Top Banner

of 162

skripsi-f

Jul 05, 2018

Download

Documents

Greend Amelia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 skripsi-f

    1/162

    PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

    MODEL GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA)

    PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK GERAK

    TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TERHADAP

    HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NURUL FALAH

    BOLANG-TIRTAJAYA KABUPATEN KARAWANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

    guna Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Fisika

    Oleh :

    ABDUL ROUF NIM: 053611334

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2012

  • 8/16/2019 skripsi-f

    2/162

  • 8/16/2019 skripsi-f

    3/162

     

  • 8/16/2019 skripsi-f

    4/162

     

  • 8/16/2019 skripsi-f

    5/162

     

  • 8/16/2019 skripsi-f

    6/162

    ABSTRAK

    Judul : Pengaruh Penerapan Pembelajaran Active Learning model Giving

    Question and Getting Answers (GQGA) Pada Materi Pokok Gerak

    Tahun Pelajaran 2011/2012 Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIIMTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten Karawang

    Penulis : Abdul Rouf

     NIM : 053611334

    Skripsi ini dilatarbelakangi oleh perbedaan tingkat keaktifan belajar siswa

    yang mempengaruhi hasil belajar IPA. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab

     permasalahan: 1) Keaktifan siswa dalam strategi Pembelajaran  Active Learning  

    model Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok Gerak.

    2) Hasil belajar IPA kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten

    Karawang. 3) Pengaruh keaktifan siswa dalam model Pembelajaran  Active

     Learning   model Giving Question and Getting Answers  (GQGA) Pada MateriPokok Gerak   terhadap hasil belajar siswa di MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya

    Kabupaten Karawang.

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei

    dan teknik analisis regresi satu prediktor. Variabel bebas dalam penelitian ini

    adalah Keaktifan Siswa dalam model Pembelajaran Active Learning  model Giving

    Question and Getting Answers  (GQGA) , sedangkan variabel terikatnya adalah

    hasil belajar siswa kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten

    Karawang.

    Dalam penelitian ini data dikumpulkan menggunakan metode: 1)

    Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data umum sekolah dan data siswa beserta

    nilai ulangan harian siswa pada materi IPA sebelumnya; 2) Observasi, yaitu

    untuk memperoleh data dengan cara mengamati secara langsung keaktifan siswa

    dalam pembelajaran; 3) Tes, yaitu untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa

    materi pokok Gerak . 

    Setelah diuji hipotesis, hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) keaktifan

    siswa MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten Karawang dalam kategori

    ”cukup” dengan nilai rata-rata yang diperoleh 63,39 yang berada pada interval 61-

    70; 2) Hasil belajar siswa MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten

    Karawang berada dalam kategori “cukup”  terbukti dengan nilai rata-rata yang

    diperoleh 65,48 yang berada pada interval 61-70; 3) Dari hasil pengujian hipotesis

    diperoleh r hitung  = 0,852 sedangkan harga r tabel  untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 31 diperoleh r   = 0,355 dan untuk 1% diperoleh r  = 0,456. Karena r hitung   lebih

     besar r tabel  baik untuk kesalahan 5% maupun 1% ( 0,852 > 0,355>0,458). Hal ini

    menunjukkan bahwa penggunaan metode  Active Learing model Giving Question

    and Getting Answers (GQGA) dalam pembelajaran fisika materi pokok Gerak

    dapat memberikan pengaruh yang positif dan cukup signifikan terhadap hasil

     belajar peserta didik.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    7/162

     

    KATA PENGANTAR

    بسم لرحن لرحيم

     

    Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta beserta isinya, yang

    telah menganugerahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita

    sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

    Terlebih bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    “ Pengaruh Penerapan Pembelajaran  Active Learning  Model Giving Question and

    Getting Answers (GQGA) Pada Materi Pokok Gerak Tahun Pelajaran 2011/2012

    Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya

    Kabupaten Karawang” tanpa menemui halangan yang berarti. 

    Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi

    Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa

    cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam

    memenuhi tugasnya sebagai khalifah di bumi.

    Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta bantuan dari

     berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis hendak

    menghaturkan ungkapan terima kasih kepada:

    1.  Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

     Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam

    rangka penyusunan skripsi ini.

    2.  Drs. Wahyudi, M.Pd dan Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom, selaku Ketua

    dan sekretaris jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri

    Walisongo Semarang.

    3. 

    Muhammad Nafi Annury, M.Pd, selaku dosen wali yang telah banyak berjasakepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.

    4.  Andi Fadllan, M.Sc, selaku dosen pembimbing I sekaligus Ketua Prodi Tadris

    Fisika dan Drs. Achmad Hasmi Hashona, MA, selaku dosen pembimbing II

    yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

     bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    8/162

    5.  Joko Budi Poernomo, M. Pd. Selaku Sekretaris Prodi Tadris Fisika, Para

    Dosen khususnya para pengajar di Tadris Fisika, dan seluruh civitas

    akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai

    ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN

    Walisongo Semarang.

    6. 

    Kepala Sekolah MTs Nurul Falah (H. Nurhasan, S.Pd), beserta para guru dan

    staf karyawan, khususnya (Didin, S. Pd) yang telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan skripsi ini.

    7.  Ayahanda H. Halimi dan Ibunda Hj. Roiyah, yang selalu membimbing dan

    mendo’akan saya di setiap sujud dan restu serta ridlonya adalah semangat

    saya dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan rintangan, serta yang

    selalu memberikan pencerahan jiwa dan motivasi. Semoga karya ini menjadi

     pengganti rasa bakti saya sebagai putera yang selama ini terabai oleh

    keinginan dan ego saya.

    8. 

    Aa, Teteh dan Keponakanku tersayang (A' Dumyati & Teh Mulyanah Beserta

    kedua penerus tecantiknya Dian & Iif), (A' Ayi & Teh Anah beserta kedua

     buah hati tercintanya Lukman & Iis), (A' Oji dan Teh Khusnul beserta ketiga

    Qurrotul 'aini imutnya Yuni, Berlin & Alfi), dan A' H.Hasan Basri mohon

    maaf tidak bisa menjadi adik yang baik yang selalu mengikuti jejak baikmu.

    Terima kasih atas semua motivasi dan do’a-do’anya selama ini. Semoga

    kebahagiaan dan Ridlo Ilahi selalu menyertai kalian.

    9.  Keluarga besar Ang Otong & Teh Atin beserta ketiga buah hatinya (Asep,

    Vinna & Vinni) yang telah menganggap saya layaknya keluarga sendiri.

    Terima kasih atas segala do’a  dan dukungannya, hingga anakmu dapat

    menyelesaikan karya ini. Semoga suatu saat kita dapat dipertemukan padasuatu keadaan yang indah, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

    10. Dzakirotul Umah, terimakasih atas ketulusan, kasih sayang dan keikhlasannya

    dalam menemani perjuanganku, semoga kesuksesan dan ridlo-Nya selalu

    mengiringi perjalanan hidupmu.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    9/162

    11. Sahabat seperjuangan dimasa menyelesaikan penulisan skripsi yang telah

    memberikan motivasi dan pengalaman (Ahmad Solihin, Fahmi, Qoyumi),

    terima kasih atas waktu dan kesempatannya untuk saling berbagi pengalaman.

    12. 

    Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jawabarat, DKI Jakarta dan Banten

    (HMJB), terima kaih atas kebersamaan dan pengalaman yang selama ini

    kalian berikan.

    13. Keluarga besar Mahasiswa Tadris fisika khususnya angkatan 2005 IAIN

    walisongo Semarang.

    14. Keluarga besar Kos bapak Joko dan Ibu (Kang Fajar, Kang Agus, Kang Heri,

    Kang Fahmi, Kang Syukron, Kang Emil, Kang Huda, Kang Zamzam dan

    Kang Saefuddin), terima kasih sudah berbagi pengalaman.

    15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

    membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

    Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya

    untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas

    semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah

    serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

     berkesempatan membacanya.

    Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan

    skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun

     penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

     pembaca umumnya. Amin

    Semarang, 29 Mei 2012

    Penulis

    Abdul Rouf

     NIM: 053611334

  • 8/16/2019 skripsi-f

    10/162

    DAFTAR ISI

    Halaman 

    HALAMAN JUDUL…………………………….………………….....................i  

    PERNYATAAN KEASLIAN…….…………….…………………......................ii 

    PENGESAHAN…………………….………….…………...................................iii 

    NOTA PEMBIMBING I……………...…...…………........................................iv

    NOTA PEMBIMBING II......................................................................................v

    ABSTRAK …….………………...………...….…………………….....................vi

    KATA PENGANTAR ……………………………………………......................vii

    DAFTAR  ISI………………………………..……………….................................x

    BAB I : PENDAHULUAN…………………………………....................1 

    A.  Latar Belakang………………………………………………1 

    B. 

    Rumusan Masalah…………………………………………6C. 

    Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………7

    BAB II : PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING MODEL GIVING

    QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA)................9

    A.  Kajian Pustaka…………..…………………………………9

    B. 

    Kerangka Teoritik…………………………………………11

    C.  Rumusan Hipotesis…..……………………………………25

    BAB III : METODE PENELITIAN…….……………………………….27

    A.  Tempat dan Waktu Penelitian……………….……………27

    B. 

    Variabel dan Indikator Penelitian.........................................27C.  Desain Penelitian...................................................................28

    D. 

    Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel………30

    E.  Teknik Pengambilan Data…………………………………31

    F. 

    Teknik Analisis Instrumen Data…………….……………34

    BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……..….…………...43

    A.  Deskripsi Data Hasil Penelitian………………….…………43

    B.  Analiis Data dan Pengujian Hipotesis……………………....52

    C. 

    Pembahasan Hasil Penelitian….……………………………61

    BAB V : PENUTUP………………………….…………………………63A.  Simpulan………………………….………………………63

    B.  Saran………………..……………………………………….63

    C.  Penutup ..................................................................................64

    DAFTAR  PUSTAKA

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR LAMPIRAN 

    RIWAYAT HIDUP

  • 8/16/2019 skripsi-f

    11/162

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

    Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar menuntut ilmu dan

    menekankan pentingnya arti belajar dalam kehidupan umat manusia.

    Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah sejak wahyu yang pertama

    diturunkan kepada Rasulullah yaitu surat Al-„Alaq ayat 1-5:

                                                                                                                            

    1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2).

     Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3). Bacalah, dan

    Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4). Yang mengajar (manusia) dengan

     perantaran kalam, 5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

    diketahuinya. (Q.S. Al-„Alaq/96:1-5).1 

    Pendidikan adalah jalan untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda.

    Melalui pendidikan baik pendidik maupun yang dididik akan memperoleh pahala

    yang terus mengalir. Orang-orang yang berada di jalan keilmuan atau pendidikan

    maka akan dimudahkan jalannya ke surga. Pahala dari ilmunya akan terus

    mengalir walaupun telah mati. Berikut ini adalah hadits yang menekankan

     pentingnya pendidikan.

     Dari Ibnu Abas R.A. Bahhwa Rasulallah SAW bersabda: barang siapa

     yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberi kefahaman

    kepadanya, dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu diperoleh dengan belajar.

    1 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Kudus: Menara, 1997), hlm. 598. 

    2 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail,  Al-Bukhari, (Semarang: Toha Putra

    2001) , hlm. 24 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    12/162

    2

    Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual yang dihadapi oleh

    setiap orang. Maka dari itu, banyak para ahli-ahli membahas dan menghasilkan

     berbagai teori tentang belajar. Pemakaian teori-teori dengan situasi formal lebih

    dibatasi dalam pendidikan formal yaitu Sekolah. Teori tentang belajar menurut

    ahli tertentu akan menentukan bagaimana seharusnya “menciptakan” belajar itu

    sendiri dan usaha itu lazimnya dikenal dengan mengajar. Sehingga tinjauan dalam

     belajar tidak bisa dipisahkan dengan metode atau model pembelajaran yang

    digunakan dalam mengajar.

    Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow.  Learning is the acqustion oh

    habits, knowladge, and attitude. It inrolves new ways of doing things, and it

    operates in a individual‟s. Attempts to over come obstacles or to adjust to new

     sitations.3 Artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan

    sikap, ini merupakan cara baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya

    atau mengusahakannya di dalam usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau

    menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.

    Pendidikan formal dirasakan urgensinya ketika keluarga tidak mampu

    lagi memberikan pendidikan yang wajar kepada anak-anaknya. Lembaga ini

    akhirnya diterima sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan kedua setelah

    keluarga.4 

    Pendidikan di sekolah sebagai proses bimbingan yang terencana dan

    terarah dalam membina anak untuk menguasai ilmu pengetahuan. Fisika

    merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, hal ini juga tergambar

    dalam peraturan pemerintah bahwa fisika dimasukkan ke dalam ujian Nasional.

    Pelajaran fisika telah diajarkan sejak Sekolah Dasar dan SMP yang dinamakandengan IPA sedangkan pada SMA telah dipisah menjadi fisika. Fisika merupakan

    mata pelajaran yang sangat membantu siswa dalam menciptakan sebuah hasil

    karya ilmiah sehingga mereka bisa menjadi seorang ilmuwan. Tentunya dengan

     pemahaman konsep yang benar tentang fisika dan dibuktikan dengan hasil belajar

    3 Lester D. Crow and Alicce Crow, Educational Phsycology, (New York: American Book

    Company, 1958), hlm. 225 4 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 15 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    13/162

    3

    fisika yang baik. Namun sebagian siswa menyatakan bahwa konsep fisika

    sangatlah rumit sehingga mereka tidak mampu mengembangkan dirinya.

    Dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam khususnya fisika, belajar

    seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat dan menghafal.

    Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan,

    mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan ide-ide.

    Tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi pada siswa, tetapi

    mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam

    kuat dalam pikiran siswa. Guru sebagai orang yang terlibat secara langsung dalam

     pembelajaran sesungguhnya dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah

     penggunaan pembelajaran yang tepat, menyenangkan, membangkitkan antusiasme

    siswa dan mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru

    memotivasi siswa dengan berbagai tipe dan pengetahuan, berpikir kritis sehingga

    diharapkan terciptalah siswa yang aktif dan kreatif.

    Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk

    menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar

    mengajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai hierarki/bertingkat-tingkat.

    Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (a). Informasi non verbal (b).

    Informasi fakta dan pengetahuan verbal; (c). Konsep dan prinsip; (d). Pemecahan

    masalah dan kreativitas. Informasi non verbal dikenal/dipelajari dengan cara

     penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.

    Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal/dipelajari dengan cara

    mendengarkan orang lain dan dengan jalan/cara membaca. Semuanya itu penting

    untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu-itu penting

    untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah dan di dalam kreativitas.5 

    Menurut Martinis Yamin dalam bukunya kiat membelajarkan siswa

    menyatakan bahwa berdasarkan hasil temuan para ahli terdapat kecenderungan

     perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran yang lesu, pasif dan perilaku yang

    5 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yan Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka

    Cipta,2007). hlm 138

  • 8/16/2019 skripsi-f

    14/162

    4

    susah dikontrol. Perilaku semacam ini diakibatkan suatu proses pembelajaran

    yang tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran karena waktu

    tersita dengan penyajian materi, siswa tidak termotivasi dan tidak terdapat suatu

    interaksi dalam pembelajaran.6 

    Berikut adalah firman Allah SWT yang terkait secara langsung tentang

    dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran

    diantaranya dalam surat al-Nahl ayat 125:

                                                                                           

                                                                  )روس حنلا.

     ١

    (

     

    “  serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

     Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ”(QS. An-Nahl : 125).7  

    Berdasarkan kutipan di atas, maka salah satu cara meningkatkan aktifitas

    dan kreativitas siswa dalam proses belajar yaitu dengan adanya kecakapan

    kognitif dan afektif. Kemampuan dan keterlibatan siswa secara langsung dalam

     proses belajar, baik dalam hal mendengar maupun menanggapi pelajaran.

    Berdasarkan observasi awal dan informasi dari guru IPA, didapat

    informasi bahwa pembelajaran yang selama ini berlangsung di Madrasah

    Tsanawiyah Nurul Falah yang terletak di Desa Bolang Kec. Tirtajaya Kabupaten

    Karawang adalah guru menerangkan, memberikan soal, dan peserta didik

    mengerjakan. Sistem pembelajaran tersebut jika diterapkan pada materi yangmembutuhkan penekanan pada pemahaman konsep belum bisa mengantar peserta

    didik pada proses membangun sendiri pengetahuannya, karena masih banyak

     peserta didik yang merasa pelajaran IPA khususnya Fisika adalah pelajaran yang

    sulit dan membingungkan sehingga sering timbul pertanyaan dari benak peserta

    6 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta Gaung Persada Press,2007), hlm.76. 

