PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Laksana Aribowo 6101407221 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
160
Embed
SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/10933/1/12236.pdfPENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010 SKRIPSI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK
PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN 2010
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Laksana Aribowo
6101407221
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
Jurusan Pend. Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang September 2011
SARI Laksana Aribowo. Penelusuran Potensi Daerah untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun 2010. V + 106 + 34 tabel + 7 gambar + 9 lampiran
Pembinaan adalah usaha atau tindakan yang dilakukan secara berdaya guna dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperoleh hasil yang lebih baik. Selama ini pembinaan olahraga hanya terfokus pada daerah perkotaan yang memiliki potensi sarana prasarana yang lebih menunjang. Lalu bagaimana pembinaan di daerah non perkotaan? Permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini bagaimana bagaimana potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun 2010.
Sumber data atau subjek dalam penelitian ini yaitu SDN 1 Baturetno, SDN 2 Baturetno, SDN 3 Baturetno, SDN 4 Baturetno, SDN 6 Baturetno, tokoh masyarakat di kecamatan Baturetno, Pengurus Koni dan Dinpora Kabupaten Wonogiri. Sumber data yang digunakan berasal dari siswa Sekolah Dasar Negeri sejumlah 103 siswa, 5 orang Kepala Sekolah, 5 orang Guru Pendidikan Jasmani, 10 Tokoh Masyarakat di Kecamatan Baturetno, pengurus Koni/Dinpora Kabupaten Wonogiri. Variable dalam penelitian ini adalah potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Metode pengumpulan data menggunakan Iowa-Brace Test for Motor Educability, kuisioner, dan wawancara Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil Test Iowa-Brace Test for Motor Educability untuk keseluruhan Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri menunjukan : a) kategori sangat baik sebanyak 53 siswa dengan jumlah persentase 51,45%. b) kategori baik sebanyak 49 siswa dengan jumlah persentase 47,58%. c) kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan jumlah persentase 0,97%. d) kategori kurang sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0,00%. . Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno berkategori sangat baik.
Saran yang dapat peneliti berikan antara lain bahwa diharapkan dengan penelitian ini, perhatian pihak-pihak terkait dalam membina potensi-potensi usia dini di kecamatan Baturetno menjadi lebih besar. Hal ini bertujuan agar potensi-potensi yang sangat baik ini dapat mendapat pembinaan yang terarah dan menghasilkan prestasi maksimal yang dapat menjadi kebanggaan daerah.
Kata Kunci : Penelusuran, Potensi, Pembinaan Usia Dini, Bakat Kepustakaan : 21 (1970-2011)
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
berjudul “Penalusuran Potensi Daerah untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini di
Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun 2010” adalah benar-benar karya
saya sendiri. Semua kutipan baik langsung maupun tidak langsung, sumber
kepustakaan telah disertai keterangan identitas sumber sebagai mana yang lazim
dalam penulisan karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagai mana
mestinya.
Semarang, September 2011
Laksana Aribowo NIM.6101407221
iii
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Sidang Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama : Nama : Laksana Aribowo NIM : 6101407221 Judul : Penelusuran Potensi Daerah untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini
di Kecamatan baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 Pada hari : Rabu Tanggal : 28 September 2011
Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekertaris, Drs. Said Junaidi, M. Kes Drs. Hermawan Pamot R., M. Pd NIP. 19690715 199403 1 001 NIP. 19651020 199103 1 002
Dewan Penguji
1. Dra. Heny Setyawati, M. Si Ketua ________________ NIP. 19670610 199203 2 001
2. Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd. Anggota ________________
NIP. 19610903 198803 1 002 (Pembimbing Utama)
3. Drs. Bambang Priyono, M. Pd Anggota ________________
kualitas biometrik termasuk pengukuran-pengukuran antrometrik dan jenis atau
bentuk tubuh.
Meskipun tiga hal tersebut menggambarkan faktor- faktor utama untuk semua
cabang olahraga, namun memiliki penekanan yang berada untuk setiap cabang
olahraga. Makin efektif sistem identifikasi bakat yang harus memulai dengan
karakterisasi olahraga, maka makin spesifik kemudian didasarkan pada analisis ini,
untuk memisahkan faktor-faktor utama tersebut untuk memilih calon atlet.
Dalam Bompa (1990:339) mengidentifikasi bakat sebagai berikut:
Olahraga Jenis tes
Lari Cepat Waktu reaksi, Eksitabilitas otot-syaraf, koordinasi, kemampuan mengatasi stress, perbandingan tinggi dan panjang tungkai.
Basket Tinggi dan lengan panjang, unaerobik, koordinasi, dayatahan, intelegensi.
Senam Koordinasi, kelentukan, kekuatan, keseimbangan vestibuler, kegigihan, kemampuan mengatasi emosi kemampuan anaerobik power, tinggi badan sedang dan pendek.
41
Sepak bola Koordinasi, semangat kerjasama, dayatahan mengatassi stress dan kelelehan, kapasitas aerobik dan anerobik, intelegensi.
Bola volly Tinggi badan, panjang lengan dan ukuran biacromial lebar, kapasitas anerobik dan aerobik, daya tahan mengatasi mengatasi kelelahan dan stress, intelegensi.
Renang Densitas badan rendah, lengan panjang, kaki lebar, bahu lebar, kapasitas aerobik dan anaerobik.
Balap Sepeda Kapasitas aerobik tinggi, memiliki kemampuan mengatsasi stress, ulet.
Judo Memiliki koordinasi, waktu reaksi, intelegensi, diameter misal lebar dan jangkauan panjang.
Menembak Memiliki koordinasi visual motorik, kecepatan reaksi, konsentrasi, ketahanan, kesimbangan emosi.
2.7 Pemanduan dan Pembinaan Bakat
Pemanduan bakat adalah suatu proses awal untuk mengidentifikasi
keterbakatan anak yang pemanduan bakat diterapkan pada anak usia dini. Pembinaan
dan pengembangan olahraga sejak usia dini, yaitu periode anak kurang lebih 6 tahun,
sampai dengan 14 tahun, pada hakekatnya merupakan bagian dari kebijaksanaan
nasional.( Said Junaidi 2003: 1).
Menurut Rusli Lutan ( 2000 : 11 )Perkembangan olahraga juga dipengaruhi
oleh sistem pembinaan, apabila sistem pembinaan yang dilaksanakan berjalan dengan
baik maka perkembangan olahraga juga akan lebih baik. Sistem pembinaan olahraga
berdasar pada (1) Pendidan jasmani dan organisasi, yang di dalamnya mencakup
42
program pendidikan di sekolah, rekreasi dan klub-klub olahraga dan struktur olahraga
dan strukur organisasi dalam kepemerintahan dan (2) sistem latihan
2.7.1 Tahapan Pemanduan dan Pembinaan Bakat
Pemanduan dan pembinaan atlet usia dini dalam lingkup perencanaan untuk
mencapai prestasi puncak, memerlukan latihan jangka panjang, kurang lebih berkisar
antara 8 s.d 10 tahun secra bertahap, kontinue, meningkat dan berkesinambungan
dengan tahap-tahap sebagai berikut : (1) pembibitan/ pemanduan bakat, (2)
spesialisasi cabang olahraga, (3) peningkatan prestasi. Menurut KONI dalam Proyek
Garuda Emas (2000: 11-12), rentang waktu setiap tahapan latihan, serta materi
latihannya adalah sebagai berikut :
1) Tahapan latihan persiapan, lamanya kurang lebih 3 s.d 4 tahun
Tahap latihan persiapan ini, merupakan tahap dasar untuk memberikan
kemampuan dasar yang menyeluruh (multilateral) kepada anak dalam aspek
fisik, mental dan sosial. Pada tahap dasar ini, anak sejak usia dini yang
berprestasi diarahkan/dijuruskan pada tahap spesialisasi, akan tetapi latihan
harus mampu membentuk kerangka tubuh yang kuat dan benar, khususnya
dalam perkembangan biomotorik, guna menunjang peningkatan prestasi di
tahapan latihan berikutnya. Oleh karena itu, latiahnnya perlu dilaksanakan
dengan cermat dan tepat.
2) Tahap latihan pembentukan, lamanya kurang lebih 2 s.d 3 tahun
Tahap latihan ini adalah untuk merealisasikan terwujudnya profil atlet seperti
yang diharapkan, sesuai dengan cabang olahraganya masing-masing.
43
Kemampuan fisik, maupun teknik telah terbentuk, demikian pula keterampilan
taktik, sehingga dapat digunakan/ dipakai sebagai titik tolak pengembangan,
serta peningkatan prestasi selanjutnya. Pada tahap ini, atlet dispesialisasikan
pada salah satu cabang olahraga yang paling cocok/ sesuai bagiannnya.
3) Tahap latihan pemantapan, lamanya kurang lebih 2 s.d 3 tahun
Profil yang telah diperolah pada tahap pembentukan, lebih ditingkatkan
pembinaannya, serta disempurnakan sampai ke batas optimal/ maksimal. Tahap
pemantapan ini merupakan usaha pengembangan potensi atlet semaksimal
mungkin, sehingga telah dapat mendekati atau bahkan mencapai puncak
potensinya.
