Page 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses
belajar mengajar, karena dengan bantuan media, kerumitan materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik dapat disederhanakan, selain itu juga dapat mewakili apa yang kurang
mampu diucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu dapat tersampaikan. Sehingga peserta
didik dapat lebih mudah memahami materi ajar yang akan disampaikan.Upaya untuk
mengatasi kesulitan dalam belajar fisika, perlu menggunakan berbagai media yang ada
sehingga peserta didik (mahasiswa) memperoleh hasil belajar yang baik sekaligus
memahami konsep fisika dengan baik juga. Terlebih lagi, fisika merupakan salah satu
bidang ilmu penting dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). (Ramadhan, 2008 : 1). Media merupakan alat
bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
(Djamarah, 2006 : 121).
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, dapat
dijadikan sebagai media yang menunjang terciptanya alat bantu dalam proses
pembelajaran. Penggunaan software yang dikembangkan dengan program animasi
interaktif yang divisualkan serta dapat membuat peserta didik untuk memahami konsep –
konsep fisika yang dipelajari secara nyata. (Ramadhan, dkk. 2008 : 2).
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan. Animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan
sesuatu yang kompleks atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya gambar atau kata-kata
saja. Dengan kemampuan ini, animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatumateri
yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata. Dengan cara melakukan visualisasi
maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan. (Ramadhan, dkk. 2006 : 29).
Media animasi akan memberikan kesan menyenangkan dan membantu proses
pembelajaran dalam mengingat serta memahami konsep fisika. Karena, dalam media
animasi digunakan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan
menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafis. Penggunaan media animasi
akan mempermudahkan dalam menyampaikan materi ajarnya kepada peserta didik,
Page 2
2
sehingga dapat diamati proses fisika secara factual, yang selama ini banyak mahasiswa
menganggap konsep fisika adalah khayal atau imajinasi.
Dari tujuan pendidikan Nasional , maka secara umum tujuan mengajarkan fisika itu
antara lain :
1. Hukum-hukum dasar fisika yang dapat menerangkan segala peristiwa-peristiwa alam perlu
dipahami, karena hal itu dapat memberikan dasar yang kuat bagi mahasiswa dalam
memahami perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
2. Fisika dapat mengembangkan sikap kritis, sikap ingin tahu serta mengembangkan
ketangkasan dalam menerangkan masalah-masalah ilmiah dan dapat pula membentuk
manusia yang cakap dan terampil.
3. Pengajaran fisika itu hendaknya jangan hanya menyajikan fakta-fakta saja yang perlu
dihafalkan , tetapi mahasiswa perlu dibiasakan berpikir dan mengamati sendiri peristiwa-
peristiwa alam itu.
4. Dengan memberikan tugas-tugas atau percobaan yang langsung dapat diamati, maka
mahasiswa dapat diharapkan menghayati, kegairahan dalam mempelajari fisika, karena
mereka seakan-akan menemukan sendiri hukum-hukum yang menguasai alam ini.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetuhuan Alam umumnya, khususnya pada ilmu fisika,
situasi menuntut keterlibatan mahasiswa dalam mempelajari dan memahami gejala-gejala alam
yang timbul melalui pengamatan, latihan dan eksperimen.
Kegiatan belajar-mengajar fisika dengan penggunaan media animasi mahasiswa akan
lebih bergairah, termutivasi, beraktivitas, tekun bahkan merasa bangga , karena akan merasa
bisa menemukan dan menghayati sendiri sesuatu objek yang sesuai dengan yang
diharapkannya. Proses belajar-mengajar fisika dengan menggunakan media animasi akan
lebih mudah mentransfer konsep-konsep konkrit ke konsep-konsep abstrak. Dalam penelitian
ini, Peranan Media Animasi Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada
getaran gelombang.
B. Batasan Masalah
Batasan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Media animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa
sehingga menghasilkan gerakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
software Microsoft Power Point 2007.
3. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kesiapan belajar,
ketekunan belajar, keaktifan bertanya, kreativitas dan ide (gagasan) mahasiswa.
Page 3
3
4. Hasil belajar mahasiswa yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh
mahasiswa secara maksimal ditunjukkan dengan skor tes dari materi
gelombang.
5. Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Semester V Tahun
Ajaran 2014/2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muslim
Nusantara Al-Washliyah Medan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah, Apakah media animasi dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada materi gelombang ?.
D. Luaran Penelitian
1. Publikasi Ilmiah ( Jurnal Pedagogik ISSN : 1907-4077)
2. Dapat memberikan wacana baru tentang media serta kebijakan dalam
kegiatannya dengan pengembangan media agar pembelajaran lebih terarah.
Page 4
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah
“segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi.”(Sudrajat, 2008 : 1)
Media menurut AECT (Association of Education and Communication
Technology) adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan.
(Mustikasari,2008:1). Sedangkan Gagne (dalam Mustikasari,2008:1) mengartikan
media sebagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang
mereka untuk belajar. Briggs (dalam Mustikasari,2008:2) juga mengartikan media
sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik agar terjadi proses belajar.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu
meliputi alat bantu dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar (peserta didik). (Mustikasari,2008:2). Sebagai penyaji dan
penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili penyaji menyajikan
informasi belajar kepada peserta didik. Jika media itu didesain dan dikembangkan
secara baik, maka fungsi itu (sebagai penyaji dan penyalur pesan) akan dapat
diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan penyaji.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada
penyaji. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas penyaji yang
lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada peserta
didik yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama
pengajar menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi peserta
didik. Jika penyaji memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, penyaji
dapat berbagi peran dengan media. Peran penyaji akan lebih mengarah sebagai manajer
pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar peserta
didik dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing,
motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
Page 5
5
Menurut Gagne (dalam Warpala,2009:4), media diklasifikasi menjadi tujuh
kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak,
gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok
media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik
minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara
berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
Seels & Glasgow (dalam Arsyad,2007:33) mengelompokkan media ke dalam
dua kategori, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
Pilihan media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang
diproyeksikan, audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media
cetak, permainan dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa
media berbasis telekomunikasi dan media berbasis mikroprosesor.
Dalam penggunaan media, pengajar dapat mengembangkan media sesuai dengan
kemampuannya. Dalam hal ini terkait dengan kecermatan pengajar dalam memahami
kondisi psikologis peerta didik, tujuan metode dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian
dan keterpaduan dari semua unsur ini akan sangat mendukung pengembangan media
pengajaran.
Kegagalan seorang penyaji dalam mengembangkan media pengajaran akan
terjadi jika penguasaan terhadap karakteristik media sangat kurang. Terlebih lagi, jika
seorang penyaji tidak menguasai kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
media. Kriteria tersebut diantaranya adalah kemudahan dalam meng-akses media,
pertimbangan biaya, teknologinya tersedia dan mudah digunakan, memunculkan
komunikasi dua arah (interactivity), dukungan organisasi (misal kepala sekolah atau
yayasan), kebaruan media yang digunakan (novelty). (Ferry,2007: 98).
Pemanfaatan media tidak boleh asal-asalan menurut keinginan penyaji tidak
terencana dan sistematik. Penyaji harus memanfaatkannya menurut langkah-langkah
tertentu dengan perencanaan dan sistematik.
Ada enam langkah yang biasa ditempuh penyaji pada waktu ia menngajar
dengan menggunakan media. Adapun langkah – langkah itu adalah :
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media
2. Persiapan penyaji
Page 6
6
Pada fase ini, penyaji memilih dan menetapkan media yang akan dimanfaatkan
guna mencapai tujuan pengajaran.
3. Persiapan kelas
Pada fase ini, peserta didik harus memiliki persiapan sebelum mereka menerima
pelajaran dengan menggunakan media. Penyaji harus dapat memotivasi peserta
didik agar dapat menilai, dan menghayati pelajaran dengan menggunakan media
pengajaran.
4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media
Pada fase ini, keahlian penyaji sangat dituntut. Media digunakan penyaji untuk
membantu tugasnya dalam menjelaskan bahan pelajaran.
