8/16/2019 skripsi-f
1/162
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
MODEL GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA)
PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK GERAK
TAHUN PELAJARAN 2011/2012 TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NURUL FALAH
BOLANG-TIRTAJAYA KABUPATEN KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana dalamIlmu Pendidikan Fisika
Oleh :
ABDUL ROUF NIM: 053611334
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
8/16/2019 skripsi-f
2/162
8/16/2019 skripsi-f
3/162
8/16/2019 skripsi-f
4/162
8/16/2019 skripsi-f
5/162
8/16/2019 skripsi-f
6/162
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Penerapan Pembelajaran Active Learning model Giving
Question and Getting Answers (GQGA) Pada Materi Pokok Gerak
Tahun Pelajaran 2011/2012 Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIIMTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten Karawang
Penulis : Abdul Rouf
NIM : 053611334
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh perbedaan tingkat keaktifan belajar siswa
yang mempengaruhi hasil belajar IPA. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab
permasalahan: 1) Keaktifan siswa dalam strategi Pembelajaran Active Learning
model Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok Gerak.
2) Hasil belajar IPA kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten
Karawang. 3) Pengaruh keaktifan siswa dalam model Pembelajaran Active
Learning model Giving Question and Getting Answers (GQGA) Pada MateriPokok Gerak terhadap hasil belajar siswa di MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya
Kabupaten Karawang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei
dan teknik analisis regresi satu prediktor. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Keaktifan Siswa dalam model Pembelajaran Active Learning model Giving
Question and Getting Answers (GQGA) , sedangkan variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten
Karawang.
Dalam penelitian ini data dikumpulkan menggunakan metode: 1)
Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data umum sekolah dan data siswa beserta
nilai ulangan harian siswa pada materi IPA sebelumnya; 2) Observasi, yaitu
untuk memperoleh data dengan cara mengamati secara langsung keaktifan siswa
dalam pembelajaran; 3) Tes, yaitu untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa
materi pokok Gerak .
Setelah diuji hipotesis, hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) keaktifan
siswa MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten Karawang dalam kategori
”cukup” dengan nilai rata-rata yang diperoleh 63,39 yang berada pada interval 61-
70; 2) Hasil belajar siswa MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya Kabupaten
Karawang berada dalam kategori “cukup” terbukti dengan nilai rata-rata yang
diperoleh 65,48 yang berada pada interval 61-70; 3) Dari hasil pengujian hipotesis
diperoleh r hitung = 0,852 sedangkan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 31 diperoleh r = 0,355 dan untuk 1% diperoleh r = 0,456. Karena r hitung lebih
besar r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1% ( 0,852 > 0,355>0,458). Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode Active Learing model Giving Question
and Getting Answers (GQGA) dalam pembelajaran fisika materi pokok Gerak
dapat memberikan pengaruh yang positif dan cukup signifikan terhadap hasil
belajar peserta didik.
8/16/2019 skripsi-f
7/162
KATA PENGANTAR
بسم لرحن لرحيم
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta beserta isinya, yang
telah menganugerahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kita
sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Terlebih bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ Pengaruh Penerapan Pembelajaran Active Learning Model Giving Question and
Getting Answers (GQGA) Pada Materi Pokok Gerak Tahun Pelajaran 2011/2012
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Nurul Falah Bolang-Tirtajaya
Kabupaten Karawang” tanpa menemui halangan yang berarti.
Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa
cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam
memenuhi tugasnya sebagai khalifah di bumi.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis hendak
menghaturkan ungkapan terima kasih kepada:
1. Dr. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Wahyudi, M.Pd dan Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom, selaku Ketua
dan sekretaris jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang.
3.
Muhammad Nafi Annury, M.Pd, selaku dosen wali yang telah banyak berjasakepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
4. Andi Fadllan, M.Sc, selaku dosen pembimbing I sekaligus Ketua Prodi Tadris
Fisika dan Drs. Achmad Hasmi Hashona, MA, selaku dosen pembimbing II
yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
8/16/2019 skripsi-f
8/162
5. Joko Budi Poernomo, M. Pd. Selaku Sekretaris Prodi Tadris Fisika, Para
Dosen khususnya para pengajar di Tadris Fisika, dan seluruh civitas
akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai
ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
6.
Kepala Sekolah MTs Nurul Falah (H. Nurhasan, S.Pd), beserta para guru dan
staf karyawan, khususnya (Didin, S. Pd) yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Ayahanda H. Halimi dan Ibunda Hj. Roiyah, yang selalu membimbing dan
mendo’akan saya di setiap sujud dan restu serta ridlonya adalah semangat
saya dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan rintangan, serta yang
selalu memberikan pencerahan jiwa dan motivasi. Semoga karya ini menjadi
pengganti rasa bakti saya sebagai putera yang selama ini terabai oleh
keinginan dan ego saya.
8.
Aa, Teteh dan Keponakanku tersayang (A' Dumyati & Teh Mulyanah Beserta
kedua penerus tecantiknya Dian & Iif), (A' Ayi & Teh Anah beserta kedua
buah hati tercintanya Lukman & Iis), (A' Oji dan Teh Khusnul beserta ketiga
Qurrotul 'aini imutnya Yuni, Berlin & Alfi), dan A' H.Hasan Basri mohon
maaf tidak bisa menjadi adik yang baik yang selalu mengikuti jejak baikmu.
Terima kasih atas semua motivasi dan do’a-do’anya selama ini. Semoga
kebahagiaan dan Ridlo Ilahi selalu menyertai kalian.
9. Keluarga besar Ang Otong & Teh Atin beserta ketiga buah hatinya (Asep,
Vinna & Vinni) yang telah menganggap saya layaknya keluarga sendiri.
Terima kasih atas segala do’a dan dukungannya, hingga anakmu dapat
menyelesaikan karya ini. Semoga suatu saat kita dapat dipertemukan padasuatu keadaan yang indah, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
10. Dzakirotul Umah, terimakasih atas ketulusan, kasih sayang dan keikhlasannya
dalam menemani perjuanganku, semoga kesuksesan dan ridlo-Nya selalu
mengiringi perjalanan hidupmu.
8/16/2019 skripsi-f
9/162
11. Sahabat seperjuangan dimasa menyelesaikan penulisan skripsi yang telah
memberikan motivasi dan pengalaman (Ahmad Solihin, Fahmi, Qoyumi),
terima kasih atas waktu dan kesempatannya untuk saling berbagi pengalaman.
12.
Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jawabarat, DKI Jakarta dan Banten
(HMJB), terima kaih atas kebersamaan dan pengalaman yang selama ini
kalian berikan.
13. Keluarga besar Mahasiswa Tadris fisika khususnya angkatan 2005 IAIN
walisongo Semarang.
14. Keluarga besar Kos bapak Joko dan Ibu (Kang Fajar, Kang Agus, Kang Heri,
Kang Fahmi, Kang Syukron, Kang Emil, Kang Huda, Kang Zamzam dan
Kang Saefuddin), terima kasih sudah berbagi pengalaman.
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin
Semarang, 29 Mei 2012
Penulis
Abdul Rouf
NIM: 053611334
8/16/2019 skripsi-f
10/162
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………….………………….....................i
PERNYATAAN KEASLIAN…….…………….…………………......................ii
PENGESAHAN…………………….………….…………...................................iii
NOTA PEMBIMBING I……………...…...…………........................................iv
NOTA PEMBIMBING II......................................................................................v
ABSTRAK …….………………...………...….…………………….....................vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………......................vii
DAFTAR ISI………………………………..……………….................................x
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………....................1
A. Latar Belakang………………………………………………1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………6C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………7
BAB II : PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING MODEL GIVING
QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA)................9
A. Kajian Pustaka…………..…………………………………9
B.
