Page 1
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
1
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DISIPLIN KERJA
TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS MESJID RAYA KECAMATAN
MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2012
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sain Terapan
Oleh :
FAKHRURRAZI
PO7120411011
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN 2012
Page 2
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DISIPLIN KERJA
TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS MESJID RAYA KECAMATAN
MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR
TAHUN 2012
Skripsi Ini Akan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Diploma IV Keperawatan Medikal Bedah
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
Banda Aceh, Agustus 2012
Pembimbing,
(Halimatussakdiah, S.Kp. M.Kep, Sp.Mat)
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Diploma IV Keperawatan Medikal Bedah
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
(Ns. Wirda Hayati, M.Kep, Sp.Kom)
Page 3
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
3
LEMBARAN PENGESAHAN Skripsi
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Tenaga
Kesehatan Puskesmas Mesjid Raya KecamatanMesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Disusun oleh
FAKHRURRAZI
Nim :PO7120411011
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
Pada tanggal / / 2012
Mengesahkan,
Penguji I Drs. H. Zailani MA, M. Kes 1. ............................
Penguji II H. Badruzzaman, SKM. K.Kes 2..............................
Penguji III Hj. Halimatussakdiah, S.Kp. M. Kep, Sp.Mat 3. ............................
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh D-IV Keperawatan Medikal Bedah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
(T. Alamsyah. SKM, MPH) (Ns. Wirda Hayati, M.Kep, Sp.Kom)
Nip.196512311909903 1 025 Nip.19741231199803 2 002
Page 4
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
4
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KMB
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
Skripsi, Agustus 2012
FAKHRURRAZI
PO7120411011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DISIPLIN KERJA TENAGA
KESEHATAN PUSKESMAS MESJID RAYA KECAMATAN MESJID RAYA
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012
xii + 47 Halaman : 14 Tabel, 2 Skema, 10 Lampiran
ABSTRAK
Disiplin kerja sangat berpengaruh pada mutu pelayanan kesehatan, terutama tenaga keperawatan
berperan langsung dalam membantu individu, keluarga, kelompok. Dalam pelayanan
keperawatan, kepuasan pasien sangat tergantung pada sikap dan tindakan perawat dalam
bertugas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
disiplin kerja tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Metodelogi yang digunakan bersifat deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 - 25 Juli 2012.
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar dengan total jumlah sampel 69 orang. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa yang ada
mendapatkan penghargaan sebanyak (46,38%), berkomunikasi dengan baik sebanyak (53,62%),
ada melakukan pelimpahan wewenang sebanyak (24,64%), motivasi kerja tinggi sebanyak
(40,58%), jarak tempat tinggal jauh sebanyak (47,83%) dan yang disiplin dalam bekerja
sebanyak (46,38%). Hasil yang didapat adalah ada hubungan antara pemberian penghargaan
dengan disiplin kerja tenaga kesehatan (P. Value = 0,024), ada hubungan antara komunikasi
dengan disiplin kerja tenaga kesehatan (P. Value = 0,036), ada hubungan antara motivasi kerja
dengan disiplin kerja tenaga kesehatan (P. Value = 0,026), ada hubungan antara jarak tempat
tinggal dengan disiplin kerja tenaga kesehatan (P. Value = 0,003). Sedangkan yang tidak ada
hubungan adalah pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja tenaga kesehatan (P. Value =
0,143). Diharapkan kepada petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
untuk dapat meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja sehingga masyarakat Kecamatan Mesjid
Raya mendapatkan akses pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
Kata Kunci : Disiplin Kerja, Tenaga Kesehatan, Puskesmas.
Daftar Bacaan : 24 Buku tahun 1996 – 2010, dan situs website
Page 5
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ..................................................................... iv
BIODATA PENULIS ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Konsep Disiplin………………….. .............................................. 8
1. Pengertian .............................................................................. 8
2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja ....................................................... 9
3. Tindakan Pendisiplinan .......................................................... 11
4. Aspek Budaya dan Kinerja ..................................................... 12
5. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Disiplin Kerja ....... 14
B. Puskesmas .................................................................................. 18
1. Pengertian Puskesmas ............................................................ 18
2. Tujuan ................................................................................... 19
3. Tugas Pokok Puskesmas ........................................................ 19
4. Fungsi Puskesmas .................................................................. 19
C. Kerangka Teoritis ........................................................................ 20
BAB III. KERANGKA KONSEPSIONAL A. Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 21
B. Hipotesa Penelitian ...................................................................... 22
C. Difinisi Operasional ..................................................................... 23
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 24
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 24
Page 6
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
6
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 24
D. Alat Pengumpulan Data ............................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 25
F. Etika Penelitian ............................................................................ 25
G. Pengelohan Data .......................................................................... 26
H. Analisa Data ................................................................................ 27
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 30
B. Pembahasan ........................................................................... 40
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 45
B. Saran ......... ........................................................................... 46
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
Page 7
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
7
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya serta dengan seizin-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, Shalawat beriring Salam Kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
merubah kehidupan manusia dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Diploma IV Keperawatan Medikal Bedah
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, maka dengan ini dibuat skripsi sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sain terapan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis cukup banyak mendapat kesulitan dan hambatan,
berkat bantuan bimbingan semua pihak penulis dapat menyelesaikanya, untuk itu secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Halimatussakdiah, S.Kp.
M.Kep, Sp.Mat, selaku pembimbing materi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk, saran dan bimbingannya, selanjutnya saya juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Novemi, SKM. M.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
2. Bapak T. Alamsyah, SKM. MPH, Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Aceh
3. Ibu Ns. Wirda Hayati, M.Kep, Sp.Kom, Ketua Program Studi Diploma IV Keperawatan
Medikal Bedah Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
4. Bapak Drs. H. Zailani MA, M.Kes, selaku penguji I
5. Bapak Badruzzaman, SKM. M.Kes, selaku penguji II
Page 8
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
8
6. Para Dosen dan Staf Akademik, Program Diploma IV Keperawatan Medikal Bedah Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
7. Kedua Orang tua tercinta serta yang selalu memberikan semangat beserta do’a
8. Semua teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan proposal ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Banda Aceh, Agustus 2012
Penulis
Page 9
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Indonesia sehat merupakan pandangan Indonesia dalam mencapai derajat
kesehatan bagi semua. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering terjadi
perubahan tetapi pada visi 2010 diharapkan pencapaian Indonesia sehat bagi semua pada
tahun 2010 tercapai karena itu dibutuhkan berbagai strategi dan misi. Strategi yang ada
dalam visi Indonesia sehat diantaranya pemahaman tentang paradigma sehat (Depkes RI,
2004).
Produktivitas para tenaga kerja dalam suatu organisasi harus ada sistem manajemen
yang memadai dalam rangka mengatur setiap proses kerja. Memotivasi para karyawan,
seperti pemberian pelatihan dan pengembangan bagi para karyawan dapat dilakukan secara
berskala. Hal ini perlu dilakukan untuk perbaikan kualitas, sikap, pengetahuan dan
keterampilan, wawasan dan disiplin yang berdaya guna dan berhasil guna, pada diri setiap
karyawan. Kegiatan ini untuk meningkatkan produktifitas kerja dalam menyelesaikan dan
menganalisa setiap pekerjaan maupun tugas-tugas yang dibebankan (Siagian, 2002).
Keberhasilan karyawan dalam mengemban kewajibannya sangat tergantung kepada
kesediaan untuk berkorban dan bekerja keras, dengan menjauhkan diri dari unsur-unsur
vested interest (kepentingan pribadi atau golongan). Karyawan ataupun pimpinan, perlu
memiliki disiplin dan mental yang teguh untuk dapat bekerja efisien setiap saat. Pimpinan
perlu menyiapkan waktu kerjanya untuk mengatur dan mengawasi persoalan disiplin para
karyawan (Siagian, 2002).
Page 10
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
10
Disiplin merupakan suatu proses perkembangan yang konstruktif bagi tiap pegawai.
