SKRIPSI EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK DINA MEDAN DENAI TAHUN 2018 WILFA MUSLIMAH SIHALOHO P07524414051 POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN MEDAN TAHUN 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SKRIPSI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO
P07524414051
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN
MEDAN TAHUN 2018
SKRIPSI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi
Diploma IV
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO
P07524414051
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D IV KEBIDANAN
MEDAN TAHUN 2018
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Wilfa Muslimah Sihaloho
NIM : P07524414051
Program Studi : D-IV Kebidanan
Jurusan : Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas skripsi saya yang berjudul
Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure Terhadap
Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Dina Medan
Denai Tahun 2018.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Medan, Juli 2018
Yang menyatakan
PERNYATAAN
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE
COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penelitian. Skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2018
Wilfa Muslimah Sihaloho
P07524414051
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN D IV KEBIDANAN MEDAN LAPORAN HASIL SKRIPSI, JULI 2018 WILFA MUSLIMAH SIHALOHO [email protected] EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK BERSALIN DINA MEDAN DENAI TAHUN 2018 x + 53 halaman + 7 tabel + x lampiran
ABSTRAK
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi, diantaranya relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure. Kedua teknik tersebut dapat meningkatkan respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif..
Jenis penelitian ini meggunakan kuasi eksperimen dengan desain pre dan post test withoutcontrol dengan jumlah sampel 30 responden. Analisa data
menggunakan uji paired sample t test dan t test independen.
Dari hasil uji t test independent menunjukkan hasil ada perbedaan yang signifikan antara relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dalam mengatasi nyeri persalinan fase aktif kala I dengan nilai p 0,001 (p value < α 0,05
) dan t tabel 283,2 sehingga didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari kedua teknik tersebut yang lebih efektif menurunkan nyeri persalinan adalah massage counterpressure dengan hasil mean perbedaan 3,60> lebih besar daripada mean intensitas relaksasi nafas mean 2,26.
Kata kunci : relaksasi nafas dalam, massage counterpressure, respon adaptasi nyeri, fase aktif
EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY
THESIS, July 2018
WILFA MUSLIMAH SIHALOHO [email protected] EFFECTIVENESS OF RELAXATION AND COUNTERPRESSURE MASSAGE TOWARDS THE RESPONSE OF PAIN ADAPTATION IN ACTIVE PHASE DELIVERING MOTHERSAT DINA MATERNITY CLINIC MEDAN DENAI 2018 x + 53 pages + 7 table + x appendix
ABSTRACT
Childbirth pain generally feels great, only 2-4% of mothers experience mild pain during labor. Various attempts have been made to reduce labor pain, both pharmacologically and non-pharmacologically, such as deep breathing relaxation and counterpressure massage. Both techniques can improve maternal pain adaptation response in delivering mother. This study aimed to determine the comparison of the effectiveness of deep breathing relaxation and counterpressure massage to the pain adaptation response in maternity during the active phase.
This study was a quasi-experimental study with no control pre and post test design. About 30 respondents were taken as samples by consecutive sampling technique, using bivariate data analysis method and tested by paired sample t test and independent t test conducted in April-May 2018.
The results of the independent t test showed that there was a significant difference between deep breath relaxation and counterpressure massage in overcoming active phase labor pain at stage I with p value of 0.001 (p value <α 0.05) and t table 283.2 so that the results were rejected. and Ha accepted. Counterpressure massage was more effective in increasing pain adaptation response compared to deep breathing relaxation, with the following average values of 3.6 and 2.27.
The quality of midwifery services is expected to increase through counterpressure massage to improve the pain adaptation response in maternity when the active phase. Keywords: deep breathing relaxation, massage counterpressure, pain adaptation response, active phase
References: (2006-2017)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini telah terselesaikan tepat pada
waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menempuh ujian akhir program khusus D-IV 0 tahun Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Medan Tahun 2018 dengan judul yaitu “Efektifitas Relaksasi Nafas
Dalam dan Massage Counterpressure Terhadap Respon Adaptasi Nyeri pada
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Dina Medan Denai Tahun 2018”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku ketua Prodi D-IV 0 Tahun Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Rismahara Lubis, SSiT, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
bersedia memberikan masukan, kritik dan saran dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Yusrawati SST, M.Kes selaku ketua penguji yang telah memberikan
kritikan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Alm. Drs. Mukamto MPH selaku anggota penguji yang telah memberikan
kritikan serta saran dalam penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan seluruh pegawai RB Dina yang telah memberikan
kesempatan untuk memberikan asuhan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ayahanda Nasdin Sihaloho dan ibunda tercinta Nazmah Nur Tanjung
yang membesarkan, mengasuh, membimbing dan menyayangi dengan
penuh ketulusan. Adik tersayang Wilfansyahalim Sihaloho yang
memberikan dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
iv
9. Keluarga Babarsari, Tante Lina yang selalu hadir menguatkan, kak Siska
tempat berbagi, Novita Youlanda yang selalu ada, Febriani Syahfitri alarm
pengingat, dan Prawita Sila Oktavina.
10. Saudara di perantauan Yuliana Siregar yang tak pernah bosan
menyayangi penulis.
11. Sahabat Rika Wita Sandi, dan adinda tersayang Putri Rizky Ananda yang
dalam suka duka bersama penulis.
12. Sepupu tersayang Nursyahdiah dan Chufriani.
13. Rekan seangkatan program D-IV 0 tahun yang banyak membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga proposal skripsi ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan.
Medan, Juli 2018
Penulis
Wilfa Muslimah Sihaloho
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum ........................................................................... 3 C.2 Tujuan Khusus .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7 A.1 Konsep Persalinan ................................................................... 7 A.2 Konsep Nyeri Persalinan ......................................................... 17 A.3 Massage Counterpressure....................................................... 26 A.4 Relaksasi Nafas Dalam ............................................................ 28
B. Kerangka Teori ............................................................................... 31 C. Kerangka Konsep ........................................................................... 32 D. Defenisi Operasional ...................................................................... 32 E. Hipotesis ......................................................................................... 33
BAB III Metode Penelitian.............................................................................. 34
A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 35 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 35 D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................... 36 E. Alat ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian .................................... 37
vi
F. Prosedur Penelitian ........................................................................ 37 G. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 38
G.1 Pengolahan Data ..................................................................... 38 G.2 Analisis Data ........................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52
Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan menggugah emosi
ibu dan keluarganya bahkan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan
menakutkan bagi ibu. Nyeri selama persalinan umumnya terasa hebat, dan
hanya 2-4% ibu yang mengalami nyeri ringan selama persalinan, nyeri dan
ketakutan menimbulkan stress (Bobak, 2005).