5. Langkah kegiatan belajar peserta didik
Pada fase ini, peserta didik belajar memanfaatkan media pengajaran. Pemanfaatan
media, bisa peserta didik sendiri yang mempraktekkannya ataupun penyaji
langsung memanfaatkannya.
6. Langkah evaluasi pengajaran
Pada langkah ini, kegiatan belajar dievaluasi sampai sejauh mana tujuan pengajaran
tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu
dapat menunjang keberhasilan proses belajar.
Dalam penggunaan media pembelajaran sebagai alat komunikasi khususnya
dalam hubungan proses belajar mengajar, kiranya harus didasarkan pada kriteria
pemilihan yang objektif. Sebab, penggunaan media pembelajaran tidak sekedar
menampilkan program pengajaran dalam kelas, tapi harus dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, strategi kegiatan belajar mengajar dan bahan belajar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas
pengadaan media pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Relevansi pengadaan media pendidikan
2. Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif
3. Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif
Media Animasi
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan. Animasi mewujudkan ilusi (illusion) bagi pergerakan dengan
Page 7
7
memaparkan atau menampilkan satu urutan gambar yang berubah sedikit demi sedikit
(progressively) pada kecepatan yang tinggi. (Suheri,2006:28).
Animasi pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam
berbagai kegiatan dari mulai kegiatan santai sampai serius, dari mulai sebagai fungsi
utama sampai fungsi tambahan atau hiasan. Sebagai media presentasi, animasi
digunakan untuk menarik perhatian peserta presentasi terhadap materi yang
disampaikan oleh presenter. Dengan penambahan animasi pada media presentasi
membawa suasana presentasi menjadi tidak kaku. Dengan penambahan animasi
diharapkan dapat tercapai penyampaian informasi atau terjadinya komunikasi yang baik
dalam kegiatan presentasi. Sebagai media ilmu pengetahuan, animasi memiliki
kemampuan untuk dapat memaparkan sesuatu yang rumit atau kompleks untuk
dijelaskan dengan hanya gambar atau kata-kata saja. Dengan kemampuan ini, maka
animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata tidak dapat
terlihat oleh mata. Dengan cara melakukan visualisasi maka materi yang
dijelaskan dapat tergambarkan.
Media animasi merupakan peralatan elektronika digital yang dapat memproses
suatu masukan untuk menghasilkan suatu keluaran yang bekerja secara digital. Media
ini dirancang menggunakan komputer dengan memanfaatkan software (perangkat
lunak) tertentu seperti macromedia flash, microsoft power point, camtasiastudio dan
lain-lain.
Berbagai inovasi pembelajaran dengan upaya perluasan bahan ajar telah
memposisikan komputer sebagai alat yang memberikan kontribusi yang positif dalam
proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran fisika. Lee (dalam Ena,2007:3)
merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai media
pembelajaran. Alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi, meningkatkan
pembelajaran, materi yang otentik, interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak terpaku
pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
Dalam perancangan media animasi, dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Concept, tahapan ini menentukan konsep dari animasi yang akan dibangun. Pada
tahapan ini, dianalisa tujuan dari pembuatan animasi. Tujuan tersebut ditentukan
berdasarkan materi ajar yang akan diajarkan, selanjutnya menentukan objek
multimedia yang akan digunakan.
Page 8
8
2. Design, tahapan dimana dilakukan perancangan terhadap animasi yang akan dibuat
dengan melakukan pembuatan skenario dan storyboard animasi. Pembuatan
skenario adalah dengan menyusun materi yang akan diajarkan pada setiap
pertemuan pembelajaran beserta cara penyampaiannya dengan memberikan
deskripsi materi dan media penyampaiannya dengan menggunakan suara, gambar,
animasi, atau video. Pembuatan storyboard dilakukan untuk menjelaskan skenario
secara lebih detail dari detik demi detik. Storyboard menjelaskan tentang susunan
materi yang disampaikan pada detik demi detik beserta suara, grafis, animasi dan
video yang dibutuhkan.
3. Material collection, tahapan pengumpulan objek yang akan digunakan berdasarkan
konsep dan rancangan. Pada tahapan ini, pengumpulan objek dapat dilakukan
berupa pembuatan teks, pengumpulan/koleksi teks, pembuatan grafis, pengambilan
gambar, pengumpulan suara, editing suara, pembuatan atau capture video, editing
video, penganimasian.
Pembuatan objek multimedia, dilakukan dengan menggunakan Hardware dan
Software berbasis multimedia.
4. Assembly, tahapan perakitan objek yang telah dibuat pada tahap material collection
dengan melakukan penggabungan animasi, video, suara, dan grafis menjadi suatu
5. keselarasan dalam tampilan maupun suara. Tahapan perakitan dilakukan dengan
melakukan pemrograman terhadap susunan objek berdasarkan storyboard yang
telah dirancang.
6. Testing, melakukan pengujian terhadap program yang dibuat, serta menguji urutan
program dengan kesesuaian skenario dan storyboard. Jika ternyata terjadi
ketidaksesuaian maka akan dilakukan perbaikan dengan meninjau kembali
perancangan dan melakukan tahapan berikutnya sampai terjadi kesesuaian.
7. Distribution, tahapan dimana hasil animasi akan disebarluaskan atau penyimpanan
hasil.
Kelebihan penggunaan media animasi :
1. Animasi merupakan media yang sangat efektif untuk proses terjadinya
perubahan.
2. Animasi dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit
3. Dapat menjelaskan konsep yang sulit sehingga mudah untuk dimengerti
Page 9
9
4. Dapat memvisualkan yang sulit diambil oleh kamera video
5. Media animasi lebih interaktif , individual, fleksibel, cost effectiveness (efisiensi
biaya), memberi motivasi, memberikan umpan balik, dan lain-lain.
Kekurangan penggunaan media animasi,diantaraya:
1. Hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah diprogramkan
2. Memerlukan peralatan (komputer) multimedia
3. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional (ketrampilan
khusus)
4. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Kontribusi Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
Secara umum kontribusi media pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara pengajar dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan
efisien. Menurut Kemp & Dayton (dalam Arsyad,2007:21), kontribusi media
pembelajaan terhadap hasil belajar peserdidik, diantaranya adalah :
a. Penyampaian pesan dapat lebih berstandar
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar peengajar dapat
dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara peserta
didik dimanapun berada.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna,
baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu pengajar untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa
media pengajar cenderung bicara satu arah.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Pengajar tidak harus menjelaskan materi
ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media,
peserta didik akan lebih mudah memahami pelajaran.
Page 10
10
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
Media pembelajaran dapat membantu peserta didik menyerap materi belajar lebih
mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari pengajar saja,
peserta didik kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman
peserta didik akan lebih baik.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa
tergantung seorang pengajar.Perlu kita sadari waktu belajar di kampus sangat
terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan kampus.
g. Sikap positif pesera didik terhadap materi dan proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong peserta didik
untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
h. Peran guru berubah kearah yang lebih positif.
Pengajar dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan
belajar peserta didik, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa
fungsi. Nana Sudjana (dalam Djamarah,2006 : 134) merumuskan fungsi media
pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut :
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur
yang harus dikembangkan oleh pengajar.
3. Media pengajaran dalam pengajaran, penggunaannya integral dengan tujuan dan isi
pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan)
media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
Page 11
11
4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti
digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhati-
an peserta didik.
5. Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu pesert didik dalam menangkap pengertian yang
diberikan oleh pengajar.
6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar
mengajar. Dengan perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai
peserta didik akan tahan lama diingat peserta didik, sehingga mempunyai nilai tinggi.
3. Aktivitas Belajar
Belajar bukan kegiatan menghafal suatu konsep, pengertian dari suatu materi
pelajaran. Namun, pada hakekatnya belajar tidak terlepas dari melakukan suatu tindakan
ataupun aksi yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi orang yang melakukannya.
Tindakan tersebut dinamakn aktivitas.
Sudirman(2009.2995) mengatakan bahwa ‘pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku’. Maka tidak ada belajar tanpa disertai
aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam
interaksi belajar mengajar.