Kerangka Teoritik…………………………………………11
C. Rumusan Hipotesis…..……………………………………25
BAB III : METODE PENELITIAN…….……………………………….27
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………….……………27
B.
Variabel dan Indikator Penelitian.........................................27C. Desain Penelitian...................................................................28
D.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel………30
E. Teknik Pengambilan Data…………………………………31
F.
Teknik Analisis Instrumen Data…………….……………34
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……..….…………...43
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian………………….…………43
B. Analiis Data dan Pengujian Hipotesis……………………....52
C.
Pembahasan Hasil Penelitian….……………………………61
BAB V : PENUTUP………………………….…………………………63A. Simpulan………………………….………………………63
B. Saran………………..……………………………………….63
C. Penutup ..................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
8/16/2019 skripsi-f
11/162
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar menuntut ilmu dan
menekankan pentingnya arti belajar dalam kehidupan umat manusia.
Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah sejak wahyu yang pertama
diturunkan kepada Rasulullah yaitu surat Al-„Alaq ayat 1-5:
1). Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2).
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3). Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4). Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, 5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (Q.S. Al-„Alaq/96:1-5).1
Pendidikan adalah jalan untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda.
Melalui pendidikan baik pendidik maupun yang dididik akan memperoleh pahala
yang terus mengalir. Orang-orang yang berada di jalan keilmuan atau pendidikan
maka akan dimudahkan jalannya ke surga. Pahala dari ilmunya akan terus
mengalir walaupun telah mati. Berikut ini adalah hadits yang menekankan
pentingnya pendidikan.
Dari Ibnu Abas R.A. Bahhwa Rasulallah SAW bersabda: barang siapa
yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Allah akan memberi kefahaman
kepadanya, dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu diperoleh dengan belajar.
1 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Kudus: Menara, 1997), hlm. 598.
2 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Bukhari, (Semarang: Toha Putra
2001) , hlm. 24
8/16/2019 skripsi-f
12/162
2
Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual yang dihadapi oleh
setiap orang. Maka dari itu, banyak para ahli-ahli membahas dan menghasilkan
berbagai teori tentang belajar. Pemakaian teori-teori dengan situasi formal lebih
dibatasi dalam pendidikan formal yaitu Sekolah. Teori tentang belajar menurut
ahli tertentu akan menentukan bagaimana seharusnya “menciptakan” belajar itu
sendiri dan usaha itu lazimnya dikenal dengan mengajar. Sehingga tinjauan dalam
belajar tidak bisa dipisahkan dengan metode atau model pembelajaran yang
digunakan dalam mengajar.
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow. Learning is the acqustion oh
habits, knowladge, and attitude. It inrolves new ways of doing things, and it
operates in a individual‟s. Attempts to over come obstacles or to adjust to new
sitations.3 Artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan
sikap, ini merupakan cara baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya
atau mengusahakannya di dalam usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Pendidikan formal dirasakan urgensinya ketika keluarga tidak mampu
lagi memberikan pendidikan yang wajar kepada anak-anaknya. Lembaga ini
akhirnya diterima sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan kedua setelah
keluarga.4
Pendidikan di sekolah sebagai proses bimbingan yang terencana dan
terarah dalam membina anak untuk menguasai ilmu pengetahuan. Fisika
merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah, hal ini juga tergambar
dalam peraturan pemerintah bahwa fisika dimasukkan ke dalam ujian Nasional.
Pelajaran fisika telah diajarkan sejak Sekolah Dasar dan SMP yang dinamakandengan IPA sedangkan pada SMA telah dipisah menjadi fisika. Fisika merupakan
mata pelajaran yang sangat membantu siswa dalam menciptakan sebuah hasil
karya ilmiah sehingga mereka bisa menjadi seorang ilmuwan. Tentunya dengan
pemahaman konsep yang benar tentang fisika dan dibuktikan dengan hasil belajar
3 Lester D. Crow and Alicce Crow, Educational Phsycology, (New York: American Book
Company, 1958), hlm. 225 4 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 15
8/16/2019 skripsi-f
13/162
3
fisika yang baik. Namun sebagian siswa menyatakan bahwa konsep fisika
sangatlah rumit sehingga mereka tidak mampu mengembangkan dirinya.
Dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam khususnya fisika, belajar
seharusnya lebih dari sekedar menerima informasi, mengingat dan menghafal.
Bagi siswa untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan,
mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah dan menemukan ide-ide.
Tugas guru tidak hanya menuangkan sejumlah informasi pada siswa, tetapi
mengusahakan bagaimana konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam
kuat dalam pikiran siswa. Guru sebagai orang yang terlibat secara langsung dalam
pembelajaran sesungguhnya dapat mengupayakan banyak hal diantaranya adalah
penggunaan pembelajaran yang tepat, menyenangkan, membangkitkan antusiasme
siswa dan mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru
memotivasi siswa dengan berbagai tipe dan pengetahuan, berpikir kritis sehingga
diharapkan terciptalah siswa yang aktif dan kreatif.
Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk
menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Hasil belajar
mengajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai hierarki/bertingkat-tingkat.
Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah : (a). Informasi non verbal (b).
Informasi fakta dan pengetahuan verbal; (c). Konsep dan prinsip; (d). Pemecahan
masalah dan kreativitas. Informasi non verbal dikenal/dipelajari dengan cara
penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.
Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal/dipelajari dengan cara
mendengarkan orang lain dan dengan jalan/cara membaca. Semuanya itu penting
untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu-itu penting
untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah dan di dalam kreativitas.5
Menurut Martinis Yamin dalam bukunya kiat membelajarkan siswa
menyatakan bahwa berdasarkan hasil temuan para ahli terdapat kecenderungan
perilaku guru dalam kegiatan pembelajaran yang lesu, pasif dan perilaku yang
5 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yan Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta,2007). hlm 138
8/16/2019 skripsi-f
14/162
4
susah dikontrol. Perilaku semacam ini diakibatkan suatu proses pembelajaran
yang tidak banyak melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran karena waktu
tersita dengan penyajian materi, siswa tidak termotivasi dan tidak terdapat suatu
interaksi dalam pembelajaran.6
Berikut adalah firman Allah SWT yang terkait secara langsung tentang
dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran
diantaranya dalam surat al-Nahl ayat 125:
)روس حنلا.
١
(
“ serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ”(QS. An-Nahl : 125).7
Berdasarkan kutipan di atas, maka salah satu cara meningkatkan aktifitas
dan kreativitas siswa dalam proses belajar yaitu dengan adanya kecakapan
kognitif dan afektif. Kemampuan dan keterlibatan siswa secara langsung dalam
proses belajar, baik dalam hal mendengar maupun menanggapi pelajaran.
Berdasarkan observasi awal dan informasi dari guru IPA, didapat
informasi bahwa pembelajaran yang selama ini berlangsung di Madrasah
Tsanawiyah Nurul Falah yang terletak di Desa Bolang Kec. Tirtajaya Kabupaten
Karawang adalah guru menerangkan, memberikan soal, dan peserta didik
mengerjakan. Sistem pembelajaran tersebut jika diterapkan pada materi yangmembutuhkan penekanan pada pemahaman konsep belum bisa mengantar peserta
didik pada proses membangun sendiri pengetahuannya, karena masih banyak
peserta didik yang merasa pelajaran IPA khususnya Fisika adalah pelajaran yang
sulit dan membingungkan sehingga sering timbul pertanyaan dari benak peserta
6 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta Gaung Persada Press,2007), hlm.76.
