Top Banner
i SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRA SEKOLAH USIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI DESA JOGODAYUH OLEH YESY NUR ‘AZIZAH NIM : 201502078 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019
127

SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

Mar 08, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

i

SKRIPSI

EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH

TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ANAK PRA SEKOLAH USIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI

DESA JOGODAYUH

OLEH

YESY NUR ‘AZIZAH

NIM : 201502078

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

ii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH

TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ANAK PRA SEKOLAH USIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI

DESA JOGODAYUH

Diajukan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

OLEH

YESY NUR ‘AZIZAH

NIM : 201502078

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui

oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikuti ujian sidang

SKRIPSI

EFEKTIFITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH

TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ANAK PRASEKOLAHUSIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI

DESA JOGODAYUH

Menyetujui,

Pembimbing 1

(Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns.,M.Kes)

NIS.20170139

Menyetujui,

Pembimbing 2

(Priyoto, S.Kep.,Ns., M.Kes )

Nis.2015115

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

(Mega Arianti Putri, S Kep, Ns, M.Kep)

NIS.20130092

Page 4: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir (Skripsi) dan

Dinyatakan

telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar (S.Kep)

Pada tanggal 16 Juli 2019

Dewan Penguji

1. Dian Anisia, S.Kep. Ns., M.Kep :

( Ketua Dewan Penguji )

……………………………………

2. Asrina Pitayanti S.Kep Ns., M.Kes :

( Dewan Penguji 1 )

….………………………………….

3. Priyoto S.Kep. Ns, M.Kes.,:

(Dewan Penguji 2 )

....…………………………………

Mengesahkan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM, M.Kes (Epid)

NIS.20160130

Page 5: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

v

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yesy Nur „Azizah

NIM : 201502078

Dengan ini menyatakan bahwa proposal ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri

dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh

gelar (Sarjana) di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbit baik yang sudah mau belum/ tidak

dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 8 Juli 2018

Yesy Nur „Azizah

201502078

Page 6: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

vi

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Taburan kasih sayangmu telah memberiku kekuatan. Atas karunia yang kau

berikan akhirnya skripsi sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam selalu terlimpahkan kehariban Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan segenap rasa cinta dan kasih, ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-

orang terkasih…

IBU dan BAPAK Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga saya dapat

persembahkan karya kecil ini untuk ibu dan bapak yang telah memberikan kasih dan

sayang, dukungan serta cinta kasih yang diberikan yang tak terhingga yang tidak

mungkin terbalas dengan selembar kata cinta dan persembahan ini. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat IBU dan BAPAK bahagia amin yarobbal

alamin,,,

Kakak dan Adik Ku Tersayang

Untuk kakak dan Adikku, Tiada yang paling menyenangkan saat kumpul akur

bersama,walaupun sering bertengkar, tapi hal itu slalu memberikan warna yang nggak

akan bisa digantikan dengan apapun. Terimakasih dukungannya

Sahabat Ku…

Dhea, Siti, Fitri (TB), Marlina dan Inaha terimaksih sudah menjadi sahabat terbaikku

selama ini, terimaksih atas dukungan, motovasi dan bantuanya selama ini sehingga

saya dapat menyelesaikan menyelasikan skripsi ini…

Untuk Teman-Temanku…..

Untuk semua teman-temanku yang tidak biasa aku sebutkan satu persatu namanya

terima kasih, selama ini sudah menjadi teman yang baik

Page 7: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yesy Nur „Azizah

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat dan tanggal lahir : Madiun, 24 Agustus 1996

Agama : Islam

Alamat : Desa jogodayuh RT.4 RW.1 Kec. Geger Kab.

Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus dari TK Desa Jogodayuh pada tahun 2003

2. Lulus dari SDN Jogodayuh 01 pada tahun 2009

3. Lulus dari SMP Negeri 1 Geger 2012

4. Lulus dari MAN 2 MADIUN Pada tahun 2015

5. Sekolah tinggi ilmu Kesehatan Bhakti Husada

Mulia Madiun 2015-sekarang

Page 8: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmad, karunia serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang Judul “Efektivitas Kegiatan Mozaik Dan Bermian

Playdough Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah

Usia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh‟‟.Skripsi ini disusun

sebagai salah satu persayartan untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di

Program Studi Ilmu Keperwatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam kegitan penyusunan

skripsi tidak akan terlaksana sebagamaimana yang diharapkan tanpa adanya

bantuan dari Pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan dan

motivasi pada penulis untuk itu, dalam kesempatan ini penulis inggin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Elmi Muawaruh SPd.i dan Laila Ulfa Salam sebagai Pengelola KB

Permata Hati Desa Jogodayuh yang telah memberikan ijin untuk

terlaksananya pengumpulan data hingga selesai.

2. Zaenal Abidin., SKM., M.Kes (Epid) Selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri., S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 9: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

ix

4. Dian Anisia Widianingrum., S.Kep., Ns.M.Kep selaku dewan penguji

dalam menyusun skripsi ini.

5. Asrina Pitayanti., S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing 1 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan dukungan, saran,

arahan, dan motivasi selama menyusun skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan.

6. Priyoto., S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu memberikan bimbingan, pengarahan, saran dan

motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

7. Kepada kedua orang tua saya dan keluarga tercinta yang yang selalu

memberikan doa yang tulus, dukungan dan semangat sehingga saya dapat

menyelesaikanskripsi ini.

8. Teman-temanku yang telah memberikan dorongan dan bantuan berupa

apapun dalam menyusun skripsi ini.

Penulis Menyadari karena keterbatasaan pengetahuan dan

kemampuan penyusun proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh,

karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Madiun, Juli 2019

Madiun, 8 Juli 2019

Peneliti

Yesy Nur „Azizah

NIM.201502078

Page 10: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

x

ABSTRAK

Yesy Nur „Azizah

EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH

TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

ANAK PRASEKOLAH USIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI DESA

JOGODAYUH

Perkembangan motorik halus merupakan koordinasi halus yang melibatkan

otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matanya, fungsi motorik, fungsi visual dan

kemampuan intelektual. Stimulasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahuai perkembangan motorik halus menggunakkankegiatan mozaik dan

bermain playdough. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan

efektifitas kegiatan mozaik dan bermain playdough terhadap peningkatan

perkembangan motorik.

Penelitian ini merupakan Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan

penelitian Quarsi-Ekperimen.Desain penelitin ini adalah Two Groub Pra-Post

Test Design.Teknik sampling penelitian ini adalah Total Samping.Analisa data

penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perkembangan

motorik halus sebelum dan sesudah diberikan kegiatan mozaik dan bermain

playdough. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan efektifitas kegiatan mozaik

dan bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak

usia 3-4 tahun menggunakan Uji Mann-Whitney.

Hasil Uji statsistik Mann Whitney didapatkan nilai p-Value (Asymp. Sig 2-

tailed) sebesar 0.546 (>0,05) sehingga disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti tidak ada perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermain

playdoygh terdapat peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah

usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh. Hasil penelitian ini

diketehaui bahwa kedua terapi ini terbukti sama-sama efektif dalam meningkatkan

perkembangan motorik halus.

Kegiatan mozaik lebih efektif dibandingkan dengan bermain playdough dalam

meningkatkan perkembangan motorik halus anak prasekolah.Peneliti

menyarankan agar pengelolakelompok bermain dapat melanjutkan kegiatan

mozaik untuk meningkatan perkembangan motorik.

Kata kunci: perkembangan motorik halus, mozaik, playdough, anak prasekolah

Page 11: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xi

ABSTRACT

Yesy Nur „Azizah

THE ECTIVENESS OF MOSAIC ACTIVITIES AND PLAYING

PLAYDOUGH TO INCREASE THE DEVELOPMENT OF FINE MOTOR

PRESCHOOL CHILDREN AGED 3-4 YEARS IN KB PERMATA HATI

JOGODAYUH VILLAGE

Fine motor development is a subtle coordination involving small muscles

influenced by its eyes, motor function, visual function and intellectual ability.The

Stimulation used in this study to do the fine motor development mosaic activities

and playing play dough. The purpose of research is to know the effectiveness of

mosaic activities and playing play dough to increase motor development.

This research is a type of quantitative study with the research design of Quasi-

Ekperiment. This research designs is Two Group Pre-Post Test Design. The

sampling techniques for this reasarch isTotal sampling. Analysis of this study

used Wilcoxon on test the fine motor development before and after given mosaic

activities and playing Play dough. While to know the difference in the

effectiveness of mosaic activities and playing play dough to increase the fine

motor development of children aged 3-4 years using the Mann-Whitney Test.

The Mann Whitney's statistic test results obtained the value of P-Value (Asmp. Sig

2-tailed) amounted to 0546 (> 0.05) then H0 accepted and Ha rejected which

means there is no difference in the effectiveness of mosaic activities and playing

play dough to increase in fine motor development of preschoolers aged 3-4 years

in KB Permata Hati of Jogodayuh village. The results of this study were in the

case that both of these therapies are proven equally effective in improving fine

motor development.

Mosaic activities are more effective than playing play dough to improving the fine

motor development of preschoolers. Researchers suggest that group managers can

continue mosaic activities to improve motor development.

Keywords: fine motor development, mosaic, Play dough, preschoolers

Page 12: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................... i

Sampul Dalam .................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Lembar Pernyataan ......................................................................................... v

Persembahan ....................................................................................................... vi

Daftar Riwatyat Hidup ........................................................................................ vii

Kata Pengantar .................................................................................................... viii

Abstrak ............................................................................................................... x

Abstrac ............................................................................................................... xi

Daftar Isi.............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ....................................................................................................... xv

Daftar Gambar ..................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ..................................................................................................xvii

Daftar Istilah........................................................................................................xvii

Daftar Singkatan..................................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 RumusanMasalah ............................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak usia prasekolah ......................................................................... 8

2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah .................................................... 8

2.1.2 Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah ...................... 8

2.1.3 Faktor –faktor yang mempengarui perkembangan motorik

halus anak prasekolah .............................................................. 10

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Perkembangan Motorik Halus .................. 12

2.2 Stimulasi Pada Anak Prasekolah Usia 3-4 Tahun .............................. 13

Page 13: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xiii

2.2.1 Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah

Usia 3-4 Tahun ........................................................................ 13

2.3 Jenis stimulasi/Terapi Bermain .......................................................... 16

2.3.1 Kegiatan Mozaik ....................................................................... 16

2.3.2 Bermain Playdough .................................................................. 19

2.4 DDST II .............................................................................................. 22

2.4.1 Pengertian DDST II .................................................................. 22

2.4.2 Tujuan DDST II ........................................................................ 22

2.4.3 Manfaat DDST II ...................................................................... 23

2.4.4 Aspek yang dinilai ................................................................... 23

2.4.5 Menentukan umur Anak ........................................................... 24

2.4.6 Langkah-langkah pelaksanan menggunakan DDST II ............. 24

2.4.7 Penilaian komponen/scoring ..................................................... 26

2.4.8 Interpretasi Hasil Penilaian DDST II ........................................ 27

2.4.9 Kesimpulan Test DDST II ........................................................ 29

2.5 Konsep Teori Dorethea Orem ............................................................ 30

2.6 Aplikasi Teori Self Care Menurut Orem ........................................... 33

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 35

3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 36

BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ................................................................................ 37

4.2 Populasi dan Sample .......................................................................... 38

4.2.1 Populasi .................................................................................... 38

4.2.2 Sample ..................................................................................... 38

4.3 Teknik Sampling ............................................................................... 38

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................ 40

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 41

4.5.1 Identifikasi Variabel ................................................................. 41

4.5.2 Definisi Operasional ............................................................... 41

4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 43

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 44

4.8 Prosedur Pengumulan Data ................................................................ 44

4.9 Pengelolaan Data dan Analisa Data .................................................. 45

4.9.1 Pengelolaan Data ..................................................................... 45

4.9.2 Analisa Data ............................................................................. 48

4.10 Etika Penelitian ................................................................................. 49

BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

5. 1 Gambaran Lokasi Penilitian ............................................................... 52

5. 2 Hasil penelitian ................................................................................... 53

Page 14: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xiv

5.2.1 Data Umum ............................................................................... 53

5.2.2 Data Khusus Responden .......................................................... 56

5. 3 Pembahasaan ..................................................................................... 60

5.3.1 Perbedaan perkembagan motorik halus sebelum dan sesudah

diberikan kegiatan mozaik, ....................................................... 60

5.3.2 Perbedaan perkembagan Motorik Halus sebelum dan sesudah

Bermain playdough .................................................................. 64

5.3.3 Analisa Perbedaan Efektivitas Kegiatan Mozaik Dan

Bermain Playdough Terhadap Peningkatan Perkembangan

Motorik Halus Anak ................................................................ 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 73

6.2 Saran ................................................................................................... 73

Daftar Pustaka .................................................................................................... 75

Lampiran ............................................................................................................. 79

Page 15: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xv

DAFTAR TABEL

Nomer Judul Tabel Halaman

Tabel 3.1 SkemaPenelitian Two groub Pra-Post Test Design. ......................... 42

Tabel 4.1 Definisi Operasional tentang efektifitas kegiatan mozaik dan

bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik

halus anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh ........................................................................................ 45

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Responden Kelompok Kegiatan Mozaik Dan

Kelompok bermain Playdough Berdasarkan Jenis Kelamin di KB

permata Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019 .............................. 53

Table 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh Bulan Mei 2019. ............................................................ 54

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan lama sekolah di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019. ........................................... 54

Table 5.4 Distribusi Orangtua Responden Berdasarkan Usia Di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh ....................................................................... 54

Tabel 5.5 Distribusi Orang Tua Responden Berdasarkan Pekerjaan Di KB

Permata Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019 .............................. 55

Table 5.6 Distribusi Orang Tua Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019.... 55

Tabel5.7 AnalisaPerkembangan Motorik Halus Sebelum dan Sesudah

Diberikan Kegiatan MozaikDi KB Permata Hati Desa Jogodayuh

……………………………………………………………………. 56

Table 5.8 Analisa Rata-Rata Perkembagan Motorik Halus Anak Prasekolah

Sebelum Dan Sesudah Diberikan Kegiatan Mozaik Usia 3-4

Tahun Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh .................................. 57

Tabel 5.9 AnalisaPerkembangan Motorik Halus Sebelum dan Sesudah

Dilakukan bermain playdough Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh

……………………………………………………………………. 58

Table 5.10 Analisa Rata-Rata Perkembagan Motorik Halus Anak Prasekolah

Sebelum Dan Sesudah Diberikan bermain playdough Usia 3-4

Tahun Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh .................................. 58

Table 5.11 Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Sesudah Diberikan

Kegiatan Mozaik Dan Bermain Playdough Di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh ………………………………………………..…… 59

Page 16: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomer Judul Tabel Halaman

Gambar 2.1 Model Teori Self Care Menurut Orem. ........................................... 31

Gambar 2.1 Kerangka Teori Self Care Menurut Orem ....................................... 33

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan

Bermain Playdough Terhadap Peningkatan Perkembagnan

Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 3-4 Tahun Di Kb Permata

Hati Desa Jogodayuh ..................................................................... 35

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan

Bermain Playdough Terhadap Peningkatan Perkembagnan

Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 3-4 Tahun Di Kb Permata

Hati Desa Jogodayuh ..................................................................... 40

Page 17: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Pencarian data Awal ........................................................ 80

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 81

Lampiran 3 Surat Keterangan Menyelesaikan Penelitian ................................... 82

Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden ...................................... 83

Lampiran 5 Lembar Persetujuan (Inform Consent) ............................................ 84

Lampiran 6 Data Umum Responden ................................................................... 85

Lampiran 7 DDST II ........................................................................................... 87

Lampiran 8 Petunjuk DDST II ........................................................................... 88

Lampiran 9 SOP DDST II ................................................................................... 89

Lampiran 10 SOP Kegiatan Mozaik ................................................................... 91

Lampiran 11 SOPBermain Playdough ............................................................... 93

Lampiran 12 Tabulasi data perkembangan motorik Halus ................................ 95

Lampiran 13 Hasil pretest dan posttest DDST II ............................................... 96

Lampiran 14 Distribusi frekuensi Responden Kelempok Mozaik ...................... 97

Lampiran 15 Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Playdough ................ 98

Lampiran 16 Data Khusu s responden responden kelompok kegiatan mozaik dan

bermain playdough ............................................................................................. 99

Lampiran 17 Data frekuensi orangtua responden kelompok kegiatan mozaik

………….. ........................................................................................................... 100

Lampiran 18 Data Frekuensi orangtua Responden Kelompok Playdough ........ 101

Lampiran 19 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Kegiatan Mozaik ......................... 102

Lampiran 20 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Playdough .................................. 103

Lampiran 21 Hasil Uji Mann Whityney ............................................................. 104

Lampiran 22 Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................... 105

Lampiran 23Dokumentasi ................................................................................. 106

Lampiran 24lembar Konsultasi ........................................................................... 107

Page 18: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xviii

DAFTAR ISTILAH

Advence : Lebih

Anonym : Tanpa nama

benefits ratio : Resiko

Caution : Peringatan

Coding :Perubahan data dalam bentuk huruf menjadi angka

Confidentiality : Rahasia

Delayed : Keterlambatan

Data entri : Proses memasukan data dalam computer

Editing : Kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

Fail : Gagal

Feedback : Umpan Balik

Golden Age : Usia emas

No opportunity : Tidak ada kesempatan

Pass : Lulus

Refulsal : Menolak

Respect human dignity: Prinsip menghargai hak asasi manusia

Sampling : Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel,agar memperoleh sampel yang bener-benar

sesuai dengan keselurahan subjek penelitian

Sampling Jenuh : Seluruh populasi dijadikan sampel

Skill : Kemampuan

Treatmen : Suatu proses menjadi lebih baik

Suspect : Dicurigai ada keterlambatan

Unstestable : Tidak dapat diuji

Variabel independen : Variabel bebas

Variabel dependen : Variabel terikat

Page 19: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

xix

DAFTAR SINGKATAN

DDST : Denver development screening test

Depkes RI : Departermen Kesehatan Republik Indonesia

Dinkes : Dinas Kesehatan

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IQ :Intelligence Quotient

KB : Kelompok Bermain

WHO :World Health Organitation

Page 20: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usia prasekolah merupakan usia emas (golden age), sehingga penting bagi

anak untuk diberikan stimulasi dalam mengembangkan keterampilan yang

dimiliki anak (Syaiful, dkk 2012). Anak usia prasekolah yaitu antara 3 sampai 6

tahun dimana masa usia prasekolah merupakan masa kritis dalam pembentukan

sumber daya yang berkualitas. Pada masa ini anak juga sedang mengalami

perkembangan motorik (Kasenda dkk, 2015).Menurut Kementrian Kesehatan RI

(2016), perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta

sosialisasi dan kemandirian.

