SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA EKONOMI ISLAM PADA TRANSAKSI JUAL BELI BUNGA HIAS DI PASAR TOSULO KAB.PINRANG Oleh HUSNAH. A NIM: 15.2200.093 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE 2020
81
Embed
SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA EKONOMI ISLAM …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA EKONOMI ISLAM PADA
TRANSAKSI JUAL BELI BUNGA HIAS DI PASAR TOSULO
KAB.PINRANG
Oleh
HUSNAH. A
NIM: 15.2200.093
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA EKONOMI ISLAM PADA
TRANSAKSI JUAL BELI BUNGA HIAS DI PASAR TOSULO
KAB.PINRANG
Oleh
HUSNAH. A
NIM 15.2200.093
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iii
IMPLEMENTASI PRINSIP ETIKA EKONOMI ISLAM PADA
TRANSAKSI JUAL BELI BUNGA HIAS DI PASAR TOSULO
KAB.PINRANG
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Hukum
Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Disusun dan Diajukan Oleh
HUSNAH. A
NIM: 15.2200.093
Kepada
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بســــــــــــــــــم الله الر
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur atas kehadirat
Allah swt atas kemudahan dan kenikmatan dalam mencapai tujuan hidup serta berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Hukum
(S.H) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, beserta para keluarga dan
sahabatnya.
Penulis mengucapkan terimah kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
Aris dan Ibunda Darma serta seluruh kelurga selalu memberikan motivasi, semangat,
dan doa yang terbaik untuk penulis.
Penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari Ibu Rusnaena,
M.Ag. selaku pembimbing I dan Bapak Wahidin, M.HI. selaku Pembimbing II, atas
segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis ucapkan banyak terima
kasih.
Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, baik yang berbentuk moral maupun material. Maka
menjadi kewajiban penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
sukarela membantu serta mendukung sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
viii
1. Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.S.i sebagai Rektor IAIN Parepare yang bekerja
keras mengelola pendidikan di IAIN Parepare.
2. Dr. Hj. Rusdaya Basri Lc., M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum Islam atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang
positif bagian mahasiswa.
3. Ibu Hj.Sunuwati, Lc.,M.HI. sebagai Penanggung Jawab Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah untuk semua ilmu yang telah di berikan kepada penulis.
4. Bapak/Ibu Dosen pengajar pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam yang
telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN
Parepare.
5. Kepala Akademik dan Perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh stafnya yang
telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN
Parepare, terutama dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Kepala Desa Massulowalie serta aparat desa yang terkait yang telah
membantu penulis dalam menyediakan data-data yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab setiap
pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti.
8. Sahabat Tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak
akan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan
perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis
yang telah mengukir selama ini Sukriani, Sunarti, Nur Qiswah, Dewi Yanti,
Megawati, Gifani safitri, Suarsi, Febriani Amalia, Tutut Handayani M. Semoga
silaturahmi kita tetap terjaga.
ix
9. Teman-teman angkatan 2015 dan seluruh teman-teman prodi Muamalah,
khususnya Muamalah 4, atas kebersamaannya selama ini.
Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak mendapat
balasan yang pantas dan sesuai dari Allah swt. Penelitian juga berharap
semogaskripsi ini bernilai ibadah di sisi-Nya dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya, khususnya pada lingkungan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
Islam (IAIN) Parepare.
Penulis menyadari bahwa penulissan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan sangat terbuka dan lapang dada
mengharapkan adanya berbaigai masukan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini meskipun berbagai hambatan. Semoga Allah swt selalu melindungi dan
meridhoi kita dan semoga aktivitas kita lakukan mendapat bimbingan dan ridho dari-
Nya. Amin.
Parepare, 09Oktober 2019
Penulis
HUSNAH.A
15.2200.093
x
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini:
NamaMahasiswa : Husnah. A
NomorIndukMahasiswa : 15.2200.093
Tempat/Tgl. Lahir : Patobong, 20 Maret 1997
Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Syariah dan Ilmu Hukum Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul“Implementasi
Prinsip Etika Ekonomi Islam Pada Transaksi Jual Beli Bunga Hias Di Pasar
Tosulo Kab.Pinrang”.benar-benar hasil karya sendiri dan jika dikemudian hari
terbukti bahwa ia merupakan duplikasi, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain,
maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Parepare, 2019
Penulis
Husnah. A
15.2200.093
xi
ABSTRAK
Husnah A. Implementasi Prinsip Etika Ekonomi Islam Pada Transaksi Jual Beli Bunga Hias di Pasar Tosulo Kab.Pinrang. (dibimbing oleh Rusnaena dan Wahidin).