7 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, hlm. 282.
8/16/2019 skripsi-f
15/162
5
didik dari pelajaran yang sedang dipelajari. Akan tetapi hanya sebagian peserta
didik yang berani mengajukan pertanyaan dan mengungkapan jawaban ketika
proses pembelajaran sedang berlangsung. Sehingga diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang secara prosedural dapat menyampaikan pertanyaan dan
mengungkapkan jawaban secara leluasa.
Sekarang ini banyak dikembangkan metode pembelajaran. Mulai dari
metode sederhana yang tidak melibatkan media hingga metode yang
menggunakan multimedia. Penggungaan strategi dalam pembelajaran oleh guru
terhadap siswa atau oleh siswa sendiri menjadi salah satu faktor untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam kegiatan interaksi pembelajaran
menghendaki peranan aktivitas siswa. Hal ini tidak berarti guru pasif saat
pembelajaran berlangsung, tetapi guru berperan sebagai pembimbing atau
fasilitator agar siswa lebih aktif dalam belajar.
Penggunaan metode konvensional belum memberikan hasil yang baik
dalam menciptakan siswa aktif dalam belajar. Maka bentuk metode lain yang
efektif adalah dengan menggunakan strategi belajar aktif (active learning ).
Pembelajaran aktif didesain untuk menghidupkan kelas dengan suasana belajar
yang menyenangkan serta melibatkan gerak fisik maupun mental siswa.
Keterlibatan ini akan meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran aktif dapat digunakan
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Model belajar aktif terdiri atas beberapa tipe salah satunya tipe ” GIVING
QUESTION AND GETTING ANSWERS” (GQGA). Model pembelajaran ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pokok pikirannya
sendiri kepada teman-temannya dan berdiskusi mengenai konsep yang belumdimengerti. Didalam diskusi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat
membuat peserta didik aktif tidak pasif sebagai pendengar saja.8
8 Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 5
8/16/2019 skripsi-f
16/162
6
Media pembelajaran adalah alat belajar dalam mendorong dan
memberikan penjelasan kepada siswa dari informasi ataupun ide (pemberi
informasi/guru).
Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan di atas, maka penulis
ingin menerapkan pembelajaran Active Learning model GQGA dalam sebuah
penelitian yang berjudul: “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Active Learning
Model Giving Questions And Getting Answers (GQGA) Terhadap Hasil Belajar
IPA Kelas VII MTs Nurul Falah Bolang pada Materi Pokok Gerak Tahun
Pelajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keaktifan siswa kelas VII MTs Nurul Falah Bolang dalam
pembelajaran Active Learning model GIVING QUESTION AND GETTING
ANSWERS (GQGA) pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak?.
2. Bagaimana hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak kelas VII
MTs Nurul Falah Bolang?
3. Bagaimana pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran Active Learning
model GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran IPA materi pokok gerak siswa pada kelas VII MTs Nurul
Falah Bolang tahun pelajaran 2010/2012 ?”.
9
8/16/2019 skripsi-f
17/162
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa
pengaruh penerapan pembelajaran Active Learning model Giving Question
and Getting Answers (GQGA) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII MTs
Nurul Falah Bolang pada pokok bahasan Gerak tahun ajaran 2010/2012.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
a.
Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti sebagai calon
pendidik agar dapat diterapkan di sekolah guna meningkatkan hasil belajar
fisika siswa.
2) Bagi Guru
a) Menambah variasi metode pembelajaran.
b)
Meningkatkan profesionalisme guru.
c) Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru.
3) Bagi peserta didik
a) Mencapai hasil belajar akademik.
b) Meningkatkan motivasi dan disiplin siswa dalam belajar fisika .
c) Menumbuhkan kerja sama dan komunikasi dengan teman dalam
kelompoknya.d)
Menumbuhkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan Gerak Lurus.
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam mempersiapkan
rancangan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk secara aktif
mengembangkan sendiri pengetahuaanya. Medel pembelajaran Active
8/16/2019 skripsi-f
18/162
8/16/2019 skripsi-f
19/162
9
BAB II
PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING MODEL GIVING QUESTION
AND GETTING ANSWERS (GQGA)
A. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan atau kritik
terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun kekurangannya,
sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian terdahulu. Selain itu, untuk
menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan
yang sama atau hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan
dalam bentuk tulisan lainnya.
Beberapa hasil penelitian yang penulis gunakan sebagai sandaran tertulis
dan perbandingan dalam mengupas masalah dalam penelitian ini di antaranya
adalah:
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Sinok Mufidah, dengan judul “Pengaruh
Keaktifan Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Aktif GQGA (Giving Question
Getting Answer) Materi pokok Sistem Reproduksi Manusia Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI MA Hidayatul Athfal Pekalongan”. Dari hasil
penelitian yang dilakukan Sinok Mufidah ini menunjukkan bahwa: 1)
keaktifan siswa MA Hidayatul Athfal Pekalongan berada dalam kondisi baik,
dengan nilai rata-rata yang diperoleh 66,66; 2) hasil belajar MA Hidayatul
Athfal Pekalongan berada dalam kondisi baik sekali dengan nilai rata-rata
74,81; 3) keaktifan siswa dalam pembelajaran Aktif GQGA (Giving Question
Getting Answer) mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar
praktikum Biologi SMA siswa MA Hidayatul Athfal Pekalongan ditunjukkandengan hasil Freg = 151,0241. Sedangkan F tabel untuk F0.05 = 4,03 dan F0,01 =
7,17.10
10 Sinok Mufidah, Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Strategi Pembelajaran Aktif GQGA
(Giving Question Getting Answer) Materi pokok Sistem Reproduksi Manusia Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI MA Hidayatul Athfal Pekalongan, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, 2011), t.d.
8/16/2019 skripsi-f
20/162
10
2. Penelitian yang dilakukan oleh Khikmatul Maula, dengan judul ”Pengaruh
Metode Tanya Jawab Terhadap Keaktifan siswa dalam Pembelajaran PAI
Kelas II SMP NU 03 Islam Kaliwungu Kendal Tahun Ajaran 2005/2006”.
Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa metode tanya
jawab mempunyai pengaruh positif terhadap keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai regresi (Freg) yaitu 12,582.11
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rohmat, dengan judul ”Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi
Tekanan Peserta Didik Kelas VIII di MTs Negeri Borobudur Kabupaten
Magelang”. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan
test. Dari hasil pengujian hiptesis yang dilakukan oleh Romat diproleh F hitung
= 0,593 sedangkan harga Ftabel = untuk taraf kesalahan 5 % dengan n = 32
diperoleh r = 0,349 dan untuk taraf kesalahan 1 % diperoleh r = 0,449. Hal ini
menunjukan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin
dalam pembelajaran Fisika materi Tekanan dapat memberikan pengaruh yang
positif dan cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut tampak
pada hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 71,25.12
Dari penelitian yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa ada
kesamaan dan perbedaan dari setiap penelitian yaitu antara lain : Penelitian Sinok
Mufidah mengkaji tentang pengaruh keaktifan siswa menggunakan model
pembeljaran aktif model Giving Question and Getting Answers (GQGA) terhadap
hasil belajar, hal ini memiliki kesamaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh
penulis, peneliti mencoba melakukan penelitian kembali di MTs Nurul Falah
Bolang Kab. Karawang. Penelitian Khimatul Maula mengkaji tentang pengaruhmetode Tanya Jawab terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. Penelitian Rohmat mengkaji tentang pengaruh penggunaan model
11 Khikmatul Maula, Pengaruh Metode Tanya Jawab Terhadap Keaktifan siswa dalam
Pembelajaran PAI Kelas II SMP NU 03 Islam Kaliwungu Kendal Tahun Ajaran 2005/2006,
Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2007), t.d. 12
Rohmat, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Terhadap Hasil
Belajar Fisika Materi Tekanan Peserta Didik Kelas VIII di MTs Negeri Borobudur Kabupaten
Magelang , Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011), t.d.
