulan Juli 2012
oleh Umasih. Penelitian umasih mengenai “Evaluasi Pembelajaran Sejarah Pada
SMA Negeri Di DKI Jakarta”. Penelitian ini membahas mengenai penilaian hasil
belajar siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan yang sudah direncanakan.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah pada ranah
kurikulum. Penelitian yang penulis laksanakan menggunakan acauan kurikulum
2013 dan ranah yang diteliti tidak hanya penilaian hasil belajar saja tapi juga
penilaian akan proses penilaian yang dilakukan.
Penelitian dari Nurul Mujahidah tentang “Evaluasi Pembelajaran Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 3 Kalasan” pada tahun 2014. Penelitian ini
membandingkan dua kurikulum yang digunakan pada satu sekolah dilihat dari
evaluasi pembelajaran mata pelajaran agama islam. Perbedaan dengan penelitian
yang penulis angkat pada ranah kurikulum, penulis fokus pada kurikulum 2013
dan membahas evaluasi pembelajaran di dua sekolah.
Penelitian dengan judul “Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian di SMA
Negeri 1 Bolang Itang Barat)” oleh Pikal Talibo pada tahun 2014. Penelitian ini
untuk mengetahui pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Bolang Itang Barat
ditinjau dari aspek persiapan, metode, proses dan evaluasi pembelajaran.
22
Penelitian yang dilakukan oleh Pikal Talibo berbeda dengan yang akan dilakukan
oleh peneliti. Dalam penelitiannya, peneliti membahas mengenai upaya guru
dalam mengatasi kendala evaluasi pembelajaran ditinjau dari aspek perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Penelitian oleh Intan Nour Malasari pada tahun 2015 dengan judul
“Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tentang Evaluasi Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus: Di Kelas
X IIS 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Bertujuan untuk
mendiskripsikan kendala serta solusi mengenai implementasi kurikulum 2013.
Perbedaannya adalah peneliti dalam penelitiannya lebih terfokus pada upaya guru
dalam mengatasi kendala evaluasi pembelajaran dari perencanaan, pelaksanaan
dan tindak lanjutnya.
Penelitian oleh Bahrul Alam pada tahun 2015 dengan judul “Implementasi
Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta”
bertujuan untuk mengetahui teknik, instrumen, hasil penelitian, faktor pendukung,
dan penghambat penilaian autentik di SMA Negeri 78 Jakarta dalam mata
pelajaran sejarah Indonesia. Perbedaannya tidak hanya proses penilaian hasil
belajarnya saja namun keseluruhan proses evaluasi pembelajaran.
Penelitian oleh Pran Agustian pada tahun 2014 dengan judul “Evaluasi
Sistem Penilaian Hasil Belajar Pada Program Keahlian Mekatronika Di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Se-Kota Palembang Dalam Implementasi Kurikulum
2013” bertujuan: (1) perencanaan penilaian hasil belajar pada program keahlian
mekatronika SMA Negeri 2 Palembang dalam implementasi kurikulum 2013, (2)
23
pelaksanaan penilaian hasil belajar pada program keahlian mekatronika SMA
Negeri 2 Palembang dalam implementasi kurikulum 2013, (3) tindak lanjut hasil
belajar pada program keahlian mekatronika SMA Negeri 2 Palembang dalam
implementasi kurikulum 2013, (4) keterlaksanaan kurikulum 2013 pada program
keahlian mekatronika SMA Negeri 2 Palembang.
Lailatul Badriyah tahun 2014 “Analisis Evaluasi Pembelajaran Mata
Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013” bertujuan: (1) Proses evaluasi
pembelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Pati berdasarkan
kurikulum 2013 (2) Kendala dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata
pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Pati (3) Upaya
dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
mata pelajaran ekonomi berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Pati.
B. Kerangka Berpikir
Evaluasi pembelajaran merupakan tolak ukur dan acuan perbaikan dalam
ranah pembelajaran demi terwujudnya tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan.