Implementasi adalah tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang, cermat dan terperinci. Jadi, implementasi dilakukan jika sudah ada perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut.
Jual beli merupakan sebuah transaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yakni penjual dan pembeli dengan cara menukar barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari pihak satu ke pihak lainnya atas dasar saling merelakan. Jual beli di pasar merupakan tempat di mana masyarakat memenuhi kebutahan sehari-harinya. Di dalam etika jual beli itu yang jadi terpenting antara kedua belah pihak adalah harus ada kejujuran dan menhindari yang namanya Riba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktek jual beli bunga hias, serta implementasi prinsip etika ekonomi Islam pada transaksi jual beli bunga hias di pasar Tosulo Kab.Pinrang. jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan dalam mengumpulkan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang di gunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Praktek jual beli bunga hias di pasar Tosulo Kab.Pinrang yaitu yang dilakukan secara langsung, di mana pembeli datang langsung di tempat penjual untuk memilih bunga yang ingin di beli. Dalam praktek jual beli berpatok pada harga jual yaitu menyeimbangkan harga bunga hias yang akan di jual kembali. 2). Sebagian ada pedagang yang menggunakan prinsip etika ekonomi Islam dan ada pula yang belum menggunakan, dimana prinsip yang di gunakan pedagang yaitu prinsip kesatuan, prinsip kehendak bebas dan prinsip kebenaran. Dan prinsip yang belum sesuai dengan prinsip etika ekonomi Islam yaitu prinsip keseimbangan dan prinsip tanggung jawab
Kata kunci : Transaksi Jual Beli, Implementasi, Etika Ekonomi Islam
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
18Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya h. 621
19 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT Raja Grafndo Persada, 2005), h. 68.
27
Adapun jual beli menurut terminologi, para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikannya, diantaranya menurut ulama Mazhab Hanafi, pengertian jual beli
dibagi menjadi dua bagian: Pertama, saling menukar harta dengan harta melalui cara
tertentu; kedua, tukar menukar sesuatu yang didinginkn dengan sepadan melalui cara
tertentu yang bermanfaat. Sedangkan menurut ulama Mazhab Maliki, Syafi’i dan
Hambali, jual beli adalah saling tukar menukar dengan harta dalam bentuk
pemindahan milik dan kepemilikan. Dalam hal ini mereka melakukan penekanan
pada kata “milik” dan “pemilik” karena ada juga tukar menukar harta tersebut yang
sifatnya bukan pemilikan, seperti sewa menyewa (ijarah).20
Dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) pada bab V
1457, jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengingatkan
dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga
yang dijanjikan.21
Sedangkan Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah bab I
pasal 20 al-bay’ adalah jual beli antara benda dengan benda atau pertukaran benda
dengan uang.22
a. Berdasarkan dari defnisi tersebut dapat dipahami bahwa inti dari jual beli
adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai
nilai secara sukarela diantara dua belah pihak (penjual dan pembeli), pihak
yang satu memberi benda yakni pihak menjual dan yang lain menerimanya
yakni pembeli,
20
Abdul Aziz Dahlan, “Jual Beli” dalam Ensklopedia Hukum Islam (Cet. I; Jakarta: PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), h. 27.
21 Soedaryo Soimin, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Cet VII; Jakarta: PT Grafika,
2007), h. 356
22 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakt Madani (PPHIMM),Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (Cet I; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 15.
28
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara’dan
sesuai dengan kesepakatan.23
Dari beberapa pengertian jual beli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa jual beli merupakan tukar menukar barang dengan barang atau barang dengan
uang yang demikian melakukan ini akan menibulkan keterikatan bagi kedua belah
pihak (penjual dan pembeli), berupa kewajiban membayar harga dan menyerahkan
barang.
1. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Al-qur’an, Sunnah, dan ijmak
para ulama.24
Adapun dasar hukum Al-qur’an antara lain:
a. Al-qur’an
1. Q.S Al-Baqarah/2:27
بوا م ٱلر ٱلبيع وحره ٢٧٥وأحله ٱلله
Terjemahannya:
Padahal Allah swt telah meghalalkan jual beli dan mengharamkanriba.25
2. Q.S An-Nisa/4: 29
رة عن تر أن تكون تج طل إله لكم بينكم بٱلب ا أمو أيها ٱلهذين ءامنوا ل تأكلو اض ي
ا أنفسكم إنه ٱلله نكم ول تقتلو ٢٩كان بكم رحيما م
Terjemahannya:
23
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, h. 68.
24Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim Minhajul Muslim Mu’amalah (Bandung): Remaja
Rosda Karya, 1991), h.39.
25 Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahan, h. 47.
29
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah swat adalah Maha Penyayang kepadamu
26.
b. As-Sunnah
1.Hadis Hisyam bin ‘Ammar
حدهثنا هشام بن عمارز حدهثنااسماعيل بن عيل بن عبهاس ، عن بجيربن سعد،
بيدي، عن رسول الله عن خالد بن معدام بن ،عن الأمقدام بن معديكر ب الز
صلهى الله عليه وسلهم قل: "ماكسب الر جل كسهبا أطيب من عمل يده، وماانفق
جل على نفسه واهله وولده وخادمه،فهوصدقة الره27.
Artinya:
Azybaid Zubaidiy, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: Tidak ada hasil kerja tangannya Mewartakan kepada kami Hisyam bi’Ammar; mewartakan kepada kami Isma‘il bin ‘Ayyasy, dari bajir bin Sa’ad dari Khalid bin Ma’dan, dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib sendiri. Dan apa yang dinafkahkan seseorang untuk dirinya, istrinya anaknya dan pembantunya, maka nafkahnya adalah sedekah.
2. Hadis Rifa’ahh bin Rafi’:
عن رفاعة بن رضي الله عنه ان النهبي صلى الله عليه وسلهم سنل اى الكسب
جل بيده وكل بيع مبرورأ طيب ؟ قا ل : عمل الره28
Artinya:
Dari Rifa’ah bin Rafi ra. Ia berkata, bahwa Nabi saw. pernah ditanya: Usaha apakah yanag paling baik? Nabi saw menjawab: usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur. (diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim).
26
Kementerian Agam Republik Indonesia, AL-Quran dan Terjemahannya, h.83.
27 Abu Abdillah Muhammad Bin Al-Qazwiniy, Sunan Ibnu Majah (Beirut,Libanon: Darul Fikir, 1995), h. 673.
data baru dan pemahaman baru dari sumber data lainnya, sehingga akan diperoleh
suatu kesimpulan yang benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Penarikankesimpulan(Vertification)
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan danverifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 10
10
Aankomariah, MetodepenelitianKualitatif. h. 220
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Praktek jual beli bunga hias di pasar Tosulo
Praktek jual beli secara langsung adalah di mana pembeli dan penjual secara
langsung tatap muka, dan pedagang memperlihatkan atau mempromosikan langsung
barang dagangannya dan pembeli juga puas memilih barang yang mereka sukai tanpa
ada kecacatan barang, di dalam jual beli secara langsung ini terkadang pula ada
kegiatan tawar menawar.
Jual beli bagi umat Islam sudah menjadi hal yang biasa dilakukan sehari-
hari.Jual beli merupakan suatu bagaian dari Muamalah yang bisa dialami oleh semua
manusia sebagai sarana berkomunikasi dalam hal ekonomi.Jual beli merupakan salah
satu sarana pemenuhan kebutuhan yang sering dilakukan oleh individu satu dengan
individu lainnya.
Dalam Praktek Jual Beli secara langsung di mana penjua dan pembeli secara
langsung bertatap muka dan adanya sistem tawar menawar di dalamnya seperti yang
di jelaskan oleh salah satu pedagang bunga hias dipasar Tosulo Kab.Pinrang yang
menyatakan bahwa.
