-
i
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUA
TERHADAPPRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH AKHLAQ PADA SISWA
KELAS
VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
PUJI NUR HASTUTIK
NIM: 11111104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
ii
-
iii
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIANORANG TUATERHADAP
PRESTASI BELAJAR MATAPELAJARAN AKIDAH
AKHLAQ PADA SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KAB.SEMARANG
TAHUN 2017-2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
PUJI NUR HASTUTIK
NIM: 11111104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
MOTTO
�㌳䁙�䀀 ������翿 �က�Ĺ�က �Ro �˴�ϭف��� �쳀�♀�ϭ�䖄� �쳀�က䖄�䕥�䖄�က� ��
�쳀�♀Rϭف��香 �က�Ĺ�က �㌳䁙�䀀 ����� �쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� 䖄��Ĺ��� 䖄��
䖄�䖄�a �Ro�翿 �က䖄�����䖄 �က�ϴ� �˶က� �쳀�香翿�� �䤨��ԯRက��翿 �က�Ĺ�♀�쳀
�쳀�♀�쳀䕥 �䤨��ԯRက� �Ro �Ϯ��Η�� �翿�쀀�♠�猠䖄� �翿�쀀�♠�猠�
�Η䁙���翿 �ή쳀�ϴ�䖄� �˶香
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-
lapanglah di dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu,
maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadilah (58):
11)
-
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa selalu mencurahkan
kasih
sayang, mendidik dan membimbingku, dan do’a restunya yang tak
pernah
putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.
2. Kepada suamiku tercinta yang selalu memberi semangat,
motivasi, dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi.
3. Kedua adikku tercinta yang senantiasa selalu membuatku
semangat dalam
belajar dan membuatku lebih bertanggung jawab dalam segala
hal.
4. Keluarga besarku yang tak henti- hentinya memberi semangat
dan
bimbingan.
5. Teman- teman seperjuangan mahasiswa PAI angkatan 2011, dan
teman-
teman PPL, serta teman- teman KKN angkatan 2011, terimakasih
atas
kebersamaan kita dalam menuntut ilmu. Semoga senantiasa kita
dapat
menggapai cita- cita yang selama ini kita impikan.
-
ix
KATA PENGANTAR
�Ꙁ䕁☠�Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �Ꙁ䕁☠䕁Ꙁ䕁鹿䗌Ꙁ �䕁࠱ �Ꙁ䕁☠�Ꙁ
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan yang Maha
Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya
skripsi dengan judul
Pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap
prestasi belajar Aqidah
Aklak pada siswa kelas VIII Mts Al Uswah Bergas bisa
diselesaikan. Sholawat dan salam
penulis haturkan kepada bagindan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW,
serta kepada
para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan
mengamalkan ajaran-
ajaran Beliau.
Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai
tanpa motivasi,
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait.
Sungguh menjadi
kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini
selesai. Oleh karena itu
penulis ucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan PAI IAIN
Salatiga.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing yang telah
mengarahkan,
membimbing, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Dra. SitiAsdiqoh,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik
yang senantiasa
mengarahkan dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di IAIN
Salatiga.
6. Bapak/Ibu, Dekan beserta karyawan yang telah membantu penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini.
-
x
-
xi
ABSTRAK
Hastutik, PujiNur. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
PerhatianOrang TuaTerhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
AqidahAkhlaqpada SiswaKelasVIII MTs Al UswahBergaskabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015-2016. Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Bapak ImamMas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Pendidikan orang tua, Prestasi belajar siswa
Pendidikan dan perhatian orang tua berpengaruh besar terhadap
prestasi belajarAkidah Akhlak pada siswa MTs Al-Uswah Bergas.
Penelitian ini bertujuan untukmengetahui tingkat pendidikan orang
tua, perhatian orang tua terhadap prestasibelajar dan pengaruh
tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap prestasibelajar
siswa kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang
tahunpelajaran 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalahdengan penelitian kuantitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini denganmenggunakan angket dan
dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 64 siswadari 144 siswa
kelas VIII MTs Al Uswah Bergas Kabupaten Semarang tahunpelajaran
2015-2016 atau 25% dari keseluruhan populasi. Adapun
dalampengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random
sampling.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statisticdengan menggunakan rumusan alisis regresi satu
prediktor.Pengujian hipotesis penelitianmenunjukkan bahwa tingkat
pendidikan orang tua berbeda.Untuk tingkat pendidikanorang tua di
ketahui bahwa siswa yang memiliki kategori pendidikan orang tua
siswadengan kategori tinggi 29 siswa (45%) kategori sedang 26 siswa
(41%) kategori rendah 8orang (13%) ini berarti tingkat pendidikan
orang tua di MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang adalah tinggi.
Dengan demikian dapat dibuktikan dari kategori
kecenderunganprestasi belajar menunjukkan kategori tuntas sebanyak
40 siswa (62%) belum tuntas 24siswa (38%).
Berdasarkan perhitungan determinasi (R2) sebesar
0,267menunjukkanbahwa tingkat pendidikan orang tua dan perhatian
berpengaruh sebesar 26%terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
MTs Al Uswah Bergas KabupatenSemarang tahun 2015/2016.Berdasarkan
hasil analisis regresi ganda dapat diketahui tingkat pendidikan
orang tua memberikan relative sebesar 0,27% danprestasi belajar
siswa 99,73% sedangkan sumbangan variabel tingkat pendidikanorang
tua sebesar 0,07% dan variabel prestasi belajar siswa sebesar
26,63%.Sumbangan efektif total sebesar 26,7% yang berarti variabel
tingkat pendidikanorang tua dan prestasi belajar siswa secara
bersama – sama memberikan efektif26,7% sedangkan yang 73,3% di
berikan oleh variabel yang lain.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat di simpulkan bahwa semakin
tinggitingkat pendidikan dan perhatian orang tua akan semakin
tinggi pula prestasibelajar siswa.
-
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL
.........................................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO
.....................................................................................................
ii
HALAMAN
JUDUL.........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN
PEMBIMBING.....................................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
......................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN
TULISAN........................................................................
vi
MOTTO
...........................................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN.............................................................................................................
iii
KATA
PENGANTAR......................................................................................................
ix
ABSTRAK........................................................................................................................
xi
DAFTAR
ISI.....................................................................................................................xii
DAFTAR
TABEL.............................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….. xvi
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................
1
A... Latar Belakang
Masalah................................................................................
1
B... Rumusan
Masalah.........................................................................................
8
C...
TujuanPenelitian............................................................................................
8
D... Hipotesis
Penelitian.......................................................................................
9
E....Kegunaan
Penelitian......................................................................................
9
F....Definisi
Operasional......................................................................................10
G...Metode
Penelitian..........................................................................................13
H... Sistematika Penulisan
Skripsi.......................................................................
18
BAB II KAJIAN
PUSTAKA............................................................................................20
A...
Pendidikan.....................................................................................................
20
B... Perhatian Orang
Tua......................................................................................24
C...
PrestasiBelajar...............................................................................................
27
D... Pengaruh Pendidikan Orang
TuaTerhadapPrestasiBelajar...........................31
-
xiii
BAB III METODE
PENELITIAN........................................................................39
A...DesainPenelitian..................................................................................
39
B...Tempat Dan
WaktuPenelitian..............................................................39
C...VariabelPenelitian……………………………………………………40
D...DefinisiOperasionalVariabelPenelitian…………………………….. 40
E... Populasi………………………………………………………………42
F... TeknikPengumpulan Data……………………………………………42
G...InstrumenPenelitian………………………………………………….43
H...UjiCoba Instrument…………………………………………………. 44
I.... TeknikAnalisis Data………………………………………………… 45
BAB IV HasilPenelitian Dan
Pembahasan...........................................................
60
A...GambaranUmum.................................................................................
60
B...Deskripsi
Data.....................................................................................
69
C...Interpretasi
Data..................................................................................
79
D...Pengujian
Hipotesis.............................................................................
81
E... Pembahasan Hasil
Penelitian...............................................................
86
BAB V
PENUTUP................................................................................................
90
A....Kesimpulan.........................................................................................
90
B....
Implementasi......................................................................................
91
C....Saran………………………………………………………………... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
-
xv
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Lampiran 4 Nota Pembimbing
Lampiran 5 Daftar Nilai SKK
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 SK Bukti Penelitian
Lampiran 8 Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 9 Dokumentasi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGMASALAH
Dewasa ini umat Islam belum bisa terlepas dari perilaku dan
moral
yang tidak sesuai dengan nilai agama yang seharusnya mereka
jauhi. Hal ini
akan terus berlanjut dan berlarut-larut jika kaum muslimin tidak
mencoba
untuk mencari terapinya, yaitu dengan mengganti
perilaku-perilaku terlarang
ini dengan akhlak mulia yang telah diajarkan Islam
(Mahmud,2004:70). Islam
menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak. Islam
memandang
bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi kaidah-kaidah dalam
kehidupan
sosial. Akhlak dalam Islam merupakan sekumpulan prinsip dan
kaidah yang
mengandung perintah atau larangan dari Allah. Prinsip-prinsip
dan kaidah-
kaidah tersebut dijelaskan oleh Rasulullah saw. Dalam perkataan,
perbuatan,
dan ketetapan-ketetapan beliau yang mempunyai kaitan dengan
Tasyri’. Dan
dalam menghadapi kehidupan, setiap muslim wajib berpegang pada
prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari
itu upaya
untuk memperbaiki akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih
baik.