Pengalaman dapat dijadikan pelajaran untuk perkembangan selanjutnya, dalam
pengembangan kwalitas kerja seperti disiplin kerja. Disiplin kerja tenaga kesehatan sangat
berpengaruh pada mutu pelayanan kesehatan. Perawat berperan langsung dalam membantu
individu, keluarga maupun kelompok untuk mencapai potensi yang optimal dibidang fisik,
mental, dan sosial. Kepuasan pelayanan keperawatan terhadap pasien sangat tergantung pada
sikap dan tindakan perawat dalam bertugas. Untuk itu perawat sangat penting dalam menjaga
mutu pelayanan kesehatan secara terus-menerus (Azwar, 1996).
Disiplin merupakan sikap yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau
ketentuan yang berlaku, sehingga dapat meningkatkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas
kerja perusahaan / institusi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan semangat kerja,
efisiensi dan efektifitas kerja karyawan sehingga hasil pekerjaan yang ditetapkan akan dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Pelaksanaan tugas yang sesuai
dengan standar-standar yang ditentukan, dan hasil pekerjaan yang dilakukan akan dapat
tercapai dengan memuaskan (Siswanto, 2002).
Rendahnya disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh kurangnya pembinaan karyawan
dalam melaksanakan tugas, misalnya : karyawan merasa pekerjaan yang dilakukan adalah
beban yang diberikan untuk diselesaikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kerja
karyawan adalah fasilitas kerja, dimana fasilitas kerja kurang atau tidak tersedia sehingga
dalam melaksanakan tugas karyawan mengalami hambatan. Faktor yang lazim dan
membudaya ikut mempengaruhi kerja perawat adalah disiplin. Disiplin kerja memberikan
pengaruh yang nyata terhadap hasil kerja, jika disiplin kerja tidak ditingkatkan maka secara
langsung akan berdampak pada penurunan kinerja pegawai sehingga tujuan akhir dari
organisasi tidak tercapai (Sinungan, 1999).
Page 11
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
11
Hasil penelitian yang dilakukan Fitriani. M (2009), Hubungan motivasi, komunikasi,
dan pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja di Puskesmas Seluruh Aceh Besar dengan
jumlah sampel 120 orang, menemukan responden yang ada motivasi kerja (35%) dan tidak
ada motivasi (65%), melakukan komunikasi yang baik (50%) dan kurang melakukan
komunikasi (50%), melakukan pelimpahan wewenang (25%) dan tidak melakukan
pelimpahan wewenang (75%), disiplin kerja(40%) dan tidak disiplin (60%).
Hasil penelitian yang dilakukan Shelviana O. Bangun (2005), melakukan penelitian
yang berjudul “Disiplin, Penghargaan dan pengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada
PT. Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara”. Teknik analisis data yang digunakan
adalah metode deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa disiplin dan penghargaan berpengaruh signifikan terhadap prestasi
kerja karyawan PT. Wijaya Karya Beton Cabang Sumatera Utara.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Kepala TU Puskesmas Mesjid Raya bahwa
mengalami masalah-masalah kerja seperti kurang disiplin pegawai, kurang maksimum dalam
bekerja dan kurang pencapaian hasil kerja. Pihak Puskesmas mengantisipasi sekaligus
menangani bermacam situasi yang akan berdampak negatif terhadap kinerja Puskesmas,
seperti apel pagi dan evaluasi. Menurut Kepala Puskesmas, hal yang menghambat kinerja
Puskesmas Mesjid Raya dalam konteks disiplin adalah kinerja dari petugas Puskesmas tidak
berjalan optimal, tidak semua pegawai mempunyai motivasi kerja, banyak pekerjaan
diselesaikan oleh petugas yang bukan penanggung jawabnya.
Untuk melayani penduduk ± 20.503 jiwa, laki-laki 10.437 jiwa dan perempuan
10.066 jiwa, jumlah KK 5.541 membutuhkan ketelitian, kerja keras dan kedisiplinan pegawai
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan. Saat ini Puskesmas Mesjid Raya
mempunyai 69 petugas, terdiri dari 37 orang PNS, 18 orang tenaga kontrak dan 14 orang
Page 12
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
12
tenaga bakti dengan tingkat pendidikan, tempat tinggal, disiplin kerja dan motivasi kerja
yang bervariasi.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Mesjid Raya, terdiri dari : Dokter Umum 2
orang, Dokter Gigi 1 orang, Keperawatan (Ners) 2 orang, Diploma III Keperawatan 17
orang, Diploma III Kebidanan 19 orang, AKL 2 orang, AKZI 2 orang, Akfar 2 orang, AKG 1
orang, SMF 1 orang, SMAK 2 orang, SPK 12 orang dan SLTA 6 orang.
Pegawai Puskesmas Mesjid Raya ≥ 65% tinggal diluar Kecamatan Mesjid Raya.
Keadaan ini membuat jarak tempuh dari tempat tinggal ke Puskemas rata-rata 20-35 Km.
Keadaan ini mempengaruhi efektifitas kerja. Dampak dari hal ini akan mempengaruhi
pengurangan waktu kerja, tidak selesai tugas dan terlambat pegawai harus ke Desa untuk
melaksanakan posyandu, penyuluhan dan kegiatan lain nya. Dampak buruk akibat dari
kondisi ini adalah tingkat pelayanan kesehatan menurun sehingga program Puskesmas tidak
berjalan optimal, juga dapat meningkatkan angka kematian di wilayah kerja Puskesmas
tersebut.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
“Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012.
Page 13
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
13
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan faktor pemberian penghargaan dengan disiplin kerja
tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2012.
b. Untuk mengetahui hubungan faktor komunikasi dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012
c. Untuk mengetahui hubungan faktor pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja
tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2012.
d. Untuk mengetahui hubungan faktor motivasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
e. Untuk mengetahui hubungan faktor jarak tempat tinggal dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar, dapat menjadi bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Bagi Puskesmas, sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, agar meningkatkan disiplin kerja supaya pelayanan yang diberikan
maksimal.
Page 14
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
14
3. Bagi Peneliti, menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis agar dapat mengembangkan
diri dalam disiplin ilmu Keperawatan, khususnya yang menyangkut motivasi dan disiplin
kerja.
4. Bagi Institusi Pendidikan, Sebagai bahan referensi bagi peneliti lanjutan yang lebih
komplek dan sebagai media pengembangan ilmu dan informasi bagi perawat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai disiplin kerja banyak dilakukan di Indonesia, antara lain oleh
Asbakhul (2010), Hubungan disiplin kerja dengan produktivitas kerja di Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Blitar, ditemukan bahwa sebagian besar karyawan pada PDAM
Kota Blitar mempunyai tingkat disiplin kerja yang sedang. Hal ini dibuktikan dengan skor
sebesar 68,18% dengan jumlah frekuensi 66 karyawan dan yang memiliki disiplin kerja
tinggi 22,72% dengan jumlah frekuensi 15 karyawan, sedangkan tingkat disiplin kerja rendah
sebesar 0,98% dengan jumlah frekuensi 6 karyawan. Selain itu Tuasni (2009) juga meneliti,
pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pada PT. Jamsostek (Persero), Tbk
Cabang Belawan Medan, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel disiplin kerja terhadap produktivitas
kerja
Kristiani (2005), Melakukan analisis kebutuhan dan distribusi tenaga Puskesmas di
Kabupaten Aceh Besar, hasil yang didapat adalah perencanaan tenaga di Puskesmas Aceh
Besar tidak mempunyai sistem informasi data ketenagaan, data di Dinas Kesehatan tidak
sesuai dengan data di Puskesmas. Tidak pernah dilakukan evaluasi ketenagaan dan tidak ada
pelibatan Puskesmas dalam perencanaan data penempatan tenaga kesehatan. Ketersediaan
tenaga kesehatan di Puskesmas tidak merata, perencanaan distribusi oleh Dinas Kesehatan
sering tidak sesuai dengan rencana karena adanya intervensi pejabat daerah maupun provinsi.