Di kampus seorang dosen berperan sangat penting untuk dapat meningkatkan
aktivitas belajar mahasiswaagar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Proses
pembelajaran yang dilakukan dalam ruang kuliah merupakan aktivitas
mentranformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dosen diharapkan mampu
mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar, dan potensi yang dimiliki
mahasiswa serta dosen perlu menimbulkan aktivitas mahasiswa dalam berpikir(psikis)
maupun dalam berbuat(fisik). Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat kepada
mahasiswa sehingga mahasiswa aktif dalam proses pembelajaran.
B. Kerangka Konseptual
Proses belajar mengajar getaran gelombang haruslah melibatkan mahasiswa
secara aktif. Dengan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses belajar mengajar
getaran gelombang, maka diperoleh kebaikan-kebaikan sebagai berikut :
Page 12
12
Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, atau lebih mudah diingat
bila dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh secara lain.
Konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang
mahasiswa lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru.
Meningkatkan penalaran mahasiswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas
serta melatih keterampilan kognitif mahasiswa untuk menemukan dan
memecahkan masalah.
Menurut pendapat para ahli pengertian fisika adalah suatu teori yang
menerangkan gejala-gejala alam dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-
kenyataan persyaratan dasar untuk memecahkan persoalan dengan mengamati gejala-
gejalanya.
Dari defenisi diatas jelas bahwa fisika menerangkan tentang fakta,konsep,prinsip
dan prosedur.
Fakta adalah sesuatu yang dapat dihubungi atau kontak oleh manusia melalui
indera. Hubungan-hubungan yang dimiliki oleh benda-benda adalah konkrit.
Konsep adalah suatu ide/gagasan yang digeneralisasikan dar pengalaman-
pengalaman tertentu dan relevan.
Prinsip adalah generalisasi yang meliputi konsep-konsep yang berkaitan. Dari
penjelasan diatas, maka dalam setiap proses belajar mengajar fisika lebih baik
ditunjukkan dulu fakta-fakta baru mahasiswa belajar mengenai konsep dan
prinsip.
Pengetahuan tentang lingkungan(benda-benda dan gejala alam)
diperoleh/dipelajari melalui indera menjadi pembendaharaan pengetahuan. Jadi
penegtahuan tentang lingkungan lebih baik dipahami/dimiliki/dikuasai mahasiswa
dengan bantuan media dan alat peraga. Alat peraga merupakan alat bantu
belajar(learning aids) untuk menjelaskan fakta-fakta atau gejala alam. Khusus dalam
fisika getaran gelombang peneliti ingin mengetahui hasil belajar mahasiswa yang
menggunakan atau alat bantu belajar.
Page 13
13
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui peranan penggunaan media animasi terhadap aktivitas belajar
Mahasiswa pada Getaran Gelombang.
2. Mengetahui peranan penggunaan media animasi terhadap hasil belajar mahasiswa
pada getaran gelombang.
B. Manfaat Penelitian
Pada umummnya seetiap hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi
untuk mengadakan perbaikan, perubahan dan sebagai pedoman. Adapun manfaat dari
penelitian ini :
1. Untuk mendapatkan umpan balik tentang pelaksanaan proses perkuliahan di
program studi pendidikan fisika jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam FKIP UMN Al Washliyah Medan tentang materi Getaran
Gelombang sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan.
2. Sebagai masukan bagi dosen pengampu mata kuliah getaran gelombang, agar
lebih efektif dan inovatif khususnya dalam memilih media pengajaran yang
bernilai efektif dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dan studi komparasi dalam melakukan
penelitian lanjutan, tentunya penelitian yang berkaitan dengan media
perkuliahan.
4. Penelitian ini dapat memberikan wacana baru tentang media serta kebijakan
dalam kaitannya dengan pengembangan media, agar perkuliahan lebih terarah.
Page 14
14
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini yang akan dilakukan mulai dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2014.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di program studi pendidikan Fisika jurusan pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah Medan
B.Metode dan Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan
suatu pendekatan untuk meningkatkan hasil pendidikan dengan melakukan perubahan
ke arah perbaikan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini
sekurang-kurangnya terdiri dari dua siklus tindakan berurutan. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dalam upaya meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar Getaran gelombang. Pada setiap siklus diakhiri dengan diadakannya tes
hasil belajar dan observasi terhadap aktivitas belajar mahasiswa. Secara garis besar
dalam satu siklus terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu, (1) Planning
(Perencanaan), (2) Acting (Pelaksanaan), (3) Observing (Pengamatan), (4) Reflecting
(Refleksi).
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan melakukan siklus penelitian
yang terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, sekali
pertemuan setara dengan (3x45) menit, sehingga peningkatan aktivitas mahasiswa
dalam pembelajaran Getaran gelombangtercapai.
Jika dari jumlah mahasiswa 85% telah mencapai kriteria kelulusan minimum
maka media animasi dapat dikatakan mengalami peningkatan atau ada perubahan jadi
hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar peningkatan hasil belajar
mahasiswa untuk melakukan rancangan tindakan selanjutnya.
Page 15
15
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing siklus adalah sebagai
berikut:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan )
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
Membuat SAP yang akan dilaksanakan dengan media animasi
Membuat skenario pembelajaran
Membuat LKM
Membuat lembar observasi dan pre-test
2. Pelaksanaan Tindakan
Page 16
16
Memberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran
Menyampaikan materi perkuliahan
Penguatan dan menyimpulkan materi perkuliahan yang dibahas secara bersama-
sama
Dosen dan kolaborator melakukan observasi
3. Pengamatan
Mengisi lembar observasi aktivitas mahasiswa
Mengkoreksi tes hasil belajar mahasiswa
4. Refleksi
Menganalisi data untuk melihat sejauh mana peningkatan aktivitas belajar dan
hasil belajar mahasiswa
SIKLUS II
1. Perencanaan
Membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
2. Pelaksanaan
Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
3. Pengamatan
Melakukan pengamatan lebih tajam terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar
mahasiswa
4. Refleksi
Menganalisis dan membuat kesimpulan tentang keberhasilan media animasi
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa
Dalam hal ini, Jika dari jumlah mahasiswa 85% telah mencapai kriteria kelulusan
minimum, maka penerapan media animasi dalam penelitian ini dikatakan mengalami
peningkatan atau berhasil. Jadi hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan sebagai
dasar peningkatan hasil belajar mahasiswa untuk melakukan rancangan tindakan pada
siklus selanjutnya
Page 17
17
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan Fisika jurusan
Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UMN Al Washliyah stambuk 2012 yang berjumlah 40 orang. Objek
penelitian ini adalah penggunaan media animasi dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi Getaran gelombang mahasiswa.
D. Variabel dan Indikator
Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar materi Getaran
gelombang mahasiswa. Indikator dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari
hasil test yang diperoleh dari tiap siklus.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes Hasil Belajar
Menggunakan instrumen soal yang digunakan untuk menyaring kemampuan
hasil belajar mahasiswa sesudah pembelajaran.
2. Observasi aktivitas mahasiswa
Menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas belajar
mahasiswa dan peneliti sebagai dosen dalam kelas selama proses belajar
mengajar.
E.Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan hasil tes belajar
mahasiswa. Tes yang diberikan berupa tes essay. Lembar observasi digunakan untuk
mengukur tingkat akativitas belajar mahasiswa.
F.Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis untuk mengetahui tingkat aktivitas dan hasil
belajar mahasiswa. Untuk menghitung aktivitas mahasiswa digunakan lembar observasi
aktivtas mahasiswa.
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan dan untuk
mengetahui gambaran tentang hasil belajar mahasiswa,maka seorang mahasiswa
Page 18
18
dinyatakan telah mencapai kompetensi jika mahasiswa memperoleh skor 70 dan kelas
dinyatakan tuntas terhadap suatu materi perkuliahan jika skor rata rata kelas mencapai
85.
1.ketuntasan belajar individual
Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar mahasiswa secara individu
dihitung dengan rumus :
P = 𝑆𝑖
𝑠𝑡x 100% (Trianto,2011:241)
Dimana :
P = Persentase ketuntasan belajar mahasiswa
Si = skor yang diperoleh mahasiswa
St = skor maksimalmahasiswa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
0% < P < 65% mahasiswa belum tuntas belajar
65% ≤ P ≤100% mahasiswa sudah tuntas dalam belajar.
