ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PERKREDITAN BANK KONVENSIONAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy ) Oleh : HANDRIANUR NIM : 106046101623 K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1431 H / 2010 M
75
Embed
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21169/1/...Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PERKREDITAN
BANK KONVENSIONAL
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )
Oleh :
HANDRIANUR NIM : 106046101623
K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A 1431 H / 2010 M
ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA PRODUK BANK
KONVENSIONAL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
HANDRIANUR NIM. 106046101623
Pembimbing
AM. HASAN ALI, MA NIP. 19751201200501105
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ”Analsis Unsur-Unsur Gharar Pada Produk Bank Konvensional”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, Juni 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Dr. Euis Amalia, M.Ag (......................................) NIP. 197107011998032002 Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (......................................) NIP. 197407252001121001 Pembimbing I : AM. Hasan Ali, MA (......................................) NIP. 19751201200501105 Penguji I : Prof.Dr.H. Ahmad Sutarmadi (......................................)
NIP. 194008051962021001
Penguji II : Nahrowi, SH. M.H (.......................................)
NIP. 150293227
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H Mei 2010 M
HANDRIANUR
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pencipta semesta alam yang telah memberikan
nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan lancar sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1). Dalam hal ini
penulis mencoba meneliti mengenai Ananlisis Unsur-Unsur Gharar Pada
Perkreditan Bank Konvensional
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak
akan selesai tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. DR.H. Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M., Selaku Dekan
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memperhatikan serta memberikan bantuannya kepada kami semua sebagai anak
didiknya menuju manusia berkualitas bagi agama dan Negara
2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. AM Hasan Ali. MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
4. Segenap dosen yang telah ikhas dan sabar dalam mengajarkan ilmunya kepada
penulis.
5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, atas
kemudahan yang penulis rasakan selama pengumpulan literatur, dan staf dari
berbagai perpustakaan di beberapa universitas di Jakarta yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
7. Kepada orang tuaku tercinta (Bapak Saepullah sareng Pipih Hanipah S.Pd.I) yang
telah susah payah dan penuh ketulusan serta keikhlasan dalam memberikan do’a,
moril maupun materil serta motivasi terbesar kepada penulis.
8. Adik-adikku tercinta : Inda, Herdi dan Rija yang telah memberikan bantuan dan
semangatnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
9. Kekasihku (Kartika), yang telah banyak memberikan perhatian serta motivasinya
kepada penulis.
10. Teman-teman Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006 dan khususnya kepada
teman-teman Kelas PS B. Fadli, Husen, Irul, Arif, Hasonangan dan masih banyak
lagi teman-temanku yang tidak bisa disebutkan satu persatu
vii
11. Dan tak lupa untuk teman baikku selama dari MAN 2 Bogor sampai sekarang,
Abdul, Akbar, Anwar, H.Yasir, dan masih banyak yang mana telah berjuang
bersama-sama penulis dalam mencari ilmu.
Namun demikian, segala harapan dan rasa syukur hanya kepada Allah SWT
jualah kita persembahkan. Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan studi ini, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Amin …
Ciputat, Jumadil Tsaniyah 1431 H
Mei 2010 M HANDRIANUR
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI .............................................................................................. V KATA PENGANTAR ……....................................................................... Vi DAFTAR ISI............................................................................................... Ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................. Xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah..............................................
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah.....
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................