Sasaran tahapan-tahapan pembinaan adalah agar atlet dapat mencapai pretasi
puncak, dimana pada umumnya disebut GOLDEN AGE (usia emas). Tahapan ini
didukung oleh program latihan yang baik, dimana perkembangannya dievaluasi
secara periodik.
2.7.2 Pembinaan Olahraga di Sekolah
Sekolah merupakan dasar pembinaan dan pengembangan olaharaga, baik
pelajar maupun masyarakat pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari pembinaan
dan pengembangan olahraga nasional. Pembinaan lewat pembinaan olahraga Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Perguruan Tinggi, adalah upaya terobosan untuk meningkatkan akselerasi dan
mengajar ketingian pembinaan dan pembibitan olahraga prestasi. Pada prinsipnya,
pengembangan olahraga di masyarakat (termasuk sekolah) berpijak pada tiga
44
orintasi,yaitu olahraga sebagai rekreasi,olahraga sebagai kesehatan dan olahraga
sebagai prestasi.Pembinaan prestasi olahraga melalui kegiatan di sekolah di gunakan
sebagai pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dari pembinaan olahraga prestasi ini
untuk menjaring siswa-siswi yang kompeten sejak dini,sehingga dapat di lakukan
pembinaan lebih awal dan dapat di lakukan secara berjenjang (Debdikbud,1976 : 3)
2.7.2.1 Intrakurikuler
Program intrakurikuler adalah mata pelajaran wajib di sekolah yang tujuan
utamanya meningkatkan kesegaran jasmani, lebih menekankan pada pengenalan dan
kemampuan gerak dasar dan keterampilan dasar cabang-cabang olahraga.
2.7.2.2 Ekstrakurikuler
Program ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan olahraga yang dilakukan diluar
jam pelajaran sekolah dengan tujuan untuk lebih mengembangkan keterampilan pada
satu cabang olahraga dengan pilihannya / bakat dan kesenangannya. Program ini
merupakan kelanjutan dari program intrakulikuler, dengna demikian pengembangan
program ekstrakulikuler harus berdasarkan pada cabang olahraga yang telah diajarkan
di sekolah dasar yaitu :
1. Gerak dasar atletik,
2. Nomor-nomor atletik tertentu.
3. Senam dasar senam ketangkasan, senam irama,
4. Permainan kecil, dengan alat atau tanpa alat,
5. Permaianan bola besar meliputi sepak bola, bola tangan, bola basket, bola
voli mini.
45
Maksud dan tujuan pembinaan dan pengembangan olahraga usia dini meliputi
program ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai buku pegangan bagi para guru dan
pembina olahraga di sekolah untuk melaksanakan program ekstrakulikuler sebagai
upaya pemanduan bakat dan pembibitan para siswa (Direktorat TK dan SD, 2001 :
57-59)
Namun dalam pelaksanaannya, sekolah dihadapkan pada berbagai
permasalahan menyengkut pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini. Masalah tersebut
antara lain adalah :
1) Kurang atau tidak adanya guru pendidikan jasmani dan kesehatan yang mampu
menangani cabang olahraga tertentu.
2) Kurang atau tidak adanya sarana dan prasarana untuk cabang olahraga yang
ingin dikembangkan.
3) Tidak adanya anggaran untuk membiayai honor guru/ pelatih, sewa lapangan/
gedung dan pembelian alat, perlengkapan olahraga.
4) Program intrakurikuler dan ekstarkurikuler tidak merupakan satu kesatuan
program, tetapi berdiri sendiri-sendiri karena statusnya yang belum jelas.
5) Kurangnya perhatian dari pimpinan sekolah dan guru pendidikan jasmani
kesehatan dan penilik olahraga terhadap pembinaan atlet yang berbakat atau
berprestasi.
6) Belum terprogramnya dengan baik kegiatan latihan, pertandingan dan kompetisi
secara teratur, berjenjang dan berkesinambungan.
46
7) Belum melibatkan orang tua siswa dalam melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler.
8) Belum merupakan satu kesatuan sistem pembinaan.
9) Belum adanya penatara/ pelatihan bagi Guru Dasar Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan di Sekolah Dasar.
2.8 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia
Dini (6-12 tahun)
Pertumbuhan manusia sangat kompleks. Bukan hanya karena adanya variasi
di antara dua jenis kelamin atau di antara dua orang yang berbeda, tetapi juga variasi
di dalam diri orang yang sama dari waktu ke waktu selama proses pertumbuhan
berlangsung. Masa kanak-kanak memiliki karakteristik pertumbuhan yang lamban
dan relatif stabil. Tulang-tulang masih lemah dan akan tetap bertahan seperti itu
hingga masa pertumbuhan berakhir, yaitu sekitar akhir masa remaja.
Masa kanak-kanak secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
1) Periode usia 2 sampai 6 tahun yang disebut dengan awal masa kanak-kanak (usia
kelompok bermain taman kanak-kanak), 2) Periode usia 6 sampai 9 tahun yang
disebut dengan periode pertengahan masa kanak-kanak (usia kelas 1-4 sekolah dasar),
dan 3) Periode usia 9 usia 12 tahun yang disebut periode akhir masa kanak-kanak
(usia kelas 4-6 sekolah). (Asdep, 2010:21)
Pada usia 10-12 tahun karakteristik perkembangan gerak dasar seiring dengan
berkembangnya fisikya yang beranjak matang. Pada masa ini perkembangan gerak
47
atau motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan sudah
selaras dengan kebutuhan dan minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan
gerak atau aktivitas fisik yang lincah. Oleh karena itu masa ini adalah masa yang
ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. Ma’mun dan
Saputra (2000:67) menjelaskan keterampilan motorik sebagai berikut :
1) Keterampilan gerak kasar (gross motor skill), sebagai keterampilan yang
bercirikan gerak yang melibatkan kelompok otot-otot besar sebagai dasar utama
gerakannya, seperti : berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga.
2) Keterampilan gerak halus (fine motor skill), adalah keterampilan-keterampilan
yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus agar
pelaksanaan keterampilan yang sukses tercapai. Seperti : menulis, menggambar,
memotong, melempar, dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau
alat-alat mainan.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, penulis mempunya gambaran bahwa
anak-anak usia 10-12 tahun sudah memiliki keterampilan motorik baik keterampilan
kasar maupun keterampilan halus. Keterampilan berlari, berjalan, melompat dan naik
turun tangga misalnya, sering dilakukan oleh anak-anak pada saat mereka sedang
bermain. Hal ini berarti secara mendasar anak usia 10-12 tahun sudah memiliki
kemampuan gerak untuk ditindaklanjuti melalui suatu proses pembinaan.
2.8.1 Perkembangan Fisik dan Motorik
2) Tinggi dan berat badan anak laki-laki dan perempuan antara 111,8-152,4 cm
dan 20,0-40,8 kg.
48
3) Pertumbuhan lamban, terutama mulai usia sekitar 8 tahun hingga akhir periode
ini. Meskipun lamban, tetapi tetap ada penambahan pertumbuhan secara
bertahap dan ajeg, meskipun tidak senyata pertumbuhan yang di usia pra-
sekolah.
4) Tubuhnya akan memanjang, dengan penambahan tinggi badan rata-rata sekitar
5-7 cm dan berat badan sekitar 1,4-2,7 kg per tahun.
5) Perkembangan sesuai dengan prinsip cephalocaudal dan proximodistal, diman
otot-otot besar lebih berkembang disbanding otot kecil.
6) Perkembangan aspek fisiologis anak perempuan biasanya 1 tahun lebih awal
daripada anak laki-laki, dan perbedaan minat akan mulai tampak pada akhir
periode ini.
7) Kecendurungan untuk beraktivitas dengan tangan kanan sekitar 85% dan tangan
kiri 15%.
8) Kemampuan atau kecepatan reaksinya rendah khususnya di awal periode ini,
sebab mereka masih mengalami kesulitan untuk melakukan koordinasi mata-
tangan dan mata-kaki. Namun di akhir periode ini, kesulitan koordinasi sudah
dapat mereka atasi dengan baik.
9) Baik anak perempuan maupun laki-laki penuh tenaga dan enerjik, tapi pada
umumnya tidak memiliki daya tahan sehingga cepat lelah. Mereka biasanya
sangat responsif dalam berlatih.
10) Di akahir periode ini mekanisme persepsi visual sudah berkembang penuh.
49
11) Pada periode ini anak-anak biasanya masih perpenglihatan jarak jauh (
farsighted ) sehingga belum siap untuk melakukan pekerjaan yang
membutuhkan kecermatan penglihatan.
12) Sebagian besar gerak dasar mampu mereka lakukan dengan baik pada awal
periode ini.
13) Berbagai bentuk keterampilan dasar yang diperlukan dalam permainan, dapat
berkembang dengan baik.
14) Aktivitas yang memerlukan kecermatan mata dan anggota badan, seperti pasing
bola (dalam bolavoli) atau memukul lambungan bola (dalam softball),
berkembang sangat perlahan dan perlu berlatih berkali-kali sebelum mereka
dapat melakukan dengan baik.