“Ya’ saya sebagai pedagang lebih nyaman dalam berdagang secara langsung dari pada online, karna kalau secara langsung itu saya langsung menerima uangnya dan pembeli juga langsung mengambil barangnya”
Berdasarkan hasil wawancara di atas pedagang bunga hias itu yaitu pedagang
ini lebih nyaman berdagang secara langsung karena pedagang tersebut langsung
menerima uang dan menyerahkan barang dengan pembeli langsung tanpa ada
perantara.
Dalam praktek jual beli secara umum itu berpatok pada harga jual atau
menyeimbangkan harga bunga hias yang akan dijual kembali seperti yang dijelaskan
oleh salah satu pedagang bunga hias dipasar Tosulo Kab.Pinrang yang menyatakan
bahwa.
“Bunga hias ini saya beli induknya dengan harga sekian kemudian kalau ada anaknya nanti 2-3 itu mi anaknya saya jual kembali di situ mi juga saya bisa dapat untung sedikit.”
1
Berdasarkan hasil wawancara di atas, pedagang bunga hias dalam prakteknya
jual beli itu yaitu menjual anak bunga hias dengan harga yang seimbang dengan
induk bunga hias yang dibeli di kebun bunga.Pedagang juga selektif dalam menilai
pembeli untuk memberikan harga.Seperti yang dijelasakan salah satu pedagang bunga
hias di pasar Tosulo Kab.Pinrang.
“Ada juga pedagang itu menilai pembeli kalau pintar-pintar tawar menawar pasti mi dikasih harga normal, dan ada juga pembeli kalau bilang penjual harga sekian pasti banyak untungnya na ambil dari pembeli yang kurang tawar menawar”
2
Berdasarkan hasil penelitian di atas, para pedagang melihat konsumen yang
berpengalaman dan yang tidak berpengalaman, kalau berpengalaman pedang itu tetap
kasih harga yang normal sedangkan yang tidak berpengalaman pedagang itu akan
mengambil keuntungan yang tinggi.
Dalam praktek jual beli itu juga perlu ada keakraban antara pedagang-
pedagang dan pembeli, tanpa keakraban itu pedagang itu akan sulit untuk mendapat
pelanggang seperti yang di kemukakan oleh salah satu pedagang bunga hias di pasar
Tosulo Kab. Pinrang yang mengatakan bahwa:
1Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
2Hj. Hapsah. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 13
Oktober 2019
“Saya berdagang bunga hias itu bukan karna mencari saingan tetapi saya berdagang mencari rejeki dan pelanggan, karna semakin banyak orang menjual produk yang sama dengan saya itu saya semakin suka, karna contoh kalau pembeli A mencari bunga kamboja tetapi di tempat saya lagi kosong jadi saya suruh pembeli ketempat sebelah.”
3
Berdasarkan hasil penelitian di atas, pedagang tersebut menjual bukan semata
mencari saingan tetapi dia senang kalau banyak yang menjual produk yang sama
karna makin gampang juga pembeli menemukan yang dia ingin beli.
Dalam jual beli ada juga pedagang bukan semata menjual tetapi pedagang
tersebut menjual karna hoby dengan bunga hias, dia hoby sambil berbisnis. Seperti
yang dijelaskan oleh salah satu pedagang bunga hias di pasar Tosulo kab.Pinrang
yang mengatakan bahwa:
“Saya berdagang bunga hias itu karna hoby mulai dari kecil itu sampai sekarang suka sama bunga hias sekaligus saya berbisnis.”
4
Berdasarkan hasil penelitian diatas, pedagang ini hoby dengan bunga hias
tetapi dia juga sambil berbisnis.
Dalam praktek jual beli ada pedagang yang menarik pelanggang agar bisa
merugikan pedagang yang lain, Seperti yang dijelaskan salah satu pedagang bunga
hias di pasar Tosulo Kab. Pinrang yang mengatakan;
“Kan penjul itu pasti ada keuntungan dan ada kerugian, kalau ramai ki sama pembeli banyak juga yang datang di tempat ta kalau cuek-cuek ki sama pembeli pasti mi banyak yang tidak mau datang di tempat ta.”
5
3Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
4Darma.Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 14 Oktober
2019
5Hj. Hapsah. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 13
Oktober 2019
“Ya’ kalau menjual ki itu pasti sabar menunggu pembeli, kalau ramai pasti ad juga laku dalam sehari tetapi kalau tidak, biasa ada yang laku biasa juga yang tidak ada sama sekali, karna kan banyak juga penjual bunga hias yang lain.”