Page 15
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
15
Melihat penelitian-penelitian terdahulu seperti sudah dikemukakan tampaknya belum
ada penelitian yang mencoba menggabungkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
disiplin kerja tenaga kesehatan di Puskesmas, dengan demikian peneliti menjamin keaslian
penelitian ini dan dapat dipertanggung jawabkan.
Page 16
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
16
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Konsep Disiplin
1. Pengertian
Devis (1995) mengemukakan bahwa “dicipliner is management action of enforce
organization standards”. Berdasarkan pendapat Devis tersebut disiplin kerja dapat
diartikan sebagai pelaksana manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasi. Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan pimpinan dalam menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat kerjasama
antara staf dengan staf lainnya. Mekanisme komunikasi yang dikembangkan oleh
pimpinan dan staf sangat mempengaruhi pada keberhasilan fungsi manajemen.
Disiplin adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menciptakan keadaan disuatu
lingkungan kerja yang tertib, berdaya guna dan berhasil guna melalui suatu sistem
peraturan yang tepat. Pengertian disiplin sangat luas, artinya apabila seseorang melanggar
aturan yang telah ditetapkan tidak diindahkan, maka dapat diambil tindakan terhadap
pelanggaran tersebut. Tindakan yang diambil bertujuan untuk memperbaiki keadaan
seseorang agar lebih disiplin dan bermoral tinggi. Disiplin karyawan dapat dilihat dari
kepatuhan terhadap peraturan, tingkat absensi dan pelanggaran kerja (Devis, 1995).
Disiplin ialah peraturan yang dilakukan dengan tegas dan ketat. Disiplin
menghendaki dilaksanakannya segala peraturan dengan teliti dan murni, bahkan hal-hal
yang kecilpun tidak boleh dikesampingkan. Disiplin juga menghendaki adanya sanksi,
yakni kepastian atau keharusan dijatuhkannya hukuman kepada siapapun yang berani
Page 17
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
17
melanggar atau mengabaikan peraturan yang sudah ditetapkan. Sebaiknya sanksi itu
dilakukan secara keras dan mutlak tak boleh ditawar-menawar (Siagian, 2002).
2. Jenis-Jenis Disiplin Kerja
Ada dua bentuk disiplin kerja menurut Prabu Mangkunegara (2005) yaitu :
2.1 Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai untuk mengikuti
atau mematuhi pedoman kerja dan aturan-aturan yang telah digariskan oleh
perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai agar berdisiplin
diri, dengan cara preventif pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-
peraturan perusahaan.
Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim
organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula dengan pegawai harus dan wajib
mengetahui semua pedoman kerja dan peraturan yang ada dalam organisasi.
Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan
kerja pada semua bagian sistem yang ada dalam organisasi, jika sistem organisasi
baik maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.
2.2 Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu
peraturan, supaya tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku
pada perusahaan.
Pada disiplin korektif karyawan yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk
meningkatkan kedisiplinan, kepatuhan terhadap peraturan dan juga untuk
memberikan pelajaran kepada karyawan yang melanggar.
Page 18
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
18
Pelaksanaaan sanksi terhadap pelanggaran disiplin menurut Prabu Mangkunegara
(2005) adalah sebagai berikut :
a. Pemberian Peringatan
Karyawan yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan, baik
tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar
karyawan yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang ia lakukan.
Disamping itu surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam memberikan penilaian kondisi kerja.
b. Pemberian Sanksi Harus Segara
Karyawan yang melanggar harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan
peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya adalah agar karyawan yang
bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku dalam organisasi.
Kelalaian dalam pemberian sanksi akan memperlemah disiplin kerja yang ada,
disamping itu dapat memberikan peluang pelanggaran bagi karyawan untuk
mengabaikan disiplin organisasi.
c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten
Pemberian sanksi terhadap karyawan yang tidak disiplin harus konsisten, agar
karyawan sadar dan menghargai peraturan yang berlaku pada organisasi. Tidak
konsistennya pemberian sanksi dapat mengakibatkan karyawan merasakan
adanya deskriminasi. Ringannya sanksi berdampak pada disiplin kerja.
Penetapan sanksi itu umumnya berkaitan dengan absensi dan disiplin kerja.
Meningkatkan disiplin kerja perlu keberanian dari pimpinan untuk menindak
karyawan yang melanggar. Kadangkala atasan tidak tegas dalam mengambil
Page 19
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
19
tindakan, sehingga dituntut kesadaran untuk menegakkan disiplin kerja terutama
dimulai dari diri pemimpin.
3. Tindakan Pendisiplinan
Menurut Geidjrachman (2008), tindakan pendisiplinan dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
3.1 Tindakan Positif
Tindakan positif adalah dengan memberikan nasehat-nasehat dan pengarahan yang
berupa peringatan untuk kebaikan dimasa yang akan datang.
3.2 Tindakan Negatif
Tindakan negatif meliputi :
a. Memberikan peringatan secara lisan
b. Memberikan peringatan tertulis
c. Dihilangkan sebagian haknya
d. Didenda sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan dalam organisasi
e. Dipecat
Urutan-urutan tindakan pendisiplinan yang negatif disusun berdasarkan tingkat
kekerasannya, dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Selain itu
tindakan pendisiplinan harus dilakukan secara pribadi, tidak seharusnya
menegur kesalahan karyawan didepan orang banyak. Selain itu tindakan
pendisiplinan harus dibangun, pendisiplinan harus dilakukan oleh atasan
langsung yang dilakukan secepat mungkin (Muninjaya, 2004).
Dalam suatu organisasi seperti Puskesmas yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat perlu ditingkatkan kedisiplinan kerja, sehingga
mampu memberikan pelayanan yang memuaskan serta tepat waktu dan tertib.
Page 20
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
20
Dari Struktur organisasi Puskesmas dapat diketahui mekanisme pelimpahan
wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai dengan tugas-tugas yang diberikan,
keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan
semangat kerja sama antara staf lainnya di Puskesmas (Muninjaya, 2004).
4. Aspek Budaya dan Kinerja
Menurut Siagian (2002), Terdapat beberapa aspek budaya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas bagi aparatur pemerintah sehingga kurang dapat berjalan
secara efektif dan efisien, antara lain :
a. Budaya tidak senang diperiksa karena pengawasan cenderung bersifat mencari-cari
kesalahan. Pengawasan hendaknya dikembangkan sebagai usaha membantu pihak
yang diawasi untuk menyadari kekurangan dan kelemahannya disertai dorongan
untuk memperbaiki melalui usaha sendiri. Setiap aparatur pemerintah hendaknya
menyadari bahwa kegiatan pengawasan adalah pekerjaan rutin dan wajar yang tidak
perlu ditakuti. Perasaan takut dan tidak menyukai pengawasan hanya dapat dihindari
jika setiap aparatur pemerintah mengembangkan kebiasaan bekerja, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berani karena benar takut
karena salah.
b. Budaya asal bapak senang (ABS) yaitu budaya didalam memberikan informasi
kepada pimpinan dengan penuh rekayasa, hal demikian dilakukan biasanya untuk
menutupi kekurangan atau kegagalan dalam bekerja. Rasa takut pada pimpinan dan
sifat senang dipuji atau rasa kurang senang dikoreksi oleh atasannya, budaya ini akan
berakibat mempersulit pelaksanaan pengawasan pembinaan dan bimbingan dalam
upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
Page 21
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
21
c. Budaya sistem famili dan koneksi dilingkungan aparatur pemerintah, mengakibatkan
pengangkatan pegawai dan pembinaan karier kurang memperhatikan profesionalisme
dan prestasi. Budaya ini ditunjang lagi oleh kebiasaan kecenderungan pilih kasih
(like and dislike), dalam pembinaan pengembangan karier dan penempatan seorang
pegawai. Kondisi ini harus segara ditiadakan mengingat semakin pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga memerlukan personil yang berkualitas
dilingkungan aparatur pemerintah.
d. Budaya atau kebiasaan memberikan terlalu banyak pekerjaan dan tanggung jawab
kepada seseorang yang aktif dan berprestasi, namun kurang percaya terhadap yang
belum memperoleh kesempatan untuk aktif dan berprestasi.
e. Budaya kurang mampu membedakan jam kerja dan jam dinas, urusan pribadi dan
urusan kedinasan. Untuk itu disiplin kerja dan disiplin waktu perlu dibina dan
ditingkatkan dengan mengurangi kebiasaan yang tidak tepat pada jam kerja.
f. Budaya Paternalisme yaitu sikap yang selalu berorientasi keatas, akibatnya bawahan
lebih menyenangi menunggu perintah dari atasan, sedangkan kreatifitas, inisiatif
berkurang bahkan cenderung dimatikan. Budaya ini perlu dikurangi agar tidak
berkelebihan yaitu dengan cara sebagai berikut :
- Pemimpin perlu mengembangkan pola proses pengambilan keputusan bersama
(Group Decision Process) tanpa mengurangi wewenangnya dalam mengambil
keputusan.