Diketahui bahwa anak memiliki beberapa aspek perkembangan yang harus

dikembangkan sejak dini, salah satunya adalah perkembangan fisik

motorik.Perkembangan fisik motorik dibagi menjadi dua meliputi motorik kasar

dan motorik halus.secara umum, aspek fisik motorik kasar akan berkembang lebih

dulu dibandingkan aspek motorik halus. Oleh karena itu diperlukan stimulasi agar

aspek motorik halus dapat berkembang secara seimbang sehinga anak tidak hanya

berkembang di gerakan otot besar tetapi gerakan otot kecil juga. Kesadaran ini

penting karena nantinya akan dibutuhkan oleh seorang anak dalam segi akademis.

Misalnya anak mampu menulis, menggunting, menarik garis dan menggambar

(Maghfuroh, 2017)

Page 21: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

2

WHO (World Health Organitation) melaporkan bahwa 5-25% dari anak-

anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan

perkembangan perkembangan motorik halus (Sulis, 2015). Menurut Depkes RI

(2012) dalam chollies (2016), melaporkan bahwa 0,4 juta (16%) balita Indonesia

mengalami gangguan perkembangan, baik gangguan motorik halus dan kasar,

perkembangan kreativitas, kecerdasaan kurang dan keterlambatan bicara.

Pemeriksaan deteksi tumbuh kembang di jawa timur pada tahun 2014 telah

dilakukan pada 2.321.542 anak balita dan prasekolah atau 63,48% dari 3.657.353

anak balita. Cangkupan tersebut menurun dibandingkan tahun 2009 sebesar 64,03

dan masih dibawah target 80%, perlu inovasi untuk meningkatan cangkupan agar

dapat segara ditanggulangi apabila terjadi masalah atau keterlambatan tumbuh

kembang pada anak balita Dinkes Jatim (2014). Dalam jurnal metode bermain

puzzle berpengaruh pada perkembangan motorik halus anak usia prasekolah

(Maghfuroh, 2017), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur melakukan

pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan

perkembangan ditemukan sebanyak 53% tidak normal, yaitu meragukan sebanyak

23%, penyimpangan perkembangan sebayak 30%.

Faktor motorik yang terhambat dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah

satunya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri faktor genetik,

jenis kelamin, faktor kesehatan pada periode prenatal, premature, kelainan,

sedangkan untuk faktor eksternal salah satunya adalah kesehatan dan gizi,

stimulasi,perlindungan dan status ekonomi (Noviyanti, 2015). Keterlambatan

perkembangan motorik juga dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan dan

Page 22: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

3

stimulasi (Utami, 2015). Dampak motorik halus yang terhambat dapat

mengakibatkan perkembangan anak tersebut menjadi terhambat dan tidak sesuai

dengan usia, cenderung adanya gangguan pada system saraf dan serebal palsi.

Tumbuh kembang yang optimal dapat tercapai apabila ada interaksi antara anak

dan orang tua, terutama stimulasi sangat bermanfaat bagi proses perkembangan

anak secara keseluruhan (Utami, 2015). Menurut Depkes RI Untuk meningkatkan

perkembangan motorik halus anak, setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin

sedini mungkin dan terus menerus setiap ada kesempatan.Kurangnya stimulasi

dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak. Agar perkembangan

motorik berkembang, maka diperlukan adanya kegiatan belajar sambil bermain

dan bermain sambil belajar (Utami, 2015)

Sudah banyak penelitian untuk meningkatkan perkembangan motorik halus

salah satunya penelitan dari Meity Mulya Susanti dan Yulia Trianingsih yang

menyatakan bahwa perkembangan motorik halus pada anak usia dini sesudah

diberikan terapi bermain playdough di paud dahlia paling banyak sesuai umur

sebanyak 80% (12 responden) dan tidak sesuai sebesar 20% (3 responden). Pada

kondisi ini perkembangan motorik halus anak usia 2-3 tahun di paud dahlia sudah

mulai meningkat karena sudah diberikan perlakuan terapi bermain playdough

sehingga perkembangannya banyak normal. Perkembangan motorik halus anak

dapat dilatih dengan bermain edukatif seperti playdough. Penelitian lainnya yaitu

penelitian dari Lilis Maghfuroh dan Nurul K mengatakan bahwa keberhasilan

teknik mozaik pada anak pra sekolah sebagian besar menglami peningkatan dari

Page 23: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

4

awalnya sebelum diberi teknik mozaik hanya berjumlah 28 anak (63,6%)

sedangkan setelah diberi teknik mozoik jumlah berjumlah 37 anak (84,1%).

Bermain dengan playdough merupakan kegiatan yang sesuai bagi anak-anak

karena bersifat menyenangkan dan bahan yang elastis, mudah dibentuk dan aman

bagi anak-anak dalam permainan ini anak melakukan gerakan meremas, memilin,

mencetak dan juga membentuk sehingga dengan bermain playdough, anak dapat

mengasah kemapuan berfikir, anak dapat mengembangakan kempuan mimajinasi

dan kreatifitas karena permainan yang tanpa aturan. Melalui bermian playdough

jari-jari anak menjadi lentur, sehingga motorik halusnya semakin terlatih sesuai

tahap perkembangan (Susanti, 2015).Sedangkan untuk teknik mozaik sendiri

merupakan keterampilan yang mencakup pemanfaataan dengan media untuk

meningkatan kegitan motorik halus, yaiu mengguting, menempel dan

menggambar.Teknik mozaik pada anak- anak dimana anak-anak diberi keluasaan

untuk membentuk berbagai bentuk potongan geometri (Maghfuroh, 2017).Dengan

teknik–teknik yang dilakukan dalam mozaik, seperti mengelem dan menempel

dibutuhkan kemandirian anak dan kecermataannya dalam membuat mozaik.

Kemandirian dimana anak mampu melakukan melakukan dengan percaya diri dan

dalam prosesnya tidak sering membutuhkan bimbingan., dan kecermataan

merupakan ketetapan dalam membuat dan menempel bentuk (Maghfuroh, 2017)

Berdasarkan study pendahuluan yang di lakukan peneliti di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan

pengelola kelompok bermain (KB) permata hati terdapat 3 dari 7 siswa

Page 24: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

5

mengalami keterlambatan motorik halus, dari 7 siswa 4 siswa yang kemampuan

motorik halusnya bagus dan 3 siswa yang kemapuan matoriknya kurang, mereka

masih perlu bimbingan dalam hal menulis, memgambar, menempel gambar, dan

menyusun kubus.

Solusi untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak dapat

dilakukan dengan merancang strategi permainan yang menarik dan mengesankan

bagi anak, seperti bermain puzzle, origam, meronce, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan terapi bermain playdough dan kegitan mozaik untuk meningkatkan

perkembangan motorik halus.

Dengan melihat latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk untuk

melakukan penelitian tentang “Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan Bermain

Playdough Terhadapat Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Di KB Permata

Hati Didesa Jogodayuh”.

1.2 Rumusaan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusaan masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah Ada Perbedaan Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan Bermain

Playdough Terhadap Peningkatan perkembangan Motorik halus Anak Usia 3-4

Tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh ?”

Page 25: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui apakah ada perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan

bermainplaydoughterhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak

prasekolah usia 3-4 tahun.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus anak prasekolahusia 3-4

tahun sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan mozaik.

2. Mengidentifikasi perkembangan motorik halus anak prasekolahusia 3-4

tahun sebelum dan sesudah dilakukan bermain playdough.

3. Menganalis perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermain

playdoughterhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak

prasekolah usia 3-4 tahun.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teroritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasaan dan

pengetahuan mengenai stimulasi yang efektif yang dapat digunkan untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak prasekolah usia 3 sampai 4 tahun

terutama mengenggunakan stimulasi permainan playdough dan kegitan mozaik.

Page 26: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

7

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan atau dimanfaatkan oleh guru sebagai

salah satu metode untuk merangsang stimulus perkembangan motorik halus anak

prasekolah usia 3-4 tahun, terutama dengan menggunkan permain playdough dan

kegiatan mozaik.

2. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasaan

yang berguna bagi perawat, mengenai stimulusi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia pra sekolah.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasaan bagi

masyarakat tentang stimulasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perkembangan motorik halus anak prasekolah 3-4 tahun.

4. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi responden (anak prasekolah

usia 3-4 tahun) untuk meningkatkan perkembangan motorik halus di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasaan dan pengalaman

bagi peneliti khususnya tentang kegitan mozaik dan bermain playdough untuk

meningkatkan perkembangan motorik halus anak prasekolah 3-4 tahun.

Page 27: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Usia Prasekolah

2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah

Usia prasekolah merupakan usia emas (golden age), sehingga penting bagi

anak untuk diberikan stimulasi dalam mengembangkan keterampilan yang

dimiliki anak (Syaiful, Widati, & Rahmawati 2012). Anak usia prasekolah yaitu

antara 3 sampai 6 tahun dimana masa usia prasekolah merupakan masa kritis

dalam pembentukan sumber daya yang berkualitas. Pada masa ini anak juga

sedang mengalami perkembangan motorik (Kasenda dkk, 2015).

Jadi, anak usia prasekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun dimana

pada usia ini disebut juga masa keemasaan (golden age) sehingga anak akan

mengalami perkembangan, salah satunya adalah perkembangan motorik halus.

2.1.2 Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah

Menurut Soetjiningsih (2013), perkembanagan adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola

teratur dan dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematagan. Proses

tersebut menyangkut adanya proses difernsiasi dari sel-sel tubuh, jaringan, organ -

organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing -

masing dapat memenuhi fungsinya. Sedangkan menurut Depkses dalam Dewi

(2015), perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih

Page 28: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

9

komples dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian.

Menurut Soetjiningsih (2013), Mengatakan perkembangan motorik

merupakan perkembangan kontrol pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas

saraf pusat, saraf tepi, dan otot. Kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan

refleks-refleks yang dimulai sejak lahir.Anak menjadi tidak berdaya sampai

perkembangan muncul.Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu

perkembangan motorik kasar dan motorik halus.Perkembamgan motorik kasar

melibatkan otot-otot besar; meliputi perkembangan gerak kepala, badan, anggota

badan, keseimbangan, dan pergerakan.

Perkembangan motorik halus, adalah koordinasi halus yang melibatkan otot-

otot kecil yang dipengaruhi oleh matanya, fungsi motorik, fungs visual yang

akurat, dan kemampuan intelektual.Keterampilan motorik halus merupakan

koordinasi halus pada otot-otok kecil yang memainkan suatu peran utama.Variasi

perkembangan motorik halus kemauan dan kesempatan individu untuk belajar.

Anak yang jarang menggunakan karyon, akan mengalami keterlambatan pada

memegang pensil.

Pada umur 3 tahun, anak mampu menumpuk 8 kubus.Anak bisa membuat

jembatan dengan 3 kubus. Pada umur 3 tahun ini,anak mampu menggambar

sebuah lingkaran dan mulai menggambar gambar manusia.Pada umur 4 tahun,

anak mampu membuat gambar persegi empat, anak juga bisa membuat gerbang

dengan 5 kubus.

Page 29: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

10

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak

prasekolah

Beberapa faktor dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus seorang

anak. Faktor-faktor ini dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal

(Hurlock dalam Noviyanti, 2015) antara lain:

1. Faktor Internal

a. Faktor genetic

Setiap individu memiliki beberapa faktor keturunan yang dapat

menunjang peningkatan laju perkembangan motorik halus seperti

kecerdasaan.

b. Jenis kelamin

Pada umumnya sebelum melewati masa pubertas, pertumbuhan dan

perkembangan anak akan lebih pesat pada anak perempuan. Hal ini akan

berkurang berlahan-lahan mengikuti bertambahnya usia anak hingga

pada akhirnya perbedaan itu hilang.

c. Faktor kesehatan pada periode pranatal

Periode pranatal yang baik seperti gizi makanan ibu yang selalu

tercukupi dengan baik, ibu dalam kondisi sehat, ibu tidak keracunan

dapat mendorong perkembangan kemampuan motorik anak lebih cepat

pada masa pascanatal.

Page 30: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

11

d. Faktor kesulitan dan melahirkan

Proses melahirkan yang sulit seperti melahirkan dengan alat vacuum akan

menimbulkan resiko bayi mengalami kerusakan otak sehingga

perkembangan motorik bayi dapat terganggu.

e. Prematur

Kelahiran sebelum waktunya biasanya dapat menyebabkan

perkembangan motorik motorik anak terlambat karena tingkat

perkembangan motorik pada waktu lahir lebih buruk dibandingkan

perkembangan anak yang lahir tepat pada waktunya.

f. Kelainan

Seorang individu yang memilki kelainan fisik maupun psikis, social, dan

mentak biaanya akan mengalami gangguan juga pada perkembangan

motorik.

2. Faktor eksternal

a. Kesehatan dan Gizi

Pada awal kehidupan pasca lahir, kesehatan dan gizi yang baik perlu

diperhatikan karena dua hal tersebut dapat mempercepat perkembangan

motorik.

b. Stimulasi

Anak perlu diberikan rangsangan, bimbingan, dorongan, dan kesempatan

untuk menggerakan semua bagian tubuhnya sehingga motorik anak dapat

berjalan dengan cepat.

Page 31: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

12

c. Perlindungan

Perlindungan orang tua terhadap anak yang terlalu berlebihan dapat

mengganggu kebebasan anak dalam bergerak sehingga motorik anak pun

juga bisa terhambat.

d. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi dapat ditunjukkan dengan tingkat pendidikan dan

pekerjaan orang tua.Pendidikan berperan penting dalam perkembangan

anak. Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi orang tua

dalam mendidik anak agar dapat mecapai tujuan yang diharapkan yaitu

perkembangan anak sesuai dengan pertambahan usia dan tugas

perkembangannya. Sedangkan ibu yang bekerja akan memiliki peran

ganda sebagai wanita karir dan sebagai iburumah tangga sehingga dapat

muncul suatu dampak negatif yaitu ibu tidak dapat memberikan perhatian

secara peuh pada anak ketika anak dalam tahaptumbuh kembang yang

pesat.

2.1.3 Tujuan Dan Fungsi perkembangan Motorik Halus Anak

Menurut Sumantri dalam Renita (2014), mengatakan tujuan pengembangan

motorik halus diusia 3-4 tahunadalah sebagai berikut :

1. Agar anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang

berhubungan dengan keterampilangerak kedua tanganseperti meronce,

menganyam, bertepuk tangan.