Sedangkan persentase ketuntasan belajar mahasiswa secara keseluruhan di
hitung dengan rumus:
PK = 𝑥
𝑁x 100% (Trianto,2011:241)
Dimana :
PK = persentase ketuntasan belajar seluruhannya
X = Jumlah mahasiswa
N = jumlah mahasiswa yang tuntas belajar
Kriteria :
Ketuntasan belajar secara klasikal dan berlaku jika dalam kelas tersebut terdapat 85%
mahasiswa yang telah mencapai di atas 65%.
G.Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah, Media animasi dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar getaran gelombang mahasiswa.
Page 19
19
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang diperoleh melalui instrument penelitian dianalisis
berturut-turut sebagai berikut :
SIKLUS I
1. Aktivitas Belajar
Dari hasil observasi diperoleh data aktivitas belajar mahasiswa sebagai berikut:
TABEL I
AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA SIKLUS I
Aspek yang diamati
Kesiapan Belajar
Ketekunan Belajar
Keaktifan Bertanya
Kreativitas Ide (gagasan)
Persentase 58 % 45,75 % 40,25 % 38,25 % 35,25 %
Rata-rata 43,5 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 58% kesiapan
belajar, 45,75% ketekunan belajar, 40,25 % keaktifan bertanya, 38,25 % kreativitas, dan
35,25 % ide (gagasan). Rata-rata pada siklus I hanya sekitar 43,5%. Maka aktivitas pada
siklus I belum memenuhi kriteria yang diharapkan sehingga perlu perbaikan pada siklus
berikutnya yaitu pada siklus II.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut :
Gambar 2. Diagaram batang aktivitas belajar mahasiswa siklus II
0
5
10
15
20
25
30
ksb ktb kab krt ide
1814 13
17 16
26
17 1620
17
Pertemuan 1
Pertemuan II
Aspek yang Diamatiksb = kesiapan belajar kab = keaktifan bertanya ide (Gagasan)ktb = ketekunan belajar krt = kreatifitas
Page 20
20
Dari diagram di atas, terlihat peningkatan aspek pada pertemuan ke-1 dan ke-2
yaitu aspek kesiapan belajar 18 orang meningkat 26 orang, ketekunan belajar 14 orang
meningkat 17 orang, keaktifan belajar 13 orang meningkat 16 orang, kreativitas 17
orang meningkat 20 orang, dan gagasan 16 orang menjadi 17 orang.
2. Hasil belajar
Hasil belajar siklus I yang diperoleh dari hasil tes melalui instrument dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL II
HASIL BELAJAR MAHASISWA SIKLUS I
Persentase ketuntasan Jumlah mahasiswa Kriteria
85%-100% 7 Sangat tuntas
70%-84% 16 Tuntas
55%-69% 11 Kurang tuntas
0%-54% 6 Tidak tuntas
Dari tabel di atas, terlihat mahasiswa yang sangat tuntas 7 orang, yang tuntas 16
orang, kurang tuntas 11 orang dan yang tidak tuntas 6 orang.
Ketuntasan hasil belajar mahasiswa dapat juga dilihat pada tabel III berikut :
TABEL III
KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS I
Ketuntasan belajar Jumlah mahasiswa Persentase
Tuntas 23 57,5%
Tidak tuntas 17 42,5%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut :
Gambar 3. Diagram batang ketuntasan hasil belajar siklus I
23
17
0
10
20
30
Ketuntasan
Tuntas
Tidak Tuntas
Page 21
21
Dari tabel dan gambar di atas, terlihat bahwa mahasiswa yang tuntas sebanyak
23 orang (57,5%) dan yang tidak tuntas 17 orang (42,5%), dengan rata-rata 69,12. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil ketuntasan belajar masih tergolong rendah.
3. Analisis data
Data yang diperoleh dari instrument penelitian dengan menggunakan media
animasi yaitu data tentang aktivitas belajar dan hasil belajar pada siklus I.
Untuk menghitung aktivitas belajar digunakan lembar observasi aktivitas belajar
mahasiswa dan data tentang hasil belajar getaran gelombang mahasiswa akan disajikan
untuk menghitung ketuntasan per individu dan ketuntasan klasikal. Berdasarkan KKM
yang dibuat, seorang mahasiswa dikatakan tuntas belajar atau mencapai kompetensi
yang diajarkan apabila mahasiswa tersebut memperoleh skor 70. Untuk mengukur
tingkat ketuntasan mahasiswa dalam belajar digunakan rumus :
KB = 𝑇
𝑇𝑡 x 100%
Misalnya untuk menghitung ketuntasan mahasiswa A adalah sebagai berikut :
KB = 75
100 𝜒 100%
Ketuntasan belajar = 75
Jadi daya serap mahasiswa A adalah 75. Untuk nama- nama mahasiswa
selanjutnya dihitung berdasarkan rumus di atas. Kelas dinyatakan mencapai ketuntasan
jika ≥ 85% dari jumlah keseluruhan mahasiswa mencapai KKM yang diterapkan.
Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
D = 𝑋
𝑁 𝜒 100%
Dari rumus diatas, maka ketuntasan klasikal siklus I adalah sebagai berikut :
D = 23
40 X 100%
D = 57,5%
Page 22
22
Pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal karena hanya 57,5%
mahasiswa yang tuntas belajar , sedangkan kelas dinyatakan mencapai ketuntasan jika ≥
70% jumlah keseluruhan mahasiswa.
4. Refleksi (reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dapat
dilihat bahwa aktivitas belajar mahasiswa masih kurang, sebagian mahasiswa belum
terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan media animasi. Masih banyak
aktivitas mahasiswa yang masih pasif, masih ada mahasiswa yang belum bisa
menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini bisa dilihat dari
hasil observasi terhadap aktivitas belajar mahasiswa bahwa rata-rata hanya 45,5%.
Pada test siklus I terdapat 23 orang (57,52%) yang tuntas dan 17 orang (42,5%)
yang tidak tuntas dengan rata-rata 69,12. Namun rata-rata pada siklus I ini masih
tergolong kurang dan perlu dilanjutkan pada siklus II.
Untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan keberhasilan yang telah
dicapai pada siklus I, maka pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencanaan sebagai
berikut :
- Lebih memotivasi mahasiswa agar lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran
- Memberikan pengakuan dan penguatan kepada mahasiswa agar lebih semangat
belajar lagi.
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan selama siklus I dijadikan sebagai
bahan masukan untuk perbaikan-perbaikan dalam merancang perencanaan pada siklus I.
SIKLUS II
1. Aktivitas belajar
Berdasarkan observasi diperoleh data aktivitas mahasiswa sebagai berikut:
TABEL IV
AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA SIKLUS II
Aspek yang diamati
Kesiapan belajar
Ketekunan belajar
Keaktifan bertanya
kreativitas Ide (gagasan)
Persentase 80% 67,50% 61,25% 78,75% 71,25%
Rata-rata 71,75%
Page 23
23
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II terdapat 80% yang kesiapan
belajar, 67,5% ketekunan belajar, 61,25% keaktifan bertanya, 78,75% kreaktivitas, dan
71,25% ide. Rata-rata pada siklus II hanya 71,75%. Maka dapat dikatakan bahwa
aktivitas pada siklus II memenuhi kriteria yang diharapkan sehingga tidakperlu
dilanjutkan siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut :
Gambar 4. Diagaram batang aktivitas belajar mahasiswa siklus II
Dari gambar diatas, terlihat peningkatan aspek kesiapan belajar 29 orang
meningkat 35 orang, ketekunan belajar 25 orang meningkat 29 orang, keaktifan
bertanya 21 orang meningkat 28 orang, kreaktivitas 27 orang meningkat 36 orang, dan
ide 25 orang menjadi 32orang. Hal ini terlihat dari aktivitas mahasiswa dalam proses
belajar mengajar sudah mengarah kepada pembelajaran aktif secara lebih baik.