Rasa nyeri pada persalinan adalah kontraksi uterus yang mengakibatkan
peningkatan aktifitas saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa
khawatir, tegang, takut, dan stres. Nyeri persalinan dapat mempengaruhi
kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat
dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan
aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan
lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi
sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat
menyebabkan kematian janin (Handerson, 2005).
Dalam penelitian Wildan (2012) menyatakan fenomena yang terjadi di
beberapa lahan praktek pelayanan kesehatan banyak ibu bersalin yang
kebingungan dalam menghadapi proses persalinannya sekalipun ibu tersebut
sudah menjalani persalinan sebelumnya, dan tidak sedikit ibu bersalin yang
berteriak-teriak dan sulit di ajak bekerjasama. Bidan sebagai tenaga kesehatan
khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak, merupakan salah satu faktor
penting dalam proses persalinan sebagai penolong persalinan. Sudah
merupakan tuntutan jika bidan juga dapat menjadi pelaku inovasi dengan
menggunakan metode-metode terbaru untuk melakukan asuhan sayang ibu,
salah satunya adalah metode relaksasi. Seorang ibu yang akan bersalin berhak
mendapatkan asuhan persalinan yang bermutu tinggi sehingga terhindar dari
ketidaknyamanannya pada saat bersalin.
Dewasa ini banyak metode yang membantu menurunkan nyeri pada
persalinan, baik metode farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun
nonfarmakologi.Jika memungkinkan pilihan terapi nonfarmakologis untuk
penatalaksanaan nyeri pada persalinan harus dipertimbangkan sebelum
menggunakan obat analgesik.Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara
farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis.Walaupun tindakan
medis sebagian besar lebih efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, selain
lebih mahal juga lebih berpotensi mempunyai efek samping bagi ibu maupun
janinnya (Maryunani, 2015).
Berdasarkan alasan tersebut, tindakan nonfarmakologis dalam
manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan
2
merupakan metode alternatif yang dapat digunakan pada ibu untuk
mengurangi nyeri persalinan. Metode nonfarmakologis dapat memberikan efek
relaksasi kepada pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan otot dan
emosi serta dapat mengurangi nyeri persalinan.Metode nonfarmakologis juga
dapat meningkatkan kepuasan pasien selama persalinan, Karena ibu dapat
mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, tehnik pernapasan,
pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin,
musik, guided imagery, akupresure, dan aromaterapi merupakan beberapa
tehnik nonfarmakologis yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin
dan mempunyai pengaruh koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan
(Marmi, 2016).
Relaksasi pernapasan merupakan salah satu metode yang paling
bermanfaat untuk mengatasi nyeri persalinan.Keterampilan relaksasi pernapasan
untuk mengatasi rasa nyeri ini dapat ini dapat digunakan selama persalinan agar
dapat mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau panik saat
menghadapi rangkaian kontraksi. Para wanita yang menggunakan keterampilan
ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak
menggunakannya.(Maryunani,2015). Penelitian Fitriani (2013) dengan judul
pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada pasien
inpartu di RSKDIA Siti Fatimah Makassar membuktikan bahwa relaksasi nafas
dalam dapat menurunkan respon adaptasi nyeri dari skala 8,654 menjadi 3,283.
Metode nonfarmakologi selanjutnya adalah massage counterpressure.
Conterpressure merupakan cara pijatan terbaik dalam menghilangkan nyeri
punggung akibat persalinan. Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat
dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar tangan di atas tulang
ekor. Tehnik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan (Marmi,
2016).Penelitian Pasongli dkk (2014) menyatakan massage counterpressure
efektif dapat menurunkan intensitas nyeri kala I fase aktif pada ibu bersalin di
Rumah Sakit Advent Manado.
Data yang diperoleh dari klinik Dina pada bulan oktober sebanyak 23
persalinan, November sebanyak 18 persalinan.semakin meningkatnya jumlah
persalinan maka tanggung jawab tenaga kesehatan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan semakin berat, khususnya bagaimana melaksanakan metode yang
dapat membantu mengurangi rasa nyeri. Namun fakta yang terjadi saat ini
tempat-tempat pelayanan klinik bersalin dan rumah sakit belum secara efektif
melaksanakan asuhan persalinan dalam mengurangi ketidaknyamanan dalam
persalinan, sehingga tidak diketahui secara pasti apakah memang benar ada
pengaruh tehnik relaksasi terhadap nyeri pada pasien inpartu kala I sesuai
dengan referensi / teori yang ada.
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis, pada bulan desember 2017,
hampir semua pasien inpartu di klinik Dina tidak mampu menahan nyeri dan
mengalami nyeri berat, karena kurangnya paparan atau informasi tentang teknik
persalinan. Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian
3
tentang “Efektifitas relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure
terhadap respon adaptasi nyeri di Klinik Dina Medan Denai”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah efektifitas relaksasi
nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada
pasien inpartu kala I fase aktif di Klinik Dina Medan Denai Tahun 2018”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas relaksasi
nafas dalam dan massage counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri pada
pasien inpartu kala I fase aktif di Klinik Dina.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sebelum diberikan relaksasi nafas dalam.
b. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sesudah diberikan relaksasi nafas dalam.
c. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sebelum diberikan massage counterpressure.
d. Mengetahui efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I fase
aktif sesudah diberikan massage counterpressure
e. Menganalisis efektifitas respon adaptasi nyeri persalinan kala I
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti
tentang pengaruh relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure
terhadap respon adaptasi nyeri pada inpartu kala I fase aktif.
4
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan dan memperkaya ilmu kebidanan khususnya dalam
penanganan nyeri saat persalinan.
3. Bagi Rumah Bersalin dan Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya memberikan
pelayanan atau intervensi kebidanan pada wanita yang mengalami nyeri dalam
menghadapi persalinan.
4. Bagi peneliti lain
Dapat memberikan informasi dan data dasar untuk melaksanakan
penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan pemanfaatan relaksasi nafas dan
massage counterpressure dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan.
5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Hasil
Rini fitriani 2013
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I fase laten di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tahun 2013
Pre eksperimental dengan one group pre test post test
Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah pemberian teknik nafas dalam (hasil : t hitung 8.654 dan t hitung 0,283, sehingga 8.654 > 0,283 (t-hitung > t-tabel) dan 0,000 < 0,05 (p < α)
Pasongli, dkk 2014
Efektifitas counterpressure terhadap penurunan intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan normal di RS advent Manado
Deskriptif analitik dengan desain one group pretest- postest
hasil penelitian menunjukkan nyeri persalinan sebelum dilakukan massage counterpressure berada pada skala 9-10 (100%) dan setelah dilakukan massage counterpressure nyeri menurun paling besar pada skala 3-6 sebanyak 13 responden (86,7%). Analisa data menunjukkan signifikan lebih kecil dari 5% (p=0,000<0,05)
Terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, fitriani (2013)
variabel bebas relaksasi nafas dalam, variabel terikat nyeri persalinan inpartu
kala I fase laten,. Pasongli, dkk (2014) variabel bebas massage counterpressure,
variabel terikat intensitas nyeri kala I fase aktif . Pada penelitian yang akan
dilakukan ialah tentang efektifitas massage counterpressure dan relaksasi nafas
dalam terhadap tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal
primigravida dan multigravida, dengan variabel terikat massage counterpressure
dan relaksasi nafas dalam dan variabel bebas respon adaptasi nyeri.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.1. Konsep persalinan
A.1.1. Defenisi
Proses persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,
plasenta, dan membran dari Rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul
kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks
lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari Rahim ibu (Rohani, 2014).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan(kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2012).