6
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, pedagang ini ramai kepada
konsumen yang datang di tempatnya sehingga menarik banyak pelanggan dan
pedagang yang tidak ramai kepada konsumen tentu pelanggangnya lari.Dan pedagang
juga tentu harus sabar dalam menghadapi banyak pesaing.
4.1.1 Kualitas Bunga
Dalam hal ini tentunya pedagang juga memperhatikan kualitas bunga yang
akan di perjual belikan ke pada masyarakat yang punya hoby dengan bunga hias guna
untuk menentukan harga. Sebab tentu pembeli juga akan memperhatikan kualitas
bunga.
Seperti yang dikemukakan salah satu pembeli bunga hias di pasar Tosulo Kab.
Pinrang yang mengatakan bahwa:
“Saya hoby dengan bunga hias, maka dari itu kalau belli ka bunga saya sangat memperhatikan kualitasnya apakah bunga itu benar-benar subur yang di perjual belikan.”
7
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, sebagai pembeli yang hoby dengan
bunga tentu dia akan memperhatikan pertama adalah kualitasnya. Pedagang pun juga
harus memperhatikan kualitas bunga yang akan di jual agar tidak mengecewakan
pelanggan atau pembeli.
Seperti yang di jelaskan dalam salah satu penjual bunga hias di pasar Tosulo
Kab.Pinrang yang mengatakan bahwa:
6Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
7 Hj.Bahira. pembeli bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab.Pinrang, 15 Oktober
2019
“ Ya’ tentu kita sebagai pedagang itu harus jujur kepada pelanggang agar mereka tidak kecewa dan tidak taubat membeli di tempat kita”
8
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, bahwa pedagang itu berlaku jujur
kepada konsumen agar tidak mengecewakan pelanggannya.
4.2 Implementasi prinsip etika ekonomi Islam pada transaksi jual beli bunga
hias di pasar Tosulo.
A. Komuniksi
Komunikasi(communications): berkenaan dengan bagaimana kebijakan
dikomunikasikan pada organisasi dan atau publik, ketersedian sumberdaya untuk
melaksanakan kebijakan, sikap dan tanggap dari para pelaku yang terlibat, dan
bagaimana struktur organisasi pelaksanaan kebijakan. Komunikasi dibutuhkan oleh
setiap pelaksana kebijakan untuk mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Bagi
suatu organisasi, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide-ide
diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Komunikasi yang di maksud peneliti di sini yaitu komunikasi yang di lakukan antara penjual dan pembeli yang ada di Pasar Tosulo.“Komunikasi mereka sangat erat antara penjual-penjual dan pembeli, walaupun dalam berdagang mereka bersaing dengan cara persaingan yang tidak sehat, tetapi mereka selalu menjaga silaturahim antara pedagang.”
B. Ketersedian sumberdaya (resources) berkenaan dengan sumber daya pendukung
untuk melaksanakan kebijakan yaitu:
1. Sumber daya manusia:
8Darma.Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 14 Oktober
2019
Merupakan aktor penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan dan merupakan
potensi manusiawi yang melekat keberadaannya pada seseorang meliputi fisik
maupun non fisik berupa kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi baik dari
latar belakang pengalaman, keahlian, keterampilan dan hubungan personal.
2. Informasi:
Merupakan sumberdaya kedua yang paling dalam implementasi kebijakan.
Informasi yang di sampaikan atau diterima haruslah jelas sehingga dapat
mempermudah atau memperlancar pelaksanaan kebijakan atau program.
3. Kewenangan:
Hak untuk mengambil keputusan, hak untuk mengarahkan pekerjaan orang
lain dan hak untuk memberi perintah.
4. Sarana dan prasarana:
Merupakan alat pendukung dan pelaksanaan suatu kegiatan. Sarana dan
prasarana dapat juga disebut dengan perlengkapan yang dimiliki oleh organisasi
dalam membenatu para pekerja di dalam pelaksanaan kegiatan mereka.
5. Pendanaan:
Membiayai operasional implementasi kebijakan tersebut, informasi yang
relevan, dan mencukupi tentang bagaimana cara mengimplementasikan suatu
kebijakan, dan kerelaan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam
implementasi kebijakan tersebut. Hal ini dimaksud agar para implementator tidak
melakukan kesalahan dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut.