Periode ini ditandai dengan adanya masa transisi dari perbaikan kemampuan
melakukan gerak dasar menuju kearah penguasaan keterampilan dasar yang
diperlukan dalam permainan olahraga kecabangan. ASDEP Kemenpora (2007:37)
2.8.2 Aspek Psikologis Anak Usia Dini dalam Berolahraga
Menurut Yuanita Nasution (2000) dalam KONI, Gerakan Nasional Garuda
Emas, Buku 1 (2000 : 3), tentang aspek psikologis dalam pemanduan bakat olahraga.
Seorang anak selalu mencari pengakuan dari orang dewasa akan kemampuan dirinya.
Dalam melakukan aktivitas olahraga, pujian terhadap penampilan anak dapat
mengembangkan aspek psikologisnya, seperti perasaan percaya diri, kegembiraan,
harga diri, pengalaman merasakan mencapai tujuan, dan pengakuan dari teman
sebaya. Sebaliknya, jika anak mendapatkan pengalaman yang negatif dalam
50
berolahraga, maka aspek psikologisnya pun dapat berkembang secara negatif. Disini
penilaian dari negatif, frustasi, agresi, dan aspek negatif lain dapat terlihat dengan
jelas.
Periode usia dini adalah periode umur anak sekitar 6-14 tahun. Periode umur
ini teramat penting, namun sekaligus juga teramat berpengaruh dalam perkembangan
dan pertumbuhan fisik serta psikologis anak. Apabila dalam masa kritis ini, anak
tidak memperoleh rangsangan dan latihan yang tepat untuk pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik serta kepribadiannya, maka kita akan kehilangan
kesempatan emas baginya untuk berkembang secara optimal. Kesempatan ini tidak
akan ditemui lagi pada tahap berikutnya, karena kesempatan baik seperti itu hanya
akan kita jumpai sekali saja dalam kurun waktu hidup kita.
Setelah anak mulai berusia 5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan
jenis olahraga permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan
kompetisi. Namun perlu diperhatikan disini, kompetisi yang dimaksud haruslah tetap
berada dalam konteks bermain. Untuk memulai olahraga yang memiliki aturan formal
sebaiknya tunggu anak sampai berusia minimal 8-9 tahun.
Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai
targetnya, tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini
biasanya terjadi karena terlalu menekankan untuk mencapai kemenangan. Oleh
karena itu, orang dewasa yang terlibat dalam kompetisi olahraga atlet usia dini juga
perlu mendapat pengetahuan dan pendidikan tentang pembinaan olahraga atlet usia
dini.
51
Sasaran yang ingin dicapai melalui pemanduan dan pembinaan olahraga sejak
usia dini secara umum, yaitu membantu terwujudnya pembangunan watak dan
karakter bangsa dalam pembangunan nasional Indonesia seutuhnya, disamping upaya
untuk mendapatkan olahragawan sejak usia dini yang berbakat dan potensial.
Sehingga siap dikembangkan dalam berbagai cabang olahraga, untuk mencapai
prestasi tinggi baik tingkat daerah, nasional maupun tingkat Internasional. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dan optimal, maka pembibitan sejak usia dini harus
dilaksanakan dengan konsisten, berkesinambungan, mendasar, sistematis, efesien,
dan terpadu. Untuk itu perlu upaya agar anak-anak ingin, gemar bermain dan
berolahraga sedini mungkin dengan adanya panduan yang baik dan benar. Sehingga
dapat memacu perkembangan organ tubuhnya dan dengan pendekatan yang persuasif,
anak-anak usia dini tersebut dapat berminat menjadi atlet.
2.8.3 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini
Beberapa hal yang dapat dijadikan indikator perkembangan anak usia dini,
dimana kiranya berbakat untuk menjadi atlet berprestasi tinggi, yaitu : (1) prestasi/
performa yang dicapai, (2) stabilitas peningkatan prestasi, (3) daya toleransi terhadap
beban/ latihan, (4) memiliki jiwa kompetitif yang tinggi, (5) mudah mempelajari/
menguasai keterampilan yang baru ( Said Junaidi, 2003: 19 ).
52
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ditetapkan berdasarkan pada tujuan
penelitian yang diharapkan. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian, sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis
kuantitatif dan kualitatif, sesuai dengan tujuan agar dapat memperoleh data dengan
lengkap sesuai yang diinginkan.
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul ”Penelusuran Potensi Daerah untuk Pembinaan
Olahraga Usia Dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun 2010” ini
dilaksanakan di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Sebuah kecamatan di
ujung selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa
Timur.
3.2.2 Sasaran Penelitian
Dalam penelitian yang bersifat penelusuran ini sasaran penelitiannya adalah :
1) 5 orang Kepala Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan baturetno,2) 5 orang guru
53
Penjasorkes SD di wilayah Kecamatan Baturetno, 3) 5 Orang Wali murid SD, 4) 5
orang warga masyarakat yang peduli terhadap olahraga, 5) Tokoh KONI dan
DISPORA Kabupaten Wonogiri. Serta 103 siswa SD Negeri 3 Baturetno sebagai
peserta Iowa-Brance Test for Motor Educability.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian atau objek penelitian
(Arikunto, 1998:117). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal atau
satu variabel yaitu potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan
Baturetno Kabupaten Wonogiri.
3.4 Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sedangkan subjek
sendiri diambil dari sumber data, dalam hubungan dengan seluruh atau sebagian
sumber data. Suharsmi Arikunto (2006 : 129).
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru penjas, tokoh
masyarakat dan unsur pimpinan KONI dan DINPORA Wonogiri, serta siswa putra
dan putri SD Negeri kelas 4, 5, dan 6 di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
yang ikut dalam tes penelusuran potensi daerah untuk pembinaan olahraga usia dini
di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.
Sedangkan Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah potensi daerah
untuk pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.
54
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat/ fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis. Dari pengertian tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.
3.5.1 Tes Iowa-Brace Test for Motor Educability
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan persiapan
alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan Iowa-Brace Test for Motor Educability
yaitu:
1) Tes 1
Berdiri dengan kaki kiri. Membungkuk ke depan, dua telapak tangan
menyentuh lantai. Luruskan tungkai kanan ke belakang. Sentuhkan dahi ke
lantai, dan kembali ke posisi berdiri tanpa kehilangan keseimbangan
2) Tes 2
Duduk di lantai, tungkai lurus dan rapat. Letakaan tangan kanan di lantai di
belakang badan. Putar badan ke arah kanan daan luruskan lengan hinga badan
terangkat. Berat badan di sangga oleh tangan kanan daan kaki kanan.
Pertahankan posisi ini selama lima hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
55
3) Tes 3
Berdiri kaki rapat. Jongkok, kedua lengan berada diantara tungkai melewati
bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah jemari tangan dengan di
depan pergelangan kaki. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan. 1001,
1002, 1003, 1004, 1005.
4) Tes 4
Balik kanan, berlutut dengan 1 tungkai, dan angkat tungkai yang lain (bertumpu
hanya pada 1 lutut). Rentangkan kedua lengan ke samping. Pertahankan posisi
ini selama lima hitungan.1001,1002, 1003, 1004, 1005.
5) Tes 5
Melompat setinggi-tingginya, sambil kaki bertepuk 2×, mendarat dengan kaki
terbuka.
6) Tes 6
Tangan kanan di bahu kiri, tangan kiri di bahu kanan. Tungkai menyilang,
kemudian duduk. Berdiri kembali dengan kedua tangan tetap di bahu, tidak
boleh menggerak-gerakan badan atau tungkai untuk membantu keseimbangan.
7) Tes
Berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas dengan putaran 360º ke arah
kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada saat mendarat, tidak
kehilangan keseimbangan atau melangkah.
8) Tes 8
Berdiri 1 kaki. Tutup mata. Melompat ke belakang 5 lompatan
56
9) Tes 9
Melompat setingi tinginya, ayun kedua tungkai lurus ke depan, saat melayang
sentuh ujung jari kaki dengan jari tangan.
10) Tes 10
Berdiri dengan kaki kiri. Melompat sambil melakukan ½ putaran (180º) ke arah
kiri dan pertahankan keseimbangan.
11) Tes 11
Melompat ke atas dengan tumpuan kaki kanan. Ayun kedua tungkai ke arah sisi
kiri badan. Saat melayang, kedua kaki bertepuk. Saat kaki bertepuk/
bersentuhan, posisi kaki berada di luar garis bahu. Mendarat dengan kaki
terbuka.
12) Tes 12
Berlutut. Kedua telapak kaki menghadap ke atas (punggung kaki melekat di
lantai). Ayun kedua tangan, melompat, mendarat dengan dua kaki. Sebelum
melompat, kedua telapak kaki harus tetap menghadap ke atas.
13) Tes 13
Jongkok, dengan satu tungkai lurus ke depan. Lakukan lompatan dengan
bergantian kaki tungku dan tungkai yang di luruskan. Lakukan dua kali
lompatan untuk tiap tungkai. Tumit tungkai harus lurus boleh menyentuh lantai,
sementara tumit tungkai yang di tekuk harus selalu menyentuh pinggul.