D. Kajian Pustaka............................................................
E. Kerangka Teori ..........................................................
F. Metode Penelitian.......................................................
G. Sistematika Penulisan.................................................
1
6
7
8
10
12
14
BAB II TINJAUAN TEORITIS GHARAR
A. Pengertian Gharar ......................................................
B. Karakteristik Gharar ..................................................
C. Hukum Gharar ...........................................................
D. Bentuk-Bentuk Gharar ..............................................
E. Jenis-Jenis Gharar .....................................................
F. Hikmah Tidak Melaksanakan Gharar .......................
16
17
21
23
31
32
BAB III TINJAUAN TEORITIS PRODUK BANK
KONVENSIONAL
A. Pengertian Bank..........................................................
B. Fungsi Bank ...............................................................
C. Jenis-Jenis Bank .........................................................
D. Penerimaan Dana Bank ..............................................
E. Penyaluran Dana Bank (Kredit) ................................
33
35
36
38
39
ix
BAB IV ANALISIS UNSUR-UNSUR GHARAR PADA
PRODUK BANK KONVENSIONAL
A. Analisis gharar dalam lembaga keuangan ..................
DAFTAR GAMBAR 4.1 Gambar bunga (Riba) merupakan bagian dari gharar
ABSTRAK
HANDRIANUR NIM 106046101623. Analsisi Unsur-Unsur Gharar Pada Perkreditan Bank Konvensional. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur gharar pada perkreditan bank konvensional, hal ini dilaksanakan karena kebanyakan perbankan syariah di Indonesia mengadopsi produk perbankan konvensional khususnya pada produk pendanaan yang kemudian diganti dengan syariah. Akan tetapi produk tersebut tidak dianalisi lebih dalam secara keislamannya baik dari halal, haram dan samar-samar (gharar) hukum tersebut. Bukan hanya itu saja yang menyebabkan penulisan ini dilaksanakan, ada hal lain pula yaitu, walaupun gharar dalam agama Islam sudah tertata baik sedemikian rupa, akan tetapi untuk gharar dalam lembaga keuangan khususnya bank belum ada penjelasan mendalam mengenai ini sehingga perlunya ada penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan konsep gharar ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian conten analisis dan tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik studi pustaka, dimana penulis mencoba mencari teori-teori (konsep) gharar yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yang kemudian teori tersebut dipergunakan untuk menganalisis produk bank konvensional, sehingga unsur gharar dalam produk bank konvensional dapat diketahui dengan jelas.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa konsep gharar dalam lembaga keuangan yang tidak hanya berkaitan dengan transaksi jual-beli. melainkan dengan semua transaksi ekonomi yang dilakukan oleh bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang penuh dengan resiko dan zero sum game, dan resiko dan zero sum game merupakan bagian dari gharar, sehingga dalam penulisan ini sangat tepat untuk menganalisis produk tersebut. Adapun hasil konsep gharar dalam menganalisis unsur gharar pada perkreditan bank konvensional, bahwa adanya gharar dalam produk bank konvensional, sehingga perlunya kehati-hatian kepada perbankan syariah, jika ada yang mengadopsi produk perbankan konvensional Kata Kunci: unsur gharar pada perkreditan bank konvensional Pembimbing : AM. HASAN ALI, MA
NIP. 19751201200501105
v
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam perekonomian suatu negara salah satu lembaga keuangan yang
mempunyai nilai strategis adalah lembaga keuangan bank. Lembaga tersebut
dimaksudkan sebagai perantara antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang kekurangan dana. Lembaga keuangan bank bergerak dalam
kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan bank melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua faktor
perekonomian
Adapun pengertian bank itu sendiri adalah, bank berasal dari bahasa Italia
Banco yang artinya bangku. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam
dunia usaha1. Sedangkan pengertian bank dalam UU 21 tahun 2008 adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat2.
Banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk
menyimpan atau meminjam dana. Oleh karena itu, bank memainkan peranan penting
dalam memelihara kepercayaan masyarakat. Dalam rangka memelihara kepercayaan
1 Faisal Afif, Yoso Aripurnomo, Strategi dan Operasional Bank, Bandung, Eresco : 1996. Cet ke-1, hal 3.
2 UU No 21 Tahun 2008, UU perbankan syariah
2
masyarakat tersebut, pemerintah banyak mengeluarkan peraturan dalam bidang
perbankan. Tugas utama bank adalah memberikan kredit, maka bank telah
menentukan kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai pemberian kredit, meskipun
ada perbedaannya antara bank satu dengan bank yang lainnya. Kredit yang diberikan
oleh bank dapat berupa kredit jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang. Tidak hanya memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana tetapi
kegiatan pokok bank juga menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro,
tabungan dan deposito berjangka. Disamping itu bank memiliki peranan penting
untuk mendorong pertumbuhan suatu bangsa karena bank merupakan lembaga yang
berfungsi menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan rakyat banyak. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa diikuti dengan
distribusi yang merata akan menyebabkan ketimpangan sosial.
Deregulasi yang dilakukan pemerintah mengenai perbankan pada tahun 1983,
deregulasi ini sangat mempengaruhi pola dan strategi perbankan baik dari sisi aktiva
maupun pasiva perbankan itu sendiri. Situasi ini memaksa industri perbankan harus
lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber
dana baru3. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, industri perbankan dapat
membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan depresi sektor keuangan dan
3 Faisal Afif, Yoso Aripurnomo, hal 1
3
sistem keuangan negara, sehingga menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat
dengan persaingan yang semakin ketat dan semarak.
Dengan adanya persaingan yang ketat, banyak cara yang dilakukan oleh pihak
perbankan, salah satunya lebih inovatif dan berani merubah produk dan menciptakan
produk baru sesuai dengan kebutuhan manusia pada abad sekarang ini, produk yang
dibuat oleh pihak bank saat ini hanyalah berfungsi untuk memuaskan pelanggan dan
produk yang dibuat tidak mengandung unsur nilai ke-Islaman. Produk – produk yang
digunakan oleh bank konvensional dalam penerimaan, penyaluran dananya masih
mengandung unsur gharar, bahkan ada sebagian ulama berpendapat bahwa produk
bank konvensional saat ini semuanya mengandung unsur gharar, hal ini disebabkan
karena produk bank konvensional masih berkaitan dengan bunga, sedangkan
pendanaan yang dilakukan bank konvensional tidak melihat apakah investasi itu halal
atau haram4. Bank konvensional hanya memperhatikan profit yang akan diperoleh.
Sehingga produk yang dibuat oleh perbankan konvensional tidak adanya kejelasan
dari segi objek akad, dan transaksi yang dilakukan.