- Bila perlu pengarahan dikurangi dan diganti dengan pola pemecahan masalah
(Problem Solving Oriented) sehingga setiap petugas merasa ikut bertanggung
jawab pada setiap masalah organisasi atau unit kerjanya.
Page 22
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
22
g. Budaya manajemen tertutup, artinya bahwa pemimpin merasa sebagai penguasa yang
tidak perlu mengikut sertakan bawahannya timbul sikap curiga mencurigai, tidak
percaya yang berakibat pekerjaan tidak efektif dan efisien.
5. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja
Disiplin kerja berhubungan dengan faktor-faktor antara lain : Pemberian penghargaan,
komunikasi, pelimpahan wewenang, pendorong semangat kerja, serta jarak tempat
tinggal (Siagian, 2002).
5.1 Pemberian Penghargaan
Setiap pegawai ingin diperlakukan sebagai manusia dengan perkembangan dan
penghargaan yang patut. Mereka ingin mengetahui bahwa mereka mendapat
kesempatan yang sama dalam rangka perlakuan yang adil. Mareka menyadari bahwa
mereka lebih menyukai seseorang dari pada lainnya. Padahal mereka mengharapkan
kesempatan yang sama untuk dinilai menurut jasa mereka masing-masing.
Jika seorang pemimpin terpaksa harus mengecam seorang pegawai bawahannya
(kadang-kadang hal demikian memang perlu), janganlah ia hanya mempergunakan
kecaman semata-mata, tetapi selingilah dengan pujian atau penghargaan. Jalan yang
paling mudah bagi pemimpin untuk mematikan semangat kerja dalam suatu
organisasinya, yaitu tidak memberikan penghargaan kepada pegawai yang telah
menyelesaikan pekerjaannya.
Hendaklah setiap pujian itu diberikan secara wajar, jangan berlebih-lebihan, sebab
dapat menimbulkan ekses-ekses yang bersifat negatif.
5.2 Komunikasi
Perbaikan kondisi kerja yang sekarang dengan dasar-dasar efisiensi antara lain
meliputi komunikasi antara para karyawan, sikap pimpinan dan sebagainya.
Page 23
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
23
Komunikasi diantara karyawan dapat disimpulkan, bahwa umumnya orang tidak bisa
bekerja dengan tenteram bila tidak ada kesempatan mengadakan hubungan dan
berbicara satu sama lain. Mereka akan merasa tertekan dan terkucilkan sehingga
pekerjaannya terasa lebih berat.
Satu prinsip yang perlu dipegang teguh adalah bahwa bukan kesempatan
berkomunikasi itu sendiri yang primer, melainkan suasana komunikasi yaitu suasana
yang spontan, ramah tamah dan bebas dari rasa takut, dalam suasana yang
demikianlah karyawan-karyawan akan dapat bekerja dengan tenang, penuh
semangat, sehingga hasil kerjanya akan tinggi.
5.3 Pelimpahan Wewenang
Pelimpahan wewenang (delegation of authority) adalah suatu syarat yang harus
dilaksanakan oleh setiap pimpinan untuk melancarkan jalannya pekerjaan.
Kemampuan manusia adalah terbatas, tetapi kenyataan masih banyak diantara
pemimpin-pemimpin yang belum mengerti bagaimana mereka perlu melimpahkan
wewenangnya kepada pegawai-pegawai lain. Mereka diliputi rasa segan dan ada
pula yang dengan sengaja mengaburkan pentingnya arti desentralisasi dikalangan
manajemen.
5.4 Motivasi Kerja
Motivasi adalah dasar kerjasama kelompok. Para pegawai yang mengerti apa yang
diharapkan oleh pihak pimpinan mereka, yang tahu akan situasi perusahaan, yang
merasa bebas untuk membicarakan masalah-masalah dengan atasan mereka, akan
dapat bekerja dengan penuh minat dan semangat yang menyala-nyala. Pada keadaan
tertentu orang bekerja keras dan mereka menyukainya. Setiap pemimpin dapat
berbuat banyak untuk menimbulkan keadaan yang demikian itu.
Page 24
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
24
Motivasi adalah sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap
seseorang atau kelompok kerja agar mareka mau melaksanakan sesuatu yang telah
ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan (driving force) dimaksudkan sebagai
desakan yang alami untuk memuaskan dan mempertahankan kehidupan (Samsuddin,
2005).
Menyelesaikan pekerjaan dengan bantuan orang lain (delegasi wewenang) adalah
menjadi tugas tiap pimpinan. Tugas itu akan makin mudah, jika pimpinan dapat
memahami kenyataan-kenyataan yaitu bahwa hampir semua orang sesungguhnya
suka bekerja.
Beberapa gambaran situasi kerja yang dapat mendorong kemauan adalah :
a. Orang suka mengerjakan pekerjaan menurut pilihannya sendiri, menentukan tugas
bagi dirinya sendiri adalah menyenangkan, jika tidak ada gangguan-gangguan
berupa campur tangan dari pihak lain. Petugas akan kehilangan semangat kerja
bila ia dipaksakan untuk mengerjakan sesuatu yang tidak disenangi.
b. Orang suka bekerja dan mengerjakan sesuatu yang dianggapnya sebagai milik
sendiri, peranan demikian hendaklah senantiasa ditimbulkan dan dipupuk, pada
setiap karyawan, baik terhadap sesuatu yang berwujud alat-alat ataupun yang
bersifat ide-ide.
c. Setiap orang merasa suka bekerja jika ia merasa pekerjaan yang dilakukan
penting. Perlulah disadarkan dan diyakinkan bahwa pekerjaan apapun yang
dilakukan itu semua penting. Diukur dari segi moral, sebagai sumbangan
pengabdian seseorang terhadap masyarakat dan negara, hendaknya tidak dinilai
tinggi rendahnya suatu posisi, tetapi semuanya itu adalah sama pentingnya, karena
bila tidak ada yang rendah, yang tinggipun tidak akan ada, dan juga sebaliknya.
Page 25
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
25
d. Setiap orang suka bekerja jika ia merasa aman. Setiap pegawai memerlukan
ketenangan batin, ketenangan ini antara lain ditentukan oleh :
- Yakin bahwa tugas yang dipegangnya itu merupakan suatu yang tetap, tak
seorangpun dapat memecat atau menggesernya tanpa alasan-alasan.
- Adanya pimpinan, obyektif dan tidak fanatik
- Terjaminnya pembayaran upah atau gaji.
5.5 Jarak tempat kerja
Jarak adalah panjang lintasan yang menghubungkan dua titik. Jarak merupakan
besaran scala, tidak mempunyai arah. Jarak berbeda dengan perpindahan (vector).
Jarak juga merupakan ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat,
satuan panjangnya adalah kilometer.
Jarak tempat tinggal dengan tempat kerja juga akan mempengaruhi tingkat
kedisiplinan pegawai, yang mengakibatkan kurang efektifitas dalam memberi
pelayanan kepada masyarakat, sehingga target yang diharapkan oleh manajemen
akan tidak terpenuhi.
B. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang membina peran serta masyarakat disamping
memperbaiki pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 2004).
Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada
Page 26
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
26
masyarakat yang bertempat dalam suatu wilayah tertentu dalam bentuk kegiatan-kegiatan
pokok puskesmas (Azwar, 1996).
Pukesmas merupakan salah satu organisasi yang tidak berbeda dengan organisasi
lain dari segi pemanfaatan karyawan demi kelancaran operasional yang bertujuan untuk
membenahi kesehatan masyarakat secara bertahap dan terus-menerus hingga optimal,
dalam Undang-Undang RI. No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menetapkan
waktu kerja adalah jam / hari dan jumlahnya 40 jam dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja
(Depkes RI, 2004).
2. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal diwilayah kerja Puskesmas agar terwujud kesehatan yang setinggi-tingginya
dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2014 (Depkes RI, 2010).
3. Tugas Pokok Puskesmas
Tugas pokok Puskesmas merangsang masyarakat termasuk swasta untuk
melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. Memberikan petunjuk
kepada masyarakat tentang menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis, materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan
dalam melaksanakan program Puskesmas (Muninjaya, 2004).
4. Fungsi Puskesmas
Adapun fungsi Puskesmas mencakup :
Page 27
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
27
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
a. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya.
Page 28
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
28
C. Kerangka Teoritis
Kerangka teori mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan disiplin
kerja adalah sebagai berikut :
Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Prabu Mangkunegara (2005)
- Pemberian penghargaan
- Komunikasi
- Pelimpahan wewenang
- Motivasi
- Jarak
Devis (1994)
- Motivasi
- Komunikasi
- Penghargaan
Disiplin Kerja
Muninjaya (2004)
- Motivasi
- Pelimpahan wewenang
- Kepuasan
Siagian (2002)
- Motivasi
- Budaya
- Sanksi
Page 29
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
29
BAB III
KERANGKA KONSEPSIONAL
A. Kerangka Kerja Penelitian
Menurut Arikunto (2002), kerangka konsep adalah hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur. Disiplin kerja adalah sebagai suatu sikap menghormati,
menghargai patut dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun
tidak tertulis serta sanggub menjalankan dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi
apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan.
Penulis mengadopsi dari beberapa pendapat ahli, antara lain adalah menurut Prabu
Mangkunegara (2005), Devis (1994), Muninjaya (2004) dan Siagian (2002), ada beberapa
faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja yaitu penghargaan, komunikasi, wewenang,
motivasi dan jarak tempat tinggal. Berdasarkan konsep diatas maka kerangka kerja penelitian
sebagai berikut :
Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat)
Skema 3.1 Kerangka Kerja Penelitian
Pemberian Penghargaan
Komunikasi
Disiplin Kerja Pelimpahan Wewenang
Motivasi
Jarak tempat tinggal
Page 30
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
30
B. Hipotesa Penelitian
1. Hipotesa Mayor
Ho : Tidak ada hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja
tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2012.
Ha : Ada hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012.
2. Hipotesa Minor
Ha : Ada hubungan antara faktor pemberian penghargaan dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012.
Ha : Ada hubungan antara faktor komunikasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar 2012.
Ho : Tidak ada hubungan antara faktor pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja
tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Tahun2012.
Ha : Ada hubungan antara faktor motivasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun
2012.
Ha : Ada hubungan antara faktor jarak tempat tinggal dengan disiplin kerja tenaga
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2012.
Page 31
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
31
C. Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Alat
Ukur
Cara
Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
Dependen
1. Disiplin kerja Ketaatan pegawai
dalam mematuhi
peraturan dan bekerja sesuai jadwal yang
dilihat dari daftar
absensi
Kuesioner Wawancara
≥ 16,5 : Disiplin
< 16,5 : Tidak Disiplin
Ordinal
Independen
1. Pemberian
Penghargaan
Pemberian
penghargaan sesuai
jasa yang diberikan
kepada pegawai untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan,
seperti : sertifikat, promosi kenaikan
pangkat
Kuesioner Wawancara ≥ 16,5 : Ada
< 16,5 : Tidak Ada
Ordinal
2. Komunikasi Proses interaksi dalam
bentuk lisan dan tulisan sesama
karyawan dan
pimpinan saat kerja
Kuesioner Wawancara ≥ 16,7 : Baik
< 16,7 : Tidak Baik Ordinal
3. Pelimpahan
Wewenang
Pelimpahan tugas dari
atasan sesuai dengan
keahlian dan
ketrampilan tugas karyawan agar
diperoleh hasil yang
optimal
Kuesioner Wawancara ≥ 15,8 : Ada
< 15,8 : Tidak Ada Ordinal
4. Motivasi Suatu peransang agar
dilakukan oleh atasan
terhadap pegawai yang
bersemangat dalam bekerja
Kuesioner Wawancara ≥ 16,4 : Tinggi
< 16,4 : Rendah Ordinal
5. Jarak tempat
tinggal
Panjang dalam kilo
meter antara tempat tinggal dengan tempat
kerja
Kuesioner Wawancara ≥ 16,7 : Jauh
< 16,7 : Dekat Ordinal
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Page 32
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
32
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Analitik secara sistematis dengan
pendekatan Cross Sectional untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
disiplin kerja tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pada Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan objek penelitian, bisa berupa kumpulan orang (individu,
kelompok, komunitas, masyarakat, dll) ; benda (jumlah gedung, bangunan, tempat, dll)
(Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Tenaga Kesehatan
pada Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar yang
keseluruhannya berjumlah 69 orang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2002). Mengingat sampelnya dapat dijangkau maka penulis mengambil semuanya dari
jumlah populasi yang ada (total populasi). Dengan demikian sampel yang diambil adalah
berjumlah 69 orang tenaga kesehatan.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Mesjid Raya Kecamatan
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Waktu penelitian dari tanggal 23 Juli sampai 25 Juli
2012.
Page 33
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
33
D. Alat Pengumpulan Data
Penulis menggunakan alat pengumpulan data dengan kuesioner, untuk masing-
masing variabel penulis membuat 10 pertanyaan. Pada pertanyaan nomor 1-7 penulis
menggunakan pertanyaan positif dan pertanyaan nomor 8-10 penulis menggunakan
pertanyaan negatif.
a. Untuk pertanyaan positif apa bila respon den menjawab Ya maka penulis memberi nilai 2
jika dijawab Tidak penulis memberi nilai 1.
b. Untuk pertanyaan negative apabila responden menjawab Ya maka penulis memberi nilai 1
jika dijawab Tidak penulis memberi nilai 2.
E. TeknikPengumpulan Data
a. Data Primer
Penelitian dilakukan di Puskesmas Mesjid Raya mulai tanggal 23-25 Juli 2012.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang pemberian penghargaan, komunikasi, pelimpahan wewenang, motivasi kerja, jarak
tempat tinggal dan disiplin kerja. Tanggal 23 Juli 2012 menyerahkan surat izin penelitian
dari Program Studi Diploma VI Keperawatan Medikal Bedah Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh dan memperoleh izin untuk melakukan penelitian
dari Kepala Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Tanggal 24 Juli 2012 peneliti
memperkenalkan diri, menjelaskan terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan
penelitian yang akan dilakukan dan mengajukan surat permohonan menjadi responden
(terlampir) dan meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian
dengan cara menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden yang telah
disediakan (terlampir). Meminta responden mengisi lembaran kuesioner yang telah
Page 34
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
34
disediakan. Tanggal 25 Juli memperoleh surat selesai melakukan penelitian dari
Puskesmas mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar (terlampir).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Puskesmas dan Instansi terkait lainnya.
F. Etika Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja
tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal negatif pada subjek dan tempat
penelitian, peneliti meminta responden untuk membacakan dan mendatangani lembaran
inform consent, tidak menyebut indentitas subjek peneliti serta tidak melampirkan foto
subjek.
Menurut Dempsey (2002), poin-poin yang harus diperhatikan adalah :
1. Hak untuk bebas dari resiko cidera intrinsik seperti subjek harus dilindungi dari cidera
fisik, sosial dan emosional.