2. Agar anak mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan.

Page 32: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

13

3. Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan

gerakan jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi

benda-benda

4. Agar anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

Menurut Mudjito dalam Renita (2014), mengemukakanbeberapa alasan

tentang fungsi perkembangan motorik halus yaitu:

1. Anak dapat menghibur dirinyadan memperoleh perasaan senang.

2. Anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdayapada bulan-bulan pertama

kehidupannya melalui keterampilan motorik.

3. Keterampilanmotorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

sekolahdengan keterampilan motorik.

Jadi, tujuan dan fungsi pengembangan motorik halus adalah agar anak dapat

mengembangkan keterampilan motorik halus sehingga berguna dalam kehidupan

sehari-hari baik sekarang maupun di masa mendatang.

2.2 Stimulasi Pada Anak prasekolah usia 3-4 tahun

2.2.1 Stimulasi perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 3-4

tahun

Anak membutuhkan bermacam-macam stimulasi.Stimulasi yang diberikan

pada anak harus sesuai dengan proporsional, baik dalam kualitas maupun

kuantitas, dan sesuai dengan tingkat maturitas saraf anak.Stimulasi sebaiknya

dilakukan terhadap semua aspek perkembangan anak, tidak hanya dalam bidang

intelektual, melainkan juga emosional dan moral-spitual.Sedangkan stimulasi

Page 33: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

14

merupakan salah satu upaya untuk mencerdasakan anak.Stimulasi harus dilakukan

sedini mungki, bahkan sejak masih didalam kandungan. Sebaiknya dilakukan

stimulasi terhadap terhadap semua aspek perkembangan, dengan melibatkan

semua anggota keluarga (Soetjiningsih, 2013).

Menurut sulistyawati (2014), stimulusi yang dapat meningkatkan

kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun antara lain :

1. Memotong

Beri anak gunting dan tunjukkan dan tujukkan cara menggunting. Beri

gambar besar dan minta anak untuk latihan menggunting.

2. Membuat cerita gambar tempel

Ajak anak membuat cerita dengan menggunakan gambar tempel.Gunting

gambar dari majalah/brosur lama. Tunjukkan kepada anak cara menyusun

guntuingan gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita menarik. Minta

anak menempel guntingan gambar pada kertas lalu dibawah gambar tersebut

dikasih cerita.

3. Menempel gambar

Bantu anak menemukan gambar atau foto menarik dari majalah.Minta anak

menempel gambar tersebut pada sebuah kertas karton tebal.gunting gambar

tersebut dan tempel di kamar anak.

4. Menjahit

Gunting sebuah gambar dari majalah, tempelkan pada selembar karton.Buat

lubamg-lubang di sekeliling gambar.Ambil tali rafia lalu simpulkan salah

Page 34: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

15

satu ujungnya. Ajari anak menjahit sekeliling gambar dengan cara tali rafia

dimasukan dimasukkan ke lubang-lubang itu satu persatu.

5. Menggambar atau menulis

Beri anak selembar kertas dan pensil.Ajari anak menggambar garis lurus,

bulatan, segi empat, serta menulis huruf dan angka.Kemudian buat pagar,

rumah, matahari, bulan, dan sebagainya.Ajari anak untuk menulis namanya.

6. Menghitung

Letakkan sejumlah kacang didalam mangkok.Ajari anak menghitung kacang

tersebut dengan meletakkan kacang tersebut di tempat lainnya.Bantu anak

menghitung jika mengalami kesulitan.

7. Menggambar dengan jari

Ajari anak menggambar menggunakan cat dan memakai jari-jari di selembar

kertas besar. Buat agar ia mau memakai kedua tanggannya dan membuat

bulatan besar atau bentuk-bentuk lainnya.

8. Membuat gambar tempel

Gunting kertas berwarna menjadi segitiga, segiempat dan

lingkaran.Jelasakan mengenai perbedaan bentuk-bentuk tersebut. Minta

anak membuat gambar dengan cara menempelkan potongan-potongan

berbagai bentuk pada selembar kertas.

Page 35: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

16

2.3 Jenis Stimulasi/ Terapi Bermain

2.3.1 Kegiatan Mozaik

2.3.1.1 Pengertian Kegiatan Mozaik

Menurut Yohana dalam juwita (2014), mozaik adalah adalah suatu cara

membuat kreasi gambar, lukisan atau hiasaan yang dilakukan dengan cara

menempel atau merekatkan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan tertentu

yang ukurannya kecil-kecil.

Menurut Novikasari dalam Arifah (2014), Pengertian Mozaik adalah

pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau

bahan dari kepingan-kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong- potong

atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan, ditempelkan pada

bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda-benda itu, bisa berupa kepingan

pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas, potongan daun, potongan kayu.

Jadi, kegiatan mozaik adalah suatu kegitan menempelkan potongan-

potongan kertas kecil (kertas origami) pada suatu gambar.

2.3.1.2 Kelebihan Dan Kelemahan Kegiatan Mozaik

Menurut Yenny dalam Arifah (2014), mengatakan bahwa kelebihan dari

kegiatan mozaik diantaranya adalah

1. Dapat mengembangkan kreativitas anak, emosi dan sosial anak

2. Alat dan bahan mudah didapat.

3. Langkah kegiatan mudah dimengerti anak.

4. Melatih tingkat kesabaran anak.

5. Melatih konsentrasi anak.

Page 36: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

17

6. Memilikiberbagai macam corak dan warna.

7. Memiliki tampilan yang atraktif, dan membuat anak menjadi mandiri.

Sedangkan kelemahan dari teknik mozaik adalah dapat membosankan bagi

anak karena memerlukan waktu yang lama sekitar 15 menit.Berdasarkan uraian

diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari kegitan mozaik adalah anak

mampu mengembangkan kreativitas, melatih kesabaran, melatih konsentasi anak

dan membuat anak lebih menjadi lebih mendiri.Sedangkan Kelemahan dari teknik

mozaik adalah memerlukan waktu yang lama, sehingga dikhawatirkan anak

menjadi cepat bosan.

2.3.1.3 Manfaat Kegiatan Mozaik

MenurutYenni dalam Sulastri (2015), manfaat dari kegiatan mozaik antara

lain :

1. Pengenalan bentuk geometri, seperti segitiga, lingkaran, segiempat.

2. Pengenalan warna dengan kegiatan mozaik kita bisa membuat bahan/media

dengan berbagai macam warna yang menarik untuk anak sekaligus dapat

mengenalkan warna pada anak.

3. Melatih kreatifitas anak dengan kegiatan mozaik dengan media yang

bermacam-macam.

4. Melatih motorik halus, kegiatan mosaik bermanfaat mengembangkan

motorik halusnya, karena dalam kegiatan ini anak menggunakan jari jemari

untuk mengambil benda-benda kecil dan melibatakan koordinasi otot-otot

tangan dan mata.

5. Melatih emosi dan kesabaran.

Page 37: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

18

2.3.1.4 Langkah Kegiatan Mozaik

Menurut Yenni dalam Sulastri (2015), langkah-langkah kegiatan mozaik

yaitu :

1. Guru menyiapkan atau menyediakan gambar yang akan diisi mozaik.

2. Guru menyediakan : gunting, lem perekat, dan kertas origami untuk

dijadikan potongan-potongan mozaik anak.

3. Guru mengatur posisi anak dengan konduksif.

4. Guru melihatkan kepada anak gambar yang akan ditempel potongan mozaik.

5. Guru menarik perhatian anak untuk memperhatikan dan kemudian

memperkenalkan satu persatu alat yang dibutuhkan.

6. Guru mencotohkan langkah kerja sebagai berikut ;

a. Membentangkan gambar atau pola mozaik.

b. Mengambil selembar origami dan sebuah gunting untuk membuat

potongan–potongan mozaik dengan salah satu bentuk geometri.

c. Selanjutnya permukaan mozaik diberi lem.

d. Setelah itu ditempelkan potongan mozaik dengan rapi dan rapat.

e. Guru membagikan pola mozaik, kertas origami, gunting, dan lem.

f. Guru mempersilahkan anak untuk melaksanankan kegiatan

7. Guru mengontrol setiap kegiatan anak, jika ada anak yang tidak bisa/tidak

mau maka guru bisa membantu anak

Berdasarkan Uraian diatas, maka peneliti menggunakan teknik membuat

mozaik dengan menggunakanberbagai macam pola yang digambar di kertas HVS

kemudian, kertas origami yang sudah dipotong-potongan kecil disusun dengan

Page 38: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

19

cara ditempelkan dengan cara dilem. Langkah pelaksana kegiatan mozaik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan :

a. Menyiapkan gambar atau berbagai pola

b. Menyiapakan Potongan-potongan kertas origami

c. Lem

2. Waktu pelakasanan 15 menit.

3. Langkah kerja kegitan mozaik

a. Menjelaskan kepada anak- akan kegiatan yang akan dilakukan.

b. Menunjukan satu persatu alat yang digunakan dan menjelaskan

fungsinya.

c. Kemudian bagikan gambar atau pola, potogan-potongan kertas dan lem

kepada anak-anak.

d. Selanjutnya mintalah anak-anak menepelkan potongan -potongan kertas

menggunakan lem.

e. Mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak selama kegitan

berlangsung.

f. Jika sudah selesai dikumpulkan kemeja guru.

2.3.2 Bermain Playdough

2.3.2.1 Pengertian Bermain Playdoygh

Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau

mempratikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi

kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Alini,

Page 39: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

20

2017).Bermain Merupakan cerminan kemampuan fisik untuk belajar karena

dengan bermain anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan

mengenal waktu, jarak serta suara (Andriana, 2013).

Playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang

terbuat dari tepung yang mudah dibentuk oleh anak yang berguna untuk melatih

kegiatan koordinasikan jari jemari tangan dengan mata padamotorik halus anak

usiadini (Yuningsih, 2017).

Menurut Meity (2015), Bermain dengan playdough merupakan kegiatan

yang sesuai bagi anak-anak karena bersifat menyenangkan dan bahan yang elastis,

mudah dibentuk dan aman bagi anak-anak dalam permainan ini anak melakukan

gerakan meremas, memilin, mencetak dan juga membentuk sehingga dengan

bermain playdough, anak dapat mengasah kemapuan berfikir, anak dapat

mengembangakan kempuan mimajinasi dan kreatifitas karena permainan yang

tanpa aturan.

Jadi, bermain playdough adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan dan

terbuat dari bahan elastis, sehingga anak-anak mudah untuk membuat kreasi

menggunakan jari-jari tanggannya sesuai dengan keingginannya.

2.3.2.2 Kelebihan Dan Kelemahan Bermain Playdough

Menurut Rachmawati dalam Yuningsih (2017), menyatakan bahwa bermain

Playdough memiliki kelebihan- kelebihan yaitu sangat menyenangkan bagi anak

dan anak dapat membentuk berbagai bentuk sesuai dengan keinginan anak dan

Page 40: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

21

tema yang sedang diterapkan. Seperti, memudahkan anak membentuk sebuah

benda yang ia sukai. Membuat tangan anak menjadi bergerak bebas.Akan tetapi

Playdough memiliki kekurangan dimana seseorang tidak dapat membentuk

bentuk dengan objek yang sangat besar karena membutuhkan ruang besar dan

perawatannya rumit.

2.3.2.3 Manfaat Bermain Playdough

Menurut Yuningsih (2017), mengatakan manfaat yang didapatkan ketika

menerapkan playdough, yakni:

1. Mengembangkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Anak

2. Memudahkan anak dalam membentuk benda yang di inginkan.

3. Meluweskan jari -jemari anak.

4. Membuat otot-otot ringan bekerja dengan baik.

2.3.2.4 Langkah-langkah Bermain Playdough

Rachmawati dalam Yuningsih (2017), menyatakan bahwa, langkah –

langkah menggunakan media playdough dijelaskan ke dalam dua bagian yaitu

pada saat persiapan sebelum pembelajaran dan pada saat pembelajaran.

Pertama, persiapan sebelum pembelajaran diantaranya menetapkan tujuan

pembelajaran, menyiapkan playdough.Kedua, pada saat pembelajaran diantaranya

guru membagi anak dalam beberapa kelompok kecil, memperkenalkan media

playdough, membagikan media playdough untuk setiap anak, dan anak

diperkenankan membentuk benda-benda yang diinginkan. Berdasarkan uraian

diatas maka peneliti, melakukan langkah-langkah bermain playdough sebagai

berikut :

Page 41: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

22

1. Persiapan alat dan bahan : Playdough atauplastisin

2. Waktu pelaksanaan 15 menit

3. Tahapan bermain playdough

a. Menjelaskan kepada anak-anak permainan yang akan dilakukan

b. Membagikan plastisin atau playdough

c. Minta anak-anak membuat kreasasi yang diinginkan dan membuat

bentuk berbagai bentuk yang sudah ditentukan peneliti sesuai dengan

harinya.

2.4 DDST II

2.4.1 Pengertian DDST II

Denver development screening test (DDST) adalah suatu metode screening

terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ

sehingga tidak dapat meramalkan kemampuan intelektual dan adaptif atau

perkembangan anak dimasa yang akan datang. Tes ini lebih mengerah kepada

perbandingan kemampuan atau perkembangan anak dengan kemampuan anak lain

yang seumurnya (Sulistiawati, 2014)

2.4.2 Tujuan DDST II

Tujuan dari Tes Denver II ini adalah untuk menilai tingkat perkembangan

anak sesuai dengan tugas untuk kelompok umurnya saat di tes. Tes Denver IIjuga

digunakan untuk melakukan monitor perkembangan bayi atau anak dengan resiko

tinggi terjadinya penyimpangan atau kelainan perkembangan secara berkala

(Sulistiawati, 2014)

Page 42: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

23

2.4.3 Manfaat DDST II

Menurut Royhanaty (2010), mengatakan manfaat dari Denver development

screening test (DDST) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.

2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembagan anak sedini

mungkin.

3. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk

berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.

2.4.4 Aspek Yang Dinilai

Menurut Sulistiawati (2014), mengatakan bahwa terdapat 125 tugas

perkembangan yang disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam

kelompok besar yang disebut sektor perkembangan. Kelompok yang dimaksud

adalah sebagai berikut.

1. Personal social (perilaku social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Gerakan motorik halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memperlukan koordinasi yang

cermat.

Page 43: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

24

3. Bahasa

Aspek yang menggambarkan kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, mengikuti perintah, atau berbicara secara spontan.

4. Gerakan motorik kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan atau sikap tubuh.

2.4.5 Menuntukan Umur Anak

Pada pelaksaan DDST II umur anak perlu ditetapkan terlebih dulu, dengan

menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan kebawah dan

sama atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Misalnya misalnya budi lahir pada

tanggal 23 Mei 2010 dari kehamilan yang cukup dan tes dilakukan pada pada

tanggal 5 Oktober 2012, Maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

2012 – 10 – 5 ( Saat dilakukan tes)

2010 – 5 – 23 ( Tanggal lahir budi)

Umur budi adalah 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari

Setelah ditentukan umur anak selanjutnya garis umur ditarik vertical pada

formulir DDST yang memotong kotak tugas perkembangan anak, selanjutknya

dilakukan pengetesan sesuai tugas perkembangan.(Soethjiningsih, 2012).

2.4.6 Langkah-Langkah Pelaksanaan Menggunakan DDST II

Menurut Sulistyawati (2014), Langkah-langkah pelaksanaan DDST II

sebagai berikut :

Page 44: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

25

1. Membanggun hubungan

Membanggun hubungan adalah usaha pemeriksaan untuk membuat

hubungan yang baik dengan anak dan pengasuh/orang tua.Untuk hasil dan

informasi yang terbaik, langkah ini sangat penting untuk

dilakukan.Sebaiknya saat tes dilakukan, anak didampingi oleh orang tua

atau pengasuhnya.

2. Pengenalan

Tanyakan kepada pengasuh atau orang tua mengenai kapan anak lahir dan

apakah anak lahir prematur.Pemeriksa sebaiknya segara menghitung umur

saat anak diperiksa dan apakah perlu dilakukan koreksi.Pemeriksaan dapat

menimbulkan kekhawatiran bagi pengasuh, sehingga penting untuk

menjelaskan bawha Denver II dilaksanakan untuk menentukan status

perkembangan saat ini.Selain itu, dijelaskan pula bahwa tes ini bukanlah tes

IQ dan tidak semua anak diharapkan dapat berhasil (lulus) dari semua

kompenen yang diberkan.

3. Urutan pengetesaan

Urutan penyajian dapat dimulai dengan komponen yang teletak disebelah

kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.