Berbeda dengan perbankan syariah, produk perbankan syariah merupakan
hasil perkembangan dari fiqih terdahulu yang disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan masyarakat zaman sekarang, produk yang digunakan bank syariah saat ini
harus terlepas dari gharar. Hal ini karena jika produk bank syariah masih terdapat
unsur-unsur gharar, maka akan nampak adanya pertaruhan dan menimbulkan sikap
4 Syafi’i Antonio. Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan. Jakarta: BI dan Tazkia,
1999. hal 60
4
permusuhan pada orang yang dirugikan. Yakni bisa menimbulkan kerugian yang
besar kepada pihak lain. Larangan ini juga mengandung maksud untuk menjaga harta
agar tidak hilang dan menghilangkan sikap permusuhan yang terjadi pada orang
akibat jenis jual beli ini.
Pengertian gharar menurut bahasa Arab, makna al-gharar adalah, al-khathr
(pertaruhan). Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, al-gharar adalah
yang tidak jelas hasilnya (majhul al-‘aqibah). Sedangkan menurut Syaikh As-Sa’di,
al-gharar adalah al-mukhatharah (pertaruhan) dan al-jahalah (ketidakjelasan).
Perihal ini masuk dalam kategori perjudian5. Sehingga dari penjelasan ini, dapat
diambil pengertian yang dimaksud jual beli gharar adalah semua jual beli yang
mengandung ketidakjelasan ; pertaruhan atau perjudian. Jenis gharar dalam Islam
membagi ke dalam 2 macam, yaitu gharar yang memang benar-benar gharar yang
tidak boleh dilaksanakan sama sekali dan gharar yang masih dilaksanakan6. Dasar
hukum yang melarang jual beli gharar adalah hadis dari Abu Hurairah yang
berbunyi7:
)رواه أحمد (الغرر بيع عن هللا رسول نهى قال هريرة ابي عن
5 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., visi insani
publishing (Jakarta: 2005). Cet ke-1, hal 144 6 Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi.
http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010
7 Amad manan al-Assal, Fathi Ahmad abdul karim, Sistem, Prinsip Dan Tujuan Ekonomi Islam, pustaka setia (Bandung,: 1999). Hal 92
Dalam sistem jual beli gharar ini terdapat unsur memakan harta orang lain
dengan cara batil. Padahal Allah melarang memakan harta orang lain dengan cara
batil sebagaimana tersebut dalam firmanNya surat Al-Baqarah : 188 sebagai berikut:
)١٨٨: البقراه (. ☺ “Artinya : Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di
antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui” (Al-Baqarah
/ 2 : 188).
Dalam penjelasan di atas jelaslah bahwa Islam melarang produk bank yang
masih mengandung unsur gharar, hal ini akan menimbulkan ketidakpastian dan
ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Dari penjelasan diatas, maka masih perlu
dilaksanakannya pendalaman analisis mengenai produk bank konvensional
6
khususnya dalam produk penyaluran dana yang mengandung unsur-unsur gharar, hal
ini karena selama ini hanya bunga (Riba) yang selalu dibahas, sedangkan bentuk-
bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam sangat kurang sekali pembahasannya.
Kemudian produk bank konvensional yang sudah ada saat ini diklasifikasikan
produk apa saja yang memang mengandung unsur gharar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan
tersebut kedalam bentuk tulisan (skripsi) dengan judul ANALISIS UNSUR-UNSUR
GHARAR PADA PERKREDITAN BANK KONVENSIONAL.
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut, produk bank konvensional (Kredit)
memang terdapat bunga di dalamnya, di mana bunga tersebut dalam Islam termasuk
kedalam riba, sedangkan produk yang lainnya dan pembiayan diperkirakan menjadi
transaksi yang dilarang dalam islam, hal ini karena produk bank konvensional masih
mengandung unsur gharar (ketidakpastian) baik dalam objek akad maupun dalam
transaksinya.
Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka kiranya penulis perlu
membatasi pokok permasalahan pada pendanaan (kredit) bank konvesional.
Pembatasan ini dimaksudkan agar penulis lebih terarah dan fokus dalam melakukan
penelitian, sehingga penelitian ini tidak membahas mengenai permasalahan yang
terjadi diluar lingkup tersebut.
7
Bertitik tolak pada latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini tentang konsep gharar dalam produk perkreditan bank
konvensional, yang didalamnya mengandung unsur gharar, apabila masalah ini
dipertanyakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep gharar dalam lembaga keuangan bank?
2. Apa unsur-unsur gharar yang terdapat dalam perkreditan bank konvensional?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan utama dari penulisan skripsi ini, berdasarkan permasalahan
yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ini antara
lain:
a. Mengetahui konsep gharar dalam lembaga keuangan bank
b. Mengetahui unsur-unsur gharar dalam perkreditan bank konvensional
2. Manfaat Penelitian
Harapan penulis semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sebagai
bagian dari masyarakat yang selalu mendukung perkembangan perbankan, serta bagi
beberapa pihak antara lain:
a. Akademisi, penelitian ini dilaksanakan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan juga sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, staf
pengajar, dan lainnya.