A.1.2. Tanda-tanda Persalinan
1. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP.Pada multigravida, tanda ini tidak
begitu kelihatan.
Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu
menjelang persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan
merasa tidak nyaman; selain napas pendek pada trimester 3, ketidaknyamanan
disebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah pada struktur daerah
pelvis, secara spesifik akan mengalami hal berikut.
a) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk
melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih
meningkat.
b) Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf
yang melewati foramen obturatur yang menuju kaki, menyebabkan
sering terjadi kram kaki
7
c) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan
terjadinya oedema karena bagian terbesar dari janin menghambat
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh.
2. Terjadinya his permulaan
Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat, dengan demikian dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering
diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his palsu, antara lain :
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda
kemajuan persalinan
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah bila beraktivitas
3. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,
kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya
persalinan, maka serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi
obliterasi serviks dan kemungkinan sedikit dilatasi (Rohani, 2014).
A.1.3. Tanda-tanda Timbulnya Persalinan (Inpartu)
1. Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri di
perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi Rahim dimulai pada
2 face maker yang letaknya didekat cornu uteri. His yang menimbulkan
pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. His efektif
mempunyai sifat ; adanya dominan kontraksi uterus pada fundus uteri, kondisi
berlangsung secara sinkPron dan harmonis, adanya intensitas konraksi yang
maksimal di antara dua kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang makin sering,
lama his berkisar 45-60 detik.
8
Pengaruh his sehingga dapat menimbulkan: terhadap desakan daerah
uterus (meningkat), tehadap janin (penurunan), terhadap korpus uteri (dinding
menjadi tebal), terhadap isthmus uterus (teregang dan menipis), terhadap
servikalis (effacement dan pembukaan).
His persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan
b) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan semakin besar
c) Terjadi perubahan pada serviks
d) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka
kekuatan hisnya akan bertambah.
2. Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (show)
Lendir berasal dari pembukaan yang menyebabkan lepasnya lendir
berasal dari kanalis servikalis.Sedangkan pengeluaran darah disebabkan
robeknya pembuluh darah waktuserviks membuka.
3. Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya
Sebagian ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput
ketuban.Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat
berlangsung dalam 24 jam. Namun apabila tidak tercapai, maka persalinan harus
diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau section
caesarea.
4. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his.Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas (Marmi, 2016).
A.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan dapat berjalan normal apabila ketiga faktor fisik 3 P yaitu
power, passage, dan passanger dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu
terdapat 2 P yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsung
9
mempengaruhi jalannya persalinan, terdiri atas psikologi dan penolong. Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.
1) Jalan lahir (passage)
Jalan lahir terbagi atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina dan introitus.Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relative kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul harus dilakukan sebelum persalinan dimulai.
Jalan lahir dibagi atas :
i. Bagian keras : tulang panggul
ii. Bagian lunak : uterus, otot dasar panggul, dan perineum
2) Passanger (janin dan plasenta)
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap
sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat
proses persalinan pada kelahiran normal.
3) Power (tenaga/kekuatan)
a) Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke
uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain frekuensi, durasi, dan
intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini mengakibatkan serviks semakin menipis
(effacement) dan berdilatasi sehingga janin turun.
b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan
mendorong keluar isi jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra
abdomen.Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah
kekuatan dalam mendorong keluar.Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong keluar dari
uterus dan vagina.
10
c) Posisi ibu (positioning)
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan.Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk
menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi.
Posisi tegak (contoh : posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi
sejumlah keuntungan.
4) Psikis (psikologis)
Banyak wanita normal bisa merasakan kegembiraan saat merasa
kesakitan diawal menjelang kelahiran bayinya.Faktor psikologis meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Melibatkan psikologis ibu, dan persiapan intelektual
b. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan orang terdekat pada kehidupan ibu
A.1.5. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm).Pada permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient masih bisa
berjalan-jalan (Manuaba, 1988). Proses pembukaan serviks sebagai akibat his
dibagi 2 fase, yaitu :
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam.Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu :
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
11
Di dalam fase aktif ini frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4
cm, hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan
rata-rata yaitu, 1 cm perjam untuk primigravida dan 2 cm untuk multigravida
(APN, 2008).
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi menjadi lebih
pendek. Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primi dan multigravida.
Pada multigravida ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Pada primigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium
uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi
pada saat yang sama. Kala I selesai apabila pembukaan serviks telah
lengkap.Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan
multigravida kira-kira 7 jam (Prawirohardjo, 2005).
Dalam beberapa buku, proses membukanya serviks disebut dengan
berbagai istilah: melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi
(oblitrated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced dan taken up) dan membuka
(dilatation)..
Faktor yang mempengaruhi membukanya serviks :
1) Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
2) Waktu kontraksi, segmen bawah Rahim dan servkis diregang oleh isi
rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada
serviks.
3) Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis
servikalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis
servikalis membukanya.
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dengan
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam
12
pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Sumarah, 2009). Gejala utama
dari kala II adalah :
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit durasi 50 sampai
100 detik
b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak
c) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi : kepala membuka pintu, subocciput bertindak
sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi,
hidung, dan muka serta kepala seluruhnya.
d) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala pada punggung
e) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan jalan :
i. Kepala di pegang pada occiput dan di bawah dagu, ditarik cuman
ke bawah untuk melahirkan bahu belakang
ii. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi
iii. Bayi lahir diikuti oleh air ketuban
f) Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multipara
rata-rata 0,5 jam (Manuaba, 2002).