Mahasiswa mampu menghargai pendapat dan mendengar arahan, serta mahasiswa juga
mulai mampu berpastisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas
yang diberikan.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
29
25
21
2725
35
29 28
36
32
Jum
lah
Mah
asis
wa
Aspek yang diamati
Aktivitas Belajar Siklus IIPertemuan I Pertemuan II
Page 24
24
2. Hasil belajar
Tes hasil belajar mahasiswa siklus II ini disajikan pada tabel dibawah ini
(tabel V) :
TABEL V
NILAI TEST HASIL BELAJAR SIKLUS II
Persentase keuntungan Jumlah mahasiswa Kriteria
85%-100% 13 Sangat tuntas
70%-84% 17 Tuntas
55%-69% 5 Kurang tuntas
0%-54% 5 Tidak tuntas
Dari tabel diatas, terlihat mahasiswa yang sangat tuntas 13 orang, yang tuntas 17
orang, kurang tuntas 5 orang dan tidak tuntas 5 orang.
Ketuntasan hasil belajar mahasiswa dapat juga dilihat pada tabel berikut:
TABEL VI
KETUNTASAN BELAJAR SIKLUS II
Ketuntasan belajar Jumlah mahasiswa Persentase
Tuntas 35 87,5%
Tidak tuntas 5 12,5%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 5. Diagram batang ketuntasan hasil belajar siklus II
0
20
4035
5
Jum
lah
Ke
tun
tasa
n
Siklus II
Nilai Hasil Belajar Siklus IItuntas tidak tuntas
Page 25
25
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa mahasiswa yang tuntas
sebanyak 35 orang (87,5%), dan yang tidak tuntas sebanyak 5 orang (12,5%) dengan
rata-rata 80,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan hasil belajar
mahasiswa meningkat dari siklus I. Maka pembelajaran pada siklus II dinyatakan tuntas.
3. Analisis data
Data yang diperoleh dengan menggunakan media animasi dalam pembelajaran
getaran gelombang yaitu data tentang aktivitas belajar dan hasil belajar mahasiswa pada
siklus II dikatakan tuntas. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
KB = 𝑇
𝑇𝑡 x 100%
Misalnya untuk menghitung ketuntasan mahasiswa A adalah sebagai berikut :
KB = 85
100 𝜒 100 %
Ketuntasan belajar = 85
Jadi daya serap mahasiswa A dalam belajar getaran gelombang adalah 85.
Untuk mahasiswa selanjutnya dihitung berdasarkan rumus di atas. Kelas
dinyatakan mencapai ketuntasan jika ≥ 85% dari jumlah keseluruhan mahasiswa
mencapai KKM yang diterapkan.
Jadi ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
D = 𝑋
𝑁 𝜒 100%
Dari rumus di atas, maka ketuntasan klasikal siklus II adalah sebagai berikut :
D = 35
40 X 100%
D= 87,5%
Pada siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal karena hanya 87,5%
mahasiswa yang tuntas belajar, sedangkan kelas dinyatakan mencapai ketuntasan jika ≥
70% jumlah keseluruhan mahasiswa. Maka siklus II hasil belajar mahasiswa telah
tuntas.
Page 26
26
4. Refleksi (reflection)
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan media animasi dapat dilihat bahwa aktivitas belajar mahasiswa sudah
baik dan mengalami peningkatan hampir semua mahasiswa sudah dengan kondisi
belajar dengan baik. Selama siklus II mahasiswa yang awalnya segan untuk
mengeluarkan pendapat sudah memiliki keberanian dan aktif dalam pembelajaran.
Walaupun beberapa aktivitas masih ada mahasiswa yang pasif namun secara
keseluruhan aktivitas belajar mahasiswa sudah mengalami peningkatan yaitu sebesar
40%.
Pada test siklus I terdapat 23 orang (57,52%) yang tuntas dan 17 orang (42,5%),
yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata skor 69,12, sedangkan pada siklus II terdapat 35
orang (87,5%), yang tidak tuntas 5 orang (12,5%) dengan nilai rata-rata 80,5.
Berdasarkan hasil observasi siklus II menunjukkan adanya peningkatan dalam
pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini terlihat dari aktivitas belajar
mahasiswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah kepada pembelajaran aktif
secara lebih baik. Peningkatan aktivitas ini mengakibatkan adanya peningkatan hasil
belajara masing-masing mahasiswa.
Dengan keberhasilan yang di capai pada siklus II, membuktikan bahwa peranan
media animasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa atau dapat
meningkatkan kemampuan transfer konsep-konsep kongkrit ke konsep-konsep abstrak
pada mata kuliah getaran gelombang, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah yang
di uraikna pada bab I. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui peningkatan aktivitas
dan hasil belajar getaran gelombang mahasiswa melalui media animasi.
1. Peningkatan aktivitas melalui penggunaan media animasi
a. Aktivitas dosen
Peningkatan aktivitas dosen melalui penggunaan media animasi di kelas kuliah
dilihat berdasarkan hasil observasi. Perolehan hasil observasi dosen dapat dilihatpada
tabel berikut :
Page 27
27
TABEL VII
OBSERVASI AKTIVITAS DOSEN
Keterangan Siklus I Siklus II
Aktivitas dosen/peneliti 25 28
Ideal 48 48
persentase 52,08% 79,16%
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat aktivitas dosen mengalami kenaikan dari
siklus I sampai siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas dosen 52,08%. Sedangkan
pada siklus II, aktivitas dosen mengalami kenaikan 72,16%. Hal ini mengalami
peningkatan sebesar 27,08%.
Peningkatan aktivitas dosen dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada diagram
berikut :
Gambar 6. Diagram batang peningkatan aktivitas dosen siklus I dan II
Peningkatan aktivitas mahasiswa melalui penggunaan media animasi berdasarkan
hasil observasi. Seperti tabel berikut :
TABEL VIII: PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA SIKLUS I DAN II
Siklus
Kesiapan Belajar (%)
Ketekunan Belajar (%)
Keaktifan Belajar (%)
Kreativitas (%) Ide (%) Rata- Rata (% )
I 58 45,75 40,25 38,25 35,25 43,50
II 80 67,50 61,25 78,75 71,25 71,75
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus I Siklus II
79.16%
52.08%
Pe
rse
nta
se
Aktivitas Dosen Siklus I & II
Page 28
28
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I mengalami peningkatan di
siklus II, aspek persiapan belajar meningkat 25%, ketekunan belajar meningkat 28,75
%, keaktifan belajar meningkat 25 %, kreatifitas meningkat 32,5 %, member ide
meningkat 30%. Rata-rata pada siklus I hanya sekitar 43,5% sedangkan pada sikluS II
71,75% maka aktifitas siklus II telah mengalami perubahan dan peningkatan dari siklus
I sekitar 28,25%.
Peningkatan hasil belajar mahasiswa melalui penggunaan media animasi dari
hasil tes siklus I dan siklus II dalam tabel berikut :
TABEL IX.
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MAHASISWA SIKLUS I DAN II
keterangan Tuntas Tidak tuntas Rata-rata
Siklus I 57,50% 42,50% 69,12
Siklus II 87,50% 12,50% 80,50
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat juga dilihat dari perubahan skor rata-
rata tes pada siklus I dan II seperti diagram garis berikut :
Gambar 7. Diagram Garis Peningkatan Aktivitas Belajar Mahasiswa Siklus I dan II
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat juga dilihat dari perubahan skor rata-
rata tes pada siklus I dan II seperti diagram batang berikut :
18
14 13
17 16
26
17 16
2017
29
25
21
2725
35
29 28
36
32
0
10
20
30
40
ksb ktb kab krt Ide
Akt
ivit
as
Aspek yang diamati
Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan II
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan IV
Pertemuan V
Page 29
29
Gambar 8. Diagram Batang Rata- rata Nilai Mahasiswa Siklus I dan II
60
65
70
75
80
85
69.12
80.5
Rat
a-ra
ta H
asil
Be
laja
r
Rata-rata Nilai Mahasiswa Siklus I dan II
Siklus I
Siklus II
Page 30
30
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Perkuliahan dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa pada materi getaran gelombang.