Hampir setiap hari, kita melihat contoh-contoh yang
menyedihkan
melalui film dan televisi, yang secara bebas mempertontonkan
perilaku
sadisme, mutilasi, kekerasan, premanisme, kejahatan,
perselingkuhan, kawin
siri, penyalahgunaan obat terlarang, dan korupsi, yang telah
membudaya
dalam sebagian masyarakat, bahkan di kalangan pejabat dan artis.
Kita juga
melihat, mendengar, dan menyaksikan, betapa para pemuda,
pelajar, dan
-
2
mahasiswa yang diharapkan menjadi tulang punggung bangsa telah
terlibat
dengan VCD porno, pelecehan seksual, narkoba, geng motor, dan
perjudian.
Contoh-contoh tersebut erat kaitannya dengan kualitas pendidikan
dan
kualitas sumber daya manusia, serta menunjukkan betapa rendah
dan
rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa,
2013:14).
Sehubungan dengan kondisi tersebut, seharusnya pendidikan dan
teknologi
didayagunakan untuk mempengaruhi pola dan sikap serta gaya
hidup
masyarakat, guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.
Memasuki abad ke-21, perbaikan sektor pendidikan di
Indonesia
semakin diperhatikan, tidak hanya dalam jalur pendidikan umum,
tetapi
semua jalur dan jenjang pendidikan, bahkan upaya advokasi untuk
jalur
pendidikan yang dikelola oleh beberapa departemen teknis, dengan
tuntutan
social equity sangat kuat yang tidak hanya disuarakan oleh
departemen terkait
sebagai otoritas pengelola jalur pendidikan tersebut, tetapi
juga para praktisi
dan pengambil kebijakan dalam pembangunan sektor pembinaan
sumber daya
manusia, karena semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
merupakan unsur-
unsur yang memberikan konstribusi terhadap rata-rata hasil
pendidikan secara
nasional (Rosyada, 2007:1).
.Dody Heriawan Priatmoko, dengan mengutip pernyataan Schutz
dan
Solow, menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor penting
dalam
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia
(Rosyada, 2007:2). Pendidikan merupakan suatu faktor yang
sangat
berpengaruh terhadap perkembangan SDM.
-
3
Dengan demikian, gagasan-gagasan tentang reformasi pendidikan
di
Indonesia menjadi sangat relevan, terutama dalam konteks
penyiapan SDM
yang berkualitas yang harus dimulai dengan perbaikan pendidikan
pada semua
jenis, jalur dan jenjang, dengan perbaikan komprehensif, baik
pada wilayah
makro dengan perkembangan regulasi, sistem dan berbagai
kebijakan
standarisasi pendidikan, maupun pada wilayah mikro di tingkat
sekolah
dengan berbagai perbaikan dalam aspek perencanaan, proses
pembelajaran,
dukungan alat dan sarana, serta perbaikan manajemen, yang semua
itu perlu
dilakukan untuk mencapai perbaikan pada hasil pendidikan
(Rosyada, 2007:3).
Sejalan dengan Joseph Murphy, Decker F. Walker menegaskan
bahwa
reformasi pendidikan itu menjangkau semua orang, kelompok dan
unsur-
unsur yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yakni
siswa-siswa sekolah
itu sendiri, para guru, orang tua siswa, pimpinan sekolah,
kantor pemerintah,
buku teks dan penerbit buku teks serta unsur-unsur lainnya
(Walker,1997:80).
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya perbaikan dan
perubahan
dalam sektor kurikulum, namun siswa-siswanya sendiri harus
diberi arah
pandangan tentang belajar itu sendiri, bahwa bersekolah bukanlah
sebuah
formalitas sebagai warga Negara yang baik, tetapi mereka harus
memperoleh
kompetensi-kompetensi yang telah disepakati oleh kepala sekolah,
guru, orang
tua, serta user dari pendidikan itu sendiri (Rosyada, 2007:13).
Untuk
menjadikan Negara yang maju, harus mencetak generasi pemuda
yang
berprestasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah
faktor
-
4
pendidikan. Pendidikan harus lebih diperhatikan dan dikembangkan
baik
metode pendidikan maupun tenaga kependidikan yang profesional.
Oleh
karena itu, untuk mendukung kegiatan kependidikan agar
tercapainya generasi
pemuda Indonesia yang berprestasi dan memiliki skill yang bagus
adanya
hubungan kerja sama antara pihak sekolah dengan orang tua
siswa.
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak
bisa
dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan.
Di mana ada
orang tua di situ ada anak merupakan suatu unsur dalam keluarga.
Sebagai
lembaga pendidikan, maka pendidikan yang berlangsung dalam
keluarga
bersifat kodrati karena adanya hubungan darah antara orang tua
dan anak
(Djamarah, 2004:3). Maka dari itu, peran orang tua dalam
mendidik anak
merupakan suatu hal yang penting.
Untuk terjalin hubungan yang baik tentu saja banyak faktor
yang
mempengaruhinya. Misalnya, faktor pendidikan, kasih sayang,
profesi,
pemahaman terhadap norma agama, dan mobilitas orang tua.
Hubungan yang
baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan
pemenuhan
kebutuhan materiil saja, tetapi kebutuhan mental spiritual
merupakan ukuran
keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut.
Keberhasilan
membangun komunikasi keluarga yang harmonis dalam rangka
mendidik
anak cerdas tidak terlepas dari perhatian orang tua dalam
memanfaatkan
sejumlah prinsip etika komunikasi Islam ( Djamarah,
2004:4-6).
Masalah kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap
anaknya
adalah faktor yang sangat penting dalam keluarga. Kehilangan
kasih sayang
-
5
akan mengganggu dan menggoncangkan jiwanya (Daradjat, 1995:24).
Selain
memberikan perhatian orang tua harus memberikan contoh yang baik
dalam
kehidupan, karena anak akan meniru tingkah laku orang
tuanya.
Orang tua memiliki peranan strategis dalam mentradisikan
ritual
keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam
jiwa anak.
Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti
salat,
puasa, infaq, dan sadaqah menjadi suri teladan bagi anak untuk
mengikutinya.
Di sini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam
jiwa anak.
Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak
menjadikannya
insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT. Cinta
kasih
memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami istri,
orang tua
dengan anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan
antargenerasi
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang
penuh
cinta kasih lahir dan batin (Djamarah, 2004:19-20)
�Djama jỘ�a mŴ�j�m� �Ộ�a �mŴm䕉䦐m䲀m䦐 �䦐ma �mm♀ j��j䲀Ŕmh
�䦐m呂䖢䦐䘡jjŔ �Ộma m䦐j呂Ŕmh ��h䦐䦐j䁣m䘡jj��䕉 j䦐䦐šj䦐mh m䦐�呂m䦐�呂jŔ �=�hm䦐
�m䘡䦐䖢�m呂
� �䦐呂䦐š䦐j呂Ŕ
Pembinaan ketaatan beribadah pada anak, juga mulai dari
dalam
keluarga. Pengalaman keagamaan, merupakan unsur-unsur positif di
dalam
pembentukan kepribadian yang sedang tumbuh dan berkembang
(Daradjat,1995:60). Maka dari itu, orang tua perlu memilih
sekolah yang tepat
bagi anak-anaknya, misalnya sekolah yang bernuansakan Islami.
Seperti MI,
MTs, MAN dll.
-
6
MTs Al Uswah Bergas merupakan salah satu madrasah di naungan
Kementrian Agama yang beralamatkan di jalan Masjid Tegalsari
Bergaslor
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. MTs Al Uswah Bergas
berkomitmen menyelenggarakan pendidikan baik dalam pendidikan
formal
maupun pendidikan keagamaan. Saat ini MTs Al Uswah Bergas
memiliki 45
orang tenaga pendidik dan 7 orang karyawan dengan jumlah siswa
765 siswa.
Dalam menyelenggarakan pendidikan MTs Al Uswah Bergas
menggalami
berbagai macam fenomena, dengan keadaan jaman yang serba modern
seperti
sekarang ini. Melihat dari letak madrasah yang berada di
kabupaten semarang
yang mayoritas mata pencaharian orang tua siswa sebagai pekerja
pabrik
maka terjadi berbagai macam sifat dan tingkah laku siswa
madarasah tersebut.