8/16/2019 skripsi-f
21/162
11
pembelajaran inkuiri terpimpin terhadap hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dan ketiga penelitian di atas
memiliki kesamaan membahas tentang keaktifan siswa dalam pengaruhnya
terhadap hasil belajar sedangkan perbedaannya terletak pada model pembelajaran
yang digunakan dan materi pokok yang diajarkan.
B. Kerangka Teoritik
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang
berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap.13
Menurut Anisatul Mufarokah, belajar pada hakikatnya adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,
ketrampilan, kecakapan dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain
yang ada pada individu yang belajar.14
Sementara itu pembelajaran diartikan sebagai kegiatan dimana guru
(pengajar) dan murid (pembelajar) berinteraksi, membicarakan suatu bahan
atau melakukan suatu aktivitas, guna mecapai tujuan yang dikhendaki. Oemar
Hamalik mengartikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang terususun,
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur, yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.Juga dikemukakan bahwa pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi
lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Karenanya,
pembelajaran tidak cukup dimaknai sebagai transfer pengetahuan dari guru
kepada peserta didik, dimana peserta didik hanya menerima tanpa ada upaya
13 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yan Mempengaruhinya. hal. 2
14 Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
(Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 2010), hal. 9
8/16/2019 skripsi-f
22/162
12
untuk mempertanyakan apa uang diterimanya.15
Proses pembelajaran dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar
mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun
pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa
untuk menggunakan haknya dalam membangun dan mengembangkan
gagasannya. 16 Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, sedangkan guru
bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa,
motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.
2. Pembelajaran Aktif ( Active Learning )
Menurut Kathleen McKinney, Active Learning (pemblajaran active)
adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, tidak hanya
secara fisik, tetapi juga secara mental, perasaan (emosi), dan sosial. Active
learning berkaitan dengan teknik dimana peserta didik melakukan lebih dari
sekedar mendengarkan ceramah guru atau dosen, termasuk di dalamnya
menemukan, memproses, dan menerapkan informasi yang diterimanya.17
Dalam belajar ada cara-cara yang efisien dan tak efisien. Banyak siswa
atau mahasiswa gagal atau tidak dapat hasil yang baik dalam pelajarannya
karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka
kebanyakan hanya mencoba menghapal pelajaran.18
Sebagaimana hadits Rosulullah SAW sebagai berikut:
9
15 Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,hal. 9-10
16 Martinis Yamin & Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa, (Jakarta: gaung Persada Press, 2009), hlm.15. 17
Andi Fadlan, Pengembangan Aktive Learning di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo,hal. 10 18
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, hal. 73 19
Imam Abi Husain Muslim bin al- Hijaj Ibnu Muslim al-Qusyairi at Tasaburi, al- Jami‟usShohih, (Libanon: Darul Fikh, 1989), hlm 9.
8/16/2019 skripsi-f
23/162
13
“S esungguhnya Abdullah bin Mas‟ud berkata tidaklah kamu berbicara
pada suatu kaum dengan pembicaraan yang akal-akal mereka belum
mencapainya, kecuali adanya pembicaraan itu dengan keadaan ini bagi
sebagian mereka merupakan fitnah”. ( H.R. Imam Muslim)
Alasan lain untuk mengaktifkan belajar siswa, bahwa setiap siswa
memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, siswa perlu
memperoleh layanan bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga seluruh
siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Begitu pula
tidak semua siswa berasal dari latar belakang sosial yang memiliki kesadaran
dan budaya belajar, sehingga tugas guru adalah menumbuhkan kesadaran dan
mengembangkan pembiasaan agar setiap siswa merasa butuh dan senang dalam
belajar.20
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan yang sinergis
yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa
harus belajar, sementara siswa belajar sebagaimana seharusnya belajar melalui
berbagai pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek
kognitif, psikomotor dan atau afektif. Rancangan pembelajaran yang
mencerminkan kegiatan belajar secara aktif perlu didukung oleh kemampuan
guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.21 Dengan demikian, untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran menuntut kreativitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Menurut Paul B. Diedrich Indikator yang menyatakan aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang
20 Marno dan M. idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), Cet 4, hlm. 150. 21
Marno dan M. idris, Strategi & Metode Pengajaran Menciptakan Keterampilan
Mengajar yang Efektif dan Edukatif, hlm.149.
8/16/2019 skripsi-f
24/162
8/16/2019 skripsi-f
25/162
15
Hai orang-orang yang mencari ilmu, bersungguh-sungguhlah belajar
pada malam dan siang hari karena berhasilnya suatu ilmu ditempuh dengan
sungguh-sungguh dan tekun. Sesungguhnya segala sesuatu ada bahayanya dan
bahaya ilmu adalah meninggalkan kesungguhan dan ketekunan.
3. Tinjauan Tentang Tipe Giving Question and Getting Answers (GQGA)
a. Pengertian Tipe Giving Question and Getting Answers (GQGA)
Proses pembelajaran tidak harus berasal dari guru menuju siswa,
karena belajar bukanlah memberikan seluruh informasi yang diperlukan guru
kepada siswanya. Setiap guru juga harus memperhatikan bahwa siswa tidak
bisa diberi muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru.
Model pembelajaran Giving Questions and Getting Answer (GQGA)
merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang
menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa
mampu merekonstruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator saja. Model Giving Questions and Getting Answerditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963.
Model ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan
ketrampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, karena pada dasarnya model
tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode seramah
yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas
sebagai medianya.
Kegiatan bertanya dan menjawab merupakan hal yang sangat
esensial dalam pola interaksi antara guru dan siswa. Kegiatan bertanya dan
menjawab yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
mampu menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa (Suprijono, 2011).
Model Giving Questions and Getting Answer (GQGA) dilakukan bersamaan
antara metode tanya jawab dengan metode ceramah, agar siswa tidak dalam
23 Syekh Ibrahim bin Isma‟il, Ta‟lim Muta‟allim, (Semarang: Toha Putra, 1994), hlm.23.
8/16/2019 skripsi-f
26/162
16
keadaan blank mind . Metode ceramah sebagai dasar agar siswa mendapatkan
pengetahuan dasar ( prior knowledge).24
Langkah-langkah pelaksanaan tipe GQGA ini sebagai berikut :
1)
Membuat potongan-potongan kertas sebanyak dua kali jumlah siswa.
2) Meminta setiap siswa untuk melengkapi pernyataan berikut ini;
Kertas 1 : saya masih belum paham tentang............
Kertas 2 : saya dapat menjelaskan tentang..............
3) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil 4 atau 5 orang
4) Masing-masing kelompok memilih pertanyaan-pertanyaan yang ada
(kartu 1), dan juga topik-topik yang dapat mereka jelaskan (kertas 2).