4. Jumlah kompenen yang diberikan

Jumlah kompenen yang diberikan tergantung dari umur dan kemampuan

anak saat pemeriksaan. Dalam praktinya, jumlah kompenen yang diberikan

tergantung pada waktu yang tersedia untuk pemeriksaan dan tujuan untuk

mengidentifikasi keterlambatan perkembangan dan untuk menentukan

Page 45: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

26

kekuatan anak.Berdasarkan tujuannya, langka pelaksanaan dibedakan

sebagai berikut :

1) Menentukan anak mempunyai keterlambatan beresiko

a. Langkah 1

Pada setiap aspek, pemeriksa memberikan paling tidak tiga kompenen

yang paling dekat dan berada disebelah kiri garis umur dan setiap

kompenen yang berpotongan dengan garis umur.

b. Langkah 2

Bila anak tidak mampu melakukan sesuai langkah 1 (gagal, menolak,

tidak ada kesempatan), pemeriksa menambahkan kompenen satu lagi

yang ada disebelah kiri pada aspek yang sama sampai anak dapat lulus

tiga kompenen berturut-turut.

2) Menentukan kekuatan anak

a. Langkah 1

Di setiap aspek, pemeriksa paling tidak memberikan tiga kompenen

tes yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiga kompenen

berpotongan garis umur.

b. Langkah 2

Lanjutkan melakukan kompenen ke kanan dari setiap kompenen yang

“lewat” dalam satu aspek hingga mencapai tiga “gagal” berturut-

turut.

2.4.7 Penilaian Komponen/scoring

Menurut Sulistyawati (2014), penilain komponen atau scoring terdiri dari :

Page 46: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

27

1. P = pass / lulus

Anak melakukan komponen dengan baik atau orang tua atau pengasuh

memberi laporan yang dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan.

2. F = Fail / gagal

Anak tidak dapat melakukan komoponen dengan baik atau orang tua atau

pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan komponen

dengan baik.

3. NO = NO Opportunity / tidak ada kesempatan

Anak tidak dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan komponen

karena ada hambatan. Skor ini hanya digunakan untuk komponen yang ada

kode “L” (Laporan) dari orang tua atau pengasuh.

4. R = Refusal / Menolak

Anak menolak tes perkembangan.Penolakan dapat dikurangai dengan

mengatakan kepada anak yang harus dilakukanya (komponen tugas yang

dilaporkan oleh orang tua atau pengasuh tidak diskor penolakan).Jika tidak,

tanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (tes perkembangan yang

dilaporkan oleh ibu atau pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).

2.4.8 Interpestasi Hasil Penilain DDST II

1. Advence/Lebih

Bila anak “lulus” pada kompenen tes yang terletak di kanan garis umur,

maka dinyatankan perkembangan anak lebih pada tes tersebut. Oleh karena

itu anak lulus pada tes.

Page 47: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

28

Garis umur

2. Normal

Bila anak gagal atau menolak melakukan suatu komponen tes disebelah

kanan garis umur, maka perkembangan anak normal.

Garis umur

Garis umur

Seperti gambar dibawah ini, anak dapat “lewat”, “gagal”, atau “menolak”

pada garis umur diantara 25 dan 75 persen maka perkembangan anak

normal.

Garis Umur Garis Umur

R

Garis Umur

3. Caution/ peringatan

Bila anak “gagal” (F) atau “menolak (R) melakukan komponen tes pada

garis umur yang terletak pada atau diantara 75 sampai 90 maka diberi skor

C. Setelah itu, tulislah C disebelah kanan kotak segi panjang.

F C R C R C

Garis umur garis umur garis umur

P

F

R

P F

Page 48: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

29

F C

Garis umur

4. Delayed/ Keterlambatan

Bila anak “gagal” atau menolak melakukan komponen tes yang terletatak

jelas berada disebelah kiri garis umur.

F D R D

Garis Umur Garis Umur

5. No opportunity (NO) / Tidak ada kesempatan

Komponen tes yang berdasarkan laporan orang tua saat anak tidak ada

kesempatan untuk melakukannya.Hasil ini tidak dimasukkan dalam

mengambil kesimpulan.

NO NO

Garis Umur Garis Umur

2.4.9 Kesimpulan Tes DDST II

Menurut Sulistiawati (2014), mengatakan hasil atau kesimpulan denver II

terdiri atas tiga interpretasi, yaitu sebagai berikut :

1. Normal

a. Bila tidak ada Delay (D) atau paling banyak satu caution (C)

Page 49: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

30

b. Lakukan tes pada kunjungan berikutnya

2. Suspect/Diduga/Dicurigai Ada Keterlambatan

a. Bila ada dua atau lebih caution (C) dan satu atau lebih Delay (D)

b. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat,

seperti rasa takut, keadaan sakit, dan kelelahan.

3. Tidak Dapat Diuji/Unstestable

a. Bila ada skor menolak pada satu atau lebih komponen disebelah kiri

garis umur atau menolak lebih dari satu komponen yang ditembus garis

umur pada daerah 75-90 persen

b. Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.

2.5 Konsep Teori Dorethe E. Orem

Teori orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system

perawatan berorientasi pada individu-individu (klien) dianggap sebagai

penerimaan asuhan kepaerawatan yang utama. Perawat juga membantu memberi

perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu

yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai

individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983).

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan

kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta

mengatur dalam kebutuhannya.

Page 50: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

31

Gambar 2. 1 Model teori self care menurut orem

Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self

carediantaranya: a) Perawatan dirisendiri (self care)b) Perawat diri kurang (Self

Care Defisit.)c)Teori sistem keperawatan.

1. Perawatan Diri Sendiri (self care)

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi:

Pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari

individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta

mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.Kedua, self care

agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan

perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,

sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

Ketiga adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri

yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu

untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam

tindakan yang tepat.Keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan

Page 51: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

32

yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat

universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam

upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu

adalah aktivitas sehari - hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam

kebutuhan dasar manusianya.

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala

perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang

dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang

melebihi kemampuan serta adanya perkiraan Penurunan kemampuan dalam

perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care baik secara kualitas

maupun kuantitas.

3. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan

perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang

didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri

sendiri, kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan

perawatan mandiri.

Page 52: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

33

2.6 Kerangka Teori Self Care Menurut Dorethe E. Orem

Gambar 2.1 Kerangka teori self care menurut Orem

Berdasarkan teori keperawatan self care yang dikemukan orem, manusia

pada mempunyai kemampuan dalam merawat dirinya sendiri yang disebur Self

Care Agency. Self Care Agency dapat berubah setiap waktunya yang dipengaruhi

Kurangnya stimulasi dapat mempengarui

perkembangan motorik halus halus

Faktor-faktor yang mempengarui

perkembanganmotorik halus :

1.Faktor internal

a. Genetik

b. Jenis kelamin

c. Faktor kesehatan pada periode

prenatal

d. Faktor kesulitan dalam

melahirkan

e. Premature

f. Kelainan

2.Faktor eksternal

a. Kesehatan dan gizi

b. Perlindungan

c. Status social ekonomi

d. Stimulasi

Jenis stimulasi untuk

meningkat

perkembangan motorik

halus anak usia 3-4

a. Memotong

b. Membuat cerita

gambar tempel

c. Menempel gambar

d. Menjahit

e. Menggambar /

menulis

f. Menghitung

g. Menggambar

dengan jari

h. Membuat gambar

tempel

Perkembangan Motorik Halus

Meningkat

Jenis stimulasi/ terapi bermain

a. Kegiatan mozaik

b. Bermain playdough

Page 53: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

34

oleh beberapa faktor salah salah satunya faktor eksternal dan faktor internal.

Ketika terjadi keterlambatan perkembangan motorik halus, peran perawat sebagai

Nursing Agency dapat membantu untuk meningkatkan perkembangan motorik

halus melalui beberapa stimulasi, salah satunya dengan bermain playdouh dan

mozaik.

Page 54: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

35

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan

Bermain Playdough Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik

Halus Anak Prasekolah Usia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Di

Desa Jogodayuh.

Keterangan :

= Diteliti

= Pengaruh

= Tidak diteliti

Perkembangan motorik halus

Faktor-faktor yang mempengarui motorik

halus:

1. Faktor internal

a. Genetik

b. Jenis kelamin

c. Faktor kesehatan pada periode

prenatal

d. Faktor kesulitan dalam melahirkan

e. Premature

f. Kelainan

2. Faktor eksternal

a. Kesehatan dan gizi

b. Perlindungan

c. Status social ekonomi

d. Stimulasi

Normal

Suspect

unstestable

Jenis stimulasi untuk

meningkat perkembangan

motorik halus anak usia 3-

4

1. Memotong

2. Membuat cerita

gambar tempel

3. Menempel gambar

4. Menjahit

5. Menggambar /

menulis

6. Menghitung

7. Menggambar dengan

jari

8. Membuat gambar

tempel

Jenis stimulasi/ terapi

bermain

1. Kegiatan mozaik

2. Bermain playdough

Page 55: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

36

Dari Gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengarui

perkembangan motorik halus adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang terdiri genetik, jenis kelamin, faktor pada periode prenatal, faktor kesehatan

dalam melahirkan, premature, sedangkan untuk faktor eksternal terdiri dari

kesehatan dan gizi, stimulasi, perlindungan dan faktor sosial ekonomi. Jenis

stimulasi yang dapat digunakan untuk meningkat perkembangan motorik halus

anak usia 3-4 tahun antara lain dapat diberikan latihan memotong, membuat cerita

gambar tempel, menempel gambar, menjahit, menggambar atau menulis,

menghitung, menggambar dengan jari danmembuat gambar tempel. Pada

penilatian ini penulis menggunakan stimulasi dengan malakukan kegitan mozaik

dan bermain playdough. Dengan demikian diharapkan adanya kegiatan mozaik

dan bermain playdough dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada

anak usia 3-4 tahun.

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusaan masalah

penelitian, dimana rumusaan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pernyataan (Sugiyono, 2011).

Hipotesis dari penelitan ini adalah :

Ha : Ada perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermian playdough terhadap

peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 3-4 tahun.

Page 56: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

37

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Menurut Arikunto (2010), desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan jalan

bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses

penelitian secara benar dan tetap sesuai tujuan yang telah ditetapkan, tanpa desain

yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik

karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman yang jelas.

Penelitian ini merupakan Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan

penelitian Quarsi-Ekperimen.Desain yang digunakan dalam penelitin ini adalah

Two Groub Pra-Post Test Design. Rancangan penelitian ini berupaya untuk

mengukapkan hubungan sebab akibat dengan cara dengan melibatkan dua

kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi (dilalakukan pengukuran DDST

II) sebelum dilakakukan intervensi, kemudian diobservasi (dialakukan

pengukuran DDST II) lagi setelah di berikan intervensi.Tetapi pemilihan kedua

kelompok ini tidak menggunakan teknik acak.

Subjek Pra Test Perlakukan Pasca-Tes

K-A O1

I1

O2

K-B O1

I2

O2

Tabel 3.1Skema Penelitian Two Groub Pra-Post Test Design.

Page 57: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

38

Keterangan :

K-A:Subjek (Kegiatan Mozaik)

K-B : Subjek (Bermain Playdough)

O1

: Observasi pengukuran DDST II ( Pre-test)

O2

: Observasi Pengukuran DDST II ( Post-test)

I1

: Intervensi Kegiatan Mozaik

I2 : Intervensi Bermain Playdough

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di PAUD Permata Hati

Desa Jogodayuh usia 3-4 tahun, dengan jumlah siswa siswa 24 responden.

4.2.2 Sampel

Dalam penelitian tidak menggunakan sampel karena peneliti menggunakan

seluruh populasi untuk dijadikan subjek penelitian.

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili

populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang bener-benar sesuai dengan

keselurahan subjek penelitian.Teknik sampling pada penelitian ini menggunaka

teknik non probability sampling dengan Total sampling. Total Sampling atau

sering disebut dengan Sampling Jenuh yaitu suatu teknik penentuan sample jika

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali

Page 58: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

39

digunakan dilakukan jika jumlah populasi relative kecil atau sedikit yaitu kurang

dari 30 orang, atau penelitian yang inggin membuat generalisasi dengan kesalahan

yang relative kecil (Siyoto dan sodik, 2015).

Page 59: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

40

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 : Kerangka Kerja Penelitian Efektivitas Kegiatan Mozaik Dan

Bermain Playdough Terhadap Peningkatkan Perkembangan Motorik

Halus Anak Pra Sekolah Usia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh.

Populasi :Seluruh Anak pra sekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa

jogodayuh dengan jumlah siswa 24 responden.

Sampel :Anak pra sekolah di KB Permata Hati Desa Jogodayuh usia 3-4 tahun

Teknik sampling :Total Sampling

Desain penelitian : Quarsi -Ekperimental ( Two Grub Pra-Post Test Desaign)

Pengumpulan data :Eksperimen dan obsevasi

Pengukuran DDST II ( pre-test)

Kelompok Bermain

playdough

Kelompok Kegitan mozaik

Pengukuran DDST II ( post-test)

Pengolahan data : editing, coding, entry data, cleaning, scoring,tabulating

Analisis :Uji Wilcoxon Dan Uji Mann -Whitney

Hasil dan Kesimpulan

Page 60: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

41

4.5 Variabel Penelitian dan Defini Operasional

4.5.1 Identifikasi Variabel

1. Variabel independen (Variabel bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kegiatan mozaik dan

bermain playdough.

2. Variabel dependen (Variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik halus

anak prasekolah usia 3-4 tahun.

4.5.2 Definisi Operasional

Tabel 4.2 Definisi operasional tentang efektifitas kegiatan mozaik dan

bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus

anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

Variable Definisi

Operasional

Parameter Alat

Ukur

Skala Katagorik

Variabel

Independen

(Bebas) :

Kegiatan Mozaik

Kegitan

mozaik

merupakan

suatu kegitan

menempelkan

potongan -

potongan

kertas kecil

(kertas

origami) pada

suatu gambar.

1. Anak mampu

menyelesaikan 5

kegiatan mozaik

- Pertemuan

pertama:

menempel

bangun datar

- Pertemuan kedua:

menempel

sayuran

- pertemuan ketiga:

menempel bentuk

buah

- pertemuan

keempat:

menmpelkan

bentuk angka

- pertemuan kelima

:menempelkan

bentuk huruf

2. Kegiatan ini

diberikan sebanyak

5 kali dalam 1

minggu selama 10-

15 menit.

SOP - -

Page 61: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

42

Variabel

Independen

(Bebas) :

Bermain Playdough

Bermain

playdough

merupakan

kegitan yang

bersifat

menyenangka

n terbuat dari

bahan

elastasis dan

sehingga

mudah untuk

dikreasikan

sesuai

keingginan.

1. Anak mampu

membuat kreasi

sesuai yang

diinginkan

- Pertemuan

pertama:

membuat

bentuk sesuai

kreasinya

sendiri.

- Pertemuan

kedua:

membuat

bentuk datar.

- Pertemuan

ketiga:

membuat

bentuk buah.

- Pertemuan ke

empat:

membuat

bentuk ke

angka

- Pertemuan

lelima:

membuat

bentuk huruf.

2. Permainan

playdough

diberikan sebanyak

5 kali selama 1

minnggu selama

10-15 menit.

SOP - -

Page 62: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

43

Variabel Depenent

(Terikat):

Perkembangan

Motorik Halus

Perkembanga

n motorik

halus

merupakan

suatu

perkembanga

n yang

melibatkan

otot-otot kecil

yang

dipengaruhi

oleh matanya.

1. Mampu

menumpuk 8

kubus

2. Meniru garis

vertical

3. Menggoyangka

n ibu jari

4. Mencontoh O

5. Menggambar

orang 3 bagian

6. Mencontoh +

7. Memilih garis

yang lebih

panjang

8. Mencontoh

DDST

II

ordinal Penilian

ddst

P: Lulus

semua Tes

F: gagal

melakukan

tes

R :

menolak

melakukan

tes

katagori

1. Normal

(lulus

semua

tes)

2. Suspek (

ada 2

atau

lebih

Caution

atau ada

1 atau

lebih

Delay )

3. Unsteste

ble (bila

ada skor

menolak

1 atau

lebih

kompene

n

diseblah

kiri garis

umur.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrument untuk kegitan mozaik adalah potongan-potongan kecil kertas

origami, lem dan pola/gambar geometri.Sedangkan intrumen untuk bermain

playdough adalah plastisin/playdough. Instrument yang akan digunakan yang

akan digunakan untuk mengukur perkembangan motorik halus anak pra sekolah

usia 3-4 tahun adala DDST II. Inatrumen Tes DDST II sudah dibakukan Oleh

Frankenburg, sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas kembali.