Observasi yang dilakukan mayoritas latar belakang orang tua
siswa
terutama ibu berasal dari luar kabupaten semarang yang mata
pencaharian
mereka bekerja di sebuah pabrik di wilayah kabupaten semarang
dengan
jenjang pendidikan tertinggi di jenjang SMA, mengingat jam kerja
di pabrik
begitu ketat maka pengawasan dan perhatian yang seharusnya
diberikan
sangat minim. Mereka mendapatkan pengawasan dan perhatian ketika
libur
kerja, bahkan ketika orang tua mendapatkan jadwal lembur
bekerja, dalam
satu bulan sama sekali tidak mendapatkan perhatian karena orang
tua bekerja
berangkat pagi pulang malam. Hal ini sangat rentan karena banyak
pengaruh
yang tidak baik di lingkungan sekitar.
Orang tua yang seharusnya sebagai filter dan mengarahkan
akhirnya
tidak terjadi. Jangankan memberikan perhatian, mengatur waktu
untuk
-
7
bertemu saja kesulitan. Sehingga akhlak dan kepribadian anak
tidak terbentuk,
anak cenderung bersikap temperamen, sikap dan tutur kata kurang
sopan,
dalam berpakaian juga tidak rapi.
Dalam hal ini orang tua cenderung berpikir menyekolahkan anaknya
di
MTs Al Uswah Bergas dengan harapan akhlak dan kepribadian anak
akan
terbentuk. Padahal tanpa adanya perhatian dan pengawasan dari
orang tua
anak kurang semangat dalam belajar, karena sedikit banyak
perhatian yang di
berikan orang tua menjadikan anak lebih percaya diri dalam
belajar.
Salah satu mata pelajaran agama di MTs Al Uswah Bergas yang
sangat
dominan untuk mendidik sifat dan tingkahlaku siswa-siswa
madrasah yaitu
mata pelajaran Akidah Akhlaq. Oleh karena itu dengan berbagai
macam latar
belakang pendidikan orang tua siswa di madarasah tersebut
apakah
berpengaruh terhadap prestasi belajar yang di peroleh siswa MTs
Al Uswah
Bergas khususnya mata pelajaran Akidah Akhlaq . Sehingga penulis
terdorong
untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul:
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERHATIAN ORANG
TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA
SISWA KELAS VIII MTs AL USWAH BERGAS KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015-2016.
-
8
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil beberapa
permasalahan yang terjadi antara lain:
1. Bagaimana tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VIII MTs
AlUswah
Bergas kabupaten Semarang?
2. Bagaimana perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
Aqidah
Akhlakpada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten
Semarang?
3. Apakah tingkat pendidikanberpengaruhterhadap prestasi belajar
siswa VIII
MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
4. Apakah perhatian orang tua berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa
VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
5. Adakah pengaruh tingkat pendidikan dan perhatian orang tua
terhadap
prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten
Semarang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat pendidikan orang tua pada siswa kelas VIII
MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang.
2. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar mata
pelajaran
Akidah Akhlak pada siswa kelas VIII MTs AlUswah Bergas
kabupaten
Semarang.
3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap prestasi
belajar siswa
VIII MTs AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
-
9
4. Mengetahui perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
siswa VIII MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang?
5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan dan
perhatian orang
tua terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas
kabupaten
Semarang?
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang
bersifat
sementera terhadap terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui
data yang terkumpul (Arikunto,2006:71). Dikatakan sementara
karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
permasalahan
penelitian yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis akan
diterima
jika benar dan ditolak jika salah.
Berdasarkan asumsi sementara, hipotesis penelitian ini adalah
ada
pengaruh yang positif antara tingkat pendidikan dan perhatian
orang tua
terhadap prestasi belajar siswa VIII MTs AlUswah Bergas
kabupaten
Semarang.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritik, diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi
pengembangan pendidikan yang diperoleh dari penelitian
lapangan.
-
10
2. Secara praktis, pendidik dapat memperoleh pemahaman
tentang
pentingnya tingkat pendidikan dan perhatian orang tua terhadap
prestasi
belajar aqidah akhlak.
F. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda
antara
pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat
dalam judul
penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah
istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat dalam
skripsi
supaya pembaca dapat memahaminya.
a. Tingkat Pendidikan
Program pendidikan terdiri dari pendidikan formal, pendidikan
non
formal, dan pendidikan khusus. tingkat pendidikan formal
diantaranya
pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah umum terdiri atas
sekolah
menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA),
pendidikan
menengah kejuruan (SMK), dan pendidikan tinggi (S1,S2,S3).
Pendidikan
non formal adalah pendidikan keluarga dan pendidikan luar
sekolah.
Pendidikan khusus diantaranya sekolah dasar luar biasa (SDLB),
sekolah
menengah pertama luar biasa(SMPLB), sekolah menegah atas luar
biasa
(SMALB), (Mulyasa,2009:30-33). Adapun indikator pada tingkat
pendidikan adalah:
1. Pendidikan Dasar (SD/MI)
2. Pendidikan Menengah Pertama (SMP/MTs)
3. Pendidikan Menengah Atas (SMA/SMK/MA)
-
11
4. Pendidikan Tinggi (S1,S2,S3)
b. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu
objek,
baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar,
1982:106).
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu
objek
yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran
mungkin hal-
hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan,
pengertian,
perasaan, dan sebagainya. hal-hal yang berada di luar dirinya,
misalnya :
keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi dan
sebagainya.
Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu
tindakan
yang sering ditunjukan oleh seseorang terhadap apa yang
disayangi,
seperti orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah,
lupa, dan
bertindak kurang sopan. Guru menegur siswa yang nakal.
Adapun indikator dalam perhatian adalah:
1. Mengingatkan untuk selalu berdoa
2. Mengingatkan untuk selalu berusaha
3. Mengingatkan untuk selalu bersyukur
4. Mengingatkan untuk menghindari sifat putus asa.
5. Memberi contoh dalam kehidupan sehari – hari
(sholat,mengaji,berbuat baik dll)
6. Memberi nasehat kepada anak.
-
12
c. Orang Tua
Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap
anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah
laku
orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik
utama dan
pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut
pendidik
utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik
pertama, karena
merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995:7-8). Orang
tua
merupakan orang yang pertama memberikan pendidikan yang akan
dibekalkan kepada seorang anak untuk menghadapi kehidupan
yang
semakin modern.
d. Prestasi belajar
Prestasi adalah suatu hasil akhir dari sebuah aktivitas
belajar.
Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam tingkah laku
atau potensi
perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan
dengan
kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan,
atau obat-
obatan (Sriyati,Lilik, 2011:17). Prestasi belajar yang
dikehendaki peneliti
adalah nilai tes semester siswa dan hasil yang dicapai tertinggi
mencapai
nilai 87.
e. Akidah Akhlak
Akidah adalah suatu kepercayaan atau keyakinan. Sedangkan
akidah yang benar adalah dengan menyakini zat Allah,
sifat-sifat, dan
nama-nama sesuai dengan yang dia agungkan kepada zat-Nya
sendiri
(Mahmud, 2004:85). Sedangkan Akhlak adalah sebuah sistem
yang
-
13
lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau
tingkah laku yang
menjadikan seseorang itu istimewa (Mahmud, 2004:26). Jadi,
dasar
pendidikan akhlak bagi seorang muslim adalah akidah yang
benar
terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari
akidah dan
pancaran darinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah
dengan benar
niscaya akhlaknya pun akan benar, baik, dan lurus. Begitu pula
sebaliknya,
jika akidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak
benar.
G. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian sering disebut sebagai metodologi
research
yang berarti sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan, dan
menuju
suatu kebenaran pengetahuan. Usaha itu dilakukan dengan
menggunakan
metode ilmiah.
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa untuk menentukan
kebenarannya ilmiah, harus memahami metode ilmiah. Adapun metode
ilmiah
yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila
seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel adalah
sebagian atau
wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:130). Arikunto
berpendapat,
bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik di
ambil
semua, sedangkan apabila lebih dari seratus maka di ambil sampel
antara
10-25% atau 25-50% atau lebih
-
14
Berdasarkan penjelasan tentang populasi di atas, maka
penulis
mengambil populasi pada siswa kelas VIII MTs Al Uswah
Bergasyang
berjumlah 144 siswa. Peneliti mengambil sampel 25% dari 144
siswa
adalah 36 siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam
penelitian
ini adalah:
a. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap Sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(Arikunto, 2006:156). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan
metode observasi untuk mengamati keadaan atau lokasi
penelitian
apakah sekolah tersebut layak untuk diadakan penelitian dan
untuk
menghasilkan apa yang ingin diperoleh.
b. Metode kuisioner (angket)
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,
2006:151)
Angket digunakan peneliti untuk disebarkan kepada responden
yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban sehingga untuk
dijawab
dan mengetahui hasilnya. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang
akan
-
15
diukur atau apa yang bisa diharapkan dari responden.
(Sugiyono,
2009:199)
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi, asal dari katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi
yang
peneliti gunakan yaitu untuk mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan masalah misalnya: Gambaran umum madrasah,
letak geografis, visi dan misi, tujuan madrasah, sarana
prasarana,
struktur organisasi, data guru dan karyawan serta daftar
nama
responden.