57
14) Tes 14
Berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas dengan putaran 360º ke arah
kanan. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada saat mendarat, tidak
bolah kehilangan keseimbangan atau melangkah.
15) Tes 15
Duduk dengan tungkai ditekuk di depan dada. Masukkan kedua lengan di antara
tungkai, lewat bawah lutut, pegang pergelangan kaki. Berguling cepat ke arah
kanan, dengan berat badan pertama di tumpukan di lutut kanan, kemudian bahu
kanan, punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan kembali ke posisi duduk. Saat
kembali ke posisi duduk, menghadap ke arah yang berlawanan dengan arah
menghadap saat sebelum bergerak.
Tes ini dianggap cocok diterapkan untuk siswa sekolah dasar karena pada usia
10-12 tahun karakteristik perkembangan gerak dasar seiring dengan berkembangnya
fisikya yang beranjak matang. Pada masa ini perkembangan gerak atau motorik anak
sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan sudah selaras dengan
kebutuhan dan minatnya. Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau
aktivitas fisik yang lincah. Oleh karena itu masa ini adalah masa yang ideal untuk
belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mempunyai gambaran bahwa anak-
anak usia 10-12 tahun sudah memiliki keterampilan motorik baik keterampilan kasar
maupun keterampilan halus. Keterampilan berlari, berjalan, melompat dan naik turun
tangga misalnya, sering dilakukan oleh anak-anak pada saat mereka sedang bermain.
58
Hal ini berarti secara mendasar anak usia 10-12 tahun sudah memiliki kemampuan
gerak untuk ditindaklanjuti melalui suatu proses pembinaan. Ma’mun dan Saputra
(2000:67)
3.5.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya ( Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Dalam penelitian ini yang
didokumentasikan adalah daftar nama peserta Penelusuran Potensi Daerah Untuk
Pembinaan Olahraga Usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Tahun
2010, dan foto-foto pelaksanaan Iowa-Brace Test for Motor Educability.
3.5.3 Wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (2006 : 155).
Peneliti menggunakan pedoman wawancara untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan pembelajaran penjas. Wawancara tersebut dilakukan dengan
teknik tanya jawab secara langsung terhadap kepala sekolah, guru penjas, tokoh
masyarakat dan unsur pimpinan KONI dan DINPORA Kabupaten Wonogiri.
Adapun aspek yang diungkap dalam lembar wawancara meliputi : (1) Aspek
Sumber Daya Manusia (2) aspek Sumber Daya Lingkungan (3) aspek Sumber Daya
Manajemen
59
3.5.4 Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tesebar di wilayah yang luas. (Sugiyono, 2008 :
142)
Dalam penelitian ini angket digunakan guna memperoleh data mengenai
pembinaan olahraga usia dini di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.
Responden yang digunakan adalah kepala sekolah, guru penjas, wali murid dan tokoh
masyarakat di Kecamatan Baturetno, serta segenap pimpinan KONI dan DINPORA
Kabupaten Wonogiri.
Angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup yaitu angket yang
diberikan langsung kepada responden untuk dijawab. Sebelum menyusun kuesioner
hendaknya pertanyaan di susun berdasarkan faktor- faktor yang digunakan untuk
mengukur selanjutnya faktor- faktor tersebut di jabarkan menjadi butir- butir
pertanyaan yang membentuk intrumen pertanyaan untuk memberikan gambaran
secara menyeluruh mengenai angket yang di gunakan. Mengadakan spesifikasi data
yang menjabarkan minat yang lebih mengarahkan bentuk kisi-kisi pertanyaan.
60
3.6 Prosedur Penelitian
Sebelum memulai dengan pengumpulan data, perlu diperhatikan beberapa
langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi suatu kesalahan dalam penelitian.
Langkah awal yang harus di lakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan
menggunakan persiapan secara terarah dan sistematis sehingga data yang terkumpul
benar-benar mewakili seluruh populasi serta pelaksanaan dapat efektif dan efisien.
3.6.1 Prosedur pelaksanaan Tes Iowa-Brace Test for Motor Educability
Tes Iowa-Brace Test for Motor Educability dilaksanakan di satu tempat yaitu
SD Negeri 3 Baturetno Kbupaten Wonogiri. Hanya dilakukan di satu sekolah karena
jumlah siswa kelas 4, 5, dan 6 sudah mencukupi criteria batas minimal yang
diharuskan dalam penelitian ini dengan jumlah 109 siswa. Tes dilaksanakan pada hari
Sabtu, 31 Juli 2010 pukul 07.00 - selesai di SD Negeri 3 Baturetno. Sebelum
melkukan tes terlebih dahulu semua siswa diukur tinggi badan dan berat badannya.
Petunjuk pelaksanaan tes Iowa-Brace Test for Motor Educability adalah sebagai
berikut :
1) Tiap siswa melakukan 10 macam tes, dengan criteria seperti yang dapat dilihat
pada table 2.1
2) Pelaksanaan tes dibagi menjadi 2 bagian, dimana tiap bagian berisi 5 jenis tes.
3) Peserta tes dibagi menjadi 2 kelompok
4) Kelompok 1 melakukan 1 bagian tes pertama ( 5 item tes ), kemudian istirahat,
sementara kelompok 2 melakukan 1 bagian pertama, dan seterusnya.
61
3.6.2 Norma Penilaian Tes
Penilaian untuk tes Iowa-Brace Test for Motor Educability adalah sebagai
berikut :
1) Setiap anak diberi kesempatan melakukan tiap item 2x
2) Bila pada kesempatan pertama siswa dapat melakukan gerakan dengan baik, nilai
2
3) Bila kesempatan pertama gagal, kemudian berhasil di kesempatan ke-2, nilai 1
4) Setelah 2x kesempatan melakukan tetap gagal, nilai 0
5) Jenis danurutan tes antara putra dan putrid berbeda.
6) SISWA TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK BERLATIH, tetapi berhak diberi
dan melihat contoh gerakan.
7) Jumlahkan nilai dari 10 gerakan, kemudian konversikan ke skor T seperti pada
table berikut ini :
Tabel 3.1 : Skor T untuk hasil tes siswa kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar
Nilai Hasil Tes PUTRA PUTRI
20 69 67
19 66 65
18 63 62
17 60 60
16 57 58
15 54 56
62
14 51 54
13 48 52
12 45 50
11 43 48
10 41 45
9 39 42
8 37 39
7 35 36
6 33 33
5 31 30
4 29 28
3 27 26
2 25 24
1 23 -
Sumber : Brry L., Jack K. Nelson
Practical Measurements for Evaluation in Physical Education
1970:144-148
63
3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian
3.7.1 Faktor Psikologis Sampel
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah :
1) Intelektual atau kecerdasan yang ditentukan oleh pendidikan dan bakat yang
dimiliki oleh sampel.
2) Motivasi, baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri sampel, seperti
harga diri, kepercayaan diri, prasarana sehat, sedangkan yang dari luar adalah
penghargaan, pijian, dan lain sebagainya.
3.7.2 Faktor Kegiatan di Luar Penelitian
Kegiatan di luar atau sebelum dilaksanakan penelitian sangatlah sulit untuk
dipantau, sehingga sebelum tes dilaksanakan penulis dengan staf pengajar
memberikan penerbitan pada tastee untuk melakukan kegiatan yang tidak melelahkan
kondisi fisiknya.
3.7.3 Faktor Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, antara lain : validitas, reabilitas, obyektifias, ekonomis mempunyai
norma dan tuntunan pelaksanaan.
3.7.4 Faktor Kondisi dan Kemampuan Sampel
Kondisi dan kemampuan sampel tidaklah sama, sehingga sebelum
melaksanakan tes, dibantu guru untuk menayakan kesehatan sampel, sehingga lebih
mudah untuk mengadakan koreksi ketika dalam persiapan dan pelaksanaan tes.
64
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena
analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Dari data yang telah dikumpulkan kemudian dipisah-pisah
menurut jenisnya masing-masing dan disusun untuk dianalisis dan disimpulkan.
Adapun teknik analisis yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis Deskriptif Prosentase.
Keterangan:
n = Jumlah Pilihan
N = Jumlah Responden
100% xN
n=
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Wilayah Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis
terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111
0 18' dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
Karanganyar
Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Ponorogo (Jawa Timur).
Sebelah Selatan : berbatas dengan Kabupaten Pacitan (Jawa Timir) dan
Samudra Indonesia.
Sebelah Barat : berbatas dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten
Klaten.
Secara umum daerah ini beriklim tropis, mempunyai 2 musim yaitu
penghujan dan kemarau dengan temperatur rata-rata 24 ° C hingga 32 ° C.
66
4.1.2 Topografi
Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan
dengan kawasan lain membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di
Wonogiri hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian,
berbatuan dan kering membuat penduduknya lebih banyak merantau(boro).