Page 63: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

44

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di KB Permata Hati Desa jogodayuh

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan januari – juni 2019

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut :

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKes Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk ditunjukkan kepada Kepala sekolah KB

Permata Hati Desa Jogodayuh.

2. Setelah Mendapatkan persetujuan dari pihak Kepala sekolah KB Permata

Hati Desa Jogodayuh. Peneliti melakukan pendataan pada anak prasekolah.

3. Responden dipilih adalah seluruh anak pra sekolah usia 3-4 tahun yang

bersekolah di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

4. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta meminta

persetujuan dari responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.

5. Setiap responden diberikan kebebasaan untuk memberikan persetujuan atau

menolak menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden bersedian

untuk mengikuti prosedur penelitian, maka responden diminta untuk

mendatangani lembar inform consent yang telah disiapkan oleh peneliti,

kemudian responden mengisi data demografi yang ber isi nama, usia, dan

jenis kelamin.

Page 64: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

45

6. Penelitan menggunakan asisten berjumlah 7 orang, sebelum melakukan

penelitan penelitan menyamakan persepsi terlebih dulu menggenai langkah-

langkah pengukuran dan pemberian penilian pada test DDST II dengan

asisten peneliti.

7. Peneliti melakukan pengukuran DDST II pada hari pertama penelitian,

kemudian peneliti membagi responden menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

perlakuan kegiatan mozaik sejumlah 12 orang dan kelompok perlakuan

playdough 12 orang. Hasil pengukuran DDST II dicatat dalam lembar

observasi.

8. Setelah dibagi menjadi 2 kelompok, selanjutnya akan diberikan intervensi

terapi kegitan mozaik dan bermain playdough sebanyak 5 kali selama 1

minggu setiap 10-15 menit dan intervensi diberikan secara bergantian setiap

harinya. Peneliti menjelaskan prosedur kegitan mozaik pada kelompok yang

diberikan intervensi kegiatan mozaik dan menjelaskan prosedur bermain

playdough pada kelompok bermain playdouhg.

9. Penelitian melakukan perngukuran DDST II setelah responden diberikan

intervensi sebanyak 5 kali selama 1 minggu setiap 10-15 menit dan

hasilnya dicatat dilembar observasi.

10. Mengumpulkan data dan selanjutnya diolah dan dianalisis

4.9 Pengelolan Data dan Analisa Data

4.9.1 Pengelolaan Data

Menurut Notoatmojo (2012) Pengolahan data akan dilakukan melalui

beberapa tahap, antara lain :

Page 65: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

46

1. Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan. Editing

dilakukan ditempat pengumpulan data sehingga jika ada kekurangan dan

dapat segera dilengkapi.

2. Coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf menjadi angka untuk

mempermudah dalam analisis data. Setelah data terkumpul, masing - masing

jawaban diberi kode untuk memudahkan dalam analisis data.

Coding peneletian ini adalah

a. Jenis kelamin

- Laki-laki : diberi kode 1

- Perempuan : diberi kode 2

b. Usia anak

- Usia 3 tahun ; diberi kode 1

- Usia 4 tahun : diberi kode 2

c. Usia orang tua

- Usia 25-30 : diberi kode 1

- Usia 31-35 : diberi kode 2

- Usia 36-40 : diberi kode 3

- Usia 41-45 : diberi kode 4

d. Karakteristik pendidikan orang tua

- PNS : diberi kode 1

- Guru : diberi kode 2

- Pedagang : diberi kode 3

- Petani : dieberi kode 4

Page 66: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

47

- Ibu rumah tangga : diberi kode 5

e. Kode perkembangan motorik halus

- Normal = diberi kode 3

- Suspek = diberi kode 2

- Unstestable = diberi kode 1

3. Data entry yaitu proses memasukkan data kedalam komputer untuk

dilakukan pengolahan data sesuai kriteria dengan menggunakan SPSS 16.

4. Cleaning yaitu pengecekan kembali data untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan–kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemungkinan dilakukan pembetulan atau koreksi.

5. Scoring adalah melakukanpenilain untuk jawaban dari responden untuk

mengukur perkembangan motorik halus menggunaka (Notoatdmojo 2012).

a. Pencapaian perkembangan motorik halus

- Pass/ Lulus = P

- Fail/ gagal = F

- Resfusal/menolak = M

a) Normal :

Lulus semua tes atau ada 1 Caution

b) Suspek.:

Ada 2 atau lebih Caution atau ada 1 atau lebih Delay

c) Unstestable :

Bila ada skor menolak 1 atau lebih kompenen diseblah kiri garis

umur.

Page 67: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

48

6. Tabulatingmerupakan table yang akan ditabulasi adalah table yang berisikan

data yang sesuai dengan tujuan peneliti atau yang diingikan oleh peneliti.

4.9.2 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini meliputi :

1. Analisa Univariat

Pada penelitian ini, peneliti menganalisa tingkat perkembangan motorik

halus pada anak usia 3-4 tahun sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan

mozaik dan terapi bermain. Karakteristik responden dalam penelitian ini

adalah : usia anak, jenis kelamin, usia orang tua, karakteristik pendidikan

orang tua dan tingkat perkembangan motorik halus yang dianalisi dan

dituangkan dalam tablel distribusi frekuensi. Data akan dianalisi dengan

menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :

100%

Keterangan :

P : prosentase

F : Frekuensi

N : Populasi

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa untuk menguji pengaruh dan perbedaan

antara dua variable. Dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan

untuk menganalisis perbedaaan efektiitas kegiatan mozaik dan bermain

playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak usia

prasekolah 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

Page 68: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

49

Untuk menentukan analisa bivariat dari penelitian ini peneliti

menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perubahan tingkat

perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan kegiatan

mozaik dan bermain playdough. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan

efektives kegiatan mozaik dan bermain playdough terhadap peningkatkan

perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun menggunakan Uji

Mann-Whitney yang untuk mengetahui pebedaan efektivitas kegiatan

mozaik dan bermain playdough dilihat nilai p value dari kedua

kelompok. Jika nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan,

namun jika nilai p > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan

antara kegiatan mozaik dan playdough. Dari hasil statistik akan

didapatkan nilai yang signifikan jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima dan

Ha ditolak dan sebaliknya jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima

(Dahlan, S 2011).

4.10 Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi

isu sentral yang berkembang saat ini.Pada penelitian ilmu keperawatan, karena

hampir 90% subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus

memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka

peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien.

Peneliti yang sekaligus juga perawat, sering memperlakukan subjek penelitian

seperti memperlakukan kliennya, sehingga subjek harus menurut semua anjuran

Page 69: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

50

yang diberikan.Padahal pada kenyataannya, hal ini sangat bertentangan dengan

prinsip-prinsip etika penelitian.

Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak

subjek, dan prinsip keadilan.

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apa pun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responsden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,

Page 70: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

51

tanpa adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responsden. Pada informed consent

juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan

dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama(anonymity) dan rahasia

(confidentiality).

Page 71: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

52

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

5. 1 Gambar Lokasi Penelitin

Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasaan tentang perbedaan

efektifitas kegiatan mozaik dan bermain playdough terdapat peningkatan

perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh, dengan total sampel 24 responden. Dimana 12 responden

menjadi kelompok kegiatan mozaik dan 12 responden menjadi kelompok

playdough.

Lokasi penelitian ini di KB Pemata Hati Desa Jogodayuh Kecamatan Geger

Kabupaten Madiun KB permata. Jalan raya Jogodayuh Rt. 01 Rw 01.Luas

wilayah KB permata hati sekitar ± 91 m2.dengan batas sebelah timur : SDN

Jogodayuh 01, Sebelah selatan : Tk Jogodayuh, Sebelah barat: Perumahan

sedangkan sebalah utaranya : Persawah.Waktu pembelajaran dimulai pukul 07.30

samapi 10.00 WIB. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-24 Mei 2019.Data

hasil penelitian dibagi menjadi 2 bagian yaitu data umum dan data khusus. Data

umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin, lama bersekolahdan dan usia. Sedangkan data orang tua meliputi usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan. Sedangkan data khususnya menyajikan hasil

perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan kegitan mozaik dan

bermain playdough, rata-rata sebelum dan sesudah diberikan kegiatan mozaik

terhadap peningkatan perkembangan motorik halus, menyajikan hasil rata-rata

sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain playdough terhadap peningkatan

Page 72: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

53

perkembangan motorik halus dan menyajikan rata-rata perbedaan efektifitas

kegiatan mozaik dan bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan

motorik halus.

5. 2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden

berdasarkan usia.

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1Distribusi frekuensi Responden Kelompok Kegiatan Mozaik Dan

Kelompok bermain Playdough Berdasarkan Jenis Kelamin di KB

permata Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019

Jenis

Kelamin

Kelompok Kegiatan Mozaik Kelompok Bermain Playdough

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Laki-Laki 6 50.0% 8 66.7%

perempuan 6 50.0% 4 33.3%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 12 responden kelompok kegiatan mozaik

jenis kelamin responden sama banyak yaitu 6 responden (50,0 %). Sedangankan

pada kelompok bermain playdough sebagian besar berjenis kelamin laki-laki

sejumlah 8 responden (66.7%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh Bulan Mei 2019

Page 73: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

54

Usia

Kelompok Kegiatan Mozaik Kelompok Bermain Playdough

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(f)

Proesentase

(%)

3 Tahun 4 33.3 % 4 33.3%

4 Tahun 8 66.7% 8 66.7%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa baik kelompok kegitan mozaik maupun

bermain playdough sebagian besar responden berusia 4 tahun sebanyak 8

responden (66,7%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bersekolah

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan lama sekolah di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019

Lama

Sekolah

Kelompok Kegiatan Mozaik Kelompok Bermain Playdough

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(f)

Proesentase

(%)

< 1 Tahun 4 33.3 3 25.0 %

>1 Tahun 8 66.7 9 75.0%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden baik kelompok kegitan

mozaik maupun bermain playdough sudah lebih dari 1 tahun bersekolah yaitu

sebanyak 8 responden ( 66.7%) untuk kelompok kegiatan mozaik dan 9 responden

(75.5%) untuk kelompok bermain playdough.

4. Karakteristik Orang Tua Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.4 Distribusi Orang Tua Responden Berdasarkan Usia Di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019

Usia Orang

Tua

Kelompok Kegiatan

Mozaik

Kelompok Bermain Playdough

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

25-30 Tahun 3 25.0% 1 8.4%

31-35 Tahun 3 25.0% 4 33.3%

Page 74: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

55

36-40 Tahun 4 33.3% 4 33.3%

41-45 Tahun 2 16.7% 3 25.0%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa usia orangtua responden pada kelompok

kegiatan mozaik sebagaian besar berusia 36-40 tahun sebanyak 4 orang (33.3%).

Sedangkan pada kelompok bermain playdough orangtua responden sebagian besar

berusia besar berusia 31-35 dan berusia 36-37 tahun sebanyak 4 orang ( 33.3%)

5. Karaterteristik Orang Tua Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.5 Distribusi Orang Tua Responden Berdasarkan pekerjaan Di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019

Pekerjaan

Kelompok Kegiatan Mozaik Kelompok BermainPlaydough

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(f)

Prosentase

(%)

PNS 0 0.0% 0 0.0%

Swasta 4 33.3% 4 33.3%

pedagang 1 8.3% 2 16.7%

petani 0 0.0% 3 25.0%

IRT 7 58.3% 3 25.0%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada kelompok kegiatan mozaik sebagian besar

orangtua responden pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 7 orang

(58.3%).Sedangkan pada kelompok bermain playdough pekerjaan orangtua tua

sebagian besar pegawai swasta sebanyak 4 responden (33.3%).

6. Karakteristk Orang Tua Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.6 Distribusi Orang Tua Responden Berdasarkan pekerjaan Di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh Bulan Mei 2019

Pendidikan

Terakhir

Kelompok Kegiatan Mozaik Kelompok Bermain Playdough

Frekuensi

(F)

Prosentase

(%)

Frekuensi

(F)

Prosentase

(%)

SD 0 0.0% 0 0.0%

SMP 3 25.0% 5 41.7%

SMK/SMA 9 75.0% 7 58.3%

Total 12 100.0% 12 100.0%

Page 75: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

56

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa orang tua responden baik kelompok mozaik

maupun playdough sebagian besar berlatar belakangan pendidikan sma/smk

sebanyak 9 orang (75.0%) dalam kelompok mozaik dan sebanyak 7 orang

responden (58,3%) dalam kelompok bermain playdough.

5.2.2 Data Khusus Responden

Dalam menganalisi data peneliti menggunakan uji non parameterik yaitu

dengan menggunakan Uji Wilcoxonuntuk mengidentifkasi perkembangan motorik

halus anak prasekolah usia 3-4 tahun sebelum dan sesudah diberikan kegiatan

mozaik dan untuk mengidentifikasi perkembangan motorik halus anak prasekolah

usia 3-4 tahun sebelum dan sesudah dilakukan permainan playdough. sedangakan

UjiMan Whitneyuntuk menganalisa perbedaan efektivitas antara kegiatan mozaik

dan bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak

prasekolah usia 3-4 tahun.

1. Analisis Perkembagan Motorik Halus Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Kegiatan Mozaik

Tabel 5.7 Perkembangan Motorik Halus Sebelum dan Sesudah Diberikan

Kegiatan Mozaik Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh

Perkembagan

Motorik

Halus

Pretes Ddst (Kegitan

Mozaik)

Prostest Ddst (Kegitan

Mozaik)

(f) (%) (f) (%)

Untesteble 0 0.0% 0 0.0%

Suspek 5 41.7% 1 8.3%

Normal 7 58.3% 11 91.7%

total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian anak sebelum diberikan

kegiatan mozaik mengalami perkembangan motorik halus dalam katagori normal,

sebanyak 7 responden (58.3%). k 10 responden (83.3%).

Page 76: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

57

Tabel 5.8 Rata-Rata Perkembagan Motorik Halus Anak Prasekolah Sebelum Dan

Sesudah Diberikan Kegiatan MozaikUsia 3-4 Tahun Di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh

Terapi/

Stimulasi

Motorik

Halus

N

Mean

Standar

Deviasi

Min

Max

Tiels

p-value

(Asymp.sig

(2-tailed))

Mozaik

Pre-

testddst 12

2.5833

.51493

2.00

3.00

8

.046

Post-

testddst 12 2.9167

.28868

2.00

3.00

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus pada kelompok

mozaik mengalami peningkatan perkembangan motorik halus sebelum diberikan

kegiatan mozaik didapat mean/rata sebesar 2.51493 sedangakan sesudah diberikan

kegiatan mozaik didapatkan mean/rata 2.9167. Dan terdapat 8 responden yang

perkembangan motorik halus dalam katagori tetap/teils hal ini disebabkan karena

dari awal terdapat 7 responden yang perkembangan motoriknya sudah dalam

katagori normal dan masih terdapat 1 responden yang berkembangan motorik

halusnya tetap dalam katagori suspek.

Berdasarkan uji statistik perkembagan motorik halus sebelum dan sesudah

diberikan kegiatan mozaik menggunakan uji wilcoxon Diperoleh nilai p-value

Asymp.sig (2-tailed) = 0,046 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya

terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan kegiatan

mozaik terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia

3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

2. Analisis Perkembagan Motorik Halus Sebelum Dan Sesudah Dilakukan

bermain playdough

Page 77: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

58

Tabel 5.9 Perkembagan Motorik Halus Anak Prasekolah Sebelum Dan Sesudah

Bermain PlaydoughUsia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh

Perkembagan

Motorik

Halus

Pretest Ddst (Bermain

Playdough)

Posttest Ddst (Bermain

Playdough)

(f) (%) (f) (%)

untesteble 1 8.3% 0 0.0%

suspek 5 41.7% 2 16.7%

normal 6 50.0% 10 83.3%

total 12 100.0% 12 100.0%

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian anak sebelum diberikan

permainan playdough mengalami perkembangan motorik halus dalam katagori

normal, sebanyak 6 responden (50,0%).

Tabel 5.10 Rata-Rata Perkembagan Motorik Halus Anak Prasekolah Sebelum Dan

Sesudah Bermain PlaydoughUsia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh

Terapi /

Stimulasi

Motorik

Halus

N

Mean

Standar

Deviasi

Min

Max

Teis

p-value

(Asymp.sig

(2-tailed))

Playdough

Pre-

test 12 2.4167 .66856 1.00 3.00

7 .025 Post-

testddst 12 2.8333 .38925 2.00 3.00

Tabel 5.10 menunjukan bahwa perkembangan motorik halus pada kelompok

bermain playdough mengalami peningkatan perkembagan motorik halus, sebelum

diberikan terapi bermain playdough didapatkan mean/rata-rata sebesar 2.4167

sedangakan sesudah diberikan terapi bermain playdough didapatkan mean/rata-

rata sebesar 2.8333. Dan masih terdapat 7 responden yang perkembangan motorik

halus tetap/teis hal ini disebabkan karena dari awal terdapat 6 responden yang

perkembagan motorik halusnya dalam katagori normal dan masih terdapat 1

responden yang perkembangan motorik halus tetap dalam katagori suspek.