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh keterangan-keterangan yang berwujud data catatan
penting atau dokumentasi penting yang berhubungan dengan
masalah
yang akan diteliti dari lembaga yang berperan dalam masalah
tersebut.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data nama, jumlah
dan
nilai siswa.
d. Analisis Data
Setelah data selesai dikumpulkan maka langkah selanjutnya
adalah menganalisa atau mengolah data. Dalam penelitian ini
penulis
menggunakan analisis data statistik yaitu:
a) Untuk mengetahui analisis pendahuluan digunakan teknik
analisis
data prosentase frekuensi dengan rumus Regresi Ganda. Analisis
ini
-
16
digunakan untuk mengetahui prosentase skor dari
masing-masing
variabel.
b) Analisis lanjut
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan
orang tua terhadap hasil belajar dan pengaruh perhatian orang
tua
terhadap hasil belajar menggunakan rumus Product Moment.
Sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat
pendidikan
orang tua dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar
Aqidah
Akhlak menggunakan rumus Regrensi Ganda. Karena dalam
penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam
2
kategori meliputi variabel independent(variabel bebas) yaitu
tingkat
pendidikan orang tua (X1) dan perhatian orang tua (X2).
Sedangkan
variabel yang ketiga adalah variabel dependent(variabel terikat)
yaitu
prestasi belajar Aqidah Akhlak (Y). Adapun rumusnya yang
terdapat
dalam bukunya Sugiyono (2010: 225) adalah sebagai berikut:
1) Mencari pengaruh variabel X1 terhadap Y sebagai berikut:
rX1Y=N.∑x₁y− (∑x₁)(∑y)
N x∑ ₁2−(∑x₁)² N∑y²−(∑y)²
Keterangan:
rX1Y : Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N : Number of case
∑X1Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑X1 : Jumlah seluruh skor X1
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
-
17
2) Mencari pengaruh variabel X2 terhadap Y sebagai berikut:
rX2Y=N.∑x₂y− (∑x₂)(∑y)
N∑x₂²−(∑x₂)² N∑y²−(∑y)²
Keterangan:
rX2Y : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of case
∑X2Y : Jumlah hasil perkalian antara skor X2dan skor Y
∑X2 : Jumlah seluruh skor X2
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
3) Mencari korelasi X1 dan X2 sebagai berikut:
rX1X2=N.∑x₁x₂− ∑x₁ ∑x₂
N∑x₁²− ∑x₁ ² N∑x₂²− ∑x₂ ²
4) Untuk menguji Regrensi Ganda dengan mengkorelasikan
ketiga
variabel rumusnya sebagai berikut:
RX₁X₂Y= r2x1y+r2x2y−2rx1y.rx2y.rx1x2
1−r2x1x2
Keterangan:
R X1X2Y : Korelasi ganda antara X1X2 dan Y
rX1Y : Korelasi antara rx1y
rX2Y : Korelasi antara rx2y
rX1X2 :Korelasi antara rx1x2
-
18
Korelasi yang dihasilkan baru berlaku untuk sampel yang
diteliti.
Apakah hubungan itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka
harus
diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut:
Fh =�2�t
(1 − �2)�(a − t − 1)
Keterangan:
R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independent
n : Jumlah anggota sampel
Hasil ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (Ft),
dengan dk pembilang = k dan dk penyebut (n-k-1) dan taraf
kesalahan
5% dan 1%. Dalam hal ini berlaku ketentuan apabila Fh lebih
besar
dari Ft maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah
signifikan,
yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Atau bisa
dikatakan
Ho ditolak.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini disusun terdiri dari lima bab yang secara
sistematis
dijabarkan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah,
Rumusan masalah, tujuan, Hipotesis, manfaat penelitian,
definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
-
19
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang
menjadi landasan teori penelitian, yaitu tentang pengertian
Pendidikan, orang tua, perhatian, dan pengaruhnya terhadap
prestasi belajar Aqidah Akhlak bagi anak.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini laporan tentang gambaran umum MTs Al-
uswah Bergas, sejarah umum berdirinya MTs Al-Uswah Bergas,
visi dan misi, keadaan siswa,struktur orgnisasi, data
tentang
tingkat pendidikan, perhatian orang tua dan prestasi belajar
Aqidah Akhlak siswa.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini meliputi analisa pertama, kedua, dan analisa
hipotesis.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini diakhiri dengan kesimpulan, saran, dan
penutup.
-
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani paedagogie
yang berarti ‘’pendidikan’’ dan paedagogia yang berarti ‘’
pergaulan
dengan anak-anak’’. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha
yang
dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan dengan
anak-anak
untuk membimbing/memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
kearah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan ialah
bimbingan
yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada
anak-anak
dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani, agar berguna
bagi
diri sendiri dan masyarakatnya.
Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan
adalah
‘’education’’ yang berarti pengembangan atau bimbingan
(Muslih,
2008:12-16). Pendidikan merupakan media dalam menyiapkan
generasi
muda muslim yang bertaqwa kepada Allah, hidup dengan
aqidahnya,
melakukan syiar agamanya, bargaul dengan sesama dengan cara
yang
lurus, mengaplikasikan perintah agama dan menjauhi larangannya
dalam
seluruh aspek kehidupan individu, keluarga, sosial
kemasyarakatan,
masyarakat lokal atau internasional (Hafidz, kastolani,
2009:1).
Terbentuknya masyarakat dimulai dari ketidaktahuan dan tanpa
ilmu pengetahuan, kemudian belajar dengan mengikuti proses
pendidikan
-
21
berdasar pada standar sosial kemasyarakatan, sesuai dengan
ideologi,
sistem aturan, dan lembaga-lembaga keilmuan dan pendidikan
yang
bertanggungjawab atas proses pengajaran masyarakat dan bangsa (
Hafidz,
Kastolani, 2009:5).
Pendidikan pada saat yang era modern ini sangat penting bagi
anak
didik, karena dengan adanya berbagai macam perkembangan baik
teknologi dan ilmu pengetahuan kita harus bisa mendidik anak
dengan
penuh kesungguhan dan kematangan dalam mengembangkan suatu
ilmu
pengetahuan, agar tidak ketinggalan dengan zaman yang penuh
dengan
kecanggihan. Anak harus kita bekali dengan berbagai ilmu
pengetahuan
baik ilmu agama sebagai pondasi atau modal utama dalam
membentuk
suatu kepribadian anak dan juga membekali ilmu pengetahuan
yang
bersifat keduniaan seperti: Ilmu Matematika, Biologi, Fisika,
Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab . Kedua ilmu itu harus kita tekuni
agar
kehidupan kita mencapai keseimbangan antara kehidupan dunia
dan
kehidupan akherat agar kita termasuk dalam orang –orang yang
beruntung di dunia maupun keberuntungan kelak di akherat.
Pendidikan yang paling utama bagi anak adalah pendidikan di
dalam keluarga, oleh karena itu maka tingkat pendidikan orang
tua
berpengaruh besar terhadap perkembangan pendidikan anak,
karena
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam
tempat
tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan
-
22
batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling
memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri (Djamarah,Syaiful,Bahri.2004:17).
Untuk menciptakan keluarga sejahtera tidak mudah, kaya atau
miskin bukan satu-satunya indikator untuk menilai sejahtera atau
tidaknya
suatu keluarga. Tidak mustahil dalam keluarga yang miskin
secara
ekonomi ditemukan kesejahteraan. Banyakaspek yang ikut
menentukan
diantaranya pendidikan, kesehatan, budaya, kemandirian keluarga,
dan
mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar
untuk
mencapai keluarga sejahtera.
Penyelenggaraan pengembangan keluarga yang berkualitas
ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan
materiil
sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara optimal.
Sedangkan
fungsi keluarga itu sendiri berkaitan langsung dengan
aspek-aspek
keagamaan, budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi,
sosialisasi, dan
pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan
(Djamarah,Syaiful,Bahri,2004:19).
Cinta kasih adalah tali jiwa antara orang tua dan anak. Cinta
kasih
memberikan landasan yang kokoh terhadap suami istri, orang tua
dengan
anak, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan
antargenerasi
sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan
yang
penuh cinta kasih lahir dan batin. Rasa aman dalam kebersamaan
mampu
menumbuhkan kehangatan cinta kasih secara timbal balik. Cinta
kasih
yang disemai oleh orang tua mendapat sambutan hangat dari anak
untuk
-
23
membalasnya. Oleh karena itu, perpaduan cinta kasih dan
kerinduan
dapat mengakrabkan hubungan orang tua dengan anak dalam
keluarga.
2. Pengertian Pendidikan Menurut Agama Islam
Pengertian agama dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu:
‘’
kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban–
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Menurut M.A.