2. Media animasi mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep-konsep dan
prinsip-prinsip gejala alam, sehingga hasil belajar getaran gelombang
mahasiswa meningkat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan:
1. Bagi dosen bidang studi fisika sebaiknya menggunakan media animasi
dalam perkuliahan getaran gelombang sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa yang tidak tuntas dalam perkuliahan harus diadakan
remedial dan lebih memotivasi mahasiswa yang keaktifannya masih kurang
dalam belajar agar aktivitas dan hasil belajar bisa dicapai sampai
ketuntasannya.
3. Untuk penelitian lebih lanjut peneliti dapat menggunakan judul yang sama
namun untuk waktu yang lebih lama dengan sumber yang lebih luas dapat
dijadikan suatu studi perbandingan bagi staff pengajar dalam meningkatkan
kualitas pendididikan khususnya pada bidang studi fisika.
Page 31
31
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Asrofi, M. “Model Pembelajaran Fisika Yang Menyenangkan”.
http://www.budakfisika.com. 10 Februari 2010. Pukul 12.56 WIB.
Dimyati, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ena, OT. “Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi”. http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc+POWER+POINT+UNTU
K+PEMBELAJARAN&hl=id&ct=clnk&cd=8&gl=id. 19 Februari 2010. Pukul 10.30 WIB
Esvandiari. 2007. Jago Fisika SMA. Jakarta : Puspa Swara
Ferry.2007.“Klasifikasi Media Pembelajaran”.http://kurtek.upi.edu/media/sources/2-%20klasifikasi%20media.pdf. 3 April 2010.Pukul 11.43 WIB
.2007.“Teknik Pemilihan Media”.http://rinofeunp.files.wordpress.com. 12
Mei 2010. Pukul 11.52 WIB
Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika. Jakarta : Erlangga
Krisnawan. 2009. “Ciri dan Pengertian Pembelajaran”. http://krisna1.blog.uns.ac.id. 12 Mei 2010. Pukul 11.44 WIB
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Munawar, Indra. 2009. “Pengertian Belajar”. http://indramunawar.blogspot.com. 12 Mei 2010. Pukul 11.37 WIB
.2009. “Pengertian Hasil Belajar”. http://indramunawar.blogspot.com. 17
Mei 2010. Pukul 11.05 WIB Mustikasari, Ardiani. 2008. “Mengenal Media Pembelajaran”.http://edu-
articles.com/mengenal-media-pembelajaran/. 12 Februari 2010. Pukul 11.10 WIB
Page 32
32
Ramadhan, Sony. 2008. “Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia”.
http://www.budakfisika.blogspot.com. 11 Februari 2010. Pukul 14.14 WIB Reksoatmodjo, T. 2009. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : Refika
Aditama
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sudrajat,Akhmad.2008.“MediaPembelajaran”.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/.12 Februari 2010. Pukul 11.01 WIB
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suheri, Agus. 2006. “Animasi Multimedia Pembelajaran”. Jurnal Informatika. No.1: Periode Juli Desember 2006.
http://unsur.ac.id/images/articles/27_33_pak_agus.pdf. Warpala, I.W.Sukra. 2009. “Media Pembelajaran : Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi dan
Karakteristiknya”. http://edukasi.kompasiana.com. 12 Mei 2010. Pukul 11.37
WIB
Page 33
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Biodata Peneliti
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
(dengan gelar)
Drs. Muhammad Gade, M.Si
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 195912311988031015
5 NIDN 0031125971
6 Tempat dan Tanggal Lahir Ms. Rumpuen Mrd., 31Desember 1959
7 E-mail [email protected]
8 Nomot Telepon/HP 081370537444
9 Alamat Kantor UMN Al-Washliyah Jl.Garu II No.93 Medan
10 Nomor Telepon/Fax (061) 786744/ (061) 7862747
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
S -1 = 45 Orang; S-2 = - Orang; S-3 = - Orang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Termodinamika
2. Getaran Gelombang
3. Fisika Atom
4. Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika
5. Astronomi dan Astrofisis
2. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Syiah Kuala
Universitas
Sumatera Utata
Universitas
Sumatera Utara
Bidang Ilmu Pend. Fisika Fisika Fisika
Tahun Masuk-
lulus
1980-1987 203-2006 2011- sekarang
Judul Korelasi NEM
IPA SMP
Pengaruh Aditif
Bi2O3 Terhadap
Baterai Elektrolit
Daun Singkong
Page 34
34
Skripsi/Thesis/
Disertasi
dengan prestasi Belajar Fisika
Siswa SMA Negeri Meureudu
Sifat Fisis dan Listrik dari
Keramik Varistor ZnO
(Manihot Utilissima) Sebagai
Solusi Atasi Krisis Energi Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan
Nama Pembimbing
Drs. Haidar Panjiindra,
M.Eng
Dr. Eddy Marlianto, M.Sc
Prof. Dr. Eddy Marlianto, M.Sc
3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2010 Peranan Media Animasi Dalam Meningkatkan Transfer Konsep- Konsep Kongkrit ke Konsep-
Konsep Abstrak Pada Mata Kuliah Fisika Dasar
Mandiri 2,5
2 2012 Peranan Media Animasi dalam Meningkatkan
Aktivitas Dan Kemampuan Transfer Konsep-Konsep Kongkrit Ke Konsep-Konsep Abstrak Pada Mata Kuliah Fisika Atom
Mandiri 3,5
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2009 Bertugas sebagai Assesor Portofolio Sertifikasi Guru Rayon 32
Kemdiknas 1,2
2 2009 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru
Materi Guru Kelas Rayon 32 (gelombang I)
Kemdiknas 4,2
3 2009 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru IPA Terpadu Rayon 32 (gelombang II)
Kemdiknas 4,2
4 2009 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru
MAPEL Fisika (SMA) Rayon 32 (gelombang III)
Kemdiknas 4,2
5 2010 Bertugas sebagai Assesor Portofolio Sertifikasi Guru Rayon 32
Kemdiknas 1,2
6 2010 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru Materi Guru Kelas Rayon 32 (gelombang I)
Kemdiknas 4,2
8 2010 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru Kemdiknas 4,2
Page 35
35
MAPEL Fisika (SMA) Rayon 32 (gelombang
III)
9 2010 Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru di Rayon 32 UMN Al-Washliyah
Kemdiknas 4,2
10 2011 Melakukan Penyuluhan tentang Pelatihan
Pembuatan Proposal PTK
UMN AW 2,0
11 2011 Bertugas sebagai Instruktur Sertifikasi Guru
Materi Fisika (SMA) Rayon 132
Kemdiknas 4,2
12 2012 Bertugas sebagai Instruktur PLPG Rayon 132 Kemdiknas 4,2
13 2012 Melakukan Pelatihan dan Penyuluhan Prosedur
Pelaksanaan PTK
UMN AW 2,7
14 2012 Bertugas sebagai Instruktur PLPG rayon 132
(gel. V)
Kemdiknas 4,2
15 2013 Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Guru di Rayon 32 UMN Al-Washliyah
Kemdiknas 4,5
5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah
Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal
1 Pendekatan Kontekstual Dalam
Penguasaan Konsep-Konsep
Fisika
Vol. 3 No. 2,
Nopember 2008
Jurnal PEDAGOGIK
2 Pengaruh Aditif Bi2O3
Terhadap Sifat Fisis dari
Keramik Varistor ZnO
Vol.13 No. 4,
Agustus 2009
Jurnal
AKADEMIA
3 Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia Melalui
Pendidikan Fisika
Vol. 5 No. 1, Mei
2010
Jurnal PEDAGOGIK
4 Baterai Daun Singkong
Sebagai energi alternatif
Vol. I No.001,
Desember 2014
Proceeding
Page 36
36
berbasis teknologi ramah
lingkungan
5 Media animasi dapat
meningkatkan aktivitas dan
kemampuan transfer konsep-
konsep konkrit ke konsep-
konsep abstrak pada fisika
atom
Vol. No.