Page 78: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

59

Berdasarkan uji statistik perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah

bermain playdough menggunakan uji wilcoxon. Diperoleh nilai p-value

(Asymp.sig (2-tailed) = 0.025 sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan

yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan bermain playdough terhadap

peningkatan perkembagan motorik halus anak pra sekolah usia 3-4 di KB Permata

Hati Desa Jogodayuh.

3. Analisa Perbedaan Efektifitas Kegiatan Mozaik Dan Bermain Playdough

Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah

Usia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh

Tabel 5.11 Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Sesudah Diberikan

Kegiatan Mozaik Dan Bermain Playdough Di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh

Kelompok

N

Mean

Rank

Sum

Runks

Z

P-Value (Asymp.

Sig 2-tailed)

Mozaik 12 13.00 156.00

-0.604

0.546 Playdough 12 12.00 144.00

Tabel 5.9 Berdasarkan Uji Mann Whitney didapatkan nilai p-Value (Asymp.

Sig 2-tailed) sebesar 0.546 (>0,05) sehingga disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak yang berarti tidak ada perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermain

playdoygh terdapat peningkatan perkembagan motorik halus anak prasekolah usia

3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh. Berdasarkan analisa diketahui

bahwa rata-rata kegiatan mozaik memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan

playdough sebesar (13.00) sedangkan untuk bermain playdoughmemiliki rata-rata

sebesar (12.00). Hal tersebut menunjukan bahwa dari hasil rata-rata kegiatan

mozaik lebih efektif dibandingkan dengan bermain playdough dalam meningkatan

Page 79: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

60

perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh .

5.3 Pembahasan

5.3.1 Perbebedaan Perkembangan Motorik Halus Sebelum dan Sesudah

Diberikan Kegiatan Mozaik

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebelum diberikan kegiatan mozaik terdapat 5

responden (41.7%) yang mengalami perekambangan motorik halus dalam katagori

suspek, kemudian setelah diberikan kegiatan mozaik masih terdapat 1 responden

(8.3%) yang perkembangan motorik halus tetapdalam katagorik suspek.

Berdasarkan asumsi peneliti, masih terdapatnya 1 responden yang

perkembangan motoriknya masih dalam katagori suspek,pada saat diberikan

kegiatan mozaik responden ini kurang fokus pada saat mengambil dan

menempelkan potongan-potongan kertas origami pada sebuah pola atau gambar,

padahal mengambil dan menempelkan potongan-potongan kertas membutuhkan

koordinasi mata dan tangan.

Sedang teori menurut Sujiono dalam Magfuroh (2017), menyatakan bahwa

motorik halus merupakan gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian

anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh keingginan untuk belajar dan

berlatih. Contohnya kemampuan untuk memindahkan benda dari tangan,

mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan lain-lain.

Kemampuan motorik halus bukan salah satu kemampuan yang akan berkembang

begitu saja, melainkan melalui sebuah proses belajar dan latihan. Karakteristik

motorik halus adalah gerakannya tidak membutuhkan tenaga, namun

Page 80: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

61

membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.Gerakan tersebut harus

mendapatkan stimulusi yang berkelanjutan untuk memperoleh gerakan yang

sempurna.

Tebel 5.7 menunjukan bahwa sebelum diberikan kegiatan mozaik terdapat 7

responden (58.3%) yang perkembangan motorik halusnya dalam katagori normal

kemudian sesudah diberikan kegiatan mozaik meningkat menjadi 11 responden

(91,7%).

Berdasarkan asumsi peneliti, faktor yang dapat mempengarui perkembangan

motorik halus salah satunya jenis kelamin.Peneliti berpendapat bahwa anak

perempuan lebih mudah untuk diatur dan patuh, lain halnya dengan anak laki-laki

yang cenderung sulit untuk diatur, diarahkan dan anak laki-laki biasanya sering

membantah dan lebih agresif.Kemampuan anak perempuan dalam mengontrol

koordinasi otot-otot tangan dan mata lebih baik dibandingkan anak laki-laki, hal

ini di karena anak perempuan lebih teliti dan cermat dalam menempelkan

potongan-ptongan kertas origami pada suatu pola atau gambar.

Hasil penelitian ini didungkung oleh teori (Hurlock dalam Noviyanti, 2015)

yang menyatakan bahwapada umumnya sebelum melewati masa pubertas,

pertumbuhan dan perkembangan anak akan lebih pesat pada anak perempuan. Hal

ini akan berkurang berlahan-lahan mengikuti bertambahnya usia anak hingga pada

akhirnya perbedaan itu hilang.Kartikawati (2010) memberikan teori yang

menyatakan bahwa anak perempuan lebih mudah untuk diatur dan tenang berbeda

dengan anak laki-laki yang cenderung lebih banyak tingkah, lebih sulit diatur,

sering membantah kepada orang tua dan susah diarahkan.

Page 81: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

62

Pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus pada

kelompok mozaik sebelum diberikan kegiatan mozaik didapat mean/rata sebesar

2.51493 setelah diberikan kegiatan mozaik didapatkan mean/rata 2.9167. Dan

diperoleh nilai p-value Asymp.sig (2-tailed) = 0,046 sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima yang artinya ada perbedaan yangsignifikan sebelum dan sesudah

diberikan kegiatan mozaik terhadap peningkatan perkembangan motorik halus.

Peneliti berasumsi bahwa pemberiaan kegitan mozaik dapat meningkatkan

perkembangan motorik halus, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah

satunya pemberian stimulasi/terapi. Dengan kegiatan mozaik anak menggunakan

jari-jemarinya untuk mengambil potogan-potongan kertas kemudian ditempelkan

menggunakan lem pada suatu pola atau gambar, Kegiatan tersebut melibatkan

koordinasi otot-otot tangan dan mata sehingga dapat meningkatan perkembangan

motorik halus anak.Kegiatan mozaik juga dapat melatih ketetelitian, kecermatan,

dan konsentrasi dalam mengambil dan menempelkan potongan-potongan kertas

origami sehingga membuat anak menjadi lebih mandiri.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian menurut Maghfuroh (2017)

dengan teknik–teknik yang dilakukan dalam mozaik, seperti mengelem dan

menempel dibutuhkan kemandirian anak dan kecermataannya dalam membuat

mozaik. Kemandirian dimana anak mampu melakukan melakukan dengan percaya

diri dan dalam prosesnya tidak sering membutuhkan bimbingan., dan kecermataan

merupakan ketetapan dalam membuat dan menempel bentuk .

Page 82: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

63

Dari hasil uji wilcoxon terdapat 8 responden yang perkembangan motorik

tetap/teis hal ini disebabkan karena dari awal terdapat 7 responden yang

perkembangan motorik halus sudah dalam katagori normal sehingga meskipun

sudah diberikan kegiatan mozaik berkembangan motoriknya tetap dalam katagori

normal dan terdapat 1 responden yang perkembangan motorik halusnya masih

dalam katogori suspek.

Peneliti berasumsi bahwa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan

motorik halus salah satunya pekerjaan orangtua. Berdasarkan asumsi peneliti

orangtua yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga memiliki waktu yang banyak

untuk mendampingi dan mengontrol anak dalam melakukan berbagai aktivasitas

yang dapat meningkatan perkembangan motorik halus anaknya .Dan pada saat

dilakukan test DDST sebagian besar responden pada kelompok kegiatan mozaik

yang perkembangan motoriknya dalam katogori normal sudah mampu

memengambar atau melaksanakan semua kompenen test yang diujikan oleh

peneliti, sedangkan terdapat responden yang perkembangan motorik halusnya

dalam katagori suspek hal ini disesebakan pada saat dilakukan test DDST II

responden ini menolak membuat gambar orang 3 bagian, dan gagal dalam

membuat lingkaran dan persegi.

Penelitian ini sejalan dengan teori menurut Romness (2010) menyatakan

bahwa ibu yang tidak bekerja tentunya menghabiskan waktu yang lebih banyak

dengan anak dibandingkan ibu yang bekerja.Waktu yang lebih banyak berarti

intraksi dan stimulasi dari ibu ke anak yang lebih banyak.Dengan demikian, anak

3-6 tahun yang diasuh oleh ibu yang tidak bekerja memiliki perkembangan

Page 83: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

64

yanglebih baik daripada anak yang diasuh oleh ibu yang bekerja diluar rumah.

Penelitian Agustina (2012) menunjukkan hal yang sejalan dengan dugaan tersebut

dimana balita yang memiliki ibu yang bekerja mendapatkan stimulasi sedikit

dibandingkan dengan anak usia balita yang ibunya tidak bekerja. Danteori ini

sejalan dengan teori (Muhammad) yang menyatakan bahwa pada usia 3-4 tahun

anak mampu menggambar suatu bentuk yang hampir menyerupai bentuk

lingkaran,. Anak sudah mampu mengoprasikan jari-jari untuk memotong kertas

dengan menggunakan gunting, menempel sesuatu dengan menggunakan telunju,

membangun menera delapan balok anak mampu membuka dan menggenakan baju

pada boneka dan anak juga sudah bisa menuangkan air dari teko tanpa tumpah.

5.3.2 Analisa Perbedaan Perkembangan Motorik Halus sebelum dan

Sesudah Bermain Playdough

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi bermain playdough

terdapat 1 responden (8.3%) yang perkembangan motorik halusnya dalam

katagori untesteble, setelah diberikan permainan playdough perkembangan

motorik halusnya meningkat dalam katagori suspek.

Berdasarkan asumsi peneliti hal ini, terjadi karena pada saat diberikan

permainan playdough anak sangat bersemangat dalam membentuk benda yang

diinginkan dan merasa senang dalam melakukakan kegiatan ini, namun disisi lain

anak ini sangat hiperaktif sehingga sulit untuk dikendalikan tetapi dengan bantuan

guru anak ini dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.

Page 84: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

65

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori menurut Sumantri dalam Dewi (2014)

kegiatan membentuk pada anak dapat dapat dikatorikan sebagai cara untuk

menstimulasi perkembangan motorik halus, karena dalam membentuk anak akan

melibatkan otot-otot halusnya untuk memijat, menekan dan menambah atau

mengurangi bahan yang akan dibentukyna. Sedangkan menurut Dewi (2014)

permainan membentuk memberikan kebebasaan pada anak untuk membentuk

suatu benda yang diinginkan. Permainan ini dapat dapat menimbulkan rasa senang

dan gembira yang terlihat dari perilaku anak pada saat membentuk yang terlihat

ceria, tersenyum dan kadang sampil tertawa.

Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi bermain

palydoughterdapat 5 responden (41.7%) yang perkembangan motorik halusnya

dalam katagorik suspek, kemudian setelah diberikan terapi masih terdapat 2

responden ( 16,7%) yang berkembangan motorik halusnya dalam katagorik

suspek.

Hal ini disebebakan oleh beberapa faktor salah satunya lamanya

bersekolah.Peneliti berasumsi bahwa responden yang bersekolah lebih dari satu

tahun sudah lama terpapar kegiatan yang dapat meningkatan perkembangan

motorik halus oleh pihak sekolah dibandingkan responden yang baru bersekolah

kurang dari satu tahun.

Penelitian ini sejalan dengan teori Lindawati (2013), meskipun tidak terdapat

hubungan bermakna antara lama di PAUD dengan perkembangan motorik anak

usia prasekolah (p=0,21), namun hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,3% anak

Page 85: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

66

yang kurang dari 12 bulan di PAUD perkembangannya masuk pada kategori tidak

sesuai. Sedangkan hanya 26,7% anak yang lebih dari 12 bulan di PAUD yang

perkembangannya termasuk kategori sesuai.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Rosari dan Sutarno (2013),

perkembangan motorik halus setiap anak di TK tidak sama, kondisi yang

mempengaruhi perkembangan motorik halus anak tidak hanya suasana

pembelajaran tapi juga dibutuhkan kedekatan pelatih dengan anak, sehingga

pelatih harus memahami karakteristik setiap anak. Sehingga pelatih dapat

memberikan pembelajaran yang tepat, sekaligus memunculkan motivasi anak.

Pada proses penelitian, anak-anak yang masih cenderung malu-malu atau kurang

memiliki keberanian karena, terkendala dengan kedekatan pada anak yang masih

belum terjalin dengan baik dan kurangnya waktu dalam memahami karakteristik

setiap anak.

Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa sebelum diberikan terapi bermain playdough

terdapat 6 responden (50.0%) yang perkembangan motorik halusnya dalam

katagori normal, setelah diberikkan terapi bermain playdough meningkat menjadi

10 responden (83.3%) yang berkembangan motorik halusnya dalam katagori

normal.

Berdasarkan asumsi peneliti, salah satu satu faktor yang mempengaruhi

peningkatan perkembagan motorik halus salah satunya adalah usia. Karena pada

peneliti ini sebagian besar responden berusia 4 tahun, anak yang berusia 4 tahun

perkembangan motoriknya lebih bagus dibandingkan anak usia 3 tahun hal ini

Page 86: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

67

dikarenakan anak yang berusia 4 tahun sebagaian besar sudah mampu mengambil

dan menepelkan potongan-potongan kertas dengan rapi dibandingkan anak usia 3

tahun.

Penelitian ini sejalan dengan teori menurut Menurut Yuniarti (2010), anak usia

3 tahun belum sepenuhnya mampu menggerakan anggota tubuhnya seperti

menggerakan jari-jari kiri dan kanan secara bersamaan.

Pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi bermain

playdough didapatkan rata-rata/mean sebesar 2.4167 setelah diberikan terapi

bermain playdough meningkat menjadi 2.8333.dengan nilai p-Value

(Asymp.Sig(2-tailed)) sebesar 0.025 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang

artinya ada perbedaan yang signifkan sebelum dan sesudah diberikan bermain

playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak pra sekolah

usia 3-4 di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

Peneliti berasumsi bahwa perkembangan motorik halus dapat meningkat

setelah bermain playdough hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya

pemberian stimulasi/terapi.Dengan bermain playdough anak dapat dengan mudah

untuk membuat kreasi menggunakan jari-jari tanggannya sesuai dengan

keingginannya karena playdough terbuat dari bahan yang elastis.Bermain

playdough juga dapat meningkatan kreativitas dan imajinasi anak. Pada saat

diberikan permainan playdough ada beberapa anak yang mengalami keselulitan

dalam membuat bentuk angka dan bentuk huruf hal ini disebebkan anak belum

Page 87: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

68

terlalu banyak menggenal bentuk huruf dan bentuk angka, sehingga anak tidak

dapat menyelesaikan permainan ini dengan baik.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian menurut dari Meity Mulya

Susanti dan Yulia Trianingsih (2015) yang menyatakan bahwa perkembangan

motorik halus pada anak usia dini sesudah diberikan terapi bermain playdough di

paud dahlia paling banyak sesuai umur sebanyak 80% (12 responden) dan tidak

sesuai sebesar 20% (3 responden). Pada kondisi ini perkembangan motorik halus

anak usia 2-3 tahun di paud dahlia sudah mulai meningkat karena sudah diberikan

perlakuan terapi bermain playdough sehingga perkembangannya banyak normal.

Perkembangan motorik halus anak dapat dilatih dengan bermain edukatif seperti

playdough.

Dan dari hasil uji wilcoxon masih terdapat 7 responden yang perkembangan

motorik halus tetap/teis hal ini disebabkan karena sudah dari awal terdapat 6

responden yang perkembagan motorik halusnya dalam katagori normal dan masih

terdapat 1 responden yang perkembangan motorik halus tetap dalam katagori

suspek.

Peneliti berasumsi, faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik

halus salah satunya pendidikan orangtua. Orang tua yang berlatar belakang

pendidikan lebih tinggi memiliki pengetahun yang lebih luas dibandingkan orang

tua yang berlatar belakang pendidikan dibawahya sehingga orangtua dapat

mencari banyak informasi mengenai stimulasi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan perkembangan motorik halus dan dapat bersifat terbuka dalam

Page 88: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

69

menerima informsi.Dan pada saat dilakukan test DDST II sebagian besar

responden pada kelompok bermain Plydough yang perkembangan motoriknya

dalam katogori normal sudah mampu memengambar atau melaksanakan semua

kompenen test yang diujikan oleh peneliti sehingga peneliti mengkatagorikan

responden ini dalam kataori normal, sedangkan terdapat responden yang

perkembangan motorik halusnya dalam katagori suspek hal ini disesebakan pada

saat dilakukan test DDST II responden sebagian besar gagal membuat gambar

orang 3 bagian, gagal dalam membuat lingkaran dan persegi dan beberapa

responden yang gagal dalam menumpuk 8 kubus .