C. Sikap dan komitment dari pelaksanaan program (disposition):
Berhubungandengan kesediaan dari para implementor untuk menyelesaikan
kebijkan publik tersebut. kecakapan saja tidak mencukupi tanpa kesediaan dan
komitmen untuk melaksanakan kebijakan. Disposisi menjaga konsistensi tujuan
antara apa yang ditetapkan pengambilan kebijakan dan pelaksana kebijakan.
Kunci keberhasilan program atau implementasi kebijakan atau dukungan yang
telah ditetapkan.9
Prinsip adalah asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir yang
baik dan yang buruk dalam hak dan kewajiban moral akhlak. Dalam pelaksanaan
etika ekonomi Islam ada beberapa prinsip yang harus dianut oleh pelaku bisnis, yaitu
diantaranya prinsip kesatuan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan
kebenaran. Kelima prinsip ini merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan
kegiatan bisnis.
1. Prinsip kesatuan (Unity)
Prinsip kesatuan merupakan refleksi konsep tauhid yang memadukan seluruh
aspek kehidupan baik ekonomi social, politik budaya menjadi keseluruhan yang
homogen, konsisten dan teratur.Adanya dimensi vertikal (manusia dengan
penciptanya) dan horizontal (sesama manusia).Seperti dalam praktek berbisnis yaitu
“meninggalkan perbuatan yang tidak beretika dan mendorong setiap individu untuk
bersikap amanah karena kekayaan yang ada merupakan amanah Allah swt.”
Seperti yang dilakukan oleh pedagang dari bentuk kesatuannya terhadap Allah
swt pedagang tersebut tetap berdagang tetapi dia juga tidak meninggalkan
9Ramlah Tahir, Judul Skripsi Implementasi Akad Murabahah Terdapat Pembiyaan Take Over
Di Bank Muamalah Kota Pare-Pare 2013. h. 21
kewajibannya sebagai umat muslim, dimana ketika masuk waktu shalat dia tetap
mengerjakan shalat.
Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pedagang bunga hias di pasar Tosulo
kab.Pinrang yang mengatakan bahwa:
“Ya, saya tetap berjualan tetapi saya juga selalu ingat ketika masuk waktu shalat dan tidak meninggalkan kewajiban saya sebagai orang Islam, kan biasanya saya berjualan tidak sampai dhuhur ji di pasar jadi bisa saya shalat di rumah”
10
“Bukan cuman di pasar saja saya berjualan bunga tetapi di rumah juga biasanya ada pembeli langsung yang datang di rumah, ya’ sebagai umat muslim juga itu pasti mengerti kalau sudah masuk waktu shalat”
11
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa pedagang ini taat
kepada perintah Allah swt yaitu tetatap mengerjakan shalat dan tetap mengerjakan
pekerjaannya untuk mencari rejeki halal.Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa
pedagang bunga ini sudah melakasanakan usahanya sesuai dengan prinsip etika
ekonomi/bisnis Islam.
2. Prinsip keseimbangan (Equilibrium)
Prinsip keseimbangan, kebersamaan, dan kemoderatan merupakan prinsip etis
yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis.Seperti dalam praktek
berbisnis yaitu “tidak ada kecurangan dalam takaran dan timbangan, dan penetuan
harga berdasarkan mekanisme pasar yang normal.”
10
Darma.Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 14 Oktober
2019
11Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pedagang di pasar Tosulo kab.Pinrang
yang menyatakan bahwa:
“Pedagang itu melihat tergantung bagaimana cara pembeli yang suka tawar menawar pasti dapat harga yang normal tetapi kalau pembeli itu tidak tawar menawar pasti mi harga yang tinggi di kasih di situ mi juga pedagang bisa menyeimbangkan keuntungannya dari pembeli yang di kasih harga normal dan pembeli yang dikasih harga tinggi.”
12
“Ya’ saya sebagai pedagang bunga hias tentunya tidak mau memberikan harga yang tidak sesuai dengan harga bunga kan kita berdagang itu tentu mencari keutungan bukan hanya sebatas menjual saja.