8
b. Peneliti, Semoga penulisan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pengembang konsep-konsep ekonomi Islam dalam perkembangan
produk-produk bank yang bebas dari larangan-larangan agama.
c. Penulis, sebagai penambah wawasan bagi penulis dalam konsep gharar,
dan produk-produk bank konvensional yang didalamnya terdapat unsur
gharar.
d. Masyarakat, sebagai tambahan wawasan dan pertimbangan masyarakat
dalam memilih produk dan bank yang akan digunakan oleh masyarakat
dalam bertransaksi ekonomi.
D. Kajian Pustaka
Adapun kajian pustaka dalam menunjang penelitian ini dengan melihat
beberapa penelitian skripsi sebelumnya, antara lain:
Vera Niasari, B 200
050 224, Jurusan
Akuntansi fakultas
Ekonomi, Universitas
Muhamadiyah
Surakarta 2009.
Skripsi ini membahasan tentang
perbandingan kinerja bank
syariah dengan bank
konvensional, baik dari produk
yang digunakan maupun
laporan keuangannya.
Skripsi yang penulis teliti
berbeda dengan skripsi
Vera Niasari,
perbedaannya terletak
pada apa yang ditelitinya.
Penulis meneliti produk
bank konvensional yang
mengandung unsur
gharar.
9
Jurnal Akhmad Nur
Zaroni Bisnis Dalam
Perspektif Islam
(Telaah Aspek
Keagamaan dalam
Kehidupan Ekonomi).
Jurnal ini membahas mengenai
mekanisme bisnis dalam
persefektif islam, didalamnya
menjelaskan bagaimana
menjadi pebisnis yang baik
yang sesuai dengan islam, dan
transaksi-transaksi yang boleh
dan tidak boleh dilaksanakan
dalam persefektif islam dalam
hal perdagangan.
Perbedaan Jurnal dengan
skripsi yang penulis teliti
terletak pada kajian
penelitiannya. Dimana
skripsi penulis lebih
khusus membahas gharar
pada produk bank
konvensional. Dalam
jurnal ini lebih
membahas transaksi yang
dilarang saja. Dan ini
bersifat umum.
Fara Safitri, 20408
2002 308, Fakultas
Ekonomi. Jurusan
Akuntansi
Skripsi ini membahas tentang
perbedaan sistem pemberian
kredit pada bank konvensional
dengan pembiayaan murabahah
pada bank syariah
Perbedaan skripsi dengan
skripsi yang penulis teliti
terletak pada kajian
penelitiannya. Dimana
skripsi penulis lebih
khusus membahas gharar
pada produk bank
konvensional. Dalam
Skripsi Fara ini lebih
10
membahas sistem
pemberian kredit.
E. Kerangka Teori
Gharar atau disebut juga Taghrir secara bahasa berarti Al Khathr (resiko
berbahaya), dan taghrir adalah melibatkan diri dalam sesuatu yang gharar. Dikatakan
gharara binafsihi wa maalihi taghriran berarti 'aradhahuma lilhalakah min ghairi an
ya'rif (jika seseorang melibatkan diri dan hartanya dalam kancah gharar maka itu
berarti keduanya telah dihadapkan kepada suatu kebinasaan yang tidak diketahui
olehnya)8. Gharar juga dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat ketidakyakinan
(uncertainty). Jual-beli gharar berarti sebuah jual-beli yang mengandung unsur
ketidaktahuan atau ketidakpastian (jahalah) antara dua pihak yang bertransaksi, atau
jual-beli sesuatu yang obyek akad tidak diyakini dapat diserahkan.
Dalam bahasa Arab, gharar diterjemahkan sebagai risiko, sesuatu yang tidak
pasti, atau ketidakpastian (uncertainty), sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,
Janganlah kalian membeli ikan di dalam air (laut), karena perbuatan semacam itu
termasuk gharar (tidak pasti). (HR. Ahmad). Ibnu Taymiyah dan Ibnu Qayyim,
menjelaskan gharar sebagai "Things with unknownfate, so selling such things is
8 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., hal. 144
11
maysir or gambling"9. Dengan demikian, transaksi jual-beli sesuatu yang tidak pasti
(gharar) tersebut dilarang dalam Islam, karena termasuk kategori perbuatan maysir
atau perjudian (spekulasi).