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.Jika lebih dari 30 menit, maka harus diberi
penanganan yang lebih atau dirujuk (Sumarah, 2009). Lepasnya plasenta sudah
dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda :
a) Uterus menjadi bundar
b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta di lepas ke segmen bawah
rahim
c) Tali pusat bertambah panjang
d) Terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede
pada fundus uteri.Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
13
lahir (Manuaba, 1988).Lepasnya plasenta secara schultze yang biasanya tidak
ada perdarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah
plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran plasenta cara Duncan yaitu plasenta
lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuban
(Mochtar,1994)
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan
adalah :
a) Tingkat kesadaran penderita
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan
c) Kontraksi uterus
d) Terjadi perdarahan (Manuaba, 1998)
A.1.6. Perubahan Anatomi Fisiologi Kala I
a) Keadaan SAR dan SAB pada persalinan
Menurut Prawihardjo selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi
dua bagian yang berbeda.yaitu segmen atas dan segmen bawah. secara singkat
segmen atas berkontraksi, mengalami retraksi, menjadi tebal dan mendorong
janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas,
sedangkan segmen bawah uterus dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi
dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin (Eka dan
Kurnia, 2014).
Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke
keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya
seperti sebelum kontraksi.Kejadian ini disebut retraksi.Dengan retraksi ini maka
rongga rahim mengecil dan anak berangsur di dorong ke bawah dan tidak
banyak naik lagi ke atas setelah his hilang.Akibat retraksi ini segmen atas
semakin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah bayi lahir (Eka dan
Kurnia, 2014).
b) Perubahan bentuk uterus
(1) Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang
punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan ke depan.
14
Perubahan letak uterus waktu kontraksi penting karena dengan demikian
sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
(2) Dengan adanya kontraksi dari ligament ratundum fundus uteri
terlambat, sehingga waktu kontraksi, fundus tak dapat naik ke atas. Kalau
fundus uteri dapat naik ke atas saat kontraksi, maka kontraksi tersebut
tidak dapat mendorong anak ke bawah (Eka dan Kurnia, 2014).
c) Perubahan pada serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus, yang
selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah,
bagian terbawah janin di paksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah
uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi 2 perubahan mendasar :
pendataran dan dilatasi serviks yang sudah melunak (Eka dan Kurnia, 2014).
Pendataran dari serviks ialah pemendekan dari canalis cervikalis, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis ( Eka dan Kurnia, 2014 ).
Dilatasi adalah pelebaran os serviks eksternal dari muara dengan
diameter berukuran beberapa milimeter sampai muara terebut cukup lebar untuk
dilewati bayi. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput
ketuban, tekanan hidrostatik kantong amnion akan melebarkan serviks. Dilatasi
secara klinis dievaluasi dengan mengukur diameter serviks dalam sentimeter, 0-
10 cm dianggap pembukaan lengkap. Pada pembukaan lengkap tidak teraba lagi
bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan satu
saluran ( Eka dan Kurnia, 2014 )
d) Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Menurut Prawirohardjo, Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian
atas vagina yag sejak kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian
rupa, sehingga dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah , segala
perubahan, terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian
terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-
serabut levator ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk
15
dari masa jaringan berbentuk baji setebal 5 sentimeter menjadi (kalau tidak
dilakukan episiotomi) perineum teregang maksimal anus menjadi jelas membuka
dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding anterior rectum
menonjol (Eka dan Kurnia, 2014 ).
e) Bloody show
Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah
yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni. Ketika
melihat rabas tersebut, wanita sering kali berpikir bahwa ia “melihat tanda
persalinan”. Kadang-kadang seluruh plak lendir dikeluarkan dalam bentuk
massa. Plak yang keluar pada saat persalinan berlangsung dan terlihat pada
vagina sering kali disangka tali pusat yang lepas oleh tenaga obstetric yang
belum berpengalaman. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi biasanya dalam 24 hingga 48 jam (Eka dan Kurnia, 2014).
A.1.7. Respon Klien saat Persalinan Kala I
Menurut Burroughs (2011) dalam penelitian erinda respon klien saat
persalinan kala I adalah sebagai berikut :
1) Fase Laten
Klien merasa senang dan sangat bersemangat menanti kelahiran
bayinya, banyak bicara dan ingin sekali mandiri, ingin mendapat informasi
tentang perawatan dirinya sendiri, banyak ketakutan pada sesuatu yang akan
terjadi saat persalinan.
2) Fase Aktif
Klien merasa gelisah, kontraksi semakin kuat menyebabkan kecemasan,
menjadi lebih mandiri sehingga klien tidak banyak meminta bantuan untuk
memenuhi kebutuhannya, klien lebih banyak menuntut ditemani oleh orang-
orang terdekat, untuk mendapatkan bimbingan atau takut saat kontraksi.
3) Fase Transisi
Klien mudah tersinggung, tidak terkontrol saat kontraksi, bersendawa,
perasaan mual dan ingin muntah, gemetar, kehilangan control pikiran dan takut
akan kesendirian.
16
A.2. Konsep Nyeri Persalinan
A.2.1. Defenisi
Association for the study of pain menyatakan nyeri merupakan
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan muncul dari
kerusakan jaringan actual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan.(Nanda, 2006) dalam buku Maryunani.
Nyeri adalah rasa tidak nyaman akibat perangsangan syaraf-syaraf
khusus.Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan sebagian besar responden
adalah berusia 20-35 tahun (100%), bekerja 20 responden (67,7%), dan
multipara sebanyak 18 responden (60%).
39
A.2 Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Relaksasi Nafas
Dalam Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina
Medan Denai
Tabel 4.2 Tingkat Nyeri Responden Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Relaksasi Nafas Dalam Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tingkat Nyeri Tingkat Nyeri
Pre test % Posttest %
Ringan - - 3 20 Sedang 10 66,7 12 80 Berat 5 33,3 - - Total 15 100 15 100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebelum dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam mayoritas tingkat nyeri ibu bersalin kala I fase aktif yaitu nyeri berat
sebanyak 5 reponden (3,33%).
A.3 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden Relaksasi Nafas
DalamTerhadap Respon Adaptasi Nyeri Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.3 analisis Dependen t test Efektifitas Relaksasi Nafas DalamPada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Perlakuan n Mean SD 95% ci t P
Pre 15 6,33 1,543 2.477-4.723
6.874 0.001 Post 15 4,07 1,100
Pada tabel 4.3 Rata-rata intensitas nyeri sebelum dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam adalah 6,63 (nyeri berat) dengan standar deviasi 1,543 ,
sedangkan sesudah diberi perlakukan menjadi 4,07 (nyeri sedang) dengan
standar deviasi 1,100.p <0.001 artinya ada perbedaan bermakna skor nyeri
persalinan sebelum dan sesudah teknik relaksasi dalam, dengan demikian maka
disimpulkan teknik relaksasi nafas dalam efektif menurunkan rasa nyeri
persalinan kala I fase aktif.
40
A.4 Tingkat Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Massage
Counterpressure Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.4 Tingkat nyeri Responden sebelum dan sesudah dilakukan massage counterpressurePada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik
Bersalin Dina Medan Denai
Tingkat Nyeri Tingkat Nyeri
Pre Test % Post test %
Ringan - - 5 33,3 Sedang 2 13,3 10 66,7 Berat 13 86,7 - - Total 15 100 15 100
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan massage
counterpressure mayoritastingkat nyeri ibu bersalin kala I fase aktif yaitu nyeri
berat sebanyak 13 reponden (86,7%).