13
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa
pedagang di bunga hias ini melakukan jual beli dengan mengarah pada prinsip
keseimbangan dan ada pula yang tidak adil dalam memberikan harga kepada
konsumen, pedagang memberikan harga sesuai dengan cara konsumen berbelanja.
3. Prinsip kehendak bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bebas memilih atau bertindak sesuai etika atau
sebalikanya, jika seorang menjadi muslim maka ia harus menyerahkan kehendak
kepada Allah swt. Seperti dalam praktek berbisnis yaitu “konsep kebebasan dalam
Islam lebih mengarah pada kerja sama, bukan persaingan apalagi sampai mematikan
usaha satu sama lain. Kalaupun ada persaingan dalam berbuat kebaikan.”
Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pedagang bunga hias dipasar Tosulo
Kab.Pinrang yang mengatakan bahwa:
12
Hj. Hapsah. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 13
Oktober 2019
13Hj. Hapsah. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 13
Oktober 2019
“Saya berdagang bunga hias itu bukan karna mencari saingan tetapi saya berdagang mencari rejeki dan pelanggan, karna semakin banyak orang menjual produk yang sama dengan saya itu saya semakin suka, karna contoh kalau pembeli A mencari bunga kamboja tetapi di tempat saya lagi kosong jadi saya suruh pembeli ketempat sebelah.”
14
“Ya’ namanya penjual itu tidak boleh memaksa dan tidak boleh melarang apabila ada pedagang lainnya yang ingin menjual jenis bunga seperti yang kita jual.”
15
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa para
pedagang dalam jual beli bunga hias itu mereka menerapkan prinsip etika
ekonomi/bisnis Islam yaitu kehendak bebas. Di mana pedagang bunga ini suka
apabila ada pedagang bunga yang lain.
4. Prinsip Tanggung jawab (Responsibility)
Prinsip tanggung jawab merupakan pertanggung jawaban atas setiap
tindakan.Prinsip pertanggung jawaban menurut Sayyid Quthb adalah tanggung jawab
yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga,
antara orang dan keluarga, antara individu dan masyarakat serta antara masyarakat
satu dengan masyarakat lainnya.Seperti dalam praktek berbisnis yaitu “Islam
melarang semua transaksi alegotoris seperti gharar, system ijon, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan salah satu pedagang bunga hias di pasar Tosulo
Kab.Pinrang yang menyatakn bahwa:
“Ya’ memang kalau ada konsumen yang membeli barang seperti mei instan atau barang-brang yang lain tanggal sudah rusak atau cacat yah mungkin itu masih bisa di kembalikan dan penjual bisa menukarnya, tidak seperti saya kan
14
Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
15
tempat tertentu yang saya jual bunga kalau sudah sampai di rumah konsumen dan bunganya rusak atau layu itu bukan salah pedagang.”
16
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa ada pedagang yang menjalankan etika ekonomi/bisnis Islam yaitu tanggung
jawab itu adalah resiko pedagang apa bila ada barangnya yang cacat dan rusak dan itu
hak pembeli mengembalikan. dan ada juga yang tidak menjalankan etika
ekonomi/bisnis Islam dalam berdagang karna ada barang yang bisa dikembalikan dan
bisa ditukar dan ada pula yang tidak bisa di tukar kembali.
5. Prinsip Kebenaran (Benevolence)
Prinsip kebenaran disini juga meliputi kebajikan dan kejujuran, maksud dari
kebenaran adalah niat, sikap dan perilaku benar dalam melakukan berbagai proses
baik itu proses transaksi, proses memporeleh komoditas, proses pengembangan
produk maupun proses pengembangan keuntungan. Seperti dalam praktek berbisnis
yaitu "adanya sikap kesukarelaan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi,
kerja sama atau perjanjian bisnis dan dan jujur dalam setiap proses transaksi bisnis.”
Seperti yang dikemukakan salah satu penjual bunga hias di Pasar Tosulo
Kab.Pinrang yang menyatakan bahwa:
“Saya itu sangat jujur kepada pembeli, seperti kalu ada pelanggan yang langsung ke rumah ingin membeli bunga, ada bunga yang tidak ingin saya jual tetapi pelanggang itu tetap memaksa ingin membeli dia bilang saya beli bunga ta ini harga yang tinggi dari harga yang kita belikan, Saya mengatakan kepada pelanggang itu kalau bunga ini sudah pindah tanah pasti mati itu dalam 1 minggu.”