Produk bank konvensional yang terdiri dari penerimaan, pendanaan bank dan
jasa transaksi lainnya merupakan menjadi kegiatan utama bank. Akan tetapi bank
konvensional dalam membuat produk tersebut lebih mementingkan nilai kepuasan
nasabah dan tidak melihat apakah produk tersebut dapat merugikan salah satu pihak
ataupun kedua belah pihak, kebanyakan produk bank konvensional yang
menggunakan perangkat bunga, dan banyak transaksi yang tidakjelas dan
kepastiannya baik dalam objek akad yang dilaksanakan maupun transaksinya
sehingga perlu nilai ekonomi islam masuk kedalam produk bank konvensional untuk
melihat apakah produk yang dikeluarkan dan dibuat oleh bank tidak merugikan salah
satu pihak atau kedua pihak tersebut, dan supaya terciptanya keadilan bagi semua
pihak.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian normatif atau bisa juga
analisis kualitatif yang bersifat analitis10. Langkah yang akan ditempuh pertama kali,
adalah mengumpulkan buku-buku tentang gharar dan produk bank konvensional,
kemudian menganalisis produk tersebut, mana yang didalamnya terdapat unsur
9 Nurul Huda, Resiko Dan Spekulasi Dalam Investasi Syariah, publish 6 agustus 2009. 10 Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta. 1986. h. 9-10
12
gharar. Dimana pengertian kualitatif itu sendiri adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya11. Adapun
pengertian deskriptif adalah pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial
tertentu12.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan
dokumen (conten analisys) yaitu melakukan pengumpulan data dan informasi melalu
arsip, buku-buku dan dokumen yang lainnya.
3. Jenis Data
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
dokumen berupa buku-buku produk bank konvensional, baik penerimaan ataupun
pendanaan bank konvensional, dan berupa bahan acuan lainnya yang berisikan
informasi tentang bahan berupa, buku, tulisan, jurnal, dan majalah, dll yang berkaitan
dengan konsep gharar.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi maka
penulis menggunakan metode pengumpulan dengan cara13:
Studi Kepustakaan, penelitian ini diarahkan untuk memperoleh landasan teori
yang dapat menganalisis data. Penulisan ini digunakan dalam rangka menelusuri dan
11 Lexy.J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Rosda (Bandung: 2006).edisi revisi. Hal 4 12 Masri, Singarimbun, Metode Penelitian survey, Jakarta, LP3S: 1999. Edisi revisi, hal 4 13 Soerjono Soekanto. Hal 24
13
meneliti literatur serta menelaah kerangka studi ilmiah yang ada diperpustakaan,
dilakukan dengan mengumpulkan data, menganalisis suatu pengertian yang bersifat
teoritis untuk menguji kebenaran, adapun data-data tersebut berasal dari Al-Quran
dan As-sunah, buku-buku umum, buku-buku Islam, skripsi, jurnal-jurnal, internet,
media masa, artikel dan data-data tertulis lainnya yang berkaitan dengan materi
pembahasan skripsi.
Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka membaca dan mencatat serta mengolah bahan
5.
klasifikasikan kedalam bentuk
at suatu kesimpulan.
6.
asan masalah yang akan dibahas
skripsi ini.
7. Pedoman Penulisan Laporan
penelitian14.
Tehnik Pengolahan Data
Tehnik pengolahan data yang dilakukan setelah memperoleh data dan bahan-
bahan melalui dokumen, lalu data tersebut diperiksa kembali agar tidak terjadi
kekeliruan dan kesalahan, kemudian data tersebut di
dan jenis tertentu untuk membu
Tehnik Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis isi (Conten
analisys), di mana penulis menganalisis dokumen yang berkaitan dengan gharar dan
produk bank konvensional, supaya mencapai kejel
dan hasilnya tersebut dituangkan dalam
14Mestika ZED, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta, yayasan obor Indonesia: 2004.
Edisi 1, hal 3.
14
Teknik penulisan laporan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini,
berpedoman kepada : Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
G. Sistematika Penulisan
Supaya lebih memudahkan penelitian ini, maka penulis membagi topik ke
dalam 5 (lima) bab, dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka
Teori, Metode penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS GHARAR
Bab ini memuat tentang gharar: Pengertian gharar, Karakteristik gharar, Hukum
gharar, Bentuk-bentuk gharar, Jenis-jenis gharar, Hikmah tidak melaksanakan
gharar.
BAB III : TINJAUAN TEORITIS PRODUK BANK KONVENSIONAL
Bab ini menjelaskan tentang teoritis Bank Konvensional; Pengertian Bank, Fungsi
Bank, Jenis Bank, Penerimaan dana Bank, Penyaluran dana Bank.
BAB IV : ANALISIS UNSUR GHARAR PADA PRODUK BANK
KONVENSIONAL
15
Bab ini merupakan hasil penelitian analisis kualitatif, yaitu membahasan gharar
dalam konsep lembaga keuangan, Analisis Unsur-unsur gharar pada produk bank
konvensional.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir penulisan yang akan menyimpulkan pokok-pokok
penting dari keseluruhan pembahasan serta menyimpulkan jawaban ringkas dari
permasalahan yang telah dibahas diatas yang berisikan kesimpulan dan saran.