A.5 Perbedaan Tingkat Nyeri Responden Massage Counterpressure
Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Kala I Fase Aktif diKlinik Bersalin
Dina Medan Denai
Tabel 4.5 analisis Dependen t test Efektifitas Massage Counterpressure Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Perlakuan N Mean SD 95% ci T P
Pre 15 7.67 1.047 3.089-4.377
12.433 0.001 Post 15 4,07 1.280
Pada tabel4.4 Rata-rata intensitas nyeri sebelumteknik massage
counterpressure adalah 7,67(nyeri berat) dengan standar deviasi 1,047,
sedangkan sesudah diberi perlakukan menjadi 4,07 (nyeri sedang) dengan
standar deviasi 1,280. p <0.001 artinya ada perbedaan bermakna skor nyeri
persalinan sebelum dan sesudahmassage counterpressure, dengan demikian
maka disimpulkan teknik massage counterpressureefektif menurunkan rasa nyeri
persalinan kala I fase aktif.
41
A.6 Perbedaan efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri kala I fase aktif di
Klinik Bersalin Dina Medan Denai
Tabel 4.6 Perbedaan efektivitas relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dengan uji t independen
Kelompok perlakuan
Mean df SD T P
Massage counterpressure
3.60 0.295 8.433
4.633
0,001
Relaksai nafas dalam
2.26 2.717
Berdasarkan hasil analisist-test independent diperoleh nilai 0,001 (p value
< α 0,05) dengan standar deviasi massage counterpressure 0,29 < 2,71sehingga
didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara relaksasi nafas dalam
dan massage counterpressure dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif.
Dengan demikian dari kedua teknik tersebut lebih efektif terhadap respon
adaptasi nyeri adalah massage counterpressure.
B. PEMBAHASAN
B.1 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
Diberi Relaksasi Nafas Dalam
Perlakukan teknik nafas dalam banyak memberikan pengaruh terhadap
respon adaptasi nyeri setelah dilakukan selama 15 menit. Hal ini dapat dibuktikan
dengan hasil yang telah diperoleh selama penelitian yaitu : sebelum diberikan
perlakuan nyeri sedang sebanyak 10 responden (66,7%), nyeri berat 5
responden (33,3%).
Hal ini karena nyeri persalinan merupakan tanda untuk memberitahu ibu
bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Dimana nyeri dalam
persalinan memiliki intensitas berbeda-beda. Dilihat dari hasil observasi bahwa
nyeri merupakan hal bersifat subyektif, setiap ibu akan merasakan, mengalami
dan mendeskripsikan nyerinya masing-masing. Beberapa ibu mengatakan nyeri
yang dirasakan berada di bagian bawah area punggung, dan kemudia menyebar
ke bagian di bawah perut termasuk kaki. Selain itu rasa sakit dengan rasa
seperti tertusuk hingga mencapai puncak dan kemudian hilang dengan
42
sendirinya. Ibu yang mengalami nyeri persalinan banyak yang merasakan takut,
cemas, belum siap, capek, tidak kuat, sehingga menyebabkan nyeri persalinan
yang hebat. Ibu yang mengalami nyeri persalinan yang hebat, ibu akan
menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah pada
saat mengalami nyeri persalinan, dan sedikit ibu yang mentolerir nyeri
persalinannya. Sesuai dengan teori (Maryunani, 2016) bahwa ibu yang akan
bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara berbeda-beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan termasuk salah satu
diantaranya paritas. Berdasarkan lembar obervasi penelitian, dari 30 responden
12 orang ibu primigravida mengalami nyeri berat, sedangkan 18 orang ibu
multigravida mengalami nyeri berat dan nyeri sedang. Hal ini dikarenakan primi
maupun multi akan mengalami namanya nyeri pada saat persalinan. Karena
nyeri persalinan diakibatkan membukanya serviks, peregangan segmen bawah
Rahim dan adanya kotraksi.
Berdasarkan hasil wawancara ibu primi mengatakan khawatir karena
tidak mengerti bagaimana cara menghadapi persalinan. Ibu cenderung
mengalami kecemasan hingga menimbulkan ketegangan dan ketakutan.sesuai
dengan teori bahwa bagi primipara bahwa persalinan yang dialaminya
merupakan pengalaman pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor
penunjang timbulnya rasa tidak nyaman atau nyeri, persepsi terhadap nyeri
persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih
melelahkan. Hal ini disebabkan oleh serviks primipara memerlukan tenaga yang
lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi
lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan
peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mentolerir rasa nyaman selama
persalinan, perasaannya lebih berfokus pada nyeri yang dirasakan (Winny,
2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat setelah diberikan perlakuan
relaksasi nafas dalam nyeri ringan sebanyak 3 responden (20%), nyeri sedang
sebanyak 12 responden (80%). Selanjutnya apabila hasil tersebut dianalisis
dengan uji paired sample t-test dengan hasil nilai p < α (0,001 < 0,05) dengan
demikian ada perbedaan secara signifikan tingkat nyeri pada pasien kala I fase
aktif antara sebelum diberi perlakuan relaksasi nafas dalam dan sesudah diberi
perlakuan teknik relaksasi nafas dalam.
43
Teknik relaksai nafas dalam dapat mengurangi ketegangan,
meningkatkan relaksasi fisik dan emosional. Penurunan tingkat nyeri disebabkan
ketika ibu inpartu yang merasakan nyeri dan melakukan relaksasi nafas dalam
direspon oleh otak melalui korteks serebri lalu dihantarkan ke hipotalamus,
hipotalamus melepaskan Corticotrophin Releasing Factor (CRF) lalu merangsang
kelenjar pituitary untuk memberitahu medulla adrenal dalam meningkatkan
produksi prooploidmelanocortin (POMC) sehingga enkhepalin meningkat.
Kalenjar pituitary menghasilkan hormone endorphin sebagai neurotransmitter
yang dapat mempengaruhi suasana hati menjadi rileks.Peningkatan endhorpine
dan enkhepalin menyebabkan tubuh menjadi rileks dan rasa nyeri berkurang
(Marmi, 2016).
Hal ini sesuai dengan penelitian Nurhayani (2015) menyatakan bahwa
relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara efektif dalam upaya
mengurangi nyeri kala fase aktif pada persalinan normal. Metode relaksasi nafas
yang dilakukan secara benar pada ibu bersalin yang mengalami nyeri kontraksi
memang memberikan pengaruh terhadap respon fisiologis nyeri persalinan.Hal
ini disebabkan oleh efek metode relaksasi, yaitu menimbulkan kondisi rileks,
melepaskan ketegangan otot, menghilangkan stres, dan memberikan rasa
nyaman kepada ibu.Dukungan dari pihak tenaga kesehatan sangat berpengaruh
terhadap psikis ibu. Ketika sesorang dalam kondisi rileksasi, ketakutan dan
kecemasan akan mereda dan diikuti oleh respon tubuh, sehingga ibu mampu
mengendalikan diri dalam menghadapi nyeri kontraksi yang ada. Sesuai dengan
Penelitian Qorina (2017) bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tingkat
nyeri persalinan pada kala I fase aktif.