Kabupaten Wonogiri mempunyai Waduk buatan yaitu Gajah Mungkur yang
selain menjadi sumber mata pencaharian petani nelayan dan sumber irigasi
persawahan juga merupakan aset wisata yang telah banyak dikunjungi oleh para
wisatawan domestik.
Disamping itu Kabupaten Wonogiri juga mempunyai 2 (dua) pantai yaitu
Pantai Sembukan dan Pantai Nampu yang mempunyai pasir putih yang sangat tebal
dan cocok untuk berwisata.
4.1.3 Sumber Daya Alam
1) Komposisi Penggunaan Lahan
Komposisi penggunaan lahan adalah sebagai berikut : Sawah seluas 32.701 Ha
(17,94%), tegal seluas 65.381 Ha (35,88%), Bangunan/ pekarangan seluas
38.199 Ha (20,96 %), Hutan Negara seluas 13.942 Ha (7,65%), Hutan Rakyat
9278 Ha (5,09%) dan Lain-lain seluas 22.735 Ha (12,48 %).
2) Jenis Tanah
Ada jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Wonogiri, yaitu Aluvia, Litosol,
Regosol, Andesol, Grumusol, Mediterian, dan Latosal.
67
3) Bahan Galian ( Tambang )
Variasi dan potensi bahan galian mineral golongan B dan bahan galian Golongan
C yang bermanfaat untuk pembangunan dipengaruhi oleh Struktur antara lain :
sirtu, andesit, batu gamping, trass, padas, tanah liat, kalsit, batu ½ permata dan
emas. Formasi geologis. Potensi bahan galian (tambang) di Kabupaten Wonogiri.
( Sumber Data Wonogiri Dalam Angka Tahun 2006 )
4.1.4 Sejarah
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil"
di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya
penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat
sederhana, dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan
rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan
Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian
didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.
Mulai saat itulah Nglaroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting,
yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari
Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro:
Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi
maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 ( Kahutaman Sumbering Giri
Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya
kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu
kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan
68
Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya
menentang kolonial.
Jerih payah pengeran Samber Nyawa ( Raden Mas Said ) ini berakhir dengan
hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut
diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman ( keberanian dan
keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung
semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri.
4.1.5 Pemerintahan
Saat ini Kabupaten Wonogiri dipimpin oleh Bupati Dhanar Rahmanto dan
Wakil Bupati Yuli Handoko yang memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah
untuk masa jabatan 2010-2015. Dalam jalannya roda pemerintahan, bertumpu pada
semboyan Wonogiri SUKSES yang merupakan singkatan dari STABILITAS,
UNDANG-UNDANG, KOORDINASI, SASARAN, EVALUASI, dan SEMANGAT
JUANG.
4.1.6 Priwisata
Di Kabupaten Wonogiri terdapat banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi.
Baik wisata spiritual, petualangan, wisata alam dan lain sebagainya. Di antaranya
obyek wisata Waduk Gajah Mungkur, wisata gantole.
Terdapat sebuah situs bersejarah bernama "Kahyangan" di dusun Dlepih,
Tirtomoyo, yang jaraknya kurang lebih 47 km dari ibu kota kabupaten Wonogiri.
69
Dari Kota Wonogiri, pengunjung bisa naik bus dari terminal bus giriwono dan
naik minibus dari dekat ponten (dekat Kantor Badan Pertanahan), jurusan Tirtomoyo.
Dari Tirtomoyo, bisa naik angdes jurusan Kahyangan atau Sukarjo. Sampai sekarang
belum ada angdes yang bisa masuk sampai Kahyangan, sehingga harus dilanjutkan
jalan kaki sekitar 1 Km. Pengunjung berkendaraan bisa langsung sampai ke tempat
parkir Kahyangan.
Desa Taman, di mana Kahyangan berada, dulunya merupakan sentra batik
tulis, yang produknya banyak disetorkan ke Solo, untuk diproses lanjut. Banyak
warga desa yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan batik, baik sebagai
pembatik, pembuat patron, pemasok kain mori. Akan tetapi, seiring dengan
diperkenalkannya teknik pembuatan genting press, yang hasilnya cepat diperoleh,
maka semakin lama industri batik semakin tergeser.
Sesampai di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas
kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau
yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam.
Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan
tempat di mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang
percaya takhayul, dilarang memakai baju yang berwarna hijau.
Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan
Suro). Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk
bertirakatan di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jumat Kliwon, biasanya
banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas
70
keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga
sekitar.
4.1.7 Pertanian
Secara umum, wilayah Kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 2 kelompok.
Wilayah selatan yang membentang dari perbatasan Kabupaten Pacitan (Provinsi Jawa
Timur) sampai perbatasan Kabupaten Gunung Kidul (Provinsi DIY) adalah wilayah
yang kaya dengan pegunungan kapur. Pada area ini tidak banyak yang bisa dilakukan
kecuali berladang (palawija) dengan ketergantungan pada curah hujan. Curah hujan
per tahun berada pada level yang rendah. Area ini memiliki banyak sumber air dalam,
dimana sampai saat ini masih belum bisa dimanfaatkan. Di beberapa tempat, dapat
dijumpai sawah dengan jenis padi khusus (padi Gogo Rancah), ditanam pada media
tanah yang sengaja diurugkan di atas batuan kapur.
Dari area timur berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur), area
utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan area barat berbatasan dengan
berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, memiliki karakteristik yang relatif
mendukung. Curah hujan yang cukup, dengan dukungan irigasi yang optimal, mampu
mendukung budaya pertanian yang lebih menjanjikan. Hamparan sawah banyak
dijumpai pada area ini.
4.1.8 Industri
Di bidang industri, Kabupaten Wonogiri memiliki beberapa perusahaan yang
maju. Deltomed Laboratories dan Air Mancur contoh perusahaan jamu yang maju.
Menghasilkan produk-produk jamu kemasan modern, perusahaan ini termasuk salah
71
satu industri yang mampu bersaing di tingkat nasional. Industri jamu juga terdapat
pada level industri kecil, di mana banyak perajin jamu yang memasarkan di pasaran
lokal. Banyak pula perajin jamu yang merantau ke luar daerah, lalu eksis di kota-kota
besar di Indonesia.
Di samping jamu, Kabupaten Wonogiri juga memiliki industri makanan
bakso. Sebagaimana perajin jamu, mereka juga banyak yang merantau ke luar daerah,
lalu mendapatkan hasil yang memuaskan. Industri transportasi di Kabupaten
Wonogiri juga turut memberikan sumbangan. Beberapa perusahaan transportasi bus
AKAP (antar kota antar provinsi) banyak terdapat dan dimiliki oleh pengusaha lokal.
Rata-rata mereka melayani rute ke arah Jakarta, beberapa kota di pulau Sumatera dan
kota Denpasar.
4.1.9 Pendidikan
Dinas Pendidikan mencatat bahwa jumlah murid SD/MI 98.381 orang dengan
jumlah sekolah sebanyak 862 SD/MI negeri maupun swasta. Rasio guru murid SD
sebesar 17.
Tabel 4.1 JUMLAH SLB, TK DAN SD, GURU DAN MURID DIPERINCI PER
KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2007/2 008
Kecamatan
Sekolah Luar Biasa
Taman Kanak-kanak Sekolah Dasar
Sklh Guru Murid Sekolah Guru PNS dan NON
Murid Sekolah Guru Murid
1.Pracimantoro - - - 25 50 569 54 406 5.382
2.Paranggupito - - - 9 14 312 19 101 1.619
72
3.Giritontro - - - 9 17 125 18 145 1.737
4.Giriwoyo - - - 16 25 288 37 302 3.168
5.Batuwarno - - - 17 39 229 19 130 1.490
6.Karangtengah - - - 6 15 87 19 82 2.111
7.Tirtomoyo - - - 20 72 492 43 322 4.565
8.Nguntoronadi 1 5 41 14 33 274 24 164 1.994
9.Baturetno - - - 31 85 780 38 309 4.148
10.Eromoko 1 12 62 20 29 452 43 314 3.637
11.Wuryantoro - - - 19 55 415 25 185 2.211
12.Manyaran - - - 11 26 309 35 248 3.282
13.Selogiri 2 23 81 24 58 564 33 329 3.322
14.Wonogiri 1 14 83 54 186 1.809 54 507 7.737
15.Ngadirojo - - - 26 72 489 41 322 4.803
16.Sidoharjo - - - 22 53 521 33 223 4.159
17.Jatiroto - - - 20 43 419 33 207 3.849
18.Kismantoro - - - 15 30 276 27 207 3.891
19.Purwantoro - - - 22 57 540 35 234 5.271
20.Bulukerto - - - 17 44 374 25 166 3.388
21.Puhpelem - - - 7 6 114 14 82 1.824
22.Slogohimo - - - 24 54 591 39 285 5.141
23.Jatisrono - - - 33 87 777 37 263 5.995
24.Jatipurno - - - 18 22 376 28 159 3.694
73
74
25.Girimarto - - - 24 45 343 35 257 3.772
Tahun 2007 Tahun 2006 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2003
5 5 5 4 4
54 54 49 36 39
267 248 242 196 150
502 499 494 455 438
1.217 1.054 1.134 921 936
11.616 11.578 12.079 10.757 10.336
808 816 819 820 829
5.949 5.761 5.676 5.530 5.481
92.190 93.680 94.786 95.779 98.582
Sumber : http://www.wonogirikab.go.id. Diakses pada 10 Agustus 2011
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi siswa sekolah dasar di
Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri serta untuk mengetahui bakat siswa
sekolah dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Untuk mengetahui
potensi bakat dalam penelitian ini digunakan tes dengan metode Iowa-Brace Test for
Motor Educability. Dimana dalam metode tersebut terdiri dari 10 butir tes untuk
siswa putra dan 10 butir tes untuk siswa putri yang terbagi dalam 2 kali test. Pada
siswa putra ,tes pertama yang dilakukan 5 test yaitu test 8, test 4, test 10, test 9, dan
test 7. Kedua dilakukan 5 test terdiri dari : test 2, test 3, test 6, test 12, dan test 13.