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS GHARAR
A. Pengertian Gharar
Al-Gharar secara bahasa berarti Al Khathr (resiko berbahaya). Lafadz gharar
(dari segi tata bahasa) adalah merupakan isim (kata benda). Gharar dalam
terminologi para ulama ahli fiqih memiliki beragam definisi, diantaranya adalah1:
1. Gharar dikategorikan dan dibatasi terhadap sesuatu yang tidak dapat
diketahui antara tercapai dan tidaknya suatu tujuan, dan tidak termasuk
didalamnya hal yang majhul (tidak jelasan). Sebagai contoh adalah definisi
yang dipaparkan oleh Ibn Abidin yaitu: “Gharar adalah keraguan atas wujud
fisik dari objek transaksi”.
2. Gharar dibatasi dengan sesuatu yang majhul (tidak jelasan), dan tidak
termasuk didalamnya unsur keraguan dan ketidak tercapaiannya, definisi ini
adalah pendapat murni mazhab Dhariri. Ibn Hazm mengatakan: “Unsur
gharar dalam transaksi bisnis adalah sesuatu yang tidak diketahui oleh
pembeli apa yang ia beli dan penjual apa yang ia jual”.
Kombinasi antara dua pendapat tersebut diatas, yaitu gharar meliputi dalam
hal tidak diketahui pencapaiannya dan juga atas sesuatu yang majhul (tidak jelas).
1 Husain Syahatah, Siddiq Muhamad, dll., Transaksi dan Etika Bisnis Islam., visi insani
publishing (Jakarta: 2005). Cet ke-1, hal 144
16
17
Contoh dari definisi ini adalah yang dipaparkan oleh Imam Sarkhasi: “Gharar adalah
sesuatu yang akibatnya tidak dapat diprediksi”. Dan ini adalah pendapat mayoritas
ulama fiqih.
Dari ketiga terminologi inilah penulis dapat melihat bahwa gharar yang ada
pada produk bank khusunya produk Penyaluran dana, dapat diprediksikan bahwa
produk tersebut mengandung unsur gharar (ketidak jelasannya). Hal ini karena
didalam terminologi tersebut sudah mencakup seluruh permasalahan cabang yang
dibahas oleh para fuqaha terkait dengan permasalahan gharar.
Bahkan menurut Ibn Taimiyah, gharar itu dilibatkan apabila seseorang tidak
tahu apa yang tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan bisnis, dan konsep
gharar menurut Ibn Taimiyah terbagi dua kelompok2 :
1. Kelompok pertama adalah unsur resiko yang mengandung keraguan,
probabilitas dan ketidak pastian secara dominan
2. Sedangkan kelompok kedua unsur meragukan yang dikaitkan dengan
penipuan atau kejahatan oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.
B. Karakteristik Gharar
Terdapat 4 (empat) karakteristik dasar yang berkaitan erat dengan
pembahasan gharar yaitu konsep game, zero sum-game, normal exchange (konsep
pertukaran normal) dan konsep resiko3.
2 Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam. Dana Bakti Wakaf (Yogyakarta: 1996), Jilid IV
hal 162
18
a. Game
Yang dimaksud game adalah sebuah pertukaran yang melibatkan dua pihak
untuk tujuan tertentu yang dalam terminologi fiqh lebih dikenal dengan mu’awadhah
bi qashd al-ribh (transaksi pengganti dengan keuntungan). Contohnya adalah jika ada
seseorang yang ingin menjual tanah kemudian ada orang lain yang mempunyai uang
kemudian terjadi jual-beli diantara keduanya maka pada transaksi tersebut adanya
pertukaran kekayaan dengan faedah keuntungan. Di satu sisi ada orang yang
memperoleh keuntungan kekayaan dan satu sisi ada keuntungan mendapatkan
manfaat faedah dari tanah tersebut.
b. Zero Sum Game
Seperti susunan katanya, ”permainan dengan hasil bersih nol” adalah konsep
permainan yang hanya menghasilkan output win-lose (menang-kalah). Kemenangan
yang diperoleh satu pihak adalah secara terbalik kerugian bagi pihak lain. Hasil yang
diperoleh satu pihak tidak akan naik tanpa mengurangi hasil pihak lain. Zero sum-
game adalah permainan dengan hasil pareto optimal. Tidak ada hasil yang
mengakomodasi kedua belah pihak, tidak ada kerjasama. Disinilah terletak adanya
unsur gharar sifat dari kontrak berjangka yang zero-sum game (pasti ada yang untung
disebabkan pasti ada yang rugi) juga mendukung transaksi ini lebih mendekatkan
transaksi menjadi maysir ketika transaksi pertukaran dari kontrak tersebut sangat
3Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi.,
http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya. html_ kamis 28 Januari 2010
berubah-ubah (volatile) pertukarannya dan sulit untuk ditebak pergerakannya
(khususnya pada kontrak berjangka valuta asing). Keuntungan dan kerugian yang
bahkan bisa tidak terbatas jumlahnya membuat kontrak ini bisa berubah menjadi
sekedar a game of chance (perjudian) yang jelas mendorong prilaku spekulatif.