2. Hak privasi dan martabat peneliti harus melakukan setiap upaya untuk menghindari
invasi terhadap privasi subjek atau menempatkan mareka pada situasi yang merendahkan
diri atau tidak berkemanusiaan.
3. Hak anonimitas, indentitas subjek yang ikut serta dalam studi jangan diperlihatkan dan
jangan disebutkan saat pembahasan atau publikasi hasil peneliti, termasuk foto subjek.
G. Pengolahan Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah melakukan
pengolahan data. Teknik pengolahan data-data tersebut dilakukan sesuai dengan langkah-
langkah kerja yang sistematis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pengelohan
data menurut Arikunto (2002) adalah :
Page 35
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
35
1. Editing
Melakukan editing agar seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik, sehingga
pengolahan data menghasilkan output yang merupakan gambaran jawaban hipotesa
penelitian. Pada tahap ini peneliti akan memeriksa setiap instrument berkaitan dengan
kelengkapan pengisian konsisten jawaban dan kejelasan hasil penelitian.
2. Coding
Memberi nomor pada setiap item pertanyaan lembaran kuesioner. Hal ini juga dilakukan
dengan memberi kode untuk responden penelitian untuk memudahkan pengelompokkan
data.
3. Transfering
Data yang telah diberikan kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai
responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel dan
subvariabel yang akan diteliti.
4. Tabulating
Mengelompokkan responden berdasarkan katagori yang telah dibuat untuk tiap-tiap
variabel dan subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel
distribusi frekuensi.
H. Analisa Data
1. Analisa Univariat
a. Variabel Independen
Analisa univariat dilakukan dengan mengklarifikasi masing-masing subvariabel
dengan rumus sebagai berikut :
1. Kategori baik bila, x > x
Page 36
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
36
2. Kategori tidak baik bila, x ≤ x
Dengan:
n
xx
Keterangan:
x = Rata-rata nilai
x = Jumlah total nilai
n = Sampel
b. Variabel Dependen
Analisa univariat dilakukan untuk mengklarifikasi variabel faktor-faktor yang
berhubungan dengan disiplin kerja dalam bentuk skala ordinal, dengan rumus sebagai
berikut :
1. Kategori disiplin bila, x > x
2. Kategori tidak disiplin bila, x ≤ x
Kemudian hasil pengkaterian tersebut akan ditabulasi dalam tabel distribusi frekuensi
dan hitung persentase dan masing-masing kategori, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
P= %100xn
fi
Keterangan :
P = Presentase
fi = Frekuensi teramati
n = Jumlah responden yang menjadi sampel
Page 37
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
37
2. Analisa Bivariat
Hipotesa kerjadi terima apabila nilai 2X hitung lebih besar dari 2X dengan tingkat
signifikan 95% (α = 0,05) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
E
EOX
22 )(
Keterangan :
2X = Chi Square
O = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
GrandTotal
TotalKolomTotalBarisX
Jika salah satu sel tabel terdapat nilai E ≤ 5 sebanyak ≥ 20% maka dipakai Koreksi Yates.
dengan ketentuan uji statistik adalah :
1. Ho ditolak jika P. Value < 0.05
2. Ha diterima jika P. Value ≥ 0.05
Dalam penelitian ini hanya menggunakan tabel kontigensi 2x2. Pengolahan data dengan
SPSS versi 18.0 menurut Sabri dan Hastono (2006), menyatakan bahwa aturan yang
berlaku pada uji chi-square dalam program SPSS adalah sebagai berikut:
1. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka uji yang
digunakan adalah fisher exact.
2. Bila pada tabel 2x2, dan tidak ada nilai e <5, maka uji yang dipakai sebaiknya
Continuity Correction.
3. Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2, dan lain-lain, maka digunakan uji pearson chi
square.
Page 38
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tanggal
23-25 Juli 2012. Penelitian dilakukan pada 69 responden dengan menggunakan kuesioner
berbentuk dichotomy choice adapun hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Data Demografi
a. Data Jenis Kelamin Pegawai Puskesmas Mesjid Raya
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Pegawai Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2012
No
Jenis Kelamin
Jumlah
Jumlah Orang
%
1. Laki-laki 25 36,23
2. Perempuan 44 63,77
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Sekunder (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa jumlah pegawai Puskesmas Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar terbanyak adalah jenis kelamin perempuan 44 orang (63,77%).
Page 39
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
39
b. Pendidikan Petugas Kesehatan Puskesmas Mesjid Raya
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Tenaga Kesehatan Puskesmas Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Pendidikan Responden n %
1. Dokter Umum 2 2,90
2. Dokter Gigi 1 1,45
3. S1 Keperawatan (Ners) 2 2,90
4. DIII. Keperawatan 17 24,63
5. DIII. Kebidanan 19 27,53
6. AKL 2 2,90
7. AKZI 2 2,90
8. AKFAR 2 2,90
9. SMF 1 1,45
10. SMAK 2 2,90
11. SPK 12 17,39
12. SPSG 1 1,45
13. SLTA 6 8,70
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Sekunder (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.2 diatas distribusi frekuensi pendidikan petugas kesehatan Puskesmas
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar terbanyak adalah pendidikan Diploma III Kebidanan
19 responden (27,53%).
Page 40
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
40
2. Analisa Univariat
a. Pemberian Penghargaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tenaga Kesehatan Yang Mendapatkan
Penghargaan di Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Pemberian Penghargaan Frekuensi %
1. Ada 32 46,38
2. Tidak Ada 37 53,62
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pemberian penghargaan
pada petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, paling tinggi
dengan kategori tidak ada diberikan penghargaan sebanyak 37 responden (53,62%).
b. Komunikasi
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Komunikasi Petugas Kesehatan Puskesmas
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Komunikasi n %
1. Baik 37 53,62
2. Tidak Baik 32 46,38
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi komunikasi petugas
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, paling tinggi dengan
kategori baik sebanyak 37 responden (53,62%).
Page 41
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
41
c. Pelimpahan Wewenang
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pelimpahan Wewenang Tenaga Kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Pelimpahan Wewenang n %
1. Ada 17 24,64
2. Tidak Ada 52 75,36
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi pelimpahan wewenang
petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, paling tinggi
dengan kategori tidak ada sebanyak 52 responden (75,36%).
d. Motivasi Kerja
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Tenaga Kesehatan Puskesmas Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Motivasi Kerja n %
1. Tinggi 28 40,58
2. Rendah 41 59,42
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi motivasi kerja petugas
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, kategori tinggi motivasi
kerja sebanyak 41 responden (59,42%).
Page 42
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
42
e. Jarak Tempat Tinggal
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jarak Tempat Tinggal Tenaga Kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Jarak Tempat Tinggal n %
1. Jauh 33 47,83
2. Dekat 36 52,17
Jumlah 69 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi jarak tempat tinggal
petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, kategori dekat
sebanyak 36 responden (52,17%).
f. Disiplin Kerja
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan Puskesmas
Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
No Disiplin Kerja n %
1. Disiplin 32 46,38
2. Tidak Disiplin 37 53,62
Jumlah 36 100,00
Sumber : Data Primer (diolah tahun 2012)
Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi disiplin kerja petugas
kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, kategori terbanyak tidak
disiplin berjumlah 37 responden (53,62%).
Page 43
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
43
6. Analisa Bivariat
a. Pemberian Penghargaan dengan Disiplin Kerja
Tabel 5.9 Tabel Silang Pemberian Penghargaan dengan Disiplin Kerja Tenaga
Kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Pemberian
Penghargaan
Disiplin Kerja
Total
(P- value) Disiplin Tidak Disiplin
f % f % f %
0,024 Ada 20 62,50 12 37,50 32 100,00
Tidak Ada 12 32,43 25 67,57 37 100,00
Total 32 46,38 37 53,62 69 100,00
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa dari 37 responden yang tidak
ada mendapatkan penghargaan tenyata 12 orang (32,43%) dikategorikan disiplin dalam
bekerja, 25 orang (67,57%) dikategorikan tidak disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa
tenaga kesehatan yang ada mendapatkan penghargaan menjadi disiplin dalam bekerja,
sedangkan petugas kesehatan yang tidak mendapatkan penghargaan akan menyebabkan
tidak disiplin dalam bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai, P. Value yaitu 0,024 (P = <
0,05), ini berarti Ho gagal kesimpulannnya yaitu ada hubungan yang bermakna antara
pemberian penghargaan dengan disiplin kerja.