5)
Meminta setiap kelompok untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah mereka seleksi. Jika ada di antara siswa yang bisa menjawab,
diberi kesempatan untuk menjawab. Jika tidak ada yang bisa menjawab,
guru harus menjawab.
6)
Meminta setiap kelompok untuk menyampaikan apa yang dapat mereka
jelaskan dari kertas 2, selanjutnya minta mereka untuk
menyampaikannya ke kawan-kawan.
7)
Melanjutkan proses ini sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada.
8) Mengakhiri pembelajaran dengan menyampaikan rangkuman dan
klarifikasi dari jawaban-jawaban dan penjelasan siswa.25
b. Tujuan Penerapan Model Pembelajaran Giving Question Getting Answer
(GQGA)
Penerapan model Giving Questions and Getting Answer (GQGA) dalam
suatu proses pembelajaran bertujuan untuk:
1)
Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran.
2) Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan
24 Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer
http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model PembelajaranGiving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012
25 Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), hal. 69-70
http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.html
8/16/2019 skripsi-f
27/162
17
kognitif maupun sosial
3) Memberikan rasa senang pada siswa.
4)
Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
5)
Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi.
6) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.
Mencapai tujuan belajar.26
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Giving Question Getting
Answer (GQGA).
1) Kelebihan penerapan metode Active Learning model Giving Questions
and Getting Answers (GQGA) adalah:
a)
Suasana lebih menjadi aktif.
b) Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok
untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
c) Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang
disampaikan.
d) Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.
2)
Kelemahan penerapan metode Active Learning model Giving Questions
and Getting Answers (GQGA) adalah:
a) Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan.
b) Proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan
menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.
c) Guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak
mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan
menguasai materi yang telah diberikan.
27
26 Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer
http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model Pembelajaran
Giving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012 27
Muhammad Fatkhan Ashari, Model pembelajaran giving questions and getting answer
http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan Model Pembelajaran
Giving Question And Getting Answer.html, diakses pada tanggal 15 April 2012
http://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.htmlhttp://fatkhan_ashari-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-38624-Pendidikan%20Model%20Pembelajaran%20Giving%20Question%20And%20Getting%20Answer.html
8/16/2019 skripsi-f
28/162
18
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil ” dan “belajar ”. Pengertian hasil ( product )
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya infut secara fungsional. Hasil
produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan
mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi ( finished goods). Hal
yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil
penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus infut-
proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan infut akibat
perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah
mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.28
Menurut FJ Mc Donald. A result learning to represent everything
obtained by child after getting study or experiencewich last learn.29 Artinya
hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh anak setelah ia
mendapatkan pembelajaran atau pengalaman yang telah lalu.
Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan
dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect ) maupun hasil
sampingan pengiring (nurturant effect ). Hasil utama pengajran adalah
kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan
dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil pengiring adalah
hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk dicapai.30
Misalnya setelah mengikuti pelajaran siswa menyukai mata pelajaran IPA
yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara mengajar guru. b.
Tipe hasil Belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi
tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif
28 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, hlm. 44
29 FJ. Mc. Donald, Education Physicology, (California: Wadswort Publishing, 1959), hlm.
5 30
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm.49.
8/16/2019 skripsi-f
29/162
19
(berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang psikomotor
(kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri
sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan
membentuk hubungan yang hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai,
ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa disekolah. Oleh karena itu
ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses
pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku,
secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan
pengajaran (tujuan intruksional). Dengan kata lain rumusan tujuan pengajaran
berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa dari ketiga aspek
tersebut.31 Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga
aspek hasil belajar tersebut antara lain:
1) Bidang kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Perilaku meliputi kegiatan sejak dari penerimaan
stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak
menjadi informasi hingga pemanggilan informasi kembali ketika
diperlukan untuk menyelesaikan masalah.32
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut.33
Hasil belajar kognitif terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu:a)
Tipe hasil belajar: Mengingat
Tujuan intruksional pada level ini menuntut peserta didik
31 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , (Bandung: Sinar Baru
Algensindo.2005) hlm. 49-50. 32
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 50 33
Mimin Haryati, Metode da Teknik Penilaian Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2008), Cet. III, hlm. 23
8/16/2019 skripsi-f
30/162
20
mampu mengingat informasi yang telah diterima sebelumnya, seperti
misalnya fakta, terminologi, rumus, strategi pemecahan masalah, dan
sebagainya.
b)
Tipe hasil belajar: Mengerti
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-
kata sendiri. Dalam hal ini peserta didik diharapkan menerjemahkan
atau menyebutkan kembali yang telah di dengar dengan kata-kata
sendiri.
Ada tiga pemahaman yang berlaku umum; pertama
pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang
terkandung di dalamnya. Misal, memahami kalimat bahasa Inggris ke
dalam bahasa Indonesia, mengartikan lambang Negara, mengartikan
Bhineka Tunggal Ika, dan lain-lain. Kedua pemahaman penafsiran,
misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda,
membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Ketiga pemahaman
ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat
dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan.34
c) Tipe hasil belajar: Memakai
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau
menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru,
serta memecahkan berbagai masalah yang timbul pada kehidupan se
hari-hari.35
d) Tipe hasil belajar: Menganalisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau
susunannya.36 Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks,
34 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , hlm. 51
35 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), hlm. 35 36
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 27
8/16/2019 skripsi-f
31/162
21
yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni
pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi
para siswa sekolah. Bila kecakapan analisis dapat berkembang pada
seseorang, maka ia akn dapat mengaplikasikannya pada situasi baru
secara kreatif.
e)
Tipe hasil belajar: Menilai
Kemampuan menilai merupakan kemampuan yang
mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda menggunakan
kriteria tertentu.
f)
Tipe hasil belajar: Mencipta
Mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.37
2) Bidang Afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli
mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil pelajar
apektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak
memberi tekanan pada bidang kognitif semat-mata. Hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi/perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.38
Ada beberapa jenis kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai di tingkat yang dasar atau sederhana sampai
tingkat yang kompleks.39
37 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik , hlm. 36
38 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , hlm. 53
39 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 30
8/16/2019 skripsi-f
32/162
22
a) Receiving (penerimaan), yaitu semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang dating pada siswa. Dalam tipe ini termasuk
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi
gejala atau rangsangan dari luar.
b) Responding (jawaban), yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketetapan reaksi,
perasaan , kepuasan dalam menjawab stimulus yang datang pada siswa.
c) Valuing (penilaian), yaitu berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau
stimulus. Termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan untuk
menerima nilai tersebut.
d) Organization (organisasi), yaitu pengembangan nilai ke dalam satu
sistem organisasi. Termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan
nilai lain dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e)
Characterization (karakteristik), yaitu keterpaduan dari semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi kepribadian
dan tingkah lakunya.
3)
Bidang Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
( skill ), kemampuan bertindak individu (seseorang). 40
Purwanto mengklasifikasikan hasil belajar psikomotorik menjadi
enam:
a) Persepsi, yakni kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala
lain. Persepsi merupakan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah.
b)
Kesiapan, yakni kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatugerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari, menari,
dan sebagainya.
c) Gerakan terbimbing, yakni kemampuan gerakan meniru model yang
dicontohkan.
40 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar , hlm. 54.