Tihami
pengertian agama yaitu:
a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara
lain al-
Tha’at (ketaatan), al-Ibadat (ibadah), al-Jaza (pembalasan),
al-Hisab
(perhitungan).
b. Dalam pengertian syara’, al-din (agama) ialah keseluruhan
jalan hidup
yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk
ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakan al-din
karena
kita manusia menjalankan ajarannya berupa keyakinan
(kepercayaan)
dan perbuatan. Agama dinamakan juga al-millah, karena Allah
menuntut ketaatan kepada Rasul dan kemudian Rasul menuntut
ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara’
(syariah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup
kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi.
Islam itu sendiri adalah ‘’ agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW, berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an, yang
diturunkan kedunia melalui wahyu Allah SWT.
-
24
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai
pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan
agama
islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi
maupun
masyarakat (Muslih, 2008:12-16).
B. Perhatian Orang Tua
1. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu
objek,
baik di dalam maupun diluar dirinya(Ahmadi dan Umar,
1982:106).
Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu
objek
yang direaksi pada suatu waktu. Objek yang menjadi sasaran
mungkin hal-
hal yang ada dalam dirinya sendiri, misalnya : tanggapan,
pengertian,
perasaan, dan sebagainya mungkin hal-hal yang berada di luar
dirinya,
misalnya : keadaan alam, keadaan masyarakat, sosial ekonomi
dan
sebagainya. Selain itu perhatian juga berpengaruh dalam
kehidupan
bersosialisasi di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.
Peneliti sendiri mengartikan perhatian merupakan suatu
tindakan
yang sering ditunjukkan oleh seseorang terhadap apa yang
disayangi.
Contoh : orang tua mengingatkan anaknya ketika berbuat salah,
lupa, dan
bertindak kurang sopan, Guru menegur siswa yang nakal.
2. Orang Tua
Orang tua adalah orang yang menjadi panutan anaknya. Setiap
anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah
laku
-
25
orang tuanya ditiru oleh anak itu. Orang tua adalah pendidik
utama dan
pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut
pendidik
utama, karena besar sekali pengaruhnya. Disebut pendidik
pertama,
karena merekalah yang pertama mendidik anaknya (Ahmad, 1995:
7-8).
Teori psikologi telah dikembangkan oleh para ahli dalam
kaitannya
dengan upaya mendidik dan mengajar anak. Teori Tabularasa
J.Locke
(Soegarda Poerbakawatja),1981:194), umpamanya, manyatakan
bahwa
anak adalah laksana kertas putih bersih yang diatasnya boleh
dilukis apa
saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau laksana
lilin
lembut yang bisa dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan
para
pembentuknya.
Bagi orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan
memberikan coretan diatas kertas putih tadi berupa
coretan-coretan tetapi
belum diketahui dengan jelas makna dari tulisan tersebut berbeda
dengan
orang tua yang berpendidikan tinggi akan memberikan tulisan
yang
bermakna jelas pada lembar kertas. Maksudnya bagi orang tua
yang
berpendidikan tinggi akan memberikan arah atau pandangan hidup
kepada
anaknya sehingga anak dapat memilih pilihannya sendiri tanpa
adanya
paksaan dari orang tuanya. Selain dilihat dari tingkat
pendidikan orang tua,
perhatian orang tua terutama dalam beribadah berpengaruh
terhadap
prestasi belajar anak.
-
26
3. Belajar
Belajar sudah terjadi sejak anak lahir bahkan sebelum lahir
sudah
terjadi belajar atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan
akan terus
berlanjut hingga ajal tiba. Belajar adalah perubahan relatif
permanen
dalam tingkah laku atau potensi perilaku yang diperoleh dari
pengalaman
dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu
semacam
penyakit, kelelahan, atau obat-obatan (Sriyati,Lilik,
2011:17).
Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila sering diadakan
latihan-latihan. Latihan akan meningkatkan hasil apabila
masing-masing
anak mengetahui hasil akhir dari latihan tersebut. Selain dengan
latihan
seorang anak akan meningkatkan prestasi belajarnya apabila
mendapatkan
perhatian dari orang tuanya karena menjadikan anak untuk
semangat
dalam belajar.
4. Aqidah Akhlaq
Islam menetapkan keseimbangan tersempurna dalam akhlak.
Islam
memandang bahwa akhlak merupakan dasar utama bagi
kaidah-kaidah
dalam kehidupan sosial. Akhlak dalam Islam merupakan
sekumpulan
prinsip dan kaidah yang mengandung perintah atau larangan dari
Allah.
Prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah tersebut dijelaskan oleh
Rasulullah
SAW. Dalam perkataan, perbuatan, dan ketetapan-ketetapan beliau
yang
mempunyai kaitan dengan Tasyri’. Dan dalam menghadapi
kehidupan,
setiap muslim wajib berpegang pada prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah
tersebut (Mahmud, 2004:81). Maka dari itu upaya untuk
memperbaiki
-
27
akhlak diperlukan sistem pendidikan yang lebih baik. Dalam
pendidikan
formal di tuangkan dalam mata pelajaran aqidah akhlaq.
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. (Tim Penyusun
Kamus
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3,
hlm895).Sedangkan
belajar adalah erangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk
memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif,
dan psikomotor. (Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed.
2,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 13.)
Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan
terhadap
materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang
dinyatakan
dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat
puladiambil
kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu
merupakan
gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang
bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu
sama dengan
kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari
unsur-unsur
pembentukan suatu prestasi. Sesuai dengan hadits “Carilah ilmu
walau di
negeri Cina, sesungguhnya mencari ilmu wajib atas setiap
muslim.”
(H.R.Al Baihaqi).
Berdasarkan hadits diatas, menunjukkan bahwa belajar adalah
sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan bahkan diwajibkan
bagi
-
28
kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan
yang
mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya
kecakapan yang
rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yangrendah pula.
2. Ranah Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan
Baru, hlm. 148-150.Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah
yang
meliputi:
1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan
dan
kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima.
Meliputi:
a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan
dapat menghubungkan.
b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali.
c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri.
d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan
secara tepat.
e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti):dapat
menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah.
f) Sintesis (membuat paduan baru dan utuh): dapat
menghubungkan, dapat menyimpulkan dan dapat
menggeneralisasikan (membuat prinsip umum).
-
29
2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap.
Meliputi:
a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan
menunjukkansikap menolak
b) Sambutan: kesediaan berpartisipasi dan kesediaan
memanfaatkan.
c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting
danbermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan
mengagumi.
d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan
mengingkari.
e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan
dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.
3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan
atauskill.
Meliputi:
a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan
gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.
b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan
membuat mimik dan gerakan jasmani.
Dari ketiga ranah tersebut yang lebih penting adalah ranah
afektif,
karena walaupun mempunyai kecerdasan yang tinggi dan
ketrampilan
yang memadai, namun dalam diri anak itu tidak mempunyai sifat
yang
terpuji, tentunya kedua ranah yang lain tidak berfungsi.
-
30
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan
Baru, hlm. 129-136. Secara global, faktor-faktor yang
mempengaruhi
belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni
keadaan/kondisi
jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis)
siswa.
a) Aspek fisiologis, seperti:
(1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat
kebugaranorgan-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam
mengikutipelajaran.
(2) Mata dan telinga.
b) Aspek psikologis, meliputi:
(1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksirangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungandengan cara yang tepat.
(2) Sikap siswa: gejala internal yang berdimensi afektif
berupakecenderungan untuk mereaksi atau merespons
(response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap
objekorang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupunnegatif.
-
31
(3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki
seseoranguntuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang.
(4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
ataukeinginan yang besar terhadap sesuatu.
(5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik
manusiaataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungandi
sekitar siswa.
a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan
keluarga,tenagapendidik
dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat.
b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan
letaknya,rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat
belajar,
keadaancuaca dan waktu belajar yang digunakan.
3. Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis
upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi
pelajaran.
D. Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
1. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
Keluarga merupakan kelompok sosial dimana ia belajar
mengatakan dirinya sebagai manusia sosial. Kehidupan sosial
dalam
keluarga ini sangat mempengaruhinya bila kelak ia berhubungan
atau
-
32
berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga.Orang tua
dituntut
berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan
akan
pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas
perkembangan
anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak
dalam
keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalamkeluargalah
anak itu
hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam
keluarga
merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya.
Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi
proses
pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena
segala
sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan
menentukan
corak perkembangan anak.
Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap
bagaimana
fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak,
kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik
pertama
dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab
atas
keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai
kebahagiaan.
2. Kedudukan orang tua dalam keluarga
Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir daripengetahuan
mendidik,
melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya
memberikan
kemungkinan-kemungkinan alami membangun situasi dan
interaksi
pendidikan di dalam lingkungan keluarga.
-
33
Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah
segala-galanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus
ditiru
tingkah lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang
tua
memiliki andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak.