Page 44
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
44
b. Komunikasi dengan Disiplin Kerja
Tabel 5.10 Tabel Silang Komunikasi dengan Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Komunikasi
Disiplin Kerja
Total
(P- value) Disiplin Tidak Disiplin
f % f % f %
0,036 Baik 22 59,46 15 40,54 37 100,00
Tidak Baik 10 31,22 22 68,78 32 100,00
Total 32 46,38 37 53,62 69 100,00
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 5.10 diatas menunjukkan bahwa dari 37 responden yang
melakukan komunikasi dengan baik ternyata 22 orang (59,46%) dikategorikan disiplin
dalam bekerja, 15 orang (40,54%) dikategorikan tidak disiplin. Hal ini menunjukkan
bahwa tenaga kesehatan yang berkomunikasi baik menjadi disiplin dalam bekerja,
sedangkan tenaga yang berkomunikasi tidak baik menjadi tidak disiplin dalam bekerja.
Hasil uji statistik diperoleh nilai, P. Value yaitu 0,036 (P=0,05), ini berarti Ho gagal,
kesimpulannya yaitu ada hubungan yang bermakna antara komunikasi dengan disiplin
kerja.
Page 45
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
45
c. Pelimpahan Wewenang dengan Disiplin Kerja
Tabel 5.11 Tabel Silang Pelimpahan Wewenang dengan Disiplin Kerja Tenaga
Kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Pelimpahan
Wewenang
Disiplin Kerja
Total
(P- value) Disiplin Tidak Disiplin
f % f % f %
0,071 Ada 11 64,71 6 35,29 17 100,00
Tidak Ada 21 40,38 31 59,62 52 100,00
Total 32 46,38 37 53,62 69 100,00
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 5.11 diatas menunjukkan bahwa dari 52 responden yang tidak
ada melakukan pelimpahan wewenang ternyata 21 orang (40,38%) dikategorikan disiplin
dalam bekerja, 31 orang (59,62%) dikategorikan tidak disiplin. Hal ini menunjukkan
bahwa tenaga kesehatan yang ada melakukan pelimpahan wewenang disiplin dalam
bekerja, sedangkan tenaga kesehatan yang tidak ada melakukan pelimpahan wewenang
tidak disiplin dalam bekerja. Hasil uji statistik diperoleh nilai, P. Value yaitu 0,143
(P=0,05), ini berarti Ho diterima, kesimpulannya yaitu tidak ada hubungan yang
bermakna antara pelimpahan wewenng dengan disiplin kerja.
Page 46
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
46
d. Motivasi dengan Disiplin Kerja
Tabel 5.12 Tabel Silang Motivasi dengan Disiplin KerjaTenaga Kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Motivasi
Disiplin Kerja
Total
(P- value) Disiplin Tidak Disiplin
f % f % f %
0,026 Tinggi 18 64,29 10 35,71 28 100,00
Rendah 14 34,15 27 65,85 41 100,00
Total 32 46,38 37 53,62 69 100,00
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 5.12 diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden yang
mempunyai motivasi rendah ternyata 14 orang (34,15%) dikatetgorikan disiplin dalam
bekerja, 27 orang (65,85%) dikategorikan tidak disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa
tenaga kesehatan yang motivasi tinggi akan disiplin dalam bekerja, sedangkan tenaga
kesehatan yang motivasi rendah akan tidak disiplin dalam bekerja. Hasil uji statistik
diperoleh nilai, P. Value yaitu 0,026 (P=0,05), ini berarti Ho gagal, kesimpulannya yaitu
ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan disiplin kerja.
Page 47
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
47
e. Jarak Tempat Tinggal dengan Disiplin Kerja
Tabel 5.13 Tabel Silang Jarak Tempat Tinggal dengan Disiplin KerjaTenaga
Kesehatan Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
Jarak Tempat
Tinggal
Disiplin Kerja
Total
(P- value) Disiplin Tidak Disiplin
f % f % f %
0,003 Jauh 22 66,67 11 33,33 33 100,00
Dekat 10 27,78 26 72,22 36 100,00
Total 32 46,38 37 53,62 69 100,00
Signifikan P < 0,05
Berdasarkan tabel 5.13 diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden yang dekat
dengan tempat tinggal sebanyak 10 orang (57,78%) dikategorikan disiplin dalam bekerja,
26 orang (72,22%) dikategorikan tidak disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga
kesehatan yang tempat tinggal jauh akan lebih disiplin dalam bekerja, sedangkan yang
tenaga kesehatan dekat dengan tempat kerja tidak disiplin dalam bekerja. Hasil uji
statistik diperoleh nilai, P. Value yaitu 0,003 (P=0,05), ini berarti Ho gagal,
kesimpulannya yaitu ada hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal dengan
disiplin kerja
Page 48
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
48
B. Pembahasan
1. Hubungan Pemberian Penghargaan dengan Dsisplin Kerja Tenaga Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pemberian penghargaan dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Siagian, 2002), setiap pegawai ingin
diperlakukan sebagai manusia dengan perkembangan dan penghargaan yang patut.
Mereka ingin mengetahui bahwa mereka mendapat kesempatan yang sama dalam rangka
perlakuan yang adil. Mereka menyadari bahwa mereka lebih menyukai seseorang dari
pada lainnya. Padahal mereka mengharapkan kesempatan yang sama untuk dinilai
menurut jasa mereka masing-masing.
Pemberian penghargaan dari atasan kepada bawahan tidak hanya berupa
pemberian hal-hal yang berharga akan tetapi sapaan dan bimbingan yang baik juga
merupakan penghargaan, hal seperti ini yang masih jarang dilakukan oleh atasan kepada
bawahan. Yang sering terjadi adalah atasan kurang memperhatikan bawahan, tidak
pernah menanyakan apa permasalahan yang dihadapi oleh bawahan dan jarang sekali
memberikan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh bawahan.
Peneliti menemukan bahwa tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid Raya, mareka
mengatakan sering mendapatkan penghargaan dan perhatian yang baik dari Kepala
Puskesmas, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar maupun dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Aceh Besar.
2. Hubungan Komunikasi dengan Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan
Page 49
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
49
Berdasarkan tabel 5.10 hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara komunikasi yang baik dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabuapten Aceh Besar.
Menurut (Azwar, 2007), komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan
dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti serta saling percaya demi terwujudnya
hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang efektif antara
bawahan dengan atasan atau antara sesama petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar dapat terjadinya disiplin dalam bekerja, hal ini dapat dibuktikan
dari jawaban responden melalui kuesioner penelitian.
3. Hubungan Pelimpahan Wewenang dengan Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan
Berdasarkan tabel 5.11 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Siagian, 2002), pelimpahan
wewenang (delegation of authority) adalah suatu syarat yang harus dilaksanakan oleh
setiap pimpinan untuk melancarkan jalannya pekerjaan. Kemampuan manusia adalah
terbatas, Tetapi kenyataan masih banyak diantara pemimpin-pemimpin yang belum
mengerti bagaimana mereka perlu melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya.