17
16
Darma.Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 14 Oktober
2019
17Hj.Addasia. Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Labolong Kab. Pinrang, 12
oktober 2019
“Saya sebagai pedagang ini sangat jujur dengan pembeli karena saya takut mengecewakan pelanggang saya.”
18
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pedagang bunga hias ini menjaga kepercayaan pelanggannya dimana hal tersebut
terdapat dalam prinsip etika ekonomi/bisnis Islam yaitu prinsip kebenaran/kejujuran
supaya tidak merugikan antara penjual dan pembeli.
Berdasarkan dari beberapa keterangan di atas, dalam konteks prinsip etika
ekonomi /bisnis Islam yaitu Kesatuan, Keseimbangan/keadilan, kehendak bebas,
tanggung jawab, dan kebenaran/kejujuran.Maka dapat disimpulkan bahwa praktek
jual beli bunga hias di pasar Tosulo Kab.Pinrang, ada beberapa praktek jual beli yang
sesuai dengan prinsip etika ekonomi/bisnis Islam dan ada juga praktek jual beli yang
tidak sesuai dengan etika ekonomi/bisnis Islam.
18
Darma.Pedagang bunga hias, wawancara oleh peneliti di Tosulo Kab. Pinrang, 14 Oktober
2019
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan
dijelaskan pada BAB IV, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1 Praktek jual beli bunga hias
Dalam praktek jual beli bunga hias di pasar Tosulo Kab.Pinrang yang
dilakukan secara langsung, di mana pembeli datang langsung di tempat
penjual untuk memilih bunga yang ingin di beli. dan langsung
memperlihatkan atau mempromosikan langsung barang dagangannya dan
pembeli juga puas memilih bunga yang mereka sukai tanpa ada kecacatan , di
dalam jual beli secara langsung ini terkadang pula ada kegiatan tawar
menawar.
5.1.2 Implementasi prinsip etika ekonomi Islam pada transaksi jual beli bunga hias
di pasar Tosulo.
Pedagang di pasar Tosulo Kab. Pinrang ada yang sesuai dengan etika
beberdagang dan prinsip etika ekonomi/bisnis Islam dan ada juga yang tidak
sesuai dengan prinsip etika ekonomi/bisnis Islam. Prinsip etika ekonomi/bisnis
Islam yang diterapkan pedagang yaitu prinsip kesatuan (Unity), keseimbangan
(Equilibrium), kehendak bebas (Free Will), tanggung jawab (Responsibility)
dan prinsip kebenaran (Benevolence). Dan disini pedagang menggunakan 3
prinsip yang sesuai dengan prinsip etika ekonomi/bisnis Islam yaitu prinsip
kesatuan, kehendak bebas dan kebenaran. Dan ada pula pedagang harga
ditentukan oleh kemampuan riil masyarakat menggunakan 2 prinsip yang
belum sesuai dengan prinsip etika ekonomi/bisnis Islam yaitu prinsip
keseimbangan dan prinsip tanggung jawab.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas tentang
prinsip etika ekonomi Islam pada transaksi jual beli bunga hias di pasar tosulo
kab.Pinrang penulis memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan masukan
kepada pihak yang terkait, untuk menentukan kebijakan yang akan diambil di masa
yang akan datang.
5.2.1 Bagi para pedagang tanamam hias di pasar Tosulo di harapkan agar kiranya
meningkatkan kerja sama secara intern sesame pedagang dalam wadah
paguyubang yang terorganisir. Dan diharapkan pula dalam menjalankan
bisnisnya agar kiranya sesuai dengn syariat Islam, yang tidak bertentang
dengan prinsip etika berbisnis dan pedagang dapat bersaing secara sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim
Kementerian Agama RI.2011. Al-Fattah Al-Quran 20 Baris Terjemah, Bandung: CV
Mikhraj Khasanah Ilmu.
Abdillah Muhammad Bin Al-Qazwiniy,Abu. 1995. Sunan Ibnu Majah.
Beirut,Libanon: Darul Fikir
Adzikra Ibarahim, pengertian transaksi, bukti Transaksi dan jenis-jenis Transaksi,