8/16/2019 skripsi-f
33/162
23
d) Gerakan terbiasa, yakni kemampuan melakukan gerakan tanpa ada
model contoh. Kemampuan ini dicapai karena latihan berulang-ulang
sehingga menjadi kebiasaan.
e)
Gerakan kompleks, yakni kemampuan melakukan serangkaian gerakan
dengan cara, urutan dan irama yang tepat.
f)
Kreativitas, yakni kemampuan menciptakan gerakan baru yang tidak
ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang sudah
ada menjadi kombinasi gerakan baru.41
5. Gerak
a.
Pengertian Gerak
Gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan suatu benda
terhadap titik acuan tertentu.42
1. Gerak Bersifat Relatif
Suatu benda dapat dikatakan bergerak terhadap benda tertentu,
tetapi tidak bergerak terhadap benda lainnya. Hal itu menunjukan bahwa
gerak bersifat relatif, artinya bergantung pada titik acuan yang
digunakan.43
2. Gerak Semu
Jika seseorang berada di dalam mobil yang sedang bergerak
kemudian melihat keluar jendela mobil, maka orang tersebut akan
melihat benda-benda diluar mobil seperti pohon dan rambu-rambu lalu
lintas seolah-olah bergerak mendekati dirinya kemudian mendekat dan
akhirnya menjauh meninggalkan orang tersebut. Sesungguhnyaseseorang tersebut yang bergerak melewati pohon dan rambu-rambu lalu
lintas tersebut. Peristiwa itu disebut gerak semu
41 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 53.
42 Siswanto dan Sukaryadi, Kompetensi Fisika, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas,
2009), hlm. 31. 43
Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika, (Bogor: Yudhistira, 2006), Cet.I, hlm,
108.
8/16/2019 skripsi-f
34/162
24
b. Jarak dan Perpindahan
Di dalam Fisika, jarak dan perpindahan merupakan dua pengertian
yang berbeda. Jarak merupakan panjang lintasan sebenarnya yang ditempuh
oleh benda dalam selang waktu tertentu.44 Sementara perpindahan
merupakan perubahan kedudukan benda dalam selang waktu tertentu.
c.
Kelajuan dan Kecepatan
Laju merupakan jarak yang ditempuh suatu benda tiap waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Pada kelajuan tetap, semakin
besar jarak yang ditempuh suatu benda maka semakin lama waktu yang
diprlukan untuk menempuh jarak tersebut.45
Secara matematis, laju dirumuskan:
= s dengan v = laju (m/s)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
Persamaan di atas adalah untuk benda yang bergerak dengan laju
tetap. Akan tetapi, pada umumnya benda bergerak dengan kelajuan yang
berubah-ubah sehingga seseorang perlu menentukan laju rata-ratanya. Laju
rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak total yang ditempuh
benda dengan selang waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut.
Secara matematis, laju rata-rata dirumuskan:
̅ = ttalttal = :::⋯:::⋯ Kelajuan suatu benda menyatakan besar kecepatan benda tersebut
tanpa meninjau arah perpindahannya. Sementara kecepatan meninjau arah perpindahan benda. Dengan demikian, kecepatan merupakan kelajuan
beserta arah geraknya.46
44 Bambang Ruwanto, Asas-asas Fisika, (Bogor: Yudhistira, 2005), hlm, 74.
45 Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika, hlm, 111.
46 Budi Prasodjo, dkk, Teori dan Aplikasi Fisika
8/16/2019 skripsi-f
35/162
25
d. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu
lintasan garis lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut bergerak lurus
beraturan. Jarak yang ditempuh s selama waktu t dengan kelajuan v adalah:
s = vt
dengan s = jarak tempuh (m)
v = kelajuan (m/s)
t = waktu tempuh (s)
Pada gerak lurus beraturan, kecepatan benda suatu saat selalu
konstan, artinya kecepatan awal sama dengan kecepatan akhir. Oleh karena
itu, jarak yang ditempuh benda berbanding lurus dengan waktu.47
e. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang
lintasannya lurus dan percepatannya tetap.48 Suatu benda dikatakan bergerak
lurus berubah beraturan jika kecepatan benda berubah secara beraturan
setiap satuan waktu sedangkan waktu lintasan geraknya berupa garis lurus.
Apabila kecepatan gerak benda bertambah secara beraturan tiap
satuan waktu, benda dinyatakan bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.
Apabila kecepatan benda berkurang secara beraturan tiap satuan waktu maka
benda dinyatakan bergerak lurus berubah beraturan diperlambat.49
C. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori, kerangka berpikir, penelitian yang relevan
maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
1.
Hipotesis kerja (Ha)Terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Active Learning model
Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok Gerak
tahun pelajaran 2011/2012 terhadap hasil belajar kelas VII MTs Nurul Falah
Bolang – Tirtajaya Kabupaten Karawang.
47 Supiyanto, Fisika Untuk SMA, (Jakarta: Phibeta, 2006), hlm, 43.
48 Bambang Ruwanto, Asas-asas Fisika, hlm, 87.
49 Siswanto dan Sukaryadi, Kompetensi Fisika,, hlm, 43
8/16/2019 skripsi-f
36/162
26
2. Hipotesis nol (Ho)
Tidak terdapat pengaruh penerapan pembelajaran Active Learning
model Giving Question and Getting Answers (GQGA) pada materi pokok
Gerak tahun pelajaran 2011/2012 terhadap hasil belajar kelas VII MTs Nurul
Falah Bolang – Tirtajaya Kabupaten Karawang.
8/16/2019 skripsi-f
37/162
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Falah yang beralamat di
Dusun Krajan Desa Bolang Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang
41354.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini, dilaksanakan selama 13 hari mulai tanggal 05
sampai dengan 17 Maret 2011.
B. Variabel dan Indikator Penelitian
Menurut Hatch dan Farhady, Secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagi atribut seseorang, atau obyek, yang memiliki “variasi” antara satu orang
dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.50
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (independent variabel )
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependnterikat (terikat).
51
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Active Learning Model Giving Questions and Getting Answers (GQGA)
dengan indikator yang meliputi:
50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. IV, hal. 38 51
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, hal. 39
8/16/2019 skripsi-f
38/162
28
a) Keaktifan mengikuti pelajaran
b) Aktif dalam kelompok
c)
Aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
d)
Perhatian siswa dalam proses pembelajaran
e) Persiapan dalam mengikuti pelajaran
2.
Variabel Terikat (dependent variabel )
Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (independent variabel ).52
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA materi
pokok Gerak dengan indikator nilai hasil belajar IPA materi pokok Gerak
berupa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60 (enam puluh) yang
ditetapkan Madrasah setelah dikenai model pembelajaran Active Learning
Model Giving Questions And Getting Answers (GQGA).
C. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif. Pada
penelitian ini diberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas sampel. Kelas
pertama diberikan perlakuan berupa penerapan Giving Question And Getting
Answers (GQGA) dan kelas ini disebut dengan kelas eksperimen. Kelas kedua
adalah kelas control. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes untuk melihat hasil belajar.
Perbedaan hasil belajar kedua kelas ditentukan dengan metode statistika.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control grouponly design, yang terlihat pada tabel berikut:
52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, hal. 39
8/16/2019 skripsi-f
39/162
8/16/2019 skripsi-f
40/162
30
dan dilaksanakan di akhir penelitian, sedangkan aktivitas siswa kelas
eksperimen dinilai menggunakan lembar observasi.