Karena
kemungkinan adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat
diperlukan anak, baik sebagai pembimbing dalam belajar dan
dalam
memecahkan kesulitan belajar maupun sebagai motivator,
sebagaitumpahan bertanya dan sebagai sumber informasi bagi
anak.Di
samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu
dominan
bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan yang
baik dapat juga mempengaruhi prosesidentifikasi anak
dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat
diartikan
sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain.
Dalam kedudukannya memang sudah seharusnya orang tua
melaksanakan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Maka dalam
hal
ini jelas orang tua harus mampu bertindak seperti guru untuk
mendidik
dan mengajar sebaik-baiknya kepada anak mengenai bekal utama
dalam
mengarungi bahtera kehidupan kelak setelah ia dewasa. Orang tua
sebagai
kepala keluarga bertanggung jawabuntuk mencukupi segala
kebutuhan
hidup. Demikian pula orang tua berkewajiban untuk menjaga
keselamatan
diri dalam keluarga dari segala macam ancaman dan gangguan agar
dapat
mencapai kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, kesejahteraan
hidup
baik di dunia maupun di akhirat.
-
34
Dengan demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan,
pengarahan, dan tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam
bentuk
ucapan maupun sikap. Karena pada hakikatnya sikap dapat
dibentuk
dalam beberapa suasana dan lingkungan.
3. Kewajiban orang tua terhadap anaknya
Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami
istri.
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui,
anak
dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluargamerupakan
wadah
yang ertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi
perkembangan dan ertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup
orang
tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan
ini
dapat menjurus kearah ang positif/baik dan kearah
negatif/buruk.
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat
alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani
tingkatan
perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa
adat
istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi
mengisi
dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka
orang
tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah
anak
mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orangtua akan
menetukan baik buruknya anak.
“In more and more families today, both parents holdfull-time
or
part-time jobs outside the home. This means that these parents
must make
-
35
special arrangements for the needs of their children”.(Dalam
keluarga
semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan penuh
waktu
atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang tua
harus
membuat pengaturan khusus untuk kebutuhananak-anak mereka.
Semakin
banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu cara-cara
kreatif
untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam program
pendidikan anak-anak).
Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik
anak-anaknya
dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama,
adab,
moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya
proses
pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya
dalam
memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua
terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan
formal.Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah
maupun
swasta, adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan
bekal
bagi kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi
anak
yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.
4. Perlunya kebijaksanaan orang tua dalam mendidik anak
Keluarga merupakan lingkungan yang primer dan bersifat
fundamental. Di dalam keluargalah anak dibesarkan untuk
memperoleh
penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya
untuk
perkembangan lebih lanjut.
-
36
Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan
mendidik
ankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam
melaksanakantanggung
jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara
mendidik
yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain tidak
sama
sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak juga
yang
sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal, tidak
mau
belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara
dan taknik
mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak
dalam
keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun
sifat-sifat
kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:
a) Sifat kepemimpinan otoriter
Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan
ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak
untuk
mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagaianak
kecil
dan tidak mendapat kesempatan untuk bereksplorasi dan
berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang
tua,
akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang
akhirnya merupakan tekanan jiwa anak.
Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada
sifat-
sifat kepribadaian anak. Sehingga kemungkinan sifatanak dari
keluarga otoriter adalah kurang inisiatif, gugup, ragu-ragu,
suka
membangkang, menentang kewibawaan orang tua, penakut, dan
penurut.
-
37
b) Sifat kepemimpinan yang liberal
Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas.
Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang
tua
memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang
fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana
keluarga
menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yangharus
dianut.
Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif
kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal
tata
tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin
tidak
dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain
sehingga anak selalu mementingkan diri sendiri. Sehingga
kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak
dapat
bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu
berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak
ada
bimbingan.
c) Sifat kepemimpinan yang demokratis
Keluarga seperti ini memandang anak sebagai individu yang
sedang berkembang. Sebab itu perlu adanya kewibawaan yang
memimpinnya atau pendidikannya (orang tua), tetapi bukan
kekuasaan otoriter. Pimpinan ini disesuaikan dengan
taraf-taraf
perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-
kecakapan dan pengalamannya. Anak mempunyai kebebasan untuk
berinisiatif dan aktif, sehingga anak mempunyai sifat terbuka
dan
-
38
bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin
dan
dapat memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif.
Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain
anak
aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri
sendiri,
perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik
dengan
terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikandiri.
Meskipun demikian namun sulit bahkan tidak mungkin
diterapkan satu persatu dalam mendidik anak secara tepat.
Karena
mengingat bahwa anak selalu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan,maka pertumbuhan luas artinya mencakup mengenai
perkembangan jiwa, penguasaan ilmu, penguasaan diri terhadap
lingkungan sosial.
-
39
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Pra Madrasah
Pada tahun 1970 an guru-guru agama se Kecamatan Klepu(Dulu)
musyawarah sepakat untuk membuat gedung pertemuan. Kemudian
memohon kepada Kepala Desa (Bp Kartubi ayah dari Bp. H. Sukaemi)
untuk
memakai tanahnya sebagai rencana tempat pendirian bangunan
tersebut (saat
itu berdampingan dengan kantor KUA).
Setiap guru guru agama se Kecamatan Klepu sepakat dipotong
gajinya Rp 5,- tiap bulan sampai bangunan selesai. Disamping itu
juga
meminta bantuan tokoh masyarakat untuk memohon kepada donatur
yang
dipandang mampu ( berupa bahan bagunan atau bantuan lain yang
dapat
diuangkan) dan sumbangan dari instansi/dinas secara suka rela.
Sambil
berjalannya waktu gedung pertemuan dapat terwujud pada awal
tahun 1972.
Awal Madrasah
-
40
Dua tahun berjalan sampai akhir tahun 1973 gedung pertemuan
itu
dipandang kurang bermanfaat, sehingga memunculkan ide untuk
digunakan
sebagai sekolah. Maka guru-guru agama dan tokoh masyarakat
(selanjutnya
disebut BP3) sepakat untuk membuka pendaftaran siswa baru bulan
Januari
tahun 1974 dengan jumlah 14 siswa sampai akhir tahun dengan
nama
Madrasah Menengah Pertama (MMP) Karangjati dengan Kepala sekolah
Bp
Sukaemi dan ujian menginduk di MTs Negeri Bekonang Sukoharjo
Karena kurangnya minat pendaftar siswa baru nama lembaga
berubah
menjadi SMP Islam Karangkati (1976) dengan Kepala Bp Dimyati,
BA
dengan muatan kurukulum Madrasah dan tetap menginduk di
MTs.N
Bekonang Sukoharjo. Sambil mengurus status lembaganya SMP
Islam
Karangjati berjalan sampai tahun 1977 beralih menginduk di PGAN
Salatiga
selama 6 tahun.
Untuk menyesuaikan peraturan penyelenggaran lembaga
pendidikan
yang berada di bawah Departemen Agama (waktu itu), maka
diwajibkan
untuk menyesuaikan nama lembaga ke Dinas terkait (Depag)
untuk
mendaftarkan diri menjadi Madrasah Tsanawiyah Karangjati dan
mendapatkan piagam dari Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi
Jawa
Tengah dengan status TERDAFTAR dengan nama MTs. Karangjati
dengan
Nomor : Wk./5.c/539/Pgm/Ts/1981 tertanggal 29 Desember 1981.
Kemudian
mulai menginduk pada MTs Negeri Susukan.
Masa Perkembangan
-
41
Seiring berjalannya waktu Madrasah harus memiliki Yayasan
sebagai
penyelenggara pendidikan, sehingga BP3 membentuk Yayasan dengan
nama
Yayasan Al Uswah dengan Akte No 8 tanggal 14 April 1986 dan
kemudian
mengusulkan penilaian yang kedua kalinya dan mendapat status
TERDAFTAR dengan nama MTs Karangjati dengan nomor :
Wk./5.c/23/Pgm/Ts/1987 tertanggal 10 Desember 1987 dan tetap
mengunduk
pada MTs Negeri Susukan.
Untuk menyesuaikan peraturan Pemerintah, lembaga pendidikan
harus mengikuti program akreditasi. Dan tahun 1993 mendapatkan
status
diakui sehingga dapat menyelenggarakan ujian mandiri dan
menyesuaikan
nama madrasah sesuai dengan nama yayasan dan tempat
keberadaannya
menjadi MTs Al Uswah Bergas. Tahun 1994 Kepala Madrasah
dipegang
oleh Bp. Nur Amin. Selanjutnya madrasah mengikuti Akreditasi
lanjutan
tahun 1998 dengan status DISAMAKAN. Demikian juga akreditasi
tahun
2003 dengan status AKREDITASI A dengan kepala madrasah dipimpin
oleh
Ibu Dra. Sri Haryati Khoiriyah. Kemudian akreditasi tahun 2008
dengan
status AKREDITASI B. Dengan pembenahan-pembenahan di semua
bagian
sebagai penunjang kemajuan mardasah pada tahun 2014 dalam
akreditasi
mendapatan peringkat sangat baik, sehimgga mendapatkan
status
terakreditasi A hingga sekarang.