Mereka diliputi rasa segan dan ada pula yang dengan sengaja mengaburkan pentingnya
arti desentralisasi dikalangan manajemen.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis berasumsi bahwa pelimpahan wewenang
akan berjalan dengan baik apabila pemimpin (atasan) tahu kepada siapa pelimpahan
wewenang tersebut akan diberikan, apabila pelimpahan wewenang tersebut diberikan
Page 50
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
50
kepada orang yang berkompeten dan sesuai dengan profesionalisme yang dimiliki maka
wewenang yang diberikan tersebut akan sanggup dilaksanakan dengan baik, sebaliknya
apabila pelimpahan wewenang dilakukan karena faktor keluarga, sahabat dan lain
sebagainya dengan tidak memperhatikan kemampuan / profesionalisme yang dimiliki
maka wewenang yang diberikan tersebut kemungkinan akan tidak berjalan sesuai dengan
harapan.
Di Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar pelimpahan wewenang dari
atasan kebawahan belum semuanya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
bawahan karena oleh faktor disiplin ilmu yang dimiliki oleh bawahan ada yang tidak
sesuai dengan wewenang yang diberikan, sehingga ada program-program yang tidak
berjalan sesuai dengan rencana, hal ini juga disebabkan ada beberapa disiplin ilmu yang
tidak ada dipuskemas Mesjid Raya sehingga harus dilakukan tugas rangkap.
4. Hubungan Motivasi Tenaga Kesehatan dengan Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan
Berdasarkan tabel 5.12 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara motivasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan di Puskesmas Mesjid Raya
Kabupaten Aceh Besar.
Hasil Penelitian ini sesuai dengan pendapat (Samsuddin, 2005), motivasi adalah
sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau
kelompok kerja agar mareka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi
juga dapat diartikan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk
memuaskan dan mempertahankan kehidupan.
Menyelesaikan pekerjaan dengan bantuan orang lain (delegasi wewenang) adalah
menjadi tugas tiap pimpinan. Tugas itu akan makin mudah, jika pimpinan dapat
memahami kenyataan-kenyataan yaitu bahwa hampir semua orang sesungguhnya suka
Page 51
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
51
bekerja. Untuk menumbuhkan motivasi seseorang dalam bekerja maka orang tersebut
harus dipenuhi kebutuhan dasarnya dulu seperti makanan, tidur, istirahat, seksual, rumah
dan lain sebagainya, selanjutnya baru hal-hal yang lain seperti kenyamanan dan
keamanan dalam bekerja, penghargaan dan aktualisasi.
Hal tersebut diatas sangat berperan dalam menumbuhkan motivasi seseorang atau
kelompok dalam bekerja, oleh karena itu pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui
Dinas Kesehatan harus memperhatikan hal-hal tersebut diatas agar petugas kesehatan
yang ada di Puskesmas Mesjid Raya dapat bekerja dengan maksimal. Menurut peneliti
hal yang paling mendasar dalam menumbuhkan motivasi kerja tersebut adalah dengan
memberikan uang makan kepada petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Mesjid Raya
sesuai dengan kebutuhan mareka serta memberikan insentif yang lebih tinggi agar
mareka dapat menjalankan tugasnya sehari-hari dengan maksimal, sehingga masyarakat
Kecamatan Mesjid Raya dapat merasakan akses dari pelayanan kesehatan tersebut.
3. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Displin Kerja Tenaga Kesehatan
Berdasarkan tabel 5.13 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara jarak tempat tinggal dengan disiplin kerja tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Azwar, 2007), pada umumnya jarak
tempat tinggal yang jauh dengan tempat kerja tidak selalu berpengaruh terhadap
kedisiplinan pegawai, akan tetapi situasi kerjalah yang paling berpengaruh terhadap
kedisiplinan pegawai.Jika situasi kerja diliputi keragu-raguan, kecurigaan, rasa tidak
puas, saling menyalahkan dan persaingan yang tidak perlu, hal inilah yang menyebabkan
pegawai tidak disiplin atau kurang semangat dalam bekerja.
Page 52
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
52
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jarak tempat tinggaltidak selalu
mempengaruhi disiplin kerja, ada juga yang tempat tinggal dekat dengan Puskesmas
tetapi selalu datang telat, yang sangat penting adalah hubungan yang baik antara bawahan
dengan atasan dan antara sesama tenaga kesehatan, hal inilah yang bisa menimbulkan
kedisiplinan dalam bekerja, hal ini dapat dipengaruhi pula apabila pimpinan pada instansi
tersebut benar-benar dapat bekerjasama dengan bawahan. Pimpinan juga harus
mempersiapkan tempat kerja dengan kondisi yang aman dan nyaman tidak ada tekanan
dari pihak manapun sehingga petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan betul-
betul nertal kepada masyarakat.
Page 53
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
53
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1 Ada hubungan antara pemberian penghargaan dengan disiplin kerja tenaga kesehatan di
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
2. Ada hubungan antara komunikasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan di Puskesmas
Mesjid Raya kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
3. Tidak ada hubungan antara pelimpahan wewenang dengan disiplin kerja tenaga kesehatan
Puskesmas Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
4. Ada hubungan antara motivasi dengan disiplin kerja tenaga kesehatan Puskesmas Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012
5. Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan disiplin kerja tenaga kesehatan Puskesmas
Mersjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
B. SARAN
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan Puskesmas Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar untuk lebih disiplin dalam bekerja sehingga masyarakat
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar mendapatkan akses pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas Mesjid Raya untuk dapat memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada petugas kesehatan Puskesmas Mesjid Raya agar mereka selalu
disiplin dalam menjalankan tugas sehari-hari sesuai dengan profesionalisme yang
dimilikinya
Page 54
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2002). Kerangka Konsep Penelitian, EGC, Jakarta
Asbakhul, (2010). Hubungan Disiplin Kerja dengan Produktivitas Kerja di Perusahaan PDAM
Kota Blitar, UIN Maulana Malek Ibrahim.
Azwar Azrul, (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Cetakan 1, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta
__________, (2007). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Edisi 2, CV. Mulia Sari, Jakarta
BPS Aceh Besar, (2006). Kecamatan Mesjid Raya Dalam Angka 2011, Jantho
Dempsey Patricia dan Dempsey P. Athur, (2002). Riset Keperawatan, Jakarta : EGC
Depkes RI, (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
_________, (2010). Pedoman Manajemen Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina. Kesehatan
Masyarakat, Jakarta
Dinkes Aceh Besar, (2008). Profil Kesehatan Tahun 2007. Jantho
Fitriani. M, (2009). Hubungan Motivasi, Komunikasi, dan Pelimpahan Wewenang dengan
Disiplin Kerja di Puskesmas Seluruh Aceh Besar, FKM Unmuha, Aceh.
Geidjrachman, (2008). Mutu Pelayanan Organisasi Pusat Kesehatan. http://blogspot.com.
Diperoleh pada tanggal 26 Juni 2012.
Devis. dkk, (1995). Bagaimana Memimpin dan Mengawasi Pegawai Anda. Cetakan ke 4, PT.
Asdi Mahasatya, Jakarta
Kristiani, (2005). Analisis Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Puskesmas di Kabupaten Aceh
Besar, FKM UGM, Yogjakarta
Muninjaya, (2004). Manajemen Kesehatan. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta
Notoatmodjo, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta
___________, (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba
Medica, Jakarta, 2003
Prabu Mangkunegara. dkk, (2005). Peningkatan Disiplin Kerja Karyawan. Cetakan 6. Bina
Aksara, Jakarta
Page 55
SKRIPSI DISIPLIN KERJA TENAGA KESEHATAN
Mar. 11
55
Sadili Samsuddin, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia
Sinungan, (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan ke 6, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Siagian, (2002). Teknik Menambah dan Memelihara Prilaku Organisasi, Edisi 2, Intermasa,
Jakarta
Siswanto, (2002). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja PT. Barisan Baja Perkasa
Medan, FE USU Medan
Sylviana O. Bangun (2005). Disiplin, Penghargaan dan Pengaruh Terhadap Prestasi Kerja
Karyawan Pada PT. Widya Karya Beton Cabang Sumatera Utara, FE USU Medan
Tuasni, (2009). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada PT. Jamsostek
(Persero), Tbk, FE USU Medan
http:/privacy-gembelz.blogspot.com / 2008 / 10 /mutu – layanan – organisasi- pusat
kesehatan.html