Pada siswa putri juga dilakukan 2 kali tes. Pertama terdiri dari test 8, test 14, test
7, test 15, dan test 9. Kedua terdiri dari test 1, test 3, test 12, test 11, dan test 5.
4.2 Hasil Analisis Data Tes Iowa-Brace Test For Motor Educability
Pada pelaksanaannya tes Iowa-Brace Test for Motor Educability yang
dilakukan terhadap siswa putra dan putri sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tes,
diperoleh data sebagai berikut :
4.2.1 Siswa Putra
1) Test 8
Test 8 ini terdiri dari berdiri 1 kaki. Tutup mata. Melompat ke belakang 5
lompatan.
Tabel 4.2 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 8 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 40 71,42%
2 1 13 23,21%
3 0 3 5,35%
Total 56 100%
Hasil tes 8 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 40 siswa dan dengan jumlah persentase 71,42 %. b)
Nilai 1 sebanyak 13 siswa dengan jumlah persentase 23,21%. c) Nilai 0 sebanyak 3
siswa dengan jumlah persentase 5,35%.
2) Test 4
Test 4 ini terdiri dari balik kanan, berlutut dengan 1 tungkai, dan angkat
tungkai yang lain (bertumpu hanya pada 1 lutut). Rentangkan kedua lengan ke
samping. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan.1001,1002, 1003, 1004, 1005.
75
Tabel 4.3. Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 4 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 29 51,79%
2 1 23 41,08%
3 0 4 7,14%
Total 56 100%
Hasil tes 4 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 29 siswa dan dengan jumlah persentase 51,79%. b)
Nilai 1 sebanyak 23 siswa dengan jumlah persentase 41,08%. c) Nilai 0 sebanyak 4
siswa dengan jumlah persentase 7,14%.
3) Test 10
Test 10 ini terdiri dari berdiri dengan kaki kiri. Melompat sambil melakukan
½ putaran (180º) ke arah kiri dan pertahankan keseimbangan.
Tabel 4.4. Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 10 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 43 76,79%
2 1 12 21,42%
3 0 1 1,79%
Total 56 100%
76
Hasil tes 10 untuk siswa putra Sekolah Dasar Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 43 siswa dan dengan jumlah persentase 76,79%. b)
Nilai 1 sebanyak 12 siswa dengan jumlah persentase 21,42%. c) Nilai 0 sebanyak 1
siswa atau tidak ada dengan jumlah persentase 1,79%.
4) Test 9
Test 9 ini terdiri dari melompat setinggi-tingginya, ayun kedua tungkai lurus
ke depan, saat melayang sentuh ujung jari kaki dengan jari tangan.
Tabel 4.5 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 9 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 21 37,50%
2 1 22 39,29%
3 0 13 23,21%
Total 56 100%
Hasil tes 9 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 21 siswa dengan jumlah persentase 37,5%. b) Nilai 1
sebanyak 22 siswa dengan jumlah persentase 39,29%. c) Nilai 0 sebanyak 13 siswa
dengan jumlah persentase 23,21%.
5) Test 7
Test 7 ini terdiri dari berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas dengan
putaran 360º ke arah kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada saat
mendarat, tidak kehilangan keseimbangan atau melangkah.
77
Tabel 4.6. Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 7 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 35 62,50%
2 1 18 32,14%
3 0 3 5,35%
Total 56 100%
Hasil tes 7 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 35 siswa dan dengan jumlah persentase 62,50%. b)
Nilai 1 sebanyak 18 siswa dengan jumlah persentase 23,14%. c) Nilai 0 sebanyak 3
siswa dengan jumlah persentase 5,35%.
6) Test 2
Test 2 ini terdiri dari duduk di lantai, tungkai lurus dan rapat. Letakaan
tangan kanan di lantai di belakang badan. Putar badan ke arah kanan daan luruskan
lengan hinga badan terangkat. Berat badan di sangga oleh tangan kanan daan kaki
kanan. Pertahankan posisi ini selama lima hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
Tabel 4.7 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 2 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 41 73,21%
2 1 11 19,64%
78
3 0 4 7,14%
Total 56 100%
Hasil tes 8 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 41 siswa dan dengan jumlah persentase 73,21%. b)
Nilai 1 sebanyak 11 siswa dan dengan jumlah persentase 19,64%. c) Nilai 0
sebanyak 4 siswa dengan jumlah persentase 7,14%.
7) Test 3
Test 3 ini terdiri dari berdiri kaki rapat. Jongkok, kedua lengan berada
diantara tungkai melewati bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah
jemari tangan dengan di depan pergelangan kaki. Pertahankan posisi ini selama lima
hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
Tabel 4.8 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 3 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 38 67,85%
2 1 7 12,50%
3 0 11 19,64%
Total 56 100%
Hasil tes 3 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 38 siswa dan dengan jumlah persentase 67,85 %. b)
79
Nilai 1 sebanyak 7 siswa dengan jumlah persentase 12,50%. c) Nilai 0 sebanyak 11
siswa dengan jumlah persentase 19,64%.
8) Test 6
Test 6 ini terdiri dari tangan kanan di bahu kiri, tangan kiri di bahu kanan.
Tungkai menyilang, kemudian duduk. Berdiri kembali dengan kedua tangan tetap di
bahu, tidak boleh menggerak-gerakan badan atau tungkai untuk membantu
keseimbangan.
Tabel 4.9 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 6 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 46 82,14%
2 1 9 16,08%
3 0 1 1,79%
Total 56 100%
Hasil tes 6 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 46 siswa dan dengan jumlah persentase 82,14%. b)
Nilai 1 sebanyak 9 siswa dengan jumlah persentase 16,08%. c) Nilai 0 sebanyak 1
siswa dengan jumlah persentase 1,79%.
80
9) Test 12
Test 12 ini terdiri dari berlutut. Kedua telapak kaki menghadap ke atas
(punggung kaki melekat di lantai). Ayun kedua tangan, melompat, mendarat dengan
dua kaki. Sebelum melompat, kedua telapak kaki harus tetap menghadap ke atas.
Tabel 4.10 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 12 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 47 83,92%
2 1 5 8,92%
3 0 4 7,14%
Total 56 100%
Hasil tes 12 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 47 siswa dengan jumlah persentase 83,92%. b) Nilai
1 sebanyak 5 siswa dengan jumlah persentase 8,92%. c) Nilai 0 sebanyak 4 siswa
dengan jumlah persentase 7,14%.
10) Test 13
Test 13 ini terdiri dari jongkok, dengan satu tungkai lurus ke depan. Lakukan
lompatan dengan bergantian kaki tungku dan tungkai yang di luruskan. Lakukan dua
kali lompatan untuk tiap tungkai. Tumit tungkai harus lurus boleh menyentuh lantai,
sementara tumit tungkai yang di tekuk harus selalu menyentuh pinggul.
81
Tabel 4.11 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 13 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 32 57,14%
2 1 12 21,42%
3 0 12 21,42%
Total 56 100%
Hasil tes 13 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Kecamatan Baturetno
Kabupaten Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 32 siswa dan dengan jumlah persentase
57,14%. b) Nilai 1 sebanyak 12 siswa dengan jumlah persentase 21,42%. c) Nilai 0
sebanyak 12 siswa dengan jumlah persentase 21,42%.
4.2.2 Siswa Putri
1) Test 8
Test 8 ini terdiri dari derdiri satu kaki. Tutup mata. Melompat ke belakang 5
lompatan.
Tabel 4.12 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 8 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 41 87,23%
2 1 6 12,77%
3 0 0 0,00%
82
Total 47 100%
Hasil tes 8 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 41 siswa dan dengan jumlah persentase 87,23%. b)
Nilai 1 sebanyak 6 siswa dengan jumlah persentase 12,77%. c) Nilai 0 sebanyak 0
siswa dengan jumlah persentase 0,00%.
2) Test 14
Test 14 ini terdiri dari berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas
dengan putaran 360º ke arah kanan. Mendarat dengan arah menghadap yang sama.
Pada saat mendarat, tidak bolah kehilangan keseimbangan atau melangkah.