    7 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 282. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    15/162

    5

    didik dari pelajaran yang sedang dipelajari. Akan tetapi hanya sebagian peserta

    didik yang berani mengajukan pertanyaan dan mengungkapan jawaban ketika

     proses pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga diperlukan suatu strategi

     pembelajaran yang secara prosedural dapat menyampaikan pertanyaan dan

    mengungkapkan jawaban secara leluasa.

    Sekarang ini banyak dikembangkan metode pembelajaran. Mulai dari

    metode sederhana yang tidak melibatkan media hingga metode yang

    menggunakan multimedia. Penggungaan strategi dalam pembelajaran oleh guru

    terhadap siswa atau oleh siswa sendiri menjadi salah satu faktor untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam kegiatan interaksi pembelajaran

    menghendaki peranan aktivitas siswa. Hal ini tidak berarti guru pasif saat

     pembelajaran berlangsung, tetapi guru berperan sebagai pembimbing atau

    fasilitator agar siswa lebih aktif dalam belajar.

    Penggunaan metode konvensional belum memberikan hasil yang baik

    dalam menciptakan siswa aktif dalam belajar. Maka bentuk metode lain yang

    efektif adalah dengan menggunakan strategi belajar aktif (active learning ).

    Pembelajaran aktif didesain untuk menghidupkan kelas dengan suasana belajar

    yang menyenangkan serta melibatkan gerak fisik maupun mental siswa.

    Keterlibatan ini akan meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan

    meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran aktif dapat digunakan

    untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

    Model belajar aktif terdiri atas beberapa tipe salah satunya tipe ” GIVING

    QUESTION AND GETTING ANSWERS” (GQGA).  Model pembelajaran ini

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pokok pikirannya

    sendiri kepada teman-temannya dan berdiskusi mengenai konsep yang belumdimengerti. Didalam diskusi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang

    terlibat, saling menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat

    membuat peserta didik aktif tidak pasif sebagai pendengar saja.8 

    8 Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 5 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    16/162

    6

     Media pembelajaran adalah alat belajar dalam mendorong dan

    memberikan penjelasan kepada siswa dari informasi ataupun ide (pemberi

    informasi/guru).

    Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan di atas, maka penulis

    ingin menerapkan pembelajaran  Active Learning model GQGA dalam sebuah

     penelitian yang berjudul: “Pengaruh Penerapan Pembelajaran  Active Learning  

    Model Giving Questions And Getting Answers  (GQGA) Terhadap Hasil Belajar

    IPA Kelas VII MTs Nurul Falah Bolang pada Materi Pokok Gerak Tahun

    Pelajaran 2011/2012.

    B.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

     penelitian ini adalah:

    1.  Bagaimana keaktifan siswa kelas VII MTs Nurul Falah Bolang dalam

     pembelajaran  Active Learning model GIVING QUESTION AND GETTING

     ANSWERS (GQGA) pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak?.

    2.  Bagaimana hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak kelas VII

    MTs Nurul Falah Bolang?

    3.  Bagaimana pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran  Active Learning

    model GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS terhadap hasil belajar

     pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak siswa pada kelas VII MTs Nurul

    Falah Bolang tahun pelajaran 2010/2012 ?”. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    17/162

    7

    C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.  Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin

    dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa

     pengaruh penerapan pembelajaran  Active Learning   model Giving Question

    and Getting Answers (GQGA) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII MTs

     Nurul Falah Bolang pada pokok bahasan Gerak   tahun ajaran 2010/2012.

    2.  Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini antara lain :

    a. 

    Manfaat Praktis

    1)  Bagi Peneliti

    Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti sebagai calon

     pendidik agar dapat diterapkan di sekolah guna meningkatkan hasil belajar

    fisika siswa.

    2)  Bagi Guru

    a)  Menambah variasi metode pembelajaran.

     b) 

    Meningkatkan profesionalisme guru.

    c)  Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian

    untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru.

    3)  Bagi peserta didik

    a)  Mencapai hasil belajar akademik.

     b)  Meningkatkan motivasi dan disiplin siswa dalam belajar fisika .

    c)  Menumbuhkan kerja sama dan komunikasi dengan teman dalam

    kelompoknya.d)

     

    Menumbuhkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang

     berkaitan dengan Gerak Lurus.

     b.  Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam mempersiapkan

    rancangan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk secara aktif

    mengembangkan sendiri pengetahuaanya. Medel pembelajaran  Active

  • 8/16/2019 skripsi-f

    18/162

  • 8/16/2019 skripsi-f

    19/162

    9

    BAB II

    PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING MODEL GIVING QUESTION

    AND GETTING ANSWERS (GQGA)

    A.  Kajian Pustaka

    Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik

    terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,

    sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian terdahulu. Selain itu, untuk

    menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan

    yang sama atau hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan

    dalam bentuk tulisan lainnya.

    Beberapa hasil penelitian yang penulis gunakan sebagai sandaran tertulis

    dan perbandingan dalam mengupas masalah dalam penelitian ini di antaranya

    adalah:

    1. 

    Penelitian yang dilakukan oleh Sinok Mufidah, dengan judul “Pengaruh

    Keaktifan Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Aktif GQGA (Giving Question

    Getting Answer) Materi pokok Sistem Reproduksi Manusia Terhadap Hasil

    Belajar Siswa Kelas XI MA Hidayatul Athfal Pekalongan”.  Dari hasil

     penelitian yang dilakukan Sinok Mufidah ini menunjukkan bahwa: 1)

    keaktifan siswa MA Hidayatul Athfal Pekalongan berada dalam kondisi baik,

    dengan nilai rata-rata yang diperoleh 66,66; 2) hasil belajar MA Hidayatul

    Athfal Pekalongan berada dalam kondisi baik sekali dengan nilai rata-rata

    74,81; 3) keaktifan siswa dalam pembelajaran Aktif GQGA (Giving Question

    Getting Answer) mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar

     praktikum Biologi SMA siswa MA Hidayatul Athfal Pekalongan ditunjukkandengan hasil Freg = 151,0241. Sedangkan F tabel untuk F0.05 = 4,03 dan F0,01 =

    7,17.10 

    10 Sinok Mufidah, Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Aktif GQGA

    (Giving Question Getting Answer) Materi pokok Sistem Reproduksi Manusia Terhadap Hasil

    Belajar Siswa Kelas XI MA Hidayatul Athfal Pekalongan, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo, 2011), t.d. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    20/162

    10

    2.  Penelitian yang dilakukan oleh Khikmatul Maula, dengan judul ”Pengaruh

    Metode Tanya Jawab Terhadap Keaktifan siswa dalam Pembelajaran PAI

    Kelas II SMP NU 03 Islam Kaliwungu Kendal Tahun Ajaran 2005/2006”.

    Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan kuesioner.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa metode tanya

     jawab mempunyai pengaruh positif terhadap keaktifan siswa dalam

     pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai regresi (Freg) yaitu 12,582.11 

    3.  Penelitian yang dilakukan oleh Rohmat, dengan judul ”Pengaruh Penggunaan

    Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi

    Tekanan Peserta Didik Kelas VIII di MTs Negeri Borobudur Kabupaten

    Magelang”. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan

    test. Dari hasil pengujian hiptesis yang dilakukan oleh Romat diproleh F hitung 

    = 0,593 sedangkan harga Ftabel = untuk taraf kesalahan 5 % dengan n = 32

    diperoleh r = 0,349 dan untuk taraf kesalahan 1 % diperoleh r = 0,449. Hal ini

    menunjukan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin

    dalam pembelajaran Fisika materi Tekanan dapat memberikan pengaruh yang

     positif dan cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut tampak

     pada hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 71,25.12

     

    Dari penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa ada

    kesamaan dan perbedaan dari setiap penelitian yaitu antara lain : Penelitian Sinok

    Mufidah mengkaji tentang pengaruh keaktifan siswa menggunakan model

     pembeljaran aktif model Giving Question and Getting Answers (GQGA) terhadap

    hasil belajar, hal ini memiliki kesamaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh

     penulis, peneliti mencoba melakukan penelitian kembali di MTs Nurul Falah

    Bolang Kab. Karawang. Penelitian Khimatul Maula mengkaji tentang pengaruhmetode Tanya Jawab terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam. Penelitian Rohmat mengkaji tentang pengaruh penggunaan model

    11  Khikmatul Maula, Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Keaktifan siswa dalam

    Pembelajaran PAI Kelas II SMP NU 03 Islam Kaliwungu Kendal Tahun Ajaran 2005/2006,

    Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2007), t.d. 12

     Rohmat, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Terhadap Hasil

    Belajar Fisika Materi Tekanan Peserta Didik Kelas VIII di MTs Negeri Borobudur Kabupaten

    Magelang , Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011), t.d. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    21/162

    11

     pembelajaran inkuiri terpimpin terhadap hasil belajar.