1. Letak Geografis MTs Al Uswah Bergas
MTs Al Uswah Bergas kabupaten semarang merupakan sebuah
madrasah di bawah naungan kementrian agama yang terletak di
belakang
-
42
terminal karangjati tepatnya di Jl Masjid Tegalsari Bergaslor
Kecamatan
Bergas Kabupeten Semarang 50552. Madrasah ini berdiri di atas
tanah
seluas 900m2, sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan karangjati
b. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan ngempon
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bergas Kidul
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pagersari
Jika dilihat dari letaknya MTs Al Uswah Bergas kabupaten
semarang memiliki letak yang sangat strategis karena mudah
dijangkau
dari arah mana saja. Dalam menyelenggarakan pembelajaran sangat
baik
kaena tidak begitu dekat dengan jalan raya ±100m dari jalan
raya,
sehingga tidak begitu bising.
2. Visi dan misi MTs Al Uswah Bergas
a. Visi
Beriman, bertaqwa, disiplin, prestasi dan berakhlakulkarimah
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan berbasis sekolah dan menggali
potensi
peserta didikuntuk dikembangkan secara optimal.
c. Tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Al Uswah
BergasKabupaten semarang
1. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan
kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara
optimal.
-
43
2. Menempatkan MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang untuk
dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang
sehat dan mandiri.
3. Mengupayakan peserta didik yang mempunyai tingkat
keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional
maupun
internasional.
4. Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM :
a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
secara mantab
b) Nasionalisme dan patriotism dan berkepribadian pancasila
c) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi
dan keunggulan
d) Wawasan IPTEK yang mendalam
e) Kepekaan sosial sifst kepemiminan yang baik
f) Disiplin yang tinggi
g) Kondisi fisik yang prima
h) Gemar membaca dan menulis
i) Mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar
d. Dasar pengembngan
1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar
dengan
SMP
2) Penataan bangunan yang kurang teratur
e. Arah pengembangan
-
44
1) Mempersiapkan peserta didik untuk mampu bersaing masuk ke
sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang
sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah.
2) Mempersiapkan peserta didik :
a) Melanjutkan ke SMU atau sekolah sederajat yang favorit
b) Mengantarkan peserta didik bias hidup mandiri
c) Membekali enak didik dengan penguasaan IPTEK yang
hasilnya sejajar dengan SMP sera penguasaan ilmu
keagamaan, praktik dan pengalaman ibadahnya sesuai cirri
khusus madrasah.
d) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan pendidik
dalam terampil melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta
penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas
e) Melengkapi sarana dan prasarana secara optimal mungkin
f) Menambah niat baca peserta didik sejak dini untuk
menembah wawasan peserta didik
3. Sarana dan Prasarana MTs Al Uswah Bergas
No Ruang/Sarana Jumlah Kondisi
1 Ruang kelas/belajar 18 Baik
2 Ruang kepala Madrasah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang BK 1 Baik
-
45
6 Perpuatakaan 1 Baik
7 Ruang Lab IPA 1 Baik
8 Ruang Lab TIK 1 Baik
9 Ruang Lab Bahasa 1 Baik
10 Ruang Lab Jahit/Tata Busana 1 Baik
11 Ruang Lab Musik 1 Baik
12 Ruang aula 1 Baik
13 Lapangan olah raga 2 Baik
14 Lapangan upacara 1 Baik
15 Ruang UKS putra 1 Baik
16 Ruang UKS putrid 1 Baik
17 Masjid 1 Baik
18 Kamar mandi Guru/TU 3 Baik
19 Kamar mandi siswa 8 Baik
20 Gudang 2 Baik
21 Koperasi simpan pinjam 1 Baik
22 Koperasi penjualan alat tulis 1 Baik
23 Kantin 6 Baik
24 Tempat parker 1 Baik
25 Dapur 3 Baik
26 Mes jaga malam 1 Baik
27 Pos satpam 2 Baik
28 Tempat wudhu putra 2 Baik
29 Tempat wudhu putrid 1 Baik
-
46
Table 8 daftar sarpras di MTs Al Uswah Bergas
4. Struktur Organisasi MTs Al Uswah Bergas
No Nama Jabatan
1 Dra Hj Sri Haryati Khoiriyah, M.PdI Kepala Madrasah
2 Siti Masri’ah, S.Pd Waka Kurikulum
3 Ekovani Setiawan, S.Pd Waka Kesiswaan
4 Ahmad Yasin, S.HI Waka Sarpras
5 Sutarni, S.Pd Waka keuangan
6 Juwarti, S.Ag Bendahara BOS
7 Susi Dwi Irawati Ka Tata Usaha
Tabel 9 daftar struktur organisasi di MTs Al Uswah Bergas
5. Keadaan Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Keadaan peserta didik MTs Al Uswah Bergas Kabupaten
semarang
NO KelasPeserta Didik
JUMLAHLk Pr
1 VII-A 17 21 38
2 VII-B 17 20 37
3 VII-C 18 20 38
-
47
4 VII-D 15 23 38
5 VII-E 21 17 38
6 VII-F 16 20 36
7 VIII-A 17 19 36
8 VIII-B 18 18 36
9 VIII-C 16 20 36
10 VIII-D 15 21 36
11 VIII-E 14 24 38
12 VIII-F 15 21 36
13 VIII-G 19 16 35
14 IX-A 14 24 38
15 IX-B 17 19 36
16 IX-C 15 21 36
17 IX-D 16 22 38
18 IX-E 13 24 37
19 IX-F 18 18 36
20 IX-G 21 17 38
Tabel 10 Data Peserta Didik Mts Al Uswah Bergas Tahun
2015/2016
b. Keadaan pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang
Pendidik MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang merupakan
pendidik professional, mereka mengajar sesuai bidangnya.
Sebagian
besar adalah lulusan S1. Untuk mengetahui lebih rinci
keadaan
pendidik di MTs Al Uswah BergasKabupaten semarang perhatikan
tabelberikut:
-
48
No Nama Pengampu mapel
1 Juwarti, S.Ag Al Qur’an Hadist
2 Sri Manri, S.Pd.Kn PKn
3 Mahrun Fiqih
4 Sutarni, S.Pd Matematika
5 Siti Masri’ah, SPd Bahasa Indonesia
6 Suryatni Adi N, S.Pd Bahasa Inggris
7 Emy Astuti, S.Pd IPA
8 Amin Faizin, SH IPS
9 Rahmawati Sopiah, S.Ag Akidah Akhlak
10 Ahamad Asnawi, S.Ag Bahasa Arab
11 Lutvi Muzaki, S.Kom TIK
12 M. Muchlas, S.Pd Olah raga
Tabel 11 Data Pendidik Tenaga Kependidikan Serta Tugasnya Di Mts
Al UswahBergas Tahun 2015/2016
B. Penyajian Data
Dalam penelitian ini terdapat 3 buah variabel yaitu adalah
Tingkat
Pendidikan Orang Tua, Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar
Aqidah
Akhlak . Untuk mendiskripsikan dan menguji pengaruh antara
variabel bebas
dan variabel terikat dalam penelitian ini, akan disajikan
deskripsi data yang
meliputi Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi
(SD).
Di samping itu disajikan tabel distribusi frekuensi dan
histogram.
-
49
Berikut ini adalah hasil pengolahan data yang telah
dilakukan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 20.
1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Data tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak dideskripsikan
oleh
rata-rata nilai ulangan harian dan Ujian Semester. Sesuai data
yang
diperoleh skor tertinggi 87 dan skor terendah 58. Dari skor
tersebut
diperoleh nilai rata-rata atau Mean (M) sebesar 75,31; Median
(Me) sebesar
76,00; danModus (Mo) sebesar 76,00.Untuk mengetahui jumlah kelas
interval
digunakan rumus jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log n, maka
dapat diketahui
jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 64 sebesar 7,01 dibulatkan
menjadi 7.