8 Desember 2014
Proceeding
6. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar
Ilmiah Dalam 5 tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Seminar Ilmiah Nasional
“Perkembangan
Teknologi Fisika dan
Energi Terbarukan”
Energi ramah lingkungan April 2014,
UMN Al-
Washliyah
Medan
2. First Annual
Internasional Seminar n
Trends in Science and
Science Education 2014
Baterai Daun Singkong Sebagai
energi alternatif berbasis teknologi
ramah lingkungan
Desember 2014,
Garuda Plaza
Hotel
3. The 6th Internasional
Conference and
Workshop on ASEAN
Studies In Islamic
Culture and Educational
Technology UMN AW-
UKM 2014
Media animasi dapat
meningkatkan aktivitas dan
kemampuan transfer konsep-
konsep konkrit ke konsep-konsep
abstrak pada fisika atom
Desember 2014,
UMN Al-
Washliyah
Medan
Page 37
37
7. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku
Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 Belum ada
8. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 Belum Ada
9. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5
Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respons
Masyarakat
1 Belum ada
10. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari Pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Belum ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian
Medan, 28 Desember 2014
Peneliti,
Drs. Muhammad Gade, M. Si
Page 38
38
B. Naskah Publikasi Luaran
PERANAN MEDIA ANIMASI DALAM MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
PADA GETARAN GELOMBANG
Drs. Muhammad Gade, M.Si
Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan media animasi dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada Getaran Gelombang terhadap 40 orang
mahasiswa program studi pendidikan fisika jurusan PMIPA FKIP Universitas Muslim
Nusantara Al-Washliyah Medan tahun ajaran 2014/2015. Prosedur penelitian terdiri dari
tahap perencanan, membuat rencana perkuliahan, lembar observasi dan mendesain alat
evaluasi. Tahap pelaksanaan tindakan, melaksanakan perkuliahan dengan menggunakan
media animasi. Tahap observasi dan refleksi merupakan analisis, sintesis, interfretasi
dan eksplementasi yang diperoleh dari data tindakan. Hasil penelitian menunjukkan
suasana perkuliahan dengan menggunakan media animasi yaitu aktivitas mahasiswa
mengalami peningkatan dari sklus I rata-rata skor 43,50% dan siklus II rata-rata skor
71,75%, sedangkan hasil belajar dari siklus I skor rata-rata 69,12% mahasiswa yang
tuntas 23 orang (57,50%) dan yang tidak tuntas 17 orang (42,50%), pada siklus II skor
rata-rata 80,50%, dimana mahasiswa yang tuntas 35 orng (87,50%) dan yang tidak
tuntas 5 orang (12,50%) mengalami peningkatan sebesar 11,38%. Simpulan bahwa
perkuliahan dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan aktivitas belajar
mahasiswa pada materi getaran gelombang dan dipermudah mahasiswa dalam
memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip gejala alam, sehingga hasil belajar
Getaran Gelombang mahasiswa memuaskan.
Kata kunci : Gejala alam, Media animasi
Page 39
39
I. PENDAHULUAN
Media perkuliahan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam proses
belajar mengajar, karena dengan bantuan media, kerumitan materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik dapat disederhanakan, selain itu juga dapat mewakili apa yang
kurang mampu diucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu dapat tersampaikan.
Sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi ajar yang akan
disampaikan.Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam belajar fisika, perlu
menggunakan berbagai media yang ada sehingga peserta didik (mahasiswa)
memperoleh hasil belajar yang baik sekaligus memahami konsep fisika dengan baik
juga. Terlebih lagi, fisika merupakan salah satu bidang ilmu penting dan sangat
berpengaruh dalam meningkatkan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). (Ramadhan, 2008 : 1). Media merupakan alat bantu yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. (Djamarah, 2006 : 121).
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, dapat
dijadikan sebagai media yang menunjang terciptanya alat bantu dalam proses
pembelajaran. Penggunaan software yang dikembangkan dengan program animasi
interaktif yang divisualkan serta dapat membuat peserta didik untuk memahami
konsep –konsep fisika yang dipelajari secara nyata. (Ramadhan, dkk. 2008 : 2).
Animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gerakan. Animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan
sesuatu yang kompleks atau sulit untuk dijelaskan dengan hanya gambar atau kata-kata
saja. Dengan kemampuan ini, animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu materi
yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata. Dengan cara melakukan visualisasi
maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan. (Suheri. 2006 : 29).
Media animasi akan memberikan kesan menyenangkan dan membantu proses
pembelajaran dalam mengingat serta memahami konsep Getaran Gelombang. Karena,
dalam media animasi digunakan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan
dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafis. Penggunaan media
animasi akan mempermudahkan dalam menyampaikan materi ajarnya kepada peserta
didik, sehingga dapat diamati proses fisika secara factual, yang selama ini banyak
mahasiswa menganggap konsep Getaran Gelombang adalah khayal atau imajinasi.
Page 40
40
Pengajaran fisika atom itu hendaknya jangan hanya menyajikan fakta-fakta
saja yang perlu dihafalkan, tetapi mahasiswa perlu dibiasakan berpikir dan
mengamati sendiri peristiwa-peristiwa alam itu. Kegiatan belajar-mengajar Getaran
Gelombang dengan penggunaan media animasi mahasiswa akan lebih bergairah,
termutivasi, beraktivitas, tekun bahkan merasa bangga , karena akan merasa bisa
menemukan dan menghayati sendiri sesuatu objek yang sesuai dengan yang
diharapkannya. Proses belajar-mengajar fisika atom dengan menggunakan media
animasi akan lebih mudah mentransfer konsep-konsep konkrit ke konsep-konsep
abstrak.
Menurut pendapat para ahli pengertian Getaran Gelombang adalah suatu teori
yang menerangkan gejala-gejala alam dan berusaha menemukan hubungan antara
kenyataan-kenyataan persyaratan dasar untuk memecahkan persoalan dengan
mengamati gejala-gejalanya.
Fakta adalah sesuatu yang dapat dihubungi atau kontak oleh manusia melalui indera.
Hubungan-hubungan yang dimiliki oleh benda-benda adalah konkrit.
Konsep adalah suatu ide/gagasan yang digeneralisasikan dar pengalaman-pengalaman
tertentu dan relevan.
Menurut tingkatannya konsep dibedakan atas;
Konsep konkrit : Konsep ini dibentuk karena pengalaman langsung melalui indera.
Konsep absatrak : Konsep ini biasanya berkembang dari konsep-konsep konkrit.
Konsep ini didapat dari analisis dan sintesis (biasanya dapat membedakan berbagai
konsep dasar). Jadi konsep abstrak adalah, konsep yang didefenisikan.
II. METODE PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan siklus penelitian yang
terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, sekali
pertemuan setara dengan (3x45) menit, sehingga peningkatan aktivitas mahasiswa
dalam pembelajaran Getaran Gelombang tercapai.
Jika dari jumlah mahasiswa 85% telah mencapai kriteria kelulusan minimum
maka media animasi dapat dikatakan mengalami peningkatan atau ada perubahan jadi
Page 41
41
hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar peningkatan hasil belajar
mahasiswa untuk melakukan rancangan tindakan selanjutnya.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing siklus (tahap) adalah sebagai
berikut :
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
1.Tahap Perencanaan
Membuat SAP yang akan dilaksanakan dengan media animasi
Membuat skenario pembelajaran
Membuat LKM
Membuat lembar observasi aktivitas mahasiswa dan pre-test
Page 42
42
2.Pelaksanaan Tindakan
Memberi penjelasan teknis dan alur pembelajaran
Menyampaikan materi perkuliahan
Penguatan dan menyimpulkan materi perkuliahan yang dibahas secara bersama-
sama
Peneliti dan kolaborator melakukan observasi
3. Pengamatan
Mengisi lembar observasi aktivitas mahasiswa
Mengkoreksi tes hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa
4. Refleksi
Menganalisis data untuk melihat sejauh mana peningkatan aktivitas belajar dan
hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa
Siklus II
1.Perencanaan
Membuat perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
2.Pelaksanaan
Melaksanakan skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
3.Pengamatan
Melakukan pengamatan lebih tajam terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar
mahasiswa
4.Refleksi
Menganalisis dan membuat kesimpulan tentang keberhasilan media animasi
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa
Page 43
43
Dalam hal ini, Jika dari jumlah mahasiswa 85% telah mencapai kriteria
kelulusan minimum, maka penerapan media animasi dalam penelitian ini dikatakan
mengalami peningkatan atau berhasil. Jadi hasil refleksi yang telah diperoleh digunakan
sebagai dasar peningkatan hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa untuk
melakukan rancangan tindakan pada siklus selanjutnya
Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan Fisika jurusan
Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UMN Al Washliyah stambuk 2009 yang berjumlah 40 orang. Objek
penelitian adalah penggunaan media animasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa.Variabel penelitian adalah,
aktivitas dan hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa. Indikator penelitian adalah,
skor yang diperoleh dari hasil test yang diperoleh dari tiap siklus.