    Penelitian yang dilakukan oleh penulis dan ketiga penelitian di atas

    memiliki kesamaan membahas tentang keaktifan siswa dalam pengaruhnya

    terhadap hasil belajar sedangkan perbedaannya terletak pada model pembelajaran

    yang digunakan dan materi pokok yang diajarkan.

    B.  Kerangka Teoritik

    1.  Belajar dan Pembelajaran

    Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang

     berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap.13 

    Menurut Anisatul Mufarokah, belajar pada hakikatnya adalah suatu

     proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

    Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai

     bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,

    ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain

    yang ada pada individu yang belajar.14 

    Sementara itu pembelajaran diartikan sebagai kegiatan dimana guru

    (pengajar) dan murid (pembelajar) berinteraksi, membicarakan suatu bahan

    atau melakukan suatu aktivitas, guna mecapai tujuan yang dikhendaki. Oemar

    Hamalik mengartikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang terususun,

    meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

     prosedur, yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.Juga dikemukakan bahwa pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi

    lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Karenanya,

     pembelajaran tidak cukup dimaknai sebagai transfer pengetahuan dari guru

    kepada peserta didik, dimana peserta didik hanya menerima tanpa ada upaya

    13 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yan Mempengaruhinya. hal. 2 

    14 Andi Fadlan,  Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

    (Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010), hal. 9 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    22/162

    12

    untuk mempertanyakan apa uang diterimanya.15 

    Proses pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar

    mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun

     pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa

    untuk menggunakan haknya dalam membangun dan mengembangkan

    gagasannya. 16 Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, sedangkan guru

     bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa,

    motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.

    2.  Pembelajaran Aktif ( Active Learning )

    Menurut Kathleen McKinney,  Active Learning (pemblajaran active)

    adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, tidak hanya

    secara fisik, tetapi juga secara mental, perasaan (emosi), dan sosial.  Active

    learning  berkaitan dengan teknik dimana peserta didik melakukan lebih dari

    sekedar mendengarkan ceramah guru atau dosen, termasuk di dalamnya

    menemukan, memproses, dan menerapkan informasi yang diterimanya.17 

    Dalam belajar ada cara-cara yang efisien dan tak efisien. Banyak siswa

    atau mahasiswa gagal atau tidak dapat hasil yang baik dalam pelajarannya

    karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka

    kebanyakan hanya mencoba menghapal pelajaran.18 

    Sebagaimana hadits Rosulullah SAW sebagai berikut:

    15 Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,hal. 9-10 

    16  Martinis Yamin & Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

    Siswa, (Jakarta: gaung Persada Press, 2009), hlm.15. 17

      Andi Fadlan,  Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN

    Walisongo,hal. 10 18

     Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, hal. 73 19

     Imam Abi Husain Muslim bin al- Hijaj Ibnu Muslim al-Qusyairi at Tasaburi, al- Jami‟usShohih, (Libanon: Darul Fikh, 1989), hlm 9. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    23/162

    13

    “S esungguhnya Abdullah bin Mas‟ud berkata tidaklah kamu berbicara

     pada suatu kaum dengan pembicaraan yang akal-akal mereka belum

    mencapainya, kecuali adanya pembicaraan itu dengan keadaan ini bagi

     sebagian mereka merupakan fitnah”. ( H.R. Imam Muslim) 

    Alasan lain untuk mengaktifkan belajar siswa, bahwa setiap siswa

    memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, siswa perlu

    memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga seluruh

    siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Begitu pula

    tidak semua siswa berasal dari latar belakang sosial yang memiliki kesadaran

    dan budaya belajar, sehingga tugas guru adalah menumbuhkan kesadaran dan

    mengembangkan pembiasaan agar setiap siswa merasa butuh dan senang dalam

     belajar.20 

    Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan yang sinergis

    yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa

    harus belajar, sementara siswa belajar sebagaimana seharusnya belajar melalui

     berbagai pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek

    kognitif, psikomotor dan atau afektif. Rancangan pembelajaran yang

    mencerminkan kegiatan belajar secara aktif perlu didukung oleh kemampuan

    guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran

     berlangsung.21  Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan

     pembelajaran menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan

     pembelajaran.

    Menurut Paul B. Diedrich Indikator yang menyatakan aktivitas siswa

    dalam proses belajar mengajar adalah:

    a.  Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

    memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang

    20  Marno dan M. idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan

     Mengajar yang Efektif dan Edukatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet 4, hlm. 150. 21

      Marno dan M. idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan

     Mengajar yang Efektif dan Edukatif, hlm.149. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    24/162

  • 8/16/2019 skripsi-f

    25/162

    15

     Hai orang-orang yang mencari ilmu, bersungguh-sungguhlah belajar

     pada malam dan siang hari karena berhasilnya suatu ilmu ditempuh dengan

     sungguh-sungguh dan tekun. Sesungguhnya segala sesuatu ada bahayanya dan

    bahaya ilmu adalah meninggalkan kesungguhan dan ketekunan.

    3.  Tinjauan Tentang Tipe Giving Question and Getting Answers (GQGA)

    a.  Pengertian Tipe Giving Question and Getting Answers (GQGA)

    Proses pembelajaran tidak harus berasal dari guru menuju siswa,

    karena belajar bukanlah memberikan seluruh informasi yang diperlukan guru

    kepada siswanya. Setiap guru juga harus memperhatikan bahwa siswa tidak

     bisa diberi muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.

    Model pembelajaran Giving Questions and Getting Answer  (GQGA)

    merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang

    menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa

    mampu merekonstruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya

    sebagai fasilitator saja. Model Giving Questions and Getting Answerditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963.

    Model ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan

    ketrampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, karena pada dasarnya model

    tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode seramah

    yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas

    sebagai medianya.

    Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang sangat

    esensial dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan

    menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar

    mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa (Suprijono, 2011).

     Model Giving Questions and Getting Answer (GQGA) dilakukan bersamaan

    antara metode tanya jawab dengan metode ceramah, agar siswa tidak dalam

    23 Syekh Ibrahim bin Isma‟il, Ta‟lim Muta‟allim, (Semarang: Toha Putra, 1994), hlm.23.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    26/162

    16

    keadaan blank mind . Metode ceramah sebagai dasar agar siswa mendapatkan

     pengetahuan dasar ( prior knowledge).24 

    Langkah-langkah pelaksanaan tipe GQGA ini sebagai berikut :

    1) 

    Membuat potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa.

    2)  Meminta setiap siswa untuk melengkapi pernyataan berikut ini;

    Kertas 1 : saya masih belum paham tentang............

    Kertas 2 : saya dapat menjelaskan tentang..............

    3)  Membagi siswa ke dalam kelompok kecil 4 atau 5 orang

    4)  Masing-masing kelompok memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada

    (kartu 1), dan juga topik-topik yang dapat mereka jelaskan (kertas 2).

    5) 

    Meminta setiap kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan

    yang telah mereka seleksi. Jika ada di antara siswa yang bisa menjawab,

    diberi kesempatan untuk menjawab. Jika tidak ada yang bisa menjawab,

    guru harus menjawab.

    6) 

    Meminta setiap kelompok untuk menyampaikan apa yang dapat mereka

     jelaskan dari kertas 2, selanjutnya minta mereka untuk

    menyampaikannya ke kawan-kawan.

    7) 

    Melanjutkan proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada.