B.2 Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Sesudah
DiberikanMassage Counterpressure
Dari 15 orang responden didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri
sebelum diberi massage counterpressure adalah 7,67 berkisar 7-9 (nyeri berat).
Setelah dilakukan massage counterpressure menjadi 4,07 berkisar 4-6 (nyeri
sedang). Ini menunjukkan teknik massage counterpressure cukup efektif untuk
mengurangi nyeri persalinan secara statistik didapatkan p =0,001 yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikansetelah diberikan
44
perlakuanmassage counterpressure dalam menurunkan nyeri persalinan kala I
fase aktif.
Teknik massage counterpressure dilakukan di daerah lumbal dimana
saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis Rahim
memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai
lumbal 1. Dengan begitu impuls rasa sakit ini dapat di blok yaitu dengan
memberikan rangsangan pada saraf yang berdiamater besar yang menyebabkan
gate control akan tertutup dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks
serebral (Mander, 2005)
Hal ini sesuai dengan penelitian Erinda (2015) yang mengatakan bahwa
sentuhan merupakan metode yang efektif dalam menurunkan nyeri persalinan.
Dengan pemberian massage counterpressure dapat menutup gerbang pesan
nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak, selain itu dengan
tekanan yang kuat pada saat memberikan teknik tersebut maka akan dapat
mengaktifkan senyawa endhorpin yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang
belakang dan otak, sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat dan
menyebabkan penurunan sensasi nyeri.
Begitu juga dengan hasil penelitian Passongli (2014) menyebutkan bahwa
pijatan selama 20 menit pada sacrum dapat membantu pengurangan nyeri.
Dimana massage counterpressure merangsang pengeluaran hormone
endhopine, mengurangi produksi cathecolamine, dan merangsang serabut saraf
afferent dalam memblokir transmisi rangsang nyeri (gate control theory).
Sehingga membantu nyeri persalinan (Indah &Dwi, 2017).
B.3 Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure
Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata intensitas
nyeri sebelum diberikan relaksasi nafas dalam dan massage
counterpressureyakni kisaran 7-9 (nyeri berat). Sesudah dilakukan relaksasi
nafas dalam intensitas nyeri menjadi 4,07 (nyeri sedang). Hasil uji statistik
didapatkan t hitung 8,433 dan standar deviasi 0,295. Sedangkan untuk kelompok
II sesudah dilakukan massage counterpressure menjadi 4,07 (nyeri sedang).
Hasil uji statistik diperoleh t hitung 12.433 dan standar deviasi1.280 denganp
<0.001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa massage counterpressure lebih
efektif menurunkan nyeri persalinan kala I fase aktif daripada relaksasi nafas
dalam, dimana standar deviasi massage counterpresssure lebih kecil
dibandingkan relaksasi nafas dalam dengan hasil 0,29< 2,71.
45
Teknik massage counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan
cara meletekkan tumit tangan atau bagian-bagian datar dari tangan, atau juga
menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana sedang mengalami sakit
punggung (Lane, 2010). Massage harus dilakukan selama 25-30 menit supaya
dapat memberikan efek teraupeutik dan untuk mencapai relaksasi yang
maksimal yaitu mengendurkan otot yang tegang, sehingga dapat membuka aliran
darah yang sempit. Prinsip teknik massage counterpressure yaitu memberikan
blok pada daerah nyeri, sehingga nyeri dapat dikurangi (Erinda, 2015). Dalam
penelitian ini massage counterpressure lebih besar memberikan kontribusi dalam
meningkatkan respon adaptasi nyeri daripada relaksasi nafas.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Pratiwi, dkk (2013) mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok
yang diberi abdominal lifting dan counterpressure, counterpressure lebih efektif
dalam mengatasi nyeri persalinan kala I fase aktif dengan hasil mean 43 lebih
kecil mean teknik abdominallifting sebesar 46.58.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu metode penghilang
nyeri secara nonfarmakologi. Pada prinsipnya teknik relaksasi nafas dalam dapat
mengurangi ketegangan pada ibu yang membuat stress saat nyeri persalinan,
dengan dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam ini akan membuat rileks tubuh
dan akan menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormone yang
diperlukan saat stress, maka hormone tersebut akan digantikan dengan endopin
yang merupakan hormone penghilang rasa sakit (Judha, 2015). Selanjutnya
pernyataan Mander (2004) bahwa tindakan utama relaksasi dianggap menutup
gerbang untuk menghambat perjalanan rangsang nyeri pada pusat yang lebih
tinggi pada system saraf pusat.Selanjutnya rangsangan taktil dan perasaan
positif yang berkembang ketika dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yang
penuh perhatian dan empatik bertindak memperkuat efek teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengendalikan nyeri (Judha, 2015).Dalam penelitian Winny (2015)
menyebutkan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap respon
adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif. Dari hasil analisis didapatkan
mean untuk pre test sebesar 6,9 dan untuk post test sebesar 4,67.
Menghilangkan rasa nyeri adalah hal yang penting dan sejalan dengan
program Making Pregnancy Saver (MPS) dengan salah satu aspek
penatalaksanaan dalam persalinan yaitu aspek saying ibu sebagaimana yang
46
dicanangkan oleh kementriaan kesehatan. Penerapan konsep sayang ibu bukan
berfokus pada jumlah nyeri yang dialami wanita, akan tetapi upaya tentang
bagaimana cara mengatasi nyeri tersebut (Bobak, 2004; Depkes RI, 2015).
Penanganan nyeri dalam persalinan merupakan hal utama yang harus
diperhatikan oleh pemberi asuhan persalinan. Penolong persalinan seringkali
lupa menerapkan teknik pengontrolan nyeri, hal ini akan menyebabkan ibu
bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk , mengalami trauma
persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues, maka sangat penting
untuk penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan rasa aman dan
nyaman (Mander, 2006)
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Teknik relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure merupakan
terapi nonfarmakologis yang dapat meningkatkan respon adaptasi nyeri
persalinan pada kala I fase aktif.
2. Sebelum diberikan relaksasi nafas dalam rata-rata nyeri pada subjek
penelitian yakni 6,63 dengan standar deviasi 1,543. Sesudah diberikan
intervensi relaksasi nafas rata-rata nyeri menjadi 4,07 dengan standar
deviasi 1,100 dan nilai p = 0,001 (p < 0,005).