Disamping itu terlihat juga bahwa memakan uang dari pihak lain mengimplikasikan
ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban setiap pihak.
c. Normal Exchange
Pertukaran barang dan jasa, akan mendapatkan keuntungan dan kepuasaan
bagi kedua belah pihak. Dalam teori ekonomi mikro lebih dikenal dengan istilah
utility dan profit maximis. Hal ini dapat dicapai jika marginal utility (kepuasaan
maksimum) yang dirasakan konsumen lebih besar dibandingkan harga barang yang
dibeli dan biaya marginal kurang dari harga barang yang dijual.
Berdasarkan asumsi diatas, jelas bahwa tujuan konsumen rasional dari
kegiatan konsumsinya adalah memaksimumkan kepuasaan materiil saja. Berarti
seorang konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa sehingga memperoleh
kepuasaan selalu menggunakan kerangka rasionalitas (bersifat duniawi). Dan dari
pandangan lain utiliti ekonomi bukanlah suatu sifat yang selalu muncul dari asal
barang dikonsumsi, tetapi barang tersebut benar-benar diperlukan dan digunakan
serta dapat bermanfaat.
Dimana menurut Islam pertukaran barang dan jasa dapat terjadi dalam teori
konsumsi tujuannya adalah untuk memperoleh maslahah terbesar, sehingga ia dapat
20
mencapai kemenangan dunia dan akhirat serta kesejahteraan jadi tidak hanya
kepuasaan materiil saja. Dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemasalahatan,
Imam Al-Ghazali mengelompokkan dan mengidentifikasikan semua masalah baik
yang berupa masalih (utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitis, kerusakan)
dalam meningkatkan kesejahteraan. Jadi utilitas individu dalam Islam sangat
tergantung pada utility individu lainnya (interpendent utility) sehingga dapat
terbentuk kemaslahatan.
d. Risk Concept
Para ilmuwan ekonomi membedakan istilah ketidakpastian dan risiko.
Menurut Knight (1921) risiko menguraikan situasi dimana kemungkinan dari suatu
peristiwa (kejadian) dapat diukur.
Karenanya, risiko ini dapat diperkirakan setidaknya secara teoritis. Sementara
itu menggunakan kata risiko untuk segala sesuatu yang terjadi secara tidak pasti di
masa depan. Ia membaginya dalam 2 kategori, yaitu:
a. Pasive risk, yaitu risiko yang terjadi di mana benar-benar tidak terdapat
perkiraan dan perhitungan yang dapat dipakai. Jadi, hal ini benar-benar suatu
teka-teki yang sama sekali tidak diketahui jawabannya. Perkiraan atas risiko
ini hanya mengandalkan keberuntungan (game of chance), karenanya
seseorang hanya dapat bersifat pasif.
21
b. Responsive risk, yaitu risiko yang munculnya memiliki penjelasan kausalitas
dan memiliki distribusi probabilitas. Risiko jenis ini, karenanya dapat
diperkirakan dengan menggunakan cara-cara tertentu. Memperkirakan risiko
responsive ini sering disebut pula game of skill, karena perkiraanya
didasarkan atas skill tertentu.
C. Hukum Gharar
Hukum gharar sebenarnya sudah jelas dalam kitab suci Al-Quran yang mana
telah menjelaskan secara detail telah melarang semua transaksi bisnis yang
mengandung unsur kecurangan dan ketidakpastian (gharar) dalam segala bentuk
terhadap pihak lain; hal itu mungkin dalam bentuk penipuan atau kejahatan, atau
memperoleh keuntungan dengan tidak semestinya atau resiko yang menuju
ketidakpastian di dalam suatu bisnis atau sejenisnya. Hal ini sesuai firman Allah
SWT dalam surat Al-An’am ayat : 1524.
⌧ ☺
)١٥٢: االنعام (.
Artinya: “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya”.(Al- An’am /6 :152)
4 Afzalur Rahman. Doktrin Ekonomi Islam. Hal 162
22
Dalam sistem gharar ini terdapat unsur memakan harta orang lain dengan
cara batil. Padahal Allah melarang memakan harta orang lain dengan cara batil
sebagaimana tersebut dalam firmanNya surat Al-Baqarah ayat 188 sebagai berikut:
)١٨٨: البقراه ( . ☺
Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. (Al-Baqarah / 2 : 188).
⌧ ☺.
)٦٩: النساء (
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (An-Nisaa / 4 : 29).