Maka dari itu evaluasi penting dilaksanakan oleh evaluator atau guru untuk
mengetahui kemampuan dan integritas siswa selama pembelajaran sejarah
indonesia berlangsung.
Persepsi guru yang baik tentang evaluasi pembelajaran sejarah sangatlah
penting untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pembelajaran
sejarah yang disampaikan oleh guru diterima. Pemaham tersebut akan membawa
dampak yang baik pada siswa dan guru untuk membenahi diri agar pencapaian
24
berikutnya lebih baik. Pentingnya persepsi tersebut akan mempermudah guru
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengacu pada penilaian autentik, selain memperhatikan
aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan
kompetensi keterampilan (psikomotorik) serta variasi instrumen atau alat tes yang
digunakan harus memperhatikan input, proses dan output peserta didik. Evaluasi
hasil belajar peserta didik juga harus dilakukan pada awal pembelajaran (evaluasi
input), selama pembelajaran (evaluasi proses), dan setelah pembelajaran (evaluasi
output). Dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam
melakukan evaluasi, yakni dari evaluasi melalui tes (mengukur pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju evaluasi autentik (mengukur kompetensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
Pelaksanaan akan muncul sebuah kendala atau hambatan. Guru sebagai
evaluator akan mampu mengatasi hambatan tersebut dengan mudah jika guru
memahami pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah dengan baik. Perencanaan
evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut evaluasi harus dipahami oleh
guru sehingga evaluasi pembelajaran sejarah di kelas dapat dilakukan tanpa
menyimpang dari kaidah evaluasi pembelajaran yang sudah di tetapkan. Adapun
bagan kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 1.
25
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Guru Mengatasi Kendala
Guru Memahami Evaluasi Pembelajaran
dan Mampu Mengatasi Kendala Pada
Evaluasi Pembelajaran
Kendala Yang dihadapi Guru
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Kurikulum 2013
Evaluasi Autentik Pemahaman Guru
Pelaksanaan
Sebelum (Input)
Selama (Proses)
Setelah
(Output)
Sikap Pengetahuan Ketrampilan
Perencanaan
RPP Alat dan Instrumen
Siswa
Tindak Lanjut
Pelaporan Remidial
Pengayaan
Siswa
108
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan interpretasi yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dengan mengacu pada beberapa teori dan
hasil penelitian sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebegai berikut :
1. Persepsi guru mata pelajaran sejarah dan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum di SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang terkait evaluasi
pembelajaran sejarah kurikulum 2013, masih sebatas penilaian kinerja pendidik
dan kompetensi siswa. Guru belum menyadari keterkaitan evaluasi
pembelajaran meliputi perencanaan penilaian, pelaksanaan penilaian, dan
tindak lanjut penilaian. Sehingga, guru menganggap bahwa penilaian yang
dilakukan masih sebatas penilaian hasil belajar yang mencakup kompetensi
siswa yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang terbagi atas perencanaan, penilaian,
dan tindak lanjut telah dilaksanakan secara baik dan sesuai dengan panduan
penilaian oleh guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Batang dan SMA
Negeri 2 Batang. Dalam pelaksanaan, guru bersiasat agar penilaian yang rumit
dan membutuhkan waktu banyak dapat dilaksanaan dengan menggunakan
instrumen yang tidak terlalu rumit.
109
3. Kendala yang dihadapi guru bervariatif. Mayoritas guru di SMA Negeri 1
Batang dan SMA Negeri 2 Batang terkendala waktu untuk menyusun
perencanaan. Kemudian adanya perubahan jadwal guru yang mendadak bisa
dikarenakan kegiatan insidental guru atau sekolah, hal tersebut dapat
mengubah perencanaan yang dibuat. Guru juga terkendala jika harus menilai
siswa dengan banyaknya instrumen, sedangkan waktu dalam satu pertemuan
terbatas. Akibatnya guru tidak banyak menjelaskan materi ajar.