3. Sebelum diberikan massage counterpressure rata-rata nyeri yang
dialami subjek penelitian yakni 7,67 dengan standar deviasi 1,047.
Sesudah diberikan intervensi rata-rata nyeri menjadi 4,07 dengan
standar deviasi 1,280 dan nilai p = 0,001 (p < 0,005).
4. Kesimpulan penelitian ini adalah massage counterpressure lebih efektif
dibandingkan denganrelaksasi nafas dengan standar deviasi 0,29< 2,71
dan nilai p = 0,001 (p<0,05).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diajukan
antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dipublikasikan secara luas kepada pihak akademis, sehingga dapat
dijadikan referensi dalammemberikan asuhan kebidanan pada pasien
inpartu.Dan bagi institusi pendidikan agar selalu meningkatkan dan menggiatkan
penelitian terbaru di bidang kesehatan.
2. Bagi pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai intervensi asuhan kebidanan
untuk manajemen nyeri persalinan.Dan diharapkan dapat diaplikasikan dalam
menangani masalah nyeri persalinan saat kala I fase aktif sehingga penggunaan
analgesik dapat diminimalkan.
48
3. Bagi Klinik
Pemberian relaksasi nafas dalam dan massage counterpressure dapat
membantu meningkatkan respon adaptasi nyeri pada nyeri persalinan kala I fase
aktif diharapkan klinik mampu menerapkan kedua intervensi tersebut.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi untuk
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut agar dapat melakukan penelitian
serupa dengan menggabungkan kedua intervensi.
49
DAFTAR PUSTAKA
APN,2008.Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.
Bobak, Lowdermilk, & Jensen.(2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:
EGC. Eka dan Kurnia.(2014). Asuhan Kebidanan Persalinan (intranatal care).Jakarta : Trans Info Media. Erinda. (2015). Aplikasi Tindakan Teknik Counter Pressure Terhadap Penurunan
Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang VK RSUD Sukoharjo.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta. Fitriani, Riri. (2013). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon
Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Laten Di RSKIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2013. Vol. VII. No. 2/2014.
Handerson, C (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Indah,& dkk (2017). Teknik Massage Punggung Untuk Mengurangi Nyeri
Persalinan Kala I Tahun 2017 (diakses, 08 Mei 2018) Judha, M. (2012) Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.Yogyakarta:
Muha Medika Mander, R. (2006).Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC Manuaba.(2010). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Marmi, S.ST. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Maryunani.A. (2015). Nyeri Dalam Persalinan Teknik & Cara Penanganannya Jakarta : Trans Info Media Nurhayani, Anita (2015). Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage
Counterpressure Terhadap Tingkat Nyeri Kontraksi Uterus Kala I Fase Aktif Pada Persalinan Normal Tahun 2015. (diakses, 06 juni 2018).
Pasongli, seri & dkk.(2014). Efektifitas Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal Di Rumah Sakit Advent Manado.Jurnal Ilmiah bidan. Vol II. No. 2.Juli-Desember 2014. Potter & Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
50
Pratiwi, dkk.(2013). Efektifitas Teknik Abdominal lifting dan Massage Counterpressure dalam Mengatasi Nyeri Persalinan Fase Aktif Kala I di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang Tahun 2013. (diakses. April 2018)
Prawirohardjo.S. (2005).Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Putri, winny (2015).Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon
Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di BPM Yogyakarta. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiah. Yogyakarta.
Qorina, Fairuz (2017). Efektifitas Massage Effleurage Yang Dilakukan Suami
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Kecamatan Setu.Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Tahun 2017. (diakses, Mei 2018).
Rohani.(2014). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta : Salemba Medika Saryono.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Kesehatan.Yogyakarta : Nuha Medika Simkin, Penny & Ancheta, R. (2005). Buku Saku Persalinan. EGC. Jakarta.
Sulistyawati, dkk, 2012.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika Sumarah.(2010). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya Wahyuningsih, Marni. (2014). Efektifitas Aromaterapi Lavender Dan Massage
Effleurage Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida Di BPS Dan Ruang PONEK RSUD Karanganyar.Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta.
Wildan,& dkk (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Adaptasi Nyeri
Persalinan Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif Di BPS Wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember Tahun 2012. (diakses, 9 november 2017)
Yanti.(2010). Buku Ajar Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Assalamu „alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
Saya Wilfa Muslimah SIhaloho, Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Medan Jurusan Kebidanan Medan, saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam dan Massage
Counterpressure Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif Di Klinik Bersalin Dina Medan Bromo Tahun 2018. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya pengaruh relaksasi nafas dalam dan maasge
counterpressure terhadap respon adaptasi nyeri saat persalinan. Saya akan
memberikan pertanyaan dan mengobservasi ibu tentang
Data demografi yang meliputi insial ibu, umur, pekerjaan, dan paritas ibu.
Dan saya akan melihat dan menilai bagaimana nyeri yang dialami ibu
selama persalinan.
Bagi ibu yang bersedia untuk dilakukan wawancara, akan saya lakukan dan bagi
yang tidak bersedia saya tidak memaksa. Partisipasi ibu/saudari bersifat sukarela
tanpa paksaan, setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan
digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini tidak dikenakan
biaya apapun. Bila ibu/saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat
menghubungi saya :
Nama : Wilfa Muslimah Sihaloho
Nim : P07524414051
No.Hp :085358338831
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu/saudari yang telah ikut berpartisipasi
pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu/saudari dalam penelitian ini akan
menyumbangkan sesuatu yang berguna untuk perbaikan dalam pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
ibu/saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2018
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
“Efektifitas Relaksasi Nafas Dalam dan Massage Counterpressure
Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif
Di Klinik Dina Medan Denai
Tahun 2018”
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya
bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan
menandatangani surat persetujuan penelitian
Medan, 2018
Hormat saya sebagai responden
( )
LEMBAR OBSERVASI
EFEKTIFITAS RELAKSASI NAFAS DALAM DAN MASSAGE
COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU
BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK BERSALIN DINA MEDAN DENAI
TAHUN 2018
Kelompok : Relaksasi nafas dalam
Massage counterpressure
A. Data Demografi
No. Responden :
Umur :
Pekerjaan :
Anak ke berapa :
B. Skala pengukuran intensitas nyeri sebelum tindakan
Pada skala nyeri numerik di bawah ini, lingkari (O) angka yang menurut
anda merupakan angka yang mewakili rasa nyeri yang anda rasakan saat
ini.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
1-3 nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat ditahan
4-6 nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha
yang cukup untuk menahannya
7-10 nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/ tidak tertahankan
sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
C. Skala pengukuran intensitas nyeri setelah tindakan
Petunjuk pengisian:
Pada skala nyeri numeric di bawah ini, lingkari (O) angka yang menurut
anda merupakan angka yang mewakili rasa nyeri yang anda rasakan saat
ini.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
0 tidak nyeri (hijau), tidak ada keluhan nyeri
1-3 nyeri ringan (kuning), ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat
ditahan
4-6 nyeri sedang (orange), ada rasa nyeri, terasa mengganggu dengan usaha
yang cukup untuk menahannya
7-10 nyeri berat (merah), ada nyeri, terasa sangat mengganggu/ tidak
tertahankan sehingga harus meringis, menjerit bahkan berteriak
PROSEDUR RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF
DI KLINIK DINA MEDAN DENAI
Beri tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai!