    8)  Mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan

    klarifikasi dari jawaban-jawaban dan penjelasan siswa.25 

     b.  Tujuan Penerapan Model Pembelajaran Giving Question Getting Answer

    (GQGA)

    Penerapan model Giving Questions and Getting Answer   (GQGA) dalam

    suatu proses pembelajaran bertujuan untuk:

    1) 

    Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran.

    2) Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan

    24 Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer  

    http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model PembelajaranGiving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012  

    25 Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

    2008), hal. 69-70 

    http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.html

  • 8/16/2019 skripsi-f

    27/162

    17

    kognitif maupun sosial

    3) Memberikan rasa senang pada siswa.

    4) 

    Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

    5) 

    Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi.

    6) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.

    Mencapai tujuan belajar.26 

    c.  Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Giving Question Getting

     Answer (GQGA).

    1) Kelebihan penerapan metode  Active Learning   model Giving Questions

    and Getting Answers (GQGA) adalah:

    a) 

    Suasana lebih menjadi aktif.

     b) Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok

    untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.

    c) Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang

    disampaikan.

    d) Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.

    2) 

    Kelemahan penerapan metode  Active Learning   model Giving Questions

    and Getting Answers (GQGA) adalah:

    a) Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan.

     b) Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan

    menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.

    c) Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak

    mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan

    menguasai materi yang telah diberikan.

    27

     

    26 Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer  

    http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model Pembelajaran

    Giving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012  27

     Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer  

    http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model Pembelajaran

    Giving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012  

    http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.html

  • 8/16/2019 skripsi-f

    28/162

    18

    4.  Hasil Belajar

    a.  Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

    membentuknya, yaitu “hasil ” dan “belajar ”. Pengertian hasil ( product )

    menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

     proses yang mengakibatkan berubahnya infut secara fungsional. Hasil

     produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan

    mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi ( finished goods). Hal

    yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil

     penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus infut-

     proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan infut akibat

     perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah

    mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.28 

    Menurut FJ Mc Donald.  A result learning to represent everything

    obtained by child after getting study or experiencewich last learn.29 Artinya

    hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh anak setelah ia

    mendapatkan pembelajaran atau pengalaman yang telah lalu.

    Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan

    dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect ) maupun hasil

    sampingan pengiring (nurturant effect ). Hasil utama pengajran adalah

    kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan

    dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil pengiring adalah

    hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk dicapai.30 

    Misalnya setelah mengikuti pelajaran siswa menyukai mata pelajaran IPA

    yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara mengajar guru. b.

     

    Tipe hasil Belajar

    Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi

    tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif

    28 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, hlm. 44 

    29 FJ. Mc. Donald, Education Physicology, (California: Wadswort Publishing, 1959), hlm.

    5 30

     Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm.49. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    29/162

    19

    (berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor

    (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri

    sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan

    membentuk hubungan yang hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai,

    ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa disekolah. Oleh karena itu

    ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses

     pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku,

    secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan

     pengajaran (tujuan intruksional). Dengan kata lain rumusan tujuan pengajaran

     berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa dari ketiga aspek

    tersebut.31 Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga

    aspek hasil belajar tersebut antara lain:

    1) Bidang kognitif

    Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam

    kawasan kognisi. Perilaku meliputi kegiatan sejak dari penerimaan

    stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak

    menjadi informasi hingga pemanggilan informasi kembali ketika

    diperlukan untuk menyelesaikan masalah.32

     

    Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang

    mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,

    sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa

    untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,

    metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah

    tersebut.33 

    Hasil belajar kognitif terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu:a)

     

    Tipe hasil belajar: Mengingat

    Tujuan intruksional pada level ini menuntut peserta didik

    31  Nana Sudjana,  Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Sinar Baru

    Algensindo.2005) hlm. 49-50. 32

     Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50 33

     Mimin Haryati, Metode da Teknik Penilaian Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:

    Gaung Persada Press, 2008), Cet. III, hlm. 23  

  • 8/16/2019 skripsi-f

    30/162

    20

    mampu mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya, seperti

    misalnya fakta, terminologi, rumus, strategi pemecahan masalah, dan

    sebagainya.

     b) 

    Tipe hasil belajar: Mengerti

    Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk

    menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-

    kata sendiri. Dalam hal ini peserta didik diharapkan menerjemahkan

    atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata

    sendiri.

    Ada tiga pemahaman yang berlaku umum; pertama

     pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang

    terkandung di dalamnya. Misal, memahami kalimat bahasa Inggris ke

    dalam bahasa Indonesia, mengartikan lambang Negara, mengartikan

    Bhineka Tunggal Ika, dan lain-lain. Kedua  pemahaman penafsiran,

    misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda,

    membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Ketiga  pemahaman

    ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat

    dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan.34

     

    c) Tipe hasil belajar: Memakai

    Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau

    menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru,

    serta memecahkan berbagai masalah yang timbul pada kehidupan se

    hari-hari.35 

    d) Tipe hasil belajar: Menganalisis

    Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau

    susunannya.36  Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks,

    34 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , hlm. 51 

    35 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada

    Press, 2008), hlm. 35 36

     Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2009), hlm. 27 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    31/162

    21

    yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni

     pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi

     para siswa sekolah. Bila kecakapan analisis dapat berkembang pada

    seseorang, maka ia akn dapat mengaplikasikannya pada situasi baru

    secara kreatif.

    e) 

    Tipe hasil belajar: Menilai

    Kemampuan menilai merupakan kemampuan yang

    mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan

    tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda menggunakan

    kriteria tertentu.

    f) 

    Tipe hasil belajar: Mencipta

    Mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang

    dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

     pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

    menyeluruh.37 

    2) Bidang Afektif

    Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

    mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

    seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil pelajar

    apektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak

    memberi tekanan pada bidang kognitif semat-mata. Hasil belajar afektif

    tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi/perhatian

    terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman

    sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.38 

    Ada beberapa jenis kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai di tingkat yang dasar atau sederhana sampai

    tingkat yang kompleks.39 

    37 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik , hlm. 36 

    38 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , hlm. 53 

    39 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 30 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    32/162

    22

    a)  Receiving (penerimaan), yaitu semacam kepekaan dalam menerima

    rangsangan dari luar yang dating pada siswa. Dalam tipe ini termasuk

    kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi

    gejala atau rangsangan dari luar.

     b)  Responding   (jawaban), yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap

    stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketetapan reaksi,

     perasaan , kepuasan dalam menjawab stimulus yang datang pada siswa.

    c) Valuing   (penilaian), yaitu berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau

    stimulus. Termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar

     belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan untuk

    menerima nilai tersebut.

    d) Organization  (organisasi), yaitu pengembangan nilai ke dalam satu

    sistem organisasi. Termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan

    nilai lain dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

    e) 

    Characterization (karakteristik), yaitu keterpaduan dari semua sistem

    nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian

    dan tingkah lakunya.

    3) 

    Bidang Psikomotorik

    Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan

    ( skill ), kemampuan bertindak individu (seseorang). 40 

    Purwanto mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi

    enam:

    a) Persepsi, yakni kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala

    lain. Persepsi merupakan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah.

     b) 

    Kesiapan, yakni kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatugerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari,

    dan sebagainya.

    c) Gerakan terbimbing, yakni kemampuan gerakan meniru model yang

    dicontohkan.

    40 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar , hlm. 54.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    33/162

    23

    d) Gerakan terbiasa, yakni kemampuan melakukan gerakan tanpa ada

    model contoh. Kemampuan ini dicapai karena latihan berulang-ulang

    sehingga menjadi kebiasaan.

    e) 

    Gerakan kompleks, yakni kemampuan melakukan serangkaian gerakan

    dengan cara, urutan dan irama yang tepat.

    f) 

    Kreativitas, yakni kemampuan menciptakan gerakan baru yang tidak

    ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang sudah

    ada menjadi kombinasi gerakan baru.41 

    5.  Gerak

    a. 