Instrumen untuk menjaring kemampuan hasil belajar Getaran Gelombang
mahasiswa adalah, tes essay yang sudah divalidasi sebanyak 5 soal. Untuk mengukur
tingkat aktivitas belajar Getaran Gelombang mahasiswa digunakan lembar observi.
Data penelitian dianalisis untuk mengetahui tingkat aktivitas dan hasil belajar
Getaran Gelombang mahasiswa. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM)
yang ditetapkan dan untuk mengetahui gambaran tentang hasil belajar Getaran
Gelombang mahasiswa,maka seorang mahasiswa dinyatakan telah mencapai
kompetensi jika mahasiswa memperoleh skor 70 dan kelas dinyatakan tuntas terhadap
suatu materi perkuliahan jika skor rata rata kelas mencapai 85.
1.Ketuntasan belajar individual
Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar mahasiswa secara individu
dihitung dengan rumus :
KB = 𝑇
Tt x 100% (Trianto,2011:241)
Dimana :
KB= ketuntasan belajar mahasiswa
T = jumlah skor yang diperoleh mahasiswa
Tt = skor maksimal
Page 44
44
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
0% < KB < 65% mahasiswa belum tuntas belajar
65% ≤ KB ≤100% mahasiswa sudah tuntas dalam belajar.
2.Ketuntasan Belajar Klasikal
Persentase ketuntasan belajar mahasiswa secara keseluruhan di hitung dengan
rumus:
PK = 𝑥
𝑁 x 100% (Trianto,2011:241)
Dimana :
PK = persentase ketuntasan belajar seluruhannya
X = Jumlah mahasiswa yang telah mencapai daya serap
N = jumlah mahasiswa yang tuntas belajar
Kriteria :
Ketuntasan belajar secara klasikal dan berlaku jika dalam kelas tersebut terdapat 85%
mahasiswa yang telah mencapai skor di atas 65.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Peningkatan aktivitas mahasiswa melalui penggunaan media animasi
berdasarkan hasil observasi. Seperti tabel berikut :
Tabel 1 : Peningkatan Aktivitasr Belajar Mahasiswa Siklus I dan Siklus II
Siklus
Kesiapan
Belajar (%)
Ketekunan
Belajar (%)
Keaktifan
Belajar (%)
Kreativitas
(%)
Ide
(%)
Rata-
Rata (% )
I 58 45,75 40,25 38,25 35,25 43,50
II 80 67,50 61,25 78,75 71,25 71,75
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada siklus I mengalami peningkatan di
siklus II, aspek persiapan belajar meningkat 25%, ketekunan belajar meningkat 28,75
%, keaktifan belajar meningkat 25 %, kreatifitas meningkat 32,5 %, member ide
meningkat 30%. Rata-rata pada siklus I hanya sekitar 43,5% sedangkan pada sikluS II
Page 45
45
71,75 % maka aktifitas siklus II telah mengalami perubahan dan peningkatan dari siklus
I sekitar 28,25%.
Peningkatan hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa melalui penggunaan
media animasi dari hasil tes siklus I dan siklus II (dalam tabel 2).
Tabel 2. Ketuntasan Hasil Belajar Getaran Gelombang Mahsiswa Siklus I dan II
keterangan Tuntas Tidak tuntas Rata-rata
Siklus I 57,50% 42,50% 69,12
Siklus II 87,50% 12,50% 80,50
Peningkatan hasil belajar Getaran Gelombang mahsiswa dapat juga dilihat dari
perubahan skor rata-rata tes pada siklus I dan II seperti diagram batang berikut :
Gambar 2. Diagram garis Rata-Rata Skor Tes Getaran Gelombang Siklus I dan II
Dari tabel dan gambar di atas, persentase mahasiswa yang mencapai ketuntasan
belajar mahasiswa meningkat dari siklus I ke siklua II. Pada siklus I ketuntasan belajar
mahasiswa adalah, dari 57,50% menjadi 87,50%, namun masih ada 5 orang mahsiswa
yang belum tuntas.
18
14 13
17 16
26
17 16
2017
29
25
21
2725
35
29 28
36
32
0
10
20
30
40
ksb ktb kab krt Ide
Akt
ivit
as
Aspek yang diamati
Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Mahasiswa Siklus I dan II
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan IV
Pertemuan V
Page 46
46
Walaupun demikian, secara keseluruhan mahasiswa yang belum mencapai
ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 42,50% menurun secara signifikan menjadi
12,50% pada siklus II. Rata-rata skor hasil belajar Getaran Gelombang mahasiswa
siklus I adalah, 69,12 meningkat menjadi 80,50 pada siklus II, sehingga hasil belajar
Getaran Gelombang mahasiswa dengan menggunakan media animasi cenderung
meningkat.
IV. PENUTUP
Dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpukan bahwa :
1. Perkuliahan dengan menggunakan media animasi dapat meningkatkan aktivitas
belajar mahasiswa pada materi Getaran Gelombang. .
2. Media animasi mempermudah memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip gejala
alam, sehingga hasil belajar pada Getaran Gelombang mahasiswa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
...............2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Asrofi, M. “Model Pembelajaran Fisika Yang Menyenangkan”.
http://www.budakfisika.com. 10 Februari 2010. Pukul 12.56 WIB.
Dimyati, M. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ena, OT. “Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi”.
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc+POWER+POINT+UNTU
K+PEMBELAJARAN&hl=id&ct=clnk&cd=8&gl=id. 19 Februari 2010. Pukul
10.30 WIB.
Ferry.2007.“Klasifikasi Media
Pembelajaran”.http://kurtek.upi.edu/media/sources/2-%20klasifikasi%20media.pdf. 3
April 2010.Pukul 11.43 WIB
.2007.“Teknik Pemilihan
Media”.http://rinofeunp.files.wordpress.com. 12 Mei 2010. Pukul 11.52 WIB
Page 47
47
Foster, Bob. 2000. Terpadu Fisika. Jakarta : Erlangga
Krisnawan. 2009. “Ciri dan Pengertian Pembelajaran”. http://krisna1.blog.uns.ac.id. 12
Mei 2010. Pukul 11.44 WIB
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Munawar, Indra. 2009. “Pengertian Belajar”. http://indramunawar.blogspot.com. 12 Mei
2010. Pukul 11.37 WIB
.2009. “Pengertian Hasil Belajar”. http://indramunawar.blogspot.com. 17
Mei 2010. Pukul 11.05 WIB
Mustikasari, Ardiani. 2008. “Mengenal Media Pembelajaran”.http://edu-
articles.com/mengenal-media-pembelajaran/. 12 Februari 2010. Pukul 11.10 WIB
Ramadhan, Sony. 2008. “Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia”.
http://www.budakfisika.blogspot.com. 11 Februari 2010. Pukul 14.14 WIB
Reksoatmodjo, T. 2009. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung : Refika
Aditama
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sudrajat,Akhmad.2008.“MediaPembelajaran”.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/.12
Februari 2010. Pukul 11.01 WIB
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suheri, Agus. 2006. “Animasi Multimedia Pembelajaran”. Jurnal Informatika. No.1:
Periode Juli Desember 2006.
http://unsur.ac.id/images/articles/27_33_pak_agus.pdf.
Warpala, I.W.Sukra. 2009. “Media Pembelajaran : Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi dan
Karakteristiknya”. http://edukasi.kompasiana.com. 12 Mei 2010. Pukul 11.37
WIB