Ya : Jika kegiatan dilakukan sesuai prosedur
Tidak : Jika kegiatan tidak dilaksanakan
Responden :
Tanggal :
Observer :
Lembar check list Relaksasi Nafas Dalam pada ibu bersalin kala I fase aktif
No TINDAKAN TEKNIK
RELAKSASI NAFAS DALAM Ya Tidak
1 Ciptakan lingkungan yang tenang.
2 Letakkan satu tangan di perut, tepat di bawah tulang rusuk.
3 Tarik nafas secara perlahan melalui hidung ke dalam paru-paru anda, kemudian hitung sampai hitungan lima (hitung perlahan “satu,dua,tiga,empat,lima). Jika anda bernafas perut anda seharusnya akan terangkat. Dada akan bergerak sedikit dan perut anda akan mengembang.
4 Jeda dan tahan nafas sampai hitungan lima.
5 Buang nafas perlahan melalui hidung atau mulut, sampai hitungan lima. Dan pastikan untuk menghembuskan nafas sepenuhnya, biarkan seluruh tubuh melepaskannya (viasualisasikan lengan dan kaki anda longgar dan lemas)
6 Usahakan agar tetap konsentrasi/mata sambil terpejam
7 Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
8 Bila anda telah menghembuskannya sepenuhnya ambillah nafas dalam ritme normal anda. Kemudian ulangi langkah 3 sampai 5 pada siklus diatas.
9 Pertahankan latihan sampai 3-5 menit.
10 Setiap menghembuskan nafas, bawalah diri anda pada keadaan rileks.
PROSEDUR MASSAGE COUNTERPRESSURE TERHADAP RESPON
ADAPTASI NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI KLINIK
DINA MEDAN DENAI
Beri tanda check list ( ) pada kolom yang sesuai!
Responden :
Tanggal :
Observer :
Lembar check list Relaksasi Nafas Dalam pada ibu bersalin kala I fase aktif
No TINDAKAN TEKNIK
MASSAGE COUNTERPRESSURE Ya Tidak
1 Pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga menggunakan bola tenis.
2 Melakukan penekanan pada bagian punggung bawah saat nyeri.
3 Tekanan pada counterpressure dapat diberikan gerakan lurus atau lingkaran kecil.
4 Lakukan penekanan selama 30-90 detik
5 Lakukan selama 20 menit.
.
Massage Counterpressure
No Umur Gravida Pembukaan Pekerjaan TS Massage C Ny. P Pre KATEGORI TS M.C Ny.P Post KATEGORI
1 2 1 5 1 6 9 3 8 3 1
2 2 2 6 2 8 8 3 6 4 2
3 2 1 5 1 4 7 3 8 3 1
4 2 1 4 1 2 7 3 4 5 2
5 2 1 6 1 4 9 3 6 3 1
6 2 2 7 1 6 7 3 6 4 2
7 2 2 6 1 8 6 2 4 6 2
8 2 2 5 1 6 9 3 6 2 1
9 2 1 5 1 6 8 3 8 2 1
10 2 2 4 1 8 7 3 6 4 2
11 2 2 6 1 4 6 2 4 5 2
12 2 1 5 1 10 9 3 6 5 2
13 2 2 4 1 4 7 3 4 5 2
14 2 1 5 2 6 8 3 6 6 2
15 2 1 6 2 8 8 3 8 4 2
Relaksasi Nafas Dalam
KODE UMUR GRAVIDA PEMBUKAAN PEKERJAAN TS
N.D Ny.P PRE KATEGORI TS R.N Post Ny.P POST KATEGORI
1 2 1 5 2 5 9 3 7 6 2
2 2 1 6 2 7 6 2 7 4 2
3 2 2 5 1 5 4 2 5 2 1
4 2 1 6 2 7 5 2 4 4 2
5 2 2 6 1 8 6 2 7 3 1
6 2 1 5 1 5 8 3 4 5 2
7 2 1 6 1 4 9 3 6 5 2
8 2 2 6 2 5 6 2 7 4 2
9 2 2 4 2 3 7 3 6 5 2
10 2 2 6 2 5 5 2 7 4 2
11 2 2 4 1 4 8 3 8 4 2
12 2 2 4 1 3 6 2 5 4 2
13 2 2 4 1 5 5 2 4 2 1
14 2 2 5 1 7 5 2 7 5 2
15 2 2 4 2 5 6 2 8 4 2
NORMALITAS RELAKSASI NAFAS
Case Processing Summary
KODE
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
RELAKSASI 1 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
2 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Descriptives
KODE Statistic Std. Error
RELAKSASI 1 Mean 6.33 .398
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5.48
Upper Bound 7.19
5% Trimmed Mean 6.31
Median 6.00
Variance 2.381
Std. Deviation 1.543
Minimum 4
Maximum 9
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness .563 .580
Kurtosis -.685 1.121
2 Mean 4.07 .284
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.46
Upper Bound 4.68
5% Trimmed Mean 4.07
Median 4.00
Variance 1.210
Std. Deviation 1.100
Minimum 2
Maximum 6
Range 4
Interquartile Range 1
Skewness -.520 .580
Kurtosis .346 1.121
Tests of Normality
KODE
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
RELAKSASI 1 .252 15 .011 .901 15 .098
2 .276 15 .003 .886 15 .059
a. Lilliefors Significance Correction
NORMALITAS MASSAGE COUNTERPRESSURE
Case Processing Summary
kode
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
nyeri 1 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
2 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%
Descriptives
kode Statistic Std. Error
nyeri 1 Mean 7.60 .254
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.05
Upper Bound 8.15
5% Trimmed Mean 7.61
Median 8.00
Variance .971
Std. Deviation .986
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.062 .580
Kurtosis -.810 1.121
2 Mean 4.07 .330
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 3.36
Upper Bound 4.78
5% Trimmed Mean 4.07
Median 4.00
Variance 1.638
Std. Deviation 1.280
Minimum 2
Maximum 6
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.141 .580
Kurtosis -.847 1.121
Tests of Normality
Kode
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
nyeri 1 .195 15 .128 .896 15 .082
2 .167 15 .200* .929 15 .266
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.