Rentang data sebesar 87 - 58 = 29. Dengan diketahuinya rentang
data, maka
dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok
yaitu 29/7=
4,14 dan kemudian dibulatkan menjadi 4. Distribusi frekuensi
Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah BergasKabupaten
semarang2015/2016 sebagai berikut:
No Skor FrekuensiAbsolud Relative% Komulatif %1 58-61 2 3,125
3,1252 62-65 3 4.6875 7.81253 66-69 6 9.375 17.18754 70-73 9
14.0625 31.255 74-77 20 31.25 62.56 78-81 12 18.75 81.257 82-87 12
18.75 100Total 64 100Tabel 12 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar
Aqidah Akhlak Siswa
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan
histogram distribusi frekuensi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
sebagai
berikut:
-
50
Gambar 1 Histogram Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Identifikasi kecenderungan atau tinggi rendahnya Prestasi
Belajar
Aqidah Akhlak dalam penelitian ini tidak menggunakan penentuan
mean
atau rata-rata dan standard deviasi ideal, tetapi menggunakan
nilai
ketuntasan belajar minimal sesuai dengan aturan yang diberikan
sekolah,
jika ketercapaian belajarnya ≥ 75 maka dapat dikatakan siswa
tuntas
belajar atau kompeten. Berdasarkan data tersebut di atas dapat
dibuat
kategori kecenderungan sebagai berikut:
No Skor Frekuensi KategoriAbsolut Relatif Komulatif %1 ≥75 40
62,5 68,75 Tuntas2
-
51
Gambar 2 Diagram Lingkaran Prestasi Belajar Akidah Akhlak
Berdasarkan diagram lingkaran di atas, dapat dilihat bahwa
frekuensi
kecenderungan Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas VIII
MTs
AlUswah Bergas Tahun Ajaran 2015/2016 pada kategori tuntas
sebanyak 40
siswa (62%) dan pada kategori belum tuntas 24 siswa
(38%).Berdasarkan
perbandingan rerata skor, dapat dikatakan skor untuk Prestasi
Belajar Akidah
Akhlak Siswa Kelas VIII MTs AlUswah Bergas Tahun Ajaran
2015/2016
termasuk dalam kategori tuntas.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua (X1) diukur melalui 2
pernyataan. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa
untuk
variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua diperoleh skor tertinggi
17 dan
skor terendah sebesar 10. Dari skor tersebut diperoleh nilai
rata-rata atau
Mean (M) sebesar 12,92; Median (Me) sebesar 13,00; Modus
(Mo)
sebesar 12,00; dan Standar Deviasi (SD) sebesar 7. Untuk
mengetahui
jumlah kelas interval digunakan rumus jumlah kelas interval = 1
+3,3 log
-
52
n, maka dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65
sebesar
6,98 dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 17 - 10 = 7,
dengan
diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas
interval
masing-masing kelompok yaitu 7/7 = 1. Berdasarkan perhitungan
tersebut,
maka distribusi frekuensi variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua
dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
No Skor FrekuensiAbsolut Relatif % Komulatif %1 10 – 10,9 8 12,5
12,52 11 – 11.9 2 3,12 15,62
12 – 12.9 21 32,81 48,4313 – 13.9 8 12,5 60,9314– 14.9 18 28,12
89,0615 – 15.9 3 4,68 93,7516– 17 4 6,25 100
Total 64 100Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat
Pendidikan Orang Tua
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
histogram
distribusi data variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua sebagai
berikut:
Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Orang
Tua
-
53
Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi
terbesar pada skor 12 sampai 12,9 dengan frekuensi 21 siswa
sebesar
32,81%.Tingkat Pendidikan Orang Tua dikategorikan menjadi 4
(empat)
kecenderungan yaitu:
Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)
Kategori tinggi= Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)
Kategori sedang= (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi
Kategori rendah= X < (Mi - 1.SDi)
Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal
(SDi)
adalah sebagai berikut:
Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)
= ½ (21 + 6)
= ½ (27)
= 13,5
SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)
= 1/6 (21 - 6)
= 1/6 (27)
= 2,5
Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal
(SDi),
kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori sangat tinggi= X > (Mi + 1.SDi)= X > (13,5 +
2,5)= X >16
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 13,5 ≤ X ≤ (13,5+
2,5)
-
54
= 13,5 ≤ X ≤ 16
Kategori sedang = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (13,5 – 2,5) ≤ X
-
55
sangat tinggi sebanyak 1 siswa (2%), kategori tinggi sebanyak 29
siswa
(45%) kategori sedang sebanyak 26 siswa (41%), dan kategori
rendah 8
siswa (13%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa
kecenderungan Tingkat Pendidikan Orang Tua pada siswa kelas VIII
MTs
Al Uswah Bergas kabupaten Semarang adalah tinggi.
3. Prestasi Belajar
Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Siswa (X2) diukur
melalui
15 pernyataan.Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa
diperoleh
skor tertinggi 36 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai
sebesar 44 (4 x
11) dan skor terendah sebesar 21 dari skor terendah yang mungkin
dicapai
sebesar 11 (1 x 11). Dari skor tersebut diperoleh nilai
rata-rata atau Mean
(M) sebesar 28,2; Median (Me) sebesar 28,00; Modus (Mo) sebesar
26,00;
dan Standar Deviasi (SD) sebesar 3,833. Untuk mengetahui jumlah
kelas
interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas interval = 1 +3,3
log n, maka
dapat diketahui jumlah kelas interval = 1 + 3,3 log 65 sebesar
6,98
dibulatkan menjadi 7. Rentang data sebesar 36 - 21 = 15,
dengan
diketahuinya rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas
interval
masing-masing kelompok yaitu 15/7 = 2,15. Berdasarkan
perhitungan
tersebut, maka distribusi frekuensi variable Perhatian Orang Tua
Terhadap
Siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No SkorFrekuensi
Absolut Relatif % Komulatif %1 25-28 1 1,56 1,562 29-32 0 0
1,563 33-36 2 3,12 4,68
-
56
4 37-40 6 9,38 14,065 41-44 11 17,19 31,256 45-48 23 35,94
67,197 49-54 21 32,81 100
Total 64 100Tabel 16 Distribusi Frekuensi
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan
histogram variabel Perhatian Orang Tua Siswa sebagai
berikut:
Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua
Siswa
Dari histogram di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbesar
pada
skor 45 sampai 48 dengan frekuensi 23 siswa sebesar 35,9%.
Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dikategorikan menjadi 4 (empat)
kecenderungan
yaitu:
Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)
Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi
Kategori sangat rendah = X < (Mi - 1.SDi)
-
57
Hasil perhitungan Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal
(SDi)
adalah sebagai berikut:
Mi = ½ (skor tertinggi + skor terendah)= ½ (60 + 15)= ½ (75)=
37,5
SDi = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah)= 1/6 (60 - 15)= 1/6
(45)= 7,5
Setelah diketahui Mean ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal
(SDi),
kemudian dapat disusun kriteria sebagai berikut:
Kategori sangat tinggi = X > (Mi + 1.SDi)= X > (37,5 +
7,5)= X >45
Kategori tinggi = Mi ≤ X ≤ (Mi + 1.SDi)= 37,5 ≤ X ≤ (27,5 +
5,5)= 37,5 ≤ X ≤ 45
Kategori rendah = (Mi - 1.SDi) ≤ X < Mi= (37,5 – 7,5) ≤ X
-
58
Selanjutnya data kategori kecenderungan variabel di atas maka
dapat
digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 6 Diagram Lingkaran Disiplin Belajar Siswa
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa
Perhatian
Orang Tua terhadap siswa pada kategori sangat rendah sebanyak 1
siswa (2%),
kategori rendah sebanyak 4 siswa (6%), kategori tinggi sebanyak
22 siswa
(34%) dan kategori sangat tinggi 37 siswa (58%). Sehingga dapat
diambil
kesimpulan bahwa kecenderungan perhatian Belajar siswa kelas
VIII MTs
AlUswah Bergas kabupaten Semarang adalah sangat tinggi.
C. Interpretasi Data
1. Uji Linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui linier atau
tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hubungan
antara
variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan linier jika
harga Fhitung
≤ Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan analisis data
yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS Statistics 20 diperoleh
bahwa
hasil uji linieritas yang menunjukkan hubungan antara variabel
bebas
-
59
dengan variabel terikat (semuanya) menunjukkan hasil yang linier
yaitu
Fhitung ≤ Ftabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji linieritas
dapat dilihat pada
tabel berikut :
No Variabel Fhitung Ftabel Keterangan1. X1-Y 1,553 3,15 Linier2.
X2-Y 1,407 3,15 Linier
Tabel 18 Ringkasan Hasil Uji Linieritas
Tabel di atas menunjukkan bahwa Fhitung masing-masing
variabel
lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, maka
korelasi
masing-masing vaiabel bebas dengan variabel terikat memiliki
hubungan
linier sehingga dapat digunakan untuk analisis regresi
linier.
2. Uji multi kolinieritas
Dari hasil uji multikolinieritas yang dilakukan dengan
bantuan
program SPSS Statistics 20 diketahui bahwa interkorelasi antar
variabel
0,330. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas karena
interkorelasi
antar variabel bebas kurang dari 0,800. Dari hasil pengujian
prasyarat
tersebut dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian memenuhi
syarat
untuk dianalisis dengan menggunakan regresi ganda :
VariabelTingkat
Pendidikan OrangTua
Keterangan
TingkatPendidikanOrang Tua
1 0,330 NonMultikolinier
PerhatianBelajar Siswa
0,330 1 NonMultikolinier
Tabel 19 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas
-
60
D. Pengujian Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama
dan
kedua pada penelitian ini adalah analisis satu prediktor,
sedangkan hipotesis
ketiga dengan analisis regresi ganda dua prediktor. Penjelasan
tentang hasil
pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengujian hipotesis I
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah
Pengaruh
Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Aqidah
Akhlak
Siswa Kelas VIII MTs Al Uswah Bergas kabupaten Semarang
2015/2016.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi
sederhana.
Variabel Konst