4. Upaya yang dilakukan guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Batang
dan SMA Negeri 2 Batang sudah baik dan dapat menyelesaikan kendala yang
dihadapi oleh masing-masing guru. Upaya yang dilakukan tidak hanya untuk
menyelesaikan kendala, namun guru juga melaksanakan upaya agar proses
penilaian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Guru mata pelajaran
sejarah di SMA Negeri 1 Batang dan SMA Negeri 2 Batang dapat dikatakan
berhasil karena guru selalu memiliki cara untuk menyelesaikan dan
mengoptimalakan penilaian yang dilaksanakan.
B. Saran
Pelaksanaan penelitian terkendala pada akses untuk mendapatkan dokumen.
Karena dokumen yang dibutuhkan peneliti bersifat penting oleh guru sebagai arsip
dalam evaluasi kinerja guru oleh dinas pendidikan setempat. Sehingga untuk
peneliti selanjutnya disarankan merencanakan penelitian dengan lebih matang
agar dokumen dapat diminta atau ditunjukkan.
110
Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan evaluasi pembelajaran kurikulum
2013 khususnya pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri Se-Kecamatan
Batang maka peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi Guru, hendaknya lebih memahami tugasnya. Selain mengajar, guru
memiliki tujuan mengorganisasikan siswa agar lebih baik dilihat dari ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Guru juga hendaknya memahami
perubahan regulasi dilingkungan pendidikan, terlebih kepada aturan mengenai
perencanaan pembelajaran dari perubahan kurikulum. Sehingga, pelaksanaan
pembelajaran guru lebih terencana dan kendala dapat diminimalkan dengan
perencanaan matang. Selain itu, guru juga diharapkan lebih rapi dalam
menyusun berkas yang diperlukan, karena akan memudahkan guru dalam
pelaksanaan evaluasi kinerja guru yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Batang.
2. Bagi Sekolah, hendaknya menyediakan dan menyelaraskan sarana dan
prasarana kepada guru untuk menyimpan berkas di meja guru agar lebih rapi,
sehingga guru tidak kesulitan dan mudah pada saat evaluasi kinerja guru dari
Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.
111
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Pran. 2014. Evaluasi Sistem Penilaian Hasil Belajar Pada Program Keahlian Mekatronika Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Se-Kota Palembang Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Alam, Bahrul. 2015. Implementasi Kebijakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di SMA Negeri 78 Jakarta. Skripsi. Jurusan Managemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Badan Penelitian Dan Pengembangan (Pusat Penilaian Pendidikan Dan Pusat
Kurikulum Dan Perbukuan). 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Direktorat Jendera Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Badriyah, Lailatul. 2014. Analisis Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Berdasarkan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 2
No. 1, November 2014. Semarang: IKIP Veteran Semarang
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Malasari, Intan Nour. 2015. Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tentang Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus: Di Kelas X IIS 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015). Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mujahidah, Nurul. 2014. Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Kalasan. Skripsi. Jurusan pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
112
Moleong, Lexy. 2010. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta:UI Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 65 Tahun 2013 Tentang
Standar Proses
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 66 Tahun 2013 Tentang
Standar Penilaian
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 104 Tahun 2014 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI No. 53 Tahun 2015 Tentang
Penilaian Hasil Belajar Siswa Oleh Pendidik Dan Penilaian Hasil Belajar Siswa Oleh Satuan Pendidikan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas X Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas X Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Buku Pegangan Guru Sejarah Indonesia Kelas XII Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Talibo, Pikal. 2014. Pembelajaran Sejarah (Suatu Penelitian di SMA Negeri 1 bolang Itang Barat). Skripsi. Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pasal 57-58 Tentang Evaluasi
Widja, I Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
ccxliii
ccxliii
Gambar 15. Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 Batang
Gambar 16. Wawancara dengan Siswa SMA Negeri 2 Batang