    Pengertian Gerak

    Gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda

    terhadap titik acuan tertentu.42 

    1.  Gerak Bersifat Relatif

    Suatu benda dapat dikatakan bergerak terhadap benda tertentu,

    tetapi tidak bergerak terhadap benda lainnya. Hal itu menunjukan bahwa

    gerak bersifat relatif, artinya bergantung pada titik acuan yang

    digunakan.43

     

    2.  Gerak Semu

    Jika seseorang berada di dalam mobil yang sedang bergerak

    kemudian melihat keluar jendela mobil, maka orang tersebut akan

    melihat benda-benda diluar mobil seperti pohon dan rambu-rambu lalu

    lintas seolah-olah bergerak mendekati dirinya kemudian mendekat dan

    akhirnya menjauh meninggalkan orang tersebut. Sesungguhnyaseseorang tersebut yang bergerak melewati pohon dan rambu-rambu lalu

    lintas tersebut. Peristiwa itu disebut gerak semu

    41 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 53. 

    42  Siswanto dan Sukaryadi,  Kompetensi Fisika, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas,

    2009), hlm. 31. 43

     Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika, (Bogor: Yudhistira, 2006), Cet.I, hlm,

    108. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    34/162

    24

     b.  Jarak dan Perpindahan

    Di dalam Fisika, jarak dan perpindahan merupakan dua pengertian

    yang berbeda. Jarak merupakan panjang lintasan sebenarnya yang ditempuh

    oleh benda dalam selang waktu tertentu.44  Sementara perpindahan

    merupakan perubahan kedudukan benda dalam selang waktu tertentu.

    c. 

    Kelajuan dan Kecepatan

    Laju merupakan jarak yang ditempuh suatu benda tiap waktu yang

    diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Pada kelajuan tetap, semakin

     besar jarak yang ditempuh suatu benda maka semakin lama waktu yang

    diprlukan untuk menempuh jarak tersebut.45 

    Secara matematis, laju dirumuskan:

    = s dengan v = laju (m/s)

     s = jarak (m)

    t = waktu (s) 

    Persamaan di atas adalah untuk benda yang bergerak dengan laju

    tetap. Akan tetapi, pada umumnya benda bergerak dengan kelajuan yang

     berubah-ubah sehingga seseorang perlu menentukan laju rata-ratanya. Laju

    rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak total yang ditempuh

     benda dengan selang waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.

    Secara matematis, laju rata-rata dirumuskan:

    ̅ = ttalttal = :::⋯:::⋯ Kelajuan suatu benda menyatakan besar kecepatan benda tersebut

    tanpa meninjau arah perpindahannya. Sementara kecepatan meninjau arah perpindahan benda. Dengan demikian, kecepatan merupakan kelajuan

     beserta arah geraknya.46 

    44 Bambang Ruwanto, Asas-asas Fisika, (Bogor: Yudhistira, 2005), hlm, 74. 

    45 Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika, hlm, 111. 

    46 Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    35/162

    25

    d.  Gerak Lurus Beraturan (GLB)

    Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu

    lintasan garis lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut bergerak lurus

     beraturan. Jarak yang ditempuh s selama waktu t dengan kelajuan v adalah:

     s = vt

    dengan s = jarak tempuh (m)

    v = kelajuan (m/s)

    t = waktu tempuh (s)

    Pada gerak lurus beraturan, kecepatan benda suatu saat selalu

    konstan, artinya kecepatan awal sama dengan kecepatan akhir. Oleh karena

    itu, jarak yang ditempuh benda berbanding lurus dengan waktu.47 

    e.  Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

    Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang

    lintasannya lurus dan percepatannya tetap.48 Suatu benda dikatakan bergerak

    lurus berubah beraturan jika kecepatan benda berubah secara beraturan

    setiap satuan waktu sedangkan waktu lintasan geraknya berupa garis lurus.

    Apabila kecepatan gerak benda bertambah secara beraturan tiap

    satuan waktu, benda dinyatakan bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.

    Apabila kecepatan benda berkurang secara beraturan tiap satuan waktu maka

     benda dinyatakan bergerak lurus berubah beraturan diperlambat.49 

    C.  Rumusan Hipotesis

    Berdasarkan deskripsi teori, kerangka berpikir, penelitian yang relevan

    maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

    1. 

    Hipotesis kerja (Ha)Terdapat pengaruh penerapan pembelajaran  Active Learning   model

    Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok Gerak

    tahun pelajaran 2011/2012 terhadap hasil belajar kelas VII MTs Nurul Falah

    Bolang –  Tirtajaya Kabupaten Karawang.

    47 Supiyanto, Fisika Untuk SMA, (Jakarta: Phibeta, 2006), hlm, 43. 

    48 Bambang Ruwanto, Asas-asas Fisika, hlm, 87. 

    49 Siswanto dan Sukaryadi, Kompetensi Fisika,, hlm, 43 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    36/162

    26

    2.  Hipotesis nol (Ho)

    Tidak terdapat pengaruh penerapan pembelajaran  Active Learning  

    model Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok

    Gerak tahun pelajaran 2011/2012 terhadap hasil belajar kelas VII MTs Nurul

    Falah Bolang –  Tirtajaya Kabupaten Karawang.

  • 8/16/2019 skripsi-f

    37/162

    27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Tempat dan Waktu Penelitian

    1. 

    Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Falah yang beralamat di

    Dusun Krajan Desa Bolang Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang

    41354.

    2.  Waktu Penelitian

    Penelitian ini, dilaksanakan selama 13 hari mulai tanggal 05

    sampai dengan 17 Maret 2011.

    B.  Variabel dan Indikator Penelitian

    Menurut Hatch dan Farhady, Secara teoritis variabel dapat didefinisikan

    sebagi atribut seseorang, atau obyek, yang memiliki “variasi” antara satu orang

    dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.50 

    Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel

     penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

    yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1.  Variabel Bebas (independent variabel )

    Variabel ini sering disebut variabel  stimulus, predictor, antecedent.

    Dalam  bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah

    variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

    timbulnya variabel dependnterikat (terikat).

    51

     Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

     Active Learning   Model Giving Questions and Getting Answers  (GQGA)

    dengan indikator yang meliputi:

    50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

     D (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. IV, hal. 38 51

     Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

     D, hal. 39 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    38/162

    28

    a)  Keaktifan mengikuti pelajaran

     b)  Aktif dalam kelompok

    c) 

    Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

    d) 

    Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

    e)  Persiapan dalam mengikuti pelajaran

    2. 

    Variabel Terikat (dependent variabel )

    Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria,

    konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

    Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

    akibat, karena adanya variabel bebas (independent variabel ).52 

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi

     pokok Gerak dengan indikator nilai hasil belajar IPA materi pokok Gerak

     berupa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60 (enam puluh) yang

    ditetapkan Madrasah setelah dikenai model pembelajaran  Active Learning  

    Model Giving Questions And Getting Answers (GQGA).

    C.  Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif. Pada

     penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel. Kelas

     pertama diberikan perlakuan berupa penerapan Giving Question And Getting

     Answers  (GQGA) dan kelas ini disebut dengan kelas eksperimen. Kelas kedua

    adalah kelas control. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

    Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes untuk melihat hasil belajar.

    Perbedaan hasil belajar kedua kelas ditentukan dengan metode statistika.

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control grouponly design, yang terlihat pada tabel berikut:

    52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

     D, hal. 39 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    39/162

  • 8/16/2019 skripsi-f

    40/162

    30

    dan dilaksanakan di akhir penelitian, sedangkan aktivitas siswa kelas

    eksperimen dinilai menggunakan lembar observasi.

    D. 

    Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

    1.  Populasi

    Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

    suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi berhubugan

    dengan data, bukan manusianya. 53 

    Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah kelas VII

    MTs Nurul Falah yang terdiri dari kelas VII. A dengan jumlah 31 Siswa, kelas

    VII.B dengan jumlah 34 Siswa dan kelas VII.C dengan jumlah 34 Siswa.

    2.  Sampel

    Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang

    diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Sutrisno Hadi,

    masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal-hal sebagai

     berikut:

    a.  Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari

     besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari

     populasi.

     b.  Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil

    kepenelitiannya, dalm arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada

    objek , gejala, atu kejadian yang lebih luas.54 

    Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII.A sebagai kelas

    eksperimen dan kelas VII.B sebagai kelas kontrol.

    3. 

    Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah teknik cluster random sampling. Teknik random sampling adalah

    teknik mengambil sampel secar random atau tanpa pandang bulu. Teknik ini

    memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel yang

    53 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), cet

    VIII, hlm. 118. 54

     S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. 121. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    41/162

    31

    representatif. Dalam teknik ini semua individu dalam populasi, baik secara

    sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih

    menjadi anggota sampel.55 

    Teknik pengambilan sampel secara random yang dilakukan peneliti

    adalah dengan menggunakan cara undian, yaitu dengan menuliskan setiap sub

     populasi ke dalam kertas kecil, kemudian dilipat dan dimasukan ke dalam

    kotak. Langkah selanjutnya peneliti mempersilahkan seseorang untuk

    mengambil 1 lipatan kertas berisi nama kelas yang akan dijadikan kelas

    eksperimen dan 1 lipatan kertas yang berisi nama kelas yang akan dijadikan

    kelas kontrol, dalam hal ini peneliti mempersilahkan kepada guru mata

     pelajaran IPA MTs Nurul Falah.

    E.  Teknik Pengambilan Data

    Metode pengambilan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

    digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik)

    menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi

    hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,

    ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.56

      Dalam pengumpulan data ini, peneliti

    menggunakan metode sebagai berikut:

    1.  Dokumentasi

    Dokumentasi, yang asal katanya dokumen, yang artinya barang-

     barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

    menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

     peraturan-peraturan, noulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.57 Metode

    ini digunakan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasukdalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk memperoleh data nilai

    hasil belajar siswa. 

    55 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi

    Aksara, 2007), cet. II, hlm. 123. 56

     Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung: Alfabeta, 2008), cet. V, hlm. 69 

    57  Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT.

    Rineka Cipta, 2006), cet. XIII, hlm. 158 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    42/162

  • 8/16/2019 skripsi-f

    43/162

    33

    siswa atas materi tersebut.60 

    Tes ini diberikan setelah kelas eksperimen dikenai perlakuan

    (treatment ) yang dalam hal ini adalah pembelajaran  Active Learning  Model

    Giving Questions And Getting Answers (GQGA) pada kelas eksperimen dan

    model konvesional pada kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan

    data hasil belajar pada materi pokok Gerak. Data ini digunakan untuk

    menjawab permasalahan dalam penelitian.

    a.  Materi

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mata

     pelajaran IPA materi pokok Gerak.

     b. 

    Bentuk Tes

    Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

     perangkat tes dari mata pelajaran yang disajikan, yaitu pokok materi

    Gerak. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar

    yang dicapai peserta didik pada pembelajaran.

    Bentuk tes yang digunakan dalam tes ini adalah tes obyektif.

    Pilihan ganda dengan 4 pilihan, dengan pertimbangan sebagai berikut:

    1) 

    Tes obyektif memiliki jawaban mutlak, sehingga dalam memberikan

    skor sangat obyektif.

    2)  Pemeriksaan hasil tes dapat dilakukan dengan cepat.

    3)  Skor masing-masing peserta didik tidak dipengaruhi oleh

    kemampuan peserta didik dalam menyusun kalimat dan subyektifitas

     pemeriksa.

    c.  Pembuatan Tes

    Langkah-langkah dalam pembuatan instrumen tes adalahsebagai berikut:

    1)  Pembatasan terhadap materi yang akan diteskan.

    2)  Menentukan alokasi waktu.

    3) 

    Menentukan jumlah soal.

    4)  Menentukan tipe soal.

    60 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 66  

  • 8/16/2019 skripsi-f

    44/162

    34

    5)  Menentukan kisi-kisi soal.

    F.  Teknik Analisis Instrumen Data

    Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional,

    komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumu statistik yang sudah

    disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer.61 

    Dalam analisis ini penulis akan menunjukan pengaruh model

     pembelajaran  Active Learning Model Giving Questions And Getting Answers 

    (GQGA) terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII semester gasal MTs Nurul

    Falah Bolang kec. Tirtajaya Kabupaten Karawang pada materi pokok Gerak.

    1. 

    Analisis Pendahuluan

    Analisis ini dipergunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari

    observasi yang dilakukan selama penelitian. Data tersebut dimasukkan ke

    dalam tabel pada setiap variabel dan diberi skor nilai pada setiap alternatif

     jawaban responden yaitu dengan mengubah data tersebut ke dalam angka-

    angka kuantitatif. Dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

    a.  Untuk alternatif jawaban 4 dengan skor 12,5

     b. 

    Untuk alternatif jawaban 3 dengan skor 10

    c.  Untuk alternatif jawaban 2 dengan skor 7,5

    d.  Untuk alternatif jawaban 1 dengan skor 5

    2.  Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes

    Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen

    tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan

    daya pembeda soal.

    Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soalyang akan diujikan, meliputi:

    a.  Validitas

    Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa

    yang hendak diukur. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi

     product moment , dengan mengorelasikan jumlah skor butir dengan skor

    61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, hal. 239 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    45/162

    35

    total.62 

    = ∑ ; ∑ ∑ √ *

    ;∑

    +*

    ;∑

    Keterangan:

      = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N   = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes

     X = skor item tiap nomor

    ∑  = jumlah perkalian X dan YSelanjutnya nilai ℎ  dikonsultasikan dengan nilai kritik r

     product moment, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga

    ℎ  >

    튌  maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya jika ℎ <  maka item soal tersebut tidak valid.

     b. 

    Reliabilitas

    Keandalan (realibility) berasal dari kata rely yang artinya

     percaya  dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan

     berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes hasil belajar

    dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil

     belajar yang relatif tetap secara konsiten.63 

    Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dipakai

    rumus sebagai berikut:64 

     = ; ; ∑  dimana:

      = reliabilitas instrumen p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

    q  = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)

    ∑   = jumlah hasil perkalian antara p dan qk   = banyaknya item/butir soal

    62 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

    2011),cet. VII, hlm. 72.63

     Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 153-154. 64

     Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 100. 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    46/162

    36

      = varians totalRumus varian:

     = ∑

    ;∑

     Kemudian hasil  yang didapat dari perhitungan dibandingkan

    dengan harga r  product moment. Harga   dihitung dengan tarafsignifikan 5%. Jika  >  maka dapat dinyatakan butir soal tersebutreliabel.

    c.  Tingkat Kesukaran Soal

    Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan

    sukar dan mudahnya soal. Dengan menggunakan rumus yang

    dikemukakan oleh Dubois.65 

    =   Keterangan :

     P   = tingkat kesukaran

     B = jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar

     J S  = jumlah seluruh siswa peserta tes

    d.  Daya pembeda soal

    Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk

    membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa kurang pandai.

    Adapun persamaan persamaan yang di gunakan:

    = −  Keterangan :

     D  = daya pembeda

     Ba = jumlah kelompok atas yang menjawab benar

     Bb = jumlah kelompok bawah yang menunjuk benar

     Ja  = jumlah kelompok atas

    Jb = jumlah kelompok bawah

    65 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Bandung: Rajawali Pers, 1996), hlm.

    372 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    47/162

    37

    3.  Analisis Uji Prasyarat

    Analisis uji prasyarat bertujuan untuk mengetahui data keadaan awal

    kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mendapat perlakuan yang berbeda,

    apakah kedua kelas berasal dari sampel yang homogen atau tidak. Oleh

    karena itu peneliti menggunakan nilai ulangan harian dari kelas eksperimen

    dan kelas kontrol. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh

    dari data nilai ulangan harian sebelum materi pokok gerak sebelum mendapat

     perlakuan.

    Metode untuk menganalisis data keadaan awal adalah sebagai

     berikut:

    a. 

    Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal

    dari populasi yang berdistribusi normala tau tidak. Adapan uji normalitas

    dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat  dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:66 

    1)  Menentukan skor besar dan kecil.

    2)  Menentukan Rentangan (R).

    3) 

    Menentukan Banyaknya Kelas (BK).

    BK = 1 + 3,3 Log n

    4)  Menentukan Panjang Kelas (i).

    i =

     5)

     

    Menentukan rata-rata atau mean (X).

     X =∑ ƒX

     6)

     

    Menentukan simpangan baku (S).