D.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi berhubugan
dengan data, bukan manusianya. 53
Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah kelas VII
MTs Nurul Falah yang terdiri dari kelas VII. A dengan jumlah 31 Siswa, kelas
VII.B dengan jumlah 34 Siswa dan kelas VII.C dengan jumlah 34 Siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Menurut Sutrisno Hadi,
masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari
besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja dari
populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalm arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada
objek , gejala, atu kejadian yang lebih luas.54
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII.A sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII.B sebagai kelas kontrol.
3.
Teknik Pengambilan SampelTeknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik cluster random sampling. Teknik random sampling adalah
teknik mengambil sampel secar random atau tanpa pandang bulu. Teknik ini
memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel yang
53 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), cet
VIII, hlm. 118. 54
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. 121.
8/16/2019 skripsi-f
41/162
31
representatif. Dalam teknik ini semua individu dalam populasi, baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi anggota sampel.55
Teknik pengambilan sampel secara random yang dilakukan peneliti
adalah dengan menggunakan cara undian, yaitu dengan menuliskan setiap sub
populasi ke dalam kertas kecil, kemudian dilipat dan dimasukan ke dalam
kotak. Langkah selanjutnya peneliti mempersilahkan seseorang untuk
mengambil 1 lipatan kertas berisi nama kelas yang akan dijadikan kelas
eksperimen dan 1 lipatan kertas yang berisi nama kelas yang akan dijadikan
kelas kontrol, dalam hal ini peneliti mempersilahkan kepada guru mata
pelajaran IPA MTs Nurul Falah.
E. Teknik Pengambilan Data
Metode pengambilan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik)
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan,
ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.56
Dalam pengumpulan data ini, peneliti
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Dokumentasi, yang asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, noulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.57 Metode
ini digunakan untuk memperoleh daftar nama peserta didik yang termasukdalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk memperoleh data nilai
hasil belajar siswa.
55 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2007), cet. II, hlm. 123. 56
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,(Bandung: Alfabeta, 2008), cet. V, hlm. 69
57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), cet. XIII, hlm. 158
8/16/2019 skripsi-f
42/162
8/16/2019 skripsi-f
43/162
33
siswa atas materi tersebut.60
Tes ini diberikan setelah kelas eksperimen dikenai perlakuan
(treatment ) yang dalam hal ini adalah pembelajaran Active Learning Model
Giving Questions And Getting Answers (GQGA) pada kelas eksperimen dan
model konvesional pada kelas kontrol, dengan tujuan untuk mendapatkan
data hasil belajar pada materi pokok Gerak. Data ini digunakan untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian.
a. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mata
pelajaran IPA materi pokok Gerak.
b.
Bentuk Tes
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perangkat tes dari mata pelajaran yang disajikan, yaitu pokok materi
Gerak. Perangkat tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar
yang dicapai peserta didik pada pembelajaran.
Bentuk tes yang digunakan dalam tes ini adalah tes obyektif.
Pilihan ganda dengan 4 pilihan, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1)
Tes obyektif memiliki jawaban mutlak, sehingga dalam memberikan
skor sangat obyektif.
2) Pemeriksaan hasil tes dapat dilakukan dengan cepat.
3) Skor masing-masing peserta didik tidak dipengaruhi oleh
kemampuan peserta didik dalam menyusun kalimat dan subyektifitas
pemeriksa.
c. Pembuatan Tes
Langkah-langkah dalam pembuatan instrumen tes adalahsebagai berikut:
1) Pembatasan terhadap materi yang akan diteskan.
2) Menentukan alokasi waktu.
3)
Menentukan jumlah soal.
4) Menentukan tipe soal.
60 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 66
8/16/2019 skripsi-f
44/162
34
5) Menentukan kisi-kisi soal.
F. Teknik Analisis Instrumen Data
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional,
komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumu statistik yang sudah
disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer.61
Dalam analisis ini penulis akan menunjukan pengaruh model
pembelajaran Active Learning Model Giving Questions And Getting Answers
(GQGA) terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII semester gasal MTs Nurul
Falah Bolang kec. Tirtajaya Kabupaten Karawang pada materi pokok Gerak.
1.
Analisis Pendahuluan
Analisis ini dipergunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari
observasi yang dilakukan selama penelitian. Data tersebut dimasukkan ke
dalam tabel pada setiap variabel dan diberi skor nilai pada setiap alternatif
jawaban responden yaitu dengan mengubah data tersebut ke dalam angka-
angka kuantitatif. Dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Untuk alternatif jawaban 4 dengan skor 12,5
b.
Untuk alternatif jawaban 3 dengan skor 10
c. Untuk alternatif jawaban 2 dengan skor 7,5
d. Untuk alternatif jawaban 1 dengan skor 5
2. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen
tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan
daya pembeda soal.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soalyang akan diujikan, meliputi:
a. Validitas
Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi
product moment , dengan mengorelasikan jumlah skor butir dengan skor
61 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, hal. 239
8/16/2019 skripsi-f
45/162
35
total.62
= ∑ ; ∑ ∑ √ *
∑
;∑
+*
∑
;∑
+
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
X = skor item tiap nomor
∑ = jumlah perkalian X dan YSelanjutnya nilai ℎ dikonsultasikan dengan nilai kritik r
product moment, dengan taraf signifikan 5 %. Bila harga
ℎ >
튌 maka item soal tersebut dikatakan valid. Sebaliknya jika ℎ < maka item soal tersebut tidak valid.
b.
Reliabilitas
Keandalan (realibility) berasal dari kata rely yang artinya
percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan
berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes hasil belajar
dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil
belajar yang relatif tetap secara konsiten.63
Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dipakai
rumus sebagai berikut:64
= ; ; ∑ dimana:
= reliabilitas instrumen p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan qk = banyaknya item/butir soal
62 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011),cet. VII, hlm. 72.63
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 153-154. 64
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 100.
8/16/2019 skripsi-f
46/162
36
= varians totalRumus varian:
= ∑
;∑
Kemudian hasil yang didapat dari perhitungan dibandingkan
dengan harga r product moment. Harga dihitung dengan tarafsignifikan 5%. Jika > maka dapat dinyatakan butir soal tersebutreliabel.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya soal. Dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Dubois.65
= Keterangan :
P = tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab pertanyaan benar
J S = jumlah seluruh siswa peserta tes
d. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal merupakan suatu indikator untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa kurang pandai.
Adapun persamaan persamaan yang di gunakan:
= − Keterangan :
D = daya pembeda
Ba = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Bb = jumlah kelompok bawah yang menunjuk benar
Ja = jumlah kelompok atas
Jb = jumlah kelompok bawah
65 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Bandung: Rajawali Pers, 1996), hlm.
372
8/16/2019 skripsi-f
47/162
37
3. Analisis Uji Prasyarat
Analisis uji prasyarat bertujuan untuk mengetahui data keadaan awal
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mendapat perlakuan yang berbeda,
apakah kedua kelas berasal dari sampel yang homogen atau tidak. Oleh
karena itu peneliti menggunakan nilai ulangan harian dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Data nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
dari data nilai ulangan harian sebelum materi pokok gerak sebelum mendapat
perlakuan.
Metode untuk menganalisis data keadaan awal adalah sebagai
berikut:
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normala tau tidak. Adapan uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan langkah-
langkah sebagai berikut:66
1) Menentukan skor besar dan kecil.
2) Menentukan Rentangan (R).
3)
Menentukan Banyaknya Kelas (BK).
BK = 1 + 3,3 Log n
4) Menentukan Panjang Kelas (i).
i =
5)
Menentukan rata-rata atau mean (X).
X =∑ ƒX
6)
Menentukan simpangan baku (S).