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoatmojo (2010) dengan pendidikan

orang tua yang cukup, maka orang tua lebih memperhatikan perkembangan

anaknya didalam melakukan perkembangan motorik halusnya. Ibu yang

berpendidikan tinggi akan lebih lebih terbuka menerima informasi dari luar

tentang cara mengasuh anak dengan baik, pendidikan anak yang baik dan

sebagainya danteori ini sejalan dengan teori (Muhammad) yang menyatakan

bahwa pada usia 3-4 tahun anak mampu menggambar suatu bentuk yang hampir

menyerupai bentuk lingkaran,.Anak sudah mampu mengoprasikan jari-jari untuk

memotong kertas dengan menggunakan gunting, menempel sesuatu dengan

menggunakan telunju, membangun menera delapan balok anak mampu membuka

dan menggenakan baju pada boneka dan anak juga sudah bisa menuangkan air

dari teko tanpa tumpah.

5.3.3 Analisa Perbedaan Efektivitas Kegiatan Mozaik Dan Bermain

Playdough Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak

Page 89: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

70

Berdasarkan tabel 5.9 perbedaan perkembangan motorik halus sesudah

diberikan kegiatan mozaik dan bermain playdough dengan menggunakan Uji

Mann Whityney didapatkan nilai P-value (Asymp. Sig 2-tailed ) sebesar 0.546 (>

0.05) sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan Haditolak yang berarti tidak

ada perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermain playdough terhadap

peningkatan perkembagan motorik halus anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB

Permata Hati Desa Jogodayuh. Akan tetapi berdasarkan rata-rata untuk kegiatan

mozaik didapatak rata-rata sebesar (13.00) dan bermain playdough rata-rata

didapatkan rata-rata (12.00), hal tersebut menunjukan bahwa kegitan mozaik

memiliki rata-rata lebih tinggi lebih dibandingkan dengan bermain playdough

dalam meningkatan perkembangan motorik halus prasekolah di KB Permata Hati

Desa Jogodayuh.

Dari hasil penelitian diatas peneliti berasumsi bahwa tidak adanya perbedaan

efektifitas kegiatan mozaik dan bermain playdough terhadap peningkatan

perkembangan motorik halus, hal ini disebabkan karena keduanya sama-sama

efektif untuk meningkatkan perkembangan motorik halus.Tetapi berdasarkan rata-

rata hasil setelah diberikan kegiatan mozaik dan bermain playdough kegiatan

mozaik memiliki rata-rata lebih tinggi dibandingkan bermain playdough.Karena

melalui kegitan mozaik anak dituntut untuk mengambil potongam-potongan

kertas kemudian ditempelkan pada suatu pola atau gambar sehingga bentuk

sebuah pola atau gambar.Ketika anak dapat mengambil dan menempelkan

potongan-potongan kertas hal ini dapat meningktan perkembagan motorik halus

kerana dengan mengambil dan menempelkan potongan-potongan kertas

Page 90: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

71

menggunakan jari-jemari sehingga hal ini melibatkan koordinasi otot-otot tangan

dan mata.Bermain mozaik juga dapat melatih ketetelitian, kecermatan, dan

konsentrasi anak dan membuat anak menjadi lebih mandiri.kegiatan ini juga

memiliki kelemahan yaitu anak mudah bosan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian menurut Istiqomah (2017), dalam jurnal

yang berjudul Pengaruh Kegiatan Mozaik Terhadap Kemampuan Keterampilan

MotorikHalus Pada Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 3

Surabayamenyatakanbahwa terdapat peningkatan skor pada kemampuan motorik

halus anak kelompok B tk Aisyiyah Bustanul Athfal 3 Surabaya dalam kegiatan

menjimpit dan menempel setelah diberikan treatment berupa kegiatan mozaik.

Pemberia treatment kegiatan mozaik diberikan dimaksudkan untuk memberikan

pembiasaan kepada anak dalam kegiatan menjimpit dan menempel yang menjadi

indikator penilaian

Begitu pula dengan bermain playdough, dengan bermain playdough anak dapat

dengan mudah untuk membuat kreasi menggunakan jari-jari tangannya sesuai

dengan keingginannya karena playdough terbuat dari bahan yang elastis.Bermain

playdough juga dapat meningkatan kreativitas dan imajinasi anak. Pada saat

dilakukan berikan bermain playdough ada beberapa anak yang mengalami

kesulitan dalam membuat bentuk angka dan bentuk huruf hal ini disebebkan anak

belum terlalu banyak menggenal bentuk huruf dan bentuk angka, sehingga anak

tidak dapat menyesekain permainan ini dengan baik.

Page 91: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

72

Secara umum, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Susanti

Dan Trianingsih (2017), hasil penelitan menganai peningkatan perkembangan

motorik halus dengan dengan bermain playdough bermanfaat untuk

perkembangan otak anak, anak bisa memperoleh kesenangan dengan cara anak

dapat mengenal sesuatu yaitu melalui sentuhan belajar tentang tekstur, sehingga

jari-jari anak menjadi lentur dan perkembagan motorik halusnya dapat tercapai

sesuai tahapan perkembangan anak.

Berdasarkan teori diatas, hasil penelitian ini diketehaui bahwa kedua terapi ini

terbukti sama-sama efektif dalam meningkatan perkembangan motorik halus

namun dilihat dari dari rata-rata perkembangan motorik halus lebih efektif

kegiatan mozaik dalam meningkatan perkembangan motorik halus.

Page 92: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada

pembahasaan di bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Ada peningkatanperkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan

kegiatan mozaik terhadap perkembangan motorik halus pada anak prasekolah

usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh.

2. Ada peningkatan perkembangan motorik sebelum dan sesudah diberikan

permainan playdough terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak

prasekolah di KB Permata Hati desa Jogodayuh.

3. Tidak terdapat perbedaan efektifitas kegiatan mozaik dan bermain playdough

terhadap peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 3-4

tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh dengan nilai p-value = 0.546. Hasil

penelitian ini terbukti bahwa kedua terapi ini sama-sama efektif dalam

meningkatan perkembangan motorik halus tetapi dari hasil rata-rata

perkembangan motorik halus kegiatan mozaik lebih efektif dibandingkan

bermain playdough.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian,berikut adalah saran yang diberikan terkait dengan

kegitan mozaik dan bermain playdough terhadap peningkatan perkembangan

Page 93: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

74

motorik halus anak prasekolah usia 3-4 tahun di KB Permata Hati Desa

Jogodayuh.

1. Bagi Pengelola Kelompok Bermain (KB)

Dari hasil penelitian, tentang kegiatan mozaik dan bermain playdough terbukti

dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak, pengelola kelompok

bermain dapat melanjutkan kegiatan mozaik dan bermain playdough untuk

meningkatan perkembangan motorik anak.

2. Bagi Mahasiswa STIKES BHM

Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk menambah pengetahuan dan

wawasaan yang berguna bagi mahasiswa, mengenai stimulusi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia pra sekolah

usia 3-4 tahun

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi peneliti selanjutnya,

penelitinya selanjutnya juga dapat menggunakan methode yang lain yang dapat

digunakan untuk meningkatan perkembangan motorik halus, dan juga bisa melihat

perkembangan motorik dengan cara menambah variable ataupun sample yang

lebih banyak.

Page 94: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

75

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, W. 2012. Perbedaan Stimulasi Verbal Antara Ibu Bekerja Di Luar

Rumah Dan Tidak Bekerja Terhadap Perkembagan Bahasa Anak Usia

Toddler (1-3) Tahun Di Kelurahan Ketawanggade Malang. Jurnal

Keperawatan Anak. Universitas Brawijaya.

Alini.2017. Pengaruh Terapi Bermain Plastisin (Playdought) Terhadap

Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Mengalami

Hospitalisasi Di Ruang Perawatan Anak Rsud Bangkinang Tahun 2017. Vol

1, No 2 2017.Diakses Pada Tanggal 9 Januari 2019.

Andini, M.2014. Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini Dengan Tugas

Perkembangan Pada Anak Usia Pra Sekolah. Skripsi.Stikes Kusuma

Husada. Diakes Pada Tanggal 15 Januari 2019

Andriana, D. 2013. Tumbuh Kembangan dan Terapi Bermain Pada Anak. Edisi

Revisi. Jakarta : Salemba Medika

Andhyka, Y. 2017. Penggunaan Playdough Dalam Mengembagkan Motorik Halus

Anak Usia Dini Kelompok A Di Raudhatul Athfal Ismaria Al – Qur‟anniyah

Rajabasa Bandar Lampung.Skripsi.Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Diakses Pada Tanggal 15

Januari 2019

Arifah, R. 2014. Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus MELALUI Teknik

Mozaik Pada Anak Kelompok A Di Tk ABA Khadijah Bangunjiwo Timur

Kasihan Bantul.Skripsi. Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta :

Renika Cipta.

Dahlan, Sopiyudin. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.

Jakarta: Salemba Medika

Page 95: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

76

Diana, S.2015.Pengaruh Permainan Origami Terhadap Perkembangan Motorik

Halus Pada Anak Paud Umur 3-4 Tahun Di Tk Al-Kholifah Desa Selorejo

Mojowarno Jombang.Diakes Pada Tanggal 10 Januari 2019.

Dewi, Dwi J. 2014 Perilaku Anak Dalam Permainan Membentuk Sebagai

Stimulasi Kemampuan Motorik Halus Di Kelompok A Tk Arum Puspita

Ciren Thiharjo Pandak Bantul. Skripsi.Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitaw Negri Yoyakata. Diakses pada tanggal 25 juni 2019.

Istiqomah, L. 2017. Pengaruh Kegiatan Mozaik Terhadap Kemampuan

Keterampilan MotorikHalus Pada Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah

Bustanul Athfal 3 Surabaya.Diakses pada tangal 26 juni 2019

Juwita Ovita Sari.2014.Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Kelompok B Al- Isra Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Melalui

Teknik Mozaik Dengan Biji Padi Dan Kulit Kacang.Skripsi. Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Diakses Pada

Tanggal 24 Januari 2019

Kartikawati . 2010. Peningkatan Perkembagan Motorik Halus Anak Usia Dini.

Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol. 1 No. 3.Universitas Brawijaya Malang.

Kasenda Mariani G, Sarimin S Dan Obnibala F. 2015. Hubungan Status Gizi

Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk

Gmim Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten

Minahasa.Vol 3 No.1.Diakses Pada Tanggal 5 Februahari 2019.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015.

Lindawati. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembagan motorik

anak usia prasekolah. Diakses 26 juni 2019.

Maghfuroh L. 2018. Metode Bermain Puzzle Pada Perkembangan Motorik Halus

Pada Anak Usia Prasekolah.Jurnal Eridurane 3 Hal :(55-60)

Maghfuroh, L Dan Nurul Khotimah. 2017. Pengaruh Teknik Mozaik Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah. Jurnal Sain Med, Vol.9

No.1 : 57-81

Page 96: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

77

Meity, M.S, Dan Yuli T. 2015. Efektivitas Terapi Playdough Dan Puzzle

Terhadap Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini Di

Paud Dahlia Godong. Stikes An Nur Purwodadi.

Mita, N.2015.Perbedaan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah

Melalui Terapi Seni Rupa Kolase Dan Clay Di Pg Islam Maryam

Surabaya.Skripsi : Program Studi Ners Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga Surabaya.

Muhammad, R. 2016. Keterampilan Motorik Anak Usia 3-6 Tahun.

https://www.kompasiana.com/r_boy/583af1326323bd3c0abae348 . Diakses

12 Juli 2019.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta : Renika Cipta

Nursallam.2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Ed. 3. Jakarta:

Salemba Medika.

Renita, F. 2014. Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Halus Anak Tk Aba

Kelompok B Se-Kecamatan Minggir Sleman Yogyakarta.Skripsi. Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Romness. 2010. Famlily Centered Nursing Care Of Children .philadelphia : W B

Saundres company.

Rosari, R,. Syukri, M,. Sutarno,. (2013). Analisa Pembelajaran Pengembangan

MotorikHalus Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Bina Empat Lima II

Pontianak Barat. Fakultas Pendidikan Guru Anak Usia Dini FKIP UNTAN

Pontianak. Diakses pada tanggal 27 juni 2019.

Royhanati, I. 2015. Ddst (Denver Develompmen Screening Test). Tersedia Dalam

Http: //Isyroyhanati.Files.Wordpress.Com/2015/Ddst-Ii.Pdf. Diakses 18

Januari 2019

Siyoto, S dan Sodik A. 2015.Dasar Metodologi Penelitian.Yogyakarta : Literasi

Media Publising

Soetjiningsih. 2013. Kembang Anak. Edisi 2.Jakarta : ECG

Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta

Page 97: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

78

Sulistiawati, A. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Sulastri, A. T. 2015.Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan

Mozaik Pada Anak Kelompok B di TK Pamardisiwi Maju-Muju

Yogyakarta.Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta

Susanti, M. 2015. Efektivitas Terapi Bermain Play Dough Dan Puzzle Terhadap

Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini Di Paud Dahlia

Godong. Diakes Pada Tanggal 12 Januari 2019

Syaiful, Y, Widati, A, & Rahmawati, Dw. 2012.Pengaruh Terapi Bermain:

Origami Terhadap Perkembangan Motorik Halus Dan Kognitif Anak Usia

Prasekolah (4-5 Tahun)‟,Journals Of Ners Community, Vol. 3, No. 6, Hal.

16-29

Utami, Rahayu Budi. 2015. Pengaruh Stimulasi Motorik Halus Terhadap

Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-5 Tahun Di Taman Kanak-

Kanak Pertiwi Tiripan Berbek Nganjuk

Yuniarti. 2010. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan

Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 4-6 Tahun Di Yogyakarta. Diakses

pada tanggal 24 juni 2019

Page 98: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

79

LAMPIRAN

Page 99: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

80

Lampiran 1

Surat Ijin Pengambilan Data Awal

Page 100: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

81

Lampiran 2

Surat Ijin Penelitian

Page 101: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

82

Lampiran 3

Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 102: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

83

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa progamam Studi Ilmu Keperawatan STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Yesy Nur Azizah

Nim : 201502078

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Perbedaan Efektitas Kegiatan

Mozaik Dan Bermain Playdough Terhadap Peningkatkan Perkembangan Motorik

Halus Anak Prasekolh Usia 3-4 Tahun Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh‟‟.

Sehubungan dengan ini, saya mohon kesedian saudara untuk bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi

saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan kepentingan

penelitian.

Demikian permohohan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, April 2019

Peneliti

Yesy Nur „Azizah

201502078

Page 103: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

84

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Consent)

Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasaan mengenai tujuan, manfaat jaminan

kerahasiaan dan tidak ada resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Yesy Nur „Azizah mengenai “Perberbedaan Efektivitas Kegiatan

Mozaik dan Bermain playdough Terhadap Peningkatkan Perkembangan Motorik

Halus Anak Prasekolah Usia 3-4 Tahun di KB Permata Hati Desa Jogodayuh”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini bermanfaat bagi

keperawatan Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data yang diperlukan

dengan sebenar-benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat untuk di pergunakan

sesuai keperluaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila saudara setuju ikut serta dalam

penelitian ini domohon untuk menandatangani kolom yang disediakan.