    S =  .∑ ƒX  ; ∑ ƒX.;  7)  Membuat frekuensi yang diharapkan dengan jalan:

    66 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. VI, hlm. 188  

  • 8/16/2019 skripsi-f

    48/162

    38

    a)  Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval

     pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas

    interval di tambah 0,5.

     b) 

    Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

    Z = ;

     c)  Mencari luas 0 –  Z dari Tabel Kurve Normal dari 0  –  Z dengan

    menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

    d) 

    Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan

    angka-angka 0  –   Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris

    kedua, angka baris kedua dikurangi garis ketiga, dan begitu

    seterusnya.

    e)  Mencari frekuensi yang diharapkan (ƒe) dengan cara

    mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.

    f) 

    Mencari Chi Kuadrat (χ  2hitung) dengan rumus:

    (χ 2hitung) = ∑ ƒ;ƒe ƒe

  • 8/16/2019 skripsi-f

    49/162

    39

    Tabel 3.2

    Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlet

    Sampel db 1/db2

    iS   

    Log

    2

    iS    (db)Log

      2

    iS   

    1 n1-1 1/ (n1-1)2

    1S   Log

    2

    1S   (n1-1)Log

    2

    1S   

    2 n2-1 1/ (n2-1)2

    2S   Log

    2

    2S   (n2-1) Log

    2

    2S   

    ... ... ... ... ... ...

    Jumlah     )1( in 

        )1(1 in 

    2

    1log)1(1   S ni    

    2)  Menghitung varians gabungan dari ketiga sampel:

    S 2 =∑;∑ ;  

    3)  Menghitung Log S 2 

    4)  Menghitung nilai B.

    B = (Log S2).∑ − 1 5)

     

    Menghitung nilai χ 2hitung.

    χ 2hitung = (Ln) [B − ∑dbLog] 6)  Membandingkan χ 2hitung  dengan nilai χ 

    2tabel, untuk α = 0,05 dan

    derajat kebebasan (db) = k -1, dengan kriteria pengujian sebagai

     berikut:

    Jika, χ 2hitung ≥ χ 2tabel, tidak homogen.

    Jika, χ 2hitung ≤ χ 2tabel, homogen.

    4.  Analisis Uji Hipotesis

    Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa

    dalam strategi pembelajaran aktif model Giving Question and Getting Answer  

    (GQGA)  dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok

  • 8/16/2019 skripsi-f

    50/162

    40

    Gerak, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a.  Analisis Regresi Linear Sederhana

    Analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan

    fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

    dependen. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:68 

    Ŷ  = a + bX  

    dimana:

    Ŷ   = Subyek dalam variabel dependen (terikat) yang diprediksikan

     X   = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

    a  = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).

    b  = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

     peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

    didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah

    garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.

    Adapun untuk harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut:69 

    a = ∑ (∑ ); ∑ ∑ ∑ ;∑  b =

    ∑ ; ∑ ∑ ∑ ;∑   b.  Analisis hasil uji lineritas regresi.

    Salah satu asumsi dari dari analisis regresi adalah linearitas.

    Maksudya apakah garis regresi antara  X   dan Y  membentuk garis linear

    atau tidak. Kalau tidak linear maka analisis regresi tidak dapat

    dilanjutkan. Rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas adalah:70 

     JK(T)  = ∑   JK(A)  = 

    ∑  

    68 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. XIII, hlm. 261 

    69 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 262 

    70 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 265 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    51/162

    41

     JK (b│a)  = b∑  − ∑ ∑   JK(S)  = JK(T) –  JK(A) –   JK(a│b) 

     JK(TC)  = ∑ ∑ − ∑   JK(G)  = JK(S) –  JK(TC)

    dimana:

     JK(T)  = Jumlah Kuadrat Total

     JK(a)  = Jumlah Kuadrat Koefisien a

     JK (b│a) = Jumlah Kuadrat regresi (b│a) 

     JK(S)  = Jumlah Kuadrat Sisa

     JK(TC)  = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

     JK(G)  = Jumlah Kuadrat Galat

    Untuk mempermudah uji linearitas digunakan daftar analisis

    varians (ANAVA) regresi linier sederhana, sebagai berikut:

    Tabel 3.3

    Daftar Analisis Varian (Anava) Regresi Linear sederhana:

    Sumber Variasi dk JK KT F

    Total n 2  2 Koefisien (a)

    Regresi (a│ b)

    Sisa

    1

    1

    n - 2

     JK (a)

     JK (a│b) 

     JK (S) 

     JK (a)

    2= JK (a│b) 

    2= ;  

    22  

    Tuna Cocok

    Galat

    k –  2

    n - k

     JK (TC)

     JK (G)

    2 = ;  

    2 = ;  22  

  • 8/16/2019 skripsi-f

    52/162

    42

    c.  Analisis uji keberartian

    Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)

    Ha : Koefisien itu berarti (b ≠ 0) 

    Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik  F  = 22   (Fhitung)dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut =

    n-2. Untuk menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol

    apabila koefisien  F hitung  lebih besar dari harga  F tabel  berdasarkan taraf

    kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.71 

    d. 

    Analisis Uji Linearitas

    Ho : Regresi linear

    Ha : Regresi non-linear

    Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik  F   =22   (Fhitung)

    dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang (k - 2) dan dk penyebut

    (n - k). Untuk menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis

    regresi linear apabila statistik F hitung untuk tuna cocok yang diproleh lebih

     besar dari harga  F tabel  berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk

    yang bersesuaian.72 

    e.  Uji hipotesis hubungan antara dua variabel.

    Ho : Tidak ada pengaruh antara keaktifan siswa pada pembelajaran

     Active Learning   model Giving Questions and Getting Answers 

    (GQGA) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

    materi pokok Gerak.

    Ha : Ada pengaruh antara keaktifan siswa pada pembelajaran  Active

     Learning model  Giving Questions and Getting Answers  (GQGA)terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok

    Gerak.

    71 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 273 

    72 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 274 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    53/162

    43

    Korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

     berikut:73 

    r  = ∑

    ; ∑ ∑

      ∑ ;∑ ∑ 汜 ;∑  

    73 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 274 

  • 8/16/2019 skripsi-f

    54/162

    44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. 

    Deskripsi Data Hasil Penelitian

    Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan menempatkan

    subyek penelitian pada dua kelompok (kelas), yakni kelas eksperimen dan kelas

    kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi

     pokok gerak dengan mengggunakan metode  Active Learning model  Giving

    Question and Getting Answers  (GQGA) dan kelas kontrol diberi pembelajaran

    fisika materi pokok gerak tanpa mengggunakan metode  Active Learning model

    Giving Quwestion and Getting Answers (GQGA).

    Langkah awal sebelum penelitian dilakukan adalah menyusun dan

    menguji instrumen penelitian, adapun hasil uji instrumen penelitian adalah

    sebagai berikut:

    1. 

    Analisis Data Uji Coba Instrmen

    Sebelum instrumen diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas

    kontrol sebagai alat ukur prestasi belajar peserta didik, terlebih dahulu

    dilakukan uji coba kepada kelas populasi. Uji coba dilakukan untuk

    mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal yang

     baik atau belum. Adapun yang digunakan dalam pengujian ini meliputi:

    Validitas tes, reliabilitas tes, indeks kesukaran, dan daya beda.

    a.  Analisis Validitas Tes

    Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid-tidaknya item-

    item tes. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item

    yang valid berarti item tersebut dapat mempersentasikan materi gerakdan dapat diujikan kepada kelas sampel.

    Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh hasil

    sebagaimana ditunjukan oleh tabel 4.1:

  • 8/16/2019 skripsi-f

    55/162

    45

    Tabel 4.1 

    Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal 

    No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

    1 Valid1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 15, 17, 18, 19, 20, 24,

    28, 29, 31, 33, 34

    22 62,9 %

    2 Tidak Valid2, 13, 14, 16, 21, 22, 23,

    25, 26, 27, 30, 32, 3513 37,1 %

    Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan validitas terdapat 22

    soal yang valid dan terdapat 13 soal yang tidak valid. Adapun

     perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 17.

     b. 

    Analisis Reliabilitas Tes

    Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji

    reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk

    mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen dapat

    dipercaya apabila memberikan pengukuran hasil tes yang relatif tetap

    secara konsisten.

    Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir diperoleh

    r 11=0,899 adalah kriteria pengujian tinggi. Perhitungan selengkapnya

    dapat dilihat di lampiran 18.

    c.  Analisis Tingkat Kesukaran Soal

    Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat

    kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil

     perhitungan koefisien indeks butir soal diperoleh hasil sebagaimana

    ditunjukan oleh tabel 4.2:

    Tabel 4.2 

    Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal 

    No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase

    1 Sukar 15 1 2,9 %

    2 Sedang