Tabel 4.13 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 14 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 44 93,61%
2 1 3 6,39%
3 0 0 0,00%
Total 47 100%
Hasil tes 14 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 44 siswa dan dengan jumlah persentase 93,61%. b)
Nilai 1 sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 6,39%. c) Nilai 0 sebanyak 0
siswa dengan jumlah persentase 0,00%.
83
3) Test 7
Test 7 ini terdiri dari berdiri dengan dua kaki rapat. Melompat ke atas
dengan putaran 360º ke arah kiri. Mendarat dengan arah menghadap yang sama. Pada
saat mendarat, tidak boleh kehilangan keseimbangan atau melangkah.
Tabel 4.14 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 7 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 44 93,61%
2 1 3 6,39%
3 0 0 0,00%
Total 47 100%
Hasil tes 7 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 44 siswa dan dengan jumlah persentase 93,61%. b)
Nilai 1 sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 6,39%. c) Nilai 0 sebanyak 0
siswa dengan jumlah persentase 0,00%.
4) Test 15
Test 15 ini terdiri dari duduk dengan tungkai ditekuk di depan dada.
Masukkan kedua lengan di antara tungkai, lewat bawah lutut, pegang pergelangan
kaki. Berguling cepat ke arah kanan, dengan berat badan pertama di tumpukan di
lutut kanan, kemudian bahu kanan, punggung, bahu kiri, lutut kiri, dan kembali ke
posisi duduk. Saat kembali ke posisi duduk, menghadap ke arah yang berlawanan
dengan arah menghadap saat sebelum bergerak.
84
Tabel 4.15 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 15 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 21 44,69%
2 1 9 19,14%
3 0 17 36,17%
Total 47 100%
Hasil tes 14 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 21 siswa dengan jumlah persentase 44,69%. b)
Nilai 1 sebanyak 9 siswa dengan jumlah persentase 19,14%. c) Nilai 0 sebanyak 17
siswa dengan jumlah persentase 36,17%.
5) Test 9
Test 9 ini terdiri dari melompat setinggi-tingginya, ayun kedua tungkai lurus
ke depan, saat melayang sentuh ujung jari kaki dengan jari kanan.
Tabel 4.16 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 9 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 22 46,80%
2 1 13 27,65%
3 0 12 25,53%
Total 47 100%
85
Hasil tes 9 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 22 siswa dengan jumlah persentase 46,80%. b) Nilai
1 sebanyak 13 siswa dengan jumlah persentase 27,65%. c) Nilai 0 sebanyak 12
siswa dengan jumlah persentase 25,53%.
6) Test 1
Test 1 ini terdiri dari Berdiri dengan kaki kiri. Membungkuk ke depan, dua
telapak tangan menyentuh lantai. Luruskan tungkai kanan ke belakang. Sentuhkan
dahi ke lantai, dan kembali ke posisi berdiri tanpa kehilangan keseimbangan.
Tabel 4.17 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 1 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 35 74,47%
2 1 6 12,77%
3 0 6 12,77%
Total 47 100%
Hasil tes 1 untuk siswa putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 35 siswa dengan jumlah persentase 74,47%. b) Nilai
1 sebanyak 6 siswa dengan jumlah persentase 12,77%. c) Nilai 0 sebanyak 6 siswa
atau dengan jumlah persentase 12,77%.
86
7) Test 3
Test 3 ini terdiri dari berdiri kaki rapat. Jongkok, kedua lengan berada di
antara tungkai, melewati bagian belakang pergelangan kaki, tautkan kedua belah
jemari tangan di depan pergelangan kaki. Pertahankan posisi ini selama lima
hitungan. 1001, 1002, 1003, 1004, 1005.
Tabel 4.18 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 3 Siswa Putra Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 32 68,09%
2 1 10 21,28%
3 0 5 10,63%
Total 47 100%
Hasil tes 3 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 32 siswa dan dengan jumlah persentase 68,09%. b)
Nilai 1 sebanyak 10 siswa dengan jumlah persentase 21,28%. c) Nilai 0 sebanyak 5
siswa dengan jumlah persentase 10,63%.
8) Test 12
Test 12 ini terdiri dari berlutut. Kedua telapak kaki menghadap ke atas
(punggung kaki melekat di lantai). Ayun kedua tangan, melompat, mendarat dengan
dua kaki. Sebelum melompat, kedua telapak kaki harus tetap menghadap ke atas.
87
88
Tabel 4.19
Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 12 Siswa Putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 43 91,49%
2 1 4 8,51%
3 0 0 0,00%
Total 47 100%
Hasil tes 12 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 43 siswa dengan jumlah persentase 91,49%. b) Nilai
1 sebanyak 4 siswa dengan jumlah persentase 8,51%. c) Nilai 0 sebanyak 0 siswa
dengan jumlah persentase 0,00%.
9) Test 11
Test 11 ini terdiri dari melompat ke atas dengan tumpuan kaki kanan. Ayun
kedua tungkai ke arah sisi kiri badan. Saat melayang, kedua kaki bertepuk. Saat kaki
bertepuk/ bersentuhan, posisi kaki berada di luar garis bahu. Mendarat dengan kaki
terbuka.
Tabel 4.20 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 11 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 44 93,61%
2 1 3 6,39%
89
3 0 0 0,00%
Total 47 100%
Hasil tes 11 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 44 siswa dengan jumlah persentase 93,61%. b) Nilai
1 sebanyak 3 siswa dengan jumlah persentase 6,39%. c) Nilai 0 sebanyak siswa
dengan jumlah persentase 0,00%.
10) Test 5
Test 5 ini terdiri Melompat setinggi-tingginya, sambil kaki bertepuk 2×,
mendarat dengan kaki terbuka.
Tabel 4.21 Tabel Analisis Deskriptif Persentase hasil Tes 5 Siswa Putri Sekolah
Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 2 4 8,51%
2 1 10 21,28%
3 0 33 70,21%
Total 47 100%
Hasil tes 5 untuk siswa putri Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten
Wonogiri: a) Nilai 2 sebanyak 4 siswa dengan jumlah persentase 8,51%. b) Nilai 1
sebanyak 10 siswa dengan jumlah persentase 21,28%. c) Nilai 0 sebanyak 33 siswa
dengan jumlah persentase 70,21%.
4.2.3 Rekapitulasi Analisis Diskriptif Persentase Siswa Putra
Table 4.22 Rekapitulasi Analisis Deskriptif Persentase Hasil Test Iowa-Brace
Test for Motor Educability Siswa Putra
No Jumlah Nilai Klasifikasi Frekuensi Persentase ( % )
1 57 – 69 Sangat Baik 29 51,79%
2 43 – 54 Baik 26 46,42%
3 33 – 41 Sedang 1 1,79%
4 23 – 31 Kurang 0 0.00%
∑f = 56 100%
Hasil Test Iowa-Brace Test for Motor Educability Siswa Putra Sekolah Dasar di
Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri: a) kategori sangat baik sebanyak 29 siswa
dengan jumlah persentase 51,79%. b) kategori baik sebanyak 26 siswa dengan
jumlah persentase 46,42%. c) kategori sedang sebanyak 1 siswa dengan jumlah
persentase 1,79%. d) kategori kurang sebanyak 0 siswa dengan jumlah persentase 0
%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.
90
Grafik 4.1. Hasil Test Iowa-Brace Test for Motor Educability Siswa Putra Sekolah Dasar di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
Junaidi, Said. 2003. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Universitas Negeri Semarang. Kelompok Kerja Nasional Garuda Emas. 2000. Pemanduan Bakat dan Pembinaan
Usia Dini. KONI. 2007. Pelatihan Olahraga Usia Dini. Jakarta : ASDEP KEMENPORA
Munandar, Utami.2009.Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta.Rineka
Cipta
Pramono, Harry Dkk. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta:
Balai Pustaka.