Madiun, April 2019

Responden

Page 104: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

85

Lampiran 6

DATA DEMOGRAFI RESPONDEN PENELITIAN

“ EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN PLAYDOUGH

TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

PRA SEKOLAH USIA 3-4 TAHUN DI KB PERMATA HATI DESA

JOGODAYUH”

Kode Responden *) :

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada pilihan yang dianggap

sesuai

I. Data Demografi Anak

1. Nama Lengkap :

2. Tempat/Tanggal Lahir :

3. Usia :

4. Jenis Kelamin :

5. Alamat :

6. Anak lahir : Cukup bulan Peramatur

7. Lama sekolah di Paud : <1 tahun > 1 Tahun

II. Data Demografi Orang Tua

1. Nama Lengkap :

2. Tempat/Tanggal Lahir :

3. Usia :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

Page 105: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

86

III. Tahap Kemampuan Perkembangan Motorik Halus

No. Indikator Kemampuan

Motorik Halus

Pengukuran DDST II (Pre

Test)

Pengukuran DDST II

(Post Test)

1. Mampu menumpuk 8

kubus

2. Meniru garis vertical

3. Menggoyangkan ibu jari

4. Mencontoh O

5. Menggambar orang 1

bagian

6. Mencontoh +

7. Memilih garis yang lebih

panjang

8. Mencontoh

Katagori

Keterangan :

*) Diisi oleh Peneliti

Page 106: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

87

Lampiran 7

Page 107: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

88

Lampiran 8

Page 108: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

89

Lampiran 9

SOP ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

DDST (Denver Develoment screaning test)

No dokumen

P.01.2012

No. Revisi Halaman

Prosedur

Tetap

Tanggal Terbit 2 Januari 2012

Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan

mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan Denver Test

Tujuan Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawatan yang

akan melakukan praktek klinik rumah dalam

1. Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak

Prosedur Uraian T M Tanda

Tangan

Persiapan Alat :

1. Lembar DDST

2. DDST set

Persiapan pasien

1. Indetifikasi identitas

2. Menjeslkan prosedur yang akan

dilakukan

3. Menayakan kesiapan kepada

pasien sebelum kegiatan yang

akan dilakukan

4. Menyiapkan lingkungan tempat

pemeriksaan

Pelaksanaan Kegiatan

1. Menarik umur pada lembar DDST

Page 109: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

90

dan menentukan tugas

perkembangan yang akan diujikan

2. Memberikan petumnjuk kepada

anak cara melakukan tes,

kemudian meminta peserta untuk

melakuknya

3. Melakukan tes dimulai dari yang

paling mudah

4. Melakukan tes secara rutin dari

item yang menggunakan sedikit

energy

5. Memberikan pujian pada anak

bila berhasil melakukan test

6. Menuliskan skor pada form DDST

setiap satu tindakan

7. Menyimpulkan hasil test setelah

selesai menyelsaikan tinakan

Dokumentasi

Tindakan

Catatan

Penilaian

Page 110: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

91

Lampiran 10

SOP ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

KEGIATAN MOZAIK

Pengertian kegiatan mozaik adalah suatu kegitan menempelkan potongan-

potongan kertas kecil (kertas origami) pada suatu gambar.

Tujuan untuk meningkatkan kemampuan perkembangan motorik halus

Prosedur Persiapan Alat :

1. Gambar atau pola

2. Potongan kertas origami kecil kecil

3. Lem

Tahap Orientasi

4. Menyiapkan lingkungan tempat pemeriksaan

5. Memberikan salam dan melakukan kontrak waktu

6. Menjeslakan prosedur yang akan dilakukan

7. Menayakan kesiapan kepada anak sebelum belum kegiatan

dilakukan

Tahap Kerja

1. Menjelaskan kepada anak- akan kegiatan yang akan

dilakukan.

2. Menunjukan satu persatu alat yang digunakan dan

menjelaskan fungsinya.

3. Kemudian bagikan gambar atau pola, potogan-potongan

kertas origami dan lem kepada anak-anak.

4. Selanjutnya mintalah anak-anak menepelkan potongan-

potongan kertas menggunakan lem.

5. Mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak

selama kegitan berlangsung.

6. Jika sudah selesai dikumpulkan kemeja guru.

Page 111: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

92

Tahap Terminasi

1. Melakukan terminasi

2. Berpamitan dengan anak

3. Mengebalikan alat ke tempat semula

4. Mencuci tangan

Dokumentasi Mencatat respon anak ke lembar observasi

Keterangan :

Materi kegiatan mozaik akan diberikan sebanyak 5 kali dalam 1 minggu.

Pertemun pertama : Menempelkan bangun datar

Pertemuan kedua : Menempelkan sayuran

Pertemuan ketiga : Menempelkan bentuk buah

Pertemuan keempat : Menempelkan bentuk angka

Pertemuan kelima : Menempelkan bentuk huruf

Page 112: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

93

Lampiran 11

SOP ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

BERMAIN PLAYDOUGH

Pengertian Bermain dengan playdough merupakan kegiatan yang sesuai

bagi anak-anak karena bersifat menyenangkan dan bahan yang

elastis, mudah dibentuk dan aman bagi anak-anak.

Tujuan Untuk meningkatkan kemampuan perkembangan motorik halus

Prosedur Persiapan Alat :

1. Lembar observasi

2. Playdough

Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan melakukan kontrak waktu

2. Menjeslakan prosedur yang akan dilakukan

3. Menayakan kesiapan kepada anak sebelum belum kegiatan

dilakukan

4. Menyiapkan lingkungan tempat pemeriksaan

Tahap Kerja

1. Menjelaskan kepada anak-anak permainan yang akan

dilakukan

2. Membagikan plastisin atau playdough

3. Minta anak-anak membuat kreasasi yang diinginkan.

Tahap Terminasi

1. Melakukan terminasi

2. Berpamitan dengan anak

3. Mengebalikan alat ke tempat semula

4. Mencuci tangan

Dokumentasi Mencatat respon anak ke lembar observasi

Page 113: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

94

Keterangan

Materi bermain playdough akan diberikan sebanyak 5 kali dalam 1 minggu.

Pertemun pertama : Membuat bentuk sesuai kreasinya sendiri

Pertemuan kedua : Membuat bentuk datar

Pertemuan ketiga : Membentuk bentuk buah

Pertemuan keempat : Membuat bentuk angka

Pertemuan kelima : Membuat bentuk huruf

Page 114: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

95

Lampiran 12

Data Perkembngan Motorik Halus Pre Test Dan Post Tes Pemberian Terapi/Stimulasi Kegiatan Mozaik Dan Bermain

Playdough Di KB Permata Hati Desa Jogodayuh No. Nama Jenis

Kelamin

Usia lama

pendidikan

Terapi

/Stimulasi

Perkembangan Motoirk

Halus

Nama

Orang

Tua

Usia Pekerjaan Pendidikan

Pre Test Post Test

1. An. N Perempuan 4 Tahun 10 Bulan >1 Tahun Mozaik Normal Normal Ny. E 26 Tahun Swasta SMK

2. An. D Laki-Laki 4 Tahun 9 Bulan >1 Tahun Mozaik Normal Normal Ny. T 35 Tahun Swasta SMK

3. An. D Laki-Laki 4 Tahun 8 Bulan >1 Tahun Mozaik Normal Normal Ny. A 44 Tahun Irt SMA

4 An. N Laki-Laki 4 Tahun 10Bulan >1Tahun Mozaik Normal Normal Ny. S 45 Tahun Irt SMA

5. An. A Perempuan 4 Tahun 2 Bulan <1 Tahun Mozaik Normal Normal Ny. S 38 tahun Irt SMA

6. An. S Perempuan 3 Tahun 10 Bulan < 1 Tahun Mozaik Suspek Normal Ny. N 34 Tahun Irt SMP

7. An. I Laki-Laki 3 Tahun 10 Bulan < 1 Tahun Mozaik Suspek Normal Ny. L 25 Tahun Swasta SMK

8. An. H Perempuan 3 Tahun 10 Bulan >1 Tahun Mozaik Normal Normal Ny. M 35 Tahun Irt SMA

9. An. H Perempuan 4 Tahun 7 Bulan >1 Tahun Mozaik Suspek Normal Ny. A 26 Tahun Irt SMK

10. An. A Perempuan 3 Tahun 7 Bulan <1 Bulan Mozaik Normal Normal Ny. D 38 Tahun Swasta SMP

11. AN. A Laki-Laki 4 Tahun 9 Bulan >1 Tahun Mozaik Suspek Normal Ny. M 39 Tahun Pedagang SMK

12. An. A Laki-Laki 4 Tahun 7 Bulan >1 Tahun Mozaik Suspek Suspek Ny. L 40 Tahun Irt SMP

13. An. B Perempuan 4Tahun 10 Bulan >1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. H 35 Tahun Swasta SMP

14. An. P Laki-Laki 4 Tahun >1 Tahun Playdough Suspek Normal Ny. Y 30 Tahun Irt SMA

15. An. N Perempuan 4 Tahun 5 Bulan >1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. H 35 Tahun Pedagang SMK

16. An. W Laki-Laki 3 Tahun <1 Tahun Playdough Untesteble Suspek Ny. K 43 tahun Tani SMP

17. An. F Laki-Laki 3 Tahun 6 Bulan < 1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. T 34 Tahun Swasta SMK

18. An. H Perempuan 4 Tahun 10 Bulan >1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. H 42 tahun Tani SMP

19. An. A Laki-Laki 3 Tahun 3 Bulan < 1 tahun Playdough Suspek Normal Ny. M 36 Tahun Swasta SMA

20. An. A Laki-Laki 4 Tahun 7 Bulan >1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. S 34 tahun Irt SMP

21. An. A Laki-Laki 4 Tahun 10 Bulan >1 Tahun Playdough Normal Normal Ny. H 37 Tahun pedagang SMA

22. An. S Perempuan 3 Tahun 6 Bulan < 1 Tahun Playdough Suspek Suspek Ny. R 40 Tahun Swasta SMA

23. An. K Perempuan 4 Tahun 10 Bulan .>1 Tahun Playdough Suspek Normal Ny. U 41 Tahun Irt SMP

24. An. V Laki-Laki 4 Tahun >1 Tahun Playdough Suspek Normal Ny. W 37 Tahun Swasta SMA

Page 115: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

96

Lampiran 13 Hasil Pretest Dan Posttets DDTS II

No. Nama Terapi Pengukuran DDST II (Pre Test) Katagori Pengukuran DDST II (Post Test) Katagori

Indikator Indikator

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8

1. An. N Mozaik P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

2. An. D Mozaik P P P P P P P F Normal P P P P P P P P Normal

3. An. D Mozaik P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

4. An. N Mozaik P P P P P P P F Normal P P P P P P P P Normal

5. An. A Mozaik P P P P F P P P Normal P P P P P P P P Normal

6. An. S Mozaik P P P P R F P P Suspek P P P P F P P P Normal

7. An. I Mozaik P P P F R P P P Suspek P P P P F P P P Normal

8. An. H Mozaik P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

9. An. H Mozaik P P P F F P P P Suspek P P P P P P P P Normal

10. An. A Mozaik P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

11. AN. A Mozaik P P P F F P P P Suspek P P P P P P P P Normal

12. An. A Mozaik P P P F F P P F Suspek P P P P P P P F Suspek

13. An. B Playdough P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

14. An. P Playdough P P P P F F P P Suspek P P P P P P P P Normal

15. An. N Playdough P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

16. An. W Playdough F P P R R R R R Untesteble P P P F F P P P Suspek

17. An. F Playdough P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

18. An. H Playdough P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

19. An. A Playdough P P F P F P P P Suspek P P P P F P P P Normal

20. An. A Playdough P P P P P P P P Normal P P P P P P P P Normal

21. An. A Playdough P P P P F P P P Normal P P P P P P P P Normal

22 An. S Playdough F P F P P P P F Suspek F P F P P P P F Suspek

23. An. K Playdough P P P P F F P P Suspek P P P P P P P P Normal

24. An. V Playdough F P P P F P P F Suspek P P P P P P P F Normal

Keterangan Indikator

1. Mampu menumpuk 8 kubus

2. Meniru garis vertical

3. Menggoyangkan ibu jari

4. Mencontoh O

5. Mengambar orang 3 bagian

6. Mencontoh +

7. Memilih garis yang lebih panjang

8. Mencontoh

Page 116: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

97

Lampiran 14

Distribusi Frekuensi RespondenKelompok Mozaik

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 4 33.3 33.3 33.3

4 8 66.7 66.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 6 50.0 50.0 50.0

perempuan 6 50.0 50.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

lama_Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 Tahun 4 33.3 33.3 33.3

> 1 tahun 8 66.7 66.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 117: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

98

Lampiran 15

Distribusi Frekuensi Responden

Bermain Playdough

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 4 33.3 33.3 33.3

4 8 66.7 66.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 7 58.3 58.3 58.3

perempuan 5 41.7 41.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

lama_Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 Tahun 3 25.0 25.0 25.0

> 1 tahun 9 75.0 75.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 118: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

99

Lampiran 16

Data Khusus Responden Kegiatan Mozaik dan Bermain Playdough

pretestddst_mozaik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid suspek 5 41.7 41.7 41.7

normal 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

posttestddst_mozaik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid suspek 1 8.3 8.3 8.3

normal 11 91.7 91.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

pretestddst_playdough

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid untesteble 1 8.3 8.3 8.3

suspek 5 41.7 41.7 50.0

normal 6 50.0 50.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

posttestddst_playdough

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid suspek 2 16.7 16.7 16.7

normal 10 83.3 83.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 119: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

100

Lampiran 17

Data Frekuensi Orangtua Responden

kelompok mozaik

usia_orangtuaresponden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 25 -30 3 25.0 25.0 25.0

31-35 3 25.0 25.0 50.0

36-40 4 33.3 33.3 83.3

41-45 2 16.7 16.7 100.0

Total 12 100.0 100.0

pendidikanterakhir_orangtuarespon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid smp 3 25.0 25.0 25.0

sma/smk 9 75.0 75.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

pekerjaan_orangtuaresponden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid swasta 4 33.3 33.3 33.3

pedagang 1 8.3 8.3 41.7

irt 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 120: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

101

Lampiran 18

Data Frekuensi Orangtua Responden

Kelompok Playdough

usia_orangtuaresponden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25 -30 1 8.4 8.4 8.4

31-35 4 33.3 33.3 41.7

36-40 4 33.3 33.3 74.0

41-45 2 25.0 25.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

pendidikanterakhir_orangtuarespon

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid smp 5 41.7 41.7 41.7

sma/smk 7 58.3 58.3 100.0

Total 12 100.0 100.0

pekerjaan_orangtuaresponden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid swasta 4 33.3 33.3 33.3

pedagang 2 16.7 16.7 50.0

petani 3 25.0 25.0 75.0

irt 3 25.0 25.0 100.0

Total 12 100.0 100.0

Page 121: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

102

Lampiran 19

Hasil Uji Wilcoxon

Kegiatan Mozaik

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Percentiles

25th

50th

(Median) 75th

pretestddst_moz

aik 12 2.5833 .51493 2.00 3.00 2.0000 3.0000 3.0000

posttestddst_mo

zaik 12 2.9167 .28868 2.00 3.00 3.0000 3.0000 3.0000

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

posttestddst_mozaik -

pretestddst_mozaik

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 4b 2.50 10.00

Ties 8c

Total 12

a. posttestddst_mozaik < pretestddst_mozaik

b. posttestddst_mozaik > pretestddst_mozaik

c. posttestddst_mozaik = pretestddst_mozaik

Test Statisticsb

posttestddst_moza

ik -

pretestddst_mozai

k

Z -2.000a

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 122: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

103

Lampiran 20

Hasil Uji Wilcoxon

Kelompok Bermain Playdough

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Percentiles

25th

50th

(Median) 75th

pretestddst_playd

ough 12 2.4167 .66856 1.00 3.00 2.0000 2.5000 3.0000

posttestddst_playd

ough 12 2.8333 .38925 2.00 3.00 3.0000 3.0000 3.0000

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

posttestddst_playdough -

pretestddst_playdough

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 5b 3.00 15.00

Ties 7c

Total 12

a. posttestddst_playdough < pretestddst_playdough

b. posttestddst_playdough > pretestddst_playdough

c. posttestddst_playdough = pretestddst_playdough

Test Statisticsb

posttestddst_playd

ough -

pretestddst_playdo

ugh

Z -2.236a

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 123: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

104

Lampiran 21

Hasil uji mann whityney

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum

Maximu

m

Percentiles

25th

50th

(Median) 75th

postestddst 24 2.8750 .33783 2.00 3.00 3.0000 3.0000 3.0000

terapi 24 1.5000 .51075 1.00 2.00 1.0000 1.5000 2.0000

Mann-Whitney Test

Ranks

terapi N Mean Rank Sum of Ranks

postestddst mozaik 12 13.00 156.00

playdough 12 12.00 144.00

Total 24

Test Statisticsb

postestddst

Mann-Whitney U 66.000

Wilcoxon W 144.000

Z -.604

Asymp. Sig. (2-tailed) .546

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .755a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: terapi

Page 124: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

105

Lampiran 22

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Judul Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1. Pengajuan Judul

2. Bimbingan Proposal

3. Ujian Proposal

4. Revisi Proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan Skripsi

7. Ujian Skripsi

Page 125: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

106

Lampiran 23

Dokumentasi

Page 126: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

107

Lampiran 24

Lembar Konsul

Page 127: SKRIPSI EFEKTIVITAS KEGIATAN MOZAIK DAN BERMAIN ...

108