S = .∑ ƒX ; ∑ ƒX.; 7) Membuat frekuensi yang diharapkan dengan jalan:
66 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. VI, hlm. 188
8/16/2019 skripsi-f
48/162
38
a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval
pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas
interval di tambah 0,5.
b)
Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
Z = ;
c) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurve Normal dari 0 – Z dengan
menggunakan angka-angka untuk batas kelas.
d)
Mencari luas tiap kelas interval dengan jalan mengurangkan
angka-angka 0 – Z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris
kedua, angka baris kedua dikurangi garis ketiga, dan begitu
seterusnya.
e) Mencari frekuensi yang diharapkan (ƒe) dengan cara
mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden.
f)
Mencari Chi Kuadrat (χ 2hitung) dengan rumus:
(χ 2hitung) = ∑ ƒ;ƒe ƒe
8/16/2019 skripsi-f
49/162
39
Tabel 3.2
Harga-harga yang perlu untuk Uji Bartlet
Sampel db 1/db2
iS
Log
2
iS (db)Log
2
iS
1 n1-1 1/ (n1-1)2
1S Log
2
1S (n1-1)Log
2
1S
2 n2-1 1/ (n2-1)2
2S Log
2
2S (n2-1) Log
2
2S
... ... ... ... ... ...
Jumlah )1( in
)1(1 in
2
1log)1(1 S ni
2) Menghitung varians gabungan dari ketiga sampel:
S 2 =∑;∑ ;
3) Menghitung Log S 2
4) Menghitung nilai B.
B = (Log S2).∑ − 1 5)
Menghitung nilai χ 2hitung.
χ 2hitung = (Ln) [B − ∑dbLog] 6) Membandingkan χ 2hitung dengan nilai χ
2tabel, untuk α = 0,05 dan
derajat kebebasan (db) = k -1, dengan kriteria pengujian sebagai
berikut:
Jika, χ 2hitung ≥ χ 2tabel, tidak homogen.
Jika, χ 2hitung ≤ χ 2tabel, homogen.
4. Analisis Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh keaktifan siswa
dalam strategi pembelajaran aktif model Giving Question and Getting Answer
(GQGA) dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok
8/16/2019 skripsi-f
50/162
40
Gerak, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:68
Ŷ = a + bX
dimana:
Ŷ = Subyek dalam variabel dependen (terikat) yang diprediksikan
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah
garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
Adapun untuk harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:69
a = ∑ (∑ ); ∑ ∑ ∑ ;∑ b =
∑ ; ∑ ∑ ∑ ;∑ b. Analisis hasil uji lineritas regresi.
Salah satu asumsi dari dari analisis regresi adalah linearitas.
Maksudya apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linear
atau tidak. Kalau tidak linear maka analisis regresi tidak dapat
dilanjutkan. Rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas adalah:70
JK(T) = ∑ JK(A) =
∑
68 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. XIII, hlm. 261
69 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 262
70 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 265
8/16/2019 skripsi-f
51/162
41
JK (b│a) = b∑ − ∑ ∑ JK(S) = JK(T) – JK(A) – JK(a│b)
JK(TC) = ∑ ∑ − ∑ JK(G) = JK(S) – JK(TC)
dimana:
JK(T) = Jumlah Kuadrat Total
JK(a) = Jumlah Kuadrat Koefisien a
JK (b│a) = Jumlah Kuadrat regresi (b│a)
JK(S) = Jumlah Kuadrat Sisa
JK(TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
JK(G) = Jumlah Kuadrat Galat
Untuk mempermudah uji linearitas digunakan daftar analisis
varians (ANAVA) regresi linier sederhana, sebagai berikut:
Tabel 3.3
Daftar Analisis Varian (Anava) Regresi Linear sederhana:
Sumber Variasi dk JK KT F
Total n 2 2 Koefisien (a)
Regresi (a│ b)
Sisa
1
1
n - 2
JK (a)
JK (a│b)
JK (S)
JK (a)
2= JK (a│b)
2= ;
22
Tuna Cocok
Galat
k – 2
n - k
JK (TC)
JK (G)
2 = ;
2 = ; 22
8/16/2019 skripsi-f
52/162
42
c. Analisis uji keberartian
Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Ha : Koefisien itu berarti (b ≠ 0)
Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik F = 22 (Fhitung)dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut =
n-2. Untuk menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol
apabila koefisien F hitung lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf
kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.71
d.
Analisis Uji Linearitas
Ho : Regresi linear
Ha : Regresi non-linear
Untuk menguji hipotesis nol, dipakai statistik F =22 (Fhitung)
dibandingkan dengan Ftabel dengan dk pembilang (k - 2) dan dk penyebut
(n - k). Untuk menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis
regresi linear apabila statistik F hitung untuk tuna cocok yang diproleh lebih
besar dari harga F tabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk
yang bersesuaian.72
e. Uji hipotesis hubungan antara dua variabel.
Ho : Tidak ada pengaruh antara keaktifan siswa pada pembelajaran
Active Learning model Giving Questions and Getting Answers
(GQGA) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi pokok Gerak.
Ha : Ada pengaruh antara keaktifan siswa pada pembelajaran Active
Learning model Giving Questions and Getting Answers (GQGA)terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok
Gerak.
71 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 273
72 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 274
8/16/2019 skripsi-f
53/162
43
Korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:73
r = ∑
; ∑ ∑
∑ ;∑ ∑ 汜 ;∑
73 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, hlm. 274
8/16/2019 skripsi-f
54/162
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan menempatkan
subyek penelitian pada dua kelompok (kelas), yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi
pokok gerak dengan mengggunakan metode Active Learning model Giving
Question and Getting Answers (GQGA) dan kelas kontrol diberi pembelajaran
fisika materi pokok gerak tanpa mengggunakan metode Active Learning model
Giving Quwestion and Getting Answers (GQGA).
Langkah awal sebelum penelitian dilakukan adalah menyusun dan
menguji instrumen penelitian, adapun hasil uji instrumen penelitian adalah
sebagai berikut:
1.
Analisis Data Uji Coba Instrmen
Sebelum instrumen diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol sebagai alat ukur prestasi belajar peserta didik, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada kelas populasi. Uji coba dilakukan untuk
mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal yang
baik atau belum. Adapun yang digunakan dalam pengujian ini meliputi:
Validitas tes, reliabilitas tes, indeks kesukaran, dan daya beda.
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid-tidaknya item-
item tes. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan. Item
yang valid berarti item tersebut dapat mempersentasikan materi gerakdan dapat diujikan kepada kelas sampel.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh hasil
sebagaimana ditunjukan oleh tabel 4.1:
8/16/2019 skripsi-f
55/162
45
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
1 Valid1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 15, 17, 18, 19, 20, 24,
28, 29, 31, 33, 34
22 62,9 %
2 Tidak Valid2, 13, 14, 16, 21, 22, 23,
25, 26, 27, 30, 32, 3513 37,1 %
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan validitas terdapat 22
soal yang valid dan terdapat 13 soal yang tidak valid. Adapun
perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 17.
b.
Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen dapat
dipercaya apabila memberikan pengukuran hasil tes yang relatif tetap
secara konsisten.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas butir diperoleh
r 11=0,899 adalah kriteria pengujian tinggi. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat di lampiran 18.
c. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien indeks butir soal diperoleh hasil sebagaimana
ditunjukan oleh tabel 4.2:
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
1 Sukar 15 1 2,9 %
2 Sedang