109
Rusli Lutan dan Sumardianto.2000.Filsafat Olahraga: Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional
Semiawan, Conny. 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo Soetrisno Hadi.2004.Metodologi Research.Yogyakarta:Andi Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
2. LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Penetapan Pembimbing
112
113
3. LAMPIRAN 3 Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas Ilmu Keolahragaan
114
4. LAMPIRAN 4 Surat Ijin Penelitian dari UPT-DISDIK Kecamatan Baturetno
115
5. LAMPIRAN 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian SD Negeri 1 Baturetno
116
SD Negeri 3 Baturetno
117
SD Negeri 4 Baturetno
118
6. LAMPIRAN 6 Daftar Nama Peserta IOWA-Brance Test for Motor Educability Siswa Putra
No Nama No Nama
1 RIKI FERIANTO 29 HERU NURURL A. 2 NUR SYAHID 30 JULIUS DIMAS W. 3 ANDIKA DIKI P. 31 MUH. FAQIH 4 SHIDIQ AM MA’RUF 32 MUH. RIDWAN 5 AFIF SYUKUR 33 NARWOTO 6 BAGAS PRIYANGGA 34 NASIP SAMBUDI 7 BASTIAN RISKY 35 REKHA CUCU K. 8 GADING SATRIO 36 ROKI TRI M. 9 GALIH PRIYO 37 SOFIAN TRI EFENDI 10 KODANG BHALAWA 38 SUPRI KURNIA 11 MOH. RAHMADANI 39 RATNA SUGARDA 12 SETYWAN 40 AGUNG WICAKSONO 13 ZHEIDAN ALVIAN 41 BENI SAPUTRO 14 GREALISTA 42 OKI ADITYA N. 15 YOHANES IVAN 43 ADI AHMAD 16 DENDY TIGARA 44 ANDIKA NUR 17 ALVIANTO ANDI 45 ANDREAS MAFIN 18 SRI HAMBUKA A. 46 ANGGITO ABI 19 FAHREZI EDO 47 ARAN SIDIQ 20 ABI RAMADHAN 48 ARIF DWI 21 AGA GILANG ARYADI 49 BIMANTARA SAKTI 22 ALI PRASETYO 50 CHAISAR UNGKI 23 ANGGA TOMI L. 51 RAFAEL C. 24 BAGAS PUTRA 52 ERVAN ERAWATI 25 BASTIAN SYAH 53 IQVALDO ALIF 26 CUK INDRA P. 54 THEO FEDO MILANO 27 FIRMAN W. 55 EDWIN P. 28 GALANG RAMA 56 ALYABI IQBAL
119
Siswa Putri
No Nama No Nama
1 FITRIA C 25 RINI PUJIASTUTI 2 IRMA DWI P 26 SEPTIANA DWI 3 MARIA M 27 ZULFA K HOIRUNISA 4 DINA MARDANI 28 ABELINDA 5 ALDA SURYA TRI 29 ANISA FELI 6 INTAN KURNIA 30 DEA FITRIANA 7 MARETA AYU 31 DEVA RAHMA 8 NABILAH AYU 32 DEVI RAHMA 9 NURUL FATIMAH 33 DIAN AYU W 10 SELFI TRI 34 DWI VITASARI 11 TRI PRASETYANING 35 INTAN KUMALASARI 12 WIDA SAPUTRI 36 MERNA SARI 13 YULITA RUMSORI 37 RATIH 14 SITI ASFIRA 38 RATIH SIBA RESMI 15 AHMES NUR 39 RENI JAYANTI 16 APRILIA DAMAYANTI 40 RIANTI 17 NIKEN SAPITRI 41 ROSA HANA 18 EVI LUTFIAH 42 ROSITA INTAN 19 ARSITA MAYA SARI 43 SARAS CAHYADEWI 20 AYU EKA MAULANA 44 SEPTIAN HAYU 21 BERLIANA P 45 SRI HUMAYAH 22 FINDRI RIYANDARI 46 REKA CUCUKARINA 23 FLOREN KRISNA 47 AFIFAH 24 MURDIANA
KUESIONER UNTUK GURU PENJASORKES SEKOLAH DASAR NEGERI
“PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010”
Dalam rangka Penelusuran Potensi Daerah Untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini Di Jawa Tengah Tahun 2010, kami mohon dengan harmat kesediaan bapak/ibu untuk membantu memberikan informasi melalui kuesioner dibawah ini, dengan memberikan jawaban berdasarkan pengalaman, pengamatan dan diisi dengan sebenar-benarnya yang sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Lengkap : ……………………. 2. Usia : ……………………. 3. Pekerjaan : …………………….
B. PERTANYAAN
1. Sebagai guru penjasorkes di SD, apakah anda setuju bila mata pelajaran
Penjasorkes diberi beban tugas menghasilkan siswa yang berprestasi di salah satu cabang olahraga? (Ya/Tidak). Bila anda setuju atau tidak setuju, jelaskan alasannya
2. Apakah selama menjadi guru Penjasorkes di SD, selain mengajar apakah anda juga melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler olahraga bagi siswa yang memiliki bakat dan minat untuk menjadi seorang atlit? (Ya/Tidak)
121
3. Bila Ya, apakah banyak siswa yang berminat ingin mengikuti program pembinaan ekstrakurikuler cabang olahraga yang anda kembangkan di sekolah (sebutkan kuantitas dan kualitas keikut sertaan siswa anda)
5. Pembinaan ekstrakurikuler olahraga yang selama ini anda lakukan, apakah ada siswa yang mampu berprestasi dan sampai tingkat mana prestasi yang mereka capai ?
6. Apakah sarana-prasarana dalam pelaksanaan pembinaan ekstrakurikuler olahraga di sekolah telah tercukupi ? ? (Ya/Tidak). Mengapa jelaskan alasannya ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
122
7. Apakah dalam proses pembinaan ekstrakurikuler olahraga di SD yang selama ini anda lakukan ada dukungan dari lembaga atau institusi, dan dari lembaga atau instusi mana saja yang banyak memberikan dukungan, dan dalam bentuk apa dukungan yang selama ini diberikan?
8. Bagi siswa yang mampu berprestasi dalam bidang olahraga, karena sering meninggalkan pelajaran di sekolah, bagaimana tanggapan guru bidang studi lain terhadap siswa tersebut?
KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SD NEGERI “PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN
OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010”
Dalam rangka Penelusuran Potensi Daerah Untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini Di Jawa Tengah Tahun 2010, kami mohon dengan harmat kesediaan bapak/ibu untuk membantu memberikan informasi melalui kuesioner dibawah ini, dengan memberikan jawaban berdasarkan pengalaman, pengamatan dan diisi dengan sebenar-benarnya yang sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan
A . IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap : …………………… 2. Usia : …………………… 3. Pekerjaan : ……………………
B. PERTANYAAN
1. Sebagai kepala sekolah, apakah di sekolah yang bp/ibu pimpin sampai saat ini juga menuntut siswa yang ada untuk mampu berprestasi dalam cabang olahraga tertentu ? (Ya/Tdk).
2. Bila Ya, apakah setuju bila melalui mata pelajaran Penjasorkes juga mampu menghasilkan siswa-siswi yang berprestasi di berbagai cabang lahraga? (Ya/Tdk)
3. Apakah selama ini di sekolah Bpk/Ibu menyelenggarakan pembinaan olahraga usia dini? (Ya/Tdk)
4. Untuk pelaksanaan pembinaan olahraga usia dini, apakah di sekolah Bp/Ibu juga mengembangkan program pengembangan diri ekstrakurikuler olahraga? (Ya/Tdk).
5. Bila Ya, ada berapa cabang lahraga apa yang selama ini telah dikembangkan melalui ekstrakurikuler?
8. Untuk pengembangan ekstrakurikuler olahraga yang dilaksanakan di sekolah Bp/Ibu, juga didukung oleh sarana dan prasarana yang diperlukan? (Ya/Tdk)
9. Bila Ya, apakah prasarana yang tersedia untuk pembinaan ekstrakurikuler olahraga tersebut, telah memenuhi standar? (Ya/Tdk)
10. Apakah pembinaan ekstrakurikuler olahraga di sekolah Bp/Ibu selama ini ditangani oleh pelatih yang berkualitas sesuai cabang olahraga yang dikembangkan, dan memiliki sertifikasi kepelatihan? (Ya/Tdk).
11. Berapa kali dalam seminggu pembinaan ekstrakurikuler olahraga di sekolah Bp/Ibu di laksanakan secara rutin? ………………………….
125
KUESIONER UNTUK TOKOH MASYARAKAT “PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN
OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010”
Dalam rangka Penelusuran Potensi Daerah Untuk Pembinaan Olahraga Usia Dini Di Jawa Tengah Tahun 2010, kami mohon dengan harmat kesediaan bapak/ibu untuk membantu memberikan informasi melalui kuesioner dibawah ini, dengan memberikan jawaban berdasarkan pengalaman, pengamatan dan diisi dengan sebenar-benarnya yang sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Lengkap : …………………… 2. Usia : …………………… 3. Pekerjaan : ……………………
B. PERTANYAAN
1. Apakah di kota/daerah tempat Bp/Ibu tinggal sekarang ini ada kegiatan pemassalan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat ? (Sebutkan jenis kegiatannya)
9. Dari hasil program pemassalan olahraga di daerah bp/Ibu tersebut, apakah ada tindaklanjut dengan program pembinaan olahraga usia dini ? (Ya/Tidak) ?
127
10. Bila Ya, cabang olahraga apa saja yang sampai sekarang telah dilakukan pembinaan mulai usia dini ?
11. Dalam pembinaan olahraga usia dini tersebut, apakah atlet yang dibina dipilih berdasarkan hasil tes pencarian bibit/bakat ? (Ya/Tidak)
12. Dalam pencaian bibit calon atlet, institusi apa yang selama ini dilibatkan atau siapa yang selama ini ditugasi untuk pemanduan bakat atlit yang akan dipilih ?
15. Dalam proses pembinaan olahraga yang telah dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan tersebut, cabang olahraga apa saja yang selama ini telah menunjukkan prestasi yang membanggakan bagi masyarakat, sejak mulai atlet usia dini sampai senior?
16. Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana olahraga di daerah Bp/Ibu (data kuantitatif dan kualitatif untuk sarana dan prasarana olahraga yang sesuai standar)? (sebutkan jumlah dan kondisi yang ada)