23
Dan hadis Rasullulah yang melarang transaksi yang mengandung unsur
gharar adalah:
)رواه أحمد( عن ابي هريرة قال نهى رسول هللا عن بيع الغرر
mengandung unsur gharar yang banyak. Salah satu contoh yaitu, “Saya jual kepada
anda binatang dengan harga sekian tanpa menjelaskan jenis dari binatang yang
ditawarkan, apakah ia termasuk jenis onta atau kambing, maka transaksi semacam ini
rusak karena adanya unsur gharar dalam hal macam objek transaksinya.
c. Ketidakjelasan dalam sifat dan karakter objek transaksi
Para ulama fikih berselisih pendapat dalam mensyaratkan penyebutan sifat-
sifat dari objek transaksi agar sebuah transaksi menjadi sah, akan tetapi menurut
mazhab Hanafiah berpendapat bahwa jika objek transaksinya terlihat dalam
transaksinya, baik itu komoditi ataupun uang, maka tidak perlu untuk mengetahui
sifat dan karakternya. Berbeda halnya dengan ulama mazhab Syafi’I, mazhab ini
mempunyai perincian dalam pensyaratan atas penyebutan sifat dan karakter objek
transaksi, supaya transaksi tersebut menjadi sah diantaranya adalah: dalam transaksi
pesanan (salam) maka harus adanya kejelasan sifat dan karakter barang, dan harus
adanya hiyar ruyah dalam transaksi sehingga dapat mengurangi penipuan.
d. Ketidakjelasan dalam waktu
Ketidakjelasan dalam waktu hampir semua ulama fikih tidak ada yang
berselisih, jika transaksi tersebut dilakukan secara adanya pertangguhan waktu dan
waktu pembayarannya jelas maka transaksi tersebut sah dan dapat dilaksanakan.
Beda halnya dengan transaksi yang tidak adanya kejelasan dalam waktu
pembayarannya. Hal ini karena transaksi tersebut tidak adanya kejelasan yang pasti
dan dapat merugikan salah satu pihak.
30
e. Ketidakmampuan dalam penyerahan objek transaksi
Para ulama ahli fiqih sepakat, bahwa kemampuan penyerahan objek transaksi
merupakan syarat sahnya transaksi ini, maka jika objek transaksi tidak dapat
diserahkan maka transaksi secara otomatis tidak sah (batal). Seperti layaknya ikan
yang masih didalam air, tidak diketahui jumlah dan sifat, zat objek transaksi tersebut..
Bahkan ada hadis yang meriwayatkan tentang transaksi seperti ini:
_.,,ال تسترواالسمك في الما ء فا نه غرر: قال . ان النبي ص م,, عن ابن مسعود
)رواه أحمد(
Artinya :“Dan dari ibnu Mas’ud, bahwa Nabi saw. Bersabda : janganlah kamu membeli ikan di dalam air, karena yang demikian itu termasuk gharar”. (HR Ahmad).
Maka dalam hal ini dapat kita katakana bahwa transaksi semacam ini
mengandung unsur gharar karena tidak dapatnya salah satu pihak menyerahkan objek
transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut.
f. Objek Transaksi yang spekulatif keberadaannya
Bentuk lain dari gharar yang dapat mempengaruhi sahnya transaksi adalah
apa yang ditujukan pada ketidak adaan objek transaksi, yaitu objek transaksi yang
tidak ada pada waktu transaksi dilakukan. Ataupun keberadaan objek tidak jelas pada
masa yang akan datang bisa bersifat spekulatif dimana mungkin objek ada dan
kemungkinan juga tidak ada.
Telah diriwayatkan oleh sebagian ulama fiqih mengenai kesepakatan atas
batalnya transaksi bisnis dengan objek transaksi yang sfekulatif keberadaannya. Dan
31
sebagian ulama mengungkapkan bahwa setiap komoditi yang spekulatif
keberadaannya tidak diperkenankan untuk dilaksanakan transaksinya. Dan hadis yang
membahasa tentang itu adalah:
, مسلم, رواه أحمد (.عن بيع حبل الحبلة. ول اهللا ص م نهى رس,,:وعن ابن عمر قال
)الترمزئ
Artinya: “Dan dari Ibnu Umar r.a. ia berkata : Nabi saw. Melarang menjual binatang yang sekarang sedang dikandung”. (HR.Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi) E. Jenis Gharar
Jenis-jenis gharar dilihat dari peristiwa yang terjadi terbagi kedalam tiga
bahasan, dan ketiganya itu adalah8:
Pertama : Jual-beli barang yang belum ada (ma’dum), seperti jual beli habal al
habalah (janin dari hewan ternak).
Kedua : Jual beli barang yang tidak jelas (majhul), baik yang muthlak, seperti
pernyataan seseorang : “Saya menjual barang dengan harga seribu rupiah”, tetapi
barangnya tidak diketahui secara jelas, atau seperti ucapan seseorang : “Aku jual
mobilku ini kepadamu dengan harga sepuluh juta”, namun jenis dan sifat-sifatnya
tidak jelas. Atau bisa juga karena ukurannya tidak jelas, seperti ucapan seseorang :
“Aku jual tanah kepadamu seharga lima puluh juta”, namun ukuran tanahnya tidak
diketahui.
8Hendro wibowo, Indentifikasi dan pengukuran gharar dalam transaksi ekonomi., http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010
4 Hendro Wibowo, Identifikasi dan Pengukuran Gharar dalam Transaksi Pertukaran http://sciencestudypeople.blogspot.com/2010/01/jual-beli-terlarang-karena-prosesnya.html_ kamis 28 Januari 2010